hubungan kebiasaan belajar dengan...

24
1 HUBUNGAN KEBIASAAN BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VII B SMP NEGERI 13 MALANG PRIMA ARIFIN ABSTRAK Arifin, Prima. 2012. Hubungan Kebiasaan Belajar dengan Prestasi Belajar Siswa Kelas VII B SMP Negeri 13 Malang. Skripsi, Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan, Jurusan Hukum dan Kewarganegaraan, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Malang. Pembimbing ( I ) Drs. Suparman Adi Winoto, H. SH, M.Hum ( II ) Siti Awaliyah, S.Pd, M.Hum Kata Kunci : Kebiasaan belajar, Prestasi belajar, Siswa SMP Membiasakan anak-anak untuk belajar merupakan salah satu faktor yang penting. Kebiasaan yang dibina dari saat ke saat ini akan banyak menguntungkan bagi orang tua maupun bagi anak. Siswa yang memiliki kebiasaan belajar yang baik akan memperoleh prestasi belajar yang baik pula. Sebaliknya anak yang kebiasaan belajarnya tidak baik, prestasi belajarnya tidak maksimal. Sebagai mana dikemukakan Hamalik bahwa cara belajar turut menentukan hasil belajar yang diharapkan. Cara yang tepat akan membawa hasil yang memuaskan, sedangkan cara yang tidak sesuai akan menyebabkan belajar itu kurang berhasil. Tujuan penelitian ini untuk (a) mendiskripsikan kebiasaan belajar siswa kelas VII B SMP Negeri 13 Malang (b) mendiskripsikan prestasi belajar siswa kelas VII B SMP Negeri 13 Malang (c) mengetahui hubungan kebiasaan belajar terhadap prestasi belajar siswa kelas VII B SMP Negeri 13 Malang. Rancangan penelitian yang digunakan adalah metode penelitian deskriptif korelatif. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII B SMP Negeri 13 Malang tahun pelajaran 2011/2012 yang keseluruhan berjumlah 41 responden. Pengumpulan data menggunakan dokumentasi dan kuisioner dengan kriteria jawaban selalu, sering, kadang-kadang, tidak pernah. Analisis hasil penelitian menggunakan analisis persentase dan Korelasi Product Moment. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) Siswa kelas VII B SMP Negeri 13 Malang memiliki kebiasaan belajar yang baik di rumah dengan persentase 76,3% dan kebiasaan belajar yang baik di sekolah dengan persentase 78,7 %. (2)

Upload: ngotram

Post on 02-Feb-2018

225 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: HUBUNGAN KEBIASAAN BELAJAR DENGAN …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel9ECAE100E8D6949EE8D57DD... · responden. Pengumpulan data menggunakan dokumentasi dan kuisioner dengan

1

HUBUNGAN KEBIASAAN BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJARSISWA KELAS VII B SMP NEGERI 13 MALANG

PRIMA ARIFIN

ABSTRAK

Arifin, Prima. 2012. Hubungan Kebiasaan Belajar dengan Prestasi Belajar SiswaKelas VII B SMP Negeri 13 Malang. Skripsi, Program Studi PendidikanPancasila dan Kewarganegaraan, Jurusan Hukum dan Kewarganegaraan,Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Malang. Pembimbing ( I ) Drs.Suparman Adi Winoto, H. SH, M.Hum ( II ) Siti Awaliyah, S.Pd,M.Hum

Kata Kunci: Kebiasaan belajar, Prestasi belajar, Siswa SMP

Membiasakan anak-anak untuk belajar merupakan salah satu faktor yangpenting. Kebiasaan yang dibina dari saat ke saat ini akan banyak menguntungkanbagi orang tua maupun bagi anak. Siswa yang memiliki kebiasaan belajar yangbaik akan memperoleh prestasi belajar yang baik pula. Sebaliknya anak yangkebiasaan belajarnya tidak baik, prestasi belajarnya tidak maksimal. Sebagai manadikemukakan Hamalik bahwa cara belajar turut menentukan hasil belajar yangdiharapkan. Cara yang tepat akan membawa hasil yang memuaskan, sedangkancara yang tidak sesuai akan menyebabkan belajar itu kurang berhasil.

Tujuan penelitian ini untuk (a) mendiskripsikan kebiasaan belajar siswakelas VII B SMP Negeri 13 Malang (b) mendiskripsikan prestasi belajar siswakelas VII B SMP Negeri 13 Malang (c) mengetahui hubungan kebiasaan belajarterhadap prestasi belajar siswa kelas VII B SMP Negeri 13 Malang.

Rancangan penelitian yang digunakan adalah metode penelitiandeskriptif korelatif. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII B SMPNegeri 13 Malang tahun pelajaran 2011/2012 yang keseluruhan berjumlah 41responden. Pengumpulan data menggunakan dokumentasi dan kuisioner dengankriteria jawaban selalu, sering, kadang-kadang, tidak pernah. Analisis hasilpenelitian menggunakan analisis persentase dan Korelasi Product Moment.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) Siswa kelas VII B SMP Negeri13 Malang memiliki kebiasaan belajar yang baik di rumah dengan persentase76,3% dan kebiasaan belajar yang baik di sekolah dengan persentase 78,7 %. (2)

Page 2: HUBUNGAN KEBIASAAN BELAJAR DENGAN …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel9ECAE100E8D6949EE8D57DD... · responden. Pengumpulan data menggunakan dokumentasi dan kuisioner dengan

2

Prestasi belajar siswa kelas VII B SMP Negeri 13 Malang menunjukkan kriteriabaik dengan persentase 51 %. Hasil penelitian dapat diketahui bahwa koofisien r( korelasi product moment ) adalah (a) Ada hubungan (korelasi) sebesar 0.842(sangat kuat) antara kebiasaan belajar di rumah dengan prestasi belajar siswa kelasVII B SMP Negeri 13 Malang. (b) Ada hubungan (korelasi) sebesar 0.725 (kuat)antara kebiasaan belajar di sekolah dengan prestasi belajar siswa kelas VII B SMPNegeri 13 Malang. Berarti ada hubungan yang signifikan antara variabelkebiasaan belajar (X) dengan prestasi belajar (Y).

Saran yang disampaikan adalah siswa kelas VII B SMP Negeri 13Malang perlu meningkatkan prestasi agar dapat meningkatkan kriteria yang lebihtinggi dari yang telah dicapai saat ini, dan perlu meningkatkan kebiasaan belajaryang lebih baik dalam rangka meningkatkan prestasi belajar. Kepala sekolahmeningkatkan kualitas pendidikan dengan memberikan sarana dan prasarana ataufasilitas untuk siswa. Guru bidang studi PKn menentukan langkah yang tepatdalam proses pembelajaran untuk meningkatkan mutu pengajaran. Orang tuadiharapkan dapat menjadi motivator utama dalam belajar siswa dirumah denganmenerapkan kebiasaan belajar yang baik kepada putra-putrinya.

