pengaruh team based learning terhadap kemampuan...

197
PENGARUH TEAM BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA SMP Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan Disusun Oleh: IIN PARLINA NIM 1112017000048 JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2019

Upload: others

Post on 16-Nov-2019

1 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

PENGARUH TEAM BASED LEARNING TERHADAP

KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA SMP

Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

untuk Memenuhi Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan

Disusun Oleh:

IIN PARLINA

NIM 1112017000048

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

2019

i

ABSTRAK

IIN PARLINA (1112017000048), Pengaruh Team Based Learning terhadap

Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa SMP. Skripsi Jurusan Pendidikan

Matematika Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Syarif

Hidayatullah Jakarta, April 2019

Penelitian bertujuan untuk menganalisis pengaruh Team Based Learning

terhadap Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa SMP. Penelitian ini

dilaksanakan di salah satu Sekolah Menengah Pertama Swasta di kota Tangerang

Selatan pada tahun ajaran 2018/2019. Metode yang digunakan adalah metode

kuasi eksperimen dengan desain menggunakan The Randomized Post Test Only

Control Design. Sampel terdiri dari 62 siswa yang terdiri 30 siswa dari kelas

eksperimen dan 32 siswa dari kelas kontrol. Siswa kelas ekperimen diajarkan

degan Team Based Learning, sedangkan siswa kelas kontrol diajarkan dengan

pembelajaran konvensionala yaitu pembelajaran ekspositori dengan pendekatan

saintifik. Pengambilan data menggunakan instruen kemampuan komunikasi

matematis yang berbentuk uraian. Secara keseluruhan, hasil penelitian

menunjukkan bahwa rata – rata skor kemampuan komunikasi matematis siswa

yang diajarkan dengan Team Based Learning lebih tinggi daripada rata – rata skor

kemampuan komunikasi matematis siswa yang diajarkan dengan pembelajaran

konvensional.

Kata kunci : Team Based Learning, kemampuan komunikasi matematis,

sistem persamaan linear dua linear

ii

ABSTRACT

IIN PARLINA (1112017000048), The Effect of Team Based Learning on

Mathematical Communication Skills of Middle School Students. Paper,

Department of Mathematics Education, Faculty of Tarbiyah and Teacher Training,

Syarif Hidayatullah University, Jakarta, April 2019

The study aims to analyze the effect of Team Based Learning on

Mathematical Communication Skills of Junior High School Students. This study

is conducted in one of the private junior high schools in the city of South

Tangerang in 2018/2019 school year. The method of the study is quasi-

experimental method with the randomized post test only control design. The

sample consisted of 62 students consisting of 30 students from the experimental

class and 32 students from the control class. Experimental class students are

taught by Team Based Learning, while control class students are taught by

conventional learning namely expository learning with a scientific approach. Data

retrieval uses mathematical communication capabilities in the form of description

instrument. Overall, the results of the study show that the increase of

mathematical communication skills of students at Team Based Learning class is

higher than conventional learning class.

Keywords: Team Based Learning, mathematical communication skills, System

of Linear Equations two variables

iii

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan karunia,

nikmat iman dan nikmat islam sehingga peneliti dapat menyelesaiakan skripsi

dengan baik. Salawat serta salam senantiasa dicurahkan kepada Nabi Muhammad

saw.beserta keturunan nabi, para sahabat dan pengikutnya yang setia sampai akhir

zaman.

Selama penelitian skripsi ini, peneliti menyadari bahwa terdapat kesulitasn

dan kendala yang dialami. Namun berkat doa dan usaha dengan sungguh –

sungguh serta masukan yang positif dari berbagai pihak untuk menyelasaikan

skripsi ini. Oleh karena itu, peneliti mengucapkan terimakasih kepada :

1. Ibu Dr. Sururin, M.Ag, selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

UIN Syarif Hidayatullah

2. Bapak Dr. Kadir, M.Pd,selaku Ketua Jurusan Pendidikan Matematika dan

Bapak Abdul Muin, S.Si, M.Pd, selaku Sekretaris Jurusan Pendidikan

Matematika sekaligus dosen penasehat yang telah memberikan arahan,

pelajaran, dan kepercayaan yang pernah diberikan kepada peneliti selama

menjadi mahasiswa

3. Ibu Dr. Gelar Dwirahayu, M.Pd, sebagai Dosen Pembimbing I yang telah

memberikan waktu, bimbingan dan dukungan dalam membimbing peneliti

selama ini.

4. Ibu Gusni Satriawati, M.Pd sebagai Dosen Pembimbing II yang telah

memberikan waktu,bimbingan dan dukungan dalam membimbing peneliti

selama ini

5. Seluruh dosen Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan khususnya jurusan

Pendidikan Matematika dan staf Jurusan Pendidikan Matematika UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta

6. Ibu guru Annisatun K., selaku guru matematika SMPS Parigi yang telah

memberikan kesempatan peneliti dan membantu peneliti dalam

mempersiapkan diri di kelas

7. Seluruh dewan guru SMPS Parigi yang telah membantu peneliti dalam

melaksanakan penelitian ini, serta siswa dan siswa SMPS Parigi, khususnya

kelas VIII-2 dan VIII-3 yang telah berpartisipasi dalam penelitian ini

8. Ibunda tercinta Eti Rosmiati dan ayahanda tercinta Rukmana yang tak

hentinya memberikan doa, dukungan dan kasih sayang baik moril dan

materil. Tak terlewatkan untuk kakak – kakak tersayang Riki Kurniawan

dan Riska Novalina yang telah memberi dukungan dan semangat dalam

proses penyelesaian skripsi ini

iv

9. Teristimewa Abdul Aziz yang selalu membantu dalam mengatasi kesulitan

dan memberi ketenangan sehingga peneliti tetap fokus dan tetap melangkah

untuk menyelesaiakan skripsi ini

10. Sahabat – sahabat peneliti, Ulfia Endardini, Nurul Thahira, Isnaniah dan

kawan – kawan lain yang seperjuangan selalu memberi semangat dan

bantuan yang tiada henti untuk peneliti

Peneliti menyadari bahwa penelitian skripsi ini masih jauh dari

kesempurnaan. Maka dari itu, peneliti meminta kritik dan saran yang

membangun demi kesempurnaan penelitian di masa yang akan datang.

Akhir kata semoga skripsi ini dapat berguna bagi peneliti dan para pembaca

pada umumnya

11. Kepada semua pihak – pihak terkait yang tidak dapat disebutkan satu per

satu. Penulis berdoa semoga Allah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya

atas segala jasa yang diberikan kepada penulis

Demikianlah skripsi ini disusun dengan sebaik-baiknya, namun penulis

menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh

karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan

penelitian di masa yang akan datang. Akhir kata semoga skripsi ini dapat berguna

bagi penulis khususnya dan bagi pembaca pada umumnya.

Jakarta, 30 April 2019

Peneliti,

Iin Parlina

v

DAFTAR ISI

ABSTRAK ................................................................................................. i

ABSTRACT ................................................................................................ ii

KATA PENGANTAR ............................................................................... iii

DAFTAR ISI .............................................................................................. v

DAFTAR TABEL ..................................................................................... vii

DAFTAR GAMBAR ................................................................................. ix

DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................. x

BAB I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah .................................................................. 1

B. Identifikasi Masalah ........................................................................ 7

C. Pembatasan Masalah ....................................................................... 7

D. Rumusan Masalah ........................................................................... 7

E. Tujuan Penelitian ............................................................................ 8

F. Manfaat Penelitian .......................................................................... 8

BAB II. KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS

A. Kajian Teoretis ................................................................................ 9

1. Kemampuan Komunikasi Matematis ........................................ 9

2. Indikator Kemampuan Komunikasi Matematis ........................ 10

3. Team Based Learning ............................................................... 12

4. Pembelajaran Konvensional ...................................................... 14

B. Kajian Hasil Penelitian Relevan...................................................... 19

C. Kerangka Berpikir ........................................................................... 20

D. Hipotesis Penelitian ......................................................................... 22

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian ......................................................... 23

B. Metode dan Desain Penelitian ......................................................... 23

vi

C. Populasi dan Sampel ....................................................................... 24

D. Teknik dan Alat Pengumpulan Data ............................................... 25

E. Instrumen Penelitian........................................................................ 25

F. Teknik Analisis Data ....................................................................... 34

G. Hipotesis Statistik ........................................................................... 36

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data ................................................................................. 37

B. Analisis Data ................................................................................... 54

C. Pembahasan Hasil Penelitian .......................................................... 57

D. Keterbatasan Penelitian ................................................................... 62

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ..................................................................................... 64

B. Saran ................................................................................................ 64

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 66

LAMPIRAN-LAMPIRAN ....................................................................... 68

vii

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Jadwal Kegiatan Penelitian .................................................. 23

Tabel 3.2 Desain Penelitian .................................................................. 24

Tabel 3.3 Kisi – Kisi Tes Kemampuan Komunikasi Matematis .......... 26

Tabel 3.4 Pedoman Penskoran Intrumen Tes Kemampuan

Komunikasi Matematis ........................................................ 27

Tabel 3.5 Hasil Rekapitulasi Uji Validitas Tes Kemampuan

Komunikasi Matematis ........................................................ 29

Tabel 3.6 Klasifikasi Koefisien Reliabilitas ......................................... 31

Tabel 3.7 Hasil Rekapitulasi Uji Reliabilitas Tes Kemampuan

Komunikasi Matematis ........................................................ 31

Tabel 3.8 Klasifikasi Indeks Daya Pembeda ........................................ 32

Tabel 3.9 Hasil Rekapitulasi Daya Pembeda Tes Kemampuan

Komunikasi Matematis ........................................................ 32

Tabel 3.10 Klasifikasi Indeks Kesukaran Tes Kemampuan

Komunikasi Matematis ........................................................ 33

Tabel 3.11 Rekapitulasi Hasil Uji Taraf Kesukaran .............................. 33

Tabel 4.1 Tabel Statistik Deskriptif Kemampuan Komunikasi

Matematis Kelas Eksperimen ............................................... 38

Tabel 4.2 Tabel Distribusi Frekuensi Kemampuan Komunikasi

Matematis Kelas Eksperimen ............................................... 39

Tabel 4.3 Tabel Statistik Deskriptif Kemampuan Komunikasi

Matematis Kelas Kontrol ..................................................... 40

Tabel 4.4 Tabel Distribusi Frekuensi Kemampuan Komunikasi

Matematis Kelas Kontrol ..................................................... 41

Tabel 4.5 Perbandingan Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa

Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol .................................. 42

Tabel 4.6 Perbandingan Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa

Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol Berdasarkan Indikator 44

Tabel 4.7 Hasil Rekapitulasi iRAT ...................................................... 48

viii

Tabel 4.8 Data Kelompok tRAT .......................................................... 50

Tabel 4.9 Hasil Perhitungan Uji Normalitas Tes Kemampuan

Komunikasi Matematis Siswa .............................................. 54

Tabel 4.10 Hasil Perhitungan Uji Homogenitas Tes Kemampuan

Komunikasi Matematis Siswa .............................................. 55

Tabel 4.11 Hasil Uji Hipotesis Kemampuan Komunikasi Matematis

Siswa .................................................................................... 56

ix

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Soal TIMSS dan Rekapitulasi Penskoran ............................ 2

Gambar 1.2 Soal TIMSS dan Rekapitulasi Penskoran ............................ 3

Gambar 1.3 Hasil Jawaban Siswa ............................................................ 5

Gambar 2.1 Bagan Tahapan Team Based Learning ................................ 14

Gambar 2.2 Bagan Kerangka Berpikir ..................................................... 22

Gambar 4.1 Grafik Distribusi Data kelas Eksperimen ............................. 39

Gambar 4.2 Grafik Distribusi Data kelas Kontrol ................................... 41

Gambar 4.3 Diagram Batang Persentase Indikator Kemampuan

Komunikasi Matematis Kelas Eksperimen dan Kelas

Kontrol ................................................................................. 45

Gambar 4.4 Modul 2 dan Proses Assigned Readinng .............................. 47

Gambar 4.5 Gambar Hasil iRAT 1 .......................................................... 48

Gambar 4.6 Gambar Hasil tRAT 3 .......................................................... 50

Gambar 4.7 Gambar pada Tahap Written appeals Process ..................... 52

Gambar 4.8 Gambar Hasil Application of Courses Concept 4 ................ 52

Gambar 4.9a Jawaban Kelas Eksperimen .................................................. 59

Gambar 4.9b Jawaban Kelas Kontrol ........................................................ 59

Gambar 4.10a Jawaban Kelas Eksperimen .................................................. 61

Gambar 4.10b Jawaban Kelas Kontrol ........................................................ 61

Gambar 4.11a Jawaban Kelas Eksperimen .................................................. 62

Gambar 4.11b Jawaban Kelas Kontrol ........................................................ 62

x

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Eksperimen ...... 75

Lampiran 2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Kontrol ............. 100

Lampiran 3 Lembar Kerja Siswa ............................................................. 125

Lampiran 4 Kisi – Kisi Instrumen Kemampuan Komunikasi Matematis 161

Lampiran 5 Instrumen Tes Kemampuan Komunikasi Matematis ........... 162

Lampiran 6 Kunci Jawaban dan Pedoman Penskoran Tes Kemampuan

Komunikasi Matematis ........................................................ 163

Lampiran 7 Hasil Skor Uji Coba Kemampuan Komunikasi

Matematis…………. ............................................................ 167

Lampiran 8 Pengujian Instrumen Penelitian (Uji Validitas dan

Reliabilitas)……................................................................... 168

Lampiran 9 Uji Taraf Kesukaran dan Daya Beda ................................... 170

Lampiran 10 Hasil Tes Kemampuan Komunikasi Matematis ................... 172

Lampiran 11 Hasil Pengujian Prasyarat Analisis (Uji Normalitas dan

Homogen)............................................................................. 174

Lampiran 12 Hasil Pengujian Hipotesis .................................................... 174

Lampiran 13 Lembar Uji Referensi ........................................................... 175

Lampiran 14 Surat Bimbingan Skripsi ...................................................... 100

Lampiran 15 Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian .................... 100

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Matematika merupakan ilmu pengetahuan yang terstruktur dan

berkesinambungan sehingga menjadi dasar penting dalam perkembangan

teknologi modern. Sesuai dengan National Council of Teachers of Mathematics

atau NCTM (2000), menyatakan bahwa standar matematika sekolah meliputi

standar isi (mathematical content) dan standar proses (mathematical processes).

Dimana standar proses meliputi pemecahan masalah (problem solving), penalaran

dan pembuktian (reasoning and proof), katerkaitan (connections), komunikasi

(communication), dan representasi (representation). Standar proses tersebut

merupakan dasar yang sangat dibutuhkan oleh para siswa, dimana komunikasi

merupakan salah satunya. Disebutkan pula dalam tujuan pembelajaran matematika

di sekolah adalah agar siswa memiliki kemampuan mengomunikasikan gagasan

dengan simbol, tabel, diagram, atau media lain untuk memperjelas keadaan atau

masalah.1

Menurut Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP), menyatakan salah

satu kompetensi dasar adalah memiliki sikap terbuka, objektif dalam interaksi

kelompok maupun aktivitas sehari – hari dan memiliki kemampuan

mengomunikasikan gagasan matematika dengan jelas.2 Oleh karena itu, sangat

penting kemampuan komunikasi dalam proses pembelajaran matematika.

Tujuan pembelajaran matematika di Indonesia belum tercapai. Hal ini sesuai

dengan data TIMSS tahun 2011 dimana Indonesia berada di posisi ke-38 dengan

1 Hasratuddin, Membangun Karakter Melalui Pembelajaran Matematika. Jurnal Pendidikan

Matematika PARADIKMA, Vol 6 Nomor 2, 2013,h. 134 2 BSNP, Salinan Lampiran Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No.21 Tahun 2016

tentang Standar Isi Pendidikan Dasar dan Menengah, (Jakarta : BSNP, 2016), h.116-117

2

skor 386 dari 42 negara dengan rata – rata pencapaian prestasi yaitu dengan skor

500.3

Contoh soal TIMSS 2011 pada nomor 10 tentang ekspresi aljabar disajikan

dalam gambar berikut.4

Gambar 1.1

Soal TIMSS dan Rekapitulasi Penskoran

Gambar 1.1, contoh soal komunikasi tentang pengertian ekspresi aljabar

sederhana. Dilihat dari rata-rata jawaban benar peserta didik internasional adalah

65% dari siswa kelas VIII. Di banyak negara lebih dari 80% siswa menjawab

dengan benar diantaranya lima negara Asia Timur yaitu Hong Kong, Korea,

Singapura, China, dan Jepang, sedangkan jawaban benar dari siswa – siswi

Indonesia adalah 48% dari siswa – siswi kelas VIII. Menurut TIMSS, pada hasil

pekerjaan siswa di Indonesia menunjukkan ada 8,7% menjawab A; 14,1%

menjawab B; 23,9% menjawab C dan 51,7% menjawab D yang merupakan kunci

jawaban. Adanya siswa memilih A disebabkan karena kelemahan siswa dalam

membaca matematika. Siswa biasanya melakukan operasi hitung baik yang

berkaitan dengan tambah, kurang, kali dan bagi pada sebuah ekspresi aljabar tanpa

dapat mengkomunikasikan makna dari ekspresi aljabar tersebut. Adanya siswa

yang memilih A, B, dan C berturut – turut disebabkan karena kekeliruan

3 TIMSS, Kemampuan Matematika Siswa SMP Indonesia Menurut Benchmark Internasional

TIMSS 2011, (Jakarta : TIMSS, 2012) h. 45 4 Ibid., h.69

3

pemahaman yang dibuat siswa terhadap representasi simbolis xy +1 sebagai

berikut :5

1. Siswa membaca xy+1 hanya ada satu operasi yaitu operasi tambah.

2. Bilangan 1 dekat dengan operasi tambah dengan y lalu dikali x, pernyataan

ini bila direpresentasikan dalam aljabar adalah x(y+1).

3. Peserta didik yang menjawab B, umumnya karena tidak memaknai tambah,

sehingga pilihannya menjadi kalikan x dan y dengan 1

4. Peserta didik yang menjawab C kemungkinan dikarenakan peserta didik

mengartikan xy sebagai jumlahan x dengan y, atau x tambah y.

Contoh soal lain yang digunakan oleh TIMSS, disajikan dalam gambar berikut ini.

Gambar 1.2

Soal TIMSS dan Rekapitulasi Penskoran

Gambar 1.2, merupakan contoh soal lainnya dalam hal mengaplikasikan pola

bilangan serta operasinya untuk menghitung tumpukan bangku. Dilihat dari rata-rata

jawaban benar siswa – siswi internasional adalah 33,4 % dari siswa kelas VIII. Jawaban

benar dari siswa – siswi Indonesia adalah 21,4 % dari siswa kelas VIII. Siswa – siswi

Indonesia ada 41,2 % menjawab D, dimana persentase ini lebih besar dari kunci jawaban

yaitu A.6 Menurut TIMSS, kecenderungan siswa – siswi Indonesia menjawab D

5 Ibid.,h. 70

6 Ibid., h.85-86

4

kemungkinan disebabkan karena logika yang keliru dan mengabaikan informasi penting

yang disajikan dalam soal.

Karena logika yang keliru dan di opsi terdapat hasil yang sama dengan hasil

perolehan hitunngannya, umumnya peserta didik langsung memilih tanpa

melakukan estimasi kalau kursi ditumpuk sebanyak seratus berada tinggi

tumpukan bangku? Kelemahan memperkirakan jawaban yang mungkin darai

suatu soal sangat lemah, dan hal ini dikarenakan peserta didik sering mengabaikan

informasi yang penting yang disajikan dalam soal, jika tinggi satu kursi adalah 49.

Berdasarkan data dari TIMSS, dapat diketahui bahwa kemampuan komunikasi

siswa di Indonesia masih rendah.

Peneliti pun melakukan wawancara terhadap salah satu pengajar di SMP

Parigi di daerah kota Tangerang Selatan. Dari hasil wawancara, masih banyak dari

siswa sulit mengungkapkan pendapat atau ide mereka apabila guru bertanya

langsung tentang solusi masalah yang berkaitan dengan materi. Metode

pembelajaran yang sering digunakan guru adalah konvensional dimana

pembelajaran masih berpusat pada guru, hal ini menyebabkan siswa menjadi pasif

dalam pembelajaran. Guru jarang menggunakan tipe soal komunikasi matematis

sehingga siswa tidak terlatih dalam menyelesaikan soal dengan tipe komunikasi.

Peneliti mengobservasi siswa dengan cara memberikan soal kemampuan

komunikasi matematis dengan materi Sistem Persamaan Linear Dua Variabel

(SPLDV) kepada siswa. Berikut soal dan hasil jawaban salah satu siswa:7

Tabel berikut menunjukkan banyaknya jawaban yang benar pada ujian

tengah semester. Skor yang kamu peroleh 86 dan skor temanmu 76.

Kamu Temanmu

Pilihan Ganda 23 28

Isian Singkat 10 5

a. Tulis sistem persamaan linear yang menyatakan situasi di atas

7 Abdur Rahman As’ari dkk., Matematika Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Republik

Indonesia cetakan ke-2 edisi revisi, 2017, h.229

5

b. Berapa banyak poin untuk setiap jenis soal?

Gambar 1.3

Hasil Jawaban Siswa

Gambar 1.3, Dalam penyelesaian soal ini, siswa belum mampu membaca

informasi yang diberikan dan tidak menjelaskan ide atau konsep dengan tepat

secara tertulis meskipun memahami tahapan penyelesaian, siswa juga tidak

memberikan kesimpulan padahal diharapkan pada soal, siswa mampu

menjelaskan ide yang telah mereka pahami dengan bahasa sendiri dengan tepat.

Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan peneliti kepada guru dan siswa,

peneliti menyimpulkan Siswa sulit mengungkapkan pendapat atau ide mereka

karena guru jarang menggunakan tipe soal komunikasi matematis sehingga siswa

tidak terlatih dalam menyelesaikan tipe soal komunikasi.

Salah satu pembelajaran matematika yang diharapkan mampu meningkatkan

kemampuan komunikasi matematis siswa, dapat diterapkan pendekatan dengan

pembelajaran yang sesuai dengan unsur komunikasi matematis, salah satunya

adalah Team Based Learning (TBL). Pembelajaran ini menggunakan kegiatan tim

yang terstruktur dan interaktif sehingga siswa akan termotivasi untuk

mempersiapkan diri dan berpartisipasi secara aktif dalam pembelajaran. TBL

memiliki kemampuan untuk mengembangkan komunikasi, kerja tim,

keterampilan dan tanggung jawab. TBL memiliki tiga langkah yaitu Preparation,

Readiness Assurance Process (RAP) dan Application of Course Concept.

6

Tahapan Preparation yang berupa tugas baca akan melatih siswa untuk aktif

dalam memperoleh pengetahuan yang diperlukan secara mandiri. Tahap

selanjutnya Readiness Assurance Process (RAP) memiliki lima komponen

penting yaitu Assigment Reading, Individual Readiness Assurance Test (iRat),

Team Readiness Assurance Test (tRat), Written Appeals dan Instructor Feedback.

Untuk mengetahui sejauh mana siswa mempersiapkan diri dalam memahami

konsep materi yang telah dipelajari akan dilakukan Individual Readiness

Assurance Test (iRat). Tes ini akan melatih siswa dalam menyatakan kembali hal

yang telah mereka pahami dengan bahasa sendiri. Berbeda dengan pembelajaran

kooperatif, yang membentuk kelompok berdasarkan nilai yang telah diperoleh

siswa pada materi sebelumnya atau bahkan secara acak, pengelompokkan dalam

TBL dilakukan berdasarkan hasil iRat. Dalam berkelompok, siswa akan diberikan

Team Readiness Assurance Test (tRat), dimana siswa akan berkolaborasi dengan

siswa lainnya untuk mencari kebenaran dalam sebuah tim. Dalam kegiatan ini

akan terjadi interaksi siswa dengan siswa lainnya. Adanya kesepakatan, tukar

pikiran dan ikut bertanggungjawab pada jawaban yang telah mereka sepakati.

Setelah penskoran dan penilaian tidak selesai begitu saja, ada tahapan yang

disebut Written Appeals dan Instructor Feedback, dimana siswa dapat

mengajukan pendapat kelompoknya tentang pemikiran mereka pada masalah yang

dibahas dan guru menjelaskan secara singkat atau memberi feedback di depan

kelas. Dalam tahapan tersebut akan terjadi interaksi dan komunikasi antara siswa

dan guru. Agar siswa dapat mendalami konsep dan meggunakan pemahaman yang

telah terbentuk, siswa akan diberi tugas pada tahap akhir yang disebut Application

of Course Concept.

Berdasarkan penjelasan di atas, peneliti tertarik melakukan penelitian

dengan judul “ Pengaruh Team Based Learning terhadap kemampuan

komunikasi matematis siswa”.

7

B. Identifikasi Masalah

Mengacu pada latar belakang yang telah diuraikan maka dapat diidentifikasi

beberapa masalah, yaitu :

1. Masih rendahnya kemampuan komunikasi matematis siswa

2. Guru jarang menggunakan tipe soal komunikasi matematis sehingga siswa

tidak terlatih dalam menyelesaikan tipe soal komunikasi

3. Siswa sulit mengungkapkan pendapat atau ide mereka

C. Pembatasan Masalah

Agar penelitian terarah dan tepat dalam pembahasan, maka peneliti

membuat batasan sebagai berikut :

1. Penggunaan model Team Based Learning dalam penelitian ini pada

peningkatan kemampuan komunikasi matematis siswa

2. Indikator kemampuan komunikasi matematis siswa yang diukur dalam

penelitian ini yaitu :

a. Mengungkapkan kembali suatu uraian atau paragraf matematika dalam

bahasa sendiri

b. Mengekspresikan ide-ide matematis melalui lisan, tulisan, dan

mendemonstrasikannya serta menggambarkannya secara visual

c. Menyatakan situasi, gambar, diagram atau benda nyata ke dalam bahasa,

simbol, ide atau model matematika

3. Penelitian ini dilakukan di SMP Parigi kelas VIII Semester I tahun ajaran

2018/2019

4. Materi yang disampaikan adalah Sistem Persamaan Linear Dua Variabel

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan, maka masalah

dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut :

1. Bagaimana kemampuan komunikasi matematis siswa yang pembelajarannya

menggunakan metode Team Based Learning ?

8

2. Bagaimana kemampuan komunikasi matematis siswa yang pembelajarannya

menggunakan metode Konvensional ?

3. Apakah kemampuan komunikasi matematis siswa yang pembelajarannya

menggunakan metode Team Based Learning lebih tingi daripada

Konvensional?

E. Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengkaji :

1. Mendeskripsikan dan menganalisis kemampuan komunikasi matematis

siswa yang pembelajarannya menggunakan metode Team Based Learning

2. Mendeskripsikan dan menganalisis kemampuan komunikasi matematis

siswa yang pembelajarannya menggunakan metode Konvensional

3. Membandingkan kemampuan komunikasi matematis siswa yang

pembelajarannya menggunakan metode Team Based Learning dengan

Konvensional

F. Manfaat Penelitian

Adapun kegunaan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Bagi peneliti, dapat memperoleh wawasan yang lebih luas mengenai

Team Based Learning (TBL) maupun kemampuan komunikasi

matematis dan sebagai bahan tambahan bagi peneliti lain yang ingin

meneliti tentang model Team Based Learning (TBL) atau kemampuan

komunikasi matematis

2. Bagi guru, dapat dijadikan tambahan referensi model pembelajaran

matematika khususnya mengenai Team Based Learning (TBL) dalam

meningkatkan hasil pembelajaran matematika

3. Bagi siswa, dapat meningkatkan kemampuan komunikasi matematis

melalui model pembelajaran yang dilakukan

4. Bagi sekolah, memiliki tambahan referensi model pembelajaran

matematika yang dapat meningkatkan kualitas pembelajaran

matematika di sekolah

9

BAB II

KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS

A. Kajian Teoritis

1. Kemampuan Komunikasi Matematis

Pada kegiatan pembelajaran berlangsung akan terjadi interaksi antara

guru dengan siswa dan siswa dengan siswa yang bertujuan siswa mendapat

informasi sesuai dengan fakta baik secara lisan maupun tulisan yang disebut

komunikasi. Menurut NCTM (2000) Komunikasi matematis adalah cara

berbagi ide dan mengklarifikasi pemahaman. Melalui komunikasi, ide menjadi

objek refleksi, penyempurnaan, diskusi, dan amandemen. Ketika siswa diminta

untuk mengkomunikasikan hasil pemikiran mereka kepada orang lain secara

lisan atau tertulis, mereka belajar untuk menjelaskan, meyakinkan, dan

menggunakan bahasa matematika dengan tepat.8 Kemampuan komunikasi

matematis adalah kemampuan menyampaikan gagasan/ ide matematis, baik

secara lisan maupun tulisan serta kemampuan analitis, kritis dan evaluatif

untuk mempertajam pemahaman.9

Dalam kegiatan pembelajaran, menurut Baroody yang menyatakan

bahwa hendaknya membantu siswa mengomunikasikan ide matematisnya

melalui representasi, mendengar (listening), membaca (reading), diskusi

(discussing), dan menulis (writing). Menurut Greenes, komunikasi matematis

yaitu:10

a. kekuatan sentral bagi siswa dalam merumuskan konsep dan strategi

b. modal keberhasilan bagi siswa terhadap pendekatan dan penyelesaian

dalam eksplorasi dan investigasi matematik

8 NCTM, Executive Summary : Principles and Standards for School Mathematics(US, Canada:

2016), p.4 9 Karunia Eka Lestari dan Mokhammad Ridwan, Penelitian Pendidikan Matematika,(Bandung :

PT Refika Aditama, 2015) h.83 10

Cita Dwi Rosita, Kemampuan Penalaran dan Komunikasi Matematis : Apa, Mengapa dan

Bagaimana Ditingkatkan Pada Mahasiswa, Jurnal Euclid, ISSN 2355-17101, vol.1, No.1, pp. 1-59,

2014, h.36

10

c. wadah bagi siswa dalam berkomunikasi dengan temannya untuk

memperoleh informasi, berbagi pikiran dan penemuan, curah pendapat,

menilai dan mempertajam ide untuk meyakinkan yang lain.

