pengembangan lembar kerja siswa berbasis karakter

244
PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA BERBASIS KARAKTER DAN KEBENCANAAN SEBAGAI BAHAN AJAR IPS KELAS VIII MATERI LINGKUNGAN HIDUP DI SMPN KABUPATEN SEMARANG SKRIPSI Untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Geografi Oleh : Himmatul Amanah NIM. 3201409097 JURUSAN GEOGRAFI FAKULTAS ILMU SOSIAL UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2013

Upload: vankhanh

Post on 18-Jan-2017

260 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA BERBASIS KARAKTER

i

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA BERBASIS

KARAKTER DAN KEBENCANAAN SEBAGAI

BAHAN AJAR IPS KELAS VIII MATERI

LINGKUNGAN HIDUP DI SMPN

KABUPATEN SEMARANG

SKRIPSI

Untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Geografi

Oleh :

Himmatul Amanah

NIM. 3201409097

JURUSAN GEOGRAFI

FAKULTAS ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

2013

Page 2: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA BERBASIS KARAKTER

ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING

Skripsi ini telah disetujui oleh pembimbing untuk diajukan ke Sidang Panitia

Ujian Skripsi Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Semarang pada:

Hari :

Tanggal :

Pembimbing I

Dr. Purwadi Suhandini, S.U.

NIP. 19471103 197501 1 001

Pembimbing II

Drs. Tukidi, M.Pd.

NIP. 19540310198303 1 002

Mengetahui,

Ketua Jurusan Geografi

Drs. Apik Budi Santoso, M.Si

NIP. 19620904 198901 1 001

Page 3: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA BERBASIS KARAKTER

iii

PENGESAHAN KELULUSAN

Skripsi ini telah dipertahankan di depan Sidang Panitia Ujian Skripsi Fakultas

Ilmu Sosial, Universitas Negeri Semarang pada:

Hari :

Tanggal :

Penguji Utama

Drs. Sunarko, M.Pd.

NIP. 19520718 198003 1 003

Penguji I

Dr. Purwadi Suhandini, S.U.

NIP. 19471103 197501 1 001

Penguji II

Drs. Tukidi, M.Pd.

NIP. 19540310198303 1 002

Mengetahui,

Dekan Fakultas Ilmu Sosial

Dr. Subagyo, M.Pd

NIP. 19510808 198003 1 003

Page 4: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA BERBASIS KARAKTER

iv

PERNYATAAN

Saya menyatakan bahwa yang tertulis di dalam skripsi ini benar-benar hasil karya

sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain, baik sebagian atau seluruhnya.

Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat di dalam skripsi ini dikutip atau

dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.

Semarang, 21 Juni 2013

Himmatul Amanah

NIM. 3201409097

Page 5: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA BERBASIS KARAKTER

v

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO:

Sesungguhnya Allah tidak akan merubah keadaan

suatu kaum sehingga mereka merubah keadaan yang

ada pada diri mereka sendiri (Q.S Ar Ra’d ayat 11)

Keep SPIRIT…. Berjuang sampai akhir… Pasti ada

kemudahan setelah kesulitan. Jalani setiap proses

yang ada, pasti akan membuahkan hasil yang

maksimal (Himmatul Amanah)

PERSEMBAHAN

Dengan rasa syukur kepada Allah SWT atas segala karunia-

Nya skripsi ini kupersembahkan untuk:

1) Abahku Drs. Ali Maksum, MM. (Alm) dan Ibuku Sri

Syafa’atun S.Pdi., atas nasehat, petuah dan dukungannya

yang selalu menjadi sumber inspirasi serta semangat yang

mengalir dalam darahku selama ini. Terimakasih untuk

amanah dari abah yang selalu aku pegang teguh sebagai

sebuah kepercayaan paling tinggi. Untuk ibuku, wanita

terhebat dalam hidupku yang berjuang seorang diri dan

dengan doanya mengantarkanku hingga sejauh ini.

2) Ketiga adikku Laily Ummi Afwina Ali, Arifani Umami Ali,

dan Akhmad Zahid Maksum yang menjadi sumber

semangatku untuk berjuang sampai akhir.

3) Seluruh keluargaku yang menanti kelulusanku dan

mendoakanku untuk menjadi manusia sukses.

4) Sahabatku Ayib, Ummu, Merien, Nata, Sri Jhon, Isna,

Mbk Eka, Faizah, Anif, Leli, Ana, Dek Ummi, Ayum,

Deasy H, Dhimas yang udah designin LKSku, teman-

taman Black Hole (terimakasih buat pengalaman muncak

gunungnya) dan seluruh teman-teman Pend. Geo ‘09.

5) Almamaterku.

Page 6: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA BERBASIS KARAKTER

vi

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur senantiasa penulis haturkan kehadirat Allah SWT

yang telah melimpahkan rahmat, taufik, dan hidayah-Nya sehingga penulisan

skripsi dengan judul “Pengembangan Lembar Kerja Siswa Berbasis Karakter dan

Kebencanaan sebagai Bahan Ajar IPS Kelas VIII Materi Pokok Lingkungan

Hidup di SMPN Kabupaten Semarang” dapat terselesaikan.

Skripsi ini disusun guna memenuhi persyaratan memperoleh gelar

Sarjana Pendidikan pada Universitas Negeri Semarang. Penulis menyadari bahwa

di dalam penyusunan skripsi ini tidak lepas dari bantuan, dorongan dan bimbingan

dari berbagai pihak, oleh karena itu dengan penuh kerendahan hati penulis

mengucapkan terima kasih kepada:

1. Prof. Dr. Fathur Rokhman, M.Hum, Rektor Universitas Negeri Semarang

yang telah mengijinkan penulis untuk menempuh studi di Universitas Negeri

Semarang.

2. Dr. Subagyo, M.Pd, Dekan Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri

Semarang yang telah memberikan fasilitas yang memungkinkan penulis

melakukan penelitian ini.

3. Drs. Apik Budi Santoso, M.Si, Ketua Jurusan Geografi Universitas Negeri

Semarang yang telah memberikan pelayanan dan fasilitas yang

memungkinkan penulis melakukan penelitian ini.

4. Dr. Purwadi Suhandini, S.U, Dosen Pembimbing I yang telah banyak

memberikan pengarahan dan bimbingan dalam penyusunan skripsi ini.

5. Drs. Tukidi, M.Pd, Dosen Pembimbing II yang telah banyak memberikan

pengarahan dan bimbingan dalam penyusunan skripsi ini.

6. Drs. Sunarko, M.Pd, Dosen Penguji Utama yang telah memberikan koreksi

dan pengarahan dalam penyempurnaan skripsi ini.

7. Dr. Eva Banowati, M.Si, Dr. Juhadi, M.Si, Prof. Dr. Dewi Liesnoor, M.Si,

Drs. Suroso, M.Si, Drs. Apik Budi Santoso, M.Si. sebagai tim ahli yang

memvalidasi LKS berbasis karakter dan kebencanaan sehingga bisa

memperbaiki banyak kekurangan LKS yang penulis buat.

Page 7: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA BERBASIS KARAKTER

vii

8. Ana Prastiwi, S.Pd, Siti Nur Indriyati, S.Pd, Antonius Subiyanto, S.Pd, dan

Endang S, S.Pd. sebagai guru pengajar mata pelajaran IPS yang memvalidasi

LKS berbasis karakter dan kebencanaan.

9. Seluruh Dosen dan Karyawan Jurusan Geografi atas ilmu yang telah

diberikan selama menempuh perkuliahan serta bantuan dan motivasi yang

telah diberikan selama ini.

10. Kepala Sekolah, Guru, dan Staf SMP Negeri 1 Ungaran, SMP Negeri 2

Ungaran, SMP Negeri 3 Ungaran dan SMP Negeri 4 Ungaran Kabupaten

Semarang yang telah memberikan izin dalam penelitian ini serta

kerjasamanya.

11. Keluarga besar mahasiswa Pendidikan Geografi 2009, yang telah

memberikan motivasi, semangat dan bantuan kepada penulis dalam penulisan

skripsi ini, serta kenangan yang indah selama masa kuliah.

12. Keluarga besar Dian Ratna Kos dan Brata Sejati Kos yang memberikan

kenangan dan pengalaman selama aku tinggal saat kuliah.

13. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, terima kasih atas

dukungan serta bantuannya baik secara langsung maupun tidak langsung.

Semoga segala bantuan dan bimbingan yang telah diberikan menjadi amal

kebaikan. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, maka

dari itu kritik dan saran yang sifatnya membangun dari berbagai pihak sangat

diharapkan guna kelengkapan dan kesempurnaan skripsi ini.

Akhir kata semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis sendiri

khususnya dan berguna bagi pembaca pada umumnya.

Semarang, 12 Juni 2013

Penulis

Page 8: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA BERBASIS KARAKTER

viii

SARI

Himmatul Amanah. 2013. Pengembangan Lembar Kerja Siswa Berbasis

Karakter dan Kebencanaan sebagai Bahan Ajar IPS Kelas VIII Materi Pokok

Lingkungan Hidup di SMPN Kabupaten Semarang. Skripsi. Jurusan Geografi.

Fakultas Ilmu Sosial. Universitas Negeri Semarang.

Kata kunci: Bahan Ajar, Lembar Kerja Siswa (LKS), Karakter,

Kebencanaan.

Pengembangan Lembar Kerja Siswa yang dipadukan dengan prinsip-

prinsip karakter dan kebencanaan diharapkan dapat meningkatkan aktifitas siswa

dalam belajar dan penggunaannya dalam pembelajaran IPS dapat membantu guru

untuk membentuk karakter siswa dan rasa peduli terhadap bencana yang terjadi di

sekitar mereka. Disamping itu LKS juga diharapkan dapat mengembangkan

ketrampilan proses, meningkatkan aktifitas siswa dan dapat mengoptimalkan hasil

belajar. Pengembangan LKS oleh guru dirasa sangat penting untuk

meningkatankan kualitas pendidikan di Indonesia. Melihat pada tingkat SMP,

dibutuhkan keaktifan siswa dalam pendalaman materi, dengan pengembangan

LKS yang dirancang secara inovatif dan menarik minat belajar siswa maka akan

meningkatkan partisipasi dan pemahaman siswa dalam materi yang disampaikan.

Tujuan penelitian ini adalah: “Untuk menghasilkan LKS berbasis karakter dan

kebecanaan materi pelajaran Lingkungan Hidup yang sesuai standar BSNP dan

layak digunakan dalam proses belajar mengajar IPS kelas VIII di SMP Negeri

Kabupaten Semarang”.

Metode Penelitian yang digunakan adalah metode penelitian dan

pengembangan (Reseacrh and Development/R&D). Metode penelitian dan

pengembangan adalah metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan

produk tertentu, dan menguji keefektifan produk tersebut. Penelitian ini

mempunyai subyek penelitian yaitu LKS di SMPN 1 Ungaran, LKS di SMPN 2

Ungaran, LKS di SMPN 3 Ungaran dan LKS di SMPN 4 Ungaran. Data

dikumpulkan dengan menggunakan instrumen penelitian yang dikembangkan

peneliti berpedoman pada instrumen BSNP. Instrumen penelitian ini meliputi:

angket penilaian LKS berbasis karakter dan kebencanaan untuk dosen, angket

penilaian LKS berbasis karakter dan kebencanaan untuk guru, angket penilaian

LKS berbasis karakter dan kebencanaan untuk siswa. Data penelitian dianalisis

dengan teknik deskriptif persentase.

Penelitian ini menghasilkan LKS berbasis karakter dan kebecanaan materi

pelajaran Lingkungan Hidup yang sesuai standar BNSP untuk proses belajar

mengajar IPS kelas VIII di SMP Negeri Kabupaten Semarang. Dari keseluruhan

uji coba pada tim ahli (expert), guru, dan siswa dapat ditarik kesimpulan bahwa

LKS berbasis karakter dan kebencanaan layak digunakan dalam sistem

pembelajaran dengan rincian sebagai berikut: (1) LKS berbasis karakter dan

kebencanaan yang dibuat oleh peneliti dinyatakan layak dengan persentase rata-

rata dari tim ahli (expert) sebesar 84.57%, (2) LKS berbasis karakter dan

kebencanaan yang dibuat oleh peneliti dinyatakan layak dengan persentase rata-

rata dari guru sebesar 86.58%. (3) LKS berbasis karakter dan kebencanaan yang

dibuat oleh peneliti dinyatakan layak oleh siswa dari SMPN 1 Ungaran, SMPN 2

Page 9: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA BERBASIS KARAKTER

ix

Ungaran, SMPN 3 Ungaran dan SMPN 4 Ungaran dengan persentase rata-rata

sebesar 84.72%.

Saran yang diajukan dalam penelitian ini sebagai berikut: (1) Hasil dari

penelitian dan pengembangan ini bisa dikembangkan pada mata pelajaran lainnya

maupun materi pokok lain yang mempunyai karakteristik sama dengan materi

pada LKS yang sudah dikembangkan peneliti. (2) Bahan ajar yang digunakan

dalam sistem pembelajaran khususnya LKS sebaiknya disesuaikan dengan standar

BSNP untuk memperoleh kelayakan dari LKS tersebut. (3) Guru bisa

mengembangkan LKS pada tiap KD dengan basis karakter dan kebencanaan

sesuai dengan kebutuhan pembelajaran itu sendiri. (4) Bagi siswa, diharapkan

LKS berbasis karakter dan kebencanaan bisa meningkatkan kreatifitas dan

aktivitas belajar siswa, meningkatkan karakter bangsa dan menambah wawasan

kebencanaan.

Page 10: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA BERBASIS KARAKTER

x

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL .............................................................................. i

PERSETUJUAN PEMBIMBING ......................................................... ii

PENGESAHAN KELULUSAN ............................................................. iii

PERNYATAAN ..................................................................................... iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN .......................................................... v

KATA PENGANTAR ............................................................................ vi

SARI ........................................................................................................ viii

DAFTAR ISI ........................................................................................... x

DAFTAR TABEL ................................................................................... xii

DAFTAR GAMBAR .............................................................................. xiii

DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................... xiv

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ........................................................... 1

B. Rumusan Masalah ..................................................................... 8

C. Tujuan penelitian ...................................................................... 8

D. Manfaat Penelitian ................................................................... 8

E. Penegasan Istilah ....................................................................... 9

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Lembar Kerja Siswa (LKS) ...................................................... 11

B. Karakter ..................................................................................... 19

C. Kebencanaan ............................................................................. 32

D. Bahan Ajar ................................................................................ 42

E. Lingkungan Hidup .................................................................... 46

F. Kerangka Pikir Penelitian .......................................................... 59

Page 11: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA BERBASIS KARAKTER

xi

Halaman

BAB III METODE PENELITIAN

A. Metode dan Desain Penelitian .................................................. 61

B. Subyek Penelitian ...................................................................... 67

C. Variabel Penelitian .................................................................... 67

D. Metode Pengumpulan Data ....................................................... 68

E. Prosedur Penelitian. ................................................................... 71

F. Pengumpulan Data .................................................................... 80

G. Metode Analisis Data .............................................................. 80

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian ........................................................................ 85

1. Lokasi Penelitian...................................................... ............. 86

2. Kondisi Sekolah.................. .................................................. 88

3. Hasil Analisis LKS tiap Sekolah di Kecamatan Ungaran.... . 90

4. Pembuatan LKS berbasis Karakter dan Kebencanaan……. . 95

5. Kelayakan Isi, Penyajian, Bahasa dan Kegrafikan. .............. 107

B. Pembahasan Penelitian .............................................................. 111

1. Evaluasi LKS Tiap SMP ....................................................... 111

2. Evaluasi LKS Berbasis Karakter dan Kebencanaan ............. 114

3. Kelayakan LKS Berbasis Karakter dan Kebencanaan .......... 118

BAB V PENUTUP

A. Simpulan .................................................................................. 126

B. Saran ......................................................................................... 127

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................ 138

LAMPIRAN ........................................................................................... 131

Page 12: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA BERBASIS KARAKTER

xii

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1. Pilar Keluarga dalam Pendidikan Karakter………………………… 29

Tabel 2.2. Pilar Sekolah dalam Pendidikan Karakter………………………….. 30

Tabel 2.3. Pilar Masyarakat dalam Pendidikan Karakter……………………… 31

Tabel 3.1 Data kelayakan LKS SMPN 1 Ungaran dan SMPN 2 Ungaran......... 68

Tabel 3.2. Data kelayakan LKS SMPN 3 Ungaran............................................. 69

Tabel 3.3. Data kelayakan LKS SMPN 4 Ungaran............................................. 70

Tabel 4.1. LKS SMP N Kelas VIII di Kabupaten Semarang………………….. 91

Tabel 4.2. Analisis kelayakan LKS SMPN 1 Ungaran dan SMPN 2 Ungaran

Kelas VIII di Kabupaten Semarang……………………………….

91

Tabel 4.3. Analisis kelayakan LKS SMPN 3 Ungaran dan Kelas VIII di

Kabupaten Semarang……………………………………………..

92

Tabel 4.4. Analisis kelayakan LKS SMPN 4 Ungaran dan Kelas VIII di

Kabupaten Semarang………………………………………………

94

Tabel 4.5. Data Dosen Tim Penilai LKS Berbasis Karakter dan Kebencanaan.. 108

Tabel 4.6. Masukan dari Validator (Tim Ahli)………………………………… 108

Tabel 4.7. Data Guru Pengampu Mata Pelajaran IPS Terpadu………………... 110

Tabel 4.8. Masukan dari Validator (Guru)…………………………………… 110

Tabel 4.9. Evaluasi LKS dari SMPN 1 Ungaran dan SMPN 2 Ungaran……… 112

Tabel 4.10. Evaluasi LKS dari SMPN 3 Ungaran………………………………. 112

Tabel 4.11. Evaluasi LKS dari SMPN 4 Ungaran………………………………. 113

Tabel 4.12. Revisi Produk LKS berbasis karakter dan kebencanaan dari Tim

Ahli (expert)………………………………………………………

115

Tabel 4.13. Revisi Produk LKS berbasis karakter dan kebencanaan dari

Guru……………………………………………………….............

117

Tabel 4.14. Penilaian dari Validator Tim Ahli (expert)………………………. 119

Tabel 4.15. Penilaian dari Validator Guru……………………………………… 121

Tabel 4.16. Hasil dari Angket Penialaian Siswa dari Keempat SMP di Ungaran. 124

Page 13: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA BERBASIS KARAKTER

xiii

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1. Diagram alir langkah-langkah penyusunan LKS…………... 19

Gambar 2.2. Unsur-unsur Lingkungan Hidup……………………………. 50

Gambar 2.3. Kerangka Berpikir………………………………………….. 60

Gambar 3.1. Langkah-langkah Penggunaan Metode Research and

Development (R&D)………………………………………..

66

Gambar 3.2. Alur Persiapan Penelitian…………………………………... 72

Gambar 3.3. Langkah-langkah Penggunaan Metode Research and

Development dalam Penelitian ini dari Sugiyono (2008)…...

73

Gambar 4.1. SMP Negeri 1 Ungaran…………………………………….. 86

Gambar 4.2. SMP Negeri 2 Ungaran…………………………………….. 87

Gambar 4.3. SMP Negeri 3 Ungaran…………………………………….. 88

Gambar 4.4. SMP Negeri 4 Ungaran…………………………………….. 89

Gambar 4.5. Cover depan LKS berbasis karakter dan kebencanaan…….. 95

Gambar 4.6. Cover belakang LKS berbasis karakter dan kebencanaan…. 97

Gambar 4.7. Struktur bagian awal LKS berbasis karakter dan

kebencanaan………………………………………………...

99

Gambar 4.8. Struktur isi LKS berbasis karakter dan kebencanaan………. 100

Gambar 4.9. Grafik penilaian kelayakan LKS berbasis Karakter dan

kebencanaan oleh tim ahli (expert)…………………………

120

Gambar 4.10. Grafik penilaian kelayakan LKS berbasis Karakter dan

kebencanaan oleh guru……………………………………...

122

Gambar 4.11. Grafik penilaian kelayakan LKS berbasis Karakter dan

kebencanaan oleh siswa…………………………………….

124

Page 14: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA BERBASIS KARAKTER

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Peta Lokasi Penelitian 132

Lampiran 2. LKS Berbasis Karakter dan Kebencanaan 133

Lampiran 3. Angket Penilaian LKS dari Tim Ahli (Dosen) 174

Lampiran 4. Angket Penilaian LKS dari Guru 177

Lampiran 5. Angket Penilaian Siswa 183

Lampiran 6. Analisis Data Angket Penilaian LKS dari Tim Ahli (Dosen) 184

Lampiran 7. Analisis Data Angket Penilaian LKS dari Guru 185

Lampiran 8. Analisis Data Penilaian Siswa Tehadap Keterbacaan LKS 187

Lampiran 9. Dokumentasi Kegiatan Penelitian 193

Lampiran 10. LKS dari SMPN 1 dan 2 Ungaran 199

Lampiran 11. LKS dari SMPN 3 Ungaran 207

Lampiran 12. LKS dari SMPN 4 Ungaran 213

Lampiran 13. Surat-surat Perizinan Penelitian 222

Page 15: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA BERBASIS KARAKTER

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Bangsa Indonesia adalah bangsa yang menjunjung tinggi pendidikan,

dimana pendidikan digunakan sebagai alat untuk mencerdaskan bangsa.

Pemerintah sangat mendukung secara penuh dalam peningkatan kualitas

pendidikan masyarakat Indonesia, khususnya untuk kalangan SD, SMP, dan

SMA Sederajat, terbukti dengan adanya empat pilar pendidikan yang salah

satunya berbunyi “Wajib Belajar 9 Tahun”. Pendidikan merupakan suatu

sistem yang terdiri dari input, proses, dan output. Input merupakan peserta

didik yang akan melaksanakan aktivitas belajar, proses merupakan kegiatan

dari belajar mengajar sedangkan output merupakan hasil dari proses yang akan

dilaksanakan. Pelaksanaan proses pendidikan tersebut diharapkan dapat

menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas dan berdaya saing yang

tinggi untuk menghadapi persaingan di era globalisasi dewasa ini.

Peningkatan kualitas sumber daya manusia merupakan salah satu

penekanan dari tujuan pendidikan, seperti yang tertuang dalam Undang-

undang No. 20 Tahun 2003 tentang tujuan Pendidikan Nasional yang

berfungsi mengembangkan kemampuan membentuk watak dan peradaban

bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa

bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia

yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa berakal mulia,

sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang

demokratis serta bertanggung jawab.

Page 16: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA BERBASIS KARAKTER

2

Pencapaian tujuan pendidikan nasional diperlukan sebuah sistem

pembelajaran yang efektif, sehingga akan tercipta sekolah yang efektif. Para

peneliti pendidikan mengakui bahwa sekolah yang efektif secara alami

memiliki wajah yang beragam, misalnya mengkategorikan kegiatan sekolah

yang efektif menjadi dua dimensi yaitu kegiatan yang bersifat ekspresif dan

bersifat instrumental (Jamaludin,2003:21). Guru harus mampu menyediakan

dan memilih sumber-sumber belajar serta media yang bermutu bagi para

siswa, sehingga dalam proses belajar mengajar di kelas bisa dilaksanakan

secara inovatif dan kreatif dengan menggunakan bahan ajar dan media ajar

yang bervariasi dan komunikatif dalam menarik minat siswa mendalami

materi. Guru tidak memberikan jawaban final, tetapi para siswa sendiri yang

akan menyimpulkan dan merumuskannya melalui bahan ajar dan media ajar

yang telah diberikan kepada siswa untuk belajar mandiri dan kreatif, dengan

demikian tugas guru sebagai komunikator adalah mendayagunakan potensi-

potensi spesifik dari tanda-tanda atau lambang-lambang visual, menyusun isi

pelajaran, serta memelihara hubungan khusus dengan para siswa dalam artian

menyimak situasi komunikasi pengajaran berikut minat, keinginan, tuntutan

dan kebutuhannya (Sudjana,2007:21).

Peraturan pemerintah No. 19 tahun 2005 pasal 42 tentang Sistem

Pendidikan Nasional juga menekankan pentingnya sumber belajar, pasal

tersebut menjelaskan mengenai standar sarana dan prasarana tertulis bahwa

setiap satuan pendidikan wajib memiliki sarana yang meliputi perabot

peralatan pendidikan, media pendidikan, buku dan sumber belajar lainnya,

bahan habis pakai serta perlengkapan lain yang diperlukan untuk menunjang

Page 17: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA BERBASIS KARAKTER

3

proses pembelajaran yang teratur dan berkelanjutan. Pemaparan peraturan

pemerintah di atas dapat diketahui bahwa setiap lembaga pendidikan harus

bisa menyediakan bahan ajar yang dapat menunjang proses belajar mengajar.

Bahan ajar yang komunikatif dan berbasis karakter dan kebencanaan

diharapkan akan mampu mencetak siswa yang berkarakter bangsa dan peduli

akan lingkungan sekitar, sehingga diperlukan adanya pengembangan bahan

ajar yang mencerminkan karakter bangsa dan kritis terhadap kebencanaan

untuk menumbuhkan rasa peduli terhadap lingkungan. Jadi perlu adanya

sebuah bahan ajar yang semula konvensional ke bahan ajar yang inovatif dan

menarik bagi para siswa, untuk menumbuhkan ketertarikan terhadap

pembelajaran.

Prastowo (2011:31) menjelaskan bahwa sumber belajar dan bahan ajar

yang tampak sama tetapi berbeda, dimana sumber belajar adalah bahan

mentah untuk menyusun bahan ajar. Jadi untuk bisa disajikan kepada peserta

didik, sumber belajar harus diolah terlebih dahulu, sedangkan bahan ajar

adalah bahan jadi yang merupakan hasil ramuan dari bahan-bahan yang

diperoleh dari berbagai sumber belajar yang siap disajikan kepada peserta

didik. Jadi bahan ajar merupakan bahan siap saji bagi peserta didik untuk

proses pembelajaran.

Bahan ajar memiliki berbagi jenis dan bentuk, hal inilah yang

menyebabkan adanya perbedaan antara sumber belajar dan bahan ajar.

Beberapa kriteria yang menjadi acuan dalam membuat klasifikasi bahan ajar

adalah berdasarkan bentuknya, cara kerjanya dan sifatnya. Menurut National

Centre for Competency Based Training (2007), bahan ajar adalah segala

Page 18: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA BERBASIS KARAKTER

4

bentuk bahan yang digunakan untuk membantu guru atau instruktur dalam

melaksanakan proses pembelajaran di kelas. Bahan yang dimaksud bisa

berupa bahan tertulis maupun tidak tertulis.

Bahan ajar merupakan segala bahan (baik informasi, alat, maupun

teks) yang disusun secara sistematis, yang menampilkan sosok utuh dari

kompetensi yang akan dikuasai peserta didik dan digunakan dalam proses

pembelajaran dengan tujuan perencanaan dan penelaahan implementasi

pembelajaran. Misalnya, buku pelajaran, modul, handout, LKS, model atau

maket, bahan ajar audio, bahan ajar interaktif, dan sebagainya (Prastowo

2011:17).

LKS (Lembar Kerja Siswa) merupakan salah satu dari bahan ajar,

dimana LKS bisa dirancang dan dikembangkan sendiri oleh guru sesuai

dengan materi yang akan disampaikan. Materi serta pelatihan soal-soal yang

ada dalam LKS bisa diambil dari berbagai sumber belajar, baik dari buku

paket, ensiklopedia, internet, lingkungan sekitar, dan lain sebagainya. LKS

digunakan dalam proses belajar mengajar dengan tujuan siswa dapat dengan

mandiri mendalami materi dan memahami setiap teori yang disampaikan oleh

guru, dengan mengerjakan soal-soal formatif, maka akan meningkatkan

pemahaman siswa tentang materi, sedangkan jika dalam LKS terdapat

perintah yang berupa praktek akan meningkatkan kompetensi psikomotorik

daris siswa.

LKS merupakan bentuk dari salah satu bahan ajar yang bisa digunakan

oleh guru dalam penilaian hasil belajar siswa, dalam penerapannya LKS

digunakan untuk mengetahui tingkat pemahaman dan prestasi siswa. Setiap

Page 19: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA BERBASIS KARAKTER

5

kegiatan belajar mengajar IPS sering sekali menggunakan berbagai sumber

belajar yang memungkinkan siswa dapat mempelajari suatu kompetensi atau

kompetensi dasar secara runtut dan sistematis sehingga secara akumulatif

mampu menguasai semua kompetensi secara utuh dan terpadu, namun perlu

adanya pembuatan bahan ajar yang nyata disini, khususnya dalam bentuk LKS

(Lembar Kerja Siswa), dimana guru merancang dan membuat secara

sistematis materi-materi yang berhubungan dengan standar kompetensi dan

kompetensi dasar yang disampaikan dalam proses pembelajaran. Guru akan

memberikan pelatihan soal-soal dan ringkasan materi melalui LKS, sesuai

dengan kebutuhan siswa dan potensi siswa.

Sumber belajar yang sering digunakan guru di SMP Negeri 1, SMP

Negeri 2, SMP Negeri 3 dan SMP Negeri 4 Ungaran dalam pembelajaran

berupa buku paket, handout, modul, lembar kerja siswa, foto/gambar, video,

dan compact disk interactive. Sumber belajar (learning resources) dapat

membantu siswa dalam rangka mencapai standar kompetensi yang telah

ditentukan karena dalam sumber belajar secara garis besar terdiri dari

pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang harus dipelajari siswa. Di keempat

sekolah tersebut belum ada pengembangan LKS secara mandiri yang

dilakukan oleh guru mata pelajaran IPS bagi kelas VIII.

Berdasarkan penuturan guru IPS di SMP Negeri 1, SMP Negeri 2,

SMP Negeri 3 dan SMP Negeri 4 Ungaran mengenai kualitas Lembar Kerja

Siswa (LKS) yang dipergunakan oleh siswa setiap pembelajaran dirasa

bermutu rendah dan “miskin ilmu”. Hal ini dikarenakan materi yang ada

dalam Lembar Kerja Siswa (LKS) yang beredar di sekolah ini sangat

Page 20: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA BERBASIS KARAKTER

6

minim/kurang dan masih kurang optimal dalam mengembangkan aktivitas

belajar siswa. Disamping itu juga guru merasa bahwa LKS yang dikeluarkan

penerbit cenderung kurang cocok antara materi yang ada dalam LKS dengan

standar kompetensi yang akan diajarkan kepada siswa.

Berdasarkan hasil observasi peneliti tentang kelayakan LKS dari tiap

SMP Negeri 1, 2, 3, dan 4 Ungaran dapat ditarik kesimpulan bahawa di dalam

LKS tersebut mengandung materi lingkungan hidup yang masih deskripsional

dan narasi yang kurang menarik, gambar dan informasi yang disediakan masih

minim dan kurang lengkap. LKS dari tiap sekolah masih konvensional dan

kurang mengembangkan karakter siswa serta tidak ada wawasan kebencanaan

di dalamnya. Untuk LKS dari SMPN 1 dan 2 Ungaran memiliki kelayakan isi

dan penyajian yang cukup layak namun pada kelayakan bahasa dan kegrafikan

termasuk tidak layak dikarenakan bahasa yang kurang komunikatif dan

kualitas cetak LKS yang buruk. Pada LKS dari SMPN 3 Ungaran memiliki

kelayakan isi yang layak, kelayakan bahasa dan kegrafikan cukup layak

sedangkan kelayakan bahasa yang tidak layak. Pada LKS dari SMPN 4

Ungaran memiliki kelayakan isi dan penyajian yang layak sedangkan

kelayakan bahasa dan kegrafikan yang cukup layak.

Frekuensi penggunaan LKS oleh siswa yang cukup tinggi tersebut

haruslah diimbangi dengan kualitas LKS yang tinggi pula. Jika LKS yang

digunakan adalah LKS yang bermutu rendah, tentu sangat merugikan

penggunanya yakni siswa. Apalagi dalam kurikulum saat ini siswa dituntut

untuk aktif dan dapat bekerja secara mandiri. Sarana yang tepat sebagai

pendukung bagi siswa untuk dapat aktif dan mandiri dalam pembelajaran

Page 21: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA BERBASIS KARAKTER

7

adalah LKS. Atas dasar itulah hendaknya guru dapat mengembangkan LKS

sendiri sesuai kebutuhan siswanya dan tidak tergantung pada LKS yang

beredar di pasaran.

Pengembangan Lembar Kerja Siswa yang dipadukan dengan prinsip-

prinsip karakter dan kebencanaan diharapkan dapat meningkatkan aktifitas

siswa dalam belajar dan penggunaannya dalam pembelajaran IPS dapat

membantu guru untuk membentuk karakter siswa dan rasa peduli terhadap

bencana yang terjadi di sekitar mereka. Disamping itu LKS juga diharapkan

dapat mengembangkan ketrampilan proses, meningkatkan aktifitas siswa dan

dapat mengoptimalkan hasil belajar. Pengembangan LKS oleh guru dirasa

sangat penting untuk peningkatan kualitas pendidikan di Indonesia. Melihat

pada tingkat SMP, dibutuhkan keaktifan siswa dalam pendalaman materi,

dengan pengembangan LKS yang dirancang secara inovatif dan menarik minat

belajar siswa maka akan meningkatkan partisipasi dan pemahaman siswa

dalam materi yang disampaikan. Pengembangan LKS, maka akan tercipta

bahan ajar yang efektif dan efisien dalam menunjang proses belajar mengajar.

Pendalaman materi yang akan dipelajari melalui LKS ini mengambil

materi pokok lingkungan hidup, dimana materi pokok lingkungan hidup

sangat cocok dalam penerapan karakter dan kebencanaan. Lingkungan hidup

merupakan segala keadaan yang ada di sekitar tempat kita tinggal, baik itu

lingkungan secara biotik maupun abiotik. Lingkungan hidup sangat berpotensi

untuk dilanda bencana, oleh karena itu perlu dibentuk suatu karakter yang

peduli lingkungan dan sikap siaga bencana dalam menghadapinya bagi para

siswa, khususnya bagi siswa SMP melalui pembelajaran di sekolah.

Page 22: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA BERBASIS KARAKTER

8

Berdasarkan uraian yang melatar belakangi permasalahan dalam

penelitian ini, penulis tertarik untuk mengembangkan LKS berbasis karakter

dan kebencanaan pada materi pelajaran lingkungan hidup pada mata pelajaran

IPS kelas VIII sekaligus mengadakan penelitian dengan judul: ”

Pengembangan Lembar Kerja Siswa Berbasis Karakter Dan Kebencanaan

Sebagai Bahan Ajar IPS Kelas VIII Materi Lingkungan Hidup Di SMPN

Kabupaten Semarang”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang, dapat dirumuskan

permasalahan sebagai berikut:

“Apakah LKS berbasis karakter dan kebecanaan materi pelajaran Lingkungan

Hidup merupakan bahan ajar sesuai standar BSNP dan layak untuk digunakan

dalam proses belajar mengajar IPS kelas VIII di SMP Negeri Kabupaten

Semarang?”

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah seperti tersebut di

atas, maka dirumuskan tujuan penelitian sebagai berikut:

“Untuk menghasilkan LKS berbasis karakter dan kebecanaan materi pelajaran

Lingkungan Hidup yang sesuai standar BSNP dan layak digunakan dalam

proses belajar mengajar IPS kelas VIII di SMP Negeri Kabupaten Semarang”

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Memberikan sumbangan konseptual bagi perkembangan ilmu

pendidikan, khususnya mengenai pengembangan LKS berbasis karakter

Page 23: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA BERBASIS KARAKTER

9

dan kebencanaan sebagai bahan ajar pada pembelajaran IPS siswa kelas

VIII SMP Negeri di Ungaran.

2. Manfaat Praktis

Secara praktis hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi seluruh

kalangan masyarakat yang menggunakan hasil produk dari pengembangan

LKS berbasis karakter dan kebencanaan khususnya guru dan siswa. LKS

tersebut bermanfaat siswa untuk lebih peduli dan memiliki karakter yang

baik dalam menghadapi bencana yang ada di sekitar lingkungan hidup

mereka. LKS tersebut juga berfungsi bagi guru sebagai contoh produk

pengembangan LKS yang dapat dikembangkan secara mandiri nantinya.

E. Penegasan Istilah

Berdasarkan pemilihan judul di atas, maka untuk menghindari salah

tafsir terhadap istilah-istilah yang digunakan, maka perlu diberi penegasan

istilah sebagai berikut:

1. Pengembangan

Pengertian pengembangan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia

(1989:414) adalah hal mngembangkan; pembangunan secara bertahap dan

teratur, dan yang menjurus ke sasaran yang dikehendaki. Pengembangan

dalam penelitian ini diartikan sebagai proses dalam mengembangkan

Lembar Kerja Siswa (LKS) konvensional menjadi Lembar Kerja Siswa

(LKS) berbasis karakter dan kebencanaan.

2. Lembar Kerja Siswa (LKS) Berbasis Karakter dan Kebencanaan

Lembar kerja siswa merupakan lembaran-lembaran yang berisikan

pedoman bagi siswa untuk melaksanakan kegiatan belajar pada pokok

Page 24: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA BERBASIS KARAKTER

10

kajian tertentu (Anggraini, 2006:8). Sedangkan karakter merupakan titian

ilmu pengetahuan dan keterampilan, karakter yang baik mencakup

pengertian, kepedulian, dan tindakan berdasarkan nilai-nilai etika, serta

meliputi aspek kognitif, emosional, dan perilaku dari kehidupan moral

(Jamal 2011:27). Pembelajaran berbasis karakter dan kebencanaan adalah

pembelajaran yang berdasarkan pada prinsip-prinsip karakter dan

kebencanaan yakni siswa akan terbentuk karakternya dalam kegiatan

pembelajaran yang sudah disajikan di dalam LKS dan memahami

kebencanaan yang terjadi dan bagaimana menanggulanginya.

Lembar Kerja Siswa (LKS) berbasis karakter dan kebencanaan

yang dimaksud dalam penelitian ini adalah alat yang digunakan sebagai

sumber belajar dalam menyampaikan materi pembelajaran dan dalam

Lembar Kerja Siswa (LKS) berbasis karakter dan kebencanaan tersebut

menyajikan materi dengan dilengkapi gambar, teks, dan soal-soal dengan

materi pokok lingkungan hidup dengan basis karakter dan kebencanaan.

3. Bahan Ajar IPS

Bahan ajar (instructional materials) disini adalah pengetahuan,

keterampilan, dan sikap yang harus dipelajari peserta didik dalam rangka

mencapai standar kompetensi dan kompetensi dasar yang telah ditentukan,

maka bahan ajar mengandung isi yang substansinya meliputi tiga macam,

yaitu pengetahuan (fakta, konsep, prinsip, dan prosedur), keterampilan,

dan sikap (nilai).

Page 25: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA BERBASIS KARAKTER

11

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Lembar Kerja Siswa (LKS)

Lembar kerja siswa (Prastowo 2011:204) merupakan suatu bahan ajar

cetak berupa lembar-lembar kertas yang berisi materi, ringkasan, dan

petunjuk-petunjuk pelaksanaan tugas pembelajaran yang harus dikerjakan oleh

peserta didik, yang mengacu pada kompetensi dasar yang harus dicapai.

Sebagaimana diungkap dalam Panduan Pengembangan Bahan Ajar

(Departemen Pendidikan Nasional, 2008) lembar kerja siswa (student

worksheet) adalah lembaran-lembaran berisi tugas yang harus dikerjakan oleh

peserta didik. Lembar kerja biasanya berupa petunjuk, langkah-langkah untuk

menyelesaikan suatu tugas. Suatu tugas yang diperintahkan dalam lembar

kerja siswa harus jelas KD yang akan dicapainya.

Sementara itu, menurut pandangan lain (Belawati dalam Prastowo,

2011), LKS bukan merupakan singkatan Lembar Kegiatan Siswa, akan tetapi

Lembar Kerja Siswa, yaitu materi ajar yang sudah dikemas sedemikian rupa,

sehingga peserta didik diharapkan dapat mempelajari materi ajar tersebut

secara mandiri. Dalam LKS, peserta didik akan mendapatkan materi,

ringkasan, dan tugas yang berkaitan dengan materi. Selain itu, peserta didik

juga dapat menemukan arahan yang terstruktur untuk memahami materi yang

diberikan.

Lembar Kerja Siswa atau LKS merupakan sarana kegiatan

pembelajaran yang dapat membantu mempermudah pemahaman terhadap

Page 26: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA BERBASIS KARAKTER

12

materi yang dipelajari. LKS diharapkan dapat membantu siswa lebih aktif dan

mandiri sehingga dapat meningkatkan mutu belajar serta mutu pendidikan IPS

(Fahrucah dan Sugiarto: 2012).

Lembar Kerja Siswa (LKS) merupakan salah satu sumber belajar yang

dapat dikembangkan oleh guru sebagai fasilitator dalam kegiatan

pembelajaran. LKS yang disusun dapat dirancang dan dikembangkan sesuai

dengan kondisi dan situasi kegiatan pembelajaran yang akan dihadapi. LKS

juga merupakan media pembelajaran, karena dapat digunakan secara bersama

dengan sumber belajar atau media pembelajaran yang lain. LKS menjadi

sumber belajar dan media pembelajaran tergantung pada kegiatan

pembelajaran yang dirancang (Roehaeti dkk: 2005)

Dalam menyiapkan LKS, ada beberapa syarat yang mesti dipenuhi

oleh pendidik. Untuk bisa membuat LKS yang bagus, pendidik harus cermat

serta memiliki pengetahuan dan keterampilan yang memadai. Karena, sebuah

lembar kerja harus memenuhi paling tidak kriteria yang berkaitan dengan

tercapai atau tidaknya sebuah kompetensi dasar yang harus dikuasai oleh

peserta didik.

Pentingnya LKS bagi Kegiatan Pembelajaran: berbicara mengenai

pentingnya LKS bagi kegiatan pembelajaran, maka hal ini tidak bisa lepas dari

pengkajian tentang fungsi, tujuan, dan kegunaan LKS itu sendiri. Berikut

adalah penjabaran dari masing-masing kajian tersebut:

1. Fungsi LKS

Lembar Kerja Siswa mempunyai fungsi yang terdiri atas (a)

sebagai bahan ajar yang bisa meminimalkan peran pendidik, namun lebih

Page 27: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA BERBASIS KARAKTER

13

mengaktifkan peserta didik, (b) sebagai bahan ajar yang mempermudah

peserta didik untuk memahami materi yang diberikan, (c) sebagai bahan

ajar yang ringkas dan kaya tugas untuk berlatih, (d) semudahkan

pelaksanaan pengajaran kepada peserta didik.

