kep islami

47
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peran agama dalam keperawatan adalah topik yang jarang untuk dibahas, padahal kita tahu hal ini sangat berpengaruh didalam pelayanan, hal ini terbukti dengan didalam keperawatan kita juga mengenal tentang kebutuhan spiritual (walaupun tidak benar-benar dapat disamakan dengan agama). Tapi kali ini saya hanya ingin membagi ide atau pemikiran saya, bukan tentang pemenuhan kebutuhan spiritual, tetapi yang berhubungan dengan pendidikan agama bagi keperawatan. Dalam kehidupan profesional, tiap cabang ilmu keperawatan tentu sudah mempunyai patokan tentang apa yang harus dan tidak boleh dilakukan. Selain itu juga ada mata kuliah etika keperawatan yang tentu saja diharapkan dapat menumbuhkan sikap profesional sesuai dengan tuntutan dunia keperawatan, yang tentu saja diharapkan dengan ini sudah cukup untuk membentuk mahasiswa yang siap pakai dan terampil dan bahkan bisa dikatakan tindakannya sesuai dengan tuntutan etika dalam keperawatan yang pengertiannya tidak jauh beda dengan

Upload: mardisupriyansah

Post on 29-Jan-2016

256 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

SEMOGA BERMANFAAT

TRANSCRIPT

Page 1: Kep Islami

BAB I

PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang

Peran agama dalam keperawatan adalah topik yang jarang untuk dibahas, padahal

kita tahu hal ini sangat berpengaruh didalam pelayanan, hal ini terbukti dengan didalam

keperawatan kita juga mengenal tentang kebutuhan spiritual (walaupun tidak benar-benar

dapat disamakan dengan agama). Tapi kali ini saya hanya ingin membagi ide atau pemikiran

saya, bukan tentang pemenuhan kebutuhan spiritual, tetapi yang berhubungan dengan

pendidikan agama bagi keperawatan.

Dalam kehidupan profesional, tiap cabang ilmu keperawatan tentu sudah

mempunyai patokan tentang apa yang harus dan tidak boleh dilakukan. Selain itu juga ada

mata kuliah etika keperawatan yang tentu saja diharapkan dapat menumbuhkan sikap

profesional sesuai dengan tuntutan dunia keperawatan, yang tentu saja diharapkan dengan ini

sudah cukup untuk membentuk mahasiswa yang siap pakai dan terampil dan bahkan bisa

dikatakan tindakannya sesuai dengan tuntutan etika dalam keperawatan yang pengertiannya

tidak jauh beda dengan akhlak. Karena kalau kita berbicara tentang akhlak yang mulia,

mengapa pembentukannya harus dilakukan dibangku kuliah. Bukankah dengan pendidikan

etika keperawatan saja sudah cukup,Karena itu mengapa agama tetap diajarkan dibangku

kuliah.

Agama tetap penting untuk diajarkan, karena untuk menekan)kan aspek tertentu bagi

masyarakat kita peran agama sangat besar, tinggal bagaimana pemanfaatannya yang perlu

dibenahi. Bila mata kuliah agama hanya mengajarkan agama secara umum saja yang tidak

mengena dengan kehidupan profesional, maka menurut saya tidak ada gunanya dan jadinya

Page 2: Kep Islami

hanya formalitas mengajarkan agama, karena tidak mau disebut sebagai institusi yang tidak

mengajarkan akhlak pada mahasiswa.

KEBUTUHAN SPIRITUAL

KEBUTUHAN SPIRITUAL

A.    Konsep dasar:

1.    Pengertian

2.    Karakteristik

3.    Perkembangan spiritual

4.    Konsep terkini dalam kesehatan spiritual

5.    Hubungan antara spiritual – kesehatan dan sakit

6.    Manifestasi perubahan fungsi spiritual

7.    Intervensi dalam kesehatan spiritual

B.     Asuhan Keperawatan pada klien dengan kebutuhan spiritual

1.      Pengkajian

2.      Diagnosa

Page 3: Kep Islami

3.      Perencanaan

4.      Pelaksanaan

5.      Evaluasi

PENDAHULUAN

Setiap orang dalam hidupnya pasti akan menghadapi yang namanya masalah, sikap

seseorang dalam menghadapi sangat ditentukan oleh keyakinan mereka masing-masing.

Keyakinan yang dimiliki setiap orang selalu dikaitkan dengan kepercayaan atau agama.

Spiritual, keyakinan dan agama merupakan hal yang berbeda namun seringkali diartikan

sama. Penting sekali bagi seorang perawat memahami perbedaan antara Spiritual, keyakinan

dan agama guna menghindarkan salah pengertian yang akan mempengaruhi pendekatan

perawat dengan pasien.

Pasien yang sedang dirawat dirumah sakit membutuhkan asuhan keperawatan yang

holistik dimana perawat dituntut untuk mampu memberikan asuhan keperawatan secara

komprehensif bukan hanya pada masalah secara fisik namun juga spiritualnya. Untuk itulah

materi spiritual diberikan kepada calon perawat guna meningkatkan pemahaman dan

kemampuan perawat dalam memberikan asuhan keperawatan pada pasien dengan kebutuhan

spiritual.

Page 4: Kep Islami

SPIRITUAL

A.    Pengertian

1.      Spiritual

Berasal dari bahasa latin spiritus, yang berrti bernafas atau angin. Ini berarti segala sesuatu

yang menjadi pusat semua aspek dari kehidupan seseorang (McEwan, 2005).

Spiritual adalah keyakinan dalam hubungannya dengan yang Maha Kuasa dan Maha Pencipta

(Achir Yani, 2000).

Spiritual merupakan kompleks yang unik pada tiap individu dan tergantung pada budaya,

perkembangan, pengalaman hidup, kepercayaan dan ide-ide tentang kehidupan seseorang

(Mauk dan Schmidt, 2004 cit  Potter Perry, 2009)

Menurut Burkhardt (1993) spiritual meliputi aspek sebagai berikut:

a.       Berhubungan dengan sesuatu yang tidk diketahui

b.      Menemukan arti dan tujuan hidup

c.       Menyadari kemampuan untuk menggunakan sumber dan kekuatan dalam diri sendiri.