Menurut Bansu I. Ansari juga menjelaskan bahwa, komunikasi

matematik terdiri atas komunikasi lisan (talking) dan komunikasi tulisan

(writing). Komunikasi lisan diartikan sebagai suatu peristiwa saling interkasi

yang terjadi dalam suatu lingkungan kelas atau kelompok kecil, dan terjadi

pengalihan pesan berisi tentang materi matematik yang sedang dipelajari baik

antar guru dengan siswa maupun antar siswa itu sendiri seperti membaca

(reading), mendengar (listening), diskusi (discussing), menjelaskan (explaning)

dan sharing. Komunikasi tulisan (writing) adalah kemampuan atau

keterampilan siswa dalam menggunakan kosa kata, notasi, dan struktur

matematik baik dalam bentuk penalaran, koneksi, maupun dalam problem

solving seperti mengungkapkan ide matematika dalam fenomena dunia nyata

melalui grafik atau gambar, tabel, persamaan aljabar ataupun dengan bahasa

sehari-hari (written words).11

Berdasarkan definisi beberapa ahli, peneliti dapat menyimpulkan bahwa

kemampuan komunikasi matematis merupakan kemampuan atau keterampilan

dimana siswa dapat berinteraksi atau menyampaikan ide, konsep, pikiran atau

informasi dalam menggunakan simbol, notasi, atau kosa kata yang tepat dalam

bentuk lisan dan tulisan tentang materi matematika yang sedang dibahas.

2. Indikator Kemampuan Komunikasi Matematis

Menurut NCTM, kemampuan komunikasi matematik dapat terjadi ketika

siswa belajar dalam kelompok, menjelaskan algoritma untuk memecahkan

suatu persamaan, menyajikan cara unik untuk memecahkan masalah,

mengkonstruk dan menjelaskan suatu representasi grafik terhadap fenomena

11

Bansu Irianto. Ansari, Komunikasi Matematik, Strategi Berfikir dan Manajemen Belajar,

(Aceh : PeNA, 2016), h.16-17

11

dunia nyata atau memberikan suatu konjektur tentang gambar – gambar

geometri.12

Berkaitan dengan pernyataan NCTM tentang proses siswa dalam

mengembangkan kemampuan komunikasi matematis khususnya dalam sistem

persamaan linear dua variabel perlu adanya indikator – indikator untuk

mengukur kemampuan komunikasi matematis. Berikut indikator – indikator

yang telah dikemukakan oleh beberapa ahli diantaranya yaitu NCTM dan utari

sumarmo sebagai berikut :

Menurut NCTM, terdapat tiga indikator kemampuan komunikasi

matematis, yaitu :13

a. Kemampuan mengekspresikan ide-ide matematis melalui lisan, tulisan,

dan mendemonstrasikannya serta menggambarkannya secara visual

b. Kemampuan memahami, mengiterpretasikan, dan mengevaluasi ide-ide

matematis baik secara lisan, tulisan, maupun dalam bentuk visual lainnya

c. Kemampuan dalam menggunakan istilah-istilah, notasi-notasi

matematika dan struktur-strukturnya untuk menyajikan ide-ide,

menggambarkan hubungan - hubungan dengan model-model situasi

Sedangkan menurut Sumarmo, terdapat tujuh indikator kemampuan

komunikasi matematis, yaitu :14

a. Menghubungkan benda nyata, gambar dan diagram ke dalam ide

matematika

b. Menjelaskan idea, situasi dan relasi matematika secara lisan atau tulisaan

dengan menggunakan benda nyata, gambar, grafik dan ekspresi aljabar

c. Menyatakan peristiwa sehari-sehari dalam bahasa atau simbol

d. Mendengarkan, berdiskusi, dan menulis tentang matematika

12

Irianto, Op.Cit.,h.15 13

Mumun Syaban, Menumbuhkembangkan Daya Matematis Siswa, Educare Jurnal Pendidikan

dan Budaya ISSN 1412-579X Vol. 5, No. 2, 2008, h.62 14

Ibid.

12

e. Membaca dengan pemahaman suatu representasi matematika

f. Membuat konjektur,menyusun argumen, merumuskan definisi dan

generalisasi

g. Menjelaskan dan membuat pertanyaan tentang matematika yang telah

dipelajari

Berdasarkan indikator – indikator yang dikemukakan oleh para ahli,

indikator yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

a. Mengungkapkan kembali suatu uraian atau paragraf matematika dalam

bahasa sendiri

b. Mengekspresikan ide-ide matematis melalui tulisan, dan

menggambarkannya secara visual

c. Menyatakan situasi, gambar atau diagram ke dalam bahasa, simbol, ide

atau model matematika

3. Team Based Learning (TBL)

Team Based Learning (TBL) adalah metode pembelajaran dimana siswa

akan dipersiapakan untuk memecahkan masalah secara berkelompok. Hal yang

dipersiapkan sebelum pengelompokkan yaitu siswa harus memahami konsep

yang akan digunakan dalam penyelesaian masalah dengan membaca informasi

atau sumber – sumber terkait konsep – konsep yang dibutuhkan.

Menurut Katherine, Team Based Learning (TBL) adalah strategi

pedagogis yang menggunakan kelompok siswa bekerja bersama – sama dalam

tim untuk belajar di kelas dan menerapkan konsep materi pelajaran.15

Tujuan

utama TBL adalah melampaui konten sederhana dan fokus untuk memastikan

bahwa siswa memiliki kesempatan untuk berlatih menggunakan metode

tersebut menggunakan konsep untuk memecahkan masalah.16

15

Katherine St. Clair and Laura Chihara, Team based learning in a statical literacy class,

Journal of Statistics Education volume 20 number 1, 2012, h.2 16

Larry K. Michaelsen and Michael Sweet, The Essential Elements of Team Based Learning,

Special Issue : Team Based – Learning : Small Group Learning’s Next Big Step Winter 2008

Volume 2008, Issue 116, h.7

13

TBL memiliki prinsip yang penting untuk mencapai keberhasilan dalam

proses pembelajaran yaitu :17

a. Kerja kelompok, guru harus mengawasi pembentukan kelompok sehingga ia

dapat mengelola tiga variabel penting yaitu memastikan bahwa seluruh

kelompok memiliki sumber daya yang memadai, menghindari koalisi

keanggotaan yang mungkin mengganggu perkembangan kekompakan

kelompok, dan memastikan bahwa kelompok-kelompok memiliki kesempatan

untuk berkembang menjadi tim belajar

b. Akuntabilitas, siswa bertanggungjawab atas kerja individu dan kelompoknya.

Siswa berkontribusi dalam mencari solusi dari masalah yang diberikan dan

yakin atas solusi yang telah menjadi kesepakatan bersama

c. Umpan balik, umpan balik langsung diberikan oleh guru dengan tujuan

pengembangan kelompok dan meningkatkan kinerja kelompok

d. Desain penugasan, aspek dasar dalam merancang tugas kelompok yang akan

diberikan baik dalam belajar maupun latihan dalam kelompok adalah

memastikan bahwa siswa benar – benar melakukan interaksi kelompok.

Perancangan tugas kelompok yang efektif adalah mengikuti “4S” yaitu:18

1) Significant, tugas harus selalu dirancang di sekitar masalah yang

signifikan kepada siswa sehingga siswa lebih cepat memahami

masalah yang harus diselesaikan

2) Same problem, semua siswa di kelas harus bekerja dan terlibat pada

masalah yang sama sehingga antar siswa dapat saling bekerjasama,

bertukar informasi dalam menyelesaiakan masalah dengan cara yang

tepat

3) Specific choice, siswa harus diminta untuk membuat pilihan tertentu

4) Simultaneously report, setiap kelompok harus melaporkan hasil kerja

mereka dan mempresentasikan

17

Ibid., h. 8-12 18

Ibid., h.20

14

Berdasarkan penjelasan prinsip – prinsip di atas, TBL memperhatikan

setiap unsur yang ada pada tahapan dalam kegiatan pembelajaran dari mulai

persiapan sampai akhir pembelajaran sehingga siswa memperoleh pemahaman

yang lengkap tentang materi yang akan dibahas.

Berikut adalah bagan dari tahapan dalam team based learning menurut

Larry K. Michaelsen dan Michael Sweet:19

Gambar 2.1

Bagan Tahapan Team Based Learning

a. Preparation

Pada preparation, guru memberikan bacaan dan tugas yang berisi

informasi tentang konsep-konsep dan ide-ide yang harus dipahami untuk

dapat memecahkan masalah pada materi yang akan dibahas. Proses ini

bertujuan untuk meminimalkan waktu kelas yang sering digunakan guru

untuk menjelaskan materi kepada siswa dimana materi tersebut padahal

dapat dipelajarinya sendiri.20

b. Readiness Assurance Process (RAP)

Pada tahapan ini, ada lima komponen utama yaitu :21

1) Assigment Reading

19

Ibid., h.9 20

Ibid., h.13 21

Ibid., h.17-19

15

Siswa diberi tugas baca, siswa harus menyelesaikan tugas baca yang

telah ditentukan.

2) Tes individu (iRAT)

Tes individu digunakan untuk menilai pemahaman siswa tentang

konsep-konsep dari bacaan dan sebagai dasar dalam pembentukan

tim.

3) Tes tim (tRAT)

Tim dibentuk dalam kelompok heterogen. Kemudian seluruh siswa

dalam timnya masing – masing memeriksa kebenaran dari keputusan

mereka menggunakan teknik penilaian umpan balik (IF-AT) yang

digunakan pada setiap keputusan tim. Dengan lembar jawaban IF-

AT, setiap kelompok mencoba memilih dari salah satu empat atau

lima kotak sebagai tanda yang menunjukkan mereka telah

menemukan jawaban yang benar. Jika mereka menemukan jawaban

pada percobaan pertama, mereka mendapatkan nilai penuh. Jika

tidak, mereka terus memilih hingga mereka menemukan jawaban

yang benar, tetapi skor mereka berkurang.

4) Written appeals

Pada tahap ini, setiap kelompok diberi kesempatan untuk

mengajukan banding terhadap tugas bacaan mereka. Siswa

diperbolehkan untuk mengkaji kembali terhadap bacaan yang

ditugaskan. Guru mendengarkan siswa berpendapat tentang hasil

pemikiran mereka.

5) Instructor feedback

Tahap terakhir dari RAP adalah umpan balik secara lisan. Umpan

balik ini disampaikan langsung setelah proses banding diajukan dan

memberi guru kesempatan untuk menjelaskan kepada siswa yang

memiliki kebingungan tentang konsep bacaan. Umpan balik dari

guru biasanya terbatas, singkat, dan terfokus hanya pada bagian yang

dipermasalahkan saja

16

c. Application of Courses Concept

Tahap akhir dalam TBL, guru memberikan tugas kepada siswa untuk

memperdalam pemahaman mereka secara berkelompok menggunakan

konsep untuk memecahkan masalah.

Pada penelitian ini, peneliti menggunakan TBL dengan menggunakan tahapan

sebagai berikut :

1. Preparation

Pada preparation, guru memberikan bacaan kepada siswa berisi

informasi yang diperlukan tentang konsep-konsep yang akan dipelajari.

2. Assigment Reading

Siswa memahami suatu konsep melalui tugas baca yang diberikan. Guru

juga membimbing siswa dalam memahami bacaan yang diberikan.

3. Tes individu (iRAT)

Tes individu yang digunakan adalah pilihan ganda dengan memberikan

penjelasan pada setiap hasil jawaban yang dipilih.

4. Tes tim (tRAT)

Tes tim yang digunakan adalah soal essay dan berbeda dengan soal tes

individu. Dalam pengerjaan tes tim, siswa diminta untuk berdiskusi

menentukan penyelesaian dari tes tersebut dan menyajikan hasil tes tim

di depan kelas. Pembentukan tim berdasarkan hasil tes individu(iRAT).

5. Written appeals Process

Pada tahap ini, guru memeriksa hasil tes tim dan memberikan

kesempatan kepada tim untuk menjelaskan hasiltes di depan kelas. Siswa

diberikan kesempatan membaca kembali untuk memperbaiki jawaban

dari hasil tes tim yang telah dikerjakan

6. Instructor feedback

Umpan balik ini disampaikan secara langsung selama proses

pembelajaran berlangsung. Guru menyimpulkan tentang pembelajaran

yang telah dilakukan di akhir pembelajaran

17

7. Application of Courses Concept

Pada tahap ini, siswa bersama tim-nya menyelesaikan tugas berupa soal

yang diberikan guru

Secara umum, aktivitas untuk mencapai tujuan ini adalah dengan mewajibkan

siswa untuk membuat pilihan tertentu. Penyelesaian tugas pertama, anggota diberi

informasi dan diminta untuk menghasilkan keputusan. Maka, sebagian besar

waktu dan usaha siswa digunakan untuk pembahasan tugas mereka dimana hal ini

akan berpengaruh terhadap kemampuan komunikasi siswa.

4. Pembelajaran Konvensional

Pembelajaran konvensional yang digunakan dalam penelitian ini adalah

pembelajaran ekspositori. Pembelajaran ekspositori merupakan strategi

pembelajaran dimana guru menjelaskan konsep secara praktis kepada siswa

untuk mempersiapkan siswa dalam memecahkan masalah yang menggunakan

konsep yang telah diajarkan. Kegiatan siswa dalam kelas, memahami

penjelasan guru dan bertanya tentang penjaelasan yang diberikan sehingga

mereka akan siap dalam menyelesaiakan masalah yang diajukan.

Pembelajaran ekspositori adalah pembelajaran yang menekankan kepada

proses penyampaian materi secara verbal dari seorang guru kepada sekelompok

siswa dengan maksud agar siswa dapat menguasai materi pelajaran secara

optimal. Roy Killen menamakan pembelajaran ekspositori ini dengan istilah

pembelajaran langsung (direct instruction). Pembelajaran ekspositori lebih

menekankan kepada proses bertutur, maka sering juga dinamakan istilah

pembelajaran chalk and talk.22

Pembelajaran ekspositori merupakan bentuk

dari pembelajaran yang berorientasi kepada guru (teacher centered approach).

Melalui pembelajaran ini guru menyampaikan materi pembelajaran secara

terstruktur dengan harapan materi pelajaran yang disampaikan itu dapat

dikuasai siswa dengan baik.

22

Wina Sanjaya, Kurikulum dan Pembelajaran : Teori dan Praktik Pengembangan Kurikulum

Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) Edisi I cetakan ke-6, 2015, h. 189

18

Berikut tahapan dalam menerapkan pembelajaran ekspositori :23

a. Persiapan

Persiapan merupakan langkah yang sangat penting dalam pembelajaran

ekspositori. Keberhasilan pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan

ekspositori sangat tegantung pada langkah persiapan. Tujuan yang ingin

dicapai dalam melakukan persiapan adalah :

1) Mengajak siswa keluar dari kondisi mental yang pasif

2) Membangkitkan motivasi dan minat siswa untuk belajar

3) Merangsang dan mengunggah rasa ingin tahu siswa

4) Menciptakan suasana dan iklim pembelajaran yang terbuka

b. Penyajian

Lanngkah penyajian adalah langkah penyampaian materi pelajaran sesuai

dengan persiapan yang telah dilakukan. Yang harus dipikirkan oleh setiap

guru dalam penyampaian ini adalah bagaimana agar materi pelajaran dapat

dengan mudah ditangkap dan dipahami oleh siswa. oleh sebab itu, ada

beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pelaksanaan langkah ini

diantaranya adalah penggunaan bahasa intonasi suara, menjaga kontak

mata dengan siswa, menggunakan joke agar kelas tetap hidup dan segar

melalui penggunaan kalimat atau bahasa yang lucu

c. Korelasi

Langkah korelasi adalah langkah menghubungkan materi pelajaran dengan

pengalaman siswa atau dengan hal – hal lain yang memunkinkan siswa

dapat menangkap keterkaitannya dalam struktur pengetahuan yang telah

dimilikinya. Langkah korelasi dilakukan tiada lain untuk memberikan

makna terhadap materi pelajaran, baik makna untuk memperbaiki struktur

pengetahuan yang telah dimilikinya, mmaupun makna untuk

meningkatkan kualitas kemampuan berpikir dankemmapuan motorik

siswa.

23

Ibid.

19

d. Menyimpulkan

Menyimpulkan adalah tahapan memahami inti (core) dari materi pelajaran

yang telah disajikan. Langkah menyimpulkan merupakan langkah yang

sangat penting dalam pembelajaran ekspositori, sebab melalui langkah

menyimpulkan siswa akan dapat mengambil intisari dari proses penyajian.

Menyimpulkan bisa dilakukan dengan beberapa cara, diantaranya :

1) Mengulang kembali inti – inti materi yang menjadi pokok persoalan

2) Memberikan beberapa pertanyaan yang relevan dengan materi yang

telah disajikan

3) Mapping melalui pemetaan keterkaitan antarmateri pokok – pokok

materi

e. Mengaplikasikan

Langkah aplikasi adalah langkah unjuk kemampuan siswa setelah mereka

menyimak penjelasan guru. Melalui langkah ini, guru akan dapat

mengumpulkan informasi tentang penguasaan dan pemahaman

materipelajaran oleh siswa. Tehnik yang biasa dilakukan pada langkah ini

adalah dengan membuat tugas yang relevan dengan materi yang telah

disajikan dan memberikan tes yang sesuai dengan materi pelajaran yang

telah disajikan

B. Kajian Hasil Penelitian Relevan

Beberapa hasil penelitian yang relevan dengan penelitian ini sebagai

berikut:

1. Penelitian yang dilakukan oleh Barbara E.C,dkk.”Using Concept Maps in a

Modified Team-Based Learning Exercise”.24

Berdasarkan penelitian ini,

memodifikasi latihan TBL sebagai dasar untuk mempraktekan cara membuat

peta konsep adalah latihan baru yang memungkinkan untuk menilai

pengetahuan siswa.

24

Barbara E.C. Knollmann-Ritschel dan Steven, Using Concept Maps in a Modified Team-

Based Learning Exercise, article military medicine Vol.180,2015 h.64

20

2. Penelitian yang dilakukan oleh Krisyanti Amalia, dkk. “Peningkatan

Kompetensi Strategis Matematis Siswa Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)

Melalui Strategi Team-Based Learning”.25

Berdasarkan hasil penelitian dan

pembahasan, peningkatan kompetensi strategis matematis siswa kelas X

yang memperoleh pembelajaran dengan strategi team-based learning lebih

tinggi daripada siswa yang memperoleh pembelajaran biasa ditinjau dari

keseluruhan siswa dan untuk kategori pengetahuan awal matematika sedang

dan rendah.

3. Penelitian dari Masdelima Azizah Sormin,dkk.”Peningkatan Kemampuan

Komunikasi dan disposisi Matematis Siswa Melalui Pembelajaran Koperatif

Tipe Jigsaw di SMP Muhammadiyah Kota Padangsidimpuan”.26

Hasil

penelitian menunjukkan bahwa peningkatan kemampuan komunikasi

matematis siswa yang diajarkan dengan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw

lebih tinggi daripada siswa yang diajarkan dengan pembelajaran

konvensional.

Dengan penelitian di atas, diharapkan penelitian ini dapat memperluas TBL

terhadap kemampuan komunikasi matematis siswa SMP Parigi, Pondok Aren.

Penelitian ini berbeda dengan penelitian yang lain, karena menggunakan populasi

dan sampel yang berbeda dengan penelitian lainnya.

C. Kerangka Berfikir

Pembelajaran matematika harus melibatkan siswa secara aktif dan tidak

berpusat pada guru sehingga siswa dapat mengungkapkan ide atau solusi dalam

memecahkan masalah dengan baik. Salah satu model pembelajaran yang mampu

untuk meningkatkan kemampuan komunikasi matematis siswa adalah Team

Based Learning (TBL).

25

Krisyanti Amalia,dkk., Peningkatan Kompetensi Strategis dan Self-Concept Matematis

Siswa Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Melalui Strategi Team Based Learning, Jurnal Ilmiah

Program Studi Matematika STKIP Siliwangi Bandung, 2016 h.14 26

Masdelima Azizah Sormin dkk., Peningkatan Kemampuan Komunikasi dan disposisi

Matematis Siswa Melalui Pembelajaran Koperatif Tipe Jigsaw di SMP Muhammadiyah Kota

Padangsidimpuan, Jurnal PARADIKMA,2017 h.177

21

Team based learning merupakan metode pembelajaran dimana siswa akan

bekerjasama dalam memahami konsep dengan kesiapan yang telah diberikan

sehingga tidak hanya memecahkan masalah tapi juga dapat mempresentasikannya

dengan baik. Terdapat tiga tahap dalam Team Based Learning (TBL) yaitu

preparation, Readiness Assurance Process dan Application of Course Concept.

Pertama, preparation dimana siswa akan membaca dan memahami konsep

secara individu namun tetap dalam bimbingan guru. Hal ini dipersiapkan untuk

tahap berikutnya yaitu Readiness Assurance Process, pada tahap ini siswa akan

dites secara individu maupun kelompok. Tes digunakan untuk mengetahui sejauh

mana pamahaman siswa dalam mengungkapkan kembali suatu uraian dalam

bahasa sendiri, menyatakan situasi dalam bentuk simbol matematis dan

mengekspresikan ide mereka dalam penyelesaiannya. Tahap terakhir dalam TBL

yaitu Application of Course Concept, pada tahap ini siswa secara berkelompok

menyelesaikan soal yang diaharapkan dapat meningkatkan kemampuan dalam

mengungkapkan pemahaman dan ide dalam penyelesaian yang baik. Sesuai

penjabaran di atas erikut kerangka berpikir penelitian ini :

22

Gambar 2.2

Bagan Kerangka Berpikir

D. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan teori – teori di atas yang telah dideskripsikan dan kerangka

berfikir yang telah dipaparkan sebelumnya, maka hipotesis yang diajukan dalam

penelitian ini adalah kemampuan komunikasi matematika siswa yang

menggunakan Team Based Learning (TBL) lebih tinggi daripada kemampuan

komunikasi matematika siswa yang menggunakan pembelajaran konvensional.

23

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan di SMP Parigi yang beralamat di jalan

Taman Makam Bahagia ABRI, Parigi, Pondok Aren Tangerang Selatan. Waktu

penelitian ini dilaksanakan di kelas VIII pada tahun ajaran semester genap

2018/2019 dibulan Februari sampai Maret 2019.

Jadwal pelaksanaan penelitian secara lengkap disajikan dalam tabel berikut :

Tabel 3.1

Jadwal Kegiatan Penelitian

No. Kegiatan Bulan ke-

I - VIII VIII IX - X X

1 Persiapan dan Perencanaan

2 Observasi

3 Pelaksanaan Pembelajaran

4 Analisis Data

5 Laporan Penelitian

B. Metode dan Desain Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode ekperimen kuasi.

Eksperimen ini biasa juga disebut eksperimen semu. Eksperimen kuasi bisa

digunakan minimal jika dapat mengontrol satu variabel saja.27

Penelitian ini

membagi 2 kelompok, yakni kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.

Kelompok eksperimen adalah kelompok yang diberikan perlakuan model Team

based Learning (TBL), sementara kelompok kontrol diberi perlakuan

pembelajaran Konvensional.

27

Nana Syaodih, Metode Penelitian Pendidikan (Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 2006) h.207

24

Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu Posttest Control-

Group Design yang berarti pengontrolan pada tes akhir. Pemilihan desain ini

karena peneliti ingin melihat perbedaan kemampuan komunikasi matematis siswa

setelah diberi perlakuan. Desain penelitian sebagai berikut:28

Tabel 3.2

Desain Penelitian

Kelas Perlakuan Postest

RE XE T

RK XK T

Keterangan :

R : Pemilihan subyek secara acak

XE : Perlakuan dengan pembelajaran menggunakan TBL

XK : Perlakuan dengan pembelajaran menggunakan konvensional

T : Pemberian tes kemampuan komunikasi matematis (postest) yang

diberikan kepada kelompok kontrol dan kelas eksperimen

C. Populasi dan Sampel

Sebelum penelitian ini dilaksanakan, terlebih dahulu harus ditentukan

populasi penelitian. Populasi adalah suatu himpunan dengan sifat-sifat yang

ditentukan oleh peneliti sedemikian rupa sehingga setiap individu/variabel/data

dapat dinyatakan dengan tepat apakah individu tersebut menjadi anggota atau

tidak.29

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMP Parigi.

Sampel adalah himpunan bagian atau sebagian dari populasi yang

karakteristiknya benar-benar diselidiki.30

Sampel diambil sebanyak dua unit kelas

yang relatif homogen dengan menggunakan tehnik Cluster Random Sampling

dimana sampling dilakukan pada seluruh kelas VIII SMP Parigi. Terpilih kelas

VIII-3 sebagai kelas eksperimen dan kelas VIII-2 sebagai kelas kontrol.

28

Ibid., h.206 29

Kadir, Statistika Terapan, Edisi Ketiga, (Depok : PT. Rajagrafindo Persada, 2015), h. 118. 30

Ibid.

25

D. Teknik dan Alat Pengumpulan Data

Data diperoleh dari hasil tes yang diberikan kepada kedua kelompok sampel

di akhir materi pembelajaran. Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam

pengumpulan data diantaranya:

1. Variabel

Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang

ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang

hal tersebut kemudian ditarik kesimpulan.31

Variabel bebas dalam penelitian ini

adalah model Team Based Learning. Kemudian variabel terikat dalam

penelitian ini adalah kemampuan komunikasi matematis siswa.

2. Sumber Data

Sumber data dalam penelitian ini adalah data skor kemampuan komunikasi

matematis siswa. Data yang diperoleh dari tes yang diberikan kepada kelas

yang dijadikan sampel yaitu pada kelas eksperimen dan kelas kontrol.

E. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini berupa 5 butir soal

esai yang diberikan dalam bentuk post-test dengan materi Sistem Persaman Linear

Dua Variabel. Instrumen ini dibuat untuk mengukur kemampuan komunikasi

matematis siswa. Dua kelompok yakni kelompok eksperimen dan kontrol

diberikan soal yang sama. adapun kisi – kisi tes kemampuan komunikasi

matematis disajikan dalam tabel 3.3 berikut ini :

31

Sugiyono, Statistik Untuk Penelitian, (Bandung: Alfabeta, 2012), h.2

26

Tabel 3.3

KISI – KISI TES KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS

Indikator Soal Indikator Kemampuan Komunikasi

Matematis No.Soal

Menyelesaikan masalah SPLDV

dengan menggunakan metode

grafik

Mengekspresikan ide-ide matematis

melalui tulisan, dan menggambarkan

nya secara visual

1

Menyelesaikan masalah SPLDV

yang disajikan dalam bentuk

tabel dengan menggunakan

metode eliminasi

Mengungkapkan kembali suatu uraian

atau paragraf matematika dalam bahasa

sendiri

2(A)

Menyatakan situasi atau diagram ke

dalam bahasa, ide atau model

matematika

2(B)

Menyelesaikan masalah SPLDV

dengan menggunakan metode

campuran

Mengekspresikan ide-ide matematis

melalui tulisan, dan menggambarkan

nya secara visual

3

Menyelesaikan masalah SPLDV

dengan menggunakan metode

subtitusi

Menyatakan situasi atau diagram ke

dalam bahasa, ide atau model

matematika 4

Untuk mengukur kemampuan berpikir komunikasi matematis, diperlukan

rubik dalam pemberian skor. Berikut rubik penskoran tes kemampuan berpikir

komunikasi matematis disajikan pada tabel 3.4 :

27

Tabel 3.4

Pedoman Penskoran Intrumen Tes Kemampuan Komunikasi Matematis

Indikator Tes Kriteria Skor

Mengungkapk

an kembali

suatu uraian

atau paragraf

matematika

dalam bahasa

sendiri

Penjelasan secara matematis masuk akal, benar, lengkap

dan tersusun secara logis

4

Penjelasan secara matematis masuk akal,benar dan lengkap

namun tidak tersusun secara logis atau terdapat kesalahan

bahasa

3

Penjelasan secara matematis masuk akal dan benar namun

kurang lengkap

2

Hanya sedikit penjelesan yang benar 1

Tidak ada jawaban 0

Mengekspresi

kan ide-ide

matematis

melalui

tulisan, dan

menggambark

annya secara

visual

Penjelasan secara matematis benar, solusi benar dan

menggambarkannya dengan jelas

4

Penjelasan secara matematis benar, solusi benar namun

menggambarkannya ada kesalahan

3

Penjelasan secara matematis benar, namun solusi salah dan

menggambarkannya ada yang kurang

2

Penjelasan secara matematis salah, solusi dan

,menggambarkannya salah

1

Tidak ada jawaban 0

Menyatakan

situasi atau

diagram ke

dalam bahasa,

ide atau

model

matematika

Membuat model matematika dengan benar,proses

perhitungan dan solusi benar

4

Membuat model matematika dengan benar, proses

perhitungan benar namun solusi salah

3

Membuat model matematika dengan benar namun proses

perhitungan dan solusi salah

2

Membuat model matematika salah, proses perhitungan dan

solusi salah

1

Tidak ada jawaban 0

28

Sebelum diuji coba, instrumen ini dilakukan pengujian berupa validitas,

realibilitas, daya beda dan tingkat kesukaran soal.

