pengembangan perangkat pembelajaran...

12
1 PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN BIOLOGI MATERI SISTEM EKSKRESI MELALUI MODEL INKUIRI TERBIMBING DENGAN PENDEKATAN SAINTIFIK UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS XI IPA Ary Maf’ula, Amy Tenzer, Nuning Wulandari Universitas Negeri Malang E-mail : [email protected] Abstrak: Penelitian dan pengembangan ini bertujuan mengembangkan perangkat pembelajaran, mengetahui keefektifan dan kepraktisan. Penelitian dan pengembangan menggunakan model Dick and Carey (1996).Produk yang dikembangkan berupa silabus, RPP, LKS, dan media video animasi yang diuji melalui uji kelayakan, uji keefektifan, dan uji kepraktisan. Hasil uji kelayakan memperlihatkan nilai silabus, RPP, LKS, dan media pembelajaran berturut-turut 97,13 %, 94,65 %, 90,65 %, dan 93,03 %. Hasil uji keefektifan terlihat dari hasil belajar aspek pengetahuan, sikap,dan keterampilan berturut-turut 86,17, 78 , 85, dan 85. Hasil uji kepraktisan diperoleh persentase 95,26 %. Perangkat pembelajaran dapat meningkatkan hasil belajar dengan nilai ketuntasan belajar klasikal 94% dibandingkan tahun ajaran 2013/2014 yaitu 43%. Hasil penelitian dan pengembangan berupa perangkat pembelajaran berkualifikasi sangat layak, efektif, dan sangat praktis. Kata Kunci: perangkat pembelajaran,sistem ekskresi, inkuiri terbimbing, pendekatan saintifik, hasil belajar Abstract: The research were conducted to develop the learning equipment, to know the effectivity of learning equipment which being developed, and to know thepracticability of learning equipment which being developed. This research and development used Dick and Carey (1996). The learning equipment validation result showed of syllabus validity score, RPP, LKS, and learning media, respectively were 97,13%, 94,65%, 90,65%, and 93,03%. The effectivity trial result showed the knowledge, attitude, and skill score respectively 86,17, 78, 85, and 85. The practicability trial showed with percentage of 95,26%. The learning equipment were able to improve the study result with score classical learning completeness 94 % higher than the 2013/2014 which score 43 %. Based on these result from this research and development was learning equipment are valid, effective and practical. Key Words: learning equipment, guided inquiry, scientific approach, excretion system, study result Kurikulum 2013 mengamanatkan esensi pendekatan saintifikditerapkan dalam kegiatan pembelajaran. Penerapan pendekatan saintifik dalam pembelajaran melibatkan pengembangan aspek sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Pendekatan saintifik dimaksudkan untuk memberikan pemahaman kepada siswa dalam mengenal, memahami berbagai materi menggunakan pendekatan saintifik, bahwa informasi bisa berasal dari mana saja, kapan saja, tidak bergantung pada

Upload: buikien

Post on 06-Feb-2018

226 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel91BB69116853E8A23A86729... · melalui uji kelayakan, ... Hasil uji kelayakan memperlihatkan nilai

1

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN BIOLOGI

MATERI SISTEM EKSKRESI MELALUI MODEL INKUIRI

TERBIMBING DENGAN PENDEKATAN SAINTIFIK

UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR

SISWA KELAS XI IPA

Ary Maf’ula, Amy Tenzer, Nuning Wulandari

Universitas Negeri Malang

E-mail : [email protected]

Abstrak: Penelitian dan pengembangan ini bertujuan mengembangkan perangkat

pembelajaran, mengetahui keefektifan dan kepraktisan. Penelitian dan

pengembangan menggunakan model Dick and Carey (1996).Produk yang

dikembangkan berupa silabus, RPP, LKS, dan media video animasi yang diuji

melalui uji kelayakan, uji keefektifan, dan uji kepraktisan. Hasil uji kelayakan

memperlihatkan nilai silabus, RPP, LKS, dan media pembelajaran berturut-turut

97,13 %, 94,65 %, 90,65 %, dan 93,03 %. Hasil uji keefektifan terlihat dari hasil

belajar aspek pengetahuan, sikap,dan keterampilan berturut-turut 86,17, 78 , 85,

dan 85. Hasil uji kepraktisan diperoleh persentase 95,26 %. Perangkat

pembelajaran dapat meningkatkan hasil belajar dengan nilai ketuntasan belajar

klasikal 94% dibandingkan tahun ajaran 2013/2014 yaitu 43%. Hasil penelitian

dan pengembangan berupa perangkat pembelajaran berkualifikasi sangat layak,

efektif, dan sangat praktis.