2. Tujuan Penyusunan LKS

Adapun tujuan dari penyusunan LKS adalah (a) menyajikan bahan

ajar yang memudahkan peserta didik untuk berinteraksi dengan materi

yang diberikan, (b) menyajikan tugas-tugas yang meningkatkan

penguasaan peserta didik terhadap materi yang diberikan, (c) melatih

kemandirian belajar peserta didik, (d) memudahkan pendidik dalam

memberikan tugas kepada peserta didik.

3. Kegunaan LKS bagi Kegiatan Pembelajaran

Mengenai kegunaan LKS bagi kegiatan pembelajaran, pasti ada

banyak kegunaan tersebut, khususnya untuk menunjang dan mendukung

peningkatan kualitas pendidikan. Bagi guru selaku pendidik, melalui LKS,

guru mendapat kesempatan untuk memancing peserta didik agar secara

aktif terlibat dengan materi yang dibahas. Salah satu metode yang bisa

diterapkan untuk mendapatkan hasil yang optimal dari pemanfaatan LKS

adalah metode “SQ3R” atau Survey, Question, Read, Recite, and Review

(menyurvei, membuat pertanyaan, membaca, meringkas, dan mengulang),

(Prastowo 2011:206). Adapun penjelasan masing-masing tahap itu adalah

sebagai berikut:

Page 28: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA BERBASIS KARAKTER

14

a. Tahap Survey.

Pada kegiatan ini, peserta didik diminta untuk membaca secara

sepintas keseluruhan materi, termasuk membaca ringkasan materi jika

ringkasan diberikan.

b. Tahap Question.

Pada kegiatan ini, peserta didik diminta untuk menuliskan beberapa

pertanyaan yang harus mereka jawab sendiri pada saat membaca

materi yang diberikan.

c. Tahap Read.

Pada kegiatan ini, peserta didik dirangsang untuk memperhatikan

pengorganisasian materi dan membubuhkan tanda tangan khusus pada

materi yang diberikan. Contohnya, peserta didik diminta untuk

membubuhkan tanda kurung pada ide utama, menggarisbawahi rincian

yang menunjang ide utama, dan menjawab pertanyaan yang sudah

disiapkan pada tahap question.

d. Tahap Recite.

Pada kegiatan ini, peserta didik diminta untuk menguji diri mereka

sendiri pada saat membaca, kemudian diminta untuk meringkas materi

menggunakan kalimat mereka sendiri.

e. Tahap Review.

Pada kegiatan ini, peserta didik diminta sesegera mungkin untuk

melihat kembali materi yang sudah selesai dipelajari sesaat setelah

selesai mempelajari materi tersebut.

Page 29: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA BERBASIS KARAKTER

15

4. Unsur-unsur LKS sebagai Bahan Ajar.

Dilihat dari strukturnya, bahan ajar LKS lebih sederhana daripada

modul, namun lebih kompleks daripada buku. Bahan ajar LKS jika dilihat

dari formatnya (Ditjen Dikdasmenum dalam Prastowo, 2011:208), LKS

paling tidak memuat delapan unsur, yaitu: (a) judul, (b) kompetensi dasar

yang akan dicapai, (c) waktu penyelesaian, (d) peralatan/bahan yang

diperlukan untuk menyelesaikan tugas, (e) informasi singkat, (f) langkah

kerja, (g) tugas yang harus dilakukan, (h) laporan yang harus dikerjakan.

5. Macam-macam Bentuk LKS.

Dari berbagai LKS yang digunakan oleh setiap sekolah, pasti

mempunyai spesifikasi yang berbeda-beda. Baik dari kemasan secara

cover, isi, bobot soal, penilaian, dan lain sebagainya. Oleh sebab itu dari

berbagai bentuk LKS yang sudah diterbitkan oleh beberapa penerbit, maka

ada identifikasi dari macam-macam bentuk LKS itu sendiri, hal ini bisa

dijabarkan dari penjelasan dibawah ini:

a. LKS yang membantu peserta didik menemukan suatu konsep.

LKS jenis ini memuat apa yang (harus) dilakukan peserta didik,

meliputi melakukan, mengamati, dan menganalisis. Oleh karena itu,

perlu dirumuskan langkah-langkah yang harus dilakukan peserta didik,

kemudian peserta didik diminta mengamati fenomena hasil kegiatan.

Selanjutnya, peserta didik diberikan pertanyaan-pertanyaan analisis

yang membantu untuk mengaitkan fenomena yang mereka amati

dengan konsep yang akan mereka bangun dalam benak mereka.

Page 30: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA BERBASIS KARAKTER

16

b. LKS yang membantu peserta didik menerapkan dan mengintegrasikan

berbagai konsep yang telah ditemukan.

Di dalam sebuah pembelajaran, setelah peserta didik berhasil

menemukan konsep, peserta didik selanjutnya dilatih untuk

menerapkan konsep yang telah dipelajari tersebut dalam kehidupan

sehari-hari.

c. LKS yang berfungsi sebagai penuntun belajar.

LKS bentuk ini berisi pertanyaan atau isian yang jawabannya ada

dalam buku. Peserta didik akan dapat mengerjakan LKS tersebut jika

mereka membaca buku, sehingga fungsi utama LKS ini adalah

membantu peserta didik menghafal dan memahami materi

pembelajaran yang terdapat di dalam buku. LKS ini juga sesuai untuk

keperluan remidiasi.

d. LKS yang berfungsi sebagai petunjuk praktikum.

Alih-alih memisahkan petunjuk praktikum ke dalam buku tersendiri,

kita dapat menggabungkan petunjuk praktikum ke dalam kumpulan

LKS. Dengan demikian, dalam LKS bentuk ini, petunjuk praktikum

merupakan salah satu isi (content) dari LKS.

6. Langkah-langkah Aplikatif Membuat LKS

Pembuatan lembar kerja siswa yang baik terdapat beberapa

langkah aplikatif yaitu:

a. Melakukan analisis kurikulum.

Langkah ini dimaksudkan untuk menentukan materi-materi mana yang

memerlukan bahan ajar LKS. Pada umumnya, dalam menentukan

Page 31: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA BERBASIS KARAKTER

17

materi, langkah analisisnya dilakukan dengan cara melihat materi

pokok, pengalaman belajar, serta materi yang akan diajarkan, serta

mencermati kompetensi siswa.

b. Menyusun peta kebutuhan LKS.

Peta kebutuhan diperlukan untuk mengetahui jumlah LKS yang harus

ditulis serta melihat sekuensi atau urutan LKS-nya. Sekuensi LKS

sangat dibutuhkan dalam menentukan prioritas penulisan.

c. Menentukan judul-judul LKS.

Judul LKS ditentukan atas dasar kompetensi-kompetensi dasar, materi

pokok, atau pengalaman belajar yang terdapat dalam kurikulum. Satu

kompetensi dasar dapat dijadikan sebagai judul LKS apabila

kompetensi tersebut tersebut tidak terlalu besar.

d. Penulisan LKS

Untuk menulis LKS, langkah-langkah yang dilakukan adalah sebagai

berikut:

1) Merumuskan kompetensi dasar

Untuk merumuskan kompetensi dasar, dapat kita lakukan dengan

menurunkan rumusannya langsung dari kurikulum yang berlaku.

Contohnya, kompetensi dasar yang diturunkan dari kurikulum

2006.

2) Menentukan alat penilaian

Penilaian kita lakukan terhadap proses kerja dan hasil kerja peserta

didik. Karena pendekatam pembelajaran yang digunakan adalah

kompetensi, dimana penilaiannya didasarkan pada penguasaan

Page 32: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA BERBASIS KARAKTER

18

kompetensi, maka alat penilaian yang cocok dan sesuai adalah

menggunakan pendekatan Penilaian Acuan Patokan (PAP) atau

Criterion Referenced Assessment. Dengan demikian, pendidik

dapat melakukan penilaian melalui proses dan hasilnya.

3) Menyusun materi

Untuk menyusun materi LKS, ada beberapa hal penting

yang perlu diperhatikan. Berkaitan dengan isi atau materi LKS,

perlu kita ketahui bahwa materi LKS sangat tergantung pada

kompetensi dasar yang akan dicapainya. Materi LKS dapat berupa

informasi pendukung, yaitu gambaran umum atau ruang lingkup

substansi yang akan dipelajari.

Materi dapat diambil dari beberapa sumber, seperti buku,

majalah, internet, jurnal hasil penelitian, dan sebagainya. Supaya

pemahaman peserta didik terhadap materi lebih kuat, maka dapat

saja didalam LKS kita tunjukkan referensi yang digunakan agar

peserta didik bisa membaca lebih jauh tentang materi tersebut.

Selain itu, tugas-tugas harus ditulis secara jelas guna mengurangi

pertanyaan dari peserta didik tentang hal-hal yang seharusnya

peserta didik dapat melakukannya.

4) Memperhatikan struktur LKS

Kita mesti memahami bahwa struktur LKS terdiri atas enam

komponen, yaitu judul, petunjuk belajar (petunjuk siswa),

kompetensi yang akan dicapai, informasi pendukung, tugas-tugas

Page 33: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA BERBASIS KARAKTER

19

dan langkah kerja, serta penilaian. Ketika kita menulis LKS, maka

paling tidak keenam komponen inti tersebut harus ada.

Berikut ini adalah gambar dari langkah-langkah penyusunan

lembar kerja siswa menurut Diknas (2004).

Sumber: Prastowo (2011:212)

Gambar 2.1. Diagram alir langkah-langkah penyusunan LKS

B. Karakter

Tidak ada yang menyangkal bahwa karakter merupakan aspek penting

untuk kesuksesan manusia di masa depan. Karakter yang kuat akan

membentuk mental yang kuat. Sedangkan mental yang kuat akan melahirkan

spirit yang kuat, pantang menyerah, berani mengarungi proses panjang, serta

menerjang arus badai yang bergelombang dan berbahaya (Asmani, 2011: 19).

Asmani mengutip pendapat Kertajaya (2011: 28) yang mengemukakan

bahwa karakter adalah ciri khas yang dimiliki oleh suatu benda atau individu.

Sebelum Penulisan LKS

Analisis Kurikulum

Menyusun Peta Kebutuhan LKS

Menentukan Judul – Judul LKS

Pada Saat Penulisan LKS

Menentukan KD

Memperhatikan Struktur Bahan Ajar

Menyusun Materi

Menentukan Alat Penilaian

Page 34: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA BERBASIS KARAKTER

20

Ciri khas tersebut adalah asli dan mengakar pada kepribadian benda atau

individu tersebut, dan merupakan mesin yang mendorong bagaimana

seseorang bertindak, bersikap, berujar, dan merenpons sesuatu.

Pembentukan karakter merupakan salah satu tujuan pendidikan

nasional. Pada I UU SISDIKNAS tahun 2003 menyatakan bahwa diantara

tujuan pendidikan nasional adalah mengembangkan potensi peserta didik

untuk memiliki kecerdasan, kepribadian, dan akhlak mulia. Amanah UU

SISDIKNAS tahun 2003 itu bermaksud agar pendidikan tidak hanya

membentuk insan Indonesia yang cerdas, namun juga kepribadian atau

berkarakter. Sehingga lahir generasi bangsa yang tumbuh dan berkembang

dengan karakter yang bernapas nilai-nilai luhur bangsa serta agama (Asmani,

2011: 29).

Menurut Megawangi dalam Said (2011: 33), nilai-nilai karakter yang

perlu ditanamkan pada anak-anak adalah nilai-nilai universal yang mana

seluruh agama, tradisi, dan budaya pasti menjunjung tinggi nilai-nilai tersebut.

Nilai-nilai universal ini harus menjadi perekat bagi seluruh anggota

masyarakat walapun berbeda latar belakang budaya, suku, dan agama.

Menurut IHF (Indonesian Heritage Foundation) dalam Said (2011: 33) ada 9

pilar karakter, yaitu: (1) cinta Tuhan dan segenap ciptaan-Nya, (2)

kemandirian dan dan tanggung jawab, (3) kejujuran, amanah, bijaksana, (4)

hormat dan santun, (5) dermawan, suka menolong, dan gotong royong, (6)

percaya diri, kreatif dan pekerja keras, (7) kepemimpinan dan keadilan, (8)

baik dan rendah hati, (9) toleransi, kedamaian, dan kesatuan.

Page 35: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA BERBASIS KARAKTER

21

Asmani (2011: 36) menjabarkan tentang karakter, dapat dilihat pada

penjelasan berikut:

1. Nilai-nilai Karakter

Berdasarkan kajian berbagai nilai agama, norma sosial, peraturan

atau hukum, etika akademik, dan prinsip-prinsip HAM, telah

teridentifikasi butir-butir nilai yang dikelompokkan menjadi nilai utama,

yaitu:

a. Nilai karakter dalam hubungannya dengan tuhan.

Nilai ini bersifat religious. Dengan kata lain, pikiran, perkataan, dan

tindakan seseorang diupayakan selalu berdasarkan pada nilai-nilai

ketuhanan dan/atau ajaran agama.

b. Nilai karakter hubungannya dengan diri sendiri

Ada beberapa nilai karakter yang berhubungan dengan diri sendiri.

Berikut beberapa nilai tersebut:

1) Jujur

Jujur atau kejujuran merupakan perilaku yang didasarkan pada

upaya menjadikan diri sebagai orang yang selalu dapt dipercaya.

Hal ini diwujudkan dalam hal perkataan, tindakan, dan pekerjaan,

baik terhadap diri sendiri maupun pada pihak lain.

Kejujuran merupakan perilaku yang didasarkan pada upaya

menjadikan diri sebagai orang yang selalu dapat dipercaya, baik

terhadap diri sendiri maupun pihak lain.

Page 36: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA BERBASIS KARAKTER

22

2) Bertanggung jawab

Ini merupakan sikap dan perilaku seseorang untuk melaksanakan

tugas dan kewajibannya, sebagaimana yang seharusnya ia lakukan

terhadap diri sendiri, masyarakat, lingkungan (alam, sosial, dan

budaya), Negara, dan Tuhan Yang Maha Esa.

3) Bergaya hidup sehat

Segala upaya yang menerapkan kebiasaan yang baik dalam

menciptakan hidup yang sehat dan menghindarkan kebiasaan buruk

yang dapat mengganggu kesehatan.

4) Disiplin

Tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada

berbagai ketentuan dan peraturan.

c. Nilai karakter hubungannya dengan sesama

Ada beberapa nilai karakter yang berhubungan dengan sesama. Berikut

beberapa nilai tersebut:

1) Sadar hak dan kewajiban diri dan orang lain

Sikap tahu dan mengerti serta melaksanakan sesuatu yang menjadi

milik atau hak diri sendiri dan orang lain, serta tugas atau

kewajiban diri sendiri dan orang lain.

2) Patuh pada aturan-aturan sosial

Sikap menurut dan taat terhadap aturan-aturan berkenaan dengan

masyarakat dan kepentingan umum.

Page 37: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA BERBASIS KARAKTER

23

3) Menghargai karya dan prestasi orang lain

Menghargai karya dan prestasi orang lain merupakan sikap dan

tindakan yang mendorong diri untuk menghasilkan sesuatu yang

berguna bagi masyarakat. Serta, mengakui dan menghormati orang

lain.

d. Nilai karakter hubungannya dengan lingkungan

Hal ini berkenaan dengan kepedulian terhadap sosial dan lingkungan.

Nilai karakter tersebut berupa sikap dan tindakan yang selalu berupaya

mencegah kerusakan pada lingkungan alam dan sekitarnya. Selain itu,

mengembangkan upaya-upaya untuk memperbaiki kerusakan alam

yang sudah terjadi dan selalu ingin memberi bantuan bagi orang lain

dan masyarakat yang membutuhkan.

e. Nilai kebangsaan

Artinya, cara berpikir, bertindak, dan wawasan yang menempatkan

kepentingan bangsa dan Negara diatas kepentingan diri dan kelompok.

1) Nasionalis

Cara berpikir, bersikap, dan berbuat yang menunjukkan kesetiaan,

kepedulian, dan penghargaan yang tinggi terhadap bahasa,

lingkungan fisik, sosial, bdaya, ekonomi, dan politik bangsanya.

2) Mengahargai keberagaman

Sikap memberikan respek atau hormat terhadap berbagai macam

hal, baik yang berbentuk fisik, sifat, adat, budaya, suku, maupun

agama (Kemendiknas dalam Asmani, 2011:41). Nilai-nilai karakter

tersebut sangatlah agung. Betapa hebatnya kader-kader muda

Page 38: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA BERBASIS KARAKTER

24

Indonesia yang mempunyai nilai-nilai tersebut. Tentu, dibutuhkan

perjuangan serius dan kolektif dari seluruh anak bangsa karena

nilai-nilai karakter itu membutuhkan partisipasi aktif dari sluruh

elemen bangsa, mulai keluarga, lembaga pendidikan, dunia usaha,

pemerintah, wakil rakyat, media informasi, dan lain sebagainya.

2. Karakter dalam Perspektif Pendidikan

Pada buku yang ditulis oleh Amri, dkk (2011:51-53), menjelaskan

secara harfiah, karakter artinya “ kualitas mental atau moral, kekuatan

moral, nama atau reputasi”. Kamus psikologi menyatakan bahwa karakter

adalah kepribadian ditinjau dari titik tolak etis atau moral, misalnya

kejujuran seseorang yang biasanya mempunyai kaitan dengan sifat-sifat

yang relatif tetap, dengan demikian dapat disimpulkan bahwa karakter

merupakan nilai-nilai perilaku manusia yang berhubungan dengan Tuhan

Yang Maha Esa, diri sendiri, sesama manusia, lingkungan dan kebangsaan

yang terwujud dalam pikiran, sikap, perasaan, perkataan dan perbuatan

berdasarkan norma-norma agama hukum, tata karma, budaya dan adat

istiadat.

Pendidikan karakter adalah suatu sistem penanaman nilai-nilai

karakter kepada warga sekolah yang meliputi komponen pengetahuan,

kesadaran atau kemauan dan tindakan untuk melaksanakan nilai-nilai

tersebut, baik terhadap Tuhan Yang Maha Esa (YME), diri sendiri,

sesama, lingkungan maupun kebangsaan sehingga menjadi manusia insane

kamil. Dalam pendidikan karakter di sekolah, semua komponen

(stakeholders) harus dilibatkan, termasuk komponen-kompenen

Page 39: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA BERBASIS KARAKTER

25

pendidikan itu sendiri, yaitu isi kurikulum, proses pembelajaran,

pengelolaan sekolah, pelaksanaan aktivitas, pemberdayaan sarana

prasarana, pembiayaan dan etos kerja seluruh warga dan lingkungan

sekolah (Amri 2011:52).

Pendidikan karakter dapat diintegrasikan dalam pembelajaran pada

setiap mata pelajaran. Materi pembelajaran yang berkaitan dengan norma

atau nilai-nilai pada setiap mata pelajaran perlu dikembangkan,

dieksplisitkan, dikaitkan dengan konteks kehidupan sehari-hari. Jadi

pembelajaran nilai-nilai karakter tidak hanya pada tataran kognitif, tetapi

menyentuh pada internalisasi dan pengalaman nyata dalam kehidupan

peserta didik sehari-hari di masyarakat.

3. Pentingnya Pendidikan Karakter

Beberapa pakar menyatakan bahwa kunci sukses keberhasilan

suatu bangsa sangat ditentukan oleh kualitas karakter masyarakatnya.

Karakter yang dimaksud adalah karakter yang kondusif untuk bisa maju,

yaitu yang disebut oleh Francis Fukuyama sebagai modal sosial (Said,

2011: 8).

Jadi, keberhasilan suatu bangsa bergantung pada modal sosial,

bukan oleh kayanya sumber daya alam, luasnya geografis, atau banyaknya

jumlah penduduk semata. Contohnya Singapura, suatu negara yang kecil

dan tak punya smber daya alam, tetapi bisa menjadi negara yang maju.

Karakter yang berkualitas perlu dibentuk dan dibina sejak usia dini.

Usia dini merupakan masa yang sangat menentukan bagi pembentukan

seseorang. Para pakar menyatakan kegagalan penanaman karakter pada

Page 40: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA BERBASIS KARAKTER

26

seseorang sejak usia dini akan membentk pribadi yang bermasalah di masa

dewasanya kelak. Selain itu, menanamkan moral pada generasi muda

adalah usaha yang strategis mengingat 20 hingga 30 tahun mendatang

generasi muda inilah yang akan memegang komando Negara. Oleh karena

itu, penanaman moral melalui pendidikan karakter sedini mungkin adalah

kunci utama untuk dapat keluar dari permasalahan yang terjadi saat ini

dalam kaitannya dengan masa depan bangsa kita.

Pendidikan karakter perlu diberikan sejak usia dini. Pendapat ini

diperkuat oleh hasil penelitian yang dilakukan oleh Universitas Otago

Dunedin New Zeland terhadap 1.000 anak-anak. Anak-anak tersebut

diteliti ketika usia 3 tahun dan diamati kepribadiannya. Penelitian tersebut

dilakukan kembali pada saat mereka berumur 18, 21, dan 26 tahun. Hasil

penelitian tersebut menunjukkan bahwa anak-anak yang ketika usia 3

tahun telah diagnose sebagai “ anak-anak yang sulit diatur, pemarah,

pembangkang dan sebagainya” ketika mereka berumur 18 tahun menjadi

remaja yang bermasalah, agresif, indisipliner, dan bermasalah dalam

pergaulan. Pada usia 21 tahun mereka sulit membina hubungan sosial

dengan orang lain. Bahkan ada pula yang terlibat dalam tindakan kriminal.

Begitu pula sebaliknya, anak-anak yang di usia 3 tahun didiagnosa

kesehatan jiwanya dan dinyatakan tidak bermasalah dalam

pertumbuhannya, ternyata setelah dewasa menjadi orang-orang yang

berhasil di masyarakat dan sehat jiwanya. Mereka cenderung untuk

menahan diri dan mencari pemecahan dengan cara lebih baik saat

Page 41: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA BERBASIS KARAKTER

27

menghadapi permasalahan. Rata-rata mereka menjadi orang-orang yang

berhasil di masyarakat setelah mereka dewasa.

Jadi, berdasarkan hasil penelitian longitudinal tersebut, Tim Ulton

menyimpulkan:“ Pada usia 3 tahun, Anda dibentuk untuk seumur hidup”.

Kesimpulan ini lebih baik menegaskan lagi bahwa pendidikan karakter

jauh lebih baik apabila diberikan sedini mungkin.

4. Fungsi Pendidikan Karakter

Sesuai dengan fungsi pendidikan nasional (Kementrian Pendidikan

Nasional, 2010), pendidikan karakter dimaksudkan untuk mengembangkan

kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang

bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Secara lebih

khusus pendidikan karakter memiliki tiga fungsi utama, yaitu:

a. Pembentukan dan pengembangan potensi

Pendidikan karakter berfungsi membentuk dan mengembangkan

potensi manusia atau warga negara Indonesia agar berpikiran baik,

berhati baik, dan berperilaku baik sesuai dengan falsafah hidup

Pancasila.

b. Perbaikan dan penguatan

Pendidikan karakter berfungsi memperbaiki karakter manusia dan

warga negara Indonesia yang bersifat negatif dan memperkuat peran

keluarga, satuan pendidikan, masyarakat, dan pemerintah untuk ikut

berpartisipasi dan bertanggung jawab dalam pengembangan potensi

manusia atau warga negara menuju bangsa yang berkarakter, maju,

mandiri, dan sejahtera.

Page 42: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA BERBASIS KARAKTER

28

c. Penyaring

Pendidikan karakter bangsa berfungsi memilah nilai-nilai budaya

bangsa sendiri dan menyaring nilai-nilai budaya bangsa lain yang

positif untuk menjadi karakter manusia dan warga negara Indonesia

agar menjadi bangsa yang bermartabat.

5. Tujuan Pendidikan Karakter

Pendidikan karakter dilakukan dalam rangka mencapai tujuan

pendidikan nasional yaitu untuk berkembangnya potensi peserta didik agar

menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha

Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi

warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab (Kementrian

Pendidikan Nasional, 2010).

Tujuan pendidikan budaya dan karakter bangsa (Pusat kurikulum,

2010) adalah: (a) mengembangkan potensi kalbu/nurani/afektif peserta

didik sebagai manusia dan warganegara yang memiliki nilai-nilai budaya

dan karakter bangsa, (b) mengembangkan kebiasaan dan perilaku peserta

didik yang terpuji dan sejalan dengan nilai-nilai universal dan tradisi

budaya bangsa yang religious, (c) menanamkan jiwa kepemimpinan dan

tanggung jawab peserta didik sebagai generasi penerus bangsa, (d)

mengembangkan kemampuan peserta didik menjadi manusia yang

mandiri, kreatif, berwawasan kebangsaan dan (e) mengembangkan

lingkungan kehidupan sekolah sebagai lingkungan belajar yang aman,

jujur, penuh kreativitas dan persahabatan, serta dengan rasa kebangsaan

yang tinggi dan penuh kekuatan (dignity).

Page 43: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA BERBASIS KARAKTER

29

Pendidikan karakter juga bertujuan meningkatkan mutu

penyelenggaraan dan hasil pendidikan di sekolah yang mengarah pada

pencapaian pembentukan karakter dan akhlak mulia peserta didik secara

utuh, terpadu, dan seimbang sesuai dengan standar kompetensi lulusan.

Melalui pendidikan karakter, diharapkan peserta didik mampu secara

mandiri meningkatkan dan menggunakan pengetahannya, mangkaji dan

menginternalisasi serta mempersonalisasi nilai-nilai karakter dan akhlak

mulia sehingga terwujud dalam perilaku sehari-hari (Asmani 2011:43).

6. Pilar Pendidikan Karakter

Ada beberapa pilar dalam pendidikan karakter yaitu:

a. Pilar keluarga

Tabel 2.1. Pilar Keluarga dalam Pendidikan Karakter

KARAKTER

UTAMA

INTERVENSI HABITUASI

Jujur,

bertanggu

ng-jawab

Cerdas

Sehat dan

bersih

Peduli dan

kreatif

Tujuan: • Seluruh anggota keluarga

memiliki persepsi, sikap, dan

pola tindak yang sama dalam

pengembangan karakter

Strategi:

Orangtua kepada anak: • Penegakan tata tertib dan

etiket/budi pekerti dalam

keluarga

• Penguatan perilaku berkarakter

• Pembelajaran kepada anak

Sekolah kepada keluarga: • Pertemuan orangtua

• Kunjungan ke rumah

• Buku penghubung

• Pelibatan orang tua dalam

kegiatan sekolah

Pemerintah terhadap

keluarga: Fasilitasi pemerintah untuk

keluarga

Tujuan: • Terbiasanya

perilaku yang

berkarakter

dalam kehidupan

sehari-hari

Strategi: • Keteladanan

orang tua

• Penguatan

oleh keluarga

• Komunikasi

antar anggota

keluarga

Sumber: Timnas Bangter,2010.

Page 44: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA BERBASIS KARAKTER

30

b. Pilar sekolah

Tabel 2.2. Pilar Sekolah dalam Pendidikan Karakter

KARAKTER

UTAMA

INTERVENSI HABITUASI

Jujur,

bertanggung

-jawab

Cerdas

Sehat dan

bersih

Peduli dan

kreatif

Tujuan Terbentuknya karakter peserta

didik melalui berbagai

kegiatan sekolah

Strategi:

Sekolah terhadap siswa • Intra dan kokurikuler secara

terintegrasi pada semua mata

pelajaran

• Ekstrakurikuler melalui

berbagai kegiatan antara lain:

KIR, pramuka, kesenian,

olahraga, dokter kecil, PMR

• Budaya sekolah dengan

menciptakan suasana sekolah

yang mencerminkan karakter

Pemerintah terhadap

sekolah • Kebijakan

• Pedoman

• Penguatan

• Pelatihan

Tujuan Terbiasanya perilaku

yang berkarakter di

sekolah

Strategi: • Keteladanan KS,

Pendidik, tenaga

kependidikan

• Budaya sekolah

yang bersih, sehat,

tertib, disiplin, dan

indah

• Menggalakkan

kembali berbagai

tradisi yang

membangun

karakter seperti:

hari krida, upacara,

piket kelas, ibadah

bersama, doa

(perenungan),

hormat orang tua,

hormat guru,

hormat

bendera,program 5

S, cerita

kepahlawanan

Sumber: Timnas Bangter,2010.

Page 45: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA BERBASIS KARAKTER

31

c. Pilar masyarakat

Tabel 2. 3. Pilar Masyarakat dalam Pendidikan Karakter

KARAKTER

UTAMA

INTERVENSI HABITUASI

Jujur,

bertanggung

-jawab

Cerdas

Sehat dan

bersih

Peduli dan

kreatif

Tujuan:

• Terbangunnya kerangka

sistemik perencanaan,

pelaksanaan dan penilaian

pendidikan karakter scr

nasional

• Terciptanya suasana

kondusif dlm masyarakat

yang mencerminkan

kepekaan kesadaran

kemauan dan

tanggungjawab untuk

membangun karakter

utama

Strategi:

Dari pemerintah:

• Pengembangan grand

design pendidikan karakter

• Pencanangan nasional

pendidikan karakter

• Pengembangan perangkat

pendukung pendidikan

karakter, al: iklan layanan

masyarakat, sajian

multimedia (poster, siaran

tv, siaran radio)

Dalam masyarakat:

• Pengembangan peranan

komite sekolah dlm

pembangunan karakter

melalui MBS

• Perintisan berbagai

kegiatan kemasyarakatan,

pengabdian kepada

masyarakat yg melibatkan

peserta didik

• Pelibatan semua

komponen bangsa dalam

pendidikan karakter, al:

media massa

Tujuan: • Terciptanya

suasana yang

kondusif dlm

masyarakat yang

mencerminkan

koherensi

pembangunan

karakter secara

nasional

• Tumbuhnya

keteladanan

dalam

masyarakat

Strategi: • Keteladan dan

penguatan dalam

kehidupan

masyarakat

Sumber: Timnas Bangter,2010.

Page 46: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA BERBASIS KARAKTER

32

Pelaksanaan pendidikan karater keterkaiatannya dengan Pilar

karakter yang terdiri dari tiga pilar yaitu keluarga, sekolah dan

masyarakat terlaksana secara berkesinambungan, hal ini dikarenakan

tiap sekolah memiliki tujuan yang sama dalam pembangunan karakter

bagi tiap siswa sesuai dengan fungsi dan tujuan dari pendidikan

karakter tersebut. Seorang anak pertama kalinya memperoleh

pendidikan dalam keluarga. Dengan demikian keluarga dapat

dikatakan sebagai peletak dasar bagi pendidikan seorang anak. Artinya

keluarga sangat berperan dalam perkembangan kepribadian anak.

Namun pada masa sekarang sekolah dibutuhkan karena masyarakat

modern dengan kebudayaan dan peradaban yang telah maju

menawarkan demikian banyak kepandaian dengan kerumitan dan

kompleksitas yang tinggi sehingga tidak mungkin lagi mempelajari

kepandaian yang diperlukan hanya sambil lalu dalam praktek.

Pelaksanaannya secara nyata adalah mengasah karakter tersebut dalam

masyarakat sekitar anak tersebut.

C. Kebencanaan

Indonesia berada di daerah pertemuan tiga lempeng besar, yaitu

Lempeng Indo-Australia, Lempeng Eurasia, dan Lempeng Pasifik. Akibatnya

Indonesia berada di Lingkungan Zona Cincin Api (Ring of Fire), sehingga

Indonesia rawan terhadap bencana geologi, seperti gempa bumi, tsunami,

letusan gunung api, tanah longsor, dan amblesan (subsidence). Seiring dengan

berkembangnya waktu dan meningkatnya aktivitas manusia, kerusakan

Page 47: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA BERBASIS KARAKTER

33

lingkungan hidup cenderung semakin parah dan memicu meningkatnya

jumlah kejadian dan intensitas bencana hidrometeorologi (Suhandini, 2012).

Berdasarkan data kejadian dan dampak bencana yang mengacu pada

data historis selama dua dekade terakhir, menunjukkan terdapat beberapa

ancaman bencana yang dominan di Indonesia, yaitu: (1) gempa bumi, (2)

tsunami, (3) tanah longsor/gerakan tanah, (4) letusan gunung api, (5) banjir,

dan (6) kekeringan.

Bencana alam dapat dibedakan antara bencana yang tidak dapat

diprediksi, seperti gempa bumi, tsunami, letusan gunung berapi. Ada pula

bencana yang dapat diprediksi, seperti tanah longsor dan banjir. Sementara itu,

bencana sosial biasanya terjadi karena perilaku dan pola hidup yang tidak

terkontrol ketika aktivitas masyarakat berinteraksi dengan lingkungan

hidupnya. Bencana sosial seringkali terkait adanya ancaman keamanan dan

keterjaminan mata pencaharian maupun yang terkait aspek SARA. Bencana

ini umumnya melanda masyarakat yang hidup di bawah garis kemiskinan atau

pada lingkungan yang memiliki tingkat strata sosial sangat rendah. Jenis

bencana lainnya adalah bencana non alam, contohnya adalah epidemik dan

wabah penyakit (Suhandini,2012).

Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) sebagai badan yang

bertanggungjawab dalam penanggulangan bencana mengidentifikasi jenis

ancaman bencana sebagai berikut: (1) gempa bumi, (2) tsunami, (3) letusan

gunung api, (4) banjir, (5) tanah longsor/gerakan tanah, (6) kebakaran hutan

dan lahan, (7) kekeringan, (8) gelombang ekstrem, (9) cuaca ekstrem (angin

putting beliung, topan, dan badai tropis), (10) erosi, (11) abrasi, (12) epidemi

Page 48: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA BERBASIS KARAKTER

34

dan wabah penyakit, (13) kebakaran hutan, (14) kegagalan teknologi dan (15)

konflik sosial.

Berdasarkan uraian diatas, adalah sangat wajar bila bahan ajar di

sekolah juga berwawasan pendidikan kebencanaan, agar setiap warga Negara

Indonesia dipersiapkan sedini mungkin untuk siap menghadapi berbagai

ancaman bencana tersebut. Pemahaman yang matang tentang bencana akan

dapat meningkatkan kemampuan (capability) dalam menghadapi ancaman

(bahaya) kebencanaan, karena aspek kemampuan ancaman adalah kebijakan,

kesiap-siagaan dan partisipasi masyarakat. Berikut ini adalah penjelasan

tentang kebencanaan secara terperinci.

1. Konsep Kebencanaan

Pengertian-pengertian dalam kebencanaan berdasarkan Undang-

undang No.24 Tahun 2007:

a. Bencana

Bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam

dan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang

disebabkan, baik oleh faktor alam dan/atau faktor nonalam maupun

faktor manusia sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa

manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda, dan dampak

psikologis.

b. Penyelenggaraan penanggulangan bencana

Penyelenggaraan penanggulangan bencana adalah serangkaian upaya

yang meliputi penetapan kebijakan pembangunan yang berisiko

Page 49: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA BERBASIS KARAKTER

35

timbulnya bencana, kegiatan pencegahan bencana, tanggap darurat,

dan rehabilitasi.

c. Kegiatan pencegahan bencana

Kegiatan pencegahan bencana adalah serangkaian kegiatan yang

dilakukan sebagai upaya untuk menghilangkan dan/atau mengurangi

ancaman bencana.

d. Kesiapsiagaan

Kesiapsiagaan adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan untuk

mengantisipasi bencana melalui pengorganisasian serta melalui

langkah yang tepat guna dan berdaya guna.

e. Peringatan dini

Peringatan dini adalah serangkaian kegiatan pemberian peringatan

sesegera mungkin kepada masyarakat tentang kemungkinan terjadinya

bencana pada suatu tempat oleh lembaga yang berwenang.

f. Mitigasi

Mitigasi adalah serangkaian upaya untuk mengurangi risiko bencana,

baik melalui pembangunan fisik maupun penyadaran dan peningkatan

kemampuan menghadapi ancaman bencana.

g. Tanggap darurat bencana

Tanggap darurat bencana adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan

dengan segera pada saat kejadian bencana untuk menangani dampak

buruk yang ditimbulkan, yang meliputi kegiatan penyelamatan dan

evakuasi korban, harta benda, pemenuhan kebutuhan dasar,

Page 50: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA BERBASIS KARAKTER

36

perlindungan, pengurusan pengungsi, penyelamatan, serta pemulihan

prasarana dan sarana.

h. Ancaman bencana

Ancaman bencana adalah suatu kejadian atau peristiwa yang bisa

menimbulkan bencana.

i. Rawan bencana

Rawan bencana adalah kondisi atau karakteristik geologis, biologis,

hidrologis, klimatologis, geografis, sosial, budaya, politik, ekonomi,

dan teknologi pada suatu wilayah untuk jangka waktu tertentu yang

mengurangi kemampuan mencegah, meredam, mencapai kesiapan, dan

mengurangi kemampuan untuk menanggapi dampak buruk bahaya

tertentu.

j. Pemulihan

Pemulihan adalah serangkaian kegiatan untuk mengembalikan kondisi

masyarakat dan lingkungan hidup yang terkena bencana dengan

memfungsikan kembali kelembagaan, prasarana, dan sarana dengan

melakukan upaya rehabilitasi.

k. Pencegahan bencana

Pencegahan bencana adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan

untuk mengurangi atau menghilangkan risiko bencana, baik melalui

pengurangan ancaman bencana maupun kerentanan pihak yang

terancam bencana.

Page 51: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA BERBASIS KARAKTER

37

l. Korban bencana

Korban bencana adalah orang atau sekelompok orang yang menderita

atau meninggal dunia akibat bencana.

2. Jenis-jenis Bencana

Bencana ada bermacam-macam menurut sumber atau penyebabnya

menurut Undang-undang No. 24 Pasal 1 (2007) bencana diklasifikasikan

tiga jenis, yaitu:

a. Bencana alam

Bencana alam yaitu yang bersumber dari fenomena alam seperti gempa

bumi, letusan gunung api, meteor, pemanasan global, banjir, topan, dan

tsunami.

b. Bencana non alam

Bencana non alam adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa

non alam yang antara lain berupa gagal teknologi, gagal modernisasi,

epidemi, dan wabah penyakit.

c. Bencana sosial

Bencana sosial adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau

serangkaian peristiwa yang diakibatkan oleh manusia yang meliputi

konflik sosial antar kelompok atau antar komunitas masyarakat dan

teror.

Page 52: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA BERBASIS KARAKTER

38

3. Komponen Kebencanaan

Menurut Suhandini (2012), komponen kebencanaan terdiri atas:

a. Ancaman

Ancaman bencana adalah suatu kejadian atau peristiwa yang bisa

(berpotensi) menimbulkan bencana. Contoh: lokasi pemukiman di

dataran banjir (tepi sungai), ancaman bencana adlah banjir. Lokasi

pemukiman di daerah “ring of fire” ancaman bencana berupa gempa

bumi, dan bila di tepi pantai ancaman bertambah satu, yaitu tsunami.

b. Kapasitas

Kapasitas adalah gabungan semua sumberdaya, cara, kekuatan yang

tersedia di masyarakat dan organisasi yang memungkinkan masyarakat

memiliki daya tangkal dan daya tahan untuk mengurangi tingkat resiko

atau akibat dari bencana.

c. Kerentanan

Suatu kondisi yang melekat pada komunitas atau masyarakat yang

mengarah dan menimbulkan konsekuensi (fisik, sosial, ekonomi dan

perilaku) pada menurunnya daya tangkal dan daya tahan masyarakat

sehingga menyebabkan ketidakmampuan dalam menghadapi ancaman

bencana. Kerentanan ini dapat berpengaruh buruk terhadap upaya-

upaya pencegahan dan penanggulangan bencana.

d. Risiko bencana

Potensi kerugian yang ditimbulkan akibat bencana pada suatu wilayah

dan kurun waktu tertentu, yang dapat berupa kematian, luka, sakit,

Page 53: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA BERBASIS KARAKTER

39

jiwa terancam, hilangnya rasa aman, mengungsi, kerusakan atau

kehilangan harta, dan gangguan kegiatan masyarakat.

e. Mitigasi

Serangkaian upaya untuk mengurangi risiko bencana, baik melalui

pembangunan fisik maupun penyadaran dan peningkatan kemampuan

menghadapi bencana. Ada 2 (dua) bentuk mitigasi yaitu mitigasi

struktural (membuat chekdam, bendungan, tanggul sungai, dan lain-

lain). Mitigasi non struktural (peraturan, tata ruang, dan pelatihan)

termasuk spiritual.

f. Paradigma mitigasi

Pada prinsipnya mitigasi difokuskan pada pengenalan daerah rawan

ancaman bencana dan pola perilaku individu/masyarakat yang rentan

terhadap bencana. Tujuan utama memitigasi terhadap ancaman

bencana adalah pembuatan struktur bangunan, sedangkan mitigasi

terhadap pola perilaku yang rentan melalui relokasi permukiman,

peraturan-peraturan bangunan dan penataan ruang. Untuk mencapai

maksud tersebut diperlukan: (1) strategi mitigasi merupakan

perencanaan yang dibuat dalam menghadapi bencana, (2) pencegahan

(prevention) adalah tindakan nyata yang disiapkan sebelum terjadi

bencana, (3) kesiapsiagaan (preparedness) serangkaian kegiatan yang

dilakukan untuk mengantisipasi bencana melalui pengorganisasian serta

melalui langkah yang tepat guna dan berdaya guna.

Page 54: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA BERBASIS KARAKTER

40

4. Pandangan Tentang Bencana

Menurut Suhandini (2012), dewasa ini telah terjadi perubahan cara

pandang tentang bencana, dari cara pandang konvensional bergeser ke cara

pandang holistik. Berikut ini disajikan beberapa cara pandang tentang

bencana, yaitu:

a. Pandangan konvensional

Pandangan ini menganggap bencana merupakan TAKDIR.

b. Pandangan ilmu pengetahuan alam

Pandangan ini menganggap bencana sebagai unsur lingkungan fisik

yang membahayakan kehidupan manusia.

c. Pandangan ilmu terapan

Pandangan ini melihat bencana didasarkan pada besarnya ketahanan

atau tingkat kerusakan akibat bencana.

d. Pandangan progresif

Pandangan ini menganggap bencana sebagai bagian yang biasa dan

selalu terjadi dalam pembangunan.

e. Pandangan ilmu sosial

Pandangan ini memfokuskan pada bagaimana tanggapan dan kesiapan

masyarakat menghadapi bahaya.

f. Pandangan holistik

Pendekatan ini menekankan pada bahaya dan kerentanan, serta

kemampuan masyarakat dalam menghadapi bahaya dan risiko.

