disusun oleh nunung iyoh sunaziah...

185
i PENGARUH PENGENDALIAN ANGGARAN DAN KARAKTERISTIK LAPORAN KEUANGAN DAERAH TERHADAP TRANSPARANSI LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH (Studi Empiris pada Laporan Keuangan Pemerintahan Kabupaten atau Kota di Provinsi Banten) Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Untuk Memenuhi Syarat-syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi Disusun Oleh Nunung Iyoh Sunaziah 1110082000018 JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2015

Upload: trandung

Post on 06-Mar-2019

219 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Disusun Oleh Nunung Iyoh Sunaziah 1110082000018repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29759/3/NUNUNG... · Kantor Kabupaten dan Kota di Provinsi Banten pada Dinas Pengelolaan

i

PENGARUH PENGENDALIAN ANGGARAN DAN KARAKTERISTIK

LAPORAN KEUANGAN DAERAH TERHADAP TRANSPARANSI

LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH

(Studi Empiris pada Laporan Keuangan Pemerintahan Kabupaten atau Kota di

Provinsi Banten)

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Untuk Memenuhi Syarat-syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi

Disusun Oleh

Nunung Iyoh Sunaziah

1110082000018

JURUSAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

2015

Page 2: Disusun Oleh Nunung Iyoh Sunaziah 1110082000018repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29759/3/NUNUNG... · Kantor Kabupaten dan Kota di Provinsi Banten pada Dinas Pengelolaan

ii

Page 3: Disusun Oleh Nunung Iyoh Sunaziah 1110082000018repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29759/3/NUNUNG... · Kantor Kabupaten dan Kota di Provinsi Banten pada Dinas Pengelolaan

iii

Page 4: Disusun Oleh Nunung Iyoh Sunaziah 1110082000018repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29759/3/NUNUNG... · Kantor Kabupaten dan Kota di Provinsi Banten pada Dinas Pengelolaan

iv

Page 5: Disusun Oleh Nunung Iyoh Sunaziah 1110082000018repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29759/3/NUNUNG... · Kantor Kabupaten dan Kota di Provinsi Banten pada Dinas Pengelolaan

v

Page 6: Disusun Oleh Nunung Iyoh Sunaziah 1110082000018repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29759/3/NUNUNG... · Kantor Kabupaten dan Kota di Provinsi Banten pada Dinas Pengelolaan

vi

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

I. Identitas Pribadi

1 Nama : Nunung Iyoh Sunaziah

2 Tempat, Tanggal Lahir : Pandeglang, 29 Desember 1991

3 Alamat : Kp. Batunungku, RT 003/RW 005, Desa

Sukasari, Kecamatan Pulosari, Kabupaten

Pandeglang, Provinsi Banten

4 No Tlp/ Hp : 085695106039

5 Email : [email protected]

II. Pendidikan Formal

1. SDNegri Sukasari 2 Tahun 1998-2004

2. MTs Malnu Pusat Menes-Pandeglang Tahun 2004-2007

3. MA Malnu Pusat Menes-Pandeglang Tahun 2007-2010

4. S1 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2010-2015

III. Pengalaman Organisasi

1. Bendahara Umum Osis MTs Malnu Pusat Menes Tahun 2006-2007

2. Anggota Bagian Kesiswaan Osis Ma Malnu Pusat Menes Tahun 2007-

2008

3. Bendahara Umum Osis Ma Malnu Pusat Menes 2008-2009

4. Anggota Departemen Keanggotan HMB (Himpunan Mahasiswa

Banten) Tahun 2013-2014

5. Wakil Sekertaris Umum HMJ (Himpunan Mahasiswa Jurusan)

Akuntansi periode 2012-2013

6. Sekertaris HMJ Umum (Himpunan Mahasiswa Jurusan) Akuntansi

periode 2013-2014

Page 7: Disusun Oleh Nunung Iyoh Sunaziah 1110082000018repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29759/3/NUNUNG... · Kantor Kabupaten dan Kota di Provinsi Banten pada Dinas Pengelolaan

vii

IV. Latar Belakang Keluarga

1. Ayah : H. M. Syaripudin

2. Tempat, Tanggal Lahir : Pandeglang 20 September 1951

3. Ibu : Hj. Eni Sukani

4. Tempat, Tanggal Lahir : Pandeglang 4 Juni 1960

5. Alamat : Kp. Batunungku, RT 003/RW 005, desa

sukasari, Kecamatan Pulosari, Kabupaten

Pandeglang, Provinsi Banten

Page 8: Disusun Oleh Nunung Iyoh Sunaziah 1110082000018repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29759/3/NUNUNG... · Kantor Kabupaten dan Kota di Provinsi Banten pada Dinas Pengelolaan

viii

THE BUDGET CONTROL AND CHARACTERISTICS OF THE

LOCALFINANCIAL STATEMENTS TO THE TRANSPARENCY OF

GOVERNMENT FINANCIAL STATEMENTS (EMPIRICAL STUDIES

COUNTIES AND CITIES IN THE PROVINCE OF BANTEN).

By: Nunung Iyoh Sunaziah

ABSTRACT

This study aims to examine the control of budgets and financial reports the

characteristics of transparency in government financial. The respondents in this

study is the employees who worked in the office of district and town in the

province of Banten on the income and assets financial management area. The

employees who become the samples in this study was 52 employees from three

counties and three cities in the province of Banten. Method of determination of

samples in this study is convenience sampling, while the method of processing

data used is multiple regression analysis researcher.

The result of this studies usingthe T test showed that budget control has a

significant value of 0,02 affect the transparency of the goverments financial

statements and the financial reports of the characteristics of the region has a

significant value of 0,03 affect the transparency of financial statements of the

governments and the budget control and financial reporting area has

characteristics influence the simultanoes effect of the transparency goverments

financial statements value of F-test is 28,412 with the sig value of 0,000.

Keywords: The budget control, the characteristics of the region’s financial

statements and the transparency of the governments financial statements.

Page 9: Disusun Oleh Nunung Iyoh Sunaziah 1110082000018repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29759/3/NUNUNG... · Kantor Kabupaten dan Kota di Provinsi Banten pada Dinas Pengelolaan

ix

PENGENDALIAN ANGGARAN DAN KARAKTERISTIK LAPORAN

KEUANGAN DAERAH TERHADAP TRANSPARANSI LAPORAN

KEUANGAN PEMERINTAH (Studi Empiris Kabupaten atau Kota di Provinsi

Banten)

Oleh: Nunung Iyoh Sunaziah

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengendalian anggaran dan

karakteristik laporan keuangan daerah terhadap transparansi laporan keuangan

pemerintah. Responden dalam penelitian ini adalah para pegawai yang bekerja di

Kantor Kabupaten dan Kota di Provinsi Banten pada Dinas Pengelolaan

Keuangan Pendapatan dan Aset Daerah. Jumlah pegawai yang menjadi sampel

penelitian ini adalah 52 pegawai dari 3 Kabupaten dan 3 Kota di Provinsi Banten.

Metode penentuan sampel yang digunakan dalam penelitian adalah convenien

sampling, sedangkan metode pengolahan data yang digunakan peneliti adalah

analisis regresi berganda.

Hasil penelitian yang menunjukkan uji T bahwa pengendalian anggaran

memiliki nilai signifikan sebesar 0,02 berpengaruh terhadap transparansi laporan

keuangan pemerintah dan karakteristik laporan keuangan daerah memiliki nilai

signifikan sebesar 0,03 berpengaruh terhadap transparansi laporan keuangan

pemerintah, dan pengendalian anggaran dan karakteristik laporan keuangan

daerah berpengaruh secara simultan pada nilai uji F sebesar 28,412 dengan nilai

sig 0,000.

Kata kunci: Pengendalian Anggaran, Karakteristik Laporan Keuangan Daerah

dan Transparansi Laporan Keuangan Pemerintah

Page 10: Disusun Oleh Nunung Iyoh Sunaziah 1110082000018repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29759/3/NUNUNG... · Kantor Kabupaten dan Kota di Provinsi Banten pada Dinas Pengelolaan

x

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Segala puji bagi Allah S.W.T yang telah memberikan rahmat dan

karuniaNya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini

yang berjudul “Pengendalian Anggaran dan Karakteristik Laporan Keuangan

Daerah terhadap Transparansi Laporan Keuangan Pemerintah (Studi

Empiris Kabupaten atau Kota di Provinsi Banten)”. Shalawat serta salam

senantiasa selalu tercurah kepada junjungan Nabi Muhammad SAW,

p e m i m p i n u m a t yang telah membawa kita ke zaman kebaikan.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa banyak pihak yang telah membantu

dalam proses penyelesaian skripsi ini. Oleh karena itu, syukur Alhamdulillah

penulis hanturkan atas kekuatan Allah SWT yang telah anugerahkan. Selain itu,

penulis juga ingin menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan yang

sebesar-besarnya kepada:

1. Kedua orang tua, ibu HJ. Eni Sukani dan bapak H. M. Syarif yang

selalu memberikan kasih sayang, do’a dan perhatian yang tidak dapat

tergantikan dengan apapun. Mudah-mudahan dengan skripsi ini dapat

menyempurnakan sebagian kebahagiaan mereka.

2. Kakak tersayang Nur aeni dan Sonhaji yang selalu menjadi motivasi

dalam menyelesaikan pendidikan tingkat S1 ini.

3. Bapak Dr. Arief Mufraini, LC., MS.i selaku Dekan Fakultas Ekonomi

Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

4. Bapak Hepi Prayudiawan, SE., MM., Ak., CA selaku Pelaksana Tugas

Ketua Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

5. Bapak Prof. Dr, Abdul Hamid, MS selaku Dosen Pembimbing I, terima

kasih atas waktu, bimbingan dan nasihat yang telah diberikan, serta

segala kebaikan dan ketulusan yang telah Bapak berikan kepada penulis.

6. Ibu Ismawati Hariwibowo, SE. MS.i selaku dosen Pembimbing Skripsi

II terima kasih atas motivasi, semangat, saran, dan nasihat, serta

Page 11: Disusun Oleh Nunung Iyoh Sunaziah 1110082000018repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29759/3/NUNUNG... · Kantor Kabupaten dan Kota di Provinsi Banten pada Dinas Pengelolaan

xi

bimbingan yang telah Ibu berikan, sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi ini.

7. Seluruh Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis yang telah memberikan

ilmu pengetahuan yang bermanfaat bagi penulis selama masa

perkuliahan.

8. Teruntuk Ahmad Munawar Kholil yang tak hentinya selalu memberikan

semangat dan dukungannya

9. Untuk teman-teman Akuntansi angkatan 2010 yang tidak dapat

penulis sebutkan satu per satu, terima kasih untuk semuanya.

10. Untuk sahabatku Tineke Syaraswati, Eriza Herry, Najibatul Labibah,

Mastakomah, Denis Fitriana, E. Ima. St. Madihah, Udin, Fadil, Nurul

Rahmawati yang selalu memberikan dukungan dan semangat. Penulis

menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna

dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki

penulis. Oleh karena itu, penulis mengharapkan segala bentuk saran

serta masukan bahkan kritik yang membangun dari berbagai pihak.

Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini dapat memberikan

manfaat bagi perkembangan dunia pendidikan khususnya bidang

penelitian di Indonesia.

11. Untuk Sahabat Himpunan Mahasiswa Jurusan Akuntansi periode 2013-

2014 yang tak bias saya sebutkan satu persatunya.

12. Sahabat Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Komisariat

Fakultas Ekonomi dan Bisnis (KOMFEIS) yang tak bias saya sebutkan

satu persatunya

Jakarta, 04 Februari 2015

Nunung Iyoh Sunaziah

Page 12: Disusun Oleh Nunung Iyoh Sunaziah 1110082000018repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29759/3/NUNUNG... · Kantor Kabupaten dan Kota di Provinsi Banten pada Dinas Pengelolaan

xii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL . .................................................................................... i

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI ......................................................... ii

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF ........................... iii

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI ............................................ iv

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH .................... v

DAFTAR RIWAYAT HIDUP ..................................................................... vi

ABSTRACT ................................................................................................... viii

ABSTRAK ..................................................................................................... ix

KATA PENGANTAR ................................................................................... x

DAFTAR ISI .................................................................................................. xii

DAFTAR TABEL ......................................................................................... xvi

DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... xviii

BAB I PENDAHULUAN ........................................................................... 1

A. Latar Belakang ......................................................................... 1

B. Perumusan Masalah .................................................................. 18

C. Tujuan Penelitian ..................................................................... 18

D. Manfaat Penelitian ................................................................... 19

BAB II TINJAUAN PUSTAKA .............................................................. 21

A. Pengendalian Anggaran ........................................................... 21

1. Pengertian Pengendalian Anggaran ..................................... 21

2. Dasar-Dasar Sistem Pengendalian ...................................... 22

3. Struktur Pengendalian Manajemen Pemerintah .................. 25

Page 13: Disusun Oleh Nunung Iyoh Sunaziah 1110082000018repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29759/3/NUNUNG... · Kantor Kabupaten dan Kota di Provinsi Banten pada Dinas Pengelolaan

xiii

4. Konsep Anggaran Pemerintah ............................................. 27

5. Pendekatan Penyusunan Anggaran Pemerintah ................... 29

6. Struktur Anggaran Pemerintah ............................................ 31

B. Karakteristik Laporan keuangan Pemerintah .......................... 32

1. Karakteristik Laporan Keuangan ........................................ 32

2. Karakteristik Kualitatif Laporan Keuangan Daerah ............ 34

C. Transparansi Laporan Keuangan Pemerintah .......................... 37

D. Laporan Keuangan ................................................................... 45

E. Penelitian Terdahulu ................................................................ 47

F. Keterkaitan antara Variabel dan Hipotesis ............................... 50

1. Pengaruh Pengendalian Anggaran dalam Transparansi

Laporan Keuangan Pemerintah ............................................ 50

2. Karakteristik Laporan Keuangan Daerah dalam

Transparansi Laporan Keuangan Pemerintah ..................... 50

3. Pengaruh Pengendalian Anggaran dan Karakteristik

Laporan Keuangan Daerah dalam Transparansi Laporan

Keuangan Pemerintah ......................................................... 51

G. Kerangka Pemikiran ................................................................ 52

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ................................................ 54

A. Ruang Lingkup Penelitian ....................................................... 54

B. Model Penentuan Sampel dan Populasi ................................. 55

C. Metode Pengumpulan Data ..................................................... 55

D. Metode Analisa Data ............................................................... 56

Page 14: Disusun Oleh Nunung Iyoh Sunaziah 1110082000018repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29759/3/NUNUNG... · Kantor Kabupaten dan Kota di Provinsi Banten pada Dinas Pengelolaan

xiv

1. Statistik Deskriptif............................................................. 56

2. Uji Kualitas Data ............................................................... 56

3. Uji Asumsi Klasik ............................................................ 57

4. Uji Hipotesis ...................................................................... 60

E. Operasional Variabel Penelitian .............................................. 64

1. Variabel Independen ........................................................ 64

2. Variabel Devenden ............................................................ 65

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ....................................................... 71

A. Sekilas Umum Gambaran Objek Penelitian ....................... 71

1. Tempat dan Waktu Penelitian .......................................... 71

2. Karakteristik Profil Responden ........................................ 73

B. Hasil Uji Instrumen Penelitian ................................................ 77

1. Hasil Uji Statistik Deskriptif ............................................. 77

2. Hasil Uji Kualitas Data ..................................................... 78

a. Uji Validitas ................................................................ 78

b. Uji Reabilitas ............................................................... 80

3. Hasil Uji Asumsi Klasik .................................................... 81

a. Hasil Uji Multikolonieritas.......................................... 81

b. Hasil Uji Normalitas ................................................... 82

c. Hasil Uji Heterokedasdisitas ....................................... 84

4. Hasil Uji Hipotesis ............................................................ 86

a. Hasil Pengujian Hipotesis Regresi Berganda .............. 86

b. Hasil Uji Determinasi (Adj R2) ................................... 87

Page 15: Disusun Oleh Nunung Iyoh Sunaziah 1110082000018repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29759/3/NUNUNG... · Kantor Kabupaten dan Kota di Provinsi Banten pada Dinas Pengelolaan

xv

c. Uji Statistik t................................................................ 88

d. Uji Signifikan Simultan (Uji Statistik F) .................... 89

C. Pembahasan ............................................................................ 90

BAB V PENUTUP ................................................................................... 93

A. Kesimpulan ............................................................................. 93

B. Saran ....................................................................................... 94

DAFTAR PUSTAKA

Page 16: Disusun Oleh Nunung Iyoh Sunaziah 1110082000018repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29759/3/NUNUNG... · Kantor Kabupaten dan Kota di Provinsi Banten pada Dinas Pengelolaan

xvi

DAFTAR TABEL

No Keterangan Halaman

1.1 Jumlah Penduduk Banten 4

1.2 Hasil Opini Audit Kabupaten dan Kota Provinsi Banten

Tahun 2012

5

1.3 Hasil Opini Audit Kabupaten dan Kota Provinsi Banten

Tahun 2013

6

2.1 Penelitian Terdahulu 48

3.1 Operasionalisasi Variabel Penelitian 66

4.1 Gambaran Data Sampel 72

4.2 Total Pengiriman dan Pengembalian Kusioner 73

4.3 Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin 73

4.4 Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Pendidikan

Formal

74

4.5 Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Jabatan 75

4.6 Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Usia 76

7.7 Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Pengalaman

Kerja

77

7.8 Hasil Uji Statistik Deskriptif 77

7.9 Hasil Uji Validitas Pengendalian Anggaran 79

7.10 Hasil Uji Validitas Karakteristik Laporan Keuangan

Daerah

79

7.11 Hasil Uji Validitas Transparansi Laporan Keuangan

Pemerintah

80

7.12 Hasil Uji Reabilitas 81

7.13 Hasil Uji Multikolonieritas 82

7.14 Hasil Uji Normalitas Analisis Statistik 84

4.15 Hasil Uji Heteroskedastisitas Glejser 85

4.16 Hasil Uji Koefisien Determinasi (Adj R2) 88

Page 17: Disusun Oleh Nunung Iyoh Sunaziah 1110082000018repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29759/3/NUNUNG... · Kantor Kabupaten dan Kota di Provinsi Banten pada Dinas Pengelolaan

xvii

No Keterangan Halaman

4.17 Hasil Uji Statistik t 89

4.18 Hasil Uji Signifikan Simultan (Uji Statistik F) 89

Page 18: Disusun Oleh Nunung Iyoh Sunaziah 1110082000018repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29759/3/NUNUNG... · Kantor Kabupaten dan Kota di Provinsi Banten pada Dinas Pengelolaan

xviii

DAFTAR GAMBAR

No Keterangan Halaman

2.1 Kerangka Pemikiran 53

4.1 Hasil Uji Normalitas Menggunakan Grafik P-Plot 83

4.2 Hasil Uji Normalitas Menggunakan Grafik Histogram 83

4.3 Hasil Uji Heteroskedastisitas menggunakan Grafik

Scatterplot

85

Page 19: Disusun Oleh Nunung Iyoh Sunaziah 1110082000018repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29759/3/NUNUNG... · Kantor Kabupaten dan Kota di Provinsi Banten pada Dinas Pengelolaan

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Indonesia telah memasuki Era Otonomi Daerah dengan diterapkannya

Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Pemerintahan Daerah dan

Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan

antara Pemerintah Pusat dan Daerah. Pemerintah dalam Undang-Undang

Nomor 12 Tahun 2008 menjelaskan bahwa otonomi daerah menggunakan

prinsip otonomi seluas-luasnya dalam arti daerah telah diberikan kewenangan

mengurus dan mengatur semua urusan pemerintahan di luar urusan pemerintah

pusat yang telah ditetapkan dalam undang-undang tersebut.

Menurut Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan

Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah telah membawa perubahan

mendasar pada pola hubungan antar pemerintahan dan keuangan antara pusat

dan daerah. Salah satu aspek dari pemerintahan daerah yang harus diatur

secara hati-hati yaitu tentang pengelolaan keuangan daerah dan anggaran

daerah. Seperti diketahui, anggaran daerah merupakan rencana kerja

pemerintahan daerah dalam bentuk uang (rupiah) dalam satu periode tertentu

(satu tahun).

Setiap kebijakan publik akan mudah dikomunikasikan dan interaksi antar

tingkatan pemerintahan dan antara pemerintah dengan masyarakat akan sangat

mudah dilakukan. Perkembangan ICT (Information and Communication

Technology) terjadi begitu pesatnya sehingga proses penyampaian data dan

Page 20: Disusun Oleh Nunung Iyoh Sunaziah 1110082000018repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29759/3/NUNUNG... · Kantor Kabupaten dan Kota di Provinsi Banten pada Dinas Pengelolaan

2

informasi keseluruh lapisan masyarakat di berbagai belahan dunia dapat

dilakukan dengan cepat. Selain itu, era globalisasi yang terus bergulir saat ini

menuntut pemerintah untuk dapat meningkatkan kemampuan dibidang

teknologi informasi dan komunikasi sehingga mampu bersaing dengan negara

lain. Respon terhadap perkembangan teknologi informasi dan komunikasi ini

harus segera diberikan mengingat kualitas kehidupan manusia yang semakin

meningkat.

Untuk meningkatkan kualitas kehidupan manusia sebagai sumber daya

dalam menyelenggarakan suatu peningkatan di daerah perlu didukung dengan

sistem pengelolaan keuangan yang cepat, tepat, dan akurat. Pembaharuan

peraturan tentang pengelolaan keuangan daerah ditandai dengan

dikeluarkannya Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 Tentang

Pengelolaan Keuangan Daerah, dan ditindaklanjuti dengan adanya petunjuk

teknis pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 dengan

disahkannya Peraturan Menteri Dalam Negeri (Permendagri) Nomor 13 Tahun

2006 Tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah dan pada akhir tahun

2007 juga telah mengeluarkan Peraturan pada Nomor 59 Tahun 2007 Tentang

Perubahan Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri (Permendagri) Nomor 13

tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah.

Sistem Informasi Pengelolaan Keuangan Daerah (SIPKD) mengacu pada

Peraturan Pemerintah Nomor 58 tahun 2005 dan Peraturan Menteri Dalam

Negeri (Permendagri) Nomor 13 Tahun 2006 dan Permendagri Nomor 59

Tahun 2007. Sistem ini berbasis pada jaringan komputer, yang mampu

Page 21: Disusun Oleh Nunung Iyoh Sunaziah 1110082000018repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29759/3/NUNUNG... · Kantor Kabupaten dan Kota di Provinsi Banten pada Dinas Pengelolaan

3

menghubungkan dan mampu menangani konsolidasi data antara Satuan Kerja

Perangkat Daerah (SKPD) dengan Satuan Kerja Pengelola Keuangan Daerah

(SKPKD), sehingga data di Pemerintah Daerah dapat terintegrasi dengan baik.

Pengembangan Sistem Informasi Pengelolaan Keuangan Daerah (SIPKD)

untuk menyediakan informasi anggaran yang akurat dan pengembangan

komitmen pemerintah daerah terhadap penyebarluasan informasi sehingga

memudahkan pelaporan dan pengendalian, serta mempermudah mendapatkan

informasi.

Salah satu prasyarat untuk mewujudkan hal tersebut adalah dengan

melakukan reformasi dalam penyajian laporan keuangan, yakni pemerintah

harus mampu menyediakan semua informasi keuangan relevan secara jujur

dan terbuka kepada publik, karena kegiatan pemerintah adalah dalam rangka

melaksanakan amanat rakyat.

Menurut radar Perintis Kemerdekaan Republik Indonesia (PKRI) News

bahwa Provinsi Banten merupakan daerah otonom yang terbentuk berdasarkan

Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2000. Sebelum menjadi provinsi, Banten

juga merupakan bagian dari Provinsi Jawa Barat.

Pada tanggal 18 Juli 1999 diadakan deklarasi rakyat Banten dialun-alun

Serang kemudian Badan Pekerja Komite Panitia Provinsi Banten menyusun

pedoman Dasar serta Rencana Kerja dan Rekomendasi dan Komite

Pembentukan Provinsi Banten, Jumlah penduduk provinsi Banten dapat dilihat

pada Tabel 1.1

Page 22: Disusun Oleh Nunung Iyoh Sunaziah 1110082000018repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29759/3/NUNUNG... · Kantor Kabupaten dan Kota di Provinsi Banten pada Dinas Pengelolaan

4

Tabel 1.1

Jumlah Penduduk Banten

Kabupaten atau Kota 2010 2011 2012 2013

Kabupaten Pandeglang 1.149.610 1.172.179 1.181.430 1.183.006

Kanupaten Lebak 1.204.095 1.228.884 1.239.660 1.247.906

Kabupaten Tangerang 2.834.376 2.960.474 3.050.929 3.157.780

Kabupaten Serang 1.402.818 1.434.137 1.448.964 1.450.894

Kota Tangerang 1.798.601 1.869.791 1.918.556 1.952.396

Kota Cilegon 374.559 385.720 392.341 398.304

Kota Serang 557.785 598.407 611.897 618.802

Kota Tangerang

Selatan 1.290.322 1.355.926 1.405.170 1.443.403

Banten 10.632.166 11.005.518 11.248.947 11.452.491

Sumber: BPS Banten 2013

Fenomena isu yang akan diteliti yaitu kabupaten dan kota di Provinsi

Banten yaitu mengenai opini laporan keuangan di 4 pemda yang memiliki

opini Wajar Dengan Pengecualian (WDP) pada Tahun 2012 dan 2013.

Berdasarkan data yang diperoleh Teguh Mahardika pada Senin, 27 Mei

2013 − 17:22 WIB melalui Sindonews.com menyatakan bahwa di Provinsi

Banten 4 Daerah yang belum mendapat Opini Wajar Tanpa Pengecualian

(WTP). Pengelolaan keuangan di empat kabupaten/kota, yang ada di Provinsi

Banten, Kabupaten Lebak, Pendeglang, Serang, Kota Tangerang, Cilegon,

dan Serang masih menunjukan kelemahan. Dari Laporan hasil pemeriksaan

keuangan pada tahun 2012 lalu, hanya dua daerah yang memperoleh opini

Wajar Tanpa Pengecualian (WTP), dari Badan Pemeriksa Keuangan (BPK).

Kepala BPK Perwakilan Provinsi Banten I Nyoman Wara mengatakan, untuk

yang mendapatkan opini WTP yaitu Kota Tangerang sedangkan untuk

Kabupaten Serang mendapatkan WTP dengan paragraf penjelas.

Page 23: Disusun Oleh Nunung Iyoh Sunaziah 1110082000018repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29759/3/NUNUNG... · Kantor Kabupaten dan Kota di Provinsi Banten pada Dinas Pengelolaan

5

“Kabupaten Lebak, Pendeglang, Kota Cilegon dan Kota Serang,

memperoleh opini Wajar Dengan Pengecualian (WDP),” terang I Nyoman

Wara, usai menyerahkan LHP BPK kepada enam kabupaten/kota, di Kantor

BPK Perwakilan Banten, Senin (27/5/2013).

Pada tanggal 27 Mei 2013 I Nyoman mengatakan, walaupun belum ada

kenaikan opini bagi yang mendapatkan Wajar Dengan Pengecualian (WDP).

Namun secara umum sudah banyak peningkatan atas kualitas laporan

keuangan. Hal ini terlihat dari berkurangnya permasalahan–permasalahan

yang menjadi pengecualian dan sisanya mendapat opini Wajar Tanpa

Pengecualian (WTP) dengan paragraf penjelas. Dalam rinciannya dapat

dilihat pada tabel 1.2

Tabel 2.1

Hasil Opini Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Kabupaten dan

Kota Provinsi Banten Tahun 2012

No Nama Kabupaten/Kota di

Provinsi Banten

Hasil Opini Badan Pemeriksaan

Keuangan Tahun 2012

1 Kabupaten Serang WTP (Wajar Tanpa Pengecualian)

dengan paragraf penjelas.

2 Kabupaten Tangerang WTP (Wajar Tanpa Pengecualian)

3 Kabupaten Pandeglang WDP (Wajar dengan Pengecualian)

4 Kabupaten Lebak WDP (Wajar dengan Pengecualian)

5 Kota Serang WDP (Wajar dengan Pengecualian)

6 Kota Cilegon WDP (Wajar dengan Pengecualian)

7 Kota Tangrang WTP (Wajar Tanpa Pengecualian)

8 Kota Tangrang Selatan WTP (Wajar Tanpa Pengecualian)

Sumber: BPK RI 2013

Pada tanggal 01/06/2014 – 15:04 di Serang bertempat di Kantor BPK RI

Perwakilan Provinsi Banten, Kepala Perwakilan Provinsi Banten, Efdinal,

S.E., M.M., yang didampingi oleh Kepala Sub Auditorat, Faisal Hendra, S.E.,

M.M., Ak., Kepala Sekretariat Perwakilan, Drs. Suwito, M.M., beserta Ketua

Tim Senior Pemeriksa, Priyono, S.E., Ak., Puspitaningtyas, S.E., MSE.,

Page 24: Disusun Oleh Nunung Iyoh Sunaziah 1110082000018repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29759/3/NUNUNG... · Kantor Kabupaten dan Kota di Provinsi Banten pada Dinas Pengelolaan

6

M.Ec., Ak., dan Sutrisno, S.H., menyerahkan Laporan Hasil Pemeriksaan

(LHP) atas Laporan Keuangan enam entitas pemeriksaan, yaitu Pemerintah

Kabupaten Lebak, Kabupaten Pandeglang, Kabupaten Serang, Kota Serang,

Kota Tangerang dan Kota Tangerang Selatan untuk Tahun Anggaran 2013.

Adapun hasil dari pemeriksaan BPK RI dapat dilihat pada tabel 1.3

Tabel 2.2

Hasil Opini Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Kabupaten dan

Kota Provinsi Banten Tahun 2013

No Nama Kabupaten/Kota di

Provinsi Banten

Hasil Opini Badan Pemeriksaan

Keuangan Tahun 2013

1 Kabupaten Serang WTP (Wajar Tanpa Pengecualian)

dengan paragraf penjelas.

2 Kabupaten Tangerang WTP (Wajar Tanpa Pengecualian)

3 Kabupaten Pandeglang WDP (Wajar dengan Pengecualian)

4 Kabupaten Lebak WDP (Wajar dengan Pengecualian)

5 Kota Serang WDP (Wajar dengan Pengecualian)

6 Kota Cilegon WTP (Wajar Tanpa Pengecualian)

7 Kota Tangrang WTP (Wajar Tanpa Pengecualian)

8 Kota Tangrang Selatan WDP (Wajardengan Pengecualian)

Sumber: BPK RI 2014

Masyarakat selaku stakeholder dari pemerintah daerah memiliki hak

untuk mengetahui penganggaran daerah, bagaimana suatu anggaran

direncanakan dan bagaimana suatu anggaran dilaksanakan. Dengan cara ini,

publik akan mampu mengukur kinerja dari anggaran daerah. Untuk tetap

dapat menjaga tujuan ini, pelaporan anggaran seharusnya dipublikasikan,

dengan didasarkan pada prinsip objektivitas, konsisitensi, materialitas, serta

pengungkapan (Ramba, 2008)

Sejalan dengan dikeluarkannya Undang-Undang Republik Indonesia

Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah dan Undang-Undang

Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah

Page 25: Disusun Oleh Nunung Iyoh Sunaziah 1110082000018repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29759/3/NUNUNG... · Kantor Kabupaten dan Kota di Provinsi Banten pada Dinas Pengelolaan

7

Pusat dan Pemerintah Daerah berdampak pada terjadinya pelimpahan

kewenangan yang semakin luas dalam rangka meningkatkan efektivitas

penyelenggaraan fungsi pemerintah daerah dalam mengelola keuangan daerah

serta memberikan kewenangan lebih luas kepada pemerintah daerah dalam

mobilisasi sumber dana, menentukan arah, tujuan dan target penggunaan

anggaran.

Kemudian dalam rangka pelaksanaan kewenangan Pemerintah Daerah

sesuai dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor

59 Tahun 2007 tentang perubahan atas Permendagri Nomor 13 Tahun 2006

tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah akan timbul hak dan

kewajiban daerah yang dapat dinilai dengan uang sehingga perlu dikelola

dalam suatu sistem pengelolaan keuangan daerah. Pengelolaan keuangan

daerah sebagaimana dimaksud merupakan susbistem dari sistem pengelolaan

keuangan negara dan merupakan elemen pokok dalam penyelenggaraan

pemerintah daerah.

Tuntutan transparansi dalam sistem Pengelolaan Keuangan Daerah

menuntut pemerintah daerah untuk lebih meningkatkan kinerja dalam

pengelolaan keuangan daerah. Transparansi dapat diartikan memberikan

informasi keuangan yang terbuka dan jujur kepada masyarakat berdasarkan

pertimbangan bahwa masyarakat memiliki hak untuk mengetahui secara

terbuka dan menyeluruh atas pertanggungjawaban pemerintah dalam

pengelolaan sumber daya yang dipercayakan kepadanya dan ketaatannya

pada peraturan perundang – undangan (SAP,2005).

Page 26: Disusun Oleh Nunung Iyoh Sunaziah 1110082000018repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29759/3/NUNUNG... · Kantor Kabupaten dan Kota di Provinsi Banten pada Dinas Pengelolaan

8

Transparansi adalah memberikan informasi keuangan yang terbuka dan

jujur kepada masyarakat berdasarkan pertimbangan bahwa masyarakat

memiliki hak untuk mengetahui secara terbuka dan menyeluruh atas

pertanggungjawaban pemerintah dalam pengelolaan sumber daya yang

dipercayakan kepadanya dan ketaatannya pada peraturan perundang-

undangan (SAP 2005) dari semua pengertian diatas dapat simpulkan agar

pengelolaan keuangan daerah efketif, efisien, transparan dan akuntabel maka

dalam perencanaan perlu ditetapkan secara jelas arah dan tujuan, sasaran,

hasil dan manfaat yang diperoleh masyarakat dari suatu kegiatan yang

diprogramkan yang sesuai dengan peraturan perudang-undangan.