Kata Kunci: perangkat pembelajaran,sistem ekskresi, inkuiri terbimbing,

pendekatan saintifik, hasil belajar

Abstract: The research were conducted to develop the learning equipment, to

know the effectivity of learning equipment which being developed, and to know

thepracticability of learning equipment which being developed. This research and

development used Dick and Carey (1996). The learning equipment validation

result showed of syllabus validity score, RPP, LKS, and learning media,

respectively were 97,13%, 94,65%, 90,65%, and 93,03%. The effectivity trial

result showed the knowledge, attitude, and skill score respectively 86,17, 78, 85,

and 85. The practicability trial showed with percentage of 95,26%. The learning

equipment were able to improve the study result with score classical learning

completeness 94 % higher than the 2013/2014 which score 43 %. Based on these

result from this research and development was learning equipment are valid,

effective and practical.

Key Words: learning equipment, guided inquiry, scientific approach, excretion

system, study result

Kurikulum 2013 mengamanatkan esensi pendekatan saintifikditerapkan

dalam kegiatan pembelajaran. Penerapan pendekatan saintifik dalam pembelajaran

melibatkan pengembangan aspek sikap, pengetahuan, dan keterampilan.

Pendekatan saintifik dimaksudkan untuk memberikan pemahaman kepada siswa

dalam mengenal, memahami berbagai materi menggunakan pendekatan saintifik,

bahwa informasi bisa berasal dari mana saja, kapan saja, tidak bergantung pada

Page 2: PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel91BB69116853E8A23A86729... · melalui uji kelayakan, ... Hasil uji kelayakan memperlihatkan nilai

2

informasi searah dari guru (Hosnan, 2014). Salah satu model pembelajaran yang

sesuai dengan pendekatan saintifik yaitu model pembelajaran inkuiri.

Berdasarkan hasil wawancara dengan guru biologi kelas XI-IPA 8 pada

tanggal 24 dan 28 November 2014, dapat diketahui bahwa pembelajaran di MAN

Sidoarjo menggunakan metode diskusi, dan ceramah. Hasil wawancara juga

diketahui bahwa sistem ekskresi merupakan salah satu materi kelas XI IPA

Semester 2 yang diduga merupakan materi sulit bagi siswa. Hal ini terlihat dari

nilai ketuntasan belajar klasikal materi sistem ekskresi pada tahun ajaran

2013/2014 sebesar 43 %. Hal ini diduga disebabkan kegiatan pembelajaran yang

kurang variatif, dan media yang digunakan kurang dapat membantu siswa

memahami sistem ekskresi.

Upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah rendahnya hasil

belajar adalah pengembangan suatu perangkat pembelajaran dengan model inkuiri

terbimbing. Menurut Gulo (2002) inkuiri berarti suatu rangkaian kegiatan belajar

yang melibatkan secara maksimal seluruh kemampuan siswa untuk mencari dan

menyelidiki secara sistematis, kritis, logis, analitis, sehingga mereka dapat

merumuskan sendiri penemuannya dengan penuh percaya diri. Upaya lain yang

dapat dilakukan yaitu mengembangkan media pembelajaran berupa video animasi

dengan pendekatan saintifik yaitu dengan menampilkan video tentang fenomena

mengenai sistem ekskresi, serta dilengkapi animasi. Media ini diharapkan

membantu siswa untuk memahami materi sistem ekskresi. Kombinasi antara

pendekatan saintifik dengan model inkuiri terbimbing diharapkan dapat

menjadikan siswa lebih aktif dalam pembelajaran, sehingga diharapkan akan

dapat tercipta paradigma pembelajaran student centered.

METODE

ModelPenelitian dan pengembangan perangkat pembelajaran ini

mengadaptasi model pengembangan Dick &Carey (1996). Model pengembangan

ini memiliki 5 tahapan yaitu Analysis, Design, Development or Production,

Implementation or delivery, dan Evaluation.

