pendahuluan - banten

106
1 I-1 PENDAHULUAN RENSTRA DINAS PERTANIAN PROVINSI BANTEN 2017-2022 1.1. Latar Belakang Sektor pertanian merupakan salah satu sektor penting dalam pembangunan ekonomi daerah dan nasional, khususnya di Provinsi Banten. Besarnya kontribusi yang diberikan oleh sektor pertanian dalam penyediaan bahan pangan, bahan baku industri, penyumbang devisa, penyerapan tenaga kerja dan peningkatan pendapatan masyarakat menjadikan sektor pertanian ini begitu penting bagi pembangunan nasional dan daerah, khususnya Provinsi Banten. Sektor pertanian merupakan salah satu potensi ekonomi yang cukup tinggi bagi Provinsi Banten. Seiring dengan pertumbuhan penduduk yang terus bertambah, tuntutan kebutuhan hidup yang meninggi, disertai dengan daya beli yang semakin meningkat khususnya di Provinsi Banten, maka laju konsumsi masyarakat akan produk-produk pangan dan pertanian terus semakin meningkat. Hal tersebut menyebabkan upaya penyediaan produk-produk pangan dan pertanian yang memadai untuk memenuhi kebutuhan konsumsi masyarakat menjadi hal yang sangat krusial, termasuk di Provinsi Banten. NAWACITA yang merupakan agenda prioritas Kabinet Kerja 2014-2019 mengarahkan pembangunan pertanian ke depan untuk mewujudkan kemandirian dan kedaulatan pangan, agar Indonesia sebagai bangsa dapat mengatur dan memenuhi kebutuhan pangan rakyatnya secara berdaulat. Kedaulatan pangan diterjemahkan dalam bentuk kemampuan bangsa dalam hal: (1) mencukupi kebutuhan pangan dari produksi dalam negeri, (2) mengatur kebijakan pangan secara mandiri, serta (3) melindungi dan menyejahterakan petani sebagai pelaku utama usaha pertanian pangan. Dengan kata lain, kedaulatan pangan harus dimulai dari swasembada pangan yang secara bertahap diikuti dengan peningkatan nilai tambah usaha pertanian secara luas untuk meningkatkan kesejahteraan petani. Mengingat pentingnya sektor pertanian bagi pembangunan skala nasional maupun daerah, khususnya Provinsi Banten, maka peran dan kontribusi Dinas Pertanian Provinsi Banten menjadi penting dan strategis. Penetapan kebijakan dan perencanaan pertanian merupakan salah satu aspek yang sangat penting dalam menentukan kinerja dan capaian Dinas Pertanian Provinsi Banten. Kebijakan daerah dan perencanaan dalam sektor pertanian tersebut salah satunya dirumuskan, disusun dan ditetapkan melalui Rencana Strategis (Renstra) Dinas Pertanian Provinsi Banten Tahun 2017-2022 yang nantinya dijadikan sebagai acuan dalam penyusunan rencana kerja Dinas Pertanian selama 5 (lima) tahun (2017-2022) dan rencana kerja tahunan dalam pelaksanaan pembangunan pertanian di Provinsi Banten. Renstra Dinas Pertanian Provinsi Banten Tahun 2017-2022 adalah dokumen perencanaan jangka menengah Dinas Pertanian Provinsi Banten untuk periode 5 (lima) tahun. Renstra Dinas Pertanian Provinsi Banten disusun sesuai dengan tugas dan fungsi Organisasi Perangkat Daerah (Peraturan Gubernur Banten Nomor 83 Tahun 2016 tentang Kedudukan, Tugas Pokok, Fungsi, Susunan Bab 1

Upload: others

Post on 16-Oct-2021

12 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENDAHULUAN - Banten

1

I-1

PENDAHULUAN

RENSTRA DINAS PERTANIAN PROVINSI BANTEN 2017-2022

1.1. Latar Belakang

Sektor pertanian merupakan salah satu sektor penting dalam pembangunan ekonomi daerah dan

nasional, khususnya di Provinsi Banten. Besarnya kontribusi yang diberikan oleh sektor

pertanian dalam penyediaan bahan pangan, bahan baku industri, penyumbang devisa,

penyerapan tenaga kerja dan peningkatan pendapatan masyarakat menjadikan sektor pertanian

ini begitu penting bagi pembangunan nasional dan daerah, khususnya Provinsi Banten.

Sektor pertanian merupakan salah satu potensi ekonomi yang cukup tinggi bagi Provinsi Banten.

Seiring dengan pertumbuhan penduduk yang terus bertambah, tuntutan kebutuhan hidup yang

meninggi, disertai dengan daya beli yang semakin meningkat khususnya di Provinsi Banten, maka

laju konsumsi masyarakat akan produk-produk pangan dan pertanian terus semakin meningkat.

Hal tersebut menyebabkan upaya penyediaan produk-produk pangan dan pertanian yang memadai

untuk memenuhi kebutuhan konsumsi masyarakat menjadi hal yang sangat krusial, termasuk di

Provinsi Banten.

NAWACITA yang merupakan agenda prioritas Kabinet Kerja 2014-2019 mengarahkan

pembangunan pertanian ke depan untuk mewujudkan kemandirian dan kedaulatan pangan, agar

Indonesia sebagai bangsa dapat mengatur dan memenuhi kebutuhan pangan rakyatnya secara

berdaulat. Kedaulatan pangan diterjemahkan dalam bentuk kemampuan bangsa dalam hal: (1)

mencukupi kebutuhan pangan dari produksi dalam negeri, (2) mengatur kebijakan pangan

secara mandiri, serta (3) melindungi dan menyejahterakan petani sebagai pelaku utama usaha

pertanian pangan. Dengan kata lain, kedaulatan pangan harus dimulai dari swasembada pangan

yang secara bertahap diikuti dengan peningkatan nilai tambah usaha pertanian secara luas untuk

meningkatkan kesejahteraan petani.

Mengingat pentingnya sektor pertanian bagi pembangunan skala nasional maupun daerah,

khususnya Provinsi Banten, maka peran dan kontribusi Dinas Pertanian Provinsi Banten menjadi

penting dan strategis. Penetapan kebijakan dan perencanaan pertanian merupakan salah satu

aspek yang sangat penting dalam menentukan kinerja dan capaian Dinas Pertanian Provinsi Banten.

Kebijakan daerah dan perencanaan dalam sektor pertanian tersebut salah satunya dirumuskan,

disusun dan ditetapkan melalui Rencana Strategis (Renstra) Dinas Pertanian Provinsi Banten

Tahun 2017-2022 yang nantinya dijadikan sebagai acuan dalam penyusunan rencana kerja Dinas

Pertanian selama 5 (lima) tahun (2017-2022) dan rencana kerja tahunan dalam pelaksanaan

pembangunan pertanian di Provinsi Banten.

Renstra Dinas Pertanian Provinsi Banten Tahun 2017-2022 adalah dokumen perencanaan jangka

menengah Dinas Pertanian Provinsi Banten untuk periode 5 (lima) tahun. Renstra Dinas Pertanian

Provinsi Banten disusun sesuai dengan tugas dan fungsi Organisasi Perangkat Daerah (Peraturan

Gubernur Banten Nomor 83 Tahun 2016 tentang Kedudukan, Tugas Pokok, Fungsi, Susunan

Bab

1

Page 2: PENDAHULUAN - Banten

I-2

Organisasi dan Tata Kerja Perangkat Daerah Provinsi Banten) serta berpedoman pada RPJMD

Provinsi Banten Tahun 2017-2022, Renstra Kementerian Pertanian Tahun 2015-2019, serta hasil

evaluasi pelaksanaan pembangunan sektor pertanian di Provinsi Banten.

Dalam penyusunan Renstra Dinas Pertanian telah menempuh beberapa tahapan yaitu: (1)

Persiapan penyusunan Renstra Dinas Pertanian dengan menetapkan Tim Penyusun Renstra

Dinas Pertanian 2017-2022 melalui Surat Keputusan Kepala Dinas Pertanian Provinsi Banten dan

menyusun agenda kerja Tim Penyusun Renstra; (2) Penyusunan rancangan awal Renstra yang

dibahas pada Forum Organisasi Perangkat Daerah; (3) Penyusunan rancangan akhir Renstra

Dinas Pertanian melalui Rapat Verifikasi Renstra Organisasi Perangkat Daerah; (4) Penetapan

Renstra melalui Keputusan Gubernur tentang Rencana Kerja Strategis Organisasi Perangkat

Daerah Provinsi Banten 2017-2022.

Dokumen Renstra ini disusun berdasarkan analisis strategi atau potensi, peluang, permasalahan

mendasar dan tantangan yang dihadapi dalam pembangunan pertanian, sehingga seyogyanya

dokumen ini dapat dijadikan acuan dan arahan dalam pelaksanaan pembangunan pertanian di

Provinsi Banten selama 5 tahun mendatang (2017-2022) yang komprehensif dan terpadu.

1.2. Landasan Hukum

Dasar hukum penyusunan Rencana Strategis Dinas Pertanian Provinsi Banten adalah sebagai berikut:

- Undang-Undang nomor 23 Tahun 2000 tentang Pembentukan Provinsi Banten

- Undang-Undang nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional;

- Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Tahun

2005-2025

- Undang-Undang nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah

- Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian

Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pem-bangunan Daerah;

- Peraturan Menteri Pertanian nomor 19 Tahun 2015 tentang Rencana Strategis Kementerian

Pertanian Pertanian Tahun 2015-2019;

- Permendagri Nomor 86 Tahun 2017 Tentang Tata Cara Perencanaan, Pengendalian Dan Evaluasi

Pembangunan Daerah, Tata Cara Evaluasi Rancangan Perda Tentang Rencana Pembangunan Jangka

Panjang Daerah Dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah, Serta Tata Cara Perubahan

Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah, Pembangunan Jangka Menengah Daerah, Dan

Rencana Kerja Pemerintah Daerah;

- Peraturan Daerah Provinsi Banten nomor 1 Tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka

Panjang Daerah Provinsi Banten Tahun 2005-2025

- Peraturan Daerah Provinsi Banten nomor 2 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah

(RTRW) Provinsi Banten Tahun 2010-2030;

- Peraturan Daerah Provinsi Banten nomor 4 Tahun 2012 tentang Rencana Pembangunan Jangka

Menengah Daerah Provinsi Banten Tahun 2017-2022;

- Peraturan Daerah Provinsi Banten nomor 9 Tahun 2011 tentang Restribusi Daerah

Page 3: PENDAHULUAN - Banten

I-3

- Peraturan Gubernur Banten nomor 83 Tahun 2016 tentang Kedudukan, Tugas Pokok, Fungsi,

Susunan Organisasi dan Tata Kerja Perangkat Daerah Banten.

1.3. Maksud dan Tujuan

Dokumen Rencana Strategis Dinas Pertanian Provinsi Banten Tahun 2017-2022 ditetapkan dengan

maksud untuk memberikan arahan sekaligus menjadi pedoman penyelenggaraan pembangunan

pertanian selama periode 5 (lima) tahun ke depan terutama bagi pemerintah daerah, dunia usaha, dan

seluruh pemangku kepentingan masyarakat pertanian di Provinsi Banten.

Adapun tujuan penyusunan Rencana Strategis Dinas Pertanian Provinsi Banten Tahun 2017-2022

adalah sebagai berikut:

1. Menetapkan visi, misi, tujuan, sasaran, strategi, kebijakan dan kegiatan pembangunan pertanian

jangka menengah;

2. Menetapkan pedoman dalam penyusunan Rencana Kerja (Renja) pembangunan pertanian dan

perencanaan penganggaran pada Dinas Pertanian Provinsi Banten serta kabupaten/kota se Provinsi

Banten;

3. Mewujudkan perencanaan pembangunan pertanian yang sinergis dan terpadu antara perencanaan,

pelaksanaan, dan pengawasan pembangunan pertanian nasional, provinsi dan kabupaten/kota;

4. Mewujudkan efektivitas dan efisiensi alokasi berbagai sumberdaya dalam pembangunan pertanian.

1.4. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan Rencana Strategis (Renstra) Dinas Pertanian Provinsi Banten tahun 2017–

2022 adalah sebagai berikut :

Bab I : PENDAHULUAN, berisi tentang Latar Belakang, Landasan Hukum, Maksud dan

Tujuan, dan Sistematika Penulisan.

Bab II : GAMBARAN PELAYANAN ORGANISASI PERANGKAT DAERAH, berisi tentang

Tugas, Fungsi, dan Struktur Organisasi Perangkat Daerah, Sumberdaya Organisasi

Perangkat Daerah, Kinerja Pelayanan Organisasi Perangkat Daerah dan Peluang

Pengembangan Pelayanan Organisasi Perangkat Daerah

Bab III : ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI, berisi tentang

Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan Organisasi

Perangkat Daerah, Telaahan Visi, Misi dan Program Kepala Daerah dan Wakil Kepala

Daerah Terpilih, Telaahan Renstra K/L dan Renstra Organisasi Perangkat Daerah,

Telaahan Rencana Tata Ruang Wilayah dan Kajian Lingkungan Hidup Strategis dan

Penentuan Isu-isu Strategis.

Bab IV : TUJUAN DAN SASARAN berisi tentang Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah

Organisasi Perangkat Daerah

Bab V : STRATEGI DAN KEBIJAKAN berisi tentang rumusan pernyataan strategi dan

arah kebijakan Perangkat Daerah dalam lima tahun mendatang

Bab VI : RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR SERTA PENDANAAN

INDIKATIF berisi tentang Rencana Program dan Kegiatan serta Pendanaan

Page 4: PENDAHULUAN - Banten

I-4

Indikatif.

Bab VII : KINERJA PENYELENGGARAAN BIDANG URUSAN, berisi indikator kinerja

Organisasi Perangkat Daerah yang secara langsung menunjukkan kinerja yang akan

dicapai dalam lima tahun mendatang sebagai komitmen untuk mendukung

pencapaian tujuan dan sasaran RPJMD

Bab VIII : PENUTUP, berisi kesimpulan atas substansi Renstra secara menyeluruh, harapan

terhadap hasil yang diinginkan serta kaidah pelaksanaan .

Page 5: PENDAHULUAN - Banten

3.1.2.2. Tantangan dan Permasalahan Sub sistem Pasca Panen

Secara umum permasalahan pada sub sistem pasca panen dalah:

1. Kualitas SDM masih rendah dan

2. Terbatasnya komitmen agroindustri pasca pangan terhadap program berbagai

pengembangan SDM;

3. Wahana dan ketersediaan program-program pendidikan dan pelatihan profesional di bidang

agroindustri pasca panen masih terbatas/sedikit;

4. Ketersediaan dan aplikasi teknologi tepat guna masih rendah/terbatas;

5. Investasi dan permodalan masih terbatas;

6. Masih kurangnya kesadaran, kepedulian dan kepatuhan produsen dan konsumen tentang

mutu dan keamanan pangan;

7. Masih terbatasnya pembinaan terhadap pengembangan bidang agroindustri atau pasca

panen;

1. ta

2.

3. Belum diterapkannnya sistem standar mutu (Good Agricultural Practices (GAP), Good

Manufacturing Practices (GAP) Good Handling Practices (GHP) Good Distribution

Practices (GDP), Keamanan pangan (HACCP) serta Sanitary and Phytosanitary (SPS))

secara meluas untuk komoditi

1. yang l

III-1

ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI

RENSTRA DINAS PERTANIAN PROVINSI BANTEN 2017-2022

3.1. Identifikasi Permsalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan OPD

Berdasarkan identifikasi permasalahan berdasarkan tugas dan fungsi pelayanan menghasilkan

beberapa permasalahan utama yang dihadapi oleh Dinas Pertanian Provinsi Banten diantaranya

(Tabel 3.1):

1. Kualitas dan kuantitas SDM masih rendah sehingga kinerja dinas pertanian belum optimal

2. Pengelolaan aset dinas pertanian belum optimal sehingga menyebabkan banyak aset yang tidak

layak pakai dan diperlukan biaya lagi untuk pembelian aset

3. Ketersediaan data dan informasi masih terbatas akibatnya sulitnya untuk mendapatkan data dan

informasi, dan seringkali data tidak up to date

4. Lemahnya perencanaan, pelaksanaan, monitoring dan evaluasi sehingga realisasi target

pembangunan pertanian tidak sepenuhnya tercapai

5. Koordinasi, sinkronisasi dan sinergisme antar bidang maupun sektor masih lemah diakibatkan

inisiatif dari masing-masing bidang maupun sektor masih kurang

6. Luasan lahan pertanian semakin menurun dikarenakan kebijakan pemerintah daerah yang kurang

tegas dalam perlindungan lahan pertanian

7. Masih kurangnya fasilitas irigasi diakibatkan dukungan dana untuk pembangunan fasilitas irigasi

masih terbatas

8. Ketersediaan input pertanian (benih, pupuk dan alsintan) belum memadai dikarenakan

penyaluran input pertanian ke petani belum merata

9. Masih rendahnya penggunaan teknologi tepat guna yang aplikatif dikarenakan kurangnya komitmen pemerintah dalam memberikan arahan dan memfasilitasi teknologi tepat guna

10. Rendahnya posisi tawar menawar harga ditingkat petani karena masih lemah kebijakan

pemerintah terkait penetapan harga dasar

11. Lemahnya permodalan bagi petani karena kurangnya peran dan dukungan pemerintah dalam

memfasilitasi kredit petani

12. Masih minimnya teknologi pasca panen untuk meningkatkan nilai tambah yang dikarenakan

masih kurangnya dukungan dan komitmen pemerintah dalam membantu petani untuk mengolah

hasil panenya

Bab

3

Page 6: PENDAHULUAN - Banten

3.1.2.2. Tantangan dan Permasalahan Sub sistem Pasca Panen

Secara umum permasalahan pada sub sistem pasca panen dalah:

1. Kualitas SDM masih rendah dan

2. Terbatasnya komitmen agroindustri pasca pangan terhadap program berbagai

pengembangan SDM;

3. Wahana dan ketersediaan program-program pendidikan dan pelatihan profesional di bidang

agroindustri pasca panen masih terbatas/sedikit;

4. Ketersediaan dan aplikasi teknologi tepat guna masih rendah/terbatas;

5. Investasi dan permodalan masih terbatas;

6. Masih kurangnya kesadaran, kepedulian dan kepatuhan produsen dan konsumen tentang

mutu dan keamanan pangan;

7. Masih terbatasnya pembinaan terhadap pengembangan bidang agroindustri atau pasca

panen;

1. ta

2.

3. Belum diterapkannnya sistem standar mutu (Good Agricultural Practices (GAP), Good

Manufacturing Practices (GAP) Good Handling Practices (GHP) Good Distribution

Practices (GDP), Keamanan pangan (HACCP) serta Sanitary and Phytosanitary (SPS))

secara meluas untuk komoditi

1. yang l

III-2

Tabel 3.1. Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan OPD

Aspek Kajian

Kondisi Saat ini

Standar yang Digunakan

Faktor yang Mempengaruhi Permasalahan Pelayanan OPD

Internal Eksternal

1 2 3 4 5 6

Tata Kelola Pemerintah

Kualitas dan kuantitas SDM masih rendah

Kualifikasi dan tingkat pendidikan SDM

• Program rekruitmen oleh dinas atau pemerintah

• Program peningkatan kompe-tensi atau pendidikan

• Menurunnya minat masya-rakat untuk bekerja di bidang pertanian

Belum optimalnya kinerja dinas pertanian

Pengelolaan aset dinas pertanian belum optimal

Legal audit aset • Penilaian, pengawasan dan pemeliharaan aset

• Kurangnya rasa tanggung jawab terhadap pemeliharaan aset

• Banyak aset yang rusak karena tidak terpelihara

• Kekurangan dan perlu penambahan aset karena banyak aset yang sudah tidak layak

Ketersediaan data dan informasi masih terbatas

Kemudahan akses data dan informasi

• Penyimpanan data dan informasi

• Update data dan informasi di website

Sulitnya mendapatkan data dan informasi karena prosedur yang rumit

• Terbatasnya akses data dan informasi

Lemahnya perencanaan, pelaksanaan,monitoring dan evaluasi

Renstra, roadmap • Menyusun rencana pemba-ngunan pertanian

• Menetapkan target

• Melakukan program moni-toring dan evaluasi secara berkala

• Pelaksanaan kegiatan ter-kadang diluar jalur yang sudah di rencanakan di renstra ataupun roadmap

• Belum terealisasinya target pembangunan pertanian

Koordinasi, sinkroniasi dn sinergisme antar bidang dan sektor masih lemah

• Kerjasama antar bidang maupun sector

• Kegiatan/pertemuan secara berkala

• Lemahnya kontribusi bidang maupun lintas sektor

• Masing-masing bidang maupun sektor berjalan sendiri-sendiri

• Belum optimalnya keterpaduan dan sinergi kegiatan (antar sektor, sub sektor, pusat-daerah

Masih kurangnya fasi-litas irigasi

Sumberdaya air ter-cukupi

• Pembangunan dan pemeliharaan fasilitas irigasi

• Swadaya masyarakat dalam pembangunan dan pemeliharaan irigasi

• Dukungan dana untuk pembangunan fasilitas irigasi masih kurang

Page 7: PENDAHULUAN - Banten

III-3

Aspek Kajian

Kondisi Saat ini

Standar yang Digunakan

Faktor yang Mempengaruhi Permasalahan Pelayanan OPD

Internal Eksternal

1 2 3 4 5 6

Ketersediaan benih unggul masih rendah

Kecukupan benih unggul

• Sertifikasi benih unggul

• Program bantuan benih unggul

• Swadaya masyarakat dala m penangkaran benih unggul

• Penyaluran benih unggul secara merata ke petani belum optimal

Ketersediaan pupuk subsidi masih rendah

Kecukupan pupuk subsidi

• Penyaluran dan pengawasan pupuk subsidi

• Adanya permainan dari oknum-oknum tertentu dalam pengadaan dan penya-luran pupuk ke petani

• Penyaluran pupuk subsidi secara merata ke petani belum optimal

Ketersediaan alsintan masih belum memadai

Kecukupan pemakaian alsintan

• Program bantuan alsintan • Adanya permainan dari oknum-oknum tertentu dalam pengadaan dan penya-luran alsintan ke petani

• Penyaluran bantuan aslintan ke petani belum optimal

Budidaya pertanian

Masih rendahnya apli-kasi teknologi tepat guna

Peningkatan teknologi tepat guna yang aplikatif

• Penyuluhan atau sosialiasi teknologi tepat guna yang aplikatif

• Petani cenderung lebih senang

menggunakan teknologi kon-

servatif dan enggan meng-

gunakan teknologi tepat guna

• Kurangnya komitmen pemerintah dalam mem-berikan arahan dan memfasilitasi tekno-logi tepat guna

• Produksi pertanian tidak masksimal

Kesejahteraan petani

Rendahnya posisi tawar menawar harga ditingkat petani

NTP atau harga dasar komoditas yang diterima petani

• Fasilitas kemitraan untuk petani

• Promosi untuk produk pertanian dari petani

• kebiajakan penetapan harga dasar

• Rantai sistem tata niaga yang masih panjang

• Posisi tawar menawar harga masih dikendalikan tengkulak

• Adanya perdagangan bebas

• Kebijakan pemerin-tah terkait penetapan harga dasar masih lemah

Lemahnya permodalan bagi petani

• Fasilitas kredit pertanian

• Penghubung antara lembaga keungan dan petani

• Pemahaman petani program kredit masih lemah

Upaya pemerintah dalam menghubungkan antara lembaga keuangan dan petani masih kurang

Masih minimnya teknologi pasca panen sehingga belum meningkatkan nilai tambah

• Program penyuluhan/sosialisasi teknologi pasca panen

• Memfasilitasi program kemitraan

• Masih banyak petani yang enggan mengolah hasil pertanianya sehingga menjualnya dalam bentuk komoditas primer

Dukungan dan komit-men pemerintah dalam membantu petani untuk mengolah hasil panenya masih lemah

Page 8: PENDAHULUAN - Banten

3.1.2.2. Tantangan dan Permasalahan Sub sistem Pasca Panen

Secara umum permasalahan pada sub sistem pasca panen dalah:

1. Kualitas SDM masih rendah dan

2. Terbatasnya komitmen agroindustri pasca pangan terhadap program berbagai

pengembangan SDM;

3. Wahana dan ketersediaan program-program pendidikan dan pelatihan profesional di bidang

agroindustri pasca panen masih terbatas/sedikit;

4. Ketersediaan dan aplikasi teknologi tepat guna masih rendah/terbatas;

5. Investasi dan permodalan masih terbatas;

6. Masih kurangnya kesadaran, kepedulian dan kepatuhan produsen dan konsumen tentang

mutu dan keamanan pangan;

7. Masih terbatasnya pembinaan terhadap pengembangan bidang agroindustri atau pasca

panen;

1. ta

2.

3. Belum diterapkannnya sistem standar mutu (Good Agricultural Practices (GAP), Good

Manufacturing Practices (GAP) Good Handling Practices (GHP) Good Distribution

Practices (GDP), Keamanan pangan (HACCP) serta Sanitary and Phytosanitary (SPS))

secara meluas untuk komoditi

1. yang l

III-4

3.1. Telaahan Visi, Misi, dan Program Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Terpilih

3.2.1. Visi Provinsi Banten

Visi pembangunan daerah Provinsi Banten berdasarkan gubernur terpilih untuk periode 2017-

2022 adalah “BANTEN YANG MAJU, MANDIRI, BERDAYA SAING, SEJAHTERA DAN

BERAKHLAQUL KARIMAH”, sehingga diharapkan seluruh stakeholder di Provinsi Banten

secara bahu membahu mengoptimalkan seluruh potensi yang dimilikinya untuk meningkatkan

dan mewujudkan seluruh masyarakat Banten agar lebih sejahtera.

3.2.2. Misi Provinsi Banten

Sesuai dengan harapan “BANTEN YANG MAJU, MANDIRI, BERDAYA SAING,

SEJAHTERA DAN BERAKHLAQUL KARIMAH”, maka ditetapkan “Misi Pembangunan

Provinsi Banten 2017-2022” sebagai upaya dalam mewujudkan visi, sebagai berikut:

1. Menciptakan tata kelola pemerintahan yang baik (goodgovernance);

2. Membangun dan meningkatkan kualitas infrastruktur;

3. Meningkatkan akses dan pemerataan pendidikan berkualitas;

4. Meningkatkan akses dan pemerataan pelayanan kesehatan berkualitas;

5. Meningkatkan kualitas pertumbuhan dan pemerataan ekonomi

Dari ke lima misi gubernur tersebut, dukungan Dinas Pertanian masuk ke dalam Misi 5, yakni

meningkatkan kualitas pertumbuhan dan pemerataan ekonomi dengan uraian sebagai berikut :

1. Penciptaan Iklim Investasi melalui Perbaikan Perizinan,Infrastruktur, Regulasi Tenaga Kerja,

Fasilitasi Sumber Energi dan Menciptakan Keamanan dan Ketertiban untuk Meningkatkan

Daya Saing Daerah;

2. Pengendalian Inflasi Daerah;

3. Pemberdayaan Ekonomi bagi Masyarakat Miskin Khususnya Petani dan Nelayan;

4. Pengembangan Kawasan Ekonomi yang Berbasis Ekonomi Kreatif dan Pariwisata;

5. Peningkatan Tata Kelola APBD untuk Meningkatkan Kapasitas Fiskal Daerahdalam rangka

Mendukung Pembangunan Daerah serta Fungsi APBD dalam Hal Distribusi dan Alokasi;

6. Peningkatan Kemampuan Angkatan Kerja untuk Memasuki Dunia Kerja melalui Peningkatan

Fungsi Balai Latihan Kerja dan Fungsi Pendidikan Formal lainya

Secara keseluruhan telaah Visi dan Misi Kepala Daerah Provinsi Banten 2017-2022 disajikan

pada Tabel 3.2.

Page 9: PENDAHULUAN - Banten

III-5

VISI : BANTEN YANG MAJU, MANDIRI, BERDAYA SAING, SEJAHTERA DAN

BERAKHLAQUL KARIMAH

Misi Tujuan Permasalahan Pelayanan

Faktor Penghambat

Faktor Pendorong

Pemberdayaan

Ekonomi bagi

Masyarakat

Miskin

Khususnya

Petani dan

Nelayan

Pemberdayaan

Ekonomi bagi

Masyarakat

Miskin

Khususnya

Petani dan

Nelayan

a. Kualitas SDM masih

rendah dan belum

cukup penguasaan

teknologi untuk peng-

olahan pasca panen

b. Berkurangnya luasan

lahan pertanian

akibat konversi lahan

ke non pertanian

c. Masih rendahnya

dan masih terbatas

nya ketersediaan

teknologi tepat

guna yang aplikatif

d. kondisi fasilitas

infra struktur

pertanian, subsidi

input perta-nian,

maupun alsintan yang

belum memadai

e. Lemahnya fungsi kelem-

bagaan di tingkat petani

f. Rendahnya posisi

tawar menawar

menyebabkan harga

di tingkat petani

dikendalikan oleh

tengkulak

g. Lemahnya permodalan

petani, terbatasnya

ketersediaan kredit

dari lembaga keuangan

pemerintah untuk

petani akibatnya petani

masih terperangkap

sistem ijon

a. SDM yang ber-

pendidikan tinggi

cenderung bekerja di

luar bidang pertanian

b. Pembangunan lebih

terpusat ke sektor

non pertanian

seperti industri, jasa

dan lain nya

c. Petani cenderung

lebih senang meng-

gunakan teknologi

konservatif dan

enggan meng-

gunakan teknologi

tepat guna

d. Masih kurangnya

fasilitas infrastruktur

pertanian, subsidi

input pertanian, mau

pun alsintan

e. Kurang adanya

pembinaan dari

pemerintah

f. Kurang terbukanya

akses/jaringan

pemasaran

g. Keterbatasan petani

dalam hal akses

modal usaha tani

a. Pemberian insentif

kepada petani oleh

pemerintah

sehingga meningkat

kan minat petani

b. Adanya dukungan

kebijakan dan komit-

men pemerintah

terkait perlindungan

lahan pertanian

c. Pemerintah berko-

mitmen untuk mem-

berikan arahan peng-

gunaan dan mem-

fasilitasi teknologi

tepat guna

d. Dukungan dan komit-

men pemerintah ter-

kait pembangunan

infrastruktur, penye-

diaan input dan

alsintan

e. Dukungan dan komit-

men pemerintah

terkait pembinaan

kelembagaan ting-

kat petani

f. Adanya kerjasama

petani, pemerintah

dengan investor

dan kemitraan

serta promosi

produk pertanain

g. Adanya kebijakan

pemerintah untuk

memfasilitasi pro-

gram kredit

pertanian

Tabel 3.2. Telaah Visi, Misi dan Program Kepala Daerah Terpilih 2017-2022

Page 10: PENDAHULUAN - Banten

III-6

3.3. Telaahan Renstra K/L

3.3.1. Visi, Misi, Tujuan, dan Sasaran Strategis

Dalam rangka mendukung visi kabinet kerja pemerintah yang mempunyai Visi “Terwujudnya

Indonesia yang Berdaulat, Mandiri dan Berkepribadian Berlandaskan Gotong Royong”, maka

Kementerian Pertanian menyusun Visi yang selaras, yakni :

3.3.1.1. Visi

“Terwujudnya Sistem Pertanian-Bioindustri Berkelanjutan yang Menghasilkan Beragam

Pangan Sehat dan Produk Bernilai Tambah Tinggi Berbasis Sumberdaya Lokal untuk

Kedaulatan Pangan dan Kesejahteraan Petani”

Telaah pokok-pokok Visi Kementerian Pertanian disajikan pada Tabel 3.3 dan Tabel 3.4.

