28. banten

50
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERIMBANGAN KEUANGAN Tinjauan Ekonomi & Keuangan Daerah PROVINSI BANTEN

Upload: martha-hadiani-anggraita

Post on 17-Feb-2016

280 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

BANTEN

TRANSCRIPT

Page 1: 28. BANTEN

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIADIREKTORAT JENDERAL PERIMBANGAN KEUANGAN

Tinjauan Ekonomi &

Keuangan Daerah

Provinsi

Banten

Page 2: 28. BANTEN

Tinjauan Ekonomi dan Keuangan Daerah | Provinsi BANTEN2

Peta Banten

Page 3: 28. BANTEN

Daftar is i 3

Daftar Isi

Peta Banten ................................................................................ 2

Daftar isi ..................................................................................... 3

Kata Pengantar ........................................................................... 4

selayang Pandang ..................................................................... 5

Geografis dan Demografis ......................................................... 6

Kondisi Pelayanan Publik ........................................................... 7

Kondisi Perekonomian .............................................................. 16

Kesejahteraan Masyarakat ....................................................... 24

Gambaran Umum Keuangan Daerah ...................................... 29

Kondisi Keuangan Daerah ........................................................ 42

Ucapan Terima Kasih ................................................................ 48

sumber Data ............................................................................ 49

Page 4: 28. BANTEN

Tinjauan Ekonomi dan Keuangan Daerah | Provinsi BANTEN4

Kondisi geografis, budaya, tipologi ekonomi yang sangat bervariasi antar-daerah menuntut adanya strategi kebijakan yang berbeda-beda pula agar mampu mendorong akselerasi pembangunan daerah. selaras dengan hal tersebut, otonomi daerah dan desentralisasi fiskal telah pula membuka kesempatan bagi daerah untuk mengarahkan kebijakan publiknya menyesuaikan dengan kebutuhan dan potensi unggulan daerah yang dimilikinya. inovasi, kreatifitas, sensitifitas dan kejelian pemerintah daerah dalam meramu kebijakan akan menjadi kunci keberhasilan pembangunan daerah.

setelah lebih dari satu dasawarsa pelaksanaan otonomi daerah dan desentralisasi fiskal, sudah banyak kemajuan dan peningkatan yang terjadi, baik dari sisi pelayanan publik, kondisi keuangan, maupun imbasnya pada perekonomian daerah. Untuk itulah, informasi dan gambaran mengenai kondisi pelayanan publik, kondisi keuangan daerah maupun profil perekonomian daerah menjadi penting untuk ditinjau lebih jauh dari berbagai sudut pandang.

Buku Tinjauan Ekonomi dan Keuangan Daerah Prov. Banten ini diharapkan mampu memberikan informasi dan gambaran menyeluruh bagi para stakeholder mengenai profil keuangan daerah serta perekonomian daerah di Prov. Banten. Kami berharap bahwa buku ini bisa dijadikan sebagai salah satu referensi yang informatif, komprehensif namun juga ringkas, dalam pengambilan kebijakan yang terkait dengan otonomi daerah dan desentralisasi fiskal.

Jakarta, Desember 2012 Direktur Jenderal Perimbangan Keuangan

Dr. Marwanto Harjowiryono.

Kata Pengantar

Page 5: 28. BANTEN

selayang Pandang 5

Selayang Pandang

Provinsi Banten ditetapkan berdasarkan Undang-Undang nomor 23 Tahun 2002

tantang Pembentukam Provinsi Banten dengan wilayah meliputi Kabupaten

Lebak, Kabupaten Pandeglang, Kabupaten serang, Kabupaten Tangerang, Kota

Tangerang, Kota Cilegon dan beribukotakan serang.

sebagai provinsi yang relatif masih sangat muda, Provinsi Banten akan menghadapi

berbagai tantangan, ketertinggalan, dan permasalahan. namun demikian, Provinsi

Banten mempunyai potensi yang dapat di daya gunakan dan di manpaatkan

secara optimal untuk dijadikan modal dalam mengatasi berbagai tantangan,

ketertinggalan dan setiap permasalahan yang timbul.Provinsi Banten dengan

luas daratan 8.800,83 km2 menyimpan kekayaan dan keanekaragaman sumber

daya alam, antara lain keberadaan hutan produksi mengalami peningkatan dari

53.533,60 ha pada tahun 2003 menjadi 72.295,47 ha hingga tahun 2004, yang

terdiri dari 42.537,55 ha hutan produksi tetap dan 29.757,92 ha hutan produksi

terbatas. Disamping itu, sumber daya lahan untuk pengembangan pertanian

yang telah dikembangkan terdiri dari 84.315,40 ha lahan persawahan teririgasi,

90.423,50 ha sawah tadah hujan, serta 181.247,60 ha area perkebunan, dan

belum termasuk lahan-lahan pertanian yang diusahakan untuk budidaya palawija,

hortikultura, sayuran dan buah-buahan.

Page 6: 28. BANTEN

Tinjauan Ekonomi dan Keuangan Daerah | Provinsi BANTEN6

Geografis dan Demografis

No DaerahLuas daerah

(km)

Jumlah

Penduduk

(jiwa)

kepadatan

penduduk

(jiwa/km)

1 Kab. Pandeglang 2.746,89 229.495 83,55

2 Kab. Lebak 3.426,56 333.206 97,24

3 Kab. Tangerang 1.011,86 246.245 243,36

4 Kab. Serang 1.734,28 241.334 139,16

5 Kota Tangerang 153,93 342.952 2.227,97

6 Kota Cilegon 175,50 205.272 1.169,64

7 Kota Serang 266,71 278.741 1.045,11

8 Kota Tangerang Selatan 147,19 297.735 2.022,79

Prov. Banten 9.662,92 2.174.980 225,09

tingkat Kepadatan Penduduk

Provinsi Banten, 2010

Provinsi Banten mempunyai luas wilayah

sebesar 9,7 ribu kilometer persegi yang terbagi

menjadi delapan wilayah, yaitu empat kota

dan empat kabupaten. Wilayah terluas adalah

Kabupaten Pandeglang dengan luas sebesar

28,4% luas Provinsi Banten. Kota Tangerang

merupakan wilayah dengan jumlah penduduk

terbanyak dan terpadat dibanding tujuh wilayah

lainnya, kepadatan penduduk Kota Tangerang

mencapai 2.227 jiwa/km. sebaliknya di wilayah

Kab. Pandeglang kepadatan penduduk hanya

83 jiwa/km dan merupakan wilayah dengan

kepadatan penduduk terendah. secara

keseluruhan Provinsi Banten mempunyai

kepadatan penduduk sebesar 225 jiwa/km

Page 7: 28. BANTEN

Pelayanan Publ ik 7

Kondisi Pelayanan Publik1. Pendidikan

2. Kesehatan

3. Infrastruktur

4. Perusahaan Air Minum

5. Sumber Daya Listrik

Page 8: 28. BANTEN

Tinjauan Ekonomi dan Keuangan Daerah | Provinsi BANTEN8

No. Kab/Kota Sekolah Guru MuridRasio Murid /

Guru

Rasio Murid /

Sekolah

1 Kab. Pandeglang 875 7.786 171.818 22,07 196,36

2 Kab. Lebak 765 8.275 168.118 20,32 219,76

3 Kab. Tangerang 760 8.956 275.539 30,77 362,55

4 Kab. Serang 706 7.705 183.191 23,78 259,48

5 Kota Tangerang 390 4.999 143.346 28,67 367,55

6 Kota Cilegon 159 2.201 39.998 18,17 251,56

7 Kota Serang 227 6.843 74.595 10,90 328,61

8 Kota Tangerang Selatan 209 2.550 76.399 29,96 365,55

276,95Prov. Banten 4.091 49.315 1.133.004 22,97

Jumlah Sekolah, Guru dan Murid

Sekolah Dasar (SD) se-Prov.

