pengaruh sistem pemberian upah islami terhadap
TRANSCRIPT
PENGARUH SISTEM PEMBERIAN UPAH ISLAMI
TERHADAP PENINGKATAN PRODUKTIVITAS PEKERJA
(STUDI KASUS PADA SENTRA INDUSTRI TAS KENDAL)
SKRIPSI
Disusun Untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat
Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata S1
Dalam Ilmu Ekonomi Islam
Disusun Oleh:
NUR KHAYATI
NIM. 112411084
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI WALISONGO
SEMARANG
2015
ii
iii
iv
MOTTO
“Dan bahwasannya seorang manusia tidak akan memperoleh selain apa
yang diusahakan.” (An Najm:39).1
1 Departemen Agama RI, Al-Quran dan terjemahnya, Badndung: CV Jumanatul ‘Ali-Art
(J-ART), 2005
v
PERSEMBAHAN
Alhamdu Lillahi Rabbil „Alamiin , ungkapan syukur kepada Allah SWT,
berkat do’a dan segenap asa, maka skripsi ini peneliti persembahkan kepada:
1. Orang tuaku, ayahanda tercinta Marsani, yang selalu menjadi inspirasi
kebijaksanaan dalam tutur dan laku peneliti. Ibunda tercinta Riatun yang tak
pernah lelah memberikan motivasi wejangan, doa, cinta dan kasih sayang
2. Saudara-saudaraku, Nurul Khakim, Nur, Zarochim Irkham, Ikik, Luthfi Arif
Rachman, Mustafidah dan maulida yang selalu mengingatkanku akan
tanggung jawab dan arti sebuah cita-cita yang luhur.
3. Sahabat terbaikku, Mustolich, Fita Nurotul Faizah dan Hetty Sri Wardani yang
sabar menghadapi sikapku. Terimakasih untuk semangat yang kau berikan.
4. Guru-guruku di seluruh jenjang pendidikan yang telah mendidik dengan tulus
ikhlas, mengajariku untuk tekun belajar dan memberikan do’a mengiring
setiap jejak langkahku dalam mencari ilmu yang penuh barokah.
5. Seluruh teman-teman satu kelas EI C angkatan 2011.
6. Seluruh teman-teman angkatan 2011 jurusan EI.
7. Semua pihak yang tidak dapat peneliti sebutkan namanya satu persatu yang
telah membantu penulis hingga terselesaikannya skripsi ini.
vi
vii
ABSTRAK
Sentra Industri Tas Kendal (SINTAK) merupakan salah satu industri kecil
yang berada dalam binaan Dinas Perindustrian Kabupaten Kendal dan Dinas
Koperasi dan UMKM Kabupaten Kendal. Penelitian ini membahas tentang sistem
pemberian upah islami yang dilakukan oleh Sentra Industri Tas Kendal (SINTAK).
Upah adalah salah satu instrumen yang sering memicu konflik dalam perusahaan.
Oleh karena itu sistem pemberian upah islami harus sesuai dengan syariat islam.
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kuantitatif dengan dua
variabel yaitu sistem pemberian upah Islami dan peningkatan produktivitas
pekerja. Dan sumber data yang digunakan diantaranya data primer, sekunder.
Sampel dalam penelitian ini menggunakan sampel acak (random). Metode
pengumpulan data yang digunakan adalah dengan wawancara, menyebar
kuesioner kepada sejumlah responden dan dokumentasi. Dan menggunakan alat
ukur berupa validitas dan reliabilitas (Cronbach‟salpha).
Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis regresi sederhana, uji
normalitas, uji t dan uji R². Hasil analisis regresi memperoleh persamaan: Y =
22,834 + 0,447(X) yang artinya sistem pemberian upah Islami mempengaruhi
peningkatan produktivitas pekerja. Selain itu sistem pemberian upah islami
berpengaruh positif dan signifikan, hal ini terbukti dari uji t hitung 5,119 dengan
tingkat signifikasi 0,000<0,05. Dan sistem pemberian upah islami mempengaruhi
peningkatan produktivitas pekerja sebesar 39%.
Kata kunci: upah islami dan produktivitas.
viii
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim,
Segala puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat serta
hidayahnya kepada peneliti sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini yang
berjudul “PENGARUH SISTEM PEMBERIAN UPAH ISLAMI TERHADAP
PENINGKATAN PRODUKTIVITAS PEKERJA (STUDI KASUS PADA
SENTRA INDUSTRI TAS KENDAL)”.Skripsi ini disusun untuk memenuhi
tugas dan sebagai salah satu syaratguna memperoleh gelar Sarjana Strata Satu
(S1) Fakultas Ekonomi dan BisnisIslam Universitas Islam Negeri (UIN)
Walisongo Semarang.
Dalam penulisan skripsi ini, Penulis mendapatkan banyak sekalibimbingan,
arahan, dan saran-saran maupun dukungan dari berbagai pihak,sehingga penulisan
skripsi ini dapat terselesaikan. Untuk itu, Penulis menyampaikan terimakasih
kepada:
1. Rektor Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo Semarang Prof. Dr. H.
Muhibbin, MA.
2. Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam yang Saya banggakan, Bapak Dr.
H. Imam Yahya, M. Ag.
3. Ketua Jurusan Ekonomi Islam Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam UIN
Walisongo Semarang H. Nur Fatoni, M. Ag, terimakasih atas nasehat dan
motivasinya.
4. Terkhusus untuk dosen pembimbing skripsi,BapakDrs. GhufronAjib, M. Ag.
dan Bapak H. Maltuf Fitri, SE., M.Si., terima kasih atas ilmu, bimbingan, dan
waktunya. Tanpa sentuhan bapak pembimbing, mungkin Peneliti tidak dapat
menyelesaikan skripsi ini dengan baik.
5. Para Dosen pengajar di lingkungan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam UIN
Walisongo khususnya dosen Jurusan Ekonomi Islam yang tidak bisa Penulis
sebutkan satu per satu, ucapan terimakasih atas motivasi dan ilmunya. Dan
tidak lupa kepada staf Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Universitas Islam
Negeri (UIN) Walisongo Semarang yang tidak bisa Saya sebutkan namanya
ix
masing-masing, terima kasih sudah membantu apa yang telah dibutuhkan
oleh Peneliti.
6. Kepada seluruh pengusaha serta pekerja Sentra Industri Tas Kendal
(SINTAK) terima kasih telah mengizinkan Peneliti untuk meneliti di Sentra
Industri Tas Kendal (SINTAK) serta memberikan informasi yang berkaitan
dari penelitian ini.
7. Semua pihak yang tidak dapat peneliti sebut satu persatu terimakasih atas
do’a dan dukungannya.
Semoga amal baik yang telah mereka perbuat menjadi amal saleh dan
mendapat imbalan yang setimpal dari Allah SWT, Amin. Peneliti sadar atas
kekurangan dan keterbatasan yang ada pada diri penulis. Untuk itu penulis sangat
mengharapkan kritik dan saran demi kesempurnaan skripsi ini.
Semarang, 05 Juni 2015
Nur Khayati
12411084
x
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ........................................................................................ i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .............................................. ii
HALAMAN PENGESAHAN .......................................................................... iii
HALAMAN MOTTO ...................................................................................... iv
HALAMAN PERSEMBAHAN ...................................................................... v
HALAMAN DEKLARASI ............................................................................. vii
HALAMAN ABSTRAK ................................................................................. viii
KATA PENGANTAR ..................................................................................... ix
DAFTAR ISI .................................................................................................... xii
DAFTAR TABEL ............................................................................................ xvi
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xviii
BAB I : PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .............................................................................. 1
1.2 Perumusan Masalah ....................................................................... 7
1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian ...................................................... 7
1.3.1 Tujuan Penelitian ................................................................ 7
1.3.2 Manfaat Penelitian .............................................................. 7
1.4 Sistematika Penulisan .................................................................... 8
BAB II : TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Keramgka Teori............................................................................. 9
2.1.1 Usaha Kecil .......................................................................... 9
xi
2.1.2 Sistem Pemberian Upah Islami ............................................ 10
2.1.2.1 Upah ........................................................................ 10
2.1.2.2 Tantangan Dalam Penentuan Upah ......................... 12
2.1.2.3 Sistem Pemberian Upah .......................................... 14
2.1.2.4 Sistem Pemberian Upah Islami ................................ 16
2.1.3 Produktivitas Pekerja ........................................................... 23
2.1.3.1 Produktivitas Pekerja ............................................. 23
2.1.3.2 Metode Peningkatan Produktivitas ........................ 26
2.1.3.3 Faktor Penentu Produktivitas ................................. 28
2.1.3.4 Bentuk Peningkatan Produktivitas .......................... 30
2.2 Penelitian Terdahulu .................................................................... 31
2.3 Kerangka Pemikiran ...................................................................... 33
2.4 Hipotesis ....................................................................................... 33
BAB III : METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian dan Sumber Data ................................................. 35
3.1.1 Data Primer .......................................................................... 35
3.1.2 Data Sekunder ..................................................................... 35
3.2 Populasi Dan Sampel ................................................................... 35
3.2.1 Populasi ............................................................................... 35
3.2.2 Sampel ................................................................................ 36
3.3 Metode Pengumpulan Data .......................................................... 37
3.3.1 Pengamatan/Observasi ........................................................ 37
3.3.2 Kuesioner ............................................................................ 37
3.3.3 Wawancara .......................................................................... 38
3.3.4 Dokumentasi ....................................................................... 39
3.4 Variabel Penelitian Dan Pengukuran ............................................ 39
3.4.1 Variabel Dependen .............................................................. 39
3.4.2 Variabel Independen ........................................................... 41
3.5 Teknik Analisis Data ..................................................................... 43
xii
3.5.1 Uji Instrumen ....................................................................... 43
3.5.1.1 Validitas ................................................................... 43
3.5.1.2 Reliabilitas ............................................................... 43
3.5.2 Uji Normalitas...................................................................... 43
3.5.3 Uji Hipotesis ....................................................................... 43
3.5.3.1 Analisis Regresi Linier Sederhana ........................... 43
3.5.3.2 Hasil Uji Signifikan (Uji T) ..................................... 43
3.5.3.3 Koefisien Determinasi (R²) ...................................... 45
BAB IV : ANALISIS PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Deskripsi Objek Penelitian ........................................................... 46
4.1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian .................................... 46
4.1.2 Struktur Kepengurusan Objek Penelitian ............................ 47
4.2 Data Responden............................................................................. 47
4.2.1 Pengelompokan Responden Berdasarkan Jenis Kelamin .... 48
4.2.2 Pengelompokan Responden Berdasarkan Alamat Pekerja .. 49
4.2.3 Pengelompokan Responden Berdasarkan Kepercayaan ...... 50
4.2.4 Pengelompokan Responden Berdasarkan Usia .................. 52
4.3 Uji Validitas Dan Reliabilitas ....................................................... 53
4.3.1 Uji Validitas ......................................................................... 53
4.3.2 Uji Reliabilitas ..................................................................... 55
4.4 Uji Normalitas ............................................................................... 56
4.5 Uji Hipotesis .................................................................................. 57
4.5.1 Analisis Regresi Sederhana ................................................. 57
4.5.2 Uji Signifikasi (Uji T) .......................................................... 58
4.5.3 Analisis Koefisien Determinasi (R²) .................................... 59
4.6 Pembahasan .................................................................................. 60
BAB V : PENUTUP
5.1 Kesimpulan .................................................................................... 62
xiii
5.2 Keterbatasan Penelitian ................................................................. 63
5.3 Saran ............................................................................................... 63
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu ............................................................. 30
Tabel 3.1 Alternatif Jawaban Responden ............................................. 38
Tabel 3.2 Indikator Peningkatan Produktivitas Pekerja ....................... 40
Tabel 3.3 Indikator Sistem Pemberian Upah Islami ............................ 42
Tabel 4.1 Pengelompokan Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ..... 48
Tabel 4.2 Pengelompokan Responden Berdasarkan Alamat Pekerja ... 49
Tabel 4.3 Pengelompokan Responden Berdasarkan Kepercayaan ....... 51
Tabel 4.4 Pengelompokan Responden Berdasarkan Usia .................... 52
Tabel 4.5 Uji Validitas Kuesioner ....................................................... 54
Tabel 4.6 Uji Reliabilitas Kuesioner ..................................................... 56
Tabel 4.7 Persamaan Regresi ............................................................... 58
Tabel 4.8 Uji T ..................................................................................... 59
Tabel 4.9 Hasil Koefisien Determinasi ................................................. 60
xv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Metode Meningkatkan Produktivitas Karyawan .................. 26
Gambar 4.1 Pengelompokan Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ..... 49
Gambar 4.2 Pengelompokan Responden Berdasarkan Alamat Pekerja ... 50
Gambar 4.3 Pengelompokan Responden Berdasarkan Kepercayaan ...... 51
Gambar 4.4 Pengelompokan Responden Berdasarkan Usia ................... 53
Gambar 4.5 Hasil Uji Normalitas ............................................................ 57
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam menjalankan bisnis Islam, umat Islam dituntut
melaksanakan sesuai dengan ketentuan. Aturan yang dimaksud adalah
syari‟ah, hal itu didasarkan pada satu kaidah ushul “al-aslu fi al-af’al at-
atqayyud bi hukmi asy-syar’i,"(bahwa hukum asal suatu perbuatan adalah
terikat dengan hukum syara‟: baik yang wajib, sunnah, mubah, makruh
atau haram). Maka dalam melaksanakan suatu bisnis harus senantiasa
mematuhi dan tetap berpegang teguh pada ketentuan syariat, dengan kata
lain, syariat merupakan nilai utama yang menjadi payung strategis maupun
taktis bagi organisasi bisnis.1
Salah satu organisasi bisnis yaitu industri kecil, Menurut Undang-
Undang No.5 tahun 1984 tentang perindustrian. Industri adalah kegiatan
ekonomi yang mengolah bahan mentah, bahan baku, barang setengah jadi,
dan/atau barang jadi menjadi barang dengan nilai lebih tinggi untuk
penggunaannya, termasuk kegiatan rancang bangun dan perekayasaan
industri. Dalam industri kecil, upah dan produktivitas sangat berperan
penting dalam perkembangan bisnis.Maka dari itu, upah dan produktivitas
harus dikelola dengan baik agar bisnis bisa berjalan dengan lancar.Dan
1 Johan Arifin, Etika Bisnis Islam, Semarang: Walisongo Press, 2009, h. 85
2
bagi pengusaha harus tetap menjalin hubungan yang baik dengan
pekerjanya.