Tahap pertama yaitu Analysis, tahap ini dilakukan dengan tujuan untuk

mendefinisikan informasi masalah yang muncul dalam pembelajaran sebagai

Page 3: PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel91BB69116853E8A23A86729... · melalui uji kelayakan, ... Hasil uji kelayakan memperlihatkan nilai

3

dasar pengembangan produk yang akan dilakukan. Pada tahap ini ada 2 langkah

yaitu, 1) studi kepustakaan bertujuan untuk mempelajari beberapaliteratur atau

produk yang akan membantu peneliti dalam mengembangkan produk yang akan

dikembangkan, 2) Studi lapangan bertujuan untuk mengumpulkan data dari subjek

yang akan menilai produk.

Tahap kedua yaitu Design(perancangan produk), tahap ini merupakan

tahap untuk mendesain produk yang akan dikembangkan. Langkah-langkah dalam

tahap ini adalah 1) melakukan analisis kompetensi inti dan kompetensi dasar

bertujuan untuk mengetahui Kompetensi Dasar yang harus dicapai oleh siswa.

2) melakukan analisis indikator. Tahap ini bertujuan untuk mengetahui indikator

yang harus dicapai oleh siswa selama pembelajaran. 3) penyusunan storyboard,

tahap ini mempermudah dalam pembuatan video animasi. Video animasi dibuat

dengan beberapa software yaitu Anime Studio Pro 10, Adobe photoshop, Adobe

Premiere, dan aplikasi powtoon.

Tahap ketiga yaitu develop (pengembangan), tahap ini bertujuan untuk

menghasilkan produk berupa perangkat pembelajaran pada materi sistem ekskresi.

Produk yang dikembangkan yaitu silabus, RPP, LKS, dan media pembelajaran

berupa video animasi. Produk pengembangan yang siap pakai akan melalui uji

kelayakan atau validasi produk terlebih dulu. Uji kelayakan dilakukan oleh empat

validator yaitu ahli perangkat pembelajaran, ahli media, ahli materi, dan praktisi

lapangan.

Tahap keempat yaitu implementation(uji coba produk). Pada tahap ini ada

2 uji yang akan dilakukan yaitu uji keefektifan dimaksudkan untuk mengetahui

keefektifan atau peningkatan hasil belajar setelah menggunakan perangkat pem-

belajaran yang telah dikembangkan, dan uji kepraktisan dimaksudkan untuk

mengetahui kemenarikan perangkat pembelajaran yang telah dikembangkan serta

kemudahan siswa untuk memahami materi sistem ekskresi. Tahap kelimayaitu

evaluation. Pada tahap ini, data hasil uji coba produk akan diolah untuk mengukur

ketercapaian tujuan pengembangan produk.

Uji coba produk dilakukan untuk mendapatkan data yang akan digunakan

untuk perbaikan atau revisi sehingga dihasilkan produk pengembangan dengan

kelayakan, kepraktisan, dan efektifitas yang tinggi. Uji coba produk dilakukan

Page 4: PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel91BB69116853E8A23A86729... · melalui uji kelayakan, ... Hasil uji kelayakan memperlihatkan nilai

4

melalui tahapan sebagai berikut. 1) validasi produk, produk yang telah

dikembangkan berupa silabus, RPP, LKS, dan media video animasi. Produk

tersebut kemudian divalidasi oleh ahli perangkat pembelajaran, ahli media, ahli

materi, serta praktisi lapanganuntuk mengetahui kelayakan dari perangkat

pembelajaran yang dikembangkan. Produk yang telah divalidasi kemudian

direvisi berdasarkan komentar dan saran yang diberikan validator. Jika hasil

validasi belum mencapai 100, produk yang dikembangkan akan direvisi, 2)

implementasi produk, produk yang telah divalidasi dengan kriteria sangat layak

kemudian diimplementasikan dalam pembelajaran di kelas XI IPA 8 MAN

Sidoarjoselama 7 kali pertemuan (12 JP). Kegiatan pembelajaran dibimbing oleh

peneliti yang berperan sebagai guru. Tahap ini bertujuan untuk mengetahui

keefektifan dan kepraktisan perangkat pembelajaran yang telah dikembangkan.

Uji keefektifan perangkat pembelajaran dilakukan oleh 34 siswa kelas XI IPA

8MAN Sidoarjo dengan menjawab soal uji kompetensi yang diberikan guru

diakhir Bab atau pada pertemuan ke 7 dengan alokasi waktu 2 jam pelajaran (2

JP). Uji kepraktisan dilakukan dengan sampel 5 siswa kelas XI IPA 8 MAN

Sidoarjo melalui pengisian angket uji kepraktisan yang diberikan guru di akhir

pembelajaran atau setelah melaksanakan uji kompetensi.

