pengaruh perilaku kepemimpinan dan komunikasi … · pengaruh perilaku kepemimpinan dan komunikasi...

92
PENGARUH PERILAKU KEPEMIMPINAN DAN KOMUNIKASI TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA PEGAWAI PADA KANTOR CAMAT LAHUSA KABUPATEN NIAS SELATAN SKRIPSI Disusun Oleh: FERIANUS NDRURU NIM. 121001210138 PROGRAM STUDI MANAJEMEN SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI NIAS SELATAN TELUKDALAM 2019

Upload: trinhtuong

Post on 22-Aug-2019

234 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

PENGARUH PERILAKU KEPEMIMPINAN DAN KOMUNIKASI

TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA PEGAWAI

PADA KANTOR CAMAT LAHUSA

KABUPATEN NIAS SELATAN

SKRIPSI

Disusun Oleh:

FERIANUS NDRURU

NIM. 121001210138

PROGRAM STUDI MANAJEMEN

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI NIAS SELATAN

TELUKDALAM

2019

PENGARUH PERILAKU KEPEMIMPINAN DAN KOMUNIKASI

TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA PEGAWAI

PADA KANTOR CAMAT LAHUSA

KABUPATEN NIAS SELATAN

SKRIPSI

Diajukan sebagai salah satu syarat

Untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi

Disusun Oleh:

FERIANUS NDRURU

NIM. 121001210138

PROGRAM STUDI MANAJEMEN

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI NIAS SELATAN

TELUKDALAM

2019

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan karunia-Nya

sehingga sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang berjudul:

“Pengaruh Perilaku Kepemimpinan dan Komunikasi terhadap Produktivitas

Kerja Pegawai pada Kantor Camat Lahusa Kabupaten Nias Selatan”. Skripsi

ini adalah untuk memenuhi syarat kelulusan dalam memperoleh Gelar Sarjana

Ekonomi pada Program Studi Manajemen di STIE Nias Selatan.

Penulis menyadari bahwa penyusunan Skripsi ini tidak akan pernah

terwujud tanpa adanya bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena

itu pada kesempatan ini, dengan penuh kerendahan hati penulis mengucapkan

banyak terimakasih kepada berbagai pihak yang telah turut membantu penulis

dalam penyusunan Skripsi ini, antara lain kepada:

1. Bapak Bambowo Laia, M.A sebagai Ketua Yayasan Pendidikan Nias Selatan

yang mewujudkan cita-cita masyarakat Nias Selatan dalam rangka membantu

pemerintah dalam bidang pendidikan.

2. Ibu Sitasi Zagoto, M.A sebagai Koordinator STKIP, STIE dan STIH Nias

Selatan yang berperan dalam bidang pengawasan, pengendalian, pembinaan

dan pemberdayaan pendidikan di Yayasan Pendidikan Nias Selatan.

3. Bapak Dr. Taosige Wau, S.E., M.Si sebagai Ketua STIE Nias Selatan yang

telah memberikan layanan akademik kepada penulis dalam menyelesaikan

skripsi ini.

4. Bapak Samalua Waoma, SE., M.M, sebagai Wakil Ketua I Bidang Akademik

STIE Nias Selatan dan sekaligus sebagai penguji III yang telah banyak

memberikan saran dan masukan kepada penulis dalam penyusunan skripsi

ini.

5. Ibu Alwinda Manao, SE.,MM, sebagai Wakil ketua II Bidang Administrasi

STIE Nias Selatan yang telah memberikan layanan akademik kepada penulis

dalam menyelesaikan skripsi ini.

6. Bapak Yohanes Dakhi, SE.,M.M sebagai Wakil Ketua III Bidang

Kemahasiswaan STIE Nias Selatan yang telah memberikan layanan akademik

kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

7. Bapak Timotius Duha, SE.,M.M sebagai Kepala Lembaga Penjaminan Mutu

Internal STIE Nias Selatan dan sekaligus sebagai Dosen Pembimbing I yang

telah meluangkan waktu, tenaga dan pikiran dalam membantu penulis dalam

menyelesaikan skripsi ini.

8. Ibu Erasma F. Zalogo, SE.,MM sebagai Kepala LPPM STIE Nias Selatan

yang telah memberikan layanan akademik kepada penulis dalam

menyelesaikan skripsi ini.

9. Bapak Paskalis Dakhi, S.E.,M.M., MAP. sebagai Kaprodi Manajemen yang

telah memberikan layanan akademik kepada penulis dalam menyelesaikan

skripsi ini

10. Ibu Elistina Wau, SE.,M.M. sebagai Sekretaris Program Studi Manajemen

dan sekaligus sebagai penguji II yang telah banyak memberikan saran dan

masukan kepada penulis dalam penyusunan skripsi ini.

11. Bapak progresif Bu’ulolo S.Kom., M.M sebagai Kepala BAAK yang telah

memberikan Layanan Akademik sehingga skripsi ini dapat selesai.

12. Bapak Samanoi Halowo Fau, S.E.,M.M sebagai Dosen Pembimbing II yang

telah meluangkan waktu, tenaga dan pikiran dalam membantu penulis dalam

menyelesaikan skripsi ini.

13. Ibu Tiur Purnama Damanik, S.E.,M.M. sebagai penguji II yang telah banyak

memberikan saran dan masukan kepada penulis dalam penyusunan skripsi

ini.

14. Bapak dan Ibu Dosen, Staf Administrasi dan Staf Perpustakaan STIE Nias

Selatan yang telah mencurahkan pemikiran dan bantuan kepada penulis dalam

menyelesaikan skripsi ini.

15. Kedua orang tua saya dan saudara saya yang telah memberikan semangat dan

doa serta dukungan material kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini

16. Teman-temanku yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi

ini

Akhir kata, semoga Tuhan Yang Maha Esa berkenan membalas segala

kebaikan pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

Semoga skripsi ini bermanfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan. Demikian

penulis sampaikan atas perhatian diucapkan terimakasih.

Telukdalam, 08 Maret 2019

Penulis

Ferianus Ndruru

NIM. 12100121013

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................ i

KATA PENGANTAR ...................................................................................... ii

DAFTAR ISI .................................................................................................... v

DAFTAR TABEL ............................................................................................ ix

DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... x

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xi

ABSTRAK ....................................................................................................... xii

ABSTRACT ..................................................................................................... xiii

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1

1.1. Latar Belakang Masalah ............................................................................ 1

1.2. Identifikasi Masalah .................................................................................. 4

1.3. Batasan Masalah ........................................................................................ 4

1.4. Rumusan Masalah ..................................................................................... 4

1.5. Tujuan Penulisan ....................................................................................... 5

1.6. Manfaat Penulisan ..................................................................................... 5

1.7. Sistematika Penulisan ................................................................................ 6

BAB II TINJAUAN LITERATUR ............................................................... 8

2.1 Kerangka Konseptual ................................................................................ 8

2.2.1 Konsep Variabel Perilaku Kepemimpinan ....................................... 8

2.2.1 Konsep Variabel Komunikasi ........................................................... 9

2.2.1 Konsep Variabel Prosuktivitas Kerja................................................ 10

2.2 Kerangka Teoritis ...................................................................................... 11

2.2.1 Pengaruh Perilaku Kepemimpinan Terhadap Kinerja Pegawai ........ 11

2.2.2 Pengaruh Produktivitas Kerja Terhadap Kinerja Pegawai ................ 12

2.2.3 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Kepemimpinan ......... 14

2.2.4 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Komunikasi ............................. 15

2.2.5 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Produktivitas Kerja Pegawai ... 16

2.3. Indikator Variabel Penelitian ..................................................................... 17

2.3.1 Indikator Variabel Perilaku Kepemimpinan ..................................... 17

2.3.2 Indikator Variabel Komunikasi ........................................................ 19

2.3.3 Indikator Variabel Produktifitas Kerja Pegawai ............................... 21

2.4. Penulisan Terdahulu .................................................................................. 22

2.5. Kerangka Berpikir .................................................................................... 25

2.6. Hipotesis Penulisan .................................................................................. 26

BAB III METODE PENULISAN ................................................................ 28

3.1. Jenis Penulisan .......................................................................................... 28

3.2. Populasi dan Sampel .................................................................................. 28

3.2.1. Populasi ........................................................................................... 28

3.2.2. Sampel ............................................................................................. 28

3.3. Defenisi Operasional Variabel ................................................................... 29

3.4. Data Penulisan ........................................................................................... 31

3.4.1. Jenis dan Sumber Data .................................................................... 31

3.4.2. Teknik Pengumpulan Data .............................................................. 31

3.5. Metode Analisis Data…………………………………………………… 32

3.6. Pengujian Instrumen Penulisan.................................................................. 34

3.6.1. Uji Validitas .................................................................................... 34

3.6.2. Pengujian Reliabilitas ..................................................................... 35

3.7. Pengujian Asumsi Klasik........................................................................... 36

3.7.1. Uji Normalitas ............................................................................... 36

3.7.2. Uji Multikolinearitas ...................................................................... 36

3.7.3. Uji Heteroskedastisitas .................................................................. 37

3.8. Pengujian Hipotesis ................................................................................... 38

3.8.1. Uji t (t-test) Secara Parsial ............................................................. 38

3.8.2. Uji F (Secara Simultan) ................................................................. 39

3.8.3. Uji Koefisien Determinasi (R2) ...................................................... 40

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ...................................................... 42

4.1 Gambaran Umum Objek Penulisan ............................................................ 42

4.1.1 Visi dan Misi Kantor Camat Lahusa Kabupaten Nias Selatan ....... 43

4.1.2 Struktur Organisasi Kantor Camat Lahusa Kabupaten Nias Selatan 44

4.1.3 Letak Geografis Kantor Camat Lahusa Kabupaten Nias Selatan ... 45

4.2 Deskriptif Variabel Penulisan .................................................................. 46

4.3 Pengujian Instrumen Penulisan ................................................................ 53

4.3 Pengujian Asumsi Klasik ......................................................................... 58

4.4.1 Uji normalitas ............................................................................... 59

4.3.3 Uji multikolinearitas ..................................................................... 60

4.3.4 Uji heteroskedastisitas .................................................................. 61

4.5 Uji Hipotesis ............................................................................................. 63

4.5.1 Uji t atau Uji Parsial ....................................................................... 64

4.5.2 Uji F ( Simultan ) .......................................................................... 65

4.5.3 Uji Koefisien Determinasi (R2) ...................................................... 66

4.6 Pembahasan ............................................................................................... 67

BAB V PENUTUP ......................................................................................... 70

5.1 Kesimpulan .............................................................................................. 70

5.2 Saran ......................................................................................................... 70

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 72

LAMPIRAN-LAMPIRAN.

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Indikator Instrumen Variabel perilaku kepemimpinan (X1) ........... 34

Tabel 3.2 Indikator Instrumen Variabel komunikasi (X2) ............................... 35

Tabel 3.3 Indikator Instrumen Variabel produktivitas kerja pegawai (Y) ....... 35

Tabel 3.4 Kriteria Pengujian Autokorelasi dengan Durbin-Watson ............... 44

Tabel 4.1 Deskriptif Variabel perilaku kepemimpinan (X1) ........................... 51

Tabel 4.2 Deskriptif Variabel komunikasi (X2) .............................................. 53

Tabel 4.3 Deskriptif Variabel produktivitas kerja pegawai (Y) ...................... 55

Tabel 4.4 Uji Validitas perilaku kepemimpinan (X1) ..................................... 58

Tabel 4.5 Uji Reliabilitas Variabel perilaku kepemimpinan (X1) ................... 59

Tabel 4.6 Uji Validitas komunikasi (X2) ........................................................ 59

Tabel 4.7 Uji Reliabilitas Variabel komunikasi (X2) ...................................... 60

Tabel 4.8 Uji Validitas produktivitas kerja pegawai (Y) ................................ 61

Tabel 4.9 Uji Reliabilitas Variabel produktivitas kerja pegawai (Y) .............. 62

Tabel 4.10 Hasil Uji Normalitas Data .............................................................. 63

Tabel 4.11 Hasil Uji Multikolinieritas ............................................................. 65

Tabel 4.13 Hasil Uji t (Uji Parsial) ................................................................. 67

Tabel 4.14 Hasil Uji F (Uji Simultan) ............................................................ 69

Tabel 4.15 Hasil Uji Determinasi..................................................................... 70

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Berpikir ....................................................................... 32

Gambar 4.1 Histogram Variabel perilaku kepemimpinan (X1) ....................... 53

Gambar 4.2 Histogram Variabel komunikasi (X2)………………… ............... 55

Gambar 4.3 Histogram Variabel produktivitas kerja pegawai (Y) .................. 57

Gambar 4.4 Normal Probability Plot…………………………………………… .. 64

Gambar 4.5 Uji Heterokedastisitas Scatterplot............................................. ... 66

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Kuesioner

Lampiran 2 Nama-Nama Pegawai di kantor Camat Sidua’ori Sebagai Responden

Pada Uji Coba Penelitian

Lampiran 3 Hasil Perolehan Data Uji coba

Lampiran 4 Uji Validitas Data Uji Coba

Lampiran 5 Nama-Nama Pegawai (Responden) Kantor Camat Lahusa

Kabupaten Nias Nias Selatan

Lampiran 6 Skor Responden Penelitian

Lampiran 7 Uji Validitas

Lampiran 8 Asumsi Klasik

Lampiran 9 Uji R2 (Uji Determinasi), Uji F (Uji Simultan), Uji t (Uji Parsial)

Lampiran 10 Deskritif Variabel (X1,X2,Y)

Lampiran 11 Nilai-Nilai tabel r Product Moment

Lampiran 12 Nilai-Nilai tabel Distribusi t

Lampiran 13 Nilai-Nilai tabel Distribusi F

Lampiran 14 Nilai-Nilai tabel Durbin Watson

ABSTRAK

PENGARUH PERILAKU KEPEMIMPINAN DAN KOMUNIKASI

TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA PEGAWAI

PADA KANTOR CAMAT LAHUSA

KABUPATEN NIAS SELATAN

Oleh:

FERIANUS NDRURU

NIM. 121001210138

Dosen Pembimbing:

Timotius Duha, S.E,.MM dan Samanoi Halowo Fau, S.E.,M.M

Ruang lingkup penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh perilaku

kepemimpinan dan komunikasi terhadap produktivitas kerja pegawai pada Kantor

Camat Lahusa Kabupaten Nias Selatan. Jenis penelitian ini merupakan penelitan

kuantitatif yang bersifat asosiatif dengan unit kerja yang diteliti adalah

keseluruhan pegawai Kantor Camat Lahusa Kabupaten Nias Selatan. Penelitian

ini termasuk penelitian populasi dengan jumlah populasi sebanyak 30 responden.

Kuesioner uji validitas dan reabilitasnya sebelum melakukan data penelitian. Alat

uji yang di gunakan dalam penelitian ini menggunakan asumsi klasik, metode

analisis data yang di gunakan adalah analisis regresi berganda. Hasil penelitian ini

menunjukkan bahwa perilaku kepemimpinan dan komunikasi berpengaruh positif

dan signifikan terhadap produktivitas kerja pegawai, yang di tunjukkan dengan

nilai thitung (5.952) > ttabel (1,701) dan tingkat signifikansi 0,000 < (0,05). dan nilai

thitung artinya perilaku kepemimpinan berpengaruh terhadap produktivitas kerja

pegawai, hasil secara simultan diperoleh nilai F hitung (21,006) > F tabel (3.340) dan

Sig. F hitung (0,000) < (0,05) artinya perilaku kepemimpinan dan komunikasi secara

bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap produktivitas kerja pegawai.

Sedangkan nilai koefisien determinasi (R2) sebesar 0,609 atau 60,9% dan sisanya

39,1% dijelaskan variabel lain. Sebaiknya perilaku kepemimpinan dan

komunikasi disesuaikan terhadap bawahannya supaya produktivitas kerja pegawai

meningkat

Kata kunci : Perilaku Kepemimpinan, Komunikasi dan Produktivitas Kerja

Pegawai

ABSTRACT

THE EFFECT OF LEADERSHIP DEHAVIOR AND COMMUNICATION

TO STAFF PRODUCTIVITY ON LAHUSA SUBDISTRICT OFFICE

AT NIAS SELATAN DISTRICT

By:

FERIANUS NDRURU

NIM. 121001210138

Supervisor :

Timotius Duha, S.E,.MM and Samanoi Halowo Fau, S.E.,M.M

The scope of this study aims to know the influence of leadership and

communication on staff productivity at the Office of Lahusa Subdistrict of South

Nias Regency. This type of research is a quantitative research that is associative

with the work unit studied is the entire staff Office Lahusa District South Nias

Regency. This study included a population study with a population of 30

respondents. Questionnaire validity and reliability test before conducting research

data. The test equipment used in this study using the classical assumption, the

method of data analysis in use is multiple regression analysis. The results of this

study indicate that leadership and communication behavior have positive and

significant effect on staff productivity, which is shown with tcount (5.952) > ttable

(1,701) and significance level 0,000 < (0,05). and tcount means leadership behavior

have an effect on work productivity of staff, result of simultaneously obtained

value of Farithmetic (21,006) > Ftable (3,340) and Sig. F arithmetic (0.000) < (0,05)

means leadership and communication behavior together have a significant effect

on staff productivity of employees. While the value of coefficient of

determination (R2) of 0.609 or 60.9% and the remaining 39.1% described by other

variables. Werecommend leadership and communication behaviors tailored to

subordinates so that employee productivity increases.