2.      Kepercayaan (faith)

Kepercayaan artinya mempunyai kepercayaan atau komitmen terhadap sesuatu atau

seseorang (Achir Yani, 2000)

3.      Agama merupakan sistem ibadah yang teratur dan terorganisasi (Achir Yani, 2000)

B.     Karakteristik

1.      Hubungan dengan diri sendiri

Kekuatan dalam dan self relience

a.       Pengetahuan diri (siapa dirinya dan apa yang dapat dilakukannya)

b.      Sikap (percaya diri sendiri, percaya pada kehidupan/ masa depan, ketenangan pikiran,

harmoni/ keselarasan dengan diri sendiri)

Page 5: Kep Islami

2.      Hubungan dengan alam

Harmoni

a.       Mengetahui tentang alam,iklim, margasatwa

b.      Berkomunikasi dengan alam (berjalan kaki, bertanam), mengabdikan dan melindungi alam

3.      Hubungan dengan orang lain

Harmoni/ Suportif

a.       Berbagi waktu, pengetahuan dan sumber secara timbal balik

b.      Mengasuh anak, orang tua dan orang sakit

c.       Meyakini kehidupan dan kematian (mengunjungi, melayat)

Tidak harmonis

a.       Konflik dengan orang lain

b.      Resolusi yang menimbulkan ketidakharmonisan dan friksi

4.      Hubungan dengan Ketuhanan

Agamis atau tidak agamis

a.       Sembahyang/ berdoa/ meditasi

b.      Perlengkapan keagamaan

a.       Bersatu dengan alam

C.     Perkembangan spiritual

1.      Bayi dan todler (1-3 tahun)

Tahap awal perkembangan spiritual adalah rasa percaya dengan yang mengasuh dan sejalan

dengan perkembangan rasa aman, dan dalam hubungan interpersonal, karena sejak awal

kehidupan mengenal dunia melalui hubungan dengan lingkungan kususnya orangtua. Bayi

dan todler belum memiliki rasa bersalah dan benar, serta keyakinan spiritual. Mereka mulai

meniru kegiatan ritual tanpa tau arti kegiatan tersebut dan ikut ketempat ibadah yang

mempengaruhi citra diri mereka.

2.      Prasekolah

Sikap orang tua tentang moral dan agama mengajarkan pada anak tentang apa yang dianggap

baik dan buruk.anak pra sekolah belajar dari apa yang mereka lihat bukan pada apa yang

diajarkan. Disini bermasalah jika apa yang terjadi berbeda dengan apa yang diajarkan.

3.      Usia sekolah

Anak usia sekolah Tuhan akan menjawab doanya, yang salah akan dihukum dan yang baik

akan diberi hadiah. Pada mas pubertas , anak akan sering kecewa karena mereka mulai

Page 6: Kep Islami

menyadari bahwa doanya tidak selalu dijawab menggunakan cara mereka dan mulai mencari

alasan tanpa mau menerima keyakinan begitu saja.

Pada masa ini anak mulai mengambil keputusan akan meneruskan  atau melepaskan agama

yang dianutnya karena ketergantungannya pada orang tua. Remaja dengan orang tua berbeda

agama akan memutuska memilih pilihan agama yang dianutnya atau tidak memilih satupun

dari agama orangtuanya.

4.      Dewasa

Kelompok dewasa muda yang dihadapkan pada pertanyaan bersifat keagamaan dari anaknya

akan menyadari apa yang diajarkan padanya waktu kecil dan masukan tersebut dipakai untuk

mendidik anakya.

5.      Usia pertengahan

Usia pertengahan dan lansia mempunyai lebih banyak waktu untuk kegiatan agama dan

berusaha untuk mengerti nilai agama yang di yakini oleh generasi muda.

D.    Konsep terkini dalam kesehatan spiritual.

1.      Spiritualitas

Konsep spiritual memiliki delapan batas tetapi saling tumpang tindih:

Energi, transendensi diri, keterhubungan, kepercayaan, realitas eksistensial, keyakinan dan

nilai, kekuatan batiniah, harmoni dan batin nurani.

a.       Spiritualitas memberikan individu energi yang dibutuhkan untuk menemukan diri mereka,

untuk beradaptasi dengan situasi yang sulit dan untuk memelihara kesehatan.

b.       Transedensi diri (self transedence) adalah kepercayaan yang merupakan dorongan dari luar

yang lebih besar dari individu.

c.       Spiritualitas memberikan pengertian keterhubungan intrapersonal (dengan diri sendiri),

interpersonal (dengan orang lain) dan transpersonal ( dengan yang tidak terlihat, Tuhan atau

yang tertinggi) (Miner –william, 2006 cit Potter & Perry, 2009)

d.      Spiritual memberikan kepercayaan setelah berhubungan dengan Tuhan. Kepercayaan selalu

identik dengan agama sekalipun ada kepercayaan tanpa agama.

e.       Spritualitas melibatkan realitas eksistensi (arti dan tujuan hidup).

f.       Keyakinan dan nilai menjadi dasar spiritualitas. Nilai membantu individu menentukan apa

yang penting bagi mereka dan membantu individu menghargai keindahan dan harga

pemikiran, obysk dsn prilaku.(Holins, 2005; vilagomenza, 2005

Page 7: Kep Islami

g.      Spiritual memberikan individu kemampuan untuk menemukan pengertian kekuatan batiniah

yang dinamis dan kreatif  yang dibutuhkan saat membuat keputusan sulit (Braks-wallance

dan Park, 2004).

h.      Spiritual memberikan kedamaian dalam menghadapi penyakit terminal maupun menjelang 

ajal (Potter & Perry, 2009).

Ada individu yang  tidak mempercayai adanya Tuhan (atheis) atau percaya bahwa tidak ada

kenyataan akhir yang diketahui (Agnostik). Ini bukan berati bahwa spiritual bukan

merupakan konsep penting bagi atheis dan agnostik, Atheis mencari arti kehidupan melalui

pekerjaan mereka dan hubungan mereka dengan orang lain.agnostik menemukan arti hidup

dalam pekerjaan mereka karena mereka percaya bahwa tidak adanya akhir bagi jalan hidup

mereka.

2.      Dimensi Spiritual ( Kozier, Erb, Blais & Wilkinson, 1995; Murray & Zentner, 1993 ):

a.       Mempertahankan keharmonisan / keselarasan dengan dunia luar

b.      Berjuang untuk menjawab / mendapatkan kekuatan

c.       Untuk menghadapi : Stres emosional, penyakit fisik, dan menghadapi kematian

3.      Konsep kesejahteraan spiritual ( spiritual well-being)  (Gray,2006; Smith, 2006):

a.       Dimensi vertikal

Hubungan positif individu dengan Tuhan atau beberapa kekuasaan tertinggi

b.      Dimensi horisontal

Hubungan positif individu dengan orang lain

E.     Hubungan antara spiritual – kesehatan dan sakit

1.      Keyakinan spiritual sangat penting bagi perawat karena dapat mempengaruhi tingkat

kesehatan dan prilaku klien. Beberapa pengaruh yang perlu dipahami:

a.       menuntun kebiasaan sehari-hari

praktik tertentu pada umumnya yang berhubungan dengan pelayanan kesehatan mungkin

mempunyai makna keagamaan bagi klien, sebagai contoh: ada agama yang menetapkan diet

makanan yang boleh dan tidak boleh dimakan.

b.      sumber dukungan

pada saat stress, individu akan mencari dukungan dari keyakinan agamanya.  sumber

kekuatan sangat diperlukan untuk dapat menerima keadaan  sakitnya khususnya jika penyakit

tersebut membutuhkan waktu penyembuhan yang lama.

c.       sumber konflik

Page 8: Kep Islami

Pada suatu situasi bisa terjasi konflik antara keyakinan agama dengan praktik kesehatan.

