informasi terhadap perilaku (pengetahuan, sikap, dan ... · menyelesaikan penulisan skripsi yang...
TRANSCRIPT
i
INFORMASI TERHADAP PERILAKU (PENGETAHUAN, SIKAP, DAN
TINDAKAN) PASIEN RAWAT JALAN RS PANTI RINI YOGYAKARTA
PERIODE JUNI – JULI 2009
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm)
Program Studi Ilmu Farmasi
Diajukan oleh:
Dewi Prasetyaningrum
NIM : 068114057
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2009
ii
iii
iv
Don’t be afraid. I am be with you. Don’t tremble with fear. I am your God. I will make you strong, as I protect you with My arm and give you victories. Isaiah 41:10
Untuk segala sesuatu ada masanya; Untuk apa pun di bawah langit ada waktunya;
Namun, Ia membuat sesuatu indah pada waktunya (Pengkotbah 3:1-11)
Segala perkara dapat kutanggung Di dalam Dia yang memberi kekuatan kepadaku (Filipi 4:13)
Kupersembahkan skripsi ini untuk:
Tuhan yang telah memberikan aku kesempatan untuk hidup di dunia penuh warna
Babe dan Mami atas kasih sayang, doa, dan pengorbanan
Kakak dan Adik tersayang
Almamater
v
vi
PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada TuhanYang Maha Esa atas
berkat, rahmat dan bimbingan yang telah Ia berikan sehingga penulis dapat
menyelesaikan penulisan skripsi yang berjudul ”Pengaruh Pemberian Alat
Bantu Ketaatan dan Informasi Terhadap Perilaku (Pengetahuan, Sikap, dan
Tindakan) Pasien Rawat Jalan Rs Panti Rini Yogyakarta Periode Juni – Juli
2009” ini dengan baik sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana
Farmasi (S.Farm) pada Fakultas Farmasi, Universitas Sanata Dharma,
Yogyakarta.
Penulis menyadari bahwa keberhasilan penulisan skripsi ini tidak lepas
dari bantuan dan dukungan dari berbagai pihak baik secara langsung maupun
tidak langsung yang berupa materil, moral, maupun spiritual. Oleh karena itu,
penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Direktur Rumah Sakit Panti Rini Yogyakarta yang telah memberikan ijin
menggunakan Rumah Sakit Panti Rini sebagai tempat untuk menjalankan
penelitian.
2. Rita Suhadi, M.Si., Apt. selaku Dekan Fakultas Farmasi, Universitas Sanata
Dharma dan sebagai dosen pembimbing atas bimbingan, arahan, saran serta
dukungan yang telah diberikan selama penyusunan skripsi ini.
3. dr. Luciana Kuswibawati, M. Kes. sebagai dosen pembimbing atas
bimbingan, arahan, saran, serta dukungan yang telah diberikan selama
penyusunan skripsi ini.
vii
4. M. Wisnu Donowati, M. Si., Apt. yang telah bersedia menjadi dosen penguji
serta yang telah memberikan saran dan masukan yang berharga dalam proses
penyusunan skripsi ini.
5. Drs. Mulyono, Apt. yang telah bersedia menjadi dosen penguji serta yang
telah memberikan saran dan masukan yang berharga dalam proses
penyusunan skripsi ini.
6. Ibu Y. Bety Husadani, S. Si., Apt., selaku apoteker di Instalasi Farmasi RS
Panti Rini serta selaku dosen pembimbing lapangan yang telah bersedia untuk
diwawancarai dan banyak membantu peneliti selama penelitian.
7. Seluruh petugas di Instalasi Farmasi RS Panti Rini Yogyakarta yang tak dapat
disebutkan satu persatu yang telah membantu dan memberikan saran serta
arahan kepada peneliti.
8. Bapak Hari Budiarto, selaku Kepala Bagian Rekam Medis RS Panti Rini
Yogyakarta beserta staf karyawan yang telah mengijinkan dan membantu
peneliti dalam pengambilan data.
9. Seluruh responden yang mengerti pentingnya arti jawaban kuisioner yang
diberikan.
10. Bapak Edy dan Ibu Anie penulis yang tak pernah lelah untuk mendukung
penulis melalui kasih saying, doa-doa tulus, dan pengorbanan kepada penulis.
11. Mbak Iik dan Adek yang telah memberi suntikan semangat dan motivasi
penulis.
12. Achep Sumantri yang bersedia memberikan dukungan dengan penuh kasih
sayang dan membantu penulis dalam menyusun skripsi ini.
viii
13. Emak, Rara, Mewry, Lilis, dan Aya sebagai saudara-saudaraku di kos yang
telah banyak membantu dan menyemangati penulis dalam penyusunan skripsi
ini.
14. Mas Danang, Aa Wawan, Dimas, Bray, Mey, dan terutama Mas Ganda yang
membantu dan menemani penulis dalam penyusunan skripsi ini.
15. Tim Humas Universitas Sanata Dharma, terutama Mas Gregorius Sanjaya
yang sangat membantu dan mendukung penulis dalam menyusun skripsi ini.
16. Dewi, May, Vero, Mbak Rian, Olin, Shiela, Tiara sebagai rekan dalam
penelitian di RS Panti Rini yang telah membantu peneliti dalam penelitian
serta bersama-sama dalam suka dan duka menjalankan penelitian.
17. Teman-teman angkatan 2006 baik FKK maupun FST yang telah memberikan
semangat kepada peneliti dalam penyusunan skripsi ini.
18. Pihak-pihak lain yang tidak dapat disebutkan satu per satu yang telah
membantu penulis dalam menyusun skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa tidak ada yang sempurna dalam kehidupan ini.
Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran agar skripsi ini
dapat menjadi lebih baik. Akhir kata, penulis berharap semoga skripsi ini dapat
bermanfaat unuk menambah pengetahuan.
Yogyakarta, 14 November 2009
Penulis
Dewi Prasetyaningrum
ix
x
INTISARI
Pelayanan kefarmasian bergeser orientasinya dari obat ke pasien menyebabkan farmasis dituntut untuk mampu memberikan informasi obat dengan benar untuk meminimalkan terjadinya medication error. Pemberian informasi perlu inovasi dan kreasi dengan alat bantu yang lebih meningkatkan ketaatan penggunaan obat.
Tujuan penelitian ini adalah mengetahui pengaruh pemberian alat bantu ketaatan dan informasi terhadap pengetahuan, sikap, tindakan pasien rawat jalan Rumah Sakit Panti Rini Yogyakarta periode Juni-Juli 2009. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental semu dengan rancangan analitik dan deskriptif. Responden dalam penelitian ini berjumlah 156 orang (78 orang kelompok kontrol dan 78 orang kelompok perlakuan). Alat bantu ketaatan yang terdiri dari kotak obat dan kartu pengingat hanya diberikan pada kelompok perlakuan. Home visit dilakukan pada kedua kelompok untuk mengevaluasi ketaatan penggunaan obat.
Dapat disimpulkan adanya pemberian informasi dan alat bantu ketaatan meningkatkan pengetahuan dan tindakan pasien, namun tidak berpengaruh terhadap sikap pasien rawat jalan Rumah Sakit Panti Rini Yogyakarta periode Juni-Juli 2009. Dari hasil wawancara, 96,15% pasien menyatakan bahwa alat bantu ketaatan bermanfaat dan 3,85% pasien menyatakan bahwa alat bantu ketaatan tidak bermanfaat. Kata kunci (keyword): alat bantu ketaatan, perbedaan tingkat pengetahuan, sikap,
dan tindakan
xi
ABSTRACT
The changing orientation of pharmaceutical service into pharmaceutical care make pharmacists have to be able to inform medicine in a correct way to minimalize medication error. Pharmacists have a significant role in giving all information about medicine using therefore it can improve patient’s obedience.
The main purpose of this research is to find out what is the influence of complience tools and information toward rate of knowledge, attitude, and action of June-July 2009 Panti Rini Hospital’s Outpatients
This research is a pseudo-experimental research with a descriptive-analytic-plan. There are 156 patients in this research (78 control group) and (78 treatment group). The complience tools that are used including medicine box and card-reminder only given to treatment group. Home visit was done to the control and traetment group to evaluate drug used complience.
It can be conluded that by complience tools and information, is proven to improve the June – July 2009 Panti Rini hospital’s outpatients’ knowledge and action. But, it has no impact toward the outpatients’ attitude. The result is that 96.15% of the outpatients say that the complience tools is useful and 3.85% say that it is useless. Keywords: complience tools, difference rate of knowledge, attitude, and action
xii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.................................................................................... ii HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ............................................ iii HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................ iv HALAMAN PERSEMBAHAN .................................................................... v HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ................................................. vi PRAKATA ..................................................................................................... vii PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ........................................................ x INTISARI ....................................................................................................... xi ABSTRAK ..................................................................................................... xii DAFTAR ISI .................................................................................................. xiii DAFTAR TABEL .......................................................................................... xv DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... xvi DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xvii BAB I PENGANTAR .................................................................................... 1
A. Latar Belakang………………………………………………………1 1. Permasalahan………………………………………………...3 2. Keaslian Penelitian…………………………………………..3 3. Manfaat Penelitian……………………………………...…...3
B. Tujuan Penelitian…………………………………………………….4
BAB II ............................................................................................................ 5 A. Penelaahan Pustaka………………………………………………….5
1. Medication Error…………………………………………………..5 2. Pharmaceutical Care………………………………………...7 3. Edukasi………………………………………………………9 4. Informasi……………………………………………………..9 5. Perilaku………………………………………………………10 6. Kepuasan…………………………………………………….22 7. Kuisioner…………………………………………………….23
B. Landasan Teori………………………………………………………24 C. Hipotesis……………………………………………………………..25
BAB III METODE PENELITIAN ................................................................ 26
A. Jenis dan rancangan penelitian………………………………………26 B. Variabel Penelitian…………………………………………………..27 C. Definisi Operasional………………………………………………....27 D. Subjek Penelitian…………………………………………………….29 E. Bahan Penelitian……………………………………………………..31 F. Tempat dan Waktu Penelitian ……………………………………….31 G. Instrumen Penelitian…………………………………………………32 H. Tata Cara Pelaksanaan Penelitian……………………………………32
xiii
1. Tahap Persiapan……………………………………………... 33 2. Tahap Pengambilan Data……………………………………. 36 3. Tahap Pengolahan Data……………………………………... 38
I. Analisis Data………………………………………………………… 39 1. Manajemen Data…………………………………………….. 39 2. Analisis Data………………………………………………… 40
J. Kesulitan Penelitian…………………………………………………. 43 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN…………………………………… . 45
A. Profil Pasien Rawat Jalan Rumah Sakit Panti Rini Yogyakarta Periode Juni-Juli 2009 ....................................................................................... 46
B. Normalitas Data Kuisioner Pasien Rawat Jalan Rumah Sakit Panti Rini Yogyakarta Periode Juni-Juli 2009 ....................................................................................... 51
C. Perbandingan Nilai Pre-test dan Post-test Pda Setiap Variabel (Pengetahuan, Sikap, dan Tindakan) Pada Kelompok Kontrol dan Perlakuan………………………………………………………………52
D. Pengaruh Pemberian Alat Bantu dan Informasi Terhadap Perubahan Perilaku (Pengetahuan, Sikap, dan Tindakan) Pasien Rawat Jalan Rumah Sakit Panti Rini Yogyakarta Periode Juni-Juli 2009 terhadap Pemberian Alat Bantu dan Informasi ........................................................................................ 57
E. Kepuasan Pasien Rawat Jalan Rumah Sakit Panti Rini Yogyakarta Periode Juni-Juli 2009 terhadap Pemberian Alat Bantu dan Informasi ........................................................................................ 62
BAB V PENUTUP……………. ...................................................................... 66
A. Kesimpulan……………………………………………………………66 B. Saran…………………………………………………………………..66
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 67
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel I. Bentuk-bentuk Medication error ..................................................... 5 Tabel II. Taksonomi & kategorisasi Medication error versi the
National Coordinating Council for Medication Error Reporting and Prevention ................................................................................. 6
Tabel III. Penyebab-penyebab drug related problems (DRPs) ....................... 7 Tabel IV. Tabel Pembagian Jenis Pertanyaan (Favorable atau Unfavorable)
Pada Setiap Bagian Pertanyaan (Pengetahuan, Sikap, dan Tindakan) ................................................................................. 34
Tabel V. Data Baseline Profil Pasien Rawat Jalan Rumah Sakit Pasien Panti Rini Yogyakarta Periode Juni-Juli 2009 ................................ 47
Tabel VI. Tabel Hasil Uji Normalitas One Sample Kolmogorov-Smirnov (KS-Z1 dan KS-Z2) Terhadap Data Kuisioner Pasien Rawat Jalan Rumah Sakit Pasien Panti Rini Yogyakarta Periode Juni-Juli 2009 .................................................................................. 51
Tabel VII. Tabel Jumlah Responden yang Mengalami Perubahan Skor Pretest dan Post-test Pada Setiap Bagian Pertanyaan (Pengetahuan, Sikap, dan Tindakan) Kelompok Kontrol dan
Perlakuan………………………………………………..…………53 Tabel VIII. Tabel Nilai Rata-rata (mean) dan Selisih Mean Pretest dan Post-test Pada Setiap Bagian Pertanyaan (Pengetahuan, Sikap, dan Tindakan) Kelompok Kontrol dan Perlakuan Serta Hasil Uji Wilcoxon (p) ..................................................................... 54 Tabel IX. Tabel Selisih Mean Pretest-Post-test Kelompok Kontrol dan Perlakuan serta Selisih Mean Kontrol-Perlakuan Pada Variabel
Pengetahuan, Sikap, dan Tindakan Pasien Rawat Jalan Rumah Sakit Panti Rini Yogyakarta Periode Juni-Juli 2009 .................................................................................. 58 Tabel X. Persentase Pendapat Kelompok Perlakuan Tentang Manfaat Alat Bantu………………………………………………………….62 Tabel XI.Tabel Pernyataan Jumlah Pasien Terhadap Alat Bantu Ketaatan (Kotak Obat dan Kartu Pengingat) .................................................. 63
xv
DAFTAR GAMBAR Gambar 1. Hubungan Perilaku dengan Pengetahuan, Sikap dan Tindakan ..... 13 Gambar 2. Hubungan Pengetahuan, Sikap, dan Tindakan Sebelum dan Setelah Diberikan Informasi Disertai Pemberian Alat Bantu Terhadap Peningkatan Pengetahuan, Sikap, dan Tindakan ........ 25 Gambar 3. Skema rancangan pretest-post-test intervention with control group design ................................................................... 26 Gambar 4. Skema Pembagian Kelompok Kontrol Dan Perlakuan
Untuk Melihat Pengaruh Pemberian Alat Bantu Ketaatan Dan Informasi Terhadap Perilaku Pasien Rawat Jalan RS Panti Rini Yogyakarta Periode Juni-Juli 2009 ............ 29
Gambar 5. Skema Tata Cara Penelitian Pengaruh Pemberian Alat Bantu Ketaatan Dan Informasi Terhadap Perilaku Pasien Rawat Jalan RS Panti Rini Yogyakarta Periode Juni-Juli 2009 ............................................................... 32 Gambar 6. Skema Penentuan Uji Signifikansi Berdasarkan Uji Normalitas Data.......................................................................42 Gambar 7. Persentase Jumlah Pasien Kelompok Perlakuan dan Kelompok Kontrol berdasarkan Umur........................................................................48 Gambar 8. Persentase Jumlah Pasien Kelompok Perlakuan dan Kelompok Kontrol Berdasarkan Jenis Kelamin................................................................................49 Gambar 9. Persentase Jumlah Pasien Kelompok Perlakuan dan Kelompok Kontrol Berdasarkan Tingkat Pendidikan.......................................................................50
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Informed Consent ........................................................................ 69 Lampiran 2. Panduan Wawancara.................................................................... 71 Lampiran 3. Kuisioner ..................................................................................... 73 Lampiran 4. Output SPSS versi 16 for Windows Uji Realibilitas Kuisioner ... 74 Lampiran 5. Hasil Wawancara Kelompok Kontrol .......................................... 76 Lampiran 6. Hasil Wawancara Kelompok Perlakuan ...................................... 83 Lampiran 7. Nilai Kuisioner Pretest Kelompok Kontrol ................................. 86 Lampiran 8. Nilai Kuisioner Pretest Kelompok Perlakuan ............................. 87 Lampiran 9. Nilai Kuisioner Post-test Kelompok Kontrol .............................. 91 Lampiran 10. Nilai Kuisioner Post-test Kelompok Perlakuan ......................... 95 Lampiran 11. Output SPSS versi 16 for Windows Uji Normalitas Semua Data (Kolmogorov-Smirnov) ....................................................... 99 Lampiran 12. Output SPSS versi 16 for Windows Uji Mann-Whitney Bagian Pengetahuan .................................................................... 103 Lampiran 13. Output SPSS versi 16 for Windows Uji Mann-Whitney Bagian Sikap ............................................................................... 104 Lampiran 14. Output SPSS versi 16 for Windows Uji Mann-Whitney Bagian Tindakan ......................................................................... 105 Lampiran 15. Output SPSS versi 16 for Windows Uji Wilcoxon Bagian
Pengetahuan Kelompok Kontrol ................................................. 106 Lampiran 16. Output SPSS versi 16 for Windows Uji Wilcoxon Bagian
Pengetahuan Kelompok Perlakuan ............................................. 107 Lampiran 17. Output SPSS versi 16 for Windows Uji Wilcoxon Bagian Sikap Kelompok Kontrol ............................................................ 108 Lampiran 18. Output SPSS versi 16 for Windows Uji Wilcoxon Bagian Sikap Kelompok Perlakuan ........................................................ 109 Lampiran 19. Output SPSS versi 16 for Windows Uji Wilcoxon Bagian Tindakan Kelompok Kontrol ...................................................... 110 Lampiran 20. Output SPSS versi 16 for Windows Uji Wilcoxon Bagian Tindakan Kelompok Perlakuan .................................................. 111
1
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dewasa ini, pelayanan kefarmasian telah bergeser orientasinya dari yang
berorientasi pada obat berubah menjadi berorientasi pada pasien. Dengan
demikian, farmasis semakin bertanggungjawab dalam menjalankan asuhan
kefarmasian (Pharmaceutical Care). Sebagai konsekuensinya, farmasis dituntut
untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan perilaku agar dapat
berinteraksi langsung dengan pasien. Salah satu bentuk interaksi tersebut adalah
pelayanan informasi obat dan monitoring penggunaan obat. Farmasis harus dapat
memahami dan menyadari kemungkinan terjadinya kesalahan dalam pengobatan
(Medication Error) sehingga farmasis harus berupaya untuk mencegah dan
meminimalkan masalah yang terkait obat (Drug Related Problems) dengan
membuat keputusan profesional untuk tercapainya pengobatan yang rasional.
Berdasarkan laporan FDA's Adverse Event Reporting System selama tahun
1993-1998 jumlah kematian karena medication error (ME) sebanyak 496 kasus,
tipe error yang terbanyak dosis yang salah 40,9%, salah obat 16,2%, dan salah
rute obat 9,5%, sedangkan menurut laporan penelitian yang pernah dilakukan oleh
Massachusetts College of Pharmacy and Allied Health Sciences, ditemukan 88%
ME dikarenakan salah obat dan salah dosis (AHRQ, 2002) (Philips et.al., 2001).
Pada penelitian Tahun 2008 yang berjudul Evaluasi Permasalahan Utama
Kejadian Medication Errors Fase Administrasi Dan Drug Therapy Problems pada
2
Pasien RS Bethesda Agustus–September 2008, beberapa temuan hasil penelitian
adalah sebagai berikut ini (Suhadi et.al., 2008).
1. Medication error (ME) fase administrasi yang ditemukan adalah 170 dari 212
total kejadian ME dan Drug Therapy Problems (DTP) fase administrasi yang
ditemukan adalah 164 dari 241 total kejadian DTP (Suhadi et.al., 2008).
