analisis rendemen veneer berdasarkan skripsi muh ... - …

90
ANALISIS RENDEMEN VENEER BERDASARKAN KELAS DIAMETER KAYU PADA PT. KATINGAN TIMBER CELEBES (KTC) KOTA MAKASSAR SKRIPSI MUH NURUL SALIHIN 105950059015 PROGRAM STUDI KEHUTANAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR MAKASSAR 2019

Upload: others

Post on 09-May-2022

2 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: ANALISIS RENDEMEN VENEER BERDASARKAN SKRIPSI MUH ... - …

ANALISIS RENDEMEN VENEER BERDASARKAN

KELAS DIAMETER KAYU PADA

PT. KATINGAN TIMBER CELEBES (KTC)

KOTA MAKASSAR

SKRIPSI

MUH NURUL SALIHIN

105950059015

PROGRAM STUDI KEHUTANAN

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

MAKASSAR

2019

Page 2: ANALISIS RENDEMEN VENEER BERDASARKAN SKRIPSI MUH ... - …

SKRIPSI

ANALISIS RENDEMEN VENEER BERDASARKAN

KELAS DIAMETER KAYU PADA

PT. KATINGAN TIMBER CELEBES (KTC)

KOTA MAKASSAR

Sebagai salah satu persyaratan untuk mendapatkan gelar sarjana

kehutanan

Disusun dan diajukan oleh

MUH NURUL SALIHIN

105950059015

PROGRAM STUDI KEHUTANAN

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

MAKASSAR

2019

Page 3: ANALISIS RENDEMEN VENEER BERDASARKAN SKRIPSI MUH ... - …

PERSEMBAHAN

Dengan penuh kerendahan hati dan rasa syukur

kepada Allah SWT yang tiada henti,

Skripsi ini ku persembahkan

Untuk

Kedua Orang Tuaku Tercinta

Dan

Orang – orang Tersayang

MOTTO HIDUP

“Jika orang lain dapat melakukannya, maka sayapun mampu akan hal itu”

(PENULIS)

Page 4: ANALISIS RENDEMEN VENEER BERDASARKAN SKRIPSI MUH ... - …
Page 5: ANALISIS RENDEMEN VENEER BERDASARKAN SKRIPSI MUH ... - …
Page 6: ANALISIS RENDEMEN VENEER BERDASARKAN SKRIPSI MUH ... - …

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI

DAN SUMBER INFORMASI

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi

ANALISIS RENDEMEN VENEER BERDASARKAN KELAS

DIAMETER KAYU PADA PT. KATINGAN TIMBER

CELEBES (KTC) KOTA MAKASSAR

Adalah merupakan karya yang yang belum diajukan dalam bentuk apapun

kepada perguruan tinggi manapun. Semua sumber data dan informasi yang berasal

dikutip dari karya diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan teks dan

diacantumkan dalam daftar pustaka bagian akhir skripsi ini.

Makassar, Desember 2019

Penulis

Page 7: ANALISIS RENDEMEN VENEER BERDASARKAN SKRIPSI MUH ... - …

ABSTRAK

MUH. NURUL SALIHIN, Tahun 2019, “Analisis Rendemen Veneer Berdasarkan kelas Diameter Kayu Pada PT. Katingan Timber Celebes (KTC) Makassar, Dibimbing oleh Husnah Latifah, dan Muhammad Tahnur.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui rendemen kayu berdasarkan jenis dan kelas diameternya pada PT. Katingan Timber Celebes (KTC) Makassar. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif deskriptif. Data yang diolah adalah data primer, dimana data primer di dalam penelitian ini meliputi : kualitas kayu bulat, panjang dan diameter kayu bulat, panjang, lebar dan tebal kayu hasil penggergajian, jumlah sortimen masing-masing bahan baku.

Hasil penelitian yang berjudul “Analisis Rendemen Veneer Berdasarkan Kelas Diamater Kayu Pada PT. Katingan Timber Celebes (KTC)”, rendemen terbesar yaitu pada kelas 75-79 dengan jumlah volume input 18.65 m3 dan volume ouput 10.38 m3 sehingga menghasilkan rendemen sebesar 55.66%. Sedangkan rendemen terkecil terdapat pada kelas diameter 60-64 dengan volume input 34.41 m3 dan volume output 14.29 m3 dengan hasil rendemen sebesar 41.53%.

Page 8: ANALISIS RENDEMEN VENEER BERDASARKAN SKRIPSI MUH ... - …

ABSTRACT

MUH NURUL SALIHIN, 2019, "Analysis of Veneer Rendement Based on Wood Diameter class at PT. Katingan Timber Celebes (KTC) Makassar, Guided by Husnah Latifah, and Muhammad Tahnur.

This study aims to determine the yield of wood by type and diameter class at PT. Katingan Timber Celebes (KTC) Makassar. This type of research used in this research is descriptive quantitative approach. The processed data is primary data, where the primary data in this study include: quality of logs, length and diameter of logs, length, width and thickness of sawn timber, number of each raw material.

The results of the study entitled "Analysis of Veneer Rendement Based on Wood Diamater Class at PT. Katingan Timber Celebes (KTC) ", the largest yield is in the class 75-79 with a total input volume of 18.65 m3 and an output volume of 10.38 m3 resulting in a yield of 55.66%. While the smallest yield is found in the diameter class 60-64 with an input volume of 34.41 m3 and an output volume of 14.29 m3 with a yield of 41.53%.

Page 9: ANALISIS RENDEMEN VENEER BERDASARKAN SKRIPSI MUH ... - …

@Hak Cipta Milik Unismuh Makassar, Tahun 2019

Hak Cipta dilindungi Undang-Undang

1. Dilarang mengutip sebagai atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan

atau menyebutkan sumber

a. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan, penelitian, penulisan,

karya ilmiah, penyususnan laporan, penulisan kritik atau tinjauan suatu

masalah

b. Pengutipan tidak merugikan kepentingan yang wajar Unismuh Makassar

2. Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh karya tulis

dalam bentuk laporan apapun tanpa izin Unismuh Makassar

Page 10: ANALISIS RENDEMEN VENEER BERDASARKAN SKRIPSI MUH ... - …

KATA PENGANTAR

حْمَنِ اللهِ بسِْ ــــــــــــــــــمِ حِيْمِ الرَّ الرَّ

Syukur Alhamdulillah saya panjatkan ke hadirat Allah SWT atas segala

rahmat dan hidayah yang tiada henti diberikan kepada hamba-Nya. Shalawat dan

salam tak lupa penulis kirimkan kepada Rasulullah Muhammad SAW beserta para

keluarga, sahabat, dan para pengikutnya. Merupakan nikmat yang tiada ternilai

manakala skripsi yang berjudul “Analisis Rendemen Veneer Berdasarkan kelas

Diameter Kayu Pada PT. Katingan Timber Celebes (KTC) Makassar”

Skripsi yang penulis buat bertujuan untuk memenuhi syarat dalam

menyelesaikan Program Sarjana (S1) pada Fakultas Pertanian Universitas

Muhammadiyah Makassar.

Teristimewa dan terutama penulis sampaikan terima kasih kepada kedua

orang tua saya yaitu bapak Abd. Salam dan Ibu Subaeda yang senantiasa memberi

harapan, semangat, perhatian, kasih sayang dan do’a yang tulus tanpa pamrih.

Dan saudara-saudaraku tercinta yang senantiasa mendukung dan memberikan

semangat hingga akhir studi ini. Dan seluruh keluarga besar atas segala

pengorbanan, dukungan dan do’a restu yang telah diberikan demi keberhasilan

saya dalam menuntut ilmu. Semoga apa yang telah mereka berikan dapat menjadi

ibadah dan cahaya penerang kehidupan di dunia dan akhirat.

Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini tidak dapat terwujud

tanpa adanya bantuan dan dorongan dari berbagai pihak. Begitu pula penghargaan

yang setinggi-tingginya dan terima kasih banyak disampaikan dengan hormat

kepada :

Page 11: ANALISIS RENDEMEN VENEER BERDASARKAN SKRIPSI MUH ... - …

1. Bapak Prof. Dr. H. Abd. Rahman Rahim, SE., MM, sebagai Rektor Universitas

Muhammadiyah Makassar.

2. Bapak H.Burhaanuddin, S.Pi.,M.P selaku Dekan Fakultas pertanian Universitas

Muhammadiyah Makassar.

3. Ibu Dr. Ir. Hikmah, S.Hut., M.Si., IPM selaku ketua jurusan Program Studi

Kehutanan Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Makassar.

4. Ibu Dr. Ir. Husnah Latifah, S.Hut., M.Si.,IPM selaku Pembimbing I yang

senantiasa meluangkan waktunya membimbing, mengarahkan, dan memotivasi

penulis dalam menyelesaikan skripsi.

5. Bapak Ir. Muhammad Tahnur, S.Hut.,M.Hut., IPM selaku Pembimbing II yang

senantiasa meluangkan waktunya membimbing, mengarahkan, dan memotivasi

penulis dalam menyelesaikan skripsi.

6. Bapak/Ibu dan asisten Dosen Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah

Makassar yang tak kenal lelah banyak menuangkan ilmunya kepada penulis

selama mengikuti kuliah.

7. Segenap Staf dan Karyawan Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah

Makassar

8. Rekan-rekan mahasiswa Fakultas Pertanian Program Studi Kehutanan

angkatan Trembesi 2015 yang selalu belajar bersama yang tidak sedikit

bantuannya dan dorongan dalam aktivitas studi saya.

9. Terima kasih teruntuk semua kerabat yang tidak bisa saya tuliskan satu persatu

yang telah memberikan semangat, kesabaran, motivasi dan dukungannya

sehingga saya dapat menyelesaikan penulisan Skripsi ini.

Page 12: ANALISIS RENDEMEN VENEER BERDASARKAN SKRIPSI MUH ... - …

Akhirnya, sungguh penulis sangat menyadari bahwa Skripsi ini masih jauh

dari kesempurnaan oleh karena itu, kepada semua pihak utamanya pera pembaca

yang budiman, penulis senantiasa mengharapkan saran dan kritikannya demi

kesempurnaan Skripsi ini.

Mudah-mudahan Skripsi yang sederhana ini dapat bermanfaat bagi semua

pihak utamanya kepada Almamater Kampus Biru Universitas Muhammadiyah

Makassar.

Billahi fii Sabilil Haq, Fastabiqul Khairat, Wassalamu’alaikum Wr.Wb

Makassar, Desember 2019

Muh. Nurul Salihin

Page 13: ANALISIS RENDEMEN VENEER BERDASARKAN SKRIPSI MUH ... - …

DAFTAR ISI

SAMPUL ......................................................................................................... i

HALAMAN JUDUL ...................................................................................... ii

HALAMAN PERSEMBAHAN .................................................................... iii

HALAMAN PERSETUJUAN ...................................................................... iv

HALAMAN KOMISI PENGUJI .................................................................. v

PERNYATAAN SKRIPSI ............................................................................. vi

ABSTRAK BAHASA INDONESIA ............................................................. vii

ABSTRACK ................................................................................................... viii

HAK CIPTA ................................................................................................... ix

KATA PENGANTAR .................................................................................... x

DAFTAR ISI ................................................................................................... xiii

DAFTAR TABEL .......................................................................................... xvi

DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xvii

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xviii

I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ................................................................................. 1

1.2 Rumusan Masalah ........................................................................... 4

1.3 Tujuan Penelitian ............................................................................. 4

1.4 Manfaat penelitian ........................................................................... 4

II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Hutan ............................................................................................... 5

2.2 Kayu ................................................................................................ 7

Page 14: ANALISIS RENDEMEN VENEER BERDASARKAN SKRIPSI MUH ... - …

2.3 Kayu Lapis ....................................................................................... 10

2.4 Industri Kayu ................................................................................... 28

2.5 Rendemen ........................................................................................ 29

2.6 Teknik Pengukuran Kayu Bulat ...................................................... 32

2.7 Kerangka Pikir ................................................................................. 35

III METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Tempat dan Waktu........................................................................... 36

3.2 Bahan dan Alat ................................................................................ 36

3.3 Pengumpulan Data ........................................................................... 36

3.4 Populasi dan Sampel ........................................................................ 38

3.5 Jenis dan Pengolahan Data .............................................................. 38

3.6 Defenisi Operasional ....................................................................... 42

IV KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

1.1 Sejarah Singkat Pendirian dan Perkembangan PT. Katingan

Timber Celebes (KTC) .................................................................... 43

1.2 Visi dan Misi Perusahaan ................................................................ 47

1.3 Motto Perusahaan ............................................................................ 47

1.4 Produk dan Tujuan Pemasaran ........................................................ 48

1.5 Struktur Organisasi PT. Katingan Timbar Celebes (KTC) ............. 49

V HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Input (Kayu Log) .............................................................................. 50

5.2 Output (Veneer) ................................................................................ 51

5.3 Perhitungan Rendemen ..................................................................... 53

Page 15: ANALISIS RENDEMEN VENEER BERDASARKAN SKRIPSI MUH ... - …

VI PENUTUP

6.1 Kesimpulan ...................................................................................... 57

6.2 Saran ................................................................................................ 57

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 58

LAMPIRAN

RIWAYAT HIDUP

Page 16: ANALISIS RENDEMEN VENEER BERDASARKAN SKRIPSI MUH ... - …

DAFTAR TABEL

No Teks Hal

1 Volume bahan baku input dalam bentuk kayu bulat berdasarkan kelas diameter………………………………………………………..

50

2 Volume output dalam bentuk veneer berdasarkan kelas diameter….. 52

3 Rendemen Berdasarkan Kelas Diameter……………………………. 54

Page 17: ANALISIS RENDEMEN VENEER BERDASARKAN SKRIPSI MUH ... - …

DAFTAR GAMBAR

No Teks Hal

1 Cara Pengukuran Diameter Logs………………………………………. 34

2 Kerangka Pikir…………………………………………………..……... 35

3 Struktur Organisasi PT. Katingan Timber Celebes (KTC)…………….. 49

4 Grafik input (kayu log)………………………………………................ 51

5 Grafik output (veneer)…………………………….................................. 53

6 Grafik Rendemen………………………………………......................... 56

Page 18: ANALISIS RENDEMEN VENEER BERDASARKAN SKRIPSI MUH ... - …

DAFTAR LAMPIRAN

No Teks Hal

1 Data Kelas Diameter 40-44…………………………………………… 61

2 Data Kelas Diameter 45-49…………………………………………… 62

3 Data Kelas Diameter 50-54…………………………………………… 63

4 Data Kelas Diameter 55-59…………………………………………… 64

5 Data Kelas Diameter 60-64…………………………………………… 65

6 Data Kelas Diameter 65-59…………………………………………… 66

7 Data Kelas Diameter 70-74…………………………………………… 67

8 Data Kelas Diameter 75-79…………………………………………… 68

9 Dokumentasi………………………………………………………….. 69

Page 19: ANALISIS RENDEMEN VENEER BERDASARKAN SKRIPSI MUH ... - …

1

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Hutan merupakan sumber potensi kekayaan alam yang sangat besar

nilainya dan sebagaimana halnya dengan tanah dan air yang dipandang perlu

oleh manusia karena banyak manfaat yang diberikan oleh hutan untuk

menjaga kestabilan dan kelangsungan hidup manusia. Sumber daya alam

berupa hutan memiliki peranan penting bagi kehidupan manusia, baik hasil

hutan berupa kayu ataupun non kayu yang dapat dimanfaatkan sebesar-

besarnya bagi kepentingan makhluk dimuka bumi, serta berfungsi untuk

menjaga keseimbangan ekosistem.