Gagasan perlunya standar akuntansi pemerintahan sebenarnya sudah

lama ada, namun baru pada sebatas wacana. Seiring dengan berkembangnya

akuntansi di sektor komersil yang dipelopori dengan dikeluarkannya Standar

Akuntansi Keuangan oleh IAI (1994), kebutuhan standar akuntansi

pemerintahan kembali menguat. Oleh karena itu Badan Akuntansi Keuangan

Negara (BAKUN), Departemen Keuangan mulai mengembangkan standar

akuntansi.

Bergulirnya era reformasi memberikan sinyal yang kuat akan adanya

transparansi dan akuntabilitas pengelolaan keuangan negara. Salah satunya

adalah PP 105/2000 yang secara eksplisit menyebutkan perlunya standar

akuntansi pemerintahan dalam pertanggungjawaban keuangan daerah. Tahun

2002 Menteri Keuangan membentuk Komite Standar Akuntansi Pemerintah

Pusat dan Daerah yang bertugas menyusun konsep standar akuntansi

Page 27: Disusun Oleh Nunung Iyoh Sunaziah 1110082000018repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29759/3/NUNUNG... · Kantor Kabupaten dan Kota di Provinsi Banten pada Dinas Pengelolaan

9

pemerintah pusat dan daerah yang tertuang dalam KMK 308/KMK.012/2002.

UU Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara mengamanatkan

bahwa laporan pertanggungjawaban APBN/APBD harus disusun dan

disajikan sesuai dengan standar akuntansi Pemerintahan, dan standar tersebut

disusun oleh suatu komite standar yang independen dan ditetapkan dengan

peraturan pemerintah. Selanjutnya, UU Nomor 1 Tahun 2004 tentang

Perbendaharan Negara kembali mengamanatkan penyusunan laporan

pertanggungjawaban pemerintah pusat dan daerah sesuai dengan standar

akuntansi pemerintahan, bahkan mengamanatkan pembentukan komite yang

bertugas menyusun standar akuntansi pemerintahan dengan keputusan

presiden. Dalam penyusunan standar harus melalui langkah-langkah tertentu

termasuk dengar pendapat (hearing), dan meminta pertimbangan mengenai

substansi kepada BPK sebelum ditetapkan dalam peraturan pemerintah.

Dalam rangka peningkatan kualitas informasi pelaporan keuangan

pemerintah dan untuk menghasilkan pengukuran kinerja yang lebih baik,

serta memfasilitasi manajemen keuangan/aset yang lebih transparan dan

akuntabel, maka perlu penerapan akuntansi berbasis akrual yang merupakan

best practicedi dunia internasional.

Penggunaan Sistem Informasi Pengelolaan Keuangan Daerah di Dinas

Pengelolaan Keuangan Pendapatan dan Aset pada Kabupaten dan Kota di

Provinsi Banten ini diharapkan dapat menjadi alat bantu untuk mengatur

keuangan daerah dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat

khususnya untuk menganalisa strategi peningkatan Pendapatan Asli Daerah

(PAD) dalam rangka pelaksanaan otonomi daerah di Kabupaten dan Kota

Page 28: Disusun Oleh Nunung Iyoh Sunaziah 1110082000018repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29759/3/NUNUNG... · Kantor Kabupaten dan Kota di Provinsi Banten pada Dinas Pengelolaan

10

serta menunjukkan keuangan daerah yang efisien dan efektif dalam

pelaksanaan otonomi daerah tersebut yang benar-benar mencerminkan

kepentingan dan pengharapan masyarakat daerah setempat secara ekonomis,

efisien, efektif, transparan, dan bertanggung jawab sehingga akan melahirkan

kemajuan daerah dan kesejahteraan masyarakat yang kondusif di Kabupaten

dan Kota di Provinsi Banten.

Pemerintah Daerah Kabupaten dan Kota, merupakan subjek pemberi

informasi dalam rangka pemenuhan hak-hak publik, yaitu hak untuk diberi

informasi, didengar aspirasinya dan diberi penjelasan. Pemerintah Kabupaten

Pandeglang merupakan institusi pemerintahan yang menggunakan dana yang

berasal dari APBN maupun APBD. Oleh karena itu, sangat rentan terjadinya

penyimpangan dalam pengelolaan keuangan daerah tersebut.

Sistem Informasi Pengelolaan Keuangan Daerah (SIPKD) diharapkan

akan mampu menciptakan tata pemerintahan yang baik di Kabupaten dan

Kota terutama di Dinas Pengelolaan Keuangan Pendapatan dan Aset

Kabupaten Pandeglang, baik dari segi partisipasi, peraturan, transparansi,

ketangggapan, adanya keputusan bersama, keadilan, efektif dan efisiensi.

Dalam hal ini Kabupaten Pandeglang dalam rangka mewujudkan peningkatan

kinerja pengelolaan keuangan pemerintah daerah, menerbitkan Peraturan

Bupati Pandeglang Nomor : 7 Tahun 2011 tentang Sistem dan Prosedur

Pengelolaan Keuangan Daerah Kabupaten Pandeglang, yang di dalamnya

menyatakan bahwa pengelolaan keuangan daerah adalah keseluruhan

kegiatan yang meliputi perencanaan, pelaksanaan, penatausahaan, pelaporan,

pertanggungjawaban, dan pengawasan keuangan daerah. Penyelenggaraan

Page 29: Disusun Oleh Nunung Iyoh Sunaziah 1110082000018repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29759/3/NUNUNG... · Kantor Kabupaten dan Kota di Provinsi Banten pada Dinas Pengelolaan

11

pengelolaan keuangan pemerintah daerah kabupaten pandeglang diwujudkan

dalam suatu Sistem Informasi Pengelolaan Keuangan Daerah guna menjawab

kebutuhan informasi keuangan bagi stakeholder, pihak-pihak yang terkait

pengelolaan keuangan daerah maupun masyarakat.

Sistem Informasi Pengelolaan Keuangan Daerah dikembangkan dengan

basis teknologi informasi, didesain sedemikian rupa agar bisa menjadi sarana

untuk pengumpulan, pengolahan, penyajian, dan referensi, dalam proses

komunikasi informasi keuangan daerah. Sistem Informasi Pengelolaan

Keuangan Daerah kabupaten Pandeglang menyajikan informasi keuangan

daerah. Data keuangan yang utama terdiri dari Anggaran Pendapatan dan

Belanja Daerah, Data Penatausahaan Keuangan Daerah (DPKD),

Pengakuntansian Keuangan Daerah serta Data Laporan Pertanggungjawaban

Keuangan Daerah. Dengan diterapkannya Sistem Informasi Pengelolaan

Keuangan Daerah diharapkan dapat memberikan informasi Pengelolaan

Keuangan Daerah yang efektif, efisien, transparan serta acuntable.

Menurut Qizink Pemerintahan Kabupaten Serang salah satu dari

Kabupaten Provinsi Banten menyampaikan Rancangan Peraturan Daerah

(Raperda) tentang Pertanggungjawaban Pelaksanaan Anggaran Pendapatan

dan Belanja Daerah (APBD) Kabupaten Serang Tahun Anggaran 2012 pada

rapat paripurna di gedung DPRD Kabupaten Serang, Senin (17/6) siang.

Wakil Bupati Serang Ratu Tatu Chasanah mengatakan, sesuai Undang-

Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara bahwa salah satu

kewajiban pemerintah daerah adalah menyampaikan raperda berupa laporan

keuangan pemerintah daerah paling lambat enam bulan setelah tahun

Page 30: Disusun Oleh Nunung Iyoh Sunaziah 1110082000018repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29759/3/NUNUNG... · Kantor Kabupaten dan Kota di Provinsi Banten pada Dinas Pengelolaan

12

anggaran berakhir (Laporan ini disampaikan setelah sebelumnya diaudit oleh

BPK RI).

Menurut Tatu, pada 27 Mei 2013 lalu sudah disampaikan hasil audit BPK

RI atas laporan keuangan pemerintah daerah (LKPD) Kabupaten Serang

tahun 2012. Hasilnya mendapatkan opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP).

"Ini merupakan penghargaan apalagi kita bisa memperoleh dua kali berturut-

turut. Saya apresiasi kepada semua yang ikut membantu mendapatkan opini

Wajar Tanpa Pengecualian (WTP).

Di Indonesia, permasalahan akuntabilitas publik menjadi sangat penting

sejak dilaksanakannya otonomi daerah dan desentralisasi fiskal, yaitu sejak

Januari 2001. Salah satu tujuan utama pelaksanaan otonomi daerah dan

desentralisasi fiskal tersebut adalah untuk menciptakan good governance,

yaitu kepemerintahan yang baik yang ditandai dengan adanya transparansi,

akuntabilitas publik, partisipasi, efisiensi dan efektivitas, serta penegakan

hukum.

Sejak diberlakukannya Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang

Pemerintah Daerah dan Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang

perimbangan keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah. Misi utama dari

kedua undang - undang ini adalah desentralisasi fiskal yaitu pemberian

wewenang penuh kepada pemerintah daerah untuk mengelola sumber-sumber

daya yang ada di daerah masing-masing, dan pemberian wewenang ini harus

diikuti dengan balance of power (kekuatan penyeimbang) dari anggota

legislatif sebagai social control dalam melakukan pengawasan terhadap

Page 31: Disusun Oleh Nunung Iyoh Sunaziah 1110082000018repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29759/3/NUNUNG... · Kantor Kabupaten dan Kota di Provinsi Banten pada Dinas Pengelolaan

13

pelaksanaan anggaran, yang diharapkan akan menghasilkan dua manfaat

nyata, yaitu mendorong peningkatan partisipasi, prakarsa dan kreatifitas

masyarakat dalam pembangunan, serta mendorong pemerataan hasil- hasil

pembangunan di seluruh daerah dan memperbaiki alokasi sumber daya

produktif.

Besarnya kewenangan yang diberikan oleh pemerintah pusat kepada

pemerintah daerah menjadi tanggung jawab pemerintah daerah untuk

mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik (good governance) sebagai

bentuk pertanggungjawaban kepada publik. World Bank (Bank Dunia)

mendefinisikan good governance sebagai suatu penyelenggaraan manajemen

pembangunan yang solid dan bertanggung jawab yang sejalan dengan prinsip

demokrasi dan pasar yang efisien, penghindaran salah alokasi dana investasi,

dan pencegahan korupsi baik secara politik maupun administratif,

menjalankan disiplin anggaran serta penciptaan tatanan hukum dan politik

yang jelas bagi tumbuhnya aktivitas usaha dalam Renyowijoyo (2010).

Berdasarkan definisi tersebut United Nations Development Programe

(UNDP) yang dipercaya suatu badan bentukan perserikatan bangsa-bangsa

untuk pengembangan jaringan global atau eksekutif papan majlis umum PBB

mengemukakan bahwa karakteristik prinsip-prinsip good governance yang

saling terkait yaitu: partisipasi, taat hukum, transparansi, responsive,

berorintasi pada kesepakatan, kesetaraan, efektif dan efisien, akuntabilitas,

dan visi stratejik (Adisasmita, 2011).

Page 32: Disusun Oleh Nunung Iyoh Sunaziah 1110082000018repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29759/3/NUNUNG... · Kantor Kabupaten dan Kota di Provinsi Banten pada Dinas Pengelolaan

14

Sukhemi (2010) mengatakan bahwa penerapan prinsip-prinsip good

governance dalam penyelenggaraan negara tidak lepas dari masalah

transparansi dan akuntabilitas dalam pengelolaan keuangan negara. Badjuri,

dkk. (2009), mengatakan bahwa tujuan diberlakukannya PP No.24 tahun

2005 adalah agar laporan keuangan lebih accountable dan berkualitas.

Sedangkan, Aliyah, dkk. (2012) menunjukkan bahwa penyajian laporan

keuangan daerah berpengaruh positif dan signifikan terhadap transparansi

dan akuntabilitas pengelolaan keuangan daerah. Informasi akuntansi yang

terdapat di dalam laporan keuangan pemerintah daerah harus bermanfaat

dalam pengertian dapat mendukung pengambilan keputusan dan dapat

dipahami oleh para pemakai (Huang dkk., 1999 dalam Xu dkk., 2003).

Apabila informasi yang terdapat di dalam laporan keuangan pemerintah

daerah memenuhi kriteria karakteristik laporan keuangan pemerintah seperti

yang disyaratkan dalam PP No. 24 tahun 2005, berarti pemerintah daerah

mampu mewujudkan transparansi dan akuntabilitas dalam pengelolaan

keuangan daerah (Galuh, 2010).

Penyusunan laporan keuangan adalah suatu bentuk kebutuhan

transparansi yang merupakan syarat pendukung adanya akuntabilitas yang

berupa keterbukaan (openness) pemerintah atas aktivitas pengelolaan sumber

daya publik. Transparansi informasi terutama informasi keuangan dan fiskal

harus dilakukan dalam bentuk yang relevan dan mudah dipahami (Mardiasmo

2006 dalam Indah Windrastuti, Rahardjo Adisasmita, R.A. Damayanti 2013) .

Page 33: Disusun Oleh Nunung Iyoh Sunaziah 1110082000018repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29759/3/NUNUNG... · Kantor Kabupaten dan Kota di Provinsi Banten pada Dinas Pengelolaan

15

Transparansi dibangun atas dasar kebebasan memperoleh informasi yang

dibutuhkan oleh masyarakat dengan bertambahnya pengetahuan masyarakat

terhadap penyelenggaraan pemerintah daerah, meningkatkan nilai

kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah, meningkatnya jumlah

masyarakat yang berpartisipasi dalam pembangunan daerah dan berkurangnya

pelanggaran terhadap peraturan perundang-undangan (Sedarmayanti, 2007).

Konsep transparansi adalah setiap program dan kegiatan pemerintah

terbuka untuk umum dan secara mudah dapat di akses oleh berbagai unsur

yang memiliki perhatian, sehingga meningkatkan partisipasi mereka untuk

ikut mengontrol (check and balance) dalam mewujudkan tata kelola

pemerintahan yang baik (Bahrullah Akbar, 2013).

Otonomi daerah tersebut berdampak pada berbagai aspek, baik aspek

politik, hukum, dan sosial, maupun aspek akuntansi dan manajemen

keuangan daerah. Reformasi akuntansi keuangan daerah dan manajemen

keuangan daerah kemudian banyak dilakukan dalam rangka memenuhi

tuntutan transparansi dan akuntabilitas publik pemerintah daerah atas

pengelolaan keuangan publik (Sukhemi, 2010).

Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintahan (PSAP) Nomor 04 tentang

Catatan Atas Laporan Keuangan menyebutkan bahwa Catatan atas Laporan

Keuangan dimaksudkan agar laporan keuangan dapat dipahami oleh pembaca

secara luas, tidak terbatas hanya untuk pembaca tertentu ataupun manajemen

entitas pelaporan. Oleh karena itu, Laporan Keuangan mungkin mengandung

informasi yang dapat mempunyai potensi kesalahpahaman di antara

Page 34: Disusun Oleh Nunung Iyoh Sunaziah 1110082000018repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29759/3/NUNUNG... · Kantor Kabupaten dan Kota di Provinsi Banten pada Dinas Pengelolaan

16

pembacanya. Untuk menghindari kesalahpahaman, laporan keuangan harus

dibuat Catatan atas Laporan Keuangan yang berisi informasi untuk

memudahkan pengguna dalam memahami Laporan Keuangan.

Sumarlin (2004) dalam Sukhemi (2010) mengatakan bahwa penerapan

prinsip-prinsip good governance dalam penyelenggara negara tak lepas dari

masalah akuntabilitas dan transparansi dalam pengelolaan Keuangan Negara,

karena aspek keuangan negara menduduki posisi strategis dalam proses

pembangunan bangsa, baik dari segi sifat, jumlah maupun pengaruhnya

terhadap kemajuan, ketahanan, dan kestabilan perekonomian bangsa. Hal

inilah juga yang diamanatkan dalam Undang-undang Nomor 17 Tahun 2003

tentang Keuangan Negara.

Laporan keuangan dimaksud dapat meningkat kredibilitasnya dan pada

gilirannya akan dapat mewujudkan transparansi dan akuntabilitas pengelolaan

keuangan pemerintahan daerah. Pemenuhan tujuan dan laporan keuangan

akan bermanfaat dan dapat memenuhi tujuannya jika memenuhi empat

karakteristik kualitatif laporan keuangan yaitu : dapat dipahami

(understandability), relevan (relevance), andal (reliability), dan dapat

dibandingkan (comparability). Informasi dapat dipahami bilamana pengguna

dapat memahami laporan keuangan yang disajikan (Nazier, 2006).

Menurut Indah Windrastuti (2013) bahwa Karekteristik laporan

keuangan berpengaruh positif terhadap transparansi dan akutabilitas.

Transparansi memunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap

akuntabilitas laporan keuangan, berarti transparansi mendukung akuntabilitas

Page 35: Disusun Oleh Nunung Iyoh Sunaziah 1110082000018repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29759/3/NUNUNG... · Kantor Kabupaten dan Kota di Provinsi Banten pada Dinas Pengelolaan

17

laporan keuangan dan menurut Lince Bulutoding (2011) menyatakan

Pengendalian Anggaran berpengaruh positif dan signifikan terhadap good

governance.

Ada beberapa variabel yang berbeda seperti Sukhaemi menggunakan

variabel Tingkat Pengungkapan dan Kualitas kerja terhadap transparansi

keuangan daerah sedangkan untuk populasi ia menggunakan stakeholder

laporan keuangan pemerintah antara lain anggota DPRD, guru/dosen,

pembayar pajak/masyarakat umum dan LSM di Propinsi Daerah Istimewa

Yogyakarta sedangkan peniliti ini menggunakan Variabel Pengendalian

Anggaran seperti Lince Bulutoding dan Karakteristik Laporan Keuangan

Daerah seperti Indah Windrastuti terhadap Transparansi Laporan Keuangan

Pemerintah seperti Sukhaemi, Lince Bulutoding dan Indah Windrastuti

sedangkan populasinya di beberapa kabupaten dan kota di Provinsi Banten

yaitu Kabupaten Pandeglang, Kabupaten Lebak, Kabupaten Serang, Kota

Serang, Kota Cilegon dan Kota Tangerang Selatan.

Berdasarkan latar belakang diatas, begitu penting transparansi laporan

keuangan terhadap kebutuhan dan sebagai informasi. Dalam sebuah laporan

keuangan harus mampu memenuhi karekteristik laporan keuangan sesuai

dengna standar yang ditentukan yang di dukung oleh pengendalian anggaran

sehingga pemerintahan kabupaten dan kota mampu menyajikan sebuah

laporan keuangan yang baik yang mampu ditransparansikan kepada

masyarakat umum atau sebuah transparansi ini tidak membutuhkan adanya

laporan keuangan yang memenuhi karakteristik serta pengendaian anggaran

Page 36: Disusun Oleh Nunung Iyoh Sunaziah 1110082000018repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29759/3/NUNUNG... · Kantor Kabupaten dan Kota di Provinsi Banten pada Dinas Pengelolaan

18

sebagai alat bantu untuk menyelasikan sebuah laporan keuangan. Hal inilah

yang membuat penulis tertarik untuk meneliti seberapa besar pengaruh

pengendalian anggaran dan karakteristik laporan keuangan daerah terhadap

transparansi laporan keuangan daerah. Berdasarkan uraian dari latar belakang

maka penulis mencoba meneliti dengan judul ”Pengaruh Pengendalian

Anggaran dan Karakteristik Laporan Keuangan Daerah Terhadap

Transparansi Laporan Keuangan Pemerintah (Studi Empiris Pada

Kabupaten atau Kota di Provinsi Banten)”.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas maka rumusan masalah yang hendak

diteliti yaitu sebagai berikut:

1. Apakah pengendalian anggaran berpengaruh secara parsial terhadap

transparansi laporan keuangan pemerintah?

2. Apakah penerapan karakteristik laporan keuangan berpengaruh secara

parsial terhadap transparansi laporan keuangan pemerintah?

3. Apakah pengendalian anggaran dan karakteristik laporan keuangan daerah

berpengaruh secara simultan terhadap transparansi laporan keuangan

pemerintah?

Page 37: Disusun Oleh Nunung Iyoh Sunaziah 1110082000018repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29759/3/NUNUNG... · Kantor Kabupaten dan Kota di Provinsi Banten pada Dinas Pengelolaan

19

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka penelitian ini bertujuan untuk

menemukan bukti empiris atas hal-hal sebagai berikut:

1. Untuk menganalisis pengaruh variabel pengendalian anggaran dan

karekteristik laporan keuangan daerah yang diterapkan terhadap

transparansi keuangan pemerintah

2. Untuk menganalisis pengaruh pengendalian anggaran dan karakteristik

laporan keuangan terhadap transparansi laporan keuangan pemerintah

3. Untuk menganalisi apakah pengendalian anggaran dan karakteristik

laporan keuangan daerah berpengaruh besar transparansi laporan keuangan

pemerintah

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi semua pihak, diantaranya:

1. Kontribusi Teoritis

Menambah literatur dan acuan penelitian pada bidang laporan keuangan,

terutama untuk peneliti yang ingin melakukan penelitian lebih lanjut

mengenai karakteristik laporan keuangan dan pengendalian anggaran

terhadap transparansi laporan keuangan pemerintah

2. Kontribusi Praktis

a. Pemerintah

Sebagai bahan pertimbangan pemerintah daerah ataupun pusat dalam

mengevaluasi kebijakan terhadap laporan keuangan yang dikelola agar

Page 38: Disusun Oleh Nunung Iyoh Sunaziah 1110082000018repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29759/3/NUNUNG... · Kantor Kabupaten dan Kota di Provinsi Banten pada Dinas Pengelolaan

20

lebih memperhatikan kepatuhan terhadap karekteristik laporan

keuangan serta pengendalian anggaran yang tepat.

b. Masyarakat

Sebagai Sistem Informasi Pengelolaan Keuangan Daerah guna

menjawab kebutuhan informasi keuangan bagi stakeholder, pihak-

pihak yang terkait pengelolaan keuangan daerah maupun masyarakat

serta ketepatan dalam penggunaan anggaran

c. Peneliti

Memberikan kesempatan bagi penulis untuk menyeselaraskan ilmu

yang telah diperoleh selama proses perkuliahan, mengembangkan

pengetahuan penulis di bidang informasi penyusunan laporan

keuangan daerah yang memenuhi karakteristik laporan keuangan

daerah dengan adanya pengendalian anggaran serta terciptanya

transparansi pada laporan keuangan daerah.

Page 39: Disusun Oleh Nunung Iyoh Sunaziah 1110082000018repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29759/3/NUNUNG... · Kantor Kabupaten dan Kota di Provinsi Banten pada Dinas Pengelolaan

21

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengendalian Anggaran

1. Pengertian Peengendalian Anggaran

Menurut Hansen & Mowen Management Accounting (3nd Ed.

Cincinnati, Ohio: South-Westerm Publishing Co. 1995) dalam Lince

Bulutoding (2011) Pengendalian (control) adalah mekanisme yang

dilakukan oleh eksekutif (pemerintah daerah) untuk menjamin

dilaksanakannya sistem dan kebijakan manajemen sehingga tujuan

organisasi dapat tercapai serta proses penetapan standar, dengan menerima

umpan balik berupa kinerja sesungguhnya, dan mengambil tindakan yang

diperlukan jika kinerja sesungguhnya berbeda secara signifikan dengan

apa yang telah direncanakan sebelumnya. Sedangkan anggaran menurut

Freeman (2003) anggaran adalah sebuah proses yang dilakukan oleh

organisasi sector public untuk mengalokasikan sumber daya yang dimiliki

pada kebutuhan-kebutuhan tidak terbatas.

Pengertian ini dapat mengungkapkan peran strategis anggaran dalam

pengelolaan kekayaan sebuah organisasi public. Organisasi sector public

tentunya ingin memberikan pelayanan maksimal pada masyarakat, tetapi

seringkali keinginan tersebut terhambat oleh terbatasnya sumber daya

yang dimiliki, sudah jelas bahwa fungsi dan peran anggaran ini sangatlah

penting.

Page 40: Disusun Oleh Nunung Iyoh Sunaziah 1110082000018repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29759/3/NUNUNG... · Kantor Kabupaten dan Kota di Provinsi Banten pada Dinas Pengelolaan

22

Pengendalian (controling) yang dilakukan oleh pemerintah, akan

mencegah defisit anggaran sehingga tujuan serta sasaran anggaran dapat

tercapai. Pencapaian tujuan dan sasaran akan bermanfaat untuk

kepentingan rakyat dan akan berpengaruh positif signifikan terhadap tata

kelola pemerintahan yang baik (good governance).

Anggaran juga suatu rencana terinci yang dinyatakan secara formal

dalam ukuran kuantitatif, biasanya dinyatakan dalam satuan uang, untuk

perolehan dan penggunaan sumber-sumber suatu organisasi dalam jangka

waktu tertentu.

Dilihat dari beberapa pengertian diatas sangat jelas bahwa

pengendalian intern merupakan pengendalian kegiatan (operasional) yang

dilakukan pimpinan untuk mencapai tujuan secara efisien, yang terdiri dari

kebijakan-kebijakan dan prosedur-prosedur yang ditetapkan untuk

mencapai tujuan tertentu. Pengendalian intern yang digunakan dalam

sebuah entitas merupakan faktor yang menentukan keandalan laporan

keuangan yang dihasilkan oleh entitas tersebut.

2. Dasar-dasar Sistem Pengendalian

Cita-cita pemerintah daerah adalah bahwa tidak ada mata anggaran

tidak direalisasi, alokasi anggaran tepat waktu, efektif dan efisien, laporan

realisasi anggaran cacat atau temuan Badan Pengawasan Keuangan (BPK),

dan Laporan Keuangan siap saji tepat waktu, Laporan Keuangan siap

audit dan dipastikan memeroleh opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP)

dari Badan Pengawasan Keuangan (BPK). Sebagian telah mampu

Page 41: Disusun Oleh Nunung Iyoh Sunaziah 1110082000018repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29759/3/NUNUNG... · Kantor Kabupaten dan Kota di Provinsi Banten pada Dinas Pengelolaan

23

merealisasi impian itu, dan jumlahnya bertambah banyak.

Dasar umum pengendalian adalah tujuan pendirian, sasaran tahunan,

dan entitas pemerintah. Semua jenis organisasi kepemerintahan, misalnya

pendirian sebuah Pemda baru, pasti mempunyai maksud pendirian

organisasi, yang kemudian menjadi tujuan organisasi yang tak mungkin

dicapai oleh Pemda lama sebelum pemekaran. Tujuan tersebut

memerlukan strategi, program, dan aktivitas utama. Lalu, pelaksanaan

strategi, program, dan aktivitas untuk mencapai tujuan membutuhkan

pengendalian manajemen, agar tujuan tercapai secara ekonomis, efektif,

dan efisien. Pengendalian manajemen kepemerintahan meliputi beberapa

aktivitas yaitu:

a. perencanaan,

b. koordinasi, misalnya program bantuan sosial dan Pemda

c. komunikasi, misalnya telaah RAPBN oleh Kementerian Keuangan,

pelaporan laporan kinerja

d. pengambilan keputusan, misalnya pilihan pelaksana proyek, alokasi

dana saat bencana alam

e. motivasi, misalnya preferensi atau pengutamaan bantuan Pemerintah

Pusat kepada Pemda yang berhasil memeroleh opini Wajar Tanpa

Pengecualian (WTP) dari Badan Pemeriksaan Keuangan(BPK) lebih

dahulu

f. pengendalian

g. penilaian kinerja entitas tersebut, misalnya laporan kinerja lain. Apabila

Page 42: Disusun Oleh Nunung Iyoh Sunaziah 1110082000018repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29759/3/NUNUNG... · Kantor Kabupaten dan Kota di Provinsi Banten pada Dinas Pengelolaan

24

salah satu aktivitas pengendalian manajemen tersebut di atas tidak

memadai, maka tujuan berisiko tak tercapai atau tercapai kebetulan

dengan susah payah, berdarah-darah dan penuh pemborosan.

Adapun sistem pengendalian manajemen kepemerintahan dapat

didukung oleh beberapa faktor yaitu:

a. Struktur organisasi yang mengakomodasi sistem pengendalian

b. Manajemen Sumber Daya Manusia (SDM)

c. Lingkungan pendukung dan penyubur sistem pengendalian. Sebagai

misal, terdapat struktur sistem pengendalian manajemen terfokus pada

unit organisasi, sub-unit organisasi, satuan kerja dan/atau pusat

tanggung jawab yang lain.

Pusat pertanggungjawaban adalah basis utama perencanaan,

koordinasi, komunikasi, pengambilan keputusan, motivasi, pengendalian,

dan penilaian kinerja. Sebagai misal, tanggung jawab seorang Bupati

sebuah Pemda dipecah lagi menjadi pusat pertanggungjawaban lebih kecil

berupa beberapa satker atau dinas, dinas lalu dipecah lagi menjadi

beberapa sub-dinas hingga tingkatan pelaksana program atau layanan

publik tertentu. Manajer pusat pertanggungjawaban adalah Bupati sebagai

pemegang anggaran (budget holder) dan sumber daya pemdanya yang lain

seperti Sumber Daya Manusia (SDM), sarana fisik Kabupaten, sistem

Kabupaten, dan berbagai input lain.

Bupati bertanggung jawab mencapai target APBD, tujuan Pemda,

sasaran dengan tolok-ukur kualitas, kuantitas, kepatuhan jadual tiap

Page 43: Disusun Oleh Nunung Iyoh Sunaziah 1110082000018repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29759/3/NUNUNG... · Kantor Kabupaten dan Kota di Provinsi Banten pada Dinas Pengelolaan

25

program, proyek, dan kegiatan pemdanya. DPRD bersama Bupati sebagai

CEO Pemda, membangun tolok ukur keberhasilan manajemen Pemdanya

masing-masing. Raihan kabupaten di bawah tolok ukur terkatagori sebagai

kegagalan kabupaten mencapai tujuan organisasi, penjelasan sebab

kegagalan dihadapan DPRD adalah bentuk pertanggungjawaban lazim.

3. Struktur Pengendalian Manajemen Pemerintahan

Sistem pengendalian manajemen terfokus pada unit organisasi dan atau

pusat tanggung jawab. Pusat pertanggungjawaban adalah basis

perencanaan, koordinasi, komunikasi, pengambilan keputusan, motivasi,

pengendalian, dan penilaian kinerja.

Tujuan pembentukan pusat-tanggung jawab adalah membentuk basis

satuan/unit perencanaan, koordinasi, komunikasi, pengambilan keputusan,

motivasi, pengendalian, dan penilaian kinerja, serta membentuk basis

pemetaan piramida sub-tujuan dan berpuncak pada tujuan Pemda, menjadi

sarana pembangunan keharmonisan berbagai sasaran (goal-congruence,

critical path, bottle neck), dan sarana dasar kerjasama antar berbagai pusat-

pusat tanggung jawab, menjadi sarana delegasi wewenang.

Pusat tanggung jawab adalah pusat masalah dan pusat keputusan,

mendorong kemandirian, pertandingan kinerja antar tiap pusat

tanggungjawab, mendorong komitmen, membangkitkan greget, kreativitas

dan inovasi terobosan kinerja.

Pengendalian anggaran meliputi hal hal sebagai berikut:

a. Pengukuran layanan atau output versus target layanan atau tolok ukur

Page 44: Disusun Oleh Nunung Iyoh Sunaziah 1110082000018repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29759/3/NUNUNG... · Kantor Kabupaten dan Kota di Provinsi Banten pada Dinas Pengelolaan

26

output

b. Rupiah realisasi mata anggaran versus anggaran

c. Penjelasan dan pertanggungjawaban penyimpangan keduanya.

Pengendalian anggaran berbagai sub-organisasi digabungkan menjadi

pengendalian organisasi di atasnya, (berjenjang ke atas) secara terus-

menerus sampai tergabung menjadi pertanggungjawaban Presiden kepada

DPR atau pertanggungjawaban Gubernur/Bupati/Walikota kepada DPRD.

Karena itu atasan bertanggung jawab atas kinerja realisasi anggaran

bawahan langsung, menanyai/memeriksa suborganisasi secara terus

menerus (dan memberi pengarahan) sepanjang tahun anggaran.

Suatu suborganisasi tak mampu mencapai subsasarannya mungkin

berpengaruh pada kinerja suborganisasi yang lain, secara langsung atau

tidak langsung. Dampak berantai atau dampak domino gagal-raihan sub-

sub organisasi selalu dipantau atasan sebagai pusat tanggung-jawab.

Proses penggunaan anggaran menciptakan kinerja organisasi tersebut.

Anggaran adalah alokasi-uang-terotorisasi bertujuan kinerja tertentu,

proses alokasi memenuhi kaidah ekonomis, efektivitas, dan efisiensi

anggaran akan selalu menghasilkan output atau hasil lebih baik dari tahun

ke tahun. Karena itulah, Korupsi Kolusi Nepotisme (KKN) dan

pemborosan diperangi sepanjang proses perencanaan dan pengeluaran

anggaran.

Alokasi sempurna pada saat pengeluaran anggaran diterima 100%

oleh pihak terakhir penerima dan pemanfaat anggaran, misalnya raskin,

Page 45: Disusun Oleh Nunung Iyoh Sunaziah 1110082000018repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29759/3/NUNUNG... · Kantor Kabupaten dan Kota di Provinsi Banten pada Dinas Pengelolaan

27

BOS, hibah, dan bantuan sosial. Tanpa basis atau bukti empiris, kebocoran

anggaran akibat rente-ekonomi sepanjang prosedur dan aliran anggaran,

dirasakan oleh sebagian orang, masih amat besar.

