i. pendahuluan 1.1. latar...
TRANSCRIPT
1
I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Dalam rangka penanggulangan kemiskinan dan penciptaan lapangan
kerja di perdesaan, Kementerian Pertanian pada tahun 2008 telah melaksanakan
program Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan (PUAP). PUAP adalah
bagian dari pelaksanaan program PNPM-Mandiri melalui bantuan modal usaha
dalam menumbuhkembangkan usaha agribisnis sesuai dengan potensi pertanian
di desa sasaran. Operasional kegiatan PUAP dilaksanakan melalui unit Gapoktan,
dengan alokasi satu desa satu Gapoktan.
Berdasarkan data pada tahun 2007, jumlah desa di Provinsi Banten
sebanyak 1504 desa dengan perincian klasifikasi desa yaitu 1229 desa swadaya
dan 275 swakarsa. Jumlah penduduk miskin sekitar 7,64 persen atau 788.067
orang (BPS Provinsi Banten, 2008). Program PUAP di Provinsi Banten yang
dilaksanakan sejak tahun 2008, sampai dengan akhir tahun 2010 telah diterima
oleh sebanyak 837 desa atau mencapai sekitar 55% dari total jumlah desa yang
ada di Provinsi Banten.
Pada tahun 2010, kegiatan pendampingan teknologi bagi Gapoktan PUAP
dilaksanakan melalui kegiatan apresiasi dan pertemuan formal maupun informal
dalam aspek pengembangan pemasyarakatan inovasi teknologi, penyediaan
materi diseminasi. Selain itu juga melakukan apresiasi dalam rangka penguatan
kelembagaan Gapoktan PUAP menuju LKM-A. Pelaksanaan pendampingan inovasi
pertanian terutama pada integrasi kegiatan PUAP dan kegiatan lainnya seperti
FEATI, SL-PTT, PRIMA TANI, dan lain-lain. Pelaksanaan kegiatan pendampingan
PUAP pada tahun 2011, dilaksanakan untuk pendampingan inovasi teknologi
pertanian pada Gapoktan penerima PUAP tahun 2011 pada unit usaha produktif
On Farm dan Off Farm.
1.2. Dasar Pertimbangan
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Banten yang berkedudukan
di Provinsi sejak tahun 2008 mendapat tugas untuk melaksanakan pengawalan,
supervisi dan pendampingan program PUAP di wilayah kerjanya. Kepala BPTP
sebagai sekretaris Tim Pembina dan BPTP Banten sebagai sekretariat PUAP
2
Provinsi. Dalam Pedoman Umum 2011, tugas BPTP selain sekretaris dan
sekretariat PUAP, juga pembinaan teknis teknologi inovasi usaha ekonomi
produktif pertanian.
1.3. Tujuan
Secara umum tujuan dari kegiatan ini adalah terlaksananya program
PUAP pada tahun 2011. Adapun tujuan secara terinci seperti berikut :
a. Melaksanakan tugas sekretariat PUAP (administrasi, koordinasi, notulensi,
dokumentasi).
b. Melaksanakan verifikasi RUB dan dokumen administrasi pendukung lainnya
c. Melaksanakan fasilitasi BOP PMT dan pelaporannya
d. Melakukan pendampingan inovasi teknologi pertanian pada Gapoktan
penerima PUAP 2011.
e. Melakukan koordinasi, konsinyasi, peningkatan kapasitas SDM dan
keikutsertaan dalam workshop dan pelatihan terkait PUAP.
f. Melakukan monitoring dan evaluasi serta pelaporan pelaksanaan PUAP.
1.4. Keluaran yang Diharapkan
a. Satu paket tugas kesekretariatan (administrasi, koordinasi, notulensi,
dokumentasi)
b. Terkirimnya RUB dan dokumen penunjang lainnya untuk Gapoktan calon
penerima PUAP 2011 ke Direktur Pembiayaan Pusat, Jakarta
c. Tersalurkannya BOP PMT dan terdokumentasi laporan dari PMT
d. Terlaksananya Apresiasi Teknologi pada Gapoktan penerima PUAP 2011 dan
terdiseminasinya 3 inovasi teknologi pertanian pada usaha Gapoktan.
e. Satu paket kegiatan peningkatan kapasitas SDM pelaksana PUAP melalui
koordinasi, konsinyasi, keikutsertaan dalam workshop dan pelatihan.
f. Satu paket kegiatan monitoring dan evaluasi serta pelaporan program PUAP
1.5. Hasil yang Diharapkan
Tersalurkannya dana PUAP sebesar Rp.100 juta per Gapoktan dan
berkembangnya inovasi teknologi hasil dari Badan Litbang Pertanian dalam
pengelolaan usaha agribisnis Gapoktan.
3
1.6. Prakiraan Manfaat dan Dampak
Prakiraan manfaat dan dampak dari pelaksanaan PUAP TA. 2011 antara
lain berkembangnya usaha agribisnis pertanian sesuai potensi wilayah dengan
menggunakan inovasi Badan Litbang Pertanian di perdesaan. Dengan demikian
diharapkan terjadi peningkatan masyarakat dan berkembangnya perekonomian
pedesaan.
4
II. PROSEDUR
2.1. Waktu, Lokasi dan Target Kegiatan
Program PUAP dilaksanakan mulai bulan Januari sampai Desember 2011.
Kegiatan yang bersifat koordinasi, dilaksanakan pada tingkat pusat dan daerah.
Kegiatan yang bersifat workshop dan pelatihan dilaksanakan pada tingkat pusat
atau antar provinsi. Sementara itu, kegiatan yang bersifat koordinasi,
pendampingan, pembinaan, monitoring dan evaluasi, dilaksanakan pada tingkat
daerah lingkup Provinsi Banten yang meliputi 8 Kab/Kota yaitu Kab. Serang, Kota
Serang, Kab. Lebak, Kab. Pandeglang, Kab. Tangerang, Kota Tangerang, Kota
Tangerang Selatan dan Kota Cilegon. Target pelaksanaan kegiatan PUAP 2011
adalah Gapoktan penerima PUAP tahun 2011 di Provinsi Banten yang ditetapkan
melalui SK Menteri Pertanian.
2.2. Ruang Lingkup Kegiatan
2.2.1. Kesekretariatan
Kegiatan yang dilaksanakan Kesekretariatan PUAP di BPTP Banten
antara lain:
1. Meneliti dan melakukan verifikasi dokumen RUB dan dokumen
administrasi pendukung lainnya, yang diusulkan oleh Gapoktan. RUB
dan dokumen administrasi pendukung yang tidak memenuhi syarat,
dikembalikan kepada Tim Teknis Kabupaten/Kota untuk diperbaiki dan
dilengkapi. Sebaliknya apabila dokumen RUB sudah memenuhi syarat
dibuat rekapitulasi dokumen dan dikirimkan kepada Direktur
Pembiayaan Pertanian, Direktorat Jenderal Jenderal Prasarana dan
Sarana Pertanian.
2. Fasilitator PMT yaitu persiapan dokumen kontrak BOP PMT antara BPTP
dan PMT; pemberian fasilitas Biaya Operasional Penyeliaan (BOP)
kepada PMT per bulan, menginisiasi pertemuan bulanan dalam rangka
penilaian kinerja PMT, dan lain-lain terkait dengan PMT. BOP terdiri
dari biaya pelaporan PMT sebesar Rp. 200.000,- per PMT per bulan dan
biaya penggantian transport PMT sebesar Rp. 1.000.000,- per PMT per
bulan. Penentuan volume BOP PMT terhitung sejak PMT yang
5
bersangkutan ditetapkan dalam SK Mentan tentang penetapan PMT.
3. Sebagai Sekretaris I Tim Pembina PUAP Provinsi Banten, melaksanakan
koordinasi dengan Ketua Tim Pembina, Tim Teknis dan PMT dalam
berbagai hal terkait dengan perkembangan PUAP tahun 2008 sd. 2010,
usulan desa/Gapoktan dan pelaksana verifikasi dokumen administrasi
Gapoktan tahun 2011.
4. Surat menyurat dan dokumentasi serta pelaporan.
2.2.2. Apresiasi Gapoktan dan Pendampingan
Dalam rangka penyediaan informasi teknologi dan percepatan
adopsi teknologi kepada pengguna maka diperlukan kegiatan diseminasi
sehingga Gapoktan dapat memperoleh informasi teknologi untuk tujuan
peningkatan kesejahteraan petani. Metode diseminasi juga akan
mempengaruhi terhadap transfer dan proses adopsi teknologi. Beberapa
aspek yang dipertimbangkan agar metode diseminasi berjalan efisien dan
efektif antara lain (a) tujuan dan sasaran yang akan dicapai, (b) latar
belakang sosial ekonomi dan budaya yang akan dituju, (c) sumberdaya
yang tersedia untuk melaksanakan kegiatan (SDM, waktu dan biaya).
