karl marx - teraskita.files.wordpress.com · isi (pendahuluan) i (produksi dan upah) ii (produksi,...

64
Upah, Har Upah, Har Upah, Har Upah, Har Upah, Harga dan Laba ga dan Laba ga dan Laba ga dan Laba ga dan Laba Pembaruan Djakarta, 1958 Edi Cahyono’s Experience: [ http://www.geocities.com/edicahy ] Karl Marx

Upload: vuthu

Post on 01-Apr-2019

229 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Karl Marx - teraskita.files.wordpress.com · ISI (Pendahuluan) I (Produksi Dan Upah) II (Produksi, Upah, Laba) III (Upah Dan Peredaran Uang) IV (Penawaran dan Permintaan) V (Upah

Upah, HarUpah, HarUpah, HarUpah, HarUpah, Harga dan Labaga dan Labaga dan Labaga dan Labaga dan Laba

PembaruanDjakarta, 1958

Edi C

ahyo

no’s

Expe

rienc

e: [

http

://ww

w.ge

ociti

es.c

om/e

dica

hy ]

Karl Marx

Page 2: Karl Marx - teraskita.files.wordpress.com · ISI (Pendahuluan) I (Produksi Dan Upah) II (Produksi, Upah, Laba) III (Upah Dan Peredaran Uang) IV (Penawaran dan Permintaan) V (Upah

Upah, Harga dan Laba

K. Marx

Modified & Authorised by: Edi Cahyono, WebmasterDisclaimer & Copyright Notice © 2005 Edi Cahyono’s Experience

Edi cahyono’s experiencE

Page 3: Karl Marx - teraskita.files.wordpress.com · ISI (Pendahuluan) I (Produksi Dan Upah) II (Produksi, Upah, Laba) III (Upah Dan Peredaran Uang) IV (Penawaran dan Permintaan) V (Upah

Pidato K. Marx ini diterdjemahkan dari edisi Inggris Wages, Priceand Pofit, terbitan Foreign Languages Publishing House, Moskow.Edisi Inggris itu ditjetak menurut teks edisi Inggris th. 1898 danditjotjokkan dengan naskah kasar jang ditulis oleh Marx dalambahasa Inggris, jang disimpan dalam arsip Institut Marx-Engels-Lenin-Stalin dari CC PKUS.

Penterdjemah: Batubara

Edi cahyono’s experiencE

Page 4: Karl Marx - teraskita.files.wordpress.com · ISI (Pendahuluan) I (Produksi Dan Upah) II (Produksi, Upah, Laba) III (Upah Dan Peredaran Uang) IV (Penawaran dan Permintaan) V (Upah

ISI (Pendahuluan)

I (Produksi Dan Upah)

II (Produksi, Upah, Laba)

III (Upah Dan Peredaran Uang)

IV (Penawaran dan Permintaan)

V (Upah dan Harga)

VI (Nilai dan Kerdja)

VII Tenaga Bekerdja

VIII Produksi Nilai-Lebih

IX Nilai-Kerdja

X Laba Dibikin Dengan Mendjual Barang-daganganMenurut Nilainja

XI Berbagai Bagian Dalam Mana Nilai-Lebih Teruraikan

XII Hubungan Umum Antara Laba, Upah dan Harga

XIIIPeristiwa² Utama Tentang Usaha Menaikkan Upah AtauMelawan Penurunannja

XIVPerdjuangan Antara Kapital Dengan Kerdja dan Hasil-hasilnja

Edi cahyono’s experiencE

Page 5: Karl Marx - teraskita.files.wordpress.com · ISI (Pendahuluan) I (Produksi Dan Upah) II (Produksi, Upah, Laba) III (Upah Dan Peredaran Uang) IV (Penawaran dan Permintaan) V (Upah

Edi cahyono’s experiencE

(Pendahuluan)Saudara²,

Sebelum memulai dengan pokok persoalan, perkenankanlah sajamengemukakan beberapa keterangan pendahuluan.

Sekarang di Daratan Eropa sedang bersimaharadjalela wabahpemogokan dan pekikan umum untuk kenaikan upah. Soal iniakan muntjul pada Kongres kita. Saudara² sebagai pimpinan dariPerhimpunan Internasional ini, seharusnja sudah menetapkanpendirian mengenai soal jang utama ini. Maka bagi saja sendiri,saja anggap adalah kewadjiban saja untuk membahas persoalanini sepenuhnja, sekalipun dengan risiko akan membuat kesabaransaudara² mengalami udjian jang berat.

Lagi suatu keterangan pendahuluan perlu saja sampaikan bertaliandengan Saudara Weston. Dia tidak sadja mengusulkan pendapat²kepada saudara², akan tetapi telah membelandjakan dimukaumum, pada sangkanja, demi kepentingan klas pekerdja, dan jangdiketahuinja akan sangat tidak disukai oleh klas pekerdja.1

Manifestasi keberanian moril sedemikian semestinjalah kita sekalianhormati setingginja. Saja harap bahwa, kendati gaja jang tidak di-bunga²i dari risalah saja ini, pada achir risalah ini Saudara Westonakan mendapatkan saja bersesuaian dengan apa jang pada hematsaja merupakan pikiran jang benar pada dasar dalil² Saudara Westonitu, akan tetapi jang dalam bentuknja jang sekarang tidak bolehtidak saja anggap, dalam teori, keliru dan dalam praktek, berbahaja.

Sekarang saja akan segera mulai dengan masalah jang kita hadapi.

I (Produksi dan Upah)Alasan Saudara Weston sesungguhnja bersandar pada dua dalil:pertama, bahwa banjaknja produksi nasional adalah suatu hal jangtetap, suatu kwantitet atau besaran konstan, seperti jang mungkindikatakan oleh ahli² ilmu pasti; kedua, bahwa banjaknja upah riil,

1 John Weston, seorang buruh Inggris, mempertahankan dalil–dalam DewanUmum Perhimpunan Kaum Buruh Internasional–bahwa upah² jang lebih tinggitidak akan dapat memperbaiki keadaan kaum buruh dan bahwa serikatburuh²haruslah dianggap mempunyai pengaruh jang merusak.–Red.

- 1 -

Page 6: Karl Marx - teraskita.files.wordpress.com · ISI (Pendahuluan) I (Produksi Dan Upah) II (Produksi, Upah, Laba) III (Upah Dan Peredaran Uang) IV (Penawaran dan Permintaan) V (Upah

jaitu, upah diukur dengan banjaknja barang² jang dapatdibelikannja, adalah djumlah jang tetap, suatu besaran jang konstan.

Sekarang, pertanjaannja jang bertama teranglah salah. Tahun demitahun saudara melihat, bahwa nilai dan banjaknja produksibertambah, bahwa daja peoduktif dari kerdja nasional bertambah,dan bahwa djumlah uang jang diperlukan untuk memperedarkanproduksi jang bertambah ini selalu berubah. Apa jang benar padaachir tahun, dan pada berbagai tahun diperbandingkan satu samalain, adalah benar untuk setiap hari rata² dalam tiap tahun.Djumlah atau besarnja produksi nasional selalu berubah. Iabukanlah suatu besaran jang konstan akan tetapi variabel, dan selaindaripada perubahan² dalam penduduk, semestinjalah begitu, olehsebab adanja perubahan jang terus-menerus dalam akumulasikapital dan daja produktif dari kerdja. Adalah sama sekli benar,bahwa djika hari ini berlangsung kenaikan dalam tingkat umumupah, maka kenaikan tersebut, apapun akibatnja lebih djauh, padasendirinja, tidaklah segera mengubah djumlah produksi. Ia, per-tama², akan bertolak pada keadaan jang sedang berlaku. Akan tetapidjika sebelum kenaikan upah produksi nasional adalah variabel,dan tidak tetap, maka ia akan terus variabel dan tidak tetap sesudahada kenaikan upah.

Akan tetapi misalkan djumlah produksi nasional konstan dan bukanvariabel. Dalam hal inipun, apa jang dianggap teman kita Westonsebagai kesimpulan jang logis masih tetap merupakan pernjataanjang tidak beralasan. Djika saja mempunyai djumlah tertentu,misalnja delapan, batas² absolut dari djumlah ini tidak menghalangibagian-bagiannja untuk mengubah batas² relatif bagian² itu. Djikalaba enam dan upah dua, upah boleh bertambah mendjadi enamdan laba berkurang mendjadi dua, dan djumlah seluruhnja masihtetap delapan. Djadi djumlah tetap dari produksi sekali-kali tidakmembuktikan adanja djumlah upah jang tetap. Maka bagaimanateman kita Weston membuktikan ketetapan ini? Denganmenjatakannja.

Akan tetapi sekalipun diterima pernjataannja, ini akan melipatkedua djurusan, sedang dia hanja menekannja kesatu djurusan.Djika djumlah upah merupakan besaran jang konstan, maka iatak dapat dinaikkan atau diturunkan. Maka, djika dalam

Edi cahyono’s experiencE- 2 -

Page 7: Karl Marx - teraskita.files.wordpress.com · ISI (Pendahuluan) I (Produksi Dan Upah) II (Produksi, Upah, Laba) III (Upah Dan Peredaran Uang) IV (Penawaran dan Permintaan) V (Upah

memaksakan kenaikan upah sementara, kaum buruh berlaku tolol,kaum kapitalis, dalam memaksakan turunnja upah sementara, akanbertindak tidak kurang tololnja. Teman kita Weston tidakmembantah bahwa, dalam keadaan tertentu, kaum buruh dapatmemaksakan kenaikan upah, akan tetapi oleh sebab djumlahnjasudah kodratnja tetap, maka mestilah ia disusul oleh suatu reaksi.Dilain pihak, dia djuga tahu bahwa kaum kapitalis dapatmemaksakan turunnja upah, dan, sesungguhnja, selalu berusahauntuk memaksakannja. Sesuai dengan prinsip ketetapan upah,maka suatu reaksi seharusnja menjusul dalam hal ini, tidak kurangdaripada dalam hal jang pertama. Karena itu kaum buruh jangmengadakan reaksi terhadap usaha, atau tindakan, penurunanupah, adalah bertindak tepat. Karena itu mereka akan bertindaktepat dengan memaksakan kenaikan upah, oleh sebab setiap reaksiterhadap penurunan upah adalah aksi untuk kenaikan upah. Sesuaidengan prinsip Saudara Weston sendiri tentang ketetapan upah,maka kaum buruh, dalam keadaan tertentu, seharusnjalahbergabung dan berdjuang untuk kenaikan upah.

Djika dia membantah kesimpulan ini, maka dia melepaskan dalil,jang menimbulkan kesimpulan ini. Dia tidak boleh mengatakanbahwa djumlah upah adalah kwalitet konstan, akan tetapi bahwa,meskipun upah tidak dapat dan tidak boleh meningkat, upah dapatdan boleh turun, bilamana kapital suka menurunkannja. Djika sikapitalis suka menjuruh saudara makan kentang sebagai ganti daridaging, dan haver sebagai ganti dari gandum, maka saudara harusmenerima kemauannja sebagai hukum ekonomi politik, dantunduk kepadanja. Djika disesuatu negeri tingkat upah lebih tinggidaripada dinegeri jang lain, umpamanja, di Amerika Serikat lebihtinggi daripada di Inggris, maka saudara harus menerangkanperbedaan tingkat upah ini oleh sebab adanja perbedaan antarakemauan kapitalis Amerika dan kemauan kapitalis Inggris, suatutjara jang pasti sangat menjederhanakan bukan sadja studi tentanggedjala² ekonomi, akan tetapi tentang segala gedjala lainnja.

Akan tetapi begitupun, kita masih bisa bertanja, mengapa kemauankapitalis Amerika berbeda dengan kemauan kapitalis Inggris? Danuntuk mendjawab pertanjaan ini saudara harus melampaui wilajahkemauan. Seorang pendeta bisa menerangkan kepadaku bahwaTuhan mau sesuatu hal di Perantjis, dan hal lain di Inggris. Djika

Edi cahyono’s experiencE- 3 -

Page 8: Karl Marx - teraskita.files.wordpress.com · ISI (Pendahuluan) I (Produksi Dan Upah) II (Produksi, Upah, Laba) III (Upah Dan Peredaran Uang) IV (Penawaran dan Permintaan) V (Upah

saja minta kepadanja untuk menerangkan keduaan kemauan ini,dia barangkali, dengan tiada malu, akan mendjawab, bahwa Tuhanmau mempunjai satu kemauan di Perantjis dan satu kemauan laindi Inggris. Akan tetapi teman kita Weston tentu bukan orang jangakan mengadjukan alasan, jang begitu mengingkari samasekalisegala akal sehat.

Kemauan kapitalis sudah pasti adalah untuk mengambil sebanjakmungkin. Jang harus kita lakukan bukanlah membitjarakankemauannja, akan tetapi menjelidiki kekuasaannja, batas² kekuasaanitu, dan watak dari batas² itu.

II (Produksi, Upah, Laba)Piidato jang dibatjakan Saudara Weston kepada kita bisadiringkaskan dalam beberapa kalimat.

Segala alasan²nja pada pokoknja adalah sebagai berikut; Djika klasburuh memaksa klas kapitalis membajar lima shilling2 dan bukanempat shilling dalam bentuk upah uang, maka kaum kapitalis akanmembalas dengan nilai empat shilling dalam bentukbarangdagangan dan bukan nilai lima shilling. Klas buruh akanharus membajar lima shilling untuk sesuatu jang, sebelum kenaikanupah, mereka beli dengan empat shilling. Akan tetapi mengapabegitu? Mengapa kaum kapitalis hanja mengambalikan nilai empatshilling untuk lima shilling? Oleh sebab djumlah upah adalah tetap.Akan tetapi mengapa ia tetap pada barangdagangan senilai empatshilling? Mengapa tidak tiga, atau dua, atau djumlah apa sadjajang lain? Djika batas djumlah upah ditetapkan dengan hukumekonomi, terlepas baik dari kemauan kapitalis maupun kemauanburuh, soal pertama jang harus Saudara Weston lakukan adalahmenjatakan hukum itu dan membuktikannja. Dan lagi, dia harusmembuktikan bahwa djumlah upah jang sesungguhnja dibajarkanpada setiap waktu senantiasa bersesuaian tepat dengan djumlahupah seharusnja, dan tidak pernah menjimpang daripadanja. Djika,dilain pihak, batas tertentu dari djumlah upah didasarkan padakemauan se-mata² dari kapitalis, atau batas² dari keserakahannja,maka ini adalah batas jang sewenang-wenang. Tidak ada sesuatu

2 Mata-uang Inggris jalah: pound sterling (£), shilling (s) dan pence (d) £1 = 20s dan 1s = 12d–Red. JP.

Edi cahyono’s experiencE- 4 -

Page 9: Karl Marx - teraskita.files.wordpress.com · ISI (Pendahuluan) I (Produksi Dan Upah) II (Produksi, Upah, Laba) III (Upah Dan Peredaran Uang) IV (Penawaran dan Permintaan) V (Upah

keharusan apapun didalamnja. Ia boleh diubah oleh kemauankapitalis, dan karenanja boleh diubah bertentangan dengankemauannja.

Saudara Weston mengilustrasikan teorinja dengan menerangkankepada saudara bahwa djika sebuah basi berisikan sup dalamkwantitet tertentu, jang akan dimakan oleh sedjumlah orangtertentu, maka bertambah lebarnja sendok² tidaklah akanmenghasilkan bertambah banjaknja sup. Dia harus membolehkansaja untuk menganggap gambaran ini sebagai sesuatu jang terlaludiliputi oleh alam sendok.3 Ini mengingatkan saja agaknja kepadapersamaan jang dipakai oleh Manenius Agrippa. Sewaktu kaumplebejer Rumawi mogok terhadap kaum patrisia Rumawi, patrisiaAgrippa mengatakan kepada mereka, bahwa perut patrisia memberimakan kepada anggota² plebejer dari tubuh politik. Agrippa tidakmenundjukkan, bahwa orang memberi makan kepada anggota²tubuh seseorang dengan mengisi perut orang lain. Saudara Westonsendiri melupakan, bahwa basi, darimana buruh mengambilmakanan, teriti dengan seluruh hasilproduksi kerdja nasional, danbahwa apa jang menghalangi mereka untuk mengambil lebihbanjak daripadanja bukanlah sempitnja basi ataupun kurangnjaisinja, akan tetapi semata-mata ketjilnja sendok² mereka.

Dengan akal bagaimanakan kapitalis dimungkinkanmengembalikan nilai empat shilling untuk lima shilling? Denganmenaikkan harga barangdagangan jang didjualnja. Sekarang,apakah kenaikan dan pada umumnja perubahan dalam hargabarangdagangan, apakah harga barangdagangan itu sendiri,bergantung kepada kemauan melulu dari kapitalis? Ataukah,sebaiknja, ada sjarat² tertentu diperlukan untuk mewudjudkankemauan itu? Djika tidak, turun-naik, pasang-surut jang tiadaputusnja dari harga² pasar, mendjadi teka-teki jang takterpetjahkan.

Karena kita misalkan, bahwa tidak ada perubahan apapun terdjadi,baik dalam daja produktif kerdja, atau dalam djumlah kapital dankerdja jang dipakai, atau dalam nilai uang dalam mana nilai²baranghasil² diukur, akan tetapi hanja ada perubahan dalam tingkat

3 Dalam bahsa Inggris terdapat permainan kata: spoon = sendok; spoony = pandir,tolol—Red. JP.

Edi cahyono’s experiencE- 5 -

Page 10: Karl Marx - teraskita.files.wordpress.com · ISI (Pendahuluan) I (Produksi Dan Upah) II (Produksi, Upah, Laba) III (Upah Dan Peredaran Uang) IV (Penawaran dan Permintaan) V (Upah

upah, bagaimana kenaikan upah itu bisa mempengaruhi harga²barangdagangan? Hanja dengan mempengaruhi perimbangansesungguhnja antara permintaan akan, dan penawaran dari,barangdagangan tersebut.

Adalah benar samasekali bahwa, ditindjau setjara keseluruhan, klasburuh membelandjakan, dan harus membelandjakanpenghasilannja untuk bahan² kebutuhan. Kenaikan umum dalamtingkat upah djadinja akan menghasilkan kenaikan dalampermintaan akan, dan karenanja dalam harga² pasar dari, bahan²kebutuhan. Kaum kapitalis jang memproduksi bahan² kebutuhanini akan terganti kerugiannja untuk kenaikan upah itu dengannaiknja harga² pasar dari barangdagangan mereka. Akan tetapibagaimana dengan kapitalis² lainnja, jang tidak menghasilkanbahan² kebutuhan? Dan saudara djangan sangka, bahwa merekamerupakan golongan jang ketjil. Djika saudara perhatikan, bahwadua pertiga dari hasilproduksi nasional dihabiskan oleh seperlimadari penduduk–seorang anggota Dewan Perwakilan Rakjat baru²ini menjatakan hanja sepertudjuh dari penduduk–saudara akanmengerti betapa sangat besarnja bagian dari produksi nasional jangharus dihasilkan dalam bentuk barang² mewah, atau ditukarkanuntuk barang² mewah, dan betapa sangat besarnja djumlah barang²kebutuhan sendiri harus diboroskan untuk pelajan, kuda, kutjingdan sebagainja, suatu pemborosan jang kita ketahui daripengalaman mendjadi selalu sangat terbatas dengan kenaikan hargabahan² kebutuhan.

Dan bagaimana djadinja dengan kedudukan itu kapitalis² jangtidak menghasilkan bahan² kebutuhan? Untuk penurunan tingkatlaba, sebagai akibat dari kenaikan umum upah, mereka tidak bisamendapat kompensasi dengan menaikkan harga barangdaganganmereka, oleh sebab permintaan akan barangdagangan tersebut tidakbertambah. Pendapatan mereka akan berkurang, dan daripendapatan jang berkurang ini mereka akan harus membajar lebihbanjak untuk djumlah jang sama bahan² kebutuhan jang berhargalebih tinggi. Akan tetapi ini belumlah semuanja. Karenapendapatan mereka telah berkurang, mereka akan membelandjakanlebih sedikit untuk barang² mewah, dan sebab itu permintaantimbal-balik antara mereka akan barangdagangan masing² akanberkurang. Sebagai akibat dari permintaan jang berkurang ini, maka

Edi cahyono’s experiencE- 6 -

Page 11: Karl Marx - teraskita.files.wordpress.com · ISI (Pendahuluan) I (Produksi Dan Upah) II (Produksi, Upah, Laba) III (Upah Dan Peredaran Uang) IV (Penawaran dan Permintaan) V (Upah

harga² barangdagangan mereka akan djatuh. Maka dalam tjabang²industri ini, tingkat laba akan djatuh, bukan sadja dalamperbandingan sederhana terhadap kenaikan umum dari tingkatupah, akan tetapi dalam perbandingan madjemuk terhadapkenaikan umum upah, kenaikan harga bahan² kebutuhan, danturunnja harga barang² mewah.