2. Masalah utama yang melatarbelakangi munculnya ME dan DTP dapat
dikatakan dikarenakan kurangnya kehadiran farmasis di bangsal kelas III RS
Bethesda (Suhadi et.al., 2008).
Berdasarkan uraian di atas, maka dirasa perlu dilakukan sebuah penelitian
yang berhubungan dengan peran farmasis dalam menjalankan asuhan
kefarmasian. Salah satu cara yang dapat dilakukan farmasis dalam menjalankan
asuhan kefarmasian adalah dengan memberikan informasi dan alat bantu ketaatan
kepada pasien. Dengan cara tersebut farmasis dapat melakukan monitoring
penggunaan obat. Untuk mengetahui pengaruh pemberian informasi dan alat
bantu terhadap perilaku pasien serta kepuasan pasien terhadap informasi dan alat
bantu yang diberikan, perlu diadakan penelitian mengenai pengaruh pemberian
alat bantu ketaatan terhadap pengetahuan, sikap, dan tindakan (perilaku) pasien
serta kepuasaan pasien terhadap alat bantu yang diberikan dan akhirnya diusulkan
suatu judul Pengaruh Pemberian Alat Bantu Ketaatan terhadap Perilaku
(Pengetahuan, Sikap, dan Tindakan) Pasien Rawat Jalan RS Panti Rini
Yogyakarta Periode Juni – Juli 2009. Penelitian ini merupakan kerjasama antara
Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma dengan pihak Rumah Sakit Panti
Rini.
3
1. Permasalahan
Permasalahan utama yang diangkat dalam penelitian ini adalah: ”bagaimana
perbedaan perilaku dilihat dari pengetahuan, sikap, dan tindakan pasien rawat
jalan di RS Panti Rini antara pasien yang memperoleh informasi versus yang
memperoleh informasi plus alat bantu ketaatan dan bagaimana pendapat pasien
terhadap alat bantu yang diberikan?”
2. Keaslian Penelitian
Penelitian dengan tema mengenai ”Pengaruh Pemberian Alat Bantu
Ketaatan terhadap Perilaku (Pengetahuan, Sikap, dan Tindakan) Pasien Rawat
Jalan RS Panti Rini Yogyakarta Periode Juni – Juli 2009” belum pernah
dilakukan. Dan belum ditemukan penelitian terkait ketaatan pasien yang diberi
informasi versus informasi plus alat bantu oleh peneliti lain.
3. Manfaat Penelitian
a. Manfaat teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat digunakan untuk mengetahui pengaruh
pemberian alat bantu ketaatan terhadap perubahan perilaku pasien rawat
jalan RS Panti Rini Yogyakarta periode Juni-Juli 2009 dan untuk
mengetahui kepuasan pasien terhadap alat bantu yang diberikan.
b. Manfaat praktis
Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai acuan untuk
pengambilan keputusan oleh farmasis dalam mempraktekkan
4
pharmaceutical care, secara khusus di RS Panti Rini dan dapat
meningkatkan kualitas pelayanan terapi obat.
B. Tujuan
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh alat bantu ketaatan
dan informasi terhadap perubahan perilaku (pengetahuan, sikap, dan tindakan)
pasien rawat jalan RS Panti Rini Yogyakarta periode Juni-Juli 2009 serta
kepuasan pasien terhadap alat bantu yang diberikan.
5
BAB II
A. Penelaahan Pustaka
1. Medication Error
Medication error adalah suatu kesalahan dalam proses pengobatan yang
seharusnya dapat dicegah dan proses tersebut masih berada dalam pengawasan
dan tanggung jawab profesi kesehatan (Cohen, 1991). Dalam Surat Keputusan
Menteri Kesehatan RI Nomor 1027/MENKES/SK/IX/2004 disebutkan bahwa
pengertian medication error adalah kejadian yang merugikan pasien, akibat
pemakaian obat selama dalam penanganan tenaga kesehatan yang sebetulnya
dapat dicegah. Kejadian medication error dibagi dalam 4 fase, yaitu fase
prescribing, fase transcribing, fase dispensing, dan fase administration.
Tabel I. Bentuk-bentuk Medication error (Dwiprahasto dan Kristin,
2008)
Prescribing Transcribing Dispensing Administration
• Kontraindikasi • Duplikasi • Tidak terbaca • Instruksi tidak
jelas • Instruksi
keliru • Instruksi tidak
lengkap • Penghitungan
dosis keliru
• Copy error • Dibaca keliru • Ada instruksi
yang terlewatkan
• Mis-stamped • Instruksi tidak
dikerjakan • Instruksi
verbal diterjemahkan salah
• Kontraindikasi • Extra dose • Kegagalan mencek
instruksi • Sediaan obat buruk • Instruksi pengguna-an
obat tidak jelas • Salah menghitung dosis• Salah memberi label • Salah menulis instruksi• Dosis keliru • Pemberian obat di luar
instruksi • Instruksi verbal
dijalankan keliru
• Administration error• Kontraindikasi • Obat tertinggal di
samping bed • Extra dose • Kegagalan mencek
instruksi • Tidak mencek
identitas pasien • Dosis keliru • Salah menulis
instruksi • Patient off unit • Pemberian obat di
luar instruksi • Instruksi verbal
dijalankan keliru
6
Tabel II. Taksonomi & kategorisasi Medication error versi the National Coordinating Council for Medication Error Reporting and Prevention (National Coordinating Council for Medication Error Reporting and
Prevention, 1998)
Tipe error Kategori Keterangan
NO ERROR A • Keadaan atau kejadian yang potensial menyebabkanterjadinya error
ERROR-
NO HARM
B • Error terjadi, tetapi obat belum mencapai pasien
C
• Error terjadi, obat sudah mencapai pasien tetapitidak berisiko
• Obat mencapai pasien dan sudah terlanjutdiminum/digunakan
• Obat mencapai pasien tetapi belum sempatdiminum/digunakan
D • Error terjadi dan konsekuensinya diperlukanmonitoring terhadap pasien, tetapi tidakmenimbulkan risiko (harm) pada pasien
ERROR-
HARM
E • Error terjadi dan pasien memerlukan terapi atauintervensi serta menimbulkan risiko (harm) padapasien yang bersifat sementara
F • Error terjadi & pasien memerlukan perawatan atauperpanjangan perawatan di rumahsakit disertai cacatyang bersifat sementara
G • Error terjadi dan menyebabkan risiko (harm)permanen
H • Error terjadi dan nyaris menimbulkan kematian(mis. Anafilaksis, henti jantung)
ERROR-
DEATH I • Error terjadi dan menyebabkan kematian pasien
7
2. Pharmaceutical Care
Pharmaceutical care atau “asuhan kefarmasian” adalah suatu praktek yang
dilakukan dengan tanggung jawab yang berkaitan dengan obat yang dibutuhkan
oleh pasien dan diselenggarakan berdasarkan komitmen tanggung jawab tersebut
(Pharmaceutical care is a PRACTICE in which the practioner takes
RESPONSIBILITY for a patient’s drug-related needs, and is held
ACCOUNTABLE for COMMITMENT). Tanggung jawab tersebut dapat
dikelompokkan menjadi 2 bagian, yaitu: (1) menjamin semua terapi yang diterima
oleh individu pasien sesuai (appropriate), paling efektif (the most effective
possible), paling aman (the safest available), dan praktis (convenient enough to be
taken as indicated); (2) mengidentifikasi, memecahkan, dan mencegah
permasalahan berhubungan terapi dengan obat yang menghambat pelaksanaan
tanggung jawab yang pertama (Strand et.al., 1998 dan Rovers et.al., 2003).
Tabel III. Penyebab-penyebab drug related problems (DRPs) (Strand et.al., 1998)
No Jenis DRP Contoh Penyebab DRP
1
Ada indikasi tanpa obat (need for additional
drug therapy)
• Timbulnya kondisi medis baru memerlukan tambahan obat baru
• Kondisi kronis memerlukan terapi lanjutan terus-menerus
• Kondisi yang memerlukan terapi kombinasi • Pasien potensial timbul kondisi medis baru yang perlu
terapi profilaksi.
2
Ada obat tanpa
indikasi (unnecessary
therapy)
• Terapi yang diperoleh sudah tidak valid saat itu • Terapi dengan dosis toksik • Penyalah-gunaan obat, merokok, dan alkohol • Terapi sebaiknya non-farmakologi • Polifarmasi yang sebaiknya terapi tunggal • Terapi efek samping akibat suatu obat yang sebenarnya
dapat digantikan dengan yang lebih aman
8
Tabel Lanjutan Tabel III (Penyebab-penyebab drug related problems (DRPs) (Strand et.al., 1998))
No Jenis DRP Contoh Penyebab DRP
3 Pemilihan obat salah
(wrong drug)
• Obat yang digunakan bukan yang efektif /paling efektif
• Pasien alergi atau kontraindikasi • Obat efektif tetapi relatif mahal atau bukan yang
paling aman • Obat sudah resisten terhadap infeksi • Kondisi sukar sembuh dengan obat yang sudah
pernah diperoleh perlu mengganti obat • Kombinasi obat yang salah.
4 Dosis terlalu rendah (dose
too low)
• Dosis terlalu rendah • Waktu pemberian yang tidak tepat, misalnya
profilaksis antibiotika untuk operasi • Obat, dosis, rute, atau formulasi yang kurang sesuai
untuk pasien
5
Efek obat merugikan
(adverse drug reaction) dan interaksi obat
• Obat diberikan terlalu cepat • Risiko yang sudah teridentifikasi karena obat
tertentu • Pasien alergi atau reaksi indiosinkrasi • Bioavalibilitas atau efek obat diubah oleh obat lain
atau makanan. • Interaksi obat karena induksi atau inhibisi enzim,
penggeseran dari tempat ikatan, atau dengan hasil laboratorium
6 Dosis terlalu tinggi (dose
too high)
• Dosis terlalu besar, kadar obat dalam plasma melebihi rentang terapi yang diharapkan
• Dosis dinaikkan terlalu cepat • Obat akumulasi karena terapi jangka panjang • Obat, dosis, rute, atau formulasi yang kurang sesuai
untuk pasien • Dosis dan interval pemberian misalnya analgesik
bila perlu diberikan terus
7
Ketaatan pasien
(compliance)/ gagal
menerima obat
• Pasien gagal menerima obat yang sesuai karena medication error
• Pasien tidak menuruti aturan yang ditetapkan secara sengaja maupun karena tidak mengerti maksudnya
• Pasien tidak sanggup menebus obat karena biaya
9
3. Edukasi
Edukasi adalah upaya yang dilakukan agar masyarakat berperilaku atau
mengadopsi perilaku kesehatan dengan cara persuasi, bujukan, himbauan, ajakan,
memberikan informasi, memberikan kesadaran, dan sebagainya melalui kegiatan
yang disebut pendidikan atau penyuluhan kesehatan (Notoatmodjo, 2003).
Pendidikan kesehatan sendiri pada hakikatnya adalah suatu kegiatan atau
usaha menyampaikan pesan kesehatan kepada masyarakat, kelompok, atau
individu. Dengan adanya pesan tersebut diharapkan dapat memperoleh
pengetahuan tentang kesehatan yang lebih baik. Pengetahuan tersebut akhirnya
dapat berpengaruh terhadap perilaku individu (Notoatmodjo, 2003).
Pendidikan atau penyuluhan kesehatan tersebut mengupayakan agar
perilaku individu, kelompok atau masyarakat mempunyai pengaruh positif
terhadap pemeliharaan dan peningkatan kesehatan. Edukasi kesehatan
dilaksanakan melalui penyuluhan massa, kelompok atau interpersonal yang tujuan
akhirnya adalah agar individu, kelompok atau masyarakat berada dalam kondisi
derajat kesehatan yang setinggi-tingginya (Notoatmodjo, 2003).
4. Informasi
Informasi obat adalah keterangan hal ihwal obat terutama yang dapat
mendukung tercapainya tujuan pengobatan/terapi yang berbentuk data
terdokumentasi yang bersifat obyektif, diturunkan secara ilmiah yang menyangkut
farmakologi, toksikologi, beserta penggunaan obat dalam terapi (Mulyono, 1996).
10
Informasi ini merupakan suatu hal yang sangat penting ditekankan supaya
tujuan pengobatan dapat sampai pada sasarannya. Hal ini karena banyaknya kasus
yang terjadi pada pasien yang berkaitan dengan masalah pemakaian obat akibat
kurangnya informasi tentang obat yang diminumnya.
5. Perilaku
Menurut Mechanic (cit., Sarwono, 1997), perilaku manusia merupakan hasil
dari segala macam pengalaman serta interaksi manusia dengan lingkungannya
yang terwujud dalam bentuk pengetahuan, sikap, dan tindakan. Sesuai dengan
batasan ini, perilaku kesehatan dapat dirumuskan sebagai segala bentuk
pengalaman dan interaksi individu dengan lingkungannya, khususnya menyangkut
pengetahuan dan sikap tentang kesehatan serta tindakannya yang berhubungan
dengan kesehatan.
Perilaku kesehatan pada dasarnya adalah respon seseorang (organisme)
terhadap stimulus yang berkaitan dengan sakit dan penyakit, sistem pelayanan
kesehatan, makanan, serta lingkungan. Batasan ini mempunyai dua unsur pokok,
yakni respon dan stimulus atau perangsangan. Respon atau reaksi manusia, baik
bersifat pasif (pengetahuan, persepsi, dan sikap), maupun bersifat aktif (tindakan
yang nyata atau practice); sedangkan stimulus atau rangsangan di sini terdiri dari
empat unsur pokok, yakni sakit dan penyakit, sistem pelayanan kesehatan, dan
lingkungan (Notoatmodjo, 2003).
Perilaku kesehatan ini dibedakan menjadi dua, yaitu perilaku sehat dan
perilaku sakit. Perilaku sehat dapat diartikan sebagai tindakan yang dilakukan
11
individu untuk memelihara dan meningkatkan kesehatannya. Perilaku sakit adalah
reaksi optimal dari individu jika terkena suatu penyakit, perilaku ini sangat
ditentukan oleh sistem sosialnya (Sarwono, 1997).
Perilaku seseorang dapat berubah dengan diperolehnya tambahan informasi
tentang obyek tersebut melalui persuasi serta tekanan dari kelompok sosialnya.
Proses pembentukan atau perubahan perilaku dapat dipengaruhi oleh beberapa
faktor dari dalam, maupun dari luar individu (Sarwono, 1997).
Faktor-faktor internal yang mempengaruhi perilaku masyarakat menurut
Dharmmesta dan Handoko (2000) adalah sebagai berikut ini.
a. Faktor motivasi.
Motivasi adalah keadaan dalam pribadi seseorang yang mendorong
individu melakukan kegiatan tertentu untuk mencapai suatu tujuan. Motivasi
seseorang akan mewujudkan suatu tingkah laku yang diarahkan pada tujuan
untuk mencapai sasaran kepuasan.
b. Faktor pengalaman.
Pengalaman adalah proses ketika manusia menyadari dan
menginterpretasikan aspek lingkungannya. Hasil dari pengalaman individu
akan membentuk suatu pandangan tertentu terhadap suatu obyek yang akan
menciptakan proses pengamatan dan perilaku yang berbeda-beda.
c. Faktor belajar.
Belajar merupakan perubahan-perubahan perilaku yang terjadi sebagai
hasil akibat adanya pengalaman. Proses belajar terjadi karena adanya interaksi
antara manusia yang bersifat individual dengan lingkungan khusus tertentu.
12
d. Faktor kepribadian dan konsep diri.
Setiap orang memiliki kepribadian yang berbeda yang mempengaruhi
perilaku pembeliannya. Kepribadian merupakan karakteristik psikologis yang
berbeda dari seseorang yang menyebabkan tanggapan yang relatif konsisten
atau bertahan lama terhadap lingkungannya. Kepribadian berkaitan dengan
konsep diri atau citra pribadi (Kotler, 1997).
e. Faktor sikap.
Sikap biasanya memberikan penilaian (menerima atau menolak) terhadap
obyek atau produk yang dihadapinya. Sikap adalah evaluasi, perasaan
emosional, dan kecenderungan tindakan yang menggantung atau tidak
diuntungkan yang bertahan lama dari seseorang terhadap obyek atau gagasan
tertentu (Kotler, 1997).
Menurut Notoatmodjo (2003), sebelum orang berperilaku baru, di dalam diri
orang tersebut terjadi proses yang berurutan, yaitu:
a. awareness (kesadaran), yakni orang tersebut menyadari dalam arti mengetahui
stimulus atau obyek terlebih dahulu.
b. interest, yakni orang mulai tertarik kepada stimulus.
c. evaluation, yakni mempertimbangkan baik dan tidaknya stimulus tersebut
bagi dirinya, hal ini menunjukkan sikap responden yang lebih baik lagi.
d. trial, yakni orang telah mulai mencoba perilaku baru.
e. adoption, yakni subyek telah berperilaku baru sesuai dengan pengetahuan,
kesadaran, dan sikapnya terhadap stimulus.
13
Lingkungan Pengetahuan
↓↑
Individu → Manifestasi Perilaku Sikap
↑
Pengalaman Tindakan
Gambar 1. Hubungan Perilaku dengan Pengetahuan, Sikap dan Tindakan (Sarwono, 1997)
Pengetahuan, sikap, dan tindakan merupakan manifestasi perilaku individu
yang dipengaruhi oleh pengalaman dan lingkungan yang dihadapi dalam
kehidupan sehari-hari. Pengalaman yang didapat dalam kehidupan sehari-hari
dapat mempengaruhi individu. Dari pengalaman tersebut, individu dapat
mempengaruhi lingkungan, namun individu juga dapat dipengaruhi oleh
lingkungan, sehingga dapat dikatakan bahwa individu dan lingkungan dapat saling
mempengaruhi.
a. Pengetahuan
Pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan terjadi setelah orang
melakukan penginderaan terhadap suatu obyek tertentu. Penginderaan terjadi
melalui panca indera manusia, yakni indera penglihatan, pendengaran,
penciuman, rasa, dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh
melalui mata dan telinga (Notoatmodjo, 2003).
14
Tingkat pengetahuan yang tercakup di dalam domain kognitif mempunyai
6 tingkatan, yaitu:
1) tahu (know)
Tahu diartikan sebagai kemampuan untuk mengingat suatu materi
yang telah dipelajari sebelumnya. Termasuk ke dalam pengetahuan tingkat
ini adalah mengingat kembali (recall) sesuatu yang spesifik dari seluruh
bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima, Oleh sebab itu,
tahu merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah. Kata kerja untuk
mengukur bahwa orang tahu tentang apa yang dipelajari antara lain
menyebutkan, menguraikan, mendefinisikan, dan mengatakan.
2) memahami (comprehension)
Memahami diartikan sebagai kemampuan untuk menjelaskan secara
benar tentang obyek yang diketahui dan dapat menginterpretasikan materi
tersebut secara benar. Orang yang telah paham terhadap obyek atau materi
harus dapat menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan,
meramalkan terhadap obyek yang dipelajari.
3) aplikasi (application)
Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi
yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi yang sebenarnya. Aplikasi
disini diartikan sebagai aplikasi atau penggunaan hukum-hukum, rumus,
metode, prinsip, dalam konteks atau situasi yang lain.
15
4) analisis (analysis)
Analisis merupakan kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu
obyek ke dalam komponen-komponen, tetapi masih di dalam satu struktur
organisasi, dan masih ada kaitannya satu sama lain.
5) sintesis (synthesis)
Sintesis menunjuk pada suatu kemampuan untuk meletakkan atau
menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang
baru. Secara definitif, sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun
formulasi baru dari formulasi-formulasi yang ada.
