materi ibu iin

Upload: sitti-nahria-said

Post on 12-Oct-2015

62 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

apaaaaa

TRANSCRIPT

BAB IIPEMBAHASANPERUBAHAN FISIOLOGI PADA KALA II PERSALINANA.Pengertian Kala II PersalinanYang dimaksud dengan kala II persalinan adalah proses pengeluaran buah kehamilan sebagai hasil pengenalan proses dan penatalaksanaan kala pembukaan, batasan kala II di mulai ketika pembukaan serviks sudah lengkap ( 10 cm ) dan berakhir dengan kelahiran bayi, kala II juga disebut sebagai kala pengeluaran bayi (Depkes RI 2001).Kala II persalinan adalah kala pengeluaran, dimulai saat serviks telah membuka lengkap dan berlanjut hingga bayi lahir. Mendurasi kala II pada persalinan spontan tanpa komplikasi adalah sekitar 40 menit pada primi gravida dan 15 menit pada multipara. Bayi yang gagal lahir dalam batas waktu ini tidak harus mengindikasikan persalinan operatif, tetapi tentunya memerlukan penilaian ulang situasi dalam hal posisi atau ukuran bayi dalam hubungannya dengan panggul. Pada wanita dengan blok epidural yang efektif, kepala bayi sering kali tampak terletak rendah di dalam panggul, pada perineum, tetapi tidak dapat maju lebih lanjut karena keinginan ibu untuk mendorong telah melemah. Kontraksi selama kala dua adalah sering, kuat dan sedikit lebih lama yaitu kira-kira 2 menit yang berlangsung 60-90 detik dengan interaksi tinggi.Tanda dan gejala kala II persalinan :1)Ibu ingin meneran bersamaan dengan kontraksi2)Ibu merasakan peningkatan tekanan pd rektrum/vaginal3)Perineum terlihat menonjol4)Vulva vagina dan sfinger membuka5)Peningkatan pengeluaran lendir & darah

B.Kontraksi Dan Dorongan Otot-Otot RahimHis adalah kontraksi otot-otot rahim pada persalinan. Kontraksi (his) pada kala II Persalinan disebut juga dengan His Pengeluaran.Tanda-tanda kontraksi (his) yang terjadi pada kala II Persalinan adalah :Meningkat sangat kuat dari kala I (2-3 menit sekali, lamanya 60-70 detik)Teratur, simetris, terkoordinasiHis/ kontraksi untuk mengeluarkan janinPada his persalinan, walaupun his itu suatu kontraksi dari otot rahim yang fisiologis akan tetapi bertentangan dengan kontraksi fisiologis lainnya, bersifat nyeri. Nyeri ini mungkin disebabkan oleh anoxia dari sel-sel otot-otot waktu kontraksi, tekanan pada ganglia dalam cervik dan segmen bawah oleh serabut-serabut otot-otot yang berkontraksi, regangan dari servik karena kontraksi atau regangan dan tarikan pada peritonium waktu kontraksi. Kontraksi rahim bersifat otonom, tidak dipengaruhi oleh kemauan, dan dari luar misalnya rangsangan oleh jari-jari tangan dapat menimbulkan kontraksi.Kontraksi uterus karena otot-otot rahim bekerja dengan baik dan sempurna dengan sifat-sifat:1)Kontraksi simetris2)Fundus dominan, kemudian diikuti3)Relaksasi

Pada waktu kontraksi, otot-otot rahim menguncup sehingga menjadi tebal dan menjadi lebih pendek. Kavum uteri menjadi lebih kecil serta mendorong janin dan kantong ke arah segmen bawah rahim dan servik.

Sifat-sifat lain dari his adalah :1)Involuntir (tidak dapat di kendalikan)2)Intermitten /berkala3)Terasa sakit4)Terkoordinasi/ teratur dan simetris5)Kadang-kadang dapat dipengaruhi dari luar secara fisik, kimia dan psikis