Page 55: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA BERBASIS KARAKTER

41

5. Pentingnya Pendidikan Kebencanaan

Kompetensi pendidikan kebencanaan semestinya dijadikan

paradigma dalam dunia pendidikan nasional sebagai suatu alternatif untuk

menyiapkan generasi bangsa yang memiliki pondasi kuat akan nilai-nilai

pengurangan risiko bencana dalam kiprahnya bagi pembangunan nasional

kelak. Dalam skala yang lebih luas, pendidikan kebencanaan menjadi

sebuah kewajiban bagi seluruh bangsa, mengingat peristiwa bencana dapat

terjadi dimana saja, kapan saja, dan dapat menimpa siapa saja tanpa

mengenal usia (Rahayu, 2009).

Pendidikan kebencanaan merupakan suatu usaha pemahaman

konsep-konsep yang berkaitan dengan kebencanaan, dalam rangka

mengembangkan pengertian dan kesadaran yang diperlukan untuk

mengambil sikap dalam melakukan adaptasi kehidupan di daerah yang

rawan bencana. Pendidikan kebencanaan dapat diartikan pula sebagai

upaya sadar untuk menciptakan suatu masyarakat yang peduli, memiliki

pengetahuan dan ketrampilan dalam mengatasi permasalahan

kebencanaan, serta untuk menghindari permasalahan kebencanaan yang

mungkin akan muncul disaat mendatang (Prosiding Seminar Nasional,

2007)

Oleh karena itu pendidikan kebencanaan ini akan

diimplementasikan oleh peneliti melalui bahan ajar yang berupa Lembar

kerja Siswa berbasis Karakter dan Kebencanaan dengan mengusung materi

pokok lingkungan hidup.

Page 56: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA BERBASIS KARAKTER

42

D. Bahan Ajar

1. Pengertian Bahan Ajar

Bahan ajar merupakan bagian dari sumber belajar. Bahan ajar

adalah segala bentuk bahan yang digunakan untuk membantu

guru/instruktur dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar. Bahan

yang dimaksud bisa berupa bahan tertulis maupun bahan tidak tertulis

(Depdiknas 2008:6).

Untuk memahami maksud bahan ajar, kita dapat menelusuri

pandangan dari beberapa ahli tentang pengertian istilah tersebut. Menurut

National Centre for Competency Based Training (2007), bahan ajar adalah

segala bentuk bahan yang digunakan untuk membantu guru atau instruktur

dalam melaksanakan proses pembelajaran di kelas. Bahan yang dimaksud

bisa berupa bahan tertulis maupun tak tertulis. Pandangan dari ahli lainnya

mengatakan bahwa bahan ajar adalah seperangkat materi yang disusun

secara sistematis, baik tertulis maupun tidak tertulis, sehingga tercipta

lingkungan atau suasana yang memungkinkan peserta didik untuk belajar.

2. Pentingnya Pembuatan Bahan Ajar

Prastowo (2011: 22-30) menguraikan fungsi, tujuan, dan kegunaan

dari pentingnya pembuatan bahan ajar. Adapun penjelasan dari ketiga hal

tersebut adalah sebagai berikut.

a. Fungsi pembuatan bahan ajar

Ada dua klasifikasi utama fungsi bahan ajar. Berdasarkan pihak-pihak

yang menggunakan bahan ajar, fungsi bahan ajar dapat dibedakan

Page 57: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA BERBASIS KARAKTER

43

menjadi dua macam, yaitu fungsi bagi pendidik dan fungsi bagi peserta

didik.

1) Fungsi bahan ajar bagi pendidik

Adapun fungsi bahan ajar bagi pendidik antara lain: (a) menghemat

waktu pendidik dalam mengajar, (b) mengubah peran pendidik dari

seorang pengajar menjadi seorang fasilitator, (c) meningkatkan

proses pembelajaran menjadi lebih efektif dan interaktif, (d)

sebagai pedoman bagi pendidik yang akan mengarahkan semua

aktivitasnya dalam proses pembelajaran dan merupakan substansi

kompetensi yang semestinya diajarkan kepada peserta didik; serta,

(e) sebagai alat evaluasi pencapaian atau penguasaan hasil

pembelajaran

2) Fungsi bahan ajar bagi peserta didik

Adapun fungsi bahan ajar bagi peserta didik antara lain: (a) peserta

didik dapat belajar tanpa harus ada pendidik atau teman peserta

didik yang lain, (b) peserta didik dapat belajar kapan saja dan

dimana saja ia kehendaki, (c) peserta didik dapat belajar sesuai

kecepatannya masing-masing, (d) peserta didik dapat belajar

menurut urutan yang dipilihnya sendiri, (e) membantu potensi

peserta didik untuk menjadi pelajar/mahasiswa yang mandiri dan

(f) sebagai pedoman bagi peserta didik yang akan mengarahkan

semua aktifitasnya dalam proses pembelajaran dan merupakan

substansi kompetensi yang seharusnya dipelajari atau dikuasainya.

Page 58: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA BERBASIS KARAKTER

44

b. Tujuan pembuatan bahan ajar

Untuk tujuan pembuatan bahan ajar, setidaknya ada empat hal pokok

yang melingkupinya, yaitu: (a) membantu peserta didik dalam

mempelajari sesuatu, (b) menyediakan berbagai jenis pilihan bahan

ajar, sehingga mencegah timbulnya rasa bosan pada peserta didik, (c)

memudahkan peserta didik dalam melaksanakan pembelajaran dan (d)

agar kegiatan pembelajaran menjadi lebih menarik.

c. Kegunaan pembuatan bahan ajar

Adapun manfaat atau kegunaan pembuatan bahan ajar dapat dibedakan

menjadi dua macam, yaitu kegunaan bagi pendidik dan kegunaan bagi

peserta didik.

1) Kegunaan bagi pendidik

Setidaknya, ada tiga kegunaan pembuatan bahan ajar bagi pendidik,

diantaranya sebagai berikut: (1) pendidik akan memiliki bahan ajar

yang dapat membantu dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran,

(2) bahan ajar dapat diajukan sebagai karya yang dinilai untuk

menambah angka kredit pendidik guna keperluan kenaikan pangkat,

(3) menambah penghasilan bagi pendidik jika hasil karyanya

diterbitkan.

2) Kegunaan bagi peserta didik

Apabila bahan ajar tersedia secara bervariasi, inovatif, dan menarik,

maka paling tidak ada tiga kegunaan bahan ajar bagi peserta didik,

diantaranya sebagai berikut: (1) kegiatan pembelajaran menjadi

lebih menarik, (2) peserta didik lebih banya mendapatkan

Page 59: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA BERBASIS KARAKTER

45

kesempatan untuk belajar secara mandiri dengan bimbingan

pendidik dan (3) peserta didik mendapatkan kemudahan dalam

mempelajari setiap kompetensi yang harus dikuasainya.

3. Macam-macam Bahan Ajar

Dibawah ini adalah macam-macam bahan ajar menurut badan standar

nasional pendidikan adalah:

a. Handout

Handout adalah bahan tertulis yang disiapkan oleh guru untuk

memperkaya pengetahuan peserta didik.

b. Buku

Buku adalah bahan tertulis yang menyajikan ilmu pengetahuan buah

pikiran dari pengarangnya.

c. Modul

Modul adalah sebuah buku yang ditulis dengan tujuan agar peserta

didik dapat belajar secara mandiri tanpa atau dengan bimbingan guru.

d. Lembar Kerja Siswa

LKS (student worksheet) adalah lembaran-lembaran berisi tugas yang

harus dikerjakan oleh peserta didik.

e. Leaflet

Leaflet adalah bahan cetak tertulis berupa lembaran yang dilipat tapi

tidak dimatikan/dijahit.

Page 60: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA BERBASIS KARAKTER

46

E. Lingkungan Hidup

1. Pengertian Lingkungan Hidup

Lingkungan adalah suatu sistem kompleks yang berada di luar

individu yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan organisme.

Lingkungan tidak sama dengan habitat. Lingkungan merupakan ruang tiga

dimensi, di dalam mana organisme merupakan salah satu bagiannya.

Lingkungan bersifat dinamis dalam arti berubah-ubah setiap saat.

Perubahan dan perbedaan yang terjadi baik secara mutlak maupun relatif

dari faktor-faktor lingkungan terhadap tumbuh-tumbuhan akan berbeda-

beda menurut waktu, tempat dan keadaan tumbuhan itu sendiri (Irwan,

1996).

Beberapa pengertian tentang lingkungan hidup adalah sebagai

berikut: (a) N.H.T. Siahaan (2004:4) mengartikan bahwa yang dimaksud

dengan lingkungan hidup adalah semua benda, daya dan kondisi yang

terdapat dalam suatu tempat atau ruang tempat manusia atau makhluk

hidup berada dan dapat mempengaruhi hidupnya, (b) Otto Soemarwoto

(1997:51) mengemukakan bahwa manusia bersama tumbuhan, hewan dan

jasad renik menempati suatu ruang tertentu. Kecuali makhluk hidup, dalam

ruang itu terdapat juga benda tak hidup, seperti misalnya udara yang terdiri

atas bermacam gas, air dalam bentuk uap, cair dan padat, tanah dan batu.

Ruang yang ditempati suatu makhluk hidup bersama dengan benda hidup

dan tak hidup di dalamnya disebut lingkungan hidup, (c) Berdasarkan

UU No. 32 Tahun 2009, Lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan

semua benda, daya, keadaan, dan makhluk hidup, termasuk manusia dan

Page 61: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA BERBASIS KARAKTER

47

perilakunya, yang mempengaruhi alam itu sendiri, kelangsungan

perikehidupan, dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lain.

Eddy (2009:31) menjelaskan beberapa pengertian yang berkaitan

dengan lingkungan hidup adalah sebagai berikut:

a. Lingkungan Hidup

Lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya,

keadaan, dan makhluk hidup, termasuk didalamnya manusia dan

perilakunya, yang mempengaruhi kelangsungan peri kehidupan dan

kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lainnya.

b. Pengelolaan Lingkungan Hidup

Pengelolaan lingkungan hidup adalah upaya terpadu dalam

pemanfaatan, penataan, pemeliharaan, pengawasan, pengendalian,

pemulihan, dan pengembangan lingkungan hidup.

c. Daya Dukung Lingkungan

Daya dukung lingkungan adalah kemampuan lingkungan untuk

mendukung peri kehidupan manusia dan makhluk hidup lainnya.

d. Sumber Daya

Sumber daya adalah unsur lingkungan hidup yang terdiri atas sumber

daya manusia, sumber daya alam hayati, sumber daya alam non hayati,

dan sumber daya buatan.

e. Pencemaran Lingkungan

Pencemaran lingkungan adalah masuknya atau dimasukkannya

makhluk hidup, zat, energy, dan atau komponen lain ke dalam

lingkungan dan atau berubahnya tatanan lingkungan oleh kegiatan

Page 62: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA BERBASIS KARAKTER

48

manusia atau oleh proses alam sehingga kualitas lingkungan turun

sampai ke tingkat tertentu, yang menyebabkan lingkungan menjadi

kurang atau tidak dapat berfungsi lagi sesuai dengan peruntukkannya.

f. Perusakan Lingkungan

Perusakan Lingkungan adalah tindakan yang menimbulkan perubahan

langsung atau tidak langsung terhadap sifat-sifat fisik dan atau hayati

lingkungan yang mengakibatkan lingkungan itu kurang atau tidak

berfungsi lagi dalam menunjang pembangunan yang

berkesinambungan.

g. Dampak Linkungan

Dampak linkungan adalah perubahan lingkungan yang diakibatkan

oleh suatu kegiatan.

h. Pembangunan Berwawasan Lingkungan

Pembangunan berwawasan lingkungan adalah upaya sadar dan

berencana menggunakan dan mengelola sumber daya secara bijaksana

dalam pembangunan yang berkesenambungan untuk meningkatkan

mutu hidup.

2. Jenis-jenis Lingkungan Hidup

a. Lingkungan Hidup Alami

Lingkungan hidup alami merupakan lingkungan bentukan alam yang

terdiri atas berbagai sumber alam dan ekosistem dengan komponen-

komponennya, baik fisik, biologis. Lingkungan hidup alami bersifat

dinamis karena memiliki tingkat heterogenitas organisme yang sangat

tinggi.

Page 63: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA BERBASIS KARAKTER

49

b. Lingkungan Hidup Binaan/Buatan

Lingkungan hidup binaan/buatan mencakup lingkungan buatan

manusia yang dibangun dengan bantuan atau masukan teknologi, baik

teknologi sederhana maupun teknologi modern. Lingkungan hidup

binaan/buatan bersifat kurang beraneka ragam karena keberadaannya

selalu diselaraskan dengan kebutuhan manusia.

c. Lingkungan Hidup Sosial

Lingkungan hidup sosial terbentuk karena adanya interaksi sosial

dalam masyarakat. Lingkungan hidup sosial ini dapat membentuk

lingkungan hidup binaan tertentu yang bercirikan perilaku manusia

sebagai makhluk sosial. Hubungan antara individu dan masyarakat

sangat erat dan saling mempengaruhi serta saling bergantung.

d. Unsur-unsur Lingkungan Hidup

Di dalam lingkungan hidup secara garis besar terdapat tiga komponen

penting yaitu: (1) unsur fisik (abiotik), (2) unsur hayati (biotik), (3)

unsur budaya.

Page 64: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA BERBASIS KARAKTER

50

Ketiga unsur tersebut dapat digambarkan pada gambar yang

telah dijelaskan secara terperinci berikut.

Sumber: Sunarko (2007:43)

Gambar 2.2. Unsur-unsur Lingkungan Hidup

Dari gambar diatas dapat dijelaskan secara terperinci seperti

dibawah ini.

1) Unsur Fisik

Unsur fisik yang terdiri dalam lingkungan hidup terdiri atas

tanah, air, udara, sinar matahari, senyawa kimia, dan sebagainya.

Fungsi unsur fisik dalam lingkungan hidup adalah sebagai media

untuk berlangsungnya kehidupan. Sebagai contoh, air diperlukan

oleh semua makhluk hidup untuk mengalirkan zat-zat makanan,

dan matahari merupakan energi utama untuk bergerak atau

berubah. Jika unsur ini tidak ada, maka semua kehidupan yang

Lingkunan Abiotik

(A) a-b

a-b-c

b-c a-c

Lingkungan Kultural

(C)

Lingkunan Biotik

(B)

Page 65: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA BERBASIS KARAKTER

51

terdapat di muka bumi akan terhenti. Jadi makhluk hidup sangat

tergantung dari keberadaan unsur fisik tersebut.

Tanah merupakan unsur fisik lingkungan yang mampu

mendukung pertumbuhan tanaman, hubungan makhluk hidup

dengan tanah sangat erat karena mereka berasal dan hidup dari dan

diatas tanah. Begitu pula air yang merupakan sumber penghidupan

manusia, kebutuhan manusia akan air menjadi sangat berarti jika

dihubungkan dengan: (a) pertambahan penduduk, (b) kebutuhan

pangan, (c) peningkatan industrialisasi, (d) kelangsungan

ekosistem terhadap teknologi.

Udara merupakan sumber kehidupan yang utama bagi

semua makhluk hidup, bumi kita terbungkus oleh gas yang secara

keseluruhan disebut atmosfer. Atmosfer terdiri atas berbagai

macam gas, antara lain nitrogen, oksigen, karbondioksida, uap, dan

lain-lain. Nitrogen dan oksigen menempati hampir 99% dari

seluruh gas yang ada.

2) Unsur Hayati

Unsur hayati dalam lingkungan hidup terdiri atas semua

makhluk hidup yang terdapat di bumi, mulai dari tingkat rendah

sampai ke tingkat tinggi, dari bentuk yang paling kecil hingga yang

paling besar. Sebagai contoh, adalah manusia, hewan, tumbuhan,

dan jasad renik. Unsur hayati inilah yang saling berhubungan

sehingga membentuk jalinan mulai dari yang sederhana hingga

yang sangat rumit. Dalam organisasi makhluk hidup, unsur hayati

Page 66: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA BERBASIS KARAKTER

52

memiliki tingkatan, yaitu: (a) protoplasma, (b) sel, (c) jaringan, (d)

organ, (e) sistem organ, (f) organisme, (g) populasi, (h) komunitas.

Dalam jaringan makanan, unsur hayati memilki tingkatan

mulai dari produsen sampai dengan konsumen tingkat tinggi

sebagaimana yang terurai dalam susunan ekosistem yaitu,

a) Produsen

Merupakan organisme autotrofik yang mengolah makanan

sendiri melalui tumbuhan berklorofil (hijau daun) dengan

bantuan sinar matahari dan bahan anorganik. Kelompok

produsen ini adalah tumbuh-tumbuhan.

b) Konsumen

Merupakan organisme yang tidak dapat mengolah makanan

sendiri melainkan tergantung kepada organisme lain.

c) Pengurai

Merupakan organisme yang hidup dengan cara menguraikan

bahan organik yang berasal dari jasad organisme yang telah

mati, contohnya adalah bakteri dan jamur.

3) Unsur Budaya (Kultural)

Unsur budaya dalam lingkungan hidup adalah sistem nilai,

gagasan, keyakinan yang dimiliki manusia dalam menentukan

perilakunya sebagai makhluk sosial (masyarakat). Unsur budaya

ini dikembangkan oleh manusia dalam memenuhi kebutuhan pokok

dan mempermudah dalam kehidupan. Sebagai contoh, untuk

melawan dinginnya udara, maka manusia menciptakan baju untuk

Page 67: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA BERBASIS KARAKTER

53

melapisi badan dan sumber penghangat lainnya. Selain itu, untuk

mempercepat produksi maka diciptakan mesin. Unsur budaya

dalam lingkungan hidup merupakan faktor yang dapat menentukan

keseimbangan tatanan lingkungan dimana manusia merupakan

pemegang kendali.

3. Kerusakan Lingkungan Hidup

Kerusakan lingkungan hidup dapat dibagi menjadi dua spesifikasi

yaitu, (a) kerusakan lingkungan hidup karena proses alam, dan (b)

kerusakan lingkungan hidup karena kegiatan manusia. Kedua hal tersebut

dapat dijelaskan secara terperinci sebagai berikut.

a. Kerusakan Lingkungan Hidup karena Proses Alam

Peristiwa-peristiwa yang termasuk dalam kerusakan lingkungan hidup

karena proses alam adalah:

1) Letusan gunung api

Letusan gunung api merupakan salah satu aktivitas dari

vulkanisme. Letusan gunung api ini merupakan gejala alam. Kita

manusia tidak mampu memebendung atau mencegahnya. Tentu

saja akibat dari letusan ini dapat merusak lingkungan hidup.

Kerusakan tersebut antara lain: (1) Letusan gunung api

melemparkan berbagai material padat yang terdapat di dalamnya

seperti batuan, kerikil, dan pasir yang dapat menimpa perumahan,

daerah pertanian, perkebunan, hutan, dan sebagainya, (2) Hujan

abu vulkanik yang menyertai letusan dapat menyebabkan

terganggunya pernafasan juga pemandangan yang gelap.

Page 68: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA BERBASIS KARAKTER

54

Disamping itu timbunan abu yang tebal dapat menutupi areal

pertanian dan perkebunan yang bisa mengurangi produksi, (3)

Awan panas yang berhembus dengan kecepatan tinggi dan tidak

terlihat mata, dapat menewaskan makhluk hidup yang dilaluinya,

(4) Aliran lahar dapat menyebabkan pendangkalan sungai,

sehingga ketika hujan turun menimbulkan banjir, (5) Gas yang

mengandung racun dapat mengancam keselamatan makhluk hidup

di sekitar gunung api.

2) Gempa bumi

Gempa bumi merupakan sentakan lapisan bumi yang bersumber

dari lapisan di sebelah dalam yang merambat ke permukaan bumi.

Getaran bumi yang demikian hebat jika melanda daerah

pemukiman penduduk yang padat akan menjadi bencana yang

hebat. Pada saat gempa berlangsung terjadi beberapa peristiwa

sebagai akibat langsung maupun tidak langsung diantaranya yaitu:

(a) Tanah di permukaan menjadi merekah sehingga menyebabkan

jalan raya terputus, (b) Akibat goncangan yang hebat maka dapat

terjadi tanah longsor yang menimbun segala sesuatu dibawahnya,

(c) Gempa dapat menyebabkan berbagai bangunan roboh, (d)

Gempa yang terjadi di dasar laut dapat menyebabkan tsunami,

yaitu gelombang pasang di laut dan melanda daerah pantai.

Page 69: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA BERBASIS KARAKTER

55

3) Badai Siklon

Siklon adalah tekanan udara rendah berupa angin taifun atau badai,

terdapat dua jenis siklon yaitu siklon di daerah lintang sedang dan

siklon di daerah lintang rendah (tropik). Kedua siklon ini dibelahan

bumi utara bergerak berlawanan dengan jarum jam, sedangkan di

belahan bumi selatan searah dengan jarum jam. Kerusakan

lingkungan tergantung dari lemah atau kuatnya kecepatan angin.

Terdapat tiga tipe siklon yaitu, siklon bergelombang, siklon tropik,

dan tornado. Dari ketiga tipe tersebut, tornado merupakan badai

siklon yang merusak lingkungan hidup di permukaan bumi,

tornado merupakan siklon yang hebat dari angin yang sangat kuat

dan dapat menghancurkan bangunan, pemukiman, perkebunan, dan

persawahan yang dilaluinya.

b. Kerusakan Lingkungan Hidup karena Kegiatan Manusia

Peristiwa-peristiwa yang termasuk dalam kerusakan lingkungan hidup

karena kegiatan manusia adalah:

1) Kerusakan hutan

Bentuk kerusakan hutan akibat kegiatan manusia antara lain: (a)

Pemanfaatan sumberdaya hutan secara berlebihan, misalnya

penebangan pepohonan di hutan untuk keperluan industri kertas,

kayu bakar, peralatan rumah tangga, dan bahan bangunan, (b)

Pengalihfungsian hutan menjadi lahan pertanian, permukiaman

atau kegiatan pertambangan. Pengalih fungsi ini dilakukan dengan

Page 70: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA BERBASIS KARAKTER

56

cara menebang atau membakar pepohonan yang ada, sehingga

akibatnya terjadi penyempitan hutan.

2) Pencemaran lingkungan

Pencemaran lingkungan adalah masuknya limbah hasil kegiatan

manusia ke dalam suatu wilayah tertentu sehingga kualitas

lingkungan wilayah tersebut berubah tidak sesuai lagi dengan

peruntukannya. Sebagai contoh, peruntukan air sungai diantaranya

untuk mandi, tetapi karena telah tercemar dan dapat menimbulkan

penyakit seperti gatal-gatal, maka tidak dapat digunakan lagi untuk

mandi. Pencemaran bisa terjadi pada berbagai komponen, hal ini

dapat dibagi menjadi tiga yaitu, (a) pencemaran akibat limbah

padat, (b) pencemaran air, (c) pencemaran udara.

3) Efek rumah kaca

Sinar matahari yang menembus permukaan bumi sebagian

diserap oleh bumi, sebagian lagi dipantulakan kembali ke uadara.

Gas karbondioksida (CO2) yang dihasilkan dari asap kendaraan

bermotor, pabrik, atau dapur rumah tangga disebut gas rumah kaca.

Gas rumah kaca yang berlebihan di udara akan berkumpul

membentuk sebuah lapisan yang bening dan tidak berwarna.

Lapisan uadara tersebut memayungi dan menyelimuti bumi.

Lapisan udara yang mengandung gas rumah kaca, memiliki

sifat dapat ditembus oleh sinar matahari tetapi tidak dapat

memantulakannya kembali ke udara. Dengan demikian sinar

Page 71: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA BERBASIS KARAKTER

57

matahari yang jatuh ke permukaan bumi akan terperangkap gas

rumah kaca.

Sinar matahari yang terperangkap pada lapisan udara akan

menaikkan suhu sekitarnya menjadi lebih panas dari biasanya.

Panas yang dirasakan saat itu adalah seperti ketika berada dalam

rumah kaca. Itulah sebabnya disebut efek rumah kaca.

Dampak efek rumah kaca terhadap kehidupan di muka

bumi adalah terjadi penurunan iklim udara. Hal ini yang terjadi jika

suhu bumi menjadi panas: (a) Es di kutub mencair yang

mengakibatkan permukaan laut naik, sehingga daerah pantai dan

pulau-pulau kecil dapat tenggelam, (b) Udara yang terlalu panas

tidak baik bagi tanaman, sehingga pertanian akan rusak dan

produksi akan berkurang.

4. Pentingnya Pendidikan Lingkungan Hidup

Pendidikan lingkungan hidup (PLH) merupakan upaya mengubah

perilaku dan sikap yang dilakukan oleh berbagai pihak atau elemen

masyarakat yang bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan, ketrampilan,

dan kesadaran masyarakat tentang nilai – nilai lingkungan dan isu

permasalahan lingkungan yang pada akhirnya dapat menggerakkan

masyarakat untuk berperan aktif dalam upaya pelestarian dan keselamatan

lingkungan untuk kepentingan generasi sekarang dan yang akan datang.

Pendidikan lingkungan hidup mempelajari permasalahan lingkungan

khususnya masalah dan pengelolaan pencemaran, kerusakan lingkungan

serta sumber daya dan konservasinya.

Page 72: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA BERBASIS KARAKTER

58

Di Indonesia telah ada kerjasama antara Menteri LH dengan

Mendiknas, serta Menteri Agama tentang kebijaksanaan PLH. Kemudian

menyusul Surat Edaran Direktur Jendral Manajemen Dasar dan Menengah

No. 5555/C/C5/TU/2005 tentang pelaksanaan pendidikan lingkungan

hidup pada jenjang pendidikan dasar dan menengah. Dengan surat ini

diharapkan jajaran pendidikan di tingkat provinsi, kota dan kabupaten

dapat segera menindaklanjuti dengan menyusun program, strategi dan

materi PLH untuk diaplikasikan sejak SD. Berbagai permasalahan

memang banyak dihadapi, mulai dari padatnya kurikulum, pelatihan yang

belum merata, SDM belum siap untuk menyediakan materi/bahan ajar dan

alat.

Pendidikan dan pembianaan rasa tanggungjawab ini merupakan

tugas penting dari berbagai pihak, terutama dibidang pendidikan. Melalui

pendidikan di sekolah siswa-siswi diperkenalkan dengan lingkungan

hidupnya, memperoleh pengetahuan dasar dan permasalahan lingkungan.

Sebagai contoh pemerintah Kabupaten Cilacap setiap tahunnya menjelang

awal masuk sekolah, melakukan pembinaan terhadap siswa – siswi SMP

dan SMA tentang lingkungan yang dikoordinir oleh Dinas Kebersihan dan

Lingkungan Hidup. Hal ini telah disadari karena pembelajaran lingkungan

hidup merupakan upaya untuk mengubah perilaku dan sikap yang

dilakukan oleh berbagai pihak atau elemen masyarakat yang bertujuan

untuk meningkatkan pengetahuan, ketrampilan dan kesadaran tentang

konsep lingkungan dan isu permasalahan lingkungan sehingga dapat

berperan aktif dalam upaya keselamatan dan pelestarian untuk kepentingan

Page 73: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA BERBASIS KARAKTER

59

generasi sekarang dan akan datang (Sunarno dalam Bahan Ajar PLH,

2009:4).

F. Kerangka Pikir Penelitian

Pembelajaran dalam sistem kurikulum KTSP yang diterapkan di

Indonesia membentuk siswa-siswi yang aktif dan inovatif. Oleh karena itu,

dibutuhkan adanya proses pembelajaran yang dapat melibatkan siswa untuk

berperan penuh dalam pendalaman materi yang disampaikan. Guru dapat

menggunakan media atau bahan ajar yang menunjang dalam melibatkan

keaktifan siswa. Dengan adanya bahan ajar yang inovatif maka akan mampu

meningkatkan minat belajar siswa. Salah satu bahan ajar yang bisa digunakan

dalam melibatkan keaktifan siswa adalah LKS (Lembar Kerja Siswa).

Guru dapat mengembangkan secara mandiri LKS yang akan digunakan

dalam pembelajaran dengan merumuskan terlebih dahulu standar kompetensi,

kompetensi standar, dan indikator pencapaian yang akan digunakan dalam

pengembangan LKS, serta akan menggunakan metode apa saja dalam

pengembangan tersebut. Selain yang berhubungan dengan kegiatan

pembelajaran tersebut, dalam pengembangan LKS juga dibutuhkan adanya

konsep gambar, diagram, serta soal yang mampu menarik perhatan siswa.

Pelakasanaan penelitian ini, penulis memadukan LKS dengan karakter

dan kebencanaan yang dimasukkan di dalamnya, sehingga pengembangan

LKS yang semula konvensional menjadi LKS yang memiliki nilai tersendiri

dalam pembentukan karakter siswa. Dengan adanya LKS berbasis karakter

dan kebencanaan ini diharapkan mampu membentuk karakter siswa dan

kepedulian siswa dengan bencana yang terjadi di sekitarnya. Oleh karena itu,

Page 74: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA BERBASIS KARAKTER

60

dengan adanya pengembangan LKS ini maka akan tercipta bahan ajar yang

memiliki nilai lebih dari LKS konvensional pada umumnya.

Pembelajaran yang menerapkan pembentukan karakter dan kepedulian

terhadap lingkungan sekitar dalam hal ini adalah pemahaman kebencanaan,

sudah menjadi tugas guru untuk menanamkan hal tersebut.

Pengembangan LKS berbasis karakter dan kebencanaan ini akan

diujicobakan dalam kegiatan penelitian yang diadakan oleh penulis.

Diharapkan LKS tersebut bisa layak digunakan dalam kegiatan belajar

mengajar di kelas, dan mampu memberikan konstribusi bagi guru untuk

mengembangkan secara mandiri LKS yang akan digunakan dalam

pembelajaran. Lebih jelasnya, kerangka berpikir dalam penelitian ini dapat

dideskripsikan seperti pada Gambar 2.3.

Gambar 2.3. Kerangka Berpikir

Standar Kompetensi:

1. Memahami permasalahan sosial berkaitan dengan pertumbuhan jumlah penduduk

Kompetensi Dasar:

1.3 Mendeskripsikan permasalahan lingkungan hidup dan upaya penanggulangannya

dalam pembangunana berkelanjutan

Indikator: 1. Merumuskan Pengertian Lingkungan

2. Merumuskan Pengertian Lingkungan Hidup & Mengidentifikasi Unsur-unsur yang

terdapat di dalamnya

3. Memahami Pentingnya Lingkungan Bagi Kehidupan

4. Mengidentifikasi bentuk-bentuk kerusakan lingkungan hidup dan faktor penyebabnya

5. Menganalisis Upaya Pelestarian Lingkungan Hidup Dalam Pembangunan Berkelanjutan

LKS (Lembar Kerja Siswa) Berbasis Karakter dan Kebencanaan

Produk Diuji Oleh:

1. Siswa

2. Guru

3. Tim Ahli

Kelayakan LKS berbasis karakter dan kebencanaan yang digunakan oleh

SMP Negeri di Kabupaten Semarang

Page 75: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA BERBASIS KARAKTER

61

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode dan Desain Penelitian

1. Metode penelitian

Secara umum metode penelitian diartikan sebagai cara ilmiah

untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Metode

penelitian pendidikan dapat diartikan sebagai cara ilmiah untuk

mendapatkan data yang valid dengan tujuan dapat ditemukan,

dikembangkan, dan dibuktikan, suatu pengetahuan tertentu sehingga pada

gilirannya dapat digunakan untuk memahami, memecahkan, dan

mengantisipasi masalah dalam bidang pendidikan (Sugiyono, 2010: 6).

Metode Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini

menggunakan jenis penelitian yang berupa metode penelitian dan

pengembangan (Reseacrh and Development/R&D). Metode penelitian dan

pengembangan ini digunakan untuk menghasilkan produk tertentu, dan

menguji keefektifan produk tersebut (Sugiyono, 2010:407).

Metode Penelitian dan Pengembangan telah banyak digunakan

pada bidang-bidang Ilmu Alam dan teknik. Hampir semua produk

teknologi, seperti alat-alat elektronik, kendaraan bermotor, pesawat

terbang, kapal laut, senjata, obat-obatan, alat-alat kedokteran, bangunan

gedung bertingkat dan alat-alat rumah tangga yang modern diproduk dan

dikembangkan melalui penelitian dan pengembangan. Namun demikian

metode penelitian dan pengembangan bisa juga digunakan dalam bidang

Page 76: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA BERBASIS KARAKTER

62

ilmu-ilmu sosial seperti psikologi, sosiologi, pendidikan, manajemen, dan

lain-lain (Sugiyono, 2010:408).

Secara sederhana R&D bisa didefinisikan sebagai metode

penelitian yang secara sengaja, sistematis, bertujuan/diarahkan untuk

mencaritemukan, merumuskan, memperbaiki, mengembangkan,

menghasilkan, menguji keefektifan produk, model, metode/strategi/cara,

jasa, prosedur tertentu yang lebih unggul, baru, efektif, efisien, produktif,

dan bermakna (Putra, 2011: 67).

Penelitian-penelitian yang diarahkan untuk menghasilkan produk,

desain dan proses diidentifikasi sebagai suatu penelitian dan

pengembangan. Perhatian terhadap penelitian pengembangan ini terbukti

banyaknya dilakukan penelitian pengembangan. Dalam dunia pendidikan

dan pembelajaran khususnya, penelitian pengembangan memfokuskan

kajiannya pada bidang desain atau rancangan, apakah itu berupa model

desain dan desain bahan ajar, produk misalnya media, dan juga proses

(Setyosari, 2012:214).

Inovasi pendidikan menggunakan R&D bukan merupakan satu

kegiatan tersendiri yang terlepas-lepas dalam unit-unit kecil. Tetapi

merupakan suatu program berkelanjutan yang meliputi keseluruhan unsur

yang membangun proses pembelajaran dan penyelenggaraan pendidikan.

Karena itu R&D yang dilaksanakan sering kali bersifat multi dan

interdisiplin dan menggunakan “Mixed Method” dengan R&D sebagai

payungnya (Putra, 2011:44).

Page 77: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA BERBASIS KARAKTER

63

R&D dalam pendidikan terkait dengan inovasi pendidikan dan

peran universitas hendak menegaskan bahwa R&D sekarang ini telah

menjadi sangat lazim dan niscaya pada bidang pendidikan. Wacana yang

selama ini berkembang bahwa R&D itu hanya diperuntukkan dan lebih

tepat digunakan hanya dalam bidang pertahanan, industri dan bisnis,

terbantahkan sudah. Dalam lingkungan pendidikan, R&D bukan hanya

berguna bagi pendidikan itu sendiri yang tampak paling jelas dalam

berbagai inovasi pembelajaran dan pendidikan, juga berguna bagi bidang-

bidang lain melalui peran yang telah ditunjukkan oleh universitas (Putra,

2011: 59).

2. Desain penelitian

Desain penelitian ini dilaksankan pada empat sekolah menengah

pertama yang ada di Kabupaten Semarang. Sekolah tersebut terdiri dari

SMP Negeri 1 Ungaran, SMP Negeri 2 Ungaran, SMP Negeri 3 Ungaran

dan SMP Negeri 4 Ungaran. Dalam penelitian ini akan melibatkan lima

tenaga ahli yang menguasai materi lingkungan hidup, pengembangan

bahan ajar, dan dapat memberi masukan dalam penyusunan LKS berbasis

karakter dan kebencanaan pelajaran IPS untuk SMP kelas VIII materi

pokok lingkungan hidup, selain itu dari ke empat sekolah tersebut akan

melibatkan guru dan siswa. Terlibatnya guru dan siswa dalam penelitian

bertujuan untuk menguji kelayakan LKS berbasis karakter dan

kebencanaan pelajaran IPS untuk SMP kelas VIII materi pokok

lingkungan hidup. Guru menguji kelayakan, kegrafikan dan isi serta

memberikan masukan untuk lebih menyempurnakan LKS yang peneliti

Page 78: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA BERBASIS KARAKTER

64

buat, sedangkan siswa menguji kelayakan dalam keterbacaan LKS

tersebut.

Tahapan yang dilaksanakan dalam penelitian dan pengembangan

(R&D) ini adalah sebagai berikut:

a. Potensi dan Masalah

Penelitian dapat berangkat dari adanya potensi atau masalah. Potensi

adalah segala sesuatu yang bila didayagunakan akan memiliki nilai

tambah. Potensi dalam penelitian ini adalah adanya bahan ajar dari tiap

sekolah yang berupa LKS serta adanya KD lingkungan hidup yang

menunjang penelitian berlangsung dalam mengembangkan LKS, dan

LKS tersebut bisa dikembangkan dengan berbagai pendekatan dan

strategi pembelajaran di sekolah.

Masalah adalah penyimpangan antara yang diharapkan dengan yang

terjadi. Masalah yang ditemukan di lapangan adalah, adanya LKS yang

masih konvensional dan belum dikembangkan.

b. Pengumpulan Data

Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data siswa, LKS

dari tiap sekolah yang diteliti, dan hasil analisis tiap LKS sebagai

bahan dasar dalam pengembangan LKS berbasis karakter dan

kebencanaan.

c. Desain Produk

Produk dalam penelitian ini berupa LKS berbasis karakter dan

kebencanaan, desain LKS ini didasarkan pada LKS yang telah

dikumpulkan dari lokasi penelitian. Desain produk disesuaikan dengan

Page 79: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA BERBASIS KARAKTER

65

standar BSNP dan dikembangkan dengan adanya struktur sebagai

berikut: (1) cover LKS/judul LKS, (2) SK dan KD yang ditentukan

yaitu pada materi lingkungan hidup, (3) materi/isi LKS yang

dijabarkan secara rinci, (4) informasi kebencanaan dalam lingkungan

hidup, (5) tugas-tugas mandiri dan kelompok, (6) soal-soal latihan, (7)

uji kompetensi dan (8) rangkuman materi.

d. Validasi Desain

Validasi desain meruapakan proses kegiatan untuk menilai apakah

rancangan produk, dalam hal ini metode mengajar baru secara rasional

akan lebih efektif dari yang lama atau tidak. Validasi ini melibatkan

tim ahli dan guru. Tim ahli disini adalah dosen yang menguasai materi

dan penyusunan bahan ajar yang terdiri dari 5 dosen. Guru yang

menilai dan memvalidasi LKS juga berasal dari guru pengajar materi

pokok lingkungan hidup.

e. Revisi Desain

Setelah desain produk divalidasi melalui diskusi dengan pakar dan para

ahli lainnya, maka akan dapat diketahui kelemahannya. Kelemahan

tersebut terdapat dalam LKS brbasis karakter dan kebencanaan dari

segi isi/materi, bahasa, penyajian dan kegrafikan yang harus diperbaiki

agar lebih layak digunakan nantinya pada sistem pembelajaran di

sekolah.

f. Uji Coba Produk

Seperti telah dikemukakan kalau dalam bidang pendidikan, desain

produk yang telah dibuat tidak bisa langsung diuji coba dulu, tetapi

Page 80: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA BERBASIS KARAKTER

66

harus dibuat terlebih dahulu menjadi barang, dan barang tersebut yang

diujicoba. Jadi setelah LKS berbasis karakter dan kebencanaan selesai

di validasi oleh tim ahli maka diuji cobakan kepada siswa dalam

bentuk angket untuk mengetahui kelayakan keterbacaan dari LKS

berbasis karakter dan kebencanaan tersebut.

g. Kelayakan Produk

Setelah produk yang berupa bahan ajar tersebut di uji coba pada pihak-

pihak yang telah ditetapkan peneliti, maka diketahui kelayakan dari

LKS berbasis karakter dan kebencanaan. Hasil penelitian dari angket

penilaian tim ahli, guru dan siswa dianalisis untuk mendapatkan

persentase kelayakan dari produk penelitian.

Langkah-langkah penelitian dan pengembangan menurut

Sugiyono (2010:409) ditunjukkan pada Gambar 3.1. berikut:

Sumber: Sugiyono (2010:409)

Gambar 3.1. Langkah-langkah Penggunaan Metode Research and

Development (R&D).

Potensi dan

Masalah

Desain

Produk

Pengumpul

-an Data

Validasi

Desain

Revisi

Desain

Revisi

Produk

Uji Coba

Produk

Ujicoba

Pemakaian

Revisi

Produk Produksi

Masal

Page 81: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA BERBASIS KARAKTER

67

B. Subyek Penelitian

Subyek penelitian yang diambil peneliti adalah LKS di SMPN 1

Ungaran, LKS di SMPN 2 Ungaran, LKS di SMPN 3 Ungaran dan LKS di

SMPN 4 Ungaran. Jadi dari subyek penelitian tersebut diteliti dan

dikembangkan oleh peneliti agar lebih baik dan lebih layak digunakan oleh

siswa pada sekolah-sekolah tersebut.

C. Variabel Penelitian

Menurut Arikunto (2006:118) variabel adalah objek penelitian, atau

apa yang menjadikan titik perhatian atau penelitian. Variabel dalam penelitian

ini adalah kelayakan LKS sebagai bahan ajar, menurut BSNP (2006) mengacu

pada penilaian tahap I buku teks, meliputi kelayakan isi, penyajian, dan

kegrafikaan. Dalam penilaian buku teks pelajaran komponen kegrafikaan

tahap II, meliputi ukuran buku, bagian kulit buku, dan bagian isi. Hal ini,

dikarenakan belum adanya sistem penilaian LKS dari BSNP, sehingga

parameter yang diukur dari variabel tersebut menggunakan instrumen

penilaian buku teks tahap I dan tahap II pada BSNP (2006).

Variabel dalam penelitian dan pengembangan ini terdiri dari: (a)

kelayakan isi/materi, (b) kelayakan penyajian, (c) kelayakan bahasa dan (d)

kelayakan kegrafikan. Kelayakan LKS berbasis karakter dan kebencanaan ini

dinilai berdasarkan penilaian buku teks dari Badan Standar Nasional

Pendidikan.

