pengembangan media 圆形卡yuán xíng ... - telaga bahasa
TRANSCRIPT
33
Pengembangan Media 圆形卡yuán Xíng Kă bagi Penguasaan Kosakata
Tema Kehidupan Sekolah dalam Pembelajaran Bahasa Mandarin
Irine Cyntia Firdasari, S.Pd.
Universitas Brawijaya, Prodi Magister Ilmu Linguistik, Indonesia
Abstrak
Pengembangan media untuk pembelajaran bahasa merupakan hal yang sangat diperlukan. Penelitian ini
bertujuan untuk mengembangkan media berupa Yuán Xíng Kă untuk penguasaan kosakata bahasa
Mandarin. Penelitian dan pengembangan ini menggunakan metode pengembangan dari Sugiyono.
Penelitian ini menggunakan metode campuran yakni kuantitatif dan kualitatif. Tahapan pengembangan
media yang digunakan terdapat tujuh tahap. Sumber data penelitian ini adalah siswa kelas X lintas minat
di SMA Negeri 2 Kota Malang. Instrumen yang digunakan adalah lembar observasi serta angket siswa
dan data penelitian didapatkan dari hasil angket siswa dan hasil observasi pada saat uji coba lapangan
di SMA Negeri 2 Kota Malang kelas X lintas minat. Ahli media menyatakan media Yuán Xíng Kă ini
valid dengan skor 82% sedangkan ahli materi menyatakan media ini valid dengan skor 83%. Dari
paparan diatas dapat disimpulkan bahwa media Yuán Xíng Kă layak untuk digunakan sebagai media
pembelajaran bahasa Mandarin. hasil analisis data angket menunjukkan bahwa media dinilai menarik,
siswa merasa terbantu dalam menguasai kosakata bahasa Mandarin serta mendapat respon positif dari
siswa. Disimpulkan bahwa media berbasis permainan ini layak digunakan untuk pembelajaran kosakata
bahasa Mandarin siswa kelas X lintas minat di SMA Negeri 2 Kota Malang.
Kata Kunci: Pengembangan, Media Yuán Xíng Kă, Kosakata, Bahasa Mandarin
Developing a Media Yuán Xíng Kă for Enhancing Vocabulary of The Theme School Life
in Mandarin Language Learning
Abstract
The development of media for language learning is very necessary. This study aims to develop media
in the form of Yuán Xíng Kă for mastery of Chinese vocabulary. This research and development uses a
development method from Sugiyono. This research uses mixed methods that quantitative and qualitative.
The stages of media development used are seven stages. The data source of this research is class X
students across interests in Malang State High School 2. The instruments used were observation sheets
as well as student questionnaires and research data obtained from the results of student questionnaires
and the results of observations at the time of field trials in SMA 2 Malang City tenth class. Media expert
validator say the media Yuán Xíng Kă is valid with a score of 82% while material expert validator stated
that this media is valid with a score of 83%. From the above explanation it can be concluded that the
media of Yuán Xíng Kă is feasible to be used as a medium for learning Chinese. The results of
questionnaire data analysis showed that the media was considered interesting, students felt helped in
mastering the Chinese vocabulary and received positive responses from students. The concluded that
the “Yuán Xíng Kă” media is feasible to use as Chinese language vocabulary learning for the tenth
graders of SMA Negeri 2 Malang.
Key words: Development, Yuán Xíng Kă Media, Vocabulary, Chinese Language
PENDAHULUAN
Bahasa asing seperti bahasa Mandarin
juga semakin banyak diajarkan.
Perkembangan bahasa Mandarin yang
merupakan bahasa nasional Negara
Tiongkok semakin tersebar di seluruh
penjuru dunia dan dijadikan sebagai
pembelajaran bahasa asing. Khadir
(2012:141) mengungkapkan bahwa
pendidikan harus dapat mengembangkan
potensi-potensi yang dimiliki peserta didik
dengan bertolak ukur dari kebutuhan dan
minat peserta didik. Banyak kemajuan yang
sudah dicapai, proses dan mutu pendidikan
Telaga Bahasa Vol 7 No 1 Juni 2019: 33-44
34
semakin lama semakin meningkat dan
semakin kompleks.
Disebutkan oleh Sudjana (2010:1)
tujuan pendidikan pada dasarnya
mengantarkan para siswa menuju pada
perubahan-perubahan tingkah laku baik
intelektual, moral maupun sosial agar dapat
hidup mandiri sebagai individu dan makhluk
sosial. Dalam mencapai tujuan tersebut
siswa berinteraksi dengan lingkungan
belajar yang diatur guru melalui proses
pembelajaran. Menurut Khanifatul
(2013:14), pembelajaran adalah usaha sadar
yang dilakukan oleh guru atau pendidik
untuk membuat siswa atau peserta didik
belajar mengubah tingkah laku untuk
mendapatkan kemampuan baru yang berisi
suatu sistem atau rancangan untuk mencapai
suatu tujuan.
Dinamika perkembangan bahasa
Mandarin di Indonesia cukup cepat.
Perlahan namun pasti semakin banyak
lembaga pendidikan menjadikan mata
pelajaran dan mengajarkan bahasa
Mandarin. Di tataran Sekolah Menengah
Atas bahasa Mandarin diberikan mulai kelas
X, XI, XII, kelas bahasa dan kelas lintas
minat. Mempelajari bahasa Mandarin
membutuhkan tingkat keuletan dan
kegigihan yang tinggi. Tulisan hànzi dan
membaca dengan shēngdiào atau nada baca
yang benar merupakan dasar yang harus
dikuasai dalam mempelajari bahasa
Mandarin. Siswa harus bisa menguasai
kosakata bahasa Mandarin dalam jumlah
yang banyak. Namun karena cara menulis
dan pelafalan kosakata dinilai sulit oleh
siswa, siswa mudah merasa jenuh dan
kurang bersemangat dalam mempelajari
bahasa Mandarin.