Nilai-nilai Islam menghendaki para pengusaha memperlakukan
pekerjanya seperti anggota keluarganya sendiri.Hal ini menuntut agar para
pekerja diperlakukan dengan hormat dan kasih sayang serta kesejahteraan
mereka harus dijamin. Idealnya tingkat upah riil dalam masyarakat
muslim, paling tidak memungkinkan para karyawan dapat memenuhi
semua kebutuhan pokoknya dan para anggota keluarganya dengan cara
yang manusiawi.2Namun pada kenyataannya, saat ini mash ada pengusaha
yang memberikan upah tidak layak (upah dibawah UMR), serta upah yang
dibayarkan tidak tepat waktu.
Dalam buku Muhamad R. Lukma Faurani yang berjudul Visi Al-
Quran Tetang Etika dan Bisnis, Ibn Taymiyah menyatakan bahwa seorang
pengusaha memiliki kewajiban untuk membayar upah secara adil kepada
para pekerjanya. Sejumlah pengusaha mungkin mengambil keuntungan
dari para pekerjanya dan membayar rendah kepada mereka karena tuntutan
kebutuhan mereka untuk mendapat penghasilan.Islam menentang praktik
eksploitasi semacam ini.Jika tingkat upah terlalu rendah, para pekerja
mungkin tidak termotivasi untuk berusaha secara maksimal.Sama halnya,
jika tingkat upah terlalu tinggi, para pengusaha mungkin tidak
mendapatkan keuntungan dan tidak dapat menjalankan usahanya. Dalam
2Umer Chapra, Islam dan Tantangan Ekonomi, Jakarta: Gema Insani Press, 2000, h. 253
3
organisasi Islam, upah harus direncanakan dengan cara yang adil baik
pekerja maupun pengusaha.3
Berikut beberapa hadist tentang upah menurut Islam:“Berikanlah
kepada seorang pekerja upahnya sebelum keringatnya mengering”.(HR.
Ibnu Majah). Maksud hadist ini adalah segeralah menunaikan hak pekerja
setelah selesainya pekerjaan, begitu juga bisa dimaksud jika telah ada
kesepakatan pemberian gaji setiap bulan. Selain ketepatan waktu dalam
pemberian upah, pekerja juga harus diberitahu tentang upah yang akan
diterima sebelum melaksanakan kewajibannya (bekerja).“Apabila seorang
diantara kalian mengontrak (tenaga) seorang ajir, hendaknya dia
memberitahukan tentang upahnya.”(HR ad-Daruquthni).4
Sistem penggajian adalah proses yang menentukan tingkat
penggajian staf, memonitori, mengembangkannya dan
mengendalikannya.5Sasaran menyeluruh sistem penggajian ialah untuk
mengembangkan sekumpulan prosedur yang memungkinkan perusahaan
untuk menarik, menahan dan memotivasi staf berkaliber yang diperlukan
serta untuk mengendalikan biaya pembayaran gaji.Karena tidak ada satu
pola yang dapat digunakan secara universal maka prosedur ini harus
disesuaikan dengan kebijakan gaji tiap-tiap organisasi dan hendaknya
didasarkan atas kebijakan yang dianggap adil.6 Artinya sistem pemberian
3Muhamad R. Lukma Faurani, Visi Al-Quran Tetang Etika dan Bisis, Jakarta: Slemba
Diniyah, 2002, h. 175 4Agus Sucipto, Studi Kelayakan Bisnis, Malang: UIN-Maliki Press, 2010, h. 136
5Michael Amstrong dan Helen Murlis, sistem penggajian, jakarta: percetakan pertja, 1983,
h. 1 6Ibid, h. 13
4
upah itu harus sesuai dengan hasil pekerjaan yang dilakukan pekerja,
sesuai dengan jabatan masing-masing, sesuai dengan tingkat upah pekerja
lainnya dalam jabatan sejenis di usaha lain. Tingkat upah yang berbeda-
beda dilakukan karena produktivitas yang dihasilkan pekerja juga berbeda-
beda.
Produktivitas tenaga kerja yang Islami yaitu produktivitas yang
dihasilkan seseorang sesuai dengan kemampuannya, tetapi tidak boleh
bermalas-malasan dan memforsir tenaga terlalu ekstrim sehingga
berdampak pada kesehatan. Sesuai dengan ayat Al-Quran dan hadist
dibawah ini:
“Allah tidak akan membebani seseorang melainkan sesuai dengan
kemampuannya…..”(Al-Baqarah 286).7
Dalam penelitian ini, penulis akan meneliti di Sentra Industri Tas
Kendal (SINTAK). Awal berdirinya Sentra Industri Tas Kendal (SINTAK)
pada 15 Mei 2005. Industri ini memproduksi tas yang berbahan baku kulit
imitasi, dan bahan pendukung benang dan aksesoris. Pembuatan tas ini
diawali dengan membuat pola, menggunting dan menjahit menggunakan
mesin jahit. Industri tas ini telah mampu menyerap tenaga kerja yang
terdiri dari tenaga penjahit ±70 pekerja.
Produktivitas dalam Sentra Industri Tas Kendal (SINTAK)
berubah-ubah tergantung dengan output yang dihasilkan oleh masing-
7Departemen Agama RI, Al-Quran dan terjemahnya, Badndung: CV Jumanatul „Ali-Art (J-
ART), 2005.
5
masing pekerja. Untuk meningkatkan produktivitas para pekerja, maka
Sentra Industri Tas Kendal (SINTAK) harus menggunakan beberapa cara,
salah satunya dengan menggunakan sistem pemberian upah Islami.
Upah yang ditawarkan oleh paguyuban Sentra Industri Tas Kendal
(SINTAK) yaitu upah Islami seperti: pembayaran upah tepat waktu,
memproduksi barang yang halal. Sistem upah yang diterapkan dalam
industri ini yaitu dengan menggunakan sistem pemberian upah sesuai
satuan hasil yang dikerjakan. Namun apabila ada orang/badan yang
memesan tas dengan jumlah tertentu dan dengan tempo yang cukup cepat,
maka produktivitas tenaga kerja harus ditingkatkan. Untuk meningkatkan
produktivitas ini, biasanya pengusaha meningkatkan upah per unit tas
sesuai dengan jangka waktu yang harus ditempuh (upah kerja lembur).
Kerja lembur merupakan salah satu rencana kerja proyek dimaksudkan
untuk menyelesaikan operasi yang tidak mungkin diselesaikan dalam hari
kerja normal. Dengan kerja lembur ini akan menggunakan tenaga kerja
yang lebih ekstra, baik dalam kualitas maupun kuantitas.8 Sebelum
melakukan kerja lembur, terlebih dahulu pengusaha dan pekerja
bernegosiasi tentang besaran upah yang akan diterima.
Dengan menggunakan sistem pemberian upah Islami ini akan bisa
memotivasi para pekerja untuk meningkatkan produktivitasnya. Bila upah
yang didapat pekerja sesuai dengan harapan maka pekerja akan
termotivasi. Misal: upah yang didapat bulan ini sebesar Rp.
8Abriyani Sulistyawan, Analisis Kerja Lembur dan Produktivitas Tukang Batu pada Proyek
Konstruksi, Semarang: Politeknik Neger Semarang, h. 150
6
1.800.000,00lebih besar dibanding bulan kemarin yang hanya
mendapatkan Rp. 1.500.000,00. Dengan waktu yang sama tapi ada
peningkatan produktivitas. Namun bila pengusaha tidak menggunakan
sistem pemberian upah Islami (pembayaran upah yang tidak tepat waktu),
maka pekerja pun tidak akan meningkatkan produktivitasnya di bulan yang
akan datang. Tapi bila sistem pemberian upah Islami ini diterapkan maka
pekerja akan bekerja optimal.
Dalam penelitian ini, penulis sangat tertarik meneliti pada Sentra
Industri Tas Kendal, karena Paguyuban Sentra Industri Tas Kendal
(SINTAK) merupakan salah satu industri kecil menengah yang sudah
memberikan upah Islami. Hal ini juga dipertegas oleh wakil ketua Sentra
Industri Tas Kendal (SINTAK) yaitu Bapak NA. Syarifudin serta
beberapa pekerja di Sentra Industri Tas Kendal (SINTAK). Selain
pemberian upah Islami yang diberikan, penulis juga tertarik meneliti di
Sentra Industri Tas Kendal (SINTAK) karena tempatnya yang mudah
dijangkau.
Dari latar belakang diatas, maka peneliti terdorong untuk
mengangkat permasalahan ini dalam bentuk penelitian yang berjudul:
“PENGARUH SISTEM PEMBERIAN UPAH ISLAMI TERHADAP
PENINGKATAN PRODUKTIVITAS PEKERJA (STUDI KASUS PADA
SENTRA INDUSTRI TAS KENDAL)”
7
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian diatas, maka rumusan masalahnya adalah:
Bagaimana pengaruh sistem pemberian upah Islami terhadap peningkatan
produktivitas pekerja (studi pada sentra industri tas Kendal) ?
1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian
1.3.1 Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini yaitu untuk
mengetahui bagaimana pengaruh pemberian sistem upah Islami
terhadap peningkatan produktivitas karyawan (studi pada sentra
industri tas Kendal).
1.3.2 Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini yaitu:
1. bagi pengusaha pada sentra industri tas Kendal (SINTAK).
Memberikan informasi tentang sistem pemberian upah
Islami dalam meningkatkan produktivitas karyawan.
2. Bagi penulis
Untuk menerapkan teori yang diperoleh penulis dibangku
kuliah dan untuk menambah wawasan.
3. Bagi pihak lain
Sebagai bahan landasan penelitian berikutnya.
8
1.4 Sistematika Penulisan
Bab pertama Pendahuluan
Berisi mengenai latar belakang masalah, rumusan masalah,
tujuan dan manfaat penelitian, dan sistematika penulisan.
Bab kedua Tinjauan Pustaka
Menerangkan tentang teori-teori: industri kecil, sistem
pemberian upah Islami (upah, tantangan dalam pengupahan,
sistem pemberian upah dan sistem pemberian upah Islami),
produktivitas pekerja (produktivitas pekerja, metode
meningkatkan produktivitas, faktor penentu produktivitas dan
bentuk peningkatan produktivitas), penelitian terdahulu,
kerangka pemikiran dan hipotesis.
Bab ketiga Metode Penelitian
Menjelaskan tentang jenis data, populasi dan sampel, metode
pengumpulan data, variabel penelitian dan pengukuran data
dan metode analisis data.
Bab keempat Analisis Data dan Pembahasan
Bab ini menguraikan tentang gambaran umum obyek
penelitian, analisa data dan pembahasannya.
Bab kelima Kesimpulan dan Saran
Bab ini menguraikan tentang kesimpulan, keterbatasan
penelitian, serta saran untuk penelitian yang akan datang.
1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kerangka Teori
2.1.1 Usaha Kecil
Usaha kecil memang merupakan favorit bagi seseorang
yang akan bergerak dalam sektor informal, namun tidak menutup
kemungkinan untuk bergerak dalam sektor formal. Selain itu usaha
dalam skala kecil lebih mudah dalam pengadaan dan
operasionalnya tidak serumit usaha skala besar.
Salah satu alasan penting mengapa bentuk usaha kecil
menjadi pilihan banyak orang karena bentuk tersebut dapat
memberikan kepuasan pribadi bagi pemiliknya untuk mengelola
bisnis milik sendiri. Pemilik dapat mencurahkan seluruh bakat dan
kemampuannya untuk mengambil keputusan bisnis tanpa harus
berkoordinasi dengan orang lain. Disisi lain, bentuk usaha kecil
juga memberikan beberapa konsekuensi biaya yang cukup penting.
Biaya yang dikeluarkan pada investasi awal bisa hilang jika
perusahaan tidak berkembang dan terus merugi. Usaha kecil
cenderung memiliki penghasilan dengan jumlah yang tidak teratur,
bahkan pada masa-masa awal pendirian mungkin tidak
memperoleh laba sama sekali. Beberapa resiko lain yang mungkin
9
10
terjadi adalah perubahan selera, kompetisi, peraturan pemerintah
dan permasalahan karyawan.1
Secara umum, usaha kecil dikategorikan dalam dua sektor
yaitu sektor manufaktur dan sektor jasa. Manufaktur, misalnya
usaha pabrik roti, pengrajin rotan, pengrajin kayu, pembuatan kaos
dan jaket (garmen), pengelasan besi, pembuatan alat-alat kantor
dan lain-lain. Jasa, meliputi:
1. Bisnis jasa, misalnya periklanan, pemrogaman komputer,
konsultan, kursus keahlian dan lain-lain.
2. Jasa personal, misalnya baby sitter, guru privat, agen travel
dan-lain-lain.
3. Jasa perbaikan, misalnya reparasi alat elektronik, bengkel
mobil, perbaikan WC dan lain-lain.
