pengaruh variasi jenis gula terhadap ketebalan, rendemen, dan uji organoleptik nata...

93
PENGARUH VARIASI JENIS GULA TERHADAP KETEBALAN, RENDEMEN, DAN UJI ORGANOLEPTIK NATA DE DURIO SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Biologi Oleh: Theresa Talenta NIM: 141434054 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2018 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Upload: others

Post on 04-Feb-2021

5 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • PENGARUH VARIASI JENIS GULA TERHADAP KETEBALAN,

    RENDEMEN, DAN UJI ORGANOLEPTIK NATA DE DURIO

    SKRIPSI

    Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana

    Pendidikan Program Studi Pendidikan Biologi

    Oleh:

    Theresa Talenta

    NIM: 141434054

    PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

    JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

    FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

    UNIVERSITAS SANATA DHARMA

    YOGYAKARTA

    2018

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • i

    PENGARUH VARIASI JENIS GULA TERHADAP KETEBALAN,

    RENDEMEN, DAN UJI ORGANOLEPTIK NATA DE DURIO

    SKRIPSI

    Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana

    Pendidikan Program Studi Pendidikan Biologi

    Oleh:

    Theresa Talenta

    NIM: 141434054

    PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

    JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

    FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

    UNIVERSITAS SANATA DHARMA

    YOGYAKARTA

    2018

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • ii

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • iii

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • iv

    HALAMAN PERSEMBAHAN

    Apabila engkau memakan hasil jerih payahmu tanganmu, berbahagialah

    engkau dan baiklah keadaanmu!

    Mazmur 128:2

    Karya ini ku persembahkan untuk:

    Tuhan Yesus Kristus

    Bunda Maria

    Eyang Kakung Soedjarwo (Alm.)

    Ayah Kelik Robani

    Ibu Indri

    Adik Titus

    Almamaterku Sanata Dharma

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • v

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • vi

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • vii

    KATA PENGANTAR

    Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkat

    dan bimbingan-Nya saya dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini dengan judul

    “Pengaruh Variasi Jenis Gula Terhadap Ketebalan, Rendemen, dan Uji

    Organoleptik Nata de Durio”. Skripsi ini tidak akan selesai tanpa bantuan

    berbagai pihak yang secara langsung maupun tidak langsung berperan mengatasi

    berbagai masalah yang ada selama penelitian ini. Untuk itu penulis mengucapkan

    banyak terimakasih kepada:

    1. Yesus Kristus dan Bunda Maria yang telah memberikan berkatNya

    sehingga saya dapat menyelesaikan skripsi ini.

    2. Bapak Kelik dan Ibu Indri selaku orang tua saya yang selalu memberikan

    dukungan dan doa.

    3. Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

    4. Drs. Antonius Tri Priantoro, M.For.Sc. selaku Kepala Program Studi

    Pendidikan Biologi

    5. Ibu Retno Herrani Setyati, M.Biotech selaku dosen pembimbing yang

    senantiasa memberikan saran dan masukkan dalam penelitian ini

    6. Bapak Agus dan Marsono selaku laboran yang turut membantu sehingga

    penelitian ini dapat terlaksana

    7. Bapak Ibu Dosen serta seluruh staf Program Studi Pendidikan Biologi

    Sanata Dharma Yogyakarta

    8. Para “Pejuang Nata” yaitu Anggun Dwi, Monic Wulan, Anggra, Janet, dan

    Astiti yang telah membantu dan menemani selama penelitian.

    9. Natalia, Olika, Intan dan Hesti yang turut membantu dalam

    mengumpulkan biji-biji durian dari kedai-kedai durian.

    10. Para panelis yang telah berpartisipasi dalam pengujian organoleptik

    penelitian ini

    11. Teman-teman angkatan 2014 yang telah membantu dan memberikan

    dukungan

    12. Semua pihak yang terlibat terselesaikannya penulisan skripsi ini.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • viii

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • ix

    Abstrak

    PENGARUH VARIASI JENIS GULA TERHADAP KETEBALAN,

    RENDEMEN, dan UJI ORGANOLEPTIK NATA DE DURIO

    Theresa Talenta Likri Verceli

    141434054

    Pada umumnya biji durian belum banyak yang dimanfaatkan. Untuk

    memaksimalkan pemanfaatan biji durian, diperlukan alternatif pengolahan biji

    durian antara lain menjadi nata. Nata dibuat dengan cara fermentasi media dengan

    bantuan bakteri Acetobacter xylinum. Bakteri tersebut dapat membentuk selulosa

    apabila ditumbuhkan dalam media yang mengandung gula. Gula dibutuhkan

    Acetobacter xylinum sebagai sumber energi. Berbagai jenis gula memiliki tingkat

    kemanisan yang berbeda sehingga akan menghasilkan ketebalan nata yang

    berbeda. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh variasi jenis gula

    terhadap ketebalan, rendemen, dan uji organoleptik nata de durio.

    Pada penelitian ini terdapat 3 perlakuan yaitu gula aren, gula batu, gula

    jawa, dan gula pasir sebagai kontrol. Setiap perlakuan memiliki 3 ulangan dan

    starter ditambahkan sebanyak 10% dari volume media. Data yang diambil berupa

    data kuantitatif dan kualitatif. Data kuantitatif berupa ketebalan dan rendemen

    nata dan data kualitatif meliputi hasil uji organoleptik terhadap tekstur, rasa,

    warna, dan aroma berdasarkan tingkat kesukaan 20 panelis terhadap nata yang

    dihasilkan. Data kuantitatif dianalisi menggunakan uji Anova one way factor

    sedangkan data kualitatif dianalisis dengan mendeskripsikan rerata nilai yang

    dihasilkan.

    Berdasarkan hasil perhitungan statistik perbedaan jenis gula yang

    diberikan pada substrat nata memberikan pengaruh yang nyata terhadap ketebalan

    dan rendemen nata. Nata de durio dengan perlakuan gula aren memiliki ketebalan

    dan rendemen yang paling tinggi di antara jenis gula lainnya. Berdasarkan hasil

    uji organoleptik, tingkat kesukaan secara keseluruhan yang paling disukai adalah

    nata de durio dengan perlakuan gula aren.

    Kata kunci: nata de durio, biji durian, gula aren, gula pasir, gula jawa, gula batu

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • x

    Abstract

    EFFECT OF VARIOUS TYPES OF SUGAR ON THICKNESS,

    RENDEMEN, AND ORGANOLEPTIC TEST OF NATA DE DURIO

    Theresa Talenta Likri Verceli

    141434054

    On the whole, durian seeds have not been widely utilized. To maximize the

    utilization of durian seeds, it should be converted into useful product, such as

    nata. Nata is made through fermentation process with the aid of bacteria,

    Acetobacter xylinum. These bacteria can form cellulose when grown in a medium

    containing sugar. Sugar is required to provide energy for Acetobacter xylinum.

    Different types of sugar have different levels of sweetness that will produce

    different thickness of nata. This study aims to determine the effect of sugar type

    variation on thickness, yield, and organoleptic test of nata de durio.

    There were 3 treatments of variation of the sugar type: palm sugar, stone

    sugar, sugar Java, and sugar as control. Every treatment has 3 repeated samples

    and the starter added was 10% from the volume of the media. The data was

    submitted in the form of quantitative and qualitative data. Quantitative data was

    in the form of thickness and yield of nata, while qualitative data included

    organoleptic test result on texture, taste, color, and aroma based on 20 panelists’s

    favorite level on the nata produced in this research. Quantitative data was

    analyzed by using One Way Anova test while the qualitative data was analyzed by

    describing the mean of the value generated.

    Based on the statistical calculation, the difference of sugar type given on

    the nata substrate have a significant effect on the thickness and yield of nata. Nata

    de durio with palm sugar treatment has the highest thickness and rendement

    among other types of sugar. Based on the results of the organoleptic test, the most

    preferred overall level is nata de durio with palm sugar treatment.

    Keywords: nata de durio, durian seeds, palm sugar, sugar, sugar Java, sugar

    stone

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • xi

    DAFTAR ISI

    HALAMAN JUDUL...........................................................................................i

    HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING..................................................ii

    HALAMAN PENGESAHAN.............................................................................iii

    HALAMAN PERSEMBAHAN..........................................................................iv

    PERNYATAAN KEASLIAN KARYA..............................................................v

    LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH

    UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIK...........................................................vi

    KATA PENGANTAR.........................................................................................vii

    ABSTRAK..........................................................................................................ix

    ABSTRACT........................................................................................................x

    DAFTAR ISI.......................................................................................................xi

    DAFTAR TABEL...............................................................................................xiii

    DAFTAR GAMBAR..........................................................................................xiv

    DAFTAR LAMPIRAN.......................................................................................xv

    BAB 1 PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang..........................................................................................1 B. Rumusan masalah.....................................................................................3 C. Tujuan penelitian......................................................................................3 D. Manfaat penelitian....................................................................................3

    BAB II KAJIAN PUSTAKA

    A. Teori yang terkait 1. Nata....................................................................................................5 2. Mikroorganisme pembentuk nata.......................................................7 3. Proses pembuatan nata......................................................................12 4. Durian dan biji durian.......................................................................15 5. Gula aren...........................................................................................15 6. Gula jawa..........................................................................................16 7. Gula pasir..........................................................................................16 8. Gula batu........................................................................................17

    B. Penelitian yang relevan........................................................................17 C. Kerangka berpikir................................................................................19 D. Hipotesis..............................................................................................20

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • xii

    BAB III METODE PENELITIAN

    A. Jenis rancangan penelitian...................................................................21 B. Variabel penelitian...............................................................................21 C. Batasan penelitian................................................................................22 D. Alat dan bahan.....................................................................................23 E. Cara kerja.............................................................................................23

    BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

    A. Data kuantitatif 1. Ketebalan nata................................................................................28 2. Rendemen nata...............................................................................30

    B. Data kualitatif 1. Tekstur............................................................................................32 2. Rasa................................................................................................33 3. Wana...............................................................................................35 4. Aroma.............................................................................................36

    C. Keterbatasan penelitian........................................................................37

    BAB V IMPLEMENTASI HASIL PENELITIAN DALAM

    PEMBELAJARAN...........................................................................................38

    BAB VI PENUTUP

    A. Kesimpulan............................................................................................39 B. Saran.......................................................................................................39

    DAFTAR PUSTAKA........................................................................................40

    LAMPIRAN.......................................................................................................42

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • xiii

    DAFTAR TABEL

    Tabel 2.1 Syarat mutu nata ...................................................................6

    Tabel 2.2 Komposisi biji durian ..............................................................15

    Tabel 2.3 Komposisi gula aren ................................................................15

    Tabel 2.4 Komposisi gula jawa ................................................................16

    Tabel 2.5 Komposisi gula pasir ................................................................17

    Tabel 3.1 Komposisi perbandingan substrat, sumber N, dan gula....................21

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • xiv

    DAFTAR GAMBAR

    Gambar 2.1 Literature Map..............................................................................18

    Gambar 2.2 bagan kerangka berpikir................................................................19

    Gambar 4.1 rerata ketebalan nata de durio.......................................................28

    Gambar 4.2 kandungan kadar glukosa terhadap variasi jenis gula....................29

    Gambar 4.3 rerata rendemen nata de durio........................................................31

    Gambar 4.4 rerata tingkat kesukaan tekstur nata de durio..............................33

    Gambar 4.5 rerata tingkat kesukaan rasa nata de durio...................................34

    Gambar 4.6 rerata tingkat kesukaan warna nata de durio...............................35

    Gambar 4.7 rerata tingkat kesukaan aroma nata de durio...............................36

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • xv

    DAFTAR LAMPIRAN

    Lampiran 1. Foto-foto pembuatan nata de durio...............................................42

    Lampiran 2. Data mentah data kualitatif uji organoleptik nata de durio............44

    Lampiran 3. Uji anova rendemen dan ketebalan nata de durio..........................45

    Lampiran 4. Kuisioner uji organoleptik nata de durio..........................................49

    Lampiran 5. Silabus...............................................................................................50

    Lampiran 6. Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran...........................................53

    Lampiran 7. Lembar Kerja Siswa 1.......................................................................62

    Lampiran 8. Lembar Kerja Siswa 2.......................................................................64

    Lampiran 9. Lembar Kerja Siswa 3.......................................................................65

    Lampiran 10. Soal Post test ..................................................................................68

    Lampiran 11. Kisi-Kisi post test............................................................................69

    Lampiran 12. Instrumen dan rubrik penilaian.......................................................70

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang

    Durian (Durio zibethinus Murray) adalah salah satu buah yang

    sangat populer di Indonesia. Buah dengan julukan The king of fruits ini

    termasuk dalam famili Bombacaceae dan banyak ditemukan di daerah

    tropis. Di Indonesia tanaman durian terdapat di seluruh pelosok Jawa dan

    Sumatera sedangkan di Kalimantan dan Irian Jaya umumnya hanya

    terdapat di hutan. Tiap pohon durian dapat menghasilkan 80 sampai 100

    buah dan pada pohon yang tua bisa menghasilkan sampai 200 buah. Setiap

    rongga buah terdapat 2 sampai 6 biji atau lebih (Hutapea, 2010).