Keywords: Leadership Behavior, Communication and Staff Productivity

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Peranan sumber daya manusia merupakan salah satu faktor yang sangat

penting dalam suatu organisasi. Pemanfaatan sumber daya manusia secara efektif

merupakan jalan bagi suatu organisasi untuk mempertahankan kelangsungan

hidup dan pertumbuhan di masa yang akan datang. Dengan kata lain, kekuatan

organisasi ditentukan oleh orang-orang yang mendukung organisasi tersebut. Pada

dasarnya organisasi bukan saja mengharapkan sumber daya manusia yang

mampu, cakap dan terampil, tetapi yang terpenting mereka mau bekerja giat dan

berkeinginan untuk mencapai hasil kerja yang optimal. Kemampuan, kecakapan,

dan keterampilan sumber daya manusia tidak ada artinya bagi organisasi, jika

mereka tidak mau bekerja dengan keras dengan menggunakan kemampuan,

kecakapan dan keterampilan yang dimilikinya. Sumber daya manusia merupakan

salah satu unsur terpenting yang memegang perana sebagai pelaksana kegiatan

dalam suatu organisasi, maka sudah sewajarnya seorang pimpinan harus mampu

memelihara hubungan yang serasi dengan para pegawainya. Seorang pimpinan

atau atasan ketika memotivasi bawahannya terlebih dahulu harus memahami

tentang bagaimana perilaku kepemimpinan yang baik untuk memotivasi

pegawainya.

Perilaku kepemimpinan yang sangat mengarahkan dan kurang

menumbuhkan dorongan dinamakan juga sebagai proses memerintah. Karena

perilaku ini sangat ditandai oleh cara berkomunikasi satu arah. Kepemimpinan

menetapkan peranan bawahannya, apa yang menjadi tugas-tugas mereka,

bagaimana cara melaksanakannya, kapan, dan dimana harus dilaksanakan.

Pemecahan masalah dan pembuatan keputusan diprakarsai sendiri oleh sang

kepemimpinan, dan pelaksanaanya diawasi ketat olehnya. Perilaku kepemimpinan

yang sangat mengarahkan dan juga sangat menimbulkan dorongan dinamakan

sebagai proses mengajak. Karena sang kepemimpinan pada perilaku ini masih

merupakan pemegang kendali hampir semua keputusan. Namun mulai lebih

banyak menggunakan cara berkomunikasi dua arah dengan bawahan dan mulai

lebih banyak memberi dorongan semangat pada bawahan. Selain masih tetap

melakukan pengawasan ketat terhadap bawahan, kepemimpinan juga sudah lebih

banyak meminta dan mendengar pendapat dan saran bawahan tentang keputusan-

keputusan yang diambilnya dan meminta mereka untuk membicarakannya.

Komunikasi merupakan proses penyampaian pernyataan baik berupa

gagasan, fakta, pikiran, perasaan,dan nilai seseorang kepada orang lain.

Komunikasi melibatkan individu-individu dalam suatu hubungan kelompok,

organisasi, dan masyarakat yang merespon dan menciptakan pesan untuk

beradaptasi dengan lingkungan satu sama lain. Kompetensi komunikasi yang baik

antar pegwai akan mampu memperoleh dan mengembangkan tugas yang

diembannya, sehingga tingkat kinerja suatu perusahaan menjadi semakin baik dan

sebaliknya. Komunikasi dalam suatu organisasi merupakan faktor yang sangat

penting dalam menjalani interaksi antara satu dengan yang lainnya, apabila tidak

adanya suatu komunikasi seluruh individu dalam organisasi tersebut tidak dapat

mengetahui apa yang harus mereka lakukan untuk organisasinya, pemimpin tidak

dapat menerima masukan informasi dan para penyedia tidak dapat memberikan

instruksi.

Secara umum produktivitas merupakan sebagai sikap mental yang selalu

berpandangan bahwa mutu kehidupan hari ini harus lebih baik dari kemarin dan

hari esok lebih baik dari hari ini. Produktivitas kadang-kadang dipandang sebagai

penggunaan intensif terhadap sumber-sumber konversi seperti tenaga kerja dan

mesin. Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa produktivitas merupakan

kerangka hubungan teknis antara masukan (input) dan keluaran (output), dan juga

sebagai kemampuan menghasilkan barang dan jasa dari berbagai sumber daya

atau faktor produksi yang digunakan untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas

pekerjaan yang dihasilkan dalam suatu organisasi.

Instansi pemerintah yang bergerak pada urusan wajib pelayanan publik

menuntut adanya pengelolaan sumber daya manusia yang baik. Hal ini sangat

penting supaya seluruh aktifitas organisasi dapat tercapai secara efisien, efektif

dan berkualitas. Dalam mencapai tujuan organisasi yang dimaksud, semua

pegawai diharapkan bertanggungjawab sesuai dengan tugas pokok dan fungsi

sebagai aparatur pemerintah. Sebagai salah satu komponen yang penting dalam

meningkatkan produktivitas pegawai dalam organisasi atau instansi, pegawai

harus memiliki kepuasan yang maksimal terhadap tugasnya, pegawai harus

memiliki kepedulian dan rasa tanggung jawab yang tinggi terhadap tugas-tugas

yang diberikan kepadanya sehingga organisasi atau instansi bisa berjalan sesuai

dengan yang diinginkan pada organisasi tersebut.

Pada instansi pemerintah Kabupaten Nias Selatan seperti pada Kantor

Camat Lahusa sangat membutuhkan sumber daya manusia yang berkualitas dalam

kepemimpinan dan komunikasi yang kuat demi terlaksananya suatu produktivitas

kerja pegawai yang baik. Dalam melayani masyarakat pada Kantor Camat Lahusa

sangat diperlukan kepemimpinan dan komunikasi yang baik dari pegawai, untuk

meningkatkan produktivitas kerja pegawai. Bidang manajemen telah

menunjukkan pentingnya pembahasan tentang kepemimpinan. Hal ini sejalan

dengan tujuan utama dari aktivitas pengelolaan manajemen suatu organisasi yaitu

untuk meningkatkan komunikasi dan produktivitas kerja pegawai tersebut melalui

para pimpinan dan pegawai-pegawainya.

Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan penulis pada Kantor Camat

Lahusa Kabupaten Nias Selatan, masih terdapat beberapa kendala yang dihadapi

dalam pengaruh perilaku kepemimpinan salah satunya adalah pegawai kurang

mendapat perhatian pimpinan, tidak terjalin komunikasi yang efektif kemudian

pegawai yang masih kurang aktif dalam menjalankan tujuan organisasi artinya hal

ini dapat dibuktikan melalui cara pegawai yang tidak kerja sama tetapi suka kerja

sendiri-sendiri sehingga produktivitas kerja pegawai tidak meningkat, mutu dan

produktivitas kerja pegawai semakin rendah.

Adapun yang menjadi ketertarikan penulis untuk mengangkat judul ini

adalah pengaruh perilaku kepemimpinan dan komunikasi terhadap produktivitas

kerja pegawai pada Kantor Camat Lahusa Kabupaten Nias Selatan, sehingga

mampu melahirkan sumber daya manusia yang berkedisiplinan tinggi serta

diwujudkan dengan ketaatan terhadap penyelesaian pekerjaan, ketaatan terhadap

jam kerja, dan ketaatan terhadap pimpinan atau atasan baik itu sifat personal

ataupun umum.

Menyikapi masalah tersebut di atas penulis tertarik melakukan penelitian

dengan judul “Pengaruh Perilaku Kepemimpinan dan Komunikasi Terhadap

Produktivitas Kerja Pegawai pada Kantor Camat Lahusa Kabupaten Nias

Selatan”.

1.2. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka penulis dapat

mengidentifikasikan masalah yang ada yakni:

1. Pegawai kurang mendapat perhatian pimpinan.

2. Tidak terjalin komunikasi yang efektif antara pimpinan dan bawahan

3. Masih terdapat pegawai yang kurang aktif dalam menjalankan tujuan

organisasi

4. Pegawai kurang kerja sama tetapi suka kerja sendiri-sendiri sehingga

produktivitas kerja pegawai tidak meningkat

1.3.Batasan Masalah

Mengingat keterbatasan penulis dalam kemampuan, waktu, tenaga, dan

biaya serta untuk nmenghindari ruang lingkup permasalahan yang terlalu luas,

maka penulis membuat batasan masalah yaitu “Pengaruh perilaku kepemimpinan

dan komunikasi terhadap produktivitas kerja pegawai pada Kantor Camat Lahusa

Kabupaten Nias Selatan”.

1.4 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, yang menjadi rumusan

masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Adakah pengaruh perilaku kepemimpinan terhadap produktivitas kerja

pegawai pada Kantor Camat Lahusa Kabupaten Nias Selatan?

2. Adakah pengaruh komunikasi terhadap produktivitas kerja pegawai pada

Kantor Camat Lahusa Kabupaten Nias Selatan?

3. Adakah pengaruh perilaku kepemimpinan dan komunikasi terhadap

produktivitas kerja pegawai pada Kantor Camat Lahusa Kabupaten Nias

Selatan?

1.5 Tujuan Penelitian

Berdasarkan pada rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian yaitu:

1. Untuk mengetahui besarnya Pengaruh Perilaku Kepemimpinan Terhadap

Produktivitas Kerja Pegawai Pada Kantor Camat Lahusa Kabupaten Nias

Selatan.

2. Untuk mengetahui besarnya pengaruh komunikasi terhadap Terhadap

Produktivitas Kerja Pegawai Pada Kantor Camat Lahusa Kabupaten Nias

Selatan.

3. Untuk mengatahui besarnya pengaruh perilaku kepemimpinan dan

komunikasi Terhadap Produktivitas Kerja Pegawai Pada Kantor Camat

Lahusa Kabupaten Nias Selatan.

1.6 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan mampu memberikan beberapa manfaat yaitu:

1. Bagi Penulis

Manfaat Penelitian ini bagi penulis untuk menambah wawasan dan

pengetahuan yang bersifat teoritis dan praktis mengenai pengaruh Perilaku

Kepemimpinan dan Komunikasi terhadap Produktivitas Kerja Pegawai pada

Kantor Camat Lahusa Kabupaten Nias Selatan

2. Bagi Akademik

Bagi akademik penelitian ini dapat menjadi salah satu referensi untuk lebih

mengetahui dan memahami tentang pengukuran produktivitas kerja pegawai

pada Kantor Camat Lahusa Kabupaten Nias Selatan.

3. Bagi Kantor Camat Lahusa Kabupaten Nias Selatan

Bagi Kantor Camat Lahusa Kabupaten Nias Selatan, bermanfaat untuk

menerapkan langkah-langkah apa yang harus diambil dalam kegiatan untuk

mempertahankan atau meningkatkan pengukuran produktivitas kerja pegawai

pada Kantor Camat Lahusa Kabupaten Nias Selatan dimasa yang akan datang.

1.7. Sistematika Penulisan

Untuk mempermudah pembaca dalam memahami isi skripsi ini, maka

berikut akan diuraikan sistematika penulisan antara lain : Bab satu memuat

Pendahuluan : terdiri dari latar belakang masalah, identifikasi masalah, batasan

masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, serta

sistematika. Bab dua memuat tentang tinjauan literatur : kerangka konseptual,

kerangka teoritis, indikator variabel penelitian, penelitian terdahulu, kerangka

berpikir, hipotesis penelitian. Bab tiga tentang metode penelitian : membahas

tentang jenis-jenis penelitian, populsi dan sampel, defenisi operasional variabel,

data penelitian (jenis dan sumber data, teknik pengumpulan data) metode analisis

data, pengujian instrumen penelitian, asumsi klasik dan pengujian hipotesis. Bab

empat membahas tentang hasil dan pembahasan. Bab lima membahas tentang

penutup, kesimpulan dan saran.

BAB II

TINJAUAN LITERATUR

2.1 Kerangka Konseptual

Penelitian memiliki konsep dasar untuk melanjutkan kerangka teoritis pada

setiap variabel yaitu konsep perilaku kepemimpinan, konsep komunikasi, dan

konsep produktivitas kerja. Konsep ini bermanfaat sebagai landasan teori dalam

menyusun kerangka teoritis serta untuk memperoleh abstraksi dan informasi

tentang masalah variabel yang diteliti. Untuk lebih jelas konsep tersebut maka

peneliti menguraikan teori-teori di bawah ini.

2.1.1 Konsep Perilaku Kepemimpinan

Jalanya suatu perusahaan sangat ditentukan oleh cara pimpinan untuk

mengarahkan bawahannya. Setiap tindakan pimpinan menjadi perhatian para

pegawai oleh karena itu perilaku kepemimpinan sangat menentukan keberhasilan

organisasi dalam mencapai tujuannya. Perilaku kepemimpinan adalah pola

perilaku yang diperlihatkan orang itu pada saat mempengaruhi aktivitas orang lain

seperti yang dipersepsikan orang lain.

Beberapa bukti menunjukkan bahwa teori ini banyak didukung atasan

memang bisa memberi perlakuan berbeda pada para bawahan, bahwa perlakuan

serupa ini tidak terjadi secara kebetulan dan bahwa status “kelompok orang

dalam” dan “kelompok orang luar” ini mempunyai hubungan dengan kinerja dan

kepuasan karyawan, Jago & Muchlas (2002:335).

Menurut Muchlas (2008:336) “perilaku seorang kepemimpinan bisa

diterima oleh bawahan sejauh perilaku tersebut dipandang oleh mereka sebagai

sumber kepuasan segera atau sebagai cara untuk mencapai kepuasan dimasa

depan”. Jadi, perilaku seorang pemimpinan itu bersifat motivasional sejauh

perilaku tersebut memenuhi kriteria berikut:

1. Dapat memberikan kepuasan kepada bawahan terhadap kebutuhan-

kebutuhannya seirama dengan kinerjannya yang efektif.

2. Dapat memberikan pelatihan, bimbingan, dorongan, dan penghargaan yang

diperlukan untuk kinerja yang efektif.

Menurut House dalam Muchlas (2008:336) Mengemukakan empat

perilaku kepemimpinan yaitu:

1. Pemimpin yang bersifat direktif yaitu membiarkan para bawahan

mengetahui apa yang diharapkan dari mereka, jadwal kerja yang harus

dikerjakan, dan memberikan bimbingan khusus tentang bagaimana

menyelesaikan tugas-tugas.

2. Pemimpin yang bersifat sportif biasanya bersahabat dan menunjukkan

perhatian terhadap kebutuhan-kebutuhan para bawahan.

3. Pemimpin bersifat parsitipatif sering berkonsultasi dengan para bawahan

dan menggunnakan saran-saran mereka sebelum membuat keputusan.

4. Pemimpin berorientasi keberhasilan menciptakan tujuan-tujuan yang

menantang dan mengharapkan

5. Para bawahan berprestasi kerja pada tingkatan yang tertinggi.

Kemudian menurut Rasyid (2000:75) bahwa “kepemimpinan adalah

sebuah konsep yang merangkum berbagai, dari interaksi pengaruh antara

pemimpin dan pengikut dalam mengejar tujuan bersama”. Dari berbagai

pandangan mengenai kepemimpinan tersebut, maka pemimpin dalam kehidupan

organisasi mempunyai kedudukan yang strategis dan merupakan gejala sosial

yang selalu diperlukan dalam kehidupan kelompok.

Henry dalam kartono (2004:33) Pemimpin dalam pengertian yang luas

ialah yang memimpin dengan jalan memprakarsai tingkah laku sosial dengan

mengatur, mengarahkan, mengorganisir atau mengontrol usaha/upaya orang lain

atau melalui prestise, kekuasaan dan posisi. Dalam pengetian yang terbatasi,

pemimpin ialah seseorang yang membimbing, memimpin dengan bantuankualitas-

kualitas persuasif dan akseptansi penerimaan secara sukarela oleh para pengikutya

Berdasarkan uraian-uraian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa perilaku

kepemimpinan adalah pengaruh antar pribadi yang dijalankan dalam situasi

tertentu, serta diarahkan melalui proses komunikasi, kearah pencapaian satu atau

beberapa tujuan tertentu.

2.1.2 Konsep Variabel Komunikasi

Komunikasi adalah proses penyampaian pikiran atau perasaan oleh

seseorang kepada orang lain dengan menggunakan lambang-lambang yang

bermakna bagi kedua pihak, dalam situasi yang tertentu komunikasi menggunakan

media tertentu untuk merubah sikap atau tingkah laku seorang atau sejumlah

orang sehingga ada efek tertentu yang diharapkan.

Menurut Willian J. Seller, dalam Duha, (2014:4) memberikan defenisi

komunikasi yang universal, komunikasi adalah proses dengan mana simbol verbal

dan non verbal dikirimkan, diterima, dan diberi arti.

Menurut Thoha dalam Duha (2014:167) komunikasi adalah suatu proses

penyampaian dan penerimaan berita atau informasi dari seseorang keorang lain.

Menurut Kartono dalam Duha (2014:134) komunikasi ialah arus informasi dan

emosi-emosi yang terdapat dalam masyarakat yang berlangsung secara vertikal

(atas bawah, vice-versa) maupun horizontal dapat berrarti pula perhubungan atau

persambungan wahana/sarana-sarana.

Menurut Muhammad (2004:165) Komunikasi adalah suatu proses

penyampaian informasi (pesan, ide, gagasan) dari satu pihak kepada pihak lain

sehingga pekerjaan lebih produktif dan organisasi mencapai tujuan yang telah

ditentukan sebelumnya.

Berdasarkan pengertian-pengertian di atas, maka penulis menyimpulkan

bahwa komunikasi adalah suatu proses memberikan signal menurut aturan

tertentu, sehingga dengan cara ini suatu sistem dapat didirikan, dipelihara, dan

diubah.

