pengaruh ph pada air, m.sadiqul iman (h1e108059)

21
PENGARUH PH PADA AIR DOSEN PEMBIMBING : BADARUDDIN MU’MIN OLEH : MEVI AYUNINGTYAS H1E108055 M. AQLY SATYAWAN H1E108056 NUGROHO PRATAMA H1E108058 M. SADIQUL IMAN H1E108059 ADELIA FAULINA SARI H1E108060 RINI WIDYAWATI H1E108061 AZWARI FIKRI H1E108064 AHMAD DANIEL GAZALI H1E108065 ANDI R.IFTITAH A.L H1E108066 PROGAM STUDI S-1 TEKNIK LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT BANJARBARU 2009

Upload: muhammad-sadiqul-iman

Post on 25-Jun-2015

3.745 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: Pengaruh Ph Pada Air, m.sadiqul Iman (h1e108059)

PENGARUH PH PADA AIR

DOSEN PEMBIMBING :

BADARUDDIN MU’MIN

OLEH :

MEVI AYUNINGTYAS H1E108055

M. AQLY SATYAWAN H1E108056

NUGROHO PRATAMA H1E108058

M. SADIQUL IMAN H1E108059

ADELIA FAULINA SARI H1E108060

RINI WIDYAWATI H1E108061

AZWARI FIKRI H1E108064

AHMAD DANIEL GAZALI H1E108065

ANDI R.IFTITAH A.L H1E108066

PROGAM STUDI S-1 TEKNIK LINGKUNGAN

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

BANJARBARU

2009

Page 2: Pengaruh Ph Pada Air, m.sadiqul Iman (h1e108059)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena

berkat rahmat dan petunjuk yang dicurahkan-Nya kami dapat menyelesaikan

penulisan laporan ini.

Penulisan makalah Pengaruh PH Pada Air ini merupakan tugas yang

diberikan oleh bapak Badaruddin Mu’min, yang mana tujuan yang kami ambil

dari kegiatan penulisan makalah ini adalah untuk mengembangkan daya

kreativitas remaja khususnya mahasiswa dalam mengembangkan daya cipta untuk

melakukan suatu perubahan dalam upaya sumbangan pikiran untuk pengetahuan

yang berguna dan bermanfaat bagi masyarakat.

Penulisan laporan ini dapat diselesaikan karena berkat bimbingan secara

terpadu oleh bapak Badaruddin Mu’min,dan dukungan dari semua pihak. Untuk

itu dalam kesempatan kali ini kami mengucapkan terima kasih yang sedalam-

dalamnya. Dan akhirnya diharapkan agar penulisan laporan ini dapat berguna bagi

kita semua serta kemajuan ilmu pengetahuan. Penulisan ini tentunya tidak lepas

dari kritik dan saran yang besifat membangun.

Banjarbaru, Desember 2009

Penulis

Page 3: Pengaruh Ph Pada Air, m.sadiqul Iman (h1e108059)

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR................................................................................. i

DAFTAR ISI................................................................................................ ii

DAFTAR GAMBAR................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN............................................................................ 1

1.1 Latar Belakang................................................................................. 1

1.2 Tujuan.............................................................................................. 2

1.3 Metode Penulisan ............................................................................ 2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA.................................................................. 3

2.1 Pengertian Ph.................................................................................... 3

2.2 Apa itu p[H] dan pOH...................................................................... 7

2.3 Reaksi Dengan Indikator Sebagai Asam Lemah.............................. 8

2.4 Pengaruh pH Pada Air....................................................................... 10

BAB III PENUTUP....................................................................................... 16

3.1 Kesimpulan....................................................................................... 16

3.2 Saran................................................................................................. 16

DAFTAR PUSTAKA................................................................................... 17

Page 4: Pengaruh Ph Pada Air, m.sadiqul Iman (h1e108059)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Kertas lakmus, indikator asam basa......................................... 6

Gambar 2. pH meter................................................................................... 6

Gambar 3. Proses penambahan ion hidroksida......................................... 8

Gambar 4. Proses penambahan ion hidrogen...................................................... 9

Gambar 5. Proses pencampuran lakmus merah dengan lakmus biru......... 9

Gambar 6. Struktur dari metil jingga..................................................................... 9

Gambar 7. Penambahan fenolftalein...................................................................... 10

Gambar 8. Uji pH warna............................................................................................. 11

Page 5: Pengaruh Ph Pada Air, m.sadiqul Iman (h1e108059)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Air adalah zat atau materi atau unsur yang penting bagi semua bentuk

kehidupan yang diketahui sampai saat ini di bumi, tetapi tidak di planet lain. Air

menutupi hampir 71% permukaan bumi. Terdapat 1,4 triliun kubik (330 juta mil³)

tersedia di bumi. Air merupakan salah satu sumberdaya alam yang memiliki

fungsi sangat penting bagi hidup dan kehidupan seluruh makhluk hidup, termasuk

manusia. Tanpa air, berbagai proses kehidupan tidak dapat berlangsung. Air

merupakan merupakan sumberdaya alam yang dapat diperbaharui (renewable)

oleh alam, sehingga air diangap sebagai sumber daya alam yang tidak akan habis.