    Produksi durian di Indonesia cukup melimpah. Pusat Data dan

    Sistem Informasi Pertanian Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian

    (2014), menunjukkan bahwa produksi durian meningkat setiap tahun

    seiring dengan meningkatnya daerah panen durian. Berdasarkan rata-rata

    produksi durian tahun 2009-2013, kontribusi durian dari Pulau Jawa

    mencapai 41,88% terhadap produksi durian Indonesia dengan rata-rata

    produksi sebesar 320,02 ribu ton sedangkan kontribusi produksi durian

    dari luar Jawa sebesar 58,12% dengan rata-rata produksi sebesar 444,19

    ribu ton.

    Selama ini bagian buah durian yang dikonsumsi adalah bagian

    dagingnya. Persentase berat bagian dagingnya termasuk rendah yaitu 20-

    35%, untuk kulitnya 60-75% dan biji 5-15%. Kulit dan biji belum

    termanfaatkan secara maksimal. Pada umumnya kulit serta biji menjadi

    limbah karena hanya sebagian kecil yang digunakan sebagai campuran

    pakan ternak dan sisanya dibuang begitu saja. Biji durian mentah tidak

    dapat dimakan langsung karena mengandung asam lemak siklopropena

    yang sifatnya beracun. Selama ini masyarakat mengolah biji durian dengan

    cara dibakar, dikukus atau direbus. Padahal jika biji durian diolah lebih

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 2

    lanjut dapat bermanfaat sebagai bahan baku berbagai olahan makanan

    yang nantinya akan memberikan nilai tambah (Wahyono, 2009).

    Nata merupakan salah satu makanan yang memiliki tekstur padat

    dan berwarna putih dan kenyal. Struktur nata yang padat ini merupakan

    hasil dari fermentasi Acetobacter xylinum sehingga membentuk selulosa

    serupa gel yang mengapung pada permukaan media yang mengandung

    gula dan asam. Salah satu faktor penting bagi pertumbuhan Acetobacter

    xylinum yaitu sumber karbon yang berasal dari gula dan karbohidrat.

    Bahan yang memiliki karbohidrat selain kelapa dan umbi adalah biji. Biji

    durian berwarna putih kekuning-kuningan atau coklat muda dan berbentuk

    bulat telur. Biji durian yang masak mengandung 51,1% air, 46,2%

    karbohidrat, 2,5% protein dan 0,2% lemak. Biji durian memiliki

    kandungan karbohidrat lebih tinggi dibandingkan singkong (Direktorat

    Gizi RI, 2015).

    Proses fermentasi nata dipengaruhi oleh aktivitas bakteri

    Acetobacter xylinum yang membutuhkan nutrisi meliputi jumlah karbon

    dan nitrogen dalam proses pertumbuhannya. Nutrisi yang penting dalam

    proses metabolisme bakteri dalam fermentasi adalah sumber nitrogen yang

    ditambahkan di media fermentasi tersebut. Sumber nitrogen yang baik

    digunakan dalam pembuatan nata yaitu sumber nitrogen organik berasal

    dari sari kecambah kacang hijau karena kacang hijau dikenal sebagai

    sumber protein nabati dengan kadar yang tinggi dan kandungan gizi yang

    lengkap jika dibandingkan dengan kedelai dan kacang tanah (Pambayun,

    2002).

    Selain nitrogen, aktivitas bakteri Acetobacter xylinum juga

    membutuhkan nutrisi dari sukrosa atau gula. Berbagai macam jenis gula

    yang beredar di pasaran seperti gula pasir, gula jawa atau gula kelapa,

    gula batu, gula aren, gula jagung, dan gula palem. Gula aren mengandung

    sukrosa kurang lebih 84%. Gula kelapa memiliki kandungan sukrosa lebih

    rendah dibandingkan gula pasir. Gula batu memiliki rasa kurang manis

    bila dibandingkan dengan gula pasir. Sukrosa dalam media nata

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 3

    dimanfaatkan oleh Acetobacter xylinum sebagai sumber energi maupun

    sumber karbon untuk membentuk selulosa yang nantinya membentuk

    lapisan nata (Nainggolan, 2009).

    Pada penelitian ini nata dibuat dari bahan dasar biji durian dan

    berbagai macam jenis gula. Pemilihan biji durian dalam pembuatan nata

    untuk menambahkan nilai guna atau manfaat biji durian tersebut

    sedangkan penggunaan berbagai macam jenis gula untuk mengetahui

    perbandingan hasil nata yang biasa menggunakan gula pasir sehingga

    dapat menjadikan jenis gula lainnya sebagai alternatif sumber karbon

    sehingga dapat menekan biaya produksi pada saat harga gula pasir tinggi.

    Berdasarkan latar belakang tersebut, maka dilakukan penelitian dengan

    judul: Pengaruh Variasi Jenis Gula Terhadap Ketebalan, Rendemen,

    dan Uji Organoleptik Nata de Durio.

    B. Rumusan Masalah

    Rumusan masalah yang akan diteliti adalah :

    1. Apakah variasi jenis gula berpengaruh terhadap ketebalan Nata de

    Durio?

    2. Apakah variasi jenis gula berpengaruh terhadap rendemen terhadap

    Nata de Durio?

    3. Apakah variasi jenis gula berpengaruh terhadap hasil uji organoleptik

    Nata de Durio?

    C. Tujuan Penelitian

    Tujuan penelitian ini adalah :

    1. Mengetahui pengaruh variasi jenis gula terhadap ketebalan Nata de

    Durio

    2. Mengetahui pengaruh variasi jenis gula terhadap rendemen Nata de

    Durio

    3. Mengetahui pengaruh variasi jenis gula terhadap uji organoleptik Nata

    de Durio

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 4

    D. Manfaat Penelitian

    Manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini adalah:

    1. Bagi peneliti

    Manfaat adanya penelitian yaitu menambah wawasan tentang

    pembuatan nata dan menambah pengetahuan tentang kandungan gizi

    yang ada dalam biji durian serta menjadikan biji durian sebagai sumber

    pengetahuan bahan pangan alternatif.

    2. Bagi masyarakat

    Menambah pengetahuan masyarakat bahwa biji durian tidak hanya

    sebatas limbah atau sebagai pakan ternak namun biji durian dapat

    dijadikan sebagain bahan pangan alternatif dan dapat diolah menjadi

    nata de durio

    3. Bagi pendidikan

    Sebagai sarana pembelajaran pada materi bioteknologi kelas XII yang

    akan menambah wawasan peserta didik.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 5

    BAB II

    KAJIAN PUSTAKA

    A. Teori yang Terkait

    1. Nata

    Nata berasal dari bahasa Spanyol yang digunakan untuk menyebut

    pertumbuhan menyerupai gel atau agar-agar terapung yang dihasilkan oleh

    bakteri A. xylinum di permukaan media yang mengandung sumber karbon

    (gula), hidrogen, nitrogen, dan asam (Pambayun, 2002). Nata berupa

    selaput tebal yang mengandung selulosa berwarna putih keruh dan kenyal.

    Selulosa yang dihasilkan selama fermentasi adalah jenis polisakarida

    mikrobial yang tersusun dari serat-serat selulosa yang dihasilkan oleh A.

    xylinum dan saling terikat oleh mikrofibril (Sari dkk, 2014). Selama proses

    fermentasi bakteri A. xylinum akan menghasilkan karbondioksida sebagai

    hasil metabolisme. Nata dapat terapung disebabkan adanya karbondioksida

    yang menempel pada serat-serat polisakarida ekstraseluler. Nata tidak akan

    terbentuk di dalam media melainkan terdorong ke permukaan media

    (Hamad dkk, 2011).

    Di Indonesia, produk minuman berbahan baku nata sangat

    digemari dari kalangan anak-anak hingga orang dewasa. Nata sering

    dijumpai di toko kelontong hingga supermarket. Penampilan nata yang

    berwarna putih agak bening dengan tekstur kenyal dan aroma segar, banyak

    masyarakat yang menggemari nata untuk dijadikan campuran dalam

    hidangan pencuci mulut. Nata mengandung serat pangan atau dietary fiber

    yang bermanfaat dalam proses pencernaan makanan di usus halus serta

    penyerapan di usus besar maka nata baik digunakan sebagai makanan diet

    karena kandungan kalori yang dimiliki nata rendah (Warsino, 2009).

    Menurut penelitian yang dilakukan oleh Puslitbang Biologi LIPI,

    kandungan gizi nata per 100 gram nata yaitu 80% air, 20 gram karbohidrat,

    146 kal kalori, 20 gram lemak, 12 miligram kalsium, 2 miligram fosfor

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 6

    (jumlah yang sama untuk vitamin B1 dan protein), 5 miligram zat besi dan

    0,01 µg Riboflavin.

