pengaruh pemberian alat bantu ketaatan dan informasi … pdf/f....

123
PENGARUH PEMBERIAN ALAT BANTU KETAATAN DAN INFORMASI SAAT HOME VISIT PADA PERILAKU PASIEN ISPA PUSKESMAS KALIBAWANG PERIODE JUNI – JULI 2010 (Kajian terhadap Antibiotik) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm) Program Studi Ilmu Farmasi Oleh: Maria Yesia Dianing Winasthi NIM : 078114079 FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2010

Upload: lamduong

Post on 06-Mar-2019

236 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENGARUH PEMBERIAN ALAT BANTU KETAATAN DAN INFORMASI … PDF/F. Farmasi/Farmasi/078114079_full.pdf · B. Pengaruh Pemberian Informasi dan Alat Bantu Ketaatan Terhadap Perilaku (Pengetahuan,

PENGARUH PEMBERIAN ALAT BANTU KETAATAN DAN INFORMASI

SAAT HOME VISIT PADA PERILAKU PASIEN ISPA PUSKESMAS

KALIBAWANG PERIODE JUNI – JULI 2010

(Kajian terhadap Antibiotik)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm)

Program Studi Ilmu Farmasi

Oleh:

Maria Yesia Dianing Winasthi

NIM : 078114079

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2010

Page 2: PENGARUH PEMBERIAN ALAT BANTU KETAATAN DAN INFORMASI … PDF/F. Farmasi/Farmasi/078114079_full.pdf · B. Pengaruh Pemberian Informasi dan Alat Bantu Ketaatan Terhadap Perilaku (Pengetahuan,

i

PENGARUH PEMBERIAN ALAT BANTU KETAATAN DAN INFORMASI

SAAT HOME VISIT PADA PERILAKU PASIEN ISPA PUSKESMAS

KALIBAWANG PERIODE JUNI – JULI 2010

(Kajian terhadap Antibiotik)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm)

Program Studi Ilmu Farmasi

Diajukan oleh:

Maria Yesia Dianing Winasthi

NIM : 078114079

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2010

Page 3: PENGARUH PEMBERIAN ALAT BANTU KETAATAN DAN INFORMASI … PDF/F. Farmasi/Farmasi/078114079_full.pdf · B. Pengaruh Pemberian Informasi dan Alat Bantu Ketaatan Terhadap Perilaku (Pengetahuan,

ii

Persetujuan Untuk Skripsi

PENGARUH PEMBERIAN ALAT BANTU KETAATAN DAN INFORMASI

SAAT HOME VISIT PADA PERILAKU PASIEN ISPA PUSKESMAS

KALIBAWANG PERIODE JUNI – JULI 2010

(Kajian terhadap Antibiotik)

Yang diajukan oleh :

Maria Yesia Dianing Winasthi

NIM : 078114079

telah disetujui oleh

Pembimbing Utama

(dr. Luciana Kuswibawati, M. Kes.) tanggal ………………

Page 4: PENGARUH PEMBERIAN ALAT BANTU KETAATAN DAN INFORMASI … PDF/F. Farmasi/Farmasi/078114079_full.pdf · B. Pengaruh Pemberian Informasi dan Alat Bantu Ketaatan Terhadap Perilaku (Pengetahuan,

iii

Pengesahan Skripsi Berjudul

PENGARUH PEMBERIAN ALAT BANTU KETAATAN DAN INFORMASI

SAAT HOME VISIT PADA PERILAKU PASIEN ISPA PUSKESMAS

KALIBAWANG PERIODE JUNI – JULI 2010

(Kajian terhadap Antibiotik)

oleh :Maria Yesia Dianing Winasthi

NIM : 078114079

Dipertahankan di hadapan Panitia Penguji SkripsiFakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma

pada tanggal:……………….

MengetahuiFakultas Farmasi

Universitas Sanata DharmaDekan

Ipang Djunarko,M.Sc., Apt.

Pembimbing Utama

(dr. Luciana Kuswibawati, M.Kes.)

Panitia penguji: Tanda tangan

1. dr. Luciana Kuswibawati, M.Kes. …………….

2. Ipang Djunarko,M.Sc., Apt. …………….

3. Maria Wisnu Donowati, M.Si.,Apt. …………….

Page 5: PENGARUH PEMBERIAN ALAT BANTU KETAATAN DAN INFORMASI … PDF/F. Farmasi/Farmasi/078114079_full.pdf · B. Pengaruh Pemberian Informasi dan Alat Bantu Ketaatan Terhadap Perilaku (Pengetahuan,

iv

Kupersembahkan skripsi ini untuk:

Lord Jesus that gave me every amazing things in the world

Sabeh, Mami & Dheo for love, care, pray, and sacrifices ♥♥♥

Insan for luv n happiness ^^

Almamater

Page 6: PENGARUH PEMBERIAN ALAT BANTU KETAATAN DAN INFORMASI … PDF/F. Farmasi/Farmasi/078114079_full.pdf · B. Pengaruh Pemberian Informasi dan Alat Bantu Ketaatan Terhadap Perilaku (Pengetahuan,

vv

Page 7: PENGARUH PEMBERIAN ALAT BANTU KETAATAN DAN INFORMASI … PDF/F. Farmasi/Farmasi/078114079_full.pdf · B. Pengaruh Pemberian Informasi dan Alat Bantu Ketaatan Terhadap Perilaku (Pengetahuan,

vi

vi

Page 8: PENGARUH PEMBERIAN ALAT BANTU KETAATAN DAN INFORMASI … PDF/F. Farmasi/Farmasi/078114079_full.pdf · B. Pengaruh Pemberian Informasi dan Alat Bantu Ketaatan Terhadap Perilaku (Pengetahuan,

vii

PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada TuhanYang Maha Esa atas berkat, rahmat

dan bimbingan yang telah Ia berikan sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan

skripsi yang berjudul “Pengaruh Pemberian Alat Bantu Ketaatan Dan Informasi

Saat Home Visit Pada Perilaku Pasien Ispa Puskesmas Kalibawang Periode Juni

– Juli 2010 (Kajian Terhadap Antibiotik)” ini dengan baik sebagai salah satu

syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Farmasi (S.Farm) pada Fakultas Farmasi,

Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

Penulis menyadari bahwa keberhasilan penulisan skripsi ini tidak lepas dari

bantuan dan dukungan dari berbagai pihak baik secara langsung maupun tidak

langsung yang berupa materil, moral, maupun spiritual. Oleh karena itu, penulis

menghaturkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Kepala Puskesmas Kalibawang yang telah memberikan ijin menggunakan

Puskesmas Kalibawang sebagai tempat untuk menjalankan penelitian.

2. Ipang Djunarko, M,Sc., Apt. Dekan Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma

serta pejabatnya.

3. dr. Luciana Kuswibawati, MKes. sebagai dosen pembimbing atas bimbingan,

arahan, saran, serta dukungan yang telah diberikan selama penyusunan skripsi

ini.

Page 9: PENGARUH PEMBERIAN ALAT BANTU KETAATAN DAN INFORMASI … PDF/F. Farmasi/Farmasi/078114079_full.pdf · B. Pengaruh Pemberian Informasi dan Alat Bantu Ketaatan Terhadap Perilaku (Pengetahuan,

viii

4. Maria Wisnu Donowati, M.Si.,Apt. yang telah bersedia menjadi dosen penguji

serta yang telah memberikan saran dan masukan yang berharga dalam proses

penyusunan skripsi ini.

5. Ipang Djunarko, M,Sc., Apt. Yang selaku dosen penguji yang telah memberikan

saran dan masukan serta arahan yang berharga dalam proses penyusunan skripsi

ini.

6. Mbak Nana selaku asisten apoteker di Puskesmas Kalibawang yang telah

bersedia untuk diwawancarai dan banyak membantu peneliti selama penelitian.

7. Pak Kukuh dan seluruh petugas khususnya di Instalasi Farmasi Puskesmas

Kalibawang yang tak dapat disebutkan satu persatu yang telah membantu dan

memberikan saran serta arahan kepada peneliti.

8. Seluruh responden yang mengerti pentingnya arti jawaban kuisioner yang

diberikan yang telah mengijinkan dan membantu peneliti dalam pengambilan

data.

9. Bapak FX. Supardi dan Ibu FR. Sri Kuntari selaku orangtua penulis yang tak

pernah lelah untuk mendukung penulis melalui kasih sayang, doa-doa tulus, dan

pengorbanan kepada penulis.

10. Fabianus Dewanto Winantyo yang telah memberikan semangat dan motivasi

kepada penulis.

11. Semua keluarga besar dari Semarang dan Kalibawang atas doa dan segala bentuk

dukungan kepada penulis.

Page 10: PENGARUH PEMBERIAN ALAT BANTU KETAATAN DAN INFORMASI … PDF/F. Farmasi/Farmasi/078114079_full.pdf · B. Pengaruh Pemberian Informasi dan Alat Bantu Ketaatan Terhadap Perilaku (Pengetahuan,

ix

12. Insan Darmawan yang bersedia memberikan dukungan dan perhatian dalam

menyusun skripsi ini.

13. Sisca, Mbak Del, Lina, Angel dan teman-teman semuanya di wisma Rosari yang

telah membantu dan menyemangati penulis dalam penyusunan skripsi ini.

14. Teman-teman 12 Dewi (Yossy, Sano, Gendut, si Cantik, Baim, Mami Dewi,

Ciscus, Cilik, Paul Long, Inong, Tante Sasa) yang telah membantu peneliti dalam

penelitian serta bersama-sama dalam suka dan duka bersama-sama dalam skripsi.

15. Teman-teman angkatan 2007 baik FKK maupun FST yang telah memberikan

semangat kepada peneliti dalam penyusunan skripsi ini.

16. Pihak-pihak lain yang tidak dapat disebutkan satu per satu yang telah membantu

penulis dalam menyusun skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa tidak ada yang sempurna dalam kehidupan ini. Oleh

karena itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran agar skripsi ini dapat

menjadi lebih baik. Akhir kata, penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat

unuk menambah pengetahuan.

Penulis

Maria Yesia Dianing Winasthi

Page 11: PENGARUH PEMBERIAN ALAT BANTU KETAATAN DAN INFORMASI … PDF/F. Farmasi/Farmasi/078114079_full.pdf · B. Pengaruh Pemberian Informasi dan Alat Bantu Ketaatan Terhadap Perilaku (Pengetahuan,

x

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.................................................................................... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ............................................ ii

HALAMAN PENGESAHAN........................................................................ iii

HALAMAN PERSEMBAHAN .................................................................... iv

PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ..........................................v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ........................................................vi

PRAKATA.....................................................................................................vii

DAFTAR ISI..................................................................................................x

DAFTAR TABEL..........................................................................................xii

DAFTAR GAMBAR .....................................................................................xiii

DAFTAR LAMPIRAN..................................................................................xiv

INTISARI.......................................................................................................xviii

ABSTRACT...................................................................................................xix

BAB I PENGANTAR....................................................................................1

A. Latar Belakang………………………………………………………1

1. Permasalahan………………………………………………...2

2. Keaslian penelitian…………………………………………..3

3. Manfaat penelitian……………………………………...…...4

B. Tujuan Penelitian…………………………………………………….4

Page 12: PENGARUH PEMBERIAN ALAT BANTU KETAATAN DAN INFORMASI … PDF/F. Farmasi/Farmasi/078114079_full.pdf · B. Pengaruh Pemberian Informasi dan Alat Bantu Ketaatan Terhadap Perilaku (Pengetahuan,

xi

BAB II PENELAAHAN PUSTAKA..............................................................6

A. Medication Error ……………………………………………………6

B. Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA)…………………………… 7

C. Pharmaceutical Care………………………………………...............11

D. Ketaatan Pasien (Patient Compliance).................................................12

E. Informasi……………………………………………………………..18

F. Edukasi……………………………………………………................ 19

G. Perilaku…………………………………………………….................19

H. Kuisioner……………………………………………………………..24

I. Landasan Teori……………………………………………………… 24

J. Hipotesis……………………………………………………………..26

BAB III METODE PENELITIAN.................................................................27

A. Jenis dan rancangan penelitian………………………………………27

B. Variabel Penelitian…………………………………………………..27

C. Definisi Operasional………………………………………………....28

D. Subjek Penelitian…………………………………………………….30

E. Bahan Penelitian……………………………………………………..32

F. Tempat dan Waktu Penelitian……………………………………….33

G. Instrumen Penelitian…………………………………………………33

H. Tata Cara Pelaksanaan Penelitian…………………………………….34

1. Tahap persiapan……………………………………………... 34

2. Tahap pengambilan data……………………………………. 35

Page 13: PENGARUH PEMBERIAN ALAT BANTU KETAATAN DAN INFORMASI … PDF/F. Farmasi/Farmasi/078114079_full.pdf · B. Pengaruh Pemberian Informasi dan Alat Bantu Ketaatan Terhadap Perilaku (Pengetahuan,

xii

3. Tahap pengolahan data……………………………………... 38

I. Analisis Data………………………………………………………… 39

J. Kesulitan Penelitian…………………………………………………. 40

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN…………………………………… . 43

A. Profil Pasien ISPA Rawat Jalan di Puskesmas Kalibawang Periode

Juni-Juli 2010........................................................................................43

B. Pengaruh Pemberian Informasi dan Alat Bantu Ketaatan Terhadap

Perilaku (Pengetahuan, Sikap, dan Tindakan) Pasien ISPA

di Puskesmas Kalibawang.................................................................... 46

1. Pengaruh Pemberian Informasi Terhadap Perilaku

(Pengetahuan, Sikap, dan Tindakan) Pasien ISPA

di Puskesmas Kalibawang........................................................ 46

2. Pengaruh Pemberian Alat Bantu Ketaatan Terhadap Profil

Ketaatan Minum Obat (antibiotik) Pasien ISPA di Puskesmas

Kalibawang…………………………………………………....64

C. Rangkuman Pembahasan..................................................................... 68

BAB V PENUTUP……………....................................................................... 72

A. Kesimpulan……………………………………………………………72

B. Saran…………………………………………………………………..73

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 74

Page 14: PENGARUH PEMBERIAN ALAT BANTU KETAATAN DAN INFORMASI … PDF/F. Farmasi/Farmasi/078114079_full.pdf · B. Pengaruh Pemberian Informasi dan Alat Bantu Ketaatan Terhadap Perilaku (Pengetahuan,

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel I. Fase-Fase Kejadian Medication Error (National Coordinating

Council for Medication Error Reporting and Prevention, 1998)…...... 5

Tabel II. Tingkat pengetahuan yang tercakup di dalam domain kognitif

(Notoatmodjo, 2003)……………………………………………… ..... 21

Tabel III. Bentuk Rancangan Non-Equivalent Control Group ................... …….27

Tabel IV. Tabel Pembagian Jenis Pertanyaan (Favorable atau

Unfavorable) Pada Setiap Bagian Pertanyaan Perilaku Pasien

(Pengetahuan, Sikap, dan Tindakan) ..................................................... 35

Tabel V. Tabel Hasil Uji Normalitas One Sample Kolmogorov-Smirnov

Terhadap Data Kuisioner Pasien ISPA Rawat Jalan Puskesmas

Kalibawang Periode Juni-Juli 2010.............................................. …….48

Tabel VI. Tabel Hasil Uji Paired sampel T-Test Terhadap Perbedaan

Perilaku Kelompok Kontrol Pasien ISPA Rawat Jalan Puskesmas

Kalibawang Periode Juni-Juli 2010....................................................... 49

Tabel VII. Tabel Hasil Uji Paired sampel T-Test Terhadap Perbedaan

Perilaku Kelompok Perlakuan Pasien ISPA Rawat Jalan

Puskesmas Kalibawang Periode Juni-Juli 2010 .................................... 49

Tabel VIII. Tabel Hasil Uji Paired sampel T-Test Terhadap Perbedaan Perilaku

(Pengetahuan) Kelompok Kontrol Pasien ISPA Rawat Jalan

Puskesmas Kalibawang Periode Juni-Juli 2010 .................................... 52

Tabel IX. Tabel Hasil Uji Paired sampel T-Test Terhadap Perbedaan Perilaku

Page 15: PENGARUH PEMBERIAN ALAT BANTU KETAATAN DAN INFORMASI … PDF/F. Farmasi/Farmasi/078114079_full.pdf · B. Pengaruh Pemberian Informasi dan Alat Bantu Ketaatan Terhadap Perilaku (Pengetahuan,

xiv

(Pengetahuan) Kelompok Perlakuan Pasien ISPA Rawat Jalan

Puskesmas Kalibawang Periode Juni-Juli 2010 .................................... 53

Tabel X. Tabel Hasil Uji Paired sampel T-Test Terhadap Perbedaan Perilaku

(Sikap) Kelompok Kontrol Pasien ISPA Rawat Jalan Puskesmas

Kalibawang Periode Juni-Juli 2010....................................................... 55

Tabel XI. Tabel Hasil Uji Paired sampel T-Test Terhadap Perbedaan Perilaku

(Sikap) Kelompok Perlakuan Pasien ISPA Rawat Jalan Puskesmas

Kalibawang Periode Juni-Juli 2010....................................................... 56

Tabel XII. Tabel Hasil Uji Paired sampel T-Test Terhadap Perbedaan Perilaku

(Tindakan) Kelompok Kontrol Pasien ISPA Rawat Jalan Puskesmas

Kalibawang Periode Juni-Juli 2010....................................................... 58

Tabel XIII. Tabel Hasil Uji Paired sampel T-Test Terhadap Perbedaan Perilaku

(Tindakan) Kelompok Perlakuan Pasien ISPA Rawat Jalan Puskesmas

Kalibawang Periode Juni-Juli 2010....................................................... 59

Tabel XIV. Tabel Hasil Uji Independent Samples Test Terhadap Perbedaan Nilai

Pretest Kelompok Kontrol vs Kelompok Perlakuan Pasien ISPA Rawat

Jalan Puskesmas Kalibawang Periode Juni-Juli 2010 ........................... 62

Tabel XV. Tabel Hasil Uji Independent Samples Test Terhadap Perbedaan Nilai

Posttest Kelompok Kontrol vs Kelompok Perlakuan Pasien ISPA Rawat

Jalan Puskesmas Kalibawang Periode Juni-Juli 2010 ........................... 63

Page 16: PENGARUH PEMBERIAN ALAT BANTU KETAATAN DAN INFORMASI … PDF/F. Farmasi/Farmasi/078114079_full.pdf · B. Pengaruh Pemberian Informasi dan Alat Bantu Ketaatan Terhadap Perilaku (Pengetahuan,

xv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Sistem Respirasi Pada Manusia (kiri) dan Struktur Alveolus

(kanan)………………………………………………………….9

Gambar 2. Hubungan Pengetahuan, Sikap, dan Tindakan Sebelum

dan Setelah Diberikan Informasi Disertai Pemberian

Alat Bantu Terhadap Peningkatan Pengetahuan, Sikap,

dan Tindakan............................................................................... 25

Gambar 3. Skema Pembagian Kelompok Kontrol Dan Perlakuan

Untuk Melihat Pengaruh Pemberian Informasi Dan Alat

Bantu Ketaatan Terhadap Perilaku Pasien Puskesmas

Kalibawang Periode Juni-Juli 2010 ............................................ 32

Gambar 4. Alat Bantu Ketaatan Kelompok Perlakuan Pasien ISPA

Puskesmas Kalibawang Periode Juni-Juli 2010 ........................... 33

Gambar 5. Perbandingan Jumlah Responden Pria dan Wanita..................... 43

Gambar 6. Perbandingan Jumlah Responden Berdasarkan Pendidikan

Terakhir ....................................................................................... 44

Gambar 7. Perbandingan Jumlah Responden Berdasarkan Pekerjaan.......... 44

Gambar 8. Perbandingan Nilai Perilaku Antara Pretest Dan Posttest

Kelompok Kontrol ...................................................................... 51

Gambar 9. Perbandingan Nilai Perilaku Antara Pretest Dan Posttest

Kelompok Perlakuan................................................................... 51

Page 17: PENGARUH PEMBERIAN ALAT BANTU KETAATAN DAN INFORMASI … PDF/F. Farmasi/Farmasi/078114079_full.pdf · B. Pengaruh Pemberian Informasi dan Alat Bantu Ketaatan Terhadap Perilaku (Pengetahuan,

xvi

Gambar 10. Perbandingan Nilai Perilaku Bagian Pengetahuan Antara Pretest

Dan Posttest Kelompok Kontrol................................................... 54

Gambar 11. Perbandingan Nilai Perilaku Bagian Pengetahuan Antara Pretest

Dan Posttest Kelompok Perlakuan ............................................... 55

Gambar 12. Perbandingan Nilai Perilaku Bagian Sikap Antara Pretest Dan

Posttest Kelompok Kontrol .......................................................... 57

Gambar 13. Perbandingan Nilai Perilaku Bagian Sikap Antara Pretest Dan

Posttest Kelompok Perlakuan....................................................... 58

Gambar 14. Perbandingan Nilai Perilaku Bagian Tindakan Antara Pretest

Posttest Kelompok Kontrol .......................................................... 60

Gambar 15. Perbandingan Nilai Perilaku Bagian Tindakan Antara Pretest

Dan Posttest Kelompok Perlakuan ............................................... 61

Gambar 16. Grafik Hasil Uji Z-Test Two Sample Pengaruh Pemberian

Alat Bantu Ketaatan Terhadap Profil Ketaatan Pasien ISPA

Puskesmas Kalibawang Periode Juni-Juli 2010.......................... 64

Gambar 17. Perbandingan Pendapat Bermanfaat Atau Tidaknya Alat Bantu

Ketaatan Terhadap Responden Pada Kelompok Perlakuan ......... 66

Page 18: PENGARUH PEMBERIAN ALAT BANTU KETAATAN DAN INFORMASI … PDF/F. Farmasi/Farmasi/078114079_full.pdf · B. Pengaruh Pemberian Informasi dan Alat Bantu Ketaatan Terhadap Perilaku (Pengetahuan,

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Informed Consent ........................................................................ 77

Lampiran 2. Surat Pernyataan Kesediaan Menjadi Pengawas Responden

Penelitian ...................................................................................... 80

Lampiran 3. Panduan Wawancara.................................................................... 81

Lampiran 4. Kuisioner ..................................................................................... 83

Lampiran 5. Output SPSS versi 16 for Windows Uji Validitas dan

Realibilitas Kuisioner ................................................................. 84

Lampiran 6. Output SPSS versi 16 for Windows Uji Normalitas

Kormogorov-Smirnov ................................................................. 87

Lampiran 7. Output SPSS versi 16 for Windows Uji Paired T-Test

Perilaku Kelompok Kontrol ....................................................... 90

Lampiran 8. Output SPSS versi 16 for Windows Uji Paired T-Test

Perilaku Kelompok Perlakuan .................................................... 90

Lampiran 9. Output SPSS versi 16 for Windows Uji Paired T-Test

Kelompok Kontrol Bagian Sikap................................................ 91

Lampiran 10. Output SPSS versi 16 for Windows Uji Paired T-Test

Kelompok Perlakuan Bagian Sikap ............................................ 91

Lampiran 11. Output SPSS versi 16 for Windows Uji Paired T-Test

Kelompok Kontrol Bagian Tindakan.......................................... 93

Lampiran 12. Output SPSS versi 16 for Windows Uji Paired T-Test

Kelompok Perlakuan Bagian Tindakan ...................................... 94

Page 19: PENGARUH PEMBERIAN ALAT BANTU KETAATAN DAN INFORMASI … PDF/F. Farmasi/Farmasi/078114079_full.pdf · B. Pengaruh Pemberian Informasi dan Alat Bantu Ketaatan Terhadap Perilaku (Pengetahuan,

xviii

Lampiran 13. Output SPSS versi 16 for Windows Uji Paired T-Test

Kelompok Kontrol Bagian Pengetahuan .................................... 95

Lampiran 14. Output SPSS versi 16 for Windows Uji Paired T-Test

Kelompok Perlakuan Bagian Pengetahuan................................. 96

Lampiran 15. Uji Z-Test ................................................................................... 97

Lampiran 16. Output SPSS versi 16 for Windows Uji Independent Samples

Test Terhadap Pretest Kelompok Kontrol vs Kelompok

Perlakuan ................................................................................... 98

Lampiran 17. Output SPSS versi 16 for Windows Uji Independent Samples

Test Terhadap Posttest Kelompok Kontrol vs Kelompok

Perlakuan ................................................................................... 99

Page 20: PENGARUH PEMBERIAN ALAT BANTU KETAATAN DAN INFORMASI … PDF/F. Farmasi/Farmasi/078114079_full.pdf · B. Pengaruh Pemberian Informasi dan Alat Bantu Ketaatan Terhadap Perilaku (Pengetahuan,

xix

INTISARI

Berdasarkan data di USA, medication error (kesalahan dalam pengobatan) diRS terjadi pada satu dari 200 pasien. Sementara di Indonesia sendiri medicationerror di ICU mencapai 96% sedangkan di Puskesmas sebesar 80% (Rosyidah,2009). Tingginya tingkat medication error ini menuntut seorang farmasis untukmemberikan pelayanan kefarmasian yang lebih baik sehingga diharapkan dapatmenurunkan kejadian medication error selama pengobatan. Tujuan dari penelitianini adalah untuk mengetahui pengaruh pemberian alat bantu ketaatan dan informasiobat terhadap perilaku pasien ISPA Puskesmas Kalibawang periode Juni-Juli 2010(kajian terhadap antibiotik).