Tetapi jika air itu tercemar maka air tidak dapat lagi digunakan

sebagaimana diperuntukannya fungsi air itu bagi kehidupan makhluk hidup.

Pencemaran air adalah suatu perubahan keadaan di suatu tempat penampungan air

seperti danau, sungai, lautan dan air tanah akibat aktivitas manusia.

Aspek – aspek yang diukur pada air ini berupa aspek kimia, fisika dan

biologi. Salah satu aspek kimia pencemar air adalah derajat keasaman air ( pH ).

Derajat keasaman ( pH ) adalah ukuran derajat keasaman atau kebasaan zat cair

atau larutan. Air yang mempunyai pH antara 6,7 - 8,6 mendukung populasi hewan

dan tumbuhan dalam air. Dalam jangkauan pH itu pertumbuhan dan

perkembangbiakan hewan dan tumbuhan di air tidak terganggu. Kebasaan air

ialah suatu kapasitas air untuk dapat menetralkan asam. Hal ini disebabkan adanya

asam atau garam basa yang terdapat dalam air, misalnya NaOH dan Ca(OH)2.

Garam basa yang sering dijumpai adalah karbonat logam-logamnatrium,

kalsium,magnesium, dan sebagainya. Kebasaan yang tinggi belum tentu

mempunyai pH yang tinggi. Oleh karena itu kita perlu menjaga agar Ph air tetap

stabil sesuai standar yang telah di tententukan, sehingga keberlangsungan hidup

pengguna air pun dapat terjaga.

Page 6: Pengaruh Ph Pada Air, m.sadiqul Iman (h1e108059)

1.2 Tujuan

Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui pengaruh

derajat keasaman ( pH ) terhadap air sebagai salah satu aspek kimia air .

1.3 Batasan Masalah

Adapun batasan masalah dari makalah ini hanya seputar derajat keasaman

( pH ) sebagai salah satu aspek kimia air.

1.4 Metode Penulisan

Dalam penulisan makalah ini menggunakan metode kepustakaan, yaitu

mengambil literatur, literatur yang relevan dari internet .

Page 7: Pengaruh Ph Pada Air, m.sadiqul Iman (h1e108059)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian pH

pH adalah derajat keasaman yang digunakan untuk menyatakan tingkat

keasaman atau kebasaan yang dimiliki oleh suatu larutan. Ia didefinisikan sebagai

kologaritma aktivitas ion hidrogen (H+) yang terlarut. Koefisien aktivitas ion

hidrogen tidak dapat diukur secara eksperimental, sehingga nilainya didasarkan

pada perhitungan teoritis. Skala pH bukanlah skala absolut. Ia bersifat relatif

terhadap sekumpulan larutan standar yang pH-nya ditentukan berdasarkan

persetujuan internasional.

Konsep pH pertama kali diperkenalkan oleh kimiawan Denmark Soren

Peder Lauritz Sorensen pada tahun 1909. Tidaklah diketahui singkatan apakah "p"

pada kata "pH". Beberapa referensi mensugestikan bahwa p berasal dari “Power”

(daya), yang lainnya merujuk pada bahasa Jerman “Potenz” (yang juga berarti

daya dalam Bahasa Jerman), ada pula yang merujuk pada kata "potential". Jens

Norby mempublikasikan sebuah karya ilmiah pada tahun 2000 yang berargumen

bahwa p adalah sebuah tetapan yang berarti "logaritma negatif”.

Air murni bersifat netral, dengan pH-nya pada suhu 25 °C mendekati 7,0.

