pengelolaan sumur tua

6
TELAAH TENAGA AHLI KOMISI 3 PENGELOLAAN SUMUR TUA OLEH BUMD A. Latar Belakang Struktur APBD Kabupaten Kutai Kartanegara selama ini didominasi oleh dana perimbangan. Disisi lain, salah satu ukuran keberhasilan pembangunan Daerah adalah bagaimana kemandirian keuangan semakin meningat. Kemadirian keuangan semakin baik tersebut ditandai dengan semakin besar porsi Pendapatan Asli Daerah (PAD) dalam struktur APBD. Salah satu potensi yang belum tersentuh sampai saat ini adalah pengelolaan sumur migas yang kategori sumur tua. Tercatat bahwa total sumur tua di Indonesia sebanyak 13.824 buah sumur, yang tersebar di : 1. Sumatera bagian selatan (3.623 buah sumur) 2. Sumatera bagian utara (2.392 buah sumur) 3. Sumatera bagian tengah ( 1.633 buah sumur) 4. Kalimantan timur (3.143 buah sumur) 5. Kalimantan selatan (100 buah sumur) 6. Jawa tengah, timur dan madura (2.496 buah sumur) 7. Papua (208 buah sumur) 8. Seram (229 buah sumur) (www.esdm.go.id) Sebagaimana diatur dalam Permen ESDM No. 1 Th 2008, bahwa sumur tua boleh diusahakan melalui Koperasi Unit Desa maupun Badan Usaha Milik Daerah. Sumur Tua adalah sumur-sumur Minyak Bumi yang dibor sebelum tahun 1970 dan pernah diproduksi serta terletak pada lapangan yang tidak diusahakan pada suatu Wilayah Kerja yang terikat Kontrak Kerja Sama dan tidak diusahakan lagi oleh Kontraktor. Sumur tua tersebut tidak lagi dikelola oleh Kontraktor Kontrak Kerja Sama Migas (KKKS Migas) karena secara ekonomis tidak menguntungkan lagi. Disisi lain sumur tua tersebut masih memiliki potensi khususnya minyak yang jika dikelola oleh unit usaha yang dikelola oleh BUMD maupun KUD masih menjanjikan keuntungan.

Upload: heru-suprapto

Post on 25-Jun-2015

1.329 views

Category:

Documents


6 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENGELOLAAN SUMUR TUA

TELAAH TENAGA AHLI KOMISI 3

PENGELOLAAN SUMUR TUA OLEH BUMD

A. Latar Belakang

Struktur APBD Kabupaten Kutai Kartanegara selama ini didominasi oleh dana perimbangan. Disisi lain, salah satu ukuran keberhasilan pembangunan Daerah adalah bagaimana kemandirian keuangan semakin meningat. Kemadirian keuangan semakin baik tersebut ditandai dengan semakin besar porsi Pendapatan Asli Daerah (PAD) dalam struktur APBD.

Salah satu potensi yang belum tersentuh sampai saat ini adalah pengelolaan sumur migas yang kategori sumur tua. Tercatat bahwa total sumur tua di Indonesia sebanyak 13.824 buah sumur, yang tersebar di :

1. Sumatera bagian selatan (3.623 buah sumur)2. Sumatera bagian utara (2.392 buah sumur)3. Sumatera bagian tengah ( 1.633 buah sumur)4. Kalimantan timur (3.143 buah sumur)5. Kalimantan selatan (100 buah sumur)6. Jawa tengah, timur dan madura (2.496 buah sumur)7. Papua (208 buah sumur)8. Seram (229 buah sumur) (www.esdm.go.id)

Sebagaimana diatur dalam Permen ESDM No. 1 Th 2008, bahwa sumur tua boleh diusahakan melalui Koperasi Unit Desa maupun Badan Usaha Milik Daerah. Sumur Tua adalah sumur-sumur Minyak Bumi yang dibor sebelum tahun 1970 dan pernah diproduksi serta terletak pada lapangan yang tidak diusahakan pada suatu Wilayah Kerja yang terikat Kontrak Kerja Sama dan tidak diusahakan lagi oleh Kontraktor.

Sumur tua tersebut tidak lagi dikelola oleh Kontraktor Kontrak Kerja Sama Migas (KKKS Migas) karena secara ekonomis tidak menguntungkan lagi. Disisi lain sumur tua tersebut masih memiliki potensi khususnya minyak yang jika dikelola oleh unit usaha yang dikelola oleh BUMD maupun KUD masih menjanjikan keuntungan.

Sebagai contoh Koperasi Unit Desa Wargo Tani Makmur (KUD WTM) yang terletak di Kecamatan Jiken, Blora, Jawa Tengah. KUD WTM bekerjasama dengan Pertamina EP Cepu dapat mengelola 24 sumur tua yang ada di wilayah kerja Pertamina EP Cepu. Keuntungan yang diperoleh KUD WTM adalah berkisar 200 juta rupiah sebulan, dan minyaknya yang dihasilkannya dapat mencukupi kebutuhan masyarakat tempatan dan sekitarnya.