Banten tahun 2010

Jumlah sekolah dasar terbanyak berada di Kabupaten

Pandeglang. Hal tersebut seiring dengan luas wilayah Pandeglang

yang paling luas. sedangkan jumlah sekolah dasar terendah

adalah Kota Cilegon. Dengan melihat rasio murid persekolah

dapat dilihat tingkat kepadatan murid persekolahnya.

Kota Tangerang merupakan daerah dengan kepadatan murid

persekolah tertinggi, mencapai 367 murid /sekolah. selain Kota

Tangerang, tiga wilayah lain mempunyai tingkat kepadatan murid

yang hampir sama, yaitu Kota Tangerang selatan, Kabupaten

Tangerang dan Kota serang.

rasio murid/guru menunjukkan jumlah murid yang ditangani oleh

satu guru. Kota Cilegon merupakan daerah yang mempunyai

perbandingan murid dan guru paling baik di Provinsi Banten,

rasio tersebut adalah 10,9 yang menunjukkan rata-rata di

Kota Cilegon satu guru menangani sepuluh murid. sebaliknya

Kabupaten Tangerang merupakan daerah yang mempunyai

perbandingan murid dan guru paling besar dengan nilai 30,77,

dengan kata lain secara rata-rata satu guru di Kab. Tangerang

menangani 30 murid.

Page 9: 28. BANTEN

Pelayanan Publ ik 9

No. Kabupaten/Kota Sekolah Guru MuridRasio Murid

/ Guru

Rasio Murid

/ Sekolah

1 Kab. Pandeglang 120 2.310 43.446 18,81 362,05

2 Kab. Lebak 156 2.398 45.349 18,91 290,70

3 Kab. Tangerang 75 1.439 41.795 29,04 557,27

4 Kab. Serang 90 1.976 38.386 19,43 426,51

5 Kota Tangerang 28 1.512 24.781 16,39 885,04

6 Kota Cilegon 13 558 7.143 12,80 549,46

7 Kota Serang 34 1.475 18.505 12,55 544,26

8 Kota Tangerang Selatan 18 725 14.919 20,58 828,83

Prov. Banten 534 12.393 234.324 18,91 438,81

Jumlah Sekolah, Guru dan

Murid Sekolah Lanjutan

tingkat Pertama (SLtP) se-

Prov. Banten tahun 2010

Dari 8 wilayah di Provinsi Banten sebanyak 51% sLTP berada

di wilayah Kab. Pandeglang dan Kab. Lebak. Dan Kota

Cilegon merupakan daerah dengan jumlah sLTP terkecil. Kota

Tangerang dan Tangerang selatan merupakan wilayah dengan

perbandingan murid dan sekolah terpadat, hal tersbut tampak

pada rasio murid/sekolah yang mencapai 885 murid per sekolah

untuk Kota Tangerang dan 828 murid per sekolah untuk Kota

Tangerang selatan.

rasio murid sLTP per guru di Prov. Banten lebih rendah dari rasio

murid sD per guru, rasio murid sLTP Prov. Banten adalah 19

murid/guru, sehingga diartikan 19 murid ditangani oleh 1 guru.

Kab. Tangerang merupakan wilayah yang mempunyai rasio

murid/ guru tertinggi di Prov. Banten, yaitu 29,04. sedangakan

yang terendah adalah Kota serang dengan rasio sebesar 12,55.

Page 10: 28. BANTEN

Tinjauan Ekonomi dan Keuangan Daerah | Provinsi BANTEN10

2009 2010

1 Kab. Pandeglang 96,30 96,35

2 Kab. Lebak 94,55 94,60

3 Kab. Tangerang 95,66 95,78

4 Kab. Serang 94,93 95,23

5 Kota Tangerang 98,35 98,39

6 Kota Cilegon 98,71 98,72

7 Kota Serang 96,27 96,47

8 Kota Tangerang Selatan 98,14 98,15

No. DaerahAngka Melek huruf (%)

Prov. Banten 95,95 96,20

angka Melek Huruf (aMH)

se-Prov. Banten

tahun 2009-2010

salah satu indikator dasar yang menggambarkan

tingkat kemajuan di bidang pendidikan adalah

angka melek huruf. Di Provinsi Banten, secara

rata-rata angka melek hurufnya relatif cukup

tinggi yaitu di atas 96%. Angka melek huruf

tertinggi berada di Kota Cilegon yang mencapai

98,72%. sementara, Kab. Lebak merupakan

daerah dengan angka melek huruf yang paling

rendah di Prov.Banten, yaitu 94,6.

Page 11: 28. BANTEN

Pelayanan Publ ik 11

No. Kabupaten / KotaAngka Partisipasi

Kasar (APK)

Angka Partisipasi

Murni (APM)No. Kabupaten / Kota

Angka Partisipasi

Kasar (APK)

Angka Partisipasi

Murni (APM)

1 Kab. Lebak 115,23 93,99 1 Kab. Lebak 86,04 65,74

2 Kab. Pandeglang 120,79 98,71 2 Kab. Pandeglang 79,71 58,35

3 Kab. Serang 121,90 99,36 3 Kab. Serang 93,68 73,28

4 Kab. Tangerang 114,91 93,74 4 Kab. Tangerang 92,01 71,31

5 Kota Cilegon 121,45 98,69 5 Kota Cilegon 135,78 97,15

6 Kota Serang 116,09 94,70 6 Kota Serang 95,53 72,49

7 Kota Tangerang 121,54 99,14 7 Kota Tangerang 119,34 90,89

8 Kota Tangerang Selatan 118,60 96,74 8 Kota Tangerang Selatan 97,33 74,96

Angka Partisipasi Kasar (APK) dan Angka Partisipasi Murni (APM) SD

se-Prov. Banten Tahun 2009/2010

Angka Partisipasi Kasar (APK) dan Angka Partisipasi Murni (APM) SMP

se-Prov. Banten Tahun 2009/2010

Angka partisipasi sekolah (baik APK dan APM) untuk sD

menunjukkan rasio banyaknya anak pada usia 7-12 tahun yang

bersekolah di sD. APK bisa lebih dari 100% karena termasuk

anak yang diluar usia 7-12 yang sekolah di sD, namun APM

maksimal 100% karena hanya menghitung anak usia 7-12 tahun

yang bersekolah sD pada cakupan wilayah tertentu. Di Provinsi

Banten, APK dan APM tertinggi adalah Kab. serang. sementara

yang terendah adalah Kab. Tangerang.

Angka partisipasi sekolah (baik APK dan APM) untuk sMP

menunjukkan rasio banyaknya anak pada usia 13-15 tahun

yang bersekolah di sMP. Di Provinsi Banten, APK dan APM untuk

tingkat sMP yang tertinggi adalah Kota Cilegon. sementara

yang terendah adalah Kab. Padeglang.