Larutan dengan pH lebih kecil dari 7 dikatakan bersifat asam, dan larutan dengan

pH lebih besar daripada 7 dikatakan bersifat basa atau alkalin. Suatu larutan asam

kuat, seperti asam klorida, pada konsentrasi 1 mol dm -3 mempunyai pH 0. Suatu

larutan alkali yang kuat, seperti natrium hidroksida, pada konsentrasi 1 mol dm -3

mempunyai pH 14. Dengan demikian, nilai pH diukur akan kebanyakan berada

pada kisaran 0 hingga 14. Karena pH adalah skala logaritmik perbedaan satu unit

pH setara dengan sepuluh kali lipat perbedaan dalam konsentrasi ion hidrogen.

Pengukuran pH sangatlah penting dalam bidang medis, biologi, kimia, ilmu

makanan, oseanografi, dan bidang-bidang lainnya.

pH didefinisikan sebagai minus logaritma dari aktivitas ion hidrogen

dalam larutan akuatik. PH merupakan kuantitas tak berdimensi.

Page 8: Pengaruh Ph Pada Air, m.sadiqul Iman (h1e108059)

dengan aH adalah aktivitas ion hidrogen. Alasan penggunaan definisi ini adalah

bahwa aH dapat diukur secara eksperimental menggunakan elektroda ion selektif

yang merespon terhadap aktivitas ion hidrogen. PH umumnya diukur

menggunakan elektroda gelas yang mengukur perbedaan potensial E antara

elektroda yang sensitif dengan aktivitas ion hidrogen dengan elektroda referensi.

Perbedaan energi pada elektroda gelas ini idealnya mengikuti persamaan Nernst:

Keterangan :

E = potensial terukur

E0 = potensial elektroda standar

R = tetapan gas

T = temperatur dalam Kelvin

F = tetapan Faraday

n = jumlah elektron yang ditransfer

Potensial elektroda E berbanding lurus dengan logartima aktivitas ion

hidrogen. Definisi ini pada dasarnya tidak praktis karena aktivitas ion hidrogen

merupakan hasil kali dari konsentrasi dengan koefisien aktivitas. Koefisien

aktivitas ion hidrogen tunggal tidak dapat dihitung secara eksperimen. Untuk

mengatasinya, elektroda dikalibrasi dengan larutan yang aktivitasnya diketahui.

Definisi operasional pH secara resmi didefinisikan oleh Standar

Internasional ISO 31-8 sebagai berikut: Untuk suatu larutan X, pertama-tama ukur

gaya elektromotif EX sel galvani

elektroda referensi | konsentrasi larutan KCl || larutan X | H2 | Pt

dan kemudian ukur gaya elektromotif ES sel galvani yang berbeda hanya pada

penggantian larutan X yang pHnya tidak diketahui dengan larutan S yang pH-nya

(standar) diketahui pH(S). pH larutan X oleh karenanya

Perbedaan antara pH larutan X dengan pH larutan standar bergantung

hanya pada perbedaan dua potensial yang terukur. Sehingga, pH didapatkan dari

Page 9: Pengaruh Ph Pada Air, m.sadiqul Iman (h1e108059)

pengukuran potensial dengan elektroda yang dikalibrasikan terhadap satu atau

lebih pH standar. Suatu pH meter diatur sedemikiannya pembacaan meteran untuk

suatu larutan standar adalah sama dengan nilai pH(S). Nilai pH(S) untuk berbagai

larutan standar S diberikan oleh rekomendasi IUPAC. Larutan standar yang

digunakan sering kali merupakan larutan penyangga standar. Dalam prakteknya,

adalah lebih baik untuk menggunakan dua atau lebih larutan penyangga standar

untuk mengijinkan adanya penyimpangan kecil dari hukum Nerst ideal pada

elektroda sebenarnya. Oleh karena variabel temperatur muncul pada persamaan di

atas, pH suatu larutan bergantung juga pada temperaturnya.

Pengukuran nilai pH yang sangat rendah, misalnya pada air tambang yang

sangat asam, memerlukan prosedure khusus. Kalibrasi elektroda pada kasus ini

dapat digunakan menggunakan larutan standar asam sulfat pekat yang nilai pH-

nya dihitung menggunakan parameter Pitzer untuk menghitung koefisien

aktivitas.

pH merupakan salah satu contoh fungsi keasaman. Konsentrasi ion

hidrogen dapat diukur dalam larutan non-akuatik, namun perhitungannya akan

menggunakan fungsi keasaman yang berbeda. pH superasam biasanya dihitung

menggunakan fungsi keasaman Hammett, H0. Umumnya indikator sederhana yang

digunakan adalah kertas lakmus yang berubah menjadi merah bila keasamannya

tinggi dan biru bila keasamannya rendah. Selain menggunakan kertas lakmus,

indikator asam basa dapat diukur dengan pH meter yang bekerja berdasarkan

prinsip elektrolit / konduktivitas suatu larutan (Anonim1, 2009)