Di SMA Negeri 2 Kota Malang
terdapat beberapa media seperti komputer,
laptop, LCD, aplikasi kamus elektronik HP
yang digunakan untuk pembelajaran bahasa
Mandarin. Guru juga umumnya hanya
menggunakan aplikasi Ms. Power Point dan
modul untuk pembelajaran di kelas.
Meskipun pembelajaran dinilai sudah
memenuhi kebutuhan dalam mengajar,
namun dalam pembelajaran bahasa
Mandarin tidak bisa hanya dengan
menggunakan metode seperti itu.
Berdasarkan hasil observasi di SMA Negeri
2 Kota Malang, peneliti menemukan
permasalahan yang dialami oleh siswa,
yakni 1.) siswa masih kesulitan dalam
menguasai kosakata bahasa Mandarin, 2.)
tidak semua siswa memiliki aplikasi
smartphone yang memudahkan belajar
bahasa Mandarin, 3.) ketika guru mengajar,
sebagian siswa masih kurang
memperhatikan dan banyak yang masih
mengobrol sendiri, mengantuk dan ada pula
yang tidak memperhatikan, 4.) ketika diberi
tugas rumah, siswa sering tidak
mengerjakan, 5.) siswa lebih aktif dan
semangat ketika pembelajaran bernuansa
permainan.
Dari permasalahan-permasalahan
diatas, diperlukan adanya media yang dapat
mengatasi permasalahan. Arsyad (2014:4)
mengemukakan media pembelajaran adalah
apabila media itu membawa pesan-pesan
atau informasi yang bertujuan instruksional
atau mengandung maksud-maksud
pengajaran maka media itu disebut media
pengajaran. Media yang dapat
mempermudah siswa untuk menguasai
kosakata bahasa Mandarin, dapat membuat
siswa bisa menulis, membaca, menghafal
dan membuat kalimat dari kosakata yang
dipelajari. Sesuai dengan pendapat Hamalik
(dalam Arsyad, 2014:15) pemakaian media
pengajaran dalam proses belajar mengajar
dapat membangkitkan keinginan dan minat
yang baru, membangkitkan motivasi dan
rangsangan kegiatan belajar, dan akan
membawa pengaruh-pengaruh psikologis
terhadap siswa. Sedangkan Arsyad
(2014:16) mengungkapkan media
pengajaran juga membantu siswa
meningkatkan pemahaman, menyajikan data
dengan menarik dan terpercaya,
memudahkan penafsiran data, dan
memadatkan informasi. Kesimpulannya
penggunaan media memberikan manfaat
meyajikan data atau informasi sehingga
dapat membangkitkan motivasi belajar,
meningkatkan pemahaman dan
memudahkan penafsiran data bagi siswa.
Irine Cyntia Firdasari, S.Pd.: Pengembangan Media 圆形卡yuán Xíng Kă Bagi Penguasaan
Kosakata Tema Kehidupan Sekolah dalam Pembelajaran Bahasa Mandarin
35
Tujuan dari penelitian dan
pengembangan ini adalah mengembangkan
sebuah media kartu berupa Yuán Xíng Kă
untuk penguasaan kosakata bahasa mandarin
bertema kehidupan sekolah bagi siswa kelas
X lintas minat di SMA Negeri 2 Kota
Malang. Peneliti memilih media Yuán Xíng
Kă karena belum pernah dikembangkan di
dalam ranah bahasa mandarin, serta belum
penah digunakan di SMA Negeri 2 Kota
Malang. Selain itu, media ini digunakan
secara berkelompok, sehingga siswa
menjadi aktif dan memperhatikan
pembelajaran. Media ini juga membuat
siswa dilatih untuk membuat kalimat sendiri
sesuai dengan kretivitasnya. Media ini dapat
mempermudah siswa untuk menguasai
kosakata baru bahasa Mandarin. Media ini
tergolong unik, karena dilihat secara fisik
memiliki bentuk bundar seperti piringan
dilengkapi dengan gambar dan kosakata
baru yang menerangkan tentang gambar-
gambar tersebut. Dengan menunjukkan
gambar di piringan depan dan membuat
siswa menebak nama bahasa Mandarin dari
gambar tersebut. Media pembelajaran Yuán
Xíng Kă ini diharapkan mampu membuat
dan mengajak siswa untuk lebih memahami
materi yang disampaikan, serta
mempermudah menguasai kosakata baru.
Alasan pemilihan kelas X lintas minat SMA
Negeri 2 Kota Malang adalah karena
pengajaran bahasa Mandarin di SMA Negeri
2 Kota Malang diajarkan di kelas lintas
minat dan di tingkat ini materi yang
disampaikan cenderung masih dasar dan
menggunakan topik kehidupan sekolah,
sehingga media ini dinilai memiliki nilai
kreatif, efektif dan menyenangkan karena
mengandung unsur permainan agar siswa
lebih termotivasi, lebih memperhatikan,
lebih bersemangat dan lebih kreatif
memproduksi kalimat.
Pengembangan media pembelajaran
serupa sudah pernah dikembangkan oleh
Musyarofah (2011). Namun media yang
dikembangkan musyarafah adalah Circullar
Card untuk bahasa arab, sedangkan peneliti
kembangkan memiliki sasaran yang
berbeda, yakni Yuán Xíng Kă yang
mengangkat tema kehidupan sekolah. Media
lebih lengkap karena terdapat 6 kolom,
sedangkan hasil media Musyarofah hanya
memiliki 4 kolom. Penggunaan media Yuán
Xíng Kă yang peneliti kembangkan juga
berbeda, yakni masing-masing kelompok
diperkenalkan media Yuán Xíng Kă dan cara
permainannya.