6) evaluasi (evaluation)
Evaluasi berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi
atau penilaian terhadap suatu materi atau obyek. Penilaian itu ditentukan
berdasarkan kriteria yang telah ditentukan sendiri atau menggunakan
kriteria yang telah ada (Notoatmodjo, 2003).
b. Sikap
Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang
terhadap suatu stimulus atau obyek. Atau dapat dikatakan sikap adalah
penilaian (bisa berupa pendapat) seseorang terhadap stimulus atau obyek
(dalam hal ini adalah masalah kesehatan, termasuk penyakit). Setelah orang
tersebut mengalami stimulus atau obyek, proses selanjutnya akan menilai atau
bersikap terhadap stimulus atau obyek kesehatan di mana indikator untuk
sikap kesehatan sejalan dengan pengetahuan kesehatan (Notoatmodjo, 2002).
16
Dengan demikian, sikap belum merupakan tindakan atau aktivitas, akan
tetapi merupakan predisposisi tindakan suatu perilaku. Sikap merupakan
kesiapan untuk bereaksi terhadap obyek di lingkungan tertentu sebagai suatu
penghayatan terhadap obyek (Azwar, 1995).
Sikap terdiri dari berbagai tingkatan yakni:
1) menerima (receiving)
Menerima diartikan bahwa orang (subyek) mau dan memperhatikan
stimulus yang diberikan (obyek).
2) merespon (responding)
Memberikan jawaban apabila ditanya, mengerjakan dan
menyelesaikan tugas yang diberikan adalah suatu indikasi sikap karena
dengan suatu usaha untuk menjawab pertanyaan atau mengerjakan tugas
yang diberikan. Lepas pekerjaan itu benar atau salah adalah berarti orang
itu menerima ide tersebut.
3) menghargai (valuing)
Mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan
dengan orang lain terhadap suatu masalah adalah suatu indikasi sikap
tingkat tiga.
4) bertanggung jawab (responsible)
Bertanggung jawab atas segala sesuatu yang telah dipilihnya dengan
segala resiko adalah mempunyai sikap yang paling tinggi (Notoatmodjo,
2003).
17
Struktur sikap terdiri atas 3 komponen yang saling menunjang, yaitu:
komponen kognitif, komponen afektif, dan komponen konatif (Azwar S.,
1995).
1) Komponen kognitif merupakan representasi apa yang dipercayai oleh
individu pemilik sikap, komponen kognitif berisi kepercayaan stereotipe
yang dimiliki individu mengenai sesuatu dapat disamakan penanganan
(opini) terutama apabila menyangkut masalah isu atau problem yang
kontroversial.
2) Komponen afektif merupakan perasaan yang menyangkut aspek emosional.
Aspek emosional inilah yang biasanya berakar paling dalam sebagai
komponen sikap dan merupakan aspek yang paling bertahan terhadap
pengaruh-pengaruh yang mungkin adalah mengubah sikap seseorang
komponen afektif disamakan dengan perasaan yang dimiliki seseorang
terhadap sesuatu.
3) Komponen konatif merupakan aspek kecenderungan berperilaku tertentu
sesuai dengan sikap yang dimiliki oleh seseorang. Berisi tendensi atau
kecenderungan untuk bertindak / bereaksi terhadap sesuatu dengan cara-
cara tertentu. Berkaitan dengan obyek yang dihadapinya adalah logis untuk
mengharapkan bahwa sikap seseorang adalah dicerminkan dalam bentuk
tendensi perilaku.
Ciri-ciri sikap adalah sebagai berikut ini (Purwanto, 1998).
1) Sikap bukan dibawa sejak lahir melainkan dibentuk atau dipelajari
sepanjang perkembangan itu dalam hubungan dengan obyeknya. Sifat ini
18
membedakannnya dengan sifat motif-motif biogenis seperti lapar, haus,
kebutuhan akan istirahat.
2) Sikap dapat berubah-ubah karena itu sikap dapat dipelajari dan sikap dapat
berubah pada orang-orang bila terdapat keadaan-keadaan dan syarat-syarat
tertentu yang mempermudah sikap pada orang itu.
3) Sikap tidak berdiri sendiri, tetapi senantiasa mempunyai hubungan tertentu
terhadap suatu obyek dengan kata lain, sikap itu terbentuk, dipelajari atau
berubah senantiasa berkenaan dengan suatu obyek tertentu yang dapat
dirumuskan dengan jelas.
4) Obyek sikap itu merupakan suatu hal tertentu tetapi dapat juga merupakan
kumpulan dari hal-hal tersebut.
5) Sikap mempunyai segi-segi motivasi dan segi-segi perasaan, sifat alamiah
yang membedakan sikap dan kecakapan-kecakapan atau pengetahuan-
pengetahuan yang dimiliki orang.
Faktor-faktor yang mempengaruhi sikap keluarga terhadap obyek sikap
antara lain adalah sebagai berikut ini.
1) Pengalaman Pribadi
Untuk dapat menjadi dasar pembentukan sikap, pengalaman
pribadi haruslah meninggalkan kesan yang kuat. Karena itu, sikap akan
lebih mudah terbentuk apabila pengalaman pribadi tersebut terjadi dalam
situasi yang melibatkan faktor emosional.
19
2) Pengaruh orang lain yang dianggap penting
Pada umumnya, individu cenderung untuk memiliki sikap yang
konformis atau searah dengan sikap orang yang dianggap penting.
Kecenderungan ini antara lain dimotivasi oleh keinginan untuk berafiliasi
dan keinginan untuk menghindari konflik dengan orang yang dianggap
penting tersebut.
3) Pengaruh Kebudayaan
Tanpa disadari kebudayaan telah menanamkan garis pengarah
sikap kita terhadap berbagai masalah. Kebudayaan telah mewarnai sikap
anggota masyarakatnya, karena kebudayaanlah yang memberi corak
pengalaman individu-individu masyarakat asuhannya.
4) Media Massa
Dalam pemberitaan surat kabar maupun radio atau media
komunikasi lainnya, berita yang seharusnya faktual disampaikan secara
obyektif cenderung dipengaruhi oleh sikap penulisnya, akibatnya
berpengaruh terhadap sikap konsumennya.
5) Lembaga Pendidikan dan Lembaga Agama
Konsep moral dan ajaran dari lembaga pendidikan dan lembaga
agama sangat menentukan sistem kepercayaan tidaklah mengherankan jika
kalau pada gilirannya konsep tersebut mempengaruhi sikap.
20
6) Faktor Emosional
Kadang kala, suatu bentuk sikap merupakan pernyataan yang
didasari emosi yang berfungsi sebagai semacam penyaluran frustasi atau
pengalihan bentuk mekanisme pertahanan ego (Azwar, 1995).
Pembentukan sikap tidak terjadi begitu saja, melainkan melalui kontak
sosial secara terus-menerus antara individu dengan individu-individu lain di
sekitarnya. Dalam hubungan ini, faktor-faktor yang menyebabkan perubahan
sikap adalah sebagai berikut ini.
1) Faktor intern, yaitu faktor-faktor yang terdapat dalam diri individu, seperti
selektivitas. Selektivitas diperlukan karena rangsangan yang dating dari
luar (lingkungan) tidak seluruhnya dapat diserap oleh individu. Oleh
karena itu, seseorang harus memilih rangsangan-rangsangan mana yang
tidak ingin “diperdalam”. Pemilihan-pemilihan ini biasanya juga
dipengaruhi oleh motif-motif dan kecenderungan-kecenderungan dalam
diri seseorang.
2) Faktor ekstern, yaitu faktor-faktor yang terdapat di luar diri individu.
Faktor-faktor ini antara lain: sifat obyek yang dijadikan sasaran sikap,
kewibawaan orang yang mengemukakan suatu sikap, sifat orang-orang
atau kelompok yang mendukung sikap tersebut, media komunikasi yang
digunakan untuk menyampaikan sikap tersebut, situasi pada saat sikap
tersebut terbentuk.
21
Pengukuran sikap dapat dilakukan dengan menilai pernyataan sikap
seseorang. Pernyataan sikap adalah rangkaian kalimat yang mengatakan
sesuatu mengenai obyek sikap yang hendak diungkap.
Pernyataan sikap mungkin berisi atau mengatakan hal-hal yang positif
mengenai obyek sikap, yaitu kalimatnya bersifat mendukung atau memihak
pada obyek sikap. Pernyataan ini disebut dengan pernyataan yang favourable.
Sebaliknya pernyataan sikap mungkin pula berisi hal-hal negatif
mengenai obyek sikap yang bersifat tidak mendukung maupun kontra
terhadap obyek sikap. Pernyataan seperti ini disebut dengan pernyataan yang
tidak favourabel.
Suatu skala sikap sedapat mungkin diusahakan agar terdiri atas
pernyataan favorable dan tidak favorable dalam jumlah yang seimbang.
Dengan demikian, pernyataan yang disajikan tidak semua positif dan tidak
semua negatif yang seolah-olah isi skala memihak atau tidak mendukung sama
sekali obyek sikap (Azwar, 1995).
Pengukuran sikap dapat dilakukan secara langsung atau tidak langsung.
Secara langsung dapat ditanyakan bagaimana pendapat/ pernyataan responden
terhadap suatu obyek. Secara tidak langsung dapat dilakukan dengan
pernyataan pernyataan hipotesis kemudian ditanyakan pendapat responden
melalui kuisioner (Notoatmodjo, 2003).
c. Tindakan
Suatu sikap belum otomatis terwujud dalam suatu tindakan (overt
behaviour). Untuk mewujudkan sikap menjadi perbuatan nyata diperlukan
22
faktor pendukung atau suatu kondisi yang memungkinkan, antara lain adalah
fasilitas. Selain itu, diperlukan juga faktor dukungan dari pihak lain
(Notoatmodjo, 2003). Tindakan individu ini merupakan tindakan sosial yang
rasional, yaitu mencapai tujuan atau sasaran dengan sarana-sarana yang paling
tepat (Sarwono, 1997).
Tindakan mempunyai beberapa tingkatan, yaitu persepsi, respon
terpimpin, mekanisme, dan adopsi (Notoatmodjo, 2003).
1) Persepsi (perception), mengenal dan memilih berbagai obyek yang
sehubungan dengan tindakan yang diambil.
2) Respon terpimpin (guided response), dapat melakukan sesuai dengan
urutan yang benar dan sesuai dengan contoh adalah indikator tindakan
yang kedua.
3) Mekanisme (mechanism), apabila seseorang telah dapat melakukan
sesuatu dengan benar secara otomatis, atau sesuatu yang sudah merupakan
kebiasaan, maka sudah mencapai tindakan tingkat tiga.
4) Adopsi (adoption), merupakan suatu tindakan yang sudah berkembang
dengan baik. Artinya tindakan tersebut sudah dimodifikasi tanpa
mengurangi kebenaran tindakan tersebut.
6. Kepuasan
Kepuasan pasien didefinisikan sebagai evaluasi pasca konsumsi bahwa
suatu produk yang dipilih setidaknya memenuhi atau melebihi harapan. Kepuasan
merupakan pengalaman yang akan mengendap di dalam ingatan pasien sehingga
23
mempengaruhi proses pengambilan keputusan pembelian ulang produk yang sama
(Endang, 1998).
7. Kuisioner
Kuisioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara
memberi seperangkat pertanyaan maupun pernyataan tertulis kepada responden
untuk dijawabnya. Kuisioner merupakan teknik pengumpulan data yang efisien
bila peneliti tahu pasti variabel yang akan diukur dan tahu apa yang bisa
diharapkan dari responden. Selain itu, kuisioner juga cocok digunakan bila jumlah
responden cukup besar dan tersebar di wilayah yang luas. Kuisioner dapat berupa
pertanyaan/pernyataan tertutup atau terbuka, dapat diberikan kepada responden
secara langsung atau dikirim melalui pos atau internet. Adanya kontak langsung
antara peneliti dengan responden akan menciptakan kondisi yang cukup baik,
sehingga responden dengan sukarela akan memberikan data obyektif dan cepat
(Sugiyono, 2008).
Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi
seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial. Dalam penelitian,
fenomena sosial ini telah ditetapkan secara spesifik oleh peneliti, yang selanjutnya
disebut sebagai variabel penelitian. Skala Likert dapat digunakan untuk
menjabarkan variabel yang akan diukur menjadi indikator variabel. Kemudian
indikator tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun item-item
instrumen yang dapat berupa pernyataan atau pertanyaan. Jawaban setiap item
instrumen yang menggunakan skala Likert mempunyai gradasi dari sangat positif
24
sampai sangat negatif. Instrumen penelitian yang menggunakan skala Likert dapat
dibuat dalam bentuk checklist ataupun pilihan ganda (Sugiyono, 2008).
B. Landasan Teori
Perilaku pasien dalam penggunaan obat sangat berpengaruh terhadap
keberhasilan suatu terapi. Perilaku pasien sangat dipengaruhi oleh komunikasi,
informasi, dan edukasi yang diterima oleh pasien. Oleh karena itu, diperlukan
interaksi antara pasien dan lingkungan. Penggunaan obat oleh pasien bergantung
dari informasi yang diperoleh, dalam beberapa kasus pasien tidak menggunakan
obat secara tepat karena kurangnya informasi referensi tertulis, maupun dari
tenaga kesehatan yang bertanggungjawab dengan pengetahuannya akan
penggunaan obat yang benar.
Farmasis merupakan tenaga kesehatan yang bertanggung jawab memberikan
informasi obat kepada pasien. Sesuai dengan tujuan yaitu patient oriented,
pemberian informasi oleh farmasis dapat dilakukan dengan beberapa cara, yaitu
informasi verbal, demonstrasi dengan alat visual, multimedia, maupun dengan
form kepatuhan. Pemberian informasi disertai alat bantu ketaatan dan form
kepatuhan akan lebih mempermudah pemberian informasi dan meningkatkan
pengetahuan pasien tentang penggunaan obat yang tepat sebab lebih melibatkan
banyak indera sehingga pasien lebih mudah mengingat informasi yang diberikan.
25
Kerangka Konsep
Gambar 2. Hubungan Pengetahuan, Sikap, dan Tindakan Sebelum dan Setelah Diberikan Informasi Disertai Pemberian Alat Bantu Terhadap
Peningkatan Pengetahuan, Sikap, dan Tindakan
C. Hipotesis
Ada peningkatan pengetahuan, sikap, dan tindakan pasien rawat jalan RS Panti
Rini Yogyakarta periode Juni-Juli 2009 setelah diberi intervensi berupa alat bantu
ketaatan dan informasi.
Pengetahuan, Sikap, dan Tindakan
Pemberian Informasi dan
Alat Bantu Ketaatan
Perubahan Pengetahuan,
Sikap, dan Tindakan
26
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis dan Rancangan Penelitian
Penelitian ini termasuk penelitian eksperimental semu dengan rancangan
penelitian analitik dan deskriptif dengan pola searah (Pratiknya, 1986).
Berdasarkan setting tempat penelitian ini termasuk penelitian lapangan (di
komunitas). Berdasarkan bidang ilmu penelitian ini merupakan penelitian klinis
komunitas, mata kuliah yang terkait meliputi Farmasi Klinis, Farmasi Sosial,
Farmakoterapi, serta Komunikasi dan Konseling.
Metode pengumpulan data dengan membandingkan kelompok yang diberi
perlakukan berupa pemberian alat bantu ketaatan dan informasi dengan kelompok
kontrol yang hanya diberi informasi. Bagian survei dilakukan dengan observasi
pasien berdasarkan data hasil kunjungan ke pasien (home visit) serta wawancara
dengan pasien.
Kelompok eksperimen:
a-------------P-------------b
Kelompok kontrol:
ak------------TP------------bk
Gambar 3. Skema rancangan pretest - post-test intervention with control group design
Keterangan :
P : perlakuan informasi dan alat bantu
TP : perlakuan informasi tanpa alat bantu
27
a : pengukuran pretest tingkat pengetahuan, sikap, dan tindakan sebelum P
ak : pengukuran pretest tingkat pengetahuan, sikap, dan tindakan pada
kelompok kontrol tanpa perlakuan
b : pengukuran post-test tingkat pengetahuan, sikap, dan tindakan setelah P
bk : pengukuran post-test tingkat pengetahuan, sikap, dan tindakan pada
kelompok kontrol tanpa perlakuan.
B. Variabel Penelitian
Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
1. variabel bebas (independent) yang digunakan dalam penelitian ini adalah
intervensi yang berupa pemberian informasi disertai pemberian alat bantu.
2. variabel tergantung (dependent) yang digunakan dalam penelitian ini adalah
pengetahuan, sikap, tindakan, serta kepuasan pasien rawat jalan RS Panti Rini
Yogyakarta periode Juni-Juli 2009.
C. Definisi operasional
1. Pengetahuan adalah hal-hal umum tentang obat dan cara penggunaan obat
yang diketahui oleh pasien rawat jalan RS Panti Rini Yogyakarta periode
Juni-Juli 2009.
2. Sikap adalah pendapat pasien rawat jalan RS Panti Rini Yogyakarta periode
Juni-Juli 2009 tentang hal-hal umum tentang obat dan cara penggunaannya.
3. Tindakan merupakan hal-hal yang dilakukan pasien yang berkaitan dengan
obat dan cara penggunaan obat dengan sarana-sarana yang paling tepat.
28
4. Kepuasan pasien adalah evaluasi pasien tentang manfaat alat bantu ketaatan
yang telah diberikan yang diketahui dari wawancara pada home visit
terakhir.
5. Pasien rawat jalan adalah pasien yang tidak dirawat secara intensif di RS
Panti Rini Yogyakarta periode Juni-Juli 2009 yang meliputi: pasien yang
datang untuk berobat ketika ada keluhan tertentu, pasien yang secara berkala
datang ke rumah sakit untuk menerima pengobatan, maupun pasien rawat
inap yang telah keluar dari rumah sakit namun masih harus menerima
pemeriksaan dan pengobatan secara berkala.
6. Informasi obat adalah segala keterangan tentang obat dan cara
penggunaannya, terutama yang dapat mendukung tercapainya tujuan
pengobatan yang disampaikan oleh petugas instalasi farmasi RS Panti Rini
Yogyakarta periode Juni-Juli 2009
7. Alat bantu ketaatan berupa kotak obat dan kartu pengingat yang digunakan
selama penelitian untuk tujuan meningkatkan pengetahuan, sikap, dan
tindakan (perilaku) serta kepuasan pasien terhadap alat bantu yang telah
diberikan. Alat bantu ketaatan yang dirancang oleh peneliti mahasiswa dan
juga dalam bentuk alat hasil pembelian.
29
D. Subyek Penelitian
Gambar 4. Skema Pembagian Kelompok Kontrol Dan Perlakuan Untuk
Melihat Pengaruh Pemberian Alat Bantu Ketaatan Dan Informasi Terhadap Perilaku Pasien Rawat Jalan RS Panti Rini Yogyakarta Periode Juni-Juli 2009
Pasien rawat jalan RS Panti Rini Yogyakarta Periode Juni-Juli
2009
KRITERIA INKLUSI
Kelompok Perlakuan Kelompok Kontrol
Diberi alat ketaatan minum obat
Tidak diberi alat ketaatan minum obat
HOME VISIT
evaluasi perbedaan tingkat pengetahuan, sikap, dan tindakan (perilaku) serta
kepuasan pasien rawat jalan di RS Panti Rini Yogyakarta Periode Juni-Juli 2009 terhadap informasi saja versus informasi
dan alat bantu
30
Subyek penelitian meliputi pasien dewasa (berumur minimal 17 tahun)
menjalani rawat jalan di Rumah Sakit Panti Rini Yogyakarta. Kriteria inklusi
subyek adalah pasien yang dirawat-jalan di Rumah Sakit Panti Rini periode Juni-
Juli 2009; menerima salah satu atau lebih golongan obat antihipertensi, golongan
obat saluran nafas non infeksi, golongan obat saluran cerna non infeksi, golongan
obat endokrin, golongan obat neuromuskular, dan golongan obat antiinfeksi;
pasien menggunakan obat yang memerlukan ketaatan atau aturan pakai berdurasi
lama (30 hari) atau penggunaan terus menerus untuk mencapai tingkat
keberhasilan terapi; pasien yang bersedia bekerja sama berdasarkan persetujuan
dengan informed consent.