Penelitian ini termasuk eksperimental semu dengan rancangan non-equivalentcontrol group. Analisis hasil untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan perilakuakibat pemberian informasi antara kelompok kontrol dan kelompok perlakuandilakukan dengan uji Paired T-test. Analisis hasil untuk mengetahui ada tidaknyaperbedaan nilai pretest dan posttest antara kelompok kontrol vs kelompok perlakuandigunakan uji Independent Salmples Test sedangkan uji statistik yang dilakukanuntuk mengetahui ada tidaknya perbedaan ketaatan antara kelompok kontrol danperlakuan dilakukan dengan menggunakan Z-test.

Dari hasil uji Paired T-test diketahui adanya perbedaan perilaku baikpengetahuan, sikap maupun tindakan antara pasien ISPA yang diberi informasi danpasien ISPA yang tidak diberi informasi. Berdasar hasil uji Independent SamplesTest diketahui adanya perbedaan pada nilai posttest dan tidak terdapat perbedaan padanilai pretest antara kelompok kontrol dan kelompok perlakuan sedangkan dari uji Z-test didapatkan Zhit sebesar -1,845 yang berada di critical area. Hal inimenunjukkan ketaatan pasien ISPA di Puskesmas Kalibawang antara pasien ISPAyang mendapatkan alat bantu ketaatan dan informasi obat berbeda dengan profilketaatan pasien ISPA yang tidak mendapatkan alat bantu ketaatan dan informasi obat.

Kata kunci : informasi, alat bantu ketaatan, perilaku pasien

Page 21: PENGARUH PEMBERIAN ALAT BANTU KETAATAN DAN INFORMASI … PDF/F. Farmasi/Farmasi/078114079_full.pdf · B. Pengaruh Pemberian Informasi dan Alat Bantu Ketaatan Terhadap Perilaku (Pengetahuan,

xx

ABSTRACT

Based on the data in USA, medication error happened in hospital was occurredto 1 of 200 patients. However, in Indonesia, medication error that happens in ICUreaches 96% in percentage and about 80% in the public health center/localgovernment clinic (Rosyidah, 2009). The high percentages of medication error insistpharmacists to give better pharmaceutical service so that the medical errorpercentage happening in medical treatment can be reduced. The study aims toexamine the effects of obedience aid procurement and knowledge related tomedicine to develop Acute Respiratory Infections (ARI) patient attitude ofKalibawang public health center in June-July 2010 period.

This research is including to a semi experimental research with non-equivalentcontrol group design. The data analysis used to examine whether the patient attitudesustain developed progress due to information given to both control group andexperimental group. The data is gathered using Paired T-test. Analysis to determinewhether there are differences in values between the pretest and posttest controlgroup vs. experimental group is used to Independent Samples Test the whereas, Z-test is employed to examine whether the obedience of control group andexperimental group experiences progress after obedience aid procurement or not.

From the Paired T-test result, the researcher can identify that there aredifferences between control and experimental group attitude (behaviour, knowledgeand action). Based on test results of independent testing sample test showed thedifference in value between posttest and pretest there was no difference in valuesbetween control and experiment group. While, from the Z-test result the researcherobtains the number of Z hit as big as -1,845 in critical area. It means there aredifferences between control and experimental group in their attitude in consumingthe medicine especially antibiotic.

Keywords : information, obedience aid, patient attitude

Page 22: PENGARUH PEMBERIAN ALAT BANTU KETAATAN DAN INFORMASI … PDF/F. Farmasi/Farmasi/078114079_full.pdf · B. Pengaruh Pemberian Informasi dan Alat Bantu Ketaatan Terhadap Perilaku (Pengetahuan,

1

BAB I

PENGANTAR

A. Latar Belakang

Berdasarkan hasil cohort study oleh Kozer, et al (2005) yang melibatkan 1532

peresepan pasien anak-anak di Intensive Care Unit (ICU) 12 Rumah Sakit di Amerika

yang disampling secara random, diketahui sekitar 14% di antaranya mengalami

Medication Error (ME) yang terinci menjadi prescribing error (10.1%) dan drug

administration error (3,9%). Atas dasar ini farmasis dituntut untuk memberikan

pelayanan yang lebih baik guna mengurangi angka kejadian ME. Perubahan orientasi

obat menjadi orientasi pada pasien (pharmaceutical care) menuntut seorang farmasis

untuk memiliki bekal pengetahuan dan ketrampilan yang lebih baik.

Ada beberapa sebab terjadinya Medication Error yaitu kesalahan dalam

komunikasi, kurangnya distribusi obat, kesalahan dosis, adanya masalah terkait obat

dan penyampaian obat, ketidaktepatan dalam administrasi obat, serta kurangnya

pengetahuan pasien (Cohen, 1991).

Pengatasan terhadap kejadian ME dapat dilakukan dengan pelayanan

kefarmasian yang berorientasi pada pasien. Pelayanan yang berorientasi pada pasien

ini menuntut seorang farmasis untuk dapat melakukan pelayanan kefarmasian

terhadap pasien secara lebih baik sehingga diharapkan mampu meminimalkan

terjadinya ME. Pelayanan kepada pasien ini meliputi komunikasi dengan pasien,

pemberian informasi obat pada pasien serta monitoring penggunaan obat kepada

pasien. Orientasi menjadi pharmaceutical care ini sekaligus meminimalkan kejadian

Page 23: PENGARUH PEMBERIAN ALAT BANTU KETAATAN DAN INFORMASI … PDF/F. Farmasi/Farmasi/078114079_full.pdf · B. Pengaruh Pemberian Informasi dan Alat Bantu Ketaatan Terhadap Perilaku (Pengetahuan,

2

Medication Error yang sering terjadi dalam instansi kesehatan, dengan kata lain

meminimalkan kejadian ME yang erat hubungannya dengan DRP (Drug Related

Problems). Menurut Buck (1999), ME yang terjadi pada fase apapun tentu akan

merugikan pasien dan dapat menyebabkan kegagalan terapi, bahkan kejadian ME ini

dapat menimbulkan efek obat yang tidak diharapkan bagi pasien.

Karena kejadian ME yang cukup tinggi seperti uraian di atas, maka perlu

adanya penelitian mengenai pengaruh pemberian informasi dan alat bantu ketaatan

terhadap perilaku pasien yang pada akhirnya diusulkan menjadi suatu judul Pengaruh

Pemberian Informasi dan Alat Bantu Ketaatan terhadap Perilaku Pasien ISPA

Puskesmas Kalibawang Periode Juni – Juli 2010 (Kajian terhadap Antibiotik).

Penelitian dengan judul Pengaruh Pemberian Informasi Dan Alat Bantu

Ketaatan terhadap Perilaku Pasien ISPA Puskesmas Kalibawang Periode Juni – Juli

2010 (Kajian terhadap Antibiotik) ini dilakukan di Puskesmas dengan alasan

tingginya angka kejadian medication error di Puskesmas di Indonesia, yaitu sebesar

80% (Rosyidah, 2009). Penelitian dilakukan di daerah Kalibawang dengan penyakit

ISPA karena data tertinggi kunjungan pasien di Puskesmas Kalibawang adalah pasien

ISPA. Pemilihan ISPA dipilih karena penghentian pemberian obat sebelum

waktunya, pada umumnya terjadi pada penggunaan antibiotik (Siregar, 2006).

1. Permasalahan

Masalah yang ada dalam penelitian ini adalah :

Page 24: PENGARUH PEMBERIAN ALAT BANTU KETAATAN DAN INFORMASI … PDF/F. Farmasi/Farmasi/078114079_full.pdf · B. Pengaruh Pemberian Informasi dan Alat Bantu Ketaatan Terhadap Perilaku (Pengetahuan,

3

a. bagaimana profil pasien ISPA rawat jalan di Puskesmas Kalibawang

periode Juni-Juli 2010?

b. adakah perbedaan perilaku (pengetahuan, sikap, dan tindakan) dan ketaatan

minum obat (antibiotik) pasien ISPA di Puskesmas Kalibawang pada

pasien ISPA yang mendapatkan alat bantu ketaatan dan informasi obat dan

yang tidak mendapatkan alat bantu ketaatan dan informasi obat?

c. Apakah pemberian alat bantu ketaatan dan informasi obat saat home visit

menyebabkan perbedaan perilaku terhadap pasien ISPA Puskesmas

Kalibawang periode Juni-Juli 2010 yang menerima alat bantu ketaatan dan

informasi obat dan yang tidak menerima alat bantu ketaatan dan informasi

obat?

2. Keaslian penelitian

Penelitian dengan tema ” Pengaruh Pemberian Informasi Dan Alat Bantu

Ketaatan Terhadap Perilaku Pasien ISPA Puskesmas Kalibawang Periode Juni –

Juli 2010 kajian terhadap antibiotik)” belum ditemukan penelitian terkait

ketaatan pasien yang diberi informasi versus informasi plus alat bantu oleh

peneliti lain di wilayah yang sama. Penelitian sejenis berjudul ”Pengaruh

Pemberian Alat Bantu Ketaatan dan Informasi Terhadap Perilaku (Pengetahuan,

Sikap, dan Tindakan) Pasien Rawat Jalan RS Panti Rini Yogyakarta Periode

Juni – Juli 2009 Serta Kepuasan Pasien” telah dilakukan oleh Dewi

Prasetyaningrum pada tahun 2009 dengan jenis penyakit, tempat, kajian dan

Page 25: PENGARUH PEMBERIAN ALAT BANTU KETAATAN DAN INFORMASI … PDF/F. Farmasi/Farmasi/078114079_full.pdf · B. Pengaruh Pemberian Informasi dan Alat Bantu Ketaatan Terhadap Perilaku (Pengetahuan,

4

cara analisis data yang berbeda yaitu penyakit ISPA di Puskesmas Kalibawang

periode Juni-Juli 2010 dengan kajian terhadap antibiotik dan cara analisis

Paired T-test, T-test, serta Z-test.

3. Manfaat penelitian

Manfaat praktis

Penelitian ini diharapkan dapat digunakan untuk mengetahui pengaruh

pemberian alat bantu ketaatan terhadap perubahan perilaku pasien ISPA

Puskesmas Kalibawang periode Juni-Juli 2010 terhadap alat bantu dan

informasi yang diberikan serta untuk mengetahui profil ketaatan pasien ISPA

masyarakat Kalibawang, Kulon Progo, DIY serta dapat mendukung

peningkatan kualitas kesehatan masyarakat dengan meningkatkan mutu dan

kualitas pelayanan obat dalam masyarakat khususnya di Puskesmas

Kalibawang.

B. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk:

1. mengetahui profil pasien ISPA rawat jalan di Puskesmas Kalibawang periode

Juni-Juli 2010.

2. mengetahui perbedaan perilaku (pengetahuan, sikap, dan tindakan) dan ketaatan

minum obat (antibiotik) pasien ISPA di Puskesmas Kalibawang antara pasien

Page 26: PENGARUH PEMBERIAN ALAT BANTU KETAATAN DAN INFORMASI … PDF/F. Farmasi/Farmasi/078114079_full.pdf · B. Pengaruh Pemberian Informasi dan Alat Bantu Ketaatan Terhadap Perilaku (Pengetahuan,

5

ISPA baik yang mendapatkan alat bantu ketaatan dan informasi obat maupun

pasien ISPA yang tidak mendapatkan alat bantu ketaatan dan informasi obat.

3. mengetahui ada tidaknya perbedaan perbedaan perilaku pasien ISPA Puskesmas

Kalibawang periode Juni-Juli 2010 akibat pemberian alat bantu ketaatan dan

informasi obat saat home visit.

Page 27: PENGARUH PEMBERIAN ALAT BANTU KETAATAN DAN INFORMASI … PDF/F. Farmasi/Farmasi/078114079_full.pdf · B. Pengaruh Pemberian Informasi dan Alat Bantu Ketaatan Terhadap Perilaku (Pengetahuan,

6

BAB IIPENELAAHAN PUSTAKA

A. Medication Error

Berdasar Surat Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor

1027/MENKES/SK/IX/2004 Medication Error adalah kejadian yang merugikan

pasien, yang diakibatkan karena pemakaian obat selama dalam penanganan

tenaga kesehatan, yang sebetulnya dapat dicegah. Kejadian ME dibagi dalam 4

fase, yaitu fase prescribing, fase transcribing, fase dispensing dan fase

administration oleh pasien.

Tabel I. Fase-Fase Kejadian Medication Error (National CoordinatingCouncil for Medication Error Reporting and Prevention, 1998)

FASE DEFINISI KETERANGANPrescribing Error yang

terjadi pada fasepenulisan resep

Obat yang diresepkan tidak tepat indikasi, tidaktepat pasien atau kontraindikasi, tidak tepat obatatau ada obat yang tidak ada indikasinya, tidaktepat dosis dan aturan pakai

Transcribing Error yangterjadi saatpembacaanresep untukprosesdispensing

Salah membaca resep karena tulisan yang tidakjelas, misalnya Losec® (omeprazole) dibacaLasix® (furosemide), aturan pakai 2 kali sehari 1tablet terbaca 3 kali sehari 1 tablet. Salah dalammenterjemahkan order pembuatan resep dansignature juga dapat terjadi pada fase ini

Dispensing Error yangterjadi pada saatpenyiapanhinggapenyerahanresep olehpetugas apotek

Salah dalam mengambil obat dari rakpenyimpanan karena kemasan atau nama obatyang mirip atau dapat pula terjadi karenaberdekatan letaknya. Selain itu, salah dalammenghitung jumlah tablet yang akan diracik,ataupun salah dalam pemberian informasi

Administration Error yangterjadi padaprosespenggunaanobat.

Fase ini dapat melibatkan petugas apotek danpasien atau keluarganya pasien. Misalnya salahmenggunakan supositoria yang seharusnyamelalui dubur tapi dimakan dengan bubur, salahwaktu minum obatnya seharusnya 1 jam sebelummakan tetapi diminum bersama makan.

Page 28: PENGARUH PEMBERIAN ALAT BANTU KETAATAN DAN INFORMASI … PDF/F. Farmasi/Farmasi/078114079_full.pdf · B. Pengaruh Pemberian Informasi dan Alat Bantu Ketaatan Terhadap Perilaku (Pengetahuan,

7

Seorang pasien dapat melakukan beberapa cara untuk mengurangi

kemungkinan terjadinya Medication Error selama pengobatan. Pemberian

informasi pada pasien adalah hal yang dapat membantu meningkatkan

keamanan dalam minum obat serta mencegah terjadinya Medication Error pada

fase administration (Cohen, 1999).

Dari fase-fase Medication Error tersebut, dapat dikemukakan bahwa

faktor penyebabnya dapat berupa : 1) komunikasi yang buruk baik secara

tertulis dalam bentuk kertas resep maupun secara lisan (antara pasien,

dokter dan apoteker), 2) sistem distribusi obat yang kurang mendukung

(sistem komputerisasi, sistem penyimpanan obat, dan lain sebagainya), 3)

sumber daya manusia (kurang pengetahuan, pekerjaan yang berlebihan, dan

lain-lain), 4) edukasi kepada pasien kurang, 5) peran pasien dan keluarganya

kurang (Cohen, 1991).

B. Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA)

1. Definisi

Menurut DepKes RI (2005) istilah Infeksi Saluran Pernafasan Akut

(ISPA) mengandung 3 unsur, yaitu infeksi; saluran pernapasan; dan akut.

Pengertian atau batasan masing-masing unsur adalah sebagai berikut ini.

Page 29: PENGARUH PEMBERIAN ALAT BANTU KETAATAN DAN INFORMASI … PDF/F. Farmasi/Farmasi/078114079_full.pdf · B. Pengaruh Pemberian Informasi dan Alat Bantu Ketaatan Terhadap Perilaku (Pengetahuan,

8

a. Yang dimaskud dengan infeksi adalah masuknya kuman atau

mikroorganisme ke dalam tubuh manusia dan berkembang biak

sehingga menimbulkan gejala penyakit (DepKes.RI, 2005).

b. Yang dimaksud dengan saluran pernafasan adalah organ mulai dari

hidung hingga alveoli beserta organ adneksanya seperti sinus-sinus,

rongga telinga tengah dan pleura. Dengan demikian ISPA secara

anatomis mencakup saluran pernafasan bagian atas, bawah (termasuk

jaringan paru-paru) dan organ adneksa saluran pernapasan (DepKes.RI,

2005).

c. Yang dimaksud dengan infeksi akut adalah infeksi yang berlangsung

sampai dengan 14 hari. Batas 14 hari ini diambil untuk menunjukkan

proses akut meskipun untuk beberapa penyakit yang dapat digolongkan

dalam ISPA proses ini dapat berlangsung lebih dari 14 hari (DepKes.RI,

2005).

Saluran pernapasan pada manusia adalah alat-alat tubuh yang

digunakan untuk bernapas, yaitu mulai dari hidung, hulu kerongkongan,

tenggorokan, batang tenggorokan sampai paru-paru (DepKes.RI, 2005).

Page 30: PENGARUH PEMBERIAN ALAT BANTU KETAATAN DAN INFORMASI … PDF/F. Farmasi/Farmasi/078114079_full.pdf · B. Pengaruh Pemberian Informasi dan Alat Bantu Ketaatan Terhadap Perilaku (Pengetahuan,

9

Gambar 1. Sistem Respirasi Pada Manusia (kiri) dan StrukturAlveolus (kanan)

Berdasarkan data di USA, medication error (kesalahan dalam

pengobatan) di RS terjadi satu di antara 200 pasien. Sementara di Indonesia

sendiri medication error di ICU mencapai 96% dan puskesmas 80%

(Rosyidah, 2009).

Di pelayanan kesehatan primer (Puskesmas), studi tentang medication

error sangat jarang dilakukan, padahal jika diamati secara lebih mendalam

di arean inilah biasanya medication error berpotensi untuk terjadi karena

pelayanan kesehatan primer umumnya tidak hanya melibatkan dokter tetapi

juga perawat, bidan, dan petugas obat yang sebagian besar tidak memiliki

Page 31: PENGARUH PEMBERIAN ALAT BANTU KETAATAN DAN INFORMASI … PDF/F. Farmasi/Farmasi/078114079_full.pdf · B. Pengaruh Pemberian Informasi dan Alat Bantu Ketaatan Terhadap Perilaku (Pengetahuan,

10

kompetensi memadai dalam penatalaksanaan pasien, khususnya dalam hal

peresepan obat (Dwiprahasto, 2006).

Berdasarkan data penggunaan obat ISPA yang dikumpulkan secara

retrospektif dari 20 Puskesmas yang terdapat di 5 kabupaten/kota di

Provinsi Kalimantan Timur diketahui bahwa 2.585 resep menunjukkan 90%

diantaranya tidak lengkap atau mengalami medication error. Bentuk

medication error yang paling sering dijumpai adalah pemilihan obat keliru,

cara pemberian obat yang keliru, frekuensi pemberian keliru, dan sediaan

keliru (Dwiprahasto, 2006).

Secara umum terdapat 3 faktor resiko terjadinya ISPA yaitu faktor

lingkungan, faktor individu, serta faktor perilaku. Yang dimaksud dengan

faktor lingkungan meliputi pencemaran udara dalam rumah, ventilasi rumah,

serta kepadatan hunian rumah. Faktor individu meliputi umur dan BBLR

(Berat Badan Lahir Rendah) artinya bayi yang lahir dengan berat badan

kurang dari 2500 gram sedangkan yang dimaksud dengan faktor perilaku

adalah peran aktif keluarga atau masyarakat dalam menangani ISPA

(Darmawan, 2008).

2. Klasifikasi

Secara umum, Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) dibagi ke

dalam 2 kelompok yakni Infeksi Saluran Pernapasan Atas dan Infeksi

Saluran Pernapasan Bawah. Infeksi Saluran Pernapasan Atas meliputi

Page 32: PENGARUH PEMBERIAN ALAT BANTU KETAATAN DAN INFORMASI … PDF/F. Farmasi/Farmasi/078114079_full.pdf · B. Pengaruh Pemberian Informasi dan Alat Bantu Ketaatan Terhadap Perilaku (Pengetahuan,

11

Rinitis Akut; Faringitis Akut; Tonsilitis Akut; Epiglotitis Akut;

Laringotrakeo-Bronkitis Akut; Otitis Media Akut; Sinusitis Akut; serta

Rinitis, Tonsilitis, Faringitis, Laringitis Difteri sedangkan Infeksi Saluran

Pernapasan Bawah meliputi Bronkitis Akut dan Pneumonia (Darmawan,

2008).

C. Pharmaceutical Care

Pharmaceutical care atau asuhan kefarmasian adalah suatu bentuk

pelayanan dan tanggung jawab langsung profesi apoteker yang

berpusat/berorientasi kepada pasien. Salah satu bentuk Pharmaceutical Care

adalah pelayanan residensial (Home visit) dalam hal ini Apoteker sebagai

care giver diharapkan juga dapat melakukan pelayanan kefarmasian yang

bersifat kunjungan rumah, khususnya untuk kelompok lansia dan pasien

dengan pengobatan penyakit kronis lainnya. Untuk aktivitas ini apoteker harus

membuat catatan berupa catatan pengobatan (medication record) (Anonim,

2004).

Pharmaceutical care dilakukan dengan memikul tanggung jawab atas

kebutuhan obat individu pasien dan diselenggarakan berdasarkan komitmen

tanggung jawab tersebut. Tanggung jawab tersebut dapat dikelompokkan

menjadi 2 bagian, yaitu:

1. menjamin semua terapi yang diterima oleh individu pasien sesuai

(appropriate), paling efektif (the most effective possible), paling aman (the

Page 33: PENGARUH PEMBERIAN ALAT BANTU KETAATAN DAN INFORMASI … PDF/F. Farmasi/Farmasi/078114079_full.pdf · B. Pengaruh Pemberian Informasi dan Alat Bantu Ketaatan Terhadap Perilaku (Pengetahuan,

12

safest available), dan praktis (convenient enough to be taken as indicated)

(Cipolle, Morley, and Strand, 2004).

2. mengidentifikasi, memecahkan, dan mencegah permasalahan yang

berhubungan dengan terapi obat yang menghambat pelaksanaan tanggung

yang pertama (Cipolle, et al, 2004).

Selama proses Pharmaceutical care, Farmasis dapat melakukan

pengambilan keputusan secara rasional yang disebut Pharmacotherapy

Workup dengan tujuan untuk membuat suatu penilaian tentang kebutuhan obat

pasien, mengidentifikasi Drug Therapy Problem (DTP), membuat

perencanaan pengobatan, dan mengadakan evaluasi untuk memastikan bahwa

semua obat yang digunakan efektif dan aman untuk terapi (Cipolle, et al,

2004).

Dengan adanya Pharmaceutical care, diharapkan dapat meningkatkan

kesadaran pasien akan efek samping yang merugikan dari obat serta dapat

mencegah timbulnya Drug Therapy Problem (DTP).