Misalnya: ada yang menganggap penyakitnya adalah cobaan dari Tuhan

2.      kepercayaan agama tentang kesehatan

Agama/ Budaya

Kepercayaan terhadap pelayanan kesehatan

Respon terhadap penyakit

Penerapan pada kesehatan dan perawatan

Hindu Menerima ilmu medis terkini

Dosa masa lalu menyebabkan penyakit

Waktu untuk doa, jimat, ritual, simbol

Shikhism

Menerima ilmu medis terkini

Wanita diperiksa wanitaMelepaskan pakaian dalam merupakan tekanan

Waktu untuk doa, jimat, ritual, simbol

Buddha Menerima ilmu medis terkini

Menolak pengobatan pada hari suciRoh non manusia yang menyerang manusia menyebabkan penyakit

Islam Harus dapat mempraktikkan 5 hukum islamTerkadang memiliki pandangan kesehatan yang salah

Menggunakan kepercayaan penyembuhanTidak melakukan eutanasia

Kesehatan dan spiritual saling berhubunganTidak mempertimbangkan transplantasi organ

Yahudi Mempercayai kesucian hidupIbadah hari sabath, menolak pengobatan hari sabath

Eutanasiaa dilarang Percaya penting hidup sehat

Kristiani Menerima ilmu medis terkini

Menggunakan doa, kuas penyembuhan

Mendukung donor organ

F.      Manifestasi perubahan fungsi spiritual

1.      Verbalisasi disstress

Individu yang mengalami gangguan  fungsi spiritual, biasanya  akan meverbalisasikan yang

dialaminya untuk mendalatkan bantuan.

2.      Perubahan perilaku

Perubahan perilaku juga dapat merupakan manifestasi gangguan fungsi spiritual..  Klien yang

merasa cemas dengan hasil pemeriksaan atau menunjukkan kemarahan setelah mendengar

hasil pemeriksaan mungkin saja sedang menderita distress spiritual. Untuk jelasnya berikut

terdapat tabel ekspresi kebutuhan spiritual.

Page 9: Kep Islami

TABEL EKSPRESI KEBUTUHAN SPIRITUAL ADAPTIF DAN MALLADAPTIF

Kebutuhan Tanda pola atau prilaku

adaptif

Tanda pola atau prilaku

maladaptif

Rasa percaya Rasa percaya terhadap diri

sendiri dan kesabaran

Menerima bahwa yang lain

akan mampu memenuhi

kebutuhan

Rasa percaya terhadap

kehidupan walaupun terasa

berat

Keterbukaan terhadap

Tuhan

Merasa tidak nyaman

dengan kesadaran diri

Mudah tertipu

Ketidakmampuan untuk

terbuka dengan orang lain

Merasa bahwa hanya orang

tertentu dan tempat

tertentu yang aman

Mengharapkan orang tidak

berbuat baik dan tidak

tergantung

Ingin kebutuhan dipenuhi

segera tidak dapat

menunggu

Tidak terbuka kepada

Tuhan

Takut terhadap maksud

Tuhan

Kemampuan

memberi

maaf

Menerima diri sendiri dan

orang lain dapat berbuat

salah

Tidak mendakwa atau

berprasangka buruk

Memandang penyakit

sebagai sesuatu yang nyata

Memaafkan diri sendiri

Memaafkah orang lain

Menerima pengampunan

Tuhan.

Pandangan yang realistik

Merasa penyakit sebagai

suatu hukuman

Merasa Tuhan sebagai

penghukum

Merasa maaf hanya

diberikan berdasar prilaku

Tidak menerima diri

sendiri

Menyalahkan diri sendari

atau orang lain.

Page 10: Kep Islami

terhadap masa lalu

TABEL EKSPRESI KEBUTUHAN SPIRITUAL ADAPTIF DAN MALLADAPTIF

Kebutuhan Tanda pola atau prilaku

adaptif

Tanda pola atau prilaku

maladaptive

Mencintai dan

ketertarikan

Mengekspresikan perasaan

dicintai oleh orang lain

atau Tuhan

Mampu menerima bantuan

Menerima diri sendiri

Mencari kebaikan dari

orang lain

Takut akan tergantung

dengan orang lain

Menolak bekerja sama

dengan tenaga kesehatan

Cemas berpisah dengan

keluarga

Menolak diri sendiri serta

angkuh dan mementingkan

diri sendiri

Tidak mampu untuk

mempercayai diri sendiri

dicintai oleh Tuhan, tidak

punya hubungan rasa cinta

dengan Tuhan

Merasa tergantung dan

hubungan bersifat magik

dengan Tuhan. Merasa

jauh dengan Tuhan.

Keyakinan Ketergantungan dengan

anugerah Tuhan

Termotifasi untuk tumbuh

Mengekspresikan

kepuasan dengan

Mengekspresikan perasaan

ambivalens terhadap

Tuhan

Tidak percaya terhadap

kekuasaan Tuhan

Page 11: Kep Islami

menjelaskan kehidupan

setelah kematian

Mengekspresikan

kebutuhan untuk

memasuki kehidupan dan

ataui memahami

kehidupan manusia dengan

wawasanyang lebih luas

Mengekspresikan

kebutuhan ritual

Mengekspresikan

kehidupan untuk merasa

berbagi keyakinan

Takut kematian

Merasa terisolasi dari

kepercayaan masyarakat

sekitar

Merasa pahit, frustasi dan

marah terhadap Tuhan

Nilai, keyakinan dan

tujuan hidup yang tidak

jelas

Konflik nilai

Tidak mempunyai

komitmenm

TABEL EKSPRESI KEBUTUHAN SPIRITUAL ADAPTIF DAN MALLADAPTIF

Kebutuhan Tanda pola atau

prilaku adaptif

Tanda pola atau prilaku

maladaptive

Kreatifitas dan harapan Meminta informasi

tentang kondisi

Membicarakan

kondisinya secara

realistik

Menggunakan waktu

selama dirawat inap

secara konstruktif

Mencari cara untuk

mengekspresikan diri

Mencari kenyamanan

batin daripada fisik

Mengekspresikan

harapan tentang masa

depan

Terbuka terhadap

Mengekspresikan

perasaan takut

kehilangan kendali diri

Mengekspresikan

kebosanan diri

Tidak mempunyai visi

alternatif yang

memungkinkan

Takut terhadap terapi

Putus asa

Tidak dapat menolong

ayau menerima diri

sendiri

Tidak dapat menikmati

apapun

Telah menunda

Page 12: Kep Islami

kemungkinan

mendapatkan

kedamaian

pengambilan

keputusan.