3.3.1.2. Misi

Berdasarkan visi diatas maka misi dari Kementerian Pertanian adalah:

1. Mewujudkan kedaulatan pangan

2. Mewujudkan sistem pertanian bioindustri berkelanjutan.

3. Mewujudkan kesejahteraan petani.

4. Mewujudkan reformasi birokrasi.

3.3.1.3. Tujuan

Tujuan dari pembangunan pertanian periode 2015-2019 adalah

1. Meningkatkan ketersediaan dan diversifikasi untuk mewujudkan kedaulatan pangan.

2. Meningkatkan nilai tambah dan daya saing produk pangan dan pertanian.

3. Meningkatkan ketersediaan bahan baku bioindustri dan bioenergi

4. Meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan petani

5. Meningkatkan kualitas kinerja aparaturpemerintah bidang pertanian yang amanah dan

profesional

Page 11: PENDAHULUAN - Banten

III-7

3.3.1.4. Sasaran Strategis

Sasaran strategis pembangunan pertanian berdasarkan tujuan yang akan dicapai adalah:

1. Swasembada padi, jagung dan kedelai serta peningkatan produksi daging dan gula

2. Peningkatan diversifikasi pangan

3. Peningkatan komoditas bernilai tambah, berdaya saing dalam memenuhi pasar ekspor dan

substitusi impor

4. Penyediaan bahan baku bioindustri dan bioenergi

5. Peningkatan pendapatan keluarga petani

6. Akuntabilitas kinerja aparatur pemerintah yang baik

Tabel 3.3. Pokok-Pokok Visi Kementerian Pertanian

Pokok-pokok Visi Makna Visi

Sistem

pertanian

bioindustri

Menyediakan bahan baku industri dengan meningkatkan pemanfaatan

biomassa sebagai bagian upaya meningkatkan manfaat dan diversifikasi

produk turunan

Berkelanjutan Melanjutkan kebijakan, program dan kegiatan utama dari rencana strategis

sebelumnya, dengan memperhatikan aspek kelestarian daya dukung lahan

maupun lingkungan dan pengetahuan lokal sebagai faktor penting dalam

perhitungan efisiensi

Beragam Mengoptimalkan pemanfaatan keanekaragaman sumberdaya,

mengoptimal-kan peluang pasar, mengurangi potensi dampak resiko,

memenuhi meningkatnya preferensi konsumen akibat kenaikan

pendapatan dan selera

Pangan sehat Menyediakan produk yang aman, sehat dan halal

Produk bernilai

tambah tinggi

Menciptakan produk pertanian yang mensejahterakan pelaku/petani,

mendorong dihasilkannya aneka produk segar, produk olahan, produk

turunan, produk samping, produk ikutan dan limbah

Sumberdaya

Local

Mengoptimalkan pemanfaatan keunggulan kompetitif dan komparatif

wilayah dan komoditas, meningkatkan efisiensi

Kedaulatan

Pangan

Hak negara dan bangsa yang secara mandiri menentukan kebijakan pangan

yang menjamin hak atas Pangan bagi rakyat dan yang memberikan hak bagi

masyarakat untuk menentukan sistem pangan yang sesuai dengan potensi

sumber daya local

Kesejahteraan

Petani

Petani dan keluarganya hidup layak dari lahan dan usaha yang digelutinya

Page 12: PENDAHULUAN - Banten

III-8

VISI : Terwujudnya Sistem Pertanian-Bioindustri Berkelanjutan yang Menghasilkan Beragam Pangan Sehat dan Produk Bernilai Tambah Tinggi Berbasis Sumberdaya

Lokal untuk Kedaulatan Pangan dan Kesejahteraan Petani Misi Tujuan Permasalahan Faktor Penghambat Faktor Pendorong

a. Mewujudkan

Kedaulatan

Pangan

Meningkatkan

ketersediaan

dan diversifikasi

untuk

mewujudkan

kedaulatan

pangan

a. Berkurangnya luasan

lahan pertanian akibat

konversi lahan ke non

pertanian

b. Kesuburan tanah yang

rendah

c. Masih rendahnya dan

masih terbatasnya keter-

sediaan teknologi tepat

guna yang aplikatif

d. kondisi fasilitas infra

struktur pertanian,

subsidi input pertanian,

maupun alsintan yang

belum memadai

e. Belum optimalnya peng-

gunaan benih unggul

oleh petani, khususnya

kacang tanah dan

kedelai

f. Perubahan iklam global

(El-Nino dan El Nina)

g. Erosi dan perusakkan

daerah tangkapan air

h. Sarana dan prasarana

irigasi primer rusak dan

tidak berfungsi optimal

i. Petani belum mampu

mengatasi tingginya

intensitas serangan hama

penyakit

j. Penggunaan pupuk belum

berimbang dan sesuai

kebutuhan

k. Masyarakat petani masih

terfokus pada pengemba-

ngan tanaman pangan

khususnya padi, semen-

tara tanaman pertanian

lainya belum/tidak begitu

diperhatikan

a. Pembangunan lebih

terpusat ke sektor

non pertanian

seperti industri,

jasa dan lainnya

b. Pemupukan yang

kurang dan tidak

berimbang

c. Petani cenderung

lebih senang meng-

gunakan teknologi

konservatif dan

enggan menggunakan

teknologi tepat guna

d. Masih kurangnya

fasilitas infrastruktur

pertanian, subsidi

input pertanian,

maupun alsintan

e. Akses petani untuk

mendapatkan benih

unggul masih terbatas

f. Adanya anomali iklim

g. Bencana dan serangan

OPT

h. Terjadinya kelangkaan

pupuk dan akses

petani terhadap

pupuk terbatas

i. Tingginya konsumsi

masyarakat akan

beras sehingga daya

jual padi lebih tinggi

dibanding komoditi

pertanian lainnya

a. Adanya dukungan kebi-

jakan dan komitmen peme-

rintah terkait perlindu-

ngan lahan pertanian

b. Pemeliharaan dan per-

baikan kesuburan dan

produktivitas tanah

c. Pemerintah berkomit-

men untuk memberikan

arahan penggunaan dan

memfasilitasi teknologi

tepat guna

d. Dukungan dan komitmen

pemerintah terkait pem-

bangunan infrastruktur,

penyediaan input dan

alsintan

e. Adanya dukungan dan

komitmen dari pemerintah

untuk menyediakan benih

unggul

f. Kerjasama kementerian

pertanian dan BMKG

untuk mengantisipasi

anomali iklim

g. Pembuatan tim pengen-

dalian hama penyakit

serta pemerintah mem-

fasilitasi obat-obatan

pengendalian hama

penyakit yang bermutu

h. Pemerintah mengawasi

proses distribusi pupuk

subsidi hingga sampai ke

petani

i. Adanya sosialisasi

mengenai konsumsi

pangan lokal

Tabel 3.4. Telaah Visi, Misi Renstra K/L

Page 13: PENDAHULUAN - Banten

III-9

b. Mewujud-

kan sistem

pertanian

bioindustri

berkelanju

tan

a. Meningkat-

kan nilai

tambah dan

daya saing

produk

pangan dan

pertanian

a. Masih kurangnya

fasilitas teknologi

pasca panen di

tingkat petani

akibat harganya

tergolong mahal

b. Mayoritas petani

tidak sabar untuk

menjual hasil tani

nya akibat desakan

kebutuhan sehari-

hari

c. Masih kurangnya

fasilitas teknologi

penyimpanan di

tingkat petani

d. Kurang terbuka

nya akses/jaringan

pemasaran

a. Perlu adanya subsidi peme-

rintah terkait fasilitas

teknologi pasca panen

b. Adanya sosialisasi penyada-

ran dari pemerintah

kepada petani untuk tidak

menjual hasil taninya dalam

bentuk mentah (produk

primer)

c. Perlu adanya subsidi peme-

rintah terkait fasilitas

teknologi penyimpanan

d. Adanya kerjasama petani,

pemerintah dengan inves-

tor dan kemitraan serta

promosi produk pertanian

b. Meningkat-

kan keterse-

diaan bahan

baku

bioindustri

dan bioenergi

a. Masyarakat petani

masih banyak yang

menganggap limbah

pertanian merupa-

kan sesuatu yang

tidak terpakai lagi

dan dibuang

b. Temuan atau pene-

litian mengenai tekno-

logi dan inovasi ten-

tang limbah perta-

nian masih sedikit

a. Adanya sosialisasi untuk

masyarakat mengenai

manfaat limbah pertanian

b. Koordinasi pemerintah dan

lembaga penelitian/ pergu-

ruan tinggi untuk mencip-

takan suatu teknologi atau

inovasi mengenai peru-

bahan limbah pertanian

menjadi bioindustri dan

bioenergi

c. Mewujudkan

Kesejahteraan

Petani

a. Meningkat-

kan penda-

patan dan

kesejahteraan

petani

a. Akses petani ter-

hadap permodalan

sangat terbatas

b. Karena adanya

permainan harga

dari tengkulak

a. Peran dan dukungan lem-

baga keuangan yang optimal

untuk membantu keterba-

tasan permodalan petani

b. Rantai sistem tata niaga

yang pendek, petani

dapat menjual produk

nya kepada pembeli akhir

(end buyer) dengan rantai

penjualan yang pendek

dan dengan harga yang

memadai

Page 14: PENDAHULUAN - Banten

3.1.2.2. Tantangan dan Permasalahan Sub sistem Pasca Panen

Secara umum permasalahan pada sub sistem pasca panen dalah:

1. Kualitas SDM masih rendah dan

2. Terbatasnya komitmen agroindustri pasca pangan terhadap program berbagai

pengembangan SDM;

3. Wahana dan ketersediaan program-program pendidikan dan pelatihan profesional di bidang

agroindustri pasca panen masih terbatas/sedikit;

4. Ketersediaan dan aplikasi teknologi tepat guna masih rendah/terbatas;

5. Investasi dan permodalan masih terbatas;

6. Masih kurangnya kesadaran, kepedulian dan kepatuhan produsen dan konsumen tentang

mutu dan keamanan pangan;

7. Masih terbatasnya pembinaan terhadap pengembangan bidang agroindustri atau pasca

panen;

1. ta

2.

3. Belum diterapkannnya sistem standar mutu (Good Agricultural Practices (GAP), Good

Manufacturing Practices (GAP) Good Handling Practices (GHP) Good Distribution

Practices (GDP), Keamanan pangan (HACCP) serta Sanitary and Phytosanitary (SPS))

secara meluas untuk komoditi

1. yang l

III-10

d. Mewujudkan

reformasi

Birokrasi

a. Meningkat-

kan kualitas

kinerja apara-

tur pemerintah

bidang perta-

nian yang

amanah dan

professional

a. Kinerja aparatur pemerintah

dalam membangun pertanian

masih belum sepenuhnya

optimal

b. Lemahnya kerjasama dan

koordinasi antar lembaga/

instansi

a. Profesionalitas dan

kredibilitas aparatur

negara dalam memba-

ngun pertnian belum

optimal

b. Masih kurang harmonis

nya kerjasama antar

lembaga/intstansi terkait

pembangunan pertanian

a. Adanya optimalisasi

kinerja aparatur negara

dalam membangun

pertanian

b. Perlu diperkuat kerja

sama antar lembaga/

instansi

3.3.2. Arah Kebijakan dan Strategi Nasional Bidang Pertanian

Dalam rangka mewujudkan kemandirian ekonomi dengan menggerakkan sektor-sektor strategis

ekonomi domestik disusun 7 sub agenda prioritas sebagai berikut: (i) Peningkatan Kedaulatan

Pangan; (ii) Peningkatan Ketahanan Air; (iii) Peningkatan Kedaulatan Energi; (iv) Melestarikan

Sumber Daya Alam, Lingkungan Hidup dan Pengelolaan Bencana; (v) Pengembangan Ekonomi

Maritim dan Kelautan; (vi) Penguatan Sektor Keuangan; dan (vii) Penguatan Kapasitas Fiskal Negara.

Salah satu tugas bidang pertanian dalam agenda prioritas tersebut adalah peningkatan kedaulatan

pangan. Sesuai yang tertuang dalam RPJMN 2015-2019, arah kebijakan umum ketahanan pangan

adalah: (i) pemantapan ketahanan pangan menuju kemandirian pangan dengan peningkatan

produksi pangan pokok; (ii) stabilisasi harga bahan pangan; (iii) perbaikan kualitas konsumsi

pangan dan gizi masyarakat; (iv) mitigasi gangguan terhadap ketahanan pangan; serta (v)

peningkatan kesejahteraan pelaku usaha pangan terutama petani, nelayan, dan pembudidaya ikan.

Arah kebijakan pemantapan ketahanan pangan melalui peningkatan produksi pangan pokok

dilakukan dengan 4 strategi utama, sebagai berikut:

1. Peningkatan kapasitas produksi padi dalam negeri:

a. Secara bertahap mengamankan lahan padi beririgasi teknis didukung dengan pengendalian

konversi salah satunya melalui penetapan Kawasan Pertanian Pangan Berkelanjutan (KP2B)

diiringi dengan kebijakan harga serta perbaikan ketepatan sasaran subsidi berdasarkan

data petani. Perluasan sawah baru seluas 1 juta ha di luar Pulau Jawa;

b. Pemanfaatan lahan terlantar, lahan marjinal, lahan di kawasan transmigrasi, lahan

perkebunan, dan lahan bekas pertambangan untuk mendukung peningkatan produksi padi;

c. Peningkatan produktivitas dengan: (i) meningkatkan efektivitas dan ketersambungan

jaringan irigasi dan sumber air serta pembangunan jaringan baru, termasuk jaringan irigasi

untuk tambak ikan dan garam; (ii) revitalisasi penyuluhan sekaligus untuk meningkatkan

layanan dan penerapan teknologi serta perbaikan penentuan sasaran dukungan/subsidi

Page 15: PENDAHULUAN - Banten

III-11

produksi padi; (iii) revitalisasi sistem perbenihan nasional dan daerah yang melibatkan

lembaga litbang, produsen benih serta balai benih dan masyarakat penangkar termasuk

pengembangan 1.000 desa berdaulat benih; (iv) Pemulihan kualitas kesuburan lahan yang

air irigasinya tercemar oleh limbah industri dan rumah tangga;

d. Pengembangan produksi pangan oleh swasta dan korporasi terutama BUMN pangan;

e. Peningkatan teknologi melalui kebijakan penciptaan sistem inovasi nasionaldan pola

penanganan pasca panen dalam menugrangi susut panen dan kehilangan hasil.

f. Perlindungan kepada petani yang mengalami kegagalan panen melalui asuransi pertanian

sehingga petani dapat kembali melanjutkan kegiatan produksi pertanian dalam rangka

menuju tercapainya target produksi nasional.

2. Peningkatan produksi bahan pangan lainnya, dengan melakukan:

a. Pengamanan produksi gula konsumsi melalui: (i) peningkatan produktivitas dan

rendemen tebu masyarakat; (ii) revitalisasi pabrik gula yang ada; dan (iii) pembangunan

pabrik gula baru beserta perkebunan tebunya;

b. Peningkatan produksi daging sapi dan non sapi dalam negeri melalui: (i) penambahan

populasi bibit induk sapi dan inseminasi buatan; (ii) pengembangan kawasan peternakan

sapi dengan mendorong investasi swasta dan BUMN dan peternakan sapi rakyat termasuk

salah satunya melalui integrasi sapi-sawit; (iii) peningkatan kapasitas pusat-pusat

pembibitan ternak untuk menghasilkan bibit-bibit unggul, penambahan bibit induk sapi,

penyediaan pakan yang cukup dan pengembangan padang penggembalaan, serta

memperkuat sistem pelayanan kesehatan hewan nasional untuk pengendalian penyakit,

khususnya zoonozis; (iv) pengembangan produksi daging non sapi dengan meningkatkan

produktivitas melalui perbaikan bibit, pakan, dan kesehatan hewan;

c. Peningkatan produksi tanaman pangan lainnya, kebun, dan hortikultura berbasis sumber

daya lokal melalui peningkatan luas tanam termasuk di lahan kering seluas 1 juta ha di luar

Pulau Jawa dan Bali dan produktivitas tanaman pangan dan hortikultura terutama jagung,

kedelai, sagu, cabai, bawang yang adaptif terhadap kondisi iklim serta pengembangan

1.000 desa pertanian organik;

d. Peningkatan akses petani terhadap sumber-sumber pembiayaan dan penyempurnaan skim

kredit yang didukung Pemerintah melalui kemudahan prosedur bagi petani, penyediaan

jaminan resiko dan pembayaran subsidi bunga yang tepat waktu serta pendirian unit

perbankan atau lembaga pembiayaan untuk pertanian, UMKM dan Koperasi;

e. Peningkatan kemampuan petani, organisasi petani dan pola hubungan dengan pemerintah,

terutama pelibatan aktif perempuan petani/pekerja sebagai tulang punggung kedaulatan pangan;

Page 16: PENDAHULUAN - Banten

III-12

f. Penciptaan daya tarik sektor pertanian bagi petani/tenaga kerja muda melalui peningkatan

investasi dalam negeri di pedesaan terutama dalam industrialisasi dan mekanisasi pertanian;

g. Penciptaan inovasi teknologi untuk meningkatkan produktivitas komoditas pertanian

terutama melalui kerjasama antara swasta, Pemerintah dan Perguruan Tinggi;

h. Pengembangan kawasan sentra produksi komoditas unggulan yang diintegrasikan dengan

model pengembangan techno park dan science park, dan pasar tradisional serta terhubung

dengan tol laut;

i. Penguatan sistem keamanan pangan melalui perkaran-tinaan dan pengendalian zoonosis;

j. Pengembangan pola produksi ramah lingkungan dan sesuai perubahan iklim dengan

penerapan produksi organik, bibit spesifik lokal yang bernilai tinggi, pertanian hemat air

dan penggunaan pupuk organik.

3. Peningkatan produksi Perikanan, melalui:

a. Ekstensifikasi dan Intensifikasi Produksi Perikanan untuk Mendukung Ketahanan Pangan

dan Gizi

b. Penguatan Faktor Input dan Sarana Prasarana Pendukung Produksi,

c. Penguatan keamanan produk pangan perikanan

4. Peningkatan layanan jaringan irigasi, melalui:

a. Pembangunan jaringan irigasi baru khususnya di luar pulau Jawa dan peningkatan fungsi

jaringan irigasi, yang mempertimbangkan ketersediaan air dan kesiapan petani penggarap

dan pembudidaya ikan baik secara teknis maupun kultural;

b. Rehabilitasi 3 juta Ha jaringan irigasi rusak dan 50 bendungan terutama pada daerah utama

penghasil pangan dan mendorong keandalan jaringan irigasi kewenangan daerah melalui

penyediaan Dana Alokasi Khusus (DAK) maupun bantuan pengelolaan dari pemerintah pusat;

c. Optimalisasi layanan irigasi melalui operasi dan pemeliharaan jaringan irigasi;

d. Pembentukan manajer irigasi sebagai pengelola pada satuan daerah irigasi;

e. Peningkatan peranpetani secara langsung dalam perencanaan dan pelaksanaan pengelolaan

daerah irigasi termasuk operasi dan pemeliharaan seperti melalui sistem out-contracting;

f. Peningkatan efisiensi pemanfaatan air irigasi dengan teknologi pertanian hemat air seperti

System of Rice Intensification (SRI), penggunaan kembali air buangan dari sawah (water re-use),

dan pengembangan konsep pemanfaatan air limbah yang aman untuk pertanian (safe use of

wastewater in agriculture);

g. Internalisasi pengembangan dan pengelolaan sistem irigasi partisipatif (PPSIP) dalam

dokumen perencanaan daerah; dan

Page 17: PENDAHULUAN - Banten

III-13

h. Pengelolaan lahan rawa berkelanjutan melalui pengelolaan lahan rawa yang dapat

mendukung peningkatan produksi pangan secara berkelanjutan dengan meminimalkan

dampak negatif dari kegiatan pengelolaan tersebut terhadap kelestarian lingkungan hidup.

Arah Kebijakan Peningkatan Stabilisasi Harga Melalui Peningkatan Kualitas Distribusi Pangan

dan Aksesibilitas Masyarakat Terhadap Pangan dilakukan melalui :

1. Peningkatan kualitas distribusi: (i) Pembangunan gudang dengan fasilitas pengolahan pasca

panen di tiap sentra produksi; (ii) peningkatan penyediaan dan sinergi fasilitas transportasi

seperti penyediaan fasilitas kapal pengangkut ternak dan hasil pertanian lainnya, penguatan

sistem logistik nasional untuk input produksi dan produk pangan serta perikanan, termasuk

wilayah-wilayah terpencil; (iii) pengawasan gudang-gudang penyimpanan, pemantauan

perkembangan harga pangan dan pengendalian fluktuasi harga antara lain melalui operasi pasar;

(iv) pemetaan dan membangun ketersambungan rantai pasok komoditi hasil pertanian dengan

industri pangan diantaranya melalui pembangunan pasar dan memperkuat kelembagaan pasar; (v)

pengendalian atas impor pangan antara lain melalui pemberantasan terhadap “mafia” impor;

2. Peningkatan aksesibilitas pangan: (i) penguatan cadangan pangan pokok terutama beras, kedelai

dan gula; (ii) peningkatan peranan Perum Bulog atau BUMN Pangan untuk stabilisasi pasokan dan

harga pangan pokok; (iii) harmonisasi kebijakan impor bahan pangan terkait dengan stabilisasi

pasokan dan harga pangan; (iv) penyediaan dan penyaluran bahan pangan bersubsidi bagi

masyarakat yang kurang mampu; (v) mendorong peran Pemerintah daerah dalam pengembangan

cadangan pangan lokal, penyediaan pangan lokal bersubsidi, dan stabilisasi harga pangan.

Arah Kebijakan Perbaikan Kualitas Konsumsi Pangan dan Gizi Masyarakat, dilakukan melalui:

1. Penguatan advokasi terkait diversifikasi konsumsi: (i) diversifikasi penyediaan dan konsumsi

pangan non beras bermutu, sehat dan halal; (ii) pendidikan gizi seimbang untuk keluarga

melalui posyandu; (iii) peningkatan konsumsi protein hewan (daging dan telur); (iv)

Peningkatan konsumsi sayur dan buah serta peningkatan pemanfaatan lahan pekarangan

melalui pengembangan Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL), serta (v) peningkatan pola

konsumsi pangan masyarakat yang berbasis sumber daya dan budaya lokal;

2. Peningkatan Advokasi dan Konsumsi Makan Ikan: melalui (i) penguatan promosi, advokasi dan

kampanye publik untuk konsumsi ikan dan produk olahan berbasis ikan, melalui gerakan

ekonomi kuliner rakyat kreatif dari hasil laut, bazaar, lomba inovasi menu ikan, pengembangan

pusat promosi dan pemasaran hasil perikanan; (ii) peningkatan peran serta berbagai pemangku

kepentingan dalam upaya penggalakkan minat dan konsumsi makan ikan di masyarakat, (iii)

pengembangan sistem informasi produk perikanan dan harga ikan yang mudah diakses

masyarakat, (iv) pemenuhan ketersediaan komoditas perikanan yang berkualitas, mudah dan

terjangkau di masyarakat dalam rangka mendukung ketahanan pangan; (v) dan diversifikasi

konsumsi produk olahan perikanan;

Page 18: PENDAHULUAN - Banten

III-14

3. Peningkatan peran industri dan Pemerintah daerah dalam ketersediaan pangan beragam, aman,

dan bergizi: (i) peningkatan komposisi bahan pangan lokal dalam industri pangan; (ii)

pengembangan “beras” yang menggunakan bahan tepung-tepungan lokal non beras dan non

terigu didukung fortifikasi mikronutrien penting (misalnya vitamin A dan E, zat besi); (iii)

penguatan pengawasan peredaran bahan pangan berbahaya dalam rangka keamanan pangan.

Arah Kebijakan Mitigasi Gangguan Terhadap Ketahanan Pangan dilakukan terutama meng-

antisipasi bencana alam dan dampak perubahan iklim dan serangan organisme tanaman dan

penyakit hewan, melalui:

1. Penyediaan dan penyaluran bantuan input produksi bagi petani dan pembudidaya ikan yang

terkena puso atau banjir serta kompensasi bagi nelayan yang terkena dampak ekstrim

perubahan iklim;

2. Pelaksanaan dan pengembangan instrumen asuransi pertanian untuk petani dan nelayan yang

diawali dengan pilot project;

3. Pengembangan benih unggul tanaman pangan dan jenis/varietas ikan yang mampu beradaptasi

terhadap perubahan iklim dan penerapan kalender tanam; dan

4. Perluasan penggunaan teknologi budidaya pertanian dan perikanan yang adaptif terhadap

perubahan iklim.

Arah Kebijakan Peningkatan kesejahteraan pelaku utama penghasil bahan pangan, dilakukan melalui:

1. Perlindungan petani melalui penyediaan dan penyempurnaan sistem penyaluran subsidi input,

pengamanan harga produk hasil pertanian di tingkat petani dan pengurangan beban resiko

usaha tani;

2. Pemberdayaan petani, nelayan, pembudidaya ikan, dan petambak garam melalui pendataan

usaha petani, peningkatan keterampilan, dan akses terhadap sumber-sumber permodalan;

3. Peningkatan akses dan aset petani,nelayan, pembudidaya ikan, dan petambak garam terhadap

lahan melalui distribusi hak atas tanah petani dengan land reform dan program penguasaan lahan

untuk pertanian terutama bagi petani gurem dan buruh tani.

3.3.3. Arah Kebijakan dan Strategi Kementerian Pertanian

Visi pembangunan dalam RPJM 2015-2019 adalah “Terwujudnya Indonesia yang Berdaulat,

Mandiri dan Berkepribadian Berlandaskan Gotong Royong”. Visi tersebut dijabarkan menjadi

Tujuh Misi serta Sembilan Agenda Prioritas (NAWA CITA). Dalam aspek ideologi, PANCASILA 1

JUNI 1945 dan TRISAKTI menjadi ideologi bangsa sebagai penggerak, pemersatu perjuangan, dan

sebagai bintang pengarah.

Page 19: PENDAHULUAN - Banten

III-15

Berdasarkan dari Sembilan Agenda Prioritas (Nawa Cita), maka agenda prioritas di bidang

pertanian terdiri dari dua hal, yaitu: (1) Peningkatan Agroindustri, dan (2) Peningkatan

Kedaulatan Pangan.

Peningkatan Agroindustri, sebagai bagian dari agenda 6 Nawa Cita (Meningkatkan produktivitas

rakyat dan daya saing di pasar internasional). Sasaran dari peningkatan agroindustri adalah:

a. meningkatnya PDB Industri Pengolahan Makanan dan Minuman serta produksi komoditas

andalan ekspor dan komoditas prospektif,

b. meningkatnya jumlah sertifikasi untuk produk pertanian yang diekspor, dan

c. berkembangnya agroindustri terutama di perdesaan.

Komoditi yang menjadi fokus dalam peningkatan agroindustri diantaranya kelapa sawit, karet,

kakao, teh, kopi, kelapa, mangga, nenas, manggis, salak, kentang. Untuk mencapai sasaran pokok

peningkatan nilai tambah dan daya saing komoditi pertanian yang telah ditetapkan tersebut, maka

arah kebijakan difokuskan pada: (1) peningkatan produktivitas dan mutu hasil pertanian komoditi

andalan ekspor, potensial untuk ekspor dan substitusi impor; dan (2) mendorong pengembangan

industri pengolahan terutama di perdesaan serta peningkatan ekspor hasil pertanian. Untuk itu

strategi yang akan dilakukan meliputi:

a. Revitalisasi perkebunan dan hortikultura rakyat,

b. Peningkatan mutu, pengembangan standardisasi mutu hasil pertanian dan peningkatan

kualitas pelayanan karantina dan pengawasan keamanan hayati,

b. Pengembangan agroindustri perdesaan,

c. Penguatan kemitraan antara petani dengan pelaku/pengusaha pengolahan dan pemasaran,

d. Peningkatan aksesibilitas petani terhadap teknologi, sumbersumberpembiayaan serta

informasi pasar dan akses pasar

e. Akselerasi ekspor untuk komoditas-komoditas unggulanserta komoditas prospektif.

Dalam rangka mencapai tujuan dan sasaranmaka Kementerian Pertanian menyusun dan

melaksanakan Tujuh Strategi Utama Penguatan Pembangunan Pertanian untuk Kedaulatan

Pangan (P3KP) sebagai berikut:

1. Peningkatan ketersediaan dan pemanfaatan lahan

2. Peningkatan infrastruktur dan sarana pertanian

3. Pengembangan dan perluasan logistik benih/bibit

4. Penguatan kelembagaan petani

5. Pengembangan dan penguatan pembiayaan pertanian

6. Pengembangan dan penguatan bioindustri dan bioenergi

7. Penguatan jaringan pasar produk pertanian

Page 20: PENDAHULUAN - Banten

III-16

Selain tujuh strategi utama, terdapat Sembilan Strategi Pendukung sebagai berikut :

1. Penguatan dan peningkatan kapasitas SDM pertanian

2. Peningkatan dukungan perkarantinaan

3. Peningkatan dukungan inovasi dan teknologi

4. Pelayanan informasi publik

5. Pengelolaan regulasi

6. Pengelolaan teknologi informasi dan komunikasi

7. Pengelolaan perencanaan

8. Penataan dan penguatan organisasi

9. Pengelolaan sistem pengawasan

3.4. Telaah Rencana Tata Ruang Wilayah dan Kajian Lingkungan Hidup Strategis

3.4.1. Telaah Rencana Tata Ruang Wilayah

Wilayah adalah ruang yang merupakan kesatuan geografis beserta segenap unsur terkait yang batas

dan sistemnya ditentukan berdasarkan aspek administratif dan/atau aspek fungsional. Wilayah Kerja

Pembangunan yang selanjutnya disingkat WKP adalah suatu strategi perangkaan perwilayahan dalam

rangka mewujudkan tujuan dan sasaran pembangunan daerah jangka panjang melalui pengembangan

potensi ungulan daerah secara menyeluruh, terarah, dan terpadu, yang memungkinkan terjadinya

penyebarluasan pembangunan dan hasil-hasilnya ke seluruh pelosok Provinsi Banten.

Perencanaan Tata Ruang adalah suatu proses untuk menentukan struktur ruang dan pola ruang

yang meliputi penyusunan dan penetapan rencana tata ruang. Struktur Ruang adalah susunan

pusat-pusat permukiman dan sistem jaringan prasarana dan sarana yang berfungsi sebagai

pendukung kegiatan sosial ekonomi masyarakat yang secara hierarkis memiliki hubungan

fungsional. Rencana Pola Ruang adalah rencana distribusi peruntukan ruang wilayah daerah yang

meliputi peruntukan ruang untuk fungsi lindung dan budi daya sampai dengan akhir masa

berlakunya RTRW Provinsi Banten yang memberikan gambaran pemanfaatan ruang wilayah

daerah hingga 20 (dua puluh) tahun mendatang;

Lingkup Wilayah RTRW Provinsi Banten merupakan wilayah Daerah seluas 966.292,00 (sembilan

ratus enam puluh enam ribu dua ratus sembilan puluh dua koma nol nol) hektar yang terdiri atas:

a. WKP I meliputi Kabupaten Tangerang, Kota Tangerang, dan Kota Tangerang Selatan;

b. WKP II meliputi Kabupaten Serang, Kota Serang, dan Kota Cilegon; dan

c. WKP III meliputi Kabupaten Pandeglang dan Kabupaten Lebak.

Page 21: PENDAHULUAN - Banten

III-17

Sedangkan arahan fungsi dan peranan ketiga WKP tersebut meliputi:

a. WKP I diarahkan untuk pengembangan kegiatan industri, jasa, perdagangan, pertanian,

permukiman atau perumahan, dan pendidikan;

b. WKP II diarahkan untuk pengembangan kegiatan pemerintahan, pendidikan, kehutanan,

pertanian, industri, pariwisata, jasa, perdagangan, dan pertambangan; dan

c. WKP III diarahkan untuk pengembangan kegiatan kehutanan, pertanian, pertambangan,

pariwisata, kelautan, perikanan, industri dan perkebunan.

Beberapa kawasan dan pengertiannya yang terkait dengan pengembangan dan pembangunan sektor

pertanian di Provinsi Banten adalah:

• Kawasan adalah wilayah yang memiliki fungsi utama lindung atau budidaya;

• Kawasan Perdesaan adalah wilayah yang mempunyai kegiatan utama pertanian, termasuk

pengelolaan sumber daya alam dengan susunan fungsi kawasan sebagai tempat permukiman

perdesaan, pelayanan jasa pemerintahan, pelayanan sosial, dan kegiatan ekonomi;

• Kawasan Perkotaan adalah wilayah yang mempunyai kegiatan utama bukan pertanian dengan

susunan fungsi kawasan sebagai tempat permukiman perkotaan, pemusatan dan distribusi

pelayanan jasa pemerintahan, pelayanan sosial, dan kegiatan ekonomi;

• Kawasan Budi Daya adalah wilayah yang ditetapkan dengan fungsi utama untuk dibudi

dayakan atas dasar kondisi dan potensi sumber daya alam, sumber daya manusia, dan sumber

daya buatan;

• Kawasan Strategis Provinsi adalah wilayah yang penataan ruangnya diprioritaskan karena

mempunyai pengaruh sangat penting dalam lingkup Daerah terhadap ekonomi, sosial, budaya,

dan/atau lingkungan;

• Kawasan Strategis Nasional adalah wilayah yang penataan ruangnya diprioritaskan karena

mempunyai pengaruh sangat penting secara nasional terhadap kedaulatan negara, pertahanan dan

keamanan negara, ekonomi, sosial, budaya, dan/atau lingkungan, termasuk wilayah yang telah

ditetapkan sebagai warisan dunia;

• Wilayah Pesisir adalah daerah peralihan antara ekosistem darat dan laut yang dipengaruhi oleh

perubahan di darat dan laut;

• Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan yang selanjutnya disingkat LP2B adalah bidang lahan

pertanian yang ditetapkan untuk dilindungi dan dikembangkan secara konsisten guna menghasilkan

pangan pokok bagi kemandirian, ketahanan, dan kedaulatan pangan nasional;

Kebijakan pembangunan kewilayahan di Banten tentu tidak terlepas dari kebijakan kewilayahan

yang telah ditetapkan oleh Pemerintah. Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008

Page 22: PENDAHULUAN - Banten

III-18

tentang RTRW Nasional, Pemerintah telah menetapkan Kawasan Strategis Nasional di Banten,

yaitu :

1. Kawasan Strategis Nasional Selat Sunda dan Kawasan Strategis Taman Nasional Ujung

Kulon;

2. Kawasan Strategis Nasional Jabodetabekpunjur di wilayah Provinsi Banten meliputi Kota

Tangerang, Kota Tangerang Selatan dan Kabupaten Tangerang.

Kawasan Strategis dari sudut kepentingan Fungsi dan Daya Dukung Lingkungan Hidup

a) Kawasan strategis nasional meliputi Taman Nasional Ujung Kulon di Kabupaten Pandeglang;

b) Kawasan strategis provinsi meliputi:

• Cagar Alam Rawa Danau (kurang lebih 2.500 Ha) di Kabupaten Serang;

• Cagar Alam Gunung Tukung Gede (kurang lebih 1.700 Ha) di Kabupaten Serang;

• Kawasan AKARSARI (Gunung Aseupan, Gunung Karang, dan Gunung Pulosari) di

Kabupaten Serang dan Kabupaten Pandeglang;

• Kawasan Penyangga Bandar Udara Soekarno-Hatta.

Adapun Kawasan Strategis dari sudut kepentingan yang terkait dengan bendungan:

a) Bendungan Pasir Kopo di Kabupaten Lebak;

b) Bendungan Cilawang di Kabupaten Lebak;

c) Bendungan Tanjung di Kabupaten Lebak;

d) Bendung Ranca Sumur di Kabupaten Tangerang;

e) Bendung Ciliman di Kabupaten Lebak;

f) Bendungan Sindang Heula di Kabupaten Serang;

g) Bendung Pamarayan di Kabupaten Serang;

h) Waduk Krenceng di Kota Cilegon;

i) Puspiptek di Kota Tangerang Selatan.

Di samping penanganan kawasan strategis cepat tumbuh, di Provinsi Banten masih terdapat 2 (dua)

kabupaten tertinggal sebagaimana tertuang dalam Kepmeneg PDT Nomor 001/Kep/M-

PDT/II/2005 tentang Strategi Nasional Pembangunan Daerah Tertinggal. Di wilayah selatan

Provinsi Banten terdapat sebanyak 40 Kecamatan 289 desa tertinggal yang tersebar pada:

1) Kabupaten Pandeglang terdapat 141 desa tertinggal dari 335 desa/kelurahan, di 12 kecamatan dari

35 kecamatan,

2) Kabupaten Lebak terdapat 148 desa tertinggal dari 345 desa/kelurahan, di 28 kecamatan.

Page 23: PENDAHULUAN - Banten

III-19

Fokus pembangunan wilayah dan kawasan pada tahun 2017-2022 akan diarahkan pada

pengembangan kawasan strategis nasional, provinsi dan kabupaten/kota. Sinergi pembangunan pusat

dan daerah dengan membagi peran strategis pembangunan kewilayahan dan memperhatikan

kebutuhan kawasan yang secara fungsional dapat berperan mendorong pertumbuhan ekonomi bagi

kawasan itu sendiri dan kawasan sekitarnya. Secara umum, kebijakan pembangunan kewilayahan pada

RPJMD ini adalah sebagai berikut:

1) Pemerataan pembangunan melalui pengembangan wilayah yang terencana dan terintegrasi

dengan seluruh pembangunan sektor dan tertuang dalam suatu rencana tata ruang.

Selanjutnya encana tata ruang tersebut digunakan sebagai acuan kebijakan spasial bagi

pembangunan di setiap sektor agar pemanfaatan ruang dapat sinergis, serasi dan

berkelanjutan;

2) Percepatan pembangunan wilayah tertinggal agar ketertinggalan wilayah tersebut tidak

terlalu besar bahkan dapat sejajar dengan wilayah lain yang telah lebih dulu berkembang.

Untuk itu akan dilakukan percepatan pembangunan wilayah tertinggal melalui pendekatan

peningkatan manusianya maupun sarana dan prasarananya;

3) Keseimbangan pembangunan hulu-hilir perkotaan dan perdesaan melalui keterkaitan

kegiatan ekonomi antara perkotaan dan perdesaan. Pembangunan perkotaan diarahkan

agar dapat menjadi pusat koleksi dan distribusi hasil produksi di wilayah perdesaan.

Sedangkan pembangunan perdesaan diarahkan pada pengembangan desa-desa pusat

pertumbuhan yang akan menjadi pusat produksi agroindustri/agropolitan dan sektor

lainnya sesuai dengan ketersediaan tenaga kerja, peningkatan sumber daya manusia di

perdesaan khususnya dalam pengelolaan dan pemanfaatan sumber daya.;

4) Pengembangan kawasan pusat pertumbuhan guna menciptakan sinergitas dan integrasi

wilayah serta efektivitas dalam pengelolaannya, khususnya di kawasan metropolitan dan

pengembangan Kawasan Strategis Nasional dan Kawasan Strategis Provinsi. Kerjasama antar

daerah diarahkan dalam rangka efisiensi pelayanan publik maupun pembangunan lainnya

melalui kerjasama pembiayaan, ataupun pemeliharaan dan pengelolaan sarana dan prasarana

sehingga dapat berbagi manfaat diantara daerah yang bekerjasama;

5) Kerjasama pembangunan antar daerah merupakan salah satu unsur perekat hubungan

antar daerah Provinsi dan Kabupaten/Kota, dengan menggalang kerjasama dapat

disepakati kebijakan bersama dalam penyelesaian masalah antar daerah, mengantisipasi

konflik antar daerah dan meningkatkan pembangunan bersama bagi peningkatan

kesejahteraan masyarakat.