Dengan mengacu pada banyaknya desa PUAP, ketersediaan dana dan SDM
peneliti/penyuluh dan dalam rangka pencapaian tujuan apresiasi teknologi
secara optimal, akan dilakukan kegiatan sebagai berikut :
1. Pendampingan Teknologi pada Gapoktan 2011
Pendampingan teknologi pada Gapoktan 2011 meliputi teknologi terkait
dengan usaha produktif On Farm (budidaya) dan Off Farm (pasca
panen) terutama dalam pengolahan pangan termasuk pengemasan dan
lainnya. Bentuk pendampingan yang dilaksanakan antara lain
mendesiminasikan teknologi dalam Apresiasi Gapoktan melalui
pertemuan formal. Dalam kegiatan ini, peserta pertemuan adalah Tim
Pembina, Tim Teknis, Ketua Gapoktan dan Penyuluh Pendamping serta
narasumber lainnya. Dilaksanakan juga penyebarluasan teknologi serta
memberikan alternatif solusi pemecahan masalah dalam aplikasi
teknologi. Teknologi yang akan didiseminasikan sebanyak 3 teknologi.
Teknologi yang didiseminasikan utamanya adalah teknologi yang
6
dihasilkan oleh Badan Litbang Pertanian yang meliputi tanaman
pangan, hortikutura, peternakan, perkebunan dan lainnya.
2. Pendampingan Teknologi pada Gapoktan 2008 - 2010
Pelaksanaan pendampingan teknologi pada Gapoktan 2008-2010,
dilaksanakan sebagai lanjutan dari kegiatan pada tahun 2010.
Pelaksanaan pendampingan disesuaikan dengan kegiatan monitoring
dan evaluasi dan kegiatan lain yang ada di BPTP Banten seperti
kegiatan SL-PTT, FEATI, pengkajian, pameran dan lainnya.
2.2.3. Koordinasi, Monitoring-Evaluasi dan Pelaporan
Koordinasi, monitoring-evaluasi dan pelaporan merupakan
serangkaian kegiatan yang harus dilaksanakan dalam rangka pelaksanaan
program PUAP. Adapun uraian kegiatan tersebut adalah sebagai berikut :
1. Koordinasi, kegiatan ini dilaksanakan terhadap Tim PUAP Pusat
maupun Tim Pembina Provinsi dan Tim Teknis Kabupaten. Kegiatan ini
dilaksanakan sesuai dengan hasil kesepakatan jadwal yang ditetapkan
oleh Tim PUAP Pusat / Tim Pembina Provinsi. Metode koordinasi antar
tim tersebut dapat melalui bentuk workshop, konsinyasi maupun
pertemuan lainnya.
2. Monitoring-evaluasi dan pelaporan merupakan kegiatan penting yang
harus dilakukan. Monitoring-evaluasi dilaksanakan untuk melihat
eksistensi dan program dari pembinaan yang telah dilakukan secara
berkala. Sebelum melakukan kegiatan monitoring dan evaluasi
terhadap Gapoktan maka terlebih dahulu mempelajari laporan yang
diperoleh dari PMT, Tim Teknis maupun informasi lainnya. Melalui
informasi tersebut dapat digunakan sebagai pertimbangan dalam
penetapan Gapoktan yang akan dikunjungi. Sedangkan bentuk
pertanggungjawaban secara tertulis dalam pelaksanaan kegiatan PUAP,
dituangkan dalam pelaporan secara berkala.
7
III. HASIL KEGIATAN
3.1. Kesekretariatan
3.1.1. Administrasi, koordinasi, notulensi dan dokumentasi
Dari bulan Juli sampai dengan bulan Desember, kegiatan surat menyurat
yang dilakukan oleh bagian kesekretariatan antara lain yaitu :
1. Menindaklanjuti surat dari Direktorat Pembiayaan No. 280/TU.220/B4/8/2011
tanggal 24 Agustus 2011. Perihal surat tersebut yaitu Permintaan Nama
Pengurus Gapoktan nomor urut 1 dari penilaian Tim Penilai Gapoktan
Berprestasi yang akan diikutsertakan dalam pameran “Expo GKPM” di JCC
Jakarta. Nama Gapoktan yang dikirim untuk mengikuti Expo GKPM tersebut
adalah Gapoktan Suka Tani Desa Cibodas Kecamatan Tanara Kab. Serang.
Jawaban surat telah dikirim ke Direktorat Pembiayaan pada tanggal 5
September 2011.
2. Menindaklanjuti surat dari Direktorat Pembiayaan No.
282/TU.220/B.4/8/2011 tanggal 24 Agustus 2011. Perihal surat tersebut
adalah permintaan informasi mengenai desa/Gapoktan penerima dana BLM
PUAP tahap I, II dan III yang prosesnya tidak dapat dilanjutkan. Jawaban
surat telah dikirim pada tanggal 7 September 2011.
3. Menindaklanjuti surat dari Badan Litbang No. 2611/TU.220/I.10/10/2011
tanggal 19 Oktober 2011. Perihal surat tersebut adalah permintaan salah
satu Gapoktan dari Provinsi Banten untuk berpartisipasi dalam Pekan
Pameran Spesifik Lokasi. Berdasarkan hasil koordinasi antara Tim PUAP BPTP
Banten dengan Tim Teknis Kab/Kota dan PMT, Gapoktan yang dipilih untuk
mewakili Provinsi Banten dalam kegiatan tersebut adalah Gapoktan Pasar
Barokah, Desa Pasar Keong, Kec. Cibadak.
4. Menindaklanjuti surat Direktorat Pembiayaan No.328/TU.220/B4/10/2011
tanggal 14 Oktober 2011 perihal Surat dari PT. Bank Rakyat Indonesia. Surat
tersebut menghimbau agara Tim Teknis PUAP Kab/Kota mensosialisasikan
kepada Gapoktan penerima Dana BLM PUAP agar tidak membuat rekening
Gapoktan dengan menggunakan QQ name.
5. Menindaklanjuti surat dari Direktorat Pembiayaan No.
353/TU.220/B4/11/2011 tanggal 9 November 2011. Perihal surat tersebut
yaitu permohonan pemilihan peserta untuk mengikuti kegiatan “Apresiasi
8
Pengembangan LKM-A”. Untuk Provinsi Banten dialokasikan 2 (dua)
Gapoktan untuk mengikuti kegiatan tersebut. Masing-masing Gapoktan
diwakili oleh 2 (dua) orang pengelola (Manager dan Bendahara LKM-A).
Diharapkan BPTP mengirimkan biodata peserta tersebut ke Direktorat
Pembiayaan. Berdasarkan hasil koordinasi dengan PMT, ditetapkan Gapoktan
Tani Makmur dan Gapoktan Juhut Mandiri yang dipilih untuk mengikuti
kegiatan tersebut. Aspek yang dipertimbangkan dalam pemilihan kedua
Gapoktan tersebut adalah adanya sinergi progrom kegiatan yaitu FEATI dan
MP3MI.
6. Menindaklanjuti surat dari Pusat Data dan Informasi No.
75/TU.210/A6/09/2011 tanggal 27 September 2011. Perihal surat tersebut
yaitu mengenai Pelaporan PUAP secara elektronik. Selanjutnya BPTP
menindaklanjutinya dalam surat resmi kepada PMT.
7. Menindaklanjuti surat dari Dirjen Prasarana dan Sarana Pertanian No.
1024/SR.330/B4/12/2011 tanggal 14 Desember 2011. Perihal surat tersebut
adalah tentang Usulan Desa dan Gapoktn PUAP 2012. Terkait dengan hal
tersebut, BPTP Banten telah melanjutkan informasi surat kepada Tim Teknis
PUAP Kab/Kota se-Provinsi Banten.
3.1.2. Penyelesaian Dokumen PUAP TA. 2011
Dari bulan Juli Sampai dengan bulan Desember 2011, telah ditetapkan 3
SK Mentan tentang desa/Gapoktan penerima PUAP Tahap III, IV dan V. Terkait
dengan hal tersebut, Sekretariat PUAP di BPTP Banten melaksanakan verifikasi
desa/Gapoktan dan dokumen pencairan dana. Hasil verifikasi tersebut adalah
sebagai berikut :
1. SK Mentan No. 2924/Kpts/OT.140/6/2011, tanggal 17 Juni 2011 (Tahap III).
Tabel 1. Rincian Alokasi desa/Gapoktan SK Mentan No. 1314/Kpts/OT.140/3/2011
Kab/Kota Alokasi Desa Jumlah Dokumen
Yang Diproses Jumlah Dokumen
Yang Tidak Diproses
Kab. Lebak 3 3 0 Kab. Pandeglang 1 1 0 Kab. Serang 1 1 0
Total 5 5 0
9
Jumlah desa penerima PUAP pada SK Mentan No.
2924/Kpts/OT.140/6/2011 sebanyak 5 desa/Gapoktan. Adapun rincian alokasi
desa/Gapoktan sesuai dengan SK tersebut disajikan pada Tabel 1.
Berdasarkan hasil verifikasi, 5 desa/Gapoktan yang telah ditetapkan oleh SK
Mentan tersebut memenuhi persyaratan untuk diproses pencairan dananya.
2. SK Mentan No.4072.1/Kpts/OT.140/9/2011, tanggal 27 September 2011
(Tahap IV)
Jumlah desa penerima PUAP pada SK Mentan No.