1. Uji Validitas

Untuk mengetahui instrumen kemampuan komunikasi matematis siswa

mampu atau tidak mengukur kemampuan komunikasi matematis, maka

instrumen diuji dahulu validitasnya. Uji validitas menggunakan rumus korelasi

product momen sebagai berikut:32

rxy = –( )( )

√* ( ) +* ( ) +

Keterangan :

rxy : Koefisien korelasi antara variable X dan variable Y, dua variable

yang dikorelasikan

: Banyaknya subjek

: Skor item

: Skor total

: Jumlah skor item

: Jumlah skor total

: Jumlah kuadrat skor item

: Jumlah skor total

: Jumlah nilai perkalian tiap-tiap skor asli dari x dan y

Peneliti membuat 5 butir soal instrumen kemampuan komunikasi matematis

untuk dilakukan uji validitas empiris kepada siswa kelas IX SMP Parigi dengan

jumlah 30 siswa. Penghitungan dalam menentukan validitas menggunakan

Statistical Program for Society Science (SPSS) dengan cara sebagai berikut:

a) Buka file SPSS

b) Pilih menu statistic/analyze, kemudian pilih submenu corralate, lalu

bivariate

32

Suharsimi Arikunto, Dasar – Dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta : PT Bumi Aksara, 2015),

Edisi kedua, Cetakan ke 4 h.87

29

c) Box variable diisi skor butir pertanyaan dan skor total

d) Tekan OK lalu akan mucul output SPSS

Setelah dilakukan olah data dengan merujuk pada taraf signifikansi 5%,

dengan terlebih dahulu menetapkan degrees of freedom atau derajat kebebasan

yaitu db = n – 2. Soal dikatakan valid jika nilai rhitung rtabel. Sebaliknya soal

dikatakan tidak valid jika nilai rhitung < rtabel. Dengan mengambil sampel n = 30,

ditetapkan rtabel sebesar 0,361. Berikut ini merupakan Rekapitulasi uji validitas

instrumen kemampuan komunikasi matematis dalam penelitian ini, tersaji pada

tabel 3.5 berikut:

Tabel 3.5

Hasil Rekapitulasi Uji Validitas Tes Kemampuan Komunikasi

Matematis

No. rhitung rtabel Kriteria Keputusan

1 0,653

0,361

Valid Digunakan,

Diperbaiki

2(A) 0,792 Valid Digunakan

2(B) 0,878 Valid Digunakan

3 0,785 Valid Digunakan

4 0,665 Valid Digunakan

Berdasarkan hasil perhitungan uji validitas instrumen penelitian, dari 5 butir

soal yang diuji cobakan diperoleh 5 butir soal yang valid, terdiri dari nomor 1,

2(A), 2(B), 3 dan 4 yang mewakili indikator kemampuan komunikasi

matematis untuk digunakan sebagai instrumen penelitian.

2. Uji Reliabilitas

Pengujian reliabilitas berhubungan dengan masalah kepercayaan suatu

instrumen. Suatu instrumen dapat dikatakan memiliki tingkat kepercayaan

yang tinggi jika dapat memberikan hasil yang tetap.33

Untuk mengetahui reliabilitas tes maka digunakan rumus Alpha Cronbach

sebagai berikut:34

33

Ibid., h. 100.

30

= (

( )) (

)

Keterangan:

: koefisien reliabilitas

n : banyak butir soal yang valid

: jumlah varians skor tiap-tiap item soal

: varians total

Untuk menghitung dan

digunakan rumus varians sebagai berikut:35

( )

Reliabilitas yang diuji pada instrumen ini menggunakan perangkat lunak

SPSS dengan cara sebagai berikut:36

a) Buka file SPSS

b) Pilih menu Statistics/analyze, kemudian pilih submenu scale, lalu pilih

reability analysis

c) Masukan skor pertanyaan

d) Kemudian pilih alpha

e) Klik statistic, muncul windows reliability analysis statistic

f) Bagian descriptive for pilih item, scale, scale if item deleted dan

correlation Kemudian klik continue

g) Klik OK

Kriteria koefisien reliabilitas disajikan dalam tabel 3.6 sebagai berikut:37

34

Ibid., h. 122. 35

Ibid., h. 123. 36

Danang Sunyoto, Uji Khi Kuadrat Regresi dan untuk Penelitian, (Yogyakarta: Graha ilmu,

2010), Cet. 1, h.90 37

Asep Jihad, Evaluasi Pebelajaran, (Multi Pressindo: Yogyakarta, 2012), h.181

31

Tabel 3.6

Klasifikasi Koefisien Reliabilitas

Keterangan

0,80 < 1,00 Derajat reliabilitas sangat

tinggi

0,60 < 0,80 Derajat reliabilitas tinggi

0,40 < 0,60 Derajat reliabilitas sedang

0,20 < 0,40 Derajat reliabilitas rendah

0,00 < 0,20 Derajat reliabilitas sangat

rendah

Berikut ini merupakan Rekapitulasi uji reliabilitas instrumen kemampuan

komunikasi matematis dalam penelitian ini, tersaji pada tabel 3.7:

Tabel 3.7

Hasil Rekapitulasi Uji Reliabilitas Tes Kemampuan Komunikasi

Matematis

Variabel Hasil Uji Interpretasi

Kemampuan

komunikasi matematis 0,812

Derajat reliabilitas

sangat tinggi

Berdasarkan hasil perhitungan reliabilitas uji instrumen tes kemampuan

komunikasi matematis, dari 5 butir soal valid diperoleh r = 0,812 dengan tingkat

derajar reliabilitas sangat tinggi.

3. Uji Daya Pembeda

Untuk mengetahui tingkat kemampuan siswa yang tinggi dengan

kemampuan siswa yang rendah dilakukan perhitungan daya pembeda.

Rumus untuk mencari perhitungan daya pembeda adalah:38

38

Arikunto, op. cit., h. 228.

32

Keterangan:

D : indeks daya beda

JA : banyaknya peserta kelompok atas

JB : banyaknya peserta kelompok bawah

BA : banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab soal dengan

benar

BB :banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab soal dengan

benar

Dengan Klasifikasi daya pembeda yang digunakan seperti yang terlihat pada

tabel dibawah ini:39

Tabel 3.8

Klasifikasi Indeks Daya Pembeda

Nilai DP Interpretasi

0,00 – 0,20 Jelek

0,21 – 0,40 Cukup

0,41 – 0,70 Baik

0,71 – 1,00 Baik sekali

Negatif Soal dibuang

Berikut ini merupakan Rekapitulasi daya pembeda instrumen kemampuan

komunikasi matematis dalam penelitian ini, tersaji pada tabel 3.9:

Tabel 3.9

Hasil Rekapitulasi Daya Pembeda Tes Kemampuan Komunikasi Matematis

No. Soal Daya Pembeda

D Kriteria

1 0,133 Jelek

2(A) 0,233 Cukup

2(B) 0,417 Baik

3 0,283 Cukup

4 0,267 Cukup

Berdasarkan tabel rekapitulasi daya pembeda tes kemampuan komunikasi

matematis, soal nomor 1 memiliki kriteria jelek sehingga soal diperbaiki

39

Ibid., h. 232

33

4. Uji Taraf Kesukaran

Taraf kesukaran dihitung untuk mengelompokan soal sukar, sedang,

dan mudah. Untuk menghitung taraf kesukaran dengan rumus:40

Keterangan:

P : indeks kesukaran

B : banyaknya siswa yang menjawab soal itu dengan benar

JS : jumlah seluruh siswa peserta tes

Klasifikasi Indeks kesukaran dilihat seperti tabel dibawah ini: 41

Tabel 3.10

Klasifikasi Indeks Kesukaran Tes Kemampuan Komunikasi Matematis

Nilai IK Interpretasi

Sukar

Sedang

Mudah

Berikut ini merupakan Rekapitulasi uji taraf kesukaran instrumen kemampuan

komunikasi matematis dalam penelitian ini, tersaji pada tabel dibawah ini:

Tabel 3.11

Rekapitulasi Hasil Uji Taraf Kesukaran

No. Soal Taraf Kesukaran

P Kriteria

1 0,450 Sedang

2(A) 0,467 Sedang

2(B) 0,458 Sedang

3 0,358 Sedang

4 0,450 Sedang

40

Ibid., h. 223. 41

Ibid., h.225.

34

F. Teknik Analisis Data

Analisis data yang dilakukan didasarkan pada perbedaan dua rata–rata

kelompok. Pengujian hipotesis yang dilakukan dengan menggunakan uji-t.

Sebelum melakukan pengujian hipotesis, dilaksanakan uji prasyarat analisis

sebagai berikut:42

1. Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui sampel berasal dari populasi

yang berdistristribusi normal atau tidak. Uji normalitas data hasil penelitian

dilakukan dengan chi-square dengan langkah – langkah sebagai berikut:

a. Perumusan Hipotesis.

Ho : Sampel berasal dari populasi berdistribusi normal.

H1 : Sampel berasal dari populasi berdistribusi tidak normal.

b. Data dikelompokan ke dalam distribusi frekuensi.

c. Menentukan proporsi ke-j (Pj).

d. Menentukan 100 Pj yaitu persentase luas interval ke-j dari suatu

distribusi normal melalui tranformasi ke skor baku: = ̅

.

e. Menghitung nilai 2 hitung melalui rumus sebagai berikut.

( )

f. Menentukan

tabel pada derajat bebas (db) = k – 3, dimana k banyaknya

kelompok.

g. Kriteria pengujian.

Jika tabel maka Ho diterima.

Jika > tabel maka Ho ditolak.

h. Kesimpulan.

tabel : Sampel berasal dari populasi berdistribusi normal

> tabel: Sampel berasal dari populasi berdistribusi tidak normal.

42

Kadir, op. cit., h. 149.

35

2. Uji Homogenitas

Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui sampel berasal dari populasi

dengan varians yang homogen atau tidak. Uji homogenitas dilakukan dengan

Uji F.

Formula statistik uji F sebagai berikut :43

Keterangan:

db1 (varians terbesar sebagai pembilang) : (n1 1)

db2 (varians terbesar sebagai penyebut) : (n2 1)

Adapun hipotesis statistiknya:

Ho: =

H1:

3. Uji Hipotesis

Setelah uji persyaratan analisis dilakukan dan telah diketahui bahwa

sampel dua kelompok berasal dari populasi yang berdistribusi normal dan

memiliki varians yang homogen. Maka dilakukan uji hipotesis dengan uji-t.

Langkah – langkah pengujian hipotesis sebagai berikut:44

a. Merumuskan hipotesis

b. Menghitung harga “t” observasi ditulis “to atau thitung” dengan rumus

to = ̅ ̅

,

dimana

Se = √( )(

)

( )( )( )

(∑ )

dan

(∑ )

43

Ibid., h. 162. 44

Ibid., h. 300

36

c. Menentukan harga “ttabel” berdasarkan derajat bebas (db), yaitu db = n1 +

n2 – 2 (n1 dan n2 jumlah data kelompok 1 dan 2).

d. Membandingkan harga to dan ttabel dengan 2 kriteria :

Jika to ≤ ttabel maka hipotesis nihil (Ho) diterima.

Jika to > ttabel maka hipotesis nihil (Ho) ditolak.

e. Kesimpulan Pengujian

Jika Ho diterima, berarti tidak ada perbedaan parameter rata – rata

populasi.

Jika Ho ditolak, berarti ada perbedaan parameter rata – rata populasi.

G. Hipotesis Statistik

Hipotesis statistik dengan uji satu pihak kanan untuk kesamaan dua rata – rata

sebagai berikut: 45

Ho: 𝜇1 𝜇2

H1: 𝜇1 > 𝜇2

Keterangan:

𝜇1 : rata rata kemampuan berpikir komunikasi matematis siswa kelas

eksperimen.

𝜇2 : rata rata kemampuan berpikir komunikasi matematis siswa kelas

kontrol.

Ho : rata rata kemampuan berpikir komunikasi matematis siswa pada kelas

eksperimen lebih kecil sama dengan rata-rata kemampuan berpikir

komunikasi matematis siswa kelas kontrol.

H1 : rata rata kemampuan berpikir komunikasi matematis siswa pada kelas

eksperimen lebih tinggi dari rata rata kemampuan berpikir komunikasi

matematis siswa kelas kontrol.

45

Sugiyono, loc.cit., h.102

37

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data

Penelitian yang mengenai kemampuan komunikasi matematis siswa ini

dilaksanakan di SMP Parigi pada kelas VIII. Penelitian ini menggunakan dua

kelompok sampel, yaitu kelas VIII-2 terdiri dari 32 siswa, kelas ini sebagai kelas

kontrol yang pembelajarannya menggunakan pembelajaran konvensional dan

kelas VIII-3 terdiri dari 30 siswa, kelas ini sebagai kelas eksperimen yang

pembelajarannya menggunakan Team Based Learning. Materi matematika yang

diajarkan adalah Sistem Persamaan Linear Dua Variabel.

Penelitian yang bertujuan untuk mengetahui kemampuan komunikasi

matematis siswa ini dilakukan sebanyak sembilan pertemuan. Setelah diberikan

perlakuan yang berbeda selama delapan pertemuan, pada pertemuan kesembilan

kedua kelas mengerjakan soal tes kemampuan komunikasi matematis yang sama.

Soal tes terdiri dari lima butir soal esai yang telah memenuhi kriteria validitas,

reliabilitas, daya beda dan taraf kesukaran kemampuan komunikasi matematis.

Berikut ini disajikan data hasil posttest kemampuan komunikasi matematis

siswa. Data pada penelitian ini merupakan data dari tes yang telah diberikan

kepada kedua kelas yaitu kelas kontrol dan kelas eksperimen.

1. Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa Kelas Eksperimen

Data hasil penelitian tes kemampuan komunikasi matematis siswa

SMP kelas eksperimen selama menggunakan Team Based Learning yang

berjumlah 30 siswa diperoleh hasil statatistik deskriptif dari kemampuan

komunikasi matematis siswa yang disajikan pada tabel 4.1 berikut:

38

38

Tabel 4.1

kTabel Statistik Deskriptif Kemampuan Komunikasi Matematis Kelas

Eksperimen

Berdasarkan tabel 4.1 dapat dilihat bahwa hasil nilai rata – rata kelas

eksperimen 72,17 dengan nilai tertinggi 90 dan nilai terendah 50. Nilai tengah dan

modus data kelas eksperimen adalah 75 lebih tinggi dari nilai rata – rata. Hal ini

menggambarkan bahwa data menyebar pada nilai – nilai di atas rata – rata

sehingga siswa yang memperoleh nilai di atas rata – rata lebih banyak dibanding

siswa yang memperoleh nilai di bawah rata – rata. Nilai varians dari kelas

eksperimen adalah 96,006 dan standar deviasi 9,798. Hal ini menunjukkan bahwa

nilai data eksperimen beragam dan setiap nilai data memiliki selisih yang cukup

besar dengan nilai rata – rata.

Data hasil penelitian ini juga disajikan dalam bentuk tabel distribusi

frekuensi sebagai berikut:

Keterangan Statistic

Kelas

Eksperimen

Mean 72,17

95% Confidence

Interval for Mean

Lower

Bound 68,51

Upper

Bound 75,83

5% Trimmed Mean 72,31

Median 75,00

Variance 96,006

Std. Deviation 9,798

Minimum 50

Maximum 90

Range 40

Interquartile Range 15

Skewness -0,247

Kurtosis -0,146

39

Tabel 4.2

Tabel Distribusi Frekuensi Kemampuan Komunikasi Matematis Kelas

Eksperimen

Interval Nilai Frekuensi

F F(%)

50-55 2 6,67

56-61 4 13,33

62-67 2 6,67

68-73 6 20

74-79 8 26,67

80-85 6 20

86-91 2 6,67

Total Frekuensi 30 100

Berdasarkan tabel 4.2, Jumlah siswa yang mendapat nilai di atas rata –

rata kelas ada 16 dari 30 siswa atau sebesar 53,33% sedangkan siswa yang

mendapat nilai di bawah rata – rata kelas ada 14 dari 30 siswa atau sebesar

46,67% dengan rata – rata kelas adalah 72,17. Jika dilihat dari KKM (Kriteria

Ketuntasan Minimal) yaitu 75, jumlah siswa yang mencapai KKM adalah 16

orang. Dengan demikian pembelajaran yang menggunakan Team Based

Learning memberi pengaruh yang positif terhadap ketutasan belajar. Bila

digambarkan secara visual, penyebaran data dari kelas eksperimen akan terlihat

seperti gambar 4.1 berikut ini:

Gambar 4.1

Grafik Distribusi Data kelas Eksperimen

Dari grafik diatas, memiliki model kemiringan negatif atau landai kiri

dengan besar kemiriangan -0,247 sehingga data kelas eksperimen memiliki

0

2

4

6

8

10

50-55 56-61 62-67 68-73 74-79 80-85 86-91

Distribusi Data Kelas Eksperimen

Kelas Eksperimen

40

kecenderungan mengelompok di atas rata-rata empirik dan model kurva adalah

runcing (leptokurtis) sebesar -0,146.

2. Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa Kelas Kontrol

Data hasil penelitian tes kemampuan komunikasi matematis siswa SMP

kelas kontrol selama menggunakan pembelajaran konvensional yang berjumlah

32 siswa diperoleh hasil statatistik deskriptif dari kemampuan komunikasi

matematis siswa yang disajikan pada tabel 4.3 berikut:

Tabel 4.3

Tabel Statistik Deskriptif Kemampuan Komunikasi Matematis Kelas

Kontrol

Keterangan Statistic

Kelas

Kontrol

Mean 62,50

95% Confidence Interval for

Mean

Lower Bound 58,46

Upper Bound 66,54

5% Trimmed Mean 62,67

Median 65,00

Variance 125,806

Std. Deviation 11,216

Minimum 40

Maximum 80

Range 40

Interquartile Range 19

Skewness -0,128

Kurtosis -0,809

Berdasarkan tabel 4.3 dapat dilihat bahwa hasil nilai rata – rata kelas

kontrol 62,50 dengan nilai tertinggi 80 dan nilai terendah 40. Nilai tengah

adalah 65 lebih tinggi dari nilai rata – rata kelas. Nilai varians dari kelas

kontrol adalah 125,806 dan standar deviasi 11,216. Hal ini menunjukkan

bahwa nilai data kelas kontrol beragam dan memiliki selisih yang besar dengan

nilai rata –rata. Data hasil penelitian ini juga disajikan dalam bentuk tabel

distribusi frekuensi sebagai berikut:

41

Tabel 4.4

Tabel Distribusi Frekuensi Kemampuan Komunikasi Matematis Kelas

Kontrol

Interval Nilai Frekuensi

F F(%)

40-46 3 9.38

47-53 5 15.63

54-60 7 21.88

61-67 6 18.75

68-74 5 15.63

75-81 6 18.75

Total Frekuensi 32 100

Berdasarkan tabel 4.4 Jumlah siswa yang mendapat nilai di atas rata –

rata kelas ada 17 dari 32 siswa atau sebesar 53,125% sedangkan siswa yang

mendapat nilai di bawah rata – rata kelas ada 15 dari 32 siswa atau sebesar

46,875% dengan rata – rata kelas adalah 62,5. Meskipun jumlah siswa yang

mendapat nilai di atas rata-rata lebih banyak yaitu 17 siswa namun hanya 6

siswa yang dapat mencapai KKM. Dengan demikian pembelajaran

konvensional kurang mampu memberikan pengaruh yang positif terhadap

ketuntas belajar. Bila digambarkan secara visual, penyebaran data dari kelas

eksperimen akan terlihat seperti gambar 4.2 berikut ini:

Gambar 4.2

Grafik Distribusi Data kelas Kontrol

0

2

4

6

8

40-46 47-53 54-60 61-67 68-74 75-81

Distribusi Data Kelas Kontrol

Kelas Kontrol

42

Dari gambar 4.2, grafik memiliki model kemiringan negatif atau landai

kiri dengan besar kemiriangan -0,128 sehingga data kelas kontrol memiliki

kecenderungan mengelompok di atas rata-rata empirik dan model kurva adalah

runcing (leptokurtis) sebesar -0,809.

3. Perbandingan Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa Kelas

Eksperimen dan Kelas Kontrol

Berdasarkan deskripsi mengenai hasil tes kemampuan komunikasi

matematis siswa SMP terdapat perbedaan diantara kelas eksperimen dan kelas

kontrol disajikan dalam tabel 4.5 berikut ini:

Tabel 4.5

Perbandingan Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa

Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol

Statistika Kelompok

Eksperimen Kontrol

Rata-rata 72,17 62,50

Median (Me) 75 65

Modus (Mo) 75 65

Varians 96,006 125,806

Standar Deviasi 9,798 11,216

Nilai Maksimum 90 80

Nilai Minimum 50 40

Berdasarkan Tabel 4.5, nilai rata-rata yang diperoleh kelas eksperimen

yaitu 72,17 dengan nilai tertinggi 90 dan nilai terendahnya 50 sedangkan nilai

rata-rata yang diperoleh kelas kontrol yaitu 62,50 dengan nilai tertinggi 80 dan

nilai terendahnya 40. Selisih dari nilai tertinggi kelas eksperimen dan kelas

kontrol adalah 10 begitu pula selisih nilai terendah kelas eksperimen dan kelas

kontrol adalah 10. Berdasarkan hal tersebut, nilai rata – rata kelas eksperimen

lebih tinggi daripada kelas kontrol dimana nilai tertinggi terdapat pada kelas

eksperimen sedangkan nilai terendah terdapat pada kelas kontrol.

43

Nilai median dan modus kelas eksperimen sama yaitu 75 sedangkan

nilai median dan modus kelas kontrol sama yaitu 65. Meskipun kedua kelas,

median dan modus di atas rata-rata kelas masing – masing, jumlah siswa kelas

ekperimen lebih banyak mendapat nilai yang mencapai KKM yaitu 75

sebanyak 16 orang dibanding jumlah siswa kelas kontrol yang hanya 6 orang.

Terdapat pula perbedaan perolehan standar deviasi. Standar deviasi kelas

eksperimen lebih kecil dibandingkan dengan nilai standar deviasi kelas kontrol.

Standar deviasi kelas eksperimen sebesar 9,798, sedangkan standar deviasi

kelas kontrol adalah 11,216. Ini berarti bahwa sebaran data pada kelompok

eksperimen lebih mendekati nilai rata-rata, sedangkan sebaran data pada

kelompok kontrol memiliki rentang yang menjauhi dari nilai rata-rata. Nilai

varians kelas eksperimen sebesar 96,006 sedangkan nilai varians kelas kontrol

adalah 125,806. Hal tersebut menunjukan bahwa penyebaran nilai yang

diperoleh kelas kontrol lebih bervaiasi, sedangkan pada kelas eksperimen

mengelompok pada nilai di atas rata-rata.

4. Perbandingan Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa Kelas

Eksperimen dan Kelas Kontrol Berdasarkan Indikator

Perbandingan nilai kemampuan komunikasi matematis juga terdapat

pada hasil tes persentase nilai masing – masing indikator kemampuan

komunikasi matematis. Ada tiga kriteria kemampuan komunikasi matematis

yaitu mengungkapkan kembali suatu uraian atau paragraf matematika dalam

bahasa sendiri, mengekspresikan ide-ide matematis melalui tulisan, dan

menggambarkan nya secara visual dan menyatakan situasi atau diagram ke

dalam bahasa, ide atau model matematika dapat dilihat pada tabel 4.6 berikut:

44

Tabel 4.6

Perbandingan Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa

Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol Berdasarkan Indikator

Berdasarkan tabel 4.6, skor ideal pada tabel merupakan nilai maksimum siswa

untuk setiap indikator. Tiga puluh siswa kelas eksperimen pada indikator

pertama mencapai rata – rata 67,5. Sedangkan 32 siswa kelas kontrol pada

indikator pertama yaitu rata – rata mencapai 52,34. Hal tersebut menunjukkan

bahwa rata – rata skor untuk indikator pertama, siswa kelas eksperimen lebih

tinggi daripada siswa kelas kontrol. Untuk pencapaian indikator kedua, siswa

kelas eksperimen memperoleh rata – rata 74,58. Sedangkan siswa kelas kontrol

memperoleh rata – rata 65,63 ternyata lebih kecil dari siswa kelas eksperimen.

Untuk indikator ketiga, kelas ekperimen rata – rata 72,08 yang lebih tinggi

daripada siswa kelas kontrol yang hanya mencapai rata – rata 64,45.

Berdasarkan analisis peneliti dalam pencapaian siswa menyatakan

situasi atau diagram ke dalam bahasa, ide atau model matematika, peneliti

selalu menginstruksikan untuk memahami masalah lalu menuliskan hal yang

diketahui dan mengubahnya dalam model matematika sebelum menentukan

solusi dari suatu masalah. karena siswa sudah terbiasa melakukan hal – hal

tersebut, siswa tidak kesulitan dalam menyatakan dalam bentuk bahasa, ide

No Indikator Kelas

Eksperimen

Kelas

Kontrol

1

mengungkapkan kembali

suatu uraian atau paragraf

matematika dalam bahasa

sendiri

67,5 52,34

2

menyatakan situasi atau

diagram ke dalam bahasa,

ide atau model matematika

74,58 65,63

3

mengekspresikan ide-ide

matematis melalui tulisan,

dan menggambarkan nya

secara visual

72,08 64,45

45

maupun model matematika. Sedangkan dari selisih persentase menyatakan

situasi atau diagram ke dalam bahasa, ide atau model matematika pada kelas

eksperimen lebih tinggi daripada kelas kontrol. Menurut peneliti, hal tersebut

dikarenakan banyak tahapan Team Based Learning yaitu iRAT, tRAT dan

Application of Course Concept memberikan siswa pengalaman dalam berbagai

macam masalah yang diberikan dengan tujuan siswa dapat mengaplikasikan

atau menggunakan konsep yang telah dipelajari sehingga siswa terlatih dalam

menyatakan ide mereka.

. Hal tersebut menunjukkan treatment yang digunakan memberi

pengaruh yang positif terhadap kemampuan siswa dalam mengungkapkan

pendapat atau pola pikir mereka dalam memmecahkan masalah.

Secara visual, perbandingan persentase nilai rata-rata kemampuan

komunikasi matematis siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol disajikan

dalam gambar 4.3 berikut:

Gambar 4.3

Diagram Batang Persentase Indikator Kemampuan Komunikasi Matematis

Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol

Dari gambar 4.4, digram batang dapat dilihat bahwa kemampuan

komunikasi matematis yang menggunakan pembelajaran Team Based Learning

Indikator 1 Indikator 2 Indikator 3

Kelas Eksperimen 67,5 74,58 72,08

Kelas Kontrol 55,83 70 68,75

0

10

20

30

40

50

60

70

80

Per

sen

tase

Nil

aI

Ra

ta -

Ra

ta (

%)

Perbandingan Persentase Indikator Kemampuan

Komunikasi Matematis Kelas Eksperimen dan Kelas

Kontrol

46

lebih tinggi dibandingkan dengan kelas kontrol yang menggunakan

pembelajaran konvensional baik secara keseluruhan statistik maupun

berdasarkan tiap indikator kemampuan komunikasi.

5. Deskripsi Proses Pembelajaran Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol

a. Proses Pembelajaran Kelas Eksperimen

Proses pembelajaran pada kelas eksperimen menngunakan

pembelajaran Team Based Learning. TBL merupakan pembelajaran yang

berfokus pada siswa, dimana siswa akan dipersiapkan untuk tes baik

secara individu maupun kelompok. Materi yang diajarkan pada penelitian

ini yaitu Sistem Persamaan Linear Dua Variabel.

Tahapan TBL yang digunakan peneliti sesuai dengan tahapan TBL

pada teori. Perbedaan antara keduanya ada pada alokasi waktu dan bentuk

soal. Pada alokasi waktu yang digunakan peneliti dalam setiap satu

rangkaian tahapan menggunakan dua pertemuan. Pertemuan pertama

dilakukan tahap Preparation, Assigned Reading Process dan iRAT.

Sedangkan pertemuan kedua dilakukan tahap tRAT, Written appeals

Process, dan Application of Courses Concept. Untuk Instructor feedback,

guru membimbing siswa dan memberikan umpan balik secara langsung

sehingga pada tahap ini terjadi dai awal sampai akhir petemuan.

1) Preparation

Pada Preparation, siswa mempersiapkan materi dengan tugas baca

yang diberikan oleh guru berupa modul seperti berikut.

47

Gambar 4.4

Modul 2 dan Proses Assigned Reading

Pada modul terdapat pertanyaan atau uraian singkat dimana siswa

akan mencoba menjawab pertanyaan yang diberikan. Hal ini akan

membuat tugas baca siswa lebih efektif karena siswa diharuskan

memahami konsep, situasi atau cerita yang diberikan. Guru membimbing

siswa dalam menjawab modul dan memperkenalkan konsep yang akan

dipelajari.

