pengembangan lembar kerja siswa berbasis karakter
TRANSCRIPT
i
PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA BERBASIS
KARAKTER DAN KEBENCANAAN SEBAGAI
BAHAN AJAR IPS KELAS VIII MATERI
LINGKUNGAN HIDUP DI SMPN
KABUPATEN SEMARANG
SKRIPSI
Untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Geografi
Oleh :
Himmatul Amanah
NIM. 3201409097
JURUSAN GEOGRAFI
FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2013
ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Skripsi ini telah disetujui oleh pembimbing untuk diajukan ke Sidang Panitia
Ujian Skripsi Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Semarang pada:
Hari :
Tanggal :
Pembimbing I
Dr. Purwadi Suhandini, S.U.
NIP. 19471103 197501 1 001
Pembimbing II
Drs. Tukidi, M.Pd.
NIP. 19540310198303 1 002
Mengetahui,
Ketua Jurusan Geografi
Drs. Apik Budi Santoso, M.Si
NIP. 19620904 198901 1 001
iii
PENGESAHAN KELULUSAN
Skripsi ini telah dipertahankan di depan Sidang Panitia Ujian Skripsi Fakultas
Ilmu Sosial, Universitas Negeri Semarang pada:
Hari :
Tanggal :
Penguji Utama
Drs. Sunarko, M.Pd.
NIP. 19520718 198003 1 003
Penguji I
Dr. Purwadi Suhandini, S.U.
NIP. 19471103 197501 1 001
Penguji II
Drs. Tukidi, M.Pd.
NIP. 19540310198303 1 002
Mengetahui,
Dekan Fakultas Ilmu Sosial
Dr. Subagyo, M.Pd
NIP. 19510808 198003 1 003
iv
PERNYATAAN
Saya menyatakan bahwa yang tertulis di dalam skripsi ini benar-benar hasil karya
sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain, baik sebagian atau seluruhnya.
Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat di dalam skripsi ini dikutip atau
dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.
Semarang, 21 Juni 2013
Himmatul Amanah
NIM. 3201409097
v
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO:
Sesungguhnya Allah tidak akan merubah keadaan
suatu kaum sehingga mereka merubah keadaan yang
ada pada diri mereka sendiri (Q.S Ar Ra’d ayat 11)
Keep SPIRIT…. Berjuang sampai akhir… Pasti ada
kemudahan setelah kesulitan. Jalani setiap proses
yang ada, pasti akan membuahkan hasil yang
maksimal (Himmatul Amanah)
PERSEMBAHAN
Dengan rasa syukur kepada Allah SWT atas segala karunia-
Nya skripsi ini kupersembahkan untuk:
1) Abahku Drs. Ali Maksum, MM. (Alm) dan Ibuku Sri
Syafa’atun S.Pdi., atas nasehat, petuah dan dukungannya
yang selalu menjadi sumber inspirasi serta semangat yang
mengalir dalam darahku selama ini. Terimakasih untuk
amanah dari abah yang selalu aku pegang teguh sebagai
sebuah kepercayaan paling tinggi. Untuk ibuku, wanita
terhebat dalam hidupku yang berjuang seorang diri dan
dengan doanya mengantarkanku hingga sejauh ini.
2) Ketiga adikku Laily Ummi Afwina Ali, Arifani Umami Ali,
dan Akhmad Zahid Maksum yang menjadi sumber
semangatku untuk berjuang sampai akhir.
3) Seluruh keluargaku yang menanti kelulusanku dan
mendoakanku untuk menjadi manusia sukses.
4) Sahabatku Ayib, Ummu, Merien, Nata, Sri Jhon, Isna,
Mbk Eka, Faizah, Anif, Leli, Ana, Dek Ummi, Ayum,
Deasy H, Dhimas yang udah designin LKSku, teman-
taman Black Hole (terimakasih buat pengalaman muncak
gunungnya) dan seluruh teman-teman Pend. Geo ‘09.
5) Almamaterku.
vi
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur senantiasa penulis haturkan kehadirat Allah SWT
yang telah melimpahkan rahmat, taufik, dan hidayah-Nya sehingga penulisan
skripsi dengan judul “Pengembangan Lembar Kerja Siswa Berbasis Karakter dan
Kebencanaan sebagai Bahan Ajar IPS Kelas VIII Materi Pokok Lingkungan
Hidup di SMPN Kabupaten Semarang” dapat terselesaikan.
Skripsi ini disusun guna memenuhi persyaratan memperoleh gelar
Sarjana Pendidikan pada Universitas Negeri Semarang. Penulis menyadari bahwa
di dalam penyusunan skripsi ini tidak lepas dari bantuan, dorongan dan bimbingan
dari berbagai pihak, oleh karena itu dengan penuh kerendahan hati penulis
mengucapkan terima kasih kepada:
1. Prof. Dr. Fathur Rokhman, M.Hum, Rektor Universitas Negeri Semarang
yang telah mengijinkan penulis untuk menempuh studi di Universitas Negeri
Semarang.
2. Dr. Subagyo, M.Pd, Dekan Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri
Semarang yang telah memberikan fasilitas yang memungkinkan penulis
melakukan penelitian ini.
3. Drs. Apik Budi Santoso, M.Si, Ketua Jurusan Geografi Universitas Negeri
Semarang yang telah memberikan pelayanan dan fasilitas yang
memungkinkan penulis melakukan penelitian ini.
4. Dr. Purwadi Suhandini, S.U, Dosen Pembimbing I yang telah banyak
memberikan pengarahan dan bimbingan dalam penyusunan skripsi ini.
5. Drs. Tukidi, M.Pd, Dosen Pembimbing II yang telah banyak memberikan
pengarahan dan bimbingan dalam penyusunan skripsi ini.
6. Drs. Sunarko, M.Pd, Dosen Penguji Utama yang telah memberikan koreksi
dan pengarahan dalam penyempurnaan skripsi ini.
7. Dr. Eva Banowati, M.Si, Dr. Juhadi, M.Si, Prof. Dr. Dewi Liesnoor, M.Si,
Drs. Suroso, M.Si, Drs. Apik Budi Santoso, M.Si. sebagai tim ahli yang
memvalidasi LKS berbasis karakter dan kebencanaan sehingga bisa
memperbaiki banyak kekurangan LKS yang penulis buat.
vii
8. Ana Prastiwi, S.Pd, Siti Nur Indriyati, S.Pd, Antonius Subiyanto, S.Pd, dan
Endang S, S.Pd. sebagai guru pengajar mata pelajaran IPS yang memvalidasi
LKS berbasis karakter dan kebencanaan.
9. Seluruh Dosen dan Karyawan Jurusan Geografi atas ilmu yang telah
diberikan selama menempuh perkuliahan serta bantuan dan motivasi yang
telah diberikan selama ini.
10. Kepala Sekolah, Guru, dan Staf SMP Negeri 1 Ungaran, SMP Negeri 2
Ungaran, SMP Negeri 3 Ungaran dan SMP Negeri 4 Ungaran Kabupaten
Semarang yang telah memberikan izin dalam penelitian ini serta
kerjasamanya.
11. Keluarga besar mahasiswa Pendidikan Geografi 2009, yang telah
memberikan motivasi, semangat dan bantuan kepada penulis dalam penulisan
skripsi ini, serta kenangan yang indah selama masa kuliah.
12. Keluarga besar Dian Ratna Kos dan Brata Sejati Kos yang memberikan
kenangan dan pengalaman selama aku tinggal saat kuliah.
13. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, terima kasih atas
dukungan serta bantuannya baik secara langsung maupun tidak langsung.
Semoga segala bantuan dan bimbingan yang telah diberikan menjadi amal
kebaikan. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, maka
dari itu kritik dan saran yang sifatnya membangun dari berbagai pihak sangat
diharapkan guna kelengkapan dan kesempurnaan skripsi ini.
Akhir kata semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis sendiri
khususnya dan berguna bagi pembaca pada umumnya.
Semarang, 12 Juni 2013
Penulis
viii
SARI
Himmatul Amanah. 2013. Pengembangan Lembar Kerja Siswa Berbasis
Karakter dan Kebencanaan sebagai Bahan Ajar IPS Kelas VIII Materi Pokok
Lingkungan Hidup di SMPN Kabupaten Semarang. Skripsi. Jurusan Geografi.
Fakultas Ilmu Sosial. Universitas Negeri Semarang.
Kata kunci: Bahan Ajar, Lembar Kerja Siswa (LKS), Karakter,
Kebencanaan.
Pengembangan Lembar Kerja Siswa yang dipadukan dengan prinsip-
prinsip karakter dan kebencanaan diharapkan dapat meningkatkan aktifitas siswa
dalam belajar dan penggunaannya dalam pembelajaran IPS dapat membantu guru
untuk membentuk karakter siswa dan rasa peduli terhadap bencana yang terjadi di
sekitar mereka. Disamping itu LKS juga diharapkan dapat mengembangkan
ketrampilan proses, meningkatkan aktifitas siswa dan dapat mengoptimalkan hasil
belajar. Pengembangan LKS oleh guru dirasa sangat penting untuk
meningkatankan kualitas pendidikan di Indonesia. Melihat pada tingkat SMP,
dibutuhkan keaktifan siswa dalam pendalaman materi, dengan pengembangan
LKS yang dirancang secara inovatif dan menarik minat belajar siswa maka akan
meningkatkan partisipasi dan pemahaman siswa dalam materi yang disampaikan.
Tujuan penelitian ini adalah: “Untuk menghasilkan LKS berbasis karakter dan
kebecanaan materi pelajaran Lingkungan Hidup yang sesuai standar BSNP dan
layak digunakan dalam proses belajar mengajar IPS kelas VIII di SMP Negeri
Kabupaten Semarang”.
Metode Penelitian yang digunakan adalah metode penelitian dan
pengembangan (Reseacrh and Development/R&D). Metode penelitian dan
pengembangan adalah metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan
produk tertentu, dan menguji keefektifan produk tersebut. Penelitian ini
mempunyai subyek penelitian yaitu LKS di SMPN 1 Ungaran, LKS di SMPN 2
Ungaran, LKS di SMPN 3 Ungaran dan LKS di SMPN 4 Ungaran. Data
dikumpulkan dengan menggunakan instrumen penelitian yang dikembangkan
peneliti berpedoman pada instrumen BSNP. Instrumen penelitian ini meliputi:
angket penilaian LKS berbasis karakter dan kebencanaan untuk dosen, angket
penilaian LKS berbasis karakter dan kebencanaan untuk guru, angket penilaian
LKS berbasis karakter dan kebencanaan untuk siswa. Data penelitian dianalisis
dengan teknik deskriptif persentase.
Penelitian ini menghasilkan LKS berbasis karakter dan kebecanaan materi
pelajaran Lingkungan Hidup yang sesuai standar BNSP untuk proses belajar
mengajar IPS kelas VIII di SMP Negeri Kabupaten Semarang. Dari keseluruhan
uji coba pada tim ahli (expert), guru, dan siswa dapat ditarik kesimpulan bahwa
LKS berbasis karakter dan kebencanaan layak digunakan dalam sistem
pembelajaran dengan rincian sebagai berikut: (1) LKS berbasis karakter dan
kebencanaan yang dibuat oleh peneliti dinyatakan layak dengan persentase rata-
rata dari tim ahli (expert) sebesar 84.57%, (2) LKS berbasis karakter dan
kebencanaan yang dibuat oleh peneliti dinyatakan layak dengan persentase rata-
rata dari guru sebesar 86.58%. (3) LKS berbasis karakter dan kebencanaan yang
dibuat oleh peneliti dinyatakan layak oleh siswa dari SMPN 1 Ungaran, SMPN 2
ix
Ungaran, SMPN 3 Ungaran dan SMPN 4 Ungaran dengan persentase rata-rata
sebesar 84.72%.
Saran yang diajukan dalam penelitian ini sebagai berikut: (1) Hasil dari
penelitian dan pengembangan ini bisa dikembangkan pada mata pelajaran lainnya
maupun materi pokok lain yang mempunyai karakteristik sama dengan materi
pada LKS yang sudah dikembangkan peneliti. (2) Bahan ajar yang digunakan
dalam sistem pembelajaran khususnya LKS sebaiknya disesuaikan dengan standar
BSNP untuk memperoleh kelayakan dari LKS tersebut. (3) Guru bisa
mengembangkan LKS pada tiap KD dengan basis karakter dan kebencanaan
sesuai dengan kebutuhan pembelajaran itu sendiri. (4) Bagi siswa, diharapkan
LKS berbasis karakter dan kebencanaan bisa meningkatkan kreatifitas dan
aktivitas belajar siswa, meningkatkan karakter bangsa dan menambah wawasan
kebencanaan.
x
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL .............................................................................. i
PERSETUJUAN PEMBIMBING ......................................................... ii
PENGESAHAN KELULUSAN ............................................................. iii
PERNYATAAN ..................................................................................... iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN .......................................................... v
KATA PENGANTAR ............................................................................ vi
SARI ........................................................................................................ viii
DAFTAR ISI ........................................................................................... x
DAFTAR TABEL ................................................................................... xii
DAFTAR GAMBAR .............................................................................. xiii
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................... xiv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ........................................................... 1
B. Rumusan Masalah ..................................................................... 8
C. Tujuan penelitian ...................................................................... 8
D. Manfaat Penelitian ................................................................... 8
E. Penegasan Istilah ....................................................................... 9
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Lembar Kerja Siswa (LKS) ...................................................... 11
B. Karakter ..................................................................................... 19
C. Kebencanaan ............................................................................. 32
D. Bahan Ajar ................................................................................ 42
E. Lingkungan Hidup .................................................................... 46
F. Kerangka Pikir Penelitian .......................................................... 59
xi
Halaman
BAB III METODE PENELITIAN
A. Metode dan Desain Penelitian .................................................. 61
B. Subyek Penelitian ...................................................................... 67
C. Variabel Penelitian .................................................................... 67
D. Metode Pengumpulan Data ....................................................... 68
E. Prosedur Penelitian. ................................................................... 71
F. Pengumpulan Data .................................................................... 80
G. Metode Analisis Data .............................................................. 80
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian ........................................................................ 85
1. Lokasi Penelitian...................................................... ............. 86
2. Kondisi Sekolah.................. .................................................. 88
3. Hasil Analisis LKS tiap Sekolah di Kecamatan Ungaran.... . 90
4. Pembuatan LKS berbasis Karakter dan Kebencanaan……. . 95
5. Kelayakan Isi, Penyajian, Bahasa dan Kegrafikan. .............. 107
B. Pembahasan Penelitian .............................................................. 111
1. Evaluasi LKS Tiap SMP ....................................................... 111
2. Evaluasi LKS Berbasis Karakter dan Kebencanaan ............. 114
3. Kelayakan LKS Berbasis Karakter dan Kebencanaan .......... 118
BAB V PENUTUP
A. Simpulan .................................................................................. 126
B. Saran ......................................................................................... 127
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................ 138
LAMPIRAN ........................................................................................... 131
xii
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1. Pilar Keluarga dalam Pendidikan Karakter………………………… 29
Tabel 2.2. Pilar Sekolah dalam Pendidikan Karakter………………………….. 30
Tabel 2.3. Pilar Masyarakat dalam Pendidikan Karakter……………………… 31
Tabel 3.1 Data kelayakan LKS SMPN 1 Ungaran dan SMPN 2 Ungaran......... 68
Tabel 3.2. Data kelayakan LKS SMPN 3 Ungaran............................................. 69
Tabel 3.3. Data kelayakan LKS SMPN 4 Ungaran............................................. 70
Tabel 4.1. LKS SMP N Kelas VIII di Kabupaten Semarang………………….. 91
Tabel 4.2. Analisis kelayakan LKS SMPN 1 Ungaran dan SMPN 2 Ungaran
Kelas VIII di Kabupaten Semarang……………………………….
91
Tabel 4.3. Analisis kelayakan LKS SMPN 3 Ungaran dan Kelas VIII di
Kabupaten Semarang……………………………………………..
92
Tabel 4.4. Analisis kelayakan LKS SMPN 4 Ungaran dan Kelas VIII di
Kabupaten Semarang………………………………………………
94
Tabel 4.5. Data Dosen Tim Penilai LKS Berbasis Karakter dan Kebencanaan.. 108
Tabel 4.6. Masukan dari Validator (Tim Ahli)………………………………… 108
Tabel 4.7. Data Guru Pengampu Mata Pelajaran IPS Terpadu………………... 110
Tabel 4.8. Masukan dari Validator (Guru)…………………………………… 110
Tabel 4.9. Evaluasi LKS dari SMPN 1 Ungaran dan SMPN 2 Ungaran……… 112
Tabel 4.10. Evaluasi LKS dari SMPN 3 Ungaran………………………………. 112
Tabel 4.11. Evaluasi LKS dari SMPN 4 Ungaran………………………………. 113
Tabel 4.12. Revisi Produk LKS berbasis karakter dan kebencanaan dari Tim
Ahli (expert)………………………………………………………
115
Tabel 4.13. Revisi Produk LKS berbasis karakter dan kebencanaan dari
Guru……………………………………………………….............
117
Tabel 4.14. Penilaian dari Validator Tim Ahli (expert)………………………. 119
Tabel 4.15. Penilaian dari Validator Guru……………………………………… 121
Tabel 4.16. Hasil dari Angket Penialaian Siswa dari Keempat SMP di Ungaran. 124
xiii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1. Diagram alir langkah-langkah penyusunan LKS…………... 19
Gambar 2.2. Unsur-unsur Lingkungan Hidup……………………………. 50
Gambar 2.3. Kerangka Berpikir………………………………………….. 60
Gambar 3.1. Langkah-langkah Penggunaan Metode Research and
Development (R&D)………………………………………..
66
Gambar 3.2. Alur Persiapan Penelitian…………………………………... 72
Gambar 3.3. Langkah-langkah Penggunaan Metode Research and
Development dalam Penelitian ini dari Sugiyono (2008)…...
73
Gambar 4.1. SMP Negeri 1 Ungaran…………………………………….. 86
Gambar 4.2. SMP Negeri 2 Ungaran…………………………………….. 87
Gambar 4.3. SMP Negeri 3 Ungaran…………………………………….. 88
Gambar 4.4. SMP Negeri 4 Ungaran…………………………………….. 89
Gambar 4.5. Cover depan LKS berbasis karakter dan kebencanaan…….. 95
Gambar 4.6. Cover belakang LKS berbasis karakter dan kebencanaan…. 97
Gambar 4.7. Struktur bagian awal LKS berbasis karakter dan
kebencanaan………………………………………………...
99
Gambar 4.8. Struktur isi LKS berbasis karakter dan kebencanaan………. 100
Gambar 4.9. Grafik penilaian kelayakan LKS berbasis Karakter dan
kebencanaan oleh tim ahli (expert)…………………………
120
Gambar 4.10. Grafik penilaian kelayakan LKS berbasis Karakter dan
kebencanaan oleh guru……………………………………...
122
Gambar 4.11. Grafik penilaian kelayakan LKS berbasis Karakter dan
kebencanaan oleh siswa…………………………………….
124
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. Peta Lokasi Penelitian 132
Lampiran 2. LKS Berbasis Karakter dan Kebencanaan 133
Lampiran 3. Angket Penilaian LKS dari Tim Ahli (Dosen) 174
Lampiran 4. Angket Penilaian LKS dari Guru 177
Lampiran 5. Angket Penilaian Siswa 183
Lampiran 6. Analisis Data Angket Penilaian LKS dari Tim Ahli (Dosen) 184
Lampiran 7. Analisis Data Angket Penilaian LKS dari Guru 185
Lampiran 8. Analisis Data Penilaian Siswa Tehadap Keterbacaan LKS 187
Lampiran 9. Dokumentasi Kegiatan Penelitian 193
Lampiran 10. LKS dari SMPN 1 dan 2 Ungaran 199
Lampiran 11. LKS dari SMPN 3 Ungaran 207
Lampiran 12. LKS dari SMPN 4 Ungaran 213
Lampiran 13. Surat-surat Perizinan Penelitian 222
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bangsa Indonesia adalah bangsa yang menjunjung tinggi pendidikan,
dimana pendidikan digunakan sebagai alat untuk mencerdaskan bangsa.
Pemerintah sangat mendukung secara penuh dalam peningkatan kualitas
pendidikan masyarakat Indonesia, khususnya untuk kalangan SD, SMP, dan
SMA Sederajat, terbukti dengan adanya empat pilar pendidikan yang salah
satunya berbunyi “Wajib Belajar 9 Tahun”. Pendidikan merupakan suatu
sistem yang terdiri dari input, proses, dan output. Input merupakan peserta
didik yang akan melaksanakan aktivitas belajar, proses merupakan kegiatan
dari belajar mengajar sedangkan output merupakan hasil dari proses yang akan
dilaksanakan. Pelaksanaan proses pendidikan tersebut diharapkan dapat
menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas dan berdaya saing yang
tinggi untuk menghadapi persaingan di era globalisasi dewasa ini.
Peningkatan kualitas sumber daya manusia merupakan salah satu
penekanan dari tujuan pendidikan, seperti yang tertuang dalam Undang-
undang No. 20 Tahun 2003 tentang tujuan Pendidikan Nasional yang
berfungsi mengembangkan kemampuan membentuk watak dan peradaban
bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa
bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia
yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa berakal mulia,
sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang
demokratis serta bertanggung jawab.
2
Pencapaian tujuan pendidikan nasional diperlukan sebuah sistem
pembelajaran yang efektif, sehingga akan tercipta sekolah yang efektif. Para
peneliti pendidikan mengakui bahwa sekolah yang efektif secara alami
memiliki wajah yang beragam, misalnya mengkategorikan kegiatan sekolah
yang efektif menjadi dua dimensi yaitu kegiatan yang bersifat ekspresif dan
bersifat instrumental (Jamaludin,2003:21). Guru harus mampu menyediakan
dan memilih sumber-sumber belajar serta media yang bermutu bagi para
siswa, sehingga dalam proses belajar mengajar di kelas bisa dilaksanakan
secara inovatif dan kreatif dengan menggunakan bahan ajar dan media ajar
yang bervariasi dan komunikatif dalam menarik minat siswa mendalami
materi. Guru tidak memberikan jawaban final, tetapi para siswa sendiri yang
akan menyimpulkan dan merumuskannya melalui bahan ajar dan media ajar
yang telah diberikan kepada siswa untuk belajar mandiri dan kreatif, dengan
demikian tugas guru sebagai komunikator adalah mendayagunakan potensi-
potensi spesifik dari tanda-tanda atau lambang-lambang visual, menyusun isi
pelajaran, serta memelihara hubungan khusus dengan para siswa dalam artian
menyimak situasi komunikasi pengajaran berikut minat, keinginan, tuntutan
dan kebutuhannya (Sudjana,2007:21).
Peraturan pemerintah No. 19 tahun 2005 pasal 42 tentang Sistem
Pendidikan Nasional juga menekankan pentingnya sumber belajar, pasal
tersebut menjelaskan mengenai standar sarana dan prasarana tertulis bahwa
setiap satuan pendidikan wajib memiliki sarana yang meliputi perabot
peralatan pendidikan, media pendidikan, buku dan sumber belajar lainnya,
bahan habis pakai serta perlengkapan lain yang diperlukan untuk menunjang
3
proses pembelajaran yang teratur dan berkelanjutan. Pemaparan peraturan
pemerintah di atas dapat diketahui bahwa setiap lembaga pendidikan harus
bisa menyediakan bahan ajar yang dapat menunjang proses belajar mengajar.
Bahan ajar yang komunikatif dan berbasis karakter dan kebencanaan
diharapkan akan mampu mencetak siswa yang berkarakter bangsa dan peduli
akan lingkungan sekitar, sehingga diperlukan adanya pengembangan bahan
ajar yang mencerminkan karakter bangsa dan kritis terhadap kebencanaan
untuk menumbuhkan rasa peduli terhadap lingkungan. Jadi perlu adanya
sebuah bahan ajar yang semula konvensional ke bahan ajar yang inovatif dan
menarik bagi para siswa, untuk menumbuhkan ketertarikan terhadap
pembelajaran.
Prastowo (2011:31) menjelaskan bahwa sumber belajar dan bahan ajar
yang tampak sama tetapi berbeda, dimana sumber belajar adalah bahan
mentah untuk menyusun bahan ajar. Jadi untuk bisa disajikan kepada peserta
didik, sumber belajar harus diolah terlebih dahulu, sedangkan bahan ajar
adalah bahan jadi yang merupakan hasil ramuan dari bahan-bahan yang
diperoleh dari berbagai sumber belajar yang siap disajikan kepada peserta
didik. Jadi bahan ajar merupakan bahan siap saji bagi peserta didik untuk
proses pembelajaran.
Bahan ajar memiliki berbagi jenis dan bentuk, hal inilah yang
menyebabkan adanya perbedaan antara sumber belajar dan bahan ajar.
Beberapa kriteria yang menjadi acuan dalam membuat klasifikasi bahan ajar
adalah berdasarkan bentuknya, cara kerjanya dan sifatnya. Menurut National
Centre for Competency Based Training (2007), bahan ajar adalah segala
4
bentuk bahan yang digunakan untuk membantu guru atau instruktur dalam
melaksanakan proses pembelajaran di kelas. Bahan yang dimaksud bisa
berupa bahan tertulis maupun tidak tertulis.
Bahan ajar merupakan segala bahan (baik informasi, alat, maupun
teks) yang disusun secara sistematis, yang menampilkan sosok utuh dari
kompetensi yang akan dikuasai peserta didik dan digunakan dalam proses
pembelajaran dengan tujuan perencanaan dan penelaahan implementasi
pembelajaran. Misalnya, buku pelajaran, modul, handout, LKS, model atau
maket, bahan ajar audio, bahan ajar interaktif, dan sebagainya (Prastowo
2011:17).
LKS (Lembar Kerja Siswa) merupakan salah satu dari bahan ajar,
dimana LKS bisa dirancang dan dikembangkan sendiri oleh guru sesuai
dengan materi yang akan disampaikan. Materi serta pelatihan soal-soal yang
ada dalam LKS bisa diambil dari berbagai sumber belajar, baik dari buku
paket, ensiklopedia, internet, lingkungan sekitar, dan lain sebagainya. LKS
digunakan dalam proses belajar mengajar dengan tujuan siswa dapat dengan
mandiri mendalami materi dan memahami setiap teori yang disampaikan oleh
guru, dengan mengerjakan soal-soal formatif, maka akan meningkatkan
pemahaman siswa tentang materi, sedangkan jika dalam LKS terdapat
perintah yang berupa praktek akan meningkatkan kompetensi psikomotorik
daris siswa.
LKS merupakan bentuk dari salah satu bahan ajar yang bisa digunakan
oleh guru dalam penilaian hasil belajar siswa, dalam penerapannya LKS
digunakan untuk mengetahui tingkat pemahaman dan prestasi siswa. Setiap
5
kegiatan belajar mengajar IPS sering sekali menggunakan berbagai sumber
belajar yang memungkinkan siswa dapat mempelajari suatu kompetensi atau
kompetensi dasar secara runtut dan sistematis sehingga secara akumulatif
mampu menguasai semua kompetensi secara utuh dan terpadu, namun perlu
adanya pembuatan bahan ajar yang nyata disini, khususnya dalam bentuk LKS
(Lembar Kerja Siswa), dimana guru merancang dan membuat secara
sistematis materi-materi yang berhubungan dengan standar kompetensi dan
kompetensi dasar yang disampaikan dalam proses pembelajaran. Guru akan
memberikan pelatihan soal-soal dan ringkasan materi melalui LKS, sesuai
dengan kebutuhan siswa dan potensi siswa.
Sumber belajar yang sering digunakan guru di SMP Negeri 1, SMP
Negeri 2, SMP Negeri 3 dan SMP Negeri 4 Ungaran dalam pembelajaran
berupa buku paket, handout, modul, lembar kerja siswa, foto/gambar, video,
dan compact disk interactive. Sumber belajar (learning resources) dapat
membantu siswa dalam rangka mencapai standar kompetensi yang telah
ditentukan karena dalam sumber belajar secara garis besar terdiri dari
pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang harus dipelajari siswa. Di keempat
sekolah tersebut belum ada pengembangan LKS secara mandiri yang
dilakukan oleh guru mata pelajaran IPS bagi kelas VIII.
Berdasarkan penuturan guru IPS di SMP Negeri 1, SMP Negeri 2,
SMP Negeri 3 dan SMP Negeri 4 Ungaran mengenai kualitas Lembar Kerja
Siswa (LKS) yang dipergunakan oleh siswa setiap pembelajaran dirasa
bermutu rendah dan “miskin ilmu”. Hal ini dikarenakan materi yang ada
dalam Lembar Kerja Siswa (LKS) yang beredar di sekolah ini sangat
6
minim/kurang dan masih kurang optimal dalam mengembangkan aktivitas
belajar siswa. Disamping itu juga guru merasa bahwa LKS yang dikeluarkan
penerbit cenderung kurang cocok antara materi yang ada dalam LKS dengan
standar kompetensi yang akan diajarkan kepada siswa.
Berdasarkan hasil observasi peneliti tentang kelayakan LKS dari tiap
SMP Negeri 1, 2, 3, dan 4 Ungaran dapat ditarik kesimpulan bahawa di dalam
LKS tersebut mengandung materi lingkungan hidup yang masih deskripsional
dan narasi yang kurang menarik, gambar dan informasi yang disediakan masih
minim dan kurang lengkap. LKS dari tiap sekolah masih konvensional dan
kurang mengembangkan karakter siswa serta tidak ada wawasan kebencanaan
di dalamnya. Untuk LKS dari SMPN 1 dan 2 Ungaran memiliki kelayakan isi
dan penyajian yang cukup layak namun pada kelayakan bahasa dan kegrafikan
termasuk tidak layak dikarenakan bahasa yang kurang komunikatif dan
kualitas cetak LKS yang buruk. Pada LKS dari SMPN 3 Ungaran memiliki
kelayakan isi yang layak, kelayakan bahasa dan kegrafikan cukup layak
sedangkan kelayakan bahasa yang tidak layak. Pada LKS dari SMPN 4
Ungaran memiliki kelayakan isi dan penyajian yang layak sedangkan
kelayakan bahasa dan kegrafikan yang cukup layak.
Frekuensi penggunaan LKS oleh siswa yang cukup tinggi tersebut
haruslah diimbangi dengan kualitas LKS yang tinggi pula. Jika LKS yang
digunakan adalah LKS yang bermutu rendah, tentu sangat merugikan
penggunanya yakni siswa. Apalagi dalam kurikulum saat ini siswa dituntut
untuk aktif dan dapat bekerja secara mandiri. Sarana yang tepat sebagai
pendukung bagi siswa untuk dapat aktif dan mandiri dalam pembelajaran
7
adalah LKS. Atas dasar itulah hendaknya guru dapat mengembangkan LKS
sendiri sesuai kebutuhan siswanya dan tidak tergantung pada LKS yang
beredar di pasaran.
Pengembangan Lembar Kerja Siswa yang dipadukan dengan prinsip-
prinsip karakter dan kebencanaan diharapkan dapat meningkatkan aktifitas
siswa dalam belajar dan penggunaannya dalam pembelajaran IPS dapat
membantu guru untuk membentuk karakter siswa dan rasa peduli terhadap
bencana yang terjadi di sekitar mereka. Disamping itu LKS juga diharapkan
dapat mengembangkan ketrampilan proses, meningkatkan aktifitas siswa dan
dapat mengoptimalkan hasil belajar. Pengembangan LKS oleh guru dirasa
sangat penting untuk peningkatan kualitas pendidikan di Indonesia. Melihat
pada tingkat SMP, dibutuhkan keaktifan siswa dalam pendalaman materi,
dengan pengembangan LKS yang dirancang secara inovatif dan menarik minat
belajar siswa maka akan meningkatkan partisipasi dan pemahaman siswa
dalam materi yang disampaikan. Pengembangan LKS, maka akan tercipta
bahan ajar yang efektif dan efisien dalam menunjang proses belajar mengajar.
Pendalaman materi yang akan dipelajari melalui LKS ini mengambil
materi pokok lingkungan hidup, dimana materi pokok lingkungan hidup
sangat cocok dalam penerapan karakter dan kebencanaan. Lingkungan hidup
merupakan segala keadaan yang ada di sekitar tempat kita tinggal, baik itu
lingkungan secara biotik maupun abiotik. Lingkungan hidup sangat berpotensi
untuk dilanda bencana, oleh karena itu perlu dibentuk suatu karakter yang
peduli lingkungan dan sikap siaga bencana dalam menghadapinya bagi para
siswa, khususnya bagi siswa SMP melalui pembelajaran di sekolah.
8
Berdasarkan uraian yang melatar belakangi permasalahan dalam
penelitian ini, penulis tertarik untuk mengembangkan LKS berbasis karakter
dan kebencanaan pada materi pelajaran lingkungan hidup pada mata pelajaran
IPS kelas VIII sekaligus mengadakan penelitian dengan judul: ”
Pengembangan Lembar Kerja Siswa Berbasis Karakter Dan Kebencanaan
Sebagai Bahan Ajar IPS Kelas VIII Materi Lingkungan Hidup Di SMPN
Kabupaten Semarang”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang, dapat dirumuskan
permasalahan sebagai berikut:
“Apakah LKS berbasis karakter dan kebecanaan materi pelajaran Lingkungan
Hidup merupakan bahan ajar sesuai standar BSNP dan layak untuk digunakan
dalam proses belajar mengajar IPS kelas VIII di SMP Negeri Kabupaten
Semarang?”
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah seperti tersebut di
atas, maka dirumuskan tujuan penelitian sebagai berikut:
“Untuk menghasilkan LKS berbasis karakter dan kebecanaan materi pelajaran
Lingkungan Hidup yang sesuai standar BSNP dan layak digunakan dalam
proses belajar mengajar IPS kelas VIII di SMP Negeri Kabupaten Semarang”
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Memberikan sumbangan konseptual bagi perkembangan ilmu
pendidikan, khususnya mengenai pengembangan LKS berbasis karakter
9
dan kebencanaan sebagai bahan ajar pada pembelajaran IPS siswa kelas
VIII SMP Negeri di Ungaran.
2. Manfaat Praktis
Secara praktis hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi seluruh
kalangan masyarakat yang menggunakan hasil produk dari pengembangan
LKS berbasis karakter dan kebencanaan khususnya guru dan siswa. LKS
tersebut bermanfaat siswa untuk lebih peduli dan memiliki karakter yang
baik dalam menghadapi bencana yang ada di sekitar lingkungan hidup
mereka. LKS tersebut juga berfungsi bagi guru sebagai contoh produk
pengembangan LKS yang dapat dikembangkan secara mandiri nantinya.
E. Penegasan Istilah
Berdasarkan pemilihan judul di atas, maka untuk menghindari salah
tafsir terhadap istilah-istilah yang digunakan, maka perlu diberi penegasan
istilah sebagai berikut:
1. Pengembangan
Pengertian pengembangan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia
(1989:414) adalah hal mngembangkan; pembangunan secara bertahap dan
teratur, dan yang menjurus ke sasaran yang dikehendaki. Pengembangan
dalam penelitian ini diartikan sebagai proses dalam mengembangkan
Lembar Kerja Siswa (LKS) konvensional menjadi Lembar Kerja Siswa
(LKS) berbasis karakter dan kebencanaan.
2. Lembar Kerja Siswa (LKS) Berbasis Karakter dan Kebencanaan
Lembar kerja siswa merupakan lembaran-lembaran yang berisikan
pedoman bagi siswa untuk melaksanakan kegiatan belajar pada pokok
10
kajian tertentu (Anggraini, 2006:8). Sedangkan karakter merupakan titian
ilmu pengetahuan dan keterampilan, karakter yang baik mencakup
pengertian, kepedulian, dan tindakan berdasarkan nilai-nilai etika, serta
meliputi aspek kognitif, emosional, dan perilaku dari kehidupan moral
(Jamal 2011:27). Pembelajaran berbasis karakter dan kebencanaan adalah
pembelajaran yang berdasarkan pada prinsip-prinsip karakter dan
kebencanaan yakni siswa akan terbentuk karakternya dalam kegiatan
pembelajaran yang sudah disajikan di dalam LKS dan memahami
kebencanaan yang terjadi dan bagaimana menanggulanginya.
Lembar Kerja Siswa (LKS) berbasis karakter dan kebencanaan
yang dimaksud dalam penelitian ini adalah alat yang digunakan sebagai
sumber belajar dalam menyampaikan materi pembelajaran dan dalam
Lembar Kerja Siswa (LKS) berbasis karakter dan kebencanaan tersebut
menyajikan materi dengan dilengkapi gambar, teks, dan soal-soal dengan
materi pokok lingkungan hidup dengan basis karakter dan kebencanaan.
3. Bahan Ajar IPS
Bahan ajar (instructional materials) disini adalah pengetahuan,
keterampilan, dan sikap yang harus dipelajari peserta didik dalam rangka
mencapai standar kompetensi dan kompetensi dasar yang telah ditentukan,
maka bahan ajar mengandung isi yang substansinya meliputi tiga macam,
yaitu pengetahuan (fakta, konsep, prinsip, dan prosedur), keterampilan,
dan sikap (nilai).
11
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Lembar Kerja Siswa (LKS)
Lembar kerja siswa (Prastowo 2011:204) merupakan suatu bahan ajar
cetak berupa lembar-lembar kertas yang berisi materi, ringkasan, dan
petunjuk-petunjuk pelaksanaan tugas pembelajaran yang harus dikerjakan oleh
peserta didik, yang mengacu pada kompetensi dasar yang harus dicapai.
Sebagaimana diungkap dalam Panduan Pengembangan Bahan Ajar
(Departemen Pendidikan Nasional, 2008) lembar kerja siswa (student
worksheet) adalah lembaran-lembaran berisi tugas yang harus dikerjakan oleh
peserta didik. Lembar kerja biasanya berupa petunjuk, langkah-langkah untuk
menyelesaikan suatu tugas. Suatu tugas yang diperintahkan dalam lembar
kerja siswa harus jelas KD yang akan dicapainya.
Sementara itu, menurut pandangan lain (Belawati dalam Prastowo,
2011), LKS bukan merupakan singkatan Lembar Kegiatan Siswa, akan tetapi
Lembar Kerja Siswa, yaitu materi ajar yang sudah dikemas sedemikian rupa,
sehingga peserta didik diharapkan dapat mempelajari materi ajar tersebut
secara mandiri. Dalam LKS, peserta didik akan mendapatkan materi,
ringkasan, dan tugas yang berkaitan dengan materi. Selain itu, peserta didik
juga dapat menemukan arahan yang terstruktur untuk memahami materi yang
diberikan.
Lembar Kerja Siswa atau LKS merupakan sarana kegiatan
pembelajaran yang dapat membantu mempermudah pemahaman terhadap
12
materi yang dipelajari. LKS diharapkan dapat membantu siswa lebih aktif dan
mandiri sehingga dapat meningkatkan mutu belajar serta mutu pendidikan IPS
(Fahrucah dan Sugiarto: 2012).
Lembar Kerja Siswa (LKS) merupakan salah satu sumber belajar yang
dapat dikembangkan oleh guru sebagai fasilitator dalam kegiatan
pembelajaran. LKS yang disusun dapat dirancang dan dikembangkan sesuai
dengan kondisi dan situasi kegiatan pembelajaran yang akan dihadapi. LKS
juga merupakan media pembelajaran, karena dapat digunakan secara bersama
dengan sumber belajar atau media pembelajaran yang lain. LKS menjadi
sumber belajar dan media pembelajaran tergantung pada kegiatan
pembelajaran yang dirancang (Roehaeti dkk: 2005)
Dalam menyiapkan LKS, ada beberapa syarat yang mesti dipenuhi
oleh pendidik. Untuk bisa membuat LKS yang bagus, pendidik harus cermat
serta memiliki pengetahuan dan keterampilan yang memadai. Karena, sebuah
lembar kerja harus memenuhi paling tidak kriteria yang berkaitan dengan
tercapai atau tidaknya sebuah kompetensi dasar yang harus dikuasai oleh
peserta didik.
Pentingnya LKS bagi Kegiatan Pembelajaran: berbicara mengenai
pentingnya LKS bagi kegiatan pembelajaran, maka hal ini tidak bisa lepas dari
pengkajian tentang fungsi, tujuan, dan kegunaan LKS itu sendiri. Berikut
adalah penjabaran dari masing-masing kajian tersebut:
1. Fungsi LKS
Lembar Kerja Siswa mempunyai fungsi yang terdiri atas (a)
sebagai bahan ajar yang bisa meminimalkan peran pendidik, namun lebih
13
mengaktifkan peserta didik, (b) sebagai bahan ajar yang mempermudah
peserta didik untuk memahami materi yang diberikan, (c) sebagai bahan
ajar yang ringkas dan kaya tugas untuk berlatih, (d) semudahkan
pelaksanaan pengajaran kepada peserta didik.