4072.1/Kpts/OT.140/9/2011 sebanyak 87 desa/Gapoktan. Adapun rincian
alokasi desa/Gapoktan sesuai dengan SK tersebut disajikan pada Tabel 2.
Tabel 2. Rincian Alokasi desa/Gapoktan SK Mentan No. 4072.1/Kpts/OT.140/9/2011
Kab/Kota Alokasi
Desa
Jumlah Dokumen Yang
Diproses
Jumlah Dokumen Yang
Tidak Diproses
Keterangan
Kota Tangsel 3 2 1 Terlampir pada Tabel 3 Kab. Lebak 61 57 4 Terlampir pada Tabel 3
Kab. Pandeglang 12 11 1 Terlampir pada Tabel 3 Kab. Serang 2 2 0 Terlampir pada Tabel 3
Kab. Tangerang 9 5 4 Terlampir pada Tabel 3
Total 87 75 12
Berdasarkan hasil verifikasi, dari 87 desa/Gapoktan yang telah
ditetapkan oleh SK Mentan tersebut, sebanyak 12 desa/Gapoktan tidak
memenuhi persyaratan untuk diproses pencairan dananya. Rincian Hasil
Verifikasi Desa PUAP sesuai SK Mentan No. 4072.1/Kpts/OT.140/9/2011,
disajikan pada Tabel 3.
Tabel 3. Rincian Hasil Verifikasi Desa PUAP pada SK Mentan No.
4072.1/Kpts/OT.140/9/2011.
Kab/Kota
SK Mentan
No. 4072.1/Kpts/OT.140/9/2011
Keterangan Alokasi
Desa
Jumlah Dokumen
Yang
Dproses
Jumlah Dokumen
Yang Tidak
Dproses Kota Tangsel 3 2 1 No. Urut di SK Mentan 2 : Kec.
Pamulang, Desa Pamulang, Gapoktan Alam Segar. Tidak dapat
diproses karena nama desa/kelurahan tersebut tidak ada
di Kota Tangsel.
Kab. Lebak 61 57 4 1. No. Urut di SK Mentan 5 :
Kec.Banjarsari, Desa Cidahu,
10
Gapoktan Cahaya Tani. Tidak
dapat diproses karena nama gapoktan tersebut tidak
terdapat di Desa Cidahu. Gapoktan yang ada di desa
tersebut adalah Gapoktan Mekar Baru.
2. No. Urut di SK Mentan 15 :
Kec.Cibadak, Desa Cibadak, Gapoktan Badak Jaya. Tidak
dapat diproses karena nama desa dan gapoktan tersebut
tidak terdapat di Kab. Lebak.
3. No. Urut di SK Mentan 39 : Kec.Cimarga, Desa Jayasari,
Gapoktan Sumber Tani. Tidak dapat diproses karena nama
gapoktan tersebut tidak terdapat di Desa Jayasari.
Gapoktan yang ada di desa
tersebut adalah Mulya Tani. 4. No. Urut di SK Mentan 50 :
Kec.Cipanas, Desa Sukasari, Gapoktan Sari Tani. Tidak
dapat diproses karena nama
gapoktan tersebut tidak terdapat di Desa Sukasari.
Gapoktan yang ada di desa tersebut adalah Sukasari.
Kab.
Pandeglang
12 11 1 No. Urut di SK Mentan 76 :
Kec.Sobang, Desa Teluklada, Gapoktan Sri Kamulyan. Tidak
dapat diproses karena gapoktan tersebut sudah mendapatkan
dana BLM PUAP pada tahun 2008.
Kab. Serang 2 2 0 -
Kab.
Tangerang
9 5 4 1. No. Urut di SK Mentan 81 :
Kec. Sindangjaya, Desa Sukaharja, Gapoktan Suka
Mandiri. Tidak dapat diproses karena gapoktan tersebut
tidak pernah dikukuhkan serta tidak terdaftar di BPP.
2. No Urut di SK Mentan 85 :
Kec. Tiga Raksa, Desa Bonisari, Gapoktan Bonisari.
Tidak dapat diproses karena di Kec. Tiga Raksa tidak ada
nama gapoktan tersebut.
Gapoktan Bonisari berada di
11
wilayah kec. Pakuhaji Kab.
Tangerang. 3. No Urut di SK Mentan 86 :
Kec. Tiga Raksa, Desa Buaran Bambu, Gapoktan Buaran
Bambu. Tidak dapat diproses karena di Kec. Tiga Raksa
tidak ada nama gapoktan
tersebut. Gapoktan Buaran Bambu berada di wilayah kec.
Pakuhaji Kab. Tangerang. 4. No Urut di SK Mentan 86 :
Kec. Tiga Raksa, Desa Buaran
Bambu, Gapoktan Buaran Bambu. Tidak dapat diproses
karena di Kec. Tiga Raksa tidak ada nama gapoktan
tersebut. Gapoktan Buaran Bambu berada di wilayah kec.
Pakuhaji Kab. Tangerang.
Total 87 75 12
Berdasarkan hasil tersebut, maka jumlah Gapoktan yang dapat
diproses dokumen pencairan dananya adalah sebanyak 75 Gapoktan.
3. SK Mentan No.4509.1/Kpts/OT.140/11/2011, tanggal 2 Nopember 2011
(Tahap V)
Jumlah desa penerima PUAP pada SK Mentan
No.4509.1/Kpts/OT.140/11/2011 sebanyak 3 desa/Gapoktan. Adapun rincian
alokasi desa/Gapoktan sesuai dengan SK tersebut disajikan pada Tabel 4.
Berdasarkan hasil verifikasi, dari 3 desa/Gapoktan yang telah ditetapkan oleh
SK Mentan tersebut, dapat diproses semua karena telah sesuai dengan syarat
dan ketentuan yang berlaku.
Tabel 4. Rincian Alokasi desa/Gapoktan SK Mentan No. 4509.1/Kpts/OT.140/11/2011
Kab/Kota Alokasi Desa Jumlah Dokumen
Yang Diproses
Jumlah Dokumen
Yang Tidak Diproses
Kab. Pandeglang 2 2 0
Kab. Serang 1 1 0 Total 3 3 0
Dengan demikian, pada tahun 2011, jumlah desa/Gapoktan yang
diusulkan sebagai desa penerima dana BLM PUAP di provinsi Banten sesuai
SK Mentan dari tahap I, II, III, IV dan V yaitu sebanyak 211 desa/Gapoktan.
12
Dari jumlah tersebut, terdapat 34 desa/Gapoktan yang dokumennya tidak
dapat diproses dikarenakan alasan yang tercantum pada Tabel 3. Pada Tabel
5 berikut ini akan dipaparkan list jumlah gapoktan penerima dana BLM PUAP
tahun 2011.
Tabel 5. Rincian Gapoktan Penerima Dana BLM PUAP tahun 2011 di Prov. Banten
SK Mentan Kab/Kota Jumlah
Gapoktan sesuai SK
Jumlah Gapoktan
yang Diproses
Jumlah Gapoktan
yang Tidak Diproses
I Kota Serang 4 0 4
Kabupaten Serang 6 0 6
TOTAL I 10 0 10
II
Kota Cilegon 5 4 1
Kota Serang 1 1 0
Kota Tangerang Selatan 7 7 0
Kabupaten Lebak 9 8 1
Kabupaten Pandeglang 29 27 2
Kabupaten Serang 41 39 2
Kabupaten Tangerang 14 6 8
TOTAL II 106 92 14
III
Kabupaten Lebak 3 3 0
Kabupaten Pandeglang 1 1 0
Kabupaten Serang 1 1 0
TOTAL III 5 5 0
IV
Kota Tangerang Selatan 3 2 1
Kabupaten Lebak 61 57 4
Kabupaten Pandeglang 12 11 1
Kabupaten Serang 2 2 0
Kabupaten Tangerang 9 5 4
TOTAL IV 87 77 10
V
Kabupaten Pandeglang 2 2 0
Kabupaten Serang 1 1 0
TOTAL V 3 3 0
TOTAL I + II + III + IV + V 211 177 34
13
Berdasarkan hasil verifikasi Tahap I sampai dengan Tahap V, maka
jumlah Gapoktan penerima Dana BLM PUAP dari tahun 2008 sampai dengan
2011 sebanyak 1.014 Gapoktan. Rincian jumlah Gapoktan penerima dana BLM
PUAP disajikan pada Tabel 6.
Tabel 6. Rincian Desa/Gapoktan Penerima PUAP TA. 2008-2011
Kab/Kota 2008 2009 2010 2011 Jumlah
Kab. Lebak 57 116 10 68 251
Kab. Serang 107 81 30 43 261
Kab. Pandeglang 37 116 31 41 225 Kab. Tangerang 62 59 15 11 147
Kota Tangerang 3 4 - - 7 Kota Serang 22 25 15 1 63
Kota Cilegon 10 19 9 4 42
Kota Tangerang Selatan
- 4 5 9 18
Total 298 424 115 177 1014
3.1.3. Memfasilitasi PMT PAW (Pengganti Antar Waktu) dalam penandatanganan
Surat Perjanjian Kerjasama dengan BPTP Banten.