TEORI
Media Pembelajaran
Penggunaan media pembelajaran adalah
sebagai pelengkap dalam kegiatan belajar
mengajar. Secara harfiah, kata media berasal
dari bahasa latin medius yang memiliki arti
“perantara” atau “pengantar”. Menurut
Asnawir (2003:11) mendefinisikan media
sebagai benda yang dapat dimanipulasikan,
dilihat, didengar, dibaca atau dibicarakan
beserta instrumen yang dipergunakan
dengan baik dalam kegiatan belajar
mengajar, dapat mempengaruhi efektifitas
program instruksional.
Adapun menurut Ibrahim (2003:112)
media pengajaran diartikan sebagai segala
sesuatu yang dapat digunakan untuk
menyalurkan pesan atau isi pelajaran,
merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan
kemampuan siswa, sehingga dapat
mendorong proses belajar mengajar.
Dari berbagai definisi di atas, dapat
diambil kesimpulan bahwa media adalah
segala benda atau wahana fisik yang dapat
dimanipulasikan, dilihat, didengar, dibaca
atau dibicarakan secara visual maupun
verbal yang dipergunakan dengan baik
dalam kegiatan belajar mengajar. Berfungsi
untuk menyalurkan pesan atau isi pelajaran
serta dapat mempengaruhi efektifitas
program instruksional sehingga dapat
merangsang siswa untuk belajar.
Jenis – Jenis Media Pembelajaran
Dalam pembelajaran bahasa Mandarin
terdapat materi dan kosakata yang begitu
banyak sehingga membuat pembelajaran
bahasa Mandarin tidak mudah untuk
dipahami. Dalam proses pembelajaran
bahasa Mandarin diperlukan media yang
tepat untuk mempermudah proses
Telaga Bahasa Vol 7 No 1 Juni 2019: 33-44
36
pembelajaran tersebut. Penggunaan media
pengajaran diharapkan dapat mempertinggi
kualitas proses belajar-mengajar yang pada
akhirnya dapat mempengaruhi kualitas hasil
belajar siswa (Sudjana, 2010:7). Dari
banyaknya media, dibentuklah
pengelompokan media untuk mempermudah
mengetahui perbedaan dan fungsinya.
Arsyad (2014:31) mengelompokkan jenis-
jenis media sebagai berikut: (a) media hasil
teknologi cetak, (b) media hasil teknologi
audio-visual, (c) media hasil teknologi
berdasarkan komputer, (d) media hasil
gabungan teknologi catak dan komputer.
Berbeda dengan Sudjana (2010:3)
memaparkan jenis-jenis media pembelajaran
yang biasa digunakan dalam proses
pembelajaran adalah sebagai berikut: a)
Media grafis, b) Media tiga dimensi, c)
Media proyeksi, d) Penggunaan
Lingkungan.
Dalam perkembangannya, media
pembelajaran mengikuti perkembangan
teknologi. Paparan beberapa ahli media
diatas merupakan penggolongan jenis-jenis
media yang biasa digunakan dalam kegiatan
belajar mengajar. Berdasarkan teori diatas,
penelitian ini mengembangkan media Yuán
Xíng Kă yang merupakan tergolong jenis
media grafis atau dua dimensi.
Manfaat Media Pembelajaran
Dalam pelaksanaan pembelajaran pasti
memerlukan media agar pembelajaran lebih
kondusif, banyak sekali manfaat apabila
dapat kita amati dan kita rasakan ketika
mengaplikasikan media pembelajaran
terhadap pelajaran yang kita ajarkan. Peran
media tentunya sangat bermanfaat untuk
kegiatan belajar mengajar.
Beberapa manfaat media pembelajaran
menurut Sudjana (2010:2) adalah: (a)
pembelajaran akan lebih menarik perhatian
siswa sehingga dapat menumbuhkan
motivasi belajar, (b) bahan pembelajaran
akan lebih jelas maknanya sehingga dapat
lebih dipahami oleh siswa dan
memungkinkan siswa menguasai tujuan
pembelajaran lebih baik, (c) metode
pembelajaran akan lebih bervariasi, tidak
semata-mata komunikasi verbal melalui
penuturan kata-kata oleh guru, sehingga
siswa tidak bosan dan guru tidak kehabisan
tenaga, apalagi bila guru mengajar untuk
setiap jam pelajaran, (d) siswa lebih banyak
melakukan kegiatan belajar, sebab tidak
hanya mendengarkan uraian guru, tetapi
juga aktivitas lain seperti pengamatan,
melakukan, mendemonstrasikan dan lain-
lain.
Disebutkan pula oleh Sadiman
(2010:17) manfaat media pembelajaran
adalah sebagai berikut: (a) memperjelas
penyajian pesan, (b) memperbesar perhatian
siswa, (c) meletakkan dasar-dasar yang
penting untuk perkembangan belajar siswa,
oleh karena itu membuat pelajaran lebih
mantap, (d) memberikan pengalaman nyata
yang dapat menumbuhkan kegiatan
berusaha sendiri di kalangan siswa, (e)
menumbuhkan pemikiran yang teratur dan
kontinyu, terutama melalui gambar hidup,
(f) membantu tumbuhnya pengertian yang
dapat membantu perkembangan
kemampuan berbahasa siswa, (g)
memberikan pengalaman yang tidak mudah
diperoleh dengan cara lain dan membantu
efisiensi dan keragaman yang lebih banyak
dalam belajar.
Dari paparan para ahli diatas, maka
dapat diambil kesimpulan manfaat dari
penggunaan media pembelajaran di dalam
proses belajar mengajar dapat mengarahkan
perhatian siswa sehingga menimbulkan
motivasi untuk belajar dan materi yang
diajarkan akan lebih jelas, cepat dipahami
sehingga dapat meningkatkan prestasi siswa.
Selain itu guru akan lebih terbantu dalam
menyampaikan pelajaran, tidak memakan
banyak tenaga sehingga tugas guru dapat
terselesaikan dengan mudah.