2. Tujuan Penyusunan LKS
Adapun tujuan dari penyusunan LKS adalah (a) menyajikan bahan
ajar yang memudahkan peserta didik untuk berinteraksi dengan materi
yang diberikan, (b) menyajikan tugas-tugas yang meningkatkan
penguasaan peserta didik terhadap materi yang diberikan, (c) melatih
kemandirian belajar peserta didik, (d) memudahkan pendidik dalam
memberikan tugas kepada peserta didik.
3. Kegunaan LKS bagi Kegiatan Pembelajaran
Mengenai kegunaan LKS bagi kegiatan pembelajaran, pasti ada
banyak kegunaan tersebut, khususnya untuk menunjang dan mendukung
peningkatan kualitas pendidikan. Bagi guru selaku pendidik, melalui LKS,
guru mendapat kesempatan untuk memancing peserta didik agar secara
aktif terlibat dengan materi yang dibahas. Salah satu metode yang bisa
diterapkan untuk mendapatkan hasil yang optimal dari pemanfaatan LKS
adalah metode “SQ3R” atau Survey, Question, Read, Recite, and Review
(menyurvei, membuat pertanyaan, membaca, meringkas, dan mengulang),
(Prastowo 2011:206). Adapun penjelasan masing-masing tahap itu adalah
sebagai berikut:
14
a. Tahap Survey.
Pada kegiatan ini, peserta didik diminta untuk membaca secara
sepintas keseluruhan materi, termasuk membaca ringkasan materi jika
ringkasan diberikan.
b. Tahap Question.
Pada kegiatan ini, peserta didik diminta untuk menuliskan beberapa
pertanyaan yang harus mereka jawab sendiri pada saat membaca
materi yang diberikan.
c. Tahap Read.
Pada kegiatan ini, peserta didik dirangsang untuk memperhatikan
pengorganisasian materi dan membubuhkan tanda tangan khusus pada
materi yang diberikan. Contohnya, peserta didik diminta untuk
membubuhkan tanda kurung pada ide utama, menggarisbawahi rincian
yang menunjang ide utama, dan menjawab pertanyaan yang sudah
disiapkan pada tahap question.
d. Tahap Recite.
Pada kegiatan ini, peserta didik diminta untuk menguji diri mereka
sendiri pada saat membaca, kemudian diminta untuk meringkas materi
menggunakan kalimat mereka sendiri.
e. Tahap Review.
Pada kegiatan ini, peserta didik diminta sesegera mungkin untuk
melihat kembali materi yang sudah selesai dipelajari sesaat setelah
selesai mempelajari materi tersebut.
15
4. Unsur-unsur LKS sebagai Bahan Ajar.
Dilihat dari strukturnya, bahan ajar LKS lebih sederhana daripada
modul, namun lebih kompleks daripada buku. Bahan ajar LKS jika dilihat
dari formatnya (Ditjen Dikdasmenum dalam Prastowo, 2011:208), LKS
paling tidak memuat delapan unsur, yaitu: (a) judul, (b) kompetensi dasar
yang akan dicapai, (c) waktu penyelesaian, (d) peralatan/bahan yang
diperlukan untuk menyelesaikan tugas, (e) informasi singkat, (f) langkah
kerja, (g) tugas yang harus dilakukan, (h) laporan yang harus dikerjakan.
5. Macam-macam Bentuk LKS.
Dari berbagai LKS yang digunakan oleh setiap sekolah, pasti
mempunyai spesifikasi yang berbeda-beda. Baik dari kemasan secara
cover, isi, bobot soal, penilaian, dan lain sebagainya. Oleh sebab itu dari
berbagai bentuk LKS yang sudah diterbitkan oleh beberapa penerbit, maka
ada identifikasi dari macam-macam bentuk LKS itu sendiri, hal ini bisa
dijabarkan dari penjelasan dibawah ini:
a. LKS yang membantu peserta didik menemukan suatu konsep.
LKS jenis ini memuat apa yang (harus) dilakukan peserta didik,
meliputi melakukan, mengamati, dan menganalisis. Oleh karena itu,
perlu dirumuskan langkah-langkah yang harus dilakukan peserta didik,
kemudian peserta didik diminta mengamati fenomena hasil kegiatan.
Selanjutnya, peserta didik diberikan pertanyaan-pertanyaan analisis
yang membantu untuk mengaitkan fenomena yang mereka amati
dengan konsep yang akan mereka bangun dalam benak mereka.
16
b. LKS yang membantu peserta didik menerapkan dan mengintegrasikan
berbagai konsep yang telah ditemukan.
Di dalam sebuah pembelajaran, setelah peserta didik berhasil
menemukan konsep, peserta didik selanjutnya dilatih untuk
menerapkan konsep yang telah dipelajari tersebut dalam kehidupan
sehari-hari.
c. LKS yang berfungsi sebagai penuntun belajar.
LKS bentuk ini berisi pertanyaan atau isian yang jawabannya ada
dalam buku. Peserta didik akan dapat mengerjakan LKS tersebut jika
mereka membaca buku, sehingga fungsi utama LKS ini adalah
membantu peserta didik menghafal dan memahami materi
pembelajaran yang terdapat di dalam buku. LKS ini juga sesuai untuk
keperluan remidiasi.
d. LKS yang berfungsi sebagai petunjuk praktikum.
Alih-alih memisahkan petunjuk praktikum ke dalam buku tersendiri,
kita dapat menggabungkan petunjuk praktikum ke dalam kumpulan
LKS. Dengan demikian, dalam LKS bentuk ini, petunjuk praktikum
merupakan salah satu isi (content) dari LKS.
6. Langkah-langkah Aplikatif Membuat LKS
Pembuatan lembar kerja siswa yang baik terdapat beberapa
langkah aplikatif yaitu:
a. Melakukan analisis kurikulum.
Langkah ini dimaksudkan untuk menentukan materi-materi mana yang
memerlukan bahan ajar LKS. Pada umumnya, dalam menentukan
17
materi, langkah analisisnya dilakukan dengan cara melihat materi
pokok, pengalaman belajar, serta materi yang akan diajarkan, serta
mencermati kompetensi siswa.
b. Menyusun peta kebutuhan LKS.
Peta kebutuhan diperlukan untuk mengetahui jumlah LKS yang harus
ditulis serta melihat sekuensi atau urutan LKS-nya. Sekuensi LKS
sangat dibutuhkan dalam menentukan prioritas penulisan.
c. Menentukan judul-judul LKS.
Judul LKS ditentukan atas dasar kompetensi-kompetensi dasar, materi
pokok, atau pengalaman belajar yang terdapat dalam kurikulum. Satu
kompetensi dasar dapat dijadikan sebagai judul LKS apabila
kompetensi tersebut tersebut tidak terlalu besar.
d. Penulisan LKS
Untuk menulis LKS, langkah-langkah yang dilakukan adalah sebagai
berikut:
1) Merumuskan kompetensi dasar
Untuk merumuskan kompetensi dasar, dapat kita lakukan dengan
menurunkan rumusannya langsung dari kurikulum yang berlaku.
Contohnya, kompetensi dasar yang diturunkan dari kurikulum
2006.
2) Menentukan alat penilaian
Penilaian kita lakukan terhadap proses kerja dan hasil kerja peserta
didik. Karena pendekatam pembelajaran yang digunakan adalah
kompetensi, dimana penilaiannya didasarkan pada penguasaan
18
kompetensi, maka alat penilaian yang cocok dan sesuai adalah
menggunakan pendekatan Penilaian Acuan Patokan (PAP) atau
Criterion Referenced Assessment. Dengan demikian, pendidik
dapat melakukan penilaian melalui proses dan hasilnya.
3) Menyusun materi
Untuk menyusun materi LKS, ada beberapa hal penting
yang perlu diperhatikan. Berkaitan dengan isi atau materi LKS,
perlu kita ketahui bahwa materi LKS sangat tergantung pada
kompetensi dasar yang akan dicapainya. Materi LKS dapat berupa
informasi pendukung, yaitu gambaran umum atau ruang lingkup
substansi yang akan dipelajari.
Materi dapat diambil dari beberapa sumber, seperti buku,
majalah, internet, jurnal hasil penelitian, dan sebagainya. Supaya
pemahaman peserta didik terhadap materi lebih kuat, maka dapat
saja didalam LKS kita tunjukkan referensi yang digunakan agar
peserta didik bisa membaca lebih jauh tentang materi tersebut.
Selain itu, tugas-tugas harus ditulis secara jelas guna mengurangi
pertanyaan dari peserta didik tentang hal-hal yang seharusnya
peserta didik dapat melakukannya.
4) Memperhatikan struktur LKS
Kita mesti memahami bahwa struktur LKS terdiri atas enam
komponen, yaitu judul, petunjuk belajar (petunjuk siswa),
kompetensi yang akan dicapai, informasi pendukung, tugas-tugas
19
dan langkah kerja, serta penilaian. Ketika kita menulis LKS, maka
paling tidak keenam komponen inti tersebut harus ada.
Berikut ini adalah gambar dari langkah-langkah penyusunan
lembar kerja siswa menurut Diknas (2004).
Sumber: Prastowo (2011:212)
Gambar 2.1. Diagram alir langkah-langkah penyusunan LKS
B. Karakter
Tidak ada yang menyangkal bahwa karakter merupakan aspek penting
untuk kesuksesan manusia di masa depan. Karakter yang kuat akan
membentuk mental yang kuat. Sedangkan mental yang kuat akan melahirkan
spirit yang kuat, pantang menyerah, berani mengarungi proses panjang, serta
menerjang arus badai yang bergelombang dan berbahaya (Asmani, 2011: 19).
Asmani mengutip pendapat Kertajaya (2011: 28) yang mengemukakan
bahwa karakter adalah ciri khas yang dimiliki oleh suatu benda atau individu.
Sebelum Penulisan LKS
Analisis Kurikulum
Menyusun Peta Kebutuhan LKS
Menentukan Judul – Judul LKS
Pada Saat Penulisan LKS
Menentukan KD
Memperhatikan Struktur Bahan Ajar
Menyusun Materi
Menentukan Alat Penilaian
20
Ciri khas tersebut adalah asli dan mengakar pada kepribadian benda atau
individu tersebut, dan merupakan mesin yang mendorong bagaimana
seseorang bertindak, bersikap, berujar, dan merenpons sesuatu.
Pembentukan karakter merupakan salah satu tujuan pendidikan
nasional. Pada I UU SISDIKNAS tahun 2003 menyatakan bahwa diantara
tujuan pendidikan nasional adalah mengembangkan potensi peserta didik
untuk memiliki kecerdasan, kepribadian, dan akhlak mulia. Amanah UU
SISDIKNAS tahun 2003 itu bermaksud agar pendidikan tidak hanya
membentuk insan Indonesia yang cerdas, namun juga kepribadian atau
berkarakter. Sehingga lahir generasi bangsa yang tumbuh dan berkembang
dengan karakter yang bernapas nilai-nilai luhur bangsa serta agama (Asmani,
2011: 29).
Menurut Megawangi dalam Said (2011: 33), nilai-nilai karakter yang
perlu ditanamkan pada anak-anak adalah nilai-nilai universal yang mana
seluruh agama, tradisi, dan budaya pasti menjunjung tinggi nilai-nilai tersebut.
Nilai-nilai universal ini harus menjadi perekat bagi seluruh anggota
masyarakat walapun berbeda latar belakang budaya, suku, dan agama.
Menurut IHF (Indonesian Heritage Foundation) dalam Said (2011: 33) ada 9
pilar karakter, yaitu: (1) cinta Tuhan dan segenap ciptaan-Nya, (2)
kemandirian dan dan tanggung jawab, (3) kejujuran, amanah, bijaksana, (4)
hormat dan santun, (5) dermawan, suka menolong, dan gotong royong, (6)
percaya diri, kreatif dan pekerja keras, (7) kepemimpinan dan keadilan, (8)
baik dan rendah hati, (9) toleransi, kedamaian, dan kesatuan.
21
Asmani (2011: 36) menjabarkan tentang karakter, dapat dilihat pada
penjelasan berikut:
1. Nilai-nilai Karakter
Berdasarkan kajian berbagai nilai agama, norma sosial, peraturan
atau hukum, etika akademik, dan prinsip-prinsip HAM, telah
teridentifikasi butir-butir nilai yang dikelompokkan menjadi nilai utama,
yaitu:
a. Nilai karakter dalam hubungannya dengan tuhan.
Nilai ini bersifat religious. Dengan kata lain, pikiran, perkataan, dan
tindakan seseorang diupayakan selalu berdasarkan pada nilai-nilai
ketuhanan dan/atau ajaran agama.
b. Nilai karakter hubungannya dengan diri sendiri
Ada beberapa nilai karakter yang berhubungan dengan diri sendiri.
Berikut beberapa nilai tersebut:
1) Jujur
Jujur atau kejujuran merupakan perilaku yang didasarkan pada
upaya menjadikan diri sebagai orang yang selalu dapt dipercaya.
Hal ini diwujudkan dalam hal perkataan, tindakan, dan pekerjaan,
baik terhadap diri sendiri maupun pada pihak lain.
Kejujuran merupakan perilaku yang didasarkan pada upaya
menjadikan diri sebagai orang yang selalu dapat dipercaya, baik
terhadap diri sendiri maupun pihak lain.
22
2) Bertanggung jawab
Ini merupakan sikap dan perilaku seseorang untuk melaksanakan
tugas dan kewajibannya, sebagaimana yang seharusnya ia lakukan
terhadap diri sendiri, masyarakat, lingkungan (alam, sosial, dan
budaya), Negara, dan Tuhan Yang Maha Esa.
3) Bergaya hidup sehat
Segala upaya yang menerapkan kebiasaan yang baik dalam
menciptakan hidup yang sehat dan menghindarkan kebiasaan buruk
yang dapat mengganggu kesehatan.
4) Disiplin
Tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada
berbagai ketentuan dan peraturan.
c. Nilai karakter hubungannya dengan sesama
Ada beberapa nilai karakter yang berhubungan dengan sesama. Berikut
beberapa nilai tersebut:
1) Sadar hak dan kewajiban diri dan orang lain
Sikap tahu dan mengerti serta melaksanakan sesuatu yang menjadi
milik atau hak diri sendiri dan orang lain, serta tugas atau
kewajiban diri sendiri dan orang lain.
2) Patuh pada aturan-aturan sosial
Sikap menurut dan taat terhadap aturan-aturan berkenaan dengan
masyarakat dan kepentingan umum.
23
3) Menghargai karya dan prestasi orang lain
Menghargai karya dan prestasi orang lain merupakan sikap dan
tindakan yang mendorong diri untuk menghasilkan sesuatu yang
berguna bagi masyarakat. Serta, mengakui dan menghormati orang
lain.
d. Nilai karakter hubungannya dengan lingkungan
Hal ini berkenaan dengan kepedulian terhadap sosial dan lingkungan.
Nilai karakter tersebut berupa sikap dan tindakan yang selalu berupaya
mencegah kerusakan pada lingkungan alam dan sekitarnya. Selain itu,
mengembangkan upaya-upaya untuk memperbaiki kerusakan alam
yang sudah terjadi dan selalu ingin memberi bantuan bagi orang lain
dan masyarakat yang membutuhkan.
e. Nilai kebangsaan
Artinya, cara berpikir, bertindak, dan wawasan yang menempatkan
kepentingan bangsa dan Negara diatas kepentingan diri dan kelompok.
1) Nasionalis
Cara berpikir, bersikap, dan berbuat yang menunjukkan kesetiaan,
kepedulian, dan penghargaan yang tinggi terhadap bahasa,
lingkungan fisik, sosial, bdaya, ekonomi, dan politik bangsanya.
2) Mengahargai keberagaman
Sikap memberikan respek atau hormat terhadap berbagai macam
hal, baik yang berbentuk fisik, sifat, adat, budaya, suku, maupun
agama (Kemendiknas dalam Asmani, 2011:41). Nilai-nilai karakter
tersebut sangatlah agung. Betapa hebatnya kader-kader muda
24
Indonesia yang mempunyai nilai-nilai tersebut. Tentu, dibutuhkan
perjuangan serius dan kolektif dari seluruh anak bangsa karena
nilai-nilai karakter itu membutuhkan partisipasi aktif dari sluruh
elemen bangsa, mulai keluarga, lembaga pendidikan, dunia usaha,
pemerintah, wakil rakyat, media informasi, dan lain sebagainya.
2. Karakter dalam Perspektif Pendidikan
Pada buku yang ditulis oleh Amri, dkk (2011:51-53), menjelaskan
secara harfiah, karakter artinya “ kualitas mental atau moral, kekuatan
moral, nama atau reputasi”. Kamus psikologi menyatakan bahwa karakter
adalah kepribadian ditinjau dari titik tolak etis atau moral, misalnya
kejujuran seseorang yang biasanya mempunyai kaitan dengan sifat-sifat
yang relatif tetap, dengan demikian dapat disimpulkan bahwa karakter
merupakan nilai-nilai perilaku manusia yang berhubungan dengan Tuhan
Yang Maha Esa, diri sendiri, sesama manusia, lingkungan dan kebangsaan
yang terwujud dalam pikiran, sikap, perasaan, perkataan dan perbuatan
berdasarkan norma-norma agama hukum, tata karma, budaya dan adat
istiadat.
Pendidikan karakter adalah suatu sistem penanaman nilai-nilai
karakter kepada warga sekolah yang meliputi komponen pengetahuan,
kesadaran atau kemauan dan tindakan untuk melaksanakan nilai-nilai
tersebut, baik terhadap Tuhan Yang Maha Esa (YME), diri sendiri,
sesama, lingkungan maupun kebangsaan sehingga menjadi manusia insane
kamil. Dalam pendidikan karakter di sekolah, semua komponen
(stakeholders) harus dilibatkan, termasuk komponen-kompenen
25
pendidikan itu sendiri, yaitu isi kurikulum, proses pembelajaran,
pengelolaan sekolah, pelaksanaan aktivitas, pemberdayaan sarana
prasarana, pembiayaan dan etos kerja seluruh warga dan lingkungan
sekolah (Amri 2011:52).
Pendidikan karakter dapat diintegrasikan dalam pembelajaran pada
setiap mata pelajaran. Materi pembelajaran yang berkaitan dengan norma
atau nilai-nilai pada setiap mata pelajaran perlu dikembangkan,
dieksplisitkan, dikaitkan dengan konteks kehidupan sehari-hari. Jadi
pembelajaran nilai-nilai karakter tidak hanya pada tataran kognitif, tetapi
menyentuh pada internalisasi dan pengalaman nyata dalam kehidupan
peserta didik sehari-hari di masyarakat.
3. Pentingnya Pendidikan Karakter
Beberapa pakar menyatakan bahwa kunci sukses keberhasilan
suatu bangsa sangat ditentukan oleh kualitas karakter masyarakatnya.
Karakter yang dimaksud adalah karakter yang kondusif untuk bisa maju,
yaitu yang disebut oleh Francis Fukuyama sebagai modal sosial (Said,
2011: 8).
Jadi, keberhasilan suatu bangsa bergantung pada modal sosial,
bukan oleh kayanya sumber daya alam, luasnya geografis, atau banyaknya
jumlah penduduk semata. Contohnya Singapura, suatu negara yang kecil
dan tak punya smber daya alam, tetapi bisa menjadi negara yang maju.
Karakter yang berkualitas perlu dibentuk dan dibina sejak usia dini.
Usia dini merupakan masa yang sangat menentukan bagi pembentukan
seseorang. Para pakar menyatakan kegagalan penanaman karakter pada
26
seseorang sejak usia dini akan membentk pribadi yang bermasalah di masa
dewasanya kelak. Selain itu, menanamkan moral pada generasi muda
adalah usaha yang strategis mengingat 20 hingga 30 tahun mendatang
generasi muda inilah yang akan memegang komando Negara. Oleh karena
itu, penanaman moral melalui pendidikan karakter sedini mungkin adalah
kunci utama untuk dapat keluar dari permasalahan yang terjadi saat ini
dalam kaitannya dengan masa depan bangsa kita.
Pendidikan karakter perlu diberikan sejak usia dini. Pendapat ini
diperkuat oleh hasil penelitian yang dilakukan oleh Universitas Otago
Dunedin New Zeland terhadap 1.000 anak-anak. Anak-anak tersebut
diteliti ketika usia 3 tahun dan diamati kepribadiannya. Penelitian tersebut
dilakukan kembali pada saat mereka berumur 18, 21, dan 26 tahun. Hasil
penelitian tersebut menunjukkan bahwa anak-anak yang ketika usia 3
tahun telah diagnose sebagai “ anak-anak yang sulit diatur, pemarah,
pembangkang dan sebagainya” ketika mereka berumur 18 tahun menjadi
remaja yang bermasalah, agresif, indisipliner, dan bermasalah dalam
pergaulan. Pada usia 21 tahun mereka sulit membina hubungan sosial
dengan orang lain. Bahkan ada pula yang terlibat dalam tindakan kriminal.
Begitu pula sebaliknya, anak-anak yang di usia 3 tahun didiagnosa
kesehatan jiwanya dan dinyatakan tidak bermasalah dalam
pertumbuhannya, ternyata setelah dewasa menjadi orang-orang yang
berhasil di masyarakat dan sehat jiwanya. Mereka cenderung untuk
menahan diri dan mencari pemecahan dengan cara lebih baik saat
27
menghadapi permasalahan. Rata-rata mereka menjadi orang-orang yang
berhasil di masyarakat setelah mereka dewasa.
Jadi, berdasarkan hasil penelitian longitudinal tersebut, Tim Ulton
menyimpulkan:“ Pada usia 3 tahun, Anda dibentuk untuk seumur hidup”.
Kesimpulan ini lebih baik menegaskan lagi bahwa pendidikan karakter
jauh lebih baik apabila diberikan sedini mungkin.
4. Fungsi Pendidikan Karakter
Sesuai dengan fungsi pendidikan nasional (Kementrian Pendidikan
Nasional, 2010), pendidikan karakter dimaksudkan untuk mengembangkan
kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang
bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Secara lebih
khusus pendidikan karakter memiliki tiga fungsi utama, yaitu:
a. Pembentukan dan pengembangan potensi
Pendidikan karakter berfungsi membentuk dan mengembangkan
potensi manusia atau warga negara Indonesia agar berpikiran baik,
berhati baik, dan berperilaku baik sesuai dengan falsafah hidup
Pancasila.
b. Perbaikan dan penguatan
Pendidikan karakter berfungsi memperbaiki karakter manusia dan
warga negara Indonesia yang bersifat negatif dan memperkuat peran
keluarga, satuan pendidikan, masyarakat, dan pemerintah untuk ikut
berpartisipasi dan bertanggung jawab dalam pengembangan potensi
manusia atau warga negara menuju bangsa yang berkarakter, maju,
mandiri, dan sejahtera.
28
c. Penyaring
Pendidikan karakter bangsa berfungsi memilah nilai-nilai budaya
bangsa sendiri dan menyaring nilai-nilai budaya bangsa lain yang
positif untuk menjadi karakter manusia dan warga negara Indonesia
agar menjadi bangsa yang bermartabat.
5. Tujuan Pendidikan Karakter
Pendidikan karakter dilakukan dalam rangka mencapai tujuan
pendidikan nasional yaitu untuk berkembangnya potensi peserta didik agar
menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha
Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi
warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab (Kementrian
Pendidikan Nasional, 2010).
Tujuan pendidikan budaya dan karakter bangsa (Pusat kurikulum,
2010) adalah: (a) mengembangkan potensi kalbu/nurani/afektif peserta
didik sebagai manusia dan warganegara yang memiliki nilai-nilai budaya
dan karakter bangsa, (b) mengembangkan kebiasaan dan perilaku peserta
didik yang terpuji dan sejalan dengan nilai-nilai universal dan tradisi
budaya bangsa yang religious, (c) menanamkan jiwa kepemimpinan dan
tanggung jawab peserta didik sebagai generasi penerus bangsa, (d)
mengembangkan kemampuan peserta didik menjadi manusia yang
mandiri, kreatif, berwawasan kebangsaan dan (e) mengembangkan
lingkungan kehidupan sekolah sebagai lingkungan belajar yang aman,
jujur, penuh kreativitas dan persahabatan, serta dengan rasa kebangsaan
yang tinggi dan penuh kekuatan (dignity).
29
Pendidikan karakter juga bertujuan meningkatkan mutu
penyelenggaraan dan hasil pendidikan di sekolah yang mengarah pada
pencapaian pembentukan karakter dan akhlak mulia peserta didik secara
utuh, terpadu, dan seimbang sesuai dengan standar kompetensi lulusan.
Melalui pendidikan karakter, diharapkan peserta didik mampu secara
mandiri meningkatkan dan menggunakan pengetahannya, mangkaji dan
menginternalisasi serta mempersonalisasi nilai-nilai karakter dan akhlak
mulia sehingga terwujud dalam perilaku sehari-hari (Asmani 2011:43).
6. Pilar Pendidikan Karakter
Ada beberapa pilar dalam pendidikan karakter yaitu:
a. Pilar keluarga
Tabel 2.1. Pilar Keluarga dalam Pendidikan Karakter
KARAKTER
UTAMA
INTERVENSI HABITUASI
Jujur,
bertanggu
ng-jawab
Cerdas
Sehat dan
bersih
Peduli dan
kreatif
Tujuan: • Seluruh anggota keluarga
memiliki persepsi, sikap, dan
pola tindak yang sama dalam
pengembangan karakter
Strategi:
Orangtua kepada anak: • Penegakan tata tertib dan
etiket/budi pekerti dalam
keluarga
• Penguatan perilaku berkarakter
• Pembelajaran kepada anak
Sekolah kepada keluarga: • Pertemuan orangtua
• Kunjungan ke rumah
• Buku penghubung
• Pelibatan orang tua dalam
kegiatan sekolah
Pemerintah terhadap
keluarga: Fasilitasi pemerintah untuk
keluarga
Tujuan: • Terbiasanya
perilaku yang
berkarakter
dalam kehidupan
sehari-hari
Strategi: • Keteladanan
orang tua
• Penguatan
oleh keluarga
• Komunikasi
antar anggota
keluarga
Sumber: Timnas Bangter,2010.
30
b. Pilar sekolah
Tabel 2.2. Pilar Sekolah dalam Pendidikan Karakter
KARAKTER
UTAMA
INTERVENSI HABITUASI
Jujur,
bertanggung
-jawab
Cerdas
Sehat dan
bersih
Peduli dan
kreatif
Tujuan Terbentuknya karakter peserta
didik melalui berbagai
kegiatan sekolah
Strategi:
Sekolah terhadap siswa • Intra dan kokurikuler secara
terintegrasi pada semua mata
pelajaran
• Ekstrakurikuler melalui
berbagai kegiatan antara lain:
KIR, pramuka, kesenian,
olahraga, dokter kecil, PMR
• Budaya sekolah dengan
menciptakan suasana sekolah
yang mencerminkan karakter
Pemerintah terhadap
sekolah • Kebijakan
• Pedoman
• Penguatan
• Pelatihan
Tujuan Terbiasanya perilaku
yang berkarakter di
sekolah
Strategi: • Keteladanan KS,
Pendidik, tenaga
kependidikan
• Budaya sekolah
yang bersih, sehat,
tertib, disiplin, dan
indah
• Menggalakkan
kembali berbagai
tradisi yang
membangun
karakter seperti:
hari krida, upacara,
piket kelas, ibadah
bersama, doa
(perenungan),
hormat orang tua,
hormat guru,
hormat
bendera,program 5
S, cerita
kepahlawanan
Sumber: Timnas Bangter,2010.
31
c. Pilar masyarakat
Tabel 2. 3. Pilar Masyarakat dalam Pendidikan Karakter
KARAKTER
UTAMA
INTERVENSI HABITUASI
Jujur,
bertanggung
-jawab
Cerdas
Sehat dan
bersih
Peduli dan
kreatif
Tujuan:
• Terbangunnya kerangka
sistemik perencanaan,
pelaksanaan dan penilaian
pendidikan karakter scr
nasional
• Terciptanya suasana
kondusif dlm masyarakat
yang mencerminkan
kepekaan kesadaran
kemauan dan
tanggungjawab untuk
membangun karakter
utama
Strategi:
Dari pemerintah:
• Pengembangan grand
design pendidikan karakter
• Pencanangan nasional
pendidikan karakter
• Pengembangan perangkat
pendukung pendidikan
karakter, al: iklan layanan
masyarakat, sajian
multimedia (poster, siaran
tv, siaran radio)
Dalam masyarakat:
• Pengembangan peranan
komite sekolah dlm
pembangunan karakter
melalui MBS
• Perintisan berbagai
kegiatan kemasyarakatan,
pengabdian kepada
masyarakat yg melibatkan
peserta didik
• Pelibatan semua
komponen bangsa dalam
pendidikan karakter, al:
media massa
Tujuan: • Terciptanya
suasana yang
kondusif dlm
masyarakat yang
mencerminkan
koherensi
pembangunan
karakter secara
nasional
• Tumbuhnya
keteladanan
dalam
masyarakat
Strategi: • Keteladan dan
penguatan dalam
kehidupan
masyarakat
Sumber: Timnas Bangter,2010.
32
Pelaksanaan pendidikan karater keterkaiatannya dengan Pilar
karakter yang terdiri dari tiga pilar yaitu keluarga, sekolah dan
masyarakat terlaksana secara berkesinambungan, hal ini dikarenakan
tiap sekolah memiliki tujuan yang sama dalam pembangunan karakter
bagi tiap siswa sesuai dengan fungsi dan tujuan dari pendidikan
karakter tersebut. Seorang anak pertama kalinya memperoleh
pendidikan dalam keluarga. Dengan demikian keluarga dapat
dikatakan sebagai peletak dasar bagi pendidikan seorang anak. Artinya
keluarga sangat berperan dalam perkembangan kepribadian anak.
Namun pada masa sekarang sekolah dibutuhkan karena masyarakat
modern dengan kebudayaan dan peradaban yang telah maju
menawarkan demikian banyak kepandaian dengan kerumitan dan
kompleksitas yang tinggi sehingga tidak mungkin lagi mempelajari
kepandaian yang diperlukan hanya sambil lalu dalam praktek.
Pelaksanaannya secara nyata adalah mengasah karakter tersebut dalam
masyarakat sekitar anak tersebut.
C. Kebencanaan
Indonesia berada di daerah pertemuan tiga lempeng besar, yaitu
Lempeng Indo-Australia, Lempeng Eurasia, dan Lempeng Pasifik. Akibatnya
Indonesia berada di Lingkungan Zona Cincin Api (Ring of Fire), sehingga
Indonesia rawan terhadap bencana geologi, seperti gempa bumi, tsunami,
letusan gunung api, tanah longsor, dan amblesan (subsidence). Seiring dengan
berkembangnya waktu dan meningkatnya aktivitas manusia, kerusakan
33
lingkungan hidup cenderung semakin parah dan memicu meningkatnya
jumlah kejadian dan intensitas bencana hidrometeorologi (Suhandini, 2012).
Berdasarkan data kejadian dan dampak bencana yang mengacu pada
data historis selama dua dekade terakhir, menunjukkan terdapat beberapa
ancaman bencana yang dominan di Indonesia, yaitu: (1) gempa bumi, (2)
tsunami, (3) tanah longsor/gerakan tanah, (4) letusan gunung api, (5) banjir,
dan (6) kekeringan.
Bencana alam dapat dibedakan antara bencana yang tidak dapat
diprediksi, seperti gempa bumi, tsunami, letusan gunung berapi. Ada pula
bencana yang dapat diprediksi, seperti tanah longsor dan banjir. Sementara itu,
bencana sosial biasanya terjadi karena perilaku dan pola hidup yang tidak
terkontrol ketika aktivitas masyarakat berinteraksi dengan lingkungan
hidupnya. Bencana sosial seringkali terkait adanya ancaman keamanan dan
keterjaminan mata pencaharian maupun yang terkait aspek SARA. Bencana
ini umumnya melanda masyarakat yang hidup di bawah garis kemiskinan atau
pada lingkungan yang memiliki tingkat strata sosial sangat rendah. Jenis
bencana lainnya adalah bencana non alam, contohnya adalah epidemik dan
wabah penyakit (Suhandini,2012).
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) sebagai badan yang
bertanggungjawab dalam penanggulangan bencana mengidentifikasi jenis
ancaman bencana sebagai berikut: (1) gempa bumi, (2) tsunami, (3) letusan
gunung api, (4) banjir, (5) tanah longsor/gerakan tanah, (6) kebakaran hutan
dan lahan, (7) kekeringan, (8) gelombang ekstrem, (9) cuaca ekstrem (angin
putting beliung, topan, dan badai tropis), (10) erosi, (11) abrasi, (12) epidemi
34
dan wabah penyakit, (13) kebakaran hutan, (14) kegagalan teknologi dan (15)
konflik sosial.
Berdasarkan uraian diatas, adalah sangat wajar bila bahan ajar di
sekolah juga berwawasan pendidikan kebencanaan, agar setiap warga Negara
Indonesia dipersiapkan sedini mungkin untuk siap menghadapi berbagai
ancaman bencana tersebut. Pemahaman yang matang tentang bencana akan
dapat meningkatkan kemampuan (capability) dalam menghadapi ancaman
(bahaya) kebencanaan, karena aspek kemampuan ancaman adalah kebijakan,
kesiap-siagaan dan partisipasi masyarakat. Berikut ini adalah penjelasan
tentang kebencanaan secara terperinci.
1. Konsep Kebencanaan
Pengertian-pengertian dalam kebencanaan berdasarkan Undang-
undang No.24 Tahun 2007:
a. Bencana
Bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam
dan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang
disebabkan, baik oleh faktor alam dan/atau faktor nonalam maupun
faktor manusia sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa
manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda, dan dampak
psikologis.
b. Penyelenggaraan penanggulangan bencana
Penyelenggaraan penanggulangan bencana adalah serangkaian upaya
yang meliputi penetapan kebijakan pembangunan yang berisiko
35
timbulnya bencana, kegiatan pencegahan bencana, tanggap darurat,
dan rehabilitasi.
c. Kegiatan pencegahan bencana
Kegiatan pencegahan bencana adalah serangkaian kegiatan yang
dilakukan sebagai upaya untuk menghilangkan dan/atau mengurangi
ancaman bencana.
d. Kesiapsiagaan
Kesiapsiagaan adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan untuk
mengantisipasi bencana melalui pengorganisasian serta melalui
langkah yang tepat guna dan berdaya guna.
e. Peringatan dini
Peringatan dini adalah serangkaian kegiatan pemberian peringatan
sesegera mungkin kepada masyarakat tentang kemungkinan terjadinya
bencana pada suatu tempat oleh lembaga yang berwenang.
f. Mitigasi
Mitigasi adalah serangkaian upaya untuk mengurangi risiko bencana,
baik melalui pembangunan fisik maupun penyadaran dan peningkatan
kemampuan menghadapi ancaman bencana.
g. Tanggap darurat bencana
Tanggap darurat bencana adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan
dengan segera pada saat kejadian bencana untuk menangani dampak
buruk yang ditimbulkan, yang meliputi kegiatan penyelamatan dan
evakuasi korban, harta benda, pemenuhan kebutuhan dasar,
36
perlindungan, pengurusan pengungsi, penyelamatan, serta pemulihan
prasarana dan sarana.
h. Ancaman bencana
Ancaman bencana adalah suatu kejadian atau peristiwa yang bisa
menimbulkan bencana.
i. Rawan bencana
Rawan bencana adalah kondisi atau karakteristik geologis, biologis,
hidrologis, klimatologis, geografis, sosial, budaya, politik, ekonomi,
dan teknologi pada suatu wilayah untuk jangka waktu tertentu yang
mengurangi kemampuan mencegah, meredam, mencapai kesiapan, dan
mengurangi kemampuan untuk menanggapi dampak buruk bahaya
tertentu.
j. Pemulihan
Pemulihan adalah serangkaian kegiatan untuk mengembalikan kondisi
masyarakat dan lingkungan hidup yang terkena bencana dengan
memfungsikan kembali kelembagaan, prasarana, dan sarana dengan
melakukan upaya rehabilitasi.
k. Pencegahan bencana
Pencegahan bencana adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan
untuk mengurangi atau menghilangkan risiko bencana, baik melalui
pengurangan ancaman bencana maupun kerentanan pihak yang
terancam bencana.
37
l. Korban bencana
Korban bencana adalah orang atau sekelompok orang yang menderita
atau meninggal dunia akibat bencana.
2. Jenis-jenis Bencana
Bencana ada bermacam-macam menurut sumber atau penyebabnya
menurut Undang-undang No. 24 Pasal 1 (2007) bencana diklasifikasikan
tiga jenis, yaitu:
a. Bencana alam
Bencana alam yaitu yang bersumber dari fenomena alam seperti gempa
bumi, letusan gunung api, meteor, pemanasan global, banjir, topan, dan
tsunami.
b. Bencana non alam
Bencana non alam adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa
non alam yang antara lain berupa gagal teknologi, gagal modernisasi,
epidemi, dan wabah penyakit.
c. Bencana sosial
Bencana sosial adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau
serangkaian peristiwa yang diakibatkan oleh manusia yang meliputi
konflik sosial antar kelompok atau antar komunitas masyarakat dan
teror.
38
3. Komponen Kebencanaan
Menurut Suhandini (2012), komponen kebencanaan terdiri atas:
a. Ancaman
Ancaman bencana adalah suatu kejadian atau peristiwa yang bisa
(berpotensi) menimbulkan bencana. Contoh: lokasi pemukiman di
dataran banjir (tepi sungai), ancaman bencana adlah banjir. Lokasi
pemukiman di daerah “ring of fire” ancaman bencana berupa gempa
bumi, dan bila di tepi pantai ancaman bertambah satu, yaitu tsunami.
b. Kapasitas
Kapasitas adalah gabungan semua sumberdaya, cara, kekuatan yang
tersedia di masyarakat dan organisasi yang memungkinkan masyarakat
memiliki daya tangkal dan daya tahan untuk mengurangi tingkat resiko
atau akibat dari bencana.
c. Kerentanan
Suatu kondisi yang melekat pada komunitas atau masyarakat yang
mengarah dan menimbulkan konsekuensi (fisik, sosial, ekonomi dan
perilaku) pada menurunnya daya tangkal dan daya tahan masyarakat
sehingga menyebabkan ketidakmampuan dalam menghadapi ancaman
bencana. Kerentanan ini dapat berpengaruh buruk terhadap upaya-
upaya pencegahan dan penanggulangan bencana.
d. Risiko bencana
Potensi kerugian yang ditimbulkan akibat bencana pada suatu wilayah
dan kurun waktu tertentu, yang dapat berupa kematian, luka, sakit,
39
jiwa terancam, hilangnya rasa aman, mengungsi, kerusakan atau
kehilangan harta, dan gangguan kegiatan masyarakat.
e. Mitigasi
Serangkaian upaya untuk mengurangi risiko bencana, baik melalui
pembangunan fisik maupun penyadaran dan peningkatan kemampuan
menghadapi bencana. Ada 2 (dua) bentuk mitigasi yaitu mitigasi
struktural (membuat chekdam, bendungan, tanggul sungai, dan lain-
lain). Mitigasi non struktural (peraturan, tata ruang, dan pelatihan)
termasuk spiritual.
f. Paradigma mitigasi
Pada prinsipnya mitigasi difokuskan pada pengenalan daerah rawan
ancaman bencana dan pola perilaku individu/masyarakat yang rentan
terhadap bencana. Tujuan utama memitigasi terhadap ancaman
bencana adalah pembuatan struktur bangunan, sedangkan mitigasi
terhadap pola perilaku yang rentan melalui relokasi permukiman,
peraturan-peraturan bangunan dan penataan ruang. Untuk mencapai
maksud tersebut diperlukan: (1) strategi mitigasi merupakan
perencanaan yang dibuat dalam menghadapi bencana, (2) pencegahan
(prevention) adalah tindakan nyata yang disiapkan sebelum terjadi
bencana, (3) kesiapsiagaan (preparedness) serangkaian kegiatan yang
dilakukan untuk mengantisipasi bencana melalui pengorganisasian serta
melalui langkah yang tepat guna dan berdaya guna.
40
4. Pandangan Tentang Bencana
Menurut Suhandini (2012), dewasa ini telah terjadi perubahan cara
pandang tentang bencana, dari cara pandang konvensional bergeser ke cara
pandang holistik. Berikut ini disajikan beberapa cara pandang tentang
bencana, yaitu:
a. Pandangan konvensional
Pandangan ini menganggap bencana merupakan TAKDIR.
b. Pandangan ilmu pengetahuan alam
Pandangan ini menganggap bencana sebagai unsur lingkungan fisik
yang membahayakan kehidupan manusia.
c. Pandangan ilmu terapan
Pandangan ini melihat bencana didasarkan pada besarnya ketahanan
atau tingkat kerusakan akibat bencana.
d. Pandangan progresif
Pandangan ini menganggap bencana sebagai bagian yang biasa dan
selalu terjadi dalam pembangunan.
e. Pandangan ilmu sosial
Pandangan ini memfokuskan pada bagaimana tanggapan dan kesiapan
masyarakat menghadapi bahaya.
f. Pandangan holistik
Pendekatan ini menekankan pada bahaya dan kerentanan, serta
kemampuan masyarakat dalam menghadapi bahaya dan risiko.