Penambahan senyawa ion H+ terlarut dari suatu asam akan mendesak

kesetimbangan ke kiri (ion OH- akan diikat oleh H+ membentuk air). Akibatnya

terjadi kelebihan ion hidrogen dan meningkatkan konsentrasinya. Walaupun tidak

begitu tepat, indikator asam basa sering digunakan untuk mengukur pH, sebab

indikator tersebut biasanya berubah warna dalam rentang pH tertentu. Perubahan

warna suatu indikator melibatkan stabilisasi kesetimbangan antara bentuk asam

dan bentuk basa yang memiliki warna berbeda.Umumnya indikator sederhana

yang digunakan adalah kertas lakmus yang berubah menjadi merah bila

keasamannya tinggi dan biru bila keasamannya rendah. Lakmus sendiri adalah

suatu kertas dari bahan kimia yang akan berubah warna jika dicelupkan kedalam

Page 10: Pengaruh Ph Pada Air, m.sadiqul Iman (h1e108059)

larutan asam/basa. Warna yang dihasilkan sangat dipengaruhi oleh kadar pH

dalam larutan yang ada.

Perkiraan ukuran pH dapat diperoleh dengan menggunakan indikator pH.

Sebuah indikator pH adalah zat yang berubah warna di sekitar nilai pH tertentu.

Ini adalah asam lemah atau basa lemah dan perubahan warna terjadi sekitar 1 unit

pH kedua sisi dari disosiasi asam terus-menerus, atau p K a, nilai. Sebagai contoh,

indikator alami lakmus merah dalam larutan asam (pH <7) dan biru di basa (pH>

7) solusi. Indikator Universal terdiri dari campuran indikator bahwa ada

perubahan warna yang terus-menerus dari sekitar pH 2 sampai pH 10. Kertas

indikator universal kertas sederhana yang telah diresapi dengan indikator

universal.

Gambar 1. Kertas Lakmus, indikator asam basa

Gambar 2. pH meter

Page 11: Pengaruh Ph Pada Air, m.sadiqul Iman (h1e108059)

2.2 Apa itu p[H] dan pOH

2.2.1 p[H]

Menurut definisi asli Sorensen, p[H] didefinisikan sebagai minus

logaritma konsentrasi ion hidrogen. Definisi ini telah lama ditinggalkan dan

diganti dengan definisi pH. Adalah mungkin untuk mengukur konsentrasi ion

hidrogen secara langsung apabila elektroda yang digunakan dikalibrasi sesuai

dengan konsentrasi ion hidrogen. Salah satu caranya adalah dengan mentitrasi

larutan asam kuat yang konsentrasinya diketahui dengan larutan alkali kuat yang

konsentrasinya juga diketahui pada keberadaan konsentrasi elektrolit latar yang

relatif tinggi. Oleh karena konsentrasi asam dan alkali diketahui, adalah mudah

untuk menghitung ion hidrogen sehingga potensial yang terukur dapat

dikorelasikan dengan kosentrasi ion. Kalibrasi ini biasanya dilakukan

menggunakan plot Gran. Kalibrasi ini akan menghasilkan nilai potensial elektroda

standar, E0, dan faktor gradien, f, sehingga persamaan Nerstnya berbentuk

Persamaan ini dapat digunakan untuk menurunkan konsentrasi ion

hidrogen dari pengukuran eksperimental E. Faktor gradien biasanya lebih kecil

sedikit dari satu. Untuk faktor gradien kurang dari 0,95, ini mengindikasikan

bahwa elektroda tidak berfungsi dengan baik. Keberadaan elektrolit latar

menjamin bahwa koefisien aktivitas ion hidrogen secara efektif konstan selama

titrasi. Oleh karena ia konstan, maka nilainya dapat ditentukan sebagai satu

dengan menentukan keadaan standarnya sebagai larutan yang mengandung

elektrolit latar. Dengan menggunakan prosedur ini, aktivitas ion akan sama

dengan nilai konsentrasi.

Perbedaan antara p[H] dengan pH biasanya cukup kecil. Dinyatakan

bahwa pH = p[H] + 0,04. Pada prakteknya terminologi p[H] dan pH sering

dicampuradukkan dan menyebabkan kerancuan (Anonim1, 2009).