Page 12: 28. BANTEN

Tinjauan Ekonomi dan Keuangan Daerah | Provinsi BANTEN12

Kab/Kota

Ru

ma

h S

ak

it

Pu

ske

sma

s

Pu

ske

sma

s

Pe

mb

an

tu

Pu

ske

sma

s

Ke

lili

ng

Ap

oti

k

To

ko

Ob

at

Be

riji

n

Ind

ust

ri K

eci

l

Ob

at

Tra

dis

ion

al

Pa

bri

k

Farm

asi

Pe

da

ga

ng

Be

sar

Farm

asi

Kab. Pandeglang 1 36 58 63 35 11 2 0 0

Kab. Lebak 3 40 73 38 27 17 0 0 1

Kab. Tangerang 11 42 34 40 183 54 54 15 21

Kab. Serang 3 30 45 32 28 17 3 4 10

Kota Tangerang 23 30 13 21 230 60 82 10 22

Kota Cilegon 5 8 13 0 50 6 3 0 1

Kota Serang 5 10 13 3 45 21 4 0 8

Kota Tangerang Selatan 18 12 14 10 215 60 36 1 18

Prov. Banten 69 208 263 207 813 246 184 30 81

Jumlah Sarana Kesehatan (unit), 2010

Prov. Banten mempunyai 69 rumah sakit dan 471 puskesmas dan puskesmas pembantu. Untuk saran

kesehatan berupa rumah sakit sebagian besar terdapat di wilayah Kota Tangerang, Kota Tangerang selatan

dan Kabupaten Tangerang, sedangkan untuk Kab. Pandeglang hanya mempunyai satu rumah sakit. Walaupun

jumlah rumah sakit di wilayah Pandeglang hanya satu, namun terdapat 36 puskesmas guna memberikan

pelayan kesehatan.

Page 13: 28. BANTEN

Pelayanan Publ ik 13

2009 2010

1 Kab. Pandeglang 63,52 63,77

2 Kab. Lebak 63,21 63,28

3 Kab. Tangerang 65,61 65,79

4 Kab. Serang 63,08 63,51

5 Kota Tangerang 68,33 68,37

6 Kota Cilegon 68,53 68,58

7 Kota Serang 64,62 65,13

8 Kota Tangerang Selatan 68,43 68,54

No DaerahAngka Harapan Hidup (tahun)

Provinsi Banten 64,75 64,90

angka Harapan Hidup (aHH)

se-Prov. Banten

tahun 2009-2010

Angka harapan hidup pada dasarnya

menunjukkan tingkat pencapaian derajat

kesehatan masyarakat. semakin tinggi

derajat kesehatan tersebut, maka hasil

akhirnya adalah angka harapan hidup yang

lebih tinggi. secara nasional, pada tahun

2011 angka harapan hidup masyarakat

indonesia adalah 70,76 tahun dan pada

tahun 2025 diharapkan mencapai 73,7

tahun. Dengan demikian, angka harapan

hidup Provinsi Banten masih dibawah rata-

rata secara nasional, bahkan angka harapan

hidup tertinggi di Banten baru berisar 68,54

tahun.

Page 14: 28. BANTEN

Tinjauan Ekonomi dan Keuangan Daerah | Provinsi BANTEN14

2009

490,40

1 Baik/Good 350,07

2 Sedang/Moderate 98,03

3 Rusak/Damaged 42,30

4 Tidak Terinci/No Cover -

490,40

1 Kelas I -

2 Kelas II 113,53

3 Kelas III -

4 Kelas III A 64,13

5 Kelas III B 277,89

6 Kelas III C -

7 Kelas Tidak Dirinci 34,85

Sumber: Dinas Permukiman dan Prasarana Wilayah

Provinsi Banten

Kelas Jalan/Class of Road

Keadaan Jalan

Kondisi Jalan/Quality of Road

Panjang Jalan negara Menurut

Keadaan Jalan (km)

Panjang Jalan negara Menurut

Keadaan Jalan (km)

Terdapat 490 km jalan negara yang berada

di wilayah Provinsi Banten, dimana 350 km

atau 71% dalam kondisi baik. sedangkan

untuk jalan dengan kondisi jelek adalah

sepanjang 42 km untuk kelas jalan negara

di wilayah Prov. Banten, sebagian besar

merupakan jalan dengan klas iii B.

Page 15: 28. BANTEN

Pelayanan Publ ik 15

2008 2009 2010

Jumlah Perusahaan menurut status Perusahaan 6 6 6

Kapasitas Produksi (liter/detik)

1 Potensial/Potential 7.865 8.337 8.367

2 Efektif/Effective 6.878 6.438 6.500

Sumber Air/Water Source (m³) 170.753.603 197.494.137 210.943.113

1 Sungai/River 160.405.257 188.616.542 195.700.114

2 artesis/artesian 435.054 113.033 332.463

3 Mata air/Spring 7.823.884 6.115.898 7.970.046

4 Air tanah & lainnya/ Ground Water & other 2.089.408 2.648.664 6.940.490

Tenaga Kerja/Workers Engaged 814 787 766

1 Pekerja Teknis 605 615 507

2 Pekerja Administrasi 630 589 660

Sumber: Badan Pusat Statistik Provinsi Banten

TahunUraian

Jumlah Perusahaan air Minum,

Kapasitas Produksi, Sumber

air Baku dan tenaga Kerja

Perusahaan air Minum di

Provinsi Banten

Dalam kurun waktu 2008-2010 tidak ada perubahan jumlah perusahaan air minum di Prov.

Banten, stabil di enam perusahaan. sumber air utama yang digunakan di Prov. Banten

berasal dari air sungai (93% total sumber air), dengan debit yang semakin meningkat dari

tahun 2008 hingga tahun 2010. Disisi lain jumlah tenaga kerja di perusahaan air minum

mengalami penurunan menjadi 94% jumlah tenaga kerja ditahun 2008

Page 16: 28. BANTEN

Tinjauan Ekonomi dan Keuangan Daerah | Provinsi BANTEN16

Kondisi Perekonomian1. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)

2. Perhotelan

3. Produksi Tanaman Pangan

4. Produksi Perkebunan

5. Produksi Ternak

6. Produksi Perikanan

7. Industri

8. Tingkat Inflasi

Page 17: 28. BANTEN

Perekonomian 17

Produk Domestik Regional Bruto atas

Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan

Usaha (2010)

Industri Pengolahan

43%

Perdagangan, Hotel dan Restoran

21%

Pengangkutan dan Komunikasi

10%Pertanian

9%

Jasa-Jasa6%

Keuangan, Persewaan dan

Jasa Perusahaan4%

Listrik, Gas dan Air Minum

4%

Bangunan dan Konstruksi

3%

Pertambangan0%

Other17%

sebagaimana diketahui, perekonomian Prov. Banten sangat ditopang oleh sektor industri

pengolahan yang kontribusinya terhadap PDrB mencapai 43%, yaitu mencapai rp63 triliun dari

total PDrB Banten sebesar rp148,9 triliun. Perdagangan, hotel dan restoran mempunyai kontribusi

yang cukup besar juga, yaitu di kisaran 21%. Pengangkutan dan komunikasi (10%) serta pertanian

(9%) menempati urutan ke 3 dan 4 dalam hal kontribusi terhdap PDrB Prov. Banten.

Page 18: 28. BANTEN

Tinjauan Ekonomi dan Keuangan Daerah | Provinsi BANTEN18

Kab/KotaPadi

SawahPalawija Jagung Kedelai

Kacang

Tanah

Kacang

HijauUbi Kayu Ubi Jalar

Kab. Pandeglang 128.721 12.634 2.694 5.769 908 458 1.858 947

Kab. Lebak 97.295 8.527 1.968 2.367 935 133 2.290 834

Kab. Tangerang 78.960 2.046 1.170 - 284 - 486 106

Kab. Serang 81.837 11.900 1.367 214 5.645 806 2.733 1.135

Kota Tangerang 1.351 20 1 - - - 16 3

Kota Cilegon 2.866 3.500 47 - 3.170 64 162 57

Kota Serang 15.113 3.737 1.092 - 1.999 191 321 134

Kota Tangerang Selatan 268 1.305 358 8 381 - 371 187

Prov. Banten 406.411 43.669 8.697 8.358 13.322 1.652 8.237 3.403

Luas Panen tanaman Bahan Makanan (ha), 2010

Tanaman padi secara keseluruhan masih merupakan tanaman pangan yang paling dominan di wilayah Banten,

utamanya di daerah Kabupaten Pandeglang. sementara palawija juga banyak ditanam, utamanya adalah di wilayah

Kab. Pandeglang dan Kab. serang.