D. Ketaatan pasien (Patient Compliance)

Ketaatan terhadap aturan pengobatan dapat didefinisikan sebagai tingkat

ketepatan perilaku seorang individu dengan nasihat medis atau kesehatan.

Ketaatan ini mencakup beberapa perlakuan khusus, seperti: istirahat; diet;

berapa lama obat tersebut harus dikonsumsi; bagaimana cara menggunakannya;

kapan waktu penggunaan yang tepat; kapan obat harus dihentikan; kapan harus

Page 34: PENGARUH PEMBERIAN ALAT BANTU KETAATAN DAN INFORMASI … PDF/F. Farmasi/Farmasi/078114079_full.pdf · B. Pengaruh Pemberian Informasi dan Alat Bantu Ketaatan Terhadap Perilaku (Pengetahuan,

13

mengunjungi dokter lagi dan lain-lain. Pengertian lain menyatakan bahwa

ketaaan adalah istilah medis yang digunakan untuk menyatakan derajat tertentu,

yang menggambarkan seberapa besar pasien mematuhi nasihat medis atau

medical advice secara benar (Anonim, 1999).

Ketidaktaatan dapat didefinisikan sebagai ketidakmampuan pasien atau

keengganan pasien untuk mengkonsumsi obat yang diresepkan sesuai

petunjuk petugas klinis agar mematuhi indikasi, kemanjuran atau efikasi dan

mampu mencapai outcomes tanpa efek yang merugikan. Ketidaktaatan bukan

semata-mata karena kesalahan pasien, namun dapat pula berasal dari dokter,

apoteker, perawat maupun tenaga medis yang lain (Siregar, 2006).

Ketidaktaatan pasien dapat terjadi karena pasien tidak mengerti

instruksi, pasien lebih senang tidak menerima obat, pasien lupa minum obat,

pasien tidak dapat menggunakan obat dengan benar, obat tidak tersedia untuk

pasien (Cipolle, et al, 2004).

Ketaatan (compliance; adherence) merupakan suatu kondisi tingkat

kepatuhan pasien dalam melaksanakan segala instruksi pengobatannya.

Ketidaktaatan dapat mengakibatkan kesalahan medikasi. Empat jenis

ketidaktaatan mencakup beberapa situasi antara lain:

a. pasien gagal mendapatkan medikasi. Beberapa pasien tidak menebus resep

obat karena tidak merasa memerlukan obat atau tidak menghendaki

mengambilnya. Beberapa pasien tidak menebus obat karena tidak mampu

menanggung biaya obat.

Page 35: PENGARUH PEMBERIAN ALAT BANTU KETAATAN DAN INFORMASI … PDF/F. Farmasi/Farmasi/078114079_full.pdf · B. Pengaruh Pemberian Informasi dan Alat Bantu Ketaatan Terhadap Perilaku (Pengetahuan,

14

b. pasien gagal melakukan medikasi sesuai dengan yang diresepkan. Hal ini

meliputi dosis yang salah, pengaturan waktu atau urutan pemberian yang

tidak tepat, frekuensi pemberian yang keliru, cara atau teknik pemberian

yang salah, dan penggunaan medikasi untuk tujuan yang keliru.

c. pasien menghentikan medikasi secara dini. Pasien menganggap bahwa

pengobatan tidak lagi diperlukan karena obat sudah habis atau karena telah

terjadi kemajuan pada gejala.

d. pasien atau orang lain menggunakan medikasi secara tidak tepat. Sebagai

contoh, pasien berbagi medikasi dengan orang lain karena satu atau berbagai

alasan (Katzung, 2004).

Situasi yang paling umum berkaitan dengan ketidaktaatan pada terapi obat

meliputi:

a. kegagalan menebus resep, penjelasan yang paling umum untuk tidak

menebus resep obatnya ialah karena pasien tidak merasa memerlukan obat

atau tidak menghendaki mengambilnya. Ada pula pasien tidak menebus

resepnya karena tidak mampu membelinya,

b. melalaikan dosis,

c. kesalahan dosis,

d. kesalahan dalam waktu pemberian atau konsumsi obat, dapat mencakup

situasi yang obatnya dikonsumsi tidak tepat dikaitkan dengan waktu makan,

Page 36: PENGARUH PEMBERIAN ALAT BANTU KETAATAN DAN INFORMASI … PDF/F. Farmasi/Farmasi/078114079_full.pdf · B. Pengaruh Pemberian Informasi dan Alat Bantu Ketaatan Terhadap Perilaku (Pengetahuan,

15

e. penghentian pemberian obat sebelum waktunya, pada umumnya terjadi pada

penggunaan antibiotik (Siregar, 2006).

Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap ketaatan pasien antara lain:

a. karakteristik pasien

Karakteristik pasien yang berpengaruh terhadap ketaatan pengobatan

antara lain adalah umur, jenis kelamin, ras, kepribadian (seperti

ketidakpercayaan), respon terhadap penyakit atau pengobatan atau pemberi

resep, status sosioekonomi, ada tidaknya pengawas minum obat, dan tipe

penyakit (Anonim, 2007).

b. status pengobatan

Pengaruh status pengobatan terhadap ketaatan dilihat dari ada tidaknya

pihak yang berperan sebagai pengawas atau pengingat pasien untuk minum

obat. Berdasarkan penelitian, pada pasien yang memiliki pengawas untuk

mengingatkan minum obat, ketaatan yang diperoleh >80%, sedangkan pada

pasien yang tidak memiliki pengawas untuk mengingatkan minum obat dan

rendahnya pengontrolan, ketaatan yang diperoleh <50% (Anonim, 2007).

c. karakter obat

Karakter dari segi obat yang kemungkinan berpengaruh terhadap

ketaaatan penggunaan obat antara lain yaitu: jumlah dari obat yang diterima,

kesamaan rupa dari obat yang diterima, jumlah dosis per hari, dan timbulnya

kejadian efek samping (Anonim, 2007).

d. gambaran klinis dari penyakit

Page 37: PENGARUH PEMBERIAN ALAT BANTU KETAATAN DAN INFORMASI … PDF/F. Farmasi/Farmasi/078114079_full.pdf · B. Pengaruh Pemberian Informasi dan Alat Bantu Ketaatan Terhadap Perilaku (Pengetahuan,

16

Beberapa hal yang berpengaruh terhadap ketaaatan pengobatan dari segi

gambaran klinis penyakit antara lain: penyakit kronis, adanya pencegahan

dan pengobatan yang diterima bersamaan, ada tidaknya gejala penyakit, dan

akibat dari penundaan penghentian terapi (Anonim, 2007).

e. pengalaman tenaga kesehatan

Pengalaman tenaga kesehatan juga menentukan tingkat ketaatan

pengobatan, antara lain dari segi pemberi resep, farmasis, dan perawat; tidak

adanya tanggapan terhadap ketidaktaatan; adanya hubungan yang erat

dengan pasien, kepercayaan dalam pemberian pengobatan; serta informasi

yang diberikan kepada pasien (Anonim, 2007).

Banyak hal yang mempengaruhi tidak dilaksanakannya patient

compliance antara lain rasa takut akan ketergantungan obat, obat dihentikan

sebelum waktunya, harga obat mahal, resep hanya ditebus sebagian, atau

pengobatan dihentikan ketika gejala sudah hilang, menganggap penyakit sudah

sembuh sehingga obat dihentikan, terapi butuh waktu lama, pasien tidak

mengerti dan menjadi bosan, jenis dan waktu penggunaan obat macam-macam,

membingungkan atau lupa, tidak mendapat penjelasan apa yang akan terjadi,

takut untuk melanjutkan pengobatan (Anonim, 1999).

Sebuah penelitian yang dilakukan di Turki pada tahun 2002 menyebutkan

bahwa ada beberapa alasan ketidaktaatan pasien dalam pengobatan, antara lain

lupa minum obat (63,41%), minum obat hanya ketika merasa tidak enak

Page 38: PENGARUH PEMBERIAN ALAT BANTU KETAATAN DAN INFORMASI … PDF/F. Farmasi/Farmasi/078114079_full.pdf · B. Pengaruh Pemberian Informasi dan Alat Bantu Ketaatan Terhadap Perilaku (Pengetahuan,

17

(12,20%), tidak mau mengkonsumsi obat (12,20%), dan pernah mengalami

kejadian efek samping (9,76%) (Anonim, 2007).

Ada beberapa cara yang dapat digunakan untuk mendeteksi ketidaktaatan

penggunaan obat, yaitu: (1) bertanya kepada pasien apakah ada kesulitan untuk

memakai obat, atau untuk mengikuti petunjuk-petunjuk pemakaian; (2)

pengamatan terhadap sisa obat, cara ini sangat mudah dilakukan terutama untuk

obat-obat yang gampang dihitung, misalnya tablet dan sirup, sedangkan untuk

jenis aerosol mungkin sulit; (3) penilaian terhadap efek farmakologik yaitu

dengan melihat apakah obat yang diberikan bermanfaat atau tidak (beberapa

obat mudah dicek karena mempunyai hubungan yang kuat antara dosis dengan

timbulnya respons farmakologik); (4) pengukuran kadar obat, cara ini lebih

pasti namun memerlukan biaya karena pengukuran kadar secara kuatitatif harus

dilakukan di laboratorium (Reid, Rubin, dan Whiting, 1985).

Untuk meningkatkan ketaatan pasien dapat dilakukan upaya-upaya antara

lain identifikasi faktor risiko, pengembangan rencana pengobatan, alat bantu

kepatuhan, pemantauan terapi, komunikasi yang baik antara apoteker dengan

pasien. Dalam banyak hal, ketidaktaatan akan mengakibatkan penggunaan

suatu obat yang kurang. Dengan cara demikian, pasien kehilangan manfaat

terapi yang diharapkan dan kemungkinan mengakibatkan kondisi yang diobati

secara bertahap menjadi buruk (Siregar, 2006).

Tujuh belas penelitian tentang ketaatan menyatakan bahwa efek samping

pengobatan merupakan ancaman bagi ketaatan pasien. Di negara Jerman, hal

Page 39: PENGARUH PEMBERIAN ALAT BANTU KETAATAN DAN INFORMASI … PDF/F. Farmasi/Farmasi/078114079_full.pdf · B. Pengaruh Pemberian Informasi dan Alat Bantu Ketaatan Terhadap Perilaku (Pengetahuan,

18

kedua yang menjadi penyebab ketidaktaatan pengobatan antihipertensi adalah

efek samping pengobatan. Dampak dari efek samping ini dalam hubungannya

dengan ketaatan mungkin dapat dijelaskan melalui perasaan tidak nyaman,

ketidakpercayaan terhadap efektifitas pengobatan, dan penurunan kepercayaan

terhadap dokter. Oleh karena itu, efek samping yang dialami pasien dalam

pengobatan juga dapat berpengaruh terhadap ketaatan (Jin, Sklar, Oh, Li, 2008).

E. Informasi

Informasi adalah data yang penting yang memberikan pengetahuan yang

berguna (Terry, 1962). Definisi lain mengatakan bahwa informasi merupakan

fungsi penting untuk membantu mengurangi rasa cemas seseorang

(Notoatmodjo, 2005).

Informasi ini merupakan suatu hal yang sangat penting ditekankan supaya

tujuan pengobatan dapat sampai pada sasarannya. Hal ini karena banyaknya

kasus yang terjadi pada pasien yang berkaitan dengan masalah pemakaian obat

akibat kurangnya informasi tentang obat yang diminumnya.

F. Edukasi

Edukasi adalah upaya yang dilakukan agar masyarakat berperilaku atau

mengadopsi perilaku kesehatan dengan cara persuasi, bujukan, himbauan,

ajakan, memberikan informasi, memberikan kesadaran, dan sebagainya melalui

kegiatan yang disebut pendidikan atau penyuluhan kesehatan. Pendidikan

Page 40: PENGARUH PEMBERIAN ALAT BANTU KETAATAN DAN INFORMASI … PDF/F. Farmasi/Farmasi/078114079_full.pdf · B. Pengaruh Pemberian Informasi dan Alat Bantu Ketaatan Terhadap Perilaku (Pengetahuan,

19

kesehatan sendiri pada hakikatnya adalah suatu kegiatan atau usaha

menyampaikan pesan kesehatan kepada masyarakat, kelompok, atau individu.

Dengan adanya pesan tersebut diharapkan dapat memperoleh pengetahuan

tentang kesehatan yang lebih baik. Pengetahuan tersebut akhirnya dapat

berpengaruh terhadap perilaku individu (Notoatmodjo, 2003).

G. Perilaku

Perilaku kesehatan pada dasarnya adalah respon seseorang (organisme)

terhadap stimulus yang berkaitan dengan sakit dan penyakit, sistem pelayanan

kesehatan, makanan, serta lingkungan. Batasan ini mempunyai dua unsur

pokok, yakni respon dan stimulus atau perangsangan. Respon atau reaksi

manusia, baik bersifat pasif (pengetahuan, persepsi, dan sikap), maupun bersifat

aktif (tindakan yang nyata atau practice); sedangkan stimulus atau rangsangan

di sini terdiri dari empat unsur pokok, yakni sakit dan penyakit, sistem

pelayanan kesehatan, dan lingkungan (Notoatmodjo, 2003).

Menurut Notoatmodjo (2003), sebelum orang berperilaku baru, di dalam

diri orang tersebut terjadi proses yang berurutan, yaitu:

a. awareness (kesadaran), yakni orang tersebut menyadari dalam arti

mengetahui stimulus atau obyek terlebih dahulu.

b. interest, yakni orang mulai tertarik kepada stimulus.

Page 41: PENGARUH PEMBERIAN ALAT BANTU KETAATAN DAN INFORMASI … PDF/F. Farmasi/Farmasi/078114079_full.pdf · B. Pengaruh Pemberian Informasi dan Alat Bantu Ketaatan Terhadap Perilaku (Pengetahuan,

20

c. evaluation, yakni mempertimbangkan baik dan tidaknya stimulus tersebut

bagi dirinya, hal ini menunjukkan sikap responden yang lebih baik lagi.

d. trial, yakni orang telah mulai mencoba perilaku baru.

e. adoption, yakni subyek telah berperilaku baru sesuai dengan pengetahuan,

kesadaran, dan sikapnya terhadap stimulus. Faktor lingkungan serta

pengalaman masa lalu sangat mempengaruhi individu dalam kehidupan.

Lingkungan dan pengalaman ini kemudian akan menentukan perilaku

individu tersebut yang nantinya perilaku ini dapat dijabarkan dalam 3

bagian yaitu pengetahuan, sikap serta tindakan.

1) Pengetahuan

Pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan terjadi setelah orang

melakukan penginderaan terhadap suatu obyek tertentu. Penginderaan

terjadi melalui panca indera manusia, yakni indera penglihatan,

pendengaran, penciuman, rasa, dan raba. Sebagian besar pengetahuan

manusia diperoleh melalui mata dan telinga (Notoatmodjo, 2003).

Page 42: PENGARUH PEMBERIAN ALAT BANTU KETAATAN DAN INFORMASI … PDF/F. Farmasi/Farmasi/078114079_full.pdf · B. Pengaruh Pemberian Informasi dan Alat Bantu Ketaatan Terhadap Perilaku (Pengetahuan,

21

Tabel II. Tingkat pengetahuan yang tercakup di dalam domainkognitif (Notoatmodjo, 2003)

TINGKATAN KETERANGANI

tahu (know)Tahu diartikan sebagai kemampuan untukmengingat suatu materi yang telah dipelajarisebelumnya.

IImemahami

(comprehension)

Memahami diartikan sebagai kemampuanuntuk menjelaskan secara benar tentang obyekyang diketahui dan dapat menginterpretasikanmateri tersebut secara benar.

IIIaplikasi (application)

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untukmenggunakan materi yang telah dipelajari padasituasi atau kondisi yang sebenarnya (missal :penggunaan hukum-hukum, rumus, metode,prinsip, dalam konteks atau situasi yang lain).

IVanalisis (analysis)

Analisis merupakan kemampuan untukmenjabarkan materi atau suatu obyek ke dalamkomponen-komponen, tetapi masih di dalamsatu struktur organisasi, dan masih adakaitannya satu sama lain.

Vsintesis (synthesis)

Sintesis menunjuk pada suatu kemampuanuntuk meletakkan atau menghubungkanbagian-bagian di dalam suatu bentukkeseluruhan yang baru. Secara definitif,sintesis adalah suatu kemampuan untukmenyusun formulasi baru dari formulasi-formulasi yang ada.

VIevaluasi (evaluation)

Evaluasi berkaitan dengan kemampuan untukmelakukan justifikasi atau penilaian terhadapsuatu materi atau obyek.

2) Sikap

Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari

seseorang terhadap suatu stimulus atau obyek. Dapat dikatakan sikap

adalah penilaian (bisa berupa pendapat) seseorang terhadap stimulus

Page 43: PENGARUH PEMBERIAN ALAT BANTU KETAATAN DAN INFORMASI … PDF/F. Farmasi/Farmasi/078114079_full.pdf · B. Pengaruh Pemberian Informasi dan Alat Bantu Ketaatan Terhadap Perilaku (Pengetahuan,

22

atau obyek (dalam hal ini adalah masalah kesehatan, termasuk penyakit).

Setelah orang tersebut mengalami stimulus atau obyek, proses

selanjutnya akan menilai atau bersikap terhadap stimulus atau obyek

kesehatan di mana indikator untuk sikap kesehatan sejalan dengan

pengetahuan kesehatan (Notoatmodjo, 2003).

Sikap terdiri dari berbagai tingkatan yakni:

a) menerima (receiving)

b) merespon (responding)

c) menghargai (valuing)

d) bertanggung jawab (responsible) (Notoatmodjo, 2003).

Pernyataan sikap mungkin berisi atau mengatakan hal-hal yang

positif mengenai obyek sikap, yaitu kalimatnya bersifat mendukung atau

memihak pada obyek sikap. Pernyataan ini disebut dengan pernyataan

yang favourable. Sebaliknya pernyataan sikap mungkin pula berisi hal-

hal negatif mengenai obyek sikap yang bersifat tidak mendukung

maupun kontra terhadap obyek sikap. Pernyataan seperti ini disebut

dengan pernyataan yang unfavourabel.

Pengukuran sikap dapat dilakukan dengan menilai pernyataan sikap

seseorang yang dapat dilakukan secara langsung ataupun tidak langsung.

Secara langsung dapat ditanyakan bagaimana pendapat/ pernyataan

responden terhadap suatu obyek. Secara tidak langsung dapat dilakukan

Page 44: PENGARUH PEMBERIAN ALAT BANTU KETAATAN DAN INFORMASI … PDF/F. Farmasi/Farmasi/078114079_full.pdf · B. Pengaruh Pemberian Informasi dan Alat Bantu Ketaatan Terhadap Perilaku (Pengetahuan,

23

dengan pernyataan-pernyataan hipotesis kemudian ditanyakan pendapat

responden melalui kuisioner (Notoatmodjo, 2003).

3) Tindakan

Suatu sikap belum otomatis terwujud dalam suatu tindakan (overt

behaviour). Untuk mewujudkan sikap menjadi perbuatan nyata

diperlukan faktor pendukung atau suatu kondisi yang memungkinkan,

antara lain adalah fasilitas. Selain itu, diperlukan juga faktor dukungan

dari pihak lain (Notoatmodjo, 2003).

Tindakan mempunyai beberapa tingkatan, yaitu persepsi, respon

terpimpin, mekanisme, dan adopsi (Notoatmodjo, 2003).

a. Persepsi (perception), mengenal dan memilih berbagai obyek yang

sehubungan dengan tindakan yang diambil.

b. Respon terpimpin (guided response), dapat melakukan sesuai dengan

urutan yang benar dan sesuai dengan contoh adalah indikator

tindakan yang kedua.

c. Mekanisme (mechanism), apabila seseorang telah dapat melakukan

sesuatu dengan benar secara otomatis, atau sesuatu yang sudah

merupakan kebiasaan, maka sudah mencapai tindakan tingkat tiga.

d. Adopsi (adoption), merupakan suatu tindakan yang sudah

berkembang dengan baik. Artinya tindakan tersebut sudah

dimodifikasi tanpa mengurangi kebenaran tindakan tersebut.

Page 45: PENGARUH PEMBERIAN ALAT BANTU KETAATAN DAN INFORMASI … PDF/F. Farmasi/Farmasi/078114079_full.pdf · B. Pengaruh Pemberian Informasi dan Alat Bantu Ketaatan Terhadap Perilaku (Pengetahuan,

24

H. Kuisioner

Kuisioner merupakan teknik pengumpulan data yang efisien bila peneliti

tahu pasti variabel yang akan diukur dan tahu apa yang bisa diharapkan dari

responden yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan

maupun pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya. Selain itu,

kuisioner juga cocok digunakan bila jumlah responden cukup besar dan tersebar

di wilayah yang luas. Kuisioner dapat berupa pertanyaan/pernyataan tertutup

atau terbuka, dapat diberikan kepada responden secara langsung atau tidak

langsung (dikirim melalui pos atau internet) (Sugiyono, 2008).

I. Landasan Teori

Perilaku pasien dalam menggunakan obat selama pengobatan sangat

berpengaruh terhadap keberhasilan suatu terapi. Hal ini sangat dipengaruhi oleh

komunikasi, informasi dan edukasi yang diterima oleh pasien, oleh karena itu

diperlukan interaksi yang baik antara pasien dan tenaga kesehatan, dalam hal ini

adalah Pemberi Layanan Obat dan Kesehatan. Penggunaan obat oleh pasien

bergantung dari informasi yang diperoleh, terkadang pasien tidak menggunakan

obat secara tepat karena kurangnya informasi referensi tertulis maupun dari

tenaga kesehatan yang bertanggung jawab terhadap pemahamannya akan

penggunaan obat yang benar.

Farmasis merupakan tenaga kesehatan yang bertanggung jawab

memberikan informasi obat kepada pasien. Pemberian informasi oleh farmasis

Page 46: PENGARUH PEMBERIAN ALAT BANTU KETAATAN DAN INFORMASI … PDF/F. Farmasi/Farmasi/078114079_full.pdf · B. Pengaruh Pemberian Informasi dan Alat Bantu Ketaatan Terhadap Perilaku (Pengetahuan,

25

dapat dilakukan dengan beberapa cara, yaitu informasi verbal, demonstrasi

dengan alat visual, multimedia, maupun dengan form kepatuhan.

Pemberian informasi disertai alat bantu ketaatan berupa kotak obat dan

label kepatuhan akan lebih mempermudah pemberian informasi dan

meningkatkan pemahaman pasien tentang penggunaan obat yang tepat.

Pemberian alat bantu ketaatan lebih melibatkan banyak indera sehingga pasien

lebih mudah mengingat informasi yang diberikan. Dengan label kepatuhan,

pasien akan lebih mudah mengingat penggunaan obat yang teratur dan benar,

alat bantu berupa kotak obat akan membantu pasien untuk lebih taat dalam

menggunakan obat. Dengan demikian alat bantu akan meningkatkan ketaatan

dan dampak terapi, selain itu akan mengurangi biaya terapi serta meningkatkan

kualitas hidup pasien.

Kerangka Konsep

Gambar 2. Hubungan Pengetahuan, Sikap, dan Tindakan Sebelum danSetelah Diberikan Informasi Disertai Pemberian Alat BantuTerhadap Peningkatan Pengetahuan, Sikap, dan Tindakan

Pengetahuan,

Sikap, dan

tindakan

Informasi +

Alat Bantu

Peningkatan

pengetahuan,

sikap, dan

tindakan

Page 47: PENGARUH PEMBERIAN ALAT BANTU KETAATAN DAN INFORMASI … PDF/F. Farmasi/Farmasi/078114079_full.pdf · B. Pengaruh Pemberian Informasi dan Alat Bantu Ketaatan Terhadap Perilaku (Pengetahuan,

26

J. Hipotesis

Adanya perbedaan perilaku dan ketaatan minum obat setelah pemberian

alat bantu ketaatan dan informasi saat home visit terhadap pasien ISPA

Puskesmas Kalibawang periode Juni-Juli 2010.