41
5. Pentingnya Pendidikan Kebencanaan
Kompetensi pendidikan kebencanaan semestinya dijadikan
paradigma dalam dunia pendidikan nasional sebagai suatu alternatif untuk
menyiapkan generasi bangsa yang memiliki pondasi kuat akan nilai-nilai
pengurangan risiko bencana dalam kiprahnya bagi pembangunan nasional
kelak. Dalam skala yang lebih luas, pendidikan kebencanaan menjadi
sebuah kewajiban bagi seluruh bangsa, mengingat peristiwa bencana dapat
terjadi dimana saja, kapan saja, dan dapat menimpa siapa saja tanpa
mengenal usia (Rahayu, 2009).
Pendidikan kebencanaan merupakan suatu usaha pemahaman
konsep-konsep yang berkaitan dengan kebencanaan, dalam rangka
mengembangkan pengertian dan kesadaran yang diperlukan untuk
mengambil sikap dalam melakukan adaptasi kehidupan di daerah yang
rawan bencana. Pendidikan kebencanaan dapat diartikan pula sebagai
upaya sadar untuk menciptakan suatu masyarakat yang peduli, memiliki
pengetahuan dan ketrampilan dalam mengatasi permasalahan
kebencanaan, serta untuk menghindari permasalahan kebencanaan yang
mungkin akan muncul disaat mendatang (Prosiding Seminar Nasional,
2007)
Oleh karena itu pendidikan kebencanaan ini akan
diimplementasikan oleh peneliti melalui bahan ajar yang berupa Lembar
kerja Siswa berbasis Karakter dan Kebencanaan dengan mengusung materi
pokok lingkungan hidup.
42
D. Bahan Ajar
1. Pengertian Bahan Ajar
Bahan ajar merupakan bagian dari sumber belajar. Bahan ajar
adalah segala bentuk bahan yang digunakan untuk membantu
guru/instruktur dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar. Bahan
yang dimaksud bisa berupa bahan tertulis maupun bahan tidak tertulis
(Depdiknas 2008:6).
Untuk memahami maksud bahan ajar, kita dapat menelusuri
pandangan dari beberapa ahli tentang pengertian istilah tersebut. Menurut
National Centre for Competency Based Training (2007), bahan ajar adalah
segala bentuk bahan yang digunakan untuk membantu guru atau instruktur
dalam melaksanakan proses pembelajaran di kelas. Bahan yang dimaksud
bisa berupa bahan tertulis maupun tak tertulis. Pandangan dari ahli lainnya
mengatakan bahwa bahan ajar adalah seperangkat materi yang disusun
secara sistematis, baik tertulis maupun tidak tertulis, sehingga tercipta
lingkungan atau suasana yang memungkinkan peserta didik untuk belajar.
2. Pentingnya Pembuatan Bahan Ajar
Prastowo (2011: 22-30) menguraikan fungsi, tujuan, dan kegunaan
dari pentingnya pembuatan bahan ajar. Adapun penjelasan dari ketiga hal
tersebut adalah sebagai berikut.
a. Fungsi pembuatan bahan ajar
Ada dua klasifikasi utama fungsi bahan ajar. Berdasarkan pihak-pihak
yang menggunakan bahan ajar, fungsi bahan ajar dapat dibedakan
43
menjadi dua macam, yaitu fungsi bagi pendidik dan fungsi bagi peserta
didik.
1) Fungsi bahan ajar bagi pendidik
Adapun fungsi bahan ajar bagi pendidik antara lain: (a) menghemat
waktu pendidik dalam mengajar, (b) mengubah peran pendidik dari
seorang pengajar menjadi seorang fasilitator, (c) meningkatkan
proses pembelajaran menjadi lebih efektif dan interaktif, (d)
sebagai pedoman bagi pendidik yang akan mengarahkan semua
aktivitasnya dalam proses pembelajaran dan merupakan substansi
kompetensi yang semestinya diajarkan kepada peserta didik; serta,
(e) sebagai alat evaluasi pencapaian atau penguasaan hasil
pembelajaran
2) Fungsi bahan ajar bagi peserta didik
Adapun fungsi bahan ajar bagi peserta didik antara lain: (a) peserta
didik dapat belajar tanpa harus ada pendidik atau teman peserta
didik yang lain, (b) peserta didik dapat belajar kapan saja dan
dimana saja ia kehendaki, (c) peserta didik dapat belajar sesuai
kecepatannya masing-masing, (d) peserta didik dapat belajar
menurut urutan yang dipilihnya sendiri, (e) membantu potensi
peserta didik untuk menjadi pelajar/mahasiswa yang mandiri dan
(f) sebagai pedoman bagi peserta didik yang akan mengarahkan
semua aktifitasnya dalam proses pembelajaran dan merupakan
substansi kompetensi yang seharusnya dipelajari atau dikuasainya.
44
b. Tujuan pembuatan bahan ajar
Untuk tujuan pembuatan bahan ajar, setidaknya ada empat hal pokok
yang melingkupinya, yaitu: (a) membantu peserta didik dalam
mempelajari sesuatu, (b) menyediakan berbagai jenis pilihan bahan
ajar, sehingga mencegah timbulnya rasa bosan pada peserta didik, (c)
memudahkan peserta didik dalam melaksanakan pembelajaran dan (d)
agar kegiatan pembelajaran menjadi lebih menarik.
c. Kegunaan pembuatan bahan ajar
Adapun manfaat atau kegunaan pembuatan bahan ajar dapat dibedakan
menjadi dua macam, yaitu kegunaan bagi pendidik dan kegunaan bagi
peserta didik.
1) Kegunaan bagi pendidik
Setidaknya, ada tiga kegunaan pembuatan bahan ajar bagi pendidik,
diantaranya sebagai berikut: (1) pendidik akan memiliki bahan ajar
yang dapat membantu dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran,
(2) bahan ajar dapat diajukan sebagai karya yang dinilai untuk
menambah angka kredit pendidik guna keperluan kenaikan pangkat,
(3) menambah penghasilan bagi pendidik jika hasil karyanya
diterbitkan.
2) Kegunaan bagi peserta didik
Apabila bahan ajar tersedia secara bervariasi, inovatif, dan menarik,
maka paling tidak ada tiga kegunaan bahan ajar bagi peserta didik,
diantaranya sebagai berikut: (1) kegiatan pembelajaran menjadi
lebih menarik, (2) peserta didik lebih banya mendapatkan
45
kesempatan untuk belajar secara mandiri dengan bimbingan
pendidik dan (3) peserta didik mendapatkan kemudahan dalam
mempelajari setiap kompetensi yang harus dikuasainya.
3. Macam-macam Bahan Ajar
Dibawah ini adalah macam-macam bahan ajar menurut badan standar
nasional pendidikan adalah:
a. Handout
Handout adalah bahan tertulis yang disiapkan oleh guru untuk
memperkaya pengetahuan peserta didik.
b. Buku
Buku adalah bahan tertulis yang menyajikan ilmu pengetahuan buah
pikiran dari pengarangnya.
c. Modul
Modul adalah sebuah buku yang ditulis dengan tujuan agar peserta
didik dapat belajar secara mandiri tanpa atau dengan bimbingan guru.
d. Lembar Kerja Siswa
LKS (student worksheet) adalah lembaran-lembaran berisi tugas yang
harus dikerjakan oleh peserta didik.
e. Leaflet
Leaflet adalah bahan cetak tertulis berupa lembaran yang dilipat tapi
tidak dimatikan/dijahit.
46
E. Lingkungan Hidup
1. Pengertian Lingkungan Hidup
Lingkungan adalah suatu sistem kompleks yang berada di luar
individu yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan organisme.
Lingkungan tidak sama dengan habitat. Lingkungan merupakan ruang tiga
dimensi, di dalam mana organisme merupakan salah satu bagiannya.
Lingkungan bersifat dinamis dalam arti berubah-ubah setiap saat.
Perubahan dan perbedaan yang terjadi baik secara mutlak maupun relatif
dari faktor-faktor lingkungan terhadap tumbuh-tumbuhan akan berbeda-
beda menurut waktu, tempat dan keadaan tumbuhan itu sendiri (Irwan,
1996).
Beberapa pengertian tentang lingkungan hidup adalah sebagai
berikut: (a) N.H.T. Siahaan (2004:4) mengartikan bahwa yang dimaksud
dengan lingkungan hidup adalah semua benda, daya dan kondisi yang
terdapat dalam suatu tempat atau ruang tempat manusia atau makhluk
hidup berada dan dapat mempengaruhi hidupnya, (b) Otto Soemarwoto
(1997:51) mengemukakan bahwa manusia bersama tumbuhan, hewan dan
jasad renik menempati suatu ruang tertentu. Kecuali makhluk hidup, dalam
ruang itu terdapat juga benda tak hidup, seperti misalnya udara yang terdiri
atas bermacam gas, air dalam bentuk uap, cair dan padat, tanah dan batu.
Ruang yang ditempati suatu makhluk hidup bersama dengan benda hidup
dan tak hidup di dalamnya disebut lingkungan hidup, (c) Berdasarkan
UU No. 32 Tahun 2009, Lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan
semua benda, daya, keadaan, dan makhluk hidup, termasuk manusia dan
47
perilakunya, yang mempengaruhi alam itu sendiri, kelangsungan
perikehidupan, dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lain.
Eddy (2009:31) menjelaskan beberapa pengertian yang berkaitan
dengan lingkungan hidup adalah sebagai berikut:
a. Lingkungan Hidup
Lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya,
keadaan, dan makhluk hidup, termasuk didalamnya manusia dan
perilakunya, yang mempengaruhi kelangsungan peri kehidupan dan
kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lainnya.
b. Pengelolaan Lingkungan Hidup
Pengelolaan lingkungan hidup adalah upaya terpadu dalam
pemanfaatan, penataan, pemeliharaan, pengawasan, pengendalian,
pemulihan, dan pengembangan lingkungan hidup.
c. Daya Dukung Lingkungan
Daya dukung lingkungan adalah kemampuan lingkungan untuk
mendukung peri kehidupan manusia dan makhluk hidup lainnya.
d. Sumber Daya
Sumber daya adalah unsur lingkungan hidup yang terdiri atas sumber
daya manusia, sumber daya alam hayati, sumber daya alam non hayati,
dan sumber daya buatan.
e. Pencemaran Lingkungan
Pencemaran lingkungan adalah masuknya atau dimasukkannya
makhluk hidup, zat, energy, dan atau komponen lain ke dalam
lingkungan dan atau berubahnya tatanan lingkungan oleh kegiatan
48
manusia atau oleh proses alam sehingga kualitas lingkungan turun
sampai ke tingkat tertentu, yang menyebabkan lingkungan menjadi
kurang atau tidak dapat berfungsi lagi sesuai dengan peruntukkannya.
f. Perusakan Lingkungan
Perusakan Lingkungan adalah tindakan yang menimbulkan perubahan
langsung atau tidak langsung terhadap sifat-sifat fisik dan atau hayati
lingkungan yang mengakibatkan lingkungan itu kurang atau tidak
berfungsi lagi dalam menunjang pembangunan yang
berkesinambungan.
g. Dampak Linkungan
Dampak linkungan adalah perubahan lingkungan yang diakibatkan
oleh suatu kegiatan.
h. Pembangunan Berwawasan Lingkungan
Pembangunan berwawasan lingkungan adalah upaya sadar dan
berencana menggunakan dan mengelola sumber daya secara bijaksana
dalam pembangunan yang berkesenambungan untuk meningkatkan
mutu hidup.
2. Jenis-jenis Lingkungan Hidup
a. Lingkungan Hidup Alami
Lingkungan hidup alami merupakan lingkungan bentukan alam yang
terdiri atas berbagai sumber alam dan ekosistem dengan komponen-
komponennya, baik fisik, biologis. Lingkungan hidup alami bersifat
dinamis karena memiliki tingkat heterogenitas organisme yang sangat
tinggi.
49
b. Lingkungan Hidup Binaan/Buatan
Lingkungan hidup binaan/buatan mencakup lingkungan buatan
manusia yang dibangun dengan bantuan atau masukan teknologi, baik
teknologi sederhana maupun teknologi modern. Lingkungan hidup
binaan/buatan bersifat kurang beraneka ragam karena keberadaannya
selalu diselaraskan dengan kebutuhan manusia.
c. Lingkungan Hidup Sosial
Lingkungan hidup sosial terbentuk karena adanya interaksi sosial
dalam masyarakat. Lingkungan hidup sosial ini dapat membentuk
lingkungan hidup binaan tertentu yang bercirikan perilaku manusia
sebagai makhluk sosial. Hubungan antara individu dan masyarakat
sangat erat dan saling mempengaruhi serta saling bergantung.
d. Unsur-unsur Lingkungan Hidup
Di dalam lingkungan hidup secara garis besar terdapat tiga komponen
penting yaitu: (1) unsur fisik (abiotik), (2) unsur hayati (biotik), (3)
unsur budaya.
50
Ketiga unsur tersebut dapat digambarkan pada gambar yang
telah dijelaskan secara terperinci berikut.
Sumber: Sunarko (2007:43)
Gambar 2.2. Unsur-unsur Lingkungan Hidup
Dari gambar diatas dapat dijelaskan secara terperinci seperti
dibawah ini.
1) Unsur Fisik
Unsur fisik yang terdiri dalam lingkungan hidup terdiri atas
tanah, air, udara, sinar matahari, senyawa kimia, dan sebagainya.
Fungsi unsur fisik dalam lingkungan hidup adalah sebagai media
untuk berlangsungnya kehidupan. Sebagai contoh, air diperlukan
oleh semua makhluk hidup untuk mengalirkan zat-zat makanan,
dan matahari merupakan energi utama untuk bergerak atau
berubah. Jika unsur ini tidak ada, maka semua kehidupan yang
Lingkunan Abiotik
(A) a-b
a-b-c
b-c a-c
Lingkungan Kultural
(C)
Lingkunan Biotik
(B)
51
terdapat di muka bumi akan terhenti. Jadi makhluk hidup sangat
tergantung dari keberadaan unsur fisik tersebut.
Tanah merupakan unsur fisik lingkungan yang mampu
mendukung pertumbuhan tanaman, hubungan makhluk hidup
dengan tanah sangat erat karena mereka berasal dan hidup dari dan
diatas tanah. Begitu pula air yang merupakan sumber penghidupan
manusia, kebutuhan manusia akan air menjadi sangat berarti jika
dihubungkan dengan: (a) pertambahan penduduk, (b) kebutuhan
pangan, (c) peningkatan industrialisasi, (d) kelangsungan
ekosistem terhadap teknologi.
Udara merupakan sumber kehidupan yang utama bagi
semua makhluk hidup, bumi kita terbungkus oleh gas yang secara
keseluruhan disebut atmosfer. Atmosfer terdiri atas berbagai
macam gas, antara lain nitrogen, oksigen, karbondioksida, uap, dan
lain-lain. Nitrogen dan oksigen menempati hampir 99% dari
seluruh gas yang ada.
2) Unsur Hayati
Unsur hayati dalam lingkungan hidup terdiri atas semua
makhluk hidup yang terdapat di bumi, mulai dari tingkat rendah
sampai ke tingkat tinggi, dari bentuk yang paling kecil hingga yang
paling besar. Sebagai contoh, adalah manusia, hewan, tumbuhan,
dan jasad renik. Unsur hayati inilah yang saling berhubungan
sehingga membentuk jalinan mulai dari yang sederhana hingga
yang sangat rumit. Dalam organisasi makhluk hidup, unsur hayati
52
memiliki tingkatan, yaitu: (a) protoplasma, (b) sel, (c) jaringan, (d)
organ, (e) sistem organ, (f) organisme, (g) populasi, (h) komunitas.
Dalam jaringan makanan, unsur hayati memilki tingkatan
mulai dari produsen sampai dengan konsumen tingkat tinggi
sebagaimana yang terurai dalam susunan ekosistem yaitu,
a) Produsen
Merupakan organisme autotrofik yang mengolah makanan
sendiri melalui tumbuhan berklorofil (hijau daun) dengan
bantuan sinar matahari dan bahan anorganik. Kelompok
produsen ini adalah tumbuh-tumbuhan.
b) Konsumen
Merupakan organisme yang tidak dapat mengolah makanan
sendiri melainkan tergantung kepada organisme lain.
c) Pengurai
Merupakan organisme yang hidup dengan cara menguraikan
bahan organik yang berasal dari jasad organisme yang telah
mati, contohnya adalah bakteri dan jamur.
3) Unsur Budaya (Kultural)
Unsur budaya dalam lingkungan hidup adalah sistem nilai,
gagasan, keyakinan yang dimiliki manusia dalam menentukan
perilakunya sebagai makhluk sosial (masyarakat). Unsur budaya
ini dikembangkan oleh manusia dalam memenuhi kebutuhan pokok
dan mempermudah dalam kehidupan. Sebagai contoh, untuk
melawan dinginnya udara, maka manusia menciptakan baju untuk
53
melapisi badan dan sumber penghangat lainnya. Selain itu, untuk
mempercepat produksi maka diciptakan mesin. Unsur budaya
dalam lingkungan hidup merupakan faktor yang dapat menentukan
keseimbangan tatanan lingkungan dimana manusia merupakan
pemegang kendali.
3. Kerusakan Lingkungan Hidup
Kerusakan lingkungan hidup dapat dibagi menjadi dua spesifikasi
yaitu, (a) kerusakan lingkungan hidup karena proses alam, dan (b)
kerusakan lingkungan hidup karena kegiatan manusia. Kedua hal tersebut
dapat dijelaskan secara terperinci sebagai berikut.
a. Kerusakan Lingkungan Hidup karena Proses Alam
Peristiwa-peristiwa yang termasuk dalam kerusakan lingkungan hidup
karena proses alam adalah:
1) Letusan gunung api
Letusan gunung api merupakan salah satu aktivitas dari
vulkanisme. Letusan gunung api ini merupakan gejala alam. Kita
manusia tidak mampu memebendung atau mencegahnya. Tentu
saja akibat dari letusan ini dapat merusak lingkungan hidup.
Kerusakan tersebut antara lain: (1) Letusan gunung api
melemparkan berbagai material padat yang terdapat di dalamnya
seperti batuan, kerikil, dan pasir yang dapat menimpa perumahan,
daerah pertanian, perkebunan, hutan, dan sebagainya, (2) Hujan
abu vulkanik yang menyertai letusan dapat menyebabkan
terganggunya pernafasan juga pemandangan yang gelap.
54
Disamping itu timbunan abu yang tebal dapat menutupi areal
pertanian dan perkebunan yang bisa mengurangi produksi, (3)
Awan panas yang berhembus dengan kecepatan tinggi dan tidak
terlihat mata, dapat menewaskan makhluk hidup yang dilaluinya,
(4) Aliran lahar dapat menyebabkan pendangkalan sungai,
sehingga ketika hujan turun menimbulkan banjir, (5) Gas yang
mengandung racun dapat mengancam keselamatan makhluk hidup
di sekitar gunung api.
2) Gempa bumi
Gempa bumi merupakan sentakan lapisan bumi yang bersumber
dari lapisan di sebelah dalam yang merambat ke permukaan bumi.
Getaran bumi yang demikian hebat jika melanda daerah
pemukiman penduduk yang padat akan menjadi bencana yang
hebat. Pada saat gempa berlangsung terjadi beberapa peristiwa
sebagai akibat langsung maupun tidak langsung diantaranya yaitu:
(a) Tanah di permukaan menjadi merekah sehingga menyebabkan
jalan raya terputus, (b) Akibat goncangan yang hebat maka dapat
terjadi tanah longsor yang menimbun segala sesuatu dibawahnya,
(c) Gempa dapat menyebabkan berbagai bangunan roboh, (d)
Gempa yang terjadi di dasar laut dapat menyebabkan tsunami,
yaitu gelombang pasang di laut dan melanda daerah pantai.
55
3) Badai Siklon
Siklon adalah tekanan udara rendah berupa angin taifun atau badai,
terdapat dua jenis siklon yaitu siklon di daerah lintang sedang dan
siklon di daerah lintang rendah (tropik). Kedua siklon ini dibelahan
bumi utara bergerak berlawanan dengan jarum jam, sedangkan di
belahan bumi selatan searah dengan jarum jam. Kerusakan
lingkungan tergantung dari lemah atau kuatnya kecepatan angin.
Terdapat tiga tipe siklon yaitu, siklon bergelombang, siklon tropik,
dan tornado. Dari ketiga tipe tersebut, tornado merupakan badai
siklon yang merusak lingkungan hidup di permukaan bumi,
tornado merupakan siklon yang hebat dari angin yang sangat kuat
dan dapat menghancurkan bangunan, pemukiman, perkebunan, dan
persawahan yang dilaluinya.
b. Kerusakan Lingkungan Hidup karena Kegiatan Manusia
Peristiwa-peristiwa yang termasuk dalam kerusakan lingkungan hidup
karena kegiatan manusia adalah:
1) Kerusakan hutan
Bentuk kerusakan hutan akibat kegiatan manusia antara lain: (a)
Pemanfaatan sumberdaya hutan secara berlebihan, misalnya
penebangan pepohonan di hutan untuk keperluan industri kertas,
kayu bakar, peralatan rumah tangga, dan bahan bangunan, (b)
Pengalihfungsian hutan menjadi lahan pertanian, permukiaman
atau kegiatan pertambangan. Pengalih fungsi ini dilakukan dengan
56
cara menebang atau membakar pepohonan yang ada, sehingga
akibatnya terjadi penyempitan hutan.
2) Pencemaran lingkungan
Pencemaran lingkungan adalah masuknya limbah hasil kegiatan
manusia ke dalam suatu wilayah tertentu sehingga kualitas
lingkungan wilayah tersebut berubah tidak sesuai lagi dengan
peruntukannya. Sebagai contoh, peruntukan air sungai diantaranya
untuk mandi, tetapi karena telah tercemar dan dapat menimbulkan
penyakit seperti gatal-gatal, maka tidak dapat digunakan lagi untuk
mandi. Pencemaran bisa terjadi pada berbagai komponen, hal ini
dapat dibagi menjadi tiga yaitu, (a) pencemaran akibat limbah
padat, (b) pencemaran air, (c) pencemaran udara.
3) Efek rumah kaca
Sinar matahari yang menembus permukaan bumi sebagian
diserap oleh bumi, sebagian lagi dipantulakan kembali ke uadara.
Gas karbondioksida (CO2) yang dihasilkan dari asap kendaraan
bermotor, pabrik, atau dapur rumah tangga disebut gas rumah kaca.
Gas rumah kaca yang berlebihan di udara akan berkumpul
membentuk sebuah lapisan yang bening dan tidak berwarna.
Lapisan uadara tersebut memayungi dan menyelimuti bumi.
Lapisan udara yang mengandung gas rumah kaca, memiliki
sifat dapat ditembus oleh sinar matahari tetapi tidak dapat
memantulakannya kembali ke udara. Dengan demikian sinar
57
matahari yang jatuh ke permukaan bumi akan terperangkap gas
rumah kaca.
Sinar matahari yang terperangkap pada lapisan udara akan
menaikkan suhu sekitarnya menjadi lebih panas dari biasanya.
Panas yang dirasakan saat itu adalah seperti ketika berada dalam
rumah kaca. Itulah sebabnya disebut efek rumah kaca.
Dampak efek rumah kaca terhadap kehidupan di muka
bumi adalah terjadi penurunan iklim udara. Hal ini yang terjadi jika
suhu bumi menjadi panas: (a) Es di kutub mencair yang
mengakibatkan permukaan laut naik, sehingga daerah pantai dan
pulau-pulau kecil dapat tenggelam, (b) Udara yang terlalu panas
tidak baik bagi tanaman, sehingga pertanian akan rusak dan
produksi akan berkurang.
4. Pentingnya Pendidikan Lingkungan Hidup
Pendidikan lingkungan hidup (PLH) merupakan upaya mengubah
perilaku dan sikap yang dilakukan oleh berbagai pihak atau elemen
masyarakat yang bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan, ketrampilan,
dan kesadaran masyarakat tentang nilai – nilai lingkungan dan isu
permasalahan lingkungan yang pada akhirnya dapat menggerakkan
masyarakat untuk berperan aktif dalam upaya pelestarian dan keselamatan
lingkungan untuk kepentingan generasi sekarang dan yang akan datang.
Pendidikan lingkungan hidup mempelajari permasalahan lingkungan
khususnya masalah dan pengelolaan pencemaran, kerusakan lingkungan
serta sumber daya dan konservasinya.
58
Di Indonesia telah ada kerjasama antara Menteri LH dengan
Mendiknas, serta Menteri Agama tentang kebijaksanaan PLH. Kemudian
menyusul Surat Edaran Direktur Jendral Manajemen Dasar dan Menengah
No. 5555/C/C5/TU/2005 tentang pelaksanaan pendidikan lingkungan
hidup pada jenjang pendidikan dasar dan menengah. Dengan surat ini
diharapkan jajaran pendidikan di tingkat provinsi, kota dan kabupaten
dapat segera menindaklanjuti dengan menyusun program, strategi dan
materi PLH untuk diaplikasikan sejak SD. Berbagai permasalahan
memang banyak dihadapi, mulai dari padatnya kurikulum, pelatihan yang
belum merata, SDM belum siap untuk menyediakan materi/bahan ajar dan
alat.
Pendidikan dan pembianaan rasa tanggungjawab ini merupakan
tugas penting dari berbagai pihak, terutama dibidang pendidikan. Melalui
pendidikan di sekolah siswa-siswi diperkenalkan dengan lingkungan
hidupnya, memperoleh pengetahuan dasar dan permasalahan lingkungan.
Sebagai contoh pemerintah Kabupaten Cilacap setiap tahunnya menjelang
awal masuk sekolah, melakukan pembinaan terhadap siswa – siswi SMP
dan SMA tentang lingkungan yang dikoordinir oleh Dinas Kebersihan dan
Lingkungan Hidup. Hal ini telah disadari karena pembelajaran lingkungan
hidup merupakan upaya untuk mengubah perilaku dan sikap yang
dilakukan oleh berbagai pihak atau elemen masyarakat yang bertujuan
untuk meningkatkan pengetahuan, ketrampilan dan kesadaran tentang
konsep lingkungan dan isu permasalahan lingkungan sehingga dapat
berperan aktif dalam upaya keselamatan dan pelestarian untuk kepentingan
59
generasi sekarang dan akan datang (Sunarno dalam Bahan Ajar PLH,
2009:4).
F. Kerangka Pikir Penelitian
Pembelajaran dalam sistem kurikulum KTSP yang diterapkan di
Indonesia membentuk siswa-siswi yang aktif dan inovatif. Oleh karena itu,
dibutuhkan adanya proses pembelajaran yang dapat melibatkan siswa untuk
berperan penuh dalam pendalaman materi yang disampaikan. Guru dapat
menggunakan media atau bahan ajar yang menunjang dalam melibatkan
keaktifan siswa. Dengan adanya bahan ajar yang inovatif maka akan mampu
meningkatkan minat belajar siswa. Salah satu bahan ajar yang bisa digunakan
dalam melibatkan keaktifan siswa adalah LKS (Lembar Kerja Siswa).
Guru dapat mengembangkan secara mandiri LKS yang akan digunakan
dalam pembelajaran dengan merumuskan terlebih dahulu standar kompetensi,
kompetensi standar, dan indikator pencapaian yang akan digunakan dalam
pengembangan LKS, serta akan menggunakan metode apa saja dalam
pengembangan tersebut. Selain yang berhubungan dengan kegiatan
pembelajaran tersebut, dalam pengembangan LKS juga dibutuhkan adanya
konsep gambar, diagram, serta soal yang mampu menarik perhatan siswa.
Pelakasanaan penelitian ini, penulis memadukan LKS dengan karakter
dan kebencanaan yang dimasukkan di dalamnya, sehingga pengembangan
LKS yang semula konvensional menjadi LKS yang memiliki nilai tersendiri
dalam pembentukan karakter siswa. Dengan adanya LKS berbasis karakter
dan kebencanaan ini diharapkan mampu membentuk karakter siswa dan
kepedulian siswa dengan bencana yang terjadi di sekitarnya. Oleh karena itu,
60
dengan adanya pengembangan LKS ini maka akan tercipta bahan ajar yang
memiliki nilai lebih dari LKS konvensional pada umumnya.
Pembelajaran yang menerapkan pembentukan karakter dan kepedulian
terhadap lingkungan sekitar dalam hal ini adalah pemahaman kebencanaan,
sudah menjadi tugas guru untuk menanamkan hal tersebut.
Pengembangan LKS berbasis karakter dan kebencanaan ini akan
diujicobakan dalam kegiatan penelitian yang diadakan oleh penulis.
Diharapkan LKS tersebut bisa layak digunakan dalam kegiatan belajar
mengajar di kelas, dan mampu memberikan konstribusi bagi guru untuk
mengembangkan secara mandiri LKS yang akan digunakan dalam
pembelajaran. Lebih jelasnya, kerangka berpikir dalam penelitian ini dapat
dideskripsikan seperti pada Gambar 2.3.
Gambar 2.3. Kerangka Berpikir
Standar Kompetensi:
1. Memahami permasalahan sosial berkaitan dengan pertumbuhan jumlah penduduk
Kompetensi Dasar:
1.3 Mendeskripsikan permasalahan lingkungan hidup dan upaya penanggulangannya
dalam pembangunana berkelanjutan
Indikator: 1. Merumuskan Pengertian Lingkungan
2. Merumuskan Pengertian Lingkungan Hidup & Mengidentifikasi Unsur-unsur yang
terdapat di dalamnya
3. Memahami Pentingnya Lingkungan Bagi Kehidupan
4. Mengidentifikasi bentuk-bentuk kerusakan lingkungan hidup dan faktor penyebabnya
5. Menganalisis Upaya Pelestarian Lingkungan Hidup Dalam Pembangunan Berkelanjutan
LKS (Lembar Kerja Siswa) Berbasis Karakter dan Kebencanaan
Produk Diuji Oleh:
1. Siswa
2. Guru
3. Tim Ahli
Kelayakan LKS berbasis karakter dan kebencanaan yang digunakan oleh
SMP Negeri di Kabupaten Semarang
61
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Metode dan Desain Penelitian
1. Metode penelitian
Secara umum metode penelitian diartikan sebagai cara ilmiah
untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Metode
penelitian pendidikan dapat diartikan sebagai cara ilmiah untuk
mendapatkan data yang valid dengan tujuan dapat ditemukan,
dikembangkan, dan dibuktikan, suatu pengetahuan tertentu sehingga pada
gilirannya dapat digunakan untuk memahami, memecahkan, dan
mengantisipasi masalah dalam bidang pendidikan (Sugiyono, 2010: 6).
Metode Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini
menggunakan jenis penelitian yang berupa metode penelitian dan
pengembangan (Reseacrh and Development/R&D). Metode penelitian dan
pengembangan ini digunakan untuk menghasilkan produk tertentu, dan
menguji keefektifan produk tersebut (Sugiyono, 2010:407).
Metode Penelitian dan Pengembangan telah banyak digunakan
pada bidang-bidang Ilmu Alam dan teknik. Hampir semua produk
teknologi, seperti alat-alat elektronik, kendaraan bermotor, pesawat
terbang, kapal laut, senjata, obat-obatan, alat-alat kedokteran, bangunan
gedung bertingkat dan alat-alat rumah tangga yang modern diproduk dan
dikembangkan melalui penelitian dan pengembangan. Namun demikian
metode penelitian dan pengembangan bisa juga digunakan dalam bidang
62
ilmu-ilmu sosial seperti psikologi, sosiologi, pendidikan, manajemen, dan
lain-lain (Sugiyono, 2010:408).
Secara sederhana R&D bisa didefinisikan sebagai metode
penelitian yang secara sengaja, sistematis, bertujuan/diarahkan untuk
mencaritemukan, merumuskan, memperbaiki, mengembangkan,
menghasilkan, menguji keefektifan produk, model, metode/strategi/cara,
jasa, prosedur tertentu yang lebih unggul, baru, efektif, efisien, produktif,
dan bermakna (Putra, 2011: 67).
Penelitian-penelitian yang diarahkan untuk menghasilkan produk,
desain dan proses diidentifikasi sebagai suatu penelitian dan
pengembangan. Perhatian terhadap penelitian pengembangan ini terbukti
banyaknya dilakukan penelitian pengembangan. Dalam dunia pendidikan
dan pembelajaran khususnya, penelitian pengembangan memfokuskan
kajiannya pada bidang desain atau rancangan, apakah itu berupa model
desain dan desain bahan ajar, produk misalnya media, dan juga proses
(Setyosari, 2012:214).
Inovasi pendidikan menggunakan R&D bukan merupakan satu
kegiatan tersendiri yang terlepas-lepas dalam unit-unit kecil. Tetapi
merupakan suatu program berkelanjutan yang meliputi keseluruhan unsur
yang membangun proses pembelajaran dan penyelenggaraan pendidikan.
Karena itu R&D yang dilaksanakan sering kali bersifat multi dan
interdisiplin dan menggunakan “Mixed Method” dengan R&D sebagai
payungnya (Putra, 2011:44).
63
R&D dalam pendidikan terkait dengan inovasi pendidikan dan
peran universitas hendak menegaskan bahwa R&D sekarang ini telah
menjadi sangat lazim dan niscaya pada bidang pendidikan. Wacana yang
selama ini berkembang bahwa R&D itu hanya diperuntukkan dan lebih
tepat digunakan hanya dalam bidang pertahanan, industri dan bisnis,
terbantahkan sudah. Dalam lingkungan pendidikan, R&D bukan hanya
berguna bagi pendidikan itu sendiri yang tampak paling jelas dalam
berbagai inovasi pembelajaran dan pendidikan, juga berguna bagi bidang-
bidang lain melalui peran yang telah ditunjukkan oleh universitas (Putra,
2011: 59).
2. Desain penelitian
Desain penelitian ini dilaksankan pada empat sekolah menengah
pertama yang ada di Kabupaten Semarang. Sekolah tersebut terdiri dari
SMP Negeri 1 Ungaran, SMP Negeri 2 Ungaran, SMP Negeri 3 Ungaran
dan SMP Negeri 4 Ungaran. Dalam penelitian ini akan melibatkan lima
tenaga ahli yang menguasai materi lingkungan hidup, pengembangan
bahan ajar, dan dapat memberi masukan dalam penyusunan LKS berbasis
karakter dan kebencanaan pelajaran IPS untuk SMP kelas VIII materi
pokok lingkungan hidup, selain itu dari ke empat sekolah tersebut akan
melibatkan guru dan siswa. Terlibatnya guru dan siswa dalam penelitian
bertujuan untuk menguji kelayakan LKS berbasis karakter dan
kebencanaan pelajaran IPS untuk SMP kelas VIII materi pokok
lingkungan hidup. Guru menguji kelayakan, kegrafikan dan isi serta
memberikan masukan untuk lebih menyempurnakan LKS yang peneliti
64
buat, sedangkan siswa menguji kelayakan dalam keterbacaan LKS
tersebut.
Tahapan yang dilaksanakan dalam penelitian dan pengembangan
(R&D) ini adalah sebagai berikut:
a. Potensi dan Masalah
Penelitian dapat berangkat dari adanya potensi atau masalah. Potensi
adalah segala sesuatu yang bila didayagunakan akan memiliki nilai
tambah. Potensi dalam penelitian ini adalah adanya bahan ajar dari tiap
sekolah yang berupa LKS serta adanya KD lingkungan hidup yang
menunjang penelitian berlangsung dalam mengembangkan LKS, dan
LKS tersebut bisa dikembangkan dengan berbagai pendekatan dan
strategi pembelajaran di sekolah.
Masalah adalah penyimpangan antara yang diharapkan dengan yang
terjadi. Masalah yang ditemukan di lapangan adalah, adanya LKS yang
masih konvensional dan belum dikembangkan.
b. Pengumpulan Data
Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data siswa, LKS
dari tiap sekolah yang diteliti, dan hasil analisis tiap LKS sebagai
bahan dasar dalam pengembangan LKS berbasis karakter dan
kebencanaan.
c. Desain Produk
Produk dalam penelitian ini berupa LKS berbasis karakter dan
kebencanaan, desain LKS ini didasarkan pada LKS yang telah
dikumpulkan dari lokasi penelitian. Desain produk disesuaikan dengan
65
standar BSNP dan dikembangkan dengan adanya struktur sebagai
berikut: (1) cover LKS/judul LKS, (2) SK dan KD yang ditentukan
yaitu pada materi lingkungan hidup, (3) materi/isi LKS yang
dijabarkan secara rinci, (4) informasi kebencanaan dalam lingkungan
hidup, (5) tugas-tugas mandiri dan kelompok, (6) soal-soal latihan, (7)
uji kompetensi dan (8) rangkuman materi.
d. Validasi Desain
Validasi desain meruapakan proses kegiatan untuk menilai apakah
rancangan produk, dalam hal ini metode mengajar baru secara rasional
akan lebih efektif dari yang lama atau tidak. Validasi ini melibatkan
tim ahli dan guru. Tim ahli disini adalah dosen yang menguasai materi
dan penyusunan bahan ajar yang terdiri dari 5 dosen. Guru yang
menilai dan memvalidasi LKS juga berasal dari guru pengajar materi
pokok lingkungan hidup.
e. Revisi Desain
Setelah desain produk divalidasi melalui diskusi dengan pakar dan para
ahli lainnya, maka akan dapat diketahui kelemahannya. Kelemahan
tersebut terdapat dalam LKS brbasis karakter dan kebencanaan dari
segi isi/materi, bahasa, penyajian dan kegrafikan yang harus diperbaiki
agar lebih layak digunakan nantinya pada sistem pembelajaran di
sekolah.
f. Uji Coba Produk
Seperti telah dikemukakan kalau dalam bidang pendidikan, desain
produk yang telah dibuat tidak bisa langsung diuji coba dulu, tetapi
66
harus dibuat terlebih dahulu menjadi barang, dan barang tersebut yang
diujicoba. Jadi setelah LKS berbasis karakter dan kebencanaan selesai
di validasi oleh tim ahli maka diuji cobakan kepada siswa dalam
bentuk angket untuk mengetahui kelayakan keterbacaan dari LKS
berbasis karakter dan kebencanaan tersebut.
g. Kelayakan Produk
Setelah produk yang berupa bahan ajar tersebut di uji coba pada pihak-
pihak yang telah ditetapkan peneliti, maka diketahui kelayakan dari
LKS berbasis karakter dan kebencanaan. Hasil penelitian dari angket
penilaian tim ahli, guru dan siswa dianalisis untuk mendapatkan
persentase kelayakan dari produk penelitian.
Langkah-langkah penelitian dan pengembangan menurut
Sugiyono (2010:409) ditunjukkan pada Gambar 3.1. berikut:
Sumber: Sugiyono (2010:409)
Gambar 3.1. Langkah-langkah Penggunaan Metode Research and
Development (R&D).
Potensi dan
Masalah
Desain
Produk
Pengumpul
-an Data
Validasi
Desain
Revisi
Desain
Revisi
Produk
Uji Coba
Produk
Ujicoba
Pemakaian
Revisi
Produk Produksi
Masal
67
B. Subyek Penelitian
Subyek penelitian yang diambil peneliti adalah LKS di SMPN 1
Ungaran, LKS di SMPN 2 Ungaran, LKS di SMPN 3 Ungaran dan LKS di
SMPN 4 Ungaran. Jadi dari subyek penelitian tersebut diteliti dan
dikembangkan oleh peneliti agar lebih baik dan lebih layak digunakan oleh
siswa pada sekolah-sekolah tersebut.
C. Variabel Penelitian
Menurut Arikunto (2006:118) variabel adalah objek penelitian, atau
apa yang menjadikan titik perhatian atau penelitian. Variabel dalam penelitian
ini adalah kelayakan LKS sebagai bahan ajar, menurut BSNP (2006) mengacu
pada penilaian tahap I buku teks, meliputi kelayakan isi, penyajian, dan
kegrafikaan. Dalam penilaian buku teks pelajaran komponen kegrafikaan
tahap II, meliputi ukuran buku, bagian kulit buku, dan bagian isi. Hal ini,
dikarenakan belum adanya sistem penilaian LKS dari BSNP, sehingga
parameter yang diukur dari variabel tersebut menggunakan instrumen
penilaian buku teks tahap I dan tahap II pada BSNP (2006).
Variabel dalam penelitian dan pengembangan ini terdiri dari: (a)
kelayakan isi/materi, (b) kelayakan penyajian, (c) kelayakan bahasa dan (d)
kelayakan kegrafikan. Kelayakan LKS berbasis karakter dan kebencanaan ini
dinilai berdasarkan penilaian buku teks dari Badan Standar Nasional
Pendidikan.