Page 19: 28. BANTEN

Perekonomian 19

Kab/Kota Kuda Sapi Sapi

PerahKerbau Kambing Domba Babi

Kab. Pandeglang - 571 - 44.102 176.024 158.526 -

Kab. Lebak - 4.611 - 57.313 208.039 177.323 -

Kab. Tangerang 17 54.662 15 24.972 151.394 134.337 6.461

Kab. Serang 11 7.021 11 21.634 197.411 129.573 -

Kota Tangerang 49 1.126 - 248 4.670 1.515 397

Kota Cilegon 5 142 - 184 7.087 250 -

Kota Serang - 10 2 4.487 45.215 26.670 -

Kota Tangerang Selatan 99 1.584 - 264 684 732 88

Prov. Banten 181 69.727 28 153.204 790.524 628.926 6.946

Jumlah ternak menurut

Jenisnya (ekor), 2010

Dari segi jumlah, kambing dan domba merupakan hewan ternak yang paling dominan,

berikutnya adalah kerbau. Kabupaten Lebak merupakan wilayah yang mempunyai hewan ternak

kambing,domba dan kerbau tertinggi di Banten. sedangkan untuk sapi, Kabupaten Tangerang

merupakan wilayah dengan jumlah terbesar.

Page 20: 28. BANTEN

Tinjauan Ekonomi dan Keuangan Daerah | Provinsi BANTEN20

Pandeglang Lebak Tangerang SerangKota

Tangerang

Kota

CilegonKota Serang

Kota

Tangerang

Selatan

Ikan Tangkap 24.088 3.408 20.580 9.448 - 188 2.507 -

Ikan Kolam 3.654 2.861 3.901 656 392 227 275 219

Ikan keramba - 38 - - - - - -

Budidaya laut 598 - 2.625 15.310 - - 275 -

Jaring terapung 14 497 329 - 22 - - -

Ikan sawah 2.172 43 - 112 - - - -

Ikan Tambak 1.470 12 9.785 42.669 - - 688 -

Ikan Tangkap 244.408.070 39.351.857 293.982.425 102.612.272 - 9.491.361 31.389.960 -

Ikan Kolam 59.896.660 38.571.065 26.056.920 8.488.200 4.988.125 2.876.170 3.862.285 4.130.860

Ikan keramba - 615.917 - - - - - -

Budidaya laut 1.804.660 - 22.761.500 26.950.560 - - 2.199.200 -

Jaring terapung 254.830 7.307.164 11.776.800 - 326.870 - - -

Ikan sawah 43.428.800 549.710 - 1.680.000 - - - -

Ikan Tambak 11.943.040 327.242 82.457.760 95.141.100 - - 11.609.730 -

Sumber: Dinas Perikanan dan Kelautan Provinsi Banten

Kabupaten/Kota

Nilai Produksi/Production Value

Jumlah Produksi/Production

(000 Rp.)

(ton/ton )

Uraian Produksi dan nilai Produksi

Ikan tangkap, di Kolam,

Keramba, budidaya laut, jaring

terapung, Sawah dan tambak,

2010

Kab. Padeglang dan Kab. Tangerang

merupakan wilayah yang mempunyai

produksi ikan tangkap terbesar di Prov.

Banten, namun walau Kab. Pandeglang

mempunyai produksi ikan tangkap lebih

besar dari Kab. Tangerang secara nilai

produksi Kab. Tangerang mempunyai nilai

yang lebih tinggi dari Kab. Padeglang.

sedangkan untuk ikan tambak, sentra

produksi terdapat di Kab. serang dengan

nilai 42 ribu ton, namun jika dilihat dari

besar nilai produksi perikanan tambak Kab.

Tangerang mempunyai nilai yang hampir

sama dengan Kab. serang walaupun

secara jumlah produksi jauh dibawah Kab.

serang

Page 21: 28. BANTEN

Perekonomian 21

Golongan Pokok Industri 2007 2008 2009 2010

15 Makanan dan Minuman 210 207 195 192

17 Tekstil 133 130 126 123

18 Pakaian jadi 99 96 81 89

19 Kulit, barang dari kulit alas kaki kulit 106 98 98 100

20 Kayu, barang dari kayu dan Barang-barang dari Anyaman 75 71 61 66

21 Kertas, Barang dari Kertas dan Sejenisnya 89 81 76 75

22 Penerbitan, Percetakan dan Reproduksi Media Rekaman 22 29 28 31

23 Batu bara,pengilangan minyak, gas bumi dan nuklir 16 13 10 10

24 Kimia dan Barang-barang dari Bahan Kimia 182 185 180 176

25 Karet dan Barang dari Karet 256 243 225 215

26 Barang Galian Bukan Logam 94 92 84 88

27 Logam Dasar 36 37 30 30

28 Barang dari logam kecuali mesin dan perlengkapannya 154 158 150 150

29 mesin dan perlengkapannya 54 65 69 72

31 Mesin listrik lainnya dan perlengkapannya 52 52 47 47

32 Radio, tv dan peralatan komunikasi serta perlengkapannya 17 18 14 15

33 Peralatan kedokteran, alat cukur, navigasi, optik, jam lonceng 8 8 8 8

34 Kendaraan Bermotor 30 27 24 22

35 Alat Angkutan Selain Kendaraan Bermotor Roda Empat atau Lebih 51 43 42 44

36 Furniture dan Industri Pengolahan Lainnya/ 149 141 136 130

37 Daur Ulang 13 10 11 10

Jumlah 1.846 1.804 1.695 1.693

Sumber: Badan Pusat Statistik Provinsi Banten

Jumlah Perusahaan

Industri Besar dan Sedang

Jumlah perusahaan dalam

bidang karet dan barang dari

karet merupakan perusahaan

terbanyak di Prov. Banten,

kemudian baru perusahaan

bidang makanan dan minuman.

secara total perusahaan

dari tahun 2007 hingga 2010

jumlah perusahaan tersbut

semakin menurun, hal

tersebut menunjukkan gejala

yang kurang baik karena

dapat berimbas pada jumlah

pengangguran dan PDrB.

Page 22: 28. BANTEN

Tinjauan Ekonomi dan Keuangan Daerah | Provinsi BANTEN22

2007 2008 2009

15 Makanan dan Minuman 11.471,48 16.282,80 16.050,06

17 Tekstil 16.488,35 13.322,97 14.757,90

18 Pakaian jadi 10.169,45 10.101,86 9.385,00

19 kulit, barang dari kulit alas kaki kulit 11.180,06 20.078,53 15.236,38

20 kayu, barang dari kayu dan Barang-barang dari Anyaman 2.021,43 1.866,11 1.687,94

21 kertas, Barang dari Kertas dan Sejenisnya 11.291,06 7.912,89 16.571,42

22 Penerbitan, Percetakan dan Reproduksi Media Rekaman 309,96 260,27 884,52

23 Batu bara,pengilangan minyak, gas bumi dan nuklir 929,48 1.185,65 813,93

24 Kimia dan Barang-barang dari Bahan Kimia 45.999,73 41.473,26 34.087,88

25 Karet dan Barang dari Karet 10.894,53 20.389,44 17.926,71

26 Barang Galian Bukan Logam 4.011,13 5.383,99 5.879,68

27 Logam Dasar 34.259,67 34.227,70 38.194,55

28 Barang dari logam kecuali mesin dan perlengkapannya 7.914,67 9.266,10 12.418,65

29 mesin dan perlengkapannya 2.364,53 3.655,72 7.138,93

31 Mesin listrik lainnya dan perlengkapannya 6.360,85 9.325,06 8.754,61

32 radio, tv dan peralatan komunikasi serta perlengkapannya 925,60 1.105,74 419,69