Jenis data dalam penelitian ini berupa data kuantitatif dan kualitatif. Data

kuantitatif diperoleh dari skor hasil validasi perangkat pembelajaran, skor angket

uji kepraktisan, skor hasil belajar aspek sikap, aspek pengetahuan, dan aspek

keterampilan. Data kualitatif berupa saran dan komentar dari validator dan siswa.

Instrumen pengumpulan data yang digunakan untuk memperoleh data penelitian

adalah angket validasi oleh validator (dosen dan guru), angket uji kepraktisan,

lembar observasi aspek sikap dan keterampilan, serta soal uji kompetensi materi

sistem ekskresi.

Tahap selanjutnya setelah dilakukan uji coba adalah analisis data yang

telah diperoleh dari penelitian. Teknik analisis data yang dilakukan diperoleh dari

hasil validasi, uji coba keefektifan dan uji coba kepraktisan.Data hasil validasi

akan dianalisis dengan persamaan sebagai berikut.

Page 5: PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel91BB69116853E8A23A86729... · melalui uji kelayakan, ... Hasil uji kelayakan memperlihatkan nilai

5

P =∑x

∑xi 𝑥 100%

Keterangan :

P = Persentase

∑x = Jumlah jawaban responden dalam 1 item

∑xi = Jumlah nilai ideal dalam 1 item

100% = konstanta

(Sumber : Arikunto, 2009)

Tabel 1. Kriteria Kevalidan Data Angket Penilaian Validitas

Skala Angka (%) Keterangan

85,94 – 100 Sangat Valid (Tidak Revisi)

67,19 – 85,93 Valid (Tidak Revisi)

48,46 – 67,18 Kurang Valid (Revisi)

25 – 48,45 Tidak Valid (Revisi)

(Sumber : Arikunto, 2009)

Data uji keefektifan berupa hasil belajar yang terdiri dari aspek sikap,

pengetahuan, dan keterampilan. Data hasil belajar yang telah diperoleh akan

dianalisis dengan persamaan sebagai berikut.

P𝑒𝑟𝑠𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑒 =𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑐𝑎𝑝𝑎𝑖 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎

𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑢𝑚 𝑥 100%

Peningkatan hasil belajar pengetahuan diketahui dari perbandingan antara

nilai ketuntasan belajar klasikal tahun ajaran 2013/2014 dengan tahun ajaran

2014/2015. Hasil belajar aspek sikap dan keterampilan diperoleh melalui

pengamatan langsung oleh 2 observer selama pembelajaran dengan lembar

observasi.

HASIL

Proses Pengembangan Produk

Pada penelitian ini, peneliti membuatperangkat pembelajaran berupa

silabus, RPP, LKS, dan media berupa video animasi. Perangkat pembelajaran

dikembangkan melalui model inkuiri terbimbing dengan menggunakan

pendekatan saintifik yang sesuai dengan kurikulum 2013. Produk yang telah

dibuat kemudian diuji melalui uji kelayakan, uji kepraktisan dan uji keefektifan.

Uji kelayakan dilakukan oleh validator. Uji kepraktisan diperoleh dari angket uji

kepraktisan yang telah diisi sampel 5 siswa setelah menggunakan perangkat

Page 6: PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel91BB69116853E8A23A86729... · melalui uji kelayakan, ... Hasil uji kelayakan memperlihatkan nilai

6

pembelajaran yang telah dikembangkan. Uji keefektifan diketahui dari

peningkatan nilai ketuntasan belajar klasikal tahun ajaran 2013/2014 dengan

2014/2015 pada materi sistem ekskresi. Kualifikasi yang didapat dari uji

kelayakan oleh validator dapat dilihat pada Tabel 2. Data hasil validasi perangkat

pembelajaran dan data hasil validasi media pembelajaran dapat dilihat pada Tabel

3. yang memperlihatkan kriteria sangat valid.