4. Jasa hiburan, misalnya bioskop, persewaan play station, dan
lain-lain.2
2.1.2 Sistem Pemberian Upah Islami
2.1.2.1 Upah
Menurut pasal 1 ayat 30 undang-undang
ketenagakerjaan, upah adalah hak pekerja/buruh yang
diterima dan dinyatakan dalam bentuk uang sebagai
imbalan dari pengusaha atau pemberi kerja kepada
1Gugup Kismono, Bisnis Pengantar Edisi Kedua, Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta, 2012,
h.168 2Ibid,h.170
11
pekerja/buruh yang ditetapkan dan dibayarkan menurut
suatu perjanjian kerja, kesepakatan atau peraturan
perundang-undangan, termasuk tunjangan bagi
pekerja/buruh dan keluarganya atas suatu pekerjaan
dan/atau jasa yang telah atau akan dilakukan.3
Gaji adalah balas jasa dalam bentuk uang yang
diterima pegawai sebagai konsekuensi dari kedudukannya
sebagai seorang pegawai yang memberikan sumbangan
dalam mencapai tujuan organisasi.Atau dapat juga
dikatakan sebagai bayaran tetap yang diterima seseorang
dari keanggotaannya dalam sebuah organisasi. Adapun
upah adalah kata lain dari gaji yang sering kali ditunjukkan
pada pegawai tertentu, biasanya pada pegawai bagian
operasi. Oleh karena itu, gaji dan upah dimaknakan sama.
Gaji dan upah sudah tentu merupakan salah satu alasan bagi
seseorang untuk bekerja dan barang kali merupakan alasan
yang paling penting diantara yang lain, seperti untuk
berprestasi, berafiliasi dengan orang lain, mengembangkan
diri atau untuk mengaktualisasikan diri.4
Berikut adalah definisi-definisi upah menurut Edwin
B. Flippo, Prof. Dr. FJHH Van Der Ven dan Dewan
Penelitian Pengupahan Nasional.
3Agus Sucipto, Studi .., h. 445
4Marihot Tua Efendi Hariandja, Pengadaan, Pengembangan Dan Peningkatan
Produktivitas Pegawai, Jakarta: PT. Grasindo, 2007, h. 245
12
1. Edwin B. Flippo
Upah adalah harga untuk jasa-jasa yang telah
diberikan oleh seseorang kepada orang lain.
2. Prof. Dr. FJHH Van Der Ven
Upah adalah tujuan objektif kerja ekonomi.
3. Dewan Penelitian Pengupahan Nasional
Upah adalah suatu penerimaan sebagai suatu
imbalan dari pemberi kerja kepada penerima kerja untuk
suatu pekerjaan atau jasa yang telah dan akan dilakukan,
berfungsi sebagai jaminan kelangsungan kehidupan
yang layak bagi kemanusiaan dan produksi yang
dinyatakan dan dinilai dalam bentuk uang yang
ditetapkan menurut suatu persetujuan, UU, peraturan
dan dibayarkan atas suatu dasar perjanjian kerja antara
pemberi kerja dan penerima kerja.5
2.1.2.2 Tantangan Dalam Penentuan Upah
Dalam penentuan upah ada beberapa tantangan.
Tantangan dalam penentuan upah, diantaranya:
a. Tingkat gaji yang lazim
Tingkat upah bisa sangat tergantung pada
ketersediaan (supply) tenaga kerja dipasar tenaga kerja
dan permintaan tenaga kerja.
5 Justine T. Sirait, Memahami Aspek-Aspek Pengelolaan Sumber Daya Manusia Dalam
Organisasi, Jakarta: PT. Grasindo, 2006, h. 184
13
b. Serikat buruh
Serikat buruh bisa menjadi kekuatan yang sangat
besar dalam suatu perusahaan, yang dapat memaksa
perusahaan untuk memberikan upah atau gaji yang lebih
besar dibandingkan dengan hasil evaluasi
jabatan(evaluasi jabatan adalah cara yang menghasilkan
rangking atau klasifikasi jabatan dan dapat ditentukan
gaji yang layak sesuai dengan kelasnya).
c. Pemerintah
Pemerintah dapat menentukan tarif upah minimum,
jam kerja standar dan tunjangan yang harus dipatuhi
oleh pengusaha, di mana bisa terjadi upah minimum
para pekerja melebihi yang telah ditentukan oleh
evaluasi jabatan.
d. Kebijakan dan strategi penggajian
Kebijakan penggajian yang dipakai perusahaan
seperti: mengusahakan gaji diatas harga pasar dalam
upaya menghadapi persaingan.
e. Faktor internasional
Jabatan yang sama di negara berbeda akan terdapat
perbedaan tingkat gaji atau untuk merangsang seseorang
agar bersedia ditempatkan disuatu negara yang mungkin
tidak diminati.
14
f. Nilai yang sebanding dan pembayaran yang sama
Dalam satu pekerjaan, misalnya ahli mesin
didominasi laki-laki dan hanya ada sedikit wanita, kaum
laki-laki digaji lebih besar dan hal ini sebenarnya
melanggar persamaan hak.
g. Biaya dan produktivitas
Tenaga kerja merupakan salah satu komponen biaya
yang sangat berpengaruh terhadap harga pokok
barang.Tingginya harga pokok dapat menurunkan
penjualan dan keuntungan perusahaan. Tidak
mampunya perusahaan dalam mencapai tingkat
keuntungan tertentu akan mengakibatkan kemampuan
perusahaan membayar pegawai. 6
2.1.2.3 Sistem Pemberian Upah
Sebuah sistem terdiri dari sejumlah elemen yang
berhubungan satu sama lain yang bersifat interdependen
atau yang berinteraksi. Sebuah sistem merupakan sesuatu
keseluruhan yang terorganisasi, suatu bentuk kombinasi
hal-hal tertentu yang membentuk sesuatu keseluruhan yang
bersifat kesatuan.7
6Ibid h. 259-261
7 Winardi, Dasar-Dasar Ilmu Management, Bandung: Penerbit Alumni / 1979 / Bandung,
h. 155
15
Sistem dalam pengupahan ada beberapa macam,
jadi setiap usaha harus bisa memilih upah yang cocok
dengan jenis usahanya, sistem upah diantaranya:
1. Sistem upah menurut waktu
Menurut sistem ini, besarnya upah didasarkan
pada lama bekerja seseorang. Satuan waktu dihitung per
jam, per hari, per minggu atau per bulan.
2. Sistem upah menurut satuan hasil
Menurut sistem ini, besarnya upah didasarkan
pada jumlah barang yang dihasilkan oleh seseorang.
Satuan hasil dihitung per potong barang, per satuan
panjang, atau per satuan berat.
3. Sistem upah borongan
Menurut sistem ini, besarnya upah didasarkan
atas kesepakatan bersama antara pemberi dan penerima
pekerjaan.
4. Sistem upah bonus
Sistem bonus adalah pembayaran tambahan
diluar upah atau gaji yang ditujukan untuk merangsang
(memberi insentif) agar pekerja dapat menjalankan
tugasnya lebih baik dan penuh tanggungjawab dengan
harapan keuntungan lebih tinggi.
16
5. Sistem Mitra Usaha
Dalam sistem ini pembayaran upah sebagian
diberikan dalam bentuk saham perusahaan, tetapi saham
tersebut tidak diberikan kepada perorangan melainkan
pada organisasi pekerja di perusahaan tersebut.Dengan
demikian hubungan kerja antara perusahaan dengan
pekerja dapat ditingkatkan menjadi hubungan
perusahaan dan mitra kerja.8
2.1.2.4 Sistem Pemberian Upah Islami
Upah Islami adalah upah yang sesuai syariat
Islam, atau upah yang dilakukan berdasarkan etika-
etika Islam, seperti: bentuk pekerjaan yang dilakukan
hukumnya harus halal, artinya seorang pekerja tidak
boleh menerima pekerjaan yang jelas dilarang Islam.
Syarat-syarat upah dalam Islam adalah: Adanya
kerelaan kedua belah pihak yang berakad, manfaat yang
menjadi akad harus diketahui secara sempurna sehingga
tidak muncul masalah dikemudian hari, objek akad itu
sesuatu yang halal atau tidak diharamkan, upah harus
8 http://id.m.wikipedia.org/wiki/Gaji
17
jelas.9 (misal: waktu pembayaran, besar upah). Adapun
indikator-indikator upah Islami adalah.10
:
1. Sistem pengupahan.
Adalah kebijakan dan strategi yang menentukan
kompensasi yang diterima pekerja.kompensasi ini
merupakan bayaran atau upah yang diterima oleh
pekerja sebagai balas jasa atas hasil kerja mereka
2. Sistem upah menurut produksi.
Adalah sistem pemberian upah kepada pekerja
sesuai dengan produktivitas masing-masing pekerja
atau kelompok pekerja dan kondisi perusahaan.kondisi
dan produktivitas perusahaan dipengaruhi oleh
produktivitas masing-masing pekerja
3. Sistem upah menurut senioritas.
Adalah upah yang diberikan berdasarkan pada
masa kerja atau senioritas
4. Sistem upah menurut kebutuhan.
Adalah upah yang diberikan menurut besarnya
kebutuhan karyawan beserta keluarganya
Dalam sistem pemberian upah Islami diharuskan
bagi perusahaan/pengusaha melakukannya sesuai dengan
9http://p3ei.blogdetik.com/2008/07/10/buruh-dalam-islam/
10HabibMasruri,Pengaruh Sistem Pembagian Upah Islami Terhadap Peningkatan
Produktivitas Karyawan (Studi pada BMT Ummat Sejahtera dikantor Cabang Utama
Semarang),IAIN Waisongo Semarang, 2011.
18
syariat Islam.Pada pemberian upah, baik pengusaha
maupun pekerja harus adil.Berdasarkan prinsip keadilan,
upah dalam masyarakat melalui negosiasi antara pekerja
dan pengusaha, sehingga kepentingan kedua belah pihak
dipertimbangkan secara adil.Untuk itu menjadi tanggung
jawab negara untuk mempertimbangkan tingkat upah agar
tidak terlalu rendah sehingga kebutuhan pekerja tidak
tercukupi, namun juga tidak terlalu tinggi sehingga
pengusaha kehilangan bagian dari hasil kerjasama
itu.Tingkatan upah minimum ini sewaktu-waktu harus
ditinjau kembali, untuk melakukan penyesuaian
berdasarkan tingkat harga dan biaya hidup.
a. Tingkat upah minimum
Pekerja dalam hubungannya dengan pengusaha
berada dalam posisi yang sangat lemah. Oleh karena itu
untuk melindungi kepentingannya dan pelanggaran hak
perlu ditentukan upah minimum yang dapat mencakup
kebutuhan pokoknya termasuk pembagian kebutuhan
pokok dapat dilihat pada ayat:
“Sesungguhnya kamu sekalian tidak akan kelaparan dari
dalamnya dan tidak telanjang dan sesungguhnya kamu
19
tidak akan merasa dahaga dan tidak (pula) akan ditimpa
panas matahari di dalamnya” (At-Thaahaa: 118-119).
b. Tingkat upah tertinggi
Islam memang tidak memberikan upah berada
dibawah tingkat upah minimum, tetapi Islam juga tidak
mengijinkan kenaikan upah melebihi tingkat tertentu
diatas sumbangsihnya dalam produksi. Gambaran
mengenai bayaran tertinggi dapat dilihat pada ayat:
“Dan bahwasanya seorang manusia tidak akan
memperoleh selain apa yang diusahakan.” (An
Najm:39).
c. Tingkat upah riil
Islam menyediakan usaha pengamanan untuk
melindungi hak majikan dan pekerja.Jatuhnya upah
dibawah tingkat upah atau naiknya upah diatas batas
upah tertinggi seharusnya tidak terjadi. Upah akan
berubah dengan sendirinya berdasarkan hukum
persediaan dan permintaan tenaga kerja yang
dipengaruhi oleh standar hidup pekerja dan keefektifan
organisasi pekerja dan sikap serta kepercayaan
pengusaha terhadap balasan Allah.11
11
Muhammad, Etika Bisnis Islam, Yogyakarta: Akademi Manajemen Perusahaan YKPN, h.
166
20
Survei upah juga sangat diperlukan untuk
menetapkan tingkat upah yang akan diberikan kepada
pekerja. Survei upah merupakan kegiatan untuk
mengetahui tingkat upah yang berlaku secara umum
dalam perusahaan-perusahaan yang mempunyai jabatan
yang sejenis.Ini dilakukan untuk mengusahakan
keadilan eksternal sebagai salah satu faktor penting
dalam perencanaan dan penentuan upah. Survei dapat
dilakukan dengan berbagai macam cara seperti
mendatangi perusahaan-perusahaan untuk mendapatkan
informasi mengenai tingkat gaji yang berlaku, membuat
kuesioner secara formal, dan lain-lain.12
Dalam pemberian upah Islami, pengusaha juga
harus membayarnya dengan tepat waktu. Namun
adakalanya pengusaha menunda kewajiban ini karena
kesulitan keuangan yang tidak dapat ia sediakan pada
saat harus dibayarkan. Ini merupakan kesalahan dari
pihak pengusaha karena gagal membuat perencanaan
keuangan yang tepat. Padahal dalam hadits
menyatakan:
“ Berikanlah kepada karyawanmu upahnya sebelum
kering keringatnya ” (HR. Ibnu Majah).
12
Marihot Tua Efendi Hariandja, Pengadaan, .., h. 256
21
Ada tiga golongan orang yang kelak pada hari
kiamat akan menjadi musuh Allah, yaitu:
1. Seseorang yang berjanji beriman kepada Allah,
kemudian dia ingkar.
2. Seseorang yang menjual orang merdeka lalu
menikmati lalu menikmati uang hasil penjualan itu.