Kriteria Memilih Media Pembelajaran
Begitu banyak model dan jenis media
pembelajaran, tentunya media-media
tersebut bermacam-macam fungsi dan cara
penggunaanya. Jika seorang guru tidak
mempunyai pengetahuan tentang media
pembelajaran, maka akan timbul kesalahan
penggunaan dalam pengaplikasian media
Irine Cyntia Firdasari, S.Pd.: Pengembangan Media 圆形卡yuán Xíng Kă Bagi Penguasaan
Kosakata Tema Kehidupan Sekolah dalam Pembelajaran Bahasa Mandarin
37
pembelajaran sehingga timbul miss
communication antara guru dan siswa.
Apabila terjadi miss communication, maka
proses penuangan pesan yang diterima oleh
siswa dan proses penafsiran simbol-simbol
komunikasi pesan (encoding-decoding)
tersebut tidak terlaksana dengan baik. Siswa
menjadi tidak bersemangat dalam belajar,
akhirnya kegiatan belajar mengajar menjadi
tidak maksimal.
Menghindari hal tersebut, maka
seorang guru harus memiliki pengetahuan
tentang media pembelajaran. Selain
menggunakan, guru juga harus bisa
memaksimalkan kretivitas mengajarnya
dengan membuat media pembelajaran. Oleh
karena itu pengetahuan akan kriteria-kriteria
memilih media pembelajaran sangat penting
diketahui oleh seorang guru. Sudjana
(2010:4) mengungkapkan untuk
menciptakan pengajaran yang baik maka
perlu memperhatikan kriteria-kriteria
memilih media, yakni: (a) ketepatannya
dengan tujuan pengajaran, (b) dukungan
terhadap isi pelajaran, (c) kemudahan
memperoleh media, (d) keterampilan
guru dalam menggunakannya, (e) tersedia
waktu untuk menggunakannya, (f) sesuai
dengan taraf berpikir siswa.
Dengan mengetahui kriteria-kriteria
memilih media, maka seorang guru akan
dengan mudah mencari, memilih atau
membuat media yang diinginkan sesuai
dengan kebutuhan pelajaran yang diajarkan.
Guru semakin mudah mengajar, dan siswa
juga dimudahkan dalam mencerna pelajaran
yang sedang dipelajarinya.
Dalam pembelajaran bahasa Mandarin,
peneliti memandang media Yuán Xíng Kă
merupakan media yang tepat untuk
penguasaan kosakata bahasa Mandarin.
Dengan mengangkat topik pengenalan
kehidupan sekolah, yang merupakan
pelajaran yang sedang dipelajari oleh siswa
kelas X lintas minat SMA Negeri 2 Kota
Malang saat ini, ditambah kemudahan
memperoleh dan membuat media tersebut,
dan tidak memakan waktu yang banyak
dalam penggunaan media tersebut, maka
media Yuán Xíng Kă ini sesuai dengan
kriteria media yang dibutuhkan oleh siswa
kelas X lintas minat SMA Negeri 2 Kota
Malang.
Media Yuán Xíng Kă
Sesuai penjelasan Sudjana (2010:3)
Yuán Xíng Kă tergolong jenis media grafis
atau dua dimensi. Sesuai dengan namanya,
media Yuán Xíng Kă merupakan media
kartu berbentuk lingkaran dan dapat diputar-
putar. Media ini terdiri dari dua sisi
lingkaran, pada lingkaran sisi pertama
sebagai dasar, dan memiliki 6 sudut.
Memiliki diameter 30 cm, dan setiap
sudutnya memiliki besaran sudut 60 derajat.
Tema yang diangkat untuk media ini adalah
kehidupan sekolah. Tema ini sesuai dengan
Silabus Mandarin kelas X SMA, dan pada
saat itu tema sedang idajarkan di kelas.
Setiap sudut tersebut ditempeli gambar-
gambar sesuai sub tema yang diangkat.
Kemudian untuk lapisan kedua sebagai
penutup lapisan lingkaran pertama, namun
dipotong pada satu sudut sebesar 60 derajat
untuk memperlihatkan gambar. Lapisan
kedua ini juga memiliki diameter 30 cm.
Lapisan-lapisan lingkaran tersebut
kemudian ditumpuk dan direkatkan dengan
pin, paku atau mur kecil agar bisa diputar.
Media ini mengangkat tema tentang
kehidupan sekolah yang saat ini sedang
diajarkan di kelas X lintas minat SMA
Negeri 2 Kota Malang. Gambar 1 Desain Media Yuán Xíng Kă
a) Gambar lapisan belakang dilengkapi gambar.
Telaga Bahasa Vol 7 No 1 Juni 2019: 33-44
38
b) Gambar lapisan depan, menunjukkan petunjuk
soal.
Kosakata Mandarin
Dalam kosakata bahasa Mandarin,
kosakata disebut dengan 词 (cí) dan setiap
kosakatanya memiliki makna atau arti yang
berbeda. Kosakata bahasa Mandarin
tergolong rumit, dapat ditemukan pīnyīn
yang sama namun karakter yang berbeda,
misalnya zì (字) memiliki arti karakter
dengan zì (自) yang memiliki arti diri
sendiri.
Menurut Yuhua (2010:5) kosakata
memiliki phonetic yang digolongkan
menjadi 2 yaitu (a) 声母 (shēngmŭ) atau
konsonan, komponennya yakni b, p, m, f, l,
d, t, n, l, g, k, h, selanjutnya (b) 韵母
(yùnmŭ) atau vokal, komponennya yakni a,
o, e, i, u, ü, ai, ei, ao, ou, en, ie, uo, an, ang,
ing, iou (-iu). Setiap kosakata bahasa
Mandarin mempunyai 5 jenis 声调
(shēngdiào) atau nada, yang merupakan
penentu dalam menentukan arti atau makna.