PENDAHULUAN

Kebiasaan belajar merupakan persoalan setiap siswa. Mereka memiliki

kebiasaan belajar yang khas yang disesuaikan dengan selera dan kondisi masing-

masing individu. Berbagai kebiasaan dapat berupa cara mereka dalam

mempelajari materi suatu pelajaran, kebiasaan istirahat sejenak pada saat belajar,

keteraturan dalam belajar, mendengarkan musik saat belajar, dan sebagainya.

Kebiasaan mempelajari suatu materi pelajaran antara siswa yang satu dengan

yang lain berbeda-beda dalam arti ada siswa yang biasa mempelajari materi

pelajaran dengan cara hafalan, adapula siswa yang lainnya yang lebih menyukai

dengan memusatkan perhatiannya pada pengertian atau pemecahan suatu masalah.

Dilihat dari segi bentuk belajarnya, siswa yang satu lebih suka dengan belajar

berkelompok dengan temannya, namun siswa yang lain justru tidak menyukainya

dengan alasan tidak bisa konsentrasi. Kenyataan tersebut semuanya bermula dari

Page 3: HUBUNGAN KEBIASAAN BELAJAR DENGAN …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel9ECAE100E8D6949EE8D57DD... · responden. Pengumpulan data menggunakan dokumentasi dan kuisioner dengan

3

kondisi fisik dan psikis yang berbeda, latar belakang ekonomi yang tidak sama,

ingatan, pikiran, daya kemampuan menyerap materi pelajaran, minat, perbedaan

kebiasaan para siswa yang berbeda antara satu dengan yang lainnya.

Dari berbagai pernyataan tersebut di atas, akan dapat mengganggu studi

belajar mereka, maka dari itu penting sekali dikaji lebih jauh bagaimana

sebenarnya pola-pola kebiasaan belajar yang dilakukan oleh para siswa pada saat

belajar dan berbagai kondisi yang diciptakannya. Lebih lanjut perlu pula dipelajari

bagaimanakah hubungan kebiasaan belajar siswa tersebut terhadap prestasi

belajarnya.

Pada dasarnya dalam proses pembelajaran sering timbul kesulitan belajar

dikarenakan kebiasaan belajar siswa yang kurang baik, Gie (1987: 7) bahwa ”agar

seseorang dapat belajar dengan baik dia harus mengetahui dulu metode, teknik,

kemahiran atau cara-cara belajar yang efisien kemudian pengetahuan itu

dipraktikan setiap hari sampai menjadi suatu kebiasaan belajar”. Cara-cara yang

dipakai siswa dalam belajar akan menjadi suatu kebiasaan, kebiasaan belajar yang

dapat mempengaruhi belajar siswa. Kebiasaan belajar adalah perilaku siswa yang

dilakukan secara berulang-ulang dari waktu kewaktu dengan cara yang sama. Gie

(1995: 192) mengatakan bahwa ” kebiasaan adalah perilaku siswa yang dilakukan

secara rutin dari waktu kewaktu dalam rangka pelaksanaan belajarnya”.

Kebiasaan belajar bukan merupakan bakat alamiah atau bawaan sejak lahir tetapi

perilaku yang dipelajari secara sengaja maupun tidak sadar, yang kemudian

kebiasaan belajar tersebut telah tertanam dalam diri siswa dan akhirnya akan

timbul yang namanya siswa sukses dan siswa yang gagal dalam belajar.

Kebiasaan belajar dapat mengarah pada pola pengembangan belajar baik

Page 4: HUBUNGAN KEBIASAAN BELAJAR DENGAN …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel9ECAE100E8D6949EE8D57DD... · responden. Pengumpulan data menggunakan dokumentasi dan kuisioner dengan

4

berpengaruh positif yakni jika dilakukan secara rutin dan teratur, dan berpengaruh

negatif jika kebiasaan belajar dilakukan tidak teratur.

Kebiasaan belajar merupakan salah satu faktor yang menunjang

tercapainya prestasi belajar siswa, terutama yang sangat berpengaruh pada prestasi

siswa adalah cara belajar. Cara belajar merupakan strategi yang dilakukan oleh

siswa dalam belajarnya untuk mencapai tujuan yang diharapkan yaitu prestasi

belajar yang baik. Hal ini dapat dilihat dari cara belajarnya setiap hari, disiplin

waktu baik di rumah maupun di sekolah. Banyak siswa yang gagal mendapat hasil

yang baik dalam pelajarannya karena tidak mengetahui cara-cara belajar yang

efektif, karena itu untuk menunjang agar tujuan belajar siswa dapat tercapai maka

diperlukan adanya belajar yang efektif.

Pada umumnya kebiasaan belajar yang dilakukan para siswa baik di

rumah maupun di sekolah, bahwa adanya kecenderungan melakukan tingkah laku

belajar apabila mereka akan menghadapi ulangan atau ujian dan ada pekerjaan

rumah saja. Siswa yang mempunyai kebiasaan belajar yang baik maka akan

memperoleh prestasi belajar yang baik pula, sebaliknya siswa yang kebiasaan

belajarnya tidak baik, maka prestasi belajarnya tidak akan maksimal.

Sebagaimana dikemukakan Hamalik (1990: 30) bahwa ”cara belajar yang

dipergunakan turut menentukan hasil belajar yang diharapkan. Cara yang tepat

akan membawa hasil yang memuaskan, sedangkan cara yang tidak sesuai akan

menyebabkan belajar itu kurang berhasil”.

Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk: (a) mendiskripsikan

kebiasaan belajar siswa kelas VII B SMP Negeri 13 Malang (b) mendiskripsikan

Page 5: HUBUNGAN KEBIASAAN BELAJAR DENGAN …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel9ECAE100E8D6949EE8D57DD... · responden. Pengumpulan data menggunakan dokumentasi dan kuisioner dengan

5

prestasi belajar siswa kelas VII B SMP Negeri 13 Malang (c) mengetahui

hubungan kebiasaan belajar terhadap prestasi belajar siswa kelas VII B SMP

Negeri 13 Malang.

METODE

Data penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif korelatif.

Menggunakan penelitian deskriptif korelatif bersetujuan untuk mendiskripsikan

apa-apa yang saat ini berlaku. Di dalamnya terdapat upaya mendeskripsikan,

mencatat analisis dan menginterpretasikan kondisi yang sekarang ini terjadi.