Pace maker adalah pusat koordinasi his yang berada pada uterus di sudut tuba di mana gelombang his berasalKontraksi uterus padapersalinanmempunyai sifat tersendiri. Kontraksi menimbulkan nyeri, merupakan satu-satunya kontraksi normal muskulus. Kontraksi ini dikendalikan oleh syaraf intrinsik, tidak disadari, tidak dapat diatur oleh ibu bersalin, baik frekuensi maupun lama kontraksi (Sumarah, 2008).Sifat khas dari terjadinya kontraksiRasa sakit dari fundus merata ke seluruh uterus sampai berlanjut ke punggung bawah.Penyebab rasa nyeri belum diketahui secara pasti. Beberapa dugaan penyebab antara lain : 1.Pada saat kontraksi terjadi kekurangan O2 pada miometrium. 2.Penekanan ganglion syarat di serviks dan uterus bagian bawah. 3.Peregangan serviks akibat dari pelebaran serviks. 4.Peregangan peritoneum sebagai organ yang menyelimuti uterus.Pada waktu selang kontraksi/periode relaksasi diantara kontraksi memberikan dampak berfungsinya sistem-sistem dalam tubuh,yaitu :1.Memberikan kesempatan pada jaringan otot-otot uterine untuk beristirahat agar tidak menurunkan fungsinya oleh karena kontraksi yang kuat secara terus menerus.2.Memberikan kesempatan kepada ibu untuk istirahat, karena rasa sakit selama kontraksi.3.Menjaga kesehatan janin karena pada saat kontraksi uterus mengakibatkan konstriksi pembuluh darah plasenta sehingga bila secara terus menerus berkontraksi, maka akan menyebabkan hipoksia, anoksia, dan kematian janin.Pada pemeriksaan kontraksi uterus tidak hanya meliputi : frekuensi, durasi/lama dan intensitas/kuat-lemah, tetapi perlu diperhatikan juga pengaruh dari ketiga hal tersebut mulai dari kontraksi yang belum teratur hingga akhirpersalinan. Misalnya pada awalpersalinan, kontraksi uterus setiap 20-30 menit selama 20-25 detik, intensitas ringan lama-kelamaan menjadi 2-3 menit, lama 60-90 detik, maka hal ini akan menghasilkan pengeluaran janin. Bila ibu bersalin mulai berkontraksi selama 5 menit selama 50-60 detik dengan intensitas cukup kuat maka dapat terjadi kontraksi tidak dapat teratur, frekuensi lebih sering, durasi lebih lama. Terkadang dapat terjadi disfungsi uterin, yaitu kemajuan prosespersalinanyang meliputi dilatasi servik/pelebaran serviks, mekanisme penurunan kepala memakan waktu yang lama, tidak sesuai dengan harapan.Kontraksi uterus bervariasi pada setiap bagian karena mempunyai pola gradien. Kontraksi yang kuat mulai dari fundus hingga berangsur-angsur berkurang dan tidak ada sama sekali kontraksi pada serviks. Hal ini memberikan efek pada uterus sehingga uterus terbagi menjadi dua zona yaitu zona atas dan zona bawah uterus. Zona atas merupakan zona yang berfungsi mengeluarkan janin karena merupakan zona yang berkontraksi dan menebal, dan sifatnya aktif. Zona ini terbentuk akibat mekanisme kontraksi otot. Pada saat relaksasi panjang otot tidak bisa kembali ke ukuran semula, ukuran panjang otot selama masa relaksasi semakin memendek, dan setiap terjadi relaksasi ukuran panjang otot semakin memendek dan demikian seterusnya setiap kali terjadi relaksasi sehingga zona atas semakin menebal dan mencapai batas tertentu pada saat zona bawah semakin tipis dan luas.Sedangkan zona bawah terdiri dari istmus dan serviks uteri. Pada saatpersalinanistmus uteri disebut sebagai segmen bawah rahim. Zona ini sifatnya pasif tidak berkontraksi seperti zona atas. Zona bawah menjadi tipis dan membuka akibat dari sifat pasif dan berpengaruh dari kontraksi pada zona atas sehingga janin dapat melewatinya. Jika zona bawah ikut berkontraksi seperti zona atas maka tidak dapat terjadi dilatasi/pembukaan servik, hal ini dapat mempersulit prosespersalinan.

C.UterusUterus terbentuk dari pertemuan duktus Muller kanan dan kiri digaris tengah sehingga otot rahim terbentuk dari dua spiral yang saling beranyaman dan membentuk sudut disebelah kanan dan kiri sehingga pembuluh darah dapat tertutup dengan kuat saat terjadi kontraksi (Myles, 2009).Terjadi perbedaan pada bagian uterus : 1.Segmen atas: bagian yang berkontraksi, bila dilakukan palpasi akan teraba keras saat kontraksi. 2.Segmen bawah: terdiri atas uterus danserviks, merupakan daerah yang teregang, bersifat pasif. Hal ini mengakibatkan pemendekan segmen bawah uterus. 3.Batas antara segmen atas dan segmen bawah uterus membentuk lingkaran cincin retraksi fisiologis. Pada keadaan kontraksi uterus inkoordinasi akan membentuk cincin retraksipatologis yang dinamakan cincin bandl.Perubahan bentuk : Bentuk uterus menjadi oval yang disebabkan adanya pergerakan tubuh janin yang semula membungkuk menjadi tegap, sehingga uterus bertambah panjang 5-10 cm.

D.Pergeseran Organ Dasar PanggulKeadaan segmen atas dan segmen bawah rahim pada persalinan.Sejak kehamilan lanjut uterus dengan jelas terdiri dari dua bagian, ialah segmen atas rahim yang dibentuk oleh corpus uteri dan segmen bawah rahim yang terjadi dari isthmus uteri. Dalam persalinan perbedaan antara segmen atas rahim dan segmen bawah rahim lebih jelas lagi. Segmen atas memegang peranan yang aktif karena berkontraksi dan dindingnya bertambah tebal dengan majunya persalinan. Segmen bawah rahim memegang peranan pasif dan makin tipis dengan majunya persalinan karena diregang.Jadi secara singkat segmen atas berkontraksi, menjadi tebal dan mendorong anak keluar, sedangkan segmen bawah dan servik mengadakan relaksasi dan dilatasi dan menjadi saluran yang tipis dan teregang yang akan dilalui bayi.Kontraksi otot rahim mempunyai sifat yang khas :1)Setelah kontraksi maka otot tersebut tidak berelaksasi kembali ke keadaan sebelum kontraksi tapi menjadi sedikit lebih pendek walaupun tonusnya sebelum kontrksi. Kejadian ini disebut Retraksi. Dengan retraksi ini maka rongga rahim mengecil dan anak bengangsur didorong ke bawah dan tidak banyak naik lagi ke atas seteleh his hilang.