    Adapun syarat mutu Nata dalam kemasan menurut Standar

    Nasional Indonesia (SNI) dilihat pada tabel berikut:

    Tabel 2.1 Standar Mutu Nata Berdasarkan SNI

    No. Jenis Uji Satuan Persyaratan

    1. Keadaan - Normal

    1.1 Bau - Normal

    1.2 Rasa - Normal

    1.3 Warna - Normal

    1.4 Tekstur - Normal

    2. Bahan asing - Tidak boleh ada

    3. Bobot tuntas % Min. 50

    4. Jumlah gula (dihitung

    sebagai sukrosa)

    % Min. 15

    5. Serat makanan Maks. 4,5

    6. Bahan tambahan

    makanan

    6.1 Pemanis buatan:

    - Sakarin - Siklamat

    Tidak boleh ada

    Tidak boleh ada

    6.2 Pewarna tambahan Sesuai SNI 01-0222-

    1995

    6.3 Pengawet (Na Benzoat) Sesuai SNI 01-0222-

    1995

    7. Cemaran logam:

    7.1 Timbal (Pb) mg/kg Maks. 0,2

    7.2 Tembaga (Cu) mg/kg Maks. 2

    7.3 Seng (Zn) mg/kg Maks. 5,0

    7.4 Timah (Sn) mg/kg Maks. 40,0/250,0*)

    8. Cemaran Arsen (As) Maks. 0,1

    9. Cemaran mikroba:

    9.1 Angka lempeng total Koloni/gram Maks. 2,0 x 102

    9.2 Coliform APM/gram < 3

    9.3 Kapang Koloni/gram Maks. 50

    9.4 Khamir Koloni/gram Maks. 50

    *) dikemas dalam kaleng

    Sumber: SNI 01-4317-1996

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 7

    2. Mikroorganisme Pembentuk Nata

    2.1 Klasifikasi Acetobacter xylinum

    Berdasarkan klasifikasi ilmiah, bakteri A.xylinum adalah sebagai

    berikut:

    Kingdom : Bacteria

    Filum : Proteobacteria

    Kelas : Alpha proteobacteria

    Ordo : Rhodospirillales

    Famili : Psedomonadaceae

    Genus : Acetobacter

    Spesies : Acetobacter xylinum

    (Plantamor, 2018)

    2.2 Sifat-Sifat Acetobacter xylinum

    A. xylinum merupakan bakteri berbentuk batang pendek,

    mempunyai panjang kurang lebih 2 mikron dan permukaan dindingnya

    berlendir, tidak membentuk spora, termal death point pada suhu 65oC-

    70oC, A. xylinum membentuk rantai pendek dengan satuan 6-8 sel. Pada

    kultur yang masih muda individu sel berada sendiri-seniri dan

    transparan sedangkan koloni yang sudah tua akan membentuk lapisan

    yang menyerupai gelatin kokoh yang menutupi sel dan koloninya.

    Pertumbuhan koloni pada media cair setelah 48 jam akan membentuk

    lapisan pelikel. Bakteri ini termasuk obligat aerobik yang artinya tidak

    membutuhkan oksigen untuk bernafas. (Salim, 2012).

    A. xylinum memiliki ciri-ciri lain yaitu merupakan gram negatif

    yang dapat mengoksidasi glukosa menjadi asam glukonat dan asam

    organik lain pada waktu yang sama dan mempolimerisasi glukosa

    sehingga terbentuk selulosa (Pambayun, 2002). Selulosa adalah polimer

    alami yang merupakan bagian penting penyusun dinding sel pada

    tanaman. A. xylinum mensistesis selulosa dari glukosa melalui sejumlah

    reaksi katalis enzimatik. Selama proses fermentasi, terjadinya proses

    penurunan pH dari 4 menjadi 3 menyebabkan metabolisme sel menjadi

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 8

    lebih baik sehingga dihasilkan produk yang lebih banyak. Penurunan

    pH disebabkan oleh terurainya gula menjadi etanol yang kemudian

    dirubah menjadi asam asetat oleh A. xylinum (Teissie, 2000). Adapun

    reaksi kimia terurainya gula menjadi etanol memiliki formula sebagai

    berikut: (Lehninger, 1994)

    C6H12O6 2C2H5OH + 2 CO2 + 2 ATP

    2.3 Pertumbuhan Sel

    Fase pertumbuhan bakteri Acetobacter xylinum menurut Pambayun

    (2002) adalah sebagai berikut:

    a. Fase Adaptasi

    Pada fase ini bakteri A.xylinum beradaptasi dengan substrat nata dan

    lingkungan yang baru. Fase ini merupakan fase pembesaran sel.

    Lamanya fase terjadi dipengaruhi oleh ketersediaan nutrisi pada

    media, lingkungan, dan jumlah inokulum. Fase adaptasi terjadi

    antara 0-24 jam sejak diinokulasi.

    b. Fase Pertumbuhan Awal

    Pada fase ini sel bakteri mulai membelah dengan kecepatan yang

    rendah dan menandai dimulainya fase pertumbuhan eksponensial.

    Fase pertumbuhan awal terjadi selama beberapa jam.

    c. Fase Pertumbuhan Eksponensial

    Fase ini ditandai dengan adanya pertumbuhan yang cepat. Fase ini

    berlangsung selama 1-5 hari tergantung pada kondisi lingkungan.

    Saat fase ini berlangsung bakteri A. xylinum mengeluarkan enzim

    ekstraseluler polimerase dalam jumlah banyak untuk menyusun

    polimer glukosa menjadi selulosa. Fase ini menentukan tingkat

    kecepatan pembentukan nata.

    d. Fase Pertumbuhan Lambat

    Pada fase ini umur sel telah tua dan nutrisi yang terdapat pada

    media telah berkurang juga terdapat proses metabolik yang bersifat

    toksik sehingga menghambat proses pertumbuhan bakteri. Pada fase

    ini jumlah sel yang tumbuh lebih banyak daripada sel yang mati.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 9

    e. Fase Pertumbuhan Tetap

    Pada fase ini jumah sel yang tumbuh telah sama dengan jumlah sel

    yang mati. Hal tersebut dikarenakan oleh kurangnya nutrisi yang

    terdapat pada media dan juga karena umur sel yang telah tua,

    semakin tua umur sel dan pengaruh metabolik toksik lebih besar.

    Pada fase ini sel memiliki ketahanan pada lingkungan yang ekstrim

    apabila dibandingkan dengan ketahanannya pada fase yang lain.

    f. Fase Menuju Kematian

    Pada fase ini nutrisi pada media mulai sangat berkurang dan sel

    telah kehilangan energi cadangannya sehingga mulai mengalami

    kematian.

    g. Fase Kematian

    Pada fase ini sel bakteri mengalami lisis dan melepaskan komponen

    yang terdapat di dalam sehingga sel mengalami kematian. Fase ini

    terjadi pada hari setelah hari ke 8-15.

    2.4 Aktivitas A. xylinum pada fermentasi nata

    Bakteri A. xylinum akan memecah sukrosa ekstraseluler dalam

    media menjadi glukosa dan fruktosa. Bakteri A. xylinum merombak

    gula untuk mendapatkan energi yang diperlukan bagi metabolisme sel.

    Senyawa glukosa dan fruktosa dikonsumsi sebagai bahan metabolisme

    sel. Fruktosa selain sebagai sumber energi juga berperan sebagai

    induser bagi sintesis enzim ekstraseluler polimerase yang bekerja

    menyusun benang-benang nata. A. xylinum juga mampu

    mempolimerisasi senyawa glukosa menjadi polisakarida yang dikenal

    dengan selulosa ekstraseluler (Susanti, 2006).

    Pembentukan nata diawali dengan pembentukan lembaran benang-

    benang selulosa. Selanjutnya bakteri A. xylinum membentuk mikrofibril

    selulosa di sekitar permukaan tubuhnya hingga membentuk serabut

    selulosa yang sangat banyak dan mencapai ketebalan tertentu. Susunan

    selulosa tersebut akan tampak seperti lembaran putih transparan dengan

    permukaan licin dan halus yang disebut nata (Pambayun, 2002)

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 10

    2.5 Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan A. xylinum

    Faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan dan optimalitas

    produksi selulosa dari A. xylinum dan sifat fisiologi dalam pembentukan

    nata adalah sebagai berikut:

    a. Sumber Karbon

    Sumber karbon dapat digunakan dalam fermentasi nata

    adalah senyawa karbohidrat yang tergolong disakarida dan

    monosakarida. Pembentukan nata dapat terjadi apabila dalam media

    mengandung glukosa, sukrosa, dan laktosa. Sumber karbon yang

    paling banyak digunakan adalah sukrosa dan laktosa. Penambahan

    sukrosa yang berlebihan dapat menciptakan limbah baru berupa sisa

    sukrosa tersebut sedangkan penambahan yang terlalu sedikit

    menyebabkan A. xylinum tidak dapat tumbuh secara optimal. A.

    xylinum tidak dapat tumbuh pada media dengan total gula melebihi

    40%.

    b. Sumber nitrogen

    Sumber nitrogen yang digunakan dalam pertumbuhan nata

    dapat berasal dari bahan organik dan umumnya anorganik. Sumber

    nitrogen anorganik yang ditambahkan adalah ammonium sulfat atau

    sering dikenal dengan ZA. Penggunaan ZA saat ini dihindari karena

    banyaknya industri rumah tangga menggunakan ZA dengan takaran

    yang tidak sesuai dengan persyaratan mutu pangan seperti yang

    termuat dalam PK-BPOM RI Nomor 7 tahun 2015 bab II pasal 2

    ayat 1 bahwa amonium sulfat dapat digunakan dalam proses

    pengolahan nata de coco sebagai bahan penolong golongan nutrisi

    untuk mikroba (microbial nutrient atau microbial adjusts). Oleh

    karena itu ZA tidak digunakan sebagai sumber nitrogen dalam

    produksi nata. Sumber nitrogen organik berupa protein dan ekstrak

    yeast. Menurut Sudadi dan Atmaka (2000) ekstrak yeast dalam

    produksi nata dapat diganti menggunakan ekstrak kecambah karena

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 11

    pada kecambah kacang hijau mempunyai kandungan protein yang

    tinggi sehingga dapat mendukung pertumbuhan A. xylinum secara

    optimal. Sumber N berfungsi sebagai nutrisi pertumbuhan sel dan

    pembentukan enzim. Kekurangan nitrogen menyebabkan sel

    tumbuh dengan kurang baik dan menghambat pembentukan enzim

    yang diperlukan sehingga proses fermentasi dapat mengalami

    kegagalan atau tidak sempurna.

    c. Keasaman (pH) Media

    Laju pertumbuhan bergantung pada nilai pH. Nilai pH

    mempengaruhi fungsi membran, enzim, dan komponen sel lainnya.

    Menurut Coban dan Biyik (2011) bakteri A. xylinum pada umumnya

    dapat tumbuh pada pH 3,5-8,5 dan tumbuh optimal pada pH 6,5.

    d. Temperatur pada Ruang Inkubasi

    Suhu ideal bagi pertumbuhan bakteri A. xylinum adalah

    31oC. Pada suhu di atas 40

    oC A. xylinum akan mengalami kematian

    dan apabila suhu di bawah 28oC maka pertumbuhan bakteri akan

    terhambat.

    e. Ketersediaan Oksigen

    Bakteri A. xylinum merupakan mikroba aerobik yang dalam

    pertumbuhan, perkembangan, dan aktivitasnya sangat memerlukan

    oksigen. Bila kekurangan oksigen, bakteri ini akan mengalami

    ganggam dalam pertumbuhannya dan akan mengalami kematian.

    Maka dari itu, wadah yang digunakan unuk fermentasi nata hanya

    ditutupi dengan koran bertujuan agar aerasi oksigen tetap terjaga.

    f. Konsentrasi dan Starter

    Menurut Melina (2016), A. xylinum adalah starter yang

    lebih produktif dibandingkan starter yang lainnya sedangkan

    konsentrasi starter yang diinokulasikan paling baik adalah 10%.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 12

    3. Proses Pembuatan Nata

    3.1 Tahap Preparasi

    Menurut Pambayun (2002) tahapan preparasi terdapat beberapa

    kegiatan, yaitu:

    a. Penyaringan

    Penyaringan sari biji durian dan sari kecambah kacang hijau

    dilakukan dengan menggunakan kain saring atau penyaring plastik.

    Tujuannya adalah memisahkan benda-benda asing yang ada dalam

    substrat.

    b. Penambahan Gula dan Sumber Nitrogen

    Dalam proses pembuatan nata dibutuhkan gula sebagai sumber

    karbon dan sumber nitrogen tambahan yang dapat diperoleh dari

    ZA dan kacang-kacangan yang mengandung protein yang tinggi.