Page 24: PENDAHULUAN - Banten

III-20

Sedangkan terkait dengan berbagai kerjasama untuk pembangunan daerah mencakup :

a) Kerjasama Pembangunan Antar Daerah

• Kerjasama Pembangunan Wilayah Perbatasan (Musrenbangtas) Banten – Jawa Barat

• Kerjasama Pembangunan Wilayah Perbatasan (Rakortas) Banten – Lampung

• Kerjasama Pembangunan Antar Daerah Jabodetabekjur

• Kerjasama Pembangunan Antar Daerah Mitra Praja Utama (MPU)

b) Kerjasama Pembangunan Kabupaten/Kota di Provinsi Banten mencakup kawasan perkotaan,

kawasan andalan dan kawasan strategis.

c) Kerjasama Pembangunan Strategis di Provinsi Banten dengan pola kerjasama pemerintah dan `swasta.

• Bandara Banten Selatan, Kecamatan Panimbang Kabupaten Pandeglang

• WTP Bendungan Sindang Heula, Kecamatan Pabuaran Kabupaten Serang

• Penyediaan Air Bersih Bendungan Karian pada Kecamatan Sajira, Kecamatan Cimarga,

Kecamatan Maja dan Kecamatan Rangkasbitung

• Pelabuhan Bojonegara, Kabupaten Serang ;

• Rencana Jalan Tol Serang Panimbang

Sedangkan menurut Peraturan Daerah Nomor 2 Tahun 2011 tentang RTRW Provinsi Banten

Tahun 2010-2030 memuat Kawasan Strategis Provinsi Banten. Mengacu pada Permen Nomor 29

Tahun 2008 tentang Kawasan Strategis Cepat Tumbuh (KSCT) Pemerintah Daerah melakukan

pengembangan kawasan strategis cepat tumbuh yang merupakan bagian dari kawasan strategis

yang meliputi:

a) Kawasan agropolitan terpadu (termasuk agrowisata);

• Kabupaten Tangerang;

• Kabupaten Serang;

• Kabupaten Lebak;

• Kabupaten Pandeglang;

b) Kawasan agropolitan lainnya yang disepakati bersama.

c) Kawasan pesisir dan pulau-pulau kecil;

• Kabupaten Tangerang,

• Kabupaten Serang,

• Kabupaten Pandeglang,

• Kabupaten Lebak

• Kota Cilegon.

• Kota Serang.

Page 25: PENDAHULUAN - Banten

III-21

Pola ruang Kawasan Budi Daya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 40 huruf b Raperda RTRW

Provinsi Banten dengan luas lebih kurang 672.145,28 (enam ratus tujuh puluh dua ribu seratus

empat puluh lima dua delapan) hektar, meliputi :

a. Kawasan peruntukan hutan produksi;

b. Kawasan peruntukan pertanian;

c. Kawasan peruntukan perkebunan;

d. Kawasan peruntukan perikanan;

e. Kawasan peruntukan pertambangan;

f. Kawasan peruntukan industri;

g. Kawasan peruntukan pariwisata;

h. Kawasan peruntukan permukiman; dan

i. Kawasan peruntukan lainnya.

Lebih lanjut, pola ruang kawasan peruntukan pertanian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 47

ayat (1) huruf b pada Raperda RTRW Provinsi Banten meliputi;

(1). Kawasan budi daya tanaman pangan diarahkan di Kabupaten Pandeglang, Kabupaten Lebak,

Kabupaten Serang, Kabupaten Tangerang, Kota Serang dan Kota Cilegon seluas lebih kurang 196.482

(seratus sembilan puluh enam ribu empat ratus delapan puluh dua) hektar;

(2). Kawasan budi daya hortikultura diarahkan di wilayah:

a. Kabupaten Serang;

b. Kabupaten Tangerang;

c. Kabupaten Pandeglang;

d. Kabupaten Lebak; dan

e. Kota Tangerang Selatan.

(3). Kawasan budi daya peternakan diarahkan di wilayah:

a. Kabupaten Serang;

b. Kabupaten Tangerang;

c. Kabupaten Pandeglang;

d. Kabupaten Lebak; dan

e. Kota Serang;

(4). Kawasan Pertanian Pangan Berkelanjutan (P2B) terdiri dari Lahan Pertanian Pangan

Berkelanjutan (LP2B) dan lahan cadangan di Daerah;

(5). Kawasan agropolitan diarahkan di wilayah:

a. Kabupaten Serang;

b. Kabupaten Pandeglang;

Page 26: PENDAHULUAN - Banten

III-22

c. Kabupaten Lebak; dan

d. Kabupaten Tangerang.

(6). Kawasan Sistem Pertanian Terpadu diarahkan di wilayah Kota Serang;

(7). Kawasan peruntukan perkebunan meliputi kawasan budidaya lahan kering seluas lebih

kurang 177.433,35 (seratus tujuh puluh tujuh ribu empat ratus tiga puluh tiga tiga lima)

hektar yang diarahkan di wilayah:

a. Kabupaten Serang;

b. Kota Serang;

c. Kabupaten Tangerang;

d. Dihapus;

e. Dihapus;

f. Kabupaten Pandeglang;

g. Kabupaten Lebak; dan

h. Dihapus.

Pada zonasi sistem jaringan energi dan zonasi sistem sumber daya air sebagaimana dimaksud

dalam Pasal 92 ayat (2) Raperda RTRW Provinsi Banten masih diijinkan untuk pengembangan

pertanian dan RTH asalkan di luar zona inti.

Indikasi arahan peraturan zonasi kawasan budidaya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 92 ayat (2)

huruf g Raperda RTRW Provinsi Banten meliputi:

(1) Indikasi arahan peraturan zonasi untuk kawasan peruntukan pertanian meliputi:

a. diizinkan untuk aktivitas pendukung pertanian;

b. diizinkan untuk mendirikan rumah tunggal dengan syarat tidak mengganggu fungsi pertanian

dengan intensitas bangunan berkepadatan rendah;

c. larangan mendirikan bangunan pada kawasan sawah irigasi yang terkena saluran irigasi;

d. larangan aktivitas budi daya yang mengurangi luas kawasan sawah irigasi, kecuali untuk

jaringan prasarana utama dan kepentingan umum sesuai dengan peraturan peundang-

undangan;

e. larangan aktivitas budidaya yang mengurangi atau merusak fungsi lahan dan kualitas tanah

untuk pertanian;

f. penyelenggaraan bangunan pengolahan hasil pertanian, dan balai pelatihan teknis nelayan;

g. pengembangan sarana dan prasarna pengembangan produk pertanian;

h. pengembangan saluran irigasi;

i. pengembangan waduk dan embung;

Page 27: PENDAHULUAN - Banten

III-23

j. pengembangan lumbung desa modern; dan

k. saluran irigasi tidak boleh disatukan dengan drainase dan tidak boleh diputus.

(2) Indikasi arahan peraturan zonasi untuk kawasan LP2B meliputi:

a. diizinkan untuk aktivitas pendukung budi daya di LP2B;

b. diizinkan untuk mendirikan rumah tunggal dengan syarat tidak mengganggu fungsi LP2B

dengan intensitas bangunan berkepadatan rendah;

c. larangan mendirikan bangunan pada kawasan LP2B;

d. larangan aktivitas budi daya yang mengurangi luas kawasan LP2B, kecuali untuk jaringan

prasarana utama dan kepentingan umum sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-

undangan yang berlaku;

e. larangan aktivitas budi daya yang mengurangi atau merusak fungsi lahan dan kualitas

tanah untuk LP2B;

f. pengembangan sarana dan prasarna pengembangan produk pertanian;

g. pengembangan saluran irigasi; dan

h. pengembangan waduk dan embung

(3) Indikasi arahan peraturan zonasi untuk kawasan peruntukan perkebunan meliputi:

a. diizinkan untuk mendirikan perumahan dengan syarat tidak mengganggu fungsi

perkebunan;

b. diizinkan untuk aktivitas pendukung perkebunan, misalnya penyelenggaraan aktivitas

pembenihan; dan

c. larangan aktivitas budi daya yang mengurangi atau merusak fungsi lahan dan kualitas

tanah untuk perkebunan.

Terkait rencana pembangunan sarana dan prasarana pendukung untuk pembangunan pertanian adalah

sebagai berikut:

(1) Rencana pengembangan sistem jaringan sumber daya air sebagaimana dimaksud dalam Pasal

27 huruf c diarahkan untuk mendukung air baku dengan mengoptimalkan peruntukan sumber

air permukaan dan sumber air tanah.

(2) Rencana pengembangan sistem jaringan sumber daya air meliputi:

a. Pengembangan Bendungan Karian di Kabupaten Lebak;

b. Pengembangan Bendungan Sindangheula di Kabupaten Serang dan Kota Serang;

c. Pengembangan Bendungan Cidanau di Kabupaten Serang;

d. Pengembangan Bendungan Pasir Kopo di Kabupaten Lebak;

e. Pengembangan Bendung Ciliman di Kabupaten Lebak;

Page 28: PENDAHULUAN - Banten

III-24

f. Pengembangan Bendung Cibaliung di Kabupaten Pandeglang;

g. Pengembangan Bendung Pamarayan di Kabupaten Serang;

h. Pengembangan Bendung Ranca Sumur di Kabupaten Tangerang;

i. Pengembangan Bendung Pasar Baru di Kota Tangerang;

j. Pengembangan Bendung Cisadane Pintu Sepuluh di Kota Tangerang;

k. Pemeliharaan CAT Rawa Danau di Serang-Pandeglang;

l. Pemeliharaan CAT Serang-Tangerang;

m. Pemeliharaan CAT Labuhan;

n. Pemeliharaan CAT Malimping;

o. Pemeliharaan CAT Jakarta;

p. Pemeliharaan situ, waduk, danau, dan rawa yang terdapat di Kabupaten Lebak,

Kabupaten Pandeglang, Kabupaten Serang, Kabupaten Tangerang, Kota Tangerang, Kota

Tangerang Selatan, dan Kota Cilegon sebagai kolam penyimpanan;

q. Pengembangan sumber air baku dari aliran sungai di Daerah dengan mempertimbangkan

daya dukung sumberdaya air;

r. Pembangunan infrastruktur pengendalian banjir di wilayah Provinsi Banten; dan

s. Pemanfaatan air laut sebagai sumber air bersih di seluruh wilayah Provinsi Banten.

(1) Pengelolaan daerah irigasi di Daerah seluas lebih kurang 30.666 (tiga puluh ribu enam ratus

enam puluh enam) hektar diarahkan untuk kebutuhan pertanian terdiri atas:

a. Daerah Irigasi Cicinta di Kabupaten Serang dan Kabupaten Lebak, seluas lebih kurang

1.334 (seribu tiga ratus tiga puluh empat) hektar;

b. Daerah Irigasi Cibanten di Kota Serang, seluas lebih kurang 1.289 (seribu dua ratus

delapan puluh sembilan) hektar;

c. Daerah Irigasi Cipari/Ciwuni di Kabupaten Serang, seluas lebih kurang 1.644 (seribu enam

ratus empat puluh empat) hektar;

d. Daerah Irigasi Cisangu Atas di Kabupaten Serang dan Kabupaten Lebak, seluas lebih

kurang 446 (empat ratus empat puluh enam) hektar;

e. Daerah Irigasi Cisangu Bawah di Kabupaten Serang, seluas lebih kurang 1.436 (seribu

empat ratus tiga puluh enam) hektar;

f. Daerah Irigasi Ciwaka Bawah di Kabupaten Serang dan Kota Serang, seluas lebih kurang

1.210 (seribu dua ratus sepuluh) hektar;

g. Dihapus;

h. Daerah Irigasi Cisata di Kabupaten Pandeglang, seluas lebih kurang 2.112 (dua ribu

seratus dua belas) hektar;

Page 29: PENDAHULUAN - Banten

III-25

i. Daerah Irigasi Pasir Eurih di Kabupaten Pandeglang, seluas lebih kurang 1.245 (seribu

dua ratus empat puluh lima) hektar;

j. Daerah Irigasi Cilemer di Kabupaten Pandeglangdan Kabupaten Lebak, seluas lebih

kurang 2.672 (dua ribu enam ratus tujuh puluh dua) hektar;

k. Daerah Irigasi Cibinuangeun di Kabupaten Lebak, seluas lebih kurang 2.570 (dua ribu

lima ratus tujuh puluh ribu) hektar;

l. Daerah Irigasi Cikoncang di Kabupaten Lebak, seluas lebih kurang 1.805 (seribu delapan

ratus lima) hektar;

m. Daerah Irigasi Cilangkahan I di Kabupaten Lebak, seluas lebih kurang 1.798 (seribu tujuh

ratus sembilan puluh delapan) hektar;

n. Daerah Irigasi Kadugenep di Kabupaten Pandeglang dan Kabupaten Serang, seluas lebih

kurang 200 (dua ratus) hektar;

o. Daerah Irigasi Cikarang Udik di Kabupaten Serang dan Kota Serang, seluas lebih kurang

200 (dua ratus) hektar;

p. Daerah Irigasi Cihara di Kabupaten Lebak, seluas lebih kurang 2000 (dua ribu) hektar;

q. Daerah Irigasi Cikamunding I di Kabupaten Lebak, seluas lebih kurang 1700 (seribu

tujuh ratus) hektar;

r. Daerah Irigasi Cikamunding II di Kabupaten Lebak, seluas lebih kurang 1030 (seribu tiga

puluh) hektar;

s. Daerah Irigasi Cimanyangray di Kabupaten Lebak, seluas lebih kurang 1500 (seribu lima

ratus) hektar;

t. Daerah Irigasi Cipalabuh di Kabupaten Lebak, seluas lebih kurang 1020 (seribu dua

puluh) hektar;

u. Daerah Irigasi Cisiih di Kabupaten Lebak, seluas lebih kurang 1000 (seribu) hektar;

v. Daerah Irigasi Cikalumpang di Kabupaten Serang, seluas lebih kurang 1000 (seribu)

hektar;

(2) Pembangunan atau peningkatan Jaringan Irigasi D.I. Cisadane;

(3) Rehabilitasi Jaringan Irigasi Teluk Lada;

(4) Rehabilitasi Daerah Irigasi Kedung Ingasi seluas lebih kurang 50 (Lima Puluh Ribu) Ha di

Kota Cilegon; dan

(5) Rehabilitasi Daerah Irigasi Cikalong seluas lebih kurang 150 (Seratus Lima Puluh Ribu) Ha di

Kota Cilegon.

Page 30: PENDAHULUAN - Banten

III-26

3.4.2. Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHK)

Aspek lingkungan dalam penataan wilayah dan pembangunan pertanian sangat penting, meskipun

peraturan penataan ruang telah memasukkan unsur-unsur pengelolaan lingkungan dalam aturan dan

petunjuk pelaksanaan penataan ruang tetapi belum mampu diaplikasikan mengingat beragamnya

kondisi yang ada di setiap wilayah Indonesia.

Wilayah pantai, rawa, dataran rendah, perbukitan dan wilayah pegunungan yang memiliki kondisi

dan daya dukung yang berbeda akan memiliki cara berbeda dalam rangka melakukan upaya

penyelamatan lingkungan menuju pembangunan yang berkelanjutan. Perbedaan ini hanya bisa

dilakukan dengan melakukan perencanaan ruang dengan mengaplikasikan KLHS. UU No 32

Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup mengamanatkan

penerapan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) di seluruh bidang atau sektor. Pemerintah

dan pemerintah daerah wajib membuat KLHS untuk memastikan bahwa prinsip pembangunan

berkelanjutan telah menjadi dasar dan terintegrasi dalam pembangunan suatu wilayah dan/atau

kebijakan, rencana, dan/atau program. Selanjutnya KLHS secara detail terdapat Permen LH No 9

tahun 2011 mengenai Pedoman KLHS. Permen ini menjadi pedoman dalam penyusunan KLHS,

meskipun secara detail masih harus diperjelas lagi mengenai aspek-aspek teknis dan metode dalam

penyusunan KLHS.

Beberapa isu strategis untuk pembangunan dan pengembangan sektor pertanian di Provinsi

Banten yang erat kaitannya dengan KLHS, diantaranya adalah:

1. Pencegahan terjadinya degradasi tanah yang dapat menurunkan kesuburan tanah,

produktivitas tanah dan fungsi tanah akibat dari penggunaan tanah yang tidak sesuai dengan

kemampuannya, pengolahan tanah yang salah, pemupukan yang salah, dan erosi atau

pengikisan tanah oleh aliran permukaan. Pencegahan terhadap degradasi tanah dapat dilakukan

melalui: 1) penggunaan tanah sesuai dengan kelas kemampuan lahan, 2) pengolahan tanah

konservasi, 3) pemupukan berimbang dan penggunaan pupuk organik, 4) penggunaan teknik

konservasi tanah dan air, khususnya pada tanah berlereng curam (lebih besar 8 persen),

2. Perbaikan kualitas dan peningkatan produktivitas tanah pertanian yang telah rusak atau

mengalami degradasi, terutama melalui:

a. Perbaikan cara pengolahan tanah, yang tidak merusak struktur tanah sehingga tanahnya

hancur dan mudah tererosi serta menjadi padat

b. Perbaikan cara pemupukan, misalnya melalui pemupukan berimbang, penggunaan pupuk

organik, dan sebagainya untuk menghindari ketidakseimbangan unsur hara dalam tanah,

defisiensi unsur hara bagi tumbuhan serta degradasi tanah.

Page 31: PENDAHULUAN - Banten

III-27

c. Rehabilitasi dan peningkatan kesuburan tanah, terutama pada tanah-tanah kritis atau yang

telah mengalami degradasi berat untuk pemulihan kesuburan tanah.

d. Pencegahan erosi pada lahan-lahan pertanian yang memiliki kemiringan tinggi, khususnya di

atas 8 % melalui penggunakan kaedah konservasi tanah dan air.

3. Antisipasi terhadap perubahan iklim global. Iklim global dapat merugikan sektor pertanian

melalui curah hujan berlebihan dan banjir akibat La Nina, kekeringan akibat El Nino,

pengurangan luas lahan pertanian di wilayah pesisir akibat kenaikan permukaan air laut dan banjir

rob serta perubahan hama dan penyakit tanaman dan hewan.

Dari telaahan KLHS terdapat beberapa faktor-faktor penghambat dan pendorong dari pelayanan

Dinas Pertanian Provinsi Banten yang mempengaruhi pelayanan ditinjau dari implikasi KLHS

sebagai berikut (lihat Tabel 3.5):

3.4.3. Internal

3.4.3.1. Komoditas Unggulan (Kesepakatan Rapat RPJMD-Renstra)

Komoditas unggulan utama Provinsi Banten adalah padi, cabe, daging sapi dan aren. Keempat

komoditas tersebut yang dijadikan indikasi capaian utama pembangunan pertanian di Provinsi

Banten.

Selain keempat komoditas unggulan utama tersebut, terdapat beberapa komoditas yang

dikembangkan oleh setiap bidang pada Dinas Pertanian Provinsi Banten, yaitu sebagai berikut:

a. Tanaman Pangan

Selain padi, beberapa komoditas unggulan tanaman pangan lainnya perlu dikembangkan adalah

jagung, kacang kedelai, kacang tanah serta komoditas pangan lokal lainnya, terutama talas

beneng, ganyong, gembili atau kumili, garut, dan kacang koro pedang.

b. Hortikultura

Selain cabe, beberapa komoditas unggulan tanaman hortikultura lainnya yang akan

dikembangkan dari kelompok tanaman sayur adalah bawang merah, kacang panjang, timun,

caisin, kangkung, dan bayam. Sementara dari kelompok buah-buahan adalah durian,

manggis, rambutan, melon, pisang, alpuket, dan sawo. Dari tanaman bio-farmaka adalah

kunyit, jahe, lengkoas, dan kencur. Dari kelompok tanaman hias adalah anggrek, sedap

malam dan philodendron.

Page 32: PENDAHULUAN - Banten

III-28

Tabel 3.5. Permasalahan Pelayanan Dinas Pertanian Telaahan Tata Ruang Wilayah beserta Faktor Penghambat dan Pendorong Keberhasilan Penanganannya

No

Hasil KLHS terkait Tugas dan Fungsi Dinas Pertanian

Permasalahan

Pelayanan

Faktor

Penghambat Pendorong

1.

Peningkatan Produktivitas dan Produksi Pertanian

• Lahan pertanian belum terpasok air secara memadai atau meng-alami kekeringan pada musim kemarau

• Keterbatasan benih/ bibit unggul

• Banjir menurunkan produksi dan menye-babkan gagal panen

• Bantuan/subsidi masih terbatas

• Makin menurunnya kesuburan lahan per-tanian dan meluasnya lahan pertanian yang mengalami degradasi

• Kepemilikan lahan sempit

• Terbatasnya tenaga penyuluh pertanian

• Semakin berkurangnya luas lahan pertanian

• Anomali iklim akibat perubahan iklim global banyak merugikan pertanian

• Keterbatasan modal petani • Petani masih bertanam

secara tradisional atau subsisten

• Kebiasaan petani meng-olah tanah yang salah, yang merusak struktur tanah dan mendorong erosi tinggi

• Fungsi dan dukungan jaringan irigasi dan embung belum optimal

• Tidak ada kepastian harga komoditas pertanian

• Kurangnya dukungan lembaga keuangan

• Kurangnya upaya petani untuk melakukan pemu-pukan berimbang organik dan non organik.

• Petani masih kurang menerapkan tehnik konserasi tanah dan air yang benar.

• Belum memahami perlu nya pergiliran tanaman untuk menjaga kesuburan tanah

• Kondisi Daerah Aliran Sungai banyak yang tergolong sudah kritis dan super kritis

• Semakin intensifnya pembangunan non per-tanian yang menyebab-kan alih fungsi lahan pertanian

• Belum tersedianya infor-masi yang akurat tentang perubahan iklim untuk mengantisipasi terjadinya gagal panen.

• Dukungan anggaran yang bersumber dari APBN dan APBD

• Penataan ulang dan perbaikan sistem serta jaringan dan daerah irigasi

• Pembangunan ben-dungan dan embung

• Adanya LP2B • Adanya perkembangan

teknologi tepat guna dan teknologi informasi

Page 33: PENDAHULUAN - Banten

III-29

c. Peternakan

Beberapa komoditas unggulan peternakan dari Provinsi Banten diharapkan memiliki kontribusi

yang cukup besar terhadap penyediaan pangan asal ternak untuk tingkat nasional, diantaranya

(yang masuk 5 besar rangking nasional) adalah daging kerbau (rangking 1 nasional), daging itik

(rangking 3 nasional), daging sapi (rangking 4 nasional), telur ayam buras (rangking 4 nasional),

daging domba (rangking 4 nasional) dan daging ayam ras pedaging (rangking 5 nasional).

Ternak lokal yang berpotensi dikembangkan adalah Kambing Kosta dan Itik Damiaking.

d. Perkebunan

Selain aren, beberapa komoditas unggulan perkebunan lainnya adalah kokoa (coklat), kelapa

dalam, dan kelapa sawit.

3.4.3.2. Pengembangan Agroindustri, Pengolahan Pasca Panen

Pengolahan pasca panen merupakan basis dari pengembangan agroindustri. Pengolahan pasca

panen dilakukan untuk untuk menghasilkan produk-produk pertanian tanaman pangan yang

memiliki harga dan/atau nilai yang lebih tinggi, menghasilkan nilai tambah (value added), kualitas

yang lebih baik serta daya saing yang lebih tinggi atau kompetitif, sehingga dengan begitu dapat

meningkatkan daya saing, pendapatan petani dan menciptakan tambahan lapangan kerja.

Penerapan standar mutu dalam pengolahan pasca panen produk pertanian (pangan, hortikultura,

peternakan dan perkebunan) sangat perlu dilakukan terutama Good Agricultural Practices (GAP),

Good Handling Practices (GHP), Good Manufacturing Practices (GMP) dan Sanitary and Phytosanitary

(SPS) untuk perkarantinaan pertanian, serta berbagai macam sertifikasi lainnya seperti Global

GAP, Pertanian Organik (Organic Farming), Keamanan Pangan/HACCP, serta Maximum Residue

Limit (MRL) dapat menaikkan nilai dan harga komoditas pertanian tanaman pangan. Proses-

proses yang termasuk dalam strategi ini terutama adalah penyimpanan, sortasi, pengemasan,

pengolahan, dan distribusi.

Selain itu, pengolahan pasca panen juga dapat meningkatkan permintaan kebutuhan pasokan

dan harga bahan baku primer komoditas tanaman pangan, pengembangan agroindustri, baik

skala kecil, menengah maupun skala besar akan menyediakan lapangan kerja di perdesaan dan

perkotaan sekaligus menjadi bagian dari proses industrialisasi di Provinsi Banten.

Strategi penerapan standar mutu ini dilakukan melalui kegiatan pelatihan (training) kepada

petani, kelompok tani, gapoktan, penyuluh dan aparat dinas pertanian serta berupa kebijakan,

himbauan, atau dorongan kepada perusahaan-perusahaan besar di bidang tanaman pangan untuk

menerapkan standar mutu dalam memproduksi komoditasnya.

Page 34: PENDAHULUAN - Banten

III-30

Pengembangan pengolahan pasca panen di Provinsi Banten perlu dilakukan untuk bidang-untuk

produk atau komoditas tanaman pangan, hortikultura, peternakan maupun perkebunan.

3.4.3.3. Pengembangan Model Pemberdayaan Korporasi Petani

Pemberdayaan petani dan peternak merupakan salah satu faktor yang sangat penting dan

mendasar dalam pembangunan pertanian di Provinsi Banten menuju pertanian yang maju,

berdaya saing, modern, berkelanjutan, efektif dan efisien serta peningkatan kesejahteraan petani

dan peternak.

Penyebab utama rendahnya produktivitas, efektivitas dan efisiensi serta tingginya biaya produksi

per satuan luas adalah rendahnya satuan luas pengelolaan lahan atau kecilnya ukuran satuan

pengelolaan usaha.

Oleh karena itu diperlukan upaya untuk pemberdayaan petani dan peternak. Salah satu upaya

untuk memberdayakan petani dan peternak adalah melalui pengembangan Model Pemberdayaan

Korporasi Petani dan Peternak. Pemberdayaan petani dan peternak ditujukan untuk meningkatkan

keuntungan dan kesejahteraan petani dan peternak melalui penurunan biaya produksi serta

meningkatkan pendapatan petani dari peningkatan produksi.

Model Pemberdayaan Korporasi Petani atau Peternak dapat dilakukan pada aspek luasan

pengelolaan lahannya, ukuran satuan usaha, kelembagaan pengelolaannya, maupun dari aspek

pengelolaan keuangan atau finansialnya, termasuk permodalan.

Peningkatan pendapatan dan kesejahteraan petani dan peternak melalui model pemberdayaan

korporasi petani salah satunya dapat dicapai melalui Badan Usaha Milik Petani (BUMP). BUMP

dapat dibentuk baru atau menggunakan badan usaha yang sudah ada.

Melalui BUMP, petani dan peternak dapat diberdayakan melalui pemberian Bantuan Langsung

Masyarakat (BLM), pendidikan dan latihan (diklat) kepemimpinan, kewirausahaan dan

manajemen, serta skim bantuan kredit permodalan melalui lembaga keuangan yang tidak

memberatkan petani. Bantuan dalam bentuk BLM diberikan kepada petani dan peternak untuk

level usaha tani yang belum feasible dan belum bankable. Bantuan kredit program diberikan

kepada usaha tani yang feasible tetapi belum bankable. Sedangkan bantuan kredit komersil

diberikan kepada usahatani yang sudah feasible dan bankable.

Melalui BUMP, petani tidak saja didorong untuk dapat meningkatkan produksi, produktivitas,

dan menurunkan biaya produksi tetapi juga untuk dapat memangkas rantai distribusi

pemasaran, menjadi lebih dekat kepada grosir, pengecer, dan/atau konsumen.

Page 35: PENDAHULUAN - Banten

III-31

3.4.3.4. Pengembangan Agribisnis

Pengembangan agribisnis merupakan prasyarat untuk memajukan pertanian, termasuk di

Provinsi Banten. Petani dan peternak perlu dirubah cara pandang (mindset) dan peri-laku dari

petani subsisten ke petani yang berorientasi agribisnis. Orientasi agribisnis ini merupakan

fondasi dari pertanian moderen, pertanian berkelanjutan serta pengembangan model pemberdayaan

korporasi petani.

Dinas Pertanian Provinsi Banten merupakan instansi terpenting yang bertanggung jawab dan

bertugas untuk melakukan perubahan cara pandang (mindset) dan perilaku dari petani subsisten

ke petani yang berorientasi agribisnis tersebut. Hal ini tentu menyangkut perbahan cara

pandang bahwa sudah tidak bisa lagi menerapkan pertanian tanpa target. Capaian target

produktivitas pertanian yang selalu meningkat melalui pengembangan pertanian berkelanjutan

merupakan aspek yang fundamental dalam pertanian berbasis agribisnis.

Pembinaan dan pengembangan pertanian berorientasi agribisnis oleh Dinas Pertanian Provinsi

Banten perlu difokuskan pada aspek budidaya dan pasca panen. Sedangkan untuk aspek

pemasaran dan pembinaan usaha oleh BUMP Koperasi, untuk itu Dinas Pertanian Provinsi

Banten perlu sinergi dengan OPD lain, khususnya BUMP Koperasi dan Disperindag.

3.4.3.5. Modernisasi Pertanian

Modernisasi pertanian sangat dibutuhkan untuk meningkatkan produktivitas pertanian di

Provinsi Banten. Modernisasi pertanian melibatkan kemajuan dan pemanfaatan teknologi di bidang

pertanian. Modernisasi pertanian merupakan hal yang harus segera dilaksanakan secara meluas. Hal

itu tidak hanya menyangkut penggunaan alat dan mesin pertanian semata, tetapi juga

penggunaan inovasi dan teknologi yang berguna untuk menaikkan produktivitas serta

efektivitas dan efisiensi serta penggunaan sistem informasi dan alat komunikasi yang

memberikan keuntungan dalam mendapatkan informasi-informasi yang diperlukan.

Penggunaan alsintan tidak hanya bermanfaat untuk mengatasi sumberdaya manusia yang

semakin berkurang tetapi juga perlu diarahkan agar dapat meningkatkan produktivitas,

efektivitas dan efisiensi sehingga menurunkan biaya produksi.

Modernisasi pertanian di Provinsi Banten didorong untuk dapat mendayagunakan penggunaan

alat dan mesin pertanian untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi dalam manajemen usaha

tani, peternakan dan perkebunan. Beberapa alat dan mesin pertanian yang mulai dan tengah

digunakan dalam bidang pertanian diantaranya yang paling utama dan sudah mulai banyak

Page 36: PENDAHULUAN - Banten

III-32

digunakan saat ini adalah Rice milling, pabrik pengolahan padi terpadu, mesin pengering (dryer),

powertrasher, traktor, mini combine harvest, dan pompa air. Ke depan penggunaan alat dan mesin

pertanian yang dapat digunakan secara lebih meluas dan intensif dalam menunjang usaha tani,

peternakan dan perkebunan, baik dalam aspek budidaya maupun pasca panen, yang dapat

mempermudah pelaksanaan maupun meningkatkan efektivitas dan efisiensi sehingga dapat

membantu tercapainya biaya produksi produk atau komoditas pertanian yang dihasilkan

memiliki daya saing yang tinggi.

Untuk mencapai peternakan berorientasi agribisnis yang efektif dan efisien perlu didukung dengan

peternakan moderen. Dengan melihat kondisi pertanian di Provinsi Banten saat ini, maka

diperlukan modernisasi peternakan. Peternak yang berorientasi agribisnis pasti membutuhkan

dukungan modernisasi peternakan. Modernisasi peternakan diarahkan kepada pemanfaatan

teknologi serta penggunaan input-input yang diharapkan dapat membantu mempercepat proses

pengerjaan dan/atau meningkatkan efektivitas dan efisiensi, baik dalam budidaya ternak

maupun pengolahan untuk menghasilkan produk-produk hasil ternak lainnya. Contoh

penerapan modernisasi peternakan yang paling sederhana adalah: 1) aplikasi inseminasi buatan

dan menghindarikan kawin alami sedarah, 2) penggunaan bibit unggul, 3) pemberian konsentrat,

vitamin, obat-obatan secara efektif dan efisien, 4) perbaikan dan peningkatan sistem feedlot, 5)

penggunaan alat-alat dan mesin untuk pengolahan pasca panen dari bahan baku asal ternak, 6)

penggunaan kendaraan pengangkut produk ternak dan hasil olahan ternak berpendingin, 7)

penggunaan alat penyimpan dan gudang penyimpanan produk ternak dan hasil olahan ternak

berpendingin, dan 8) penggunaan sistem informasi bisnis untuk monitoring harga,

ketersediaan/stok komoditas tertentu di suatu wilayah atau pasar atau sentra komoditas.

Peran ilmu pengetahuan dan teknologi, khususnya teknologi tepat guna dan tepat usaha untuk

meningkatkan produktivitas dan produksi pangan dunia, termasuk pangan hewani, sangat besar.

Intensifikasi pertanian yang didukung inovasi teknologi memainkan peranan yang jauh lebih

penting dibandingkan ekstensifikasi yang terkendala dengan peran perluasan lahan karena

luasan sumber daya lahan sudah semakin sangat terbatas.

Selain teknologi untuk meningkatkan produktivitas ternak, juga diperlukan inovasi teknologi

yang dapat menghasilkan ternak yang tahan terhadap penyakit serta diperlukan juga teknologi

pakan untuk mengatasi kebutuhan bahan pakan yang terus meningkat dan luas lahan untuk

pertanaman pakan hijauan yang semakin berkurang.

Berbagai sumber bahan pakan non konvensional yang tersedia di alam perlu diteliti agar dapat

dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan pakan ternak. Limbah tanaman kelapa sawit

Page 37: PENDAHULUAN - Banten

III-33

(pelepah dan daun, tandan buah kosong, bungkil inti sawit, dan solid) telah lama diketahui

dapat diproses menjadi pakan siap saji bagi ternak ruminansia, terutama sapi potong.Jagung dan

bungkil kedelai, termasuk dengan bungkil inti sawit/BIS, dapat digunakan sebagai bahan pakan

unggas. Dengan demikian,pengembangan teknologi pakan ternak merupakan salah satu isu

penting dan menjadi solusi ke depan sebagai upaya meningkatkan produktivitas peternakan di

Provinsi Banten.

Pengembangan inovasi teknologi bagi pengolahan pangan asal ternak untuk meningkatkan nilai

tambah, mutu dan daya saing produk-produk peternakan juga sangat diharapkan.

Modernisasi pertanian yang dilakukan di Provinsi Banten juga meliputi peningkatan

penggunaan hasil-hasil penelitian dalam bidang iptek yang dapat membantu atau mendukung

usaha tani, peternakan dan perkebunan dalam peningkatan produktivitas, efektivitas dan

efisiensi, baik dalam aspek budidaya maupun pasca panen.

Selain itu modernisasi pertanian di Provinsi Banten perlu dimanfaatkan untuk dan meliputi

meningkatkan sistem informasi pertanian.

3.4.3.6. Pembangunan Pertanian Berkelanjutan

Untuk menjamin dan menjaga agar pengembangan pertanian di Provinsi Banten berkelanjutan,

beberapa hal perlu mendapatkan perhatian. Pertama adalah mencegah terjadi nya degradasi tanah

dan lahan akibat erosi, pengolahan tanah yang salah, pemupukan yang salah dan tidak berimbang,

pencemaran akibat herbisida dan pestisida. Kedua adalah mencegah atau menghambat alih

fungsi lahan ataju konversi lahan pertanian ke non pertanian.

Kerusakan tanah yang menyebabkan degradasi tanah dari lahan pertanian tidak hanya

menurunkan kesuburan dan produktivitas tanah tetapi juga meningkatkan pencemaran

lingkungan.

Kegagalan mencegah dan menghambat terjadinya alih fungsi lahan atau konversi lahan

menyebabkan semakin menyempitnya luas atau areal lahan pertanian yang mengancam

pengembangan pertanian yang berkelanjutan di Provinsi Banten.