Dalam penelitian ini, subyek uji dibagi menjadi 2 kelompok, yaitu
kelompok perlakuan dan kelompok kontrol. Pada kelompok perlakuan, subyek uji
diberi alat bantu ketaatan minum obat yang berupa kotak bersekat-sekat, dan di
dalam sekat-sekat tersebut obat yang diterima pasien sudah ditata sedemikian rupa
sehingga siap untuk digunakan sesuai dengan aturan pakai yang tercantum dalam
etiket, sedangkan kelompok kontrol tidak diberi alat bantu ketaatan minum obat.
Artinya, pada kelompok kontrol subyek uji mengkonsumsi obat langsung dari
kemasan sesuai dengan yang diberikan oleh pihak Rumah Sakit.
Pada awal berlangsungnya penelitian, subyek uji berjumlah 190 orang.
190 orang subyek uji tersebut terbagi menjadi kelompok perlakuan dan kelompok
kontrol. Kelompok perlakuan berjumlah 92 orang dan kelompok kontrol
berjumlah 98 orang. Saat berjalannya penelitian, ada beberapa subyek uji yang
dikeluarkan dalam penelitian sehingga total subyek uji berjumlah 156 yang
31
terbagi menjadi 78 kelompok perlakuan dan 78 kelompok kontrol. Jumlah pasien
yang dikeluarkan dari penelitian yaitu 34 orang. Berkurangnya subyek uji dalam
penelitian ini disebabkan oleh beberapa hal, antara lain pasien meninggal dunia (1
orang); pada saat kunjungan, pasien selalu tidak dapat ditemui (8 orang); pasien
tidak tinggal di tempat yang sama di tengah kunjungan dan tidak bisa ditemui lagi
(4 orang); alamat yang tertera tidak dapat ditemukan (10 orang); pasien menjalani
rawat inap setelah ikut dalam penelitian (6 orang); serta dikeluarkannya pasien
yang menerima golongan obat kardiovaskular selain obat antihipertensi (5 orang).
E. Bahan Penelitian
Hasil home visit pasien yang dilakukan minimal tiga kali untuk perlakuan
dan sekali untuk kontrol digunakan untuk membantu menggambarkan ketaataan
pasien dalam menggunakan obat serta dampak terapinya. Hasil home visit terakhir
yang digunakan untuk mengetahui hasil evaluasi pasien kelompok perlakuan
tentang manfaat alat bantu yang telah diberikan.
F. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan di Instalasi Farmasi dan ruang tunggu pengambilan
resep bagian poli (Rawat Jalan) RS Panti Rini Yogyakarta dan dilanjutkan di
rumah pasien untuk kegiatan pemantauan (home visit). Penelitian yang dilakukan
di rumah sakit dilakukan setiap hari Senin sampai Jumat, pada pukul 09.00-15.00
WIB. Penelitian dilakukan dari tanggal 8 Juni 2009-31 Juli 2009. Penelitian di
rumah pasien dilakukan berdasarkan jumlah obat yang diterima pasien dan
32
disesuaikan dengan rutinitas pasien melalui janjian dengan pasien. Penelitian
dilakukan dari tanggal 8 Juni 2009-31 Juli 2009.
G. Instrumen Penelitian
Penelitian ini menggunakan (1) alat-alat sederhana yang akan dirancang
untuk membantu ketaatan penggunaan obat pasien berupa kartu pengingat dan
kotak obat; (2) Panduan wawancara terstruktur; (3) kuisioner yang berisi
seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden.
H. Tata Cara Pelaksanaan Penelitian
Penelitian ini terdiri dari serangkaian penelitian yang dilakukan untuk
mengetahui Pengaruh Pemberian Alat Bantu Ketaatan terhadap Perilaku
(Pengetahuan, Sikap, dan Tindakan) Pasien Rawat Jalan RS Panti Rini
Yogyakarta Periode Juni – Juli 2009 Serta Kepuasan Pasien. Jalannya penelitian
secara umum digambarkan seperti pada gambar 5.
Gambar 5. Skema Tata Cara Penelitian Pengaruh Pemberian Alat Bantu
Ketaatan Dan Informedasi Terhadap Perilaku Pasien Rawat Jalan RS Panti Rini Yogyakarta Periode Juni-Juli 2009
Tahap persiapan
Pengambilan data
Pengolahan data
33
1. Tahap persiapan
Tahap ini adalah tahap awal jalannya penelitian. Tahap ini meliputi
analisis situasi, pembuatan alat bantu ketaatan, pembuatan kuisioner, pembuatan
wawancara terstruktur, dan pembuatan informed consent.
Pada analisis situasi dilakukan diskusi bersama pihak Rumah Sakit
khususnya bagian Instalasi Farmasi tentang penelitian yang akan dilaksanakan,
penetapan kasus, penetapan subyek uji, dan kriteria inklusi dalam penelitian.
Selanjutnya, dilakukan pembuatan alat bantu ketaatan minum obat yang
gagasannya dikumpulkan dari berbagai macam studi pustaka dan pertimbangan
tertentu. Contoh alat bantu yang dirancang adalah kartu dan kotak-kotak yang
dapat membantu ingatan pasien untuk meminum obat dengan bahasa yang
sederhana disertai gambar.
Pembuatan kuisioner dan wawancara terstruktur ditujukan untuk
mengevaluasi pengetahuan, sikap, dan tindakan serta kepuasan pasien dalam
penelitian. Informed consent dibuat sebagai tanda persetujuan pasien untuk ikut
serta dalam penelitian. Sebelum digunakan, alat bantu ketaatan, kuisioner,
wawancara terstruktur, dan informed consent diujicobakan pada 20 orang yang
memiliki kriteria menyerupai kriteria subyek uji.
Pembuatan kuisioner yang berisi 12 pertanyaan dengan bahasa sederhana.
Kuisioner yang dibuat terdiri dari tiga bagian. Bagian pertama kuisioner
menggambarkan sikap pasien dalam penggunaan obat. Bagian kedua kuisioner
menggambarkan tindakan pasien yang terwujud dalam pengobatan yang sedang
34
dijalaninya dan tindakan untuk lebih teratur minum obat sesuai aturan. Bagian
keempat kuisioner menggambarkan pengetahuan umum pasien tentang aturan
minum obat.
Tabel IV. Tabel Pembagian Jenis Pertanyaan (Favorable atau Unfavorable) Pada Setiap Bagian Pertanyaan (Pengetahuan, Sikap, dan Tindakan)
Variabel No pertanyaan Jenis pertanyaan
Favorable Unfavorable
Sikap 1, 2, 3 1, 2, 3
Tindakan 4, 5, 6, 7 4, 6, 7 5 Pengetahuan 8, 9, 10, 11, 12 10, 12 8, 9, 11
Sistem penilaian dibagi menjadi dua cara yaitu pernyataan favorable dan
unfavorable. Penilaian untuk pernyataan yang favorable adalah SS (Sangat
Setuju) = 4, S (Setuju) = 3, TS (Tidak Setuju) = 2, STS (Sangat Tidak Setuju) = 1
sedangkan untuk pernyataan yang unfavorable adalah SS (Sangat Setuju) = 1, S
(Setuju) = 2, TS (Tidak Setuju) = 3, STS (Sangat Tidak Setuju) = 4.
Kuisioner perlu diuji sebelum digunakan sebagai instrumen penelitian. Uji
yang dilakukan meliputi uji validitas, uji reliabilitas dengan menghitung nilai
Alpha Cronbach, dan uji pengetahuan bahasa.
a. Uji Validitas
Uji validitas dilakukan kepada 20 masyarakat di Kabupaten Sleman
Yogyakarta di luar sampel yang memiliki kriteria yang menyerupai kriteria
subyek uji. Uji validitas ini dilakukan di masing-masing rumah masyarakat
tersebut. Uji validitas yang digunakan adalah validitas isi untuk menguji
35
sejauh mana kuisioner mencerminkan atribut yang hendak diukur (Azwar,
2008). Pengujian validitas yang dilakukan dalam penelitian ini adalah
validitas isi. Uji validitas isi dilakukan dengan professional judgement. Selain
itu, pengujian juga dilakukan dengan melihat Case Processing Summary dari
program SPSS versi 16 for Windows. Dari uji validitas diperoleh hasil bahwa
12 butir pernyataan kuisioner sudah valid.
b. Uji Reliabilitas
Dalam penelitian ini digunakan pendekatan internal konsistensi dalam
estimasi reliabilitas, di mana dalam pendekatan ini hanya memerlukan satu
kali uji kepada suatu kelompok individu sebagai subyek.
Koefisien reliabilitas dalam penelitian ini diukur dengan menggunakan
program SPSS versi 16 for Windows dengan analisis reliabilitas yang
menggunakan koefisien Alpha Cronbach. Jika nilai alpha>0,60, maka reliabel
(Mario, 2006). Nilai koefisien reliabilitas dalam penelitian ini adalah 0,647.
Dengan taraf kepercayaan 90%, 12 item pertanyaan dalam kuisioner yang
disajikan dalam penelitian ini tidak ada yang dinyatakan gugur.
Pada penelitian, tahap persiapan yang dilakukan tidak berbeda dengan
serangkaian penelitian lain karena data yang dibutuhkan dalam penelitian ini
tercantum dalam panduan wawancara terstruktur.
Dalam tahap ini juga dilakukan penyesuaian teknis pengambilan data di
Instalasi Farmasi rawat jalan Rumah Sakit Panti Rini Yogyakarta. Penyesuaian
teknis pengambilan data ditujukan supaya proses pengambilan data tidak
36
mengganggu kegiatan pelayanan di Rumah Sakit dan di Instalasi Farmasi rawat
jalan. Tahap persiapan ini berlangsung selama dua minggu.
2. Tahap Pengambilan Data
Tahap pengambilan data dimulai pada tanggal 8 Juni 2009. Dalam
pengambilan data, ditetapkan suatu aturan main dalam mengumpulkan subyek uji
yang terdiri dari kelompok perlakuan dan kelompok kontrol. Pada minggu
pertama pengambilan data, dilakukan pengumpulan subyek uji untuk kelompok
perlakuan. Minggu selanjutnya dilakukan pengumpulan subyek uji untuk
kelompok kontrol. Pada minggu ketiga kembali dilakukan pengumpulan subyek
uji untuk kelompok perlakuan dan minggu keempat untuk kelompok kontrol. Hal
ini dilakukan terus menerus sampai jumlah subyek uji mencapai target yang
diinginkan. Dengan adanya aturan seperti ini, diharapkan terdapat distribusi yang
merata pada subyek uji baik kelompok kontrol ataupun kelompok perlakuan.
Golongan obat yang digunakan dalam penelitian ini ada 6. Untuk setiap
golongan obat, subyek uji yang diinginkan berjumlah 40 orang (± SD 20%), yaitu
20 orang untuk kelompok perlakuan dan 20 orang untuk kelompok kontrol. Dalam
pelaksanaan penelitian, satu pasien dapat digunakan untuk beberapa kajian
golongan obat. Hal ini memang diinginkan dengan tujuan supaya jumlah subyek
uji keseluruhan tidak terlalu banyak. Jadi, jika pada suatu resep terdapat beberapa
jenis obat yang masuk ke dalam beberapa kajian golongan obat yang diteliti, maka
resep ini akan lebih diinginkan daripada resep yang berisi obat yang hanya masuk
ke dalam salah satu golongan obat yang dikaji.
37
Pengambilan data dilakukan di 2 tempat yaitu di Instalasi Farmasi dan
ruang tunggu pengambilan resep. Di Instalasi Farmasi dilakukan skrining terhadap
resep yang masuk sesuai dengan golongan obat yang akan diteliti seperti yang
tercantum dalam definisi operasional. Apabila resep sesuai dengan golongan obat
yang akan diteliti, maka pasien yang berada di ruang tunggu pengambilan resep
akan diminta untuk ikut serta dalam penelitian dengan menandatangani informed
consent. Informed consent ditandatangani oleh subyek uji dan saksi
(keluarga/kerabat dekat, namun jika tidak ada saat itu, peneliti bisa menjadi saksi).
Selanjutnya, menentukan pasien mana yang menjadi kontrol dan perlakuan sesuai
dengan aturan yang telah dibuat. Untuk kelompok perlakuan, pasien diberi alat
bantu ketaatan seperti kotak tempat obat dan kartu pengingat, lalu peneliti
membantu pasien menatakan obat yang telah diresepkan ke dalam kotak obat dan
meminta pasien untuk mencentang kartu pengingat setiap meminum obat.
Kelompok kontrol tidak diberi alat bantu cukup informasi verbal mengenai
ketaatan penggunaan obat. Selain itu, pasien yang dijadikan subyek uji diminta
untuk mengisi kuisioner dan dilakukan wawancara sesuai dengan panduan yang
telah disiapkan, hasilnya dihitung sebagai nilai pretest.
Kemudian dilakukan home visit pada semua subyek uji yang telah
didapatkan. Untuk kelompok perlakukan, home visit dilakukan 3 kali, sedangkan
pada kelompok kontrol home visit hanya dilakukan 1 kali. Perbedaan perlakuan
ini dilakukan karena pada kelompok perlakuan akan diberikan informasi yang
berkaitan dengan obat yang diterima dan informasi lain tentang penggunaan obat.
Pada kelompok kontrol hanya diamati ketaatan pasien dalam minum obat dengan
38
menghitung jumlah obat di akhir jangka waktu pengobatan. Perhitungan jumlah
obat juga dilakukan pada kelompok perlakuan, yang membedakannya dengan
kelompok kontrol adalah pemberian informasi mengenai obat dan pemberian alat
bantu. Pada home visit terakhir, dilakukan pengisian kuisioner dan wawancara lagi
baik untuk kelompok perlakuan maupun kelompok kontrol sebagai nilai post-test
yang nantinya akan dibandingkan dengan nilai pretest dan dilihat hasilnya.
Wawancara terstruktur dilakukan terhadap pasien (kelompok perlakuan
dan kelompok kontrol) tentang pengetahuan, sikap, dan tindakan serta kepuasan
pasien terhadap informasi penggunaan obat.
3. Tahap Pengolahan Data
Pada penelitian ini, data yang diolah diperoleh dari kuisioner dan
wawancara terstruktur.
a. Pretest
Pasien yang telah setuju menjadi subyek uji, setelah menandatangani
informed consent, diminta untuk mengisi kuisioner dan dilakukan
wawancara sesuai dengan panduan yang telah disiapkan, hasilnya dihitung
sebagai nilai pretest. Pretest dilakukan terhadap semua responden sebelum
dilakukan intervensi berupa informasi dan pemberian alat bantu (bagi
kelompok perlakuan). Pretest dilakukan untuk mengetahui pengetahuan,
sikap, tindakan dasar/awal dari responden.
39
b. Post-test pada home visit terakhir
Post-test dilakukan pada home visit terakhir pada semua responden baik
pada kelompok perlakuan maupun kelompok kontrol. Post-test pada
kelompok perlakuan dilakukan untuk melihat konsistensi pengetahuan dan
sikap responden setelah menerima informasi umum penggunaan obat,
pemberian alat bantu (kotak obat dan kartu pengingat), dan home visit
(bagi kelompok perlakuan).
c. Wawancara
Wawancara terstruktur dilakukan terhadap pasien (kelompok perlakuan
dan kelompok kontrol) tentang pengetahuan, sikap, tindakan, dan
kepuasan pasien terhadap informasi penggunaan obat. Wawancara
mengenai pengetahuan pasien tentang penggunaan obat diberikan di awal.
Sedangkan wawancara kepuasan pasien terhadap informasi dan alat bantu
diberikan di akhir pengambilan data.
I. Analisis Data
1. Manajemen Data
Untuk menjamin keakuratan data, dilakukan beberapa kegiatan proses
manajemen data seperti di bawah ini.
40
a. Editing
Melakukan pemilihan kuisioner yang memenuhi kriteria inklusi sampel
untuk digunakan dalam pengolahan data selanjutnya. Selain itu, dilakukan
juga pemeriksaan kelengkapan isi jawaban kuisioner.
b. Processing
Dalam penelitian ini, data diolah dengan cara mengelompokan item
pernyataan dalam kuisioner didasarkan pada variabel-variabel yang akan
diteliti, yaitu: pengetahuan, sikap, dan tindakan. Kemudian menjumlahkan
angka pada tiap variabel yang akan diteliti yang dijawab oleh responden.
Lalu data tersebut dipindahkan ke program komputer.
c. Cleaning
Cleaning dilakukan dengan memeriksa kembali kebenaran data yang
dimasukkan ke program komputer.
2. Analisis Data
Uji t merupakan statistik parametrik. Salah satu syarat statistik
parametrik adalah memiliki distribusi data yang normal. Dengan demikian,
analisis data secara statistik diawali dengan melakukan uji normalitas
dengan Kolmogorov-Smirnov (jumlah sampel>50). Jika data tidak normal,
dilakukan normalisasi sebaran data, lalu diuji kembali dengan uji
normalitas one sample kolmogorov-smirnov. Data dikatakan normal jika
angka signifikansi p<0,1 (taraf kepercayaan 90%). Kemudian Uji
Signifikansi satu kelompok untuk mengetahui signifikansi ada pengaruh
41
intervensi (informasi umum penggunaan obat, pemberian alat bantu (kotak
obat dan kartu pengingat), dan home visit) yang berupa peningkatan
pengetahuan, sikap, dan perilaku dengan Paired t-test (data terdistribusi
normal) dan Wilcoxon (data yang terdistribusi tidak normal). Uji
signifikansi kelompok intervensi (informasi umum penggunaan obat,
pemberian alat bantu (kotak obat dan kartu pengingat), dan home visit)
dengan kontrol untuk mengetahui ada-tidaknya perbedaan yang signifikan
antara kelompok kontrol-perlakuan untuk setiap variabel dengan
independent t-test (data terdistribsui normal) dan Mann Whitney U-Test
(data terdistribusi tidak normal). Secara deskriptif, analisis data dilakukan
dengan melihat selisih mean (nilai rata-rata) pretest-post-test pada setiap
bagian pertanyaan (pengetahuan, sikap, dan tindakan) dalam kelompok
kontrol dan kelompok perlakuan untuk mengetahui perubahan nilai
kuisioner kelompok kontrol dan perlakuan. Dengan membandingkan
selisih mean antara kelompok kontrol dan kelompok perlakuan pada setiap
bagian pertanyaan (pengetahuan, sikap, dan tindakan) dan menyelisihkan
selisih dapat diketahui pengaruh pemberian alat bantu ketaatan dan
informasi terhadap perubahan pengetahuan, sikap, dan tindakan.
Dalam penelitian ini, kepuasan pasien dapat dilihat dari hasil
wawancara, terkait dengan pemberian alat bantu, yang diberikan pada
home visit terakhir. Penjelasan tentang hal tersebut diuraikan secara
deskriptif.
42
Gambar 6.Skema Penentuan Uji Signifikansi Berdasarkan Uji Normalitas Data
Alur penentuan uji signifikansi berdasarkan uji normalitas data dalam penelitian ini
Ada-tidaknya peningkatan yang signifikan antara pretest-posttest untuk masing-masing variabel
pada masing-masing kelompok.