    Perbandingan antara gula dan ZA yang ditambahkan merupakan

    salah satu faktor penentu keberhasilan dalam proses pembuatan

    nata. Penambahan gula pasir minimal 2,5% sedangkan untuk

    amonium sulfat (ZA) sebanyak 0,5%. Penambahan gula pasir dan

    ZA dilakukan pada saat substrat dipanaskan sambil diaduk hingga

    merata.

    c. Perebusan

    Perebusan media nata dilakukan dengan menggunakan panci.

    Substrat dipanaskan hingga mendidih agar mikroba kontaminan

    yang ada pada substrat mati dan dapat melarutkan gula serta sumber

    nitrogen yang telah ditambahkan ke dalam substrat.

    d. Penambahan Cuka

    Penambahan cuka dilakukan setelah proses perebusan. Pada saat

    media masih dalam kondisi panas ditambahkan cuka hingga pH

    media mencapai pH 4 dan diaduk hingga merata. Kondisi optimal

    untuk pertumbuhan A. xylinum adalah pH 4.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 13

    e. Inokulasi dan Fermentasi

    a) Pemberian Bibit/Starter (Inokulasi)

    Starter diberikan ke media pada saat media dalam keadaan

    dingin. Jika starter diberikan pada media yang masih dalam

    keadaan panas maka mengakibatkan bakteri yang ada dalam

    starter mati dan proses fermentasi tidak dapat berlangsung.

    Dalam menginokulasi starter nata ke dalam media digunakan

    konsentrasi 10% yang merupakan konsentrasi ideal.

    b) Fermentasi

    Media yang telah diberi starter akan diinokulasi selama 7-8 hari

    agar proses fermentasi dapat berlangsung dan dapat membentuk

    lapisan nata. Pada puncak pertumbuhan A. xylinum akan

    mengeluarkan enzim ekstarseluler yang mampu menyusun

    satuan gula (glukosa) menjadi senyawa selulosa hingga

    membentuk matriks menyerupai gel yang disebut nata. Lama

    fermentasi pada pembuatan nata yaitu 1-2 minggu. Pada minggu

    ke-2 dari waktu fermentasi merupakan waktu maksimal

    produksi nata.

    f. Pemanenan Nata

    Pemanenan nata dilakukan saat semua media cair menjadi padat

    atau sudah terbentuk menjadi lapisan nata. Apabila kegiatan

    pemanenan dilakukan melebihi batas maksimal fermentasi maka

    lapisan nata akan ditumbuhi oleh jamur. Hal itu dikarenakan nata

    merupakan lapisan selulosa yang cocok untuk ditumbuhi jamur jika

    tingkat keasamannya tinggi. Pemanenan dilakukan dengan cara

    mengambil lembaran nata kemudian lembaran nata tersebut dicuci

    hingga bersih dari lendir.

    4. Durian dan Biji Durian

    Di Indonesia durian merupakan salah satu buah yang sangat

    populer, bahkan di luar negeri terkenal dengan sebutan “The King of

    Fruits” atau “Raja Buah”. Tiap pohonnya dapat menghasilkan 80 sampai

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 14

    100 buah, bahkan hingga 200 buah terutama pada pohon yang tua. Tiap

    rongga buah terdapat 2 sampai 6 biji atau lebih. Buah durian berbentuk

    kapsul yang bulat, bulat telur atau lonjong, berukuran panjang mencapai 25

    cm, berwarna hijau sampai kecoklatan, tertutup oleh duri-duri yang

    berbentuk piramid lebar, tajam dan panjang 1 cm. Berikut ini adalah

    klasifikasi dari buah durian itu sendiri menurut Plantamor (2018) yaitu:

    Kingdom : Plantae

    Divisi : Tracheophyta

    Kelas : Magnoliopsida

    Ordo : Malvales

    Famili : Bombacaceae

    Genus : Durio

    Spesies : Durio zibethinus Murray

    Menurut Rukmana (1996) biji durian berbentuk bulat telur,

    berkeping dua, berwarna putih kekuningan atau coklat muda dan memiliki

    kandungan pati yang cukup tinggi sehingga berpotensi sebagai alternatif

    pengganti bahan makanan atau bahan baku pengisi farmasetik, contohnya

    pati biji durian diketahui dapat digunakan sebagai bahan pengikat dalam

    formulasi tablet ketoprofen (Hutapea, 2010). Winarti (2006) menyebutkan

    bahwa biji durian, bila ditinjau dari komposisi kimianya, cukup berpotensi

    sebagai sumber gizi, yaitu mengandung protein 9,79%, karbohidrat 30%,

    kalsium 0,27% dan fosfor 0,9%.

    Menurut Hutapea (2010), komposisi kimia biji durian hampir sama

    dengan biji-biji yang termasuk famili Bombacaceae yang lain, komposisi

    kandungan yang terdapat pada biji durian yang dimasak kadar airnya 51,1

    gram, kadar lemak 0,2 gram, kadar protein 1,5 gram, dan kadar karbohidrat

    46,2 gram. Biji dari tanaman yang famili Bombacaceae kaya akan

    karbohidrat terutama patinya yang cukup tinggi sekitar 42,1% dibanding

    dengan ubi jalar 27,9% atau singkong 34,7%.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 15

    Tabel 2.2 Komposisi Kimia Biji Durian

    Zat Gizi Kandungan

    Kadar air 51,5 g

    Lemak 0,4 g

    Protein 2,6 g

    Karbohidrat 43,6 g

    Kalsium 17 mg

    Fosfor 68 mg

    Zat besi (Fe) 1,0 mg

    Vitamin B1 0,1 mg

    Vitamin C 53 mg

    Vitamin A 175 mg

    Sumber: Direktorat Gizi Departemen Kesehatan RI, 2015.

    5. Gula Aren

    Gula Aren yaitu sejenis gula merah yang dihasilkan dari pohon

    aren (keluarga palem-paleman) yang mempunyai kualitas lebih baik dari

    gula kelapa. Gula aren merupakan salah satu olahan makanan bersumber

    dari hasil pengolahan air nira yang berasal dari tandan bunga pohon enau.

    Pengolahan nira hingga menjadi gula aren melalui proses perebusan hingga

    nira berubah menjadi cairan kental dan berwarna pekat. Gula aren banyak

    dikonsumsi sebagai salah satu bahan pemanis alami yang cukup aman bagi

    tubuh, selain itu kandungan dalam gula aren tersebut cukup penting

    peranannya untuk membantu memenuhi kebutuhan tubuh akan nutrisi

    tertentu (Evalia, 2013)

    Tabel 2.3 Komposisi Kimia Gula Aren

    Komposisi Kandungan

    (per 100 g)

    Energi 368 kal

    Karbohidrat 95 g

    Kalsium 75 mg

    Fosfor 35 mg

    Sumber : LP POM MUI (2000)

    6. Gula Jawa

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 16

    Gula jawa merupakan salah satu jenis dari gula merah. Gula ini

    terbuat dari jenis pohon kelapa palma (dalam bahasa Inggris disebut palm

    sugar) yang disadap cairannya dari kuncup bunga pohon kelapa tersebut.

    Setelah itu hasil sadapan tersebut dimasak hingga mengental lalu dicetak ke

    dalam batok kelapa atau cetakan kecil bentuk bulat. Gula jawa dikenal

    sebagai gula alami karena pengolahannya yang masih dibuat secara

    tradisional (khususnya di Indonesia) tanpa campuran bahan kimia di

    dalamnya (Mustaufik, 2010).

    Tabel 2.4 Komposisi Kimia Gula Jawa

    Komposisi Kandungan (per 100 g)

    Energi 386 kal

    Protein 3 g

    Lemak 10 g

    Karbohidrat 76 g

    Kalsium 76 mg

    Fosfor 37 mg

    Besi 2,6 mg

    Sumber: LP POM MUI (2000)

    7. Gula Pasir

    Gula pasir merupakan bahan baku masakan yang terbuat dari sari

    tebu dan dikristalkan membentuk serbuk-serbuk seperti pasir. Berbeda

    dengan gula halus, gula pasir mempunyai butiran-butiran yang lebih kasar.

    Gula pasir memiliki rasa yang manis dan mudah larut dalam air terutama

    air panas. Gula pasir umumnya berwarna putih kekuningan atau sedikit

    coklat. Gula pasir didapatkan dari ekstraksi sari tebu yang dikristalkan.

    Gula pasir tidak mempunyai aroma tetapi berbau harum ketika diolah

    menjadi karamel. Gula pasir banyak ditemui di manapun dalam bentuk

    kemasan. Gula pasir menjadi salah satu dari sembilan bahan pokok yang

    tidak bisa terpisahkan dari kehidupan masyarakat Indonesia. Gula pasir

    termasuk rentan terhadap kelembaban karena bisa mengubah tekstur dari

    gula tersebut. Gula pasir mempunyai kandungan karbohidrat sederhana

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

    http://_wp_link_placeholder/

  • 17

    yang mudah diubah menjadi energi. Gula pasir mampu menambah energi

    dalam tubuh karena kandungan karbohidratnya (Darwin, 2013).

    Tabel 2.5 Komposisi Kimia Gula Pasir

    Komposisi Kandungan (per 100 g)

    Kalori 386 kal

    Natrium 1 mg

    Kalium 2 mg

    Karbohidrat 100 g

    Kalsium 1 mg

    Zat besi 0,1 mg

    Sumber: LP POM MUI (2000)

    8. Gula Batu

    Gula batu adalah gula yang diolah dari bahan dasar gula pasir

    menjadi berbentuk kristal. Proses pengkristalan tersebut menggunakan

    bantuan air yang dipanaskan hingga mencapai titik jenuh lalu didinginkan.

    Tingkat kemanisan gula batu 10% lebih rendah dibandingkan dengan gula

    pasir (LP POM MUI, 2000).

    B. Hasil Penelitian yang Relevan

    1. Pada penelitian yang dilakukan oleh Daika dan Utami (2013) yang berjudul

    “Pengaruh penggunaan bahan dasar dan jenis gula terhadap tebal

    lapisan dan uji organoleptik nata sebagai petunjuk praktikum biologi

    KD 2.2 semester ganjil kelas X” mengatakan bahwa pembuatan nata

    dengan media dan jenis gula berbeda akan menghasilkan tebal nata yang

    berbeda. Media yang digunakan adalah air leri dan air kelapa sedangkan

    jenis gula yang digunakan adalah gula kelapa, gula aren, dan gula tebu.

    Berdasarkan hasil uji organoleptik yang paling disukai adalah nata de coco

    dengan pemberian gula tebu dan untuk hasil ketebalan nata yang memiliki

    tebal paling tinggi adalah nata de coco dengan pemberian gula kelapa.

    2. Dalam penelitian yang dilakukan oleh Djaeni dan Prasetyaningrum (2010)

    yang berjudul “Kelayakan biji durian sebagai bahan pangan alternatif:

    aspek nutrisi dan tekno ekonomi” mengatakan bahwa komponen yang

    dominan pada biji durian adalah karbohidrat 45% sedangkan proteinnya

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 18

    2% sehingga biji durian sangat tepat untuk dimanfaatkan dalam bentuk

    produk makanan berbasis tepung dan turunannya seperti glukosa.

    3. Dalam penelitian yang dilakukan oleh Pratiwi (2015) yang berjudul

    ”Kualitas dan kadar protein nata biji kluwih dengan penambahan

    ekstrak markisa dan sumber nutrisi yang berbeda” mengatakan bahwa

    penambahan konsentrasi ekstrak markisa tidak berpengaruh terhadap kadar

    protein namun memengaruhi ketebalan dan rendemen nata biji kluwih

    sedangkan sumber nutrisi (ekstrak kacang tanah dan ekstrak kacang

    kedelai) memengaruhi ketebelan, rendemen, dan kadar protein nata biji

    kluwih.