Apakah jang djadi akibat dari perbedaan dalam tingkat² laba bagikapital² jang dipakai dalam berbagai tjabang industri? Ja, akibatjang pada umumnja timbul bagaimana, dari sebab apapun, tingkatlaba rata² mendjadi berbeda diberbagai lapangan produksi. Kapitaldan kerdja akan dipindahkan dari tjabang² jang kurangmenguntungkan ke-tjabang² jang lebih menguntungkan; danproses perpindahan ini akan berlangsung terus sampai penawarandalam bagian industri jang satu telah meningkat sebanding dengankenaikan permintaan, dan turun dalam bagian² lain sesuai denganturunnja permintaan. Dengan terdjadinja perubahan ini, tingkatumum dari laba kembali merata didalam berbagai tjabang industri.Oleh karena seluruh kegontjangan pada mulanja timbul dari suatuperubahan sadja dalam perbandingan permintaan akan, danpenawaran dari, berbagai barangdagangan, maka denganberachirnja sebab, akibat akan berachir, dan harga² akan kembalikepada tingkat dan keseimbangan sebelumnja. Daripada dibatasipada beberapa tjabang industri, djatuhnja tingkat laba, sebagaiakibat dari kenaikan upah akan mendjadi umum. Sesuai denganpengumpamaan kita, tidak akan terdjadi perubahan dalam dajaproduktif dari kerdja, djuga tidak dalam keseluruhan djumlahproduksi, akan tetapi djumlah produksi tertentu itu akan berubahbentuknja. Bagian terbesar dari hasilproduksi akan terdapat dalambentuk barang² kebutuhan, sebagian ketjil dalam bentuk barang²mewah, atau, apa jang pada hakekatnja sama, sebagian ketjil akanditukarkan dengan barang² mewah asing, dan dikonsumsikandalam bentuk aslinja, atau, apa jang hakekatnja sama lagi, sebagianbesar dari hasilproduksi dalamnegeri akan ditukarkan denganbahan² kebutuhan asing sebagai ganti dari barang² mewah. Makakenaikan umum dalam tingkat upah, sesudah adanja gangguansementara terhadap harga² pasar, hanja berakibat turunnja tingkatlaba setjara umum tanpa adanja perubahan tetap dalam harga²barangdagangan.

Edi cahyono’s experiencE- 7 -

Page 12: Karl Marx - teraskita.files.wordpress.com · ISI (Pendahuluan) I (Produksi Dan Upah) II (Produksi, Upah, Laba) III (Upah Dan Peredaran Uang) IV (Penawaran dan Permintaan) V (Upah

Djika dikatakan kepada saja, bahwa dalam alasan sebelumnja sajamenganggap seluruh upah-lebih dibelandjakan untuk bahan²kebutuhan, saja mendjawab, bahwa saja telah membuatpengumpamaan jang paling menguntungkan bagi pendapatSaudara Weston. Djika upah-lebih dibelandjakan untuk barang²jang sebelumnja tidak termasuk dalam konsumsi kaum pekerdja,kenaikan riil dari dajabeli mereka tidaklah membutuhkanpembuktian. Akan tetapi karena ini hanja diperdapat dari adanjakemadjuan dari upah, kenaikan dajabeli mereka itu harus tepatbersesuaian dengan penurunan dajabeli kaum kapitalis. Keseluruhanpermintaan akan barangdagangan karenanja tidak akan meningkat,akan tetapi bagian² dari permintaan itu akan berubah. Permintaanjang menaik disatu pihak akan diimbangi oleh permintaan jangmenurun dilain pihak. Djadi dengan tinggal tetapnja keseluruhanpermintaan, maka tidak ada perubahan sedikitpun akanberlangsung dalam harga² pasar barangdagangan.

Maka saudara sampai kepada kemuskilan ini: Atau upah-lebihdibelandjakan setjara rata pada semua barang² konsumsi–danpeluasan permintaan dipihak klas buruh harus dikompensasi olehmerosotnja permintaan dipihak kaum kapitalis–atau upah-lebihhanja dibelandjakan kepada beberapa barang jang harga² pasarnjaakan naik untuk sementara. Maka sebagai akibatnja, kenaikandalam tingkat laba dalam beberapa tjabang industri, dankemerosotan tingkat laba dalam tjabang² industri lainnja akanmenghasilkan perubahan dalam pembagian kapital dan kerdja,jang berlangsung terus sampai persediaan dinaikkan sesuai dengankenaikan permintaan dalam suatu bagian industri, dan diturunkansesuai dengan berkurangnja permintaan dalam bagian² industrilainnja. Atas pengumpamaan jang satu tidak akan terdjadiperubahan dalam harga² barangdagangan. Atas pengumpamaanlainnja, sesudah beberapa kegojangan harga² pasar, nilai²-penukaran barang-dagangan akan merosot ketingkat sebelumnja.Atas kedua pengumpamaan tersebut kenaikan umum dalamtingkat upah akan berkesudahan dengan tiada lain daripadapenurunan umum tingkat laba.

Untuk membangkitkan daja chajal saudara, Saudara Westonmeminta saudara untuk memikirkan kesukaran² jang akandihasilkan oleh kenaikan umum dari upah pertanian Inggris dari

Edi cahyono’s experiencE- 8 -

Page 13: Karl Marx - teraskita.files.wordpress.com · ISI (Pendahuluan) I (Produksi Dan Upah) II (Produksi, Upah, Laba) III (Upah Dan Peredaran Uang) IV (Penawaran dan Permintaan) V (Upah

sembilan shilling mendjadi delapanbelas shilling. Tjoba pikirkan,dia serukan, kenaikan hebat dalam permintaan akan bahan²kebutuhan, dan sebagai akibatnja, kenaikan jang menakutkandalam harga² mereka. Sekarang, saudara sekalian tahu, bahwa upahrata² dari buruh pertanian Amerika berdjumlah lebih dari dualipat daripada buruh pertanian Inggris, sekalipun harga² hasilpertanian lebih rendah di Amerika Serikat daripada di Inggris,sekalipun hubungan² umum dari kapital dan kerdja sama diAmerika Serikat dengan di Inggris, dan sekalipun djumlah produksitahunan djauh lebih ketjil di Amerika Serikat daripada di Inggris.Djadi, mengapa teman kita itu membunjikan leontjeng-tanda-bahaja ini? Semata-mata untuk menjingkirkan persoalan sebenarnjajang dihadapan kita. Kenaikan tiba² upah dari sembilan shillingmendjadi delapanbelas shilling akan merupakan kenaikan tiba²sebanjak 100 persen. Sekarang, kita samasekali tidakmembitjarakan soal apakah tingkat umum dari upah di Inggrisdapat tiba² dinaikkan dengan 100 persen. Kita samasekali tidakberurusan dengan besarnja kenaikan, jang dalam setiap hal praktismesti tergantung pada, dan sesuai dengan, keadaan² tertentu. Kitahanja harus memeriksa bagaimana kenaikan umum dalam tingkatupah, sekalipun djika terbatas pada satu persen, akan berpengaruh.

Dengan mengabaikan kenaikan chajalan sebanjak 100 persen dariteman Weston, saja akan meminta perhatian saudara kepadakenaikan upah sesungguhnja jang berlangsung di Britania Rajadari tahun 1849 sampai 1859.

Saudara sekalian mengetahui Undang² Sepuluh Djam, ataudjelasnja Undang² Sepuluh Setengah Djam, jang diberlakukansedjak tahun 1848. Ini adalah salahsatu dari perubahan² ekonomiterbesar jang telah kita saksikan. Ini merupakan kenaikan tiba²dan terpaksa dari upah, tidak dalam beberapa tjabang industrilokal, akan tetapi dalam tjabang² industri jang terutama, denganmana Inggris menguasai pasar² dunia. Ini adalah kenaikan upahdalam keadaan jang samasekali tidak baik. Dr. Ure, Profesor Senior,dan semua djurubitjara ekonomi resmi lainnja dari klas tengahmembuktikan, dan saja harus berkata atas dasar² jang lebih kuatdaripada teman kita Weston, bahwa ini akan membunjikanlontjeng tanda mati bagi industri Inggris. Mereka membuktikan,bahwa ini bukan sadja berarti kenaikan sederhana dari upah, akan

Edi cahyono’s experiencE- 9 -

Page 14: Karl Marx - teraskita.files.wordpress.com · ISI (Pendahuluan) I (Produksi Dan Upah) II (Produksi, Upah, Laba) III (Upah Dan Peredaran Uang) IV (Penawaran dan Permintaan) V (Upah

tetapi kenikan upah jang dimulai oleh, dan didasarkan pada,berkurangnja djumlah kerdja jang dipakai. Mereka menjatakan,bahwa djam duabelas jang saudara mau ambil dari kapitalis adalahdjustru djam satu-satunja darimana ia mempereoleh laba. Merekamengantjam, bahwa akan ada pengurangan akumulasi, kenaikanharga², hilangnja pasar², pembatasan produksi, reaksi sebagaiakibatnja terhadap upah, dan achirnja keruntuhan. Sesungguhnja,mereka menjatakan Undang² Maksimum4 MaksimilianRobespierre merupakan soal ketjil dibandingkan dengannja; danmereka benar dalam suatu artian tertentu. Dan, bagaimana hasilnja?Jalah: Kenaikan upah uang dari pekerdja² pabrik, kendatipun adapembatasan harikerdja, pertambahan besar dalam djumlah tenagapabrik jang dipekerdjakan, penurunan terus-menerus dalam harga²hasil produksi mereka, perkembangan jang menakdjubkan dalamdaja produktif dari kerdja mereka, perluasan progresif jang luarbiasadari pasar² untuk barangdagangan mereka. Di Manchester, dalamtahun 1860, pada rapat dari Perhimpunan untuk MemadjukanIlmu, saja dengan sendiri Tn. Newman mengakui, bahwa dia, Dr.Ure, Senior, dan semua pemuka resmi ilmu ekonomi lainnja adalahsalah, sedang naluri rakjat adalah benar. Saja sebut Tn. W.Newman,5 bukan Profesor Francis Newman, karena diamenempati kedudukan mulia dalam ilmu ekonomi, sebagaipenjokong, dan penerbit dari, buku Tn. Thomas Tooke SedjarahHarga², karja jang bagus itu jang mengusut sedjarah harga² daritahun 1793 sampai 1856. Djika pikiran tetap dari teman kitaWeston tentang djumlah tetap upah, djumlah tetap produksi,tingkat tetap daja produktif dari kerdja, kemauan tetap danpermanen dari kaum kapitalis, dan semua hal² tetap dan pastilainnja adalah benar, maka ramalan jang muram dari Prosor Senioradalah benar, dan, Robert Owen–jang sudah dalam tahun 1816mengumumkan pembatasan umum dari harikerdja sebagai langkahpersiapan pertama menudju emansipasi klas buruh dan njatanja,berlawanan dengan purbasangka umum, melaksanakannja atasresiko sendiri dipabrik kapasnja di New Lanark–adalah salah.

4 Undang² Maksimum: Diberlakukan dalam tahun 1793, sewaktu revolusiburdjuis Perantjis, oleh Konvensi Jakobin. Didalamnja ditetapkan batas² hargatertentu untuk barangdagangan dan upah maksimum.–Red.

5 Suatu kesilapan dipihak Marx. Ia maksudkan ahli-ekonomi Inggris Newmarch–Red.

Edi cahyono’s experiencE- 10 -

Page 15: Karl Marx - teraskita.files.wordpress.com · ISI (Pendahuluan) I (Produksi Dan Upah) II (Produksi, Upah, Laba) III (Upah Dan Peredaran Uang) IV (Penawaran dan Permintaan) V (Upah

Dalam masa jang sama, selama mana pemberlakuan Undang²Sepuluh Djam, dan kenaikan upah sebagai akibatnja, berlangsung,maka terdjadilah di Britania Raja, oleh karena sebab² jang tidaklahpada tempatnja untuk disebutkan disini, kenaikan umum upah²pertanian.

Sesungguhpun tidak diperlukan untuk tudjuan saja jang terdekat,namun untuk tidak menjesatkan saudara, saja akan memberikanbeberapa keterangan pendahuluan.

Djika seseorang mendapat upah mingguan dua shilling, dan djikaupahnja naik mendjadi empat shilling, tingkat upah akan naikdengan 100 persen. Ini nampaknja merupakan suatu hal jang sangatbagus djika dinjatakan sebagai kenaikan tingkat upah, sekalipundjumlah upah sesungguhnja, empat shilling seminggu, masih akantetap merupakan upah jang membikin orang sengsara, upah jangmembikin orang mati kelaparan. Karenanja, saudara djanganlahmembiarkan diri saudara terseret oleh djumlah persen jangkedengaran hebat mengenai tingkat upah. Saudara harus selalubertanja, Berapa djumlah semula?

Dan lagi, saudara akan mengerti, bahwa djika ada sepuluh orangmasing² menerima 2s. seminggu, lima orang masing² menerima5s., dan lima orang menerima 11s. seminggu, keduapuluh orangitu ber-sama² akan menerima 100s., atau £5, seminggu. Makadjika suatu kenaikan, umpamanja, 20 persen dari djumlahkeseluruhan upah² mingguan mereka terdjadi, maka akan adakenaikan dari £5 mendjadi £6. Setjara pukul rata, kita dapatberkata, bahwa tingkat umum upah telah naik dengan 20 persen,sekalipun, sesungguhnja, upah dari sepuluh orang tetap tidakberubah, upah dari sekumpulan lima orang meningkat dari 5ssampai 6s sadja, dan upah dari kumpulan lima orang lainnja dari55s. mendjadi 70s. Separuh dari orang² itu samasekali tidak akanmemperbaiki kedudukannja, seperempat akan memperbaikinjadengan tingkat jang tipis sekali, dan hanja seperempat akansungguh² mengalami perbaikan. Namun, dihitung setjara pukulrata, djumlah keseluruhan upah dari keduapuluh orang itu akanbertambah dengan 20 persen, dan mengenai soal kapitalkeseluruhannja jang mempekerdjakan mereka, dan harga²barangdagangan jang mereka produksikan, itu akan persis sama

Edi cahyono’s experiencE- 11 -

Page 16: Karl Marx - teraskita.files.wordpress.com · ISI (Pendahuluan) I (Produksi Dan Upah) II (Produksi, Upah, Laba) III (Upah Dan Peredaran Uang) IV (Penawaran dan Permintaan) V (Upah

seperti dalam hal djika semua mempunjai bagian jang sama dalamkenaikan rata² dari upah. Berkenaan dengan kerdja pertanian,karena tingkat upah sangat berbeda diberbagai kabupaten di Inggrisdan Skotlandia, kenaikan itu mengenai mereka dengan sangatberbeda.

Achirnja, selama masa berlangsungnja kenaikan upah itu,pengaruh² jang berlawanan bekerdja, seperti padjak² baru sebagaiakibat dari perang Rusia, pengrusakan setjara luas dari perumahanburuh pertanian, dan sebagainja.

Setelah pendahuluan sebanjak itu, saja lalu menjatakan, bahwadari tahun 1849 sampai 1859, telah berlangsung kenaikan sebanjakkira² 40 persen dalam tingkat rata² dari upah pertanian di BritaniaRaja. Saja dapat memberikan detail setjara luas sebagai buktidaripada pernjataan saja, akan tetapi untuk maksud sekarang sajarasa tjukuplah menundjuk pada karangan jang teliti dan kritis jangdibatjakan dalam tahun 1860 oleh mendiang Tn. John C. Mortonpada Perhimpunan Kebudajaan London mengenai Tenaga² JangDipakai dalam Pertanian. Tn. Morton memberikan angka², danrekening² dan dokumen-dokumen asli lainnja, jangdikumpulkannja dari kira-kira seratus orang petani, jang berdiamdiduabelas kabupaten Skotlandia dan tigapuluhlima kabupatenInggris.

Sesuai dengan pendapat teman kita Weston, dan diambil ber-sama²dengan kenaikan serentak dalam upah pekerdja² pabrik, seharusnjaberlangsung kenaikan hebat dalam harga-harga hasil pertanianselama masa 1849 sampai 1859. Akan tetapi apa kenjataan? Kendatiada perang Rusia, dan panenan tak baik setjara ber-turut² daritahun 1854 sampai 1856, harga rata² dari gandum jang merupakanhasil pertanian utama dari Inggris, djatuh dari kira² £3 per quarter6

untuk tahun² 1838 sampai 1848 mendjadi kira² £2 10s. per quarteruntuk tahun² 1849 sampai 1859. Ini merupakan penurunan hargagandung sebanjak lebih dari 16 persen, bersamaan dengan kenaikanrata² upah pertanian sebanjak 40 persen. Selama masa jang sama,djika kita bandingkan achirnja dengan awalnja, tahun 1859 dengan1849, tampak berkurangnja fakir-miskin tertjatat resmi dari angka934.419 mendjadi 860.470, jaitu dengan perbedaan sebanjak

6 1 quarter = 2,908 H.L.–Red J.P.

Edi cahyono’s experiencE- 12 -

Page 17: Karl Marx - teraskita.files.wordpress.com · ISI (Pendahuluan) I (Produksi Dan Upah) II (Produksi, Upah, Laba) III (Upah Dan Peredaran Uang) IV (Penawaran dan Permintaan) V (Upah

73.949; saja akui, suatu pengurangan jang sangat ketjil, dan jangkembali lenjap dalam tahun² berikutnja, namun tetap suatupengurangan.

Kiranja dapat dikatakan, bahwa menjusul penghapusan Undang²Gandum, impor gandum luarnegeri lebih daripada lipat dua selamamasa tahun 1849 sampai 1859, dibandingkan dengan masa tahun1838 sampai 1848. Dan bagaimana kalau memang begitu? Daripendirian saudara Weston orang kiranja akan mengharapkan,bahwa permintaan jang tiba², besar dan terus bertambah ini, padapasar² luarnegeri, semestinja melondjakkan harga² hasil pertaniandisana sampai ketingkat jang menakutkan, oleh karena pengaruhkenaikan permintaan tetap tinggal sama, biar datangnja dari luaratau dari dalam. Apa kenjataannja? Selain dari selama beberapatahun jang panennja gagal, selama seluruh masa itu kedjatuhanjang sangat tjelaka dari harga gandum selalu merupakan pokokpembitjaraan di Perantjis; orang² Amerika ber-kali² terpaksamembakar kelebihan hasilproduksi mereka; dan Rusia, djika kitaharus mempertjajai Tn. Urquhart, mendorong petjahnja PerangDalamnegeri di Amerika Serikat oleh sebab ekspor hasil²pertaniannja dilumpuhkan oleh persaingan orang² Amerika di-pasar² Eropa.

Dikembalikan pada bentuk abstrak, alasan² Saudara Weston akanmendjadi sbb.: Setiap kenaikan permintaan selalu terdjadi atas dasardjumlah produksi tertentu. Karenanja, ia tak pernah dapatmemperbanjak persediaan barang² jang diminta, akan tetapi hanjadapat meninggikan harga²nja dalam mata-uang. Sekarang tindjauanjang paling umum menundjukkan, bahwa pertambahanpermintaan, dalam beberapa hal, akan membiarkan harga² pasardari barangdagangan samasekali tak berubah, dan, dalam hal² lain,akan menjebabkan kenaikan sementara harga² pasar diikuti olehpertambahan persediaan, diikuti oleh pengurangan harga² sampaikepada tingkatnja jang semula, dan dalam banjak hal dibawahtingkatnja jang semula. Apakah kenaikan permintaan bersumberpada upah-lebih, atau sesuatu sebab lain, ini samasekali tidakmengubah sjarat² persoalan. Dari sudut pendirian Saudara Westongedjala umum sama sukarnja untuk didjelaskan seperti gedjala jangterdjadi, dalam keadaan istimewa dengan adanja kenaikan upah.Karenanja, alasannja tidak mempunyai hubungan chusus apapun

Edi cahyono’s experiencE- 13 -

Page 18: Karl Marx - teraskita.files.wordpress.com · ISI (Pendahuluan) I (Produksi Dan Upah) II (Produksi, Upah, Laba) III (Upah Dan Peredaran Uang) IV (Penawaran dan Permintaan) V (Upah

dengan soal jang kita perbintjangkan. Ini hanja menjatakankebingungannja untuk mendjelaskan hukum² dengan manapertambahan permintaan menghasilkan pertambahan persediaan,dan bukan achrnja kenaikan harga² pasar.

III (Upah Dan Peredaran Uang)Pada hari kedua dari perdebatan, teman kita Weston, membungkuspernjataan²nja jang lama dalam bentuk² baru. Dia berkata: Sebagaiakibat kenaikan umum upah uang, akan dibutuhkan lebih banjakmata-uang untuk membajar upah jang sama. Karena mata-uangsudah tetap, bagaimana saudara dapat membajarkan pertambahanupah uang itu, dengan mata-uang jang tetap ini? Pertama kali,kesukaran timbul dari djumlah tetap barangdagangan jang tersediabagi pekerdja, kendati adanja kenaikan upahnja dalam uang;sekarang ia timbul dari pertambahan upah uang, kendati adanjadjumlah tertentu dari barangdagangan. Sudah barang tentu, djikasaudara menolak dogmanja jang semula, kesulitan²nja jang timbuldari situ akan lenjap.

Tetapi, saja akan menundjukkan, bahwa soal mata-uang inisamasekali tidak ada sangkut-pautnja dengan persoalan jang kitahadapi.

Dinegeri saudara mekanisme pembajaran adalah djauh lebihsempurna daripada disetiap negeri Eropa lainnja. Berkat luasnjadan terpusatnja sistim bank, djauh lebih sedikit mata-uangdibutuhkan untuk mengedarkan djumlah nilai jang sama, danuntuk melaksanakan perdagangan dengan djumlah jang sama ataulebih banjak. Umpamanja, mengenai upah, pekerdja pabrik Inggrismembajarkan upahnja setjara mingguan kepada pemilik toko, jangmengirimkannja setjara mingguan kepada bankir, jangmengembalikannja setjara mingguan kepada pengusaha, jangkembali membnajarkannja kepada pekerdja, dan seterusnja.Dengan tjara ini upah tahunan seorang pekerdja, umpamanja £52,bisa dibajarkan dengan satu mata-uang ponsterling jang berputarsetiap minggu dalam lingkaran jang sama. Dan di Inggris punmekanisme pembajaran kurang sempurna daripada di Skotlandia,dan tidak sama sempurnanja dimana-mana; maka itu, umpamanja,kita dapati, bahwa dalam beberapa daerah pertanian, dibandingkan

Edi cahyono’s experiencE- 14 -

Page 19: Karl Marx - teraskita.files.wordpress.com · ISI (Pendahuluan) I (Produksi Dan Upah) II (Produksi, Upah, Laba) III (Upah Dan Peredaran Uang) IV (Penawaran dan Permintaan) V (Upah

dengan daerah² pabrik semata-mata, djauh lebih banjak mata-uangdibutuhkan untuk mengedarkan djumlah nilai jang djauh lebihketjil.