Arti dan tujuan Mengekspresikan

kepuasan hidup

Menjalani kehidupan

sesuai dengan sistem

nilai

Menggunakan

penderitaan sebagai

cara memahami diri

Mengekspresikan arti

kehidupan/ kematian

Mengekspresikan

komitmen dan

orientasi hidup

Jelas tentang apa yang

penting

Mengekspresikan tidak

ada alasan bertahan

hidup

Tidak dapat menerima

arti penderitaan yang

dialami

Mempertanyakan arti

kehidupan

Mempertanyakan

tujuan penyakit

Tidak dapat

merumuskan tujuan

dan tidak mencapai

tujuan

Telah menunda

pegambilan keputusan

yang penting.

G.    Intervensi dalam kesehatan spiritual

Tehnik dalam kesehatan spiritual  adalah dengan tehnik meditasi

Tehnik Meditasi:

Tujuan: klien dapat mengungkapkan perasaan  relaksasi dan trandensi diri setelah meditasi

Strategi pengajaran:

1.         Berikan informasi singkat mengenai pengajaran / cara meditasi

2.         Bantu klien mengidentifikasi ruangan dalam  rumah yang tenang dan mempunyai gangguan

minimal

3.         Jelaskan bahwa musik yang tenang dan bunyi yang mendesing dapat mengganggu meditasi

4.         Ajarkan langkah-langkah meditasi, duduk dalam posisi yang nyaman dengan punggung

lurus; bernafas perlahan; dan fokus pada suara, doa atau gambar

Page 13: Kep Islami

5.         Anjurkan pasien untuk melakukan meditasi selama 10-20 menit dua kali sehari

6.         Jawab pertanyaan klien dan perkuat informasi selama diperlukan

Evaluasi:

Ijinkan klien menggambarkan perasaan setelah melakukan meditasi.

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN GANGGUAN SPIRITUAL

A.    Pengkajian

Pengkajian dilakukan untuk mendapatkan data subyektif dan obyektif

Spiritual sangat bersifat subyektif, ini berarti spiritual berbeda untuk individu yang berbeda

pula (Mcsherry dan ross, 2002)

Pada dasarnya informasi awal yang perlu digali adalah

1.      Alifiasi nilai

a.       Partisipasi klien dalam kegiatan agama apakah dilakukan secara aktif atau tidak

b.      Jenis partisipasi dalam kegiatan agama

2.      Keyakinan agama dan spiritual

a.       Praktik kesehatan : diet,  mencari dan menerima ritual atau upacara agama

b.      Strategi koping

Nilai agama atau spiritual, mempengaruhi:

a.       Tujusn dan arti hidup

b.      Tujuan dan arti kematian

c.       Kesehatan dan arti pemeliharaan

d.      Hubungan dengan  Tuhan, diri sendiri dan orang lain

B.     Diagnosa

1.      Distress spiritual

Page 14: Kep Islami

2.      Koping inefektif

3.      Ansietas

4.      Disfungsi seksual

5.      Harga diri rendah

6.      Keputusasaan

C.     Perencanaan

1.      Distress spiritual b.d anxietas

Definisi : gangguan pada prinsip hidup yang meliputi semua aspek dari  seseorang yang

menggabungkan aspek psikososial dan biologis

NOC :

a.       Menunjukkan harapan

b.      Menunjukkan kkan kesejahteraan spiritual:

-          Berarti adlam hidup

-          Pandangan tentang spiritual

-          Ketentraman, kasih sayang dan ampunan

-          Berdoa atau beribadah

-          Berinteraksi dengan pembimbing ibadah

-          Keterkaitan denganorang lain, untuk berbagi pikiran, perasaan dan kenyataan

c.       Klien tenang

 NIC :

-          Kaji adanya indikasi ketaatan dalam beragama

-          Tentukan konsep ketuhanan klien

-          Kaji sumber-sumber harapan dan  kekuatan pasisien

-          Dengarkan pandangan pasien tentang hubungan spiritiual dan kesehatan

-          Berikan prifasi dan waktu bagi pasien untuk mengamati praktik keagamaan

-          Kolaborasi dengan  pastoral

2.      Koping inefektif b.d krisis situasi

Definisi : ketidakmampuan membuat penilaian yang tepat terhadat stressor, pilihan respon

untuk bertindak secara tidak adekuat dan atau ketidakmampuan menggunakan sumber yang

tersedia

NOC:

-          Koping efektif

-          Kemampuan untuk memilih antara 2 alternatif

Page 15: Kep Islami

-          Pengendalian impuls : kemampuan mengendalikan diri dari prilaku kompulsif

-          Pemrosesan informasi : kemampuan untuk mendapatkan dan menggunakan informasi

NIC :

-          Identifikasi pandangan klien terhadap kondisi dan kesesuaiannya

-          Bantu klien mengidentifikasi kekuatan personal

-          Peningkatan koping:

nilai kesesuaian pasien terhadap perubahan gambaran diri

nilai dampak situasi kehidupan terhadap peran

evaluasi kemampuan pasien dalam membuat keputusan

Anjurkan klien menggunakan tehnik relakssi

Berikan pelatihan ketrampilan sosial yang sesuai

-          Libatkan sumber – sumber yang ada untuk mendukung pemberian pelayanan kesehatan

D.    Pelaksanaan

Dilaksanakan sesuai dengan NIC yang telah ditentukan

E.     Evaluasi

Evaluasi dengan melihat NOC yang telah ditentukan , secaara umum  tujuan tercapai apabila

klien ( Achir Yani, 1999)

1.      Mampu beristirahat dengan tenang

2.      Menyatakan penerimaan keputusan moral

3.      Mengekspresikan rasa damai

4.      Menunjukkan hubungan yang hangat dan terbuka

5.      Menunjukkan sikap efektif tanpa rasa marah, rasa berslah dan ansietas

6.      Menunjukkan prilaku lebih positif

7.      Mengekspresikan arti positif terhadap situasi dan keberadaannya

Page 16: Kep Islami

                                                                                             