2) iRAT

Hasil dari tugas baca berupa sebuah tes individu yang disebut

iRAT. Pada penelitian ini, soal iRAT berupa pilihan ganda yang

beralasan. Siswa harus mengerjakan tes yang berupa multiple choice dan

menuliskan proses penyelesaian atau penjelasan atas setiap jawaban

mereka di kolom “Jelaskan Jawabanmu”. Secara visual, disajikan hasil

iRAT salah satu siswa sebagai berikut.

48

Gambar 4.5

Gambar Hasil iRAT 1

Pada tahapan ini, awalnya siswa mengalami kesulitan dalam

menyesuaikan diri dengan iRAT terlihat pada hasil nilai iRAT pertama

dan kedua karena siswa tidak terlatih dengan soal latihan tanpa melihat

kembali catatan. Namun, setelah dilakukannya iRAT berikutnya, siswa

lebih mempersiapkan diri untuk tes berikutnya sehingga ada peningkatan

nilai iRAT. Berikut rekapitulasi hasil iRAT kelas eksperimen.

Tabel 4.7

Hasil Rekapitulasi iRAT

Siswa iRAT 1 iRAT 2 iRAT 3 iRAT 4

R01 65 50 50 65

R02 80 65 70 85

R03 75 55 60 70

R04 70 55 65 70

R05 90 80 75 100

R06 70 60 60 75

R07 80 65 65 80

R08 60 65 55 70

R09 65 65 60 70

R10 55 55 50 55

R11 70 75 75 75

R12 70 65 65 75

R13 50 30 40 55

R14 80 60 70 80

R15 75 60 70 80

R16 70 65 60 75

R17 80 70 75 90

49

R18 70 60 70 75

R19 70 55 65 70

R20 90 75 75 90

R21 75 65 70 80

R22 85 55 65 90

R23 75 45 60 85

R24 60 50 60 75

R25 60 50 40 55

R26 75 50 55 75

R27 60 45 50 65

R28 75 55 65 85

R29 85 70 70 95

R30 75 40 65 80

Dilihat dari tabel 4.9, pada iRAT pertama dan kedua hanya terdapat

6 siswa yang nilai iRAT mengalami kenaikan. Namun, pada iRAT ketiga

dan keempat, terdapat 17 siswa yang mengalami kenaikan nilai. Hal ini

menunjukkan siswa butuh adaptasi dengan pembelajaran baru dan

terbiasa dengan pembelajaran yang diberikan.

3) tRAT

Pada tahap ini, siswa akan diberikan tes dimana pengerjaanya

secara berkelompok. Tes ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman

siswa dalam menyelasaikan soal dengan cara bekerjasama, berdiskusi,

dan bertukar pikiran dalam menentukkan solusi yang tepat dari masalah

yang diberikan. Pada tahap ini,guru membimbing siswa dalam

memahami pertanyaan yang dimaksud. Secara visual, disajikan hasil

tRAT salah satu kelompok dan proses tRAT sebagai berikut.

50

Gambar 4.6

Gambar Hasil tRAT 3

Pada tahapan ini, siswa secara berkelompok melatih diri mereka

dengan cara mencoba menyelesaikan soal yang telah diberikan dan

bertukar pendapat dengan teman sekelompok. Terlihat pada nilai

kelompok 1, 2 dan 5 mengalami peningkatan dari tRAT 1 sampai tRAT

4. Hal ini membuktikan pada situasi tersebut, siswa melatih diri mereka

dalam menyampaikan pendapat dengan bahasa sendiri dan menambahkan

atau mengomentari pendapat teman kelompok dalam menyelasaikan

masalah yang diberikan sehingga siswa terbiasa dalam melengkapi atau

menyempurnakan jawaban mereka. Berikut rekapitulasi hasil dari tRAT

selama penelitian.

Tabel 4.8

Data Kelompok tRAT

Kelompok Siswa tRAT 1 tRAT 2 tRAT 3 tRAT 4

1

R13

70 85 100 90

R01

R03

R07

R20

2

R10

65 75 90 100

R09

R11

R02

51

R05

3

R08

75 80 100 95

R04

R19

R30

R29

4

R24

70 80 95 95

R06

R15

R28

R22

5

R25

75 85 95 100

R12

R18

R26

R17

6

R27

70 75 85 90

R16

R21

R23

R14

Berdasarkan tabel 4.10, terdapat tiga kelompok yang konsisten

mengalami kenaikan yaitu kelompok 2, 4, 5 dan 6. Sedangkan kelompok

1 dan 3 mengalami penurunan nilai pada tRAT keempat namun masih di

atas KKM. Hal ini menunjukkan bahwa tRAT memberikan pengaruh

yang positif terhadap hasil belajar siswa

4) Written appeals Process

Setelah siswa mengerjakan tRAT, secara berkelompok siswa

mempresentasikan hasil pengerjaanya di depan kelas. Untuk kelompok

lain dapat mengajukan pendapat mereka atas jawaban yang

dipresentasikan. Disini siswa akan berdiskusi antara kelompok dan

memperbaiki kesalahan seperti terlihat pada gambar berikut.

52

Gambar 4.7

Gambar pada Tahap Written appeals Process

5) Application of Courses Concept

Setelah siswa memahami konsep dengan tes individu dan tes

kelompok, siswa secara berkelompok menyelesaikan tugas berupa soal

untuk melatih kemampuan menggunakan konsep dalam masalah sehari –

hari. Secara visual, disajikan hasil Application of Courses Concept salah

satu kelompok.

Gambar 4.8

Gambar Hasil Application of Courses Concept 4

b. Proses Pembelajaran Kelas Kontrol

1) Persiapan

Di awal pembelajaran, guru mengucap salam dan mengecek

kehadiran siswa. selanjutnya, guru menyampaikan tujuan dan

53

manfaat dari materi yang akan dijelaskan dalam kehidupan sehari –

hari. Sedangkan siswa mengamati topik yang diberikan oleh guru

2) Penyajian

Selajutnya guru mulai menjelaskan materi dan mengajak siswa

berdiskusi tentang materi yang sedang dipelajari. Sedangkan siswa

menanyakan hal – hal mengenai materi maupun informasi yang

belum dipahami dari penjelasan yang diberikan

3) Korelasi

Setelah penjelasan yang telah diberikan guru, guru memberi arahan

berupa peratanyaan sehingga siswa mencoba menjawab pertanyaan

terkait materi yang dipelajari.

4) Menyimpulkan

Siswa membuat kesimpulan dari pembelajaran yang dilakukan .

Guru membimbing siswa dalam mebuat kesimpulan

5) Mengaplikasikan

Untuk meningkatkan pemahaman konsep materi yang telah

dipelajari,guru memberikan tugas kepada siswa berupa soal yang

tentang masalah kehidupan sehari – hari terkait materi yang telah

dipelajari dan meminta siswa untuk menyajikannya secara tertulis

Dari deskripsi proses pembelajaran kelas eksperimen dan kelas

kontrol terdapat perbedaan perlakuan selama penelitian sehingga menjadi

penyebab perbedaan hasil tes kemampuan komunikasi matematis antara

kelas eksperimen dan kelas kontrol. Berdasarkan kegiatan siswa yang

dilakukan di iRAT dan tRAT membuktikan bahwa siswa lebih aktif dan

terlatih dalam penyelesaian masalah dan mengemukakan ide secara jelas

baik secara individu maupun berkelompok serta dapat

mengomunikasikan dengan lebih baik dibanding dengan siswa pada kelas

kontrol yang menggunakan pembelajaran konvensional.

54

B. Analisis Data

Untuk memperoleh kesimpulan atas hipotesis yang dibuat, terlebih dulu

melakukan pengujian prasyarat anaisis meliputi uji normalitas, uji homogenitas

dan uji hipotesis. Dalam mengolah data tersebut digunakan perangkat lunak SPSS.

1. Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui sampel yang digunakan

pada penelitian berasal dari populasi normal atau tidak. Uji normalitas pada

penelitian ini menggunakan uji Shapiro-Wilk. Berikut hasil perhitungan uji

normalitas yang diperoleh pada penilitian ini.

Tabel 4.9

Hasil Perhitungan Uji Normalitas

Tes Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa

Kelas Shapiro – Wilk

Statistic Df Sig.

Eksperimen 0,963 30 0,375

Kontrol 0,954 32 0,184

Perumusan hipotesis adalah sebagai berikut:

H0 : sampel berasal dari populasi berdistribusi normal

H1 : sampel berasal dari populasi berdistribusi tidak normal

Berdasarkan Tabel 4.7 hasil uji normalitas dengan Shapiro-Wilk

dengan taraf signifikan α = 0,05 menunujukan bahwa data nilai hasil tes

kemampuan komunikasi matematis siswa kelas eksperimen maupun kelas

kontrol berdisrtibusi normal. Hal ini diketahui dengan membandingkan nilai

signifikasi hasil perhitungan dengan α yang telah ditetapkan sebelumnya.

Nilai Sig. skor kemampuan komunikasi matematis siswa pada kelas

eksperimen sebesar 0,375 dan pada kelas kontrol sebesar 0,184. Kedua skor

tersebut lebih besar daripada nilai α yaitu 0,05 sehingga dapat disimpulkan

bahwa data skor hasil tes kemampuan komunikasi matematis siswa baik

kelas eksperimen maupun kelas kontrol berdistribusi normal.

2. Uji Homogenitas

Setelah uji normalitas terpenuhi, uji berikutnya yaitu uji homogenitas.

Uji homogenitas ini dilakukan untuk mengetahui data sempel berasal dari

55

populasi yang variansnya sama (homogen) atau tidak. Uji homogenitas

kedua kelompok pada penelitian ini menggunakan uji Levene’s Test.

Adapun hasil perhitungan uiji homogenitas yang diperoleh pada penelitian

ini dengan bantuan perangkat lunak SPSS disajikan pada Tabel 4.10 berikut.

Tabel 4.10

Hasil Perhitungan Uji Homogenitas

Tes Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa

Perumusan hipotesis statistik adalah sebagai berikut:

H0 :

H1 :

Berdasarkan Tabel 4.8 hasil uji homogenitas dengan menggunakan uji

Levene’s Test pada taraf signifikan α = 0,05 menunjukan bahwa data nilai

hasil tes kemampuan komunikasi matematis siswa pada kelas eksperimen

dan kelas kontrol adalah homogen. Hal ini dapat diketahui dengan cara

membandingkan nilai signifikasi yang diperoleh dari hasil perhitungan

dengan nilai α yang telah ditetapkan sebelumnya. Nilai signifikasi dari hasil

perhitungan uji homogenitas di atas adalah 0,323 lebih besar dari nilai α

yaitu 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa kedua data sampel memiliki

varians yang sama (homogen).

Berdasarkan pengujian normalitas dan homogenitas yang telah

dilakukan, menunjukan bahwa skor hasil tes kemampuan komunikasi

matematis siswa pada kelas eksperimen dan kelas kontrol berdistribusi

normal dan homogen. Jika skor hasil tes kemampuan komunikasi matematis

siswa berdistribusi normal dan homogen, maka langkah selanjutnya dapat

dilakukan pengujian hipotesis dengan menggunakan uji-t.

Test of Homogeneity of Variances

Nilai

Levene Statistic df1 df2 Sig.

0,992 1 60 0,323

56

3. Uji Hipotesis

Pengujian hipotesis ini dilakukan untuk mengetahui kemampuan

komunikasi matematis siswa kelas eksperimen yang dalam pembelajarannya

menggunakan Team Based Learning lebih tinggi dari kelas kontrol yang

menggunakan pembelajaran konvensional. Adapun hipotesis pengujian yang

digunakan adalah sebagai berikut:

𝜇 𝜇

𝜇 𝜇

Keterangan :

𝜇 rata-rata nilai hasil posttest kemampuan komunikasi matematis siswa

pada kelas eksperimen

𝜇 rata-rata nilai hasil posttes kemampuan komunikasi matematis siswa

pada kelas kontrol

Data hasil pengujian hipotesis statistik dengan menggunakan uji t

pada SPSS disajikan pada Tabel 4.11

Tabel 4.11

Hasil Uji Hipotesis Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa

Pada Tabel 4.9 terlihat pada kolom Equal variances Assesment, dan

Levene’s Test for Equality of Means diperoleh F = 0,992 dengan sig. =

0,323 > 0,05 menunjukkan varians homogen. Karena varians homogen,

maka akan dipilih kolom Equal variances Asessment dan pada baris t-test

for Equality diperoleh nilai t = 3,604, df = 60dan sig. (2-tailed) =0,001 /2 =

0,0005 < 0,05 sehingga Ho ditolak dan H1 diterima. Maka dapat

Levene’s

statistics t-test for Equality of Means

F Sig. t df

Sig.

(2-

tailed)

Mean

Differen

ce

Std. Error

Difference

Lower Upper

N

i

l

a

i

Equal variances

assumed .992 .323 3.604 60 .001 9.667 2.682 4.301 15.032

Equal variances

not assumed 3.620 59.7

14 .001 9.667 2.671 4.324 15.009

57

disimpulkan bahwa hipotesis yang digunakan adalah rata-rata kemampuan

komunikasi matematis siswa kelas eksperimen yang diajarkan dengan Team

Based Learning lebih tinggi daripada rata-rata kemampuan berpikir

komunikasi siswa kelas kontrol dengan model konvensional.

C. Pembahasan Hasil Penelitian

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dengan Team Based Learning

dalam pembelajaran matematika memudahkan siswa dalam memahami materi dan

membantu dalam mengomunikasikan solusi dari masalah yang diberikan.

Berdasarkan hal tersebut dapat dikatakan bahwa Team Based Learning memberi

pengaruh yang positif terhadap kemampuan komunikasi matematis.

Sebagaimana yang diungkapkan oleh Kathrine, mempersiapkan siswa dalam

memahami konsep, membaca informasi dan mengelompokan siswa bekerja

bersama – sama sehingga seluruh siswa saling berkomunikasi dalam tim untuk

belajar akan melatih siswa dalam menggunakan konsep untuk memecahkan

masalah.

Hasil penelitian oleh Barbara E.C,dkk.”Using Concept Maps in a Modified

Team-Based Learning Exercise”.46

Berdasarkan penelitian ini, memodifikasi

latihan Team Based Learning sebagai dasar untuk mempraktekan cara membuat

peta konsep adalah latihan baru yang memungkinkan untuk menilai pengetahuan

siswa.

Hasil penelitian yang lainnya, oleh Krisyanti Amalia, dkk. Yang berjudul

“Peningkatan Kompetensi Strategis dan Self-Concept Matematis Siswa Sekolah

Menengah Kejuruan (SMK) Melalui Strategi Team Based Learning”, peningkatan

kompetensi strategis matematis siswa kelas X yang memperoleh pembelajaran

dengan strategi Team Based Learning lebih tinggi daripada siswa yang

memperoleh pembelajaran biasa ditinjau dari keseluruhan siswa.47

46

Barbara E.C. Knollmann-Ritschel dan Steven, Using Concept Maps in a Modified Team-Based Learning Exercise, article military medicine Vol.180,2015 h.64

47 Krisyanti Amalia,dkk., Peningkatan Kompetensi Strategis dan Self-Concept Matematis Siswa

Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Melalui Strategi Team Based Learning, Jurnal Ilmiah Program Studi Matematika STKIP Siliwangi Bandung, 2016 h.14

58

Dalam penelitian yang lain juga, Masdelima Azizah

Sormin,dkk.”Peningkatan Kemampuan Komunikasi dan disposisi Matematis

Siswa Melalui Pembelajaran Koperatif Tipe Jigsaw di SMP Muhammadiyah Kota

Padangsidimpuan”.48

Hasil penelitian menunjukkan bahwa peningkatan

kemampuan komunikasi matematis siswa yang diajarkan dengan pembelajaran

kooperatif tipe jigsaw lebih tinggi daripada siswa yang diajarkan dengan

pembelajaran konvensional. Hal ini berarti kemampuan komunikasi matematis

akan meningkat dalam pembelajaran yang berbentuk kelompok.

Berdasarkan pembahasan di atas, dapat disimpulkan bahwa kemampuan

komunikasi matematis siswa SMP yang diberi perlakuan dengan menggunakan

Team Based Learning lebih tinggi daripada dengan pembelajaran konvensional

1. Hasil Posttest Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa

Hasil penelitian menunjukan bahwa kemampuan komunikasi

matematis siswa setelah diajar dengan menggunakan Team Based Learning

lebih tinggi daripada kemampuan komunikasi matematis siswa setelah

diajar dengan menggunakan pembelajaran konvensional. Persentase rata –

rata kemampuan komunikasi matematis kelas eksperimen mencapai 72,12%

sedangkan persentase rata – rata kemampuan komunikasi matematis

kelaskontrol mencapai 62,50%. Selisih persentase rata – rata kedua

kelompok mencapai 9,62% tersebutjuga dipengaruhi oleh hasil jawaban

siswa terhadap tes kemampuan komunikasi matematis yang dberikan. Hal

tersebut akan menyebabkan perbedaan persentase rata – rata kemampuan

komunikasi matematis siswa pada masing – masing indikator.

a. Mengungkapkan kembali suatu uraian atau paragraf matematika

dalam bahasa sendiri

Tes kemampuan komunikasi matematis tentang indikator

mengungkapkan kembali suatu uraian atau paragraf matematika dalam

bahasa sendiri terdapat pada no. 2a. Soal tersebut meminta siswa untuk

48

Masdelima Azizah Sormin dkk., Peningkatan Kemampuan Komunikasi dan disposisi Matematis Siswa Melalui Pembelajaran Koperatif Tipe Jigsaw di SMP Muhammadiyah Kota Padangsidimpuan, Jurnal PARADIKMA,2017 h.165

59

mengungkapkan kembali suatu uraian dalam bahasa sendiri dengan

menuliskan penjelasan yang lengkap dari suatu uraian atau paragraf yang

memiliki informasi terbatas. Masalah tidak harus berupa cerita namun

dapat berupa tabel atau diagram. Oleh karena itu, siswa diharapkan

mampu menjelaskan suatu situasi dengan terperinci meski data yang

diketahui terbatas.

Untuk lebih jelasnya, berikut disajikan soal nomor 2a dan jawaban

tepat dari kelas eksperimen dan kelas kontrol.

Soal nomor 2a

Aisyah menanam pohon tomat dan cabai di hari yang sama. Dia

menyajikannya dalam bentuk tabel di bawah ini.

Minggu

ke -

Tinggi pohon (inchi)

Tomat Cabai

5 10 14

7 16 18

a. Bisakah kamu mengetahui tinggi masing – masing pohon pada

tiap minggu di bulan pertama? Jelaskan!

Gambar 4.9a Gambar 4.9b

Jawaban Kelas Eksperimen Jawaban Kelas Kontrol

Pada soal nomor 2a, siswa diminta untuk mencari tahu dan

menjelaskan dengan bahasa sendiri tentang informasi terbatas dari tabel

yang diberikan. Siswa kelas eksperimen menjawab lebih tepat jika

60

dibandingkan dengan siswa dari kelas kontrol. Dilihat dari gambar 4.4a

dan 4.4b yaitu bahwa siswa kelas kontrol belum bisa memberikan

penjelasan dengan bahasa sendiri pada soal 2a sedangkan jawaban siswa

kelas eksperimen dapat menjelaskan dengan baik dan lengkap

berdasarkan hitungan yang telah dilakukan.

Perbedaan hasil jawaban siswa kedua kelompok disebabkan oleh

perbedaan proses pembelajaran yang terjadi pada kedua kelompok. Siswa

pada kelas eksperimen dilatih pada tahapan iRAT, tes yang dikerjakan

secara individu dengan persiapan berupa tugas baca (Assigned Reading)

yang telah dilakukan pada awal pertemuan sehingga siswa terlatih dalam

mengungkapkan pendapat sendiri.

b. Menyatakan situasi atau diagram ke dalam bahasa, ide atau model

matematika

Indikator menyatakan situasi atau diagram ke dalam ide maupun

model matematika terdapat pada soal 2b dan 4. Pada soal tersebut siswa

diminta menjabarkan situasi maupun diagram dalam bentuk model

matematika dan mampu menyampaikan ide dalam bahasa matematika.

Secara visual, berikut disajikan soal nomor 4 sebagai perwakilan untuk

indikator ke dua.

Soal Nomor 4

Pak Mansur memiliki dua kolam yang masing – masing kolam berisi ikan

mas dan ikan lele. Jika Pak Mansur ingin menjual ikan – ikan tersebut

dan menetapkan harga sebagai berikut:

2 kg ikan mas dan 3 kg ikan lele seharga Rp 85.000,00

1 kg ikan mas dan 1kg ikan lele seharga Rp 35.000,00

Dapatkah Pak Mansur memperoleh penghasilan Rp 1.000.000,00 jika

dia menjual 25 kg ikan mas dan 25 kg ikan lele? Jelaskan dengan

menggunakan metode subtitusi!

61

Gambar 4.10a Gambar 4.10b

Jawaban Kelas Eksperimen Jawaban Kelas Kontrol

Pada soal nomor 4, siswa diminta untuk membuat model matematika

dan menjelaskan jawaban dari situasi yang diberikan. Siswa pada

kelompok eksperimen menuliskan lebih jelas informasi yang diketahui

dibanding siswa dari kelas kontrol. Siswa kelas kontrol hanya melakukan

perhitungan dan tidak menarik kesimpulan atas jawabannya sedangkan

siswa kelas eksperimen memberikan kesimpulan yang tepat. Hal ini

menunjukkan bahwa pada tahapan TBL siswa dilatih untuk memberikan

solusi yang paling tepat. Pada tRAT, tes yang harus diselesaikan

berkelompok pada prosesnya siswa akan saling berdiskusi dan

menentukkan jawaban yang benar lalu siswa akan menjelaskan hasil

jawaban di depan kelas yang dinamakan tahapan Written appeals

Process. Selain mempresentasikan hasil jawaban siswa, pada tahap ini

juga memberikan kesempatan kepada siswa berdiskusi antar kelompok

sehingga diakhir seluruh siswa memperoleh jawaban yang paling tepat.

Ini menunjukkan bahwa siswa telah mampu memberikan solusi dengan

jelas dan tepat.

c. Mengekspresikan ide-ide matematis melalui tulisan, dan

menggambarkan nya secara visual

Indikator kemampuan komunikasi matematis yang mengekspresikan

ide-ide matematis melalui tulisan, dan menggambarkan nya secara visual

terdapat pada nomor 1 dan 3. Pada soal – soal tersebut, siswa diminta

62

untuk menyelesaiakan masalah atas situasi yang diberikan dan

menyajikannya dalam bentuk gambar atau diagram. Untuk lebih

jelasnya,disajikan soal nomor 3 yang mewakili indikator kemampuan

komunikasi matematis yang ketiga.

Soal Nomor 3

Pemilik lapangan memiliki lahan yang berbentuk jajargenjang. Setiap

sudut lahan dipasang patok A,B,C,dan D. Jarak dari patok A ke B adalah

(4x + 2)m, sedangkan patok B ke C berjarak (x + 8)m. Jarak patok C

dan D adalah (3x + 2y)m dan jarak patok D ke A adalah (5y – 3)m.

Jarak patok AB sejajar dengan jarak patok CD sedangkan jarak patok

BC sejajar dengan AD. Jika pemilik ingin membuat sketsa lahan, bisakah

kamu membuat sketsa tersebut? Jelaskan dengan metode campuran!

Gambar 4.11a Gambar 4.11b

Jawaban Kelas Eksperimen Jawaban Kelas Kontrol

Pada soal nomor 3, siswa diminta untuk menentukan solusi dari situasi

yang diberikan dan menyajikannya dalam bentuk gambar. Siswa pada

kelas eksperimen, terlebih dulu menulis data yang diketahui dan

membuat sketsa sedangkan siswa dari kelas kontrol hanya membuat

sketsa dari data yang diketahui. Baik siswa kelas eksperimen maupun

kelas kontrol menggunakan konsep penyelesaian yang sama namun

63

jawaban siswa kelas kontrol terdapat kesalahan pada perhitungan dan

tidak menggambarkan sketsa dengan nilai yang sebenarnya. Berbeda

dengan siswa kelas eksperimen, dimana dalam penyelesaiannya

dijelaskan secara rinci dan digambar dengan nilai sebenarnya. Hal ini

menunjukkan bahwa pembelajaran TBL pada tahap Application of

Courses Concept melatih siswa untuk menyelesaikan masalah

menggunakan konsepyang telah diajarkan dan menyajikannya dalam

bentuk diagram atau gambar sesuai perintah soal yang diberikan.

D. Keterbatasan Penelitian

Peneliti berupaya dalam persiapan dan pelaksanaan penelitian ini

diperoleh hasil yang maksimum, namun peneliti menyadari bahwa

penelitian ini belum sepenuhnya terlaksana dengan baik. Berbagai macam

kendala yang peneliti hadapi, diantaranya:

1. Adanya variabel – variabel lain yang mempengaruhi hasil penelitian

seperti gaya belajar, motivasi, minat dan rasa percaya diri siswa

terhadap pembelajaan matematika. Dilihat dari keterlibatan siswa di

kelas dalam pembelajaran dan motivasi belajar yang berbeda untuk

setiap siswa. Hasil penelitian ini mungkin dapat dipengaruhi oleh

variabel lain diluar variabel yang telah ditetapkan

2. Pembelajaran dengan Team Based Learning membutuhkan

penggunaan waktu yang cukup banyak dalam pembelajarannya,

sehingga diperlukan persiapan dan pengaturan kelas yang baik

3. Siswa belum terbiasa dengan proses Team Based Learning yang

menuntut siswa untuk aktif sehingga peneliti harus lebih

memperhatikan dan membimbing siswa dalam proses pembelajaran

4. Pada penelitan ini, instrumen soal yang diberikan belum bisa

memenuhi indikator kemampuan komunikasi matematis tentang

mengungkapkan kembali suatu uraian atau paragraf matematika dalam

bahasa sendiri

64

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang dilaksanakan terkait pembelajaran

matematika dengan Team Based Learning terhadap kemampuan komunikasi

matematis siswa di SMP Parigi dengan indikator mengungkapkan kembali suatu

uraian atau paragraf matematika dalam bahasa sendiri, mengekspresikan ide-ide

matematis melalui tulisan, dan menggambarkan nya secara visual serta

menyatakan situasi atau diagram ke dalam bahasa, ide atau model matematika,

diperoleh kesimpulan sebagai berikut:

1. Rata – rata kemampuan komunikasi matematis siswa kelas eksperimen yang

diajarkan dengan Team Based Learning sebesar 72,17 dengan pencapaian

tertinggi pada indikator menyatakan situasi atau diagram ke dalam bahasa, ide

atau model matematika sebesar 74,58

2. Rata – rata kemampuan komunikasi matematis siswa kelas kontrol yang

diajarkan dengan pembelajaran konvensional sebesar 62,5 dengan pencapaian

tertinggi pada indikator menyatakan situasi atau diagram ke dalam bahasa, ide

atau model matematika sebesar 65,63

3. Berdasarkan hasil uji hipotesis (uji t) menunjukkan bahwa kemampuan

komunikasi matematis siswa yang diajarkan dengan Team Based Learning

lebih tinggi daripada siswa yang diajarkan dengan pembelajaran

konvensional.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, peneliti memberikan

beberapa saran terkait penelitian ini, diataranya:

1. Peneliti berharap adanya penelitian lanjutan tentang pengaruh pembelajaran

Team Based Learning terhadap kemampuan lainnya

65

2. Guru yang berminat untuk menggunakan Team Based Learning dalam

pembelajaran matematika di kelas diharapkan melakukan persiapan dan

pengaturan yang baik karena Team Based Learning membutuhkan soal tes

yang bervariasi dan waktu yang cukup banyak

3. Pembelajaran Team Based Learning bisa menjadi alternatif dalam

pembelajaran matematika agar siswa dapat mengembangkan kemampuan

matematis siswa lainnya

4. Peneliti lain yang berminat untuk meneliti tentang kemampuan komunikasi

matematis siswa diharapkan dapat mengembangkan instrumen tes sehingga

memenuhi indikator mengungkapkan kembali suatu uraian atau paragraf

matematika dalam bahasa sendiri

66

DAFTAR PUSTAKA

NCTM. Executive Summary : Principles and Standards for School Mathematics.