Berdasarkan Surat Keputusan (SK) Menteri Pertanian Nomor
2669.1/Kpts/OT.160/5/2011 tanggal 31 Mei 2011 tentang Penetapan Penyelia
Mitra Tani (PMT) Tahun 2011, Program Pengembangan Usaha Agribisnis
Perdesaan (PUAP) Kementerian Pertanian, telah ditetapkan sebanyak 1264 orang
PMT di seluruh Indonesia. PMT yang ditetapkan di Provinsi Banten berdasarkan
SK Mentan tersebut adalah sebanyak 30 orang PMT. Dari ketiga puluh orang PMT
tersebut, 7 (tujuh) diantaranya merupakan PMT PAW.
Pelaksanaan penandatanganan Surat Perjanjian Kerjasama antara PMT
PAW dengan BPTP Banten dilaksanakan di Balai Pengkajian Teknologi Pertanian
(BPTP) Banten. Terkait dengan pembayaran BOP PMT PAW, Sekretariat
mempersiapkan dokumen kontrak BOP dalam bentuk Surat Perjanjian Kerjasama.
Penyusunan kontrak BOP PMT masih mengikuti format kontrak PMT yang
sebelumnya. Sesuai dengan kontrak PMT PAW dengan Kementerian Pertanian,
BOP PMT PAW disediakan selama 4 bulan, dimulai dari bulan Juli sampai dengan
bulan Oktober 2011. Data SPK BOP PMT PAW disajikan pada Tabel 7.
14
Tabel 7. Data SPK BOP PMT PAW Prov. Banten
No. Nama Wilayah
Pendampingan No. SPK BOP PMT
1 Neneng Andriyani Kab. Tangerang 769.1/OT.220/I.10.12/7/2011
2 Budi Andriansyah Kab. Lebak 770.1/OT.220/I.10.12/7/2011
3 Ali Sobara Kab. Lebak 773.1/OT.220/I.10.12/7/2011
4 Widi Januar Ghafur Kab. Lebak 774.1/OT.220/I.10.12/7/2011
5 Febri Aldika Siswanto, S.Pi Kab. Serang 775.1/OT.220/I.10.12/7/2011
6 Asep Sujana Kab. Pandeglang 778.1/OT.220/I.10.12/7/2011
7 Ana Sufiyana Kab. Pandeglang 779.1/OT.220/I.10.12/7/2011
Penandatanganan kontrak BOP dilaksanakan di BPTP Banten. Dokumen
yang harus dilengkapi PMT pada saat persiapan kelengkapan administrasi berupa
fotocopy buku rekening tabungan dan kartu identitas.
3.1.4 Fasilitasi Biaya Operasional Penyeliaan (BOP) kepada PMT per bulan.
BOP terdiri dari biaya pelaporan PMT sebesar Rp. 200.000,- per PMT per
bulan dan biaya penggantian transport PMT sebesar Rp. 1.000.000,- per PMT per
bulan. Pembayaran BOP PMT dilaksanakan setelah PMT menyerahkan laporan
bulanan perkembangan dana Gapoktan berupa laporan bulanan tertulis dan soft
file. Berdasarkan kesepakatan antara Sekretariat dengan PMT, penyerahan
laporan bulanan dilakukan pada pertemuan bulanan PMT yang dilaksanakan di
BPTP Banten.
Pembayaran BOP PMT bulan Juli-Oktober mengalami keterlambatan
dikarenakan Surat Kuasa Pengguna Anggaran 2 (SKPA 2) yang dikirimkam dari
Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian (BBP2TP) ke
BPTP juga mengalami keterlambatan. Menurut informasi, keterlambatan tersebut
dikarenakan adanya revisi kegiatan yang ada pada SKPA 2 tersebut.
Akibat keterlambatan pembayaran BOP tersebut, sempat timbul
ketegangan antar sesama PMT yang khawatir BOP mereka tidak dapat dicairkan.
Akan tetapi, permasalahan itu dapat diatasi berkat adanya kerjasama tim PUAP
yang solid.
3.1.5 Inisiasi pertemuan bulanan dalam rangka penilaian kinerja PMT, dan lain-
lain terkait dengan PMT.
Pelaksanaan pertemuan bulanan selain bertujuan untuk penyerahan
laporan PMT kepada BPTP dalam penilaian kinerja PMT, juga memberikan wadah
bagi PMT dalam tukar menukar informasi terkait dengan pendampingan
15
pengembangan LKM-A pada Gapoktan PUAP. Pertemuan bulanan PMT
dilaksanakan setiap bulan pada tanggal 15. Pada saat pertemuan, beberapa
orang PMT diberikan tugas sebagai pelaksana pertemuan yang bertanggung
jawab dalam hal notulensi, pengisian daftar hadir, pengumpulan laporan dan
berperan sebagai moderator bila ada topik khusus yang akan dibahas. Jadwal
pembagian tugas disusun oleh Sekretariat dan diinformasikan kepada setiap
PMT, maksimal tiga hari sebelum pelaksanaan pertemuan.
Dalam melaksanakan kegiatan pendampingan Gapoktan, setiap PMT wajib
memberikan laporan berkala setiap bulan dan menunjukkan kinerja kerja yang
baik. BPTP Banten sebagai fasilitator BOP PMT selalu memantau kinerja PMT.
Setiap individu PMT dinilai kinerjanya dengan indikator penilaian sebagai berikut:
(a) kedisiplinan (pelaporan, pelaksanaan pertemuan); (b) tanggung jawab; (c)
keaktifan, (d) intensitas kelancaran komunikasi. Hasil penilaian kinerja PMT di
Provinsi Banten terdapat pada Tabel 8.
Tabel 8. Hasil penilaian kinerja PMT No. Nama PMT Kinerja
Baik Cukup Kurang Buruk
1 M. Lily Ramdhan √ 2 Afid Faturohman √ 3 Ni’matullah √ 4 Dadang Abdurachman √ 5 Acep Supriadi √ 6 Asep Saefulhak √ 7 Ma’ruf Hidayat √ 8 Asep Rafiudin Arief √ 9 Oka Imran √ 10 Hendratno √ 11 Ahmad Sumarta √ 12 Muljadi √ 13 Beny Murdhani √ 14 Dedi Wahyudin √
15 Nuri Endah Berlianti √ 16 Riyadno √ 17 Aa Suryana √ 18 Sophian √ 19 Rudi Kusdianto √ 20 Suanda √ 21 Boby Hidayat √ 22 Tri Wulandari √ 23 Fajruddin Malik √ 24 Neneng Andriyani √ 25 Budi Andriansyah √ 26 Ali Sobara √ 27 Widi Januar Ghafur √ 28 Febri Aldika Siswanto √ 29 Asep Sujana √ 30 Ana Sufiana √
16
Berdasarkan penilaian di atas, Sekretariat PUAP (BPTP Banten)
mengusulkan untuk PMT yang kinerja kerjanya “Buruk” yaitu : Dadang
Abdurachman, Ma’ruf Hidayat, Ahmad Sumarta, Boby Hidayat, Neneng Andriyani
dan Ali Sobara untuk tidak diperpanjang masa kontrak kerjanya pada tahun
berikutnya. Hal ini dilakukan agar pelaksanaan kegiatan PUAP di provinsi Banten
dapat berjalan sesuai target yang diharapkan. Selain itu terdapat pula PMT yang
tidak dapat dilanjutkan kontrak kerjanya karena mengundurkan diri. PMT
tersebut adalah Nuri Endah Berlianti yang mengundurkan diri karena
pertimbangan mengurus keluarga. Sehubungan dengan hal tersebut, total PMT
yang tidak dapat diperpanjang kontraknya di Provinsi Banten adalah sebanyak
tujuh orang.
3.2. Apresiasi Gapoktan dan Pendampingan
Penyediaan informasi teknologi dan percepatan adopsi teknologi kepada
Gapoktan dilaksanakan dalam bentuk kegiatan diseminasi. Beberapa aspek yang
dipertimbangkan agar metode diseminasi berjalan efisien dan efektif antara lain
(a) tujuan dan sasaran yang akan dicapai, (b) latar belakang sosial ekonomi dan
budaya yang akan dituju, (c) sumberdaya yang tersedia untuk melaksanakan
kegiatan (SDM, waktu dan biaya). Dengan mengacu pada banyaknya desa PUAP,
ketersediaan dana dan SDM peneliti/penyuluh dan dalam rangka pencapaian
tujuan apresiasi teknologi secara optimal, pelaksanaan pendampingan teknologi
difokuskan pada Gapoktan PUAP tahun 2011.
Berdasarkan hasil rekapitulasi alokasi dana PUAP pada RUB Gapoktan
2011, alokasi dana untuk usaha produktif On Farm (budidaya) sebesar 53,13%
dan alokasi dana untuk usaha produktif Off Farm (pasca panen) sebesar 46,87%.
Berdasarkan hal tersebut maka teknologi yang didiseminasikan dalam kegiatan
Apresiasi Gapoktan 2011 meliputi teknologi terkait dengan usaha produktif On
Farm (budidaya) dan Off Farm (pasca panen) terutama dalam pengolahan
pangan termasuk pengemasan dan lainnya. Adapun pendampingan teknologi
bagi Gapoktan PUAP tahun 2008 – 2010 dilaksanakan secara sinergi dengan
kegiatan monitoring dan evaluasi dan kegiatan lain yang ada di BPTP Banten
seperti kegiatan SL-PTT, FEATI, pengkajian, pameran dan lainnya.