DAFTAR PUSTAKA

Dochterman, J. M and Bulecheck, G. M., 2004, Nursing Interventions Clasification (NIC),

Mosby: St. Louis, Missouri

Doenges, M. E., Moorhouse. M. F., Geisler. A. C., Rencana Asuhan Keperawatan, EGC: Jakarta

Hamid, Achir Yani, 1999, Buku ajar Aspek Spiritual dalam Keperawatan, Widya medika:

Jakarta

Intansari Nurjanah, 2010, Intan’s Screening Diagnoses Assesment (ISDA), Mocomedia:

Yogyakarta

Intansari Nurjanah, 2004, Pedoman Penanganan pada Gangguan Jiwa, Mocomedia:

Yogyakarta

NANDA, 2007, Nursing Diagnoses: Definitions and Clasification 2007-2008, Philadelphia

NANDA, 2010, Diagnosa Keperawatan: Definisi dan klasifikasi 2009-2010, EGC: Jakarta

Potter, P. A., Perry, A. G., Fundamental Keperawatan, Salemba medika: Jakarta

Sue Moorhead., Johnson, M., Mass. M., 2004, Nursing Outcomes Clasification (NOC), Mosby:

St. Louis, Missouri

Page 17: Kep Islami

Taylor, Lilis, Lemone, Lyn, 2011, Fundamental of Nursing The art and Sience of Nursing Care, 

lippincott

Diposkan 17th April 2012 oleh bloggersahabat

info keperawatan

KEBUTUHAN SPIRITUAL

SEKSUALITAS

KEBUTUHAN SPIRITUAL

Page 18: Kep Islami

KEBUTUHAN SPIRITUAL

A.    Konsep dasar:

1.    Pengertian

2.    Karakteristik

3.    Perkembangan spiritual

4.    Konsep terkini dalam kesehatan spiritual

5.    Hubungan antara spiritual – kesehatan dan sakit

6.    Manifestasi perubahan fungsi spiritual

7.    Intervensi dalam kesehatan spiritual

B.     Asuhan Keperawatan pada klien dengan kebutuhan spiritual

1.      Pengkajian

2.      Diagnosa

3.      Perencanaan

4.      Pelaksanaan

5.      Evaluasi

Page 19: Kep Islami

PENDAHULUAN

Setiap orang dalam hidupnya pasti akan menghadapi yang namanya masalah, sikap

seseorang dalam menghadapi sangat ditentukan oleh keyakinan mereka masing-masing.

Keyakinan yang dimiliki setiap orang selalu dikaitkan dengan kepercayaan atau agama.

Spiritual, keyakinan dan agama merupakan hal yang berbeda namun seringkali diartikan

sama. Penting sekali bagi seorang perawat memahami perbedaan antara Spiritual, keyakinan

dan agama guna menghindarkan salah pengertian yang akan mempengaruhi pendekatan

perawat dengan pasien.

Pasien yang sedang dirawat dirumah sakit membutuhkan asuhan keperawatan yang

holistik dimana perawat dituntut untuk mampu memberikan asuhan keperawatan secara

komprehensif bukan hanya pada masalah secara fisik namun juga spiritualnya. Untuk itulah

materi spiritual diberikan kepada calon perawat guna meningkatkan pemahaman dan

kemampuan perawat dalam memberikan asuhan keperawatan pada pasien dengan kebutuhan

spiritual.

Page 20: Kep Islami

SPIRITUAL

A.    Pengertian

1.      Spiritual

Berasal dari bahasa latin spiritus, yang berrti bernafas atau angin. Ini berarti segala sesuatu

yang menjadi pusat semua aspek dari kehidupan seseorang (McEwan, 2005).

Spiritual adalah keyakinan dalam hubungannya dengan yang Maha Kuasa dan Maha Pencipta

(Achir Yani, 2000).

Spiritual merupakan kompleks yang unik pada tiap individu dan tergantung pada budaya,

perkembangan, pengalaman hidup, kepercayaan dan ide-ide tentang kehidupan seseorang

(Mauk dan Schmidt, 2004 cit  Potter Perry, 2009)

Menurut Burkhardt (1993) spiritual meliputi aspek sebagai berikut:

a.       Berhubungan dengan sesuatu yang tidk diketahui

b.      Menemukan arti dan tujuan hidup

c.       Menyadari kemampuan untuk menggunakan sumber dan kekuatan dalam diri sendiri.

2.      Kepercayaan (faith)

Kepercayaan artinya mempunyai kepercayaan atau komitmen terhadap sesuatu atau

seseorang (Achir Yani, 2000)

3.      Agama merupakan sistem ibadah yang teratur dan terorganisasi (Achir Yani, 2000)

B.     Karakteristik

1.      Hubungan dengan diri sendiri

Kekuatan dalam dan self relience

a.       Pengetahuan diri (siapa dirinya dan apa yang dapat dilakukannya)

b.      Sikap (percaya diri sendiri, percaya pada kehidupan/ masa depan, ketenangan pikiran,

harmoni/ keselarasan dengan diri sendiri)

2.      Hubungan dengan alam

Harmoni

a.       Mengetahui tentang alam,iklim, margasatwa

b.      Berkomunikasi dengan alam (berjalan kaki, bertanam), mengabdikan dan melindungi alam

3.      Hubungan dengan orang lain

Harmoni/ Suportif

a.       Berbagi waktu, pengetahuan dan sumber secara timbal balik

Page 21: Kep Islami

b.      Mengasuh anak, orang tua dan orang sakit

c.       Meyakini kehidupan dan kematian (mengunjungi, melayat)

Tidak harmonis

a.       Konflik dengan orang lain

b.      Resolusi yang menimbulkan ketidakharmonisan dan friksi

4.      Hubungan dengan Ketuhanan

Agamis atau tidak agamis

a.       Sembahyang/ berdoa/ meditasi

b.      Perlengkapan keagamaan

a.       Bersatu dengan alam

C.     Perkembangan spiritual

1.      Bayi dan todler (1-3 tahun)

Tahap awal perkembangan spiritual adalah rasa percaya dengan yang mengasuh dan sejalan

dengan perkembangan rasa aman, dan dalam hubungan interpersonal, karena sejak awal

kehidupan mengenal dunia melalui hubungan dengan lingkungan kususnya orangtua. Bayi

dan todler belum memiliki rasa bersalah dan benar, serta keyakinan spiritual. Mereka mulai

meniru kegiatan ritual tanpa tau arti kegiatan tersebut dan ikut ketempat ibadah yang

mempengaruhi citra diri mereka.