Proses alokasi anggaran penuh kebocoran merupakan tema sentral

GCG birokrasi, sistem pengendalian berupaya memberi solusi. Inilah inti

masalah pengendalian birokrasi. Aspek terpenting sistem pengendalian

manajemen adalah sistem informasi manajemen, khususnya sistem

pelaporan fakta/kebenaran-tepat waktu akan alokasi, penerima alokasi,

penggunaan alokasi, hasil/output/outcome/impact alokasi anggaran.

Rancangan membangun sistem pengendalian manajemen mencegah

rekayasa laporan, penundaan pelaporan, untuk menutupi rekayasa

lapangan (misalnya BOS, raskin, subsidi diterima oleh pihak yang

berkecukupan ekonomi).

4. Konsep Anggaran Pemerintah

Menurut Freeman (2003), anggaran adalah sebuh proses yang

dilakukan oleh organisasi sector public untuk mengalokasikan sumber

daya yang dimiliki pada kebutuhan-kebutuhan tidak terbatas. Pengertian

ini dapat mengungkapkan peran strategis anggaran dalam pengelolaan

kekayaan sebuah organisasi publik. Organisasi sektor publik tentunya

ingin memberikan pelayanan maksimal pada masyarakat, tetapi seringkali

keinginan tersebut terhambat oleh terbatasnya sumber daya yang dimiliki,

sudah jelas bahwa fungsi dan peran anggaran ini sangatlah penting.

Anggaran dapat juga dikatakan sebagai pernyataan mengenai estimasi

Page 46: Disusun Oleh Nunung Iyoh Sunaziah 1110082000018repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29759/3/NUNUNG... · Kantor Kabupaten dan Kota di Provinsi Banten pada Dinas Pengelolaan

28

kerja yang hendak dicapai selama periode waktu tertentu dalam ukuran

finansial. Pembuatan anggaran dalam pemerintahan, merupakan sebuah

proses yang cukup rumit dan mengandung muatan politis yang cukup

signifikan, berbeda dengan penyusunan anggaran diperusahaan suwasta

yang muatan politisnya relative lebih kecil.

Dalam ruang lingkup akuntansi, anggaran berada dalam lingkungan

akuntansi manajemen. Beberapa fungsi anggaran dalam manajemen

organisasi sector public adalah:

a. Anggaran sebagai alat perencanaan yaitu dengan adanya anggaran,

organisasi tahu apa yang harus dilakukan dan kearah mana kebijakan

akan dibuat.

b. Anggaran sebagai alat pengebdalian yaitu dengan adanya anggaran

ini, sector public dapat menghindari adanya pengeluaran yang lebih

besar (overspending) atau adanya penggunaan dana yang tidak

semestinya (misspending).

c. Anggaran sebagai alat kebijakan yaitu melalui anggaran, organisasi

sektor publik dapat menentukan arah atas kebijakan tertentu.

d. Anggaran sebagai alat politik yaitu adanya komitmen dalam

pengelolaan dalam melaksanakan program-program yang telah

dijanjikan dapat dilihat melalui anggaran.

e. Anggaran sebagai alat koordinasi dan komunikasi itu melalui

dokumen anggaran yang komprehensif, sebuah bagian, unit kerja atau

departemen yang merupakan suborganisasi dapat mengetahui apa

Page 47: Disusun Oleh Nunung Iyoh Sunaziah 1110082000018repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29759/3/NUNUNG... · Kantor Kabupaten dan Kota di Provinsi Banten pada Dinas Pengelolaan

29

yang harus dilakukan oleh setiap divisinya.

f. Anggaran sebagai alat penilaian kerja yaitu sebagai ukuran atau

patokan apakah suatu unit kerja telah memenuhi target, baik

terlaksananya aktivitas maupun terpenuhinya efesiensi biaya.

g. Anggaran sebagai alat motivasi yaitu anggaran dapat digunakan

sebagai alat komunikasi dengan menjadikan nilai-nilai nominal yang

tercantum sebagai target pencapaian.

5. Pendekatan Penyusunan Anggaran Pemerintah

Ada beberapa pendekatan dalam pembuatan anggaran, diantaranya

yaitu:

a. Pendekatan Tradisional

Pendekatan ini disebut juga pendekatan tradisional karena pada awal

perkembangannya, anggaran dapat ditampilkan berdasarkan urutan pos

belanja. Tedapat dua ciri dalam pendekatan ini yaitu:

1) Anggaran tradisional menampilkan anggaran dalam presepektif

sifat dasar (nature) dari sebuah pengeluaran atau belanja.

2) Penggunaan konsep inkrementalisme, yaitu jumlah anggaran tahun

tertentu dihitung berdasarkan jumlah tahun sebelumnya dengan

tingkat kenaikan tertentu.

Pendekatan ini bertujuan mengendalikan pengeluaran kas dengan

lebih baik. Angka-angka yang tertera dalam dokumen anggaran tersebut

menunjukan plafon anggaran batas atas yang boleh dilewati oleh polres

Page 48: Disusun Oleh Nunung Iyoh Sunaziah 1110082000018repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29759/3/NUNUNG... · Kantor Kabupaten dan Kota di Provinsi Banten pada Dinas Pengelolaan

30

damai dalam melaksanakan kegiatan-kegiatannya.

b. Pendekatan Kinerja

Pendekatan kinerja disusun untuk mengatasi berbagai kelemahan yang

terdapat dalam anggaran tradisional, khusunya kelemahan yang

disebabkan oleh tidak adanya tolak ukur yang dapat digunakan untuk

mengukur kerja dalam pencapaian tujuan dan sasaran pelayanan publik.

c. Pendekatan Sistem Perencanaan dan Penganggaran terpadu

Pendekatan ini dikembangkan untuk mengatasi kelemahan pada system

penganggaran tradisional dan juga penganggaran kinerja. Pengaggran

tradisional diraskan menerbitkan pada control belanja namun terlalu

sedikit perhatian pada kualitas kerja sedangkan penganggaran kinerja

yang diharapkan mampu mengatasi berbagai kelemahan dari

penganggaran tradisional ternyata juga memiliki kelemahan tersendiri.

Penganggaran kinerja berhasil melakukan pengukuran kinerja yang

efektif pada aspek-aspek kualitatif secara efektif, namun masih

terisolasi pada program atau kegiatan tahunan pemerintah yang dibuat

pada saat itu. Oleh karena itu meskipun ada perhatian pada hasil,

anggarankinerja dikatakan belum berhasil menghubungkan antara hasil

dengan proses perencanaan (tujuan dan sasaran) yang telah

direncanakan di awal, yang biasanya dibuat secara simulthan.

d. Pendekatan Anggaran Berbasis Nol

Pendekatan pembatan anggaran ini adalah bahwa setiap aktivitas atau

program yang telah diadakan ditahun-tahun sebelumnya tidak secara

Page 49: Disusun Oleh Nunung Iyoh Sunaziah 1110082000018repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29759/3/NUNUNG... · Kantor Kabupaten dan Kota di Provinsi Banten pada Dinas Pengelolaan

31

otomatis dapat dilanjutkan. Setiap aktivitas harus dievaluasi setiap

tahun untuk menentukan apakah aktivitas itu akan diadakan tahun ini

dengan melihat kontribusi yang diberikannya kepada tujuan organisasi.

Proses dari anggaran berbasis nol yaitu:

1) Membagi-bagi program dan kegiatan dalam unit-unit keputusan

yaitu program, aktivitas, atau unit organisasi ditingkat yang rendah.

2) Dasar untuk pembagian adalah aktivitas secara spesifik, jasa spesifik

yang diberikan, sub unit organisasi, atau aktivitas alternative yang

dilakukan untuk mencapai tujuan dari program.

3) Memilih cara terbaik untuk menyediakan jasa dengan berdasarkan

analisis lain (menggunakan pertimbangan politis)

4) Menentukan pilihan atas beberapa unit organisasi sehingga didapet

keputusan tentang berapa banyak jasa yang akan disediakan (sama

dengan tahun lalu, ditambah atau dikurangi).

6. Struktur Anggaran Pemerintah

Secara umum, anggaran pemerintah dapat disusun menjadi dua yaitu:

a. Klasifikasi ekonomi dibuat berdasarkan jenis-jenis belanja yang

dikeluarkan pemerintah dalam rangka pelayanan public yang meliputi:

1) Kompensasi untuk pegawai

2) Belanja barang dan jasa

3) Penggunaan asset tetap

4) Bunga

5) Subsidi

Page 50: Disusun Oleh Nunung Iyoh Sunaziah 1110082000018repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29759/3/NUNUNG... · Kantor Kabupaten dan Kota di Provinsi Banten pada Dinas Pengelolaan

32

6) Hibah

7) Tunjangan social

8) Belanja lain-lain

b. Klasifikasi fungsional menyediakan informasi berdasarkan tujuan atas

fungsi yang dijalankan oleh pemerintah. Klasifikasi belanja berdasarkan

fungsi meliputi sebagai berikut:

1) Pelayanan umum

2) Pertahanan

3) Ketertiban umum

4) Ekonomi

5) Lingkungan hidup

6) Perumahan dan fasilitas masyarakat

7) Kesehatan

8) Parawisata, budaya dan agamaPendidikan

9) Jaminan sosial

B. Karakteristik Laporan Keuangan

1. Karakteristik Laporan Keuangan

Pemerintah Daerah Kabupaten pada dasarnya dalam penyajiannya

masih mengalami kendala-kendala atau masalah-masalah ini dibuktikan

pada pembentukan opini tidak memberikan pendapat (disclaimer) hasil

audit Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) terhadap laporan keuangan

daerah terkadang akan mengubah lebih baik agar mendapat opini Wajar

Dengan Pengecualian (WDP) yang menunjukkan peningkatan opini

Page 51: Disusun Oleh Nunung Iyoh Sunaziah 1110082000018repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29759/3/NUNUNG... · Kantor Kabupaten dan Kota di Provinsi Banten pada Dinas Pengelolaan

33

dikarenakan pemerintah kabupaten telah melakukan pembenahan terhadap

kelemahan dan ketidakpatuhan dalam menyusun laporan keuangan sesuai

standar akuntansi pemerintahan dan karakteristik laporan keuangan yang

berpengaruh terhadap kewajaran penyajian Laporan Keuangan Pemerintah

Daerah (LKPD) (BPK-RI, 2012).

Reformasi di bidang pengelolaan keuangan daerah terus bergulir yang

ditandai dengan keluarnya PP No. 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan

Keuangan Daerah sebagai pengganti dari PP yang mendahuluinya (PP No.

105 Tahun 2000).

Hal ini merupakan upaya sinkronisasi menyusul keluarnya paket

undang-undang pengelolaan keuangan negara (UU 17 Tahun 2003, UU

No. 1 Tahun 2004, dan UU No. 15 Tahun 2004) dan revisi paket undang-

undang otonomi daerah (UU No. 32 Tahun 2004 dan UU No. 33 Tahun

2004) serta PP No 24 Tahun 2005 tentang Standar Akuntansi

Pemerintahan.

Sebagaimana disebutkan dalam UU No. 32 tahun 2004 dan UU No.

17 tahun 2003, laporan keuangan merupakan bentuk pertanggungjawaban

pemerintah daerah dalam mewujudkan akuntabilitas dan transparansi

pengelolaan keuangan daerah yang harus disampaikan tepat waktu, dan

disusun sesuai dengan PP No. 24 tahun 2005 tentang Standar Akuntansi

Pemerintahan.

Menurut Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI) dalam Kerangka Dasar

Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan (2014) menyatakan ada

Page 52: Disusun Oleh Nunung Iyoh Sunaziah 1110082000018repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29759/3/NUNUNG... · Kantor Kabupaten dan Kota di Provinsi Banten pada Dinas Pengelolaan

34

empat karakteristik kualitatif laporan keuangan, yaitu:

a. Dapat dipahami.

b. Relevan.

c. Keandalan.

d. Dapat diperbandingkan.

Berdasarkan beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa

untuk menghasilkan informasi keuangan yang bermanfaat bagi para

pemakai, maka laporan keuangan harus disusun sesuai dengan

karakteristik kualitatif laporan keuangan yaitu ukuran-ukuran normatif

yang perlu diwujudkan dalam informasi akuntansi sehingga dapat

memenuhi tujuannya.

Menurut Bastian (2006), keempat karakteristik yang merupakan

prasyarat normatif yang diperlukan agar laporan keuangan pemerintah

dapat memenuhi kualitas yang dikehendaki, terdiri atas relevan, andal,

dapat dibandingkan dan dapat dipahami.

2. Karakteristik Kualitatif Laporan Keuangan Daerah

Karakteristik kualitatif laporan keuangan adalah ukuran-ukuran

normatif yang perlu diwujudkan dalam informasi akuntansi sehingga dapat

memenuhi tujuannya. Ke empat karakteristik berikut ini merupakan

prasyarat normatif yang diperlukan agar laporan keuangan pemerintah

dapat memenuhi kualitas yang dikehendaki yaitu:

1. Relevan yaitu laporan keuangan bisa dikatakan relevan apabila

informasi yang termuat di dalamnya dapat mempengaruhi keputusan

Page 53: Disusun Oleh Nunung Iyoh Sunaziah 1110082000018repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29759/3/NUNUNG... · Kantor Kabupaten dan Kota di Provinsi Banten pada Dinas Pengelolaan

35

pengguna dengan membantu mereka mengevaluasi peristiwa masa lalu

atau masa kini, dan memprediksi masa depan, serta menegaskan atau

mengoreksi hasil evaluasi mereka di masa lalu. Dengan demikian,

informasi laporan keuangan yang relevan dapat dihubungkan dengan

maksud penggunaannya. Informasi yang relevan itu seperti:

1) Memiliki manfaat umpan balik (feedback value) yaitu informasi

memungkinkan pengguna untuk menegaskan atau mengoreksi

ekspektasi mereka di masa lalu.

2) Memiliki manfaat prediktif (predictive value) yaitu informasi dapat

membantu pengguna untuk memprediksi masa yang akan datang

berdasarkan hasil masa lalu dan kejadian masa kini.

3) Tepat waktu yaitu informasi disajikan tepat waktu sehingga dapat

berpengaruh dan berguna dalam pengambilan keputusan.

4) Lengkap yaitu informasi akuntansi keuangan pemerintah disajikan

selengkap mungkin, mencakup semua informasi akuntansi yang

dapat mempengaruhi pengambilan keputusan dengan

memperhatikan kendala yang ada. Informasi yang melatarbelakangi

setiap butir informasi utama yang termuat dalam laporan keuangan

diungkapkan dengan jelas agar kekeliruan dalam penggunaan

informasi tersebut dapat dicegah.

2. Andal yaitu informasi dalam laporan keuangan bebas dari pengertian

yang menyesatkan dan kesalahan material, menyajikan setiap fakta

secara jujur, serta dapat diverifikasi. Informasi mungkin relevan, tetapi

Page 54: Disusun Oleh Nunung Iyoh Sunaziah 1110082000018repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29759/3/NUNUNG... · Kantor Kabupaten dan Kota di Provinsi Banten pada Dinas Pengelolaan

36

jika hakikat atau penyajiannya tidak dapat diandalkan maka

penggunaan informasi tersebut secara potensial dapat menyesatkan.

Informasi yang andal memenuhi karakteristik sebagai berikut:

1) Penyajian Jujur

2) Informasi menggambarkan dengan jujur transaksi serta peristiwa

lainnya yang seharusnya disajikan atau yang secara wajar dapat

diharapkan untuk disajikan.

3) Dapat Diverifikasi (verifiability)

4) Informasi yang disajikan dalam laporan keuangan dapat diuji, dan

apabila pengujian dilakukan lebih dari sekali oleh pihak yang

berbeda, hasilnya tetap menunjukkan simpulan yang tidak berbeda

jauh.

5) Netralitas

6) Informasi diarahkan pada kebutuhan umum dan tidak berpihak pada

kebutuhan pihak tertentu.

7) Dapat dibandingkan

8) Dapat dipahami.

3. Dapat dibandingkan yaitu informasi yang termuat dalam laporan

keuangan akan lebih berguna jika dapat dibandingkan dengan laporan

keuangan periode sebelumnya atau laporan keuangan entitas pelaporan

lain pada umumnya. Perbandingan dapat dilakukan secara internal dan

eksternal. Perbandingan secara internal dapat dilakukan bila suatu

entitas menerapkan kebijakan akuntansi yang sama dari tahun ke tahun.

Page 55: Disusun Oleh Nunung Iyoh Sunaziah 1110082000018repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29759/3/NUNUNG... · Kantor Kabupaten dan Kota di Provinsi Banten pada Dinas Pengelolaan

37

Perbandingan secara eksternal dapat dilakukan bila entitas yang

diperbandingkan menerapkan kebijakan akuntansi yang sama. Apabila

entitas pemerintah menerapkan kebijakan akuntansi yang lebih baik

daripada kebijakan akuntansi yang sekarang diterapkan, perubahan

tersebut diungkapkan pada periode terjadinya perubahan.

4. Dapat difahami maksudnya adalah informasi yang disajikan dalam

laporan keuangan dapat dipahami oleh pengguna dan dinyatakan dalam

bentuk serta istilah yang disesuaikan dengan batas pemahaman para

pengguna. Untuk itu, pengguna diasumsikan memiliki pengetahuan

yang memadai atas kegiatan dan lingkungan operasi entitas pelaporan,

serta adanya kemauan pengguna untuk mempelajari informasi yang

dimaksud.

C. Transparansi Laporan Keuangan Pemerintah

Transparansi adalah prinsip yang menjamin akses atau kebebasan bagi

setiap orang untuk memperoleh informasi tentang penyelenggaraan

pemerintahan, yakni informasi tentang kebijakan, proses pembuatan dan

pelaksanaannya, serta hasil-hasil yang dicapai. Prinsip Transparansi memiliki

dua aspek yaitu komunikasi publik oleh pemerintah dan hak masyarakat

terhadap akses informasi.

Menurut Siti Aliyah dan Aida Nahar (2012) Pengelolaan keuangan

daerah adalah keseluruhan kegiatan yang meliputi perencanaan, pelaksanaan,

penatausahaan, pelaporan, pertanggungjawaban, dan pengawasan keuangan

daerah. Dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006

Page 56: Disusun Oleh Nunung Iyoh Sunaziah 1110082000018repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29759/3/NUNUNG... · Kantor Kabupaten dan Kota di Provinsi Banten pada Dinas Pengelolaan

38

dijelaskan bahwa asas umum pengelolaan keuangan daerah adalah sebagai

berikut:

1. Keuangan daerah dikelola secara tertib, taat pada peraturan perundang-

undangan,efektif, efisien, ekonomis, transparan, dan bertanggungjawab

dengan memperhatikan azas keadilan, kepatutan, dan manfaat untuk

masyarakat.

2. Secara tertib sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah bahwa keuangan

daerah dikelola secara tepat waktu dan tepat guna yang didukung dengan

bukti-bukti administrasi yang dapat dipertanggungjawabkan.

3. Taat pada peraturan perundang-undangan sebagaimana dimaksud pada ayat

(1) adalah bahwa pengelolaan keuangan daerah harus berpedoman pada

peraturan perundang-undangan.

4. Efektif sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan pencapaian hasil

program dengan target yang telah ditetapkan, yaitu dengan cara

membandingkan keluaran dengan hasil.

5. Efisien sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan pencapaian

keluaran yang maksimum dengan masukan tertentu atau penggunaan

masukan terendah untuk mencapai keluaran tertentu.

6. Ekonomis sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan pemerolehan

masukan dengan kualitas dan kuantitas tertentu pada tingkat harga yang

terendah.

7. Transparan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan prinsip

keterbukaan yang memungkinkan masyarakat untuk mengetahui dan

Page 57: Disusun Oleh Nunung Iyoh Sunaziah 1110082000018repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29759/3/NUNUNG... · Kantor Kabupaten dan Kota di Provinsi Banten pada Dinas Pengelolaan

39

mendapatkan akses informasi seluasluasnya tentang keuangan daerah.

8. Bertanggung jawab sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan

perwujudan kewajiban seseorang untuk mempertanggungjawabkan

pengelolaan dan pengendalian sumber daya dan pelaksanaan kebijakan

yang dipercayakan kepadanya dalam rangka pencapaian tujuan yang telah

ditetapkan.

9. Keadilan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah keseimbangan

distribusi kewenangan dan pendanannya dan atau keseimbangan distribusi

hak dan kewajiban berdasarkan pertimbangan yang obyektif.

10. Kepatutan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah tindakan atau

suatu sikap yang dilakukan dengan wajar dan proporsional.

11. Manfaat untuk masyarakat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah

bahwa keuangan daerah diutamakan untuk pemenuhan kebutuhan

masyarakat.

Transparansi informasi terutama informasi keuangan dan fiskal harus

dilakukan dalam bentuk yang relevan dan mudah dipahami. Transparansi

dapat dilakukan apabila ada kejelasan tugas dan kewenangan, ketersediaan

informasi kepada publik, proses penganggaran yang terbuka, dan jaminan

integritas dari pihak independen mengenai perkiraan fiskal, informasi, dan

penjabarannya. Pada saat ini, Pemerintah sudah mempunyai Standar

Akuntansi Pemerintah (SAP) yang merupakan prinsip-prinsip akuntansi yang

diterapkan dalam menyusun dan menyajikan laporan keuangan (PP No. 71

Tahun 2010).

Page 58: Disusun Oleh Nunung Iyoh Sunaziah 1110082000018repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29759/3/NUNUNG... · Kantor Kabupaten dan Kota di Provinsi Banten pada Dinas Pengelolaan

40

Menurut Sri Wisnu (2007) presepsi adanya transparansi pada laporan

keuangan dipengaruhi oleh kriteria-kriteria sebagai berikut:

1. Pemda mempunyai sistem informasi keuangan daerah yang

memungkinkan laporan keuangannya dapat diakses dengan mudah oleh

masyarakat, misalnya melalui internet.

2. Pertanggungjawaban laporan keuangan oleh kepala daerah kepada DPRD

akhir tahun bersifat terbuka untuk masyarakat umum.

3. Laporan keuangan pemda tidak sekedar dapat diakses

(diketahui/diperoleh) oleh DPRD dan auditor, tetapi juga oleh masyarakat

luas.

4. Laporan keuangan yang telah diperiksa (diaudit) oleh BPK diumumkan /

dipublikasikan di media masa.

5. Selain DPRD dan Badan Pengawas Daerah (Bawasda), masyarakat

mempunyai hak (pada tingkat tertentu) untuk mengetahui hasil

pemeriksaan (audit) laporan keuangan yang telah diperiksa (auditor)

independent.

6. Hasil kinerja keuangan dan non keuangan pemerintah daerah selama

periode tersebut tersedia untuk umum.

Transparansi dibangun atas dasar kebebasan arus informasi. Proses

lembaga dan informasi secara langsung dapat diterima oleh mereka yang

membutuhkan. Informasi harus dapat dipahami dan dapat dimengerti.

Menurut Sedarmayanti (2007:38) dalam Diana Sari (2012) transparansi

Page 59: Disusun Oleh Nunung Iyoh Sunaziah 1110082000018repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29759/3/NUNUNG... · Kantor Kabupaten dan Kota di Provinsi Banten pada Dinas Pengelolaan

41

adalah tata kelola pemerintahan yang baik akan bersifat transparan terhadap

rakyatnya, baik di tingkat pusat maupun daerah. Transparansi adalah bahwa

individu, kelompok, atau organisasi dalam hubungan akuntabilitas diarahkan

tanpa adanya kebohongan atau motivasi yang tersembunyi, dan bahwa

seluruh informasi kinerja lengkap dan tidak memiliki tujuan menghilangkan

data yang berhubungan dengan masalah tertentu (Mohamad Mahsun

2009:92).

Transparansi adalah prinsip yang menjamin akses atau kebebasan bagi

setiap orang untuk memperoleh informasi tentang penyelenggaraan

pemerintah, yakni tentang kebijakan, proses pembuatan dan pelaksanaan serta

hasil-hasil yang dicapai (Bapenas 2003:18). Transparansi bermakna

tersedianya informasi yang cukup, akurat dan tepat waktu tentang kebijakan

publik dan proses pembentukannya.

Dengan ketersediaan informasi seperti itu, masyarakat dapat ikut

sekaligus mengawasi sehingga kebijakan publik yang muncul bisa

memberikan hasil yang optimal bagi masyarakat, serta mencegah terjadinya

kecurangan dan manipulasi yang hanya menguntungkan salah satu kelompok

masyarakat saja. Keterbukaan dan transparansi juga dalam arti masyarakat

atau sesama aparatur pemerintah dapat mengetahui atau dilibatkan dalam

perumusan perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan dengan pengendalian

pelaksanaan kebijakan. Apabila informasi yang terdapat di dalam laporan

keuangan pemerintah daerah memenuhi kriteria karakteristik laporan

keuangan pemerintah seperti yang disyaratkan dalam PP No. 24 tahun 2005,

Page 60: Disusun Oleh Nunung Iyoh Sunaziah 1110082000018repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29759/3/NUNUNG... · Kantor Kabupaten dan Kota di Provinsi Banten pada Dinas Pengelolaan

42

berarti pemerintah daerah mampu mewujudkan transparansi dan akuntabilitas

dalam pengelolaan keuangan daerah dalam Galuh (2010). Penyusunan

laporan keuangan adalah suatu bentuk kebutuhan transparansi yang

merupakan syarat pendukung adanya akuntabilitas yang berupa keterbukaan

(openness) pemerintah atas aktivitas pengelolaan sumber daya publik.

Transparansi dibangun atas dasar kebebasan memeroleh informasi yang

dibutuhkan oleh masyarakat dengan bertambahnya pengetahuan masyarakat

terhadap penyelenggaraan pemerintah daerah, meningkatkan nilai

kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah, meningkatnya jumlah

masyarakat yang berpartisipasi dalam pembangunan daerah dan berkurangnya

pelanggaran terhadap peraturan perundang-undangan (Sedarmayanti, 2007)

Konsep transparansi adalah setiap program dan kegiatan pemerintah

terbuka untuk umum dan secara mudah dapat di akses oleh berbagai unsur

yang memiliki perhatian, sehingga meningkatkan partisipasi mereka untuk

ikut mengontrol (check and balance) dalam mewujudkan tata kelola

pemerintahan yang baik (Bahrullah Akbar, 2013)

Gagasan perlunya standar akuntansi pemerintahan sebenarnya sudah

lama ada, namun baru pada sebatas wacana. Seiring dengan berkembangnya

akuntansi di sector komersil yang dipelopori dengan dikeluarkannya Standar

Akuntansi Keuangan oleh IAI mulai dari Tahun 1994 kebutuhan standar

akuntansi pemerintahan kembali menguat. Oleh karena itu Badan Akuntansi

Keuangan Negara (BAKUN), Departemen Keuangan mulai mengembangkan

standar akuntansi.

Page 61: Disusun Oleh Nunung Iyoh Sunaziah 1110082000018repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29759/3/NUNUNG... · Kantor Kabupaten dan Kota di Provinsi Banten pada Dinas Pengelolaan

43

Bergulirnya era reformasi memberikan sinyal yang kuat akan adanya

transparansi dan akuntabilitas pengelolaan keuangan negara. Salah satunya

adalah PP 105/2000 yang secara eksplisit menyebutkan perlunya standar

akuntansi pemerintahan dalam pertanggungjawaban keuangan daerah. Tahun

2002 Menteri Keuangan membentuk Komite Standar Akuntansi Pemerintah

Pusat dan Daerah yang bertugas menyusun konsep standar akuntansi

pemerintah pusat dan daerah yang tertuang dalam KMK 308/KMK.012/2002.

UU Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara mengamanatkan

bahwa laporan pertanggungjawaban APBN/APBD harus disusun dan

disajikan sesuai dengan standar akuntansi Pemerintahan, dan standar tersebut

disusun oleh suatu komite standar yang independen dan ditetapkan dengan

peraturan pemerintah. Selanjutnya, UU Nomor 1 Tahun 2004 tentang

Perbendaharan Negara kembali mengamanatkan penyusunan laporan

pertanggungjawaban pemerintah pusat dan daerah sesuai dengan standar

akuntansi pemerintahan, bahkan mengamanatkan pembentukan komite yang

bertugas menyusun standar akuntansi pemerintahan dengan keputusan

presiden. Dalam penyusunan standar harus melalui langkah-langkah tertentu

termasuk dengar pendapat (hearing), dan meminta pertimbangan mengenai

substansi kepada BPK sebelum ditetapkan dalam peraturan pemerintah.

Dalam rangka peningkatan kualitas informasi pelaporan keuangan

pemerintah dan untuk menghasilkan pengukuran kinerja yang lebih baik,

serta memfasilitasi manajemen keuangan/aset yang lebih transparan dan

akuntabel, maka perlu penerapan akuntansi berbasis akrual yang merupakan

Page 62: Disusun Oleh Nunung Iyoh Sunaziah 1110082000018repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29759/3/NUNUNG... · Kantor Kabupaten dan Kota di Provinsi Banten pada Dinas Pengelolaan

44

best practicedi dunia internasional.

Pengantar ini menguraikan lebih lanjut tentang latar belakang,

kedudukan dan peran serta tugas Komite Standar Akuntansi Pemerintahan

(KSAP), berikut penjelasan lingkup proses penyusunan SAP berbasis akrual

untuk selanjutnya disebut SAP (Berbasis Akrual) dan pentingnya isi pokok,

perbedaan mendasar antara SAP Berbasis Akrual dengan SAP berbasis kas

menuju akrual sesuai dengan Peraturan Pemerintah No 24 Tahun 2005 (untuk

selanjutnya disebut SAP Berbasis Kas Menuju Akrual), dan implementasi

SAP Berbasis Akrual. Isi dari pengantar ini dapat digunakan sebagai referensi

untuk memahami dan menerapkan SAP Berbasis Akrual. SAP yang Berlaku

di Indonesia yaitu:

a. Pada tanggal 13 Juni 2005 Presiden menandatangani Peraturan Pemerintah

Nomor 24 Tahun 2005 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan

b. Pada tahun 2010 diterbitkan PP No. 71 Tahun 2010 tentang Standar

Akuntansi Pemerintahan, sehingga sejak saat itu PP No. 24 Tahun 2005

dinyatakan tidak berlaku lagi. PP No. 71 Tahun 2010 mengatur

penyusunan dan penyajian laporan keuangan berbasis akrual.

Konsekuensi Ditetapkannya PP SAP dengan ditetapkan PP SAP,

diharapkan akan adanya transparansi, partisipasi dan akuntabilitas

pengelolaan keuangn negara guna mewujudkan pemerintahan yang baik

(good governance). Sehingga diperlukan langkah-langkah strategis yang

perlu segera diupayakan dan diwujudkan bersama dalam rangka

implementasi Standar akuntansi Pemerintahan. Salah satu langkah yang akan

Page 63: Disusun Oleh Nunung Iyoh Sunaziah 1110082000018repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29759/3/NUNUNG... · Kantor Kabupaten dan Kota di Provinsi Banten pada Dinas Pengelolaan

45

dilakukan pemerintah adalah menyusun sistem akuntansi yang mengacu pada

SAP yaitu salah satunya untuk melaksanaan Daerah Media Inkubator (DMI)

secara sukarela dalam penerapan PP SAP.

Daerah Media Inkubator (DMI) adalah salah satu program Departemen

Dalam Negri melalui Ditjen BAKD dalam rangka menegakkan pilar good

governance: akuntabilitas, partisipasi masyarakat, dan transparansi, melalui

pemberian pedoman, pembinaan, bimbingan, diklat, konsultasi dan

pengawasan. Implementasi dilaksanakan sesuai dengan kemampuan daerah,

dan perlu adanya sosialisasi dan penyamaan persepsi kepada para

stakeholders (auditor, pemda dan pihak terkait lainnya).

D. Laporan Keuangan

Beberapa pengertian laporan keuangan menurut para ahli ekonomi :

Laporan keuangan adalah catatan informasi keuangan suatu

perusahaan pada suatu periode akuntansi yang dapat digunakan untuk

menggambarkan kinerja perusahaan tersebut (Wikipedia, 2010). Penelitian

yang dilakukan Susanti (2010) mendefinisikan laporan keuangan sebagai

salah satu informasi yang secara formal wajib dipublikasikan sebagai

sarana pertanggungjawaban pihak manajemen terhadap pengelolaan sumber

daya pemilik, serta jendela informasi yang memungkinkan bagi pihak-pihak

diluar manajemen, mengetahui kondisi entitas tersebut. Pernyataan Standar

Akuntansi Pemerintahan (SPAP) No. 1 menjelaskan definisi laporan

keuangan sebagai laporan yang terstruktur mengenai posisi keuangan

dan transaksitransaksi yang dilakukan oleh suatu entitas pelaporan.

Page 64: Disusun Oleh Nunung Iyoh Sunaziah 1110082000018repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29759/3/NUNUNG... · Kantor Kabupaten dan Kota di Provinsi Banten pada Dinas Pengelolaan

46

Laporan keuangan menjadi alat yang digunakan untuk menunjukkan

capaian kinerja dan pelaksanaan fungsi pertanggungjawaban dalam suatu

entitas (Choiriyah, 2010). Oleh karena itu, pengungkapan informasi dalam

laporan keuangan harus memadai agar dapat dijadikan dasar pengambilan

keputusan sehingga menghasilkan keputusan yang cermat dan tepat (Almilia

dan Retrinasari, 2007).

Menurut Apriyono (2008), definisi laporan keuangan adalah ringkasan

dari proses akuntansi selama tahun buku yang bersangkutan digunakan

sebagai alat untuk berkomunikasi antara data keuangan atau aktivitas suatu

perusahaan dengan pihak-pihak yang berkepentingan terhadap data atau

aktivitas perusahaan tersebut.