Page 48: PENGARUH PEMBERIAN ALAT BANTU KETAATAN DAN INFORMASI … PDF/F. Farmasi/Farmasi/078114079_full.pdf · B. Pengaruh Pemberian Informasi dan Alat Bantu Ketaatan Terhadap Perilaku (Pengetahuan,

27

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Rancangan Penelitian

Desain atau rancangan penelitian eksperimen ini termasuk dalam penelitian

eksperimental semu dengan rancangan eksperimental semu non-equivalent control

group (Notoatmodjo, 2005).

Penelitian ini mengambil tempat di masyarakat, oleh karenanya penelitian ini

merupakan penelitian lapangan atau komunitas.

Dalam pengambilan sampel, teknik sampling yang digunakan adalah teknik non

random sampling atau non probability yaitu quota sampling.

Data yang diambil merupakan data hasil perbandingan antara kelompok

perlakuan dan kelompok kontrol. Proses pengambilan data melalui kunjungan ke

rumah pasien (home visit) (Notoatmodjo, 2005).

Tabel III. Bentuk Rancangan Non-Equivalent Control GroupPretest Perlakuan Posttest

Kelompok eksperimen T1 X T2Kelompok kontrol T1 T2

Keterangan :T1 : Pengukuran pertama (pretest)T2 : Pengukuran kedua (posttest)X : Perlakuan atau eksperimen (Notoatmodjo, 2005).

B. Variabel Penelitian

Variabel-variabel dalam penelitian ini adalah:

Page 49: PENGARUH PEMBERIAN ALAT BANTU KETAATAN DAN INFORMASI … PDF/F. Farmasi/Farmasi/078114079_full.pdf · B. Pengaruh Pemberian Informasi dan Alat Bantu Ketaatan Terhadap Perilaku (Pengetahuan,

28

1. Variabel bebas (independent) dalam penelitian ini adalah pemberian informasi

dan pemberian alat bantu.

2. Variabel tergantung (dependent) dalam penelitian ini adalah perilaku yang

meliputi pengetahuan, sikap, dan tindakan pada pasien ISPA Puskesmas

Kalibawang periode Juni-Juli 2010.

C. Definisi Operasional

1. Kriteria inklusi subyek uji adalah pasien ISPA rawat jalan di Puskesmas

Kalibawang yang didiagnosis ISPA pada periode Juni-Juli 2010 yang meliputi:

pasien yang datang untuk berobat ketika ada keluhan tertentu seperti rasa sakit

saat menelan, batuk, pusing dan demam dengan kategori usia dewasa (17

hingga 65 tahun) yang menderita Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) yang

menerima obat dalam bentuk sediaan padat, dimana obat yang diuji adalah obat

yang tidak bersifat simptomatik (dalam hal ini antibiotik). Pasien yang

merupakan subyek uji adalah pasien yang bersedia bekerja sama berdasarkan

persetujuan dengan peneliti dan menandatangani Informed Consent.

2. Obat yang dibandingkan ketaatannya adalah obat-obat non simtomatis yaitu

antibiotik.

3. Informasi yaitu keterangan umum tentang obat dan cara penggunaannya yang

disampaikan oleh petugas ruang obat Puskesmas Kalibawang periode Juni-Juli

2010 yang dapat mendukung tercapainya tujuan pengobatan meliputi waktu dan

cara penggunaan obat.

Page 50: PENGARUH PEMBERIAN ALAT BANTU KETAATAN DAN INFORMASI … PDF/F. Farmasi/Farmasi/078114079_full.pdf · B. Pengaruh Pemberian Informasi dan Alat Bantu Ketaatan Terhadap Perilaku (Pengetahuan,

29

4. Informasi tambahan yang diberikan kepada pasien kelompok perlakuan saat

home visit yaitu informasi tambahan mengenai nama obat, indikasi obat, waktu

dan cara penggunaan obat, serta efek samping yang mungkin terjadi selama

pengobatan.

5. Alat bantu ketaatan berupa kotak obat yang bersekat 7 di mana tiap sekat dibagi

lagi menjadi 3 untuk mengingatkan pasien dalam meminum obat saat pagi,

siang dan malam setiap harinya. Kotak obat disertai dengan kartu pengingat

yang digunakan selama penelitian untuk tujuan meningkatkan ketaatan pasien

dalam pengobatan.

6. Pengetahuan merupakan hal-hal umum tentang obat dan cara penggunaan obat

yang diketahui oleh pasien ISPA Puskesmas Kalibawang periode Juni-Juli

2010.

7. Sikap merupakan pendapat pasien ISPA Puskesmas Kalibawang periode Juni-

Juli 2010 tentang hal-hal umum tentang obat dan cara penggunaannya.

8. Tindakan merupakan hal-hal yang dilakukan pasien yang berkaitan dengan obat

dan cara penggunaan obat.

9. Yang dimaksud pasien yang taat adalah apabila tidak memiliki sisa obat di hari

terakhir terapi pengobatan. Jumlah pasien yang taat dihitung dengan melihat

ada tidaknya sisa obat pada hari terakhir terapi. Pasien yang tidak memiliki sisa

obat merupakan pasien yang taat, sedangkan pasien yang memiliki sisa obat

merupakan pasien yang tidak taat, dengan catatan bukan obat simptomatis.

Obat yang bersifat simptomatis tidak dihitung dalam penelitian ini. Perbedaan

Page 51: PENGARUH PEMBERIAN ALAT BANTU KETAATAN DAN INFORMASI … PDF/F. Farmasi/Farmasi/078114079_full.pdf · B. Pengaruh Pemberian Informasi dan Alat Bantu Ketaatan Terhadap Perilaku (Pengetahuan,

30

10. ini akan menjadi pembanding yang menggambarkan persentase jumlah pasien

yang taat dan pasien yang tidak taat antara kelompok kontrol dan kelompok

perlakuan.

D. Subyek Penelitian

Subyek uji dibagi menjadi 2 kelompok yang totalnya berjumlah 64 pasien.

Pembagian kelompok penelitian menjadi kelompok perlakuan dan kelompok kontrol

(tanpa perlakuan). Pasien yang menjadi subyek uji pada kelompok kontrol berjumlah

32 dan kelompok perlakuan berjumlah 32 orang.

Cara pengambilan sampel menurut Notoatmodjo, 2005:

n = ___N___

1 + N (d2)

n = ____178____

1 + 178 (0.12)

n = 64 orang

Keterangan : n : jumlah sampelN : jumlah populasid : derajat kepercayaan

Jumlah populasi pasien dengan penyakit ISPA di puskesmas Kalibawang

periode Januari – Februari 2010 adalah 185 dan 172 orang. Berdasarkan data tersebut

dapat diketahui rata-rata jumlah pasien ISPA di Puskesmas Kalibawang sehingga

dapat diketahui jumlah sampel yang harus diambil. Rata-rata pasien ISPA per bulan

adalah 178 orang.

Page 52: PENGARUH PEMBERIAN ALAT BANTU KETAATAN DAN INFORMASI … PDF/F. Farmasi/Farmasi/078114079_full.pdf · B. Pengaruh Pemberian Informasi dan Alat Bantu Ketaatan Terhadap Perilaku (Pengetahuan,

31

Kelompok perlakuan yaitu kelompok yang diberikan informasi tambahan dan

alat bantu ketaatan minum obat yang berupa kotak obat dan kartu pengingat berupa

daftar tabel. Sedangkan kelompok kontrol yaitu kelompok yang hanya diberikan

informasi umum dari petugas apotek saja. Pada kelompok perlakuan, kotak obat

yang diberikan merupakan kotak obat bersekat 7, yang masing-masing sekat diberi

sekat lagi sebanyak 3 yang akan memudahkan serta membantu mengingat pasien

untuk mengkonsumsi obat setiap pagi, siang dan malam hari.

Pemilihan responden dengan kategori umur dewasa dimaksudkan agar saat

pretest dan posttest serta pemberian informasi, data yang didapat murni dari

responden,bukan didapat dari orang lain. Selain itu pembatasan responden yakni

kategori dewasa saja diasumsikan bahwa semua responden memiliki karakteristik

yang sama sehingga akan memudahkan dalam pemberian perlakuan jalannya

penelitian. Selama berjalannya penelitian tidak ada responden yang mengundurkan

diri ataupun dikeluarkan dalam penelitian ini.

Page 53: PENGARUH PEMBERIAN ALAT BANTU KETAATAN DAN INFORMASI … PDF/F. Farmasi/Farmasi/078114079_full.pdf · B. Pengaruh Pemberian Informasi dan Alat Bantu Ketaatan Terhadap Perilaku (Pengetahuan,

32

Gambar 3. Skema Pembagian Kelompok Kontrol Dan Perlakuan Untuk MelihatPengaruh Pemberian Informasi Dan Alat Bantu Ketaatan TerhadapPerilaku Pasien ISPA Puskesmas Kalibawang Periode Juni-Juli 2010

E. Bahan Penelitian

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar resep pasien ISPA

rawat jalan atau pasien ISPA yang datang untuk berobat ketika ada keluhan tertentu

Puskesmas Kalibawang periode Juni-Juli 2010. Data hasil home visit pasien

Puskesmas Kalibawang periode Juni-Juli 2010 yang dilakukan minimal tiga kali baik

untuk kelompok perlakuan maupun kelompok kontrol dengan tujuan membantu

memberikan gambaran ketaatan pasien dalam menggunakan obat.

Pasien Puskesmas KalibawangPeriode Juni-Juli 2010

KRITERIA INKLUSI

evaluasi perbedaan perilaku pasien ISPAPuskesmas Kalibawang Periode Juni-Juli

2010 pasien yang diberi informasi dan alatbantu ketaatan vs pasien yang tidak diberi

informasi dan alat bantu ketaatan

Kelompok Perlakuan Kelompok Kontrol

Diberi alat ketaatan minumobat

Tidak diberi alat ketaatanminum obat

HOME VISIT + informasi HOME VISIT

Page 54: PENGARUH PEMBERIAN ALAT BANTU KETAATAN DAN INFORMASI … PDF/F. Farmasi/Farmasi/078114079_full.pdf · B. Pengaruh Pemberian Informasi dan Alat Bantu Ketaatan Terhadap Perilaku (Pengetahuan,

33

F. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini mengambil tempat di Puskesmas Kalibawang khususnya di

Ruang obat dan ruang tunggu pengambilan resep dan dilanjutkan di rumah pasien

dengan tujuan (home visit). Waktu penelitian dilakukan setiap hari Senin hingga

Jumat pukuk 08.00-12.00. Penelitian dilakukan mulai tanggal 14 Juni hingga 24 Juli

2010 sedangkan waktu home visit dilakukan berdasarkan pada hari pertama, kedua

dan hari terakhir pengobatan dengan waktu yang disesuaikan dengan responden

dalam penelitian..

G. Instrumen Penelitian

Gambar 4. Alat Bantu Ketaatan Kelompok Perlakuan Pasien ISPA PuskesmasKalibawang Periode Juni-Juli 2010

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini meliputi kotak obat beserta

kartu pengingat yang dirancang sendiri oleh peneliti; dan kuisioner yang berisi daftar

pertanyaan yang akan diajukan pasien untuk mengukur tingkat perilaku

(pengetahuan, sikap dan tindakan) pasien, serta panduan wawancara terstruktur.

Page 55: PENGARUH PEMBERIAN ALAT BANTU KETAATAN DAN INFORMASI … PDF/F. Farmasi/Farmasi/078114079_full.pdf · B. Pengaruh Pemberian Informasi dan Alat Bantu Ketaatan Terhadap Perilaku (Pengetahuan,

34

H. Tata Cara Pelaksanaan Penelitian

Tata cara pelaksanaan penelitian ini terdiri dari beberapa proses yang

dilakukan untuk mengetahui Pengaruh Pemberian Informasi dan Alat Bantu Ketaatan

terhadap Perilaku Pasien ISPA Puskesmas Kalibawang Periode Juni–Juli 2010, yaitu

persiapan; pengambilan data; dan pengolahan data.

1. Persiapan

Persiapan merupakan tahap awal penelitian yang meliputi pengurusan

perijinan penelitian, survey tempat, pembuatan alat bantu ketaatan, Informed

Consent dan pembuatan kuisioner, serta panduan wawancara. Pengurusan

perijinan untuk pengambilan data dan penelitian ke Dinas Kesehatan Kabupaten

Kulon Progo dan Puskesmas Kalibawang mengenai apa saja yang akan

dilakukan dalam penelitian, yaitu ijin untuk melihat data resep di ruang obat,

penetapan subyek uji, dan kriteria inklusi dalam penelitian.

Pembuatan alat bantu ketaatan minum obat berupa kotak obat beserta

kartu yang diharapkan dapat membantu pasien dalam mengingat dan taat untuk

meminum obat.

Pembuatan kuisioner dan informed consent yang dimaksudkan untuk

membantu menggambarkan perilaku yang meliputi pengetahuan, sikap, dan

tindakan pasien ISPA Puskesmas Kalibawang selama penelitian. Kuisioner yang

dibuat harus dapat mewakili perilaku pasien (pengetahuan, sikap dan tindakan)

yang sebelumnya divalidasi secara komputerisasi. Sebelumnya kuisioner

diujikan pada 20 orang di kampung Paingan, Maguwoharjo yang memiliki

Page 56: PENGARUH PEMBERIAN ALAT BANTU KETAATAN DAN INFORMASI … PDF/F. Farmasi/Farmasi/078114079_full.pdf · B. Pengaruh Pemberian Informasi dan Alat Bantu Ketaatan Terhadap Perilaku (Pengetahuan,

35

kriteria yang menyerupai subyek uji, yaitu kategori usia dewasa (17 hingga 65

tahun) untuk melihat apakah kuisioner valid dan reliable atau tidak. Informed

consent dibuat agar menjadi bukti bahwa subyek uji telah resmi bersedia menjadi

bagian dari penelitian.

Kuisioner berisi 12 pertanyaan yang mencakup sikap, tindakan dan

pengetahuan subyek uji serta dibedakan menurut jenis pertanyaannya.

Tabel IV. Tabel Pembagian Jenis Pertanyaan (Favorable atau Unfavorable)Pada Setiap Bagian Pertanyaan Perilaku Pasien (Pengetahuan,Sikap, danTindakan)

Variabel No pertanyaanJenis pertanyaan

Favorable Unfavorable

Sikap 1, 2, 3 1, 2, 3

Tindakan 4, 5, 6, 7 4, 6, 7 5

Pengetahuan 8, 9, 10, 11, 12 10, 12 8, 9, 11

Sistem penilaian dibagi menjadi dua cara yaitu pernyataan favorable dan

unfavorable. Penilaian untuk pernyataan yang favorable adalah SS = 4, S = 3, TS

= 2, STS = 1 sedangkan untuk pernyataan yang unfavorable adalah SS = 1, S =

2, TS = 3, STS = 4.

2. Tahap Pengambilan Data

Penelitian ini terdiri dari 2 bagian. Bagian pertama berisi ada tidaknya

perbedaan akibat pengaruh pemberian informasi terhadap perubahan

pengetahuan, sikap, dan tindakan antara pasien ISPA rawat jalan Puskesmas

Kalibawang Periode Juni-Juli 2010 yang diberi informasi dan pasien ISPA rawat

Page 57: PENGARUH PEMBERIAN ALAT BANTU KETAATAN DAN INFORMASI … PDF/F. Farmasi/Farmasi/078114079_full.pdf · B. Pengaruh Pemberian Informasi dan Alat Bantu Ketaatan Terhadap Perilaku (Pengetahuan,

36

jalan Puskesmas Kalibawang Periode Juni-Juli 2010 yang tidak diberi informasi.

Bagian kedua berisi ada tidaknya perbedaan pengaruh pemberian alat bantu

ketaatan terhadap perubahan pengetahuan, sikap, dan tindakan antara pasien

ISPA rawat jalan Puskesmas Kalibawang Periode Juni-Juli 2010 yang diberi

kotak obat dan pasien ISPA rawat jalan Puskesmas Kalibawang Periode Juni-Juli

2010 yang tidak diberi kotak obat.

Penelitian ini dilakukan dengan membandingkan dua kelompok, yaitu:

kelompok perlakuan dan kelompok kontrol. Profil pasien ISPA rawat jalan

Puskesmas Kalibawang yang menerima obat periode Juni-Juli 2010 meliputi

profil pasien berdasarkan kelompok jenis kelamin, pendidikan terakhir serta

jenis pekerjaan. Berdasarkan jenis kelamin dikelompokkan menjadi laki-laki dan

perempuan, berdasarkan pendidikan terakhir dikelompokkan menjadi tidak

sekolah, SD, SMP, SMA, dan PT sedangkan berdasarkan pekerjaaan

dikelompokkan menjadi tidak bekerja, buruh, pegawai swasta, dan PNS.

Pada penelitian ini diharapkan kondisi awal penelitian antara kelompok

perlakuan dan kelompok kontrol sama agar perbedaan ketaatan benar-benar

dipengaruhi oleh perbedaan perlakuan yang diberikan selama penelitian. Untuk

mendapatkan kondisi awal yang sama, maka umur responden dibatasi dalam

tingkat dewasa yaitu antara umur 17 tahun hingga 65 tahun yang diasumsikan

kondisinya sama.

Pada tahap pengambilan data, pengambilan data dimulai tanggal 14 Juni

2010. Cara untuk menetapkan subyek uji adalah pada minggu ganjil (minggu

Page 58: PENGARUH PEMBERIAN ALAT BANTU KETAATAN DAN INFORMASI … PDF/F. Farmasi/Farmasi/078114079_full.pdf · B. Pengaruh Pemberian Informasi dan Alat Bantu Ketaatan Terhadap Perilaku (Pengetahuan,

37

pertama, ketiga dan kelima) pengambilan data, subyek uji yang dikumpulkan

adalah subyek uji untuk kelompok perlakuan. Sedangkan pada minggu genap

(minggu kedua, keempat dan keenam) pengambilan data, subyek uji yang

dikumpulkan adalah subyek uji untuk kelompok kontrol. Adanya aturan main

ini diharapkan subyek uji yang digunakan adalah subyek uji yang memiliki

persebaran merata.

Pengambilan data dilakukan di 2 tempat yaitu di Ruang obat dan ruang

tunggu pengambilan resep. Pengambilan data di Ruang obat dengan tujuan

skrining resep. Apabila resep sesuai dengan kriteria, maka pasien yang berada di

ruang tunggu selanjutnya diminta untuk ikut serta dalam penelitian. Pasien yang

bersedia menjadi subyek uji, selanjutnya dibagi menjadi kelompok kontrol dan

kelompok perlakuan ditetapkan berdasarkan minggu pengambilan subyek uji.

Kelompok kontrol hanya diberi informasi umum dari petugas instalasi apotek

saja, sedangkan untuk kelompok perlakuan diberikan informasi tambahan dan

alat bantu ketaatan minum obat beserta kartu pengingat didalamnya. Selanjutnya

peneliti akan menatakan obat yang telah diresepkan ke dalam kotak obat dan

meminta subyek uji untuk mencentang kolom pada kartu pengingat setiap

meminum obat, sehingga akan membantu pasien untuk mengingat apakah obat

sudah diminum atau belum. Dalam penelitian, semua pasien yang menjadi

subyek uji wajib mengisi kuisioner yang akan dihitung sebagai nilai pretest-

posttest.

Page 59: PENGARUH PEMBERIAN ALAT BANTU KETAATAN DAN INFORMASI … PDF/F. Farmasi/Farmasi/078114079_full.pdf · B. Pengaruh Pemberian Informasi dan Alat Bantu Ketaatan Terhadap Perilaku (Pengetahuan,

38

Kemudian dilakukan kunjungan ke rumah pasien (home visit) dilakunan

terhadap semua subyek uji baik kelompok kontrol maupun kelompok perlakuan.

Ketaatan pasien dalam minum obat diamati dengan cara menghitung jumlah obat

diakhir jangka waktu pengobatan. Setiap kali home visit, juga dilakukan

wawancara terhadap pasien (kelompok perlakuan dan kelompok kontrol) tentang

pengetahuan, sikap, dan tindakan pasien terhadap informasi penggunaan obat.

Sedangkan saat home visit terakhir, dilakukan posttest dengan meminta subyek

uji untuk mengisi lembar kuisioner yang sama saat pretest yang hasilnya akan

menjadi data pembanding dengan nilai pretest yang akan menjadi gambaran

hasil perilaku ketaatan pasien dalam meminum.

3. Tahap Pengolahan Data

Pada tahap pengolahan data ini, data diperoleh dari kuisioner (pretest,

posttest). Pretest dilakukan untuk mengetahui perilaku yang meliputi

pengetahuan, sikap dan tindakan subyek uji sebelum perkaluan (perilaku awal).

Pretest diberikan kepada semua subyek uji sebelum dilakukan pemberian

informasi dan alat bantu (bagi kelompok perlakuan) maupun pemberian

informasi saja (bagi kelompok kontrol). Posttest dilakukan saat home visit

terakhir kepada semua subyek uji penelitian. Posttest terhadap kelompok

perlakuan dan kontrol bertujuan untuk mengetahui pengetahuan, sikap dan

tindakan subyek uji setelah menerima informasi umum penggunaan obat,

pemberian alat bantu (kotak obat dan kartu pengingat), dan home visit (bagi

kelompok perlakuan). Wawancara yang dilakukan terhadap subyek uji

Page 60: PENGARUH PEMBERIAN ALAT BANTU KETAATAN DAN INFORMASI … PDF/F. Farmasi/Farmasi/078114079_full.pdf · B. Pengaruh Pemberian Informasi dan Alat Bantu Ketaatan Terhadap Perilaku (Pengetahuan,

39

dilakukan untuk membantu saat pemberian informasi dan untuk mengetahui

perubahan perilaku pasien serta alasan pasien terhadap segala bentuk

ketidaktaatan dalam meminum obat.

I. Analisis Data

Analisis data dilakukan untuk mengetahui apakah pemberian informasi dan

alat bantu berpengaruh terhadap perilaku pasien atau tidak selain itu analisa data juga

digunakan untuk melihat ada tidaknya perbedaan baseline pasien ISPA Puskesmas

Kalibawang periode Juni-Juli 2010. Analisis data untuk mengetahui ada tidaknya

pengaruh pemberian informasi terhadap perilaku (sikap, pengetahuan serta tindakan)

dilakukan secara statistik menggunakan secara statistik dengan Paired T-test. Analisis

data dilakukan dengan melihat selisih mean (nilai rata-rata) pretest-posttest pada

setiap bagian pertanyaan perilaku (pengetahuan, sikap, dan tindakan) kelompok

kontrol dan kelompok perlakuan. Selisih mean antara kelompok kontrol dan

kelompok perlakuan pada setiap bagian pertanyaan (pengetahuan, sikap, dan

tindakan) menunjukkan pengaruh pemberian informasi terhadap perubahan

pengetahuan, sikap, dan tindakan subyek uji. Selain itu, digunakan analisa data

Independent Samples Test untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan baseline pasien

ISPA Puskesmas Kalibawang periode Juni-Juli 2010. Untuk mengetahui ada

tidaknya perbedaan baseline ini dapat dilihat dengan membandingkan nilai pretest

dan posttest antara kelompok kontrol dan kelompok perlakuan. Uji Independent

Page 61: PENGARUH PEMBERIAN ALAT BANTU KETAATAN DAN INFORMASI … PDF/F. Farmasi/Farmasi/078114079_full.pdf · B. Pengaruh Pemberian Informasi dan Alat Bantu Ketaatan Terhadap Perilaku (Pengetahuan,

40

Samples Test ini perlu dilakukan untuk membuktikan bahwa baseline profil ISPA

Puskesmas Kalibawang periode Juni-Juli 2010 adalah sama.

Sedangkan analisa data untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan ketaatan

pasien dalam minum obat antara pasien kelompok kontrol dan pasien kelompok

perlakuan dilakukan dengan menghitung sisa obat (antibiotik) dan diuji statistik

menggunakan Z-Test (two samples). alasan mengapa digunakan uji statistic Z-test

adalah karena uji Z-test digunakan untuk melihat ada tidaknya perbedaan antara 2

kelompok yang memiliki karakteristik pembeda yang sama. Perbedaan yang diamati

didalam penelitian ini adalah ketaatan dalam minum obat (antibiotik) dan pembeda

dalam penelitian ini adalah jumlah pasien yang tidak taat minum obat (antibiotik).