Pada umumnya, kayu dapat dimanfaatkan dengan baik oleh manusia

setelah mengalami proses pengolahan, baik pengolahan awal (primer)

ataupun pengolahan lanjutan (sekunder). Pengolahan kayu primer biasanya

bersifat sederhana, murah, dan tidak memerlukan teknologi tinggi. Dalam

proses pengolahan kayu yang disebut industri kayu primer adalah industri

penggergajian, karena proses penggergajian merupakan yang pertamakali

yang merubah kayu (dalam bentuk log) menjadi kayu gergajian (sawn timber

atau kayu konversi) yang berupa balok balok, papan, tiang, bantalan, dan

dalam bentuk sortimen lainnya (Ruhendi, 1988).

Perkembangan industri kayu lapis berawal pada tahun 1930-an yang

ditandai dengan pengunaan kempa panas dari Eropa dan perkat resin sintesis

sebagai perkembangan teknik yang memainkan peranan penting pada

pertumbuhan awal industri kayu lapis . pada tahun 1972 Amerika serikat ada

Page 20: ANALISIS RENDEMEN VENEER BERDASARKAN SKRIPSI MUH ... - …

2

sekitar 600 perusahaan pembuat kayu lapis dan vinir yang telah mampu

mengekspor kayu lapis sekitar US$ 3 milyar (Haygreen and Bowyer, 1993).

Di Indonesia sendiri , perkembangan industri kayu lapis terjadi sekitar tahun

1980-an semenjak diberlakukannya larangan ekspor kayu bulat oleh

pemerintah. Pada tahun tersebut kondisi hutan di Indonesia masih sangant

mendukung perkembangan industri kayu lapis , ketersediaan kayu kayu bulat

dengan diameter yang cukup besar dan silindris yang berasal dari hutan alam

sebagai syarat utama bahan baku dalam pembuatan kayu lapis masih cukup

melimpah.

Seiring dengan perkembangan dan kemajuan teknologi, kondisi

persaingan yang ada di dunia usaha saat ini semakin ketat. Hal ini disebabkan

tuntutan konsumen terhadap suatu produk tidak terbatas pada harga dan

kualitas saja tetapi juga pada pelayanan yang diberikan. Pelayanan yang

dimaksud dapat berupa ketersediaan produk yang diinginkan konsumen

dengan kuantitas dan kualitas sesuai dengan kebutuhan.

Studi Rendemen Bahan Baku Log Pada IU-IPHHK Rusmandiansyah

di Kecamatan Damai Kabupaten Kutai Barat yang diteliti (Sopianoor, Zuhdi

Yahya, dan Maya Preva Biantary: Oktober 2016) Peningkatan rendemen pada

industry pengolahan kayu pada akhirnya merupakan suatu penilaian tentang

peningkatan efisiensi di dalam pemanfaatan bahan baku memperoleh data

atau informasi tentang efisiensi pemanfaatan bahan baku pada industry

pengolahan kayu. Lokasi penelitian ini dilaksanakan di IU-IPHHK

Rusmandiansyah yang berlokasi di Desa Mantar, Kecamatan Damai,

Page 21: ANALISIS RENDEMEN VENEER BERDASARKAN SKRIPSI MUH ... - …

3

Kabupaten Kutai Barat, Provinsi Kalimantan Timur selama 3 bulan (Maret -

Mei 2014). Jumlah sampel di dalam penelitian ini sebanyak 15 sampel kayu

bulat sesuai dengan stok yang dimiliki oleh perusahaan dan akan diolah

menjadi kayu gergajian. Pemilihan sampel kayu bulat di dalam penelitian ini

dilakukan dengan menggunakan metode Purposive Sampling (penarikan

contoh sampel secara sengaja). Jenis data yang dikumpulkan di dalam

penelitian ini terdiri dari data primer (kualitas kayu bulat, panjang dan

diameter kayu bulat, panjang, lebar dan tebal kayu hasil penggergajian dan

jumlah sortimen masing-masing bahan baku) dan data sekunder.

Berdasarkan hasil penelitian pada Industri Primer Hasil Hutan Kayu

(IPHHK)IU-IPHHK yang diteliti oleh Rusmandiansyah diperoleh hasil yaitu

Rendemen rata-rata kayu bulat secara umum yang dihasilkan adalah sebesar

52,32 %; rendemen rata -rata tertinggi yang dihasilkan adalah jenis Bengkirai

sebesar 53,42%, diikuti jenis Kapur sebesar 52,39% dan jenis Keruing

sebesar 50,16 %. Beberapa faktor yang berpengaruh menurunnyarendemen

kayu bulat menjadi kayu gergajian di IU-IPHHK Rusmandiansyah adalah

bahan baku kayu bulat yang keadaannya lengkung/bengkok, mesin generator

berkapasitas daya kecil dan tenaga kerja yang kurang terampil.

Selanjutnya Penelitian yang dilakukan oleh Makkarennu, dkk yang

meneliti tentang (Analisis Kebutuhan Bahan Baku Kayu Bulat Pada Industri

Kayu Lapis PT. Katingan Timber Celebes) menyimpulkan bahwa jumlah

bahan baku untuk industri (2009) akan menjadi 166.758,2 m3 terdiri dari

meranti (130.699,4 m3) dan rimba campuran (36.053.8 m3).

Page 22: ANALISIS RENDEMEN VENEER BERDASARKAN SKRIPSI MUH ... - …

4

Berdasarkan uraian diatas maka akan dilakukan peneliitian tentang

“Analisis Rendemen Veneer Berdasarkan Kelas Diameter Kayu Pada PT.

Katingan Timber Celebes (KTC) Makassar’’.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan diatas, maka

permasalahan dalam penelitian ini yaitu “Berapa besar rendemen Veneer

berdasarkan kelas diameternya pada PT. Katingan Timber Celebes (KTC)

Makassar?”

1.3 Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui rendemen Veneer

berdasarkan kelas diameternya pada PT. Katingan Timber Celebes (KTC)

Makassar.

1.4 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang diharapakan dari penelitian ini adalah :

1. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan

pemahaman penulis tentang analisis rendemen pada perusahaan.

2. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan atau bahan

pertimbangan bagi perusahaan dalam merendemen bahan baku yg akan

dijadikan produk perusahaan.

3. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumbangan ilmiah dan

bahan acuan untuk penelitian selanjutnya.

Page 23: ANALISIS RENDEMEN VENEER BERDASARKAN SKRIPSI MUH ... - …

5

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Hutan

2.1.1 Pengertian Hutan

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia pengertian hutan adalah

tanah luas yang ditumbuhi pohon-pohon (biasanya tidak dipelihara orang),

tumbuhan yang tumbuh di atas tanah yang luas (biasanya di wilayah

pegunungan) dan yang tidak dipelihara orang yang liar (tentang binatang

dan sebagainya). Hutan adalah suatu kesatuan ekosistem berupa hamparan

lahan berisi sumber daya alam hayati yang didominasi pepohonan dalam

persekutuan alam lingkungannya, yang satu dengan lainnya tidak dapat

dipisahkan.

Hutan sebagai salah satu bagian dari lingkungan hidup merupakan

karunia Tuhan Yang Maha Esa dan merupakan salah satu kekayaan alam

yang sangat penting bagi umat manusia. Hal ini didasarkan pada

banyaknya manfaat yang diambil dari hutan. Misalnya hutan sebagai

penyangga paru-paru dunia. Menurut Black Law Dictionary, hutan (forest)

adalah suatu daerah tertentu yang tanahnya ditumbuhi pepohonan tempat

hidup segala binatang.

Pengertian lain, hutan adalah suatu masyarakat tumbuh-tumbuhan

dan hewan yang hidup dalam lapisan dan permukaan tanah yang terletak

pada suatu kawasan serta membentuk suatu ekosistem yang berada dalam

keseimbangan yang dinamis. Hutan adalah suatu lapangan pohon-pohon

secara keseluruhan yang merupakan persekutuan hidup alam hayati

Page 24: ANALISIS RENDEMEN VENEER BERDASARKAN SKRIPSI MUH ... - …

6

besertaalam lingkungannya, dan yang ditetapkan oleh pemerintah sebagai

hutan. Hutan merupakan harta kekayaan yang tidak ternilai, oleh karena

itu hasil dari hutan perlu dijaga, dipertahankan dan dilindungi agar hutan

dapat berfungsi dengan baik. Istilah hutan merupakan terjemahan dari kata

bos (Belanda) dan forrest (Inggris). Forrest merupakan dataran tanah yang

bergelombang dan dapat dikembangkan untuk kepentingan diluar

kehutanan, seperti pariwisata. Di dalam hukum Inggris kuno, forrest

(hutan) adalah suatu daerah tertentu yang tanahnya ditumbuhi pepohonan,

tempat hidup binatang buas dan burung-burung hutan.

Hutan merupakan salah satu penentu penyangga kehidupan dan

sumber kesejahteraan rakyat, semakin menurun keadaannya, oleh sebab itu

eksistensinya harus juga secara terus menerus, agar tetap abadi, dan

ditangani dengan budi pekerti yang luhur, berkeadilan, berwibawa,

transparan, dan professional serta bertanggung jawab.

2.1.2 Jenis-Jenis Hutan

Menurut Indriyanto (2008) diuraikan ada beberapa jenis hutan,

yakni sebagai berikut:

1) Hutan Lindung, yaitu kawasan hutan yang mempunyai fungsi pokok

sebagai perlindungan sistem penyangga kehidupan untuk mengatur

tata air, mencegah banjir, mengendalikan erosi, mencegah intrusi air

laut dan memeliharan kesuburan tanah.

2) Hutan produksi, yaitu kawasan hutan yang mempunyai fungsi pokok

memproduksi hasil hutan.

Page 25: ANALISIS RENDEMEN VENEER BERDASARKAN SKRIPSI MUH ... - …

7

3) Hutan konservasi, yaitu kawasan hutan dengan ciri khas tertentu yang

mempunyai fungsi pokok pengawetan keanekaragaman tumbuhan dan

satwa serta ekosistemnya.

4) Hutan Negara, yaitu hutan yang tumbuh di atas tanah yang bukan

tanah milik. Hutan Negara dapat berupa hutan adat ,yaitu hutan

Negara yang diserahkan pengelolaannya kepada masyarakat hutan

adat.

5) Hutan Hak, yaitu hutan yang tumbuh atau ditanam diatas tanah milik

masyarakat, baik secara individu maupun bersama-sama atau badan

hukum.

2.2 Kayu

2.2.1 Pengertian Kayu

Kayu merupakan suatu bahan konstruksi yang didapatkan dari

tumbuhan dalam alam. Kayu adalah bagian keras tanaman yang

digolongkan kepada pohon. Penggunaan kayu sebagai konstruksi

bangunan sudah di kenal dan banyak dipakai sebelum orang mengenal

beton dan baja. Kayu mempunyai kuat tarik dan kuat tekan relatif tinggi,

berat yang relatif rendah, mempunyai daya tahan tinggi terhadap pengaruh

kimia dan listrik, dapat dengan mudah untuk dikerjakan, relatif murah,

dapat mudah diganti dan bisa didapat dalam waktu singkat. (Felix, 1965).

Page 26: ANALISIS RENDEMEN VENEER BERDASARKAN SKRIPSI MUH ... - …

8

2.2.2 Sifat-Sifat Kayu

1. Sifat Utama Kayu

Kayu sampai saat ini masih banyak dicari dan dibutuhkan

orang. Dari segi manfaatnya bagi kehidupan manusia, kayu dinilai

mempunyai sifat-sifat utama, yaitu sifat-sifat yang menyebabkan kayu

tetap selalu dibutuhkan manusia (Heinz, 1982).

Sifat-sifat utama tersebut antara lain:

a. Kayu merupakan sumber kekayaan alam yang tidak akan habis-

habisnya, apabila di kelola dengan cara yang baik. Kayu

dikatakan juga sebagai renewable resources (sumber kekayaan

alam yang dapat diperbaharui lagi).

b. Kayu merupakan bahan mentah yang mudah diproses untuk

dijadikan barang-barang seperti kertas, bahan sintetik dan tekstil.

c. Kayu mempunyai sifat-sifat spesifik yang tidak bisa ditiru oleh

bahanbahan lain yang dibuat oleh manusia seperti baja dan beton.