Dalam Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) Laporan Keuangan adalah :

“Laporan yang menggambarkan dampak keuangan dari transaksi dan

peristiwa lain yang diklasifikasikan dalam beberapa kelompok besar menurut

karakteristik ekonominya” (IAI, 2012)

Menurut Hongren (2007:25) laporan keuangan merupakan dokumen yang

melaporkan tentang kondisi perusahaan dalam istilah moneter dan

menyediakan informasi untuk membantu dalam membuat keputusan

berdasarkan informasi tersebut, sedangkan pelaporan keuangan merupakan

tahap penyampaian data keuangan termasuk didalamnya catatan atas laporan

keuangan yang dimaksudkan untuk mengkomunikasikan sumber daya atau

kewajiban suatu entitas pada suatu periode tertentu, ataupun informasi

akuntansi yang berhubungan kepada pihak yang membutuhkan untuk

Page 65: Disusun Oleh Nunung Iyoh Sunaziah 1110082000018repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29759/3/NUNUNG... · Kantor Kabupaten dan Kota di Provinsi Banten pada Dinas Pengelolaan

47

mendukung tindakan mereka dalam mengambil keputusan usaha (Jusuf, 2006

dalam Anisma et. al., 2012).

Beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa Laporan Keuangan

adalah :

a. Merupakan produk akuntansi yang penting dan dapat digunakan untuk

membuat keputusan-keputusan ekonomi bagi pihak internal dan eksternal.

b. Merupakan potret pemerintahan, yaitu dapat menggambarkan kinerja

keuangan maupun kinerja manajemen pemerintahan dalam setiap kondisi.

c. Merupakan rangkaian aktivitas ekonomi perusahaan yang diklasifikasikan

dalam suatu periode dalam kurun waktu setahun.

d. Merupakan ringkasan dari suatu proses transaksi-transaksi keuangan yang

terjadi selama periode yang bersangkutan.

Tujuan peneiltian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh

pengendalian anggaran dan karakteristik laporan keuangan (informasi laporan

keuangan yang relevan, andal, dapat dibandingkan dan dapat dipahami)

terhadap transparansi laporan keuangan pemerintahan daerah kabupaten atau

Kota di Provinsi Banten.

E. Penelitian Terdahulu

Adapun hasil-hasil sebelumnya dari penelitian-penelitian terdahulu

mengenai topik yang berkaitan dengan penelitian ini dapat dilihat dalam tabel

2.1

Page 66: Disusun Oleh Nunung Iyoh Sunaziah 1110082000018repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29759/3/NUNUNG... · Kantor Kabupaten dan Kota di Provinsi Banten pada Dinas Pengelolaan

48

Tabel 2.1

Penelitian Terdahulu

No Penulis

(Tahun) Judul

Metodologi Penelitian Hasil

Persamaan Variabel Perbedaan Variabel

1 Lince

Bulutoding

(2011)

Pengaruh

Pengawasan dan

Pengendalian

Anggaran

Terhadap Good

Govermance

Dalam penelitian

sebelumnya ada persamaan

variabel yaitu: pada variabel

Pengaruh Pengendalian

Anggaran dan sama-sama

menggunakan Regresi

Berganda pada pengolahan

datanya

Dalam penelitian sebelumnya ada

perbedaan pada variael Y yaitu

Good Govermance yang tidak

digunakan pada penelitian ini dan

objek penelitian yang digunakan

sebelumnya berbeda yaitu

penelitian ini menggunakan

daerah kabupaten dan Kota di

Provinsi Banten sedangkan

penelitian terdahulu menggunakan

Makasar

Pengawasan dan

Pengendalian

Anggaran

berpengaruh positif

terhadap Good

Govermance

2 Diana Sari

(2012)

Pengaruh

Pengendalian

Internal Terhadap

Transparansi

Laporan

Keuangan

Pemerintah

Daerah

Dalam penelitian

sebelumnya ada persamaan

variabel Y yaitu pada

variabel Transparansi

Laporan Keuangan Daerah

Dalam penelitian sebelumnya ada

perbedaan pada variabel X yaitu

pengendalian internal yang tidak

digunakan dalam penelitian ini

dan Pada objek penelitianpun

berbeda, pada penelitian

sebelumnya dikota Cimahi

sedangkan penelitian ini di

Kabupaten atau Kota yang ada di

Provinsi Banten Pemerintah

Pengendalian Internal

berpengaruh positif

terhadap Transparansi

Laporan Keuangan

Pemerintah Daerah

Bersambung kehalaman berikutnya

Page 67: Disusun Oleh Nunung Iyoh Sunaziah 1110082000018repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29759/3/NUNUNG... · Kantor Kabupaten dan Kota di Provinsi Banten pada Dinas Pengelolaan

49

Lanjutan tabel 2.1

No Penulis Judul Metodologi Penelitian Hasil

Persamaan Variabel Perbedaan Variabel

3 Siti Aliyah

dan

Aida Nahar

(2012)

Pengaruh

Penyajian Laporan

Keuangan Daerah

dan Aksesibilitas

Laporan Keuangan

Daerah Terhadap

Transparansi dan

Akuntabilitas

Pengelolaan

Keuangan Daerah

Kabupaten Jepara

Persamaan pada penelitian

sebelumnya yaitu pada

Variabel Y yaitu

Transparansi dan sama-

sama pada pengolahan data

menggunakan analisis

regresi berganda

Dalam penelitian sebelumnya ada

beberapa variabel yang tidak

digunakan dalam penelitian ini

yaitu pada variabel penyajian

laporan keuangan (X1) dan

akssebilitas laporan keuangan

daerah (X2) yangtidak digunakan

dalam penelitian ini dan populasi

yang digunakan pada penelitian

sebelumnya yaitu kabupaten

jepara

Penyajian Laporan

Keuangan Daerah dan

Aksesibilitas Laporan

Keuangan Daerah

berpengaruh

signifikan terhadap

Transparansi dan

Akuntabilitas

Pengelolaan

Keuangan Daerah

Kabupaten Jepara

4 Indah

Windrastuti

(2013)

Pengaruh

Karakteristik

Laporan Keuangan

Daerah terhadap

Transparansi dan

Akutabilitas

Laporan Keuangan

Pemerintah Daerah

Kabupaten Maros

Persamaan pada penelitian

sebelumnya yaitu pada

variabel Karakteristik

Laporan Keuangan Daerah

Dalam penelitian sebelumnya ada

variabel yang tidak digunakan

dalam penelitian ini yaitu

akutabilitas, pengolahan data yang

menggunakan Analisis Data

Structural Equation Modelling

(SEM) dengan aplikasi AMOS

ver 5 dan populasi yang

digunakan dalam penelitian

sebelumnya yaitu Kabupaten

Maros

Karakteristik Laporan

Keuangan Daerah

berpengaruh positif

terhadap Transparansi

dan Akutabilitas

Laporan Keuangan

Pemerintahan

Kabupaten Maros

Page 68: Disusun Oleh Nunung Iyoh Sunaziah 1110082000018repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29759/3/NUNUNG... · Kantor Kabupaten dan Kota di Provinsi Banten pada Dinas Pengelolaan

50

F. Keterkaitan antar Variabel dan Hipotesis

Hubungan atau keterkaitan antara variabel independen dengan variabel

dependen dalam penelitian ini, dapat dijabarkan sebagai berikut:

1. Pengaruh Pengendalian Anggaran dalam Transparansi Laporan

Keuangan Pemerintah

Dengan adanya pengendalian (controling) yang dilakukan oleh

pemerintah, akan mencegah defisit anggaran sehingga tujuan serta sasaran

anggaran dapat tercapai. Pencapaian tujuan dan sasaran akan bermanfaat

untuk kepentingan rakyat dan akan berpengaruh positif signifikan terhadap

tata kelola pemerintahan yang baik dan transparan.

Penelitian ini mendukung penelitian yang telah dilakukan oleh Lince

Bulutoding tahun 2011 yang menyatakan pengendalian anggaran

berpengaruh positif dan signifikan terhadap good governance.

Berdasarkan uraian di atas maka dirumuskan hipotesis sebagai berikut

H1: Pengendalian anggaran secara parsial berpengaruh positif signifikan

terhadap transparansi laporan keuangan pemerintah.

2. Karakteristik Laporan Keuangan dalam Transparansi Laporan

Keuangan Pemerintah

Karakteristik laporan keuangan yaitu ukuran-ukuran normatif yang perlu

diwujudkan dalam informasi akuntansi merupakan prasyarat normatif yang

diperlukan agar laporan keuangan pemerintah dapat memenuhi kualitas

yang dikehendaki sehingga dapat memenuhi tujuannya.

Penelitian ini mendukung penelitian yang telah dilakukan oleh Indah

Windrastuti tahun 2013 yang menyatakan karekteristik laporan keuangan

berpengaruh positif terhadap transparansi dan akutabilitas. Transparansi

Page 69: Disusun Oleh Nunung Iyoh Sunaziah 1110082000018repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29759/3/NUNUNG... · Kantor Kabupaten dan Kota di Provinsi Banten pada Dinas Pengelolaan

51

mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap akuntabilitas laporan

keuangan, berarti transparansi mendukung akuntabilitas laporan keuangan

Berdasarkan uraian di atas maka dirumuskan hipotesis sebagai berikut

H2: karakteristik laporan keuangan secara parsial berpengaruh positif

signifikan terhadap transparansi laporan keuangan pemerintah.

3. Pengendalian Anggaran dan Karakteristik Laporan Keuangan Pada

Transparansi Laporan Keuangan Daerah.

Anggaran merupakan peran yang sangat strategis dalam

pengelolaan kekayaan sebuah organisasi publik. Organisasi sector public

tentunya ingin memberikan pelayanan maksimal pada masyarakat tetapi

seringkali keinginan tersebut terhambat oleh terbatasnya sumber daya

yang dimiliki, sudah jelas bahwa fungsi dan peran anggaran ini sangatlah

penting. Anggaran juga suatu rencana terinci yang dinyatakan secara

formal dalam ukuran kuantitatif, biasanya dinyatakan dalam satuan uang,

untuk perolehan dan penggunaan sumber-sumber suatu organisasi dalam

jangka waktu tertentu dengan hal ini penyusunan laporan keuangan harus

sesuai dengan perencanaan anggaran, untuk menjadikan laporan keuangan

yang andal, relevan, dapat dibandingkan dan dapat difahami.

Hasil ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh Lince

Bulutoding tahun 2011, Indah Windrastuti tahun 2013, Siti Aliyah dan

Aida Nahar tahun 2012.

Berdasarkan uraian diatas maka dirumuskan hipotesis sebagai berikut:

H3: Pengendalian anggaran dan karakteristik laporan keuangan secara

simultan berpengaruh positif terhadap transparansi laporan keuangan

Page 70: Disusun Oleh Nunung Iyoh Sunaziah 1110082000018repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29759/3/NUNUNG... · Kantor Kabupaten dan Kota di Provinsi Banten pada Dinas Pengelolaan

52

pemerintah.

G. Kerangka Pemikiran

Menurut Hamid (2007) mendefinisikan bahwa kerangka pemikiran

adalah sebagai berikut: “Kerangka pemikiran adalah merupakan sintesa dari

serangkaian teori yang tertuang dalam tinjauan pustaka, yang pada dasarnya

merupakan gambaran sistematis dari kinerja teori dalam memberikan solusi

atau alternatif solusi dari serangkaian masalah yang diterapkan”.

Kerangka ini merupakan model konseptual bagaimana teori hubungan

dengan berbagai faktor yang telah diidentifikasi sebagai masalah yang

penting. Adapun masalah-masalah yang dianggap penting dalam penelitiaan

ini adalah “Pengukuran pengendalian anggaran dan karakteristik laporan

keuangan daerah terhadap transparansi laporan keuangan kabupaten atau kota

di Provinsi Banten”

Kerangka pemikiran dalam penelitian ini dapat digambarkan dalam

gambar 2.1

Page 71: Disusun Oleh Nunung Iyoh Sunaziah 1110082000018repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29759/3/NUNUNG... · Kantor Kabupaten dan Kota di Provinsi Banten pada Dinas Pengelolaan

53

Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran

Judul

Pengendalian Anggaran dan Karakteristik Laporan Keuangan Daerah

terhadap Transparansi Laporan Keuanngan Pemerintah

Fenomena: Provinsi Banten 4 Daerah yang masih mendapat opini dengan

Wajar Dengan Pengecualian (WDP)pada Tahun 2012 dan

2013

Pengendalian Anggaran (X1)

Lince Bulutoding Tahun (2011)

Karakteristik Laporann

Keuangan Daerah (X2)

Indah Windrastuti Tahun 2013

Transparansi Laporan Keuangan

Pemerintah (Y)

Indah Windrastuti Tahun 2013,

Lince Bulutoding Tahun 2011,

Diana Sari Tahun 2012,

Siti Aliyah dan Aida Nahar (2012)

Kesimpulan dan Saran

Hasil Pengujian dan Pembahasan

Model Penelitian: Regresi Berganda

Isu: 1. Krisis ekonomi yang telah menurun kepercayaan publik terhadap

pemerintahan

2. Disentralisasi fiskal yang menuntut adanya transparansi anggaran, akses

informasi mengenai keuangan dapat diakses dengan mudah, dan dapat

dilihat oleh umum (PP No 71 2010)

Uji Asumsi Klasik

Uji Hipotesis: Uji Determinan, Uji T, Uji F

Page 72: Disusun Oleh Nunung Iyoh Sunaziah 1110082000018repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29759/3/NUNUNG... · Kantor Kabupaten dan Kota di Provinsi Banten pada Dinas Pengelolaan

54

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh bukti empiris yang dapat di uji

hipotesisnya. Objek penilitian yang diambil adalah beberapa sampel dari

berbagai Kota dan Kabupaten yang ada di Provinsi Banten diantaranya

Kabupaten Pandeglang, Kabupaten Lebak, Kabupaten Serang, Kota Serang,

Kota Cilegon dan Kota Tangerang Selatan. Para pegawai Pemerintahan

Daerah yang terlibat dalam penyusunan sebuah Laporan Keuangan

Pemerintahan Daerah Kota dan Kabupaten atau Dinas Pengelolaan Keuangan,

Pendapatan dan Aset Daerah yang akan dijadikan responden.

Keuangan daerah digunakan untuk mendanai kegiatan pemerintahan dan

pembangunan daerah serta memberikan pelayanan kepada masyarakat.

Pemerintah daerah dalam menyelenggarakan pembangunan diperlukan sumber

daya manusia yang memadai, sumber pembiayaan yang memadai, dan

dilengkapi dengan berbagai sarana penunjang lainnya.

Penerapan prinsip tersebut akan menghasilkan pengelolaan keuangan

daerah yang tertuang dalam APBD yang benar-benar mencerminkan

kepentingan dan pengharapan masyarakat daerah setempat secara ekonomis,

efisien, efektif, transparan, dan bertanggungjawab sehingga akan melahirkan

kemajuan daerah dan kesejahteraan masyarakat.

Page 73: Disusun Oleh Nunung Iyoh Sunaziah 1110082000018repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29759/3/NUNUNG... · Kantor Kabupaten dan Kota di Provinsi Banten pada Dinas Pengelolaan

55

B. Metode Penentuan Populasi dan Sampel

Teknik penentuan populasi (orang atau kejadian) yang dinyatakan mudah

diperoleh oleh peneliti, Populasi yang digunakan yaitu Kantor Kabupaten dan

Kota di Provinsi Banten. Sedangkan penentuan sampel dalam penelitian ini

menggunakan teknik Convenience Sampling yaitu pengumpulan data atas

dasar kemudahan, tidak menyusahkan, mudah untuk mengukur, dan bersifat

kooperatif (Hamid, 2010) yaitu, pegawai Dinas Pengelolaan Keuangan,

Pendapatan dan Aset di Kabupaten dan Kota Provinsi Banten.

C. Metode Pengumpulan Data

Dalam memperoleh data-data pada penelitian ini, peneliti menggunakan

dua cara yaitu penelitian pustaka dan penelitian lapangan.

1. Penelitian Pustaka (Library Research)

Peneliti memperoleh data yang berkaitan dengan masalah yang sedang

diteliti melalui buku, jurnal, skripsi, tesis, internet, dan perangkat lain yang

berkaitan dengan judul penelitian.

2. Penelitian Lapangan (Field Research)

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer, yaitu data

yang langsung diperoleh dari sumber data asli. Untuk mengumpulkan data

yaitu dengan menggunakan metode kuesioner, artinya dengan membagikan

daftar pertanyaan yang berhubungan dengan variabel yang diteliti yaitu

pengendalian anggaran, karakteristik laporan keuangan daerah dan

transparansi laporan keuangan pemerintah. Kuesioner diberikan kepada

setiap kantor Kabupaten dan Kota yang berada di Provinsi Banten pada

Page 74: Disusun Oleh Nunung Iyoh Sunaziah 1110082000018repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29759/3/NUNUNG... · Kantor Kabupaten dan Kota di Provinsi Banten pada Dinas Pengelolaan

56

Dinas Pengelolaan Keuangan, Pendapatan dan Aset sebagai responden

dalam penelitian ini.

D. Metode Analisis Data

Data yang digunakan dipenelitian ini adalah metode analisis statistik yang

perhitungannya dilakukan menggunakan SPSS (Statistical Package for Social

Sciences) versi 20. Analisis ini bertujuan untuk menguji pengaruh antara

variabel pengendalian anggaran (X1) dan karakteristik laporan keuangan

daerah (X2) dan transparansi laporan keuangan daerah (Y). Metode analisis

data menggunakan statistik deskriptif, uji kualitas data, uji asumsi klasik, dan

uji hipotesis.

1. Statistik deskriptif

Statistik deskriptif memberikan gambaran suatu data yang dilihat dari nilai

rata-rata (mean), median, standar deviasi, maksimum dan minimum,

(Ghozali, 2011).

2. Uji kualitas data

a. Reliabilitas adalah alat untuk mengukur suatu kuesioner yang

merupakan indikator dari variabel atau konstruk. Suatu kuesioner

dikatakan reliabel atau handal jika jawaban seseorang terhadap

pernyataan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu (Ghozali,

2011).

Imam Ghozali (2011) menyebutkan bahwa pengukuran reliabilitas dapat

dilakukan dengan dua cara, yaitu:

1) Repeated Measure atau pengukuran ulang: Disini seseorang akan

Page 75: Disusun Oleh Nunung Iyoh Sunaziah 1110082000018repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29759/3/NUNUNG... · Kantor Kabupaten dan Kota di Provinsi Banten pada Dinas Pengelolaan

57

disodori pertanyaan yang sama pada waktu yang berbeda, dan

kemudian dilihat apakah ia tetap konsisten dengan jawabannya.

2) One Shot atau pengukuran sekali saja: Disini pengukurannya hanya

sekali dan kemudian hasilnya dibandingkan dengan pertanyaan lain

atau mengukur korelasi antar jawaban pertanyaan.

Kriteria pengujian dilakukan dengan menggunakan pengujian

Cronbach Alpha (α). Suatu variabel dikatakan reliable jika memberikan

nilai Cronbach Alpha > 0,60 (Nunnaly, 1960 dalam Ghozali, 2011).

b. Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu

kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada

kuesioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh

kuesioner tersebut (Ghozali, 2011).

Pengujian validitas dalam penelitian ini menggunakan Pearson

Correlation yaitu dengan cara menghitung korelasi antara nilai yang

diperoleh dari pertanyaan-pertanyaan. Apabila Pearson Correlation

yang didapat memiliki nilai di bawah 0,05 berarti data yang diperoleh

adalah valid (Ghozali, 2011).

3. Uji asumsi klasik

Untuk melakukan uji asumsi klasik atas data primer ini, maka peneliti

melakukan uji multikolonieritas, uji normalitas, dan uji heteroskedastisitas.

a. Uji Multikolinearitas

Uji ini bertujuan untuk mengetahui apakah model regresi ditemukan

adanya korelasi antar variabel independen. Model regresi yang baik

Page 76: Disusun Oleh Nunung Iyoh Sunaziah 1110082000018repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29759/3/NUNUNG... · Kantor Kabupaten dan Kota di Provinsi Banten pada Dinas Pengelolaan

58

seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel independen.

Multikolinearitas dapat juga dilihat dari nilai Tolerance dan metode

VIF (Variance Inflation Factor). Nilai Tolerance berkebalikan dengan

VIF. Tolerance adalah besarnya variasi dari satu variabel independen

yang tidak dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Sedangkan

VIF menjelaskan derajat suatu variabel independen yang dijelaskan

oleh variabel independen lainnya. Uji multikolonieritas dilihat dari

nilai tolerance kurang dari 1% dan Variance Inflantion Factor (VIF)

kurang dari 10% serta besaran korelasi antar variabel independen

b. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam sebuah regresi,

variabel dependen, variabel independen atau keduanya mempunyai

distribusi normal atau mendekati distribusi normal. Dalam penelitian

ini, uji normalitas menggunakan Normal Probability Plot (P-P Plot).

Suatu variabel dikatakan normal jika gambar distribusi dengan titik-

titik data menyebar di sekitar garis diagonal, dan penyebaran titik-titik

data searah mengikuti garis diagonal.

Selain menggunakan analisis grafik peneliti juga menggunakan analisis

statistik yaitu menggunakan uji statistik Kolmogrov-Smirnov (K-S).

Uji statistik kolmogrov-smirnov adalah salah satu pengujian yang

dilakukan untuk mendeteksi normalitas melalui pengamatan residual.

Kelebihan dari pengujian ini adalah sederhana dan tidak menimbulkan

persepsi di antara satu pengamat dengan pengamat yang lain, yang

Page 77: Disusun Oleh Nunung Iyoh Sunaziah 1110082000018repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29759/3/NUNUNG... · Kantor Kabupaten dan Kota di Provinsi Banten pada Dinas Pengelolaan

59

sering terjadi pada uji normalitas dengan menggunakan grafik. Konsep

dasar dari uji normalitas kolmogorov-smirnov membandingkan

distribusi data (yang akan diuji normalitasnya) dengan distribusi

normal baku. Distribusi normal baku adalah data yang telah

ditansformasikan dalam bentuk Z-Score dan diasumsikan normal. Jadi

sebenarnya uji kolmogorov-smirnov adalah uji beda antara data yang

diuji nomalitasnya dengan data normal baku.

Seperti pada uji beda biasa, jika signifikansi dibawah 0,05 berarti

terdapat perbedaan yang signifikan, dan jika signifikansi di atas 0,05

maka tidak terjadi perbedaan yang signifikan. Caranya adalah dengan

menentukan terlebih dahulu hipotesis pengujiannya yaitu:

H0 : Data residual terdistribusi secara normal

Ha : Data residual tidak terdistribusi secara normal

Penerapan uji kolmogorov-smirnov adalah bahwa jika signifikansi

dibawah 0,05 berarti data yang akan diuji mempunyai perbedaan yang

signifikansi dengan data normal baku, berarti data tersebut tidak

normal dan H0 ditolak.

Sedangkan, jika signifikansi diatas 0,05 maka tidak terdapat perbedaan

yang signifikan antara data yang diuji normal karena tidak berbeda

dengan normal baku dan H0 diterima (Ghozali, 2011).

c. Uji Heteroskedastisitas

Uji ini bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi

ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan

Page 78: Disusun Oleh Nunung Iyoh Sunaziah 1110082000018repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29759/3/NUNUNG... · Kantor Kabupaten dan Kota di Provinsi Banten pada Dinas Pengelolaan

60

yang lain. Jika varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan

lain tetap, maka disebut homoskedastisitas, dan jika varians dari

residual satu pengamatan ke pengamatan lain berbeda disebut

heteroskedastisitas. Untuk mendeteksi ada atau tidaknya gejala

heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan melihat grafik plot antara

nilai prediksi variabel terikat dengan residual. Jika menunjukkan suatu

pola titik seperti titik yang bergelombang atau melebar kemudian

menyempit, maka dapat disimpulkan bahwa telah terjadi

heteroskedastisitas. Tetapi jika grafik plot tidak membentuk pola yang

jelas, maka tidak terjadi heteroskedastisitas (Ghozali, 2011).

Selain menggunakan analisis grafik, peneliti juga menggunakan

analisis statistik yaitu dengan uji glejser. Dalam uji glejser

mengusulkan untuk meregres nilai absolut residual terhadap variabel

independen. Jika varians residual dari satu pengamatan ke pengamatan

yang lain tetap maka disebut homokedastisitas (Ghozali, 2011).

4. Uji Hipotesis

Uji hipotesis terbagi menjadi dua macam yaitu uji interaksi dan uji regresi

linear berganda. Penjelasan masing-masing dari kedua metode tersebut

adalah sebagai berikut:

a. Uji Regresi Linear Berganda

Analisis data dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan

regresi linier berganda. Regresi berganda dapat didefinisikan sebagai

pengaruh antara lebih dari dua variabel, di mana terdiri dari dua atau

Page 79: Disusun Oleh Nunung Iyoh Sunaziah 1110082000018repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29759/3/NUNUNG... · Kantor Kabupaten dan Kota di Provinsi Banten pada Dinas Pengelolaan

61

lebih variabel independen (bebas) dan satu variabel dependen (terikat)

dan juga digunakan untuk membangun persamaan dan menggunakan

persamaan tersebut untuk membuat perkiraan (Kurniawan, 2011:36).

Dalam penelitian ini persamaan regresi yang digunakan adalah:

Dimana:

Y = Transparansi Laporan Keuangan Daerah

= Konstanta

= Koefisien Regresi

X1= Pengendalian Anggaran

X2= Karakteristik Laporan Keuangan Daerah

= Error

b. Koefisien Determinasi

Koefisien determinasi (R2) pada intinya mengukur seberapa jauh

kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen.

Nilai koefisien determinan adalah antara nol dan satu. Nilai R2 yang

kecil berarti kemampuan variabel - variabel dependen amat terbatas.

Kelemahan mendasar penggunaan koefisien determinasi adalah bias

terhadap jumlah variabel independen yang dimasukkan ke dalam

model.

Acuan yang menjadi ukuran seberapa besar penjelasan R2 adalah

sebagai berikut:

0,00 – 0,199 : Sangat Rendah

0,20 – 0,399 : Rendah

Page 80: Disusun Oleh Nunung Iyoh Sunaziah 1110082000018repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29759/3/NUNUNG... · Kantor Kabupaten dan Kota di Provinsi Banten pada Dinas Pengelolaan

62

0,40 – 0,599 : Sedang

0,60 – 0,799 : Kuat

0,80 – 1,000 : Sangat Kuat

Insukindro (1998) dalam Ghozali (2011) menekankan bahwa koefisien

determinasi hanyalah salah satu dan bukan satu-satunya kriteria

memilih model yang baik. Alasannya bila suatu estimasi regresi linear

menghasilkan koefisien determinasi yang tinggi, tetapi tidak konsisten

dengan teori ekonimika yang dipilih oleh peneliti, atau tidak lolos dari

ujian asumsi klasik, maka model tersebut bukanlah model penaksir

yang baikdan seharusnya tidak dipilih menjadi model empirik.

Kelemahan mendasar koefisien determinasi adalah bias terhadap

jumlah variabel independen yang dimasukkan kedalam model. Setiap

tambahan satu variabel independen, maka R2

pasti meningkat tidak

perduli apakah variabel tersebut berpengaruh secara signifikan

terhadap variabel dependen. Oleh karena itu banyak peneliti

menganjurkan untuk menggunakan nilai Adjusted R2

pada saat

mengevaluasi mana model regresi terbaik. Tidak seperti R2

, nilai

Adjusted R2

dapat naik atau turun apabila satu variabel independen

ditambahkan kedalam model (Ghozali, 2011).

c. Uji Statistik t

Uji t digunakan untuk mengetahui pengaruh masing-masing (secara

individual) variabel independen (bebas) terhadap variabel dependen

(terikat) diuji dengan tingkat signifikansi 0,05. Menurut Santoso

(2000:168) dasar pengambilan keputusan adalah sebagai berikut:

Page 81: Disusun Oleh Nunung Iyoh Sunaziah 1110082000018repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29759/3/NUNUNG... · Kantor Kabupaten dan Kota di Provinsi Banten pada Dinas Pengelolaan

63

1) Jika nilai probabilitas lebih besar dari 0,05, maka Ho diterima atau

Ha ditolak, ini berarti menyatakan bahwa variabel independen

(bebas) tidak mempunyai pengaruh signifikan secara individual

terhadap variabel dependen (terikat).

2) Jika nilai probabilitas lebih kecil dari 0,05, maka Ho ditolak atau

Ha diterima, ini berarti menyatakan bahwa variabel independen

(bebas) mempunyai pengaruh signifikan secara individual terhadap

variabel dependen (terikat).

d. Uji Pengaruh Simultan (Uji F)

Uji statistik F ini digunakan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh

secara bersama-sama (simultan) variabel-variabel independen (bebas)

terhadap variabel dependen (terikat) diuji dengan tingkat signifikansi

0,05. Menurut Santoso (2000:120) dasar pengambilan keputusan

adalah sebagai berikut:

1) Jika nilai probabilitas lebih besar dari 0,05, maka Ho diterima atau

Ha ditolak, ini berarti menyatakan bahwa semua variabel

independen (bebas) tidak mempunyai pengaruh signifikan secara

bersama-sama terhadap variabel dependen (terikat).

2) Jika nilai probabilitas lebih kecil dari 0,05, maka Ho ditolak atau

Ha diterima, ini berarti menyatakan bahwa semua variabel

independen (bebas) mempunyai pengaruh signifikan secara

bersama-sama terhadap variabel dependen (terikat).

Page 82: Disusun Oleh Nunung Iyoh Sunaziah 1110082000018repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29759/3/NUNUNG... · Kantor Kabupaten dan Kota di Provinsi Banten pada Dinas Pengelolaan

64

E. Operasionalisasi Variabel Penelitian

Pada bagian ini akan diuraikan mengenai definisi variabel independen

dan variabel dependen yang digunakan sebagai operasional dan

pengukurannya. Penjelasan masing-masing variabel independen dan variabel

dependen yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

1. Variabel Independen

Variabel independen atau bebas adalah tipe variabel yang menjelaskan

atau mempengaruhi variabel yang lain. Variabel independen dalam

penelitian ini adalah:

a. Pengendalian Anggaran

Anggaran merupakan alat kontrol atau pengawasan terhadap

pengeluaran maupun pendapatan di masa yang akan datang. Sebagai

instrumen kebijakan yang utama bagi pemerintah daerah, Anggaran

Daerah atau Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD)

menduduki posisi sentral (central position) dalam upaya

pengembangan kapabilitas dan efektivitas pemerintahan daerah.

Pada hakekatnya, anggaran daerah merupakan salah satu alat untuk

meningkatkan pelayanan publik dan kesejahteraan rakyat sesuai dengan

tujuan dari otonomi daerah itu sendiri. Penelitian ini diukur

menggunakan instrumen yang dikembangkan Gustriani (2013) yang

terdiri dari 5 likert, diantaranya: sangat setuju (skor 5), setuju (skor 4),

ragu-ragu (skor 3), tidak setuju (skor 2), sangat tidak setuju (skor 1).

Page 83: Disusun Oleh Nunung Iyoh Sunaziah 1110082000018repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29759/3/NUNUNG... · Kantor Kabupaten dan Kota di Provinsi Banten pada Dinas Pengelolaan

65

b. Karakteristik Laporan Keuangan

Untuk menghasilkan informasi keuangan yang bermanfaat bagi para

pemakai, maka laporan keuangan harus disusun sesuai dengan

karakteristik kualitatif laporan keuangan yaitu ukuran-ukuran normatif

yang perlu diwujudkan dalam informasi akuntansi sehingga dapat

memenuhi tujuannya.

Menurut Bastian (2006), keempat karakteristik yang merupakan

prasyarat normatif yang diperlukan agar laporan keuangan pemerintah

dapat memenuhi kualitas yang dikehendaki, terdiri atas relevan, andal,

dapat dibandingkan dan dapat dipahami. Penelitian ini diukur

menggunakan instrumen yang dikembangkan Gustriani (2013) yang

terdiri dari 5 likert, diantaranya: sangat setuju (skor 5), setuju (skor 4),

ragu-ragu (skor 3), tidak setuju (skor 2), sangat tidak setuju (skor 1).

2. Variabel Dependen

Variabel dependen merupakan tipe variabel yang dipengaruhi atau

dijelaskan oleh variabel independen. Pada bagian ini akan diuraikan

definisi dari masing-masing variabel yang digunakan berikut dengan

operasional dan cara pengukurannya. Variabel dependennya adalah

Transparansi Laporan Keuangan Pemerintah Daerah.

Variabel dependen dalam penelitian ini adalah Transparansi Laporan

Keuangan Pemerintah Daerah. Transparansi adalah prinsip yang menjamin

akses atau kebebasan bagi setiap orang untuk memperoleh informasi

tentang penyelenggaraan pemerintahan, yakni informasi tentang kebijakan,

Page 84: Disusun Oleh Nunung Iyoh Sunaziah 1110082000018repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29759/3/NUNUNG... · Kantor Kabupaten dan Kota di Provinsi Banten pada Dinas Pengelolaan

66

proses pembuatan dan pelaksanaannya, serta hasil-hasil yang dicapai.

Penelitian ini diukur menggunakan instrumen yang dikembangkan

Gustriani (2013) yang terdiri dari 5 likert, diantaranya: sangat setuju (skor

5), setuju (skor 4), ragu-ragu (skor 3), tidak setuju (skor 2), sangat tidak

setuju (skor 1).