17
3.2.1. Apresiasi Teknologi pada Gapoktan 2011 Tahap 2
Pelaksanaan Apresiasi Teknologi pada Gapoktan 2011 tahap 2
dilaksanakan bersinergi dengan kegiatan pelatihan Gapoktan dan Penyuluh
Pendamping PUAP yang diadakan oleh BBPKH Cinagara. Kegiatan diadakan pada
4 titik lokasi dengan mempertimbangkan jarak yang ditempuh oleh Gapoktan
peserta acara, yaitu : 1. Gedung PKPRI, Serang untuk peserta Gapoktan dari
Kab. Serang, 2. Gedung Marga Wiwitan, Serang untuk peserta Gapoktan dari
Kab. Lebak, Kab. Serang, Kota Cilegon dan Kota Serang, 3. Gedung Baitul Hamdi,
Pandeglang untuk peserta Gapoktan PUAP dari Kab. Pandeglang, 4. Aula
Puspiptek Serpong, Tangerang untuk peserta Gapoktan Kab. Tangerang dan Kota
Tangerang Selatan. Adapun total Gapoktan yang mengikuti kegiatan sebanyak 92
Gapoktan.
Inovasi teknologi yang didiseminasikan dalam kegiatan Apresiasi pada
Gapoktan PUAP tahap II difokuskan pada dukungan teknologi keluaran Badan
Litbang Pertanian dan PTT Padi, melibatkan peneliti BPTP Banten sebagai
narasumber. Rincian materi inovasi teknologi yang didiseminasikan disajikan
pada Tabel 9.
Tabel 9. Materi Diseminasi Teknologi pada Apresiasi Gapoktan Tahap 2 No. Materi
1. Dukungan Teknologi Badan Litbang Pertanian dalam Program PUAP 2. Budidaya Padi melalui Pendekatan Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT) Padi
Sawah 3. Pengenalan VUB Padi
3.2.2. Apresiasi Teknologi pada Gapoktan 2011 Tahap 3-5
Pelaksanaan Apresiasi Teknologi pada Gapoktan 2011 tahap 3-5
dilaksanakan pada tanggal 13 Desember 2011 di Aula BPTP Banten dengan total
peserta berasal dari 83 Gapoktan. Inovasi teknologi yang didiseminasikan dalam
kegiatan Apresiasi pada Gapoktan PUAP tahap 3-5 difokuskan pada dukungan
teknologi keluaran Badan Litbang Pertanian dan pemasaran olahan produk
pertanian. Narasumber yang dilibatkan dalam acara terdiri dari peneliti BPTP
Banten dan praktisi pemasaran produk pertanian. Rincian materi inovasi
teknologi yang didiseminasikan disajikan pada Tabel 10.
18
Tabel 10. Materi Diseminasi Teknologi pada Apresiasi Gapoktan Tahap 3-5 No. Materi
1. Teknologi Pengolahan Buah dan Sayuran dengan Mesin Penggoreng Vakum
2. Teknik Produksi Benih PadiPenelitian dan Pengembangan Kelapa Kopyor 3. Penelitian dan Pengembangan Kelapa Kopyor
4. Kiat Sukses dalam Pemasaran Olahan Produk Pertanian
3.2.3. Pendampingan teknologi pada Gapoktan 2008-2010
Pelaksanaan pendampingan teknologi pada Gapoktan 2008-2010,
dilaksanakan melalui sinergi dengan kegiatan monitoring dan evaluasi dan
kegiatan lain yang ada di BPTP Banten seperti kegiatan SL-PTT, FEATI,
pengkajian, pameran dan lainnya.
Pemanfaatan dana PUAP dalam mendukung usahatani padi di Provinsi
Banten sangat dominan. Berdasarkan hasil penelusuran informasi pada Gapoktan
PUAP di 6 Kabupaten/Kota, adanya dana PUAP membantu petani dalam
penguatan modal untuk membeli pupuk. Penyediaan pupuk yang dikoordinir oleh
Gapoktan, membantu petani untuk dapat menggunakan pupuk tepat waktu
dengan jumlah yang sesuai dengan rekomendasi. Selain itu dengan adanya
sinergi pendampingan teknologi dengan program SL-PTT, aplikasi komponen
teknologi PTT Padi lainnya seperti penggunaan benih bermutu, VUB dan sistem
tanam jajar legowo pun telah diterapkan oleh petani yang merupakan anggota
Gapoktan PUAP.
Pada Tabel 11 dapat dilihat bahwa jumlah petani anggota Gapoktan PUAP
yang mengaplikasikan komponen teknologi PTT meningkat. Hal ini berbanding
lurus dengan hasil panen padi pada Gapoktan PUAP yang juga meningkat setelah
ada program PUAP. Hasil panen padi yang dikelola oleh petani padi anggota
Gapoktan PUAP sebelum adanya program PUAP berkisar dari 3-5 ton/ha, saat ini
meningkat menjadi 6-8 ton/ha.
19
Tabel 11. Pemanfaatan Dana PUAP pada Usaha Beberapa Gapoktan di Provinsi Banten
Kab/Kota Jenis Teknologi yang Diterapkan Anggota
Jumlah Anggota Gapoktan yang
Menerapkan Teknologi (orang)
Pengaruh Penerapan Teknologi terhadap Usaha Tani
1 2 1 2 1 2
Kota Cilegon Penggunaan pupuk pada komoditas kacang tanah tidak sesuai dengan anjuran karena keterbatasan modal, pengemasan produk kacang tanah seadanya Penggunaan pupuk pada komoditas padi tidak sesuai dengan anjuran karena keterbatasan modal, pengairan terbatas, tanam acak
Penggunaan pupuk sesuai dengan rekomendasi dalam komponen teknologi PTT kacang tanah, penggunaan mesin press untuk pengemasan Penggunaan pupuk sesuai dengan rekomendasi pada komponen teknologi PTT padi, pengairan dengan penggunaan pompa, sistem tanam legowo, pasca panen pengepakan beras (mesin jahit untuk karung beras)
10
18
55
60
Hasil panen kacang tanah 3 ton/ha, kualitas produk kacang tanah rendah (tidak tahan lama, tidak menarik) Hasil panen padi 3-4 ton/ha, pengepakan beras butuh waktu dan tenaga yang cukup banyak
Hasil panen kacang tanah 5 ton/ha, kualitas produk meningkat karena pengemasannya lebih baik, lebih rapat, berlabel dan variasi ukuran kemasan (packing kecil harga Rp.500/pack, packing sedang Rp. 2500/pack, packing besar harga Rp. 5000/pack) Hasil panen padi 5-5,8 ton/ha, efisiensi dalam pengepakan produk beras dengan penggunaan mesin jahit karung beras
Kab. Serang Penggunaan pupuk pada komoditas padi tidak sesuai dengan anjuran karena keterbatasan modal
Penggunaan pupuk sesuai dengan rekomendasi pada komponen teknologi PTT padi, penggunaan benih bermutu, VUB Ciherang, Inpari 13, sistem tanam jajar legowo
20 70 Hasil panen padi 4-5 ton/ha Hasil panen padi 6-8 ton/ha
Kota Serang Penggunaan pupuk pada komoditas padi tidak sesuai dengan anjuran karena keterbatasan modal
Penggunaan pupuk sesuai dengan rekomendasi pada komponen teknologi PTT padi, penggunaan benih bermutu, VUB Ciherang, Inpari 13, sistem tanam jajar legowo, tanam serempak
25 90 Hasil panen padi 5 ton/ha Hasil panen padi 7 ton/ha
20
Lanjutan Tabel 11.