Akibat retraksi ini segmen atas makin tebal dengan majunya persalinan apalagi setelah bayi lahir.2) Kontraksi tidak sama kuatnya, tetapi paling kuat di daerah fundus uteri dan berangsur berkurang ke bawah dan paling lemah pada segmen bawah rahim.Perubahan dalam dasar panggul ini adalah perubahan letak kandung kemih, perubahan pada rektum, dan perubahan pada perineum. Bila anak sudah berada di dasar panggul, kandung kemih naik ke rongga perut agar tidak mendapatkan tekanan dari kepala anak. Inilah pentingnya kandung kemih kosong pada masa persalinan sebab bila kandung kemih penuh, dengan tekanan sedikit saja kepala anak, kandung kemih mudah pecah. Kosongnya kandung kemih dari dasar panggul ini juga untuk memperluas jalan kelahiran, yaitu vagina dapat meregang dengan bebas sehingga diameter vagina sesuai dengan ukuran kepala anak yang akan lewat dengan bantuan tenaga mengedan akan mudah lahir. Dengan meregangnya vagina pada batas maksimal akan merobekkan selaput lendir yang ada di vagina sehingga akan menimbulkan sedikit perdarahan.Dengan adanya kepala anak di dasar panggul, maka dasar panggul bagian belakang akan terdorong ke bawah sehingga rektum akan tertekan oleh kepala anak. Bila masih ada isi dalam rektum ini, isi itu akan dikeluarkan terutama pada waktu ibu akan mengedan. Dengan adanya tekanan dan tarikan pada rektum ini, maka anus akan terbuka, pembukaan sampai diameter sampai 2,5 cm hingga bagian dinding depannya dapat kelihatan dari luar.Dengan tekanan kepala anak dalam dasar panggul pada perineum, maka perineum menjadi tipis dan mengembang sehingga ukurannya menjadi lebih panjang. Hal ini diperlukan untuk menambah panjangnya saluran jalan lahir bagian belakang. Dengan mengembangnya perineum maka orifisium vagina terbuka dan tertarik ke atas. Dengan demikian dapat di lalui anak.

BAB IIIPENUTUP

A.KESIMPULANDengan kala II persalinan adalah proses pengeluaran buah kehamilan sebagai hasil pengenalan proses dan penatalaksanaan kala pembukaan, batasan kala II di mulai ketika pembukaan serviks sudah lengkap ( 10 cm ) dan berakhir dengan kelahiran bayi, kala II juga disebut sebagai kala pengeluaran bayi (Depkes RI 2001).Terjadi beberapa perubahan-perubahan fisiologis dan termasuk juga perubahan karena kontraksi dan perubahan otot-otot dinding rahim serta perubahan pergeseran organ dasar panggul selama terjadi kala II persalinan.Contohnya padaBentuk uterus menjadi oval yang disebabkan adanya pergerakan tubuh janin yang semula membungkuk menjadi tegap, sehingga uterus bertambah panjang 5-10 cm. B. SARANKamimenyadari bahwa makalah ini belumlah sempurna, oleh karena itu saran dan kritik yang sifatnya membangun sangatkamiharapkan demi kesempurnaan penulisan makalah yang akan datang.

FISIOLOGI PERSALINAN KALA III

FISIOLOGI PERSALINAN KALA IIIPenyebab terpisahnya plasenta dari dinding uterus adalah kontraksi uterus (spontan atau dengan stimulus) setelah kala dua selesai. Berat plasenta mempermudah terlepasnya selaput ketuban, yang terkelupas dan dikeluarkan. Tempat perlekatan plasenta menentukan kecepatan pemisahan dan metode ekspulsi plasenta. Selaput ketuban dikeluarkan dengan penonjolan bagian ibu atau bagian janin.Pada kala III, otot uterus (miometrium) berkontraksi mengikuti penyusutan volume rongga uterus setelah lahirnya bayi. Penyusutan ukuran ini menyebabkan berkurangnya ukuran tempat perlekatan plasenta. Karena tempat perlekatan menjadi semakin kecil, sedangkan ukuran plasenta tidak berubah maka pasenta akan terlipat, menebal dan kemudian lepas dari dinding uterus. Setelah lepas, plasenta akan turun ke bagian bawah uterus atau ke dalam vagina.Setelah janin lahir, uterus mengadakan kontraksi yang mengakibatkan penciutan permukaan kavum uteri, tempat implantassi plasenta. Akibatnya, plasenta akan lepas dari tempat implantasinya.[1]A.PengertianFisiologi Persalinan Kala IIIKala III merupakan tahap ketiga persalinan yang berlangsung sejak bayi lahir sampai plasenta lahir. Persalinan kala tiga dimulai setelah lahirnya bayi dan berakhir dengan lahirnya plasenta dan selaput ketuban.[2]Kala IIImerupakan periode waktu dimulai ketikabayilahir dan berakhir pada saatplasentaseluruhnya sudah dilahirkan.Kala IIIpenting perlu diingat bahwa tiga puluh persen penyebabkematian ibudi Indonesia adalahperdarahan pasca persalinan. Dua pertiga dariperdarahan pasca persalinandisebabkan olehatonia uteri.[3]

B.Cara-cara Pelepasan Plasenta/Psiologi1.Metode Ekspulsi SchultzePelepasan ini dapat dimulai dari tengah (sentral) atau dari pinggir plasenta. Ditandai oleh makin panjang keluarnya tali pusat dari vagina (tanda ini dikemukakan oleh Ahfled) tanpa adanya perdarahan per vaginam. Lebih besar kemungkinannya terjadi pada plasenta yang melekat di fundus.2.Metode Ekspulsi Matthew-DuncanDitandai oleh adanya perdarahan dari vagina apabila plasenta mulai terlepas. Umumnya perdarahan tidak melebihi 400 ml. Bila lebih hal ini patologik.Lebih besar kemungkinan pada implantasi lateral.Apabila plasenta lahir, umumnya otot-otot uterus segera berkontraksi, pembuluh-pembuluh darah akan terjepit, dan perdarahan segera berhenti. Pada keadaan normal akan lahir spontan dalam waktu lebih kurang 6 menit setelah anak lahir lengkap.Beberapa Prasat untuk mengetahui apakah plasenta lepas dari tempat implantasinya:a.Prasat Kustner.Tangan kanan meregangkan atau menarik sedikit tali pusat. Tangan kiri menekan daerah di atas simfisis. Bila tali pusat ini masuk kembali ke dalam vagina, berarti plasenta belum lepas dari dinding uterus. Bila tetap atau tidak masuk kembali ke dalam vagina, berarti plasenta lepas dari dinding uterus. Prasat ini hendaknya dilakukan secara hati-hati. Apabila hanya sebagian plasenta terlepas, perdarahan banyak akan dapat terjadi.b.Prasat StrassmannTangan kanan meregangkan atau menarik sedikit tali pusat. Tangan kiri mengetok-ngetok fundus uteri. Bila terasa getaran pada tali pusat yang diregangkan ini berarti plasenta belum lepas dari dinding uterus.