Gambar ini merupakan Overasional Variabel dalam penelitian ini dapat

dilihat pada tabel 3.1

Tabel 3.1

Operasionalisasi Variabel Penelitian

Tabel 3.1 Lanjutan

Variabel Sub Variabel Indikator No. Butir

Pertanyaan

Skala

Pengukuran

Pengendalian

Anggaran (XI)

(Lince

Bulutoding

2011 dan

Jhony Saputra

2013)

1. Pengendalian

internal

Keandalan

laporan

keuangan yang

berlaku umum

1 Likert

Kepatuhan

terhadap

Undang-Undang

dan peraturan

2

Efektivitas dan

Efisiensi operasi

3

2.Pengendalian

manajemen

pemerintahan

Perencanaan 4 Likert

Koordinasi

Komunikasi

Pengambilan

keputusan

Motivasi

Pengendalian

Penilaian

Kinerja

3.Sistem

Pengendalian

Manajemen

Pemerintahan

Struktur

Organisasi yang

mengakomodasi

system

pengendalian

5 Likert

Page 85: Disusun Oleh Nunung Iyoh Sunaziah 1110082000018repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29759/3/NUNUNG... · Kantor Kabupaten dan Kota di Provinsi Banten pada Dinas Pengelolaan

67

Tabel 3.1 Lanjutan

Variabel Sub Variabel Indikator No. Butir

Pertanyaan

Skala

Pengukuran

Pengendalian

Anggaran (XI)

(Lince

Bulutoding

2011 dan

Jhony Saputra

2013

Manajemen

SDM

Lingkungan

4.Konsep

Pengendalian

Manajemen

Pemerintahan

Pengendalian

preventif

6 Likert

Pengendalian

Operasional

Pengendalian

Kinerja

5.Fungsi

Pengendalian

Anggaran

Pelaksanaan

urusan

penyiapan

administrasi

anggaran

7 Likert

Pelaksanaan

urusan

Penyiapan

penyusunan,

pengkoordinasia

n dan

pengintegrasian

rencana revisi

Daftar Isiaan

Penyelenggaraa

n Anggaran

Pelaksanaan

urusan

penyiapan

pengintegrasian

penyusunan

analisa evaluasi

program dan

anggaran

Pelaksanaan

urusan

penyiapan

penyusunan dan

pengintegrasian

laporan belanja

8

Page 86: Disusun Oleh Nunung Iyoh Sunaziah 1110082000018repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29759/3/NUNUNG... · Kantor Kabupaten dan Kota di Provinsi Banten pada Dinas Pengelolaan

68

Tabel 3.1 Lanjutan

Variabel Sub Variabel Indikator No. Butir

Pertanyaan

Skala

Pengukuran

Pengendalian

Anggaran (XI)

(Lince

Bulutoding

2011 dan

Jhony Saputra

2013

Pelaksanaan

urusan

koordinasi

intern dalam

penyusunan

laporan

6.Fungsi

anggaran

dalam

manajemen

organisasi

sector public

Anggaran

sebagai alat

perencanaan

9 Likert

Anggaran

sebagai alat

pengendalian

Anggaran

sebagai alat

kebijakan

Anggaran

sebagai alat

politik

Anggaran

sebagai alat

komunikasi dan

koordinasi

7. Struktur

anggaran

pemerintah

Kasifikasi

Ekonomi

10 Likert

Klasifikasi

Fungsional

Karakteristik

Laporan

Keuangan

Daerah (X2)

(Indah

Windrastuti

2013)

Karakteristik

Laporan

Keuangan

11 Likert

1.Relevan Memiliki

manfaat umpan

balik

12 Likert

Memiliki

manfaat

prediktif

Tepat waktu 13 Likert

Lengkap 14 Likert

2.Andal Penyajian jujur 15 Likert

Page 87: Disusun Oleh Nunung Iyoh Sunaziah 1110082000018repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29759/3/NUNUNG... · Kantor Kabupaten dan Kota di Provinsi Banten pada Dinas Pengelolaan

69

Tabel 3.1 Lanjutan

Variabel Sub Variabel Indikator No. Butir

Pertanyaan

Skala

Pengukuran

Karakteristik

Laporan

Keuangan

Daerah (X2)

(Indah

Windrastuti

2013)

Informasi

Dapat

Diverfikasi

16 Likert

Informasi yang

disajikan dapat

diuji

17 Likert

Netralitas

Informasi

diarahkan pada

kebutuhan

umum

18 Likert

3.Dapat

Dibandingkan

Perbandingan

internal

19 Likert

Perbandingan

eksternal

4.Dapat

Difahami

Pemahaman

pengguna

laporan

keuangan

20 Likert

Transparansi

Laporan

Keuangan

Daerah

(Indah

Windrastuti

2013, Lince

Bulutoding

2011, Diana

Sari 2012, Siti

Aliyah dan

Aida Nahar

2012)

Transparansi

Informasi

Informasi

keuangan dan

fiscal dalam

bentuk relevan

dan mudah

dipahami

21 dan 22 Likert

Ketersediaan

informasi

kepada publik

23 Likert

Proses

penganggaran

yang terbuka

24 Likert

Jaminan

integritas

25 Likert

PP No. 24 tahun

2005 yang

diperbaharui PP

No. 71 Tahun

2010

Pemda

mempunyai

system

informasi

keuangan daerah

yang dapat

26 Likert

Page 88: Disusun Oleh Nunung Iyoh Sunaziah 1110082000018repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29759/3/NUNUNG... · Kantor Kabupaten dan Kota di Provinsi Banten pada Dinas Pengelolaan

70

Tabel 3.1 Lanjutan

Variabel Sub Variabel Indikator No. Butir

Pertanyaan

Skala

Pengukuran

Transparansi

Laporan

Keuangan

Daerah

(Indah

Windrastuti

2013, Lince

Bulutoding

2011, Diana

Sari 2012, Siti

Aliyah dan

Aida Nahar

2012)

diakses oleh

masyarakat

Pertanggung

jawaban laporan

keuangan yang

bersifat terbuka

oleh kepala

daerah terhadap

DPRD

27 Likert

Laporan

keuangan pemda

dapat dilihat

oleh umum

28 Likert

Laporan

keuangan pemda

diperiksa oleh

BPK RI dan

diumumkan

kemedia masa

29 Likert

Page 89: Disusun Oleh Nunung Iyoh Sunaziah 1110082000018repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29759/3/NUNUNG... · Kantor Kabupaten dan Kota di Provinsi Banten pada Dinas Pengelolaan

71

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Sekilas Umum Gambaran Objek Penelitian

1. Tempat dan Waktu Penelitian

Populasi dalam penelitian ini adalah Kabupaten dan Kota di Provinsi

Banten pada Dinas Pengelolaan Keuanga Pendapatan dan Aset, serta

Kepala Bagian Akuntansi. Pada tanggal 18 Juli 1999 diadakan deklarasi

rakyat Banten dialun-alun serang yang kemudian Badan Pekerja Komite

Panitia Provinsi Banten menyusun pedoman Dasar serta Rencana Kerja

dan Rrekomendasi dan Komite Pembentukan Provinsi Banten.

Berdasarkan data sensus penduduk pada tahun 2010 Badan Pusat

Statistik (BPS), jumlah penduduk di Provinsi Banten sebanyak 10.632.166

jiwa. Dengan presentase 67,01% penduduk perkotaan dan 32,99%

penduduk pedesaan. Di Provinsi ini, laju pertumbuhan penduduk mencapai

2,78 % /tahun dengan kepadatan 1.100 jiwa/km2. Provinsi Banten terdiri

dari 4 kabupaten dan 4 kota yaitu Kabupaten Serang, Kabupaten

Pandeglang, Kabupaten Lebak, Kabupaten Tangrang, Kota Serang, Kota

Cilegon, Kota Tangrang dan Kota Tangrang Selatan. Dalam hal ini

populasi yang diambil hanya Kabupaten Pandeglang, Kabupaten Lebak,

Kabupaten Serang, Kota Serang, Kota Cilegon dan Kota Tangerang

Selatan pada Dinas Pengelolaan Keuangan Pendapatan dan Aset dan Setda

Bagian Akuntansi. Gambaran mengenai data sampel disajikan pada tabel

4.1

Page 90: Disusun Oleh Nunung Iyoh Sunaziah 1110082000018repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29759/3/NUNUNG... · Kantor Kabupaten dan Kota di Provinsi Banten pada Dinas Pengelolaan

72

Tabel 4.1

Data Sampel Penelitian

No Kabupaten/Kota Kuesioner

Dikirim

Kuesoiner

Diterima

1 Kabupaten Pandeglang 12 12

2 Kabupaten Serang 10 6

3 Kabupaten Lebak 12 12

4 Kota Serang 12 2

5 Kota Cilegon 11 11

6 Kota Tangerang Selatan 11 11

Jumlah 68 54

Sumber: Data Primer diolah 2014

Pada penelitian ini, sampel dipilih dengan metode Conveience

Sampling. Melalui metode Conveience Sampling diharapkan sampel dapat

mewakilli populasinya dan tidak menimbulkan bias bagi tujuan penelitian

yang telah dijelaskan sebelumnya.

Pengumpulan data dilaksanakan melalui penyebaran kuesioner

penelitian secara langsung seperti dengan cara mendatangi responden, serta

secara tidak langsung melalui perantara kepada responden yang bekerja

pada Dinas Pengelolaan Keuangan Pendapatan dan Aset pada Kabupaten

dan Kota diProvinsi Banten yang menjadi sample penelitian ini. Penyebaran

dan pengembalian kuesioner dilaksanakan mulai tanggal 1 November

hingga 17 Desember 2014.

Peneliti mengambil sampel sebanyak 3 Kabupaten dan 3 Kota

diProvinsi Banten. Kuesioner yang disebarkan berjumlah 68 buah dan

jumlah kuesioner yang kembali adalah sebanyak 54 kuesioner atau 79%,

kuesioner yang tidak kembali sebanyak 33 buah atau 33%, kuesioner yang

dapat diolah berjumlah 52 buah atau 76%, sedangkan kuesioner yang tidak

Page 91: Disusun Oleh Nunung Iyoh Sunaziah 1110082000018repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29759/3/NUNUNG... · Kantor Kabupaten dan Kota di Provinsi Banten pada Dinas Pengelolaan

73

dapat diolah karena tidak memenuhi kriteria sebagai sampel dan tidak diisi

secara lengkap oleh responden sebanyak 2 buah atau 3%. Gambaran

mengenai data sampel disajikan pada tabel 4.2.

Tabel 4.2

Total Pengiriman dan Pengembalian Kusioner

Keterangan Jumlah Presentase

Kusioner yang dikirim 68 100%

Kusioner yang kembali 54 79%

Kusioner yang tidak dapat digunakan 2 3%

Kusioner yang dapat digunakan 52 76%

Sumber : Data Primer yang diolah 2014

2. Karakteristik Profil Responden

Responden dalam penelitian ini adalah para pekerja di Kabupaten dan

Kota di Provinsi Banten yaitu Kabupaten Pandeglang, Kabupaten Lebak,

Kabupaten Serang, Kota Serang, Kota Cilegon dan Kota Tangerang

Selatan pada Dinas Pengelolaan Keuanga Pendapatan dan Aset, serta

Kepala Bagian Akuntansi. Berikut ini adalah deskripsi mengenai identitas

responden penelitian yang terdiri dari jenis kelamin, pendidikan formal,

pengalaman kerja, jabatan dan usia responden.

a. Deskripsi responden berdasarkan jenis kelamin

Tabel 4.3 berikut ini menyajikan hasil uji deskripsi responden

berdasarkan jenis kelamin jika 1 (wanita) dan 2 (pria)

Tabel 4.3

Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid

1 22 42,3 42,3 42,3

2 30 57,7 57,7 100,0

Total 52 100,0 100,0

Sumber: Data primer yang diolah 2014

Page 92: Disusun Oleh Nunung Iyoh Sunaziah 1110082000018repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29759/3/NUNUNG... · Kantor Kabupaten dan Kota di Provinsi Banten pada Dinas Pengelolaan

74

Tabel 4.3 diatas menunjukkan bahwa sekitar 22 orang atau 42%

responden didominasi oleh jenis kelamin perempuan, dan sisanya

sebesar 30 orang atau 57% responden berjenis kelamin pria, hal ini

dikarenakan para pekerja yang menuntut untuk memerlukan waktu

yang lebih banyak dan tenaga yang lebih besar dalam pekerjaannya

sehingga responden dalam penelitian ini mayoritas pria.

b. Deskripsi responden berdasarkan pendidikan formal

Tabel 4.4 menyajikan hasil uji deskripsi responden berdasarkan

pendidikan formal jika 1(SMA), 2 (D3), 3 (S1), 4 (S2), dan 5

(Lainnya)

Tabel 4.4

Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Pendidikan Formal

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid

1 7 13,5 13,5 13,5

2 4 7,7 7,7 21,2

3 29 55,8 55,8 76,9

4 12 23,1 23,1 100,0

Total 52 100,0 100,0

Sumber: Data primer yang diolah 2014

Berdasarkan tabel 4.4 dapat diketahui bahwa sebagian besar

responden berpendidikan formal Strata Satu (S1) dengan jumlah 29

responden atau 55.8%, Pasca Sarjana (S2) dengan jumlah 12

responden atau 23.1%, Sekolah Menengah Atas (SMA) dengan jumlah

7 responden atau 13,5% dan Diploma (D3) dengan jumlah 4 responden

atau 7,7%. Hal ini diduga karena di Indonesia pada umumnya standar

pendidikan untuk menjadi pegawai pemerintahan daerah minimal

Page 93: Disusun Oleh Nunung Iyoh Sunaziah 1110082000018repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29759/3/NUNUNG... · Kantor Kabupaten dan Kota di Provinsi Banten pada Dinas Pengelolaan

75

Strata Satu (S1) sehingga mayoritas responden dalam penelitian ini

memiliki pendidikan formal Strata Satu (S1).

c. Deskripsi responden berdasarkan jabatan di kantor kabupaten dan kota

Tabel 4.5 menyajikan hasil uji deskripsi responden berdasarkan

jabatan di Kabupaten dan Kota, jika 1 (Kepala SKPD), 2 (Kabag

Keuangan), 3 (Staf Pegawai).

Tabel 4.5

Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Jabatan

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid

2 10 19,2 19,2 19,2

3 42 80,8 80,8 100,0

Total 52 100,0 100,0

Sumber: Data primer yang diolah 2014

Berdasarkan tabel 4.5 diatas, diperoleh informasi bahwa

mayoritas responden sebesar 80.8% atau sebanyak 42 orang memiliki

jabatan sebagai staf pegawai. Responden yang menjabat sebagai

kasubag keuangan sebanyak 10 orang atau sebesar 19.2%. Hal ini

dikarenakan semakin tinggi jabatan seorang pegawai, maka semakin

tinggi pula tingkat kesibukannya, sehingga data responden dalam

penelitian ini didominasi oleh staf pegawai.

d. Deskripsi responden berdasarkan usia

Tabel 4.6 menunjukkan bahwa responden yang bekerja di

kabupaten dan kota diprovinsi Banten sebesar 8,2% diantaranya

berusia 40 tahun,6,1% diantaranya berusia 30, 33, 37, 38, 43 dan 52

Page 94: Disusun Oleh Nunung Iyoh Sunaziah 1110082000018repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29759/3/NUNUNG... · Kantor Kabupaten dan Kota di Provinsi Banten pada Dinas Pengelolaan

76

tahu, 4,1% diantaranya berusia 23, 32, 34, 35, 41, 42, 46, dan 54 tahun,

2,0% diantaranya berusia 21, 24, 25, 27, 28, 31, 36, 39, 48, 49, dan 53.

Hal ini mungkin dikarenakan responden penelitian ini didominasi oleh

staf pegawai dan kasubag keuangan, sehingga usia responden dalam

penelitian ini mayoritas berusia muda.

Tabel 4.6

Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Usia

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid

21 1 1,9 2,0 2,0

23 2 3,8 4,1 6,1

24 1 1,9 2,0 8,2

25 1 1,9 2,0 10,2

27 1 1,9 2,0 12,2

28 1 1,9 2,0 14,3

30 3 5,8 6,1 20,4

31 1 1,9 2,0 22,4

32 2 3,8 4,1 26,5

33 3 5,8 6,1 32,7

34 2 3,8 4,1 36,7

35 2 3,8 4,1 40,8

36 1 1,9 2,0 42,9

37 3 5,8 6,1 49,0

38 3 5,8 6,1 55,1

39 1 1,9 2,0 57,1

40 4 7,7 8,2 65,3

41 2 3,8 4,1 69,4

42 2 3,8 4,1 73,5

43 3 5,8 6,1 79,6

46 2 3,8 4,1 83,7

48 1 1,9 2,0 85,7

49 1 1,9 2,0 87,8

52 3 5,8 6,1 93,9

53 1 1,9 2,0 95,9

54 2 3,8 4,1 100,0

Total 49 94,2 100,0

Missing System 3 5,8

Total 52 100,0

Sumber: Data primer yang diolah 2014

Page 95: Disusun Oleh Nunung Iyoh Sunaziah 1110082000018repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29759/3/NUNUNG... · Kantor Kabupaten dan Kota di Provinsi Banten pada Dinas Pengelolaan

77

e. Deskripsi responden berdasarkan pengalaman kerja

Berdasarkan tabel 4.7 dibawah ini, dapat diketahui bahwa

mayoritas responden sebanyak 28 orang atau sebesar 53.8% memiliki

pengalaman bekerja lebih dari 10 tahun (3), 17 responden atau 32,7%

memiliki pengalaman kerja selama 5-10 tahun (2) sedangkan sisanya 7

responden atau 13,5% memiliki pengalaman bekerja selama kurang

dari 5 tahun sebagai seorang pegawai pemerintah daerah.

Tabel 4.7

Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Pengalaman Kerja

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid

1 7 13,5 13,5 13,5

2 17 32,7 32,7 46,2

3 28 53,8 53,8 100,0

Total 52 100,0 100,0

Sumber: Data primer yang diolah 2014

B. Hasil Uji Instrumen Penelitian

1. Hasil Uji Statistik Deskriptif

Variabel yang digunakan dalam penelitian ini yang meliputi

pengendalian anggaran, karakteristik laporan keuangan daerah dan

transparansi laporan keuangan pemerintah akan diuji secara statistik

deskriptif seperti yang terlihat dalam tabel 4.8.

Tabel 4.8

Hail Uji Statistik Deskriptif

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std.

Deviation

TPA 52 40 50 43,00 2,890

TKLKD 52 35 50 43,27 3,966

TTLKP 52 31 45 38,00 4,233

Valid N (listwise) 52

Sumber: Data primer yang diolah 2014

Page 96: Disusun Oleh Nunung Iyoh Sunaziah 1110082000018repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29759/3/NUNUNG... · Kantor Kabupaten dan Kota di Provinsi Banten pada Dinas Pengelolaan

78

Tabel 4.8 menjelaskan bahwa pada variabel pengendalian anggaran

jawaban minimum responden sebesar 40 dan maksimum 50, dengan rata-

rata total jawaban 43,00 dan standar deviasi sebesar 2,890 dan variabel

karakteristik laporan keuangan daerah jawaban minimum responden

sebesar 35 dan maksimum 50, dengan rata-rata total jawaban 43,27 dan

standar deviasi sebesar 3,966. Sedangkan pada variabel transparansi

laporan keuangan pemerintah jawaban minimum responden sebesar 31

dan maksimum 45, dengan rata-rata total jawaban 38,00 dan standar

deviasi sebesar 4,233.

2. Hasil Uji Kualitas Data

a. Hasil Uji Validitas

Uji validitas digunakan untuk mengukur valid atau tidaknya

suatu kusioner. Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan Pearson

Corelation, pedoman suatu model dilakukan valid jika tingkat

signifikansinya dibawah 0,05 maka butir pertanyaan tersebut dapat

dikatakan valid (Ghozali, 2011). Tabel berikut ini menunjukan hasil uji

validitas dari tiga variabel yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu

pengendalian anggaran, karakteristik laporan keuangan daerah dan

transparansi laporan keuangan pemerintah dengan 52 sampel

responden.

Page 97: Disusun Oleh Nunung Iyoh Sunaziah 1110082000018repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29759/3/NUNUNG... · Kantor Kabupaten dan Kota di Provinsi Banten pada Dinas Pengelolaan

79

Tabel 4.9

Hasil Uji Validitas Pengendalian Anggaran

Nomor Butir

Pertanyaan

Pearson

Correlation

Sig (2-tailed) Keterangan

1 ,489** ,000 Valid

2 ,650** ,000 Valid

3 ,275** ,048 Valid

4 ,597** ,000 Valid

5 ,534** ,000 Valid

6 ,425** ,002 Valid

7 ,582** ,000 Valid

8 ,538** ,000 Valid

9 ,568** ,000 Valid

10 ,445** ,001 Valid

Sumber: Data primer yang diolah 2014

Berdasarkan tabel 4.9 diatas, menunjukan bahwa variabel

pengendalian anggaran mempunyai kriteria valid untuk semua item

pertanyaan dengan nilai signifikan lebih kecil dari 0,05.

Tabel 4.10

Hasil Uji Validitas Karakteristik Laopran Keuangan Daerah

Nomor Butir

Pertanyaan

Pearson

Correlation

Sig (2-

tailed)

Keterangan

11 ,622** ,000 Valid

12 ,581** ,000 Valid

13 ,645** ,000 Valid

14 ,653** ,000 Valid

15 ,654** ,000 Valid

16 ,705** ,000 Valid

17 ,752** ,000 Valid

18 ,684** ,000 Valid

19 ,676** ,000 Valid

20 ,419** ,002 Valid

Sumber: Data primer yang diolah 2014

Page 98: Disusun Oleh Nunung Iyoh Sunaziah 1110082000018repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29759/3/NUNUNG... · Kantor Kabupaten dan Kota di Provinsi Banten pada Dinas Pengelolaan

80

Tabel 4.10 menunjukan variabel karakteristik laporan keuangan

daerah mempunyai kriteria valid untuk semua item pertanyaan dengan

nilai signifikan lebih kecil dari 0,05

Tabel 4.11

Hasil Uji Validitas Transparansi Laporan Keuangan Pemerintah

Nomor Butir

Pertanyaan

Pearson

Correlation

Sig (2-tailed) Keterangan

21 ,608** ,000 Valid

22 ,512** ,000 Valid

23 ,850** ,000 Valid

24 ,805** ,000 Valid

25 ,708** ,000 Valid

26 ,728** ,000 Valid

27 ,733** ,000 Valid

28 ,755** ,000 Valid

29 ,736** ,000 Valid

Sumber: Data primer yang diolah 2014

Tabel 4.11 menunjukan variabel karakteristik laporan keuangan

daerah mempunyai kriteria valid untuk semua item pertanyaan dengan

nilai signifikan lebih kecil dari 0,05

b. Hasil Uji Reabilitas

Uji reabilitas dilakukan untuk menilai konsistensi dari

instrumen penelitian. Suatu instrumen penelitian dapat dilakukan

reliabel jika nilai Cronbach Alpha berada diatas 0,6. Tabel 4.

menunjukan hasiuji reabilitas untuk tiga variabel penelitian.

Page 99: Disusun Oleh Nunung Iyoh Sunaziah 1110082000018repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29759/3/NUNUNG... · Kantor Kabupaten dan Kota di Provinsi Banten pada Dinas Pengelolaan

81

Tabel 4.12

Hasil Uji Reabilitas

Variabel Cronbach’s Alpha Keterangan

Pengendalian Anggaran ,792 Realiabel

Karakteristik Laporan

Keuangan Daerah

,880 Realiabel

Transparansi Laporan

Keuangan Pemerintah

,911 Realiabel

Sumber: Data primer yang diolah 2014

Tabel 4.12 menunjukan nilai cronbach’s alpha atas variabel

pengendalian anggaran 0,792, karakteristik laporan keuangan daerah

0,880, teransparansi laporan keuangan pemerintah sebesar 0,911.

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa pernyataan dalam

kusioner ini reliabel karena mempunyai nilai cronbach’s alpha lebih

besar dari 0,6 (Ghazali, 2011). Hal ini menunjukan bahwa setiap item

pertanyaan yang digunakan akan mampu memperoleh data yang

konsisten yang berarti bila pernyataanitu diajukan kembali akan

diperoleh jawaban yang relative sama dengan jawaban sebelumnya.

3. Hasil Uji Asumsi Klasik

Analisis yang dilakukan dalam penelitian ini menggunakan analisis

regresi berganda dengan menggunakan bantuan program komputer SPSS

Statistik versi 20. Untuk mendapatkan estimasi yang terbaik, terlebih

dahulu data primer tersebut harus dilakukan pengujian asumsi klasik,

yaitu: uji multikolineritas, uji heteroskedastisitas dan uji normalitas.

a. Hasil Uji Multikolonieritas

Untuk mendeteksi adanya probel multiko, maka dapat

dilakukan dengan melihat nilai Tolerance dan Variance Inflation

Factor (VIF) serta besaran korelasi antara variabel independen.

Page 100: Disusun Oleh Nunung Iyoh Sunaziah 1110082000018repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29759/3/NUNUNG... · Kantor Kabupaten dan Kota di Provinsi Banten pada Dinas Pengelolaan

82

Tabel 4.13

Hasil Uji Multikolonieritas

Coefficientsa

Model Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig. Collinearity

Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1

(Constant) -6,283 6,180 -1,017 ,314

TPA ,604 ,186 ,412 3,254 ,002 ,589 1,699

TKLKD ,423 ,135 ,396 3,129 ,003 ,589 1,699

a. Dependent Variable: TTLKP

Sumber: Data primer yang diolah 2014

Berdasarkan pada table 4.13 diatas terlihat bahwa nilai

tolerance mendekati angka 1 dan nilai variance inflation factor (VIF)

disekitar angka 1 untuk setiap variabel, yang ditunjukan dengan nilai

tolerance untuk pengendalian anggaran sebesar 0,589, dan

karakteristik laporan keuangan daerah sebesar 0,589 serta VIF 1,955

dan 1,955. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa model

persamaan regresi tidak terdapat problem multiko dan dapat digunakan

untuk penelitian ini.

b. Hasil Uji Normalitas

Uji normalitas digunakan untuk menguji apakah dalam sebuah

model regresi, variable dependen dan variable independen atau

keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak. Model regresi yang

baik adalah distribusi data normal atau mendekati normal(Ghozali,

2011).

Page 101: Disusun Oleh Nunung Iyoh Sunaziah 1110082000018repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29759/3/NUNUNG... · Kantor Kabupaten dan Kota di Provinsi Banten pada Dinas Pengelolaan

83

Gambar 4.1

Hasil Uji Normalitas Menggunakan Grafik P-Plot

Sumber: Data primer yang diolah 2014

Hasil uji normalitas berdasarkan output histogram disajikan

pada gambar berikut ini.

Gambar 4.2

Hasil Uji Normalitas Menggunakan Grafik Histogram

Sumber: Data primer yang diolah 2014

Page 102: Disusun Oleh Nunung Iyoh Sunaziah 1110082000018repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29759/3/NUNUNG... · Kantor Kabupaten dan Kota di Provinsi Banten pada Dinas Pengelolaan

84

Hasil uji normalitas berdasarkan analisis statistik disajikan pada

tabel berikut ini:

Tabel 4.14

Hasil Uji Normalitas Analisis Statistik

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized

Residual

N 52

Normal Parametersa,b

Mean 0E-7

Std. Deviation 2,88066215

Most Extreme Differences

Absolute ,099

Positive ,099

Negative -,065

Kolmogorov-Smirnov Z ,713

Asymp. Sig. (2-tailed) ,689

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

Sumber: Data primer yang diolah 2014

Gambar 4.14 dan Grafik memperlihatkan penyebaran data yang

berada disekitar garis diagonal (mengikuti arah garis diagonal), grafik

histogram telah menunjukkan pola distribusi normal, dan pada analisi

statistik pada nilai Unstandardiz ed residual sebesar 0,689 atau diatas

0,05 ini menunjukkan bahwa model regresi telah memenuhi asumsi

normalitas (Ghozali, 2011).

c. Hasil Uji Heteroskedastisitas

Pengujian heteroskedasitas dilakukan untuk menguji apakah

dalam sebuah model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual

dari satu pengamatan ke pengamatan lain. Jika varians dari residual

dari suatu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka disebut

homoskedastisitas (Ghozali, 2011).

Page 103: Disusun Oleh Nunung Iyoh Sunaziah 1110082000018repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29759/3/NUNUNG... · Kantor Kabupaten dan Kota di Provinsi Banten pada Dinas Pengelolaan

85

Gambar 4.3

Grafik Scatterplot

Sumber: Data primer yang diolah 2014

Tabel 4.15

Hasil Uji Heteroskedastisitas Glejser

Coefficientsa

Model Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1

(Constant) 8,832 3,853 2,292 ,026

TPA -,179 ,116 -,279 -1,549 ,128

TKLKD ,025 ,084 ,052 ,291 ,773

a. Dependent Variable: RES1

Sumber: Data primer yang diolah 2014

Berdasarkan gambar 4.3, grafik scatterplot menunjukkan

bahwa data tersebar diatas dan dibawah angka 0 (nol) pada sumbu Y

dan tidak terdapat suatu pola yang jelas pada penyebaran data

tersebut dan pada tabel 4.15 pada uji glejser nilai sig pada table ini

diatas 0,05. Hal ini berarti tidak terjadi heteroskedastisitas pada

model persamaan regresi, sehingga model regresi layak digunakan

Page 104: Disusun Oleh Nunung Iyoh Sunaziah 1110082000018repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29759/3/NUNUNG... · Kantor Kabupaten dan Kota di Provinsi Banten pada Dinas Pengelolaan

86

untuk memprediksi transparansi laporan keuangan pemerintah

berdasarkan variabel yang mempengaruhinya, yaitu pengendalian

anggaran dan karakteristik laporan keuangan daerah (Ghozali, 2011).

4. Hasil Uji Hipotesis

Hasil pengujian asumsi klasik yang telah dilakukan dapat

disimpulkan bahwa model regresi dalam penelitian ini layak digunakan

karena model regresi telah terbebas dari masalah normalitas data, tidak

terjadi multikolinearitas dan tidak terjadi heteroskedastisitas (Ghozali,

2011). Selanjutnya dapat dilakukan uji estimasi linier berganda dan

diinterpretasikan sebagai berikut:

a. Hasil Pengujian Hipotesis Regresi Berganda

Pengendalian anggaran (X1) dan karakteristik laporan keuangan

daerah(X2) berpengaruh secara simultan terhadap transparansi laporan

keuangan pemerintah (Y).

TLKP = -6,283 + 0,604 PA + 0,423 KLKD + e

Dimana:

Y = Variabel terikat atau dependen (transparansi laporan

keuangan pemerintah)

α = Konstanta

β1 β2 = Koefisien regresi

X1 = pengendalian anggaran

X2 = karakteristik laporan keuangan daerah

e = error

Page 105: Disusun Oleh Nunung Iyoh Sunaziah 1110082000018repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29759/3/NUNUNG... · Kantor Kabupaten dan Kota di Provinsi Banten pada Dinas Pengelolaan

87

Adapun penjelasan model regresi berganda tersebut:

1) Koefisien konstanta bernilai negatif menyatakan bahwa dengan

mengasumsikan adanya pengendalian anggaran dan karakteristik

laporan keuangan daerah dengan baik maka transparansi laporan

keuangan pemerintah akan didukung secara signifikan karena

adanya variabel ini membantu pemerintahan dalam pengendalian

anggaran dan pembuatan laporan keuangan dengan baik karena

mengikuti karakteristik laporan keuangan daerah, akan tetapi pada

setiap variabel masih membutuhkan kontribusi yang lain, misalkan

didukung oleh faktor perluasan populasi dan perbanyak sampel.

2) Koefisien regresi pengendalian anggaran bernilai positif

menyatakan bahwa dengan mengasumsikan menerapkan

pengendalian anggaran dengan baik maka laporan keuangan akan

tersusun dengan baik ini sangat berpengaruh pada transparansi

laporan keuangan pemerintah maka tingkat transparansi ini akan

meningkat

3) Koefisien regresi karakteristik laporan keuangan daerah bernilai

positif menyatakan bahwa dengan mengasumsikan menerapkan

karakteristik dalam penyusunan laporan keuangan sangat

berpengaruh pada transparansi laporan keuangan pemerintah maka

tingkat transparansi ini akan meningkat.

b. Uji Koefisien Determinasi (Adj R2)

Kekuatan pengaruh variabel independen terhadap variasi

variabel dependen dapat diketahui dari besarnya nilai koefisien

Page 106: Disusun Oleh Nunung Iyoh Sunaziah 1110082000018repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29759/3/NUNUNG... · Kantor Kabupaten dan Kota di Provinsi Banten pada Dinas Pengelolaan

88

determinan (R2), yang berada antara nol dan satu. Apabila nilai R

2

semakin mendekati satu, berarti variabel-variabel bebas memberikan

hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variabel

terikat (Ghozali, 2011). Adapun hasil perhitungan nilai koefisien

determinasi dapat dilihat pada tabel dibawah ini. Tabel 4.16

menyajikan hasil uji koefisien determinasi.

Tabel 4.16

Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2)

Model Summary

Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate

1 ,733a ,537 ,518 2,939

a. Predictors: (Constant), TKLKD, TPA

Sumber: Data primer yang diolah 2014

Tabel 4.16 menunjukkan nilai adjusted R2 sebesar 0.518. Hal ini

menandakan bahwa variasi variabel pengendalian anggaran dan

karakteristik laporan keuangan daerah hanya dapat menjelaskan 51,8%

variasi variabel transparansi laporan keuangan pemerintah. Sedangkan

sisanya sebesar 48,2% dijelaskan oleh sebab-sebab lain diluar model,

seperti pengawasan dan lain sebagainya.

c. Uji Statistik t

Berikut ini disajikan hasil uji statistik t terhadap variabel

pengendalian anggaran (X1) dan karakteristik laporan keuangan daerah

(X2) pada transparansi laporan keuangan pemeintah (Y).