Jika pengucapan terdapat kesalahan 声调
(shēngdiào), 声母 (shēngmŭ), 韵母 (yùnmŭ)
maka akan berbeda makna sehingga terjadi
miss communication.
Pembelajaran Bahasa Mandarin di SMA
Negeri 2 Malang
Pembelajaran bahasa Mandarin tidak
digolongkan dalam mata pelajaran wajib,
Kementerian Pendidikan dan kebudayaan
(2013:175) memaparkan pembelajaran
bahasa Mandarin termasuk dikategorikan
dalam mata pelajaran peminatan. Mata
pelajaran peminatan diberikan pada kelas X,
XI dan XII. Sesuai dengan kurikulum saat
ini yakni K-13, mata pelajaran peminatan
memiliki Kompetensi Dasar yang berbeda
sesuai jenjang kelas masing-masing. tujuan
dari pembelajaran bahasa Mandarin untuk
SMA sendiri adalah menghasilkan pelajar
yang mempunyai kemampuan dasar dalam
komunikasi lisan dan tulis, diharapkan dapat
berkomunikasi dengan penutur bahasa
Mandarin dalam kehidupan sehari-hari
dengan topik percakapan sederhana (Sutami,
2010:10).
Pembelajaran bahasa Mandarin di kelas
X lintas minat ini terdapat satu kali
pertemuan dalam satu minggu, dan dalam
setiap pertemuannya berlangsung sekitar 2
jam. Sesuai dengan kebijakan Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan, pembelajaran
bahasa Mandarin di SMA Negeri 2 Kota
Malang menggunakan Kurikulum 2013,
sehingga dalam pengaplikasian
pembelajarannya menyesuaikan
Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar.
Pembelajaran bahasa Mandarin di kelas X
lintas minat saat ini telah menginjak
semester 2, sehingga masuk pada topik
kehidupan sekolah. Hal ini sesuai dengan
penelitian yang akan dilaksanakan oleh
peneliti.
METODE
Penelitian ini menggunakan model
penelitian dan pengembangan Research and
Development (R&D) dari Sugiyono karena
sesuai dengan tujuan penelitian yang hendak
dicapai oleh peneliti. Untuk menghasilkan
produk tertentu, maka digunakan penelitian
yang bersifat analisis kebutuhan dan untuk
menguji masyarakat luas, maka diperlukan
penelitian untuk menguji kefektifan produk
tersebut. Adapun bagan langkah-langkah
penelitian dan pengembangan menurut
Sugiyono yang telah dimodifikasi oleh
peneliti dapat dilihat pada Gambar 2.
Irine Cyntia Firdasari, S.Pd.: Pengembangan Media 圆形卡yuán Xíng Kă Bagi Penguasaan
Kosakata Tema Kehidupan Sekolah dalam Pembelajaran Bahasa Mandarin
39
Gambar 2 Langkah-langkah penggunaan
Metode Research and Development
penelitian Yuán Xíng Kă
Sumber: Sugiyono (2013, hlm. 408)
Instrumen penelitian yang digunakan
adalah berupa lembar angket dan lembar
observasi. Sesuai dengan bagan langkah-
langkah penelitian dan pengembangan
menurut Sugiyono, penelitian ini berangkat
dari potensi dan masalah. Tanpa adanya
potensi masalah maka tidak dapat
melakukan penelitian. Peneliti mencari
potensi dan masalah yang dirasa perlu
diteliti terutama terkait media
pengembangan untuk penguasaan kosakata
bahasa Mandarin bagi siswa kelas X lintas
minat di SMA Negeri 2 Kota Malang ini
dengan cara observasi di lapangan. Dalam
langkah penelitian ini, peneliti melakukan
observasi pada saat KPL di SMA Negeri 2
Malang dan sasaran peneliti adalah kelas X
lintas minat yang berjumlah 10 siswa.
Berdasarkan hasil observasi di SMA Negeri
2 Kota Malang, diketahui bahwa memiliki
masalahnya yakni siswa masih kesulitan
dalam menguasai kosakata bahasa
Mandarin, tidak semua siswa memiliki
aplikasi smartphone yang memudahkan
belajar bahasa Mandarin, ketika guru
mengajar, sebagian siswa masih kurang
memperhatikan dan banyak yang masih
mengobrol sendiri, mengantuk dan ada pula
yang tidak memperhatikan, ketika diberi
tugas rumah, siswa sering tidak
mengerjakan, siswa lebih aktif dan semangat
ketika pembelajaran bernuansa permainan.
Siswa kurang dilatih untuk membuat kalimat
baru dari kosakata yang telah dipelajari dan
kurang dalam penerapannya. Hal ini tidak
bagus untuk penguasaan kosakata bahasa
Mandarin.
Tahap selanjutnya adalah proses
pengumpulan data. Peneliti melakukan
pengumpulan data dengan cara melakukan
observasi dan wawancara singkat. Peneliti
melakukan wawancara singkat dengan
beberapa siswa dan guru di kelas X lintas
minat. Dari hasil observasi dan wawancara,
peneliti dapat menyimpulkan bahwa
pembelajaran bahasa Mandarin di kelas X
memang kekurangan media pembelajaran,
sehingga menjadikan siswa mengalami
kesulitan, malas dalam belajar dan lambat
dalam menguasai kosakata bahasa
Mandarin. Sikap siswa akan positif apabila
media pembelajaran bahasa Mandarin di
kelas memadai. Data yang didapat dari hasil
observasi tersebut kemudian akan
dikumpulkan dan digunakan sebagai acuan
dalam pembuatan desain produk agar sesuai
dengan kebutuhan siswa.
Pada tahap desain produk, peneliti
mendesain produk dengan cara
mengembangkan media Circullar Card.
Peneliti mengembangkan produk sesuai
hasil pengambilan data melalui langkah
pengumpulan data.