c.Prasat KleinWanita tersebut disuruh mengedan. Tali pusat tampak turun ke bawah. Bila pengedanannya dihentikan dan tali pusat masuk kembali ke dalam vagina, berarti plasenta belum lepas dari dinding uterus.[4]C.Tandatanda pelepasan plasenta.Adapun tanda tanda pelepasan plasenta yaitua.Perubahan bentuk dan tinggi fundus.Setelah bayi lahir dan sebelum miometrium mulai berkontraksi, uterus berbentuk bulat penuh dan tinggi fundus biasanya di bawah pusat. Setelah uterus berkontraksi dan plasenta terdorong ke bawah, uterus berbentuk segitiga atau seperti buah pear atau alpukat dan fundus berada di atas pusat.b.Tali pusat memanjang.Tali pusatterlihat menjulur keluar melaluivulva(tanda Ahfeld).c.Semburan darah mendadak dan singkat.Darah yang terkumpul di belakang plasenta akan membantu mendorong plasenta keluar di bantu oleh gaya gravitasi. Apabila kumpulan darah (retroplasental pooling) dalam ruang di antara dinding uterus dan permukaan dalam plasenta melebihi kapasitas tampungnya maka darah tersembur keluar dari tepi plasenta yang terlepas. Tanda ini kadang kadang terlihat dalam waktu satu menit setelah bayi lahir dan biasanya dalam 5 menit.[5]

D.ManajemenAktif Kala IIIManajemen aktif kala tigaakanmenghasilkan kontraksi uterus yg lebih efektif. Keuntungan-keuntungan manajemen aktif kala tiga sebagai berikut:a.Kala tiga persalinan yg lebih singkatb.Mengurangi jlh kehilangan darahc.mengurangi kejadian retensio plasentaManajemen aktif kala tiga terdiri dari tiga langkah utamaa.Pemberiansuntikan oksitosinb.Melakukan penegangan tali pusat terkendalic.Rangsangan taktil (pemijatan) fundus uteri (masase)PemberianSuntikanOksitosina.Segera berikan bayi yang telah terbungkus kain kepada ibu untuk diberi ASIb.Letakkan kain bersih di atas perut ibuc.Periksa uterus untuk memastikan tidak ada bayi yang laind.Memberitahukan pada ibu ia akan disuntike.Selambat-lambatnya dalam waktu dua menit setelah bayi lahir, segera suntikan oksitosin 10 unit ini pd 1/3 bawah paha kanan bagian luarPenegangan tali pusat terkendalia.Berdiri di samping ibub.pindahkan klem kedua yang telah di jepit sewaktu kala dua persalinan pada tali pusat sekitar 5-10 cm dari vulvac.Letakkan tangan yang lain pada abdomen ibu (alas dengan kain) tepat di bawah tulang pubis, gunakan tangan lain untuk meraba kontraksi uterus dan menahan uterus pada saat melakukan peregangan pada tali pusat, tangan pada dinding abdomen menekan korpus uteri ke bawah dan atas (dorso-kranial) korpus.d.Tegangkan kembali tali pusat ke arah bawah bersamaan dengan itu, lakukan penekanan korpus uteri ke arah bawah dan kranial hingga plasenta terlepas dari tempat implantasinyae.Jika plasenta tidak turun setelah 30-40 detik dimulainya peregangan tali pusat dan tidak ada tanda-tanda yang menunjukkan lepasnya plasenta, jangan teruskan penegangan tali pusatf.Setelah plasenta terlepas, anjurkan ibu untuk meneranplasenta akan terdorong ke introitus vagina. tetap tegang ke arah bawah mengikuti arah jalan lahirg.Pada saat plasenta terlihat pada introitus vagina, teruskan kelahiran plasenta dengan menggunakan kedua tangan. selaput ketuban mudah robek: pegang plasenta dengan kedua tangan rata dengan lembut putar plasenta hingga selaput terpilinh.Lakukan penarikan secara lembut dan perlahan-lahan untuk melahirkan selaput ketubani.Jika terjadi selaput robekan pada selaput ketuban saat melahirkan plasenta, dengan hati-hati periksa vagina dan serviks dengan seksamaRangsangan taktil (pemijatan) fundus uteri segera setelah kelahiran plasenta1.Letakkan telapak tangan pada fundus uteri2.Jelaskan tindakan ini kepada ibu dan mungkin merasa tdk nyaman3.Dengan lembut gerakkan tangan secara memutar pd fundus uteriuterus berkontraksi (gambar 5-2) jika tdk berkontraksi dlm wkt 15 dtk, lakukan penatalaksanaan atonia uteri4.Periksa plasenta dan selaputnya utk memastikan keduanya lengkap dan utuh5.Periksauterussetelah satu hingga dua menit memastikan uterus berkontraksi dengan baik, jika belum ulangi rangsangan taktil fundus uteri6.Periksa kontraksi uterus setiap 15 menit selama satu jam pertama pascapersalinan dan setiap 30 menit selama satu jam kedua pascapersalinan[6]

DAFTAR PUSTAKA

Coad, Jane dan Melvyn Dunstall. (2007).Anatomi dan Fisiologi untuk Bidan. Jakarta: EGC

Saifudin, Abdul Bari. (2002).Ilmu Kebidanan.Jakarta: YBPSPAffandi, Biran, dkk, (2007),Asuhan Persalinan Normal, Asuhan Essensial Persalinan (Edisi Revisi),Jakarta: Jaringan Nasional Pelatihan Klinik

Bobak, Lawdermilk, Jensen, (2005),Keperawatan Maternitas Edisi 4Depkes RI. 2008.Pelatihan Klinik AsuhanPersalinanNormal. Asuhan Esensialhttp://httpyasirblogspotcom.blogspot.com/2009/02/kala-tiga-persalinan. html