Tabel 2. Data Hasil Validasi Perangkat Pembelajaran

No Validator Perangkat

Pembelajaran Aspek yang dinilai Persentase Keterangan

1 Dosen Silabus Kelengkapan komponen

silabus 100 % Sangat valid

Ketepatan KI dan KD 100 % Sangat valid

Indikator kompetensi 91,66 % Sangat valid

Pokok materi pembelajaran 91,66 % Sangat valid

Kegiatan pembelajaran 95,83 % Sangat valid

Penilaian 100 % Sangat valid

Alokasi waktu 87,5 % Sangat valid

Sumber belajar 100 % Sangat valid

Total rerata 95,83 % Sangat valid

RPP

Kelengkapan komponen

RPP

100 % Sangat valid

Ketepatan KI dan KD 100 % Sangat valid

Indikator kompetensi 91,66 % Sangat valid

Tujuan Pembelajaran 100 % Sangat valid

Pokok materi pembelajaran 91,66 % Sangat valid

Pendekatan/strategi/metode

pembelajaran 87,50 % Sangat valid

Media, alat, bahan, dan

sumber belajar 93,75 % Sangat valid

Kegiatan pembelajaran 95 % Sangat valid

Instrumen penilaian 91,66 % Sangat valid

Alokasi waktu 100 % Sangat valid

Sumber belajar 75 % Valid

Total rerata 93,29 % Sangat valid

LKS Bahasa 100 Sangat valid

Tabel pengamatan 75 Valid

Instruksi 100 Sangat valid

Soal diskusi 75 valid

Total rerata 87,55 Sangat valid

2 Praktisi

lapangan

Silabus Kelengkapan komponen

silabus 100 % Sangat valid

Ketepatan KI dan KD 100 % Sangat valid

Indikator kompetensi 100 % Sangat valid

Pokok materi pembelajaran 91,66 % Sangat valid

Kegiatan pembelajaran 95,83 % Sangat valid

Penilaian 100 % Sangat valid

Alokasi waktu 100 % Sangat valid

Sumber belajar 100 % Sangat valid

Total rerata 98,43 % Sangat valid

Page 7: PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel91BB69116853E8A23A86729... · melalui uji kelayakan, ... Hasil uji kelayakan memperlihatkan nilai

7

Tabel 3. Data hasil validasi media pembelajaran

No Validator Perangkat

Pembelajaran Aspek yang dinilai Persentase Keterangan

1 Dosen Media Video 100 % Sangat valid

Animasi 95 % Sangat valid

Teks 75 % Valid

Audio 87,50 % Sangat valid

Fasilitas 75 % Valid

Integrasi antara video,

animasi, teks, audio, dan

fasilitas

75 % Valid

Kemenarikan video secara

keseluruhan 75 % Valid

Total rerata 87,50 % Sangat valid

2 Praktisi

Lapangan

Media Video 100 % Sangat valid

Animasi 100 % Sangat valid

Teks 100 % Sangat valid

Audio 87,50 % Sangat valid

Fasilitas 100 % Sangat valid

Integrasi antara video,

animasi, teks, audio, dan

fasilitas

75 % Valid

Kemenarikan video secara

keseluruhan 100 % Sangat valid

Total rerata 94,64 % Sangat valid

Uji kepraktisan diketahui dari hasil skor angket yang telah dibagikan

kepada siswa setelah menggunakan perangkat pembelajaran yang telah

dikembangkan. Data hasil uji kepraktisan dapat dilihat pada Tabel 4.

Tabel 4. Data Hasil Uji kepraktisan oleh siswa

No Aspek yang dinilai Responden

Siswa 1 Siswa 2 Siswa 3 Siswa 4 Siswa 5

1 Penyajian materi 87,50 % 100 % 87,50% 100 % 100 %

2 Video, animasi, teks,

audio, dan fasilitas

93,18 % 95,45 % 84,09 % 90,90% 93,18 %

3 Pemahaman materi 100 % 100 % 75 % 100 % 100 %

4 Memotivasi belajar 100 % 100 % 100 % 100 % 100 %

5 Kemudahan dalam

pengoperasian media

100 % 100 % 75 % 100 % 100 %

Total 96,13 % 99,09 % 84,31 % 98,18 % 98,63 %

Total rerata 95,26 % (sangat valid)

Data hasil uji keefektifanmeliputi 3 aspek yaitu sikap, keterampilan, dan

pengetahuan. Hasil belajar aspek pengetahuan diperoleh setelah siswa menjawab

soal uji kompetensi yang diberikan guru. Berdasarkan nilai uji kompetensi yang

telah diperoleh, memperlihatkan nilai ketuntasan belajar klasikal yang diperoleh

Page 8: PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel91BB69116853E8A23A86729... · melalui uji kelayakan, ... Hasil uji kelayakan memperlihatkan nilai

8

sebesar 94 %, sedangkan pada tahun ajaran 2013/ 2014, diperoleh nilai

ketuntasan belajar klasikal sebesar 43 %. Berdasarkan nilai yang telah diperoleh,

memperlihatkan adanya peningkatan hasil belajar pada materi sistem ekskresi.