Ada-tidaknya peningkatan yang signifikan antara kelompok kontrol-intervensi
(ceramah) untuk masing-masing variabel
Uji normalitas pretest dan posttest untuk masing-masing
variabel dan kelompok
Normal
Two Sample Independent T-
Test
Uji normalitas selisih pretest dan posttest untuk masing-
masing variabel dan kelompok
Normal Tidak normal
Paired T-Test
Wilcoxon
Data Ceramah dan Kontrol
Tidak normal
Mann-Whitney U Test
43
J. Kesulitan Penelitian
Dalam pelaksanaan penelitian ini, peneliti menemukan beberapa kesulitan
baik pada tahap persiapan, pengambilan data, maupun pengolahan data. Pada
tahap persiapan, kesulitan yang ditemui adalah belum adanya gambaran mengenai
cara pengambilan data di Rumah Sakit karena khawatir bahwa kegiatan yang
dilakukan peneliti dapat mengganggu aktivita pelayanan di Rumah Sakit Panti
Rini. Kesulitan ini dapat diatasi dengan berdiskusi bersama pihak Rumah Sakit
untuk menentukan cara terbaik dalam pengambilan data sehingga tidak
mengganggu aktivitas pelayanan di Rumah Sakit. Selain itu, sebelum penelitian
berlangsung, peneliti melakukan pengamatan dengan melihat keadaan di Instalasi
Farmasi dan ruang tunggu pengambilan resep di Rumah Sakit untuk
memperkirakan cara pengambilan data yang akan dilakukan.
Pada awal tahap pengambilan data, peneliti masih mengalami kesulitan
dalam membaca resep yang masuk ke Instalasi Farmasi Rumah Sakit dan
kesulitan dalam menentukan kata-kata yang akan disampaikan kepada pasien
supaya pasien bersedia ikut serta dalam penelitian. Namun, seriring dengan
berjalannya waktu, kesulitan ini dapat teratasi dengan sendirinya. Pada saat
melakukan home visit pasien, ditemui juga kendala-kendala, antara lain: kendala
bahasa, alamat pasien yang kadangkala sulit untuk ditemukan dan terlalu jauh,
kesibukan masing-masing pasien yang menyebabkan peneliti harus menyesuaikan
waktu home visit dengan kesibukan pasien. Kesulitan lain yang juga ditemui yaitu
keterbatasan alat penunjang home visit, seperti: tensimeter, termometer, dan alat
pengukur gula darah dengan jumlah pasien yang banyak, maka manajemen
44
penggunaan alat sangat diperlukan dalam pelaksanaan home visit. Meskipun
demikian, semua kesulitan ini dapat diatasi.
Pada tahap pengolahan data, kesulitan yang dialami bersifat personal.
Artinya, pengerjaan tahap ini tergantung dari masing-masing individu sehingga
kesulitan yang ada dirasakan tidak terlalu memberatkan karena dapat diatasi
sendiri oleh peneliti. Kesulitan yang ditemui antara lain adalah kesulitan dalam
menemukan buku-buku penunjang dalam mengolah data dan kesulitan dalam
mengolah data menggunakan statistik. Tetapi hal ini dapat diatasi dengan mencari
penelitian-penelitian sejenis, sehingga diperoleh referensi tentang penelitian ini
maupun bertanya kepada pihak yang berkompeten dalam hal statistik, seperti
dosen pembimbing.
45
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Penelitian mengenai pengaruh pemberian alat bantu ketaatan dan
informasi terhadap perilaku (pengetahuan, sikap, dan tindakan) pasien rawat
jalan Rumah Sakit Panti Rini Yogyakarta Periode Juni-Juli 2009 serta kepuasan
pasien merupakan salah satu penelitian yang diadakan bersama serangkaian
penelitian lain, dengan topik ”Evaluasi Perbedaan Ketaatan Pasien Rawat Jalan
RS Panti Rini Yogyakarta antara Pasien yang Diberi Informasi vs Informasi plus
Alat Bantu Ketaatan serta Dampak Terapinya Periode Juni-Juli 2009”. Dalam
penelitian tersebut terdapat 8 pokok bahasan, 2 penelitian merupakan penelitian
sosial, dan 6 lainnya merupakan penelitian yang mengkaji ketaatan penggunaan
obat berdasarkan golongan obat tertentu. Kedelapan penelitian tersebut dikerjakan
bersama-sama oleh 8 peneliti yang berbeda.
Hasil penelitian ini terdiri dari 2 bagian. Bagian pertama berisi pengaruh
pemberian alat bantu dan informasi terhadap perubahan pengetahuan, sikap, dan
tindakan pasien rawat jalan Rumah Sakit Panti Rini Yogyakarta Periode Juni-Juli
2009. Bagian kedua berisi kepuasan pasien rawat jalan Rumah Sakit Panti Rini
Yogyakarta Periode Juni-Juli 2009 terhadap alat bantu ketaatan dan informasi
yang telah diberikan.
46
A. Profil Pasien Rawat Jalan Rumah Sakit Panti Rini Yogyakarta Periode
Juni-Juli 2009
Penelitian ini dilakukan dengan membandingkan dua kelompok, yaitu:
kelompok perlakuan dan kelompok kontrol. Untuk dapat membandingkan kedua
kelompok tersebut, perlu dilihat data awal profil pasien dalam penelitian
(baseline), dengan harapan bahwa pada awal penelitian antara kelompok
perlakuan dan kelompok kontrol mempunyai nilai yang tidak berbeda bermakna.
Profil pasien adalah kondisi diri pasien yang mungkin mempunyai hubungan
dengan perubahan pengetahuan, sikap, dan tindakan pasien. Pada penelitian ini,
profil pasien yang dikaji adalah umur, jenis kelamin, dan tingkat pendidikan.
Ketiga hal ini dipilih karena ketiganya adalah hal yang paling umum yang dapat
dikaji dari segi pasien.
Analisis statistik yang digunakan untuk melihat kebermaknaan perbedaan
profil pasien pada kelompok kontrol dan perlakuan adalah Mann-Whitney. Taraf
kepercayaan yang digunakan adalah 90% (p>0,1) karena dalam penelitian ini
terdapat berbagai faktor yang tidak dapat dikontrol satu per satu oleh peneliti.
Apabila digunakan taraf kepercayaan yang lebih tinggi dikhawatirkan data yang
diperoleh tidak masuk dalam range pada taraf kepercayaan karena variansi data
yang tinggi. Nilai p yang diperoleh untuk kriteria usia adalah 1,00. Nilai p yang
diperoleh untuk kriteria jenis kelamin adalah 1,00. Nilai p yang diperoleh untuk
kriteria tingkat pendidikan adalah 0,834. Artinya secara statistik, profil pasien
dalam kelompok kontrol dan perlakuan baik dari segi umur, jenis kelamin,
maupun tingkat pendidikan tidak berbeda bermakna (p>0,1).
47
Tabel V. Data Baseline Profil Pasien Rawat Jalan Rumah Sakit Panti Rini Yogyakarta Periode Juni-Juli 2009 yang Menjadi Responden dalam
Penelitian
Usia terkait dengan lamanya hidup seseorang dan mempengaruhi
swamedikasi (Covington,2000). Menurut Holt dan Hall (1990), orang dengan usia
> 60 tahun berkurang kemampuannya untuk melakukan swamedikasi. Kriteria
inklusi pasien adalah pasien yang telah berumur 17 tahun pada saat mengikuti
penelitian. Pembagian umur pasien rawat jalan Rumah Sakit Panti Rini dalam
penelitian ini dibagi menjadi 2 kelompok umur, yaitu kelompok umur 17-64 tahun
dan kelompok umur ≥65 tahun. Di Indonesia, 17 tahun merupakan batasan umur
dewasa. Artinya penduduk yang berumur ≥17 termasuk kelompok umur dewasa.
Sedangkan ≥65 tahun adalah kelompok umur lanjut usia (lansia). Oleh karena itu,
pembagian umur dikelompokkan menjadi 2 yaitu kelompok umur dewasa (17-64
tahun) dan kelompok umur lanjut usia (≥65 tahun).
Kriteria Klasifikasi Kriteria
Perlakuan Kontrol P Jumlah % Jumlah %
Usia 17-64 tahun 53 67,95 52 66,67 1,00 >65 tahun 25 32,05 26 33,33 Jenis
Kelamin Laki-Laki 36 46,15 36 46,15 1,00 Perempuan 42 53,85 42 53,85
Tingkat Pendidikan
Tidak tamat SD 2 2,56 8 10,26
0,834
SD 8 10,26 14 17,95 SLTP 13 16,67 11 14,10 SLTA 24 30,77 19 24,36
Perguruan Tinggi 31 39,74 26 33,33
48
Gambar 7. Persentase Jumlah Pasien Kelompok Perlakuan dan Kelompok
Kontrol berdasarkan Umur
Jumlah subyek uji untuk kelompok perlakuan maupun kelompok
kontrol berdasarkan pembagian umur tidak berbeda, yaitu ada subyek uji untuk
masing-masing kelompok umur dalam penelitian ini. Jumlah subyek uji yang
berumur 17-64 tahun pada kelompok perlakuan (67,95%) dan kelompok kontrol
(66,67%) lebih besar daripada jumlah subyek uji yang berumur ≥65 tahun pada
kelompok perlakuan (32,05%) dan kelompok kontrol (33,33%), seperti yang
terlihat pada gambar 7. Nilai p yang diperoleh untuk kriteria usia adalah 1,00.
Dengan demikian, jumlah subyek uji baik kelompok umur 17-64 tahun ataupun
≥65 tahun pada kelompok perlakuan dan kelompok kontrol tidak berbeda secara
signifikan. Dalam penelitian ini, tidak dilakukan analisis lanjutan terhadap usia
responden, sehingga data ini merupakan data pelengkap dalam penelitian ini.
0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
70%
80%
Perlakuan Kontrol
17-64 tahun
≥65 tahun
49
Gambar 8. Persentase Jumlah Pasien Kelompok Perlakuan dan Kelompok
Kontrol Berdasarkan Jenis Kelamin
Subyek uji untuk kelompok perlakuan maupun kelompok kontrol
berdasarkan jenis kelamin mempunyai jumlah yang sama antara jenis kelamin
laki-laki dengan jenis kelamin perempuan, seperti yang terlihat pada gambar 8.
Jumlah subyek uji dengan jenis kelamin perempuan pada kelompok kontrol
(46,15%) dan kelompok perlakuan (46,15%) lebih sedikit daripada laki-laki pada
kelompok kontrol (53,85%) dan kelompok perlakuan (53,85%). Nilai p yang
diperoleh untuk kriteria jenis kelamin adalah 1,00. Dengan demikian, jumlah
subyek uji baik laki-laki ataupun perempuan pada kelompok perlakuan dan
kelompok kontrol tidak berbeda signifikan. Dalam penelitian ini, tidak dilakukan
analisis lanjutan terhadap jenis kelamin responden, sehingga data ini merupakan
data pelengkap dalam penelitian ini.
42.0%
44.0%
46.0%
48.0%
50.0%
52.0%
54.0%
56.0%
Perlakuan Kontrol
Laki-laki
Perempuan
50
Gambar 9. Persentase Jumlah Pasien Kelompok Perlakuan dan Kelompok Kontrol berdasarkan Tingkat Pendidikan
Pendidikan mempengaruhi kualitas dan kuantitas informasi yang
diterima oleh seseorang, termasuk dalam hal kesehatan. Tingkat pendidikan
merupakan faktor penting dalam menentukan ketepatan swamedikasi (Holt dan
Hall, 1990). Hal ini dimungkinkan karena berkaitan dalam interpretasi informasi.
Subyek uji untuk kelompok perlakuan maupun kelompok kontrol berdasarkan
tingkat pendidikan mempunyai jumlah yang berbeda-beda. Urutan tingkat
pendidikan pada subyek uji dari kelompok perlakuan dari yang paling besar
jumlahnya yaitu perguruan tinggi (39,74%), SLTA (30,77%), SLTP (16,67%), SD
(10,26%), dan yang paling sedikit jumlahnya adalah pasien yang tidak pernah
menempuh pendidikan (2,56%), seperti yang terlihat pada gambar 9. Urutan
tingkat pendidikan subyek uji kelompok kontrol dari yang paling besar jumlahnya
yaitu perguruan tinggi (33,33%), SLTA (24,36%), SD (17,95%), SLTP (14,10%),
dan yang subyek uji yang tidak pernah menempuh pendidikan (10,26%), seperti
yang terlihat pada gambar 9. Nilai p yang diperoleh untuk kriteria tingkat
0.0%5.0%
10.0%15.0%20.0%
25.0%30.0%35.0%40.0%45.0%
Tidak Ada SD SLTP SMA PerguruanTinggi
Perlakuan
Kontrol
51
pendidikan adalah 0,834. Artinya, secara statistik profil pasien dalam kelompok
kontrol dan kelompok perlakuan dari segi tingkat pendidikan tidak berbeda secara
signifikan. Dalam penelitian ini, tidak dilakukan analisis lanjutan terhadap tingkat
pendidikan responden, sehingga data ini merupakan data pelengkap dalam
penelitian ini.
B. Normalitas Data Kuisioner Pasien Rawat Jalan Rumah Sakit Pasien Panti
Rini Yogyakarta Periode Juni-Juli 2009
Analisis data secara statistik diawali dengan melakukan uji normalitas
dengan Kolmogorov-Smirnov (jumlah sampel>50). Jika data tidak normal,
dilakukan normalisasi sebaran data, lalu diuji kembali dengan uji normalitas one
sample kolmogorov-smirnov. Data dikatakan normal jika angka signifikansi
p<0,1 (taraf kepercayaan 90%).
Tabel VI. Tabel Hasil Uji Normalitas One Sample Kolmogorov-Smirnov (KS-Z1 dan KS-Z2) Terhadap Data Kuisioner Pasien Rawat Jalan Rumah Sakit
Pasien Panti Rini Yogyakarta Periode Juni-Juli 2009
Kelompok Variabel p (KS-Z1) p (KS-Z2)
Pretest Postest Pretest Postest
Kontrol Pengetahuan 0,000 0,016 0,000 0,001
Sikap 0,000 0,000 0,000 0,000 Tindakan 0,000 0,000 0,000 0,000
Perlakuan Pengetahuan 0,000 0,017 0,000 0,005
Sikap 0,000 0,000 0,000 0,000 Tindakan 0,000 0,000 0,000 0,000
52
Dalam penelitian ini, berdasarkan tabel VI yang menunjukkan hasil uji
normalitas one sample kolmogorov-smirnov terhadap semua data (nilai kuisioner
baik pretest maupun post-test untuk setiap bagian pertanyaan (pengetahuan, sikap,
dan tindakan)), diketahui bahwa semua data memiliki distribusi yang tidak normal
(p<0,1). Dengan demikian, untuk mengetahui ada tidaknya peningkatan yang
signifikan antara pretest dan post-test pada masing-masing bagian pertanyaan
(pengetahuan, sikap, dan tindakan) untuk kelompok kontrol dan perlakuan
digunakan uji statistik non-parametrik Wilcoxon dan untuk mengetahui pengaruh
pemberian alat bantu dan informasi terhadap perubahan pengetahuan, sikap, dan
tindakan pasien rawat jalan Rumah Sakit Panti Rini Yogyakarta Periode Juni-Juli
2009 digunakan uji statistik non-parametrik Mann-Whitney.
C. Perbandingan Nilai Pre-test dan Post-test Pada Setiap Variabel
(Pengetahuan, Sikap, dan Tindakan) Pada Kelompok Kontrol dan
Kelompok Perlakuan
Untuk mengetahui pengaruh pemberian alat bantu dan informasi terhadap
perubahan pengetahuan, sikap, dan tindakan pasien rawat jalan Rumah Sakit Panti
Rini Yogyakarta Periode Juni-Juli 2009, perlu diketahui ada tidaknya peningkatan
yang signifikan antara pretest dan post-test pada masing-masing bagian
pertanyaan (pengetahuan, sikap, dan tindakan) untuk kelompok kontrol dan
perlakuan. Ada tidaknya peningkatan yang signifikan antara pretest dan post-test
pada masing-masing bagian pertanyaan (pengetahuan, sikap, dan tindakan) untuk
53
kelompok kontrol dan perlakuan secara statistik dapat diketahui melalui uji
Wilcoxon dan secara deskriptif dengan melihat selisih rata-rata (mean) nilai pada
setiap bagian pertanyaan (pengetahuan, sikap, dan tindakan).
Tabel VII. Tabel Jumlah Responden yang Mengalami Perubahan Skor
Pretest dan Post-test Pada Setiap Bagian Pertanyaan (Pengetahuan, Sikap, dan Tindakan) Kelompok Kontrol dan Perlakuan
Kelompok Variabel
Jumlah Responden Skor
Pretest>Skor Post-test
Skor Pretest<Skor
Post-test
Skor pretest dan post-test sama
Kontrol
Pengetahuan 12 35 31
Sikap 8 23 47
Tindakan 14 16 48
Perlakuan
Pengetahuan 9 43 26
Sikap 7 30 41
Tindakan 12 33 33
Dalam tabel VII dapat dilihat bahwa pada kelompok kontrol skor
pengetahuan 12 responden menurun, skor pengetahuan 35 responden meningkat,
dan 31 responden tidak mengalami perubahan skor pengetahuan. Pada kelompok
perlakuan skor pengetahuan 9 responden menurun, skor pengetahuan 43
responden meningkat, dan 26 responden tidak mengalami perubahan skor
pengetahuan
Pada kelompok kontrol skor sikap 8 responden menurun, skor sikap 23
responden meningkat, dan 47 responden tidak mengalami perubahan skor sikap.
54
Pada kelompok perlakuan skor sikap 7 responden menurun, skor sikap 30
responden meningkat, dan 41 responden tidak mengalami perubahan skor sikap.
Pada kelompok kontrol skor tindakan 14 responden menurun, skor
tindakan 16 responden meningkat, dan 48 responden tidak mengalami perubahan
skor tindakan. Pada kelompok perlakuan skor tindakan 12 responden menurun,
skor tindakan 33 responden meningkat, dan 33 responden tidak mengalami
perubahan skor tindakan.
Tabel VIII. Tabel Nilai Rata-rata (mean) Pretest dan Post-test dan Selisih Mean Pretest-Post-test Pada Setiap Bagian Pertanyaan (Pengetahuan, Sikap, dan Tindakan) Kelompok Kontrol dan Perlakuan Serta Hasil Statistik Uji
Wilcoxon (p)
Kelompok Variabel Mean±SD Selisih Mean p Pretest Post-test
Kontrol
Pengetahuan 13,051±1,356
13,167±1,525 +0,115 0,000
Sikap 9,628±1,256
9,987±1,175 +0,017 0,017
Tindakan 14,128±1,689
14,782±1,951 +0,654 0,005
Perlakuan
Pengetahuan 13,064±1,582
13,654±1,829 +0,590 0,000
Sikap 9,751±1,175
10,269±1,336 +0,518 0,000
Tindakan 14,371±1,914
15,436±2,344 +1,065 0,003
55
Selisih mean menunjukkan adanya perbedaan nilai rata-rata pretest-post-
test pada setiap bagian pertanyaan (pengetahuan, sikap, dan tindakan). Adanya
tanda + di depan angka selisih mean menunjukkan bahwa nilai rata-rata post-test
lebih besar daripada pretest. Ini berarti terjadi peningkatan nilai rata-rata. Dengan
melihat selisih mean (nilai rata-rata) dari tabel VIII, dapat diketahui bahwa pada
setiap bagian pertanyaan (pengetahuan, sikap, dan tindakan) dalam kelompok
kontrol dan perlakuan mengalami peningkatan nilai kuisioner.
Melalui uji Wilcoxon, dapat dilihat apakah terdapat perbedaan yang
signifikan dengan melihat angka signifikansi (p) yang didapatkan. Jika p<0,1,
maka dikatakan terdapat perbedaan yang signifikan. Jika p>0,1, maka dikatakan
terdapat perbedaan yang tidak signifikan. Dengan melihat hasil uji Wilcoxon
dalam tabel VIII, dapat diketahui bahwa terdapat perbedaan yang signifikan
pretest-post-test pada setiap bagian pertanyaan (pengetahuan, sikap, dan tindakan)
baik pada kelompok perlakuan maupun kelompok kontrol (p<0,1).