Djika saudara menjeberangi Selat Inggris, saudara akan melihat,bahwa upah uang adalah djauh lebih rendah daripada di Inggris,akan tetapi bahwa upah ini diedarkan di Djerman, Italia, Swis,dan Perantjis dengan djumlah mata-uang jang djauh lebih banjak.Mata-uang pon sterling jang sama tidaklah akan begitu tjepattertampung oleh bankir atau dikembalikan kepada kapitalisindustri; dan, karenanja, bukan satu mata-uang pon sterling jangmengedarkan uang sebanjak £52 setahun, tapi saudara, barangkali,membutuhkan tiga mata-uang pon sterling untuk mengedarkanupah tahunan sebanjak £25. Djadi, dengan membandingkannegara² daratan Eropa dengan Inggris, saudara akan segera melihat,bahwa upah uang jang rendah bisa membutuhkan mata-uang jangdjauh lebih banjak untuk pengedarannja daripada upah uang jangtinggi, dan bahwa ini sesungguhnja hanjalah suatu soal teknis,jang asing samasekali dari persoalan kita.

Menurut perkiraan terbaik jang saja ketahui, pendapatan tahunankaum buruh negeri ini boleh ditaksir sedjumlah £250.000.000.Djumlah jang sangat banjak ini diedarkan dengan kira²£3.000.000. Umpamakanlah terdjadi kenaikan upah sebanjak 50persen. Maka, bukan £3.000.000 mata-uang, tapi £4.500.000 jangakan dibutuhkan. Oleh karena sebagian jang sangat besar dariperbelandjaan se-hari² dari pekerdja dilunasi dengan uang perakdan tembaga, artinja, hanja dengan tanda uang sadja, jang nilairelatifnja terhadap emas ditentukan semau-maunja oleh undang²,seperti halnja uang kertas jang tak-datap-ditukarkan, makakenaikan upah uang dengan 50 persen, dalam keadaan ekstrim,akan membutuhkan tambahan peredaran mata-uang pon sterling,umpamanja, sebanjak satu djuta. Satu djuta, jang kini diam, dalambentuk logam murni atau mata-uang, dalam tempat penjimpananBank Inggris, atau bankir² perseorangan, akan beredar. Akan tetapidjuga pengeluaran ketjil jang disebabkan oleh penambahanpembuatan mata-uang atau penambahan aus dari sedjuta itu dapatdihindarkan, dan sesungguhnja akan dihindarkan, djika sesuatugeseran sampai terdjadi karena kekurangan mata-uang tambahan.Saudara sekalian mengetahui, bahwa uang negeri ini terbagi atas

Edi cahyono’s experiencE- 15 -

Page 20: Karl Marx - teraskita.files.wordpress.com · ISI (Pendahuluan) I (Produksi Dan Upah) II (Produksi, Upah, Laba) III (Upah Dan Peredaran Uang) IV (Penawaran dan Permintaan) V (Upah

dua bagian jang besar. Satu matjam, terdiri atas uang-kertas-bankdari berbagai ukuran, dipakai dalam transaksi² antara pedagangdengan pedagang, dan dalam pembajaran² besar dari konsumen²kepada pedagang, sedang matjam uang lainnja, mata-uang logam,beredar djuga dalam pembajaran² jang lebih besar untuk segaladjumlah² dibawah £5. Djika besok uang kertas £4, atau uang-kertas £3, atau uang-kertas £2 dikeluarkan, maka emas jang mengisisaluran² peredaran ini akan segera terhalau daripadanja, danmengalir ke-saluran² dimana ia dibutuhkan karena adanja kenaikanupah uang. Djadi, tambahan sedjuta jang dibutuhkan oleh karenaadanja kenaikan upah dengan 50 persen akan disediakan tanpapenambahan satu mata-uang pon sterling pun. Hasil jang samadapat diwudjudkan, tanpa penambahan selembar uang-kertas-bankpun, dengan penambahan peredaran wesel, seperti terdjadi diLancashire untuk waktu jang sangat lama.

Djika kenaikan umum dalam tingkat upah, umpamanja, sebanjak100 persen, seperti jang diumpamakan oleh Saudara Westonterdjadi pada upah² pertanian, akan menghasilkan kenaikan besardalam harga² barang² kebutuhan, dan, menurut pandangannja,membutuhkan tambahan djumlah uang jang tak dapat diperoleh,maka penurunan umum dari upah mestilah menghasilkan akibatjang sama, dalam ukuran jang sama, dalam djurusan jangberlawanan. Nah, saudara sekalian tahu, bahwa tahun² 1858sampai 1860 merupakan tahun² jang paling makmur untukindustri kapas, dan bahwa chususnja tahun 1860 berdiri, dalamhal ini, sebagai tahun jang tak ada bandingannja dalam riwajatperdagangan, sedang sementara itu semua tjabang² industri lainnjasangat berkembang. Upah pekerdja² kapas dan semua pekerdjalainnja jang berhubungan dengan lapangan-kerdja mereka, padatahun 1960, adalah lebih tinggi daripada waktu kapanpunsebelumnja. Krisis Amerika muntjul, dan upah² itu keseluruhannjatiba² diturunkan sampai kepada seperempat djumlahnja jangsemula. Ini akan merupakan kenaikan 300 persen djika berlakudalam djurusan jang berlawanan. Djika upah naik dari limamenjadi duapuluh, kita mengatakan, bahwa ia naik dengan 300persen; djika ia djatuh dari duapuluh mendjadi lima, kita katakan,bahwa ia djatuh dengan 75 persen, akan tetapi djumlah kenaikandalam hal jang satu dan djumlah penurunan dalam hal jang lain

Edi cahyono’s experiencE- 16 -

Page 21: Karl Marx - teraskita.files.wordpress.com · ISI (Pendahuluan) I (Produksi Dan Upah) II (Produksi, Upah, Laba) III (Upah Dan Peredaran Uang) IV (Penawaran dan Permintaan) V (Upah

akan sama, jaitu, limabelas shilling. Pada waktu itu, ini merupakanperubahan se-konjong² dalam tingkat upah jang belum pernahterdjadi sebelumnja, dan bersamaan dengan itu meluas meliputisedjumlah pekerdja jang, djika kita hitung semua pekerdja jangbukan sadja langsung bekerdja dalam, akan tetapi setjara taklangsung tergantung kepada industri kapas, adalah lebih besardengan separuh daripada djumlah buruh pertanian. Apakah hargagandum djatuh? Ia naik, dari angka rata² tahunan sebanjak 47s.8d.per quarter selama tiga tahun 1858-’60, sampai keangka rata²tahunan sebanjak 55s.10d. per quarter selama tiga tahun 1861-1863. Mengenai uang, dibuat mata-uang dalam tahun 1861,sebanjak £8.673.232 berlainan dengan £3.378.102 dalam tahun1860. Adalah benar, bahwa peredaran uang-kertas-bank dalamtahun 1861 kurang sebanjak £1.319.000 daripada ditahun 1860.Potonglah ini. Maka akan tinggal kelebihan uang untuk tahun1861, dibandingkan dengan tahun kemakmuran, 1860, sebanjak£3.976.130, atau kira² £4.000.000; akan tetapi tjadangan emasdalam Bank Inggris bersamaan dengan itu berkurang, tidak dalamperbandingan jang sama benar, akan tetapi dalam ukuran jangberdekatan.

Bandingkanlah tahun 1862 dengan 1842. Selain daripada kenaikanjang sangat besar dalam nilai dan djumlah barangdagangan jangdiedarkan, dalam tahun 1862 kapital jang dibajarkan dalamtransaksi² teratur untuk saham², pindjaman², dsb., untuk kereta-api di Inggris dan Wales sadja berdjumlah £320.000.000, suatudjumlah jang nampaknja akan menakdjubkan dalam tahun 1842.Namun, djumlah keseluruhan dari mata-uang dalam tahun 1862dan 1842 hampir² sama sadja, dan umumnja saudara akanmendapatkan ketjenderungan akan pengurangan mata-uang setjaraprogresif dihadapan nilai jang bertambah dengan sangat besar,bukan sadja dari barangdagangan, akan tetapi dari transaksi²moneter umumnja. Dari pendirian teman kita Wetson, inimerupakan teka-teki jang tak terpetjahkan.

Dengan memandang kedalam masalah ini agak lebih dalam, iaakan mendapatkan bahwa, terpisah samasekali dari upah, danmengumpamakan upah itu sebagai hal jang tetap, nilai dan massabarangdagangan jang diedarkan, dan umumnja djumlah transaksi²moneter jang dilaksanakan, berbeda saban hari; bahwa djumlah

Edi cahyono’s experiencE- 17 -

Page 22: Karl Marx - teraskita.files.wordpress.com · ISI (Pendahuluan) I (Produksi Dan Upah) II (Produksi, Upah, Laba) III (Upah Dan Peredaran Uang) IV (Penawaran dan Permintaan) V (Upah

pembajaran² jang direalisasi tanpa perantaraan uang, denganpemakaian wesel, tjek, buku kredit, lembaga clearing, berbeda se-hari²; bahwa, mengenai uang logam jang sesungguhnjadibutuhkan, perimbangan antara mata-uang dalam peredarandengan mata-uang dan logam murni dalam tjadangan atau jangmenggeletak dalam tempat² penjimpanan bank berbeda saban hari;bahwa djumlah logam murni jang diserap oleh peredaran nasionaldan djumlah jang dikirim keluarnegeri untuk peredaraninternasional berbeda saban hari. Ia akan mendapatkan, bahwadogma²nja tentang uang jang tetap adalah kekeliruan jang sangatbesar, bertentangan dengan gerakan se-hari². Ia akan menjelidikihukum² jang memungkinkan mata-uang menjesuaikan diri kepadakeadaan jang begitu berubah terus-menerus, dan bukanmendjadikan salahpengertiannja tentang hukum² mata-uangsebagai alasan untuk menentang kenaikan upah.

IV (Penawaran Dan Permintaan)Teman kita Weston menerima peribahasa Latin, bahwa repetitioest mater studiorum, jang berarti, bahwa pengulangan adalah ibudari studi, dan karenanja ia mengulangi dogmanja jang semulakembali dalam bentuk baru bahwa penjusutan uang, jangdiakibatkan oleh kenaikan upah, akan menjebabkan berkurangnjakapital, dan sebagainja. Sesudah mengupas pikirannja jang anehtentang uang itu, saja anggap samasekali tidak perlu untukmembahas akibat² chajalan jang dichajalkannja sebagai hal² jangmuntjul dari ketjelakaan mata-uang jang dichajalkannja. Saja segeraakan terus mengembalikan dogmanja jang satu dan itu djuga, jangdiulangi dalam begitu banjak bentuk jang ber-beda², pada bentukteorinja jang paling sederhana.

Tjaranja jang tidak kritis dengan mana ia memperlakukanmasalahnja akan mendjadi djelas dari satu tjatatan sadja. Iamengemukakan pendirian, melawan kenaikan upah, atau melawanupah jang tinggi sebagai akibat dari kenaikan itu. Sekarang, sajatanja kepadanja, Apa itu upah jang tinggi dan apa upah rendah?Mengapa, umpamanja, lima shilling seminggu upah jang tinggi?Djika lima adalah rendah dibandingkan dengan duapuluh,duapuluh adalah lebih rendah lagi dibandingkan dengan duaratus.Djika seseorang akan mengadjarkan tentang termometer, dan mulai

Edi cahyono’s experiencE- 18 -

Page 23: Karl Marx - teraskita.files.wordpress.com · ISI (Pendahuluan) I (Produksi Dan Upah) II (Produksi, Upah, Laba) III (Upah Dan Peredaran Uang) IV (Penawaran dan Permintaan) V (Upah

dengan berpidato tentang deradjat tinggi dan rendah, ia tidak akanmemberi pengetahuan apapun. Ia harus pertama-tamamenerangkan kepadaku bagaimana titik-beku didapat, danbagaimana titik-didih, dan bagaimana titik² standar ini ditetapkanoleh hukum² alam, bukan oleh chajal pedagang atau pembuattermometer. Sekarang, mengenai upah dan laba, Saudara Westonbukan sadja gagal untuk menjimpulkan titik² standar seperti itudan hukum² ekonomi, akan tetapi ia malahan tidak merasakebutuhan untuk memperhatikannja. Dia memuaskan dirinjadengan penerimaan istilah² pasaran populer tentang rendah dantinggi sebagai sesuatu jang mempunjai arti tetap, sekalipun adalahterang-benderang, bahwa upah hanja dapat dikatakan tinggi ataurendah djika dibandingkan dengan suatu standar dengan manadapat diukur besarnja.

Ia tidak akan sanggup menerangkan kepadaku mengapa djumlahuang tertentu diberikan untuk djumlah kerdja tertentu. Djika diasekiranja mendjawab saja, “Ini ditetapkan oleh hukum penawarandan permintaan”, saja akan tanjakan kepadanja, per-tama², denganhukum apa penawaran dan permintaan itu sendiri diatur. Dan,djawaban sedemikian akan segera membuatnja tak berdaja.Hubungan antara penawaran dan permintaan kerdja senantiasamengalami perubahan, dan beserta itu harga² pasar kerdja. Djikapermintaan melampaui permintaan upah djatuh, meskipun dalamkeadaan seperti itu mungkin perlu untuk mengudji keadaansebenarnja dari permintaan dan penawaran, umpamanja, dengansuatu pemogokan atau dengan tjara lain. Aka tetapi djika saudaramenerima penawaran dan permintaan sebagai hukum jangmengatur upah, adalah sama kanak-kanaknja dan sia-sianja untukmengangkat suara menentang kenaikan upah, oleh sebab, menuruthukum tertinggi jang saudara djadikan sandaran, kenaikan upahperiodik adalah sama perlunja dan sahnja seperti penurunan upahperiodik. Djika saudara tidak menerima penawaran dan permintaansebagai hukum jang mengatur upah, saja kembali mengulangipertanjaan, mengapa djumlah uang tertentu diberikan untukdjumlah kerdja tertentu?

Akan tetapi untuk menindjau persoalan setjara lebih luas: Saudaraakan samasekali keliru mengirakan, bahwa nilai kerdja ataubarangdagangan apapun lainnja pada achirnja ditetapkan oleh

Edi cahyono’s experiencE- 19 -

Page 24: Karl Marx - teraskita.files.wordpress.com · ISI (Pendahuluan) I (Produksi Dan Upah) II (Produksi, Upah, Laba) III (Upah Dan Peredaran Uang) IV (Penawaran dan Permintaan) V (Upah

penawaran dan permintaan. Penawaran dan permintaan tidakmengatur apa² ketjuali turun-naiknja sementara harga² pasar. Iaakan mendjelaskan kepada saudara mengapa harga pasar sesuatubarangdagangan naik diatas atau turun dibawah nilainja,, akantetapi ia tidak akan pernah dapat mendjelaskan nilai itu sendiri.Umpamakan bahwa penawaran dan permintaan seimbang, atau,seperti dikatakan oleh para ahli-ekonomi saling menutupi satusama lain. Nah, pada saat kekuatan² jang bertentangan ini mendjadisama, keduanja melumpuhkan satu sama lain, dan berhentibekerdja dalam djurusan jang sama atau lainnja. Pada ketikapenawaran dan permintaan mengimbangi satu sama lain, dankarenanja berhenti bekerdja, harga pasar sesuatu barangdaganganbertepatan dengan nilai sebenarnja, dengan harga standar disekitarmana harga² pasarnja bergojang. Maka dalam menjelidiki sifat darinilai itu, kita samasekali tidak ada keperluan dengan akibat²sementara dari penawaran dan permintaan atas harga² pasar. Haljang sama berlaku bagi upah dan harga semua barangdaganganlainnja.

V (Upah Dan Harga)Dikembalikan pada pertanjaan teoritisnja jang paling sederhana,semua alasan teman kita itu tersimpul dalam satu dogma ini:“Harga barangdagangan ditentukan atau diatur oleh upah.”

Saja bisa minta sokongan dari pengamatan praktis untuk memberipenjaksian terhadap pandangan keliru jang sudah kuno dan hantjuritu. Saja bisa menerangkan kepada saudara, bahwa pekerdja² pabrik,buruh tambang, buruh pembuatan kapal Inggris, dan sebagainja,jang kerdjanja dihargai agak tinggi, oleh karena murahnjahasilproduksi maka mereka mendjual dibawah harga semua bangsalain; sedang buruh pertanian Inggris, umpamanja, jang kerdjanjaagak dihargai rendah, mendjual diatas harga pada hampir setiapbangsa lainnja oleh sebab mahalnja hasilproduksinja. Denganmembandingkan barang demi barang didalam negeri jang sama,dan barangdagangan dari berbagai negeri, saja bisa menundjukkan,selain dari beberapa pengetjualian jang lebih banjak nampaknjasadja daripada sesungguhnja begitu, bahwa rata² kerdja jangberharga-tinggi menghasilkan barangdagangan berharga-rendah,dan kerdja berharga-rendah menghasilkan barangdagangan

Edi cahyono’s experiencE- 20 -

Page 25: Karl Marx - teraskita.files.wordpress.com · ISI (Pendahuluan) I (Produksi Dan Upah) II (Produksi, Upah, Laba) III (Upah Dan Peredaran Uang) IV (Penawaran dan Permintaan) V (Upah

berharga-tinggi. Ini, sudah barang tentu tidak akan membuktikanbahwa harga tinggi kerdja dalam tjontoh jang pertama dan harganjajang rendah dalam tjontoh jang lain, masing² merupakan sebab²dari akibat² jang bertentangan diametral itu, akan tetapi biarbagaimanapun djuga ia akan membuktikan bahwa hargabarangdagangan tidak ditetapkan oleh harga kerdja. Namun, adalahsamasekali berlebihan bagi kita untuk memakai tjara empiris ini.

Barangkali bisa disangkal bahwa Saudara Weston pernahmengadjukan dogma: “Harga barangdagangan ditetapkan ataudiatur oleh upah.” Sesungguhnja, ia tak pernah merumuskannjademikian. Sebaliknja ia berkata, bahwa laba dan sewa djugamerupakan bagian²-penjusun dari harga² barangdagangan, olehkarena dari harga² barangdaganganlah harus dibajarkan tidak sadjaupah pekerdja, akan tetapi djuga laba kapitalis dan sewa bagituantanah. Tetapi, bagaimana pada pendapatnja harga² dibentuk?Pertama-tama dengan upah. Kemudian suatu tambahan presentasedigabungkan kepada harga atas nama kapitalis, dan suatu tambahanpresentase lagi atas nama tuantanah. Umpamakan upah kerdjajang dipekerdjakan dalam produksi barangdagangan adalahsepuluh. Djika tingkat lama 100 persen, maka kepada upah jangdibajarkan, sikapitalis akan menambahkan sepuluh, dan djikatingkat sewa adalah djuga 100 persen dari upah, maka akanditambahkan sepuluh lagi, dan harga keseluruhan daribarangdagangan itu akan berjumlah tigapuluh. Akan tetapipenetapan harga sedemikian hanjalah merupakan penetapannjase-mata² dengan upah. Djika upah dalam tjontoh tersebut naikmendjadi duapuluh, harga barangdagangan itu akan naik mendjadienampuluh, dan begitu seterusnja. Karenanja semua penulis jangsemestinja sudah diberi pensiun, tentang ekonomi politik, jangmengemukakan dogma, bahwa upah mengatur harga, telahmentjoba membuktikannja dengan memperlakukan laba dan sewahanja sebagai tambahan presentase atas upah. Sudah barang tentu,seorangpun dari mereka tidak sanggup mengembalikan batas²persentase² itu pada sesuatu hukum ekonomi. Sebaliknja, merekanampaknja mengira bahwa laba ditentukan oleh tradisi, kebiasaan,kemauan dari sikapitalis, atau se-wenang². Djika merekamenjatakan, bahwa ia ditentukan oleh persaingan antara kaumkapitalis, mereka tidak menerangkan apa-apa. Persaingan itunistjaja menjama-ratakan berbagai tingkat laba dalam berbagai

Edi cahyono’s experiencE- 21 -

Page 26: Karl Marx - teraskita.files.wordpress.com · ISI (Pendahuluan) I (Produksi Dan Upah) II (Produksi, Upah, Laba) III (Upah Dan Peredaran Uang) IV (Penawaran dan Permintaan) V (Upah

lapangan pekerdjaan, atau mengembalikannja pada satu tingkatrata², akan tetapi ia tidak akan dapat menentukan tingkat itusendiri, atau tingkat umum dari laba.

Apa jang kita maksudkan dengan mengatakan bahwa hargabarangdagangan ditetapkan oleh upah? Karena upah hanjamerupakan nama bagi harga kerdja, kita maksudkan bahwa hargabarangdagangan ditentukan oleh harga kerdja. Oleh karena “harga”adalah nilai-penukaran–dan dalam berbitjara tentang nilai sajaselalu berbitjara tentang nilai-penukaran–adalah nilai-penukarandinjatakan dalam uang, soalnja berudjud seperti ini, bahwa “nilaibarangdagangan ditetapkan oleh nilai kerdja”, atau bahwa, “nilaikerdja adalah ukuran umum bagi nilai”.

Akan tetapi bagaimana “nilai kerdja” itu sendiri ditetapkan? Disinikita tiba pada djalan buntu. Sudah barang tentu, djalan buntudjika kita berusaha berpikir setjara logis. Tetapi para pengusuldoktrin itu berbuat gampang sadja terhadap keberatan² logis.Ambillah umpamanja teman kita Weston. Pertama-tama iaterangkan kepada kita, bahwa upah menentukan hargabarangdagangan dan bahwa karenanja bila upah naik harga mestinaik. Kemudian ia berputar untuk menundjukkan kepada kita,bahwa kenaikan upah tidak akan baik oleh sebab hargabarangdagangan telah meningkat, dan oleh sebab upah memangdiukur oleh harga barangdagangan² untuk mana ia dibelandjakan.Djadi kita mulai dengan mengatakan, bahwa nilai barangdaganganmenentukan nilai kerdja. Djadi kita bergerak kian kemari dalamlingkaran jang tak berudjung pangkal, dan samasekali tidakmentjapai kesimpulan apa-apa.