3. Seseorang yang mempekerjakan karyawan dan
upahnya tidak dibayar. (HR. Ibnu Majah).13
Allah menegaskan tentang imbalan dalam AL-quran
sebagai berikut:
“Dan katakanlah : bekerjalah kamu, maka Allah dan Rasul-
Nya serta orang-orang mu’min akan melihat pekerjaan itu,
dan kamu akan dikembalikan kepada Allah yang
mengetahui akan ghaib dan yang nyata, lalu diberikan-Nya
kepada kamu kerjaan”. (At- Taubah :105)
Dalam ayat lain disebutkan juga:
“Barang siapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki
maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan kami berikan kepadanya kehidupan
yang baik dan sesungguhnya akan kami berikan balasan
kepada mereka dengan pahala yang lebih baik apa yang
telah mereka kerjakan”. (An- Nahl : 97).
13
Buchari Alma, Ajaran Islam dalam Bisnis, Bandung: CV Alfabeta, 1994, h. 125
22
”Sesungguhnya mereka yang beriman dan beramal saleh
tentulah kami tidak akan menyia-nyiakan pahala orang-
orang yang mengerjakan amalan (nya) dengan baik”. (Al-
Kahfi : 30).
Berdasarkan tiga ayat tersebut, maka imbalan dalam
konsep Islam adalah menekankan dalam dua aspek yaitu
dunia dan akhirat.dalam surat An- Nahl ayat: 97 dijelaskan
bahwa tidak ada perbedaan gender dalam menerima upah
atau balasan dari Allah. ayat ini menegaskan bahwa tidak
ada diskriminasi upah dalam Islam jika mereka
mengerjakan pekerjaan yang sama. Penegasan dari ayat ini
ada dua hal yaitu balasan dari Allah yang langsung diterima
di dunia yaitu kehidupan yang baik atau rezeki yang halal
sedangkan di akhirat adalah dalam bentuk pahala.
Sementara itu, surat Al–Kahfi :30 menegaskan bahwa
balasan terhadap pekerjaan yang telah dilakukan manusia,
pasti Allah akan mengganjar dengan adil. Allah tidak
berlaku dzalim dengan cara menyia-nyiakan amal hamba-
Nya.14
14
http://www.kaffah.biz/artikel/enterpreneur/konsep_upah_dalam_kacamata_islam_part_1
23
2.1.3 Produktivitas Pekerja
2.1.3.1 Produktivitas Pekerja
Produktivitas merupakan salah satu faktor mendasar
yang mempengaruhi performansi kemampuan bersaing
pada industri.15
Agar mampu mencapai tujuan dan berbagai
sasaran suatu organisasi memerlukan tenaga kerja yang
produktif.16
Produktivitas dapat dipahami secara filosofis.
Pernyataan yang digunakan adalah sebagai berikut:
Produktivitas adalah suatu sikap mental; menciptakan hari
ini yang lebih baik dari kemarin dan mengusahakan hari
esok yang lebih baik dari hari ini. Sikap mental menuntut
kita untuk selalu berusaha membuat kemajuan-kemajuan
disegala bidang kehidupan.Orientasinya adalah selalu harus
maju, tak boleh diam tetap ditempat, selalu berpikir untuk
menciptakan kemajuan-kemajuan.17
Didalam ilmu ekonomi, produktivitas merupakan
nisbah atau rasio antara hasil kegiatan (output, keluaran)
dan segala pengorbanan (biaya) untuk mewujudkan hasil
tersebut (input, masukan). Pada umumnya, nisbah ini
berupa suatu bilangan rata-rata yang mengungkapkan hasil
15
Zulkifli Lubis dan Sandy Tri Putranto, Penentuan Harga Satuan Pekerjaan Ditinjau dari
Produktivitas Tenaga Kerja Konstruksi pada Setiap Jenjang Keahlian di Lapangan, Jurnal
Teknika: Fakultas Teknik Universitas Islam Lamongan, Volume 2 No. 1 Tahun 2010 16
Sondang P. Siagian, Manajemen Sumber Daya Manusia, Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2008,
h. 267 17
Justine T. Sirait, Memahami..., h. 184
24
bagi antara angka keluaran total dan angka masukan total
dari beberapa kategori barang/jasa (seperti biaya tenaga
kerja dan bahan baku).18
Sedangkan produktivitas pekerja adalah tingkat
kemampuan pekerja dalam menghasilkan produk.
Produktivitas pekerja menunjukkan adanya kaitan antara
output (hasil kerja) dengan waktu yang dibutuhkan untuk
menghasilkan produk dari seorang pekerja. Produktivitas
perusahaan diukur berdasarkan pendekatan nilai tambah,
perbandingan antar nilai tambah dengan sumber yang
terpakai (resource used) menunjukkan tingkat
produktivitas.19
Adapun indikator-indikator produktivitas
pekerja adalah:
1. Prestasi kerja
Adalah suatu hasil yang dicapai oleh
pegawai/karyawan dalam mengerjakan tugas atau
pekerjaannya secara efisien dan efektif. Dapat dilihat
dengan indikator :
Kecakapan adalah kemampuan, kesanggupan
dan keterampilan yang diperlukan seseorang
untuk menjalankan pekerjaannya.
18
Bambang Kussriyanto, Meningkatkan Produktivitas Karyawan, Jakarta: PT Gramedia,
1986, h. 1 19
http://sinta.ukdw.ac.id/sinta/resources/sintasrv/getintro/11003354/59ee97fdd62b595ea103
cb6da461e64f/intro.pdf
25
Pengalaman kerja merupakan proses
pembentukan pengetahuan / keterampilan
tentang metode suatu pekerjaan
2. Kualitas kerja
Adalah mutu yang dihasilkan didasarkan
padastandar yang ditetapkan. Dapat dilihat dengan
indikator:
Keterampilan kerja adalah kemampuan
(kecakapan) danpenguasaan pegawai atas teknis
pelaksanaan tugasnya.
Keberhasilan kerja merupakan kepuasan
pemberian tugas(atasan) dengan hasil kerja
sebagai bukti pegawai dapat melaksanakan
instruksi dengan tepat.
3. Kuantitas kerja
Adalah banyaknya hasil kerja sesuai dengan
waktu kerja yang ada, yang perlu diperhatikan bukan
hasil rutin tetapi seberapa cepat pekerjaan dapat
diselesaikan.
4. Disiplin kerja
Adalah sikap kewajiban dari seseorang atau
kelompok yang senantiasa berkehendak untuk
mengikuti atau mematuhi segala aturan keputusan yang
telah ditetapkan dan menghargai waktu dan biaya.20
20
Habib Masruri, Pengaruh ..., dipublikasikan, h.37
26
2.1.3.2 Metode Peningkatan Produktivitas
Dalam membicarakan tentang lingkup produktivitas
ini tidak terlepas dengan program-program
produktivitas.Dalam hal ini memiliki keterkaitan dengan
struktur organisasi, proses-proses organisasi dan prosedur-
prosedur pelaksanaan.21
Didalam setiap bidang pekerjaan,
tercakup keberagaman teknik-teknik yang lebih spesifik.
Penyempurnaan metode kerja, misalnya: akan memerlukan
teknik telaah gerak dan waktu, penentuan metode kerja
yang lebih baik, perancangan tempat kerja yang lebih
efektif atau penciptaan prosedur baru.
Gambar 2.1.
Metode meningkatkan produktivitas karyawan:
21
Ambar Teguh Sulistiyani dan Rosidah, Manajemen Sumber Daya Manusia, Yogyakarta:
Graha Ilmu, 2003, h. 201
Mengganti
usaha manusia
dengan mesin
Menghilangkan
praktek-praktek
tidak produktif
Menyempurnakan
metode kerja
Menyempurnakan
manajemen
personalia
Meningkatan
produktivitas
karyawan
27
Dari gambar diatas menunjukkan metode-metode
untuk meningkatkan produktivitas karyawan.Penggantian
usaha manusia dengan mesin bisa berarti penambahan alat
baru agar karyawan dapat bekerja lebih efektif, atau berarti
penggantian tenaga manusia dengan tenaga mesin semata-
mata.Tetapi, diantara bidang-bidang pekerjaan ini dapat
tercipta hubungan yang erat sekali.Penggunaan alat yang
lebih baik, misalnya, dapat menuntut pengembangan
metode kerja yang lebih baik, peniadaan kebiasaan kerja
yang tidak produktif lagi dan dalam manajemen personalia
menuntut kegiatan penyelenggaraan pendidikan dan
pelatihan baru.22
2.1.3.3 Faktor Penentu Produktivitas
Ada beberapa faktor yang menentukan besar
kecilnya produktivitas suatu perusahaan, antara lain:
a. Knowledge
Pengetahuan adalah akumulasi hasil proses
pendidikan baik yang diperoleh secara formal maupun
non formal yang memberikan kontribusi pada
seseorang di dalam pemecahan masalah, daya cipta
termasuk dalam melakukan atau menyelesaikan
pekerjaan.
22
Kussriyanto, Meningkatkan..., h. 8
28
b. Skills
Ketrampilan adalah kemampuan dan penguasaan
teknis operasional mengenai bidang tertentu, yang
bersifat kekaryaan. Ketrampilan diperoleh melalui
proses belajar dan berlatih.
c. Abilities
Abilities atau kemampuan terbentuk dari sejumlah
kompetensi yang dimiliki oleh seorang
karyawan.Konsep ini jauh lebih luas, karena dapat
mencakup sejumlah kompetensi.Pengetahuan dan
ketrampilan termasuk faktor pembentuk
kemampuan.Dengan demikian apabila seseorang
mempunyai pengetahuan dan ketrampilan yang tinggi,
diharapkan memiliki ability yang tinggi pula.
d. Attitude dan behaviors
Sangat erat hubungannya antara kebiasaan dan
perilaku.Attitude merupakan suatu kebiasaan yang
terpolakan. Jika kebiasaan yang terpolakan tersebut
memiliki implikasi positif dalam hubungannya dengan
perilaku kerja seseorang maka akan
menguntungkan.Arti yang dimaksudkan diatas, apabila
kebiasaan-kebiasaan karyawan adalah baik, maka hal
tersebut dapat menjamin perilaku kerja yang baik pula.
29
Misalnya seorang pegawai mempunyai kebiasaan tepat
waktu, disiplin maka prilaku kerja juga baik, apabila
diberi tanggungjawab akan menepati aturan dan
kesepakatan.23
Jika kita berbicara tentang produktivitas tenaga
kerja secara spesifik yang dimaksudkan ialah
perbandingan antara hasil yang dicapai dengan peran
serta tenaga kerja per satuan waktu.Sedangkan peran
serta tenaga kerja disini ialah penggunaan sumber daya
serta efisien dan efektif.Perbandingan tersebut berubah
dari waktu ke waktu, karena peran serta tenaga kerja
selalu berubah pula oleh pengaruh berbagai faktor.
Diantara faktor-faktor yang besar pengaruhnya dapat
disebutkan: tingkat pendidikan, keterampilan, disiplin,
sikap dan etika kerja, motivasi, gizi dan kesehatan,
tingkat penghasilan, jaminan sosial, lingkungan dan
iklim kerja, hubungan industrial, teknologi, sarana
produksi, manajemen, kesempatan berprestasi,
kebijakan pemerintah dibidang produksi, investasi,
perijinan, teknologi, moneter, fiskal, harga, distribusi
dan lain-lain.
23
Sulistiyani dan Rosidah, Manajemen...,h. 200
30
2.1.3.4 Bentuk Peningkatan Produktivitas
Peningkatan produktivitas pada dasarnya dapat
dikelompokkan menjadi empat bentuk:
1. Pengurangan sedikit sumber daya untuk memperoleh
jumlah produksi yang sama.
2. Pengurangan sumber daya sekedarnya untuk
memperoleh jumlah produksi yang lebih besar.
3. Penggunaan jumlah sumber daya yang sama untuk
memperoleh jumlah produksi yang lebih besar.
4. Penggunaan jumlah sumber daya yang lebih besar untuk
memperoleh jumlah produksi yang jauh lebih besar lagi.
2.1.4 Penelitian terdahulu
No. Penulis Judul Hasil penelitian
1 Habib
Masruri
(IAIN
Walisongo
Semarang,
2011)
“Pengaruh Sistem
Pembagian Upah
Islami Terhadap
Peningkatan
Produktivitas
Karyawan (Studi pada
BMT Ummat
Sejahtera dikantor
Cabang Utama
Semarang)”
Hasil penelitiannya
menyatakan bahwa
sistem upah Islami
berpengaruh positif
dan signifikan
terhadap
produktivitas
karyawan pada
BMT Ummat
Sejahteradikantor
31
No. Penulis Judul Hasil penelitian
cabang utama
Semarang
2 Ardika
Sulaeman
(STIE
Miftahul
Huda
Subang,
2014)
“Pengaruh Upah dan
Pengalaman Kerja
Terhadap
Produktivitas
Karyawan Kerajinan
Ukiran Kabupaten
Subang”
hasil penelitian ini
menunjukkan
bahwa terdapat
pengaruh positif
upah dan
pengalaman kerja
terhadap
produktivitas kerja
baik parsial
maupun simultan
3 Rendi
Akhmad
Andrianto
(Universitas
Brawijaya
Malang,
2014)
“Analisis Faktor-
Faktor yang
Mempengaruhi
Produktivitas Tenaga
Kerja pada Home
Industri Sepatu Kota
Surabaya (Studi
Kasus Tenaga Kerja
Bagian Produksi
UKM Home Industri
Hasil penelitiannya
menyatakan bahwa
variabel upah
berpengaruh
signifikan terhadap
variabel
produktivitas kerja
karyawan. Selain
itu variabel
independen yang
32
No. Penulis Judul Hasil penelitian
Sepatu UD. Perkasa
Surabaya)”
berpengaruh
dominan terhadap
variabel dependen
adalah variabel
upah. Variabel
independennya
yaitu usia, masa
kerja, beban
tanggungan dan
upah
4 Yanti
Simarmata
(Universitas
Sumatra
utara medan,
2013)
“Pengaruh Upah
Lembur, Bonus dan
Pengambilan Cuti
Terhadap
Produktivitas Kerja
Pada PT. Perkebunan
Nusantara IV
(PERSERO) Medan”
Hasilnya
menyatakan bahwa
upah lembur, bonus
dan pengambilan
cuti secara parsial
dan simultan tidak
berpengaruh secara
signifikan terhadap
produktivitas kerja
karyawan
33
2.1.5 Kerangka pemikiran
Kerangka pemikiran dalam penelitian ini dapat dilihat
dalam gambar berikut:
Gambar 2.2
Kerangka pemikiran
2.1.6 hipotesis
Hipotesis ialah pernyataan sementara yang perlu diuji
kebenarannya.Untuk menguji kebenaran sebuah hipotesis
digunakan pengujian yang disebut pengujian hipotesis atau
pengetesan hipotesis (testing hypothesis.Pengujian hipotesis akan
membawa kepada kesimpulan untuk menolak atau menerima
hipotesis. 24
24
Husaini Usman dan Purnomo Setiady Akbar, Pengantar Statistika Edisi Kedua, Jakarta:
PT. Bumi Aksara, 2006, h. 119
Sistem upah islami:
1. Sistem pengupahan
2. Sistem upah menurut produksi
3. Sistem upah menurut senioritas
4. Sistem upah menurut kebutuhan
Produktivitas pekerja:
1. Prestasi kerja
2. Kualitas kerja
3. Kuantitas kerja
4. Disiplin kerja
34
Adapun hipotesis pada penelitian ini yaitu: Variabel sistem
pemberian upah Islami diduga berpengaruh positif terhadap
produktivitas pekerja pada sentra industri tas Kendal.