2.2.2 pOH

pOH kadang-kadang digunakan sebagai satuan ukuran konsentrasi ion

hidroksida OH−. pOH tidaklah diukur secara independen, namun diturunkan dari

Page 12: Pengaruh Ph Pada Air, m.sadiqul Iman (h1e108059)

pH. Konsentrasi ion hidroksida dalam air berhubungan dengan konsentrasi ion

hidrogen berdasarkan persamaan

[OH−] = KW /[H+]

dengan KW adalah tetapan swaionisasi air. Dengan menerapkan kologaritma:

pOH = pKW − pH.

Sehingga, pada suhu kamar pOH ≈ 14 − pH. Namun hubungan ini tidaklah

selalu berlaku pada keadaan khusus lainnya (Anonim1. 2009).

2.3 Reaksi Dengan Indikator Sebagai Asam Lemah

2.3.1 Indikator Lakmus

Lakmus adalah asam lemah. Lakmus memiliki molekul yang sungguh

rumit yang akan kita sederhanakan menjadi HLit. "H" adalah proton yang

dapat diberikan kepada yang lain. "Lit" adalah molekul asam lemah. Tidak

dapat dipungkiri bahwa akan terjadi kesetimbangan ketika asam ini dilarutkan

dalam air. Pengambilan versi yang disederhanakan kesetimbangan ini:

Lakmus yang tidak terionisasi adalah merah, ketika terionisasi adalah biru.

Sekarang gunakan Prinsip Le Chatelier untuk menemukan apa yang terjadi

jika anda menambahkan ion hidroksida atau beberapa ion hidrogen yang lebih

banyak pada kesetimbangan ini.

Penambahan ion hidroksida:

Gambar 3. Proses penambahan ion hidroksida

Page 13: Pengaruh Ph Pada Air, m.sadiqul Iman (h1e108059)

Gambar 6. Struktur dari metil jingga

Penambahan ion hidrogen:

Gambar 4. Proses penambahan ion hidrogen

Jika konsentrasi Hlit dan Lit- sebanding:

Pada beberapa titik selama terjadi pergerakan posisi kesetimbangan,

konsentrasi dari kedua warna akan menjadi sebanding. Warna yang anda lihat

merupakan pencampuran dari keduanya.

Gambar 5. Proses pencampuran lakmus merah dengan lakmus biru

Alasan untuk membubuhkan tanda kutip disekitar kata "netral" adalah

bahwa tidak terdapat alasan yang tepat kenapa kedua konsentrasi menjadi

sebanding pada pH 7. Untuk lakmus, terjadi perbandingan warna mendekati

50 / 50 pada saat pH 7 - hal itulah yang menjadi alasan kenapa lakmus banyak

digunakan untuk pengujian asam dan basa. Seperti yang akan anda lihat pada

bagian berikutnya, hal itu tidak benar untuk indikator yang lain.

2.3.2 Metil Jingga (Methyl orange)

Metil jingga adalah salah satu indikator yang banyak digunakan dalam

titrasi. Pada larutan yang bersifat basa, metil jingga berwarna kuning dan

strukturnya adalah:

Page 14: Pengaruh Ph Pada Air, m.sadiqul Iman (h1e108059)

Pada kasus jingga metil, pada setengah tingkat dimana campuran merah

dan kuning menghasilkan warna jingga terjadi pada pH 3,7 - mendekati netral

(Rahayu, 2006).

2.3.3 Fenolftalein

Fenolftalein adalah indikator titrasi yang lain yang sering digunakan, dan

fenolftalein ini merupakan bentuk asam lemah yang lain.

Gambar 7. Penambahan fenolftalein

Pada kasus ini, asam lemah tidak berwarna dan ion-nya berwarna merah

muda terang. Penambahan ion hidrogen berlebih menggeser posisi

kesetimbangan ke arah kiri, dan mengubah indikator menjadi tak berwarna.

Penambahan ion hidroksida menghilangkan ion hidrogen dari kesetimbangan

yang mengarah ke kanan untuk menggantikannya - mengubah indikator

menjadi merah muda.

Setengah tingkat terjadi pada pH 9,3. Karena pencampuran warna merah

muda dan tak berwarna menghasilkan warna merah muda yang pucat, hal ini

sulit untuk mendeteksinya dengan akurat (Rahayu, 2006).