68
D. Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data adalah suatu metode atau cara yang
digunakan untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan dalam suatu
penelitian. Dalam penelitian ini metode pengumpulan data yang dilakukan
adalah sebagai berikut:
1. Metode Dokumentasi
Dokumentasi digunakan untuk memperoleh data nama-nama siswa
dan guru yang akan dijadikan responden uji kelayakan LKS, dan LKS
yang dipakai sebagai bahan ajar, sehingga didapatkan data hasil analisis
dari tiap LKS dari kelayakan isi, penyajian, bahasa dan kegrafikan. Hasil
analisis tersebut dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
Tabel 3.1. Data kelayakan LKS SMPN 1 Ungaran dan SMPN 2 Ungaran
No Kelayakan Hasil Analisis
1. Isi/materi - Adanya SK, KD dan Indikator
- Cakupan materi terbatas, sangat singkat dan
tidak terperinci.
- Memiliki kebenaran konsep dan sesuai
dengan ruang lingkup geografi
- Tidak mengandung pembangunan karakter.
- Tidak mengandung wawasan kebencanaan.
2. Penyajian - Adanya konsistensi sistematika dalam bab
serta keseimbangan antar bab.
- Tidak adanya daftar pustaka, pengantar,
rangkuman, tabel maupun rujukan.
- Tidak adanya penyajian gambar dengan
berwawasan kebencanaan.
- Tidak ada keterangan tugas mandiri dan
kelompok.
3. Bahasa - Kesesuaian dengan tingkat perkembangan
berpikir peserta didik yang baik.
- Bahasa yang digunakan kurang komunikatif.
- Struktur kalimat dan penggunaan kebakuan
istilah cukup baik.
4. Kegrafikan - Kulit buku cukup tebal sehingga cukup
bertahan lama.
69
- Isi buku tidak adanya ilustrasi dan tidak
disajikan secara komunikatif.
- Keterbacaan LKS, huruf memiliki font yang
jelas sehingga mudah dibaca.
- Kualitas cetakan tidak begitu baik.
- Kekuatan fisik buku, tidak begitu kuat karena
menggunakan kertas buram yang cenderung
tidak bertahan lama.
Sumber: Data Sekunder Penelitian, 2012.
Tabel 3.2. Data kelayakan LKS SMPN 3 Ungaran
No Kelayakan Hasil Analisis
1. Isi/materi - Adanya SK dan KD.
- Tidak adanya Indikator ataupun tujuan
pembelajaran.
- Cakupan materi terbatas, sangat singkat dan
tidak terperinci.
- Memiliki kebenaran konsep dan sesuai
dengan ruang lingkup geografi
- Tidak mengandung pembangunan karakter.
- Tidak mengandung wawasan kebencanaan.
2. Penyajian - Adanya konsistensi sistematika dalam bab
serta keseimbangan antar bab.
- Adanya ringkasan materi tiap bab.
- Tidak adanya daftar pustaka, pengantar, tabel
maupun rujukan.
- Tidak adanya penyajian gambar dengan
berwawasan kebencanaan.
3. Bahasa - Kesesuaian dengan tingkat perkembangan
berpikir peserta didik yang baik.
- Bahasa yang digunakan kurang komunikatif.
- Struktur kalimat dan penggunaan kebakuan
istilah cukup baik.
- Bahasa yang digunakan sangat padat
4. Kegrafikan - Kulit buku tipis sehingga tidak bertahan lama
- Isi buku tidak adanya ilustrasi dan tidak
disajikan secara komunikatif.
- Keterbacaan LKS, huruf memiliki font yang
terlalu kecil dan spasi terlalu pendek.
- Sangat padat huruf sehingga tidak menarik
dalam keterbacaan.
- Kualitas cetakan tidak begitu baik.
- Kekuatan fisik buku, tidak begitu kuat karena menggunakan kertas buram yang cenderung
tidak bertahan lama.
Sumber: Data Sekunder Penelitian, 2012.
70
Tabel 3.3. Data kelayakan LKS SMPN 4 Ungaran
No Kelayakan Hasil Analisis
1. Isi/materi - Terdapat SK, KD dan peta konsep.
- Terdapat pengantar dan peta konsep.
- Cakupan materi terbatas, sangat singkat dan
tidak terperinci.
- Memiliki kebenaran konsep dan sesuai
dengan ruang lingkup geografi
- Mengandung pembangunan karakter.
- Tidak mengandung wawasan kebencanaan.
No Kelayakan Hasil Analisis
2. Penyajian - Adanya konsistensi sistematika dalam bab
serta keseimbangan antar bab.
- Tidak adanya daftar pustaka.
- Adanya ringkasan materi dan
pengembangang karakter.
- Tidak adanya penyajian gambar dengan
berwawasan kebencanaan.
3. Bahasa - Kesesuaian dengan tingkat perkembangan
berpikir peserta didik yang baik.
- Bahasa yang digunakan kurang komunikatif.
- Struktur kalimat dan penggunaan kebakuan
istilah cukup baik.
4. Kegrafikan - Kulit buku tipis sehingga tidak bertahan lama
- Isi buku tidak adanya ilustrasi dan tidak
disajikan secara komunikatif.
- Keterbacaan LKS, huruf memiliki font yang
terlalu kecil dan spasi terlalu pendek.
- Sangat padat huruf sehingga tidak menarik
dalam keterbacaan.
- Kualitas cetakan tidak begitu baik.
- Kekuatan fisik buku, tidak begitu kuat karena
menggunakan kertas buram yang cenderung
tidak bertahan lama.
Sumber: Data Sekunder Penelitian, 2012.
2. Metode Angket
Metode angket adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan
untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang
pribadinya, atau hal-hal yang ia ketahui (Arikunto 2006: 151). Metode
angket digunakan untuk mengetahui tanggapan Tim ahli (expert), guru
71
dan siswa mengenai kelayakan LKS berbasis karakter dan kebencanaan
pelajaran IPS untuk SMP kelas VIII materi pokok lingkungan hidup.
E. Prosedur Penelitian
Berikut dijelaskan mengenai prosedur penelitian ini yaitu:
1. Persiapan Penelitian
a. Melakukan Observasi
Melakukan observasi awal di sekolah untuk mengidentifikasi masalah
melalui wawancara dengan guru dan siswa, serta melakukan
pengamatan terhadap LKS dan mendokumentasikannya.
b. Menganalisis LKS
Menganalisis LKS yang digunakan sebagai bahan ajar. LKS yang
sudah diambil dari tiap sekolah SMP Negeri 1 Ungaran, SMP Negeri 2
Ungaran, SMP Negeri 3 Ungaran dan SMP Negeri 4 Ungaran maka
selanjutnya adalah dilakukannya analisis terhadap LKS tersebut,
sehingga diketahui kelemahan dan kelebihan dari setiap LKS yang
digunakan pada prose pembelajaran di sekolah. LKS yang digunakan
masih bersifat konvensional dan kurangnya informasi yang diberikan,
serta ilustrasi yang masih minim.
c. Menentukan SK, KD dan Indikator.
Menentukan Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar, dan Indikator
pencapaian pada materi yang akan dikembangkan pada LKS berbasis
karakter dan kebencanaan pelajaran IPS untuk SMP kelas VIII materi
pokok lingkungan hidup.
72
d. Pembuatan LKS
Pembuatan LKS berbasis karakter dan kebencanaan pelajaran IPS
untuk SMP kelas VIII materi pokok lingkungan hidup. Pembuatan
LKS disesuaikan dengan keadaan di lingkungan sekolah.
Secara lebih jelasnya disajikan pada Gambar 3.2.
Gambar 3.2. Alur Persiapan Penelitian
e. Penyusunan Instrument Validasi
Penyusunan instrument validasi LKS berbasis karakter dan
kebencanaan pelajaran IPS untuk SMP kelas VIII materi pokok
lingkungan hidup. Instrumen validasi LKS ini didasarkan pada BSNP
yang sudah diuji cobakan pada skala nasional sehingga bisa menilai
secara tepat.
2. Pelaksanaan penelitian
Dalam penelitian ini dilaksanakan tahapan penelitian yang sudah
dimodifikasi dari tahapan penelitian menurut Sugiyono (2008), yang
terlihat pada Gambar 3.3. dibawah ini:
Fakta yang ditemui:
1. Belum dikembangkannya LKS sebagai bahan ajar.
2. LKS yang digunakan tidak seragam.
3. Isi didalam LKS tidak lengkap khususnya pada materi pokok lingkungan hidup.
4. Dalam LKS belum terdapat pengembangan karakter siswa.
5. Dalam LKS belum terdapat wawasan tentang kebencanaan
6. Bahan ajar LKS di tiap sekolah hanya mengembangkan kognitif siswa.
7. Materi yang terdapat dalam bahan ajar yaitu bahan cetak masih bersifat konvensioal
sesuai dengan kurikulum tingkat satuan pendidikan.
Dampak
1. Pembelajaran kurang inovatif.
2. Karakter siswa yang kurang terarah.
3. Kurangnya wawasan siswa tentang kebencanaan.
4. Ilmu pengetahuan siswa terbatas pada bahan ajar konvensional.
Pengembangan LKS berbasis karakter dan kebencanaan
1. Materi lebih mendalam dengan pemberian informasi-informasi bencana yang
terdapat pada lingkungan sekitar, serta deskripsi materi yang mengarahkan siswa
dalam pengembangan karakternya.
2. Proses belajar siswa lebih aktif, kreatif, inovatif dan menyenangkan dikarenakan
banyak terdapat gambar pendukung, pembelajaran secara langsung menghadapi
permasalahan nyata yang ada di lingkungan sekitar mereka.
3. Di dalam LKS terdapat lembar tugas, tes formatif, latihan, dan tes evaluasi untuk
meningkatkan kognitif siswa.
73
Gambar 3.3. Langkah-langkah Penggunaan Metode Research and
Development dalam Penelitian ini dari Sugiyono (2008)
Modifikasi diatas diambil dari alur penelitian yang sudah dibuat
oleh Sugiyono, dimana alur penelitian lebih dipersempit dan hanya untuk
mendapatkan kelayakan produk saja, produk disini adalah LKS berbasis
karakter dan kebencanaan yang dibuat oleh peneliti untuk diketahui
kelayakan penggunaannya. Dari gambar di atas maka dapat dijelaskan
desain penelitian yang akan diterapkan pada penelitian ini adalah sebagai
berikut:
a. Potensi Dan Masalah
Dalam penelitian yang dilakukan peneliti, potensi dan masalah dapat
ditemukan melalui studi pendahuluan dengan cara observasi langsung
ke sekolah-sekolah yang dilaksanakan penelitian dan pengembangan
produk LKS berbasis karakter dan kebencanaan. Pada setiap sekolah
tersebut terdapat potensi guru dan siswa yang memiliki sumber daya
manusia yang baik, dengan penguasaan materi tentang lingkungan
hidup yang dimiliki guru mampu memberikan pemahaman pada siswa.
Masalah terjadi pada persediaan bahan ajar yang pada umumnya
menggunakan bahan ajar konvensional, dan belum tersedianya bahan
Potensi dan
Masalah
Pengumpulan
Data
Desain
Produk
Uji coba oleh: 1. Tim Ahli (expert)
2. Guru
3. Siswa
Validasi
Produk
Revisi
Desain
Kelayakan
Produk
74
ajar khususnya LKS yang kurang membantu perkembangan aktivitas
belajar siswa. Untuk itu, peneliti mengembangkan LKS untuk
membantu dalam proses pembelajaran. LKS dengan materi pokok
lingkungan hidup dilaksanakan dengan pembelajaran berbasis karakter
dan kebencanaan untuk memicu siswa berpikir kritis dan dapat
mengasah serta mengembangkan karakternya kearah yang lebih baik,
khususnya pengembangan karakter untuk lebih mencintai lingkungan
sekitarnya.
b. Pengumpulan Data
Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini berupa data siswa, bahan
ajar khususnya LKS yang digunakan dalam pembelajaran di sekolah.
Dengan dilaksanakannya pengumpulan data maka diketahui bahwa
tiap sekolah masih menggunakan LKS yang konvensional dalam
pembelajaran dan belum adanya pengembangan bahan ajar tersebut
khususnya pada tiap KD. Pengumpulan data ini digunakan sebagai
bahan dasar dalam pembuatan produk, agar sesuai dengan keadaan
sekolah sehingga dapat digunakan semaksimal mungkin.
c. Desain Produk
Desain produk dalam pembuatan produk yang berupa LKS berbasis
karakter dan kebencanaan yang dibuat baru oleh peneliti dengan
refrensi awal dari LKS masing-masing sekolah, dimana LKS tersebut
diperbaiki menjadi lebih baik dengan memadukan pengembangan
karakter beserta penambahan wawasan kebencanaan pada tiap
materinya. Adapun dalam membuat desain LKS dijelaskan dalam
75
Panduan Pengembangan Bahan Ajar yang disusun oleh Departemen
Pendidikan Nasional Direktotar Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar
dan Menengah tahun 2008:
1) Analisis kurikulum
Analisis kurikulum dimaksudkan untuk menentukan materi-materi
mana yang memerlukan bahan ajar LKS. Biasanya dalam
menentukan materi dianalisis dengan cara melihat materi pokok
dan pengalaman belajar dari materi yang akan diajarkan, kemudian
kompetensi yang harus dimiliki oleh siswa. LKS berbasis karakter
dan kebencanaan ini dikembangkan pada SK dan KD materi pokok
lingkungan hidup.
2) Menentukan judul-judul LKS
Judul LKS ditentukan atas dasar KD-KD, materi-materi pokok atau
pengalaman belajar yang terdapat dalam kurikulum. Satu KD dapat
dijadikan sebagai judul LKS apabila kompetensi itu tidak terlalu
besar, sedangkan besarnya KD dapat dideteksi antara lain dengan
cara apabila diuraikan ke dalam materi pokok (MP) mendapatkan
maksimal 4 MP, maka kompetensi itu telah dapat dijadikan sebagai
satu judul LKS. Namun apabila diuraikan menjadi lebih dari 4 MP,
maka perlu dipikirkan kembali apakah perlu dipecah misalnya
menjadi 2 judul LKS.
Judul LKS ini hanya menggunakan 1 Kompetensi Dasar yang
terdapat 1 Bab di dalamnya. Judul dari LKS ini adalah “Kerusakan
76
Lingkungan Hidup dan Upaya Penanggulangannya dalam
Pembangunan Berkelanjutan”.
3) Penulisan LKS
Penulisan LKS dapat dilakukan dengan langkah-langkah sebagai
berikut:
a) Perumusan KD yang harus dikuasai
Rumusan KD pada suatu LKS langsung diturunkan dari
dokumen Standar Isi yang sudah ditetapkan oleh BSNP, dalam
pengembangan LKS ini menggunakan KD 1.3.
mendeskripsikan permasalahan lingkungan hidup dan upaya
penanggulangannya dalam pembangunan berkelanjutan.
b) Menentukan alat penilaian
Penilaian dilakukan terhadap proses kerja dan hasil kerja
peserta didik. Karena pendekatan pembelajaran yang digunakan
adalah kompetensi, maka alat penilaian yang cocok adalah
menggunakan pendekatan Penilaian Acuan Patokan (PAP) atau
Criterion Refrenced Assesment. Dengan demikian guru dapat
menilainya melalui proses dan hasil kerjanya.
Penilaian ini terlihat dari penyajian soal-soal latihan dan uji
kompetensi yang terdapat di dalam LKS berbasis karakter dan
kebencanaan, soal-soal tersebut digunakan untuk pencapaian
kompetensi.
c) Penyusunan materi
77
Materi LKS sangat tergantung pada KD yang dicapai. Materi
dalam LKS berbasis karakter dan kebencanaan berupa
informasi pendukung, yaitu gambaran umum atau ruang
lingkup substansi yang dipelajari dalam materi lingkungan
hidup. Materi diambil dari berbagai sumber seperti buku,
majalah, internet, jurnal hasil penelitian.
Agar pemahaman siswa terhadap materi lebih kuat, maka
dalam LKS ditunjukkan refrensi yang digunakan agar siswa
membaca lebih jauh tentang materi tersebut. Tugas-tugas
ditulis secara jelas guna mengurangi pertanyaan dari siswa
tentang hal-hal yang seharusnya siswa dapat melakukannya,
misalnya tentang tugas diskusi. Judul diskusi diberikan secara
jelas dan didiskusikan dengan siapa, berapa orang dalam
kelompok diskusi dan berapa lama.
d) Struktur LKS
Struktur LKS berbasis karakter dan kebencanaan adalah
sebagai berikut: (a) Judul, (b) Peta Konsep, (c) Kompetensi
yang akan dicapai, (e) Materi/ Isi LKS, (f) Informasi
pendukung, (g) Tugas-tugas dan langkah-langkah kerja, (h)
soal-soal latihan dan uji kompetensi, (i) rangkuman, (j) daftar
pustaka.
d. Validasi produk
Validasi desain dilakukan dalam forum diskusi, dalam hal ini validasi
desain dilakukan peneliti dengan mendiskusikan kelemahan dan
78
kelebihan dari produk dengan dosen pembimbing. Diskusi
dilaksanakan dengan tim ahli (expert) yaitu dosen ahli dalam bidang
penyusunan bahan ajar dan menguasai lingkungan hidup, serta guru
yang mengajar materi pokok lingkungan hidup untuk memvalidasi
LKS berbasis karakter dan kebencanaan. Tim ahli dan guru
memberikan pemasukan untuk memperbaiki kelemahan dari LKS
tersebut baik dari segi isi, penyajian, bahasa dan kegrafikan.
e. Revisi desain
Setelah desain produk yang berupa LKS berbasis karakter dan
kebencanaan divalidasi melalui diskusi dengan tim ahli dan guru, maka
akan diketahui kelemahannya. Kelemahan tersebut selanjutnya
diperbaiki dan dinilai oleh tim ahli, guru, dan siswa yang berfungsi
sebagai responden dalam menentukan kelayakan LKS berbasis
karakter dan kebencanaan. Penentuan kelayakan ini melalui uji coba
produk yang menggunakan angket penilaian LKS berdasarkan BSNP.
f. Uji coba produk untuk mendapatkan Kelayakan LKS berbasis karakter
dan kebencanaan.
Produk penelitian dan pengembangan ini adalah berupa LKS berbasis
karakter dan kebencanaan. Dari proses uji coba tersebut, maka
diketahui kelayakan LKS berbasis karakter dan kebencanaan. Cara
menentukan kelayakan produk adalah sebagai berikut:
1) Ekspert (Tenaga Ahli)
Tenaga ahli ini berupa dosen dari jurusan Geografi, selain dosen
pembimbing peneliti, yang menguasai beberapa hal yang berkaitan
79
dengan pengembangan LKS berbasis karakter dan kebencanaan.
Dosen tersebut dapat diklasifikasikan sebagai berikut: (1) Dosen
yang menguasai penyusunan dan pengembangan bahan ajar
geografi, (2) Dosen yang menguasai materi Lingkungan Hidup, (3)
Dosen yang menguasai ranah karakter dan kebencanaan dalam
penyusunan bahan ajar.
2) Guru
Dalam penelitian ini, guru terlibat dalam penilaian terhadap
kelayakan LKS berbasis karakter dan kebencanaan, dengan
menggunakan instrumen penilaian terhadap LKS sebagai patokan
kelayakan produk. Guru yang dilibatkan dalam penelitian ini
adalah semua guru IPS yang mengajar materi pokok lingkungan
hidup, baik dari SMP Negeri 1 Ungaran, SMP Negeri 2 Ungaran,
SMP Negeri 3 Ungaran, dan SMP Negeri 4 Ungaran.
3) Siswa
Siswa yang dilibatkan dalam uji coba produk adalah responden
validasi untuk keterbacaan LKS berbasis karakter dan kebencanaan
yang dibuat oleh peneliti. Siswa ini mempunyai karakter yang
sama dari tiap sekolah, baik dari SMP Negeri 1 Ungaran, SMP
Negeri 2 Ungaran, SMP Negeri 3 Ungaran, maupun SMP Negeri 4
Ungaran. Uji coba ini dilaksanakan dengan siswa mengamati LKS
berbasis karakter dan kebencanaan serta siswa mengisi angket
validasi yang diberikan oleh peneliti sebagai penilaian terhadap
kelayakan LKS.
80
F. Pengumpulan Data
Sumber data dan cara pengumpulan data yaitu sebagai berikut: (a)
Data tentang penilaian LKS dari segi isi diambil menggunakan angket yang
diisi oleh pakar/ahli materi dan bahan ajar, (b) Data tentang penilaian LKS
dari segi isi, bahasa dan kegrafikan diambil menggunakan angket validasi
penilaian LKS yang diisi oleh guru IPS pengampu materi pokok lingkungan
hidup, (c) Penilaian siswa terhadap LKS berbasis karakter dan kebencanaan
yang dikembangkan diambil menggunakan angket untuk mengetahui
keterbacaan dari LKS tersebut.
G. Metode Analisis Data
Metode analisis data adalah suatu metode yang digunakan untuk
mengolah hasil penelitian guna memperoleh suatu kesimpulan. Dalam
penelitian ini metode analisis data yang digunakan adalah sebagai berikut:
Untuk menganalisis data dari angket dilakukan dengan langkah-langkah
sebagai berikut: (1) Angket yang telah diisi oleh responden, diperiksa
kelengkapan jawabannya, kemudian disusun sesuai dengan kode responden,
(2) Mengkuantitatifkan jawaban setiap pertanyaan dengan memberikan skor
sesuai dengan bobot yang telah ditentukan sebelumnya, (3) Membuat tabulasi
data, (4) Mengklasifikasikan tiap responden yang berbeda-beda baik dari tim
ahli, guru dan siswa melalui instrument penelitian yang sudah dibuat, (5)
Menghitung persentase dari tiap-tiap sub variable menggunakan deskriptif
persentase (DP).
81
Adapun persentase dari tiap sub variabel dihitung dengan menggunakan
rumus :
(Imanuela, 2012).
Keterangan :
Ps = persentase skor
n = jumlah skor yang diperoleh
N = jumlah skor maksimal
1. Tim Ahli (expert)
Data tentang instrumen penilaian kelayakan LKS berbasis karakter
dan kebencanaan oleh validator yaitu tim ahli materi dan bahan ajar
dianalisis dengan uji deskriptif persentase dengan rumus:
(Imanuela, 2012).
Keterangan :
Ps = persentase skor
n = jumlah skor yang diperoleh
N = jumlah skor maksimal
Untuk menentukan kriteria kualitatif dilakukan dengan cara:
a. Menentukan persentase skor ideal (skor maksimum) = 100%
Nilai tertinggi =
b. Menentukan persentase skor terendah (skor minimum) = 20%
Nilai terendah=
82
c. Menentukan range = 100 – 20 = 80
d. Menentukan interval yang dikehendaki = 4 (tidak layak, kurang layak,
cukup layak, layak, sangat layak)
e. Menentukan lebar interval (= = 16%)
Kriteria penskoran sebagai berikut:
20% - 36% : tidak layak
37% - 53% : kurang layak
54% - 70% : cukup layak
71% - 87% : layak
88% - 100% : sangat layak
2. Guru
Data tentang instrumen penilaian kelayakan LKS berbasis karakter
dan kebencanaan oleh validator yaitu guru mata pelajaran IPS dianalisis
dengan uji deskriptif persentase dengan rumus:
(Imanuela, 2012).
Keterangan :
Ps = persentase skor
n = jumlah skor yang diperoleh
N = jumlah skor maksimal
Untuk menentukan kriteria kualitatif dilakukan dengan cara:
a. Menentukan persentase skor ideal (skor maksimum) = 100%
Nilai tertinggi =
b. Menentukan persentase skor terendah (skor minimum) = 20%
Nilai terendah=
83
c. Menentukan range = 100 – 20 = 80
d. Menentukan interval yang dikehendaki = 4 (tidak layak, kurang layak,
cukup layak, layak, sangat layak)
e. Menentukan lebar interval (= = 16%)
Kriteria penskoran sebagai berikut:
20% - 36% : tidak layak
37% - 53% : kurang layak
54% - 70% : cukup layak
71% - 87% : layak
88% - 100% : sangat layak
3. Siswa
Data tentang instrumen penilaian kelayakan LKS berbasis karakter
dan kebencanaan oleh responden yaitu siswa yang sudah mengambil
materi lingkungan hidup dianalisis dengan uji deskriptif persentase dengan
rumus:
(Imanuela, 2012).
Keterangan :
Ps = persentase skor
n = jumlah skor yang diperoleh
N = jumlah skor maksimal
84
Untuk menentukan kriteria kualitatif dilakukan dengan cara:
1. Menentukan persentase skor ideal (skor maksimum) = 100%
Nilai tertinggi =
2. Menentukan persentase skor terendah (skor minimum) = 20%
Nilai terendah=
3. Menentukan range = 100 – 20 = 80
4. Menentukan interval yang dikehendaki = 4 (tidak layak, kurang layak,
cukup layak, layak, sangat layak)
5. Menentukan lebar interval (= = 16%)
Kriteria penskoran sebagai berikut:
20% - 36% : tidak layak
37% - 53% : kurang layak
54% - 70% : cukup layak
71% - 87% : layak
88% - 100% : sangat layak
85
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakam di Kabupaten Ungaran, dimana
Kabupaten Ungaran memiliki 19 kecamatan yang terdiri dari Ambarawa,
Bancak, Bandungan, Banyubiru, Bawen, Bergas, Bringin, Getasan, Jambu,
Kaliwungu, Pabelan, Pringapus, Sumowono, Suruh, Susukan, Tengaran,
Tuntang, Ungaran Barat dan Ungaran Timur. Penelitian ini difokuskan
pada ibu kota Kabupaten Semarang yang terletak di Ungaran Barat dan
Ungaran Timur sebagai pusat kegiatan kabupaten tersebut. Jadi SMP yang
diambil peneliti sebagai lokasi penelitian adalah SMP-SMP yang terletak
di Ungaran.
Pada lokasi penelitian ini secara astronomis letak Kecamatan
Ungaran terletak antara 110024
‟-110
028
‟ Bujur Timur dan 7
04
‟-7
012
‟
Lintang Selatan.
Secara administrasi lokasi penelitian yang terletak di Kabupaten
Semarang, khususnya di Ungaran berbatasan dengan:
Sebelah utara : Kota Semarang
Sebelah timur : Kabupaten Demak
Sebelah selatan : Kecamatan Pringapus, Bergas dan Bawen.
Sebelah barat : Kabupaten Kendal.
86
Lokasi penelitian ini terletak di Kabupaten Semarang Khususnya
pada Kecamatan Ungaran Timur dan Ungaran Barat. Tempat penelitian
berada di SMP Negeri 1 Ungaran yang beralamat Jl. Diponegoro 197
Ungaran Kabupaten Semarang, SMP Negeri 2 Ungaran yang beralamat di
Jl. Letjen Suprapto no. 65 Ungaran Kabupaten Semarang, SMP Negeri 3
Ungaran yang beralamat di Jl. Patimura 1A Ungaran Kabupaten Semarang
dan SMP Negeri 4 Ungaran yang beralamat di Jl. Langensari Babadan
kecamatan Ungaran Barat Kabupaten Semarang. Untuk lebih jelas dalam
mencari letak penelitian dapat dilihat pada peta di lampiran 1.
2. Kondisi Sekolah
Sekolah tempat pelaksanaan penelitian ini diadakan pada SMP
Negeri 1 Ungaran, SMP Negeri 2 Ungaran, SMP Negeri 3 Ungaran dan
SMP Negeri 4 Ungaran. Kondisi dari tiap sekolah tersebut akan dijabarkan
pada penjelasan berikut ini:
a. SMP Negeri 1 Ungaran
Gambar 4.1. SMP Negeri 1 Ungaran
Kondisi sekolah di SMPN 1 Ungaran sangat baik, sarana dan
prasarana yang ada di sekolah tersebut sangat memadai, tiap kelas
87
sudah ada LCD masing-masing. Keadaan bangku dan kursi juga sangat
layak digunakan. Terdapat laboratorium pada tiap pelajaran, khususnya
pada laboratorium IPS yang memadai.
Keadaan sistem pembelajaran pada SMP Negeri 1 Ungaran
sangat baik, ditunjang dengan guru yang profesional dalam bidang
mata pelajarannya. Dalam pembelajaran sudah diterapkan
pembangunan karakter, karakter disini diterapkan dalam proses belajar
mengajar dan belum diterapkan pada bahan ajar yang digunakan.
Pemberian wawasan kebencanaan belum dilaksanakan dalam proses
belajar siswa.
Untuk sumber belajar dan bahan ajar yang digunakan
khususnya LKS belum ada yang mengandung pembentukan karakter
maupun penambahan wawasan tentang kebencanaan.
b. SMP Negeri 2 Ungaran
Gambar 4.2. SMP Negeri 2 Ungaran
Kondisi sekolah di SMPN 2 Ungaran baik, sarana dan
prasarana yang ada di sekolah tersebut belum memadai, tiap kelas
belum ada LCD masing-masing. Keadaan bangku dan kursi sangat
88
layak digunakan. Terdapat laboratorium pada tiap pelajaran, kecuali
laboratorium IPS yang tidak tersedia.
Keadaan sistem pembelajaran pada SMP Negeri 2 Ungaran
sangat baik, ditunjang dengan guru yang profesional dalam bidang
mata pelajarannya. Dalam pembelajaran sudah diterapkan
pembangunan karakter, karakter disini diterapkan dalam proses belajar
mengajar dan belum diterapkan pada bahan ajar yang digunakan.
Pemberian wawasan kebencanaan belum dilaksanakan dalam proses
belajar siswa.
Untuk sumber belajar dan bahan ajar yang digunakan
khususnya LKS belum ada yang mengandung pembentukan karakter
maupun penambahan wawasan tentang kebencanaan.
c. SMP Negeri 3 Ungaran
Gambar 4.3. SMP Negeri 3 Ungaran
Kondisi sekolah di SMPN 3 Ungaran sangat baik, sarana dan
prasarana yang ada di sekolah tersebut memadai, tiap kelas belum ada
LCD masing-masing namun inventarisasi tiap kelas sudah lengkap.
Keadaan bangku dan kursi sangat layak digunakan. Terdapat
89
laboratorium pada tiap pelajaran, khususnya adanya laboratorium
untuk mata pelajaran IPS.
Keadaan sistem pembelajaran pada SMP Negeri 3 Ungaran
sangat baik, ditunjang dengan guru yang profesional dalam bidang
mata pelajarannya. Dalam pembelajaran sudah diterapkan
pembangunan karakter, karakter disini diterapkan dalam proses belajar
mengajar dan belum diterapkan pada bahan ajar yang digunakan.
Pemberian wawasan kebencanaan belum dilaksanakan dalam proses
belajar siswa.
Untuk sumber belajar dan bahan ajar khususnya LKS yang
digunakan belum ada yang mengandung pembentukan karakter
maupun penambahan wawasan tentang kebencanaan.
d. SMP Negeri 4 Ungaran
Gambar 4.4. SMP Negeri 4 Ungaran
Kondisi sekolah di SMPN 4 Ungaran baik, sarana dan
prasarana yang ada di sekolah tersebut belum memadai, tiap kelas
belum ada LCD masing-masing dan inventarisasi tiap kelas belum
lengkap. Keadaan bangku dan kursi sangat cukup layak digunakan.
90
Terdapat laboratorium pada tiap pelajaran, kecuali laboratorium IPS
yang tidak tersedia.
Keadaan sistem pembelajaran pada SMP Negeri 4 Ungaran
sangat baik, ditunjang dengan guru yang profesional dalam bidang
mata pelajarannya. Dalam pembelajaran sudah diterapkan
pembangunan karakter, karakter disini diterapkan dalam proses belajar
mengajar dan sudah diterapkan pada bahan ajar yang digunakan.
Pemberian wawasan kebencanaan belum dilaksanakan dalam proses
belajar siswa.
Untuk sumber belajar dan bahan ajar yang digunakan sudah ada
yang mengandung pembentukan karakter tetapi penambahan wawasan
tentang kebencanaan belum terdapat dalam bahan ajar khususnya LKS
yang digunakan dalam proses pembelajaran.
3. Hasil Analisis LKS tiap Sekolah di Kecamatan Ungaran.
Pada saat studi pendahuluan diperoleh hasil observasi dari
mengamati LKS SMP kelas VIII yang dipakai guru sebagai bahan ajar
dalam proses pembelajaran. Pada SMP Negeri 1 Ungaran, SMP Negeri 2
Ungaran, SMP Negeri 3 Ungaran dan SMP Negeri 4 Ungaran setiap LKS
SMP kelas VIII yang dipakai pada masing-masing sekolah berbeda-beda
sumbernya, untuk lebih jelasnya mengenai LKS SMP kelas VIII yang
dipakai tiap sekolah dapat dilihat pada Tabel 4.1.
Tabel 4.1. LKS SMP N Kelas VIII di Kabupaten Semarang No Sekolah Pengarang Judul Penerbit
1. SMP N 1
Ungaran
Drs.
Supardiyono
IPS Terpadu Kelas VIII
Semester ganjil untuk
SMP/MTs
Galileo (Gali Ilmu
Lebih Optimis)
2. SMP N 2 Drs. IPS Terpadu Kelas VIII Galileo (Gali Ilmu
91
Ungaran Supardiyono Semester ganjil untuk
SMP/MTs
Lebih Optimis)
3. SMP N 3
Ungaran Sili Ida A.M,
M.Pd, dkk
Ilmu Pengetahuan
Sosial kelas VIII
Semester Gasal
SMPN 3 Ungaran
4. SMP N 4
Ungaran Penerbit IPS Terpadu Untk
SMP/MTs Semester 1
Surya Badra.
Sumber: Data Sekunder Penelitian, 2012
Lembar Kerja Siswa yang dianalisis didapatkan hasil bahwa di
dalam tiap LKS SMP kelas VIII mengandung materi lingkungan hidup
yang masih deskripsional dan narasi yang kurang menarik, gambar dan
informasi yang disediakan masih minim dan kurang lengkap. LKS dari
tiap sekolah masih berbasis konvensional dan kurang mengembangkan
karakter siswa. Solusi untuk mengatasi masalah tersebut yaitu dengan
mengembangkan bahan ajar khususnya Lembar Kerja Siswa berbasis
karakter dan kebencanaan. Analisis data LKS hasil observasi yang telah
dilakukan sebelumnya disajikan pada Tabel berikut:
Tabel 4.2. Analisis kelayakan LKS SMPN 1 Ungaran dan SMPN 2
Ungaran Kelas VIII di Kabupaten Semarang
No Kelayakan Penilaian Hasil Analisis
Nilai
Tidak
layak
Cukup
layak
Layak
1 Isi/Materi Cakupan
materi,
mengandung
wawasan
produktivitas,
mengandung
wawasan
kebencanaan,
mengandung
karakter
Materi cukup
lengkap namun
tidak begitu terinci
dan luas, tidak
adanya wawasan
produktivitas, tidak
mengandung
wawasan
kebencanaan dan
pembangunan
karakter bagi siswa.
√
2 Penyajian Teknik
penyajian,
pendukung
penyajian,
penyajian
pembelajaran
Penyajian materi
terkonsep dan
sistematis, tidak ada
pendukung
penyajian baik
gambar, tabel dan
lainnya, tidak
adanya penyajian
pembelajaran yang
√
92
mampu merangsang
berpikir siswa.
3 Bahasa Komunikatif,
lugas, sesuai
dengan
peserta didik.
Bahasa tidak
komunikatif, bahasa
sudah sesuai dengan
peserta didik.
√
4 Kegrafikan Keterbacaan,
kualitas
cetakan,
kekuatan fisik
buku.
Tulisan dalam LKS
terbaca oleh siswa,
kualitas cetakan
kurang baik,
kekuatan fisik buku
kurang layak.
√
Sumber: Data Analisis, 2013
Dari hasil analisis diatas maka dapat diketahui bahwa LKS yan
digunakan di SMPN 1 Ungaran dan di SMPN 2 Ungaran belum bisa
dikatakan layak sepenuhnya. Selain itu, LKS yang digunakan belum
menggunakan pembangunan karakter di dalamnya. LKS belum memuat
wawasan kebencanaan yang bisa menambah pengetahuan siswa tentang
bencana alam di Indonesia.
Tabel 4.3. Analisis kelayakan LKS SMPN 3 Ungaran dan Kelas VIII di
Kabupaten Semarang
No Kelayakan Penilaian Hasil Analisis
Nilai
Tidak
layak
Cukup
layak
Laya
k
1 Isi/Materi Cakupan
materi,
mengandung
wawasan
produktivitas,
mengandung
wawasan
kebencanaan,
mengandung
karakter
Cakupan materi
cukup lengkap
namun belum
mendalam, tidak
mengandung
wawasan
produktivitas, tidak
mengandung
wawasan
kebencanaan, tidak
mengandung
pembangunan
karakter bagi
siswa.
√
2 Penyajian Teknik
penyajian,
pendukung
penyajian,
penyajian
pembelajaran
Penyajian materi
terkonsep tiap bab,
tidak terdapat
gambar, simbol
maupun peta dalam
pendukung
penyajian,
penyajian
pembelajaran
√
93
hanya bersifat
teoritis.
3 Bahasa Komunikatif,
lugas, sesuai
dengan peserta
didik.
Bahasa yang
digunakan tidak
komunikatif,
bahasa sesuai
peserta didik.
√
4 Kegrafikan Keterbacaan,
kualitas
cetakan,
kekuatan fisik
buku.
Keterbacaan LKS
cukup baik,
kualitas cetakan
kurang, kekuatan
fisik buku kurang
baik.
√
Sumber: Data Analisis, 2013
Dari hasil analisis diatas maka dapat diketahui bahwa LKS yan
digunakan di SMPN 3 Ungaran belum bisa dikatakan layak sepenuhnya.
Namun dalam hal penyajian materi sudah disesuaikan dengan siswa,
melihat pembuatnya adalah dari tim guru pengajar di sekolah tersebut.
Selain itu, LKS yang digunakan belum menggunakan pembangunan
karakter di dalamnya. LKS belum memuat wawasan kebencanaan yang
bisa menambah pengetahuan siswa tentang bencana alam di Indonesia.
94
Tabel 4.4. Analisis kelayakan LKS SMPN 4 Ungaran dan Kelas VIII di
Kabupaten Semarang
No Kelayakan Penilaian Hasil Analisis
Nilai
Tidak
layak
Cukup
layak
Laya
k
1 Isi/Materi Cakupan
materi,
mengandung
wawasan
produktivitas,
mengandung
wawasan
kebencanaan,
mengandung
karakter
Cakupan materi
cukup lengkap
namun belum
mendalam, tidak
mengandung
wawasan
produktivitas, tidak
mengandung
wawasan
kebencanaan,
mengandung
pembangunan
karakter bagi
siswa.
√
2 Penyajian Teknik
penyajian,
pendukung
penyajian,
penyajian
pembelajaran
Penyajian materi
terkonsep tiap bab,
tidak terdapat
gambar, simbol
maupun peta dalam
pendukung
penyajian namun
ada pembangunan
karakter dalam
pendukung
penyajiannya,
penyajian
pembelajaran
hanya bersifat
teoritis.
√
3 Bahasa Komunikatif,
lugas, sesuai
dengan peserta
didik.
Bahasa yang
digunakan tidak
komunikatif,
bahasa sesuai
peserta didik.
√
4 Kegrafikan Keterbacaan,
kualitas
cetakan,
kekuatan fisik
buku.
Keterbacaan LKS
cukup baik,
kualitas cetakan
kurang, kekuatan
fisik buku kurang
baik.
√
Sumber: Data Analisis, 2013
Dari data diatas maka dapat diketahui bahwa LKS yang digunakan
pada setiap SMP di Ungaran tersebut terdapat Standar Kompetensi dan
Kompetensi Dasar yang sesuai dengan kurikulum yang berlaku serta dapat
diterapkan dalam sistem pembelajaran di kelas. Materi dalam LKS
95
tersebut masih tergolong singkat dan kurang memberikan konsep yang
nyata dan terkesan konvensional. Gambar dan informasi mendukung tidak
terdapat dalam setiap LKS yang digunakan pada SMP di Ungaran,
sehingga tidak bisa menambah wawasan siswa.
Hasil analisis tersebut menunjukkan adanya permasalahan dan
kekurangan dalam bahan ajar yang digunakan oleh siswa untuk menunjang
pembelajaran mereka, sehingga perlu adanya ide kreatif untuk
menyelesaikan permasalahan tersebut. Peniliti berinisiatif memberikan
solusi dengan melakukan pengembangan bahan ajar khususnya LKS yang
dipadukan dengan basis karakter dan kebencanaan untuk meningkatkan
karakter siswa serta menambah wawasan siswa tentang kebencanaan.