2.      Prasekolah

Sikap orang tua tentang moral dan agama mengajarkan pada anak tentang apa yang dianggap

baik dan buruk.anak pra sekolah belajar dari apa yang mereka lihat bukan pada apa yang

diajarkan. Disini bermasalah jika apa yang terjadi berbeda dengan apa yang diajarkan.

3.      Usia sekolah

Anak usia sekolah Tuhan akan menjawab doanya, yang salah akan dihukum dan yang baik

akan diberi hadiah. Pada mas pubertas , anak akan sering kecewa karena mereka mulai

menyadari bahwa doanya tidak selalu dijawab menggunakan cara mereka dan mulai mencari

alasan tanpa mau menerima keyakinan begitu saja.

Pada masa ini anak mulai mengambil keputusan akan meneruskan  atau melepaskan agama

yang dianutnya karena ketergantungannya pada orang tua. Remaja dengan orang tua berbeda

agama akan memutuska memilih pilihan agama yang dianutnya atau tidak memilih satupun

dari agama orangtuanya.

4.      Dewasa

Page 22: Kep Islami

Kelompok dewasa muda yang dihadapkan pada pertanyaan bersifat keagamaan dari anaknya

akan menyadari apa yang diajarkan padanya waktu kecil dan masukan tersebut dipakai untuk

mendidik anakya.

5.      Usia pertengahan

Usia pertengahan dan lansia mempunyai lebih banyak waktu untuk kegiatan agama dan

berusaha untuk mengerti nilai agama yang di yakini oleh generasi muda.

D.    Konsep terkini dalam kesehatan spiritual.

1.      Spiritualitas

Konsep spiritual memiliki delapan batas tetapi saling tumpang tindih:

Energi, transendensi diri, keterhubungan, kepercayaan, realitas eksistensial, keyakinan dan

nilai, kekuatan batiniah, harmoni dan batin nurani.

a.       Spiritualitas memberikan individu energi yang dibutuhkan untuk menemukan diri mereka,

untuk beradaptasi dengan situasi yang sulit dan untuk memelihara kesehatan.

b.       Transedensi diri (self transedence) adalah kepercayaan yang merupakan dorongan dari luar

yang lebih besar dari individu.

c.       Spiritualitas memberikan pengertian keterhubungan intrapersonal (dengan diri sendiri),

interpersonal (dengan orang lain) dan transpersonal ( dengan yang tidak terlihat, Tuhan atau

yang tertinggi) (Miner –william, 2006 cit Potter & Perry, 2009)

d.      Spiritual memberikan kepercayaan setelah berhubungan dengan Tuhan. Kepercayaan selalu

identik dengan agama sekalipun ada kepercayaan tanpa agama.

e.       Spritualitas melibatkan realitas eksistensi (arti dan tujuan hidup).

f.       Keyakinan dan nilai menjadi dasar spiritualitas. Nilai membantu individu menentukan apa

yang penting bagi mereka dan membantu individu menghargai keindahan dan harga

pemikiran, obysk dsn prilaku.(Holins, 2005; vilagomenza, 2005

g.      Spiritual memberikan individu kemampuan untuk menemukan pengertian kekuatan batiniah

yang dinamis dan kreatif  yang dibutuhkan saat membuat keputusan sulit (Braks-wallance

dan Park, 2004).

h.      Spiritual memberikan kedamaian dalam menghadapi penyakit terminal maupun menjelang 

ajal (Potter & Perry, 2009).

Ada individu yang  tidak mempercayai adanya Tuhan (atheis) atau percaya bahwa tidak ada

kenyataan akhir yang diketahui (Agnostik). Ini bukan berati bahwa spiritual bukan

Page 23: Kep Islami

merupakan konsep penting bagi atheis dan agnostik, Atheis mencari arti kehidupan melalui

pekerjaan mereka dan hubungan mereka dengan orang lain.agnostik menemukan arti hidup

dalam pekerjaan mereka karena mereka percaya bahwa tidak adanya akhir bagi jalan hidup

mereka.

2.      Dimensi Spiritual ( Kozier, Erb, Blais & Wilkinson, 1995; Murray & Zentner, 1993 ):

a.       Mempertahankan keharmonisan / keselarasan dengan dunia luar

b.      Berjuang untuk menjawab / mendapatkan kekuatan

c.       Untuk menghadapi : Stres emosional, penyakit fisik, dan menghadapi kematian

3.      Konsep kesejahteraan spiritual ( spiritual well-being)  (Gray,2006; Smith, 2006):

a.       Dimensi vertikal

Hubungan positif individu dengan Tuhan atau beberapa kekuasaan tertinggi

b.      Dimensi horisontal

Hubungan positif individu dengan orang lain

E.     Hubungan antara spiritual – kesehatan dan sakit

1.      Keyakinan spiritual sangat penting bagi perawat karena dapat mempengaruhi tingkat

kesehatan dan prilaku klien. Beberapa pengaruh yang perlu dipahami:

a.       menuntun kebiasaan sehari-hari

praktik tertentu pada umumnya yang berhubungan dengan pelayanan kesehatan mungkin

mempunyai makna keagamaan bagi klien, sebagai contoh: ada agama yang menetapkan diet

makanan yang boleh dan tidak boleh dimakan.

b.      sumber dukungan

pada saat stress, individu akan mencari dukungan dari keyakinan agamanya.  sumber

kekuatan sangat diperlukan untuk dapat menerima keadaan  sakitnya khususnya jika penyakit

tersebut membutuhkan waktu penyembuhan yang lama.

c.       sumber konflik

Pada suatu situasi bisa terjasi konflik antara keyakinan agama dengan praktik kesehatan.

