pengaruh perolehan dana pihak ketiga,...

143
PENGARUH PEROLEHAN DANA PIHAK KETIGA, KECUKUPAN MODAL, PEMBIAYAAN BERMASALAH, EFISIENSI, SERTIFIKAT BANK INDONESIA SYARIAH (SBIS), DAN INFLASI TERHADAP LIKUIDITAS PADA PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA PERIODE 2011 - 2016 SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi Oleh: NUNUNG DAMAR N NIM: 1112086000020 JURUSAN EKONOMI SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1438 H / 2017 M

Upload: dotu

Post on 12-Mar-2019

230 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENGARUH PEROLEHAN DANA PIHAK KETIGA, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36846/1/NUNUNG... · NIM: 1112086000020 JURUSAN EKONOMI SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

PENGARUH PEROLEHAN DANA PIHAK KETIGA, KECUKUPAN

MODAL, PEMBIAYAAN BERMASALAH, EFISIENSI, SERTIFIKAT

BANK INDONESIA SYARIAH (SBIS), DAN INFLASI TERHADAP

LIKUIDITAS PADA PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA

PERIODE 2011 - 2016

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi

Oleh:

NUNUNG DAMAR N

NIM: 1112086000020

JURUSAN EKONOMI SYARIAH

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1438 H / 2017 M

Page 2: PENGARUH PEROLEHAN DANA PIHAK KETIGA, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36846/1/NUNUNG... · NIM: 1112086000020 JURUSAN EKONOMI SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

i

PENGARUH PEROLEHAN DANA PIHAK KETIGA, KECUKUPAN

MODAL, PEMBIAYAAN BERMASALAH, EFISIENSI, SERTIFIKAT

BANK INDONESIA SYARIAH (SBIS), DAN INFLASI TERHADAP

LIKUIDITAS PADA PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA

PERIODE 2011 - 2016

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Untuk memenuhi Syarat-syarat untuk Meraih Gelar Sarjana Ekonomi

Oleh

Nunung Damar Ningsih

NIM. 1112086000020

Di Bawah Bimbingan

Pembimbing 1 Pembimbing 2

Dr. Burhanuddin Yusuf, MM.,MA Rr. Tini Anggraini, ST., M.Si

NIP. 195406181031005 NIDN. 2010088001

JURUSAN EKONOMI SYARIAH

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH0

JAKARTA

1438 H/ 2017 M

Page 3: PENGARUH PEROLEHAN DANA PIHAK KETIGA, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36846/1/NUNUNG... · NIM: 1112086000020 JURUSAN EKONOMI SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

ii

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF

Hari ini Selasa, 06 September 2016 telah dilakukan Ujian Komprehensif atas

mahasiswa :

1. Nama : Nunung Damar Ningsih

2. NIM : 1112-086-0000-20

3. Jurusan : Ekonomi Syariah

4. Judul Skripsi : Pengaruh Perolehan Dana Pihak Ketiga, Kecukupan

Modal, Pembiayaan Bermasalah, Efisiensi, Sertifikat Bank Indonesia

Syariah (SBIS), Inflasi Terhadap Likuiditas Pada Perbankan Syariah di

Indonesiaa Periode 2011 – 2016.

Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan serta kemampuan

yang bersangkutan selama proses ujian Komprehensif, maka diputuskan bahwa

mahasiswa tersebut di atas dinyatakan LULUS dan diberi kesempatan untuk

melanjutkan ke tahap Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh

gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam

Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, Selasa 06 September 2016

1. Endra Kasni Laila Y, S.Ag.,M.Si

NIDN. 197208181998032003

2. Ali Rama, SE., M.Ec (_________________________ )

NIP :198406282015031002 Penguji II

Page 4: PENGARUH PEROLEHAN DANA PIHAK KETIGA, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36846/1/NUNUNG... · NIM: 1112086000020 JURUSAN EKONOMI SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

iii

Page 5: PENGARUH PEROLEHAN DANA PIHAK KETIGA, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36846/1/NUNUNG... · NIM: 1112086000020 JURUSAN EKONOMI SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

iv

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Nunung Damar Ningsih

NIM : 1112086000020

Fakultas : Ekonomi dan Bisnis

Jurusan : Ekonomi Syariah

Dengan ini menyatakan bahwa dalam penulisan skripsi ini, saya:

1. Tidak menggunakan ide orang lain tanpa mampu mengembangkan dan

mempertanggungjawabkan

2. Tidal melakukan plagiat terhadap naskah karya orang lain.

3. Tidak menggunakan karya orang lain tanpa menyebutkan sumber asli

atau tanpa izin pemilik karya

4. Tidak melakukan manipulasi dan pemalsuan data

5. Mengerjakan sendiri karya ini dan mampu bertanggungjawab atas

karya ini

Jika di kemudian hari ada tuntutan dari pihak lain atas karya saya, dan telah

melalui pembuktian yang dapat dipertanggungjawabkan, ternyata memang ditemukan

bukti bahwa saya telah melanggar pernyataan di atas, maka saya siap untuk dikenai

sanksi berdasarkan aturan yang berlaku di Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya.

Jakarta, 24 Oktober 2017

Nunung Damar Ningsih

NIM. 1112086000020

Page 6: PENGARUH PEROLEHAN DANA PIHAK KETIGA, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36846/1/NUNUNG... · NIM: 1112086000020 JURUSAN EKONOMI SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

v

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

(Curriculum Vitae)

DATA PRIBADI

Nama : Nunung Damar Ningsih

Jenis Kelamin : Perempuan

Tempat & tgl lahir : Kebumen, 15 Juli 1994

Kewarganegaraan : Indonesia

Atatus perkawinan : Belum Menikah

Tinggi/berat badan : 156 Cm / 55 kg

Alamat : Jl. Talas V Pondok Cabe Ilir RT/RW 02/09 No.11

Pamulang, Tanggerang Selatan

Agama : Islam

Email : [email protected]

No. Telp : 085711742609

PENDIDIKAN

1999 – 2000 : TK Ananda UT

2000 – 2006 : SDN Cipayung I Kejaksaan Agung Ciputat

2006 – 2009 : SMP Dharma Karya UT

2009 – 2012 : SMA Dharma Karya UT

2012 – 2017 : S1 Ekonomi Syariah UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Page 7: PENGARUH PEROLEHAN DANA PIHAK KETIGA, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36846/1/NUNUNG... · NIM: 1112086000020 JURUSAN EKONOMI SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

vi

PENGALAMAN ORGANISASI

1. Anggota Himpunan Mahasiswa Jurusan ( HMJ ) Ekonomi Syariah Sekertaris

Divisi Kemahasiswaan Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Islam

Negeri Syarif Hidayatullah Periode 2012-2014

2. Pengurus HMI Kafeis Periode 2013-2015

3. Anggota Kohati Kafeis Periode 2014-2015

PENGALAMAN KERJA

1. Tim Proxima Research Central Park Mall dan Neo Soho Mall 2015-2016

2. Tenaga Kerja di Gedung Pusat Pengujian Universitas Terbuka 2016

3. Tenaga Kerja di BAUK Universitas Terbuka 2017

Page 8: PENGARUH PEROLEHAN DANA PIHAK KETIGA, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36846/1/NUNUNG... · NIM: 1112086000020 JURUSAN EKONOMI SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

vii

ABSTRACT

This research aim to analyze the influence of Third Party Fund, Capital

Adequacy Ratio, Non Performing Financing, Operational Cost and Operational

Income, Certificates of Sharia Indonesia Bank and Inflation of Liquidity to Islamic

Bank in Indonesia. The data which have been used in this research is monthly data

from January 2011 to November 2016. Technicality of sampling use purposive

sampling and the methods in this research used multiple linear regression analysis.

This analysis used program of computer SPSS version 20.0 and Microsoft excel 2010.

The result show that the indicates variable Third Party Funds (DPK), Capital

Adequacy Ratio (CAR), Non performing Financing (NPF), Operational Costs and

Operational Income (BOPO), Certificate of Sharia Indonesia Bank (SBIS) and

inflation, to which simultaneously influences, significantly Financing to Deposit

Ratio (FDR). The result show also indicates that, partially Third-Party Funds (DPK)

significantly influences to Financing to Deposit Ratio (FDR), Capital Adequacy Ratio

(CAR) significantly influences to Financing to Deposit Ratio (FDR), Operational

Costs and Operational Income (BOPO) significantly influences to Financing to

Deposit Ratio (FDR), Certificate of Sharia Indonesia Bank (SBIS) significantly

influences to Financing to Deposit Ratio (FDR), Inflation significantly influences to

Financing to Deposit Ratio (FDR) on the contrary, Non-Performing Financing

(NPF) does not influence to Financing to Deposit Ratio (FDR).

Keywords: Third Party Funds (DPK), Capital Adequacy Ratio (CAR), Non-

Performing Financing, Operational Sosts and Operational Income

(BOPO), Certificate of Sharia Indonesia Bank (SBIS), Inflation and

Financing to Deposit Ratio (FDR), Multiple Linear Regression.

Page 9: PENGARUH PEROLEHAN DANA PIHAK KETIGA, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36846/1/NUNUNG... · NIM: 1112086000020 JURUSAN EKONOMI SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

viii

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh Dana Pihak Krtiga

(DPK), Capital Adequacy Ratio (CAR), Non Performing Financing (NPF), Biaya

Operasional dan Pembiyaan Operasional (BOPO), Sertifikat Bank Indonesia Syariah

(SBIS), dan Inflasi Terhadap Likuiditas (FDR) Perbankan Syariah di Indonesia. Data

yang digunakan dalam penelitian ini adalah data bulanan Januari 2011 sampai dengan

November 2016. Metode pengolahan data yang digunakan peneliti adalah analisis

regresi linier berganda. Penelitian ini menggunakan program computer SPSS versi

20.0 dan Microsoft Excel 2010.

Hasil penelitian menunjukan bahwa Dana Pihak Ketiga (DPK), Capital

Adequacy Ratio (CAR) dan Non Performing Financing (NPF), Biaya Operasional

dan Pembiyaan Operasional (BOPO), Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS), dan

Inflasi secara simultan berpengaruh secara signifikan terhadap Financing to Deposit

Ratio (FDR). Hasil penelitian juga menunjukan bahwa secara parsial Dana Pihak

Ketiga (DPK) berpengaruh secara signifikan terhadap Financing to Deposit Ratio

(FDR), Capital Adequacy Ratio (CAR) berpengaruh secara signifikan Financing to

Deposit Ratio (FDR), Biaya Operasional dan Pembiyaan Operasional (BOPO)

berpengaruh secara signifikan terhadap Financing to Deposit Ratio (FDR), Sertifikat

Bank Indonesia Syariah (SBIS) berpengaruh secara signifikan terhadap Financing to

Deposit Ratio (FDR), Inflasi berpengaruh secara signifikan terhadap Financing to

Deposit Ratio (FDR) Sedangkan non performing financing (NPF) tidak berpengaruh

terhadap Financing to Deposit Ratio (FDR).

Kata Kunci: Dana Pihak Ketiga (DPK), Capital Adequacy Ratio (CAR), Non

Performing Financing (NPF), Biaya Operasional dan Pembiyaan

Operasional (BOPO), Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS),

inflasi, Financing to Deposit Ratio (FDR), Regresi Linier

Berganda.

Page 10: PENGARUH PEROLEHAN DANA PIHAK KETIGA, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36846/1/NUNUNG... · NIM: 1112086000020 JURUSAN EKONOMI SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

ix

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim

Alhamdulillah Hirabil Alamin, Puji dan Syukur penulis panjatkan atas

kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat-Nya, sehingga masih dapat

merasakan nikmat Iman, nikmat panjang umur dan nikmat sehat wal’afiat. Shalawat

dan salam senantiasa tercurahkan kepada junjungan Nabi besar Muhammad SAW,

sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan sebaik-baiknya. Skripsi ini

bertujuan untuk memenuhi sebagai syarat mencapai gelar Sarjana Ekonomi Syariah

pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Jakarta.

Skripsi ini memiliki judul “Pengaruh Perolehan Dana Pihak Ketiga,

Kecukupan Modal, Pembiayaan, Efisiensi, Sertifikat Bank Indonesia Syariah

(SBIS) dan Inflasi Terhadap Likuiditas Pada Perbankan Syariah di Indonesia

Periode 2011–2016”. Semoga skripsi ini memberikan manfaat kepada semua pihak

dan menambah wawasan serta pengetahuan bagi pembaca. Selain itu penulis

menyadari masih banyak kekurangan dalam penyusunan skripsi ini.

Pada kesempatan ini penulis juga menyadari bahwa sejak awal penyusunan

hingga terselesaikannya skripsi ini banyak pihak yang telah membantu dan memberi

dukungan baik moril maupun materil. Untuk itu, tak lupa pada kesempatan ini, secara

khusus penulis ingin menyampaikan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Bapak Dr. Arief Mufraini, Lc,M.Si selaku Dekan FEB, Bapak Dr.Amilin, SE.,

Ak.,M.Si., QIA., BKP selaku Wakil Dekan I Bid. Akademik, Bapak Dr. Ade

Sofyan Mulazid, S.Ag, M.H selaku Wakil Dekan II Bid Administrasi Umum dan

Bapak Dr. Desmadi Saharuddin M.A selaku Wakil Dekan III Bid.

Kemahasiswaan yang telah memberikan jalan bagi saya dalam mengerjakan

skripsi ini.

Page 11: PENGARUH PEROLEHAN DANA PIHAK KETIGA, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36846/1/NUNUNG... · NIM: 1112086000020 JURUSAN EKONOMI SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

x

2. Bapak Yoghi Citra Pratama Pratama, M.Si Selaku Ketua Jurusan Ekonomi

Syariah dan Ibu Endra Kasni Laila Yuda, M.Si selaku sekretaris Jurusan Ekonomi

Syariah.

3. Bapak Dr. Desmadi Saharuddin M.A selaku dosen pembimbing akademik, yang

ikut memberi masukan dalam tercapainya penyelesaian skripsi ini.

4. Bapak Burhanuddin Yusuf, MA.,MM selaku dosen pembimbing I, yang dengan

senantiasa bersedia meluangkan waktunya untuk memberikan pengarahan, ilmu,

serta masukan yang sangat berarti selama penyelesain skripsi ini.

5. Ibu Tini Anggraini, ST.,M.Si selaku dosen pembimbing 2 yang dengan senang

hati membantu, memberi semangat, sabar, peduli dan perhatian terhadap

kelulusan saya sehingga skripsi ini dapat terselesaikan. Jika bukan dengan

bantuan dan kesabarannya beliau mungkin saya akan lebih lama lagi

menyelesaikan skripsi ini.

6. Seluruh Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis yang selama mata kuliah sejak

semester 1 hingga 8, terimakasih atas ilmu-ilmu yang diberikan oleh Bapak dan

Ibu berikan kepada saya.

7. Kedua orang tua saya yang selalu memberikan dukungan baik moril maupun

materil, memberikan semangat, kasih sayang, dan selalu mendoakan saya setiap

waktu agar bisa tercapai dengan baik segala apa yang saya kerjakan. Tidak lupa

kepada adik saya yang pertama Agung, telah banyak membantu menemani pulang

pergi ke kekampus selama skripsi.

8. Seluruh jajaran karyawan Fakultas Ekonomi dan Bisnis, atas kesabaran dan

kerjasamanya dalam memudahkan proses penyelesaian dari awal kuliah sampai

pada tahap akhir kuliah hingga wisuda.

9. Kakak-kakak saya Rizal dan Difki yang senantiasa membantu dan menyemangati

saya dalam pembuatan skripsi ini sehingga dapat terselesaikan.

10. Teman-teman dekat saya di Ekonomi Syariah yang telah terlebih dulu lulus tidak

lupa mereka ikut menyemangati, membantu juga mendoakan saya untuk bisa

Page 12: PENGARUH PEROLEHAN DANA PIHAK KETIGA, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36846/1/NUNUNG... · NIM: 1112086000020 JURUSAN EKONOMI SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

xi

menyelesaikan skripsi ini yaitu Firly, Dita dan Fitri. Teman satu kelas saya di

Ekonomi Syariah yaitu Ari, Ridha dan Tika. Tidak lupa teman-teman lainnya

yang juga sama-sama berjuang dan sharing dalam pembuatan skripsi yaitu Nina,

fia, Dara, Ririn dan yang lainnya.

11. Sahabat-sahabat saya yang sedari SMA selalu memberikan motivasi, sharing dan

semangat kepada saya yaitu geng Balajaer Kenny dan Melisa.

12. Terimakasih teman-teman Ekonomi Syariah angkatan 2012 dan adik-adik

Ekonomi Syariah angkatan 2013–2014 yang tidak dapat disebutkan satu-persatu

atas semangat, do’a dan dukungannya.

13. Senior-senior HMI Kafeis yang telah memberikan arahan, masukan dan

dukungannya selama pembuatan akhir pada skripsi ini.

14. Kepada keluarga pada masa-masa KKN yang telah memberikan motivasi untuk

saya segera menyelesaikan skripsi, khususnya ibu bapak di Bogor.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak lepas dari kekurangan dan

keterbatasan, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi para pembaca dan semua

pihak khususnya dalam bidang pembiayaan perbankan syariah.

Wassalamualaikum Wr. Wb

Jakarta, 24 Oktober 2017

Nunung Damar N

Page 13: PENGARUH PEROLEHAN DANA PIHAK KETIGA, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36846/1/NUNUNG... · NIM: 1112086000020 JURUSAN EKONOMI SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

xii

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI ............................................................. i

LEMBAR PENGESAHAN KOMPREHENSIF .............................................. ii

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI ................................................. iii

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH ......................... iv

DAFTAR RIWAYAT HIDUP......................................................................... v

ABSTRACT ..................................................................................................... vii

ABSTRAK ....................................................................................................... viii

KATA PENGANTAR ..................................................................................... ix

DAFTAR ISI .................................................................................................... xii

DAFTAR TABEL ............................................................................................ xv

DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xvi

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xvii

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................ 1

A. Latar Belakang Masalah....................................................................... 1

B. Pembatasan Masalah ............................................................................ 18

C. Perumusan Masalah ............................................................................ 18

D. Tujuan Penelitian ................................................................................. 19

E. Manfaat Penelitian ............................................................................... 20

F. Sistematika Penulisan .......................................................................... 22

Page 14: PENGARUH PEROLEHAN DANA PIHAK KETIGA, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36846/1/NUNUNG... · NIM: 1112086000020 JURUSAN EKONOMI SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

xiii

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ..................................................................... 24

A. Landasan Teori ..................................................................................... 24

1. Bank Syariah .................................................................................. 24

2. Likuiditas ....................................................................................... 33

3. Dana Pihak Ketiga (DPK) .............................................................. 37

4. Capital Adequacy Ratio (CAR) ..................................................... 40

5. Non Performing Financing (NPF) ................................................. 41

6. Biaya Operasional dan Pendapatan Operasional (BOPO) ............. 43

7. Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS) .................................... 44

8. Inflasi ............................................................................................ 46

9. Keterkaitan Antar Variabel ........................................................... 48

B. Penelitian Terdahulu ............................................................................ 53

C. Kerangka Pemikiran ............................................................................. 58

D. Hipotesis Penelitian ............................................................................. 59

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ........................................................ 62

A. Ruang Lingkup Penelitian .................................................................... 62

B. Metode Pengumpulan Data .................................................................. 63

C. Metode Analisis Data ........................................................................... 67

1. Pengujian Model dengan Asumsi Klasik ....................................... 68

2. Uji Hipotesis .................................................................................. 72

3. Uji Koefisien Determinasi (R2) ...................................................... 75

4. Analisis Regresi Linier Berganda .................................................. 76

D. Operasional Variabel Penelitian........................................................... 77

Page 15: PENGARUH PEROLEHAN DANA PIHAK KETIGA, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36846/1/NUNUNG... · NIM: 1112086000020 JURUSAN EKONOMI SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

xiv

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN ................................................... 82

A. Sekilas Gambaran Kinerja Umum Perbankan Syariah ....................... 82

B. Perkembangan Data Variabel .............................................................. 85

C. Analisis Data dan Pembahasan ............................................................ 100

1. Uji Asumsi Klasik .......................................................................... 101

2. Uji Hipotesis .................................................................................. 108

3. Uji Koefisien Determinasi (R2) ...................................................... 113

4. Analisis Regresi Linier Berganda .................................................. 115

D. Interpretasi .......................................................................................... 119

BAB V PENUTUP .......................................................................................... 126

A. Kesimpulan .......................................................................................... 126

B. Implikasi .............................................................................................. 128

C. Saran .................................................................................................... 130

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 131

LAMPIRAN ..................................................................................................... 136

Page 16: PENGARUH PEROLEHAN DANA PIHAK KETIGA, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36846/1/NUNUNG... · NIM: 1112086000020 JURUSAN EKONOMI SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

xv

DAFTAR TABEL

Tabel Keterangan

1.1 Perkembangan Perbankan Syariah Di Indonesia Periode 2011-

2016.......................................................................................

5

2.1 Kriteria Kesehatan Financing to Deposit Ratio (FDR) Pada

Bank Syariah.....................................

36

2.2 Kriteria Kesehatan Non Performing Financing (NPF) Pada

Bank Syariah ..........................................................................

42

2.3 Kriteria Kesehatan Biaya Operasional dan Pendapatan

Operasional (BOPO) Pada Bank Syariah ................................

44

2.4 Penelitian terdahulu ................................................................. 54

3.1 Data Perbankan Syariah........................................................... 64

4.1 Data Dana Pihak Ketiga Pada Perbankan Syariah Tahun 2011-

2016..........................................

86

4.2 Data CAR Pada Perbankan Syariah Tahun 2011-2016.......... 88

4.3 Data NPF Pada Perbankan Syariah Tahun 2011-2016............ 90

4.4 Data BOPO Pada Perbankan Syariah Tahun 2011-2016.......... 92

4.5 Data SBIS Pada Perbankan Syariah Tahun 2011–2016 .......... 95

4.6

Data Inflasi Pada Perbankan Syariah Tahun 2011-2016........ 97

4.7 Data FDR Pada Perbankan Syariah Tahun 2011-2016.......... 99

4.10 Uji Normalitas Kolmogorov-Smirnov...................................... 104

4.11 Uji Multikolinieritas................................................................. 105

4.13 Uji Autokorelasi........................................................................ 107

4.14 Uji Parsial (t)............................................................................. 109

4.15 Uji Simultan (F)........................................................................ 112

4.16 Uji Determinasi (R2)................................................................. 114

4.17 Analisis Regresi Linier Berganda............................................. 116

Page 17: PENGARUH PEROLEHAN DANA PIHAK KETIGA, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36846/1/NUNUNG... · NIM: 1112086000020 JURUSAN EKONOMI SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

xvi

DAFTAR GAMBAR

Gambar Keterangan

1.2 Perkembangan Financing to Deposit Ratio Tahun 2011-2016...... 9

2.5 Kerangka Pemikiran.................................................................. 58

4.1 Grafik Data DPK Perbankan Syariah tahun 2011-2016............. 87

4.2 Grafik Data CAR Tahun 2011-2016........................................ 89

4.3 Grafik Data NPF Tahun 2011-2016......................................... 91

4.4 Grafik Data BOPO Tahun 2011-2016...................................... 94

4.5 Grafik Data SBIS Tahun 2011-2016........................................ 96

4.6 Grafik Data Inflasi Tahun 2011-2016....................................... 98

4.7 Grafik Data FDR Tahun 2011-2016....................................... 100

4.8 Grafik Histogram.................................................................... 102

4.9 Grafik P-Plot.......................................................................... 103

4.12 Grafik Scatterplot................................................................... 107

Page 18: PENGARUH PEROLEHAN DANA PIHAK KETIGA, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36846/1/NUNUNG... · NIM: 1112086000020 JURUSAN EKONOMI SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

No. Keterangan Halaman

1. Data Variabel Penelitian .............................................................................. 136

2. Tabel Model Summary, Anova, dan Coefficients ........................................ 139

3. Uji Normalitas .............................................................................................. 141

4. Uji Multikolinieritas ......................................................................................................... 142

5. Uji Autokorelasi ........................................................................................... 143

6. Uji Heteroskedastisitas .................................................................................................... 143

7. Tabel Persentase Distribusi F untuk α = 0,05 .............................................. 144

8. Tabel Persentase Distribusi t ................................................................................. 145

Page 19: PENGARUH PEROLEHAN DANA PIHAK KETIGA, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36846/1/NUNUNG... · NIM: 1112086000020 JURUSAN EKONOMI SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pertumbuhan suatu negara memerlukan pola pengaturan pengelolaan sumber-

sumber ekonomi yang tersedia secara terarah dan terpadu bagi peningkatan

kesejahteraan masyarakat. Lembaga keuangan terutama perbankan mempunyai

peranan yang strategis dalam menggerakan roda perekonomian suatu negara.

Lembaga keuangan adalah badan usaha yang kekayaannya terutama berbentuk

aset keuangan (financial assets) atau tagihan (claims) dibandingkan dengan aset

non keuangan (non financial assets) (Siamat, 2005:4).

Bank merupakan lembaga keuangan terpenting dan sangat mempengaruhi

perekonomian baik secara mikro maupun makro. Seperti yang diketahui

perbankan memiliki pangsa pasar 80% dari keseluruhan sistem keuangan yang

ada, karena memiliki fungsi intermediasi atau sebagai perantara antara pemilik

modal dengan penguna dana sehingga melancarkan kegiatan perekonomian suatu

negara (Sudiyanto, 2010:125). Bank sudah merupakan mitra dalam rangka

memenuhi kebutuhan keuangan mereka. Bank dijadikan sebagai tempat untuk

melakukan berbagai transaksi yang berhubungan dengan keuangan seperti tempat

mengamankan uang, melakukan investasi, pengiriman uang, melakukan

pembayaran atau penagihan. Bank dapat dikatakan sebagai darahnya

perekonomian suatu negara (Kasmir, 2012:74).

Page 20: PENGARUH PEROLEHAN DANA PIHAK KETIGA, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36846/1/NUNUNG... · NIM: 1112086000020 JURUSAN EKONOMI SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

2

Menurut Imam Wahyudi, (2013:209), Bank adalah lembaga keuangan yang

mempunyai peran sebagai lembaga intermediasi keuangan (financial intermediary),

dimana bank mempunyai fungsi sebagai lembaga yang mempertemukan antara pihak

yang kelebihan dana (surplus unit) dengan pihak yang kekurangan dana (deficit unit).

Bank menurut fungsinya ada tiga macam yang beroperasi di Indonesia, yakni

Bank Sentral, Bank Umum, dan Bank Pengkreditan Rakyat. Dalam menjalankan

usahanya, bank dibagi lagi menjadi bank konvensional dan bank yang menggunakan

prinsip syariah. Di Indonesia, maraknya perbankan syariah bukan merupakan gejala

baru dalam bisnis syariah. Keadaan ini ditandai dengan semangat tinggi dari berbagai

kalangan, yaitu ulama, akademisi, praktisi untuk mengembangan perbankan tersebut

dari sekitar pertengahan abad ke 20 dewasa ini Bank Syariah sedang menjadi pilahan

bagi pelaku bisnis perbankan sampai dengan pertengahan tahun 2001 (Muhammad,

2008:1).

Berawal saat terjadinya krisis moneter tahun 1998 yang menimbulkan dampak

yang negatif bagi perkembangan perekonomian di Indonesia. Pada saat itu bank

konvensional mengalami penurunan, namun Bank Syariah mampu bertahan karena

Bank Syariah tidak menganut bunga sehingga dapat menjaga kesehatan moneter.

Bank Syariah di Indonesia yang pertama kali didirikan pada tahun 1992 adalah Bank

Muamalat Indonesia (BMI). Walaupun perkembangannya agak terlambat

dibandingkan dengan negara-negara muslim lainnya. Hal ini menandai dimulainya

era sistem perbankan ganda (dual Banking System) di Indonesia, yaitu beroperasinya

Page 21: PENGARUH PEROLEHAN DANA PIHAK KETIGA, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36846/1/NUNUNG... · NIM: 1112086000020 JURUSAN EKONOMI SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

3

sistem perbankan konvensional dan sistem perbankan dengan prinsip bagi hasil

(Karim, 2008:1).

Menurut Antonio Syaifi’i (2001: 26), Perkembangan perbankan syariah pada era

reformasi ditandai dengan disetujuinya UU No. 10 Tahun 1998. Dalam Undang-

Undang tersebut diatur dengan rinci landasan hukum serta jenis-jenis usaha yang

dapat dioperasikan dan diimplementasikan oleh Bank Syariah. Undang-Undang

tersebut juga memberikan arahan bagi bank-bank konvensional untuk membuka

cabang syariah atau bahkan mengkonversikannya sendiri secara total menjadi Bank

Syariah.

Eksistensi perbankan syariah juga merupakan salah satu bentuk dari Perbankan

Nasional yang kegiatan operasional-nya berdasarkan pada prinsip-prinsip syariah

(hukum) Islam. Diberlakukannya Undang-Undang No.21 Tahun 2008 tentang

Perbankan Syariah merupakan bukti pengakuan pemerintah mengenai spesifikasi

Perbankan Syariah secara khusus. Undang-Undang ini mengatur tentang operasional

perbankan syariah agar Bank Syariah benar-benar menjalankan operasionalnya

dengan berdasarkan prinsip syariah. Pemberlakuan undang-undang tersebut dilandasi

dengan kekuatan yang ditunjukan dengan tetap berdiri dengan kokohnya Bank

Syariah pasca krisis moneter tahun 1998 disaat banyak bank-bank konvensional di

likuidasi (A.Mardiyah, 2015 :23).