Taraf kepercayaan yang digunakan adalah 90% (p>0,1) untuk menjamin

keakuratan data yang diperoleh. Sebenarnya dalam suatu penelitian sosial, taraf

kepercayaan 90% sudah dapat digunakan karena dalam penelitian sosial terdapat

berbagai faktor yang tidak dapat dikontrol satu per satu oleh peneliti. Apabila

digunakan taraf kepercayaan yang lebih tinggi dikhawatirkan data yang diperoleh

tidak masuk dalan range pada taraf kepercayaan karena variansi data yang tinggi.

J. Kesulitan Penelitian

Dalam pelaksanaan penelitian ini, peneliti menemukan beberapa kesulitan

baik pada tahap persiapan, pengambilan data, maupun pengolahan data. Pada tahap

persiapan, kesulitan yang ditemui adalah belum adanya gambaran mengenai cara

perijinan ke Dinas Kesehatan dan Puskesmas. Kesulitan ini dapat diatasi dengan

Page 62: PENGARUH PEMBERIAN ALAT BANTU KETAATAN DAN INFORMASI … PDF/F. Farmasi/Farmasi/078114079_full.pdf · B. Pengaruh Pemberian Informasi dan Alat Bantu Ketaatan Terhadap Perilaku (Pengetahuan,

41

berdiskusi bersama Kepala Puskesmas mengenai bagaimana perijinan untuk

pengambilan data di Puskesmas. Sebelum penelitian berlangsung, peneliti

melakukan pengamatan dengan melihat keadaan di Ruang obat dan ruang periksa, hal

ini dilakukan untuk memberikan gambaran agar tidak menghambat jalannya

penelitian. Peneliti juga meminta kerjasama seluruh karyawan khususnya di ruang

obat dan dokter di ruang periksa. Kerjasama dengan dokter dikarenakan dalam

penulisan resep dokter sering tidak menuliskan diagnosa dan langsung meresepkan

obat.

Pada saat awal pengambilan data, masalah yang timbul adalah peneliti

kesulitan dalam menyampaikan kepada pasien mengenai penelitian ini dan bagaimana

cara untuk mengajak pasien untuk mau berperan serta menjadi responden dalam

penelitian ini. Masalah lain yang timbul saat pengambilan sampel adalah sulit

berkomunikasi dengan responden, karena banyak responden yang tidak bisa

berbahasa Indonesia, sehingga harus dibacakan dalam bahasa jawa.

Masalah yang paling berat adalah saat home visit dimana peneliti harus

berkunjung ke rumah pasien. Masalah yang dihadapi saat home visit adalah sulitnya

mencari alamat responden. Namun masalah ini dapat diatasi karena orang tua pasien

juga tinggal di daerah setempat, sehingga mayoritas responden kenal dengan orang

tua peneliti.

Pada tahap pengolahan data, kesulitan yang muncul adalah kesulitan

menentukan cara pengolahan data dan literaturnya. Tetapi hal ini dapat diatasi

dengan bertanya pada kakak angkatan dengan penelitian sejenis, meminjam buku dari

Page 63: PENGARUH PEMBERIAN ALAT BANTU KETAATAN DAN INFORMASI … PDF/F. Farmasi/Farmasi/078114079_full.pdf · B. Pengaruh Pemberian Informasi dan Alat Bantu Ketaatan Terhadap Perilaku (Pengetahuan,

42

fakultas lain yang menggunakan ilmu statistika, membaca kembali materi kuliah

statistika untuk menentukan uji yang digunakan, serta bertanya pada yang lebih ahli

mengenai statistika.

Masalah lain terkait dengan jalannya penelitian ini adalah peneliti tidak

melihat kesesuaian dosis antibiotika untuk pasien ISPA Puskesmas Kalibawang

Periode Juni-Juli 2010 sehingga hal ini menjadi salah satu kelemahan dalam

penelitian ini.

Page 64: PENGARUH PEMBERIAN ALAT BANTU KETAATAN DAN INFORMASI … PDF/F. Farmasi/Farmasi/078114079_full.pdf · B. Pengaruh Pemberian Informasi dan Alat Bantu Ketaatan Terhadap Perilaku (Pengetahuan,

A. Profil Pasien ISPA Rawat Jalan Di Puskesmas Kalibawang Periode Juni

Jumlah responden dalam penelitian ini sebanyak 64 responden. Dari jumlah

tersebut kemudian akan dibagi kedalam 2 kelompok sesuai dengan rancangan

penelitian. 2 kelompok tersebut adalah kelompok kontrol dan kelompok perlakuan.

Dalam penelitian ini terd

yang dijabarkan menjadi 19 responden pria dan 13 responden wanita dalam kelompok

kontrol dan 17 responden pria dan 15 responden wanita dalam kelompok perlakuan.

Pengelompokan jenis kelamin responden dilakuk

presentase yang terjadi

Gambar 5. Perbandingan Jumlah Responden Pria dan WanitaRawat Jalan di Puskesmas Kalibawang Periode Juni

Apabila dilihat dari pendidikan terakhirnya, da

pendidikan terakhir responden adalah SMP. Hal ini menunjukkan tingkat pendidikan

masyarakatnya cukup rendah. Tingkat pendidikan sangat berpengaruh terhadap

43

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

Profil Pasien ISPA Rawat Jalan Di Puskesmas Kalibawang Periode Juni

Juli 2010

Jumlah responden dalam penelitian ini sebanyak 64 responden. Dari jumlah

tersebut kemudian akan dibagi kedalam 2 kelompok sesuai dengan rancangan

penelitian. 2 kelompok tersebut adalah kelompok kontrol dan kelompok perlakuan.

Dalam penelitian ini terdapat 36 responden pria dan 28 responden perempuan

yang dijabarkan menjadi 19 responden pria dan 13 responden wanita dalam kelompok

kontrol dan 17 responden pria dan 15 responden wanita dalam kelompok perlakuan.

engelompokan jenis kelamin responden dilakukan dengan menghitung frekuensi dan

presentase yang terjadi selama penelitian.

Perbandingan Jumlah Responden Pria dan WanitaRawat Jalan di Puskesmas Kalibawang Periode Juni

Apabila dilihat dari pendidikan terakhirnya, dapat diketahui mayoritas tingkat

pendidikan terakhir responden adalah SMP. Hal ini menunjukkan tingkat pendidikan

masyarakatnya cukup rendah. Tingkat pendidikan sangat berpengaruh terhadap

44%56%

PRIA36 orang

WANITA28 orang

Profil Pasien ISPA Rawat Jalan Di Puskesmas Kalibawang Periode Juni-

Jumlah responden dalam penelitian ini sebanyak 64 responden. Dari jumlah

tersebut kemudian akan dibagi kedalam 2 kelompok sesuai dengan rancangan

penelitian. 2 kelompok tersebut adalah kelompok kontrol dan kelompok perlakuan.

apat 36 responden pria dan 28 responden perempuan

yang dijabarkan menjadi 19 responden pria dan 13 responden wanita dalam kelompok

kontrol dan 17 responden pria dan 15 responden wanita dalam kelompok perlakuan.

an dengan menghitung frekuensi dan

Perbandingan Jumlah Responden Pria dan Wanita Pasien ISPARawat Jalan di Puskesmas Kalibawang Periode Juni-Juli 2010

pat diketahui mayoritas tingkat

pendidikan terakhir responden adalah SMP. Hal ini menunjukkan tingkat pendidikan

masyarakatnya cukup rendah. Tingkat pendidikan sangat berpengaruh terhadap

Page 65: PENGARUH PEMBERIAN ALAT BANTU KETAATAN DAN INFORMASI … PDF/F. Farmasi/Farmasi/078114079_full.pdf · B. Pengaruh Pemberian Informasi dan Alat Bantu Ketaatan Terhadap Perilaku (Pengetahuan,

kesehatan seseorang. Seseorang dengan tingkat pendidikan yang tinggi umumnya

memiliki informasi yang luas juga, dari informasi yang ia

akan semakin tahu mana yang baik dan mana yang buruk bagi dirinya dengan kata

lain ia akan tahu mana yang terbaik untuk kesehatannya, begitu

Orang yang mempunyai pendidikan yang lebih tinggi akan cenderung memper

cakupan informasi dan pengetahuan yang lebih

pendidikan yang lebih rendah. Diharapkan orang yang mempunyai pendidikan tinggi

dapat menunjukkan semakin banyaknya informasi yang dimilikinya, yang nantinya

akan memberikan pengaruh positif pada perilaku ketaatan dalam mengkonsumsi obat

Gambar 6. Perbandingan Jumlah Responden Berdasarkan PendidikanTerakhirJuni-Juli 2010

Apabila dilihat dari sisi pekerjaannya, dapa

bekerja sebagai buruh. Lingkungan pekerjaan merupakan salah satu hal yang

mempengaruhi kesehatan seseorang. Apabila seseorang bekerja di tempat yang

30%SMA19 orang

PERGURUAN TINGGI9 orang

kesehatan seseorang. Seseorang dengan tingkat pendidikan yang tinggi umumnya

memiliki informasi yang luas juga, dari informasi yang ia ketahui tersebut maka ia

akan semakin tahu mana yang baik dan mana yang buruk bagi dirinya dengan kata

lain ia akan tahu mana yang terbaik untuk kesehatannya, begitu

Orang yang mempunyai pendidikan yang lebih tinggi akan cenderung memper

cakupan informasi dan pengetahuan yang lebih mudah daripada orang yang memiliki

pendidikan yang lebih rendah. Diharapkan orang yang mempunyai pendidikan tinggi

dapat menunjukkan semakin banyaknya informasi yang dimilikinya, yang nantinya

an pengaruh positif pada perilaku ketaatan dalam mengkonsumsi obat

Perbandingan Jumlah Responden Berdasarkan PendidikanTerakhir Pasien ISPA Rawat Jalan Puskesmas Kalibawang Periode

Juli 2010

Apabila dilihat dari sisi pekerjaannya, dapat diketahui mayoritas responden

bekerja sebagai buruh. Lingkungan pekerjaan merupakan salah satu hal yang

mempengaruhi kesehatan seseorang. Apabila seseorang bekerja di tempat yang

12%

13%

31%

14%TIDAK SEKOLAH8 orang

SD8 orang

SMP20 orang

PERGURUAN TINGGI

44

kesehatan seseorang. Seseorang dengan tingkat pendidikan yang tinggi umumnya

ketahui tersebut maka ia

akan semakin tahu mana yang baik dan mana yang buruk bagi dirinya dengan kata

lain ia akan tahu mana yang terbaik untuk kesehatannya, begitu pula sebaliknya.

Orang yang mempunyai pendidikan yang lebih tinggi akan cenderung memperoleh

daripada orang yang memiliki

pendidikan yang lebih rendah. Diharapkan orang yang mempunyai pendidikan tinggi

dapat menunjukkan semakin banyaknya informasi yang dimilikinya, yang nantinya

an pengaruh positif pada perilaku ketaatan dalam mengkonsumsi obat.

Perbandingan Jumlah Responden Berdasarkan PendidikanPasien ISPA Rawat Jalan Puskesmas Kalibawang Periode

t diketahui mayoritas responden

bekerja sebagai buruh. Lingkungan pekerjaan merupakan salah satu hal yang

mempengaruhi kesehatan seseorang. Apabila seseorang bekerja di tempat yang

13%

31%

TIDAK SEKOLAH

8 orang

SMP20 orang

Page 66: PENGARUH PEMBERIAN ALAT BANTU KETAATAN DAN INFORMASI … PDF/F. Farmasi/Farmasi/078114079_full.pdf · B. Pengaruh Pemberian Informasi dan Alat Bantu Ketaatan Terhadap Perilaku (Pengetahuan,

rawan terhadap penyakit maka tentu saja akan berdampak besar bagi kesehata

Dari data yang diperoleh dapat dilihat dengan jelas jumlah pasien yang pekerjaannya

sebagai buruh lebih banyak dibandingkan yang pekerjaannya sebagai pegawai. Hal

ini dikarenakan buruh tani bekerja di ladang yang sehari

dengan pestisida, debu dan berbagai sumber penyakit dalam jumlah yang lebih

banyak dibandingkan pekerjaaan di dalam ruangan, disamping itu pekerjaan buruh

merupakan pekerjaan yang membutuhkan tenaga yang besar sehingga rawan bagi

kesehatan.

Gambar 7. Perbandingan Jumlah Responden Berdasarkan PekerjaanISPA Rawat Jalan Puskesmas Kalibawang Periode Juni

Pekerjaan seseorang merupakan salah satu aspek sosial yang mendukung

manusia dalam pemenuhan dan pergaulan dalam kehidupan sehari

yang dimiliki seseorang akan menentukan tingkat ekonomi dan status sosial

seseorang di masyarakat. Pekerjaan tidak berhubungan langsung dengan ketaatan

14%

9%

2%

pelajar9 orang

wiraswasta6 orang

swasta1 orang

rawan terhadap penyakit maka tentu saja akan berdampak besar bagi kesehata

Dari data yang diperoleh dapat dilihat dengan jelas jumlah pasien yang pekerjaannya

sebagai buruh lebih banyak dibandingkan yang pekerjaannya sebagai pegawai. Hal

ini dikarenakan buruh tani bekerja di ladang yang sehari-hari berhubungan langsung

ngan pestisida, debu dan berbagai sumber penyakit dalam jumlah yang lebih

banyak dibandingkan pekerjaaan di dalam ruangan, disamping itu pekerjaan buruh

merupakan pekerjaan yang membutuhkan tenaga yang besar sehingga rawan bagi

andingan Jumlah Responden Berdasarkan PekerjaanISPA Rawat Jalan Puskesmas Kalibawang Periode Juni

Pekerjaan seseorang merupakan salah satu aspek sosial yang mendukung

manusia dalam pemenuhan dan pergaulan dalam kehidupan sehari

yang dimiliki seseorang akan menentukan tingkat ekonomi dan status sosial

seseorang di masyarakat. Pekerjaan tidak berhubungan langsung dengan ketaatan

22%

41%

2% 12%

Buruh26 orang

tidak bekerja14 orang

PNS8 orang

wiraswasta

45

rawan terhadap penyakit maka tentu saja akan berdampak besar bagi kesehatannya.

Dari data yang diperoleh dapat dilihat dengan jelas jumlah pasien yang pekerjaannya

sebagai buruh lebih banyak dibandingkan yang pekerjaannya sebagai pegawai. Hal

hari berhubungan langsung

ngan pestisida, debu dan berbagai sumber penyakit dalam jumlah yang lebih

banyak dibandingkan pekerjaaan di dalam ruangan, disamping itu pekerjaan buruh

merupakan pekerjaan yang membutuhkan tenaga yang besar sehingga rawan bagi

andingan Jumlah Responden Berdasarkan Pekerjaan PasienISPA Rawat Jalan Puskesmas Kalibawang Periode Juni-Juli 2010

Pekerjaan seseorang merupakan salah satu aspek sosial yang mendukung

manusia dalam pemenuhan dan pergaulan dalam kehidupan sehari-hari. Pekerjaan

yang dimiliki seseorang akan menentukan tingkat ekonomi dan status sosial

seseorang di masyarakat. Pekerjaan tidak berhubungan langsung dengan ketaatan

41%Buruh26 orang

tidak bekerja

Page 67: PENGARUH PEMBERIAN ALAT BANTU KETAATAN DAN INFORMASI … PDF/F. Farmasi/Farmasi/078114079_full.pdf · B. Pengaruh Pemberian Informasi dan Alat Bantu Ketaatan Terhadap Perilaku (Pengetahuan,

46

dalam ketaatan minum obat, namun dalam penelitian ini data pekerjaan digunakan

sebagai data pelengkap karakteristik saja. Data di atas menunjukkan bahwa sebagian

besar responden yang menderita ISPA merupakan seseorang buruh. Seseorang yang

pekerjaannya kurang mapan cenderung akan mempunyai kesulitan dalam pemenuhan

kebutuhan ekonomi. Mereka akan cenderung memenuhi kebutuhan hidupnya dengan

seadanya saja dan cenderung kurang memperhatikan kebutuhan kesehatan dan gizi.

B. Pengaruh Pemberian Informasi dan Alat Bantu Ketaatan

Terhadap Perilaku (Pengetahuan, Sikap, dan Tindakan) Pasien ISPA

Di Puskesmas Kalibawang

1. Pengaruh Pemberian Informasi Terhadap Perilaku (Pengetahuan, Sikap,

dan Tindakan) Pasien ISPA Di Puskesmas Kalibawang

Sebelum dilakukan uji statistik terhadap perubahan perilaku (pengetahuan,

sikap, dan tindakan) pasien rawat jalan Puskesmas Kalibawang Periode Juni-Juli

2010 dilakukan dahulu uji reabilitas dan validitas terhadap 20 orang dengan

kriteria yang sama dengan kriteria yang akan diuji nantinya.

Koefisien reliabilitas dalam penelitian ini diukur dengan menggunakan

program komputer dengan analisis reliabilitas yang menggunakan koefisien

Alpha Cronbach. Jika nilai Alpha Cronbach >0,60, maka dikatakan reliabel

(Mario, 2006). Nilai koefisien reliabilitas dalam penelitian ini adalah 0,669.

Page 68: PENGARUH PEMBERIAN ALAT BANTU KETAATAN DAN INFORMASI … PDF/F. Farmasi/Farmasi/078114079_full.pdf · B. Pengaruh Pemberian Informasi dan Alat Bantu Ketaatan Terhadap Perilaku (Pengetahuan,

47

Dengan taraf kepercayaan 90%, 12 item pertanyaan dalam kuisioner yang

disajikan dalam penelitian ini dinyatakan valid dan reliabel.

Pengujian pengaruh pemberian informasi terhadap perubahan perilaku

(pengetahuan, sikap, dan tindakan) pasien ISPA rawat jalan Puskesmas

Kalibawang Periode Juni-Juli 2010 secara statistik dilakukan dengan uji T

berpasangan (Paired T-test). Analisis data secara deskriptif dilakukan dengan

memprosentasekan selisih nilai rata-rata (mean) pretest-posttest antara kelompok

kontrol dan perlakuan.

Uji T merupakan statistik parametrik. Salah satu syarat statistik parametrik

adalah memiliki distribusi data yang normal. Maka berdasarkan hal tersebut,

sebelum melakukan uji T diperlukan uji normalitas data. Dalam penelitian ini,

pengujian normalitas data dilakukan dengan one sample Kolmogorov-Smirnov

(jumlah sampel>50). Jika data tidak normal, dilakukan normalisasi sebaran data,

lalu diuji kembali dengan uji normalitas Kolmogorov-Smirnov. Data dikatakan

normal jika angka signifikansi p<0,1 (taraf kepercayaan 90%). Jika sebaran data

normal, dilanjutkan dengan Paired T-Test. Jika sebaran data tidak normal,

dilanjutkan dengan uji non-parametrik, yakni uji Wilcoxon sebagai kompensasi

dari Paired T-test. Dikatakan terdapat perbedaan yang signifikan bila dari uji

tersebut didapatkan angka signifikansi p<0,1 (taraf kepercayaan 90%).

Page 69: PENGARUH PEMBERIAN ALAT BANTU KETAATAN DAN INFORMASI … PDF/F. Farmasi/Farmasi/078114079_full.pdf · B. Pengaruh Pemberian Informasi dan Alat Bantu Ketaatan Terhadap Perilaku (Pengetahuan,

48

Tabel V. Tabel Hasil Uji Normalitas One Sample Kolmogorov-SmirnovTerhadap Data Kuisioner Pasien ISPA Rawat Jalan PuskesmasKalibawang Periode Juni-Juli 2010

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

K.pre K.post P.pre P.post

N 32 32 32 32

Normal Parametersa

Mean7.1816 7.1750 7.7091 9.1000

Std. Deviation .51809 .62733 .67121 .63143

Most Extreme Differences Absolute .136 .151 .138 .125

Positive .136 .151 .138 .085

Negative -.093 -.110 -.094 -.125

Kolmogorov-Smirnov Z .769 .852 .782 .709

Asymp. Sig. (2-tailed) .596 .463 .574 .695

a. Test distribution is Normal.

Berdasarkan table hasil uji Normalitas Kolmogorov-Smirnov terhadap data

kuisioner pasien ISPA rawat jalan Puskesmas Kalibawang periode Juni-Juli 2010

diketahui bahwa distribusi data adalah normal sehingga pada pengujian pengaruh

pengetahuan pasien terhadap ketaatan minum obat ini dilakukan menggunakan

uji statistik Paired T-Test dengan taraf kepercayaan 90% (α = 0,1).

Page 70: PENGARUH PEMBERIAN ALAT BANTU KETAATAN DAN INFORMASI … PDF/F. Farmasi/Farmasi/078114079_full.pdf · B. Pengaruh Pemberian Informasi dan Alat Bantu Ketaatan Terhadap Perilaku (Pengetahuan,

49

Tabel VI. Tabel Hasil Uji Paired sampel T-Test Terhadap PerbedaanPerilaku Kelompok Kontrol Pasien ISPA Rawat Jalan PuskesmasKalibawang Periode Juni-Juli 2010

Paired Samples Test

Paired Differences

t df

Sig. (2-

tailed)Mean

Std.

Deviation

Std.

Error

Mean

90%

Confidence

Interval of the

Difference

Lower Upper

Pair 1 K.gab.pre -

K.gab.post-.15625 2.51588 .44475 -.91033 .59783 -.351 31 .728

Tabel VII. Tabel Hasil Uji Paired sampel T-Test Terhadap PerbedaanPerilaku Kelompok Perlakuan Pasien ISPA Rawat JalanPuskesmas Kalibawang Periode Juni-Juli 2010

Paired Samples Test

Paired Differences

t df

Sig.

(2-

tailed)Mean

Std.

Deviatio

n

Std.

Error

Mean

90% Confidence

Interval of the

Difference

Lower Upper

Pair 1 P.gab.pre -

P.gab.post-7.96875 2.50785 .44333 -8.72042 -7.21708 -17.975 31 .000

Dari hasil perhitungan uji statistik Paired T-Test terhadap kelompok kontrol

pasien ISPA rawat jalan Puskesmas Kalibawang periode Juni-Juli 2010 (tabel

VI), didapatkan nilai Signifikasi sebesar 0,728. Nilai yang terhitung ini lebih

besar daripada Signifikasi (0,1), sehingga dapat dikatakan tidak ada perbedaan

Page 71: PENGARUH PEMBERIAN ALAT BANTU KETAATAN DAN INFORMASI … PDF/F. Farmasi/Farmasi/078114079_full.pdf · B. Pengaruh Pemberian Informasi dan Alat Bantu Ketaatan Terhadap Perilaku (Pengetahuan,

50

pengaruh yang signifikan dalam pemberian informasi terhadap perubahan

perilaku untuk kelompok kontrol. Sedangkan dari hasil perhitungan uji statistik

Paired T-Test terhadap kelompok perlakuan pasien ISPA rawat jalan Puskesmas

Kalibawang periode Juni-Juli 2010 (tabel VII), didapatkan nilai Signifikasi

sebesar 0,000. Nilai yang terhitung ini lebih kecil daripada Signifikasi (0,1),

sehingga dapat dikatakan ada perbedaan pengaruh yang signifikan dalam

pemberian informasi terhadap perubahan perilaku untuk kelompok perlakuan

dengan kata lain terdapat peningkatan informasi pada kelompok perlakuan.

Untuk mengetahui pengaruh pemberian informasi terhadap perubahan

pengetahuan, sikap, dan tindakan pasien rawat jalan Puskesmas Kalibawang

Periode Juni-Juli 2010, perlu diketahui penjabaran mengenai ada tidaknya

peningkatan yang signifikan antara pretest dan posttest pada masing-masing

bagian pertanyaan (pengetahuan, sikap, dan tindakan) untuk kelompok kontrol

dan perlakuan. Ada tidaknya peningkatan yang signifikan antara pretest dan

posttest pada masing-masing bagian pertanyaan (pengetahuan, sikap, dan

tindakan) untuk kelompok kontrol dan perlakuan secara statistik dapat diketahui

melalui uji T berpasangan (Paired T-test) dan secara deskriptif dengan melihat

selisih rata-rata (mean) nilai pada setiap bagian pertanyaan (pengetahuan, sikap,

dan tindakan).