Misalnya kayu mempunyai sifat elastis dan mempunyai

ketahanan terhadap pembebanan yang tegak lurus dengan

seratnya.

2. Sifat Fisis dan Mekanis kayu

a. Sifat Fisis Kayu

1. Berat Jenis Kayu

Berat jenis kayu biasanya berbanding lurus dengan

kekuatan daripada kayu atau sifat-sifat mekanisnya. Makin

Page 27: ANALISIS RENDEMEN VENEER BERDASARKAN SKRIPSI MUH ... - …

9

tinggi berat jenis suatu kayu maka makin tinggi pula

kekuatannya.

2. Kadar Air Kayu

Kadar air didefinisikan sebagai banyaknya air yang

terdapat dalam kayu yang dinyatakan dalam persen terhadap

berat kering tanurnya.

3. Sifat Mekanis Kayu

Sifat mekanis kayu meliputi keteguhan kayu, yaitu

perlawanan yang diberikan oleh suatu jenis kayu terhadap

perubahan-perubahan bentuk yang disebabkan oleh gaya-gaya luar.

a) Keteguhan Tarik (Tension Strength)

Keteguhan tarik adalah kekuatan atau daya tahan kayu

terhadap dua buah gaya yang bekerja dengan arah yang

berlawanan dan gaya ini bersifat tarik.

b) Keteguhan Tekan (Compression Strength)

Keteguhan tekan adalah kekuatan atau daya tahan kayu

terhadap gaya-gaya tekan yang bekerja sejajar atau tegak lurus

serat kayu.

c) Keteguhan Geser

Keteguhan geser adalah kekuatan atau daya tahan kayu

terhadap dua gaya-gaya tekan yang bekerja padanya,

kemampuan kayu untuk menahan gaya – gaya yang

Page 28: ANALISIS RENDEMEN VENEER BERDASARKAN SKRIPSI MUH ... - …

10

menyebabkan bagian kayu tersebut bergeser atau tergelincir

dari bagian lain di dekatnya.

d) Keteguhan Lentur Statis (Static Bending Strength)

Keteguhan lentur adalah kekuatan kayu untuk menahan

gaya-gaya yang berusaha melengkungkan kayu.

e) Tegangan Bahan Kayu

Istilah kekuatan atau tegangan pada bahan seperti kayu

adalah kemampuan bahan untuk mendukung beban luar atau

beban yang berusaha merubah bentuk dan ukuran bahan

tersebut.

2.3 Kayu Lapis

2.3.1 Pengertian Kayu Lapis (Playwood)

Plywood adalah atau sering disebut kayu lapis (tripleks) adalah

sejenis papan pabrikan yang terdiri dari lapisan kayu yang direkatkan

bersama-sama. Teknik pembuatan plywood telah ditemukan sejak abad ke-

17, namun baru sekitar akhir abad ke-19 plywood diproduksi secara

komersial untuk pembuatan peti teh. Plywood yang digunakan untuk

pembuatan peti memiliki tiga lapisan sehingga biasa disebut three-ply,

atau tripleks di Indonesia. Kayu lapis adalah suatu produk panil-panil kayu

yang diperoleh dengan cara menyusun secara bersilangan dari lembaran-

lembaran veneer yang dikombinasikan dengan papan, strip, papan partikel,

papan serat, atau lainnya yang diikat dengan perekat bantuan perlakuan

Page 29: ANALISIS RENDEMEN VENEER BERDASARKAN SKRIPSI MUH ... - …

11

berupa pemberian panas (elib.unikom.ac.id, 2013). Kayu lapis biasanya

memiliki lapisan (ply) berjumlah ganjil yakni 3 lapisan hingga 9 lapisan.

Proses rotary merupakan proses kedua. Kayu yang telah dipotong

akan dikupas dengan mesin rotary dan akan diambil lapisan yang terbaik.

Dianalogikan seperti kita menyerut pensil. Hasil pengupasan berupa

lembaran bahan yang disebut core dan veneer. Pada proses ini sangat

menentukan ketebalan dari plywood kedepannya. Setelah dikupas maka

lembaran kayu tersebut dikeringkan untuk dikurangi kadar airnya. Ini

dilakukan untuk membuat lembaran bahan tersebut dapat dilem untuk

nantinya dirakit menjadi susunan plywood.

Veneer adalah lapisan tertipis yang berada pada paling atas atau

disebut Face (F); muka. Veneer diambil dari kayu yang memiliki serat

bagus dan rata sehingga mencerminkan permukaan dengan corak yang

indah saat menjadi sebuah plywood. Veneer biasanya diambil dan disortir

saat proses pengupasan pada mesin rotary karena tidak semua bagian dari

bulatan kayu memiliki motif corak yang sama dan seragam.

Jenis-jenis cacat pada veneer

ASNI dan ASQC mendefinisikan defect sebagai “keadaan

karakteristik kualitas pada suatu level atau status kerusakan yang

menyebabkan produk atau jasa tidak dapat berfungsi secara normal”. Cacat

dapat didefisinikan sebagai karakteristik yang tidak memenuhi standar.

Selain ini tingkat keparahan satu atau lebih kerusakan pada produk dapat

membuat produk tersebut ditolak atau cacat (Gaspersz, 2011)

Page 30: ANALISIS RENDEMEN VENEER BERDASARKAN SKRIPSI MUH ... - …

12

Cacat adalah suatu kelainan yang terdapat pada veneer yang dapat

mempengaruhi mutu dan kualitas produk kayu lapis. Cacat yang terdapat

pada veneer face/back dibagi menjadi 2 macam, yaitu :

1. Cacat Alami

a. Alur mineral

1) Arti : Perubahan warna alami berbentuk garis yang terjadi pada

kkayu

2) Penyebab : Sifat pada jenis kayu tertentu atau pengaruh tempat

tumbuh.

b. Bekas lilitan

1) Arti :

a) Luka akibat tumbuhan melilit (liana)

b) Luka pada kayu umumnya disebabkan oleh tumbuhan melilit

yang melingkari batang atau oleh akar pemapasan yang

seperti rambut yang melilit batang pohon

2) Penyebab : Tumbuhan melilit pohon yang tidak lepas sehingga

ada di dalam kayu

c. Busuk atau lapuk

1) Arti :

a) Rapuh karena serangan bakteri (busuk) atau serangan jamur

(lapuk)

Page 31: ANALISIS RENDEMEN VENEER BERDASARKAN SKRIPSI MUH ... - …

13

b) Keadaan kayu yang ditandai dengan buram atau tidak

bercahayanya warna kayu, berkurangnya kekuatan dan terjadi

pelunakan pada kayu

2) Penyebab : Bakteri atau jamur

d. Damar basah atau getah basah

1) Arti :

a) Cairan di dalam kayu yang bersifat lengket.

b) Semacam getah yang bersifat lekat dan basah

2) Penyebab : sifat jenis kayu tertentu

e. Gembol

1) Arti :

a) Penyimpanan arah serat kayu seperti sekitar mata kayu

b) Penyimpanan arah serat kayu yang umumnya terjadi dekat

mata

2) Penyebab : Kelainan pertumbuhan pohon

f. Kantung kulit/damar

1) Arti :

a) Rongga berisi jaringan kulit atau damar

b) Kantung damar adalah rongga yang terdapat di antara

lingkaran tumbuh atau tempat lainnya di dalam kayu yang

berisi semacam getah dalam keadaan padat.

c) Kantung kulit adalah sebagian kulit kayu yang dikelilingi

oleh bagian kayu yang tumbuhnya normal

Page 32: ANALISIS RENDEMEN VENEER BERDASARKAN SKRIPSI MUH ... - …

14

2) Penyebab : Sewaktu pohon tumbuh ada bagian yang berisi

jaringan kulit atau damar

g. Lubang

1) Arti : Rongga yang menembus finir pada arah yang tebal

Macam lubang:

a) Lubang gerek : Lubang yang berpenampang sempit bundar

atau panjang akibat serangan serangga penggerek atau cacing

laut

b) Lubang lain : lubang yang disebabkan oleh tumbuhan parasit

atau sebab lain

2) Penyebab :

a) Serangga penggerek atau cacing laut

b) Tumbuhan parasit atau yang lain

h. Mata kayu

1) Arti :

a) Bagian dari cabang yang merekat pada finir

b) Bagian dari cabang atau ranting yang dikelilingi oleh

pertumbuhan kayu, penampang lintangnya berbentuk bulat

atau lonjong.

Macam mata kayu

Page 33: ANALISIS RENDEMEN VENEER BERDASARKAN SKRIPSI MUH ... - …

15

(1) Mata kayu sehat

Mata kayu yang bebas dari pembusukan atau pelapukan.

Mata kayu ini dapat utuh (intergrown) yaitu minimum 3/4

– 3/4 bagiannya masih melekat pada veneer.

(2) Mata kayu lepas

Mata kayu yang kurang dari 1/4 bagiannya masih melekat

pada finir.

(3) Mata kayu jarum

Mata kayu sehat atau lonjong, utuh atau sebagian utuh

dengan diameter tidak lebih dari 3 mm.

(4) Mata kayu busuk atau lapuk

Mata kayu yang rapuh akibat serangan bakteri atau jamur

(5) Lubang mata kayu

Lubang akibat mata kayu yang lepas

2) Penyebab : cabang pada pohon

i. Perubahan warna

1) Arti :

a) Penyimpangan warna dari warna alami kayu, yang tidak

berhubungan dengan kakuatan kayu ( kayu tidak rapuh)

b) Penyimpangan warna dari warna alinya, biasanya disebebkan

oleh jamur, reaksi antara besi pisau kupas dangan zat

ekstraktif dari kayu, bahan kimia dalam perekat dan

sebagainya

Page 34: ANALISIS RENDEMEN VENEER BERDASARKAN SKRIPSI MUH ... - …

16

2) Penyebab : Serangan jamur pewarna atau pengaruh cuaca atau

reaksi dengan bahan kimia.

2. Cacat Teknis

a. Benjol

1) Arti : Bagian yang lebih tebal pada tempat tertentu dan nampak

pada lapisan luar.

2) Penyebab : Ada bagian pada lapisan dalam yang lebih tebal

b. Cacat amplas

1) Arti :

a) Lapisan luar yang hilang pada tempat tertentu akibat

pengampelasan yang berlebihan sehingga dapat sampai garis

rekat (ISO)

b) Cacat yang terjadi pada saat pengamplasan.

2) Penyebab : Tekanan sabuk ampelas yang berlebihan.

c. Cacat kempa

1) Arti :

a) Lekuk pada tempat tertentu akibat ada benda asing yang

secara tidak sengaja menemprl pada permukaan dan

mengalami prose pengempaan

b) Cacat yang terjado pada saat pengempaan.

2) Penyebab : Ada benda asing yang menempel pada permukaan

dan pengalami proses pengempaan

Page 35: ANALISIS RENDEMEN VENEER BERDASARKAN SKRIPSI MUH ... - …

17

d. Cacat pisau

1) Arti : Goresan berupa garis lurus melintang arah serat.

2) Penyebab : Ada bagian pisau mesin yang gompal

e. Celah

1) Arta :

a) Rongga yang terdaat pada dua bagian yang berdampingan

b) Cacat terbuka (alur) yang terjadi akibat kurang rapatnya

sambungan veneer.

2) Penyebab : Penyambungan tidak rapat atau ada bagian yang

lepas

f. Delaminasi

1) Arti :

a) Garis rekat yang terbuka pada bagian tepi

b) Pengelupasan finir pada bagian tepi kayu lapis

2) Penyebab : Pelaburan perekat tidak merata, perekat pada bagian

tepi agak kering, masa tunggu tertutup terlalu lama.

g. Gorekan

1) Arti :

a) Lekuk halus pada permukaan berupa garis

b) Cacat yang terjadi pada permukaan kayu lapis karena

goresan.

2) Penyebab : benda tajam yang menggores permukaan

Page 36: ANALISIS RENDEMEN VENEER BERDASARKAN SKRIPSI MUH ... - …

18

h. Ketebalan tidak rata

1) Arti :

a) Kerangaman tebal yang terdapat pada satu lembar

b) Ada keragaman tebal pada satu lembar kayu lapis

2) Penyebab : Permukaan finir yang kurang baik

i. Lekuk

1) Arti : Bagian yang cekung pada lapisan luar

2) Penyebab : Benda tumpul yang membentur Permukaan

j. Lepuh

1) Arti :

a) Pemisahan lapisan pada tempat tertentu akibat tidak ada

ikatan perekat (ISO). Dalam ISO tidak disebut mengenai

delaminasi

b) Tempat atau bagian finir yang tidak melekat, sedangkan di

sekitarnya melekat

2) Penyebab : pelaburan tidak merata, ada bagian finir yang kurang

kering

k. Noda

1) Arti : Bagian pada permukaan yang berubah warna dari warna

asli kayu karena pengaruh bahan lain. Macam noda disebut

berdasarkan macam bahan penyebabnya: noda dempul, noda oli,

noda perekat, noda pita perekat, noda minyak, noda kapur

Page 37: ANALISIS RENDEMEN VENEER BERDASARKAN SKRIPSI MUH ... - …

19

berwarna. Dalam ISO tidak disebut noda tetapi ada pnembusan

perekat (dari garis rekat)

2) Penyebab : Ada bahan yang mengenai permukaan sehingga pada

bagian itu berwarna

l. Partikel asing

1) Arti : benda kcil yang bukan merupakan bahan baku yang

melekat pada permukaan atau bagian lain.