Page 82: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA BERBASIS KARAKTER

68

D. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data adalah suatu metode atau cara yang

digunakan untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan dalam suatu

penelitian. Dalam penelitian ini metode pengumpulan data yang dilakukan

adalah sebagai berikut:

1. Metode Dokumentasi

Dokumentasi digunakan untuk memperoleh data nama-nama siswa

dan guru yang akan dijadikan responden uji kelayakan LKS, dan LKS

yang dipakai sebagai bahan ajar, sehingga didapatkan data hasil analisis

dari tiap LKS dari kelayakan isi, penyajian, bahasa dan kegrafikan. Hasil

analisis tersebut dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Tabel 3.1. Data kelayakan LKS SMPN 1 Ungaran dan SMPN 2 Ungaran

No Kelayakan Hasil Analisis

1. Isi/materi - Adanya SK, KD dan Indikator

- Cakupan materi terbatas, sangat singkat dan

tidak terperinci.

- Memiliki kebenaran konsep dan sesuai

dengan ruang lingkup geografi

- Tidak mengandung pembangunan karakter.

- Tidak mengandung wawasan kebencanaan.

2. Penyajian - Adanya konsistensi sistematika dalam bab

serta keseimbangan antar bab.

- Tidak adanya daftar pustaka, pengantar,

rangkuman, tabel maupun rujukan.

- Tidak adanya penyajian gambar dengan

berwawasan kebencanaan.

- Tidak ada keterangan tugas mandiri dan

kelompok.

3. Bahasa - Kesesuaian dengan tingkat perkembangan

berpikir peserta didik yang baik.

- Bahasa yang digunakan kurang komunikatif.

- Struktur kalimat dan penggunaan kebakuan

istilah cukup baik.

4. Kegrafikan - Kulit buku cukup tebal sehingga cukup

bertahan lama.

Page 83: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA BERBASIS KARAKTER

69

- Isi buku tidak adanya ilustrasi dan tidak

disajikan secara komunikatif.

- Keterbacaan LKS, huruf memiliki font yang

jelas sehingga mudah dibaca.

- Kualitas cetakan tidak begitu baik.

- Kekuatan fisik buku, tidak begitu kuat karena

menggunakan kertas buram yang cenderung

tidak bertahan lama.

Sumber: Data Sekunder Penelitian, 2012.

Tabel 3.2. Data kelayakan LKS SMPN 3 Ungaran

No Kelayakan Hasil Analisis

1. Isi/materi - Adanya SK dan KD.

- Tidak adanya Indikator ataupun tujuan

pembelajaran.

- Cakupan materi terbatas, sangat singkat dan

tidak terperinci.

- Memiliki kebenaran konsep dan sesuai

dengan ruang lingkup geografi

- Tidak mengandung pembangunan karakter.

- Tidak mengandung wawasan kebencanaan.

2. Penyajian - Adanya konsistensi sistematika dalam bab

serta keseimbangan antar bab.

- Adanya ringkasan materi tiap bab.

- Tidak adanya daftar pustaka, pengantar, tabel

maupun rujukan.

- Tidak adanya penyajian gambar dengan

berwawasan kebencanaan.

3. Bahasa - Kesesuaian dengan tingkat perkembangan

berpikir peserta didik yang baik.

- Bahasa yang digunakan kurang komunikatif.

- Struktur kalimat dan penggunaan kebakuan

istilah cukup baik.

- Bahasa yang digunakan sangat padat

4. Kegrafikan - Kulit buku tipis sehingga tidak bertahan lama

- Isi buku tidak adanya ilustrasi dan tidak

disajikan secara komunikatif.

- Keterbacaan LKS, huruf memiliki font yang

terlalu kecil dan spasi terlalu pendek.

- Sangat padat huruf sehingga tidak menarik

dalam keterbacaan.

- Kualitas cetakan tidak begitu baik.

- Kekuatan fisik buku, tidak begitu kuat karena menggunakan kertas buram yang cenderung

tidak bertahan lama.

Sumber: Data Sekunder Penelitian, 2012.

Page 84: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA BERBASIS KARAKTER

70

Tabel 3.3. Data kelayakan LKS SMPN 4 Ungaran

No Kelayakan Hasil Analisis

1. Isi/materi - Terdapat SK, KD dan peta konsep.

- Terdapat pengantar dan peta konsep.

- Cakupan materi terbatas, sangat singkat dan

tidak terperinci.

- Memiliki kebenaran konsep dan sesuai

dengan ruang lingkup geografi

- Mengandung pembangunan karakter.

- Tidak mengandung wawasan kebencanaan.

No Kelayakan Hasil Analisis

2. Penyajian - Adanya konsistensi sistematika dalam bab

serta keseimbangan antar bab.

- Tidak adanya daftar pustaka.

- Adanya ringkasan materi dan

pengembangang karakter.

- Tidak adanya penyajian gambar dengan

berwawasan kebencanaan.

3. Bahasa - Kesesuaian dengan tingkat perkembangan

berpikir peserta didik yang baik.

- Bahasa yang digunakan kurang komunikatif.

- Struktur kalimat dan penggunaan kebakuan

istilah cukup baik.

4. Kegrafikan - Kulit buku tipis sehingga tidak bertahan lama

- Isi buku tidak adanya ilustrasi dan tidak

disajikan secara komunikatif.

- Keterbacaan LKS, huruf memiliki font yang

terlalu kecil dan spasi terlalu pendek.

- Sangat padat huruf sehingga tidak menarik

dalam keterbacaan.

- Kualitas cetakan tidak begitu baik.

- Kekuatan fisik buku, tidak begitu kuat karena

menggunakan kertas buram yang cenderung

tidak bertahan lama.

Sumber: Data Sekunder Penelitian, 2012.

2. Metode Angket

Metode angket adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan

untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang

pribadinya, atau hal-hal yang ia ketahui (Arikunto 2006: 151). Metode

angket digunakan untuk mengetahui tanggapan Tim ahli (expert), guru

Page 85: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA BERBASIS KARAKTER

71

dan siswa mengenai kelayakan LKS berbasis karakter dan kebencanaan

pelajaran IPS untuk SMP kelas VIII materi pokok lingkungan hidup.

E. Prosedur Penelitian

Berikut dijelaskan mengenai prosedur penelitian ini yaitu:

1. Persiapan Penelitian

a. Melakukan Observasi

Melakukan observasi awal di sekolah untuk mengidentifikasi masalah

melalui wawancara dengan guru dan siswa, serta melakukan

pengamatan terhadap LKS dan mendokumentasikannya.

b. Menganalisis LKS

Menganalisis LKS yang digunakan sebagai bahan ajar. LKS yang

sudah diambil dari tiap sekolah SMP Negeri 1 Ungaran, SMP Negeri 2

Ungaran, SMP Negeri 3 Ungaran dan SMP Negeri 4 Ungaran maka

selanjutnya adalah dilakukannya analisis terhadap LKS tersebut,

sehingga diketahui kelemahan dan kelebihan dari setiap LKS yang

digunakan pada prose pembelajaran di sekolah. LKS yang digunakan

masih bersifat konvensional dan kurangnya informasi yang diberikan,

serta ilustrasi yang masih minim.

c. Menentukan SK, KD dan Indikator.

Menentukan Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar, dan Indikator

pencapaian pada materi yang akan dikembangkan pada LKS berbasis

karakter dan kebencanaan pelajaran IPS untuk SMP kelas VIII materi

pokok lingkungan hidup.

Page 86: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA BERBASIS KARAKTER

72

d. Pembuatan LKS

Pembuatan LKS berbasis karakter dan kebencanaan pelajaran IPS

untuk SMP kelas VIII materi pokok lingkungan hidup. Pembuatan

LKS disesuaikan dengan keadaan di lingkungan sekolah.

Secara lebih jelasnya disajikan pada Gambar 3.2.

Gambar 3.2. Alur Persiapan Penelitian

e. Penyusunan Instrument Validasi

Penyusunan instrument validasi LKS berbasis karakter dan

kebencanaan pelajaran IPS untuk SMP kelas VIII materi pokok

lingkungan hidup. Instrumen validasi LKS ini didasarkan pada BSNP

yang sudah diuji cobakan pada skala nasional sehingga bisa menilai

secara tepat.

2. Pelaksanaan penelitian

Dalam penelitian ini dilaksanakan tahapan penelitian yang sudah

dimodifikasi dari tahapan penelitian menurut Sugiyono (2008), yang

terlihat pada Gambar 3.3. dibawah ini:

Fakta yang ditemui:

1. Belum dikembangkannya LKS sebagai bahan ajar.

2. LKS yang digunakan tidak seragam.

3. Isi didalam LKS tidak lengkap khususnya pada materi pokok lingkungan hidup.

4. Dalam LKS belum terdapat pengembangan karakter siswa.

5. Dalam LKS belum terdapat wawasan tentang kebencanaan

6. Bahan ajar LKS di tiap sekolah hanya mengembangkan kognitif siswa.

7. Materi yang terdapat dalam bahan ajar yaitu bahan cetak masih bersifat konvensioal

sesuai dengan kurikulum tingkat satuan pendidikan.

Dampak

1. Pembelajaran kurang inovatif.

2. Karakter siswa yang kurang terarah.

3. Kurangnya wawasan siswa tentang kebencanaan.

4. Ilmu pengetahuan siswa terbatas pada bahan ajar konvensional.

Pengembangan LKS berbasis karakter dan kebencanaan

1. Materi lebih mendalam dengan pemberian informasi-informasi bencana yang

terdapat pada lingkungan sekitar, serta deskripsi materi yang mengarahkan siswa

dalam pengembangan karakternya.

2. Proses belajar siswa lebih aktif, kreatif, inovatif dan menyenangkan dikarenakan

banyak terdapat gambar pendukung, pembelajaran secara langsung menghadapi

permasalahan nyata yang ada di lingkungan sekitar mereka.

3. Di dalam LKS terdapat lembar tugas, tes formatif, latihan, dan tes evaluasi untuk

meningkatkan kognitif siswa.

Page 87: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA BERBASIS KARAKTER

73

Gambar 3.3. Langkah-langkah Penggunaan Metode Research and

Development dalam Penelitian ini dari Sugiyono (2008)

Modifikasi diatas diambil dari alur penelitian yang sudah dibuat

oleh Sugiyono, dimana alur penelitian lebih dipersempit dan hanya untuk

mendapatkan kelayakan produk saja, produk disini adalah LKS berbasis

karakter dan kebencanaan yang dibuat oleh peneliti untuk diketahui

kelayakan penggunaannya. Dari gambar di atas maka dapat dijelaskan

desain penelitian yang akan diterapkan pada penelitian ini adalah sebagai

berikut:

a. Potensi Dan Masalah

Dalam penelitian yang dilakukan peneliti, potensi dan masalah dapat

ditemukan melalui studi pendahuluan dengan cara observasi langsung

ke sekolah-sekolah yang dilaksanakan penelitian dan pengembangan

produk LKS berbasis karakter dan kebencanaan. Pada setiap sekolah

tersebut terdapat potensi guru dan siswa yang memiliki sumber daya

manusia yang baik, dengan penguasaan materi tentang lingkungan

hidup yang dimiliki guru mampu memberikan pemahaman pada siswa.

Masalah terjadi pada persediaan bahan ajar yang pada umumnya

menggunakan bahan ajar konvensional, dan belum tersedianya bahan

Potensi dan

Masalah

Pengumpulan

Data

Desain

Produk

Uji coba oleh: 1. Tim Ahli (expert)

2. Guru

3. Siswa

Validasi

Produk

Revisi

Desain

Kelayakan

Produk

Page 88: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA BERBASIS KARAKTER

74

ajar khususnya LKS yang kurang membantu perkembangan aktivitas

belajar siswa. Untuk itu, peneliti mengembangkan LKS untuk

membantu dalam proses pembelajaran. LKS dengan materi pokok

lingkungan hidup dilaksanakan dengan pembelajaran berbasis karakter

dan kebencanaan untuk memicu siswa berpikir kritis dan dapat

mengasah serta mengembangkan karakternya kearah yang lebih baik,

khususnya pengembangan karakter untuk lebih mencintai lingkungan

sekitarnya.

b. Pengumpulan Data

Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini berupa data siswa, bahan

ajar khususnya LKS yang digunakan dalam pembelajaran di sekolah.

Dengan dilaksanakannya pengumpulan data maka diketahui bahwa

tiap sekolah masih menggunakan LKS yang konvensional dalam

pembelajaran dan belum adanya pengembangan bahan ajar tersebut

khususnya pada tiap KD. Pengumpulan data ini digunakan sebagai

bahan dasar dalam pembuatan produk, agar sesuai dengan keadaan

sekolah sehingga dapat digunakan semaksimal mungkin.

c. Desain Produk

Desain produk dalam pembuatan produk yang berupa LKS berbasis

karakter dan kebencanaan yang dibuat baru oleh peneliti dengan

refrensi awal dari LKS masing-masing sekolah, dimana LKS tersebut

diperbaiki menjadi lebih baik dengan memadukan pengembangan

karakter beserta penambahan wawasan kebencanaan pada tiap

materinya. Adapun dalam membuat desain LKS dijelaskan dalam

Page 89: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA BERBASIS KARAKTER

75

Panduan Pengembangan Bahan Ajar yang disusun oleh Departemen

Pendidikan Nasional Direktotar Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar

dan Menengah tahun 2008:

1) Analisis kurikulum

Analisis kurikulum dimaksudkan untuk menentukan materi-materi

mana yang memerlukan bahan ajar LKS. Biasanya dalam

menentukan materi dianalisis dengan cara melihat materi pokok

dan pengalaman belajar dari materi yang akan diajarkan, kemudian

kompetensi yang harus dimiliki oleh siswa. LKS berbasis karakter

dan kebencanaan ini dikembangkan pada SK dan KD materi pokok

lingkungan hidup.

2) Menentukan judul-judul LKS

Judul LKS ditentukan atas dasar KD-KD, materi-materi pokok atau

pengalaman belajar yang terdapat dalam kurikulum. Satu KD dapat

dijadikan sebagai judul LKS apabila kompetensi itu tidak terlalu

besar, sedangkan besarnya KD dapat dideteksi antara lain dengan

cara apabila diuraikan ke dalam materi pokok (MP) mendapatkan

maksimal 4 MP, maka kompetensi itu telah dapat dijadikan sebagai

satu judul LKS. Namun apabila diuraikan menjadi lebih dari 4 MP,

maka perlu dipikirkan kembali apakah perlu dipecah misalnya

menjadi 2 judul LKS.

Judul LKS ini hanya menggunakan 1 Kompetensi Dasar yang

terdapat 1 Bab di dalamnya. Judul dari LKS ini adalah “Kerusakan

Page 90: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA BERBASIS KARAKTER

76

Lingkungan Hidup dan Upaya Penanggulangannya dalam

Pembangunan Berkelanjutan”.

3) Penulisan LKS

Penulisan LKS dapat dilakukan dengan langkah-langkah sebagai

berikut:

a) Perumusan KD yang harus dikuasai

Rumusan KD pada suatu LKS langsung diturunkan dari

dokumen Standar Isi yang sudah ditetapkan oleh BSNP, dalam

pengembangan LKS ini menggunakan KD 1.3.

mendeskripsikan permasalahan lingkungan hidup dan upaya

penanggulangannya dalam pembangunan berkelanjutan.

b) Menentukan alat penilaian

Penilaian dilakukan terhadap proses kerja dan hasil kerja

peserta didik. Karena pendekatan pembelajaran yang digunakan

adalah kompetensi, maka alat penilaian yang cocok adalah

menggunakan pendekatan Penilaian Acuan Patokan (PAP) atau

Criterion Refrenced Assesment. Dengan demikian guru dapat

menilainya melalui proses dan hasil kerjanya.

Penilaian ini terlihat dari penyajian soal-soal latihan dan uji

kompetensi yang terdapat di dalam LKS berbasis karakter dan

kebencanaan, soal-soal tersebut digunakan untuk pencapaian

kompetensi.

c) Penyusunan materi

Page 91: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA BERBASIS KARAKTER

77

Materi LKS sangat tergantung pada KD yang dicapai. Materi

dalam LKS berbasis karakter dan kebencanaan berupa

informasi pendukung, yaitu gambaran umum atau ruang

lingkup substansi yang dipelajari dalam materi lingkungan

hidup. Materi diambil dari berbagai sumber seperti buku,

majalah, internet, jurnal hasil penelitian.

Agar pemahaman siswa terhadap materi lebih kuat, maka

dalam LKS ditunjukkan refrensi yang digunakan agar siswa

membaca lebih jauh tentang materi tersebut. Tugas-tugas

ditulis secara jelas guna mengurangi pertanyaan dari siswa

tentang hal-hal yang seharusnya siswa dapat melakukannya,

misalnya tentang tugas diskusi. Judul diskusi diberikan secara

jelas dan didiskusikan dengan siapa, berapa orang dalam

kelompok diskusi dan berapa lama.

d) Struktur LKS

Struktur LKS berbasis karakter dan kebencanaan adalah

sebagai berikut: (a) Judul, (b) Peta Konsep, (c) Kompetensi

yang akan dicapai, (e) Materi/ Isi LKS, (f) Informasi

pendukung, (g) Tugas-tugas dan langkah-langkah kerja, (h)

soal-soal latihan dan uji kompetensi, (i) rangkuman, (j) daftar

pustaka.

d. Validasi produk

Validasi desain dilakukan dalam forum diskusi, dalam hal ini validasi

desain dilakukan peneliti dengan mendiskusikan kelemahan dan

Page 92: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA BERBASIS KARAKTER

78

kelebihan dari produk dengan dosen pembimbing. Diskusi

dilaksanakan dengan tim ahli (expert) yaitu dosen ahli dalam bidang

penyusunan bahan ajar dan menguasai lingkungan hidup, serta guru

yang mengajar materi pokok lingkungan hidup untuk memvalidasi

LKS berbasis karakter dan kebencanaan. Tim ahli dan guru

memberikan pemasukan untuk memperbaiki kelemahan dari LKS

tersebut baik dari segi isi, penyajian, bahasa dan kegrafikan.

e. Revisi desain

Setelah desain produk yang berupa LKS berbasis karakter dan

kebencanaan divalidasi melalui diskusi dengan tim ahli dan guru, maka

akan diketahui kelemahannya. Kelemahan tersebut selanjutnya

diperbaiki dan dinilai oleh tim ahli, guru, dan siswa yang berfungsi

sebagai responden dalam menentukan kelayakan LKS berbasis

karakter dan kebencanaan. Penentuan kelayakan ini melalui uji coba

produk yang menggunakan angket penilaian LKS berdasarkan BSNP.

f. Uji coba produk untuk mendapatkan Kelayakan LKS berbasis karakter

dan kebencanaan.

Produk penelitian dan pengembangan ini adalah berupa LKS berbasis

karakter dan kebencanaan. Dari proses uji coba tersebut, maka

diketahui kelayakan LKS berbasis karakter dan kebencanaan. Cara

menentukan kelayakan produk adalah sebagai berikut:

1) Ekspert (Tenaga Ahli)

Tenaga ahli ini berupa dosen dari jurusan Geografi, selain dosen

pembimbing peneliti, yang menguasai beberapa hal yang berkaitan

Page 93: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA BERBASIS KARAKTER

79

dengan pengembangan LKS berbasis karakter dan kebencanaan.

Dosen tersebut dapat diklasifikasikan sebagai berikut: (1) Dosen

yang menguasai penyusunan dan pengembangan bahan ajar

geografi, (2) Dosen yang menguasai materi Lingkungan Hidup, (3)

Dosen yang menguasai ranah karakter dan kebencanaan dalam

penyusunan bahan ajar.

2) Guru

Dalam penelitian ini, guru terlibat dalam penilaian terhadap

kelayakan LKS berbasis karakter dan kebencanaan, dengan

menggunakan instrumen penilaian terhadap LKS sebagai patokan

kelayakan produk. Guru yang dilibatkan dalam penelitian ini

adalah semua guru IPS yang mengajar materi pokok lingkungan

hidup, baik dari SMP Negeri 1 Ungaran, SMP Negeri 2 Ungaran,

SMP Negeri 3 Ungaran, dan SMP Negeri 4 Ungaran.

3) Siswa

Siswa yang dilibatkan dalam uji coba produk adalah responden

validasi untuk keterbacaan LKS berbasis karakter dan kebencanaan

yang dibuat oleh peneliti. Siswa ini mempunyai karakter yang

sama dari tiap sekolah, baik dari SMP Negeri 1 Ungaran, SMP

Negeri 2 Ungaran, SMP Negeri 3 Ungaran, maupun SMP Negeri 4

Ungaran. Uji coba ini dilaksanakan dengan siswa mengamati LKS

berbasis karakter dan kebencanaan serta siswa mengisi angket

validasi yang diberikan oleh peneliti sebagai penilaian terhadap

kelayakan LKS.

Page 94: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA BERBASIS KARAKTER

80

F. Pengumpulan Data

Sumber data dan cara pengumpulan data yaitu sebagai berikut: (a)

Data tentang penilaian LKS dari segi isi diambil menggunakan angket yang

diisi oleh pakar/ahli materi dan bahan ajar, (b) Data tentang penilaian LKS

dari segi isi, bahasa dan kegrafikan diambil menggunakan angket validasi

penilaian LKS yang diisi oleh guru IPS pengampu materi pokok lingkungan

hidup, (c) Penilaian siswa terhadap LKS berbasis karakter dan kebencanaan

yang dikembangkan diambil menggunakan angket untuk mengetahui

keterbacaan dari LKS tersebut.

G. Metode Analisis Data

Metode analisis data adalah suatu metode yang digunakan untuk

mengolah hasil penelitian guna memperoleh suatu kesimpulan. Dalam

penelitian ini metode analisis data yang digunakan adalah sebagai berikut:

Untuk menganalisis data dari angket dilakukan dengan langkah-langkah

sebagai berikut: (1) Angket yang telah diisi oleh responden, diperiksa

kelengkapan jawabannya, kemudian disusun sesuai dengan kode responden,

(2) Mengkuantitatifkan jawaban setiap pertanyaan dengan memberikan skor

sesuai dengan bobot yang telah ditentukan sebelumnya, (3) Membuat tabulasi

data, (4) Mengklasifikasikan tiap responden yang berbeda-beda baik dari tim

ahli, guru dan siswa melalui instrument penelitian yang sudah dibuat, (5)

Menghitung persentase dari tiap-tiap sub variable menggunakan deskriptif

persentase (DP).

Page 95: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA BERBASIS KARAKTER

81

Adapun persentase dari tiap sub variabel dihitung dengan menggunakan

rumus :

(Imanuela, 2012).

Keterangan :

Ps = persentase skor

n = jumlah skor yang diperoleh

N = jumlah skor maksimal

1. Tim Ahli (expert)

Data tentang instrumen penilaian kelayakan LKS berbasis karakter

dan kebencanaan oleh validator yaitu tim ahli materi dan bahan ajar

dianalisis dengan uji deskriptif persentase dengan rumus:

(Imanuela, 2012).

Keterangan :

Ps = persentase skor

n = jumlah skor yang diperoleh

N = jumlah skor maksimal

Untuk menentukan kriteria kualitatif dilakukan dengan cara:

a. Menentukan persentase skor ideal (skor maksimum) = 100%

Nilai tertinggi =

b. Menentukan persentase skor terendah (skor minimum) = 20%

Nilai terendah=

Page 96: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA BERBASIS KARAKTER

82

c. Menentukan range = 100 – 20 = 80

d. Menentukan interval yang dikehendaki = 4 (tidak layak, kurang layak,

cukup layak, layak, sangat layak)

e. Menentukan lebar interval (= = 16%)

Kriteria penskoran sebagai berikut:

20% - 36% : tidak layak

37% - 53% : kurang layak

54% - 70% : cukup layak

71% - 87% : layak

88% - 100% : sangat layak

2. Guru

Data tentang instrumen penilaian kelayakan LKS berbasis karakter

dan kebencanaan oleh validator yaitu guru mata pelajaran IPS dianalisis

dengan uji deskriptif persentase dengan rumus:

(Imanuela, 2012).

Keterangan :

Ps = persentase skor

n = jumlah skor yang diperoleh

N = jumlah skor maksimal

Untuk menentukan kriteria kualitatif dilakukan dengan cara:

a. Menentukan persentase skor ideal (skor maksimum) = 100%

Nilai tertinggi =

b. Menentukan persentase skor terendah (skor minimum) = 20%

Nilai terendah=

Page 97: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA BERBASIS KARAKTER

83

c. Menentukan range = 100 – 20 = 80

d. Menentukan interval yang dikehendaki = 4 (tidak layak, kurang layak,

cukup layak, layak, sangat layak)

e. Menentukan lebar interval (= = 16%)

Kriteria penskoran sebagai berikut:

20% - 36% : tidak layak

37% - 53% : kurang layak

54% - 70% : cukup layak

71% - 87% : layak

88% - 100% : sangat layak

3. Siswa

Data tentang instrumen penilaian kelayakan LKS berbasis karakter

dan kebencanaan oleh responden yaitu siswa yang sudah mengambil

materi lingkungan hidup dianalisis dengan uji deskriptif persentase dengan

rumus:

(Imanuela, 2012).

Keterangan :

Ps = persentase skor

n = jumlah skor yang diperoleh

N = jumlah skor maksimal

Page 98: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA BERBASIS KARAKTER

84

Untuk menentukan kriteria kualitatif dilakukan dengan cara:

1. Menentukan persentase skor ideal (skor maksimum) = 100%

Nilai tertinggi =

2. Menentukan persentase skor terendah (skor minimum) = 20%

Nilai terendah=

3. Menentukan range = 100 – 20 = 80

4. Menentukan interval yang dikehendaki = 4 (tidak layak, kurang layak,

cukup layak, layak, sangat layak)

5. Menentukan lebar interval (= = 16%)

Kriteria penskoran sebagai berikut:

20% - 36% : tidak layak

37% - 53% : kurang layak

54% - 70% : cukup layak

71% - 87% : layak

88% - 100% : sangat layak

Page 99: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA BERBASIS KARAKTER

85

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakam di Kabupaten Ungaran, dimana

Kabupaten Ungaran memiliki 19 kecamatan yang terdiri dari Ambarawa,

Bancak, Bandungan, Banyubiru, Bawen, Bergas, Bringin, Getasan, Jambu,

Kaliwungu, Pabelan, Pringapus, Sumowono, Suruh, Susukan, Tengaran,

Tuntang, Ungaran Barat dan Ungaran Timur. Penelitian ini difokuskan

pada ibu kota Kabupaten Semarang yang terletak di Ungaran Barat dan

Ungaran Timur sebagai pusat kegiatan kabupaten tersebut. Jadi SMP yang

diambil peneliti sebagai lokasi penelitian adalah SMP-SMP yang terletak

di Ungaran.

Pada lokasi penelitian ini secara astronomis letak Kecamatan

Ungaran terletak antara 110024

‟-110

028

‟ Bujur Timur dan 7

04

‟-7

012

Lintang Selatan.

Secara administrasi lokasi penelitian yang terletak di Kabupaten

Semarang, khususnya di Ungaran berbatasan dengan:

Sebelah utara : Kota Semarang

Sebelah timur : Kabupaten Demak

Sebelah selatan : Kecamatan Pringapus, Bergas dan Bawen.

Sebelah barat : Kabupaten Kendal.

Page 100: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA BERBASIS KARAKTER

86

Lokasi penelitian ini terletak di Kabupaten Semarang Khususnya

pada Kecamatan Ungaran Timur dan Ungaran Barat. Tempat penelitian

berada di SMP Negeri 1 Ungaran yang beralamat Jl. Diponegoro 197

Ungaran Kabupaten Semarang, SMP Negeri 2 Ungaran yang beralamat di

Jl. Letjen Suprapto no. 65 Ungaran Kabupaten Semarang, SMP Negeri 3

Ungaran yang beralamat di Jl. Patimura 1A Ungaran Kabupaten Semarang

dan SMP Negeri 4 Ungaran yang beralamat di Jl. Langensari Babadan

kecamatan Ungaran Barat Kabupaten Semarang. Untuk lebih jelas dalam

mencari letak penelitian dapat dilihat pada peta di lampiran 1.

2. Kondisi Sekolah

Sekolah tempat pelaksanaan penelitian ini diadakan pada SMP

Negeri 1 Ungaran, SMP Negeri 2 Ungaran, SMP Negeri 3 Ungaran dan

SMP Negeri 4 Ungaran. Kondisi dari tiap sekolah tersebut akan dijabarkan

pada penjelasan berikut ini:

a. SMP Negeri 1 Ungaran

Gambar 4.1. SMP Negeri 1 Ungaran

Kondisi sekolah di SMPN 1 Ungaran sangat baik, sarana dan

prasarana yang ada di sekolah tersebut sangat memadai, tiap kelas

Page 101: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA BERBASIS KARAKTER

87

sudah ada LCD masing-masing. Keadaan bangku dan kursi juga sangat

layak digunakan. Terdapat laboratorium pada tiap pelajaran, khususnya

pada laboratorium IPS yang memadai.

Keadaan sistem pembelajaran pada SMP Negeri 1 Ungaran

sangat baik, ditunjang dengan guru yang profesional dalam bidang

mata pelajarannya. Dalam pembelajaran sudah diterapkan

pembangunan karakter, karakter disini diterapkan dalam proses belajar

mengajar dan belum diterapkan pada bahan ajar yang digunakan.

Pemberian wawasan kebencanaan belum dilaksanakan dalam proses

belajar siswa.

Untuk sumber belajar dan bahan ajar yang digunakan

khususnya LKS belum ada yang mengandung pembentukan karakter

maupun penambahan wawasan tentang kebencanaan.

b. SMP Negeri 2 Ungaran

Gambar 4.2. SMP Negeri 2 Ungaran

Kondisi sekolah di SMPN 2 Ungaran baik, sarana dan

prasarana yang ada di sekolah tersebut belum memadai, tiap kelas

belum ada LCD masing-masing. Keadaan bangku dan kursi sangat

Page 102: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA BERBASIS KARAKTER

88

layak digunakan. Terdapat laboratorium pada tiap pelajaran, kecuali

laboratorium IPS yang tidak tersedia.

Keadaan sistem pembelajaran pada SMP Negeri 2 Ungaran

sangat baik, ditunjang dengan guru yang profesional dalam bidang

mata pelajarannya. Dalam pembelajaran sudah diterapkan

pembangunan karakter, karakter disini diterapkan dalam proses belajar

mengajar dan belum diterapkan pada bahan ajar yang digunakan.

Pemberian wawasan kebencanaan belum dilaksanakan dalam proses

belajar siswa.

Untuk sumber belajar dan bahan ajar yang digunakan

khususnya LKS belum ada yang mengandung pembentukan karakter

maupun penambahan wawasan tentang kebencanaan.

c. SMP Negeri 3 Ungaran

Gambar 4.3. SMP Negeri 3 Ungaran

Kondisi sekolah di SMPN 3 Ungaran sangat baik, sarana dan

prasarana yang ada di sekolah tersebut memadai, tiap kelas belum ada

LCD masing-masing namun inventarisasi tiap kelas sudah lengkap.

Keadaan bangku dan kursi sangat layak digunakan. Terdapat

Page 103: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA BERBASIS KARAKTER

89

laboratorium pada tiap pelajaran, khususnya adanya laboratorium

untuk mata pelajaran IPS.

Keadaan sistem pembelajaran pada SMP Negeri 3 Ungaran

sangat baik, ditunjang dengan guru yang profesional dalam bidang

mata pelajarannya. Dalam pembelajaran sudah diterapkan

pembangunan karakter, karakter disini diterapkan dalam proses belajar

mengajar dan belum diterapkan pada bahan ajar yang digunakan.

Pemberian wawasan kebencanaan belum dilaksanakan dalam proses

belajar siswa.

Untuk sumber belajar dan bahan ajar khususnya LKS yang

digunakan belum ada yang mengandung pembentukan karakter

maupun penambahan wawasan tentang kebencanaan.

d. SMP Negeri 4 Ungaran

Gambar 4.4. SMP Negeri 4 Ungaran

Kondisi sekolah di SMPN 4 Ungaran baik, sarana dan

prasarana yang ada di sekolah tersebut belum memadai, tiap kelas

belum ada LCD masing-masing dan inventarisasi tiap kelas belum

lengkap. Keadaan bangku dan kursi sangat cukup layak digunakan.

Page 104: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA BERBASIS KARAKTER

90

Terdapat laboratorium pada tiap pelajaran, kecuali laboratorium IPS

yang tidak tersedia.

Keadaan sistem pembelajaran pada SMP Negeri 4 Ungaran

sangat baik, ditunjang dengan guru yang profesional dalam bidang

mata pelajarannya. Dalam pembelajaran sudah diterapkan

pembangunan karakter, karakter disini diterapkan dalam proses belajar

mengajar dan sudah diterapkan pada bahan ajar yang digunakan.

Pemberian wawasan kebencanaan belum dilaksanakan dalam proses

belajar siswa.

Untuk sumber belajar dan bahan ajar yang digunakan sudah ada

yang mengandung pembentukan karakter tetapi penambahan wawasan

tentang kebencanaan belum terdapat dalam bahan ajar khususnya LKS

yang digunakan dalam proses pembelajaran.

3. Hasil Analisis LKS tiap Sekolah di Kecamatan Ungaran.

Pada saat studi pendahuluan diperoleh hasil observasi dari

mengamati LKS SMP kelas VIII yang dipakai guru sebagai bahan ajar

dalam proses pembelajaran. Pada SMP Negeri 1 Ungaran, SMP Negeri 2

Ungaran, SMP Negeri 3 Ungaran dan SMP Negeri 4 Ungaran setiap LKS

SMP kelas VIII yang dipakai pada masing-masing sekolah berbeda-beda

sumbernya, untuk lebih jelasnya mengenai LKS SMP kelas VIII yang

dipakai tiap sekolah dapat dilihat pada Tabel 4.1.

Tabel 4.1. LKS SMP N Kelas VIII di Kabupaten Semarang No Sekolah Pengarang Judul Penerbit

1. SMP N 1

Ungaran

Drs.

Supardiyono

IPS Terpadu Kelas VIII

Semester ganjil untuk

SMP/MTs

Galileo (Gali Ilmu

Lebih Optimis)

2. SMP N 2 Drs. IPS Terpadu Kelas VIII Galileo (Gali Ilmu

Page 105: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA BERBASIS KARAKTER

91

Ungaran Supardiyono Semester ganjil untuk

SMP/MTs

Lebih Optimis)

3. SMP N 3

Ungaran Sili Ida A.M,

M.Pd, dkk

Ilmu Pengetahuan

Sosial kelas VIII

Semester Gasal

SMPN 3 Ungaran

4. SMP N 4

Ungaran Penerbit IPS Terpadu Untk

SMP/MTs Semester 1

Surya Badra.

Sumber: Data Sekunder Penelitian, 2012

Lembar Kerja Siswa yang dianalisis didapatkan hasil bahwa di

dalam tiap LKS SMP kelas VIII mengandung materi lingkungan hidup

yang masih deskripsional dan narasi yang kurang menarik, gambar dan

informasi yang disediakan masih minim dan kurang lengkap. LKS dari

tiap sekolah masih berbasis konvensional dan kurang mengembangkan

karakter siswa. Solusi untuk mengatasi masalah tersebut yaitu dengan

mengembangkan bahan ajar khususnya Lembar Kerja Siswa berbasis

karakter dan kebencanaan. Analisis data LKS hasil observasi yang telah

dilakukan sebelumnya disajikan pada Tabel berikut:

Tabel 4.2. Analisis kelayakan LKS SMPN 1 Ungaran dan SMPN 2

Ungaran Kelas VIII di Kabupaten Semarang

No Kelayakan Penilaian Hasil Analisis

Nilai

Tidak

layak

Cukup

layak

Layak

1 Isi/Materi Cakupan

materi,

mengandung

wawasan

produktivitas,

mengandung

wawasan

kebencanaan,

mengandung

karakter

Materi cukup

lengkap namun

tidak begitu terinci

dan luas, tidak

adanya wawasan

produktivitas, tidak

mengandung

wawasan

kebencanaan dan

pembangunan

karakter bagi siswa.

2 Penyajian Teknik

penyajian,

pendukung

penyajian,

penyajian

pembelajaran

Penyajian materi

terkonsep dan

sistematis, tidak ada

pendukung

penyajian baik

gambar, tabel dan

lainnya, tidak

adanya penyajian

pembelajaran yang

Page 106: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA BERBASIS KARAKTER

92

mampu merangsang

berpikir siswa.

3 Bahasa Komunikatif,

lugas, sesuai

dengan

peserta didik.

Bahasa tidak

komunikatif, bahasa

sudah sesuai dengan

peserta didik.

4 Kegrafikan Keterbacaan,

kualitas

cetakan,

kekuatan fisik

buku.

Tulisan dalam LKS

terbaca oleh siswa,

kualitas cetakan

kurang baik,

kekuatan fisik buku

kurang layak.

Sumber: Data Analisis, 2013

Dari hasil analisis diatas maka dapat diketahui bahwa LKS yan

digunakan di SMPN 1 Ungaran dan di SMPN 2 Ungaran belum bisa

dikatakan layak sepenuhnya. Selain itu, LKS yang digunakan belum

menggunakan pembangunan karakter di dalamnya. LKS belum memuat

wawasan kebencanaan yang bisa menambah pengetahuan siswa tentang

bencana alam di Indonesia.

Tabel 4.3. Analisis kelayakan LKS SMPN 3 Ungaran dan Kelas VIII di

Kabupaten Semarang

No Kelayakan Penilaian Hasil Analisis

Nilai

Tidak

layak

Cukup

layak

Laya

k

1 Isi/Materi Cakupan

materi,

mengandung

wawasan

produktivitas,

mengandung

wawasan

kebencanaan,

mengandung

karakter

Cakupan materi

cukup lengkap

namun belum

mendalam, tidak

mengandung

wawasan

produktivitas, tidak

mengandung

wawasan

kebencanaan, tidak

mengandung

pembangunan

karakter bagi

siswa.

2 Penyajian Teknik

penyajian,

pendukung

penyajian,

penyajian

pembelajaran

Penyajian materi

terkonsep tiap bab,

tidak terdapat

gambar, simbol

maupun peta dalam

pendukung

penyajian,

penyajian

pembelajaran

Page 107: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA BERBASIS KARAKTER

93

hanya bersifat

teoritis.

3 Bahasa Komunikatif,

lugas, sesuai

dengan peserta

didik.

Bahasa yang

digunakan tidak

komunikatif,

bahasa sesuai

peserta didik.

4 Kegrafikan Keterbacaan,

kualitas

cetakan,

kekuatan fisik

buku.

Keterbacaan LKS

cukup baik,

kualitas cetakan

kurang, kekuatan

fisik buku kurang

baik.

Sumber: Data Analisis, 2013

Dari hasil analisis diatas maka dapat diketahui bahwa LKS yan

digunakan di SMPN 3 Ungaran belum bisa dikatakan layak sepenuhnya.

Namun dalam hal penyajian materi sudah disesuaikan dengan siswa,

melihat pembuatnya adalah dari tim guru pengajar di sekolah tersebut.

Selain itu, LKS yang digunakan belum menggunakan pembangunan

karakter di dalamnya. LKS belum memuat wawasan kebencanaan yang

bisa menambah pengetahuan siswa tentang bencana alam di Indonesia.

Page 108: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA BERBASIS KARAKTER

94

Tabel 4.4. Analisis kelayakan LKS SMPN 4 Ungaran dan Kelas VIII di

Kabupaten Semarang

No Kelayakan Penilaian Hasil Analisis

Nilai

Tidak

layak

Cukup

layak

Laya

k

1 Isi/Materi Cakupan

materi,

mengandung

wawasan

produktivitas,

mengandung

wawasan

kebencanaan,

mengandung

karakter

Cakupan materi

cukup lengkap

namun belum

mendalam, tidak

mengandung

wawasan

produktivitas, tidak

mengandung

wawasan

kebencanaan,

mengandung

pembangunan

karakter bagi

siswa.

2 Penyajian Teknik

penyajian,

pendukung

penyajian,

penyajian

pembelajaran

Penyajian materi

terkonsep tiap bab,

tidak terdapat

gambar, simbol

maupun peta dalam

pendukung

penyajian namun

ada pembangunan

karakter dalam

pendukung

penyajiannya,

penyajian

pembelajaran

hanya bersifat

teoritis.

3 Bahasa Komunikatif,

lugas, sesuai

dengan peserta

didik.

Bahasa yang

digunakan tidak

komunikatif,

bahasa sesuai

peserta didik.

4 Kegrafikan Keterbacaan,

kualitas

cetakan,

kekuatan fisik

buku.

Keterbacaan LKS

cukup baik,

kualitas cetakan

kurang, kekuatan

fisik buku kurang

baik.

Sumber: Data Analisis, 2013

Dari data diatas maka dapat diketahui bahwa LKS yang digunakan

pada setiap SMP di Ungaran tersebut terdapat Standar Kompetensi dan

Kompetensi Dasar yang sesuai dengan kurikulum yang berlaku serta dapat

diterapkan dalam sistem pembelajaran di kelas. Materi dalam LKS

Page 109: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA BERBASIS KARAKTER

95

tersebut masih tergolong singkat dan kurang memberikan konsep yang

nyata dan terkesan konvensional. Gambar dan informasi mendukung tidak

terdapat dalam setiap LKS yang digunakan pada SMP di Ungaran,

sehingga tidak bisa menambah wawasan siswa.

Hasil analisis tersebut menunjukkan adanya permasalahan dan

kekurangan dalam bahan ajar yang digunakan oleh siswa untuk menunjang

pembelajaran mereka, sehingga perlu adanya ide kreatif untuk

menyelesaikan permasalahan tersebut. Peniliti berinisiatif memberikan

solusi dengan melakukan pengembangan bahan ajar khususnya LKS yang

dipadukan dengan basis karakter dan kebencanaan untuk meningkatkan

karakter siswa serta menambah wawasan siswa tentang kebencanaan.