Dengan kata lain penelitian deskriptif bertujuan untuk memperoleh informasi-

informasi mengenai keadaan saat ini dan melihat kaitan antara variable-variabel

yang ada (Mardalis, 1989: 26).

Penelitian ini berusaha untuk menemukan ada tidaknya hubungan

kebiasaan belajar dengan prestasi belajar pada siswa kelas VII B di SMP Negeri

13 Malang. Variabel dalam penelitian ini adalah kebiasaan belajar (X) sebagai

variabel bebas terhadap prestasi belajar (Y) sebagai variabel terikat. Menurut

Sugiyono (2008: 58) variabel pada dasarnya “segala sesuatu yang berbentuk apa

saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi

tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulan”. Selanjutnya Sugiyono

(2008:59) menyatakan variabel bebas adalah “variabel yang mempengaruhi atau

yang menjadi sebab perubahanya atau timbulnya variabel terikat, sedangkan

variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat”.

Page 6: HUBUNGAN KEBIASAAN BELAJAR DENGAN …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel9ECAE100E8D6949EE8D57DD... · responden. Pengumpulan data menggunakan dokumentasi dan kuisioner dengan

6

HASIL TEMUAN

1) Kebiasaan Belajar

a. Kebiasaan Belajar di Rumah

Dari perhitungan terhadap hasil kuisioner diketahui bahwa pada siswa

kelas VII B SMP Negeri 13 Malang memiliki kebiasaan belajar yang baik

(76,3%) di rumah. Mereka memiliki waktu yang cukup untuk belajar, sarana

yang memadai serta keadaan mental dan fisik yang baik dalam belajar.

Kebiasaan belajar di rumah di dukung oleh sekolah yaitu, para guru

selalu aktif memberikan tugas-tugas baik berupa tugas pribadi ataupun tugas

kelompok kepada siswa kelas VII B SMP Negeri 13 Malang sehingga kegiatan

belajar tidak terbatas di lingkungan sekolah saja. Dengan memberikan tugas

belajar di luar jam sekolah setiap siswa kelas VII B SMP Negeri 13 Malang

akan merasa memiliki kewajiban untuk menyelesaikanya sehingga mereka

mengerjakan tugas yang mana tugas merupakan suatu sarana untuk mengulang

atau mengingat pelajaran ataupun sebagai pengantar untuk materi baru yang

akan diajarkan. Akan tetapi tugas yang diberikan juga tidak terlalu banyak, hal

ini dimaksudkan agar siswa bisa melakukan atau memiliki kegiatan selain

kegiatan mengerjakan tugas sekolah di rumah.

b. Kebiasaan Belajar di Sekolah

Dari perhitungan terhadap hasil kuisioner di ketahui bahwa pada siswa

kelas VII B SMP Negeri 13 Malang memiliki kebiasaan belajar yang baik

(78,7%) di sekolah. Artinya para siswa melakukan kegiatan belajar di sekolah

dengan baik. Mereka mengikuti kegiatan belajar di sekolah sesuai dengan

waktu yang telah ditentukan, mendapatkan sarana yang memadai serta keadaan

Page 7: HUBUNGAN KEBIASAAN BELAJAR DENGAN …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel9ECAE100E8D6949EE8D57DD... · responden. Pengumpulan data menggunakan dokumentasi dan kuisioner dengan

7

mental dan fisik yang baik dalam belajar. Kebiasaan belajar di sekolah ini

didukung beberapa faktor, yaitu:

1) Kedisiplinan yang diterapkan di SMP Negeri 13 Malang

Kedisiplinan ini mendukung kebiasaan belajar yang baik pada

siswa kelas VII B SMP Negeri 13 Malang. Setiap siswa diharuskan untuk

datang di sekolah tepat pada waktunya. Siswa yang tidak datang tepat pada

waktunya akan dikenakan sangsi berupa point pelanggaran. Selain itu

absensi siswa juga sangat diperhatikan, dalam hal ini sekolah selalu

mengontrol dan berkerjasama dengan wali murid. Kedisiplinan waktu

belajar di sekolah SMP Negeri 13 Malang sangat mendukung proses belajar

siswa. Dengan adanya sangsi atas keterlambatan dan ketidak hadiran yang

tanpa alasan siswa akan menguranggi atau bahkan tidak terlambat mengikuti

pelajaran dan berusaha selalu hadir dalam setiap kegiatan pengajaran,

dengan demikian konsentrasi siswa terpusat.

2) Sarana yang terdapat pada SMP Negeri 13 Malang

Sarana atau alat pelajaran erat hubunganya dengan cara belajar

siswa, karena alat pelajaran yang dipakai oleh guru pada waktu mengajar

dipakai pula oleh siswa untuk menerima bahan atau materi yang diajarkan.

Alat pelajaran yang lengkap dan tepat akan memperlancar penerimaan

bahan atau materi pelajaran yang diberikan pada siswa. Demikian pula

sarana belajar yang terdapat di SMP Negeri 13 Malang cukup lengkap

sehingga mendukung proses belajar siswa.

Page 8: HUBUNGAN KEBIASAAN BELAJAR DENGAN …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel9ECAE100E8D6949EE8D57DD... · responden. Pengumpulan data menggunakan dokumentasi dan kuisioner dengan

8

3) Interaksi yang baik dari guru PKn dan siswa

Proses belajar mengajar Pendidikan kewarganegaraan terjadi antara

guru dengan siswa. Proses tersebut juga dipengaruhi oleh relasinya dengan

gurunya. Di dalam relasi yang baik siswa akan menyukai gurunya, juga

menyukai mata pelajaran yang diberikan sehingga siswa akan berusaha

mempelajarinya dengan baik. Pada SMP Negeri 13 malang terjalin relasi

yang baik sehingga proses belajar berjalan dengan baik.

4) Metode belajar

Banyak siswa melaksanakan cara belajar yang salah. Dalam hal ini

perlu pembinaan dari guru. Guru di SMP Negeri 13 Malang senangtiasa

memberikan pengarahan tentang bagaimana metode belajar yang baik.

Dengan cara belajar yang tepat akan efektif pula hasil belajar siswa itu. Juga

dalam pembagian waktu untuk belajar. Dengan demikian siswa perlu belajar

teratur setiap hari dengan pembagian waktu yang baik, memilih cara belajar

yang tepat dan cukup istirahat akan meningkatkan hasil belajar.