2) Penyebab : Ada partikel asing yang secara tidak sengaja ada

dipermukaan atau bagian lain.

m. Pecah

1) Arti : Serat terpisah yang menembus ketebalan finir

2) Penyebab : berasal dari pecahan kayu, pengeringan finir yang

tidak sesuai, penangann finir yang tidak hati-hati.

n. Permukaan kasar (ISO = Kekerasan)

1) Arti : Keadaan tidak rata pada permukaan

2) Penyebab : Struktur kayu tidak baik, pembuatan finir yang tidak

baik

o. Potongan kasar (ISO = cacat pada tepi panel karena pengampelasan

atau penggergajian)

1) Arti : Ketidakrapihan bagian tepi panel

2) Penyebab : Proses pengampelasan atau penggergajian yang tidak

baik

Page 38: ANALISIS RENDEMEN VENEER BERDASARKAN SKRIPSI MUH ... - …

20

p. Retak melintang

1) Arti : Serat terpisah yang tidak menembus ketebalan finir

dengan arah tidak sejajar dengan arah serat.

2) Penyebab : Sewaktu penebangan, batang pohon menimpa benda

keras,.

q. Sambungan

1) Arti : aris pertemuan sisi tebal antara dua lembar finir pada

bidang yang sama

2) Penyebab : ukuran finir yang lebih kecil dari pada ukuran kayu

lapis yang akan dibuat

r. Sisipan

1) Suatu bentuk tambalan yang sempit memanjang pada bagian

tepi kayu lapis (ISO = tidak harus di bagian tepi)

2) Penyebab : Ada bagian finir yang hilang pada bagian tepi

s. Tambalan

1) Arti : Penutupan cacat terbuka dengan finir dan memakai

perekat

2) Penyebab : Ada cacat terbuka

t. Tumpang tindih

1) Arti : Keadaan dimana finir salah letak sehingga menghimpit

finir di sebelahnya

2) Penyebab : Kurang hati-hati pada saat perakitan setelah

pelaburan perekat

Page 39: ANALISIS RENDEMEN VENEER BERDASARKAN SKRIPSI MUH ... - …

21

u. Ukuran kurang

1) Arti : Keadaan dimana ukuran finir lebih pendek dari pada

ukuran kayu lapis

2) Penyebab : Kurang hati-hati pada saat perakitan

3. Cacat lain

Macam dan keadaan cacat banyak sekali sihinga tidak praktis

bila semua dimasukkan dalam standard. Karena itu menurut ISO ada

cacat lain untuk menampung cacat yang belum disebutkan.

Cara penilaiannya adalah membandingkan dengan cacat yang

sudah disebutkan yang hamper sama. Walaupun dalamSNI tidak

sebutkan cacat lain, tetapi dalam kenyataan di lapangan bila ada cacat

lain, diperhatikan juga missal lubang bekas baku dengan

memperhatikan besar lubang. Standard lain yang mengenai cacat lain

adalah Standar Inggris, Standar Jepang

Core adalah lapisan tengah kedua bila penyusunan kayu lapis

terdiri dari 3 (tiga) lapisan tetapi bisa menjadi lapisan bukan kedua bila

kayu lapis tersusun lebih dari 3 (tiga) lapisan atau disebut ply. Merupakan

lapisan yang terdiri dari paduan 4 (empat) atau lebih potongan bahan

(kayu yang telah menjadi lembaran tipis atau hasil kupasan mesin rotary)

kemudia di susun dan dijahit dengan benang khusus dan diberi lem khusus

juga sehingga menghasilkan bentuk 1 (satu) lembaran besar.

Keunggulan dari kayu lapis dibandingkan dengan kayu solid

adalah dimensinya lebih stabil, tidak pecah atau retak pada pinggirannya

Page 40: ANALISIS RENDEMEN VENEER BERDASARKAN SKRIPSI MUH ... - …

22

jika dipaku, keteguhan tarik tegak lurus serat lebih besar, ringan

dibandingkan luas permukaannya, bidang luas dapat ditutupi dalam waktu

yang singkat, kuat pegang sekrupnya relative tinggi serta warna, tekstur

dan seratnya dapat diseragamkan sehingga corak atau polanya bisa

simetris.

2.3.2 Penggolongan Kayu Lapis

Berdasarkan penggunaanya, kayu lapis dikelompokkan menjadi

dua bagian yaitu interior dan ekstorior playwood.

Berdasarkan jenis perekat yang dipergunakan, pengelompokan

kayu lapis dibedakan menjadi dua:

1. Kayu lapis interior yaitu kayu lapis yang penggunaannya di dalam

ruangan atau dengan kata lain langsung terekpos oleh kondisi

lingkungan luar ruangan, perekat yang dipergunakan adalah perekat

interior seperti UIF, MF dan MUF.

2. Kayu lapis Eksterior yaitu kayu lapis yang penggunaannya di luar

ruangan yang terekspos langsung dengan kondisi luar ruangan, perekat

yang dipergunakan adalah perekat eksterior seperti PF.

Berdasarkan vinir mukanya, kayu lapis dikelompokkan menjadi:

1) Ordinary Playwood yaitu kayu lapis dimana veneer mukanya

dihasilkan dari proses rotaty cutting.

2) Fancy Playwood yaitu kayu lapis dimana veneer mukanya terbuat dari

kayu-kayu indah dan dihasilkan dari proses slice cutting atau rotaty

cutting

Page 41: ANALISIS RENDEMEN VENEER BERDASARKAN SKRIPSI MUH ... - …

23

2.3.3 Manfaat atau Kegunaan Kayu Lapis

Menurut Massijaya (2006), penggunaan kayu lapis dikelompokkan

menjadi:

1. Kontruksi Bangunan

a. Panelling: Penyekat ruang, pintu, jendela

b. Bahan pelapis

c. Lantai

d. Sidding: dinding

e. Plywood

2. Kontruksi alat-alat transportasi

a. Pesawat terbang: pelapis dinding bagian dalam

b. Kereta api: atap, lantai, dinding

c. Truk dan trailer: body

2.3.4 Bahan Baku Kayu Lapis

Pernyaratan bahan baku untuk kayu lapis dikelompokan menjadi:

1. Face Venner

a. Diameter minimal 45 cm

b. Log harus lurus, bulat dan silindris

c. Kayu harus segar

d. Tidak terdapat cacat kayu

e. Tidak terdapat mata kayu tidak sehat

2. Core Veneer

a. Diameter minimal 45 cm

Page 42: ANALISIS RENDEMEN VENEER BERDASARKAN SKRIPSI MUH ... - …

24

b. Log minimal 85% silindris

c. Diperbolehkan adanya bagian yang bengkok asal tidak parabola

d. Kayu harus segar

e. Boleh ada cacat kayu barupa mata kayu sehat, lapuk hati

(diameternya kurang dari 1/3 diameter bontos)

2.3.5 Proses Pembuatan Kayu Lapis (Plywood)

Masiijaya (2006) mengemukakan bahwa urutan proses dalam

pembuatan kayu lapis adalah sebagai berikut:

1. Seleksi Log

Log yang akan dipergunakan sebagai kayu lapis diseksi mulai

dari ukuran, bentukk, dan kondisinya terhadap cacat-cacat yang masih

diperbolehkan.

2. Perlakkuan Awal Pada Log

Perlakkuan awal ini ditunjukkan untuk memudahkan dalam

proses pengupasan log, terutama untuk kayu yang memmiliki

kerapatan tinggi. Beberapa perlakuan awal pada log diantaranya

adalah pemanasan log (dengan air panas, uap panas, uap panas

bertekanan tinggi, listrik, memaksa air/uap panas masuk dari arah

longitudinal.

3. Pengupasan

Tsoumis (1991) mengemukakan bahwa ada tiga metode

pengupasan veneer yaitu Rotay cutting, slicing/sayat, sawing. Proses

pelling memproduksi lembaran veneer yang kontinyu, sedangkan

Page 43: ANALISIS RENDEMEN VENEER BERDASARKAN SKRIPSI MUH ... - …

25

slicing memproduksi lembaran veneer yang terputus. Pelling

kebanyakan dipergunakan dalam pembuatan kayu lapis tipe ordinary

sedangkan slicing untuk fancy plywood. Veneer yang diproduksi

dengan proses rotaty cutting menghasilkan dua sisi yaitu sisi luar

(tight side) dan sisi dalam (loose side). Bagian loose side ini

merupakan bagian yang terdapat retak akibat pengupasan yang dikenal

dengan leathe check.

4. Penyortira Veneer

Kegiatan ini dilakukan untuk menseleksi veneer setelah proses

pengupasan, veneer dipisahkan antara yang rusak dengan yang tidak

serta veneer untuk bagian face dan core.

5. Pengeringan Veneer

Kegiatan ini bertujuan untuk mengurangi kadar air veneer

sehingga dapat menghindarkan terjadinya blister pada kayu lapis

setelah dilakukan pengempaan panas. Tsoumis (1991) mengemukakan

bahwa temperature dalam pengeringan veneer sekitar 60-180ºC

tergantung pada jenis kayu, kadar air awalnya, ketebalan veneer.

6. Perekatan

Aplikasi perlaburan perekat pada kayu lapis dapat dilakukan

dengan cara roller coater, curtain coater, spry coater, atau liquid and

foam extruder (Youngquist, 1999). Perekat yang dapat dipergunakan

dalam pembuatan kayu lapis antara lain Phenol Formaldehyde (PF),

Urea Formaldehyde (UF), Melamine Urea Formaldehyde (MUF),

Page 44: ANALISIS RENDEMEN VENEER BERDASARKAN SKRIPSI MUH ... - …

26

Polyurethane dan Isocyana (vick, 1999). Tsoumis (1991)

mengemukakan bahwa berat labur (jumlah perekat yang dipersiapkan

per satuan luas permukaan veneer) antara 100-500 / tergantung

dari beberapa faktor seperti jenis kayu, jenis perekat serta cara

pelaburannya.

7. Pengempaan

Menurut Tsooumis (1991) pengempaan dikelompokkan

menjadi 2 (dua) yaitu hot press (kempa panas) dan cold press (kempa

dingin). Sebagian besar kayu lapis diproduksi dengan menggunakan

kempa panas. Besarnya tekanan berkisar 100-250 psi tergantung pada

kerapatan kayunya. Untuk jenis kayu berkerapatan rendah (100-150

psi), untuk jenis kayu berkerapatan sedang (150-200 psi), serta untuk

kayu berkerapatan tinggi (200-250 psi). Besarnya temperatur

pengempaan terantung pada jenis perekat yang digunakan. UF (120ºC)

dan PF (150ºC). Kempa dingin dilakukan apabila perekat yang dipakai

adalah perekat alami atau perekat sintetik yang mengeras pada suhu

ruang. Besarnya tekanan pada pengempaan dingin berkisar antara

150-350 psi tergantung pada kerapatan kayu. Penggunaan

pengempaan dingin (tekanan mekanik ataupun klem) sulit untuk

mendapatkan keseragaman ketebalan pada kayu lapis yang dibuat.

8. Pengkondisian

Page 45: ANALISIS RENDEMEN VENEER BERDASARKAN SKRIPSI MUH ... - …

27

Pengkondisian dilakukan bertujuan untuk mengurangi sisa

tegangan akibat proses pengempaan serta menyesuaikan dengan

kondisi lingkungan. Biasanya dilakukan selama 1-2 minggu.

2.3.6 Sortimen Kayu Lapis (Plywood)

Pada mulanya kayu lapis (plywood) yang dibuat di Indonesia

dengan tujuan utama memenuhi kebutuhan akan peti teh. Oleh sebab itu

ukuran panjang dan lebar kurang dari 1 m maksimum 60 cm x 40 cm.

Pembuatan kayu lapis berbentuk panel dengan ukuran 2,44 x 1,22 m pada

tahun 1968 sedangkan untuk kebutuhan khusus dibuat kyu lapis dengan

ukuran 2,13 m x 0,91 m ; 2,5 m x 1,5 m. Tebal kayu lapis antara 2,5 mm

sampai dengan 25 mm. Persyaratan umum yang harus dipenuhi meliputi

ukuran panjang, lebar, tebal, siku, kadar air dan keadaan venir. Bila kayu

lapis tidak memenuhi syarat ini, berarti hasilnya ditolak.

Ukuran panjang dan lebar diukur dengan menggunakan meter (alat

untuk mengukur panjang) sedangkan tebal diukur dengan alat ukur

Caliper atau Micrometer.

Dalam hal ukuran, perlu adanya toleransi, dan toleransi ini dibuat

berdasarkan standar dari masing-masing negara. Contoh:

1. Untuk Standar Indonesia

a. Panjang dan lebar ± 3 mm

b. Tebal ± 5 % untuk tebal sampai dengan 6 mm dan ± 3 % untuk

tebal > 6 mm

Page 46: ANALISIS RENDEMEN VENEER BERDASARKAN SKRIPSI MUH ... - …

28

2. Standar Jepang 1973 

a. Panjang ± 1,5 mm

b. Lebar ± 1,0 mm

c. Jika panjang dan lebar dilakukan untuk 10 panel secara serentak

maka toleransi = 0

d. Tebal kurang dari 3 mm ± 5 %

1. 3 mm – 7 mm ± 4 %

2. 7mm - 20 mm ± 3 %

3. > 20 mm ± 2 %

Siku ukur berdasarkan perbedaan panjang diagonal atau perbedaan

garis siku dengan menggunakan meter. Standar Indonesia (1972)

perbedaan panjang maximum 0,25 % sedangkan berdasarkan standar

Jepang perbedaan panjang diagonal maximum 3,2 mm.

Mengingat hasil produk kayu lapis untuk berbagai negara dengan

standar yang berbeda, maka karakter dari masing-masing negara juga

berbeda-beda dalam hal ukuran. Ada yang menggunakan satuan Inggris

(feet) ada pula yang menggunakan satuan metrik. Dalam pemasaran kayu

lapis juga terdapat perbedaan dalam penulisan label pada masing-masing

paking dari kayu lapis.