2.1.3 Konsep Produktivitas kerja Pegawai

Produktivitas kerja pegawai adalah hasil kerja pegawai baik dari segi

kualitas maupun kuantintas berdasarkan standar kerja yang telah ditentukan.

Menurut Sutrisno dalam Tohardi (2002:12), mengemukakan bahwa produktivitas

kerja merupakan sikap mental. Sikap mental yang selalu mencari perbaikan

terhadap apa yang telah ada. Suatu keyakinan bahwa seseorang dapat melakukan

pekerjaan lebih baik hari ini daripada hari kemarin dan hari esok lebih baik hari

ini.

Pendapat tersebut didukung oleh Ravianto (2001:13) mengatakan

produktivitas pada dasarnya mencakup sikap mental yang selalu mempunyai

pandangan bahwa kehidupan hari ini harus lebih baik dari hari kemarin dan hari

esok harus lebih baik dari hari ini. Sikap yang demikian akan mendorong

seseorang untuk tidak cepat merasa puas, akan tetapi harus mengembangkan diri

dan meningkatkan kemampuan kerja dengan cara selalu mencari perbaikan-

perbaikan dan peningkatan.

Menurut Tohardi dalam Sutrisno (2009:100) “Produktivitas kerja adalah

merupakan sikap mental. Sikap mental yang selalu mencari perbaikan terhadapapa

yang telah ada. Suatu keyakinan bahwa seseorang dapat melakukan pekerjaan

lebih baik hari ini dari pada hari kemarin dan hari esok lebih baik dari hari ini”..

Sedangkan menurut Justinan dalam Septina (2009) menyatakan bahwa

“Produktivitas kerja adalah suatu sikap mental, menciptakan hari ini yang lebih

baik dari hari kemarin, mengusahakan hari esok yang lebih baik dari hari ini.

Berdasarkan pengertian-pengertian di atas, maka penulis mengambil

kesimpulan bahwa produktivitas kerja pegawai adalah hasil kerja yang telah

dicapai seseorang baik dalam bentuk uang maupun jasa dalam melaksanakan

suatu pekerjaan yang telah diberikan kepadanya.

2.2 Kerangka Teoritis

2.2.1 Pengaruh Perilaku Kepemimpian dengan Produktivitas kerja Pegawai

Perilaku kepemimpinan dapat mempengaruhi produktivita kerja pegawai

dimana seseorang mempengaruhi orang lain atau suatu kelompok dalam usahanya

untuk mencapai tujuan tertentu. Setiap pemimpin mempunyai perilaku

kepemimpinan sendiri. Seseorang pemimpin yang baik, sangat bergantung pada

kemampuan pemimpin tersebut dalam menyesuaikan perilaku kepemimpinannya

pada situasi kerja yang dihadapinya. Menurut Tannanbaum dalam Sutrisno

(2009:221) mengatakan bahwa ”perilaku pemimpin membentuk suatu kontinum

dari sifat otokratif sampai demokratif”. Keberhasilan organisasi pada dasarnya

ditopang oleh kepemimpinan yang efektif, dimana dengan kepemimpinannya itu

dapat mempengaruhi bawahannya untuk membangkitkan motivasi kerja mereka

agar berprestasi terhadap tujuan bersama. Didukung oleh pendapat Sutarto dalam

Sutrisno (2009:222) pendekatan perilaku berlandaskan pemikiran bahwa

keberhasilan atau kegagalan pemimpin ditentukan oleh gaya bersikap dan

bertindak seorang pemimpin yang bersangkutan. Gaya bersikap dan bertindak

akan tampak dari cara memberi perintah, cara memberi tugas, cara berkomunikasi,

cara membuat keputusan, cara mendorong semangat bawahan, cara memberikan

bimbingan.

Berdasarkan uraian tersebut diatas, maka peneliti menyimpulkan bahwa

perilaku kepemimpinan mempunyai pengaruh yang kuat dengan produktivitas

kerja pegawai.

2.2.2 Pengaruh Komunikasi dengan Produktivitas kerja Pegawai

Komunikasi dapat mempengaruhi produktivitas kerja pegawai dimana

komunikasi merupakan upaya yang bertujuan berbagi untuk mencapai

kebersaaman. Jika dua orang berkomunikasi maka pemahaman yang sama

terhadap pesan yang saling dipertukarkan adalah tujuan yang diinginkan oleh

keduannya. Menurut Robbins dalam Cahyani (2015) komunikasi menjalankan

empat fungsi utama dalam organisasi atau perusahaan yaitu :

a. Pengendalian

Fungsi komunikasi ini untuk mengendalikan perilaku anggota

dengan beberapa cara. Setiap organisasi mempunyai wewenang

dan garis panduan formal yang harus dipatuhi oleh pegawai. Bila

pegawai, misalnya, diminta untuk terlebih dahulu

mengkomunikasikan setiap keluhan yang berkaitan dengan

pekerjaan ke atasan langsungnya, sesuai dengan uraian tugasnya,

atau sesuai dengan kebijakan perusahaan, komunikasi itu

menjalankan fungsi pengendalian. Namun komunikasi informal

juga mengendalikan perilaku.

b. Motivasi

Komunikasi memperkuat motivasi dengan menjelaskan ke para

pegawai apa yang harus dilakukannya. Seberapa baik mereka

bekerja, dan apa yang dapat dikerjakan untuk memperbaiki kinerja

yang dibawah standar.

c. Pengungkapan Emosi

Komunikasi yang terjadi di dalam kelompok atau organisasi

merupakan mekanisme fundamental dimana para anggota

menunjukkan kekecewaan dan kepuasan. Oleh karena itu,

komunikasi memfasilitasi pelepasan ungkapan emosi perasaan dan

pemenuhan kebutuhan sosial.

d. Informasi

Komunikasi memberikan informasi yang diperlukan dan kelompok

untuk mengambil keputusan melalui penyampaian data guna

mengenali dan mengevaluasi pilihan-pilihan alternatif.

Menurut Permana dalam Cahyani (2015) “komunikasi di dalam sebuah

organisasi tidak lain dari sebuah kekuatan yang mempertahankan eksistensi

organisasi, tanpa komunikasi itu tidak berfungsi”. Adanya komunikasi yang baik,

suatu organisasi dapat berjalan lancar dan berhasil. Di dalam suatu perusahaan,

atasan dan bawahan penting untuk menjalin hubungan emosional yang dapat

dilakukan dengan memperkuat komunikasi sehingga mampu mengoptimalkan

pencapaian tujuan perusahaan.

Berdasarkan uraian tersebut diatas, maka peneliti menimpulkan bahwa

komunikasi mempunyai pengaruh yang kuat dengan produktivitas kerja pegawai

dimana hubungan komunikasi antara pegawai dan pimpinan maka

produktivitasnya akan menurun.

2.2.4 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Kepemimpinan

Pemimpin organisasi atau sebuah instansi pemerintah memiliki perilaku

yang berbeda-beda untuk mengarahkan atau memimpin bawahannya. Perilaku

kepemimpinan tersebut disebabkan oleh berbagai faktor. Menurut Kowalski dkk,

(2008:25-46) faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku kepemimpinan menjadi

dua faktor besar yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal adalah

faktor-faktor yang muncul diri pemimpin, sedangkan faktor eksternal adalah

faktor-faktor yang terkait dengan karakteristik bawahan dan situasi. Termasuk

didalamnya situasi organisasi dan sosial.

1. Faktor Internal

Sebagai seorang pribadi, pemimpin tentu memiliki karakter unik

yang membedakannya dengan orang lain. Keunikan ini tentu akan

berpengaruh pada pandangan dan cara ia memimpin. Ada karakter

bawaan yang menjadi ciri pemimpin sebagai individu, ada

kompetensi yang terbentuk melalui proses pematangan dan

pendidikan.

2. Faktor Eksternal

Faktor eksternal adalah faktor bawahan dan situasi. Faktor bawahan

adalah faktor yang disebabkan oleh karakter bawahan, di dalamnya

terkait dengan status sosial, pendidikan, pekerjaan, harapan, ideologi,

agama dan lain-lain. Faktor-faktor itu tentu akan menentukan

bagaimana pemimpin mengatur dan mempengaruhinya. Jika

bawahan itu adalah siswa, maka pemipimpin akan menjalan pola

kepemimpinan sesuai dengan karakter siswa. Karakter siswa pun

akan berbeda-beda, ada yang belum dewasa sehingga pemimpin

mendekatinya dengan pendekatan pedagogi, ada pula siswa yang

sudah dewasa sehingga memerlukan pendekatan andragogi.

Menurut Reitz (2001:23) Ada beberapa faktor-faktor yang mempengaruhi

perilaku pemimpin sebagai berikut:

1. Kepribadian dimana hal ini mencangkup nilai-nilai pengalaman

masa lalu dan harapan pemimpin akan mempengaruhi gaya

pemimpin

2. Harapan dan perilaku atasan

3. Karakteristik, harapan dan perilaku bawahan mempengaruhi

terhadap apa gaya pemimpin

4. Kebutuhan tugas, setiap tugas bawahan juga akan mempengaruhi

gaya pemimpin

5. Iklik dan kebijakan organisasi mempengaruhi harapan dan perilaku

bawahan

6. Harapan dan perilaku rekan

Menurut Hersey (2003:52), faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku

pemimpin sebagai berikut:

1. Sejumlah tingkah laku dalam tugas yang diperlihatkan oleh seorang

pemimpin

2. Tingkat kesiapan yang ditunjukkan oleh para bawahan dalam pelaksanaan

tugas dan kegiatan

3. Sejumlah tingkah laku dalam berhubungan sosial yang diperlihatkan oleh

seoprang pemimpin

Menurut Terry (2003:101), faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku

pemimpin sebagai berikut:

1. Dapat menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain

2. Melalui orang lain mampu memimpin, mampu berkomunikasi, dan

bersikap manusiawi

3. Pengendalian dalam dimana bersikap obyektif, mengkoreksi diri dan

merasa dapat di ganti

4. Kelebihan dalam wawasan.

Menurut Siagian (2003:79) menyatakan bahwa faktor perilaku

kepemimpinan adalah sebagai berikut:

1. Kepribadian dimana hal ini mencangkup nilai-nilai pengalaman masa lalu

dan harapan pemimpin akan mempengaruhi gaya pemimpin

2. Harapan dan perilaku atasan

3. Karakteristik, harapan dan perilaku bawahan mempengaruhi terhadap apa

gaya pemimpin

4. Kebutuhan tugas, setiap tugas bawahan juga akan mempengaruhi gaya

pemimpin.

Berdasarkan uraian di atas, maka penulis menyimpulkan bahwa faktor-

faktor yang mempengaruhi perilaku kepemimpinan adalah, faktor internal dan

faktor eksternal.

kepada komunikan sesuai dengan yang diinginkan komunikator.

2.2.5 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Komunikasi

Untuk mencapai tingkat efektivitas yang tinggi sebagai hasil dari

komunikasi, harus kita sadari bahwa komunikan memiliki sifat selektif terhadap

media massa mana yang dipilihnya atau disukainya.

Menurut effendy, (2002:27) faktor-faktor yang mempengaruhi

komunikasi, adalah:

1. Komunikasi Harus Tepat Waktu dan Tepat Sasaran, Ketepatan

waktu dalam menyampaikan komunikasi harus betul-betul

diperhatikan, sebab apabila penyampaian komunikasi tersebut

terlambat maka kemungkinan apa yang disampaikan tersebut tidak

ada manfaatnya lagi

2. Komunikasi harus lengkap, selain komunikasi yang disampaikan

harus mudah dimengerti oleh penerima komunikasi, maka

komunikasi tersebut harus lengkap sehingga tidak menimbulkan

keraguan bagi penerima komunikasi. Hal itu perlu ditekankan, sebab

meskipun komunikasi mudah dimengerti tetapi apabila komunikasi

tersebut kurang lengkap, maka hal itu menimbulkan keraguan bagi

penerima komunikasi, sehingga pelaksanaan tidak sesuai dengan apa

yang diinginkan.

3. Komunikasi perlu memperhatikan situasi dan kondisi, dalam

menyampaikan suatu komunikasi, apalagi bilamana komunikasi

yang harus disampaikan tersebut merupakan hal-hal yang penting

yang perlu pengertian secara mendalam, maka faktor situasi dan

kondisi yang tepat perlu diperhatikan. Apabila solusi dan kondisi

dirasakan kurang tepat , bilamana komunikasi yang akan

disampaikan tersebut dapat ditunda maka sebaiknya penyampaian

komunikasi tersebut ditangguhkan.

4. Komunikasi perlu menghindarkan kata-kata yang tidak enak, agar

komunikasi yang disampaikan mudah dimengerti dan diindahkan

maka perlu dihindarkan kata-kata yang kurang baik. Dengan kata-

kata yang kurang enak ini dimaksudkan adalah kata-kata yang dapat

menyinggung perasaan penerima informasi, meskipun dalam kamus

hal itu tidak salah dan cukup jelas.

5. Adanya persuasi dalam komunikasi, Seringkali manajer harus

merubah sikap, tingkah laku dan perbuatan dari orang-orangnya

sesuai dengan yang diinginkan, untuk itu dalam pelaksanaan

komunikasi harus disertai dengan persuasi.

Berdasarkan uraian di atas, maka penulis menyimpulkan bahwa faktor-

faktor yang mempengaruhi komunikasi adalah, komunikasi harus tepat waktu dan

tepat sasaran, komunikasi harus lengkap, komunikasi perlu memperhatikan situasi

dan kondisi, komunikasi perlu menghindarkan kata-kata yang tidak enak, adanya

persuasi dalam komunikasi.

2.2.6 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Produktivitas Kerja Pegawai

Kemampuan Peningkatan produktivitas kerja pegawai merupakan hal yang

sangat penting dalam suatu organisasi. Menurut Simanjuntak dalam Sonny

(2009:169), juga mendefenisikan faktor yang mempengaruhi produktivitas kerja

pegawai dalam organisasi yang digolongkan pada tiga kelompok, yaitu:

1. Kualitas dan kemampuan fisik pegawai, dipengaruhi oleh tingkat

pendidikan, latihan, motivasi, etos kerja, mental, dan kemampuan

fisik pegawai yang bersangkutan. Peningkatan produktivitas kerja

membutuhkan waktu yang lama dan memerlukan teknik-teknik

tertentu, antara lain dengan menciptakan iklim dan lingkungan kerja

yang menyenangkan dan hubungan industrial yang serasi.

2. Sarana pendukung, untuk meningkatkan produktivitas kerja pegawai

dalam sebuah organisasi dapat dikelompokkan pada dua golongan ,

yaitu:

a. Menyangkut lingkungan kerja (teknologi dan cara produksi,

sarana dan peralatan produksi yang digunakan, tingkat

keselamatan dan kesehatan kerja, serta suasana dalam lingkungan

kerja itu sendiri.

b. Menyangkut kesejahteraan pegawai yang terjamin dalam sistem

pengupahan dan jaminan sosial, serta jaminan kelangsungan kerja

3. Supra sarana, menyangkut tiga hal:

a. Kebijaksanaan pemerintah dibidang ekspor impor, pembatasan-

pembatasan dan pengawasan, juga mempengaruhi ruang lingkup

pimpinan organisasi dan jalannya aktivitas di organisasi.

b. Hubungan antara pengusaha dan pegawai juga mempengaruhi

kegiatan-kegiatan yang dilakukan sehari-hari. Bagaimana

pandangan pengusaha terhadap pegawai, sejauh mana hak-hak

pegawai mendapat perhatian, sejauh mana pegawai diikut

sertakan dalam pembuatan kebijakan.

Simanjuntak dalam Sutrisno (2009:106) ada beberapa faktor yang dapat

mempengaruhi produktivitas kerja karyawan, yaitu :

a. Pelatihan

Pelatihan kerja dimaksudkan untuk melengkapi karyawan dengan

keterampilan dengan keterampilan dan cara-cara yang tepat untuk

menggunakan peralatan kerja. Untuk itu latihan kerja diperlukan

bukan saja sebagian pelengkap akan tetapi sekaligus untuk

memberikan dasar-dasar pengetahuan karena dengan latihan berarti

para karyawan belajar untuk mengejar sesuatu dengan benar-benar

dan tepat, serta dapat memper kecil atau meninggalkan kesalahan –

kesalahan yang mereka lakukan.

b. Mental dan kemampuan fisik karyawan

Keadaan mental dan kemampuan fisik karyawan merupakan hal

yang sangat penting untuk menjadi perhatian bagi organisasi, sebab

kaadaan fisik dan mental karyawan mempunyai hubungan yang

sangat erat dengan produktivitas kerja karyawan.

c. Hubungan antara atasan dan bawahan

Hubungan atasan dengan bawahan akan mempengaruhi kegiatan

yang dilakukan sehari–hari. Bagaimana pandangan atasan terhadap

bawahan, sejauh mana bawahan diikutsertakan dalam penentun

tujuan.sikap yang saling menjalin telah mampu meningkatkan

produktivitas kerja karyawan dalam bekerja, dengan demikian, jika

karyawan diberlakukan dengan baik, maka karyawan tersebut akan

berpartisipasi dengan baik pula dalam proses produksi, sehingga

akan berpengaruh pada berproduksi kerja.

Berdasarkan uraian-uraian di atas, maka penulis menyimpulkan bahwa

faktor-faktor yang mempengaruhi produktivitas kerja pegawai adalah seseorang

mempunyai produktivitas kerja yang jelek disebabkan orang tersebut mempunyai

kemampuan rendah dan orang tersebut tidak memiliki upaya-upaya untuk

memperbaikinya.