2. Prestasi Belajar Siswa Kelas VII B SMP Negeri 13 Malang

Prestasi belajar yang dicapai oleh siswa terkait dengan kemampuan siswa

dalam menangkap isi dan pesan dari kegiatan belajar yang dilakukannya. Salah

satu faktor yang mempengaruhi kesulitan belajar siswa dalam penelitian ini yakni

taraf intelegensi, yakni kemampuan awal siswa sebelum terjadinya proses belajar

mengajar. Kemampuan ini termasuk dalam ranah kognitif, hal ini sesuai dengan

penjelasan Winkel (1989: 138) bahwa yang mencakup dalam ranah kognitif

adalah taraf intelegensi dan daya krestivitas bakat khusus, taraf kemampuan

berbahasa, daya fantasi, gaya belajar, dan teknik-teknik studi.

Page 9: HUBUNGAN KEBIASAAN BELAJAR DENGAN …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel9ECAE100E8D6949EE8D57DD... · responden. Pengumpulan data menggunakan dokumentasi dan kuisioner dengan

9

Surtinah Tirtinegoro (dalam Anne, 2011) menjelaskan bahwa “prestasi

belajar adalah penilaian hasil usaha kegiatan belajar yang dinyatakan dalam

bentuk simbol angka, huruf maupun kalimat yang dapat mencerminkan hasil yang

sudah dicapai oleh setiap anak didik dalam periode tertentu”.

Dari teori diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa prestasi belajar

merupakan ukuran keberhasilan kegiatan belajar siswa dalam menguasai sejumlah

mata pelajaran selama periode tertentu yang dinyatakan dalam nilai baik

berbentuk raport dan laporan lain seperti nilai semester, dimana nilai semester

tersebut mencerminkan keberhasilan seseorang dalam kegiatan belajarnya.

Dari hasil penelitian prestasi belajar siswa kelas VII B SMP Negeri 13

Malang adalah menduduki kriteria baik (51%), maka perlu diadakan upaya-upaya

peningkatan prestasi belajar. Dalam upaya peningkatan prestasi belajar hendaknya

perlu diperhatikan faktor internal dan faktor eksternal. Dengan memadukan

keduanya faktor internal dan eksternal diharapkan prestasi belajar siswa kelas VII

B SMP negeri 13 Malang dapat meningkat.

3. Hubungan antara Kebiasaan Belajar dengan Prestasi Belajar Siswa Kelas

VII B SMP Negeri 13 Malang

Dari hasil perhitungan dengan menggunakan teknik korelasi product

moment diketahui bahwa:

a. Ada hubungan (Korelasi) sebesar 0.842 (sangat kuat) antara Kebiasaan belajar

di rumah dengan Prestasi Belajar siswa kelas VII B SMP Negeri 13 Malang.

b. Ada hubungan (Korelasi) sebesar 0.725 (kuat) antara Kebiasaan belajar di

sekolah dengan Prestasi Belajar siswa kelas VII B SMP Negeri 13 Malang.

Page 10: HUBUNGAN KEBIASAAN BELAJAR DENGAN …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel9ECAE100E8D6949EE8D57DD... · responden. Pengumpulan data menggunakan dokumentasi dan kuisioner dengan

10

Maka dari itu salah satu upaya yang dapat dilakukan siswa untuk

meningkatkan prestasi belajar siswa adalah berusaha untuk memperbaiki

kebiasaan belajar sehingga pada akhirnya memiliki kebiasaan belajar yang baik,

berencana dan efisien. Hal ini seperti yang dikemukakan Rusyan dan Daryani

(1993: 3) “kesuksesan belajar anda sebenarnya tidak terlepas dari cara belajar

yang anda laksanakan, sebab baik tidaknya hasil belajar dapat dilihat dan

dirasakan oleh anda sendiri”. Bahkan Hamalik (1990: 30) menegaskan “bahwa

cara belajar yang dipergunakan turut menentukan hasil belajar yang diharapkan.

Cara belajar yang tepat akan membawa hasil yang memuaskan, sedangkan cara

yang tidak sesuai akan menyebabkan cara belajar itu kurang berhasil”. Siswa akan

belajar dengan efisien apabila ada motivasi dalam dirinya. Atau dengan kata lain

siswa akan belajar lebih efisien apabila siswa berusaha untuk belajar. Hal ini

sesuai dengan yang dikemukakan sardirman (1986: 85) “motivasi dapat berfungsi

sebagai pendorong usaha dan pencapaian prestasi. Seseorang melakukan suatu

usaha karena adanya motivasi. Adanya motivasi yang baik dalam belajar akan

menunjukkan hasil yang baik”.

PEMBAHASAN

A. Kebiasaan Belajar

Belajar adalah suatu aktivitas atau suatu proses untuk memperoleh

pengetahuan, meningkatkan ketrampilan, memperbaiki perilaku, sikap, dan

mengokohkan kepribadian (Suyono dan Harianto, 2011: 9).

Menurut Skinner (dalam Dimyati dan Mudjiono, 2006: 9) “belajar adalah

suatu perilaku, pada saat orang belajar maka responya menjadi lebih baik dan

sebaliknya bila ia tidak belajar maka responya menurun”. Di dalam belajar

Page 11: HUBUNGAN KEBIASAAN BELAJAR DENGAN …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel9ECAE100E8D6949EE8D57DD... · responden. Pengumpulan data menggunakan dokumentasi dan kuisioner dengan

11

menurut Skinner akan ditemukan hal-hal berikut: 1) kesempatan terjadinya

peristiwa yang menimbulkan respons pebelajar, 2) respons si pebelajar,

3) konsekuensi yang bersifat menguatkan respons tersebut.

Menurut Skinner, hubungan antara stimulus dan respon yang terjadi

melalui interaksi dalam lingkungannya, yang kemudian akan menimbulkan

perubahan tingkah laku. Stimulus-stimulus yang diberikan kepada seseorang akan

saling berinteraksi dan interaksi antara stimulus-stimulus tersebut akan

mempengaruhi bentuk respon yang akan diberikan. Demikian dengan respon yang

dimunculkan akan mempunyai konsekuensi-konsekuensi. Konsekuensi-

konsekuensi ini pada gilirannya akan mempengaruhi atau menjadi pertimbangan

munculnya perilaku. Konsep belajar sebagaimana dikemukakan oleh Skinner ini

termasuk dalam pandangan teori belajar behavioristik (Budiningsih, 2005: 24).

Menurut Gagne (dalam Dimyati dan Mudjiono, 2006: 10) “belajar

merupakan kegiatan yang kompleks. Hasil belajar merupakan kapabilitas”.