Untuk mencapai target pemerintah yang tertuang dalam NAWACITA, terdapat tuntutan

peningkatan produksi pertanian di seluruh daerah di Indonesia untuk memenuhi target

peningkatan produksi pertanian nasional, khususnya tanaman pangan dalam rangka mewujudkan

kemandirian dan kedaulatan pangan, termasuk Provinsi Banten. Sementara, pengembangan

pertanian di wilayah Provinsi Banten dihadapkan kepada berbagai tantangan. Sebagai wilayah

Page 38: PENDAHULUAN - Banten

III-34

hinterland Ibukota Negara, Provinsi Banten memiliki potensi geografis dan sumberdaya alam untuk

memenuhi dan memasok berbagai kebutuhan produk pertanian wilayah ibukota negara.

Secara agroekologi, sebagian wilayah Provinsi Banten tidak subur untuk pengembangan pertanian.

Sebagian besar tanahnya, dari bagian tengah hingga ke selatan (khususnya Kabupaten Lebak,

Kabupaten Pandeglang dan sebagian Kabupaten Serang), tanahnya didominasi oleh tanah marjinal

atau suboptimal yaitu Tanah Podsolik Merah Kuning. Sedangkan di wilayah pesisir pantai, yaitu

di bagian tengah ke utara dan barat, meskipun tidak terlalu luas tanahnya didominasi oleh tanah-

tanah pasir yang tergolong sebagai tanah Regosol. Dengan demikian agar berkelanjutan,

diperlukan upaya penyuburan tanah yang cukup intensif untuk mendapatkan produktivitas yang

memuaskan dan akan terus menurun produktivitasnya seiring dengan terjadinya degradasi tanah

akibat pengolahan tanah dan pengelolaan tanah di lahan pertanian yang salah.

Di sisi lain, alih fungsi lahan terjadi secara pasti dan cukup dahsyat. Sebagai provinsi baru,

perubahan penggunaan lahan terjadi secara dramatis, terutama di sekitar pusat perkotaan dan

pusat pemerintahan, khususnya di Kota Serang. Selain itu banyak wilayah Provinsi Banten yang

berdekatan dan berada berdampingan dengan wilayah DKI Jakarta, yaitu Kota Tangerang Selatan

dan Kota Tangerang, yang pengembangan sektor lain seperti industri, perdagangan, dan

pemukiman terjadi dengan cepat menggusur lahan-lahan pertanian. Hal ini selain menyebabkan

berkurangnya luas lahan pertanian, juga menciptakan model kawasan pertanian yang “terkepung”

dengan kawasan pemukiman, perkantoran pusat pemerintahan, industri dan perdagangan. Hal ini

mengakibatkan kawasan pertanian di Provinsi Banten tidak jarang terdapat pada kawasan-

kawasan yang berada di tengah-tengah atau dipagari oleh kawasan pemukiman, kawasan industri,

atau kawasan perdagangan. Inilah “corak pertanian semi perkotaan” yang harus diantisipasi oleh

Dinas Pertanian Provinsi Banten dalam mengembangkan pertanian dalam arti luas apabila

dikehendaki pengembangan dan pembangunan pertanian berkelanjutan.

3.4.3.7. Pengembangan dan Dukungan SITANDU

Provinsi Banten, Dinas Pertanian Banten merasa perlu untuk meningkatkan peran dan fungsi Kawasan

Sistem Pertanian Terpadu (SITANDU) yang telah dibangun awal tahun 2010. Kawasan SITANDU

tersebut memang sejak semula diharapkan menjadi acuan dalam pembangunan dan

pengembangan pertanian di Provinsi Banten. Pada dasarnya, Kawasan SITANDU diharapkan

dapat memainkan peran atau fungsi melalui berbagai kegiatan atau program untuk mendukung

pembangunan dan pengembangan pertanian di Provinsi Banten. Kawasan SITANDU Provinsi

Banten yang berada di atas lahan sekitar 19,23 ha terletak di Kampung Bengkeng, Desa Curug,

Kecamatan Curug, Kota Serang merupakan hamparan lahan yang ditujukan sebagai kawasan

percontohan pengembangan pertanian terpadu di Provinsi Banten.

Page 39: PENDAHULUAN - Banten

III-35

Di atas lahan seluas 19,23 ha tersebut direncanakan bagi: a) kompleks perkantoran, b) kawasan kebun,

c) infrastruktur penunjang lainnya. Kompleks perkantoran, terdiri atas: 1) gedung kantor utama, 2)

laboratorium, 3) rumah kaca, 4) gudang, 5) instalasi pembibitan, 6) areal parkir dan kios show

windows, 7) brigade alsintan, 8) pusat sistem informasi pertanian dan SITANDU, 8) jalan, taman, dan pos

satpam. Kawasan kebun terdiri: 1) kebun bunga, 2) tanaman pangan persawahan, 3) tanaman

pangan lahan kering, 4) kawasan hortikultura, 5) kebun koleksi tanaman langka, 6) kebun/padang

rumput, 7) padang penggembalaan, 8) kawasan agroforestri, dan 9) kawasan permodelan

pertanian terpadu luasan 2.500 m2; 5.000 m2; dan 10.000 m2 (1 ha) dan 10) kawasan agrowisata.

Sedangkan infrastruktur penunjang lainnya adalah; 1) jalan penghubung/masuk, dari jalan raya ke

kompleks perkantoran 2) jembatan, 3) jalan kebun, 4) kandang-kandang (kandang kambing, kandang

kerbau, dan kandang unggas), 5) saung pertemuan, 6) kolam air/dam.

Komponen perkantoran, kebun, dan infrastruktur tersebut harus dapat menunjang seluruh aktivitas

kebun percobaan dan budidaya pertanian terpadu. Hal tersebut menyangkut seluruh kegiatan

administrasi, tempat pertemuan, pengiriman, penerimaan dan penyimpanan alat dan bahan, instalasi

pembibitan, pengairan, budidaya pertanian dan peternakan, pengeringan, sampai laboratorium dan

rumah kaca agar dapat menunjang penelitian pokok yang esensial serta pelatihan (training).

Beberapa aspek yang dipertimbangkan untuk menentukan komponen yang akan dibangun di Kawasan

SITANDU antara lain :

1. Mewakili seluruh jenis usaha pertanian di Provinsi Banten (Hortikultur, tanaman pangan,

perkebunan, peternakan dan perikanan)

2. Diprioritaskan mendukung pengembangan komoditas pertanian unggulan Provinsi Banten

3. Kesesuaian lahan bagi komoditas yang akan dikembangkan

4. Sebagai model pengembangan pertanian yang terintegrasi pada berbagai skala luasan lahan

5. Sebagai model bagi pengembangan pertanian secara komersial.

Kawasan SITANDU memiliki peranan dan fungsi bagi pertanian di Provinsi Banten, yang antara lain:

1. Pusat Inovasi Teknologi Pertanian Terapan (Budidaya dan Pasca Panen) untuk Tanaman

Pangan, Hortikultura, Perkebunan dan Peternakan serta Pertanian Terpadu

2. Stasion Lapang Pertanian

3. Produksi dan Penyedia Benih/Bibit Unggulan Strategis

4. Model-model Pengembangan Pertanian Terpadu

5. Pelestarian Tanaman Langka dan Plasma Nutfah

6. Workshop Brigade ALSINTAN (Alat Mesin Pertanian)

7. Pusat Percontohan dan Showroom untuk Penyuluhan

8. Pusat Kegiatan Pelatihan dan Penyuluhan (Training Centre)

Page 40: PENDAHULUAN - Banten

III-36

9. Wahana untuk Promosi (Expo, Festival, Temu Tani, Temu Lapang, dll)

10. Wahana untuk Wisata Edukasi Pertanian dan Lingkungan

Sesuai peran dan fungsinya, Kawasan SITANDU dibagi ke dalam beberapa zone atau klaster:

1. Zone/Klaster Areal Parkir dan Kios Show Windows

2. Zone/Klaster Pusat Sistem Informasi Pertanian dan SITANDU

3. Zone/Klaster Tanaman Pangan

4. Zone/Klaster Hortikultura

5. Zone/Klaster Perkebunan

6. Zone/Klaster Peternakan

7. Zone/Klaster Model-model Pertanian Terpadu

8. Zone/Klaster Koleksi Tanaman Langka

9. Zone/Klaster Agrowisata

10. Zone/Klaster Perkantoran

11. Zone/Klaster Lapangan Serbaguna/Multifungsi

12. Zone/Klaster Training Centre

13. Zone/Klaster Brigade Alsintan

14. Embung pertanian

3.4.3.8. Peningkatan Kesehatan Hewan dan Keamanan Produk Hewan

Pengembangan dan peningkatan kesehatan ternak dan hewan di Provinsi Banten perlu segera

dilakukan untuk mendukung pengembangan peternakan dalam rangka fasilitasi untuk mening-

katkan produksi dan populasi serta kesehatan ternak serta memperbaiki sistem tataniaga dan

pemasaran produk-produk peternakan. Beberapa hal yang perlu mendapat perhatian adalah tentang:

1. Penguatan dan Pengembangan Balai Pelayanan dan Pengujian Veteriner dan Balai Penelitian

Peternakan (BP2)

2. Penguatan dan pengembangan kapasitas laboratorium keswan dan kesmavet

3. Pembangunan, pemeliharaan dan peningkatan kualitas puskeswan

4. Pembangunan, pemeliharaan, peningkatan kualitas dan pelayanan klinik hewan dan rumah

sakit hewan

5. Peningkatan pengawasan terhadap lalu lintas hewan, produk hewan dan pengembangan

check point

6. Peningkatan penanggulangan dan pengendalian penyakit hewan menular dan zoonosis

7. Pengembangan hotel hewan

8. Keamanan pangan dan sertifikasi halal produk hewan

Page 41: PENDAHULUAN - Banten

III-37

3.4.3.9. Perubahan Orientasi Kebijakan terkait Kinerja K/L

Perubahan orientasi kebijakan terkait K/L merupakan isu yang cukup penting untuk

diperhatikan, mengingat sewaktu-waktu kebijakan K/L seringkali berubah apabila terdapat

perubahan orientasi. Untuk bidang pertanian, sekarang, selain beroreintasi kepada output, yaitu

peningkatan produksi dan produktivitas juga pada pengembangan kawasan dan sentra pertanian.

Dinas Pertanian Provinsi Banten perlu menyiapkan sistem perencanaan, pengawasan, supervisi,

monitoring dan evaluasi yang mengacu kepada tuntutan tersebut. Untuk itu, harmonisasi dan

sinkronisasi serta sinergitas kebijakan dan program/kegiatan antara Dinas Pertanian Provinsi

Banten dengan Kementerian Pertanian dan kementerian/lembaga lainnya beserta dinas-dinasnya di

daerah, dinas pertanian/peternakan/perkebunan dan lembaga atau instansi pemerintah lainnya di

tingkat kota/kabupaten yang tergolong ke dalam kelompok komponen pemerintah serta petani,

kelompok tani, gabungan kelompok tani, penyuluh petani swadaya, LSM, KTNA, Kadin,

assosiasi-assosiasi dan sebagainya yang tergolong Komponen Non Pemerintah sangat diperlukan.

Hal tersebut sangat disadari karena pengembangan pertanian di setiap wilayah kota/ kabupaten

akan sangat ditentukan oleh kinerja dan kontribusi berbagai unsur komponen, baik komponen

pemerintah maupun komponen non pemerintrah tersebut. Kesemuanya saling mempengaruhi dan

bukan merupakan hasil kinerja dari satu unsur saja.

3.4.3.10. Peningkatan Peran, Fungsi dan Kapasitas Balai-balai

Saat ini terdapat 5 (lima) balai yang berada di bawah koordinasi Dinas Pertanian Provinsi Banten,

yaitu: 1) Balai Benih Induk Tanaman Pangan dan Hortikultura (BBI TPH), 2) Balai Proteksi

Tanaman Pangan dan Hortikultura (BP-TPH), 3) Balai Pelayanan dan Pengujian Veteriner, 4) Balai

Pengawasan dan Sertifikasi Benih, dan 5) Balai Pengembangan Peternakan.

Secara garis besar, pada dasarnya fungsi balai-balai di bawah Dinas Pertanian Provinsi Banten

adalah:

1.. Mendukung Dinas Pertanian Provinsi Banten dalam meningkatkan produktivitas produk-

produk pertanian, peternakan dan perkebunan

2. Mendukung Dinas Pertanian Provinsi Banten dalam penyediaan dan produksi benih/ bibit

serta sertifikasi dan pengawasan peredaran benih tanaman;

3. Mendukung Dinas Pertanian Provinsi Banten dalam peningkatan pengendalian hama dan

penyakit tanaman, ternak dan hewan

4. Melakukan pelayanan publik terkait dengan tugas pokok dan fungsinya

Page 42: PENDAHULUAN - Banten

III-38

5. Menyumbangkan pendapatan untuk peningkatan PAD.

Saat ini dirasakan ada tuntutan dan kebutuhan untuk meningkatkan peran dan fungsi serta

kapasitas balai balai tersebut, termasuk untuk meningkatkan pendapatan balai dalam rangka

peningkatan PAD Provinsi Banten. Namun, dalam rangka untuk peningkatan pendapatan balai-

balai tersebut diperlukan terlebih dahulu peningkatan kinerja balai yang perlu ditopang dengan

pemenuhan kebutuhan sumberdaya manusia serta sarana dan prasarana.

3.4.3.11. Pengadaan Lahan untuk Produksi Benih

Dalam rangka memenuhi kebutuhan dan penyebar luasan benih bermutu varietas unggul

komoditas tanaman pangan dan hortikultura, Dinas Pertanian Provinsi Banten melalui UPTD Balai

Benih Induk Tanaman Pangan dan Hortikultura mampu menjawab tantangan untuk mening-

katkan produksi benih tanaman pangan dan hortikultura melalui memasyarakatkan penggunaan

benih varietas unggul bermutu ber-sertifikat, sesuai dengan tugas dan fungsi berdasarkan

Peraturan Gubernur Nomor 46 Tahun 2008 dan aparatur baru yang terbentuk pada bulan Februari

2009, 23 Desember 2008 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Gubernur Banten nomor 03

Tahun 2008 tentang Pembentukan, Organisasi, dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Dinas

Daerah Provinsi Banten (Berita Daerah Provinsi Banten Tahun 2008 nomor 46). Peraturan

Gubernur Banten nomor 52 Tahun 2014 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Gubernur

Banten nomor 12 Tahun 2012 tentang Pembentukan, Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana

Teknis Daerah Provinsi Banten. Batasan tupoksi Balai Benih dalam Lampiran Keputusan Menteri

Pertanian Nomor: 347/Kpts/Ot.210/6/2003 tanggal 23 Juni 2003 Tentang Pedoman Pengelolaan

Balai Benih Tanaman Pangan Dan Hortikultura adalah selain memproduksi benih secara

berjenjang, Balai Benih Tanaman juga berperan sebagai tempat percontohan tanaman, melaksanakan

kegiatan pengujian/observasi verietas baru, pemurnian benih verietas unggul daerah, pelatihan

Sumber Daya Manusia terutama magang para penangkar benih, dan lokasi sumber plasma nuftah

yang berasal dari daerah-daerah di wilayah Provinsi dan dari luar Provinsi atau dari luar negeri.

3.4.4. Eksternal

3.6.2.1. Perubahan Iklim Global

Masalah yang dihadapi dalam budidaya pertanian untuk peningkatan produksi semakin berat dan

kompleks. Selain permasalahan lahan sub optimal dan konversi lahan pertanian menjadi non

pertanian, perubahan iklim menjadi salah satu faktor yang cukup mempersulit.

Page 43: PENDAHULUAN - Banten

III-39

Pemanasan global menyebabkan gunung es di kawasan kutub mencair sehingga permukaan air

laut meningkat sekitar 1 m pada akhir abad ke 21. Indonesia termasuk negara yang rentan terhadap

dampak negatif perubahan iklim dalam bentuk kemarau berkepanjangan, banjir, dan

meningkatnya intensitas kejadian cuaca ekstrim yang mengancam keselamatan produksi pertanian,

terutama tanaman pangan.

Di Indonesia, hal itu pengaruh negatif perubahan iklim global terhadap budidaya pertanian dan

pengolahannya (pasca panen), diantaranya melalui: 1) perubahan dan ketidakpastian musim hujan

dan kemaran yang berpengaruh terhadap perubahan dan ketidakpastian musim dan pola tanam, 2)

La Nina seringkali menghasilkan terlalu tingginya curah hujan dan lamanya musim hujan yang

berakibat terhadap tingginya aliran permukaan tanah dan erosi yang dapat menurunkan

kesuburan tanah, banjir serta tidak atau rendahnya pembuahan pada tanaman buah-buahan, 3) El

Nino menyebabkan kekeringan pada lahan pertanian sehingga dapat menurunkan produksi atau

puso, 4) naiknya permukaan air laut yang dapat menghasilkan banjir rob yang pada akhirnya

mengurangi luasan dan produksi lahan pertanian diusahakan di daerah pantai, pesisir atau delta,

serta 5) berkembangnya hama dan penyakit tanaman baru akibat perubahan iklim.

Untuk itu diperlukan pengembangan benih unggul tanaman pangan, hortikultura dan perkebunan

yang mampu beradaptasi terhadap perubahan iklim serta antisipasi dan upaya untuk mengurangi

atau mencegah kerugian atau dampak negatif lainnya.

3.6.2.2. Krisis Pangan Global

Ancaman krisis pangan global perlu diwaspadai seiring meningkatnya jumlah penduduk.

Ancaman krisis pangan akan terus meningkat jika peningkatan jumlah penduduk tidak disertai

dengan peningkatan produksi pangan. Laporan dari The International Food Policy Research Institute

menunjukan bahwa produksi dan konsumsi pangan regional dan inter-nasional selama dua

puluh tahun terakhir dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya pertumbuhan ekonomi dan

kebijakan ekonomi, pertumbuhan populasi dan urbanisasi, infrastruktur, teknologi produksi

pertanian dan akses untuk mendapatkan teknologi pertanian serta manajemen penggunaan

sumber daya alam.

Jika terjadi krisis pangan secara global maka hal tersebut akan dapat berdampak pada krisis

pangan secara nasional. Jika itu terjadi, jika belum swa sembada pangan maka Provinsi Banten

dapat mengalami krisis pangan. Oleh karena itu, diperlukan strategi untuk menghadapi ancaman

krisis pangan dengan mengerahkan segala kemampuan pemerintah untuk meningkatkan

produksi pertanian, menjaga stabilitas harga pangan agar semua lapisan sosial dapat mengakses

Page 44: PENDAHULUAN - Banten

III-40

produk pangan, dan upaya pemerintah untuk melaksanakan kebijakan agar tercapai kemandirian

dan kedaulatan pangan serta stabilitas harga pangan dapat terjaga.

3.6.2.3. Perdagangan Bebas Dunia dan Pasar Bebas Asean (MEA)

Dibukanya perdagangan bebas dunia (world trade) dan pasar bebas ASEAN (MEA) pada tahun 2015

mengharuskan Indonesia untuk siap bersaing dengan berbagai Negara di ASEAN dalam segala

sektor, salah satunya sektor pertanian. Menghadapi MEA, pemerintah terus berupaya meningkatkan

daya saing produk pertanian unggulan maupun nonunggulan Indonesia.

Di satu sisi, MEA merupakan suatu peluang baik bagi Indonesia untuk menunjukan kepada

seluruh negara ASEAN mengenai kualitas produk dan sumber daya alam maupun sumber daya

manusia yang ada di Indonesia. Namun di sisi lain, adanya MEA dapat merupakan ancaman atau

kerugian. Tingginya biaya produksi komoditas pertanian menyebabkan semakin mudah

mengalirnya produk-produk atau komoditas pertanian dari negara lain, khususnya ASEAN,

sehingga Indonesia justru menjadi pasar bagi produsen negara-negara ASEAN lainnya.

Oleh sebab itu, Pemerintah perlu terus mengembangkan segala potensi yang ada di Indonesia

sehingga dapat meningkatkan produksi agar tidak impor serta berdaya saing dan meningkatkan

nilai tambah untuk keperluan ekspor.

Dari sisi hulu, Indonesia sudah menjadi produsen pertanian yang dapat diandalkan, akan tetapi

dari sisi hilir tidak semua produk pertanian dapat berubah menjadi produk yang bernilai tambah.

Hal tersebut menjadi tugas pemerintah dalam membenahi proses pertanian di Indonesia agar tidak

hanya berfokus pada sisi hulu akan tetapi sisi hilir juga harus diperhatikan agar segala produk

pertanian dapat berdaya saing dan meningkatkan nilai tambah.

3.6.2.4. Sustainable Development Goals (SDGs)

Sustainable Development Goals (SDGs) merupakan suatu konsep yang dikembangkan untuk

mewujudkan pembangunan yang berkesinambungan dalam jangka panjang. Tujuan SDGs

mencakup skala universal, dengan kerangka kerja (framework) yang utuh dalam membantu negara-

negara di dunia menuju pembangunan berkelanjutan, melalui tiga pendekatan, yakni

pembangunan ekonomi, keterbukaan dalam tatanan sosial, serta keberlangsungan lingkungan

hidup.

Terdapat 17 Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SGDs) atau Tujuan Global, yang akan menjadi

tuntunan kebijakan dan pendanaan untuk 15 tahun ke depan (2030). Salah satu tujuan yang

barkaitan dengan sektor pertanian adalah Tujuan 2 (Tanpa kelaparan) dengan

Page 45: PENDAHULUAN - Banten

III-41

cara mengakhiri kelaparan, mencapai ketahanan pangan dan perbaikan nutrisi, serta

menggalakkan pertanian yang berkelanjutan, serta Tujuan 12 (Konsumsi dan produksi yang

bertanggung jawab) dengan cara memastikan pola konsumsi dan produksi yang berkelanjutan.

Kedua tujuan tersebut menjadi panutan bagi pemerintah Indonesia khusus Provinsi Banten untuk

mewujudkan pembangunan yang berkesinambungan melalui dukungan pembangunan sektor

pertanian yang handal.

3.6.2.5. Kontribusi Sektor Pertanian dalam Menekan Tingkat Inflasi

Beberapa produk atau komoditas pertanian seperti beras, daging, cabai, bawang dan ayam

merupakan komponen atau unsur yang menentukan tingkat inflasi nasional. Dengan demikian

stabilitas harga produk atau komoditas pertanian tersebut perlu dikendalikan. Kenaikan harga

yang meroket terhadap harga produk atau komoditas pertanian, khususnya pada waktu-waktu

tertentu seperti Idul Fitri, Idul Adha, Natal dan Tahun Baru, dapat meningkatkan tingkat inflasi.

Mengingat bahwa harga porduk atau komoditas pertanian tidak dapat dilepaskan dari hubungan

atau hukum supply-demand, maka untuk menekan melonjaknya harga suatu produk atau komoditas

adalah dengan meningkatkan supply, dalam hal ini produksi produk atau komoditas pertanian.

Page 46: PENDAHULUAN - Banten

IV-1

TUJUAN DAN SASARAN

RENSTRA DINAS PERTANIAN PROVINSI BANTEN 2017-2022

4.1. TUJUAN DAN SASARAN ____________________________________________________________________________________

Untuk mencapai Misi Dinas Pertanian Provinsi Banten 2017-2022, maka deskripsi singkat serta

keterkaitan antara tujuan dan sasaran adalah disajikan pada Tabel 4.1. Pada Tabel 4.1. tersebut,

tujuan dan sasaran Dinas Pertanian Provinsi Banten tahun 2017-2022 adalah:

1. Mewujudkan kelembagaan pemerintahan daerah yang berakhlakul kariman dengan efektif,

efisien,transparan, akuntabel,dan sumber daya aparatur berintegritas, berkompetensi serta

melayani masyarakat.

Dengan sasaran:

1. Tercapainya kinerja penyelenggaraan pemerintah yang berkualitas

2. Meningkatnya perekonomian banten melalui kualitas pengelolaan keuangan , Kecukupan

pangan dan energi, pengembangan sumber daya alam yang memberikan solusi terhadap

pengangguran dan kemiskinan.

Dengan sasaran :

1. Pertumbuhan Sektor Pertanian

Bab

4

Page 47: PENDAHULUAN - Banten

IV-2

Tabel 4.1. Tujuan dan Sasaran beserta Indikator dan Target Capaian

NO TUJUAN SASARAN INDIKATOR KINERJA

UTAMA

TARGET KINERJA SASARAN PADA

TAHUN KE- (%)

1 2 3 4 5

1 Mewujudkan kelembagaan pemerintahan daerah yang berakhlakul kariman dengan efektif, efisien,transparan, akuntabel,dan sumber daya aparatur berintegritas, berkompetensi serta melayani masyarakat

Tercapainya kinerja penyelenggaraan pemerintahan yang berkualitas

Capaian Laporan Kinerja Pemerintah Provinsi Banten

B BB BB BB A

2 Meningkatan perekonomian banten melalui kualitas pengelolaan keuangan , Kecukupan pangan dan energi, pengembangan sumber daya alam yang memberikan solusi terhadap pengangguran dan kemiskinan

Pertumbuhan Ekonomi Sektor Pertanian yang optimal

▪ Pertumbuhan Sektor Pertanian

5,3 5,6 5,8 6 6,2

Page 48: PENDAHULUAN - Banten

V-1

STRATEGI DAN ARAH KEGIATAN

RENSTRA DINAS PERTANIAN PROVINSI BANTEN 2017-2022

5.1. Strategi dan Arah Kegiatan

Strategi dan arah kebijakan Dinas Pertanian Provinsi Banten tahun 2017-2022 berdasarkan Visi

dan Misi RPJMD Provinsi Banten tahun 2017-2022 disajikan pada Tabel 5.1.

Tabel 5.1. Strategi dan Arah Kegiatan Dinas Pertanian Provinsi Banten tahun 2017-2022 Visi : Banten Yang Maju, Mandiri, Berdaya Saing, Sejahtera dan Berakhlaqul Karimah

Misi : Menciptakan tata kelola pemerintahan yang baik (Good Governance)

Tujuan Sasaran Strategi Arah Kebijakan

Mewujudkan kelembagaan

pemerintahan daerah yang

berakhlakul kariman dengan

efektif, efisien,transparan,

akuntabel,dan sumber daya

aparatur berintegritas,

berkompetensi serta melayani

masyarakat

Tercapainya kinerja

penyelenggaraan

pemerintahan yang

berkualitas

Meningkatkan

Kualitas

kelembagaan dan

ketatalaksaan

perangkat daerah

Melakukan

standarisasi bisnis

proses

pada setiap

perangkat daerah

dan

mendetailkannya

pada standar

operasional dan

prosedur (sop)

pelayanan , serta

meminta respon

angket langsung

untuk menuju

pelayanan prima

Bab

5

Page 49: PENDAHULUAN - Banten

V-2

Misi : Meningkatkan kualitas pertumbuhan dan pemerataan ekonomi

Tujuan Sasaran Strategi Arah Kebijakan

Meningkatan

perekonomian banten

melalui kualitas

pengelolaan keuangan ,

Kecukupan pangan dan

energi, pengembangan

sumber daya alam yang

memberikan solusi

terhadap pengangguran

dan kemiskinan

Pertumbuhan Ekonomi

Sektor Pertanian yang

optimal

Meningkatkan

intensifikasi,

ekstensifikasi,

diversifikasi,

mekanisasi, dan

rehabilitasi bidang

pertanian

Peningkatan produksi

dan produktifitas

pertanian, untuk

memenuhi kebutuhan

konsumsi dan bahan

baku industri

(agroindustri)

Page 50: PENDAHULUAN - Banten

VI-1

RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN SERTA PENDANAAN

RENSTRA DINAS PERTANIAN PROVINSI BANTEN 2017-2022

6.1. Rencana Program dan Kegiatan

Rencana Program dan Kegiatan Dinas Pertanian tahun 2017-2022 terdiri dari beberapa

prioritas yang telah ditetapkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD)

Provinsi Banten Tahun 2017-2022.

Dinas Pertanian Provinsi Banten pada periode 2017-2022 melaksanakan 7 (tujuh) Rencana

Program dan 64 (Enam Puluh Empat) Rencana Kegiatan.

Tabel. 6.1.

Kegiatan Prioritas Dinas Pertanian Provinsi Banten

Berdasarkan RPJMD Tahun 2017-2022

PROGRAM INDIKATOR

PROGRAM

NO KEGIATAN

(1) (2) (3) (4)

Program Tata

Kelola

Pemerintahan

Nilai Indeks Kepuasan

Masyarakat

1 Penyusunan Laporan Kinerja

Keuangan dan Neraca Aset

2 Perencanaan, Evaluasi dan

Pelaporan

3 Pengadaan Sarana Prasarana Kantor

4 Pemeliharaan Sarana dan Prasarana

Kantor

5 Penyediaan Barang dan Jasa

Perkantoran

6 Peningkatan Kapasitas Aparatur

7 Rapat Koordinasi Kedalam dan

Keluar Daerah

Bab

6

Page 51: PENDAHULUAN - Banten

VI-2

8 Peningkatan Pengelolaan Kearsipan

dan Pelayanan Perpustakaan

9 Penyediaan Data Pembangunan

Sektoral

10 Pengadaan Sarana Prasarana Kantor

pada Balai Benih Induk Tanaman

Pangan dan Hortikultura

11 Pemeliharaan Sarana dan Prasarana

Kantor pada Balai Benih Induk

Tanaman Pangan dan Hortikultura

12 Penyediaan Barang dan Jasa

Perkantoran pada Balai Benih Induk

Tanaman Pangan dan Hortikultura

13 Rapat Koordinasi Kedalam dan

Keluar Daerah pada Balai Benih

Induk Tanaman Pangan dan

Hortikultura

14 Pengadaan Sarana Prasarana Kantor

pada Balai Proteksi Tanaman

Pangan dan Hortikultura

15 Pemeliharaan Sarana dan Prasarana

Kantor pada Balai Proteksi Tanaman

Pangan dan Hortikultura

16 Penyediaan Barang dan Jasa

Perkantoran pada Balai Proteksi

Tanaman Pangan dan Hortikultura

17 Rapat Koordinasi Kedalam dan

Keluar Daerah pada Balai Proteksi

Tanaman Pangan dan Hortikultura

18 Pengadaan Sarana Prasarana Kantor

pada Balai Pengawasan dan

Sertifikasi Benih Tanaman Pangan

dan Hortikultura

Page 52: PENDAHULUAN - Banten

VI-3

19 Pemeliharaan Sarana dan Prasarana

Kantor pada Balai Pengawasan dan

Sertifikasi Benih Tanaman Pangan

dan Hortikultura

20 Penyediaan Barang dan Jasa

Perkantoran pada Balai Pengawasan

dan Sertifikasi Benih Tanaman

Pangan dan Hortikultura

21 Rapat Koordinasi Kedalam dan

Keluar Daerah pada Balai

Pengawasan dan Sertifikasi Benih

Tanaman Pangan dan Hortikultura

22 Pengadaan Sarana Prasarana Kantor

pada Balai Pelayanan dan Pengujian

Veteriner

23 Pemeliharaan Sarana dan Prasarana

Kantor pada Balai Pelayanan dan

Pengujian Veteriner

24 Penyediaan Barang dan Jasa

Perkantoran pada Balai Pelayanan

dan Pengujian Veteriner

25 Rapat Koordinasi Kedalam dan

Keluar Daerah pada Balai Pelayanan

dan Pengujian Veteriner

26 Pengadaan Sarana Prasarana Kantor

pada Balai Pengembangan

Perternakan

27 Pemeliharaan Sarana dan Prasarana

Kantor pada Balai Pengembangan

Perternakan

28 Penyediaan Barang dan Jasa

Perkantoran pada Balai

Pengembangan Perternakan

Page 53: PENDAHULUAN - Banten

VI-4

29 Rapat Koordinasi Kedalam dan

Keluar Daerah pada Balai

Pengembangan Perternakan

Program

Peningkatan

Produksi dan

Produktivitas

Tanaman

Pangan

Capaian Produktivitas

Tanaman Padi

31 Peningkatan Produksi,

Produktivitas dan Mutu Produk

Serelia

Capaian Produksi

Tanaman Padi

32 Peningkatan Produksi,

Produktivitas dan Mutu aneka

Kacang dan Umbi

Capaian Produksi

Tanaman Jagung

33 Pengembangan Teknologi dan Pasca

panen Tanaman pangan

Capaian Produksi

Tanaman Kedelai

34 Produksi dan Pemasaran benih

Tanaman Pangan

35 Perlindungan Tanaman Pangan

36 Pengembangan Perbenihan

Tanaman Pangan

37 Pelayanan Teknis Sertifikasi dan

Pengawasan Tanaman Pangan

Program

Peningkatan

Produksi dan

Produktivitas

Hortikultura

Capaian Produksi

Tanaman Cabai

38 Peningkatan Produksi Buah dan

Florikultura

Capaian Produksi

Tanaman Bawang

Merah

39 Peningkatan Produksi Sayuran dan

Tanaman Obat

40 Pengembangan Teknologi dan Pasca

Panen Hortikultura

Page 54: PENDAHULUAN - Banten

VI-5

41 Pengembangan Perbenihan

Tanaman Hortikultura

42 Produksi dan Pemasaran benih

Tanaman Hortikultura

43 Perlindungan Tanaman

Hortikultura

44 Pelayanan Teknis Sertifikasi dan

Pengawasan Tanaman Hortikultura

Program

Peningkatan

Produksi dan

Produktivitas

Perkebunan

Peningkatan

Produktivitas

Komoditas Unggulan

Perkebunan Kakao

45 Produksi dan Pemasaran Benih

Tanaman Perkebunan

Capaian Produksi

Tanaman Aren

46 Pengembangan Perbenihan

Tanaman Perkebunan

Capaian Produksi

Tanaman Kelapa

47 Pelayanan Teknis Sertifikasi dan

Pengawasan Tanaman Perkebunan

48 Perlindungan Tanaman Perkebunan

49 Peningkatan Produksi Komoditas

Perkebunan

50 Pengembangan Komoditas

Perkebunan

51 Pengembangan Aneka Usaha dan

Pemasaran Hasil Perkebunan

Program

Peningkatan

Produksi dan

Produktivitas

Peternakan

Peningkatan Produksi

Daging

52 Pengembangan Perbibitan Ternak

53 Pengembangan Pakan ternak

Page 55: PENDAHULUAN - Banten

VI-6

54 Pengolahan dan Pemasaran Hasil

Peternakan

55 Pengujian Mutu Pakan dan Hijauan

Pakan ternak

56 Pengembangan Kawasan Pertanian

terpadu

57 Perbibitan Ternak

Program

Peningkatan

Prasarana

Sarana dan

Penyuluhan

Pertanian

Persentase Sarana

Produksi Pertanian

58 Penyediaan Prasarana dan Sarana

Pertanian

59 Optimalisasi Pemanfaatan Lahan

dan Air Irigasi

60 Peningkatan Kapasitas

Kelembagaan Tani

Program

Penanganan

Kesehatan

Hewan dan

Kesehatan

Masyarakat

Veteriner

Persentase

Pengendalian

Kesehatan Hewan dan

Kesehatan Masyarakat

Veteriner

61 Penanggulangan dan Pencegahan

Penyakit Hewan Menular

62 Pengendalian Kesehatan

Masyarakat Veteriner

63 Pengawasan Obat dan Produk Asal

Hewan

64 Peningkatan Penyidikan, Pengujian

dan Pengendalian Penyakit Hewan

Menular

Page 56: PENDAHULUAN - Banten

VI-7

Secara rinci, penyajian rencana Program dan Kegiatan, Indikator Kinerja, kelompok Sasaran

dan Pendanaan indikatif tersaji pada Tabel 6.2 dibawah ini :

65 Peningkatan Penyidikan, Pengujian

dan Pelayanan Masyarakat

Veteriner (Kesmavet)

Page 57: PENDAHULUAN - Banten

VI-8

Page 58: PENDAHULUAN - Banten

KINERJA PENYELENGGARAAN BIDANG URUSAN

RENSTRA DINAS PERTANIAN PROVINSI BANTEN 2017-2022

7.1. INDIKATOR KINERJA DINAS PERTANIAN

Indikator kinerja Dinas Pertanian Provinsi Banten merupakan gambaran mengenai ukuran

keberhasilan pencapaian pembangunan pertanian pada akhir periode masa Renstra Dinas

Pertanian Provinsi Banten. Hal ini ditunjukan dari akumulasi pencapaian indikator outcome

program pembangunan daerah setiap tahun atau indikator capaian yang bersifat mandiri setiap

tahun sehingga kondisi kinerja yang diinginkan pada akhir periode Renstra Dinas Pertanian

Provinsi Banten dapat dicapai.