2.3 Indikator Variabel Penelitian

2.3.1 Indikator Variabel Perilaku Kepemimpinan

Indikator dibuat atau ditentukan dengan tujuan untuk mempermudah

melakukan penilaian tentang perilaku kepemimpinan. Menurut Yuk dalam Kaloh

(2009:150) adanya indikator perilaku kepemimpinan dituangkan dalam alat ukur

baku yang digunakan untuk mengetahui profil perilaku pemimpin dan kategori

perilaku kepemimpinan sehingga dapat digunakan pemimpin untuk mengetahui

indikator-indikator perilaku kepemimpinannya, yaitu:

1. Perilaku Menyebarkan Informasi (Informating)

Penyebaran informasi merupakan alat organisasi dalam rangka

pengembangan organisasi maupun untuk membina hubungan kerja

antara para anggota organisasi. Perilaku menyebarkan informasi,

yaitu perilaku atau tindakan pemimpin dalam menyebarkan

informasi yang relevan seperti keputusan dan rencana, memberikan

informasi teknis yang dibutuhkan bawahan dalam melakukan

pekerjaannya, menginformasikan kepada bawahan tentang kemajuan

yang dicapai organisasi secara keseluruhan.

2. Perilaku Konsultasi dan Delegasi (Consulting and Delegating)

Perilaku konsultasi dan delegasi, yaitu perilaku atau tindakan

pemimpin untuk membahas bersama pihak lain sebelum membuat

keputusan, memberikan saran yang dapat mendorong kemajuan,

memberikan kesempatan atau keluasan kepada bawahannya untuk

mengambil keputusan secara mandiri, menampung ide dan saran dari

bawahan sebelum mengambil keputusan serta memberi kesempatan

kepada bawahan untuk melaksanakan tanggungjawab atas

pelaksanaan tugas pokok. Dengan perilaku ini, keputusan yang

diambil pemimpin didukung oleh semua pihak dan pada akhirnya

bobot keberhasilannya akan lebih besar.

3. Perilaku Perencanaan dan Pengorganisasian (Planning and

Organizing)

Perilaku perencanaan dan pengorganisasian yaitu perilaku atau

tindakan pemimpin dalam wujud merumuskan tujuan dan strategi

untuk dapat menyesuaikan dengan perubahan lingkungan,

merumuskan bagaimana mengalokasikan dan memanfaatkan sumber

daya manusia dalam rangka pencapaian tujuan, merumuskan

bagaimana mengembangkan efesiensi dalam pelaksanaan kegiatan

dan bagaimana melakukan koordinasi yang baik dengan pihak lain.

4. Perilaku Pemecahan Masalah (Problem Solving)

Perilaku pemecahan masalah yaitu perilaku atau tindakan pemimpin

dalam mengidentifikasikan masalah-masalah yang berhubungan

dengan pekerjaan, menganalisis masalah secara sistematis dan terus-

menerus guna mengidentifikasi penyebab dan menemukan

pemecahannya. Konsekuen melaksanakan keputusan dan tugas

dalam mengatasi atau krisis yang dihadapi organisasi.

5. Perilaku Merumuskan Perilaku dan Tujuan (Clarifying)

Perilaku merumuskan perilaku dan tujuan, yaitu perilaku atau sikap

dan tindakan pemimpin dalam mewujudkan perumusan tugas-tugas,

menetapkan arah pekerjaan, memberi pengertian tentang

tanggungjawab yang diemban sehubungan dengan jabatan,

merumuskan tujuan yang akan dicapai, menentukan batas waktu

penyelesaian tugas dan mengarahkan bawahan dalam

penyelenggaraan tugas-tugas organisasi. Perilaku merumuskan

perilaku dan tujuan dari pemimpin akan membentuk persepsi staf

terhadap tugas organisasi serta meningkatkan kapabilitas pimpinan

terhadap pelaksanaan tugas organisasi.

6. Perilaku Pemantauan (Monitoring)

Perilaku pemantauan yaitu perilaku atau sikap dan tindakan

pemimpin guna memperoleh informasi tentang kegiatan kerja,

melakukan pengecekan tentang kemajuann dan kualitas pekerjaan,

evaluasi kinerja bawahan dan unit instansi di lingkungan organisasi

dan melakukan pengamatan untuk mengetahui berbagai peluang dan

hambatan yang dihadapi dalam pelaksanaan tugas-tugas dan

program organisasi. Pemantauan dilakukan untuk memperoleh

informasi mengenai kegiatan kerja, pengamatan dan evaluasi

terhadap kemajuan dan kualitas pekerjaan serta menjadi masukan

bagi pemimpin dalam melanjutkan dan mengembangkan apa yang

telah dicapai.

7. Perilaku Motivasi

Perilaku motivasi yaitu perilaku atau sikap dan tindakan pemimpin

untuk mempengaruhi emosi bawahan dengan menggunakan nilai-

nilai serta logika guna mendorong antusiasme atau semangat kerja

pegawai, menumbuhkan komitmen terhadap tujuan dan tugas,

bersedia melakukan kerjasama, memberi bantuan dan dukungan.

Pemberian motivasi dimaksudkan untuk mempengaruhi emosi

bawahan dan menumbuhkan komitmen terhadap tugas dan tujuan

serta mengembangkan hubungan kerjasama, yang diharapkan dapat

meningkatkan semangat dan kegairahan bawahan dalam

menjalankan tugasnya.

8. Perilaku Pengakuan dan Penghargaan pemimpin untuk menyediakan

hadiah, pengakuan dan penghargaan kepada bawahan yang

kecakapannya baik dan yang memberikan kontribusi bagi

keberhasilan pelaksanaan tugas-tugas dilingkungan organisasi.

Pengakuan dan penghargaan erat kaitannya dengan motivasi.

Pengakuan dan penghargaan diberikan kepada pegawai dengan

harapan agar tindakan tersebut tercipta semangat kerja yang tinggi.

Dalam organisasi pemerintah pengakuan dan penghargaan terhadap

pegawai yang berprestasi biasanya dalam bentuk pujian yang

kadang-kadang disertai dengan pemberian piagam penghargaan dan

hadiah lainnya.

9. Perilaku Dukungan (Supporting)

Perilaku dukungan yaitu perilaku atau sikap dan tindakan pemimpin

yang terungkap dalam bentuk sifat bersahabat, baik budi, suka

membantu, selalu menunjukkan dukungan dan simpati kepada

bawahannya dan melakukan sesuatu untuk mendorong bawahan agar

skill-nya meningkat dan kariernya berkembang.

10. Perilaku Mencegah Konflik dan Mengembangkan Kelompok

(Managing Conflict and Team Building)

Perilaku mencegah konflik dan mengembangkan kelompok kerja

yaitu perilaku atau sikap dan tindakan pemimpin untuk mendorong

dan menyediakan fasilitas yang konstruktif dalam pemecahan

masalah dan mendorong atau mengembangkan kerjasama kelompok

yang cocok dalam penyelenggaraan tugas-tugas atau program

organisasi. Peran pemimpin dalam pencegahan konflik adalah untuk

mendorong dan menyediakan fasilitas yang sifatnya konstruktif yang

dapat membantu proses pemecahan masalah. Demikian pula perilaku

pemimpin dalam mengembangkan kelompok hanya digunakan pada

situasi dan kondisi tertentu.

11. Perilaku Membuat Jaringan

Perilaku membuat jaringan yaitu perilaku atau sikap dan tindakan

pemimpin dalam wujud membaur secara informal, membangun

hubungan dengan orang yang memiliki sumber informasi dan

dukungan, memantapkan hubungan dengan semua pihak yang terkait

secara periodic melalui kunjungan, telepon, surat-menyurat dan

kehadiran dalam rapat-rapat serta kegiatan sosial.

Sedangkan menurut Kartono (2008:34) menyatakan indikator perilaku

kepemimpinan adalah:

1. Sifat

Seorang pemimpin sangat berpengaruh dalam perilaku kepemimpinan

untuk menentukan keberhasilanannya menjadi seorang pemimpin

yang berhasil, serta ditentukan oleh kemampuan pribadi pemimpin.

Kemampuan pribadi yang dimaksud adalah kualitas seseorang dengan

berbagai sifat, perangai atau ciri-ciri di dalamnya.

2. Kebiasaan

Memegang peranan utama dalam perilaku kepemimpinan sebagai

penentu pergerakan perilaku seorang pemimpin yang menggambarkan

segala tindakan yang dilakukan sebagai pemimpin baik.

3. Temperamen

Gaya perilaku seorang pemimpin dan cara khasnya dalam memberi

tanggapan dalam berinteraksi dengan orang lain. Beberapa pemimpin

bertemperamen aktif, sedangkan yang lainnya tenang. Deskripsi ini

menunjukkan adanya variasi temperamen.

4. Watak

Seorang pemimpin yang lebih subjektif dapat menjadi penentu bagi

keunggulan seorang pemimpin dalam mempengaruhi keyakinan

(determination), ketekunan (persistence), daya tahan (endurance),

keberanian (courage).

5. Kepribadian

Seorang pemimpin menentukan keberhasilannya yang ditentukan oleh

sifat-sifat/ krakteristik keperibadian yang dimilikinya.

Dari pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa indikator perilaku

kepemimpinan adalah pemimpin harus bertanggungjawab dalam menyelesaikan

tugas-tugas yang telah diberikan kepadanya, agar tujuan organisasi dapat berjalan

dengan baik.

2.3.2 Indikator Variabel Komunikasi

Komunikasi yang efektif antara pegawai dan pimpinan mengurangi

tekanan psikologis menghadapi pekerjaan yang monoton dalam rangka

peningkatan prestasi yang berefek pada produktivitas kerja sehingga perkantoran

tidak mengalami kekeringan inovasi mencari model manajemen pelayanan umum

yang lebih prima. Menurut Effendy (2000:13) Dalam memahami komunikasi,

maka kita harus mengetahui apa saja indikator-indikator dalam komunikasi

sebagai berikut :

1. Pemahaman

Merupakan suatu kemampuan memahami pesan secara cermat

sebagaimana yang disampaikan oleh komunikator. Dalam hal ini

komunikan dikatakan efektif apabila mampu memahami secara

tepat. Sedangkan komunikator dikatakan efektif apabila berhasil

menyampaikan pesan secara cermat.

2. Kesenangan

Apabila proses komunikasi itu selain berhasil menyampaikan

informasi, juga dapat berlangsung dalam suasana yang

menyenangkan ke dua belah pihak. Sebenarnya tujuan

berkomunikasi tidaklah sekedar transaksi pesan, akan tetapi

dimaksudkan pula untuk saling interaksi secara menyenangkan

untuk memupuk hubungan insani.

3. Sikap

Apabila seorang komunikan setelah menerima pesan kemudian

sikapnya berubah sesuai dengan makna pesan itu. Tindakan

mempengaruhi orang lain merupakan bagian dari kehidupan sehari-

hari di perkantoran. Dalam berbagai situasi kita berusaha

mempengaruhi sikap orang lain dan berusaha agar orang lain

bersikap positif sesuai keinginan kita.

4. Hubungan yang makin baik

Bahwa dalam proses komunikasi yang efektif secara tidak sengaja

meningkatkan kadar hubungan interpersonal. Di perkantoran,

seringkali terjadi komunikasi dilakukan bukan untuk

menyampaikan informasi atau mempengaruhi sikap semata, tetapi

kadang-kadang terdapat maksud implisit di sebaliknya, yakni untuk

membina hubungan baik.

Kurangnya sifat keterbukaan diantara pimpinan dan bawahan akan

menyebabkan pembelokan atau tidak mau berkomunikasi satu sama lain sehingga

berdampak pada kinerja pegawai. Menurut Arni (2001:97) yang menjadi kendala

dalam komunikasi ini adalah, “Kepercayaan yang kurang pada pimpinan akan

mengakibatkan komunikasi antara bawahan tidak baik”. Reaksi karyawan

terhadap komunikasi lewat media pesan, pesan yang banyak peagawai cenderung

tidak membaca pesan-pesan tertentu yang dianggap penting bagi dirinya dan tidak

dibaca.

Komunikasi efektif di perkantoran akan sangat membantu peningkatan

kinerja dan ketepatan dalam penyelesaian suatu urusan menurut Rakhmat (2005 :

124). “Indikator dalam komunikasi memiliki kemampuan yang dapat dipahami

secara cermat untuk kamunikasi yang efektif dan baik”. Di dalam kehidupan

perkantoran, komunikasi efektif ini menjadi sebuah kebutuhan. Banyak aturan

yang harus dilengkapi penjelasan, dimaksudkan agar kesalah pahaman

interpretasi dapat dihindarkan. Apabila salah seorang pegawai kantor merasa belm

jelas dengan informasi yang diterimanya, maka lebih baik meminta penjelasan.

Dari teori diatas, maka penulis menyimpulkan bahwa indikator

komunikasi yaitu Pemahaman, kesenangan, sikap, hubungan yang makin baik

2.3.3 Indikator Variabel Produktivitas Kerja Pegawai

Dalam meningkatkan produktivitas kerja pegawai terdapat beberapa

indikator produktivitas kerja pegawai diantaranya, Sulistyarini, (2006:20) yaitu:

1. Motivasi

motivasi merupakan kekuatan atau motor pendorong kegiatan

seseorang kearah pencapaian tujuan tertentu dan melibatkan segala

kemampuan yang dimiliki untuk mencapainya. Pegawai sebagai

manusia (individu) sudah barang tentu memiliki identifikasi

tersendiri antara lain sebagai berikut:

1. Tabiat atau watak

2. Sikap atau tingkah laku atau penampilan

3. Kebutuhan

4. Keinginan

5. Cita-cita atau kepentingan lainnya

6. Kebiasaan-kebiasaan yang dibentuk oleh keadaan aslinya

7. Keadaan lingkungan dan pengalaman pegawai itu sendiri karena

setiap pegawai memiliki identifikasi yang berlainan sebagai

akibat dari latar belakang pendidikan, pengalaman dan

lingkungan masyarakat yang beranekaragam, maka ini terbawa

juga dalam hubungan kerjanya sehingga akan mempengaruhi

sikap dan tingkah laku pegawai tersebut dalam melaksanakan

pekerjaannya. Demikian pula pimpinan juga mempunyai latar

belakang budaya dan pandangan falsafah serta pengalaman dalam

menjalankan pekerjaan yang berlain-lainan sehingga berpengaruh

didalam melaksanakan pola hubungan kerja dengan pegawai.

2. Kedisiplinan

Disiplin merupakan sikap mental yang tercermin dalam perbuatan

tingkah laku perorangan, kelompok atau masyarakat berupa

kepatuhan atau ketaatan terhadap peraturan, ketentuan, etika, norma

dan kaidah yang berlaku. Disiplin kerja adalah sikap kejiwaan

seseorang atau kelompok yang senantiasa berkehendak untuk

mengikuti atau mematuhi segala peraturan yang telah ditentukan.

3. Etos Kerja

Etos kerja merupakan salah satu faktor penentu produktivitas kerja

pegawai, karena etos kerja merupakan pandangan untuk menilai

sejauh mana kita melakukan suatu pekerjaan dan terus berupaya

untuk mencapai hasil yang terbaik dalam setiap pekerjaan yang kita

lakukan. Usaha untuk mengembangkan etos kerja yang produktif

pada dasarnya mengarah pada peningkatan produktivitas kerja

pegawai.

4. Keterampilan

Faktor ketrampilan baik faktor teknis maupun manajerial sangat

menentukan tingkat pencapaian produktivitas kerja pegawai. Dengan

demikian setiap individu selalu dituntut untuk terampil dalam

penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi mutakhir.

5. Pendidikan

Tingkat pendidikan harus selalu dikembangkan baik melalui jalur

pendidikan formal maupun informal. Karena setiap penggunaan

teknologi hanya akan dapat kita kuasai dengan pengetahuan,

keterampilan dan kemampuan yang handal.

6. Lingkungan dan iklim kerja

Lingkungan dan iklim kerja yang baik akan mendorong pegawai

agar senang bekerja dan meningkatkan rasa tanggungjawab untuk

melakukan pekerjaan dengan lebih baik. Iklim kerja yang sehat dapat

mendorong sikap keterbukaan baik dari pihak pegawai maupun dari

pihak pimpinan sehingga mampu menumbuhkan motovasi kerja

yang searah antara pegawai dan pimpinan dalam rangka

menciptakan ketentraman kerja dan kelangsungan usaha kearah

peningkatan produktivitas kerja pegawai.

Menurut Sutrisno (2009:104) untuk mengukur produktivitas kerja,

diperlukan suatu indikator :

1. Kemampuan

Mempunyai kemampuan untuk melaksanakan tugas. Kemampuan

seorang karyawan sangat tergantung pada keterampilan yang

dimiliki serta profesionalisme mereka dalam bekerja. Ini

memberikan daya untuk menyelesaikan tugas yang di embanya

kepada mereka.

2. Berusaha untuk meningkatkan hasil yang dicapai. Hasil merupakan

salah satu yang dirasakan baik oleh yang mengerjakan maupun yag

menikmati hasil pekerjaan tersebut. Jadi, upaya untuk memanfaatkan

produktivitas kerja bagi masing-masing yang terlibat dalam suatu

pekerjaan.

3. Semangat kerja

Ini merupakan usaha untuk lebih baik dari hari kemarin. Indikator ini

dapat dilihat dari etos kerja dan hasil yang dicapai dari satu hari

kemudian dibandingkan dengan hari sebelumnya.