2.4 Industri Kayu

Industri adalah suatu usaha atau kegiatan pengolahan bahan mentah

atau barang setengah jadi menjadi barang jadi barang jadi yang memiliki nilai

tambah untuk mendapatkan keuntungan. Usaha perakitan atau assembling

Page 47: ANALISIS RENDEMEN VENEER BERDASARKAN SKRIPSI MUH ... - …

29

dan juga reparasi adalah bagian dari industri. Hasil industri tidak hanya

berupa barang, tetapi juga dalam bentuk jasa. Industri sekunder adalah

industri yang bahan mentah diolah sehingga menghasilkan barang-barang

untuk diolah kembali. Misalnya adalah pemintalan benang sutra, komponen

elektronik, dan sebagainya (Organisasi Komunitas dan Perpustakaan Online

Indonesia, 2006).

Suatu produk dibuat melalui proses pengolahan dari bahan baku

menjadi barang setengah jadi dan akhirnya menjadi barang jadi (finished

goods) berdasarkan mutu yang diciptakan. Secara umum pengertian produksi

adalah suatu proses di mana barang atau jasa diciptakan (production is the

process by which goods and services are created). Proses produksi terjadi

karena adanya interaksi antara berbagai faktor produksi seperti input (berupa

bahan baku, tenaga kerja, mesin, dan sebagainya) bersatu padu untuk

menciptakan barang (jasa) yang mempunyai nilai tambah dan nilai guna yang

lebih tinggi yang diperlukan konsumen. Hal ini perlu ditekankan bahwa

konsep memproduksi barang dengan cara asal jadi harus sepenuhnya

ditinggalkan (Nurdin, 2009).

2.5 Rendemen

Rendemen adalah perbandingan antara out put dan input yang

dinyatakan dalam persen, atau rendemen merupakan perbandingan volume

kayu lapis yang dihasilkan dan volume log yang digunakan, secara umum

dalam satuan persen. Nilai rendemen dapat digunakan sebagai kriteria

keberhasilan proses produksi, sebagai dasar perhitungan biaya produksi

Page 48: ANALISIS RENDEMEN VENEER BERDASARKAN SKRIPSI MUH ... - …

30

(harga pokok) dan untuk mengetahui besarnya limbah yang terjadi dalam

proses penggergajian. Pengukuran rendemen di lapangan dapat dilakukan

dengan dua cara, yaitu cara percobaan penggergajian dan cara statistik

(Dephutbun, 1999).

Rendemen ini dapat dibedakan antara rendemen kwantita dan

rendemen kwalita. Dalam proses produksi biasanya kalau kita ingin

menghasilkan Sortimen Kwalita maka Kwantitanya akan dikorbankan tetapi

apabila kita ingin kwalita yang tinggi berarti Kwantitanya yang dikorbankan.

Oleh sebab itu dalam suatu proses produk dapat berjalan dengan baik maka

kedua bentuk sortimen tersebut harus berjalan secara bersamaan sampai

mencapai hasil yang optimal. Dari penentuan rendemen Kwantita sortimen

satu proses produk maka dapat kita tentukan besar limba yang terjadi dalam

proses tersebut.

Tinggi rendahnya rendemen dipengaruhi oleh berbagai faktor yang

saling berinteraksi dalam suatu kilang penggergajian. Walau tidak satupun

kilang penggergajian yang sama satu dengan yang lain, namun faktor yang

mempengaruhi rendemen umumnya sama antar satu kilang penggergajian

dengan yang lainnya. Dephutbun (1999) yang menyebutkan faktor-faktor

tersebut dapat dikelompokkan sebagai berikut :

2.5.1 Keadaan Log

Keadaan log yang mempengaruhi rendemen adalah diameter,

panjang, taper, kebundaran dan kualitas log. Rendemen semakin

meningkat dengan bertambahnya diameter log. Kekecualian dari hubungan

Page 49: ANALISIS RENDEMEN VENEER BERDASARKAN SKRIPSI MUH ... - …

31

tersebut dapat terjadi bila log tersebut terlalu besar, biasanya ditemui pada

kayu keras tropis. Log ini biasanya sudah terlalu tua, banyak mengandung

bagian yang tidak sehat atau gerowong. Log yang panjang pada

hakekatnya tidak mempengaruhi rendemen dengan asumsi tapernya nol

sehingga dapat diperoleh kayu gergajian dengan panjang penuh (full

lenght lumber). Akan tetapi semakin panjang log biasanya mengandung

taper semakin besar sehingga rendemen menurun. Penurunan rendemen

sangat nyata pada panjang lebih dari 5 m. Hal ini karena banyak kayu yang

hilang menjadi sebetan. Hubungan antara taper dan rendemen adalah

semakin besar taper maka rendemen semakin turun. Log yang berkualitas

rendah akan menghasilkan rendemen yang rendah pula. Hal ini terutama

disebabkan bagian kayu yang cacat harus dibuang untuk meningkatkan

kekuatan dan penampilan kayu gergajian sehingga rendemen menurun.

2.5.2 Kondisi dan Pemeliharaan Mesin

Pada kondisi mesin yang baik, bagian-bagian peralatannya akan

berfungsi dan beroperasi dengan lancar serta memberikan akurasi yang

tinggi dibandingkan dengan mesin yang kurang baik. Semua mesin-mesin

tersebut di atas apabila tidak dipelihara dengan baik maka ketepatan kerja

semakin lama semakin menurun. Hal ini menyebabkan variasi

penggergajian dari mesin tersebut semakin lama semakin tinggi. Semakin

tinggi variasi penggergajian rendemen semakin rendah.

Berdasarkan Peraturan Direktorat Jendral Bina Produksi

Kehutanan Nomor P.13/VI-BPPHH/2009 tentang Rendemen Kayu Olahan

Page 50: ANALISIS RENDEMEN VENEER BERDASARKAN SKRIPSI MUH ... - …

32

Industri Primer Hasil Hutan (IPHHK); bahwa kayu gergajian dengan

bahan baku kayu bulat diameter kecil hutan tanaman (termasuk sengon),

rendemen yang ditentukan adalah 61-77 %.

2.6 Teknik Pengukuran Kayu Bulat

2.6.1 Pengertian Kayu Bulat (Logs)

Pengertian kayu bulat atau logs adalah bagian batang/cabang dari

suatu jenis kayu selain jenis kayu jati, terdiri dari kayu bulat asal hutan

alam, kayu bulat asal hutan tanaman dan kayu bulat mewah. Berdasarkan

ketentuan maka kayu bulat dapat digolongkan atas tiga golongan: Kayu

Bulat Besar (KBB) yaitu kayu bulat yang berdiameter 30 cm atau lebih;

Kayu Bulat Sedang (KBS) adalah kayu bulat yang berdiameter antara 20 –

29 cm dan Kayu Bulat Kecil (KBK) adalah kayu bulat yang berdiameter

kurang dari 20 cm.

Dalam tujuan perdagangan maka volumenya akan lebih kecil bila

dibandingkan dengan volume yang sebenarnya. Hal ini karena sifat dari

perdagangan adalah mencari keuntungan yang sebesar-sebesarnya dan

biasanya dilakukan pembulatan kebawah. Mengingat peranan pengukuran

dan penetapan volume kayu bulat rimba banyak berkaitan dengan nilai

uang, maka cara-cara pengukuran dan penentuan volume kayu bulat telah

ditetapkan .

Maksud dilakukannya pengukuran kayu bulat rimba adalah untuk

menentukan ukuran panjang dan diameter kayu bulat rimba sehingga dapat

ditentukan besarnya 29 volume kayu bulat tersebut. Tujuan dilakukan

Page 51: ANALISIS RENDEMEN VENEER BERDASARKAN SKRIPSI MUH ... - …

33

pengukuran kayu bulat rimba adalah agar diperoleh keseragaman dari

berbagai pihak yang berkepentingan dalam menentukan ukuran panjang

dan diameter serta menentapkan isi (volume) kayu bulat rimba yang

dimanfaatkan antara lain sebagai dasar untuk menentukan harga jual,

perhitungan laba rugi perusahaan, perhitungan upah dan statistik hasil

hutan kayu bulat. Dalam pengukuran ini akan dibahas volume kayu bulat

berdasarkan SK Dirjen Bina Produksi Kehutanan Nomor:

P.14/VI/BIKPHH/2009, tanggal 10 November 2009 tentang: Metoda

pengukuran kayu bulat rimba Indonesia.

2.6.2 Alat Ukur Kayu Bulat (Logs)

Alat ukur yang digunakan untuk pengukuran kayu bulat dapat

berupa tongkat ukur (Scale stick) untuk mengukur garis tengah /diameter

kayu bulat dan Pita ukur yang terbuat dari bahan yang tidak mudah

memuai dan menyusut, serta tidak mudah patah atau putus dan mudah

dipergunakan untuk mengukur panjang kayu bulat. Peralatan pengukuran

kayu bulat rimba Indonesia sebagai mana tersebut diatas harus dilapor dan

diregister oleh Balai Sertifikasi Pengujian Hasil Hutan dan untuk

menjamin ketepatan ukuran, maka secara priodik harus dikalibrasi oleh

instansi yang berwenang.

2.6.3 Pengukuran Diameter Kayu Bulat (Logs)

Pengukuran diameter untuk kayu bulat yang berasal dari hutan

alam dan hutan tanaman dengan panjang lebih dari 5 m maka

persyaratannya adalah sebagai berikut:

Page 52: ANALISIS RENDEMEN VENEER BERDASARKAN SKRIPSI MUH ... - …

34

1. Pengukuran diameter pada kedua bontos dilakukan tanpa kulit. kayu

dalam satuan centimeter dengan kelipatan 1 cm penuh.

2. Pengukuran diameter pada tiap bontos dilakukan dengan cara

mengukur diameter terpendek melalui pith/pusat bontos; kemudian

diukur diameter terpanjang juga melalui pith/pusat bontos dan rata-

rata ukuran diameter dari bontos tersebut merupakan diameter dari

bontos tersebut merupakan diameter dari bontos yang bersangkutan

(d).

3. Diameter kayu bulat (d) diperoleh dengan cara menghitung rata-rata

ukuran diameter pangkal (dp) ditambah dengan diameter ujung (du).

Contoh :

Ukur garis tengah terpendek (d1) dan garis tengah terpanjang (d2)

yang melalui pusat bontos (B) pada Bu kemudian dirata-ratakan (du).

Ukur garis tengah terpendek (d3) dan garis tengah terpanjang (d4) melalui

pusat bontos (B) pada Bp kemudian dirataratakan (dp). Diameter kayu

bulat rimba (d) adalah rata-rata dari du dan dp.

Gambar 1. Cara pengukuran diameter logs

Page 53: ANALISIS RENDEMEN VENEER BERDASARKAN SKRIPSI MUH ... - …

35

2.7 Kerangka Pikir

Gambar 2. Kerangka Pikir Penelitian

Berdasarkan Gambar 2. dapat dijelaskan bahwa penelitian pada PT.

Katingan Timber Celebes merupakan objek penelitian yang bergerak di

bidang indutri kayu lapis atau plywood. Kayu Log merupakan kayu yang

menjadi bahan baku dasar dalam industri ini. Rendemen yang akan diteliti

dalam penelitian ini adalah rendemen berdasarkan kelas diameter kayu log.

PT. KTC (Katingan Timber Celebes)

Makassar

Kayu Log

Kelas Diameter Kayu

Veneer

Rendemen Berdasarkan

Kelas Diameter

Page 54: ANALISIS RENDEMEN VENEER BERDASARKAN SKRIPSI MUH ... - …

36

III. METODE PENELITIAN

3.1 Tempat dan Waktu

Penelitian ini akan dilakukan di PT. Katingan Timber Celebes (KTC)

Jl. Ir. Sutami Makassar pada bulan Juli - Agustus 2019

3.2 Bahan dan Alat

Bahan dan alat penelitian yang digunakan antara lain adalah sebagai

berikut : crayon atau kapur tulis untuk memberi tanda pada kayu bulat yang

terpilih sebagai contoh sampel,tally sheet dan alat tulis menulis untuk

mencatat hasil pengukuran, kalkulator untuk menghitung dan mengolahan

data, kamera untuk dokementasi penelitian, meteran untuk mengukur

diameter kayu log.

3.3 Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data informasi yang diperlukan dalam penelitian

ini dikumpulkan melalui dua tahapan, yaitu sebagai berikut :

3.3.1 Studi Pustaka (Library Research)

Studi pustaka adalah penelitian yang dilakukan oleh peneliti

dengan mengumpulkan sejumlah buku-buku, majalah, liflet yang

berkenaan dengan masalah dan tujuan penelitian. Buku tersebut dianggap

sebagai sumber data yang akan dioleh dan dianalisis seperti banyak

dilakukan oleh ahli sejarah, sastra dan bahasa. Penelitian yang dilakukan

dengan cara menelaah dan membandingkan sumber kepustakaan untuk

memperoleh data yang bersifat teoritis. Disamping itu dengan

menggunakan studi pustaka penulis dapat memperoleh informasi tentang

Page 55: ANALISIS RENDEMEN VENEER BERDASARKAN SKRIPSI MUH ... - …

37

teknik-teknik penelitian yang diharapkan, sehingga pekerjaan peneliti

tidak merupakan duplikasi.

3.3.2 Studi Lapangan (Field Research)

Studi lapangan yaitu peninjauan yang dilakukan langsung oleh

penulis pada PT. Katingan Timber Celebes (KTC) yang menjadi objek

penelitian dengan tujuan yakni, mengetahui rendemen kayu berdasarkan

kelas jenis dan diameternya pada perusahaan tersebut, disamping itu

penulis juga melakukan suatu penelitian dengan cara sebagai berikut:

1. Observasi (Observation)

Observasi adalah suatu aktivitas pengamatan terhadap suatu

objek secara cermat dan langsung di lokasi penelitian, serta mencatat

secara sistematis mengenai gejala-gejala yang diteliti.

2. Wawancara

Wawancara yaitu pengumpulan data dengan cara

berkomunikasi secara langsung dengan pimpinan instansi dan bagian-

bagian yang menangani masalah yang diteliti.