2.4 Pengaruh pH Pada Air

Pada dasarnya, nilai pH menunjukkan apakah air memiliki kandungan

padatan rendah atau tinggi. pH dari air murni adalah 7. Secara umum, air dengan

nilai pH lebih rendah dari 7 dianggap asam dan nilai pH lebih dari 7 dianggap

basa. Nilai pH normal untuk air permukaan biasanya antara 6,5 s/d 8,5 dan air

tanah dari 6 s/d 8,5. Tinggi atau rendahnya pH air dipengaruhi oleh senyawa /

kandungan dalam air tsb. Mari kita mengenal lebih jauh tentang pH air ini.

pH air minum mineral yang sesuai standar DEPKES adalah antara 6,5 s/d

8,5 sedangkan pH air minum murni / Reverse Osmosis adalah antara 5,0 s/d 7,5

Page 15: Pengaruh Ph Pada Air, m.sadiqul Iman (h1e108059)

Namun untuk air minum PH yang paling ideal adalah 7,0 yang dikatakan sebagai

pH netral.

pH air hujan berbeda beda di setiap kota, namun yang jelas skala nya

antara 3,0 s/d 6,0. pH air laut adalah sekitar 8,2. pH air dapat diturunkan atau

dinaikkan dengan perlakuan tertentu non kimia ataupun menambahkan bahan

bahan kimia dengan takaran tertentu pula. Untuk mengetahui pH air dapat

menggunakan alat pengukur pH digital yang disebut dengan pH Meter.

pH sangat penting sebagai parameter kualitas air karena ia mengontrol tipe

dan laju kecepatan reaksi beberapa bahan di dalam air. Selain itu ikan dan

mahluk-mahluk akuatik lainnya hidup pada selang pH tertentu, sehingga dengan

diketahuinya nilai pH maka kita akan tahu apakah air tersebut sesuai atau tidak

untuk menunjang kehidupan mereka.

Fluktuasi pH air sangat di tentukan oleh alkalinitas air tersebut. Apabila

alkalinitasnya tinggi maka air tersebut akan mudah mengembalikan pH-nya ke

nilai semula, dari setiap "gangguan" terhadap pengubahan pH. Dengan demikian

kunci dari penurunan pH terletak pada penanganan alkalinitas dan tingkat

kesadahan air. Apabila hal ini telah dikuasai maka penurunan pH akan lebih

mudah dilakukan.

Air asam adalah air yang kadar keasamannya tinggi, air jenis ini tidak

bagus bila dikonsumsi, untuk bisa mengetahui kadar keasaman air kita bisa

menggunakan pH Indicator.

Gambar 8. Uji pH warna

Page 16: Pengaruh Ph Pada Air, m.sadiqul Iman (h1e108059)

Seperti disebutkan sebelumnya, pengananan atau pengubahan nilai pH

akan lebih efektif apabila alkalinitas ditanganai terlebih dahulu. Berikut adalah

beberapa cara pangananan pH, yang kalau diperhatikan lebih jauh, cenderung

mengarah pada penanganan kesadahan atau alkalinitas (Anonim2, 2009).

Secara khusus, alkalinitas sering disebut sebagai besaran yang

menunjukkan kapasitas pem-bufffer-an dari ion bikarbonat, dan sampai tahap

tertentu ion karbonat dan hidroksida dalam air. Ketiga ion tersebut di dalam air

akan bereaksi dengan ion hidrogen sehingga menurunkan kemasaman dan

menaikan pH. Alkalinitas biasanya dinyatakan dalam satuan ppm (mg/l) kalsium

karbonat (CaCO3). Air dengan kandungan kalsium karbonat lebih dari 100 ppm

disebut sebagai alkalin, sedangkan air dengan kandungan kurang dari 100 ppm

disebut sebagai lunak atau tingkat alkalinitas sedang.Pada umumnya lingkungan

yang baik bagi kehidupan ikan adalah dengan nilai alkalinitas diatas 20 ppm.

Kapasitas pem-buffer-an.Alam diberkahi dengan mekanisme pertahanan

sedemikian rupa sehingga dapat bertahan terhadap berbagai perubahan, begitu

juga dengan pH air. Mekanisme pertahanan pH terhadap berbagai perubahan

dikenal dengan istilah Kapasitas pem-buffer-an pH. Pertahanan pH air terhadap

perubahan dilakukan melalui alkalinitas dengan proses sbb:

CO2 + H2O <==> H2CO3 <==> H+ + HCO3- <==> CO3-- + 2H+

CO3 (karbonat) dalam mekanisme diatas melambangkan alkalinitas air.