Page 72: PENGARUH PEMBERIAN ALAT BANTU KETAATAN DAN INFORMASI … PDF/F. Farmasi/Farmasi/078114079_full.pdf · B. Pengaruh Pemberian Informasi dan Alat Bantu Ketaatan Terhadap Perilaku (Pengetahuan,

51

Nilai maksimal kuisioner untuk mengetahui perilaku pasien adalah 48.

Peningkatan nilai perilaku antara pretest dan posttest kelompok kontrol dan

perlakuan dapat dilihat melalui diagram berikut:

Gambar 8. Perbandingan Nilai Perilaku Antara Pretest Dan PosttestKelompok Kontrol

Gambar 9. Perbandingan Nilai Perilaku Antara Pretest Dan PosttestKelompok Perlakuan

048

12162024283236404448

Perilaku-pre-(K) Perilaku-post-(K)

048

12162024283236404448

Perilaku-pre-(P) Perilaku-post-(P)

Page 73: PENGARUH PEMBERIAN ALAT BANTU KETAATAN DAN INFORMASI … PDF/F. Farmasi/Farmasi/078114079_full.pdf · B. Pengaruh Pemberian Informasi dan Alat Bantu Ketaatan Terhadap Perilaku (Pengetahuan,

52

a. Pengetahuan

Tingkat pengetahuan pasien diduga mempunyai pengaruh terhadap

ketaatan pengobatan. Semakin tinggi tingkat pengetahuan seseorang

diharapkan semakin baik penerimaan informasi tentang pengobatan

penyakitnya sehingga akan semakin teratur proses pengobatan dan

penyembuhan.

Tabel VIII. Tabel Hasil Uji Paired sampel T-Test Terhadap PerbedaanPerilaku (Pengetahuan) Kelompok Kontrol Pasien ISPARawat Jalan Puskesmas Kalibawang Periode Juni-Juli 2010

Paired Samples Test

Paired Differences

t df

Sig. (2-

tailed)Mean

Std.

Deviation

Std.

Error

Mean

90%

Confidence

Interval of the

Difference

Lower Upper

Pair 1 K.peng.pre -

K.peng.post-.06250 1.18967 .21031 -.41908 .29408 -.297 31 .768

Berdasarkan data uji statistik Paired T-Test terhadap pengetahuan

kelompok kontrol pasien ISPA rawat jalan Puskesmas Kalibawang periode

Juni-Juli 2010 (tabel VIII) dapat dilihat angka signifikasi nya > 0,1 (0.768)

yang berarti bahwa tidak adanya peningkatan yang signifikan antara pretest

dan posttest pada pertanyaan untuk bagian pengetahuan, dengan kata lain

tidak ada perbedaan pengaruh pemberian informasi yang signifikan terhadap

Page 74: PENGARUH PEMBERIAN ALAT BANTU KETAATAN DAN INFORMASI … PDF/F. Farmasi/Farmasi/078114079_full.pdf · B. Pengaruh Pemberian Informasi dan Alat Bantu Ketaatan Terhadap Perilaku (Pengetahuan,

53

perubahan pengetahuan pasien rawat jalan Puskesmas Kalibawang Periode

Juni-Juli 2010.

Tidak adanya perbedaan dalam hal sikap ini dikarenakan pasien tidak

mendapatkan informasi tambahan tentang obat sehingga dalam menjawab

kuisioner tidak terdapat adanya peningkatan informasi yang signifikan.

Tabel IX. Tabel Hasil Uji Paired sampel T-Test Terhadap PerbedaanPerilaku (Pengetahuan) Kelompok Perlakuan Pasien ISPARawat Jalan Puskesmas Kalibawang Periode Juni-Juli2010

Paired Samples Test

Paired Differences

t df

Sig.

(2-

tailed)Mean

Std.

Deviatio

n

Std.

Error

Mean

90% Confidence

Interval of the

Difference

Lower Upper

Pair 1 P.peng.pre -

P.peng.post-3.90625 1.92370 .34006 -4.48284 -3.32966 -11.487 31 .000

Berdasarkan data uji statistik Paired T-Test terhadap pengetahuan

kelompok perlakuan pasien ISPA rawat jalan Puskesmas Kalibawang periode

Juni-Juli 2010 (tabel IX) dapat dilihat angka signifikasi nya < 0,1 (0.000)

yang berarti bahwa terdapat adanya peningkatan yang signifikan antara

pretest dan posttest pada pertanyaan untuk bagian pengetahuan, atau dengan

kata lain terdapat perbedaan pengaruh pemberian informasi yang signifikan

terhadap perubahan pengetahuan pasien rawat jalan Puskesmas Kalibawang

Periode Juni-Juli 2010.

Page 75: PENGARUH PEMBERIAN ALAT BANTU KETAATAN DAN INFORMASI … PDF/F. Farmasi/Farmasi/078114079_full.pdf · B. Pengaruh Pemberian Informasi dan Alat Bantu Ketaatan Terhadap Perilaku (Pengetahuan,

54

Peningkatan ini dapat dikarenakan oleh beberapa faktor yaitu adanya

informasi yang diberikan oleh peneliti, serta homecare yang dilakukan oleh

peneliti. Faktor lain yang dapat mempengaruhi pengetahuan yang diterima

responden adalah tingkat intelektual masing-masing responden serta

konsentrasi saat menerima informasi.

Dalam kuisioner, jumlah pertanyaan untuk bagian pengetahuan adalah 5,

sehingga nilai maksimal bagian ini adalah 20. Peningkatan nilai perilaku

bagian pengetahuan antara pretest dan posttest kelompok kontrol dan

perlakuan dapat dilihat melalui diagram berikut:

Gambar 10. Perbandingan Nilai Perilaku Bagian Pengetahuan AntaraPretest Dan Posttest Kelompok Kontrol

02468

101214161820

Pengetahuan-pre-(K) Pengetahuan-post-(K)

Page 76: PENGARUH PEMBERIAN ALAT BANTU KETAATAN DAN INFORMASI … PDF/F. Farmasi/Farmasi/078114079_full.pdf · B. Pengaruh Pemberian Informasi dan Alat Bantu Ketaatan Terhadap Perilaku (Pengetahuan,

55

Gambar 11. Perbandingan Nilai Perilaku Bagian Pengetahuan AntaraPretest Dan Posttest Kelompok Perlakuan

b. Sikap

Tabel X. Tabel Hasil Uji Paired sampel T-Test Terhadap PerbedaanPerilaku (Sikap) Kelompok Kontrol Pasien ISPA RawatJalan Puskesmas Kalibawang Periode Juni-Juli 2010

Paired Samples Test

Paired Differences

t df

Sig.

(2-

tailed)Mean

Std.

Deviatio

n

Std.

Error

Mean

90%

Confidence

Interval of the

Difference

Lower Upper

Pair 1 K.sikap.pre -

K.sikap.post-.03125 1.09203 .19305 -.35856 .29606 -.162 31 .872

Berdasarkan data uji statistik Paired T-Test terhadap sikap kelompok

kontrol pasien ISPA rawat jalan Puskesmas Kalibawang periode Juni-Juli

2010 (tabel X) dapat dilihat angka signifikasi nya > 0,1 (0,872) yang berarti

bahwa tidak adanya peningkatan yang signifikan antara pretest dan posttest

02468

101214161820

Pengetahuan-pre-(P) Pengetahuan-post-(P)

Page 77: PENGARUH PEMBERIAN ALAT BANTU KETAATAN DAN INFORMASI … PDF/F. Farmasi/Farmasi/078114079_full.pdf · B. Pengaruh Pemberian Informasi dan Alat Bantu Ketaatan Terhadap Perilaku (Pengetahuan,

56

pada pertanyaan untuk bagian sikap, dengan kata lain tidak ada perbedaan

pengaruh pemberian informasi yang signifikan terhadap perubahan sikap

pasien rawat jalan Puskesmas Kalibawang Periode Juni-Juli 2010.

Tidak adanya perbedaan dalam hal sikap ini dikarenakan pasien tidak

mendapatkan informasi tambahan tentang obat sehingga dalam menjawab

kuisioner tidak terdapat adanya peningkatan informasi yang signifikan.

Tabel XI. Tabel Hasil Uji Paired sampel T-Test Terhadap PerbedaanPerilaku (Sikap) Kelompok Perlakuan Pasien ISPA RawatJalan Puskesmas Kalibawang Periode Juni-Juli 2010

Paired Samples Test

Paired Differences

t df

Sig.

(2-

tailed)Mean

Std.

Deviati

on

Std.

Error

Mean

90% Confidence

Interval of the

Difference

Lower Upper

Pair 1 P.sikap.pre -

P.sikap.post-1.46875 .94985 .16791 -1.75345 -1.18405 -8.747 31 .000

Berdasarkan data uji statistik Paired T-Test terhadap sikap kelompok

perlakuan pasien ISPA rawat jalan Puskesmas Kalibawang periode Juni-Juli

2010 (tabel XI) dapat dilihat angka signifikasinya < 0,1 (0.000) yang berarti

bahwa terdapat adanya peningkatan yang signifikan antara pretest dan

posttest pada pertanyaan untuk bagian sikap, atau dengan kata lain terdapat

perbedaan pengaruh pemberian informasi yang signifikan terhadap

Page 78: PENGARUH PEMBERIAN ALAT BANTU KETAATAN DAN INFORMASI … PDF/F. Farmasi/Farmasi/078114079_full.pdf · B. Pengaruh Pemberian Informasi dan Alat Bantu Ketaatan Terhadap Perilaku (Pengetahuan,

57

perubahan sikap pasien rawat jalan Puskesmas Kalibawang Periode Juni-Juli

2010.

Peningkatan ini dapat dikarenakan oleh beberapa faktor yaitu adanya

informasi yang diberikan oleh peneliti, serta home visit yang dilakukan oleh

peneliti. Selain itu beberapa faktor yang mempengaruhi sikap responden

antara lain respon dalam menerima informasi, serta pemahaman mengenai

informasi yang diberikan.

Dalam kuisioner, jumlah pertanyaan untuk bagian sikap adalah 3,

sehingga nilai maksimal bagian ini adalah 12. Peningkatan nilai perilaku

bagian sikap antara pretest dan posttest kelompok kontrol dan perlakuan

dapat dilihat melalui diagram berikut:

Gambar 12. Perbandingan Nilai Perilaku Bagian Sikap Antara PretestDan Posttest Kelompok Kontrol

0

2

4

6

8

10

12

Sikap-pre-(K) Sikap-post-(K)

Page 79: PENGARUH PEMBERIAN ALAT BANTU KETAATAN DAN INFORMASI … PDF/F. Farmasi/Farmasi/078114079_full.pdf · B. Pengaruh Pemberian Informasi dan Alat Bantu Ketaatan Terhadap Perilaku (Pengetahuan,

58

Gambar 13. Perbandingan Nilai Perilaku Bagian Sikap Antara PretestDan Posttest Kelompok Perlakuan

c. Tindakan

Tabel XII. Tabel Hasil Uji Paired sampel T-Test Terhadap PerbedaanPerilaku (Tindakan) Kelompok Kontrol Pasien ISPA RawatJalan Puskesmas Kalibawang Periode Juni-Juli 2010

Paired Samples Test

Paired Differences

t df

Sig.

(2-

tailed)Mean

Std.

Deviatio

n

Std.

Error

Mean

90%

Confidence

Interval of the

Difference

Lower Upper

Pair 1 K.tind.pre - K.tind.post-.15625 1.62856 .28789 -.64438 .33188 -.543 31 .591

Berdasarkan data uji statistik Paired T-Test terhadap tindakan kelompok

kontrol pasien ISPA rawat jalan Puskesmas Kalibawang periode Juni-Juli

2010 (tabel XII) dapat dilihat angka signifikasinya > 0,1 (0.591) hal ini

menunjukkan tidak adanya peningkatan yang signifikan antara pretest dan

0

2

4

6

8

10

12

Sikap-pre-(P) Sikap-post-(P)

Page 80: PENGARUH PEMBERIAN ALAT BANTU KETAATAN DAN INFORMASI … PDF/F. Farmasi/Farmasi/078114079_full.pdf · B. Pengaruh Pemberian Informasi dan Alat Bantu Ketaatan Terhadap Perilaku (Pengetahuan,

59

posttest pada pertanyaan untuk bagian tindakan, atau dengan kata lain tidak

ada perbedaan pengaruh pemberian informasi yang signifikan terhadap

perubahan tindakan pasien rawat jalan Puskesmas Kalibawang Periode Juni-

Juli 2010.

Tidak adanya perbedaan dalam hal sikap ini dikarenakan pasien tidak

mendapatkan informasi tambahan tentang obat sehingga dalam menjawab

kuisioner tidak terdapat adanya peningkatan informasi yang signifikan.

Tabel XIII. Tabel Hasil Uji Paired sampel T-Test Terhadap PerbedaanPerilaku (Tindakan) Kelompok Perlakuan Pasien ISPARawat Jalan Puskesmas Kalibawang Periode Juni-Juli 2010

Paired Samples Test

Paired Differences

t df

Sig.

(2-

tailed)Mean

Std.

Deviatio

n

Std.

Error

Mean

90% Confidence

Interval of the

Difference

Lower Upper

Pair 1 P.tind.pre -

P.tind.post-2.62500 1.40850 .24899 -3.04717 -2.20283 -10.543 31 .000

Berdasarkan data uji statistik Paired T-Test terhadap tindakan kelompok

perlakuan pasien ISPA rawat jalan Puskesmas Kalibawang periode Juni-Juli

2010 (tabel XIII) dapat dilihat angka signifikasinya < 0,1 (0.000) yang

berarti bahwa terdapat adanya peningkatan yang signifikan antara pretest dan

posttest pada pertanyaan untuk bagian tindakan, atau dengan kata lain

terdapat perbedaan pengaruh pemberian informasi yang signifikan terhadap

Page 81: PENGARUH PEMBERIAN ALAT BANTU KETAATAN DAN INFORMASI … PDF/F. Farmasi/Farmasi/078114079_full.pdf · B. Pengaruh Pemberian Informasi dan Alat Bantu Ketaatan Terhadap Perilaku (Pengetahuan,

60

perubahan tindakan pasien rawat jalan Puskesmas Kalibawang Periode Juni-

Juli 2010.

Peningkatan ini dapat dikarenakan oleh beberapa faktor yaitu adanya

informasi yang diberikan oleh peneliti, serta home visit yang dilakukan oleh

peneliti. Adapun faktor lain yang menyebabkan perubahan tindakan adalah

tingkat pengetahuan, pemahaman dalam menangkap suatu informasi, serta

kesadaran dan kemauan untuk bertindak.

Dalam kuisioner, jumlah pertanyaan untuk bagian tindakan adalah 4,

sehingga nilai maksimal bagian ini adalah 16. Peningkatan nilai perilaku

bagian tindakan antara pretest dan posttest kelompok kontrol dan perlakuan

dapat dilihat melalui diagram berikut:

Gambar 14. Perbandingan Nilai Perilaku Bagian Tindakan AntaraPretest Dan Posttest Kelompok Kontrol

0

2

4

6

8

10

12

14

16

Tindakan-pre-(K) Tindakan-post-(K)

Page 82: PENGARUH PEMBERIAN ALAT BANTU KETAATAN DAN INFORMASI … PDF/F. Farmasi/Farmasi/078114079_full.pdf · B. Pengaruh Pemberian Informasi dan Alat Bantu Ketaatan Terhadap Perilaku (Pengetahuan,

61

Gambar 15. Perbandingan Nilai Perilaku Bagian Tindakan AntaraPretest Dan Posttest Kelompok Perlakuan

Untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan perilaku dilihat dari hasil

pretest antara kelompok kontrol dan perlakuan serta hasil posttest antara

kelompok kontrol dan perlakuan, maka perlu dilakukan uji Independen T-

test. Hasil pretest dan posttest pada kelompok kontrol dan perlakuan

dikatakan berbeda apabila didapatkan nilai sig.(2 tailed) <0,1.

0

2

4

6

8

10

12

14

16

Tindakan-pre-(P) Tindakan-post-(P)

Page 83: PENGARUH PEMBERIAN ALAT BANTU KETAATAN DAN INFORMASI … PDF/F. Farmasi/Farmasi/078114079_full.pdf · B. Pengaruh Pemberian Informasi dan Alat Bantu Ketaatan Terhadap Perilaku (Pengetahuan,

62

Tabel XIV. Tabel Hasil Uji Independent Samples Test TerhadapPerbedaan Nilai Pretest Kelompok Kontrol vs KelompokPerlakuan Pasien ISPA Rawat Jalan PuskesmasKalibawang Periode Juni-Juli 2010

Independent Samples Test

Levene's Test

for Equality of

Variances t-test for Equality of Means

F Sig. t df

Sig. (2-

tailed)

Mean

Differenc

e

Std. Error

Difference

90% Confidence

Interval of the

Difference

Lower Upper

perilak

u

Equal variances

assumed1.029 .314 .360 62 .720 .25000 .69520

-

.910851.41085

Equal variances

not assumed.360 59.634 .720 .25000 .69520

-

.911551.41155

Berdasarkan hasil uji independent samples test terhadap perbedaan nilai

pretest kelompok kontrol vs kelompok perlakuan pasien ispa rawat jalan

Puskesmas Kalibawang periode Juni-Juli 2010 didapatkan nilai sig.(2 tailed)

sebesar 0,720. Nilai ini melebihi >0,1 sehingga dapat dikatakan bahwa tidak

terdapat perbedaan yang bermakna antara nilai pretest kelompok kontrol dan

kelompok perlakuan pasien ISPA rawat jalan Puskesmas Kalibawang

periode Juni-Juli 2010 sehingga dapat disimpulkan bahwa pemberian alat

bantu ketaatan dan informasi obat saat home visit tidak menyebabkan

perbedaan perilaku terhadap pasien ISPA Puskesmas Kalibawang periode

Juni-Juli 2010 yang menerima alat bantu ketaatan dan informasi obat dan

yang tidak menerima alat bantu ketaatan dan informasi obat.

Page 84: PENGARUH PEMBERIAN ALAT BANTU KETAATAN DAN INFORMASI … PDF/F. Farmasi/Farmasi/078114079_full.pdf · B. Pengaruh Pemberian Informasi dan Alat Bantu Ketaatan Terhadap Perilaku (Pengetahuan,

63

Tabel XV. Tabel Hasil Uji Independent Samples Test TerhadapPerbedaan Nilai Posttest Kelompok Kontrol vs KelompokPerlakuan Pasien ISPA Rawat Jalan PuskesmasKalibawang Periode Juni-Juli 2010

Independent Samples Test

Levene's

Test for

Equality of

Variances t-test for Equality of Means

F Sig. t df

Sig. (2-

tailed)

Mean

Difference

Std. Error

Difference

90% Confidence

Interval of the

Difference

Lower Upper

perilaku Equal variances

assumed.049 .826 -12.486 62 .000 -9.40625 .75333 -10.66417 -8.14833

Equal variances

not assumed-12.486 61.972 .000 -9.40625 .75333 -10.66418 -8.14832

Berdasarkan hasil uji independent samples test terhadap perbedaan nilai

posttest kelompok kontrol vs kelompok perlakuan pasien ispa rawat jalan

Puskesmas Kalibawang periode Juni-Juli 2010 didapatkan nilai sig.(2 tailed)

sebesar 0,720. Nilai sig.(2 tailed ) ini <0,1 sehingga dapat dikatakan bahwa

terdapat perbedaan yang bermakna antara nilai posttest kelompok kontrol

dan kelompok perlakuan pasien ISPA rawat jalan Puskesmas Kalibawang

periode Juni-Juli 2010 sehingga dapat disimpulkan bahwa pemberian alat

bantu ketaatan dan informasi obat saat home visit menyebabkan perbedaan

perilaku terhadap pasien ISPA Puskesmas Kalibawang periode Juni-Juli

Page 85: PENGARUH PEMBERIAN ALAT BANTU KETAATAN DAN INFORMASI … PDF/F. Farmasi/Farmasi/078114079_full.pdf · B. Pengaruh Pemberian Informasi dan Alat Bantu Ketaatan Terhadap Perilaku (Pengetahuan,

64

2010 yang menerima alat bantu ketaatan dan informasi obat dan yang tidak

menerima alat bantu ketaatan dan informasi obat.

2. Pengaruh Pemberian Alat Bantu Ketaatan Terhadap Profil Ketaatan

Minum Obat (antibiotik) Pasien ISPA Di Puskesmas Kalibawang Periode

Juni-Juli 2010

Taat atau tidaknya responden dalam minum obat dapat dilihat dari jumlah

sisa obatnya. Perhitungan sisa obat dilakukan untuk obat-obat non simptomatis,

dalam kasus ini adalah antibiotik.

Gambar 16. Grafik Hasil Uji Z-Test Two Sample Pengaruh Pemberian AlatBantu Ketaatan Terhadap Profil Ketaatan Pasien ISPAPuskesmas Kalibawang Periode Juni-Juli 2010

Dalam Z-Test untuk mengetahui profil ketaatan yang dilakukan baik

pada kelompok kontrol maupun kelompok perlakuan, ditarik 2 hipotesis yaitu Hi

yaitu Profil ketaatan pasien ISPA di Puskesmas Kalibawang antara pasien ISPA

Page 86: PENGARUH PEMBERIAN ALAT BANTU KETAATAN DAN INFORMASI … PDF/F. Farmasi/Farmasi/078114079_full.pdf · B. Pengaruh Pemberian Informasi dan Alat Bantu Ketaatan Terhadap Perilaku (Pengetahuan,

65

yang mendapatkan alat bantu ketaatan dan informasi obat berbeda dengan profil

ketaatan pasien ISPA yang tidak mendapatkan alat bantu ketaatan dan informasi

obat dan Hnull yaitu Profil ketaatan pasien ISPA di Puskesmas Kalibawang

antara pasien ISPA yang mendapatkan alat bantu ketaatan dan informasi obat

tidak berbeda dengan profil ketaatan pasien ISPA yang tidak mendapatkan alat

bantu ketaatan dan informasi obat. Dalam uji Z, perhitungan nilai Zhitung

dilakukan untuk mengetahui hipotesis mana yang benar dengan melihat nilai

Zhitungnya, apakah berada di range atau di critical area. Apabila nilai Zhitung

berada di dalam range berarti Hnull diterima, sedangkan apabila nilai Zhitung

berada di critical area berarti Hnull ditolak dan Hi diterima. Hipotesis yang

diterima akan menjadi kesimpulan atau hasil akhirnya.

Berdasarkan grafik Z-Test di atas diketahui nilai Zhitungnya adalah

1,845 sedangkan nilai standar distribusi normal untuk derajat kepercayaan 90%

dalam uji Z ini adalah 1,645. Nilai Zhitung yang didapat berdasarkan grafik

berada di luar range atau di critical area. Hal ini berarti bahwa Hnull ditolak dan

Hi diterima, sehingga dapat disimpulkan bahwa profil ketaatan pasien ISPA di

Puskesmas Kalibawang antara pasien ISPA yang mendapatkan alat bantu

ketaatan dan informasi obat berbeda dengan profil ketaatan pasien ISPA yang

tidak mendapatkan alat bantu ketaatan dan informasi obat.

Berdasarkan hasil uji Z-Test ini, dapat dikatakan semakin tinggi tingkat

pengetahuan responden, maka ketaatan minum obat yang dimiliki responden

Page 87: PENGARUH PEMBERIAN ALAT BANTU KETAATAN DAN INFORMASI … PDF/F. Farmasi/Farmasi/078114079_full.pdf · B. Pengaruh Pemberian Informasi dan Alat Bantu Ketaatan Terhadap Perilaku (Pengetahuan,

juga semakin tinggi.

dapat disebabkan karena semakin tinggi pengetahuan dan pemahaman seseorang

terhadap sesuatu hal maka semakin banyak cakupan informasi yang diperoleh

responden terutama tentang penyakit

cakupan informasi yang diperoleh responden diharapkan sikap dan tindakan

responden untuk taat dalam mengkonsumsi

Gambar 17. PerbandinganBantu Ketaatan TerhadapPerlakuan

Berdasarkan data pada gambar 17 diketahui sebanyak 32 orang pada

kelompok perlakuan berpendapat bahwa alat bantu ketaatan bermanfaat dalam

meningkatkan ketaatan minum obat selama pengobatan dan hanya 2 orang saja

yang berpendapat bah

membingungkan dan lebih merepotkan. Banyaknya jumlah responden yang

menyatakan bahwa dengan adanya alat bantu ketaatan membantu

juga semakin tinggi. Adanya pengaruh tingkat pengetahuan terhadap ketaatan

dapat disebabkan karena semakin tinggi pengetahuan dan pemahaman seseorang

terhadap sesuatu hal maka semakin banyak cakupan informasi yang diperoleh

responden terutama tentang penyakit ISPA dan pengobat

cakupan informasi yang diperoleh responden diharapkan sikap dan tindakan

responden untuk taat dalam mengkonsumsi obat juga semakin baik.