4. Pembuatan LKS berbasis Karakter dan Kebencanaan

Hasil analisis kelayakan dari LKS berbasis karakter dan

kebencanaan yang dibuat oleh peneliti didapat dari beberapa tahapan

sehingga bisa diketahui hasil analisis kelayakan LKS tersebut, adapun

tahapan-tahapan ini meliputi proses sebagai berikut ini:

1) Pengembangan Desain Produk LKS Berbasis Karakter dan

Kebencanaan

LKS berbasis karakter dan kebencanaan dirancang sesuai dengan

kurikulum yang berlaku, baik SK, KD dan Indikator yang digunakan

disesuaikan dengan kurikulum KTSP yang digunakan pada sistem

pembelajaran di sekolah. Rancangan LKS ini didasarkan pada

permasalahan yang ditemukan dari observasi yang menghasilkan

adanya kekurangan-kekurangan LKS di sekolah, LKS konvensional

Page 110: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA BERBASIS KARAKTER

96

tersebut akan dikembangkan menggunakan basis karakter dan

kebencanaan. Adapun rincian dari desain produk LKS berbasis

karakter dan kebencanaan pada mata pelajaran IPS materi pokok

lingkungan hidup adalah sebagai berikut:

a) Cover LKS berbasis karakter dan kebencanaan

Layout cover depan dan belakang dari LKS berbasis karakter dan

kebencanaan disajikan seperti gambar 4.5.

Page 111: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA BERBASIS KARAKTER

97

Gambar 4.5.Cover depan LKS berbasis karakter dan

kebencanaan

Sumber: Penulis, 2013

Keterangan :

1. Identitas LKS

LKS ini berbasis karakter dan kebencanaan dan digunakan

untuk siswa-siswi SMP/Mts dan sederajad kelas VIII pada

mata pelajaran IPS terpadu.

2. Judul LKS

LKS ini berjudul “Kerusakan Lingkungan Hidup dan

Upaya Penanggulangannya dalam Pembangunan

Berkelanjutan”, dilihat dari judul ini maka dapat diketahui

bahwa LKS yang dikembangkan menggunakan materi

pokok lingkungan hidup sebagai materi yang

dipertimbangkan dalam pengembangan karakter dan

pengetahuan tentang kebencanaan.

3. Identitas Siswa

LKS membutuhkan identitas siswa guna tanda pengenal

dari pemilik LKS tersebut, dalam identitas siswa terdapat

nama, kelas dan alamat.

4. Logo UNNES

1

2

3

4

5 6

7

Page 112: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA BERBASIS KARAKTER

98

Digunakan sebagai tanda almamater peneliti yang membuat

dan mengembangkan produk LKS berbasis karakter dan

kebencanaan.

5. Identitas pembuat/pengarang

Identitas ini digunakan untuk memperkenalkan siapa yang

membuat LKS berbasis karakter dan kebencanaan, selain

itu digunakan sebagai tanda hak karya LKS tersebut,

sehingga tidak adanya peristiwa plagiatisme pada masa

mendatang. Identitas ini juga bisa digunakan sebagai daftar

pustaka.

6. Identitas pembimbing

Digunakan untuk memperkenalkan identitas pembimbing

dari peneliti yang membuat dan mengembangkan LKS

berbasis karakter dan kebencanaan. Pembuatan LKS ini

dibimbing oleh Dr. Purwadi Suhandini, S.U. dan Drs.

Tukidi, M.Pd. yang juga selaku dosen pembimbing peneliti

dalam penyusunan skripsi.

7. Gambar

Digunakan sebagai deskripsi dari isi LKS dimana

didalamnya membahas tentang kebencanaan pada

lingkungan hidup, mulai dari gambar bencana banjir,

tsunami, dan berbagai bencana yang disebabkan oleh

tangan manusia seperti pencemaran. Selain itu ada gambar-

gambar yang mendeskripsikan tentang lingkungan hidup

biotik, abiotik maupun sosial budaya.

Page 113: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA BERBASIS KARAKTER

99

Gambar 4.6. Cover belakang LKS berbasis karakter dan

kebencanaan

Sumber: Penulis, 2013

Keterangan :

1. Kalimat mutiara

Kalimat-kalimat yang ada pada cover belakang tersebut

berasal dari kutipan-kutipan kata oleh tokoh-tokoh

penting di dunia dan kutipan dari film inspirasi. Dari

kata-kata tersebut dapat mencerminkan karakter yang

harus dikembangkan oleh setiap siswa setelah

mempelajari materi dalam LKS.

2. Logo UNNES

Digunakan sebagai tanda almamater peneliti yang

membuat dan mengembangkan produk LKS berbasis

karakter dan kebencanaan.

3. Penerbit

Menunjukkan penerbit dari LKS berbasis karakter dan

kebencanaan. Dimana LKS ini didukung oleh Jurusan

Geografi Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri

Semarang.

1

2

3

Page 114: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA BERBASIS KARAKTER

100

b) Struktur LKS berbasis karakter dan kebencanaan

Dalam LKS berbasis karakter dan kebencanaan memilki struktur

yang disesuaikan berdasarkan pada dasar teori yang telah digunakan

dimana dalam LKS terdapat petunjuk belajar (petunjuk siswa),

kompetensi yang akan dicapai, informasi pendukung, tugas-tugas

dan langkah kerja, serta penilaian. Adapun struktur yang terdapat

dalam LKS berbasis karakter dan kebencanaan dapat diterangkan

melalui gambar 4.3. berikut:

Gambar 4.7. Struktur bagian awal LKS berbasis karakter dan

kebencanaan

1

Page 115: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA BERBASIS KARAKTER

101

2

3

4

Page 116: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA BERBASIS KARAKTER

102

Sumber: Penulis, 2013

Keterangan:

1. Kata pengantar

Berisi tentang ucapan terimakasih dari penulis kepada

semua pihak yang telah mendukung dalam terselesaikannya

LKS berbasis karakter dan kebencanaan.

2. Daftar Isi

Berisi tentang isi dan nomor halaman dari setiap materi

yang ada dalam LKS berbasis karakter dan kebencanaan.

3. Judul

Judul ini adalah judul dari SK, KD dan Indikator yang akan

dicapai

4. SK, KD dan Indikator

SK, KD dan Indikator disesuaikan dengan kurikulum yang

berlaku dan dikhususkan pada materi pokok lingkungan

hidup mata pelajaran IPS terpadu bagi kelas VIII SMP/MTs

dan sederajat.

5

6

Page 117: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA BERBASIS KARAKTER

103

5. Peta Konsep

Berisi tentang bagan materi yang akan dicapai dalam LKS

berbasis karakter dan kebencanaan. Penggambaran secara

garis besar tentang isi LKS yang berfungsi sebagai

pedoman bagi siswa agar lebih mudah memahami isi LKS.

6. Kata kunci

Beberapa kata yang terdapat di dalam peta konsep yang

berguna memudahkan siswa untuk mengetahui apa saja

yang terdapat dalam peta konsep.

Gambar 4.8. Struktur isi LKS berbasis karakter dan

kebencanaan

1

2

3

4

5

6

Page 118: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA BERBASIS KARAKTER

104

7

8

9

1

0

Page 119: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA BERBASIS KARAKTER

105

1

1

1

2

1

4

1

5

1

3

Page 120: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA BERBASIS KARAKTER

106

Sumber: Penulis, 2013

Keterangan:

1. Judul Bab I

2. SK, KD dan Tujuan Pembelajaran Bab I

3. Judul Subbab

4. Gambar Pendukung

5. Materi

6. Tugas Mandiri

7. Tugas Kelompok

8. Lingkungan hidup info

9. Latihan Soal I

10. Rangkuman Bab I

11. Judul Bab II

12. SK, KD dan Tujuan Pembelajaran Bab II

13. Disaster Info

14. Latihan Soal II

15. Rangkuman Bab II

16. Uji Kompetensi

17. Daftar Pustaka

5. Kelayakan Isi, Penyajian, Bahasa dan Kegrafikan LKS Berbasis

Karakter dan Kebencanaan.

1

6

1

7

Page 121: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA BERBASIS KARAKTER

107

Kelayakan LKS berbasis karakter dan kebencanaan untuk kelas VIII

SMP/MTs dan sederajat pada mata pelajaran IPS materi pokok lingkungan

hidup ini telah divalidasi oleh tim ahli (expert) dan para guru yang

berkompeten dalam bidangnya. Tim ahli yang memvalidasi LKS ini

berkompeten baik dalam materi lingkungan hidup maupun dalam

penyusunan bahan ajar, sehingga memberikan masukan yang berkualitas

bagi penulis dalam penyusunan LKS. Guru mata pelajaran IPS yang

mengajar materi pokok lingkungan hidup dan memiliki pengalaman dalam

mengajar di kelas VIII sehingga dapat memberi masukan dalam

penyesuaian sajian dan isi LKS dengan pemahaman siswa.

Pada tahap validasi produk LKS berbasis karakter dan kebencanaan

maka dihasilkan masukan-masukan dari tim ahli (expert) dan guru

pengajar dalam membenahi kekurangan-kekurangan LKS baik dari segi

penyajian tampilan dari layout cover depan belakang, isi dan pendalaman

materi, serta akan dihasilkan analisis kelayakan dalam hal isi, penyajian,

bahasa dan kegrafikan yang dapat dijelaskan secara rinci pada deskripsi

berikut ini:

a. Analisis Kelayakan melalui Validasi LKS berbasis karakter dan

kebencanaan oleh Tim Ahli (expert)

Validasi dari tim ahli ini didapatkan dari 5 dosen yang berkompeten di

bidang penyusunan bahan ajar dan materi lingkungan hidup, adapun

daftar dari validator tim ahli (expert) diambil dari dosen selain

pembimbing penyusunan skripsi dari peneliti, daftar tim ahli dapat

dilihat pada tabel 4.5.

Page 122: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA BERBASIS KARAKTER

108

Tabel 4.5.Data Dosen Tim Penilai LKS Berbasis Karakter dan

Kebencanaan No Kode Pakar/Bidang

1. V1 Materi Lingkungan Hidup

2. V2 Penyusunan Bahan Ajar

3. V3 Materi Lingkungan Hidup

4. V4 Penyusunan Bahan Ajar

5. V5 Penyusunan Bahan Ajar

Sumber: Data Penelitian, 2013

Berdasarkan hasil validasi yang diberikan oleh tim ahli (expert)

terhadap LKS berbasis karakter dan kebencanaan maka diperoleh

masukan yang telah disajikan pada tabel 4.6.

Tabel 4.6. Masukan dari Validator (Tim Ahli) No Validator Masukan

1. V2 Karakter dalam materi masih minim, maka harus

adanya karakter yang dileburkan atau dimasukkan

dalam deskripsi materi sehingga bisa

memunculkan karakter yang diperlukan pada tiap

diri siswa ketika berhadapan langsung dengan

lingkungan sekitar mereka.

2. V3 - Pada peta konsep

Harus menonjolkan materi daripada ilustrasi,

huruf kurang jelas, jangan menonjolkan warna

dan seni, mengambil warna-warna muda,

background pada kata kunci diperbaiki,

ditambah penanggulangan kerusakan

lingkungan pada bagan peta konsep.

- Gambar

Pada pengertian lingkungan diberi gambar dari

3 unsur LH, gambar diperjelas karena terlalu

kecil, penambahan gambar pada subsubbab

manfaat lingkungan hidup.

- Materi

Unsur lingkungan hidup dilengkapi,

membedakan antara unsur abiotik dan biotik,

pada unsur abiotik disesuaikan urutan yang

terdapat didalamnya, menambah lapisan yang

terdapat pada udara, memberi contoh pada

unsure sosial budaya, memberi contoh gempa

bumi yang lain, kemarau panjang diganti

dengan kekeringan, deskripsi dari degradasi

lahan.

- Tata tulis

Mengurangi kata “yang”, mengganti “di”

dengan “pada”, mengatur rata kanan dan rata

kiri, mengurangi penggunaan “-nya”,

Page 123: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA BERBASIS KARAKTER

109

membenahi kata-kata yang hurufnya masih

terbolak-balik, menggunakan 1 spasi untuk

kerapian, kata “dll” tidak boleh disingkat.

- Daftar Pustaka

Sumber harus lebih jelas dan lebih lengkap.

3. V4 - Materi

Memberikan materi yang berbau prosedur

(menggunakan flowchart untuk menggambarkan

prosedur), perlu dihasilkan hipotesis-hipotesis

sehingga membentuk kreatifitas berfikir anak,

narasi kurang menantang, perlu adanya tugas-

tugas kelompok, wawasan bersifat informatif,

lebih bersifat kontekstual (bukan aplikatif).

4. V5 - Daftar Isi

Benahi nomor halaman pada daftar isi yang tidak

urut, penambahan kata kunci pada peta konsep

dalam daftar isi.

- SK, KD dan Indikator

Tidak perlu ditambahkan deskripsi, hanya berisi

SK, KD dan Indikator saja.

- Peta Konsep

Bagan harus dirubah lebih simple dan jelas, agar

,udah dipahami dan dimengerti oleh siswa.

- Tujuan Pembelajaran

Kata yang digunakan harus lebih spesifik

- Materi

Pada pengertian lingkungan harus jelas

sumbernya dan adanya pembenahan tentang

pengertian lingkungan biotik dan abiotik,

penggunaan kata karakter harus jelas

maksudnya, harus ada deskripsi yang jelas dari

gambar yang digunakan sebagai contoh unsur

hayati, adanya contoh dari produsen dan

konsumen, ditambahkannya deskripsi dari

masing-masing upaya pelestarian lingkungan.

- Tata Tulis

Penulisan Conservacy dibenahi, penulisan

sumber terletak sebelum kata gambar dan

sesudah gambar, penulisan air, udara, tanah

harus urut, kata manusia harus hitam dan tidak

digaris bawahi, pada manfaat lingkungan hidup

harus ada alenia pada tiap paragrafnya, pada soal

titik-titik diberi 4 titik, pada tiap subab jika

mengawali kalimat harus ada alenia, kata

mencerdasi diganti dengan menyikapi,

- Daftar Pustaka

Adanya penambahan daftar pustaka dari bagan

unsure-unsur lingkungan dan pengertian dari

setiap lingkungan hidup dari para ahli,

- Soal

Adanya penambahan poin pada tabel pernyataan

B pada tugas mandiri dari materi unsur sosial

budaya.

Sumber: Data Primer Penelitian, 2013

Page 124: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA BERBASIS KARAKTER

110

b. Analisis Kelayakan melalui Validasi LKS berbasis karakter dan

kebencanaan oleh Guru

Validator dari guru diambil guru pengajar mata pelajaran IPS Kelas

VIII yang menguasai materi lingkungan hidup dan mempunyai

pengalaman dalam pembelajaran di kelas tiap SMP yang ada di

Ungaran, adapun daftar guru yang dijadikan sebagai validator dapat

dilihat pada tabel 4.7.

Tabel 4.7. Data Guru Pengampu Mata Pelajaran IPS Terpadu No Kode Sekolah

1. V1 SMPN 1 Ungaran

2. V2 SMPN 2 Ungaran

3. V3 SMPN 3 Ungaran

4. V4 SMPN 4 Ungaran

Sumber: Data Penelitian, 2012

Berdasarkan hasil validasi yang diberikan oleh guru terhadap LKS

berbasis karakter dan kebencanaan maka diperoleh masukan yang telah

disajikan pada tabel 4.8.

Tabel 4.8. Masukan dari Validator (Guru) No Validator Masukan

1. V1 - Ringkasan materi tidak terletak pada tiap bab,

sehingga menyulitkan peserta didik dalam

pemahaman materi.

- Tujuan Pembelajaran pada tiap bab masih

kurang tepat sehingga perlu dibenahi.

- Kata mencerdasi pada disaster info harus

dirubah dengan kata yang lebih tepat.

2. V2 Secara keseluruhan sudah sangat baik. Semoga

kedepannya dapat betul-betul dimanfaatkan untuk

kemajuan dan kegiatan belajar anak secara nyata.

3. V3 - Masih terdapat huruf cetak yang sangat kecil

pada gambar, sehingga sulit dipahami oleh

anak.

- Dimohon jangan menggunakan tinta merah.

- Pada intinya LKS ini sangat bagus namun

mohon diperluas lagi sehingga lebih rinci.

- Unsur-unsur lingkungan pada bagan harus

ditulis secara rinci agar mudah dipahami oleh

siswa.

Page 125: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA BERBASIS KARAKTER

111

- Kata “memerhatikan” diganti dengan

“memperhatikan”

4. V4 - Kata Air, Udara dan Tanah harus disusun

secara urut sesuai dengan isi yang ada pada

materi selanjutnya.

Masukan dari validator 4 memfokuskan pada

soal-soal yang terdapat dalam LKS berbasis

karakter dan kebencanaan:

- Pada tugas mandiri III, pada pertanyaan nomor

2 poin a dan b bisa digabungkan, poin c bisa

diganti nomor baru menjadi nomor 3, labih

diperbaiki pada tata tulis.

- Pada Latihan Soal I kalimat pada soal-soal

lebih disingkat dan diperjelas, kata “kecuali”

dan “bukan” dicetak miring agar lebih terlihat

jelas.

- Kata “sebutkan” diganti dengan “yang” untuk

memudahkan pemahaman siswa.

- Pada Latihan Soal II, kata terjadi pada soal

nomor 3 diganti kata mengakibatkan, pada

Romawi II nomor 5 kata bagaimanakah diganti

dengan Sebutkan/Apa.

Sumber: Data Primer Penelitian, 2013

B. Pembahasan Penelitian

1. Evaluasi LKS dari Tiap SMP

Setelah mengetahui kekurangan dari masing-masing LKS pada tiap

SMPN 1 Ungaran, SMPN 2 Ungaran, SMPN 3 Ungaran dan SMPN 4

Ungaran maka diperlukannya evaluasi dalam pembenahan tiap LKS

tersebut, adapun evaluasi LKS ini akan dijabarkan pada tabel-tabel yang

tersedia dibawah ini.

Tabel 4.9. Evaluasi LKS dari SMPN 1 Ungaran dan SMPN 2 Ungaran

No Kelayakan Draft Awal Revisi

1 Isi/Materi Materi cukup lengkap

namun tidak begitu terinci

dan luas, tidak adanya

wawasan produktivitas,

tidak mengandung

wawasan kebencanaan

dan pembangunan

karakter bagi siswa.

Harus adanya perluasan materi

dengan konsep-konsep yang

mengasah kreativitas dan imajinasi

peserta didik, adanya materi yang

bisa meningkatkan produktivitas

siswa dengan cara penyusunan

materi yang mengasah cara berfikir

siswa, harus ada penambahan

wawasan kebencanaan pada siswa.

2 Penyajian Penyajian materi

terkonsep dan sistematis,

tidak ada pendukung

Penyajian materi harus lebih

sistematis dan rapi, harus ada

penambahan gambar-gambar dan

Page 126: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA BERBASIS KARAKTER

112

penyajian baik gambar,

tabel dan lainnya, tidak

adanya penyajian

pembelajaran yang

mampu merangsang

berpikir siswa.

informasi pendukung lainnya untuk

mengilustrasikan materi, penyajian

LKS harus lebih mendukung

pembentukan berfikir siswa dalam

proses pembelajaran di kelas.

3 Bahasa Bahasa tidak komunikatif,

bahasa sudah sesuai

dengan peserta didik.

Bahasa yang digunakan harus lebih

komunikatif.

4 Kegrafikan Tulisan dalam LKS

terbaca oleh siswa,

kualitas cetakan kurang

baik, kekuatan fisik buku

kurang layak.

Peningkatan kualitas cetakan dan

memperbaiki kekuatan fisik buku.

Sumber: Data Primer Penelitian, 2013

Kesimpulan dari evaluasi di atas adalah LKS yang digunakan di

SMPN 1 Ungaran dan SMPN 2 Ungaran harus ditambahkan pembangunan

karakter dan wawasan kebencanaan untuk pengetahuan siswa.

Tabel 4.10. Evaluasi LKS dari SMPN 3 Ungaran

No Kelayakan Draft Awal Revisi

1 Isi/Materi Cakupan materi cukup

lengkap namun belum

mendalam, tidak

mengandung wawasan

produktivitas, tidak

mengandung wawasan

kebencanaan, tidak

mengandung

pembangunan karakter

bagi siswa.

Harus adanya perluasan materi

dengan konsep-konsep yang

mengasah kreativitas dan imajinasi

peserta didik, adanya materi yang

bisa meningkatkan produktivitas

siswa dengan cara penyusunan

materi yang mengasah cara berfikir

siswa, harus ada penambahan

wawasan kebencanaan pada siswa.

2 Penyajian Penyajian materi

terkonsep tiap bab, tidak

terdapat gambar, simbol

maupun peta dalam

pendukung penyajian,

penyajian pembelajaran

hanya bersifat teoritis.

Harus ada penambahan gambar-

gambar dan informasi pendukung

lainnya untuk mengilustrasikan

materi, penyajian LKS harus lebih

mendukung pembentukan berfikir

siswa dalam proses pembelajaran di

kelas.

3 Bahasa Bahasa yang digunakan

tidak komunikatif, bahasa

sesuai peserta didik.

Bahasa yang digunakan harus lebih

komunikatif.

4 Kegrafikan Keterbacaan LKS cukup

baik, kualitas cetakan

kurang, kekuatan fisik

buku kurang baik.

Peningkatan kualitas cetakan dan

memperbaiki kekuatan fisik buku.

Sumber: Data Primer Penelitian, 2013

Kesimpulan dari evaluasi LKS dari SMP Negeri 3 Ungaran di atas

adalah, harus ditambahkan pembangunan karakter dan wawasan

Page 127: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA BERBASIS KARAKTER

113

kebencanaan untuk menambah pengetahuan siswa. Selain itu, perbaikan

dalam hal kebahasaan dak kegrafikan untuk meningkatkan kualitas LKS

yang cenderung konvensional dan belum dikembangkan. Dalam

penyajiannya, harus ada penambahan dalam hal gambar-gambar dan

informasi pendukung untuk mengasah kreativitas siswa serta

meningkatkan aktivitas belajar siswa.

Tabel 4.11. Evaluasi LKS dari SMPN 4 Ungaran

No Kelayakan Draft Awal Revisi

1 Isi/Materi Cakupan materi cukup

lengkap namun belum

mendalam, tidak

mengandung wawasan

produktivitas, tidak

mengandung wawasan

kebencanaan,

mengandung

pembangunan karakter

bagi siswa.

Harus adanya perluasan materi

dengan konsep-konsep yang

mengasah kreativitas dan imajinasi

peserta didik, adanya materi yang

bisa meningkatkan produktivitas

siswa dengan cara penyusunan

materi yang mengasah cara berfikir

siswa.

2 Penyajian Penyajian materi

terkonsep tiap bab, tidak

terdapat gambar, simbol

maupun peta dalam

pendukung penyajian

namun ada pembangunan

karakter dalam

pendukung penyajiannya,

penyajian pembelajaran

hanya bersifat teoritis.

Harus ada penambahan gambar-

gambar dan informasi pendukung

lainnya untuk mengilustrasikan

materi serta harus ada penambahan

simbol maupun peta, penyajian LKS

harus lebih mendukung

pembentukan berfikir siswa dalam

proses pembelajaran di kelas.

3 Bahasa Bahasa yang digunakan

tidak komunikatif, bahasa

sesuai peserta didik.

Bahasa yang digunakan harus lebih

komunikatif.

4 Kegrafikan Keterbacaan LKS cukup

baik, kualitas cetakan

kurang, kekuatan fisik

buku kurang baik.

Peningkatan kualitas cetakan dan

memperbaiki kekuatan fisik buku.

Sumber: Data Primer Penelitian, 2013

Kesimpulan dari evaluasi LKS dari SMP Negeri 4 Ungaran di atas

adalah, harus ditambahkan wawasan kebencanaan dalam materi untuk

menambah pengetahuan siswa. Pembangunan karakter sudah ada dalam

LKS hanya perlu dikolaborasikan dalam materi supaya lebih menarik

perhatian siswa. Selain itu, harus ada perbaikan dalam hal kebahasaan dan

Page 128: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA BERBASIS KARAKTER

114

kegrafikan untuk meningkatkan kualitas LKS yang cenderung

konvensional dan belum dikembangkan. Dalam penyajiannya, harus ada

penambahan dalam hal gambar-gambar dan informasi pendukung untuk

mengasah kreativitas siswa serta meningkatkan aktivitas belajar siswa.

2. Evaluasi LKS berbasis karakter dan kebencanaan

Evaluasi LKS berbasis karakter dan kebencanaan ini diperoleh dari

revisi desain produk LKS berbasis karakter dan kebencanaan. Pada tahap

revisi produk ini dilakukan guna memperbaiki kesalahan serta

kekurangan-kekurangan dari LKS berbasis karakter dan kebencanaan.

Revisi produk ini didasarkan pada hasil validasi yang telah dilaksanakan

peneliti, dimana peneliti merevisi berdasarkan masukan dari tim validator,

baik dati tim ahli (expert) maupun dari guru pengajar. Adapun hasil dari

revisi desain produk LKS berbasis karakter dan kebencanaan ini dijelaskan

secara rinci pada tabel 4.12. revisi dari validator tim ahli dan tabel 4.13.

revisi dari validator guru pengajar.

Tabel 4.12. Revisi Produk LKS berbasis karakter dan kebencanaan dari

Tim Ahli (expert) No Validator Draft Awal Revisi

1. V2 Karakter dalam materi tidak ada,

hanya terletak pada soal-soal

yang mengasah karakter siswa.

Adanya penambahan karakter yang

dimasukkan dalam materi, sehingga

dapat dideskripsikan lebih jelas

tentang karakter yang ingin

dikembangkan pada siswa.

2. V3 - Peta Konsep

Banyak ilustrasi daripada materi,

huruf kurang jelas, banyak

warna sehingga tidak enak

dibaca, background pada kata

kunci gelap sehingga tulisan

sulit dibaca, penanggulangan

kerusakan lingkungan belum

dicantumkan.

- Peta Konsep

Materi ditambah, font huruf lebih

diperjelas, warna-warna dikurangi

dan menggunakan warna-warna

muda, background pada kata kunci

lebih diterangkan sehingga tulisan

dapat dibaca, ditambahkan

penanggulangan kerusakan

lingkungan pada bagan peta konsep

- Gambar

Pada pengertian lingkungan

terdapat 4 gambar unsur LH

- Gambar

Pada pengertian lingkungan diberi

gambar dari 3 unsur LH, gambar

Page 129: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA BERBASIS KARAKTER

115

yang kurang mengilustrasikan

materi, gambar pada soal terlalu

kecil, tidak adanya gambar pada

subsubbab manfaat lingkungan

hidup.

diperjelas karena terlalu kecil,

penambahan gambar pada subsubbab

manfaat lingkungan hidup.

- Materi

Unsur lingkungan hidup masih

kurang, antara unsur abiotik dan

biotik terdapat kerancuan, pada

unsur abiotik urutan yang

terdapat didalamnya masih

berantakan, tidak adanya lapisan

yang terdapat pada udara, tidak

ada contoh pada unsur sosial

budaya, contoh gempa bumi

masih umum, tulisan kemarau

panjang salah, tidak ada

deskripsi dari degradasi lahan.

- Materi

Unsur lingkungan hidup dilengkapi,

membedakan antara unsur abiotik

dan biotik, pada unsur abiotik

disesuaikan urutan yang terdapat

didalamnya, menambah lapisan yang

terdapat pada udara, memberi contoh

pada unsur sosial budaya, memberi

contoh gempa bumi yang lain,

kemarau panjang diganti dengan

kekeringan, ditambah deskripsi dari

degradasi lahan.

- Tata tulis

Banyak kata “yang”, ada kata

“di” yang diletakkan pada

kalimat yang salah, rata kanan

dan rata kiri yang tidak rapi,

banyak penggunaan “-nya”,

banyak kata-kata yang hurufnya

masih terbolak-balik,

menggunakan 1.5 spasi sehingga

tidak rapi, kata “dll” yang

disingkat.

- Tata tulis

Mengurangi kata “yang”, mengganti

“di” dengan “pada”, mengatur rata

kanan dan rata kiri, mengurangi

penggunaan “-nya”, membenahi

kata-kata yang hurufnya masih

terbolak-balik, menggunakan 1 spasi

untuk kerapian, kata “dll” tidak

disingkat.

- Daftar Pustaka

Sumber kurang jelas dan kurang

lengkap.

- Daftar Pustaka

Sumber lebih jelas dan lebih lengkap.

3. V4 - Materi

Materi yang kurang berbau

prosedur (kurang menggunakan

flowchart untuk menggambarkan

prosedur), minimnya

penggunaan materi yang

menghasilkan hipotesis-hipotesis

sehingga kurang membentuk

kreatifitas berfikir anak, narasi

kurang menantang, tidak adanya

tugas-tugas kelompok.

- Materi

Memberikan materi yang berbau

prosedur (menggunakan flowchart

untuk menggambarkan prosedur),

materi dihasilkan hipotesis-hipotesis

sehingga membentuk kreatifitas

berfikir anak, narasi lebih menantang,

adanya tambahan tugas-tugas

kelompok.

4 V5 - Daftar Isi

Nomor halaman pada daftar isi

tidak urut, tidak ada kata kunci

pada peta konsep dalam daftar

isi.

- Daftar Isi

Nomor halaman pada daftar isi urut,

penambahan kata kunci pada peta

konsep dalam daftar isi.

- SK, KD dan Indikator

Terlalu banyak deskripsi, dan

berisi SK, KD dan Indikator

yang kurang jelas dan tidak

spesifik.

- SK, KD dan Indikator

Deskripsi dihilangkan, membenahi

SK, KD dan Indikator lebih spesifik.

- Peta Konsep

Bagan terlalu rumit, sehingga

sulit dipahami siswa.

- Peta Konsep

Bagan dirubah lebih simple dan jelas,

agar mudah dipahami dan dimengerti

oleh siswa.

Page 130: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA BERBASIS KARAKTER

116

- Tujuan Pembelajaran

Kata yang digunakan tidak

spesifik/bersifat umum

- Tujuan Pembelajaran

Kata yang digunakan lebih spesifik

- Materi

Pada pengertian lingkungan

tidak jelas sumber dan ada

kesalahan dari pengertian

lingkungan dan abiotik,

penggunaan karakter tidak jelas,

tidak ada deskripsi yang jelas

dari gambar yang digunakan

sebagai contoh unsur hayati,

tidak ada contoh produsen dan

konsumen,tidak ada deskripsi

dari masing-masing upaya

pelestarian lingkungan.

- Materi

Pada pengertian lingkungan harus

jelas sumbernya dan adanya

pembenahan tentang pengertian

lingkungan biotik dan abiotik,

penggunaan kata karakter harus jelas

maksudnya, harus ada deskripsi yang

jelas dari gambar yang digunakan

sebagai contoh unsur hayati, adanya

contoh dari produsen dan konsumen,

ditambahkannya deskripsi dari

masing-masing upaya pelestarian

lingkungan.

- Tata Tulis

Kesalahan dalam penulisan

Conservacy, penulisan sumber

terletak setelah kata gambar,

penulisan air, udara, tanah tidak

urut, kata manusia berwarna dan

ada garis bawah, pada manfaat

lingkungan hidup tidak ada

alenia pada tiap paragrafnya,

pada soal titik-titik hanya 3 titik,

pada tiap subab di awal kalimat

tidak ada alenia, kata mencerdasi

salah.

- Tata Tulis

Penulisan Conservacy dibenahi,

penulisan sumber terletak sebelum

kata gambar dan sesudah gambar,

penulisan air, udara, tanah harus urut,

kata manusia harus hitam dan tidak

digaris bawahi, pada manfaat

lingkungan hidup harus ada alenia

pada tiap paragrafnya, pada soal titik-

titik diberi 4 titik, pada tiap subab

jika mengawali kalimat harus ada

alenia, kata mencerdasi diganti

dengan menyikapi

- Daftar Pustaka

Tidak ada daftar pustaka dari

bagan unsur-unsur lingkungan

dan pengertian dari setiap

lingkungan hidup dari para ahli.

- Daftar Pustaka

Adanya penambahan daftar pustaka

dari bagan unsure-unsur lingkungan

dan pengertian dari setiap lingkungan

hidup dari para ahli.

- Soal

Poin pada tabel pernyataan B

pada tugas mandiri dari materi

unsur sosial budaya hanya

sedikit.

- Soal

Adanya penambahan poin pada tabel

pernyataan B pada tugas mandiri dari

materi unsur sosial budaya.

Sumber: Data Primer Penelitian, 2013

Tiap validator dari tim ahli (expert) memiliki pemahaman dan

masukan yang berbeda-beda terhadap LKS berbasis karakter dan

kebencanaan. Jadi dari masukan-masukan tersebut dapat melengkapi dan

membenarkan kekurangan-kekurangan yang terdapat dalam LKS,

sehingga LKS bisa digunakan secara layak dalam pembelajaran di kelas.

Adapun masukan-masukan ini terkait dengan isi LKS yang harus dibenahi

baik dari segi tulisan, kelengkapan materi, basis karakter yang harus lebih

Page 131: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA BERBASIS KARAKTER

117

ditonjolkan, dan lain sebagainya. Revisi LKS berbasis karakter dan

kebencanaanpun didasarkan dari masukan-masukan yang diberikan oleh

tim ahli (expert).

Tabel 4.13. Revisi Produk LKS berbasis karakter dan kebencanaan dari

Guru No Validator Draft Awal Revisi

1. V1 - Ringkasan materi tidak

terletak pada tiap bab,

sehingga menyulitkan peserta

didik dalam pemahaman

materi.

- Tujuan Pembelajaran pada tiap

bab masih kurang tepat.

- Kata mencerdasi pada disaster

info.

- Ringkasan diletakkan pada tiap

bab, sehingga mudah dipahami

peserta didik dalam mendalami

materi pada tiap babnya.

- Tujuan Pembelajaran pada tiap bab

dibenahi lebih spesifik.

- Kata mencerdasi pada disaster info

dirubah dengan kata yang lebih

tepat.

2. V3 - Terdapat huruf cetak yang

sangat kecil pada gambar.

- Terdapat penulisan kata

menggunakan tinta merah.

- Unsur-unsur lingkungan pada

bagan ditulis tidak rinci.

- Kata “memerhatikan”.

- Huruf cetak diganti font lebih besar

pada gambar.

- Penulisan kata tinta merah diganti

dengan tinta hitam.

- Unsur-unsur lingkungan pada

bagan harus ditulis secara rinci.

- Kata diganti dengan

“memperhatikan”

3. V4 - Kata Air, Udara dan Tanah

harus disusun tidak urut sesuai

dengan isi yang ada pada

materi selanjutnya.

- Pada tugas mandiri III, pada

pertanyaan nomor 2 poin a dan

b dipisah, poin c tidak menjadi

nomor baru, tata tulis kurang

baik.

- Pada Latihan Soal I kalimat

pada soal-soal terkesan

bertele-tele, kata “kecuali” dan

“bukan” tidak dicetak miring.

- Kata “sebutkan” salah

penempatan.

- Pada Latihan Soal II, kata

terjadi pada soal nomor 3

kurang tepat dalam kalimat,

pada Romawi II nomor 5

terdapat kata bagaimanakah.

- Kata Air, Udara dan Tanah disusun

secara urut sesuai dengan isi yang

ada pada materi selanjutnya.

- Pada tugas mandiri III, pada

pertanyaan nomor 2 poin a dan b

digabungkan, poin c diganti nomor

baru menjadi nomor 3, tata tulis

diperbaiki sesuai dengan EYD

yang berlaku.

- Pada Latihan Soal I kalimat pada

soal-soal lebih singkat dan jelas,

kata “kecuali” dan “bukan” dicetak

miring agar lebih terlihat jelas.

- Kata “sebutkan” diganti dengan

“yang” untuk memudahkan

pemahaman siswa.

- Pada Latihan Soal II, kata terjadi

pada soal nomor 3 diganti kata

mengakibatkan, pada Romawi II

nomor 5 kata bagaimanakah

diganti dengan Sebutkan/Apa.

Sumber: Data Primer Penelitian, 2013

LKS berbasis karakter dan kebencanaan juga tidak luput dari

kesalahan, maka dari itu LKS tersebut juga divalidasi oleh guru pengajar

bidang ahli IPS terpadu yang mengajar materi lingkungan hidup untuk

Page 132: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA BERBASIS KARAKTER

118

diberi masukan terkait dengan kegrafikan, tampilan, serta isi. Revisi LKS

dari masukan guru lebih banyak terfokuskan pada susunan kalimat yang

kurang tepat dan soal-soal yang kurang jelas maksudnya. Sehingga peneliti

harus merevisi beberapa soal agar lebih jelas maksud dan tujuannya.

3. Kelayakan Produk LKS Berbasis Karakter dan Kebencanaan

Kelayakan produk LKS berbasis karakter dan kebencanaan untuk

SMP/MTs kelas VIII mata pelajaran IPS materi pokok lingkungan hidup

didasarkan pada hasil uji coba yang dilaksanakan pada tim ahli (expert),

guru dan siswa. LKS tersebut dinyatakan layak tidaknya berdasarkan

penilaian/validasi instrument penelitian yang sudah dijabarkan pada hasil

penelitian diatas. Adapun pembahasan dari hasil penelitian diatas akan

dijabarkan secara rinci dengan penjelasan di bawah ini.

a. Kelayakan Produk didasarkan Hasil Penilaian Tim Ahli (expert)

Uji coba pada tim ahli (expert) ini bertujuan untuk menilai dari

kelayakan LKS berbasis karakter dan kebencanaan manggunakan

instrument penelitian yang berupa angket validasi tim ahli. Adapun

hasil penilaian dari dosen/validator tersebut dapat dilihat pada tabel

4.14.

Tabel 4.14. Penilaian dari Validator Tim Ahli (expert) No. Kode Persentase (%) Kriteria

1. V1 90 Sangat Layak

2. V2 71.43 Layak

3. V3 87.86 Layak

4. V4 81.43 Layak

5. V5 92.14 Sangat Layak

Persentase Rata-rata 84.57 Layak

Sumber: Data Penelitian, 2013.

Penilaian di atas berdasarkan pada kriteria penskoran sebagai berikut:

20% - 36% : tidak layak

Page 133: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA BERBASIS KARAKTER

119

37% - 53% : kurang layak

54% - 70% : cukup layak

71% - 87% : layak

88% - 100% : sangat layak

Gambar 4.9. Grafik penilaian kelayakan LKS berbasis Karakter dan

kebencanaan oleh tim ahli (expert)

Tabel 4.14. menunjukkan bahwa Validator 1 sebagai tim ahli

yang menilai dalam bidang materi lingkungan hidup dihasilkan jumlah

persentase 90% yang masuk pada kriteria sangat layak, hal ini

didasarkan pada penilaian tahap 2 yang memiliki skor rata-rata dengan

jumlah 126. Validator 2 menilai dalam pengembangan bahan ajar

hanya dihasilkan 71.43% masuk pada kriteria layak, hal ini didasarkan

pada penilaian tahap 2 yang memiliki skor rata-rata dengan jumlah

100, kurangnya kelayakan LKS dikarenakan belum sempurnanya

materi yang terdapat dalam LKS. Validator 3 sebagai tim ahli yang

90

71,43

87,8681,43

92,14

0%

10%

20%

30%

40%

50%

60%

70%

80%

90%

100%

V1 V2 V3 V4 V5

Persentase Kelayakan LKS Berbasis

Karakter dan Kebencanaan

dari Penilaian Tim Ahli

Persentase

Page 134: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA BERBASIS KARAKTER

120

menilai dalam bidang materi lingkungan hidup dihasilkan jumlah

persentase 87.86% yang masuk pada kriteria layak, hal ini didasarkan

pada penilaian tahap 2 yang memiliki skor rata-rata dengan jumlah

123. Validator 4 sebagai tim ahli yang menilai dalam bidang

pengembangan bahan ajar dihasilkan jumlah persentase 81.43% yang

masuk pada kriteria layak, hal ini didasarkan pada penilaian tahap 2

yang memiliki skor rata-rata dengan jumlah 114. Validator 5 sebagai

tim ahli yang menilai dalam bidang pengembangan bahan ajar

dihasilkan jumlah persentase 92.14% yang masuk pada kriteria sangat

layak, hal ini didasarkan pada penilaian tahap 2 yang memiliki skor

rata-rata dengan jumlah 129.

Kelayakan bahan ajar LKS ini didasarkan dari hasil revisi yang

sudah dilaksanakan peneliti dalam pembenahan kekurangan-

kekurangan LKS berbasis karakter dan kebencanaan, sehingga

mendapatkan nilai positif dari validator. Hasil dari penilaian

keseluruhan dihasilkan persentase rata-rata yang menunjukkan

84.57% termasuk pada kriteria layak, sehingga LKS berbasis karakter

dan kebencanaan dinyatakan layak digunakan oleh siswa dalam proses

pembelajaran. Selain itu, LKS ini memenuhi standar BSNP dengan

menggunakan pedoman instrumen penilaian buku teks yang

dikeluarkan oleh BSNP.

b. Kelayakan Produk didasarkan Hasil Penilaian Guru

Uji coba pada guru ini bertujuan untuk menilai dari kelayakan

LKS berbasis karakter dan kebencanaan manggunakan instrument

Page 135: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA BERBASIS KARAKTER

121

penelitian yang berupa angket validasi guru. Adapun hasil penilaian

dari guru/validator tersebut dapat dilihat pada tabel 4.15.

Tabel 4.15. Penilaian dari Validator Guru No. Kode Persentase (%) Kriteria

1. V1 93.67 Sangat Layak

2. V2 95.67 Sangat Layak

3. V3 80 Layak

4. V4 77 Layak

Persentase Rata-rata 86.58 Layak

Sumber: Data Penelitian, 2013.

Penilaian diatas berdasarkan pada kriteria penskoran sebagai berikut:

20% - 36% : tidak layak

37% - 53% : kurang layak

54% - 70% : cukup layak

71% - 87% : layak

88% - 100% : sangat layak

Gambar 4.10. Grafik penilaian kelayakan LKS berbasis Karakter dan

kebencanaan oleh guru

Kelayakan produk ini dihasilkan dari penilaian guru yang

menguasai materi pokok lingkungan hidup, dimana guru tersebut

memiliki pengalaman dalam mengajarkan materi tersebut di dalam

93,67 95,67

80 77

0.00%

20.00%

40.00%

60.00%

80.00%

100.00%

120.00%

V1 V2 V3 V4

Persentase Kelayakan LKS Berbasis

Karakter dan Kebencanaan

dari Penilaian Guru

Persentase

Page 136: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA BERBASIS KARAKTER

122

kelas. Berdasarkan tabel 4.15. menunujukkan bahwa validator 1 guru

dari SMPN 1 Ungaran didapatkan jumlah persentase 93.67% yang

masuk pada kriteria sangat layak, hal ini didasarkan pada penilaian

tahap 1 yang memiliki skor rata-rata dengan jumlah 281. Validator 2

guru dari SMPN 2 Ungaran didapatkan persentase 95.67% masuk pada

kriteria sangat layak, hal ini didasarkan pada penilaian tahap 1 yang

memiliki skor rata-rata dengan jumlah 287. Validator 3 guru dari

SMPN 3 Ungaran didapatkan jumlah persentase 80% yang masuk pada

kriteria layak, hal ini didasarkan pada penilaian tahap 1 yang memiliki

skor rata-rata dengan jumlah 240. Validator 4 guru dari SMPN 4

Ungaran didapatkan jumlah persentase 77% yang masuk pada kriteria

layak, hal ini didasarkan pada penilaian tahap 1 yang memiliki skor

rata-rata dengan jumlah 231.