4. Pembuatan LKS berbasis Karakter dan Kebencanaan
Hasil analisis kelayakan dari LKS berbasis karakter dan
kebencanaan yang dibuat oleh peneliti didapat dari beberapa tahapan
sehingga bisa diketahui hasil analisis kelayakan LKS tersebut, adapun
tahapan-tahapan ini meliputi proses sebagai berikut ini:
1) Pengembangan Desain Produk LKS Berbasis Karakter dan
Kebencanaan
LKS berbasis karakter dan kebencanaan dirancang sesuai dengan
kurikulum yang berlaku, baik SK, KD dan Indikator yang digunakan
disesuaikan dengan kurikulum KTSP yang digunakan pada sistem
pembelajaran di sekolah. Rancangan LKS ini didasarkan pada
permasalahan yang ditemukan dari observasi yang menghasilkan
adanya kekurangan-kekurangan LKS di sekolah, LKS konvensional
96
tersebut akan dikembangkan menggunakan basis karakter dan
kebencanaan. Adapun rincian dari desain produk LKS berbasis
karakter dan kebencanaan pada mata pelajaran IPS materi pokok
lingkungan hidup adalah sebagai berikut:
a) Cover LKS berbasis karakter dan kebencanaan
Layout cover depan dan belakang dari LKS berbasis karakter dan
kebencanaan disajikan seperti gambar 4.5.
97
Gambar 4.5.Cover depan LKS berbasis karakter dan
kebencanaan
Sumber: Penulis, 2013
Keterangan :
1. Identitas LKS
LKS ini berbasis karakter dan kebencanaan dan digunakan
untuk siswa-siswi SMP/Mts dan sederajad kelas VIII pada
mata pelajaran IPS terpadu.
2. Judul LKS
LKS ini berjudul “Kerusakan Lingkungan Hidup dan
Upaya Penanggulangannya dalam Pembangunan
Berkelanjutan”, dilihat dari judul ini maka dapat diketahui
bahwa LKS yang dikembangkan menggunakan materi
pokok lingkungan hidup sebagai materi yang
dipertimbangkan dalam pengembangan karakter dan
pengetahuan tentang kebencanaan.
3. Identitas Siswa
LKS membutuhkan identitas siswa guna tanda pengenal
dari pemilik LKS tersebut, dalam identitas siswa terdapat
nama, kelas dan alamat.
4. Logo UNNES
1
2
3
4
5 6
7
98
Digunakan sebagai tanda almamater peneliti yang membuat
dan mengembangkan produk LKS berbasis karakter dan
kebencanaan.
5. Identitas pembuat/pengarang
Identitas ini digunakan untuk memperkenalkan siapa yang
membuat LKS berbasis karakter dan kebencanaan, selain
itu digunakan sebagai tanda hak karya LKS tersebut,
sehingga tidak adanya peristiwa plagiatisme pada masa
mendatang. Identitas ini juga bisa digunakan sebagai daftar
pustaka.
6. Identitas pembimbing
Digunakan untuk memperkenalkan identitas pembimbing
dari peneliti yang membuat dan mengembangkan LKS
berbasis karakter dan kebencanaan. Pembuatan LKS ini
dibimbing oleh Dr. Purwadi Suhandini, S.U. dan Drs.
Tukidi, M.Pd. yang juga selaku dosen pembimbing peneliti
dalam penyusunan skripsi.
7. Gambar
Digunakan sebagai deskripsi dari isi LKS dimana
didalamnya membahas tentang kebencanaan pada
lingkungan hidup, mulai dari gambar bencana banjir,
tsunami, dan berbagai bencana yang disebabkan oleh
tangan manusia seperti pencemaran. Selain itu ada gambar-
gambar yang mendeskripsikan tentang lingkungan hidup
biotik, abiotik maupun sosial budaya.
99
Gambar 4.6. Cover belakang LKS berbasis karakter dan
kebencanaan
Sumber: Penulis, 2013
Keterangan :
1. Kalimat mutiara
Kalimat-kalimat yang ada pada cover belakang tersebut
berasal dari kutipan-kutipan kata oleh tokoh-tokoh
penting di dunia dan kutipan dari film inspirasi. Dari
kata-kata tersebut dapat mencerminkan karakter yang
harus dikembangkan oleh setiap siswa setelah
mempelajari materi dalam LKS.
2. Logo UNNES
Digunakan sebagai tanda almamater peneliti yang
membuat dan mengembangkan produk LKS berbasis
karakter dan kebencanaan.
3. Penerbit
Menunjukkan penerbit dari LKS berbasis karakter dan
kebencanaan. Dimana LKS ini didukung oleh Jurusan
Geografi Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri
Semarang.
1
2
3
100
b) Struktur LKS berbasis karakter dan kebencanaan
Dalam LKS berbasis karakter dan kebencanaan memilki struktur
yang disesuaikan berdasarkan pada dasar teori yang telah digunakan
dimana dalam LKS terdapat petunjuk belajar (petunjuk siswa),
kompetensi yang akan dicapai, informasi pendukung, tugas-tugas
dan langkah kerja, serta penilaian. Adapun struktur yang terdapat
dalam LKS berbasis karakter dan kebencanaan dapat diterangkan
melalui gambar 4.3. berikut:
Gambar 4.7. Struktur bagian awal LKS berbasis karakter dan
kebencanaan
1
101
2
3
4
102
Sumber: Penulis, 2013
Keterangan:
1. Kata pengantar
Berisi tentang ucapan terimakasih dari penulis kepada
semua pihak yang telah mendukung dalam terselesaikannya
LKS berbasis karakter dan kebencanaan.
2. Daftar Isi
Berisi tentang isi dan nomor halaman dari setiap materi
yang ada dalam LKS berbasis karakter dan kebencanaan.
3. Judul
Judul ini adalah judul dari SK, KD dan Indikator yang akan
dicapai
4. SK, KD dan Indikator
SK, KD dan Indikator disesuaikan dengan kurikulum yang
berlaku dan dikhususkan pada materi pokok lingkungan
hidup mata pelajaran IPS terpadu bagi kelas VIII SMP/MTs
dan sederajat.
5
6
103
5. Peta Konsep
Berisi tentang bagan materi yang akan dicapai dalam LKS
berbasis karakter dan kebencanaan. Penggambaran secara
garis besar tentang isi LKS yang berfungsi sebagai
pedoman bagi siswa agar lebih mudah memahami isi LKS.
6. Kata kunci
Beberapa kata yang terdapat di dalam peta konsep yang
berguna memudahkan siswa untuk mengetahui apa saja
yang terdapat dalam peta konsep.
Gambar 4.8. Struktur isi LKS berbasis karakter dan
kebencanaan
1
2
3
4
5
6
104
7
8
9
1
0
105
1
1
1
2
1
4
1
5
1
3
106
Sumber: Penulis, 2013
Keterangan:
1. Judul Bab I
2. SK, KD dan Tujuan Pembelajaran Bab I
3. Judul Subbab
4. Gambar Pendukung
5. Materi
6. Tugas Mandiri
7. Tugas Kelompok
8. Lingkungan hidup info
9. Latihan Soal I
10. Rangkuman Bab I
11. Judul Bab II
12. SK, KD dan Tujuan Pembelajaran Bab II
13. Disaster Info
14. Latihan Soal II
15. Rangkuman Bab II
16. Uji Kompetensi
17. Daftar Pustaka
5. Kelayakan Isi, Penyajian, Bahasa dan Kegrafikan LKS Berbasis
Karakter dan Kebencanaan.
1
6
1
7
107
Kelayakan LKS berbasis karakter dan kebencanaan untuk kelas VIII
SMP/MTs dan sederajat pada mata pelajaran IPS materi pokok lingkungan
hidup ini telah divalidasi oleh tim ahli (expert) dan para guru yang
berkompeten dalam bidangnya. Tim ahli yang memvalidasi LKS ini
berkompeten baik dalam materi lingkungan hidup maupun dalam
penyusunan bahan ajar, sehingga memberikan masukan yang berkualitas
bagi penulis dalam penyusunan LKS. Guru mata pelajaran IPS yang
mengajar materi pokok lingkungan hidup dan memiliki pengalaman dalam
mengajar di kelas VIII sehingga dapat memberi masukan dalam
penyesuaian sajian dan isi LKS dengan pemahaman siswa.
Pada tahap validasi produk LKS berbasis karakter dan kebencanaan
maka dihasilkan masukan-masukan dari tim ahli (expert) dan guru
pengajar dalam membenahi kekurangan-kekurangan LKS baik dari segi
penyajian tampilan dari layout cover depan belakang, isi dan pendalaman
materi, serta akan dihasilkan analisis kelayakan dalam hal isi, penyajian,
bahasa dan kegrafikan yang dapat dijelaskan secara rinci pada deskripsi
berikut ini:
a. Analisis Kelayakan melalui Validasi LKS berbasis karakter dan
kebencanaan oleh Tim Ahli (expert)
Validasi dari tim ahli ini didapatkan dari 5 dosen yang berkompeten di
bidang penyusunan bahan ajar dan materi lingkungan hidup, adapun
daftar dari validator tim ahli (expert) diambil dari dosen selain
pembimbing penyusunan skripsi dari peneliti, daftar tim ahli dapat
dilihat pada tabel 4.5.
108
Tabel 4.5.Data Dosen Tim Penilai LKS Berbasis Karakter dan
Kebencanaan No Kode Pakar/Bidang
1. V1 Materi Lingkungan Hidup
2. V2 Penyusunan Bahan Ajar
3. V3 Materi Lingkungan Hidup
4. V4 Penyusunan Bahan Ajar
5. V5 Penyusunan Bahan Ajar
Sumber: Data Penelitian, 2013
Berdasarkan hasil validasi yang diberikan oleh tim ahli (expert)
terhadap LKS berbasis karakter dan kebencanaan maka diperoleh
masukan yang telah disajikan pada tabel 4.6.
Tabel 4.6. Masukan dari Validator (Tim Ahli) No Validator Masukan
1. V2 Karakter dalam materi masih minim, maka harus
adanya karakter yang dileburkan atau dimasukkan
dalam deskripsi materi sehingga bisa
memunculkan karakter yang diperlukan pada tiap
diri siswa ketika berhadapan langsung dengan
lingkungan sekitar mereka.
2. V3 - Pada peta konsep
Harus menonjolkan materi daripada ilustrasi,
huruf kurang jelas, jangan menonjolkan warna
dan seni, mengambil warna-warna muda,
background pada kata kunci diperbaiki,
ditambah penanggulangan kerusakan
lingkungan pada bagan peta konsep.
- Gambar
Pada pengertian lingkungan diberi gambar dari
3 unsur LH, gambar diperjelas karena terlalu
kecil, penambahan gambar pada subsubbab
manfaat lingkungan hidup.
- Materi
Unsur lingkungan hidup dilengkapi,
membedakan antara unsur abiotik dan biotik,
pada unsur abiotik disesuaikan urutan yang
terdapat didalamnya, menambah lapisan yang
terdapat pada udara, memberi contoh pada
unsure sosial budaya, memberi contoh gempa
bumi yang lain, kemarau panjang diganti
dengan kekeringan, deskripsi dari degradasi
lahan.
- Tata tulis
Mengurangi kata “yang”, mengganti “di”
dengan “pada”, mengatur rata kanan dan rata
kiri, mengurangi penggunaan “-nya”,
109
membenahi kata-kata yang hurufnya masih
terbolak-balik, menggunakan 1 spasi untuk
kerapian, kata “dll” tidak boleh disingkat.
- Daftar Pustaka
Sumber harus lebih jelas dan lebih lengkap.
3. V4 - Materi
Memberikan materi yang berbau prosedur
(menggunakan flowchart untuk menggambarkan
prosedur), perlu dihasilkan hipotesis-hipotesis
sehingga membentuk kreatifitas berfikir anak,
narasi kurang menantang, perlu adanya tugas-
tugas kelompok, wawasan bersifat informatif,
lebih bersifat kontekstual (bukan aplikatif).
4. V5 - Daftar Isi
Benahi nomor halaman pada daftar isi yang tidak
urut, penambahan kata kunci pada peta konsep
dalam daftar isi.
- SK, KD dan Indikator
Tidak perlu ditambahkan deskripsi, hanya berisi
SK, KD dan Indikator saja.
- Peta Konsep
Bagan harus dirubah lebih simple dan jelas, agar
,udah dipahami dan dimengerti oleh siswa.
- Tujuan Pembelajaran
Kata yang digunakan harus lebih spesifik
- Materi
Pada pengertian lingkungan harus jelas
sumbernya dan adanya pembenahan tentang
pengertian lingkungan biotik dan abiotik,
penggunaan kata karakter harus jelas
maksudnya, harus ada deskripsi yang jelas dari
gambar yang digunakan sebagai contoh unsur
hayati, adanya contoh dari produsen dan
konsumen, ditambahkannya deskripsi dari
masing-masing upaya pelestarian lingkungan.
- Tata Tulis
Penulisan Conservacy dibenahi, penulisan
sumber terletak sebelum kata gambar dan
sesudah gambar, penulisan air, udara, tanah
harus urut, kata manusia harus hitam dan tidak
digaris bawahi, pada manfaat lingkungan hidup
harus ada alenia pada tiap paragrafnya, pada soal
titik-titik diberi 4 titik, pada tiap subab jika
mengawali kalimat harus ada alenia, kata
mencerdasi diganti dengan menyikapi,
- Daftar Pustaka
Adanya penambahan daftar pustaka dari bagan
unsure-unsur lingkungan dan pengertian dari
setiap lingkungan hidup dari para ahli,
- Soal
Adanya penambahan poin pada tabel pernyataan
B pada tugas mandiri dari materi unsur sosial
budaya.
Sumber: Data Primer Penelitian, 2013
110
b. Analisis Kelayakan melalui Validasi LKS berbasis karakter dan
kebencanaan oleh Guru
Validator dari guru diambil guru pengajar mata pelajaran IPS Kelas
VIII yang menguasai materi lingkungan hidup dan mempunyai
pengalaman dalam pembelajaran di kelas tiap SMP yang ada di
Ungaran, adapun daftar guru yang dijadikan sebagai validator dapat
dilihat pada tabel 4.7.
Tabel 4.7. Data Guru Pengampu Mata Pelajaran IPS Terpadu No Kode Sekolah
1. V1 SMPN 1 Ungaran
2. V2 SMPN 2 Ungaran
3. V3 SMPN 3 Ungaran
4. V4 SMPN 4 Ungaran
Sumber: Data Penelitian, 2012
Berdasarkan hasil validasi yang diberikan oleh guru terhadap LKS
berbasis karakter dan kebencanaan maka diperoleh masukan yang telah
disajikan pada tabel 4.8.
Tabel 4.8. Masukan dari Validator (Guru) No Validator Masukan
1. V1 - Ringkasan materi tidak terletak pada tiap bab,
sehingga menyulitkan peserta didik dalam
pemahaman materi.
- Tujuan Pembelajaran pada tiap bab masih
kurang tepat sehingga perlu dibenahi.
- Kata mencerdasi pada disaster info harus
dirubah dengan kata yang lebih tepat.
2. V2 Secara keseluruhan sudah sangat baik. Semoga
kedepannya dapat betul-betul dimanfaatkan untuk
kemajuan dan kegiatan belajar anak secara nyata.
3. V3 - Masih terdapat huruf cetak yang sangat kecil
pada gambar, sehingga sulit dipahami oleh
anak.
- Dimohon jangan menggunakan tinta merah.
- Pada intinya LKS ini sangat bagus namun
mohon diperluas lagi sehingga lebih rinci.
- Unsur-unsur lingkungan pada bagan harus
ditulis secara rinci agar mudah dipahami oleh
siswa.
111
- Kata “memerhatikan” diganti dengan
“memperhatikan”
4. V4 - Kata Air, Udara dan Tanah harus disusun
secara urut sesuai dengan isi yang ada pada
materi selanjutnya.
Masukan dari validator 4 memfokuskan pada
soal-soal yang terdapat dalam LKS berbasis
karakter dan kebencanaan:
- Pada tugas mandiri III, pada pertanyaan nomor
2 poin a dan b bisa digabungkan, poin c bisa
diganti nomor baru menjadi nomor 3, labih
diperbaiki pada tata tulis.
- Pada Latihan Soal I kalimat pada soal-soal
lebih disingkat dan diperjelas, kata “kecuali”
dan “bukan” dicetak miring agar lebih terlihat
jelas.
- Kata “sebutkan” diganti dengan “yang” untuk
memudahkan pemahaman siswa.
- Pada Latihan Soal II, kata terjadi pada soal
nomor 3 diganti kata mengakibatkan, pada
Romawi II nomor 5 kata bagaimanakah diganti
dengan Sebutkan/Apa.
Sumber: Data Primer Penelitian, 2013
B. Pembahasan Penelitian
1. Evaluasi LKS dari Tiap SMP
Setelah mengetahui kekurangan dari masing-masing LKS pada tiap
SMPN 1 Ungaran, SMPN 2 Ungaran, SMPN 3 Ungaran dan SMPN 4
Ungaran maka diperlukannya evaluasi dalam pembenahan tiap LKS
tersebut, adapun evaluasi LKS ini akan dijabarkan pada tabel-tabel yang
tersedia dibawah ini.
Tabel 4.9. Evaluasi LKS dari SMPN 1 Ungaran dan SMPN 2 Ungaran
No Kelayakan Draft Awal Revisi
1 Isi/Materi Materi cukup lengkap
namun tidak begitu terinci
dan luas, tidak adanya
wawasan produktivitas,
tidak mengandung
wawasan kebencanaan
dan pembangunan
karakter bagi siswa.
Harus adanya perluasan materi
dengan konsep-konsep yang
mengasah kreativitas dan imajinasi
peserta didik, adanya materi yang
bisa meningkatkan produktivitas
siswa dengan cara penyusunan
materi yang mengasah cara berfikir
siswa, harus ada penambahan
wawasan kebencanaan pada siswa.
2 Penyajian Penyajian materi
terkonsep dan sistematis,
tidak ada pendukung
Penyajian materi harus lebih
sistematis dan rapi, harus ada
penambahan gambar-gambar dan
112
penyajian baik gambar,
tabel dan lainnya, tidak
adanya penyajian
pembelajaran yang
mampu merangsang
berpikir siswa.
informasi pendukung lainnya untuk
mengilustrasikan materi, penyajian
LKS harus lebih mendukung
pembentukan berfikir siswa dalam
proses pembelajaran di kelas.
3 Bahasa Bahasa tidak komunikatif,
bahasa sudah sesuai
dengan peserta didik.
Bahasa yang digunakan harus lebih
komunikatif.
4 Kegrafikan Tulisan dalam LKS
terbaca oleh siswa,
kualitas cetakan kurang
baik, kekuatan fisik buku
kurang layak.
Peningkatan kualitas cetakan dan
memperbaiki kekuatan fisik buku.
Sumber: Data Primer Penelitian, 2013
Kesimpulan dari evaluasi di atas adalah LKS yang digunakan di
SMPN 1 Ungaran dan SMPN 2 Ungaran harus ditambahkan pembangunan
karakter dan wawasan kebencanaan untuk pengetahuan siswa.
Tabel 4.10. Evaluasi LKS dari SMPN 3 Ungaran
No Kelayakan Draft Awal Revisi
1 Isi/Materi Cakupan materi cukup
lengkap namun belum
mendalam, tidak
mengandung wawasan
produktivitas, tidak
mengandung wawasan
kebencanaan, tidak
mengandung
pembangunan karakter
bagi siswa.
Harus adanya perluasan materi
dengan konsep-konsep yang
mengasah kreativitas dan imajinasi
peserta didik, adanya materi yang
bisa meningkatkan produktivitas
siswa dengan cara penyusunan
materi yang mengasah cara berfikir
siswa, harus ada penambahan
wawasan kebencanaan pada siswa.
2 Penyajian Penyajian materi
terkonsep tiap bab, tidak
terdapat gambar, simbol
maupun peta dalam
pendukung penyajian,
penyajian pembelajaran
hanya bersifat teoritis.
Harus ada penambahan gambar-
gambar dan informasi pendukung
lainnya untuk mengilustrasikan
materi, penyajian LKS harus lebih
mendukung pembentukan berfikir
siswa dalam proses pembelajaran di
kelas.
3 Bahasa Bahasa yang digunakan
tidak komunikatif, bahasa
sesuai peserta didik.
Bahasa yang digunakan harus lebih
komunikatif.
4 Kegrafikan Keterbacaan LKS cukup
baik, kualitas cetakan
kurang, kekuatan fisik
buku kurang baik.
Peningkatan kualitas cetakan dan
memperbaiki kekuatan fisik buku.
Sumber: Data Primer Penelitian, 2013
Kesimpulan dari evaluasi LKS dari SMP Negeri 3 Ungaran di atas
adalah, harus ditambahkan pembangunan karakter dan wawasan
113
kebencanaan untuk menambah pengetahuan siswa. Selain itu, perbaikan
dalam hal kebahasaan dak kegrafikan untuk meningkatkan kualitas LKS
yang cenderung konvensional dan belum dikembangkan. Dalam
penyajiannya, harus ada penambahan dalam hal gambar-gambar dan
informasi pendukung untuk mengasah kreativitas siswa serta
meningkatkan aktivitas belajar siswa.
Tabel 4.11. Evaluasi LKS dari SMPN 4 Ungaran
No Kelayakan Draft Awal Revisi
1 Isi/Materi Cakupan materi cukup
lengkap namun belum
mendalam, tidak
mengandung wawasan
produktivitas, tidak
mengandung wawasan
kebencanaan,
mengandung
pembangunan karakter
bagi siswa.
Harus adanya perluasan materi
dengan konsep-konsep yang
mengasah kreativitas dan imajinasi
peserta didik, adanya materi yang
bisa meningkatkan produktivitas
siswa dengan cara penyusunan
materi yang mengasah cara berfikir
siswa.
2 Penyajian Penyajian materi
terkonsep tiap bab, tidak
terdapat gambar, simbol
maupun peta dalam
pendukung penyajian
namun ada pembangunan
karakter dalam
pendukung penyajiannya,
penyajian pembelajaran
hanya bersifat teoritis.
Harus ada penambahan gambar-
gambar dan informasi pendukung
lainnya untuk mengilustrasikan
materi serta harus ada penambahan
simbol maupun peta, penyajian LKS
harus lebih mendukung
pembentukan berfikir siswa dalam
proses pembelajaran di kelas.
3 Bahasa Bahasa yang digunakan
tidak komunikatif, bahasa
sesuai peserta didik.
Bahasa yang digunakan harus lebih
komunikatif.
4 Kegrafikan Keterbacaan LKS cukup
baik, kualitas cetakan
kurang, kekuatan fisik
buku kurang baik.
Peningkatan kualitas cetakan dan
memperbaiki kekuatan fisik buku.
Sumber: Data Primer Penelitian, 2013
Kesimpulan dari evaluasi LKS dari SMP Negeri 4 Ungaran di atas
adalah, harus ditambahkan wawasan kebencanaan dalam materi untuk
menambah pengetahuan siswa. Pembangunan karakter sudah ada dalam
LKS hanya perlu dikolaborasikan dalam materi supaya lebih menarik
perhatian siswa. Selain itu, harus ada perbaikan dalam hal kebahasaan dan
114
kegrafikan untuk meningkatkan kualitas LKS yang cenderung
konvensional dan belum dikembangkan. Dalam penyajiannya, harus ada
penambahan dalam hal gambar-gambar dan informasi pendukung untuk
mengasah kreativitas siswa serta meningkatkan aktivitas belajar siswa.
2. Evaluasi LKS berbasis karakter dan kebencanaan
Evaluasi LKS berbasis karakter dan kebencanaan ini diperoleh dari
revisi desain produk LKS berbasis karakter dan kebencanaan. Pada tahap
revisi produk ini dilakukan guna memperbaiki kesalahan serta
kekurangan-kekurangan dari LKS berbasis karakter dan kebencanaan.
Revisi produk ini didasarkan pada hasil validasi yang telah dilaksanakan
peneliti, dimana peneliti merevisi berdasarkan masukan dari tim validator,
baik dati tim ahli (expert) maupun dari guru pengajar. Adapun hasil dari
revisi desain produk LKS berbasis karakter dan kebencanaan ini dijelaskan
secara rinci pada tabel 4.12. revisi dari validator tim ahli dan tabel 4.13.
revisi dari validator guru pengajar.
Tabel 4.12. Revisi Produk LKS berbasis karakter dan kebencanaan dari
Tim Ahli (expert) No Validator Draft Awal Revisi
1. V2 Karakter dalam materi tidak ada,
hanya terletak pada soal-soal
yang mengasah karakter siswa.
Adanya penambahan karakter yang
dimasukkan dalam materi, sehingga
dapat dideskripsikan lebih jelas
tentang karakter yang ingin
dikembangkan pada siswa.
2. V3 - Peta Konsep
Banyak ilustrasi daripada materi,
huruf kurang jelas, banyak
warna sehingga tidak enak
dibaca, background pada kata
kunci gelap sehingga tulisan
sulit dibaca, penanggulangan
kerusakan lingkungan belum
dicantumkan.
- Peta Konsep
Materi ditambah, font huruf lebih
diperjelas, warna-warna dikurangi
dan menggunakan warna-warna
muda, background pada kata kunci
lebih diterangkan sehingga tulisan
dapat dibaca, ditambahkan
penanggulangan kerusakan
lingkungan pada bagan peta konsep
- Gambar
Pada pengertian lingkungan
terdapat 4 gambar unsur LH
- Gambar
Pada pengertian lingkungan diberi
gambar dari 3 unsur LH, gambar
115
yang kurang mengilustrasikan
materi, gambar pada soal terlalu
kecil, tidak adanya gambar pada
subsubbab manfaat lingkungan
hidup.
diperjelas karena terlalu kecil,
penambahan gambar pada subsubbab
manfaat lingkungan hidup.
- Materi
Unsur lingkungan hidup masih
kurang, antara unsur abiotik dan
biotik terdapat kerancuan, pada
unsur abiotik urutan yang
terdapat didalamnya masih
berantakan, tidak adanya lapisan
yang terdapat pada udara, tidak
ada contoh pada unsur sosial
budaya, contoh gempa bumi
masih umum, tulisan kemarau
panjang salah, tidak ada
deskripsi dari degradasi lahan.
- Materi
Unsur lingkungan hidup dilengkapi,
membedakan antara unsur abiotik
dan biotik, pada unsur abiotik
disesuaikan urutan yang terdapat
didalamnya, menambah lapisan yang
terdapat pada udara, memberi contoh
pada unsur sosial budaya, memberi
contoh gempa bumi yang lain,
kemarau panjang diganti dengan
kekeringan, ditambah deskripsi dari
degradasi lahan.
- Tata tulis
Banyak kata “yang”, ada kata
“di” yang diletakkan pada
kalimat yang salah, rata kanan
dan rata kiri yang tidak rapi,
banyak penggunaan “-nya”,
banyak kata-kata yang hurufnya
masih terbolak-balik,
menggunakan 1.5 spasi sehingga
tidak rapi, kata “dll” yang
disingkat.
- Tata tulis
Mengurangi kata “yang”, mengganti
“di” dengan “pada”, mengatur rata
kanan dan rata kiri, mengurangi
penggunaan “-nya”, membenahi
kata-kata yang hurufnya masih
terbolak-balik, menggunakan 1 spasi
untuk kerapian, kata “dll” tidak
disingkat.
- Daftar Pustaka
Sumber kurang jelas dan kurang
lengkap.
- Daftar Pustaka
Sumber lebih jelas dan lebih lengkap.
3. V4 - Materi
Materi yang kurang berbau
prosedur (kurang menggunakan
flowchart untuk menggambarkan
prosedur), minimnya
penggunaan materi yang
menghasilkan hipotesis-hipotesis
sehingga kurang membentuk
kreatifitas berfikir anak, narasi
kurang menantang, tidak adanya
tugas-tugas kelompok.
- Materi
Memberikan materi yang berbau
prosedur (menggunakan flowchart
untuk menggambarkan prosedur),
materi dihasilkan hipotesis-hipotesis
sehingga membentuk kreatifitas
berfikir anak, narasi lebih menantang,
adanya tambahan tugas-tugas
kelompok.
4 V5 - Daftar Isi
Nomor halaman pada daftar isi
tidak urut, tidak ada kata kunci
pada peta konsep dalam daftar
isi.
- Daftar Isi
Nomor halaman pada daftar isi urut,
penambahan kata kunci pada peta
konsep dalam daftar isi.
- SK, KD dan Indikator
Terlalu banyak deskripsi, dan
berisi SK, KD dan Indikator
yang kurang jelas dan tidak
spesifik.
- SK, KD dan Indikator
Deskripsi dihilangkan, membenahi
SK, KD dan Indikator lebih spesifik.
- Peta Konsep
Bagan terlalu rumit, sehingga
sulit dipahami siswa.
- Peta Konsep
Bagan dirubah lebih simple dan jelas,
agar mudah dipahami dan dimengerti
oleh siswa.
116
- Tujuan Pembelajaran
Kata yang digunakan tidak
spesifik/bersifat umum
- Tujuan Pembelajaran
Kata yang digunakan lebih spesifik
- Materi
Pada pengertian lingkungan
tidak jelas sumber dan ada
kesalahan dari pengertian
lingkungan dan abiotik,
penggunaan karakter tidak jelas,
tidak ada deskripsi yang jelas
dari gambar yang digunakan
sebagai contoh unsur hayati,
tidak ada contoh produsen dan
konsumen,tidak ada deskripsi
dari masing-masing upaya
pelestarian lingkungan.
- Materi
Pada pengertian lingkungan harus
jelas sumbernya dan adanya
pembenahan tentang pengertian
lingkungan biotik dan abiotik,
penggunaan kata karakter harus jelas
maksudnya, harus ada deskripsi yang
jelas dari gambar yang digunakan
sebagai contoh unsur hayati, adanya
contoh dari produsen dan konsumen,
ditambahkannya deskripsi dari
masing-masing upaya pelestarian
lingkungan.
- Tata Tulis
Kesalahan dalam penulisan
Conservacy, penulisan sumber
terletak setelah kata gambar,
penulisan air, udara, tanah tidak
urut, kata manusia berwarna dan
ada garis bawah, pada manfaat
lingkungan hidup tidak ada
alenia pada tiap paragrafnya,
pada soal titik-titik hanya 3 titik,
pada tiap subab di awal kalimat
tidak ada alenia, kata mencerdasi
salah.
- Tata Tulis
Penulisan Conservacy dibenahi,
penulisan sumber terletak sebelum
kata gambar dan sesudah gambar,
penulisan air, udara, tanah harus urut,
kata manusia harus hitam dan tidak
digaris bawahi, pada manfaat
lingkungan hidup harus ada alenia
pada tiap paragrafnya, pada soal titik-
titik diberi 4 titik, pada tiap subab
jika mengawali kalimat harus ada
alenia, kata mencerdasi diganti
dengan menyikapi
- Daftar Pustaka
Tidak ada daftar pustaka dari
bagan unsur-unsur lingkungan
dan pengertian dari setiap
lingkungan hidup dari para ahli.
- Daftar Pustaka
Adanya penambahan daftar pustaka
dari bagan unsure-unsur lingkungan
dan pengertian dari setiap lingkungan
hidup dari para ahli.
- Soal
Poin pada tabel pernyataan B
pada tugas mandiri dari materi
unsur sosial budaya hanya
sedikit.
- Soal
Adanya penambahan poin pada tabel
pernyataan B pada tugas mandiri dari
materi unsur sosial budaya.
Sumber: Data Primer Penelitian, 2013
Tiap validator dari tim ahli (expert) memiliki pemahaman dan
masukan yang berbeda-beda terhadap LKS berbasis karakter dan
kebencanaan. Jadi dari masukan-masukan tersebut dapat melengkapi dan
membenarkan kekurangan-kekurangan yang terdapat dalam LKS,
sehingga LKS bisa digunakan secara layak dalam pembelajaran di kelas.
Adapun masukan-masukan ini terkait dengan isi LKS yang harus dibenahi
baik dari segi tulisan, kelengkapan materi, basis karakter yang harus lebih
117
ditonjolkan, dan lain sebagainya. Revisi LKS berbasis karakter dan
kebencanaanpun didasarkan dari masukan-masukan yang diberikan oleh
tim ahli (expert).
Tabel 4.13. Revisi Produk LKS berbasis karakter dan kebencanaan dari
Guru No Validator Draft Awal Revisi
1. V1 - Ringkasan materi tidak
terletak pada tiap bab,
sehingga menyulitkan peserta
didik dalam pemahaman
materi.
- Tujuan Pembelajaran pada tiap
bab masih kurang tepat.
- Kata mencerdasi pada disaster
info.
- Ringkasan diletakkan pada tiap
bab, sehingga mudah dipahami
peserta didik dalam mendalami
materi pada tiap babnya.
- Tujuan Pembelajaran pada tiap bab
dibenahi lebih spesifik.
- Kata mencerdasi pada disaster info
dirubah dengan kata yang lebih
tepat.
2. V3 - Terdapat huruf cetak yang
sangat kecil pada gambar.
- Terdapat penulisan kata
menggunakan tinta merah.
- Unsur-unsur lingkungan pada
bagan ditulis tidak rinci.
- Kata “memerhatikan”.
- Huruf cetak diganti font lebih besar
pada gambar.
- Penulisan kata tinta merah diganti
dengan tinta hitam.
- Unsur-unsur lingkungan pada
bagan harus ditulis secara rinci.
- Kata diganti dengan
“memperhatikan”
3. V4 - Kata Air, Udara dan Tanah
harus disusun tidak urut sesuai
dengan isi yang ada pada
materi selanjutnya.
- Pada tugas mandiri III, pada
pertanyaan nomor 2 poin a dan
b dipisah, poin c tidak menjadi
nomor baru, tata tulis kurang
baik.
- Pada Latihan Soal I kalimat
pada soal-soal terkesan
bertele-tele, kata “kecuali” dan
“bukan” tidak dicetak miring.
- Kata “sebutkan” salah
penempatan.
- Pada Latihan Soal II, kata
terjadi pada soal nomor 3
kurang tepat dalam kalimat,
pada Romawi II nomor 5
terdapat kata bagaimanakah.
- Kata Air, Udara dan Tanah disusun
secara urut sesuai dengan isi yang
ada pada materi selanjutnya.
- Pada tugas mandiri III, pada
pertanyaan nomor 2 poin a dan b
digabungkan, poin c diganti nomor
baru menjadi nomor 3, tata tulis
diperbaiki sesuai dengan EYD
yang berlaku.
- Pada Latihan Soal I kalimat pada
soal-soal lebih singkat dan jelas,
kata “kecuali” dan “bukan” dicetak
miring agar lebih terlihat jelas.
- Kata “sebutkan” diganti dengan
“yang” untuk memudahkan
pemahaman siswa.
- Pada Latihan Soal II, kata terjadi
pada soal nomor 3 diganti kata
mengakibatkan, pada Romawi II
nomor 5 kata bagaimanakah
diganti dengan Sebutkan/Apa.
Sumber: Data Primer Penelitian, 2013
LKS berbasis karakter dan kebencanaan juga tidak luput dari
kesalahan, maka dari itu LKS tersebut juga divalidasi oleh guru pengajar
bidang ahli IPS terpadu yang mengajar materi lingkungan hidup untuk
118
diberi masukan terkait dengan kegrafikan, tampilan, serta isi. Revisi LKS
dari masukan guru lebih banyak terfokuskan pada susunan kalimat yang
kurang tepat dan soal-soal yang kurang jelas maksudnya. Sehingga peneliti
harus merevisi beberapa soal agar lebih jelas maksud dan tujuannya.
3. Kelayakan Produk LKS Berbasis Karakter dan Kebencanaan
Kelayakan produk LKS berbasis karakter dan kebencanaan untuk
SMP/MTs kelas VIII mata pelajaran IPS materi pokok lingkungan hidup
didasarkan pada hasil uji coba yang dilaksanakan pada tim ahli (expert),
guru dan siswa. LKS tersebut dinyatakan layak tidaknya berdasarkan
penilaian/validasi instrument penelitian yang sudah dijabarkan pada hasil
penelitian diatas. Adapun pembahasan dari hasil penelitian diatas akan
dijabarkan secara rinci dengan penjelasan di bawah ini.
a. Kelayakan Produk didasarkan Hasil Penilaian Tim Ahli (expert)
Uji coba pada tim ahli (expert) ini bertujuan untuk menilai dari
kelayakan LKS berbasis karakter dan kebencanaan manggunakan
instrument penelitian yang berupa angket validasi tim ahli. Adapun
hasil penilaian dari dosen/validator tersebut dapat dilihat pada tabel
4.14.
Tabel 4.14. Penilaian dari Validator Tim Ahli (expert) No. Kode Persentase (%) Kriteria
1. V1 90 Sangat Layak
2. V2 71.43 Layak
3. V3 87.86 Layak
4. V4 81.43 Layak
5. V5 92.14 Sangat Layak
Persentase Rata-rata 84.57 Layak
Sumber: Data Penelitian, 2013.
Penilaian di atas berdasarkan pada kriteria penskoran sebagai berikut:
20% - 36% : tidak layak
119
37% - 53% : kurang layak
54% - 70% : cukup layak
71% - 87% : layak
88% - 100% : sangat layak
Gambar 4.9. Grafik penilaian kelayakan LKS berbasis Karakter dan
kebencanaan oleh tim ahli (expert)
Tabel 4.14. menunjukkan bahwa Validator 1 sebagai tim ahli
yang menilai dalam bidang materi lingkungan hidup dihasilkan jumlah
persentase 90% yang masuk pada kriteria sangat layak, hal ini
didasarkan pada penilaian tahap 2 yang memiliki skor rata-rata dengan
jumlah 126. Validator 2 menilai dalam pengembangan bahan ajar
hanya dihasilkan 71.43% masuk pada kriteria layak, hal ini didasarkan
pada penilaian tahap 2 yang memiliki skor rata-rata dengan jumlah
100, kurangnya kelayakan LKS dikarenakan belum sempurnanya
materi yang terdapat dalam LKS. Validator 3 sebagai tim ahli yang
90
71,43
87,8681,43
92,14
0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
70%
80%
90%
100%
V1 V2 V3 V4 V5
Persentase Kelayakan LKS Berbasis
Karakter dan Kebencanaan
dari Penilaian Tim Ahli
Persentase
120
menilai dalam bidang materi lingkungan hidup dihasilkan jumlah
persentase 87.86% yang masuk pada kriteria layak, hal ini didasarkan
pada penilaian tahap 2 yang memiliki skor rata-rata dengan jumlah
123. Validator 4 sebagai tim ahli yang menilai dalam bidang
pengembangan bahan ajar dihasilkan jumlah persentase 81.43% yang
masuk pada kriteria layak, hal ini didasarkan pada penilaian tahap 2
yang memiliki skor rata-rata dengan jumlah 114. Validator 5 sebagai
tim ahli yang menilai dalam bidang pengembangan bahan ajar
dihasilkan jumlah persentase 92.14% yang masuk pada kriteria sangat
layak, hal ini didasarkan pada penilaian tahap 2 yang memiliki skor
rata-rata dengan jumlah 129.
Kelayakan bahan ajar LKS ini didasarkan dari hasil revisi yang
sudah dilaksanakan peneliti dalam pembenahan kekurangan-
kekurangan LKS berbasis karakter dan kebencanaan, sehingga
mendapatkan nilai positif dari validator. Hasil dari penilaian
keseluruhan dihasilkan persentase rata-rata yang menunjukkan
84.57% termasuk pada kriteria layak, sehingga LKS berbasis karakter
dan kebencanaan dinyatakan layak digunakan oleh siswa dalam proses
pembelajaran. Selain itu, LKS ini memenuhi standar BSNP dengan
menggunakan pedoman instrumen penilaian buku teks yang
dikeluarkan oleh BSNP.
b. Kelayakan Produk didasarkan Hasil Penilaian Guru
Uji coba pada guru ini bertujuan untuk menilai dari kelayakan
LKS berbasis karakter dan kebencanaan manggunakan instrument
121
penelitian yang berupa angket validasi guru. Adapun hasil penilaian
dari guru/validator tersebut dapat dilihat pada tabel 4.15.
Tabel 4.15. Penilaian dari Validator Guru No. Kode Persentase (%) Kriteria
1. V1 93.67 Sangat Layak
2. V2 95.67 Sangat Layak
3. V3 80 Layak
4. V4 77 Layak
Persentase Rata-rata 86.58 Layak
Sumber: Data Penelitian, 2013.