Perbandingan Pendapat Bermanfaat Atau Tidaknya AlatBantu Ketaatan Terhadap RespondenPerlakuan

Berdasarkan data pada gambar 17 diketahui sebanyak 32 orang pada

kelompok perlakuan berpendapat bahwa alat bantu ketaatan bermanfaat dalam

meningkatkan ketaatan minum obat selama pengobatan dan hanya 2 orang saja

yang berpendapat bahwa kotak obat tidak bermanfaat dengan alasan

membingungkan dan lebih merepotkan. Banyaknya jumlah responden yang

bahwa dengan adanya alat bantu ketaatan membantu

bermanfaat

tidak bermanfaat

66

Adanya pengaruh tingkat pengetahuan terhadap ketaatan

dapat disebabkan karena semakin tinggi pengetahuan dan pemahaman seseorang

terhadap sesuatu hal maka semakin banyak cakupan informasi yang diperoleh

dan pengobatannya. Banyaknya

cakupan informasi yang diperoleh responden diharapkan sikap dan tindakan

juga semakin baik.

Pendapat Bermanfaat Atau Tidaknya AlatResponden Pada Kelompok

Berdasarkan data pada gambar 17 diketahui sebanyak 32 orang pada

kelompok perlakuan berpendapat bahwa alat bantu ketaatan bermanfaat dalam

meningkatkan ketaatan minum obat selama pengobatan dan hanya 2 orang saja

kotak obat tidak bermanfaat dengan alasan

membingungkan dan lebih merepotkan. Banyaknya jumlah responden yang

bahwa dengan adanya alat bantu ketaatan membantu dalam minum

bermanfaat

tidak bermanfaat

Page 88: PENGARUH PEMBERIAN ALAT BANTU KETAATAN DAN INFORMASI … PDF/F. Farmasi/Farmasi/078114079_full.pdf · B. Pengaruh Pemberian Informasi dan Alat Bantu Ketaatan Terhadap Perilaku (Pengetahuan,

67

obat (bermanfaat) sekaligus menjadi faktor pendukung keberhasilan dalam

penelitian.

Faktor-faktor yang menyebabkan perubahan sikap meliputi faktor intern

dan faktor ekstern. Dalam hal ini, diharapkan dengan adanya faktor ekstern

(pemberian alat bantu ketaatan dan informasi) yang diberikan kepada kelompok

perlakuan terjadi peningkatan sikap pada kelompok perlakuan dibandingkan

dengan kelompok kontrol yang tidak diberi faktor ekstern (pemberian alat bantu

ketaatan dan informasi).

Berdasar hasil penelitian untuk melihat perbedaan perilaku dan ketaatan

diketahui bahwa terdapat perbedaan antara kelompok kontrol dan perlakuan.

Hal ini berarti pemberian alat bantu ketaatan dan informasi berpengaruh terhadap

peningkatan tindakan pasien rawat jalan Puskesmas Kalibawang Periode Juni-

Juli 2010.

Berdasarkan hasil tersebut, dapat disimpulkan bahwa pasien yang

diberikan informasi dan alat bantu ketaatan lebih taat daripada pasien yang

hanya diberikan informasi saja. Alat bantu ketaatan yang digunakan pada

kelompok perlakuan dapat membantu meningkatkan ketaatan.

Page 89: PENGARUH PEMBERIAN ALAT BANTU KETAATAN DAN INFORMASI … PDF/F. Farmasi/Farmasi/078114079_full.pdf · B. Pengaruh Pemberian Informasi dan Alat Bantu Ketaatan Terhadap Perilaku (Pengetahuan,

68

C. Rangkuman Pembahasan

Profil pasien rawat jalan yang menggunakan obat ISPA di Puskesmas

Kalibawang Periode Juni-Juli 2010 dibagi dalam dua kelompok yaitu kelompok

perlakuan dan kelompok kontrol.

Jumlah sisa obat ISPA (antibiotik) dihari terakhir pengobatan digunakan

untuk menghitung profil ketaatan pasien. Dari hasil uji statistik Paired T-Test untuk

mengetahui ada tidaknya peningkatan yang signifikan antara pretest dan posttest pada

masing-masing bagian pertanyaan (pengetahuan, sikap, dan tindakan) untuk

kelompok kontrol dan perlakuan yang akan menentukan ada tidaknya pengaruh

pemberian informasi terhadap perubahan perilaku (pengetahuan, sikap, dan tindakan)

pasien ISPA rawat jalan Puskesmas Kalibawang Periode Juni-Juli 2010 diperoleh

nilai p=0,728 untuk kelompok kontrol dan nilai p=0.000 untuk kelompok perlakuan.

Dari nilai ini dapat dikihat bahwa nilai p untuk kelompok perlakuan > 0. 1 dan nilai p

untuk kelompok perlakuan < 0.1 sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat adanya

perbedaan perilaku yang signifikan antara kelompok kontrol dan kelompok

perlakuan. Pada kelompok kontrol tidak terdapat perbedaan pengaruh pemberian

informasi yang signifikan terhadap perubahan perilaku (pengetahuan, sikap, dan

tindakan) pasien rawat jalan Puskesmas Kalibawang Periode Juni-Juli 2010,

sedangkan pada kelompok perlakuan terdapat perbedaan pengaruh pemberian

informasi yang signifikan terhadap perubahan perilaku (pengetahuan, sikap, dan

tindakan) pasien rawat jalan Puskesmas Kalibawang Periode Juni-Juli 2010.

Page 90: PENGARUH PEMBERIAN ALAT BANTU KETAATAN DAN INFORMASI … PDF/F. Farmasi/Farmasi/078114079_full.pdf · B. Pengaruh Pemberian Informasi dan Alat Bantu Ketaatan Terhadap Perilaku (Pengetahuan,

69

Hasil ini dijabarkan lagi menjadi 3 bagian dalam perilaku yakni sikap,

tindakan, serta pengetahun. Dari hasil uji statistik Paired T-Test untuk bagian sikap

dapat disimpulkan bahwa terdapat adanya perbedaan sikap yang signifikan antara

kelompok kontrol dan kelompok perlakuan dalam hal pengaruh pemberian informasi.

Pada kelompok kontrol tidak terdapat perbedaan pengaruh pemberian informasi yang

signifikan terhadap perubahan sikap pasien rawat jalan Puskesmas Kalibawang

Periode Juni-Juli 2010, sedangkan pada kelompok perlakuan terdapat perbedaan

pengaruh pemberian informasi yang signifikan terhadap perubahan sikap pasien

rawat jalan Puskesmas Kalibawang Periode Juni-Juli 2010.

Dari hasil uji statistik Paired T-Test untuk bagian tindakan dapat disimpulkan

bahwa terdapat adanya perbedaan tindakan yang signifikan antara kelompok kontrol

dan kelompok perlakuan dalam hal pengaruh pemberian informasi. Pada kelompok

kontrol tidak terdapat perbedaan pengaruh pemberian informasi yang signifikan

terhadap perubahan tindakan pasien rawat jalan Puskesmas Kalibawang Periode Juni-

Juli 2010, sedangkan pada kelompok perlakuan terdapat perbedaan pengaruh

pemberian informasi yang signifikan terhadap perubahan tindakan pasien rawat jalan

Puskesmas Kalibawang Periode Juni-Juli 2010.

Dari hasil uji statistik Paired T-Test untuk bagian pengetahuan dapat

disimpulkan bahwa terdapat adanya perbedaan pengetahuan yang signifikan antara

kelompok kontrol dan kelompok perlakuan dalam hal pengaruh pemberian informasi.

Pada kelompok kontrol tidak terdapat perbedaan pengaruh pemberian informasi yang

Page 91: PENGARUH PEMBERIAN ALAT BANTU KETAATAN DAN INFORMASI … PDF/F. Farmasi/Farmasi/078114079_full.pdf · B. Pengaruh Pemberian Informasi dan Alat Bantu Ketaatan Terhadap Perilaku (Pengetahuan,

70

signifikan terhadap perubahan pengetahuan pasien ISPA rawat jalan Puskesmas

Kalibawang Periode Juni-Juli 2010, sedangkan pada kelompok perlakuan terdapat

perbedaan pengaruh pemberian informasi yang signifikan terhadap perubahan

pengetahuan pasien rawat jalan Puskesmas Kalibawang Periode Juni-Juli 2010.

Berdasarkan hasil stastistik Independent Samples Test terhadap nilai pretest

dan posttest antara kelompok kontrol dan kelompok perlakuan, diketahui bahwa tidak

terdapat adanya perbedaan yang signifikan pada uji Independent Samples Test

terhadap nilai pretest. Hal ini dapat dilihat dari nilai Sig.(2 tailed) yang >0,1,

sehingga dapat disimpulkan bahwa pemberian alat bantu ketaatan dan informasi obat

saat home visit tidak menyebabkan perbedaan perilaku terhadap pasien ISPA

Puskesmas Kalibawang periode Juni-Juli 2010 yang menerima alat bantu ketaatan

dan informasi obat dan yang tidak menerima alat bantu ketaatan dan informasi obat.

Sedangkan pada hasil stastistik Independent Samples Test terhadap nilai posttest

antara kelompok kontrol dan kelompok perlakuan, diketahui nilai Sig.(2 tailed) yang

<0,1, sehingga dapat disimpulkan bahwa pemberian alat bantu ketaatan dan informasi

obat saat home visit menyebabkan perbedaan perilaku terhadap pasien ISPA

Puskesmas Kalibawang periode Juni-Juli 2010 yang menerima alat bantu ketaatan

dan informasi obat dan yang tidak menerima alat bantu ketaatan dan informasi obat.

Berdasarkan grafik Z-Test dapat disimpulkan bahwa profil Profil ketaatan

pasien ISPA di Puskesmas Kalibawang antara pasien ISPA yang mendapatkan alat

Page 92: PENGARUH PEMBERIAN ALAT BANTU KETAATAN DAN INFORMASI … PDF/F. Farmasi/Farmasi/078114079_full.pdf · B. Pengaruh Pemberian Informasi dan Alat Bantu Ketaatan Terhadap Perilaku (Pengetahuan,

71

bantu ketaatan dan informasi obat tidak berbeda dengan profil ketaatan pasien ISPA

yang tidak mendapatkan alat bantu ketaatan dan informasi obat.

Dari keseluruhan data yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa baseline

pasien ISPA Puskesmas Kalibawang periode Juni-Juli 2010 adalah sama serta

terdapat adanya perbedaan ketaatan antara kelompok perlakuan dan kontrol. Pasien

yang mendapat informasi plus alat bantu lebih taat daripada pasien yang hanya

mendapat informasi saja.

Kesimpulannya yaitu pada pasien ISPA rawat jalan Puskesmas Kalibawang

periode Juni-Juli 2010 dengan baseline yang sama, kelompok perlakuan memiliki

dampak terapi yang lebih baik setelah dilakukan terapi, dibandingkan dengan

kelompok kontrol. Hal ini dapat dikarenakan adanya alat bantu ketaatan yang

diberikan pada kelompok perlakuan sehingga dapat meningkatkan ketaatan pasien

dalam minum obat.

Page 93: PENGARUH PEMBERIAN ALAT BANTU KETAATAN DAN INFORMASI … PDF/F. Farmasi/Farmasi/078114079_full.pdf · B. Pengaruh Pemberian Informasi dan Alat Bantu Ketaatan Terhadap Perilaku (Pengetahuan,

72

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

1. Profil pasien ISPA rawat jalan di Puskesmas Kalibawang periode Juni-Juli 2010:

a. jenis kelamin.

Jenis kelamin responden dalam penelitian ini terdiri dari 56% pria (36 orang)

dan 44% wanita (28 orang).

b. pendidikan terakhir.

Mayoritas pendidikan terakhir responden dalam penelitian ini adalah lulusan

SMP yaitu sebesar 31%.

c. jenis pekerjaan.

Mayoritas pekerjaan responden dalam penelitian ini adalah sebagai buruh tani

yaitu sebesar 41%.

2. Ada perbedaan tingkat perilaku (pengetahuan, sikap, dan tindakan) pasien ISPA

di Puskesmas Kalibawang periode Juni-Juli 2010 antara pasien ISPA yang

mendapatkan alat bantu ketaatan dan informasi obat versus pasien ISPA yang

tidak mendapatkan alat bantu ketaatan dan informasi obat, yaitu pasien ISPA

yang mendapatkan alat bantu ketaatan dan informasi obat memiliki profil ketaatan

minum obat (antibiotik) yang lebih tinggi dibanding pasien ISPA yang tidak

mendapatkan alat bantu ketaatan dan informasi obat.

Page 94: PENGARUH PEMBERIAN ALAT BANTU KETAATAN DAN INFORMASI … PDF/F. Farmasi/Farmasi/078114079_full.pdf · B. Pengaruh Pemberian Informasi dan Alat Bantu Ketaatan Terhadap Perilaku (Pengetahuan,

73

3. Adanya perbedaan perilaku pasien ISPA Puskesmas Kalibawang periode Juni-Juli

2010 pada pasien yang diberi alat bantu ketaatan dan informasi obat dengan

pasien yang tidak diberi alat bantu ketaata dan informasi obat.

B. Saran

Hal-hal yang dapat disarankan bagi penelitian ini adalah sebagai berikut ini.

1. Diharapkan dengan adanya data penelitian ini dapat diterapkan pemberian

informasi dan alat bantu ketaatan di berbagai Puskesmas dan Rumah Sakit untuk

meningkatkan profil ketaatan minum obat pasien di Indonesia.

2. Disarankan adanya penelitian selanjutnya yang terkait dengan penelitian ini di

Puskesmas yang berbeda atau periode yang berbeda dengan kajian yang berbeda

sebagai perbandingan.

3. Perlu dilakukan pemberian tes uji kebohongan pada setiap responden pada akhir

penelitian untuk menjamin bahwa obat yang habis benar-benar habis karena

diminum,bukan dibuang.

4. Perlu dilakukan analisa kesesuaian dosis antibiotika pasien untuk mengetahui

apakah dosis dan lama penggunaan obat sedah sesuai atau belum.

Page 95: PENGARUH PEMBERIAN ALAT BANTU KETAATAN DAN INFORMASI … PDF/F. Farmasi/Farmasi/078114079_full.pdf · B. Pengaruh Pemberian Informasi dan Alat Bantu Ketaatan Terhadap Perilaku (Pengetahuan,

74

DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 1999, Patient Compliance (Ketaatan Pasien),http://home.pacific.net.id/piko/artikel04.html, diakses tanggal 15 Maret 2010

Anonim, 2007, Patient Compliance, http://www.unisanet.unisa.edu.au/07262/-complian.pdf, diakses tanggal 7 april 2010

Anonim, 2009, Saluran Pernapasan, http://nursingbegin.com/wp-content/uploads/2009/07/respirasi1.jpg, diakses tanggal 11 April 2010

Buck, L.M., 1999, Preventing Medication Error in Children, in PediatricPharmacotherapy, A Monthly Review for Health care Professionals of theChildren’s Medical Center, Vol. 5 Number 10, Oct.

Cohen, M.R., 1991, Causes of Medication Error, in: Cohen. M.R., (Ed), MedicationError, American Pharmaceutical Association, Washington, DC

Cohen, M.R., 1999, Medication Errors, the American Pharmaceutical Association,N.W., Washington, DC

Cipolle, R.J,. Morley, P.C., and Strand, L.M., 2004, Pharmaceutical Care Practice:The Clinician’s Guide, Second Edition, 2, 40, 178-188, McGraw-HillCompanies, USA

Darmawan A. B, Croup (Laringotracheobronchitis), CDK 163/ vol 35 no.4/ Juli-Agustus 2008 : 185-189

DepKes, 2005, Pharmaceutical Care Untuk Infeksi Saluran Pernapasan, DepKes.RI,Jakarta

Dwiprahasto, I., 2006, Intervensi Pelatihan Untuk Meminimalkan Risiko MedicationError Dipusat Pelayanan Kesehatan Primer, http://i-lib.ugm.ac.id/jurnal/detail.php?dataId=5603, diakses tanggal 11 Januari 2011

Jin, J., Sklar, G.E., Oh, V.M.S., and Li, S.C., 2008, Faktors Affecting TherapeuticCompliance: A Teview from the Patient’s Perspective,http://www.pubmedcentral.nih.gov/articlerender.fcgi?artid=2503662, diaksestanggal 7 April 2010

Page 96: PENGARUH PEMBERIAN ALAT BANTU KETAATAN DAN INFORMASI … PDF/F. Farmasi/Farmasi/078114079_full.pdf · B. Pengaruh Pemberian Informasi dan Alat Bantu Ketaatan Terhadap Perilaku (Pengetahuan,

75

Katzung, B,G., 1998, Farmakologi Dasar dan Klinik, Edisi VI, EGC, Jakarta

KepMenKes Nomor 1027/MENKES/SK/IX/2004, Standar Pelayanan Kefarmasiandi Apotek, Departemen Kesehatan RI, Jakarta

Kozer, E. et al, 2005, Variables Associated With Medication Errors in PediatricEmergency Medicine, Pediatrics, American Academy of Pediatrics, March 4,p.737-743

Mario, T. M., 2006, SPSS Untuk Paramedis, 55-111, Ardana Media, Jakarta

NCCCMERP, 1998, Taxonomy of Medication Errors,http://www.NCCMERP/pdf/taxo2001-07-31, diakses tanggal 8 Maret 2010

Notoatmodjo, S., 2003, Metodologi Penelitian Kesehatan, PT Rineka Cipta, Jakarta

Notoatmodjo S., 2005, Metodologi Penelitian Kesehatan, edisi revisi, 79-92,116-134,162-170, Penerbit Rineka Cipta, Jakarta

Reid, J.L., Rubin, P.C, dan Whiting, B., 1985, Lecture Notes on ClinicalPharmacology, 2nd edition, Blackwell Scientific Publications, Oxford

Rosyidah, I., 2009, Medication Error Pada Bangsal Dengan Sistem UDD (Unit DoseDispensing) dan Non UDD di Rumah Sakit Umum PKU MuhammadiyahYogyakarta,http://docs.google.com/viewer?a=v&q=cache:xY9TLNQC_o4J:etd.eprints.ums.ac.id/3308/1/K100040105.pdf+angka+kejadian+medication+error+di+puskesmas+di+indonesia+pdf&hl=id&gl=id&pid=bl&srcid=ADGEESi_Z2pa9_kSWSt-pe5U4E4oMsoajD5LuLoPpXWf3sGJPZLswed7PBX2HbOOJzOvbve56nWerz9DJzqsPF8zVi3lu9Q-kE41lccx2qhTXBLstKuriAeBxCu88zZ3TtDvoC8Cwl9q&sig=AHIEtbQwp-7PZSWd8jCMiy5ybXnsySOVxA, diakses tanggal 11 Januari 2011

Siregar, J., 2006, Farmasi Klinik Teori dan Penerapan, 310, EGC, Jakarta

Sugiyono, 2008, Statistik untuk Penelitian, CV Alfabeta, Bandung

Terry G. R., 1962, Office Management and Control, Fourth Edition, Richard D. IrwinInc., Homewood, Ilinois, 1962, p. 21

Yegenoglu, S., Wertheimer, A.L., dan Dubin, W.R., 2002, Demographical FactorsAffecting Patient Compliance (Adherence) to Medications In An OutpatientPsychiatric Clinic: A Preliminary Study, http://fabad.org/pdf/volum28/-

Page 97: PENGARUH PEMBERIAN ALAT BANTU KETAATAN DAN INFORMASI … PDF/F. Farmasi/Farmasi/078114079_full.pdf · B. Pengaruh Pemberian Informasi dan Alat Bantu Ketaatan Terhadap Perilaku (Pengetahuan,

76

issue2/FABAD2003j.Pharm.Sci.,28,77-84,2003.pdf, diakses tanggal 11 Januari2011

Page 98: PENGARUH PEMBERIAN ALAT BANTU KETAATAN DAN INFORMASI … PDF/F. Farmasi/Farmasi/078114079_full.pdf · B. Pengaruh Pemberian Informasi dan Alat Bantu Ketaatan Terhadap Perilaku (Pengetahuan,

LAMPIRAN

Page 99: PENGARUH PEMBERIAN ALAT BANTU KETAATAN DAN INFORMASI … PDF/F. Farmasi/Farmasi/078114079_full.pdf · B. Pengaruh Pemberian Informasi dan Alat Bantu Ketaatan Terhadap Perilaku (Pengetahuan,

77

LAMPIRAN

Lampiran 1. Informed Consent

KERJASAMA FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SANATA DHARMA

DENGAN PUSKESMAS KALIBAWANG

Pengaruh Pemberian Informasi Dan Alat Bantu Ketaatan Terhadap Perilaku

Pasien Ispa Puskesmas Kalibawang Periode Juni – Juli 2010

(Kajian Terhadap Antibiotik)

Peneliti dari Fakultas Farmasi Sanata Dharma bekerja sama dengan

Puskesmas Kalibawang melakukan penelitian untuk mengetahui bagaimana respon

pasien pada Pengaruh Pemberian Informasi dan Alat Bantu Ketaatan Terhadap

Perilaku Pasien ISPA Puskesmas Kalibawang Periode Juni – Juli 2010.

Anda merupakan pasien ISPA Puskesmas Kalibawang periode Juni-Juli 2010,

oleh karena itu diminta ikut serta dalam penelitian ini.

Bila bersedia ikut, peneliti akan melakukan wawancara kepada anda seputar

penggunaan obat yang anda terima melalui kunjungan ke rumah anda. Pada saat

kunjungan akan dilakukan wawancara dan beberapa tes lain bila diperlukan. Data-

data yang didapatkan dari proses tersebut akan digunakan sebagai data penelitian.

Anda bebas menolak ikut dalam penelitian ini. Bila anda telah memutuskan

untuk ikut, anda juga bebas untuk mengundurkan diri setiap saat.

Page 100: PENGARUH PEMBERIAN ALAT BANTU KETAATAN DAN INFORMASI … PDF/F. Farmasi/Farmasi/078114079_full.pdf · B. Pengaruh Pemberian Informasi dan Alat Bantu Ketaatan Terhadap Perilaku (Pengetahuan,

78

Semua data penelitian ini akan diperlakukan secara rahasia sehingga tidak

memungkinkan orang lain menghubungkannya dengan anda.

Selama anda ikut dalam penelitian, setiap informasi baru yang dapat

mempengaruhi pertimbangan anda untuk terus ikut atau berhenti dari penelitian ini

akan segera disampaikan kepada anda.

Bila anda tidak mentaati instruksi yang diberikan oleh para peneliti, anda

dapat dikeluarkan setiap saat dari penelitian ini.

Anda diberi kesempatan untuk menanyakan semua hal yang belum jelas

sehubungan dengan penelitian ini kepada tim peneliti.

Page 101: PENGARUH PEMBERIAN ALAT BANTU KETAATAN DAN INFORMASI … PDF/F. Farmasi/Farmasi/078114079_full.pdf · B. Pengaruh Pemberian Informasi dan Alat Bantu Ketaatan Terhadap Perilaku (Pengetahuan,

79

Surat pernyataan kesediaan sebagai Responden penelitian

Bahwa saya yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama :

Umur :

Jenis Kelamin :

Pekerjaan :

Alamat :

No telp/HP :

Menyatakan kesanggupan sebagai responden dalam penelitian yang berjudul

"PENGARUH PEMBERIAN INFORMASI DAN ALAT BANTU KETAATAN

TERHADAP PERILAKU PASIEN ISPA PUSKESMAS KALIBAWANG

PERIODE JUNI – JULI 2010". Semua penjelasan diatas telah disampaikan

kepada saya. Saya mengerti bahwa bila masih memerlukan penjelasan, saya akan

mendapat jawaban dari tim peneliti.