Jumlah persentase rata-rata dari persentase keseluruhan diatas

dihasilkan sebesar 86.58% yang masuk pada kriteria layak. Jadi

berdasarkan penilaian dari seluruh guru pengajar mata pelajaran IPS

kelas VIII di SMP Negeri Ungaran menyatakan bahwa LKS berbasis

karakter dan kebencanaan layak digunakan dalam pembelajaran, baik

dari segi isi/materi, bahasa, kegrafikan dan penyajian dari LKS

tersebut.

c. Kelayakan Produk didasarkan Hasil Penilaian Siswa dari Keterbacaan

LKS Berbasis Karakter dan Kebencanaan.

Uji coba pada siswa dimaksudkan untuk mengetahui kelayakan

LKS berbasis karakter dan kebencanaan dalam hal keterbacaan bagi

Page 137: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA BERBASIS KARAKTER

123

para siswa. Disini yang dinilai siswa adalah dari bahasa, gambar,

informasi pendukung dan kejelasan materi yang disampaikan. Siswa

menilai buku melalui instrument penelitian yang sudah disediakan

peneliti, dimana mereka harus mengisi angket validasi yang

berhubungan dengan keterbacaan LKS berbasis karakter dan

kebencanaan.

Uji coba pada siswa ini melibatkan siswa-siswi kelas VIII yang

berasal dari berbeda kelas dan berbeda sekolah, mereka berasal dari

SMPN 1 Ungaran, SMPN 2 Ungaran, SMPN 3 Ungaran dan SMPN 4

Ungaran, dimana mereka sudah pernah mendapatkan materi pokok

lingkungan hidup, sehingga bisa mengetahui kekurangan-kekurangan

LKS berbasis karakter dan kebencanaan bila dibandingkan dengan

LKS konvensional yang biasa mereka gunakan. Adapun hasil penilaian

dari siswa dapat dilihat pada tabel 4.16.

Tabel 4.16. Hasil dari Angket Penialaian Siswa dari Keempat SMP di

Ungaran No. Sekolah Persentase (%) Kriteria

1. SMPN 1 Ungaran 83.55 Layak

2. SMPN 2 Ungaran 84.60 Layak

3. SMPN 3 Ungaran 87.50 Layak

4. SMPN 4 Ungaran 83.24 Layak

Persentase Rata-rata 84.72 Layak

Sumber: Data Penelitian, 2013

Penilaian diatas berdasarkan pada kriteria penskoran sebagai berikut:

20% - 36% : tidak layak

37% - 53% : kurang layak

54% - 70% : cukup layak

71% - 87% : layak

88% - 100% : sangat layak

Page 138: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA BERBASIS KARAKTER

124

Gambar 4.11.Grafik penilaian kelayakan LKS berbasis Karakter dan

kebencanaan oleh siswa.

Berdasarkan tabel 4.16. dapat diketahui bahwa LKS berbasis

karakter dan kebencanaan dari penilaian siswa dari keempat SMP

dalam hal keterbacaan termasuk dalam kategori layak. Tabel tersebut

menunjukkan penilaian dari siswa SMPN 1 Ungaran menunjukkan

persentase sebesar 83.55% sehingga dapat disimpulkan bahawa siswa

SMPN 1 Ungaran menyatakan LKS layak digunakan. Dari SMPN 2

Ungaran menunjukkan persentase sebesar 84.60% sehingga dapat

disimpulkan bahawa siswa SMPN 2 Ungaran menyatakan LKS layak

digunakan.

83,55

84,60

87,50

83,24

81.00%

82.00%

83.00%

84.00%

85.00%

86.00%

87.00%

88.00%

SMPN 1 Ungaran

SMPN 2 Ungaran

SMPN 3 Ungaran

SMPN 4 Ungaran

Kelayakan LKS Berbasis Karakter dan Kebencanaan

dari Penilaian Siswa

Persentase

Page 139: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA BERBASIS KARAKTER

125

Dari SMPN 3 Ungaran menghasilkan menunjukkan persentase

sebesar 87.50% sehingga dapat disimpulkan bahawa siswa SMPN 3

Ungaran menyatakan LKS layak digunakan. Begitu pula dari SMPN 4

Ungaran menunjukkan persentase sebesar 83.24% sehingga dapat

disimpulkan bahawa siswa SMPN 4 Ungaran menyatakan LKS layak

digunakan.

Jadi dari hasil penilaian keseluruhan responden dari keempat

SMPN di Ungaran dapat dihasilkan persentase rata-rata sebesar

83.24% yang menyatakan bahwa LKS berbasis karakter dan

kebencanaan untuk SMP/MTs sederajat kelas VIII pada mata pelajaran

IPS terpadu materi pokok lingkungan hidup layak digunakan oleh

siswa-siswi dalam proses pembelajaran.

Page 140: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA BERBASIS KARAKTER

126

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan peneliti, terdapat

beberapa simpulan yaitu:

1. Penelitian ini menghasilkan LKS berbasis karakter dan kebecanaan materi

pelajaran Lingkungan Hidup yang sesuai standar BSNP untuk proses

belajar mengajar IPS kelas VIII di SMP Negeri Kabupaten Semarang.

2. Dari keseluruhan uji coba pada tim ahli (expert), guru, dan siswa dapat

ditarik kesimpulan bahwa LKS berbasis karakter dan kebencanaan layak

digunakan dalam sistem pembelajaran dengan rincian sebagai berikut:

a. LKS berbasis karakter dan kebencanaan yang dibuat oleh peneliti

dinyatakan layak dengan presentasi klasikal dari tim ahli (expert)

sebesar 84.57%.

b. LKS berbasis karakter dan kebencanaan yang dibuat oleh peneliti

dinyatakan layak dengan presentasi klasikal dari guru sebesar 86.58%.

c. LKS berbasis karakter dan kebencanaan yang dibuat oleh peneliti

dinyatakan layak oleh siswa-siswi dari SMPN 1 Ungaran, SMPN 2

Ungaran, SMPN 3 Ungaran dan SMPN 4 Ungaran dengan persentase

rata-rata sebesar 84.72%.

Page 141: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA BERBASIS KARAKTER

127

B. Saran

Berdasarkan simpulan di atas, maka dapat disarankan hal-hal sebagai

berikut:

1. Hasil dari penelitian dan pengembangan ini bisa dikembangkan pada mata

pelajaran lainnya maupun materi pokok lain yang mempunyai karakteristik

sama dengan materi pada LKS yang sudah dikembangkan peneliti.

2. Bahan ajar yang digunakan dalam sistem pembelajaran khususnya LKS

sebaiknya disesuaikan dengan standar BSNP untuk memperoleh

kelayakan dari LKS tersebut.

3. Guru bisa mengembangkan LKS pada tiap KD dengan basis karakter dan

kebencanaan sesuai dengan kebutuhan pembelajaran itu sendiri.

4. Bagi siswa, diharapkan LKS berbasis karakter dan kebencanaan bisa

meningkatkan kreatifitas dan aktivitas belajar siswa, meningkatkan

karakter bangsa dan menambah wawasan kebencanaan.

Page 142: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA BERBASIS KARAKTER

128

DAFTAR PUSTAKA

Amri, Sofan dkk. 2011. Implementasi Pendidikan Karakter Dalam Pembelajaran

Strategi Analisis dan Pengembangan Karakter Siswa Dalam Proses

Pembelajaran. Jakarta: PT Prestasi Pustakaraya

Amasni, Jamal Ma‟mur. 2011. Buku Panduan Internalisasi Pendidikan Karakter

di Sekolah. Jogjakarta: DIVA Press.

Anggraini, Yuningsih. 2006. „Analisis LKS Biologi SMP Kelas VII Semester 1

yang Digunakan SMP Negeri di Kota Semarang Tahun Pelajaran

2005/2006‟. Skripsi. Semarang: Universitas Negeri Semarang.

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Edisi

Revisi VI. Jakarta: PT RINEKA CIPTA.

Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP). 2006. Sosialisasi Penilaian Buku

Teks Pelajaran. Solo: Ikatan Penerbit Indonesia (IKAPI) bekerja sama

dengan Pusat Perbukuan dan Badan Standar Nasional Pendidikan.

Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP). 2006. Sosialisasi Penilaian Buku

Teks Pelajaran.Solo: Ikatan Penerbit Indonesia (IKAPI) bekerja sama

dengan Pusat Perbukuan dan Badan Standar Nasional Pendidikan.

Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP). 2006. Instrumen Penilaian Tahap II

Buku Teks Pelajaran Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta: Ikatan

Penerbit Indonesia (IKAPI) bekerja sama dengan Pusat Perbukuan dan

Badan Standar Nasional Pendidikan.

Departemen Pendidikan Nasional Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan

Dasar dan Menengah Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Atas.

2008. Panduan Pengembangan Bahan Ajar.

Direktorat Ketenagaan Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Kementrian

Pendidikan Nasional. 2010. Kerangka Acuan Pendidikan Karakter

Tahun Anggaran 2010. Indonesia.

Djamal, Zoer‟aini. 1996. Prinsip – Prinsip Ekologi danOrganisasi Ekosistem

Komunitas & Lingkungan Cetakan II. Jakarta: Bumi Aksara.

Eddy, Karden. 2009. Pengelolaan Lingkungan Hidup. Jakarta: PT Ikrar Mandiri.

Fahrucah R, Eren dan Bambang Sugiarto. 2012. Pengembangan Lembar Kerja

Siswa Pada Pembelajaran Kimia SMA Kelas XI Pokok Bahasan

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Laju Reaksi Melalui Pendekatan

Scaffolding. Surabaya: UNESA Journal of Chemical Education.

Page 143: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA BERBASIS KARAKTER

129

Imanuela, Meilda dkk. 2012. Penggunaan Asam Sitrat dan Natrium Bikarbonat

dalam Minuman Jeruk Nipis Berkarbonasi. Semarang:Food Science

and Culinary Education Journal

Jamaludin. 2003. Pembelajaran yang Efektif – Faktor-faktor yang Mempengaruhi

Prestasi Siswa. CV Mekarjaya

Kementrian Pendidikan Nasional Badan Penelitian dan Pengembangan Pusat

Kurikulum. 2010. Bahan Pelatihan Penguatan Metodologi

Pembelajaran Berdasarkan Nilai-nilai Budaya untuk Membentuk

Daya Saing dan Karakter Bangsa. Indonesia.

National Centre Competency Based Training (2007) tentang pengertian bahan

ajar.

Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005 Pasal 42. Tentang Sistem Pendidikan

Nasional.

Prastowo, Andi. 2011. Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif

Menciptakan Metode Pembelajaran yang Menarik dan Menyenangkan.

Jogjakarta: DIVA Press.

Prosiding Seminar Nasional Refleksi Satu Tahun Bencana Gempa Bumi. 2007.

Pendidikan Kebencanaan dan Kebangkitan Masyarakat Pasca

Bencana Gempa Bumi 27 Mei 2006. Yogyakarta: PSBA-UGM.

Putra, Nusa. 2011. Research & Development Penelitian dan Pengembangan:

Suatu Pengantar. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Rahayu, Lies. 2009. Pendidikan Kebencanaan Berkelanjutan Untuk Pengurangan

Risiko Bencana. Yogyakarta: PSBA-UGM.

Roehati, Eli dkk. Edisi khusus Th XXXVIII. Desember 2005. Pengembangan

Lembar Kerja Siswa (LKS) Mata Pelajaran Sains Kimia Untuk SMP.

Yogyakarta: Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja.

Said, Moh. 2011. Pendidikan Karakter di Sekolah. Surabaya: PT JePe Press

Media Utama (Jawa Pos Group).

Sabtaji, Agung. 2010. Pengertian Lingkungan Hidup. http://agung-

sabtaji.blogspot.com/2010/05/1.html. (26 Nov2012).

Siahaan, N.H.T. 2004. Edisi Kedua. Hukum Lingkungan dan Ekologi

Pembangunan. Jakarta: Erlangga.

Soemarwoto, Otto. 1997. Cetakan Ketujuh. Ekologi, Lingkungan Hidup dan

Pembangunan. Jakarta: Djambatan.

Sudjana, Nana dan Ahmad Rivai. 2007. Teknologi Pengajaran. Bandung:

Percetakan Sinar Baru Algensindo Offset.

Page 144: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA BERBASIS KARAKTER

130

Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,

Kualitatif, dan R&D. Cetakan ke – 11. Bandung: Alfabeta.

Suhandini, Purwadi. 2012. Implementasi Pendidikan Karakter dan Kebencanaan

dalam Penulisan Bahan Ajar di Sekolah. Semarang: UNNES.

Sunarko. 2007. Diktat Perkuliahan Pendidikan Kependudukan dan Lingkungan

Hidup. Semarang: Jurusan Geografi Fakultas Ilmu Sosial Universitas

Negeri Semarang.

Tim Penyusun Bahan Ajar PLH. 2009. Pendidikan Lingkungan Hidup. Semarang:

Pendidikan profesi Guru Lembaga Pengembangan Pendidikan dan

Profesi Universitas Negeri Semarang.

Undang-undang No.20 Tahun 2003. Tentang Tujuan Pendidikan Nasional.

Page 145: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA BERBASIS KARAKTER

131

Page 146: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA BERBASIS KARAKTER

132

Peta Lokasi Penelitian di Kecamatan Ungaran

Lampiran 1

Page 147: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA BERBASIS KARAKTER

133

Lampiran 2

BAHAN AJAR LKS BERBASIS KARAKTER DAN KEBENCANAAN

Page 148: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA BERBASIS KARAKTER

134

Puji syukur atas kehadirat ALLAH SWT atas limpahan rahmat dan

berkah-Nya. Sehingga penulis dapat menyelesaikan Lembar Kerja Siswa Berbasis

Karakter dan Kebencanaan dengan judul KERUSAKAN LINGKUNGAN

HIDUP & UPAYA PELESTARIANNYA DALAM PEMBANGUNAN

BERKELANJUTAN untuk siswa SMP Kelas VIII.

Penulis menyadari bahwa penulisan lembar kerja siswa ini dapat

terlaksana dengan baik atas bantuan dan dukungan banyak pihak sehingga penulis

dengan segala kerendahan hati mengucapkan banyak terimakasih kepada semua

pihak yang telah membantu dalam penyelesaian karya tulis ini, terutama kepada :

1. Dr. Purwadi Suhandini, SU. dan Drs. Tukidi, M.Pd. selaku dosen

pembimbing yang telah membimbing, mengarahkan dalam penulisan

lembar kerja siswa ini, serta memotivasi penulis dalam pembuatannya.

2. Seluruh tim ahli yang telah memberikan masukan dalam penyeleseain

penulisan LKS berbasis karakter dan kebencanaan.

3. Abah diatas sana yang menjadi sumber semangatku untuk terus berjuang

dan berkarya.

4. Ibu yang senantiasa memberikan doa dan dukungan yang luar biasa

kepada penulis sehingga termotivasi untuk menghasilkan karya.

5. Semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian lembar kerja siswa

ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu.

Tidak lupa penulis mohon maaf apabila nantinya dalam penulisan lembar

kerja siswa ini ada kekurangan dan kesalahan itu semua semata – mata dari

penulis sendiri sebagai manusia tempatnya salah dan lupa.

Semarang, 15 Maret 2013

Penulis

KATA PENGANTAR

Page 149: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA BERBASIS KARAKTER

135

Cover………………………………………………………………………………. i

Kata Pengantar……………………………………………………………………... ii

Daftar Isi……………………………………………………………………………. iii

SK, KD, dan Indikator……………………………………………………………… iv

Peta Konsep dan kata kunci………………………………………………………... v

LINGKUNGAN HIDUP…………………………………………………………. 1

A. Pengertian Lingkungan………………………………………………………. 1

B. Pengertian Lingkungan Hidup……………………………………………..... 4

C. Manfaat Lingkungan Hidup………………………………………………..... 10

LATIHAN SOAL 1………………………………………………………………... 13

RANGKUMAN BAB I…………………………………………………………….. 14

KERUSAKAN LINGKUNGAN & UPAYA PELESTARIANNYA DALAM

PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN……………………………………...... 15

A. Kerusakan Lingkungan Hidup……………………………………………... 15

B. Upaya Pelestarian Lingkungan Hidup Dalam Pembangunan Berkelanjutan 25

LATIHAN SOAL II……..……………………………………………………….. 28

RANGKUMAN BAB II………………………………………………………….... 29

UJI KOMPETENSI…………..…………………………………………………….. 30

DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………… 34

DAFTAR ISI

Page 150: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA BERBASIS KARAKTER

136

Masalah Lingkungan Hidup dan Upaya

Penanggulangannya

1. Memahami permasalahan sosial berkaitan dengan pertumbuhan

jumlah penduduk.

Standar Kompetensi A

1.3 Mendeskripsikan permasalahan lingkungan hidup dan upaya

penanggulangannya dalam pembangunan berkelanjutan

Kompetensi Dasar B

1. Mendeskripsikan pengertian lingkungan dan lingkungan hidup

2. Mengidentifikasi unsur-unsur lingkungan (unsur abiotik, unsur

biotik, sosial budaya)

3. Menganalisis manfaat lingkungan bagi makhluk hidup

4. Mengidentifikasi bentuk-bentuk kerusakan lingkungan hidup

dan faktor penyebabnya

5. Menganalisis Upaya Pelestarian Lingkungan Hidup Dalam

Pembangunan Berkelanjutan

Indikator C

Page 151: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA BERBASIS KARAKTER

137

LINGKUNGAN HIDUP

UNSUR-UNSUR LINGKUNGAN HIDUP

Unsur Fisik

(Abiotik)

Unsur Hayati

(Hayati)

Unsur Sosial

Budaya

KERUSAKAN LINGKUNGAN HIDUP

Faktor

Manusia

Faktor

Alam

PELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP

PETA KONSEP

Pengertian

Lingkungan Hidup

Unsur-Unsur

Lingkungan Hidup

Manfaat Lingkungan

Hidup

Kerusakan

Lingkungan Hidup

Pelestarian

Lingkungan Hidup

UPAYA PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN

MANFAAT LINGKUNGAN HIDUP

Tempat

Kelanjutan

Kehidupan Tempat

Mencari

Makan Tempat

Tinggal

(Habitat) Tempat

Berlangsungnya

Aktivitas

Manusia

Page 152: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA BERBASIS KARAKTER

138

Gambar 1. Lingkungan Biotik Gambar 2. Lingkungan

Abiotik

Sumber: rizkyynwa.blogspot.com

Gambar 3. Lingkungan sosial budaya

Lingkungan sangat akrab sekali dengan kehidupan sehari-hari kita, dimana

kita tinggal, bermain, mencari teman, rekreasi bahkan tempat kita mencari

kebutuhan hidup sehari-hari. Tahukah kamu? Jika kita tidak memiliki lingkungan

maka kita tidak akan pernah bisa hidup. Bayangkan seandainya saja, bumi kita

tidak ada, hanya ada planet-planet lain yang tidak memiliki air, udara oksigen

bahkan tidak memiliki tumbuh-tumbuhan dan hewan, apakah manusia akan tetap

bisa hidup?

LINGKUNGAN HIDUP

Standar Kompetensi :

Memahami permasalahan sosial berkaitan dengan pertumbuhan jumlah

penduduk.

Kompetensi Dasar :

Mendeskripsikan permasalahan lingkungan hidup dan upaya

penanggulangannya dalam pembangunan berkelanjutan

Tujuan Pembelajaran :

6. Menjelaskan pengertian lingkungan dan lingkungan hidup

7. Mengidentifikasi unsur-unsur lingkungan (unsur abiotik, unsur biotik,

sosial budaya)

8. Menganalisis manfaat lingkungan bagi makhluk hidup

Pengertian Lingkungan A.

Page 153: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA BERBASIS KARAKTER

139

Pengertian lingkungan adalah segala sesuatu yang ada di sekitar manusia

yang mempengaruhi perkembangan kehidupan manusia baik langsung maupun

tidak langsung. Lingkungan bisa dibedakan menjadi lingkungan biotik,abiotik dan

lingkungan sosial budaya.

Jika kalian berada di sekolah, lingkungan budayanya berupa teman-

teman sekolah, bapak ibu guru serta karyawan, dan semua orang yang ada di

sekolah. Lingkungan biotiknya berupa berbagai jenis tumbuhan yang ada di

kebun sekolah serta hewan-hewan yang ada di sekitarnya. Adapun lingkungan

abiotik berupa udara, meja kursi, papan tulis, gedung sekolah, dan berbagai

macam benda mati yang ada di sekitar.

139

Page 154: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA BERBASIS KARAKTER

140

TUGAS MANDIRI I

Di Sekolah Di Alam Terbuka Gunung Sindoro

Di Pantai

Karimunjawa

Dari Gambar-gambar di atas, amatilah dengan teliti satu persatu, terdapat

fenomena apa sajakah pada gambar tersebut? Dari ketiga gambar tersebut

apakah dapat dikatakan sebagai lingkungan? Jelaskan dengan bahasa yang

lugas mengapa bisa diklasifikasikan sebagai

lingkungan!........................................................................

……………………………………………………………………………………

………..

……………………………………………………………………………………

………..

……………………………………………………………………………………

………..

……………………………………………………………………………………

………..

……………………………………………………………………………………

………..

……………………………………………………………………………………

………..

……………………………………………………………………………………

………..

……………………………………………………………………………………

………..

……………………………………………………………………………………

………..

Page 155: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA BERBASIS KARAKTER

141

TUGAS KELOMPOK I

Dibawah ini disediakan artikel dari sebuah surat kabar yang memberitakan tentang

lingkungan hidup kita, baca dan perhatikan secara sekasama!

LINGKUNGAN HIDUP: Bencana Alam Memicu Darurat Ekologi

Rabu, 15 Juni 2011 00:00 Ditulis oleh KOMPAS

Banda Aceh, Kompas - Wilayah Provinsi Aceh saat ini dinilai sudah memasuki

tahap darurat ekologi. Kerusakan hutan, terutama oleh karena pembukaan lahan untuk perkebunan, pertambangan, dan penebangan liar, terus meluas. Akibatnya, bencana alam

hampir setiap hari terjadi dengan intensitas meningkat dalam empat tahun terakhir.

Demikian diungkapkan Direktur Wahana Lingkungan Hidup Indonesia - (Walhi)

Aceh TM Zulfikar, Selasa (14/6) di sela-sela acara peringatan Hari Lingkungan Hidup Sedunia 2011 di Desa Deah Raya, Kecamatan Syiah Kuala, Banda Aceh, Aceh. Dalam

kegiatan tersebut juga dilaksanakan penanaman ratusan pohon di areal kompleks

Pemakaman Syiah Kuala.

”Fakta krisis dan bencana menunjukkan bahwa Aceh sebenarnya telah berada dalam situasi darurat ekologi. Tiada hari tanpa bencana. Dalam kurun waktu 2007-2010, telah

terjadi 2.850 bencana di Aceh. Artinya, tiap hari ada dua kejadian bencana di Aceh dalam

empat tahun terakhir,” katanya.

Rangkaian bencana itu terjadi seiring kerusakan hutan di Aceh yang kian parah dalam empat tahun terakhir. Rata-rata tingkat kehilangan hutan atau deforestasi di Aceh

mencapai 32.200 hektar per tahun pada tahun 2007 atau 1 persen dari total luas hutan yang

ada. Sampai tahun 2009 luas hutan di Aceh tinggal 3,22 juta hektar dari sebelumnya seluas

3,31 juta hektar.

Koordinator Gerakan Masyarakat Anti Tambang Aceh Robby Firmansyah

mengatakan, berdasarkan data Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi Aceh sampai Mei,

ada 77 perusahaan yang memiliki izin usaha pertambangan yang mendapat rekomendasi

Gubernur Aceh. Rekomendasi untuk enam perusahaan di antaranya dikeluarkan gubernur sebelum Irwandi Yusuf.

Bahkan, sampai beberapa perusahaan mendapat rekomendasi dari Irwandi, seperti

PT Agra Budi Jasa Bersama, yang memproduksi batubara di Aceh Barat dengan masa izin

sampai tahun 2028. Kepala Badan Pengendali Dampak Lingkungan Aceh Husaini Syamaun

mengatakan, menjaga kelestarian hutan bukan hal gampang. Banyak faktor yang harus

diperhatikan, termasuk kebutuhan ekonomi dan investasi.

Tambang Terkait dengan pertambangan, lebih kurang 20 persen dari luas total lahan

pertambangan di Kalimantan Tengah digarap perusahaan asing. Perusahaan-perusahaan

yang menambang dengan kontrak karya dan perjanjian karya pengusahaan pertambangan

batubara (PKP2B) itu bisa memiliki banyak konsesi. Direktur Walhi Kalteng Arie Rompas di Palangkaraya, Selasa, mengatakan, di

Kalteng terdapat lebih dari 675 perusahaan pertambangan dengan luas lahan yang digarap

sekitar 3,78 juta hektar. Sekitar 20 perusahaan di antaranya merupakan pihak asing.

(HAN/BAY)

Sumber:

http://cetak.kompas.com/read/2011/06/15/03075780/bencana.alam.memicu...darurat.ekolog

i.

Page 156: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA BERBASIS KARAKTER

142

Petunjuk Tugas Kelompok I:

1. Buatlah kelompok yang terdiri dari 4 orang dalam 1 kelompok!

2. Setiap siswa berkewajiban untuk mencari 3 permasalahan lingkungan hidup

yang berbeda dalam artikel diatas!

3. Diskusikan dengan teman sekelompok kalian tentang hal-hal berikut ini!

a. Bagaimanakah solusi dari permasalahan tersebut!

b. Siapa sajakah yang berkewajiban untuk bertanggung jawab dalam masalah

tersebut!

c. Apa yang dapat kalian lakukan dalam menghadapi permasalahan yang

terjadi pada lingkungan hidup berdasarkan artikel di atas!

Berdasarkan UU No. 32 Tahun 2009, Lingkungan hidup adalah kesatuan

ruang dengan semua benda, daya, keadaan, dan makhluk hidup, termasuk manusia

dan perilakunya, yang mempengaruhi alam itu sendiri, kelangsungan

perikehidupan, dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lain.

Berikut ini adalah beberapa pengertian menurut para ahli tentang

lingkungan hidup adalah:

Ahmad (Sabtaji, 2010) mengemukakan bahwa lingkungan hidup adalah

sistem kehidupan di mana terdapat campur tangan manusia terhadap tatanan

ekosistem.

St. Munajat Danusaputra (Sabtaji, 2010) Lingkungan adalah semua

benda dan kondisi termasuk di dalamnya manusia dan aktivitasnya, yang terdapat

dalam ruang di mana manusia berada dan mempengaruhi kelangsungan hidup

serta kesejahteraan manusia dan jasad hidup lainnya.

Otto Soemarwoto (Sabtaji, 2010) mengemukakan bahwa dalam bahasa

Inggris istilah lingkungan adalah environment. Selanjutnya dikatakan, lingkungan

atau lingkungan hidup merupakan segala sesuatu yang ada pada setiap makhluk

hidup atau organisme dan berpengaruh pada kehidupannya. Contoh, pada hewan

Kerusakan lingkungan meningkatkan risiko bencana pada berbagai negara

termasuk di Indonesia. Tingkat kerusakan lingkungan menjadi salah satu faktor

penting yang menentukan tinggi rendahnya risiko bencana di suatu kawasan,

terutama di negera-negara kepulauan seperti Indonesia.

Korelasi antara tingkat kerusakan lingkungan dan risiko bencana ini terungkap

dari World Risk Report (Laporan Risiko Dunia) 2012 yang diluncurkan

oleh German Alliance for Development Works (Alliance), United Nations

University Institute for Environment and Human Security (UNU-EHS) dan The

Nature Conservancy (TNC) di Brussels, Belgia, awal Oktober ini. Lingkungan Hidup

Info

Pengertian Lingkungan Hidup B.

Page 157: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA BERBASIS KARAKTER

143

seperti kucing, segala sesuatu di sekeliling kucing dan berpengaruh pada

keberlangsungan hidup kucing tersebut maka itulah lingkungan hidupnya.

Unsur-unsur lingkungan hidup dapat dibedakan menjadi tiga yaitu biotik, abiotik

dan sosial budaya, perhatikan gambar berikut:

Gambar 4. Unsur-unsur lingkungan hidup (Soeriaatmadja, 2003)

1. Unsur Hayati (Biotik)

Unsur hayati (biotik), yaitu unsur lingkungan hidup yang terdiri dari

makhluk hidup, seperti manusia, hewan, tumbuh-tumbuhan, dan jasad renik

(organisme). Salah satu contoh dari unsur biotik adalah terumbu karang. Pada

kehidupan dasar laut, makhluk hidup yang tinggal di habitat tersebut sangat

bergantung dengan adanya terumbu karang. Bencana bawah laut yang sering

terjadi adalah hilangnya tempat tinggal dan sumber makanan bagi makhluk laut.

Jadi untuk meminimalisir terjadinya bencana tersebut, kita sebagai manusia harus

melestarikan terumbu karang sebagai solusi bencana bawah laut.

Sumber: www.imagenature.org

Gambar 5. Terumbu karang sebagai unsur biotik meminimalkan risiko

bencana

a. Produsen

Unsur Hayati (Biotik) 1

Manusia Flora

Air

Fauna

Tanah

Udara

Unsur

Hayati

Unsur

Non

Hayati

Unsur sosial

budaya

Page 158: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA BERBASIS KARAKTER

144

Makhluk hidup yang dikelompokkan menjadi golongan produsen

disebut autotrof, adalah kelompok produsen yang mampu membuat

makanan untuk dirinya sendiri, contohnya tumbuh-tumbuhan.

b. Konsumen

Kelompok ekosistem dalam klasifikasi konsumen sering disebut

heterotrof, adalah organisme yang memakan organisme lain baik

sesama organisme konsumen maupun organisme produsen. Beberapa

jenis kelompok organisme konsumen yang tergantung pada jenis

makanannya, seperti:

1) Konsumen primer (herbivora), memakan langsung tanaman atau

jenis produsen lain, contoh: kambing, sapi dan kerbau.

2) Konsumen sekunder (karnivora), memakan konsumen primer,

contoh: harimau, singa dan buaya.

3) Konsumen tersier (konsumen tingkat tinggi), hanya memakan

binatang pemakan binatang, contoh elang.

4) Pemakan segala (omnivora), memakan tanaman dan binatang

contoh: tikus.

5) Pemakan sisa (detrivora), memakan bagian-bagian organisme yang

telah mati dan mengubahnya menjadi partikel-partikel organik,

contoh: semut, cacing, rayap dan sebagainya.

c. Pengurai atau perombak (dekomposer)

Pengurai yaitu organisme yang mampu menguraikan bahan organik

yang berasal dari organisme mati. Pengurai menyerap sebagian hasil

penguraian tersebut dan melepas bahan-bahan sederhana yang dapat

dipakai oleh produsen. Pengurai terdiri atas bakteri dan jamur.

2. Unsur Fisik (Abiotik)

Unsur fisik (abiotik), yaitu unsur lingkungan hidup yang terdiri dari benda-

benda tidak hidup, seperti air, udara, tanah.

a. Air

Air yang berada di permukaan bumi tergenang sebagai rawa, sungai,

waduk, maupun laut. Air yang berada di dalam bumi sebagai air tanah.

Air tanah keluar ke permukaan bumi sebagai mata air, atau dapat

karena dipompa dan ditimba. Air juga ada di dalam tubuh manusia, di

dalam tubuh makhluk hidup hewan, dan tumbuhan.

Unsur Fisik (Abiotik) 2

Page 159: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA BERBASIS KARAKTER

145

b. Udara

Udara yang menyelubungi bumi kita ini terdiri atas gas-gas. Gas-gas

adalah Nitrogen (78%), Oksigen 21 (%), Argon (0,9%),

Karbondioksida (0,03%), don Kripton, Neon, Xenon, Hidrogen,

Helium, don Ozon sebesar 0,07% . Semua gas tersebut terdapat pada

lapisan atmosfer bumi kita. Gas-gas tersebut juga sangat berguna bagi

manusia. Di antara banyak gas, maka gas yang vital untuk kehidupan

adalah Oksigen

c. Tanah

Tanah merupakan batuan yang sudah lapuk bercampur dengan sisa

makhluk hidup, air, dan udara. Tanah merupakan lapisan bagian atas

bumi tempat tumbuhnya tanaman. Tanah sangat penting bagi

kehidupan. Tanah yang subur menjadi tempat tumbuhnya tanaman

pangan bagi manusia ataupun hewan.

3. Unsur Sosial Budaya

Unsur sosial budaya, yaitu lingkungan sosial dan budaya dibuat oleh

manusia merupakan sistem nilai, gagasan, dan keyakinan dalam perilaku sebagai

makhluk sosial. Kehidupan masyarakat dapat mencapai keteraturan berkat adanya

sistem nilai dan norma yang diakui dan ditaati oleh segenap anggota masyarakat.

Contoh dalam masyarakat terdapat agama yang dianut oleh masyarakat, ada

agama islam, kristen, protestan,hindu, budha dan konghucu, semua agama

tersebut pasti membimbing kearah kebaikan sehingga sebuah masyarakat akan

bersinergi untuk saling toleransi dan berdampingan. Unsur sosial budaya ini dapat

rusak akibat dari kerusakan alam, kerusakan alam yang terjadi salah satunya

disebabkan oleh kebakaran hutan.

Unsur Sosial Budaya 3

Page 160: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA BERBASIS KARAKTER

146

Sumber: pengertian-definisi.blogspot.com

Gambar 6. Kebakarn hutan merusak unsur sosial budaya

Dampak Kebakaran Hutan Terhadap Unsur Sosial dan Budaya, meliputi:

1. Terganggunya aktivitas sehari-hari; Asap yang diakibatkan oleh kebakaran

hutan secara otomatis mengganggu aktivitas manusia sehari-hari, apalagi bagi

yang aktivitasnya dilakukan di luar ruangan.

2. Menurunnya produktivitas; Terganggunya aktivitas manusia akibat kebakaran

hutan dapat mempengaruhi produktivitas dan penghasilan.

3. Hilangnya sejumlah mata pencaharian masyarakat di sekitar hutan; Selain itu,

bagi masyarakat yang menggantungkan hidup dari mengolah hasil hutan,

dengan terbakarnya hutan berarti hilang pula area kerja (mata pencarian).

Lingkungan Hidup Info

Page 161: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA BERBASIS KARAKTER

147

TUGAS KELOMPOK II

Petunjuk Tugas Kelompok II:

1. Buatlah kelompok dengan jumlah 5 siswa tiap kelompoknya!

2. Carilah gambar-gambar yang termasuk dalam lingkungan abiotik,

biotik dan sosial budaya!

3. Buatlah tabel seperti dibawah ini setelah menemukan gambar-

gambar tersebut!

No. Klasifikasi Gambar Keterangan

1. Lingkungan

abiotik

2. Lingkungan

biotik

3. Lingkungan

sosial budaya

4. Berilah 5 contoh dari masing-masing lingkungan abiotik, biotik, dan

sosial budaya!

5. Diskusikan dengan teman sekelompokmu bencana apa saja yang

sering terjadi dari tiap lingkungan abiotik, biotik dan sosial budaya!

6. Diskusikan dengan teman sekelompokmu, apa yang bisa dilakukan

seorang siswa terhadap bencana yang terjadi dari katiga lingkungan

tersebut!

Page 162: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA BERBASIS KARAKTER

148

TUGAS MANDIRI II

Cara Kerja Tugas Mandiri II:

1. Jodohkan dengan tepat pernyataan A dan pernyataan B, dengan cara

menuliskan huruf pernyataan B pada kolom yang tersedia.

2. Salin pada buku tugas dan ditulis dengan rapi jawaban tersebut.

3. Lengkapi dengan gambar-gambar yang mendukung materi dari pernyataan

dibawah, berpikirlah secara kritis untuk mendapatkan gambar yang tepat.

Pernyataan A Pernyataan B

( )

( )

( )

( )

( )

( )

( )

( )

( )

( )

1. Unsur lingkungan hidup yang terdiri dari

benda-benda tidak hidup, seperti tanah, air,

udara, iklim, dan lain-lain

2. Makhluk hidup yang dikelompokkan menjadi

golongan produsen

3. Kesatuan ruang dengan semua benda dan

kesatuan makhluk hidup termasuk di

dalamnya manusia dan perilakunya yang

melangsungkan perikehidupan dan

kesejahteraan manusia serta makhluk hidup

lainnya

4. Kelompok ekosistem dalam klasifikasi

konsumen

5. Unsur lingkungan hidup yang terdiri dari

makhluk hidup, seperti manusia, hewan,

tumbuh-tumbuhan, dan jasad renik

6. Pemakan segala, memakan tanaman dan

binatang

7. Organisme yang mampu menguraikan bahan

organik yang berasal dari organisme mati.

8. Konsumen sekunder, memakan konsumen

primer.

9. Batuan yang sudah lapuk bercampur dengan

sisa makhluk hidup, air, dan udara.

10. Konsumen primer, memakan langsung

tanaman atau jenis produsen lain.

a. Karnivora

b. Lingkungan

hidup

c. Unsur Fisik

(Abiotik)

d. Dertivora

e. Unsur Hayati

(Biotik)

f. Herbivora

g. Dekomposer

h. AMDAL

i. Tanah

j. Autotrof

k. Omnivora

l. Heterotrof

m. Sosial budaya

Page 163: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA BERBASIS KARAKTER

149

Sumber: jecidi.wordpress.com

Gambar 7. Tumpahan minyak mentah merusak keberlangsungan

lingkungan laut

Tumpahnya minyak mentah di laut lepas akibat kebocoran kapal

tanker, merupakan salah satu berita buruk bagi pola kehidupan di laut.

Demikian pula kasus kebakaran hutan di Kalimantan dan Sumatra yang

membawa dampak tercemarnya udara oleh asap, yang berarti ancaman

bagi kelangsungan hidup masyarakat di sekitarnya. Keadaan tersebut

menunjukkan bahwa kelangsungan hidup seluruh organisme di bumi ini

sangat tergantung pada kondisi lingkungannya.

Dari bencana yang terjadi diatas, apa yang bisa kamu lakukan

sebagai siswa jika mengetahui kejadian tersebut berlangsung di

lingkungan hidup di sekitarmu? Seorang siswa harus memiliki sikap cinta

terhadap lingkungannya, agar lingkungan hidup yang ditempatinya bisa

digunakan untuk keberlangsungan hidup manusia yang menempatinya.

Lingkungan sebagai Tempat Mencari Makan 2

Manfaat Lingkungan Hidup C.

Lingkungan sebagai Wahana/Tempat bagi Kelanjutan Kehidupan

Manusia

1

Page 164: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA BERBASIS KARAKTER

150

Sumber: koran-jakarta.com

Gambar 8. Lingkungan sebagai tempat mencari makan para petani

Nelayan memperoleh sumber penghidupan dari laut, petani

memperoleh sumber penghidupannya dari lahan pertanian, dan pengusaha

memperoleh sumber penghidupannya dari proses produksi yang mengelola

bahan-bahan dari lingkungannya. Apa yang terjadi jika tempat mereka

memperoleh sumber penghidupan tersebut mengalami kerusakan, sehingga

tidak lagi produktif. Tentunya semuanya akan mengalami kerugian dan

kehilangan sumber kehidupannya.

Sumber: www.puriapartment.com

Gambar 9. Lingkungan sebagai tempat tinggal

Kalian tentu bisa membayangkan bagaimana jika suasana

lingkungan di tempat kediaman kalian penuh dengan sampah yang bau,

bising, penuh asap pabrik maupun kendaraan, air yang keruh, dan listrik

yang padam. Tentu sangat tidak nyaman tinggal di kawasan seperti itu

bukan? Demikian halnya tumbuhan maupun hewan tidak mampu

mempertahankan hidupnya jika keadaan lingkungannya berubah. Ikan

tidak bisa bertahan hidup di darat dan kambing tak dapat hidup di air.

Lingkungan sebagai Tempat Tinggal (Habitat)

3

Page 165: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA BERBASIS KARAKTER

151

Masing-masing organisme memerlukan lingkungan tertentu sebagai

tempat tinggal.

Sebagai seorang siswa yang telah diberikan pelajaran tentang

lingkungan hidup, seharusnya bisa menjaga dan melestarikan lingkungan

hidup sebagai habitatnya. Dalam hal ini siswa harus memiliki rasa peduli

dan toleransi terhadap makhluk hidup lainnya. Contohnya saja, manusia

harus peduli terhadap lingkungan sekitar dalam hal menjaga habitat

makhluk hidup lain. Tumbuhan dan hewan membutuhkan hutan sebagai

habitatnya, sehingga manusia tidak boleh merusak dan harus turut menjaga

hutan tersebut.

Sumber: www.merdeka.com

Gambar 10. Lingkungan sebagai tempat berlangsungnya aktivitas sosial

Kehidupan manusia diwarnai oleh berbagai aktivitas yang

bertujuan memenuhi kebutuhan bagi hidupnya. Berkaitan dengan hal

itulah terjalin interaksi sosial yang menunjukkan ketergantungan

antarmanusia dengan sesamanya. Melalui proses interaksi sosial manusia

mampu mencapai kesejahteraan bagi hidupnya.

Lingkungan sebagai Tempat Berlangsungnya Aktivitas Sosial,

Ekonomi, Politik, Budaya, dan Lain-lain.

4

149

Page 166: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA BERBASIS KARAKTER

152

TUGAS MANDIRI III

Cara Kerja Tugas Mandiri III:

1. Jelaskan dengan jujur permasalahan di lingkunganmu yang mempengaruhi

terhambatnya kelanjutan kehidupan masyarakat sehari-hari!