Page 22: PENGARUH PEROLEHAN DANA PIHAK KETIGA, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36846/1/NUNUNG... · NIM: 1112086000020 JURUSAN EKONOMI SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

4

Bank Syariah melakukan kegiatan pengumpulan dana (Funding) dari nasabah

melalui deposito maupun titipan giro dan tabungan. Dana yang terkumpul kemudian

di investasikan pada dunia usaha melaui investasi sendiri (non bagi hasil atau trade

financing) dan investasi dengan pihak lain (bagi hasil atau trade financing). Ketika

ada hasil (keuntungan), maka bagian keuntungan untuk bank dibagi kembali antara

bank dan nasabah. Dalam pendanaan bank syariah bertindak sebagai pengusaha atau

mudharib, sedangkan dalam pembiayaan Bank Syariah bertindak sebagai pemilik

dana atau Shahibul maal. Selain itu Bank Syariah juga bisa bertindak sebagai agen

investasi yang mempertemukan pemilik dana dan pengusaha (Ascarya, 2007: 31).

Pertumbuhan dan perkembangan sistem keuangan berlandaskan Syariah atau

Perbankan Syariah di Indonesia maju sangat pesat, bisa diketahui dari data statistik

badan Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Di lihat pada tahun 2011 terdapat 11 Bank

Umum Syariah (BUS), 24 Unit Usaha Syariah (UUS), dan 155 Bank Pembiayaan

Rakyat Syariah (BPRS) dengan total asset yang dimiliki sebesar 145.467 Miliar. Pada

tahun 2012 terdapat 11 Bank Umum Syariah (BUS), 24 Unit Usaha Syariah (UUS),

dan 158 Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) dengan total asset yang dimiliki

sebesar 195.018 Miliar. Pada tahun 2013 terdapat 11 Bank Umum Syariah (BUS), 23

Unit Usaha Syariah (UUS), dan 163 Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS)

dengan total asset yang dimiliki sebesar 242.276 Miliar. Pada tahun 2014 terdapat 12

Bank Umum Syariah (BUS), 23 Unit Usaha Syariah (UUS), dan 163 Bank

Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) dengan total asset yang dimiliki sebesar 272.343

Miliar. Pada tahun 2015 terdapat 12 Bank Umum Syariah (BUS), 22 Unit Usaha

Page 23: PENGARUH PEROLEHAN DANA PIHAK KETIGA, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36846/1/NUNUNG... · NIM: 1112086000020 JURUSAN EKONOMI SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

5

Syariah (UUS), dan 163 Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) dengan total asset

yang dimiliki sebesar 296.262 Miliar. Pada tahun 2016 terdapat 13 Bank Umum

Syariah (BUS), 21 Unit Usaha Syariah (UUS), dan 164 Bank Pembiayaan Rakyat

Syariah (BPRS) dengan total asset yang dimiliki sebesar 393.343 Miliar. Seperti yang

ditunjukan dengan tabel dibawah ini :

Tabel 1.1

Perkembangan Pernbakan Syariah periode 2011-2016

INDIKATOR

TAHUN

2011 2012 2013 2014 2015 2016

BUS 11 11 11 12 12 13

UUS 24 24 23 22 22 21

BPRS 155 158 163 163 163 164

TOTAL

ASET (Miliar

Rupiah)

145.467 195.018 242.276 272.343 296.262 339.343

Sumber: www.ojk.go.id

Berdasarkan tabel 1.1 dapat kita lihat perkembangan yang cukup signifikan Unit

Usaha Syariah (UUS) mengalami penurunan yang salah satunya di sebabkan oleh

regulasi konversi Unit Usaha Syariah (UUS) menjadi Bank Umum Syariah (BUS)

dalam jangka waktu tertentu (www.ojk.go.id), Bank Umum Syariah (BUS) dan Bank

Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) mengalami pertumbuhan yang baik, sedangkan

dalam asset perbankan syariah sendiri juga diikuti dengan perkembanganannya yang

cukup pesat. Pertumbuhan dan persaingan Perbankan Syariah di Indonesia semakin

ketat, maka pihak Bank Syariah perlu meningkatkan kinerjanya agar dapat menarik

Page 24: PENGARUH PEROLEHAN DANA PIHAK KETIGA, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36846/1/NUNUNG... · NIM: 1112086000020 JURUSAN EKONOMI SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

6

investor dan nasabah, serta dapat tercipta perbankan dengan prinsip yang sehat dan

efisien.

Dalam menjalankan usahannya bank harus senantiasa menjaga keseimbangan

antara tingkat likuiditas dengan baik, pemenuhan kebutuhan modal yang cukup serta

pengelolaan biaya operasional yang baik. Pemeliharaan kesehatan bank dilakukan

dengan tetap menjaga likuiditasnya sehingga bank bisa memenuhi kewajiban kepada

semua pihak yang menarik atau mencairkan simpanannya sewaktu-waktu (Agustina,

2013:101). Diperlukan rambu-rambu untuk menjaga kesehatan bank dalam

penanaman dannya. Hal tersebut tertuang dalam UU No. 7 Tahun 1992 yang telah

diubah menjadi UU No. 11 Tahun 1998 pasal 29 ayat 2:” Bank wajib memelihara

kesehatan bank sesuai dengan ketentuan kecukupan modal, kualitas asset, kualitas

manajemen, likuiditas, rentabilitas, solvabilitas dan aspek lain yang berhubungan

dengan usaha bank dan wajib melakukan usaha sesuai dengan prinsip kehatian-

hatian”.

Likuiditas pada Bank Syariah sama pentingnya seperti pada bank konvensional.

Namun, dibandingkan dengan bank konvensional, pengelolaan likuiditas pada Bank

Syariah sangat unik dan lebih menantang dikarenakan fakta bahwa kebanyakan

instrumen yang digunakan untuk mengelola likuiditas adalah berbasis bunga atau

riba, dimana hal tersebut tidak sesuai dengan hukum syariah. Sebagai tambahan,

rasionalisasi nasabah bank dalam arti konvensional dalam masalah profit berlaku

dalam setiap transaksi dapat menyebabkan penarikan dana pada bank konvensional

ketika tingkat bunga di bank konvensional lebih tinggi (Arifin, 2009:68).

Page 25: PENGARUH PEROLEHAN DANA PIHAK KETIGA, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36846/1/NUNUNG... · NIM: 1112086000020 JURUSAN EKONOMI SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

7

Pada tiga tahun terakhir tantangan terbesar yang dihadapi perbankan syariah

adalah likuiditas. Ketatnya likuiditas sudah terlihat dari pertumbuhan Dana Pihak

Ketiga (DPK) yang mengalami perlambatan. Resiko kekeringan likuiditas semakin

meningkat sejak Bank Indonesia (BI) menggerakan bunga acuan (BI Rate) Juni 2013

lalu. Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) memperkirakan pertumbuhan DPK pada

tiga tahun terakhir hanya naik 14,1%. Hal tersebut karena perbankan syariah masih

dalam skala yang relatif kecil jaringannya serta menghadapi tingkat persaingan yang

tidak berimbang dengan bank-bank konvensional yang jauh lebih besar. Dengan

semakin bertambahnya bank berbasis syariah, maka persaingan antara bank pun

semakin ketat, tekanan likuiditas terlihat longgar hingga akhir tahun 2016

(www.ojk.go.id) dipengaruhi oleh perlambatan pertumbuhan kredit dan masuknya

dana repatriasi untuk penambahan dana pihak ketiga yang meningkat setiap tahunnya

yang mengakibatkan likuiditas turut melonggar.

Fenomena diatas menunjukan bahwa masalah likuiditas merupakan masalah

penting dalam sebuah lembaga keuangan sebagai lembaga intermediasi, tugas pokok

bank syariah adalah menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan atau

dana pihak ketiga, kemudian menyalurkannya kembali kepada masyarakat yang

membutuhkan dana untuk pembiayaan. Namun, bank harus mempunyai dana likuid

yang digunakan untuk memenuhi kewajibannya dalam hal pengembalian masyarakat

setiap saat. Terutama bagi Bank Syariah, karena dengan adanya kenaikan BI rate

mengindikasikan bahwa nasabah akan beralih ke bank konvensional dengan tingkat

bunga yang lebih tinggi. Istilah likuidasi sendiri merupakan kemampuan bank dalam

Page 26: PENGARUH PEROLEHAN DANA PIHAK KETIGA, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36846/1/NUNUNG... · NIM: 1112086000020 JURUSAN EKONOMI SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

8

memenuhi kewajibannya pada saat jatuh tempo (Mardiyah, 2015:2). Beberapa

indikator untuk mengetahui likuiditas suatu bank yaitu melalui Cash Ratio, Quick

Ratio, dan Financing to Deposit Ratio (FDR).

Likuiditas pada perbankan syariah diproksikan oleh Financing to Deposit Ratio

(FDR). FDR merupakan salah satu rasio likuiditas yang mewakili kedua aktivitas

utama bank yaitu menghimpun dana dan menyalurkan dana tersebut kepada

masyarakat yang membutuhkan dalam bentuk pembiayaan. Aktivitas penyaluran dana

atau pembiayaan merupakan sumber utama pendapatan Bank Syariah. Besarnya

pembiayaan yang disalurkan mempengaruhi oleh besarnya dana pihak ketiga yang

terkumpul (Paula Laurentina dan Lindrawati, 2010:51). Tinggi rendahnya rasio ini

menunjukan tingkat likuiditas pada Bank Syariah. Sehingga semakin tinggi angka

Financing to Deposit Ratio (FDR) pada suatu Bank Syariah, berarti digambarkan

sebagai bank yang kurang likuid dibanding dengan bank yang mempunyai angka

rasio yang lebih kecil (Muhammad, 2005:55).

Page 27: PENGARUH PEROLEHAN DANA PIHAK KETIGA, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36846/1/NUNUNG... · NIM: 1112086000020 JURUSAN EKONOMI SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

9

Gambar 1.2

Perkembangan Financing to Deposit Ratio tahun 2011-2016

Sumber : Statistik Perbankan Syariah (diolah)

Pada grafik diatas dapat dilihat bahwa Financing to Deposit Ratio (FDR) pada

tahun 2011 dari 88,94% menjadi 100,00% pada tahun 2012, kemudian pada tahun

2013 mengalami kenaikan 100,32%, namun pada tahun 2014 mengalami penurunan

91,50%, dan mengalami penurunan kembali pada tahun 2015 dan 2016 sebesar

88,03% dan 86,27%. Fenomena seperti ini tentu beresiko terhadap likuiditas

perbankan syariah karena hal tersebut akan mempengaruhi kemampuan bank dalam

memenuhi kewajiban jangka pendeknya, karena tingkat likuiditas akan dapat menjadi

tolak ukur apakah bank dapat memenuhi semua penarikan dana oleh nasabah,

kewajiban yang telah jatuh tempo dan memenuhi kredit tanpa penundaan.

Menurut Laporan Perkembangan Keuangan Syariah (LPKS) Otoritas Jasa

Keuangan (OJK), rasio likuiditas perbankan syariah yang ditunjukan oleh Financing

to Deposit Ratio (FDR) yang terjaga pada 86,27%. Nilai FDR tersebut

75.00%

80.00%

85.00%

90.00%

95.00%

100.00%

105.00%

2011 2012 2013 2014 20152016

FDR

Page 28: PENGARUH PEROLEHAN DANA PIHAK KETIGA, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36846/1/NUNUNG... · NIM: 1112086000020 JURUSAN EKONOMI SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

10

mengindikasikan bahwa Bank Syariah mempunyai likuiditas yang baik untuk

melakukan ekspansi pembiayaan karena didukung oleh sumber dana (funding) yang

cukup (www.ojk.go.id) didukung dengan jumlah rekening yang meningkat dibanding

tahun sebelumnya yaitu 22,74 juta yang sebelumnya sebesar 22,5 juta hal tersebut

menyatakan bahwa sumber dana yang meningkat baik untuk melakukan penyaluran

pembiayaan.

Financing to Deposit Ratio (FDR) menunjukkan seberapa likuid suatu Bank

Syariah. Semakin tinggi tingkat FDR, semakin illikuid suatu Bank Syariah. Dalam

keadaan illikuid, bank akan kesulitan untuk memenuhi kewajiban-kewajiban jangka

pendeknya, seperti adanya penarikan tiba-tiba oleh nasabah terhadap simpanannya.

Sebaliknya, semakin rendah tingkat FDR, semakin likuid suatu bank. Keadaan bank

yang semakin likuid menunjukkan banyaknya dana menganggur (idle fund) yang

dapat memperkecil kesempatan bank untuk memperoleh penerimaan yang lebih

besar. Tingkat FDR suatu bank haruslah dijaga agar tidak menjadi terlalu rendah

ataupun terlalu tinggi. Untuk itu, diperlukan suatu standar mengenai tingkat FDR.

Bank Indonesia selaku otoritas moneter menetapkan batas FDR berada pada tingkat

85%-100% dalam Surat Edaran Bank Indonesia No. 26/5/BPPP tanggal 29 Mei 1993.

Namun, per tanggal 1 Maret 2011, BI akan memberlakukan peraturan Bank Indonesia

No.12/19/PBI/2010 yang berisi ketentuan standar LDR pada tingkat 78%-100%

(Amriani, 2012:21).

Likuiditas menjadi salah satu faktor penting dalam pegelolaan dana bank.

Karena adanya proporsi yang besar dari simpnan nasabah berupa giro atau tabungan

Page 29: PENGARUH PEROLEHAN DANA PIHAK KETIGA, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36846/1/NUNUNG... · NIM: 1112086000020 JURUSAN EKONOMI SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

11

dan deposito berjangka, memberikan perioritas uatama dalam mempertahankan

tingkat kecukupan likuiditas. Harus ada nasabah yang menyimpan uang dibank

apabila bank ingin melanjutkan usahanya. Diperlukan juga likuidtas yang cukup

apabila bank ingin melanjutkan usahanya (Rivai, 2007:389). Oleh karena itu, yang

menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi likuiditas adalah Dana Pihak Ketiga

(DPK). Dana Pihak Ketiga (DPK) sebagai faktor penunjang keberlangsungan kinerja

operasional lembaga keuangan, maka peran DPK menjadi penting untuk mengukur

keberhasilan bank sebagai perantara keuangan. Selain itu Bank Syariah memberikan

pembiayaan yang disalurkan kepada masyarakat yang membutuhkan modal dan bank

mendapatkan bagi hasil atas pembiayaan tersebut. Pertumbuhan DPK akan

mengakibatkan pertumbuhan penyaluran kredit yang pada akhirnya tingkat likuiditas

atau Financing to Deposit Ratio (FDR) juga akan meningkat (Pratama, 2010:5).

Selain DPK, untuk mengukur keberhasilan bank sebagai perantara keuangan

tidak hanya melihat dari keberhasilan dalam menyalurkan dana saja, tetapi juga

melihat dari segi permodalan yang dimiliki oleh bank tersebut. Menurut Surat Edaran

Bank Indonesia No.3/30 DPNP tanggal 14 Desember 2001 pada perbankan syariah

permodalan dapat diukur dengan Capital Adequacy Ratio (CAR) dengan ketentuan

BI yang menetapkan kunci minimal 8% (www.bi.go.id).

Rasio CAR digunakan untuk mengukur kecukupan modal yang dimiliki bank

untuk menunjang aktiva yang mengandung atau menghasilkan resiko, misalnya kredit

yang diberikan. Semakin tinggi CAR maka semakin kuat kemampuan bank tersebut

untuk menanggung resiko dari setiap kredit. Perbandingan antara CAR dan FDR

Page 30: PENGARUH PEROLEHAN DANA PIHAK KETIGA, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36846/1/NUNUNG... · NIM: 1112086000020 JURUSAN EKONOMI SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

12

yaitu semakin tinggi presentase tingkat kecukupan modal mengidentifikasi bahwa

bank telah mempunyai modal yang cukup baik dalam menunjang kebutuhannya, serta

dapat menanggung resiko-resiko yang dapat di timbulkan termasuk di dalamnya

resiko kredit (Dendawijaya, 2009:116). Capital Adequacy Ratio (CAR) merupakan

indikator terhadap kemampuan bank untuk menutupi penurunan aktivanya sebagai

akibat dari kerugian-kerugian bank yang disebabkan oleh aktiva yang beresiko. Maka

peneliti tertarik untuk mengambil variabel CAR sebagai salah satu variabel internal

untuk mengetahui seberapa besar pengaruh CAR saat ini terhadap likuiditas

perbankan syariah di indonesia.

Variabel lain yang mempengaruhi likuiditas perbankan syariah adalah variabel

Non Performing Financing (NPF). Penyaluran pembiayaan yang dilakukan oleh

suatau Bank Syariah tidak terlepas dari resiko pembiayaan. Resiko pembiayaan ini

diukur dengan Non performing Financing (NPF). Non Performing Financing (NPF)

adalah rasio yang digunakan untuk mengukur pembiyaan bermasalah pada sutau

Bank Syariah. Pembiayaan bermasalah disini adalah kredit atau dengan kualitas

kurang lancar, diragukan dan macet. NPF merupakan salah satu faktor yang

mempengaruhi likuiditas besarnya NPF menurut ketentuan bank indonesia yaitu

maksimal 5% dari total pembiayaan yang disalurkan. NPF mencerminkan resiko

kredit atau pembiayaan, semakin tinggi tingkat NPF suatu Bank Syariah maka

mengakibatkan menurunnya likuiditas pada Bank Syariah tersebut (Ali, 2006:166).

Dapat dikatakan bahwa semakin kecil rasio NPF akan semakin baik tingkat kesehatan

Page 31: PENGARUH PEROLEHAN DANA PIHAK KETIGA, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36846/1/NUNUNG... · NIM: 1112086000020 JURUSAN EKONOMI SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

13

suatu bank. Sebaliknya, semakin tinggi presentase rasio NPF semakin buruk kualitas

pembiayaan yang disalurkan.

Selain NPF, untuk mengukur keberhasilan bank sebagai perantara keuangan

tidak hanya melihat dari semakin kecilnya resiko pembiayaan yang bermasalah, tetapi

juga melihat dari segi efisiensi biaya operasional. Efisiensi sangat penting dalam

kegiatan operasional suatu bank. Efisiensi yang baik adalah ketika bank mampu

menekan beban biaya dan memaksimalkan pendapatan yang dihasilkan. Efisiensi

pada Bank Syariah dapat dilihat dari Biaya Operasional terhadap Pendapatan

Operasional (BOPO). BOPO merupakan persentase jumlah biaya operasional Bank

Syariah terhadap jumlah pendapatan yang dihasilkan bank dalam periode waktu

tertentu. Mengingat kegiatan utama bank pada prinsipnya yaitu bertindak sebagai

perantara, yaitu menghimpun dan menyalurkan dana masyarakat maka biaya dan

pendapatan operasional bank didominasi oleh biaya bunga dan hasil bunga

(Hendrayanti dan Muharam, 2013:3). Semakin tinggi nilai BOPO maka semakin

rendah tingkat efisiensi bank tersebut. Sebaliknya, semakin kecil BOPO menunjukan

semakin efisien bank tersebut dalam menjalankan aktivitas usahanya. Dengan kata

lain bank yang sehat memliki rasio BOPO yang kurang dan sebaliknya, bank yang

kurang sehat memiliki rasio BOPO lebih dari satu. Menurut ketentuan Bank

Indonesia efisiensi operasi diukur dengan BOPO.

SWBI (Sertifikat Wadiah Bank Indonesia) yang sekarang disebut SBIS

(Sertifikat Bank Indonesia Syariah) merupakan surat berharga berdasarkan prinsip

Syariah berjangka waktu pendek dalam mata uang rupiah yang diterbitkan oleh Bank

Page 32: PENGARUH PEROLEHAN DANA PIHAK KETIGA, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36846/1/NUNUNG... · NIM: 1112086000020 JURUSAN EKONOMI SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

14

Indonesia (PBI No. 10/11/PBI/2008). SBIS ini yang akan menjadi alternatif bagi

Bank Syariah untuk mengamankan dananya. Sertifikat Bank Indonesia Syariah yang

selanjutnya disebut SBIS adalah instrumen kebijakan moneter yang bertujuan untuk

mengatasi kesulitan kelebihan likuiditas pada bank yang beroperasi dengan prinsip

Syariah (Wirdyaningsih Perwataatmadja, 2006:149).

Menurut Arifin (2009:199), apabila Bank Syariah mempunyai kelebihan dana

pada tingkat likuiditas maka dana kelebihan tersebut dapat dititipkan kepada Bank

Indonesia yang dalam operasi moneternya melalui penerbitan SBIS mengumumkan

target penyerapan likuiditas kepada Bank-bank Syariah sebagai upaya pengendalian

moneter dan menjanjikan imbalan dari Bank Indonesia kepada perbankan syariah.

Dengan hadirnya SBIS setidaknya merupakan langkah awal dan sinyal untuk

memantapkan dan meningkatkan industri perbankan syariah dalam masalah

likuiditas.

Dalam ekonomi makro, Inflasi turut mempengaruhi peningkatan atau

penurunan simpanan masyarakat dan kredit atau pembiayaan yang disalurkan. Inflasi

merupakan masalah yang selalu dihadapi oleh perekonomian. Sampai dimana

buruknya masalah ini berbeda diantara satu waktu ke waktu yang lain. Tingkat inflasi

yaitu persentasi kecepatan kenaikan harga-harga dalam suatu tahun tertentu, biasanya

digunakan untuk menunjukkan sampai dimana buruknya masalah ekonomi yang

dihadapi (Sukirno, 2002: 302). Apabila laju inflasi tinggi dan tidak dapat

dikendalikan, upaya perbankan dalam menghimpun dana masyarakat terganggu

sehingga kegiatan penyaluran pembiayaan menjadi tersendat. Penyaluran pembiayaan

Page 33: PENGARUH PEROLEHAN DANA PIHAK KETIGA, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36846/1/NUNUNG... · NIM: 1112086000020 JURUSAN EKONOMI SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

15

yang tersendat menjadikan pendapatan bank menurun. Sebab sumber utama

pendapatan bank sebagian besar berasal dari kredit yang disalurkan.

Berbagai penelitian terdahulu yang mengenai faktor-faktor yang

mempengaruhi likuiditas telah dilakukan oleh beberapa peneliti yang hasilnya juga

menimbulkan inkonsistensi hasil penelitian diantaranya Delsy Ni Luh (2014),

Prihatiningsih (2013), Jaka Hermawan (2009), Indah Nurfitri Adi (2006) dan

Mohamed Aymen Ben Moussa (2015).

Pada penelitian yang dilakukan oleh Delsy dan Ni Luh (2014) dengan judul

Pengaruh Dana Pihak Ketiga, Non Performing Loan dan Capital Adequacy Ratio

Terhadap Loan to Deposit Ratio dan Return on Assets Pada Sektor Perbankan di

Bursa Efek Indonesia. Hasil penelitian menyatakan bahwa Dana Pihak Ketiga

berpengaruh positif dan signifikan terhadap Loan to Deposit Ratio, Non Performing

Loan berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap Loan to Deposit Ratio,

Capital Adequacy Ratio berpengaruh positif dan signifikan terhadap Loan to Deposit

Ratio.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Prihatiningsih (2013) dengan

judul Pengaruh DPK, Capital Adequacy Ratio (CAR), Imbal Hasil Sertifikat Bank

Indonesia Syariah (SBIS), Imbal Hasil Sertifikat Investasi Mudharabah Antar Bank

Syariah (SIMA), dan Non Performing Financing (NPF) Terhadap Financing to

Deposit Ratio (FDR). Hasil penelitian menyatakan bahwa DPK dan SIMA

berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap Financing to Deposit Ratio (FDR),

Capital Adequacy Ratio (CAR) berpengaruh negatif dan signifikan terhadap

Page 34: PENGARUH PEROLEHAN DANA PIHAK KETIGA, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36846/1/NUNUNG... · NIM: 1112086000020 JURUSAN EKONOMI SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

16

Financing to Deposit Ratio (FDR), SBIS berpengaruh terhadap Financing to Deposit

Ratio (FDR), sedangkan Non Performing Financing (NPF) berpengaruh positif dan

signifikan terhadap Financing to Deposit Ratio (FDR)

Pada penelitian Jaka Hermawan (2009) dengan judul Pengaruh Rentabilitas

dan Solvabilitas Terhadap Likuiditas Bank yang Go Public. Hasil penelitian

menyatakan bahwa variabel ROE, BOPO dan CAR berpengaruh signifikan terhadap

LDR, sedangkan ROA tidak berpengaruh signifikan terhadap LDR.

Pada penelitian Indah Nurfitri Adi (2006) dengan judul Pengaruh Penempatan

Dana Pada SWBI dan Pasar Uang Antar Syariah (PUAS) Terhadap FDR Perbankan

Syariah. Hasil penelitian menyatakan bahwa hanya variabel SWBI yang menunjukan

pengaruh signifikan terhadap FDR Perbankan Syariah.

Pada penelitian Mohamed Aymen Ben Moussa (2015) dengan judul The

Determinantsof Bank Liquidity: Case of Tunisia. Hasil penelitian menyatakan bahwa

modal, biaya operasi, tingkat pertumbuhan PDB dan inflasi berpengaruh signifikan

terhadap likuiditas bank.

Beberapa penelitian terdahulu yang telah diuraikan diatas menunjukan hasil

yang berbeda-beda. Pada penelitian ini mengkaji lebih lanjut mengenai hubungan

tingkat kinerja perusahaan perbankan dengan menggunakan rasio keuangan dalam

pengaruhnya terhadap likuiditas perbankan syariah dengan menggunakan periode

pengamatan yang lebih terkini, sedangkan objek pada penelitian sendiri adalah

Perbankan Syariah di Indonesia yaitu Bank Umum Syariah (BUS) dan Unit Usaha

Syariah (UUS), paling tidak dalam penelitian ini Bank Syariah bisa dijadikan tolak

Page 35: PENGARUH PEROLEHAN DANA PIHAK KETIGA, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36846/1/NUNUNG... · NIM: 1112086000020 JURUSAN EKONOMI SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

17

ukur dalam membaca kinerja keuangan terutama tingkat likuiditas perbankan syariah

di Indonesia.

Banyaknya refresnsi yang mneyatakan bahwa kondisi rasio keuangan yang

baik, nantinya berpengaruh terhadap kondisi keuangan perusahaan yang juga akan

berpengaruh terhadap tingkat likuiditas atau kemampuan bank memenuhi kewajiban

finansialnya, dalam penelitian ini yang menjadi hasil penelitian nantinya akan

mempertegas dan memperkuat refrensi yang ada. Sehingga peneliti tertarik untuk

meneliti rasio keuangan dan faktor eksternalnya dalam mempengaruhi tingkat

likuiditas Bank Syariah.

Berdasarkan pada fenomena, data dan beragam argumentasi (reseach gap),

maka dalam hal ini penulis tertarik untuk mengangkat penelitian yang berjudul

“PENGARUH PEROLEHAN DANA PIHAK KETIGA, KECUKUPAN

MODAL, PEMBIAYAAN BERMASALAH, EFISIENSI, SERTIFIKAT BANK

INDONESIA SYARIAH (SBIS) DAN INFLASI TERHADAP LIKUIDITAS

PERBANKAN SYARIAH PERIODE 2011-2016“

Page 36: PENGARUH PEROLEHAN DANA PIHAK KETIGA, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36846/1/NUNUNG... · NIM: 1112086000020 JURUSAN EKONOMI SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

18

B. Pembatasan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, untuk memfokuskan penelitian

yang hendak ditulis dan memudahkan analisa, maka peneliti perlu membuat batasan-

batasan agar pemasalahan tidak meluas dalam pembahasannya. Batasan-batasan

dalam penulisan ini adalah :

1. Variabel bebas yang digunakan peneliti adalah Dana Pihak Ketiga (DPK),

Capital Adequacy Ratio (CAR), Non Performing Financing (NPF), Biaya

Operasional dan Pendapatan Operasional (BOPO), Sertifikat Bank Indonesia

Syariah (SBIS), dan Inflasi.

2. Dalam variabel terikatnya, yang digunakan oleh penulis adalah likuiditas

yang diproksikan dengan Financing to Deposit Ratio (FDR).

3. Penulis membatasi periode penelitian yang digunakan yaitu periode Januari

2011 – November 2016.

4. Objek yang diteliti oleh penulis yaitu seluruh Bank Umum Syariah (BUS)

dan Unit Usaha Syariah (UUS) di Indonesia.

C. Perumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah yang telah dijelaskan sebelumnya, maka

penelitian ini bermaksud menganalisis pertanyaan yang jawabannya akan dicari

melalui penelitian berdasarkan seputar keadaan DPK, CAR, NPF, BOPO, SBIS dan

inflasi periode Januari 2011- November 2016.

Page 37: PENGARUH PEROLEHAN DANA PIHAK KETIGA, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36846/1/NUNUNG... · NIM: 1112086000020 JURUSAN EKONOMI SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

19

Pembahasan yang ada akan dirumuskan dalam beberapa pertanyaan sebagai

berikut :

1. Apakah Dana Pihak Ketiga (DPK), Capital Adequacy Ratio (CAR), Non

Performing Financing (NPF), Biaya Operasional dan Pendapatan

Operasional (BOPO),Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS) dan Inflasi

berpengaruh secara parsial terhadap likuiditas ?

2. Apakah Dana Pihak Ketiga (DPK), Capital Adequacy Ratio (CAR), Non

Performing Financing (NPF), Biaya Opersional dan Pendapatan Operasional

(BOPO), Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS), dan Inflasi berpengaruh

secara simultan terhadap likuiditas ?

3. Variabel manakah dari Dana Pihak Ketiga (DPK), Capital Adequacy Ratio

(CAR), Non Performing Financing (NPF), Biaya Opersional dan Pendapatan

Operasional (BOPO), Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS), dan Inflasi

yang berpengaruh dominan terhadap likuiditas ?

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan uraian pada latar belakang masalah dan pertanyaan penelitian diatas

maka tujuan penelitian ini adalah :

1. Menganalisis apakah Dana Pihak Ketiga (DPK), Capital Adequacy Ratio

(CAR), Non Performing Financing (NPF), Biaya Operasional dan

Pendapatan Operasional (BOPO),Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS)

dan Inflasi berpengaruh secara parsial terhadap likuiditas.

Page 38: PENGARUH PEROLEHAN DANA PIHAK KETIGA, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36846/1/NUNUNG... · NIM: 1112086000020 JURUSAN EKONOMI SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

20

2. Menganalisis apakah Dana Pihak Ketiga (DPK), Capital Adequacy Ratio

(CAR), Non Performing Financing (NPF), Biaya Opersional dan Pendapatan

Operasional (BOPO), Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS), dan Inflasi

berpengaruh secara simultan terhadap likuiditas.