33 Peralatan kedokteran, alat cukur, navigasi, optik, jam lonceng 962,24 973,76 923,15

34 Kendaraan Bermotor 1.135,06 929,01 1.072,86

35 Alat Angkutan Selain Kendaraan Bermotor Roda Empat atau Lebih 3.528,15 8.186,14 11.409,80

36 Furniture dan Industri Pengolahan Lainnya 2.056,89 1.976,01 2.292,60

37 Daur Ulang 313,95 219,50 66,90

184.588,27 208.122,51 215.973,16

Sumber: Badan Pusat Statistik Provinsi Banten

Jumlah

Golongan Pokok IndustriNilai Output

nilai Output Perusahaan Industri

Besar dan Sedang menurut

Golongan Pokok Industri di

Provinsi Banten

seraca jumlah perusahaan tahun

2010 lebih kecil dari tahun-tahun

sebelumnya, namun secara nilai

output tahun 2010 mempunyai nilai

yang lebih tinggi dari tahun-tahun

sebelumnya. Perusahaan bidang

logam dasar merupakan perusahaan

dengan nilai output terbesar, dimana

pada tahun sebelumnya perusahaan

bidang kimia dan barang dari bahan

kimia merupakan bidang dengan nilai

produksi terbesar.

Page 23: 28. BANTEN

Perekonomian 23

Jumlah Hotel, Kamar, tempat

tidur dan tingkat Penghunian

Kamar (tPK)

Tahun 2010 terdapat penambangan

jumlah hotel bintang sebanyak 2 hotel,

namun secara total penambahan

jumlah hotel tidak seiring dengan

jumlah kamar yang justru mengalami

penurunan di tahun 2010 jika

dibanding dengan tahun 2009.

Untuk hotel non bintang tahun 2010

jumlahnya kembali meningkat menjadi

sama dengan tahun 2008 dengan

jumlah kamar yang meningkat pula.

Uraian 2008 2009 2010

Hotel Bintang

1. Akomodasi 37 37 39

2. Kamar 2.641 2.775 2.765

3. Tempat tidur 4.248 4.184 4.208

4. TPK 47 42 42

Hotel non bintang

1. Akomodasi 189 178 189

2. Kamar 3.219 3.014 3.402

3. Tempat tidur 5.722 4.828 5.593

4. TPK 33 31 26

Sumber: Badan Pusat Statistik Provinsi banten

Page 24: 28. BANTEN

Tinjauan Ekonomi dan Keuangan Daerah | Provinsi BANTEN24

Kesejahteraan Masyarakat1. Indeks Pembangunan Manusia (IPM)

2. Tingkat Pengangguran Terbuka

3. Jumlah Penduduk Miskin & Garis Kemiskinan

Page 25: 28. BANTEN

Kesejahteraan Masyarakat 25

2009 2010

1 Kab. Pandeglang 67,99 68,29

2 Kab. Lebak 67,45 67,67

3 Kab. Tangerang 71,45 71,76

4 Kab. Serang 68,27 68,67

5 Kota Tangerang 74,89 75,17

6 Kota Cilegon 74,99 75,29

7 Kota Serang 69,99 70,61

8 Kota Tangerang Selatan 75,01 75,38

Provinsi Banten 70,06 70,48

No. DaerahIPM

Indeks Pembangunan Manusia

(IPM) se-Prov. Banten

tahun 2009-2010

iPM provinsi Banten mencapai 70,48

pada tahun 2010, dimana nilai tersebut

meningkat jika dibandingkan dengan

tahun 2009. iPM tertinggi di Provinsi

Banten adalah Kota Tangerang selatan

dengan iPM mencapai 75,38, sedangkan

yang terendah adalah Kab. Lebak dengan

iPM sebesar 67,67. Dari delapan wilayah

terdapat tiga wilayah yang mempunyai iPM

dibawah 70, yaitu Kab. Pandeglang, Kab.

Lebak dan Kab. serang

Page 26: 28. BANTEN

Tinjauan Ekonomi dan Keuangan Daerah | Provinsi BANTEN26

Desember Tahunan Desember Tahunan Desember Tahunan

1 KOTA BANDA ACEH -0,23 3,49 1,18 4,58 0,91 3,33

2 KOTA MEDAN 0,74 2,67 1,48 7,45 0,46 3,55

3 KOTA PADANG -0,65 2,06 2 7,61 0,48 5,38

4 KOTA PEKANBARU -0,1 1,93 1,33 6,8 0,69 5

5 KOTA JAMBI -0,31 2,5 1,83 10,12 0,66 2,79

6 KOTA PALEMBANG 0,03 1,83 0,54 5,88 0,35 3,74

7 DKI JAKARTA 0,51 2,32 0,76 6,06 0,49 3,91

8 KOTA SERANG -0,12 4,49 1,19 6,01 0,32 2,4

9 KOTA CILEGON -0,1 3,08 0,7 5,96 0,73 3,12

10 KOTA TANGERANG -0,3 2,49 0,51 5,92 0,38 3,31

11 KOTA SURABAYA 0,52 3,34 0,85 7,12 0,59 4,65

12 KOTA MADIUN 0,25 3,37 0,89 6,36 0,52 3,47

13 KOTA PROBOLINGGO 0,46 3,5 0,46 6,52 0,4 3,73

14 KOTA MALANG 0,48 3,33 0,88 6,52 0,67 3,98

15 SUMENEP 0,43 2,71 1,06 6,58 1,19 4,13

No DAERAH2009 2010 2011

Inflasi Kota-Kota tahun 2007-

2011 (Desember & tahunan)

Tiga kota di Prov. Banten digunakan

sebgai acuan dalam perhitungan

inflasi, kota tersebut adalah

Tangerang, Cilegon dan serang. Pada

tahun 2009 dan 2010 Kota serang

merupakan kota di Prov. Banten

yang mempunyai nilai inflasi terbesar

banding dua kota lainnya, namun di

tahun 2010 serang mempunyai inflasi

yang terkecil banding Kota Cilegon

dan Kota Tangerang

Page 27: 28. BANTEN

Kesejahteraan Masyarakat 27

Pengangguran

(Orang)TPT (%)

Pengangguran

(Orang)TPT (%)

Pengangguran

(Orang)TPT (%)

1 Kab. Pandeglang 50.480 10,98 60.706 11,34 58.108 11,32

2 Kab. Lebak 73.207 13,42 75.729 13,35 66.471 12,10

3 Kab. Tangerang 256.372 15,86 201.956 14,01 204.358 14,42

4 Kab. Serang 78.010 14,45 111.389 16,19 87.433 13,29

5 Kota Tangerang 130.122 15,57 139.306 14,09 121.818 12,89

6 Kota Cilegon 29.224 18,26 37.397 19,84 24.426 13,14

7 Kota Serang 35.047 17,55 49.762 17,11 38.015 13,84

8 Kota Tangerang Selatan - - 50.132 8,22 79.935 11,98

No. Kabupaten/Kota

Agustus 2009 Agustus 2010 Agustus 2011

13,06Prov. Banten 652.462 14,97 726.377 13,68 680.564

Jumlah Pengangguran dan tingkat Pengangguran

terbuka (tPt), tahun 2009-201

Pengangguran Prov. Banten mengalami penurunan dalam kurun waktu 2009-2011, dengan penurunan

sebesar 1,91%. Di Prov. Banten, Kab. Tangerang merupakan wilayah yang mempunyai tingkat pengangguran

tertinggi dam terendah adalah Kab. Pandeglang. Penurunan tingkat pengangguran tertinggi adalah Kota

Cilegon (5,12%) sedangkan Kota Tangerang selatan justru mengalami peningkatan tingkat pengangguran

ditahun 2011.