Penilaian diatas berdasarkan pada kriteria penskoran sebagai berikut:
20% - 36% : tidak layak
37% - 53% : kurang layak
54% - 70% : cukup layak
71% - 87% : layak
88% - 100% : sangat layak
Gambar 4.10. Grafik penilaian kelayakan LKS berbasis Karakter dan
kebencanaan oleh guru
Kelayakan produk ini dihasilkan dari penilaian guru yang
menguasai materi pokok lingkungan hidup, dimana guru tersebut
memiliki pengalaman dalam mengajarkan materi tersebut di dalam
93,67 95,67
80 77
0.00%
20.00%
40.00%
60.00%
80.00%
100.00%
120.00%
V1 V2 V3 V4
Persentase Kelayakan LKS Berbasis
Karakter dan Kebencanaan
dari Penilaian Guru
Persentase
122
kelas. Berdasarkan tabel 4.15. menunujukkan bahwa validator 1 guru
dari SMPN 1 Ungaran didapatkan jumlah persentase 93.67% yang
masuk pada kriteria sangat layak, hal ini didasarkan pada penilaian
tahap 1 yang memiliki skor rata-rata dengan jumlah 281. Validator 2
guru dari SMPN 2 Ungaran didapatkan persentase 95.67% masuk pada
kriteria sangat layak, hal ini didasarkan pada penilaian tahap 1 yang
memiliki skor rata-rata dengan jumlah 287. Validator 3 guru dari
SMPN 3 Ungaran didapatkan jumlah persentase 80% yang masuk pada
kriteria layak, hal ini didasarkan pada penilaian tahap 1 yang memiliki
skor rata-rata dengan jumlah 240. Validator 4 guru dari SMPN 4
Ungaran didapatkan jumlah persentase 77% yang masuk pada kriteria
layak, hal ini didasarkan pada penilaian tahap 1 yang memiliki skor
rata-rata dengan jumlah 231.
Jumlah persentase rata-rata dari persentase keseluruhan diatas
dihasilkan sebesar 86.58% yang masuk pada kriteria layak. Jadi
berdasarkan penilaian dari seluruh guru pengajar mata pelajaran IPS
kelas VIII di SMP Negeri Ungaran menyatakan bahwa LKS berbasis
karakter dan kebencanaan layak digunakan dalam pembelajaran, baik
dari segi isi/materi, bahasa, kegrafikan dan penyajian dari LKS
tersebut.
c. Kelayakan Produk didasarkan Hasil Penilaian Siswa dari Keterbacaan
LKS Berbasis Karakter dan Kebencanaan.
Uji coba pada siswa dimaksudkan untuk mengetahui kelayakan
LKS berbasis karakter dan kebencanaan dalam hal keterbacaan bagi
123
para siswa. Disini yang dinilai siswa adalah dari bahasa, gambar,
informasi pendukung dan kejelasan materi yang disampaikan. Siswa
menilai buku melalui instrument penelitian yang sudah disediakan
peneliti, dimana mereka harus mengisi angket validasi yang
berhubungan dengan keterbacaan LKS berbasis karakter dan
kebencanaan.
Uji coba pada siswa ini melibatkan siswa-siswi kelas VIII yang
berasal dari berbeda kelas dan berbeda sekolah, mereka berasal dari
SMPN 1 Ungaran, SMPN 2 Ungaran, SMPN 3 Ungaran dan SMPN 4
Ungaran, dimana mereka sudah pernah mendapatkan materi pokok
lingkungan hidup, sehingga bisa mengetahui kekurangan-kekurangan
LKS berbasis karakter dan kebencanaan bila dibandingkan dengan
LKS konvensional yang biasa mereka gunakan. Adapun hasil penilaian
dari siswa dapat dilihat pada tabel 4.16.
Tabel 4.16. Hasil dari Angket Penialaian Siswa dari Keempat SMP di
Ungaran No. Sekolah Persentase (%) Kriteria
1. SMPN 1 Ungaran 83.55 Layak
2. SMPN 2 Ungaran 84.60 Layak
3. SMPN 3 Ungaran 87.50 Layak
4. SMPN 4 Ungaran 83.24 Layak
Persentase Rata-rata 84.72 Layak
Sumber: Data Penelitian, 2013
Penilaian diatas berdasarkan pada kriteria penskoran sebagai berikut:
20% - 36% : tidak layak
37% - 53% : kurang layak
54% - 70% : cukup layak
71% - 87% : layak
88% - 100% : sangat layak
124
Gambar 4.11.Grafik penilaian kelayakan LKS berbasis Karakter dan
kebencanaan oleh siswa.
Berdasarkan tabel 4.16. dapat diketahui bahwa LKS berbasis
karakter dan kebencanaan dari penilaian siswa dari keempat SMP
dalam hal keterbacaan termasuk dalam kategori layak. Tabel tersebut
menunjukkan penilaian dari siswa SMPN 1 Ungaran menunjukkan
persentase sebesar 83.55% sehingga dapat disimpulkan bahawa siswa
SMPN 1 Ungaran menyatakan LKS layak digunakan. Dari SMPN 2
Ungaran menunjukkan persentase sebesar 84.60% sehingga dapat
disimpulkan bahawa siswa SMPN 2 Ungaran menyatakan LKS layak
digunakan.
83,55
84,60
87,50
83,24
81.00%
82.00%
83.00%
84.00%
85.00%
86.00%
87.00%
88.00%
SMPN 1 Ungaran
SMPN 2 Ungaran
SMPN 3 Ungaran
SMPN 4 Ungaran
Kelayakan LKS Berbasis Karakter dan Kebencanaan
dari Penilaian Siswa
Persentase
125
Dari SMPN 3 Ungaran menghasilkan menunjukkan persentase
sebesar 87.50% sehingga dapat disimpulkan bahawa siswa SMPN 3
Ungaran menyatakan LKS layak digunakan. Begitu pula dari SMPN 4
Ungaran menunjukkan persentase sebesar 83.24% sehingga dapat
disimpulkan bahawa siswa SMPN 4 Ungaran menyatakan LKS layak
digunakan.
Jadi dari hasil penilaian keseluruhan responden dari keempat
SMPN di Ungaran dapat dihasilkan persentase rata-rata sebesar
83.24% yang menyatakan bahwa LKS berbasis karakter dan
kebencanaan untuk SMP/MTs sederajat kelas VIII pada mata pelajaran
IPS terpadu materi pokok lingkungan hidup layak digunakan oleh
siswa-siswi dalam proses pembelajaran.
126
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan peneliti, terdapat
beberapa simpulan yaitu:
1. Penelitian ini menghasilkan LKS berbasis karakter dan kebecanaan materi
pelajaran Lingkungan Hidup yang sesuai standar BSNP untuk proses
belajar mengajar IPS kelas VIII di SMP Negeri Kabupaten Semarang.
2. Dari keseluruhan uji coba pada tim ahli (expert), guru, dan siswa dapat
ditarik kesimpulan bahwa LKS berbasis karakter dan kebencanaan layak
digunakan dalam sistem pembelajaran dengan rincian sebagai berikut:
a. LKS berbasis karakter dan kebencanaan yang dibuat oleh peneliti
dinyatakan layak dengan presentasi klasikal dari tim ahli (expert)
sebesar 84.57%.
b. LKS berbasis karakter dan kebencanaan yang dibuat oleh peneliti
dinyatakan layak dengan presentasi klasikal dari guru sebesar 86.58%.
c. LKS berbasis karakter dan kebencanaan yang dibuat oleh peneliti
dinyatakan layak oleh siswa-siswi dari SMPN 1 Ungaran, SMPN 2
Ungaran, SMPN 3 Ungaran dan SMPN 4 Ungaran dengan persentase
rata-rata sebesar 84.72%.
127
B. Saran
Berdasarkan simpulan di atas, maka dapat disarankan hal-hal sebagai
berikut:
1. Hasil dari penelitian dan pengembangan ini bisa dikembangkan pada mata
pelajaran lainnya maupun materi pokok lain yang mempunyai karakteristik
sama dengan materi pada LKS yang sudah dikembangkan peneliti.
2. Bahan ajar yang digunakan dalam sistem pembelajaran khususnya LKS
sebaiknya disesuaikan dengan standar BSNP untuk memperoleh
kelayakan dari LKS tersebut.
3. Guru bisa mengembangkan LKS pada tiap KD dengan basis karakter dan
kebencanaan sesuai dengan kebutuhan pembelajaran itu sendiri.
4. Bagi siswa, diharapkan LKS berbasis karakter dan kebencanaan bisa
meningkatkan kreatifitas dan aktivitas belajar siswa, meningkatkan
karakter bangsa dan menambah wawasan kebencanaan.
128
DAFTAR PUSTAKA
Amri, Sofan dkk. 2011. Implementasi Pendidikan Karakter Dalam Pembelajaran
Strategi Analisis dan Pengembangan Karakter Siswa Dalam Proses
Pembelajaran. Jakarta: PT Prestasi Pustakaraya
Amasni, Jamal Ma‟mur. 2011. Buku Panduan Internalisasi Pendidikan Karakter
di Sekolah. Jogjakarta: DIVA Press.
Anggraini, Yuningsih. 2006. „Analisis LKS Biologi SMP Kelas VII Semester 1
yang Digunakan SMP Negeri di Kota Semarang Tahun Pelajaran
2005/2006‟. Skripsi. Semarang: Universitas Negeri Semarang.
Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Edisi
Revisi VI. Jakarta: PT RINEKA CIPTA.
Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP). 2006. Sosialisasi Penilaian Buku
Teks Pelajaran. Solo: Ikatan Penerbit Indonesia (IKAPI) bekerja sama
dengan Pusat Perbukuan dan Badan Standar Nasional Pendidikan.
Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP). 2006. Sosialisasi Penilaian Buku
Teks Pelajaran.Solo: Ikatan Penerbit Indonesia (IKAPI) bekerja sama
dengan Pusat Perbukuan dan Badan Standar Nasional Pendidikan.
Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP). 2006. Instrumen Penilaian Tahap II
Buku Teks Pelajaran Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta: Ikatan
Penerbit Indonesia (IKAPI) bekerja sama dengan Pusat Perbukuan dan
Badan Standar Nasional Pendidikan.
Departemen Pendidikan Nasional Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan
Dasar dan Menengah Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Atas.
2008. Panduan Pengembangan Bahan Ajar.
Direktorat Ketenagaan Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Kementrian
Pendidikan Nasional. 2010. Kerangka Acuan Pendidikan Karakter
Tahun Anggaran 2010. Indonesia.
Djamal, Zoer‟aini. 1996. Prinsip – Prinsip Ekologi danOrganisasi Ekosistem
Komunitas & Lingkungan Cetakan II. Jakarta: Bumi Aksara.
Eddy, Karden. 2009. Pengelolaan Lingkungan Hidup. Jakarta: PT Ikrar Mandiri.
Fahrucah R, Eren dan Bambang Sugiarto. 2012. Pengembangan Lembar Kerja
Siswa Pada Pembelajaran Kimia SMA Kelas XI Pokok Bahasan
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Laju Reaksi Melalui Pendekatan
Scaffolding. Surabaya: UNESA Journal of Chemical Education.
129
Imanuela, Meilda dkk. 2012. Penggunaan Asam Sitrat dan Natrium Bikarbonat
dalam Minuman Jeruk Nipis Berkarbonasi. Semarang:Food Science
and Culinary Education Journal
Jamaludin. 2003. Pembelajaran yang Efektif – Faktor-faktor yang Mempengaruhi
Prestasi Siswa. CV Mekarjaya
Kementrian Pendidikan Nasional Badan Penelitian dan Pengembangan Pusat
Kurikulum. 2010. Bahan Pelatihan Penguatan Metodologi
Pembelajaran Berdasarkan Nilai-nilai Budaya untuk Membentuk
Daya Saing dan Karakter Bangsa. Indonesia.
National Centre Competency Based Training (2007) tentang pengertian bahan
ajar.
Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005 Pasal 42. Tentang Sistem Pendidikan
Nasional.
Prastowo, Andi. 2011. Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif
Menciptakan Metode Pembelajaran yang Menarik dan Menyenangkan.
Jogjakarta: DIVA Press.
Prosiding Seminar Nasional Refleksi Satu Tahun Bencana Gempa Bumi. 2007.
Pendidikan Kebencanaan dan Kebangkitan Masyarakat Pasca
Bencana Gempa Bumi 27 Mei 2006. Yogyakarta: PSBA-UGM.
Putra, Nusa. 2011. Research & Development Penelitian dan Pengembangan:
Suatu Pengantar. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Rahayu, Lies. 2009. Pendidikan Kebencanaan Berkelanjutan Untuk Pengurangan
Risiko Bencana. Yogyakarta: PSBA-UGM.
Roehati, Eli dkk. Edisi khusus Th XXXVIII. Desember 2005. Pengembangan
Lembar Kerja Siswa (LKS) Mata Pelajaran Sains Kimia Untuk SMP.
Yogyakarta: Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja.
Said, Moh. 2011. Pendidikan Karakter di Sekolah. Surabaya: PT JePe Press
Media Utama (Jawa Pos Group).
Sabtaji, Agung. 2010. Pengertian Lingkungan Hidup. http://agung-
sabtaji.blogspot.com/2010/05/1.html. (26 Nov2012).
Siahaan, N.H.T. 2004. Edisi Kedua. Hukum Lingkungan dan Ekologi
Pembangunan. Jakarta: Erlangga.
Soemarwoto, Otto. 1997. Cetakan Ketujuh. Ekologi, Lingkungan Hidup dan
Pembangunan. Jakarta: Djambatan.
Sudjana, Nana dan Ahmad Rivai. 2007. Teknologi Pengajaran. Bandung:
Percetakan Sinar Baru Algensindo Offset.
130
Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatif, dan R&D. Cetakan ke – 11. Bandung: Alfabeta.
Suhandini, Purwadi. 2012. Implementasi Pendidikan Karakter dan Kebencanaan
dalam Penulisan Bahan Ajar di Sekolah. Semarang: UNNES.
Sunarko. 2007. Diktat Perkuliahan Pendidikan Kependudukan dan Lingkungan
Hidup. Semarang: Jurusan Geografi Fakultas Ilmu Sosial Universitas
Negeri Semarang.
Tim Penyusun Bahan Ajar PLH. 2009. Pendidikan Lingkungan Hidup. Semarang:
Pendidikan profesi Guru Lembaga Pengembangan Pendidikan dan
Profesi Universitas Negeri Semarang.
Undang-undang No.20 Tahun 2003. Tentang Tujuan Pendidikan Nasional.
131
132
Peta Lokasi Penelitian di Kecamatan Ungaran
Lampiran 1
133
Lampiran 2
BAHAN AJAR LKS BERBASIS KARAKTER DAN KEBENCANAAN
134
Puji syukur atas kehadirat ALLAH SWT atas limpahan rahmat dan
berkah-Nya. Sehingga penulis dapat menyelesaikan Lembar Kerja Siswa Berbasis
Karakter dan Kebencanaan dengan judul KERUSAKAN LINGKUNGAN
HIDUP & UPAYA PELESTARIANNYA DALAM PEMBANGUNAN
BERKELANJUTAN untuk siswa SMP Kelas VIII.
Penulis menyadari bahwa penulisan lembar kerja siswa ini dapat
terlaksana dengan baik atas bantuan dan dukungan banyak pihak sehingga penulis
dengan segala kerendahan hati mengucapkan banyak terimakasih kepada semua
pihak yang telah membantu dalam penyelesaian karya tulis ini, terutama kepada :
1. Dr. Purwadi Suhandini, SU. dan Drs. Tukidi, M.Pd. selaku dosen
pembimbing yang telah membimbing, mengarahkan dalam penulisan
lembar kerja siswa ini, serta memotivasi penulis dalam pembuatannya.
2. Seluruh tim ahli yang telah memberikan masukan dalam penyeleseain
penulisan LKS berbasis karakter dan kebencanaan.
3. Abah diatas sana yang menjadi sumber semangatku untuk terus berjuang
dan berkarya.
4. Ibu yang senantiasa memberikan doa dan dukungan yang luar biasa
kepada penulis sehingga termotivasi untuk menghasilkan karya.
5. Semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian lembar kerja siswa
ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu.
Tidak lupa penulis mohon maaf apabila nantinya dalam penulisan lembar
kerja siswa ini ada kekurangan dan kesalahan itu semua semata – mata dari
penulis sendiri sebagai manusia tempatnya salah dan lupa.
Semarang, 15 Maret 2013
Penulis
KATA PENGANTAR
135
Cover………………………………………………………………………………. i
Kata Pengantar……………………………………………………………………... ii
Daftar Isi……………………………………………………………………………. iii
SK, KD, dan Indikator……………………………………………………………… iv
Peta Konsep dan kata kunci………………………………………………………... v
LINGKUNGAN HIDUP…………………………………………………………. 1
A. Pengertian Lingkungan………………………………………………………. 1
B. Pengertian Lingkungan Hidup……………………………………………..... 4
C. Manfaat Lingkungan Hidup………………………………………………..... 10
LATIHAN SOAL 1………………………………………………………………... 13
RANGKUMAN BAB I…………………………………………………………….. 14
KERUSAKAN LINGKUNGAN & UPAYA PELESTARIANNYA DALAM
PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN……………………………………...... 15
A. Kerusakan Lingkungan Hidup……………………………………………... 15
B. Upaya Pelestarian Lingkungan Hidup Dalam Pembangunan Berkelanjutan 25
LATIHAN SOAL II……..……………………………………………………….. 28
RANGKUMAN BAB II………………………………………………………….... 29
UJI KOMPETENSI…………..…………………………………………………….. 30
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………… 34
DAFTAR ISI
136
Masalah Lingkungan Hidup dan Upaya
Penanggulangannya
1. Memahami permasalahan sosial berkaitan dengan pertumbuhan
jumlah penduduk.
Standar Kompetensi A
1.3 Mendeskripsikan permasalahan lingkungan hidup dan upaya
penanggulangannya dalam pembangunan berkelanjutan
Kompetensi Dasar B
1. Mendeskripsikan pengertian lingkungan dan lingkungan hidup
2. Mengidentifikasi unsur-unsur lingkungan (unsur abiotik, unsur
biotik, sosial budaya)
3. Menganalisis manfaat lingkungan bagi makhluk hidup
4. Mengidentifikasi bentuk-bentuk kerusakan lingkungan hidup
dan faktor penyebabnya
5. Menganalisis Upaya Pelestarian Lingkungan Hidup Dalam
Pembangunan Berkelanjutan
Indikator C
137
LINGKUNGAN HIDUP
UNSUR-UNSUR LINGKUNGAN HIDUP
Unsur Fisik
(Abiotik)
Unsur Hayati
(Hayati)
Unsur Sosial
Budaya
KERUSAKAN LINGKUNGAN HIDUP
Faktor
Manusia
Faktor
Alam
PELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP
PETA KONSEP
Pengertian
Lingkungan Hidup
Unsur-Unsur
Lingkungan Hidup
Manfaat Lingkungan
Hidup
Kerusakan
Lingkungan Hidup
Pelestarian
Lingkungan Hidup
UPAYA PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN
MANFAAT LINGKUNGAN HIDUP
Tempat
Kelanjutan
Kehidupan Tempat
Mencari
Makan Tempat
Tinggal
(Habitat) Tempat
Berlangsungnya
Aktivitas
Manusia
138
Gambar 1. Lingkungan Biotik Gambar 2. Lingkungan
Abiotik
Sumber: rizkyynwa.blogspot.com
Gambar 3. Lingkungan sosial budaya
Lingkungan sangat akrab sekali dengan kehidupan sehari-hari kita, dimana
kita tinggal, bermain, mencari teman, rekreasi bahkan tempat kita mencari
kebutuhan hidup sehari-hari. Tahukah kamu? Jika kita tidak memiliki lingkungan
maka kita tidak akan pernah bisa hidup. Bayangkan seandainya saja, bumi kita
tidak ada, hanya ada planet-planet lain yang tidak memiliki air, udara oksigen
bahkan tidak memiliki tumbuh-tumbuhan dan hewan, apakah manusia akan tetap
bisa hidup?
LINGKUNGAN HIDUP
Standar Kompetensi :
Memahami permasalahan sosial berkaitan dengan pertumbuhan jumlah
penduduk.
Kompetensi Dasar :
Mendeskripsikan permasalahan lingkungan hidup dan upaya
penanggulangannya dalam pembangunan berkelanjutan
Tujuan Pembelajaran :
6. Menjelaskan pengertian lingkungan dan lingkungan hidup
7. Mengidentifikasi unsur-unsur lingkungan (unsur abiotik, unsur biotik,
sosial budaya)
8. Menganalisis manfaat lingkungan bagi makhluk hidup
Pengertian Lingkungan A.
139
Pengertian lingkungan adalah segala sesuatu yang ada di sekitar manusia
yang mempengaruhi perkembangan kehidupan manusia baik langsung maupun
tidak langsung. Lingkungan bisa dibedakan menjadi lingkungan biotik,abiotik dan
lingkungan sosial budaya.
Jika kalian berada di sekolah, lingkungan budayanya berupa teman-
teman sekolah, bapak ibu guru serta karyawan, dan semua orang yang ada di
sekolah. Lingkungan biotiknya berupa berbagai jenis tumbuhan yang ada di
kebun sekolah serta hewan-hewan yang ada di sekitarnya. Adapun lingkungan
abiotik berupa udara, meja kursi, papan tulis, gedung sekolah, dan berbagai
macam benda mati yang ada di sekitar.
139
140
TUGAS MANDIRI I
Di Sekolah Di Alam Terbuka Gunung Sindoro
Di Pantai
Karimunjawa
Dari Gambar-gambar di atas, amatilah dengan teliti satu persatu, terdapat
fenomena apa sajakah pada gambar tersebut? Dari ketiga gambar tersebut
apakah dapat dikatakan sebagai lingkungan? Jelaskan dengan bahasa yang
lugas mengapa bisa diklasifikasikan sebagai
lingkungan!........................................................................
……………………………………………………………………………………
………..
……………………………………………………………………………………
………..
……………………………………………………………………………………
………..
……………………………………………………………………………………
………..
……………………………………………………………………………………
………..
……………………………………………………………………………………
………..
……………………………………………………………………………………
………..
……………………………………………………………………………………
………..
……………………………………………………………………………………
………..
141
TUGAS KELOMPOK I
Dibawah ini disediakan artikel dari sebuah surat kabar yang memberitakan tentang
lingkungan hidup kita, baca dan perhatikan secara sekasama!
LINGKUNGAN HIDUP: Bencana Alam Memicu Darurat Ekologi
Rabu, 15 Juni 2011 00:00 Ditulis oleh KOMPAS
Banda Aceh, Kompas - Wilayah Provinsi Aceh saat ini dinilai sudah memasuki
tahap darurat ekologi. Kerusakan hutan, terutama oleh karena pembukaan lahan untuk perkebunan, pertambangan, dan penebangan liar, terus meluas. Akibatnya, bencana alam
hampir setiap hari terjadi dengan intensitas meningkat dalam empat tahun terakhir.
Demikian diungkapkan Direktur Wahana Lingkungan Hidup Indonesia - (Walhi)
Aceh TM Zulfikar, Selasa (14/6) di sela-sela acara peringatan Hari Lingkungan Hidup Sedunia 2011 di Desa Deah Raya, Kecamatan Syiah Kuala, Banda Aceh, Aceh. Dalam
kegiatan tersebut juga dilaksanakan penanaman ratusan pohon di areal kompleks
Pemakaman Syiah Kuala.
”Fakta krisis dan bencana menunjukkan bahwa Aceh sebenarnya telah berada dalam situasi darurat ekologi. Tiada hari tanpa bencana. Dalam kurun waktu 2007-2010, telah
terjadi 2.850 bencana di Aceh. Artinya, tiap hari ada dua kejadian bencana di Aceh dalam
empat tahun terakhir,” katanya.
Rangkaian bencana itu terjadi seiring kerusakan hutan di Aceh yang kian parah dalam empat tahun terakhir. Rata-rata tingkat kehilangan hutan atau deforestasi di Aceh
mencapai 32.200 hektar per tahun pada tahun 2007 atau 1 persen dari total luas hutan yang
ada. Sampai tahun 2009 luas hutan di Aceh tinggal 3,22 juta hektar dari sebelumnya seluas
3,31 juta hektar.
Koordinator Gerakan Masyarakat Anti Tambang Aceh Robby Firmansyah
mengatakan, berdasarkan data Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi Aceh sampai Mei,
ada 77 perusahaan yang memiliki izin usaha pertambangan yang mendapat rekomendasi
Gubernur Aceh. Rekomendasi untuk enam perusahaan di antaranya dikeluarkan gubernur sebelum Irwandi Yusuf.
Bahkan, sampai beberapa perusahaan mendapat rekomendasi dari Irwandi, seperti
PT Agra Budi Jasa Bersama, yang memproduksi batubara di Aceh Barat dengan masa izin
sampai tahun 2028. Kepala Badan Pengendali Dampak Lingkungan Aceh Husaini Syamaun
mengatakan, menjaga kelestarian hutan bukan hal gampang. Banyak faktor yang harus
diperhatikan, termasuk kebutuhan ekonomi dan investasi.
Tambang Terkait dengan pertambangan, lebih kurang 20 persen dari luas total lahan
pertambangan di Kalimantan Tengah digarap perusahaan asing. Perusahaan-perusahaan
yang menambang dengan kontrak karya dan perjanjian karya pengusahaan pertambangan
batubara (PKP2B) itu bisa memiliki banyak konsesi. Direktur Walhi Kalteng Arie Rompas di Palangkaraya, Selasa, mengatakan, di
Kalteng terdapat lebih dari 675 perusahaan pertambangan dengan luas lahan yang digarap
sekitar 3,78 juta hektar. Sekitar 20 perusahaan di antaranya merupakan pihak asing.
(HAN/BAY)
Sumber:
http://cetak.kompas.com/read/2011/06/15/03075780/bencana.alam.memicu...darurat.ekolog
i.
142
Petunjuk Tugas Kelompok I:
1. Buatlah kelompok yang terdiri dari 4 orang dalam 1 kelompok!
2. Setiap siswa berkewajiban untuk mencari 3 permasalahan lingkungan hidup
yang berbeda dalam artikel diatas!
3. Diskusikan dengan teman sekelompok kalian tentang hal-hal berikut ini!
a. Bagaimanakah solusi dari permasalahan tersebut!
b. Siapa sajakah yang berkewajiban untuk bertanggung jawab dalam masalah
tersebut!
c. Apa yang dapat kalian lakukan dalam menghadapi permasalahan yang
terjadi pada lingkungan hidup berdasarkan artikel di atas!
Berdasarkan UU No. 32 Tahun 2009, Lingkungan hidup adalah kesatuan
ruang dengan semua benda, daya, keadaan, dan makhluk hidup, termasuk manusia
dan perilakunya, yang mempengaruhi alam itu sendiri, kelangsungan
perikehidupan, dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lain.
Berikut ini adalah beberapa pengertian menurut para ahli tentang
lingkungan hidup adalah:
Ahmad (Sabtaji, 2010) mengemukakan bahwa lingkungan hidup adalah
sistem kehidupan di mana terdapat campur tangan manusia terhadap tatanan
ekosistem.
St. Munajat Danusaputra (Sabtaji, 2010) Lingkungan adalah semua
benda dan kondisi termasuk di dalamnya manusia dan aktivitasnya, yang terdapat
dalam ruang di mana manusia berada dan mempengaruhi kelangsungan hidup
serta kesejahteraan manusia dan jasad hidup lainnya.
Otto Soemarwoto (Sabtaji, 2010) mengemukakan bahwa dalam bahasa
Inggris istilah lingkungan adalah environment. Selanjutnya dikatakan, lingkungan
atau lingkungan hidup merupakan segala sesuatu yang ada pada setiap makhluk
hidup atau organisme dan berpengaruh pada kehidupannya. Contoh, pada hewan
Kerusakan lingkungan meningkatkan risiko bencana pada berbagai negara
termasuk di Indonesia. Tingkat kerusakan lingkungan menjadi salah satu faktor
penting yang menentukan tinggi rendahnya risiko bencana di suatu kawasan,
terutama di negera-negara kepulauan seperti Indonesia.
Korelasi antara tingkat kerusakan lingkungan dan risiko bencana ini terungkap
dari World Risk Report (Laporan Risiko Dunia) 2012 yang diluncurkan
oleh German Alliance for Development Works (Alliance), United Nations
University Institute for Environment and Human Security (UNU-EHS) dan The
Nature Conservancy (TNC) di Brussels, Belgia, awal Oktober ini. Lingkungan Hidup
Info
Pengertian Lingkungan Hidup B.
143
seperti kucing, segala sesuatu di sekeliling kucing dan berpengaruh pada
keberlangsungan hidup kucing tersebut maka itulah lingkungan hidupnya.
Unsur-unsur lingkungan hidup dapat dibedakan menjadi tiga yaitu biotik, abiotik
dan sosial budaya, perhatikan gambar berikut:
Gambar 4. Unsur-unsur lingkungan hidup (Soeriaatmadja, 2003)
1. Unsur Hayati (Biotik)
Unsur hayati (biotik), yaitu unsur lingkungan hidup yang terdiri dari
makhluk hidup, seperti manusia, hewan, tumbuh-tumbuhan, dan jasad renik
(organisme). Salah satu contoh dari unsur biotik adalah terumbu karang. Pada
kehidupan dasar laut, makhluk hidup yang tinggal di habitat tersebut sangat
bergantung dengan adanya terumbu karang. Bencana bawah laut yang sering
terjadi adalah hilangnya tempat tinggal dan sumber makanan bagi makhluk laut.
Jadi untuk meminimalisir terjadinya bencana tersebut, kita sebagai manusia harus
melestarikan terumbu karang sebagai solusi bencana bawah laut.
Sumber: www.imagenature.org
Gambar 5. Terumbu karang sebagai unsur biotik meminimalkan risiko
bencana
a. Produsen
Unsur Hayati (Biotik) 1
Manusia Flora
Air
Fauna
Tanah
Udara
Unsur
Hayati
Unsur
Non
Hayati
Unsur sosial
budaya
144
Makhluk hidup yang dikelompokkan menjadi golongan produsen
disebut autotrof, adalah kelompok produsen yang mampu membuat
makanan untuk dirinya sendiri, contohnya tumbuh-tumbuhan.
b. Konsumen
Kelompok ekosistem dalam klasifikasi konsumen sering disebut
heterotrof, adalah organisme yang memakan organisme lain baik
sesama organisme konsumen maupun organisme produsen. Beberapa
jenis kelompok organisme konsumen yang tergantung pada jenis
makanannya, seperti:
1) Konsumen primer (herbivora), memakan langsung tanaman atau
jenis produsen lain, contoh: kambing, sapi dan kerbau.
2) Konsumen sekunder (karnivora), memakan konsumen primer,
contoh: harimau, singa dan buaya.
3) Konsumen tersier (konsumen tingkat tinggi), hanya memakan
binatang pemakan binatang, contoh elang.
4) Pemakan segala (omnivora), memakan tanaman dan binatang
contoh: tikus.
5) Pemakan sisa (detrivora), memakan bagian-bagian organisme yang
telah mati dan mengubahnya menjadi partikel-partikel organik,
contoh: semut, cacing, rayap dan sebagainya.
c. Pengurai atau perombak (dekomposer)
Pengurai yaitu organisme yang mampu menguraikan bahan organik
yang berasal dari organisme mati. Pengurai menyerap sebagian hasil
penguraian tersebut dan melepas bahan-bahan sederhana yang dapat
dipakai oleh produsen. Pengurai terdiri atas bakteri dan jamur.
2. Unsur Fisik (Abiotik)
Unsur fisik (abiotik), yaitu unsur lingkungan hidup yang terdiri dari benda-
benda tidak hidup, seperti air, udara, tanah.
a. Air
Air yang berada di permukaan bumi tergenang sebagai rawa, sungai,
waduk, maupun laut. Air yang berada di dalam bumi sebagai air tanah.
Air tanah keluar ke permukaan bumi sebagai mata air, atau dapat
karena dipompa dan ditimba. Air juga ada di dalam tubuh manusia, di
dalam tubuh makhluk hidup hewan, dan tumbuhan.
Unsur Fisik (Abiotik) 2
145
b. Udara
Udara yang menyelubungi bumi kita ini terdiri atas gas-gas. Gas-gas
adalah Nitrogen (78%), Oksigen 21 (%), Argon (0,9%),
Karbondioksida (0,03%), don Kripton, Neon, Xenon, Hidrogen,
Helium, don Ozon sebesar 0,07% . Semua gas tersebut terdapat pada
lapisan atmosfer bumi kita. Gas-gas tersebut juga sangat berguna bagi
manusia. Di antara banyak gas, maka gas yang vital untuk kehidupan
adalah Oksigen
c. Tanah
Tanah merupakan batuan yang sudah lapuk bercampur dengan sisa
makhluk hidup, air, dan udara. Tanah merupakan lapisan bagian atas
bumi tempat tumbuhnya tanaman. Tanah sangat penting bagi
kehidupan. Tanah yang subur menjadi tempat tumbuhnya tanaman
pangan bagi manusia ataupun hewan.
3. Unsur Sosial Budaya
Unsur sosial budaya, yaitu lingkungan sosial dan budaya dibuat oleh
manusia merupakan sistem nilai, gagasan, dan keyakinan dalam perilaku sebagai
makhluk sosial. Kehidupan masyarakat dapat mencapai keteraturan berkat adanya
sistem nilai dan norma yang diakui dan ditaati oleh segenap anggota masyarakat.
Contoh dalam masyarakat terdapat agama yang dianut oleh masyarakat, ada
agama islam, kristen, protestan,hindu, budha dan konghucu, semua agama
tersebut pasti membimbing kearah kebaikan sehingga sebuah masyarakat akan
bersinergi untuk saling toleransi dan berdampingan. Unsur sosial budaya ini dapat
rusak akibat dari kerusakan alam, kerusakan alam yang terjadi salah satunya
disebabkan oleh kebakaran hutan.
Unsur Sosial Budaya 3
146
Sumber: pengertian-definisi.blogspot.com
Gambar 6. Kebakarn hutan merusak unsur sosial budaya
Dampak Kebakaran Hutan Terhadap Unsur Sosial dan Budaya, meliputi:
1. Terganggunya aktivitas sehari-hari; Asap yang diakibatkan oleh kebakaran
hutan secara otomatis mengganggu aktivitas manusia sehari-hari, apalagi bagi
yang aktivitasnya dilakukan di luar ruangan.
2. Menurunnya produktivitas; Terganggunya aktivitas manusia akibat kebakaran
hutan dapat mempengaruhi produktivitas dan penghasilan.
3. Hilangnya sejumlah mata pencaharian masyarakat di sekitar hutan; Selain itu,
bagi masyarakat yang menggantungkan hidup dari mengolah hasil hutan,
dengan terbakarnya hutan berarti hilang pula area kerja (mata pencarian).
Lingkungan Hidup Info
147
TUGAS KELOMPOK II
Petunjuk Tugas Kelompok II:
1. Buatlah kelompok dengan jumlah 5 siswa tiap kelompoknya!
2. Carilah gambar-gambar yang termasuk dalam lingkungan abiotik,
biotik dan sosial budaya!
3. Buatlah tabel seperti dibawah ini setelah menemukan gambar-
gambar tersebut!
No. Klasifikasi Gambar Keterangan
1. Lingkungan
abiotik
2. Lingkungan
biotik
3. Lingkungan
sosial budaya
4. Berilah 5 contoh dari masing-masing lingkungan abiotik, biotik, dan
sosial budaya!
5. Diskusikan dengan teman sekelompokmu bencana apa saja yang
sering terjadi dari tiap lingkungan abiotik, biotik dan sosial budaya!
6. Diskusikan dengan teman sekelompokmu, apa yang bisa dilakukan
seorang siswa terhadap bencana yang terjadi dari katiga lingkungan
tersebut!
148
TUGAS MANDIRI II
Cara Kerja Tugas Mandiri II:
1. Jodohkan dengan tepat pernyataan A dan pernyataan B, dengan cara
menuliskan huruf pernyataan B pada kolom yang tersedia.
2. Salin pada buku tugas dan ditulis dengan rapi jawaban tersebut.
3. Lengkapi dengan gambar-gambar yang mendukung materi dari pernyataan
dibawah, berpikirlah secara kritis untuk mendapatkan gambar yang tepat.
Pernyataan A Pernyataan B
( )
( )
( )
( )
( )
( )
( )
( )
( )
( )
1. Unsur lingkungan hidup yang terdiri dari
benda-benda tidak hidup, seperti tanah, air,
udara, iklim, dan lain-lain
2. Makhluk hidup yang dikelompokkan menjadi
golongan produsen
3. Kesatuan ruang dengan semua benda dan
kesatuan makhluk hidup termasuk di
dalamnya manusia dan perilakunya yang
melangsungkan perikehidupan dan
kesejahteraan manusia serta makhluk hidup
lainnya
4. Kelompok ekosistem dalam klasifikasi
konsumen
5. Unsur lingkungan hidup yang terdiri dari
makhluk hidup, seperti manusia, hewan,
tumbuh-tumbuhan, dan jasad renik
6. Pemakan segala, memakan tanaman dan
binatang
7. Organisme yang mampu menguraikan bahan
organik yang berasal dari organisme mati.
8. Konsumen sekunder, memakan konsumen
primer.
9. Batuan yang sudah lapuk bercampur dengan
sisa makhluk hidup, air, dan udara.
10. Konsumen primer, memakan langsung
tanaman atau jenis produsen lain.
a. Karnivora
b. Lingkungan
hidup
c. Unsur Fisik
(Abiotik)
d. Dertivora
e. Unsur Hayati
(Biotik)
f. Herbivora
g. Dekomposer
h. AMDAL
i. Tanah
j. Autotrof
k. Omnivora
l. Heterotrof
m. Sosial budaya
149
Sumber: jecidi.wordpress.com
Gambar 7. Tumpahan minyak mentah merusak keberlangsungan
lingkungan laut
Tumpahnya minyak mentah di laut lepas akibat kebocoran kapal
tanker, merupakan salah satu berita buruk bagi pola kehidupan di laut.
Demikian pula kasus kebakaran hutan di Kalimantan dan Sumatra yang
membawa dampak tercemarnya udara oleh asap, yang berarti ancaman
bagi kelangsungan hidup masyarakat di sekitarnya. Keadaan tersebut
menunjukkan bahwa kelangsungan hidup seluruh organisme di bumi ini
sangat tergantung pada kondisi lingkungannya.
Dari bencana yang terjadi diatas, apa yang bisa kamu lakukan
sebagai siswa jika mengetahui kejadian tersebut berlangsung di
lingkungan hidup di sekitarmu? Seorang siswa harus memiliki sikap cinta
terhadap lingkungannya, agar lingkungan hidup yang ditempatinya bisa
digunakan untuk keberlangsungan hidup manusia yang menempatinya.
Lingkungan sebagai Tempat Mencari Makan 2
Manfaat Lingkungan Hidup C.
Lingkungan sebagai Wahana/Tempat bagi Kelanjutan Kehidupan
Manusia
1
150
Sumber: koran-jakarta.com
Gambar 8. Lingkungan sebagai tempat mencari makan para petani
Nelayan memperoleh sumber penghidupan dari laut, petani
memperoleh sumber penghidupannya dari lahan pertanian, dan pengusaha
memperoleh sumber penghidupannya dari proses produksi yang mengelola
bahan-bahan dari lingkungannya. Apa yang terjadi jika tempat mereka
memperoleh sumber penghidupan tersebut mengalami kerusakan, sehingga
tidak lagi produktif. Tentunya semuanya akan mengalami kerugian dan
kehilangan sumber kehidupannya.
Sumber: www.puriapartment.com
Gambar 9. Lingkungan sebagai tempat tinggal
Kalian tentu bisa membayangkan bagaimana jika suasana
lingkungan di tempat kediaman kalian penuh dengan sampah yang bau,
bising, penuh asap pabrik maupun kendaraan, air yang keruh, dan listrik
yang padam. Tentu sangat tidak nyaman tinggal di kawasan seperti itu
bukan? Demikian halnya tumbuhan maupun hewan tidak mampu
mempertahankan hidupnya jika keadaan lingkungannya berubah. Ikan
tidak bisa bertahan hidup di darat dan kambing tak dapat hidup di air.
Lingkungan sebagai Tempat Tinggal (Habitat)
3
151
Masing-masing organisme memerlukan lingkungan tertentu sebagai
tempat tinggal.
Sebagai seorang siswa yang telah diberikan pelajaran tentang
lingkungan hidup, seharusnya bisa menjaga dan melestarikan lingkungan
hidup sebagai habitatnya. Dalam hal ini siswa harus memiliki rasa peduli
dan toleransi terhadap makhluk hidup lainnya. Contohnya saja, manusia
harus peduli terhadap lingkungan sekitar dalam hal menjaga habitat
makhluk hidup lain. Tumbuhan dan hewan membutuhkan hutan sebagai
habitatnya, sehingga manusia tidak boleh merusak dan harus turut menjaga
hutan tersebut.