Hasil belajar sikap spiritual diperoleh nilai rata-rata sebesar 78, persentase

siswa yang memperoleh kriteria A sebesar 91,17 %, dan siswa yang memperoleh

kriteria B sebesar 8,8 %. Hasil belajar sikap sosial diperoleh nilai rata-rata sebesar

85, semua siswa memperoleh kriteria A dengan persentase 100 %. Hasil belajar

aspek keterampilan diperoleh nilai rata-rata sebesar 85, semua siswa memperoleh

kriteria A dengan persentase 100 %.Hasil belajar aspek pengetahuan siswa dapat

dilihat pada Tabel 5, hasil belajar aspek sikap spiritual dan sosial dapat dilihat

pada Tabel 6, dan hasil belajar aspek keterampilan dapat dilihat pada Tabel 7.

Tabel 5. Hasil Belajar Aspek Pengetahuan Siswa Kelas XI IPA 8 MAN Sidoarjo

Jumlah siswa 34

Rerata Hasil Uji Kompetensi 86,17

Nilai Ketuntasan Belajar Klasikal Tahun Ajaran 2014/2015 94,11 %

Nilai Ketuntasan Belajar Klasikal Tahun Ajaran 2013/2014 43,33 %

Tabel 6.Hasil Belajar Aspek Sikap Spiritual dan Sosial Siswa Kelas XI IPA 8 MAN Sidoarjo

Jumlah

Siswa

Rerata nilai

sikap spiritual

Persentase Rerata nilai

sikap sosial

Persentase

A B A B

34 78 91,17 % 8,8 % 85 100 % 0

Keterangan :

A = Siswa yang memperoleh nilai dengan kriteria A (74,0 - 100)

B = Siswa yang memperoleh nilai dengan kriteria B (69,0 – 73,9)

Tabel 7.Hasil Belajar Aspek Keterampilan Siswa Kelas XI IPA 8 MAN Sidoarjo

Jumlah

Siswa

Rerata nilai

keterampilan

Persentase

A B

34 85 100 % 0

Keterangan :

A = Siswa yang memperoleh nilai dengan kriteria A (74,0 – 100)

B = Siswa yang memperoleh nilai dengan kriteria B (69,0 – 73,9)

PEMBAHASAN

Kajian Pengembangan Produk

Perangkat pembelajaran yang dikembangkan berupa silabus, RPP, LKS,

dan media video animasi. Perangkat pembelajaran dikembangkan melalui model

inkuiri terbimbing dengan menggunakan pendekatan saintifik yang sesuai dengan

kurikulum 2013. Silabus terdiri dari mata pelajaran, satuan pendidikan, kelas/

Page 9: PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel91BB69116853E8A23A86729... · melalui uji kelayakan, ... Hasil uji kelayakan memperlihatkan nilai

9

semester, Kompetensi Inti, Kompetensi Dasar, indikator, materi pokok,

pembelajaran, penilaian, alokasi waktu, dan sumber belajar. Silabus yang

dikembangkan sesuai dengan Trianto (2009) bahwa silabus merupakan salah satu

produk pengembangan kurikulum yang berisikan kelompok mata pelajaran atau

tema tertentu yang mencakup, Kompetensi Inti, Kompetensi Dasar, tema, materi

pokok, pembelajaran, penilaian, alokasi waktu, dan sumber belajar.

RPP yang dikembangkan terdiri dari satuan pendidikan, matapelajaran,

Kelas/ semester, topik, alokasi waktu, Kompetensi Inti, Kompetensi Dasar,

indikator, tujuan pembelajaran, materi ajar, pendekatan/ strategi/ metode

pembelajaran, media/ alat/ bahan/ sumber pembelajaran, kegiatan pembelajaran,

dan instrumen penilaian. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yang baik harus

memenuhi komponen sebagai berikut :identitas sekolah, identitas matapelajaran,

kelas/ semester, materi pokok, alokasi waktu, Kompetensi Inti, Kompetensi Dasar,

indikator, tujuan pembelajaran, materi ajar, metode pembelajaran, media

pembelajaran, sumber belajar, langkah-langkah pembelajaran, dan penilaian

(Permendikbud No 65 Tahun 2013).