Page 107: Disusun Oleh Nunung Iyoh Sunaziah 1110082000018repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29759/3/NUNUNG... · Kantor Kabupaten dan Kota di Provinsi Banten pada Dinas Pengelolaan

89

Tabel 4.17

Hasil Uji Statistik t terhadap Variabel Y, X1 X2 dan X3

Coefficientsa

Model Unstandardized Coefficients Standardized

Coefficients

T Sig.

B Std. Error Beta

1

(Constant) -6,283 6,180 -

1,017 ,314

TPA ,604 ,186 ,412 3,254 ,002

TKLKD ,423 ,135 ,396 3,129 ,003

Sumber: Data primer yang diolah 2014

Tabel 4.17 memperlihatkan nilai hasil uji t sebesar 0.002 < 0.05

pada pengendalian anggaran hal ini berarti Ha diterima, sehingga dapat

disimpulkan bahwa pengendalian anggaran berpengaruh secara

signifikan terhadap transparansi laporan keuangan pemerintah dan

pada nilai uji t karakteristik laporan keuangan daerah sebesar 0.003 <

0.05, hal ini berarti Ha diterima, sehingga dapat disimpulkan bahwa

karakteristik laporan keuangan daerah berpengaruh secara signifikan

terhadap transparansi laporan keuangan pemerintah.

d. Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F)

Uji ini dilakukan untuk menunjukkan apakah variabel

independen secara bersama-sama mempunyai pengaruh terhadap

variabel dependen.

Tabel 4.18

Hasil Uji Statistik F terhadap Variabel Y, X1, dan X2

ANOVAa

Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.

1

Regression 490,791 2 245,396 28,412 ,000b

Residual 423,209 49 8,637

Total 914,000 51

a. Dependent Variable: TTLKP

b. Predictors: (Constant), TKLKD, TPA

Sumber: Data primer yang diolah 2014

Page 108: Disusun Oleh Nunung Iyoh Sunaziah 1110082000018repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29759/3/NUNUNG... · Kantor Kabupaten dan Kota di Provinsi Banten pada Dinas Pengelolaan

90

Tabel 4.18 memperlihatkan nilai Sig hasil uji F sebesar 0.000

lebih kecil dibandingkan dengan 0,05, hal ini berarti Ha diterima dan

Ho ditolak sehingga dapat disimpulkan bahwa pengendalian anggaran

dan karakteristik laporan keuangan daerah berpengaruh secara

simultan terhadap transparansi laporan keuangan pemerintah.

C. Pembahasan

1. Pengaruh pengendalian anggaran terhadap transparansi laporan

keuangan pemerintah

Pengujian statistik pada hipotesis (Ha1) menunjukkan bahwa

pengendalian anggaran berpengaruh terhadap transparansi laporan

keuangan pemerintah. Pada tabel 4.17 dapat dilihat nilai uji t variabel

pengendalian anggaran terhadap transparansi laporan keuangan

pemerintah memiliki nilai signifikansi dibawah 0.05 yaitu sebesar 0.02.

Dengan demikian hipotesis alternatif yang menyatakan terdapat pengaruh

pengendalian anggaran terhadap transparansi laporan keuangan

pemerintah dapat diterima karena signifikan nilainya.

Pengendalian anggaran yang baik dan terstruktur akan

menghasilkan sebuah laporan yang baik sehingga tingkat transparansi akan

meningkat sehingga nilai kepercayaan pada pemerintah lebih meningkat.

Penelitian ini mendukung penelitian yang telah dilakukan oleh

Lince Bulutoding Tahun 2011 yang menyatakan Pengendalian Anggaran

berpengaruh positif dan signifikan terhadap good governance .

Page 109: Disusun Oleh Nunung Iyoh Sunaziah 1110082000018repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29759/3/NUNUNG... · Kantor Kabupaten dan Kota di Provinsi Banten pada Dinas Pengelolaan

91

2. Pengaruh karakteristik laporan keuangan daerah terhadap

transparansi laporan keuangan pemerintah

Pengujian statistik pada hipotesis (Ha2) menunjukkan bahwa

karakteristik laporan keuangan daerah berpengaruh terhadap transparansi

laporan keuangan pemerintah. Pada tabel 4.17 dapat dilihat nilai uji t

variabel karakteristik laporan keuangan daerah memiliki nilai signifikansi

dibawah 0.05 yaitu sebesar 0.03. Dengan demikian hipotesis alternatif

yang menyatakan karakteristik laporan keuangan daerah berpengaruh

terhadap transparansi laporan keuangan pemerintah dapat diterima karena

signifikan nilainya.

Penelitian ini mendukung penelitian yang telah dilakukan oleh Indah

Windrastuti Tahun 2013 yang menyatakan Karekteristik laporan keuangan

berpengaruh positif terhadap transparansi dan akutabilitas. Transparansi

mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap akuntabilitas laporan

keuangan, berarti transparansi mendukung akuntabilitas laporan keuangan.

3. Pengaruh pengendalian anggaran dan karakteristik laporan

keuangan daerah terhadap transparansi laporan keuangan

pemerintah

Pengujian statistik pada hipotesis (Ha3) menunjukkan bahwa

pengendalian anggaran dan karakteristik laporan keuangan daerah

berpengaruh secara simultan terhadap transparansi laporan keuangan

pemerintah. Pada tabel 4.18 dapat dilihat nilai uji F variabel pengaruh

pengendalian anggaran dan karakteristik laporan keuangan daerah

Page 110: Disusun Oleh Nunung Iyoh Sunaziah 1110082000018repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29759/3/NUNUNG... · Kantor Kabupaten dan Kota di Provinsi Banten pada Dinas Pengelolaan

92

terhadap transparansi laporan keuangan pemerintah sebesar 28, 412

dengan melihat nilai signifikansi dibawah nilai signifikansi 0.05 yaitu

sebesar 0.000. Dengan demikian hipotesis alternatif yang menyatakan

terdapat pengaruh secara simultan antara pengendalian anggaran dan

karakteristik laporan keuangan pemerintah terhadap transparansi laporan

keuangan pemerintah dapat diterima karena signifikan. Hal ini

menunjukkan bahwa apabila pengendalian anggaran dilaksanakan dengan

baik maka tingkat transparansi akan meningkat. Sama halnya dengan

karakteristik laporan keuangan daerah, seseorang yang membuat laporan

keuangan dengan cara menerapkan karakterstik laporan keuangan daerah

dengan baik dan benar mampu untuk menyajikan laporan keuangan

dengan baik maka segala pekerjaan yang dihasilkan akan baik, hal ini

sangat mempengaruhi peningkatan nilai transparansi dan kepercayaan

publik terhadap pemerintah.

Hasil ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh Lince

Bulutoding Tahun (2011), Indah Windrastuti Tahun (2013), Siti Aliyah

dan Aida Nahar (2012).

Page 111: Disusun Oleh Nunung Iyoh Sunaziah 1110082000018repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29759/3/NUNUNG... · Kantor Kabupaten dan Kota di Provinsi Banten pada Dinas Pengelolaan

93

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan pada data yang telah dikumpulkan dan hasil pengujian

yang telah dilakukan terhadap permasalahan dengan menggunakan model

regresi berganda, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Pengendalian Anggaran berpengaruh terhadap transparansi laporan

keuangan pemerintah. Hal ini dapat dijelaskan oleh tingkat signifikansi

sebesar 0.002. Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian yang

dilakukan oleh Lince Bulutoding tahun 2011 yang menyatakan bahwa

Pengendalian Anggaran berpengaruh positif dan signifikan terhadap good

governance. Hal ini menunjukkan bahwa jika pengendalian anggaran

dilakukan dengan baik dan benar maka tingkat transparansi laporan

keuangan pemerintah akan baik dan meningkat.

2. Karakteristik Laporan Keuangan Daerah berpengaruh terhadap

transparansi laporan keuangan pemerintah. Hal ini dapat dijelaskan oleh

tingkat signifikan sebesar 0,003. Hasil penelitian ini konsisten dengan

penelitian yang dilakukan oleh Indah Windrastuti tahun 2013 yang

menyatakan Karekteristik laporan keuangan berpengaruh positif terhadap

transparansi dan akutabilitas. Hal ini menunjukan bahwa jika laporan

keuangan dapat disusun atau disajikan sesuai dengan karakteristik laporan

keuangan daerah maka hasil dari laporan keuangan daerahpun akan

menjadi baik, hal ini berpengaruh pada tingkat transparansi dan

kepercayaan yang akan membaik dan meningkat.

Page 112: Disusun Oleh Nunung Iyoh Sunaziah 1110082000018repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29759/3/NUNUNG... · Kantor Kabupaten dan Kota di Provinsi Banten pada Dinas Pengelolaan

94

Pengendalian Anggaran dan Karakteristik Laporan Keuangan Daerah

berpengaruh secara simultan terhadap Transparansi Laporan Keuangan

Pemerintah. Hasil ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh Lince

Bulutoding tahun 2011 dan Indah Windrastuti tahun 2013.

B. Saran

Penelitian ini dimasa mendatang diharapkan dapat menyajikan hasil

penelitian yang lebih berkualitas lagi dengan adanya beberapa masukan

mengenai beberapa hal diantaranya:

1. Untuk penelitian selanjutnya disarankan untuk menambah variabel-

variabel yang berpengaruh terhadap transparansi laporan keuangan

pemerintah. Dimana transparansi laporan keuangan pemerintah dapat

dipengaruhi oleh beberapa faktor, baik faktor internal maupun eksternal.

Faktor internal, misalnya: pengawasan, penyajian laporan keuangan dan

lain sebagainya. Faktor eksternal misalnya pengungkapan dan pandangan

secara umum terhadap penyajian laporan keuangan pemerintah daerah.

2. Data yang ada dalam penelitian ini dihasilkan dari instrumen yang

mendasarkan pada persepsi sebagai jawaban yang berupa kuesioner,

sehingga hal ini menimbulkan masalah data bias apabila responden tidak

jujur dalam memberikan jawaban yang menyebabkan jawaban akan

berbeda dari kenyataan. Peneliti selanjutnya disarankan untuk

mendapatkan data berupa wawancara langsung dari beberapa kabupaten

dan kota yang menjadi responden penelitian agar bisa mendapatkan data

yang lebih nyata (tidak bias) dan bisa keluar dari pertanyaan-pertanyaan

Page 113: Disusun Oleh Nunung Iyoh Sunaziah 1110082000018repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29759/3/NUNUNG... · Kantor Kabupaten dan Kota di Provinsi Banten pada Dinas Pengelolaan

95

kuesioner yang mungkin memiliki perbedaan perspektif dalam

mengartikan kuesioner yang diberikan dalam menggambarkan keadaan

yang sesungguhnya.

3. Penelitian ini hanya dilakukan di 3 kabupaten dan 3 kota sehingga hasil

penelitian ini terbatas generalisasinya. Penelitian selanjutnya diharapkan

dapat memperluas daerah survei dan menambah banyaknya responden,

sehingga hasil penelitian lebih mungkin untuk disimpulkan secara umum

dan akurat.

Page 114: Disusun Oleh Nunung Iyoh Sunaziah 1110082000018repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29759/3/NUNUNG... · Kantor Kabupaten dan Kota di Provinsi Banten pada Dinas Pengelolaan

96

2004, Akuntansi Keuangan Daerah, Edisi Revisi, Jakarta: Salemba Empat.

Akbar Bahrullah,2013, Akuntansi Sektor Publik Konsep dan Teori, Edisi Pertama,

Jakarta: CV. Bumi Metro Jaya

Adisasmita, R. (2011). Manajemen Pemerintahan Daerah. Yogyakarta. Graha Ilmu.

Aliyah dan Nahar. (2012). Pengaruh Penyajian Laporan Keuangan dan Aksesibilitas

Laporan Laporan Keuangan Daerah terhadap Transparansi dan Akuntabilitas

Pengelolaan Keuangan Daerah Kabupaten Jepara.

Badan Pemeriksa Laporan Keuangan Republik Indonesia (BPK-RI). Penyerahan Laporan

Hasil Pemeriksaan Badan Pemeriksa Laporan Keuangan Republik Indonesia (BPK-

RI) atas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Kabupaten dan Kota Provinsi Banten

Tahun 2012, http///BPK-RI Banten.co.id/Diunduh 04/06/2013

Badan Pemeriksa Laporan Keuangan Republik Indonesia (BPK-RI). Penyerahan Laporan

Hasil Pemeriksaan Badan Pemeriksa Laporan Keuangan Republik Indonesia (BPK-

RI) atas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Kabupaten dan Kota Provinsi Banten

Tahun 2013, http///BPK-RI Banten.co.id/Diunduh 06/01/2015

Bastian. 2006. Sistem Akuntansi Sektor Publik. Jakarta: Erlangga.

Bahrullah Akbar, Siti Nurbaya, 2000, Akuntabilitas Daerah : Tinjauan Pemikiran

Pelaksanaannya dalam Rangka Otonomi Daerah, Jurnal Akuntansi dan Keuangan

Pemerintahan, Vol 01, No. 01,

Dedi Nurdiawan, Irwan Yudi dan Maulidah (2008). Akuntansi Pemerintahan, Jakarta:

Salemba Empat

Ghozali.Imam, 2011, Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program IBM SPSS 19,

Edisi Revisi V, Semarang: Badan Penerbit Universitas diponegoro

Hansen&Women, Management Accounting, (3an Ed. Cincinnati, Ohio: South-Westerm

Publishing Co. 1995), h. 912. Lihat pula Mardiasmo, Akuntansi Sektor Publik,

(Yogyakarta: Penerbit Andi, 2002), h. 213

Horison Hongren. 2001. Edisi Ke 7. Pengantar Akuntansi. Edisi Ke 7. Jakarta: Erlangga

Http://www.google.co.id, tentang governance Jones, R. & M. Pendlebury, Public Sector

Accounting. 5th Edition. man Publishing, London, 2000.

Http://www.PKRI News.com

Http://www.Sindo News.com

http:///www.Pusat Data dan Informasi jumlah penduduk diProvinsi Banten 2010-

2013.com

http:///www.Badan Pusat Statistik Banten Tahun 2013.com

http:///www.Peraturan Pemerintah No 71 2010

http:///wwwPermendagri 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah

Page 115: Disusun Oleh Nunung Iyoh Sunaziah 1110082000018repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29759/3/NUNUNG... · Kantor Kabupaten dan Kota di Provinsi Banten pada Dinas Pengelolaan

97

http:///wwwPermendagri 59 Tahun 2013 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah

http:///www.Standar Akuntansi Pemerintah 2005

http:///www.Peraturan Pemerintah No 150 Tahun 2000 tentang Standar Akuntansi dalam

Pertanggung Jawaban Keuangan Daerah

http:///www.Peraturan Wikepedia Laporan Keuangan 2010

http:///www.Standar Akuntansi Pemerintah 1 tentang Laporan Keuangan dan Penyusunan

Laporan Keuangan 2014

Halim A. dan Abdullah, S. 2006. Hubungan dan masalah keagenan di pemerintahan

daerah: Sebuah peluang penelitian anggaran dan akuntansi.

IAI Kompartemen Akuntan Sektor Publik Boynton William C., Raymon N.Jhonson,

Walter G. &, Kell, 2006.

Jurnal Akuntansi Pemerintah Lince Bulutoding Pengaruh Pengawasan dan

Pengendalian Anggaran Tahun 2011

Keputusan Mentri Keuangan 308/kmk012 Tahun 2002

Mahsun, Mohamad, 2006. Akuntansi Sektor Publik. Penerbit BPFE Yogyakarta,

Mardiasmo, 2006. Perwujudan Transparansi dan Akuntabilitas Publik Melalui

Akuntansi Sektor Publik: Suatu Sarana Good Governance. Jurnal Akuntansi

Pemerintah, Vol. 2 No. 1,Mei:1-17 Kuncoro Mudrajat , 2003.

Nazier, M Daeng. 2006. Peningkatan Akuntabilitas Keuangan Pemerintah

Propinsi, Kabupaten dan Kota Melalui Harmonisasi Kepmendagri 29/2002 dan

PP 24/2005

Nordiawan Deddi, Sondi Putra Iswahyudi dan Rahmawati Maulidah, 2008,

Akuntansi Pemerintahan, Edisi Revisi, Jakarta: Salemba Empat

Pontianak Ramba, 2008. Akuntabilitas Publik : Laporan Pertanggungjawaban

Kepala Daerah (Gubernur, Walikota/Bupati) kepada DPRD, Paper, Program

pasca sarjana, UGM, Yogyakarta Republik Indonesia, Undang-undang Nomor

17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara

Peraturan Pemerintah No. 24 Tahun, Standar Akuntansi Pemerintahan, Salemba

Empat Jakarta, 2005.

Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2005 tentang Standar Akuntansi

Pemerintah Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan

Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah Peraturan Pemerintah Nomor 60

Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah Revrisond Baswir,

1999, Akuntansi Pemerintahan Indonesia, BPFE, Yogykarta Ridwan, 2007,

Page 116: Disusun Oleh Nunung Iyoh Sunaziah 1110082000018repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29759/3/NUNUNG... · Kantor Kabupaten dan Kota di Provinsi Banten pada Dinas Pengelolaan

98

Peraturan Pemerintah Kabupaten Pandeglang No 7 Tahun 2011 tentang Sistem

Prosedur Pengelolaan Keuangan Daerah Kabupaten Pandeglang

Peraturan Standar Akuntansi Pemerintah No 4 tentang Catatan atas Laporan

Keuangan Daerah

Renyowijoyo, M. 2010. Akuntansi Sektor Publik Organisasi Non Laba. Jakarta.

Mitra Wacana Media.

Sedarmayanti, 2007, Good Goverence (Kepemerintahan yang Baik) dan Good

Corporate Goverance (Tata Kelola Perusahaan yang Baik), Edisi Pertama,

Bandung: CV Mandar Jaya

Standar Akuntansi Pemerintahan yang dikeluarkan oleh Ikatan Akuntansi Indonesia

Tahun 2012 tentang Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan

Sri Wisnu H, 2007. Persepsi Stakeholder Terhadap Kriteria Akuntabilitas

Keuangan dan Transparansi Pada Laporan Keuangan Pemerintah Daerah,

Tesis S2, Magister Akuntansi UGM (tidak dipublikasikan) Yogyakarta.

Sukhemi, 2010. Pengaruh Penyajian Nerca Daerah Terhadap Akuntabilitas

Keuangan Daerah, Akmenika Jurnal Akuntansi dan Manajemen, Volume 5,

April: 85-100

Tumimor, Mecky_Ronald_Tedi, Akuntansi Sebagai Sistem Pengendalian

Anggaran, 2006.

Undang-Undang No 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara

Undang-Undang No 12 Tahun 2008 tentang Peraturan Daerah

Undang-Undang No 32 dan 33 tentang Perimbangan Keuangan antara Pusat dan

Daerah

Undang-Undang No 12 dan 23 Tahun 2008 tentang Otonomi Daerah

Undang-Undang No 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah

World Bank, Policy Research Paper Series No.1894, March 1998, Washington,

DC: World Bank, 1998.

Page 117: Disusun Oleh Nunung Iyoh Sunaziah 1110082000018repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29759/3/NUNUNG... · Kantor Kabupaten dan Kota di Provinsi Banten pada Dinas Pengelolaan

99

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Page 118: Disusun Oleh Nunung Iyoh Sunaziah 1110082000018repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29759/3/NUNUNG... · Kantor Kabupaten dan Kota di Provinsi Banten pada Dinas Pengelolaan
Page 119: Disusun Oleh Nunung Iyoh Sunaziah 1110082000018repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29759/3/NUNUNG... · Kantor Kabupaten dan Kota di Provinsi Banten pada Dinas Pengelolaan

101

Page 120: Disusun Oleh Nunung Iyoh Sunaziah 1110082000018repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29759/3/NUNUNG... · Kantor Kabupaten dan Kota di Provinsi Banten pada Dinas Pengelolaan

102

Page 121: Disusun Oleh Nunung Iyoh Sunaziah 1110082000018repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29759/3/NUNUNG... · Kantor Kabupaten dan Kota di Provinsi Banten pada Dinas Pengelolaan

103

Page 122: Disusun Oleh Nunung Iyoh Sunaziah 1110082000018repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29759/3/NUNUNG... · Kantor Kabupaten dan Kota di Provinsi Banten pada Dinas Pengelolaan

104

Page 123: Disusun Oleh Nunung Iyoh Sunaziah 1110082000018repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29759/3/NUNUNG... · Kantor Kabupaten dan Kota di Provinsi Banten pada Dinas Pengelolaan

105

Page 124: Disusun Oleh Nunung Iyoh Sunaziah 1110082000018repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29759/3/NUNUNG... · Kantor Kabupaten dan Kota di Provinsi Banten pada Dinas Pengelolaan

106

Page 125: Disusun Oleh Nunung Iyoh Sunaziah 1110082000018repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29759/3/NUNUNG... · Kantor Kabupaten dan Kota di Provinsi Banten pada Dinas Pengelolaan

107

Page 126: Disusun Oleh Nunung Iyoh Sunaziah 1110082000018repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29759/3/NUNUNG... · Kantor Kabupaten dan Kota di Provinsi Banten pada Dinas Pengelolaan

108

LAMPIRAN 2

KUESIONER

PENELITIAN

Page 127: Disusun Oleh Nunung Iyoh Sunaziah 1110082000018repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29759/3/NUNUNG... · Kantor Kabupaten dan Kota di Provinsi Banten pada Dinas Pengelolaan

109

Page 128: Disusun Oleh Nunung Iyoh Sunaziah 1110082000018repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29759/3/NUNUNG... · Kantor Kabupaten dan Kota di Provinsi Banten pada Dinas Pengelolaan

110

KUESIONER

PENGARUH PENGENDALIAN ANGGARAN DAN KARAKTERISTIK

LAPORAN KEUANGAN DAERAH TERHADAP TRANSPARANSI

LAPORAN KEUANGAN DAERAH

BAGIAN PENDAHULUAN

IDENTITAS RESPONDEN

Nama : …………………………………..

Umur : .................. Tahun

Jenis Kelamin : Perempuan ` Laki-Laki

Nama LKPD : .......................................................

Jabatan : Kepala LKPD

Kabag Keuangan

Staf Pegawai

Pendidikan Terakhir : SLTA D3 S1 S2 Lainnya

Masa Kerja : <5 Tahun 5-10 Tahun >10 Tahun

BAGIAN ISI

Page 129: Disusun Oleh Nunung Iyoh Sunaziah 1110082000018repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29759/3/NUNUNG... · Kantor Kabupaten dan Kota di Provinsi Banten pada Dinas Pengelolaan

111

Petunjuk : Mohon Bapak/Ibu memberikan tanda cek list (√) pada salah satu

pilihan jawaban sesuai dengan pendapat Bapak/Ibu mengenai pernyataan

yang diberikan. Pilihan jawaban : SS : Sangat Setuju

S : Setuju

RR : Ragu-Ragu

TS : Tidak Setuju

STS : Sangat Tidak Setuju

Pengendalian Anggaran

No Pernyataan SS S RR TS STS

1 Pengendalian anggaran dibutuhkan untuk

menyatakan keandalan Laporan

Keuangan

2 Pengendalian internal bertanggung jawab

atas kepatuhan terhadap Undang-Undang

dan peraturan yang berlaku

3 Pengendalian internal harus mampu

mencapai efektivitas dan efesiensi dalam

setiap operasinya

No Pernyataan SS S RR TS STS

4 Fungsi pengendalian manajemen untuk

Page 130: Disusun Oleh Nunung Iyoh Sunaziah 1110082000018repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29759/3/NUNUNG... · Kantor Kabupaten dan Kota di Provinsi Banten pada Dinas Pengelolaan

112

merencanakan, kordinasi, komunikasi,

pengambilan keputusan serta motivasi

dan penilaian kinerja

5 Struktur organisasi yang terakomodasi

salah satu fungsi sistem pengendalian

pemerintah

6 Konsep pengendalian manajemen hanya

meliputi pengendalian preventif,

operasional dan kinerja

7 Fungsi pengendalian anggaran untuk

menganalisa persiapan, pelaksanaan,

pengintegrasian, penyusunan, evaluasi

program dan anggaran

8 Pengendalian anggaran adalah mampu

menyiapkan, menyusun serta

mengkoordinasikan pelaporan suatu

anggaran

9 Fungsi anggaran dalam manajemen

organisasi sector public sebagai alat

perencanaan, pengendalian, kebijakan,

politik dan koordinasi

No Pernyataan SS S RR TS STS

10 Dalam struktur anggaran hanya meliputi

Page 131: Disusun Oleh Nunung Iyoh Sunaziah 1110082000018repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29759/3/NUNUNG... · Kantor Kabupaten dan Kota di Provinsi Banten pada Dinas Pengelolaan

113

klasifikasi ekonom (berdasarkan jenis-

jenis belanja yang dikeluarkan

pemerintah dalam rangka pelayanan

publik) dan fungsional (menyediakan

informasi berdasarkan tujuan atas fungsi

yang dijalankan oleh pemerintah)

Karakteristik Laporan Keuangan Daerah

No Pernyataan SS S RR TS STS

11 Dalam penyajian laporan keuangan

wajib menerapkan Karakteristik laporan

keuangan yaitu Relevan, Andal, Dapat

dipahami dan Dapat dibandingkan

12 Laporan keuangan harus relevan

sehingga yang memiliki manfaat dan

umpan balik

13 Laporan keuangan disajikan harus tepat

waktu

14 Laporan keuangan yang disajikan

lengkap sesuai transaksi serta buktinya

No Pernyataan SS S RR TS STS

15 Laporan keuangan yang disajikan secara

Page 132: Disusun Oleh Nunung Iyoh Sunaziah 1110082000018repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29759/3/NUNUNG... · Kantor Kabupaten dan Kota di Provinsi Banten pada Dinas Pengelolaan

114

jujur sesuai dengan informasi yang ada

dan mampu menjadi sebuah informasi

16 Laporan keuangan dapat diverfikasi

17 Informasi yang terdapat dalam laporan

keuangan dapat diuji kembali sesuai

dengan kebutuhan

18 Laporan keuangan yang disajikan

sebagai informasi kebutuhan umum

19 Laporan keuangan disajikan agar dapat

dibandingkan

20 Laporan keuangan yang disajikan sesuai

dengan pemahaman setiap penggunanya

Transparansi Laporan Keuangan Daerah

No Pernyataan SS S RR TS STS

21 Laporan keuangan yang disajikan

lengkap dan relevan

22 Laporan keuangan yang disajikan

mudah dipahami

No Pernyataan SS S RR TS STS

Page 133: Disusun Oleh Nunung Iyoh Sunaziah 1110082000018repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29759/3/NUNUNG... · Kantor Kabupaten dan Kota di Provinsi Banten pada Dinas Pengelolaan

115

23 Informasi mengenai laporan keuangan

tersedia untuk publik

24 Proses penganggaran yang terbuka

25 Laporan keuangan yang disajikan untuk

mencapai jaminan suatu integritas

26 Dalam PP No. 71 Tahun 2010 bahwa

setiap pemerintahan daerah mempunyai

system informasi keuangan daerah yang

dapat diakses oleh masyarakat

27 Dalam PP No. 71 Tahun 2010 bahwa

pertanggungjawaban laporan keuangan

yang bersifat terbuka oleh kepala daerah

terhadap DPRD

28 Laporan keuangan yang disajikan dapat

dilihat oleh umum dengan mudah

29 Laporan keuangan pemda diperiksa oleh

BPK RI dan diumumkan kemedia masa

Page 134: Disusun Oleh Nunung Iyoh Sunaziah 1110082000018repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29759/3/NUNUNG... · Kantor Kabupaten dan Kota di Provinsi Banten pada Dinas Pengelolaan

116

LAMPIRAN 3

SURAT KETERANGAN PENELITIAN

DARI KABUPATEN DAN KOTA DI

PROVINSI BANTEN

Page 135: Disusun Oleh Nunung Iyoh Sunaziah 1110082000018repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29759/3/NUNUNG... · Kantor Kabupaten dan Kota di Provinsi Banten pada Dinas Pengelolaan

117

Page 136: Disusun Oleh Nunung Iyoh Sunaziah 1110082000018repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29759/3/NUNUNG... · Kantor Kabupaten dan Kota di Provinsi Banten pada Dinas Pengelolaan

118

Page 137: Disusun Oleh Nunung Iyoh Sunaziah 1110082000018repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29759/3/NUNUNG... · Kantor Kabupaten dan Kota di Provinsi Banten pada Dinas Pengelolaan

119

Page 138: Disusun Oleh Nunung Iyoh Sunaziah 1110082000018repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29759/3/NUNUNG... · Kantor Kabupaten dan Kota di Provinsi Banten pada Dinas Pengelolaan

120

Page 139: Disusun Oleh Nunung Iyoh Sunaziah 1110082000018repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29759/3/NUNUNG... · Kantor Kabupaten dan Kota di Provinsi Banten pada Dinas Pengelolaan

121

Page 140: Disusun Oleh Nunung Iyoh Sunaziah 1110082000018repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29759/3/NUNUNG... · Kantor Kabupaten dan Kota di Provinsi Banten pada Dinas Pengelolaan

122

Page 141: Disusun Oleh Nunung Iyoh Sunaziah 1110082000018repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29759/3/NUNUNG... · Kantor Kabupaten dan Kota di Provinsi Banten pada Dinas Pengelolaan

123

Page 142: Disusun Oleh Nunung Iyoh Sunaziah 1110082000018repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29759/3/NUNUNG... · Kantor Kabupaten dan Kota di Provinsi Banten pada Dinas Pengelolaan

124

Page 143: Disusun Oleh Nunung Iyoh Sunaziah 1110082000018repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29759/3/NUNUNG... · Kantor Kabupaten dan Kota di Provinsi Banten pada Dinas Pengelolaan

125

Page 144: Disusun Oleh Nunung Iyoh Sunaziah 1110082000018repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29759/3/NUNUNG... · Kantor Kabupaten dan Kota di Provinsi Banten pada Dinas Pengelolaan

126

Page 145: Disusun Oleh Nunung Iyoh Sunaziah 1110082000018repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29759/3/NUNUNG... · Kantor Kabupaten dan Kota di Provinsi Banten pada Dinas Pengelolaan

127

Page 146: Disusun Oleh Nunung Iyoh Sunaziah 1110082000018repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29759/3/NUNUNG... · Kantor Kabupaten dan Kota di Provinsi Banten pada Dinas Pengelolaan

129

LAMPIRAN 4

DAFTAR JAWABAN KUSIONER

Page 147: Disusun Oleh Nunung Iyoh Sunaziah 1110082000018repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29759/3/NUNUNG... · Kantor Kabupaten dan Kota di Provinsi Banten pada Dinas Pengelolaan

130

DAFTAR JAWABAN RESPONDEN

IDENTIYAS RESPONDEN

No Jenis

Kelamin

Usia Jabatan Terahir Pendidikan

Terahir

Masa

Bekerja

1 Pria 39 Tahun Staf Pegawai S2 >10 Tahun

2 Perempuan 21 Tahun Satf Pegawai D3 5-10 Tahun

3 Pria 30 Tahun Staf Pegawai SLTA 5-10Tahun

4 Perempuan 35 Tahun Staf Pegawai SLTA 5-10 Tahun

5 Pria 41 Tahun Staf Pegawai S2 >10 Tahun

6 Perempuan 33 Tahun Staf Pegawai S1 5-10 Tahun

7 Pria 33 Tahun Staf Pegawai S1 >10 Tahun

8 Pria 41 Tahun Kabag Keuangan S2 >10 Tahun

9 Pria 37 Tahun Staf Pegawai S1 5-10 Tahun

10 Pria 43 Tahun Staf Pegawai S1 5-10 Tahun

11 Pria 38 Tahun Staf Pegawai SLTA >10 Tahun

12 Pria 40 Tahun Staf Pegawai S1 >10 Tahun

13 Pria 38 Tahun Staf Pegawai S1 <5 Tahun

14 Perempuan 52 Tahun Kabag Keuangan SLTA >10 Tahun

15 Pria 54 Tahun Kabag Keuangan S1 >10 Tahun

16 Pria 54 Tahun Kabag Keuangan SLTA >10 Tahun

17 Pria 46 Tahun Kabag Keuangan S1 >10 Tahun

18 Perempuan 53 Tahun Kabag Keuangan SLTA >10 Tahun

19 Perempuan 30 Tahun Staf Pegawai S1 >10 Tahun

20 Perempuan 31 Tahun Staf Pegawai S2 >10 Tahun

21 Perempuan 32 Thun Staf Pegawai S1 >10 Tahun

22 Perempuan 40 Tahun Staf Pegawai S1 >10 Tahun

23 Pria 32 Tahun Staf Pegawai S1 >10 Tahun

24 Perempuan 42 Tahun Staf Pegawai S1 5-10 Tahun

25 Pria 35 Tahun Staf Pegawai SLTA 5-10 Tahun

26 Perempuan 32 Tahun Staf Pegawai S2 >10 Tahun

27 Pria 28 Tahun Staf Pegawai S2 5-10 Tahun

28 Pria 24 Tahun Staf Pegawai S1 <5 Tahun

29 Pria 34 Tahun Staf Pegawai S2 5-10 Tahun

30 Perempuan 23 Tahun Staf Pegawai S1 <5 Tahun

31 perempuan 33 Tahun Staf Pegawai S1 <5 Tahun

32 Pria 25 Tahun Staf Pegawai S1 <5 Tahun

33 Pria 23 Tahun Staf Pegawai S1 <5 Tahun

34 Perempuan 27 Tahun Staf Pegawai S2 5-10 Tahun

35 Perempuan 36 Tahun Staf Pegawai D3 5-10 Tahun

36 Perempuan 30 Tahun Staf Pegawai S1 5-10 Tahun

37 Pria 40 Tahun Staf Pegawai S1 >10 Tahun

38 Pria 52 Tahun Staf Pegawai S2 >10 Tahun

39 Pria 48 Tahun Kabag Keuangan S2 5-10 Tahun

Page 148: Disusun Oleh Nunung Iyoh Sunaziah 1110082000018repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29759/3/NUNUNG... · Kantor Kabupaten dan Kota di Provinsi Banten pada Dinas Pengelolaan