Langkah selanjutnya peneliti
melakukan validasi kepada para ahli media
dan ahli materi. Apabila dirasa masih kurang
dan perlu adanya perbaikan pada media ini,
maka akan segera dilakukan penyempurnaan
baik dari perspektif materi maupun
penyempurnaan dari perspektif media
sendiri. Validasi desain akan diujikan dan
peneliti meminta penilaian dari para ahli
yang memang ahli dibidangnya. Seperti
dosen ahli bidang media serta dosen ahli
materi yang menunjang penelitian ini.
Dengan meminta validasi kepada para ahli,
maka dapat diketahui kelemahannya serta
akan semakin memperkuat kualitas media
ini. Setelah melakukan validasi kepada para
ahli, maka tahap revisipun segera
dilaksanakan demi mendapatkan media yang
diinginkan dan sesuai dengan kebutuhan
lapangan. Kemudian setelah produk
sempurna dalam proses validasi dan revisi,
Potensi
dan
masalah
Pengumpulan
Data
Revisi
Produk
Produk Akhir
Desain
Produk
Telaga Bahasa Vol 7 No 1 Juni 2019: 33-44
40
Keterangan :
P : Skor yang dicari
X : Jumlah skor yang diperoleh
dari responden
Xi : Jumlah keseluruhan nilai ideal
dalam satu item
100 : Bilangan konstan
Keterangan :
P : Skor yang dicari
∑x : Jumlah keseluruhan jawaban
responden dalam seluruh item
∑xi : Jumlah keseluruhan nilai ideal
dalam satu item (didapat dengan
mengkalikan 4 sebagai skor
maksimal).
100 : Bilangan konstan
maka produk siap diuji cobakan kepada
siswa kelas X lintas minat.
Analisis penelitian ini menggunakan
pendekatan campuran yakni kualitatif serta
didukung kuantitatif. Data kualitatif
diperoleh dari komentar dan saran ahli
media ahli materi, analisis hasil angket
subjek uji coba, dan hasil observasi uji coba
lapangan. Analisis kuantitatif dilakukan
pada angket ahli media dan ahli materi yang
berasal dari tabel penilaian, dan skor
dihitung berdasarkan kriteria penskoran.
Adapun kriteria penskoran untuk angket
tertutup dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:
Sangat Setuju : 4
Tidak Setuju : 2
Setuju : 3
Sangat tidak Setuju : 1
Penghitungan kuantitatif menggunakan
rumus pengolah data dari Arikunto
(2013:272). Kemudian untuk setiap item
pernyataan akan dihitung menggunakan
rumus pengolah data per item, adapun
rumusnya sebagai berikut :
1. Rumus untuk mengolah data per item.
X
P = x 100%
Xi
Setelah pernyataan per item telah
berhasil dihitung, kemudian akan dicari data
per kelompok item dan keseluruhan item.
Adapun rumusnya sebagai berikut :
2. Rumus untuk mengelola data per
kelompok item dan keseluruhan item.
∑x
P = x 100%
∑xi
Setelah berhasil mendapatkan hasil skor
keseluruhan item, maka dapat ditentukan
kesimpulan validasi yang telah dicapai
menggunakan kriteria keberhasilan dengan
pedoman interpretasi hasil yang
dikemukakan oleh Arikunto (2013:281).
Adapun tabel 1 kriteria validasi skor adalah
sebagai berikut : Tabel 1 Kriteria Validasi Skor
Sumber: Arikunto (2013, hlm. 281)
Untuk data dari siswa, pernyataan per
item dijabarkan berdasarkan jumlah
responden yang memberikan penilaian
sesuai kolom penilaian. Data yang diperoleh
dari angket siswa kemudian dianalisis dan
dijabarkan secara deskriptif kualitatif.
Data hasil observasi dianalisis secara
deskriptif kualitatif. Yang mencakup tentang
perilaku siswa, kondisi dikelas saat
dilakukan uji coba permainan Yuán Xíng
Kă , hingga keantusiasan siswa saat
memainkan media pembelajaran Yuán Xíng
Kă . Dan dipaparkan secara deskriptif
kualitatif, agar penelitian semakin baik
berdasarkan varian data yang didapatkan.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil Analisis Data Validasi Media dan
Materi
Media Yuán Xíng Kă telah melewati
tahap validasi media. Ahli media dalam
penelitian ini adalah seorang dosen
Universitas Negeri Malang yang bernama
Protentase (%) Kriteria validasi
80-100 Sangat Valid
66-79 Valid
56-65 Cukup Valid
40-55 Kurang Valid
30-39 Tidak Valid
Irine Cyntia Firdasari, S.Pd.: Pengembangan Media 圆形卡yuán Xíng Kă Bagi Penguasaan
Kosakata Tema Kehidupan Sekolah dalam Pembelajaran Bahasa Mandarin
41
Robby Yunia Irawan, M.Pd. Berdasarkan
hasil analisis data, dapat diketahui bahwa P
atau skor secara keseluruhan sejumlah 82%.
Berdasarkan kriteria validasi Arikunto
(2013:281) skor validasi media yang
diperoleh untuk penelitian ini adalah sangat
valid, sehingga dapat disimpulkan bahwa
media Yuán Xíng Kă tersebut disetujui dan
sangat layak untuk digunakan sebagai media
pembelajaran bahasa Mandarin. Data yang
menunjukkan hasil validasi media tersaji
dalam Tabel 2 :
Tabel 2 Hasil Angket Validasi Ahli Media
Peneliti melakukan validasi materi
kepada dosen bahasa Mandarin Universitas
Negeri Malang yakni Lulu. Penilaian pada
saat validasi media Yuán Xíng Kă meliputi
penulisan Hànyŭ Pīnyīn dari petunjuk soal,
kebahasaan, penggunan metode
pembelajaran, serta kesesuaian media
terhadap tema pembelajaran. Berdasarkan
analisis data, dapat diketahui bahwa P atau
skor secara keseluruhan sejumlah 83%.