3. Dokumentasi

Dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal atau

variable yang mengenai catatan buku, media elektronik, media cetak

dan sebagainya. Data yang diperoleh dengan cara mengambil data

laporan keuangan dengan mengajukan surat penelitian

Page 56: ANALISIS RENDEMEN VENEER BERDASARKAN SKRIPSI MUH ... - …

38

3.4 Populasi dan Sampel

3.4.1 Populasi

Populasi menurut Sugiyono (2010:80) adalah sebagai berikut :

“Wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek yang

mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh

peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.” Populasi

yang akan digunakan oleh peneliti dalam penelitian ini adalah Kayu log

pada PT. KTC (Katingan Timber Celebes) Makassar.

3.4.2 Sampel

Sampel menurut Bailey yang dikutip oleh Prasetyo (2010:119)

adalah bagian dari populasi yang ingin diteliti. Menurut Sugiyono

(2010:81), sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang

dimiliki oleh populasi tersebut. Sampel yang digunakan pada penelitian ini

adalah rendemen berdasarkan jenis Kayu, kelas diameter dan panjang

kayu, jumlah dan ukuran sortimen kayu hasil produksi, kualitas kayu ,

pada PT. KTC (Katingan Timber Celebes) Makassar.

Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini yaitu periode

produksi selama satu bulan sesuai dengan stok kayu bulat atau bahan baku

yang dimiliki oleh perusahaan dan akan diolah menjadi kayu lapis.

3.5 Jenis dan Pengolahan Data

3.5.1 Jenis data

Jenis data yang dikumpulkan di dalam penelitian ini terdiri dari

data primer dan data sekunder.

Page 57: ANALISIS RENDEMEN VENEER BERDASARKAN SKRIPSI MUH ... - …

39

1. Data Primer

Data Primer di dalam penelitian ini meliputi : kualitas kayu

bulat, panjang dan diameter kayu bulat, panjang, lebar dan tebal kayu

hasil penggergajian, jumlah sortimen masing-masing bahan baku.

2. Data Sekunder

Data sekunder yang dikumpulkan untuk melengkapi hasil

penelitian ini meliputi : data pokok perusahaan, tenaga kerja, mesin dan

peralatan penggergajian.

3.5.2 Pengolahan Data

Pengelolaan data yang digunakan di dalam penelitian ini terdiri

dari :

1. Pengukuran diameter

Pengukuran diameter dilakukan terhadap kedua bontos,

diameter terpendek melalui pusat bontos diukur terlebih dahulu

kemudian terpanjang melalui pusat bontos. Hasil dari pengukuran

tersebut diolah dengan menggunakan berdasarkan rumus Brereton

Metrik, yaitu :

=+

2=

12 + +

12 +

2

dimana :

D = Diameter DP = Diameter pangkal DU = Diameter ujung d1 = Diameter terpendek melalui pusat bontos pada bontos

pangkal d2 = Diameter terpanjang melalui pusat bontos pada bontos

Page 58: ANALISIS RENDEMEN VENEER BERDASARKAN SKRIPSI MUH ... - …

40

pangkal d3 = Diameter terpendek melalui pusatbontos pada bontos

ujung d4 = Diameter terpanjang melalui pusatbontos pada bontos

ujung

2. Pengukuran panjang

Menentukan jarak terpendek antara kedua bontos sejajar sumbu

kayu dengan kelipatan 10 cm penuh dan spilasi 10 cm

3. Volume Kayu Bulat

Penetapan isi (volume) kayu bulat rimba dengan penetapan isi

(volume) kayu bulat rimba dilakukan berdasarkan panjang dan diameter

yang diperolah dari hasil pengukuran, kemudian dicari dalam tabel isi

kayu bulat rimba. Tabel isi kayu bulat rimba diperoleh berdasarkan

rumus Brereton Metrik, yaitu :

=1

4 × ×

10000

dimana :

V = Volume/Isi kayu bulat rimba (m3) D = Diameter kayu bulat(cm) L = Panjang kayu bulat (m)

1/4 = 1/4 . 3,1416 = 0,7854

4. Rumus menghitung volume bahan di Relling

=1

4− ×

Ket :

= 3.14 Dp = Diameter Penuh (Bobbin + veneer) Db = Diameter Bobbin (0,17 m) P = panjang veneer (m)

Page 59: ANALISIS RENDEMEN VENEER BERDASARKAN SKRIPSI MUH ... - …

41

5. Rumus menghitung pieces (lembar) veneer di Relling

=

14 − ×

× ×

Ket :

= 3.14 Dp = Diameter Penuh (Bobbin + veneer) Db = Diameter Bobbin (0,17 m) P = panjang veneer (m)

L = lebar veneer (m) T = Tebal veneer

6. Volume veneer

Volume kayu veneer dihitung dengan menggunakan rumus

Brereton Metrik, yaitu:

=× × × ∑

1000

Dimana : V = Volume veneer (m³) P = Panjang veneer (m) L = Lebar veneer (cm) T = Tebal veneer (cm)

7. Rendemen Veneer

Setelah volume kayu bulat dan volume lembaran veneer

diketahui maka rendemen veneer dapat dihitung dengan menggunakan

rumus :

= × 100 %

Dimana : R = Rendemen veneer (%) Output = Volume veneer (m³) Input = Volume Kayu Log (m³)

Page 60: ANALISIS RENDEMEN VENEER BERDASARKAN SKRIPSI MUH ... - …

42

3.6 Defenisi operasional

Definisi Operasional adalah definisi yang didasarkan atas variable

yang diamati. Dan secara tidak langsung, mengacu pada bagaimana

mengukur suatu variable.

Berdasarkan pengertian tersebut, maka batasan-batasan operasional

yang digunakan dalam penelitian ini mencakup beberapa yaitu :

1) Rendemen adalah perbandingan volume kayu lapis yang dihasilkan dan

volume log yang digunakan, secara umum dalam satuan persen.

2) Kayu lapis adalah suatu produk panil-panil kayu yang diperoleh dengan

cara menyusun secara bersilangan dari lembaran-lembaran veneer yang

dikombinasikan dengan papan, strip, papan partikel, papan serat, atau

lainnya yang diikat dengan perekat bantuan perlakuan berupa pemberian

panas (elib.unikom.ac.id, 2013). Kayu lapis biasanya memiliki lapisan

(ply) berjumlah ganjil yakni 3 lapisan hingga 9 lapisan.

3) Kayu bulat atau logs adalah bagian batang/cabang dari suatu jenis kayu

selain jenis kayu jati, terdiri dari kayu bulat asal hutan alam, kayu bulat

asal hutan tanaman dan kayu bulat mewah.

4) Diameter memiliki definisi sebagai garis lurus yang melalui titik tengah

suatu lingkaran. Berdasarkan pengertian tersebut maka pengukuran

diameter di bidang kehutanan, khususnya dalam ilmu ukur kayu

dilakukan pada batang pohon berdiri, bagian pohon yang dipotong dan

cabang.

Page 61: ANALISIS RENDEMEN VENEER BERDASARKAN SKRIPSI MUH ... - …

43

IV. KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIANPENELITIAN

4.1 Sejarah Singkat Pendirian dan Perkembangan PT. Katingan Timeber

Celebes (KTC)

PT. Katingan Timber Celebes (dahulu PT. Katingan Timber

Company) didirikan dalam rangka PMA yang permodalaannya

permodalannya yang merupakan join venture anatara PT. Sarvha Ana (swasta

Indonesia) dengan Mistui Overseas Forestry Development Co. Ltd.(swasta

jepang) berdasarkan akta notaris kartini mulyadi, SH. No. 11 tanggal 4

september 1973.

Setelah memperoleh pengesahan akte pendirian oleh menteri

kehakiman No.YA.5/401/20, tanggal 25 oktober 1973, yang termuat dalam

berita Negara RI pada tanggal 21 Desember 1973, maka perusahan secara

resmi berdiri sebagai perusahaan berbadan hukum, yang bergerak dibidang

pengusahaan hutan dan penjualan hasil hutan (logging).

Pada awal berdirinya, perusahaan ini memiliki modal dasr sebesar US

$.1.000.000 dan hak pengusahaan hutan seluas 110.000 ha di sampit,

Kalimantan tengah. Sejalan dengan keluarnya kebijaksanaan pemerintah

Indonesia yang mebatasi ekspor kayu bulat dan mewajibkan para pemegang

hak pengusahaan untuk mendirikan pabrik pengolahan kayu, maka pada

tahun 1980 manajemen perusahaan melakukan perluasan usaha dengan

mendirikan pabrik kayu lapis. Adanya perluasan ini adalah merupakan

kerjasama antara PT. Mas Kumambang, PT. Sarvha Ana dan mitsui Dverseas

forestry Development Co. Ltd, serta Mitsui Lumber dan Mitsui Co.

Page 62: ANALISIS RENDEMEN VENEER BERDASARKAN SKRIPSI MUH ... - …

44

Melalui surat persetujuan perluasan dari BKPM No. 09/II/PMA/1982,

tanggal 25 mei 1982, maka berdirilah pabrik kayu lapis di Makassar, dengan

kapasitas 53.550 m3. Sejalan dengan perluasa usah ini, maka kepemilikan

saham dan jumlah modal juga mengalami perubahan sesuai dengan akta

notaris Raden Soerajo Wongsowidjojo, SH, No. 25 tanggal 22 september

1992, yakni Mitsui Overseas Forestry Development Co. Ltd, Mitusi Limber,

PT. sarvha Ana dan PT. Mas Kumambang dengan modal sebesar US

$,4.000.000.

Pertimbangan dipilihnya Makassar sebagai lokasi pabrik kayu lapis

adalah karena tersediaannya tenaga kerja yang murah, jalur transportasi darat

kepelabuhan yang cukup baik dan mudah serta jalur transportasi laut pabrik

cukup mudah dan lancar disamping untuk meraih pasar lokal khususnya

kawasn timur Indonesia.

Pabrik di Makassar ini dibangun bulan agustus 1982 dan mulai

berproduksi secara komersial pada bulan januari 1984.

Adapun sumber bahan baku untuk produksinya adalah:

1. Areal HPH PT. Katingan Timber Company seluas 110.000 ha, di

Kalimantan Tengah.

2. Areal HPH PT. Mas Kumambang seluas 50.000 ha di Mamuju Sulawesi

Selatan.

3. Areal HPH PT. Kayu Ara Jaya Raya seluas 112.000 ha di Kalimantan

Tengah.

Page 63: ANALISIS RENDEMEN VENEER BERDASARKAN SKRIPSI MUH ... - …

45

Berdasarkan surat persetujuan ketua BKPM No.892/A-6/1996, tanggal

5 juni 1996, kepemilikan saham mengalami perubahan, sehingga menjadi:

Mitsui & Co. Ltd. PT. Kayu Ara Jaya, PT. Sarvha Ana, Primkopad Brigif 3

Kostrad, KUD Mattirobulu, Primkopol Polres Pangkep, KPN Guru-guru SD

Kecamatan Walenrang, dan Kopkar Meranti, dengan jumlah saham menjadi

US $. 8.000.000, sesuai dengan akta notaris Singgih Susilo,SH No. 141

tanggal 31 oktober 1997. Pada tahun 2003, berdasarkan akta notaris Achmad

Abid,SH, No. 1 tanggal 3 juli 2003, kepemilikan saham mengalami

perubahan, yaitu Mitsui & Co. Ltd, Kopkar Meranti, KUD Mattirobulu, KPN

Guru-Guru SD Kecamatan Walenrang, Primkopol Polres Pangkep,

Primkopad Brigif 3 Kostrad. Pada tahun yang sama, berdasarkan akta notaris

Lisa Aryani, SH, No.3 tanggal 20 Agustus 2003 dan memperoleh pengesahan

dari Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia No. C-21540

HT.01.TH.2003, tanggal 10 September 2003, nama PT. Katingan Timber

Company berubah menjadi PT. Katingan Timber Celebes. Kemudian terjadi

perubahan kepemilikan dan jumlah saham berdasarkan akta notaris Achmad

Abid SH, No.7 tanggal 19 September 2003, yakni Mitsui & Co. Ltd dan

PT.Sarana Vida Sejahtera, dengan saham menjadi US $.26.000.000.

Berdasarkan akta notaris Achmad Abid No.5 tanggal 7 april 2004, terjadi lagi

perubahan kepemilikan saham yakni PT. MAKASSAR INTI SEJAHTERA

dan PT. GOLDEN PACIFIK COY. PTE LTD. Singapura dengan jumlah

saham 26.000 lembar senilai US $.26.000.000.

Page 64: ANALISIS RENDEMEN VENEER BERDASARKAN SKRIPSI MUH ... - …

46

Berdasarkan akta notaris Yulkhaizar Panuh SH, No 22 tanggal 18

januari 2010dan telah memperoleh pengessahan kehakiman dan Hak Asasi

Manusia No.AHU-27558.AH.01.01. tahun 2010 tanggal 01 juni 2010 terjadi

beberapa perubahan, antara lain:

1. Perubahan Penanaman Modal Asing (PMA) menjadi Penanaman Modal

Dalam Negeri (PMDN).

2. Peningkatan modal pasar perseroan dari 26.000 lembar saham senilai US

$26.000.000 menjadi 31.000 lembar saham senilai US $ 31.000.000.

3. perubahan kepemilikan saham dari PT. Inti Makasssar Sejahtera dan PT.

Golden Pasifik Coy. PTE LTD menjadi PT. Makassar Inti Sejahtera, tuan

Chandra Adiwijaya dan Tuan Cokro Suroso .

Berdasarkan akte Notaris Linaswati, SH tanggal 30 oktober 2017 dan

telah memperoleh pengesahan kehakiman dan Hak Asasi Manausia no. AHU-

0022489,,AH,,01,02 terjadi perubahan susunan dewan komisaris dan dewan

direksi :

1. Presiden komisaris : Tan Keng Liam

2. Komisaris : Hendri Sakstir

3. Presiden direktur : Eddy Lukas

4. Direktur : Cherry. S

5. Direktur operasional : FX Budiman

Saat ini jumlah karyawan yang bekerja di PT. Katingan Timber

Celebes adalah 1.400 orang terdiri dari 655 laki-laki dan 745 perempuan.