Tabel 7.1 Indikator Kinerja Daerah Terhadap Capaian Kinerja Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan

NO

ASPEK/FOKUS/BIDANG URUSAN/ INDIKATOR

KONDISI KINERJA

PADA AWAL PERIODE RPJMD

TARGET CAPAIAN SETIAP TAHUN KONDISI KINERJA

PADA AKHIR

PERIODE RPJMD

KINERJA PEMBANGUNAN

DAERAH 2017 2018 2019 2020 2021 2022

-1 -2 -3 -4 -5 -6 -7 -8 -9

1

Pertanian

Capaian Laporan

Kinerja Pemerintah Provinsi Banten

CC B BB BB BB A A

2

Pertumbuhan

Sektor Pertanian

(Satuan: %)

7,05 5,3 5,6 5,8 6,00 6,2 6,2

Indikator Kinerja Utama (IKU) Dinas Pertanian selaku pelaksana pembangunan urusan

pertanian mengacu pada sasaran strategis (1) Tercapainya Kinerja Penyelenggaraan

Bab

VII

Page 59: PENDAHULUAN - Banten

VII-2

Pemerintahan yang berkualitas, (2) Pertumbuhan Ekonomi Sektor Pertanian yang optimal pada

Tujuan dan Sasaran RPJMD Provinsi Banten Tahun 2017-2022.

Tabel.7.2

Indikator Kinerja mengacu pada Sasaran dan Tujuan RPJMD

NO INDIKATOR KINERJA KINERJA

AWAL RPJMD

TARGET CAPAIAN SETIAP TAHUN KONDISI KINERJA

PADA AKHIR

PERIODE RPJMD

TAHUN 1 TAHUN 2 TAHUN 3 TAHUN 4 TAHUN 5

I Program Tata Kelola Pemerintahan 2.5 2.8 3 3.2 3.4 3.6 3.6

1 Nilai Indeks Kepuasan Masyarakat

II Program Peningkatan Produksi dan Produktivitas Tanaman Pangan

1 Capaian Produktivitas Tanaman Padi 55.68 57.35 59.07 60.84 62.67 64.55 64.55

2 Capaian Produksi Tanaman Padi 2,396,688

2,408,671

2,420,714

2,432,818

2,444,982

2,457,207

12,164,394

3 Capaian Produksi Tanaman Jagung 20,551

21,579

22,657

23,790

24,980

26,229

119,235

4 Capaian Produksi Tanaman Kedelai 6,801.00

7,141.05

7,498.10

7,873.01

8,266.65

8,679.99

39,458.81

III Program Peningkatan Produksi dan Produktivitas Hortikultura

1 Capaian Produksi Tanaman Cabai 7,498

8,246

8,970

10,101

10,692

11,672

49,681

2 Capaian Produksi Tanaman Bawang Merah

700.00

735.00

771.75

810.33

850.85

893.39

4,061.33

IV Program Peningkatan Produksi dan Produktivitas Perkebunan

1 Peningkatan Produktivitas Komoditas Unggulan Perkebunan Kakao 3,184.00 3,343.20 3,510.36 3,685.88 3,870.17 4,063.68 18,473.29

2 Capaian Produksi Tanaman Aren 1,694.00 1,728.00 1,762.00 1,798.00 1,834.00 1,870.00 8,992.00

3 Capaian Produksi Tanaman Kelapa 43,116.00 43,978.00 44,858.00 45,755.00 46,670.00 47,604.00 228,865.00

V Program Peningkatan Produksi dan Produktivitas Peternakan

1 Peningkatan Produksi Daging (Satuan ; Ribu Ton) 33.52 33.52 34.18 35.85 35.53 36.23 174.32

VI Program Peningkatan Prasarana Sarana dan Penyuluhan Pertanian

1 Persentase Sarana Produksi Pertanian 80 85 87 90 100 100 100

VII Program Penanganan Kesehatan Hewan dan Kesehatan Masyarakat Veteriner

1 Persentase Pengendalian Kesehatan Hewan dan Kesehatan Masyarakat Veteriner 100 100 100 100 100 100 100

Definisi Operasional Indikator Kinerja Dinas Pertanian

Page 60: PENDAHULUAN - Banten

VII-3

IKU Esselon II Dinas Pertanian

1. Nilai Indeks Kepuasan Masyarakat

Untuk memudahkan interpretasi terhadap penilaian IKM yaitu antara 25 - 100 maka hasil

penilaian tersebut diatas dikonversikan dengan nilai dasar 25.

IKM =𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑑𝑎𝑟𝑖 𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑝𝑒𝑟𝑠𝑒𝑝𝑠𝑖 𝑝𝑒𝑟 𝑢𝑛𝑠𝑢𝑟

𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑢𝑛𝑠𝑢𝑟 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑡𝑒𝑟𝑖𝑠𝑖𝑥 𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑝𝑒𝑛𝑖𝑚𝑏𝑎𝑛𝑔

2. Pertumbuhan Sektor Pertanian

Proses kenaikan output perkapita dalam jangka panjang atau perubahan tingkat kegiatan ekonomi

yang terjadi dari tahun ke tahun.

IKU Esselon III Dinas Pertanian

1. Capaian Produktivitas Tanaman Padi

Merupakan Nilai Produktivitas tanaman padi adalah produksi padi per satuan luas lahan dan

diukur dalam satuan Kw/Ha. Perhitungan produktivitas Padi dengan metode Ubinan. Luas Ubinan

2,5 m X 2,5 m.

𝑃𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘𝑡𝑖𝑣𝑖𝑡𝑎𝑠 = 𝐻𝑎𝑠𝑖𝑙 𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑈𝑏𝑖𝑛𝑎𝑛 𝑥 1 𝐻𝑎 𝐿𝑎ℎ𝑎𝑛

𝐿𝑢𝑎𝑠 𝑈𝑏𝑖𝑛𝑎𝑛

2. Capaian Produksi Tanaman Padi

Produksi Padi adalah jumlah output atau hasil panen padi dari luas lahan selama satu kali musim

tanam dalam bentuk Gabah Kering Giling (GKG) yang diukur dalam satuan Ton

𝑃𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘𝑠𝑖 = 𝐿𝑢𝑎𝑠 𝑃𝑎𝑛𝑒𝑛 𝑥 𝑃𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘𝑡𝑖𝑣𝑖𝑡𝑎𝑠

3. Capaian Produksi Jagung

Produksi Jagung adalah jumlah output atau hasil panen Jagung dari luas lahan selama satu kali

musim tanam dalam bentuk Pipilan Kering Jagung yang diukur dalam satuan Ton

𝑃𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘𝑠𝑖 = 𝐿𝑢𝑎𝑠 𝑃𝑎𝑛𝑒𝑛 𝑥 𝑃𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘𝑡𝑖𝑣𝑖𝑡𝑎𝑠

4. Capaian Produksi Tanaman Kedelai

Produksi Kedelai adalah jumlah output atau hasil panen Kedelai dari luas lahan selama satu kali

musim tanam dalam bentuk Biji Kering yang diukur dalam satuan Ton.

𝑃𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘𝑠𝑖 = 𝐿𝑢𝑎𝑠 𝑃𝑎𝑛𝑒𝑛 𝑥 𝑃𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘𝑡𝑖𝑣𝑖𝑡𝑎𝑠

Page 61: PENDAHULUAN - Banten

VII-4

5. Capaian Produksi Tanaman Cabai

Merupakan jumlah total produksi cabai dari luas lahan tersedia pada masa tanam cabai (9-12

bulan). Diukur dengan satuan Ton

𝑃𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘𝑠𝑖 = 𝐿𝑢𝑎𝑠 𝑃𝑎𝑛𝑒𝑛 𝑥 𝑃𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘𝑡𝑖𝑣𝑖𝑡𝑎𝑠

6. Capaian Produksi tanaman bawang

Merupakan jumlah total produksi Bawang dari luas lahan tersedia selama satu musim tanam.

Diukur dengan satuan Ton

𝑃𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘𝑠𝑖 = 𝐿𝑢𝑎𝑠 𝑃𝑎𝑛𝑒𝑛 𝑥 𝑃𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘𝑡𝑖𝑣𝑖𝑡𝑎𝑠

7. Peningkatan Produktivitas Komoditas Unggulan Perkebunan Kakao

Nilai Produktivitas Kakao adalah produksi kakao per satuan luas lahan dan diukur dalam satuan

ton/Ha.

𝑃𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘𝑡𝑖𝑣𝑖𝑡𝑎𝑠 = 𝑃𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘𝑠𝑖

𝐿𝑢𝑎𝑠 𝑃𝑎𝑛𝑒𝑛

8. Capaian Produksi Tanaman Aren

Merupakan jumlah total produksi aren dari luas lahan tersedia dalam satu tahun dan diukur

dengan satuan Ton

𝑃𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘𝑠𝑖 = 𝐿𝑢𝑎𝑠 𝑃𝑎𝑛𝑒𝑛 𝑥 𝑃𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘𝑡𝑖𝑣𝑖𝑡𝑎𝑠

9. Capaian Produksi Tanaman Kelapa

Merupakan jumlah total produksi kelapa dari luas lahan tersedia dalam satu tahun dan diukur

dengan satuan Ton

𝑃𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘𝑠𝑖 = 𝐿𝑢𝑎𝑠 𝑃𝑎𝑛𝑒𝑛 𝑥 𝑃𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘𝑡𝑖𝑣𝑖𝑡𝑎𝑠

10. Peningkatan Produksi Daging

Merupakan jumlah daging yang dihasilkan dari setiap ekor/unit ternak yang di potong pada RPH

maupun diluar RPH. Produksi daging pada setiap ekornya sangat dipengaruhi oleh jumlah karkas

yang dihasilkan. Karkas adalah hasil pemotongan ternak dikurangi kaki, organ dalam, kepala, kulit

ekor dan darah.

𝑃𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘𝑠𝑖 𝐷𝑎𝑔𝑖𝑛𝑔 = % 𝐾𝑎𝑟𝑘𝑎𝑠 𝑥 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑇𝑒𝑟𝑛𝑎𝑘 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑝𝑜𝑡𝑜𝑛𝑔

11. Persentase Sarana Produksi Pertanian

Merupakan capaian penyediaan sarana produksi pertanian (traktor dan Pompa air) dibandingkan

dengan kebutuhan sarana produksi pada tahun berjalan

Formulasi Perhitungan :

𝑅𝑒𝑎𝑙𝑖𝑠𝑎𝑠𝑖 𝑃𝑒𝑛𝑦𝑒𝑑𝑖𝑎𝑎𝑛 𝑆𝑎𝑟𝑎𝑛𝑎 𝑃𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘𝑠𝑖

𝑅𝑒𝑛𝑐𝑎𝑛𝑎 𝑘𝑒𝑏𝑢𝑡𝑢ℎ𝑎𝑛 𝑠𝑎𝑟𝑎𝑛𝑎 𝑝𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘𝑠𝑖 𝑥 100 %

12. Persentase pengendalian kesehatan hewan dan kesehatan masyaraka veteriner

Page 62: PENDAHULUAN - Banten

VII-5

Merupakan capaian pengendalian dan Pengujian PHM (Rabies, Brucellosis, AI, dan Gangrep) yang

dilakukan pada Balai Pelayanan dan Pengujian Veteriner serta Bidang Keswan dan Kesmavet dan

diukur dengan satuan sampel

𝑅𝑒𝑎𝑙𝑖𝑠𝑎𝑠𝑖 𝑃𝑒𝑛𝑔𝑒𝑛𝑑𝑎𝑙𝑖𝑎𝑛 𝑑𝑎𝑛 𝑃𝑒𝑛𝑔𝑢𝑗𝑖𝑎𝑛 𝑃𝐻𝑀

𝑅𝑒𝑛𝑐𝑎𝑛𝑎 𝑃𝑒𝑛𝑔𝑒𝑛𝑑𝑎𝑙𝑖𝑎𝑛 𝑑𝑎𝑛 𝑃𝑒𝑛𝑔𝑢𝑗𝑖𝑎𝑛 𝑃𝐻𝑀 𝑥 100

Page 63: PENDAHULUAN - Banten
Page 64: PENDAHULUAN - Banten

VII-1

PENUTUP

RENSTRA DINAS PERTANIAN PROVINSI BANTEN 2017-2022

Mengingat pentingnya sektor pertanian bagi pembangunan skala nasional maupun daerah khususnya

Provinsi Banten, maka Dinas Pertanian Provinsi Banten mempunyai tugas dan fungsi dalam merumuskan

kebijakan daerah di sektor pertanian. Kebijakan daerah tersebut dirumuskan dalam suatu Rencana

Strategis (RENSTRA) yang nantinya dijadikan sebagai acuan dalam penyusunan rencana kerja tahunan

dalam pelaksanaan pembangunan pertanian.

RENSTRA Dinas Pertanian Provinsi Banten Tahun 2017-2022 disusun sebagaimana diamanatkan oleh

Undang- Undang No. 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional. RENSTRA

yang mengacu pada Peraturan Daerah Provinsi Banten Nomor 1 Tahun 2010 tentang Rencana

Pembangunan Jangka Panjang Daerah Provinsi Banten Tahun 2005-2025, Peraturan Gubernur Banten

Nomor 83 Tahun 2016 tentang, Kedudukan, Tugas Pokok, Fungsi, Susunan Organisasi dan Tata Kerja

Perangkat Daerah Provinsi Banten visi serta misi Gubernur Banten terpilih dan Peraturan Daerah Nomor

4 Tahun 2012 Tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Provinsi Banten Tahun 2017-

2022.

RENSTRA Dinas Pertanian Provinsi Banten Tahun 2017-2022 adalah merupakan komitmen bersama

seluruh unit kerja dalam bidang perencanaan untuk mewujudkan visi dan misi yang telah ditetapkan.

Seluruh unit kerja di lingkungan Dinas Pertanian Provinsi Banten di dalam melaksanakan tugas dan

fungsinya yang dituangkan dalam Renstra unit kerja masing-masing berpedoman pada RENSTRA Dinas

Pertanian Provinsi Banten Tahun 2017-2022. RENSTRA Dinas Pertanian Provinsi Banten Tahun 2017-

2022 disusun untuk dilaksanakan dengan penuh tanggung jawab untuk mendukung tercapainya kinerja

Dinas Pertanian Provinsi Banten.

RENSTRA Dinas Pertanian Provinsi Banten Tahun 2017-2022 ini merupakan acuan semua pihak terkait

dalam melaksanakan program dan kegiatan pembangunan pertanian untuk mendukung terwujudnya

Visi dan Misi Banten 2017-2022 yaitu “Banten Yang Maju, Mandiri, Berdaya Saing, Sejahtera dan

Berakhlaqul Karimah”.

Bab

VIII

Page 65: PENDAHULUAN - Banten

DAFTAR ISI

Halaman

BAB I. PENDAHULUAN .................................................................................................................................. I-1

1.1. Latar Belakang ............................................................................................................................................. I-1

1.2. Landasan Hukum ........................................................................................................................................ I-2

1.3. Maksud dan Tujuan .................................................................................................................................... I-3

1.4. Sistematika Penulisan ................................................................................................................................ I-4

BAB II. GAMBARAN PELAYANAN PERANGKAT DAERAH .............................................................. II-1

2.1. Tugas, Fungsi, dan Struktur Organisasi Perangkat Daerah ............................................................. II-1

2.2. Sumber Daya Perangkat Daerah ............................................................................................................. II-36

2.2.1. Sumber Daya Alam ..................................................................................................................... II-36

2.2.2. Sumber Daya Manusia .............................................................................................................. II-42

2.2.3. Asset dan Saranan Prasarana ................................................................................................... II-43

2.2.4. Perwujudan Korupsi Badan Usaha Milik Petani (BUMP) ............................................... II-44

2.3. Kinerja Pelayanan Perangkat Daerah .................................................................................................... II-46

2.3.1. Capaian Indikator Makro......................................................................................................... II-48

2.3.2. Perkembangan Sektor Pertanian ............................................................................................ II-50

2.4. Tantangan dan Peluang Pengembangan Pelayanan Perangkat Daerah ......................................... II-57

2.4.1. Tantangan .................................................................................................................................... II-57

2.4.2. Peluang ......................................................................................................................................... II-59

BAB III. PERMASALAHAN DAN ISU-ISU STRATEGIS PERANGKAT DAERAH ........................ III-1

3.1 Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan OPD ................................ III-1

3.2 Telaah Visi, Misi, dan Program Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Terpilih .................. III-4

3.2.1. Visi Provinsi Banten ........................................................................................................................ III-4

3.2.1. Misi Provinsi Banten ....................................................................................................................... III-4

3.3 Telaah Renstra K/L .................................................................................................................................... III-6

3.3.1. Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran Strategis .................................................................................... III-6

3.3.2. Arahan Kebijakan dan Strategi Nasional Bidang Pertanian .................................................. III-10

3.3.3. Arah Kebijakan dan Strategi Kementerian Pertanian ............................................................. III-14

3.4 Telaah Rencana Tata Ruang Wilayah dan Kajian Lingkungan Hidup Strategis ........................ III-16

3.4.1. Telaah Rencana Tatat Ruang Wilayah ....................................................................................... III-16

3.4.2. Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHK) .......................................................................... III-26

3.4.3. Internal .............................................................................................................................................. III-27

3.4.4. Eksternal ........................................................................................................................................... III-38

BAB IV. TUJUAN DAN SASARAN .............................................................................................................. IV-1

4.1 Tujuan dan Sasaran ................................................................................................................................... IV-1

Page 66: PENDAHULUAN - Banten

BAB V. STRATEGI DAN ARAH KEGIATAN .......................................................................................... V-1

5.1 Strategi dan Arah Kegiatan ....................................................................................................................... V-1

BAB VI. RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN SERTA PENDANAAN .................................... VI-1

6.1. Rencana Program dan Kegiatan ............................................................................................................... VI-1

BAB VII. KINERJA PENYELENGGARAAN BIDANG URUSAN .......................................................... VII-1

7.1. Indikator Kinerja Dinas Pertanian ........................................................................................................... VII-1

BAB VIII. PENUTUP ......................................................................................................................................... VIII-1

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1. Tinggi Wilayah Di Atas Permukaan Laut Tiap Kabupaten/Kota di Provinsi Banten ..... II-36

Tabel 2.2. Keadaan Musim Kemarau di Provinsi Banten .......................................................................... II-40

Tabel 2.3. Keadaan Musim Hujan di Provinsi Banten ............................................................................... II-41

Tabel 2.4. Distribusi Penggunaan Lahan di Setiap Kabupaten/Kota di Provinsi Banten .................. II-42

Tabel 2.5. Data Pegawai Dinas Pertanian Banten Tahun 2014-2017 berdasarkan Golongan ........... II-43

Tabel 2.6. Komposisi Pegawai Berdasarkan Tingkat Pendidikan .......................................................... II-43

Tabel 2.7. Daftar Inventaris Barang Dinas Pertanian Provinsi Banten................................................... II-44

Tabel 2.8. Kinerja Pelayanan Perangkat Daerah Dinas Pertanian Provinsi Banten Tahun 2017 ...... II-46

Tabel 2.9. PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha ............................................... II-49

Tabel 2.10. Nilai Tukar Petani (NTP) Provinsi Banten .............................................................................` II-50

Tabel 2.11. Luas Panen Tanaman Pangan Provinsi Banten Tahun 2011-2015 ......................................... II-50

Tabel 2.12. Produktivitas Tanaman Pangan Provinsi Banten Tahun 2011-2015 .................................... II-51

Tabel 2.13. Produksi Tanaman Pangan Provinsi Banten Tahun 2011-2015 ............................................ II-51

Tabel 2.14. Luas Panen Tanaman Hortikultura Provinsi Banten Tahun 2011-2015 ............................. II-52

Tabel 2.15. Produksi Tanaman Hortikultura Provinsi Banten Tahun 2011-2015 .................................. II-53

Tabel 2.16. Produktivitas Tanaman Hortikultura Provinsi Banten Tahun 2011-2015 ......................... II-53

Tabel 2.17. Populasi Peternakan Provinsi Banten 2012-2015 .................................................................... II-54

Tabel 2.18. Produksi Peternakan Provinsi Banten 2012-2015 ................................................................... II-56

Tabel 2.19. Luas Lahan dan Produksi Komoditas Strategi Perkebunan Rakyat (PR)

di Provinsi Banten dan Pengelolaanya ....................................................................................... II-56

Tabel 2.20. Luas Lahan dan Produksi Komoditas Strategis PBS dan PBN di Provinsi Banten

Berdasarkan Kepemilikan/Pengelolaannya ............................................................................. II-56

Tabel 3.1. Identifikasi PermasalahnBerdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan OPD ....................... III-2

Tabel 3.2. Telaah Visi, Misi dan Program Kepala Daerah Terpilih 2017-2022 .................................... III-5

Tabel 3.3. Pokok-Pokok Visi Kementerian Pertanian .............................................................................. III-7

Tabel 3.4. Telaah Visi, Misi Renstra K/L ..................................................................................................... III-8

Tabel 3.5. Permasalahan Pelayanan Dinas Pertanian Telaah Tata Ruang Wilayah

beserta Faktor Penghambat dan Pendorong Keberhasilan Penangananya ..................... III-28

Tabel 4.1. Tujuan dan Sasaran Renstra Dinas Pertanian Provinsi Banten Tahun 2017-2022 ......... IV-2

Tabel 5.1. Strategi dan Arah Kegiatan Dinas Pertanian Provinsi Banten tahun 2017-2022 ............ V-1

Page 67: PENDAHULUAN - Banten

Tabel 6.1. Program dan Kegiatan Beserta Target dan Kerangka Pendanaa ......................................... VI-2

Tabel 7.1. Indikator Kegiatan Dinas Pertanian Provinsi Banten Tahun 2018-2022 ........................... VII-3

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1. Bagan Susunan Organisasi Dinas Pertanian .......................................................................... II-3

Gambar 2.2. Bagan Susunan Organisasi UPTD ........................................................................................... II-3

Page 68: PENDAHULUAN - Banten

KATA PENGANTAR

PENYUSUNAN RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) 2017-2022

DINAS PERTANIAN PROVINSI BANTEN

Bismillahirrahmanirrahim

Assalamualaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh,

Puji syukur Kami panjatkan kehadirat Allah SWT, atas karunia serta ridlho-Nya,

Dokumen Rencana Strategis (RENSTRA) Tahun 2017-20212 Dinas Pertanian Provinsi Banten

sudah dapat diselesaikan.

Sebagaimana diamanatkan dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 86 Tahun 2017,

nahwa Satuan Kerja perangkat Daerah (SKPD) untuk menyusun Rencana Strategis yang

selanjutnya disebut RENSTRA SKPD dan memuat tujuan, strategi, kebijakan, program dan

kegiatan pembangunan sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya dengan berpedoman pada

RPJMD.

Renstra Dinas Pertanian tahun 2017-2022 ini mempunyai fungsi sebagai acuan bagi

komponen Dinas Pertanian dalam menyusun, pengendalian, pelaksanaan, evaluasi dan

pelaporan kegiatan pembangunan pertanian di provinsi Banten. Sistematika Renstra

sesuai dengan Permendagri Nomor 86 tahun 2017, terdiri dari ; Bab I Pendahuluan, Bab II

Gambaran Pelayanan Dinas Pertanian, Bab III Permasalahan dan Isu-isu Strategis, Bab IV

Tujuan dan Sasaran, Bab V Strategi dan Arah Kebijakan, Bab VI Rencana Program dan

Kegiatan Serta Pendanaan

Dokumen RENSTRA ini disusun untuk menjadi pedoman pelaksanaan kegiatan,

sehingga diharapkan dalam pelaksanaannya dapat berjalan lancer, tertib dan efisien

sesuai dengan target dan sasaran yang telah ditetapkan

Akhir kata, kami mengucapkan banyak terima kasih kepada seluruh pihak yang

telah terlibat dalam Penyusunan Rencana Strategis (RENSTRA) Dinas Pertanian 2017-2022 ini .

Wassalamualaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh

Serang, Desember 2017

Kepala Dinas

Ir. H. Agus M. Tauchid S. M.Si NIP. 19660219 199203 0 007

Page 69: PENDAHULUAN - Banten

Matrik Rancangan Program, kegiatan dan Rincian Indikator Kegiatan

Program dan Kegiatan Indikator Kinerja

Program (outcome) dan kegiatan (output)

Satuan

DCPT Awal Peren-canaan

Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan

Tahun 1 Tahun 2 Tahun 3 Tahun 4 Tahun 5 Kondisi Kinerja Akhir

Periode Renstra Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp

Program Tata Kelola Pemerintahan

Nilai IKM Satuan: Skala

(1-4) 2.8

3

3.2

3.4

3.6

3.6

Penyusunan Laporan Kinerja Keuangan dan Neraca Aset

Penyusunan Dokumen Laporan Keuangan Dok 17 17 200.000.000 17 200.000.000 17 200.000.000 17 200.000.000 17 200.000.000 17

Penyusunan Tindak Lanjut Hasil Pemeriksaan (TLHP) Aparat Pengawas Instansi Pemeritah (APIP) Dok 2 2 150.000.000 2 150.000.000 2 150.000.000 2 150.000.000 2 150.000.000 2

Penyusunan Dokumen Laporan Pajak Dok 3 3 150.000.000 3 150.000.000 3 150.000.000 3 150.000.000 3 150.000.000 3

Perencanaan, Evaluasi dan Pelaporan

Penyusunan Laporan Evaluasi Program dan Kegiatan Dok 3 3 400.000.000 3 400.000.000 3 400.000.000 3 400.000.000 3 400.000.000 3

Penyusunan Perencanaan Program-Kegiatan Tahunan Dok 9 9 700.000.000 9 700.000.000 9 700.000.000 9 700.000.000 9 700.000.000 9

Penyusunan Laporan Evaluasi dan Pengendalian Dok 5 5 350.000.000 5 350.000.000 5 350.000.000 5 350.000.000 5 350.000.000 5

Monitoring dan Evaluasi Dok 4 4 300.000.000 4 300.000.000 4 300.000.000 4 300.000.000 4 300.000.000 4

Pengadaan Sarana Prasarana Kantor

Pengadaan Sarana dan Prasarana Kantor Paket 2 2 3.000.000.000 2 3.000.000.000 2 3.000.000.000 2 3.000.000.000 2 3.000.000.000 2

Pengadaan/Pembangunan Gedung/Kantor Paket 1 1 2.000.000.000 1 2.000.000.000 1 2.000.000.000 1 2.000.000.000 1 2.000.000.000 1

Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Kantor

Pemeliharan dan Rehabilitasi Gedung/Kantor Paket 1 1 350.000.000 1 350.000.000 1 350.000.000 1 350.000.000 1 350.000.000 1

Pemeliharaan Kendaraan Dinas Operasional Unit 41 41 400.000.000 41 400.000.000 41 400.000.000 41 400.000.000 41 400.000.000 41

Pemeliharaan Inventaris Kantor/APK Unit 117 117 300.000.000 117 300.000.000 117 300.000.000 117 300.000.000 117 300.000.000 117

Pemeliharaan Taman dan Paket 2 2 300.000.000 2 300.000.000 2 300.000.000 2 300.000.000 2 300.000.000 2

Page 70: PENDAHULUAN - Banten

Program dan Kegiatan Indikator Kinerja

Program (outcome) dan kegiatan (output)

Satuan

DCPT Awal Peren-canaan

Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan

Tahun 1 Tahun 2 Tahun 3 Tahun 4 Tahun 5 Kondisi Kinerja Akhir

Periode Renstra Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp

Penanganan Sampah Domestik

Penyediaan Barang dan Jasa Perkantoran

Operasional kantor tidak tetap Orang 94 94 1.800.000.000 94 1.800.000.000 94 1.800.000.000 94 1.800.000.000 94 1.800.000.000 94

Penyediaan barang habis pakai Paket 5 5 300.000.000 5 300.000.000 5 300.000.000 5 300.000.000 5 300.000.000 5

Penyediaan Bahan Cetak Paket 5 5 300.000.000 5 300.000.000 5 300.000.000 5 300.000.000 5 300.000.000 5

Penyediaan Makan dan Minum Kantor

Bulan 12 12 300.000.000 12 300.000.000 12 300.000.000 12 300.000.000 12 300.000.000 12

Penyediaan Operasional Jasa Kantor

Bulan 12 12

450.000.000 12

450.000.000

12

450.000.000

12

450.000.000

12

450.000.000 12

Penyediaan BBM Bulan 12 12 450.000.000 12 450.000.000 12 450.000.000 12 450.000.000 12 450.000.000 12

Peningkatan Kapasitas Aparatur

Fasilitasi Administrasi Kepegawaian Dok 15 15

150.000.000

15

150.000.000

15

150.000.000

15

150.000.000

15

150.000.000 15

Peningkatan Kompetensi Aparatur Keg 1 1

250.000.000

1

250.000.000

1

250.000.000

1

250.000.000

1

250.000.000 1

Rapat Koordinasi Kedalam dan Keluar Daerah

Koordinasi dan Konsultasi Keluar Daerah

Bulan 12 12

1.500.000.000

12

1.500.000.000

12

1.500.000.000

12

1.500.000.000

12

1.500.000.000 12

Koordinasi dan Konsultasi dalam Daerah

Bulan 12 12

1.000.000.000

12

1.000.000.000

12

1.000.000.000

12

1.000.000.000

12

1.000.000.000 12

Peningkatan Penge-lolaan Kearsipan dan Pelayanan Perpustakaan

Pengelolaan arsip dinamis SKPD Bulan 12 12 150.000.000 12 150.000.000 12 50.000.000 12 50.000.000 12 150.000.000 12

Penyediaan Data Pem-bangunan Sektoral

Penyusunan Profil Kinerja Program Perangkat Daerah Dok 2 2

200.000.000

2

200.000.000

2

200.000.000

2

200.000.000

2

200.000.000 2

Pembuatan Visualisasi Perangkat Daerah Dok 1 1

100.000.000

1

100.000.000

1

100.000.000

1

100.000.000

1

100.000.000 1

Pengelolaan Website PD Bulan 12 12 100.000.000 12 100.000.000 12 100.000.000 12 100.000.000 12 100.000.000 12

Penyusunan Statistik Sektoral dan Informasi Geospasial Tematik Paket 1 1

200.000.000

1

200.000.000

1

200.000.000

1

200.000.000

1

200.000.000 1

Pengelolaan PPID Paket 1 1 100.000.000 1 100.000.000 1 100.000.000 1 100.000.000 1 100.000.000 1

Pengadaan Sarana Prasarana Kantor pada UPTD BPSB TPHBUN

Page 71: PENDAHULUAN - Banten

Program dan Kegiatan Indikator Kinerja

Program (outcome) dan kegiatan (output)

Satuan

DCPT Awal Peren-canaan

Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan

Tahun 1 Tahun 2 Tahun 3 Tahun 4 Tahun 5 Kondisi Kinerja Akhir

Periode Renstra Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp

Pengadaan Sarana dan Prasarana Kantor UPTD BPSB Paket 11 11

1.500.000.000

11

1.500.000.000

11

1.500.000.000

11

1.500.000.000

11

1.500.000.000

Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Kantor pada UPTD BPSB TPHBUN

Pemeliharan dan Rehabilitasi Gedung/Kantor Paket 2 2 300.000.000 2 300.000.000 1 300.000.000 2 300.000.000 2 300.000.000

Pemeliharaan Kendaraan Dinas Operasional Paket 1 1 100.000.000 1 100.000.000 1 100.000.000 1 100.000.000 1 100.000.000

Pemeliharaan Inventaris Kantor/APK Paket 1 1 75.000.000 1 75.000.000 1 75.000.000 1 75.000.000 1 75.000.000

Penyediaan Barang dan Jasa Perkantoran pada UPTD BPSB TPHBUN

Operasional kantor tidak tetap Orang 15 15 350.000.000 15 350.000.000 15 350.000.000 15 350.000.000 15 350.000.000

Penyediaan barang habis pakai Paket 1 1 150.000.000 1 150.000.000 1 150.000.000 1 150.000.000 1 150.000.000

Penyediaan Makan dan Minum Kantor Paket 1 1 150.000.000 1 150.000.000 1

150.000.000 1

150.000.000 1

150.000.000

Penyediaan Operasional Jasa Kantor Paket 1 1 300.000.000 1

300.000.000 1

300.000.000 1

300.000.000 1

300.000.000

Penyediaan BBM Paket 1 1 200.000.000 1 200.000.000 1 200.000.000 1 200.000.000 1 200.000.000

Rapat Koordinasi Ke dalam dan Keluar Daerah pada UPTD BPSB TPHBUN

Koordinasi dan Konsultasi Keluar Daerah Bulan 12 12

300.000.000 12

300.000.000 12

300.000.000 12

300.000.000 12

300.000.000

Koordinasi dan Konsultasi Ke Dalam Daerah Bulan 12 12

200.000.000 12

200.000.000 12

200.000.000 12

200.000.000 12

200.000.000

Pengadaan Sarana Prasarana Kantor pada UPTD BPTPH BUN

Pengadaan Sarana dan Prasarana Kantor Paket 15 15

1.000.000.000 15

1.000.000.000 15

1.000.000.000 15

1.000.000.000 15

1.000.000.000

Pengadaan/Pembangunan Gedung/ Kantor Paket 3 3

1.000.000.000 3

1.000.000.000 3

1.000.000.000 3

1.000.000.000 3

1.000.000.000

Pemeliharaan Sarana dan Prasa-rana Kantor Pada UPTD BPTPH BUN

Pemeliharan dan Rehabilitasi Gedung/Kantor Paket 4 4

300.000.000 4

300.000.000 4

300.000.000 4

300.000.000 4 300.000.000

Pemeliharaan Kendaraan Unit 62 62 62 62 62 62 350.000.000

Page 72: PENDAHULUAN - Banten

Program dan Kegiatan Indikator Kinerja

Program (outcome) dan kegiatan (output)

Satuan

DCPT Awal Peren-canaan

Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan

Tahun 1 Tahun 2 Tahun 3 Tahun 4 Tahun 5 Kondisi Kinerja Akhir

Periode Renstra Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp

Dinas Operasional 350.000.000 350.000.000 350.000.000 350.000.000

Pemeliharaan Inventaris Kantor/APK Unit 12 12

250.000.000 12

250.000.000 12

250.000.000 12

250.000.000 12 250.000.000

Penyediaan Barang dan Jasa Perkantoran pada UPTD BPTPH BUN

Operasional kantor Tidak tetap Orang 93 93 2.500.000.000 93 2.500.000.000 93 2.500.000.000 93 2.500.000.000 93 2.500.000.000

Penyediaan Barang Habis Pakai Paket 6 6 150.000.000 6 150.000.000 6 150.000.000 6 150.000.000 6 150.000.000