Berdasarkan kriteria validasi Arikunto
(2013:281) skor validasi materi yang
diperoleh untuk penelitian ini adalah sangat
valid, sehingga dapat disimpulkan bahwa
media Yuán Xíng Kă sangat valid dan layak
digunakan sebagai media pembelajaran
bahasa Mandarin. Data yang menunjukkan
hasil validasi materi tersaji dalam Tabel 3:
No
Pernyataan
Penilaian
X
X1
(%)
SS S TS STS 4 3 2 1
Media Yuán Xíng Kă
1. Visualisasi gambar jelas. √ 4 4 100%
2. Tata letak gambar tepat. √ 3 4 75%
3. Pembagian sudut proporsional. √ 3 4 75%
4. Pemilihan warna menarik. √ 3 4 75%
5. Kualitas gambar yang
digunakan baik.
√ 3 4 75%
6. Ukuran lingkaran tepat 30 cm. √ 3 4 75%
7. Gambar sesuai dengan
kosakata.
√ 3 4 75%
8. Jenis dan ukuran font Yuán
Xíng Kă sudah sesuai.
√ 4 4 100%
9. Media menarik untuk siswa
kelas X SMA.
√ 4 4 100%
Buku Petunjuk Media
10. Ukuran buku petunjuk sudah
proporsional.
√ 3 4 75%
11. Ukuran font buku petunjuk
sudah sesuai.
√ 3 4 75%
12. Pemilihan warna menarik. √ 3 4 75%
13. Desain buku petunjuk menarik. √ 3 4 75%
14. Penyusunan buku petunjuk
sesuai dengan langkah
permainan.
√ 4 4 75%
ΣX 46
ΣX1 56
P 82%
Telaga Bahasa Vol 7 No 1 Juni 2019: 33-44
42
Tabel 3 Hasil Angket Validasi Ahli Materi
Adapun beberapa kritik dan saran
dari ahli materi adalah sebagai berikut : (a)
想法很好 (metode yang digunakan sangat
bagus), (b) 如果便用简单的字卡,可不可以有汉字和拼音,让学生译成印尼,
可以大家一起做游戏, 也可以复习用
(jika menggunakan kartu kartu kata
sederhana, menggunakan penulisan Hànzi
dan Pīnyīn, digunakan untuk permainan
secara bersama, juga digunakan untuk
review), (c) 小组练习时,要求每个人都有练习,如果任务给整组, 会有人没得练 (latian untuk kelompok kecil, tiap siswa
membutuhkan latihan, jika untuk seluruh
kelompok, bisa ada siswa tidak ikut
mengerjakan latihan), (d) 练习的卡片可以支换小组重复便用 (tiap kelompok saling
bertukar media kartu gambar).
Hasil Analisis Data Subjek Uji Coba
Lapangan
Data Hasil Angket Uji Coba Lapangan
Uji coba lapangan telah dilakukan pada
10 Mei 2016 di kelas X Lintas Minat SMA
Negeri 2 Kota Malang dengan jumlah siswa
10 orang. Uji coba lapangan yang dilakukan
berhasil mendapatkan data angket.
Berdasarkan paparan analisis dari
butir-butir pernyataan angket, dapat
disimpulkan bahwa media Yuán Xíng Kă
ini sangat menarik bagi siswa karena
sebagian besar belum pernah ada yang
menggunakannya, siswa merasa senang,
tertarik dan mudah menggunakan media ini.
Motivasi belajar siswa meningkat dan siswa
terbantu dalam menguasai kosakata bahasa
Mandarin. Siswa menjadi lebih aktif dan
memberikan respon positif terhadap
pembelajaran bahawa Mandarin, sehingga
media Yuán Xíng Kă merupakan media
序号
评价内容
评价级别
X
X1
(%)
SS S TS STS
4 3 2 1
1. 语言通俗易懂。 √ 4 4 100%
2. 词跟课是对应的。 √ 3 4 75%
3. 生词跟学生生活的题目
合适。
√ 3 4 75%
4. 词汇量足够。 √ 2 4 50%
5. 在关于汉语拼音写是
全。
√ 3 4 75%
6. 媒体在教学中的使用简
单方便。
√ 3 4 75%
7. 准确选择的图。 √ 3 4 75%
8. 媒体是学习更有趣。 √ 4 4 100%
9. 教学的媒体跟课程是合
适。
√ 4 4 100%
10. 教学很容易了解。 √ 4 4 100%
11. 用小组方法做学生好学
习。
√ 3 4 75%
12. 用这媒体帮助学生学生
词很容易。
√ 4 4 100%
ΣX 40
ΣX1 48
P 83%
Irine Cyntia Firdasari, S.Pd.: Pengembangan Media 圆形卡yuán Xíng Kă Bagi Penguasaan
Kosakata Tema Kehidupan Sekolah dalam Pembelajaran Bahasa Mandarin
43
yang layak digunakan sebagai media
pembelajaran. Tabel 4 merupakan paparan
data angket hasil uji coba lapangan media
Yuán Xíng Kă pada siswa :
Tabel 4 Hasil Angket Siswa
No
Pernyataan
Total Jawaban Ya Total Jawaban Tidak
1. Saya belum pernah menggunakan media Yuán
Xíng Kă sebelumnya.
7 3
2. Saya senang belajar bahasa Mandarin dengan
menggunakan media ini.
10 -
3. Media Yuán Xíng Kă membantu saya menguasai
kosakata bahasa Mandarin.
10 -
4. Saya tertarik menggunakan media Yuán Xíng Kă
ini.
10 -
5. Media ini meningkatkan motivasi belajar bahasa
Mandarin saya.
10 -
6. Media ini sangat menarik dan mudah digunakan. 10 -
7. Petunjuk soal efektif melatih saya menguasai
kosakata bahasa Mandarin.