LKS yang dikembangkan berisi kelompok, kelas, nama anggota

kelompok, tujuan, dasar teori, rumusan masalah, hipotesis, tabel pengamatan,

analisis data, dan kesimpulan. LKS dikembangkan sebagai panduan untuk siswa

dalam melakukan kegiatan praktikum maupun diskusi. Hal ini sesuai dengan

literatur yang menyatakan bahwa LKS merupakan perangkat pembelajaran yang

digunakan sebagai panduan untuk siswa dalam melakukan kegiatan praktikum

maupun kegiatan diskusi dan disusun sesuai pencapaian indikator siswa tersebut,

sehingga siswa memperoleh kemampuan pada aspek pengetahuan, sikap, dan

keterampilan (Fahri, 2012).

Hasil Uji Kelayakan

Pengembangan perangkat pembelajaran yang telah dilakukan

menghasilkan beberapa produk, yaitu silabus, RPP, LKS dan media pembelajaran

berupa video animasi.Berdasarkan komentar dan saran, tidak ada bagian silabus

yang direvisi. Nilai validitas sialbus memperlihatkan kriteria sangat valid pada

Tabel 4.1.Revisi pada RPP dilakukan pada penulisan istilah ABCD, sumber

belajar instrumen penilaian keterampilan, kisi-kisi soal uji kompetensi dan soal uji

Page 10: PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel91BB69116853E8A23A86729... · melalui uji kelayakan, ... Hasil uji kelayakan memperlihatkan nilai

10

kompetensi juga sudah diperjelas dengan menambahkan tingkatan pengetahuan

pada soal.Nilai validitas RPP memperlihatkan kriteria sangat valid pada Tabel 4.1.

LKS direvisi pada bagian dasar teori dan soal diskusi. Nilai validitas LKS

memperlihatkan kriteria sangat valid pada Tabel 4.1.

Data hasil validasi dari validator media dapat dilihat pada Tabel 4.2, nilai

validasi media memperlihatkan kriteria sangat valid. Media telah direvisi

berdasarkan komentar dan saran yaitu penulisan istilah, serta materi yang kurang

sesuai.

Hasil Uji Keefektifan

Hasil belajar aspek sikap meliputi sikap spiritual dan sosial. Hasil belajar

sikap spiritual diperoleh nilai rata-rata sebesar 78, sedangkan hasil belajar sikap

sosial diperoleh nilai rata-rata sebesar 85. Hasil belajar aspek keterampilan

diperoleh nilai rata-rata sebesar 85

Nilai ketuntasan belajar klasikal materi sistem ekskresi diperoleh sebesar

94 %. Hasil ini lebih tinggi dari perolehan nilai ketuntasan belajar klasikal materi

sistem ekskresi pada tahun ajaran 2013/2014 sebesar 43 %. Peningkatan hasil

belajar materi sistem ekskresi disebabkan karena sikap dan keterampilan yang

diperoleh siswa melalui pembelajaran inkuiri terbimbing telah menuntun siswa

memperoleh pemahaman konsep yang baik. Hasil penelitian Schlenker dalam

Trianto (2007), menunjukkan bahwa latihan inkuiri dapat meningkatkan

pemahaman sains, produktif dalam berpikir kreatif, dan siswa menjadi terampil

dalam memperoleh dan menganalisis informasi. Pembelajaran inkuiri terbimbing

akan meningkatkan keterampilan dan sikap yang dimiliki siswa sehingga

terbentuk konsep dalam pikiran siswa.

Hasil Uji Kepraktisan

Uji kepraktisan melibatkan sampel 5 siswa yang memberikan penilaian

terhadap produk dengan mengisi angket kepraktisan yang telah diberikan.

Berdasarkan angket yang telah diisi oleh siswa, diperoleh rerata hasil uji coba

kepraktisan sebesar 95,26 % yang memperlihatkan bahwa perangkat pembelajaran

yang dikembangkan sangat praktis yang artinya perangkat pembelajaran yang

dikembangkan menarik dan siswa mudah memahami materi sistem ekskresi. Hal

ini dikarenakan tahapan inkuiri terbimbing yang dapat mengembangkan potensi

Page 11: PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel91BB69116853E8A23A86729... · melalui uji kelayakan, ... Hasil uji kelayakan memperlihatkan nilai

11

siswa. Upaya menanamkan konsep, siswa tidak cukup hanya sekedar ceramah.