Nilai rata-rata pengetahuan kelompok kontrol meningkat dari 13,051
sampai 13,167, selisih nilai rata-ratanya adalah 0,115. Melalui uji Wilcoxon,
didapatkan angka signifikansi 0,000 (p<0,1). Dengan demikian, dapat dikatakan
bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara pretest dan post-test bagian
pengetahuan pada kelompok kontrol.
Nilai rata-rata sikap kelompok kontrol meningkat dari 9,628 sampai 9,987.
Sehingga selisih nilai rata-ratanya adalah 0,359. Melalui uji Wilcoxon, didapatkan
angka signifikansi 0,017 (p<0,1). Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa
56
terdapat perbedaan yang signifikan antara pretest dan post-test bagian sikap pada
kelompok kontrol.
Nilai rata-rata tindakan kelompok kontrol meningkat dari 14,128 sampai
14,782, selisih nilai rata-ratanya adalah 0,654. Melalui uji Wilcoxon, didapatkan
angka signifikansi 0,005 (p<0,1). Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa
terdapat perbedaan yang signifikan antara pretest dan post-test bagian tindakan
pada kelompok kontrol.
Nilai rata-rata pengetahuan kelompok perlakuan meningkat dari 13,064
sampai 13,654, sehingga selisih nilai rata-ratanya adalah 0,590. Melalui uji
Wilcoxon, didapatkan angka signifikansi 0,000 (p<0,1). Dengan demikian, dapat
dikatakan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara pretest dan post-test
bagian pengetahuan pada kelompok perlakuan.
Nilai rata-rata sikap kelompok perlakuan meningkat dari 14,371 sampai
10,269, sehingga selisih nilai rata-ratanya adalah 0,518. Melalui uji Wilcoxon,
didapatkan angka signifikansi 0,000 (p<0,1). Dengan demikian, dapat dikatakan
bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara pretest dan post-test bagian
sikap pada kelompok perlakuan.
Nilai rata-rata tindakan kelompok perlakuan meningkat dari 9,751 sampai
15,436, sehingga selisih nilai rata-ratanya adalah 1,065. Melalui uji Wilcoxon,
didapatkan angka signifikansi 0,003 (p<0,1). Dengan demikian, dapat dikatakan
bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara pretest dan post-test bagian
tindakan pada kelompok perlakuan.
57
Dari tabel VIII, dapat diketahui bahwa peningkatan nilai kuisioner yang
signifikan pada setiap bagian pertanyaan (pengetahuan, sikap, dan tindakan) tidak
hanya terjadi pada kelompok perlakuan, namun juga terjadi dalam kelompok
kontrol. Idealnya, peningkatan nilai kuisioner hanya terjadi pada kelompok
perlakuan yang menerima pemberian informasi dan pemberian alat bantu. Hal
tersebut tidak sesuai dengan hasil dalam penelitian karena dalam penelitian ini
banyak faktor yang tidak dapat dikendalikan oleh peneliti. Di samping pemberian
informasi dan pemberian alat bantu ketaatan, banyak hal yang dapat
mempengaruhi peningkatan nilai kuisioner, misalnya: informasi yang diperoleh
dari lingkungan di sekitar responden dan media komunikasi lainnya (koran,
televisi, radio, dll). Oleh sebab itu, diperlukan analisis selanjutnya untuk melihat
perbedaan peningkatan nilai kuisioner antara kelompok kontrol dan kelompok
perlakuan.
D. Pengaruh Pemberian Alat Bantu Dan Informasi Terhadap Perubahan
Perilaku (Pengetahuan, Sikap, Dan Tindakan) Pasien Rawat Jalan Rumah
Sakit Panti Rini Yogyakarta Periode Juni-Juli 2009
Pengujian pengaruh pemberian alat bantu dan informasi terhadap
perubahan perilaku (pengetahuan, sikap, dan tindakan) pasien rawat jalan Rumah
Sakit Panti Rini Yogyakarta Periode Juni-Juli 2009 secara statistik dilakukan
dengan uji Mann-Whitney. Analisis data secara deskriptif dilakukan dengan
58
menyelisihkan selisih nilai rata-rata (mean) pretest - post-test antara kelompok
kontrol dan perlakuan.
Tabel IX. Tabel Selisih Mean Pretest - Post-test Kelompok Kontrol dan
Perlakuan, dan Selisih Mean Kontrol-Perlakuan Pada Variabel Pengetahuan, Sikap, dan Tindakan Pasien Rawat Jalan Rumah Sakit Panti
Rini Yogyakarta Periode Juni-Juli 2009
Kelompok Variabel Selisih Mean Pretest-Post-test Kontrol
Selisih Mean
Pretest-Post-test Perlakuan
Selisih Mean
Kontrol-Perlakuan
P
Kontrol-Perlakuan
Pengetahuan 0,115
0,590
+0,475 0,092
Sikap 0,359
0,518
+0,159 0,272
Tindakan 0,654 1,065
+0,411 0,028
Selisih mean kontrol-perlakuan menunjukkan adanya perbedaan nilai rata-
rata kontrol-perlakuan pada setiap bagian pertanyaan (pengetahuan, sikap, dan
tindakan). Adanya tanda + di depan angka selisih mean menunjukkan bahwa nilai
rata-rata perlakuan lebih besar daripada kontrol. Dengan melihat selisih mean
kontrol-perlakuan dalam tabel IX, dapat diketahui bahwa nilai rata-rata kelompok
perlakuan pada semua bagian pertanyaan lebih besar daripada nilai rata-rata
kelompok kontrol.
Melalui uji Mann-Whitney, dapat dilihat apakah terdapat perbedaan yang
signifikan dengan melihat angka signifikansi (p) yang didapatkan. Jika p<0,1,
maka dikatakan terdapat perbedaan yang signifikan. Jika p>0,1, maka dikatakan
59
terdapat perbedaan yang tidak signifikan. Dengan melihat hasil uji Mann-Whitney
dalam tabel IX, dapat diketahui bahwa terdapat perbedaan pengetahuan dan
tindakan yang signifikan antara kelompok kontrol dan kelompok perlakuan.
Namun, tidak terdapat perbedaan sikap yang signifikan antara kelompok kontrol
dan kelompok perlakuan.
Dari tabel IX, dapat diketahui bahwa pada bagian pertanyaan pengetahuan
didapatkan selisih mean antara kelompok kontrol dan perlakuan +0,475. Hal
tersebut menunjukkan bahwa nilai rata-rata pengetahuan perlakuan lebih besar
0,475 dari nilai rata-rata pengetahuan kontrol. Nilai signifikansi yang didapatkan
untuk selisih nilai kuisioner (pretest - post-test) pada kelompok kontrol dan
perlakuan 0,092 (p<0,1). Hal tersebut menunjukkan bahwa antara kelompok
kontrol dan perlakuan terdapat perbedaan peningkatan pengetahuan yang
bermakna. Ini berarti pemberian alat bantu ketaatan dan informasi berpengaruh
terhadap peningkatan pengetahuan pasien rawat jalan Rumah Sakit Panti Rini
Yogyakarta Periode Juni-Juli 2009.
Hal-hal umum tentang obat dan cara penggunaan obat yang diketahui oleh
pasien rawat jalan RS Panti Rini Yogyakarta periode Juni-Juli 2009 dapat
mengalami peningkatan oleh adanya pemberian informasi dan pemberian alat
bantu ketaatan. Pasien dalam kelompok perlakuan yang mendapatkan informasi
dan diberi alat bantu ketaatan mendapatkan pengalaman dan mengalami
penginderaan terhadap informasi yang diterimanya dan alat bantu yang dipakai
sehari-hari untuk meningkatkan ketaatan penggunaan obat.
60
Pasien dalam kelompok kontrol tidak mendapatkan pengalaman dan tidak
mengalami penginderaan terhadap informasi dan alat bantu ketaatan karena pasien
dalam kelompok kontrol tidak mendapatkan informasi dan tidak menggunakan
alat bantu yang diharapkan dapat meningkatkan ketaatan penggunaan obat. Hal
inilah yang menyebabkan peningkatan pengetahuan pada kelompok perlakuan dan
kelompok kontrol memiliki perbedaan yang signifikan.
Pada bagian pertanyaan sikap didapatkan selisih mean antara kelompok
kontrol dan perlakuan +0,159. Hal tersebut menunjukkan bahwa nilai rata-rata
sikap perlakuan lebih besar 0,159 daripada nilai rata-rata sikap kontrol. Nilai
signifikansi yang didapatkan untuk selisih nilai kuisioner (pretest - post-test) pada
kelompok kontrol dan perlakuan 0,272 (p > 0,1). Hal tersebut menunjukkan
bahwa antara kelompok kontrol dan perlakuan terdapat perbedaan peningkatan
sikap yang tidak bermakna. Ini berarti pemberian alat bantu ketaatan dan
informasi tidak berpengaruh terhadap peningkatan sikap pasien rawat jalan
Rumah Sakit Panti Rini Yogyakarta Periode Juni-Juli 2009.
Faktor-faktor yang menyebabkan perubahan sikap meliputi faktor intern
dan faktor ekstern. Dalam hal ini, diharapkan dengan adanya faktor ekstern
(pemberian alat bantu ketaatan dan informasi) yang diberikan kepada kelompok
perlakuan terjadi peningkatan sikap pada kelompok perlakuan dibandingkan
dengan kelompok kontrol yang tidak diberi faktor ekstern (pemberian alat bantu
ketaatan dan informasi). Tidak adanya perbedaan yang signifikan antara
kelompok kontrol dan perlakuan dapat terjadi karena kelompok kontrol dan
kelompok perlakuan dalam kehidupan sehari-hari menerima faktor ekstern yang
61
tidak dapat dikendalikan oleh peneliti, misalnya: pengaruh dari orang-orang atau
kelompok di lingkungannya, pengaruh dari media komunikasi (koran, televisi,
internet, dll).
Pada bagian pertanyaan tindakan didapatkan selisih mean antara kelompok
kontrol dan perlakuan +0,411. Hal tersebut menunjukkan bahwa nilai rata-rata
tindakan perlakuan lebih besar 0,411 daripada nilai rata-rata tindakan kelompok
kontrol. Nilai signifikansi yang didapatkan untuk selisih nilai kuisioner (pretest-
post-test) pada kelompok kontrol dan perlakuan 0,028 (p < 0,1). Hal tersebut
menunjukkan bahwa antara kelompok kontrol dan perlakuan terdapat perbedaan
peningkatan tindakan yang bermakna. Ini berarti pemberian alat bantu ketaatan
dan informasi berpengaruh terhadap peningkatan tindakan pasien rawat jalan
Rumah Sakit Panti Rini Yogyakarta Periode Juni-Juli 2009.
Suatu tindakan pada dasarnya didasari oleh adanya stimulus, hal ini
termaktub dalam teori Weber (Sarwono, 1997). Dalam penelitian ini, stimulus
berupa pemberian informasi dan pemberian alat bantu ketaatan. Kelompok
perlakuan mendapatkan stimulus yang berupa pemberian informasi dan alat bantu
ketaatan sedangkan kelompok kontrol tidak mendapatkan stimulus tersebut. Hal
tersebut menyebabkan peningkatan tindakan pada kelompok perlakuan lebih besar
daripada peningkatan tindakan pada kelompok kontrol yang tidak mendapatkan
stimulus tersebut.
62
E. Kepuasan Pasien Rawat Jalan Rumah Sakit Panti Rini Yogyakarta
Periode Juni-Juli 2009 terhadap Pemberian Alat Bantu dan
Informasi
Tabel X. Persentase Pendapat Kelompok Perlakuan Tentang
Manfaat Alat Bantu
Bermanfaat Tidak Bermanfaat Jumlah Pasien 75 3 Prosentase (%) 96,15% 3,85%
Dalam penelitian ini, kepuasan pasien dapat dilihat dari hasil wawancara,
terkait dengan pemberian alat bantu, yang diberikan pada home visit terakhir. Dari
78 responden pada kelompok perlakuan, 3 responden (3,85%) menyatakan bahwa
alat bantu tidak bermanfaat dan 75 responden (96,15%) menyatakan bahwa alat
bantu bermanfaat.
Dari 3 orang yang menyatakan bahwa alat tidak berguna, 1 orang
menyatakan alasan bahwa alat tersebut terlalu besar sehingga tidak praktis untuk
dibawa kemana-mana. Seorang lagi menyatakan bahwa alat tersebut malah
merepotkan. Pasien ini mendapatkan terapi obat yang sama setiap bulan dalam
waktu lebih dari 6 bulan sehingga pasien sudah hafal dengan obat-obat tersebut
tanpa harus diberi kotak obat. Seorang pasien lagi tidak menyatakan alasan
mengapa alat bantu tidak bermanfaat.
63
Tabel XI. Tabel Pernyataan Jumlah Pasien serta Persentasenya Terhadap Alat Bantu Ketaatan (Kotak Obat dan Kartu Pengingat)
Kelompok Pendapat Pernyataan
Jumlah Pasien yang
Menyatakan
Prosentase Pasien yang Menyatakan
Manfaat
kotak obat memudahkan pasien dalam minum obat 52 69,33%
kotak obat dapat digunakan sebagai pengingat 32 42,67%
Laporan dan
masukan tentang
kotak obat
sekat dalam kotak obat rentan lepas 4 5,33%
susah bagi lansia yang kemampuan motoriknya
mulai menurun (kaku pada jari-jari) untuk membuka dan
mengambil obat di kotak
1 1,33%
dalam mengatur obat di kotak pasien diberitahu 1 1,33%
Kotak obat perlu diperbesar 4 5,33%
Laporan dan
masukan tentang kartu
pengingat
keharusan mencentang pada kartu pengingat merepotkan 13 17,53%
keterangan pada kartu pengingat tidak jelas 4 17,53%
keterangan pada kartu pengingat sudah jelas 1 1,33%
tinta pada kartu pengingat luntur 1 1,33%
kartu pengingat tidak dapat dimengerti oleh pasien yang
buta huruf 2 2,67%
64
Alat bantu terdiri dari kotak obat dan kartu pengingat, yang berisi
informasi obat, yang harus ditandai (centang) setiap kali minum obat. Tentang
kotak obat, dari 75 responden (96,15%) yang menyatakan alat bantu bermanfaat,
52 responden (69,33%) menyatakan bahwa kotak obat memudahkan pasien dalam
minum obat karena obat yang harus diminum saat itu telah disiapkan pada kotak
obat, 32 responden (42,67%) berpendapat bahwa kotak obat dapat digunakan
sebagai pengingat apakah pasien sudah minum obat dengan melihat isi kolom
(apakah obat masih ada). Demikian manfaat kotak obat bagi 75 responden yang
menyatakan bahwa kotak obat bermanfaat.
Selain memberikan pendapat tentang manfaat kotak obat, 75 responden
tersebut juga memberikan laporan dan masukan tentang hal-hal yang perlu
diperhatikan dan lebih ditingkatkan, yakni: 4 responden (5,33%) melaporkan
bahwa sekat dalam kotak obat rentan lepas sehingga menyusahkan pasien untuk
membedakan obat-obat yang mulanya sudah tersusun rapi, 1 responden (1,33%)
mengatakan bahwa mungkin susah bagi lansia yang kemampuan motoriknya
mulai menurun (kaku pada jari-jari) untuk membuka dan mengambil obat di
kotak, 1 responden (1,33%) memberi masukan bahwa sebaiknya dalam mengatur
obat di kotak pasien diberitahu sehingga di kemudian hari pasien dapat mengatur
obatnya sendiri dan pasien tahu obat apa yang dikonsumsinya, 4 responden
(5,33%) memberi masukan kotak perlu diperbesar karena menurut mereka ukuran
kotak kurang besar.
Tentang kartu pengingat, dari 75 responden (96,15%) yang menyatakan
alat bantu bermanfaat, 13 responden (17,53%) menyatakan bahwa keharusan
65
mencentang pada kartu pengingat merepotkan (ribet), 4 responden (5,33%)
menyatakan bahwa keterangan pada kartu pengingat tidak jelas, 1 responden
(1,33%) menyatakan bahwa keterangan pada kartu pengingat sudah jelas, 1
responden (1,33%) yang lain mengatakan bahwa tinta pada kartu pengingat luntur,
2 responden (2,67%) menyatakan bahwa kartu pengingat tidak dapat dimengerti
oleh pasien yang buta huruf.
Sesuai dengan pendapat kelompok perlakuan terhadap alat bantu ketaatan
yang diberikan, hal-hal yang perlu ditingkatkan dalam pemberian alat bantu
meliputi: sekat dalam kotak yang lebih kencang sehingga tidak mudah lepas,
kotak obat yang lebih mudah dibuka sehingga memudahkan pasien yang
kemampuan motoriknya mulai menurun, memberitahu tata cara pengaturan obat
di kotak obat kepada pasien, menyesuaikan ukuran kotak obat dengan jumlah dan
jenis obat, merancang kartu pengingat yang lebih jelas dan dapat lebih mudah
digunakan oleh pasien.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Dilihat dari hasil uji signifikansi (p) selisih pretest – post-test antara kelompok
kontrol dan perlakuan, pemberian alat bantu ketaatan dan informasi meningkatkan
pengetahuan (p=0,092) dan tindakan (p=0,028) pasien rawat jalan Rumah Sakit
Panti Rini Yogyakarta Periode Juni-Juli 2009. Namun, tidak memberikan
pengaruh terhadap sikap (p=0,272) pasien rawat jalan Rumah Sakit Panti Rini
Yogyakarta Periode Juni-Juli 2009. Pasien rawat jalan Rumah Sakit Panti Rini
Yogyakarta Periode Juni-Juli 2009 merasakan manfaat pemberian alat bantu dan
informasi. Hanya 3 responden (3,85%) yang menyatakan bahwa alat bantu tidak
bermanfaat dan 75 responden (96,15%) menyatakan bahwa alat bantu bermanfaat.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang menunjukkan bahwa pemberian alat bantu dan
informasi dapat meningkatkan perilaku pasien untuk lebih taat menggunakan obat,
Rumah Sakit Panti Rini Yogyakarta dapat memberikan informasi dan alat bantu
ketaatan sehubungan dengan perilaku ketaatan penggunaan obat oleh pasien.
Penelitian serupa dapat dilakukan kembali sebagai perbandingan di rumah sakit
yang berbeda atau periode yang berbeda dengan pemberian alat bantu ketaatan
dan informasi yang lebih baik dengan memperhatikan pendapat responden dalam
penelitian ini tentang alat bantu yang diberikan.
67
DAFTAR PUSTAKA
Agency for Health Care Research and Quality (AHRQ), 2002, 20 Tips to Help Prevent Medical Errors in Children. Patient Fact Sheet. AHRQ Publication No. 02-P034, September 2002. Agency for Healthcare Research and Quality, Rockville, MD. http://www.ahrq.gov/consumer/20tipkid.html
Azwar, S., 1995, Sikap Manusia Teori dan Pengukurannya, Edisi II, 106-125,
Pustaka Pelajar, Yogyakarta
Azwar, S., 2008, Reabilitas dan Validitas, 45, 68-71, Pustaka Pelajar, Yogyakarta
Cohen, M.R., 1991, Causes of Medication Error, in: Cohen. M.R., (Ed), Medication Error, American Pharmaceutical Association, Washington, DC
Covington, T. R., 2000, Self-Care and Nonprescription Pharmacotherapy, in
Handbook of Nonprescription Drugs, 12th edition, 3-6 AphA, Washington D. C.