4. Pengembangan diri

Senantiasa pengembangan diri untuk meningkatkan kemampuan

kerja. Pengembangan diri dapat dilakukan dengan melihat tantangan

dan harapan dengan apa yang dihadapi. Sebab semakin kuat

tantangan, pengemambangan diri mutlak dilakukan. Begitu juga

harapan untuk menjadi lebih baik pada gilirannya akan sangat

berdampak pada keinginan karyawan untuk meningkatkan

kemampuan.

5. Mutu

Selalu berusaha untuk meningkatkan mutulebih baik yang telah

lalu.mutu merupakan hasil pekerjaan yang dapat menunjukan

kualitas kerja pegawai. Jadi,meningkatkan mutu bertujuan untuk

memberikan hasil yang terbaik yang pada gilirannya akan sangat

berguna pada perusahaan dan diri sendiri.

6. Efisiensi

Perbandingan antara hasil yang dicapai dengan kesel;uruhan sumber

daya yang digunakan. Masuk dan keluar merupakan aspek

produktivitas kerja yang memberikan pengaruh yang cukup

signifikan bagi karyawan.

Berdasarkan uraian di atas, maka penulis menyimpulkan bahwa indikator

produktivitas kerja pegawai adalah motivasi, kedisiplinan, etos kerja,

keterampilan, pendidikan, lingkungan dan iklim kerja.

2.4. Penelitian Terdahulu

Penelitian yang dilakukan oleh Regina Aditya Reza (2010) mengambil

judul Pengaruh Gaya Kepemimpinan, Motivasi Dan Disiplin Kerja Terhadap

Kinerja Karyawan PT Sinar Santosa Perkasa Banjarnegara. Hasil pengujian

hipotesis (H1) telah membuktikan terdapat pengaruh antara gaya kepemimpinan

terhadap kinerja karyawan. Melalui hasil perhitungan yang telah dilakukan

diperoleh nilai t hitung sebesar 3,628 dengan taraf signifikansi hasil sebesar

0,000 tersebut lebih kecil dari 0,05, dengan demikian Ha diterima dan Ho ditolak.

Pengujian ini secara statistik membuktikan bahwa gaya kepemimpinan

berpengaruh positif terhadap kinerja karyawan. Artinya bahwa ada pengaruh

antara variabel gaya kepemimpinan terhadap kinerja karyawan di PT Sinar

Santosa Perkasa Banjarnegara.

Sedangkan R. Widi Nugroho Wijonarko (2014) melakukan penelitian

dengan judul “Pengaruh Gaya Kepemimpinan Transformasional Dan Motivasi

Kerja Terhadap Kinerja Agen” (Studi Kasus Pada Agen Pt. Asuransi Jiwasraya

Persero Yogyakarta Kota Branch Office) Dari hasil penelitian diketahui adanya

pengaruh positif gaya kepemimpinan transformasional terhadap kinerja agen.

Hal ini dibuktikan dengan β = 0,544 (**p<0.01; p=0,000). Kontribusi gaya

kepemimpinan transformasional untuk menjelaskan kinerja agen sebesar (∆R2)

0,280. Dengan jawaban tertinggi yang terletak pada kategori sedang (3,57)

yang berada pada dimensi konsiderasi individual dengan indikator perhatian

pribadi kepada bawahan.

Berdasarkan uraian di atas, dapat dilihat bahwa penelitian yang terkait

perilaku kepemimpinan dan komunikasi terhadap produktivitas kerja pegawai

telah dilakukan.

2.5. Kerangka Berpikir

Perilaku kepemimpinan merupakan suatu tindakan yang dilakukan

pemimpin secara terus menerus yang karena kemampuannya dapat menggerakkan

orang lain untuk melakukan sesuatu dalam rangka pencapaian tujuan.

Suatu organisasi yang memiliki sumber daya manusia yang berkualitas

merupakan modal utama bagi organisasi untuk mencapai tujuan perusahaan atau

instansi tetentu. Untuk mencapai tujuan organisasi tersebut, dibutuhkan sumber

daya manusia yang mempunyai kapasitas dan kualitas yang tinggi berupa

keahlian, keterampilan, pengetahuan, perilaku dan komunikasi yang baik sesuai

tuntutan pekerjaan.

Komunikasi adalah proses pemindahan pengertian dalam bentuk gagasan,

informasi dari seseorang ke orang lain. Kemampuan seorang pegawai dalam

mengerjakan sesuatu yang di bebankan tidak cukup bagi organisasi dalam

mencapai tujuannya apabila seorang pimpinan tidak bisa menyatukan semua

kemampuan yang dimiliki oleh pegawai yang ada didalam organisasi maka

keinginan organisasi dalam meningkatkan produktifitas kerja tidak akan tercapai

begitu juga dengan komunikasi apabila tidak terjalin dengan baik maka hal ini

akan mengakibatkan produktifitas kerja pegawai yang akan rendah.

Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa perilaku kepemimpinan

berpengaruh positif terhadap produktifitas kerja pegawai dan komunikasi juga

berpengaruh positif terhadap kinerja pegawai. Agar pembaca lebih mudah

memahami tujuan peneliti dapat dilihat melalui bagan atau gambar sebagai

berikut:

Gambar 2.1

Bagan Kerangka Berpikir

Sumber: Olahan peneliti 2017

Perilaku Kepemimpinan (X1)

Produktivitas Kerja (Y)

Komunikasi (X2)

Keterangan :

Perilaku Kepemimpinan (X1) : Variabel bebas

Komunikasi (X2) : Variabel bebas

Produktivitas Kerja Pegawai (Y) : Variabel terikat

2.6. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan teoritis dan kerangka berpikir di atas, hipotesis dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Ada pengaruh perilaku kepemimpinan terhadap produktivitas kerja pegawai

pada Kantor Camat Lahusa Kabupaten Nias Selatan.

2. Ada pengaruh komunikasi terhadap produktivitas kerja pegawai pada Kantor

Camat Lahusa Kabupaten Nias Selatan.

3. Ada pengaruh perilaku kepemimpinan dan komunikasi terhadap produktivitas

kerja pegawai pada Kantor Camat Lahusa Kabupaten Nias Selatan.

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kuantitatif dengan metode

penelitian asosiatif. Penelitian Kuantitatif yaitu penelitian dengan maksud

memperoleh data berbentuk angka atau data kualitatif yang diangkakan.

Sedangkan penelitian asosiatif merupakan penelitian yang bertujuan untuk

mengetahui pengaruh antara dua variabel atau lebih. Dengan penelitian ini maka

akan dapat dibangun suatu teori yang dapat berfungsi untuk menjelaskan,

meramalkan dan mengontrol suatu gejala.

3.2. Populasi dan Sampel

3.2.1. Populasi

Menurut Sugiyono (2007:115) “Populasi adalah wilayah generalisasi yang

terdiri atas subyek-subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu

yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik

kesimpulannya”. populasi dalam penelitian ini adalah seluruh Pegawai Kantor

Camat Lahusa Kabupaten Nias Selatan yang berjumlah 30 orang.

3.2.2. Sampel

Penelitian ini adalah dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh

populasi tersebut. Menurut Sugiyono (2005:48) mengatakan umumnya penelitian

sudah menentukan terlebih dahulu jumlah sample yang lebih baik. Untuk sekedar

ance-ance, apabila subyeknya kurang dari 100, lebih baik peneliti mengambil

semua, sehingga dalam penelitian ini, peneliti mengambil seluruh jumlah populasi

untuk dijadikan sample penelitian. Yakni seluruh Pegawai Kantor Camat Lahusa

Kabupaten Nias Selatan yang berjumlah 30 orang

3.3. Defenisi Operasional Variabel

3.3.1 Perilaku Kepemimpinan (X1)

Perilaku kepemimpinan merupakan suatu tindakan yang dilakukan

pemimpin secara terus menerus yang karena kemampuannya dapat menggerakkan

orang lain untuk melakukan sesuatu dalam rangka pencapaian tujuan. Instrumen

penelitian yang dijadikan indikator variabel perilaku kepemimpinan dapat dilihat

pada tabel 3. 1, dibawah ini:

Tabel 3.1

Instrumen indikator variabel perilaku kepemimpinan (X1)

Variabel Indikator Nomor Soal Jumlah

Perilaku

Kepemimpinan

Perilaku menyebarkan

informasi 1 1

Perilaku konsultasi dan

delegasi 2 1

Perilaku perencanaan dan

pengorganisasian 3 1

Perilaku pemecahan

masalah 4 1

Perilaku merumuskan

peranan dan tujuan 5

1

Perilaku pemantauan 6 1

Perilaku motivasi 7 1

Perilaku pengakuan 8 1

Perilaku dukungan 9 1

Perilaku mencegah konflik 10 1

Jumlah 10

Sumber: Yuk dalam J. Kaloh (2009:150)

3.3.2 Komunikasi (X2)

Komunikasi adalah proses penyampaian pikiran atau perasaan oleh

seseorang kepada orang lain dengan menggunakan lambang-lambang yang

bermakna bagi kedua pihak, dalam situasi yang tertentu komunikasi menggunakan

media tertentu untuk merubah sikap atau tingkah laku seorang atau sejumlah

orang sehingga ada efek tertentu yang diharapkan.

Indikator instrumen variabel komunikasi dapat dilihat pada tabel 3. 2,

dibawah ini:

Tabel 3.2

Instrumen Indikator Variabel Komunikasi (X2)

Variabel Indikator Nomor Soal Jumlah

Komunikasi

Pemahaman 11, 12 2

Kesenangan 13, 14 2

Pengaruh pada sikap 15, 16 2

Hubungan yang makin

baik 17, 18

2

Tindakan 19, 20 2

Jumlah 10

Sumber: Sulistyarini (2006:102)

3.3.3 Produktivitas Kerja Pegawai (Y)

Produktivitas kerja pegawai adalah hasil kerja pegawai baik dari segi

kualitas maupun kuantintas berdasarkan standar kerja. Indikator instrumen

variabel produktivitas kerja pegawai dapat dilihat pada tabel 3. 3, dibawah ini:

Tabel 3.3

Instrumen indikator variabel produktivitas kerja pegawai (Y)

Variabel Indikator Nomor Soal Jumlah

Produktivitas kerja

pegawai

Motivasi 21, 22 2

Kedisiplinan 23, 24 2

Etos kerja 25, 26 2

Pendidikan 27, 28 2

Lingkungan dan iklim

kerja

29, 30 2

Jumlah 10

Sumber: Sulistyarini(2006:20)

3.4 . Data Penelitian

3.4.1. Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah data primer .

Data primer adalah data yang didapatkan langsung dari lokasi penelitian. Dengan

sumber data yang diperoleh secara langsung dari sumber utama melalui

penyebaran angket kepada seluruh Pegawai Kantor Camat Lahusa Kabupaten

Nias Selatan

3.4.2. Teknik Pengumpulan Data

Berdasarkan rumusan masalah dan tujuan penelitian, maka teknik

pengumpulan data dalam penelitian ini menggunkan angket. Teknik ini bertujuan

untuk mengkaji informasi tentang pengaruh perilaku kepemimpinan dan

komunikasi terhadap produktifitas kerja pegawai. Angket menggunakan skala

likert yang terdiri dari 30 item soal, yaitu 10 soal perilaku kepemimpinan (X1), 10

soal komunikasi (X2) dan 10 soal dari variabel produktifitas pegawai (Y) setiap

pernyataan tersedia 5 alternatif jawaban, yaitu

Tabel 3.4

Skala pengukuran data

Alternatif jawaban Bobot

Sangat Setuju (SS) 5

Setuju (S) 4

Ragu-ragu (RR) 3

Tidak Setuju (TS) 2

Sangat Tidak Setuju (STS) 1

3.5. Metode Analisis Data

Metode analisis data penelitian ini menggunakan metode analisis regresi

berganda dengan model matematis sebagai berikut:

Persamaan regresi liniernya sebagai berikut:

Keterangan:

= Variabel dependent

= Konstanta

= Koefisen persamaan regresi prediktor X1

= Koefisien persamaan regresi prediktor X2

X1,X2 = Variabel independent

e = Faktor pengganggu

Untuk mengestimasi koefisien regresi persamaan diatas diregres

menggunakan metode Ordinary Least Square (OLS), sehingga menghasilkan

persamaan berikut Gujarati (1978:95):

Keterangan:

= Variabel terikat yang diprediksikan

= Konstanta

X1,X2 = Variabel bebas

= Koefisien regresi yang diprediksikan

Nilai koefisien regresi dan konstanta dapat dihitung dengan rumus sebagai

berikut (Gujarati, 1978:95):

Keterangan:

= Nilai rata-rata Y

= Nilai rata-rata

= Nilai rata-rata

= Konstanta

= Koefisien regresi yang diprediksikan

y = Selisih nilai Y dengan nilai

= Selisih nilai X1 dengan nilai

= Selisih nilai X2 dengan nilai

3.6. Pengujian Instrumen Penelitian

3.6.1. Uji Validitas

Uji validitas berguna untuk mengetahui apakah ada pertanyaan-

pertanyaan pada kuesioner yang harus dibuang/diganti karena dianggap tidak

relevan. Pengujiannya dilakukan secara statistik. Umar (2011:166)

mengemukakan rumus yang dapat digunakan dalam menguji validitas angket

yaitu rumus Product Moment Pearson, yakni:

2222hitung

YYnXXn

YXXYnr

Keterangan:

rhitung = Koefisien korelasi hitung

X = Jumlah skor item

Y = Jumlah skor total (seluruh item)

n = Jumlah responden.

Pengujian tingkat validitas setiap item angket penelitian ini dilakukan

dengan mengkorelasikan pada tabel harga kritis r Product Moment dengan tingkat

kepercayaan 95%. Apabila rhitung> rtabel pada taraf signifikan α = 5% maka item

tersebut dinyatakan valid, sebaliknya jika rhitung< rtabel item angka dinyatakan tidak

valid.

3.6.2. Pengujian Reliabilitas

Uji reliabilitas menunjukkan sejaumana suatu instrument memberikan

hasil pengukuran yang konsisten, apa bilapengukuran dilakukan berulang-ulang.

Pengujian reabilitas ini hanya dilakukan terhadap butir-butir yang valid, yang

diperoleh melalui uji validitas. Salah satu tekni yang digunakan adalah dengan

metode konsistensi internal (internal consistency), dalam hal ini dengan

menggunakan koefisien Cronbach Alpa.

Menurut Ghozali (2004:140) suatu konstruk variabel dikatakan reliabel

jika memberikan nilai Cronbach Alpa > 0,60. Dengan rumus menggunakan uji

Cronbach Alpa dengan rumus sebagai berikut

rk

ka r

)1(1

Keterangan:

A = Koefisien reliabilitas

R = Koefisien rata-rata korelasi antar variabel

K = Jumlah Variabel dalam persamaan

Suatu instrument dikatakan handal jika nilai Cronbach Alpa 0,60 (Ghozali,

2002:52)

3.7. Pengujian Asumsi Klasik

Pengujian asumsi klasik adalah adalah digunakan untuk menguji apakah

model regresi benar-benar menunjukkan hubungan yang signifikan dan

representative. Pengujian asumsi klasik ini terdiri dari uji normalitas, uji

multikolinieritas, uji heterokedastisitas, dan uji autokorelasi.

3.7.1. Uji Normalitas

Normalitas data untuk analisis regresi adalah sebuah keharusan, jika data

tidak normal maka dikhawatirkan hasil analisis regresi nantinya tidak memberikan

kesimpulan yang valid. Menurut Suliyanto (2008:59) uji normalitas dimaksudkan

untuk mengetahui apakah residual yang telah distandardisasi berdistribusi normal

atau tidak. Untuk mendeteksi apakah nilai residual terstandardisasi berdistribusi

normal atau tidak dapat dilihat melalui sebaran Plot pada Graph P-P Plot

berbentuk linier dan tertumpu di sekitar garis diagonal P-P Plot dengan ketentuan

pengujian data sebagai berikut: a) Jika data menyebar disekitar garis diagonal dan

mengikuti arah garis diagonal maka model regresi memenuhi asumsi normalitas.

b) Jika data menyebar jauh dari garis diagonal dan atau tidak mengikuti arah

garis diagonal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.

3.7.2. Uji Multikolinearitas

Menurut Umar (2011:177) bahwa “Uji multikolinearitas dilakukan untuk

mengetahui apakah pada model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel

independen. Jika terjadi korelasi, terdapat masalah multikolinearitas yang harus

diatasi”. Untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolinearitas di dalam model

regresi, yakni dengan melihat dari nilai tolerance (TOL), dan lawannya yaitu

variance inflation factor (VIF). Nilai VIF dan TOL dapat dihitung dengan rumus:

TOL

1VIF dan

2R1TOL

Keterangan:

VIF = Variance Inflation Factor

TOL = Tolerance

R2 = Koefisien korelasi

Menurut Sulisyanto (2008:56) mengatakan bahwa “untuk mendeteksi ada

tidaknya multikolinearitas dengan melihat VIF (Variance Inflation Factor) dari

masing-masing variabel bebas terhadap variabel terikat” maka kriteria pengujian

multikolinearitas adalah jika nilai VIF dari sekitar angka 1 atau mempunyai nilai

TOL mendekati 1, maka dikatakan tidak terdapat masalah multikolinearitas.

3.7.3. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas dilakukan untuk mengetahui apakah dalam sebuah

model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual suatu pengamatan ke

pengamatan lain. Jika varians dari residual suatu pengamatan ke pengamatan tetap

disebut homoskedastisitas, Sedangkan untuk varians yang berbeda disebut

heteroskedastisitas. Model yang baik adalah tidak terjadi heteroskedastisitas.