    Gambar 2.1 Literature map

    Penelitian oleh Daika

    dan Sri Utami (2013)

    Pembuatan nata

    dengan media dan

    jenis gula berbeda

    akan menghasilkan

    tebal nata yang

    berbeda

    Media yang

    digunakan adalah air

    leri dan air kelapa

    Jenis gula yang

    digunakan adalah gula

    kelapa, gula aren, dan

    gula tebu

    Penelitian oleh

    Djaeni dan

    Prasetyaningrum

    (2010)

    Komponen yang

    dominan pada biji

    durian adalah

    karbohidrat 45%

    sedangkan

    proteinnya 2%

    Dapat

    dimanfaatkan

    dalam bentuk

    produk makanan

    berbasis tepung

    dan turunannya.

    Penelitian oleh Intan

    Dina Pratiwi (2015)

    Penambahan ekstrak

    markisa berpengaruh

    terhadap ketebalan

    dan rendemen nata

    biji kluwih

    Penggunaan ekstrak

    kacang kedelai dan

    ekstrak kacang tanah

    sebagai sumber

    nutrisi memengaruhi

    ketebalan, rendemen,

    dan kadar protein

    nata biji kluwih

    Penelitian yang terbarukan :

    Penggunaan biji durian sebagai media dalam pembuatan nata

    Penggunaan variasi jenis gula yaitu gula jawa, gula aren, gula pasir,

    dan gula batu

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 19

    C. Kerangka Berpikir

    Biji durian dapat diperoleh di berbagai daerah dan menjadi salah satu

    limbah yang belum dimanfaatkan. Agar limbah biji durian ini dapat

    dimanfaatkan dan digunakan dalam waktu yang relatif lama perlu diproses

    lebih lanjut untuk menjadi bahan pangan alternatif. Biasanya biji durian hanya

    dikonsumsi sebagian kecil masyarakat setelah direbus atau dibakar padahal biji

    durian dapat diolah menjadi makanan lain yang lebih menarik dan enak. Produk

    pengolahan biji durian antara lain keripik biji durian, bubur biji durian dan tepung

    biji durian. Biji durian memiliki kandungan pati yang cukup tinggi sehingga

    berpotensi sebagai alternatif pengganti bahan makanan atau bahan baku pengisi

    farmasetik. Oleh karena itu untuk menghasilkan suatu produk yang dapat

    dikonsumsi, biji durian dimanfaatkan sebagai media dalam membuat nata.

    Penelitian ini dilakukan untuk menguji apakah varisi jenis gula mempengaruhi

    ketebalan, rendemen, tekstur, rasa, aroma, dan warna dari nata de durio. Dalam

    penelitian ini digunakan kecambah kacang hijau sebagai sumber nitrogen dan 4

    jenis gula yaitu gula aren, gula jawa, gula batu, dan gula pasir sebagai sumber

    karbon.

    Berdasarkan uraian latar belakang tersebut disusun kerangka berpikir sebagai

    berikut:

    Gambar 2.2 Kerangka Berpikir

    Adanya buah durian

    di mana bijinya

    hanya menjadi limbah

    Kurangnya pemanfaatan

    oleh masyarakat terhadap

    limbah biji durian

    Pembuatan produk olahan alternatif

    pangan berupa nata dari biji durian

    Pembuatan nata pada

    umumnya menggunakan

    gula pasir

    Olahan nata dari biji durian

    menggunakan variasi jenis

    gula yaitu gula aren, gula

    jawa, gula pasir, dan gula

    batu

    Pemberian jenis gula yang

    bervariasi dapat diketahui jenis

    gula yang menghasilkan tebal

    nata paling tinggi pada nata de

    durio

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 20

    D. Hipotesis

    Hipotesis dari penelitian ini adalah:

    1. Pemberian bermacam jenis gula berpengaruh terhadap ketebalan nata de

    durio

    2. Pemberian bermacam jenis gula berpengaruh terhadap rendemen nata de

    durio

    3. Pemberian bermacam jenis gula berpengaruh terhadap uji organoleptik nata

    de durio

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 21

    BAB III

    METODE PENELITIAN

    A. Jenis Rancangan Penelitian

    Jenis penelitian yang dilakukan adalah eksperimental murni yang

    bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan berbagai jenis gula

    terhadap ketebalan nata de durio. Penelitian ini menggunakan model

    Rancangan Acak Lengkap (RAL), ada 3 perlakuan dan 1 perlakuan

    merupakan kontrol. Setiap perlakuan dilakukan pengulangan sebanyak 3

    kali.perbandingan percampuran antara substrat dan sumber N dan gula

    adalah 1:10 Adapun perlakuan yang akan dilakukan adalah sebagai

    berikut:

    Tabel 3.1 Komposisi Perbandingan Substrat, Sumber N, dan Gula

    Perlakuan

    Sumber N

    (Kecambah

    Kacang Hijau)

    (ml)

    Substrat

    (Biji Durian)

    (ml)

    Gula

    (g)

    Gula Pasir

    (kontrol)

    175 1750 175

    Gula Aren 175 1750 175

    Gula Jawa 175 1750 175

    Gula Batu 175 1750 175

    B. Variabel Penelitian

    Penelitian ini bersifat kuantitatif dan kualitatif. Penelitian

    ini menggunakan tiga variabel yang meliputi:

    1. Variabel Bebas

    Variabel bebas dari penelitian ini adalah jenis gula

    2. Variabel Terikat

    Variabel terikat dari penelitian ini adalah ketebalan nata, rendemen

    nata, dan hasil uji organoleptik yang meliputi tekstur nata, rasa nata,

    aroma nata, dan warna nata

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 22

    3. Variabel Kontrol

    Variabel kontrol dari penelitian ini adalah berat masing-masing gula

    tempat fermentasi, suhu inkubasi dalam ruangan, volume media, dan

    lama fermentasi 14 hari.

    C. Batasan Penelitian

    Batasan-batasan masalah dalam penelitian ini meliputi :

    1. Biji Durian

    Biji durian yang digunakan dalam penelitian ini diambil dari warung

    atau kedai durian yang ada di daerah Sleman dan Solo.

    2. Starter Nata

    Starter nata yang digunakan merupakan starter nata jadi yang dibeli

    dari CV. Agrindo Suprafood

    3. Gula

    Gula yang digunakan dalam penelitian diperoleh dari pasar STAN

    Maguwaharjo.

    a) gula kelapa yang digunakan adalah hasil olahan nira kelapa atau

    biasa dikenal sebagai gula jawa

    b) gula aren yang digunakan adalah hasil dari olahan nira pohon aren

    c) gula batu yang digunakan adalah gula batu yang berwarna kuning

    d) gula pasir yang digunakan adalah gula pasir yang berwarna putih

    dan akan digunakan sebagai kontrol

    4. Kecambah kacang hijau

    Kecambah yang digunakan adalah kecambah kacang hijau berusia 4

    hari yang memiliki akar panjang dan sudah dibersihkan dari kulit

    bijinya. Kecambah diperoleh dari hasil mengecambahkan sendiri.

    5. Kondisi Optimal Nata

    a) Uji Kuantitatif

    Uji kuantitatif sesuai dengan standar mutu SNI 01-4317-1996 yaitu

    uji ketebalan dan rendemen nata de durio

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 23

    b) Uji Kualitatif

    Uji kualitatif yaitu uji organoleptik dengan standar SNI 01-4317-

    1996 yang dilakukan pada 20 panelis yang memiliki rentang umur

    19-25 tahun dan tidak terlatih dalam menilai nata untuk mencicipi

    dan menilai tekstur, rasa, aroma, dan warna nata de durio.

    6. Waktu Fermentasi

    Waktu fermentasi yang digunakan dalam penelitian yaitu 14 hari

    7. Cetakan Nata

    Cetakan nata berupa loyang berbahan plastik dengan ukuran 20 x 15 x

    5,5 cm.

    D. Alat dan Bahan

    Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah

    refractometer, timbangan digital, gelas beker, gelas ukur, jangka sorong,

    panci, kompor, sendok sayur, sendok makan, pisau, blender, loyang

    berbahan plastik, kain saring, saringan, baskom, rak lemari, alat tulis, dan

    kamera.

    Bahan-bahan yang digunakan adalah starter nata, biji durian,

    kecambah kacang hijau, air, gula pasir, gula batu, gula aren, gula kelapa,

    asam cuka, indikator pH universal.

    E. Cara Kerja

    Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April 2018 di Laboratorium

    Pendidikan Biologi Universitas Sanata Dharma. Dalam penelitian ini

    terdapat beberapa tahap langkah kerja, meliputi:

    1. Penghitungan kadar gula

    a. Gula ditimbang masing-masing seberat 10 gram

    b. Masing-masing jenis gula diencerkan dengan perbandingan 1:3

    (gula:air)

    c. Masing-masing jenis gula diukur tingkat kemanisannya dengan

    refractometer secara bergantian.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 24

    2. Cara Kerja Penggunaan Refractometer

    Penghitungan kadar gula dengan menggunakan alat Hanna

    Instrumen HI 96813 Refractometer. Cara penggunaan alat tersebut

    adalah sebagai berikut:

    a. Langkah pertama yaitu dengan menekan tombol ON untuk

    menyalakan alat

    b. Tombol range ditekan untuk mengatur pengaturan brix hingga

    muncul obrix

    c. Pengujian kadar gula diawali dengan kalibrasi alat terlebih dahulu.

    Kalibrasi dilakukan dengan mengelap tempat alat ukur dengan tisu

    kering lalu aquade diteteskan satu tetes pada alat ukur dengan

    menggunakan pipet tetes dan dikeringkan dengan tisu kering

    d. Tombol ZERO pada instrument ditekan. Jika pada layar sudah

    muncul 0.0 maka instrument telah terkalibrasi

    e. Sampel yang akan diujikan kadar gulanya diambil dengan pipet

    tetes lalu sampel diteteskan sebanyak satu tetes pada alat ukur

    f. Tombol READ ditekan untuk membaca kadar gula yang

    terkandung dan hasilnya akan ditampilkan

    g. Sampel pada alat ukur dibersihkan dengan tisur kemudian diulangi

    lagi langkah kalibrasi untuk pengujian sampel selanjutnya.

    3. Pembuatan sari tauge

    a. Tauge dibersihkan dari kulit arinya kemudian dicuci dengan air

    bersih dan ditiriskan

    b. Tauge ditimbang sebanyak 1500 gram kemudian dibagi menjadi

    dua bagian dengan masing-masing berat 750 gram.

    c. Tauge diblender dengan menambahkan air dengan perbandingan

    1:1 (750 gram tauge : 750 ml air). Diblender sebanyak dua kali.

    d. Setelah diblender, disaring sebanyak 3 kali untuk memisahkan sari

    tauge dari ampasnya dengan menggunakan saringan 1 kali dan

    dengan kain saring 2 kali.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 25

    e. Air hasil penyaringan sari tauge kemudian diletakkan di dalam

    wadah baskom atau gelas beker 1000 ml.