Penyediaan Makan dan Minum Kantor Bulan 12 12

150.000.000 12

150.000.000 12

150.000.000 12

150.000.000 12

150.000.000

Penyediaan Operasional Jasa Kantor

Bulan 12 12

350.000.000 12

350.000.000 12

350.000.000 12

350.000.000 12

350.000.000

Penyediaan BBM Bulan 12

12

250.000.000

12

250.000.000

12

250.000.000

12

250.000.000

12

250.000.000

Rapat Koordinasi Kedalam dan Keluar Daerah Pada UPTD BPTPH BUN

Koordinasi dan Konsultasi Keluar Daerah

Bulan 12 12

300.000.000 12

300.000.000 12

300.000.000 12

300.000.000 12

300.000.000

Koordinasi dan Konsultasi Ke Dalam Daerah

Bulan 12 12

200.000.000 12

200.000.000 12

200.000.000 12

200.000.000 12

200.000.000

Pengadaan Sarana Prasarana Kantor UPTD BBI TPH/Balai Pengem-bangan dan Produksi Tanaman Pangan, Horti-kul tura dan Perkebunan (BP2TPHBUN)

Pengadaan Sarana dan Pra-sarana Kantor Paket 5 5 1.000.000.000 5 1.000.000.000 5 1.000.000.000 5 1.000.000.000 5 1.000.000.000

Pengadaan/ Pembangunan Gedung/Kantor Paket 3 3

500.000.000 3

500.000.000 3

500.000.000 3

500.000.000 3

500.000.000

Pemeliharaan Sarana Prasarana Kantor UPTD BBI TPH/Balai Pengem-bangan dan Produksi Tanaman Pangan, Horti-kul tura dan Perkebunan (BP2TPHBUN)

Pemeliharan dan Rehabilitasi Gedung/Kantor Paket 18 18

300.000.000 18

300.000.000 18

300.000.000 18

300.000.000 18

300.000.000

Pemeliharaan Kendaraan Dinas Operasional Unit 57 57

250.000.000 57

250.000.000 57

250.000.000 57

250.000.000 57

250.000.000

Page 73: PENDAHULUAN - Banten

Program dan Kegiatan Indikator Kinerja

Program (outcome) dan kegiatan (output)

Satuan

DCPT Awal Peren-canaan

Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan

Tahun 1 Tahun 2 Tahun 3 Tahun 4 Tahun 5 Kondisi Kinerja Akhir

Periode Renstra Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp

Pemeliharaan Inventaris Kantor/APK Unit 52 52

250.000.000 52

250.000.000 52

250.000.000 52

250.000.000 52

250.000.000

Penyediaan Barang dan Jasa Kantor UPTD BBI TPH/Balai Pengem-bangan dan Produksi Tanaman Pangan, Horti-kul tura dan Perkebunan (BP2TPHBUN)

Operasional kantor Tidak tetap Orang 19 19

600.000.000 19

600.000.000 19

600.000.000 19

600.000.000 19

600.000.000

Penyediaan Barang Habis Pakai Paket 6 6

200.000.000 6

200.000.000 6

200.000.000 6

200.000.000 6

200.000.000

Penyediaan Makan dan Minum Kantor Bulan 12 12

250.000.000 12

250.000.000 12

250.000.000 12

250.000.000 12

250.000.000

Penyediaan Operasional Jasa Kantor Bulan 12 12

300.000.000 12

300.000.000 12

300.000.000 12

300.000.000 12

300.000.000

Penyediaan BBM Bulan

12

12

200.000.000

12

200.000.000

12

200.000.000

12

200.000.000

12

200.000.000

Rapat Koordinasi Kedalam dan Keluar Daerah Kantor UPTD BBI TPH/Balai Pengem-bangan dan Produksi Tanaman Pangan, Hor-tikultura dan Perke-bunan (BP2TPHBUN)

Koordinasi dan Konsultasi Keluar Daerah Bulan 12 12 300.000.000 12 300.000.000 12 300.000.000 12 300.000.000 12 300.000.000

Koordinasi dan Konsultasi Ke Dalam Daerah Bulan 12 12

200.000.000 12

200.000.000 12

200.000.000 12

200.000.000 12

200.000.000

Pengadaan Sarana Prasarana Kantor pada UPTD BALAI PENGEMBANGAN PETERNAKAN

Pengadaan Sarana dan Prasarana Kantor Paket 12 12

1.000.000.000 12

1.000.000.000 12

1.000.000.000 12

1.000.000.000 12

1.000.000.000

Pengadaan/ Pembangunan Gedung/Kantor Paket 0 1

500.000.000 1

500.000.000 1

500.000.000 1

500.000.000 1

500.000.000

Pemeliharaan Sarana Prasarana Kantor pada UPTD BALAI PENGEMBANGAN PETERNAKAN

Pemeliharan dan Rehabilitasi Paket 1 1 1 1 1 1

Page 74: PENDAHULUAN - Banten

Program dan Kegiatan Indikator Kinerja

Program (outcome) dan kegiatan (output)

Satuan

DCPT Awal Peren-canaan

Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan

Tahun 1 Tahun 2 Tahun 3 Tahun 4 Tahun 5 Kondisi Kinerja Akhir

Periode Renstra Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp

Gedung/Kantor 300.000.000 300.000.000 300.000.000 300.000.000 300.000.000

Pemeliharaan Kendaraan Dinas Operasional Unit 11 11

250.000.000 11

250.000.000 11

250.000.000 11

250.000.000 11

250.000.000

Pemeliharaan Inventaris Kantor/APK Unit 11 11

250.000.000 11

250.000.000 11

250.000.000 11

250.000.000 11

250.000.000

Penyediaan Barang dan Jasa Perkantoran pada UPTD BALAI PENGEMBANGAN PETERNAKAN

Operasional kantor tidak tetap Bulan 12 12 700.000.000 12 700.000.000 12 700.000.000 12 700.000.000 12 700.000.000

Penyediaan Barang habis pakai Paket 12 12 200.000.000 12 200.000.000 12 200.000.000 12 200.000.000 12 200.000.000

Penyediaan makan dan minum kantor Bulan 12 12

200.000.000 12

200.000.000 12

200.000.000 12 200.000.000 12 200.000.000

Penyediaan Operasional Jasa Kantor Bulan 12 12

300.000.000 12

300.000.000 12

300.000.000 12 300.000.000 12 300.000.000

Penyediaan BBM Bulan 12 12 200.000.000 12 200.000.000 12 200.000.000 12 200.000.000 12 200.000.000

Rapat Koordinasi Ke dalam dan Keluar Daerah pada UPTD BALAI PENGEMBANGAN PETERNAKAN

Koordinasi dan Konsultasi Keluar Daerah Bulan 12 12

300.000.000 12

300.000.000 12

300.000.000 12 300.000.000 12 300.000.000

Koordinasi dan Konsultasi Ke Dalam Daerah Bulan 12 12

200.000.000 12

200.000.000 12

200.000.000 12 200.000.000 12 200.000.000

Pengadaan Sarana Prasarana Kantor pada UPTD BALAI PELAYANAN DAN PENG-UJIAN VETERINER

Pengadaan Sarana dan Prasarana Kantor Paket 12 12

1.000.000.000 12

1.000.000.000 12

1.000.000.000 12

1.000.000.000 12

1.000.000.000

Pengadaan/ Pembangunan Gedung/Kantor Paket 0 1

500.000.000 1

4.000.000.000 1

2.000.000.000 1

2.000.000.000 1

2.000.000.000

Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Kantor pada UPTD BALAI PELAYANAN DAN PENG-UJIAN VETERINER

Pemeliharan dan Rehabilitasi Gedung/Kantor Paket 1 1

300.000.000 1

300.000.000 1

300.000.000 1

300.000.000 1

300.000.000

Pemeliharaan Kendaraan Dinas Operasional Unit 11 11

400.000.000 11

400.000.000 11

400.000.000 11

400.000.000 11

400.000.000

Pemeliharaan Inventaris Unit 11 11 11 11 11 11

Page 75: PENDAHULUAN - Banten

Program dan Kegiatan Indikator Kinerja

Program (outcome) dan kegiatan (output)

Satuan

DCPT Awal Peren-canaan

Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan

Tahun 1 Tahun 2 Tahun 3 Tahun 4 Tahun 5 Kondisi Kinerja Akhir

Periode Renstra Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp

Kantor/APK 200.000.000 200.000.000 200.000.000 200.000.000 200.000.000

Penyediaan Barang dan Jasa Perkantoran pada UPTD BALAI PELAYANAN DAN PENG-UJIAN VETERINER

Operasional kantor tidak tetap Bulan 12 12 550.000.000 12 550.000.000 12 550.000.000 12 550.000.000 12 550.000.000

Penyediaan barang habis pakai Paket 12 12 250.000.000 12 250.000.000 12 250.000.000 12 250.000.000 12 250.000.000

Penyediaan makan dan minum kantor Bulan 12 12 250.000.000 12 250.000.000 12 250.000.000 12 250.000.000 12 250.000.000

Penyediaan Operasional Jasa Kantor Bulan 12 12

250.000.000 12

250.000.000 12

250.000.000 12

250.000.000 12 250.000.000

Penyediaan BBM Bulan 12 12 250.000.000 12 250.000.000 12 250.000.000 12 250.000.000 12 250.000.000

Rapat Koordinasi Ke dalam dan Keluar Daerah pada UPTD BALAI PELAYANAN DAN PENGUJIAN VETERINER

Koordinasi dan Konsultasi Keluar Daerah Bulan 12 12

300.000.000 12

300.000.000 12

300.000.000 12 300.000.000 12 300.000.000

Koordinasi dan Konsultasi Ke Dalam Daerah Bulan 12 12 200.000.000 12 200.000.000 12 200.000.000 12 200.000.000 12 200.000.000

Program Peningkatan Produksi dan Produkti-vitas Tanaman Pangan

Capaian Produksitivitas Tanaman Padi

Ton/Ha

55,68

57,35

59,07

60,84

62,67

64,55

64,55

Capaian Produksi Tanaman Padi

Ton 2.396.688 2.408.671 2.420.715 2.432.818 2.444.982 2.457.207 12.164.394

Capaian Produksi Tanaman Jagung

Ton

20.551

21.579

22.657

23.790

24.980

26.229 119.235

Capaian Produksi Tanaman Kedelai

Ton

6.801

7.141

7.498

7.873

8.267

8.680 39.459

Pendapatan Asli Daerah (PAD) atas Pemasaran benih Padi, Bawang Merah dan Kakao

Rupiah

20.000.000 50.000.000 100.000.000 150.000.000 200.000.000

Pendapatan Asli Daerah (PAD) atas retribusi pelayanan uji mutu benih

Rupiah

Peningkatan Produksi, produktivitas dan mutu produk Serealia

Peningkatan Produksi Padi Ton KGK 2.396.688 2.408.671 2.500.000.000 2.420.715 2.700.000.000 2.432.818 3.000.000.000 2.444.982 3.200.000.000 2.457.207 3.500.000.000 12.164.394

Peningkatan Produksi Ton 20.551 21.579 2.000.000.000 22.657 2.200.000.000 23.790 2.400.000.000 24.980 2.600.000.000 26.229 2.800.000.000 119.235

Page 76: PENDAHULUAN - Banten

Program dan Kegiatan Indikator Kinerja

Program (outcome) dan kegiatan (output)

Satuan

DCPT Awal Peren-canaan

Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan

Tahun 1 Tahun 2 Tahun 3 Tahun 4 Tahun 5 Kondisi Kinerja Akhir

Periode Renstra Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp

Jagung

Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Aneka Kacang dan Umbi

Peningkatan Produksi Kedelai Ton 6.801 7.141 7.498 7.873 8.267 8.680 39.459

Peningkatan Produksi Kacang Hijau Ton 702 722 742 761 782 804

Peningkatan Produksi Kacang Tanah Ton 9245 9544 9852 10172 10705 11059

Peningkatan Produksi Ubi Jalar Ton 25779 26169 26554 26964 27370 27759

Peningkatan Produksi Ubi kayu Ton 79660 82070 84525 87079 89696 92400

Pengembangan Tek-nologi dan Pasca panen Tanaman pangan

Pengembangan Teknologi dan Pasca panen Tanaman pangan

Kelompok

10

1.000.000.000

10

1.000.000.000

10

1.000.000.000

10

1.000.000.000

10

1.000.000.000

Produksi dan Pema-saran benih Tanaman Pangan

Produksi benih Padi Ton 50 2.550.000.000 100 3.650.000.000 200 6.000.000.000 400 12.000.000.000 800 20.000.000.000

Produksi benih Jagung Ton 3 36.000.000 5 66.000.000 7 101.640.000 10 159.720.000 15 263.538.000

Produksi benih Kedelai Ton 4 72.000.000 5 99.000.000 6 130.680.000 8 191.664.000 10 263.538.000

Pengembangan Per-benihan Tanaman Pangan

Pengembangan benih Padi Ton 5,0 485.000.000 8 545.000.000 16 700.000.000 24 900.000.000 30 .200.000.000

Pengembangan benih Jagung Ton 1,0 100.000.000 3 200.000.000 6 380.000.000 9 550.000.000 24 750.000.000

Pengembangan benih Kedelai Ton 1,2 100.000.000 3 220.000.000 6 400.000.000 10 550.000.000 15 750.000.000

Pelayanan Teknis Ser-tifikasi dan Pengawasan Tanaman Pangan

Rekomendasi Produsen Benih Tanaman Pangan Unit

15

17

300.000.000

19

400.000.000

21

500.000.000

23

600.000.000

25

700.000.000

Rekomendasi Pengedar Benih Tanaman Pangan Unit

16

18

300.000.000

20

400.000.000

22

500.000.000

24

600.000.000

26

700.000.000

Sertifikat dan Legalisasi Label Benih Tanaman Pangan Unit

230

240

750.000.000

245

850.000.000

250

1.000.000.000

255

1.200.000.000

260

1.400.000.000

Pengendalian Tanaman Pangan

Luasan Pengendalian OPT Tanaman Pangan Ha 382.873

1.000.000.000 373.628

1.000.000.000 364.725

1.000.000.000 356.150

1.000.000.000 347.888

1.000.000.000

Program Peningkatan

Page 77: PENDAHULUAN - Banten

Program dan Kegiatan Indikator Kinerja

Program (outcome) dan kegiatan (output)

Satuan

DCPT Awal Peren-canaan

Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan

Tahun 1 Tahun 2 Tahun 3 Tahun 4 Tahun 5 Kondisi Kinerja Akhir

Periode Renstra Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp

Produksi dan Produktivitas

Hortikultura

Capaian Produksi Tanaman Cabai Ton

7.498 8.246 8.970 10.101 10.692 11.672 49.681

Capaian Produksi Tanaman Bawang Merah Ton

700 735 771,75 810,33 850,85 893,39 4.061

Peningkatan Produksi Buah dan Florikultura

Peningkatan Produksi Komoditas Durian Ton 15.134 15.134

1.200.000.000

15.134

1.300.000.000

15.134

1.400.000.000

15.134

1.500.000.000

15.134

1.600.000.000

Peningkatan Produksi Komoditas Manggis Ton 9.671 9.676

1.000.000.000

9.685

1.100.000.000

9.695

1.200.000.000

9.704

1.300.000.000

9.714

1.400.000.000

Peningkatan Produksi Komoditas Rambutan Ton 3.706 3.706

700.000.000

3.706

800.000.000

3.706

900.000.000

3.706

1.000.000.000

3.706

1.100.000.000

Peningkatan Produksi Komoditas Anggrek Tangkai 6.113.100 6.262.17

500.000.000 6.421.23

600.000.000 6.580.263

700.000.000 6.759.269

800.000.000 6.958.825

900.000.000

Peningkatan Produksi Komoditas Sedap Malam Tangkai 1.848.460 1.993.130

300.000.000 2.158.520

400.000.000 2.240.180

500.000.000 2.533.910

600.000.000 2.753.000

700.000.000

Peningkatan Produksi Komoditas Phylodendron Pohon 854,555 902,6

200.000.000

956

300.000.000

984

400.000.000 1.056.200

500.000.000 1.112.180

600.000.000

Peningkatan Produksi Komo-ditas Buah Lainnya (melon, pisang,pepaya,Alpukat,sawo) Ton

8.334

8.633 500000000

8.929

600.000.000

9.275

700.000.000

9.633

800.000.000

10.004

900.000.000

Peningkatan Produksi Sayuran dan Tanaman Obat

Peningkatan Produksi Komo-ditas Bawang Merah Ton 1.118 1.194

700.000.000

1.290

800.000.000

1.356

900.000.000

1.467

1.000.000.000

1.576

1.100.000.000

Peningkatan Produksi Cabe Ton 4.789 5.437 500.000.000 6.021 600.000.000 6.975 700.000.000 7.408 800.000.000 8.228 900.000.000

Peningkatan Produksi Komo-ditas Tanaman Obat (jahe, kencur,kunyit, lengkuas) Ton 7923 8354

300.000.000

8.769

400.000.000

9.279

500.000.000

9.854

600.000.000

10.320

700.000.000

Peningkatan Produksi Sayuran Lainnya (Petai, Jamur, Tomat, kacang panjang, mentimun) Ton

28.960

30.036

200.000.000

31.483

300.000.000

33.439

400.000.000

34.898

500.000.000

36.520

600.000.000

Pengembangan Tek-nologi dan Pasca Panen Hortikultura

Inovasi Teknologi Produksi dan Pasca Panen Hortikultura Paket 8 8 500.000.000 8 500.000.000 8 500.000.000 8 500.000.000 8 500.000.000

Promosi Hasil Produksi Hortikultura Kegiatan 4 4 300.000.000 4 300.000.000 4 300.000.000 4 300.000.000 4 300.000.000

Page 78: PENDAHULUAN - Banten

Program dan Kegiatan Indikator Kinerja

Program (outcome) dan kegiatan (output)

Satuan

DCPT Awal Peren-canaan

Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan

Tahun 1 Tahun 2 Tahun 3 Tahun 4 Tahun 5 Kondisi Kinerja Akhir

Periode Renstra Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp

Produksi dan Pema-saran Benih Tanaman Hortikultura

Produksi benih Bawang Merah Ton 4 150.000.000 6 247.500.000 8 363.000.000 10 499.125.000 15 823.556.250

Produksi benih Cabai Ton 0,25 60.000.000 0,5 132.000.000 1 290.400.000 2 638.880.000 4 1.405.536.000 Produksi benih Durian Batang 5.000 75.000.000 5.500 90.750.000 6.000 108.900.000 6.500 129.772.500 7.000 153.730.500

Pengembangan Per-benihan Tanaman Hortikultura

Pengembangan benih Bawang Merah Ton 4,0

400.000.000 9

990.000.000 14

1.600.000.000 19

2.500.000.000 24 3.400.000.000

Pengembangan benih Cabai Kg 0,5 205.500.000 2 750.200.000 4 1.400.000.000 8 2.300.000.000 16 2.600.000.000

Pengembangan benih Biofarmaka Batang 3,5 100.000.000 0 - 0 - 0 - 0 -

Pengembangan benih Durian Ton 30.000 550.000.000 32.500 660.000.000 35.000 770.000.000 37.500 900.000.000 40.000 1.150.000.000

Pelayanan Teknis Sertifikasi dan Penga-wasan Tanaman Hortikultura

Sertifikat Kompetensi Produsen Benih Tanaman Hortikultura Unit

19

20

300.000.000

21

400.000.000

22

500.000.000

23

600.000.000

24

700.000.000

Sertifikat Kompetensi Pengedar Benih Tanaman Hortikultura Unit

32

35

300.000.000

38

400.000.000

41

500.000.000

44

600.000.000

47

700.000.000

Sertifikat dan Legalisasi Label Benih Tanaman Hortikultura Unit

30

40

300.000.000

50

400.000.000

60

500.000.000

70

600.000.000

80

700.000.000

Sertifikat dan Penomoran Label Pohon Induk Tanaman Horti-kultura Batang

50

60

300.000.000

70

400.000.000

80

500.000.000

90

600.000.000

100

700.000.000

Pengendalian Tana-man Hortikultura

Luasan Pengendalian OPT Tanaman Hortikultura Ha

1.032

750.000.000

1.103

1.000.000.000

1.176

1.200.000.000

1.219

1.400.000.000

1.292

1.500.000.000

Program Peningkatan Produksi dan Produktivitas Perkebunan

Peningkatan Produksi Komo-ditas Unggulan Perkebunan Kakao

Ton 3,184.00 3,343.20 3,510.36 3,685.88 3,870.17 4,063.68 18,473.29

3,184.00

Capaian Produksi Tanaman Aren

Ton 1.694 1.728 1.762 1.798 1.834 1.870 8.992 1.694

Capaian Produksi Tanaman Kelapa

Ton 43.116 43.978 44.858 45.755 46.670 47.604 228.865

43.116

Page 79: PENDAHULUAN - Banten

Program dan Kegiatan Indikator Kinerja

Program (outcome) dan kegiatan (output)

Satuan

DCPT Awal Peren-canaan

Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan

Tahun 1 Tahun 2 Tahun 3 Tahun 4 Tahun 5 Kondisi Kinerja Akhir

Periode Renstra Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp

Peningkatan Produksi Komoditas Perkebunan

1. Peningkatan Produksi

Komoditas Perkebunan

a. Peningkatan produksi Komoditas Unggulan Perkebunan (Kakao, Kelapa, Aren) Ton 60.577 61.002 1.000.000.000 62.757 1.200.000.000 63.733

1.300.000.000

62.542

1.400.000.000

62.542

1.500.000.000

b. Peningkatan produksi Komoditas Potensial Perkebunan Lainnya Ton 58.740 62.580 1.000.000.000 66.620 1.200.000.000 71.250

1.300.000.000

74.740

1.400.000.000

66.786

1.500.000.000

2. Pembinaan Perlindungan

Perkebunan

a. Pembinaan Orgnisme Pengganggu Tumbuhan (OPT) Perkebunan Ha 15 15 300.000.000 30 500.000.000 30 500.000.000 30 500.000.000 15 300.000.000

b. Pembinaan Mitigasi Adap-tasi Dampak Perubahan Iklim pada Komoditas Perkebunan Ha 50 50 300.000.000 50 500.000.000 75 500.000.000 75 500.000.000 50 300.000.000

Pengembangan Komoditas Perkebunan

1. Pengembangan (Perluasan, peremajaan, rehabilitasi, diversifikasi dan intensi-fikasi Komoditas Perke-bunan berbasis Kawasan)

- Komoditas Kakao Ha 4,170 4,370 1.000.000.000 4,470 1.200.000.000 4,570 1.400.000.000 4,670 1.600.000.000 4,770 1.800.000.000

- Komoditas Kelapa Ha 10,49 10,59 700.000.000 10,64 1.000.000.000 10,69 1.200.000.000 10,54 1.300.000.000 10,59 1.400.000.000

- Komoditas Aren Ha 1,12 1,22 500.000.000 1,25 750.000.000 1,30 1.000.000.000 1,35 1.200.000.000 1,40 1.300.000.000

Pembinaan dalam Pengem-bangan Kawasan Perkebunan Ha 230

500.000.000 230

500.000.000 250

600.000.000 250

600.000.000 250

600.000.000

2. Pengembangan (Perluasan, peremajaan, rehabilitasi, diversifikasi dan intensi-fikasi Komoditas Poten-sial Perkebunan

- Komoditas Cengkeh Ha 13 13 200.000.000 14 250.000.000 14 250.000.000 14 250.000.000 14 250.000.000

- Komoditas Karet Ha 50 300.000.000 50 300.000.000 50 300.000.000 50 300.000.000

- Komoditas Kelapa Sawit Ha 50 200.000.000 50 200.000.000 50 200.000.000 50 200.000.000 50 200.000.000

- Komoditas Kopi Ha 5 100.000.000 5 100.000.000 5 100.000.000 5 100.000.000 5 100.000.000

- Komoditas Nilam Ha 1 100.000.000 1 100.000.000 1 100.000.000 1 100.000.000 1 100.000.000

- Komoditas Lada Ha 10 200.000.000 10 200.000.000 10 200.000.000 10 200.000.000 10 200.000.000

Page 80: PENDAHULUAN - Banten

Program dan Kegiatan Indikator Kinerja

Program (outcome) dan kegiatan (output)

Satuan

DCPT Awal Peren-canaan

Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan

Tahun 1 Tahun 2 Tahun 3 Tahun 4 Tahun 5 Kondisi Kinerja Akhir

Periode Renstra Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp

Pengembangan Aneka Usaha dan Pemasaran Hasil Perkebunan

Pengembangan kemitraan dan kewirausahaan perkebunan MoU

2

250.000.000

2

250.000.000

3

350.000.000

3

350.000.000

4

400.000.000

Pascapanen, Pengolahan dan Akses Pembiayaan (Lembaga Keuangan Lainnya Kelompok

2

1.000.000.000

2

1.000.000.000

3

1.200.000.000

4

1.400.000.000

4

1.500.000.000

Produksi dan Pemasaran benih Tanaman Perkebunan

Produksi benih Kakao Batang 5.000 75.000.000 5.500 90.750.000 6.000 108.900.000 6.500 129.772.500 7.000 153.730.500

Produksi benih Aren Batang 5.000 75.000.000 5.500 90.750.000 6.000 108.900.000 6.500 129.772.500 7.000 153.730.500

Produksi benih Kelapa Batang 2.500 62.500.000 3.000 82.500.000 3.500 105.875.000 4.000 133.100.000 4.500 164.711.250

Pengembangan Perbenihan Tanaman Perkebunan

Pengembangan benih Kakao Batang 50 100.000.000 150 200.000.000 400 580.000.000 450 720.000.000 500 880.000.000

Pengembangan benih Aren Batang 50 100.000.000 150 200.000.000 400 575.000.000 450 700.000.000 500 850.000.000

Pengembangan benih Kelapa Batang 50 75.000.000 150 175.000.000 350 450.000.000 400 550.000.000 450 700.000.000

Pelayanan Teknis Serti-fikasi dan Pengawasan Tanaman Perkebunan

Sertifikasi benih Tanaman Perkebunan Batang

20

30

750.000.000

40

850.000.000

50

1.000.000.000

60

1.200.000.000

70

1.400.000.000

Pengendalian Tanaman Perkebunan

Luasan Pengendalian OPT Tanaman Perkebunan Ha 62,5

54.000.000 70

75.000.000 77,5

145.000.000 85,8

185.000.000 95

250.000.000

Program Peningkatan Produksi dan Produktivitas Peternakan

Peningkatan Produksi Daging Ribu Ton 33.520 33.524 34.181 34.851 35.534 36.230

Peningkatan Produksi Hijauan Pakan Ternak (HPT) Ribu Ton 13.172 13.581 13.991 14.400 14.400

Penerapan Teknologi Peternakan % 56 64 72 80 80

Pendapatan Asli Daerah (PAD)

- Retribusi Penjualan Ternak, Susu dan Telor Rupiah 87.000.000 137.200.000 154.400.000 182000000 227.000.000

- Retribusi Lab Pakan ternak Rupiah 75.000.000 100.000.000 150.000.000

Pengembangan Perbenihan ternak

Peningkatan Produksi Daging Sapi Ribu Ton

34

1.000.000.000

34

1.000.000.000

35

1.200.000.000

36

1.300.000.000

36,23

1.500.000.000

Peningkatan Produksi Ribu Ton

Page 81: PENDAHULUAN - Banten

Program dan Kegiatan Indikator Kinerja

Program (outcome) dan kegiatan (output)

Satuan

DCPT Awal Peren-canaan

Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan

Tahun 1 Tahun 2 Tahun 3 Tahun 4 Tahun 5 Kondisi Kinerja Akhir

Periode Renstra Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp

Daging Kerbau 1 1.000.000.000 1 1.000.000.000 1 1.200.000.000 2 1.300.000.000 1,54 1.500.000.000

Penerbitan SKLB Sapi dan Kerbau Dokumen

150

200.000.000

150

200.000.000

200

200.000.000

150

250.000.000

150

200.000.000

Peningkatan Produksi Daging Ternak Lainnya: Ribu Ton

Kambing Ribu Ton 3 500.000.000 3 500.000.000 3 500.000.000 3 500.000.000 2,94 500.000.000

Domba Ribu Ton 3 500.000.000 3 500.000.000 3 500.000.000 3 500.000.000 2,92 500.000.000

Unggas

Ribu Ton

110

300.000.000

112

300.000.000

115

300.000.000

117

300.000.000

119,0 7

300.000.000

Pengembangan Pakan Ternak

Peningkatan Produksi Hijauan Pakan Ternak Ton

825

210.000.000

835

280.000.000

850

350.000.000

860

420.000.000

870

490.000.000

Pengawasan Mutu dan Keamanan Pakan Unit Usaha

90

50.000.000

100

60.000.000

110

70.000.000

120

80.000.000

130

90.000.000

Pengolahan dan Pema-saran Hasil Peternakan

Penumbuhan Kelompok Pengolah Hasil Peternakan Kelompok 4

500.000.000 4

500.000.000 4

500.000.000 4

500.000.000 4

500.000.000

Cakupan Kemitraan Kelompok Ternak dengan Dunia Usaha MoU 5

500.000.000 5

500.000.000 5

500.000.000 5

500.000.000 5

500.000.000

Pengembangan dan Perbenihan ternak Non Ruminansia

Pengembangan-penguatan instalasi Ternak Non Rumi-nansia

- Pengembangan Perbenihan Ternak Itik Damiaking(SDGH Banten) 300

800.000.000 350

2.000.000.000 400

2.300.000.000 450

2.500.000.000 500

2.700.000.000

- Pengembangan Budidaya

Ternak Ayam Buras 450

900.000.000 500

2.000.000.000 550

2.500.000.000 600

2.700.000.000 650

3.000.000.000

- Pengembangan dan Penguatan laboratorium Pakan Daerah

- Pengujian dan Pengawasan

Mutu Pakan 100

900.000.000 150

1.000.000.000 200

1.100.000.000 250

1.300.000.000 300

1.500.000.000

- Pengembangan Mutu, alat

dan teknologi Lab Pakan 10

7.000.000.000 1

1.500.000.000 1

1.500.000.000 1

1.200.000.000 1

1.200.000.000

Pengembangan Ternak Ruminansia

Pengembangan Budidaya Ternak Ruminansia

- Pengembangan Ternak Sapi Ekor 50 500.000.000 100 1.000.000.000 150 1.500.000.000 200 2.000.000.000 250 2.500.000.000

Page 82: PENDAHULUAN - Banten

Program dan Kegiatan Indikator Kinerja

Program (outcome) dan kegiatan (output)

Satuan

DCPT Awal Peren-canaan

Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan

Tahun 1 Tahun 2 Tahun 3 Tahun 4 Tahun 5 Kondisi Kinerja Akhir

Periode Renstra Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp - Pengembangan Ternak Kerbau Ekor 15 150.000.000 25 250.000.000 40 400.000.000 55 550.000.000 75 750.000.000

- Pengembangan Ternak Kambing dan Domba Ekor

300

600.000.000

400

800.000.000

600

1.200.000.000

600

1.200.000.000

700

1.400.000.000

- Pengembangan Hijauan Pakan Ternak (HPT) Ton

150

300.000.000

150

300.000.000

200

400.000.000

200

400.000.000

300

600.000.000

Penguatan Instalasi Ternak Ruminansia

- Instalasi Ternak Sapi Unit 2 1.500.000.000 1 750.000.000 1 750.000.000 1 750.000.000 1 750.000.000

- Instalasi Ternak Kerbau Unit 2 300.000.000 1 150.000.000 1 150.000.000 1 150.000.000 1 150.000.000

- Instalasi Ternak kambing

dan Domba Unit 2 600.000.000 2 600.000.000 2 600.000.000 2 600.000.000 2 600.000.000

Cakupan Optimalisasi Pengembangan Kawasan Pertanian Terpadu % 60 2.000.000.000 70 3.000.000.000 80 4.000.000.000 90 5.000.000.000 100 6.000.000.000

Program Peningkatan Prasarana Sarana dan Penyuluhan Pertanian

Persentase Sarana Produksi Pertanian % 80.00 85.00 87.00 90.00 100.00 100.00 100.00

Penyediaan Prasarana dan Sarana Pertanian

a. Penyediaan Pompa Air Unit 5 250.000.000 5 250.000.000 5 250.000.000 5 250.000.000 5 250.000.000

b. Penyediaan Traktor Unit 10 750.000.000 10 750.000.000 10 750.000.000 10 750.000.000 10 750.000.000

Optimalisasi Pemanfaatan Lahan dan Air Irigasi

a. Peningkatan Kesuburan

Lahan Ha

500

1.500.000.000

500

1.500.000.000

500

1.500.000.000

500

1.500.000.000

500

1.500.000.000

b. Penataan Jaringan Irigasi Ha 300 2.000.000.000 300 2.000.000.000 300 2.000.000.000 300 2.000.000.000 300 2.000.000.000

Peningkatan Kapasitas Kelembagaan Tani

a. Peningkatan kelas kelompok

tani madya menjadi utama Kelompok

4

500.000.000

4

500.000.000

4

500.000.000

4

500.000.000

4

500.000.000

Program Penanganan Kese-hatan Hewan dan Kesehatan Masyarakat Veteriner

Persentase Pengendalian Kesehatan Hewan dan Kese-hatan Masyarakat Veteriner % 100 100 100 100 100 100

Pengendalian PHM Jenis Penyakit 3 3 3 3 3

Penjaminan Keamanan NKV 250 259 269 280 292

Page 83: PENDAHULUAN - Banten

Program dan Kegiatan Indikator Kinerja

Program (outcome) dan kegiatan (output)

Satuan

DCPT Awal Peren-canaan

Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan

Tahun 1 Tahun 2 Tahun 3 Tahun 4 Tahun 5 Kondisi Kinerja Akhir

Periode Renstra Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp

Pangan Asal Hewan

Pengawasan Obat Hewan dan Produk Asal Hewan Kab/Kota 8 8 8 8 8

Pendapatan Asli Daerah (PAD)

- Retribusi Lab Keswan dan

Kesmavet Rupiah

60.000.000

75.000.000

120.000.000

225.000.000

500.000.000

Penanggulangan Penyakit Hewan Menular

Pengendalian rabies pada populasi di wilayah tertular ekor

525

300.000.000

575

350.000.000

625

400.000.000

675

450.000.000

725

500.000.000

Pengawalan wilayah bebas brucellosis (kab/kota) kab/kota

8

500.000.000

8

550.000.000

8

700.000.000

8

750.000.000

8

800.000.000

Pengandalian AI (kasus) kasus 50 150.000.000 48 175.000.000 45 200.000.000 43 225.000.000 40 250.000.000

Pengendalian Kesehatan Masyarakat Veteriner

Sertifikasi dan Surveilans NKV Unit usaha produk hewan Unit

250

415.000.000

259

430.000.000

269

445.000.000

280

460.000.000

292

475.000.000

Pendampingan Kesejahteraan Hewan Lokasi

5

100.000.000

7

120.000.000

9

140.000.000

11

160.000.000

13

180.000.000

Pengawasan Obat dan Produk Asal Hewan

Pengawasan Produsen, Importir, Eksportir dan Distributor Obat Hewan Unit Usaha

10

200.000.000

13

250.000.000

17

300.000.000

22

350.000.000

28

400.000.000

Pengawasan Keamanan Produk Asal Hewan Pelaku Usaha

40

300.000.000

48

350.000.000

58

400.000.000

64

450.000.000

72

500.000.000

Pelayanan dan Pengujian Kesehatan Hewan

Jumlah Pemeriksaan dan Pengendalian PHM (Rabies, Brucellosis, AI, dan Gangrep)

3.350

750.000.000

3.515

1.000.000.000

3.690

1.200.000.000

3.860

1.400.000.000

4.040

1.600.000.000

Pelayanan dan Pengujian Kesehatan Masyarakat Veteriner

Jumlah Sampel Pengujian PHM pada lab Kesmavet

1.040

750.000.000

1.352

1.000.000.000

1.757

1.200.000.000

2.284

1.400.000.000

3.799

1.600.000.000

Page 84: PENDAHULUAN - Banten

SATKER : 200301 Dinas Pertanian

Ta

rg

Rp Ta

rg

R

p

Ta

rg

Rp Ta

rg

Rp Ta

rg

Rp Ta

rg

Rp

1 Nilai IKM 2.5 Skala (1-

4)

2,80 3,00 3,20 3,40 3,60 3,60

0 Tersusunnya

laporan kinerja

keuangan dan

neraca aset

22 Dok 22,00 153.000.000,00 22,00 153.

000.