Adanya heteroskedastisitas berarti ada varian variabel dalam model yang

tidak sama (konstan). Untuk mendeteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas

dapat dilakukan dengan mengamati scater plot dimana sumbu horizontal

menggambarkan nilai prediksi sedangkan sumbu vertikal menggambarkan nilai

residual kuadrat. Jika scater plot membentuk pola tertentu, maka hal tersebut

menunjukkan adanya masalah heteroskedastisitas dan jika scater plot menyebar

secara acak, maka menunjukkan tidak adanya masalah heteroskedastisitas

(Suliyanto, 2008:243)

3.7.4. Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan untuk mengetahui apakah ada korelasi antara

anggota serangkaian data observasi yang diuraikan menurut runtut waktu (time

series) atau ruang (cross section).Untuk menguji autokorelasi, Suliyanto,

(2008:269-270) menguraikan rumus uji Durbin-Watson sebagai berikut.

2

2

1t

et

eetDW

Keterangan

DW = Nilai Durbin-Watson Test

et = Nilai residual

e t-1 = Nilai residual satu sampel

Tabel 3.5

Kriteria Pengujian Autokorelasi dengan Durbin-Watson

< 1 Ada autokorelasi

1,1 – 1,54 Tanpa kesimpulan

1,55 – 2,46 Tidak ada autokorelasi

2,46 – 2,90 Tanpa kesimpulan

> 2,90 Ada autokorelasi

Sumber: Supranto (2009:273)

3.8. Pengujian Hipotesis

3.8.1. Uji t (t-test) secara Parsial

Menurut (Gujarati, 2006:140) menguraikan rumus yang digunakan untuk

mengetahui thitung secara parsial adalah sebagai berikut:

Keterangan :

t = Nilai thitung

= Konstanta

β1 = Koefisien regresi

Se = Kesalahan baku koefisien regresi

Untuk menyimpulkan apakah variabel independen secara

individual memiliki pengaruh yang signifikan maka harus membandingkan nilai

thitung dengan nilai ttabel dengan derajat kebebasan, df:α, (n-k).

Hipotesis yang digunakan adalah sebagai berikut:

Ho : βi = 0 (variabel independen secara individual tidak berpengaruh

Signifikan terhadap variabel dependen)

Hi : βi ≠ 0 (variabel independen secara individual berpengaruh Signifikan

terhadap variabel dependen)

Menurut Gujarati dalam Hapari (2007:66) bahwa langkah-langkah

pengujian yang dilakukan dalam uji t sebagai berikut:

a. Menentukan tingkat signifikan (α) sebesar 0,05 atau 5% (sig < 0,05)

b. Membandingkan thitung dengan ttabel.

Jika thitung< ttabel maka variabel independen secara individual tidak

berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen dan jika thitung> ttabel, maka

variabel independen secara individual signifikan terhadap variabel dependen.

3.8.2. Uji F (Secara Simultan)

Pengujian secara simultan dilakukan dengan Uji-F yang membandingkan

antara variasi variabel dependen yang dijelaskan didalam model dengan variasi

yang dijelaskan oleh variabel diluar model. Uji F digunakan untuk mengetahui

tingkat signifikan pengaruh variabel-variabel independen (Kepemimpinan dan

komunikasi) secara bersama-sama (simultan) terhadap variabel dependen

(Produktivitas Kerja). Pengujian hipotesis melalui uji F dapat dilakukan sebagai

berikut:

K1n

R1

K

R

F2

2

Keterangan:

R2 = koefisien korelasi berganda dikuadratkan

n = jumlah sampel

k = jumlah variabel bebas

Hipotesis yang digunakan adalah sebagai berikut:

Ho : β1 = β2 = 0 artinya tidak ada pengaruh secara signifikan antara

variabel-variabel bebas (Kepemimpinan dan komunikasi) terhadap variabel terikat

(Produktivitas Kerja). Ha : β1≥ β2≥ 0 artinya ada pengaruh secara signifikan antara

variabel-variabel bebas (Kepemimpinan dan komunikasi) terhadap variabel terikat

(Produktivitas Kerja). Untuk menyimpulkan apakah model masuk dalam kategori

good of fit atau tidak, maka harus membandingkan nilai Fhitung dengan Ftabel

dengan derajat kebebasan df: α, (k-1), (n-k).

3.8.3. Uji Koefisien Determinasi (R²)

Koefisien determinasi merupakan pengkuadratan dari nilai korelasi (R2).

Analisis ini digunakan untuk mengetahui besarnya pengaruh variabel independen

terhadap variabel dependen yang dinyatakan dalam persentase. Untuk mengukur

seberapa besar variabel bebas dapat menjelaskan variabel terikat, digunakan

koefisien determinasi (R2). Koefisien ini menunjukkan proporsi variabel terikat

yang dijelaskan oleh model regresi. Perhitungan nilai R2 berada pada interval 0 <

R2< 1. Suliyanto (2008:192) menyatakan bahwa semakin tinggi koefisien

determinasi maka semakin tinggi kemampuan variabel bebas dalam menjelaskan

variasi perubahan pada variabel tergantungnya. Untuk menghitung koefisien

determinasi digunakan rumus (Suliyanto, 2008:166).

2

2^

2

YY

YY

1R

Keterangan:

R2 = Koefisien determinasi Ῡ

∑ = Kuadrat selisih nilai Y riil dengan nilai Y prediktor

Ʃ(Y - Ῡ)2 = Kuadrat selisih nilai Y riil dengan nilai Y rata-rata

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

Kantor Camat Lahusa Kabupaten Nias Selatan terletak di Desa

Bawootalua dekat dengan jalan raya. Kantor Camat ini sudah berdiri sejak Tahun

1958 atau 1959. Tugas dan fungsi kantor Camat ini adalah pelayanan administrasi

publik tingkat kecamatan. Kepemimpinan kantor Camart Lahusa sudah beberapa

kali dilakukan pergantian dan begitu juga dengan pegawainya. Camat sekarang ini

yaitu Ibu Yurlina Zebua, S.Pd. Di Kecamatan Lahusa teridiri dari 23 Desa, yaitu :

1. Bawozihono,

2. Bawo’otalua,

3. Hiliwatema,

4. Hiliorudua,

5. Sinar Baru Daro-Daro,

6. Tetezou,

7. Mogae,

8. Sobawagoli,

9. Sinar Baho,

10. Bawolato,

11. Lahusa,

12. Lahusa 1,

13. Hilizomboi,

14. Hiligambukha,

15. Sara Hililaza,

16. Harenono,

17. Hilinawalo Balaekha,

18. Oikhoda Balaekha,

19. Angorudua Balaekha,

20. Golambanua 1,

21. Orahili Balaekha,

22. Hiliabolata,

23. Hilisimaetano.

4.1.2 Visi dan Misi Kantor Camat Lahusa Kabupaten Nias Selatan

a. Visi

Mewujudkan masyarakat yang maju, sehat dan cerdas dengan

kepemimpinan yang melayani, jujur dan sederhana.

b. Misi

1. Membangun kaltur pemerintahan yang bersih, mandiri, transparan,

dan berorientasi pada pelayanan.

2. Pemerataan pembangunan dengan skala prioritas yang berbasis desa,

3. Menyediakan sistem pelayanan kesehatan yang mudah dan

berkualitas

4. Menyediakan pendidikan yang berkualitas sebagai mana diamanatkan

dalam undang-undang dan pemerintah yang berlaku

5. Memperkuat sector pertanian menuju kemandirian pangan

6. Mengembangkan ekonomi yang mampu menciptakan lapangan kerja

dalam mendatangkan investor

7. Mengembangkan potensi pariwisata yang berbasis pada sumber daya

alam dan kebudayaan

8. Membangun generasi mudah yang berkarakteristik berbudaya dan

beriman

9. Memberikan rasa aman dan nyaman ditengah-tengah masyarakat

struktur organisasi.

4.1.3 Struktur Organisasi Kantor Camat Lahusa Kabupaten Nias Selatan

CAMAT LAHUSA

YURLINA ZEBUA, S.Pd

Pembina, IV/a

NIP. 19620724 298201 2 001 SEKCAM LAHUSA

NAATOLI HULU

Piñata Tk. I

NIP. 19620520 198503 1 006

STAF

1. FOGAMO LAIA

Pengatur Muda TK. I, III/c

NIP. 19650421 198712 1 003

2. YUSNIAR FAU

Pengatur Muda TK. I, II/c

NIP. 19840212 200611 2 001

KASUBAG PROGRAM & KEUANGAN

BUDIMAN SOKHI HULU, SE

Peneta Muda TK.I, III/b

NIP. 19820926 201101 1 001

KASUBAG UMUM

HADIRJANUS ZENDRATO

Pengatur. TK. I, III/d

NIP. 19610615 198304 1 001

STAF

3. NUSIMA’ATI HAREFA

Pengatur Muda TK. I, III/c

NIP. 19750951 200611 2 001

4. SUDIATI LAIA

Pengatur Muda TK. I, II/b

NIP. 19780504 200701 2 002

5.

Plh. KASI PEMERINTAHAN

Amin Yudi Buulolo, ST

Penata Tk. I, III/d

NIP. 19580817 198703 1 003

STAF

BAZISOKHI LAIA

Penata Muda TK. I, III/b

NIP. 19601026 197910 1 001

KASI PMD/K

KASUBAG KEUANGAN

BUDIMAN SOKHI HULU, S.E

Penata Muda TK. I, III/b

NIP. 19820926 201101 1 001

PLT. KASI KETENTRAMAN

DAN KETERTIBAN

AMIN YUDIN BUULOLO, ST

PENATA TK. I, III/d

NIP. 19580817 198703 1 003

STAF

SOKHISO BAEBE

Pengatur TK. I, II/c

NIP. 19801003 200103 1

PLH. KASI PELAYANAN UMUM

BAHUKUSATULO HALAWA

Peñata Tk. I, III/d

NIP. 19630815 199103 1 005

Plh. KASI KESOS

FAEHUSI LAOLI, BA

Penata Tk. I, III/d

NIP. 196102051988031006

4.1.4 Letak Geografis Kantor Camat Lahusa Kabupaten Nias Selatan

4.2 Deskriptif Variabel Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan penulis adalah penelitian kuantitatif

dengan metode penelitian asosiatif. Penelitian ini dilaksanakan pada Kantor

Camat Lahusa Kabupaten Nias Selatan. Objek dalam penelitian adalah

keseluruhan Pegawai Kantor Camat Lahusa.

Penelitian ini menghubungkan antara 1 (satu) variabel terikat yaitu

Produktivitas kerja pegawai dengan 2 (dua) variabel bebas yaitu Perilaku

kepemimpinan dan Komunikasi. Masing-masing variabel dituangkan dalam

bentuk indikator dibuat butir pernyataan (instrumen). Dari hasil yang diperoleh

melalui butir pernyataan, untuk variabel Perilaku kepemimpinan (X1) sebanyak 10

item pernyataan, untuk variabel Komunikasi (X2) sebanyak 10 item pernyataan

dan untuk variabel Produktivitas kerja pegawai(Y) sebanyak 10 item pernyataan

dengan responden sebanyak 30 orang (pegawai) pada Kantor Camat Lahusa.

Dalam mendeskripsikan setiap variabel penelitian adalah dengan membuat skala

penilaian. Perhitungan mengenai skala penilaian adalah dengan mengalikan

seluruh frekuensi data dengan nilai bobot. Selanjutnya dapat dibuatkan skala

penilaian untuk masing-masing pernyataan dengan terlebih dahulu berdasarkan

skala likert atau skala pegukuran.

Untuk mendeskripsikan rata-rata hitung, standar deviasi serta nilai

kemiringan (skewness) dan nilai kepuncakan (kurtosis) masing-masing variabel

penelitian yakni dengan menggunakan alat bantu perangka lunak Program SPSS

16.0 Windows Evaluation Version dengan hasilnya sebagai berikut:

1. Deskriptif variabel Perilaku kepemimpinan (X1)

Tabel 4.1

Deskriptif Variabel Perilaku kepemimpinan

Statistics

Perilaku Kepemimpinan

N Valid 30

Missing 0

Mean 43.7667

Std. Error of Mean .70740

Median 44.0000

Mode 40.00

Std. Deviation 3.87462

Variance 15.013

Skewness .509

Std. Error of Skewness .427

Kurtosis -1.090

Std. Error of Kurtosis .833

Range 11.00

Minimum 39.00

Maximum 50.00

Sum 1313.00

Percentiles 25 40.0000

50 44.0000

75 46.2500

Sumber: Hasil Olahan Penulis 2017.

Dengan Alat Bantu Spss 16.0 For Windows Evaluation Version.

Dari hasil olahan nilai skor total data variabel Perilaku kepemimpinan (X1)

maka dapat dideskripsikan bentuk data untuk mengetahui nilai statistik yaitu:

1) Rata-rata Hitung

Rata-rata hitung didapat jumlah dari seluruh nilai data dibagi dengan

banyaknya data. Dari tabel di atas didapat rata-rata hitung (mean) sebesar

43.7667 dengan nilai median diperoleh sebesar 44.0000 berarti bahwa 50%

data berada di atas 44.0000 dan sisanya berada di bawahnya dengan nilai

modus atau nilai yang paling banyak muncul 40.

2) Standar Deviasi

Standar deviasi adalah akar dari ragam, dan merupakan jumlah kuadrat dari

selisih nilai observasi dengan rata-rata hitung dibagi banyaknya observasi.

Pada tabel di atas diperoleh standar deviasi sebesar. 3.874

3) Kemiringan Kurva (skewness)

Kemiringan kurva (skewness) berarti melihat miring tidaknya suatu kurva

distribusi. Pada tabel di atas diperoleh skewness sebesar 0.509 dengan standar

error skewines sebesar 0.427, maka distribusi data tersebut adalah menceng

kekiri Sk < 0.

4) Keruncingan Kurva (kurtosis)

Keruncingan kurva merupakan tingkat penggunungannya suatu distribusi. Dari

hasil olahan diperoleh 4 sebesar -1.090 dengan standar error 0.833, maka data

tersebut adalah platikurtik yaitu distribusi yang berpuncak agak mendatar

dengan ekornya relative pendek (4 < 3).

Untuk mengetahui gambaran hasil olahan nilai skor total data variabel

Perilaku kepemimpinan (X1) dapat dilihat pada gambar 4.1 berikut:

Gambar 4.1

Histogram Variabel Perilaku kepemimpinan (X1)

Sumber: Hasil Olahan Penulis 2017.

Dengan Alat Bantu Spss 16.0 For Windows Evaluation Version.

2. Deskriptif Variabel Komunikasi (X2)

Tabel 4.2

Deskriptif Variabel Komunikasi (X2) Statistics

Komunikasi

N Valid 30

Missing 0

Mean 35.9000

Std. Error of Mean 1.01636

Median 36.5000

Mode 30.00

Std. Deviation 5.56684

Variance 30.990

Skewness .326

Std. Error of Skewness .427

Kurtosis -.969

Std. Error of Kurtosis .833

Range 19.00

Minimum 30.00

Maximum 49.00

Sum 1077.00

Percentiles 25 30.0000

50 36.5000

75 40.0000

Sumber: Hasil Olahan Penulis 2017.

Dengan Alat Bantu Spss 15.0 For Windows Evaluation Version.

Dari hasil olahan nilai skor total data variabel Komunikasi (X2) maka

dapat dideskripsikan bentuk data untuk mengetahui nilai statistik yaitu:

1) Rata-rata Hitung

Rata-rata hitung didapat jumlah dari seluruh nil

ai data dibagi dengan banyaknya data. Dari tabel di atas didapat rata-rata

hitung (mean) sebesar 35.90 dengan nilai median diperoleh sebesar 36.50

berarti bahwa 50% data berada di atas 36.50 dan sisanya berada di bawahnya

dengan nilai modus atau nilai yang paling banyak muncul 40.

2) Standar Deviasi

Standar deviasi adalah akar dari ragam, dimana ragam merupakan jumlah

kuadrat dari selisih nilai observasi dengan rata-rata hitung dibagi banyaknya

observasi.Pada tabel di atas diperoleh standar deviasi sebesar 5.567.

3) Kemiringan Kurva (skewness)

Kemiringan kurva (skewness) berarti melihat miring tidaknya suatu kurva

distribusi. Pada tabel di atas diperoleh skewness sebesar 0.326 dengan standar

error sebesar 0,427 maka distribusi data tersebut adalah menceng kekiri Sk< 0.

4) Keruncingan Kurva (kurtosis)

Keruncingan kurva (kurtosis) merupakan tingkat penggunungannya suatu

distribusi. Dari hasil olahan diperoleh 4n sebesar -0.969 dengan standar error

0.833, maka data tersebut adalah platikurtik yaitu distribusi yang berpuncak

agak mendatar dengan ekornya relative pendek (4 < 3).

Untuk mengetahui gambaran hasil olahan nilai skor total data variabel

Komunikasi (X2) dapat dilihat pada gambar 4.2 berikut.

Gambar 4.2

Histogram Variabel Komunikasi (X2)

Sumber:Hasil Olahan Penulis 2017.

Dengan Alat BantuSpss 16.0 For Windows Evaluation Version.