Misalnya: ada yang menganggap penyakitnya adalah cobaan dari Tuhan

2.      kepercayaan agama tentang kesehatan

Agama/ Budaya

Kepercayaan terhadap pelayanan kesehatan

Respon terhadap penyakit

Penerapan pada kesehatan dan perawatan

Hindu Menerima ilmu medis terkini

Dosa masa lalu menyebabkan penyakit

Waktu untuk doa, jimat, ritual, simbol

Shikhis Menerima ilmu medis Wanita diperiksa Waktu untuk doa, jimat,

Page 24: Kep Islami

m terkini wanitaMelepaskan pakaian dalam merupakan tekanan

ritual, simbol

Buddha Menerima ilmu medis terkini

Menolak pengobatan pada hari suciRoh non manusia yang menyerang manusia menyebabkan penyakit

Islam Harus dapat mempraktikkan 5 hukum islamTerkadang memiliki pandangan kesehatan yang salah

Menggunakan kepercayaan penyembuhanTidak melakukan eutanasia

Kesehatan dan spiritual saling berhubunganTidak mempertimbangkan transplantasi organ

Yahudi Mempercayai kesucian hidupIbadah hari sabath, menolak pengobatan hari sabath

Eutanasiaa dilarang Percaya penting hidup sehat

Kristiani Menerima ilmu medis terkini

Menggunakan doa, kuas penyembuhan

Mendukung donor organ

F.      Manifestasi perubahan fungsi spiritual

1.      Verbalisasi disstress

Individu yang mengalami gangguan  fungsi spiritual, biasanya  akan meverbalisasikan yang

dialaminya untuk mendalatkan bantuan.

2.      Perubahan perilaku

Perubahan perilaku juga dapat merupakan manifestasi gangguan fungsi spiritual..  Klien yang

merasa cemas dengan hasil pemeriksaan atau menunjukkan kemarahan setelah mendengar

hasil pemeriksaan mungkin saja sedang menderita distress spiritual. Untuk jelasnya berikut

terdapat tabel ekspresi kebutuhan spiritual.

TABEL EKSPRESI KEBUTUHAN SPIRITUAL ADAPTIF DAN MALLADAPTIF

Kebutuhan Tanda pola atau prilaku

adaptif

Tanda pola atau prilaku

maladaptif

Rasa percaya Rasa percaya terhadap diri

sendiri dan kesabaran

Menerima bahwa yang lain

akan mampu memenuhi

Merasa tidak nyaman

dengan kesadaran diri

Mudah tertipu

Ketidakmampuan untuk

Page 25: Kep Islami

kebutuhan

Rasa percaya terhadap

kehidupan walaupun terasa

berat

Keterbukaan terhadap

Tuhan

terbuka dengan orang lain

Merasa bahwa hanya orang

tertentu dan tempat

tertentu yang aman

Mengharapkan orang tidak

berbuat baik dan tidak

tergantung

Ingin kebutuhan dipenuhi

segera tidak dapat

menunggu

Tidak terbuka kepada

Tuhan

Takut terhadap maksud

Tuhan

Kemampuan

memberi

maaf

Menerima diri sendiri dan

orang lain dapat berbuat

salah

Tidak mendakwa atau

berprasangka buruk

Memandang penyakit

sebagai sesuatu yang nyata

Memaafkan diri sendiri

Memaafkah orang lain

Menerima pengampunan

Tuhan.

Pandangan yang realistik

terhadap masa lalu

Merasa penyakit sebagai

suatu hukuman

Merasa Tuhan sebagai

penghukum

Merasa maaf hanya

diberikan berdasar prilaku

Tidak menerima diri

sendiri

Menyalahkan diri sendari

atau orang lain.

TABEL EKSPRESI KEBUTUHAN SPIRITUAL ADAPTIF DAN MALLADAPTIF

Page 26: Kep Islami

Kebutuhan Tanda pola atau prilaku

adaptif

Tanda pola atau prilaku

maladaptive

Mencintai dan

ketertarikan

Mengekspresikan perasaan

dicintai oleh orang lain

atau Tuhan

Mampu menerima bantuan

Menerima diri sendiri

Mencari kebaikan dari

orang lain

Takut akan tergantung

dengan orang lain

Menolak bekerja sama

dengan tenaga kesehatan

Cemas berpisah dengan

keluarga

Menolak diri sendiri serta

angkuh dan mementingkan

diri sendiri

Tidak mampu untuk

mempercayai diri sendiri

dicintai oleh Tuhan, tidak

punya hubungan rasa cinta

dengan Tuhan

Merasa tergantung dan

hubungan bersifat magik

dengan Tuhan. Merasa

jauh dengan Tuhan.

Keyakinan Ketergantungan dengan

anugerah Tuhan

Termotifasi untuk tumbuh

Mengekspresikan

kepuasan dengan

menjelaskan kehidupan

setelah kematian

Mengekspresikan

kebutuhan untuk

memasuki kehidupan dan

ataui memahami

kehidupan manusia dengan

wawasanyang lebih luas

Mengekspresikan

Mengekspresikan perasaan

ambivalens terhadap

Tuhan

Tidak percaya terhadap

kekuasaan Tuhan

Takut kematian

Merasa terisolasi dari

kepercayaan masyarakat

sekitar

Merasa pahit, frustasi dan

marah terhadap Tuhan

Nilai, keyakinan dan

tujuan hidup yang tidak

Page 27: Kep Islami

kebutuhan ritual

Mengekspresikan

kehidupan untuk merasa

berbagi keyakinan

jelas

Konflik nilai

Tidak mempunyai

komitmenm

TABEL EKSPRESI KEBUTUHAN SPIRITUAL ADAPTIF DAN MALLADAPTIF

Kebutuhan Tanda pola atau

prilaku adaptif

Tanda pola atau prilaku

maladaptive

Kreatifitas dan harapan Meminta informasi

tentang kondisi

Membicarakan

kondisinya secara

realistik

Menggunakan waktu

selama dirawat inap

secara konstruktif

Mencari cara untuk

mengekspresikan diri

Mencari kenyamanan

batin daripada fisik

Mengekspresikan

harapan tentang masa

depan

Terbuka terhadap

kemungkinan

mendapatkan

kedamaian

Mengekspresikan

perasaan takut

kehilangan kendali diri

Mengekspresikan

kebosanan diri

Tidak mempunyai visi

alternatif yang

memungkinkan

Takut terhadap terapi

Putus asa

Tidak dapat menolong

ayau menerima diri

sendiri

Tidak dapat menikmati

apapun

Telah menunda

pengambilan

keputusan.

Arti dan tujuan Mengekspresikan

kepuasan hidup

Menjalani kehidupan

sesuai dengan sistem

nilai

Menggunakan

Mengekspresikan tidak

ada alasan bertahan

hidup

Tidak dapat menerima

arti penderitaan yang

dialami

Page 28: Kep Islami

penderitaan sebagai

cara memahami diri

Mengekspresikan arti

kehidupan/ kematian

Mengekspresikan

komitmen dan

orientasi hidup

Jelas tentang apa yang

penting

Mempertanyakan arti

kehidupan

Mempertanyakan

tujuan penyakit

Tidak dapat

merumuskan tujuan

dan tidak mencapai

tujuan

Telah menunda

pegambilan keputusan

yang penting.

