kekerasan seksual iin yasir fix
DESCRIPTION
forensikTRANSCRIPT
CLINICAL SCIENCE SESSION
KEJAHATAN SEKSUAL
Disusun oleh:
Yasir Hady 12100114037
Iin Farlina 12100114088
Preseptor:
Fahmi Arief Hakim, dr., Sp.F.
BAGIAN ILMU KEDOKTERAN FORENSIK
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ISLAM BANDUNG
RSUD SLAMET
GARUT
2014
KEJAHATAN SEKSUAL
ASPEK MEDIKOLEGAL
VeR korban persetubuhan dibuat oleh dokter spesialis ObGyn, kecuali di tempat
tersebut tidak ada à dokter umum
Dokter menentukan :
Tanda persetubuhan
Tanda kekerasan
Perkosaan tidak ditentukan oleh dokter, tapi hakim
DASAR HUKUM
KUHP 285
Barang siapa dengan kekerasan atau ancaman kekerasan memaksa seorang wanita
bersetubuh dengan dia di luar perkawinan, diancam karena melakukan perkosaan dengan
pidana penjara paling lama 12 tahun
KUHP 286
Barang siapa bersetubuh dengan wanita di luar perkawinan, padahal diketahui bahwa
wanita itu dalam keadaan pingsan atau tidak berdaya, diancam dengan pidana penjara paling
lama 9 tahun
Pasal 287 KUHP
Bila dilakukan pada korban usia <12 tahun
Pasal 286 KUHP
Bila dilakukan dalam keadaan tidak sadar
PEMERIKSAAN KORBAN PERKOSAAN
Yang perlu diperhatikan sebelum pemeriksaan :
Permintaan tertulis untuk pemeriksaan dari penyidik
Korban diantar oleh polisi
Pembuatan VeR harus dibuat berdasarkan keadaan yang didapat pada tubuh korban
Ijin tertulis dari korban , atau orang tua (jika anak-anak)
Dokter didampingi perawat perempuan / bidan
Dokter menjelaskan apa yang akan dilakukan dan manfaat pemeriksaan
Bukti-bukti persetubuhan: robekan selaput dara, cairan mani dan atau sel mani
Tanda-tanda kekerasan : riwayat kehilangan kesadaran dengan obat-obatan, luka-luka
pada bagian tubuh yang lain
A. Anamnesis Umum
• Identitas (nama, usia, tempat-tgl lahir, alamat)
• Status perkawinan
• Jumlah anak
• Haid (menarche, siklus, haid terakhir)
• Perkembangan sex sekunder
• Penyakit (kandungan, kelamin, lain-lain)
• Pernah bersetubuh? Persetubuhan terakhir?
B. Anamnesis Khusus
• Waktu kejadian
• Tempat kejadian
• Rincian kejadian
• Kekerasan?
• Korban melawan?
• Korban pingsan?
• Terjadi penetrasi?
• Pelaku ejakulasi di luar atau di dalam
C. Pemeriksaan
Pemeriksaan pakaian
Robekan (lama/baru)
Kancing terlepas ?
Bercak darah, air mani, lumpur, dll
Pemeriksaan tubuh korban
Pemeriksaan bagian khusus
Pemeriksaan laboratorium
Pemeriksaan pria tersangka
D. Pemeriksaan fisik tubuh korban
1. Status generalis
Keadaan umum : kesadaran, penampilan secara keseluruhan, keadaan emosional
(tenang, sedih / gelisah)
Tanda vital, TB, BB
Tanda-tanda kekerasan , memar, lecet ?
Perkembangan alat kelamin sekunder (pertumbuhan mammae, rambut axilla dan
rambut pubis)
2. Pemeriksaan Khusus / Status Ginekologi
Posisi litotomi
Rambut pubis
Vulva (tanda kekerasan?)