3. Mengetahui variabel manakah yang paling besar berpengaruh terhadap

likuiditas pada tahun Januari 2011- November 2016.

E. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini berkaitan dengan likuiditas pada

perbankkan syariah beserta variabel-variabel yang mempengaruhinya adalah sebagai

berikut :

1. Akademisi

Akademisi diharapkan dapat membawa wawasan di bidang perbankan

khusunya perbankan syariah dalam hal ini yang berkaitan dengan likuiditas

perbankan syariah.

2. Peneliti

Peneliti diharapkan akan dapat menambah pengetahuan dan wawasan

dibidang ekonomi dan lembaga keuangan syariah khususnya perbankan

syariah serta sebagai ajang ilmiah untuk menerapkan berbagai teori

perbankan syariah yang telah diperoleh dibangku kuliah.

Page 39: PENGARUH PEROLEHAN DANA PIHAK KETIGA, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36846/1/NUNUNG... · NIM: 1112086000020 JURUSAN EKONOMI SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

21

3. Peneliti Selanjutnya

Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi pengembangan penelitian

selanjutnya dalam bidang perbankan dimasa yang akan datang.

4. Bagi Perbankan

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi pertimbangan dalam mengambil

keputusan yang akan diambil terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi

likuiditas bank syariah sehingga kegiatan perbankan syariah tetap berjalan.

5. Bagi Nasabah dan Investor

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan wawasan dan informasi ketika

memilih produk bank syariah. Sehingga nasabah dan investor mempunyai

gambaran tentang bagaimana kondisi perbankan syariah yang dapat

menguntungkan mereka.

6. Bagi Pemerintah

Penelitian ini diharapkan sebagai pemikirian untuk mengambil keputusan

atau kebijakan perekonomian agar lebih tepat untuk mempertimbangkan

faktor-faktor yang mempengaruhi profitabilitas perbankan syariah.

Page 40: PENGARUH PEROLEHAN DANA PIHAK KETIGA, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36846/1/NUNUNG... · NIM: 1112086000020 JURUSAN EKONOMI SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

22

F. Sistematika Penulisan

Dalam membahas skripsi ini peneliti membagi ke dalam lima bab, pada tiap-tiap

bab terdapat sub-sub bab. Maka dari itu, dalam penulisan skripsi ini peneliti

menggunakan sistematika penulisan sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN

Dalam bab ini akan menguraikan terkait alasan pemilihan judul atau latar

belakang masalah, pembatasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat

penelitian dan sistematika penelitian.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Dalam bab ini peneliti akan menguraikan dan menjelaskan landasan teori yang

dilengkapi definisi Bank Syariah, Dana Pihak Ketiga (DPK), Capital Adequacy Ratio

(CAR), Non Performing Financing (NPF), Biaya Operasional dan Pendapatan

Operasional (BOPO), Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS) dan Inflasi,

keterkaitan varaibel bebas terhadap variabel terikat, peneliti terdahulu, kerangka

pemikiran dan hipotesis penelitian.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Dalam bab ini peneliti akan menguraikan dan menjelaskan ruang lingkup

penelitian, teknik penentuan sampel, metode pengumpulan data, metode analisis data

dan operasional variabel penelitian.

Page 41: PENGARUH PEROLEHAN DANA PIHAK KETIGA, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36846/1/NUNUNG... · NIM: 1112086000020 JURUSAN EKONOMI SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

23

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

Dalam bab ini berisi uraian secara rinci pembahasan mengenai gambaran umum

objek penelitian dan menjelaskan semua temuan-temuan yang dihasilkan dalam

penelitian dan mendeskripsikan hasil yang diperoleh secara teoritik dan statistik

berdasarkan pada analisa kuantitatif dengan menggunakan analisis data regresi liniear

berganda.

BAB V PENUTUP

Dalam bab ini berisi penutup yang didalamnya mencakup kesimpulan dari

keseluruhan pembahasan yang telah diuraikan pada bab-bab sebelumnya, implikasi

serta saran yang dapat

Page 42: PENGARUH PEROLEHAN DANA PIHAK KETIGA, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36846/1/NUNUNG... · NIM: 1112086000020 JURUSAN EKONOMI SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

24

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

1. Bank Syariah

Bank Syariah sama seperti rekannya yaitu bank konvensional yang

menjalankan fungsinya sebagai jembatan antara unit surplus (kelebihan dana)

kepada defisit (kekurangan dana). Sebagai perbankan yang unik, model Bank

Syariah beroperasi pada prinsip-prinsip syariah dan hukum Islam. Perbedaannya

adalah bank konvensional mengandalkan riba (bunga) sedangkan Bank Syariah

bergantung pada Profit dan Loss Sharing (PLS) dan tidak bergantung pada bunga

yang telah ditentukan (Aliyu, 2017:95).

Menurut Arifin (2006:2) Bank Syariah yang merupakan bank yang dalam

menjalankan aktivitasnya harus sesuai dengan Al-Qur’an dan Al-Hadist. Bank

Syariah berbeda dengan bank konvensional, Bank Syariah memiliki karakteristik

yang unik yaitu dalam pengambilan keuntungannya bukan dari bunga melainkan

nasabah bagi hasil. tujuan utama dari Bank Syariah adalah untuk mengembangkan

penerapan prinsip-prinsip Islam, syariah dan tradisinya kedalam transaksi

keuangan dan perbankan.

Menurut ensiklopedia Islam, Bank Islam adalah lembaga keuangan yang

usaha pokoknya memberikan jasa kredit dan jasa-jasa dalam lalu lintas

pembayaran serta peredaran uang yang pengoperasiannya disesuaikan dengan

prinsip-prinsip syariat Islam (Sumitro, 2004:5). Bank Islam atau di Indonesia

Page 43: PENGARUH PEROLEHAN DANA PIHAK KETIGA, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36846/1/NUNUNG... · NIM: 1112086000020 JURUSAN EKONOMI SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

25

disebut Bank Syariah merupakan lembaga keuangan yang berfungsi

memperlancar mekanisme ekonomi di sektor riil melalui aktivitas kegiatan usaha

(investasi, jual beli atau lainnya) berdasarkan prinsip syariah, yaitu aturan

perjanjian berdasaran hukum islam antara bank dan pihak lain untuk penyimpanan

dana dan atau pembiayaan kegiatan usaha, atau kegiatan lainnya yang dinyatakan

sesuai dengan nilai-nilai syariah (Ascarya, 2007:33).

Menurut Rivai Veithzal (2008:21), Islamic Banking adalah bank yang

beroperasi sesuai dengan prinsip-prinsip yang ada dalam ajaran Islam, berfungsi

sebagai badan usaha yang menyalurkan dana dari dan kepada masyarakat atau

sebagai perantara keuangan. Prinsip Islam yang dimaksud adalah perjanjian

berdasarkan hukum Islam antara bank, pihak lain untuk penyimpan dana dan atau

pembiayaan kegiatan usaha. Peranan utama bank Indonesia dalam pengembangan

Bank Syariah adalah mewujudkan iklim yang kondusif bagi perkembangan Bank

Syariah yang sehat dan konsisten terhadap prinsip-prinsip syariah atau lebih

konkritnya adalah dalam mewujudkan perbankan syariah yang mampu

mengerakan sektor riil melalui kegiatan pembiayaan berbasis ekuitas dalam

rangka tolong menolong dan menuju kebaikan guna mencapai kemaslahatan umat.

Menurut Undang-Undang Perbankan syariah Nomor 21 Tahun 2008

menyatakan bahwa perbankan syariah adalah segala sesuatu yang menyangkut

tentang bank syariah dan unit usaha syariah, mencakup kelembagaan, kegiatan

usaha, serta cara dan proses dalam melaksanakan kegiatan usahannya.

Page 44: PENGARUH PEROLEHAN DANA PIHAK KETIGA, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36846/1/NUNUNG... · NIM: 1112086000020 JURUSAN EKONOMI SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

26

Bank syariah adalah bank yang menjalankan kegiatan usahanya berdasarkan

prinsip syariah dan menurut jenisnya terdiri dari bank umum syariah dan

pembiayaan rakyat syariah.

Bank syariah sebagai lembaga intermediasi antara pihak investor yang

menginvestasikan dananya di bank dan selanjutnya Bank Syariah menyalurkan

dananya kepada pihak lain yang membutuhkan dana. Investor yang menempatkan

dananya akan mendapatkan imbalan dari bank dalam bentuk bagi hasil atau

bentuk lainnya yang disahkan dalam Syariah Islam. Bank Syariah menyalurkan

dananya kepada pihak yang membutuhkan pada umumnya dalam akad jual beli

dan kerja sama usaha. Imbalan yang diperoleh dalam margin keuntungan, bentuk

bagi hasil dan atau lainnya sesuai dengan Syariat Islam (Ismail, 2011:32).

Berdasarkan kaijan teori di atas maka dapat disimpulkan bahwa Bank

Syariah adalah wadah dimana pihak yang ingin menginvestasikan dananya dan

selanjutnya disalurkan kepada pihak lain (deficit) yang dalam menjalankan

aktivitasnya harus sesuai dengan Al-Qur’an dan Al-Hadist yaitu tidak adanya

bunga (riba). Bank Syariah berfungsi memperlancar mekanisme ekonomi di

sektor riil melalui aktivitas kegiatan usaha (investasi, jual beli atau lainnya)

berdasarkan prinsip syariah.

a. Prinsip Perbankan Syariah

Menurut Arifin (2002:3) Bank Syariah didirikan dengan tujuan untuk

mempromosikan dan mengembangkan peranan prinsip-prinsip Islam dan

tradisinya dalam transaksi keuangan dan perbankan serta bisnis yang terkait.

Page 45: PENGARUH PEROLEHAN DANA PIHAK KETIGA, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36846/1/NUNUNG... · NIM: 1112086000020 JURUSAN EKONOMI SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

27

Prinsip syariah adalah aturan perjanjian bedasarkan hukum Islam Prinsip

utama yang diikuti oleh bank Islam itu adalah :

1) Larangan riba dalam berbagai bentuk transaksi.

2) Melakukan kegiatan usaha dan perdagangan berdasarkan perolehan

keuntungan yang sah.

3) Memberikan zakat.

Menurut pasal 1 ayat (2) Undang-Undang No.10 Tahun 1998 tentang

Perbankan, Prinsip Syariah adalah prinsip hukum Islam dalam kegiatan perbankan

berdasarkan fatwa yang dikeluarkan oleh lembaga yang memiliki kewenangan

dalam penempatan fatwa dibidang syariah. Lembaga yang berwenang disini

adalah Dewan Pengawas Syariah (DPS) yang bersifat independen yang merupaa

kepanjangan tangan dari Dewan Syariah Nasional-Majelis Ulama Indonesia

(DSN-MUI). Dewan Pengawas Syariah (DPS) ditempatkan pada bank yang

melakukan kegiatan usaha berdasarkan prinsip syariah dengan tugas yang diatur

oleh DSN-MUI. Adapun prinsip perbankan menurut Aziz (2006:4) sebagai

berikut :

1) Larangan riba dan bunga

Larangan riba ini dimulai dari adanya pelanggan yang tegas terhadap riba.

Tidak diragukan lagi bahwa apa yang diharamkan oleh Al-Qur’an maupun Al-

Hadist adalah riba.

Page 46: PENGARUH PEROLEHAN DANA PIHAK KETIGA, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36846/1/NUNUNG... · NIM: 1112086000020 JURUSAN EKONOMI SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

28

Al-Qur’an mengharamkannya dalam QS : Al-Baqarah : 275 sebagai berikut :

Allah berfirman :

الذين يأكلون الربا ل ي قومون إل كما ي قوم الذي ي تخبطو لك يطان من المس ذ ا الب يع مثل الربا وأحل اللو الش بأن هم قالوا إن

الب يع وحرم الربا فمن جاءه موعظة من ربو فان ت هى ف لو ما سلف وأمره إل اللو ومن عاد فأولئك أصحاب النار ىم فيها

﴾٥٧٢﴿البقرة: لدون خاArtinya:

Hai orang-orang yang makan (mengambil) riba tidak dapat berdiri

melainkan seperti berdirinya orang yang kemasukan syaitan lantaran (tekanan)

penyakit gila. Keadaan mereka yang demikian itu adalah disebabkan mereka

berkata (berpendapat) sesungguhnya jual beli itu sama dengan riba, padahal allah

telah mengharamkan riba. Orang-orang telah sampai kepadanya dari tuhannya,

lalu terus berhenti (dari mengambil riba). Maka baginya apa yang diambilnya

dahulu (sebelum datang larangan), dan urusannya (terserah) kepada allah. Orang

yang kembali (mengambil riba) maka orang itu adalah penghuni-penghuni neraka,

mereka kekal didalamnya (QS. Al-Baqarah 2:275).

Dalam Bank Syariah, tidak menggunakan sistem bunga bukan berarti

membuat Bank Syariah tidak mendapat keuntungan.

Islam memperbolehkan memperoleh keuntungan dengan cara-cara yang tidak

mendzolimi salah satu pihak dan saling meridhoi satu sama lain. Allah SWT

berfirman dalam Al-Qur’an sebagai berikut :

Page 47: PENGARUH PEROLEHAN DANA PIHAK KETIGA, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36846/1/NUNUNG... · NIM: 1112086000020 JURUSAN EKONOMI SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

29

نكم بالباطل إل أن تكون يا أي ها الذين آمنوا ل تأكلوا أموالكم ب ي نكم ول ت قت لوا أنفسكم إن اللو كان بكم رحيما تارة عن ت راض م

Artinya :

“ Hai orang-orang yang beriman, jangnlah kamu makan hartasesamamu

dengan jalan bathil, kecuali dengan perdagangan yang dilakukan dengan suka

sama suka diantara kamu” (QS: Annisa 4:29).

b. Fungsi dan Peranan Bank Syariah

Fungsi dan peranan bank syariah yang tercantum dalam pembukuan

standar akuntansi yang dikeluarkan oleh AAOIFI (Accounting and Auditing

Organizing for Islamic Financing Instituion), yaitu sebagai berikut :

1) Manajer investasi, Bank Syariah dapat megelola investasi dana

nasabah.

2) Investor, Bank Syariah dapat menginvestasikan dana yang

dimlikinya maupun dana nasabah yang dipercayakan kepadanya.

3) Penyedia jasa keuangan dan lalu lintas pembayaran, Bank Syariah

dapat melakukan kegiatan jasa-jasa layanan perbankan

sebagaimana mestinya.

4) Pelaksanaan kegiatan sosial, sebagai ciri yang melekat pada entitas

keuangan syariah, Bank Islam memiliki kewajiban untuk

mengeluarkan dan mengelola (menghimpun, mengadministrasikan,

mendristribusikan) zakat serta dana sosial lainya.

Page 48: PENGARUH PEROLEHAN DANA PIHAK KETIGA, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36846/1/NUNUNG... · NIM: 1112086000020 JURUSAN EKONOMI SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

30

c. Tujuan Bank Syariah

Menurut Heri Sudarsino (2008:43), Bank syariah mempunyai beberapa

tujuan diantaranya sebagai berikut :

1) Mengarahkan kegiatan ekonomi umat untuk bermuamalah secara

Islam, khususnya muamalah yang berhubungan dengan perbankan,

agar terhindar dari praktek-praktek riba atau jenis-jenis usaha atau

perdagangan lain yang mengandung unsur gharar atau tipuan,

dimana jenis-jenis usaha tersebut selain dilarang oleh Islam, juga

telah menimbulkan dampak negatif terhadap kehidupan ekonomi

masyrakat.

2) Untuk menciptakan suatu keadilan dibidang ekonomi dengan jalan

meratakan pendapat melalui kegiatan investasi, agar tidak terjadi

kesenjangan yang amat besar antara pemilik modal dengan pihak

yang membutuhkan dana.

3) Untuk meningkatkan kualitas hidup umat dengan jalan terbuka

peluang usaha yang lebih besar terutama kelompok miskin, yang

diarahkan kepada kegiatan usaha yang produktif, menuju

terciptanya kemandirian usaha.

4) Untuk menanggulangi masalah kemiskinan, yang pada umumnya

merupakan program utama dari negara-negara yang sedang

berkembang. Upaya Bank Syariah didalam mengentaskan

kemiskinan. Kemiskinan ini berupaya pembinaan nasabah seperti:

program pembinaan pengusaha produsen, pembinaan pedagang

Page 49: PENGARUH PEROLEHAN DANA PIHAK KETIGA, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36846/1/NUNUNG... · NIM: 1112086000020 JURUSAN EKONOMI SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

31

perantara, program pembinaan konsumen, program pengembangan

modal kerja dan program pengembangan usaha bersama.

5) Untuk menjaga stabilitas ekonomi moneter, dengan melalui

aktifitas perbankan syariah akan mampu menghindari pemanasan

ekonomi yang di akibatkan oleh adanya inflasi, menghindari

persaiangan usaha yang tidak sehat antara lembaga keuangan.

6) Untuk menyelamatkan ketergantungan umat islam terhadap bank

non syariah.

d. Produk Bank syariah

Secara garis besar, pengembangan produk Bank Syariah dikelompokan

menjadi tiga kelompok, yaitu produk penghimpunan dana, produk penyaluran

dana dan produk jasa. Penjelasan selengkapnya sebagai berikut (Suwiknyo,

2010:20-40).

1) Produk penghimpunan dana

a) Prinsip wadi’ah

Prinsip Wadi’ah Implikasi hukumnya sama dengan qaradh, dimana

nasabah bertindak sebagai yang meminjamkan uang dan bank bertindak

sebagai yang meminjamkan.

b) Prinsip Mudharabah

Aplikasi prinsip ini adalah bahwa deposan atau penyimpanan

bertindak sebagai shaibul mal dan bank sebagai mudharib, dana ini

digunakan bank untuk melakukan pembiayaan akad jual beli maupun

syirkah.

Page 50: PENGARUH PEROLEHAN DANA PIHAK KETIGA, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36846/1/NUNUNG... · NIM: 1112086000020 JURUSAN EKONOMI SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

32

2) Produk Penyaluran Dana

Produk penyaluran dana di Bank Syariah dapat dikembangkan menjadi tiga

model, yaitu transaksi pembiayaan yang ditujukan untuk memiliki barang

dilakukan dengan prinsip jual beli, transaksi pembiayaan yang ditujukan untuk

mendapatkan jasa yang dilakukan dengan prinsip sewa dan transaksi pembiayaan

yang ditujukan untuk usaha kerja sama yang ditujukan guna mendapatkan

sekaligus barang dan jasa. Tiga model tersebut dapat diuraikan sebagai berikut :

a) Prinsip Jual Beli

Jual beli meliputi berbagai akad penukaran antara suatu barang dan

jasa dalam jumlah tertentu tas barang dan jasa lainnya. Penyerahan jumlah

atau harga barang dan jasa tersebut dapat dilakukan segera ataupun secara

tangguh. Tingkat keuntungan bank ditentukan didepan dan menjadi bagian

harga atas barang yang dijual. Dalam prinsip jual beli terdiri atas

pembiayaan murabahah, pembiayaan salam, dan pembiayaan istishna.

b) Prinsip Sewa Menyewa

Prinsip sewa yaitu transaksi pembiayaan yang ditunjukan untuk

mendapatkan jasa dari barang tersebutterdiri atas ijarah dan ijarah al

mutahiya bit tamlik.

c) Prinsip Bagi Hasil

Prinsip bagi hasil digunakan untuk usaha kerjasama yang ditujukan

guna mendapatkan barang dan jasa sekaligus. Pembiayaan yang

menggunakan prinsip ini (syirkah) terdiri atas pembiayaan musyarakah

dan pembiayaan mudharabah.

Page 51: PENGARUH PEROLEHAN DANA PIHAK KETIGA, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36846/1/NUNUNG... · NIM: 1112086000020 JURUSAN EKONOMI SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

33

3) Produk Jasa

Produk jasa dikembangkan sebagai akad pelengkap, Bank Syariah dapat

pula melakukan berbagai pelayanan jasa perbankan. Produk ini terdiri atas

:dengan akad hiwalah (alih hutang-piutang), ar-rahn (gadai), al-qardh (pinjaman

kebaikan), al-wakalah (perwakilan pengiriman uang atau transfer) dan al-khafalah

(garansi bank).

2. Likuiditas atau Financing to Deposit Ratio (FDR)

Menurut peraturan Bank Indonesia No. 9/1/PBI/2007 tentang sistem penilaian

tingkat kesehatan bank umum berdasarkan prinsip syariah, penilaian likuiditas

dimaksudkan untuk menilai kemampuan bank dalam memelihara tingkat

likuiditas yang memadai termasuk antisipasi atas risiko likuiditas yang akan

muncul.

Penilaian kuantitatif faktor likuiditas dilakukan dengan melakukan penilaian

terhadap komponen-komponen sebagai berikut :

a. Besarnya aset jangka pendek dibandingkan dengan kewajiban jangka

pendek, merupakasan rasio utama.

b. Kemampuan aset jangka pendek, kas dan secondary reserve dalam

memenuhi kewajiabn jangka pendek, merupakan rasio penunjang.

c. Ketergantungan kepada dana deposan inti, merupakan rasio penunjang.

d. Pertumbuhan dana deposan inti terhadap total dana pihak ketiga,

merupakan rasio penunjang.

e. Kemampuan bank dalam memperoleh dana dari pihak lain apabila terjadi

misstmach merupakan rasio pengamatan.

Page 52: PENGARUH PEROLEHAN DANA PIHAK KETIGA, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36846/1/NUNUNG... · NIM: 1112086000020 JURUSAN EKONOMI SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

34

f. Ketergantungan pada dana antar bank merupakan rasio atau pengamatan

atau observet.

Fungsi perbankan baik perbankan konvensional maupun perbankan

syariah adalah sama yaitu menghimpun dan menyalurkan dana masyarakat.

Apakah fungsi intermediary suatu bank telah berjalan dengan baik atau belum,

dapat dilihat indikasinya dari Financing to Deposit Ratio (FDR) atau Loan to

Deposit Ratio (LDR). Financing to Deposit Ratio (FDR) adalah rasio kredit atau

pembiayaan yang diberikan kepada pihak ketiga dalam rupiah dan valuta asing,

tidak termasuk kredit kepada bank lain, terhadap dana pihak ketiga yang

mencakup giro, tabungan dan deposito dalam rupiah dan valuta asing, tidak

termasuk dana antar bank (Wangsawidjaja, 2012:33).

Menurut Dendawijaya (2009:116) Financing to Deposit Ratio (FDR)

merupakan rasio yang menyatakan seberapa jauh kemampuan bank dalam

membayar kembali penarikan dana yang dilakukan deposan dengan

mengendalikan pembiayaan yang diberikan sebagai sumber likuiditasnya, yaitu

dengan cara membagi jumlah pembiayaan yang diberikan oleh bank terhadap

Dana Pihak Ketiga (DPK).

FDR merupakan indikator pemberian pembiayaan kepada nasabah yang

dapat mengimbangi kewajiban bank untuk segera memenuhi permintaan deposan

yang ingin menarik kembali uangnya yang telah digunakan oleh bank untuk

memberikan. Semakin tinggi rasio FDR memberikan indikasi rendahnya likuiditas

bank, karena dana bank lebih banyak digunakan untuk memberikan pembiayaan

daripada diinvestasikan dalam bentuk kas sehingga diharapkan dengan

Page 53: PENGARUH PEROLEHAN DANA PIHAK KETIGA, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36846/1/NUNUNG... · NIM: 1112086000020 JURUSAN EKONOMI SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

35

pembiayaan yang tinggi keuntungan yang diperoleh tinggi. Menurut Sutrisno

(2016:32) Financing to Deposit Ratio (FDR) merupakan dana masyarakat yang

disimpan di bank syariah adalah mandat dari rakyat ke bank syariah. Dana

tersebut akan disalurkan kepada mereka yang membutuhkan dengan berbagai

konsep pembiayaan. Tujuan bank adalah untuk menyediakan pembiayaan untuk

keuntungan.

Penyaluran pembiyaan adalah pendanaan yang dikeluarkan untuk mendukung

investasi yang diencanakan. Variabel ini diwakili oleh Financing to Deposit Ratio

(FDR). Tinggi rendahnya rasio ini menunjukan tingkat likuiditas bank tersebut,

semakin tinggi angka FDR suatu bank, digambarkan sebagai bank yang kurang

likuid dibandingkan dengan bank yang memiliki angka rasio yang lebih kecil dan

dapat dirumuskan sebagai berikut (Taswan, 2006:73) :

Rumus Financing to Deposit Ratio (FDR)

Financing to Deposit Ratio (FDR) dihitung dari perbandingan antara total

pembiayaan yang diberikan bank dengan dana pihak ketiga. Total pembiayaan

yang dimaksud adalah pembiayaan yang diberikan kepada pihak ketiga (tidak

termasuk kredit kepada bank lain). Dana pihak ketiga yang dimaksud yaitu giro,

tabungan, dan deposit (tidak termasuk antarbank). Standar FDR menurut

Peraturan Bank Indonesia No.12/19/PBI/2010 adalah sebesar 80%-100%. Jika

angka Financing to Deposit Ratio (FDR) suatu bank berada pada angka dibawah

80% maka dapat disimpulkan bahwa bank tersebut hanya dapat menyalurkan

sebesar nilai FDR tersebut dari seluruh dana yang berhasil dihimpun, sehingga

Page 54: PENGARUH PEROLEHAN DANA PIHAK KETIGA, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36846/1/NUNUNG... · NIM: 1112086000020 JURUSAN EKONOMI SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

36

dapat dikatakan bahwa bank tersbeut tidak menjalankan fungsinya dengan baik.

Kemudian jika rasio Financing to Deposit Ratio (FDR) bank mencapai lebih dari

100%, berarti total pembiayaan yang diberikan bank tersebut melebihi dana yang

dihimpun. Oleh karena itu dana yang dihimpun dari masyarakat sedikit, maka

bank dalam hal ini juga dapat dikatakan tidak menjalankan fungsinya sebagai

pihak intermediasi (perantara) dengan bank (Suryani, 2011:59).

Menurut Slamet Riyadi, (2006:166) Kriteria FDR yang sehat untuk Bank

Syariah berdasarkan Ketentuan Bank Indonesia adalah sebagai berikut :

Tabel 2.1

Kriteria Kesehatan Financing To Deposit Ratio (FDR) Pada Bank Syariah

Peringkat Nilai FDR Predikat

1 50%< FDR < 75% Sangat Baik

2 75% ≤ FDR ≤ 5% Baik

3 85% ≤ FDR ≤ 100% Cukup Baik

4 100% ≤ FDR < 120% Kurang Baik

5 FDR ≥ 120% Tidak Baik

Dengan ditetapkannya batas maksimum pemberian kredit (pembiayaan) yang

harus diperhatikan oleh Bank Syariah, maka Bank Syariah tidak dapat secara

berlebihan melakukan ekspansi pembiayaan dengan tujuan memperoleh

keuntungan yang sebesar-besarnya atau bertujuan untuk secepatnya dapat

membesarkan jumlah asetnya, karena hal itu akan membahayakan kelangsungan

hidup bank tersebut dan lebih lanjut akan membahayakan dan simpanan para

nasabah penyimpan dari bank tersebut (Sjadeini, 2007:177).

Page 55: PENGARUH PEROLEHAN DANA PIHAK KETIGA, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36846/1/NUNUNG... · NIM: 1112086000020 JURUSAN EKONOMI SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

37

1. Dana Pihak Ketiga (DPK)

a. Definisi Dana Pihak Ketiga

Dana pihak ketiga yang dijelaskan dalam UU Perbankan RI No. 10 tahun

1998 tentang perbankan adalah dana yang dipercayakan oleh masyarakat kepada

bank berdasarkan perjanjian penyimpanan dana dalam bentuk giro, deposito,

sertifikat deposito, tabungan, dan atau bentuk lainnya yang dipersamakan dengan

itu. Salah satu kendala bagi perusahaan dalam menjalankan kegiatannya adalah

masalah kebutuhan dana. Hampir setiap perusahaan memerlukan dana untuk

membiayai kegiatan usahanya, baik untuk biaya rutin maupun untuk keperluan

perluasan usaha. Pentingnya dana membuat setiap perusahaan berusaha keras

untuk mencari sumber-sumber dana yang tersedia, termasuk perusahaan lembaga

keuangan semacam bank (Kasmir, 2008:61).

Menurut Martono (2010:38) Sumber dana dari masyarakat (dana pihak

ketiga) merupakan sumber dana yang terpenting bagi kegiatan operasi bank dan

merupakan ukuran keberhasilan bank jika mampu membiayai operasi dari sumber

dana ini. Penghimpunan dana dari masyarakat dapat dikatakan relatif lebih mudah

jika dibandingkan dengan sumber dana lainnya. Penghimpunan dana dari

masyarakat dilakukan secara efektif dengan memberikan bunga yang relatif tinggi

dan memberikan berbagai fasilitas yang menarik lainnya seperti hadiah dan

pelayanan yang memuaskan. Keuntungan lain dari dana pihak ketiga adalah

jumlah yang tidak terbatas baik berasal dari perseorangan (rumah tangga),

perusahaan, maupun lembaga masyarakat lainnya. Ada tiga jenis simpanan

Page 56: PENGARUH PEROLEHAN DANA PIHAK KETIGA, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36846/1/NUNUNG... · NIM: 1112086000020 JURUSAN EKONOMI SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

38

sebagai sarana untuk memperoleh dana dari masyarakat, yaitu simpanan giro,

tabungan dan deposito.

Bagi bank sendiri, dana merupakan faktor yang paling utama dalam

operasional bank. Tanpa dana yang cukup bank tidak dapat berbuat apa-apa, atau

dengan kata lain bank tidak berfungsi sama sekali.