Pada keseluruhannja njatalah, bahwa dengan membuat nilai sesuatubarangdagangan, misalnja kerdja, gandum, atau barangdaganganlainnja, mendjadi ukuran umum dan pengatur nilai, kita hanjamenggeserkan kesulitan, oleh karena kita menetapkan suatu nilaidagangan dengan jang lain, jang dirinja sendiri perlu ditetapkan.

Dogma bahwa “upah menentukan harga barangdagangan”,dinjatakan dalam pengertian paling abstrak, berhakekat demikianbahwa “nilai ditentukan oleh nilai”, dan pengulangan jang takberguna ini berarti bahwa, sesungguhnja, kita sama sekali tidakmengetahui apa-apa tentang nilai. Dengan menerima dalil ini,

Edi cahyono’s experiencE- 22 -

Page 27: Karl Marx - teraskita.files.wordpress.com · ISI (Pendahuluan) I (Produksi Dan Upah) II (Produksi, Upah, Laba) III (Upah Dan Peredaran Uang) IV (Penawaran dan Permintaan) V (Upah

segala pembitjaraan mengenai hukum² umum ekonomi politikmendjadi obrolan belaka. Maka adalah djasa besar dari Ricardobahwa dalam karjanja Prinsip² Ekonomi Politik, diterbitkan dalamtahun 1817, ia setjara fundamentil menghantjurkan pikiran kelirujang tua, umum dan usang bahwa “upah menentukan harga”, suatupikiran keliru jang ditolak oleh Adam Smith dan pendahulu²njadi Perantjis dalam bagian² jang sungguh ilmiah dari penjelidikan²mereka, akan tetapi jang mereka reproduksikan dalam bab² merekajang lebih bersifat populer dan vulger.

VI (Nilai Dan Kerdja)Saudara², saja sekarang tiba pada titik dimana saja harus membahasperkembangan sesungguhnja dari persoalan. Saja tidak dapatmendjandjikan akan melakukannja dengan tjara jang sangatmemuaskan, sebab itu akan mengharuskan saja untukmendjeladjah seluruh lapangan ekonomi politik. Saja hanja dapat,seperti kata orang Perantjis, effleurer la questio, menjentuh soal²pokok.

Pertanjaan pertama jang harus kita adjukan adalah: Apa nilaibarangdagangan? Bagaimana ia menentukan?

Selajang-pandang nampaknja, bahwa nilai sesuatu barangdaganganadalah sesuatu jang sama sekali relatif, dan tidak akan terpetjahkantanpa mempertimbangkan sesuatu barangdagangan dalamhubungannja dengan segala barangdagangan lainnja.Sesungguhnja, berbitjara tentang nilai, nilai penukaran sesuatubarangdagangan, kita maksudkan kwantitet² proporsionil dalammana ia ditukarkan dengan segala barangdagangan lainnja. Akantetapi kini timbul pertanjaan: Bagaimana perbandingan dalammana barangdagangan ditukarkan satu sama lain diatur?

Kita mengetahui dari pengalaman, bahwa perbandingan² ini ber-beda² dengan tiada batasnja. Dengan mengambil satubarangdagangan, umpamanja gandum, kita akan melihat, bahwasatu quarter gandum dapat ditukarkan dengan berbagaibarangdagangan dalam variasi perbandingan jang hampir tidakterbilang. Tetapi, karena nilainja selalu tetap tinggal sama, baikdinjatakan dalam sutera, emas, atau tiap barangdagangan lainnja,

Edi cahyono’s experiencE- 23 -

Page 28: Karl Marx - teraskita.files.wordpress.com · ISI (Pendahuluan) I (Produksi Dan Upah) II (Produksi, Upah, Laba) III (Upah Dan Peredaran Uang) IV (Penawaran dan Permintaan) V (Upah

ia mesti merupakan sesuatu jang lain daripada, dan terlepasdaripada berbagai ukuran pertukaran ini dengan berbagai barang.Haruslah mungkin untuk menjatakan, dalam bentuk jang sangatberbeda, berbagai persamaan ini dengan berbagai barangdagangan.

Tambahan pula, djika saja mengatakan bahwa satu quarter gandumditukarkan dengan besi dalam perbandingan tertentu, atau nilaisatu quarter gandum dinjatakan dalam djumlah tertentu besi, sajamengatakan bahwa nilai gandum dan ekivalennja dalam besi adalahsama dengan suatu jang ketiga, jang bukan gandum ataupun besi,oleh sebab saja menganggap barang² tsb. Menjatakan besaran jangsama dalam dua bentuk jang berlainan. Salah satu daripadanja,gandum atau besi, karenanja harus, terlepas dari jang lain, dapatdikembalikan pada sesuatu jang ketiga ini jang merupakan ukuranbersama dari keduanja.

Untuk mendjelaskan hal ini saja akan mengingatkan kepada suatuilustrasi jang sangat sederhana dari ilmu ukur. Dalammembandingkan luas dari segitiga² dari segala matjam bentuk danbesarnja, atau membandingkan segitiga² dengan segiempat, ataulukisan-bergaris-lurus lainnja, bagaimana kita bertindak? Kitamengembalikan luas setiap segitiga pada sesuatu pernjataan jangsamasekali berbeda dengan bentuknja jang njata. Sesudahmendapatkan dari sifat segitiga bahwa luasnja adalah sama denganseparuh dari hasilkali alas dengan tingginja, maka kita dapatmembandingkan berbagai nilai dari segala matjam segitiga, dandari segala lukisan-bergaris-lurus manapun, oleh sebab semuanjadapat diuraikan dalam sedjumlah segitiga tertentu.

Tjara jang sama mesti berlaku dengan nilai² dari barangdagangan.Kita mesti sanggup mengembalikan semuanja pada suatupernjataan jang umum bagi semuanja, dan membedakannja hanjadengan perbandingan² dalam mana barang² tersebut mengandungukuran jang sama itu.

Karena nilai² penukaran dari barangdagangan hanja merupakanfungsi sosial dari barang² itu, dan samasekali tidak punja hubunganapa² dengan sifat² alamiahnja, kita pertama-tama harus bertanja,Apakah zat sosial umum dari segala barangdagangan? Ia adalahKerdja. Untuk memproduksi sesuatu barangdagangan sedjumlahkerdja tertentu harus dikenakan kepadanja, atau diolah kedalamnja.

Edi cahyono’s experiencE- 24 -

Page 29: Karl Marx - teraskita.files.wordpress.com · ISI (Pendahuluan) I (Produksi Dan Upah) II (Produksi, Upah, Laba) III (Upah Dan Peredaran Uang) IV (Penawaran dan Permintaan) V (Upah

Dan saja mengatakan bukan sadja Kerdja, akan tetati kerdjaKemasjarakatan. Seseorang jang memproduksi barang untukkeperluan segera bagi dirinja sendiri, untuk mengkonsumsikannjasendiri, mentjiptakan baranghasil, akan tetapi bukanbarangdagangan. Sebagai produsen jang memenuhi kebutuhansendiri ia tidak punja urusan apa² dengan masjarakat.

Akan tetapi untuk memproduksi barangdagangan, seseorang bukansadja mesti memproduksi barang jang memenuhi sesuatukebutuhan kemasjarakatan, tetapi kerdjanja sendiri mestimerupakan bagian jang tak terpisahkan dari djumlah keseluruhankerdja jang dihasilkan oleh masjarakat. Ia mesti tunduk kepadaPembagian Kerdja didalam Masjarakat. Ia tidak merupakan apa-apa tanpa pembagian kerdja lainnja, dan pada pihak dia sendiridiperlukan untuk melengkapi jang lain itu.

Djika kita memandang barangdagangan sebagai nilai, kitamemandangnja semata-mata dari satu sudut sebagai kerdjakemasjarakatan jang diwudjudkan, ditetapkan, atau, djika saudaramenghendaki, jang terkristalisasi. Dari segi ini barang² tersebuthanja dapat berbeda oleh karena mewakili kwantitet kerdja janglebih besar atau lebih ketjil, seperti, umpamanja, djumlah kerdjajang lebih besar bisa terkandung dalam suatu saputangan suteradaripada dalam sepotong batubata. Akan tetapi bagaimana orangmengukur kwantitet² kerdja? Dengan waktu jang kerdja ituberlangsung, dengan mengukur kerdja dengan djam, hasil dansebagainja. Sudah barang tentu, untuk mempergunakan ukuranini, segala matjam kerdja dikembalikan pada kerdja rata² atausederhana sebagai satuannja.

Maka kita tiba pada kesimpulan ini. Barangdagangan mempunjainilai, oleh sebab ia merupakan suatu kristalisasi kerdjakemasjarakatan. Besarnja nilai barang itu, besarnja nilai relatifnja,tergantung pada besar-ketjilnja kwantitet zat kemasjarakatan itujang terkandung didalamnja; artinja, pada massa relatif kerdja jangdubutuhkan untuk produksinja. Nilai² relatif barangdagangan²,karenanja, ditentukan oleh kwantitet² atau djumlah² kerdja, jangmasing² terolah, terwudjudkan, tertetapkan didalamnja. Kwantitet²bandingan dari barangdagangan² jang dapat diproduksi dalamwaktu kerdja jang sama adalah sama. Atau nilai sesuatubarangdagangan berbanding dengan nilai barangdagangan lainnja

Edi cahyono’s experiencE- 25 -

Page 30: Karl Marx - teraskita.files.wordpress.com · ISI (Pendahuluan) I (Produksi Dan Upah) II (Produksi, Upah, Laba) III (Upah Dan Peredaran Uang) IV (Penawaran dan Permintaan) V (Upah

sebagai kwantitet kerdja jang tertetapkan dalam jang satu terhadapkwantitet kerdja jang tertetapkan dalam lainnja.

Saja menduga, bahwa banjak diantara saudara akan bertanja, Makasesungguhnja, adakah perbedaan jang begitu besar, atau sesuatuperbedaan apapun, antara penetapan nilai barangdagangan olehupah, dengan penetapannja oleh kwantitet relatif kerdja jangdiperlukan untuk memproduksinja? Tetapi saudara mestimenjadari, bahwa gandjaran untuk kerdja, dan kwantitet kerdja,adalah hal² jang samasekali berlainan. Tjoba umpamakan, bahwakwantitet² kerdja jang sama ditetapkan dalam satu quarter gandumdan dalam satu ons emas. Saja mengambil tjontoh ini oleh sebabia dipergunakan oleh Benjamin Franklin dalam Risalahnja jangpertama, jang diterbitkan dalam tahun 1729 dan berkepala,Penjelidikan Sederhana terhadap Sifat dan Keharusan Uang Kertas,dimana ia, satu dari jang pertama, menemukan sifat sebenarnjadari nilai. Nah. Kita umpamakanlah, bahwa satu quarter gandumdan satu ons emas adalah nilai² jang sama atau ekivalen, oleh sebabkeduanja merupakan kristalisasi dari djumlah jang sama kerdja rata²,dari sekian hari atau sekian minggu kerdja jang masing²diwudjudkan didalamnja. Dengan demikian menentukan nilai²relatif dari emas dan gandum, apakah kita ada sedikitpunmenjinggung upah dari buruh pertanian dan buruh tambang?Samasekali tidak. Kita samasekali membiarkan tak-tentu bagaimanakerdja harian atau mingguan mereka dibajar, atau malahan apakahada dipergunakan kerdja-upahan samasekali. Djika ja, upah² akansangatlah tak-samanja. Buruh jang kerdjanja diwudjudkan dalamsatu quarter gandum itu mungkin hanja akan menerima duabushel7 sadja, dan buruh jang bekerdja dalam tambang mungkinmenerima setengah dari satu ons emas itu. Atau, umpamakan upahmereka sama, upah ini bisa menjimpang dalam segala matjamperbandingan dari nilai² barangdagangan jang mereka hasilkan.Ia bisa berdjumlah setengah, sepertiga, seperempat, seperlima, ataubagian perbandingan lainnja dari satu quarter gandum atau satuons emas itu. Upah mereka, sudah barang tentu, tidak dapatmelampaui, tidak dapat melebihi nilai² barangdagangan jang merekahasilkan, akan tetapi upah² tersebut dapat kurang pada segalamatjam tingkat. Upah² mereka akan dibatasi oleh nilai²hasilproduksi, akan tetapi nilai² hasilproduksi mereka tidak akan7 1 bushel = 36.368 liter–Red. JP.

Edi cahyono’s experiencE- 26 -

Page 31: Karl Marx - teraskita.files.wordpress.com · ISI (Pendahuluan) I (Produksi Dan Upah) II (Produksi, Upah, Laba) III (Upah Dan Peredaran Uang) IV (Penawaran dan Permintaan) V (Upah

dibatasi oleh upah. Dan diatas segalanja, nilai², nilai² relatif darigandum dan emas, umpamanja, akan terbentuk tanpa perhatianapapun terhadap nilai kerdja jang dipakai, artinja, upah. Makauntuk menentukan nilai² barangdagangan dengan Kwantitet relatifdari kerdja jang diwudjudkan didalamnja, adalah sesuatu hal jangberlainan sekali dengan tjara pengulangan untuk menentukan nilai²barangdagangan dengan nilai kerdja, atau dengan upah. Tetapihal ini akan didjelaskan lebih landjut dalam kelandjutanpenjelidikan kita ini.

Dalam menghitung nilai-penukaran barangdagangan kita mestimenambahkan kepada kwantitet kerdja jang dipakai terachirkwantitet kerdja jang sebelumnja diolah kedalam bahan mentahbarangdagangan itu, dan kerdja jang dikenakan kepada alat²,perkakas, mesin², dan gedung², dengan mana kerdja itu dibantu.Umpamanja, nilai dari sedjumlah benang-kapas adalah kristalisasidari kwantitet kerdja jang ditambahkan kepada kapas selama prosespemintalan, kwantitet kerdja jang sebelumnja diwudjudkan dalamkapas itu sendiri, kwantitet kerdja jang diwudjudkan dalambatubara, minjak, dan zat² tambahan lainnja jang terpakai,kwantitet kerdja jang tertetapkan dalam mesin-uap, gelendong²,gedung pabrik, dan sebagainja. Perkakas² produksi jang sebetulnjadisebut begitu, seperti alat², mesin², gedung², berulang-ulangdipakai untuk masa jang lebih pandjang atau lebih pendek selamaproses² jang ber-ulang² dalam produksi. Djika mereka terpakaihabis sekaligus, seperti halnja dengan bahan mentah, nilaiseluruhnja akan segera dipindahkan kebarangdagangan jangdibantunja dalam memproduksikannja. Akan tetapi karenamisalnja gelendong hanja aus dengan berangsur-angsur,perhitungan rata² diadakan, jang didasarkan kepada waktu rata²ia tahan, dan ausnja rata² selama masa tertentu, katakanlah sehari.Dengan demikian kita memperhitungkan berapa banjak nilaigelendong itu dipindahkan kebenang jang dipintal se-hari², dankarenanja berapa banjak daripada djumlah seluruh kerdja jangdiwudjudkan dalam satu pon benang adalah berkat kwantitetkerdja jang sebelumnja diwudjudkan dalam gelendong itu. Untuktudjuan kita jang sekarang tidaklah perlu untuk lebih lama berkisarpada soal ini.

Mungkin kelihatannja bahwa djika nilai barangdagangan

Edi cahyono’s experiencE- 27 -

Page 32: Karl Marx - teraskita.files.wordpress.com · ISI (Pendahuluan) I (Produksi Dan Upah) II (Produksi, Upah, Laba) III (Upah Dan Peredaran Uang) IV (Penawaran dan Permintaan) V (Upah

ditentukan oleh kwantitet kerdja jang ditjurahkan kepadaproduksinja, maka semakin malas orang, atau semakin kaku orang,semakin bernilai barangdagangannja, oleh sebab semakin banjakwaktu kerdja jang diperlukan untuk menjelesaikan barangdaganganitu. Tetapi ini akan merupakan kekeliruan jang menjedihkan.Saudara akan mengingat, bahwa saja menggunakan perkataan“kerdja Kemasjarakatan”, dan banjak soal terpaut dalam kwalifikasi“Kemasjarakatan” ini. Dalam mengatakan, bahwa nilaibarangdagangan ditentukan oleh kwantitet kerdja jang tertjurahatau terkristalisasi didalamnja, kita maksudkan kwantitet kerdjajang diperlukan untuk memproduksinja dalam keadaan masjarakattertentu,dibawah sjarat² rata² kemasjarakatan tertentu dariproduksi, dengan intensitet rata² kemasjarakatan tertentu, danketjakapan rata² dari kerdja jang digunakan. Sewaktu, di Inggris,perkakas-tenun mesin mulai bersaing dengan perkakas-tenuntangan, hanja separuh dari waktu kerdja sebelumnja dibutuhkanuntuk mengubah sedjumlah benang tertentu mendjadi satu yardkatun atau kain. Penenun perkakas-tangan jang kasihan itu kinibekerdja tudjuhbelas atau delapanbelas djam sehari, bukan lagisembilan atau sepuluh djam kerdja jang ia lakukan sebelumnja.Namun hasil dari duapuluh djam kerdjanja kini hanja mewakilisepuluh djam kerdja kemasjarakatan, atau sepuluh djam kerdjajang diperlukan setjara kemasjarakatan untuk pengubahansedjumlah benang tertentu mendjadi bahan tekstil. Hasil dia dariduapuluh djam itu karenanja tidak mempunjai nilai lebih daripadahasil dia dahulu dari sepuluh djam.

Maka djika kwantitet kerdja, jang diperlukan setjarakemasjarakatan, jang diwudjudkan dalam barangdaganganmengatur nilai-penukarannja, setiap kenaikan kwantitet kerdja jangdibutuhkan untuk menghasilkan sesuatu barangdagangan mestimemperbesar nilainja, seperti setiap pengurangan mestimemperketjilnja.

Djika masing² kwantitet kerdja jang diperlukan untukmemproduksi masing² barangdagangan itu tinggal konstan, makanilai² relatifnja djuga akan konstan. Akan tetapi tidak demikianlahhalnja. Kwantitet kerdja jang diperlukan untuk memproduksisesuatu barangdagangan terus-menerus berubah dengan adanjaperubahan dalam daja produktif dari kerja jang digunakan.

Edi cahyono’s experiencE- 28 -

Page 33: Karl Marx - teraskita.files.wordpress.com · ISI (Pendahuluan) I (Produksi Dan Upah) II (Produksi, Upah, Laba) III (Upah Dan Peredaran Uang) IV (Penawaran dan Permintaan) V (Upah

Semakin besar daja produktif kerdja, semakin banjak hasilproduksijang diselesaikan dalam waktu kerdja tertentu, dan semakin ketjildaja produktif kerdja, semakin sedikit hasilproduksi jangdiselesaikan dalam waktu jang sama. Djika, umpamanja, denganpertambahan penduduk telah mendjadi perlu untuk mengerdjakantanah jang kurang subur, maka djumlah hasilproduksi jang samahanja akan dapat ditjapai dengan penggunaan kerdja jang lebihbesar, dan nilai hasilproduksi pertanian djadinja akan naik. Dilainpihak, djika dengan alat² produksi modern, seorang pemintalmengubah mendjadi benang, selama sehari kerdja, berapa ribukali daripada djumlah kapas jang ia dapat pintal selama waktujang sama dengan djentera pemintal, maka teranglah bahwa tiappon katun akan menjerap beberapa ribu kali lebih sedikit kerdjapemintalan daripada sebelumnja, dan karenanja nilai jangditambahkan oleh pemintalan kepada setiap pon katun akanmendjadi beribu kali lebih sedikit daripada sebelumnja. Nilaibenang akan merosot sesuai dengan itu.

Selain daripada perbedaan kekuatan² alamiah, dan kemampuanbekerdja jang telah diperoleh pada berbagai bangsa, daja produktifkerdja terutama mesti tergantung pada hal² sebagai berikut:

Pertama. Pada sjarat² alamiah dari kerdja, seperti kesuburan tanah,tambang, dan sebagainja;

Kedua. Pada perbaikan madju Kekuatan² Kemasjarakatan dariKerdja, seperti jang diperoleh dari produksi setjara besar-besaran,konsentrasi kapital dan kombinasi kerdja, pembagian lebih ketjildari kerdja, mesin², perbaikan tjara², penggunaan alat² kimia danalat² alamiah lainnja, perpendekan waktu dan djarak dengan djalanperhubungan dan pengangkutan, dan tiap pendapatan lainnjadengan mana ilmu mendesak alat² alamiah untuk melajanikebutuhan kerdja, dan dengan mana watak kemasjarakatan ataukoperatif dari kerdja dikembangkan. Semakin besar daja produktifdari kerdja, semakin sedikit kerdja jang ditjurahkan pada sedjumlahhasil produksi tertentu; oleh karena itu semakin ketjil nilaihasilproduksi ini. Semakin ketjil daja produktif dari kerdja, semakinbanjak kerdja jang ditjurahkan pada djumlah hasilproduksi jangsama; oleh karena itu semakin besar nilainja. Maka sebagai hukumumum dapat ditetapkan, bahwa:

Edi cahyono’s experiencE- 29 -

Page 34: Karl Marx - teraskita.files.wordpress.com · ISI (Pendahuluan) I (Produksi Dan Upah) II (Produksi, Upah, Laba) III (Upah Dan Peredaran Uang) IV (Penawaran dan Permintaan) V (Upah

Nilai² barangdagangan berbanding langsung dengan waktu kerdjajang terpakai dalam memproduksinja, dan berbanding-balik dengandaja produktif dari kerdja jang terpakai.