3. Deskriptif Variabel Produktivitas kerja pegawai (Y)

Tabel 4.3

Deskriptif Variabel Produktivitas kerja pegawai (Y)

Statistics

Produktivitas Kerja

N Valid 30

Missing 0

Mean 43.5333

Std. Error of Mean .61725

Median 42.5000

Mode 40.00

Std. Deviation 3.38081

Variance 11.430

Skewness .559

Std. Error of Skewness .427

Kurtosis -1.058

Std. Error of Kurtosis .833

Range 10.00

Minimum 40.00

Maximum 50.00

Sum 1306.00

Percentiles 25 40.0000

50 42.5000

75 47.0000

Sumber: Hasil Olahan Penulis 2017.

Dengan Alat Bantu Spss 16.0 For Windows Evaluation Version.

Dari hasil olahan nilai skor total data variabel Produktivitas kerja

pegawai(Y) maka dapat dideskripsikan bentuk data untuk mengetahui nilai

statistik yaitu:

1) Rata-rata Hitung

Rata-rata hitung didapat jumlah dari seluruh nilai data dibagi dengan

banyaknya data. Dari tabel di atas didapat rata-rata hitung (mean) sebesar

43.53 dengan nilai median diperoleh sebesar 42.50 berarti bahwa 50% data

berada di atas 42.50 dan sisanya berada di bawahnya dengan nilai modus atau

nilai yang paling banyak muncul 40

2) Standar Deviasi

Standar deviasi adalah akar dari ragam, merupakan jumlah kuadrat dari selisih

nilai observasi dengan rata-rata hitung dibagi banyaknya observasi. Pada tabel

di atas diperoleh standar deviasi sebesar 3.381.

3) Kemiringan Kurva (skewness)

Kemiringan kurva (skewness) berarti melihat miring tidaknya suatu kurva

distribusi. Pada tabel di atas diperoleh skewness sebesar 0.599 dengan standar

error sebesar 0,427, maka distribusi data tersebut adalah menceng kekiri Sk< 0.

4) Keruncingan Kurva (kurtosis)

Keruncingan kurva merupakan tingkat penggunungnya suatu distribusi. Dari

hasil olahan diperoleh 4 sebesar -1.058 dengan standar error 0.833, maka data

tersebut adalah platikurtik yaitu distribusi yang berpuncak agak mendata

rdengan ekornya relative pendek (4 < 3).

Untuk mengetahui gambaran hasil olahan nilai skor total data variabel

Produktivitas kerja pegawai(Y) dapat dilihat pada gambar 4.3 berikut.

Gambar 4.3

Histogram Variabel Produktivitas kerja pegawai(Y)

Sumber:Hasil Olahan Penulis 2017.

Dengan Alat Bantu Spss 16.0 For Windows Evaluation Version.

4.3 Pengujian Instrumen Penelitian

Hasil pengolahan data yang merupakan pembuktian hipotesis akan sangat

tergantung pada data yang akan dianalisis dan instrumen pernyataan yang

digunakan untuk mengumpulkan data penelitian. Ada 2 (dua) konsep yang

digunakan untuk mengukur kualitas data yaitu uji validitas dan uji reliabilitas

data. Suatu hasil pengolahan data yang baik akan diperoleh jika data yang

dikumpulkan valid dan terpercaya. Uji validitas reliabilitas data akan dilakukan

terlebih dahulu sebelum dilakukan pengolahan data.

1. Uji validitas variabel Perilaku kepemimpinan (X1)

Perolehan hasil uji validitas untuk variabel Perilaku kepemimpinan (X1)

dapat dilihat pada tabel dibawah ini. Validitas pernyataan dilakukan dengan

bantuan perangkat lunak Spss 16.0 For Windows Evaluation Version dan nilai

hasil pengolahan data dapat dilihat pada kolom Corrected Item-Total Correlation.

Tabel 4.4

Uji Validitas Perilaku kepemimpinan (X1)

No. Item

Pernyataan

Corrected Item-

Total Correlation rtabel

Keterangan

1 0,779 0,361 Valid

2 0,818 0,361 Valid

3 0,789 0,361 Valid

4 0,773 0,361 Valid

5 0,833 0,361 Valid

6 0,813 0,361 Valid

7 0,800 0,361 Valid

8 0,711 0,361 Valid

9 0,764 0,361 Valid

10 0,812 0,361 Valid

Sumber:Hasil Olahan Penulis 2017.

Dengan alat bantu SPSS 16.0 For Windows Evaluation Version.

Pada Tabel 4.4 diatas, diujikan pada 10 responden pada Kantor Camat

Lahusa, berdasarkan perhitungan validitas pada item-total statistic, maka

diperoleh nilai koefisien korelasi rhitung item nomor 1 sampai 10 bernilai positif.

Sedangkan rtabel pada taraf singnifikansi α = 0,05 adalah rtabel = 0,361. Maka

disimpulkan bahwa item nomor 1 sampai 10 dengan rhitung > rtabel, dinyatakan

valid.

2. Uji reliabilitas variabel Perilaku kepemimpinan (X1)

Uji reabilitas digunakan untuk mengetahui konsistensi alat ukur, apakah

alat pengukuran yang digunakan dapat diandalkan dan tetap konsisten jika

pengukuran tersebut diulang yakni dengan menggunakan Cronbach's Alpha dapat

ditampilkan pada Tabel 4.5 dibawah ini.

Tabel 4.5

Uji Reliabilitas Variabel Perilaku kepemimpinan (X1)

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha

N of

Items

0.932 10

Sumber: Hasil Olahan Penulis 2017.

Dengan alat bantu Spss 16.0. For Windows Evaluation Version

Berdasarkan Tabel 4.5 didapatkan nilai cronbach’s alpha sebesar 0.932 >

0,60. Maka dapat disimpulkan bahwa butur-butir instrumen penelitian tersebut

reliabel.

3. Uji validitas variabel Komunikasi (X2)

Perolehan hasil uji validitas untuk variabel Komunikasi (X2) dapat dilihat

pada tabel dibawah ini. Validitas pernyataan dilakukan dengan bantuan perangkat

lunak Spss 16.0 For Windows Evaluation Version dan nilai hasil pengolahan data

dapat dilihat pada kolom Corrected Item-Total CorRelation.

Tabel 4.6

Uji Validitas Komunikasi (X2)

No. Item

Pernyataan

Corrected Item-

Total Correlation

rtabel Keterangan

11 0,945 0,361 Valid

12 0,881 0,361 Valid

13 0,853 0,361 Valid

14 0,904 0,361 Valid

15 0,870 0,361 Valid

16 0,910 0,361 Valid

17 0,945 0,361 Valid

18 0,926 0,361 Valid

19 0,933 0,361 Valid

20 0,656 0,361 Valid

Sumber:Hasil Olahan Penulis 2017.

Dengan alat bantu Spss 16.0. For Windows Evaluation Version

Pada Tabel 4.6 diatas, diujikan pada 10 responden pada Kantor Camat

Lahusa. Berdasarkan perhitungan validitas pada item-total statistics, maka

diperoleh nilai koefisien korelasi rhitung item nomor 11 sampai 20 bernilai positif.

Sedangkan rtabel pada taraf singnifikansi α = 0,05 adalah 0,60. Maka disimpulkan

bahwa item nomor 11 sampai 20 dengan rhitung > Cronbach's, Alpha dinyatakan

valid.

4. Uji reliabilitas variabel Komunikasi (X2)

Uji reabilitas digunakan untuk mengetahui konsistensi alat ukur, apakah

alat pengukuran yang digunakan dapat diandalkan dan tetap konsisten jika

pengukuran tersebut diulang yakni dengan menggunakan Cronbach's Alpha dapat

ditampilkan pada tabel 4.7 dibawah ini.

Tabel 4.7

Uji Reliabilitas Variabel Komunikasi (X2)

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha

N of

Items

0.968 10

Sumber:Hasil Olahan Penulis 2017.

Dengan alat bantu Spss 16.0. For Windows Evaluation Version

Berdasarkan tabel 4.7 didapatkan nilai cronbach’s alpha sebesar 0. 968 >

0.60. Maka dapat disimpulkan bahwa butur-butir instrumen penelitian tersebut

reliabel.

5. Uji Validitas Variabel Produktivitas kerja pegawai(Y)

Perolehan hasil uji validitas untuk variabel Produktivitas kerja pegawai(Y)

dapat dilihat pada tabel dibawah ini. Validitas pernyataan dilakukan dengan

bantuan perangkat lunak Spss 16.0 For Windows Evaluation Version dan nilai

hasil pengolahan data dapat dilihat pada kolom Corrected Item-Total Correlation.

Tabel 4.8

Uji Validitas Produktivitas kerja pegawai (Y)

No. Item

Pernyataan

Corrected Item-

Total Correlation

rtabel Keterangan

21 0,573 0,361 Valid

22 0,516 0,361 Valid

23 0,765 0,361 Valid

24 0,852 0,361 Valid

25 0,629 0,361 Valid

26 0,795 0,361 Valid

27 0,801 0,361 Valid

28 0,647 0,361 Valid

29 0,775 0,361 Valid

30 0,814 0,361 Valid

Sumber:Hasil Olahan Penulis 2017.

Dengan alat bantu Spss 16.0. For Windows Evaluation Version

Pada Tabel 4.8 diatas, diujikan pada 10 responden pada Kantor Camat

Lahusa, berdasarkan perhitungan validitas pada item-total statistics, maka

diperoleh nilai koefisien korelasi rhitung item nomor 21 sampai 30 bernilai positif.

Sedangkan rtabel pada taraf singnifikansi α = 0,05 adalah 0,60. Maka disimpulkan

bahwa item nomor 21 sampai 30 dengan rhitung > Cronbach's Alpha, dinyatakan

valid.

6. Uji reliabilitas variabel Produktivitas kerja pegawai (Y)

Uji reabilitas digunakan untuk mengetahui konsistensi alat ukur, apakah

alat pengukuran yang digunakan dapat diandalkan dan tetap konsisten jika

pengukuran tersebut diulang yakni dengan menggunakan Cronbach's Alpha dapat

ditampilkan pada tabel 4.9 dibawah ini.

Tabel 4.9

Uji Reliabilitas Variabel Produktivitas kerja pegawai(Y)

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha

N of

Items

0.880 10

Sumber:Hasil Olahan Penulis 2017.

Dengan alat bantu Spss 16.0. For Windows Evaluation Version

Berdasarkan Tabel 4.9 didapatkan nilai cronbach’s alpha sebesar 0.880 > r

0,374. Maka dapat disimpulkan bahwa butur-butir instrumen penelitian tersebut

reliabel.

4.4 Uji Asumsi Klasik

Penelitian ini menggunakan regresi sebagai model analisisnya. Oleh

karena itu sebelum dilakukan estimasi data dengan menggunakan perangkat lunak

Spss 16.0 For Windows Evaluation Version, maka dilakukan terlebih dahulu

beberapa pengujian asumsi klasik yang digunakan dalam membuat regresi. Uji ini

perlu dilakukan agar hasil persamaan yang diperoleh nantinya tidak menyalahi

aturan-aturan persamaan regeresi berganda.

1. Uji normalitas data

Uji normalitas data bertujuan untuk mengetahui apakah data untuk semua

variabel memiliki distribusi normal atau tidak. Pengujian normalitas data dapat

dilakukan melalui uji statistik non parametrik Kolmogorov-Sminorv (K-S). Jika

hasil Kolmogorov-Sminorv menunjukkan nilai signifikan di atas 0,05 maka data

residual terdistribusi dengan normal. Sedangkan jika hasil Kolmogorov-Sminorv

menunjukkan nilai sifnifikan di bawah 0,05 maka data residual terdistribusi tidak

normal.

Tabel 4.10

Hasil Uji Normalitas Data

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Perilaku kepemimpinan

Komunikasi Produktivitas Kerja

Standardized Residual

N 30 30 30 30

Normal Parametersa Mean 43.77 35.90 43.53 .0000000

Std. Deviation 3.875 5.567 3.381 .96490128

Most Extreme Differences Absolute .235 .222 .175 .090

Positive .235 .222 .175 .090

Negative -.146 -.203 -.148 -.063

Kolmogorov-Smirnov Z 1.284 1.216 .958 .493

Asymp. Sig. (2-tailed) .074 .104 .318 .968

a. Test distribution is Normal.

Sumber:Hasil Olahan Penulis 2017.

Dengan Menggunakan Alat Bantu Spss 16.0. For Windows Evaluation Version

Berdasarkan tabel diatas, maka dapat disimpulkan sampel yang diambil

dari populasi berdistribusi normal karena nilai Kolmogorov-Smirnov Z sebesar

0.493 dan Asymp Sig. (2-tailed) 0.968> 0,05, maka dapat disimpulkan data

residul berdistribusi normal. Kemudian metode lain yang dapat digunakan untuk

mendeteksi apakah nilai residual terstandardisasi dengan normal atau tidak yakni

dengan melihat normal probability plot pada gambar 4.4.berikut ini.

Gambar 4.4

Normal Probability Plot

Sumber:Hasil Olahan Penulis 2017.

Dengan Menggunakan Alat Bantu Spss 16.0. For Windows Evaluation

Version

Berdasarkan gambar diatas, penulis bahwa model regresi memenuhi

asumsi klasik, karena data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah

garis diagonal menunjukkan pola distribusi normal.

2. Uji multikolinearitas

Multikolinearitas adalah suatu kesalahan klasik yang menyebabkan

adanya korelasi yang erat dimana variabel bebas. Korelasi yang erat antara

variabel bebas akanmenyebabkan hasil estimasi yang diperoleh tidak dapat

digunakan untuk memprediksi. Dalam menguji ada atau tidaknya multikolinieritas

dalam model regresi yaitu dengan melihat nilai VIF (Variance Inflation Factor)

atau nilai tolerance. Suatu persamaan yang tidak mengandung multikolinieritas

Produktivitas Kerja

apabila nilai VIF (Variance Inflation Factor) tidak lebih dari 10 atau nilai

tolerance tidak kurang dari 0,1. Adapun hasil pengujian yang dilakukan dapat

dilihat pada tabel dibawah ini.

Tabel 4.11

Hasil Uji Multikolinieritas

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

T Sig.

Collinearity Statistics

B Std. Error Beta

Tolerance VIF

1 (Constant) 6.527 5.737 1.138 .265

Perilaku kepemimpinan .633 .106 .726 5.952 .000 .974 1.027

Pualitas pelayanan .259 .074 .426 3.491 .002 .974 1.027

a. Dependent Variable: Produktivitas kerja pegawai

Sumber: Hasil Olahan Penulis 2017.

Dengan Menggunakan Alat Bantu Spss 16.0 For Windows Evaluation

Version.

Sesuai dengan hasil output diatas, diperoleh nilai VIF (Variance Inflation

Factor) sebesar 1.027 dan nilai Tolerance mendekati sebesar 0.974 untuk semua

variabel bebas. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat masalah

multikolinieritas antara variabel bebas dalam model regresi.

3. Uji heterokedastisitas

Uji heteroskedastisitas dilakukan untuk menguji apakah dalam regresi

yang terjadi kesamaan dan ketidaksamaan. Varians dalam residual antara

pengamatan. Jika terjadi persaman varians maka akan terjadi heterokedastisitas

dan apabila terjadi varians dari residual yang tetap maka akan terjadi

homokedastisitas. Suatu regresi dikatakan baik apabila tidak terjadi

heterokedastisitas. Dengan mengunakan metode grafik dan diambil kesimpulan

apabila ada pola tertentu maka akan terjadi heterokedastiitas dan apabila tidak ada

pola tertentu maka akan terjadi homokedastisitas. Hasil grafik yang dilakukan

dengan perangkat lunak Spss 16.0 dapat dilihat pada gambar 4.5 dibawah ini:

Gambar 4.5

Uji Heterokedastisitas

Scatterplot

Sumber: Hasil Olahan Penulis 2017.

Dengan Menggunakan Alat BantuSpss 16.0.For Windows

Evaluation Version.

Berdasarkan gambar 4.5 diatas diolah dengan menggunakan bantuan

perangkat lunak SPSS 16.0 for Windows, dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat

adanya heteroskedastisitas. Karena gambar diatas tidak menunjukkan ada suatu

pola tertentu atau teratur dari titik yang ada.

4. Uji autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan untuk mengetahui apakah ada korelasi antara

variabel bebas dan variabel terikat. Penyimpangan autokorelasi dalam penelitian

diuji dengan uji Durbin-Watson (DW-test). Hasil uji autokorelasi dapat

ditunjukkan pada Tabel 4.12 berikut:

Dependent Variabel Produktivitas kerja pegawai

Tabe l 4.12

Hasil Uji Autokorelasi

Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R

Square

Std. Error of the

Estimate Durbin-Watson

1 .780a .609 .580 2.192 2.162

a. Predictors: (Constant), Komunikasi, Perilaku kepemimpinan

b. Dependent Variable: Produktivitas kerja pegawai

Sumber:Hasil Olahan Penulis 2017.

Dengan Menggunakan Alat Bantu Spss 16.0.For Windows Evaluation

Version

Pada Tabel 4.12 di atas menggambarkan nilai hasil perhitungan Durbin-

Watson sebesar 2,162, Dibandingkan dengan tabel kriteria Durbin Watson

hasilnya berada antara 1,47< 2,162< 2,45, atau dU < DW < 4-dU (1.6503 < 2,162

< 2.2527), hal ini menyatakan bahwa model yang digunakan tidak terdapat

autokorelasi.