Tanda tanda permulaan persalinanMenurut Manuaba (2010; h. 167-169), dengan penurunan hormon progesteron menjelang persalinan dapat terjadi kontaksi. Kontraksi otot rahim menyebabkan:1. Turunya kepala, masuk ke PAP (Lightening).2. Perut lebih melebar karenafundus uteriturun.3. Munculnya nyeri di daerah pinggang karena kontraksi ringan otot rahim. Terjadi perlunakan serviks karena terdapat kontraksi otot rahim.4. Terjadi pengeluaran lendir.Tanda dan gejala persalinanMenurut Manuaba (2010; h. 169) tanda persallinan adalah sebagai berikut:1. Kekuatan his makin sering terjadi dan teratur dengan jarak kontraksi yang semakin pendek.2. Dapat terjadi pengeluaran pembawa tanda (pengeluaran lendir, lendir bercampur darah).3. Dapat disertai ketuban pecah.4. Pemeriksaan dalam, dijumpai perubahan serviks (perlunakan, pendataran, dan pembukaan serviks).

1. Mekanisme Persalinan NormalMekanisme persalinan normal adalah rentetan gerakan pasif janin pada saat persalinan berupa penyesuaian bagian terendah (kepala) janin terhadap jalan lahir atau panggul pada saat melewati jalan lahira.Masuknya kepala janin pada PAPPada primigavida masuknya kepala janin dimulai pada akhir kehamilan. Masuk periode inpartu dalam keadaan kepala engaged.(BDP). Pada nulipara, masuknya kepala janin pada pintu atas panggul terjadi pada awal persalinan. masuk periode inpartu dalam keadaan floating (melayang di atas PAP)Engagement atau kepala sudah cakap apabila diameter terbesar bagian terendah janin telah melewati PAP.. Engagement kepala janin bergantian pada situasi :a)Sinklitismus jika sutura sagitalis sejajar diameter transversal PAP, berada tepat antara simfisis pubis dan promontorium, tulang ubun-ubun depan dan belakang sama rendah.b)Asinklitismus jika sutura sagitalis dalam keadaan kebelakang mendekati promontorium dan ke depan mendekati simfisis pubis. Terdapat 2 macam posisi asinklitismus.yaitu Asinklitismus Anterior (sutura sagitalis mendekati promontorium dan tulang ubun-ubun/parietal depan lebih rendah dari tulang ubun-ubun belakang) dan asinklitismus Posterior (Sutura sagitalis mendekati simfisis pubis, tulang ubun-ubun/parietal belakang lebih rendah lebih rendah dari tulang ubun-ubun depan.

b.Turunnya kepala janin ke dasar panggulPada primipara, masuknya kepala janin ke dalam PAP terjadi sebelum persalinan, sedangkan turunnya kepala terjadi setelah itu, biasanya pada awal kala II. Pada nulipara, masuk dan turunnya kepala janin ke dalam panggul terjadi bersamaanc.FleksiDengan turunnya kepala, fleksi kepala bertambah sehingga posisi ubun-ubun kecil (UUK) lebih rendah daripada ubun-ubun besar (UUB) sehingga diameter fronto oksipital (12 cm) sebagai ukuran terpanjang terbentang antara fronto diameter anteroposterior dan diameter sub oksipitobregmatika (9,5cm) yang lebih kecil yang akan melewati jalan lahir.d.Putaran Paksi DalamPemutaran bagian terendah janin ke depan (simfisis pubis) atau ke belakang (sakrum). Putaran paksi dalam merupakan suatu usaha untuk menyesuaikan posisi kepala dengan bentuk jalan lahir.e.Ekstensi / Defleksi kepala janinTerjadi agar kepala dapat melewati PBP, sumbu jalan lahir arah anteroposteriorf.Putaran paksi luar atau RestitusiSetelah kepala lahir seluruhnya, kepala kembali memutat ke arah punggung untuk menghilangkan torsi pada leher karena putaran paksi dalam tadi.putaran ini disebut putaran restitusi kemudian putaran dilanjutkan hingga kepala berhadapan dengan tuber ischiadicum sepihak (di sisi kiri)g.EkspulsiSetelah putaran paksi luar bahu depan sampai di bawah simfisis dan menjadi hypomochilion untuk melahirkan bahu belakang kemudian bahu depan menyusul seluruh badan anak lahir searah dengan paksi jalan lahir.

Episiotomy(/pizitmi/) adalah sebuah irisan bedah melaluiperineumyang dilakukan unuk memperlebarvaginadengan maksud untuk membantu proses kelahiran bayi. Perlebaran ini dapat dilakukan di garis tengah ("midline") atau dari sebuah sudut dari ujung belakang darivulva, dilakukan di bawahbius lokal("local anaesthetic") dan dijahit kembali setelah melahirkan. Ini merupakan suatu prosedur umum dalam kedokteran yang dilakukan kepada wanita.