Sesudah hingga kini hanja berbitjara tentang Nilai, maka saja akanmenambahkan beberapa kata tentang Harga, jang merupakanbentuk istimewa dari nilai.

Harga, pada dirinja sendiri, tiada lain daripada pernjataan nilaidalam uang. Nilai segala barangdagangan negeri ini, misalnja,dinjatakan dalam harga emas, sedang di Daratan Eropah terutamadinjatakan dalam harga perak. Nilai emas atau perak, seperti halnjadengan segala barangdagangan lainnja, ditentukan oleh kwantitetkerdja jang perlu untuk menperdapatnja. Saudara² menukarkandjumlah tertentu dari hasilproduksi nasional saudara, dalam manadjumlah tertentu kerdja nasional saudara² terkristalisasi, denganhasilproduksi dari negara² penghasil emas dan perak, dalam manadjumlah tertentu dari kerdja mereka terkristalisasi. Adalah dengandjalan ini, memang dengan tukar-menukar, bahwa orang beladjarmenjatakan dalam emas dan perak nilai² dari segalabarangdagangan, jaitu masing² kwantitet kerdja jang ditjurahkankedalamnja. Dengan memeriksa pernjataan nilai dalam uang setjaraagak lebih dekat, atau apa jang sesungguhnja sama, jaitupengubahan nilai mendjadi harga, orang akan mendapatkan,bahwa ini adalah suatu proses dengan mana orang memberi suatubentuk jang berdiri-sendiri dan homogen kepada nilai segalabarangdagangan, atau dengan mana orang menjatakannja sebagaikwantitet² kerdja kemasjarakatan jang sama. Sedjauh ia hanjamerupakan pernjataan nilai dalam uang, harga telah dinamakan“natural price” (harga wajar) oleh Adam Smith, “prix nécessaire”(harga perlu) oleh kaum fisiokrat Perantjis.

Maka apakah hubungan antara nilai dengan harga pasar, atau antaraharga wadjar dengan harga pasar? Saudara semua mengetahui,bahwa harga pasar adalah sama untuk segala barangdagangan jangsedjenis, betapapun sjarat² produksi mungkin berbeda bagiprodusen setjara seorang². Harga pasar hanja menjatakan djumlahrata² kerdja kemasjarakatan jang diperlukan, dibawah sjarat rata²dari produksi, untuk menjediakan massa tertentu dari barangtertentu bagi pasar. Ia diperhitungkan pada seluruh djumlahbarangdagangan dari djenis tertentu.

Edi cahyono’s experiencE- 30 -

Page 35: Karl Marx - teraskita.files.wordpress.com · ISI (Pendahuluan) I (Produksi Dan Upah) II (Produksi, Upah, Laba) III (Upah Dan Peredaran Uang) IV (Penawaran dan Permintaan) V (Upah

Hingga disini harga pasar barangdagangan bertepatan dengannilainja. Dilain pihak, gojangan harga² pasar, kadang² melampaui,kadang² merosot dibawah nilai atau harga wadjar, tergantung padapasang-surut dari penawaran dan permintaan. Penjimpangan hargapasar daripada nilai berlangsung tiada putusnja, akan tetapi sepertiAdam Smith berkata: “Harga wadjar …. Adalah harga sentral,terhadap mana harga segala barangdagangan senantiasa tjenderung.Berbagai peristiwa bisa kadang² membikin harga berangdaganganmenggantung djauh diatas harga wadjar, dan kadang² memaksanjamalahan agak dibawah harga wadjar. Akan tetapi apapun jangmendjadi rintangan jang menghalangnja menetap pada pusatketenangan dan kediaman itu harga barangdagangan itu senantiasatjenderung kepadanja.”8

Saja sekarang tidak dapat meneliti hal ini. Tjukuplah dikatakanbahwa djika penawaran dan permintaan berimbang, harga pasardari barangdagangan² akan bersesuaian dengan harga wadjarnja,artinja, dengan nilainja, seperti jang ditentukan oleh masing²kwantitet kerdja jang dibutuhkan untuk memproduksikannja.Akan tetapi penawaran dan permintaan mesti senantiasa tjenderungkepada mengimbangi satu sama lain, sekalipun keduanjamelakukannja hanja dengan membalas pergojangan jang satudengan jang lain, suatu kenaikan dengan suatu penurunan, dansebaliknja. Djika daripada hanja memperhatikan gelombang se-hari², saudara menganalisa gerakan harga² pasar selama masa janglebih pandjang, seperti misalnja Tn. Tooke lakukan dalamkarangannja Sedjarah Harga², saudara akan melihat, bahwapergojangan harga² pasar, penjimpangannja dari nilai, naik-turunnja, saling melumpuhkan dan balas-membalas; sehinggaterlepas dari akibat monopoli² dan beberapa hal pembatas lainnjajang harus saja lewati sekarang, segala djenis barangdagangan, pukulrata, didjual menurut nilai atau harga wadjar masing². Masa rata²selama mana pergojangan harga² pasar saling balas-membalasadalah berbeda untuk berbagai matjam barangdagangan, oleh sebabdengan djenis jang satu adalah lebih mudah untuk menjesuaikanpenawaran kepada permintaan daripada dengan djenis jang lain.

Djika, berbitjara setjara luas, dan meliputi masa jang agak lebih

8 Adam Smith, The Wealth of Nation, Djilid I, Bab VII, hlm. 57, New York1931–Red.

Edi cahyono’s experiencE- 31 -

Page 36: Karl Marx - teraskita.files.wordpress.com · ISI (Pendahuluan) I (Produksi Dan Upah) II (Produksi, Upah, Laba) III (Upah Dan Peredaran Uang) IV (Penawaran dan Permintaan) V (Upah

lama, segala djenis barangdagangan terdjual menurut nilainjamasing², maka adalah omong-kosong untuk menganggap bahwalaba, bukan dalam hal² ter-sendiri², akan tetapi laba konstan danjang biasa dari berbagai lapangan-kerdja, berasal dari penambahanpada harga² barangdagangan, atau dari mendjualnja menurut hargajang melampaui dan mengatasi nilainja. Ketidakmasukakalanpengertian ini akan njata djika ia digeneralisasi. Apa jang senantiasadiperoleh sebagai untung oleh seseorang sebagai pendjual akansenantiasa pula terlepas sebagai rugi baginja sebagai pembeli. Tidakada gunanja untuk mengatakan, bahwa ada orang jang merupakanpembeli tanpa mendjadi pendjual, atau konsumen tanpa mendjadiprodusen. Apa jang orang² seperti ini bajarkan kepada kaumprodusen, harus mereka perdapat pertama-tama dari produsen²itu dengan tjuma-tjuma. Djika seseorang pertama-tama mengambiluang saudara dan kemudian mengembalikan uang itu sewaktumembeli barangdagangan saudara, saudara tidak akan memperkajadiri saudara dengan mendjual barangdagangan saudara terlalumahal kepada orang jang itu djuga. Djual-beli sematjam ini bisamengurangi kerugian, akan tetapi tidak pernah akan membantudalam mewudjudkan laba.

Maka untuk mendjelaskan sifat umum dari laba, saudara harusbertolak dari dalil bahwa, rata², barangdagangan didjual menurutnilai sebenarnja, dan bahwa laba diperoleh dari pendjualannjamenurut nilainja, jaitu, sebanding dengan kwantitet kerdja jangdiwudjudkan didalamnja. Djika saudara tidak dapat mendjelaskanlaba atas dasar persangkaan ini, saudara tidak akan dapatmendjelaskannja sama sekali. Ini kelihatannja suatu paradoks danbertentangan dengan pengamatan se-hari². Adalah djuga paradoks,bahwa dunia bergerak sekitar matahari, dan bahwa air terdiri daridua matjam gas jang sangat mudah menjala. Kebenaran ilmiahselalu merupakan paradoks, djika dipandang dari pengalaman se-hari², jang hanja menangkap wudjud jang mengitju dari hal-ihwal.

VII Tenaga Bekerdja9

Sesudah kini, sedjauh apa jang dapat dilakukan setjara sepintaslalu, menganalisa sifat dari Nilai, dari Nilai barangdagangan apapun,kita harus mengalihkan perhatian kita kepada, Nilai chusus dariKerja. Dan disini kembali saja harus mengedjutkan saudara dengan

Edi cahyono’s experiencE- 32 -

Page 37: Karl Marx - teraskita.files.wordpress.com · ISI (Pendahuluan) I (Produksi Dan Upah) II (Produksi, Upah, Laba) III (Upah Dan Peredaran Uang) IV (Penawaran dan Permintaan) V (Upah

sesuatu jang nampak sebagai paradoks. Saudara sekalian merasapasti, bahwa apa jang mereka djual se-hari² adalah Kerdja mereka;bahwa, karenanja, Kerdja mempunyai Harga, dan bahwa, karenaharga barangdagangan hanja merupakan pernjataan nilainja denganuang, maka haruslah pasti ada sesuatu hal seperti Nilai Kerdja.Tetapi, tidak ada sesuatu apa sematjam Nilai Kerdja dalampenerimaan umum dari perkataan itu. Kita telah melihat, bahwadjumlah kerdja-perlu jang terkristalisasi dalam barangdaganganmerupakan nilainja. Sekarang, dalam mempraktekkan pengertiantentang nilai ini, bagaimanakah kita dapat menentukan,katakanlah, nilai dari hari-kerdja sepuluh-djam? Berapa banjakkerdja jang terkandung dalam hari itu? Kerdja sepuluh djam.Mengatakan bahwa nilai sehari-kerdja sepuluh-djam adalah samadengan kerdja sepuluh djam, atau dengan kwantitet kerdja jangterkandung didalamnja, akan merupakan pernjataan pengulanganjang tak berguna dan; tambahan pula, pernjataan omongkosong.Sudah barang tentu, sesudah sekali mendapatkan arti sebenarnja,tetapi jang tersembunji, daripada perkataan “Nilai Kerdja” kitaakan sanggup menafsirkan pentrapan nilai jang irrasionil, dan jangkelihatannja mustahil itu, dengan tjara jang sama seperti, sesudahsekali memastikan gerakan sebenarnja dari benda² langit, kita akansanggup mendjelaskan gerakan²nja jang nampak atau jang hanjamerupakan penglihatan pantjaindera.

Apa jang didjual buruh bukanlah langsung Kerdjanja, tetapi TenagaBekerdjanja, jang pemakaiannja sementara diserahkannja kepadasikapitalis. Ini adalah sedemikian rupa sehingga, saja tidakmengetahui apakah oleh undang² Inggris akan tetapi pasti olehbeberapa undang² di Daratan Eropa, waktu maksimum ditetapkanuntuk mana seseorang dibolehkan mendjual tenaga bekerdjanja.Djika diperbolehkan untuk berbuat demikian untuk masa jangtak terbatas, maka perbudakan akan segera dipulihkan. Pendualansedemikian, djika misalnja meliputi seumur hidupnja, akan segeramembikinnja budak seumur hidup dari madjikannja.

Salah seorang ahli-ekonomi jang tertua dan ahli-filsafat jang palingorisinil dari negeri Inggris–Thomas Hobbes–telah setjara nalurimendapati hal ini, dalam karangannja Leviathan, hal mana tiada

9 “Labouring Power”–dalam terdjemahan Kapital dalam bahasa Inggris jang diakuisah, dipergunakan perkataan “Labour Power” (tenagakerdja),–Red. J.P.

Edi cahyono’s experiencE- 33 -

Page 38: Karl Marx - teraskita.files.wordpress.com · ISI (Pendahuluan) I (Produksi Dan Upah) II (Produksi, Upah, Laba) III (Upah Dan Peredaran Uang) IV (Penawaran dan Permintaan) V (Upah

terlihat oleh semua pengganti²nja. Ia berkata: “Nilai atau harkatseseorang adalah, seperti dengan semua hal lainnja, harganja: jaitu,sebanjak apa jang akan diberikan untuk Penggunaan Tenaganja”.

Dengan bertolak dari dasar ini, kita akan sanggup menentukanNilai Kerdja seperti halnja dengan segala barangdagangan lainnja.

Akan tetapi sebelum berbuat demikian, kita bisa bertanja,bagaimana gedjala jang gandjil ini muntjul, bahwa kitamendapatkan dipasar segolongan pembeli, jang memiliki tanah,mesin², bahan² mentah, dan alat² penghidupan, jang kesemuanja,ketjuali tanah dalam keadaan liar, merupakan hasil kerdja, dandilain pihak, segolongan pendjual jang tidak mempunyai apa-apauntuk didjual ketjuali tenaga bekerdja mereka, tangan dan otakmereka jang bekerdja? Bahwa golongan jang satu terus-menerusmembeli untuk membikin laba dan memperkaja mereka, sedanggolongan lainnja terus-menerus mendjual untuk memperolehnafkah hidup? Penjelidikan kedalam soal ini akan merupakanpenjelidikan kedalam apa jang oleh ahli²-ekonomi disebut“Akumulasi Sebelumnja atau Mula²” akan tetapi jang seharusnjadisebut Perampasan Mula². Kita akan mendapatkan bahwa apajang dinamakan Akumulasi Mula² ini tiada lain berarti daripadasuatu rangkaian proses² historis, jang mengakibatkan PeruraianPersatuan Mula² jang ada antara Manusia Bekerdja dengan PerkakasKerdjanja. Tetapi penjelidikan seperti itu berada diluar pagarpokok-persoalan saja jang sekarang. Pemisahan antara ManusiaKerdja dengan Perkakas Kerdja sekali ditetapkan, maka keadaanseperti itu akan memelihara diri dan memproduksi diri sendiridalam ukuran jang senantiasa bertambah, sampai suatu revolusibaru dan asasi dalam tjara produksi akan menumbangkannja lagi,dan memulihkan persatuan mula² dalam bentuk historis jang baru.

Maka apakah itu Nilai Tenaga Bekerdja?

Seperti halnja dengan tiap barangdagangan lainnja, nilainjaditentukan oleh kwantitet Kerdja jang perlu untukmemproduksinja. Tenaga bekerdja seseorang hanja ada dalamkepribadiannja jang hidup. Suatu djumlah tertentu bahan²kebutuhan hidup harus dikonsumsikan oleh seseorang supajatumbuh dan memelihara hidupnja. Akan tetapi manusia, sepertimesin, akan aus, dan harus digantikan oleh orang lain. Disamping

Edi cahyono’s experiencE- 34 -

Page 39: Karl Marx - teraskita.files.wordpress.com · ISI (Pendahuluan) I (Produksi Dan Upah) II (Produksi, Upah, Laba) III (Upah Dan Peredaran Uang) IV (Penawaran dan Permintaan) V (Upah

djumlah bahan² kebutuhan hidup jang diperlukan untukpemeliharaan dirinja sendiri, ia menghendaki sedjumlah bahan²kebutuhan lainnja untuk mengasuh sedjumlah anak² tertentu jangakan menggantikannja dipasar kerdja dan untuk mengekalkan raskaum buruh. Tambahan pula, untuk mengembangkan tenagabekerdjanja, dan memperoleh ketjakapan tertentu, sedjumlah nilai²lainnja harus dibelandjakan. Untuk tudjuan kita tjukuplah untukhanja mempertimbangkan kerdja rata², jang ongkos² pendidikandan perkembangannja merupakan besaran² jang tiada tetap.Namun saja harus mempergunakan kesempatan ini untukmenjatakan bahwa, oleh karena ongkos memproduksi tenaga²bekerdja dari berbagai kwalitet berbeda, nilai² tenaga bekerdja jangdipakai dalam berbagai lapangan-kerdja haruslah berbeda. Teriakanuntuk persamaan upah, karenanja, beralas pada suatu kekeliruandan merupakan suatu keinginan jang gila jang tidak akan pernahterkabulkan. Ia adalah buah dari radikalisme jang palsu dan dangkaljang menerima dalil² dan berusaha menghindari kesimpulan². Atasdasar sistim upah nilai tenaga bekerdja ditentukan seperti halnjadengan tiap barangdagangan lainnja; dan oleh karena djenisberlainan dari tenaga bekerdja mempunjai nilai jang berlainan,atau membutuhkan kwantitet² jang berlainan dari kedja untukmemproduksinja, djenis² itu harus memperoleh harga² jangberlainan dipasar kerdja. Berteriak untuk gandjaran jang sama atauadil atas dasar sistim upah adalah seperti berteriak untukkemerdekaan atas dasar sistim perbudakan. Apa jang saudara anggapbenar atau adil adalah diluar persoalan. Soalnja adalah: Apa jangperlu dan tak terhindarkan dengan sistim produksi tertentu?

Sesudah apa jang telah dikatakan, akan terlihatlah, bahwa nilaitenaga bekerdja adalah ditentukan oleh nilai bahan² kebutuhan jangdiperlukan untuk memproduksi, mengembangkan, memelihara,dan mengekalkan tenaga bekerdja.

VIII Produksi Nilai-LebihSekarang misalkan, bahwa djumlah rata² bahan² kebutuhan se-hari² bagi seorang buruh memerlukan enam djam kerdja rata² untukmemproduksinja. Tambahan pula, misalkan, bahwa enam djamkerdja rata² djuga diwjudjudkan dalam kwantitet emas jang samadengan 3 s. Maka 3 s. akan merupakan Harga, atau pernjataan

Edi cahyono’s experiencE- 35 -

Page 40: Karl Marx - teraskita.files.wordpress.com · ISI (Pendahuluan) I (Produksi Dan Upah) II (Produksi, Upah, Laba) III (Upah Dan Peredaran Uang) IV (Penawaran dan Permintaan) V (Upah

setjara uang dari Nilai Sehari daripada Tenaga Bekerdja orang itu.Djika ia bekerdja enam djam sehari ia akan menghasilkan seharisuatu nilai jang tjukup untuk membeli djumlah rata² bahan²kebutuhannja se-hari², atau untuk memelihara dirinja sebagaimanusia pekerdja.

Akan tetapi orang kita ini adalah buruh-upahan. Karenanja, iaharus mendjual tenaga bekerdjanja kepada seorang kapitalis. Djikaia mendjualnja untuk 3 s. sehari, atau 18 s. seminggu, iamendjualnja menurut nilainja. Misalkanlah ia seorang pemintal.Djika ia bekerdja enam djam sehari ia akan menambahkan nilaisebanjak 3 s. sehari kepada kapas. Nilai ini, jang saban hariditambahkannja, akan merupakan ekivalen jang persis untuk upah,atau harga tenaga bekerdjanja, jang diterima saban hari. Akan tetapidalam hal itu tidak ada nilai-lebih atau hasil-lebih apapun akanpergi kekapitalis. Dan disinilah kita tersandung kepada batunja.

Dalam membeli tenaga bekerdja dari buruh, dan mebajar nilainja,sikapitalis, seperti tiap pembeli lainnja, telah mendapatkan hakuntuk mengkonsumsi atau menggunakan barangdagangan jangtelah dibeli. Orang mengkonsumsi atau menggunakan sesuatumesin dengan mendjalankannja. Dengan membajar nilai harianatau mingguan dari tenaga bekerdja buruh, maka sikapitalismemperoleh hak untuk menggunakan atau menjuruh tenagabekerdja itu bekerdja selama seluruh hari atau minggu. Hari kerdjaatau minggu kerdja tentu sadja mempunjai batas² tertentu, akantetapi ini akan kita periksa lebih teliti kemudian.

Untuk waktu sekarang saja hendak mengalihkan perhatian saudarakepada satu hal jang menentukan.

Nilai tenaga bekerdja ditentukan oleh kwantitet kerdja jang perluuntuk memelihara atau mereproduksinja, akan tetapi penggunaantenaga bekerdja itu hanja dibatasi oleh daja aktif dan kekuatandjasmaniah buruh. Nilai harian atau mingguan dari tenaga bekerdjaadalah samasekali berbeda daripada pemakaian tenaga itu untuksehari atau seminggu, seperti halnja makanan jang dibutuhkanoleh kuda dan lamanja ia dapat mengangkut penaik kuda berbedasamasekali. Kwantitet kerdja dengan mana nilai tenaga bekerdjaburuh dibatasi, samasekali bukan merupakan batas kepadakwantitet kerdja jang bisa dilakukan oleh tenaga bekerdjanja.

Edi cahyono’s experiencE- 36 -

Page 41: Karl Marx - teraskita.files.wordpress.com · ISI (Pendahuluan) I (Produksi Dan Upah) II (Produksi, Upah, Laba) III (Upah Dan Peredaran Uang) IV (Penawaran dan Permintaan) V (Upah

Ambillah tjontoh pemintal kita itu. Kita telah melihat bahwa,untuk mereproduksi tenaga bekerdjanja se-hari², ia harus se-hari²mereproduksi nilai dari tiga shilling, jang akan dilakukannja denganbekerdja enam djam sehari. Akan tetapi ini bukan tidakmemungkinkan untuk bekerdja sepuluh atau duabelas djam ataulebih sehari. Akan tetapi dengan membajar nilai harian ataumingguan dari tenaga bekerdja pemintal itu, sikapitalis telahmendapatkan hak untuk menggunakan tenaga bekerdja itu selamaseluruh hari atau minggu. Maka ia akan menjuruhnja bekerdja,katakanlah, duabelas djam sehari. Diatas dan melampaui enam djamjang diperlukan untuk menggantikan upahnja, atau nilai tenagabekerdjanja, karenanja, ia akan mesti bekerdja enam djam lagi,jang akan saja sebut djam² kerdja-lebih, kerdja-lebih mana akanmerealisasi diri dalam nilai-lebih dan hasil-lebih. Djika misalnjapemintal kita itu, dengan kerdjanja selama enam djam sehari,menambahkan nilai tiga shilling kepada kapas, suatu nilai yangmerupakan ekivalen jang persis sama dengan upahnja, ia akanmenambahkan nilai enam shilling kepada kapas selama duabelasdjam, dan memproduksi kelebihan benang setjara sebanding. Olehkarena ia telah mendjual tenaga bekerdjanja kepada sikapitalis,seluruh nilai-hasilproduksi jang ditjiptakannja adalah kepunjaansikapitalis, pemilik sementara dari tenaga bekerdjanja. Denganmembajar terlebih dahulu tiga shilling, sikapitalis, karenanja, akanmerealisasi nilai sebanjak enam shilling, oleh sebab, denganmembajar terlebih dahulu suatu nilai dalam mana terkristalisasienam djam kerdja, ia akan menerima kembali suatu nilai dalammana terkristalisasi duabelas djam kerdja. Dengan mengulangiproses jang sama saban hari, sikapitalis saban hari, sikapitalis sabanhari akan membajar terlebih dahulu tiga shilling dan saban harimengantongi enam shilling, separuh daripadanja akan keluar lagiuntuk membajar upah baru, dan jang separuh lagi akan merupakannilai-lebih, untuk mana sikapitalis tidak membajar pengimbangapa-apa. Pertukaran antara kapital dengan kerdja sematjam inilahjang mendjadi dasar dari produksi kapitalis, atau sistim upah, danjang selalu harus berakibat dengan pe-reproduksi-an buruh sebagaiburuh, dan kapitalis sebagai kapitalis.