G.    Intervensi dalam kesehatan spiritual

Tehnik dalam kesehatan spiritual  adalah dengan tehnik meditasi

Tehnik Meditasi:

Tujuan: klien dapat mengungkapkan perasaan  relaksasi dan trandensi diri setelah meditasi

Strategi pengajaran:

1.         Berikan informasi singkat mengenai pengajaran / cara meditasi

2.         Bantu klien mengidentifikasi ruangan dalam  rumah yang tenang dan mempunyai gangguan

minimal

3.         Jelaskan bahwa musik yang tenang dan bunyi yang mendesing dapat mengganggu meditasi

4.         Ajarkan langkah-langkah meditasi, duduk dalam posisi yang nyaman dengan punggung

lurus; bernafas perlahan; dan fokus pada suara, doa atau gambar

5.         Anjurkan pasien untuk melakukan meditasi selama 10-20 menit dua kali sehari

6.         Jawab pertanyaan klien dan perkuat informasi selama diperlukan

Evaluasi:

Ijinkan klien menggambarkan perasaan setelah melakukan meditasi.

Page 29: Kep Islami

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN GANGGUAN SPIRITUAL

A.    Pengkajian

Pengkajian dilakukan untuk mendapatkan data subyektif dan obyektif

Spiritual sangat bersifat subyektif, ini berarti spiritual berbeda untuk individu yang berbeda

pula (Mcsherry dan ross, 2002)

Pada dasarnya informasi awal yang perlu digali adalah

1.      Alifiasi nilai

a.       Partisipasi klien dalam kegiatan agama apakah dilakukan secara aktif atau tidak

b.      Jenis partisipasi dalam kegiatan agama

2.      Keyakinan agama dan spiritual

a.       Praktik kesehatan : diet,  mencari dan menerima ritual atau upacara agama

b.      Strategi koping

Nilai agama atau spiritual, mempengaruhi:

a.       Tujusn dan arti hidup

b.      Tujuan dan arti kematian

c.       Kesehatan dan arti pemeliharaan

d.      Hubungan dengan  Tuhan, diri sendiri dan orang lain

B.     Diagnosa

1.      Distress spiritual

2.      Koping inefektif

3.      Ansietas

4.      Disfungsi seksual

5.      Harga diri rendah

6.      Keputusasaan

C.     Perencanaan

1.      Distress spiritual b.d anxietas

Page 30: Kep Islami

Definisi : gangguan pada prinsip hidup yang meliputi semua aspek dari  seseorang yang

menggabungkan aspek psikososial dan biologis

NOC :

a.       Menunjukkan harapan

b.      Menunjukkan kkan kesejahteraan spiritual:

-          Berarti adlam hidup

-          Pandangan tentang spiritual

-          Ketentraman, kasih sayang dan ampunan

-          Berdoa atau beribadah

-          Berinteraksi dengan pembimbing ibadah

-          Keterkaitan denganorang lain, untuk berbagi pikiran, perasaan dan kenyataan

c.       Klien tenang

 NIC :

-          Kaji adanya indikasi ketaatan dalam beragama

-          Tentukan konsep ketuhanan klien

-          Kaji sumber-sumber harapan dan  kekuatan pasisien

-          Dengarkan pandangan pasien tentang hubungan spiritiual dan kesehatan

-          Berikan prifasi dan waktu bagi pasien untuk mengamati praktik keagamaan

-          Kolaborasi dengan  pastoral

2.      Koping inefektif b.d krisis situasi

Definisi : ketidakmampuan membuat penilaian yang tepat terhadat stressor, pilihan respon

untuk bertindak secara tidak adekuat dan atau ketidakmampuan menggunakan sumber yang

tersedia

NOC:

-          Koping efektif

-          Kemampuan untuk memilih antara 2 alternatif

-          Pengendalian impuls : kemampuan mengendalikan diri dari prilaku kompulsif

-          Pemrosesan informasi : kemampuan untuk mendapatkan dan menggunakan informasi

NIC :

-          Identifikasi pandangan klien terhadap kondisi dan kesesuaiannya

-          Bantu klien mengidentifikasi kekuatan personal

-          Peningkatan koping:

nilai kesesuaian pasien terhadap perubahan gambaran diri

nilai dampak situasi kehidupan terhadap peran

Page 31: Kep Islami

evaluasi kemampuan pasien dalam membuat keputusan

Anjurkan klien menggunakan tehnik relakssi

Berikan pelatihan ketrampilan sosial yang sesuai

-          Libatkan sumber – sumber yang ada untuk mendukung pemberian pelayanan kesehatan

D.    Pelaksanaan

Dilaksanakan sesuai dengan NIC yang telah ditentukan

E.     Evaluasi

Evaluasi dengan melihat NOC yang telah ditentukan , secaara umum  tujuan tercapai apabila

klien ( Achir Yani, 1999)

1.      Mampu beristirahat dengan tenang

2.      Menyatakan penerimaan keputusan moral

3.      Mengekspresikan rasa damai

4.      Menunjukkan hubungan yang hangat dan terbuka

5.      Menunjukkan sikap efektif tanpa rasa marah, rasa berslah dan ansietas

6.      Menunjukkan prilaku lebih positif

7.      Mengekspresikan arti positif terhadap situasi dan keberadaannya

Page 32: Kep Islami

                                                                                             

DAFTAR PUSTAKA

Dochterman, J. M and Bulecheck, G. M., 2004, Nursing Interventions Clasification (NIC),

Mosby: St. Louis, Missouri

Doenges, M. E., Moorhouse. M. F., Geisler. A. C., Rencana Asuhan Keperawatan, EGC: Jakarta

Hamid, Achir Yani, 1999, Buku ajar Aspek Spiritual dalam Keperawatan, Widya medika:

Jakarta

Intansari Nurjanah, 2010, Intan’s Screening Diagnoses Assesment (ISDA), Mocomedia:

Yogyakarta

Intansari Nurjanah, 2004, Pedoman Penanganan pada Gangguan Jiwa, Mocomedia:

Yogyakarta

NANDA, 2007, Nursing Diagnoses: Definitions and Clasification 2007-2008, Philadelphia

NANDA, 2010, Diagnosa Keperawatan: Definisi dan klasifikasi 2009-2010, EGC: Jakarta

Potter, P. A., Perry, A. G., Fundamental Keperawatan, Salemba medika: Jakarta

Sue Moorhead., Johnson, M., Mass. M., 2004, Nursing Outcomes Clasification (NOC), Mosby:

St. Louis, Missouri

Taylor, Lilis, Lemone, Lyn, 2011, Fundamental of Nursing The art and Sience of Nursing Care, 

lippincott