Sumber: www.merdeka.com
Gambar 10. Lingkungan sebagai tempat berlangsungnya aktivitas sosial
Kehidupan manusia diwarnai oleh berbagai aktivitas yang
bertujuan memenuhi kebutuhan bagi hidupnya. Berkaitan dengan hal
itulah terjalin interaksi sosial yang menunjukkan ketergantungan
antarmanusia dengan sesamanya. Melalui proses interaksi sosial manusia
mampu mencapai kesejahteraan bagi hidupnya.
Lingkungan sebagai Tempat Berlangsungnya Aktivitas Sosial,
Ekonomi, Politik, Budaya, dan Lain-lain.
4
149
152
TUGAS MANDIRI III
Cara Kerja Tugas Mandiri III:
1. Jelaskan dengan jujur permasalahan di lingkunganmu yang mempengaruhi
terhambatnya kelanjutan kehidupan masyarakat sehari-hari!
2. Apakah di lingkunganmu dikategorikan sebagai lingkungan yang bisa
digunakan tempat mencari makan? Jelaskan!
3. Apakah makanan yang kamu konsumsi termasuk pada gaya hidup sehat?
Jelaskan!
4. Apakah masyarakat di lingkungan tempat tingglmu termasuk pada:
a. Sadar hak dan kewajiban diri dan orang lain? Beri contoh!
b. Patuh pada aturan-aturan sosial? Beri contoh!
c. Menghargai karya dan prestasi orang lain? Beri contoh!
5. Nilai karakter yang berhubungan dengan lingkungan yaitu:
Hal yang berkenaan dengan kepedulian terhadap sosial dan lingkungan. Nilai
karakter tersebut berupa sikap dan tindakan yang selalu berupaya
mencegah kerusakan pada lingkungan alam dan sekitarnya.
Kegiatan apa yang sudah kamu lakukan untuk lingkungan sekitarmu yang
mencerminkan karakter diatas?Jelaskan!
153
I. Pilihlah salah satu jawaban yang paling tepat dengan cara memberi
tanda silang (x) pada huruf a, b, c atau d!
1. Yang dimaksud dengan lingkungan hidup adalah….
a. Lingkungan dimana tempat para makhluk bisa hidup
b. lingkungan di luar suatu organisme yng terdiri atas makhluk hidup
seperti tumbuhtumbuhan, hewan, dan manusia
c. lingkungan tempat beinteraksi antara maklhluk manusia dengan
habitatnya
d. lingkungan tempat interaksi antara hewan dan tumbuhan pada suatu
tempat.
2. Berikut ini yang bukan termasuk komponen autotrofik adalah….
a. Gandum
b. Kedelai
c. Amoeba
d. padi dan jagung
3. Berikut ini yang tidak termasuk unsur hayati adalah….
a. Manusia
b. Matahari
c. Tumbuhan
d. jasad renik
4. Tanah dan Air merupakan unsur lingkungan hidup ….
a. Abiotik
b. alam
c. biotic
d. sosial
5. Berikut ini contoh unsur lingkungan hidup biotik, kecuali….
a. Dertivora
b. hewan pemakan daging
c. tumbuhan berdaun jarum
d. iklim
6. Semut merupakan salah satu contoh....
a. herbivora
b. omnivora
c. carnivora
d. dertivora
LATIHAN SOAL I
154
7. Lapisan bumi tempat ekosistem berlangsung disebut….
a. biosfera
b. litosfera
c. antroposfera
d. atmosfera
8. Rayap merupakan contoh ....
a. omnivora
b. herbivora
c. carnivora
d. dertivora
9. Pemakan sisa organisme yang telah mati dan mengubahnya menjadi
partikel-partikel organik, disebut....
a. herbivora
b. omnivora
c. carnivora
d. dertivora
10. Berikut yang bukan merupakan unsur-unsur lingkungan adalah ....
a. unsur biotik
b. unsur manajemen lingkungan
c. unsur abiotik
d. unsur sosial budaya
II. Lengkapilah titik dibawah ini!
1. Segala sesuatu yang ada di sekitar manusia yang memengaruhi
perkembangan kehidupan manusia baik langsung maupun tidak langsung
disebut ….
2. Sistem kehidupan di mana terdapat campur tangan manusia terhadap
tatanan ekosistem merupakan … yang dikemukakan oleh ….
3. yang termasuk unsur hayati yaitu …, … dan ….
4. yang termasuk unsur biotik yaitu …, … dan ….
5. Empat manfaat dari lingkungan hidup adalah….
RANGKUMAN BAB I
Lingkungan adalah segala sesuatu yang ada di sekitar manusia yang baik
langsung maupun tidak langsung memengaruhi perkembangan kehidupan
manusia.
Menurut UU No. 23 Tahun 1997, pengertian lingkungan hidup adalah
kesatuan ruang dengan semua benda dan kesatuan makhluk hidup
termasuk di dalamnya manusia dan perilakunya yang melangsungkan
perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lainnya.
Unsur-unsur lingkungan hidup meliputi unsur hayati (biotik), abiotik, dan
sosial budaya.
Peran lingkungan bagi kehidupan manusia adalah sebagai tempat mencari
makan, tempat kelangsungan hidup, tempat tinggal, dan tempat aktivitas
sosial.
155
Kerusakan lingkungan hidup yang terjadi di permukaan bumi dapat
dibedakan menjadi dua, yaitu:
1. Kerusakan lingkungan hidup yang disebabkan oleh proses alam, contoh:
letusan gunung api, gempa bumi, banjir dan lain-lain.
2. Kerusakan lingkungan hidup yang disebabkan oleh kegiatan manusia, contoh:
pencemaran lingkungan, degradasi lahan dan kebakaran.
Sebagai makhluk hidup yang cinta akan lingkungannya pasti akan merasa
prihatin dan sedih jika melihat lingkungan hidup yang ada di sekitarnya rusak
bahkan jika terjadi banyak bencana alam yang menimpa lingkungan hidup
Standar Kompetensi :
Memahami permasalahan sosial berkaitan dengan pertumbuhan jumlah
penduduk.
Kompetensi Dasar :
Mendeskripsikan permasalahan lingkungan hidup dan upaya
penanggulangannya dalam pembangunan berkelanjutan
Tujuan Pembelajaran :
1. Mengidentifikasi bentuk-bentuk kerusakan lingkungan hidup dan faktor
penyebabnya
2. Menjelaskan bencana alam yang terjadi pada lingkungan hidup
3. Mendeskripsikan tidakan yang dilakukan dalam menghadapi bencana alam
4. Menganalisis Upaya Pelestarian Lingkungan Hidup Dalam Pembangunan
Berkelanjutan
KERUSAKAN LINGKUNGAN & UPAYA
PELESTARIANNYA DALAM
PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN
Kerusakan Lingkungan Hidup A.
156
Sumber: galuhsurya.wordpress.com Gambar 11. Gunung Meletus
Jelaskan secara tepat dan lugas! apa saja
akibat dari bencana letusan gunung api
terhadap lingkungan?........................................
………………………………………………...
………………………………………………...
………………………………………………...
………………………………………………...
………………………………………………...
………………………………………………...
………………………………………………...
TUGAS MANDIRI IV
sekitarnya. Oleh sebab itu sebagai manusia yang memilki karakter, kita harus
menjaga dan melestarikan lingkungan hidup kita agar tetap terjaga dengan baik.
Berbagai bentuk bencana alam yang akhir-akhir ini banyak melanda
Indonesia telah menimbulkan rusaknya lingkungan hidup. Dahsyatnya gelombang
tsunami yang memporakporandakan bumi Serambi Mekah dan Nias, serta gempa
5 skala Ritcher yang meratakan kawasan DIY dan sekitarnya, merupakan contoh
fenomena alam yang dalam sekejap mampu merubah bentuk muka bumi.
Kerusakan lingkungan hidup oleh alam terjadi karena adanya gejala atau peristiwa
alam yang terjadi secara hebat sehingga memengaruhi keseimbangan lingkungan
hidup. Peristiwa-peristiwa alam yang dapat memengaruhi kerusakan lingkungan,
antara lain meliputi hal-hal berikut ini.
a. Letusan Gunung Api
Gunung meletus, terjadi akibat
endapan magma di dalam perut
bumi yang didorong keluar oleh
gas yang bertekanan tinggi. Dari
letusan-letusan seperti inilah
gunung berapi terbentuk.
Letusannya yang membawa abu
dan batu menyembur dengan
keras sejauh radius 18 km atau
lebih, sedang lavanya bisa
membanjiri daerah sejauh radius
90 km. Letusan gunung berapi
bisa menimbulkan korban jiwa
dan harta benda yang besar
sampai ribuan kilometer jauhnya
dan bahkan bisa merusak
lingkungan hidup sekitar.
Kerusakan Lingkungan Hidup yang Disebabkan oleh Proses Alam 1
157
Sumber: alampenuhbencana.blogspot.com
Gambar 12. Gempa Bumi
Jelaskan secara tepat dan lugas, tindakan
yang kamu lakukan pasca bencana gempa
bumi terhadap lingkungan?.............................
……………………………………………….
……………………………………………….
……………………………………………….
……………………………………………….
……………………………………………….
……………………………………………….
……………………………………………….
……………………………………………….
TUGAS MANDIRI V
b. Gempa Bumi
Gempa bumi adalah
pergerakan (bergesernya) lapisan
batu bumi yang berasal dari dasar
atau bawah permukaan bumi.
Gempa bumi menurut proses
terjadinya terdiri dari: 1. Gempa tektonik
2. Gempa vulkanik
3. Gempa runtuhan atau
longsoran
Contoh peristiwa gempa
bumi yang pernah terjadi di
Indonesia adalah Gempa bumi
di Sumatera tahun 2009
berkekuatan 7,6 SR Gempa bumi Sumatera Barat
2009 ini terjadi pada 30
September 2009. Gempa ini
terjadi di lepas pantai Sumatera,
sekitar 50 km barat laut Kota
Padang.
Gempa menyebabkan
kerusakan parah di beberapa
wilayah di Sumatera Barat
seperti Kabupaten Padang
Pariaman, Kota Padang,
Kabupaten Pesisir Selatan, Kota
Pariaman, Kota Bukittinggi, Kota
Padangpanjang, Kabupaten
Agam, Kota Solok, dan
Kabupaten Pasaman Barat.
Menurut data Satkorlak PB,
sekira 1.117 orang tewas akibat
gempa ini. Terjadinya gempa
tersebut menimbulkan rasa
saling peduli antar korban agar
tercipta suasana aman dan
nyaman meskipun dalam suasana
duka akibat bencana yang terjadi.
Tindakan menghadapi bencana Letusan Gunung Api: 1. Bila dalam evakuasi, pastikan tidak kembali ke kediaman sehingga keadaan
sudah dipastikan aman.
2. Hindari daerah yang rawan bencana seperti lereng gunung, lembah dan
daerah aliran lahar.
3. Ketika melihat lahar atau benda lain yang mendekati rumah anda segera
selamatkan diri anda dan bukan barang anda, dan cari perlindungan
terdekat.
4. Lindungi diri dari debu dan awan panas
5. Pakailah kacamata pelindung
Disaster Info
158
Sumber: bpbdkabbanjar.blogspot.com
Gambar 13. Banjir
Jelaskan secara tepat dan lugas, apa saja
akibat dari bencana banjir terhadap
lingkungan?.....................................................
……………………………………………….
……………………………………………….
……………………………………………….
……………………………………………….
……………………………………………….
……………………………………………….
……………………………………………….
……………………………………………….
……………………………………………….
TUGAS MANDIRI VI
c. Banjir
Pengertian banjir secara
umum adalah tidak
tertampungnya air di wadahnya
(alur sungai) sungai meluap
menggenangi daerah sekitar nya.
Dengan demikian banjir terjadi
apabila volume aliran air
melebihi daya tampungnya.
Bencana banjir merupakan
salah satu bencana alam yang
hampir setiap musim penghujan
melanda di beberapa wilayah di
Indonesia.
Contoh daerah di Indonesia
yang sering dilanda banjir adalah
Jakarta. Selain itu beberapa
daerah di Jawa Tengah dan Jawa
Timur pada awal tahun 2008 juga
dilanda banjir akibat meluapnya
DAS Bengawan Solo.
Bencana Banjir yang baru
saja terjadi di Jakarta pada akhir
tahun 2012, memicu banyak
perhatian dari masyarakat
Indonesia. Hal ini membuktikan
bahwa bangsa Indonesia
memiliki sikap toleransi dan
kepedulian yang tinggi dalam
membantu sesama. Bantuan antar
rakyat Jakarta dan tanggap
bencana dari pemerintah
membuat masyarakat bisa
bangkit dari keterpurukannya.
Tindakan menghadapi bencana Gempa Bumi: 1. Selamatkan diri anda dan bukan barang anda
2. Lari secepat mungkin keluar ruangan atau rumah dan cari tanah lapang
3. Jika tidak mungkin untuk melarikan diri dari dalam bangunan maka cari
meja atau benda lain yang kuat yang dapat untuk berlindung
4. Jauhi jendela kaca,kompor atau peralatan rumah yang mungkin akan jatuh.
5. Jika anda di luar rumah jauhilah bangunan, pohon tinggi dan kabel listrik.
6. Jika anda di pegunungan waspadalah dengan batu dan tanah longsor yang
mungkin runtuh.
7. Jika anda di pantai segeralah lari ke daerah yang agak tinggi karena gempa
bumi dapat menyebabkan tsunami.
8. Waspadalah akan kemungkinan adanya gempa susulan.
9. Berdoa dan memohon perlindungan dari Allah.
Disaster Info
155
159
Jelaskan secara tepat dan lugas, tindakan
yang kamu lakukan pasca bencana tanah
longsor terhadap lingkungan?
………..............
………………………………………………
…...
………………………………………………
…...
………………………………………………
…...
………………………………………………
…...
………………………………………………
…...
TUGAS MANDIRI VII
d. Tanah Longsor
Karakteristik tanah longsor
hampir sama dengan karakteristik
banjir. Bencana alam ini dapat
terjadi karena proses alam
ataupun karena dampak
kecerobohan manusia.
Peristiwa tanah longsor pada
umumnya melanda beberapa
wilayah Indonesia yang memiliki
topografi agak miring atau
berlereng curam. Sebagai contoh,
peristiwa tanah longsor pernah
melanda daerah Karanganyar
(Jawa Tengah) pada bulan
Desember 2007.
Tindakan menghadapi bencana
Tanah Longsor: 1. Jangan Panik.
2. Jauhi secepat mungkin sumber suara
datangnya longsor.
3. Dengarkan informasi darurat
4. Hati-hati dengan kabel listrik yang
rusak.
5. Laporkan kepada aparat berwenang.
6. Periksa diri anda dan orang sekitar akan
adanya luka atau patah tulang, beri
pertolongan pertama. Jangan pindahkan
korban cedera serius kecuali mereka
dalam bahaya.
7. Jauhi bangunan rusak atau pohon
tumbang karena kemungkinan roboh.
Disaster Info
Sumber: nasional.news.viva.co.id.
Gambar 14. Tanah Longsor
Tindakan menghadapi bencana Banjir: 1. Pastikan memiliki persediaan pelampung yang cukup untuk keluarga.
2. Selalu dengar informasi tentang perkembangan cuaca.
3. Ikuti perintah evakuasi yang dikeluarkan pemerintah atau petugas bencana.
4. Periksa apakah diri anda atau orang di sekitar anda terluka, beri pertolongan
pertama jika perlu.
5. Tidak meminum air kecuali setelah dimasak, dan tidak menggunakan air
yang tercemar untuk mencuci alat-alat dapur dan pakaian.
6. Tidak membiarkan anak-anak bermain di air banjir.
7. Dengarkan informasi darurat dan ikuti rencana darurat di lingkungan
bencana anda.
Disaster Info
160
Jelaskan secara tepat dan lugas, apa saja
akibat dari bencana angin topan terhadap
lingkungan?....................................................
………………………………………………
………………………………………………
………………………………………………
………………………………………………
………………………………………………
………………………………………………
………………………………………………
………………………………………………
TUGAS MANDIRI VIII
e. Badai atau Angin Topan
Angin topan adalah pusaran angin kencang dengan kecepatan angin 120
km/jam atau lebih yang sering terjadi di wilayah tropis di antara garis balik
utara dan selatan, kecuali di daerah-daerah yang sangat berdekatan dengan
khatulistiwa. Angin topan disebabkan oleh perbedaan tekanan dalam suatu
sistem cuaca.
Badai atau angin topan sering melanda beberapa daerah tropis termasuk
Indonesia. Beberapa daerah di Indonesia pernah dilanda gejala alam ini. Salah
satu contoh adalah angin topan yang melanda beberapa daerah di Yogyakarta
dan Jawa Tengah.
f. Kekeringan
Bencana alam ini merupakan kebalikan dari bencana banjir. Bencana ini
terjadi karena adanya penyimpangan iklim yang terjadi di suatu daerah
sehingga musim kemarau terjadi lebih lama dari biasanya. Bencana ini
menimbulkan berbagai kerugian, seperti mengeringnya sungai dan sumber-
sumber air, munculnya titik-titik api penyebab kebakaran hutan, dan
menggagalkan berbagai upaya pertanian yang diusahakan penduduk.
Kekeringan sering memicu terjadinya keresahan dalam masyarakat, karena
tidak adanya air maka keberlangsungan hidup terganggu. Oleh sebab itu
masyarakat harus saling bekerjasama dan bergotong royong untuk
menghadapi permasalahan tersebut. Contohnya dengan membangun
penampungan air besar secara bersama untuk menyimpan ketersediaan air
selama musim kemarau. Membangun saluran air dari sungai menuju ke
pemukiman penduduk dan lahan pertanian untuk sumber air masyarakat.
Sumber: studentforumid.blogspot.com.
Gambar 15. Angin Topan
161
Sumber: alampenuhbencana.blogspot.com
Gambar 17. Tsunami
Jelaskan secara tepat dan lugas, tindakan
yang kamu lakukan pasca bencana Tsunami
terhadap lingkungan?.......................................
.........................................................................
.........................................................................
.........................................................................
.........................................................................
.........................................................................
.........................................................................
.........................................................................
.........................................................................
.........................................................................
.........................................................................
.........................................................................
Kerjakanlah soal dibawah ini dengan jujur,
tanggung jawab dan rapi!
1. Terjadi dimana sajakah bencana
kekeringan akibat kemarau panjang di
dunia? Sebutkan!
2. Apa saja kegiatan masyarakat yang dapat
menyebabkan kekeringan di muka bumi
ini? Jelaskan!
3. Apa yang dapat kamu lakukan terhadap
lingkunganmu dalam menghadapi
bencana kekeringan? Jelaskan!
TUGAS MANDIRI IX
TUGAS MANDIRI X
g. Tsunami
Tsunami adalah gelombang air
yang sangat besar yang
dibangkitkan oleh macam-
macam gangguan di dasar
samudra. Gangguan ini dapat
berupa gempa bumi, pergeseran
lempeng, atau gunung meletus.
Tsunami tidak kelihatan saat
masih berada jauh di tengah
lautan, namun begitu mencapai
wilayah dangkal, gelombangnya
yang bergerak cepat ini akan
semakin membesar.
Pada tanggal 26 Desember 2004,
terjadi tsunami yang
menghantam pantai di beberapa
Negara di sekeliling Samudra
Hindia diantaranya Indonesia,
Malaysia, Thailand, Myanmar,
Srilangka dan daerah di
sekitarnya.
Sumber: mobile.seruu.com.
Gambar 16. Kekeringan di Indonesia
162
Petunjuk Tugas Kelompok III:
1. Buatlah kelompok dengan 5 siswa tiap kelompoknya!
2. Carilah artikel dalam surat kabar, internet, maupun media cetak
lainnya tentang kejadian kerusakan lingkungan yang disebabkan oleh
alam! Minimal 5 artikel!
3. Diskusikan dengan kelompokmu, solusi apa yang bisa diberikan
untuk menangani kerusakan lingkungan yang disebabkan oleh alam
dalam artikel yang ditemukan oleh kelompokmu!
4. Presentasekan hasil diskusi kelompokmu di depan kelas!
TUGAS KELOMPOK III
Dalam memanfaatkan alam, manusia terkadang tidak memerhatikan
dampak yang akan ditimbulkan. Beberapa bentuk kerusakan lingkungan yang
dipengaruhi oleh aktivitas manusia, antara lain, meliputi hal-hal berikut ini.
a. Pencemaran lingkungan
Pencemaran disebut juga dengan polusi, terjadi karena masuknya
bahan-bahan pencemar (polutan) yang dapat mengganggu keseimbangan
lingkungan. Bahan-bahan pencemar tersebut pada umumnya merupakan efek
samping dari aktivitas manusia dalam pembangunan. Berdasarkan jenisnya,
Kerusakan Lingkungan Hidup yang Ddisebabkan oleh Manusia 2
Tindakan menghadapi Bencana Tsunami: 1. Jangan panik dan segera ajak keluarga dan teman-teman secepatnya
menyelamatkan diri meninggalkan rumah, pantai menuju tempat lebih tinggi
2. Jika anda sedang berlayar, segera arahkan kapal atau perahumu kea rah
peraiaran yang dalam, dan jangan kembali ke pantai samapai kondisi aman.
3. Ketika melihat air datang selamatkan diri anda dan bukan barang anda, lari
secepat mungkin menghindari air menuju ke tempat yang lebih tinggi.
4. Ketika terjebak dalam rumah atau bangunan, raih benda yang bisa
mengapung sebisanya.
5. Jika terseret tsunami, carilah benda terapung yang dapat digunakan sebagai
rakit atau raih pohon yang kokoh dan panjat setinggi mungkin.
6. Jika anda berada dalam suatu bangunan, carilah celah-celah yang dapat
memungkinkan untuk berlindung.
Disaster Info
163
pencemaran dapat dibagi menjadi empat, yaitu pencemaran udara, pencemaran
tanah, pencemaran air, dan pencemaran suara.
b. Penebangan Hutan
Penebangan ilegal adalah masalah yang lebih besar di Indonesia,
dimana diperkirakan 70-75 persen dari kayu dipanen secara ilegal, merugikan
pemerintah hingga ratusan juta atau bahkan miliar di pajak pemasukan yang
hilang. Kalimantan Selatan diperkirakan akan kehilangan pendapatan sebesar
100 juta per tahun dalam bentuk penghasilan karena lebih dari separuh dari
produksikayudilakukansecarailegal.
Menurut WWF, penebangan kayu ilegal di Indonesia dimotori oleh
beberapa faktor: Kapasitas perusahaan pemotongan kayu di Indonesia dan
Malaysia yang berlebihan. Keduanya memiliki fasilitas untuk mengolah kayu
dalam jumlah besar walau produksi kayu sendiri telah menurun sejak masa-
masa tenang di tahun 1990an. WWF melaporkan bahwa kedua negara tersebut
memiliki kemampuan untuk mengolah 58,2 juta meter kubik kayu setiap
tahunnya, sedangkan produksi hutan secara legal hanya mampu mensuplai
sekitar 25,4 juta meter kubik. Sisa kapasitasnya digunakan oleh kayu yang
ditebang secara ilegal.
c. Degradasai Lahan
Pengertian degradasi yaitu kemunduran, kemerosotan atau penurunan,
sedangkan pengertian dari degradasi lahan adalah proses berkurangnya daya
dukung lahan terhadap kehidupan. Degradasi lahan merupakan bentuk
kerusakan lingkungan akibat pemanfaatan lingkungan oleh manusia yang
tidak memerhatikan keseimbangan lingkungan. Bentuk degradasi lahan,
misalnya lahan kritis, kerusakan ekosistem laut, dan kerusakan hutan.
1) Lahan kritis dapat terjadi karena praktik ladang berpindah ataupun karena
eksploitasi penambangan yang besar-besaran.
2) Rusaknya ekosistem laut terjadi karena bentuk eksploitasi hasil laut secara
besar-besaran.
3) Kerusakan hutan pada umumnya terjadi karena ulah manusia, antara lain,
karena penebangan pohon secara besar-besaran dan praktik peladangan
berpindah.
d. Kebakaran
Berhati-hatilah dengan api. Jangan sampai kebakaran seperti berikut
terjadi pada kita. Peristiwa kebakaran masih menjadi ancaman serius bagi
warga Jakarta. Sepanjang Januari hingga November 2007, di seluruh DKI
Jakarta terjadi 816 kasus kebakaran yang mengakibatkan 14 orang meninggal
dunia dan 518 menderita luka-luka. Kebakaran hutan juga sering terjadi
dikarenakan ulah manusia untuk membuka lahan dan dijadikan sebagai lahan
perkebunan.
164
TUGAS MANDIRI XI
Beberapa ulah manusia baik secara langsung maupun tidak langsung membawa
dampak pada kerusakan lingkungan hidup, berikanlah contoh selain yang tersebut
diatas?...............
……….........................................................................................................................
...........
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………
………………………………………………………………………………………
………
Cara Kerja:
1. Perhatikan gambar dibawah ini dengan sekasama dan dengan wawasan luas!
2. Hubungkan kata-kata secara vertikal, horisontal dan diagonal susunan huruf
yang berhubungan dengan gambar tersebut, rangkailah secara teliti & tepat!
1
2
Keterangan:
1. Gambar 1 yang menyebabkan
banyak ikan mati adalah
pencemaran ….
2. Gambar 2 yang menyebabkan
emisi CO2 bertambah adalah
pencemaran ….
3. Gambar 3 yang menyebabkan
tanaman mati adalah
pencemaran ….
4. Gambar 4 green house effect
adalah efek ….
5. Bahan-bahan pencemar ….
6. Yang menghasilkan bunyi
bising adalah pencemaran .…
3
4
Susunan Huruf
R A B C D E H F G P H
I U J K L A M N O O P
Q P M N N S T U V L U
W X Y A Z T S N D U D
R J T W H K A I R T A
A N C B O K D S T A R
U G L N K P A S U N A
V Z Y R T K L C D J K
S U A R A P S O A J C
165
Upaya yang dapat Dilakuklan Masyarakat Berkaitan dengan Pelestarian
Lingkungan Hidup antara lain:
a. Pelestarian tanah (tanah datar, lahan miring/perbukitan)
Terdapat beberapa metode mengkonservasi atau melestarikan tanah yang
dapat dilakukan melalui metode pertanian dan langkah-langkah yang dapat
dilakukan di rumah, yaitu:
1) Sebelum masuk masa tanam, tanaman dibiarkankan bertahan
dibandingkan dibajak pada akhir musim. Metode ini membantu berada
tanah tetap di lahan daripada tanah tak terlindung dari angin dan air.
2) Menggunakan pertanian bertingkat
3) Menerapkan pertanian berkontur
4) Mengurangi permukaan tahan air.
5) Menanam kebun hujan
b. Pelestarian udara
1) Menggalakkan penanaman pohon atau pun tanaman hias di sekitar kita
2) Mengupayakan pengurangan emisi atau pembuangan gas sisa
pembakaran, baik pembakaran hutan maupun pembakaran mesin
3) Mengurangi atau bahkan menghindari pemakaian gas kimia yang dapat
merusak lapisan ozon di atmosfer
c. Pelestarian hutan
Upaya yang dapat dilakukan untuk melestarikan hutan yaitu:
1) Reboisasi atau penanaman kembali hutan yang gundul.
2) Melarang pembabatan hutan secara sewenang-wenang.
3) Menerapkan sistem tebang pilih dalam menebang pohon.
4) Menerapkan sistem tebang–tanam dalam kegiatan penebangan hutan.
5) Menerapkan sanksi yang berat bagi mereka yang melanggar ketentuan
mengenai pengelolaan hutan
d. Pelestarian laut dan pantai
Upaya untuk melestarikan laut dan pantai dapat dilakukan dengan cara:
UPAYA PELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP
DALAM PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN B.
166
1) Melakukan reklamasi pantai dengan menanam kembali tanaman bakau
di areal sekitar pantai.
2) Melarang pengambilan batu karang yang ada di sekitar pantai maupun
di dasar laut, karena karang merupakan habitat ikan dan tanaman laut.
3) Melarang pemakaian bahan peledak dan bahan kimia lainnya dalam
mencari ikan.
4) Melarang pemakaian pukat harimau untuk mencari ikan.
e. Pelestarian flora dan fauna
Untuk mencegah semakin punahnya flora dan fauna ini maka dilakukan
upaya-upaya sebagai berikut:
1) Ditetapkan tempat perlindungan bagi flora dan fauna agar
perkembangbiakannya tidak terganggu. Tempat-tempat perlindungan
ini berupa cagar alam bagi flora dan suaka margasatwa bagi fauna.
2) Membangun beberapa pusat rehabilitasi dan tempat-tempat
penangkaran bagi hewan-hewan tertentu, seperti:
a) Pusat rehabilitasi orang utan di Bohorok dan Tanjung Putting di
Sumatera.
b) Daerah hutan Wanariset Samboja di Kutai, Kalimantan Timur.
c) Pusat rehabilitasi babi rusa dan anoa di Sulawesi.
3) Pembangunan yang berwawasan lingkungan, berarti pembangunan
harus memperhatikan keseimbangan yang sehat antara manusia dengan
lingkungannya.
4) Menetapkan beberapa jenis binatang yang perlu dilindungi seperti:
Soa-soa (biawak), Komodo, Landak Semut Irian, Kanguru Pohon,
Bekantan, Orang Utan (Mawas), Kelinci liar, bajing terbang, bajing
tanah, Siamang, macan Kumbang, beruang madu, macan dahan
kuwuk, Pesut, ikan Duyung, gajah, tapir, badak, anoa, menjangan,
banteng, kambing hutan, Sarudung, Owa, Sing Puar, Peusing.
Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development) adalah pembangunan
yang dalam perencanaan, pelaksanaan, dan pasca pelaksanaan memerhatikan
analisis mengenai dampak lingkungan hidup (AMDAL).
167
Sikap Sosial Kemukakan sikap kalian berkaitan dengan upaya pelestarian
lingkungan dalam kehidupan sehari-hari. Kerjakan di buku tugasmu. 1. Kerusakan alam makin parah. Pemerintah tidak tinggal diam melihat
kenyataan seperti ini. Berbagai upaya telah, sedang, dan akan dilakukan,
salah satunya program Hutan Kemasyarakatan. Sekarang giliran kalian,
bagaimana sikap kalian jika melihat kerusakan lingkungan di sekitar
kalian? Sebagai seorang pelajar, apa saja yang akan kalian lakukan jika
melihat kerusakan alam tersebut?
2. Apa yang akan kalian lakukan jika melihat tetangga, teman, atau bahkan
keluarga kalian sendiri melakukan sesuatu yang dapat mengancam
kelestarian alam, seperti membuang sampah ke sungai atau perbuatan-
perbuatan lainnya?
3. Seberapa sering dan seberapa banyakkah kalian menggunakan minyak
wangi? Tahukah kalian bahwa sebagian besar minyak wangi
mengandung gas yang berbahaya yang dapat menipiskan lapisan ozon?
Berdasarkan hal tersebut, coba kemukakan sikap kalian dalam
menggunakan minyak wangi secara tepat dan bijak agar tidak
membahayakan kelestarian lingkungan.
Selamat mengerjakan dan semoga berhasil menjadi pribadi
yang selaras dengan lingkungan.
TUGAS MANDIRI XII
Pembangunan yang berwawasan lingkungan harus memperhatikan dan
melaksanakan konsep serta analisis SWOT (strenght, weakness, opportunity, and
threats atau kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman) sehingga mampu
mengoptimalkan potensi dan peluang yang ada serta dapat meminimalisasi
kelemahan dan ancaman serta dampak yang mungkin ditimbulkan. Untuk dapat
mendukung pelaksanaan analisis SWOT, maka partisipasi segenap lapisan
masyarakat sangat diperlukan sehingga hasil-hasil pembangunan dapat
dipertanggungjawabkan dan dirasakan bersama.
Berdasarkan uraian tersebut, secara ringkas ciri-ciri pembangunan berwawasan
lingkungan, adalah:
1) Dilakukan dengan perencanaan yang matang dengan mengetahui dan
memahami kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman yang dimiliki dan
yang mungkin timbul di belakang hari;
2) Memperhatikan daya dukung lingkungan sehingga dapat mendukung
kesinambungan pembangunan;
3) Meminimalisasi dampak pencemaran dan kerusakan lingkungan; serta
4) Melibatkan partisipasi warga masyarakat, khususnya masyarakat yang berada
di sekitar lokasi pembangunan.
168
I. Pilihlah salah satu jawaban yang paling tepat dengan cara memberi
tanda silang (x) pada huruf a, b, c atau d!
1. Taman atau jalur hijau di kota jika dikaitkan dengan lingkungan sangat
bermanfaat karena berfungsi sebagai ....
a. penampung air hujan
b. tempat rekreasi
c. tempat perlindungan burung-burung
d. mengurangi polusi /pembersih udara
2. Berikut yang bukan merupakan upaya penertiban pembuangan sampah di
kota-kota adalah ....
a. penempatan kotak/tempat sampah
b. melalui pasukan kuning pembersih sampah
c. pelebaran jalan-jalan
d. mengajak masyarakat berpartisipasi mencipta
kan kebersihan
3. Penggunaan pupuk dan pestisida yang keliru/ berlebihan mengakibatkan
pencemaran….
a. udara dan air
b. udara dan tanah
c. lingkungan pemukiman
d. tanah dan air
4. Berikut ini merupakan usaha pencegahan kerusakan lingkungan,
kecuali….
a. reboisasi
b. rehabilitasi
c. ekstensifikasi
d. penghijauan
5. Reboisasi/penghijauan sangat bermanfaat untuk mencegah atau
memperbaiki kerusakan lingkungan di daerah ….
a. pemukiman penduduk
b. kawasan industri
c. pegunungan
d. aliran sungai (DAS)
6. Hutan sangat penting bagi kelestarian lingkungan, karena ....
a. hutan dapat dipulihkan kembali bila ditebang
b. hutan menjadi sumber mata pencaharian penduduk sekitarnya
c. sumber devisa bagi negara, karena dapat diekspor
d. hutan dapat mengatur tata air dan memengaruhi iklim
7. Berikut kerusakan sumber daya alam dan lingkungan yang disebabkan
karena perbuatan manusia adalah ....
LATIHAN SOAL II
169
a. melakukan rekreasi
b. perburuan liar
c. pembuatan terasering
d. melakukan tanam bergilir
8. Berikut bukan penyebab terjadinya banjir adalah ....
a. cuaca dan iklim
b. curah hujan yang tinggi
c. penggundulan hutan
d. pembuangan sampah di sungai
9. Mengolah tanah pertanian di lereng bukit dengan cara ....
a. Terasering
b. strep kroping
c. contour plouwing
d. rehabilitasi
10. Air dapat hilang dari dalam tanah karena faktor-faktor berikut, kecuali ....
a. mengalir ke tempat lain
b. diserap oleh akar-akar tumbuhan
c. menguap
d. meresap ke bumi.
II. Jawablah pertanyaan dibawah ini dengan benar!
1. Sebutkan kerusakan lingkungan hidup akibat alam yang kamu ketahui?
Jelaskan!
2. Sebutkan bahaya yang ditimbulkan oleh letusan gunung berapi dan
badai/angin topan?
3. Jelaskan bentuk-bentuk kerusakan lingkungan hidup akibat ulah manusia!
4. Apa pengertian dari pembangunan berkelanjutan?
5. Sebutkan ciri-ciri pembangunan berkelanjutan (berwawasan lingkungan)
itu?
RANGKUMAN BAB II
Kerusakan lingkungan hidup dapat disebabkan karena gejala alam dan karena ulah
manusia.
Faktor alam yang dapat menimbulkan kerusakan lingkungan adalah terjadinya
berbagai bencana alam, seperti letusan gunung berapi, gempa, dan angin topan.
Faktor ulah manusia yang menimbulkan kerusakan lingkungan alam antara lain
pembalakan liar, penggunaan bahan kimia berbahaya, perburuan liar, kegiatan
industri yang membuang limbah sembarangan.
Pembangunan berwawasan lingkungan dikenal dengan nama Pembangunan
Berkelanjutan, yaitu usaha meningkatkan kualitas manusia secara bertahap dengan
memerhatikan faktor lingkungan.
170
A. Pilihlah jawaban yang paling tepat!
1. Ruang yang ditempati
makhluk hidup bersama
benda tak hidup disebut ....
a. ekosistem
b. lingkungan
c. populasi
d. habitat
2. Berikut yang bukan
merupakan unsur-unsur
lingkungan adalah ....
a. unsur biotik
b. unsur manajemen
lingkungan
c. unsur abiotik
d. unsur sosial budaya
3. Unsur-unsur berikut ini yang
berupa komponen abiotik
adalah ....
a. tanah, udara, dan
mikroorganisme
b. mikroorganisme, cacing,
dan serangga
c. flora, fauna, dan
mikroorganisme
d. air, tanah, dan udara
4. Berikut adalah proses alam
yang dapat menyebabkan
kerusakan lingkungan,
yaitu ....
a. tumpahan minyak di laut
b. jebolnya bendungan/dam
c. kemarau panjang
d. sampah
5. Salah satu faktor yang
menyebabkan terjadinya
polusi air adalah ....
a. kegiatan perladangan
b. erosi di bagian hulu
c. berkurangnya volume air
sungai
d. buangan limbah industri
6. Tingkat kebisingan yang
dapat mengganggu kehidupan
manusia, yaitu suara yang
memiliki kekuatan ....
a. < 80 desibel
b. < 80 Mhz
c. > 80 desibel
d. > 80 Mhz
7. Pelaksanaan Analisis
Mengenai Dampak
Lingkungan Hidup
merupakan kebijakan
pemerintah yang dituangkan
malalui ....
a. Peraturan Pemerintah
(PP) Indonesia Nomor 19
Tahun 1986
b. Peraturan Pemerintah
(PP) Indonesia Nomor 29
Tahun 1986
c. Peraturan Pemerintah
(PP) Indonesia Nomor 39
Tahun 1986
d. Peraturan Pemerintah
(PP) Indonesia Nomor 49
Tahun 1986
8. Berikut merupakan usaha-
usaha pelestarian lingkungan
hidup yang dapat dilakukan,
kecuali....
a. melakukan pengolahan
tanah
171
b. mengatur sistem irigasi
atau drainase
c. memberikan perlakuan
khusus terhadap limbah
sebelum dibuang
d. melakukan urbanisasi
9. Berikut ini merupakan bagian
dari Trilogi Pembangunan
kecuali....
a. pemerataan pembangunan
dan hasil-hasilnya
b. ikut menjaga perdamaian
dunia
c. stabilitas nasional yang
sehat dan dinamis
d. pertumbuhan ekonomi
yang cukup tinggi
10. Dalam analisis SWOT,
dampak negatif
pembangunan disebut
dengan istilah ....
a. threat
b. weakness
c. opportunity
d. strength
11. Adaptasi yang dilakukan
manusia terhadap
lingkungannya akan
menghasilkan berbagai
bentuk hasil interaksi yang
disebut dengan budaya.
Berikut adalah hasil budaya
manusia, kecuali....
a. pola aliran sungai
b. pola mata pencaharian
c. pola pemukiman
d. pola penggunaan lahan
12. Selain sebagai tempat tinggal,
lingkungan hidup juga dapat
dimanfaatkan manusia untuk
dikembangkan sebagai
berikut, kecuali....
a. media penghasil bahan
kebutuhan pokok
b. wahana bersosialisasi dan
berinteraksi
c. sumber energi
d. potensi konflik
13. Berkurangnya kadar oksigen
(O2), menipisnya lapisan
ozon (O3), dan bila
bersenyawa dengan air hujan
akan menimbulkan hujan
asam merupakan dampak
dari ....
a. polusi air
b. polusi udara
c. polusi tanah
d. polusi suara
14. Berikut ini yang merupakan
bentuk adaptasi manusia
terhadap lingkungan-nya
adalah ....
a. pola permukiman
penduduk
b. pemakaian berbagai
sumber daya alam
c. membangun PLTA dan
sarana transportasi
d. kegiatan perladangan
15. Usaha untuk mengurangi
erosi di lahan pertanian yang
miring antara lain bisa
dilakukan dengan cara ....
a. menanami dengan
tanaman semusim
b. menggunakan sistem
terasiring
c. melaksanakan mekanisasi
pertanian
d. menggunakan sistem
tumpang sari
172
16. Pembuangan sampah-sampah
berikut ini dapat
menimbulkan polusi tanah,
kecuali....
a. plastik
b. daun-daunan
c. pecahan kaca
d. besi bekas
17. Peristiwa efek rumah kaca
(green house effect) yang
berlangsung cukup lama akan
menyebabkan, kecuali....
a. perubahan iklim dunia
b. pemanasan global
c. hujan asam
d. pencairan es di kutub
18. Usaha menangkap ikan
dengan menggunakan bahan
peledak dilarang karena akan
membawa dampak antara
lain....
a. ikan menjadi tidak enak
rasanya
b. harga ikan menjadi lebih
murah
c. populasi ikan terancam
cepat punah
d. berbagai jenis ikan tidak
disukai konsumen
19. Menurut konsep
pembangunan yang
berwawasan lingkungan,
kegiatan pembangunan yang
kita lakukan hendaknya ....
a. tidak usah dilakukan jika
menimbulkan dampak
positif
b. dilakukan jika
menimbulkan dampak
positif
c. boleh dilakukan jika tidak
menimbulkan dampak
negatif
d. kegiatan pembangunan
dilakukan dengan cara
menekan seminimal
mungkin dampak yang
terjadi
20. Salah satu ciri pembangunan
yang berwawasan lingkungan
adalah ....
a. melakukan AMDAL
setelah pembangunan
dilakukan
b. melakukan AMDAL
sebelum pembangunan
dilaksanakan
c. setelah pembangunan
dilakukan diteliti dampak
yang terjadi
d. sebelum pembangunan
dilaksanakan terlebih
dulu diteliti potensi
lingkungannya
173
B. Kerjakan soal-soal berikut!
1. Sebut dan jelaskan unsur-unsur lingkungan dengan disertai contoh masing-
masing!