US, Canada: NCTM, 2016

Lestari, Karunia Eka dan Mokhammad Ridwan. Penelitian Pendidikan

Matematika. Bandung : PT Refika Aditama, 2015

Hasratuddin. Membangun Karakter Melalui Pembelajaran Matematika. Jurnal

Pendidikan Matematika PARADIKMA, Vol 6 Nomor 2, 2013

BSNP, Salinan Lampiran Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No.21

Tahun 2016 tentang Standar Isi Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta :

BSNP, 2016

TIMSS, Kemampuan Matematika Siswa SMP Indonesia Menurut Benchmark

Internasional TIMSS 2011. Jakarta : TIMSS, 2012

Cita Dwi Rosita, Kemampuan Penalaran dan Komunikasi Matematis : Apa,

Mengapa dan Bagaimana Ditingkatkan Pada Mahasiswa, Jurnal Euclid,

ISSN 2355-17101, vol.1, No.1

Bansu Irianto, Ansari. Komunikasi Matematik, Strategi Berfikir dan Manajemen

Belajar. Aceh : PeNA, 2016

As’ari, Abdur Rahman dkk. Matematika Kementrian Pendidikan dan

Kebudayaan Republik Indonesia cetakan ke-2 edisi revisi, 2017

Syaban, Mumun. Menumbuhkembangkan Daya Matematis Siswa. Educare Jurnal

Pendidikan dan Budaya ISSN 1412-579X Vol. 5, No. 2, 2008

Clair, Katherine St. and Laura Chihara. Team based learning in a statical literacy

class. Journal of Statistics Education volume 20 number 1, 2012

Michaelsen, Larry K. and Michael Sweet. The Essential Elements of Team Based

Learning, Special Issue : Team Based – Learning : Small Group Learning’s

Next Big Step Winter 2008 Volume, 2008

Sanjaya, Wina. Kurikulum dan Pembelajaran : Teori dan Praktik Pengembangan

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) Edisi I cetakan ke-6, 2015

Barbara E.C. Knollmann-Ritschel dan Steven, Using Concept Maps in a Modified

Team-Based Learning Exercise, article military medicine Vol.180,2015 h.64

67

Krisyanti Amalia,dkk. Peningkatan Kompetensi Strategis dan Self-Concept

Matematis Siswa Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Melalui Strategi

Team Based Learning. Jurnal Ilmiah Program Studi Matematika STKIP

Siliwangi Bandung, 2016

Sormin, Masdelima Azizah dkk. Peningkatan Kemampuan Komunikasi dan

disposisi Matematis Siswa Melalui Pembelajaran Koperatif Tipe Jigsaw di

SMP Muhammadiyah Kota Padangsidimpuan. Jurnal PARADIKMA, 2017

Syaodih, Nana. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung : PT Remaja Rosdakarya,

2006

Kadir. Statistika Terapan Edisi ketiga. Depok : PT. Rajagrafindo Persada, 2015

Sugiyono. Statistik Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta, 2012

Arikunto, Suharsimi. Dasar – Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta : PT Bumi

Aksara, 2015

Sunyoto, Danang. Uji Khi Kuadrat Regresi dan untuk Penelitian. Yogyakarta:

Graha ilmu, 2010

Jihad, Asep. Evaluasi Pebelajaran. Multi Pressindo: Yogyakarta, 2012

68

Lampiran 1

Tabel Prestasi Peserta Didik Internasional Berdasarkan Benchmark

International TIMSS 2011

No. Negara Rata - rata

1 Korea, Rep.of 613

2 Singapore 611

3 Chinese Taipei 609

4 Hong Kong SAR 586

5 Japan 570

6 Russian Federation 539

7 Israel 516

8 Finland 514

9 United States 509

10 England 507

11 Hungary 505

12 Australia 505

13 Slovenia 505

14 Lithuaniacale Centerpoint 5 502

TIMSS Scale Center point 500

15 Italy 498

16 New Zealand 488

17 Kazakhstan 487

18 Sweden 484

19 Ukraine 479

20 Norway 475

21 Armenia 467

22 Romania 458

23 United Arab Emirates 456

24 Turkey 452

25 Lebanon 49

26 Malaysia 440

27 Georgia 431

28 Thailand 427

29 Macedonia,Rep.of 426

30 Tunisia 425

31 Chile 416

32 Iran 415

33 Qatar 410

34 Bahrain 409

35 Jordan 406

36 Palestinian 404

37 Saudi Arabia 394

38 Indonesia 386

69

39 Syria Arab Republic 380

40 Moroco 371

41 Oman 366

42 Ghana 331

Sumber : TIMSS 2011

70

Lampiran 2

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

(KELAS EKSPERIMEN)

Satuan Pendidikan : SMP Parigi

Kelas/Semester : VIII/Genap

Mata Pelajaran : Matematika

Materi Pokok : Sistem Persamaan Linear Dua Variabel

Alokasi Waktu : Pertemuan ke 1&2 (2 x 2 x 40 Menit)

Tahun Pelajaran : 2018 / 2019

A. Kompetensi Inti (KI)

1. Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya.

2. Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli

(toleransi, gotong royong), santun, dan percaya diri dalam berinteraksi secara

efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan

keberadaannya.

3. Memahami dan menerapkan pengetahuan (faktual, konseptual, dan

prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan,

teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata.

4. Mengolah, menyaji, dan menalar dalam ranah konkret ( menggunakan,

mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak

(menulis, membaca, menghitung, menggambar dan mengarang) sesuai

dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut

pandang atau teori

B. Kompetensi Dasar (KD)

3.5 Menjelaskan sistem persamaan linear dua variabel dan penyelesaiannya yang

dihubungkan dengan masalah kontekstual

71

C. Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK)

3.5.1 Menentukan garis yang merupakan persamaan linear dua variabel

3.5.2 Menyatakan masalah sehari-hari ke dalam bentuk sistem persamaan linear

dua variabel

3.5.3 Membuat model sistem persamaan linear dua variael dari grafik

3.5.4 Menentukan himpunan penyelesaian dari masalah sehari – hari yang

berkaitan tentang SPLDV dengan metode grafik

D. Tujuan Pembelajaran

Setelah mengikuti pembelajaran ini diharapkan:

1. Siswa dapat menentukan garis yang merupakan persamaan linear dua

variabel

2. Siswa dapat menyatakan masalah sehari-hari ke dalam bentuk sistem

persamaan linear dua variabel

3. Siswa dapat membuat model sistem persamaan linear dua variael dari grafik

4. Siswa dapat menentukan himpunan penyelesaian dari masalah sehari – hari

yang berkaitan tentang SPLDV dengan metode grafik

E. Materi Ajar/Bahan ajar

Pengertian Sistem persamaan linear dua variabel

Persamaan linear dua variabel adalah persamaan linear yang memiliki dua

variabel berpangkat satu dan memiliki bentuk ax + by = c dengan a dan b

merupakan koefisien dari x dan y dimana a 0, b 0, sedangkan x dan y

merupakan variabel, c merupakan konstanta.

Jika terdapat dua persamaan linear dua variabel dalam satu kesatuan dimana

nilai x dan y sama, maka dua persamaan itu disebut sistem persamaan linear dua

variabel.

Ada 3 metode dalam menyelesaikan sistem persamaan linear dua variabel.

Yaitu metode grafik, metode eliminasi dan metode subtitusi.

Penyelesaian dengan metode grafik adalah penyelesaian dengan mencari

titik potong kedua garis yang merupakan himpunan penyelesaian SPLDV kedua

garis. Berikut langkah – langkah dari penyelesaian SPLDV dengan menggunakan

metode grafik :

72

1. Menentukan model persamaan linear dua variabel

2. Menentukan 2 titik pada setiap persamaan linear

Titik potong garis terhadap sumbu X, syarat y = 0

Titik potong garis terhadap sumbu Y,syarat x = 0

Jika diperoleh titik (0,0) maka cari titik lain dengan menentukan

nilai y dengan x = 1

3. Membuat kedua garis pada koordinat cartesius berdasarkan titik

yang diperoleh

4. Menentukan koordinat titik potong kedua garis yang merupakan

himpunan penyelesaian

Ada 4 metode dalam menyelesaikan sistem persamaan linear dua variabel

yaitu metode grafik, metode eliminasi, metode subtitusi dan metode campuran.

Metode Grafik

Penyelesaian dengan metode grafik adalah penyelesaian dengan mencari

titik potong kedua garis yang merupakan himpunan penyelesaian SPLDV kedua

garis.

Langkah – Langkah :

1. Menentukan model persamaan linear dua variabel

2. Menentukan 2 titik pada setiap persamaan linear

a. Titik potong garis terhadap sumbu X, syarat y = 0

b. Titik potong garis terhadap sumbu Y,syarat x = 0

c. Jika diperoleh titik (0,0) maka cari titik lain dengan menentukan

nilai y dengan x = 1

3. Membuat kedua garis pada koordinat cartesius berdasarkan titik yang

diperoleh

4. Menentukan koordinat titik potong kedua garis yang merupakan

himpunan penyelesaian

Contoh

Pahamilah cerita di bawah ini!

Shanum dan Riska akan membuat gelang untuk dijual. Shanum dapat

menyelesaikan 3 gelang setiap jam dan riska dapat menyelesaikan 4 gelang setiap

jam. Jumlah jam kerja Shanum dan Riska adalah 7 jam sehari dengan jumlah

gelang yang dibuat oleh keduanya adalah 24 gelang.

Jika jam kerja keduanya berbeda, siapa yang waktu bekerjanya paling lama?

Jelaskan!

73

1. Menentukan model persamaan linear 2 variabel

3 x + 4 y = 24 dimana x = banyaknya jam kerja shanum

1 x + 1 y = 7 y = banyaknnya jam kerja riska

2. Menentukan 2 titik pada setiap persamaan linear

Pldv : 3x + 4y = 24

Jika y = 0 3x + 4( 0 ) = 24

3x = 24

x = 8 (8,0)

Jika x = 0 3( 0 ) + 4y = 24

4y = 24

y = 6

(0,6)

Pldv : x + y = 7

Jika y = 0 x + (0) = 7

x = 7 (7,0)

Jika x = 0 (0) + y = 7

y = 7 (0,7)

3. Membuat kedua garis pada koordinat cartesius berdasarkan titik yang

diperoleh

4. Menentukan koordinat titik potong kedua garis yang merupakan himpunan

penyelesaian

Kedua garis berpotongan di koordinat ( 4 , 3 )

Himpunan penyelesaian {( 4 , 3)}

Jam kerja shanum adalah 4jam

Jam kerja riska adalah 3jam

Jadi jam kerja yang paling lama adalah Shanum

F. Model Pembelajaran

Menggunakan Team Based Learning dengan metode diskusi, pemberian tugas dan

tanya jawab.

G. Media dan Alat Pembelajaran

1. Media Pembelajaran : Lembar Kerja Siswa (LKS)

2. Alat Pembelajaran : Spidol, Papan tulis, LCD proyektor

H. Sumber Belajar

1. Buku siswa matematika kelas VIII edisi revisi 2017, Kemeterian Pendidikan

dan Kebudayaan

74

2. Umi Salamah, Berlogika dengan Matematika untuk Kelas VIII SMP dan

MTs, 2017,PT Tiga Serangkai Pustaka Mandiri.

I. Kegiatan Pembelajaran

Pertemuan 1

Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi

Waktu

Pendahuluan - Guru masuk ke kelas dengan mengucap

salam dan berdoa

- Guru memberikan bacaan kepada setiap

siswa

5 menit

Inti Assigned Reading

- Guru membimbing siswa dalam memahami

bacaan yang telah diberikan

- Siswa menjawab pertanyaan yang ada dalam

bacaan sesuai bimbingan guru

- Guru mempersilahkan siswa bertanya

- Siswa bertanya mengenai materi yang belum

dipahami

65 menit Individual Readiness Assurance Test (iRAT)

- Guru memberikan tes individu kepada setiap

siswa

- Siswa mengerjakan tes individu yang telah

diberikan guru dengan waktu 20 menit

- Guru meminta seluruh siswa mengumpulkan

tes individu yang telah dikerjakan

- Seluruh siswa mengumpulkan tes individu

mereka

Penutup - Guru menjelaskan konsep – konsep yang

belum dipahami siswa

- Siswa mendengarkan penjelasan guru

10 menit

75

- Guru mengakhiri pembelajaran dengan

mengucap salam.

Pertemuan 2

Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi

Waktu

Pendahuluan - Guru masuk ke kelas dengan mengucap

salam dan berdoa

- Guru mengingatkan mengenai assigment

reading tentang definisi sistem persamaan

linear dua variabel dan penyelesaian SPLDV

dengan metode grafik

5 menit

Inti Team Readiness Assurance Test (tRAT)

- Guru meminta seluruh siswa membentuk tim

yang telah ditentukan

- Siswa membentuk tim sesuai dengan

permintaan guru

- Guru memberikan tes tim kepada setiap

kelompok

- Siswa mengerjakan tes tim secara bersama –

sama dengan timnya masing – masing 70 menit

Written Appeals Process

- Guru memberikan kesempatan kepada siswa

untuk mempresentasikan hasil tes tim di

depan kelas

- Siswa mempresentasikan hasil tes tim di

depan kelas

- Guru memberikan kesempatan kepada tim

untuk memperbaiki jawaban pada tes tim

- Siswa membaca kembali untuk memperbaiki

76

jawaban pada tes tim

Instructor Feedback

- Guru menyimpulkan konsep sistem

persamaan linear dua variabel secara jelas dan

menjawab pertanyaan yang diajukan siswa

- Siswa memperhatikan penjelasan dari guru

dan bertanya jika ada konsep yang belum

dipahami

Application of Course Concept

- Guru memberikan tugas tim berupa soal yang

dapat meningkatkan kemampuan komunikasi

matematis siswa

- Siswa dalam bentuk tim mengerjakan soal

yang telah diberikan guru

Penutup - Guru meminta siswa mengumpulkan tugas

tim

- Siswa mengumpulkan tugas yang diberikan

- Guru mengakhiri pembelajaran dengan

mengucap salam.

5 menit

J. Penilaian

Teknik : Tertulis, Tes Individu, Tes Tim

Bentuk Instrumen : Essay

Instrumen : LKS

Peneliti,

Iin Parlina

NIM. 1112017000048

77

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

(KELAS EKSPERIMEN)

Satuan Pendidikan : SMP Parigi

Kelas/Semester : VIII/Genap

Mata Pelajaran : Matematika

Materi Pokok : Sistem Persamaan Linear Dua Variabel

Alokasi Waktu : Pertemuan ke 3&4 (2 x 2 x 40 Menit)

Tahun Pelajaran : 2018 / 2019

A. Kompetensi Inti (KI)

1. Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya.

2. Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli

(toleransi, gotong royong), santun, dan percaya diri dalam berinteraksi secara

efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan

keberadaannya.

3. Memahami dan menerapkan pengetahuan (faktual, konseptual, dan

prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan,

teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata.

4. Mengolah, menyaji, dan menalar dalam ranah konkret ( menggunakan,

mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak

(menulis, membaca, menghitung, menggambar dan mengarang) sesuai

dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut

pandang atau teori

B. Kompetensi Dasar (KD)

3.5 Menjelaskan sistem persamaan linear dua variabel dan penyelesaiannya yang

dihubungkan dengan masalah kontekstual

C. Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK)

3.5.5 Membuat model matematika dari situasi yang diberikan

78

3.5.6 Menyelesaikan masalah sehari – hari yang berkaitan dengan SPLDV

dengan metode subtitusi

D. Tujuan Pembelajaran

Setelah mengikuti pembelajaran ini diharapkan:

1. Siswa dapat membuat model matemtika dari situasi yang diberikan

2. Siswa dapat menyelesaikan masalah sehari – hari yang berkaitan dengan

SPLDV dengan metode subtitusi

E. Materi Ajar/Bahan ajar

Penyelesaian SPLDV dengan menggunakan metode subtitusi

Penyelesaian dengan metode subtitusi adalah penyelesaian dengan cara

menyatakan variabel yang satu ke dalam variabel yang lain pada suatu persamaan.

Metode subtitusi disebut juga penggantian.

Langkah – Langkah :

1. Menentukan dua model matematika sebagai sistem persamaan linear dua

variabel (SPLDV)

2. Mencari nilai variabel pertama

Jika terdapat variabel x dan y dalam persamaan, maka :

Untuk mencari nilai x, nyatakanlah y ke dalam bentuk x atau

Untuk mencari nilai y, nyatakanlah x ke dalam bentuk y

3. Kemudian subtitusi bentuk yang telah diperoleh kedalam persamaan yang

lainnya

4. Mencari nilai variabel kedua

Subtitusikanlah nilai variabel pertama ke dalam salah satu persamaan

Himpunan penyelesaian yaitu nilai variabel pertama dan variabel kedua

Contoh

Pahamilah cerita di bawah ini!

Pada sebuah tempat penyucian kendaraan dapat memperoleh penghasilan

Rp1.000.000,- dari penyucian 70 kendaraan motor dan mobil. Tarif

penyucian motor sebesar Rp 10.000,- dan untuk mobil Rp 25.000,- Ada

juga layanan untuk penyemerin ban gratis dalam tempat penyucian

tersebut.

Dapatkah kamu menentukan jumlah ban yang harus disemir? Jelaskan!

79

Penyelesaian

1. Menentukan dua model matematika sebagai sistem persamaan linear

dua variabel (SPLDV)

Diketahui : banyaknya motor = x

banyaknya mobil = y

x + y = 70

10.000x + 25.000 y = 1.000.000

2. Mencari nilai variabel pertama

Untuk mencari nilai x, nyatakanlah y ke dalam bentuk x

x + y = 70

y = 70 – x

3. Kemudian subtitusi bentuk yang telah diperoleh kedalam persamaan

yang lainnya

10.000 x + 25.000 y = 1.000.000

10.000 x + 25.000 ( 70 - x) = 1.000.000

10.000 x + 1.750.000 – 25.000 x = 1.000.000

-15.000 x = 1.000.000 – 1.750.000

-15.000 x = -750.000 ( (

))

x = 50

4. Mencari nilai variabel kedua

Subtitusikanlah nilai variabel pertama ke dalam salah satu persamaan

x + y = 70

y = 70 - x

y = 70 - 50

y = 20

Banyaknya ban motor = 50 x 2 = 100 buah

Banyaknya ban mobil = 20 x 4 = 80 buah

Jadi, jumlah ban yang harus disemir adalah 100 + 80 = 180 buah

F. Model Pembelajaran

Menggunakan Team Based Learning dengan metode diskusi, pemberian tugas dan

tanya jawab.

80

G. Media dan Alat Pembelajaran

1. Media Pembelajaran : Lembar Kerja Siswa (LKS)

2. Alat Pembelajaran : Spidol, Papan tulis, LCD proyektor

H. Sumber Belajar

1. Buku siswa matematika kelas VIII edisi revisi 2017, Kemeterian Pendidikan

dan Kebudayaan

2. Umi Salamah, Berlogika dengan Matematika untuk Kelas VIII SMP dan

MTs, 2017,PT Tiga Serangkai Pustaka Mandiri.

I. Kegiatan Pembelajaran

Pertemuan 3

Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi

Waktu

Pendahuluan - Guru masuk ke kelas dengan mengucap

salam dan berdoa

- Guru memberikan bacaan kepada setiap

siswa

5 menit

Inti Assigned Reading

- Guru membimbing siswa dalam memahami

bacaan yang telah diberikan

- Siswa menjawab pertanyaan yang ada dalam

bacaan sesuai bimbingan guru

- Guru mempersilahkan siswa bertanya

- Siswa bertanya mengenai materi yang belum

dipahami

65 menit

81

Individual Readiness Assurance Test (iRAT)

- Guru memberikan tes individu kepada setiap

siswa

- Siswa mengerjakan tes individu yang telah

diberikan guru dengan waktu 20 menit

- Guru meminta seluruh siswa mengumpulkan

tes individu yang telah dikerjakan

- Seluruh siswa mengumpulkan tes individu

mereka

Penutup - Guru menjelaskan konsep – konsep yang

belum dipahami siswa

- Siswa mendengarkan penjelasan guru

- Guru mengakhiri pembelajaran dengan

mengucap salam.

10 menit

Pertemuan 4

Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi

Waktu

Pendahuluan - Guru masuk ke kelas dengan mengucap

salam dan berdoa

- Guru mengingatkan mengenai assigment

reading tentang penyelesaian SPLDV dengan

metode subtitusi

5 menit

Inti Team Readiness Assurance Test (tRAT)

- Guru meminta seluruh siswa membentuk tim

yang telah ditentukan

- Siswa membentuk tim sesuai dengan

permintaan guru

- Guru memberikan tes tim kepada setiap

kelompok

- Siswa mengerjakan tes tim secara bersama –

70 menit

82

sama dengan timnya masing – masing

Written Appeals Process

- Guru memberikan kesempatan kepada siswa

untuk mempresentasikan hasil tes tim di

depan kelas

- Siswa mempresentasikan hasil tes tim di

depan kelas

- Guru memberikan kesempatan kepada tim

untuk memperbaiki jawaban pada tes tim

- Siswa membaca kembali untuk memperbaiki

jawaban pada tes tim

Instructor Feedback

- Guru menyimpulkan konsep sistem

persamaan linear dua variabel secara jelas dan

menjawab pertanyaan yang diajukan siswa

- Siswa memperhatikan penjelasan dari guru

dan bertanya jika ada konsep yang belum

dipahami

Application of Course Concept

- Guru memberikan tugas tim berupa soal yang

dapat meningkatkan kemampuan komunikasi

matematis siswa

- Siswa dalam bentuk tim mengerjakan soal

yang telah diberikan guru

Penutup - Guru meminta siswa mengumpulkan tugas

tim

- Siswa mengumpulkan tugas yang diberikan

- Guru mengakhiri pembelajaran dengan

mengucap salam.

5 menit

83

J. Penilaian

Teknik : Tertulis, Tes Individu, Tes tim

Bentuk Instrumen : Soal PG dan Essay

Instrumen : LKS

Peneliti,

Iin Parlina

NIM. 1112017000048

84

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

(KELAS EKSPERIMEN)

Satuan Pendidikan : SMP Parigi

Kelas/Semester : VIII/Genap

Mata Pelajaran : Matematika

Materi Pokok : Sistem Persamaan Linear Dua Variabel

Alokasi Waktu : Pertemuan ke 5&6 (2 x 2 x 40 Menit)

Tahun Pelajaran : 2018 / 2019

A. Kompetensi Inti (KI)

1. Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya.

2. Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli

(toleransi, gotong royong), santun, dan percaya diri dalam berinteraksi secara

efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan

keberadaannya.

3. Memahami dan menerapkan pengetahuan (faktual, konseptual, dan

prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan,

teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata.

4. Mengolah, menyaji, dan menalar dalam ranah konkret ( menggunakan,

mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak

(menulis, membaca, menghitung, menggambar dan mengarang) sesuai

dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut

pandang atau teori

B. Kompetensi Dasar (KD)

3.5 Menjelaskan sistem persamaan linear dua variabel dan penyelesaiannya yang

dihubungkan dengan masalah kontekstual

C. Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK)

3.5.7 Membuat model matematika dari situasi yang diberikan

85

3.5.8 Menyelesaikan masalah sehari – hari yang berkaitan dengan SPLDV dengan

metode eliminasi

D. Tujuan Pembelajaran

Setelah mengikuti pembelajaran ini diharapkan:

1. Siswa dapat membuat model matemtika dari situasi yang diberikan

2. Siswa dapat menyelesaikan masalah sehari – hari yang berkaitan dengan

SPLDV dengan metode eliminasi

E. Materi Ajar/Bahan ajar

Penyelesaian dengan metode eliminasi adalah penyelesaian dengan cara

mengeliminasi (melenyapkan) salah satu variabel dan variabel yang akan

dieliminasi harus mempunyai koefisien yang sama.

Langkah – Langkah :

1. Menentukan dua model matematika sebagai sistem persamaan linear dua

variabel (SPLDV)

2. Mencari nilai variabel

3. Koefisien variabel yang sama, lakukan eliminasi

4. Koefisien variabel yang berbeda, kalikan salah satu persamaan atau kedua

persamaan dengan konstanta yang akan menghasilkan persamaan dengan

koefisien variabel yang sama

5. Mencari nilai variabel lain

Kemudian lakukan hal yang sama sesuai dengan langkah kedua

Himpunan penyelesaian yaitu nilai variabel pertama dan variabel kedua

Contoh

Perhatikan gambar di bawah ini!

86

Bisakah Ibu membayar 1 lusin sendok dan 1 lusin garpu dengan membayar

Rp150.000,- ? Jelaskan!

Penyelesaian

1. Menentukan dua model matematika sebagai sistem persamaan linear

dua variabel (SPLDV)

Diketahui : banyaknya sendok = x

banyaknya garpu = y

2x + 3y = 30.700

4x + 5y = 54.900

2. Mencari nilai variabel

Koefisien variabel berbeda, kalikan salah satu persamaan atau kedua

persamaan dengan konstanta yang akan menghasilkan persamaan

dengan koefisien variabel yang sama

2x + 3y = 30.700 | 2| 4x + 6y = 61.400

4x + 5y = 54.900 | 1| 4x + 5y = 54.900

Untuk tanda koefisien sama, operasi yang digunakan pengurangan

4x + 6y = 61.400

4x + 5y = 54.900

y = Rp 6.500,-

3. Mencari nilai variabel lain

Kemudian lakukan hal yang sama sesuai dengan langkah kedua

2x + 3y = 30.700 | 5| 10x + 15y = 153.500

4x + 5y = 54.900 | 3| 12x + 15y = 164.700

Untuk tanda koefisien sama, operasi yang digunakan pengurangan

10x + 15y = 153.500

12x + 15y = 164.700

-2x = -11.200

x = Rp 5.600,-

87

Harga 1 lusin sendok = 12 x 6.500 = Rp 78.000,-

Harga 1 lusin garpu = 12 x 5.600 = Rp 67.200,-

Harga yang harus dibayar = 78.000 + 67.200 = Rp 145.200,-

Jadi, Ibu bisa membeli 1lusin sendok dan 1lusin garpu dengan harga

Rp145.200,-

F. Model Pembelajaran

Menggunakan Team Based Learning dengan metode diskusi, pemberian tugas dan

tanya jawab.

G. Media dan Alat Pembelajaran

1. Media Pembelajaran : Lembar Kerja Siswa (LKS)

2. Alat Pembelajaran : Spidol, Papan tulis, LCD proyektor

H. Sumber Belajar

1. Buku siswa matematika kelas VIII edisi revisi 2017, Kemeterian Pendidikan

dan Kebudayaan

2. Umi Salamah, Berlogika dengan Matematika untuk Kelas VIII SMP dan MTs,

2017,PT Tiga Serangkai Pustaka Mandiri.

I. Kegiatan Pembelajaran

Pertemuan 5

Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi

Waktu

Pendahuluan - Guru masuk ke kelas dengan mengucap

salam dan berdoa

- Guru memberikan bacaan kepada setiap

siswa

5 menit

Inti Assigned Reading

- Guru membimbing siswa dalam memahami

bacaan yang telah diberikan

- Siswa menjawab pertanyaan yang ada dalam

bacaan sesuai bimbingan guru

65 menit

88

- Guru mempersilahkan siswa bertanya

- Siswa bertanya mengenai materi yang belum

dipahami

Individual Readiness Assurance Test (iRAT)

- Guru memberikan tes individu kepada setiap

siswa

- Siswa mengerjakan tes individu yang telah

diberikan guru dengan waktu 20 menit

- Guru meminta seluruh siswa mengumpulkan

tes individu yang telah dikerjakan

- Seluruh siswa mengumpulkan tes individu

mereka

Penutup - Guru menjelaskan konsep – konsep yang

belum dipahami siswa

- Siswa mendengarkan penjelasan guru

- Guru mengakhiri pembelajaran dengan

mengucap salam.

10 menit

Pertemuan 6

Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi

Waktu

Pendahuluan - Guru masuk ke kelas dengan mengucap

salam dan berdoa

- Guru mengingatkan mengenai assigment

reading tentang penyelesaian SPLDV dengan

metode eliminasi

5 menit

Inti Team Readiness Assurance Test (tRAT)

- Guru meminta seluruh siswa membentuk tim

yang telah ditentukan

- Siswa membentuk tim sesuai dengan

permintaan guru

70 menit

89

- Guru memberikan tes tim kepada setiap

kelompok

- Siswa mengerjakan tes tim secara bersama –

sama dengan timnya masing – masing

Written Appeals Process

- Guru memberikan kesempatan kepada siswa

untuk mempresentasikan hasil tes tim di

depan kelas

- Siswa mempresentasikan hasil tes tim di

depan kelas

- Guru memberikan kesempatan kepada tim

untuk memperbaiki jawaban pada tes tim

- Siswa membaca kembali untuk memperbaiki

jawaban pada tes tim

Instructor Feedback

- Guru menyimpulkan konsep sistem

persamaan linear dua variabel secara jelas dan

menjawab pertanyaan yang diajukan siswa

- Siswa memperhatikan penjelasan dari guru

dan bertanya jika ada konsep yang belum

dipahami

Application of Course Concept

- Guru memberikan tugas tim berupa soal yang

dapat meningkatkan kemampuan komunikasi

matematis siswa

- Siswa dalam bentuk tim mengerjakan soal

yang telah diberikan guru

Penutup - Guru meminta siswa mengumpulkan tugas

tim 5 menit

90

- Siswa mengumpulkan tugas yang diberikan

- Guru mengakhiri pembelajaran dengan

mengucap salam.

J. Penilaian

Teknik : Tertulis, Tes Individu, Tes tim

Bentuk Instrumen : Soal PG dan Essay

Instrumen : LKS

Peneliti,

Iin Parlina

NIM. 1112017000048

91

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

(KELAS EKSPERIMEN)

Satuan Pendidikan : SMP Parigi

Kelas/Semester : VIII/Genap

Mata Pelajaran : Matematika

Materi Pokok : Sistem Persamaan Linear Dua Variabel

Alokasi Waktu : Pertemuan ke 7&8 (2 x 2 x 40 Menit)

Tahun Pelajaran : 2018 / 2019

A. Kompetensi Inti (KI)

1. Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya.

2. Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli

(toleransi, gotong royong), santun, dan percaya diri dalam berinteraksi

secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan

pergaulan dan keberadaannya.

3. Memahami dan menerapkan pengetahuan (faktual, konseptual, dan

prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan,

teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata.