Pembelajaran akan lebih bermakna dan menarik jika siswa diberi kesempatan

untuk tahu dan terlibat secara aktif dalam menemukan konsep dari fakta-fakta

yang dilihat dari lingkungan dengan bimbingan guru (Trianto, 2007).

Adanya media berupa video animasi juga mendukung terciptanya kegiatan

pembelajaran yang menarik. Penggunaan gambar sebagai media lebih baik

daripada hanya menggunakan verbal, namun penggunaan animasi jauh lebih baik

dibandingkan hanya menggunakan gambar saja. Hal ini diungkapkan Bieber

dalam Dahlqvist (2000) selanjutnya menyatakan dengan adanya animasi,

pemahaman materi tentang sains pun akan lebih mudah. Animasi yang dilengkapi

dengan narasi dan teks akan membuat siswa memiliki ketertarikan dalam mem-

pelajari materi biologi (Adegoke, 2010).

PENUTUP

Kesimpulan

Berdasarkan paparan data dan pembahasan tentang pengembangan

perangkat pembelajaran melalui model inkuiri terbimbing dengan pendekatan

saintifik dapat disimpulkan bahwa, 1) hasil uji kelayakan memperlihatkan bahwa

perangkat pembelajaran melalui model inkuiri terbimbing dengan pendekatan

saintifik yang dikembangkan telah layak untuk digunakan, 2) hasil uji kpraktisan

memperlihatkan bahwa perangkat pembelajaran menarik dan siswa mudah

memahami materi sistem ekskresi dengan perangkat pembelajaran yang

dikembangkan, 3) hasil uji keefektifan memperlihatkan bahwa perangkat

pembelajaran efektif dalam meningkatkan hasil belajar biologi aspek

pengetahuan, sikap, dan keterampilan.

Saran

Berdasarkan hasil pembahasan dapat dikemukakan saran-saran adalah :

1)Perangkat pembelajaran yang akan dikembangkan lebih lanjut dapat dilakukan

pada materi lain namun disesuaikan dengan kondisi siswa dan fasilitas sekolah, 2)

Perangkat pembelajaran yang akan dikembangkan lebih lanjut dapat dilakukan

menggunakan berbagai variasi model pembelajaran dengan tetap memperhatikan

model yang sesuai dengan pembelajaran kurikulum 2013 yaitu berbasis ilmiah

Page 12: PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel91BB69116853E8A23A86729... · melalui uji kelayakan, ... Hasil uji kelayakan memperlihatkan nilai

12

serta pencapaian hasil belajar mencakup aspek pengetahuan, sikap, dan

keterampilan.

DAFTAR RUJUKAN

Adegoke, B, A. 2010. Integrating animations, narratives and textual information

for improving Physics learning. (Online). Electronic Journal of Research

in Educational Psychology. 10 (1) : 14-22,

(http//www.investigationpsicopedagogica.com/revista/articulos/21/english/

Art_21_442.pdf), diakses 08 Agustus 2014.

Arikunto, S. 2009. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Edisi Revisi

6.Jakarta : Rineka Cipta.

Dahlqvist, P.2000. Animation in Physics Learning, (Online), Physics Research

and Journal, 9 (1): 21-32, (http://journal-physics.edu.au), diakses 08

Agustus 2014.

Dick, W.C.L. & Carey, J.O. 1996. The Systematic Design Of Instruction.

USA: Addison-Wesley Educational Publisher Inc.

Fahri. 2012. Lembar Kerja Siswa (LKS), (Online),

(http://Fahri13.academia.edu/favicon.ico), diakses 5 Desember 2014.

Gulo.W.2002. Metodologi Penelitian. Jakarta : PT Gramedia Widiasarana

Indonesia.

Hosnan, M. 2014. Pendekatan Saintifik dan Kontekstual dalam Pembelajaran

Abad 21. Bogor: Ghalia Indonesia.

Permendikbud RI Nomor 65 Tahun 2013. Lampiran Peraturan Menteri

Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 65 Tahun 2013

tentang standar proses. Jakarta. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

Trianto. 2007. Model-model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik.

Jakarta : Prestasi Pustaka.