Manajemen aktif kala III(tiga) sangat penting dilakukan pada setiap asuhanpersalinannormaldengan tujuan untuk menurunkan angkakematian ibu. Saat ini,manajemen aktif kala III(tiga) telah menjadi prosedur tetap pada asuhanpersalinannormaldan menjadi salah satu kompetensi dasar yang harus dimiliki setiap tenagakesehatanpenolongpersalinan(dokter danbidan).Tujuan Manajemen Aktif Kala IIITujuanmanajemen aktif kala III(tiga) adalah untuk menghasilkankontraksiuterusyang lebih efektif sehingga dapat mempersingkat waktu, mencegahperdarahandan mengurangi kehilangandarahkala III(tiga)persalinanjika dibandingkan denganpenatalaksanaanfisiologis.Penatalaksanaanmanajemen aktif kala III(tiga) dapat mencegah terjadinya kasusperdarahan pasca persalinanyang disebabkan olehatonia uteridan retensioplasenta.Keuntungan Manajemen Aktif Kala IIIKeuntunganmanajemen aktif kala III(tiga) adalah:1. Persalinankala tiga lebih singkat.2. Mengurangi jumlah kehilangandarah.3. Mengurangi kejadian retensioplasenta.Langkah Manajemen Aktif Kala IIILangkahutamamanajemen aktif kala III(tiga) ada tigalangkahyaitu:1. Pemberian suntikanoksitosin.2. Penegangantali pusatterkendali.3. Masase fundus uteriPemberian suntikan oksitosinPemberian suntikanoksitosindilakukan dalam 1 menit pertama setelahbayilahir. Namun perlu diperhatikan dalam pemberian suntikanoksitosinadalah memastikan tidak adabayilain(undiagnosed twin)di dalamuterus. Mengapa demikian?Oksitosindapat menyebabkanuterusberkontraksi yang dapat menurunkan pasokan oksigen padabayi.Suntikanoksitosindengan dosis 10 unit diberikan secara intramuskuler (IM) pada sepertiga bagian atas paha bagian luar(aspektus lateralis).Tujuan pemberian suntikanoksitosindapat menyebabkanuterusberkontraksi dengan kuat dan efektif sehingga dapat membantu pelepasanplasentadan mengurangi kehilangandarah.Penegangan tali pusat terkendaliKlem padatali pusatdiletakkan sekitar 5-10 cm darivulvadikarenakan dengan memegangtali pusatlebih dekat kevulvaakan mencegah evulsitali pusat. Meletakkan satu tangan di atassimpisis pubisdan tangan yang satu memegang klem di dekatvulva. Tujuannya agar bisa merasakanuterusberkontraksi saatplasentalepas. Segera setelah tanda-tanda pelepasanplasentaterlihat danuterusmulai berkontraksi tegangkantali pusatdengan satu tangan dan tangan yang lain (pada dindingabdomen) menekanuteruske arah lumbal dankepalaibu(dorso-kranial). Lakukan secara hati-hati untuk mencegah terjadinyainversio uteri. Lahirkanplasentadengan peregangan yang lembut mengikuti kurva alamiahpanggul(posteriorkemudiananterior).Ketikaplasentatampak di introitusvagina, lahirkanplasentadengan mengangkat pusat ke atas dan menopangplasentadengan tangan lainnya. Putarplasentasecara lembut hingga selaputketubanterpilin menjadi satu.Masase fundus uteriSegera setelahplasentalahir, lakukanmasase fundus uteridengan tangan kiri sedangkan tangan kanan memastikan bahwa kotiledon dan selaputplasentadalam keadaan lengkap.Periksasisimaternaldanfetal.Periksakembaliuterussetelah satu hingga dua menit untuk memastikanuterusberkontraksi. Evaluasikontraksiuterussetiap 15 menit selama satu jam pertama pascapersalinandan setiap 30 menit selama satu jam kedua pascapersalinan.ReferensiAdmin. 2011.Manajemen Aktif Kala IIITerbukti Efektif DalamPencegahanPerdarahanPascapersalinan. kesehatanibu.depkes.go.id/ diunduh 21 Oktober 2011. 12:26 AMDepkes RI. 2008.Pelatihan Klinik AsuhanPersalinanNormal. Asuhan Esensial,Pencegahandan Penanggulangan SegeraKomplikasiPersalinandanBayi Baru Lahir.Buku Acuan.Pusdiknakes., WHO, JHPIEGO. 2003.Panduan Pengajaran AsuhanKebidananFisiologisBagi Dosen Diploma IIIKebidanan. Buku Asuhan Intrapartum.Gambarmanajemen aktif kala III, doctissimo.comKata Kuncimanajemenaktifkala 3,manajemen aktif kala iii, manajemen kala 3, manajemenaktifkala 3persalinan, tanda pelepasanplasenta, manajemenaktifkala tiga,masase fundus uteri, menejemenaktifkala 3, kala 3persalinannormal, asuhankebidananpersalinannormal, managemenaktifkala 3, pemberianoksitosin, dosisoksitosin,suntikoksitosin, pemberianoksitosinpada kala 3, tujuan manajemenaktifkala 3,askebpersalinanfisiologis, manajemen kala 3persalinan, mak 3, keuntungan manajemenaktifkala 3, MAK III, injeksioksitosin, tujuan mak 3,langkahmanajemenaktifkala 3,pengertiandorso kranial.