Kab/Kota Jenis Teknologi yang Diterapkan Anggota
Jumlah Anggota Gapoktan yang
Menerapkan Teknologi (orang)
Pengaruh Penerapan Teknologi terhadap Usaha Tani
1 2 1 2 1 2
Kab. Lebak Penggunaan pupuk pada komoditas padi tidak sesuai dengan anjuran karena keterbatasan modal, masih memperbanyak benih sendiri, tanam tidak serempak karena olah tanah masih menggunakan ternak kerbau
Penggunaan pupuk sesuai dengan rekomendasi pada komponen teknologi PTT padi, penggunaan benih bermutu, VUB Ciherang, Inpari 13, sistem tanam jajar legowo, tanam serempak
15 356 Hasil panen padi 3-5 ton/ha Hasil panen padi 6-7 ton/ha
Kab. Pandeglang
Penggunaan pupuk pada komoditas padi tidak sesuai dengan anjuran karena keterbatasan modal, masih memperbanyak benih sendiri, tanam tidak serempak karena olah tanah masih menggunakan ternak kerbau
Penggunaan pupuk sesuai dengan rekomendasi pada komponen teknologi PTT padi, penggunaan benih bermutu, VUB Ciherang, sistem tanam jajar legowo, tanam serempak
12 75 Hasil panen padi 5 ton/ha Hasil panen padi 7 ton/ha
Kab. Tangerang
Penggunaan pupuk pada komoditas padi tidak sesuai dengan anjuran karena keterbatasan modal, masih memperbanyak benih sendiri, tanam tidak serempak dan acak Penggunaan pupuk pada komoditas sayuran disesuaikan dengan dana yang ada
Penggunaan pupuk sesuai dengan rekomendasi pada komponen teknologi PTT padi, penggunaan benih bermutu, VUB Ciherang, sistem tanam jajar legowo, tanam serempak Penggunaan pupuk lebih intensif, adanya penambahan pupuk organik (kotoran ayam)
10
20
70
40
Hasil panen padi 4 ton/ha Hasil panen sayuran (kangkung, bayam, sawi) per 200 m2 sebanyak 700 ikat
Hasil panen padi 7 ton/ha Hasil panen sayuran (kangkung, bayam, sawi) per 200 m2 sebanyak 1.200 ikat
Keterangan : 1 : Sebelum adanya program PUAP 2 : Setelah adanya program PUAP
21
Program PUAP merupakan bentuk fasilitasi bantuan modal usaha bagi
petani yang tergabung dalam Gapoktan. Berkaitan dengan ini dana BLM-PUAP
diharapkan untuk memperkuat modal petani yang sudah ada dan pada akhirnya
untuk meningkatkan usaha agribisnis dan pendapatan mereka. Program PUAP ini
menjadi titik ungkit tersalurkannya program lainnya ke Gapoktan, sehingga
terjadi saling sinergis antara program satu dengan program lainnya baik dari
Kementerian Pertanian maupun dari Kementerian Lain dan Pemerintah Daerah.
Seperti kasus pada Gapoktan Subur Makmur di Kabupaten Serang. Pada
Gapoktan ini juga mendapat program FEATI dari Kementerian Pertanian terkait
dengan aspek pemberdayaan petani melalui pembelajaran-pembelajaran.
Dengan berkembangnya usaha Gapoktan dan sekaligus FMA FEATI serta
penguatan kelembagaannya, berdampak pada dinamika anggota Gapoktan dan
usaha tersebut. Keberhasilan ini mendapat respon dari Pemerintah Daerah Kab.
Serang dengan adanya penyertaan modal dari Wakil Bupati sebesar Rp.25 juta.
Demikian pula seperti kasus pada Gapoktan Juhut Mandiri, modal yang
diusahakan dari program PUAP, Mandiri Pangan, dan CSR BI Serang, mencapai
jumlah Rp. 500 juta dengan total populasi domba yang dikelola Gapoktan
sebanyak 1.200 ekor. Di Gapoktan ini berkembang usaha domba dan berbagai
olahan talas beneng. Selain itu di wilayah ini telah dikembangkan Kampung
Ternak Domba Terpadu dan dibentuk Pokja untuk mengelola dan melakukan
pendampingan serta pengembangannya. Pada tahun 2011 wilayah ini juga
ditetapkan sebagai Laboratorium Lapang Badan Litbang Pertanian. Beberapa
Gapoktan yang cukup berhasil mengembangkan dana PUAP melalui sinergi
program, dapat dilihat pada Tabel 12.
Tabel 12. Perkembangan Aset Gapoktan PUAP Sinergi Program
Gapoktan Modal Awal
Sebelum PUAP
(Rp. Juta)
Modal Saat Ini
(Rp. Juta) Sinergi Program
Tani Makmur 80 180 PUAP-FEATI Cipta Mandiri 5 149 PUAP-FEATI
Subur Makmur 20 145 PUAP-FEATI Pasar Barokah - 120 PUAP-PRIMA TANI
Sri Mulya 25 145 PUAP-FEATI
Juhut Mandiri 48 500 PUAP-Mandiri Pangan-CSR BI Serang Gempolsari - 200 PUAP-PRIMA TANI-MP3MI
22
3.3. Koordinasi, Monitoring-Evaluasi dan Pelaporan
BPTP Banten selaku Sekretaris Tim Pembina PUAP Provinsi dalam
pelaksanaan kegiatan, mangadakan koordinasi kegiatan baik dilingkup Kab/Kota
dan Provinsi maupun pada tingkat Pusat. Selain itu, dalam rangka pengendalian
pelaksanaan kegiatan diadakan pula kegiatan monitoring-evaluasi dan pelaporan
kegiatan. Adapun kegiatan yang telah dilaksanakan terkait dengan koordinasi,
monitoring-evaluasi dan pelaporan antara lain :
1. Dengan Dinas Pertanian dan Kelautan Kota Cilegon
Menghadiri rapat Koordinasi dan Evaluasi PUAP Kota Cilegon pada tanggal
15 September 2011 yang bertempat di Dinas Pertanian dan Kelautan Kota
Cilegon. Adapun hasil Rakor tersebut adalah :
Jumlah Gapoktan PUAP tahun 2011 adalah sebanyak 4 Gapoktan dan
sampai saat ini baru 1 (satu) Gapoktan yang telah melakukan penyaluran
dana BLM PUAP kepada anggota.
Terkait dengan usaha produktif Gapoktan PUAP 2011, usaha yang
dominan adalaha pada usaha produktif On Farm (budi daya) yaitu di
bidang peternakan. Peternakan yang dominan berkembang di Cilegon
adalah ternak itik. Sedangkan untuk usaha produktif Off Farm yang
dominan adalah usaha bakulan sayuran.
2. Dengan Bupati Kabupaten Serang
Menghadiri “Sosialisasi Kegiatan PUAP Tahun Anggaran 2011” pada tanggal
11 Oktober 2011 yang bertempat di Pendopo Bupati Kabupaten Serang.
Hasil kegiatan adalah :
A. Ketua Tim Pembina PUAP Provinsi Banten (Dinas Pertanian dan
Peternakan Provinsi Banten) :
Hambatan dari bidang pertanian di Provinsi Banten adalah adanya
ketidakpastian modal dan ketidakpastian pasar.
Gambaran umum masyarakat tentang pertanian yaitu hanya gali
lobang, tanami tanaman, pupuk, kemudian panen. Dengan adanya
Dana BLM PUAP diharapkan masyarkat petani mengalami perubahan
paradigma tentang pertanian. Pertanian itu tidak hanya seperti yang
digambarkan di atas tapi lebih dari itu. Terkait dengan budidaya, dunia
agribisnis bisa lebih ditingkatkan lagi. Untuk non budidaya, simpan
pinjam bisa menjadi solusinya. Simpan pinjam tersebut dialokasikan
23
untuk kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan pertanian,
misalnya saja yaitu industri Rumah Tangga Pertanian, misalnya
pembuatan keripik pisang, singkong, dsb. Selain itu, simpan pinjam
juga bisa dijadikan alternatif modal untuk usaha sayur bakulan.
B. Sekretaris Tim Pembina PUAP Provinsi Banten (BPTP Banten) :
Kepala Balai memberikan apresiasi kepada Tim Teknis PUAP
Kabupaten Serang karena Kabupaten Serang merupakan satu-satunya
kabupaten yang melakukan Sosialisasi Kegiatan PUAP yang melibatkan
Pihak Pemda Kabupaten, Tim Teknis Kecamatan, Kejaksaan RI
Kabupaten Serang, POLRES Kabupaten Serang serta Gapoktan
Penerima Dana BLM PUAP.
Kepala Balai juga mengapresiasi Tim Teknis Kabupaten Serang yang
telah menjalankan monev rutin ke tiap-tiap Gapoktan penerima Dana
BLM PUAP.
C. Perwakilan Kejaksaan RI Kabupaten Serang :
Dana BLM PUAP merupakan dana yang sumbernya berasal dari APBN.
PUAP merupakan dana bergulir. Apabila ada penyelewengan
penggunaan dana BLM PUAP, bisa dikenakan pasal tindak pidana
korupsi.
Bila tindak pidana tersebut dibawah Rp 1 juta, maka kebijakan dari
Kejaksaan RI yaitu pada waktu penyelidikan, dana tersebut harus
dikembalikan. Penindakan tegas akan dilakukan apabila cara
sebelumnya diabaikan.
D. Perwakilan POLRES Kabupaten Serang :
Tugas Utama POLRI adalah memelihara ketertiban dan keamanan,
penegakkan hukum serta melindungi dan mengayomi masyarakat.
Tindak Pidana Korupsi (TIPIKOR) adalah segala perbuatan yang
dilakukan oleh seseorang atau korporasi.
Langkah-langkah pencegahan korupsi dilaksanakan antara lain dengan
: 1) Pendataan terhadap harta kekayaan (misalnya yaitu sebelum
menerima Dana BLM PUAP, Ketua Gapoktan didata dahulu jumlah
kekayaannya), 2) Memperketat pengawasan secara berjenjang, 3)
Menyelenggarakan kontrol masyarakat, misalnya yaitu oleh pihak
Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM)
24
3. Unit Pelayanan Teknis Balai Penyuluhan Pertanian (UPTD/BPP) Kecamatan
Bandung Kab. Serang :
Kegiatan dilaksankan dalam rangka sosialisasi PUAP 2011 dan pencairan
dana bagi Gapoktan Sinar Tani, desa Pangawinan secara simbolis. Pada saat
pelaksanaan kegiatan, pengurus Gapoktan diingatkan untuk menyerahkan
RUA dan RUK Gapoktan kepada Tim Teknis Kab. Serang. Pada setiap
anggota Gapoktan yang hadir, diinstruksikan agar dapat mengelola dana
PUAP sesuai dengan aturan yang berlaku. Ditekankan pula bahwa dana
PUAP adalah dana yang harus dikelola dan dikembangkan oleh Gapoktan,
bukan dana hibah.