Dharmnesta, B. S., dan Handoko, H., 2000, Manajemen Pemasaran: Analisis
Perilaku Konsumen, Edisi I, Cetakan I, 55-58; 75-85, BPFE, Yogyakarta Dwiprahasto, I., Kristin, E., 2008, Masalah dan Pencegahan Medication Error,
Bagian Farmakologi dan Toksikologi/Clinical Epidemiology & Biostatistics Unit, Fak. Kedokteran UGM/RS. Dr. Sardjito Yogyakarta, Avail.at. http://www.dkkbpp.com/index.php?option=com_content&task=view&id=132&Itemid=47
Endang, H., 1998, Hubungan Antara Mutu Pelayanan Obat Dngan Pengetahuan
Penggunaan Obat Pasien dan Kepuasan Pasien di Puskesmas Pamulang dan Puskesmas Paku Haji Kabupaten Tangerang, Tesis, Ilmu Kesehatan Masyarakat, UI, Jakarta
Holt G. A., dan Hall, L., 1990, The Self-Care Movement, in Handbook of
Nonprescription Drugs, 9th edition, 4-8, AphA, Washington D. C. KepMenKes Nomor 1027/MENKES/SK/IX/2004, Standar Pelayanan
Kefarmasian di Apotek, Departemen Kesehatan RI, Jakarta National Coordinating Council for Medication Error Reporting and Prevention,
1998, Taxonomy of Medication Errors, http://www.NCCMERP/pdf/taxo2001-07-31
Mario, T. M., 2006, SPSS Untuk Paramedis, 55-111, Ardana Media, Jakarta
68
Mulyono, 1996, Sistem Informasi Obat, Catatan Kuliah, Fakultas Farmasi Universitas Gajah Mada, Yogyakarta
Notoatmodjo, S., 2003, Pendidikan Dan Perilaku Kesehatan, 133-141, PT Rineka
Cipta, Jakarta Phillips, J., Beam, S., Brinker, A., Holquist, C., Honig, P., Lee, L. Y., Pamer, C.,
2001, Retrospective Analysis of Mortalities Associated With Medication Errors, Am J Health-Syst Pharm 58(19):1824-1829, 2001. Avail.at: http://www.medscape.com/viewarticle/407005
Pratiknya, A.W., 1986, Dasar-dasar Metodologi Penelitian Kedokteran dan
Kesehatan, CV Rajawali, Jakarta Sarwono, S., 1997, Sosiologi Kesehatan, Beberapa Konsep Beserta Aplikasinya,
Gadjah Mada University Press, Yogyakarta Strand, L.M., Morley, P.C., Cipolle R.J., 1998, Pharmaceutical Care Practice,
McGraw Hill. Sugiyono, 2008, Statistik untuk Penelitian, CV Alfabeta, Bandung Suhadi, R., Kuswibawati, L., Budiarti, E., 2008, Evaluasi Permasalahan Utama
Kejadian Medication Errors Fase Administrasi Dan Drug Therapy Problems pada Pasien RS Bethesda Agustus–September 2008, Laporan Penelitian, USD
Lampiran 1. Informed Consent
KERJASAMA FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SANATA
DHARMA DENGAN RS PANTI RINI YOGYAKARTA
Penjelasan Mengenai Penelitian Perbandingan Pemberian Informasi Versus Informasi plus Alat Bantu terhadap Ketaatan Penggunaan Obat
Pasien Rawat Jalan RS Panti Rini Yogyakarta Periode Juni – Juli 2009 Tim peneliti dari Fakultas Farmasi Sanata Dharma bekerja sama dengan
RS Panti Rini Yogyakarta melakukan penelitian untuk mengetahui bagaimana
respon pasien pada Perbandingan Pemberian Informasi Versus Informasi plus
Alat Bantu terhadap Ketaatan Penggunaan Obat Pasien Rawat Jalan RS Panti
Rini Yogyakarta Periode Juni – Juli 2009.
Anda merupakan pasien RS Panti Rini periode Juni-Juli 2009, oleh karena
itu diminta ikut serta dalam penelitian ini.
Bila bersedia ikut, tim peneliti akan melakukan wawancara kepada anda
seputar penggunaan obat yang anda terima melalui kunjungan ke rumah anda.
Pada saat kunjungan akan dilakukan wawancara dan pengukuran tanda vital dan
beberapa tes lain bila diperlukan. Pengukuran tanda vital yang dilakukan antara
lain tekanan darah, kadar gula darah, frekuensi nadi, frekuensi nafas dan suhu
tubuh. Data-data yang didapatkan dari proses tersebut akan digunakan sebagai
data penelitian.
Anda bebas menolak ikut dalam penelitian ini. Bila anda telah
memutuskan untuk ikut, anda juga bebas untuk mengundurkan diri setiap saat.
Semua data penelitian ini akan diperlakukan secara rahasia sehingga tidak
memungkinkan orang lain menghubungkannya dengan anda.
Selama anda ikut dalam penelitian, setiap informasi baru yang dapat
mempengaruhi pertimbangan anda untuk terus ikut atau berhenti dari penelitian
ini akan segera disampaikan kepada anda.
Bila anda tidak mentaati instruksi yang diberikan oleh para peneliti, anda
dapat dikeluarkan setiap saat dari penelitian ini.
Anda diberi kesempatan untuk menanyakan semua hal yang belum jelas
sehubungan dengan penelitian ini kepada tim peneliti.
Surat pernyataan kesediaan sebagai Responden penelitian
Bahwa saya yang bertanda tangan dibawah ini:
Nama :
Umur :
Jenis Kelamin :
Pekerjaan :
Alamat :
No telp/HP :
Menyatakan kesanggupan sebagai responden dalam penelitian yang
berjudul "PERBANDINGAN PEMBERIAN INFORMASI VERSUS
INFORMASI plus ALAT BANTU TERHADAP KETAATAN
PENGGUNAAN OBAT PASIEN RAWAT JALAN RS PANTI RINI
YOGYAKARTA PERIODE JUNI – JULI 2009".Semua penjelasan diatas telah
disampaikan kepada saya. Saya mengerti bahwa bila masih memerlukan
penjelasan, saya akan mendapat jawaban dari tim peneliti.
Demikian surat pernyataan kesanggupan saya sebagai responden dalam
penelitian ini.
Yogyakarta, Mengetahui Saksi Responden/pasien ( ) ( ) Pengukuran yang dilakukan*:
( ) Kadar gula darah ( ) Tekanan darah
( ) Kolesterol ( ) Frekuensi nadi
( ) Suhu tubuh ( ) Frekuensi nafas *Tandai yang diperlukan
Lampiran 2. Panduan Wawancara
Anda dimohon untuk enjawab pertanyaan di bawah ini dengan mengisi atau
memberi tanda silang (X) pada jawaban yang sesuai
1. Nama :
2. Alamat :
3. Umur :
4. Jenis Kelamin :
5. Pendidikan terakhir :
a. Tidak ada b. SD c. SLTP d. SMA e. Perguruan tinggi
6. Pekerjaan :
a. Pegawai Negeri Sipil/TNI/POLRI
b. Pegawai Swasta
c. Wiraswasta/Pedagang
d. Petani/Buruh
e. Lainnya (sebutkan) ........................
7. Penghasilan :
a. ≤ Rp 500.000
b. > Rp 500.000 – Rp 1.000.000
c. > Rp 1.000.000 – Rp 2.000.000
d. > Rp 2.000.000 – Rp 5.000.000
e. > Rp 5.000.000
Pretest:
1. Jelaskan kembali cara pakai obat anda!
2. Apakah pernah salah minum obat?
Ceritakan kapan dan bagaimana?
Penyebabnya?
Pengatasannya?
3. Paling sering tahu cara pakai obat dari siapa? Dokter/Petugas
Apotek?
Selanjutnya, bagi kelompok perlakuan, dijelaskan:
Kita ingin memberikan alat bantu ketaatan, jelaskan cara pakai alatnya!
Postest:
1. Jelaskan kembali cara pakai obat anda!
2. Khusus kelompok perlakuan:
Bagaimana tanggapan anda tentang alat bantu ketaatan?
Apakah bermanfaat/tidak?
Lampiran 3. Kuisioner
Berilah tanda silang (X) pada jawaban yang anda anggap paling sesuai
dengan keadaan anda sebenarnya.
Keterangan: SS = Sangat Setuju
S = Setuju
TS = Tidak Setuju
STS = Sangat Tidak Setuju
No Pernyataan Jawaban
1. Saya yakin jika saya minum obat sesuai dengan aturan maka manfaat obat lebih besar SS S TS STS
2. Menurut saya membaca informasi pada label/etiket hanya membuang buang waktu saja
SS S TS STS
3. Sakit saya akan cepat sembuh jika saya minum obat dua kali lebih banyak dari aturan pakai SS S TS STS
4. Saya akan minum obat sesuai perintah, meskipun saya mengantuk saya tetap minum obat
SS S TS STS
5. Saya mengubah aturan minum obat sesuai dengan dosis yang saya butuhkan tanpa bertanya dengan Dokter atau Apoteker
SS S TS STS
6. Saya membaca aturan pakai sebelum minum obat SS S TS STS
7. Saya berusaha tidak lupa minum obat SS S TS STS 8. Antibiotik tidak perlu diminum sampai habis SS S TS STS
9. Semua jenis obat harus diminum sampai habis SS S TS STS
10. Obat yang diresepkan oleh Dokter, jika tidak diminum sesuai aturan pakai akan menimbulkan dampak yang merugikan
SS S TS STS
11. Obat yang aturan minumnya sebelum makan berarti obat tersebut harus diminum sesaat sebelum makan
SS S TS STS
12. Saya berhak bertanya sejeas-jelasnya pada petugas tentang obat saya SS S TS STS
Lampiran 4. Output SPSS versi 16 for Windows Uji Validitas dan Realibilitas
Kuisioner
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 20 100.0
Excludeda 0 .0
Total 20 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the
procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha
Cronbach's Alpha
Based on
Standardized
Items N of Items
.647 .714 12
Item-Total Statistics
Scale Mean if Item
Deleted
Scale Variance if
Item Deleted
Corrected Item-
Total Correlation
Squared Multiple
Correlation
Cronbach's Alpha
if Item Deleted
item1 33.20 9.326 .323 .568 .624
item2 33.60 8.674 .459 .801 .599
item3 33.50 8.263 .586 .768 .575
item4 33.30 8.642 .506 .744 .593
item5 33.25 9.882 .084 .801 .660
item6 33.05 8.682 .509 .864 .594
item7 33.00 8.105 .721 .810 .558
item8 33.80 7.747 .467 .899 .587
item9 34.05 10.682 -.158 .773 .721
item10 33.25 8.829 .548 .680 .594
item11 34.35 11.187 -.254 .819 .736
item12 33.15 8.976 .328 .870 .620
Lanjutan Lampiran 4. Output SPSS versi 16 for Windows Uji Realibilitas
Kuisioner
Item Statistics
Mean Std. Deviation N
item1 3.30 .470 20
item2 2.90 .553 20
item3 3.00 .562 20
item4 3.20 .523 20
item5 3.25 .550 20
item6 3.45 .510 20
item7 3.50 .513 20
item8 2.70 .801 20
item9 2.45 .759 20
item10 3.25 .444 20
item11 2.15 .745 20
item12 3.35 .587 20
Scale Statistics
Mean Variance Std. Deviation N of Items
36.50 10.474 3.236 12
Lampiran 5. Hasil Wawancara Kelompok Kontrol
Kode pasien no.1 no.2 no.3 keterangan
k1 Ok - dokter k2 Ok - dokter k3 Ok - dokter dan petugas apotek k6 Ok - petugas apotek k7 Ok - dokter k8 Ok - petugas apotek alergi penisilin, dihentikan k9 Ok - petugas apotek
k10 Ok - dokter dan petugas apotek k11 Ok - dokter k12 Ok - dokter dan petugas apotek k13 Ok - dokter dan petugas apotek k14 Ok - petugas apotek k15 Ok - dokter k16 Ok - dokter k17 Ok - dokter k18 Ok - petugas apotek k23 Ok - petugas apotek k26 Ok - dokter dan petugas apotek k27 Ok - dokter k30 Ok - dokter k32 Ok - dokter dan petugas apotek k34 Ok - dokter k35 Ok - petugas apotek k37 Ok - dokter dan petugas apotek k38 Ok - petugas apotek k39 Ok - dokter dan petugas apotek k40 Ok - dokter dan petugas apotek
k41 Ok pernah petugas apotek seharusnya sebelum tapi
jadi sesudah makan k42 Ok - dokter k43 Ok - dokter dan petugas apotek k44 Ok - petugas apotek k47 Ok - dokter k48 Ok - petugas apotek k50 Ok - dokter dan petugas apotek k51 Ok - dokter dan petugas apotek k52 Ok - petugas apotek
k53 Ok - dokter dan petugas apotek k54 Ok - dokter dan petugas apotek k57 Ok - dokter k58 Ok - dokter k59 Ok - dokter k60 Ok - dokter dan petugas apotek k61 Ok - dokter dan petugas apotek k62 Ok - petugas apotek k63 Ok - dokter dan petugas apotek k64 Ok - dokter dan petugas apotek k65 Ok - dokter k66 Ok - dokter dan petugas apotek k67 Ok - dokter dan petugas apotek
k68 Ok pernah dokter dan petugas apotek
ngobatin sendiri malah salah, jadi
hipoglikemi,dihentikan k69 Ok - dokter k70 Ok - petugas apotek k71 Ok pernah dokter dan petugas apotek dihentikan k72 Ok - dokter dan petugas apotek k73 Ok - dokter dan petugas apotek k74 Ok - dokter k75 Ok pernah dokter k76 Ok - petugas apotek k77 Ok - dokter dan petugas apotek k78 Ok - petugas apotek k79 Ok - dokter k81 Ok - dokter dan petugas apotek k82 Ok - dokter dan petugas apotek k83 Ok - dokter k84 Ok - dokter dan petugas apotek
k85 Ok pernah petugas apotek
pernah, jd g ad efeknya, ud habis obat baru dbaca
aturannya k86 Ok - petugas apotek k87 Ok - dokter dan petugas apotek k88 Ok - petugas apotek k90 Ok - petugas apotek
k91 Ok pernah dokter dan petugas apotek
obat yang cara pakainya di bawah lidah g dikasi tau
cara pakainya k92 Ok - petugas apotek k93 Ok - dokter
k94 Ok - dokter k96 Ok - dokter dan petugas apotek k97 Ok - dokter dan petugas apotek
Lampiran 6. Hasil Wawancara Kelompok Perlakuan Kode pasien
no.1 no.2 no.3 keterangan bermanfaat/tidak tambahan
p1 ok ‐ petugas apotek bermanfaat lbh mudah; kl lupa tngl liat d kotak; ribet nyentang
p2 ok ‐ dokter dan petugas apotek
bermanfaat lebih mdh
p3 ok ‐ dokter bermanfaat lbh mudah
p4 ok ‐ dokter dan petugas apotek
bermanfaat lbh mudah; kl lupa tngl liat d kotak; ribet nyentang
p5 ok ‐ dokter bermanfaat lbh mudah; kl lupa tngl liat d kotak; ribet nyentang
p6 ok ‐ petugas apotek bermanfaat lbh mudah; kl lupa tngl liat d kotak; ribet nyentang
p7 ok ‐ petugas apotek bermanfaat lbh mudah; kl lupa tngl liat d kotak; kotak kurang gede
p8 ok pernah dokter
ga prnh makan pagi,,,jadi problem bt obat2 yg
dminum stlh mkn di pagi hari
bermanfaat kotak kurang gede; ket2 sdh jelas; bt lansia mngkn susah
p9 ok ‐ petugas apotek bermanfaat lbh mudah
p10 ok pernah petugas apotek apotek salah kasih obat bermanfaat kotak kurang gede; sekat ikut copot; kl lupa tngl liat d kotaknya
p11 ok ‐ dokter bermanfaat cukup bagus
p12 ok ‐ dokter
bermanfaat kl lupa tngl liat d kotak; ribet nyentang; jd g tw obatnya; susah buat buta huruf;
tambah waktu bt nyentangp13 ok ‐ dokter bermanfaat susah buat buta huruf
Kode pasien
no.1 no.2 no.3 keterangan bermanfaat/tidak tambahan
p14 ok ‐ dokter dan petugas apotek
bermanfaat lbh mudah; kl lupa tngl liat d kotak
p15 ok ‐ dokter dan petugas apotek
bermanfaat lbh mudah; kl lupa tngl liat d kotak
p16 ok ‐ petugas apotek bermanfaat lbh mudah; kl lupa tngl liat d kotak
p19 ok ‐ petugas apotek bermanfaat lbh mudah; kl lupa tngl liat d kotak; sekat ikut copot
p20 ok ‐ dokter dan petugas apotek
bermanfaat lbh mudah; kl lupa tngl liat d kotak
p21 ok ‐ petugas apotek bermanfaat lbh mudah; kl lupa tngl liat d kotak
p22 ok ‐ dokter dan petugas apotek
bermanfaat ket g jelas
p23 ok ‐ dokter bermanfaat lbh mudah
p24 ok ‐ dokter dan petugas apotek
tidak bermanfaat
p28 ok ‐ dokter bermanfaat lbh mudah; kl lupa tngl liat d kotak
p29 ok ‐ dokter dan petugas apotek
bermanfaat lbh mudah
p32 ok ‐ dokter dan petugas apotek
bermanfaat lbh mudah
p33 ok ‐ dokter dan petugas apotek
bermanfaat ribet nyentang; kl lupa tngl liat d kotak
p34 ok ‐ dokter bermanfaat lbh mudah; kl lupa tngl liat d kotak; ket g jelas
p35 ok ‐ dokter bermanfaatp36 ok ‐ petugas apotek bermanfaat ribet nyentang; lbh mudah
Kode pasien
no.1 no.2 no.3 keterangan bermanfaat/tidak tambahan
p38 ok ‐ dokter bermanfaat lbh mudah
p39 ok ‐ dokter dan petugas apotek
bermanfaat lbh mudah
p40 ok ‐ dokter dan petugas apotek
bermanfaat lbh mudah; ribet nyentang
p41 ok ‐ dokter bermanfaat lbh mudah; ribet nyentangp42 ok ‐ dokter bermanfaat lbh mudah; ribet nyentangp43 ok ‐ dokter bermanfaat
p46 ok ‐ dokter dan petugas apotek
bermanfaat lbh mudah; kl lupa tngl liat d kotak
p47 ok ‐ petugas apotek bermanfaat lbh mudah; kl lupa tngl liat d kotak
p48 ok ‐ dokter dan petugas apotek
bermanfaat lbh mudah
p49 ok ‐ dokter dan petugas apotek
bermanfaat kl lupa tngl liat d kotak
p50 ok ‐ dokter bermanfaat lbh mudah; ribet nyentang
p51 ok ‐ dokter dan petugas apotek
bermanfaat lbh mudah; kl lupa tngl liat d kotak
p52 ok ‐ dokter dan petugas apotek
bermanfaat
p53 ok ‐ dokter bermanfaat lbh mudahp54 ok ‐ dokter bermanfaatp55 ok ‐ petugas apotek bermanfaat lbh mudah
p56 ok pernah dokter harusnya 3 kali jadi 2 kali bermanfaat lbh mudah; kl lupa tngl liat d kotak
Kode pasien
no.1 no.2 no.3 keterangan bermanfaat/tidak tambahan
p57 ok ‐ dokter dan petugas apotek
bermanfaat kl lupa tngl liat d kotak; ket g jelas; lbh
baik diurutin senin‐minggu; ribet nyentang
p58 ok ‐ petugas apotek bermanfaat lbh mudah, perlu diperbesarp59 ok ‐ dokter bermanfaat lbh mudah; kl lupa tngl liat d kotak
p60 ok ‐ dokter dan petugas apotek
bermanfaat kl lupa tngl liat d kotak; ket g jelas
p61 ok ‐ petugas apotek bermanfaat lbh mudah
p62 ok pernah petugas apotek pelangsing bikin mual‐muntah, dihentikan
bermanfaat lbh mudah; tinta keterangan mbleber
p63 ok ‐ dokter dan petugas apotek
bermanfaat lbh mudah
p65 ok ‐ petugas apotek bermanfaat lbh mudahp66 ok ‐ petugas apotek bermanfaat kl lupa tngl liat d kotak; ribet nyentang
p67 ok ‐ dokter dan petugas apotek
bermanfaat lbh mudah
p68 ok ‐ petugas apotek bermanfaat
p69 ok ‐ dokter bermanfaat buka kotak dan ambil obat lebih sulit karena tangan sudah kaku)
p70 ok ‐ dokter dan petugas apotek
bermanfaat lbh mudah; kl lupa tngl liat d kotak
p71 ok ‐ dokter bermanfaat lbh mudah
p72 ok pernah dokter dan petugas apotek
bermanfaat lbh mudah; kl lupa tngl liat d kotak
p74 ok ‐ dokter dan petugas apotek
bermanfaat kl lupa tngl liat d kotak
Kode pasien
no.1 no.2 no.3 keterangan bermanfaat/tidak tambahan
p75 ok ‐ petugas apotek bermanfaat lbh mudahp76 ok ‐ petugas apotek bermanfaat kl lupa tngl liat d kotak
p77 ok ‐ dokter dan petugas apotek
bermanfaat kl lupa tngl liat d kotak