Tingkat nilai-lebih, bilamana semua keadaan lainnja tetap tinggalsama, akan bergantung pada perbandingan antara bagian hari

Edi cahyono’s experiencE- 37 -

Page 42: Karl Marx - teraskita.files.wordpress.com · ISI (Pendahuluan) I (Produksi Dan Upah) II (Produksi, Upah, Laba) III (Upah Dan Peredaran Uang) IV (Penawaran dan Permintaan) V (Upah

kerdja jang perlu untuk mereproduksi nilai tenaga bekerdja denganwaktu-lebih atau kerdja-lebih jang dilakukan untuk sikapitalis.Maka ia akan tergantung pada perbandingan dalam mana harikerdja diperpandjang diatas dan melebihi ukuran, denganmengerdjakan mana buruh hanja akan memproduksi nilai tenagabekerdjanja, atau mengganti upahnja.

IX Nilai-KerdjaKita sekarang harus kembali kepada pernjataan, “Nilai atau HargaKerdja”.

Kita telah melihat bahwa, sesungguhnja, ia hanja merupakan nilaidari tenaga bekerdja, diukur dengan nilai² barangdagangan jangperlu untuk pemeliharaannja. Akan tetapi oleh karena buruhmenerima upahnja sesudah kerdjanja dilaksanakan, dan tambahanpula mengetahui, bahwa apa jang sesungguhnja ia berikan kepadasikapitalis adalah kerdjanja, nilai atau harga tenaga bekerdjanjamestilah nampak baginja sebagai harga atau nilai dari kerdjanjasendiri. Djika harga tenaga bekerdjanja tiga shilling, dalam manadiwudjudkan enam djam kerdja, dan djika ia bekerdja duabelasdjam, ia mestilah menganggap tiga shilling ini sebagai nilai atauharga duabelas djam kerdja, meskipun duabelas djam kerdja inimewudjudkan dirinja dalam nilai enam shilling. Dua matjamakibat jang timbul dari sini.

Pertama. Nilai atau harga dari tenaga bekerdja memakai rupasebagai harga atau nilai dari kerdja itu sendiri, meskipun, bitjarasetjara teliti, nilai dan harga kerdja adalah istilah² tanpa arti.

Kedua. Meskipun sebagian sadja dari kerdja harian buruh itudibajar, sedang bagian lainnja tidak dibajar, dan sedangkan kerdjajang tidak dibajar atau kerdja-lebih itu djustru merupakan danadari mana nilai-lebih atau laba dibentuk, nampaknja seolah-olahkerdja kesemuanja adalah kerdja jang dibajar.

Rupa jang palsu ini membedakan kerdja-upahan dari bentuk²kerdja historis lainnja. Atas dasar sistim upah kerdja tiada berbajarpun nampak sebagai kerdja berbajar. Sebaliknja, dengan budak,bagian dari kerdjanja jang dibajar pun kelihatannja sebagai tiadaberbajar. Sudah barang tentu, supaja dapat bekerdja budak harus

Edi cahyono’s experiencE- 38 -

Page 43: Karl Marx - teraskita.files.wordpress.com · ISI (Pendahuluan) I (Produksi Dan Upah) II (Produksi, Upah, Laba) III (Upah Dan Peredaran Uang) IV (Penawaran dan Permintaan) V (Upah

hidup, dan sebagian dari hari kerdjanja dipakai untukmenggantikan nilai dari pemeliharaan dirinja sendiri. Akan tetapioleh karena tidak ada dilakukan tawar-menawar antara dia dantuannja, dan tidak ada tindakan² djual-beli berlangsung antarakedua pihak, maka seluruh kerdjanja nampaknja seperti diberikanbegitu sadja dengan tjuma-tjuma.

Dilain pihak, ambillah tani hamba, seperti jang bisa saja katakan,sampai hari kemarin terdapat diseluruh bagian Timur dari Eropa.Petani ini bekerdja, misalnja, tiga hari untuk dirinja atas tanahnjasendiri atau tanah jang dibagikan kepadanja, dan tiga hariberikutnja ia melakukan kerdja paksa dan pertjuma diatas tanahtuannja. Djadi, disini, bagian² kerdja jang berbajar dan tidakberbajar dipisah setjara njata, terpisah dalam waktu dan ruang;dan kaum Liberal kita meluap dengan keberangan moril terhadapfaham jang mustahil ini untuk menjuruh orang bekerdja dengantjuma-tjuma.

Tetapi, sesungguhnja, apakah seseorang bekerdja tiga hari semingguuntuk dirinja atas tanahnja sendiri dan tiga hari dengan tjuma-tjuma atas tanah tuannja, atau apakah ia bekerdja dalam pabrikatau bengkel enam djam sehari untuk dirinja dan enam djam untukmadjikannja, pada hakekatnja sama sadja, meskipun dalam halbelakangan bagian² kerdja jang berbajar dan tidak berbajar satusama lain bertjampur tak-terpisahkan, dan hakekat seluruhtransaksi sepenuhnja diselubungi oleh adanja perantaraan sesuatuperdjandjian kerdja dan bajaran jang diterima pada achir minggu.Kerdja tjuma-tjuma kelihatannja seperti diberikan setjara sukareladalam tjontoh jang satu, dan setjara paksaan didalam tjontohlainnja. Inilah jang mendjadi segala perbedaan.

Dalam menggunakan perkataan “nilai-kerdja”, saja hanja akanmenggunakannja sebagai istilah pasaran populer untuk “nilai tenagabekerdja”.

X Laba Dibikin Dengan Mendjual Barang-Dagangan MenurutNilainja

Misalkanlah satu djam kerdja rata² terwudjudkan dalam suatu nilaijang sama dengan enam pence, atau duabelas djam kerdja rata²dapat diwudjudkan dalam enam shilling. Selandjutnja,

Edi cahyono’s experiencE- 39 -

Page 44: Karl Marx - teraskita.files.wordpress.com · ISI (Pendahuluan) I (Produksi Dan Upah) II (Produksi, Upah, Laba) III (Upah Dan Peredaran Uang) IV (Penawaran dan Permintaan) V (Upah

misalkanlah, bahwa nilai kerdja sama dengan tiga shilling atauhasil enam djam kerdja. Dan, djika, dalam bahan mentah, mesin,dan sebagainja, jang terhabiskan dalam sesuatu barangdagangan,duapuluhempat djam kerdja rata² terwudjud, maka nilainja akanberdjumlah duabelas shilling. Djika, tambahan pula, buruh jangdipekerdjakan oleh sikapitalis menambahkan duabelas djam kerdjakepada alat² produksi itu, duabelas djam kerdja ini akandiwudjudkan dalam nilai tambahan sebanjak enam shilling. Maka,nilai total baranghasil itu, akan sebesar tigapuluhenam djam kerdjaterlaksana, dan akan sama dengan delapanbelas shilling. Akan tetapioleh karena nilai kerdja, atau upah jang dibajarkan kepada buruh,hanja akan berdjumlah tiga shilling, tidak ada ekivalen akandibajarkan oleh sikapitalis untuk enam djam kerdja lebih jangdilakukan oleh buruh, dan jang diwudjudkan dalam nilaibarangdagangan itu. Dengan mendjual barangdagangan inimenurut nilainja sebesar delapanbelas shilling, sikapitalis,karenanja, akan merealisasi nilai sebesar tiga shilling, untuk manaia tak membajarkan ekivalen. Tiga shilling ini akan merupakannilai-lebih atau laba jang dikantonginja. Djadi sikapitalis akanmewudjudkan laba sebanjak tiga shilling, bukan dengan mendjualbarangdagangannja dengan harga jang melebihi dan mengatasinilainja, akan tetapi dengan mendjualnja menurut nilai sebenarnja.

Nilai barangdagangan ditentukan oleh kwantitet total dari kerdjajang terkandung didalamnja. Akan tetapi sebagian dari kwantitetkerdja itu diwudjudkan dalam nilai, untuk mana suatu ekivalentelah dibajarkan dalam bentuk upah; sebagian daripadanjadiwudjudkan dalam nilai untuk mana tidak ada dibajarkan suatuekivalen. Sebagian dari kerdja jang terkandung didalambarangdagangan adalah kerdja berbajar; sebagian adalah kerdjatidak berbajar. Maka, dengan mendjual barangdagangan itumenurut nilainja, jaitu, sebagai kristalisasi kwantitet total kerdjajang ditjurahkan kepadanja, sikapitalis mestilah mendjualnjadengan mendapat laba. Ia bukan sadja mendjual apa jang dibajarnjadengan suatu ekivalen, tetapi ia djuga mendjual sesuatu untukmana ia tidak membajar apa-apa, meskipun ini berarti adapengeluaran kerdja bagi buruhnja. Ongkos barangdagangan bagisikapitalis dan ongkosnja jang sebenarnja adalah hal² jang berlainan.Makaitu, saja ulangi, bahwa laba biasa dan rata² diwudjudkandengan mendjual barangdagangan tidak diatas, tetapi menurut

Edi cahyono’s experiencE- 40 -

Page 45: Karl Marx - teraskita.files.wordpress.com · ISI (Pendahuluan) I (Produksi Dan Upah) II (Produksi, Upah, Laba) III (Upah Dan Peredaran Uang) IV (Penawaran dan Permintaan) V (Upah

nilainja sebenarnja.

XI Berbagai Bagian Dalam Mana Nilai-Lebih Teruraikan

Nilai-lebih, atau bagian dari nilai total barangdagangan dalam manakerdja-lebih atau kerdja tiada berbajar dari buruh diwudjudkan,saja sebut Laba. Seluruh laba itu tidak dikantongi oleh sikapitalis-pengusaha. Monopoli tanah memungkinkan tuantanah untukmengambil sebagian dari nilai-lebih, dengan nama sewa, apakahtanah dipakai untuk pertanian, bangunan² atau djalan kereta-api,atau untuk maksud produktif lainnja. Dilain pihak, kenjataanbahwa pemilikan perkakas kerdja memungkinkan kapitalis-pengusaha untuk memproduksi nilai-lebih, atau, apa jang padahakekatnja sama, untuk merampas baginja djumlah tertentu darikerdja tidak berbajar, memungkinkan pemilik dari alat² kerdja,jang ia pindjamkan seluruhnja atau sebagian kepada kapitalis-pengusaha–memungkinkan, ringkasnja, kapitalis pelepas-uang,untuk menuntut bagi dirinja dengan nama bunga sebagian laindari nilai-lebih itu, sehingga akan tertinggal bagi kapitalis-pengusaha hanja bagian itu sadja jang dinamakan laba industriatau perdagangan.

Dengan hukum² apa pembagian djumlah total nilai-lebih diantaraketiga golongan orang itu diatur adalah soal jang samasekali asingbagi pokok persoalan kita. Tetapi sebanjak ini adalah akibatdaripada apa jang telah dikatakan.

Sewa, Bunga, dan Laba Industri hanja merupakan nama-namaberlainan untuk bagian² berlainan dari nilai-lebih barangdagangan,atau kerdja tidak berbajar jang terkandung didalamnja dankesemuanja sama² diperoleh dari sumber ini, dan hanja dari sumberini sadja. Hal tsb. Tidak diperoleh dari tanah seperti itu atau darikapital seperti itu, akan tetapi tanah dan kapital memungkinkanpara pemiliknja untuk mendapatkan bagian masing² dari nilai-lebih jang diperas oleh kapitalis-pengusaha dari buruh. Bagi buruhsendiri adalah soal jang bukan-pokok apakah nilai-lebih itu, hasildaripada kerdja-lebihnja, atau kerdja tidak berbajar, seluruhnjadikantongi oleh kapitalis-pengusaha, atau apakah jang belakanganterpaksa membajarkan bagian² daripadanja, dengan nama sewa

Edi cahyono’s experiencE- 41 -

Page 46: Karl Marx - teraskita.files.wordpress.com · ISI (Pendahuluan) I (Produksi Dan Upah) II (Produksi, Upah, Laba) III (Upah Dan Peredaran Uang) IV (Penawaran dan Permintaan) V (Upah

dan bunga, kepada pihak² ketiga. Misalkan kapitalis-pengusahahanja memakai kapitalnja sendiri dan mendjadi tuantanahnjasendiri, maka seluruh nilai-lebih akan masuk dalam kantongnja.

Adalah kapitalis-pengusaha jang langsung memeras dari buruhnilai-lebih ini, biar bagian apapun daripadanja achirnja ia dapatmenahan untuk dirinja sendiri. Maka, atas hubungan inilah,hubungan antara kapitalis-pengusaha dengan buruh-upahan,tergantung seluruh sistim upah dan seluruh sistim produksi jangsekarang. Karenanja, beberapa dari saudara² jang mengambil bagiandalam perdebatan kita, adalah keliru ketika mereka berusahamemaniskan soal² dan memperlakukan hubungan asasi ini antarakapitalis-pengusaha dengan buruh sebagai soal nomor dua,meskipun mereka benar dalam menjatakan bahwa, dalam keadaantertentu, kenaikan harga bisa djadi mengenai kapitalis-pengusaha,tuantanah, kapitalis beruang, dan, djika saudara menghendaki,pemungut padjak, dalam ukuran jang sangat ber-beda².

Konsekwensi jang lain tumbuh daripada apa jang telah dinjatakan.

Bagian dari nilai barangdagangan jang hanja mewakili nilai daribahan² mentah, mesin², singkatnja, nilai dari alat² produksi jangterpakai, samasekali bukan merupakan penghasilan, akan tetapihanja menggantikan kapital. Akan tetapi, lain daripada itu, adalahkeliru mengatakan bahwa bagian lain dari nilai barangdaganganjang merupakan penghasilan, atau boleh dibajarkan dalam bentukupah, laba, sewa, bunga, adalah dibentuk oleh nilai upah, nilaisewa, nilai laba, dan sebagainja. Pada tingkat pertama, kita akanmengesampingkan upah, dan hanja membahas laba industri, bungadan sewa.

Kita baru sadja melihat, bahwa nilai-lebih jang terkandung didalambarangdagangan atau bagian dari nilai barangdagangan dalam manakerdja tidak berbajar diwudjudkan, memisah diri dalam berbagaipetjahan, dengan memakai tiga nama jang berlainan. Akan tetapiadalah samasekali kebalikan dari kebenaran untuk mengatakan,bahwa nilainja tersusun atau terbentuk dengan pendjumlahan darinilai² jang berdiri sendiri dari ketiga unsur ini.

Djika sedjam kerdja mewudjudkan diri dalam nilai enam pence,djika hari kerdja buruh meliputi duabelas djam, djika separuh dari

Edi cahyono’s experiencE- 42 -

Page 47: Karl Marx - teraskita.files.wordpress.com · ISI (Pendahuluan) I (Produksi Dan Upah) II (Produksi, Upah, Laba) III (Upah Dan Peredaran Uang) IV (Penawaran dan Permintaan) V (Upah

waktu ini merupakan kerdja tidak berbajar, maka kerdja-lebih ituakan menambahkan kepada barangdagangan nilai-lebih sebanjaktiga shilling, jaitu, nilai untuk mana tidak dibajar suatu ekivalen.Nilai-lebih sebanjak tiga shilling ini merupakan seluruh dana jangoleh kapitalis-pengusaha bisa dibagikan, dalam perbandinganapapun, dengan tuantanah dan pelepas-uang. Nilai tiga shillingini merupakan batas dari nilai jang mereka harus bagikan diantaramereka. Akan tetapi bukanlah kapitalis-pengusaha jangmenambahkan kepada nilai barangdagangan suatu nilai semau-maunja sebagai labanja, jang padanja ditambahkan nilai jang lainbagi tuantanah, dan seterusnja, sehingga pendjumlahan nilai² jangditetapkan setjara semau-maunja ini akan merupakan nilai total.Maka saudara melihat kekeliruan pikiran umum, jangmentjampur-adukkan peruraian nilai tertentu mendjadi tiga bagian,dengan pembentukan nilai itu dari pendjumlahan tiga nilai jangberdiri sendiri, dengan demikian mengubah nilai keseluruhan itu,dari mana sewa, laba, dan bungan diperoleh, mendjadi djumlahjang sekehendak hati.

Djika laba total jang direalisasi oleh seorang kapitalis sama dengan£100, kita namakan djumlah ini, dipandang sebagai besaranmutlak, banjaknja laba. Akan tetapi djika kita menghitungperbandingan dengan mana djumlah £100 itu berbanding dengankapital jang dibajarkan terlebih dahulu, kita namakan besaran relatifini, tingkat laba. Adalah djelas bahwa tingkat laba ini bisa dinjatakandengan tjara dua.

Misalkanlah £100 itu kapital jang dibajarkan terlebih dahulu dalamupah. Djika nilai-lebih jang ditjiptakan adalah djuga £100–danini akan menundjukkan kepada kita bahwa separuh dari hari kerdjaburuh terdiri atas kerdja tidak berbajar–dan djika kita mengukurlaba ini dengan nilai kapital jang dibajarkan terlebih dahulu dalamupah, kita seharusnja mengatakan bahwa tingkat laba berdjumlahseratus persen, oleh sebab nilai jang dibajarkan terdahulu akansama dengan seratus dan nilai jang direalisasi akan sebesar duaratus.

Djika, dilain pihak, kita bukan sadja mempertimbangkan kapitaljang dibajarkan terlebih dahulu dalam upah, akan tetapi kapitaltotal jang dibajarkan terlebih dahulu, katakanlah, umpamanja,£500, dari mana £400 mewakili nilai bahan² mentah, mesin², dansebagainja, kita haruslah mengatakan, bahwa tingkat laba hanja

Edi cahyono’s experiencE- 43 -

Page 48: Karl Marx - teraskita.files.wordpress.com · ISI (Pendahuluan) I (Produksi Dan Upah) II (Produksi, Upah, Laba) III (Upah Dan Peredaran Uang) IV (Penawaran dan Permintaan) V (Upah

sebesar duapuluh persen, oleh sebab laba seratus hanja akanmerupakan bagian seperlima dari kapital total jang dibajarkanterlebih dahulu.

Tjara pertama untuk menjatakan tingkat laba hanja satu-satunjajang menundjukkan kepada saudara perbandingan sesungguhnjaantara kerdja berbajar dan tidak berbajar, deradjat sesungguhnjadari exploitation (saudara haruslah membolehkan sajamenggunakan perkataan Perantjis ini) kerdja. Tjara menjatakanjang lainnja adalah apa jang sudah umum terpakai, dan adalah,memang, sesuai untuk tudjuan² tertentu. Se-tidak²nja, ia adalahsangat berguna untuk menutupi deradjat sikapitalis memeras kerdjatjuma-tjuma dari buruh.

Dalam keterangan² jang masih harus saja berikan, saja akanmemakai perkataan Laba untuk seluruh djumlah nilai-lebih jangdiperas oleh kapitalis tanpa mengindahkan pembagian nilai-lebihitu diantara berbagai pihak, dan dalam memakai perkataan² TingkatLaba, saja akan selalu mengukur laba dengan nilai kapital jangdibajarkan terlebih dahulu dalam upah.

XII Hubungan Umum Antara Laba, Upah dan Harga

Kurangkanlah dari nilai barangdagangan nilai jang menggantikannilai dari bahan² mentah dan alat² produksi lainnja jang terpakaididalamnja, artinja, kurangkanlah nilai jang mewakili kerdjaterdahulu jang terkandung di dalamnja, dan sisa dari nilainja akanmemisah djadi kwantitet kerdja jang ditambahkan oleh buruh jangdipekerdjakan terachir. Djika buruh itu bekerdja duabelas djamsehari, djika duabelas djam kerdja rata² mengkristalisasi diri dalamsedjumlah emas sebesar enam shilling, nilai tambahan sebesar enamshilling ini adalah nilai satu-satunja jang ditjiptakan oleh kerdjanja.Nilai tertentu ini, jang ditentukan oleh masa kerdjanja, adalahdana satu-satunja dari mana baik ia dan sikapitalis harus menarikbagian atau dividen masing², nilai satu-satunja untuk dibagikankedalam upah dan laba. Adalah djelas bahwa nilai ini sendiri tidakakan berubah oleh perbandingan jang ber-ubah² dalam mana iabisa dibagikan antara kedua belah pihak. Djuga tidak akan adajang berubah djika ditempat seorang buruh ditempatkan seluruhpenduduk pekerdja, duabelas djuta hari kerdja, umpamanja, danbukan satu hari kerdja.