1
BAB III
METODE PENELITIAN
1.1 Jenis Penelitian dan Sumber Data
Jenis penelitian pada penelitian ini adalah penelitian lapangan
(field research), dengan pendekatan kuantitatif.Sumber data pada
penelitian ini yaitu data primer dan data sekunder.
1.1.1 Data Primer
Data primer adalah data yang langsung diperoleh dari
objeknya. Dalam hal ini, objeknya yaitu para pengusaha sentra
industri tas Kendal (SINTAK) dan para pekerja industri tas Kendal
(SINTAK).
1.1.2 Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh dari literatur,
majalah, koran, dan lain-lain yang mendukung penelitian ini.
1.2 Populasi dan Sampel Penelitian
1.2.1 Populasi
Populasi merujuk pada sekumpulan orang atau obyek yang
memiliki kesamaan dalam satu atau beberapa hal yang membentuk
masalah pokok dalam suatu penelitian.Populasi harus didefinisikan
dengan jelas sebelum penelitian dilakukan.1populasidalam
1
Muhamad, Metodologi Penelitian Ekonomi Islam Pendekatan Kuantitatif, Jakarta: PT.
Rajagrafindo Persada, 2008, h. 161
35
36
penelitian ini berjumlah 74 pekerja dari 11 pengusaha yang
tergabung dalam Sentra Industri Tas Kendal.
Populasi adalah kumpulan dari semua kemungkinan orang-
orang, benda-benda dan ukuran lain yang menjadi objek perhatian
atau kumpulan seluruh objek yang menjadi perhatian.2
1.2.2 Sampel
Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti.3
Sampel dalam penelitian ini menggunakan sampel random (sampel
acak) yaitu setiap anggota dari populasi memiliki kesempatan dan
peluang yang sama untuk dipilih sebagai sampel. Dalam penelitian
ini menggunakan rumus Slovin:
n =
( )
dimana:
n = ukuran sampel
N = populasi
e = kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan
sampel dapat ditoleransi (10%)
maka, hasil dari rumus Slovin diatas :
n =
( )
n = 42, 53 orang (dibulatkan menjadi 43 orang)
2Suharyadi dan Purwanto, Statistika: Untuk Ekonomi Dan Keuangan Modern, Edisi 2 Buku
2, Jakarta: Salemba Empat, 2011, h. 7 3Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktek, Yogyakarta: Rineka
Cipta, edisi IV ,1998, h. 117
37
1.3 Metode Pengumpulan Data
Teknik yang digunakan dalam mengumpulkan data,
diantaranya adalah sebagai berikut:
1.3.1 Pengamatan/observasi
Pengamatan/observasi adalah teknik pengamatan menurut
adanya pengamatan dari seorang peneliti baik secara langsung
maupun tidak langsung terhadap objek yang diteliti dengan
menggunakan instrumen yang berupa pedoman penelitian dalam
lembar pengamatan atau lainnya.4 Pengamatan/observasi dalam
penelitian ini dilakukan secara langsung, dengan cara mengamati
pada industri tas Kendal (SINTAK) yaitu di desa Truko Kendal.
1.3.2 Kuesioner
Kuesioner adalah teknik pengumpulan data dengan cara
memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada
responden untuk menjawabnya. Kuesioner merupakan teknik
pengumpulan data yang efisien bila peneliti tahu dengan pasti
variabel yang akan diukur dan tahu apa yang diharapkan dari
responden.5Penyebaran kuesioner dilakukan dengan cara
mendatangi responden secara langsung, baik di tempat kerja
maupun dirumah masing-masing pekerja.
Kuesioner yang dipakai dalam penelitian ini adalah model
tertutup karena jawaban telah disediakan dan pengukurannya
4Muhamad, Metodologo..., h. 150
5Sugiono, Metode Penelitian Administrasi, Bandung: CV. Albeta, 2003, h. 162
38
menggunakan skala Likert.Jawaban setiap item instrumen yang
menggunakan skala Likert mempunyai gradasi sangat setuju
sampai sangat tidak setuju.
Tabel 3.1
Alternatif Jawaban Responden
Simbol Keterangan Nilai
SS Sangat setuju 5
S Setuju 4
N Netral 3
TS Tidak setuju 2
STS Sangat tidak setuju 1
1.3.3 Wawancara
Ada dua cara dalam wawancara, yaitu wawancara langsung
dan wawancara tidak langsung:
a. Wawancara langsung
Cara ini dilakukan melalui wawancara langsung dengan
objek penelitian atau responden baik dengan tatap muka,
melalui telepon.
b. Wawancara tidak langsung
Cara ini dilakukan dengan menggunakan pihak ketiga atau
informan.Pihak informan yang menanyakan pada responden
berdasarkan panduan pertanyaan dari bahan penelitian.Cara ini
39
dilakukan apabila ada kecenderungan ketertutupan dari pihak
responden atau untuk menghindari jawaban yang tidak jujur.6
1.3.4 Dokumentasi
Teknik dokumentasi digunakan untuk mengumpulkan data
berupa data-data tertulis yang mengandung keterangan dan
penjelasan serta pemikiran tentang fenomena yang masih aktual
dan sesuai dengan penelitian. Teknik dokumentasi berproses dan
berawal dari menghimpun dokumen, memilih-milih dokumen
sesuai dengan tujuan penelitian, mencatat dan menerangkan,
menafsirkan dan menghubung-hubungkan dengan fenomena lain.7
1.4 Variabel Penelitiandan Pengukuran
Variabel-variabel dalam penelitian ini adalah:
1.4.1 Variabel dependen
Produktivitas pekerja yakni seberapa besar hasil akhir yang
diperoleh di dalam proses produksi. Dalam hal ini tidak terlepas
dengan efisiensi dan efektivitas.8
Pengukurannya melalui indikator-indikator peningkatan
produktivitas pekerja, yaitu: prestasi kerja, kualitas kerja, kuantitas
kerja dan disiplin kerja.9
6Suharyadi dan Purwanto, Statistika: untuk Ekonomi dan Keuangan Modern, Edisi 2 Buku
1, Jakarta: Salemba Empat, 2008, h. 15 7Muhamad, Metodologi..., h. 152
8Sulistiyani dan Rosidah, Manajemen..., h. 201
9Habib Masruri, Pengaruh ..., dipublikasikan, h.37
40
Tabel 3.2
Indikator Peningkatan Produktivitas Pekerja
No. Indikator variabel
dependen Uraian
1 Prestasi kerja Adalah suatu hasil yang dicapai oleh
pegawai/karyawan dalam mengerjakan
tugas atau pekerjaannya secara efisien
dan efektif. Dapat dilihat dengan
indikator :
1. Kecakapan adalah kemampuan,
kesanggupan dan
keterampilanyang diperlukan
seseorang untuk menjalankan
pekerjaannya.
2. Pengalaman kerja merupakan
proses pembentukan pengetahuan
/ keterampilan tentang metode
suatu pekerjaan
2 kualitas kerja Adalah mutu yang dihasilkan
didasarkan padastandar yang
ditetapkan. Dapat dilihat dengan
indikator:
1. Keterampilan kerja adalah
kemampuan (kecakapan)
danpenguasaan pegawai atas
teknis pelaksanaan tugasnya.
2. Keberhasilan kerja merupakan
kepuasan pemberian tugas(atasan)
dengan hasil kerja sebagai bukti
pegawai dapatmelaksanakan
instruksi dengan tepat.
41
No. Indikator variabel
dependen Uraian
3 Kuantitas kerja Adalah banyaknya hasil kerja sesuai
dengan waktu kerja yang ada, yang
perlu diperhatikan bukan hasil rutin
tetapi seberapa cepat pekerjaan dapat
diselesaikan.
4 disiplin kerja Adalah sikap kewajiban dari seseorang
atau kelompok yang senantiasa
berkehendak untuk mengikuti
ataumematuhi segala aturan keputusan
yang telah ditetapkan dan menghargai
waktu dan biaya.
1.4.2 Variabel independen
Upah adalah balas jasa dalam bentuk uang yang diterima
pegawai sebagai konsekuensi dari kedudukannya sebagai seorang
pegawai yang memberikan sumbangan dalam mencapai tujuan
organisasi atau dapat juga dikatakan sebagai bayaran tetap yang
diterima seseorang dari keanggotaannya dalam sebuah
organisasi.10
Sedangkan upah Islami yaitu upah sesuai dengan
syariat Islam. Pengukurannya: sistem pengupahan, sistem upah
menurut produksi dan sistem upah menurut kebutuhan.
10
MarihotTua Efendi Hariandja, Sumber Daya Manusia, Jakarta: PT. Grasindo, 2002, h.
245
42
Tabel 3.3
Indikator Sistem Pemberian Upah Islami
No. Indikator variabel
independen Uraian
1 Sistem pengupahan Adalah kebijakan dan strategi yang
menentukan kompensasi yang
diterima pekerja. kompensasi ini
merupakan bayaran atau upah yang
diterima oleh pekerja sebagai balas
jasa atas hasil kerja mereka
2 Sistem upah menurut
produksi
Adalah sistem pemberian upah
kepada pekerja sesuai dengan
produktivitas masing-masing
pekerja atau kelompok pekerja dan
kondisi perusahaan. kondisi dan
produktivitas perusahaan
dipengaruhi oleh produktivitas
masing-masing pekerja
3 Sistem upah menurut
senioritas
Adalah upah yang diberikan
berdasarkan pada masa kerja atau
senioritas
4
Sistem upah menurut
kebutuhan
Adalah upah yang diberikan
menurut besarnya kebutuhan
karyawan beserta keluarganya.
43
1.5 Teknik Analisa Data
1.5.1 Uji instrumen
1.5.1.1 Validitas
Satu skala pengukuran dikatakan valid apabila skala
tersebut digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya
diukur. Misalnya skala nominal yang bersifat non
parametrik digunakan untuk mengukur variabel nominal
bukan untuk mengukur variabel interval yang bersifat
parametrik.11
1.5.1.2 Reliabilitas
Reliabilitas ialah mengukur instrumen terhadap
ketepatan (konsisten).Reliabilitas disebut juga keterandalan,
keajegan, consistency, stability atau dependability.12
1.5.2 Uji normalitas
Uji ini bertujuan untuk menguji apakah dalam suatu model
regresi, variabel terikat dan variabel bebas mempunyai
distribusi normal atau tidak.Karena yang baik adalah memiliki
distribusi normal atau mendekati normal.
1.5.3 Uji hipotesis
1.5.3.1 Analisis regresi Linier Sederhana
Analisis regresi adalah suatu teknik yang digunakan
untuk membangun suatu persamaan yang menghubungkan
11
Jonathan Sarwono, Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif, Yogyakarta: Graha Ilmu,
2006, h. 100 12
Usman dan Purnomo Setiady Akbar, Pengantar..., h.. 287
44
antara variabel tidak bebas (Y) dengan variabel bebas (X)
dansekaligus untuk menentukan nilai ramalan atau
dugaannya.13
Jadi untuk menganalisis penelitian ini
menggunakan rumus:
Y = a + bX
Dimana:
Y = Peningkatan Produktivitas tenaga kerja
X = Pemberian Upah Islami
a = Konstanta
b = Koefisien regresi linier
1.5.3.2 Hasil uji signifikasi (uji statistik t)
Untuk signifikasi parsial atau individual digunakan
untuk menguji apakah suatu variabel bebas berpengaruh
atau tidak terhadap variabel terikat.Nyata atau tidaknya
pengaruh suatu variabel bebas terhadap variabel terikatnya
juga tergantung pada hubungan variabel tersebut dan
kondisi sosial dan ekonomi masyarakat.Untuk melakukan
uji t ada beberapa langkah yang diperlukan:
1. Menentukan hipotesis pada uji signifikasi parsial adalah
sebagai berikut:
H0 : B1 = 0
H0 : B1 ≠ 0
13
Suharyadi dan Purwanto, Statistika..., h. 168
45
2. Menentukan daerah kritis, yang ditentukan oleh nilai t-
tabel
3. Menentukan nilai t-hitung untuk koefisien b1 dapat
dirumuskan sebagai berikut:
t-hitung =
4. Menentukan daerah keputusan, daerah keputusan untuk
menerima H0 atau menolak H0.