4. Dinas Pertanian dan Peternakan Provinsi Banten
Dilaksanakan pertemuan dalam rangka Evaluasi Perkembangan Gapoktan
Penerima PUAP Tahun 2008-2011 pada tanggal 8 Desember 2011 di Ruang
Auditorium Dinas Pertanian dan Peternakan Provinsi Banten. Kegiatan
tersebut dihadiri oleh Wakil Gubernur Banten, Bpk. H. Masduki. Pada saat
pertemuan, BPTP Banten selaku Sekretaris Tim Pembina PUAP Provinsi
Banten melaporkan hasil pelaksanaan kegiatan PUAP TA. 2011. Materi
disampaikan oleh Bpk. Kardiyono, S.TP, M.Si mewakili Ka. BPTP Banten.
Bpk. H. Masduki selaku Wakil Gubernur Banten memberikan apresiasi
terhadap pelaksanaan program PUAP di Provinsi Banten. Dalam arahannya,
Wagub menyampaikan agar pelaksanaan kegiatan PUAP wajib dimonitor
oleh setiap instansi yang terkait didalamnya. Adapun kegiatan monitoring
tersebut, perlu dilaksanakan secara bersinergi oleh Tim Pembina Provinsi
sampai dengan Tim Pengarah di tingkat Desa/Kelurahan. Menyingkapi
berbagai permasalahan yang terjadi pada Gapoktan, Wagub berpesan dalam
mengelola dana PUAP, Gapoktan harus mengacu Pedoman PUAP yang ada.
5. Workshop PUAP (20 November 2011 di Bogor)
Hasilnya :
Kegiatan Workshop PUAP bersamaan dengan kegiatan Pekan Pameran
Spesifik Lokasi (PPSL) yang diadakan pada tanggal 17-21 November
2011. Workshop PUAP dilaksanakan pada tanggal 20 November 2011.
Pada kegiatan tersebut diadakan evaluasi terhadap dokumen PUAP tahun
2011 oleh Direktur Pembiayaan, Bapak Mulyadi Hendiawan kepada setiap
BPTP yang ada di seluruh Indonesia. Perihal yang dievaluasi adalah
25
mengenai sejauh mana penyelesaian dokumen PUAP, baik PUAP tahap I,
II, II, IV dan V. Pada kegiatan tersebut juga dilakukan pelaporan PUAP 4
(empat) tahunan oleh masing-masing BPTP.
Dalam kegiatan tersebut, dibentuk 3 (tiga) kelompok kerja yang masing-
masing membahas tentang Penguatan Modal dan Pengembangan LKM-A,
Inovasi Teknologi dalam Pengembangan Agribisnis Perdesaan, dan
Dampak PUAP terhadap Peningkatan Nilai Tambah. BPTP Banten masuk
dalam Kelompok 2 yang membahas tentang Inovasi Teknologi dalam
Pengembangan Agribisnis Perdesaan.
Rumusan Sementara yang dihasilkan oleh Kelompok Kerja 2, yang salah
satu anggotanya adalah BPTP Banten antara lain yaitu :
1. Melalui demplot-demplot yang telah dilakukan BPTP, petani dapat
mengimplementasikan secara langsung terutama benih-benih varietas
unggul baru padi seperti Inpari 6, Inpari 8 dan Inpari 13.
2. Sebaiknya BPTP mengalokasikan kegiatan pengkajian di desa gapoktan
PUAP.
26
IV. DAMPAK KEGIATAN
Dana BLM-PUAP yang disalurkan pada Gapoktan di Provinsi Banten terus
berkembang walaupun laju peningkatannya relatif kecil. Perlu disampaikan
bahwa dana PUAP adalah sebagai penguatan modal Gapoktan dan
pengelolaannya 100 persen diserahkan kepada anggota Gapoktan yang
dikoordinir oleh Ketua Gapoktan. Salah satu tujuan dari program ini agar petani
tidak meminjam uang untuk usahataninya ke rentenir/tengkulak dengan bunga
yang sangat besar. Kasus di Kab. Lebak, bunga pinjaman ke rentenir mencapai
lebih 20% per musim. Dari beberapa hasil di lapangan, pada umumnya Gapoktan
menetapkan bunga pinjaman hanya 1-2% per musim atau per putaran (+ 10
bulan). Dengan demikian rendahnya peningkatan/perkembangan dana tidak
dapat digunakan sebagai ukuran lambatnya dinamika usaha di Gapoktan.
Tabel 13. Perkembangan Dana PUAP di Provinsi Banten (per Oktober 2011) Kab/Kota Tahun
PUAP Dana PUAP (Rp. Juta)
Aset (Rp. Juta)
Perkembangan Dana (%)
Kab. Lebak 2008 2009 2010
5.700 11.600 1.000
5.861,74 12.493,45 1.053,78
2,84 7,70 5,38
Kab. Serang 2008
2009 2010
10.700
8.100 3.000
11.036,95
8.307,99 3.072,72
3,15
2,57 2,42
Kab. Pandeglang 2008 2009 2010
3.700 11.600 3.100
3.997,11 12.178,47 3.188,86
8,03 4,99 2,87
Kab. Tangerang 2008 2009 2010
6.200 5.900 1.500
6.502,36 6.311,92 1.561,17
4,88 6,98 4,08
Kota Tangerang 2008 2009 2010
300 400
-
336,00 429,77
-
12,00 7,44
- Kota Serang 2008
2009 2010
2.200 2.500 1.500
2.224,68 2.636,62 1.529,36
1,12 5,46 1,96
Kota Cilegon 2008 2009 2010
1.000 1.900
900
1.021,29 2.045,30
973,83
2,13 7,65 8,20
Kota Tangsel 2008 2009 2010
- 400 500
- 448,00 569,57
- 12,00 13,91
Berdasarkan data yang dihimpun oleh BPTP Banten melalui pelaporan PMT
per Oktober 2011, rata-rata perkembangan dana BLM-PUAP tidak terlalu besar.
Dana PUAP bagi Gapoktan 2008 yang dialokasikan untuk 298 Gapoktan atau
sebesar Rp. 29.800.000.000,- telah berkembang menjadi Rp. 30.980.121.593,-
atau terjadi peningkatan sebesar 3,96%. Pada tahun 2009 dana awal dari
27
program PUAP sebesar Rp. 42.400.000.000,- menjadi Rp. 44.851.520.099,- atau
meningkat sebesar 5,78%.
Adapun alokasi dana PUAP di Provinsi Banten pada tahun 2010 sebesar Rp.
11.500.000.000,- telah berkembang menjadi Rp. 11.949.277.351,- atau terjadi
peningkatan sebesar 3,91%. Dilihat dari perkembangan dana pada tiap wilayah,
dapat dilihat nilai yang bervariasi seperti terlihat pada Tabel 13. Perkembangan
dana Gapoktan di Kota Tangerang dan Kota Tangerang Selatan (Tangsel) lebih
dari 10 persen, sebaliknya untuk Kabupaten/Kota lainnya. Di Kab. Serang,
perkembangan dana PUAP relatif kecil tetapi aktifitas usaha Gapoktan berjalan
secara dinamis.
28
V. KESIMPULAN
Provinsi Banten telah mendapat dana BLM-PUAP sampai tahun 2011
mencapai 1014 Gapoktan di 1014 desa yang tersebar di delapan
Kabupaten/Kota. Program ini telah berkembang cukup baik dilihat dari
peningkatan aspek: 1) Jumlah kelompok dan anggota Gapoktan yang
memanfaatkan dana BLM-PUAP, 2) Usaha Gapoktan baik dilihat dari jumlah
usaha dan cakupan usaha serta perkembangan usaha; 3) Jumlah teknologi yang
diadopsi oleh anggota dan jumlah anggota yang mengadopsi teknologi; 4)
Jumlah dan sumber modal dan 5) sinergitas program pusat dan daerah.
Implikasi kebijakan untuk pengembangan program PUAP ke depan perlu
dilakukan berbagai hal yaitu; 1) Pemerintah Pusat : penataan jumlah PMT per
lokasi dikaitkan dengan jumlah Gapoktan yang dibina dan luasan wilayahnya;
penguatan peran PPL dalam pendampingan Gapoktan melalui penetapan
kebijakan/peraturan; penyaluran dana diusahakan sinergis dengan kebutuhan
Gapoktan terutama terkait jadwal musim tanam komoditas tanaman;
penyusunan program jangka panjang terkait dengan fasilitasi pelaporan dan
monitoring perkembangan dana, kebijakan terkait dengan reward dan
punishment bagi Gapoktan PUAP dan melakukan penelitian dampak program
PUAP dikaitkan dengan kesejahteraan anggota dan perekonomian perdesaan; 2)
Pemerintah Daerah: penyediaan dana pendampingan dari APBD Tingkat I dan II
untuk aktifitas pendampingan dan evaluasi program dan peningkatan sinergis
program/kegiatan yang dibiayai dana APBD.