Page 28: 28. BANTEN

Tinjauan Ekonomi dan Keuangan Daerah | Provinsi BANTEN28

2009 2010 2009 2010

1 Kab. Lebak 142,23 125,20 10,63 10,38

2 Kab. Pandeglang 140,28 127,80 12,01 11,14

3 Kab. Serang 82,90 89,20 5,80 6,34

4 Kab. Tangerang 256,15 205,10 6,55 7,18

5 Kota Cilegon 15,37 16,80 4,14 4,46

6 Kota Tangerang 106,10 124,30 6,42 6,88

7 Kota Serang 32,76 40,70 6,19 7,03

8 Kota Tangerang Selatan - 21,90 - 1,67

Prov. Banten 775,79 750,90 7,46 7,02

No. Kabupaten/KotaJumlah (000 jiwa) Persentase

Jumlah dan Persentase Penduduk Miskin

se-Prov. Banten tahun 2007-2009

Tingkat kemiskinan Prov. Banten adalah sebesar 7,02% di tahun 2010, dimana angka tersebut

menurun sebesar 0,44% dari tahun sebelumnya. Wilayah dengan tingkat kemiskinan tertinggi adalah

Kab. Padeglang dengan tingkat kemiskinan 11,14% dan wilyah dengan tingkat kemiskinan terendah

adalah Kota Tangerang selatan.

Page 29: 28. BANTEN

Keuangan Daerah 29

Gambaran Umum Keuangan Daerah

Page 30: 28. BANTEN

Tinjauan Ekonomi dan Keuangan Daerah | Provinsi BANTEN30

Komposisi APBD Prov. Banten Agregat Prov., Kab., dan Kota

Keterangan: 2008-2011 realisasi; 2012 Anggaran

2008 2009 2010 2011 2012Pendapatan 7.984,44 8.508,84 10.230,29 13.605,23 13.277,64Belanja 7.536,82 8.356,92 9.862,08 12.922,93 14.418,45Surplus/Defisit 447,62 151,92 368,21 682,30 (1.140,81)Pembiayaan 792,66 1.071,60 1.229,46 1.613,69 232,00

(2.000,00) -

2.000,00 4.000,00 6.000,00 8.000,00

10.000,00 12.000,00 14.000,00 16.000,00

Mili

ar R

upia

h

Page 31: 28. BANTEN

Keuangan Daerah 31

Komposisi Pendapatan APBD Prov. Banten Agregat Prov., Kab.,dan Kota

Keterangan: 2008-2011 realisasi; 2012 Anggaran

2008 2009 2010 2011 2012PAD 2.532,71 2.616,16 3.338,32 5.142,39 4.871,41Daper 5.225,34 5.705,56 6.489,66 6.665,70 7.835,20L2PyS 226,39 187,12 402,32 1.797,13 571,03

- 1.000,00 2.000,00 3.000,00 4.000,00 5.000,00 6.000,00 7.000,00 8.000,00 9.000,00

Mili

ar R

upia

h

Page 32: 28. BANTEN

Tinjauan Ekonomi dan Keuangan Daerah | Provinsi BANTEN32

Komposisi Belanja APBD Prov. Banten Agregat Prov., Kab.,dan Kota

Keterangan: 2008-2011 realisasi; 2012 Anggaran

2008 2009 2010 2011 2012B. Pegawai 3.445,61 3.826,51 4.865,75 5.659,70 6.267,81B. Barang Jasa 1.303,06 1.551,19 1.824,39 3.045,45 3.183,33B. Modal 1.963,89 2.218,79 2.332,53 2.862,79 4.058,90B. Lain2 824,26 760,42 839,41 1.354,99 908,40

-

1.000,00

2.000,00

3.000,00

4.000,00

5.000,00

6.000,00

7.000,00M

iliar

Rup

iah

Page 33: 28. BANTEN

Keuangan Daerah 33

Uraian PAD Pajak daerah Retribusi daerah Hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan

Lain-lain PAD yang sah

Kabupaten/Kota 1.265.836 719.889 265.873 54.674 225.401

Provinsi 2.141.559 2.049.350 3.270 30.075 58.864

Komposisi Pendapatan Asli Daerah APBD Prov. Banten Agregat Prov., Kab., dan Kota (rata-rata realisasi APBD 2008-2011)

Komposisi PAD Kab/Kota Komposisi PAD Prov.

(Dalam Juta Rupiah)

56,9%21,0%

4,3%17,8%

Pajak daerah

Retribusi daerah

Hasil pengelolaankekayaan daerahyang dipisahkan

Lain-lain PAD yangsah

95,7%

0,2%1,4% 2,7%

Page 34: 28. BANTEN

Tinjauan Ekonomi dan Keuangan Daerah | Provinsi BANTEN34

Komposisi Pajak Daerah APBD Prov. Banten (Perbandingan rata-rata realisasi APBD 2008-2010 dengan realisasi APBD 2011)

Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor

Pajak Kendaraan Bermotor

Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor

Pajak Air Permukaan

Pajak Air Bawah Tanah

Bea Balik Nama Kendaraan di atas air

rata-rata 2008-2010 59,979 22,318 16,646 0,544 0,512 0,000

2011 48,926 32,984 17,391 0,700 0,000 0,000

(Dalam Juta Rupiah)

0,0

10,0

20,0

30,0

40,0

50,0

60,0

70,0

Bea Balik NamaKendaraanBermotor

Pajak KendaraanBermotor

Pajak BahanBakar Kendaraan

Bermotor

Pajak AirPermukaan

Pajak Air BawahTanah

Bea Balik NamaKendaraan di

atas air

%

rata-rata 2008-2010 2011

Page 35: 28. BANTEN

Keuangan Daerah 35

(Dalam Juta Rupiah)

Komposisi Pajak Daerah APBD Kab./Kota Prov. Banten (Perbandingan rata-rata realisasi APBD 2008-2010 dengan realisasi APBD 2011)

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

BPHTBPajak

Penerangan Jalan

Pajak Restoran

Pajak Hotel

Pajak Reklame

Pajak Parkir

lain-lain

Pajak Pengambilan

dan Pengolahan

Bahan Galian Golongan C

Pajak Air

Bawah Tanah

Pajak Hiburan

Pajak Sarang Burung Walet

Bea Balik Nama

Kendaraan Bermotor

rata-rata 2008-2010 0,00 55,12 10,05 3,47 2,73 1,92 22,92 2,52 0,00 1,23 0,04 0,00

2011 41,63 31,69 12,15 3,60 3,22 2,91 1,38 1,24 1,11 1,07 0,02 0,00

0,0

10,0

20,0

30,0

40,0

50,0

60,0

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

%

rata-rata 2008-2010 2011

Page 36: 28. BANTEN

Tinjauan Ekonomi dan Keuangan Daerah | Provinsi BANTEN36

Tren simpanan Pemda se-Provinsi Banten di Perbankan Agregat Prov., Kab., dan Kota

0

1.000

2.000

3.000

4.000

5.000

6.000

7.000

Jan feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt sep Okt Nov Des

Mili

ar R

upia

h

2009 2010 2011 2012

Page 37: 28. BANTEN

Keuangan Daerah 37

Potret Dana simpanan Pemda di Perbankan Prov. Banten Dalam bentuk Tabungan, simpanan Berjangka dan Giro Agregat Prov., Kab., dan Kota