5 Menentukan keputusan, apakah variabel bebas
berpengaruh atau tidak terhadap variabel terikat.
3.5.3.2 Koefisien determinasi (R²)
Koefisien determinasi (R²) pada intinya mengukur
seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan
variasi variabel dependen.Nilai koefisien determinasi
adalah antara nol sampai dengan satu.Nilai R² yang
mendekati satu berarti variabel independen memberikan
hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk
memprediksi variasi variabel dependen.
1
BAB IV
ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
1.1 Deskripsi Objek Penelitian
1.1.1 Gambaran Umum Sentra Industri Tas Kendal (SINTAK)
Di desa Truko kecamatan Kangkung kabupaten Kendal
terdapat sentra industri kecil kerajinan tas yang tergabung dalam
Sentra Industri Tas Kendal (SINTAK). Sentra Industri Tas Kendal
(SINTAK) berada dijalur pantura tepatnya di desa Truko kecamatan
Kangkung kabupaten Kendal provinsi Jawa Tengah. Sentra Industri
Tas Kendal (SINTAK) berdiri pada tanggal 15 mei 2005 dan sampai
saat ini telah beranggotakan 11 pengrajin tas. Sentra Industri Tas
Kendal (SINTAK) merupakan binaan dari dinas perindustrian
kabupaten Kendal dan dinas koperasi dan UMKM kabupaten Kendal.
Usaha menjadikan desa Truko sebagai sentra industri tas
dimulai ketika bangsa indonesia mengalami krisis multidimensi 1997,
sejumlah pemuda warga dukuh Krajan desa Truko kecamatan
Kangkung kabupaten Kendal bedol desa merantau ke Jakarta. Di ibu
kota, mereka menjadi tenaga pemasaran beberapa pabrik. Tanpa
mereka rencanakan, semuanya adalah pabrik tas. Ketika mereka
memutuskan kembali ke desa, berbekal ilmu, keberanian, kegigihan,
pengalaman dan kejelian melihat peluang mereka mendirikan home
industri kerajinan tas.
46
47
Industri tas ini telah mampu menyerap tenaga kerja ± 70
pekerja, baik dari dalam kota maupun luar kota. Dalam rangka
pengembangan usaha dan untuk menunjukkan eksistensi SINTAK
dalam industri dan perdagangan, SINTAK telah mendirikan
showroom tas dan kantor sekretariat SINTAK yang berada di jalan
lapangan desa Truko kecamatan Kangkung kabupaten Kendal.1
1.1.2 Struktur Kepengurusan Sentra Industri Tas Kendal (SINTAK)
Struktur kepengurusan sentra industri tas Kendal (SINTAK) :
No Nama Nama Perusahaan Jabatan ∑ Pekerja
1 H. Nur Kholis Syufy Collection Ketua 5
2 N A Syarifudin Manggala Pratama Mandiri Sekretaris 1 5
3 Subkhan Alam Mandiri Sekretaris 2 4
4 H. Muslikhan Ardy Arya Bendahara 1 30
5 H. Tony Ja’far ST Collection Bendahara 2 9
6 H. Rozikin Kilap Collection Anggota 3
7 Bintoro Karya Bag Collection Anggota 5
8 Ghozali Dhanti Collection Anggota 3
9 Priyatin Lebo Anggota 3
10 Durrochman - Anggota 5
11 M. Arifin - Anggota 2
Jumlah 74
1.2 Data Responden
Data responden dalam penelitian ini meliputi: Pengelompokan
Responden Berdasarkan Jenis Kelamin, Pengelompokan Responden
1 Wawancara dengan Bapak NA. Syarifudin (wakil setua Sentra Industri Tas Kendal)
48
Berdasarkan alamat pekerja, Pengelompokan Responden Berdasarkan
kepercayaan pekerja, Pengelompokan Responden usia pekerja.
1.2.1 Pengelompokan Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Pengelompokan responden berdasarkan jenis kelamin dapat
dilihat dari tabel berikut:
Tabel 4.1
Pengelompokan Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Jenis kelamin jumlah Persentase
Laki-laki 32 74,42%
Perempuan 11 25,58%
Jumlah 43 100,00%
Sumber : Data yang diolah 2015
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui jumlah responden laki-
laki sebanyak 32 orang (74,42%) dan jumlah responden perempuan
sebanyak 11 orang (25,58%). Jadi pekerja yang dominan di sentra
industri tas Kendal (SINTAK) adalah laki-laki.
Untuk lebih jelasnya, dapat dilihat pada gambar 4.1 dibawah ini:
49
Gambar 4.1
Pengelompokan Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Sumber : Data yang diolah 2015
1.2.2 Pengelompokan Responden Berdasarkan Alamat Pekerja
Pengelompokan responden berdasarkan alamat pekerja dapat
dilihat dari tabel berikut:
Tabel 4.2
Pengelompokan Responden Berdasarkan Alamat Pekerja
Alamat Jumlah Persentase
Kendal 24 55,81%
Boyolali 9 20,93%
Pemalang 8 18,60%
Grobogan 1 2,33%
Sragen 1 2,33%
Jumlah 100,00%
Sumber : Data yang diolah 2015
Persentase jenis kelamin
Laki-laki
Perempuan
50
Dari tabel diatas, menunjukkan bahwa alamat pekerja yang
berada di daerah Kendal sebanyak 24 pekerja atau 55,81%, alamat
pekerja yang berada di Boyolali sebanyak 9 pekerja atau 20,93%,
alamat pekerja yang berada di Pemalang sebanyak 8 pekerja atau
18,60%, alamat pekerja yang berada di Grobogan dan di Sragen
masing-masing berjumlah 1 pekerja atau 2,33%.
Untuk lebih jelasnya, dapat dilihat pada gambar 4.2, dibawah
ini:
Gambar 4.2
Pengelompokan Responden Berdasarkan Alamat Pekerja
Sumber : Data yang diolah 2015
1.2.3 Pengelompokan Responden Berdasarkan Kepercayaan
Pengelompokan responden berdasarkan kepercayaan dapat
dilihat dari tabel berikut:
Persentase alamat pekerja
Kendal
Boyolali
Pemalang
Grobogan
Sragen
51
Tabel 4.3
Pengelompokan Responden Berdasarkan Kepercayaan
Kepercayaan Jumlah Persentase
Islam 43 100,00%
Jumlah 100,00%
Sumber : Data yang diolah 2015
Dari tabel diatas menunjukkan bahwa dari 43 responden
semuanya beragama Islam atau tingkat kepercayaan yang beragama
Islam 100%.
Untuk lebih jelasnya, dapat dilihat pada gambar 4.3 dibawah ini:
Gambar 4.3
Pengelompokan Responden Berdasarkan Kepercayaan
Sumber : Data primer yang diolah 2015
Islam
persentase
kepercayaan
pekerja
52
1.2.4 Pengelompokan Responden Berdasarkan Usia
Pengelompokan responden berdasarkan usia disajikan dalam
tabel dibawah ini:
Tabel 4.4
Pengelompokan Responden Berdasarkan Usia
Usia Jumlah Persentase
17 - 20 tahun 7 16,28%
21 – 30 tahun 24 55,81%
31 – 40 tahun 5 11,63%
>40 tahun 7 16,28%
Jumlah 43 100%
Sumber : Data primer yang diolah 2015
Dari tabel diatas dapat diketahui secara jelas bahwa pekerja di
Sentra Industri Tas Kendal (SINTAK) terbagi menjadi empat
kelompok. Yang berusia 17 – 20 tahun sebanyak 7 pekerja atau
16,28%, yang berusia 21 – 30 tahun yang paling banyak
karenamempunyai persentase sebesar 55,81% atau sebanyak 24
pekerja, sedangkan pekerja yang paling sedikit berusia 31 - 40 tahun
dengan persentase sebesar 11,63% atau sebanyak 5 pekerja dan > 40
tahun memiliki persentase sebesar 16,28% atau sebanyak 7 pekerja.
Untuk lebih jelasnya, dapat dilihat pada gambar 4.4 dibawah ini:
53
Gambar 4.4
Pengelompokan Responden Berdasarkan Usia
Sumber : Data primer yang diolah 2015
1.3 Uji Validitas dan Reliabiltas
1.3.1 Uji Validitas
Validitas atau kesahihan adalah menunjukkan sejauh mana suatu
alat ukur mampu mengukur apa yang ingin diukur (a valid measure if
it successfully measure the phenomenon).2Uji validitas bertujuan
untuk mengetahui kevalidan dari kuesioner yang disebar. Untuk
mengetahui pertanyaan valid atau tidak menggunakan:
r hitung > r tabel
Jika r hitung lebih besar daripada r tabel, maka pertanyaan
dalam kuesioner tersebut valid, dan apabila r hitung lebih kecil
2Sofyan Siregar, Metode Penelitian Kuantitatif, Jakarta: Kencana Prenada Media Group,
2013, h. 46
Persentase usia pekerja
17 - 20 tahun
21 – 30 tahun
31 – 40 tahun
>40 tahun
54
dibandingkan r tabel, maka pertanyaan tersebut tidak valid. Dalam
penelitian ini ada 43 responden yang terdiri dari pekerja Sentra
industri tas Kendal (SINTAK), karena ada 43 responden maka cara
memperoleh r tabel dengan cara df = N-2, jadi df = 43-2 = 41. Dan
memperoleh r tabel sebesar 0,3008.
Tabel 4.5
Validitas Variabel Sistem Pemberian Upah Islami dan
Peningkatan Produktivitas Pekerja
Variabel No soal Validitas
r hitung r tabel keterangan
X 1 0,801 0,3008 Valid
2 0,849 0,3008 Valid
3 0,442 0,3008 Valid
4 0,777 0,3008 Valid
5 0,786 0,3008 Valid
6 0,886 0,3008 Valid
7 0,939 0,3008 Valid
Y 1 0,701 0,3008 Valid
2 0,612 0,3008 Valid
3 0,651 0,3008 Valid
4 0,556 0,3008 Valid
5 0,617 0,3008 Valid
6 0,663 0,3008 Valid
7 0,762 0,3008 Valid
8 0,781 0,3008 Valid
Sumber: Data yang diolah SPSS 2015
Dari tabel diatas validitas dari pertanyaan dalam kuesioner yang
disebar sudah valid karena r hitung > r tabel, dengan r tabel 0,3008.
55
Pada variabel X soal nomor 1 menunjukkan (0,801 > 0,3008), soal
nomor 2 menunjukkan (0,849 > 0,3008), soal nomor 3 menunjukkan
(0,442 > 0,3008), soal nomor 4 menunjukkan (0,777 > 0,3008), soal
nomor 5 menunjukkan (0,786 > 0,3008), soal nomor 6 menunjukkan
(0,886 > 0,3008), soal nomor 7 menunjukkan (0,939 > 0,3008). Dan
semua variabel X (independen) dinyatakan valid.
Selain variabel independen, variabel dependen juga dinyatakan
valid karena dari pertanyaan nomor 1 – 8 memiliki r hitung > r tabel,
yaitu: soal nomor 1 menunjukkan (0,701 > 0,3008),soal nomor 2
menunjukkan (0,612 > 0,3008), soal nomor 3 menunjukkan (0,651 >
0,3008), soal nomor 4 menunjukkan (0,556 > 0,3008),soal nomor 5
menunjukkan (0,617 > 0,3008),soal nomor 6 menunjukkan (0,663 >
0,3008), soal nomor 7 menunjukkan (0,762 > 0,3008) dansoal nomor
8 menunjukkan (0,781 > 0,3008).
1.3.2 Uji Reliabilitas
Reliabilitas adalah untuk mengetahui sejauh mana hasil
pengukuran tetap konsisten, apabila dilakukan pengukuran dua kali
atau lebih terhadap gejala yang sama dengan menggunakan alat
pengukur yang sama pula.3Dalam penelitian ini menggunakan teknik
Alpha Cronbach. Dimana koefisien reliabilitas > 0,6.
3ibid, h.55
56
Tabel 4. 6
Reliabilitas Variabel Sistem Pemberian Upah Islami dan
Peningkatan Produktivitas Pekerja
Variabel Alpha Conbrach’s N of item Keterangan
X 0,791 8 Reliabel
Y 0,761 9 Reliabel
Sumber : Data yang diolah SPSS 2015
Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa variabel X (Sistem
Pemberian Upah Islami) reliabel karena Alpha Conbrach’s sebesar
0,791 > 0,6. Koefisien reliabilitas Y (Peningkatan Produktivitas
Pekerja) sebesar 0, 761 > 0,6, hal ini juga menunjukkan bahwa
variabel Y dinyatakan reliabel.
1.4 Uji Normalitas
Uji ini bertujuan untuk menguji apakah dalam suatu model
regresivariabel terikat dan variabel bebas mempunyai distribusi normal atau
tidak.Jika data mengikuti danmenyebar di garis diagonal, maka diasumsikan
normalitas.
57
Gambar4.5
Hasil Uji Normalitas
Sumber : Data yang diolah SPSS 2015
Dari grafik diatas dapat diketahui bahwa titik-titik menyebar
disekitar garis diagonal, maka dapat disimpulkan bahwa model regresi ini
normalitas.
1.5 Uji Hipotesis
1.5.1 Analisis Regresi Sederhana
Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan analisis
regresi sederhana.Untuk mengetahui sejauh mana pengaruh pemberian
upah Islami terhadap peningkatan produktivitas pekerja.
58
Tabel 4.7
Persamaan Regresi
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
T Sig. B
Std.