Dari gambaran tersebut diatas maka pengelolaan sumus minyak tua masih memiliki potensi pendapatan yang menguntungkan, oleh karena itu DPRD bersama Pemerintah Kabupaten dirasa perlu melakukan langkah-langkah yang agresif untuk melakukan pemetaan potensi sumur tua dan mengusahakannya.

Page 2: PENGELOLAAN SUMUR TUA

B. Prosedur Administratif Pengusahaan Sumur Tua

Peraturan Menteri Energi dan Sumberdaya Mineral Nomor 01 Tahun 2008, tentang Pedoman Pengusahaan Pertambangan Minyak Bumi pada Sumur Tua, telah mengatur tentang pemberian kewenangan pengelolaan sumur tua kepada Pemerintah Daerah melalui Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) dan Koperasi Unit Desa (KUD).

Prosedur administratif pengajuan pengusahaan sumur tua saat ini diatur dalam Peraturan Menteri ESDM Nomor 01 Tahun 2008, tentang Pedoman Pengusahaan Pertambangan Minyak Bumi Pada Sumur Tua. Pengajuan kerjasama pengusahaan dan produksi sumur tua oleh KUD atau BUMD melalui tiga tahapan, yaitu Tahapan Permohonan Persetujuan, Tahapan Perjanjian Memproduksi Minyak Bumi dan Tahapan Pelaksanaan Memproduksi Minyak Bumi.

Gambar 1. Prosedur Administratif Pengusahaan Sumur Tua

1. Tahapan Permohonan Persetujuan

Tahapan Permohonan Persetujuan, meliputi:

a. KUD atau BUMD mengajukan permohonan kepada Kontraktor dengan tembusan kepada Menteri ESDM c.q. Direktur Jenderal Migas (Dirjen Migas) dan Badan Pelaksana Migas (BP Migas) dengan melampirkan dokumen administratif dan dokumen teknis atas dasar rekomendasi dari Pemerintah Kabupaten/Kota dan disetujui oleh Pemerintah Propinsi. Dokumen administratif dan dokumen teknis yang harus dipenuhi, sebagai berikut:1) Dokumen Administratif

a) Akte Pendirian KUD atau BUMD dan perubahannya yang telah mendapatkan pengesahan dari instansi yang berwenang

b) Surat Tanda Daftar Perusahaan (TDP)

c) Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP)d) Surat Keterangan Domisili

Tahap permohonan persetujuan

Tahapan perjanjian memproduksi Minyak

Bumi

Tahapan pelaksanaan Memproduksi Minyak

Bumi

Page 3: PENGELOLAAN SUMUR TUA

e) Rekomendasi dari Pemerintah Kabupaten/Kota dan disetujui oleh Pemerintah Propinsi setempat

f) Surat pernyataan tertulis di atas materai mengenai kesanggupan memenuhi ketentuan peraturan perundangundangan.

2) Dokumen Teknisa) Peta lokasi Sumur Tua yang dimohonkanb) Jumlah sumur yang yang dimohonkanc) Rencana memproduksikan minyak bumi termasuk usulan imbalan jasad) Rencana program keselamatan dan kesehatan kerja serta pengelolaan

lingkungan hidup termasuk usulan penanggungjawab pelaksanaane) Teknologi yang digunakan memproduksikan minyak bumif) Kemampuan keuangan.

b. Kontraktor melakukan evaluasi terhadap permohonan KUD atau BUMD. Apabila memenuhi persyaratan, Kontraktor menyampaikan permohonan tersebut ke BP Migas. Apabila tidak memenuhi persyaratan, Kontraktor mengembalikan dokumen permohonan kepada KUD atau BUMD dan melaporkannya kepada BP Migas.

c. BP Migas menyampaikan permohonan kepada Menteri ESDM c.q. Dirjen Migas untuk mendapatkan persetujuan disertai dengan pertimbangan teknis dan ekonomis. Apabila diperlukan, Menteri c.q. Dirjen Migas dapat meminta penjelasan atas permohonan tersebut kepada BP Migas, Kontraktor dan/atau KUD atau BUMD.

d. Apabila permohonan disetujui, Dirjen Migas atas nama Menteri ESDM memberikan persetujuan untuk memproduksi minyak bumi dari sumur tua kepada Kontraktor melalui BP Migas. Apabila ditolak, permohonan dikembalikan dan disertai alasan penolakannya. Persetujuan atau penolakan diberikan paling lama 14 (empat belas) hari kerja sejak diterimanya permohonan.