4. Mengolah, menyaji, dan menalar dalam ranah konkret ( menggunakan,

mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak

(menulis, membaca, menghitung, menggambar dan mengarang) sesuai

dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut

pandang atau teori

B. Kompetensi Dasar (KD)

3.5 Menjelaskan sistem persamaan linear dua variabel dan penyelesaiannya

yang dihubungkan dengan masalah kontekstual

C. Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK)

3.5.9 Membuat model matematika dari situasi yang diberikan

92

3.5.10 Menyelesaikan masalah sehari – hari yang berkaitan dengan SPLDV

dengan metode campuran

D. Tujuan Pembelajaran

Setelah mengikuti pembelajaran ini diharapkan:

1. Siswa dapat membuat model matemtika dari situasi yang diberikan

2. Siswa dapat menyelesaikan masalah sehari – hari yang berkaitan dengan

SPLDV dengan metode campuran

E. Materi Ajar/Bahan ajar

Penyelesaian dengan metode campuran adalah penyelesaian dengan cara

mengeliminasi (melenyapkan) untuk mencari salah satu variabel dan mensubtitusi

(mengganti) untuk mencari variabel yang lainnya.

Langkah – Langkah :

1. Menentukan dua model matematika sebagai sistem persamaan linear dua

variabel (SPLDV)

2. Mencari nilai variabel yang pertama dengan menggunakan metode

eliminasi

3. Mencari nilai variabel yang kedua dengan menggunakan metode subtitusi

Himpunan penyelesaian yaitu nilai variabel pertama dan variabel kedua

Contoh

Nova dan Lina menabung untuk karya wisata. Berikut tabel yang menyajikan

besar tabungan keduanya.

Minggu ke- Besar tabungan (Rp)

Nova Lina

0 120.000 0

2 140.000 50.000

4 160.000 100.000

Pada minggu ke berapa besar tabungan mereka berjumlah sama? Jelaskan!

Penyelesaian

Diketahui : minggu ke- = x

Jumlah tabungan = y

Tabungan Nova

(x,y) (0,120.000) dan (2,140.000)

93

Menggunakan rumus persamaan garis diketahui 2 titik

(x2 – x1)(y – y1 ) = (y2 – y1)(x – x1 )

(2 – 0)(y – 120.000 ) = (140.000 – 120.000)(x – 0 )

2(y – 120.000 ) = 20.000x

2y – 240.000 = 20.000x

2y – 20.000x = 240.000 (

)

y – 10.000x = 120.000 atau y = 120.000+10.000x

Tabungan Lina

(x,y) (0,0) dan (2,50.000)

Menggunakan rumus persamaan garis diketahui 2 titik

(x2 – x1)(y – y1 ) = (y2 – y1)(x – x1 )

(2-0)(y-0) = (50.000-0)(x-0)

2y = 50.000x (

)

y = 25.000x atau y – 25.000x = 0

Metode Eliminasi : y – 10.000x = 120.000

y – 25.000x = 0

15.000x = 120.000

x = 8

Metode Subtitusi :

y = 120.000+10.000x atau y = 25.000x

y = 120.000 + 10.000(8) y = 25.000(8)

y = 120.000 + 80.000 y = Rp 200.000,-

y = Rp 200.000,-

Jadi, tabungan mereka berjumlah sama pada minggu ke-8 dengan

besar Rp200.000,-

F. Model Pembelajaran

Menggunakan Team Based Learning dengan metode diskusi, pemberian tugas dan

tanya jawab.

94

G. Media dan Alat Pembelajaran

1. Media Pembelajaran : Lembar Kerja Siswa (LKS)

2. Alat Pembelajaran : Spidol, Papan tulis, LCD proyektor

H. Sumber Belajar

1. Buku siswa matematika kelas VIII edisi revisi 2017, Kemeterian Pendidikan

dan Kebudayaan

2. Umi Salamah, Berlogika dengan Matematika untuk Kelas VIII SMP dan

MTs, 2017,PT Tiga Serangkai Pustaka Mandiri.

I. Kegiatan Pembelajaran

Pertemuan 7

Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi

Waktu

Pendahuluan - Guru masuk ke kelas dengan mengucap

salam dan berdoa

- Guru memberikan bacaan kepada setiap

siswa

5 menit

Inti Assigned Reading

- Guru membimbing siswa dalam memahami

bacaan yang telah diberikan

- Siswa menjawab pertanyaan yang ada dalam

bacaan sesuai bimbingan guru

- Guru mempersilahkan siswa bertanya

- Siswa bertanya mengenai materi yang belum

dipahami

65 menit

95

Individual Readiness Assurance Test (iRAT)

- Guru memberikan tes individu kepada setiap

siswa

- Siswa mengerjakan tes individu yang telah

diberikan guru dengan waktu 20 menit

- Guru meminta seluruh siswa mengumpulkan

tes individu yang telah dikerjakan

- Seluruh siswa mengumpulkan tes individu

mereka

Penutup - Guru menjelaskan konsep – konsep yang

belum dipahami siswa

- Siswa mendengarkan penjelasan guru

- Guru mengakhiri pembelajaran dengan

mengucap salam.

10 menit

Pertemuan 8

Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi

Waktu

Pendahuluan - Guru masuk ke kelas dengan mengucap

salam dan berdoa

- Guru mengingatkan mengenai assigment

reading tentang penyelesaian SPLDV dengan

metode campuran

5 menit

Inti Team Readiness Assurance Test (tRAT)

- Guru meminta seluruh siswa membentuk tim

yang telah ditentukan

- Siswa membentuk tim sesuai dengan

permintaan guru

- Guru memberikan tes tim kepada setiap

kelompok

- Siswa mengerjakan tes tim secara bersama –

70 menit

96

sama dengan timnya masing – masing

Written Appeals Process

- Guru memberikan kesempatan kepada siswa

untuk mempresentasikan hasil tes tim di

depan kelas

- Siswa mempresentasikan hasil tes tim di

depan kelas

- Guru memberikan kesempatan kepada tim

untuk memperbaiki jawaban pada tes tim

- Siswa membaca kembali untuk memperbaiki

jawaban pada tes tim

Instructor Feedback

- Guru menyimpulkan konsep sistem

persamaan linear dua variabel secara jelas dan

menjawab pertanyaan yang diajukan siswa

- Siswa memperhatikan penjelasan dari guru

dan bertanya jika ada konsep yang belum

dipahami

Application of Course Concept

- Guru memberikan tugas tim berupa soal yang

dapat meningkatkan kemampuan komunikasi

matematis siswa

- Siswa dalam bentuk tim mengerjakan soal

yang telah diberikan guru

Penutup - Guru meminta siswa mengumpulkan tugas

tim

- Siswa mengumpulkan tugas yang diberikan

- Guru mengakhiri pembelajaran dengan

mengucap salam.

5 menit

97

J. Penilaian

Teknik : Tertulis, Tes Individu, Tes tim

Bentuk Instrumen : Soal PG dan Essay

Instrumen : LKS

Peneliti,

Iin Parlina

NIM. 1112017000048

98

Lampiran 3

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

(KELAS KONTROL)

Satuan Pendidikan : SMP Parigi

Kelas/Semester : VIII/Genap

Mata Pelajaran : Matematika

Materi Pokok : Sistem Persamaan Linear Dua Variabel

Alokasi Waktu : Pertemuan ke 1 & 2 (2 x 2 x 40 Menit)

Tahun Pelajaran : 2018 / 2019

A. Kompetensi Inti (KI)

1. Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya.

2. Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli

(toleransi, gotong royong), santun, dan percaya diri dalam berinteraksi

secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan

pergaulan dan keberadaannya.

3. Memahami dan menerapkan pengetahuan (faktual, konseptual, dan

prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan,

teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata.

4. Mengolah, menyaji, dan menalar dalam ranah konkret ( menggunakan,

mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak

(menulis, membaca, menghitung, menggambar dan mengarang) sesuai

dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut

pandang atau teori

B. Kompetensi Dasar (KD)

3.5 Menjelaskan sistem persamaan linear dua variabel dan penyelesaiannya

yang dihubungkan dengan masalah kontekstual

C. Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK)

3.5.1 Menentukan garis yang merupakan persamaan linear dua variabel

3.5.2 Menyatakan masalah sehari-hari ke dalam bentuk sistem persamaan linear

99

dua variabel

3.5.3 Membuat model sistem persamaan linear dua variael dari grafik

3.5.4 Menentukan himpunan penyelesaian dari masalah sehari – hari yang

berkaitan tentang SPLDV dengan metode grafik

D. Tujuan Pembelajaran

Setelah mengikuti pembelajaran ini diharapkan:

1. Siswa dapat menentukan garis yang merupakan persamaan linear dua

variabel

2. Siswa dapat menyatakan masalah sehari-hari ke dalam bentuk sistem

persamaan linear dua variabel

3. Siswa dapat membuat model sistem persamaan linear dua variael dari grafik

4. Siswa dapat menentukan himpunan penyelesaian dari masalah sehari – hari

yang berkaitan tentang SPLDV dengan metode grafik

E. Materi Ajar/Bahan ajar

Pengertian Sistem persamaan linear dua variabel

Persamaan linear dua variabel adalah persamaan linear yang memiliki dua

variabel berpangkat satu dan memiliki bentuk ax + by = c dengan a dan b

merupakan koefisien dari x dan y dimana a 0, b 0, sedangkan x dan y

merupakan variabel, c merupakan konstanta.

Jika terdapat dua persamaan linear dua variabel dalam satu kesatuan dimana

nilai x dan y sama, maka dua persamaan itu disebut sistem persamaan linear dua

variabel.

Ada 3 metode dalam menyelesaikan sistem persamaan linear dua variabel.

Yaitu metode grafik, metode eliminasi dan metode subtitusi.

Penyelesaian dengan metode grafik adalah penyelesaian dengan mencari

titik potong kedua garis yang merupakan himpunan penyelesaian SPLDV kedua

garis. Berikut langkah – langkah dari penyelesaian SPLDV dengan menggunakan

metode grafik :

1. Menentukan model persamaan linear dua variabel

2. Menentukan 2 titik pada setiap persamaan linear

Titik potong garis terhadap sumbu X, syarat y = 0

Titik potong garis terhadap sumbu Y,syarat x = 0

100

Jika diperoleh titik (0,0) maka cari titik lain dengan menentukan nilai y

dengan x = 1

3. Membuat kedua garis pada koordinat cartesius berdasarkan titik yang

diperoleh

4. Menentukan koordinat titik potong kedua garis yang merupakan himpunan

penyelesaian

Ada 4 metode dalam menyelesaikan sistem persamaan linear dua variabel yaitu

metode grafik, metode eliminasi, metode subtitusi dan metode campuran.

Metode Grafik

Penyelesaian dengan metode grafik adalah penyelesaian dengan mencari titik

potong kedua garis yang merupakan himpunan penyelesaian SPLDV kedua garis.

Langkah – Langkah :

1. Menentukan model persamaan linear dua variabel

2. Menentukan 2 titik pada setiap persamaan linear

a. Titik potong garis terhadap sumbu X, syarat y = 0

b. Titik potong garis terhadap sumbu Y,syarat x = 0

c. Jika diperoleh titik (0,0) maka cari titik lain dengan menentukan nilai

y dengan x = 1

3. Membuat kedua garis pada koordinat cartesius berdasarkan titik yang

diperoleh

4. Menentukan koordinat titik potong kedua garis yang merupakan himpunan

penyelesaian

Contoh

Pahamilah cerita di bawah ini!

Shanum dan Riska akan membuat gelang untuk dijual. Shanum dapat

menyelesaikan 3 gelang setiap jam dan riska dapat menyelesaikan 4 gelang

setiap jam. Jumlah jam kerja Shanum dan Riska adalah 7 jam sehari dengan

jumlah gelang yang dibuat oleh keduanya adalah 24 gelang.

Jika jam kerja keduanya berbeda, siapa yang waktu bekerjanya paling lama?

Jelaskan!

1. Menentukan model persamaan linear 2 variabel

3 x + 4 y = 24 dimana x = banyaknya jam kerja shanum

1 x + 1 y = 7 y = banyaknnya jam kerja riska

2. Menentukan 2 titik pada setiap persamaan linear

101

Pldv : 3x + 4y = 24

Jika y = 0 3x + 4( 0 ) = 24

3x = 24

x = 8 (8,0)

Jika x = 0 3( 0 ) + 4y = 24

4y = 24

y = 6

(0,6)

Pldv : x + y = 7

Jika y = 0 x + (0) = 7

x = 7 (7,0)

Jika x = 0 (0) + y = 7

y = 7 (0,7)

3. Membuat kedua garis pada koordinat cartesius berdasarkan titik yang

diperoleh

4. Menentukan koordinat titik potong kedua garis

yang merupakan himpunan penyelesaian

Kedua garis berpotongan di koordinat ( 4 , 3 )

Himpunan penyelesaian {( 4 , 3)}

Jam kerja shanum adalah 4jam

Jam kerja riska adalah 3jam

Jadi jam kerja yang paling lama adalah Shanum

F. Model Pembelajaran

pembelajaran ekspositori

G. Media dan Alat Pembelajaran

1. Media Pembelajaran : Buku Pegangan Siswa dan Buku Paket

2. Alat Pembelajaran : Spidol, Papan tulis

H. Sumber Belajar

1. Buku siswa matematika kelas VIII edisi revisi 2017, Kemeterian Pendidikan

dan Kebudayaan

2. Umi Salamah, Berlogika dengan Matematika untuk Kelas VIII SMP dan

MTs, PT Tiga Serangkai Pustaka Mandiri.

I. Kegiatan Pembelajaran

Pertemuan 1

Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi

Waktu

Pendahuluan - Guru masuk ke kelas dengan mengucap

salam dan berdoa

- Guru mengingatkan kembali tentang

5 menit

102

persamaan linear satu variabel

Inti Persiapan

- Guru menyampaikan tujuan pembelajaran

- Guru memotivasi siswa dengan

menyampaikan manfaat dari pembelajaran

yang akan dilakukan

- Guru memberikan topik yang akan

dipelajari

- Siswa mengidentifikasi topik yang

diberikan

70 menit

Penyajian

- Guru menjelaskan mengenai sistem

persamaan linear dua variabel dan

memberikan contoh mengenai sistem

persamaan linear dua variabel

- Siswa menyimak penjelasan dari guru

- Guru mempersilahkan siswa mengajukan

pertanyaan

- Siswa bertanya mengenai informasi yang

belum dipahami

Korelasi

- Guru mengarahkan siswa melalui

pertanyaan untuk menghubungkan materi

dengan pengetahuan yang telah dimiliki

siswa

- Siswa mencoba menjawab pertanyaan dari

guru berdasarkan bacaan atau informasi

yang telah dikumpulkan

- Guru dan siswa membahas pertanyaan yang

telah diberikan

103

Menyimpulkan

- Siswa menyimpulkan tentang materi yang

dipelajari

- Guru membimbing siswa dalam

menyimpulkan materi yang dipelajari

Mengaplikasikan

- Guru memberikan tugas kepada siswa

- Siswa mengerjakan tugas dan

menyajikannya secara tertulis

Penutup - Guru mengakhiri pembelajaran dengan

mengucap salam. 5 menit

Pertemuan 2

Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi

Waktu

Pendahuluan - Guru masuk ke kelas dengan mengucap

salam dan berdoa

- Guru mengingatkan kembali tentang sistem

persamaan linear dua variabel

5 menit

Inti Persiapan

- Guru menyampaikan tujuan pembelajaran

- Guru memotivasi siswa dengan

menyampaikan manfaat dari pembelajaran

yang akan dilakukan

- Guru memberikan topik yang akan dipelajari

- Siswa mengidentifikasi topik yang diberikan 70 menit

Penyajian

- Guru menjelaskan mengenai penyelesaian

sistem persamaan linear dua variabel dengan

metode grafik

- Siswa menyimak penjelasan dari guru

104

- Guru mempersilahkan siswa mengajukan

pertanyaan

- Siswa bertanya mengenai informasi yang

belum dipahami

Korelasi

- Guru mengarahkan siswa melalui

pertanyaan yang menghubungkan materi

dengan masalah dalam kehidupan sehari –

hari

- Siswa mencoba menjawab pertanyaan dari

guru berdasarkan bacaan atau informasi yang

telah dikumpulkan

Menyimpulkan

- Siswa menyimpulkan tentang materi yang

dipelajari

- Guru membimbing siswa dalam

menyimpulkan materi yang telah dipelajari

Mengaplikasikan

- Guru memberikan tugas kepada siswa

- Siswa mengerjakan tugas dan

menyajikannya secara tertulis

Penutup - Guru mengakhiri pembelajaran dengan

mengucap salam. 5 menit

J. Penilaian

Teknik : Tertulis, Latihan

Bentuk Instrumen : Soal essay

Instrumen : Buku Pegangan Siswa

Peneliti,

Iin Parlina

NIM. 1112017000048

105

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

(KELAS KONTROL)

Satuan Pendidikan : SMP Parigi

Kelas/Semester : VIII/Genap

Mata Pelajaran : Matematika

Materi Pokok : Sistem Persamaan Linear Dua Variabel

Alokasi Waktu : Pertemuan ke 3 & 4 (2 x 2 x 40 Menit)

Tahun Pelajaran : 2018 / 2019

A. Kompetensi Inti (KI)

1. Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya.

2. Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli

(toleransi, gotong royong), santun, dan percaya diri dalam berinteraksi secara

efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan

keberadaannya.

3. Memahami dan menerapkan pengetahuan (faktual, konseptual, dan

prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan,

teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata.

4. Mengolah, menyaji, dan menalar dalam ranah konkret ( menggunakan,

mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak

(menulis, membaca, menghitung, menggambar dan mengarang) sesuai

dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut

pandang atau teori

B. Kompetensi Dasar (KD)

3.5 Menjelaskan sistem persamaan linear dua variabel dan penyelesaiannya

yang dihubungkan dengan masalah kontekstual

C. Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK)

3.5.7 Membuat model matematika dari situasi yang diberikan

3.5.8 Menyelesaikan masalah sehari – hari yang berkaitan dengan SPLDV

dengan metode subtitusi

106

D. Tujuan Pembelajaran

Setelah mengikuti pembelajaran ini diharapkan:

1. Siswa dapat membuat model matemtika dari situasi yang diberikan

2. Siswa dapat menyelesaikan masalah sehari – hari yang berkaitan dengan

SPLDV dengan metode subtitusi

E. Materi Ajar/Bahan ajar

Penyelesaian SPLDV dengan menggunakan metode subtitusi

Penyelesaian dengan metode subtitusi adalah penyelesaian dengan cara

menyatakan variabel yang satu ke dalam variabel yang lain pada suatu persamaan.

Metode subtitusi disebut juga penggantian.

Langkah – Langkah :

1. Menentukan dua model matematika sebagai sistem persamaan linear dua

variabel (SPLDV)

2. Mencari nilai variabel pertama

Jika terdapat variabel x dan y dalam persamaan, maka :

Untuk mencari nilai x, nyatakanlah y ke dalam bentuk x atau

Untuk mencari nilai y, nyatakanlah x ke dalam bentuk y

3. Kemudian subtitusi bentuk yang telah diperoleh kedalam persamaan yang

lainnya

4. Mencari nilai variabel kedua

Subtitusikanlah nilai variabel pertama ke dalam salah satu persamaan

Himpunan penyelesaian yaitu nilai variabel pertama dan variabel kedua

Contoh

Pahamilah cerita di bawah ini!

Pada sebuah tempat penyucian kendaraan dapat memperoleh penghasilan

Rp1.000.000,- dari penyucian 70 kendaraan motor dan mobil. Tarif

penyucian motor sebesar Rp 10.000,- dan untuk mobil Rp 25.000,- Ada

juga layanan untuk penyemerin ban gratis dalam tempat penyucian

tersebut.

Dapatkah kamu menentukan jumlah ban yang harus disemir? Jelaskan!

107

Penyelesaian

1. Menentukan dua model matematika sebagai sistem persamaan linear

dua variabel (SPLDV)

Diketahui : banyaknya motor = x

banyaknya mobil = y

x + y = 70

10.000x + 25.000 y = 1.000.000

2. Mencari nilai variabel pertama

Untuk mencari nilai x, nyatakanlah y ke dalam bentuk x

x + y = 70

y = 70 – x

3. Kemudian subtitusi bentuk yang telah diperoleh kedalam persamaan

yang lainnya

10.000 x + 25.000 y = 1.000.000

10.000 x + 25.000 ( 70 - x) = 1.000.000

10.000 x + 1.750.000 – 25.000 x = 1.000.000

-15.000 x = 1.000.000 – 1.750.000

-15.000 x = -750.000 ( (

))

x = 50

4. Mencari nilai variabel kedua

Subtitusikanlah nilai variabel pertama ke dalam salah satu persamaan

x + y = 70

y = 70 - x

y = 70 - 50

y = 20

Banyaknya ban motor = 50 x 2 = 100 buah

Banyaknya ban mobil = 20 x 4 = 80 buah

Jadi, jumlah ban yang harus disemir adalah 100 + 80 = 180 buah

F. Model Pembelajaran

Pembelajaran Ekspositori

G. Media dan Alat Pembelajaran

1. Media Pembelajaran : Buku Pegangan Siswa dan Buku Paket

108

2. Alat Pembelajaran : Spidol, Papan tulis

H. Sumber Belajar

1. Buku siswa matematika kelas VIII edisi revisi 2017, Kemeterian Pendidikan

dan Kebudayaan

2. Umi Salamah, Berlogika dengan Matematika untuk Kelas VIII SMP dan

MTs, PT Tiga Serangkai Pustaka Mandiri.

I. Kegiatan Pembelajaran

Pertemuan 3

Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi

Waktu

Pendahuluan - Guru masuk ke kelas dengan mengucap

salam dan berdoa

- Guru mengingatkan kembali tentang metode

penyelesaian SPLDV

5 menit

Inti Persiapan

- Guru menyampaikan tujuan pembelajaran

- Guru memotivasi siswa dengan

menyampaikan manfaat dari pembelajaran

yang akan dilakukan

- Guru memberikan topik yang akan dipelajari

- Siswa mengidentifikasi topik yang diberikan

70 menit Penyajian

- Guru menjelaskan mengenai penyelesaian

sistem persamaan linear dua variabel dengan

metode subtitusi dan memberikan contoh

- Guru mempersilahkan siswa bertanya

- Siswa memperhatikan penjelasan dari guru

- Siswa bertanya mengenai materi yang

disampaikan guru

109

Korelasi

- Guru mengarahkan siswa melalui pertanyaan

untuk menghubungkan materi dengan

pengetahuan yang telah dimiliki siswa

- Siswa mencoba menjawab pertanyaan dari

guru berdasarkan bacaan atau informasi yang

telah dikumpulkan

Menyimpulkan

- Siswa menyimpulkan tentang materi yang

dipelajari

- Guru membimbing siswa dalam

menyimpulkan materi yang dipelajari

Mengaplikasikan

- Guru memberikan tugas kepada siswa

- Siswa mengerjakan tugas dan menyajikannya

secara tertulis

Penutup - Guru mengakhiri pembelajaran dengan

mengucap salam. 5 menit

Pertemuan 4

Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi

Waktu

Pendahuluan - Guru masuk ke kelas dengan mengucap

salam dan berdoa

- Guru mengingatkan kembali tentang

penyelesaian SPLDV dengan metode

subtitusi

5 menit

Inti Persiapan

- Guru menyampaikan tujuan pembelajaran

- Guru memotivasi siswa dengan

menyampaikan manfaat dari pembelajaran

70 menit

110

yang akan dilakukan

- Guru memberikan topik yang akan dipelajari

- Siswa mengidentifikasi topik yang diberikan

Penyajian

- Guru menjeleskan penggunaan metode

subtitusi dalam masalah sehari – hari yang

berkaitan dengan SPLDV

- Siswa memperhatikan penjelasan dari guru

- Guru mempersilahkan siswa bertanya

- Siswa bertanya mengenai materi yang

disampaikan guru

Korelasi

- Guru mengarahkan siswa melalui pertanyaan

yang menghubungkan materi dengan masalah

dalam kehidupan sehari – hari

- Siswa mencoba menjawab pertanyaan dari

guru berdasarkan bacaan atau informasi yang

telah dikumpulkan

Menyimpulkan

- Siswa menyimpulkan tentang materi yang

telah dipelajari

- Guru membimbing siswa dalam

menyimpulkan materi yang dipelajari

Mengaplikasikan

- Guru memberikan tugas kepada siswa

- Siswa mengerjakan tugas dan menyajikannya

secara tertulis

Penutup - Guru mengakhiri pembelajaran dengan

mengucap salam. 5 menit

111

J. Penilaian

Teknik : Tertulis, Latihan

Bentuk Instrumen : Soal essay

Instrumen : Buku Pegangan Siswa

Peneliti,

Iin Parlina

NIM. 1112017000048

112

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

(KELAS KONTROL)

Satuan Pendidikan : SMP Parigi

Kelas/Semester : VIII/Genap

Mata Pelajaran : Matematika

Materi Pokok : Sistem Persamaan Linear Dua Variabel

Alokasi Waktu : Pertemuan ke 5 & 6 (2 x 2 x 40 Menit)

Tahun Pelajaran : 2018 / 2019

A. Kompetensi Inti (KI)

1. Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya.

2. Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli

(toleransi, gotong royong), santun, dan percaya diri dalam berinteraksi

secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan

pergaulan dan keberadaannya.

3. Memahami dan menerapkan pengetahuan (faktual, konseptual, dan

prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan,

teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata.

4. Mengolah, menyaji, dan menalar dalam ranah konkret ( menggunakan,

mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak

(menulis, membaca, menghitung, menggambar dan mengarang) sesuai

dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut

pandang atau teori

B. Kompetensi Dasar (KD)

3.5 Menjelaskan sistem persamaan linear dua variabel dan penyelesaiannya

yang dihubungkan dengan masalah kontekstual

C. Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK)

3.5.7 Membuat model matematika dari situasi yang diberikan

3.5.8 Menyelesaikan masalah sehari – hari yang berkaitan dengan SPLDV dengan

metode eliminasi

113

D. Tujuan Pembelajaran

Setelah mengikuti pembelajaran ini diharapkan:

1. Siswa dapat membuat model matemtika dari situasi yang diberikan

2. Siswa dapat menyelesaikan masalah sehari – hari yang berkaitan dengan

SPLDV dengan metode eliminasi

E. Materi Ajar/Bahan ajar

Penyelesaian dengan metode eliminasi adalah penyelesaian dengan cara

mengeliminasi (melenyapkan) salah satu variabel dan variabel yang akan

dieliminasi harus mempunyai koefisien yang sama.

Langkah – Langkah :

1. Menentukan dua model matematika sebagai sistem persamaan linear dua

variabel (SPLDV)

2. Mencari nilai variabel

Koefisien variabel yang sama, lakukan eliminasi

Koefisien variabel yang berbeda, kalikan salah satu persamaan atau

kedua persamaan dengan konstanta yang akan menghasilkan persamaan

dengan koefisien variabel yang sama

3. Mencari nilai variabel lain

Kemudian lakukan hal yang sama sesuai dengan langkah kedua

Himpunan penyelesaian yaitu nilai variabel pertama dan variabel kedua

Contoh

Perhatikan gambar di bawah ini!

Bisakah Ibu membayar 1 lusin sendok dan 1 lusin garpu dengan membayar

Rp150.000,- ? Jelaskan!

114

Penyelesaian

1. Menentukan dua model matematika sebagai sistem persamaan linear

dua variabel (SPLDV)

Diketahui : banyaknya sendok = x

banyaknya garpu = y

2x + 3y = 30.700

4x + 5y = 54.900

2. Mencari nilai variabel

Koefisien variabel berbeda, kalikan salah satu persamaan atau kedua

persamaan dengan konstanta yang akan menghasilkan persamaan

dengan koefisien variabel yang sama

2x + 3y = 30.700 | 2| 4x + 6y = 61.400

4x + 5y = 54.900 | 1| 4x + 5y = 54.900

Untuk tanda koefisien sama, operasi yang digunakan pengurangan

4x + 6y = 61.400

4x + 5y = 54.900

y = Rp 6.500,-

3. Mencari nilai variabel lain

Kemudian lakukan hal yang sama sesuai dengan langkah kedua

2x + 3y = 30.700 | 5| 10x + 15y = 153.500

4x + 5y = 54.900 | 3| 12x + 15y = 164.700

Untuk tanda koefisien sama, operasi yang digunakan pengurangan

10x + 15y = 153.500

12x + 15y = 164.700

-2x = -11.200

x = Rp 5.600,-

115

Harga 1 lusin sendok = 12 x 6.500 = Rp 78.000,-

Harga 1 lusin garpu = 12 x 5.600 = Rp 67.200,-

Harga yang harus dibayar = 78.000 + 67.200 = Rp 145.200,-

Jadi, Ibu bisa membeli 1lusin sendok dan 1lusin garpu dengan harga

Rp145.200,-

F. Model Pembelajaran

Pembelajaran Ekspositori

G. Media dan Alat Pembelajaran

1. Media Pembelajaran : Buku Pegangan Siswa dan Buku Paket

2. Alat Pembelajaran : Spidol, Papan tulis

H. Sumber Belajar

1. Buku siswa matematika kelas VIII edisi revisi 2017, Kemeterian Pendidikan

dan Kebudayaan

2. Umi Salamah, Berlogika dengan Matematika untuk Kelas VIII SMP dan

MTs, PT Tiga Serangkai Pustaka Mandiri.