2008 2009 2010 2011

BANTEN 1.435.354 1.445.187 1.743.657 2.345.315

Nasional 71.601.901 59.812.944 62.088.098 80.445.845

0

2.000.000

4.000.000

6.000.000

8.000.000

2008 2009 2010 2011

BANTEN Nasional

10.000.000

30.000.000

50.000.000

70.000.000

90.000.000

Page 38: 28. BANTEN

Tinjauan Ekonomi dan Keuangan Daerah | Provinsi BANTEN38

Trend Persentase Dana idle Terhadap realisasi Belanja Daerah Prov. Banten

Agregat Prov., Kab., dan Kota

2009 2010 2011

NAS BANTEN NAS BANTEN NAS BANTEN

Belanja 389,7 8,36 424 9,86 498,1 12,92

Idle 59,8 1,45 62,1 1,74 80,5 2,35

% Idle/Blj 15,35% 17,29% 14,65% 17,68% 16,16% 18,15%

+ Trend persentase dana idle

terhadap realisasi belanja daerah

di wilayah Provinsi Banten

mengalami tren kenaikan pada

tahun anggaran 2010 dan 2011

+ Hal ini menunjukkan bahwa

penyerapan belanja semakin

rendah di wilayah Provinsi Banten

17,29% 17,68% 18,15%

15,35% 14,64%

16,15%

0,00%

2,00%

4,00%

6,00%

8,00%

10,00%

12,00%

14,00%

16,00%

18,00%

20,00%

2009 2010 2011

BANTEN Nasional

Page 39: 28. BANTEN

Keuangan Daerah 39

Estimasi realisasi Belanja Daerah Agregat Prov., Kab. dan Kota sampai Dengan Bulan september 2012

(Persentase)

Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nov Des2011 4.766 8.450 14.016 20.283 26.774 33.085 42.448 54.399 58.753 67.065 76.116 98.8402012 4.890 8.247 13.265 20.141 26.240 34.541 42.777 50.794 57.773

4.766 8.45014.016 20.283

26.77433.085

42.448

54.39958.753

67.06576.116

98.840

4.8908.247

13.26520.141

26.24034.541

42.77750.794

57.773

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

100

%

2011 2012

secara persentase, estimasi realisasi belanja daerah sampai

dengan bulan september 2012 adalah sebesar 57,8%, lebih rendah

dibandingkan dengan realisasi pada periode yang sama tahun 2011.

Page 40: 28. BANTEN

Tinjauan Ekonomi dan Keuangan Daerah | Provinsi BANTEN40

Estimasi realisasi Belanja Daerah Agregat Prov. Banten

sampai Dengan Bulan september 2012 (Persentase)

+ rata-rata realisasi APBD 2012 sampai dengan bulan september 2012 agregat per prov. adalah sebesar 57,8%.

+ Terdapat 12 daerah yang mempunyai realisasi belanja di bawah rata-rata sedangkan 21 daerah mempunyai

realisasi belanja di atas rata-rata.

+ realisasi belanja terendah adalah Prov. Kalimantan Timur yaitu sebesar 41,6% sedangkan yang tertinggi adalah

Prov. Maluku Utara sebesar 71,2%.

57,8

00

10

20

30

40

50

60

70

80

Kalti

m

Riau DK

I

Babe

l

Papu

a

Papb

ar

Kalse

l

Bali

Bant

en

Beng

kulu

Kalb

ar

Sum

ut

Jam

bi

Sum

bar

Jaba

r

DIY

Kalte

ng

Sum

sel

Kepr

i

Aceh

Jate

ng

Sultr

a

NTT

Sulb

ar

NTB

Sulte

ng

Mal

uku

Jatim

Lam

pung

Goro

ntal

o

Sulse

l

Sulu

t

Mal

ut

Page 41: 28. BANTEN

Keuangan Daerah 41

opini BPK atas LKPD Pemda se-Provinsi Banten

Nama DaerahOPINI BPK

2008 2009 2010

Prov. Banten WDP WDP WDP

Kab. Lebak WDP WDP WDP

Kab. Pandeglang WDP TMP TMP

Kab. Serang WDP WDP WDP

Kab. Tangerang WTP WTP WTP

KotaCilegon WDP WDP TMP

Kota Serang WDP WDP WDP

Kota Tangerang WTP WTP WTP

Kota Tangerang Selatan WDP WTP

Page 42: 28. BANTEN

Tinjauan Ekonomi dan Keuangan Daerah | Provinsi BANTEN42

Kondisi Keuangan DaerahIndikator Kondisi Keuangan Daerah

1. Rasio Pendapatan Daerah / Jumlah Penduduk

2. Rasio PAD/ Total Pendapatan Daerah

3. Rasio Ruang Fiskal / Total Pendapatan Daerah

4. Rasio Pajak Daerah dan Retribusi Daerah/ PDRB

5. Rasio Belanja Modal / Total Belanja Daerah

6. Rasio Total Pendapatan Daerah / Total Belanja Daerah

7. Rasio Belanja Pegawai Tidak Langsung / Total Belanja Daerah

8. Rasio SiLPA tahun sebelumnya / Belanja Daerah

9. Rasio Pembayaran Pokok Hutang dan Bunga / Total Pendapatan Daerah

Page 43: 28. BANTEN

Kondis i Keuangan Daerah 43

Kondisi Keuangan Daerah Prov. Banten Agregat Prov., Kab., dan Kota

Pendapatan Daerah / Jumlah Penduduk PAD / Total Pendapatan Daerah

+ rasio ini mengukur tingkat kemampuan daerah dalam melayani

per satu orang penduduknya

+ rasio pendapatan daerah per kapita provinsi Banten memiliki

tren meningkat seperti tren pendapatan per kapita nasional.

namun demikian, pendapatan per kapita Provinsi Banten lebih

rendah dibandingkan dengan pendapatan per kapita nasional

+ rasio ini mengukur tingkat kemandirian daerah yaitu kemampuan

daerah dalam mendanai belanjanya dengan pendapatan asli

daerah (PAD)

+ rasio PAD Per Total Pendapatan Daerah Provinsi Banten

memiliki tren yang meningkat seperti tren secara nasional.

namun demikian, rasio PAD per total Pendapatan Daerah

Provinsi Banten lebih tinggi dibandingkan rasio secara nasional

1.462,69 1.601,20 1.640,40 1.823,58

2.217,44

655,26 831,50 869,78 962,20

1.279,63

0

500

1.000

1.500

2.000

2.500

2007 2008 2009 2010 2011

Ribu

an

Nasional prov. Banten

0,16 0,18 0,18 0,19 0,21

0,33 0,32 0,31 0,33 0,38

-

0,10

0,20

0,30

0,40

2007 2008 2009 2010 2011Nasional prov. Banten

Page 44: 28. BANTEN

Tinjauan Ekonomi dan Keuangan Daerah | Provinsi BANTEN44

Kondisi Keuangan Daerah Prov. Banten Agregat Prov., Kab., dan Kota

Ruang Fiskal / Total Pendapatan Daerah Pajak Daerah + Retribusi Daerah / PDRB

+ rasio ini mengukur seberapa besar ruang fiskal atau keleluasaan yang dimiliki daerah dalam menggunakan dananya secara bebas dalam menentukan prioritas belanja yang akan didanai

+ Tren rasio ruang fiskal per total pendapatan daerah Provinsi Banten memiliki kecenderungan menurun seperti halnya rasio secara nasional. rasio ruang fiskal per total pendapatan daerah Provinsi Banten sedikit lebih tinggi dibandingkan dengan rasio secara nasional