Konsep belajar sebagaimana dikemukakan oleh Gagne bahwa dengan belajar

seseorang akan memiliki kapabilitas, pengetahuan, sikap, dan memiliki nilai.

Kapabilitas tersebut timbul karena adanya stimulasi yang berasal dari lingkungan

dan proses kognitif yang dilakukan oleh pembelajar. Penjabaran mengenai konsep

sebagaimana dikemukakan oleh Gegne dapat ditarik pengertian bahwa belajar

merupakan seperangkat proses kognitif yang mengubah sifat stimulasi

lingkungan, melewati pengolahan informasi, menjadi kapabilitas baru.

Slameto (2010: 2-3) menjelaskan “belajar ialah suatu proses usaha yang

dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru

secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan

Page 12: HUBUNGAN KEBIASAAN BELAJAR DENGAN …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel9ECAE100E8D6949EE8D57DD... · responden. Pengumpulan data menggunakan dokumentasi dan kuisioner dengan

12

lingkungannya”. Perubahan tingkah laku tersebut ditunjukkan dengan ciri-ciri:

1) perubahan terjadi secara sadar, 2) perubahan belajar besifat kontinu dan

fungsional, 3) perubahan dalam belajar bersifat positif dan aktif, 4) perubahan

dalam belajar bukan bersifat sementara, 5) perubahan dalam belajar bertujuan atau

terarah, 6) perubahan mencakup seluruh aspek tingkah laku.

Winkel (1989: 53) mengemukakan “bahwa belajar adalah suatu aktifitas

mental atau psikis yang berlangsung dalam interaksi dengan lingkungan yang

menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan, pemahaman,

ketrampilan, dan nilai sikap. Perubahan itu bersifat secara relative, konstan dan

berbekas”.

Senada dengan pendapat Winkel, Sanjaya (2008: 229) mengemukakan

“bahwa belajar pada dasarnya adalah suatu proses aktivitas mental seseorang

dalam berinteraksi dengan lingkungannya sehingga menghasilkan perubahan

tingkah laku yang bersifat positif baik perubahan dalam aspek pengetahuan, sikap,

serta psikomotor”. Dikatakan positif oleh karena perubahan perilaku itu bersifat

adanya penambahan dari perilaku sebelumnya yang cenderung menetap (tahan

lama dan tidak mudah dilupakan).

Menurut Ginting (2008: 34) “belajar adalah pengalaman terencana yang

membawa perubahan tingkah laku”. Sedangkan menurut Syah (2003: 63) “belajar

merupakan tahapan perubahan seluruh tingkah laku individu yang relative tetap

sebagai hasil pengalamanya dan interaksi dengan lingkungan yang melibatkan

proses kognitif”.

Witherington, dkk (1982: 15) menjelaskan “kebiasaan adalah suatu cara

bertindak yang telah dikuasai yang besifat tahan uji (persistent), seragam, dan

Page 13: HUBUNGAN KEBIASAAN BELAJAR DENGAN …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel9ECAE100E8D6949EE8D57DD... · responden. Pengumpulan data menggunakan dokumentasi dan kuisioner dengan

13

banyak sedikitnya otomatis. Kebiasaan biasanya terjadi tanpa disertai kesadaran

pada pihak yang dimiliki kebiasaan itu”. Sedangkan Patty, dkk (1982: 141)

mengemukakan “suatu kebiasaan dijalankan juga secara otomatis, ialah bahwa

otomatis terjadi diluar kemauan dan tidak ada pemikiran, sedang kemauan

memegang peranan yang penting dalam terjadinya kebiasaan dan dasarnya ialah

pertimbangan akal”.

Definisi tentang kebiasaan menurut Good (1995) yakni : (1) suatu

tindakan, gerakan atau corak kelakuan yang berkat praktek dan pendidikan telah

menjadi mudah, dikenal baik dan cepat serta dapat dilakukan dengan sadar, tanpa

ragu-ragu atau tanpa konsentrasi, dan (2) keseluruhan bentuk atau corak tindakan

yang karena keadaan yang terus-menerus dilakukan oleh individu, telah menjadi

dominan dan menjadi stereotip. Kebiasaan biasanya terjadi tanpa disertai

kesadaran pada pihak yang memiliki kebiasaan itu. Kebiasaan dapat timbul

melalui dua cara yakni yang pertama adalah dengan adanya kecenderungan pada

setiap orang untuk mengikuti jalan yang jumlah rintangan yang terkecil. Artinya

kalau kita melalukan perbuatan untuk pertama kalinya, maka kita melakukannya

dengan jalan tertentu dan cara tertentu tadi adalah cara yang termudah dan yang

menghendaki usaha terkecil dari kita. Cara yang kedua ialah dengan sengaja

melakukan sesuatu dalam cara tertentu, supaya dengan demikian terbentuklah

semacam pola sambutan otomatis. Cara kedua ini biasanya dipergunakan bila

seseorang berusaha membentuk suatu kebiasaan baru untuk menggantikan

kebiasaan lama yang harus dibuang.

Jadi kesimpulan dari kebiasaan adalah suatu perbuatan yang dilakukan

berulang-ulang secara otomatis atau suatu cara berbuat atau betindak yang

Page 14: HUBUNGAN KEBIASAAN BELAJAR DENGAN …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel9ECAE100E8D6949EE8D57DD... · responden. Pengumpulan data menggunakan dokumentasi dan kuisioner dengan

14

dimiliki seseorang dan diperolehnya melalui proses belajar. Cara tersebut bersifat

tetap, seragam dan otomatis.

Dari perhitungan terhadap hasil kuisioner diketahui bahwa pada siswa

kelas VII B SMP Negeri 13 Malang memiliki kebiasaan belajar yang baik

(76,3%) di rumah. Mereka memiliki waktu yang cukup untuk belajar, sarana yang

memadai serta keadaan mental dan fisik yang baik dalam belajar.

Kebiasaan belajar di rumah di dukung oleh sekolah yaitu, para guru

selalu aktif memberikan tugas-tugas baik berupa tugas pribadi ataupun tugas

kelompok kepada siswa kelas VII B SMP Negeri 13 Malang sehingga kegiatan

belajar tidak terbatas di lingkungan sekolah saja. Dengan memberikan tugas

belajar di luar jam sekolah setiap siswa kelas VII B SMP Negeri 13 Malang akan

merasa memiliki kewajiban untuk menyelesaikanya sehingga mereka

mengerjakan tugas yang mana tugas merupakan suatu sarana untuk mengulang

atau mengingat pelajaran ataupun sebagai pengantar untuk materi baru yang akan

diajarkan. Akan tetapi tugas yang diberikan juga tidak terlalu banyak, hal ini

dimaksudkan agar siswa bisa melakukan atau memiliki kegiatan selain kegiatan

mengerjakan tugas sekolah di rumah.