Page 65: ANALISIS RENDEMEN VENEER BERDASARKAN SKRIPSI MUH ... - …

47

4.2 Visi dan Misi Perusahaan

4.2.1 Visi

“Menjadi perusahaan sebagai produsen kayu lapis nasional yang

handal dan terpercaya dengan secara terus menerus berperran aktif di

pasar internasional serta memperhatikan mutu sumber daya manusia

dan lingkungan”

4.2.2 Misi

1. Membangun manajemen perusahaan melalui peningkatan sumber daya

manusia yang beriman, terampil, professional, proaktif dan konsistem

dalam kekaryaannya untuk mencapai sasaran yang direncanakan baik

secara perorangan maupun kelompok.

2. Memperhatikan lingkungan dengan melakukan pencegahan percemaran

dan aktifitas industri dan kegiatan pendukungnya.

3. Memberikan pelayanan yang terbaik kepada para pelanggan dengan

memperhatikan kualitas produk, harga dan ketetapan waktu pengiriman

barang.

4. Meningkatkan efisiensi pemanfaatan bahan baku untuk mencapai

optimalisasi dengan terrus mengikuti perkemangan teknologi.

5. Turut berperang aktif dalam program-program pemerintah untuk

meningkatkan penerimaan devisa Negara, penciptaan lapangan kerja,

ramah lingkungan serta kegiatan sosial melalui community development

4.3 Motto perusahaan

“MUTU DAN LINGKUNGAN ADALAH PRIORITAS KAMI”

Page 66: ANALISIS RENDEMEN VENEER BERDASARKAN SKRIPSI MUH ... - …

48

4.4 Produk dan Tujuan Pemasaran

PT. Katingan Timber Celebes memproduksi Plywood, Sawn Timber,

Polyester, Blockboard, Door Frame, Flooring, Moulding dan Lumber core

berdasarkan pesanan dan kesepakatan dengan pihak pembeli. Kapasitas

terpasang untuk produksi Plywood (77.500 /tahun), Saw Timber (24.000

/tahun), Polyester (10.000 /tahun), Blockboard (1.800 /tahun), Door

Frime (2.600 /tahun), Flooring (2.000 /tahun), Moulding (3.400

/tahun) dan Lumber Core (4.000 /tahun).

Pemasaran produk PT. Katingan Timber Celebes adalah berorientasi

ekspor. Tujuan pemasaran terbesar adalah Asia (Jepang), kemudian Eropa

dan beberapa perusahan Secondary Process asal Jepang yang membangun

pabrik pengolahan di Indonesia.

Page 67: ANALISIS RENDEMEN VENEER BERDASARKAN SKRIPSI MUH ... - …

49

4.5 Struktur Organisasi PT. Katingan Timber Celebes (KTC)

Gambar 3. Struktur Organisasi PT. Katingan Timber Celebes (KTC)

KEPALA

DEPARTEMEN

FX. BUDIMAN

MANAGEMENT

REPRESENTATIVE DJOKO DWI NUGROHO

WAKIL KEPALA

DEPARTEMEN

TANDI BASO

BIRO UMUM &

PERSONALIA

JAYADI M.THAHA

BIRO PRODUKSI

DEDDY SAPRIADI

BIRO LOGISTIK

VACANT BIRO ACCOUNTING

PERGIAN RIONALDI

B. ADMIN &

UMUM

MARIANUS KAINAMA

B.

PERSONALIA

DJOKO DWI NUGROHO

B.

LINGKUNGAN,

KESEMAIAN &

SAFETY

JAYADI M.THAHA

B. PRIMARY

PROCESS

DARWIS/ WAJIMAN/ FREDERIK

B.

SECONDARY

PROCESS

DEDDY SAPRIADI

B. PPIC

MARIANI JAFAR

B. QUALITY

ASSURANCE KUNALSAL

BUKIT

B. PEMBELIAN SAKARIAS P.

KONDO

B.

ENGINEERING

& UTILLLITY BURADI

B. LOG

SUPPLY NATSIR AZIZ

B. GUDANG

BARANG JADI SANARUDDIN

RAHIM

B. GUDANG

MATERIAL RUSTAM

SADAKATI

B. KUE & ACC

ROBERT BRUCE

Page 68: ANALISIS RENDEMEN VENEER BERDASARKAN SKRIPSI MUH ... - …

50

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Input (kayu log)

Bahan input adalah bahan yang merupakan sumber bahan utama

yang berupa kayu bulat, yang melaului beberapa tahap proses mulai dari

pengukuran, pemotongan,pembersihan,pengupasan. Jenis kayu yg

digunakan yaitu Meranti (Shorea spp) yang mempunyai ukuran diameter

serta panjang yg berbeda-beda.

Berdasarkan hasil penelitian kayu bulat yang diolah menjadi

lembaran-lembaran veneer. Kelas diameter yang diterima dan diolah PT.

Katingan Timber Celebes (KTC) dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Volume bahan baku input dalam bentuk kayu bulat berdasarkan

kelas diameter

No Kelas

Diameter Jenis Kayu

Volume Bahan

Input (m3)

1 40-44 Meranti 10.78

2 45-49 Meranti 58.22

3 50-54 Meranti 39.64

4 55-59 Meranti 34.10

5 60-64 Meranti 34.41

6 65-69 Meranti 4.31

7 70-74 Meranti 20.37

8 75-79 Meranti 18.65

Total 220.48

Sumber : Data Primer Setelah Diolah 2019

Berdasarkan Tabel 1 hasil yang diperoleh selama penelitian dari 8

kelas diameter dengan jenis kayu Meranti (Shorea spp) dapat dilihat

Page 69: ANALISIS RENDEMEN VENEER BERDASARKAN SKRIPSI MUH ... - …

51

bahwa kelas diameter yang mempunyai volume input terbesar adalah kelas

diameter 45-49 dengan volume bahan baku input 56.54 m3, hal ini

dipengaruhi oleh jumlah logs yang ada pada waktu itu.

Sedangkan kelas diameter yang mempunyai volume bahan baku

input terkecil adalah kelas diameter 65-69 dengan volume bahan baku

input 4.31 m3. Hal yang mempengaruhi tinggi rendahnya bahan input yaitu

kualitas dan kuantitas bahan baku itu sendiri.

Gambar 3. Grafik input (kayu log)

Pada gambar 3. dapat diketahui bahwa kelas diameter yang

mepunyai volume bahan input tertinggi yaitu kelas diameter 45-49 dana

kelasa diameter yang mempunyai volume bahan input terkecil yaitu kelas

diameter 65-69.

5.2 Output (Veneer)

0

10

20

30

40

50

60

70

Meranti Meranti Meranti Meranti Meranti Meranti Meranti Meranti

40-44 45-49 50-54 55-59 60-64 65-69 70-74 75-79

Volume Bahan Input (m3)

Volume Bahan Input (m3)

Page 70: ANALISIS RENDEMEN VENEER BERDASARKAN SKRIPSI MUH ... - …

52

Bahan output adalah bahan atau hasil dari bahan input yg telah

melalui beberapa proses, dimana bahan output itu sendiri merupakan

lembaran-lembaran veneer yang beasal dari hasil pengupasan kayu bulat.

Adapun hasil penelitian volume ouput berdasarkan kelas diameter

pada PT. Katingan Timber Celebes (KTC) dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Volume output dalam bentuk veneer berdasarkan kelas diameter

No Kelas

Diameter Jenis Kayu

Volume

Bahan Output

(M3)

1 40-44 Meranti 5.10

2 45-49 Meranti 26.95

3 50-54 Meranti 19.65

4 55-59 Meranti 17.53

5 60-64 Meranti 14.29

6 65-69 Meranti 2.27

7 70-74 Meranti 10.29

8 75-79 Meranti 10.38

Total 107.29

Sumber : Data Primer Setelah Diolah 2019

Berdasarkan Tabel 2 hasil yang diperoleh selama penelitian dari 8

kelas diameter dengan jenis kayu meranti dapat dilihat bahwa kelas

diameter yang mempunyai volume output terbesar adalah kelas diameter

45-49 dengan volume bahan baku output 26.95 m3, sedangkan kelas

diameter yang mempunyai volume bahan baku input terkecil adalah kelas

diameter 60-69 dengan volume bahan baku input 16.56 m3.

Page 71: ANALISIS RENDEMEN VENEER BERDASARKAN SKRIPSI MUH ... - …

53

Hal yang mempengaruhi bahan output itu sendiri yaitu; tingkat

kualitas kayu, bentuk kayu, ukuran diameter, panjang kayu bulat dan

jumlah bahan baku yang masuk.

Gambar 4. Grafik Output (Veneer)

Pada gambar 4. grafik diatas dapat diketahui bahwa kelas diameter

yang mepunyai volume bahan Output tertinggi yaitu kelas diameter 45-49

dan kelas diameter yang mempunyai volume bahan Output terkecil yaitu

kelas diameter 65-69.

5.3 Perhitungan Redemen

Rendemen adalah nilai perbandingan antara keluaran (output)

dengan masukan (input) pada suatu unit menejemen atau produksi yang

dinyatakan dalam satuan persen.

Berdasarkan perhitungan rendemen hasil penelitian kelas diameter

pada PT. Katingan Timber Celebes (KTC). Dapat dilihat pada Tabel 3.

0

5

10

15

20

25

30

Meranti Meranti Meranti Meranti Meranti Meranti Meranti Meranti

40-44 45-49 50-54 55-59 60-64 65-69 70-74 75-79

Volume Bahan Output (m3)

Volume Bahan Output (M3)

Page 72: ANALISIS RENDEMEN VENEER BERDASARKAN SKRIPSI MUH ... - …

54

Tabel 3. Rendemen Berdasarkan Kelas Diameter

No Kelas

Diameter

Jenis

Kayu

Volume Bahan

Baku Rendemen

(%) Input

(M3)

Output

(M3)

1 40-44 Meranti 10.78 5.10 47.31

2 45-49 Meranti 56.54 26.95 47.67

3 50-54 Meranti 39.64 19.65 49.57

4 55-59 Meranti 34.10 17.53 51.41

5 60-64 Meranti 34.41 14.29 41.53

6 65-69 Meranti 4.31 2.27 52.67

7 70-74 Meranti 20.37 10.29 50.52

8 75-79 Meranti 18.65 10.38 55.66

Rata-rata 27.35 13.31 48.66

Sumber : Data Primer Setelah Diolah 2019

Berdasarkan Tabel 3 dapat diketahui bahwa Rendemen rata-rata

bahan baku pada waktu itu dengan jumlah 80 batang dengan input rata-rata

sebesar 27.35 m3 dan output rata-rata sebesar 13.31 m3 sehingga

Rendemen rata-rata yang dihasilkan adalah 48.66 %

Menurut sesuai yang dikemukakan Radam, (2011) bahwa bahwa

presentase rendemen produksi yang meningkat atau berkurang tergantung

pada efisiensi dalam proses produksi, yang antara lain didukung oleh skill

atau kemampuan sumber daya manusia, teknik pelaksanaan pekerjaan

yang digunakan, jenis peralatan, kualitas bahan baku, serta logistik dan

Page 73: ANALISIS RENDEMEN VENEER BERDASARKAN SKRIPSI MUH ... - …

55

keuangan. Keseluruhan dari faktor tersebut merupakan dasar dari

perencanaan dalam target pencapaian produksi.

Sopianoor et al, (2016) menambahkan bahwa Rendemen yang

tinggi menunjukkan bahwa factor-faktor yang menentukan tingginya

rendemen sangat efisien sedangkan jika rendah disebabkan ada salah satu

faktor yang tidak efisien

Menurut Cumming & Collet (1970) finir dari jenis kayu yang cepat

tumbuh 6 cenderung memiliki retak kupas yang dalam, hal ini dikarenakan

menurunnya kualitas finir dari bagian kulit ke empulur, sehingga kekuatan

kayu juvinil semakin berkurang akibat kecepatan pertumbuhan yang

tinggi.

Berdasarkan hasil penelitian terhadap rendemen Veneer dapat

dilihat pada Tabel 3, yang mana terdapat perbedaan rendemen tiap kelas

diameter, Bahan baku yang digunakan adalah jenis meranti (shorea sp),

sehingga menghasilkan rendemen Veneer tertinggi pada kelas 75-79

dengan jumlah volume input sebesar 18.65 m3 dan volume output sebesar

10.38 m3 sehingga menghasilkan rendemen sebesar 55.66 %,

Sedangkan rendemen terkecil terdapat pada kelas diameter 60-64

dengan volume input 34.41 m3 dan volume output 14.29 m3 dengan hasil

rendemen sebesar 41.53%.

Faktor lain yang berpengaruh terhadap rendahnya rendemen

produksi adalah lamanya penyimpanan, hal ini berdampak pada daya tahan

Page 74: ANALISIS RENDEMEN VENEER BERDASARKAN SKRIPSI MUH ... - …

56

bahan baku yang mengakibatkan turunnya kualitas dari bahan baku yang

disimpan.

Kenaikan rendemen produksi menunjukan adanya efisiensi

pemakaian bahan baku dalam proses produksi, jika terjadi efisiensi

pemakaian bahan baku, maka akan memperkecil biaya produksi yang

nantinya akan memberikan keuntungan bagi perusahaan. Oleh karena ini

dalam pemilihan bahan baku haruslah dilakukan dengan teliti karena

bahan baku yang diperoleh akan mempengaruhi kualitas dan kuantitas

output yang dihasilkan.

Besar kecilnya diameter log tidak mempengaruhi besarnya

rendemen veneer, rendemen veneer hanya dipengaruhi oleh pnajang awal

log, kualitas kayu, bentuk log dan keterampilan operator dalam

menjalankan mesin produksi.