2. Apakah di lingkunganmu dikategorikan sebagai lingkungan yang bisa

digunakan tempat mencari makan? Jelaskan!

3. Apakah makanan yang kamu konsumsi termasuk pada gaya hidup sehat?

Jelaskan!

4. Apakah masyarakat di lingkungan tempat tingglmu termasuk pada:

a. Sadar hak dan kewajiban diri dan orang lain? Beri contoh!

b. Patuh pada aturan-aturan sosial? Beri contoh!

c. Menghargai karya dan prestasi orang lain? Beri contoh!

5. Nilai karakter yang berhubungan dengan lingkungan yaitu:

Hal yang berkenaan dengan kepedulian terhadap sosial dan lingkungan. Nilai

karakter tersebut berupa sikap dan tindakan yang selalu berupaya

mencegah kerusakan pada lingkungan alam dan sekitarnya.

Kegiatan apa yang sudah kamu lakukan untuk lingkungan sekitarmu yang

mencerminkan karakter diatas?Jelaskan!

Page 167: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA BERBASIS KARAKTER

153

I. Pilihlah salah satu jawaban yang paling tepat dengan cara memberi

tanda silang (x) pada huruf a, b, c atau d!

1. Yang dimaksud dengan lingkungan hidup adalah….

a. Lingkungan dimana tempat para makhluk bisa hidup

b. lingkungan di luar suatu organisme yng terdiri atas makhluk hidup

seperti tumbuhtumbuhan, hewan, dan manusia

c. lingkungan tempat beinteraksi antara maklhluk manusia dengan

habitatnya

d. lingkungan tempat interaksi antara hewan dan tumbuhan pada suatu

tempat.

2. Berikut ini yang bukan termasuk komponen autotrofik adalah….

a. Gandum

b. Kedelai

c. Amoeba

d. padi dan jagung

3. Berikut ini yang tidak termasuk unsur hayati adalah….

a. Manusia

b. Matahari

c. Tumbuhan

d. jasad renik

4. Tanah dan Air merupakan unsur lingkungan hidup ….

a. Abiotik

b. alam

c. biotic

d. sosial

5. Berikut ini contoh unsur lingkungan hidup biotik, kecuali….

a. Dertivora

b. hewan pemakan daging

c. tumbuhan berdaun jarum

d. iklim

6. Semut merupakan salah satu contoh....

a. herbivora

b. omnivora

c. carnivora

d. dertivora

LATIHAN SOAL I

Page 168: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA BERBASIS KARAKTER

154

7. Lapisan bumi tempat ekosistem berlangsung disebut….

a. biosfera

b. litosfera

c. antroposfera

d. atmosfera

8. Rayap merupakan contoh ....

a. omnivora

b. herbivora

c. carnivora

d. dertivora

9. Pemakan sisa organisme yang telah mati dan mengubahnya menjadi

partikel-partikel organik, disebut....

a. herbivora

b. omnivora

c. carnivora

d. dertivora

10. Berikut yang bukan merupakan unsur-unsur lingkungan adalah ....

a. unsur biotik

b. unsur manajemen lingkungan

c. unsur abiotik

d. unsur sosial budaya

II. Lengkapilah titik dibawah ini!

1. Segala sesuatu yang ada di sekitar manusia yang memengaruhi

perkembangan kehidupan manusia baik langsung maupun tidak langsung

disebut ….

2. Sistem kehidupan di mana terdapat campur tangan manusia terhadap

tatanan ekosistem merupakan … yang dikemukakan oleh ….

3. yang termasuk unsur hayati yaitu …, … dan ….

4. yang termasuk unsur biotik yaitu …, … dan ….

5. Empat manfaat dari lingkungan hidup adalah….

RANGKUMAN BAB I

Lingkungan adalah segala sesuatu yang ada di sekitar manusia yang baik

langsung maupun tidak langsung memengaruhi perkembangan kehidupan

manusia.

Menurut UU No. 23 Tahun 1997, pengertian lingkungan hidup adalah

kesatuan ruang dengan semua benda dan kesatuan makhluk hidup

termasuk di dalamnya manusia dan perilakunya yang melangsungkan

perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lainnya.

Unsur-unsur lingkungan hidup meliputi unsur hayati (biotik), abiotik, dan

sosial budaya.

Peran lingkungan bagi kehidupan manusia adalah sebagai tempat mencari

makan, tempat kelangsungan hidup, tempat tinggal, dan tempat aktivitas

sosial.

Page 169: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA BERBASIS KARAKTER

155

Kerusakan lingkungan hidup yang terjadi di permukaan bumi dapat

dibedakan menjadi dua, yaitu:

1. Kerusakan lingkungan hidup yang disebabkan oleh proses alam, contoh:

letusan gunung api, gempa bumi, banjir dan lain-lain.

2. Kerusakan lingkungan hidup yang disebabkan oleh kegiatan manusia, contoh:

pencemaran lingkungan, degradasi lahan dan kebakaran.

Sebagai makhluk hidup yang cinta akan lingkungannya pasti akan merasa

prihatin dan sedih jika melihat lingkungan hidup yang ada di sekitarnya rusak

bahkan jika terjadi banyak bencana alam yang menimpa lingkungan hidup

Standar Kompetensi :

Memahami permasalahan sosial berkaitan dengan pertumbuhan jumlah

penduduk.

Kompetensi Dasar :

Mendeskripsikan permasalahan lingkungan hidup dan upaya

penanggulangannya dalam pembangunan berkelanjutan

Tujuan Pembelajaran :

1. Mengidentifikasi bentuk-bentuk kerusakan lingkungan hidup dan faktor

penyebabnya

2. Menjelaskan bencana alam yang terjadi pada lingkungan hidup

3. Mendeskripsikan tidakan yang dilakukan dalam menghadapi bencana alam

4. Menganalisis Upaya Pelestarian Lingkungan Hidup Dalam Pembangunan

Berkelanjutan

KERUSAKAN LINGKUNGAN & UPAYA

PELESTARIANNYA DALAM

PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN

Kerusakan Lingkungan Hidup A.

Page 170: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA BERBASIS KARAKTER

156

Sumber: galuhsurya.wordpress.com Gambar 11. Gunung Meletus

Jelaskan secara tepat dan lugas! apa saja

akibat dari bencana letusan gunung api

terhadap lingkungan?........................................

………………………………………………...

………………………………………………...

………………………………………………...

………………………………………………...

………………………………………………...

………………………………………………...

………………………………………………...

TUGAS MANDIRI IV

sekitarnya. Oleh sebab itu sebagai manusia yang memilki karakter, kita harus

menjaga dan melestarikan lingkungan hidup kita agar tetap terjaga dengan baik.

Berbagai bentuk bencana alam yang akhir-akhir ini banyak melanda

Indonesia telah menimbulkan rusaknya lingkungan hidup. Dahsyatnya gelombang

tsunami yang memporakporandakan bumi Serambi Mekah dan Nias, serta gempa

5 skala Ritcher yang meratakan kawasan DIY dan sekitarnya, merupakan contoh

fenomena alam yang dalam sekejap mampu merubah bentuk muka bumi.

Kerusakan lingkungan hidup oleh alam terjadi karena adanya gejala atau peristiwa

alam yang terjadi secara hebat sehingga memengaruhi keseimbangan lingkungan

hidup. Peristiwa-peristiwa alam yang dapat memengaruhi kerusakan lingkungan,

antara lain meliputi hal-hal berikut ini.

a. Letusan Gunung Api

Gunung meletus, terjadi akibat

endapan magma di dalam perut

bumi yang didorong keluar oleh

gas yang bertekanan tinggi. Dari

letusan-letusan seperti inilah

gunung berapi terbentuk.

Letusannya yang membawa abu

dan batu menyembur dengan

keras sejauh radius 18 km atau

lebih, sedang lavanya bisa

membanjiri daerah sejauh radius

90 km. Letusan gunung berapi

bisa menimbulkan korban jiwa

dan harta benda yang besar

sampai ribuan kilometer jauhnya

dan bahkan bisa merusak

lingkungan hidup sekitar.

Kerusakan Lingkungan Hidup yang Disebabkan oleh Proses Alam 1

Page 171: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA BERBASIS KARAKTER

157

Sumber: alampenuhbencana.blogspot.com

Gambar 12. Gempa Bumi

Jelaskan secara tepat dan lugas, tindakan

yang kamu lakukan pasca bencana gempa

bumi terhadap lingkungan?.............................

……………………………………………….

……………………………………………….

……………………………………………….

……………………………………………….

……………………………………………….

……………………………………………….

……………………………………………….

……………………………………………….

TUGAS MANDIRI V

b. Gempa Bumi

Gempa bumi adalah

pergerakan (bergesernya) lapisan

batu bumi yang berasal dari dasar

atau bawah permukaan bumi.

Gempa bumi menurut proses

terjadinya terdiri dari: 1. Gempa tektonik

2. Gempa vulkanik

3. Gempa runtuhan atau

longsoran

Contoh peristiwa gempa

bumi yang pernah terjadi di

Indonesia adalah Gempa bumi

di Sumatera tahun 2009

berkekuatan 7,6 SR Gempa bumi Sumatera Barat

2009 ini terjadi pada 30

September 2009. Gempa ini

terjadi di lepas pantai Sumatera,

sekitar 50 km barat laut Kota

Padang.

Gempa menyebabkan

kerusakan parah di beberapa

wilayah di Sumatera Barat

seperti Kabupaten Padang

Pariaman, Kota Padang,

Kabupaten Pesisir Selatan, Kota

Pariaman, Kota Bukittinggi, Kota

Padangpanjang, Kabupaten

Agam, Kota Solok, dan

Kabupaten Pasaman Barat.

Menurut data Satkorlak PB,

sekira 1.117 orang tewas akibat

gempa ini. Terjadinya gempa

tersebut menimbulkan rasa

saling peduli antar korban agar

tercipta suasana aman dan

nyaman meskipun dalam suasana

duka akibat bencana yang terjadi.

Tindakan menghadapi bencana Letusan Gunung Api: 1. Bila dalam evakuasi, pastikan tidak kembali ke kediaman sehingga keadaan

sudah dipastikan aman.

2. Hindari daerah yang rawan bencana seperti lereng gunung, lembah dan

daerah aliran lahar.

3. Ketika melihat lahar atau benda lain yang mendekati rumah anda segera

selamatkan diri anda dan bukan barang anda, dan cari perlindungan

terdekat.

4. Lindungi diri dari debu dan awan panas

5. Pakailah kacamata pelindung

Disaster Info

Page 172: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA BERBASIS KARAKTER

158

Sumber: bpbdkabbanjar.blogspot.com

Gambar 13. Banjir

Jelaskan secara tepat dan lugas, apa saja

akibat dari bencana banjir terhadap

lingkungan?.....................................................

……………………………………………….

……………………………………………….

……………………………………………….

……………………………………………….

……………………………………………….

……………………………………………….

……………………………………………….

……………………………………………….

……………………………………………….

TUGAS MANDIRI VI

c. Banjir

Pengertian banjir secara

umum adalah tidak

tertampungnya air di wadahnya

(alur sungai) sungai meluap

menggenangi daerah sekitar nya.

Dengan demikian banjir terjadi

apabila volume aliran air

melebihi daya tampungnya.

Bencana banjir merupakan

salah satu bencana alam yang

hampir setiap musim penghujan

melanda di beberapa wilayah di

Indonesia.

Contoh daerah di Indonesia

yang sering dilanda banjir adalah

Jakarta. Selain itu beberapa

daerah di Jawa Tengah dan Jawa

Timur pada awal tahun 2008 juga

dilanda banjir akibat meluapnya

DAS Bengawan Solo.

Bencana Banjir yang baru

saja terjadi di Jakarta pada akhir

tahun 2012, memicu banyak

perhatian dari masyarakat

Indonesia. Hal ini membuktikan

bahwa bangsa Indonesia

memiliki sikap toleransi dan

kepedulian yang tinggi dalam

membantu sesama. Bantuan antar

rakyat Jakarta dan tanggap

bencana dari pemerintah

membuat masyarakat bisa

bangkit dari keterpurukannya.

Tindakan menghadapi bencana Gempa Bumi: 1. Selamatkan diri anda dan bukan barang anda

2. Lari secepat mungkin keluar ruangan atau rumah dan cari tanah lapang

3. Jika tidak mungkin untuk melarikan diri dari dalam bangunan maka cari

meja atau benda lain yang kuat yang dapat untuk berlindung

4. Jauhi jendela kaca,kompor atau peralatan rumah yang mungkin akan jatuh.

5. Jika anda di luar rumah jauhilah bangunan, pohon tinggi dan kabel listrik.

6. Jika anda di pegunungan waspadalah dengan batu dan tanah longsor yang

mungkin runtuh.

7. Jika anda di pantai segeralah lari ke daerah yang agak tinggi karena gempa

bumi dapat menyebabkan tsunami.

8. Waspadalah akan kemungkinan adanya gempa susulan.

9. Berdoa dan memohon perlindungan dari Allah.

Disaster Info

155

Page 173: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA BERBASIS KARAKTER

159

Jelaskan secara tepat dan lugas, tindakan

yang kamu lakukan pasca bencana tanah

longsor terhadap lingkungan?

………..............

………………………………………………

…...

………………………………………………

…...

………………………………………………

…...

………………………………………………

…...

………………………………………………

…...

TUGAS MANDIRI VII

d. Tanah Longsor

Karakteristik tanah longsor

hampir sama dengan karakteristik

banjir. Bencana alam ini dapat

terjadi karena proses alam

ataupun karena dampak

kecerobohan manusia.

Peristiwa tanah longsor pada

umumnya melanda beberapa

wilayah Indonesia yang memiliki

topografi agak miring atau

berlereng curam. Sebagai contoh,

peristiwa tanah longsor pernah

melanda daerah Karanganyar

(Jawa Tengah) pada bulan

Desember 2007.

Tindakan menghadapi bencana

Tanah Longsor: 1. Jangan Panik.

2. Jauhi secepat mungkin sumber suara

datangnya longsor.

3. Dengarkan informasi darurat

4. Hati-hati dengan kabel listrik yang

rusak.

5. Laporkan kepada aparat berwenang.

6. Periksa diri anda dan orang sekitar akan

adanya luka atau patah tulang, beri

pertolongan pertama. Jangan pindahkan

korban cedera serius kecuali mereka

dalam bahaya.

7. Jauhi bangunan rusak atau pohon

tumbang karena kemungkinan roboh.

Disaster Info

Sumber: nasional.news.viva.co.id.

Gambar 14. Tanah Longsor

Tindakan menghadapi bencana Banjir: 1. Pastikan memiliki persediaan pelampung yang cukup untuk keluarga.

2. Selalu dengar informasi tentang perkembangan cuaca.

3. Ikuti perintah evakuasi yang dikeluarkan pemerintah atau petugas bencana.

4. Periksa apakah diri anda atau orang di sekitar anda terluka, beri pertolongan

pertama jika perlu.

5. Tidak meminum air kecuali setelah dimasak, dan tidak menggunakan air

yang tercemar untuk mencuci alat-alat dapur dan pakaian.

6. Tidak membiarkan anak-anak bermain di air banjir.

7. Dengarkan informasi darurat dan ikuti rencana darurat di lingkungan

bencana anda.

Disaster Info

Page 174: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA BERBASIS KARAKTER

160

Jelaskan secara tepat dan lugas, apa saja

akibat dari bencana angin topan terhadap

lingkungan?....................................................

………………………………………………

………………………………………………

………………………………………………

………………………………………………

………………………………………………

………………………………………………

………………………………………………

………………………………………………

TUGAS MANDIRI VIII

e. Badai atau Angin Topan

Angin topan adalah pusaran angin kencang dengan kecepatan angin 120

km/jam atau lebih yang sering terjadi di wilayah tropis di antara garis balik

utara dan selatan, kecuali di daerah-daerah yang sangat berdekatan dengan

khatulistiwa. Angin topan disebabkan oleh perbedaan tekanan dalam suatu

sistem cuaca.

Badai atau angin topan sering melanda beberapa daerah tropis termasuk

Indonesia. Beberapa daerah di Indonesia pernah dilanda gejala alam ini. Salah

satu contoh adalah angin topan yang melanda beberapa daerah di Yogyakarta

dan Jawa Tengah.

f. Kekeringan

Bencana alam ini merupakan kebalikan dari bencana banjir. Bencana ini

terjadi karena adanya penyimpangan iklim yang terjadi di suatu daerah

sehingga musim kemarau terjadi lebih lama dari biasanya. Bencana ini

menimbulkan berbagai kerugian, seperti mengeringnya sungai dan sumber-

sumber air, munculnya titik-titik api penyebab kebakaran hutan, dan

menggagalkan berbagai upaya pertanian yang diusahakan penduduk.

Kekeringan sering memicu terjadinya keresahan dalam masyarakat, karena

tidak adanya air maka keberlangsungan hidup terganggu. Oleh sebab itu

masyarakat harus saling bekerjasama dan bergotong royong untuk

menghadapi permasalahan tersebut. Contohnya dengan membangun

penampungan air besar secara bersama untuk menyimpan ketersediaan air

selama musim kemarau. Membangun saluran air dari sungai menuju ke

pemukiman penduduk dan lahan pertanian untuk sumber air masyarakat.

Sumber: studentforumid.blogspot.com.

Gambar 15. Angin Topan

Page 175: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA BERBASIS KARAKTER

161

Sumber: alampenuhbencana.blogspot.com

Gambar 17. Tsunami

Jelaskan secara tepat dan lugas, tindakan

yang kamu lakukan pasca bencana Tsunami

terhadap lingkungan?.......................................

.........................................................................

.........................................................................

.........................................................................

.........................................................................

.........................................................................

.........................................................................

.........................................................................

.........................................................................

.........................................................................

.........................................................................

.........................................................................

Kerjakanlah soal dibawah ini dengan jujur,

tanggung jawab dan rapi!

1. Terjadi dimana sajakah bencana

kekeringan akibat kemarau panjang di

dunia? Sebutkan!

2. Apa saja kegiatan masyarakat yang dapat

menyebabkan kekeringan di muka bumi

ini? Jelaskan!

3. Apa yang dapat kamu lakukan terhadap

lingkunganmu dalam menghadapi

bencana kekeringan? Jelaskan!

TUGAS MANDIRI IX

TUGAS MANDIRI X

g. Tsunami

Tsunami adalah gelombang air

yang sangat besar yang

dibangkitkan oleh macam-

macam gangguan di dasar

samudra. Gangguan ini dapat

berupa gempa bumi, pergeseran

lempeng, atau gunung meletus.

Tsunami tidak kelihatan saat

masih berada jauh di tengah

lautan, namun begitu mencapai

wilayah dangkal, gelombangnya

yang bergerak cepat ini akan

semakin membesar.

Pada tanggal 26 Desember 2004,

terjadi tsunami yang

menghantam pantai di beberapa

Negara di sekeliling Samudra

Hindia diantaranya Indonesia,

Malaysia, Thailand, Myanmar,

Srilangka dan daerah di

sekitarnya.

Sumber: mobile.seruu.com.

Gambar 16. Kekeringan di Indonesia

Page 176: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA BERBASIS KARAKTER

162

Petunjuk Tugas Kelompok III:

1. Buatlah kelompok dengan 5 siswa tiap kelompoknya!

2. Carilah artikel dalam surat kabar, internet, maupun media cetak

lainnya tentang kejadian kerusakan lingkungan yang disebabkan oleh

alam! Minimal 5 artikel!

3. Diskusikan dengan kelompokmu, solusi apa yang bisa diberikan

untuk menangani kerusakan lingkungan yang disebabkan oleh alam

dalam artikel yang ditemukan oleh kelompokmu!

4. Presentasekan hasil diskusi kelompokmu di depan kelas!

TUGAS KELOMPOK III

Dalam memanfaatkan alam, manusia terkadang tidak memerhatikan

dampak yang akan ditimbulkan. Beberapa bentuk kerusakan lingkungan yang

dipengaruhi oleh aktivitas manusia, antara lain, meliputi hal-hal berikut ini.

a. Pencemaran lingkungan

Pencemaran disebut juga dengan polusi, terjadi karena masuknya

bahan-bahan pencemar (polutan) yang dapat mengganggu keseimbangan

lingkungan. Bahan-bahan pencemar tersebut pada umumnya merupakan efek

samping dari aktivitas manusia dalam pembangunan. Berdasarkan jenisnya,

Kerusakan Lingkungan Hidup yang Ddisebabkan oleh Manusia 2

Tindakan menghadapi Bencana Tsunami: 1. Jangan panik dan segera ajak keluarga dan teman-teman secepatnya

menyelamatkan diri meninggalkan rumah, pantai menuju tempat lebih tinggi

2. Jika anda sedang berlayar, segera arahkan kapal atau perahumu kea rah

peraiaran yang dalam, dan jangan kembali ke pantai samapai kondisi aman.

3. Ketika melihat air datang selamatkan diri anda dan bukan barang anda, lari

secepat mungkin menghindari air menuju ke tempat yang lebih tinggi.

4. Ketika terjebak dalam rumah atau bangunan, raih benda yang bisa

mengapung sebisanya.

5. Jika terseret tsunami, carilah benda terapung yang dapat digunakan sebagai

rakit atau raih pohon yang kokoh dan panjat setinggi mungkin.

6. Jika anda berada dalam suatu bangunan, carilah celah-celah yang dapat

memungkinkan untuk berlindung.

Disaster Info

Page 177: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA BERBASIS KARAKTER

163

pencemaran dapat dibagi menjadi empat, yaitu pencemaran udara, pencemaran

tanah, pencemaran air, dan pencemaran suara.

b. Penebangan Hutan

Penebangan ilegal adalah masalah yang lebih besar di Indonesia,

dimana diperkirakan 70-75 persen dari kayu dipanen secara ilegal, merugikan

pemerintah hingga ratusan juta atau bahkan miliar di pajak pemasukan yang

hilang. Kalimantan Selatan diperkirakan akan kehilangan pendapatan sebesar

100 juta per tahun dalam bentuk penghasilan karena lebih dari separuh dari

produksikayudilakukansecarailegal.

Menurut WWF, penebangan kayu ilegal di Indonesia dimotori oleh

beberapa faktor: Kapasitas perusahaan pemotongan kayu di Indonesia dan

Malaysia yang berlebihan. Keduanya memiliki fasilitas untuk mengolah kayu

dalam jumlah besar walau produksi kayu sendiri telah menurun sejak masa-

masa tenang di tahun 1990an. WWF melaporkan bahwa kedua negara tersebut

memiliki kemampuan untuk mengolah 58,2 juta meter kubik kayu setiap

tahunnya, sedangkan produksi hutan secara legal hanya mampu mensuplai

sekitar 25,4 juta meter kubik. Sisa kapasitasnya digunakan oleh kayu yang

ditebang secara ilegal.

c. Degradasai Lahan

Pengertian degradasi yaitu kemunduran, kemerosotan atau penurunan,

sedangkan pengertian dari degradasi lahan adalah proses berkurangnya daya

dukung lahan terhadap kehidupan. Degradasi lahan merupakan bentuk

kerusakan lingkungan akibat pemanfaatan lingkungan oleh manusia yang

tidak memerhatikan keseimbangan lingkungan. Bentuk degradasi lahan,

misalnya lahan kritis, kerusakan ekosistem laut, dan kerusakan hutan.

1) Lahan kritis dapat terjadi karena praktik ladang berpindah ataupun karena

eksploitasi penambangan yang besar-besaran.

2) Rusaknya ekosistem laut terjadi karena bentuk eksploitasi hasil laut secara

besar-besaran.

3) Kerusakan hutan pada umumnya terjadi karena ulah manusia, antara lain,

karena penebangan pohon secara besar-besaran dan praktik peladangan

berpindah.

d. Kebakaran

Berhati-hatilah dengan api. Jangan sampai kebakaran seperti berikut

terjadi pada kita. Peristiwa kebakaran masih menjadi ancaman serius bagi

warga Jakarta. Sepanjang Januari hingga November 2007, di seluruh DKI

Jakarta terjadi 816 kasus kebakaran yang mengakibatkan 14 orang meninggal

dunia dan 518 menderita luka-luka. Kebakaran hutan juga sering terjadi

dikarenakan ulah manusia untuk membuka lahan dan dijadikan sebagai lahan

perkebunan.

Page 178: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA BERBASIS KARAKTER

164

TUGAS MANDIRI XI

Beberapa ulah manusia baik secara langsung maupun tidak langsung membawa

dampak pada kerusakan lingkungan hidup, berikanlah contoh selain yang tersebut

diatas?...............

……….........................................................................................................................

...........

………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………

………………………

………………………………………………………………………………………

………

Cara Kerja:

1. Perhatikan gambar dibawah ini dengan sekasama dan dengan wawasan luas!

2. Hubungkan kata-kata secara vertikal, horisontal dan diagonal susunan huruf

yang berhubungan dengan gambar tersebut, rangkailah secara teliti & tepat!

1

2

Keterangan:

1. Gambar 1 yang menyebabkan

banyak ikan mati adalah

pencemaran ….

2. Gambar 2 yang menyebabkan

emisi CO2 bertambah adalah

pencemaran ….

3. Gambar 3 yang menyebabkan

tanaman mati adalah

pencemaran ….

4. Gambar 4 green house effect

adalah efek ….

5. Bahan-bahan pencemar ….

6. Yang menghasilkan bunyi

bising adalah pencemaran .…

3

4

Susunan Huruf

R A B C D E H F G P H

I U J K L A M N O O P

Q P M N N S T U V L U

W X Y A Z T S N D U D

R J T W H K A I R T A

A N C B O K D S T A R

U G L N K P A S U N A

V Z Y R T K L C D J K

S U A R A P S O A J C

Page 179: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA BERBASIS KARAKTER

165

Upaya yang dapat Dilakuklan Masyarakat Berkaitan dengan Pelestarian

Lingkungan Hidup antara lain:

a. Pelestarian tanah (tanah datar, lahan miring/perbukitan)

Terdapat beberapa metode mengkonservasi atau melestarikan tanah yang

dapat dilakukan melalui metode pertanian dan langkah-langkah yang dapat

dilakukan di rumah, yaitu:

1) Sebelum masuk masa tanam, tanaman dibiarkankan bertahan

dibandingkan dibajak pada akhir musim. Metode ini membantu berada

tanah tetap di lahan daripada tanah tak terlindung dari angin dan air.

2) Menggunakan pertanian bertingkat

3) Menerapkan pertanian berkontur

4) Mengurangi permukaan tahan air.

5) Menanam kebun hujan

b. Pelestarian udara

1) Menggalakkan penanaman pohon atau pun tanaman hias di sekitar kita

2) Mengupayakan pengurangan emisi atau pembuangan gas sisa

pembakaran, baik pembakaran hutan maupun pembakaran mesin

3) Mengurangi atau bahkan menghindari pemakaian gas kimia yang dapat

merusak lapisan ozon di atmosfer

c. Pelestarian hutan

Upaya yang dapat dilakukan untuk melestarikan hutan yaitu:

1) Reboisasi atau penanaman kembali hutan yang gundul.

2) Melarang pembabatan hutan secara sewenang-wenang.

3) Menerapkan sistem tebang pilih dalam menebang pohon.

4) Menerapkan sistem tebang–tanam dalam kegiatan penebangan hutan.

5) Menerapkan sanksi yang berat bagi mereka yang melanggar ketentuan

mengenai pengelolaan hutan

d. Pelestarian laut dan pantai

Upaya untuk melestarikan laut dan pantai dapat dilakukan dengan cara:

UPAYA PELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP

DALAM PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN B.

Page 180: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA BERBASIS KARAKTER

166

1) Melakukan reklamasi pantai dengan menanam kembali tanaman bakau

di areal sekitar pantai.

2) Melarang pengambilan batu karang yang ada di sekitar pantai maupun

di dasar laut, karena karang merupakan habitat ikan dan tanaman laut.

3) Melarang pemakaian bahan peledak dan bahan kimia lainnya dalam

mencari ikan.

4) Melarang pemakaian pukat harimau untuk mencari ikan.

e. Pelestarian flora dan fauna

Untuk mencegah semakin punahnya flora dan fauna ini maka dilakukan

upaya-upaya sebagai berikut:

1) Ditetapkan tempat perlindungan bagi flora dan fauna agar

perkembangbiakannya tidak terganggu. Tempat-tempat perlindungan

ini berupa cagar alam bagi flora dan suaka margasatwa bagi fauna.

2) Membangun beberapa pusat rehabilitasi dan tempat-tempat

penangkaran bagi hewan-hewan tertentu, seperti:

a) Pusat rehabilitasi orang utan di Bohorok dan Tanjung Putting di

Sumatera.

b) Daerah hutan Wanariset Samboja di Kutai, Kalimantan Timur.

c) Pusat rehabilitasi babi rusa dan anoa di Sulawesi.

3) Pembangunan yang berwawasan lingkungan, berarti pembangunan

harus memperhatikan keseimbangan yang sehat antara manusia dengan

lingkungannya.

4) Menetapkan beberapa jenis binatang yang perlu dilindungi seperti:

Soa-soa (biawak), Komodo, Landak Semut Irian, Kanguru Pohon,

Bekantan, Orang Utan (Mawas), Kelinci liar, bajing terbang, bajing

tanah, Siamang, macan Kumbang, beruang madu, macan dahan

kuwuk, Pesut, ikan Duyung, gajah, tapir, badak, anoa, menjangan,

banteng, kambing hutan, Sarudung, Owa, Sing Puar, Peusing.

Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development) adalah pembangunan

yang dalam perencanaan, pelaksanaan, dan pasca pelaksanaan memerhatikan

analisis mengenai dampak lingkungan hidup (AMDAL).

Page 181: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA BERBASIS KARAKTER

167

Sikap Sosial Kemukakan sikap kalian berkaitan dengan upaya pelestarian

lingkungan dalam kehidupan sehari-hari. Kerjakan di buku tugasmu. 1. Kerusakan alam makin parah. Pemerintah tidak tinggal diam melihat

kenyataan seperti ini. Berbagai upaya telah, sedang, dan akan dilakukan,

salah satunya program Hutan Kemasyarakatan. Sekarang giliran kalian,

bagaimana sikap kalian jika melihat kerusakan lingkungan di sekitar

kalian? Sebagai seorang pelajar, apa saja yang akan kalian lakukan jika

melihat kerusakan alam tersebut?

2. Apa yang akan kalian lakukan jika melihat tetangga, teman, atau bahkan

keluarga kalian sendiri melakukan sesuatu yang dapat mengancam

kelestarian alam, seperti membuang sampah ke sungai atau perbuatan-

perbuatan lainnya?

3. Seberapa sering dan seberapa banyakkah kalian menggunakan minyak

wangi? Tahukah kalian bahwa sebagian besar minyak wangi

mengandung gas yang berbahaya yang dapat menipiskan lapisan ozon?

Berdasarkan hal tersebut, coba kemukakan sikap kalian dalam

menggunakan minyak wangi secara tepat dan bijak agar tidak

membahayakan kelestarian lingkungan.

Selamat mengerjakan dan semoga berhasil menjadi pribadi

yang selaras dengan lingkungan.

TUGAS MANDIRI XII

Pembangunan yang berwawasan lingkungan harus memperhatikan dan

melaksanakan konsep serta analisis SWOT (strenght, weakness, opportunity, and

threats atau kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman) sehingga mampu

mengoptimalkan potensi dan peluang yang ada serta dapat meminimalisasi

kelemahan dan ancaman serta dampak yang mungkin ditimbulkan. Untuk dapat

mendukung pelaksanaan analisis SWOT, maka partisipasi segenap lapisan

masyarakat sangat diperlukan sehingga hasil-hasil pembangunan dapat

dipertanggungjawabkan dan dirasakan bersama.

Berdasarkan uraian tersebut, secara ringkas ciri-ciri pembangunan berwawasan

lingkungan, adalah:

1) Dilakukan dengan perencanaan yang matang dengan mengetahui dan

memahami kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman yang dimiliki dan

yang mungkin timbul di belakang hari;

2) Memperhatikan daya dukung lingkungan sehingga dapat mendukung

kesinambungan pembangunan;

3) Meminimalisasi dampak pencemaran dan kerusakan lingkungan; serta

4) Melibatkan partisipasi warga masyarakat, khususnya masyarakat yang berada

di sekitar lokasi pembangunan.

Page 182: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA BERBASIS KARAKTER

168

I. Pilihlah salah satu jawaban yang paling tepat dengan cara memberi

tanda silang (x) pada huruf a, b, c atau d!

1. Taman atau jalur hijau di kota jika dikaitkan dengan lingkungan sangat

bermanfaat karena berfungsi sebagai ....

a. penampung air hujan

b. tempat rekreasi

c. tempat perlindungan burung-burung

d. mengurangi polusi /pembersih udara

2. Berikut yang bukan merupakan upaya penertiban pembuangan sampah di

kota-kota adalah ....

a. penempatan kotak/tempat sampah

b. melalui pasukan kuning pembersih sampah

c. pelebaran jalan-jalan

d. mengajak masyarakat berpartisipasi mencipta

kan kebersihan

3. Penggunaan pupuk dan pestisida yang keliru/ berlebihan mengakibatkan

pencemaran….

a. udara dan air

b. udara dan tanah

c. lingkungan pemukiman

d. tanah dan air

4. Berikut ini merupakan usaha pencegahan kerusakan lingkungan,

kecuali….

a. reboisasi

b. rehabilitasi

c. ekstensifikasi

d. penghijauan

5. Reboisasi/penghijauan sangat bermanfaat untuk mencegah atau

memperbaiki kerusakan lingkungan di daerah ….

a. pemukiman penduduk

b. kawasan industri

c. pegunungan

d. aliran sungai (DAS)

6. Hutan sangat penting bagi kelestarian lingkungan, karena ....

a. hutan dapat dipulihkan kembali bila ditebang

b. hutan menjadi sumber mata pencaharian penduduk sekitarnya

c. sumber devisa bagi negara, karena dapat diekspor

d. hutan dapat mengatur tata air dan memengaruhi iklim

7. Berikut kerusakan sumber daya alam dan lingkungan yang disebabkan

karena perbuatan manusia adalah ....

LATIHAN SOAL II

Page 183: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA BERBASIS KARAKTER

169

a. melakukan rekreasi

b. perburuan liar

c. pembuatan terasering

d. melakukan tanam bergilir

8. Berikut bukan penyebab terjadinya banjir adalah ....

a. cuaca dan iklim

b. curah hujan yang tinggi

c. penggundulan hutan

d. pembuangan sampah di sungai

9. Mengolah tanah pertanian di lereng bukit dengan cara ....

a. Terasering

b. strep kroping

c. contour plouwing

d. rehabilitasi

10. Air dapat hilang dari dalam tanah karena faktor-faktor berikut, kecuali ....

a. mengalir ke tempat lain

b. diserap oleh akar-akar tumbuhan

c. menguap

d. meresap ke bumi.

II. Jawablah pertanyaan dibawah ini dengan benar!

1. Sebutkan kerusakan lingkungan hidup akibat alam yang kamu ketahui?

Jelaskan!

2. Sebutkan bahaya yang ditimbulkan oleh letusan gunung berapi dan

badai/angin topan?

3. Jelaskan bentuk-bentuk kerusakan lingkungan hidup akibat ulah manusia!

4. Apa pengertian dari pembangunan berkelanjutan?

5. Sebutkan ciri-ciri pembangunan berkelanjutan (berwawasan lingkungan)

itu?

RANGKUMAN BAB II

Kerusakan lingkungan hidup dapat disebabkan karena gejala alam dan karena ulah

manusia.

Faktor alam yang dapat menimbulkan kerusakan lingkungan adalah terjadinya

berbagai bencana alam, seperti letusan gunung berapi, gempa, dan angin topan.

Faktor ulah manusia yang menimbulkan kerusakan lingkungan alam antara lain

pembalakan liar, penggunaan bahan kimia berbahaya, perburuan liar, kegiatan

industri yang membuang limbah sembarangan.

Pembangunan berwawasan lingkungan dikenal dengan nama Pembangunan

Berkelanjutan, yaitu usaha meningkatkan kualitas manusia secara bertahap dengan

memerhatikan faktor lingkungan.

Page 184: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA BERBASIS KARAKTER

170

A. Pilihlah jawaban yang paling tepat!

1. Ruang yang ditempati

makhluk hidup bersama

benda tak hidup disebut ....

a. ekosistem

b. lingkungan

c. populasi

d. habitat

2. Berikut yang bukan

merupakan unsur-unsur

lingkungan adalah ....

a. unsur biotik

b. unsur manajemen

lingkungan

c. unsur abiotik

d. unsur sosial budaya

3. Unsur-unsur berikut ini yang

berupa komponen abiotik

adalah ....

a. tanah, udara, dan

mikroorganisme

b. mikroorganisme, cacing,

dan serangga

c. flora, fauna, dan

mikroorganisme

d. air, tanah, dan udara

4. Berikut adalah proses alam

yang dapat menyebabkan

kerusakan lingkungan,

yaitu ....

a. tumpahan minyak di laut

b. jebolnya bendungan/dam

c. kemarau panjang

d. sampah

5. Salah satu faktor yang

menyebabkan terjadinya

polusi air adalah ....

a. kegiatan perladangan

b. erosi di bagian hulu

c. berkurangnya volume air

sungai

d. buangan limbah industri

6. Tingkat kebisingan yang

dapat mengganggu kehidupan

manusia, yaitu suara yang

memiliki kekuatan ....

a. < 80 desibel

b. < 80 Mhz

c. > 80 desibel

d. > 80 Mhz

7. Pelaksanaan Analisis

Mengenai Dampak

Lingkungan Hidup

merupakan kebijakan

pemerintah yang dituangkan

malalui ....

a. Peraturan Pemerintah

(PP) Indonesia Nomor 19

Tahun 1986

b. Peraturan Pemerintah

(PP) Indonesia Nomor 29

Tahun 1986

c. Peraturan Pemerintah

(PP) Indonesia Nomor 39

Tahun 1986

d. Peraturan Pemerintah

(PP) Indonesia Nomor 49

Tahun 1986

8. Berikut merupakan usaha-

usaha pelestarian lingkungan

hidup yang dapat dilakukan,

kecuali....

a. melakukan pengolahan

tanah

Page 185: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA BERBASIS KARAKTER

171

b. mengatur sistem irigasi

atau drainase

c. memberikan perlakuan

khusus terhadap limbah

sebelum dibuang

d. melakukan urbanisasi

9. Berikut ini merupakan bagian

dari Trilogi Pembangunan

kecuali....

a. pemerataan pembangunan

dan hasil-hasilnya

b. ikut menjaga perdamaian

dunia

c. stabilitas nasional yang

sehat dan dinamis

d. pertumbuhan ekonomi

yang cukup tinggi

10. Dalam analisis SWOT,

dampak negatif

pembangunan disebut

dengan istilah ....

a. threat

b. weakness

c. opportunity

d. strength

11. Adaptasi yang dilakukan

manusia terhadap

lingkungannya akan

menghasilkan berbagai

bentuk hasil interaksi yang

disebut dengan budaya.

Berikut adalah hasil budaya

manusia, kecuali....

a. pola aliran sungai

b. pola mata pencaharian

c. pola pemukiman

d. pola penggunaan lahan

12. Selain sebagai tempat tinggal,

lingkungan hidup juga dapat

dimanfaatkan manusia untuk

dikembangkan sebagai

berikut, kecuali....

a. media penghasil bahan

kebutuhan pokok

b. wahana bersosialisasi dan

berinteraksi

c. sumber energi

d. potensi konflik

13. Berkurangnya kadar oksigen

(O2), menipisnya lapisan

ozon (O3), dan bila

bersenyawa dengan air hujan

akan menimbulkan hujan

asam merupakan dampak

dari ....

a. polusi air

b. polusi udara

c. polusi tanah

d. polusi suara

14. Berikut ini yang merupakan

bentuk adaptasi manusia

terhadap lingkungan-nya

adalah ....

a. pola permukiman

penduduk

b. pemakaian berbagai

sumber daya alam

c. membangun PLTA dan

sarana transportasi

d. kegiatan perladangan

15. Usaha untuk mengurangi

erosi di lahan pertanian yang

miring antara lain bisa

dilakukan dengan cara ....

a. menanami dengan

tanaman semusim

b. menggunakan sistem

terasiring

c. melaksanakan mekanisasi

pertanian

d. menggunakan sistem

tumpang sari

Page 186: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA BERBASIS KARAKTER

172

16. Pembuangan sampah-sampah

berikut ini dapat

menimbulkan polusi tanah,

kecuali....

a. plastik

b. daun-daunan

c. pecahan kaca

d. besi bekas

17. Peristiwa efek rumah kaca

(green house effect) yang

berlangsung cukup lama akan

menyebabkan, kecuali....

a. perubahan iklim dunia

b. pemanasan global

c. hujan asam

d. pencairan es di kutub

18. Usaha menangkap ikan

dengan menggunakan bahan

peledak dilarang karena akan

membawa dampak antara

lain....

a. ikan menjadi tidak enak

rasanya

b. harga ikan menjadi lebih

murah

c. populasi ikan terancam

cepat punah

d. berbagai jenis ikan tidak

disukai konsumen

19. Menurut konsep

pembangunan yang

berwawasan lingkungan,

kegiatan pembangunan yang

kita lakukan hendaknya ....

a. tidak usah dilakukan jika

menimbulkan dampak

positif

b. dilakukan jika

menimbulkan dampak

positif

c. boleh dilakukan jika tidak

menimbulkan dampak

negatif

d. kegiatan pembangunan

dilakukan dengan cara

menekan seminimal

mungkin dampak yang

terjadi

20. Salah satu ciri pembangunan

yang berwawasan lingkungan

adalah ....

a. melakukan AMDAL

setelah pembangunan

dilakukan

b. melakukan AMDAL

sebelum pembangunan

dilaksanakan

c. setelah pembangunan

dilakukan diteliti dampak

yang terjadi

d. sebelum pembangunan

dilaksanakan terlebih

dulu diteliti potensi

lingkungannya

Page 187: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA BERBASIS KARAKTER

173

B. Kerjakan soal-soal berikut!

1. Sebut dan jelaskan unsur-unsur lingkungan dengan disertai contoh masing-

masing!

2. Sebutkan bentuk-bentuk kerusakan lingkungan yang disebabkan oleh

gejala alam!

3. Sebutkan bentuk-bentuk kerusakan lingkungan yang disebabkan oleh

dampak aktivitas manusia!

4. Sebutkan lima usaha-usaha yang dapat dilakukan manusia dalam

melestarikan lingkungan hidup!