Jenis selaput dara (ruptur / tidak), lokasi ruptur, besar orifisium
Periksa luka-luka sekitar vulva, perineum dan paha
Jika ada bercak, kerok dengan skalpel dan masukkan dalam amplop
Rambut pubis disisir, rambut yang lepas dimasukkan dalam amplop
3. Pemeriksaan Laboratorium
Pengambilan lendir vagina, dari forniks posterior, dengan ose atau swab
Pemeriksaan kuman N. gonnorhoeae, dari sekret ureter (pewarnaan Gram)
Pemeriksaan kehamilan
Pada persetubuhan dubur, periksa colok dubur dan lakukan swab, bila perlu
proktoskopi
Tanda kehilangan kesadaran (pemberian obat tidur / bius) needle marks indikasi
pemeriksaan darah dan urin
4. Pemeriksaan Pria Tersangka
Pemeriksaan pakaian (bercak semen atau darah)
Penentuan golongan darah
Menentukan adanya sel epitel vagina pada glans penis, menggunakan larutan lugol
Pemeriksaan sekret uretra
MENGENAL VARIASI BENTUK HYMEN
Hymen infantil
à pada anak-anak
Hymen anuler
à lubang 1 terdapat di tengah-tengah
Hymen crescentic/semilunar
à lubang pada 1 bagian lebih sempit daripada bagian yang lain
Hymen linier
à lubang seperti pita suara
Hymen cribiformis
à lubang seperti tapisan (multipel)
Hymen septatum
à lubang berseptum
Hymen fimbriatum
à lekukan-lekukan seolah-olah seperti ada robekan (padahal belum robek)
Hymen imperforata
à tidak ada lubang
Hymen kaku
àdengan jaringan selaput lebih kuat, pembuluh darah banyak sehingga mudah
ruptur pada sentuhan pertama.
Hymen tipis dan elastis
à pembuluh darah sedikit sehingga jarang ruptur / pendarahan.
Hymen sangat tipis / membranous
à pembuluh darah sangat sedikit sehingga mudah sekali robek.
MENGENAL ROBEKAN LAMA & BARU PADA HYMEN
Robekan lama
à sudah ada penyembuhan berupa jaringan ikat (± terbentuk dalam 7 hari).
Robekan baru
à ada bekuan darah di sekitar hymen.
Corpus alienum
Tindakan medis (obat-obatan intravaginal)
Self-gratification (rangsangan sendiri)
Infeksi (terutama oleh bakteri Dyphteri, pada yang higiene kurang baik)
Inkomplit à
Superfisial bila mengenai kurang dari setengah tebal hymen.
Profunda bila mengenai lebih dari setengah tebal hymen.
Komplit à
mengenai seluruh lapisan hymen dari permukaan sampai dasarnya.
Komplikasi à
disamping da bukti robekan hymen, juga disertai robekan jaringan di sekitarnya
(sering terjadi pada kasus-kasus kejahatan seksual)
Infeksi à terutama gonorrhoeae atau bakteri vagina lainnya.
Perdarahan à bisa berlanjut menjadi rectovaginal fistula yang menyebabkan
kematian.
Ruptur fornix posterior à yang bila menyembuh akan menyebabkan striktur.
MELAKUKAN PENGAMBILAN SAMPEL BARANG BUKTI
Persetubuhan adalah suatu peristiwa dimana terjadi penetrasi penis ke dalam vagina,
penetrasi tersebut dapat lengkap atau tidak lengkap dan dengan atau tanpa disertai
ejakulasi.
Faktor yang mempengaruhi dalam pembuktian adanya persetubuhan :
Besarnya penis dan derajat penetrasinya
Bentuk dan elastisitas selaput dara
Ada tidaknya ejakulasi dan keadaan ejakulat itu sendiri
Posisi persetubuhan
Keaslian barang bukti serta waktu pemeriksaan.
Bila persetubuhan dapat dibuktikan dengan cara pasti, maka perkiraan saat terjadinya
persetubuhan harus ditentukan (kadang berkaitan dengan alibi pelaku dalam
penyidikan).
Spermatozoa dalam liang vagina dapat bergerak selama 4-5 jam post coital.
Spermatozoa dalam 24-36 jam ditemukan tak bergerak.
Bila wanita tersebut mati maka spermatozoa dapat ditemukan dalam 7-8 hari.
Penyembuhan luka-luka pada hymen berlangsung sekitar 7-10 hari.
Bila tidak ada dapat dilakukan pemeriksaan dari komponen ejakulat yaitu :
Enzym asam fosfatase
Cholin
Spermin
Nilainya lebih rendah daripada spermatozoa.
à volume ejakulat dari spermatozoa 20 jt/ml
DAFTAR PUSTAKA
1. Budiyanto A, dkk. Ilmu kedokteran forensik edisi pertama. Jakarta: Bagian
Kedokteran Forensik Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. 1997. Hal 37-52