    4. Pembuatan Nata

    a. Biji durian dikupas terlebih dahulu sampai terlihat biji bagian

    dalamnya yang mirip dengan biji almond dan diambil sebanyak 1

    kg.

    b. Kemudian biji durian direbus selama 5 menit atau sampai memilik

    tekstur lunak.

    c. Setelah itu biji durian diblender dengan menambahkan air,

    perbandingannya 1:10 (1 kg biji durian : 1 liter air)

    d. Biji durian yang telah diblender, disaring menggunakan kain saring

    dan diletakkan dalam wadah yang bersih.

    e. Hasil penyaringan dibagi menjadi 4 bagian , di mana masing-

    masing bagiannya memiliki volume 1750 ml.

    f. Sebanyak 175 gram gula pasir dimasukkan ke dalam panci.

    g. Sari kecambah sebanyak 175 ml ditambahkan ke dalam masing-

    masing panci kemudian diaduk hingga rata.

    h. Setelah itu media nata direbus satu per satu hingga mendidih dan

    diaduk secara perlahan.

    i. Asam cuka ditambahkan sampai pH media mencapai 4.

    Penambahan cuka dilakukan sebelum mendidih.

    j. Jika ada buih-buih saat perebusan di permukaan larutan maka buih-

    buih tersebut dibuang.

    k. Setelah suhu media mencapai 100oC, media dituang ke dalam

    wadah inkubasi dan didinginkan sampai suhu ruangan dan wadah

    inkubasi ditutup agar tidak terkontaminasi

    l. Ditambahkan starter nata sebanyak 10% dari volume media ke

    dalam wadah inkubasi. Kemudian diinkubasi selama 14 hari.

    m. Untuk jenis gula kelapa, gula aren, dan gula batu, perlakuannya

    sama mengikuti langkah-langkah dari poin 3a-3j.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 26

    5. Pemanenan Nata

    Setelah 14 hari diinkubasi, lapisan putih yang terbentuk akibat

    proses fermentasi diambil dari wadah inkubasi kemudian dibersihkan

    dari lendir dengan cara dikeruk menggunakan sendok makan. Nata

    yang telah dipisahkan dari lendir, dicuci hingga bersih. Bau asam yang

    ada pada nata dihilangkan dengan cara direndam air selama 3 hari,

    diganti air setiap sehari sekali. Setelah 3 hari nata direbus dengan

    mendidih selama 15 menit. Nata yang telah bersih dipotong-potong

    dengan ukuran 1 cm x 1 cm dan direndam dengan air panas selama 10

    menit kemudian ditiriskan.

    6. Cara Pengambilan data

    Pada penelitian ini data diperoleh melalui 2 cara yaitu:

    a. Data Kuantitatif

    Data kuantitatif meliputi data tentang pengukuran ketebalan dan

    rendemen nata. Pengukuran ketebaln nata dilakukan setelah proses

    pembersihan lendir pada lapisan permukaan nata. Pengukuran

    ketebalan nata dilakukan menggunakan jangka sorong dengan

    ketelitian 0,05 mm. Nilai ketebalan nata merupakan rata-rata dari

    ketebalan maksimal dan ketebalan minimal nata. Pengukuran

    rendemen nata dilakukan setelah pemanenan nata. Rendemen

    ditentukan berdasarkan perbandingan antara bobot nata dengan

    bobot media.

    Rumus perhitungan rendemen:

    % Rendemen =

    b. Data Kualitatif

    Data ini meliputi uji tektsur nata, uji rasa nata, uji aroma nata, dan

    uji warna nata. Dipilih 20 orang sebagai panelis untuk menilai

    tekstur, rasa, aroma, dan warna dari nata de durio. Panelis

    merupakan mahasiswa Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 27

    yang dipilih secara acak dan merupakan orang yang tidak terlatih

    dalam menilai nata. Panelis diminta untuk mengamati, mengecap,

    dan mengindera sampel nata dari masing-masing perlakuan secara

    acak, kemudia panelis diminta mengisi kuisioner yang telah

    disediakan. Tahapan uji organoleptik nata de durio yaitu:

    a) Uji warna dilakukan dengan cara panelis melihat warna nata di

    bawah sinar matahari

    b) Uji aroma dilakukan dengan cara panelis mendekatkan hidung

    pada nata dengan jarak 5 cm.

    c) Uji tekstur dilakukan dengan cara panelis mengambil satu

    potong nata kemudian menggigitnya untuk merasakan tekstur

    nata, setelah itu panelis memberikan skor pada kuisioner.

    d) Uji rasa dilakukan dengan cara panelis mengambil satu potong

    nata kemudian mengecapnya selam 10 detik kemudian

    memberikan skor.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 28

    BAB IV

    HASIL DAN PEMBAHASAN

    A. Data Kuantitatif

    Data kuantitatif diperoleh setelah melakukan penelitian dari tanggal 10-27

    April 2018 meliputi ketebalan nata dan rendemen nata.

    1. Ketebalan Nata

    Berdasarkan data hasil pengamatan pengaruh variasi jenis gula

    terhadap ketebalan nata dalam pembuatan nata de durio diperoleh data

    seperti berikut:

    Gambar 4.1 Rerata ketebalan nata de durio.

    Keterangan: GB = gula batu, GJ = gula jawa, GP(k) = gula pasir (kontrol), GA = gula

    aren.

    Berdasarkan gambar di atas dapat diketahui bahwa terdapat

    perbedaan ketebalan pada masing-masing jenis gula. Pemberian gula

    sebanyak 175 gram setiap jenis gula menghasilkan ketebalan nata de

    durio yang berbeda-beda. Pada perlakuan gula batu diperoleh nata

    setebal 0,28 cm; perlakuan gula jawa diperoleh ketebalan 0,25 cm;

    gula pasir menghasilkan nata setebal 0,32 cm; dan perlakuan gula aren

    menghasilkan nata setebal 0,5 cm.

    0

    0,1

    0,2

    0,3

    0,4

    0,5

    0,6

    GB GJ GP(k) GA

    kete

    bal

    an N

    ata

    (cm

    )

    Perlakuan

    0,28 0,25 0,32

    0,5

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 29

    Menurut Hardi dkk. (2013) adanya kandungan sukrosa di dalam

    gula berfungsi sebagai sumber karbon yang dibutuhkan untuk

    pertumbuhan bakteri A. xylinum. Maka dari itu, pada pembuatan nata

    de durio terlebih dahulu dilakukan pengukuran kadar glukosa setiap

    gula menggunakan refractometer. Gambar 4.2 merupakan hasil uji

    kandungan kadar glukosa pada variasi jenis gula menggunakan

    refractometer.

    Gambar 4.2 Tabel Kadar Glukosa terhadap Variasi Jenis Gula

    Keterangan: GB = gula batu, GJ = gula jawa, GP(k) = gula pasir (kontrol), GA = gula

    aren.

    Gambar 4.2 menunjukkan bahwa kadar glukosa pada masing-

    masing gula berpengaruh terhadap proses fermentasi nata di mana

    menghasilkan ketebalan nata yang berbeda-beda (gambar 4.1), nata de

    durio dengan perlakuan gula aren memiliki rerata ketebalan yang

    paling tinggi yaitu 0,5 cm dengan kadar glukosa gula aren sebesar

    24,6%. Perlakuan gula jawa memiliki rerata ketebalan yang paling

    rendah yaitu 0,25 cm dengan kadar glukosa gula jawa 25,4%. Untuk

    perlakuan gula pasir rerata ketebalan yang dihasilkan 0,32 cm dengan

    kadar glukosa gula pasir sebesar 24% dan perlakuan gula batu

    memiliki rerata ketebalan 0,28 cm dengan kadar sukrosa gula batu

    yang paling tinggi yaitu 26,9%. Hal tersebut menunjukkan bahwa

    banyaknya kadar glukosa yang terkandung dalam suatu nata akan

    24,6

    22,5

    23

    23,5

    24

    24,5

    25

    25,5

    26

    26,5

    27

    27,5

    GB GJ GP(k) GA

    Pe

    rse

    nta

    se K

    adar

    Glu

    kosa

    (%

    )

    Perlakuan

    24

    25,4

    26,9

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 30

    berpengaruh terhadap aktifitas bakteri yang mengakibatkan penurunan

    pH fermentasi akibat pengubahan gula menjadi asam (Novianti, 2003).

    Dari data yang ada (gambar 4.1 dan gambar 4.2) ketebalan nata yang

    paling tinggi dihasilkan dengan pemberian gula aren menunjukkan

    bahwa gula aren merupakan kondisi yang optimum dalam

    pertumbuhan A. xylinum dalam membentuk selulosa dan tercukupinya

    sumber karbon sebagai nutrisi sehingga serat yang terbentuk tinggi.

    Berdasarkan hasil analisis data menggunakan uji Anova diketahui

    bahwa nilai probabilitas ketebalan nata yaitu < 0,05 yaitu 0,026.

    Dalam uji Anova menunjukkan nilai probabilitas ketebalan nata

    signifikan, di mana terdapat pengaruh dari variasi jenis gula terhadap

    ketebalan nata de durio yang dihasilkan. Pada uji Tukey diketahui

    bahwa perlakuan dengan gula aren memiliki perbedaan nyata

    dibandingkan dengan perlakuan gula pasir, gula jawa, dan gula batu.

    Dengan demikian, perlakuan nata dengan pemberian gula aren pada

    media nata sangat baik untuk menghasilkan lapisan nata yang tebal.

    2. Rendemen Nata

    Rendemen nata merupakan berat basah nata yang didapat dari berat

    nata hasil fermentasi dibanding volume media awal dikali 100%.

    Tujuan dilakukannya perhitungan rendemen nata adalah untuk

    mengetahui persentase biomassa nata yang dapat dihasilkan dari proses

    fermentasi media oleh bakteri A. xylinum. Hasil perhitungan rendemen

    nata disajikan pada gambar 4.3 berikut ini:

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 31

    Gambar 4.3 Tabel Hasil Perhitungan Rendemen nata de durio

    Keterangan: GB = gula batu, GJ = gula jawa, GP(k) = gula pasir (kontrol), GA = gula

    aren.

    Berdasarkan gambar 4.3 dapat dilihat perbedaan nilai rendemen

    nata de durio yang dihasilkan. Nilai rerata rendemen nata yang paling

    besar terdapat pada nata dengan perlakuan gula aren yaitu sebesar

    38,94% sedangkan nilai rerata yang paling kecil yaitu nata dengan

    perlakuan gula jawa sebesar 12,24%.

    Perlakuan kontrol menghasilkan rendemen 32,99%, perlakuan

    dengan gula batu menghasilkan rendemen sebesar 16,93%, perlakuan

    dengan gula jawa menghasilkan rendemen sebesar 12,24%, dan

    perlakuan dengan gula aren menghasilkan rendemen sebesar 38,94%.

    Pada perlakuan dengan gula jawa menghasilkan rendemen yang rendah

    yang menunjukkan bahwa proses fermentasi media menjadi nata tidak

    berlangsung secara maksimal sehingga menyebabkan rendemen yang

    dihasilkan rendah. pada perlakuan gula batu rendemen yang dihasilkan

    rendah karena ketebalan yang dihasilkan pada perlakuan gula batu

    rendah sedangkan pada perlakuan dengan gula aren dan perlakuan

    kontrol menhasilkan rendemen yang tinggi karena ketebalan yang

    dihasilkan tinggi. Semakin tebal nata yang dihasilkan maka rendemen

    38,94

    0

    5

    10

    15

    20

    25

    30

    35

    40

    45

    GB GJ GP(k) GA

    Re

    nd

    em

    en

    (%

    )

    Perlakuan

    32,99

    12,2

    16,9

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 32

    yang dihasilkan akan semakin tinggi pula seperti yang ditunjukkan

    pada gambar 4.1 dan gambar 4.3.