131

DAFTAR JAWABAN RESPONDEN

IDENTIYAS RESPONDEN

No Jenis

Kelamin

Usia Jabatan Terahir Pendidikan

Terahir

Masa

Bekerja

40 Pria 46 Tahun Staf Pegawai 1 >10 Tahun

41 Perempuan 42 Tahun Staf Pegawai S1 >10 Tahun

42 Perempuan 30 Tahun Staf Pegawai S1 <5 Tahun

43 Pria 37 Tahun Staf Pegawai S1 >10 Tahun

44 Perempuan 32 Tahun Staf Pegawai D3 5-10 Tahun

45 Perempuan 43 Tahun Staf Pegawai S1 >10 Tahun

46 Pria 49 Tahun Staf Pegawai S1 >10 Tahun

47 Pria 34 Tahun Staf Pegawai S2 5-10 Tahun

48 Pria 43 Tahun Staf Pegawai S2 5-10 Tahun

49 Perempuan 32 Tahun Staf Pegawai S1 5-10 Tahun

50 Perempuan 52 Tahun Kabag Keuangan S2 >10 Tahun

51 Perempuan 30 Tahun Staf Pegawai S1 5-10 Tahun

52 Pria 40 Tahun Kabag Keuangan S2 >10 Tahun

Page 149: Disusun Oleh Nunung Iyoh Sunaziah 1110082000018repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29759/3/NUNUNG... · Kantor Kabupaten dan Kota di Provinsi Banten pada Dinas Pengelolaan

132

DAFTAR JAWABAN RESPONDEN

VARIABEL PENGENDALIAN ANGGARAN

PA 1 PA2 PA3 PA4 PA5 PA6 PA7 PA8 PA9 PA10 TPA

1 5 4 4 4 4 3 4 4 5 4 41

2 4 4 5 4 4 4 5 4 5 4 45

3 5 4 4 5 4 4 4 3 4 4 41

4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 41

5 4 4 4 5 4 3 4 4 4 4 45

6 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40

7 4 4 5 4 4 4 4 5 5 4 43

8 5 5 5 5 5 4 5 5 4 5 48

9 5 5 5 5 5 4 5 5 5 4 48

10 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 43

11 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40

12 4 5 4 4 4 5 4 4 4 3 41

13 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40

14 4 5 5 4 4 3 4 4 4 4 41

15 5 4 4 5 4 4 5 5 4 4 44

16 5 5 5 4 4 4 5 5 5 4 46

17 4 4 5 4 5 4 5 4 4 5 44

18 4 4 5 4 4 3 4 4 4 4 40

19 4 4 4 4 4 3 4 5 4 4 40

20 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 50

21 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 49

22 5 5 3 5 5 5 5 5 5 5 50

23 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 49

Page 150: Disusun Oleh Nunung Iyoh Sunaziah 1110082000018repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29759/3/NUNUNG... · Kantor Kabupaten dan Kota di Provinsi Banten pada Dinas Pengelolaan

133

PA 1 PA2 PA3 PA4 PA5 PA6 PA7 PA8 PA9 PA10 TPA

25 5 4 5 4 4 4 4 5 4 3 42

26 5 5 5 5 5 4 4 5 5 4 47

27 5 4 5 4 4 4 3 5 3 3 40

28 4 4 4 4 5 3 4 5 4 4 41

29 5 4 5 4 4 4 3 4 3 5 41

30 4 4 4 4 3 4 5 5 5 4 42

31 4 5 5 4 4 4 4 4 4 5 43

32 5 4 5 4 4 4 4 4 4 4 42

33 4 4 4 4 5 4 5 4 4 4 42

34 3 4 5 4 4 5 4 4 4 4 41

35 4 4 4 5 4 4 4 4 3 5 41

36 5 5 5 4 4 4 5 4 4 4 44

37 5 4 5 4 4 4 4 5 4 3 42

38 5 5 5 4 5 4 5 4 4 4 45

39 5 4 5 4 4 4 4 4 4 3 41

40 5 4 4 4 5 4 4 4 3 4 41

41 4 4 4 5 4 5 4 4 4 4 42

42 4 4 4 5 4 3 5 4 4 4 41

43 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 41

44 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 41

45 5 4 5 4 3 5 4 5 3 4 42

46 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40

47 5 4 5 4 3 4 4 5 5 4 43

48 5 5 5 5 4 5 5 5 4 5 48

49 5 4 4 5 5 4 5 5 4 4 45

50 4 4 4 4 4 5 4 4 4 5 42

Page 151: Disusun Oleh Nunung Iyoh Sunaziah 1110082000018repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29759/3/NUNUNG... · Kantor Kabupaten dan Kota di Provinsi Banten pada Dinas Pengelolaan

134

PA 1 PA2 PA3 PA4 PA5 PA6 PA7 PA8 PA9 PA10 TPA

51 4 5 5 4 5 4 4 4 4 4 43

52 4 5 4 4 5 4 4 5 5 4 44

Page 152: Disusun Oleh Nunung Iyoh Sunaziah 1110082000018repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29759/3/NUNUNG... · Kantor Kabupaten dan Kota di Provinsi Banten pada Dinas Pengelolaan

135

DAFTAR JAWABAN RESPONDEN

VARIABEL KARAKTERISTIK LAPORAN KEUANGAN DAERAH

KLKD1 KLKD2 KLKD3 KLKD4 KLKD5 KLKD6 KLKD7 KLKD8 KLKD9 KLKD10 TKLKD

1 5 4 5 5 5 4 4 4 4 4 44

2 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 41

3 5 4 5 5 5 5 5 4 4 4 46

4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40

5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40

6 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 42

7 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 43

8 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 50

9 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 50

10 5 5 5 5 5 5 5 4 4 4 47

11 4 4 4 4 5 5 5 5 5 5 46

12 5 5 5 5 4 4 5 5 4 4 46

13 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40

14 4 5 4 4 4 3 4 3 3 4 38

15 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 41

16 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 41

17 4 5 4 5 4 4 4 5 2 5 42

18 4 4 5 5 4 4 4 3 4 5 42

19 4 4 4 4 4 3 4 3 3 4 37

20 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 50

21 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 50

22 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 50

23 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 50

Page 153: Disusun Oleh Nunung Iyoh Sunaziah 1110082000018repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29759/3/NUNUNG... · Kantor Kabupaten dan Kota di Provinsi Banten pada Dinas Pengelolaan

136

KLKD1 KLKD2 KLKD3 KLKD4 KLKD5 KLKD6 KLKD7 KLKD8 KLKD9 KLKD10 TKLKD

25 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 38

26 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 50

27 5 5 5 4 5 3 4 4 4 2 41

28 5 4 5 5 5 5 4 4 4 3 44

29 5 5 5 4 4 3 4 4 4 2 40

30 5 5 5 5 5 5 4 4 4 5 47

31 4 4 5 5 5 4 3 3 3 4 40

32 4 4 4 4 4 5 4 4 3 5 41

33 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40

34 5 5 5 5 5 4 4 3 4 4 44

35 5 5 5 5 5 4 3 3 3 4 42

36 5 5 5 5 5 5 4 4 4 4 46

37 5 4 5 5 5 5 4 4 4 5 46

38 4 4 4 4 5 5 5 4 5 5 45

39 5 4 5 5 4 3 4 4 4 4 42

40 5 5 5 5 4 5 5 4 4 5 47

41 4 4 4 4 5 5 4 4 4 3 41

42 5 5 4 4 4 4 3 2 4 4 39

43 4 4 5 5 4 4 4 4 4 4 42

44 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 37

45 5 4 3 5 5 4 4 3 3 4 40

46 4 4 5 4 5 4 4 3 4 4 41

47 5 5 5 5 5 5 5 4 5 4 48

48 5 5 5 5 5 5 5 5 5 1 46

49 5 5 5 5 5 5 5 4 4 4 47

50 4 4 4 4 4 4 4 2 2 3 35

Page 154: Disusun Oleh Nunung Iyoh Sunaziah 1110082000018repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29759/3/NUNUNG... · Kantor Kabupaten dan Kota di Provinsi Banten pada Dinas Pengelolaan

137

KLKD1 KLKD2 KLKD3 KLKD4 KLKD5 KLKD6 KLKD7 KLKD8 KLKD9 KLKD10 TKLKD

51 3 4 5 5 4 3 4 5 4 4 41

51 5 5 5 5 5 3 4 4 4 4 44

Page 155: Disusun Oleh Nunung Iyoh Sunaziah 1110082000018repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29759/3/NUNUNG... · Kantor Kabupaten dan Kota di Provinsi Banten pada Dinas Pengelolaan

138

DAFTAR JAWABAN RESPONDEN

VARIABEL TRANSPARANSI LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH

TLKP1 TLKP2 TLKP3 TLKP4 TLKP5 TLKP6 TLKP7 TLKP8 TLKP9 TTLKP

1 4 4 4 4 3 3 4 4 4 34

2 4 4 4 2 4 5 5 2 4 34

3 4 4 4 4 3 3 4 4 4 34

4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 36

5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 44

6 5 5 5 4 4 4 4 2 5 38

7 5 4 4 4 4 4 4 2 4 35

8 5 5 5 5 5 5 5 4 5 44

9 5 5 5 5 5 5 5 5 5 45

10 4 4 4 4 4 4 4 4 4 36

11 5 5 5 5 5 5 5 5 5 45

12 5 4 4 4 4 4 5 4 5 39

13 5 4 4 4 4 4 4 4 4 37

14 4 4 3 3 3 4 4 3 3 31

15 4 4 4 4 4 4 4 4 4 36

16 4 4 4 4 4 4 4 4 4 36

17 5 4 4 4 5 4 5 4 5 40

18 4 4 4 4 4 4 4 3 4 35

19 4 4 3 3 3 4 4 3 3 31

20 5 5 5 5 5 5 5 5 5 45

21 5 5 5 5 5 5 5 5 5 45

Page 156: Disusun Oleh Nunung Iyoh Sunaziah 1110082000018repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29759/3/NUNUNG... · Kantor Kabupaten dan Kota di Provinsi Banten pada Dinas Pengelolaan

139

TLKP1 TLKP2 TLKP3 TLKP4 TLKP5 TLKP6 TLKP7 TLKP8 TLKP9 TTLKP

23 5 5 5 5 5 5 5 5 5 45

24 5 4 4 4 4 4 4 4 4 37

25 4 4 4 3 3 4 4 4 3 33

26 5 5 5 5 5 5 5 5 5 45

27 5 5 4 3 3 4 4 3 5 36

28 5 5 4 4 4 3 4 3 4 36

29 5 5 4 3 3 4 4 3 4 35

30 5 5 4 4 4 3 4 3 4 36

31 5 5 5 5 3 5 4 5 5 42

32 5 4 3 3 4 3 4 2 4 32

33 4 4 4 4 4 4 4 4 4 36

34 4 5 4 3 4 4 4 4 5 37

35 5 5 5 5 3 5 4 5 5 42

36 5 4 4 4 5 4 4 4 4 38

37 4 4 4 4 4 4 4 4 4 36

38 5 5 4 4 4 4 4 4 5 39

39 5 4 4 4 4 4 4 4 3 36

40 5 4 5 5 4 5 5 5 5 43

41 5 4 4 4 4 4 4 2 4 35

42 4 4 4 4 5 5 4 4 4 38

43 4 4 4 4 4 4 4 4 4 36

44 4 4 4 3 3 3 4 4 4 33

45 4 3 3 5 3 5 4 3 5 35

46 4 5 2 4 4 3 4 3 4 33

47 5 4 4 4 3 3 5 3 5 36

48 5 3 5 5 5 5 5 5 5 43

Page 157: Disusun Oleh Nunung Iyoh Sunaziah 1110082000018repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29759/3/NUNUNG... · Kantor Kabupaten dan Kota di Provinsi Banten pada Dinas Pengelolaan

140

TLKP1 TLKP2 TLKP3 TLKP4 TLKP5 TLKP6 TLKP7 TLKP8 TLKP9 TTLKP

49 5 5 4 4 4 4 5 4 5 40

50 4 4 4 4 4 4 4 4 4 36

51 4 4 4 3 4 5 5 4 4 37

52 5 5 5 5 5 5 5 5 5 45

Page 158: Disusun Oleh Nunung Iyoh Sunaziah 1110082000018repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29759/3/NUNUNG... · Kantor Kabupaten dan Kota di Provinsi Banten pada Dinas Pengelolaan
Page 159: Disusun Oleh Nunung Iyoh Sunaziah 1110082000018repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29759/3/NUNUNG... · Kantor Kabupaten dan Kota di Provinsi Banten pada Dinas Pengelolaan

142

OUTPUT HASIL PENGOLAHAN DATA IDENTITAS RESPONDEN

PENELITIAN

Berdasarkan Jenis Kelamin

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid

Per Perempuan 22 42,3 42,3 42,3

Pria 30 57,7 57,7 100,0

Total 52 100,0 100,0

Berdasarkan Usia

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid

21 1 1,9 2,0 2,0

23 2 3,8 4,1 6,1

24 1 1,9 2,0 8,2

25 1 1,9 2,0 10,2

27 1 1,9 2,0 12,2

28 1 1,9 2,0 14,3

30 3 5,8 6,1 20,4

31 1 1,9 2,0 22,4

32 2 3,8 4,1 26,5

33 3 5,8 6,1 32,7

34 2 3,8 4,1 36,7

35 2 3,8 4,1 40,8

36 1 1,9 2,0 42,9

37 3 5,8 6,1 49,0

38 3 5,8 6,1 55,1

39 1 1,9 2,0 57,1

40 4 7,7 8,2 65,3

41 2 3,8 4,1 69,4

42 2 3,8 4,1 73,5

43 3 5,8 6,1 79,6

46 2 3,8 4,1 83,7

48 1 1,9 2,0 85,7

49 1 1,9 2,0 87,8

52 3 5,8 6,1 93,9

53 1 1,9 2,0 95,9

54 2 3,8 4,1 100,0

Total 49 94,2 100,0

Missing System 3 5,8

Total 52 100,0

Page 160: Disusun Oleh Nunung Iyoh Sunaziah 1110082000018repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29759/3/NUNUNG... · Kantor Kabupaten dan Kota di Provinsi Banten pada Dinas Pengelolaan

143

Berdasarkan Jabatan

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid

Kabag

Keuangan 10 19,2 19,2 19,2

Staf Pegawai 42 80,8 80,8 100,0

Total 52 100,0 100,0

Pendidikan Terahir

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid

SLTA 7 13,5 13,5 13,5

D3 4 7,7 7,7 21,2

S1 29 55,8 55,8 76,9

S2 12 23,1 23,1 100,0

Total 52 100,0 100,0

Pengalaman Kerja

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid

>5 Tahun 7 13,5 13,5 13,5

5-10 Tahun 17 32,7 32,7 46,2

<10 Tahun 28 53,8 53,8 100,0

Total 52 100,0 100,0

Page 161: Disusun Oleh Nunung Iyoh Sunaziah 1110082000018repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29759/3/NUNUNG... · Kantor Kabupaten dan Kota di Provinsi Banten pada Dinas Pengelolaan

144

OUTPUT HASIL

PENGOLAHAN DATA HASIL

UJI STATISTIK DESKRIPTIF

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std.

Deviation

TPA 52 40 50 43,00 2,890

TKLKD 52 35 50 43,27 3,966

TTLKP 52 31 45 38,00 4,233

Valid N (listwise) 52

Page 162: Disusun Oleh Nunung Iyoh Sunaziah 1110082000018repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29759/3/NUNUNG... · Kantor Kabupaten dan Kota di Provinsi Banten pada Dinas Pengelolaan

145

OUTPUT HASIL PENGOLAHAN DATA HASIL UJI VALIDITAS PENGENDALIAN ANGGARAN Correlations

PA1 PA2 PA3 PA4 PA5 PA6 PA7 PA8 PA9 PA10 TPA

PA1

Pearson Correlation 1 ,279* ,334

* ,281

* ,163 ,165 ,140 ,395

** ,083 -,021 ,489

**

Sig. (2-tailed) ,045 ,015 ,043 ,247 ,242 ,321 ,004 ,560 ,883 ,000

N 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52

PA2 Pearson Correlation ,279

* 1 ,301

* ,216 ,437

** ,282

* ,290

* ,237 ,372

** ,250 ,650

**

Sig. (2-tailed) ,045 ,030 ,125 ,001 ,043 ,037 ,091 ,007 ,074 ,000 N 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52

PA3 Pearson Correlation ,334

* ,301

* 1 -,155 ,000 ,094 -,034 ,205 ,063 -,034 ,275

*

Sig. (2-tailed) ,015 ,030 ,272 1,000 ,506 ,813 ,145 ,657 ,812 ,048 N 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52

PA4 Pearson Correlation ,281

* ,216 -,155 1 ,332

* ,225 ,344

* ,226 ,186 ,352

* ,597

**

Sig. (2-tailed) ,043 ,125 ,272 ,016 ,108 ,013 ,107 ,186 ,011 ,000 N 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52

PA5 Pearson Correlation ,163 ,437

** ,000 ,332

* 1 ,082 ,304

* ,162 ,197 ,259 ,534

**

Sig. (2-tailed) ,247 ,001 1,000 ,016 ,565 ,029 ,253 ,161 ,064 ,000 N 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52

PA6 Pearson Correlation ,165 ,282

* ,094 ,225 ,082 1 ,136 ,183 ,092 ,237 ,425

**

Sig. (2-tailed) ,242 ,043 ,506 ,108 ,565 ,337 ,193 ,518 ,090 ,002 N 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52

PA7 Pearson Correlation ,140 ,290

* -,034 ,344

* ,304

* ,136 1 ,223 ,427

** ,244 ,582

**

Sig. (2-tailed) ,321 ,037 ,813 ,013 ,029 ,337 ,112 ,002 ,082 ,000 N 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52

PA8 Pearson Correlation ,395

** ,237 ,205 ,226 ,162 ,183 ,223 1 ,382

** ,005 ,538

**

Sig. (2-tailed) ,004 ,091 ,145 ,107 ,253 ,193 ,112 ,005 ,970 ,000 N 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52

PA9 Pearson Correlation ,083 ,372

** ,063 ,186 ,197 ,092 ,427

** ,382

** 1 ,079 ,568

**

Sig. (2-tailed) ,560 ,007 ,657 ,186 ,161 ,518 ,002 ,005 ,578 ,000 N 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52

PA10 Pearson Correlation -,021 ,250 -,034 ,352

* ,259 ,237 ,244 ,005 ,079 1 ,445

**

Sig. (2-tailed) ,883 ,074 ,812 ,011 ,064 ,090 ,082 ,970 ,578 ,001 N 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52

TPA

Pearson Correlation ,489** ,650

** ,275

* ,597

** ,534

** ,425

** ,582

** ,538

** ,568

** ,445

** 1

Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,048 ,000 ,000 ,002 ,000 ,000 ,000 ,001

N 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52

*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed). **. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Page 163: Disusun Oleh Nunung Iyoh Sunaziah 1110082000018repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29759/3/NUNUNG... · Kantor Kabupaten dan Kota di Provinsi Banten pada Dinas Pengelolaan

146

OUTPUT HASIL PENGOLAHAN DATA HASIL UJI VALIDITAS KARAKTERISTIK LAPORAN

KEUANGAN DAERAH

Correlations

TLKD1 TLKD2 TLKD3 TLKD4 TLKD5 TLKD6 TLKD7 TLKD8 TLKD9 TLKD10 TTLKD

TLKD1

Pearson Correlation 1 ,697** ,555

** ,467

** ,503

** ,319

* ,306

* ,160 ,283

* -,029 ,622

**

Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000 ,021 ,027 ,258 ,042 ,840 ,000

N 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52

TLKD2 Pearson Correlation ,697

** 1 ,540

** ,374

** ,326

* ,186 ,326

* ,263 ,207 ,031 ,581

**

Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,006 ,018 ,187 ,018 ,060 ,140 ,830 ,000 N 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52

TLKD3 Pearson Correlation ,555

** ,540

** 1 ,635

** ,476

** ,208 ,290

* ,322

* ,313

* ,012 ,645

**

Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000 ,138 ,037 ,020 ,024 ,932 ,000 N 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52

TLKD4 Pearson Correlation ,467

** ,374

** ,635

** 1 ,500

** ,338

* ,318

* ,343

* ,157 ,244 ,653

**

Sig. (2-tailed) ,000 ,006 ,000 ,000 ,014 ,021 ,013 ,267 ,081 ,000 N 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52

TLKD5 Pearson Correlation ,503

** ,326

* ,476

** ,500

** 1 ,549

** ,367

** ,233 ,379

** ,066 ,654

**

Sig. (2-tailed) ,000 ,018 ,000 ,000 ,000 ,007 ,096 ,006 ,640 ,000 N 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52

TLKD6 Pearson Correlation ,319

* ,186 ,208 ,338

* ,549

** 1 ,589

** ,388

** ,457

** ,368

** ,705

**

Sig. (2-tailed) ,021 ,187 ,138 ,014 ,000 ,000 ,005 ,001 ,007 ,000 N 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52

TLKD7 Pearson Correlation ,306

* ,326

* ,290

* ,318

* ,367

** ,589

** 1 ,667

** ,619

** ,247 ,752

**

Sig. (2-tailed) ,027 ,018 ,037 ,021 ,007 ,000 ,000 ,000 ,078 ,000 N 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52

TLKD8 Pearson Correlation ,160 ,263 ,322

* ,343

* ,233 ,388

** ,667

** 1 ,585

** ,224 ,684

**

Sig. (2-tailed) ,258 ,060 ,020 ,013 ,096 ,005 ,000 ,000 ,110 ,000 N 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52

TLKD9 Pearson Correlation ,283

* ,207 ,313

* ,157 ,379

** ,457

** ,619

** ,585

** 1 ,161 ,676

**

Sig. (2-tailed) ,042 ,140 ,024 ,267 ,006 ,001 ,000 ,000 ,255 ,000 N 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52

TLKD10

Pearson Correlation -,029 ,031 ,012 ,244 ,066 ,368** ,247 ,224 ,161 1 ,419

**

Sig. (2-tailed) ,840 ,830 ,932 ,081 ,640 ,007 ,078 ,110 ,255 ,002 N 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52

TTLKD

Pearson Correlation ,622** ,581

** ,645

** ,653

** ,654

** ,705

** ,752

** ,684

** ,676

** ,419

** 1

Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,002

N 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). *. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

Page 164: Disusun Oleh Nunung Iyoh Sunaziah 1110082000018repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29759/3/NUNUNG... · Kantor Kabupaten dan Kota di Provinsi Banten pada Dinas Pengelolaan

147

OUTPUT HASIL PENGOLAHAN DATA HASIL UJI VALIDITAS TRANSPARANSI LAPORAN

KEUANGAN PEMERINTAH

Correlations

TLKD1 TLKD2 TLKD3 TLKD4 TLKD5 TLKD6 TLKD7 TLKD8 TLKD9 TTLKD

TLKD1

Pearson Correlation 1 ,471** ,527

** ,463

** ,378

** ,233 ,434

** ,182 ,526

** ,608

**

Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,001 ,006 ,097 ,001 ,197 ,000 ,000

N 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52

TLKD2 Pearson Correlation ,471

** 1 ,416

** ,263 ,258 ,170 ,249 ,252 ,417

** ,512

**

Sig. (2-tailed) ,000 ,002 ,060 ,065 ,228 ,075 ,071 ,002 ,000 N 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52

TLKD3 Pearson Correlation ,527

** ,416

** 1 ,628

** ,494

** ,628

** ,559

** ,640

** ,577

** ,850

**

Sig. (2-tailed) ,000 ,002 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 N 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52

TLKD4 Pearson Correlation ,463

** ,263 ,628

** 1 ,517

** ,512

** ,422

** ,660

** ,582

** ,805

**

Sig. (2-tailed) ,001 ,060 ,000 ,000 ,000 ,002 ,000 ,000 ,000 N 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52

TLKD5 Pearson Correlation ,378

** ,258 ,494

** ,517

** 1 ,505

** ,590

** ,432

** ,367

** ,708

**

Sig. (2-tailed) ,006 ,065 ,000 ,000 ,000 ,000 ,001 ,007 ,000 N 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52

TLKD6 Pearson Correlation ,233 ,170 ,628

** ,512

** ,505

** 1 ,567

** ,545

** ,437

** ,728

**

Sig. (2-tailed) ,097 ,228 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,001 ,000 N 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52

TLKD7 Pearson Correlation ,434

** ,249 ,559

** ,422

** ,590

** ,567

** 1 ,468

** ,575

** ,733

**

Sig. (2-tailed) ,001 ,075 ,000 ,002 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 N 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52

TLKD8 Pearson Correlation ,182 ,252 ,640

** ,660

** ,432

** ,545

** ,468

** 1 ,396

** ,755

**

Sig. (2-tailed) ,197 ,071 ,000 ,000 ,001 ,000 ,000 ,004 ,000 N 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52

TLKD9 Pearson Correlation ,526

** ,417

** ,577

** ,582

** ,367

** ,437

** ,575

** ,396

** 1 ,736

**

Sig. (2-tailed) ,000 ,002 ,000 ,000 ,007 ,001 ,000 ,004 ,000 N 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52

TTLKD

Pearson Correlation ,608** ,512

** ,850

** ,805

** ,708

** ,728

** ,733

** ,755

** ,736

** 1

Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000

N 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Page 165: Disusun Oleh Nunung Iyoh Sunaziah 1110082000018repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29759/3/NUNUNG... · Kantor Kabupaten dan Kota di Provinsi Banten pada Dinas Pengelolaan

148

OUTPUT HASIL PENGOLAHAN

DATA HASIL UJI RELIABILITAS

VARIABEL PENGENDALIAN

ANGGARAN

RELIABILITY

/VARIABLES=TLKD1 TLKD2 TLKD3 TLKD4 TLKD5 TLKD6 TLKD7 TLKD8 TLKD9

TLKD10 TTLKD

/SCALE('ALL VARIABLES') ALL

/MODEL=ALPHA

/STATISTICS=DESCRIPTIVE SCALE CORR

/SUMMARY=TOTAL.

Reliability

Case Processing Summary

N %

Cases

Valid 52 100,0

Excludeda 0 ,0

Total 52 100,0

a. Listwise deletion based on all variables in the

procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha

Cronbach's Alpha Based

on Standardized Items

N of Items

,713 ,792 11

Inter-Item Correlation Matrix

PA1 PA2 PA3 PA4 PA5 PA6 PA7 PA8 PA9 PA10 TPA

PA1 1,000 ,279 ,334 ,281 ,163 ,165 ,140 ,395 ,083 -,021 ,489

PA2 ,279 1,000 ,301 ,216 ,437 ,282 ,290 ,237 ,372 ,250 ,650

PA3 ,334 ,301 1,000 -,155 ,000 ,094 -,034 ,205 ,063 -,034 ,275

PA4 ,281 ,216 -,155 1,000 ,332 ,225 ,344 ,226 ,186 ,352 ,597

PA5 ,163 ,437 ,000 ,332 1,000 ,082 ,304 ,162 ,197 ,259 ,534

PA6 ,165 ,282 ,094 ,225 ,082 1,000 ,136 ,183 ,092 ,237 ,425

PA7 ,140 ,290 -,034 ,344 ,304 ,136 1,000 ,223 ,427 ,244 ,582

PA8 ,395 ,237 ,205 ,226 ,162 ,183 ,223 1,000 ,382 ,005 ,538

PA9 ,083 ,372 ,063 ,186 ,197 ,092 ,427 ,382 1,000 ,079 ,568

PA10 -,021 ,250 -,034 ,352 ,259 ,237 ,244 ,005 ,079 1,000 ,445

TPA ,489 ,650 ,275 ,597 ,534 ,425 ,582 ,538 ,568 ,445 1,000

Page 166: Disusun Oleh Nunung Iyoh Sunaziah 1110082000018repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29759/3/NUNUNG... · Kantor Kabupaten dan Kota di Provinsi Banten pada Dinas Pengelolaan

149

Item-Total Statistics

Scale Mean if

Item Deleted

Scale Variance

if Item Deleted

Corrected Item-

Total

Correlation

Squared

Multiple

Correlation

Cronbach's

Alpha if Item

Deleted

PA1 81,37 28,982 ,439 ,483 ,693

PA2 81,48 28,411 ,623 ,532 ,682

PA3 81,33 30,224 ,220 ,432 ,710

PA4 81,52 29,000 ,521 ,597 ,690

PA5 81,60 28,755 ,474 ,459 ,690

PA6 81,77 29,201 ,371 ,348 ,698

PA7 81,54 28,567 ,519 ,480 ,687

PA8 81,44 28,761 ,491 ,456 ,689

PA9 81,67 28,499 ,491 ,589 ,687

PA10 81,73 29,416 ,368 ,459 ,699

TPA 42,83 7,871 ,962 ,937 ,710

Page 167: Disusun Oleh Nunung Iyoh Sunaziah 1110082000018repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29759/3/NUNUNG... · Kantor Kabupaten dan Kota di Provinsi Banten pada Dinas Pengelolaan

150

OUTPUT HASIL PENGOLAHAN DATA HASIL UJI RELIABILITAS

VARIABEL KARAKTERISTIK LAPORAN KEUANGAN DAERAH

RELIABILITY

/VARIABLES=TLKD1 TLKD2 TLKD3 TLKD4 TLKD5 TLKD6 TLKD7 TLKD8 TLKD9

TLKD10 TTLKD

/SCALE('ALL VARIABLES') ALL

/MODEL=ALPHA

/STATISTICS=DESCRIPTIVE SCALE CORR

/SUMMARY=TOTAL.

Reliability Scale: ALL VARIABLES

Case Processing Summary

N %

Cases

Valid 52 100,0

Excludeda 0 ,0

Total 52 100,0

a. Listwise deletion based on all variables in the

procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha

Cronbach's Alpha Based

on Standardized Items

N of Items

,754 ,880 11

Inter-Item Correlation Matrix

TLKD1 TLKD2 TLKD3 TLKD4 TLKD5 TLKD6 TLKD7 TLKD8 TLKD9 TLKD10 TTLKD

TLKD1 1,000 ,697 ,555 ,467 ,503 ,319 ,306 ,160 ,283 -,029 ,622

TLKD2 ,697 1,000 ,540 ,374 ,326 ,186 ,326 ,263 ,207 ,031 ,581

TLKD3 ,555 ,540 1,000 ,635 ,476 ,208 ,290 ,322 ,313 ,012 ,645

TLKD4 ,467 ,374 ,635 1,000 ,500 ,338 ,318 ,343 ,157 ,244 ,653

TLKD5 ,503 ,326 ,476 ,500 1,000 ,549 ,367 ,233 ,379 ,066 ,654

TLKD6 ,319 ,186 ,208 ,338 ,549 1,000 ,589 ,388 ,457 ,368 ,705

TLKD7 ,306 ,326 ,290 ,318 ,367 ,589 1,000 ,667 ,619 ,247 ,752

TLKD8 ,160 ,263 ,322 ,343 ,233 ,388 ,667 1,000 ,585 ,224 ,684

TLKD9 ,283 ,207 ,313 ,157 ,379 ,457 ,619 ,585 1,000 ,161 ,676

TLKD10 -,029 ,031 ,012 ,244 ,066 ,368 ,247 ,224 ,161 1,000 ,419

TTLKD ,622 ,581 ,645 ,653 ,654 ,705 ,752 ,684 ,676 ,419 1,000

Page 168: Disusun Oleh Nunung Iyoh Sunaziah 1110082000018repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29759/3/NUNUNG... · Kantor Kabupaten dan Kota di Provinsi Banten pada Dinas Pengelolaan

151

Item-Total Statistics

Scale Mean if

Item Deleted

Scale Variance

if Item Deleted

Corrected Item-

Total

Correlation

Squared

Multiple

Correlation

Cronbach's

Alpha if Item

Deleted

TLKD1 82,00 57,569 ,574 . ,736

TLKD2 82,08 58,229 ,533 . ,740

TLKD3 82,00 57,059 ,597 . ,733

TLKD4 81,96 57,998 ,615 . ,737

TLKD5 82,02 57,941 ,615 . ,737

TLKD6 82,27 55,691 ,657 . ,726

TLKD7 82,29 56,601 ,719 . ,729

TLKD8 82,56 55,310 ,628 . ,725

TLKD9 82,50 55,784 ,622 . ,728

TLKD10 82,44 58,134 ,328 . ,746

TTLKD 43,27 15,730 1,000 . ,826

Page 169: Disusun Oleh Nunung Iyoh Sunaziah 1110082000018repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29759/3/NUNUNG... · Kantor Kabupaten dan Kota di Provinsi Banten pada Dinas Pengelolaan

152

OUTPUT HASIL PENGOLAHAN DATA HASIL UJI RELIABILITAS

VARIABEL TRANSPARANSI LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH

RELIABILITY /VARIABLES=TLKD1 TLKD2 TLKD3 TLKD4 TLKD5 TLKD6 TLKD7 TLKD8 TLKD9

TTLKD

/SCALE('ALL VARIABLES') ALL

/MODEL=ALPHA

/STATISTICS=DESCRIPTIVE SCALE CORR

/SUMMARY=TOTAL.