5. Sebutkan ciri-ciri pembangunan yang berwawasan lingkungan!

6. Mengapa setiap pembangunan suatu proyek wajib dilakukan AMDAL

terlebih dahulu!

7. Bagaimanakah pengelolaan sampah yang baik agar tidak mencemari dan

merusak lingkungan?

8. Deskripsikan proses terjadinya hujan asam sebagai akibat adanya polusi

udara dengan disertai gambar atau bagan!

9. Bagaimanakah keterkaitan manusia, sumber daya alam, dan iptek dalam

mendukung pembangunan?

10. Menurut pandapat kalian, sudahkah negara kita melaksanakan

pembangunan berwawasan lingkungan? Berikan alasan-alasan kalian!

Page 188: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA BERBASIS KARAKTER

174

Sumber: rahmatkusnadi6.blogspot.com

Gambar 18. Kerusakan hutan

80% kerusakan flora dan fauna disebabkan oleh faktor manusia dan setelah itu baru faktor

bencana alam seperti gunung meletus, banjir, gempa bumi, tsunami, badai dsb untuk hal ini

memang sudah kehendak dari Tuhan YME, namun untuk kerusakan oleh manusia tidak

boleh kita tolerir atau kita birkan karena keberadaan mereka sangat penting bagi kita.

Lingkungan Hidup Info

Banyak kondisi lingkungan hidup yang telah rusak di Indonesia. Hal

tersebut merupakan petunjuk bahwa sikap dan perilaku dari kebanyakan

manusia Indonesia terhadap lingkungan alam sekitarnya masih sebagai

pemanfaat atau pengguna untuk dirinya sendiri tanpa memerhatikan

kelestarian sumber daya lingkungannya.

Dengan kata lain, masalah lingkungan hidup ditimbulkan oleh perbuatan

manusia yang tidak memerhatikan kelestarian daya dukung dari alam

sekitarnya.

Berkaitan dengan hal tersebut kita sebagai bagian dari unsur lingkungan,

harus bersikap arif dalam pemanfaatan sumber daya alam yaitu dengan

turut serta memelihara keserasian, keseimbangan dan kelestarian

lingkungan, bahkan kualitas lingkungan juga harus ditingkatkan sehingga

dapat dinikmati oleh penghuninya dari generasi ke generasi.

Renungkanlah!

Page 189: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA BERBASIS KARAKTER

175

SUMBER BUKU:

Fattah, dkk. 2008. Ilmu Pengetahuan Sosial untuk SMP/Mts Kelas VIII (Buku

Sekolah Elektronik). Jakarta : Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan

Nasional

Sudarmi, Sri dan Waluyo. 2008. Galeri Pengetahuan Sosisal Terpadu Untuk

SMP/MTs Kelas VIII (Buku Sekolah Elektronik). Jakarta: Pusat

Perbukuan , Departemen Pendidikan Nasional.

Soeriaatmadja, R.E. 2003. Ilmu Lingkungan. Bandung: ITB.

Sugiharsono, dkk. 2008. Contextual Teaching and Learning Ilmu Pengetahuan

Sosial: Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah Kelas VIII

Edisi 4 (Buku Sekolah Elektronik). Jakarta: Pusat Perbukuan ,

Departemen Pendidikan Nasional.

Sutarto, dkk. 2008. IPS untuk SMP/MTs kelas VIII (Buku Sekolah Elektronik).

Jakarta : Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional.

Yulaelawati, Ella dan Usman Syihab. 2008. Mencerdasi Bencana. Jakarta: PT

Gramedia Widiasarana Indonesia

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2009 Tentang

Perlindungan Dan Pengelolaan Lingkungan Hidup

Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Pendidikan Karakter Bangsa

Peraturan Menteri Tentang Pendidikan Karakter Bangsa

SUMBER INTERNET:

Alamendah. 2012. Kerusakan Lingkungan Tingkatkan Risiko Bencana.

http://alamendah.wordpress.com/2012/10/12/kerusakan-lingkungan-

tingkatkan-risiko-bencana/. Diunduh tanggal 22 Januari 2013.

Alamendah. 2011. Indonesia Negara Paling Rawan Bencana Alam.

http://alamendah.wordpress.com/2011/08/29/indonesia-negara-paling-

rawan-bencana-alam/. Diunduh tanggal 22 Januari 2013.

Alamendah. 2011. Dampak Kebakaran Hutan.

http://alamendah.wordpress.com/2011/08/27/dampak-kebakaran-hutan/.

Diunduh tanggal 23 Januari 2013.

Anonim. 2012. Pengertian Gempa Bumi.

http://alampenuhbencana.blogspot.com/p/pengertian-gempa-bumi.html.

Diunduh tanggal 23 Januari 2013.

Anonim. 2012. Pengertian Gunung Meletus.

http://alampenuhbencana.blogspot.com/p/gunung-meletus.html. Diunduh

tanggal 23 Januari 2013.

Anonim. 2012. Pengertian Tsunami.

http://alampenuhbencana.blogspot.com/p/pengertian-tsunami.html.

Diunduh tanggal 23 Januari 2013.

DAFTAR PUSTAKA

Page 190: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA BERBASIS KARAKTER

176

Anonim. 2013. Angin Topan. http://studentforumid.blogspot.com/2012/11/angin-

topan-plh.html. Diunduh Tanggal 23 Januari 2013.

Hernawan. 2009. Banjir. http://byan89.wordpress.com/2009/12/13/banjir/.

Diunduh tanggal 23 Januari 2013.

Matoa, 2011. Sepuluh Cara Melestarikan Tanah. www.treehugger.com.

Diunduh tanggal 13 Maret 2013.

Sabtaji, Agung. 2010. Pengertian Lingkungan Hidup. http://agung-

sabtaji.blogspot.com/2010/05/1.html. (26 Nov2012)

Taufiqqurakhman, Ahmad. 2012. Daftar 10 Gempa Terbesar Indonesia.

www.inilah.com Diunduh tanggal 13 Maret 2013.

Page 191: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA BERBASIS KARAKTER

177

COVER BELAKANG LKAS BERBASIS KARAKTER DAN KEBENCANAAN

Page 192: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA BERBASIS KARAKTER

178

ANGKET PENILAIAN/ VALIDASI DOSEN

TERHADAP LKS BERBASIS KARAKTER DAN

KEBENCANAAN

Satuan Pendidikan : Sekolah Menengah Pertama

Mata Pelajaran : IPS Terpadu

Kelas/Semester : VIII/1

Materi Pokok : Lingkungan Hidup

Peneliti : Himmatul Amanah

Nama :

NIP :

Petunjuk:

Isilah pernyataan-pernyataan berikut dengan cara memberi tanda cek (√) pada

kolom yang telah disediakan sesuai dengan pendapat Anda terhadap Lembar

Kerja Siswa Berbasis Karakter dan Kebencanaan sesuai dengan skor sebagai

berikut:

Skor 5 : Sangat baik

Skor 4 : Baik

Skor 3 : Cukup baik

Skor 2 : Kurang baik

Skor 1 : Tidak baik

DESKRIPSI BUTIR INSTRUMEN PENILAIAN TAHAP II

BUKU TEKS PELAJARAN PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH

NO. BUTIR SKOR RERATA

SKOR

CATATAN

(Bila Diperlukan) 1 2 3 4 5

I. KOMPONEN KELAYAKAN ISI

A. CAKUPAN MATERI

1. Keluasan materi

2. Kedalaman materi

B. AKURASI MATERI

1. Akurasi fakta

keruangan/kewilayahan

2. Kebenaran teori atau

konsep

3. Kebenaran prinsip atau

hukum

4. Akurasi prosedur/metode

keruangan/kewilayahan

C. KEMUTAKHIRAN

1. Kesesuaian dengan

perkembangan ilmu

Geografi

Lam

piran

9

Lampiran 3

Page 193: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA BERBASIS KARAKTER

179

2. Keterkinian/ ketermasaan

fitur (contoh-contoh) dan

rujukan

D. MENGANDUNG WAWASAN PRODUKTIVITAS

1. Menumbuhkan semangat

belajar

2. Menumbuhkan etos kerja

siswa

3. Menumbuhkan semangat

inovatif

4. Menumbuhkan kreativitas

5. Menumbuhkan daya saing

E. MERANGSANG KEINGINTAHUAN

1. Menumbuhkan rasa ingin

tahu

2. Memberi tantangan untuk

belajar lebih jauh

F. MENGEMBANGKAN KECAKAPAN HIDUP (LIFE SKILLS)

1. Mengembangkan

kecakapan personal

2. Mengembangkan

kecakapan sosial

3. Mengembangkan

kecakapan akademik

4. Mengembangkan

kecakapan vokasional

G. MENGEMBANGKAN WAWASAN KEBENCANAAN

1. Dapat menambah

wawasan tentang

kebencanaan di Indonesia

2. Dapat memberikan

pengetahuan mitigasi saat

bencana terjadi

3. Memberikan pengetahuan

antisipasi terhadap

bencana

4. Apresiasi terhadap

bencana yang terjadi di

Indonesia

Page 194: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA BERBASIS KARAKTER

180

5. Dapat memberikan materi

tentang kebencanaan

H. MEMBENTUK KARAKTER SISWA

1. Tugas praktek yang

membentuk karakter siswa

2. Tugas dalam teori yang

membentuk karakter siswa

3. Tugas individu yang

membentuk karakter siswa

4. Tugas tiap subbab yang

membentuk karakter siswa

RERATA SKOR KOMPONEN KELAYAKAN ISI

Berikan tanda cek (√) pada salah satu kolom sesuai atau tidak sesuai dan berikan

alasan NO KOMPONEN & ASPEK SESUAI TIDAK

SESUAI

ALASAN

A. MATERI/ISI

1. Materi/isi sesuai dan

mendukung pencapaian tujuan

pendidikan nasional.

2. Materi/isi tidak bertentangan

dengan peraturan dan

perundang-undangan yang

berlaku di Indonesia.

3. Materi/isi merupakan karya

orisinil (bukan hasil plagiat),

tidak menimbulkan SARA dan

tidak diskriminasi gender.

4. Materi/isi memiliki kebenaran

keilmuan, sesuai dengan

perkembangan ilmu yang

mutakhir, sahih dan akurat.

5. Materi/isi memaksimalkan

sumber-sumber yang sesuai

dengan kondisi Indonesia dan

erat dengan konteks ke-

Indonesiaan

Semarang,…………………2013

Validator

( )

NIP.

Page 195: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA BERBASIS KARAKTER

181

ANGKET PENILAIAN/ VALIDASI GURU

TERHADAP LKS BERBASIS KARAKTER DAN

KEBENCANAAN

Satuan Pendidikan : Sekolah Menengah Pertama

Mata Pelajaran : IPS Terpadu

Kelas/Semester : VIII/1

Materi Pokok : Lingkungan Hidup

Peneliti : Himmatul Amanah

Nama :

NIP :

Petunjuk:

Isilah pernyataan-pernyataan berikut dengan cara memberi tanda cek (√) pada

kolom yang telah disediakan sesuai dengan pendapat Anda terhadap Lembar

Kerja Siswa Berbasis Karakter dan Kebencanaan sesuai dengan skor sebagai

berikut:

Skor 5 : Sangat baik

Skor 4 : Baik

Skor 3 : Cukup baik

Skor 2 : Kurang baik

Skor 1 : Tidak baik

DESKRIPSI BUTIR INSTRUMEN PENILAIAN TAHAP I

BUKU TEKS PELAJARAN PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH

I. KOMPONEN KELAYAKAN ISI

No BUTIR SKOR

1 2 3 4 5

1 Standar Kompetensi (SK) tercantum secara

eksplisit

Standar Kompetensi ditulis secara eksplisit sebagai

judul Bab, sub judul, dalam bab

2 Kompetensi Dasar (KD) tercantum secara

eksplisit

Kompetensi Dasar ditulis secara eksplisit sebagai

judul subbab

3 Kesesuaian isi LKS dengan SK dan KD

Materi mencakup mulai dari pengenalan konsep

sampai dengan interaksi antar konsep sesuai dengan

yang diamanatkan oleh SK dan KD

Lam

piran

9

Lampiran 4

Page 196: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA BERBASIS KARAKTER

182

II. KOMPONEN PENYAJIAN

No BUTIR SKOR

1 2 3 4 5

1 Daftar isi

Memuat judul bab, subbab dari bagian teks disertai

dengan nomor halaman yang sesuai dengan halaman

bab dan subbab pada isi.

2 Tujuan setiap bab

Uraian singkat yang memuat target yang ingin

dicapai pada setiap bab

3 Ringkasan

Rangkuman isi materi yang disediakan setiap bab

4 Kata kunci (key-words)

Kata-kata yang menjadi inti pembahasan materi

dalam setiap bab

5 Pertanyaan/soal latihan pada setiap bab

Pertanyaan /soal latihan terdapat pada : akhir setiap

bab, setelah beberapa bab, dan pada akhir LKS

6 Daftar pustaka

Daftar LKS yang digunakan sebagai bahan rujukan

dalam penulisan LKS tersebut yang diawali dengan

nama pengarang (yang disusun secara alfabetis),

tahun terbitan, judul LKS, tempat, dan nama penerbit

III. KOMPONEN KEGRAFIKAAN

No BUTIR SKOR

1 2 3 4 5

1 Kulit LKS

Seluruh materi disain pada bagian kulit depan,

belakang dan punggung, secara visual ditampilkan

secara jelas, kontras, menarik yang ditentukan oleh

pemilihan jenis huruf, besar huruf, ilustrasi, warna

dan tata letak yang sesuai

2 Isi LKS

Materi LKS yang disajikan dalam bentuk teks dan

ilustrasi ditampilkan secara komunikatif, serasi,

proporsional, dan konsisten berdasarkan pola tata

letak tertentu

3 Keterbacaan

- Kesesuaian dalam pemilihan huruf yang

ditentukan oleh jenis dan besar huruf serta format

kolom teks. Jenis dan besar huruf disesuaikan

dengan isi materi LKS serta tingkat pendidikan

peserta didik

- Pemilihan ilustrasi disesuaikan dengan isi LKS

yang dapat memperjelas informasi yang

disampaikan baik melalui bentuk maupun warna

Page 197: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA BERBASIS KARAKTER

183

yang sesuai

- Format LKS ditentukan berdasarkan tingkat

keterbacaan yang dapat dicapai serta memenuhi

aspek efektivitas dan efisiensi

4 Kualitas cetakan

- Kejelasan cetakan isi yang sangat membantu

peserta didik dalam mempelajari, memahami, dan

menyerap informasi yang disampaikan melalui

media tercetak

- Kerataan cetak merupakan konsistensi mutu

cetakan secara keseluruhan isi LKS

- Kualitas warna cetak mampu memberikan

gambaran nyata secara keseluruhan isi LKS

- Kualitas warna cetak mampu memberikan

gambaran nyata secara visual dari ilustrasi yang

dittampilkan sehingga membantu peserta didik

dalam memahami objek aslinya

5 Kekuatan fisik LKS

- Berfungsi sebagai pelindung isi LKS dan alat

promosi. Ditentukan oleh jenis, ketebalan dan

kualitas bahan yang sesuai fungsinya (berat

antara 210-260 garam/ m2).

- Kertas isi dipilih sesuai dengan fungsinya sebagai

media penyampai informasi tercetak yang

bertahan untuk digunakan minimal 5 tahun (jenis

dan berat kertas HV, 80 gr/m2).

- Dipilih sistem penjilidan yang sesuai dan

memiliki kekuatan untuk digunakan minimal 5

tahun.

Page 198: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA BERBASIS KARAKTER

184

INSTRUMEN PENILAIAN BUKU TEKS PELAJARAN

KOMPONEN KEGARFIKAAN TAHAP II

KOMPONEN INDIKATOR BUTIR SKOR

1 2 3 4 5

IV. Kegrafikaan 1. UKURAN LKS

1.1.

Ukuran/format

1.1a Kesesuaian

ukuran LKS.

1.1b Kesesuaian

format dengan

materi isi LKS.

2. BAGIAN KULIT LKS

2.1. Desain 2.1a Penampilan

unsur tata letak

pada kulit muka,

belakang dan

punggung

memiliki

kesatuan (unity).

2.1b Komposisi unsur

tata letak (judul,

pengarang

ilustrasi, logo,

dll) seimbang

dan seirama

dengan tata

letak isi.

2.1c Proporsi

tampilan tata

letak setiap

unsur sesuai.

2.1d Memiliki tingkat

kekontrasan

yang baik.

2.2. Tata Letak 2.2a Penetapan unsur

tata letak

konsisten

(sesuai pola).

2.2b Memberi kesan

irama yang baik

(muka, belakang

dan punggung)

2.2c Menampilkan

seluruh unsur

tata letak secara

proporsional

dan harmonis.

2.3. Tipografi Huruf yang

Digunakan Menarik

dan Mudah Dibaca.

Page 199: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA BERBASIS KARAKTER

185

2.3a Ukuran judul

LKS lebih

dominan

dibandingkan

(nama

pengarang* dan

penerbit*).

2.3bWarna judul

LKS kontras

daripada warna

latar belakang.

2.3c Ukuran huruf

proporsional

dibandingkan

dengan ukuran

LKS.

Huruf Yang

Sederhana

(Komunikatif).

2.3d Tidak terlalu

banyak

menggunakan

kombinasi jenis

huruf.

2.3e Tidak

menggunakan

huruf

hias/dekorasi.

2.4f Sesuai dengan

huruf untuk isi

LKS.

2.4. Ilustrasi Mencerminkan Isi

LKS:

2.4a Ilustrasi dapat

menggambarkan

isi/materi LKS.

2.4b Ilustrasi mampu

mengungkap

objek.

2.4c Bentuk, ukuran,

objek ilustrasi

proporsional

dan sesuai

realita.

BAGIAN ISI

3.1. Tata Letak Tata Letak

Konsisten

3.1a Penempatan

unsur tata letak

konsisten.

Page 200: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA BERBASIS KARAKTER

186

3.1b Setiap

penempatan

judul bab

seragam/konsist

en.

Unsur Tata Letak

Harmonis:

3.1d Bidang cetak

dan marjin

proposional/

sebanding.

3.1e Teks dan

ilustrasi

berdekatan.

3.1f Memperhatikan

marjin dua

halaman yang

berdampingan.

3.1g Kesesuaian

bentuk, warna

dan ukuran

unsur tata letak.

Unsur Tata

Lengkap, memiliki:

3.1h Judul bab.

3.1i Sub bab.

3.1j Angka

halaman/folios.

3.1k Ilustrasi.

3.1l Keterangan

gambar (caption.)

3.2. Tipografi Tipografi

Sederhana

3.2a Tidak

menggunakan

terlalu banyak

jenis huruf.

3.2b Tidak

menggunakan

huruf

hias/dekoratif.

3.2c Penggunaan

variasi huruf

(bold, italic, all

capital, small

capital) tidak

berlebihan.

Tipografi Mudah

Dibaca:

Page 201: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA BERBASIS KARAKTER

187

3.2d Spasi baris

susunan teks

normal.

3.2e Jenis huruf

sesuai dengan

materi isi.

3.2f Jarak antara

huruf/keming

normal.

Tipografi

Memudahkan

Pemahaman:

3.2g Jenjang/hierarki

judul-judul jelas

dan konsisten.

3.2h Jenjang/hierarki

judul-judul

proporsional.

3.2i Tanda

pemotongan

kata

(hyphenation).

3.3. Ilustrasi Konsep Ilustrasi

Jelas:

3.3a Mampu

mengungkap

makna/arti dari

objek.

3.3b Bentuk

proporsional.

3.3c Bentuk akurat

dan realistis.

Ilustrasi Isi

menimbulkan Daya

Tarik:

3.3d Keseluruhan

ilustrsi serasi.

3.3e Goresan garis

dan raster tegas

dan jelas.

3.3f Mengungkapkan

konsep kreatif.

3.3g Penggunaan

warna sesuai

objek.

3.3h Dinamis.

Page 202: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA BERBASIS KARAKTER

188

Saran:………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………

Semarang,………………….2013

Validator

(………………………)

NIP.

Page 203: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA BERBASIS KARAKTER

189

ANGKET PENILAIAN SISWA TERHADAP

KETERBACAAN LKS BERBASIS KARAKTER DAN

KEBENCANAAN Nama :…………………………………………………

No. Absen :…………………………………………………

Kelas & SMP

:………………………………………………….

No. Pernyataan Sekor

Saran 1 2 3 4 5

1. Tujuan pembelajaran dirumuskan

secara jelas dalam LKS.

2. Pembelajaran materi Lingkungan

Hidup dengan LKS ini menarik.

3. Materi yang disampaikan dalam

LKS ini mudah dipahami.

4. Bahasa dalam LKS ini mudah

dipahami.

5. LKS ini dapat dipelajari secara

mandiri oleh siswa.

6. LKS ini dapat meningkatkan

karakter siswa dalam mencintai

lingkungan hidup.

7. LKS ini dapat mendorong siswa

untuk memecahkan masalah.

8. Gambar pada LKS dapat

menyampaikan pesan secara efektif

kepada siswa.

9. Pembelajaran materi Lingkungan

Hidup dalam LKS ini dapat

memberi wawasan kebencanaan

pada siswa

10 Informasi pada LKS dapat

menambah wawasan kebencanaan

bagi siswa

Petunjuk Pengisian:

1. Tuliskan nama, no absen dan kelasmu terlebih dahulu

2. Bacalah peryataan berikut dengan cermat

3. Berilah tanda (√ ) pada kolom yang disediakan:

Skor 5 : Sangat baik , Skor 4 : Baik, Skor 3 : Cukup baik, Skor 2 : Kurang

baik dan Skor 1 : Tidak baik

4. Jawaban yang kamu berikan tidak mempengaruhi nilai ulangan.

Lampiran 5

Page 204: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA BERBASIS KARAKTER

190

HASIL ANALISIS DATA VALIDASI DOSEN TERHADAP

LKS BERBASIS KARAKTER DAN KEBENCANAAN

NO PERNYATAAN VALIDATOR SKOR

TOTAL

PERSENTASE

RATA-RATA V1 V2 V3 V4 V5

1 1 5 4 4 5 4 22 88.00%

2 2 5 3 4 5 4 21 84.00%

3 3 4 4 5 5 5 23 92.00%

4 4 4 3 5 4 5 21 84.00%

5 5 5 3 4 4 5 21 84.00%

6 6 5 3 4 3 5 20 80.00%

7 7 5 4 5 5 5 24 96.00%

8 8 5 4 4 5 5 23 92.00%

9 9 4 3 5 5 5 22 88.00%

10 10 5 3 5 4 4 21 84.00%

11 11 4 3 4 4 4 19 76.00%

12 12 5 3 5 3 5 21 84.00%

13 13 4 3 4 3 4 18 72.00%

14 14 4 4 5 5 5 23 92.00%

15 15 4 4 5 4 5 22 88.00%

16 16 4 3 4 5 5 21 84.00%

17 17 4 3 4 2 4 17 68.00%

18 18 4 4 4 4 5 21 84.00%

19 19 3 3 4 2 4 16 64.00%

20 20 5 4 4 5 5 23 92.00%

21 21 5 4 4 5 5 23 92.00%

22 22 5 4 5 4 5 23 92.00%

23 23 5 4 4 3 5 21 84.00%

24 24 5 4 4 4 5 22 88.00%

25 25 4 4 4 3 4 19 76.00%

26 26 5 4 5 5 4 23 92.00%

27 27 4 4 5 4 4 21 84.00%

28 28 5 4 4 4 4 21 84.00%

SKOR TOTAL 126 100 123 114 129 592 2368.00%

PERSENTASE

RATA-RATA 90.00% 71.43% 87.86% 81.43% 92.14% 84.57% 84.57%

KRITERIA

SANGAT

LAYAK LAYAK LAYAK LAYAK

SANGAT

LAYAK LAYAK LAYAK

Lampiran 6

Page 205: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA BERBASIS KARAKTER

191

HASIL ANALISIS DATA VALIDASI GURU TERHADAP

LKS BERBASIS KARAKTER DAN KEBENCANAAN

NO PERNYATAAN VALIDATOR SKOR

TOTAL

PERSENTASE

RATA-RATA V1 V2 V3 V4

1 1 5 5 4 4 18 90.00%

2 2 3 5 4 4 16 80.00%

3 3 4 5 4 4 17 85.00%

4 4 5 5 4 3 17 85.00%

5 5 5 4 3 4 16 80.00%

6 6 1 5 4 4 14 70.00%

7 7 4 4 3 4 15 75.00%

8 8 5 5 4 4 18 90.00%

9 9 3 5 4 4 16 80.00%

10 10 3 5 4 3 15 75.00%

11 11 4 4 4 3 15 75.00%

12 12 5 4 4 3 16 80.00%

13 13 5 5 5 4 19 95.00%

14 14 5 5 4 5 19 95.00%

15 15 5 4 4 4 17 85.00%

16 16 5 5 4 4 18 90.00%

17 17 5 5 4 4 18 90.00%

18 18 5 5 4 4 18 90.00%

19 19 5 5 4 4 18 90.00%

20 20 5 4 4 4 17 85.00%

21 21 5 4 4 4 17 85.00%

22 22 5 5 4 4 18 90.00%

23 23 5 4 4 4 17 85.00%

24 24 5 4 4 3 16 80.00%

25 25 5 5 4 4 18 90.00%

26 26 5 5 4 4 18 90.00%

27 27 3 4 4 4 15 75.00%

28 28 5 4 4 4 17 85.00%

29 29 5 5 4 4 18 90.00%

30 30 5 5 5 4 19 95.00%

31 31 5 4 5 4 18 90.00%

32 32 5 4 4 4 17 85.00%

33 33 5 5 4 4 18 90.00%

34 34 5 5 4 4 18 90.00%

35 35 5 5 4 3 17 85.00%

36 36 3 5 4 3 15 75.00%

Lampiran 7

Page 206: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA BERBASIS KARAKTER

192

37 37 5 5 4 3 17 85.00%

38 38 5 5 4 4 18 90.00%

39 39 5 5 4 4 18 90.00%

40 40 5 5 4 4 18 90.00%

41 41 5 5 4 4 18 90.00%

42 42 5 5 4 4 18 90.00%

43 43 5 5 4 4 18 90.00%

44 44 5 5 3 4 17 85.00%

45 45 5 5 4 4 18 90.00%

46 46 5 5 4 4 18 90.00%

47 47 5 5 4 4 18 90.00%

48 48 5 5 4 4 18 90.00%

49 49 5 5 4 4 18 90.00%

50 50 5 5 4 4 18 90.00%

51 51 5 5 4 4 18 90.00%

52 52 4 5 4 3 16 80.00%

53 53 5 5 4 4 18 90.00%

54 54 5 5 4 4 18 90.00%

55 55 5 5 4 3 17 85.00%

56 56 5 5 4 4 18 90.00%

57 57 5 5 4 4 18 90.00%

58 58 4 5 4 4 17 85.00%

59 59 5 5 4 4 18 90.00%

60 60 5 5 4 4 18 90.00%

SKOR TOTAL 281 287 240 231 1039 5195.00%

PERSENTASE

RATA-RATA 93.67% 95.67% 80.00% 77.00% 86.58% 86.58%

KRITERIA SANGAT

LAYAK

SANGAT

LAYAK LAYAK LAYAK LAYAK LAYAK

Page 207: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA BERBASIS KARAKTER

193

Lampiran 8

HASIL ANALISIS DATA PENILAIAN SISWA TERHADAP

KETERBACAAN LKS BERBASIS KARAKTER DAN KEBENCANAAN

A. SMPN 1 Ungaran

No Validator Kelas Pernyataan Skor

Total Persentase

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

1 Annisa Noor Azizah VIII A 4 5 4 4 4 3 3 5 4 4 40 80%

2 Fairuz Hanum Nabila VIII A 4 5 4 3 4 4 4 4 5 4 41 82%

3 Annisa Julia Murjiantami VIII B 4 5 4 4 3 3 3 5 5 4 40 80%

4 Iftita Audina Wardana VIII B 4 5 4 4 4 4 4 5 5 4 43 86%

5 Hilda Vina Anisa VIII B 4 4 5 4 5 5 4 5 5 4 45 90%

6

Dara Ayu Chandra

Maharani VIII B 4 5 4 4 4 5 4 4 5 4 43 86%

7 Rista Nabilla Aqila VIII B 4 5 4 4 5 5 4 5 3 4 43 86%

8 Indah Wahyu P VIII B 4 5 5 5 4 4 4 5 4 4 44 88%

9 Raihan Ayu Ramadhani VIII B 4 5 5 5 4 4 5 5 4 4 45 90%

10 Alifa Helmaniar VIII C 5 4 5 4 5 4 4 4 4 5 44 88%

11 Anindha Vidya Larasati VIII C 4 5 4 4 5 4 4 4 5 4 43 86%

12 Rima Ayunda P VIII C 4 5 4 4 4 3 3 5 4 4 40 80%

13 Angga Wahyu Riyadi VIII C 4 5 4 4 4 3 3 5 4 4 40 80%

14

Anne Stasia

Kusainingtyas VIII C 4 5 4 4 4 3 3 5 4 4 40 80%

15

Trianggunani Purnaning

Siwi VIII C 4 5 4 4 4 3 3 5 4 4 40 80%

16 Auditya Imam Satria Jati VIII C 4 4 3 4 4 4 3 3 3 4 36 72%

17

Aninda Diah Maharani

Utami VIII D 4 5 5 4 4 4 4 5 5 4 44 88%

Page 208: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA BERBASIS KARAKTER

194

18 Ilda Nurul Annisa VIII D 4 5 4 4 4 3 3 5 4 4 40 80%

19 Kurnia Selvyana VIII E 4 5 4 4 4 3 4 5 4 4 41 82%

20 Henricha D. A. VIII E 5 4 5 4 5 4 4 4 5 5 45 90%

21 Aulia Vaya R. VIII E 4 5 5 4 5 4 4 4 5 5 45 90%

22 Laras Triefena VIII E 4 4 3 3 3 4 4 4 4 4 37 74%

Skor Total 90 105 93 88 92 83 81 101 95 91 919 1838%

Persentase Rata-rata 81.82% 95.45% 84.55% 80.00% 83.64% 75.45% 73.64% 91.82% 86.36% 82.73% 83.55% 83.55%

B. SMPN 2 Ungaran

No Validator Kelas Pernyataan Skor

Total Persentase

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

1 Kresna Ari yudha VIII G 4 3 5 5 3 5 3 5 5 3 41 82.00%

2 Dwi Pita Sari VIII G 4 5 5 5 4 4 4 5 4 4 44 88.00%

3 Tedi Andika S VIII G 3 4 5 4 4 4 4 4 4 5 41 82.00%

4 Fendy S. VIII G 4 5 5 4 4 4 4 4 5 5 44 88.00%

5 Syabrina Rabiha VIII G 3 5 4 5 5 4 3 5 5 5 44 88.00%

6 Kamila Khamidah VIII G 3 4 5 3 2 5 3 3 5 5 38 76.00%

7 Deasilia Larasati VIII G 4 5 5 5 4 4 3 4 4 4 42 84.00%

8 Dian Fatmawati VIII G 4 5 4 5 5 5 5 4 5 4 46 92.00%

9 Adi Setiyono VIII G 3 2 5 4 4 5 4 4 3 3 37 74.00%

10 Dimas Ariya M VIII G 4 4 4 5 5 4 4 4 4 5 43 86.00%

11 Salma Regita Putri VIII H 5 4 4 5 4 5 4 5 5 5 46 92.00%

12 Tri Yulia Kurnia Sari VIII H 4 5 5 4 5 5 4 5 5 5 47 94.00%

13 Jaffar Yoga Kuslani VIII H 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 39 78.00%

Page 209: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA BERBASIS KARAKTER

195

14 Nurhilman N VIII H 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 41 82.00%

15 Etika Nurina VIII H 5 5 4 5 5 5 4 5 4 5 47 94.00%

16 Dewi Shinta M VIII H 4 5 3 5 3 5 4 4 5 5 43 86.00%

17 Febrianca Aisyah Dewi M VIII H 4 5 4 4 3 5 4 5 5 5 44 88.00%

18 Shinta Dewi Saputri VIII H 4 5 4 5 4 5 3 4 4 4 42 84.00%

19 Putri Annur A VIII H 4 3 3 4 4 4 3 5 4 5 39 78.00%

20 Aziiza Andana Warih U VIII H 4 3 3 3 3 4 4 5 4 5 38 76.00%

Skor Total

78 85 85 88 79 90 74 89 88 90 846 1692.00%

Persentase Rata-rata

78.00% 85.00% 85.00% 88.00% 79.00% 90.00% 74.00% 89.00% 88.00% 90.00% 84.60% 84.60%

C. SMPN 3 Ungaran

No Validator Kelas Pernyataan Skor

Total Persentase

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

1 Qornelly Syam Amirul Adhi VIII A 4 4 5 4 3 4 5 4 4 4 41 82.00%

2 Nurul Mahfidatul A VIII A 5 4 5 5 4 5 3 5 4 4 44 88.00%

3 Eldo Syaifudin VIII A 3 4 5 3 4 3 4 5 3 2 36 72.00%

4 Adini Miranti G. S. VIII A 5 4 5 5 5 5 3 5 5 5 47 94.00%

5 Rahayu Anggi Pangestu VIII A 5 5 5 5 3 4 4 5 4 4 44 88.00%

6 Kuniarti Paradita Sari VIII A 5 4 5 5 5 4 3 4 4 4 43 86.00%

7 Nur Afifa Rahmadhani VIII A 5 4 5 5 5 4 3 4 4 4 43 86.00%

8 Afif Putra VIII A 4 5 5 5 4 3 5 5 5 5 46 92.00%

9 Rika Setiani VIII B 5 4 5 4 5 5 4 4 5 5 46 92.00%

10 Aprilia Fajrin VIII B 5 4 5 4 5 5 5 5 5 4 47 94.00%

11 Aulia Rahma Wardani VIII B 5 4 4 5 4 4 4 5 3 3 41 82.00%

Page 210: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA BERBASIS KARAKTER

196

12 Lela Dina Berliana VIII B 5 4 4 5 4 4 4 5 4 4 43 86.00%

13 Fi'la Aulia Azari VIII B 5 4 4 5 4 4 4 5 5 5 45 90.00%

14 Fifie Atifah Hada N. VIII B 5 4 4 5 4 4 4 5 4 4 43 86.00%

15 Affifah Kurniawati VIII B 5 5 5 4 5 5 4 5 5 5 48 96.00%

16 Citra Fitri Azhari VIII B 5 5 5 4 4 4 4 5 4 5 45 90.00%

17 Wahyu Apriliya VIII B 4 5 4 5 4 4 4 5 4 5 44 88.00%

18 Sera Zulfikarista VIII B 4 5 4 5 5 4 4 4 4 4 43 86.00%

19 Yusris Sabila VIII B 4 5 4 5 4 4 4 5 4 5 44 88.00%

20 Viona Nailunnisa VIII B 4 5 4 5 5 4 4 3 4 4 42 84.00%

Skor Total

92 88 92 93 86 83 79 93 84 85 875 1750.00%

Persentase Rata-rata

92.00% 88.00% 92.00% 93.00% 86.00% 83.00% 79.00% 93.00% 84.00% 85.00% 87.50% 87.50%

D. SMPN 4 Ungaran

No Validator Kelas Pernyataan Skor

Total Persentase

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

1 Achmad Prayogo H. S. VIII A 5 4 5 4 5 3 5 5 4 5 45 90.00%

2 Agus Kris B. VIII A 3 4 4 4 4 4 4 5 4 5 41 82.00%

3 Ahmad Arifudin VIII A 3 4 3 4 4 5 3 5 4 5 40 80.00%

4 Ahmad Rokip Ady Saputra VIII A 3 4 3 4 4 5 3 5 4 5 40 80.00%

5 Aisyah Nur Fadillah VIII A 5 4 4 5 4 4 5 4 4 5 44 88.00%

6 Aksa Candra S VIII A 3 4 4 4 4 4 4 5 4 5 41 82.00%

7 Alfi Sholikhati VIII A 4 5 3 3 5 3 5 5 3 4 40 80.00%

8 Anggit Anida Putri VIII A 4 4 3 4 4 3 3 5 4 4 38 76.00%

9 Anis Setyawati VIII A 4 5 4 5 4 5 4 5 4 4 44 88.00%

Page 211: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA BERBASIS KARAKTER

197

10 Andi Dewo Surya Jagad VIII A 5 5 5 4 5 5 4 5 4 5 47 94.00%

11 Ary Madita Damayanti VIII A 5 4 4 5 4 5 3 4 4 5 43 86.00%

12 Aryati Sofiya VIII A 4 5 5 4 5 3 5 5 5 5 46 92.00%

13 Damar Laras Anggit VIII A 4 5 3 4 4 3 4 5 4 4 40 80.00%

14 Devida Esalia VIII A 4 5 4 4 5 3 4 5 4 4 42 84.00%

15 Enggar Yusuf W. VIII A 4 3 3 5 4 3 5 5 4 4 40 80.00%

16 Fajar Syafruddin VIII A 5 3 2 4 3 3 5 4 4 1 34 68.00%

17 Fiya Martatilla VIII A 4 5 5 4 5 3 5 5 5 5 46 92.00%

18 Gilang Ramathan VIII A 3 4 3 2 4 2 3 3 3 4 31 62.00%

19 Hanif Nurwachid VIII A 3 4 3 4 5 4 4 5 4 5 41 82.00%

20 Intan Utami VIII A 4 3 5 4 4 3 4 5 5 4 41 82.00%

21 Laras Darwari Andira VIII A 5 4 4 5 4 5 3 4 4 5 43 86.00%

22 Topix VIII A 5 5 4 3 4 5 3 5 4 3 41 82.00%

23 Mutiara Rizki Amalia S. VIII A 4 3 3 3 3 4 5 5 4 5 39 78.00%

24 Nika Khalia VIII A 4 5 4 5 4 5 4 5 4 4 44 88.00%

25 Retno Murtiningsih VIII A 4 5 4 5 4 5 4 5 4 4 44 88.00%

26 Rio Rahardyan U. VIII A 5 5 4 4 5 4 4 5 5 5 46 92.00%

27 Rizky G. Saputra VIII A 4 4 5 5 3 4 3 5 4 5 42 84.00%

28 Syah Fareza VIII A 3 5 4 5 4 3 3 4 4 3 38 76.00%

29 Topan Oki P. VIII A 5 5 5 5 5 5 3 5 3 5 46 92.00%

Skor Total

118 125 112 121 122 113 114 138 117 127 1207 2414.00%

Persentase Rata-rata

81.38% 86.21% 77.24% 83.45% 84.14% 77.93% 78.62% 95.17% 80.69% 87.59% 83.24% 83.24%

Hasil Presentase Klasikal Dari Seluruh SMP Di Ungaran

NO SEKOLAH PERSENTASE KRITERIA

Page 212: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA BERBASIS KARAKTER

198

1 SMPN 1 UNGARAN 83.55% LAYAK

2 SMPN 2 UNGARAN 84.60% LAYAK

3 SMPN 3 UNGARAN 87.50% LAYAK

4 SMPN 4 UNGARAN 83.24% LAYAK

JUMLAH TOTAL 338.89%

PERSENTASE RATA-RATA 84.72% LAYAK

Page 213: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA BERBASIS KARAKTER

199

DOKUMENTASI KEGIATAN PENELITIAN

Dokumentasi 1. SMPN 1 Ungaran

Dokumentasi 2. Uji coba siswa SMPN 1 Ungaran

Lampiran 9

Page 214: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA BERBASIS KARAKTER

200

Dokumentasi 3. Uji coba siswa SMPN 1 Ungaran

Dokumentasi 4. SMPN 2 Ungaran

Page 215: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA BERBASIS KARAKTER

201

Dokumentasi 5. Uji coba siswa SMPN 2 Ungaran

Page 216: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA BERBASIS KARAKTER

202

Dokumentasi 6. Uji coba siswa SMPN 2 Ungaran

Dokumentasi 7. SMPN 3 Ungaran

Dokumentasi 8. Uji coba siswa SMPN 3 Ungaran

Page 217: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA BERBASIS KARAKTER

203

Dokumentasi 9. Uji coba siswa SMPN 3 Ungaran

Dokumentasi 10. SMPN 4 Ungaran

Page 218: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA BERBASIS KARAKTER

204

Dokumentasi 11. Uji coba siswa SMPN 4 Ungaran

Dokumentasi 12. Uji coba siswa SMPN 4 Ungaran

Page 219: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA BERBASIS KARAKTER

205

LKS SMP Negeri 1 & 2 Ungaran

Lampiran 10

Page 220: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA BERBASIS KARAKTER

206

Page 221: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA BERBASIS KARAKTER

207

Page 222: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA BERBASIS KARAKTER

208

Page 223: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA BERBASIS KARAKTER

209

Page 224: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA BERBASIS KARAKTER

210

Page 225: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA BERBASIS KARAKTER

211

Page 226: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA BERBASIS KARAKTER

212

Page 227: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA BERBASIS KARAKTER

213

LKS SMP Negeri 3 Ungaran

Lampiran 11

Page 228: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA BERBASIS KARAKTER

214

Page 229: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA BERBASIS KARAKTER

215

Page 230: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA BERBASIS KARAKTER

216

Page 231: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA BERBASIS KARAKTER

217

Page 232: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA BERBASIS KARAKTER

218

Page 233: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA BERBASIS KARAKTER

219

LKS SMP Negeri 4 Ungaran

Lampiran 12

Page 234: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA BERBASIS KARAKTER

220

Page 235: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA BERBASIS KARAKTER

221

Page 236: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA BERBASIS KARAKTER

222

Page 237: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA BERBASIS KARAKTER

223

Page 238: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA BERBASIS KARAKTER

224

Page 239: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA BERBASIS KARAKTER

225

Page 240: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA BERBASIS KARAKTER

226

Page 241: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA BERBASIS KARAKTER

227

Page 242: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA BERBASIS KARAKTER

228

Surat-surat Perizinan Penelitian

a) Surat Perizinan Penelitian dari Fakultas Ilmu Sosial UNNES

Lampiran 13

Page 243: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA BERBASIS KARAKTER

229

b) Surat Perizinan Penelitian dari Kesbangpol Kabupaten Semarang

Page 244: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA BERBASIS KARAKTER

230

c) Surat Perizinan Penelitian dari Dinas Pendidikan Kabupaten Semarang