Demikian surat pernyataan kesanggupan saya sebagai responden dalam

penelitian ini.

Yogyakarta,Mengetahui

Saksi Responden/pasien

( ) ( )

Page 102: PENGARUH PEMBERIAN ALAT BANTU KETAATAN DAN INFORMASI … PDF/F. Farmasi/Farmasi/078114079_full.pdf · B. Pengaruh Pemberian Informasi dan Alat Bantu Ketaatan Terhadap Perilaku (Pengetahuan,

80

Lampiran 2. Surat Pernyataan Kesediaan Menjadi Pengawas Responden

Penelitian

Bersama ini saya yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama :

Umur :

Jenis Kelamin :

Pekerjaan :

Alamat :

No telp/HP :

Menyatakan bahwa saya bersedia menjadi pengawas responden selama masa

pengobatan didalam penelitian yang berjudul "PENGARUH PEMBERIAN

INFORMASI DAN ALAT BANTU KETAATAN TERHADAP PASIEN ISPA

PUSKESMAS KALIBAWANG PERIODE JUNI – JULI 2010". Saya bersedia

untuk mengawasi responden guna meminimalkan kebohongan.

Demikian surat pernyataan kesanggupan saya sebagai pengawas responden

dalam penelitian ini.

Yogyakarta, ,, 2010Mengetahui

Saksi Responden/pasien Pengawas

( ) ( ) ( )

Page 103: PENGARUH PEMBERIAN ALAT BANTU KETAATAN DAN INFORMASI … PDF/F. Farmasi/Farmasi/078114079_full.pdf · B. Pengaruh Pemberian Informasi dan Alat Bantu Ketaatan Terhadap Perilaku (Pengetahuan,

81

Lampiran 3. Panduan Wawancara

Anda dimohon untuk menjawab pertanyaan di bawah ini dengan mengisi ataumemberi tanda silang (X) pada jawaban yang sesuai1. Nama :

2. Alamat :

3. Umur :

4. Jenis Kelamin :

5. Pendidikan terakhir :a. Tidak adab. SDc. SLTPd. SMAe. Perguruan tinggi

6. Pekerjaan :a. Pegawai Negeri Sipil/TNI/POLRIb. Pegawai Swastac. Wiraswasta/Pedagangd. Petani/Buruhe. Lainnya (sebutkan) ........................

7. Penghasilan :a. ≤ Rp 500.000b. > Rp 500.000 – Rp 1.000.000c. > Rp 1.000.000 – Rp 2.000.000d. > Rp 2.000.000 – Rp 5.000.000e. > Rp 5.000.000

Page 104: PENGARUH PEMBERIAN ALAT BANTU KETAATAN DAN INFORMASI … PDF/F. Farmasi/Farmasi/078114079_full.pdf · B. Pengaruh Pemberian Informasi dan Alat Bantu Ketaatan Terhadap Perilaku (Pengetahuan,

82

Pretest:1. Jelaskan kembali cara pakai obat anda!2. Apakah pernah salah minum obat?

Ceritakan kapan dan bagaimana?Penyebabnya?Pengatasannya?

3. Paling sering tahu cara pakai obat dari siapa? Dokter/Petugas Apotek?

Selanjutnya, bagi kelompok perlakuan, dijelaskan:Kita ingin memberikan alat bantu ketaatan, jelaskan cara pakai alatnya!

Postest:1. Jelaskan kembali cara pakai obat anda!2. Khusus kelompok perlakuan:

Bagaimana tanggapan anda tentang alat bantu ketaatan?Apakah bermanfaat/tidak?

Page 105: PENGARUH PEMBERIAN ALAT BANTU KETAATAN DAN INFORMASI … PDF/F. Farmasi/Farmasi/078114079_full.pdf · B. Pengaruh Pemberian Informasi dan Alat Bantu Ketaatan Terhadap Perilaku (Pengetahuan,

83

Lampiran 4. Kuisioner

Berilah tanda silang (X) pada jawaban yang anda anggap paling sesuai dengan

keadaan anda sebenarnya.

Keterangan: SS = Sangat Setuju

S = Setuju

TS = Tidak Setuju

STS = Sangat Tidak Setuju

No Pernyataan Jawaban

1.Saya yakin jika saya minum obat sesuai dengan aturan

maka manfaat obat lebih besarSS S TS STS

2.Menurut saya membaca informasi pada label/etiket hanya

membuang0buang waktu sajaSS S TS STS

3.Sakit saya akan cepat sembuh jika saya minum obat dua

kali lebih banyak dari aturan pakaiSS S TS STS

4.Saya akan minum obat sesuai perintah, meskipun saya tidak

suka minum obatSS S TS STS

5.

Saya mengubah aturan minum obat sesuai dengan dosis

yang saya butuhkan tanpa bertanya dengan Dokter atau

Apoteker

SS S TS STS

6. Saya membaca aturan pakai sebelum minum obat SS S TS STS

7. Saya berusaha tidak lupa minum obat SS S TS STS

8. Antibiotik tidak perlu diminum sampai habis SS S TS STS

9. Semua jenis obat harus diminum sampai habis SS S TS STS

10.

Obat yang diresepkan oleh Dokter, jika tidak diminum

sesuai aturan pakai akan menimbulkan dampak yang

merugikan

SS S TS STS

11.Obat yang aturan minumnya sebelum makan berarti obat

tersebut harus diminum sesaat sebelum makanSS S TS STS

12.Saya berhak bertanya sejeas-jelasnya pada petugas tentang

obat sayaSS S TS STS

Page 106: PENGARUH PEMBERIAN ALAT BANTU KETAATAN DAN INFORMASI … PDF/F. Farmasi/Farmasi/078114079_full.pdf · B. Pengaruh Pemberian Informasi dan Alat Bantu Ketaatan Terhadap Perilaku (Pengetahuan,

84

Lampiran 5. Output SPSS versi 16 for WindowsUji Validitas dan Realibilitas Kuisioner

Case Processing Summary

N %

Cases Valid 20 100.0

Excludeda

0 .0

Total 20 100.0

a. Listwise deletion based on all variables in the

procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha

Cronbach's

Alpha Based on

Standardized

Items N of Items

.669 .652 12

Page 107: PENGARUH PEMBERIAN ALAT BANTU KETAATAN DAN INFORMASI … PDF/F. Farmasi/Farmasi/078114079_full.pdf · B. Pengaruh Pemberian Informasi dan Alat Bantu Ketaatan Terhadap Perilaku (Pengetahuan,

85

Item Statistics

Mean Std. Deviation N

item1 3.3000 .47016 20

item2 3.3500 .48936 20

item3 3.5500 .51042 20

item4 2.9000 .30779 20

item5 3.4000 .59824 20

item6 3.3000 .47016 20

item7 2.8500 .58714 20

item8 2.9000 .71818 20

item9 2.9500 .51042 20

item10 2.8000 .41039 20

item11 3.2000 .52315 20

item12 3.4000 .50262 20

Summary Item Statistics

Mean Minimum Maximum Range

Maximum /

Minimum Variance N of Items

Item Means 3.158 2.800 3.550 .750 1.268 .068 12

Page 108: PENGARUH PEMBERIAN ALAT BANTU KETAATAN DAN INFORMASI … PDF/F. Farmasi/Farmasi/078114079_full.pdf · B. Pengaruh Pemberian Informasi dan Alat Bantu Ketaatan Terhadap Perilaku (Pengetahuan,

86

Item-Total Statistics

Scale Mean if

Item Deleted

Scale Variance if

Item Deleted

Corrected Item-

Total Correlation

Squared Multiple

Correlation

Cronbach's

Alpha if Item

Deleted

item1 34.6000 7.095 .395 .911 .636

item2 34.5500 6.261 .737 .817 .578

item3 34.3500 6.871 .439 .946 .628

item4 35.0000 8.947 -.400 .896 .717

item5 34.5000 7.421 .161 .702 .677

item6 34.6000 6.779 .533 .972 .615

item7 35.0500 6.682 .421 .706 .628

item8 35.0000 7.474 .080 .948 .703

item9 34.9500 7.945 .035 .686 .692

item10 35.1000 7.779 .156 .788 .670

item11 34.7000 6.853 .430 .875 .629

item12 34.5000 6.158 .760 .982 .572

Page 109: PENGARUH PEMBERIAN ALAT BANTU KETAATAN DAN INFORMASI … PDF/F. Farmasi/Farmasi/078114079_full.pdf · B. Pengaruh Pemberian Informasi dan Alat Bantu Ketaatan Terhadap Perilaku (Pengetahuan,

87

Lampiran 6. Output SPSS versi 16 for WindowsUji Normalitas Kormogorov-Smirnov

NPAR TESTS/K-S(NORMAL)=K.pre K.post/MISSING ANALYSIS.

NPar Tests

[DataSet0]

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

K.pre K.post

N 32 32

Normal Parametersa Mean 7.1816 7.1750

Std. Deviation .51809 .62733

Most Extreme

Differences

Absolute .136 .151

Positive .136 .151

Negative -.093 -.110

Kolmogorov-Smirnov Z .769 .852

Asymp. Sig. (2-tailed) .596 .463

a. Test distribution is Normal.

NPAR TESTS/K-S(NORMAL)=K.pre K.post P.pre P.post/MISSING ANALYSIS.

NPar Tests[DataSet0]

Page 110: PENGARUH PEMBERIAN ALAT BANTU KETAATAN DAN INFORMASI … PDF/F. Farmasi/Farmasi/078114079_full.pdf · B. Pengaruh Pemberian Informasi dan Alat Bantu Ketaatan Terhadap Perilaku (Pengetahuan,

88

NPAR TESTS/K-S(NORMAL)=P.pre P.post/MISSING ANALYSIS.

NPar Tests

[DataSet0]

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

P.pre P.post

N 32 32

Normal Parametersa Mean 7.7091 9.1000

Std. Deviation .67121 .63143

Most Extreme

Differences

Absolute .138 .125

Positive .138 .085

Negative -.094 -.125

Kolmogorov-Smirnov Z .782 .709

Asymp. Sig. (2-tailed) .574 .695

a. Test distribution is Normal.

Page 111: PENGARUH PEMBERIAN ALAT BANTU KETAATAN DAN INFORMASI … PDF/F. Farmasi/Farmasi/078114079_full.pdf · B. Pengaruh Pemberian Informasi dan Alat Bantu Ketaatan Terhadap Perilaku (Pengetahuan,

89

Lampiran 7. Output SPSS versi 16 for Windows Uji Paired T-Test PerilakuKelompok Kontrol

T-TEST PAIRS=K.pre WITH K.post (PAIRED)/CRITERIA=CI(.9900)/MISSING=ANALYSIS.

T-Test

[DataSet0]

Paired Samples Statistics

Mean N Std. Deviation Std. Error Mean

Pair 1 K.pre 7.1816 32 .51809 .09159

K.post 7.1750 32 .62733 .11090

Paired Samples Correlations

N Correlation Sig.

Pair 1 K.gab.pre & K.gab.post 32 .638 .000

Paired Samples Test

Paired Differences

t df Sig. (2-tailed)Mean

Std.

Deviation

Std. Error

Mean

90% Confidence

Interval of the

Difference

Lower Upper

Pair 1 K.gab.pre -

K.gab.post-.15625 2.51588 .44475 -.91033 .59783 -.351 31 .728

Page 112: PENGARUH PEMBERIAN ALAT BANTU KETAATAN DAN INFORMASI … PDF/F. Farmasi/Farmasi/078114079_full.pdf · B. Pengaruh Pemberian Informasi dan Alat Bantu Ketaatan Terhadap Perilaku (Pengetahuan,

90

Lampiran 8. Output SPSS versi 16 for Windows Uji Paired T-Test PerilakuKelompok Perlakuan

T-TEST PAIRS=P.pre WITH P.post (PAIRED)/CRITERIA=CI(.9900)/MISSING=ANALYSIS.

T-Test

[DataSet0]

Paired Samples Statistics

Mean N Std. Deviation Std. Error Mean

Pair 1 P.gab.pre 35.6562 32 2.57293 .45483

P.gab.post 43.6250 32 2.97028 .52508

Paired Samples Correlations

N Correlation Sig.

Pair 1 P.gab.pre & P.gab.post 32 .599 .000

Paired Samples Test

Paired Differences

t df Sig. (2-tailed)Mean

Std.

Deviation

Std. Error

Mean

90% Confidence

Interval of the

Difference

Lower Upper

Pair 1 P.gab.pre -

P.gab.post-7.96875 2.50785 .44333 -8.72042 -7.21708 -17.975 31 .000

Page 113: PENGARUH PEMBERIAN ALAT BANTU KETAATAN DAN INFORMASI … PDF/F. Farmasi/Farmasi/078114079_full.pdf · B. Pengaruh Pemberian Informasi dan Alat Bantu Ketaatan Terhadap Perilaku (Pengetahuan,

91

Lampiran 9. Output SPSS versi 16 for Windows Uji Paired T-Test KelompokKontrol Bagian Sikap

[DataSet0]

Paired Samples Statistics

Mean N Std. Deviation Std. Error Mean

Pair 1 K.sikap.pre 8.9375 32 .94826 .16763

K.sikap.post 8.9688 32 .99950 .17669

Paired Samples Correlations

N Correlation Sig.

Pair 1 K.sikap.pre & K.sikap.post 32 .372 .036

Paired Samples Test

Paired Differences

t df Sig. (2-tailed)Mean

Std.

Deviation

Std. Error

Mean

90% Confidence

Interval of the

Difference

Lower Upper

Pair 1 K.sikap.pre -

K.sikap.post-.03125 1.09203 .19305 -.35856 .29606 -.162 31 .872

Page 114: PENGARUH PEMBERIAN ALAT BANTU KETAATAN DAN INFORMASI … PDF/F. Farmasi/Farmasi/078114079_full.pdf · B. Pengaruh Pemberian Informasi dan Alat Bantu Ketaatan Terhadap Perilaku (Pengetahuan,

92

Lampiran 10. Output SPSS versi 16 for Windows Uji Paired T-Test KelompokPerlakuan Bagian Sikap

[DataSet0]

Paired Samples Statistics

Mean N Std. Deviation Std. Error Mean

Pair 1 P.sikap.pre 9.7188 32 1.17045 .20691

P.sikap.post 11.1875 32 .93109 .16460

Paired Samples Correlations

N Correlation Sig.

Pair 1 P.sikap.pre & P.sikap.post 32 .612 .000

Paired Samples Test

Paired Differences

t df Sig. (2-tailed)Mean

Std.

Deviation

Std. Error

Mean

90% Confidence

Interval of the

Difference

Lower Upper

Pair 1 P.sikap.pre -

P.sikap.post-1.46875 .94985 .16791 -1.75345 -1.18405 -8.747 31 .000

Page 115: PENGARUH PEMBERIAN ALAT BANTU KETAATAN DAN INFORMASI … PDF/F. Farmasi/Farmasi/078114079_full.pdf · B. Pengaruh Pemberian Informasi dan Alat Bantu Ketaatan Terhadap Perilaku (Pengetahuan,

93

Lampiran 11. Output SPSS versi 16 for Windows Uji Paired T-Test KelompokKontrol Bagian Tindakan

[DataSet0]

Paired Samples Statistics

Mean N Std. Deviation Std. Error Mean

Pair 1 K.tind.pre 11.2812 32 1.44209 .25493

K.tind.post 11.4375 32 1.66438 .29422

Paired Samples Correlations

N Correlation Sig.

Pair 1 K.tind.pre & K.tind.post 32 .458 .008

Paired Samples Test

Paired Differences

t df Sig. (2-tailed)Mean

Std.

Deviation

Std. Error

Mean

90% Confidence

Interval of the

Difference

Lower Upper

Pair 1 K.tind.pre -

K.tind.post-.15625 1.62856 .28789 -.64438 .33188 -.543 31 .591

Page 116: PENGARUH PEMBERIAN ALAT BANTU KETAATAN DAN INFORMASI … PDF/F. Farmasi/Farmasi/078114079_full.pdf · B. Pengaruh Pemberian Informasi dan Alat Bantu Ketaatan Terhadap Perilaku (Pengetahuan,

94

Lampiran 12. Output SPSS versi 16 for Windows Uji Paired T-Test KelompokPerlakuan Bagian Tindakan

[DataSet0]

Paired Samples Statistics

Mean N Std. Deviation Std. Error Mean

Pair 1 P.tind.pre 11.6875 32 1.69320 .29932

P.tind.post 14.3125 32 1.20315 .21269

Paired Samples Correlations

N Correlation Sig.

Pair 1 P.tind.pre & P.tind.post 32 .572 .001

Paired Samples Test

Paired Differences

t df Sig. (2-tailed)Mean

Std.

Deviation

Std. Error

Mean

90% Confidence

Interval of the

Difference

Lower Upper

Pair 1 P.tind.pre -

P.tind.post-2.62500 1.40850 .24899 -3.04717 -2.20283 -10.543 31 .000

Page 117: PENGARUH PEMBERIAN ALAT BANTU KETAATAN DAN INFORMASI … PDF/F. Farmasi/Farmasi/078114079_full.pdf · B. Pengaruh Pemberian Informasi dan Alat Bantu Ketaatan Terhadap Perilaku (Pengetahuan,

95

Lampiran 13. Output SPSS versi 16 for Windows Uji Paired T-Test KelompokKontrol Bagian Pengetahuan

[DataSet0]

Paired Samples Statistics

Mean N Std. Deviation Std. Error Mean

Pair 1 K.peng.pre 13.6250 32 1.43122 .25301

K.peng.post 13.6875 32 1.55413 .27473

Paired Samples Correlations

N Correlation Sig.

Pair 1 K.peng.pre & K.peng.post 32 .685 .000

Paired Samples Test

Paired Differences

t df Sig. (2-tailed)Mean

Std.

Deviation

Std. Error

Mean

90% Confidence

Interval of the

Difference

Lower Upper

Pair 1 K.peng.pre -

K.peng.post-.06250 1.18967 .21031 -.41908 .29408 -.297 31 .768

Page 118: PENGARUH PEMBERIAN ALAT BANTU KETAATAN DAN INFORMASI … PDF/F. Farmasi/Farmasi/078114079_full.pdf · B. Pengaruh Pemberian Informasi dan Alat Bantu Ketaatan Terhadap Perilaku (Pengetahuan,

96

Lampiran 14. Output SPSS versi 16 for Windows Uji Paired T-Test KelompokPerlakuan Bagian Pengetahuan

[DataSet0]

Paired Samples Statistics

Mean N Std. Deviation Std. Error Mean

Pair 1 P.peng.pre 14.2500 32 1.39122 .24593

P.peng.post 18.1562 32 1.37041 .24226

Paired Samples Correlations

N Correlation Sig.

Pair 1 P.peng.pre & P.peng.post 32 .030 .872

Paired Samples Test

Paired Differences

t df Sig. (2-tailed)Mean

Std.

Deviation

Std. Error

Mean

90% Confidence

Interval of the

Difference

Lower Upper

Pair 1 P.peng.pre -

P.peng.post-3.90625 1.92370 .34006 -4.48284 -3.32966 -11.487 31 .000

Page 119: PENGARUH PEMBERIAN ALAT BANTU KETAATAN DAN INFORMASI … PDF/F. Farmasi/Farmasi/078114079_full.pdf · B. Pengaruh Pemberian Informasi dan Alat Bantu Ketaatan Terhadap Perilaku (Pengetahuan,

97

Lampiran 15. Uji Z-Test

No KelompokJumlah pasien yangtidak taat minum obat

1 Kontrol 7

2 Perlakuan 2

Pa =

Pb =

Hi : Kepatuhan minum obat antara kelompok kontrol dan kelompok perlakuan

berbeda

Hnull : Kepatuhan obat antara kelompok kontrol dan kelompok perlakuan tidak

berbeda

Po =. .

Po =

Po = 0,14

Z hit =, ( , ) , ( , )

Z hit =, ,

√ ,

Z hit =, ,

,

Z hit = -1,845

Kepercayaan 90%= +1,645

Page 120: PENGARUH PEMBERIAN ALAT BANTU KETAATAN DAN INFORMASI … PDF/F. Farmasi/Farmasi/078114079_full.pdf · B. Pengaruh Pemberian Informasi dan Alat Bantu Ketaatan Terhadap Perilaku (Pengetahuan,

98

Grafik Z-test:

Kesimpulan = Hnull ditolak, jadi Kepatuhan minum obat antara kelompok

kontrol dan kelompok perlakuan berbeda

Lampiran 16. Output SPSS versi 16 for Windows Uji Independent Samples TestTerhadap Pretest Kelompok Kontrol vs Kelompok Perlakuan

Group Statistics

kelas N Mean Std. Deviation Std. Error Mean

perilaku 1 32 34.4688 2.48848 .43991

2 32 34.2188 3.04519 .53832

Page 121: PENGARUH PEMBERIAN ALAT BANTU KETAATAN DAN INFORMASI … PDF/F. Farmasi/Farmasi/078114079_full.pdf · B. Pengaruh Pemberian Informasi dan Alat Bantu Ketaatan Terhadap Perilaku (Pengetahuan,

99

Independent Samples Test

Levene's Test

for Equality of

Variances t-test for Equality of Means

F Sig. t df

Sig.

(2-

tailed)

Mean

Differenc

e

Std. Error

Difference

90% Confidence

Interval of the

Difference

Lower Upper

perilak

u

Equal variances

assumed1.029 .314 .360 62 .720 .25000 .69520 -.91085 1.41085

Equal variances

not assumed.360 59.634 .720 .25000 .69520 -.91155 1.41155

Lampiran 17. Output SPSS versi 16 for Windows Uji Independent Samples TestTerhadap Posttest Kelompok Kontrol vs Kelompok Perlakuan

Group Statistics

kelas N Mean Std. Deviation Std. Error Mean

perilaku 1 32 34.2188 3.04519 .53832

2 32 43.6250 2.98112 .52699

Page 122: PENGARUH PEMBERIAN ALAT BANTU KETAATAN DAN INFORMASI … PDF/F. Farmasi/Farmasi/078114079_full.pdf · B. Pengaruh Pemberian Informasi dan Alat Bantu Ketaatan Terhadap Perilaku (Pengetahuan,

100

Independent Samples Test

Levene's Test

for Equality of

Variances t-test for Equality of Means

F Sig. t df

Sig. (2-

tailed)

Mean

Difference

Std. Error

Difference

90% Confidence

Interval of the

Difference

Lower Upper

perilaku Equal variances

assumed.049 .826 -12.486 62 .000 -9.40625 .75333 -10.66417 -8.14833

Equal variances

not assumed-12.486 61.972 .000 -9.40625 .75333 -10.66418 -8.14832

Page 123: PENGARUH PEMBERIAN ALAT BANTU KETAATAN DAN INFORMASI … PDF/F. Farmasi/Farmasi/078114079_full.pdf · B. Pengaruh Pemberian Informasi dan Alat Bantu Ketaatan Terhadap Perilaku (Pengetahuan,

101

BIOGRAFI PENULIS

Maria Yesia Dianing Winasthi dilahirkan di

Magelang pada tanggal 04 Juni 1989. Anak

kedua pasangan Franciscus Xaverius Supardi

dan Francisca Romana Srikuntari ini menempuh

pendidikan di TK Ade Irma Suryani tahun

1993-1995, SD Pierre A. Tendean (Kartika XV-

4) tahun 1995-2001, SLTP Negeri 2 Magelang

tahun 2001-2004, SMU Santa Maria Yogyakarta tahun 2004-2007. Pada tahun 2007

melanjutkan pendidikan di Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Selama menempuh pendidikan di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, penulis

aktif dalam kegiatan kemahasiswaan UKF Herbal Garden Team (HGT). Penulis juga

pernah mengikuti kegiatan PKM dengan judul Pengembangan Teh Anggrek

Arundina Graminifolia sebagai Peluruh Batu Ginjal serta mengikuti PM dengan judul

Penyuluhan Penyakit Malaria di Bantaran Sungai Code.