Edi cahyono’s experiencE- 44 -

Page 49: Karl Marx - teraskita.files.wordpress.com · ISI (Pendahuluan) I (Produksi Dan Upah) II (Produksi, Upah, Laba) III (Upah Dan Peredaran Uang) IV (Penawaran dan Permintaan) V (Upah

Oleh karena kapitalis dan buruh hanja dapat membagikan nilaiterbatas ini, artinja, jang diukur dengan kerdja total dari buruh,maka semakin banjak jang satu mendapat akan semakin kuranglainnja mendapat, dan sebaliknja. Bilamana ada suatu djumlahtertentu, sebagian daripadanja akan bertambah dalamperbandingan sebaliknya dengan berkurangnja bagian lainnja.Djika upah berubah, laba akan berubah dalam djurusan jangbertentangan. Djika upah djatuh, laba akan naik; dan djika upahnaik, laba akan djatuh. Djika buruh, pada tjontoh kita jangpertama, mendapat tiga shilling, sama dengan separuh nilai jangia tjiptakan, atau djika seluruh hari kerdja kerdjanja terdiri ataskerdja jang separuh berbajar, separuh tidak berbajar, maka tingkatlaba akan sebesar 100 persen, oleh sebab sikapitalis djuga akanmendapat tiga shilling. Djika buruh hanja menerima dua shilling,atau hanja bekerdja sepertiga dari seluruh hari kerdja untuk dirinja,sikapitalis akan mendapat empat shilling, dan tingkat laba akanmendjadi 200 persen. Djika buruh menerima empat shilling,sikapitalis hanja akan menerima dua, dan tingkat laba akan merosotdjadi 50 persen, akan tetapi segala variasi ini tidak akan mengenainilai barangdagangan. Kenaikan umum upah, karenanja, akanberakibat djatuhnja tingkat umum dari laba, akan tetapi tidakmempengaruhi nilai.

Akan tetapi meskipun nilai² barangdagangan, jang pada achirnjamesti mengatur harga² pasarnja, semata-mata ditentukan olehkwantitet total kerdja jang tertetapkan didalamnja, dan tidak olehpembagian kwantitet itu mendjadi kerdja berbajar dan tidakberbajar, ini se-kali² tidak berarti, bahwa nilai² barangdaganganitu satu per satu, atau dari banjak barangdagangan, jang diproduksiselama duabelas djam, misalnja, akan tetap konstan. Djumlah ataumassa barangdagangan jang diproduksi dalam waktu kerdjatertentu, atau dengan kwantitet kerdja tertentu, tergantung padadaja produktif dari kerdja jang dipakai, dan tidak pada lama ataupandjangnja. Dengan suatu deradjat daja produktif dari kerdjapemintalan, umpamanja, hari kerdja dari duabelas djam bisamemproduksi duabelas pon benang, dengan deradjat dajaproduktif jang lebih ketjil hanja dua pon. Maka djika duabelasdjam kerdja rata² terwudjud dalam nilai enam shilling, dalam haljang satu, benang duabelas pon akan berharga enam shilling, dalamhal jang lain benang jang dua pon djuga akan berharga enam

Edi cahyono’s experiencE- 45 -

Page 50: Karl Marx - teraskita.files.wordpress.com · ISI (Pendahuluan) I (Produksi Dan Upah) II (Produksi, Upah, Laba) III (Upah Dan Peredaran Uang) IV (Penawaran dan Permintaan) V (Upah

shilling. Maka satu pon benang akan berharga enam pence dalamhal jang satu, dan tiga shilling dalam hal lainnja. Perbedaan hargaini berasal dari perbedaan dalam daja produktif dari kerdja jangdipakai. Satu djam kerdja akan terwudjud dalam satu pon benangdengan daja produktif jang lebih besar itu, sedang dengan dajaproduktif jang lebih ketjil, enam djam kerdja akan terwudjud dalamsatu pon benang. Harga satu pon benang dalam hal jang satu hanjaenam pence, meskipun upah adalah relatif tinggi dan tingkat labarendah; ia akan berdjumlah tiga shilling dalam hal lainnja,meskipun upah adalah rendah dan tingkat laba tinggi. Ini akandemikian, oleh sebab harga se-pon benang diatur oleh djumlahtotal dari kerdja jang terolahkan didalamnja, dan tidak olehpembagian proporsionil dari djumlah total itu dalam kerdja jangberbajar dan tidak berbajar. Kenjataan jang saja sebutkansebelumnja, bahwa kerdja berharga-tinggi bisa memproduksibarangdagangan murah dan kerdja berharga-rendah bisamemproduksi barangdagangan jang mahal, karenanja, kehilanganrupanja jang paradoksal. Ia hanja merupakan pernjataan dari

Page 51: Karl Marx - teraskita.files.wordpress.com · ISI (Pendahuluan) I (Produksi Dan Upah) II (Produksi, Upah, Laba) III (Upah Dan Peredaran Uang) IV (Penawaran dan Permintaan) V (Upah

untuk pemeliharaannja sehari-hari. Djika seluruh hari kerdjaberlangsung duabelas djam, sikapitalis akan membajar nilaikerdjanja kepadanja dengan membajarkan tiga shilling kepadanja.Separuh dari hari kerdja akan merupakan kerdja tidak berbajar,dan tingkat laba akan sama dengan 100 persen. Akan tetapisekarang misalkan bahwa, sebagai akibat dari penguranganproduktivitet, lebih banjak kerdja dibutuhkan untukmemproduksi, katakanlah, djumlah hasilproduksi pertanian jangsama, sehingga harga dari bahan² kebutuhan se-hari² rata² naikdari tiga mendjadi empat shilling. Dalam hal itu nilai kerdja akannaik dengan sepertiga, atau 33½ persen. Delapan djam dari harikerdja akan diperlukan untuk memproduksi ekivalen untukpemeliharaan se-hari² dari buruh, menurut tingkat hidupnja janglama. Maka kerdja-lebih akan merosot dari enam djam mendjadiempat djam, dan tingkat laba dari 100 mendjadi 50 persen. Akantetapi dalam menuntut kenaikan upah, buruh hanja akanmenuntut untuk mendapatkan tambahan nilai kerdjanja, sepertihalnja dengan setiap pendjual barangdagangan lainnja, jang, olehkarena bertambahnja ongkos barangdagangannja, berusahamendapatkan pembajaran untuk tambahan nilainja itu. Djika upahtidak naik, atau tidak tjukup naik, untuk mengimbangipertambahan nilai² bahan kebutuhan, harga kerdja akan merosotdibawah nilai kerdja, dan tingkat hidup buruh akan bertambahburuk.

Akan tetapi suatu perubahan dapat djuga berlangsung dalamdjurusan jang berlawanan. Berkat pertambahan produktivitetkerdja, djumlah jang sama dari bahan² kebutuhan se-hari² rata²bisa merosot dari tiga mendjadi dua shilling, atau hanja empatdjam dari hari kerdja, dan bukan enam djam, diperlukan untukmemproduksi ekivalen untuk nilai dari bahan² kebutuhan se-hari².Buruh kini akan sanggup membeli dengan dua shilling bahan²kebutuhan sebanjak seperti dilakukannja sebelumnja dengan tigashilling. Memang, nilai kerdja akan merosot, akan tetapi nilai jangberkurang itu akan menguasai djumlah barangdagangan jang samaseperti sebelumnja. Maka laba akan naik dari tiga mendjadi empatshilling, dan, tingkat laba dari 100 mendjadi 200 persen. Meskipuntingkat hidup mutlak dari buruh akan tetap tinggal sama, upahrelatifnja, dan dengan itu kedudukan sosial relatif daripadanja, akanmenurun djika dibandingkan dengan sikapitalis. Djika buruh

Edi cahyono’s experiencE- 47 -

Page 52: Karl Marx - teraskita.files.wordpress.com · ISI (Pendahuluan) I (Produksi Dan Upah) II (Produksi, Upah, Laba) III (Upah Dan Peredaran Uang) IV (Penawaran dan Permintaan) V (Upah

menentang pengurangan upah relatif itu, ia hanja berusaha untukmendapatkan sekedar bagian dalam pertambahan daja produktifdari kerdjanja sendiri, dan untuk memelihara kedudukan relatifsebelumnja dalam tangga masjarakat. Demikianlah, sesudahpenghapusan Undang² Gandum, dan dengan pelanggaran jangmenjolokmata atas djandji² jang paling chidmat jang diberikanselama agitasi anti-undang²-gandum, tuan² pabrik Inggris padaumumnja menurunkan upah dengan sepuluh persen. Perlawanankaum buruh pada mulanja digagalkan, akan tetapi, sebagai akibatdari keadaan jang sekarang tidak dapat saja bahas, sepuluh persenjang hilang itu kemudian diperdapat kembali.

2. Nilai² bahan kebutuhan dan karenanja nilai kerdja, bisa tetaptinggal sama, akan tetapi suatu perubahan bisa terdjadi dalamharga² uang bahan² tersebut, sebagai akibat dari perubahanterdahulu dari nilai uang.

Dengan penemuan tambang² jang lebih kaja dan sebagainja, duaons emas bisa, misalnja, membutuhkan tidak lebih banjak kerdjauntuk memproduksinja daripada satu ons sebelumnja. Nilai emaskarena itu akan berkurang dengan separuh, atau limapuluh persen.Oleh karena nilai dari segala barangdagangan lainnja akandinjatakan dalam harga jang dua kali sebesar harga² uangsebelumnja, demikian djugalah halnja dengan nilai kerdja.Duabelas djam kerdja, jang sebelumnja dinjatakan dalam enamshilling, kini akan dinjatakan dalam duabelas shilling. Djika upahburuh tetap tinggal tiga shilling, harga uang dari kerdjanja hanjamerupakan separuh dari nilai kerdjanja, dan tingkat hidupnja akansangat merosot. Ini djuga akan terdjadi dalam ukuran jang lebihbesar atau ketjil, djika upahnja naik tetapi tidak sebanding dengandjatuhnja nilai emas. Dalam hal jang demikian tidak ada jang akanberubah, baik dalam daja produktif dari kerdja, maupun dalampenawaran dan permintaan, atau dalam nilai². Tidak ada jang akanberubah ketjuali nama² uang dari nilai² itu. Mengatakan bahwadalam hal jang begitu buruh semestinja djangan menuntutkenaikan proporsionil dari upah, adalah seperti mengatakan bahwaia harus merasa puas dengan mendapat bajaran dengan nama,sebagai ganti daripada barang². Segala sedjarah jang lampaumembuktikan, bahwa bilamana sadja terdjadi kemerosotan uangsematjam itu, maka kaum kapitalis berdjaga-djaga untuk

Edi cahyono’s experiencE- 48 -

Page 53: Karl Marx - teraskita.files.wordpress.com · ISI (Pendahuluan) I (Produksi Dan Upah) II (Produksi, Upah, Laba) III (Upah Dan Peredaran Uang) IV (Penawaran dan Permintaan) V (Upah

mempergunakan kesempatan ini untuk menipu buruh. Suatumazhab jang sangat besar dari ahli²-ekonomi politik menjatakanbahwa, sebagai akibat dari penemuan² tambang² emas jang baru,perbaikan pengusahaan tambang² perak, dan penjediaan airraksajang lebih murah, maka nilai dari logam² berharga telah berkuranglagi. Ini mendjelaskan usaha² umum dan jang serentak di DaratanEropa untuk kenaikan upah.

3. Kita hingga sekarang memisalkan, bahwa hari kerdja mempunjaibatas² tertentu. Tetapi, hari kerdja, pada dirinja sendiri, takmempunjai batas² jang tetap. Adalah ketjenderungan jang tetapdari kapital untuk meluaskannja sampai kepada batas kemungkinandjasmaniah, oleh sebab, dalam deradjat jang sama, kerdja-lebih,dan, sebagai akibatnja, laba jang timbul daripadanja, akanbertambah. Semakin berhasil kapital untuk memperpandjang harikerdja, semakin besar djumlah kerdja orang² lain jang akandirampasnja. Selama abad ketudjuhbelas dan malahan djuga selamabagian duapertiga jang pertama dari abad kedelapanbelas, harikerdja sepuluh djam adalah hari kerdja jang lazim diseluruh Inggris.Selama perang anti-Jakobin, jang sesungguhnja merupakan perangjang dilakukan oleh baron² Inggris terhadap massa pekerdja Inggris,kapital berpesta pora, dan memperpandjang hari kerdja darisepuluh mendjadi duabelas, empatbelas, delapanbelas djam.Malthus, jang samasekali tidak akan ditjurigai sebagai seorang janggampang terharu, menjatakan dalam suatu selebaran, jangditerbitkan kira² tahun 1815, bahwa djika hal sematjam ini akanberlangsung terus, kehidupan nasion akan terserang padasumbernja sendiri. Beberapa tahun sebelum pemakaian umum darimesin² pendapatan-baru, kira² tahun 1765, suatu risalah terbit diInggris dengan nama, Risalah tentang Perusahaan. Penulisnja, jangmemakai nama samaran, dan jang merupakan musuh jang njatadari klas buruh, menjerukan perlunja memperluas batas² dari harikerdja. Diantara tjara² lain untuk maksud ini, ia usulkan adanjarumah² kerdja, jang, katanja, semestinja merupakan “Rumah²Teror.” Dan berapa lamanja hari kerdja jang ia adjukan untuk“Rumah² Teror” ini? Duabelas djam, waktu jang persis sama denganapa jang dinjatakan dalam tahun 1832 oleh kaum kapitalis, ahli²-ekonomi politik, dan menteri² sebagai waktu kerdja jang tidaksadja sedang berlaku akan tetapi jang perlu untuk anak dibawahduabelas tahun.

Edi cahyono’s experiencE- 49 -

Page 54: Karl Marx - teraskita.files.wordpress.com · ISI (Pendahuluan) I (Produksi Dan Upah) II (Produksi, Upah, Laba) III (Upah Dan Peredaran Uang) IV (Penawaran dan Permintaan) V (Upah

Dengan mendjual tenaga bekerdjanja, dan ia harus berbuatdemikian dalam sistim jang sekarang, buruh menjerahkan kepadakapitalis pemakaian dari tenaga itu, akan tetapi dalam batas²rasionil tertentu. Ia mendjual tenaga bekerdjanja untukmemeliharanja, terlepas daripada ausnja jang wadjar, akan tetapitidak untuk menghantjurkannja. Dalam mendjual tenagabekerdjanja menurut nilai harian atau mingguannja, diartikanbahwa dalam satu hari atau satu minggu tenaga bekerdja itu tidakakan dikenakan pemborosan atau pengausan dua hari atau duaminggu. Ambillah suatu mesin seharga £1.000. Djika ia habisterpakai dalam sepuluh tahun ia akan menambahkan £100 setahunkepada nilai barangdagangan jang dalam memproduksinja ia turutmembantu. Djika ia terpakai habis dalam lima tahun ia akanmenambahkan £200 setahun, atau nilai dari ausnja sadalahberbanding balik dengan waktu dalam mana ia terpakai. Akantetapi ini memperbedakan manusia pekerdja dengan mesin. Mesintidak mengaus dalam perbandingan jang persis sama dengan waktudalam mana ia dipergunakan. Sebaliknja, manusia merosot dalamperbandingan jang lebih besar daripada apa jang nampak denganpenambahan kerdja dengan angka kerdja.

Dalam usaha² mereka untuk mengurangi hari kerdja sampai kepadaukuran rasionil sebelumnja, atau, dimana mereka tidak dapatmemaksakan penetapan hukum tentang hari kerdja normal, denganmentjegah kerdja lembur dengan kenaikan upah, jaitu suatukenaikan jang bukan hanja sebanding dengan waktu-lebih jangdiperas, akan tetapi dalam proporsi jang lebih besar, manusia²pekerdja hanja melakukan kewadjiban kepada diri mereka dankepada ras mereka. Mereka hanja memberi batas kepadapenghisapan sewenang-wenang dari kapital. Waktu adalah ruanguntuk perkembangan manusua. Seseorang jang tidak mempunjaiwaktu jang terluang bagi dirinja sendiri, jang seluruh hidupnja,ketjuali penjelangan djasmaniah semata-mata oleh tidur, makan,dan sebagainja, adalah terserap oleh kerdjanjanja untuk sikapitalis,adalah kurang daripada kuda beban. Ia merupakan mesin semata-mata untuk memproduksi Kekajaan Asing, remuk dalam badandan kasar dalam djiwa. Sekalipun demikian seluruh sedjarahindustri modern menundjukkan, bahwa kapital, djika tidakditjegah, setjara nekad dan kedjam berusaha melemparkan klasburuh kedalam keadaan jang se-hina²nja ini.

Edi cahyono’s experiencE- 50 -

Page 55: Karl Marx - teraskita.files.wordpress.com · ISI (Pendahuluan) I (Produksi Dan Upah) II (Produksi, Upah, Laba) III (Upah Dan Peredaran Uang) IV (Penawaran dan Permintaan) V (Upah

Dalam memperpandjang hari kerdja sikapitalis bisa membajar upahjang lebih tinggi namun masih menurunkan nilai kerdja, djikakenaikan upah tidak bersesuaian dengan bertambah banjaknjakerdja jang diperas, dan bertambah tjepatnja kemerosotan tenagabekerdja jang diakibatkannja. Ini bisa dilakukan dengan djalanlain. Ahli²-statistik klas tengah akan menerangkan kepada saudara,umpamanja, bahwa upah rata² keluarga pekerdja pabrik diLancashire telah meningkat. Mereka lupakan, bahwa sebagai gantidari kerdja laki², kepala keluarga, isterinja dan mungkin tiga atauempat orang anak kini dilemparkan kebawah roda Djagatnath darikapital, dan bahwa keseluruhan kerdja-lebih jang diperas darikeluarga itu.

Malahan djuga dengan batas² tertentu dari hari kerdja, seperti jangsekarang terdapat dalam segala tjabang industri jang tunduk kepadaundang² pabrik, kenaikan upah bisa mendjadi perlu, sekalipunhanja untuk memelihara standar nilai kerdja jang lama. Denganmeninggikan intensitet kerdja, seseorang bisa disuruh mengeluarkantenaga vital dalam satu djam sebanjak dalam dua djam dahulu.Sampai batas tertentu, ini telah dilakukan dalam tjabang² industri,jang ditempatkan dibawah Undang² Pabrik, dengan mempertjepatmesin², dan dengan semakin besarnja djumlah mesin² jangberdjalan jang kini harus diawasi oleh seseorang. Djikapenambahan intensitet kerdja atau massa kerdja jang dikeluarkandalam sedjam masih berada dalam perbandingan jang agak baikdengan pengurangan pandjangnja hari kerdja, buruh masih akanmerupakan pemenang. Djika batas ini dilampaui, ia kehilangandalam satu bentuk apa jang telah ia tjapai dalam bentuk lain, dansepuluh djam kerdja bisa djadinja sama merusaknja seperti duabelasdjam sebelumnja. Dalam mentjegah ketjenderungan kapital ini,dengan berdjuang untuk kenaikan upah jang bersesuaian dengankenaikan intensitet kerdja, buruh hanja melawan pemerosotankerdjanja dan pemerosotan rasnja.

4. Saudara sekalian tahu bahwa, karena sebab² jang sekarang tidakperlu saja terangkan, produksi kapitalis bergerak melalui cyclusperiodik tertentu. Ia bergerak melalui keadaan tenang,bertambahnja kegesitan, kemakmuran, perdagangan berlebihan,krisis, dan kemandekan. Harga² pasar dari barangdagangan, dantingkat laba di pasar, mengikuti fase² ini, kini merosot dibawah

Edi cahyono’s experiencE- 51 -

Page 56: Karl Marx - teraskita.files.wordpress.com · ISI (Pendahuluan) I (Produksi Dan Upah) II (Produksi, Upah, Laba) III (Upah Dan Peredaran Uang) IV (Penawaran dan Permintaan) V (Upah

tingkat rata², nanti naik diatasnja. Dengan memperhatikan seluruhcyclus, saudara akan mendapatkan bahwa suatu penjimpangan dariharga pasar dikompensasikan oleh jang lain, dan bahwa, denganmengambil rata² dari cyclus, harga² pasar dari barangdaganganadalah ditentukan oleh nilainja. Baik! Selama fase kemerosotanharga² pasar dan fase² krisis dan kemandekan, buruh, djika tidakterlempar samasekali dari pekerdjaan, akan pasti mengalamipenurunan upah. Supaja djangan tertipu, ia harus, biarpun denganadanja kedjatuhan harga² pasar itu, memperdebatkan dengankapitalis dalam deradjat perbandingan jang bagaimana penurunanupah mendjadi perlu. Djika, selama fase kemakmuran, sewaktulaba berlebihan diperoleh, ia tidak memperdjuangkan kenaikanupah, ia, dengan mengambil rata² dari satu cyclus industri, malahantidak akan menerima upah rata², atau nilai kerdjanja. Adalahpuntjak ketololan untuk menuntut, bahwa sedang upahnjamestilah terkena oleh fase² djelek dari cyclus, ia harus mengasingkandiri daripada kompensasi selama fase² makmur dari cyclus itu.Pada umumnja, nilai² dari segala barangdagangan hanja direalisasidengan kompensasi dari harga² pasar jang terusmenerus berubah,jang timbul dari naik turun terusmenerus dari permintaan danpenawaran. Atas dasar sistim jang sekarang, kerdja hanjamerupakan suatu barangdagangan seperti lainnja. Makaitu ia harusmelalui naik-turun jang sama untuk mendapatkan harga rata² jangbersesuaian dengan nilainja. Adalah gila memperlakukannja sebagaibarangdagangan disatu pihak, dan dilain pihak menghendakisupaya ia dibebaskan dari hukum² jang mengatur hargabarangdagangan. Budak menerima djumlah perbekalan hidupsetjara permanen dan tertentu; tidak demikianlah halnja denganburuh-upahan. Ia harus berusaha mendapatkan kenaikan upahdalam hal jang satu, kalaupun hanja untuk mendapat kompensasiuntuk djatuhnja upah dalam hal jang lain. Djika ia bersabar untukmenerima kemauan, perintah² sikapitalis sebagai hukum ekonomijang permanen, ia akan mengambil bagian dalam segalakesengsaraan dari budak, tanpa keamanan dari budak.