Dari pengertian tentang kebiasaan dan belajar di atas dapat dikatakan

bahwa yang dimaksud dengan kebiasaan belajar ialah suatu cara belajar yang

dilakukan secara rutin, dengan pertimbangan akal, dan otomatis yang mengarah

kepada penguasaan pengetahuan, ketrampilan, dan sikap yang semuanya

diperoleh, disimpan, dan dilaksanakan, sehingga menimbulkan perubahan tingkah

laku sebagai hasil dari pengalaman.

Page 15: HUBUNGAN KEBIASAAN BELAJAR DENGAN …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel9ECAE100E8D6949EE8D57DD... · responden. Pengumpulan data menggunakan dokumentasi dan kuisioner dengan

15

Sedangkan dari perhitungan terhadap hasil kuisioner di ketahui bahwa

pada siswa kelas VII B SMP Negeri 13 Malang memiliki kebiasaan belajar yang

baik (78,7%) di sekolah. Artinya para siswa melakukan kegiatan belajar di

sekolah dengan baik. Mereka mengikuti kegiatan belajar di sekolah sesuai dengan

waktu yang telah ditentukan, mendapatkan sarana yang memadai serta keadaan

mental dan fisik yang baik dalam belajar. Kebiasaan belajar di sekolah ini

didukung beberapa faktor, yaitu: 1) Kedisiplinan yang diterapkan di SMP Negeri

13 Malang, 2) Sarana yang terdapat pada SMP Negeri 13 Malang, 3) Interaksi

yang baik dari guru PKn dan siswa, 4) Metode belajar

.Dengan demikian dapat disimpulkan kebiasaan belajar siswa kelas VII B

SMP Negeri 13 Malang sesuai dengan teori yang dikemukakan Thursan Hakim

(2000: 33) adalah, siswa dapat mengatur waktunya belajar, yang diantaranya cara

menentukan waktu belajar, mempunyai jadwal belajar dan belajar setiap ada

kesempatan. Selain itu siswa juga mampu belajar sendiri dan belajar kelompok,

kemudian siswa juga harus mengikuti proses pembelajaran di sekolah. Adapun

faktor-faktor yang dapat mempengaruhi keberhasilan belajar di sekolah adalah

mematuhi tata tertib/disiplin sekolah, adanya guru yang berkompeten, kondisi

gedung sekolah, fasilitas balajar yang memadai, dan waktu belajar di sekolah. Jadi

dalam mencapai keberhasilan belajar baik di rumah maupun di sekolah belajar

secara efektif dan terpenuhi fasilitas yang dibutuhkan akan dapat membantu dan

mempermudah siswa dalam memcapai keberhasilan dalam belajar.

Page 16: HUBUNGAN KEBIASAAN BELAJAR DENGAN …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel9ECAE100E8D6949EE8D57DD... · responden. Pengumpulan data menggunakan dokumentasi dan kuisioner dengan

16

B. Prestasi Belajar

Menurut Winkel (1989: 53) prestasi belajar merupakan suatu aktivitas

mental atau psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkunganya,

menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan, pemahaman, ketrampilan

nilai dan sikap. Sedangkan Hamalik (2004: 36) menyatakan bahwa prestasi

belajar merupakan suatu proses, suatu kegiatan dan bukan hasil atau tujuan.

Belajar bukan hanya mengingat, akan tetapi lebih luas dari pada itu yakni

mengalami hasil belajar bukan suatu penguasaan latihan melainkan perubahan

kelakuan.

Surtinah Tirtinegoro (dalam Anne, 2011) menjelaskan bahwa “prestasi

belajar adalah penilaian hasil usaha kegiatan belajar yang dinyatakan dalam

bentuk simbol angka, huruf maupun kalimat yang dapat mencerminkan hasil yang

sudah dicapai oleh setiap anak didik dalam periode tertentu”.

Prestasi belajar yang dicapai oleh siswa terkait dengan kemampuan siswa

dalam menangkap isi dan pesan dari kegiatan belajar yang dilakukannya. Salah

satu faktor yang mempengaruhi kesulitan belajar siswa dalam penelitian ini yakni

taraf intelegensi, yakni kemampuan awal siswa sebelum terjadinya proses belajar

mengajar. Kemampuan ini termasuk dalam ranah kognitif, hal ini sesuai dengan

penjelasan Winkel (1989: 138) bahwa yang mencakup dalam ranah kognitif

adalah taraf intelegensi dan daya krestivitas bakat khusus, taraf kemampuan

berbahasa, daya fantasi, gaya belajar, dan teknik-teknik studi.

Penilaian prestasi belajar terhadap siswa sangat penting karena dapat

diketahui sejauh mana taraf pengetahuan dan kualitas prestasi siswa yang dicapai

Page 17: HUBUNGAN KEBIASAAN BELAJAR DENGAN …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel9ECAE100E8D6949EE8D57DD... · responden. Pengumpulan data menggunakan dokumentasi dan kuisioner dengan

17

selama mengikuti proses kegiatan belajar. Oleh karena itu yang dapat dilakukan

guru adalah mengamati tingkah laku siswa yang dianggap penting dan diharapkan

dapat mencerminkan perubahan yang terjadi sebagai hasil belajar siswa baik dari

pengetahuan, sikap, dan ketrampilan.

Untuk mengetahui kemajuan belajar yang dicapai oleh siswa dalam

proses belajar maka diadakan ujian atau tes. Sistem evaluasi hasil belajar yang

digunakan yaitu menggunakan tes formatif dan tes sumatif. Menurut Sudjana

(1990: 5) “tes formatif adalah penilaian yang dilaksanakan pada akhir program

belajar mengajar itu sendiri”. Sedangkan menurut Arikunto (2001: 48) “tes

sumatif adalah tes yang memberikan tanda kepada siswa bahwa mereka telah

mengikuti program dan untuk menentukan posisi kemampuan siswa dibandingkan

dengan teman kelompoknya, maka tidak diperlukan suatu tuntutan harus berapa

tingkat penguasaan yang dicapai”.

Dalam penelitian ini prestasi belajar yang dimaksud adalah hasil belajar

siswa yang diisyaratkan dengan angka yang diambil dari nilai rata-rata nilai PKn

semester ganjil yang hasil akhirnya dapat dilihat pada nilai raport.