I. Kegiatan Pembelajaran

Pertemuan 5

Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi

Waktu

Pendahuluan - Guru masuk ke kelas dengan mengucap

salam dan berdoa

- Guru mengingatkan kembali tentang metode

penyelesaian SPLDV

5 menit

Inti Persiapan

- Guru menyampaikan tujuan pembelajaran

- Guru memotivasi siswa dengan

menyampaikan manfaat dari pembelajaran

yang akan dilakukan

- Guru memberikan topik yang akan dipelajari

70 menit

116

- Siswa mengidentifikasi topik yang diberikan

Penyajian

- Guru menjelaskan mengenai penyelesaian

sistem persamaan linear dua variabel dengan

metode eliminasi dan memberikan contoh

- Guru mempersilahkan siswa bertanya

- Siswa memperhatikan penjelasan dari guru

- Siswa bertanya mengenai materi yang

disampaikan guru

Korelasi

- Guru mengarahkan siswa melalui pertanyaan

untuk menghubungkan materi dengan

pengetahuan yang telah dimiliki siswa

- Siswa mencoba menjawab pertanyaan dari

guru berdasarkan bacaan atau informasi yang

telah dikumpulkan

Menyimpulkan

- Siswa menyimpulkan tentang materi yang

dipelajari

- Guru membimbing siswa dalam

menyimpulkan materi yang dipelajari

Mengaplikasikan

- Guru memberikan tugas kepada siswa

- Siswa mengerjakan tugas dan menyajikannya

secara tertulis

Penutup - Guru mengakhiri pembelajaran dengan

mengucap salam. 5 menit

Pertemuan 6

Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi

Waktu

117

Pendahuluan - Guru masuk ke kelas dengan mengucap

salam dan berdoa

- Guru mengingatkan kembali tentang

penyelesaian SPLDV dengan metode

eliminasi

5 menit

Inti Persiapan

- Guru menyampaikan tujuan pembelajaran

- Guru memotivasi siswa dengan

menyampaikan manfaat dari pembelajaran

yang akan dilakukan

- Guru memberikan topik yang akan dipelajari

- Siswa mengidentifikasi topik yang diberikan

70 menit

Penyajian

- Guru menjeleskan penggunaan metode

eliminasi dalam masalah sehari – hari yang

berkaitan dengan SPLDV

- Siswa memperhatikan penjelasan dari guru

- Guru mempersilahkan siswa bertanya

- Siswa bertanya mengenai materi yang

disampaikan guru

Korelasi

- Guru mengarahkan siswa melalui pertanyaan

yang menghubungkan materi dengan masalah

dalam kehidupan sehari – hari

- Siswa mencoba menjawab pertanyaan dari

guru berdasarkan bacaan atau informasi yang

telah dikumpulkan

Menyimpulkan

- Siswa menyimpulkan tentang materi yang

telah dipelajari

118

- Guru membimbing siswa dalam

menyimpulkan materi yang dipelajari

Mengaplikasikan

- Guru memberikan tugas kepada siswa

- Siswa mengerjakan tugas dan menyajikannya

secara tertulis

Penutup - Guru mengakhiri pembelajaran dengan

mengucap salam. 5 menit

J. Penilaian

Teknik : Tertulis, Latihan

Bentuk Instrumen : Soal essay

Instrumen : Buku Pegangan Siswa

Peneliti,

Iin Parlina

NIM. 1112017000048

119

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

(KELAS KONTROL)

Satuan Pendidikan : SMP Parigi

Kelas/Semester : VIII/Genap

Mata Pelajaran : Matematika

Materi Pokok : Sistem Persamaan Linear Dua Variabel

Alokasi Waktu : Pertemuan ke 7 & 8 (2 x 2 x 40 Menit)

Tahun Pelajaran : 2018 / 2019

A. Kompetensi Inti (KI)

1. Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya.

2. Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli

(toleransi, gotong royong), santun, dan percaya diri dalam berinteraksi

secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan

pergaulan dan keberadaannya.

3. Memahami dan menerapkan pengetahuan (faktual, konseptual, dan

prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan,

teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata.

4. Mengolah, menyaji, dan menalar dalam ranah konkret ( menggunakan,

mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak

(menulis, membaca, menghitung, menggambar dan mengarang) sesuai

dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut

pandang atau teori

B. Kompetensi Dasar (KD)

3.5 Menjelaskan sistem persamaan linear dua variabel dan penyelesaiannya

yang dihubungkan dengan masalah kontekstual

C. Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK)

3.5.9 Membuat model matematika dari situasi yang diberikan

3.5.10 Menyelesaikan masalah sehari – hari yang berkaitan dengan SPLDV

dengan metode campuran

120

D. Tujuan Pembelajaran

Setelah mengikuti pembelajaran ini diharapkan:

1. Siswa dapat membuat model matemtika dari situasi yang diberikan

2. Siswa dapat menyelesaikan masalah sehari – hari yang berkaitan dengan

SPLDV dengan metode campuran

E. Materi Ajar/Bahan ajar

Penyelesaian dengan metode campuran adalah penyelesaian dengan cara

mengeliminasi (melenyapkan) untuk mencari salah satu variabel dan mensubtitusi

(mengganti) untuk mencari variabel yang lainnya.

Langkah – Langkah :

1. Menentukan dua model matematika sebagai sistem persamaan linear dua

variabel (SPLDV)

2. Mencari nilai variabel yang pertama dengan menggunakan metode eliminasi

3. Mencari nilai variabel yang kedua dengan menggunakan metode subtitusi

Himpunan penyelesaian yaitu nilai variabel pertama dan variabel kedua

Contoh

Nova dan Lina menabung untuk karya wisata. Berikut tabel yang menyajikan

besar tabungan keduanya.

Minggu ke- Besar tabungan (Rp)

Nova Lina

0 120.000 0

2 140.000 50.000

4 160.000 100.000

Pada minggu ke berapa besar tabungan mereka berjumlah sama? Jelaskan!

Penyelesaian

Diketahui : minggu ke- = x

Jumlah tabungan = y

Tabungan Nova

(x,y) (0,120.000) dan (2,140.000)

Menggunakan rumus persamaan garis diketahui 2 titik

(x2 – x1)(y – y1 ) = (y2 – y1)(x – x1 )

(2 – 0)(y – 120.000 ) = (140.000 – 120.000)(x – 0 )

2(y – 120.000 ) = 20.000x

121

2y – 240.000 = 20.000x

2y – 20.000x = 240.000 (

)

y – 10.000x = 120.000 atau y = 120.000+10.000x

Tabungan Lina

(x,y) (0,0) dan (2,50.000)

Menggunakan rumus persamaan garis diketahui 2 titik

(x2 – x1)(y – y1 ) = (y2 – y1)(x – x1 )

(2-0)(y-0) = (50.000-0)(x-0)

2y = 50.000x (

)

y = 25.000x atau y – 25.000x = 0

Metode Eliminasi : y – 10.000x = 120.000

y – 25.000x = 0

15.000x = 120.000

x = 8

Metode Subtitusi :

y = 120.000+10.000x atau y = 25.000x

y = 120.000 + 10.000(8) y = 25.000(8)

y = 120.000 + 80.000 y = Rp 200.000,-

y = Rp 200.000,-

Jadi, tabungan mereka berjumlah sama pada minggu ke-8 dengan

besar Rp200.000,-

F. Model Pembelajaran

Pembelajaran Ekspositori

G. Media dan Alat Pembelajaran

1. Media Pembelajaran : Buku Pegangan Siswa dan Buku Paket

2. Alat Pembelajaran : Spidol, Papan tulis

H. Sumber Belajar

1. Buku siswa matematika kelas VIII edisi revisi 2017, Kemeterian Pendidikan

dan Kebudayaan

122

2. Umi Salamah, Berlogika dengan Matematika untuk Kelas VIII SMP dan

MTs, PT Tiga Serangkai Pustaka Mandiri.

I. Kegiatan Pembelajaran

Pertemuan 7

Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi

Waktu

Pendahuluan - Guru masuk ke kelas dengan mengucap

salam dan berdoa

- Guru mengingatkan kembali tentang metode

penyelesaian SPLDV

5 menit

Inti Persiapan

- Guru menyampaikan tujuan pembelajaran

- Guru memotivasi siswa dengan

menyampaikan manfaat dari pembelajaran

yang akan dilakukan

- Guru memberikan topik yang akan dipelajari

- Siswa mengidentifikasi topik yang diberikan

70 menit

Penyajian

- Guru menjelaskan mengenai penyelesaian

sistem persamaan linear dua variabel dengan

metode campuran dan memberikan contoh

- Guru mempersilahkan siswa bertanya

- Siswa memperhatikan penjelasan dari guru

- Siswa bertanya mengenai materi yang

disampaikan guru

Korelasi

- Guru mengarahkan siswa melalui pertanyaan

untuk menghubungkan materi dengan

pengetahuan yang telah dimiliki siswa

- Siswa mencoba menjawab pertanyaan dari

123

guru berdasarkan bacaan atau informasi yang

telah dikumpulkan

Menyimpulkan

- Siswa menyimpulkan tentang materi yang

dipelajari

- Guru membimbing siswa dalam

menyimpulkan materi yang dipelajari

Mengaplikasikan

- Guru memberikan tugas kepada siswa

- Siswa mengerjakan tugas dan menyajikannya

secara tertulis

Penutup - Guru mengakhiri pembelajaran dengan

mengucap salam. 5 menit

Pertemuan 8

Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi

Waktu

Pendahuluan - Guru masuk ke kelas dengan mengucap

salam dan berdoa

- Guru mengingatkan kembali tentang

penyelesaian SPLDV dengan metode

campuran

5 menit

Inti Persiapan

- Guru menyampaikan tujuan pembelajaran

- Guru memotivasi siswa dengan

menyampaikan manfaat dari pembelajaran

yang akan dilakukan

- Guru memberikan topik yang akan dipelajari

- Siswa mengidentifikasi topik yang diberikan

70 menit

Penyajian

- Guru menjeleskan penggunaan metode

124

campuran dalam masalah sehari – hari yang

berkaitan dengan SPLDV

- Siswa memperhatikan penjelasan dari guru

- Guru mempersilahkan siswa bertanya

- Siswa bertanya mengenai materi yang

disampaikan guru

Korelasi

- Guru mengarahkan siswa melalui pertanyaan

yang menghubungkan materi dengan masalah

dalam kehidupan sehari – hari

- Siswa mencoba menjawab pertanyaan dari

guru berdasarkan bacaan atau informasi yang

telah dikumpulkan

Menyimpulkan

- Siswa menyimpulkan tentang materi yang

telah dipelajari

- Guru membimbing siswa dalam

menyimpulkan materi yang dipelajari

Mengaplikasikan

- Guru memberikan tugas kepada siswa

- Siswa mengerjakan tugas dan menyajikannya

secara tertulis

Penutup - Guru mengakhiri pembelajaran dengan

mengucap salam. 5 menit

125

J. Penilaian

Teknik : Tertulis, Latihan

Bentuk Instrumen : Soal essay

Instrumen : Buku Pegangan Siswa

Peneliti,

Iin Parlina

NIM. 1112017000048

126

Lampiran 4

Tujuan Pembelajaran

1. Siswa dapat menentukan garis yang merupakan persamaan linear dua variabel

2. Siswa dapat menyatakan masalah sehari-hari ke dalam bentuk sistem persamaan linear

dua variabel

3. Siswa dapat membuat model sistem persamaan linear dua variael dari grafik

4. Siswa dapat menentukan himpunan penyelesaian dari masalah sehari – hari yang berkaitan

tentang SPLDV dengan metode grafik

Assigment Reading

Perhatikan gambar pada kotak merah dan kotak hijau di bawah ini !

Dapatkah kamu membedakan mana yang merupakan persamaan linear satu variabel

dengan persamaan linear dua variabel ?

Pada kotak merah terdapat 60 butir telur dengan harga Rp 120.000,-

Karena hanya tedapat satu jenis benda yaitu telur maka kotak merah merupakan

persamaan linear satu variabel dengan model persamaan linear :

60x = 120.000

Dimana x adalah harga telur

Nama : _____________________

Kelas : _____________________

Hari/Tgl : _____________________

Rp 120.000,-

Rp 70.000,-

127

Sedangkan, pada kotak hijau terdapat 1 ekor angelfish dan 2ekor clownfish dengan

harga Rp 70.000,-

Kotak hijau merupakan persamaan linear dua variabel dengan model persamaan

linear :

1x + 2y = 70.000

Dimana x adalah harga angelfish

Y adalah harga clownfish

Perhatikan gambar di bawah ini!

Cobalah membuat model persamaan linear dua variabel dari kedua kotak di atas!

__________________________________________________________

__________________________________________________________

__________________________________________________________

Karena terdapat dua persamaan linear dua variabel dari dua kotak di atas maka

disebut Sistem Persamaan Linear Dua Variabel.

Ada 4 metode dalam menyelesaikan sistem persamaan linear dua variabel. Yaitu

metode grafik, metode eliminasi, metode subtitusi dan metode campuran.

Penyelesaian dengan metode grafik adalah penyelesaian dengan mencari titik potong

kedua garis yang merupakan himpunan penyelesaian SPLDV kedua garis.

Menyelesaikan Sistem Persamaan Linear Dua Variabel

Metode

Grafik

Metode

Eliminisasi

Metode

Subtitusi

Rp 70.000,-

Rp 100.000,-

Metode Grafik

Metode

Campuran

128

Langkah – Langkah :

1. Menentukan model persamaan linear dua variabel

2. Menentukan 2 titik pada setiap persamaan linear

Titik potong garis terhadap sumbu X, syarat y = 0

Titik potong garis terhadap sumbu Y,syarat x = 0

Jika diperoleh titik (0,0) maka cari titik lain dengan menentukan nilai y dengan x

= 1

3. Membuat kedua garis pada koordinat cartesius berdasarkan titik yang diperoleh

4. Menentukan koordinat titik potong kedua garis yang merupakan himpunan

penyelesaian

Contoh

Pahamilah cerita di bawah ini!

Shanum dan Riska akan membuat gelang untuk dijual. Shanum dapat

menyelesaikan 3 gelang setiap jam dan riska dapat menyelesaikan 4 gelang setiap

jam. Jumlah jam kerja Shanum dan Riska adalah 7 jam sehari dengan jumlah

gelang yang dibuat oleh keduanya adalah 24 gelang.

Jika jam kerja keduanya berbeda, siapa yang waktu bekerjanya paling lama?

Jelaskan!

1. Menentukan model persamaan linear 2 variabel

_ x + _ y = 24 dimana x = banyaknya jam kerja shanum

_ x + _ y = 7 y = banyaknnya jam kerja riska

2. Menentukan 2 titik pada setiap persamaan linear

Pldv : 3x + 4y = 24

Jika y = 0 3x + 4( _ ) = 24

___________

x =__ ( _ , _ )

Jika x = 0 3( _ ) + 4y = 24

___________

y = _ ( _ , _ )

Pldv : x + y = 7

Jika y = 0 x + ( _ ) = 7

x = _ ( _ , _ )

Jika x = 0 ( _ ) + y = 7

y = _ ( _ , _ )

3. Membuat kedua garis pada koordinat cartesius berdasarkan titik yang

diperoleh

129

4. Menentukan koordinat titik potong kedua garis yang merupakan himpunan

penyelesaian

Kedua garis berpotongan di koordinat ( _ , _ )

Himpunan penyelesaian {( _ , _ )}

Jam kerja shanum adalah __

Jam kerja riska adalah __

Jadi jam kerja yang paling lama adalah __________________________

130

Individual Readiness Assurance Test (iRAT)

Nama : _________________________________

Kelas : _________________________________

Hari/Tgl : _________________________________

Soal Jelaskan Jawabanmu

1. Diketahui garis yang terbentuk dari

himpunan titik koordinat.

garis j melewati titik {(1,-2), (3,-4),

(5,-6),(6, -8)}.

garis k melewati titik {(2,-2), (3,-6),

(4,-1),(5,-3)}.

garis l melewati titik {(3,1), (2,2),

(1,3),(0,4)}.

garis m melewati titik {(1,4), (2,3),

(3,6),(4,7)}.

Garis manakah yang akan membentuk

sistem persamaan linear dua

variabel?

a. Garis j dan k b. Garis j dan l c. Garis k dan m d. Garis l dan m

2. Seorang petani menjual dua jenis

beras dengan harga sebagai

berikut:

Rp 285.000,00

Jika dibuat persamaan dari gambar

di atas maka akan diperoleh

persamaan :

a. x +2 y = 3

b. 3x = 285.000

c. 2x + y = 285.000

d. 2x + y = 3

131

3. Tempat parkir untuk motor dan

mobil dapat menampung 30 buah

kendaraan. Jumlah roda seluruhnya

90 buah. Jika banyak motor

dinyatakan dengan x dan banyak

mobil dinyatakan dengan y, sistem

persamaan linear dua variabel dari

pernyataan di atas adalah…

a. x + y = 30

4x + 2y = 90

b. x + y = 3

2x + 4y = 45

c. x + y = 30

2x + 4y = 90

d. x + y = 30

4x + 2y = 45

4. Diketahui garis kuning melewati

titik (-8,0) dan (0,6) sedangkan

garis hijau melewati (-2,0) dan (0,-

3). Himpunan penyelesaian dari

kedua garis tersebut adalah…

a. (-3,-4)

b. (-2,1)

c. (-4,2)

d. (-4,3)

5. Perhatikan diagram cartesius di

bawah ini!

Mana yang merupakan SPLDV dan

himpunan penyelesaian yang sesuai

dengan grafik di atas?

a. x+y = 5 dan x-y = 1, Hp ={(3,2)}

b. x+y = 1 dan x-y = 5, Hp ={(2,3)}

c. x-y = 5 dan x+y = 1, Hp ={(2,3)}

d. x+y = 5 dan x-y = -1, Hp ={(3,2)}

132

1.

2.

3.

Team Readiness Assurance Test (tRAT)

MASALAH 1

Perhatikan harga barang – barang pada gambar di bawah ini !

Rp 35.000,- Rp 60.000,- Rp 120.000,- Rp 150.000,-

Buatlah sistem persamaan linear dua variabel dari harga barang di atas!

Buatlah sebuah cerita sesuai dengan model persamaan linear dua variabel yang telah

kalian buat !

MASALAH 2

Perhatikan grafik kartesius di bawah ini!

Buatlah dua garis dari titik- titik

pada grafik kartesius di samping!

Buatlah model persamaan linear

dua variabel sesuai dengan dua

garis yang telah dibuat!

Tentukan himpunan penyelesaian

dari dua garis yang telah dibuat!

133

Written Appeals

Presentasikanlah hasil Team Test kelompokmu di depan kelas !

Instructor Feedback

Persamaan Linear Dua Variabel (PLDV) adalah persamaan linear yang

memiliki dua variabel berpangkat satu dan memiliki bentuk ax + by = c

dengan a dan b merupakan koefisien dari x dan y dimana a 0, b 0,

sedangkan x dan y merupakan variabel, c merupakan konstanta.

Sistem Persamaan Linear Dua Variabel (SPLDV) adalah dua

persamaan linear dua variabel dalam satu kesatuan dimana nilai x dan

y sama.

Metode Grafik

Penyelesaian dengan metode grafik adalah penyelesaian dengan mencari

titik potong kedua garis yang merupakan himpunan penyelesaian SPLDV

kedua garis.

134

Application of Course Concept

1. Perhatikan grafik – grafik di bawah ini!

(1) (2) (3)

Grafik (1) merupakan masa pakai lampu merek “STAR”, grafik (2) merupakan masa

pakai lampu merek “DIAMOND” dan grafik (3) merupakan masa pakai merek

“COOL".

Apakah ada merek lampu yang pernah mengalami sisa masa pakai yang sama

dengan merek lampu yang lain? Jelaskan!

Manakah merek lampu yang sama sekali tidak mengalami sisa masa pakai yang

sama dengan merek lampu yang lain? Jelaskan!

2. Seorang anak berangkat ke sekolah menggunakan sepeda dengan kecepatan

100m/menit. Ia berangkat pukul 06.00 WIB. Jarak antara rumahnya dan sekolah

adalah 4km. Pada pukul 06.15 WIB, Ayahnya menyusul untuk memberikan bekal yang

tertinggal dengan menggunakan motor dengan kecepatan 160m/menit.

Gambarlah grafik perjalanan seorang anak dan ayahnya ke dalam digram

cartesius

Apakah ayah bisa menyusul anaknya sebelum tiba di sekolah? Jelaskan!

135

Tujuan Pembelajaran

1. Siswa dapat membuat model matemtika dari situasi yang diberikan

2. Siswa dapat menyelesaikan masalah sehari – hari yang berkaitan dengan SPLDV dengan

metode subtitusi

Assigment Reading

Perhatikan gambar di bawah ini!

Pada timbangan pertama, terdapat 4 apel dan 2 mangga

Sehingga Berat__apel = berat___mangga

Jika disederhanakan Berat__apel = berat___mangga

Bisakah kamu menentukkan banyaknya apel yang

dibutuhkan agar timbangan di samping tetap seimbangan?

________________________________________

Pada timbangan kedua, terdapat 3 mangga

Untuk mencari banyaknya buah apel pada timbangan

kedua, berat 1 mangga akan diganti dengan berat 2 apel

Berat 3 mangga = Berat 3 (2 apel)

Sehingga Berat 3 mangga = Berat 6 apel

Maka pada timbangan kedua, membutuhkan 6 buah apel untuk menyeimbangkan

timbangan dengan 3 buah mangga. Pada proses penggantian di atas disebut

subtitusi

Nama : _____________________

Kelas : _____________________

Hari/Tgl : _____________________

136

Penyelesaian dengan metode subtitusi adalah penyelesaian dengan cara menyatakan

variabel yang satu ke dalam variabel yang lain pada suatu persamaan. Metode

subtitusi disebut juga penggantian.

Langkah – Langkah :

1. Menentukan dua model matematika sebagai sistem persamaan linear dua

variabel (SPLDV)

2. Mencari nilai variabel pertama

a. Jika terdapat variabel x dan y dalam persamaan, maka :

3. Untuk mencari nilai x, nyatakanlah y ke dalam bentuk x atau

4. Untuk mencari nilai y, nyatakanlah x ke dalam bentuk y

5. Kemudian subtitusi bentuk yang telah diperoleh kedalam persamaan yang

lainnya

6. Mencari nilai variabel kedua

Subtitusikanlah nilai variabel pertama ke dalam salah satu persamaan

Himpunan penyelesaian yaitu nilai variabel pertama dan variabel kedua

Contoh

Pahamilah cerita di bawah ini!

Pada sebuah tempat penyucian kendaraan dapat memperoleh penghasilan

Rp1.000.000,- dari penyucian 70 kendaraan motor dan mobil. Tarif penyucian motor

sebesar Rp 10.000,- dan untuk mobil Rp 25.000,- Ada juga layanan untuk

penyemerin ban gratis dalam tempat penyucian tersebut.

Dapatkah kamu menentukan jumlah ban yang harus disemir? Jelaskan!

Penyelesaian

1. Menentukan dua model matematika sebagai sistem persamaan linear dua

variabel (SPLDV)

Diketahui : banyaknya motor = x

banyaknya mobil = y

x + y = 70

______ x + ______ y = 1.000.000

Metode Subtitusi

137

2. Mencari nilai variabel pertama

Untuk mencari nilai x, nyatakanlah y ke dalam bentuk x

x + y = 70

y = 70 - __

3. Kemudian subtitusi bentuk yang telah diperoleh kedalam persamaan yang

lainnya

10.000 x + 25.000 y = 1.000.000

10.000 x + 25.000 ( ________ ) = 1.000.000

10.000 x + 1.750.000 – ________ x = 1.000.000

______ x = 1.000.000 – _________

_______ x = __________________

x = __________________

4. Mencari nilai variabel kedua

Subtitusikanlah nilai variabel pertama ke dalam salah satu persamaan

x + y = 70

y = __________

y = __________

Banyaknya ban motor = _____ x _____ = _______

Banyaknya ban mobil = _____ x _____ = _______

Jadi, jumlah ban yang harus disemir adalah ________________________

138

Individual Readiness Assurance Test (iRAT)

Nama : _________________________________

Kelas : _________________________________

Hari/Tgl : _________________________________

Soal Jelaskan Jawabanmu

1. Sebuah persegi panjang memiliki

panjang yang 18 cm lebih dari lebarnya.

Jika panjang = x dan lebar = y,

persamaan yang tepat untuk

menentukan keliling persegi panjang

tersebut adalah… a. Keliling = y + 18

b. Keliling = 2y + 36

c. Keliling = y – 18

d. Keliling = 4y + 36

2. Enam tahun yang lalu, umur Riki

dikurangi 4 tahun akan sama dengan

tiga kali umur Putri. Umur Riki sekarang

adalah…

a. Tiga kali umur Putri ditambah 6tahun

b. Umur Putri ditambah 6 tahun

c. Tiga kali umur Putri dikurang 8 tahun

d. Umur Putri ditambah 2tahun

139

3. Perhatikan gambar di bawah ini!

+ = 30

- = 10 Apa jawaban yang sesuai dengan

persamaan di atas!

a. = 10 -

b. = 10 +

c. = - 10

d. = 30 +

4. Perhatikan gambar di bawah ini!

Berapa banyak semangka yang

dibutuhkan padagambar ketiga?

a. 2 semangka

b. 3 semangka

c. 4 semangka

d. 5 semangka

140

Team Readiness Assurance Test (tRAT)

MASALAH 1

Aldi mengikuti ulangan harian matematika dengan KKM Matematika adalah 70.

Jumlah nilai Aldi mengikuti tiga kali ulangan adalah 210 dimana nilai – nilai ulangan

merupakan bilangan genap yang berurutan.

Apakah ada nilai Aldi yang di bawah KKM? Jelaskan!

MASALAH 2

Pak Rukmana memiliki lahan seperti gambar di bawah ini. Ia akan menanam rumput

seluas lahan terbut dengan biaya Rp 10.000,-/ m2 dan memasang pagar dengan biaya Rp

25.000,-/m.

Dapatkah pak Rukmana membayar seluruh biaya penanaman rumput dan pemasangan

pagar dengan Rp 7.000.000,-? Jelaskan!

x meter

(x – 12)

meter

y meter

(2y – 4)meter

141

Written Appeals

Presentasikanlah hasil Team Test kelompokmu di depan kelas !

Instructor Feedback

Metode Subtitusi

Penyelesaian dengan metode subtitusi dalam SPLDV adalah

penyelesaian dengan cara menyatakan variabel yang satu ke dalam

variabel yang lain pada suatu persamaan. Metode subtitusi disebut juga

penggantian.

142

Application of Course Concept

Nova dan Lina memotong rambut di bulan yang sama. Tabel di bawah ini

menunjukkan panjang rambut kedua anak tersebut setelah dipotong.

Bulan ke - Panjang Rambut (cm)

Nova Lina

4 14 11

10 20 23

Bisakah kamu menentukan panjang rambut kedua anak tersebut setelah satu

bulan dipotong ?Jelaskan!

Pada minggu keberapa panjang rambut mereka sama? Jelaskan!

143

Tujuan Pembelajaran

1. Siswa dapat membuat model matemtika dari situasi yang diberikan

2. Siswa dapat menyelesaikan masalah sehari – hari yang berkaitan dengan SPLDV dengan

metode eliminasi

Assigment Reading

Perhatikan situasi di bawah ini!

Luna pergi ke sirkus lalu mengantri untuk membeli tiket. Luna berada pada antrian

yang ke tiga. Dia tidak tahu harga tiket sirkus untuk 1 orang dewasa. Lalu, dia

memperhatikan orang yang mengantri pertama dan kedua.

Luna mencoba mencari harga tiket dengan cara berikut:

Jadi, harga tiket untuk 1 orang adalah __________

Perhatikan proses pengurangan di atas, hasil dari selisih banyaknya anak adalah

nol/tidak ada namun masih ada banyaknya dewasa. Hal tersebut disebut eliminasi

(pelenyapan/penghilangan)

Nama : _____________________

Kelas : _____________________

Hari/Tgl : _____________________

144

Jika mencari harga satu anak, koefisien banyaknya dewasa harus sama, dengan cara

dikali dengan lawan koefisiennya sehingga hasil selisih banyak dewasa adalah nol.

Untuk lebih jelasnya, Pehatikan proses dibawah ini

Harga 2 dewasa dan 2 anak = 140.000|x3| Harga 6 dewasa dan 6 anak = 420.000

Harga 3 dewasa dan 2 anak = 180.000 |x2| Harga 6 dewasa dan 4 anak = 360.000

Harga 2 anak = 60.000

Maka Harga 1 anak = 30.000

Perhatikan proses pengurangan di atas, banyaknya dewasa nol setelah dilakukan

perkalian sehingga hanya ada banyaknya anak. Hal tersebut juga disebut eliminasi

Penyelesaian dengan metode eliminasi adalah penyelesaian dengan cara

mengeliminasi (melenyapkan) salah satu variabel dan variabel yang akan dieliminasi

harus mempunyai koefisien yang sama.

Langkah – Langkah :

1. Menentukan dua model matematika sebagai sistem persamaan linear dua

variabel (SPLDV)

2. Mencari nilai variabel

Koefisien variabel yang sama, lakukan eliminasi

Koefisien variabel yang berbeda, kalikan salah satu persamaan atau

kedua persamaan dengan konstanta yang akan menghasilkan persamaan

dengan koefisien variabel yang sama

3. Mencari nilai variabel lain

Kemudian lakukan hal yang sama sesuai dengan langkah kedua

Himpunan penyelesaian yaitu nilai variabel pertama dan variabel kedua

Metode Eliminasi

145

Contoh

Perhatikan gambar di bawah ini!