+ rasio ini mengukur tingkat kemampuan daerah dalam

menggali potensi pajak dan retribusi daerahnya

+ Tren rasio pajak daerah dan retribusi daerah per PDrB

Provinsi Banten memiliki tren yang meningkat seperti

halnya tren nasional. Pada tahun 2011, rasio pajak

daerah dan retribusi daerah per PDrB Provinsi Banten

memiliki nilai lebih tinggi dibandingkan dengan rasio

secara nasional

0,55

0,49 0,44 0,41 0,40

0,53

0,52 0,50 0,44 0,44

-

0,20

0,40

0,60

2007 2008 2009 2010 2011

Nasional prov. Banten

1,34% 1,42% 1,27%

1,33%1,58%

1,75% 1,83% 1,70%2,02% 2,80%

0,00%

0,50%

1,00%

1,50%

2,00%

2,50%

3,00%

2007 2008 2009 2010 2011

Nasional prov. Banten

Page 45: 28. BANTEN

Kondis i Keuangan Daerah 45

Kondisi Keuangan Daerah Prov. Banten Agregat Prov., Kab., dan Kota

Belanja Modal / Total Belanja

+ rasio ini mengukur seberapa besar daerah mengalokasikan belanja modal terhadap total belanjanya

+ Tren rasio belanja modal per total belanja Provinsi Banten cenderung menurun seperti tren rasio secara nasional. Pada tahun 2011, rasio belanja modal per total belanja Provinsi Banten memiliki nilai lebih tinggi daripada rasio secara nasional

+ rasio ini mengukur tingkat kemampuan keuangan daerah dalam mendanai belanja daerah

+ Tren rasio total pendapatan daerah per total belanja daerah Provinsi Banten memiliki tren meningkat seperti tren secara nasional. Pada tahun 2011, rasio total pendapatan daerah per total belanja daerah Provinsi Banten memiliki nilai yang relatif sama dengan rasio secara nasional.

Rasio Total Pendapatan Daerah /

Total Belanja Daerah

28,95%

27,46%

26,19% 22,17% 21,67%

29,62%

26,06%

26,55%23,65% 22,15%

0,00%

10,00%

20,00%

30,00%

40,00%

2007 2008 2009 2010 2011

Nasional prov. Banten

28,95%

27,46%

26,19% 22,17% 21,67%

29,62%

26,06%

26,55%23,65% 22,15%

0,00%

10,00%

20,00%

30,00%

40,00%

2007 2008 2009 2010 2011

Nasional prov. Banten

103,64%

102,66% 97,04% 102,22%

105,70%

87,98%

105,94% 101,82% 103,73%

105,28%

0,00%

20,00%

40,00%

60,00%

80,00%

100,00%

120,00%

2007 2008 2009 2010 2011

Nasional prov. Banten

Page 46: 28. BANTEN

Tinjauan Ekonomi dan Keuangan Daerah | Provinsi BANTEN46

Kondisi Keuangan Daerah Prov. Banten Agregat Prov., Kab., dan Kota

Rasio Belanja Pegawai Tidak Langsung /

Total Belanja DaerahRasio SiLPA Tahun Sebelumnya / Belanja Daerah

+ rasio ini mengukur seberapa besar daerah mengalokasikan belanja

pegawai tidak langsung terhadap total belanjanya

+ rasio belanja pegawai tidak langsung per total belanja daerah Provinsi

Banten cenderung meningkat pada tahun 2009 dan 2010 kemudian

menurun pada tahun 2011. Pada tahun 2011, rasio belanja pegawai

tidak langsung per total belanja daerah Provinsi Banten lebih rendah

dibandingkan dengan rasio secara nasional.

+ rasio ini mengukur proporsi siLPA tahun sebelumnya terhadap belanja daerah tahun berjalan

+ rasio siLPA terhadap belanja daerah Provinsi Banten cenderung menurun sama dengan rasio secara nasional yang juga cenderung turun, meskipun pada 2011 ada sedikit kenaikan. namun demikian, pada tahun 2011 rasio siLPA terhadap belanja Provinsi Banten lebih tinggi dibandingkan rasio secara nasional.

28,4%

35,9%39,4% 40,6% 40,2%

29,1%

27,1% 32,3% 34,9%30,7%

0,0%

10,0%

20,0%

30,0%

40,0%

50,0%

2007 2008 2009 2010 2011

Nasional prov. Banten

20,06%

17,07%

17,56%

12,29% 11,47%

12,32% 12,85%14,87%

12,41% 12,46%

0,00%

5,00%

10,00%

15,00%

20,00%

25,00%

2007 2008 2009 2010 2011

Nasional prov. Banten

Page 47: 28. BANTEN

Kondis i Keuangan Daerah 47

Kondisi Keuangan Daerah Prov. Banten Agregat Prov., Kab., dan Kota

Rasio Pembayaran Pokok Hutang dan Bunga /

Total Pendapatan Daerah

+ rasio ini mengukur proporsi pembayaran pokok utang dan bunga

yang harus dibayar dari pendapatan daerah dalam satu periode.

+ rasio pembayaran pokok utang dan bunga per total pendapatan

daerah di Provinsi Banten memiliki tren yang fluktuatif. Pada

tahun 2011, rasio pembayaran pokok utang dan bunga per total

pendapatan daerah Provinsi Banten lebih rendah dibandingkan

rasio secara nasional. 0,59%

0,45% 0,68%

0,78% 0,70%

3,37%

1,24% 1,08%

0,10%0,14%0,00%

1,00%

2,00%

3,00%

4,00%

2007 2008 2009 2010 2011

Nasional prov. Banten

Page 48: 28. BANTEN

Tinjauan Ekonomi dan Keuangan Daerah | Provinsi BANTEN48

Penyusunan buku “Tinjauan Ekonomi dan Keuangan Daerah”

dilaksanakan dengan kerjasama yang solid dan tidak akan dapat

terselesaikan tanpa kontribusi dari seluruh pihak di lingkungan

Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan. oleh karena itu

apresiasi dan penghargaan yang setinggi-tingginya disampaikan

dalam rangkaian kata berikut ini:

+ Ucapan terima kasih ditujukan kepada Direktur Jenderal

Perimbangan Keuangan Dr. Marwanto Harjowiryono – dan

Direktur Evaluasi Pendanaan dan informasi Keuangan Daerah

Drs. Yusrizal ilyas, MPA – yang telah memberikan arahan dan

bimbingan hingga terselesaikannya penyusunan buku ini.

+ Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada subdirektorat

Data Keuangan Daerah, Direktorat Evaluasi Pendanaan dan

informasi Keuangan Daerah yang telah menyediakan data

ringkasan APBD 2012 dan realisasi APBD 2011 melalui

sistem informasi Keuangan Daerah dan kepada Bagian

Umum, sekretariat Jenderal Perimbangan Keuangan

yang telah menyediakan data Daerah Dalam Angka dan

memfasilitasi hingga tersedianya buku ini.

+ selanjutnya terima kasih kepada tim dari subdirektorat

Evaluasi Dana Desentralisasi dan Perekonomian Daerah

yang terdiri dari Putut Hari satyaka, sE. MPP; Krisnandar,

sE; Prasetyo indro s.,sE, ME; Aris soedjatmiko, s.sos,

MM; Wahyu Widjayanto, sE, MM; Edi soeprijono, s.sos;

Arif Zainuddin Fansyuri, Ak., ME; Femmy Ferdiansyah, sH;

Chrisliana Tri Ferayanti, sE, ME; Lukman Adi santoso, sE.,

ME.; Mauliate H. silitonga, sE; nanag Garendra Timur, s.si;

rizki Anggunani, s.si; shinta Theresia Purba; virgin Marthalia

yang telah melakukan input dan pengolahan data sekaligus

mendukung penulisan dan melakukan editing buku ini.

Terima kasih atas kerja kerasnya.

Ucapan Terima Kasih

Page 49: 28. BANTEN

sumber Data 49

siKD, Kementerian Keuangan

Prov. Banten Dalam Angka 2007 – 2010, BPs

www.Bantenprov.go.id

Sumber Data

Page 50: 28. BANTEN

Tinjauan Ekonomi dan Keuangan Daerah | Provinsi BANTEN50