29
VI. DAFTAR PUSTAKA
BPS Provinsi Banten. 2008. Banten dalam Angka 2008/2009. Pemerintah Daerah
Provinsi Banten. 396 Halaman. Departemen Pertanian. 2009. Panduan Umum Pengembangan Usaha Agribisnis
Pedesaan (PUAP). 27 Halaman. Departemen Pertanian. 2010. Draft Panduan Umum Pengembangan Usaha
Agribisnis Pedesaan (PUAP). Departemen Pertanian. 2009. Petunjuk Teknis Penyelia Mitra Tani
Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan (PUAP). 19 Halaman. Departemen Pertanian. 2009. Petunjuk Teknis Verifikasi Dokumen
Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan (PUAP). 10 Halaman. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. 2010. Draft I Petunjuk
Pelaksanaan Apresiasi Inovasi Teknologi Integrasi PUAP dengan Program Lainnya. Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian.
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. 2010. Draft I Petunjuk
Pelaksanaan Apresiasi Pengelolaan dan Oprasionalisasi LKM-A. Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian.
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. 2003. Juknis Litkaji Nasional
Peternakan dan Perkebunan. Departemen Pertanian Republik Indonesia. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. 2006. Pedoman Umum PRIMA
TANI. Departemen Pertanian Republik Indonesia. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. 2006. Petunjuk Teknis
Participatory Rural Appraisal (PRA) Program Rintisan dan Akselerasi Pemasyarakatan Inovasi Teknologi Pertanian (PRIMA TANI). Departemen Pertanian Republik Indonesia.
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. 2006.Panduan Umum
Pengkajian dan Diseminasi Inovasi Teknologi Pertanian. Departemen Pertanian Republik Indonesia.
30
LAMPIRAN 1.
Gambar 1. Apresiasi Gapoktan Tahap II
Gambar 2. Apresiasi Gapoktan PUAP Tahap III - V
31
Gambar 3. Gapoktan PUAP Berprestasi 2011
Gambar 4. Monev PUAP dengan Wagub - Distanak Prov. Banten
32
LAPORAN AKHIR TAHUN 2011
PENGEMBANGAN USAHA AGRIBISNIS PERDESAAN (PUAP) MELALUI PENDAMPINGAN INOVASI TEKNOLOGI PERTANIAN
PADA GAPOKTAN PUAP 2011 DI PROVINSI BANTEN
Oleh : Ir. Mewa Ariani, MS Maureen CH, S.Pt Sri Lestari, S.TP
Ari Surachmanto, S.Sos RR.Ragilsari Pertiwi S.,SE
Drs. Parman Marharani SP
BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN BANTEN BALAI BESAR PENGKAJIAN DAN PENGEMBANGAN TEKNOLOGI PERTANIAN
BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN
2011
No. Kode :
33
LAPORAN AKHIR TAHUN 2011
PENGEMBANGAN USAHA AGRIBISNIS PERDESAAN (PUAP) MELALUI PENDAMPINGAN INOVASI TEKNOLOGI PERTANIAN
PADA GAPOKTAN PUAP 2011 DI PROVINSI BANTEN
Oleh : Ir. Mewa Ariani, MS Maureen CH, S.Pt Sri Lestari, S.TP
Ari Surachmanto, S.Sos RR.Ragilsari Pertiwi S.,SE
Drs. Parman Marharani SP
BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN BANTEN BALAI BESAR PENGKAJIAN DAN PENGEMBANGAN TEKNOLOGI PERTANIAN
BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN
2011
34
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur disampaikan kepada Allah SWT atas selesainya Laporan
Akhir Tahun 2011, Kegiatan Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan. Pada
laporan ini disampaikan hasil kegiatan mulai dari bulan Juli sampai Desember
tahun 2011.
Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan (PUAP) merupakan bagian
dari Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri yang masuk kedalam
cluster Pemberdayaan. PUAP merupakan program bantuan modal usaha yang
disalurkan langsung oleh Pusat Pembiayaan Deptan ke Gapoktan di desa miskin.
Selama pelaksanaan kegiatan Pendampingan dan Supervisi PUAP ini
masih banyak hal yang harus diperbaiki baik teknis maupun non teknis. Untuk
itu sangat diharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun agar
pelaksanaannya di kemudian hari dapat lebih baik.
Kepada semua pihak yang ikut membantu, dari merancang sampai
selesainya penulisan laporan ini disampaikan terima kasih. Semoga laporan ini
bermanfaat bagi pengguna.
Kepala Balai,
Ir. Mewa Ariani, MS. NIP. 19600202 198603 2 002
i
35
DAFTAR ISI
No. Uraian Halaman KATA PENGANTAR .................................................................... i DAFTAR ISI ............................................................................. ii DAFTAR TABEL ........................................................................ iii
DAFTAR GAMBAR .......................................................................... iv I PENDAHULUAN ............................................................................ 1 1.1. Latar Belakang .................................................................. 1 1.2. Dasar Pertimbangan ......................................................... 1 1.3. Tujuan ................................................................................. 2
1.4. Keluaran yang Diharapkan ................................................ 2
1.5. Hasil yang Diharapkan ...................................................... 2 1.6. Prakiraan Manfaat dan Dampak ......................................... 3
II PROSEDUR .................................................................................. 4 2.1. Waktu, Lokasi dan Target Kegiatan ........................................ 4 2.2. Ruang Lingkup Kegiatan ......................................................... 4 2.2.1. Kesekretariatan............................................................. 4 2.2.2. Apresiasi Gapoktan dan Pendampingan .......................... 5 2.2.3. Koordinasi, Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan .............. 6
III HASIL KEGIATAN ......................................................................... 7 3.1. Kesekretariatan ..................................................................... 7 3.1.1. Administrasi, koordinasi, notulensi dan dokumentasi........ 7
3.1.2. Penyelesaian Dokumen PUAP TA. 2011 ......................... 8 3.1.3. Memfasilitasi PMT PAW (Pengganti Antar Waktu) Dalam
Penandatanganan Surat Perjanjian Kerjasama Dengan BPTP Banten ...............................................................
13
3.1.4. Fasilitasi Biaya Operasional Penyeliaan (BOP) Kepada PMT Per Bulan .............................................................
14
3.1.5. Inisiasi Pertemuan Bulanan Dalam Rangka Penilaian Kinerja PMT, Dan Lain-Lain Terkait Dengan PMT ............
14
3.2. Apresiasi Gapoktan dan Pendampingan ................................... 16 3.2.1. Apresiasi Teknologi Pada Gapoktan 2011 Tahap 2 ........... 16 3.2.2. Apresiasi Teknologi Pada Gapoktan 2011 Tahap 3-5 ........ 17 3.2.3. Pendampingan Teknologi Pada Gapoktan 2008-2010 ....... 18 3.3. Koordinasi, Monitoring-Evaluasi dan Pelaporan ........................ 22
IV DAMPAK KEGIATAN ...................................................................... 26
V KESIMPULAN .............................................................................. 28 DAFTAR PUSTAKA.......................................................................... 29 LAMPIRAN .................................................................................... 30
ii
36
DAFTAR TABEL
No. Tabel Uraian Halaman
1 Rincian Alokasi desa/Gapoktan SK Mentan No. 1314/Kpts/OT.140/3/2011 ........................................
8
2 Rincian Alokasi desa/Gapoktan SK Mentan No. 4072.1/Kpts/OT.140/9/2011.......................................
9
3 Rincian Hasil Verifikasi Desa PUAP pada SK Mentan No. 4072.1/Kpts/OT.140/9/2011.......................................
9
4 Rincian Alokasi desa/Gapoktan SK Mentan No. 4509.1/Kpts/OT.140/11/2011.....................................
11
5 Rincian Gapoktan Penerima Dana BLM PUAP tahun 2011 di Prov. Banten..................................................
12
6 Rincian Desa/Gapoktan Penerima PUAP TA. 2008-2011.........................................................................
13
7 Data SPK BOP PMT PAW Prov. Banten........................ 13 8 Hasil penilaian kinerja PMT......................................... 15
9 Materi Diseminasi Teknologi pada Apresiasi Gapoktan Tahap 2 ...................................................................
17
10 Materi Diseminasi Teknologi pada Apresiasi Gapoktan Tahap 3-5.................................................................
18
11 Pemanfaatan Dana PUAP pada Usaha Beberapa Gapoktan di Provinsi Banten.......................................
19
12 Perkembangan Aset Gapoktan PUAP Sinergi Program... 21
13 Perkembangan Dana PUAP di Provinsi Banten (per Oktober 2011)...........................................................
26
iii
37
DAFTAR GAMBAR No. Gambar Uraian Halaman
1 Gambar 1. Apresiasi Gapoktan Tahap II ........................
30
2 Gambar 2. Apresiasi Gapoktan PUAP Tahap III – V .........
30
3 Gambar 3. Gapoktan PUAP Berprestasi 2011 ..................
31
4 Gambar 4. Monev PUAP dengan Wagub - Distanak Prov. Banten ...............................................
31
iv