Dana adalah uang tunai yang dimiliki atau dikuasai oleh bank dalam bentuk tunai,

atau aktiva lain yang dapat segera diubah menjadi uang tunai. Uang tunai yang

dimiliki atau dikuasai oleh bank tidak hanya berasal dari para pemilik bank itu

sendiri, tetapi juga berasal dari titipan atau penyertaan dana orang lain atau pihak

lain yang sewaktu-waktu atau pada suatu saat tertentu akan ditarik kembali, baik

sekaligus maupun secafra berangsur-angsur (Arifin, 2009:57).

Berdasarkan kajian teori diatas dapat disimpulkan bahwa dana pihak

ketiga (DPK) adalah dana yang bersumber dari masyarakat yang merupakan

sumber dana terpenting dalam suatu Bank Syariah sebagai ukuran keberhasilan

bank jika mampu membiayai operasi dari sumber dana tersebut baik untuk biaya

rutin maupun untuk keperluan perluasan usaha..

b. Macam-macam Dana Pihak Ketiga

Menurut Ismail (2010:43) Dana Pihak Ketiga (DPK) merupakan dana

simpanan masyarakat dalam bentuk giro, tabungan dan deposito. Dengan sumber

dana ini, bank memanfaatkannya sebsgai ladang yang dapat menghasilkan

pendapatan bagi bank yang salah satunya adalah menyalurkan kredit. Sumber

dana dari pihak ketiga ini adalah sebagai berikut :

Page 57: PENGARUH PEROLEHAN DANA PIHAK KETIGA, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36846/1/NUNUNG... · NIM: 1112086000020 JURUSAN EKONOMI SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

39

a) Giro

Giro merupakan simpanan yang berasal dari dana pihak ketiga

yang penarikannya dapat dilakukan sewaktu-waktu dengan menggunakan

sarana penarikan berupa cek, bilyet giro, dan sarana penarikan lainnya.

Giro sangat bermanfaat bagi masyarakat dalam melakukan transaksi

bisnisnya, karena memberikan kemudahan tersendiri. Memiliki rekening

giro sama dengan memiliki uang tunai. Karena sifat rekening giro dapat

dicairkan setiap saat.

b) Tabungan

Menurut Undang-Undang No. 10 Tahun 1998 mengenai perbankan,

bahwa tabungan adalah simpanan yang penarikannya hanya dapat

dilakukan menurut syarat tertentu yang telah disepakati, tetapi tidak dapat

ditarik dengan cek, bilyet giro atau alat lainnya yang dapat disamakan

dengan giro.

c) Deposito

Deposito merupakan jenis simpanan yang penarikannya hanya dapat

dilakukan sesuai dengan jangka waktu yang telah diperjanjikan antara

bank dan nasabah. Deposito dibedakan menjadi tiga jenis yaitu, deposito

berjangka, sertifikat deposito, dan deposito on call. Deposito berjangka

merupakan simpanan berjangka yang dapat dicairkan sesuai dengan jangka

waktu yang disepakati. Pemegang deposito berjangka akan mendapat

bilyet deposito sebagai bukti hak kepemilikannya. Sertifikat deposito

Page 58: PENGARUH PEROLEHAN DANA PIHAK KETIGA, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36846/1/NUNUNG... · NIM: 1112086000020 JURUSAN EKONOMI SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

40

adalah simpanan dalam bentuk deposito yang sertifikat bukti

penyimpanannya dapat dipindah tangankan atau diperjualbelikan.

Sedangkan deposit on call adalah jenis simpanan berjangka yang

penarikannya perlu memberitahukan terlebih dahulu kepada bank penerbit

deposit on call. Deposit on call diterbitkan atas nama, dan tidak dapat

diperjualbelikan. Bunga dibayar saat pencairan.

2. Capital Adequacy Ratio (CAR)

Menurut Suhandjono (2002:73), Modal merupakan salah satu faktor

penting dalam rangka pengembangan usaha bisnis dan menampung resiko

kerugian. Modal adalah salah satu faktor kunci yang harus dipertimbangkan dalam

menilai keamanan dan kesehatan sebuah bank. Modal menyerap potensi kerugian

dan dapat menyediakan dasar untuk menjaga kepercayaan nasabah pada bank.

Modal juga merupakan faktor penentu utama kapasitas pinjaman sebuah bank.

Telah adanya peraturan dari BIS (Banking for International Settlement)

yang mengatur perihal tingkat kesehatan bank dalam rangka Prudential Banking.

Setiap bank yang beroperasi diwajibkan untuk memenuhi kebutuhan pemenuhan

modal minimum bank yang lebih dikenal dengan Capital Adequacy Ratio (CAR)

(Riyadi, 2006:5). Capital Adequacy Ratio (CAR) adalah kecukupan modal yang

menunjukan kemampuan bank dalam mepertahankan modal yang mencakupi dan

kemampuan manajemen bank dalam mengidentifikasi, mengukur, mengawasi,

dan mengkontrol resiko-resiko yang timbul yang dapat berpengaruh terhadap

besarnya modal bank (Suhardjono, 2002:40).

Page 59: PENGARUH PEROLEHAN DANA PIHAK KETIGA, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36846/1/NUNUNG... · NIM: 1112086000020 JURUSAN EKONOMI SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

41

CAR merupakan alat analisis yang digunakan untuk mengetahui berapa jumlah

modal yang memadai untuk menunjang kegiatan operasionalnya dan cadangan

untuk menyerap kerugian yang mungkin terjadi (Kuncoro, 2002:573). Adapun

klasifikasi tingkat CAR menurut Bank Indonesia secara rinci adalah sebagai

berikut:

Dalam rasio Capital Adequacy Ratio (CAR) dimana semakin tinggi nilai

CAR menunjukan semakin sehat bank tersebut dan semakin kuat untuk

menanggung risiko dari setiap kredit atau aktiva produktif yang beresiko. Kriteria

CAR dikatakan sehat apabila CAR > 8%, dan apabila < 8% maka CAR

digolongkan tidak sehat (Riyadi, 2006:171). Ketentuan CAR 10% berlaku bagi

Bank Syariah yang memiliki peringkat kesehatan level I dan II. Sedangkan, Bank

Syariah yang masuk level III dan IV, harus memenuhi CAR 14%. Aturan ini

berlaku efektif mulai Januari 2015. (http://www.tribunnews.com/)

3. Non Performing Financing (NPF)

Pembiayaan merupakan pemberian fasilitas penyediaan dana untuk

memenuhi kebutuhan pihak-pihak yang merupakan deifisit unit (Syafi’i,

2001:160). Salah satu ukuran keberhasilan penyaluran pembiayaan adalah

kolektibilitas (kualitas pembiayaan), yaitu tingkat pengembalian atau pembayaran

kembali oleh nasabah. Tingkat kelancaran pembayaran ini menentukan kualitas

suatu pembiayaan. Tujuan penetapan kolektibilitas pembiayaan adalah

mengetahui kualitas pembiayaan secara dini. Dalam Kamus Bank Indonesia, Non

Performing Financing (NPF) adalah pembiayaan bermasalah yang terdiri dari

Page 60: PENGARUH PEROLEHAN DANA PIHAK KETIGA, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36846/1/NUNUNG... · NIM: 1112086000020 JURUSAN EKONOMI SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

42

pembiayaan yang berklarifikasi kurang lancar, diragukan dan macet. Sedangkan

menurut Sudarsono (2007:16) pembiayaan non lancar atau juga yang dikenal

dengan istilah Non Performing Financing (NPF) dalam perbankan syariah adalah

jumlah kredit atau pembiayaan yang tergolong lancar yaitu dengan kualitas

kurang lancar, diragukan dan macet berdasarkan ketentuan Bank Indonesia

tentang kualitas aktiva produktif.

Rasio Non Performing Financing (NPF) dapat dirumuskan sebagai berikut :

X100%

Rasio NPF diatas ditujukan untuk mengukur tingkat permasalahan

pembiayaan yang dihadapi Bank Syariah. Tingkat kesehatan NPF pada Bank

Syariah yang ditetapkan oleh Bank Indonesia sebagai berikut :

Tabel 2.2

Kriteria Kesehatan Non Performing Financing (NPF) pada Bank Syariah

Peringkat Nilai NPF Predikat

1 NPF < 2% Sangat Baik

2 2% ≤ NPF ≤ 5% Baik

3 5% ≤ NPF ≤ 8% Cukup Baik

4 8% ≤ NPF 12% Kurang Baik

5 NPF ≥ 12% Tidak Baik

Semakin tinggi NPF, semakin tinggi resiko yang dihadapi bank tersebut.

Karena akan mempengaruhi permodalan bank tersebut karena dengan NPF yang

tinggi akan membuat bank mempunyai kewajiban untuk memenuhi Penyisihan

Penghapusan Aktiva Produktif (PPAP) yang terbentuk. Apabila rasio NPF tidak

Page 61: PENGARUH PEROLEHAN DANA PIHAK KETIGA, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36846/1/NUNUNG... · NIM: 1112086000020 JURUSAN EKONOMI SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

43

dapat ditangani dengan tepat, maka akan kehilangan kesempatan pendapatan

(income) dari pembiayaan yang diberikan, sehingga mengurangi laba dan

kemampuan untuk memberikan pembiayaan (Dendawijaya, 2009:86).

4. Biaya Operasional dan Pendapatan Operasional atau (BOPO)

Biaya Operasional dan Pendapatan Operasional (BOPO) termasuk rasio

rentabilitas (earning). Keberhasilan bank didasarkan pada penelitian kuantitatif

terhadap rentabilitas bank dapat diukur dengan menggunakan rasio BOPO. Rasio

BOPO sering disebut rasio efesiensi yang digunakan untuk mengukur kemampuan

manajemen bank dalam mengendalikan biaya operasional terhadap pendapatan

operasional (Dendawijaya, 2005:120). Setiap perusahaan termasuk perbankan

harus mencapai output dengan biaya seminimal mungkin. Efisiensi operasional

secara maksimum dicapai pada tingkat pendapatan dimana semua biaya dari skala

keuntungan lebih kecil (Odunga dkk, 2013:77). BOPO dinyatakan dengan rumus :

X100%

Biaya operasional dihitung berdasarkan penjumlahan total beban bunga dan

total beban operasional lainnya. Pendapatan operasional adalah penjumlahan dari

total pendapatan bunga dan total pendapatan operasional lainnya. Semakin rendah

tingkat BOPO berarti semakin baik kinerja manajemen bank tersebut, karena lebih

efisien menggunakan sumber daya yang ada diperusahaan. Menurut ketentuan

Bank Indonesia efisiensi operasi diukur dengan BOPO memiliki kriteria

kesehatan yang ditunjukan sebagai berikut (Dendawijaya, 2009:120) :

Page 62: PENGARUH PEROLEHAN DANA PIHAK KETIGA, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36846/1/NUNUNG... · NIM: 1112086000020 JURUSAN EKONOMI SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

44

Tabel 2.3

Kriteria Kesehatan BOPO pada Bank Syariah

Peringkat Nilai BOPO Predikat

1 BOPO < 94% Sangat Baik

2 94% ≤ BOPO ≤ 95% Baik

3 95% ≤ BOPO ≤ 96% Cukup Baik

4 96% ≤ BOPO < 97% Kurang Baik

5 BOPO ≥ 97% Tidak Baik

5. Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS)

Dalam pelaksanaan pasar terbuka agar dapat berdasarkan prinsip syariah

dapat berjalan dengan baik maka otoritas moneter menciptakan suatu piranti

pengendalian uang beredar yang sesuai dengan prinsip sayraiah dapat berjalan

dengan baik, maka otoritas moneter menciptakan suatu piranti pengendalian uang

beredar yang sesuai dengan prinsip syariah dalam bentuk Sertifikat Wadiah Bank

Indonesia (SWBI) yang kemudian diganti dengan instrument Sertifikat Bank

Indonesia Syariah (Prihatiningsih, 2012:6).

Perubahan Sertifikat Wadiah Bank Indonesia (SWBI) menjadi Sertifikat

Bank Indonesia Syariah (SBIS), berdasarkan PBI Nomor 10/11/PBI/2008,

Sertifikat Bank Syariah Indonesia (SBIS) adalah surat berharga berdasarkan

prinsip syariah berjangka waktu pendek dalam mata uang rupiah yang diterbitkan

oleh Bank Indonesia. SBIS diterbitkan sebagai salah satu intrumen operasi pasar

terbuka dalam rangka pengendalian moneter yang diakukan berdasarkan prinsip

syariah dengan menggunakan akad Ju’alah (Peraturan Bank Indonesia, 2008).

Page 63: PENGARUH PEROLEHAN DANA PIHAK KETIGA, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36846/1/NUNUNG... · NIM: 1112086000020 JURUSAN EKONOMI SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

45

Ju’alah adalah suatu kontrak dimana pihak pertama menjanjikan imbalan

tertentu kepada pihak kedua atas pelaksanaan suatu tugas atau pelayanan yang

dilakukan oleh pihak kedua untuk kepentingkan pihak pertama Menurut Arifin

(2009:198), yang dimaksud Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS) adalah

sertifikat yang diterbitkan Bank Indonesia sebagai bukti penitipan dana jangka

pendek. SBIS merupakan piranti moneter yang sesuai prinsip pada Bank Syariah

yang diciptakan dalam rangka pelaksanaan pengendalian moneter. Bank Indonesia

menerbitkan instrumen moneter berdasarkan prinsip syariah dan dapat

dimanfaatkan oleh Bank Syariah dengan tujuan untuk mengatasi bila terjadi

kelebihan pada tingkat likuiditas, sebagaimana bank konvensional yang

menetapkan cadangannya pada SBI, dengan harapan memperoleh penghasilan

tambahan.

Seperti halnya SBI, SBIS adalah juga termasuk instrumen Bank Indonesia

untuk operasi pasar terbuka, terutama melalui mekanisme perbankan syariah.

Mekanisme penerbitan SBIS adalah dengan cara lelang dimana pihak yang di ikut

sertakan dalam proses pelelangan SBIS adalah sebagai berikut :

a. Bank Umum Syariah (BUS) atau Unit Usaha Syariah (UUS) atau

pialang yang bertindak untuk dan atas nama BUS/UUS dan

b. BUS dan UUS, baik sebagai peserta langsung maupun peserta tidak

langsung, wajib memenuhi persyaratan Financing to Deposit Ratio

(FDR) yang ditetapkan Bank Indonesia.

Dalam keadaan yang yang sangat mendesak instrumen tersebut bermanfaat

untuk mengatasi kesulitan likuiditas Bank Syariah jangka pendek karena arus

Page 64: PENGARUH PEROLEHAN DANA PIHAK KETIGA, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36846/1/NUNUNG... · NIM: 1112086000020 JURUSAN EKONOMI SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

46

dana yang masuk kebank tersebut lebih kecil disbanding arus dana yang keluar

pada saat kliring. Bank Indonesia telah mengeluarkan ketentuan tentang Fasilitas

Pembiayaan Jangka Pendek bagi Bank Syariah (FPJPS). FPJPS ini dimaksudkan

untuk menjalankan fungsi BI sebagai “lender of last resort” jika alternatif

pembiayaan lain tidak dapat diperoleh Bank Syariah untuk mempertahankan

likuiditasnya. SBIS mempunyai fungsi untuk membantu Bank Syariah di

Indonesia yang kelebihan likuiditas, untuk menyimpan dana “menganggurnya”di

tempat yang aman dan menguntungkan. Untuk mendukung kegiatan usaha

perbankan yang terkait dengan SBIS Dewan Syariah Nasional (DSN) telah

menerbitkan Fatwa No.36/DSNMUI/X/2002 tentang Sertifikat Wadi’ah Bank

Indonesia sebelum tahun 2008 SBIS dikenal dengan nama SWBI atau Sertifikat

Wadiah Bank Indonesia (Hermawan, 2013:36).

6. Inflasi

Menurut Suparmono (2004:128) inflasi merupakan kondisi kenaikan harga

barang dan jasa secara umum dan terus-menerus Sedangkan menurut Badan Pusat

Statistik inflasi adalah kecenderungan naiknya harga barang jika inflasi meningkat

maka harga barang dan jasa pada umumnya yang berlangsung secara terus-

menerus. Jika inflasi meningkat, maka harga barang dan jasa dalam negeri

mengalami kenaikan. Naiknya harga barang dan jasa tersebut menyebabkan

turunya nilai mata uang. Dengan demikian inflasi dapat juga diartikan sebagai

penurunan nilai mata uang terhadap nilai barang dan jasa secara umum.

Menurut Karim (2008:135) inflasi adalah kenaikan harga secara umum dari

barang atau komuoditas dan jasa selama suatu periode tertentu. Menurut Sukirno

Page 65: PENGARUH PEROLEHAN DANA PIHAK KETIGA, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36846/1/NUNUNG... · NIM: 1112086000020 JURUSAN EKONOMI SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

47

(2004:27) inflasi adalah kenaikan harga-harga secara umum berlaku dalam suatu

perekonomian dari suatu periode ke periode lainnya, sedangkan tingkat inflasi

adalah presentasi kenaikan harga-harga pada suatu tahun tertentu berbanding

dengan tahun sebelumnya. Sedangkan Menurut Kasmir (2010:40) menyatakan

bahwa inflasi adalah proses kenaikan harga barang secara umum dan terus

menerus dalam waktu periode yang dikur dengan menggunakan indeks harga.

Tingkat pengembalian investasi saham berkolerasi positif dengan nilai real dan

tingkat pengembalian investasi berkolerasi negatif dengan tingkat suku bunga dan

inflasi. Indeks harga dalam mengukur inflasi antara lain :

a. Indeks harga konsumen, digunakan untuk mengukur biaya-biaya

barang dan jasa yang dibeli untuk menunjang kebutuhan hidup sehari-

hari dengan perubahan indeks harga dari tahun ke tahun.

b. Indeks perdagangan besar merupakan usaha yang menitik beratkan

pada jumlah barang pada tingkat perdagangan besar. Ini berarti bahwa

harga bahan mentah atau bahan jadi masuk dalam perhitungan index

harga.

c. Gross Net Product (GNP) defrator, merupakan suatu jenis index harga

yang sangat berbeda dengan dua jenis indeks harga diatas yang

mencakup dalam jumlah harga barang dan jasa yang jumlah

perhitungannya menjadi lebih banyak dibanding dengan dua index

diatas.

Angka inflasi dihitung oleh badan pusat statistik dari presentase perubahan

indeks harga konsumen atau IHK pada suatu saat dibandingkan dengan IHK pada

Page 66: PENGARUH PEROLEHAN DANA PIHAK KETIGA, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36846/1/NUNUNG... · NIM: 1112086000020 JURUSAN EKONOMI SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

48

periode sebelumnya. IHK adalah perbandingan relatif dari harga suatu paket

barang dan jasa pada suatu saat dibandingkan dengan harga-harga barang dan jasa

tersebut pada tahun dasar dan dinyatakan dalam persen (%) (Gilarso, 2004:201).

Rumus yang digunakan yang di cari inflasi sebagai berikut:

X100%

7. Keterkaitan Antara Variabel Independen dengan Variabel Dependen

a. Keterkaitan Dana Pihak Ketiga (DPK) dengan Financing to Deposit Ratio

(FDR)

Menurut Martono (2010:24) Dana Pihak Ketiga (DPK) dapat dijadikan

rasio pengukur untuk menilai kemampuan bank dalam memenuhi kebutuhan

likuiditas akibat penarikan dana oleh pihak ketiga dengan menggunakan alat-alat

likuid bank yang tersedia. Alat likuid bank terdiri dari uang kas, saldo giro, pada

bank sentral dan bank-bank koresponden. Dana pihak ketiga merupakan salah satu

alasan utama bagi bank untuk menjaga tingkat likuiditasnya.

Berdasarkan UU No. 10tahun 1998, dikatakan bahwa besarnya

penyaluran kredit bergantung pada besarnya dana pihak ketiga yang dapat

dihimpun oleh perbankan. Umumnya dana yang dihimpun oleh perbankan dari

masyarakat akan digunakan untuk pendanaan aktivitas sektor riil melalui

penyaluran kredit atau dalam Bank Syariah dinamakan dengan penyaluran

pembiayaan. Hal ini dapat dikatakan bahwa apabila Dana Pihak Ketiga (DPK)

pada Bank Syariah meningkat maka akan meningkatkan likuiditasnya pula.

Banyak penelitian dengan latar belakang sampel yang berbeda telah

membuktikan bahwa Dana Pihak Ketiga (DPK) memiliki pengaruh positif dan

Page 67: PENGARUH PEROLEHAN DANA PIHAK KETIGA, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36846/1/NUNUNG... · NIM: 1112086000020 JURUSAN EKONOMI SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

49

signifikan terhadap likuiditas (FDR), seperti pada hasil penelitian yang dilakukan

oleh Jen Kharisa Granita (2011), Rafikha (2013) dan Ambaroita (2015).

b. Keterkaitan Capital Adequacy Ratio (CAR) dengan Financing to Deposit

Ratio (FDR)

Bank memiliki fungsi sebagai lembaga intermediasi. Fungsi lembaga

intermediasi dapat dilaksanakan secara optimal jika didukung oleh modal yang

memadai (Buchory, 2014:22). CAR merupakan tingkat kecukupan modal yang

dimiliki bank dalam membuktikan kemampuan bank menyediakan dana untuk

keperluan pengembangan usaha dan menampung risiko kerugian dana yang

diakibatkan oleh kegiatan operasional bank (Martono, 2010:84).

Tingkat kecukupan modal dalam suatau bank sangat penting dalam

menyalurkan pembiayaan yang diberikan kepada masayarakat. Apabila tingkat

kecukupan modal yang memadai, maka masyarakat akan tertarik untuk

berinvestasi dan mengambil kredit atau pembiayaan pada Bank Syariah.

Pemberian kredit yang diberikan oleh Bank Syariah rasio Financing to Deposit

Ratio (FDR). Sehingga apabila CAR meningkat maka FDR juga meningkat

karena bank memiliki cukup modal dalam memberikan pembiayaan terhadap

masyarakat.

Banyak penelitian dengan latar belakang berbeda telah membuktikan bahwa

Capital Adequacy Ratio (CAR) memiliki pengaruh negatif dan signifikan

terhadap likuiditas (FDR), seperti pada hasil penelitian yang dilakukan oleh

Prihatiningsih (2011), Anjum Iqbal (2012), dan Rafikha Rustianah Mustafidan

(2013).

Page 68: PENGARUH PEROLEHAN DANA PIHAK KETIGA, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36846/1/NUNUNG... · NIM: 1112086000020 JURUSAN EKONOMI SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

50

c. Keterkaitan Non Performing Financing (NPF) dengan Financing to Deposit

Ratio (FDR)

NPF merupakan hilangnya kesempatan memperoleh kesempatan pendapatan

(income) dari pembiayaan yang diberikan, sehingga mengurangi laba dan

mengurangi kemampuan untuk memberikan pembiayaan. Salah satu risiko yang

dihadapi bank dalam menyalurkan kredit adalah tidak terbayarnya kredit yang

telah diberikan atau biasa disebut risiko kredit. Dalam perbankan syariah apabila

terjadi Non Performing Financing (NPF) maka akan berakibat terguncangnya

kinerja pada perbankan itu sendiri. NPF apabila tidak ditangani dengan tepat,

akan mengakibatkan diantaranya hilangnya kesempatan memperoleh pendapatan

dari kredit atau pembiayaan yang diberikan. Banyaknya kredit bermasalah

membuat Bank Syariah tidak berani meningkatkan penyaluran pembiayaannya

apalagi bila dana pihak ketiga tidak dapat dicapai secara optimal maka dapat

mengganggu likuiditas suatu bank oleh karena itu pembiyaan bermasalah

berpengaruh terhadap Financing to Deposit Ratio (FDR).

Ketika NPF menurun maka rasio FDR akan meningkat atau naik. Ini logis

apabila kesehatan NPF baik (menurun) maka perbankan syariah dapat

menempatkan dana yang kembali untuk menyalurkan diperiode berikutnya

ataupun secara psikologis perbankan memiliki tingkat kepercayaan yang lebih

tinggi untuk menyalurkan dananya kemasyarakat diperiode berikutnya. Banyak

penelitian dengan latar belakang berbeda telah membuktikan bahwa Non

Performing Financing (NPF) memiliki pengaruh negatif dan signifikan terhadap

Page 69: PENGARUH PEROLEHAN DANA PIHAK KETIGA, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36846/1/NUNUNG... · NIM: 1112086000020 JURUSAN EKONOMI SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

51

likuiditas (FDR), Seperti pada hasil penelitian yang dilakukan oleh Prihatiningsih

(2013) dan Anjum Iqbal (2013).

d. Keterkaitan Biaya Operasional dan Pendapatan Operasional (BOPO dengan

Financing to Deposit Ratio (FDR)

Rasio BOPO ini digunakan untuk mengukur perbandingan biaya

operasional atau intermediasi terhadap pendapatan operasional yang diperoleh

bank. Semakin kecil angka rasio BOPO semakin baik kondisi bank tersebut

(Martono,2010:85). Semakin kecil BOPO maka semakin efesien biaya

operasional yang dikeluarkan bank yang bersangkutan. Pada logikannya, jika

pendapatan operasional lebih besar dari biaya operasionalnya, berarti rasio BOPO

kecil, sehingga dapat dikatakan bank dalam mengelola usahanya semakin efisien.

Dengan semakin efisiennya Bank Syariah tersebut maka bank dengan mudah

mendapatkan kepercayaan dari masyarakat untuk berinvestasi dan dalam

pengajuan kredit atau pembiayaan.

Banyak penelitian dengan latar belakang berbeda telah membuktikan bahwa

Biaya Operasional dan Pendapatan Operasional (BOPO) memiliki pengaruh

negatif dan signifikan terhadap likuiditas (FDR), seperti pada hasil penelitian yang

dilakukan oleh Jaka Hermawan (2009), dan Agustina dan Anthony Wijaya

(2013).

e. Keterkaitan Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS) dengan Financing

Deposit Rasio (FDR)

Menurut PBI No.12/18/PBI/2010 tentang Sertifikat Bank Indonesia Syariah

(SBIS) sebagai wahana penitipan jangka pendek oleh Bank Syariah pada Bank

Page 70: PENGARUH PEROLEHAN DANA PIHAK KETIGA, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36846/1/NUNUNG... · NIM: 1112086000020 JURUSAN EKONOMI SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

52

Indonesia, yang juga berfungsi sebagai secondary reserve bagi bank tersebut

(Prihatiningish, 2012:183). Dalam hal ini Bank Sentral memegang peran

perbankan dalam perekonomian, salah satu fungsinya adalah sebagai tempat

meminjam uang bagi bank-bank komersial termasuk Bank Syariah yang sedang

mengalami kesulitan likuiditas ataupun menempatkan dananya dalam kondisi over

likuiditas (lender of the last resort).

Dalam Bank Syariah likuiditas dapat diproksikan dengan Financing Ratio

Deposit (FDR) yang merupakan manajemen pengelolaaan dana yang dihimpun

dari masyarakat untuk kembali disalurkan dalam bentuk pembiayaan nantinya.

Fungsi ini sangat penting dalam meningkatkan kestabilan sistem keuangan atau

perekonomian dan pada akhirnya mempertahankan tingkat kepercayaan publik

yang tinggi terhadap sistem perbankan.

Banyak penelitian dengan latar belakang berbeda telah membuktikan bahwa

Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS) memiliki pengaruh negatif dan

signifikan terhadap likuiditas (FDR), seperti pada hasil penelitian yang dilakukan

oleh Indah Nurfitri Adi (2006), Husni Mubarak (2011) dan Prihatiningsih (2013).

f. Keterkaitan Inflasi dengan Financing Deposit ratio (FDR)

Kebijakan dari Bank Indonesia lainnya yaitu berkaitan langsung dengan

perekonomian negara yaitu masalah inflasi. Inflasi diartikan sebagai

meningkatnya harga-harga secara umum dan terus-menerus. Apabila terjadi inflasi

yang parah maka keadaan perekonomian menjadi tidak stabil. Dampak dari yaitu

melemahnya semangat untuk menabung dan meningkatkan kecenderungan untuk

berbelanja. Meningkatnya inflasi maka nilai uang akan menurun dan hal tersebut

Page 71: PENGARUH PEROLEHAN DANA PIHAK KETIGA, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36846/1/NUNUNG... · NIM: 1112086000020 JURUSAN EKONOMI SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

53

menyebabkan masyarakat juga akan menarik uangnya dari bank untuk memenuhi

kegiatan belanjanya, dana diperbankan akan berkurang sehingga akan

mempengaruhi tingkat FDR. Oleh Karena itu, bank harus menahan ekspansi

pembiayaannya, sehingga berdampak pada penuruan FDR.

Banyak penelitian dengan latar belakang berbeda telah membuktikan bahwa

inflasi memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap likuiditas (FDR), seperti

pada hasil penelitian yang dilakukan oleh Mohamed Aymen Ben Moussa (2015)

serta Aulia Nazala Ramadhani dan Astiwi Indriani (2016).

B. Penelitian Terdahulu

Penelitian mengenai FDR memiliki penelitian terdahulu yang beragam,

banyaknya keberagaman menjadi suatu teori bisa berubah dan tetap sesuai dengan

hubungan kenyataan. Adapun penelitian tedahulu yang relevan dan menjadi

landasan dalam penelitian ini antara lain :

Page 72: PENGARUH PEROLEHAN DANA PIHAK KETIGA, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36846/1/NUNUNG... · NIM: 1112086000020 JURUSAN EKONOMI SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

54

Tabel 2.4

Penelitian Tedahulu

NO

Nama

(Tahun

)

Judul

Variabel Hasil

Peneliatian Depend

en

Independe

n

1 Herry

Achmad

Buchory

(2014)

Analysis of the

Effect of

Capital, Net

Interest Margin,

Credit Risk and

Probability in

The

Implementation

of Banking

Intermediation

Loan to

Deposit

Ratio

(LDR)

Capital,

Net Interest

Margin,

Credit Risk

and

Profitabilit

y

Dari hasil

penelitian

diperoleh

Variabel

NIM dan

ROA terbukti

berpengaruh

positif dan

signifikan

terhadap

LDR. NPL

tidak

berpengaruh

signifikan

terhadap

LDR.