Error Beta
1 (Constant) 22.83
4 2.792
8.178 .000
pemberian upah Islami .447 .087 .624 5.119 .000
Sumber : Data yang diolah SPSS 2015
Dari tabel diatas menyatakan bahwa koefisien variabel
pemberian upah Islami sebesar 0,447 dengan konstanta 22,834,
sehingga diperoleh persamaan regresi:
Y = 22,834 + 0,447 (X)
Dari persamaan regresi diatas dapat dijelaskan bahwa:
1. konstanta sebesar 22,834 menyatakan bahwa jika sistem pemberian
upah Islami nol atau sistem pemberian upah Islami tidak ada, maka
peningkatan produktivitas tetap meningkat sebesar 22,834%.
2. koefisien regresi 0,447 menyatakan bahwa setiap penambahan 1
poin dalam sistem pemberian upah Islami akan meningkatkan
peningkatan produktivitas pekerja sebesar 0,447%
1.5.2 Uji signifikasi (uji t)
Uji signifikasi (uji t) dilakukan untuk mengetahui pengaruh
variabel independent terhadap variabel dependent.
59
Tabel 4.8
Uji t
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
T Sig. B
Std.
Error Beta
1 (Constant) 22.834 2.792 8.178 .000
pemberian upah
Islami .447 .087 .624 5.119 .000
Sumber : Data yang diolah SPSS 2015
Dari tabel diatas menyatakan bahwa hasil uji t hitung sebesar
5,119 dengan tingkat signifikasi 0,000. Nilai signifikan lebih kecil dari
0,05 (0,000 < 0,05), maka dengan demikian H0 ditolak dan menerima
H1. Jadi sistem pemberian upah Islami berpengaruh positif dan
signifikan terhadap peningkatan produktivitas pekerja.
1.5.3 Analisis Koefisien Determinasi (R²)
Koefisien determinasi adalah angka yang menyatakan atau
digunakan untuk mengetahui kontribusi atau sumbangan yang
diberikan oleh sebuah variabel independen atau lebih terhadap
variabel dependen (terikat).4 Dari hasil perhitungan diperoleh hasil
koefisien sebagai berikut:
4ibid, h. 252
60
Tabel 4.9
Hasil Koefisien Determinasi
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
1 .624a .390 .375 2.20572
Sumber : Data primer yang diolah SPSS 2015
Dari tabel diatas dapat dijelaskan:
Angka R sebesar 0,624 menunjukkan korelasi atau hubungan
antara variabel sistem pemberian upah Islami dengan peningkatan
produktivitas tenaga kerja adalah baik, karena lebih dari 0,5.
Angka R Square sebesar 0,390 artinya sistem pemberian upah
Islami mempengaruhi peningkatan produktivitas pekerja sebesar 39%
sedangkan sisanya dipengaruhi oleh faktor lain (100% - 39% = 61%).
1.6 Pembahasan
Dalam pembahasan ini, ada kaitannya dengan rumusan masalah yaitu
bagaimana pengaruh sistem pemberian upah Islami terhadap peningkatan
produktivitas pekerja studi kasus pada Sentra Industri Tas Kendal (SINTAK).
Hasil uji validitas menunjukkan bahwa semua pertanyaan yang berada
dikuesioner yang telah disebar dinyatakan valid, karena r hitung > r tabel.,
dengan hasil r tabel sebesar 0,3008. Hasil uji reliabilitas menunjukkan semua
koefisien reliabilitas > 0,6, hal ini menyatakan bahwa pertanyaan dalam
kuesioner reliabel.
Dari persamaan regresi yang didapat yaitu: Y =22,834 + 0,447 (X),
dengan hasil konstanta sebesar 22,834 yang menyatakan bahwa jika sistem
61
pemberian upah Islami nol maka peningkatan produktivitas pekerja tetap
meningkat sebesar 22,834%. Dan koefisien regresi 0,447 dapat menjelaskan
bahwa setiap penambahan 1 poin dalam sistem pemberian upah Islami akan
meningkatkan peningkatan produktivitas pekerja sebesar 0,447%.
Dari hasil uji t hitung sebesar 5,119 dengan tingkat signifikasi 0,000.
Nilai signifikan lebih kecil dari 0,05, maka dengan demikian H0 ditolak dan
menerima H1. Jadi pemberian upah Islami berpengaruh positif dan signifikan
terhadap peningkatan produktivitas pekerja.
Dalam mengidentifikasi seberapa jauh pengaruh variabel independent
(sistem pemberian upah Islami) terhadap variabel dependent (peningkatan
produktivitas pekerja), maka perlu melihat koefisien determinasi. Angka R
Square yang telah didapat sebesar 0,390 artinya pemberian upah Islami
mempengaruhi peningkatan produktivitas pekerja sebesar 39% sedangkan
sisanya (100% - 39% = 61%) dipengaruhi oleh faktor lain.
1
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini, dapat
disimpulkan bahwa:
Persamaan regresi dalam penelitian ini yaitu: Y = 22,834 + 0,447 (X),
berarti sistem pemberian upah Islami berpengaruh terhadap peningkatan
produktivitas pekerja di sentra industri tas Kendal. Apabila sistem pemberian
upah Islami tidak ada atau nol, maka peningkatan produktivitas pekerja
meningkat sebesar 22,843%. Dan bila ada penambahan 1 poin dalam sistem
pemberian upah Islami, maka peningkatan produktivitas pekerja pada Sentra
Industri Tas Kendal (SINTAK) akan naik sebesar 0,447%.
Dari hasil uji t hitung sebesar 5,119 dengan tingkat signifikasi 0,000,
hal ini menyatakan bahwa sistem pemberian upah Islami berpengaruh positif
dan signifikan terhadap peningkatan produktivitas pekerja di Sentra Industri
Tas Kendal (SINTAK), karena nilai signifikan 0,000 < 0,05 (menolak H0 dan
menerima H1).
Dari hasil R Square sebesar 0,390, menyatakan bahwa sistem
pemberian upah Islami hanya bisa mempengaruhi peningkatan produktivitas
pekerja sebesar 39%, sedangkan 61%nya dipengaruhi oleh faktor lain,
misalnya: motivasi kerja, jenjang karir dan sarana prasarana.
62
63
5.2 Keterbatasan Penelitian
Meskipun sudah dilakukan penelitian semaksimal mungkin, namun
penelitian ini masih ada keterbatasan, diantaranya:
1. Obyek penelitian hanya meneliti pada satu paguyuban saja, yaitu sentra
industri tas Kendal, padahal tidak semua pengusaha tas diKendal
mengikuti paguyuban tersebut.
2. Responden tidak secara menyeluruh karena peneliti menggunakan sampel
random.
3. Variabel penelitian masih kurang sehingga penelitian kurang luas.
5.3 Saran
Dari penelitian ini, penulis memberikan saran sebagai berikut:
1. Bagi pengusaha sentra industri tas Kendal, harus selalu memperhatikan
hak-hak karyawan, memberikan kesejahteraan, agar karyawan termotivasi
dalam peningkatan produktivitasnya.
2. Bagi penelitian berikutnya, agar bisa mengembangkan penelitian ini
menjadi lebih baik lagi.
DAFTAR PUSTAKA
Alma, Buchari. Ajaran Islam Dalam Bisnis, Bandung: CV Alfabeta, 1994
Amstrong, Michael dan Helen Murlis. Sistem Penggajian, Jakarta: Percetakan
Pertja, 1983.
Andrianto, Rendi Akhmad. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Produktivitas Tenaga Kerja pada Home Industri Sepatu Kota Surabaya
(Studi Kasus Tenaga Kerja Bagian Produksi UKM Home Industri Sepatu
UD. Perkasa Surabaya), Universitas Brawijaya Malang, 2014.
Arifin, Johan. Etika Bisnis Islam, Semarang: Walisongo Press, 2009.
Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktek,
Yogyakarta: Rineka Cipta, edisi IV ,1998
Chapra, Umer. Islam dan Tantangan Ekonomi, Jakarta: Gema Insani Press, 2000..
Faurani, Muhamad R. Lukma. Visi Al-Quran Tetang Etika dan Bisnis, Jakarta:
Slemba Diniyah, 2002.
Hariandja, Marihot Tua Efendi. Sumber Daya Manusia, Jakarta: PT. Grasindo,
2002.
Hariandja, Marihot Tua Efendi. Pengadaan, Pengembangan Dan Peningkatan
Produktivitas Pegawai, Jakarta: PT. Grasindo, 2007.
Kismono, Gugup. Bisnis Pengantar Edisi Kedua, Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta,
2012.
Kussriyanto, Bambang. Meningkatkan Produktivitas Karyawan, Jakarta : PT
Gramedia, 1986.
Lubis , Zulkifli dan Sandy Tri Putranto. Penentuan Harga Satuan Pekerjaan
Ditinjau dari Produktivitas Tenaga Kerja Konstruksi pada Setiap Jenjang
Keahlian di Lapangan, Jurnal Teknika: Fakultas Teknik Universitas Islam
Lamongan, Volume 2 No. 1 Tahun 2010.
Masruri, Habib. Pengaruh Sistem Pembagian Upah Islami Terhadap Peningkatan
Produktivitas Karyawan (Studi pada BMT Ummat Sejahtera dikantor
Cabang Utama Semarang),IAIN Waisongo Semarang, 2011.
Muhammad, Etika Bisnis Islam, Yogyakarta: Akademi Manajemen Perusahaan
YKPN.
Sarwono, Jonathan. Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif, Yogyakarta:
Graha Ilmu, 2006.
Siagian, Sondang P. Manajemen Sumber Daya Manusia, Jakarta: PT. Bumi
Aksara, 2008.
Simarmata, Yanti. Pengaruh Upah Lembur, Bonus dan Pengambilan Cuti
Terhadap Produktivitas Kerja Pada PT. Perkebunan Nusantara IV
(PERSERO) Medan,Universitas Sumatra utara medan, 2013.
Sirait, Justine T., Memahami Aspek-Aspek Pengelolaan Sumber Daya Manusia
Dalam Organisasi, Jakarta: PT. Grasindo, 2006,
Siregar, Sofyan, Metode Penelitian Kuantitatif, Jakarta: Kencana Prenada Media
Group, 2013
Sucipto, Agus. Studi Kelayakan Bisnis, Malang: UIN-Maliki Press, 2010.
Sugiono, Metode Penelitian Administrasi, Bandung: CV. Albeta, 2003.
Suharyadi dan Purwanto, Statistika: untuk Ekonomi dan Keuangan Modern, Edisi
2 Buku 1, Jakarta: Salemba Empat, 2008.
Suharyadi dan Purwanto, Statistika: Untuk Ekonomi Dan Keuangan Modern,
Edisi 2 Buku 2, Jakarta: Salemba Empat, 2011.
Sulaeman, Ardika. Pengaruh Upah dan Pengalaman Kerja Terhadap
Produktivitas Karyawan Kerajinan Ukiran Kabupaten Subang, STIE
Miftahul Huda Subang, 2014.
Sulistiyani, Ambar Teguh dan Rosidah. Manajemen Sumber Daya Manusia,
Yogyakarta: Graha Ilmu, 2003.
Sulistyawan, Abriyani. Analisis Kerja Lembur dan Produktivitas Tukang Batu
pada Proyek Konstruksi, Semarang: Politeknik Neger Semarang.
Usman, Husaini dan Purnomo Setiady Akbar. Pengantar Statistika Edisi Kedua,
Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2006.
Muhamad, Metodologi Penelitian Ekonomi Islam Pendekatan Kuantitatif, Jakarta:
PT. Raja Grafindo Persada, 2008.
Winardi, Dasar-Dasar Ilmu Management, Bandung : Penerbit Alumni/1979/
Bandung, 1979.
http://id.m.wikipedia.org/wiki/Gaji
http://sinta.ukdw.ac.id/sinta/resources/sintasrv/getintro/11003354/59ee97fdd62b5
95ea103cb6da461e64f/intro.pdf
http://p3ei.blogdetik.com/2008/07/10/buruh-dalam-islam/
http://www.kaffah.biz/artikel/enterpreneur/konsep_upah_dalam_kacamata_islam_
part_1.