Dari hasil penelitian prestasi belajar siswa kelas VII B SMP Negeri 13

Malang adalah menduduki kriteria baik (51%), maka perlu diadakan upaya-upaya

peningkatan prestasi belajar. Dalam upaya peningkatan prestasi belajar hendaknya

perlu diperhatikan faktor internal dan faktor eksternal. Dengan memadukan

keduanya faktor internal dan eksternal diharapkan prestasi belajar siswa kelas VII

B SMP negeri 13 Malang dapat meningkat.

Page 18: HUBUNGAN KEBIASAAN BELAJAR DENGAN …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel9ECAE100E8D6949EE8D57DD... · responden. Pengumpulan data menggunakan dokumentasi dan kuisioner dengan

18

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar siswa sesuai

dengan teori yang dikemukakan oleh Surtinah Tirtinegoro (dalam Anne, 2011)

menjelaskan bahwa “prestasi belajar adalah penilaian hasil usaha kegiatan belajar

yang dinyatakan dalam bentuk simbol angka, huruf maupun kalimat yang dapat

mencerminkan hasil yang sudah dicapai oleh setiap anak didik dalam periode

tertentu”. Dengan faktor yang mempengaruhi sesuai dengan teori yang

dikemukakan ahmadi (2004: 138) menjelaskan bahwa prestasi belajar yang

dicapai seseorang merupakan hasil interaksi berbagai faktor yang

mempengaruhinya baik dari dalam diri (faktor internal) maupun dari luar (factor

eksternal) individu. Pengenalan terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi

prestasi belajar penting sekali artinya dalam rangka mebantu murid dalam

mencapai prestasi belajar yang sebaik-baiknya.

C. Hubungan Antara Kebiasaan Belajar Dengan Prestasi Belajar

Tiap siswa tentu berkeinginan agar belajarnya di sekolah dapat berhasil

dengan baik. Tidak ada siswa yang mengharapkan kegagalan dalam belajarnya,

sebab kegagalan dalam belajar akan menimbulkan kekecewaan, frustasi, bahkan

mungkin sangat mempengaruhi jiwanya. Jadi jelaslah, keberhasilan adalah tujuan

utama dalam belajar. Jika siswa menyadari hal ini, sudah tentu ia akan bersiap-

siap dan berusaha sebisa mungkin menggerakan segala daya yang ada, agar

berhasil mencapai tujuan. Salah satu upaya yang dilakukan siswa adalah berusaha

memperbaiki kebiasaan belajar, sehingga pada akhirnya memiliki kebiasaan

belajar yang baik, berencana, dan efisien. Hal ini seperti yang dikemukakan

Rusyan dan Daryani (1993: 3) ”kesuksesan belajar anda sebenarnya tidak terlepas

dari cara belajar yang anda laksanakan, sebab baik tidaknya hasil belajar dapat

Page 19: HUBUNGAN KEBIASAAN BELAJAR DENGAN …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel9ECAE100E8D6949EE8D57DD... · responden. Pengumpulan data menggunakan dokumentasi dan kuisioner dengan

19

dilihat dan dirasakan oleh anda sendiri”. Bahkan Hamalik (1990: 30)

menegasakan “bahwa cara belajar yang dipergunakan turut menentukan hasil

belajar yang diharapkan. Cara belajar yang tepat akan membawa hasil yang

memuaskan, sedangkan cara belajar yang tidak sesuai menyebabkan cara belajar

itu kurang berhasil”.

Hubungan antara kebiasaan belajar dengan prestasi belajar pada siswa

kelas VII B SMP Negeri 13 Malang. Dari hasil penelitian diketahui bahwa

koefisien r ( korelasi Product moment ) adalah:

a. Ada hubungan (Korelasi) sebesar 0.842 (sangat kuat) antara Kebiasaan

belajar di rumah dengan Prestasi Belajar siswa kelas VII B SMP

Negeri 13 Malang.

b. Ada hubungan (Korelasi) sebesar 0.725 (kuat) antara Kebiasaan belajar

di sekolah dengan Prestasi Belajar siswa kelas VII B SMP Negeri 13

Malang.

Hal ini berarti hipotesis yang diajukan bahwa ada hubungan yang sangat

kuat antara kebiasaan belajar di rumah dengan prestasi belajar dan hubungan yang

kuat antara kebiasaan belajar di sekolah dengan prestasi belajar pada siswa kelas

VII B SMP Negeri 13 Malang terbukti. Sehingga dengan demikian Ho ditolak dan

Ha diterima, artinya ada hubungan yang signifikan antara kebiasaan belajar

dengan prestasi belajar.

Siswa akan belajar dengan efisien apabila ada motivasi dalam dirinya,

atau dengan kata lain siswa akan belajar lebih efisien apabila siswa berusaha

untuk belajar. Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan sardiman (1986: 85)

“motivasi dapat berfungsi sebagai pendorong dan usaha pencapaian prestasi.

Page 20: HUBUNGAN KEBIASAAN BELAJAR DENGAN …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel9ECAE100E8D6949EE8D57DD... · responden. Pengumpulan data menggunakan dokumentasi dan kuisioner dengan

20

Seseorang melakukan suatu usaha karena adanya motivasi. Adanya motivasi yang

baik dalam belajar akan menunjukkan hasil yang baik”.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan, bahwa apabila siswa mempunyai

kebiasaan belajar yang baik akan menghasilkan prestasi belajar yang baik pula,

sebaliknya apabila siswa kebiasaan belajarnya tidak baik, maka prestasi yang

diperoleh tidak bisa maksimal. Dengan demikian ada hubungan antara kebiasaan

belajar dengan prestasi belajar siswa.

PENUTUP

A. Kesimpulan yang didapatkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Sebagian besar siswa kelas VII B SMP Negeri 13 Malang memiliki kebiasaan

belajar baik (76,3%) di rumah. Hal ini ditunjukkan oleh jawaban angket yang

sebagian besar siswa menyatakan sering yang berarti melakukan kegiatan

belajar di rumah dengan baik.

2. Sebagian besar siswa kelas VII B SMP Negeri 13 Malang memiliki kebiasaan

belajar baik (78,7%) di sekolah. Hal ini ditunjukkan oleh jawaban angket yang

disebarkan menyatakan sering yang berarti melakukan kegiatan belajar di

sekolah dengan baik.

3. Prestasi belajar siswa kelas VII B SMP Negeri 13 Malang adalah baik (51%).

Hal ini ditunjukkan tingkat prestasi belajar yang paling banyak adalah pada

criteria baik.

4. Dari hasil penelitian ini diketahui bahwa koefisien r (korelasi Product moment)

adalah:

a. Ada hubungan (Korelasi) sebesar 0.842 (sangat kuat) antara Kebiasaan belajar

di rumah dengan Prestasi Belajar siswa kelas VII B SMP Negeri 13 Malang.