Sedangkan

CAR

berpengaruh

negatif

namun tidak

berpengaruh

signifikan

terhadap

LDR

2 Rafikha

Rustian

ah

Mustafi

dan

(2013)

Factor-Faktor

Yang

Mempengaruhi

Likuiditas Pada

Bank Umum

Syariah di

Indonesia

Financin

g to

Deposit

Ratio

(FDR)

DPK, NPF,

CAR,

ROA, ROE

NIM, SBIS

dan PUAS

Dari hasil

penelitian

diperoleh

variabel

DPK, NPF,

CAR, ROA,

ROE dan

SBIS

berpengaruh

signifikan

terhadap

FDR.

Variabel

NIM dan

PUAS tidak

Page 73: PENGARUH PEROLEHAN DANA PIHAK KETIGA, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36846/1/NUNUNG... · NIM: 1112086000020 JURUSAN EKONOMI SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

55

berpengaruh

terhadap

FDR.

3 Oktavia

ni dan

Irene

Rini

Demi

Pangest

u (2012)

Pengaruh DPK,

ROA, CAR,

NPL, dan

Jumlah SBI

Terhadap

Penyaluran

Kredit

Perbankan

(Studi Pada

Bank Umum

Go Public di

Indonesia)

Kredit

Perbank

an

DPK,

ROA,

CAR, NPL,

dan SBI

Dari hasil

penelitian

diperoleh

variabel

DPK, CAR

dan SBI

berpengaruh

signifikan,

variabel ROA

dan NPL

tidak

berpengaruh

signifikan

terhadap

Kredit

Perbankan.

4 Anjum

Iqbal

(2012)

Liquidity Risk

Management: A

comparative

Study Between

Conventional

and Islamic

Bank of

Pakistan

Loan to

Deposit

Ratio

(LDR)

Bank Size,

NPL, ROE,

ROA, dan

CAR

Dari hasil

penelitian

variabel

NPL, ROE,

ROA dan

CAR

berpengaruh

signifikan

terhadap

LDR.

Variabel

Bank Size

beperpengaru

h tidak

signifikan

terhadap

LDR.

5 Agustin

a dan

Anthon

y

Wijaya

(2013)

Analisis Faktor-

Faktor Yang

Mempengaruhi

Loan Deposit

Ratio Bank

Swasta

Nasional di

Bank Indonesia

Loan

Deposit

Ratio

(LDR)

Capital

Adequacy

Ratio, Net

Interest

Income,

Biaya

Operasiona

l dan

Pendapatan

Operasiona

Dari hasil

penelitian

variabel Net

Interest

Income,

Biaya

Operasional

dan

Pendapatan

Operasional

Page 74: PENGARUH PEROLEHAN DANA PIHAK KETIGA, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36846/1/NUNUNG... · NIM: 1112086000020 JURUSAN EKONOMI SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

56

l serta Suku

Bunga BI

serta Suku

Bunga BI

berpengaruh

secara

signifikan,

variabel

Capital

Adequacy

Ratio tidak

berpengaruh

terhadap

Loan to

Deposit Ratio

6 Aulia

Nazala

Ramadh

ani dan

Astiwi

Indriani

(2016)

Analisis

Pengaruh Size,

Capital

Adequacy Ratio

(CAR), Return

On Asset

(ROA), Non

Performing

Loan (NPL),

Dan Inflasi

Terhadap Loan

to Deposit

Ratio (LDR)

Loan to

Deposit

Ratio

(LDR)

Size, CAR,

ROA, NPL,

dan Inflasi

Dari hasil

penelitian

variabel Size

berpengaruh

negatif dan

variabel

CAR, ROA,

berpemgaruh

tidak

signifian

terhadap

LDR.

Variabel NPL

dan Inflasi

memiliki

pengaruh

positif

signifikan

terhadap

LDR.

7 Prihatini

ngsih

(2012)

Pengaruh DPK,

Capital

Adequacy Ratio

(CAR), Imbal

Hasil Sertifikat

Bank Indonesia

Syariah (SBIS),

Imbal Hasil

Sertifikat

Investasi

Mudarabah

Antar Bank

Syariah

Financin

g to

Deposit

Ratio

(FDR)

DPK,

CAR,

SBIS,

SIMA, dan

NPF

Dari hasil

penelitian

variabel DPK

dan SIMA

berpengaruh

tidak

signifikan,

variabel

CAR, NPF

dan SBIS

berpengaruh

signifikan

terhadap

Page 75: PENGARUH PEROLEHAN DANA PIHAK KETIGA, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36846/1/NUNUNG... · NIM: 1112086000020 JURUSAN EKONOMI SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

57

(SIMA), dan

Non Performing

Financing

(NPF) Terhadap

Financing to

Deposit Ratio

(FDR)

Financing to

Deposit Ratio

(FDR)

8 Moham

ed

Aymen

Ben

Moussa

(2015)

The

Determinants of

Bank Liquidity:

Case of Tunisia

Bank

Liquidit

y

Financial

Performanc

e, Capital,

Operating

Cost,

Growth

Rate Of

GDP,

Inflation

Rate,

Delayed

Liquidity,

Size, Total

Loan,

Financial

Cost, and

Total

Deposit

Dari hasil

penelitian

variabel

Financial

Performance,

Capital,

Operating

Cost, Growth

Rate Of

GDP,

Inflation Rate

and Delayed

Liquidity

berpengaruh

signifikan,

variabel Size,

Total Loan,

Financial

Cost, dan

Total Deposit

tidak

berpengaruh

signifikan

terhadap

Bank

Liquidity

Page 76: PENGARUH PEROLEHAN DANA PIHAK KETIGA, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36846/1/NUNUNG... · NIM: 1112086000020 JURUSAN EKONOMI SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

58

C. Kerangka Pemikiran

Gambar 2.5

Kerangka Pemikiran

Data Statistik Perbankan Syariah

Bank Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Periode 2011-2016

Pengaruh Perolehan Dana Pihak Ketiga, Kecukupan Modal,

Pembiayaan Bermasalah, Efisiensi, Sertifikat Bank Indonesia Syariah

(SBIS), dan Inflasi Terhadap Likuiditas Pada Perbankan Syariah

Periode 2011-2016

Variabel Dependen

Likuiditas

Financing to Deposit

Ratio (FDR)

Y

Variabel Independen

1. Dana Pihak Ketiga (DPK) / X1

2. Capital Adequacy Ratio (CAR) / X2

3. Non Performing Financing (NPF) /

X3

4. Biaya Operasional dan Pendapatan

Operasional (BOPO) / X4

5. Sertifikat Bank Indonesia Syariah

(SBIS) / X5

Metode : Analisis Regresi Linier Berganda

1. Uji Asumsi Klasik

a. Uji Normalitas

b. Uji Multikolinieritas

c. Uji Heterokedastisitas

d. Uji Autokolerasi

2. Uji Hipotesis

a. Uji Uji t

b. Uji F

c. Uji Adjusted R Square

3. Analisis Regresi Linier Berganda

Pembahasan Analisis / Interpretasi

Kesimpulan, Implikasi

Page 77: PENGARUH PEROLEHAN DANA PIHAK KETIGA, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36846/1/NUNUNG... · NIM: 1112086000020 JURUSAN EKONOMI SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

59

Dari kerangka pemikiran pada gambar 2.5 tersebut, dapat dilihat bahwa Dana

Pihak Ketiga (DPK), Capital Adequacy Ratio (CAR), Non Performing Financing

(NPF), Biaya Operasional dan Pendapatan Operasional (BOPO), Sertifikat Bank

Indonesia (SBIS), dan Inflasi merupakan variabel bebas (Indepent Variables)

yang dapat mempengaruhi parameter di Bank Umum Syariah dengan diukur dari

indikator likuiditas yang diproksikan dengan Financing to Deposit Ratio (FDR)

sebagai variable terikat (Dependent Variables). Variabel bebas (Indepent

Variables) merupakan variabel yang mempengaruhi variabel terikat (Dependent

Variables), sedangkan variabel terikat (Dependent Variables) merupakan variabel

yang menjadi perhatian utama peneliti (Sekaran, 2014:116).

D. Hipotesis Penelitian

Hipotesis berasal dari dua kata yaitu hypo (belum tentu benar) dan thesis

(kesimpulan) (Noor, 2012:79). Hipotesis bisa didefinisikan sebagai hubungan

yang diperkirakan secara logis diantara dua atau lebih variable yang diungkapkan

dalam bentuk pernyataan yang dapat diuji (Sekaran, 2014:135). Berdasarkan

tujuan penelitian yang ingin dicapai, maka hipotesis yang dikembangkan dalam

penelitian ini adalah :

1. Hipotesis Secara Parsial

a. Variabel Dana Pihak Ketiga (DPK)

H0 : Variabel Dana Pihak Ketiga (DPK) tidak berpengaruh terhadap

likuiditas (FDR) pada Perbankan Syariah di Indonesia.

H1 : Variabel Dana Pihak Ketiga (DPK) berpengaruh terhadap

likuiditas (FDR) pada Perbankan Syariah di Indonesia.

Page 78: PENGARUH PEROLEHAN DANA PIHAK KETIGA, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36846/1/NUNUNG... · NIM: 1112086000020 JURUSAN EKONOMI SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

60

b. Variabel Capital Adequacy Ratio (CAR)

H0 : Variabel Capital Adequacy Ratio (CAR) tidak berpengaruh

terhadap likuiditas (FDR) pada Perbankan Syariah di Indonesia.

H1 : Variabel Capital Adequacy Ratio (CAR) berpengaruh terhadap

likuiditas (FDR) pada Perbankan Syariah di Indonesia.

c. Variabel Non Performing Financing (NPF)

H0 : Variabel Non Performing Financing (NPF) tidak berpengaruh

terhadap likuiditas (FDR) pada Perbankan Syariah di Indonesia.

H1 : Variabel Non Performing Financing (NPF) berpengaruh terhadap

likuiditas (FDR) pada Perbankan Syariah di Indonesia.

d. Variabel Biaya Operasional dan Pendapatan Operasional (BOPO)

H0 : Variabel Biaya Operasional dan Pendapatan Operasional (BOPO)

tidak berpengaruh terhadap likuiditas (FDR) pada Perbankan

Syariah di Indonesia.

H1 : Variabel Biaya Operasional dan Pendapatan Operasional (BOPO)

berpengaruh terhadap likuiditas (FDR) pada Perbankan Syariah

di Indonesia.

e. Variabel Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS)

H0 : Variabel Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS) tidak

berpengaruh terhadap likuiditas (FDR) pada Perbankan Syariah

di Indonesia.

H1 : Variabel Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS) berpengaruh

terhadap likuiditas (FDR) pada Perbankan Syariah di Indonesia.

Page 79: PENGARUH PEROLEHAN DANA PIHAK KETIGA, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36846/1/NUNUNG... · NIM: 1112086000020 JURUSAN EKONOMI SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

61

f. Variabel Inflasi

H0 : Variabel Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS) tidak

berpengaruh terhadap likuiditas (FDR) pada Perbankan Syariah

di Indonesia.

H1 : Variabel Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS) berpengaruh

terhadap likuiditas (FDR) pada Perbankan Syariah di Indonesia.

2. Hipotesis Secara Simultan

H0 : Variabel Dana Pihak Ketiga (DPK), Capital Adequacy Ratio

(CAR), Non Performing Financing (NPF), Biaya Operasional dan

Pendapatan Operasional (BOPO), Sertifikat Bank Indonesia Syariah

(SBIS) dan Inflasi tidak berpengaruh terhadap likuiditas (FDR) pada

Perbankan Syariah di Indonesia.

H1 : Variabel Dana Pihak Ketiga (DPK), Capital Adequacy Ratio

(CAR), Non Performing Financing (NPF), Biaya Operasional dan

Pendapatan Operasional (BOPO), Sertifikat Bank Indonesia Syariah

(SBIS) dan Inflasi berpengaruh terhadap likuiditas (FDR) pada

Perbankan Syariah di Indonesia.

Page 80: PENGARUH PEROLEHAN DANA PIHAK KETIGA, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36846/1/NUNUNG... · NIM: 1112086000020 JURUSAN EKONOMI SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

82

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Sekilas Gambaran Umum Perbankan Syariah di Indonesia

Dalam menjalankan usahanya sebagai lembaga keuangan, kegiatan bank tidak

terlepas dari bidang keuangan sama seperti halnya perusahaan yang lainnya.

Kegiatan perbankan dapat dikatakan sebagai tempat melayani segala kebutuhan

nasabahnya. Akibat dari kebutuhan masyarakat akan jasa keuangan yang semakin

meningkat dan beragam, peranan dunia perbankan semakin dibutuhkan oleh

seluruh lapisan masyarakat baik yang berada di negara maju maupun negara

berkembang (Kasmir, 2014:36).

Perbankan Indonesia menjalankan fungsinya berdasarkan prinsip kehati-

hatian. Menurut Undang-Undang Rakyat Indonesia No. 10 Tahun 1998 tentang

perbankan berbunyi, “Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari

masyarakat dalam bentuk simpnan dan meyalurkannya kepada masyarakat dalam

bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf

hidup rakyat banyak”. Dari pengertian diatas fungsi utama dari bank adalah

sebagai suatau lembaga (intermediary) antara kelompok masyarakat yang

mempunyai kelebihan dana (suplus unit) dengan menyimpan dananya di bank

kemudian menyalurkannya ke kelompok yang kekurangan dana (deficit unit).

Penghimpunan dana maksudnya adalah mengumpulkan atau mencari dana

(uang) dari masyarakat dalam bentuk simpanan giro, tabungan dan deposito.

Penyaluran dana maksudnya adalah melemparkan kembali dana yang diperoleh

82

Page 81: PENGARUH PEROLEHAN DANA PIHAK KETIGA, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36846/1/NUNUNG... · NIM: 1112086000020 JURUSAN EKONOMI SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

83

baik dalam bentuk simpanan giro, tabungan dan deposito kepada masyarakat

dalam bentuk pembiayaan (kredit) sehingga dari aktivitas tersebut antara bank

dengan masyarakat dapat saling menguntungkan (Kasmir, 2004:12).

Perbankan merupakan tonggak bagi perekonomian suatu negara termasuk bagi

negara Indonesia karena perbankan memiliki peranan yang sangat penting yang

bertujuan untuk menunjang pelaksanaan pembangunan nasional dalam rangka

meningkatkan pemerataan pembangunan nasional dalam rangka meningkatkan

pemerataan pembangunan, pertumbuhan ekonomi dan stabilitas nasional kearah

peningkatan taraf hidup rakyat banyak. Di dalam sejarah perekonomian umat

Islam, pembiayaan yang dilakukan dengan akad sesuai Syariah telah menjadi

bagian penting dari tradisi umat Islam sejak zaman Rasulullah SAW. Praktek-

praktek seperti menerima titipan harta, meminjam uang untuk keperluan konsumsi

dan untuk keperluan bisnis, serta melakukan pengiriman uang telah lazim

dilakukan sejak zaman Rasulullah SAW (Nurjaya, 2011:91).

Di Indonesia pelopor perbankan berbasis Syariah yaitu Bank Muamalat

Indonesia yang berdiri sejak tahun 1991 yang diprakarsai oleh Majelis Ulama

Indonesia (MUI) dan pemerintah serta dukungan dari Ikatan Cendekiawan

Muslim Indonesia (ICMI) dan beberapa pengusaha muslim. Perkembangan

perbankan syariah di Indonesia merupakan suatu perwujudan dari permintaan

masyarakat yang membutuhkan suatu alternatif sistem perbankan yang

menyediakan jasa perbankan atau keuangan yang sehat juga memenuhi prinsip-

prinsip Syariah. Bank Syariah memiliki perbedaan yang cukup mendasar dengan

bank konvensional dalam menjalankan fungsinya sebagai lembaga intermediasi.

Page 82: PENGARUH PEROLEHAN DANA PIHAK KETIGA, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36846/1/NUNUNG... · NIM: 1112086000020 JURUSAN EKONOMI SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

84

Konsep halal adalah konsep yang paling utama dalam investasi yang dilaksanakan

perbankan syariah yang menjadi pembeda kedua sistem bank tersebut.

Pada tahun 1998 Pemerintah dan Dewan Perwakilan Rakyat melakukan

penyempurnaan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 menjadi Undang-Undang

Nomor 10 Tahun 1998 yang secara tegas menjelaskan bahwa terdapat dua sistem

dalam perbankan Indonesia yaitu dual banking system (sistem perbankan syariah

dan konvensional). Undang-Undang tersebut telah diikuti dengan ketentuan

pelaksanaan dalam beberapa Surat Keputusan Direksi Bank Indonesia Tanggal 12

Mei 1999, yaitu tentang Bank Umum, Bank Umum Bedasarkan Prinsip Syariah,

Bank Perkreditan Rakyat (BPR), dan BPR Berdasarkan Prinsip Syariah. Bank-

bank umum dan bank-bank perkreditan rakyat konvensional dapat menjalankan

transaksi perbankan syariah melalui pembukaan kantor-kantor cabang syariah atau

mengkorversikannya. Dengan perangkat hukum tersebut memberi dasar hukum

yang lebih kokoh dan peluang yang lebih besar dalam perkembangan perbankan

syariah di Indonesia (Arifin, 2009:10).

Selanjutnya dengan kegiatan pengesahan beberapa produk perundangan yang

memberikan kepastian hukum dan meningkatkan aktivitas pasar keuangan

syariah, seperti: (i) UU No.21 tahun 2008 tentang Perbankan Syariah, (ii) UU

No.19 tahun 2008 tentang Surat Berharga Syariah Negara (sukuk), dan (iii) UU

No.42 tahun 2009 tentang Amandemen Ketiga UU No.8 tahun 1983 tentang PPN

Barang dan Jasa. Serta dengan diberlakukannya Undang-Undang No.21 Tahun

2008 tentang Perbankan Syariah yang terbit tanggal 16 Juli 2008, maka

pengembangan industri perbankan syariah nasional semakin memiliki landasan

Page 83: PENGARUH PEROLEHAN DANA PIHAK KETIGA, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36846/1/NUNUNG... · NIM: 1112086000020 JURUSAN EKONOMI SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

85

hukum yang memadai dan akan mendorong pertumbuhannya secara lebih cepat

lagi (www.ojk.go.id).

B. Perkembangan Data Variabel

Variabel-variabel yang menjadi batasan-batasan dalam pembuatan model

ini, yaitu Financing to Deposit Ratio (FDR), Dana Pihak Ketiga (DPK), Capital

Adequacy Ratio (CAR), Non Performing Financing (NPF), Biaya Operasional

dan Pendapatan Operasional (BOPO), Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS)

dan Inflasi. Variabel-variabel tersebut diambil dalam periode Januari 2011 hingga

November 2016 sebagai berikut :

1. Dana Pihak Ketiga (DPK)

Dana pihak ketiga disini yaitu kumpulan dana yang diperoleh dari nasabah,

dalam arti nasabah seabagai masyarakat individu, perusahaan, koperasi, yayasan

dan lain-lain baik dalam bentuk mata uang rupiah ataupun dalam valuta asing dan

dialokasikan oleh perbankan syariah, apabila terdapat keuntungan maka

keuntungan tersebut dibagi antara kedua belah pihak sebagai bank dan nasabah.

Pada tabel berikut adalah perkembangan DPK periode Januari 2011- November

2016 diperoleh dari Statistik Perbankan Syariah (SPS) pada situs www.ojk.go.id :

Page 84: PENGARUH PEROLEHAN DANA PIHAK KETIGA, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36846/1/NUNUNG... · NIM: 1112086000020 JURUSAN EKONOMI SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

86

Tabel 4.1

Data Dana Pihak Ketiga (DPK) pada Perbankan Syariah di Indonesia Tahun

2011-2016

(Miliar rupiah)

2011 2012 2013 2014 2015 2016

Januari 75.814 116.518 148.731 177.930 210.761 229.094

Februari 75.085 114.616 150.795 178.154 210.297 231.820

Maret 79.651 119.639 156.964 180.945 212.988 232.657

April 79.567 114.018 158.519 185.508 213.973 233.808

Mei 82.861 115.206 163.858 190.783 215.339 238.366

Juni 87.025 119.279 163.966 190.470 213.477 241.336

Juli 89.786 121.018 166.453 194.299 216.083 243.184

Agustus 92.021 123.673 170.222 195.959 216.356 244.843

September 97.756 127.678 171.701 197.141 219.313 263.522

Oktober 101.804 134.453 174.018 207.121 219.478 264.678

November 105.330 138.671 176.292 209.644 220.635 270.480

Desember 115.415 147.512 183.534 217.858 231.175

BULANTAHUN

Sumber : Otoritas Jasa Keuangan (OJK)

Tabel 4.1 terlihat bahwa nilai Dana Pihak Ketiga (DPK) pada perbankan

syariah di Indonesia cenderung mengalami peningkatan. Pada masa penelitian

Dana Pihak Ketiga (DPK) tahun 2011 nilai tertinggi pada bulan Desember sebesar

115.415 miliar dan nilai terendah pada bulan Februari sebesar 75.085 miliar. Pada

2012 nilai tertinggi pada bulan Desember sebesar 147.512 miliar dan nilai

terendah pada bulan April sebesar 114.018. Pada tahun 2013 nilai tertinggi pada

bulan 183.534 dan terendah pada bulan Januari sebesar 148.731 miliar.

Pada tahun 2014 nilai tertinggi pada bulan Desember sebesar 217.858 dan

nilai terendah pada bulan Januari sebesar 177.930 miliar. Pada tahun 2015 nilai

tertinggi pada bulan Desember sebesar 231.175 miliar dan nilai terendah pada

bulan Februari sebesar 210.297 miliar. Pada tahun 2016 nilai tertinggi pada bulan

Page 85: PENGARUH PEROLEHAN DANA PIHAK KETIGA, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36846/1/NUNUNG... · NIM: 1112086000020 JURUSAN EKONOMI SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

87

November 270.480 miliar dan nilai terendah pada bulan Januari sebesar 229.094

miliar.

Selama dalam penelitian nilai tertinggi terjadi pada bulan November 2016

sebesar Rp 270.480 Miliar dan terendah tahun 2011 bulan febuari sebesar Rp

75.085 Miliar.

Agar lebih mudah dipahami dan komunikatif, data pada tabel tersebut dapat

dilihat dalam bentuk grafik sebagai berikut :

Grafik 4.1

Data Dana Pihak Ketiga (DPK) pada Perbankan Syariah di Indonesia

Tahun 2011-2016

(Miliar rupiah)

Sumber: Data diolah

2. Capital Adequacy Ratio (CAR)

Capital Adequacy Ratio (CAR) adalah ukuran dari suatu modal bank. Rasio

ini digunakan untuk melindungi deposan dan mempromosikan stabilitas dan

efisiensi sistem keuangan diseluruh dunia. Apabila CAR dalam Bank Syariah

sangat tinggi itu berarti bahwa mereka memiliki modal yang berlimpah untuk

0

100,000

200,000

300,000

2011 2012 2013 2014 2015 2016

DPK

Page 86: PENGARUH PEROLEHAN DANA PIHAK KETIGA, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36846/1/NUNUNG... · NIM: 1112086000020 JURUSAN EKONOMI SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

88

mengelola setiap neraca. CAR yang tinggi pada Bank Syariah menunjukan

kesehatan keuangan bank tersebut (Iqbal, 2012:59).

Di jelaskan pada gambar berikut mengenai perkembangan CAR pada periode

Januari 2011- November 2016 diperoleh dari Statistik Perbankan Syariah (SPS)

pada situs www.ojk.go.id :

Tabel 4.2

Data Capital Adequacy Ratio (CAR) pada Perbankan Syariah Tahun

2011-2016

(Persen (%))

Sumber : Otoritas Jasa Keuangan (OJK)

Tabel 4.2 diatas terlihat bahwa nilai Capital Adequacy Ratio (CAR) pada

perbankan syariah di Indonesia cenderung fluktuatif. Pada tahun 2011 memiliki

nilai tertinggi yaitu pada bulan Januari sebesar 20,23% dan nilai terendah terdapat

pada bulan November sebesar 14,88%. Pada tahun 2012 nilai tertinggi terdapat

pada bulan Januari sebesar 16,27% dan nilai terendah terdapat pada bulan Mei

sebesar 13,40%. Pada tahun 2013 nilai tertinggi terdapat pada bulan Januari

sebesar 15,29% dan nilai terendah terdapat pada bulan November sebesar 12,23%.

Pada tahun 2014 nilai tertinggi terdapat pada bulan Mei sebesar 16,85% dan nilai

2011 2012 2013 2014 2015 2016

Januari 20,23 16,27 15,29 16,76 14,16 15,11

Februari 15,17 15,91 15,20 16,71 14,38 15,44

Maret 16,57 15,33 14,30 16,20 14,43 14,90

April 19,86 14,97 14,72 16,68 14,06 15,43

Mei 19,58 13,40 14,28 16,85 14,29 14,78

Juni 15,92 16,12 14,30 16,21 14,09 14,72

Juli 15,92 16,12 15,28 15,62 14,47 14,86

Agustus 15,83 15,63 14,71 14,73 15,05 14,87

September 16,18 14,98 14,19 14,54 15,15 15,43

Oktober 15,30 14,54 14,19 15,25 14,96 15,27

November 14,88 14,82 12,23 15,66 15,31 15,78

Desember 16,63 14,13 14,42 16,10 15,02

TAHUNBULAN

Page 87: PENGARUH PEROLEHAN DANA PIHAK KETIGA, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36846/1/NUNUNG... · NIM: 1112086000020 JURUSAN EKONOMI SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

89

terendah terdapat pada bulan Oktober sebesar 15,25%. Pada tahun 2015 nilai

tertinggi terdapat pada bulan November sebesar 15,31% dan nilai terendah

terdapat pada bulan April sebesar 14,06, sedangkan pada tahun 2016 nilai

tertinggi terdapat pada bulan November sebesar 15,78% dan nilai terendah

terdapat pada bulan Juni sebesar 14,72%.

Selama dalam penelitian ini nilai tertinggi terjadi pada bulan Januari sebesar

20,23% dan nilai terendah terjadi pada bulan November sebesar 12,23%.

Agar lebih mudah dipahami dan komunikatif, data pada tabel tersebut dapat

dilihat dalam bentuk grafik sebagai berikut:

Grafik 4.2

Data Capital Adequacy Ratio (CAR) pada Perbankan Syariah Tahun

2011-2016

(Persen (%))

Sumber: Data diolah

3. Non Performing Financing (NPF)

Non Performing Financing (NPF) ini menunjukan seberapa besar kinerja bank

dalam mengumpulkan kembali pembiyaan yang telah disalurkannya. Menurut

Bank Indonesia (BI) salah satu yang menjadi acuan dapat dikatakan sehat adalah

0

5

10

15

20

25

2011 2012 2013 2014 2015 2016

CAR

Page 88: PENGARUH PEROLEHAN DANA PIHAK KETIGA, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36846/1/NUNUNG... · NIM: 1112086000020 JURUSAN EKONOMI SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

90

bank yang memiliki rasio NPF kurang dari 5%. Jika tinggi rasio NPF diatas 5%

bank tersebut berarti mempunyai risiko pembiayaan yang tinggi.

Berikut ini adalah perkembangan rasio NPF selama periode Januari 2011-

November 2016 diperoleh dari Statistik Perbankan Syariah (SPS) pada situs

www.ojk.go.id :

Tabel 4.3

Data Non Performing Financing (NPF) Pada Perbankan Syariah di

Indonesia tahun 2011-2016

(Persen(%))

2011 2012 2013 2014 2015 2016

Januari 3,28 2,68 2,49 3,01 4,87 4,14

Februari 3,66 2,82 2,72 3,53 5,10 4,19

Maret 3,60 2,76 2,75 3,22 4,81 4,35

April 3,79 2,85 2,85 3,48 4,62 4,31

Mei 3,76 2,93 2,92 4,02 4,76 4,81

Juni 3,55 2,88 2,64 3,90 4,73 4,33

Juli 3,75 2,92 2,75 4,31 4,36 4,22

Agustus 3,53 2,78 3,01 4,58 4,31 4,26

September 3,50 2,74 2,80 4,67 4,24 3,85

Oktober 3,11 2,58 2,96 4,58 4,23 3,88

November 2,74 2,50 3,08 4,86 4,10 3,80

Desember 2,52 2,22 2,62 4,33 3,72

TAHUNBULAN

Sumber : Otoritas Jasa Keuangan (OJK)

Tabel 4.3 terlihat bahwa nilai Non Performing Financing (NPF) pada

perbankan syariah di Indonesia cenderung fluktuatif. Pada tahun 2011 nilai

tertinggi terdapat pada bulan April sebesar 3,79% dan nilai terendah terdapat pada

bulan Desember sebesar 2,52%. Pada tahun 2012 nilai tertinggi terdapat pada

bulan Mei sebesar 2,93% dan nilai terendah terdapat pada bulan Desember

sebesar 2,22%.

Page 89: PENGARUH PEROLEHAN DANA PIHAK KETIGA, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36846/1/NUNUNG... · NIM: 1112086000020 JURUSAN EKONOMI SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

91

Pada tahun 2013 nilai tertinggi terdapat pada bulan November sebesar 3,08

dan nilai terendah terdapat pada bulan Januari sebesar 2,49%. Pada tahun 2014

nilai tertinggi terdapat pada bulan November sebesar 4,86% dan nilai terendah

terdapat pada bulan Januari sebesar 3,01%. Pada tahun 2015 nilai tertinggi

terdapat pada bulan Februari sebesar 5,10% dan nilai terendah terdapat pada bulan

Desember sebesar 3,72%. Sedangkan pada tahun 2016 nilai tertinggi terdapat

pada bulan Mei sebesar 4,81% dan nilai terendah terdapat pada bulan November

sebesar 3,80%.

Selama dalam penelitian ini nilai tertinggi terjadi pada bulan November

sebesar 4,86% dan terendah terjadi pada bulan Desember sebesar 2,22%.