000,

00

22,00 153.000.000,00 22,00 153.000.000,00 22,00 153.000.000,00 22,00 765.000.000,00

1 Penyusunan

Dokumen Laporan

Keuangan

17 Dok 17,00 17,00 17,00 17,00 17,00 17,00

2 Penyusunan

Tindak Lanjut Hasil

Pemeriksaan (TLHP)

Aparat Pengawas

Instansi Pemerintah

(APIP)

2 Dok 2,00 2,00 2,00 2,00 2,00 2,00

3 Penyusunan

Dokumen Laporan

Pajak

3 Dok 3,00 3,00 3,00 3,00 3,00 3,00

0 Tersusunnya

dokumen

perencanaan

evaluasi dan

pelaporan

21 Dok 21,00 400.000.000,00 21,00 443.

700.

000,

00

21,00 550.000.000,00 21,00 550.000.000,00 21,00 550.000.000,00 21,00 2.493.700.000,00

1 Penyusunan

Laporan Evaluasi

Program dan

Kegiatan

3 Dok 3,00 3,00 3,00 3,00 3,00 3,00

2 Penyusunan

Perencanaan

Program dan

Kegiatan Tahunan

9 Dok 9,00 9,00 9,00 9,00 9,00 9,00

3 Penyusunan

Laporan Evaluasi

dan Pengendalian

5 Dok 5,00 5,00 5,00 5,00 5,00 5,00

4 Monitoring dan

Evaluasi

4 Dok 4,00 4,00 4,00 4,00 4,00 4,00

0 Tersedianya

sarana dan

prasarana kantor

3 Paket 3,00 500.000.000,00 3,00 500.

000.

000,

00

3,00 1.170.600.000,00 3,00 1.132.100.000,00 3,00 1.000.000.000,00 3,00 4.302.700.000,00

1 Pengadaan

Sarana dan

Prasarana Kantor

2 Paket 2,00 2,00 2,00 2,00 2,00 2,00

2 Pengadaan/

Pembangunan

Gedung/Kantor

1 Paket 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00

0 Terpeliharanya

Sarana dan

Prasarana Kantor

161 Paket 161,00 700.000.000,00 161,00 700.

000.

000,

00

161,00 700.000.000,00 161,00 700.000.000,00 161,00 700.000.000,00 161,00 3.500.000.000,00

LokasiTahun-1 Tahun-2 Tahun-3 Tahun-4 Tahun-6 Kondisi Kinerja Pada

Akhir Periode Renstra

Terwujudnya

kelembagaan

pemerintahan

daerah yang

berakhlakul

karimah dengan

efektif, efisien,

transparan,

akuntabel, dan

sumber daya

aparatur

Tercapainya

kinerja

penyelenggaraan

pemerintahan

yang berkualitas

1 Capian

Laporan Kinerja

Pemerintah

Provinsi Banten

2003.01 Program Tata

Kelola

Pemerintahan

Tujuan SasaranIndikator

SasaranKode

Program /

Kegiatan

Indikator Kinerja

Program (Outcome)

dan Kegiatan

(Output)

Data

Capaian

Pada

Tahun Awal

Perencana

Target Kinerja Program dan Kerangka PendanaanUnit

Kerja

SKPD

Penangg

ungjawa

2003.200301.0

1.001

Penyusunan

Laporan Kinerja

Keuangan dan

Neraca Aset

2003.200301.0

1.002

Perencanaan,

Evaluasi dan

Pelaporan

2003.200301.0

1.003

Pengadaan

Sarana Prasarana

Kantor

2003.200301.0

1.004

Pemeliharaan

Sarana dan

Prasarana Kantor

PROVINSI BANTEN

PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS RENSTRA SKPD

PERIODE : 2017-2022

Page 85: PENDAHULUAN - Banten

1 Pemeliharan

dan Rehabilitasi

Gedung/Kantor

1 Paket 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00

2 Pemeliharaan

Kendaraan Dinas

Operasional

41 Unit 41,00 41,00 41,00 41,00 41,00 41,00

3 Pemeliharaan

Inventaris

Kantor/APK

117 Unit 117,00 117,00 117,00 117,00 117,00 117,00

4 Pemeliharaan

Taman dan

Penanganan Sampah

Domestik

2 Paket 2,00 2,00 2,00 2,00 2,00 2,00

0 Tersedianya

Barang dan Jasa

Perkantoran

140 Bulan 140,00 2.500.000.000,00 140,00 2.500.000.000,00 140,00 2.500.000.000,00 140,00 2.500.000.000,00 140,00 2.500.000.000,00 140,00 12.500.000.000,00

1 Operasional

kantor Tidak tetap

94 Orang 94,00 94,00 94,00 94,00 94,00 94,00

2 Penyediaan

Barang Habis Pakai

5 Paket 5,00 5,00 5,00 5,00 5,00 5,00

3 Penyediaan

Bahan Cetak

5 Paket 5,00 5,00 5,00 5,00 5,00 5,00

4 Penyediaan

Makan dan Minum

Kantor

12 Bulan 12,00 12,00 12,00 12,00 12,00 12,00

5 Penyediaan

Operasional Jasa

Kantor

12 Bulan 12,00 12,00 12,00 12,00 12,00 12,00

6 Penyediaan

BBM

12 Bulan 12,00 12,00 12,00 12,00 12,00 12,00

7 dst 0 Bulan 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00

0 Meningkatkan

Kapasitas Aparatur

16 Orang 16,00 100.000.000,00 16,00 100.000.000,00 16,00 100.000.000,00 16,00 100.000.000,00 16,00 100.000.000,00 16,00 500.000.000,00

1 Fasilitasi

Administrasi

Kepegawaian

15 Dok 15,00 15,00 15,00 15,00 15,00 15,00

2 Peningkatan

Kompetensi

Aparatur

1 Kegiatan 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00

0 Tercapainya

Koordinasi Kedalam

dan Keluar Daerah

24 Bulan 24,00 1.000.000.000,00 24,00 1.000.000.000,00 24,00 1.000.000.000,00 24,00 1.000.000.000,00 24,00 1.449.800.000,00 24,00 5.449.800.000,00

1 Koordinasi dan

Konsultasi Keluar

Daerah

12 Bulan 12,00 12,00 12,00 12,00 12,00 12,00

2003.200301.0

1.004

Pemeliharaan

Sarana dan

Prasarana Kantor

2003.200301.0

1.005

Penyediaan

Barang dan Jasa

Perkantoran

2003.200301.0

1.006

Peningkatan

Kapasitas

Aparatur

2003.200301.0

1.007

Rapat Koordinasi

Kedalam dan

Keluar Daerah

Page 86: PENDAHULUAN - Banten

2 Koordinasi dan

Konsultasi dalam

Daerah

12 Bulan 12,00 12,00 12,00 12,00 12,00 12,00

0 Meningkatnya

Pengelolaan

Kearsipan dan

Pelayanan

Perpustakaan

12 Bulan 12,00 100.000.000,00 12,00 100.000.000,00 12,00 100.000.000,00 12,00 100.000.000,00 12,00 100.000.000,00 12,00 500.000.000,00

1 pengelolaan

arsip dinamis SKPD

12 Bulan 12,00 12,00 12,00 12,00 12,00 12,00

0 Tersedianya

Data Pembangunan

Sektoral

18 Dok 18,00 250.000.000,00 18,00 250.000.000,00 18,00 300.000.000,00 18,00 300.000.000,00 18,00 300.000.000,00 18,00 1.400.000.000,00

1 Penyusunan

Profil Kinerja

Program Perangkat

Daerah

2 Dok 2,00 2,00 2,00 2,00 2,00 2,00

2 Pembuatan

Visualisasi

Perangkat Daerah

1 Dok 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00

3 Pengelolaan

Website PD

12 Bulan 12,00 12,00 12,00 12,00 12,00 12,00

4 Penyusunan

Statistik Sektoral

dan Informasi

Geospasial Tematik

1 Paket 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00

5 Pengelolaan

PPID

1 Paket 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00

6 Penyusunan

Laporan Survey

Kepuasaan

Masyarakat

1 Dok 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00

0 Tersedianya

Sarana Prasarana

Kantor

8 Paket 8,00 100.000.000,00 8,00 100.000.000,00 8,00 100.000.000,00 8,00 100.000.000,00 8,00 100.000.000,00 8,00 500.000.000,00

1 Pengadaan

Sarana dan

Prasarana Kantor

5 Paket 5,00 5,00 5,00 5,00 5,00 5,00

2 Pengadaan/

Pembangunan

Gedung/Kantor

3 Paket 3,00 3,00 3,00 3,00 3,00 3,00

0 Terpeliharanya

Sarana dan

Prasarana Kantor

127 Paket 127,00 300.000.000,00 127,00 300.000.000,00 127,00 300.000.000,00 127,00 300.000.000,00 127,00 300.000.000,00 127,00 1.500.000.000,00

1 Pemeliharan

dan Rehabilitasi

Gedung/Kantor

18 Paket 18,00 18,00 18,00 18,00 18,00 18,00

2 Pemeliharaan

Kendaraan Dinas

Operasional

57 Unit 57,00 57,00 57,00 57,00 57,00 57,00

3 Pemeliharaan

Inventaris

Kantor/APK

52 Unit 52,00 52,00 52,00 52,00 52,00 52,00

2003.200301.0

1.007

Rapat Koordinasi

Kedalam dan

Keluar Daerah

2003.200301.0

1.008

Peningkatan

Pengelolaan

Kearsipan dan

Pelayanan

Perpustakaan

2003.200301.0

1.009

Penyediaan Data

Pembangunan

Sektoral

2003.200301.0

1.010

Pengadaan

Sarana Prasarana

Kantor pada Balai

Benih Induk

Tanaman Pangan

dan Hortikultura

2003.200301.0

1.011

Pemeliharaan

Sarana dan

Prasarana Kantor

pada Balai Benih

Induk Tanaman

Pangan dan

Hortikultura

Page 87: PENDAHULUAN - Banten

0 Tersedianya

Barang dan Jasa

Perkantoran

61 Paket 61,00 800.000.000,00 61,00 800.000.000,00 61,00 800.000.000,00 61,00 800.000.000,00 61,00 800.000.000,00 61,00 4.000.000.000,00

1 Operasional

kantor Tidak tetap

19 Orang 19,00 19,00 19,00 19,00 19,00 19,00

2 Penyediaan

Barang Habis Pakai

6 Paket 6,00 6,00 6,00 6,00 6,00 6,00

3 Penyediaan

Makan dan Minum

Kantor

12 Bulan 12,00 12,00 12,00 12,00 12,00 12,00

4 Penyediaan

Operasional Jasa

Kantor

12 Bulan 12,00 12,00 12,00 12,00 12,00 12,00

5 Penyediaan

BBM

12 Bulan 12,00 12,00 12,00 12,00 12,00 12,00

0 Tercapainya

Koordinasi Kedalam

dan Keluar Daerah

24 Bulan 24,00 150.000.000,00 24,00 150.000.000,00 24,00 150.000.000,00 24,00 150.000.000,00 24,00 150.000.000,00 24,00 750.000.000,00

1 Koordinasi dan

Konsultasi Keluar

Daerah

12 Bulan 12,00 12,00 12,00 12,00 12,00 12,00

2 Koordinasi dan

Konsultasi Ke Dalam

Daerah

12 Bulan 12,00 12,00 12,00 12,00 12,00 12,00

0 Tersedianya

Sarana Prasarana

Kantor pada Balai

Proteksi Tanaman

Pangan dan

Hortikultura

18 Paket 18,00 200.000.000,00 18,00 200.000.000,00 18,00 200.000.000,00 18,00 200.000.000,00 18,00 200.000.000,00 18,00 1.000.000.000,00

1 Pengadaan

Sarana dan

Prasarana Kantor

15 Paket 15,00 15,00 15,00 15,00 15,00 15,00

2 Pengadaan/

Pembangunan

Gedung/Kantor

3 Paket 3,00 3,00 3,00 3,00 3,00 3,00

0 Terpeliharanya

sarana dan

prasarana kantor

78 Paket 78,00 300.000.000,00 78,00 300.000.000,00 78,00 300.000.000,00 78,00 300.000.000,00 78,00 300.000.000,00 78,00 1.500.000.000,00

1 Pemeliharan

dan Rehabilitasi

Gedung/Kantor

4 Paket 4,00 4,00 4,00 4,00 4,00 4,00

2 Pemeliharaan

Kendaraan Dinas

Operasional

62 Unit 62,00 62,00 62,00 62,00 62,00 62,00

3 Pemeliharaan

Inventaris

Kantor/APK

12 Unit 12,00 12,00 12,00 12,00 12,00 12,00

0 Tersedianya

Barang dan Jasa

Perkantoran pada

Balai Proteksi

Tanaman Pangan

dan Hortikultura

135 Bulan 135,00 2.000.000.000,00 135,00 2.000.000.000,00 135,00 2.000.000.000,00 135,00 2.000.000.000,00 135,00 2.000.000.000,00 135,00 10.000.000.000,00

2003.200301.0

1.012

Penyediaan

Barang dan Jasa

Perkantoran pada

Balai Benih Induk

Tanaman Pangan

dan Hortikultura

2003.200301.0

1.013

Rapat Koordinasi

Kedalam dan

Keluar Daerah

pada Balai Benih

Induk Tanaman

Pangan dan

Hortikultura

2003.200301.0

1.014

Pengadaan

Sarana Prasarana

Kantor pada Balai

Proteksi Tanaman

Pangan dan

Hortikultura

2003.200301.0

1.015

Pemeliharaan

Sarana dan

Prasarana Kantor

pada Balai

Proteksi Tanaman

Pangan dan

Hortikultura

2003.200301.0

1.016

Penyediaan

Barang dan Jasa

Perkantoran pada

Balai Proteksi

Tanaman Pangan

dan Hortikultura

Page 88: PENDAHULUAN - Banten

1 Operasional

kantor Tidak tetap

93 Orang 93,00 93,00 93,00 93,00 93,00 93,00

2 Penyediaan

Barang Habis Pakai

6 Paket 6,00 6,00 6,00 6,00 6,00 6,00

3 Penyediaan

Makan dan Minum

Kantor

12 Bulan 12,00 12,00 12,00 1.212,00 12,00 12,00

4 Penyediaan

Operasional Jasa

Kantor

12 Bulan 12,00 12,00 12,00 12,00 12,00 12,00

5 Penyediaan

BBM

12 Bulan 12,00 12,00 12,00 12,00 12,00 12,00

0 Tercapainya

Rapat Koordinasi

Kedalam dan Keluar

Daerah pada

BPTPHBUN

24 Bulan 24,00 250.000.000,00 24,00 250.000.000,00 24,00 250.000.000,00 24,00 250.000.000,00 24,00 250.000.000,00 24,00 1.250.000.000,00

1 Koordinasi dan

Konsultasi Keluar

Daerah

12 Bulan 12,00 12,00 12,00 12,00 12,00 12,00

2 Koordinasi dan

Konsultasi Ke Dalam

Daerah

12 Bulan 12,00 12,00 12,00 12,00 12,00 12,00

0 Tersedianya

Sarana Prasarana

Kantor

11 Paket 11,00 100.000.000,00 11,00 100.000.000,00 11,00 100.000.000,00 11,00 100.000.000,00 11,00 100.000.000,00 11,00 500.000.000,00

1 Pengadaan

Sarana dan

Prasarana Kantor

UPTD BPSB

11 Paket 11,00 11,00 11,00 11,00 11,00 11,00

0 Terpeliharanya

Sarana dan

Prasarana Kantor

12 Bulan 12,00 350.000.000,00 12,00 350.000.000,00 12,00 350.000.000,00 12,00 350.000.000,00 12,00 350.000.000,00 12,00 1.750.000.000,00

1 Pemeliharan

dan Rehabilitasi

Gedung/Kantor

12 Bulan 12,00 12,00 12,00 12,00 12,00 12,00

2 Pemeliharaan

Kendaraan Dinas

Operasional

12 Bulan 12,00 12,00 12,00 12,00 12,00 12,00

3 Pemeliharaan

Inventaris

Kantor/APK

12 Bulan 12,00 12,00 12,00 12,00 12,00 12,00

0 Tersedianya

Barang dan Jasa

Perkantoran pada

BPSBTPH

19 Paket 19,00 1.000.000.000,00 19,00 1.000.000.000,00 19,00 1.000.000.000,00 19,00 1.000.000.000,00 19,00 1.000.000.000,00 19,00 5.000.000.000,00

1 Operasional

kantor Tidak tetap

15 Orang 15,00 15,00 15,00 15,00 15,00 15,00

2 Penyediaan

Barang Habis Pakai

1 Paket 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00

2003.200301.0

1.016

Penyediaan

Barang dan Jasa

Perkantoran pada

Balai Proteksi

Tanaman Pangan

dan Hortikultura

2003.200301.0

1.017

Rapat Koordinasi

Kedalam dan

Keluar Daerah

pada Balai

Proteksi Tanaman

Pangan dan

Hortikultura

2003.200301.0

1.018

Pengadaan

Sarana Prasarana

Kantor pada Balai

Pengawasan dan

Sertifikasi Benih

Tanaman Pangan

dan Hortikultura

2003.200301.0

1.019

Pemeliharaan

Sarana dan

Prasarana Kantor

pada Balai

Pengawasan dan

Sertifikasi Benih

Tanaman Pangan

dan Hortikultura

2003.200301.0

1.020

Penyediaan

Barang dan Jasa

Perkantoran pada

Balai Pengawasan

dan Sertifikasi

Benih Tanaman

Pangan dan

Hortikultura

Page 89: PENDAHULUAN - Banten

3 Penyediaan

Makan dan Minum

Kantor

1 Paket 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00

4 Penyediaan

Operasional Jasa

Kantor

1 Paket 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00

5 Penyediaan

BBM

1 Paket 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00

0 Tercapainya

Koordinasi Kedalam

dan Keluar Daerah

pada BPSBTPH

24 Bulan 24,00 250.000.000,00 24,00 250.000.000,00 24,00 250.000.000,00 24,00 250.000.000,00 24,00 250.000.000,00 24,00 1.250.000.000,00

1 Koordinasi dan

Konsultasi Keluar

Daerah

12 Bulan 12,00 12,00 12,00 12,00 12,00 12,00

2 Koordinasi dan

Konsultasi Ke Dalam

Daerah

12 Bulan 12,00 12,00 12,00 12,00 12,00 12,00

0 Tersedianya

Sarana Prasarana

Kantor pada BPPV

12 Paket 12,00 100.000.000,00 12,00 100.000.000,00 12,00 100.000.000,00 12,00 100.000.000,00 12,00 100.000.000,00 12,00 500.000.000,00

1 Pengadaan

Sarana dan

Prasarana Kantor

12 Paket 12,00 12,00 12,00 12,00 12,00 12,00

2 Pengadaan/

Pembangunan

Gedung/Kantor

1 Paket 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00

0 Terpeliharanya

Sarana dan

Prasarana Kantor

pada BPPV

23 Paket 23,00 300.000.000,00 23,00 300.000.000,00 23,00 300.000.000,00 23,00 300.000.000,00 23,00 300.000.000,00 23,00 1.500.000.000,00

1 Pemeliharan

dan Rehabilitasi

Gedung/Kantor

1 Paket 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00

2 Pemeliharaan

Kendaraan Dinas

Operasional

11 Unit 11,00 11,00 11,00 11,00 11,00 11,00

3 Pemeliharaan

Inventaris

Kantor/APK

11 Unit 11,00 11,00 11,00 11,00 11,00 11,00

0 Tersedianya

Barang dan Jasa

Perkantoran

60 Bulan 60,00 1.000.000.000,00 60,00 1.000.000.000,00 60,00 1.000.000.000,00 60,00 1.000.000.000,00 60,00 1.000.000.000,00 60,00 5.000.000.000,00

1 Operasional

kantor Tidak tetap

12 Bulan 12,00 12,00 12,00 12,00 12,00 12,00

2 Penyediaan

Barang Habis Pakai

12 Paket 12,00 12,00 12,00 12,00 12,00 12,00

3 Penyediaan

Makan dan Minum

Kantor

12 Bulan 12,00 12,00 12,00 12,00 12,00 12,00

2003.200301.0

1.020

Penyediaan

Barang dan Jasa

Perkantoran pada

Balai Pengawasan

dan Sertifikasi

Benih Tanaman

Pangan dan

Hortikultura

2003.200301.0

1.021

Rapat Koordinasi

Kedalam dan

Keluar Daerah

pada Balai

Pengawasan dan

Sertifikasi Benih

Tanaman Pangan

dan Hortikultura

2003.200301.0

1.022

Pengadaan

Sarana Prasarana

Kantor pada Balai

Pelayanan dan

Pengujian

Veteriner

2003.200301.0

1.023

Pemeliharaan

Sarana dan

Prasarana Kantor

pada Balai

Pelayanan dan

Pengujian

Veteriner

2003.200301.0

1.024

Penyediaan

Barang dan Jasa

Perkantoran pada

Balai Pelayanan

dan Pengujian

Veteriner

Page 90: PENDAHULUAN - Banten

4 Penyediaan

Operasional Jasa

Kantor

12 Bulan 12,00 12,00 12,00 12,00 12,00 12,00

5 Penyediaan

BBM

12 Bulan 12,00 12,00 12,00 12,00 12,00 12,00

0 Tercapainya

Koordinasi Kedalam

dan Keluar Daerah

pada BPPV

24 Bulan 24,00 150.000.000,00 24,00 150.000.000,00 24,00 150.000.000,00 24,00 150.000.000,00 24,00 150.000.000,00 24,00 750.000.000,00

1 Koordinasi dan

Konsultasi Keluar

Daerah

12 Bulan 12,00 12,00 12,00 12,00 12,00 12,00

2 Koordinasi dan

Konsultasi Ke Dalam

Daerah

12 Bulan 12,00 12,00 12,00 12,00 12,00 12,00

0 Tersedianya

Sarana Prasarana

Kantor pada BPP

2 Paket 2,00 500.000.000,00 2,00 500.000.000,00 2,00 500.000.000,00 2,00 500.000.000,00 2,00 500.000.000,00 2,00 2.500.000.000,00

1 Pengadaan

Sarana dan

Prasarana Kantor

1 Paket 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00

2 Pengadaan/

Pembangunan

Gedung/Kantor

1 Paket 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00

0 Terpeliharanya

Sarana dan

Prasarana Kantor

pada Balai

Pengembangan

Perternakan

19 Paket 19,00 350.000.000,00 19,00 350.000.000,00 19,00 350.000.000,00 19,00 350.000.000,00 19,00 350.000.000,00 19,00 1.750.000.000,00

1 Pemeliharan

dan Rehabilitasi

Gedung/Kantor

1 Paket 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00

2 Pemeliharaan

Kendaraan Dinas

Operasional

6 Unit 6,00 6,00 6,00 6,00 6,00 6,00

3 Pemeliharaan

Inventaris

Kantor/APK

12 Bulan 12,00 12,00 12,00 12,00 12,00 12,00

0 Tersedianya

Barang dan Jasa

Perkantoran pada

Kantor BPP

49 Bulan 49,00 1.000.000.000,00 49,00 1.000.000.000,00 49,00 1.000.000.000,00 49,00 1.000.000.000,00 49,00 1.000.000.000,00 49,00 5.000.000.000,00

1 Operasional

kantor Tidak tetap

12 Bulan 12,00 12,00 12,00 12,00 12,00 12,00

2 Penyediaan

Barang Habis Pakai

1 Paket 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00

3 Penyediaan

Makan dan Minum

Kantor

12 Paket 12,00 12,00 12,00 12,00 12,00 12,00

4 Penyediaan

Operasional Jasa

Kantor

12 Bulan 12,00 12,00 12,00 12,00 12,00 12,00

2003.200301.0

1.024

Penyediaan

Barang dan Jasa

Perkantoran pada

Balai Pelayanan

dan Pengujian

Veteriner

2003.200301.0

1.025

Rapat Koordinasi

Kedalam dan

Keluar Daerah

pada Balai

Pelayanan dan

Pengujian

Veteriner

2003.200301.0

1.026

Pengadaan

Sarana Prasarana

Kantor pada Balai

Pengembangan

Perternakan

2003.200301.0

1.027

Pemeliharaan

Sarana dan

Prasarana Kantor

pada Balai

Pengembangan

Perternakan

2003.200301.0

1.028

Penyediaan

Barang dan Jasa

Perkantoran pada

Balai

Pengembangan

Perternakan

Page 91: PENDAHULUAN - Banten

5 Penyediaan

BBM

12 Bulan 12,00 12,00 12,00 12,00 12,00 12,00

0 Tercapainya

Koordinasi Kedalam

dan Keluar Daerah

24 Bulan 24,00 150.000.000,00 24,00 150.000.000,00 24,00 150.000.000,00 24,00 150.000.000,00 24,00 150.000.000,00 24,00 750.000.000,00

1 Koordinasi dan

Konsultasi Keluar

Daerah

12 Bulan 12,00 12,00 12,00 12,00 12,00 12,00

2 Koordinasi dan

Konsultasi Ke Dalam

Daerah

12 Bulan 12,00 12,00 12,00 12,00 12,00 12,00

1 Capaian

Produksitivitas

Tanaman Padi

55.68

Ton/Ha

57,35 59,07 60,84 62,67 64,55 64,55

2 Capaian

Produksi Tanaman

Padi

2396688

Ton

2.408.671,

00

2.420.714,

00

2.432.818,

00

2.444.982,

00

2.457.207,

00

12.164.394

,00

3 Capaian

Produksi Tanaman

Jagung

20551 Ton 21.579,00 22.657,00 23.790,00 24.980,00 26.229,00 119.235,00

4 Capaian

Produksi Tanaman

Kedelai

6801 Ton 7.141,05 7.498,10 7.873,01 8.266,65 8.679,99 39.458,81

0 Tercapaianya

Peningkatan

Produksi Padi dan

Jagung

100 % 100,00 1.904.225.000,00 100,00 1.904.225.000,00 100,00 1.904.225.000,00 100,00 1.904.225.000,00 100,00 1.904.225.000,00 100,00 9.521.125.000,00

1 Demfarm

Intensifikasi Padi

Sawah

15 Ha 150,00 150,00 150,00 150,00 150,00 150,00

2 Demfarm

Intensifikasi Padi

Ladang

10 Ha 10,00 10,00 10,00 10,00 10,00 10,00

3 Gerakan

Tanam dan Panen

Padi

40000 Ha 40.000,00 40.000,00 40.000,00 40.000,00 40.000,00 40.000,00

4 Demfarm

Intensifikasi Jagung

30 Ha 30,00 30,00 30,00 30,00 30,00 30,00

5 Gerakan

Tanam dan Panen

Jagung

8000 Ha 8.000,00 8.000,00 8.000,00 8.000,00 8.000,00 8.000,00

6 Peningkatan

Kapasitas petugas

pengumpul data

Tanaman Pangan

(Padi dan Jagung)

1 Dok 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00

7 Demplot

Budidaya Mina Padi

20 Ha 20,00 20,00 20,00 20,00 20,00 20,00

8 dst 0 Ha 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00

2003.200301.0

1.028

Penyediaan

Barang dan Jasa

Perkantoran pada

Balai

Pengembangan

Perternakan

2003.200301.0

1.029

Rapat Koordinasi

Kedalam dan

Keluar Daerah

pada Balai

Pengembangan

Perternakan

Meningkatnya

pertumbuhan

ekonomi sektor

pertanian yang

memberikan

solusi terhadap

penurunan angka

pengangguran

dan kemiskinan

Pertumbuhan

Ekonomi Sektor

Pertanian yang

optimal

1 Pertumbuhan

Sektor Pertanian

2003.15 Program

Peningkatan

Produksi dan

Produktivitas

Tanaman Pangan

2003.200301.1

5.004

Peningkatan

Produksi,

Produktivitas dan

Mutu Produk

Serelia

Page 92: PENDAHULUAN - Banten

0 Tercapaianya

Produksi Kedelai,

kacang Hijau,

Kacang Tanah, Ubi

Jalar dan Ubi Kayu

100 % 100,00 700.000.000,00 100,00 700.000.000,00 100,00 700.000.000,00 100,00 700.000.000,00 100,00 700.000.000,00 100,00 3.500.000.000,00

1 Pembinaan dan

Pengembangan

Budidaya Aneka

Kacang melalui

Pengelolaan

Tanaman Terpadu

175 Ha 175,00 175,00 175,00 175,00 175,00 175,00

2 Pembinaan dan

Pengembangan

Budidaya Aneka

Umbi melalui

Pengelolaan

Tanaman Terpadu

24 Ha 24,00 24,00 24,00 24,00 24,00 24,00

3 dst 0 Ha 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00

0 Tercapainya

Pengembangan

Teknologi dan Pasca

panen Tanaman

pangan

10

Kelompok

10,00 500.000.000,00 10,00 500.000.000,00 10,00 500.000.000,00 10,00 500.000.000,00 10,00 500.000.000,00 10,00 2.500.000.000,00

1 Penerapan

Teknologi Pertanian

Padi Varietas Baru

(Demplot Ramah

Lingkungan)

10 Ha 10,00 10,00 10,00 10,00 10,00 10,00

2 Penanganan

Pasca Panen Hasil

Tanaman Pangan

(susut Hasil)

100 Ha 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00

3 Pembinaan

UPH Hasil Tanaman

Pangan

30 Orang 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00

4 dst 0 Kelompo 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00

0 Tersedianya

Benih padi, Jagung

dan kedelai

100 % 100,00 1.000.000.000,00 100,00 1.000.000.000,00 100,00 1.000.000.000,00 100,00 1.000.000.000,00 100,00 1.000.000.000,00 100,00 5.000.000.000,00

1 Produksi Benih

Bersertifikat

Tanaman Padi Pola

Kemitraan

25 Ton 25,00 25,00 25,00 25,00 25,00 25,00

2 Produksi Benih

Bersertifikat

Tanaman Jagung

Pola Kemitraan

3 Ton 3,00 3,00 3,00 3,00 3,00 3,00

3 Produksi Benih

Bersertifikat

Tanaman Kedelai

Pola Kemitraan

5 Ton 5,00 5,00 5,00 5,00 5,00 5,00

4 Penyediaan

Cadangan Benih

Daerah (CBD)

Tanaman Padi Pola

Kemitraan

10 Ton 10,00 10,00 10,00 10,00 10,00 10,00

5 Pertemuan dan

Pembinaan

Penyediaan Benih

Pola Kemitraan

200 Orang 200,00 200,00 200,00 200,00 200,00 200,00

6 Evaluasi Mutu

Stock Benih

10 Periode 10,00 10,00 10,00 10,00 10,00 10,00

7 dst 0 Ton 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00

2003.200301.1

5.005

Peningkatan

Produksi,

Produktivitas dan

Mutu aneka

Kacang dan Umbi

2003.200301.1

5.006

Pengembangan

Teknologi dan

Pasca panen

Tanaman pangan

2003.200301.1

5.020

Produksi dan

Pemasaran benih

Tanaman Pangan

Page 93: PENDAHULUAN - Banten

0 Tercapainya

Luasan

Pengendalian OPT

Tanaman Pangan

382873 Ha 382.873,00 600.000.000,00 373.628,00 600.000.000,00 364.725,00 600.000.000,00 364.725,00 600.000.000,00 356.150,00 600.000.000,00 356.150,00 3.000.000.000,00

1 Pertemuan

Teknis Sinkronisasi

Pelaporan Serangan

OPT Tanaman

Pangan

1 Keg 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00

2 Pembinaan

Petugas Pengendali

OPT, Lab. PHP di 8

Wilayah Kerja

Pengamatan OPT

100

Petugas

100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00

3 Sosialisasi

Hasil Peramalan OPT

Tanaman Pangan

90 Petugas 90,00 90,00 90,00 90,00 90,00 90,00

4 Surveillance

OPT WBC dan

Penggerek Batang

Padi

6 Keg 6,00 6,00 6,00 6,00 6,00 6,00

5 Peningkatan

Operasional LPPHP

untuk OPT Pangan (2

Instalasi LAB)

2 Keg 2,00 2,00 2,00 2,00 2,00 2,00

6 Gerakan

Pengendalian OPT

Tanaman Pangan

pada Wilayah

Terserang

10 Titik 10,00 10,00 10,00 10,00 10,00 10,00

7 Teknis

Pengumpulan data

OPT

4 Keg 4,00 4,00 4,00 4,00 4,00 4,00

8 Pengawasan

dan Peredaran

Pestisida

12 Kali 12,00 12,00 12,00 12,00 12,00 12,00

9 Penyusunan

SPM (Standar

Pelayanan Minimal)

Pengendalian OPT

Tanaman

1 Dok 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00

10 dst 0 Ha 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00

0 Tercapainya

Pengembangan

Benih Padi, Jagung

dan Kedelai

100 % 100,00 700.000.000,00 100,00 700.000.000,00 100,00 700.000.000,00 100,00 700.000.000,00 100,00 700.000.000,00 100,00 3.500.000.000,00

1 Penyediaan

Benih Sumber

Tanaman Padi

10 Ton 10,00 10,00 10,00 10,00 10,00 10,00

2 Penyediaan

Benih Sumber

Tanaman Jagung

4 Ton 4,00 4,00 4,00 4,00 4,00 4,00

3 Penyediaan

Benih Sumber

Tanaman Kedelai

5 Ton 5,00 5,00 5,00 5,00 5,00 5,00

4 dst 0 Ton 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00

0 Tercapainya

rekomendasi

produsen benih,

pengedar benih, dan

sertifikat/legalisasi

Label Benih

100 % 100,00 700.000.000,00 100,00 700.000.000,00 100,00 700.000.000,00 100,00 700.000.000,00 100,00 700.000.000,00 100,00 3.500.000.000,00

2003.200301.1

5.024

Perlindungan

Tanaman Pangan

2003.200301.1

5.028

Pengembangan

Perbenihan

Tanaman Pangan

2003.200301.1

5.029

Pelayanan Teknis

Sertifikasi dan

Pengawasan

Tanaman Pangan

Page 94: PENDAHULUAN - Banten

1 Sertifikasi

benih sumber dan

sebar tanaman

Pangan

610 Ton 610,00 610,00 610,00 610,00 610,00 610,00

2 Inventarisasi

Penyebaran Varietas

Tanaman Pangan

dan Pemetaan Zona

Varietas

1 Dok 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00

3 Pengawasan

Mutu Benih

4500 Ton 4.500,00 4.500,00 4.500,00 4.500,00 4.500,00 4.500,00

4 Fasilitasi

Pengujian Benih

Secara Laboratoris

18000

Analisa

18.000,00 18.000,00 18.000,00 18.000,00 18.000,00 18.000,00

5 Fasilitasi

Sinkronisasi Teknis

Pengawasan Mutu

dan Sertifikasi Benih

Tanaman

1 Dok 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00

6 Gebyar

Sertfikasi

Perbenihan Tanaman

Pangan

1 Keg 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00

7 Pengembangan

Plasmanutfah dan

Persiapan Pelepasan

Varietas

1 Varietas 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00

8 dst 0 Ton 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00

1 Capaian

Produksi Tanaman

Cabai

7498 Ton 8.246,00 8.970,00 10.101,00 10.692,00 11.672,00 49.681,00

2 Capaian

Produksi Tanaman

Bawang Merah

700 Ton 735,00 771,75 810,33 850,85 893,39 4.061,33

0 Tercpainya

Pengembangan

benih Bawang

Merah,benih

Cabai,benih

Biofarmaka,benih

100 % 100,00 900.000.000,00 100,00 900.000.000,00 100,00 900.000.000,00 100,00 900.000.000,00 100,00 900.000.000,00 100,00 4.500.000.000,00