PENANGANAN BAYI BARU LAHIRPersediaan alatalat dikamar bersalin meliputi :1. Alat pengisap lendir(mucus extractor)2. Tabung oksigen dengan alat pemberi oksigen kepada bayi3. Untuk menjaga kemungkinan terjadinya asfiksia perlu disediakan laringoskop kecil,masker muka kecil,kanula trakea,ventilator kecil untuk pernafasan buatan.4. Alat pemotong dan pengikat tali pusat serta obat anti septik dan kain kassa steril untuk merawat tali pusat.5. Tanda pengenal bayi yang sama dengan ibu.6. Tempat tidur bayi atau inkubator yang selalu dalam keadaan hangat,steril dan dilengkapi dengan kain atau selimut katun.7. Stop-watch dan termometer8. Bila kamar bersalin dingin oleh karena udara didaerah tersebut dingin atau oleh karena pemakaian alat pendingin,sebaiknya tempat untuk resusitasi diberi pemanas khusus.9. Sebelum bayi lahir semua hal tersebut diatas harus diperiksa apakah sudah steril,apakah semua alat sudah lengkap,dan apakah tidak ada yang macet.Tindakan umum pada semua bayi dikamar bersalin dan ditempat perawatan lainnya harus aseptik,suhu lingkungan harus diatur dan jalan nafas harus selalu bebas.(Wikjosastro, 2007)Tujuan utama perawatan bayi segera sesudah lahir ialah Pemeliharaan pernapasSemua petugas yang bekerja dikamar bersalin hendaknya terlatih mengenai teknik penilaian dan resusitasi. Kalau faktor resiko meningkatkan kemungkinan kelahiran bayi yang depresi, dokter anak yang terlatih mengenai resusitasi neonatal harus dipanggil. Setelah kelahiran neonatus yang normal, perhatian harus ditunjukkan pada langkah-langkah penting berikut untuk memastikan adaptasi neonatal yang optimal. Hal-hal yang perlu mendapat perhatian:1.Membersihkan saluran napasPenanganan bayi dilakukan sejak kepala mulai keluar dari jalan lahir,yaitu dengan melakukan pembersihan lendir serta cairan yang berada disekitar mulut dan hidung dengan kapas dan kain kasa steril.Kemudian kedua kelopak matanya dibersihkan dengan kapas atau kain kasa steril satu demi satu,dimulai dari luar kedalam.Sesudah bayi lahir lengkap,saat lahir segera dicatat dengan jam waktu(stop-watch).Kemudian kedua kaki bayi dipegang dengan satu tangan,sedangkan tangan yang lain memegang kepala bayi yang lebih rendah dengan sudut 300daripada kaki dengan posisinya ekstensi sedikit untuk memungkinkan cairan atau lendir mengalir keluar dari trakhea dan farings.Sementara itu seorang membantu mengisap lendir dan cairan dengan alat pengisap lendir.( Sumarah, 2008)Bayi normal akan menangis dalam 30 detik,tidak perlu dilakukan tindakan apapun oleh karena bayi mulai bernafas spontan dan warna kulitnya kemerah-merahan.Kemudian bayi diletakkan mendatar kira-kira sama tingginya dengan atau sedikit dibawah introitusvagina.Bilamulut bayi masih belum bersih dari cairan dan lendir, pengisapan lendir diteruskan,mula-mula dari mulut,kemudian dari lubang hidung,supaya jalan nafas bebas dan bayi dapat bernafas sebaik-baiknya.Lambung bayi pun perlu diisap untuk mencegah adanya inhalasi of the vomit. Apabila bayi tidak langsung menangis, penolong segera membersihkan jalan nafas dengan cara sebagai berikut :1). Letakkan bayi pada posisi terlentang di tempat yang keras dan hangat2). Gulung sepotong kain dan letakkan di bawah bahu sehingga leher bayi lebih lurus dan kepala tidak menekuk. Posisi kepala diatur lurus sedikit tengadah kebelakang.3). Bersihkan hidung, rongga mulut dan tenggorokan bayi dengan jari tangan yang dibungkus dengan kassa steril4). Tepuk kedua telapak kaki bayi sebanyak 2-3 kali atau gosok kulit bayi dengan kain kering dan kasar. Dengan rangsangan ini biasanya bayi akan segera menangis.( Varney, 2004)2.Memastikan permulaan pernapasanPernapasan biasanya dimulai beberapa detik dari kelahiran tetapi mungkin tertunda selama 60 detik. Bila tak ada data klinik untuk menunjukan suatu kelainan (hipoksia- asidosis) yang terbaik biasanya mngambil kebijaksanaan untuk menunggu dan memberi kesempatan kepada bayi untuk bernapas secara spontan.3.Membuat saluran napasPada setiap bayi dengan kemungkinan asfiksia yang tinggi maka penyedotan saluran napas harus dimulai setelah kelahiran kepala. Bayi yang mengalami sesak napas biasanya mempunyai mekonium yang terdapat pada saluran napas bagian atas, yang harus dibersihkan dengan kateter penyedot oral sebelum kelahiran bahu. Segera setelah kelahiran bayi, suatu pipa endotrakeal harus dimasukkan untuk membuang lendir yang kental atau mekonium dari trakea dan saluran napas bagian atas.4.Memulai pernapasanSetelah jalan napas dibuat, ventilasi kantung maskar atau ventilasi lewat pipa endotrakeal harus diinisiasi untuk memberikan oksigen ke paru-paru. Biasanya frekuensi denyut jantung meningkat dengan cepat setelah apnea dikoreksi dan ventilasi kantong masker (Bag mask) berkalaa dengan oksigen tambahan dapat diberian hingga pernapasan spontan dimulai.(Saefudin, 2002)Kekurangan zat asam pada bayi baru lahir dapat menyebabkan kerusakan otak, sangat penting membersihkan jalan napas, sehingga bayi upaya bayi bernapas tidak akan menyebabkan aspirasi lendir (masuknya lendir ke paru-paru).1). Alat penghisap lendir mulut (de lee) atau alat penghisap lainnya yang steril tabung oksigen dengan selangnya harus telah siap ditempat.2). Segera lakukan usaha menghisap mulut dan hidung3). Petugas harus memantau dan mencatat usaha nafas yang pertama.4). Warna kulit,adanya cairan atau mekonium dalam hidung atau mulut harus diperhatikan.Bantuan untuk memulai pernapasan mungkin diperlukan untuk mewujudkan ventilasi yang adekuat. Dokter atau tenaga medis lain hendaknya melakukan pemompaan bila setelah satu menit bayi tidak bernapas.( Nelson, 2000)5.Memotong dan merawat tali pusatPemotongan dan pengikatan tali pusat menyebabkan pemisahan fisik terakhir antara ibu dan bayi dan sangat tergantung dari pengalaman seorang ahli kebidanan. Pemotongan sampai denyut nadi tali pusat terhenti dapat dilakukan pada bayi normal, sedangkan pada bayi gawat (high risk baby) perlu dilakukan pemotongan tali pusat secepat mungkin agar dapat dilakukan resusitasi sebaik-baiknya. Tali pusat dijepit dengan kocher kira-kira 3 cm dan sekali lagi kira-kira 5 cm dari pusat, pemotongan dilakukan diantara kedua tali penjepit tersebut. Kemudian bayi diletakan diatas kain bersih atau steril dan hangat dan ditempatkan di tempat tidurnya.(Sumarah,2008)Setelah itu dilakukan pengikatan tali pusat dengan beberapa cara :1. Alat penjepit plastik, yang khusus dibuat untuk tali pusat (disposible) dipasang 1 cm dibawah alat penjepit yang sudah dipasang lebih dahulu. Alat penjepit plastik ini tetap memberikan tekanan pada tali pusat, walaupun selei Wharton (Wharton,s jelly) mengkerut dan kemudian dibuang bersamaan dengan lepasnya tali pusat.2. Pita dari bahan nilon yang sangat kuat dan yang disimpan dalam bungkus steril diikatkan rangkap pada tali pusat seerat-eratnya sehingga tidak mudah lepas, dan terus menekan tali pusat, walaupun selei Wharton sudah kering. Pita ini dibuang bersamaan dengan lepasnya tali pusat.3. Benang katun steril diikatkan rangkap dua pada tali pusat. Pengikatan dengan benang katun steril ini tidak menjamin penekanan yang terus menerus pada tali pusat.walaupun pada permulaan ikatanya sudah baik,tetapi karena tali pusat mengkerut,ikatan bisa menjadi longgar sehingga memungkinkan terjadinyaperdarahan.untukmencegah hal tidak diinginkan ini haruslah dilakukuan observasi yang berulang-ulang pada waktu-waktu tertentu selama 48jam.perdarahan tidak mungkin terjadi pada pemakaian alat penjepit plastik dan pita nilon karena terjadi penekanan yang terus menerus pada tali pusat.Tali pusat dipotong sebelum atau sesudah plasenta lahir tidak begitu menentukan dan tidak akan mempengaruhi bayi, kecuali pada bayi kurang bulan. Apabila bayi baru lahir tidak menangis, maka tali pusat segera dipotong untuk memudahkan melakukan tindakan resusitasi pada bayi. Tali pusat dipotong 5cm dari dinding perut bayi dengan gunting yang steril dan diikat dengan pengikat steril. Apabila masih terjadi perdarahan dapat dibuat ikatan baru. Luka tali pusat dibersihkan dan dirawat dengan alcohol 70% atau Povidon Iodine 10% serta dibalut kassa steril. Perkembangan terbaru menyatakan lebih baik tali pusat tidak dibungkus dengan apapun yang penting dijaga kebersihan talipusatnya, ini akan mempercepat proses pelepasan tali pusat dan mengurangi kejadian infeksi. Namun ada juga yang berpendapat bahwa sebaiknya dibungkus dengan kassa kering yang steril tapi tanpa menggunakan cairan apapun dan juga dijaga agar tetap bersih dan kering. Bila kassa kotor harus langsung diganti.Sebelum memotong tali pusat, dipastikan bahwa tali pusat telah diklem dengan baik untuk mencegah terjadinya perdarahan tali pusat. Membungkus ujung potongan tali pusat adalah kerja tambahan.( Wikjosastro, 2007)