Agar lebih mudah dipahami dan komunikatif, data pada tabel tersebut dapat

dilihat dalam bentuk grafik sebagai berikut :

Grafik 4.3

Data Non Performing Financing (NPF) Pada Perbankan Syariah di

Indonesia tahun 2011-2016

(Persen(%))

Sumber: Data diolah

0

1

2

3

4

5

6

2011 2012 2013 2014 2015 2016

NPF

Page 90: PENGARUH PEROLEHAN DANA PIHAK KETIGA, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36846/1/NUNUNG... · NIM: 1112086000020 JURUSAN EKONOMI SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

92

4. Biaya Operasional dan Pendapatan Operasional (BOPO)

Menurut Hariyani (2010:55) menyatakan bahwa Biaya Operasional dan

Pendapatan Operasional (BOPO) merupakan rasio yang digunakan untuk

mengukur kemampuan manajemen bank dalam mengendalikan biaya operasional

terhadap pendapatan nasional, semakin kecil rasio ini maka akan semakin efisien

biaya operasional yang dikeluarkan bank yang bersangkutan, sehingga

kemungkinan suatu bank dalam kondisi bermasalah semakin kecil. Berikut ini

adalah perkembangan rasio BOPO selama periode Januari 2011-November 2016

diperoleh dari Statistik Perbankan Syariah (SPS) pada situs www.ojk.go.id:

Tabel 4.4

Data Biaya Operasional dan Pendapatan Operasional (BOPO) Pada

Perbankan Syariah Tahun 2011-2016

(Persen(%))

2011 2012 2013 2014 2015 2016

Januari 75,75 86,22 70,43 80,05 92,54 86,94

Februari 79,56 78,39 72,06 83,77 91,65 83,72

Maret 77,63 77,77 72,95 91,90 92,78 84,47

April 78,78 77,77 73,95 84,50 93,79 86,82

Mei 79,05 76,24 76,87 76,49 93,53 87,37

Juni 77,35 75,74 76,18 71,76 94,22 85,68

Juli 76,59 75,87 76,13 79,80 87,41 85,74

Agustus 77,65 75,89 77,87 81,20 86,84 85,87

September 77,54 75,44 77,98 82,39 86,51 85,29

Oktober 78,03 75,04 79,06 75,61 86,36 84,89

November 77,92 75,29 78,59 93,50 86,40 84,34

Desember 78,41 74,97 78,21 79,28 88,61

BULANTAHUN

Sumber : Otoritas Jasa Keuangan (OJK)

Page 91: PENGARUH PEROLEHAN DANA PIHAK KETIGA, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36846/1/NUNUNG... · NIM: 1112086000020 JURUSAN EKONOMI SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

93

Tabel 4.4 terlihat bahwa nilai Biaya Operasional dan Pendapatan Operasional

(BOPO) pada perbankan di Indonesia cenderung fluktuatif. Pada tahun 2011 nilai

tertinggi terdapat pada bulan Februari sebesar 79,56% dan nilai terendah terjadi

pada bulan Januari sebesar 75,75%. Pada tahun 2012 nilai tertinggi terdapat pada

bulan Januari sebesar 86,22% dan nilai terendah terdapat pada bulan Desember

sebesar 74,97%. Pada tahun 2013 nilai tertinggi terdapat pada bulan Oktober

sebesar 79,06% dan nilai terendah terdapat pada bulan Januari sebesar 70,43%.

Pada tahun 2014 nilai tertinggi terdapat pada bulan September sebesar 93,50%

dan nilai terendah terdapat pada bulan Juni sebesar 71,76%. Pada tahun 2015 nilai

tertinggi terdapat pada bulan Juni sebesar 94,22% dan nilai terendah terdapat pada

bulan Oktober sebesar 86,36%, sedangkan pada tahun 2016 nilai tertinggi terdapat

pada bulan Mei sebesar 87,37% dan nilai terendah terdapat pada bulan Februari

sebesar 83,72%.

Selama dalam penelitian ini nilai tertinggi terjadi pada bulan September

sebesar 99,55% dan terendah terjadi pada bulan Februari sebesar 70,43%.

Agar lebih mudah dipahami dan komunikatif, data pada tabel tersebut dapat

dilihat dalam bentuk grafik sebagai berikut:

Page 92: PENGARUH PEROLEHAN DANA PIHAK KETIGA, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36846/1/NUNUNG... · NIM: 1112086000020 JURUSAN EKONOMI SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

94

Grafik 4.4

Data Biaya Operasional dan Pendapatan Operasional (BOPO) Pada

Perbankan Syariah Tahun 2011-2016

(Persen(%))

Sumber: Data diolah

5. Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS)

Menurut Wirdyaningsih dkk, (2005:149), Sertifikat Bank Indonesia (SBIS)

merupakan instrumen kebijakan moneter yang betujuan untuk mengatasi kesulitan

kelebihan likuiditas pada bank yang beroperasi dengan prinsip syariah. SBIS

diterbitkan dan dijual oleh Bank Indonesia (BI) untuk dapat mengurangi kelebihan

uang primer beredar. Data suku bunga SBIS yang digunakan adalah data

perkembangan suku bunga SBIS periode Januari 2011-November 2016 diperoleh

dari Statistik Perbankan Syariah (SPS) pada situs www.ojk.go.id:

0

20

40

60

80

100

2011 2012 2013 2014 2015 2016

BOPO

Page 93: PENGARUH PEROLEHAN DANA PIHAK KETIGA, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36846/1/NUNUNG... · NIM: 1112086000020 JURUSAN EKONOMI SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

95

Tabel 4.5

Data Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS) Perbankan Syariah di

Indonesia Tahun 2011-2016

(Miliar Rupiah)

2011 2012 2013 2014 2015 2016

Januari 3.968 10.663 4.709 5.253 8.050 6.275

Februari 3.659 4.243 5.103 5.331 9.040 7.188

Maret 5.87 6.668 5.611 5.843 8.810 6.994

April 4.15 3.825 5.343 6.234 9.130 7.683

Mei 3.879 3.644 5.423 6.234 8.858 7.225

Juni 5.011 3.936 5.443 6.782 8.458 7.470

Juli 5.214 3.036 4.640 5.880 8.163 8.130

Agustus 3.647 2.918 4.299 6.514 8.585 8.947

September 5.885 3.412 4.523 6.450 7.720 9.442

Oktober 5.656 3.321 5.213 6.680 7.192 10.335

November 6.447 3.242 5.107 6.530 6.495 11.042

Desember 9.244 4.993 6.699 8.130 6.280

TAHUNBULAN

Sumber : Otoritas Jasa Keuangan (OJK)

Tabel 4.5 terlihat bahwa nilai Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS) pada

perbankan syariah cenderung fluktuatif. Pada tahun 2011 nilai tertinggi terdapat

pada bulan Desember sebesar 9.244 Miliar dan nilai terendah terdapat pada bulan

Agustus sebesar 3.647 miliar. pada tahun 2012 nilai tertinggi terdapat pada bulan

Januari sebesar 10.663 miliar dan nilai terendah terdapat pada bulan Agustus

sebesar 2.918 miliar. Pada tahun 2013 nilai tertinggi terdapat pada bulan

Desember sebesar 6.699 miliar dan nilai terendah terdapat pada bulan Agustus

sebesar 4.299 miliar. Pada tahun 2014 nilai tertinggi terdapat pada bulan

Desember sebesar 8.130 miliar dan nilai terendah terdapat pada bulan Januari

sebesar 5.253 miliar. Pada tahun 2015 nilai tertinggi terdapat pada bulan April

sebesar 9.130 miliar dan nilai terendah terdapat pada bulan Desember sebesar

6.280 miliar. Pada tahun 2016 nilai tertinggi terdapat pada bulan November

Page 94: PENGARUH PEROLEHAN DANA PIHAK KETIGA, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36846/1/NUNUNG... · NIM: 1112086000020 JURUSAN EKONOMI SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

96

sebesar 11.042 miliar dan nilai terendah terdapat pada bulan Januari sebesar 6.275

miliar.

Selama dalam penelitian ini nilai tertinggi terjadi pada bulan November

sebesar 11.042 miliar dan nilai terendah terjadi pada bulan Juli sebesar 3.036

miliar.

Agar lebih mudah dipahami dan komunikatif, data pada tabel tersebut dapat

dilihat dalam bentuk grafik sebagai berikut:

Grafik 4.5

Data Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS) Perbankan Syariah di

Indonesia Tahun 2011-2016

(Miliar Rupiah)

Sumber: Data diolah

6. Inflasi

Menurut Bank Indonesia (BI) kestabilan inflasi merupakan faktor penting

yang dapat mempengaruhi pertumbuhan ekonomi suatu negara memberikan

kesejahteraan bagi kehidupan masyarakat dalam suatu negara tersebut. Tingginya

tingkat inflasi akan mengurangi minat masyarakat untuk menabung. Data rasio

inflasi yang digunakan adalah data perkembangan inflasi pada periode Januari

0

2,000

4,000

6,000

8,000

10,000

12,000

2011 2012 2013 2014 2015 2016

SBIS

Page 95: PENGARUH PEROLEHAN DANA PIHAK KETIGA, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36846/1/NUNUNG... · NIM: 1112086000020 JURUSAN EKONOMI SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

97

2011- November 2016 diperoleh dari Statistik Perbankan Syariah (SPS) pada situs

www.ojk.go.id sebagai berikut:

Tabel 4.6

Data Inflasi pada Perbankan Syariah di Indonesia Tahun 2011-2016

(Persen (%))

2011 2012 2013 2014 2015 2016

Januari 7,02 3,65 4,57 8,22 6,96 4,14

Februari 6,84 3,56 5,31 7,75 6,29 4,42

Maret 6,65 3,97 5,90 7,32 6,38 4,45

April 6,16 4,50 5,57 7,25 6,79 3,60

Mei 5,98 4,45 5,47 7,32 7,15 3,33

Juni 5,54 4,53 5,90 6,70 7,26 3,45

Juli 4,61 4,56 8,61 4,53 7,26 3,21

Agustus 4,79 4,58 8,79 3,99 7,18 2,79

September 4,61 4,31 8,40 4,53 6,83 3,07

Oktober 4,42 4,61 8,32 4,83 6,25 3,31

November 4,15 4,32 8,37 6,23 4,89 3,58

Desember 3,79 4,30 8,38 8,36 3,35

TAHUNBULAN

Sumber : Bank Indonesia (BI)

Tabel 4.6 terlihat bahwa nilai Inflasi pada perbankan syariah cenderung

fluktuatif. Pada tahun 2011 nilai tertinggi terdapat pada bulan Januari sebesar

7,02% dan nilai terendah terdapat pada bulan Desember sebesar 3,79%. pada

tahun 2012 nilai tertinggi terdapat pada bulan Oktober sebesar 4,61% dan nilai

terendah terdapat pada bulan Februari sebesar 3,56%. Pada tahun 2013 nilai

tertinggi terdapat pada bulan Agustus sebesar 8,79% dan nilai terendah terdapat

pada bulan Januari 4,57%. Pada tahun 2014 nilai tertinggi terdapat pada bulan

Desember sebesar 8,36% dan nilai terendah terdapat pada bulan Agustus sebesar

3,99%. Pada tahun 2015 nilai tertinggi terdapat pada bulan Juni dan Juli sebesar

Page 96: PENGARUH PEROLEHAN DANA PIHAK KETIGA, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36846/1/NUNUNG... · NIM: 1112086000020 JURUSAN EKONOMI SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

98

7,26% dan nilai terendah terdapat pada bulan Desember sebesar 3,35%. Pada

tahun 2016 nilai tertinggi terdapat pada bulan Maret sebesar 4,45% dan nilai

terendah terdapat pada bulan September sebesar 3,07%.

Selama dalam penelitian ini nilai tertinggi terjadi pada bulan Agustus sebesar

8,79% dan terendah terjadi pada bulan Agustus sebesar 2,79%.

Agar lebih mudah dipahami dan komunikatif, data pada tabel tersebut dapat

dilihat dalam bentuk grafik sebagai berikut:

Grafik 4.6

Data Inflasi pada Perbankan Syariah di Indonesia Tahun 2011-2016

(Persen (%))

Sumber: Data diolah

7. Financing to Deposit Ratio (FDR)

Likuiditas pada Bank Syariah yang diproksikan dengan Financing to Deposit

Ratio (FDR) merupakan rasio yang digunakan untuk membandingkan antara

pembiayaan yang diberikan oleh bank dengan dana pihak ketiga yang berhasil

dihimpun oleh bank syariah. Tinggi rendahnya rasio ini menunjukan tingkat

likuiditas bank tersebut. Berikut ini adalah perkembangan FDR perbankan syariah

0

2

4

6

8

10

2011 2012 2013 2014 2015 2016

Inflasi

Page 97: PENGARUH PEROLEHAN DANA PIHAK KETIGA, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36846/1/NUNUNG... · NIM: 1112086000020 JURUSAN EKONOMI SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

99

periode Januari 2011- November 2016 diperoleh dari data Statistik Perbankan

Syariah pada situs www.ojk.go.id sebagai berikut :

Tabel 4.7

Data Financing to Deposit (FDR) pada Perbankan Syariah di

Indonesia Tahun 2011-2016

(Persen (%))

2011 2012 2013 2014 2015 2016

Januari 91,97 87,27 100,63 100,07 93,60 98,85

Februari 95,16 90,49 102,17 102,03 93,94 97,10

Maret 93,22 91,20 102,62 102,22 94,24 98,04

April 95,17 95,39 103,08 95,50 94,18 96,71

Mei 94,88 97,95 102,08 99,43 94,69 94,10

Juni 94,93 98,59 104,43 100,80 96,52 95,67

Juli 94,18 99,91 104,83 99,89 102,42 94,44

Agustus 98,39 101,03 102,53 98,99 102,17 93,28

September 94,97 102,10 103,27 99,71 101,25 93,36

Oktober 95,24 100,84 103,03 98,99 100,76 93,57

November 94,40 101,19 102,58 94,62 101,79 92,65

Desember 88,94 100,00 100,32 91,50 98,44

TAHUNBULAN

Sumber : Otoritas Jasa Keuangan (OJK)

Tabel 4.7 terlihat bahwa nilai Financing to Deposit Ratio (FDR) pada

perbankan syariah di Indonesia cenderung fluktuatif. Pada tahun 2011 nilai

tertinggi terdapat pada bulan Agustus sebesar 98,39% dan nilai terendah terdapat

pada bulan Desember sebesar 88,94%. Pada tahun 2012 nilai tertinggi terdapat

pada bulan September sebesar 102,10% dan nilai terendah terdapat pada bulan

Januari sebesar 87,27%. Pada tahun 2013 nilai tertinggi terdapat pada bulan

September sebesar 103,27% dan nilai terendah terdapat pada bulan Desember

sebesar 100,32%. Pada tahun 2014 nilai tertinggi terdapat pada bulan Maret

sebesar 102,22% dan nilai terendah terdapat pada bulan Desember sebesar

Page 98: PENGARUH PEROLEHAN DANA PIHAK KETIGA, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36846/1/NUNUNG... · NIM: 1112086000020 JURUSAN EKONOMI SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

100

91,50%. Pada tahun 2015 nilai tertinggi terdapat pada bulan Juli sebesar 102,42%

dan nilai terendah terdapat pada bulan Januari 93,60%.

Selama pada tahun 2016 nilai tertinggi terdapat pada bulan Januari sebesar

98,85% dan terendah terdapat pada bulan November sebesar 92,65%.

Agar lebih mudah dipahami dan komunikatif, data pada tabel tersebut

dapat dilihat dalam bentuk grafik sebagai berikut:

Grafik 4.7

Data Financing to Deposit Ratio (FDR) pada perbankan syariah di Indonesia

Tahun 2011-2016

(Persen(%))

Sumber : Data diolah

B. Hasil Analisis Data dan Pembahasan

Dalam penelitian ini dipaparkan bahwa semua data yang digunakan dalam

analisis ini merupakan data sekunder deret waktu (time series) mulai pada bulan

Januari 2011 sampai dengan bulan November tahun 2016. Penelitian ini mengenai

Financing to Deposit Ratio (FDR) perbankan syariah pada pembuatan model ini

menggunakan data pada perbankan syariah di Indonesia sebagai variabel

Dependent (variabel terikat).

80

85

90

95

100

105

2011 2012 2013 2014 2015 2016

FDR

Page 99: PENGARUH PEROLEHAN DANA PIHAK KETIGA, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36846/1/NUNUNG... · NIM: 1112086000020 JURUSAN EKONOMI SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

101

Sedangkan variabel Independent (variabel bebas) yaitu Dana Pihak Ketiga

(DPK), Capital Adequacy Ratio (CAR), Non Performing Financing (NPF), Biaya

operasional dan Pendapatan Operasional (BOPO), Surat Bank Indonesia Syariah

(SBIS), dan Inflasi. Keseluruhan dari data yang digunakan sebagai bahan

penelitian diperoleh dari laporan bulanan dari Bank Indonesia dan Statistik

Perbankan Syariah (SPS) Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

Sebagaimana dijelaskan pada bab sebelumnya model yang digunakan sebagai

alat analisis regresi linier berganda. Pengolahan data dilakukan secara elektronik

(komputer) dengan menggunakan Microsoft Excel 2010 dan SPSS versi 20.0

untuk mempercepat hasil yang dapat menjelaskan variabel-variabel yang akan

diteliti. Pembahasan dilakukan sebagai berikut :

1. Uji Asumsi Klasik

a Uji normalitas

Analisis statistika yang pertama adalah harus digunakan dalam rangka

analisis data adalah analisis statistik berupa uji normalitas. Uji ini dilakukan untuk

melihat variabel bebas dan variabel terikat mempunyai distribusi normal atau

tidak. Cara mendeteksi normalitas adalah dengan data (titik) pada sumbu diagonal

dan grafik. Dasar pengambilan keputusannya adalah jika data menyebar disekitar

garis diagonal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas dan atau tidak

mengikuti arah garis diagonal maka model regresi tidak memenuhi asumsi

normalitas (Singgih, 2012:233).

Page 100: PENGARUH PEROLEHAN DANA PIHAK KETIGA, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36846/1/NUNUNG... · NIM: 1112086000020 JURUSAN EKONOMI SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

102

Uji normalitas dengan analisis statistik dengan menggunakan uji analisis

grafik dan uji statistik non-parametrik Kolmogorov-Smirnov (K-S) dalam

penelitian ini diolah dengan bantuan SPSS 20. Berikut adalah hasil dari uji

normalitas :

1) Analisis Grafik Histogram

Gambar 4.8

Grafik Histogram

Sumber : Hasil Olah Data

Hasil output grafik histogram pada gambar 4.8 diatas, terlihat bahwa

sebaran data pada grafik histogram Regression Residual membentuk kurva seperti

lonceng yang seimbang pada kedua sisinya maka nilai residual tersebut

dinyatakan normal atau data berdistribusi normal.

Menurut Ghozali, (2009:147), namun demikian hanya dengan melihat

histogram hal ini dapat menyesatkan khususnya untuk jumlah yang sampelnya

kecil. Metode yang paling handal adalah dengan melihat Normal Propability Plot

yang membandingkan distribusi kumulatif dan distribusi normal. Distribusi

normal akan membentuk suatu garis lurus diagonal dan plotting data residual akan

Page 101: PENGARUH PEROLEHAN DANA PIHAK KETIGA, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36846/1/NUNUNG... · NIM: 1112086000020 JURUSAN EKONOMI SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

103

dibandingkan dengan garis diagonal. Adapun hasil uji normalitas dengan melihat

dari segi grafik yang ditunjukkan pada gambar P-p plot berikut ini :

Gambar 4.9

Grafik P-Plot

Sumber : Hasil Olah Data

Hasil output grafik P-Plot pada gambar 4.9 diatas, penyebaran datanya

(titik-titik) menyebar disekitar garis diagonal, serta penyebarannya mengikuti arah

garis diagonal. Sehingga dapat disimpulkan melalui analisis grafik P-plot bahwa

nilai residual yang terstandarisasi memiliki distribusi normal, dengan kata lain

memnuhi asumsi normalitas.

2) Analisis Statistik dengan Kolmogorov-Smirnov

Selain menggunakan analisis grafik, dalam penelitian ini juga dilakukan

metode statistik untuk menguji asumsi normalitas yang menggunakan uji

Kolmogorov-Smirnov (K-S). Berikut ini adalah hasil dari analisis statistik dengan

Kolmogorov-Smirnov (K-S) :

Page 102: PENGARUH PEROLEHAN DANA PIHAK KETIGA, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36846/1/NUNUNG... · NIM: 1112086000020 JURUSAN EKONOMI SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

104

Tabel 4.10

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardize

d Residual

N 71

Normal Parametersa,b

Mean 0E-7

Std.

Deviation 2.16242292

Most Extreme

Differences

Absolute .074

Positive .060

Negative -.074

Kolmogorov-Smirnov Z .626

Asymp. Sig. (2-tailed) .829

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

Sumber: Hasil Olah Data

Hasil output uji Kolmogorov-Smirnov pada tabel 4.10 diatas, terlihat

bahwa hasil analisis statistik dengan Kolmogorov-Smirnov (K-S) sebesar 0,626

dan signifikan sebesar 0,829. Hal ini berarti bahwa sig > α atau 0,829 > 0,05 yang

menyatakan H0 diterima, berarti bahwa data residual terdistribusi normal atau

model regresi memenuhi asumsi normalitas.

b Uji Multikolinieritas

Asumsi model regresi berganda yang perlu diperhatikan selanjutnya adalah

untuk mengetahui ada tidaknya gejala multikolinieritas di dalam tabel, yaitu

terdapat hubungan yang sempurna atau mendekati sempurna antara bebas

(variable independen). Untuk menguji apakah antara variabel-variabel independen

yang digunakan cara menghitungnya adalah Variance Inflation Factor (VIF) dan

Page 103: PENGARUH PEROLEHAN DANA PIHAK KETIGA, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36846/1/NUNUNG... · NIM: 1112086000020 JURUSAN EKONOMI SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

105

Tolerance. Kriteria untuk pengambilan keputusan ada atau tidaknya

multikolinieritas adalah nilai VIF memiliki angka berkisar 1 hingga 10 dan nilai

Tolerance diatas 0,10 dan mendekati 1.

Berikut ini adalah hasil dari uji multikoliniearitas :

Tabel 4.11

Uji multikolinieritas

Coeffiecientsa

Model Collinearity statistics

Tolerance VIF

(constant)

LnDPK

CAR

NPF

BOPO

SBIS

Inflasi

,407

,713

,416

,356

,431

,945

2,456

1,403

2,404

2,805

2,321

1,059

a. Dependent variable : FDR

Sumber: Hasil Olah Data

Hasil output uji multikolinieritas pada tabel Coefficients di atas, terlihat bahwa

dari nilai Tolerance Dana Ketiga (DPK) sebesar 0,407 (0,407 > 0,10), Capital

Adequacy Ratio (CAR) sebesar 0,713 (0,713 > 0,10), Non Performing Financing

(NPF) sebesar 0,416 (0,416 > 0,10), Biaya Operasional dan Pendapatan

Operasional (BOPO) sebesar 0,356 (0,356 > 0,10), dan Sertifikat Ban Indonesia

Syariah (SBIS) sebesar 0,431 (0,431 > 0,10), dan Inflasi sebesar (0,945 > 0,10).

Sedangkan pada tabel Coeffiecients di atas juga terlihat bahwa nilai Variance

Inflation Factor (VIF) Dana Pihak Ketiga (DPK) sebesar 2,456 (2,456 < 10),

Page 104: PENGARUH PEROLEHAN DANA PIHAK KETIGA, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36846/1/NUNUNG... · NIM: 1112086000020 JURUSAN EKONOMI SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

106

Capital Adequacy Ratio (CAR) sebesar 1,403 (1,403 < 10), Non Performing

Financing (NPF) sebesar 2,404 (2,404 < 10), Biaya Operasional dan Pendapatan

Operasional (BOPO) sebesar 2,805 (2,805 < 10), Sertifikat Bank Indonesia

Syariah (SBIS) sebesar 2,321 (2,321 < 10), dan Inflasi sebesar 1,059 (1,059 < 10).

Kesimpulan dari hasil nilai Tolerance menunjukkan tidak kurang dari 0,10

dan nilai Variance Inflation Factor (VIF) tidak ada yang lebih dari 10, ini

menunjukkan bahwa variabel Dana Pihak Ketiga (DPK), Capital Adequacy Ratio

(CAR), Non Performing Financing (NPF), Biaya Operasional dan Pendapatan

Operasional (BOPO), Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS), dan Inflasi tidak

terdapat gejala multikolinieritas.

c Uji Heteroskedastisitas

Uji heterokedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi

terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan

yang lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap,

maka disebut Homoskedastisitas dan jika variance tidak konstan atau berubah-

ubah disebut dengan Heterokedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang

Homokedastisitas atau tidak terjadi Heterokedastisitas (Ghozali, 2012:139).

Berikut adalah hasil uji Heterokedastisitas menggunakan analisis grafik

dengan Scatterplot :

Page 105: PENGARUH PEROLEHAN DANA PIHAK KETIGA, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36846/1/NUNUNG... · NIM: 1112086000020 JURUSAN EKONOMI SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

107

Gambar 4.12

Uji Hetrokedastisitas secara Scatterplot

Sumber: Hasil Olah Data

Hasil output uji Heteroskedatisitas pada tabel 4.12 diatas terlihat bahwa

sebaran data berada di sekitar titik nol serta menyebar secara acak atau tidak

membentuk suatu pola tertentu yang jelas, dengan demikian dapat disimpulkan

bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas pada pola regresi sehingga model regresi

layak dipakai.

d Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan untuk mengetahui apakah ada korelasi antara

anggota serangkaian data observasi yang diuraikan menurut waktu (time series)

atau ruang (cross section). Uji asumsi klasik autokorelasi ini dengan

menggunakan Uji Durbin-Watson (Suliyanto, 2011:125).

Tabel 4.13

Uji Autokorelasi

Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R

Square

Std. Error of

the Estimate

Durbin-

Watson

1 ,847a

,717 ,691 2,26152 ,926

a. Predictors : (Constant), LnDPK, CAR, NPF, BOPO, SBIS, Inflasi

b. Dependent Variable : FDR

Sumber : Hasil Olah Data

Page 106: PENGARUH PEROLEHAN DANA PIHAK KETIGA, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36846/1/NUNUNG... · NIM: 1112086000020 JURUSAN EKONOMI SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

108

Berdasarkan tabel diatas menyatakan bahwa nilai Durbin-Watson sebesar

0,926. Hasil membuktikan tidak terjadi autokorelasi, karena nilai DW test berada

pada -2 sampai dengan +2 maka dapat disimpulkan tidak ada autokorelasi baik

positif maupun negatif pada model regresi yang dibuat pada penelitia ini.

2. Uji Hipotesis

a. Uji Secara Parsial (t)

Uji statistik t ini bertujuan untuk menunjukan seberapa jauh pengaruh satu

variabel independen Dana Pihak Ketiga (DPK), Capital Adequacy Ratio (CAR),

Non Performing Financing (NPF), Biaya Operasional dan Pendapatan

Operasional (BOPO), Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS) dan Inflasi secara

individual (parsial) dalam menerangkan variasi variabel dependen (Financing to

Deposit Ratio) yang diuji pada tingkat signifikasi harus lebih kecil dari 0,05

(Ghozali, 2013:93). Untuk mengetahuinya dilakukan uji t dengan membandingkan

nilai t hitung dengan t tabel.

Adapun nilai t tabel diperoleh dengan derajat bebas (degree of freedom)

df=α:(n-k) dimana α adalah tingkat signifikansi yang digunakan, n adalah jumlah

pengamatan (ukuran sampel) dan k adalah jumlah variable independen dan

dependen dasar pengambilan keputusannya adalah jika t hitung > t tabel, berarti

H0 ditolak yang mengartikan bahwa variabel X1 berpengaruh signifikan terhadap

variabel dependen, tetapi jika t hitung < t tabel, maka h0 diterima yang

mengartikan bahwa variabel X1 tidak berpenaruh signifikan terhadap variable

dependen. Berdasarkan tabel 4.14 dibawah ini adalah hasil uji t yaitu sebagai

berikut :

Page 107: PENGARUH PEROLEHAN DANA PIHAK KETIGA, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36846/1/NUNUNG... · NIM: 1112086000020 JURUSAN EKONOMI SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

109

Tabel 4.14

Uji Parsial (t)

Coefficientsa

Model

Unstandardized

Coefficients t Sig

B Std. Error

(constant)

LnDPK

CAR

NPF

BOPO

SBIS

Inflasi

22,972

8,488

-,511

-,537

-,153

-,001

,743

16,015

1,197

,250

,538

,074

,000

,168

1,434

7,092

-2,046

-,997

-2,057

-6,943

4,432

,156

,000

,045

,322

,044

,000

,000

a. Dependent Variable: FDR

Sumber : Hasil Olah Data

Berikut adalah hasil penjelasan dari tabel 4.14 mengenai pengaruh antar

variabel independen terhadap Financing to Deposit Ratio (FDR) :

1) Pengaruh t-statistik untuk Dana Pihak Ketiga (DPK) terhadap Financing to

Deposit Ratio (FDR)

Hasil yang didapat pada tabel 4.14 diatas, variabel LnDPK secara statistik

menunjukan hasil yang signifikan pada nilai lebih kecil dari α (0,000 < 0,05).

Sedangkan nilai t hitung sebesar 7,092 dan pada t tabel sebesar 1,66901 (df (n-k)

71-7 = 64, α = 0,05).

Sehingga t hitung > t tabel (7,092 > 1,66901) yang berarti bahwa H0 ditolak

dan H1 diterima sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel Dana Pihak Ketiga

(DPK) secara parsial berpengaruh secara siginifikan terhadap Financing to

Deposit Ratio (FDR).

Page 108: PENGARUH PEROLEHAN DANA PIHAK KETIGA, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36846/1/NUNUNG... · NIM: 1112086000020 JURUSAN EKONOMI SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

110

2) Pengaruh t-statistik untuk Capital Adequacy Ratio (CAR) terhadap Financing

to Deposit Ratio (FDR)

Hasil yang didapat pada tabel 4.14 diatas, variabel CAR secara statistik

menunjukan hasil yang signifikan pada nilai lebih kecil dari α (0,045 < 0,05).