5. Dalam semua peristiwa jang telah saja tindjau, dan ini perupakansembilanpuluh sembilan daripada seratus, saudara² telah melihat,bahwa perdjuangan untuk kenaikan upah hanja mengikuti djedjakdari perubahan² terdahulu, dan merupakan buah semestinja dariperubahan² terdahulu dalam djumlah produksi, daja produktif

Edi cahyono’s experiencE- 52 -

Page 57: Karl Marx - teraskita.files.wordpress.com · ISI (Pendahuluan) I (Produksi Dan Upah) II (Produksi, Upah, Laba) III (Upah Dan Peredaran Uang) IV (Penawaran dan Permintaan) V (Upah

dari kerdja, nilai kerdja, nilai uang, banjaknja atau intensitet kerdjajang diperas, naik-turun harga² pasar, jang tergantung pada naik-turun permintaan dan penawaran, dan sesuai dengan berbagai fasedari cyclus industri, ringkasnja, sebagai reaksi dari kerdja terhadaptindakan sebelumnja dari kapital. Dengan memperlakukanperdjuangan untuk kenaikan upah terlepas dari segala keadaanini, dengan hanja memandang kepada perubahan upah, dan tidakmelihat segala perubahan lainnja darimana ia timbul, saudarabertolak dari dalil jang salah untuk mentjapai kesimpulan² jangsalah.

XIV Perdjuangan Antara Kapital DenganKerdja dan Hasil-hasilnja

1. Sesudah menundjukkan bahwa perlawanan periodik dipihakkaum buruh menentang penurunan upah, dan usaha² merekasetjara periodik untuk mendapatkan kenaikan upah, adalah tiadaterpisahkan dari sistim upah, dan ditetapkan oleh kenjataandisamakannja kerdja dengan barangdagangan, dan karenanjatunduk kepada hukum² jang mengatur gerakan umum dari harga²;sesudah, selandjutnja, menundjukkan, bahwa kenaikan umum darilaba, akan tetapi tidak mempengaruhi harga rata² daribarangdagangan, atau nilai²nja, maka soal jang kini pada achirnjatimbul adalah, betapa djauh, dalam perdjuangan jang tiada henti-hentinja ini antara kapital dengan kerdja, jang belakangan inimempunyai kemungkinan untuk berhasil.

Saja bisa mendjawab dengan suatu generalisasi, dan mengatakanbahwa, seperti halnja dengan segala barangdagangan lainnja, begitudjuga dengan kerdja, harga pasarnja, lama-kelamaan, akanmenjesuaikan diri dengan nilainja; bahwa, karenanja, kendati segalagerak naik-turun, dan apapun jang diperbuatnja, buruh setjararata² hanja akan menerima nilai dari kerdjanja, jang terwudjuddalam nilai tenaga bekerdjanja, jang ditentukan oleh nilai bahan²kebutuhan jang diperlukan untuk pemeliharaan dirinja dan untukreproduksi dirinja, nilai bahan² kebutuhan mana pada achirnjaditentukan oleh kwantitet kerdja jang dibutuhkan untukmemproduksinja.

Akan tetapi ada beberapa tjiri chusus jang memperbedakan nilai

Edi cahyono’s experiencE- 53 -

Page 58: Karl Marx - teraskita.files.wordpress.com · ISI (Pendahuluan) I (Produksi Dan Upah) II (Produksi, Upah, Laba) III (Upah Dan Peredaran Uang) IV (Penawaran dan Permintaan) V (Upah

tenaga bekerdja, atau nilai kerdja, dengan nilai segalabarangdagangan lainnja. Nilai tenaga bekerdja dibentuk oleh duaunsur–jang satu hanja djasmaniah, jang lain historis atau sosial.Batasnja terachir ditentukan oleh unsur djasmaniah, artinja, untukmemelihara dan me-reproduksi diri, untuk melangsungkankehidupan djasmaniahnja, klas buruh harus menerima bahan²kebutuhan jang tidak boleh tidak diperlukan untuk hidup danberkembangbiak. Nilai bahan² kebutuhan itu, karenanja,merupakan batas terachir dari nilai kerdja. Dilain pihak, lamanjahari kerdja djuga dibatasi oleh batas² terachir, kendatipun jangsangat elastis. Batasnja jang terchir ditentukan oleh kekuatandjasmaniah dari buruh. Djika penghabisan kekuatan² vitalnja se-hari² melampaui ukuran tertentu, ia tidak dapat dikerahkan lagi,hari demi hari. Tetapi, seperti telah saja katakan, batas ini adalahsangat elastis. Susul-menjusul jang tjepat daripada angkatan² jangtidak sehat dan berumur pendek akan memenuhi kebutuhan pasarkerdja sama baiknja seperti serangkaian angkatan jang kuat danberumur pandjang.

Ketjuali unsur djasmaniah se-mata² ini, nilai kerdja di-tiap² negeriditentukan oleh tingkat hidup tradisionil. Ini bukan hanjakehidupan djasmaniah, akan tetapi adalah pemuasan darikebutuhan² tertentu jang timbul dari keadaan masjarakat dalammana manusia ditempatkan dan dibesarkan. Tingkat hidup Inggrisbisa dikembalikan kepada tingkat hidup Irlandia; tingkat hiduppetani Djerman kepada tingkat petani Livonia. Bagian pentingjang dimainkan dalam hal ini oleh tradisi historis dan kebiasaankemasjarakatan, dapat saudara peladjari dari karja Tn. Thorntontentang Penduduk-lebih, dimana ia menundjukkan bahwa upahrata² diberbagai daerah pertanian Inggris masa kini masih berbedasedikit banjaknja sesuai dengan keadaan jang sedikit banjaknjamenguntungkan dalam mana daerah² tersebut muntjul darikeadaan perhambaan.

Unsur historis atau sosial ini, jang masuk kedalam nilai kerdja,bisa diperluas, atau disusutkan, atau ditiadakan samasekali,sehingga tidak ada lagi jang tinggal ketjuali batas djasmaniah.Selama masa perang anti-Jakobin, jang dilangsungkan, seperti janglazimnja dikatakan situa George Rose, itu tukang makan padjakdan tukang luntang-lantung jang tak dapat diperbaiki lagi, untuk

Edi cahyono’s experiencE- 54 -

Page 59: Karl Marx - teraskita.files.wordpress.com · ISI (Pendahuluan) I (Produksi Dan Upah) II (Produksi, Upah, Laba) III (Upah Dan Peredaran Uang) IV (Penawaran dan Permintaan) V (Upah

menjelamatkan keenakan² agama kita jang sutji daripada serbuanorang² Perantjis jang tak beriman, maka petani Inggris jang djudjur,jang diperlakukan dengan begitu lembut dalam suatu bab kitajang terdahulu, menekan upah buruh pertanian malahan sampaidibawah minimum djasmaniah se-mata² itu, akan tetapimegembalikan melalui Undang² Miskin selebihnja jang diperlukanuntuk kelangsungan djasmaniah dari rasnja. Ini adalah djalan jangagung untuk mengubah buruh-upahan mendjadi budak, dantokoh pemilik tanah jang angkuh dari Shakespeare mendjadi fakirmiskin.

Dengan membandingkan tingkat upah atau nilai kerdja diberbagainegeri dan dengan membandingkannja pada berbagai zamansedjarah dalam negeri jang sama, saudara akan mendapatkan bahwanilai kerdja itu sendiri bukanlah suatu besaran jang tetap, akantetapi jang variabel, sekalipun dengan memisalkan nilai² segalabarangdagangan lainnja sebagai jang tetap tinggal konstan.

Perbandingan jang sama akan membuktikan, bahwa bukan sadjatingkat pasar dari laba berubah, akan tetapi tingkat rata²nja.

Akan tetapi mengenai soal laba, tidaklah ada hukum jangmenetapkan minimumnja. Kita tidak dapat mengatakan apa batasterachir dari pengurangannja. Dan mengapa kita tidak dapatmenetapkan batas itu? Oleh sebab, meskipun kita dapatmenetapkan minimum dari upah, kita tidak dapat menetapkanmaksimumnja. Kita hanja dapat mengatakan bahwa, bila ada suatupenentuan dari batas² hari kerdja, maksimum laba bersesuaiandengan minimum djasmaniah dari upah; dan bahwa bila ada suatupenentuan dari upah, maksimum laba bersesuaian denganperpandjangan hari kerdja dalam suatu ukuran jang dapatdipersesuaikan dengan kekuatan² djasmaniah dari buruh. Maka,maksimum laba, dibatasi oleh minimum djasmaniah dari upahdan maksimum djasmaniah dari hari kerdja. Adalah njata, bahwaantara kedua batas dari tingkat laba maksimum variasi dalamdjumlah jang sangat besar adalah mungkin. Penentuan tingkatsesungguhnja hanja diselesaikan oleh perdjuangan jang terus-menerus antara kapital dengan kerdja, dimana sikapitalis senantiasatjenderung kepada penurunan upah sampai kepada minimumdjasmaniah, dan memperpandjang hari kerdja sampai kepadamaksimum djasmaniah, sedang buruh senantiasa mendesak kearah

Edi cahyono’s experiencE- 55 -

Page 60: Karl Marx - teraskita.files.wordpress.com · ISI (Pendahuluan) I (Produksi Dan Upah) II (Produksi, Upah, Laba) III (Upah Dan Peredaran Uang) IV (Penawaran dan Permintaan) V (Upah

jang bertentangan.

Masalah ini djadinja adalah soal kekuatan masing² dari pihak-pihak jang berlawanan itu.

2. Mengenai soal pembatasan hari kerdja di Inggris, seperti halnjadisemua negeri lainnja, ini tidak pernah diselesaikan ketjuali dengantjampurtangan perundang-undangan. Tanpa tekanan terus-meneruskaum buruh dari luar tjampurtangan itu tidak akan pernahberlangsung. Akan tetapi biar bagaimanapun, hasil tidak akantertjapai dengan penjelesaian sendiri² antara buruh dengankapitalis. Djustru kebutuhan akan adanja aksi politik umum inimemberi bukti, bahwa dalam aksinja ekonomi se-mata² kapitaladalah pihak jang lebih kuat.

Mengenai batas² dari nilai kerdja, penjelesaian sesungguhnja selalutergantung pada penawaran dan permintaan, saja maksudpermintaan akan kerdja dari pihak kapital, dan penawaran kerdjaoleh buruh. Di-negeri² kolonial hukum penawaran dan permintaanmenguntungkan buruh. Makaitu terdapat tngkat upah jang relatiftinggi di Amerika Serikat. Kapital bisa disana berusaha sekeras-kerasnja. Ia tidak dapat menghindarkan pasar kerdja daripadapengosongan terus-menerus oleh perusahaan terus-menerus dariburuh-upahan mendjadi petani jang merdeka dan berdiri sendiri.Kedudukan buruh-upahan untuk bagian jang sangat besar dariorang Amerika hanja merupakan masa pertjobaan, jang pastimereka tinggalkan dalam djangka-waktu jang lebih lama atau lebihpendek.10 Untuk memperbaiki keadaan kolonial ini, PemerintahInggris, sebagai bapak, menerima untuk beberapa waktu apa jangdinamakan teori kolonisasi modern, jang terdiri atas penetapanharga tinggi buatan atas tanah koloni, untuk menghindarkanpengubahan jang terlalu tjepat dari buruh-upahan mendjadi petanimerdeka.

Akan tetapi sekarang marilah kita perhatikan negeri² beradab tua,dimana kapital menguasai seluruh proses produksi. Ambillah,misalnja, kenaikan upah pertanian di Inggris dari tahun 1849sampai tahun 1859. Apa akibatnja? Kaum petani tidak dapat,seperti teman kita Weston mungkin akan menasehatkan kepadamereka, menaikkan nilai gandum, malahan djuga tidak harga²pasarnja. Sebaliknja, mereka harus mengalah kepada penurunannja.

Edi cahyono’s experiencE- 56 -

Page 61: Karl Marx - teraskita.files.wordpress.com · ISI (Pendahuluan) I (Produksi Dan Upah) II (Produksi, Upah, Laba) III (Upah Dan Peredaran Uang) IV (Penawaran dan Permintaan) V (Upah

Akan tetapi selama sebelas tahun ini mereka memasukkan mesin²dari segala djenis, menggunakan tjara-tjara jang lebih ilmiah,mengubah sebagian dari tanah garapan mendjadi padang rumput,menambah besarnja perusahaan pertanian, dan beserta ini ukurandari produksi, dan dengan proses ini dan jang lain mengurangipermintaan akan kerdja dengan memperbesar daja produktifnja,membuat penduduk agraria kembali berlebihan setjara relatif. Iniadalah tjara umum dengan mana berlangsung, dengan lebih tjepatatau lebih lambat, reaksi kapital terhadap kenaikan upah di-negeri²jang tua, dan menetap. Ricardo dengan tepat menjatakan, bahwamesin² senantiasa bersaing dengan kerdja, dan kadang-kadanghanja dapat mulai dipergunakan bilamana harga kerdja telahmentjapai suatu puntjak tertentu, akan tetapi pemakaian mesin²hanja merupakan salah satu tindakan daripada banjak tjara untukmenambah daja produktif dari kerdja. Perkembangan jang samaini djuga, jang membuat kerdja biasa berlebihan setjara relatif,menjederhanakan dilain pihak kerdja terlatih, dan dengan demikianmenjusutkan harganja.

Hukum jang sama terdapat dalam bentuk jang lain. Denganperkembangan daja produktif dari kerdja akumulasi kapital akandipertjepat, malahan sekalipun ada tingkat upah jang relatif tinggi.Dari sini, orang bisa menarik kesimpulan, seperti Adam Smith,jang pada zamannja industri modern masih berada dalam masakanak²nja, memang menjimpulkan, bahwa pertjepatan akumulasikapital mesti mengubah imbangan untuk keuntungan buruh,dengan menimbulkan pertambahan permintaan akan kerdja. Daripokok pendirian jang sama ini banjak penulis, jang hidup dalamwaktu jang sama, merasa heran bahwa, mengingat pertumbuhankapital Inggris selama duapuluh tahun belakangan ini jang begitudjauh lebih tjepat daripada pertumbuhan penduduk Inggris, upah

10 Lihat Kapital, D. I, Bab XXXIII, hlm. 765, tjatatan 1):

“Kita disini membitjarakan Koloni² sebenarnja, tanah² jang belum didjamah,jang dikolonisasi oleh pendatang² jang bebas. Amerika Serikat, setjara ekonomi,masih sadja merupakan suatu Koloni dari Eropa. Tambahan pula, kedalamgolongan ini termasuk djuga sebangsa perkebunan² tua dimana penghapusanperbudakan telah mengubah samasekali keadaan sebelumnja.” Semendjak tanahdi-negeri² kolonial dimana-mana telah diubah dengan kekerasan mendjadi milikperseorangan, buruh-upahan disana telah dirampas kemungkinan untuk mendjadiprodusen² jang berdiri sendiri. –Red.

Edi cahyono’s experiencE- 57 -

Page 62: Karl Marx - teraskita.files.wordpress.com · ISI (Pendahuluan) I (Produksi Dan Upah) II (Produksi, Upah, Laba) III (Upah Dan Peredaran Uang) IV (Penawaran dan Permintaan) V (Upah

tidak mendjadi lebih dipertinggi. Akan tetapi bersamaan dengankemadjuan akumulasi suatu perubahan progresif berlangsung dalamkomposisi kapital. Bagian dari keseluruhan kapital jang terdiri darikapital-tetap, mesin², bahan² mentah, alat-alat produksi dalamsegala matjam bentuk, bertambah setjara progresif djikadibandingkan dengan bagian lain dari kapital, jang diperuntukkanuntuk upah atau untuk pembelian kerdja. Hukum ini telahdikemukakan dengan tjara jang agak tepat oleh Tuan Barton,Ricardo, Sismondi, Profesor Richard Jones, Profesor Ramsay,Vherbuliez, dan lain-lainnja.

Djika perbandingan dari kedua unsur kapital ini mulanja adalahsatu lawan satu, ia akan mendjadi lima lawan satu, dan seterusnja,dalam kemadjuan industri. Djika dari keseluruhan kapital sebanjak600, 300 adalah diperuntukkan untuk perkakas², bahan² mentah,dan sebagainja, dan 300 untuk upah, keseluruhan kapital hanjaperlu dilipat-duakan untuk mentjiptakan permintaan akan 600orang pekerdja sebagai ganti dari 300. Akan tetapi djika dari suatukapital sebanjak 600, 500 adalah diperuntukkan untuk mesin²,bahan-bahan, dan sebagainja, dan hanja 100 untuk upah, kapitaljang sama harus bertambah dari 600 mendjadi 3.600 untukmentjiptakan permintaan akan 600 orang pekerdja sebagai gantidari 300. Maka dalam kemadjuan industri permintaan akan kerdjatidak sedjadjar dengan akumulasi kapital. Ia akan masih bertambah,akan tetapi bertambah dalam perbandingan jang senantiasaberkurang djika dibandingkan dengan pertambahan kapital.

Beberapa tjatatan ini tjukup untuk menundjukkan, bahwaperkembangan ini sendiri dari industri modern mestilah mengubahneratja setjara progresif untuk keuntungan kapitalis melawanburuh, dan bahwa sebagai akibatnja ketjenderungan umum dariproduksi kapitalis bukanlah untuk menaikkan, akan tetapi untukmendjatuhkan tingkat rata² dari upah, atau untuk mendesak nilaikerdja sedikit banjaknja kepada batas minimumnja. Dengan adanjaketjenderungan hal² seperti itu dalam sistim ini, apakah ini berartibahwa klas buruh seharusnja melepaskan perlawanannja terhadappelanggaran² dari kapital, dan meniadakan usaha² mereka untukmempergunakan se-baik²nja kesempatan² sewaktu-waktu untukperbaikan sementara bagi mereka? Djika mereka berbuat demikian,mereka akan merosot mendjadi satu massa tubuh² rosokan jang

Edi cahyono’s experiencE- 58 -

Page 63: Karl Marx - teraskita.files.wordpress.com · ISI (Pendahuluan) I (Produksi Dan Upah) II (Produksi, Upah, Laba) III (Upah Dan Peredaran Uang) IV (Penawaran dan Permintaan) V (Upah

rata jang tak dapat diselamatkan lagi. Saja kira, bahwa saja telahmenundjukkan, bahwa perdjuangan mereka untuk tingkat upahadalah kedjadian jang tak terpisahkan daripada seluruh sistim upah,bahwa dalam 99 hal dari 100, usaha² mereka untuk kenaikan upah,hanja merupakan usaha² untuk mempertahankan nilai kerdjatertentu, dan bahwa keharusan memperdebatkan harganja dengankapitalis adalah terkandung dalam keadaan mereka jang seharusnjamendjual diri karena terpaksa, sebagai barangdagangan. Dengansetjara pengetjut menjerah dalam bentrokan mereka se-hari²melawan kapital, mereka pastilah akan membikin diri mereka tidaktjakap untuk memulai gerakan apapun jang lebih besar.

Bersamaan dengan itu, dan samasekali terlepas dari perhambaanumum jang terpaut dalam sistim upah, klas buruh seharusnjadjangan membesar-besarkan bagi diri mereka kesudahan dariperdjuangan se-hari² ini. Mereka seharusnja djangan melupakan,bahwa mereka adalah berdjuang melawan akibat, akan tetapi tidakmelawan sebab dari akibat itu; bahwa mereka memperlambatgerakan menurun, akan tetapi tidak mengubah arahnja; bahwamereka menggunakan obat untuk meringankan penjakit, danbukan untuk menjembuhkan penjakit. Maka mereka seharusnjadjangan se-mata² tenggelam dalam perlawanan² gerilja jang takterhindarkan ini, jang tiada putus-putusnja timbul daripelanggaran² jang tiada henti-hentinja dari kapital atau perubahan²dari pasar. Mereka seharusnja memahami bahwa, dengan segalakesengsaraan jang ditimpakannja kepada mereka, sistim jangsekarang, bersamaan waktu, melahirkan sjarat² materiil dan bentuk²sosial jang diperlukan untuk pembangunan kembali ekonomimasjarakat. Sebagai ganti dari sembojan kolot, “Upah harian janglajak untuk kerdja harian jang lajak!” mereka seharusnja melukiskansembojan revolusioner, “Penghapusan sistim upah!” pada pandjimereka.

Sesudah uraian jang sangat pandjang dan, saja chawatir,mendjemukan ini jang terpaksa saja lakukan untuk memberipenghargaan sekedarnja kepada pokok pembitjaraan, saja akanmenjudahi uraian saja ini dengan mengusulkan resolusi² sebagaiberikut:

Pertama. Kenaikan umum dalam tingkat upah akan berakibatpenurunan dari tingkat umum dari laba, akan tetapi, berbitjara

Edi cahyono’s experiencE- 59 -

Page 64: Karl Marx - teraskita.files.wordpress.com · ISI (Pendahuluan) I (Produksi Dan Upah) II (Produksi, Upah, Laba) III (Upah Dan Peredaran Uang) IV (Penawaran dan Permintaan) V (Upah

setjara luas, tidak mempengaruhi harga² barangdagangan.

Kedua. Ketjenderungan umum dari produksi kapitalis bukanlahuntuk menaikkan, tetapi untuk mendjatuhkan tingkat rata² dariupah.

Ketiga. Serikatburuh² bekerdja baik sebagai pusat-pusat perlawananterhadap pelanggaran² dari kapital. Mereka gagal sebagian karenapenggunaan jang tak bidjaksana dari tenaga mereka. Mereka gagalpada umumnja karena pembatasan diri mereka pada perang geriljamelawan akibat² dari sistim jang ada, dan bukan, bersamaandengan itu, berusaha untuk mengubahnja, dan menggunakankekuatan-kekuatan mereka jang terorganisasi sebagai pengungkitguna emansipasi terachir dari klas buruh, jaitu, penghapusanterachir daripada sistim upah.

ooo0ooo

Edi cahyono’s experiencE- 60 -