Sedangkan H(+) merupakan sumber kemasaman. Mekanisme diatas merupakan

reaksi bolak-balik, artinya reaksi bisa berjalan ke arah kanan (menghasilkan H+)

atau ke arah kiri (menghasilkan CO2). Oleh karena itu, apabila seseorang mencoba

menurunkan pH dengan memberikan "asam-asaman" artinya menambahkan H+

saja maka (seperti ditunjukan mekanisme diatas). H+ tersebut akan segera diikat

oleh CO3 dan reaksi bergerak kekiri menghasilkan CO2, (CO2 ini akhirnya bisa

lolos ke udara). Pada saat asam baru ditambahkan, pH akan terukur rendah, tapi

setelah beberapa waktu kemudian, ketika reaksi mulai bergerak ke kiri, pH akan

kembali bergerak ke angka semula. Itulah hukum alam, dan karena itu pulalah kita

masih bisa menemukan ikan di alam sampai saat sekarang. Dengan demikian

Page 17: Pengaruh Ph Pada Air, m.sadiqul Iman (h1e108059)

penurunan pH tidak akan efektif kalau hanya dilakukan dengan penambahan asam

saja. Untuk itu, cobalah pula usahakan untuk menurunkan alkalinitasnya.

Kalaupun dipaksakan hanya dengan penambahan asam maka jumlahnya harus

diberikan dalam jumlah lebih banyak yaitu untuk mengatasi alkalinitasnya

terlebih dahulu, seperti ditunjukkan pada reaksi diatas. Alkalinitas mampu

menetralisir keasaman di dalam air, Secara khusus alkalinitas sering disebut

sebagai besaran yang menunjukkan kapasitas pembufferan dari ion bikarbonat,

dan tahap tertentu ion karbonat dan hidroksida dalam air. Ketiga ion tersebut

dalam air akan bereaksi dengan ion hydrogen sehingga menurunkan kemasaman

dan menaikkan pH (Anonim2, 2009).

Alkalinitas optimal pada nilai 90-150 ppm. Alkalinitas rendah diatasi

dengan pengapuran dosis 5 ppm. Dan jenis kapur yang digunakan disesuaikan

kondisi pH air sehingga pengaruh pengapuran tidak membuat pH air tinggi, serta

disesuaikan dengan keperluan dan fungsinya.Perbedaan antara basa tingkat tinggi

dengan alkalinitas yang tingga adalah sebagai berikut :

1. Tingkat basa tinggi ditunjukkan oleh pH tinggi;

2. Alkalinitas tinggi ditunjukkan dengan kemampuan menerima proton

tinggi.

Alkalinitas berperan dalam menentukan kemampuan air untuk mendukung

pertumbuhan alga dan kehidupan air lainnya, hal ini dikarenakan :

1. Pengaruh system buffer dari alkalinitas;

2. Alkalinitas berfungsi sebagai reservoir untuk karbon organic. Sehingga

alkalinitas diukur sebagai factor kesuburan air (Mindriany, 2009).

2.4.1 Penurunan pH

Untuk menurunkan pH, pertama kali harus dilakukan pengukuran KH

(Kesadahan karbonat atau KH merupakan besaran yang menunjukkan kandungan

ion bikarbonat (HCO3-) dan karbonat (CO3--) di dalam air.). Apabila nilai KH

terlalu tinggi (12 atau lebih) maka KH tersebut perlu diturunkan terleibh dahulu,

yang biasanya secara otomatis akan diikuti oleh menurunnya nilai pH. Apabila

Page 18: Pengaruh Ph Pada Air, m.sadiqul Iman (h1e108059)

nilia pH terlalu tinggi (lebih dari 8) sedangkan KH tergolong bagus ( antara 6 -12)

maka hal ini merupakan petunjuk terjadinya proses keseimbangan yang buruk.

Penurunan pH dapat dilakukan dengan melalukan air melewati gambut

(peat), biasanya yang digunakan adalah peat moss (gambut yang berasal dari

moss). bisa juga dilakukan dengan mengganti sebagaian air dengan air yang

berkesadahan rendah, air hujan atau air yang direbus, air bebas ion, atau air suling

(air destilata). Selain itu bisa juga dapat dilakukan dengan menambahkan

bogwood kedalam akuairum. Bogwood adalah semacam kayu yang dapat memliki

kemampuan menjerap kesadahan. Sama fungsinya seperti daun ketapang, kayu

pohon asam dan sejenisnya (Anonim3, 2009).

2.4.2 Peningkatan pH

Menaikkan pH dapat dilakukan dengan memberikan aerasi yang intensif,

melewatkan air melewati pecahan koral, pecahan kulit kerang atau potongan batu

kapur. Atau dengan menambahkan dekorasi berbahan dasar kapur seperti tufa,

atau pasir koral. Atau dengan melakukan penggantian air. Ada 2 (dua) cara :

a. Non Kimia

Air dari sumur disemburkan ke udara agar terjadi kontak dengan oksigen

kemudian dialirkan ke bak terbuka. Pada dasar bak diberi kapur gamping yang

masih berbentuk bongkahan batu gunung ataupun batu karang yang ditaruh di

dasar bak.