4.4 Pengujian Hipotesis

Sebagaimana diketahui bahwa dalam penelitian ini yang menjadi sasaran

penelitian adalah melihat pengaruh Perilaku kepemimpinan dan Komunikasi

terhadap Produktivitas kerja pegawai pada Kantor Camat Lahusa. Berdasarkan

hipotesis yang diajukan maka dilakukan pengujian dengan menggunakan analisis

regresi berganda. Hasil pengujian hipotesis secara parsial mengatakan bahwa

Perilaku kepemimpinan dan Komunikasi berpengaruh terhadap Produktivitas

kerja pegawai pada Kantor Camat Lahusa. Secara bersama (simultan) mengatakan

bahwa Perilaku kepemimpinan dan Komunikasi terhadap Produktivitas kerja

pegawai pada Kantor Camat Lahusa dapat dilihat dibawah ini:

1. Uji t (Uji parsial)

Untuk mengetahui pengaruh masing-masing variabel bebas (Perilaku

kepemimpinan dan Komunikasi ) terhadap variabel terikat Produktivitas kerja

pegawai) dengan menggunakan uji parsial (uji t). Hasil uji t ditunjukkan pada

tabel 4.14 berikut:

Tabel 4.13

Hasil Uji t (Uji Parsial)

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients T Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) 6.527 5.737 1.138 .265

Perilaku kepemimpinan .633 .106 .726 5.952 .000

Komunikasi .259 .074 .426 3.491 .002

a. Dependent Variabl Produktivitas kerja pegawai

Sumber:Hasil Olahan Penulis 2017.

Dengan Alat Bantu Spss 16.0. For Windows Evaluation Version

Berdasarkan Tabel 4.13 dapat dijelaskan pengaruh secara parsial pada

bagian dibawah ini.

1) Variabel Perilaku kepemimpinan (X1)

Pada Tabel diatas, diperoleh thitung untuk variabel Perilaku kepemimpinan

(X1) sebesar 5.952 dan tingkat signifikan sebesar 0.000. Sedangkan nilai ttabel pada

α = 0.05, df = (n-k) (k-1) pada df numerator 2, df deminator 28 adalah sebesar

1.701. Karena nilai thitung (5.952) >ttabel (1.701) dan tingkat signifikan sebesar

0.000 < 0.05, maka keputusannya adalah Ha diterima dan Ho ditolak dengan arti

bahwa variabel Perilaku kepemimpinan (X1) berpengaruh positif terhadap

variabel Produktivitas kerja pegawai (Y) pada Kantor Camat Lahusa.

2) Variabel Komunikasi (X2)

Pada tabel diatas, terlihat bahwa thitung variabel Komunikasi (X2) adalah

sebesar 3.491 dan tingkat signifikan sebesar 0,002. Sedangkan nilai ttabel pada α

= 0.05, df = (n-k) (k-1) pada df numerator 2, df deminator 28 adalah sebesar

1.701. Karena nilai thitung (3.491) >ttabel (1.701) dan tingkat signifikan sebesar

0.002< 0.05, maka keputusannya adalah Ha diterima dan Ho ditolak dengan arti

bahwa varibel Komunikasi (X2) berpengaruh positif dan signifikan terhadap

variabel Produktivitas kerja pegawai(Y) pada Kantor Camat Lahusa

Hipotesis penelitian yang digunakan yaitu:

H0 : : = 0 artinya variabel Perilaku kepemimpinan (X1) atau variabel

Komunikasi (X2) secara parsial tidak mempengaruhi

variabel Produktivitas kerja pegawai(Y)

H1 : : ≠ 0 artinya variabel Perilaku kepemimpinan (X1) atau variabel

Komunikasi (X2) secara parsial mempengaruhi variabel

Produktivitas kerja pegawai(Y)

2. Uji F (Simultan)

Pengujian variabel bebas secara bersama-sama terhadap variabel terikat

dilakukan dengan uji F dengan menggunakan tingkat kepercayaan 95% atau

tingkat kesalahan 5%. Hasil pengujiannya dapat dilihat pada tabel 4.14 dibawah

ini

Tabel 4.14

Hasil Uji F (Uji Simultan)

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 201.784 2 100.892 21.006 .000a

Residual 129.683 27 4.803

Total 331.467 29

a. Predictors: (Constant), Komunikasi, Perilaku kepemimpinan

b. Dependent Variable: Produktivitas kerja pegawai

Sumber: Hasil Olahan Penulis 2017.

Dengan Alat BantuSpss 16.0 For Windows Evaluation Version.

Dari tabel diatas menghasilkan nilai Fhitung sebesar 21.006> nilai Ftabel

sebesar 3.340 pada df = (n-k) (k-1) pada df numerator 2, df deminator 28 pada α =

5% (0,05). Artinya bahwa semua variabel bebas mampu menjelaskan variabel

terikat, dengan kata lain variabel bebas secara bersama-sama mempengaruhi

variabel terikat pada tingkat kepercayaan 95%.

HO: : = 0 artinya jika nilai : maka HO diterima dan H1 ditolak, artinya

Perilaku kepemimpinan (X1) dan variabel Komunikasi (X2) secara

simultan tidak berpengaruh terhadap Produktivitas kerja

pegawai(Y)

H1: : ≠ 0 artinya jika nilai maka H1 diterima dan HO ditolak artinya

Perilaku kepemimpinan (X1) dan variabel Komunikasi (X2) secara

simultan berpengaruh terhadap Produktivitas kerja pegawai (Y)

3. Hasil estimasi regresi berganda

Dengan tujuan untuk mempermudah pembacaan hasil dan intepretasi

analisis regresi berganda maka digunakan persamaan seperti yang dapat dilihat

dibawah ini.

Y = 6.527+ 0.633X1 + 0.295X2

Model regresi diatas menunjukkan bahwa koefisien variabel bebas

memiliki tanda yang positif. Ini berarti kenaikan salah satu atau keseluruhan

variabel bebas (Perilaku kepemimpinan dan Komunikasi) akan Produktivitas kerja

pegawai (variabel bebas) atau sebaliknya.

4. Uji koefisien determinasi

Dari hasil pengolahan data diperoleh koefisien determinasi (R2) sebesar

0.609 (60.9%) sehingga dapat ditunjukkan bahwa 60.9% keragaman varibel

terikat (Produktivitas kerja pegawai) dapat dijelaskan variabel-variabel bebas

(Perilaku kepemimpinan dan Komunikasi) sedangkan sisanya 39.1% dipengaruhi

oleh variabel lain diluar model. Lihat pada tabel 4.15 dibawah ini:

Tabel 4.15

Hasil Uji Determinasi

Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R

Square

Std. Error of the

Estimate

1 .780a .609 .580 2.19159

a. Predictors: (Constant), Komunikasi, Perilaku kepemimpinan

b. Dependent Variable: Produktivitas kerja pegawai(Y)

Sumber:Hsil Olahan Penulis 2017

Dengan Alat Bantu Spss 16.0 For Windows Evaluation Version.

4.5 Pembahasan

Dalam penelitian ini menggunakan analisis regresi linier berganda dengan

metode ordinary last square (OLS) yang berfungsi untuk mengetahui ada

tidaknya pengaruh antara variabel bebas dengan variabel terikat. Untuk

mengetahui pengaruh Perilaku kepemimpinan dan Komunikasi terhadap

Produktivitas kerja pegawai dengan persamaan regresi yang diperoleh:

= 6.527 + 0.633 X1 + 0.295 X2

Keterangan :

= Variabel terikat yang diprediksikan

= 6.527

= 0.633

= 0.295

X1, X2 = Variabel bebas

Berdasarkan hasil persamaan regresi linier diatas, maka jika nilai VIF

kurang dari 10 tidak terjadi gejalan atau variabel X1, X2 dan Y dikatakan data

yang diperolehnya normal. Koefisien regresi untuk sebesar 0,633 artinya

setiap kenaikan sebesar 100% pada Perilaku kepemimpinan dengan asumsi

variabel lainnya tetap, maka Produktivitas kerja pegawaiakan mengalami

kenaikan sebesar 63.3 % dan untuk X1 sebesar 5.952. Selanjutnya,

koefisien regresi untuk sebesar 0,259 artinya setiap kenaikan sebesar 100%

pada Komunikasi dengan asumsi variabel lainnya tetap, maka Produktivitas kerja

pegawai akan mengalami kenaikan sebesar 25.9% dan X2 sebesar 3.491.

1. Analisis regresi untuk Perilaku kepemimpinan (X1) terhadap Produktivitas

kerja pegawai (Y). Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai thitung

(5.952) > ttabel (1,701) dan tingkat signifikansi 0,000 < 0,05, maka Ha diterima

dan H0 ditolak, artinya variabel Perilaku kepemimpinan (X1) berpengaruh

positif dan signifikan terhadap Produktivitas kerja pegawai (Y)

2. Analisis Regresi untuk Komunikasi (X2) terhadap Produktivitas kerja

pegawai(Y). Berdasarkan hasil penelitian mengatakan bahwa bahwa variabel

kualitas pelayan (X2) berpengaruh positif dan signifikan terhadap variabel

Produktivitas kerja pegawai (Y), karena nilai thitung (3.491) >ttabel (1,701) dan

tingkat signifikan sebesar 0.002 < 0, , maka Ha diterima dan Ho ditolak dengan

arti bahwa varibel Komunikasi (X2) berpengaruh positif dan signifikan

terhadap variabel Produktivitas 05kerja pegawai (Y). Dalam hal ini, Perilaku

kepemimpinan dapat digunakan sebagai kriteria utama untuk menentukan

Produktivitas kerja pegawaidalam organisasi.

3. Analisis Regresi untuk X1, X2 terhadap Y

Berdasarkan hasil penelitian mengatakan bahwa variabel Perilaku

kepemimpinan (X1) dan Komunikasi (X2) berpengaruh positif dan signifikan

terhadap variabel Produktivitas Kerja, karena nilai Fhitung (21.006) >ttabel 3.340)

dan tingkat signifikan sebesar 0.000 < 0,05, maka H1 diterima dan Ho ditolak

dengan arti bahwa varibel Perilaku kepemimpinan (X1) dan Komunikasi (X2)

berpengaruh positif dan signifikan terhadap variabel Produktivitas kerja

pegawai(Y).

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan, dapat

ditarik kesimpulan bahwa perilaku kepemimpinan dan komunikasi terhadap

produktivitas kerja pegawai pada Kantor Camat Lahusa Kabupaten Nias Selatan.

Hal ini dapat diuraikan sebagai berikut:

1. Dari hasil estimasi yang dilakukan maka variabel perilaku kepemimpinan dan

komunikasi secara parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap

produktivitas kerja pegawai pada Kantor Camat Lahusa Kabupaten Nias

Selatan. Dengan nilai thitung (5.952) > ttabel (1,701) dan tingkat signifikansi

0,0000 < 0,05, maka Ha diterima dan H0 ditolak, artinya variabel perilaku

kepemimpinan (X1) berpengaruh positif dan signifikan terhadap produktivitas

kerja pegawai. Kemudian variabel komunikasi berpengaruh positif dan

signifikan terhadap produktivitas kerja pegawai yang ditunjukkan oleh nilai

thitung (3.491) > ttabel (1,701) dan tingkat signifikan sebesar 0,002< 0,05, maka

keputusannya adalah Ha diterima dan Ho ditolak dengan arti bahwa varibel

komunikasi (X2) berpengaruh positif dan signifikan terhadap variabel

Produktivitas Kerja Pegawai pada Kantor Camat Lahusa. Variabel perilaku

kepemimpinan dan variabel komunikasi secara bersama-sama (simultan)

berpengaruh positif dan signifikan terhadap produktivitas kerja pegawai pada

Kantor Camat Lahusa. Dengan nilai Fhitung sebesar 21.006> nilai Ftabel sebesar

3.340 pada df numerator 2, df deminator 28 dengan tingkat signifikan 0.000 <

0.05. Artinya bahwa semua variabel bebas (perilaku kepemimpinan dan

komunikasi) mampu menjelaskan variabel bebas ( X1 dan X2) dengan kata lain

variabel bebas secara bersama-sama mempengaruhi variabel terikat pada tingkat

kepercayaan 95%.

2. Koefisien determinasi (R2) sebesar 0.609 (60,9%) sehingga dapat ditunjukkan

bahwa60.9% keragaman varibel terikat (produktivitas kerja pegawai) dapat

dijelaskan variabel-variabel bebas (perilaku kepemimpinan dan komunikasi)

sedangkan sisanya 39,1% dipengaruhi oleh variabel lain diluar model.

5.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian, pembahasan hasil penelitian dan

kesimpulan yang telah diuraikan, sehingga penulis menyarankan kepada:

1. Ada baiknya perilaku kepemimpinan ditingkatkan lagi supaya tujuan organisasi

tesrsebut dapat dicapai secara efektif dan efesien.

2. Komunikasi pemimpin dan bawahan pada Kantor Camat Lahusa Kabupaten

Nias Selatan agar lebih ditingkatkan supaya para pegawai merasa nyaman dan

aman dalam menyelesaiakn pekerjaan mereka. Hal ini akan meningkatkan

kelancaran kerja dan meningkatnya produktivitas kerja pegawai yang lebih

optimal.

3. Apabila akan ada yang berminat untuk menindak lanjuti hasil penelitian ini

dengan mengambil secara kancah (lebih luas) penelitian yang berbeda dengan

sampel penelitian yang lebih banyak serta memasukan variabel yang belum

diteliti.

DAFTAR PUSTAKA

Effendy,. 2000. Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi. Bandung : PT. Citra Aditya

Bakti

Flippo. 2001. Management Personalian Edisi Keenam. Penerbit Erlangga.

Jakarta.

Gujarati, Damodar .2006. Ekonometrika Dasar, Jakarta: Erlangga.

_______________ 2007. Ekonometrika Dasar, Jakarta: Erlangga.

Ghozali. 2001. “Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS 16”. Badan

Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang, 2001

Handoko. 2000. Manajemen. Edisi 2. Yogyakarta: BPFE.

________ 2001. Manajemen. Edisi 2. Yogyakarta: BPFE

Harold, Lasswell. 2012. Struktur dan Fungsi Komunikasi di (dalam) Masyarakat,

Dalam Komunikasi Misa Kudus, suatu Buku Membaca yang diterbitkan

Dan terpilih Oleh Direktur Institut untuk Riset Komunikasi pada Stanford

Universitas. Editor: Wilbur Schramm. Urbana: Universitas ofIllinois

Tekanan

Henry dalam Kartono. 2001. Manajemen Sumber Daya Manusia. Cetakan Ketiga.

Jakarta: Kencana Prenada Media Group

Kadarman, Jusuf Udara ,2001. Pengantar Ilmu Manajemen, Prendallindo,

Jakarta.

Liliweri, 2011. Komunikasi Antar pribadi. Bandung : PT. Citra Aditya Bakti. __________, 2011. Komunikasi Antarpribadi. Bandung : PT. Citra Aditya Bakti.

Likert. 2009. Human Resources Internatonal Edition. New York USA: Irwin-

McGraw-Hill

Mangkunegara.2009. Manajemen Sumber daya Manusia. Bandung, Remaja

Rosdakarya

Kaloh .2009. Kepemimpinan dan perilaku organisasi. Jakarta: PT. Raja Grafindo

Persada

Mangkunegara. 2006. Prosedur Penelitian : Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta :

Rineka Cipta.

Mariam. 2009. Judul Pengaruh perilaku Kepemimpinan Budaya Organisasi

Terhadap produktivitas kerja Karyawan Melalui Kepuasan Kerja Karyawan

Manullang. 2002. Manajemen Personalia. Jakarta: Ghalian Indonesia

Malayu Hasibuan. 2008. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta : Penerbit

Bumi Aksara.

Maman Ukas. 2004. Manajemen: Konsep, Prinsip dan Aplikasi. Bandung:

Penerbit Agnini.

Miller, K.2005, Communication Theories: Perspectives, processes, and contexts,

2nd Ed; New York: McGraw-Hill.

Mulyana. 2007. Ilmu Komunikasi: Suatu Pengantar. Remaja Rosdakarya.

Bandung

Muchlas, Makmuri. 2005. Perilaku Organisasi. Yogyakarta : Gadjah Mada

University Press.

Muhammad, 2004. Komunikasi Organisasi. Bumi Aksara. Jakarta

Nawawi. 2005. Memahami Aspek-aspek Pengelolaan Sumber Daya Manusia

dalam Organisasi. Jakarta. Grasindo

Ordway Tead. 2011. Sistem Informasi Manajemen. PT. Pustaka Bunawan

Presindo. Jakarta

Rogers, Everett M. 2012. Communication Technology. New York: The Free

Press.

Sawitri Danik Rahayuni. 2002. Judul Pengaruh Perilaku Kepemimpinan dan

Lingkungan Kerja Terhadap Efektivitas Kerja Pegawai di BagianKeuangan

Sekretariat Daerah Kabupaten Boyolali

Sugiyono.2007. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R & D. Bandung:

Alfabeta.

Sagala. 2010. Manajemen Sumber Daya Manusia untuk Perusahaan dari Teori

Ke Praktek. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada

Siagian. 2000 Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: BumiAksara.

Sukarna.2011 Teknik Pengawasan Pegawai. Jakarta: Jaya Sakti

Suliyanto. 2008. Teknik proyeksi bisnis. Ed 1. ANDI: Yogyakarta.

Steers. (dalam sutrisno 2013). Perilaku Organisasi. Jakarta: Erlangga.

STIE Nias Selatan, 2011, Pedoman Penyusunan Skripsi, STIE Nias Selatan,

Telukdalam.

T. Hani Handoko, 2001, Management Sumber Daya Manusia, BPFE, Yokyakarta.

Terry ,2000. Prinsip-Prinsip Manajemen. (edisi bahasa Indonesia). PT. Bumi

Aksara: Bandung.

Umar, 2011, Metode Riset Bisnis, PT.Gramedia Pustaka Utama, Jakarta