    Rendemen nata dapat dipengaruhi oleh berat nata dan ketebalan

    nata yang diperoleh dari proses fermentasi selama 14 hari yang

    menyebabkan selulosa yang terbentuk juga semakin tinggi. Selain

    dipengaruhi oleh berat dan ketebalan nata, rendemen juga dipengaruhi

    oleh komposisi bahan, variasi substrat, lingkungan, lama fermentasi,

    dan kemampuan A. xylinum. Menurut Pambayun (2002) apabila nata

    yang sudah terbentuk tidak segera dipanen akan mengakibatkan nata

    terurai kembali sehingga dapat menyebabkan rendemen nata menjadi

    rendah.

    Berdasarkan dari uji Anova yang telah dilakukan nilai probabilitas

    yang diperoleh adalah signifikansi < 0,05 yang menunjukkan bahwa

    terdapat perbedaan yang signifikan. Hal ini menunjukkan bahwa

    pemberian variasi gula pada media nata memberikan pengaruh nyata

    terhadap hasil rendemen nata de durio. Berdasarkan hasil uji Tukey,

    pemberian gula aren pada media nata mempengaruhi rendemen nata

    karena hasilnya menunjukkan signifikansi dibandingkan dengan

    perlakuan dengan pemberian gula jawa, gula pasir, dan gula batu.

    B. Data Kualitatif

    Data kualitatif diperoleh dari hasil uji organoleptik yang meliputi data

    tekstur, rasa, warna, dan aroma nata dan dilakukan oleh 20 pnelis yang

    berusia 19-25 tahun.

    1. Tekstur nata

    Pada uji tekstur, panelis diminta untuk menggigit setiap sampel nata

    yang telah disediakan dan menilai tingkat kesukaannya terhadap

    tekstur dari masing-masing sampel nata. Hasil dari uji tekstur tersebut

    yaitu:

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 33

    Gambar 4.4 Rerata tingkat kesukaan panelis terhadap tekstur nata de durio

    Keterangan: GB = gula batu, GJ = gula jawa, GP(k) = gula pasir (kontrol), GA= gula

    aren.

    Gambar 4.4 menunjukkan bahwa tingkat kesukaan terhadap tekstur

    yang paling tinggi adalah nata dengan perlakuan gula aren dengan nilai

    rerata 3,5 sedangkan tingkat kesukaan yang rendah adalah nata dengan

    perlakuan gula jawa. Untuk nata dengan perlakuan kontrol (perlakuan

    gula pasir) memiliki rerata tingkat kesukaan yaitu 3,3 dan nata dengan

    perlakuan gula batu memiliki rerata tingkat kesukaan sebesar 2,85.

    Meski pada gambar grafik tidak menunjukkan perbedaan yang

    banyak, tekstur nata yang paling banyak diminati adalah nata dengan

    perlakuan gula aren. Hal ini disebabkan karena teksturnya yang kenyal

    sehingga mudah untuk dikunyah. Sama halnya dengan nata perlakuan

    gula pasir (perlakuan kontrol) juga diminati panelis karena teksturnya

    yang empuk. Untuk perlakuan dengan gula jawa dan gula batu

    memiliki nilai rerata yang rendah karena panelis kurang menyukai

    tekstur nata yang dihasilkan oleh perlakuan gula jawa dan gula batu,

    tekstur yang dihasilkan cukup liat sehingga sulit untuk dikunyah.

    2. Rasa nata

    Rerata hasil dari uji organoleptik rasa nata de durio tersaji dalam

    gambar 4.5 berikut ini:

    0

    0,5

    1

    1,5

    2

    2,5

    3

    3,5

    4

    GB GJ GP(k) GA

    Tin

    gkat

    ke

    suka

    an

    Perlakuan

    2,85 2,8

    3,3 3,55

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 34

    Gambar 4.5 Tabel Rerata Tingkat Kesukaan terhadap Rasa nata de

    durio

    Keterangan: GB = gula batu, GJ = gula jawa, GP(k) = gula pasir

    (kontrol), GA = gula aren.

    Grafik gambar 4.5 menunjukkan bahwa rerata tingkat kesukaan

    terhadap rasa dari nata de durio adalah nata dengan perlakuan gula

    aren. Menurut Winarno (2002), rasa dapat dipengaruhi oleh faktor

    seperti suhu dan interaksi komponen rasa yang lain.

    Pada penelitian ini perlakuan kontrol memperoleh rerata sebanyak

    2,8; perlakuan gula batu memperoleh rerata sebanyak 2,95; perlakuan

    gula jawa memperoleh rerata sebanyak 2,8 dan perlakuan dengan gula

    aren memperoleh rerata paling tinggi sebanyak 3,5. Berdasarkan data

    yang diperoleh tingkat rerata tanggapan panelis terhadap rasa nata de

    durio terendah terdapat pada perlakuan gula jawa dan perlakuan

    kontrol (gula pasir).

    Rasa yang baik menurut SNI adalah hambar atau tidak terasa

    apapun setelah dilakukan proses perebusan nata. Tanggapan panelis

    paling tinggi terdapat pada perlakuan gula aren, hal ini dikarenakan

    produk nata yang dihasilkan memiliki rasa yang hambar. Ketika

    dilakukan uji organoleptik rasa nata terdapat panelis yang merokok

    sebanyak 1 orang dan panelis yang mengonsumsi kopi sebanyak 10

    3,5

    0

    0,5

    1

    1,5

    2

    2,5

    3

    3,5

    4

    GB GJ GP(k) GA

    Tin

    gkat

    Ke

    suka

    an

    Perlakuan

    2,8 2,8 2,95

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 35

    orang, hal tersebut dapat mempengaruhi tingkat kemampuan panelis

    dalam mengecap rasa. Perokok mempunyai kemampuan mengecap

    yang kurang karena taste buds terhalangi oleh nikotin yang terhisap

    sehingga dapat menghalangi interaksi makanan dengan reseptor

    pengecap (Melina, 2016).

    3. Warna nata

    Rerata hasil uji organoleptik terhadap warna nata de durio tersaji

    pada gambar 4.6 berikut ini:

    Gambar 4.6 Tabel Rerata Tingkat Kesukaan terhadap Warna nata de durio

    Keterangan: GB = gula batu, GJ = gula jawa, GP(k) = gula pasir (kontrol), GA = gula

    aren.

    Pada gambar 4.6 menunjukkan bahwa rerata tingkat kesukaan

    terhadap warna nata de durio paling tinggi yaitu perlakuan gula aren

    sebesar 3,2 sedangkan pada perlakuan gula jawa memperoleh nilai

    yang paling rendah yaitu 2,15. Berdasarkan hasil uji organoleptik

    warna yang dihasilkan pada nata de durio dengan perlakuan gula aren

    memiliki warna putih tulang, perlakuan gula batu dan perlakuan gula

    pasir memiliki warna putih kemerahan, dan perlakuan gula jawa

    memiliki warna putih kecoklatan. Menurut Saragih (2004) nata yang

    baik memiliki ciri-ciri warna putih bersih, tampak licin, dan agak

    3,2

    0

    0,5

    1

    1,5

    2

    2,5

    3

    3,5

    GB GJ GP(k) GA

    Tin

    gkat

    Ke

    suka

    an

    Perlakuan

    3 2,15 2,3

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 36

    mengkilap sedangkan nata dengan kualitas rendah memiliki ciri warna

    kusam dan berjamur.

    4. Aroma nata

    Rerata hasil uji organoleptik terhadap aroma dari nata de durio

    disajikan dalam gambar 4.7 berikut ini:

    Gambar 4.7 Tabel Rerata Tingkat Kesukaan terhadap Aroma nata de durio

    Keterangan: GB = gula batu, GJ = gula jawa, GP(k) = gula pasir (kontrol), GA = gula

    aren.

    Pada gambar 4.7 menunjukkan bahwa perolehan nilai rerata yang

    paling tinggi adalah nata dengan perlakuan gula aren sebesar 3,05

    sedangkan untuk perlakuan gula batu, perlakuan gula jawa memiliki

    nilai rerata yang sama yaitu 2,75 (beraroma asam) dan merupakan nilai

    rerata yang paling rendah. Untuk perlakuan kontrol memperoleh nilai

    rerata sebesar 2,8 (beraroma asam).

    Menurut Saragih (2004) setelah dilakukan proses pemanenan nata

    harus segera dilakukan proses perendaman dengan menggunakan air

    tawa dan air rendamannya harus diganti setiap sehari sekali agar aroma

    asam dapat berkurang. Setelah proses perendaman, dilakukan proses

    perebusan dengan air mendidih agar bakteri A. xylinum mati. Aroma

    nata yang masih asam dapat disebabkan oleh kurang maksimalnya

    proses pemanenan nata, dapat juga disebabkan oleh aroma asam cuka

    3,05

    2,6

    2,65

    2,7

    2,75

    2,8

    2,85

    2,9

    2,95

    3

    3,05

    3,1

    GB GJ GP(k) GA

    Tin

    gkat

    Ke

    suka

    an

    Perlakuan

    2,8 2,75 2,75

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 37

    yang masih tertinggal. Proses pencucian nata juga dapat menyebabkan

    aroma nata menjadi kurang sedap atau asam.

    C. Keterbatasan Penelitian

    Terdapat hambatan, kendala, dan keterbatasan yang terjadi pada

    penelitian ini, seperti:

    1. Tekstur dari biji durian setelah diblender sangat kental sehingga saat

    proses penyaringan membutuhkan proses berkali-kali agar didapatkan

    tekstur yang cukup cair.

    2. Panelis dipilih secara acak sehingga terdapat panelis yang merokok

    dan pecandu kafein.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 38

    BAB V

    IMPLEMENTASI HASIL PENELITIAN DALAM PEMBELAJARAN

    Hasil dari penelitian akan digunakan untuk mengadakan praktikum pada

    materi bioteknologi subbab Bioteknologi Konvensional kelas XII. Hal ini

    merupakan pengembangan dari Kompetensi Dasar:

    3.10 Memahami tentang prinsip-prinsip bioteknologi yang menerapkan bioproses

    dalam menghasilkan produk baru untuk meningkatkan kesejahteraan manusia

    dalam berbagai aspek kehidupan.

    4.10 Merencanakan dan melakukan percobaan dalam penerapan prinsip-prinsip

    bioteknologi konvensional untuk menghasilkan produk dan mengevaluasi produk

    yang dihasilkan serta prosedur yang dilaksanakan

    Pada silabus yang ada, alokasi jam pertemuan adalah 6 jam pertemuan

    dalam 3 minggu. Kegiatan yang akan dilakukan pada keseluruhan materi

    bioteknologi adalah sebagai berikut:

    1. Pertemuan Pertama (2 JP)

    Konsep dasar bioteknologi

    Bioteknologi konvensional

    2. Pertemuan Kedua (2JP)

    Merancang praktikum bioteknologi konvensional: nata de durio

    3. Pertemuan Ketiga (2JP)

    Praktikum bioteknologi konvensional: membuat nata de durio

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 39

    BAB VI

    KESIMPULAN DAN SARAN

    A. Kesimpulan

    1. Variasi jenis gula berpengaruh terhadap ketebalan nata. Perlakuan

    dengan gula aren; gula jawa; gula batu memiliki ketebalan masing-

    masing secara beurutan 0,5 cm; 0,25 cm; 0,28 cm sedangkan

    perlakuan dengan gula pasir memiliki tebal 0,32 cm.

    2. Variasi jenis gula berpengaruh terhadap rendemen nata. Perlakuan

    dengan gula aren; gula jawa; gula batu memiliki ketebalan masing-

    masing secara beurutan 38,94%; 12,2%; 16,9% sedangkan perlakuan

    dengan gula pasir memiliki tebal 32,99%.

    3. Variasi jenis gula berpengaruh terhadap hasil uji organoleptik.

    Perlakuan dengan gula aren merupakan nata yang paling disukai.