Metode ini hanya cocok untuk menaikkan pH air sumur yang memang

sudah jernih namun ber pH rendah. Jika air sumurnya merah (Fe tinggi) maka

setelah urutan di atas harus melalui proses filterisasi lagi yang menggunakan

pasir silika,dll.

b. Kimiawi

Air dari sumur bor disemburkan ke udara agar terjadi kontak dengan

oksigen kemudian dimasukkan ke dalam bak dan diberi kapur gamping. Untuk

1000 liter air takarannya adalah 2 sendok makan. Metode ini selain dapat

menaikkan pH air dari 5 menjadi 7 sekaligus menurunkan zat besi. Proses

Page 19: Pengaruh Ph Pada Air, m.sadiqul Iman (h1e108059)

kenaikkan pH air adalah seketika sedangkan untuk pengendapan memakan

waktu 12 s/d 24 jam.

Untuk menaikkan pH air selain kapur gamping dapat pula menggunakan

bahan kimia lain dengan takaran tertentu. Pemberian bahan dilakukan sedikit

demi sedikit hingga mencapai pH yang diinginkan. Untuk mengetahui pH air

dapat menggunakan pH meter yang harganya dapat dilihat pada bagian

katagori pH meter (Anonim3, 2009).

Page 20: Pengaruh Ph Pada Air, m.sadiqul Iman (h1e108059)

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Kesimpulan yang di dapat dari penulisan makalah ini adalah :

1. pH adalah derajat keasaman yang digunakan untuk menyatakan tingkat

keasaman atau kebasaan yang dimiliki oleh suatu larutan. Ia didefinisikan

sebagai kologaritma aktivitas ion hidrogen (H+) yang terlarut. Koefisien

aktivitas ion hidrogen tidak dapat diukur secara eksperimental, sehingga

nilainya didasarkan pada perhitungan teoritis.

2. Perkiraan ukuran pH dapat diperoleh dengan menggunakan indikator pH.

Sebuah indikator pH adalah zat yang berubah warna di sekitar nilai pH

tertentu. Indikator Universal terdiri dari campuran indikator bahwa ada

perubahan warna yang terus-menerus dari sekitar pH 2 sampai pH 10.

Kertas indikator universal kertas sederhana yang telah diresapi dengan

indikator universal.

3. Pada dasarnya, nilai pH menunjukkan apakah air memiliki kandungan

padatan rendah atau tinggi. pH dari air murni adalah 7. Secara umum, air

dengan nilai pH lebih rendah dari 7 dianggap asam dan nilai pH lebih dari

7 dianggap basa. Nilai pH normal untuk air permukaan biasanya antara 6,5

s/d 8,5 dan air tanah dari 6 s/d 8,5. Tinggi atau rendahnya pH air

dipengaruhi oleh senyawa / kandungan dalam air tsb. Mari kita mengenal

lebih jauh tentang pH air ini.

3.2 Saran

Sebaiknya kita sebagai manusia harus menjaga keberadaan sumber daya

air. Sebab apabila sumber daya air tersebut tercemar maka kita juga yang akan

merasakan akibat dari perbuatan kita sendiri.

Page 21: Pengaruh Ph Pada Air, m.sadiqul Iman (h1e108059)

DAFTAR PUSTAKA

Anonim1. 2009. pH. http://id.wikipedia.org/wiki/PH

diakses tanggal 11 Desember 2009

Anonim2. 2009. Pengaruh Alkalinitas dan pH Air Minum.

http://www.purewatercare.com/pengaruh_alkalinitas_dan_ph_air_minum.

htm

diakses tanggal 5 Desember 2009

Anonim3. 2009.Air Minum Isi Ulang.

http://www.airminumisiulang.com/product/116/75/ph_meter

diakses tanggal 11 Desember 2009

Mindriany, Syafila. 2009. Asiditas dan Alkalinitas.

http://environmental-ua.blogspot.com/2009/04/asiditas-dan

alkalinitas.html

diakses tanggal 5 Desember 2009

Rahayu. 2006 . Kimia.http://kimia.upi.edu/utama/bahanajar/kuliah_web/2008/RAHAYU_060127

/pH.html

diakses tanggal 11 Desember 2009