Sedangkan nilai t hitung sebesar -2,046 dan pada t tabel sebesar 1,66901 ( df(n-k)

71-7 = 64, α = 0,05). Sehingga t hitung > t tabel (2,046 > 1,66901) yang berarti

bahwa H0 ditolak dan H1 diterima sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel

Capital Adequacy Ratio (CAR) secara parsial berpengaruh secara siginifikan

terhadap Financing to Deposit Ratio (FDR).

3) Pengaruh t-statistik untuk Non Performing Financing (NPF) terhadap

Financing to Deposit Ratio (FDR)

Hasil yang didapat pada tabel 4.14 diatas, variabel NPF secara statistik

menunjukan hasil yang signifikan pada nilai lebih kecil dari α (0,322 > 0,05).

Sedangkan nilai t hitung sebesar -,997 dan pada t tabel sebesar 1,66901 ( df(n-k)

71-7 = 64, α = 0,05). Sehingga t hitung > t tabel (-,997 < 1,66901) yang berarti

bahwa H0 diterima dan H1 ditolak sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel

Non Performing Financing (NPF) secara parsial tidak berpengaruh secara

siginifikan terhadap Financing to Deposit Ratio (FDR).

4) Pengaruh t-statistik untuk Biaya Operasional dan Pendapatan Operasional

(BOPO) terhadap Financing to Deposit Ratio (FDR)

Hasil yang didapat pada tabel 4.14 diatas, variabel BOPO secara statistik

menunjukan hasil yang signifikan pada nilai lebih kecil dari α (0,044 > 0,05).

Sedangkan nilai t hitung sebesar -2,057 dan pada t tabel sebesar 1,66901 ( df(n-k)

Page 109: PENGARUH PEROLEHAN DANA PIHAK KETIGA, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36846/1/NUNUNG... · NIM: 1112086000020 JURUSAN EKONOMI SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

111

71-7 = 64, α = 0,05). Sehingga t hitung > t tabel (2,057 > 1,66901) yang berarti

bahwa H0 ditolak dan H1 diterima sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel

Biaya Operasional dan Pendapatan Operasional (BOPO) secara parsial

berpengaruh secara siginifikan terhadap Financing to Deposit Ratio (FDR).

5) Pengaruh t-statistik untuk Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS) terhadap

Financing to Deposit Ratio (FDR)

Hasil yang didapat pada tabel 4.14 diatas, variabel SBIS secara statistik

menunjukan hasil yang signifikan pada nilai lebih kecil dari α (0,000 < 0,05).

Sedangkan nilai t hitung sebesar -6,943 dan pada t tabel sebesar 1,66901 ( df(n-k)

71-7 = 64, α = 0,05). Sehingga t hitung > t tabel (6,943 > 1,66901) yang berarti

bahwa H0 ditolak dan H1 diterima sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel

Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS) secara parsial berpengaruh secara

siginifikan terhadap Financing to Deposit Ratio (FDR).

6) Pengaruh t-statistik untuk Inflasi terhadap Financing to Deposit Ratio (FDR)

Hasil yang didapat pada tabel 4.14 diatas, variabel Inflasi secara statistik

menunjukan hasil yang signifikan pada nilai lebih kecil dari α (0,000 < 0,05).

Sedangkan nilai t hitung sebesar 4,432 dan pada t tabel sebesar 1,66901 ( df(n-k)

71-7 = 64, α = 0,05). Sehingga t hitung > t tabel (4,432 > 1,66901) yang berarti

bahwa H0 ditolak dan H1 diterima sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel

Inflasi secara parsial berpengaruh secara siginifikan terhadap Financing to

Deposit Ratio (FDR).

Page 110: PENGARUH PEROLEHAN DANA PIHAK KETIGA, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36846/1/NUNUNG... · NIM: 1112086000020 JURUSAN EKONOMI SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

112

b. Uji Secara Simultan (F)

Uji F digunakan untuk menunjukan apakah semua variabel independen atau

bebas yang dimauskan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama

terhadap varaiabel dependen atau terikat (Ghozali, 2012:98) yaitu variabel Dana

Pihak Ketiga (DPK), Capital Adequacy Ratio (CAR), Non Performing Financing

(NPF), Biaya Operasional dan Pendapatan Operasional (BOPO), Sertifikat Bank

Syariah Indonesia (SBIS), dan Inflasi menunjukan pengaruh yang signifikan atau

tidak terhadap Financing to Deposit Ratio (FDR). Untuk mengetahui hasil dari uji

F yaitu dengan melihat signifikan level (sig) dan juga dengan menbandingkan

antara F hitung dengan F tabel, apakah berpengaruh secara simultan atau tidak.

Hasil uji F dapat diketahui dengan melihat pada tabel 4.15 berikut ini :

Tabel 4.15

Uji Simultan (F)

ANOVAa

Model Sum of

Square

Df Mean

Square

F Sig.

1 Regression

Residual

Total

831,342

327,325

1158,667

6

64

70

138,557

5,114

27,091 ,000b

a. Dependent Variable: FDR

b. Predictors: (Constant), Inflasi, LnDPK, NPF, SBIS, CAR, BOPO

Sumber : Hasil Olah Data

Berdasarkan tabel 4.15 diatas, dapat dilihat nilai F-hitung sebesar 27,091

dengan nilai tingkat signifikan 0,000. Karena nilai signifikan lebih kecil dari

0,000 < 0,05, dan nilai hitung F hitung > F tabel (27,091 > 2,24) dengan nilai

Ftabel df : α, (k-1), (n-k) atau 0,05, (7-1), (71-7) = 2,24. Maka dapat disimpulkan

Page 111: PENGARUH PEROLEHAN DANA PIHAK KETIGA, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36846/1/NUNUNG... · NIM: 1112086000020 JURUSAN EKONOMI SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

113

bahwa variabel Dana Pihak Ketiga (DPK), Capital Adequacy Ratio (CAR), Non

Performing Financing (NPF), Biaya Operasional dan Pendapatan Operasional

(BOPO), Sertifikat Bank Syariah Indonesia (SBIS), dan Inflasi secara simultan

atau bersama-sama terdapat pengaruh yang nyata atau signifikan terhadap

Financing to Deposit Ratio (FDR).

3. Uji Koefisien Determinasi (R2)

Koefisien determinasi intinya yaitu mengukur seberapa besar konstribusi

variabel bebas (Independent) terhadap variabel terikatnya (Dependent).

Semakin tinggi koefisien determinasi semakin tinggi kemampuan variabel

bebas (X) yaitu Dana Pihak Ketiga (DPK), Capital Adequacy Ratio (CAR), Non

Performing Financing (NPF), Biaya Operasional dan Pendapatan Operasional

(BOPO), Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS), dan Inflasi dalam

menjelaskan variasi variabel perubahan pada variabel terikatnya (Y) yaitu

Financing to Deposit Ratio (FDR).

Dimana koefisien determinasi (R2) nilainya berkisar antara 0 < R

2 < 1 semakin

besar R2 maka variabel bebas (Independen) semakin dekat hubungannya dengan

variabel terikat (Dependen), dengan kata lain model tersebut dianggap baik. Nilai

R2 berkisar hampir 1 yang artinya semakin kuat kemampuan variabel bebas dapat

menjelaskan variabel terikat. Sebaliknya, jika nilai R2 semakin mendekati nilai 0

berarti semakin lemah kemampuan variabel bebas dapat menjelaskan fluktuasi

variabel terikat (Ghozali 2012:83). Bila R2

= 0 artinya variasi dari variabel terikat

(Y) tidak dapat diterangkan oleh variabel bebas (X) sama sekali. Sementara bila

Page 112: PENGARUH PEROLEHAN DANA PIHAK KETIGA, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36846/1/NUNUNG... · NIM: 1112086000020 JURUSAN EKONOMI SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

114

R2

= 1 maka semua titik pengamatan berada pada garis regresi (Nachrowi,

2008:21).

Koefisien determinasi (R2) memiliki kelemahan, yaitu bias terhadap jumlah

variabel bebas yang dimasukan dalam model regresi dimana setiap penambahan

satu variabel bebas dan jumlah pengamatan dalam model akan meningkatkan nilai

R2 meskipun variabel yang dimasukan dalam model regresi dimana setiap

penambahan satu variabel bebas dan jumlah pengamatan dalam model akan

meningkatkan nilai R2 meskipun variabel yang dimasukan tersebut tidak memiliki

pengaruh yang signifikan terhadap variabel tergantungnya.

Untuk mengurangi kelemahan tersebut koefisien determinasi R2 (R Square)

yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan nilai Adjusted R2 pada

saat mengevaluasi model regresi terbaik. Hal tersebut dikarenakan variabel

independen yang digunakan dalam penelitian ini lebih dari satu. Berikut ini adalah

hasil dari Uji Koefisien Determinasi (R2) :

Tabel 4.16

Uji Koefisien Dterminasi (R2)

Model Summaryb

Model R R

Square

Adjusted R

Square

Std. Error of the

Estimet

1 ,847a

,717 ,691 2,26152

a. Predictors: (Constant), Inflasi, LnDPK, NPF, SBIS, CAR, BOPO

b. Dependent Variable: FDR

Sumber : Hasil Olah Data

Berdasarkan gambar 4.16 diperoleh nilai koefisien korelasi R Square sebesar

0,717 atau 71,7% dan Adjusted R Squer 0,691 atau 69,1%. yang menunjukan

Page 113: PENGARUH PEROLEHAN DANA PIHAK KETIGA, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36846/1/NUNUNG... · NIM: 1112086000020 JURUSAN EKONOMI SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

115

bahwa pengaruh Dana Pihak Ketiga (DPK), Capital Adequacy Ratio (CAR), Non

Performing Financing (NPF), Biaya Operasional dan Pendapatan Operasional

(BOPO), Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS), dan Inflasi adalah 69,1%

sedangkan sisanya 30,9% (100% - 69,1%) dipengaruhi variabel-variabel lain yang

tidak dimasukkan ke dalam penelitian ini.

Adapun angka koefisien korelasi (R) menunjukkan nilai sebesar 0,847 yang

menandakan bahwa hubungan antara variabel bebas (Independen) dan variabel

terikat (Dependen) sangat kuat karena memiliki nilai lebih dari 0,05 ( R > 0,05)

atau 0,847 > 0,5.

4. Analisis Regresi Linier Berganda

Analisis regresi linier berganda digunakan untuk mengetahui arah hubungan

antara variabel bebas (Independen) dan variabel terikat (Dependen). Persamaan

regresi dapat dilihat dari tabel hasil uji coefficients berdasarkan output SPSS versi

20 terhadap keenam variabel bebas (Independen) yaitu Dana Pihak Ketiga (DPK),

Capital Adequacy Ratio (CAR), Non Performing Financing (NPF), Biaya

Operasional dan Pendapatan Operasional (BOPO), Sertifikat Bank Indonesia

Syariah (SBIS), dan Inflasi terhadap variabel terikat (dependen) likuiditas yang

diproksikan dengan Financing to Deposit Ratio (FDR).

Page 114: PENGARUH PEROLEHAN DANA PIHAK KETIGA, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36846/1/NUNUNG... · NIM: 1112086000020 JURUSAN EKONOMI SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

116

Hasil pengolahan data dengan SPSS 20.0 dapat dilihat pada tabel dibawah ini :

Tabel 4.17

Analisis Regresi Linier Berganda

Coefficientsa

Model Unstandardized

Coefficients

Standa

rdized

Coeffi

cients

t Sig Collinearity

Statistics

B Std.

Error

Beta Toler

ance

VIF

(constant)

LnDPK

CAR

NPF

BOPO

SBIS

Inflasi

22,972

8,488

-,511

-,537

-,153

-,001

,743

16,015

1,197

,250

,538

,074

,000

,168

,738

-,161

-,103

-,229

-,703

,303

1,434

7,092

-2,046

-,997

-2,057

-6,943

4,432

,156

,000

,045

,322

,044

,000

,000

,407

,713

,416

,356

,431

,945

2,456

1,403

2,404

2,805

2,321

1,059

a. Dependent Variable: FDR

Sumber: Hasil Olah Data

Berdasarkan model persamaan regresi pada tabel 4.17 diatas hasil analisis regresi

linier berganda sebagai berikut :

Y = 22,972 + 8,488X1 – 0,511X2 - 0,537X3 – 0,153X4 – 0,001X5 + 0,743X6

Keterangan :

Y = Financing to Deposit Ratio (FDR)

X1 = Logaritma natural Dana Pihak Ketiga (DPK)

X2 = Capital Adequacy Ratio (CAR)

X3 = Non Performing Financing (NPF)

Page 115: PENGARUH PEROLEHAN DANA PIHAK KETIGA, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36846/1/NUNUNG... · NIM: 1112086000020 JURUSAN EKONOMI SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

117

X4 = Biaya Operasional dan Pendapatan Operasional (BOPO)

X5 = Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS)

X6 = Inflasi

Dari hasil pengujian hipotesis pada tabel 4.17 diatas, maka dapat

diinterpretasikan bahwa 6 dari variable yang digunakan, ada 5 variabel yang

memiliki pengaruh signifikan terhadap variabel dependen (likuiditas yang diukur

dengan Financing to Deposit Ratio), yaitu Logaritma natural Dana Pihak Ketiga

(DPK), Capital Adequacy Ratio (CAR), Biaya Operasional dan Pendapatan

Operasional (BOPO), Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS), dan Inflasi,

sementara variabel Non Performing Financing (NPF) tidak memiliki pengaruh

yang signifikan terhadap variabel dependen yaitu likuiditas yang dproksikan

dengan Financing to Deposit Ratio (FDR).

Berdasarkan persamaan linier berganda dari tabel 4.17 diatas dapat

diketahui bahwa variabel yang dapat dimasukan kedalam persamaan model

regresi sebagai berikut :

a. Nilai konstanta sebesar 22,972 hasil ini menyatakan jika nilai Dana

Pihak Ketiga (DPK), Capital Adequacy Ratio (CAR), Non Performing

Financing (NPF), Biaya Operasional dan Pendapatan Operasional

(BOPO), Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS) dan Inflasi sama

dengan 0, maka nilai Financing to Deposit Ratio (FDR) adalah

meningkat sebesar 22,972 satuan.

b. Nilai X1 (DPK) = 8,488 maksudnya adalah jika terjadi kenaikan setiap

1 satuan pada variabel X1 (Dana Pihak Ketiga) akan mengakibatkan

Page 116: PENGARUH PEROLEHAN DANA PIHAK KETIGA, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36846/1/NUNUNG... · NIM: 1112086000020 JURUSAN EKONOMI SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

118

meningkatnya variabel Y (Financing to Deposit Ratio (FDR)) sebesar

8,488 dengan catatan variabel lain dianggap konstan atau tetap.

c. Nilai X2 (CAR) = -0,511 maksudnya adalah jika terjadi kenaikan

setiap 1 satuan pada variable X2 (Capital Adequacy Ratio (CAR)) akan

mengakibatkan menurunnya variable Y (Financing to Deposit Ratio

(FDR)) sebesar 0,511 dengan catatan variabel lain dianggap konstan

atau tetap.

d. Nilai X3 (NPF) = -0,537 maksudnya adalah jika terjadi kenaikan setiap

1 satuan pada variable X3 (Non Performing Financing (NPF)) akan

mengakibatkan menurunnya variable Y (Financing Deposit Ratio

(FDR)) sebesar 0,537 dengan catatan variabel lain dianggap konstan

atau tetap.

e. Nilai X4 (BOPO) = -0,153 maksudnya adalah jika terjadi kenaikan

setiap 1 satuan pada variable X4 (Biaya Operasional dan Pendapatan

Operasional (BOPO)) akan mengakibatkan menurunnya variabel Y

(Financing to Deposit Ratio (FDR)) sebesar 0,153 dengan catatan

variabel lain dianggap konstan atau tetap.

f. Nilai X5 (SBIS) = -0,001 maksudnya adalah jika terjadi kenaikan

setiap 1 satuan pada variabel X5 (Sertifikat Bank Indonesia Syariah

(SBIS)) akan mengakibatkan menurunnya variabel Y (Financing to

Deposit Ratio (FDR)) sebesar 0,001 dengan catatan variabel lain

dianggap konstan atau tetap.

Page 117: PENGARUH PEROLEHAN DANA PIHAK KETIGA, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36846/1/NUNUNG... · NIM: 1112086000020 JURUSAN EKONOMI SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

119

g. Nilai X6 (Inflasi) = 0,743 maksudnya adalahjika terjadi kenaikan setiap

1 satuan pada variable X6 (Inflasi) akan mengakibatkan meningkatnya

variabel Y (Financing to Deposit Ratio (FDR)) sebesar 0,743 dengan

catatan variabel lain dianggap konstan atau tetap.

D. Interpretasi

Berdasarkan hasil penelitian di atas dapat diuraikan bahwa lima dari enam

variabel independen yang diteliti yaitu Dana Pihak Ketiga, Capital Adequacy

Ratio (CAR), Biaya Operasional dan Pendapatan Operasional (BOPO), Sertifikat

Bank Indonesia Syariah (SBIS), dan Inflasi berpengaruh dan satu variabel lainnya

yaitu Non Performing Financing (NPF) tidak berpengaruh terhadap variabel

dependen yaitu likuiditas yang diproksikan dengan Financing to Deposit Ratio

(FDR). Adapun pembahasannya sebagai berikut :

a. Pengaruh Dana Pihak Ketiga (DPK) terhadap likuiditas yang diproksikan

dengan Financing to Deposit Ratio (FDR).

Berdasarkan hasil pengujian pada tabel 4.17, dapat kita lihat bahwa

variabel Dana Pihak Ketiga (DPK) memiliki nilai beta positif, hal ini berarti

menunjukan bahwa Dana Pihak Ketiga (DPK) memiliki mempunyai positif dan

signifikan terhadap Financing to Deposit Ratio (FDR) pada bank syariah, karena

memiliki nilai signifikan sebesar 0,000 yang lebih kecil dari 0,05 dan nilai t

hitung 7,092 > t tabel 1,66901.

Ini berarti H0 ditolak dan H1 diterima sehingga menyatakan bahwa

variabel Dana Pihak Ketiga (DPK) berpengaruh terhadap Financing to Deposit

Ratio (FDR). Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan

Page 118: PENGARUH PEROLEHAN DANA PIHAK KETIGA, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36846/1/NUNUNG... · NIM: 1112086000020 JURUSAN EKONOMI SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

120

oleh Desly dan Ni Luh (2014), Martha Novalina Ambaroita (2015), dan Aena

Mardiyah (2015).

Hasil pembahasan dari analisis tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa

semakin besar Dana Pihak Ketiga (DPK) semakin tinggi rasio Financing to

Deposit Ratio (FDR), yang mengindikasikan bahwa Dana Pihak Ketiga yang

meningkat akan membuat Bank Syariah meningkatkan likuiditasnya dengan

menyalurkan pembiayaannya, sehingga tidak adanya dana menganggur (idle

fund).

b. Pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR) terhadap likuiditas yang

diproksikan dengan Financing to Deposit Ratio (FDR).

Berdasarkan hasil pengujian pada tabel 4.17, dapat kita lihat bahwa

variabel Capital Adequacy Ratio (CAR) memiliki nilai beta negatif, hal ini berarti

menunjukan bahwa Capital Adequacy Ratio (CAR) mempunyai hubungan negatif

dan signifikan terhadap Financing to Deposit Ratio (FDR), karena memiliki nilai

signifikan sebesar 0,045 yang lebih kecil dari 0,05 dan nilai t hitung -2,046 > t

tabel 1,66901. Ini berarti H0 ditolak dan H1 diterima sehingga dapat disimpulkan

bahwa variabel Capital Adequacy Ratio (CAR) berpengaruh terhadap Financing

to Deposit Ratio (FDR). Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian yang

dilakukan oleh Anjum Iqbal (2012), Rafikha Rustianah Mustafidan (2013), dan M

Irfan Priambodo (2017).

Hasil pembahasan dari analisis tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa

apabila tingkat kecukupan modal (CAR) tinggi maka semakin tinggi pula

likuiditasnya (FDR). Tetapi dilihat dari kenyataannya Financing to Deposit Ratio

Page 119: PENGARUH PEROLEHAN DANA PIHAK KETIGA, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36846/1/NUNUNG... · NIM: 1112086000020 JURUSAN EKONOMI SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

121

(FDR) yang tinggi menandakan Bank Syariah banyak meminjamkan,

digambarkan sebagai bank yang kurang liquid. Maka jika CAR mengalami

kenaikan maka FDR akan menurun, dan penurunan FDR mengindikasikan bahwa

tingkat likuiditas (FDR) semakin baik. Apabila saat FDR tinggi yang disebabkan

penyaluran pembiayaan meningkat sedangkan dana yang dihimpun di Bank

Syariah sedikit mengakibatkan CAR menurun (dengan asumsi CAR digunakan

untuk menutupi kekurangan dana tersebut).

c. Pengaruh Non Performing Financing (NPF) terhadap likuiditas yang

diproksikan dengan Financing to Deposit Ratio (FDR).

Berdasarkan hasil pengujian pada tabel 4.17, dapat kita lihat bahwa

variabel Non Performing Financing (NPF) memiliki nilai beta negatif, hal ini

berarti menunjukan bahwa Non Performing Financing (NPF) mempunyai

hubungan negatif dan tidak signifikan terhadap Financing to Deposit Ratio

(FDR), karena memiliki nilai signifikan sebesar 0,322 yang lebih besar dari 0,05

dan nilai t hitung -0,997 < t tabel 1,66901. Ini berarti H0 diterima atau H1 ditolak

sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel Non Performing Financing (NPF)

tidak berpengaruh terhadap Financing to Deposit Ratio (FDR). Hasil penelitian

ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Dwi Setyo Wahyudi

(2013), M Irfan Priambodo (2017) dan Leny Nur Fitria (2017).

Hasil pembahasan analisis tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa secara teori

jika terjadi peningkatan pada rasio Non Performing Financing (NPF) maka akan

menurunkan likuiditas pada Bank Syariah yang dalam hal ini likuiditas (FDR)

berarti tidak sehat, tidak dapat menyalurkan pembiayaannya dengan lancar .

Page 120: PENGARUH PEROLEHAN DANA PIHAK KETIGA, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36846/1/NUNUNG... · NIM: 1112086000020 JURUSAN EKONOMI SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

122

Begitu juga sebaliknya, jika terjadi penurunan pada rasio Non Performing

Financing (NPF) maka akan meningkatkan likuiditas pada Bank Syariah yang

dalam hal ini likuiditas (FDR) berarti sehat, dapat menyalurkan pembiayaannya

dengan lancar.

Tidak berpengaruhnya Non Performing Financing (NPF) terhadap Financing

to Deposit Ratio (FDR) terjadi karena pengolahan data. Dari data yang ada

kecenderungan penurunan NPF terus terjadi karena industri perbankan bisa

menekan angka kredit atau pembiayaan bermasalah. Pihak bank yang selektif

akan menggunakan 5C (Character, Capacity, Capital, Collateral, Condition)

untuk membuat risiko kredit macet menurun bahkan Bank Syariah cenderung

lebih liquid dan fleksibel dalam menyalurkan pembiayaannya.

Sejalan dengan teori Dendawijaya (2003:86) dimana dampak dari

meningkatnya NPL atau NPF, maka akan menyebabkan hilangnya kesempatan

memperoleh pendapatan (income) dari kredit yang diberikan sehingga mengurangi

laba dan mengurangi kemampuan untuk memberikan kredit.

d. Pengaruh Biaya Operasional dan Pendapatan Operasional (BOPO)

terhadap likuiditas yang diproksikan dengan Financing to Deposit Ratio

(FDR).

Berdasarkan hasil pengujian pada tabel 4.17, dapat kita lihat bahwa variabel

Biaya Operasional dan Pendapatan Operasional (BOPO) memiliki nilai beta

negatif, hal ini berarti bahwa Biaya Operasional dan Pendapatan Operasional

(BOPO) mempunyai hubungan negatif dan signifikan terhadap Financing to

Deposit Ratio (FDR), karena memiliki nilai signifikan sebesar 0,044 yang lebih

Page 121: PENGARUH PEROLEHAN DANA PIHAK KETIGA, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36846/1/NUNUNG... · NIM: 1112086000020 JURUSAN EKONOMI SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

123

kecil dari 0,05 dan nilai t hitung -2,057 > t tabel 1,66901. Ini berarti H0 ditolak

dan H1 diterima sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel Biaya Operasional

dan Pendpatan Operasional (BOPO) berpengaruh terhadap Financing to Deposit

Ratio (FDR). Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan

oleh Widi Pramono (2006), Mita Puji Lestari (2011) dan Agustina dan Anthony

Wijaya (2013).

Hasil pembahasan analisis tersebut berarti bahwa BOPO merupakan

perbandingan antara total biaya operasi dengan total pendapatan operasi. Biaya

operasional merupakan biaya yang dikeluarkan oleh bank dalam rangka

menjalankan aktivitas usaha pokoknya (seperti biaya bunga, biaya tenaga kerja,

biaya pemasaran dan lain-lain). Pendapatan operasional merupakan pendapatan

utama bank yaitu pendapatan bunga yang diperoleh dari penempatan dana dalam

bentuk kredit dan penempatan operasi lainnya (Dendawijaya, 2009:140). Tanda

koefisien yang bernilai negatif menunjukan semakin tinggi rasio BOPO, semakin

kurang efisien Bank Syariah, maka tingkat FDR nya menurun. Rasio BOPO yang

tinggi menunjukan bahwa biaya operasionalnya lebih besar dari pendapatan

operasionalnya, sehingga Bank Syariah menjadi tidak efisien dalam menjalankan

aktivitas operasionalnya terutama pada penyaluran pembiayaan.

e. Pengaruh Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS) terhadap

likuiditas yang diproksikan dengan Financing to Deposit Ratio (FDR).

Berdasarkan hasil pengujian pada tabel 4.17, dapat kita lihat bahwa

variabel Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS) memiliki nilai beta negatif, hal

ini berarti bahwa Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS) mempunyai hubungan

Page 122: PENGARUH PEROLEHAN DANA PIHAK KETIGA, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36846/1/NUNUNG... · NIM: 1112086000020 JURUSAN EKONOMI SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

124

negatif yang signifikan terhadap Financing to Deposit Ratio (FDR), karena

memiliki nilai signifikan sebesar 0,000 yang lebih kecil dari 0,05 dan nilai t

hitung -6,943 > t tabel 1,66901. Ini berarti H0 ditolak dan H1 diterima sehingga

dapat disimpulkan bahwa variabel Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS)

berpengaruh terhadap Financing to Deposit Ratio (FDR). Hasil penelitian ini

sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Indah Nurfitri Adi (2006),

Prihatiningsih (2012) dan Rafikha Rustianah Mustafidan (2013).

Hasil analisis pembahasan tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa apabila

terjadi peningkatan pada penempatan dana SBIS, maka jumlah penyaluran dana

pada pembiayaan akan mengalami penurunan. SBIS dapat dijadikan penitipan

dana jangka pendek khususnya bagi yang mengalami kelebihan likuiditas

(Muhammad, 2005:399). Semakin banyak uang yang dihimpun oleh Bank Syariah

dalam bentuk SBIS maka jumlah pembiayaan yang disalurkan oleh Bank Syariah

juga akan berkurang, sedangkan jumlah pembiayaan adalah bagian dari Financing

to Deposit Ratio (FDR) yang mencerminkan pembiayaan kepada masyarakat dan

yang menjadi ukuran likuiditas Perbankan Syariah dalam menjalankan fungsinya

sebagai lembaga intermediasi.

f. Pengaruh Inflasi terhadap likuiditas yang diproksikan dengan Financing to

Deposit Ratio (FDR).

Berdasarkan hasil pengujian pada tabel 4.17, dapat kita lihat bahwa variabel

Inflasi memiliki nilai beta positif, hal ini bahwa Inflasi mempunyai hubungan

positif yang signifikan terhadap Financing to Deposit Ratio (FDR), karena

memiliki nilai signifikan sebesar 0,000 yang lebih kecil dari 0,05 dan nilai t

Page 123: PENGARUH PEROLEHAN DANA PIHAK KETIGA, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36846/1/NUNUNG... · NIM: 1112086000020 JURUSAN EKONOMI SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

125

hitung 4,432 > t tabel 1,66901. Ini berarti H0 ditolak dan H1 diterima sehingga

dapat disimpulkan bahwa variabel Inflasi berpengaruh terhadap Financing to

Deposit Ratio (FDR). Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian yang

dilakukan oleh Novitasari (2014), Mohamed Aymen Ben Moussa (2015) dan

Aulia Nazala dan Astiwi Indriani (2016).

Hasil pembahasan analisis tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa jika terjadi

peningkatan pada inflasi maka likuiditas (FDR) pun juga ikut meningkat, begitu

juga sebaliknya, jika terjadi penurunan pada inflasi maka akan menurunkan

tingkat likuiditas (FDR). Apabila inflasi naik maka konsep perbankan syariah

adalah bagi hasil. Dengan konsep ini, sesungguhnya bank dan nasabah melakukan

pengikatan dalam suatu ikatan investasi bersama, dimana laba dan rugi

ditanggung bersama.

Namun demikian, dalam menyalurkan pembiayaan bank syariah harus tetap

mempertimbangkan prediksi kondisi ekonomi makro disamping tetap menjaga

prinsip kehati-hatian dalam menjalankan fungsi intermediasinya, sehingga tidak

meningkatkan timbulnya kredit bermasalah yang dapat berakibat pada penurunan

permodalan secara umum.

Page 124: PENGARUH PEROLEHAN DANA PIHAK KETIGA, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36846/1/NUNUNG... · NIM: 1112086000020 JURUSAN EKONOMI SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

126

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengolahan data dari penelitian ini bertujuan untuk

mengetahui apakah terdapat pengaruh baik dari rasio keuangannya (internal) Bank

Syariah maupun faktor eksternalnya (makroekonomi) terhadap likuiditas dengan

objek penelitian yang dilakukan terhadap Perbankan Syariah di Indonesia (Bank

Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah) dengan penelitian yang berjudul

“Pengaruh Dana Pihak Ketiga, Kecukupan Modal, Pembiayaan Bermasalah,

Efisiensi, Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS) dan Inflasi Terhadap

Likuiditas Perbankan Syariah di Indonesia periode Januari 2011 – November

2016.