10 -
8. Saya mengerjakan soal dengan mudah. 9 1
Data Hasil Observasi Uji Coba
Lapangan
Selain menggunakan angket, peneliti
juga melakukan observasi dengan
mengikutsertakan dua orang observer yang
berkompeten. Terdapat 10 butir pertanyaan
yang digunakan dalam observasi kelas saat
uji coba produk. Pertanyaan memuat
tentang mulai dari proses pembukaan awal
kegiatan belajar mengajar, respon siswa,
kondisi kelas, penjelasan media kepada
siswa, hingga proses penutupan kegiatan
belajar mengajar. Data berupa hasil
observasi ini digunakan sebagai data
penunjang dan untuk melihat respon siswa
terhadap media Yuán Xíng Kă serta kodisi
kelas pada pembelajaran bahasa Mandarin.
Berdasarkan paparan analisis dari
butir-butir pertanyaan observasi, dapat
disimpulkan bahwa media Yuán Xíng Kă
ini sangat menarik bagi siswa. Kelas
menjadi kondusif saat siswa menggunakan
media dan siswa menjadi lebih aktif serta
memberikan respon positif terhadap
pembelajaran bahasa Mandarin, sehingga
media Yuán Xíng Kă merupakan media
yang layak digunakan sebagai media
pembelajaran.
PENUTUP
Media yang peneliti kembangkan
memuat kartu kata hànzi dan pīnyīn sebagai
pelatihan kosakata lebih lanjut. Produk
Yuán Xíng Kă ini memiliki kelebihan, yaitu
a) dapat digunakan sebagai alternatif media
pembelajaran untuk penguasaan kosakata
pada pembelajaran kehidupan sekolah, b)
desain media menggunakan warna yang
mencolok, gambar yang jelas, bentuk yang
unik sehingga terkesan menarik, c) media
ini merangsang motivasi siswa untuk
belajar dan menguasai kosakata bahasa
Mandarin, d) media ini membuat siswa
lebih aktif untuk bekerja sama dalam
kelompok-kelompok belajar, e) melatih
siswa untuk mengembangkan kosakata
yang sedang dipelajari.
Produk media yang telah dihasilkan
oleh peneliti telah melalui tahap validasi
oleh beberapa ahli, diperoleh prosentase
sebesar 82%, dan dinyatakan produk ini
dalam kualifikasi sangat valid. Ahli materi
juga menilai produk Yuán Xíng Kă
sehingga diperoleh prosentase sebesar 83%,
sehingga masuk dalam kriteria sangat valid.
Hasil data angket dan observasi uji
coba lapangan secara deskriptif kualitatif
Telaga Bahasa Vol 7 No 1 Juni 2019: 33-44
44
juga menunjukkan respon positif terhadap
media ini, hampir seluruh siswa tertarik dan
merasa terbantu dalam menguasai kosakata
bahasa Mandarin. Artinya, media Yuán
Xíng Kă memberikan banyak manfaat bagi
siswa dan sesuai dengan pendapat Sudjana
(2010:2) bahwa (a) pembelajaran akan lebih
menarik perhatian siswa sehingga dapat
menumbuhkan motivasi belajar, (b) metode
pembelajaran akan lebih bervariasi, (d)
siswa lebih banyak melakukan kegiatan
belajar. Produk ini tidak bisa digunakan
melalui komputer. Pengembang selanjutnya
disarankan dapat mengembangkan media
ini kedalam perangkat komputer, sehingga
lebih menarik lagi dalam penggunaanya.
Namun demikian, media Yuán Xíng Kă
juga memiliki kekurangan, yaitu tema yang
diangkat hanya tentang kehidupan sekolah,
media tidak bisa dimainkan melalui
komputer sehingga harus dimainkan secara
manual. Oleh sebab itu, akan lebih baik jika
peneliti selanjutnya dapat
mengembangkannya lagi.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto,S. (2013). Dasar-Dasar Evaluasi
Pendidikan. Jakarta: PT.Bumi
Aksara.
Arsyad, A. (2014). Media Pembelajaran.
Jakarta: PT.Raja Grafindo Persada.
Asnawir & Usman.. (2003). Media Pendidikan,
Pengertian, Pengembangan dan
Pemanfaatannya. Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada.
Dirjen Pendidikan Menengah. (2013).
Kurikulum 2013 Kompetensi Dasar
SMA atau MA. Jakarta:
Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan RI.
Ibrahim, R.. & Syaodih,N.S. (2003).
Perencanaan Pengajaran. Jakarta:
PT.Asdi Mahasatya.
Khadir, A. Fauzi, A.dkk. (2012). Dasar-
dasar Pendidikan. Jakarta: Kencana
Prenada Media Group.
Khanifatul.2013.Pembelajaran Inovatif.
Jogjakarta:Ar-Ruzz Media.
Sadiman, S.A. (2011). Interaksi &
Motivasi Belajar mengajar. Jakarta:
PT Grafindo Persada.
Sudjana, N. Rivai, A. (2010). Media
Pengajaran. Bandung: Sinar Baru
Algesindo Sebelas Maret Press.
Sugiyono. (2013). Metode Penelitian
Pendidikan (Pendekatan,
Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D).
Bandung: Alfbeta.
Yuhua, K. Siping, L. (2010). Hànyŭ Huì Huà
301 Cí. Beijing: Beijing Language and
Culture University Press.
Sutami, H. (2010). Kekhasan Pengajaran
Bahasa Mandarin di Indonesia.
Makalah disajikan pada Seminar
Bahasa Tionghoa:Problema
Penguasaannya dan Perannya
Dalam Bisnis Internasional, Jakarta,
22 Juni 2010. Dalam Jurnal wacana
FIB UI, (Online),
http://www.journal.ui.ac.id, diakses
3 Juni 2016.