2. Tahapan Perjanjian Memproduksi Minyak Bumi

Tahapan Perjanjian Memproduksi Minyak Bumi, meliputi:

a. Kontraktor dan KUD atau BUMD wajib menindaklanjuti persetujuan dari Menteri ESDM c.q. Dirjen Migas dengan Perjanjian Memproduksi Minyak Bumi.

b. Jangka waktu perjanjian tidak melebihi sisa jangka waktu Kontrak Kerjasama dan diberikan paling lama 5 (lima) tahun serta dapat diperpanjang untuk jangka waktu paling lama 5 (lima) tahun dan wajib mendapat persetujuan Menteri c.q. Dirjen Migas.

c. KUD atau BUMD menyampaikan rencana perpanjangan tersebut paling lama 6 (enam) bulan sebelum perjanjian berakhir dengan tata cara permohonan yang sama.

d. Perjanjian Memproduksi Minyak Bumi wajib diketahui BP Migas dan memuat paling sedikit ketentuan pokok sebagai berikut:

1) Jumlah dan lokasi sumur tua yang akan diproduksi;2) Imbalan jasa memproduksi minyak bumi;

Page 4: PENGELOLAAN SUMUR TUA

3) Jangka waktu perpanjangan dan pengakhiran perjanjian;4) Alat bantu mekanik atau teknologi yang digunakan;5) Tenaga kerja;6) Mutu dan spesifikasi minyak bumi;7) Titik penyerahan minyak bumi;8) Aspek keselamatan, kesehatan kerja serta pengelolaan lingkungan hidup;9) Penyelesaian perselisihan.

3. Tahapan Pelaksanaan Produksi Minyak Bumi

Tahapan Pelaksanaan Memproduksi Minyak Bumi, meliputi:

a. Produksi minyak bumi oleh KUD atau BUMD hanya dapat dilakukan pada sumur tua yang telah disepakati dalam Perjanjian.

b. KUD atau BUMD dapat menggunakan alat bantu mekanik atau teknologi yang disetujui Kontraktor.

c. KUD atau BUMD wajib menyerahkan seluruh produksi minyak bumi kepada Kontraktor dan wajib memenuhi mutu dan spesifikasi yang telah disepakati.

d. Kontraktor wajib memberikan imbalan jasa kepada KUD atau BUMD atas seluruh produksi minyak bumi yang besarannya ditetapkan secara wajar berdasarkan kesepakatan kedua pihak yang diatur dalam perjanjian dan merupakan bagian biaya operasi kontraktor.

e. Kontraktor wajib menginventarisir sumur tua di wilayah kerjanya dan menyampaikan laporan tertulis mengenai pelaksanaan perjanjian kepada Dirjen Migas dan BP Migas paling sedikit 4 (empat) bulan sekali.

f. Pembinaan dan pengawasan terhadap pelaksanaan perjanjian dilakukan oleh Dirjen Migas dan BP Migas, sedangkan terhadap KUD atau BUMD yang memproduksi minyak bumi dilakukan oleh Pemerintah Propinsi/ Kabupaten/Kota.

g. Perjanjian dapat dibatalkan oleh kontraktor apabila KUD atau BUMD tidak menyerahkan seluruh produksi minyak buminya kepada kontraktor, dan bagi KUD atau BUMD dapat dikenai sanksi pidana apabila masih tetap memproduksi minyak bumi setelah pembatalan perjanjian.

C. Telaahan1. Kalimantan timur terdapat 3.143 buah sumur tua yang tidak diusahakan oleh

KKKS Migas. Kabupaten Kutai Kartanegara terdapat 2.023 yang tidak aktif (BP Migas 2010) meskipun belum dirinci berapa jumlah yang masuk kategori sumur tua. Pendataan sumur tua perlu dilakukan untuk menghitung potensi sumur tua dan untuk kedepan akan diusahakan oleh BUMD.

2. BUMD perlu didorong untuk mengelola sumur tua tersebut, hal ini karena cash inflow akan lebih cepat diperoleh sehingga Break Event Point diperoleh dalam waktu yang lebih pendek dibanding investasi dibidang perkebunan misalnya.

3. Good Practice: di Blora pengelolaan sumur tua oleh koperasi unit desa (KUD) menyusul turunnya izin dari pemerintah pusat kepada KUD Warga Tani Makmur

Page 5: PENGELOLAAN SUMUR TUA

Desa/Kecamatan Jiken. Bahkan, KUD ini sudah tandatangan kesepakatan kerjasama dengan Pertamina EP.

4. Berjanjut………

Sumber: http://www.esdm.go.id/berita/migas/40-migas/2388-pertamina-ep-serahkan-

engelolaam-24-sumur-tua-kepada-kud-wargo-tani-makmur.html

Permen ESDM No. 1 Tahun 2008 Pedoman Pengusahaan Pertambangan Minyak Bumi Pada Sumur Tua.