Reliability Scale: ALL VARIABLES

Case Processing Summary

N %

Cases

Valid 52 100,0

Excludeda 0 ,0

Total 52 100,0

a. Listwise deletion based on all variables in the

procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha

Cronbach's Alpha Based on

Standardized Items

N of Items

,772 ,911 10

Inter-Item Correlation Matrix

TLKD1 TLKD2 TLKD3 TLKD4 TLKD5 TLKD6 TLKD7 TLKD8 TLKD9 TTLKD

TLKD1 1,000 ,471 ,527 ,463 ,378 ,233 ,434 ,182 ,526 ,608

TLKD2 ,471 1,000 ,416 ,263 ,258 ,170 ,249 ,252 ,417 ,512

TLKD3 ,527 ,416 1,000 ,628 ,494 ,628 ,559 ,640 ,577 ,850

TLKD4 ,463 ,263 ,628 1,000 ,517 ,512 ,422 ,660 ,582 ,805

TLKD5 ,378 ,258 ,494 ,517 1,000 ,505 ,590 ,432 ,367 ,708

TLKD6 ,233 ,170 ,628 ,512 ,505 1,000 ,567 ,545 ,437 ,728

TLKD7 ,434 ,249 ,559 ,422 ,590 ,567 1,000 ,468 ,575 ,733

TLKD8 ,182 ,252 ,640 ,660 ,432 ,545 ,468 1,000 ,396 ,755

TLKD9 ,526 ,417 ,577 ,582 ,367 ,437 ,575 ,396 1,000 ,736

TTLKD ,608 ,512 ,850 ,805 ,708 ,728 ,733 ,755 ,736 1,000

Page 170: Disusun Oleh Nunung Iyoh Sunaziah 1110082000018repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29759/3/NUNUNG... · Kantor Kabupaten dan Kota di Provinsi Banten pada Dinas Pengelolaan

153

Item-Total Statistics

Scale Mean if

Item Deleted

Scale Variance

if Item Deleted

Corrected Item-

Total

Correlation

Squared

Multiple

Correlation

Cronbach's

Alpha if Item

Deleted

TLKD1 71,40 66,834 ,569 . ,761

TLKD2 71,63 67,138 ,460 . ,764

TLKD3 71,83 62,773 ,827 . ,741

TLKD4 71,92 62,190 ,770 . ,739

TLKD5 71,96 63,646 ,662 . ,747

TLKD6 71,81 63,688 ,686 . ,747

TLKD7 71,65 65,956 ,705 . ,756

TLKD8 72,13 60,903 ,703 . ,736

TLKD9 71,65 64,309 ,700 . ,749

TTLKD 38,00 17,922 1,000 . ,877

Page 171: Disusun Oleh Nunung Iyoh Sunaziah 1110082000018repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29759/3/NUNUNG... · Kantor Kabupaten dan Kota di Provinsi Banten pada Dinas Pengelolaan

154

OUTPUT HASIL PENGOLAHAN DATA

HASIL UJI ASUMSI KLASIK DAN REGRESI LINEAR BERGANDA

REGRESSION

Variables Entered/Removeda

Model Variables Entered Variables Removed Method

1 TKLKD, TPAb . Enter

a. Dependent Variable: TTLKP

b. All requested variables entered.

Model Summary

Model R R Square Adjusted R

Square

Std. Error of the

Estimate

1 ,733a ,537 ,518 2,939

a. Predictors: (Constant), TKLKD, TPA

ANOVAa

Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.

1

Regression 490,791 2 245,396 28,412 ,000b

Residual 423,209 49 8,637

Total 914,000 51

a. Dependent Variable: TTLKP

b. Predictors: (Constant), TKLKD, TPA

Coefficientsa

Model Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig. Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1

(Constant) -6,283 6,180 -1,017 ,314

TPA ,604 ,186 ,412 3,254 ,002 ,589 1,699

TKLKD ,423 ,135 ,396 3,129 ,003 ,589 1,699

a. Dependent Variable: TTLKP

Coefficient Correlationsa

Model TKLKD TPA

1

Correlations TKLKD 1,000 -,641

TPA -,641 1,000

Covariances TKLKD ,018 -,016

TPA -,016 ,034

a. Dependent Variable: TTLKP

Page 172: Disusun Oleh Nunung Iyoh Sunaziah 1110082000018repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29759/3/NUNUNG... · Kantor Kabupaten dan Kota di Provinsi Banten pada Dinas Pengelolaan

155

Collinearity Diagnosticsa

Model Dimension Eigenvalue Condition Index Variance Proportions

(Constant) TPA TKLKD

1

1 2,994 1,000 ,00 ,00 ,00

2 ,004 27,015 ,49 ,00 ,62

3 ,002 41,635 ,51 1,00 ,38

a. Dependent Variable: TTLKP

Residuals Statisticsa

Minimum Maximum Mean Std. Deviation N

Predicted Value 33,53 45,08 38,00 3,102 52

Residual -4,436 7,656 ,000 2,881 52

Std. Predicted Value -1,439 2,281 ,000 1,000 52

Std. Residual -1,509 2,605 ,000 ,980 52

a. Dependent Variable: TTLKP

Page 173: Disusun Oleh Nunung Iyoh Sunaziah 1110082000018repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29759/3/NUNUNG... · Kantor Kabupaten dan Kota di Provinsi Banten pada Dinas Pengelolaan

156

Page 174: Disusun Oleh Nunung Iyoh Sunaziah 1110082000018repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29759/3/NUNUNG... · Kantor Kabupaten dan Kota di Provinsi Banten pada Dinas Pengelolaan

157

UJI NORMALITAS DENGAN ONE-SAMPLE KOLMOGOROV-

SMIRNOV TEST

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized

Residual

N 52

Normal Parametersa,b

Mean 0E-7

Std. Deviation 2,88066215

Most Extreme Differences

Absolute ,099

Positive ,099

Negative -,065

Kolmogorov-Smirnov Z ,713

Asymp. Sig. (2-tailed) ,689

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

Coefficientsa

Model Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1

(Constant) 8,832 3,853 2,292 ,026

TPA -,179 ,116 -,279 -1,549 ,128

TKLKD ,025 ,084 ,052 ,291 ,773

a. Dependent Variable: RES1

Page 175: Disusun Oleh Nunung Iyoh Sunaziah 1110082000018repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29759/3/NUNUNG... · Kantor Kabupaten dan Kota di Provinsi Banten pada Dinas Pengelolaan

158

LAMPIRAN 6

LAPORAN KEUAGNGAN

KAB. PANDEGLANG

Page 176: Disusun Oleh Nunung Iyoh Sunaziah 1110082000018repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29759/3/NUNUNG... · Kantor Kabupaten dan Kota di Provinsi Banten pada Dinas Pengelolaan

159

PEMERINTAH KABUPATEN PANDEGLANG

N E R A C A

PER 31 DESEMBER 2013 DAN 2012

2013 2012

ASET V.C.1

ASET LANCAR V.C.1.a

Kas di Kas Daerah V.C.1.a.1 164.470.082.433,00 158.731.249.017,00

Kas di Bendahara Pengeluaran V.C.1.a.2 111.033.776,00 7.163.075,00

Kas di Bendahara Penerimaan V.C.1.a.3 31.044.000,00 46.440.476,00

Kas Lainnya V.C.1.a.4 898.000.000,00 -

Investasi Jangka Pendek - -

Piutang Pajak V.C.1.a.5 92.764.987.303,00 4.328.730.302,47

Piutang Retribusi V.C.1.a.6 4.759.824.456,14 -

Penyisihan Piutang - -

Penyisihan Piutang Dana Bergulir - -

Belanja Dibayar Dimuka - -

Bagian Lancar Pinjaman kepada Perusahaan Negara - -

Bagian Lancar Pinjaman kepada Perusahaan Daerah - -

Bagian Lancar Pinjaman kepada Pemerintah Pusat - -

Bagian Lancar Pinjaman kepada Pemerintah Daerah Lainnya - -

Bgaian Lancar Tagihan Penjualan Angsuran - -

Bagian Lancar Tuntutan Ganti Rugi V.C.1.a.7 2.585.425.359,38 3.859.068.043,00

Piutang Lainnya V.C.1.a.8 807.222.639,33 496.772.307,00

Persediaan V.C.1.a.9 27.437.907.867,60 18.608.641.950,00

Jumlah Aset Lancar V.C.1.a 293.865.527.834,45 186.078.065.170,47

INVESTASI JANGKA PANJANG V.C.1.b

Investasi Non Permanen V.C.1.b.1

Pinjaman Jangka Panjang - -

Investasi dalam Surat Utang Negara - -

Investasi dalam Proyek Pembangunan - -

Investasi Non Permanen Lainnya V.C.1.b.1 480.000.000,00 500.000.000,00

Cadangan Kerugian Investasi Non Permanen - -

Jumlah Invetasi Nonpermanen V.C.1.b.1 480.000.000,00 500.000.000,00

Investasi Permanen V.C.1.b.2

Penyertaan Modal Pemerintah Daerah V.C.1.b.2.a 48.986.923.016,65 42.986.923.016,65

Investasi Permanen Lainnya - -

Jumlah Invetasi Permanen V.C.1.b.2 48.986.923.016,65 42.986.923.016,65

Jumlah Investasi Jangka Panjang V.C.1.b. 49.466.923.016,65 43.486.923.016,65

ASET TETAP V.C.1.c. -

Tanah V.C.1.c.1 287.398.040.155,00 284.597.995.405,00

Peralatan dan Mesin V.C.1.c.2 317.350.559.069,78 315.459.701.258,00

Gedung dan Bangunan V.C.1.c.3 790.231.628.492,00 568.952.261.872,00

Jalan, Irigasi, dan Jaringan V.C.1.c.4 551.403.270.419,00 404.481.202.261,00

Aset Tetap lainnya V.C.1.c.5 86.480.437.679,00 83.174.162.859,00

Konstruksi dalam Pengerjaan V.C.1.c.6 18.141.069.526,00 20.177.909.605,00

Jumlah Aset Tetap V.C.1.c. 2.051.005.005.340,78 1.676.843.233.260,00

DANA CADANGAN

Dana Cadangan - -

Jumlah Dana Cadangan - -

U R A I A N RefNERACA PEMDA

Page 177: Disusun Oleh Nunung Iyoh Sunaziah 1110082000018repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29759/3/NUNUNG... · Kantor Kabupaten dan Kota di Provinsi Banten pada Dinas Pengelolaan

160

2013 2012U R A I A N Ref

NERACA PEMDA

ASET LAINNYA V.C.1.d.

Piutang Lainnya V.C.1.d.1 1.962.571.250,00 1.974.571.250,00

Tagihan Penjualan Angsuran - -

Tuntutan Ganti Rugi - -

Kemitraan dengan Pihak Ketiga V.C.1.d.2 700.000.000,00 700.000.000,00

Aset Tak Berwujud V.C.1.d.3 4.642.208.934,00 3.692.843.934,00

Aset Lain-lain V.C.1.d.4 37.145.001.685,00 30.616.654.817,00

Jumlah Aset Lainnya V.C.1.d. 44.449.781.869,00 36.984.070.001,00

V.C.1 2.438.787.238.060,88 1.943.392.291.448,12

KEWAJIBAN V.C.2

KEWAJIBAN JANGKA PENDEK V.C.2.a

Utang Perhitungan Pihak Ketiga (PFK) V.C.2.a 86.803.607,00 -

Utang Bunga - -

Bagian Lancar Utang Jangka Panjang - -

Pendapatan Diterima Dimuka - -

- -

Utang Jangka Pendek Lainnya V.C.2.a 38.085.000,00 -

Jumlah Kewajiban Jangka Pendek V.C.2.a 124.888.607,00 -

KEWAJIBAN JANGKA PANJANG V.C.2.b

Utang Dalam Negeri - Sektor Perbankan - -

Utang Dalam Negeri - Obligasi - -

Premium (Diskonto) Obligasi - -

Utang Jangka Panjang Lainnya - -

Jumlah Kewajiban Jangka Panjang V.C.2.b - -

JUMLAH KEWAJIBAN V.C.2 124.888.607,00 -

EKUITAS DANA V.C.3

EKUITAS DANA LANCAR V.C.3.a

Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran (SiLPA) V.C.3.a.1 164.456.227.602,00 158.738.412.092,00

Pendapatan yang Ditangguhkan V.C.3.a.2 929.044.000,00 46.440.476,00

Cadangan Piutang V.C.3.a.3 100.917.459.757,85 8.684.570.652,47

Cadangan Persediaan V.C.3.a.4 27.437.907.867,60 18.608.641.950,00

Dana YHD untuk Pembayaran Utang Jangka Pendek - -

Jumlah Ekuitas Dana Lancar V.C.3.a 293.740.639.227,45 186.078.065.170,47

EKUITAS DANA INVESTASI V.C.3.b -

Diinvestasikan dalam Investasi Jangka Panjang V.C.3.b.1 49.466.923.016,65 43.486.923.016,65

Diinvestasikan dalam Aset Tetap V.C.3.b.2 2.051.005.005.340,78 1.676.843.233.260,00

Diinvestasikan dalam Aset Lainnya V.C.3.b.3 44.449.781.869,00 36.984.070.001,00

Dana YHD untuk Pembayaran Utang Jangka Panjang - -

Jumlah Ekuitas Dana Investasi 2.144.921.710.226,43 1.757.314.226.277,65

TOTAL ASET

Utang Belanja

EKUITAS DANA CADANGAN

Diinvestasikan dalam Dana Cadangan - -

Jumlah Ekuitas Dana Cadangan - -

JUMLAH EKUITAS DANA 2.438.662.349.453,88 1.943.392.291.448,12

2.438.787.238.060,88 1.943.392.291.448,12 TOTAL KEWAJIBAN DAN EKUITAS DANA

Page 178: Disusun Oleh Nunung Iyoh Sunaziah 1110082000018repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29759/3/NUNUNG... · Kantor Kabupaten dan Kota di Provinsi Banten pada Dinas Pengelolaan

161

Rp %

Retribusi Daerah 45.223.967.000,00 39.273.064.703,00 86,84 11.404.617.631,00

I Retribusi Jasa Umum 40.069.906.000,00 35.117.036.004,00 87,64 7.280.926.782,00

1Retribusi Pelayanan

Kesehatan36.496.447.000,00 30.576.931.004,00 83,78 4.645.596.532,00

1,1 RSUD 20.045.600.000,00 14.070.338.148,00 70,19 2.841.816.977,00

1,2 Dinas Kesehatan 16.450.847.000,00 16.506.592.856,00 100,34 1.803.779.555,00

2

Retribusi Pelayanan

Persampahan

Kebersihan DTKP

848.004.000,00 678.500.000,00 80,01 430.280.000,00

3

Retribusi Penggantian

Biaya KTP dan Akte

Capil- Disdukcapil

1.250.000.000,00 2.291.904.000,00 183,35 1.260.070.000,00

4Retribusi Pelayanan

Parkir Dishubkominfo500.000.000,00 218.000.000,00 43,60 110.200.000,00

5

Retribusi Pelayanan

Pasar Dinas

Perindagpas

750.720.000,00 1.115.451.000,00 148,58 652.019.000,00

6

Retribusi Pengujian

Kendaraan Bermotor-

Dishubkominfo

200.000.000,00 211.515.000,00 105,76 159.261.250,00

7

Retribusi Pergantian

Biaya Cetak Peta

DTKP

4.725.000,00 4.725.000,00 100,00 8.800.000,00

8

Retribusi Penyediaan

dan/atau penyedotan

kakus –DTKP

20.010.000,00 20.010.000,00 100,00 14.700.000,00

No Uraian Anggaran 2013Realisasi 2013

Realisasi 2012

II Retribusi Jasa Usaha 3.742.111.000,00 3.029.714.460,00 80,96 2.474.500.300,00

1

Retribusi Kekeyaan

Daerah dan sewa

tanah/alat berat/sewa

gedung (GP/Gedung

Wanita) terdiri dari

1.025.011.000,00 670.042.900,00 65,37 594.594.000,00

1,1Sewa Tanah/Lahan

Pasar-Disperindagpas92.580.000,00 119.253.400,00 128,81 73.426.000,00

1,2Penggunaan Kamar

Kecil - Disperindagpas25.200.000,00 34.974.000,00 138,79 -

1,3Sewa Alat berat dinas

Pekerjaan umum710.040.000,00 343.062.500,00 48,32 410.500.000,00

1,4Sewa gedung/Grha

Pancasila–Dispora20.000.000,00 18.000.000,00 90,00 18.000.000,00

1,5Sewa alun-alun -

DTKP40.000.000,00 43.000.000,00 107,50 40.000.000,00

1,6Sewa Gedung Apotik

dan Kantin – RSUD30.000.000,00 10.000.000,00 33,33 12.000.000,00

1,7Sewa Lahan Kantin –

RSUD4.900.000,00 2.000.000,00 40,82 -

1,8Sewa Lahan (Kafe

Toples) – Disbudpar3.000.000,00 3.000.000,00 100,00 3.000.000,00

1,9Pasar Hewan –

Disnakeswan5.670.000,00 5.670.000,00 100,00 3.600.000,00

Page 179: Disusun Oleh Nunung Iyoh Sunaziah 1110082000018repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29759/3/NUNUNG... · Kantor Kabupaten dan Kota di Provinsi Banten pada Dinas Pengelolaan

162

Rp %No Uraian Anggaran 2013

Realisasi 2013Realisasi 2012

1,1Sewa Bor dan Alat

geolistrik - Distamben 53.200.000,00 53.470.000,00 100,51 34.068.000,00

1,11Pemakaian kekayaan

daerah – Distanbun35.000.000,00 32.100.000,00 91,71 -

1,12Pelayanan

laboratorium - KLH5.421.000,00 5.513.000,00 101,70 -

2Retribusi pasar grosir

terdiri dari:212.500.000,00 213.190.600,00 100,32 92.590.000,00

2,1Retribusi Pasar Grosir -

DKP50.500.000,00 23.800.000,00 47,13 18.540.000,00

2,2Retribusi Pasar Grosir

–Disperindag162.000.000,00 189.390.600,00 116,91 74.050.000,00

3Retribusi tempat

pelelangan Ikan –DKP900.000.000,00 695.936.960,00 77,33 508.776.300,00

4Retribusi terminal–

Dishubkominfo600.000.000,00 477.655.000,00 79,61 350.495.000,00

5Retribusi Tempat

Khusus Parkir – RSUD30.000.000,00 16.500.000,00 55,00 15.000.000,00

6

Retribusi Tempat

Khusus Parkir –

Disbudpar

1.200.000,00 4.500.000,00 375,00 -

7

Retribusi Tempat

Penginapan/Pesanggr

ahan/Villa - Disbudpar

- - 00,00 10.000.000,00

8

Retribusi rumah

potong hewan-

disnakeswan

36.900.000,00 36.900.000,00 100,00 35.172.00,00

9

Retribusi tempat

rekreasi dan olahraga,

terdiri dari :

851.500.000,00 853.589.000,00 100,25 840.373.000,00

9,1

Retribusi tempat

rekreasi dan

olahraga– Disbudpar

850.000.000,00 847.889.000,00 99,75 832.823.000,00

9,2

Retribusi tempat

rekreasi dan

olahraga– Dispora

1.500.000,00 5.700.000,00 380,00 7.550.000,00

10

Retribusi Penjualan

Produksi Usaha

Daerah bidang

Kelautan –DKP

50.000.000,00 23.500.000,00 47,00 2.500.000,00

11

Retribusi Penjualan

Produksi Usaha

Daerah bidang

Pertanian –Distambun

35.000.000,00 37.900.000,00 108,29 25.000.000,00

lllRetribusi Perizinan

Tertentu1.411.950.000,00 1.126.314.239,00 79,77 1.649.190.549,00

1

Retribusi ijin

Mendirikan bangunan

–BPPT

668.450.000,00 696.236.656,00 104,16 1.245.071.041,00

2 Retribusi HO-BPPT 536.000.000,00 378.595.083,00 70,63 351.994.008,00

3Retribusi ijin trayek-

Dishubkominfo200.000.000,00 48.600.000,00 24,30 52.077.500,00

4Retribusi ijin Usaha

Perikanan – DKP7.500.000,00 2.882.500,00 38,43 48.000,00

Page 180: Disusun Oleh Nunung Iyoh Sunaziah 1110082000018repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29759/3/NUNUNG... · Kantor Kabupaten dan Kota di Provinsi Banten pada Dinas Pengelolaan

163

PEMERINTAHAN KABUPATEN PANDEGLANG

LAPORAN PERUBAHAN SALDO ANGGARAN LEBIH

PER 31 DESEMBER 2013

URAIAN 2012

Saldo Anggaran Lebih Awal -

Penggunaan SAL sebagai penerimaan pembiayaan Tahun Berjalan -

Subtotal (1-2) -

Sisa Lebih/Kurang Pembiayaan Anggaran (SiLPA/SiKPA) -

Subtotal (3+4) -

Koreksi Kesalahan Pembukuan Tahun Sebelumnya -

Lain-lain -

Saldo Anggaran Lebih Akhir ( 5 + 6 + 7 ) - 164.485.232.602

2013

158.784.852.568

158.784.852.568

-

164.485.232.602

164.485.232.602

-

-

Page 181: Disusun Oleh Nunung Iyoh Sunaziah 1110082000018repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29759/3/NUNUNG... · Kantor Kabupaten dan Kota di Provinsi Banten pada Dinas Pengelolaan

164

PEMERINTAHAN KABUPATEN PANDEGLANG

LAPORAN ARUS KAS

Untuk Tahun Yang Berahir Sampai Dengan 31 Desember 2013 dan 2012

Arus Kas dari Aktivitas Operasi

Arus Masuk Kas

Penerimaan Pajak Daerah 19.984.169.322,00 8.135.008.233,00

Penerimaan Retribusi Daerah 39.273.064.703,00 11.404.617.631,00

Penerimaan Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan 7.550.463.547,00 6.627.403.885,00

Penerimaan Lain-lain PAD yang sah 13.776.377.863,00 27.881.363.886,00

Penerimaan Dana Bagi Hasil Pajak 57.945.552.660,00 64.606.977.790,00

Penerimaan Dana Bagi Hasil Sumber Daya Alam 8.016.885.921,00 7.055.557.652,00

Penerimaan Dana Alokasi Umum 988.536.476.000,00 880.790.323.000,00

Penerimaan Dana Alokasi Khusus 141.861.220.000,00 104.862.670.000,00

Penerimaan Dana Otonomi Khusus - -

Penerimaan Dana Penyesuaian 204.652.604.000,00 155.073.997.000,00

Penerimaan Pendapatan Bagi Hasil Pajak 44.722.619.832,00 40.292.912.773,00

Penerimaan Bagi Hasil Lainnya-Bantuan Keuangan 15.517.000.000,00 39.000.000.000,00

Penerimaan Hibah - -

Penerimaan Dana Darurat - -

Penerimaan Lainnya - -

Penerimaan dari Pendapatan Luar Biasa

Jumlah Arus Masuk Kas (3 s/d 18) 1.541.836.433.848,00 1.345.730.831.850,00

Arus Keluar Kas

Pembayaran Pegawai 973.194.646.024,00 876.786.616.846,00

Pembayaran Barang 168.707.482.709,00 197.001.526.373,00

Pembayaran Bunga - -

Pembayaran Subsidi - -

Pembayaran Hibah 42.087.485.850,00 19.351.306.000,00

Pembayaran Bantuan Sosial 45.742.811.500,00 2.841.857.500,00

Pembayaran Bantuan Keuangan 24.197.690.566,00 22.559.346.946,00

Pembayaran Tak Terduga 1.043.500.000,00 932.624.000,00

Pembayaran Bagi Hasil Pajak 6.383.024.896,00 6.383.024.900,00

Pembayaran Bagi Hasil Retribusi - -

Pembayaran Bagi Hasil Pendapatan Lainnya - -

Pembayaran Kejadian Luar Biasa - -

Jumlah Arus Keluar Kas (21 s/d 32) 1.261.356.641.545,00 1.125.856.302.565,00

Arus Kas Bersih dari Aktivitas Operasi (19 - 33) 280.479.792.303,00 219.874.529.285,00

Uraian 2013 2012

Page 182: Disusun Oleh Nunung Iyoh Sunaziah 1110082000018repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29759/3/NUNUNG... · Kantor Kabupaten dan Kota di Provinsi Banten pada Dinas Pengelolaan

165

Arus Kas dari Aktivitas Investasi

Arus Masuk Kas

Pencairan Dana Cadangan

Penjualan atas Tanah - -

Penjualan atas Peralatan dan Mesin - -

Penjualan atas Gedung dan Bangunan - -

Penjualan atas Jalan, Irigasi dan Jaringan - -

Penjualan Aset Tetap - -

Penjualan Aset Lainnya - -

Hasil Penjualan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan

Jumlah Arus Masuk Kas (37 s/d 43) - -

Arus Keluar Kas

Pembentukan Dana Cadangan

Perolehan Tanah 2.056.244.950,00 2.579.304.500,00

Perolehan Peralatan dan Mesin 42.286.638.733,00 46.602.220.606,00

Perolehan Gedung dan Bangunan 74.753.945.180,00 33.599.276.180,00

Perolehan Jalan, Irigasi dan Jaringan 148.847.955.406,00 51.868.501.275,00

Perolehan Aset Tetap Lainnya 834.628.000,00 6.245.366.000,00

Perolehan Aset Lainnya - 65.413.000,00

Jumlah Arus Keluar Kas (46 s/d 52) 268.779.412.269,00 140.960.081.561,00

Arus Kas Bersih dari Aktivitas Investasi (44 - 54) (268.779.412.269,00) (140.960.081.561,00)

Arus Kas dari Aktivitas Pendanaan

Arus Masuk Kas

Pinjaman Dalam Negeri - Pemerintah Pusat - -

Pinjaman Dalam Negeri - Pemerintah Daerah Lainnya - -

Pinjaman Dalam Negeri - Lembaga Keuangan Bank - -

Pinjaman Dalam Negeri - Lembaga Keuangan Bukan Bank - -

Pinjaman Dalam Negeri - Obligasi - -

Pinjaman Dalam Negeri - Lainnya - -

Penerimaan Kembali Pinjaman kepada Perusahaan Negara - -

Penerimaan Kembali Pinjaman kepada Perusahaan Daerah - -

Penerimaan Kembali Pinjaman kepada Pemerintah Daerah Lainnya - -

Jumlah Arus Masuk Kas (57 s/d 65) - -

Arus Keluar Kas

Pembentukan Dana Cadangan

Penyertaan Modal Pemerintah Daerah 6.000.000.000,00 2.999.995.848,00

Pembayaran Pokok Pinjaman Dalam Negeri - Pemerintah Pusat - -

Pembayaran Pokok Pinjaman Dalam Negeri - Pemerintah Daerah Lainnya - -

Pembayaran Pokok Pinjaman Dalam Negeri - Lembaga Keuangan Bank - -

Pembayaran Pokok Pinjaman Dalam Negeri - Lembaga Keuangan Bukan Bank - -

Pembayaran Pokok Pinjaman Dalam Negeri - Obligasi - -

Pembayaran Pokok Pinjaman Dalam Negeri - Lainnya - -

Pemberian Pinjaman kepada Perusahaan Negara - -

Pemberian Pinjaman kepada Perusahaan Daerah - -

Pemberian Pinjaman kepada Pemerintah Daerah Lainnya - -

6.000.000.000,00 -

Arus Kas Bersih dari Aktivitas Pendanaan (67 - 79) (6.000.000.000,00) -

Jumlah Arus Keluar Kas (68 s/d 78)

Page 183: Disusun Oleh Nunung Iyoh Sunaziah 1110082000018repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29759/3/NUNUNG... · Kantor Kabupaten dan Kota di Provinsi Banten pada Dinas Pengelolaan

166

Arus Kas dari Aktivitas Transitoris

Arus Masuk Kas

Penerimaan Perhitungan Fihak Ketiga (PFK) 59.753.291.637,00 61.798.874.123,00

Jumlah Arus Masuk Kas (83 s/d 83) 59.753.291.637,00 61.798.874.123,00

Arus Keluar Kas

Pengeluaran Perhitungan Fihak Ketiga (PFK) 59.753.291.637,00 61.798.874.123,00

Jumlah Arus Keluar Kas (86 s/d 86) 59.753.291.637,00 61.798.874.123,00

Arus Kas Bersih dari Aktivitas Transitoris (84 - 87) - -

Kenaikan/Penurunan Kas (34 + 54 + 80 + 88) 5.700.380.034,00 78.914.447.724,00

Saldo Awal Kas di BUD 158.738.412.092,00 82.870.400.692,00

Kas di Kasda Penerimaan BRI 46.440.476,00 -

Saldo Akhir Kas 164.485.232.602,00 161.784.848.416,00

Saldo Akhir Kas terdiri dari:

SILPA

Kas di Kasda 164.470.082.433,00 158.731.249.017,00

Kas di Bendahara Pengeluaran 15.150.169,00 7.163.075,00

Kas di Kasda Penerimaan BRI - 46.440.476,00

Saldo Akhir Kas 164.485.232.602,00 158.784.852.568,00

Page 184: Disusun Oleh Nunung Iyoh Sunaziah 1110082000018repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29759/3/NUNUNG... · Kantor Kabupaten dan Kota di Provinsi Banten pada Dinas Pengelolaan

167

PEMERINTAHAN KABUPATEN PANDEGLANG

LAPORAN OPERASIONAL

Untuk Tahun Yang Berahir Sampai Dengan 31 Desember 2013 dan 2012

Kenaikan/

Penurunan

KEGIATAN OPERASIONAL

PENDAPATAN

PENDAPATAN ASLI DAERAH

Pendapatan Pajak Daerah 20.047.657.618 - - -

Pendapatan Retribusi Daerah 39.273.098.703 - - -

Pendapatan Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang dipisahkan 7.562.463.547 - - -

Lain - Lain PAD yang Sah 13.700.855.567 - - -

Jumlah Pendapatan Asli Daerah 80.584.075.435 - - -

PENDAPATAN TRANSFER

TRANSFER PEMERINTAH PUSAT-DANA PERIMBANGAN

Dana Bagi Hasi Pajak 57.945.552.660 - - -

Dana Bagi Hasil Bukan Pajak/ Sumber Daya Alam 8.016.885.921 - - -

Dana Alokasi Umum 988.536.476.000 - - -

Dana Alokasi Khusus 141.861.220.000 - - -

Jumlah Pendapatan Transfer Dana Perimbangan 1.196.360.134.581 - - -

TRANSFER PEMERINTAH PUSAT LAINNYA

Dana Otonomi Khusus - - - -

Dana Penyesuaian 204.652.604.000 - - -

Jumlah Pendapatan Transfer Lainya 204.652.604.000 - - -

TRANSFER PEMERINTAH PROVINSI

Pendapatan Bagi Hasil Pajak 44.722.619.832 - - -

Pendapatan Bagi Hasil Lainnya - - - -

Jumlah Transfer Pemerintah Provinsi 44.722.619.832 - - -

Jumlah Pendapatan Tansfer 1.445.735.358.413 - - -

LAIN-LAIN PENDAPATAN YANG SAH

Pendapatan Hibah - - - -

Pendapatan Lainnya 15.517.000.000 - - -

Jumlah Lain-lain pendapatan yang sah 15.517.000.000 - - -

JUMLAH PENDAPATAN 1.541.836.433.848 - - -

URAIAN 2013 2012 %

Page 185: Disusun Oleh Nunung Iyoh Sunaziah 1110082000018repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29759/3/NUNUNG... · Kantor Kabupaten dan Kota di Provinsi Banten pada Dinas Pengelolaan

168

Kenaikan/

PenurunanURAIAN 2013 2012 %

BEBAN

BEBAN OPERASI

Beban Pegawai 970.709.303.663 - - -

Beban Barang Jasa - - - -

Beban Persediaan 68.413.233.708 - -

Beban Jasa 46.905.147.106 - -

Beban Pemeliharaan 32.979.833.840 - -

Beban Perjalanan Dinas 22.454.015.513 - -

Beban Bunga - - - -

Beban Subsidi - - - -

Beban Hibah 42.087.485.850 - - -

Beban Bantuan Sosial 45.742.811.500 - - -

Beban Penyusutan - - - -

Beban lain-lain 96.579.478 - - -

jumlah Beban Operasi ################# - - -

BEBAN TRANSFER

Beban Transfer Bagi Hasil Pajak 6.383.024.896 - - -

Beban Transfer Bagi Hasil PajakHasil Pendapatan Daerah Lainnya - - - -

Beban Transfer Bantuan Keuangan Kepemerintah Daerah Lainnya - - - -

Beban Transfer Bantuan Keuangan ke Desa 23.410.192.566 - - -

Beban Transfer keuangan Lainnya 787.498.000 - - -

Jumlah Beban Transfer 30.580.715.462 - - -

JUMLAH BEBAN 1.259.969.126.120 - - -

JUMLAH SURPLUS /DEFISIT DARI OPERASI 281.867.307.728 - - -

SURPLUS /DEFISIT DARI KEGIATAN NON OPERASIONAL

SURPLUS NON OPERASIONAL

Surplus Penjualan Aset Non Lancar - - - -

Surplus Penyelesaian kewajiban jangka Panjang - - - -

Surplus dari Kegiatan Non Operasional lainnya - - - -

Jumlah Surplus Non Operasional - - - -

DEFISIT NON OPERASIONAL

Defisit Penjualan Aset Non Lancar - - - -

Defisit Penyelesaian Kewajiban Jangka Panjang - - - -

Defisit dari kegiatan Non Operasional Lainnya - - - -

Jumlah Defisit Non Operasional - - - -

JUMLAH SURPLUS /DEFISIT DARI KEGIATAN NON OPERASIONAL - - - -

SURPLUS /DEFISIT SEBELUM POS LUAR BIASA 281.867.307.728 - - -

POS LUAR BIASA

PENDAPATAN LUAR BIASA

Pendapatan Luar Biasa - - - -

Jumlah Pendapatan Luar Biasa - - - -

BEBAN LUAR BIASA

Beban Luar Biasa 1.043.500.000 - - -

jumlah Beban Luar Biasa 1.043.500.000 - - -

POS LUAR BIASA 1.043.500.000 - - -

SURPLUS/ DEFISIT - LO 280.823.807.728 - - -