Gambar 4. Grafik Rendemen

0

10

20

30

40

50

60

Meranti Meranti Meranti Meranti Meranti Meranti Meranti Meranti

40-44 45-49 50-54 55-59 60-64 65-69 70-74 75-79

Rendemen (%)

Input (M3) Output (M3) Rendemen (%)

Page 75: ANALISIS RENDEMEN VENEER BERDASARKAN SKRIPSI MUH ... - …

57

Pada gambar 4. grafik diatas dapat diketahui bahwa kelas diameter

yang mepunyai renemen tertinggi yaitu kelas diameter 75-79 dan kelas

diameter yang mempunyai rendemen terkecil yaitu kelas diameter 60-64.

VI. PENUTUP

6.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang berjudul “Analisis Rendemen

Lembaran Veneer Berdasarkan Kelas Diamater Kayu Pada PT. Katingan

Timber Celebes (KTC)”, Adapun nilai rendemen terbesar yaitu pada kelas 75-

79 dengan jumlah volume input 18.65 m3 dan volume ouput 10.38 m3

sehingga menghasilkan rendemen sebesar 55.66%. Sedangkan rendemen

terkecil terdapat pada kelas diameter 60-64 dengan volume input 34.41 m3

dan volume output 14.29 m3 dengan hasil rendemen sebesar 41.53%.

Hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa besarnya kelas Diameter tidak

mutlak menghasilkan nilai Rendemen yang besar pula, begitupun pada kelas

diameter kecil tidak mutlak menghasilkan nilai Rendemen yang kecil.

Sehingga dapat dikatakan bahwa nilai rendemen yang dihasilkan bervariasi.

Tinngi rendahnya nilai rendemen dipengaruhi oleh kualitas bahan baku

(log) itu sendiri, adanya keterampilan operator, dan keadaan alat yang masih

bagus.

6.2 Saran

Page 76: ANALISIS RENDEMEN VENEER BERDASARKAN SKRIPSI MUH ... - …

58

Dalam memproduksi veneer diperlukan pengendalian dan

pengawasan yang baik dan ketat terhadap karyawan, bahan baku, serta sarana

dan prasarana sehingga dapat menghasilkan kualitas veneer yang bagus,dalam

aspek pemilihan bahan baku sebaiknya memilih bahan baku yang berkualitas

baik, yang mempunyai diameter 74-79 dikarenakan kelas diameter tersebut

mempunyai nilai rendemen yang bagus.

DAFTAR PUSTAKA

Arief, A. 2001. Hutan dan Kehutanan. Yogyakarta : Kanisius.

Cermark.F. 1958. Sawmill in the tropics. Rimba Indonesia VIII (7-8-9)

Dinas Petanian dan Kehutanan. 2012. Laporan Data Industri Primer Hasil Hutan

Kayu. Bogor

Dwi, Lakmono Aldi, dkk. 2016. Produktifitas dan Rendemen Industri

Penggergejian Kayu Di Kecamatan Cigudeg Kabupaten Bogor. Bogor

Heri, Iswanto Apri. 2008. Kayu Lapis. Sumatra Utara

Mardiatmoko, Gun. Dkk. 2014. Ilmu Ukur Kayu dan Inventarisasi Hutan. ATA

JAYA. Ambon

Massijaya MY. 2006. Plywood Bahan Kuliah Ilmu dan Teknologi Kayu. Bogor:

Program Studi Ilmu Pengetahuan Kehutanan, Sekolah Pascasarjana IPB.

R. Radam, Rosida. 2011. Studi Produktivitas dan Rendemen Industri

Penggergajian Kayu Akasia Daun Lebar (Acacia mangium Willd) Di

Kecamatan Landasan Ulin Kota Banjar Baru Kalimantan Selatan. Kota

Banjarbaru

Ruhendi, S. dan Hariadi. 1988. Pengujian Kayu Gergajian. Pendidikan dan

Latihan Sawmill Manager. Dalam rangka pengIndonesiaan tenaga kerja

pengusahaan hutan dengan Fakultas Kehutanan IPB Bogor.

Simpson dan TenWolde.1999. Sifat fisik dan hubungan kelembaban kayu

Page 77: ANALISIS RENDEMEN VENEER BERDASARKAN SKRIPSI MUH ... - …

59

Sopianoor. 2016.Studi Rendemen Bahan Baku Log Pada IU-IPHHK

Rusmandiansyah di Kecamatan Damai Kabupaten Kutai Barat.

Samarinda

Tsoumis, G. 1991. Science and Technology of Wood Structure, Properties,

Utilization. Van Nostrand Reinhold New York

Tneutron. Seni proses pembuatan kayu lapis. https://www.tneutron.net/seni/

proses-pembuatan-kayu-lapis/ (Online) Diakses pada Jum’at 05 Juli 2019

Pukul 19.22

Wahyudi. 2013. .Dasar-Dasar Penggergajian Kayu. Yogyakarta. Pohon Cahaya

Widarmana, S et al. 1973. Penelitian Logging Waste dan Kemungkinan

Pemanfaatannya di Jawa dan Kalimantan Timur. Fakultas Pascasarjana

Institur pertanian Bogor. Bogor.

Youngquist. 1999. Wood based Composites and Panel Product. Wood Hand

Book: Wood as an Engineering Material. USA

Page 78: ANALISIS RENDEMEN VENEER BERDASARKAN SKRIPSI MUH ... - …

L

A

M

P

I

R

A

N

Page 79: ANALISIS RENDEMEN VENEER BERDASARKAN SKRIPSI MUH ... - …

Lampiran 1. Data Kelas Diameter 40-44

No

Kelas

Diameter 40-

44 (cm)

vol

Input

(m3)

Vol

Output

(m3)

RENDEMEN

(%)

1 41 1.78 0.87 48.88

2 42 1.44 0.66 45.83

3 44 1.64 0.74 45.12

4 44 2.72 1.34 49.26

5 42 1.72 0.79 45.93

6 40 1.48 0.70 47.30

Rata-Rata 1.80 0.85 47.59

Nilai Maksimal 2.72 1.34 49.26

Nilai Minimal 1.44 0.66 45.83

Jumlah 10.78 5.10 47.59

Page 80: ANALISIS RENDEMEN VENEER BERDASARKAN SKRIPSI MUH ... - …

Lampiran 2. Data Kelas Diameter 45-49

No Kelas Diameter

45-49 (cm)

Vol Input

(m3)

Vol Output

(m3)

RENDEMEN

(%)

1 47 2.20 1.05 47.73

2 45 1.80 0.74 41.11

3 45 1.99 0.94 47.24

4 47 2.26 1.50 66.37

5 46 2.48 0.66 26.61

6 46 2.91 1.49 51.20

7 45 2.54 1.26 49.61

8 47 2.12 1.05 49.53

9 45 2.53 1.26 49.80

10 45 1.92 0.94 48.96

11 46 1.61 0.83 51.55

12 47 1.73 0.87 50.29

13 47 1.86 0.87 46.77

14 49 1.85 0.96 51.89

15 49 3.24 1.74 53.70

16 49 3.09 1.54 49.84

17 48 1.47 0.73 49.66

18 49 2.06 0.96 46.60

19 48 2.57 0.92 35.80

20 48 2.06 1.10 53.40

21 48 2.26 1.10 48.67

22 48 2.23 1.10 49.33

23 47 1.91 0.87 45.55

24 48 1.86 0.92 49.46

25 42 1.47 0.66 44.90

26 44 2.52 0.89 35.32

27 46 1.68 0.83 49.40

Rata-Rata 2.16 1.04 47.67

Nilai Maksimal 3.24 1.74 53.70

Nilai Minimal 1.47 0.66 44.90

Jumlah 58.22 26.95 47.67

Page 81: ANALISIS RENDEMEN VENEER BERDASARKAN SKRIPSI MUH ... - …

Lampiran 3. Data Kelas Diameter 50-54

No

Kelas

Diameter 50-

54 (cm)

Vol Input

(m3)

Vol Output

(m3)

RENDEMEN

(%)

1 52 2.76 1.33 48.19

2 52 2.93 0.89 30.38

3 54 2.38 1.21 50.84

4 52 2.46 1.33 54.07

5 53 2.52 1.39 55.16

6 50 2.36 1.21 51.27

7 51 2.35 1.27 54.04

8 54 2.54 1.21 47.64

9 54 1.47 0.73 49.66

10 50 2.47 1.21 48.99

11 51 3.74 1.91 51.07

12 53 2.56 1.39 54.30

13 52 2.53 1.33 52.57

14 50 3.30 1.62 49.09

15 53 3.27 1.62 49.54

Rata-Rata 2.64 1.31 49.57

Nilai Maksimal 3.74 1.91 51.07

Nilai Minimal 1.47 0.73 49.66

Jumlah 39.64 19.65 49.57

Page 82: ANALISIS RENDEMEN VENEER BERDASARKAN SKRIPSI MUH ... - …

Lampiran 4. Data Kelas Diameter 55-59

No

Kelas

Diameter

55-59 (cm)

vol Input

(m3)

Vol Output

(m3)

RENDEMEN

(%)

1 56 2.73 1.31 47.99

2 56 2.64 1.31 49.62

3 55 2.35 1.26 53.62

4 59 2.84 1.48 52.11

5 59 3.06 1.48 48.37

6 59 3.06 1.48 48.37

7 55 3.11 1.51 48.55

8 56 2.98 1.58 53.02

9 58 4.10 2.27 55.37

10 56 3.13 1.58 50.48

11 58 4.10 2.27 55.37

Rata-Rata 3.10 1.59 51.41

Nilai Maksimal 4.10 2.27 55.37

Nilai Minimal 2.35 1.26 53.62

Jumlah 34.10 17.53 51.41

Page 83: ANALISIS RENDEMEN VENEER BERDASARKAN SKRIPSI MUH ... - …

Lampiran 5. Data Kelas Diameter 60-64

No

Kelas

Diameter

60-64 (cm)

vol Input

(m3)

Vol Output

(m3)

RENDEMEN

(%)

1 60 4.10 1.42 34.63

2 61 4.24 1.48 34.91

3 63 2.12 1.02 48.11

4 61 1.87 0.95 50.80

5 60 2.71 1.01 37.27

6 64 3.35 1.77 52.84

7 60 2.60 1.23 47.31

8 61 3.16 1.59 50.32

9 64 3.64 1.77 48.63

11 63 3.62 2.05 56.63

Rata-Rata 3.14 1.43 45.50

Nilai Maksimal 4.24 2.05 48.35

Nilai Minimal 1.87 0.95 50.80

Jumlah 31.41 14.29 45.50

Page 84: ANALISIS RENDEMEN VENEER BERDASARKAN SKRIPSI MUH ... - …

Lampiran 6. Data Kelas Diameter 65-69

No

Kelas

Diameter 65-

69 (cm)

vol Input

(m3)

Vol Output

(m3)

RENDEMEN

(%)

1 66 4.31 2.27 52.67

Rata-Rata 4.31 2.27 52.67

Nilai Maksimal 4.31 2.27 52.67

Nilai Minimal 4.31 2.27 52.67

Jumlah 4.31 2.27 52.67

Page 85: ANALISIS RENDEMEN VENEER BERDASARKAN SKRIPSI MUH ... - …

Lampiran 7. Data Kelas Diameter 70-74

No

Kelas

Diameter

70-74

(cm)

vol

Input

(m3)

Vol

Output

(m3)

RENDEMEN

(%)

1 70 3.23 1.72 53.25

2 70 4.08 2.15 52.70

3 71 6.65 3.54 53.23

4 70 2.58 1.29 50.00

5 74 3.83 1.59 41.51

Rata-Rata 4.07 2.06 50.61

Nilai Maksimal 6.65 3.54 53.23

Nilai Minimal 2.58 1.29 50.00

jumlah 20.37 10.29 50.52

Page 86: ANALISIS RENDEMEN VENEER BERDASARKAN SKRIPSI MUH ... - …

Lampiran 8. Data Kelas Diameter 75-79

No

Kelas

Diameter

75-79

(cm)

vol

Input

(m3)

Vol

Output

(m3)

RENDEMEN

(%)

1 75 7.47 3.98 53.28

2 76 5.49 3.07 55.92

3 79 5.69 3.33 58.52

Rata-Rata 6.21667 3.46 55.66

Nilai Maksimal 7.47 3.98 53.28

Nilai Minimal 5.49 3.07 55.92

Jumlah 18.65 10.38 55.66

Page 87: ANALISIS RENDEMEN VENEER BERDASARKAN SKRIPSI MUH ... - …

Lampiran 9. Dokumentasi

1. Proses Pemotongan Kayu

2. Proses Persiapan Pengupasan

Page 88: ANALISIS RENDEMEN VENEER BERDASARKAN SKRIPSI MUH ... - …

3. Proses sisa Pengupasan

4. Proses Pengupasan

Page 89: ANALISIS RENDEMEN VENEER BERDASARKAN SKRIPSI MUH ... - …

5. Proses Pengukuran

Page 90: ANALISIS RENDEMEN VENEER BERDASARKAN SKRIPSI MUH ... - …

RIWAYAT HIDUP

Muh. Nurul Salihin panggilan Lihin lahir di Parang Rea

pada tanggal 13 Juli 1997 dari pasangan suami istri

Bapak Abd. Salam dan Ibu Subaedah. Peneliti adalah

anak pertama dari 2 bersaudara. Peneliti bertempat

tinggal di Parang Rea , Desa Maccini Baji, Kecamatan

Bajeng, Kabupaten Gowa.

Pendidikan yang telah ditempuh oleh peneliti yaitu TK Aisyiyah Bontomero lulus

tahun 2003 SD Inpres Maccini Baji lulus tahun 2009, SMP Negeri 4 Bajeng lulus

tahun 2012, SMK Negeri 1 Limbung lulus tahun 2015, dan mulai tahun 2015

mengikuti program S1 Kehutanan di Universitas Muhammadiyah Makassar

sampai dengan sekarang. Sampai dengan penulisan skripsi ini peneliti masih

terdaftar sebagai mahasiswa program S1 Kehutanan Universitas Muhammadiyah

Makassar.