Manfaat menggunakan kontrasepsi atau keluarga berencana adalah:1. Memungkinkan wanita untuk mengontrol kesuburan mereka sehingga dapat memutuskan bila dan kapan mereka ingin hamil dan memiliki anak.Wanita dapat mengambil jeda kehamilan selama sedikitnya dua tahun setelah melahirkan, yang memberikan banyak manfaat bagi perempuan dan bayi mereka: Wanita yang hamil segera setelah melahirkan berisiko memiliki kehamilan yang buruk. Mereka lebih mungkin menderita kondisi medis yang serius atau meninggal selama kehamilan. Bayi mereka juga lebih cenderung memiliki masalah kesehatan (misalnya lahir dengan berat badan rendah). Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperkirakan bahwa secara global, 100.000 kematian ibu dapat dicegah setiap tahun, jika semua wanita yang tidak ingin anak lagi mampu menghindari kehamilan. Kematian ini terjadi sebagian besar di negara berkembang di mana cakupan kontrasepsi rendah. Wanita lebih dapat berpartisipasi dalam kehidupan sosial, mencari pekerjaan dan meraih pendidikan ketika mereka menggunakan alat kontrasepsi dan tidak berisiko hamil. Karena kegiatan ini umumnya meningkatkan status perempuan dalam masyarakat, kontrasepsi secara tidak langsung mempromosikan hak-hak dan status perempuan.2. Memberikan manfaat kesehatan non-reproduksi. Metode kontrasepsi hormonal gabungan (yaitu estrogen dan progesteron) dapat menurunkan risiko kanker ovarium dan endometrium. Injeksi progesteron juga melindungi terhadap kanker ini dan juga terhadap fibroid rahim. Kontrasepsi implan dan sterilisasi wanita telah terbukti mengurangi risiko penyakit radang panggul.3. Mencegah efek kesehatan jiwa dari kehamilan yang tidak diinginkan dan mengurangi aborsi.4. Kemampuan untuk mengontrol kesuburan juga memungkinkan wanita untuk lebih mengontrol aspek lain dari kehidupan mereka, misalnya memutuskan kapan dan mengapa mereka menikah. Sejak kontrasepsi tersedia secara luas pada 1970-an, pola perkawinan telah berubah. Wanita sekarang menikah dan memiliki anak di usia yang lebih matang dan rata-rata memiliki anak lebih sedikit. Perubahan demografis cenderung telah mengurangi beban emosional dan ekonomi untuk membesarkan anak, karena keluarga sekarang biasanya memiliki lebih banyak waktu untuk mengumpulkan sumber daya keuangan sebelum kelahiran anak. Ukuran keluarga yang lebih kecil juga berarti bahwa orang tua memiliki lebih banyak waktu dan sumber daya yang diberikan per anak.