Dalam penelitian pada judul tersebut faktor internal Bank Syariah terdiri dari

Dana Pihak Ketiga (DPK), kecukupan modal yang diproksikan dengan rasio

Capital Adequacy Ratio (CAR), pembiayaan bermasalah yang diproksikan dengan

rasio Non Performing Financing (NPF), efisiensi yang diproksikan dengan rasio

Biaya Operasional dan Pendapatan Operasional (BOPO) serta faktor eksternal

(makro ekonomi) yaitu Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS) dan Inflasi

terhadap likuiditas yang diproksikan dengan Financing to Deposit Ratio (FDR).

Page 125: PENGARUH PEROLEHAN DANA PIHAK KETIGA, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36846/1/NUNUNG... · NIM: 1112086000020 JURUSAN EKONOMI SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

127

Analisis pada penelitian ini menggunakan analisis regresi linier berganda

dengan menggunakan software Statistical Package for Sosial Science (SPSS)

versi 20.0. berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan yang sudah diuraikan,

dapat ditarik suatu kesimpulan sebagai berikut :

1. Hasil uji regresi secara parsial (individual) ditemukan bahwa variabel

independen Dana Pihak Ketiga (DPK) dengan tingkat signifikan sebesar

0,000, Biaya Operasional dan Pendapatan Operasional (BOPO) dengan

tingkat signifikan sebesar 0,044, Sertifikat Bank Syariah Indonesia (SBIS)

dengan tingkat signifikan sebesar 0,000 dan Inflasi dengan tingkat

signifikan sebesar 0,000 secara parsial berpengaruh signifikan terhadap

variabel dependennya yaitu Financing to Deposit Ratio (FDR) perbankan

Syariah di indonesia. Sementara itu berbeda dengan variabel Non

Performing Financing (NPF) yang hasilnya tidak signifikan sebesar 0,093

terhadap variabel dependen Financing to Deposit Ratio(FDR) Perbankan

Syariah di Indonesia.

2. Hasil uji regresi secara simultan (bersama-sama) ditemukan bahwa

variabel independen Dana Pihak Ketiga (DPK), Capital Adequacy

Ratio(CAR), Non Performing Financing (NPF), Biaya Operasional dan

Pendapatan Oprasional (BOPO), Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS)

dan Inflasi berpengaruh secara simultan terhadap variabel dependennya

yaitu Financing to Deposit Ratio (FDR) pada perbankan Syariah di

Indonesia dengan tingkat signifikan sebesar 0,000.

Page 126: PENGARUH PEROLEHAN DANA PIHAK KETIGA, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36846/1/NUNUNG... · NIM: 1112086000020 JURUSAN EKONOMI SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

128

3. Hasil uji regresi variabel yang paling dominan terhadap Financing to

deposit Ratio (FDR) pada Perbankan Syariah adalah Dana Pihak Ketiga

(DPK).

B. Implikasi

Berdasarkan kesimpulan yang telah diuraikan, maka penulis mencoba

mengemukakan implikasi yang mungkin dapat bermanfaat diantaranya :

1. Bagi Para Investor

Berdasarkan hasil peneitian terlihat bahwa variabel Dana Pihak Ketiga

(DPK), Capital Adequacy Ratio (CAR), Non Performing Financing (NPF), Biaya

Operasional dan Pendapatan Operasional (BOPO), Sertifikat Bank Indonesia

Syariah (SBIS) dan Inflasi. Hal ini membuktikan bahwa Financing to Deposit

Ratio (FDR) dipengaruhi baik oleh faktor internal maupun eksternal, maka

sebaiknya bagi investor perlu melakukan analisa terlebih dulu yang dapat

dijadikan pertimbangan sebelum melakukan investasi dalam suatu perusahaan

(Bank Syariah) sehingga investor dapat mengambil keputusan yang tepat dalam

berinvestasi.

2. Bagi Perbankan

Berdasarkan hasil penelitian ini diketahui pengukuran likuiditas bank dari

variabel Financing to Deposit Ratio (FDR) menunjukan bahwa faktor internal

bank maupun eksternal bank (makro ekonomi) berkontribusi besar terhadap

likuiditas Bank Syariah, maka hendaknya, adanya penemuan dalam penelitian ini,

pihak perbankan sebagai lembaga intermediasi dapat lebih meningkatkan

kinerjanya dalam mengambil kebijakan dengan menimbang baik-baik kedua

faktor tersebut agar bank dapat memaksimalkan penggunaan penyaluran

Page 127: PENGARUH PEROLEHAN DANA PIHAK KETIGA, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36846/1/NUNUNG... · NIM: 1112086000020 JURUSAN EKONOMI SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

129

pembiayaannya secara maksimal untuk mendorong pembangunan ekonomi

Indoonesia.

Terutama dalam hal kebijakan penghimpunan Dana Pihak Ketiga, kecukupan

modal, pembiayaan bermasalah, efisiensi, dan inflasi serta lebih waspada terhadap

perubahan ekonomi makro.

3. Bagi Akademis/penelitian

Penelitian ini dapat menambah kepustakaan dibidang manajemen

perbankan syariah serta dapat dijadikan bahan bacaan untuk menambah wawasan

pengetahuan, khususnya tentang likuiditas perbankan syariah. Untuk penelitian

selanjutnya sebaiknya memperbanyak jumlah variabel-variabel yang tidak

terdapat dalam penelitian ini seperti Dana pihak ketiga, Kecukupan modal,

Pembiayaan bermasalah, Efisiensi, Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS) serta

Inflasi.

4. Bagi Masyarakat

a. Dengan menyediakan beragam produk serta layanan jasa perbankan yang

beragam dengan skema keuanagan yang lebih bervaraiatif, perbankan

syariah menjadi alternative system perbanakan yang kredibel dan dapat

dinikmati oleh seluruh golongan masyarakat Indonesia.

b. Masyarakat tidak perlu ragu dalam kehalalan transaksi pada Bank Syariah

atau untuk menabung dan menanamkan dananya pada Bank Syariah.

Page 128: PENGARUH PEROLEHAN DANA PIHAK KETIGA, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36846/1/NUNUNG... · NIM: 1112086000020 JURUSAN EKONOMI SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

130

C. Saran

Berikut beberapa saran yang dapat peneliti berikan bagi peneliti

selanjutnya yang akan melakukan penelitian yang serupa :

1. Dalam penelitian ini variabel dependen yang dipakai adalah Financing to

Deposit Ratio (FDR), sedangkan variabel independen yang dipakai adalah

Dana Pihak Ketiga (DPK), Capital Adequacy Ratio (CAR), Non Performing

Financing (NPF), Biaya Operasional dan Pendapatan Operasional (BOPO),

Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS) dan Inflasi. Diharapkan penelitian

selanjutnya dalam mengukur likuiditas pada bank dapat menggunakan

variabel yang lebih beragam (berbeda) agar hasil penelitian yang berbeda dan

lebih relevan dengan kondisi pasar perbankan saat ini sehingga dapat menjadi

bahan kajian bagi kalangan akademik.

2. Dalam penelitian ini periode yang digunakan terbatas pada tahun 2011-2016,

menggunakan data 6 tahun terakhir, hendaknya penelitian berikutnya lebih

memperbaharui dan menambahkan periode penelitian agar hasil didapat lebih

relevan.

3. Dalam penelitian ini metode yang digunakan adalah uji regresi linier berganda

dan pengolahan data menggunakan aplikasi SPSS 20.0 dan Microsoft Excel

2010. Untuk penelitian selanjutnya diharapkan bisa menggunakan metode lain

yang berbeda dan software yang lebih baru.

Page 129: PENGARUH PEROLEHAN DANA PIHAK KETIGA, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36846/1/NUNUNG... · NIM: 1112086000020 JURUSAN EKONOMI SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

131

DAFTAR PUSTAKA

A. Buku

Antonio, Muhammad Syafi’i. “Bank Syariah dari Teori ke praktik”. Jakarta:

Gema Insani. 2001.

Ali, Mashud. “Manajemen Risiko, Strategi Perbankan dan Dunia Usaha

Menghadapi Tantangan Globalisasi Bisnis”. Jakarta: PT. Raja Grafindo

Persada. 2006.

Arifin, Zainul. “Dasar-Dasar Manajemen Bank Syariah”. Jakarta: Alvabet. 2002.

, ”Dasar-Dasar Manajemen Syariah”. Jakarta: Pustaka Alvabet. 2009.

Ascarya.“Akad dan Produk Bank Syariah”, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

2007.

Dendawijaya, Lukman. “Manajemen Perbankan”. Edisi Kedua. Cetakan Kedua.

Jakarta: Ghalia Indonesia. 2003.

, “Manajemen Perbankan”. Jakarta: Penerbit Ghalia Indonesia. 2005.

, “Manajemen perbankan”. Jakarta: Ghalia indonesia. 2009.

Gilarso, T. “Pengantar Ilmu Ekonomi Makro”. Yogyakarta: Kanisius. 2004.

Ghozali, Imam.“Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 20 “.

Semarang: Universitas Diponegoro. 2012.

Imam Wahyudi, Miranti K Dewi, Fenni Rosmanita, dkk.”Manajemen Risiko Bank

Islam”. Jakarta: Salemba Empat. 2013.

Ismail, Nawawi. “Perbankan Syariah”. Edisi Pertama. Cetakan Pertama. Jakarta:

Kencana. 2011.

Kasmir. “Manajemen Perbankan”. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. 2003.

,”Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya”. Jakarta: PT. Rajawali Press.

2004.

, “Analisis Laporan Keuangan”. Edisi Pertama. Jakarta: Kencana. 2010.

, “Manajemen Perbankan”. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. 2012.

Karim, Adiwarman. “Ekonomi Mikro Islam”. Jakarta: PT. Raja Grafindo persada.

2008.

Kuncoro, Mudrajad. “Manajemen Perbankan”. Yogyakarta: BPFE. 2002.

131

Page 130: PENGARUH PEROLEHAN DANA PIHAK KETIGA, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36846/1/NUNUNG... · NIM: 1112086000020 JURUSAN EKONOMI SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

132

Levine, John R., Young, Margaret Levine. “Internet for Dummies. Twelfth

Edition”. New Jersey, USA: Wiley Publishing. 2010.

Martono. “Bank dan Lembaga Keuangan Lain”. Yogyakarta: Ekonosia Fakultas

Ekonomi UII. 2010.

Muhammad. “Manajemen Pembiayaan Mudharabah di Bank Syariah”. Jakarta:

Rajawali Pers. 2008.

, “Manajemen Bank Syariah”. Edisi Revisi. Yogyakarta: UII Press. 2005.

Nachrowi, Djalal Nachrowi, Hardius Usman, ”Penggunaan Teknik Ekonometri”.

Jakarta: PT Raja Grafindo. 2008.

Noor, Juliansyah. “Metodologi Penelitian”. Jakarta: Kencana Prenada Media

Group. 2012

Prasetyo, Bambang dan Lina M jannah. “Metode Penelitian Kuantitatif: Teori dan

Aplikasinya”. PT. Raja Grafindo Persada. 2006.

Riyadi, Slamet. “Banking Assets and Liability Management”. Jakarta: Fakultas

Ekonomi Universitas Indonesia. 2006.

Rivai, Veitzal. “Islamic Financial Management”. Jakarta: Raja Grafinda Persada.

2008.

Rivai, Heithzal, Andria Permata Veitzhal, Ferry N. Indroes. “Bank and Financial

Institution Management Conventional and Syaria System”. Jakarta: PT. Raja

Grafindo Persada. 2007.

Santoso, Singgih. “Aplikasi SPSS pada Statistik Parametrik”. Jakarta: Elex Media

Komputindo. 2012.

Siamat, Dahlan. “Manajemen Lembaga Keuangan Syariah”. Jakarta: Intermedia.

2005.

Sudarsono. Heri. “Bank dan Lembaga Keuangan Syariah”. Yogyakarta: Ekonisia.

2008.

, “Konsep Ekonomi Islam Suatu Pengantar”. Yogyakarta: Ekonisia.

2007.

Sukirno, Sadono. “Pengantar Teori Makroekonomi”. Edisi Kedua. Jakarta: PT.

Raja Grafindo Persada. 2002.

, “Pengantar Teori Makroekonomi”. Edisi Ketiga. Jakarta: PT. Grafindo.

2004.

Suehandjono. “ Bank Indonesia Dalam Kasus BLBI”. Jakarta: Bank Indonesia.

2002.

Page 131: PENGARUH PEROLEHAN DANA PIHAK KETIGA, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36846/1/NUNUNG... · NIM: 1112086000020 JURUSAN EKONOMI SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

133

Suliyanto. “Ekonometrika Terapan: Teori & Aplikasi dengan SPSS”. Yogyakarta:

CV. Andi Offset. 2011.

Sumitro, Warkum. “Asas-asas Perbankan Islam dan lembaga-lembaga Terkait

(BAMUI), Takaul, dan Psar Modal Syariah di Indonesia”. Jakarta: PT. Raja

Grafindo Persada. 2004.

Suwiknyo. “Analisis Laporan Keuangan Perbankan Syariah”. Yogyakarta:

Pustaka Pelajar. 2010.

Sekaran, Uma. “Research Methods for business Edisi I and 2”. Jakarta: Salemba

Empat. 2014.

Sjadeini, Sutan Remy. “Perbankan Islam dan Kedudukannya Dalam Tahta

Hukum Perbankan Indonesia”. Jakarta: PT. Pustaka Utama Grafiti. 2007.

Taswan. “Manajemen Perbankan”. Yogyakarta: UPP STIM YKPN. 2006.

Wangsawidjaja.“Pembiayaan Bank Syariah”. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka

Utama. 2012.

Widarjono, Agus. “Ekonometrika Pengantar dan Aplikasinya”. Edisi Ketiga.

Yogyakarta: Ekonisia. 2009.

Wirdyaningsih dkk. “Bank dan Asuransi Islam di Indonesia”. Jakarta: Kencana.

2006.

B. Jurnal/Peneliti

Agustina dan Anthony Wijaya.“Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi

Loan to Deposit Ratio Bank Swasta Nasional di Bank Indonesia”. Jurnal

Wira Mikroskill Vol.3 No. 2 Oktober. 2013.

Aliyu. Shehu U.R. “Developing Islamic Lukuidity Management Instrument :

Resolving the Impase Between Central Bank of Nigeria (CBN) and Jaiz

Bank Plc”. International Journal Of Islamic Economics And Finance

Studies. Vol.3 Issue.1. 2017.

Anjum, Iqbal, “Liquidity Risk Management: A Comparative Study between

Conventional and Islamic Banks of Pakistan”, Global Journal of

Management and Bussines Research. Vol. 12 Issue 5. 2012.

Buchory, Herry Achmad. “Analysis of The Effect of Capital, Net Interest Margin,

Credit Risk and Profitability in The Implementation of Banking

Intermediation”, European Journal of Business and Management. Vol.6

Issue 24. 2014

Nurjaya, Endang. “Analisis Pengaruh Inflasi, Sertifikat Bank Indonesia Syariah

(SBIS), Non Performing Financing (NPF) dan Dana Pihak Ketiga (DPK)

Page 132: PENGARUH PEROLEHAN DANA PIHAK KETIGA, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36846/1/NUNUNG... · NIM: 1112086000020 JURUSAN EKONOMI SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

134

Terhadap Pembiayaan Murabahah Pada Bank Syariah di Indonesia (Periode

2007-2011)”. Skripsi. UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 2011.

Fitri, Riski Amriani.”Analisis Pengaruh CAR, BOPO dan NIM Terhadap LDR

Pada Bank BUMN Persero di Indonesia Periode 2006-2010”. Skripsi.

UNHAS Makassar. 2012.

Odunga. “Liqudity, Capital Adequacy and Operating Effieciency of Commercial

Bank in Kenya”. Research Journal of Finance and Accounting. Vol. 4 No. 8.

2013.

Paula Laurentina dan Lindrawati. “Pengaruh Capital Adequacy Ratio dan

Financing to Deposit Ratio Terhadap Laba Bank Umum Syariah” Jurnal

Akuntansi Temporer, Vol.2 No.1. 2010.

Pratama, Billy Arma. “Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penyaluran

Kredit Perbankan (Studi Pada Bank Umum di Indonesia Periode 2005-

2009)”. Tesis Program Pasca Sarjana Magister Manajemen UNDIP.2010

Prihatiningsih. “Pengaruh DPK, Capital Adequacy Ratio (CAR), Imbal Hasil

Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS), Imbal Hasil Sertifikat Investasi

Mudharabah Antar Bank Syariah (SIMA), dan Non Performing Financing

(NPF) Terhadap Financing to Deposit Ratio (FDR)”. Jurnal Orbith. Vol.8.

2012.

Priyanto, Dwi. Dkk. “ Pengaruh Rasio CAR, NPL, LDR, BOPO, dan NIM

Terhadap Kinerja Bank Umum di Indonesia”. Jurnal Ekonomi dan

Manajemen Sumber Daya Vol. 15 No.2. 2014.

Qorifah, Nuzul. “Pengaruh Biaya Operasional dan Pendapatan Operasional

(BOPO), Non Performing Financing (NPF), Financing to Deposit Ratio

(FDR) dan Sertifikat Bank Indonesia Syariah terhadap Return On Asset

(ROA)(Studi Kasus pada Bank Umum Syariah di Indonesia Periode 2010-

2014)”.Skripsi. Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah. 2016.

Ramadhani dan Astiwi Indriani. “Analisis Pengaruh Size, Capital Adequacy Ratio

(CAR), Return On Asset (ROA), Non Performing Loan (NPL), dan Inflasi

terhadap Loan to Deposit Ratio (LDR)”. Diponegoro Journal of

Management. Vol. 5 No.2. 2016.

Setiawan, Aziz Budi, “Perbankan Syariah; Challenges dan Opportunity Untuk

Pengembangan di Indonesia”. Jurnal Kordinat. Edisi:Vol.VIII No.1. 2006.

Sutrisno. “The Effects of Financing and Risks on The Performance of Islamic

Bank : Empirical Evidence From Indonesian Islamic Bank”. Business and

Management Research Journal. Vol. 6 No.3. 2016.

Page 133: PENGARUH PEROLEHAN DANA PIHAK KETIGA, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36846/1/NUNUNG... · NIM: 1112086000020 JURUSAN EKONOMI SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

135

C. Laporan

Laporan Statistika Perbankan Syariah, Bank Indonesia dan Otoritas Jasa

Keuangan Januari 2011 sampai September 2016.

Laporan Statistika Inflasi Bank Indonesia.

Peraturan Bank Indonesia (PBI) Nomor 10/11/PBI/2008 Tentang SWBI

(Sertifikat Bank Indonesia Syariah).

Peraturan Bank Indonesia PBI No.9/9/PBI/2007 Tentang Penilaian Kualitas

Aktiva Bank Umum Yang Melaksanakan Kegiatan Usaha Berdasarkan Prinsip

Syariah.

D. Website

www.bi.go.id

www.bps.go.id

www.google.com

www.ojk.go.id

http://www.tribunnews.com/

Page 134: PENGARUH PEROLEHAN DANA PIHAK KETIGA, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36846/1/NUNUNG... · NIM: 1112086000020 JURUSAN EKONOMI SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

136

LAMPIRAN

Lampiran 1 : Data Variabel Penelitian

1. Variabel Independen

a. Dana pihak Ketiga (DPK)

2011 2012 2013 2014 2015 2016

Januari 75.814 116.518 148.731 177.930 210.761 229.094

Februari 75.085 114.616 150.795 178.154 210.297 231.820

Maret 79.651 119.639 156.964 180.945 212.988 232.657

April 79.567 114.018 158.519 185.508 213.973 233.808

Mei 82.861 115.206 163.858 190.783 215.339 238.366

Juni 87.025 119.279 163.966 190.470 213.477 241.336

Juli 89.786 121.018 166.453 194.299 216.083 243.184

Agustus 92.021 123.673 170.222 195.959 216.356 244.843

September 97.756 127.678 171.701 197.141 219.313 263.522

Oktober 101.804 134.453 174.018 207.121 219.478 264.678

November 105.330 138.671 176.292 209.644 220.635 270.480

Desember 115.415 147.512 183.534 217.858 231.175

BULANTAHUN

Sumber : Otoritas Jasa Keuangan (OJK)

b. Capital Adequacy Ratio (CAR)

Sumber : Otoritas Jasa Keuangan (OJK)

2011 2012 2013 2014 2015 2016

Januari 20,23 16,27 15,29 16,76 14,16 15,11

Februari 15,17 15,91 15,20 16,71 14,38 15,44

Maret 16,57 15,33 14,30 16,20 14,43 14,90

April 19,86 14,97 14,72 16,68 14,06 15,43

Mei 19,58 13,40 14,28 16,85 14,29 14,78

Juni 15,92 16,12 14,30 16,21 14,09 14,72

Juli 15,92 16,12 15,28 15,62 14,47 14,86

Agustus 15,83 15,63 14,71 14,73 15,05 14,87

September 16,18 14,98 14,19 14,54 15,15 15,43

Oktober 15,30 14,54 14,19 15,25 14,96 15,27

November 14,88 14,82 12,23 15,66 15,31 15,78

Desember 16,63 14,13 14,42 16,10 15,02

TAHUNBULAN

Page 135: PENGARUH PEROLEHAN DANA PIHAK KETIGA, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36846/1/NUNUNG... · NIM: 1112086000020 JURUSAN EKONOMI SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

137

c. Non Performing Financing (NPF)

2011 2012 2013 2014 2015 2016

Januari 3,28 2,68 2,49 3,01 4,87 4,14

Februari 3,66 2,82 2,72 3,53 5,10 4,19

Maret 3,60 2,76 2,75 3,22 4,81 4,35

April 3,79 2,85 2,85 3,48 4,62 4,31

Mei 3,76 2,93 2,92 4,02 4,76 4,81

Juni 3,55 2,88 2,64 3,90 4,73 4,33

Juli 3,75 2,92 2,75 4,31 4,36 4,22

Agustus 3,53 2,78 3,01 4,58 4,31 4,26

September 3,50 2,74 2,80 4,67 4,24 3,85

Oktober 3,11 2,58 2,96 4,58 4,23 3,88

November 2,74 2,50 3,08 4,86 4,10 3,80

Desember 2,52 2,22 2,62 4,33 3,72

TAHUNBULAN

Sumber : Otoritas Jasa Keuangan (OJK)

d. Biaya Operasional dan Pembiyaan Operasional (BOPO)

2011 2012 2013 2014 2015 2016

Januari 75,75 86,22 70,43 80,05 92,54 86,94

Februari 79,56 78,39 72,06 83,77 91,65 83,72

Maret 77,63 77,77 72,95 91,90 92,78 84,47

April 78,78 77,77 73,95 84,50 93,79 86,82

Mei 79,05 76,24 76,87 76,49 93,53 87,37

Juni 77,35 75,74 76,18 71,76 94,22 85,68

Juli 76,59 75,87 76,13 79,80 87,41 85,74

Agustus 77,65 75,89 77,87 81,20 86,84 85,87

September 77,54 75,44 77,98 82,39 86,51 85,29

Oktober 78,03 75,04 79,06 75,61 86,36 84,89

November 77,92 75,29 78,59 93,50 86,40 84,34

Desember 78,41 74,97 78,21 79,28 88,61

BULANTAHUN

Sumber : Otoritas Jasa Keuangan (OJK)

Page 136: PENGARUH PEROLEHAN DANA PIHAK KETIGA, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36846/1/NUNUNG... · NIM: 1112086000020 JURUSAN EKONOMI SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

138

e. Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS)

2011 2012 2013 2014 2015 2016

Januari 3.968 10.663 4.709 5.253 8.050 6.275

Februari 3.659 4.243 5.103 5.331 9.040 7.188

Maret 5.87 6.668 5.611 5.843 8.810 6.994

April 4.15 3.825 5.343 6.234 9.130 7.683

Mei 3.879 3.644 5.423 6.234 8.858 7.225

Juni 5.011 3.936 5.443 6.782 8.458 7.470

Juli 5.214 3.036 4.640 5.880 8.163 8.130

Agustus 3.647 2.918 4.299 6.514 8.585 8.947

September 5.885 3.412 4.523 6.450 7.720 9.442

Oktober 5.656 3.321 5.213 6.680 7.192 10.335

November 6.447 3.242 5.107 6.530 6.495 11.042

Desember 9.244 4.993 6.699 8.130 6.280

TAHUNBULAN

Sumber : Otoritas Jasa Keuangan (OJK)

f. Inflasi

2011 2012 2013 2014 2015 2016

Januari 7,02 3,65 4,57 8,22 6,96 4,14

Februari 6,84 3,56 5,31 7,75 6,29 4,42

Maret 6,65 3,97 5,90 7,32 6,38 4,45

April 6,16 4,50 5,57 7,25 6,79 3,60

Mei 5,98 4,45 5,47 7,32 7,15 3,33

Juni 5,54 4,53 5,90 6,70 7,26 3,45

Juli 4,61 4,56 8,61 4,53 7,26 3,21

Agustus 4,79 4,58 8,79 3,99 7,18 2,79

September 4,61 4,31 8,40 4,53 6,83 3,07

Oktober 4,42 4,61 8,32 4,83 6,25 3,31

November 4,15 4,32 8,37 6,23 4,89 3,58

Desember 3,79 4,30 8,38 8,36 3,35

TAHUNBULAN

Sumber : Bank Indonesia (BI)

Page 137: PENGARUH PEROLEHAN DANA PIHAK KETIGA, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36846/1/NUNUNG... · NIM: 1112086000020 JURUSAN EKONOMI SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

139

1. Variabel Dependen

a. Financing To Deposit Ratio (FDR)

2011 2012 2013 2014 2015 2016

Januari 91,97 87,27 100,63 100,07 93,60 98,85

Februari 95,16 90,49 102,17 102,03 93,94 97,10

Maret 93,22 91,20 102,62 102,22 94,24 98,04

April 95,17 95,39 103,08 95,50 94,18 96,71

Mei 94,88 97,95 102,08 99,43 94,69 94,10

Juni 94,93 98,59 104,43 100,80 96,52 95,67

Juli 94,18 99,91 104,83 99,89 102,42 94,44

Agustus 98,39 101,03 102,53 98,99 102,17 93,28

September 94,97 102,10 103,27 99,71 101,25 93,36

Oktober 95,24 100,84 103,03 98,99 100,76 93,57

November 94,40 101,19 102,58 94,62 101,79 92,65

Desember 88,94 100,00 100,32 91,50 98,44

TAHUNBULAN

Sumber : Otoritas Jasa Keuangan (OJK)

Lampiran 2 : Tabel Model Summary, Anova dan Coefficients

Uji Autokorelasi

Model Summaryb

Model R R

Square

Adjusted R

Square

Std. Error

of the

Estimate

Durbin-

Watson

1 ,847a

,717 ,691 2,26152 ,926

Sumber : Data diolah

Page 138: PENGARUH PEROLEHAN DANA PIHAK KETIGA, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36846/1/NUNUNG... · NIM: 1112086000020 JURUSAN EKONOMI SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

140

Uji t (parsial)

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

t Sig

B Std. Error

(constant)

LnDPK

CAR

NPF

BOPO

SBIS

Inflasi

22,972

8,488

-,511

-,537

-,153

-,001

,743

16,015

1,197

,250

,538

,074

,000

,168

1,434

7,092

-2,046

-,997

-2,057

-6,943

4,432

,156

,000

,045

,322

,044

,000

,000

Sumber: data diolah

Uji F (simultan)

ANOVAa

Model Sum of

Square

Df Mean

Square

F Sig.

1 Regression

Residual

Total

831,342

327,325

1158,667

6

64

70

138,557

5,114

27,091 ,000b

Page 139: PENGARUH PEROLEHAN DANA PIHAK KETIGA, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36846/1/NUNUNG... · NIM: 1112086000020 JURUSAN EKONOMI SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

141

Lampiran 3 : Uji Normalitas

Sumber : Hasil Olah Data

Sumber : Hasil Olah Data

Page 140: PENGARUH PEROLEHAN DANA PIHAK KETIGA, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36846/1/NUNUNG... · NIM: 1112086000020 JURUSAN EKONOMI SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

142

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized

Residual

N 71

Normal Parametersa,b Mean 0E-7

Std. Deviation 2.16242292

Most Extreme Differences

Absolute .074

Positive .060

Negative -.074

Kolmogorov-Smirnov Z .626

Asymp. Sig. (2-tailed) .829

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

Sumber: Hasil Olah Data

Lampiran 4 : Uji Multikolonieritas

Coefficientsa

Model

Collinearity statistics

Tolerance VIF

(constant)

LnDPK

CAR

NPF

BOPO

SBIS

Inflasi

,407

,713

,416

,356

,431

,945

2,456

1,403

2,404

2,805

2,321

1,059

Sumber: data diolah

Page 141: PENGARUH PEROLEHAN DANA PIHAK KETIGA, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36846/1/NUNUNG... · NIM: 1112086000020 JURUSAN EKONOMI SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

143

Lampiran 5 : Uji Autokorelasi

Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R

Square

Std. Error of

the Estimate

Durbin-

Watson

1 ,847a

,717 ,691 2,26152 ,926

a. Predictors: (Constant), Inflasi, LnDPK, NPF, SBIS, CAR, BOPO

b. Dependent Variable: FDR

Sumber : Hasil Olah Data

Lampiran 6 : Uji Heterokedastisitas

Sumber: Hasil Olah Data

Page 142: PENGARUH PEROLEHAN DANA PIHAK KETIGA, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36846/1/NUNUNG... · NIM: 1112086000020 JURUSAN EKONOMI SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

144

Lampiran 7 : Tabel Persentase Distribusi F untuk α = 0,05

Page 143: PENGARUH PEROLEHAN DANA PIHAK KETIGA, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36846/1/NUNUNG... · NIM: 1112086000020 JURUSAN EKONOMI SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

145

Lampiran 8 : Tabel t