    B. Saran

    Adapun saran bagi penelitian selanjutnya berdasarkan hasil yang

    diperoleh dari penelitian ini adalah:.

    1. Untuk mempermudah proses penyaringan, perbandingan antara biji

    durian dan air sebaiknya dibuat lebih dari 1:10 agar tekstur yang

    dihasilkan encer.

    2. Dalam memilih panelis sebaiknya tidak memilih panelis yang merokok

    dan yang mengonsumsi kopi karena pada umumnya perokok dan

    pecandu kafein kurang memiliki sensitivitas indra pengecapan

    sehingga akan berpengaruh pada penilaian yang dilakukan.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 40

    DAFTAR PUSTAKA

    Coban, E.P., dan Biyik, H. 2011. Evaluation of Different pH and Tempertures For

    Bacterial Cellulose Production in HS (Hestrin-Scharmm) Medium and

    Beet Molasses Medium. African Journal of Microbiology Research.

    Darwin, P. 2013. Menikmati Gula Tanpa Rasa Takut. Yogyakarta: Sinar Ilmu.

    Djaeni, Moh., dan A. Prasetyaningrum. “Kelayakan Biji Durian Sebagai Bahan

    Pangan Alternatif: Aspek Nutrisi dan Tekno Ekonomi”. Riptek, Vol.4,

    No.11 (2010): 37- 45.

    Direktorat Gizi Departemen Kesehatan RI. 2015. Daftar Komposisi Bahan

    Makanan. Jakarta: Bhatara.

    Evalia, Nur Afni. 2015. Strategi Pengembangan Agroindustri Gula Semut Aren.

    Skripsi. Bogor: Institus Pertanian Bogor.

    Hamad, dan A. Kristiono. 2011. Pengaruh Penambahan Sumber Karbon Terhadap

    Kondisi Fisik Nata de Coco. Techno, Jurnal Ilmu Teknik, Vol.12.

    Hardi, Dewi Masria, dan Abdullah . 2013. Pengaruh Penambahan Gula, Asam

    Asetat, dan Waktu Fermentasi terhadap Kualitas Nata de Corn.

    Palembang: Jurnal Bioproses, Vol. 19, No.1.

    Hutapea, P. 2010. pembuatan Tepung Biji Durian dengan Variasi Perendaman

    dalam Air Kapur dan Uji Mutunya. Skripsi. Medan: Universitas Sumatera

    Utara.

    Lehninger, Albert. 1994. Dasar-Dasar Biokimia. Jakarta: Erlangga.

    Melina, M.M. 2016. Pengaruh Penggunaan Jus Kecambah Kacang Hijau sebagai

    Sumber Nitrogen Alternatif Terhadap Karakteristik Nata de Besusu.

    Skripsi. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma.

    Mustaufik. 2010. Pengembangan Agroindustri Gula Kelapa Kristal Sebagai

    Sumber Gula Alternatif Untuk Mengurangi Ketergantungan Dunia

    Terhadap Gula Tebu. Skripsi. Purwokerto: Fakultas Pertanian Unsoed.

    Nainggolan, J. 2009. Kajian Pertumbuhan Bakteri Acetobacter sp. Dalam

    Kombucha-Rosela Merah (Hibiscus sabdariffa) pada Kadar Gula dan

    Lama Fermentasi yang Berbeda. Skripsi. Medan: Universitas

    Sumatera Utara.

    Pambayun, R. 2002. Teknologi Pengolahan Nata de Coco. Yogyakarta: Kanisius.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 41

    Plantamor. 2018. Klasifikasi Durian.

    http://plantamor.com/species/info/durio/zibethinus diakses pada 24 Juni

    2018 pukul 22.00 WIB.

    Pratiwi, Intan Dina. 2015. Kualitas dan Kadar Protein Nata Biji Kluwih dengan

    Penambahan Ekstrak Markisa dan Sumber Nutrisi yang Berbeda. Skripsi.

    Surakarta: Universitas Muhamadiyah Surakarta.

    Puslitbang, LIPI. 2011. Pemanfaatn Limbah Cair Produksi Pati Kasava sebagai

    Substrat Pembuatan Nata de Cassava. AgroinovasiNo.3406/XLI. Jakarta:

    Kementerian Pertanian Republik Indonesia.

    Rukmana. 1996. Kacang Hijau Budidaya dan Pasca Panen. Yogyakarta:

    Kanisius.

    Salim, E., 2012. Sukses Bisnis Nata de Cassava Skala Rumah Tangga.

    Yogyakarta: Lily Publisher.

    Saragih. 2009. Membuat Nata de Coco. Jakarta: Puspa Swara.

    Silviana, Daika, dan Sri Utami. 2013. Pengaruh Penggunaan Bahan Dasar dan

    Jenis Gula Terhadap Tebal Lapisan dan Uji Organoleptik Nata Sebagai

    Petunjuk Praktikum Biologi KD 2.2 Semester Ganjil kelas X. Skripsi.

    Madiun: Universitas PGRI Madiun.

    SNI No 01-4317-1996. Standar Mutu Produk Nata dalam Kemasan. Badan

    Standarisasi Nasional. Jakarta.

    Sudadi dan W. Atmaka. 2000. Cara dan Dosis Penggunaan Abu Jerami Padi untuk

    Meningkatkan Hasil Kedelai pada Tanah Masam. Dikutip dari

    http://pertanian.uns.ac.id/~agronomi/agrosains/cara_dos_abujerami_sudadi

    .pdf diakses tanggal 15 Juli 2018.

    Susanti, H. 2006. Perbandingan metode somogyi-nelson dan anthrone-sulfat pada

    penetapan kadar gula pereduksi dalam umbi cilembu (Ipomea batatas

    L.). J. Farmasi Sains dan Komunitas, 13(2): 81-89.

    Teissie, Natalie Eynard Justine. 2000. Electrotransformation of Bacteria. New

    York: Spinger.

    Warsino. 2009. Mudah dan Praktis Membuat Nata de Coco. Jakarta: Media

    Pustaka.

    Winarno, F.G. 2004. Kimia Pangan dan Gizi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

    Winarti. 2006. Komposisi dan Potensi dari Biji Durian. Surakarta: FKIP

    Universitas Muhammadiyah.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 42

    Lampiran 1

    Foto-Foto Pembuatan Nata de Durio

    Biji durian yang sudah dibersihkan Biji durian ditimbang sebelum

    diblender

    Proses pemblenderan biji durian Ekstrak kecambah kacang hijau

    Kiri: proses perebusan

    media nata.

    Kanan: Penambahan

    cuka ke dalam

    media nata

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 43

    Proses pemindahan media nata dari panci ke

    dalam wadah fermentasi

    Kiri: Lapisan nata yang sudah terbentuk

    Kanan: Hasil nata de durio

    Uji organoleptik oleh panelis

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 44

    Lampiran 2. Rerata Hasil Data Kualitatif (Warna, Tekstur, Rasa, Aroma)

    Rerata Warna nata de durio

    Perlakuan

    Penilaian rata-

    rata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20

    GP (k) 3 3 3 3 4 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 4 3 3 3 3 3

    GJ 2 2 2 1 4 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 3 2 2 2 4 2,15

    GB 2 2 2 2 2 3 2 2 2 1 2 3 2 2 3 3 2 3 2 4 2,3

    GA 4 4 3 4 4 3 4 4 3 2 2 3 3 3 3 4 3 3 2 3 3,2

    Rerata Aroma nata de durio

    Perlakuan

    Penilaian rata-rata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20

    GP (k) 3 3 3 3 4 4 2 3 3 2 2 3 2 3 3 3 2 3 3 2 2,8

    GJ 3 3 3 3 2 3 4 3 3 3 3 3 2 2 2 3 2 3 2 3 2,75

    GB 3 3 3 2 4 3 2 3 3 1 3 3 3 2 3 3 2 3 2 4 2,75

    GA 3 3 3 4 4 3 4 3 3 1 3 3 3 3 3 4 2 3 2 4 3,05

    Rerata Tekstur nata de durio

    Perlakuan

    Penilaian rata-rata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20

    GP (k) 3 3 3 3 4 4 3 4 3 3 3 4 4 3 4 3 3 3 3 3 3,3

    GJ 2 3 3 1 4 4 4 2 2 3 3 3 2 3 4 3 2 2 3 3 2,8

    GB 2 4 3 1 4 4 3 2 2 2 4 3 2 3 3 4 2 3 3 3 2,85

    GA 4 4 3 4 4 4 4 4 3 2 4 4 4 3 3 4 3 3 3 4 3,55

    Rerata Rasa nata de durio

    Perlakuan

    Penilaian rata-rata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20

    GP (k) 4 2 3 3 4 3 3 3 4 3 2 3 2 2 3 3 3 2 2 2 2,8

    GJ 2 2 3 2 4 3 4 2 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2,8

    GB 3 3 3 2 4 4 3 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3 4 2,95

    GA 4 4 3 4 4 3 4 4 4 2 4 3 4 3 3 4 3 3 3 4 3,5

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 45

    Lampiran 3. Hasil Perhitungan Statistika SPSS

    A. Perhitungan Statistika Rendemen Nata de Durio

    Uji Normalitas

    Tests of Normality

    Perlakuan Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

    Statistic df Sig. Statistic df Sig.

    Rendemen

    Nata

    GP ,196 3 . ,996 3 ,878

    GB ,181 3 . ,999 3 ,942

    GA ,223 3 . ,985 3 ,765

    GJ ,284 3 . ,933 3 ,501

    a. Lilliefors Significance Correction

    Uji Homogenitas

    Test of Homogeneity of Variances

    Rendemen Nata

    Levene

    Statistic

    df1 df2 Sig.

    1,643 3 8 ,255

    Uji ANOVA

    ANOVA

    Rendemen Nata

    Sum of

    Squares

    df Mean

    Square

    F Sig.

    Between

    Groups 1457,790 3 485,930 23,262 ,000

    Within Groups 167,113 8 20,889

    Total 1624,903 11

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 46

    Uji Post Hoc – Uji Tukey

    Multiple Comparisons

    Dependent Variable: Rendemen Nata

    Tukey HSD

    (I) Perlakuan (J) Perlakuan Mean

    Difference (I-J)

    Std. Error Sig. 95% Confidence Interval

    Lower Bound Upper Bound

    GP

    GB 16,06632* 3,73177 ,011 4,1159 28,0168

    GA -5,94626 3,73177 ,433 -17,8967 6,0042

    GJ 20,75472* 3,73177 ,002 8,8043 32,7052

    GB

    GP -16,06632* 3,73177 ,011 -28,0168 -4,1159

    GA -22,01258* 3,73177 ,002 -33,9630 -10,0621

    GJ 4,68839 3,73177 ,612 -7,2621 16,6388

    GA

    GP 5,94626 3,73177 ,433 -6,0042 17,8967

    GB 22,01258* 3,73177 ,002 10,0621 33,9630

    GJ 26,70097* 3,73177 ,000 14,7505 38,6514

    GJ

    GP -20,75472* 3,73177 ,002 -32,7052 -8,8043

    GB -4,68839 3,73177 ,612 -16,6388 7,2621

    GA -26,70097* 3,73177 ,000 -38,6514 -14,7505

    *. The mean difference is significant at the 0.05 level.

    Rendemen Nata

    Tukey HSD

    Perlakuan N Subset for alpha = 0.05

    1 2

    GJ 3 12,2356

    GB 3 16,9240

    GP 3 32,9903

    GA 3 38,9365

    Sig. ,612 ,433

    Means for groups in homogeneous subsets are

    displayed.

    a. Uses Harmonic Mean Sa