Page 21: HUBUNGAN KEBIASAAN BELAJAR DENGAN …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel9ECAE100E8D6949EE8D57DD... · responden. Pengumpulan data menggunakan dokumentasi dan kuisioner dengan

21

b. Ada hubungan (Korelasi) sebesar 0.725 (kuat) antara Kebiasaan belajar di

sekolah dengan Prestasi Belajar siswa kelas VII B SMP Negeri 13 Malang.

Hal ini berarti hipotesis yang diajukan bahwa ada hubungan yang sangat

kuat antara kebiasaan belajar di rumah dengan prestasi belajar dan hubungan yang

kuat antara kebiasaan belajar di sekolah dengan prestasi belajar pada siswa kelas

VII B SMP Negeri 13 Malang terbukti. Sehingga dengan demikian Ho ditolak dan

Ha diterima, artinya ada hubungan yang signifikan antara kebiasaan belajar

dengan prestasi belajar.

B. Saran

Saran-saran yang diajukan pada penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Siswa kelas VII B SMP Negeri 13 Malang perlu meningkatkan prestasi belajar

agar dapat mencapai kriteria yang lebih tinggi dari yang telah dicapai saat ini.

2. Siswa kelas VII B SMP Negeri 13 Malang perlu meningkatkan kebiasaan

belajar yang baik dalam rangka meningkatkan prestasi belajar.

3. Bagi kepala sekolah, dapat digunakan sebagai bahan masukan dalam

pengambilan kebijakan untuk kepentingan peningkatan kualitas pendidikan di

SMP Negeri 13 Malang, dengan memperhatikan kebiasaan belajar dan prestasi

siswa serta memberikan sarana dan prasarana atau fasilitas untuk siswa.

4. Bagi guru bidang studi PKn, dapat dijadikan masukan untuk memperoleh

gambaran tentang kebiasaan siswa sehingga guru dapat menentukan langkah-

langkah selanjutnya untuk meningkatkan mutu dalam mengajar.

5. Orang tua, diharapkan dapat menjadi motivator utama dalam belajar siswa di

rumah dengan menerapkan kebiasaan belajar yang baik kepada putra-putrinya.

Page 22: HUBUNGAN KEBIASAAN BELAJAR DENGAN …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel9ECAE100E8D6949EE8D57DD... · responden. Pengumpulan data menggunakan dokumentasi dan kuisioner dengan

22

DAFTAR RUJUKAN

Abu Ahmadi dan Widodo Supriyanto. 2004. Psikologi Belajar. Jakarta: RinekaCipta

Anas Sudijono, 2008. Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta: PT Raja GrafindoPersada

Anne, 2011. Pengertian Prestasi Belajar Menurut Para Ahli (Online),(http://www.anneahira.com), diakses 26 Mei 2012.

Arikunto, Suharmini. 1998. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek.Jakarta: PT Rineka Cipta.

Arikunto, Suharsimi. 2001. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: BumiAksara.

Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek.Jakarta: PT Rineka Cipta.

Arikunto, Suharmini. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (edisirevisi VI). Jakarta: PT Rineka Cipta.

Budiningsih, A. 2005. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka cipta.

Dimyati, Mudjiono. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: DepartemenPendidikan dan Kebudayaan.

Gie, The Liang.1987. Cara Belajar Yang Efisien. Yogyakarta: Gajah MadaUniversity Press.

Gie, The Liang.1995. Cara Belajar Yang Efisien. Yogyakarta: Gajah MadaUniversity Press.

Ginting, Abdurrohman. 2008. Esensi Praktis Belajar dan Pembelajaran.Bandung: Humaniora.

Hamalik, Oemar. 1990. Metoda Belajar dan Kesulitan-kesulitan Belajar.Bandung: Tarsito.

Hamalik, Oemar. 2004. Psikologi Belajar dan Mengajar. Bandung: Sinar BaruAlgensindo.

Page 23: HUBUNGAN KEBIASAAN BELAJAR DENGAN …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel9ECAE100E8D6949EE8D57DD... · responden. Pengumpulan data menggunakan dokumentasi dan kuisioner dengan

23

Mardalis. 1989. Metode Penelitian Suatu Pendekatan Proposal. Jakarta: BumiAksara.

Patty. 1982. Beberapa Hal yang Perlu Diketahui tentang Kesehatan Mental danHygienenya dalam Pendidikan di Sekolah. Malang: Biro I IkipMalang.

Rusyan, A. Tabrani dan Daryani, Yani. 1993. Penuntun Belajar yang Sukses.Jakarta: Nine Karya Jaya.

Sardiman. 1986. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta C.V. Rajawali.

Sanjaya, Wina. 2008. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Kencana PrenadaMedia Group.

Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta:Rineka Cipta.

Surahmad, Winarno. 2003. Teori Kuda Haus Penerapanya di Dalam MotivasiMurid Belajar. Fasilitator. Hlm. 14-17.

Sugiyono. 2008. Metodologi Penelitian Bisnis. Bandung: Alphabeta.

Suyono, Harianto. 2011. Belajar dan Pembelajaran. Bandung: PT RemajaRosdakarya.

Sunarto, B. Agung Hartono. 2009. Perkembangan Peserta Didik. Jakarta:Dedikbud dan Rineka Cipta.

Sudjana. 1990. Desain dan Analisis Eksperimen. Bandung: Tarsito.

Syah, Muhibbin. 2003. Psikologi Belajar. Jakarta: PT Raya Grafindo Persada.

Thomas L. Good, Jare E. Brophy. 1995. Looking in Classrooms. New York:Harper Collins.

Universitas Negeri Malang. 2010. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah: Skripsi,Tesis, Disertai, Artikel, Makalah, Tugas akhir, Laporan penelitian.Edisi kelima. Malang: Universitas Negeri Malang.

Witherington, H.C & Cronbach, Lee. Je,1982. Teknik-teknik Belajar danMengajar. Bandung: Jemmars.

Winkel, W.S. 1989. Psikologi Pendidikan dan Evaluasi Belajar. Jakarta: PT.Gramedia.

Page 24: HUBUNGAN KEBIASAAN BELAJAR DENGAN …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel9ECAE100E8D6949EE8D57DD... · responden. Pengumpulan data menggunakan dokumentasi dan kuisioner dengan

24

Winarno, M. E. 2007. Metodologi Penelitian dalam Pendidikan Jasmani. Malang:Fakultas Ilmu Olahraga.