LAMPIRAN
Lampiran 1
Identitas Responden
N
o Nama Jenis Kelamin Umur
1 Solikul W P B
2 Nikmatul P A
3 Put L B
4 St Komariyah P C
5 A Zamroni L C
6 Karminah P D
7 Syamsudin L B
8 Ramdhani L B
9 Nurhadi L B
10 Indra L B
11 Jumaiyah P D
12 Lailatul H P A
13 M Nur R L A
14 A Rozikin L B
15 Jumino L C
16 A Syukur L A
17 Kurdi L B
18 Asro L D
19 M Najib L B
20 Umi Kosiah P B
21 Nur Khasanah P D
22 M Muttaqin L D
23 Suwarto L B
24 Sigit S L B
25 Siswanto L D
26 Senen L C
27 A Ukhlaqul L D
28 M Ainurrosid L A
29 Andi Eka S L B
30 Arif L A
31 Nur Hayati P C
32 Unik P B
33 Zaenuri L B
34 Istiqomah P D
35 Hasan T L B
36 Nur Rohman L B
37 Solikul L B
38 Imam L B
39 Jumari L B
40 Sukron L B
41 Makrus L B
42 Andre L A
43 Jarinto L B
Keterangan:
Jenis kelamin:
L : Laki-Laki
P : Perempuan
Usia:
A :17-20 Tahun
B :21-30 Tahun
C : 31-40 Tahun
D : > 40 Tahun
Lampiran 2
Jawaban Responden Terhadap Masing-masing
Item Pernyataan Kuesioner pada variabel sistem pemberian upah
Islami
No Nama X1 X2 X3 X4 X5 X6 X7 Sum X
1 Solikul W 4 3 5 4 4 5 5 30
2 Nikmatul 5 4 5 3 4 4 4 29
3 Put 4 5 5 5 5 4 4 32
4 St Komariyah 5 4 5 4 4 5 4 31
5 A Zamroni 5 5 5 5 5 5 5 35
6 Karminah 5 3 5 5 3 4 4 29
7 Syamsudin 5 5 5 5 5 5 5 35
8 Ramdhani 5 5 5 5 5 5 5 35
9 Nurhadi 5 5 5 5 5 5 5 35
10 Indra 5 5 5 5 5 5 5 35
11 Jumaiyah 5 3 5 5 3 4 4 29
12 Lailatul H 5 3 5 5 3 4 4 29
13 M Nur R 5 5 5 5 5 5 5 35
14 A Rozikin 5 5 5 5 4 5 5 34
15 Jumino 5 5 5 5 4 5 5 34
16 A Syukur 4 3 4 5 4 4 4 28
17 Kurdi 5 5 5 5 5 5 5 35
18 Asro 5 5 5 5 4 4 4 32
19 M Najib 5 3 5 5 3 5 4 30
20 Umi Kosiah 5 4 5 5 4 5 5 33
21 Nur Khasanah 5 3 5 5 3 4 4 29
22 M Muttaqin 3 3 3 3 3 2 2 19
23 Suwarto 5 5 5 5 5 5 5 35
24 Sigit S 5 5 5 5 5 5 5 35
25 Siswanto 5 5 5 5 5 5 5 35
26 Senen 5 5 5 5 5 5 5 35
27 A Ukhlaqul 3 2 5 3 3 3 3 22
28 M Ainurrosid 5 3 4 3 4 4 4 27
29 Andi Eka S 3 2 5 3 2 4 3 22
30 Arif 5 4 5 5 4 5 5 33
31 Nur Hayati 5 4 5 5 5 5 5 34
32 Unik 5 3 5 5 4 5 5 32
33 Zaenuri 5 4 5 5 4 5 5 33
34 Istiqomah 5 4 5 5 3 5 5 32
35 Hasan T 5 5 4 5 5 5 5 34
36 Nur Rohman 5 5 4 5 5 5 5 34
37 Solikul 4 4 4 5 4 4 4 29
38 Imam 5 5 5 5 5 5 5 35
39 Jumari 4 4 4 4 4 4 4 28
40 Sukron 5 5 5 5 4 5 5 34
41 Makrus 5 5 5 5 4 5 5 34
42 Andre 5 5 4 5 5 5 5 34
43 Jarinto 5 5 5 5 5 5 5 35
Jawaban Responden Terhadap Masing-masing
Item Pernyataan Kuesioner pada variabel peningkatan produktivitas
pekerja
No Nama Y1 Y2 Y3 Y4 Y5 Y6 Y7 Y8 Sum Y
1 Solikul W 5 4 4 4 4 5 5 5 36
2 Nikmatul 5 4 4 5 5 5 5 5 38
3 Put 4 4 5 5 5 5 5 5 38
4 St Komariyah 4 4 5 4 4 4 4 5 34
5 A Zamroni 4 4 3 4 4 5 5 4 33
6 Karminah 5 4 4 5 3 5 5 5 36
7 Syamsudin 5 5 5 5 5 5 5 5 40
8 Ramdhani 5 5 4 5 5 5 5 5 39
9 Nurhadi 5 5 5 5 5 5 5 5 40
10 Indra 5 5 5 5 5 5 5 5 40
11 Jumaiyah 5 4 4 5 3 5 5 5 36
12 Lailatul H 5 4 4 5 3 5 5 5 36
13 M Nur R 4 5 4 5 5 3 5 5 36
14 A Rozikin 5 4 5 5 4 5 5 5 38
15 Jumino 5 5 5 5 5 5 5 5 40
16 A Syukur 4 4 4 4 4 4 4 4 32
17 Kurdi 5 5 4 5 4 4 4 4 35
18 Asro 4 5 5 5 4 5 5 5 38
19 M Najib 5 3 3 5 4 4 5 5 34
20 Umi Kosiah 5 5 5 5 3 5 5 5 38
21 Nur Khasanah 5 4 4 5 4 5 5 5 37
22 M Muttaqin 5 5 4 5 4 5 5 5 38
23 Suwarto 5 5 5 5 5 5 5 5 40
24 Sigit S 5 5 5 5 5 5 5 5 40
25 Siswanto 5 5 5 5 5 5 5 5 40
26 Senen 5 5 5 5 5 5 5 5 40
27 A Ukhlaqul 4 4 3 5 3 5 5 5 34
28 M Ainurrosid 4 4 4 4 3 4 4 4 31
29 Andi Eka S 4 4 3 4 4 4 3 3 29
30 Arif 5 4 4 5 5 5 5 5 38
31 Nur Hayati 5 5 5 5 4 5 5 5 39
32 Unik 5 5 4 5 4 5 5 5 38
33 Zaenuri 5 4 4 5 4 5 5 5 37
34 Istiqomah 5 5 4 4 4 4 5 5 36
35 Hasan T 5 5 5 4 5 5 5 5 39
36 Nur Rohman 5 5 5 4 5 5 5 5 39
37 Solikul 4 5 5 4 4 4 4 4 34
38 Imam 5 5 5 5 5 5 5 5 40
39 Jumari 4 4 4 4 4 4 4 4 32
40 Sukron 5 5 4 5 5 5 5 5 39
41 Makrus 5 5 4 5 5 5 5 5 39
42 Andre 5 5 4 4 5 5 5 5 38
43 Jarinto 5 4 5 4 5 5 5 5 38
Lampiran 3
Uji Validitas
Correlations
P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 total
P1 Pearson Correlation 1 .558** .413
** .649
** .450
** .724
** .752
** .801
**
Sig. (2-tailed) .000 .006 .000 .002 .000 .000 .000
N 43 43 43 43 43 43 43 43
P2 Pearson Correlation .558** 1 .143 .569
** .830
** .609
** .699
** .849
**
Sig. (2-tailed) .000 .361 .000 .000 .000 .000 .000
N 43 43 43 43 43 43 43 43
P3 Pearson Correlation .413** .143 1 .325
* .042 .499
** .423
** .442
**
Sig. (2-tailed) .006 .361 .034 .790 .001 .005 .003
N 43 43 43 43 43 43 43 43
P4 Pearson Correlation .649** .569
** .325
* 1 .447
** .635
** .702
** .777
**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .034 .003 .000 .000 .000
N 43 43 43 43 43 43 43 43
P5 Pearson Correlation .450** .830
** .042 .447
** 1 .577
** .688
** .786
**
Sig. (2-tailed) .002 .000 .790 .003 .000 .000 .000
N 43 43 43 43 43 43 43 43
P6 Pearson Correlation .724** .609
** .499
** .635
** .577
** 1 .930
** .886
**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .001 .000 .000 .000 .000
N 43 43 43 43 43 43 43 43
P7 Pearson Correlation .752** .699
** .423
** .702
** .688
** .930
** 1 .939
**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .005 .000 .000 .000 .000
N 43 43 43 43 43 43 43 43
total Pearson Correlation .801** .849
** .442
** .777
** .786
** .886
** .939
** 1
Sig. (2-tailed) .000 .000 .003 .000 .000 .000 .000
N 43 43 43 43 43 43 43 43
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 43 100.0
Excludeda 0 .0
Total 43 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the
procedure.
Correlations
q1 q2 q3 q4 q5 q6 q7 q8 Total
q1 Pearson Correlation 1 .283 .235 .426** .270 .568
** .593
** .593
** .701
**
Sig. (2-tailed) .066 .129 .004 .080 .000 .000 .000 .000
N 43 43 43 43 43 43 43 43 43
q2 Pearson Correlation .283 1 .531** .182 .455
** .166 .219 .219 .612
**
Sig. (2-tailed) .066 .000 .243 .002 .288 .158 .158 .000
N 43 43 43 43 43 43 43 43 43
q3 Pearson Correlation .235 .531** 1 .121 .416
** .285 .227 .390
** .651
**
Sig. (2-tailed) .129 .000 .440 .006 .064 .143 .010 .000
N 43 43 43 43 43 43 43 43 43
q4 Pearson Correlation .426** .182 .121 1 .088 .382
* .521
** .521
** .556
**
Sig. (2-tailed) .004 .243 .440 .573 .011 .000 .000 .000
N 43 43 43 43 43 43 43 43 43
q5 Pearson Correlation .270 .455** .416
** .088 1 .175 .267 .267 .617
**
Sig. (2-tailed) .080 .002 .006 .573 .263 .084 .084 .000
N 43 43 43 43 43 43 43 43 43
q6 Pearson Correlation .568** .166 .285 .382
* .175 1 .639
** .532
** .663
**
Sig. (2-tailed) .000 .288 .064 .011 .263 .000 .000 .000
N 43 43 43 43 43 43 43 43 43
q7 Pearson Correlation .593** .219 .227 .521
** .267 .639
** 1 .883
** .762
**
Sig. (2-tailed) .000 .158 .143 .000 .084 .000 .000 .000
N 43 43 43 43 43 43 43 43 43
q8 Pearson Correlation .593** .219 .390
** .521
** .267 .532
** .883
** 1 .781
**
Sig. (2-tailed) .000 .158 .010 .000 .084 .000 .000 .000
N 43 43 43 43 43 43 43 43 43
total Pearson Correlation .701** .612
** .651
** .556
** .617
** .663
** .762
** .781
** 1
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000
N 43 43 43 43 43 43 43 43 43
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 43 100.0
Excludeda 0 .0
Total 43 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Lampiran 4
Uji Reliabilitas
Untuk variabel sistem pemberian upah islami
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.791 8
Uji reliabel
untuk variabel peningkatan produktivitas pekerja
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.761 9
Lampiran 5
Lampiran 6
Uji r square
Model Summaryb
Model R
R
Square
Adjusted
R Square
Std. Error
of the
Estimate
Change Statistics
Durbin-
Watson
R Square
Change F Change df1 df2
Sig. F
Change
1 .624a .390 .375 2.20572 .390 26.207 1 41 .000 1.592
a. Predictors: (Constant), pemberian upah
Islami
b. Dependent Variable: peningkatan
produktivitas pekerja
Lampiran 7
Dokumentasi
Lampiran 8
Kepada Yth.
Pekerja Sentra Industri Tas Kendal
di Kendal
Assalamualaikum Wr. Wb
Dalam rangka menyelesaikan skripsi pada Program Studi Ekonomi Islam
di Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo Semarang, maka dalam kesempatan
ini, perkenankan saya memperkenalkan diri:
Nama : Nur Khayati
NIM : 112411084
Jurusan : Ekonomi Islam
Pada saat ini sedang mengadakan penelitian skripsi mengenai “Pengaruh
Sistem Pemberian Upah Islami Terhadap Peningkatan Produktivitas Pekerja
(Studi Kasus Pada Sentra Industri Tas Kendal)”. Untuk itu dengan segala
kerendahan hati memohon kepada Bapak/ibu agar dapat meluangkan waktunya
untuk mengisi kuesioner ini dengan sebenar-benarnya.
Manfaat dari pengisian kuesioner ini tidak hanya membantu diri saya
pribadi dalam penyelesaian penelitian, namun juga dapat menjadi masukan untuk
pihak yang berkepentingan dan masyarakat umum yang terkait dengan masalah
penyerapan tenaga kerja pada sentra industri tas Kendal.
Demikian penjelasan saya, atas segala bantuan dan perhatiannya, saya
ucapkan terima kasih.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb
Hormat Saya
Peneliti,
NurKhayati
NIM: 112411084
KUISIONER
PENGARUH SISTEM PEMBERIAN UPAH ISLAMI TERHADAP
PENINGKATAN PRODUKTIVITAS PEKERJA
(STUDI KASUS PADA SENTRA INDUSTRI TAS KENDAL)
I. Identitas Responden
1. Nama :
2. Alamat :
3. Agama :
4. Jenis Kelamin : a) Laki-laki
b) Perempuan
5. Usia : a) 17- 20 tahun
b) 21-30 tahun
c) 31-40 tahun
d) > 40 tahun
Tandatangan
Berilah tanda (√) pada kolom yang telah disediakan sesuai dengan
penilaian anda!
Sangat Setuju SS
Setuju S
Netral N
Tidak Setuju TS
Sangat Tidak Setuju STS
II. Sistem PemberianUpah Islami (X)
No. Pernyataan SS S N TS STS
a. Sistem pengupahan
1. Upah yang anda terima sesuai
dengan akad
2. Upah yang anda terima sesuai
dengan UMR
3. Upah yang anda terima tepat
waktu
b. Upah menurut produksi
1. Upah yang di terima sesuai
dengan pekerjaan anda
c. Upah menurut senioritas
1. Upah yang anda terima naik
seiring dengan lama bekerjanya
anda
d. Upah menurut kebutuhan
1. Upah yang anda terima bisa
mencukupi kebutuhan sehari-hari
2. Upah yang anda terima sudah adil
dan layak
III. Produktivitas Pekerja (Y)
No. Pernyataan SS S N TS STS
a. Prestasi kerja
1. Anda melakukan pekerjaan
secara optimal
2. Anda berpengalaman dalam
pekerjaan anda
b. Kualitas kerja
1. Anda sudah puas dengan hasil
kerja anda
2. Anda sudah menguasai
pekerjaan yang telah ditentukan
perusahaan
c. Kuantitas kerja
1. Hasil produksi yang anda
kerjakan terkadang melebihi
standarisasi perusahaan
2. Anda dapat menyelesaikan
pekerjaan tepat waktu
d. Disiplin kerja
1. Anda mematuhi peraturan
perusahaan
2. Anda disiplin dalam melakukan
aktivitas kerja
TERIMAKASIH ATAS PARTISIPASI ANDA