Bisakah Ibu membayar 1 lusin sendok dan 1 lusin garpu dengan membayar

Rp150.000,- ? Jelaskan!

Penyelesaian

1. Menentukan dua model matematika sebagai sistem persamaan linear dua

variabel (SPLDV)

Diketahui : banyaknya sendok = x

banyaknya garpu = y

__x + __y = 30.700

__ x + __y = 54.900

2. Mencari nilai variabel

Koefisien variabel berbeda, kalikan salah satu persamaan atau kedua

persamaan dengan konstanta yang akan menghasilkan persamaan dengan

koefisien variabel yang sama

__x + __y = 30.700|x__| __x + __y = ______

__ x + __y = 54.900|x__| __x + __y = ______

Untuk tanda koefisien sama, operasi yang digunakan ________________

__x + __y = ______

__x + __y = ______

_________ = ______

146

_________ = ______

_________ = ______

3. Mencari nilai variabel lain

Kemudian lakukan hal yang sama sesuai dengan langkah kedua

__x + __y = 30.700|x__| __x + __y = ______

__ x + __y = 54.900|x__| __x + __y = ______

Untuk tanda koefisien sama, operasi yang digunakan ________________

__x + __y = ______

__x + __y = ______

_________ = ______

_________ = ______

_________ = ______

Harga 1 lusin sendok = 12 x _________ = ___________________________

Harga 1 lusin garpu = 12 x _________ = ____________________________

Jadi,

______________________________________________________________

______________________________________________________________

147

Individual Readiness Assurance Test (iRAT)

Nama : _________________________________

Kelas : _________________________________

Hari/Tgl : _________________________________

Soal Jelaskan Jawabanmu

1. Diketahui dua SPLDV berikut ini :

} dan

}

Mana yang merupakan himpunan

penyelesaian dari kedua SPLDV di

atas?

a. x = 75, y = -100

x = 100, y = 75

b. x = -75, y = 100

x = 100, y = 75

c. x = -75, y = -100

x = 100, y = -75

d. x = 75, y = -100

x = 100, y = -75

2. Diketahui SPLDV berikut ini :

2x + 8y = 10

6x + 5y = 12

Mana yang merupakan bentuk

SPLDV yang senilai dengan SPLDV

di atas?

a. 12x + 48y = 10

12x + 10y = 12

b. 12x + 48y = 20

12x + 10y = 7

c. 10x + 40y = 50

48x + 40y = 96

d. 10x + 40y = 50

48x + 40y = 96

148

3. Perhatikan gambar di bawah ini!

Rp 15.500,-

Rp 14.000,-

Jika harga biskuit adalah x dan

harga permen adalah y. Pernyataan

mana yang merupakan himpunan

penyelesaian dari gambar di atas?

a. x = Rp 2.500,-

b. x = Rp 4.000,-

c. y = Rp 2.500,-

d. y = Rp 2.000,-

4. 2y = 10 – x

x = 2y – 6

Agar mendapatkan nilai x, operasi

eliminasi apa yang digunakan?

a. Penjumlahan

b. pengurangan

c. perkalian

d. perkalian dan pengurangan

149

Team Readiness Assurance Test (tRAT)

MASALAH 1

Alika memiliki sisa uang dari perjalanannya ke China dan Malaysia. Ia ingin

menukarkan kedua mata uang asingnya ke dalam rupiah. Ternyata dua temannya,

Diana dan Fahri sudah melakukan penukaran jenis mata uang yang sama seperti

tabel di bawah ini.

Diana Fahri

Rp 290.000,- Rp 335.000,-

Berapa nilai tukar mata uang asing yang paling tinggi jika dirupiahkan? Jelaskan!

150

Buatlah satu kemungkinan tentang banyaknya yuan dan ringgit yang dimiliki Alika,

jika dirupiahkan menjadi Rp1.000.000,-? Jelaskan!

MASALAH 2

Pada suatu ladang terdapat 12 ekor hewan yang terdiri dari ayam dan kambing. Jumlah

seluruh kaki hewan tersebut 40buah. Jika dijual, harga kambing Rp1.500.000,-/ekor

dan harga ayam Rp 30.000,-/ekor.

Apakah peternak dapat memperoleh lebih dari Rp10.000.000,- jika seluruh hewan laku

terjual? Jelaskan!

151

Written Appeals

Presentasikanlah hasil Team Test kelompokmu di depan kelas !

Instructor Feedback

Metode Eliminasi

Penyelesaian dengan metode eliminasi adalah penyelesaian dengan cara

mengeliminasi (melenyapkan) salah satu variabel dan variabel yang akan

dieliminasi harus mempunyai koefisien yang sama.

152

Application of Course Concept

Dua tahun yang lalu seorang ayah umurnya 6 kali umur anaknya. Delapan belas

tahun kemudian umurnya akan menjadi 2 kali umur anaknya.

Buatlah model matematika dari situasi di atas!

Bisakah kamu menentukkan selisih umur ayah dan anak tersebut? Jelaskan!

153

Tujuan Pembelajaran

1. Siswa dapat membuat model matemtika dari situasi yang diberikan

2. Siswa dapat menyelesaikan masalah sehari – hari yang berkaitan dengan SPLDV dengan

metode campuran

Assigment Reading

Penyelesaian dengan metode campuran adalah penyelesaian dengan cara

mengeliminasi (melenyapkan) untuk mencari salah satu variabel dan mensubtitusi

(mengganti) untuk mencari variabel yang lainnya.

Langkah – Langkah :

1. Menentukan dua model matematika sebagai sistem persamaan linear dua

variabel (SPLDV)

2. Mencari nilai variabel yang pertama dengan menggunakan metode eliminasi

3. Mencari nilai variabel yang kedua dengan menggunakan metode subtitusi

Himpunan penyelesaian yaitu nilai variabel pertama dan variabel kedua

Contoh

Nova dan Lina menabung untuk karya wisata. Berikut tabel yang menyajikan besar

tabungan keduanya.

Minggu ke- Besar tabungan (Rp)

Nova Lina

0 120.000 0

2 140.000 50.000

4 160.000 100.000

Pada minggu ke berapa besar tabungan mereka berjumlah sama? Jelaskan!

Nama : _____________________

Kelas : _____________________

Hari/Tgl : _____________________

Metode Campuran

154

Penyelesaian

Diketahui : minggu ke- = x

Jumlah tabungan = y

Tabungan Nova

(x,y) (0,120.000) dan (2,140.000)

Menggunakan rumus persamaan garis diketahui 2 titik

(x2 – x1)(y – y1 ) = (y2 – y1)(x – x1 )

(2 – 0)(y – 120.000 ) = (140.000 – 120.000)(x – 0 )

2(y – 120.000 ) =20.000x

2y – 240.000 = 20.000x

2y – 20.000x = 240.000 (

)

y – 10.000x = 120.000 atau y = 120.000+10.000x

Tabungan Lina

(x,y) (0,0) dan (2,50.000)

Menggunakan rumus persamaan garis diketahui 2 titik

(x2 – x1)(y – y1 ) = (y2 – y1)(x – x1 )

(__________)(__________) = (___________)(____________)

_________y = __________x

__________ = __________ ( )

_________________ atau ___________________

Metode Eliminasi : y – 10.000x = 120.000

y – 25.000x = 0

__________ = ________

__________ = ________

Metode Subtitusi : y = 120.000+10.000x atau y = 25.000x

y = _______________ y = ______________

y = _______________ y = ______________

Jadi,_________________________________________________________________________

______________________________________________________________________________

155

Individual Readiness Assurance Test (iRAT)

Nama : _________________________________

Kelas : _________________________________

Hari/Tgl : _________________________________

Soal Jelaskan Jawabanmu

1. Perhatikan metode penyelesaian SPLDV di

bawah ini!

21x + 6y = 57

8x – 6y = 30

29 x = 87

29 29

x = 3

8x – 6y = 30

8(3) – 6y= 30

24 – 6y = 30

24 - 30 = 6y

-6 = 6y

-1 = y

SPLDV mana yang memiliki metode

penyelesaian di atas?

a. 7x + 3y = 29

4x - 3y = 5

b. 7x + 2y = 19

4x - 3y= 5

c. 7x + 2y = 29

4x -3 y = 15

d. 7x + 2y = 19

4x - 3y = 15

2. Diketahui SPLDV berikut ini:

2x – y = -3

4x – 3y = 1

Tentukanlah himpunan penyelesaian dari

SPLDV di atas dengan menggunakan metode

campuran!

a. {(-5,-7)}

b. {(5,7)}

c. {(-7,-5)}

d. {(7,5)}

156

3. + = -6 - = 14

Tentukan nilai dan dengan metode

campuran?

a. =5 = -4 b. = -5 = -4 c. = 4 = -5 d. = -4 = -5

4. Sheva menyelesaikan SPLDV 2a+3b=8

dan 3a+2b=7 dengan metode campuran

sebagai berikut:

Baris 1: 6a + 9b = 24

Baris 2: 6a + 4b = 14

Baris 3: 5b = 10

Baris 4: 5 5

Baris 5: b = 2

2(2) +3b = 7

4 +3b = 7

3b = 7-4

3b = 3

b = 1

Apakah terdapat kesalahan pada proses

penyelesaian yang dilakukan sheva?

a. Tidak ada

b. Ya, pada eliminasi baris ke 1

c. Ya, pada subtitusi baris ke 1

d. Ya, pada eliminasi baris ke 3

157

Team Readiness Assurance Test (tRAT)

MASALAH 1

Perhatikan tabel di bawah ini yang merupakan tarif kedua perusahaan taksi!

JARAK (km) TARIF (Rp)

Taksi “FLASH” Taksi “EXPRESS”

4 8.000 15.000

5 8.000 15.000 6 11.000 17.000

7 14.000 19.000

Diana akan melakukan perjalanan dengan taksi “FLASH”

Rangga akan melakukan perjalanan dengan taksi “EXPRESS”

Jika Diana dan Rangga membayar dengan tarif yang sama, Bisakah kamu menentukkan

jarak yang ditempuh keduanya dan tarif yang dibayarkan?Jelaskan!

Jika May akan melakukan perjalan sejauh 10km, taksi mana yang harus dia pilih untuk

mendapatkan tarif yang lebih murah? Jelaskan!

MASALAH 2

Diketahui dua sudut saling berpelurus. Sudut terbesar dikurang 7 kali sudut terkecil

adalah 20o.Gambarlah kedua sudut dengan menggunakan busur!

158

Written Appeals

Presentasikanlah hasil Team Test kelompokmu di depan kelas !

Instructor Feedback

Metode Campuran

Penyelesaian dengan metode campuran adalah penyelesaian dengan cara

mengeliminasi (melenyapkan) salah satu variabel dan mensubtitusi

(mengganti) untuk mencari variabel yang lainnya. Metode campuran

disebut juga metode eliminasis-subtitusi.

159

Application of Course Concept

Pak Hasan memulai usaha baru yaitu penyewaan villa. Pak Hasan juga menyediakan

sarapan untuk pengunjung sesuai dengan jumlah malam yang disewakan. Biaya

renovasi tiap kamar adalah Rp12.000.000,- dan biaya untuk menyiapkan makanan

sebesar Rp200.000,-/malam. Villa diseyawakan Rp800.000/malam sudah termasuk

sarapan.

Buatlah model matematika dari situasi di atas!

Berapa malam villa harus disewakan agar Pak Hasan mendapatkan balik modal?

Jelaskan!

160

Lampiran 5

KISI – KISI TES KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS

Indikator Soal Indikator Kemampuan Komunikasi

Matematis No.Soal

Menyelesaikan masalah SPLDV

dengan menggunakan metode grafik

Mengekspresikan ide-ide matematis

melalui tulisan, dan menggambarkan

nya secara visual

1

Menyelesaikan masalah SPLDV

yang disajikan dalam bentuk tabel

dengan menggunakan metode

eliminasi

Mengungkapkan kembali suatu uraian

atau paragraf matematika dalam bahasa

sendiri

2(a)

Menyatakan situasi atau diagram ke

dalam bahasa, ide atau model

matematika

2(b)

Menyelesaikan masalah SPLDV

dengan menggunakan metode

campuran

Mengekspresikan ide-ide matematis

melalui tulisan, dan menggambarkan

nya secara visual

3

Menyelesaikan masalah SPLDV

dengan menggunakan metode

subtitusi

Menyatakan situasi atau diagram ke

dalam bahasa, ide atau model

matematika 4

161

Lampiran 6

INSTRUMEN TES KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS

SISTEM PERSAMAAN LINEAR DUA VARIABEL

1. Seorang pengendara motor dan mobil akan melakukan perjalanan dari kota Bandung menuju

kota Cirebon dengan menggunakan jalan yang sama. Jarak antara kota Bandung dan kota

Cirebon adalah 200 km. Pengendara mobil berangkat dari kota Bandung pukul 06.00 WIB

dengan rata-rata kecepatan 40 km/jam. Pada pukul 08.00 pengendara motor berangkat dari

kota Bandung ke kota Cirebon dengan rata-rata kecepatan 80km/jam. Apakah pengendara

motor bertemu pengendara mobil sebelum sampai kota Cirebon? Jelaskan jawabanmu dengan

menggunakan metode grafik!

2. Aisyah menanam pohon tomat dan cabai di hari yang sama. Dia menyajikannya dalam bentuk

tabel di bawah ini.

Minggu ke - Tinggi pohon (inchi)

Tomat Cabai

5 10 14

7 16 18

b. Bisakah kamu mengetahui tinggi masing – masing pohon pada tiap minggu di bulan

pertama? Jelaskan!

c. Pada minggu ke berapa kedua pohon bisa memiliki tinggi yang sama? Jelaskan dengan

metode eliminasi!

3. Pemilik lapangan memiliki lahan yang berbentuk jajargenjang. Setiap sudut lahan dipasang

patok A,B,C,dan D. Jarak dari patok A ke B adalah (4x + 2)m, sedangkan patok B ke C

berjarak (x + 8)m. Jarak patok C dan D adalah (3x + 2y)m dan jarak patok D ke A adalah (5y

– 3)m. Jarak patok AB sejajar dengan jarak patok CD sedangkan jarak patok BC sejajar

dengan AD. Jika pemilik ingin membuat sketsa lahan, bisakah kamu membuat sketsa

tersebut? Jelaskan dengan metode campuran!

162

4. Pak Mansur memiliki dua kolam yang masing – masing kolam berisi ikan mas dan

ikan lele. Jika Pak Mansur ingin menjual ikan – ikan tersebut dan menetapkan harga

sebagai berikut:

2 kg ikan mas dan 3 kg ikan lele seharga Rp 85.000,00

1 kg ikan mas dan 1kg ikan lele seharga Rp 35.000,00

Dapatkah Pak Mansur memperoleh penghasilan Rp 1.000.000,00 jika dia menjual 25

kg ikan mas dan 25 kg ikan lele? Jelaskan dengan menggunakan metode subtitusi!

163

Lampiran 7

KUNCI JAWABAN TES KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS

No. Soal Kunci Jawaban

1. Misal x = waktu (jam)

y = jarak (km)

Mobil

rataan kecepatan 40km/jam

berangkat pukul 06.00

maka, 1 jam kemudian (pukul07.00) motor

sudah menempuh jarak 40km

sehingga, titik (6,0) dan (7,40)

Motor

rataan kecepatan 80km/jam

berangkat pukul 08.00

maka, 1 jam kemudian (pukul09.00) motor sudah menempuh jarak 80km

sehingga, titik (8,0) dan (9,80)

Dilihat dari grafik, kedua garis berpotongan di (10,160)

maka kedua kendaraan bertemu sebelum sampai kota Cirebon pada jarak

160 km dari kota Bandung pukul 10.00

2. a. Misal x = minggu ke-

y = tinggi pohon

Pada pohon tomat :

(x,y) (5,10) dan (7,16)

Menggunakan rumus persamaan garis diketahui 2 titik

(x2 – x1)(y – y1 ) = (y2 – y1)(x – x1 )

(7 – 5)(y – 10 ) = (16 – 10)(x – 5 )

164

2(y – 10 ) = 6(x – 5) (

)

y – 10 = 3(x – 5)

y – 10 = 3x – 15

-10 + 15 = 3x – y

5 = 3x – y atau y = 3x – 5

Minggu pertama x = 1, y = 3(1) – 5 = -2

Mingu kedua x = 2, y = 3(2) – 5 = 1

Minggu ketiga x = 3, y = 3(3) – 5 = 4

Minggu keempat x = 4, y = 3(4) – 5 = 7

Jadi, minggu pertama pohon tomat belum tumbuh, sedangkan

minggu kedua sudah tumbuh dengan tinggi 1 inch, minggu ketiga

mencapai tinggi 4 inch dan minggu keempat dengan tinggi 7 inch.

Pada pohon cabai :

(x,y) (5,14) dan (7,18)

Menggunakan rumus persamaan garis diketahui 2 titik

(x2 – x1)(y – y1) = (y2 – y1)(x – x1)

(7 – 5)(y – 14) = (18 – 14)(x – 5)

2(y – 14) = 4(x – 5 ) (

)

y – 14 = 2(x – 5 )

y – 14 = 2x – 10

-14 + 10 = 2x – y

-4 = 2x – y atau y = 2x + 4

Minggu pertama x = 1, y = 2(1) + 4 = 6

Mingu kedua x = 2, y = 2(2) + 4 = 8

Minggu ketiga x = 3, y = 2(3) + 4 = 10

Minggu keempat x = 4, y = 2(4) + 4 = 12

Jadi, minggu pertama pohon cabai sudah mulai tumbuh dengan

tinggi 6 inch, sedangkan minggu kedua tingginya menjadi 8 inch,

165

minggu ketiga mencapai tinggi 10 inch dan minggu keempat dengan

tinggi 12 inch.

b. 3x – y = 5 3x – y = 5 | 2| 6x – 2y = 10

2x – y = -4 2x – y = -4| 3| 6x – 3y = -12

x = 9 y = 22

Jadi, kedua pohon memiliki tinggi yang sama pada minggu ke 9

dengan tinggi keduanya adalah 22 inchi

3. Pada jajargenjang, sisi yang sejajar memiliki panjang yang sama

AB = CD BC = AD

4x + 2 = 3x + 2y x + 8 = 5y – 3

x – 2y = -2 …pers.(1) x – 5y = -11…pers.(2)

eliminasi pers.(1) dan pers.(2) subtitusi nilai y ke pers.(1)

x – 2y = -2 x – 2y = -2

x – 5y = -11 x – 2(3) = -2

3y = 9 x – 6 = -2

y = 3 x = -2 + 6

x = 4

AB = CD = 4(4) + 2 = 18 m

BC = AD = 4 + 8 = 12 m

4. Misal x = harga 1 kg ikan mas

y = harga 1 kg ikan lele

maka,

2x + 3y = 85.000…pers.(1)

x + y = 35.000 …pers.(2) y = 35.000 – x …pers.(3)

166

Subtitusi pers.(3) ke pers.(1)

2x + 3y = 85.000

2x + 3(35.000 – x) = 85.000

2x + 105.000 – 3x = 85.000

105.000 – 85.000 = 3x – 2x

20.000 = x

y = 35.000 – 20.000 = 15.000

Harga 25kg ikan mas dan 25kg ikan lele :

25x + 25y = 25(20.000) + 25(15.000) = 875.000

Karena, penghasilan Pak Mansur dari 25kg ikan mas dan 25kg ikan

lele adalah Rp 875.000,-

Jadi, penghasilan Pak Mansur tidak mencapai Rp 1.000.000,-

167

Lampiran 8

HASIL SKOR UJI COBA INSTRUMEN

KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA SMP

Responden 1 2a 2b 3 4 SKOR

R01 4 4 4 3 4 95

R02 2 1 1 0 2 30

R03 3 3 4 3 2 75

R04 2 2 2 1 1 40

R05 2 2 2 1 1 40

R06 2 1 1 1 2 35

R07 1 2 1 2 2 40

R08 1 1 1 0 1 20

R09 2 2 2 3 3 60

R10 1 2 2 1 1 35

R11 2 2 0 1 1 30

R12 2 2 1 0 1 30

R13 2 2 1 0 1 30

R14 1 1 0 1 2 25

R15 2 0 1 2 2 35

R16 2 1 1 1 3 40

R17 2 2 2 3 2 55

R18 0 2 2 1 1 30

R19 2 2 2 2 3 55

R20 1 2 3 1 3 50

R21 2 2 3 1 3 55

R22 1 2 3 1 2 45

R23 2 3 4 3 4 80

R24 1 2 2 2 1 40

R25 2 1 1 1 1 30

R26 2 1 1 1 1 30

R27 2 2 3 3 1 55

R28 1 1 0 1 1 20

168

R29 3 4 4 2 1 70

R30 2 2 1 1 1 35

169

Lampiran 9

HASIL PENGUJIAN INSTRUMEN PENELITIAN MENGGUNAKAN SPSS

UJI VALIDITAS DAN UJI RELIABILITAS

(TAHAPAN)

Uji Validitas

Penghitungan dalam menentukan validitas menggunakan Statistical Program for

Society Science (SPSS) dengan cara sebagai berikut:

1. Buka file SPSS

2. Pilih menu statistic/analyze, kemudian pilih submenu corralate, lalu bivariate

3. Box variable diisi skor butir pertanyaan dan skor total

4. Tekan OK lalu akan mucul output SPSS

Uji Reliabilitas

Reliabilitas yang diuji pada instrumen ini menggunakan perangkat lunak SPSS

dengan cara sebagai berikut:

1. Buka file SPSS

2. Pilih menu Statistics/analyze, kemudian pilih submenu scale, lalu pilih

reability analysis

3. Masukan skor pertanyaan

4. Kemudian pilih alpha

5. Klik statistic, muncul windows reliability analysis statistic

6. Bagian descriptive for pilih item, scale, scale if item deleted dan correlation

Kemudian klik continue

7. Klik OK

170

UJI VALIDITAS

Correlations

1 2A 2B 3 4 SKOR

1 Pearson Correlation 1 .484** .413

* .401

* .320 .653

**

Sig. (2-tailed) .007 .023 .028 .084 .000

N 30 30 30 30 30 30

2A Pearson Correlation .484** 1 .776

** .484

** .258 .792

**

Sig. (2-tailed) .007 .000 .007 .168 .000

N 30 30 30 30 30 30

2B Pearson Correlation .413* .776

** 1 .594

** .446

* .878

**

Sig. (2-tailed) .023 .000 .001 .013 .000

N 30 30 30 30 30 30

3 Pearson Correlation .401* .484

** .594

** 1 .465

** .785

**

Sig. (2-tailed) .028 .007 .001 .010 .000

N 30 30 30 30 30 30

4 Pearson Correlation .320 .258 .446* .465

** 1 .665

**

Sig. (2-tailed) .084 .168 .013 .010 .000

N 30 30 30 30 30 30

SKOR Pearson Correlation .653** .792

** .878

** .785

** .665

** 1

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000

N 30 30 30 30 30 30

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

171

UJI RELIABILITAS

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha N of Items

.812 5

172

Lampiran 10

PENGUJIAN INSTRUMEN PENELITIAN

MENGGUNAKAN MS.EXCEL

(UJI TARAF KESUKARAN DAN DAYA BEDA)

1. Uji Taraf Kesukaran

Responden SOAL

1 2A 2B 3 4

R01 4 4 4 3 4

R02 2 1 1 0 2

R03 3 3 4 3 2

R04 2 2 2 1 1

R05 2 2 2 1 1

R06 2 1 1 1 2

R07 1 2 1 2 2

R08 1 1 1 0 1

R09 2 2 2 3 3

R10 1 2 2 1 1

R11 2 2 0 1 1

R12 2 2 1 0 1

R13 2 2 1 0 1

R14 1 1 0 1 2

R15 2 0 1 2 2

R16 2 1 1 1 3

R17 2 2 2 3 2

R18 0 2 2 1 1

R19 2 2 2 2 3

R20 1 2 3 1 3

R21 2 2 3 1 3

R22 1 2 3 1 2

R23 2 3 4 3 4

R24 1 2 2 2 1

R25 2 1 1 1 1

R26 2 1 1 1 1

R27 2 2 3 3 1

R28 1 1 0 1 1

R29 3 4 4 2 1

173

R30 2 2 1 1 1

IK 0.450 0.467 0.458 0.358 0.450

2. Uji Daya Beda

KELOMPOK ATAS

Responden Soal

1 2A 2B 3 4

R01 4 4 4 3 4

R23 2 3 4 3 4

R03 3 3 4 3 2

R29 3 4 4 2 1

R09 2 2 2 3 3

R17 2 2 2 3 2

R19 2 2 2 2 3

R21 2 2 3 1 3

R27 2 2 3 3 1

R20 1 2 3 1 3

R22 1 2 3 1 2

R04 2 2 2 1 1

R05 2 2 2 1 1

R07 1 2 1 2 2

R16 2 1 1 1 3

PA 0.517 0.583 0.667 0.500 0.583

KELOMPOK BAWAH

R24 1 2 2 2 1

R06 2 1 1 1 2

R10 1 2 2 1 1

R15 2 0 1 2 2

R30 2 2 1 1 1

R11 2 2 0 1 1

R12 2 2 1 0 1

R13 2 2 1 0 1

R18 0 2 2 1 1

R25 2 1 1 1 1

R26 2 1 1 1 1

R02 2 1 1 0 2

R14 1 1 0 1 2

R08 1 1 1 0 1

R28 1 1 0 1 1

PB 0.383 0.350 0.250 0.217 0.317

DB 0.133 0.233 0.417 0.283 0.267

174

Lampiran 11

HASIL TES KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA KELAS

KONTROL DAN KELAS EKSPERIMEN

1. Hasil Posttest Kelas Eksperimen

Responden 1 2a 2b 3 4 SKOR

R01 4 1 1 3 4 65

R02 3 4 3 2 4 80

R03 4 3 2 2 4 75

R04 4 2 1 3 4 70

R05 4 3 4 3 4 90

R06 2 3 2 3 4 70

R07 4 3 4 2 3 80

R08 3 2 2 2 3 60

R09 4 1 1 3 4 65

R10 2 2 2 2 3 55

R11 4 3 2 2 4 75

R12 3 2 2 3 4 70

R13 1 2 2 2 3 50

R14 3 3 3 3 4 80

R15 3 2 3 3 4 75

R16 2 4 3 2 3 70

R17 3 3 3 3 4 80

R18 3 3 3 2 3 70

R19 4 3 2 3 2 70

R20 4 4 3 4 3 90

R21 3 3 2 3 4 75

R22 2 4 3 4 4 85

R23 4 2 2 3 4 75

R24 2 2 1 3 4 60

R25 2 3 2 2 3 60

R26 4 3 2 2 4 75

R27 3 2 2 2 3 60

175

R28 2 3 3 3 4 75

R29 3 3 4 4 3 85

R30 3 3 3 3 3 75

2. Hasil Posttest Kelas Kontrol

Responden 1 2a 2b 3 4 SKOR

R01 2 2 1 3 4 60

R02 3 1 1 3 4 60

R03 3 2 2 3 4 70

R04 3 2 1 1 3 50

R05 3 1 1 1 2 40

R06 2 2 2 3 3 60

R07 3 2 2 3 4 70

R08 2 2 2 1 3 50

R09 3 2 2 2 4 65

R10 3 2 2 3 4 70

R11 3 3 3 3 4 80

R12 1 3 4 2 3 65

R13 2 2 2 2 3 55

R14 3 3 2 3 3 70

R15 4 3 3 3 2 75

R16 4 3 4 2 3 80

R17 3 2 3 3 4 75

R18 3 2 2 2 1 50

R19 3 2 2 2 4 65

R20 4 2 2 3 3 70

R21 2 1 1 2 3 45

R22 3 3 4 2 4 80

R23 3 3 2 1 2 55

R24 3 1 1 2 3 50

R25 2 1 1 3 3 50

R26 3 2 2 2 3 60

176

R27 3 2 2 2 4 65

R28 1 2 2 3 1 45

R29 4 3 3 3 3 80

R30 3 2 2 2 3 60

R31 3 2 2 2 4 65

R32 3 2 2 3 3 65

177

Lampiran 12

PENGUJIAN PRASYARAT ANALISIS MENGGUNAKAN SPSS

(UJI NORMALITAS, HOMOGENITAS, DAN HIPOTESIS)

1. Uji Normalitas

Pengujian normalitas menggunakan uji Shapiro-Wilk dilakukan dengan

bantuan SPSS dengan tahapan berikut:

Masukkan data pada Data Set, isi pada variable view

Pada menu utama SPSS, pilih menu Analyze Descriptive Statistics

Explore

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

Eksperimen .147 30 .096 .963 30 .375

Kontrol .119 32 .200* .954 32 .184

a. Lilliefors Significance Correction

2. Uji Homogenitas

Test of Homogeneity of Variances

Nilai

Levene Statistic df1 df2 Sig.

.992 1 60 .323

3. Uji Hipotesis

t-test for Equality of Means

F Sig. t df

Sig. (2-

tailed)

Mean

Difference

Std. Error

Difference

Lower Upper

Nilai Equal variances

assumed .992 .323 3.604 60 .001 9.667 2.682 4.301 15.032

Equal variances

not assumed 3.620 59.714 .001 9.667 2.671 4.324 15.009

178

179

180

181

182

183