1 Penyediaan

Benih Sumber

Tanaman Bawang

Merah

4000 Kg 4.000,00 4.000,00 4.000,00 4.000,00 4.000,00 24.000,00

2 Penyediaan

Benih Sumber

Tanaman Tanaman

Cabai

1500 Gram 1.500,00 1.500,00 1.500,00 1.500,00 1.500,00 9.000,00

3 Pemeliharaan

Calon Duplikasi PI

Tanaman Buah-

buahan

1500 pohon 1.500,00 1.500,00 1.500,00 1.500,00 1.500,00 9.000,00

4 Penyediaan

Benih Sumber

Tanaman Buah

7500

batang

7.500,00 7.500,00 7.500,00 7.500,00 7.500,00 45.000,00

5 Operasional

Instalasi

Laboratorium Kultur

Jaringan

1 paket 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 6,00

2003.200301.1

5.029

Pelayanan Teknis

Sertifikasi dan

Pengawasan

Tanaman Pangan

Meningkatnya

pertumbuhan

ekonomi sektor

pertanian yang

memberikan

solusi terhadap

penurunan angka

pengangguran

dan kemiskinan

Pertumbuhan

Ekonomi Sektor

Pertanian yang

optimal

1 Pertumbuhan

Sektor Pertanian

2003.16 Program

Peningkatan

Produksi dan

Produktivitas

Hortikultura

2003.200301.1

6.020

pengembangan

Perbenihan

Tanaman

Hortikultura

Page 95: PENDAHULUAN - Banten

6 dst 0 Kg 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00

0 meningkatnya

Produksi Komoditas

Durian,manggis,ram

butan

100 % 100,00 700.000.000,00 100,00 700.000.000,00 100,00 700.000.000,00 100,00 700.000.000,00 100,00 700.000.000,00 100,00 3.500.000.000,00

1 Demplot Pada

Kawasan Budidaya

Melon dan Pepaya

1 ha 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 6,00

2 Pengembangan

Durian dan Manggis

di Pandeglang,

Lebak dan Serang

75

petugas/pe

tani

75,00 75,00 75,00 75,00 75,00 450,00

3 Registrasi

Kebun Buah dan

Florikultura

30

petugas/pe

tani

30,00 30,00 30,00 30,00 30,00 180,00

4 Pengembangan

Teknis Budidaya

Philodendron sesua

GAP/SOP

30

petugas/pe

tani

30,00 30,00 30,00 30,00 30,00 180,00

5 Pengembangan

Teknis Budidaya

Manggis sesuai

GAP/SOP

30

petugas/pe

tani

30,00 30,00 30,00 30,00 30,00 180,00

6 Pengembangan

Teknis Budidaya

Anggrek sesuai

GAP/SOP

30

petugas/pe

tani

30,00 30,00 30,00 30,00 30,00 180,00

7 Pengembangan

Teknis Budidaya

Durian sesuai

GAP/SOP

30

petugas/pe

tani

30,00 30,00 30,00 30,00 30,00 180,00

8 Pengembangan

Teknis Budidaya

Rambutan sesuai

GAP/SOP

30

petugas/pe

tani

30,00 30,00 30,00 30,00 30,00 180,00

9 dst 0 ha 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00

0 meningkatnya

Produksi Komoditas

Bawang Merah,cabe

100 % 100,00 800.000.000,00 100,00 800.000.000,00 100,00 800.000.000,00 100,00 800.000.000,00 100,00 800.000.000,00 100,00 4.000.000.000,00

1 Penyusunan

ASEM Sayuran dan

Tanaman Obat

30 orang 30,00 30,00 30,00 30,00 30,00 180,00

2 Pertemuan

Pola Tanam Sayuran

40 orang 40,00 40,00 40,00 40,00 40,00 240,00

3 Demplot Aneka

Cabai

4 ha 4,00 4,00 4,00 4,00 4,00 240,00

4 Demplot

Bawang Merah

Melalui Umbi

2 ha 2,00 2,00 2,00 2,00 2,00 12,00

5 Demplot

Bawang Merah

Melalui Biji

1 ha 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 6,00

2003.200301.1

6.020

pengembangan

Perbenihan

Tanaman

Hortikultura

2003.200301.1

6.021

Peningkatan

Produksi Buah

dan Florikultura

2003.200301.1

6.022

Peningkatan

Produksi Sayuran

dan Tanaman

Obat

Page 96: PENDAHULUAN - Banten

6 Demplot

Budidaya Jamur

Tiram Sesuai

SOP/GAP

1 lokasi 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 6,00

7 Demplot

Budidaya Jamur

Merang Sesuai

SOP/GAP

1 lokasi 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 6,00

8 Demplot

Budidaya Sayuran

Daun Sesuai

SOP/GAP

1 ha 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 6,00

9 Demplot

Budidaya Sayuran

Buah Sesuai

SOP/GAP

1 ha 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 6,00

10 Gerakan Makan

Sayuran (GEMAS)

Tingkat Provinsi

200 orang 200,00 200,00 200,00 200,00 200,00 1.200,00

11 Gerakan

Perempuan untuk

Optimalisasi

Pekarangan (GPOP)

30 orang 30,00 30,00 30,00 30,00 30,00 180,00

12 dst 0 Ton 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00

0 Inovasi

Teknologi

Produksi,Pasca

Panen dan promsi

Hortikultura

100 paket 100,00 500.000.000,00 100,00 500.000.000,00 100,00 500.000.000,00 100,00 500.000.000,00 100,00 500.000.000,00 100,00 2.500.000.000,00

1 Rapat

Koordinasi Bidang

Hortikultura

2 dokumen 2,00 2,00 2,00 2,00 2,00 12,00

2 Penerapan

Inovasi Teknologi

Prooning (Pangkas

Daun) pada

Budidaya Komoditas

Bawang Merah

2 kelompok

tani

2,00 2,00 2,00 2,00 2,00 12,00

3 Penerapan

Inovasi Teknologi

Budidaya Bawang

Merah melalui Semai

Biji

2 kelompok

tani

2,00 2,00 2,00 2,00 2,00 12,00

4 Penerapan

Inovasi Teknologi

Topworking pada

Tanaman Durian

75

petani/petu

gas

75,00 75,00 75,00 75,00 75,00 450,00

5 Peningkatan

Penerapan Good

Handling Practice

pada Komoditas :

Cabai Merah,

Bawang Merah,

100

petani/petu

gas

100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 600,00

6 Promosi dan

Informasi

2 kegiatan 2,00 2,00 2,00 2,00 2,00 12,00

7 dst 0 paket 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00

0 produksi benih

bawang merah,benih

cabai,benih durian

100 % 100,00 600.000.000,00 100,00 600.000.000,00 100,00 600.000.000,00 100,00 600.000.000,00 100,00 600.000.000,00 100,00 3.000.000.000,00

1 Produksi Benih

Bersertifikat Bawang

Merah Pola

Kemitraan

4 ton 4,00 4,00 4,00 4,00 4,00 24,00

2003.200301.1

6.022

Peningkatan

Produksi Sayuran

dan Tanaman

Obat

2003.200301.1

6.023

Pengembangan

Teknologi dan

Pasca Panen

Hortikultura

2003.200301.1

6.024

Produksi dan

Pemasaran benih

Tanaman

Hortikultura

Page 97: PENDAHULUAN - Banten

2 Produksi Benih

Bersertifikat Cabai

Pola Kemitraan

1500 Gram 1.500,00 1.500,00 1.500,00 1.500,00 1.500,00 9.000,00

3 Produksi Bibit

Tanaman Durian

Secara Vegetatif

Pola Kemitraan

10000

batang

10.000,00 10.000,00 10.000,00 10.000,00 10.000,00 60.000,00

4 dst 0 ton 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00

0 Luasan

Pengendalian OPT

Tanaman

Hortikultura

1032 ha 1.103,00 651.690.000,00 1.176,00 651.690.000,00 1.219,00 651.690.000,00 1.292,00 651.690.000,00 1.292,00 651.690.000,00 7.374,00 3.258.450.000,00

1 Terfasilitasinya

Lab. LPHP Wilayah

Serang dan Lebak

2 titik 2,00 2,00 2,00 2,00 2,00 12,00

2 Terfasilitasinya

Sarana Pengendalian

OPT Ramah

Lingkungan pada

Tanaman

Hortikultura

4 tituk 4,00 4,00 4,00 4,00 4,00 24,00

3 Terbinanya

SDM Petugas

Lapang POPT/PHP

2 kegiatan 2,00 2,00 2,00 2,00 2,00 12,00

4 Tersusunnya

Peramalan dan

Terpetakannya OPT

Utama Hortikultura

1 kegiatan 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 6,00

5 dst 0 ha 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00

0 Tercpainya

Jumlah Sertifikat

Kompetensi

Produsen Benih

Tanaman

Hortikultura

100 % 100,00 500.000.000,00 100,00 500.000.000,00 100,00 500.000.000,00 100,00 500.000.000,00 100,00 500.000.000,00 100,00 2.500.000.000,00

1 Sertifikasi

Benih Tanaman

Hortikultura

40 unit 40,00 40,00 40,00 40,00 40,00 40,00

2 Determinasi

dan Pendaftaran

Varietas Hortikultura

3 varietas 3,00 3,00 3,00 3,00 3,00 18,00

3 Pengawasan

Peredaran Benih

50

produsen

50,00 50,00 50,00 50,00 50,00 300,00

4 dst 0 unit 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00

1 Peningkatan

Produktivitas

Komoditas Unggulan

Perkebunan Kakao

3184 Kg/Ha 3.343,20 3.510,36 3.685,88 3.870,17 4.063,68 18.473,29

2 Capaian

Produksi Tanaman

Aren

1694 Ton 1.728,00 1.762,00 1.798,00 1.834,00 1.870,00 8.992,00

3 Capaian

Produksi Tanaman

Kelapa

43116 Ton 43.978,00 44.858,00 45.755,00 46.670,00 47.604,00 228.865,00

2003.200301.1

6.024

Produksi dan

Pemasaran benih

Tanaman

Hortikultura

2003.200301.1

6.025

Perlindungan

Tanaman

Hortikultura

2003.200301.1

6.032

Pelayanan Teknis

Sertifikasi dan

Pengawasan

Tanaman

Hortikultura

Meningkatnya

pertumbuhan

ekonomi sektor

pertanian yang

memberikan

solusi terhadap

penurunan angka

pengangguran

dan kemiskinan

Pertumbuhan

Ekonomi Sektor

Pertanian yang

optimal

1 Pertumbuhan

Sektor Pertanian

2003.17 Program

Peningkatan

Produksi dan

Produktivitas

Perkebunan

Page 98: PENDAHULUAN - Banten

0 Tersedianya

bibit generatif kakao,

aren dan kelapa

melalui pola

kemitraan

12500

batang

14.000,00 300.000.000,00 15.500,00 300.000.000,00 17.000,00 400.000.000,00 18.500,00 350.000.000,00 18.500,00 400.000.000,00 114.500,00 1.750.000.000,00

1 Pembinaan

Penyediaan Bibit

Generatif Kakao

Pola Kemitraan

5000

batang

500,00 5.500,00 6.000,00 6.500,00 7.000,00 37.000,00

2 Pembinaan

Penyediaan Bibit

Generatif Aren Pola

Kemitraan

5000

batang

500,00 5.500,00 6.000,00 6.500,00 7.000,00 37.000,00

3 Pembinaan

Penyediaan Bibit

Generatif Kelapa

Pola Kemitraan

2500

batang

500,00 3.000,00 3.500,00 4.000,00 4.500,00 22.000,00

4 dst 100 % 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 100,00

0 Tersedianya

benih kakao, aren

dan kealpa untuk

kebun induk

400

batang/poh

on

400,00 300.000.000,00 450,00 300.000.000,00 1.150,00 400.000.000,00 1.300,00 350.000.000,00 1.450,00 326.400.000,00 6.200,00 1.676.400.000,00

1 Terfasilitasinya

pembuatan Kebun

Induk Tanaman

Kakao

200 pohon 250,00 300,00 350,00 400,00 450,00 2.200,00

2 Terfasilitasinya

pembuatan Kebun

Induk Tanaman Aren

100 pohon 100,00 150,00 400,00 450,00 500,00 1.250,00

3 Terfasilitasinya

pembuatan Kebun

Induk Tanaman

Kelapa

100 pohon 100,00 150,00 350,00 400,00 450,00 1.900,00

4 dst 100 % 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 100,00

0 Sertifikasi

benih Tanaman

Perkebunan

20 batang 20,00 200.000.000,00 30,00 200.000.000,00 40,00 350.000.000,00 50,00 350.000.000,00 60,00 250.000.000,00 260,00 1.350.000.000,00

1 Sertifikasi

Benih Tanaman

Perkebunan

10 unit 10,00 10,00 10,00 10,00 10,00 60,00

2 Pengawasan

Peredaran Benih

10

produsen/p

engedar

10,00 10,00 10,00 10,00 10,00 60,00

3 dst 100 % 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 100,00

0 Luasan

Pengendalian OPT

Tanaman

Perkebunan

62.5 ha 62,50 300.000.000,00 70,00 300.000.000,00 77,50 400.000.000,00 85,80 350.000.000,00 95,00 300.000.000,00 485,80 1.650.000.000,00

1 pembinaan

proteksi/perlindunga

n tanaman

perkebunan

40 orang 40,00 40,00 40,00 40,00 40,00 240,00

2 Rapat Teknis

Proteksi/Perlindunga

n Tanaman

Perkebunan

30 orang 30,00 30,00 30,00 30,00 30,00 180,00

2003.200301.1

7.013

Produksi dan

Pemasaran Benih

Tanaman

Perkebunan

2003.200301.1

7.014

Pengembangan

Perbenihan

Tanaman

Perkebunan

2003.200301.1

7.015

Pelayanan Teknis

Sertifikasi dan

Pengawasan

Tanaman

Perkebunan

2003.200301.1

7.016

Perlindungan

Tanaman

Perkebunan

Page 99: PENDAHULUAN - Banten

3 dst 0 ha 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00

0 Peningkatan

Produksi Komoditas

potensial

Perkebunan

100 % 100,00 600.000.000,00 100,00 600.000.000,00 100,00 800.000.000,00 100,00 650.000.000,00 100,00 650.000.000,00 100,00 3.300.000.000,00

1 Penguatan

Kelembagaan

Penangkar Benih

Komoditas

Perkebunan

10 orang 10,00 10,00 10,00 10,00 10,00 60,00

2

Pengembangan

Kebun Sumber

Benih

1 unit 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 6,00

3 Sekolah

Lapang Good

Agriculture Practice

(SL- GAP)

40 orang 40,00 40,00 40,00 40,00 40,00 240,00

4 Sekolah

Lapang Good

Agriculture Practice

(SL- PHT)

40 orang 40,00 40,00 40,00 40,00 40,00 240,00

5 Pembangunan

Kebun Percontohan

2 unit 2,00 2,00 2,00 2,00 2,00 12,00

6 Demplot Kebun

Sehat Komoditas

Perkebunan

50 ha 50,00 50,00 50,00 50,00 50,00 300,00

7 Pengendalian

OPT Tanaman

Perkebunan

50 ha 50,00 50,00 50,00 50,00 50,00 300,00

8 Penyediaan

Data Produksi

Perkebunan

1 dokumen 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 6,00

9 dst 0 TOn 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00

0 Pengembangan

(Perluasan,

peremajaan,

rehabilitasi,

diversifikasi dan

intensifikasi)

100 % 100,00 800.000.000,00 100,00 1.071.100.000,00 100,00 1.215.700.000,00 100,00 1.125.900.000,00 100,00 1.000.000.000,00 100,00 5.212.700.000,00

1 Pengembangan

Kawasan

Perkebunan

1 kegiatan 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 6,00

2 Pengembangan

Komoditas Potensial

Perkebunan

3

komoditas

3,00 3,00 3,00 3,00 3,00 18,00

3 Teknis

Pengembangan

Kawasan

Perkebunan

3 kegiatan 3,00 3,00 3,00 3,00 3,00 18,00

4 dst 0 ha 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00

0 Pengembangan

kemitraan,kewirausa

haan, Pascapanen,

Pengolahan dan

Akses Pembiayaan

100 % 100,00 500.000.000,00 100,00 500.000.000,00 100,00 600.000.000,00 100,00 550.000.000,00 100,00 500.000.000,00 100,00 2.650.000.000,00

2003.200301.1

7.016

Perlindungan

Tanaman

Perkebunan

2003.200301.1

7.017

Peningkatan

Produksi

Komoditas

Perkebunan

2003.200301.1

7.018

Pengembangan

Komoditas

Perkebunan

2003.200301.1

7.019

Pengembangan

Aneka Usaha dan

Pemasaran Hasil

Perkebunan

Page 100: PENDAHULUAN - Banten

1 PEMBINAAN

USAHA

PERKEBUNAN

4 Mou 4,00 4,00 4,00 4,00 4,00 24,00

2 PENANGANAN

PEMASARAN HASIL

PERKEBUNAN

DAN KEMANDIRIIAN

USAHA

PERKEBUNAN

3 kelompok

tani

3,00 3,00 3,00 3,00 3,00 18,00

3 PROMOSI

HASIL PRODUK

PERKEBUNAN

4 kegiatan 4,00 4,00 4,00 4,00 4,00 24,00

4 PENERAPAN

TEKNOLOGI TEPAT

GUNA HASIL

TANAMAN

PERKEBUNAN

2 kegiatan 2,00 2,00 2,00 2,00 2,00 12,00

5 dst 0 kelompok 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00

1 Peningkatan

Produksi Daging

33.52 Ton 33,52 34,18 35,85 35,53 36,23 174,32

0 Tercapainya

peningkatan

produksi Daging

sapi, Kerbau dan

Ternak Lainnya serta

penerbitan SKLB

100 % 100,00 600.000.000,00 100,00 600.000.000,00 100,00 600.000.000,00 100,00 600.000.000,00 100,00 600.000.000,00 100,00 3.000.000.000,00

1 Pemetaan dan

pendataan Potensi

wilayah populasi

produksi bibit ternak

sapi dan kerbau

dalam mengukur

1 Dok 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00

2 Pengawasan

Mutu benih, Bibit

Ternak Sapi dan

Kerbau serta

Penerbitan SKLB

(Surat Keterangan

4 Keg 4,00 4,00 4,00 4,00 4,00 4,00

3 Penyusunan

Proposal Penetapan

Plasma nutfah/

SDGH Asli Banten

1 Dok 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00

4 Pemetaan

Penggunaan semen

beku

1 Dok 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00

5 Pengawasan

peredaran dan

Produksi DOC dan

DOD Final Stock

diunit Usaha dan

masyarakat

1 Keg 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00

6 Penyusunan

Standar Mutu Bibit

Plasma Nutfah

kambing Kosta

1 Dok 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00

7 dst 0 Dok 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00

0 Tercapainya

Peningkatan

Produksi Hijauan

Pakan Ternak serta

Pengawasan Mutu

dan Keamanan

100 % 100,00 500.000.000,00 100,00 500.000.000,00 100,00 596.068.000,00 100,00 500.000.000,00 100,00 500.000.000,00 100,00 2.596.068.000,00

1 Kaji Terap

Pengembangan

Hijauan Pakan dan

Pengawasan Mutu

dan Keamanan

Pakan Ternak

80 Ton 80,00 80,00 80,00 80,00 80,00 80,00

2003.200301.1

7.019

Pengembangan

Aneka Usaha dan

Pemasaran Hasil

Perkebunan

Meningkatnya

pertumbuhan

ekonomi sektor

pertanian yang

memberikan

solusi terhadap

penurunan angka

pengangguran

dan kemiskinan

Pertumbuhan

Ekonomi Sektor

Pertanian yang

optimal

1 Pertumbuhan

Sektor Pertanian

2003.18 Program

Peningkatan

Produksi dan

Produktivitas

Peternakan

2003.200301.1

8.001

Pengembangan

Perbibitan Ternak

2003.200301.1

8.002

Pengembangan

Pakan ternak

Page 101: PENDAHULUAN - Banten

2 Workshop

Pengembangan

Bahan Baku Pakan

dan Hijauan Pakan

Ternak

200 Orang 200,00 200,00 200,00 200,00 200,00 200,00

3 Pembinaan ,

Penerapan Teknologi

Pakan Sederhana

dan unit pengolah

pakan ternak ( UPP)

di Wilayah Provinsi

50 Orang 50,00 50,00 50,00 50,00 50,00 50,00

4 dst 0 Ton 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00

0 Tercapainya

Penumbuhan

Kelompok Pengolah

hasil Peternakan dan

Cakupan Kemitraan

Kelompok Ternak

100 % 100,00 500.000.000,00 100,00 500.000.000,00 100,00 500.000.000,00 100,00 500.000.000,00 100,00 500.000.000,00 100,00 2.500.000.000,00

1 FGD Akses

Pembiayaan,

Asuransi Ternak dan

Kemitraan dengan

Pelaku Usaha

5 MOU 5,00 5,00 5,00 5,00 5,00 5,00

2 Asuransi

Ternak Ruminansia

100 Ekor 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00

3 Pembinaan dan

Pengawasan

Kelembagaan

Pengolahan Produk

Hewan

8 Peternak 8,00 8,00 8,00 8,00 8,00 8,00

4 Pengembangan

Mutu dan

Standarisasi Produk

Hewan

10

Kelompok

10,00 10,00 10,00 10,00 10,00 10,00

5 Fasilitasi

Promosi dan

Publikasi Komoditas

Peternakan

4 Kegiatan 4,00 4,00 4,00 4,00 4,00 4,00

6 Rapat

Koordinasi Teknis

Bidang Peternakan

2018

80 Orang 80,00 80,00 80,00 80,00 80,00 80,00

7 dst 0 Keg 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00

0 pengembangan

lab pakan dan

hijauan pakan ternak

100 % 100,00 400.000.000,00 100,00 400.000.000,00 100,00 500.000.000,00 100,00 400.000.000,00 100,00 400.000.000,00 100,00 2.100.000.000,00

1 Pengembangan

dan Penguatan

Laboratorium Pakan

Daerah

100 sampel 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00

2 Pengembangan

Teknologi Pakan

100 Kg 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00

3 dst 0 sampel 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00

0 Tercapianya

Cakupan

Optimalisasi

Pengembangan

Kawasan Pertanian

Terpadu

60 % 70,00 300.000.000,00 80,00 300.000.000,00 90,00 300.000.000,00 100,00 300.000.000,00 100,00 300.000.000,00 100,00 1.500.000.000,00

1 Penanaman

Tanaman Peneduh di

Kawasan Sitandu

1 Keg 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00

2003.200301.1

8.002

Pengembangan

Pakan ternak

2003.200301.1

8.003

Pengolahan dan

Pemasaran Hasil

Peternakan

2003.200301.1

8.004

Pengujian Mutu

Pakan dan

Hijauan Pakan

ternak

2003.200301.1

8.005

Pengembangan

Kawasan

Pertanian terpadu

Page 102: PENDAHULUAN - Banten

2 Penataan

Drainase di Areal

Batas Kawasan

Sitandu

300 Meter 300,00 300,00 300,00 300,00 300,00 300,00

3 Penataan dan

Normalisasi Irigasi

Kawasan Sitandu

1 Keg 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00

4 dst 0 Keg 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00

0 Pengembangan

dan penguatan

instalasi Ternak non

Ruminansia dan

Ternak Ruminansia

100 % 100,00 1.196.068.000,00 100,00 1.196.068.000,00 100,00 1.300.000.000,00 100,00 1.196.068.000,00 100,00 1.196.068.000,00 100,00 6.084.272.000,00

1 Budidaya

Ternak

Domba/Kambing

200 Ekor 200,00 200,00 200,00 200,00 200,00 200,00

2 Budidaya

Ternak Sapi

35 Ekor 35,00 35,00 35,00 35,00 35,00 35,00

3 Budidaya

Ternak Kerbau

11 Ekor 11,00 11,00 11,00 11,00 11,00 11,00

4 Budidaya

Ternak Ayam Buras

400 Ekor 400,00 400,00 400,00 400,00 400,00 400,00

5 Perbibitan

Ternak Itik

Damiaking

300 Ekor 300,00 300,00 300,00 300,00 300,00 300,00

6 dst 0 Ekor 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00

1 Persentase

Sarana Produksi

Pertanian

80 % 85,00 87,00 90,00 100,00 100,00 100,00

0 Tercapainya

prasarana dan

sarana pertanian

berupa Pompa air

dan Traktor

100 % 100,00 700.000.000,00 100,00 700.000.000,00 100,00 800.000.000,00 100,00 840.000.000,00 100,00 700.000.000,00 100,00 3.740.000.000,00

1 Workshop

Pemeliharaan dan

Perbaikan Alat dan

Mesin Pertanian

60 Orang 60,00 60,00 60,00 60,00 60,00 60,00

2 Workshop

Manajemen

Kelompok UPJA

60

Kelompok

60,00 60,00 60,00 60,00 60,00 60,00

3 Penyediaan

Sarana Pertanian

14 Unit 14,00 14,00 14,00 14,00 14,00 14,00

4 Fasilitasi

Pengawasan

Peredaran Pupuk

Pestisida

2 Dokumen 2,00 2,00 2,00 2,00 2,00 2,00

2003.200301.1

8.005

Pengembangan

Kawasan

Pertanian terpadu

2003.200301.1

8.006

Perbibitan Ternak

Meningkatnya

pertumbuhan

ekonomi sektor

pertanian yang

memberikan

solusi terhadap

penurunan angka

pengangguran

dan kemiskinan

Pertumbuhan

Ekonomi Sektor

Pertanian yang

optimal

1 Pertumbuhan

Sektor Pertanian

2003.19 Program

Peningkatan

Prasarana Sarana

dan Penyuluhan

Pertanian

2003.200301.1

9.001

Penyediaan

Prasarana dan

Sarana Pertanian

Page 103: PENDAHULUAN - Banten

5 Penyusunan

Alokasi Pupuk

Bersubsidi

2 Dokumen 2,00 2,00 2,00 2,00 2,00 2,00

6 Pengawasan

Alat dan Mesin

Pertanian

120 Orang 120,00 120,00 120,00 120,00 120,00 120,00

7 dst 0 kelompok 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00

0 Tercapainya

peningkatan

kesuburan lahan dan

penataan jaringan

irigasi

100 % 100,00 740.000.000,00 100,00 740.000.000,00 100,00 740.000.000,00 100,00 900.000.000,00 100,00 740.000.000,00 100,00 3.860.000.000,00

1 Rakorbid

Prasarana, Sarana

dan Penyuluhan

Pertanian

60 Orang 60,00 60,00 60,00 60,00 60,00 60,00

2 Penataan

Prasarana Pertanian

Untuk Lahan (

Kesuburan Lahan )

125 Ha 125,00 125,00 125,00 125,00 125,00 125,00

3 Penataan

Prasarana Pertanian

Untuk Irigasi

1250 Ha 1.250,00 1.250,00 1.250,00 1.250,00 1.250,00 1.250,00

4 Optimasi Lahan

( Penyiapan

Prakondisi

Pemanfaatan Lahan

Terlantar )

1500 Ha 1.500,00 1.500,00 1.500,00 1.500,00 1.500,00 1.500,00

5 pengadaan

lahan BBI ( Balai

Benih Induk)

0 Ha 0,00 0,00 0,00 0,00 30,00 30,00

6 Dst 0 % 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00

0 Peningkatan

kelas kelompok tani

madya menjadi

utama

4

Kelompok

4,00 1.600.000.000,00 4,00 1.800.000.000,00 4,00 1.800.000.000,00 4,00 1.800.000.000,00 4,00 1.600.000.000,00 4,00 8.600.000.000,00

1 Pembinaan

Peningkatan Hasil

Usaha Tani

100 Orang 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00

2 Pembinaan

Sistem Kerja Latihan

Supervisi

568 Orang 568,00 568,00 568,00 568,00 568,00 568,00

3 Penilaian

Kinerja SDM

Penyuluh, dan

Pelaku utama

4 Kategori 4,00 4,00 4,00 4,00 4,00 4,00

4 Penilaian

Kelembagaan

Penyuluh dan

Kelembagaan Pelaku

Utama Berprestasi

7 Kategori 7,00 7,00 7,00 7,00 7,00 7,00

5 Pembinaan

Penyuluh Swadaya

85 Orang 85,00 85,00 85,00 85,00 85,00 85,00

6 Rembug KTNA

Provinsi Banten

40 Orang 40,00 40,00 40,00 40,00 40,00 40,00

2003.200301.1

9.001

Penyediaan

Prasarana dan

Sarana Pertanian

2003.200301.1

9.002

Optimalisasi

Pemanfaatan

Lahan dan Air

Irigasi

2003.200301.1

9.003

Peningkatan

Kapasitas

Kelembagaan

Tani

Page 104: PENDAHULUAN - Banten

7 Penyusunan

Programa

Penyuluhan

1 Dok 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00

8 dst 0

Kelompok

0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00

1 Persentase

Pengendalian

Kesehatan Hewan

dan Kesehatan

Masyarakat

Veteriner

100 % 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00

0 Tercapainya

pengendalian

Rabies, AI dan

pengawalan wilayah

bebas Brucelossis

100 % 100,00 750.000.000,00 100,00 750.000.000,00 100,00 750.000.000,00 100,00 750.000.000,00 100,00 750.000.000,00 100,00 3.750.000.000,00

1 Rapat

Koordinasi

Kesehatan Hewan

dan Kesehatan

Masyarakat

Veteriner

40 Orang 40,00 40,00 40,00 40,00 40,00 40,00

2 Program

pembebasan Rabies

525 Ekor 525,00 525,00 525,00 525,00 525,00 525,00

3 Surveilans

Brucellosis

8 kab/Kota 8,00 8,00 8,00 8,00 8,00 8,00

4 Jaminan

Kersehatan Hewan

8 kab/Kota 8,00 8,00 8,00 8,00 8,00 8,00

5 Public

Awareness

Pengendalian dan

Penanggulangan

Avian Influenza ( AI)

5 Lokasi 8,00 8,00 8,00 8,00 8,00 8,00

6 dst 0 Ekor 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00

0 Tercapainya

sertifikasi dan

surveilans NKV serta

pendampingan

kesejahteraan

hewan

100 % 100,00 700.000.000,00 100,00 700.000.000,00 100,00 700.000.000,00 100,00 700.000.000,00 100,00 700.000.000,00 100,00 3.500.000.000,00

1 Pembinaan

Unit Usaha Produk

Hewan dan

Sertifikasi Nomor

Kontrol Veteriner

(NKV)

30 Unit 30,00 30,00 30,00 30,00 30,00 30,00

2 Pengendalian

Zoonosis dan

Kesejahteraan

Hewan (Kesrawan)

1 Dok 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00

3 Public

Awareness Produk

Hewan ASUH

1 Dok 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00

4 Sosialisasi

Rekomendasi Teknis

Perijinan dan Non

Perijinan Lalulintas

Produk Hewan

1 Dok 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00

5 Pertemuan

Teknis Petugas

Laboratorium

Kesmavet BPPV

Provinsi Banten

1 Dok 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00

2003.200301.1

9.003

Peningkatan

Kapasitas

Kelembagaan

Tani

2003.200301.2

0.002

Pengendalian

Kesehatan

Masyarakat

Veteriner

Meningkatnya

pertumbuhan

ekonomi sektor

pertanian yang

memberikan

solusi terhadap

penurunan angka

pengangguran

dan kemiskinan

Pertumbuhan

Ekonomi Sektor

Pertanian yang

optimal

1 Pertumbuhan

Sektor Pertanian

2003.20 Program

Penanganan

Kesehatan Hewan

dan Kesehatan

Masyarakat

Veteriner

2003.200301.2

0.001

Penanggulangan

dan Pencegahan

Penyakit Hewan

Menular

Page 105: PENDAHULUAN - Banten

6 dst 0 Unit 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00

0 Tercapainya

Pengawasan

Produsen, Importir,

Eksportir dan

Distributor Obat

Hewan serta

100 % 100,00 614.817.000,00 100,00 614.817.000,00 100,00 614.817.000,00 100,00 614.817.000,00 100,00 614.817.000,00 100,00 3.074.085.000,00

1 Pengawasan

obat hewan

10 Unit

Usaha

10,00 10,00 10,00 10,00 10,00 10,00

2 pengawasan

produk asal hewan

40 Pelaku

Usaha

40,00 40,00 40,00 40,00 40,00 40,00

3 profiling data

unit usaha obat

hewan

80 Dok 80,00 80,00 80,00 80,00 80,00 80,00

4 dst 0 % 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00

0 Jumlah

Pemeriksaan dan

Pengendalian PHM

(Rabies, Brucellosis,

AI, dan Gangrep)

3350

sampel

3.350,00 600.000.000,00 3.515,00 600.000.000,00 3.690,00 600.000.000,00 3.860,00 600.000.000,00 4.040,00 600.000.000,00 4.040,00 3.000.000.000,00

1 Pemeriksaan

dan Penanggulangan

Penyakit Parasiter

512 Sampel 512,00 512,00 512,00 512,00 512,00 512,00

2 Pencegahan

dan Pengendalian

Penyakit Rabies

500 Ekor 500,00 500,00 500,00 500,00 500,00 500,00

3 Penguatan

Kapasitas Klinik

Hewan

12 Bulan 12,00 12,00 12,00 12,00 12,00 12,00

4 Pemeriksaan

Ante Mortem Hewan

Qurban

80

Pedagang

80,00 80,00 80,00 80,00 80,00 80,00

5 Pencegahan

dan Pengendalian

Penyakit AI

1000 Ekor 1.000,00 1.000,00 1.000,00 1.000,00 1.000,00 1.000,00

6 Pengawasan

Lalulintas Hewan

dan Produk Hewan

6 Keg 6,00 6,00 6,00 6,00 6,00 6,00

7 Pemeriksaaan

dan Pencegahan

Penyakit Brucellosis

512 Sampel 512,00 512,00 512,00 512,00 512,00 512,00

8 Pemeriksaan

dan Penanggulangan

Penyakit Gangguan

Reproduksi

100 Ekor 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00

9 Fasilitasi

Kontes Kucing Sehat

(Cat Show)

60 Orang 60,00 60,00 60,00 60,00 60,00 60,00

10 Penguatan

Kapasitas

Laboratorium

Kesehatan Hewan

1 DOk ISO 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00

2003.200301.2

0.002

Pengendalian

Kesehatan

Masyarakat

Veteriner

2003.200301.2

0.003

Pengawasan Obat

dan Produk Asal

Hewan

2003.200301.2

0.004

Peningkatan

Penyidikan,

Pengujian dan

Pengendalian

Penyakit Hewan

Menular

Page 106: PENDAHULUAN - Banten

11 dst 0 sampel 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00

0 Tercapainya

Peningkatan Jumlah

Sampel Pengujian

PHM pada lab

Kesmavet

1040

sampel

1.352,00 600.000.000,00 1.757,00 600.000.000,00 2.284,00 600.000.000,00 3.799,00 600.000.000,00 10.232,00 600.000.000,00 10.232,00 3.000.000.000,00

1 Pemeriksaan

keamanan produk

hewan pada hari

raya besar islam

560 sampel 560,00 672,00 784,00 896,00 1.008,00 1.008,00

2 Pengawasan

Keamanan Produk

Hewan

1200

sampel

1.680,00 1.960,00 2.240,00 2.520,00 2.800,00 2.800,00

3 Peningkatan

manajemen

Laboratorium

1 Dok 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00

4 Pelayanan

Kesehatan

Masyarakat

Veteriner

1 Paket 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00

5 dst 0 % 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00

SERANG

Kepala Dinas Pertanian Provinsi Banten

Ir. H. Agus M. Tauchid S, M.Si.

2003.200301.2

0.005

Peningkatan

Penyidikan,

Pengujian dan

Pelayanan

Masyarakat

Veteriner

(Kesmavet)

2003.200301.2

0.004

Peningkatan

Penyidikan,

Pengujian dan

Pengendalian

Penyakit Hewan

Menular