2. Sebutkan bentuk-bentuk kerusakan lingkungan yang disebabkan oleh
gejala alam!
3. Sebutkan bentuk-bentuk kerusakan lingkungan yang disebabkan oleh
dampak aktivitas manusia!
4. Sebutkan lima usaha-usaha yang dapat dilakukan manusia dalam
melestarikan lingkungan hidup!
5. Sebutkan ciri-ciri pembangunan yang berwawasan lingkungan!
6. Mengapa setiap pembangunan suatu proyek wajib dilakukan AMDAL
terlebih dahulu!
7. Bagaimanakah pengelolaan sampah yang baik agar tidak mencemari dan
merusak lingkungan?
8. Deskripsikan proses terjadinya hujan asam sebagai akibat adanya polusi
udara dengan disertai gambar atau bagan!
9. Bagaimanakah keterkaitan manusia, sumber daya alam, dan iptek dalam
mendukung pembangunan?
10. Menurut pandapat kalian, sudahkah negara kita melaksanakan
pembangunan berwawasan lingkungan? Berikan alasan-alasan kalian!
174
Sumber: rahmatkusnadi6.blogspot.com
Gambar 18. Kerusakan hutan
80% kerusakan flora dan fauna disebabkan oleh faktor manusia dan setelah itu baru faktor
bencana alam seperti gunung meletus, banjir, gempa bumi, tsunami, badai dsb untuk hal ini
memang sudah kehendak dari Tuhan YME, namun untuk kerusakan oleh manusia tidak
boleh kita tolerir atau kita birkan karena keberadaan mereka sangat penting bagi kita.
Lingkungan Hidup Info
Banyak kondisi lingkungan hidup yang telah rusak di Indonesia. Hal
tersebut merupakan petunjuk bahwa sikap dan perilaku dari kebanyakan
manusia Indonesia terhadap lingkungan alam sekitarnya masih sebagai
pemanfaat atau pengguna untuk dirinya sendiri tanpa memerhatikan
kelestarian sumber daya lingkungannya.
Dengan kata lain, masalah lingkungan hidup ditimbulkan oleh perbuatan
manusia yang tidak memerhatikan kelestarian daya dukung dari alam
sekitarnya.
Berkaitan dengan hal tersebut kita sebagai bagian dari unsur lingkungan,
harus bersikap arif dalam pemanfaatan sumber daya alam yaitu dengan
turut serta memelihara keserasian, keseimbangan dan kelestarian
lingkungan, bahkan kualitas lingkungan juga harus ditingkatkan sehingga
dapat dinikmati oleh penghuninya dari generasi ke generasi.
Renungkanlah!
175
SUMBER BUKU:
Fattah, dkk. 2008. Ilmu Pengetahuan Sosial untuk SMP/Mts Kelas VIII (Buku
Sekolah Elektronik). Jakarta : Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan
Nasional
Sudarmi, Sri dan Waluyo. 2008. Galeri Pengetahuan Sosisal Terpadu Untuk
SMP/MTs Kelas VIII (Buku Sekolah Elektronik). Jakarta: Pusat
Perbukuan , Departemen Pendidikan Nasional.
Soeriaatmadja, R.E. 2003. Ilmu Lingkungan. Bandung: ITB.
Sugiharsono, dkk. 2008. Contextual Teaching and Learning Ilmu Pengetahuan
Sosial: Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah Kelas VIII
Edisi 4 (Buku Sekolah Elektronik). Jakarta: Pusat Perbukuan ,
Departemen Pendidikan Nasional.
Sutarto, dkk. 2008. IPS untuk SMP/MTs kelas VIII (Buku Sekolah Elektronik).
Jakarta : Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional.
Yulaelawati, Ella dan Usman Syihab. 2008. Mencerdasi Bencana. Jakarta: PT
Gramedia Widiasarana Indonesia
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2009 Tentang
Perlindungan Dan Pengelolaan Lingkungan Hidup
Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Pendidikan Karakter Bangsa
Peraturan Menteri Tentang Pendidikan Karakter Bangsa
SUMBER INTERNET:
Alamendah. 2012. Kerusakan Lingkungan Tingkatkan Risiko Bencana.
http://alamendah.wordpress.com/2012/10/12/kerusakan-lingkungan-
tingkatkan-risiko-bencana/. Diunduh tanggal 22 Januari 2013.
Alamendah. 2011. Indonesia Negara Paling Rawan Bencana Alam.
http://alamendah.wordpress.com/2011/08/29/indonesia-negara-paling-
rawan-bencana-alam/. Diunduh tanggal 22 Januari 2013.
Alamendah. 2011. Dampak Kebakaran Hutan.
http://alamendah.wordpress.com/2011/08/27/dampak-kebakaran-hutan/.
Diunduh tanggal 23 Januari 2013.
Anonim. 2012. Pengertian Gempa Bumi.
http://alampenuhbencana.blogspot.com/p/pengertian-gempa-bumi.html.
Diunduh tanggal 23 Januari 2013.
Anonim. 2012. Pengertian Gunung Meletus.
http://alampenuhbencana.blogspot.com/p/gunung-meletus.html. Diunduh
tanggal 23 Januari 2013.
Anonim. 2012. Pengertian Tsunami.
http://alampenuhbencana.blogspot.com/p/pengertian-tsunami.html.
Diunduh tanggal 23 Januari 2013.
DAFTAR PUSTAKA
176
Anonim. 2013. Angin Topan. http://studentforumid.blogspot.com/2012/11/angin-
topan-plh.html. Diunduh Tanggal 23 Januari 2013.
Hernawan. 2009. Banjir. http://byan89.wordpress.com/2009/12/13/banjir/.
Diunduh tanggal 23 Januari 2013.
Matoa, 2011. Sepuluh Cara Melestarikan Tanah. www.treehugger.com.
Diunduh tanggal 13 Maret 2013.
Sabtaji, Agung. 2010. Pengertian Lingkungan Hidup. http://agung-
sabtaji.blogspot.com/2010/05/1.html. (26 Nov2012)
Taufiqqurakhman, Ahmad. 2012. Daftar 10 Gempa Terbesar Indonesia.
www.inilah.com Diunduh tanggal 13 Maret 2013.
177
COVER BELAKANG LKAS BERBASIS KARAKTER DAN KEBENCANAAN
178
ANGKET PENILAIAN/ VALIDASI DOSEN
TERHADAP LKS BERBASIS KARAKTER DAN
KEBENCANAAN
Satuan Pendidikan : Sekolah Menengah Pertama
Mata Pelajaran : IPS Terpadu
Kelas/Semester : VIII/1
Materi Pokok : Lingkungan Hidup
Peneliti : Himmatul Amanah
Nama :
NIP :
Petunjuk:
Isilah pernyataan-pernyataan berikut dengan cara memberi tanda cek (√) pada
kolom yang telah disediakan sesuai dengan pendapat Anda terhadap Lembar
Kerja Siswa Berbasis Karakter dan Kebencanaan sesuai dengan skor sebagai
berikut:
Skor 5 : Sangat baik
Skor 4 : Baik
Skor 3 : Cukup baik
Skor 2 : Kurang baik
Skor 1 : Tidak baik
DESKRIPSI BUTIR INSTRUMEN PENILAIAN TAHAP II
BUKU TEKS PELAJARAN PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH
NO. BUTIR SKOR RERATA
SKOR
CATATAN
(Bila Diperlukan) 1 2 3 4 5
I. KOMPONEN KELAYAKAN ISI
A. CAKUPAN MATERI
1. Keluasan materi
2. Kedalaman materi
B. AKURASI MATERI
1. Akurasi fakta
keruangan/kewilayahan
2. Kebenaran teori atau
konsep
3. Kebenaran prinsip atau
hukum
4. Akurasi prosedur/metode
keruangan/kewilayahan
C. KEMUTAKHIRAN
1. Kesesuaian dengan
perkembangan ilmu
Geografi
Lam
piran
9
Lampiran 3
179
2. Keterkinian/ ketermasaan
fitur (contoh-contoh) dan
rujukan
D. MENGANDUNG WAWASAN PRODUKTIVITAS
1. Menumbuhkan semangat
belajar
2. Menumbuhkan etos kerja
siswa
3. Menumbuhkan semangat
inovatif
4. Menumbuhkan kreativitas
5. Menumbuhkan daya saing
E. MERANGSANG KEINGINTAHUAN
1. Menumbuhkan rasa ingin
tahu
2. Memberi tantangan untuk
belajar lebih jauh
F. MENGEMBANGKAN KECAKAPAN HIDUP (LIFE SKILLS)
1. Mengembangkan
kecakapan personal
2. Mengembangkan
kecakapan sosial
3. Mengembangkan
kecakapan akademik
4. Mengembangkan
kecakapan vokasional
G. MENGEMBANGKAN WAWASAN KEBENCANAAN
1. Dapat menambah
wawasan tentang
kebencanaan di Indonesia
2. Dapat memberikan
pengetahuan mitigasi saat
bencana terjadi
3. Memberikan pengetahuan
antisipasi terhadap
bencana
4. Apresiasi terhadap
bencana yang terjadi di
Indonesia
180
5. Dapat memberikan materi
tentang kebencanaan
H. MEMBENTUK KARAKTER SISWA
1. Tugas praktek yang
membentuk karakter siswa
2. Tugas dalam teori yang
membentuk karakter siswa
3. Tugas individu yang
membentuk karakter siswa
4. Tugas tiap subbab yang
membentuk karakter siswa
RERATA SKOR KOMPONEN KELAYAKAN ISI
Berikan tanda cek (√) pada salah satu kolom sesuai atau tidak sesuai dan berikan
alasan NO KOMPONEN & ASPEK SESUAI TIDAK
SESUAI
ALASAN
A. MATERI/ISI
1. Materi/isi sesuai dan
mendukung pencapaian tujuan
pendidikan nasional.
2. Materi/isi tidak bertentangan
dengan peraturan dan
perundang-undangan yang
berlaku di Indonesia.
3. Materi/isi merupakan karya
orisinil (bukan hasil plagiat),
tidak menimbulkan SARA dan
tidak diskriminasi gender.
4. Materi/isi memiliki kebenaran
keilmuan, sesuai dengan
perkembangan ilmu yang
mutakhir, sahih dan akurat.
5. Materi/isi memaksimalkan
sumber-sumber yang sesuai
dengan kondisi Indonesia dan
erat dengan konteks ke-
Indonesiaan
Semarang,…………………2013
Validator
( )
NIP.
181
ANGKET PENILAIAN/ VALIDASI GURU
TERHADAP LKS BERBASIS KARAKTER DAN
KEBENCANAAN
Satuan Pendidikan : Sekolah Menengah Pertama
Mata Pelajaran : IPS Terpadu
Kelas/Semester : VIII/1
Materi Pokok : Lingkungan Hidup
Peneliti : Himmatul Amanah
Nama :
NIP :
Petunjuk:
Isilah pernyataan-pernyataan berikut dengan cara memberi tanda cek (√) pada
kolom yang telah disediakan sesuai dengan pendapat Anda terhadap Lembar
Kerja Siswa Berbasis Karakter dan Kebencanaan sesuai dengan skor sebagai
berikut:
Skor 5 : Sangat baik
Skor 4 : Baik
Skor 3 : Cukup baik
Skor 2 : Kurang baik
Skor 1 : Tidak baik
DESKRIPSI BUTIR INSTRUMEN PENILAIAN TAHAP I
BUKU TEKS PELAJARAN PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH
I. KOMPONEN KELAYAKAN ISI
No BUTIR SKOR
1 2 3 4 5
1 Standar Kompetensi (SK) tercantum secara
eksplisit
Standar Kompetensi ditulis secara eksplisit sebagai
judul Bab, sub judul, dalam bab
2 Kompetensi Dasar (KD) tercantum secara
eksplisit
Kompetensi Dasar ditulis secara eksplisit sebagai
judul subbab
3 Kesesuaian isi LKS dengan SK dan KD
Materi mencakup mulai dari pengenalan konsep
sampai dengan interaksi antar konsep sesuai dengan
yang diamanatkan oleh SK dan KD
Lam
piran
9
Lampiran 4
182
II. KOMPONEN PENYAJIAN
No BUTIR SKOR
1 2 3 4 5
1 Daftar isi
Memuat judul bab, subbab dari bagian teks disertai
dengan nomor halaman yang sesuai dengan halaman
bab dan subbab pada isi.
2 Tujuan setiap bab
Uraian singkat yang memuat target yang ingin
dicapai pada setiap bab
3 Ringkasan
Rangkuman isi materi yang disediakan setiap bab
4 Kata kunci (key-words)
Kata-kata yang menjadi inti pembahasan materi
dalam setiap bab
5 Pertanyaan/soal latihan pada setiap bab
Pertanyaan /soal latihan terdapat pada : akhir setiap
bab, setelah beberapa bab, dan pada akhir LKS
6 Daftar pustaka
Daftar LKS yang digunakan sebagai bahan rujukan
dalam penulisan LKS tersebut yang diawali dengan
nama pengarang (yang disusun secara alfabetis),
tahun terbitan, judul LKS, tempat, dan nama penerbit
III. KOMPONEN KEGRAFIKAAN
No BUTIR SKOR
1 2 3 4 5
1 Kulit LKS
Seluruh materi disain pada bagian kulit depan,
belakang dan punggung, secara visual ditampilkan
secara jelas, kontras, menarik yang ditentukan oleh
pemilihan jenis huruf, besar huruf, ilustrasi, warna
dan tata letak yang sesuai
2 Isi LKS
Materi LKS yang disajikan dalam bentuk teks dan
ilustrasi ditampilkan secara komunikatif, serasi,
proporsional, dan konsisten berdasarkan pola tata
letak tertentu
3 Keterbacaan
- Kesesuaian dalam pemilihan huruf yang
ditentukan oleh jenis dan besar huruf serta format
kolom teks. Jenis dan besar huruf disesuaikan
dengan isi materi LKS serta tingkat pendidikan
peserta didik
- Pemilihan ilustrasi disesuaikan dengan isi LKS
yang dapat memperjelas informasi yang
disampaikan baik melalui bentuk maupun warna
183
yang sesuai
- Format LKS ditentukan berdasarkan tingkat
keterbacaan yang dapat dicapai serta memenuhi
aspek efektivitas dan efisiensi
4 Kualitas cetakan
- Kejelasan cetakan isi yang sangat membantu
peserta didik dalam mempelajari, memahami, dan
menyerap informasi yang disampaikan melalui
media tercetak
- Kerataan cetak merupakan konsistensi mutu
cetakan secara keseluruhan isi LKS
- Kualitas warna cetak mampu memberikan
gambaran nyata secara keseluruhan isi LKS
- Kualitas warna cetak mampu memberikan
gambaran nyata secara visual dari ilustrasi yang
dittampilkan sehingga membantu peserta didik
dalam memahami objek aslinya
5 Kekuatan fisik LKS
- Berfungsi sebagai pelindung isi LKS dan alat
promosi. Ditentukan oleh jenis, ketebalan dan
kualitas bahan yang sesuai fungsinya (berat
antara 210-260 garam/ m2).
- Kertas isi dipilih sesuai dengan fungsinya sebagai
media penyampai informasi tercetak yang
bertahan untuk digunakan minimal 5 tahun (jenis
dan berat kertas HV, 80 gr/m2).
- Dipilih sistem penjilidan yang sesuai dan
memiliki kekuatan untuk digunakan minimal 5
tahun.
184
INSTRUMEN PENILAIAN BUKU TEKS PELAJARAN
KOMPONEN KEGARFIKAAN TAHAP II
KOMPONEN INDIKATOR BUTIR SKOR
1 2 3 4 5
IV. Kegrafikaan 1. UKURAN LKS
1.1.
Ukuran/format
1.1a Kesesuaian
ukuran LKS.
1.1b Kesesuaian
format dengan
materi isi LKS.
2. BAGIAN KULIT LKS
2.1. Desain 2.1a Penampilan
unsur tata letak
pada kulit muka,
belakang dan
punggung
memiliki
kesatuan (unity).
2.1b Komposisi unsur
tata letak (judul,
pengarang
ilustrasi, logo,
dll) seimbang
dan seirama
dengan tata
letak isi.
2.1c Proporsi
tampilan tata
letak setiap
unsur sesuai.
2.1d Memiliki tingkat
kekontrasan
yang baik.
2.2. Tata Letak 2.2a Penetapan unsur
tata letak
konsisten
(sesuai pola).
2.2b Memberi kesan
irama yang baik
(muka, belakang
dan punggung)
2.2c Menampilkan
seluruh unsur
tata letak secara
proporsional
dan harmonis.
2.3. Tipografi Huruf yang
Digunakan Menarik
dan Mudah Dibaca.
185
2.3a Ukuran judul
LKS lebih
dominan
dibandingkan
(nama
pengarang* dan
penerbit*).
2.3bWarna judul
LKS kontras
daripada warna
latar belakang.
2.3c Ukuran huruf
proporsional
dibandingkan
dengan ukuran
LKS.
Huruf Yang
Sederhana
(Komunikatif).
2.3d Tidak terlalu
banyak
menggunakan
kombinasi jenis
huruf.
2.3e Tidak
menggunakan
huruf
hias/dekorasi.
2.4f Sesuai dengan
huruf untuk isi
LKS.
2.4. Ilustrasi Mencerminkan Isi
LKS:
2.4a Ilustrasi dapat
menggambarkan
isi/materi LKS.
2.4b Ilustrasi mampu
mengungkap
objek.
2.4c Bentuk, ukuran,
objek ilustrasi
proporsional
dan sesuai
realita.
BAGIAN ISI
3.1. Tata Letak Tata Letak
Konsisten
3.1a Penempatan
unsur tata letak
konsisten.
186
3.1b Setiap
penempatan
judul bab
seragam/konsist
en.
Unsur Tata Letak
Harmonis:
3.1d Bidang cetak
dan marjin
proposional/
sebanding.
3.1e Teks dan
ilustrasi
berdekatan.
3.1f Memperhatikan
marjin dua
halaman yang
berdampingan.
3.1g Kesesuaian
bentuk, warna
dan ukuran
unsur tata letak.
Unsur Tata
Lengkap, memiliki:
3.1h Judul bab.
3.1i Sub bab.
3.1j Angka
halaman/folios.
3.1k Ilustrasi.
3.1l Keterangan
gambar (caption.)
3.2. Tipografi Tipografi
Sederhana
3.2a Tidak
menggunakan
terlalu banyak
jenis huruf.
3.2b Tidak
menggunakan
huruf
hias/dekoratif.
3.2c Penggunaan
variasi huruf
(bold, italic, all
capital, small
capital) tidak
berlebihan.
Tipografi Mudah
Dibaca:
187
3.2d Spasi baris
susunan teks
normal.
3.2e Jenis huruf
sesuai dengan
materi isi.
3.2f Jarak antara
huruf/keming
normal.
Tipografi
Memudahkan
Pemahaman:
3.2g Jenjang/hierarki
judul-judul jelas
dan konsisten.
3.2h Jenjang/hierarki
judul-judul
proporsional.
3.2i Tanda
pemotongan
kata
(hyphenation).
3.3. Ilustrasi Konsep Ilustrasi
Jelas:
3.3a Mampu
mengungkap
makna/arti dari
objek.
3.3b Bentuk
proporsional.
3.3c Bentuk akurat
dan realistis.
Ilustrasi Isi
menimbulkan Daya
Tarik:
3.3d Keseluruhan
ilustrsi serasi.
3.3e Goresan garis
dan raster tegas
dan jelas.
3.3f Mengungkapkan
konsep kreatif.
3.3g Penggunaan
warna sesuai
objek.
3.3h Dinamis.
188
Saran:………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
Semarang,………………….2013
Validator
(………………………)
NIP.
189
ANGKET PENILAIAN SISWA TERHADAP
KETERBACAAN LKS BERBASIS KARAKTER DAN
KEBENCANAAN Nama :…………………………………………………
No. Absen :…………………………………………………
Kelas & SMP
:………………………………………………….
No. Pernyataan Sekor
Saran 1 2 3 4 5
1. Tujuan pembelajaran dirumuskan
secara jelas dalam LKS.
2. Pembelajaran materi Lingkungan
Hidup dengan LKS ini menarik.
3. Materi yang disampaikan dalam
LKS ini mudah dipahami.
4. Bahasa dalam LKS ini mudah
dipahami.
5. LKS ini dapat dipelajari secara
mandiri oleh siswa.
6. LKS ini dapat meningkatkan
karakter siswa dalam mencintai
lingkungan hidup.
7. LKS ini dapat mendorong siswa
untuk memecahkan masalah.
8. Gambar pada LKS dapat
menyampaikan pesan secara efektif
kepada siswa.
9. Pembelajaran materi Lingkungan
Hidup dalam LKS ini dapat
memberi wawasan kebencanaan
pada siswa
10 Informasi pada LKS dapat
menambah wawasan kebencanaan
bagi siswa
Petunjuk Pengisian:
1. Tuliskan nama, no absen dan kelasmu terlebih dahulu
2. Bacalah peryataan berikut dengan cermat
3. Berilah tanda (√ ) pada kolom yang disediakan:
Skor 5 : Sangat baik , Skor 4 : Baik, Skor 3 : Cukup baik, Skor 2 : Kurang
baik dan Skor 1 : Tidak baik
4. Jawaban yang kamu berikan tidak mempengaruhi nilai ulangan.
Lampiran 5
190
HASIL ANALISIS DATA VALIDASI DOSEN TERHADAP
LKS BERBASIS KARAKTER DAN KEBENCANAAN
NO PERNYATAAN VALIDATOR SKOR
TOTAL
PERSENTASE
RATA-RATA V1 V2 V3 V4 V5
1 1 5 4 4 5 4 22 88.00%
2 2 5 3 4 5 4 21 84.00%
3 3 4 4 5 5 5 23 92.00%
4 4 4 3 5 4 5 21 84.00%
5 5 5 3 4 4 5 21 84.00%
6 6 5 3 4 3 5 20 80.00%
7 7 5 4 5 5 5 24 96.00%
8 8 5 4 4 5 5 23 92.00%
9 9 4 3 5 5 5 22 88.00%
10 10 5 3 5 4 4 21 84.00%
11 11 4 3 4 4 4 19 76.00%
12 12 5 3 5 3 5 21 84.00%
13 13 4 3 4 3 4 18 72.00%
14 14 4 4 5 5 5 23 92.00%
15 15 4 4 5 4 5 22 88.00%
16 16 4 3 4 5 5 21 84.00%
17 17 4 3 4 2 4 17 68.00%
18 18 4 4 4 4 5 21 84.00%
19 19 3 3 4 2 4 16 64.00%
20 20 5 4 4 5 5 23 92.00%
21 21 5 4 4 5 5 23 92.00%
22 22 5 4 5 4 5 23 92.00%
23 23 5 4 4 3 5 21 84.00%
24 24 5 4 4 4 5 22 88.00%
25 25 4 4 4 3 4 19 76.00%
26 26 5 4 5 5 4 23 92.00%
27 27 4 4 5 4 4 21 84.00%
28 28 5 4 4 4 4 21 84.00%
SKOR TOTAL 126 100 123 114 129 592 2368.00%
PERSENTASE
RATA-RATA 90.00% 71.43% 87.86% 81.43% 92.14% 84.57% 84.57%
KRITERIA
SANGAT
LAYAK LAYAK LAYAK LAYAK
SANGAT
LAYAK LAYAK LAYAK
Lampiran 6
191
HASIL ANALISIS DATA VALIDASI GURU TERHADAP
LKS BERBASIS KARAKTER DAN KEBENCANAAN
NO PERNYATAAN VALIDATOR SKOR
TOTAL
PERSENTASE
RATA-RATA V1 V2 V3 V4
1 1 5 5 4 4 18 90.00%
2 2 3 5 4 4 16 80.00%
3 3 4 5 4 4 17 85.00%
4 4 5 5 4 3 17 85.00%
5 5 5 4 3 4 16 80.00%
6 6 1 5 4 4 14 70.00%
7 7 4 4 3 4 15 75.00%
8 8 5 5 4 4 18 90.00%
9 9 3 5 4 4 16 80.00%
10 10 3 5 4 3 15 75.00%
11 11 4 4 4 3 15 75.00%
12 12 5 4 4 3 16 80.00%
13 13 5 5 5 4 19 95.00%
14 14 5 5 4 5 19 95.00%
15 15 5 4 4 4 17 85.00%
16 16 5 5 4 4 18 90.00%
17 17 5 5 4 4 18 90.00%
18 18 5 5 4 4 18 90.00%
19 19 5 5 4 4 18 90.00%
20 20 5 4 4 4 17 85.00%
21 21 5 4 4 4 17 85.00%
22 22 5 5 4 4 18 90.00%
23 23 5 4 4 4 17 85.00%
24 24 5 4 4 3 16 80.00%
25 25 5 5 4 4 18 90.00%
26 26 5 5 4 4 18 90.00%
27 27 3 4 4 4 15 75.00%
28 28 5 4 4 4 17 85.00%
29 29 5 5 4 4 18 90.00%
30 30 5 5 5 4 19 95.00%
31 31 5 4 5 4 18 90.00%
32 32 5 4 4 4 17 85.00%
33 33 5 5 4 4 18 90.00%
34 34 5 5 4 4 18 90.00%
35 35 5 5 4 3 17 85.00%
36 36 3 5 4 3 15 75.00%
Lampiran 7
192
37 37 5 5 4 3 17 85.00%
38 38 5 5 4 4 18 90.00%
39 39 5 5 4 4 18 90.00%
40 40 5 5 4 4 18 90.00%
41 41 5 5 4 4 18 90.00%
42 42 5 5 4 4 18 90.00%
43 43 5 5 4 4 18 90.00%
44 44 5 5 3 4 17 85.00%
45 45 5 5 4 4 18 90.00%
46 46 5 5 4 4 18 90.00%
47 47 5 5 4 4 18 90.00%
48 48 5 5 4 4 18 90.00%
49 49 5 5 4 4 18 90.00%
50 50 5 5 4 4 18 90.00%
51 51 5 5 4 4 18 90.00%
52 52 4 5 4 3 16 80.00%
53 53 5 5 4 4 18 90.00%
54 54 5 5 4 4 18 90.00%
55 55 5 5 4 3 17 85.00%
56 56 5 5 4 4 18 90.00%
57 57 5 5 4 4 18 90.00%
58 58 4 5 4 4 17 85.00%
59 59 5 5 4 4 18 90.00%
60 60 5 5 4 4 18 90.00%
SKOR TOTAL 281 287 240 231 1039 5195.00%
PERSENTASE
RATA-RATA 93.67% 95.67% 80.00% 77.00% 86.58% 86.58%
KRITERIA SANGAT
LAYAK
SANGAT
LAYAK LAYAK LAYAK LAYAK LAYAK
193
Lampiran 8
HASIL ANALISIS DATA PENILAIAN SISWA TERHADAP
KETERBACAAN LKS BERBASIS KARAKTER DAN KEBENCANAAN
A. SMPN 1 Ungaran
No Validator Kelas Pernyataan Skor
Total Persentase
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 Annisa Noor Azizah VIII A 4 5 4 4 4 3 3 5 4 4 40 80%
2 Fairuz Hanum Nabila VIII A 4 5 4 3 4 4 4 4 5 4 41 82%
3 Annisa Julia Murjiantami VIII B 4 5 4 4 3 3 3 5 5 4 40 80%
4 Iftita Audina Wardana VIII B 4 5 4 4 4 4 4 5 5 4 43 86%
5 Hilda Vina Anisa VIII B 4 4 5 4 5 5 4 5 5 4 45 90%
6
Dara Ayu Chandra
Maharani VIII B 4 5 4 4 4 5 4 4 5 4 43 86%
7 Rista Nabilla Aqila VIII B 4 5 4 4 5 5 4 5 3 4 43 86%
8 Indah Wahyu P VIII B 4 5 5 5 4 4 4 5 4 4 44 88%
9 Raihan Ayu Ramadhani VIII B 4 5 5 5 4 4 5 5 4 4 45 90%
10 Alifa Helmaniar VIII C 5 4 5 4 5 4 4 4 4 5 44 88%
11 Anindha Vidya Larasati VIII C 4 5 4 4 5 4 4 4 5 4 43 86%
12 Rima Ayunda P VIII C 4 5 4 4 4 3 3 5 4 4 40 80%
13 Angga Wahyu Riyadi VIII C 4 5 4 4 4 3 3 5 4 4 40 80%
14
Anne Stasia
Kusainingtyas VIII C 4 5 4 4 4 3 3 5 4 4 40 80%
15
Trianggunani Purnaning
Siwi VIII C 4 5 4 4 4 3 3 5 4 4 40 80%
16 Auditya Imam Satria Jati VIII C 4 4 3 4 4 4 3 3 3 4 36 72%
17
Aninda Diah Maharani
Utami VIII D 4 5 5 4 4 4 4 5 5 4 44 88%
194
18 Ilda Nurul Annisa VIII D 4 5 4 4 4 3 3 5 4 4 40 80%
19 Kurnia Selvyana VIII E 4 5 4 4 4 3 4 5 4 4 41 82%
20 Henricha D. A. VIII E 5 4 5 4 5 4 4 4 5 5 45 90%
21 Aulia Vaya R. VIII E 4 5 5 4 5 4 4 4 5 5 45 90%
22 Laras Triefena VIII E 4 4 3 3 3 4 4 4 4 4 37 74%
Skor Total 90 105 93 88 92 83 81 101 95 91 919 1838%
Persentase Rata-rata 81.82% 95.45% 84.55% 80.00% 83.64% 75.45% 73.64% 91.82% 86.36% 82.73% 83.55% 83.55%
B. SMPN 2 Ungaran
No Validator Kelas Pernyataan Skor
Total Persentase
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 Kresna Ari yudha VIII G 4 3 5 5 3 5 3 5 5 3 41 82.00%
2 Dwi Pita Sari VIII G 4 5 5 5 4 4 4 5 4 4 44 88.00%
3 Tedi Andika S VIII G 3 4 5 4 4 4 4 4 4 5 41 82.00%
4 Fendy S. VIII G 4 5 5 4 4 4 4 4 5 5 44 88.00%
5 Syabrina Rabiha VIII G 3 5 4 5 5 4 3 5 5 5 44 88.00%
6 Kamila Khamidah VIII G 3 4 5 3 2 5 3 3 5 5 38 76.00%
7 Deasilia Larasati VIII G 4 5 5 5 4 4 3 4 4 4 42 84.00%
8 Dian Fatmawati VIII G 4 5 4 5 5 5 5 4 5 4 46 92.00%
9 Adi Setiyono VIII G 3 2 5 4 4 5 4 4 3 3 37 74.00%
10 Dimas Ariya M VIII G 4 4 4 5 5 4 4 4 4 5 43 86.00%
11 Salma Regita Putri VIII H 5 4 4 5 4 5 4 5 5 5 46 92.00%
12 Tri Yulia Kurnia Sari VIII H 4 5 5 4 5 5 4 5 5 5 47 94.00%
13 Jaffar Yoga Kuslani VIII H 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 39 78.00%
195
14 Nurhilman N VIII H 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 41 82.00%
15 Etika Nurina VIII H 5 5 4 5 5 5 4 5 4 5 47 94.00%
16 Dewi Shinta M VIII H 4 5 3 5 3 5 4 4 5 5 43 86.00%
17 Febrianca Aisyah Dewi M VIII H 4 5 4 4 3 5 4 5 5 5 44 88.00%
18 Shinta Dewi Saputri VIII H 4 5 4 5 4 5 3 4 4 4 42 84.00%
19 Putri Annur A VIII H 4 3 3 4 4 4 3 5 4 5 39 78.00%
20 Aziiza Andana Warih U VIII H 4 3 3 3 3 4 4 5 4 5 38 76.00%
Skor Total
78 85 85 88 79 90 74 89 88 90 846 1692.00%
Persentase Rata-rata
78.00% 85.00% 85.00% 88.00% 79.00% 90.00% 74.00% 89.00% 88.00% 90.00% 84.60% 84.60%
C. SMPN 3 Ungaran
No Validator Kelas Pernyataan Skor
Total Persentase
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 Qornelly Syam Amirul Adhi VIII A 4 4 5 4 3 4 5 4 4 4 41 82.00%
2 Nurul Mahfidatul A VIII A 5 4 5 5 4 5 3 5 4 4 44 88.00%
3 Eldo Syaifudin VIII A 3 4 5 3 4 3 4 5 3 2 36 72.00%
4 Adini Miranti G. S. VIII A 5 4 5 5 5 5 3 5 5 5 47 94.00%
5 Rahayu Anggi Pangestu VIII A 5 5 5 5 3 4 4 5 4 4 44 88.00%
6 Kuniarti Paradita Sari VIII A 5 4 5 5 5 4 3 4 4 4 43 86.00%
7 Nur Afifa Rahmadhani VIII A 5 4 5 5 5 4 3 4 4 4 43 86.00%
8 Afif Putra VIII A 4 5 5 5 4 3 5 5 5 5 46 92.00%
9 Rika Setiani VIII B 5 4 5 4 5 5 4 4 5 5 46 92.00%
10 Aprilia Fajrin VIII B 5 4 5 4 5 5 5 5 5 4 47 94.00%
11 Aulia Rahma Wardani VIII B 5 4 4 5 4 4 4 5 3 3 41 82.00%
196
12 Lela Dina Berliana VIII B 5 4 4 5 4 4 4 5 4 4 43 86.00%
13 Fi'la Aulia Azari VIII B 5 4 4 5 4 4 4 5 5 5 45 90.00%
14 Fifie Atifah Hada N. VIII B 5 4 4 5 4 4 4 5 4 4 43 86.00%
15 Affifah Kurniawati VIII B 5 5 5 4 5 5 4 5 5 5 48 96.00%
16 Citra Fitri Azhari VIII B 5 5 5 4 4 4 4 5 4 5 45 90.00%
17 Wahyu Apriliya VIII B 4 5 4 5 4 4 4 5 4 5 44 88.00%
18 Sera Zulfikarista VIII B 4 5 4 5 5 4 4 4 4 4 43 86.00%
19 Yusris Sabila VIII B 4 5 4 5 4 4 4 5 4 5 44 88.00%
20 Viona Nailunnisa VIII B 4 5 4 5 5 4 4 3 4 4 42 84.00%
Skor Total
92 88 92 93 86 83 79 93 84 85 875 1750.00%
Persentase Rata-rata
92.00% 88.00% 92.00% 93.00% 86.00% 83.00% 79.00% 93.00% 84.00% 85.00% 87.50% 87.50%
D. SMPN 4 Ungaran
No Validator Kelas Pernyataan Skor
Total Persentase
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 Achmad Prayogo H. S. VIII A 5 4 5 4 5 3 5 5 4 5 45 90.00%
2 Agus Kris B. VIII A 3 4 4 4 4 4 4 5 4 5 41 82.00%
3 Ahmad Arifudin VIII A 3 4 3 4 4 5 3 5 4 5 40 80.00%
4 Ahmad Rokip Ady Saputra VIII A 3 4 3 4 4 5 3 5 4 5 40 80.00%
5 Aisyah Nur Fadillah VIII A 5 4 4 5 4 4 5 4 4 5 44 88.00%
6 Aksa Candra S VIII A 3 4 4 4 4 4 4 5 4 5 41 82.00%
7 Alfi Sholikhati VIII A 4 5 3 3 5 3 5 5 3 4 40 80.00%
8 Anggit Anida Putri VIII A 4 4 3 4 4 3 3 5 4 4 38 76.00%
9 Anis Setyawati VIII A 4 5 4 5 4 5 4 5 4 4 44 88.00%
197
10 Andi Dewo Surya Jagad VIII A 5 5 5 4 5 5 4 5 4 5 47 94.00%
11 Ary Madita Damayanti VIII A 5 4 4 5 4 5 3 4 4 5 43 86.00%
12 Aryati Sofiya VIII A 4 5 5 4 5 3 5 5 5 5 46 92.00%
13 Damar Laras Anggit VIII A 4 5 3 4 4 3 4 5 4 4 40 80.00%
14 Devida Esalia VIII A 4 5 4 4 5 3 4 5 4 4 42 84.00%
15 Enggar Yusuf W. VIII A 4 3 3 5 4 3 5 5 4 4 40 80.00%
16 Fajar Syafruddin VIII A 5 3 2 4 3 3 5 4 4 1 34 68.00%
17 Fiya Martatilla VIII A 4 5 5 4 5 3 5 5 5 5 46 92.00%
18 Gilang Ramathan VIII A 3 4 3 2 4 2 3 3 3 4 31 62.00%
19 Hanif Nurwachid VIII A 3 4 3 4 5 4 4 5 4 5 41 82.00%
20 Intan Utami VIII A 4 3 5 4 4 3 4 5 5 4 41 82.00%
21 Laras Darwari Andira VIII A 5 4 4 5 4 5 3 4 4 5 43 86.00%
22 Topix VIII A 5 5 4 3 4 5 3 5 4 3 41 82.00%
23 Mutiara Rizki Amalia S. VIII A 4 3 3 3 3 4 5 5 4 5 39 78.00%
24 Nika Khalia VIII A 4 5 4 5 4 5 4 5 4 4 44 88.00%
25 Retno Murtiningsih VIII A 4 5 4 5 4 5 4 5 4 4 44 88.00%
26 Rio Rahardyan U. VIII A 5 5 4 4 5 4 4 5 5 5 46 92.00%
27 Rizky G. Saputra VIII A 4 4 5 5 3 4 3 5 4 5 42 84.00%
28 Syah Fareza VIII A 3 5 4 5 4 3 3 4 4 3 38 76.00%
29 Topan Oki P. VIII A 5 5 5 5 5 5 3 5 3 5 46 92.00%
Skor Total
118 125 112 121 122 113 114 138 117 127 1207 2414.00%
Persentase Rata-rata
81.38% 86.21% 77.24% 83.45% 84.14% 77.93% 78.62% 95.17% 80.69% 87.59% 83.24% 83.24%
Hasil Presentase Klasikal Dari Seluruh SMP Di Ungaran
NO SEKOLAH PERSENTASE KRITERIA
198
1 SMPN 1 UNGARAN 83.55% LAYAK
2 SMPN 2 UNGARAN 84.60% LAYAK
3 SMPN 3 UNGARAN 87.50% LAYAK
4 SMPN 4 UNGARAN 83.24% LAYAK
JUMLAH TOTAL 338.89%
PERSENTASE RATA-RATA 84.72% LAYAK
199
DOKUMENTASI KEGIATAN PENELITIAN
Dokumentasi 1. SMPN 1 Ungaran
Dokumentasi 2. Uji coba siswa SMPN 1 Ungaran
Lampiran 9
200
Dokumentasi 3. Uji coba siswa SMPN 1 Ungaran
Dokumentasi 4. SMPN 2 Ungaran
201
Dokumentasi 5. Uji coba siswa SMPN 2 Ungaran
202
Dokumentasi 6. Uji coba siswa SMPN 2 Ungaran
Dokumentasi 7. SMPN 3 Ungaran
Dokumentasi 8. Uji coba siswa SMPN 3 Ungaran
203
Dokumentasi 9. Uji coba siswa SMPN 3 Ungaran
Dokumentasi 10. SMPN 4 Ungaran
204
Dokumentasi 11. Uji coba siswa SMPN 4 Ungaran
Dokumentasi 12. Uji coba siswa SMPN 4 Ungaran
205
LKS SMP Negeri 1 & 2 Ungaran
Lampiran 10
206
207
208
209
210
211
212
213
LKS SMP Negeri 3 Ungaran
Lampiran 11
214
215
216
217
218
219
LKS SMP Negeri 4 Ungaran
Lampiran 12
220
221
222
223
224
225
226
227
228
Surat-surat Perizinan Penelitian
a) Surat Perizinan Penelitian dari Fakultas Ilmu Sosial UNNES
Lampiran 13
229
b) Surat Perizinan Penelitian dari Kesbangpol Kabupaten Semarang
230
c) Surat Perizinan Penelitian dari Dinas Pendidikan Kabupaten Semarang