p78 ok ‐ dokter bermanfaat lbh mudah
p79 ok ‐ dokter dan petugas apotek
bermanfaat
p80 ok ‐ dokter bermanfaat lbh mudah; sekat ikut copot
p81 ok ‐ dokter dan petugas apotek
bermanfaat lbh mudah
p82 ok ‐ dokter dan petugas apotek
bermanfaat lbh mudah; ribet nyentang
p83 ok pernah dokter hrsna sebelum bermanfaat lbh mudah; kl lupa tngl liat d kotakp84 ok ‐ dokter bermanfaat kl lupa tngl liat d kotakp85 ok ‐ petugas apotek tidak bermanfaat terlalu besar
p86 ok ‐ dokter dan petugas apotek
tidak bermanfaat ribet
p89 ok ‐ dokter dan petugas apotek
bermanfaat lbh mudah; sekat ikut copot
p90 ok ‐ petugas apotek bermanfaat lbh mudahp92 ok ‐ dokter bermanfaat lbh mudah
Lampiran 7. Nilai Kuisioner Pretest Kelompok Kontrol Kode Pasien
Skor Tiap Nomor Soal Jumlah Skor1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 sikap tindakan pengetahuan semua
k1 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 9 12 14 35k2 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 9 12 14 35k3 4 3 4 3 3 4 4 4 3 3 3 3 11 14 16 41k6 4 2 4 3 4 4 4 2 3 3 2 4 10 15 14 39k7 3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 9 11 14 34k8 4 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2 3 10 12 13 35k9 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 4 9 14 16 39k10 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 2 9 12 12 33k11 3 3 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 9 13 16 38k12 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 2 3 9 14 14 37k13 4 4 3 4 4 4 4 4 1 4 1 4 11 16 14 41k14 3 2 3 3 4 4 3 1 3 3 1 4 8 14 12 34k15 3 3 3 4 4 3 4 3 3 4 2 3 9 15 15 39k16 4 4 4 4 3 4 4 4 1 4 1 4 12 15 14 41k17 3 3 3 4 3 4 4 3 3 4 3 4 9 15 17 41k18 4 3 2 4 4 4 3 2 1 3 1 4 9 15 11 35k23 3 2 2 3 3 3 3 2 2 3 2 3 7 12 12 31k26 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 3 9 12 13 34k27 3 2 2 2 3 3 3 2 2 3 3 3 7 11 13 31k30 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2 4 9 12 14 35k32 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 9 12 14 35k34 3 3 4 4 4 3 3 4 2 3 2 4 10 14 15 39
Kode Pasien
Skor Tiap Nomor Soal Jumlah Skor1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 sikap tindakan pengetahuan semua
k35 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 3 9 12 13 34k37 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 9 12 15 36k38 4 2 2 3 2 3 3 3 2 3 3 3 8 11 14 33k39 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 9 12 14 35k40 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 2 4 12 16 17 45k41 4 4 4 3 4 3 3 4 2 4 1 4 12 13 15 40k42 4 4 4 4 3 3 4 2 3 3 1 4 12 14 13 39k43 4 3 3 3 4 3 3 3 3 3 2 3 10 13 14 37k44 4 3 4 3 4 4 3 4 3 4 2 3 11 14 16 41k47 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2 3 9 12 13 34k48 3 3 3 2 3 4 4 2 3 3 2 3 9 13 13 35k50 3 3 3 3 3 4 4 3 0 3 3 4 9 14 13 36k51 4 3 3 3 3 3 3 2 1 4 2 3 10 12 12 34k52 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 2 3 9 13 14 36k53 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 1 4 12 16 16 44k54 4 3 4 3 3 4 3 4 2 3 2 4 11 13 15 39k57 4 3 4 4 4 4 4 4 3 3 1 4 11 16 15 42k58 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 3 9 12 13 34k59 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 9 11 15 35k60 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 9 12 14 35k61 3 3 3 3 4 3 3 0 2 3 2 3 9 13 10 32k62 4 3 3 3 3 4 4 3 0 3 2 3 10 14 11 35k63 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 9 12 13 34
Kode Pasien
Skor Tiap Nomor Soal Jumlah Skor1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 sikap tindakan pengetahuan semua
k64 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 3 9 12 12 33k65 4 4 4 3 4 3 3 4 3 3 3 3 12 13 16 41k66 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 2 3 9 12 11 32k67 3 3 3 4 4 4 3 4 2 4 3 4 9 15 17 41k68 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 1 4 12 14 17 43k69 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 4 9 12 14 35k70 4 3 4 3 4 4 3 3 3 3 3 3 11 14 15 40k71 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 2 3 9 12 11 32k72 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 4 9 13 17 39k73 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 2 3 9 14 14 37k74 4 3 3 3 3 3 4 3 2 4 3 4 10 13 16 39k75 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 2 3 9 12 16 37k76 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 9 12 14 35k77 4 3 4 4 4 4 3 3 3 4 2 4 11 15 16 42k78 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 9 12 14 35k79 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 9 12 14 35k81 3 3 0 3 4 4 3 3 1 3 3 1 6 14 11 31k82 3 3 3 2 3 3 3 2 2 3 2 3 9 11 12 32k83 4 3 3 3 3 4 3 3 3 3 2 3 10 13 14 37k84 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 9 12 14 35k85 3 3 3 4 3 4 4 3 2 3 3 3 9 15 14 38k86 3 3 3 3 3 3 3 4 3 2 3 3 9 12 15 36k87 4 4 2 3 3 3 3 3 2 3 3 4 10 12 15 37
Kode Pasien
Skor Tiap Nomor Soal Jumlah Skor1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 sikap tindakan pengetahuan semua
k88 3 3 3 3 3 3 4 2 2 4 3 4 9 13 15 37k90 4 3 3 4 3 3 3 3 2 3 2 4 10 13 14 37k91 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 9 12 15 36k92 4 4 4 3 4 4 4 3 2 4 2 4 12 15 15 42k93 4 4 4 3 4 4 4 4 2 3 0 4 12 15 13 40k94 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 9 12 16 37k96 4 4 3 3 3 3 3 4 3 3 4 4 11 12 18 41k97 4 3 4 3 4 3 3 3 3 4 2 4 11 13 16 40
Lampiran 8. Nilai Kuisioner Pretest Kelompok Perlakuan
Kode Pasien
Skor Tiap Nomor Soal Jumlah Skor1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 sikap tindakan pengetahuan semua
p1 4 3 3 4 3 2 4 3 2 4 1 4 10 13 14 37p2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 4 9 12 15 36p3 4 3 3 2 3 4 4 3 1 4 1 4 10 13 13 36p4 4 2 3 3 1 2 4 1 3 4 2 4 9 10 14 33p5 3 2 3 2 3 2 4 1 2 4 1 4 8 11 12 31p6 4 2 3 4 3 4 4 2 1 3 1 4 9 15 11 35p7 3 4 3 4 3 4 4 3 3 4 2 4 10 15 16 41p8 4 1 4 4 4 4 4 4 1 4 1 4 9 16 14 39p9 4 4 4 2 3 4 3 3 3 2 2 4 12 12 14 38p10 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 11 12 15 38p11 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 2 3 9 12 12 33p12 4 1 4 4 4 4 4 4 4 4 1 4 9 16 17 42p13 3 4 3 3 3 4 4 4 2 3 2 4 10 14 15 39p14 4 4 4 4 4 3 4 4 2 2 2 4 12 15 14 41p15 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 2 4 9 12 13 34p16 4 3 3 4 3 4 4 3 3 4 1 4 10 15 15 40p19 4 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 4 10 13 16 39p20 3 2 3 3 2 2 3 3 3 3 2 3 8 10 14 32p21 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 9 12 14 35p22 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 4 4 12 16 17 45
Kode Pasien
Skor Tiap Nomor Soal Jumlah Skor1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 sikap tindakan pengetahuan semua
p23 3 3 4 4 4 3 4 4 2 3 2 4 10 15 15 40p24 3 3 3 3 3 3 4 3 2 3 2 3 9 13 13 35p28 4 3 3 3 4 4 4 4 3 4 1 4 10 15 16 41p29 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 3 9 12 13 34p32 3 3 3 4 3 4 4 3 2 3 2 3 9 15 13 37p33 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 3 9 12 13 34p34 3 2 4 3 4 3 3 2 3 3 2 4 9 13 14 36p35 4 3 4 3 3 3 4 3 3 3 3 4 11 13 16 40p36 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 3 9 12 13 34p38 3 3 3 3 2 4 4 4 2 3 2 4 9 13 15 37p39 4 4 4 4 4 4 4 4 1 3 1 4 12 16 13 41p40 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 4 9 12 17 38p41 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 9 12 15 36p42 3 3 3 3 3 3 2 3 2 3 3 3 9 11 14 34p43 3 3 4 3 3 3 3 2 2 3 3 3 10 12 13 35p46 4 4 4 1 4 4 4 2 3 4 2 4 12 13 15 40p47 4 4 4 4 4 3 3 4 1 4 1 4 12 14 14 40p48 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 9 12 14 35p49 4 4 3 2 4 4 4 4 3 1 3 4 11 14 15 40p50 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 10 12 15 37p51 3 2 3 3 3 3 3 0 3 3 2 3 8 12 11 31p52 4 3 3 4 3 4 4 3 2 4 2 3 10 15 14 39p53 4 3 3 3 3 3 4 4 1 4 2 4 10 13 15 38
Kode Pasien
Skor Tiap Nomor Soal Jumlah Skor1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 sikap tindakan pengetahuan semua
p54 3 3 4 3 3 3 3 3 2 2 3 3 10 12 13 35p55 3 3 2 2 3 3 3 3 2 3 2 3 8 11 13 32p56 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 3 9 12 13 34p57 3 4 4 3 3 3 3 4 4 3 3 4 11 12 18 41p58 3 3 3 3 3 4 4 4 3 4 4 4 9 14 19 42p59 3 3 4 3 3 4 3 4 3 2 2 4 10 13 15 38p60 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 9 12 14 35p61 3 2 4 3 4 3 3 3 2 3 2 4 9 13 14 36p62 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 12 15 19 46p63 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 2 3 9 12 12 33p65 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 9 12 15 36p66 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 3 9 12 13 34p67 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 9 12 14 35p68 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 9 12 15 36p69 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 8 12 14 34p70 4 2 3 4 4 4 4 0 0 3 1 4 9 16 8 33p71 4 4 4 3 3 4 4 4 3 4 3 4 12 14 18 44p72 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 9 12 15 36p74 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 9 12 14 35p75 3 3 3 3 3 4 4 3 2 3 2 2 9 14 12 35p76 4 3 4 4 4 3 3 3 2 3 3 4 11 14 15 40p77 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 9 12 14 35p78 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 12 16 20 48
Kode Pasien
Skor Tiap Nomor Soal Jumlah Skor1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 sikap tindakan pengetahuan semua
p79 4 4 3 3 3 4 3 3 1 4 1 4 11 13 13 37p80 3 4 4 3 3 3 4 2 2 4 2 4 11 13 14 38p81 4 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 10 13 15 38p82 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 9 12 14 35p83 4 3 3 3 3 4 4 3 2 3 3 3 10 14 14 38p84 4 3 3 4 3 4 4 2 1 4 1 4 10 15 12 37p85 3 3 4 3 4 3 4 3 2 4 2 4 10 14 15 39p86 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 9 12 15 36p89 3 3 2 2 2 2 3 2 2 3 3 2 8 9 12 29p90 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 12 16 18 46p92 4 4 4 3 4 4 4 4 3 3 2 4 12 15 16 43
Lampiran 9. Nilai Kuisioner Posttest Kelompok Kontrol Kode Pasien
Skor Tiap Nomor Soal Jumlah Skor1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 sikap tindakan pengetahuan semua
k1 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 9 12 14 35
k2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 9 12 14 35
k3 3 3 4 3 3 4 3 4 3 3 3 4 10 13 17 40
k6 4 3 4 3 4 4 4 3 3 3 2 4 11 15 15 41
k7 3 3 3 3 3 3 3 4 2 4 1 4 9 12 15 36
k8 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 10 12 15 37
k9 4 3 4 3 3 4 4 4 3 4 2 4 11 14 17 42
k10 3 3 3 3 3 4 4 3 2 3 3 4 9 14 15 38
k11 3 3 3 3 3 3 4 3 3 4 3 4 9 13 17 39
k12 3 3 4 3 3 3 3 4 3 3 2 3 10 12 15 37
k13 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 1 4 11 16 17 44
k14 3 2 3 3 4 4 3 1 3 3 1 4 8 14 12 34
k15 3 3 3 4 4 4 3 3 2 3 2 4 9 15 14 38
k16 3 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 10 15 20 45
k17 3 3 3 4 3 4 4 3 3 4 3 4 9 15 17 41
k18 4 3 2 4 4 4 3 2 1 3 1 4 9 15 11 35
k23 4 4 3 4 3 4 4 3 4 3 3 3 11 15 16 42
k26 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 3 9 12 13 34
k27 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 3 9 12 13 34
k30 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 9 12 14 35
k32 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 9 12 14 35
k34 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 2 4 11 16 17 44
Kode Pasien
Skor Tiap Nomor Soal Jumlah Skor1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 sikap tindakan pengetahuan semua
k35 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 9 12 14 35
k37 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 9 12 15 36
k38 4 4 2 4 4 3 4 3 1 4 1 4 10 15 13 38
k39 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 10 12 14 36
k40 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 2 3 12 16 16 44
k41 4 3 4 3 3 3 3 3 3 4 2 4 11 12 16 39
k42 4 3 3 3 4 3 4 2 2 3 3 4 10 14 14 38
k43 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 1 4 12 16 15 43
k44 4 4 4 3 3 3 4 4 3 3 2 4 12 13 16 41
k47 3 3 3 2 3 3 3 2 3 2 2 3 9 11 12 32
k48 3 2 2 2 3 3 3 2 2 2 2 3 7 11 11 29
k50 3 3 3 3 3 4 4 3 0 3 3 4 9 14 13 36
k51 4 3 3 3 3 3 4 3 2 3 2 3 10 13 13 36
k52 3 3 3 2 3 2 2 3 3 2 2 3 9 9 13 31
k53 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 9 12 15 36
k54 4 3 4 4 4 4 4 4 1 3 2 4 11 16 14 41
k57 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 1 4 12 16 16 44
k58 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 9 12 15 36
k59 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 11 16 18 45
k60 4 4 4 4 4 3 4 3 3 4 1 4 12 15 15 42
k61 3 3 3 3 4 3 3 0 2 3 2 3 9 13 10 32
k62 4 3 3 3 3 4 4 3 0 3 2 3 10 14 11 35
k63 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 9 12 13 34
Kode Pasien
Skor Tiap Nomor Soal Jumlah Skor1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 sikap tindakan pengetahuan semua
k64 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 3 9 12 12 33
k65 4 4 4 3 4 3 3 4 3 3 3 3 12 13 16 41
k66 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 2 3 9 12 11 32
k67 3 3 3 3 3 3 3 3 2 4 3 4 9 12 16 37
k68 4 4 4 3 2 4 4 4 4 4 2 4 12 13 18 43
k69 4 3 4 0 4 4 4 4 3 3 2 4 11 12 16 39
k70 3 3 4 3 3 4 4 4 4 4 2 4 10 14 18 42
k71 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 9 12 13 34
k72 4 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 4 10 13 17 40
k73 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 2 3 9 14 14 37
k74 4 3 3 3 3 3 4 3 2 4 3 4 10 13 16 39
k75 4 3 4 3 3 4 4 3 2 4 3 4 11 14 16 41
k76 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 9 12 14 35
k77 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 2 3 12 12 14 38
k78 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 1 9 12 13 34
k79 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 9 12 14 35
k81 4 4 4 4 4 4 4 4 1 4 3 4 12 16 16 44
k82 3 3 3 2 3 3 3 2 2 3 2 3 9 11 12 32
k83 3 4 4 3 4 3 3 4 3 4 2 3 11 13 16 40
k84 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 9 12 14 35
k85 4 3 3 4 3 3 3 3 2 3 3 3 10 13 14 37
k86 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 9 12 17 38
k87 4 3 3 4 3 4 3 4 3 3 2 4 10 14 16 40
Kode Pasien
Skor Tiap Nomor Soal Jumlah Skor1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 sikap tindakan pengetahuan semua
k88 3 3 3 3 3 3 4 2 2 4 3 4 9 13 15 37
k90 4 4 3 4 3 3 3 3 2 3 3 4 11 13 15 39
k91 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 10 12 15 37
k92 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 2 4 12 15 17 44
k93 4 4 4 3 3 3 3 4 3 3 2 4 12 12 16 40
k94 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 4 9 12 17 38
k96 4 4 3 3 3 3 3 4 3 3 4 4 11 12 18 41
k97 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 2 3 11 12 14 37
Lampiran 10. Nilai Kuisioner Posttest Kelompok Perlakuan
Kode Pasien
Skor Tiap Nomor Soal Jumlah Skor1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 sikap tindakan pengetahuan semua
p1 4 3 3 4 3 2 4 3 2 4 1 4 10 13 14 37p2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 4 9 12 15 36p3 4 3 3 4 3 4 4 3 1 4 1 4 10 15 13 38p4 4 3 3 3 2 2 4 1 3 4 3 4 10 11 15 36p5 3 2 3 2 3 2 4 1 2 4 1 2 8 11 10 29p6 4 3 3 4 4 4 4 3 1 3 1 4 10 16 12 38p7 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 1 4 11 16 16 43p8 4 4 4 4 4 4 4 1 1 4 1 4 12 16 11 39p9 3 3 4 2 4 4 3 4 4 2 2 4 10 13 16 39p10 4 4 4 3 4 3 3 4 3 3 4 4 12 13 18 43p11 3 2 4 4 4 4 4 4 2 4 3 4 9 16 17 42p12 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 12 16 20 48p13 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 1 4 12 12 14 38p14 4 4 4 4 4 3 4 4 3 2 2 4 12 15 15 42p15 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 4 9 12 15 36p16 4 3 3 4 3 4 4 3 3 4 1 4 10 15 15 40p19 4 4 4 4 4 3 4 4 3 3 4 4 12 15 18 45p20 3 2 3 3 2 2 3 3 3 3 2 3 8 10 14 32p21 3 3 3 2 3 3 2 2 3 2 2 3 9 10 12 31p22 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 4 12 16 17 45
Kode Pasien
Skor Tiap Nomor Soal Jumlah Skor1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 sikap tindakan pengetahuan semua
p23 3 4 4 4 3 3 3 4 2 3 3 4 11 13 16 40p24 4 4 4 3 4 4 3 2 3 4 3 4 12 14 16 42p28 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 12 16 20 48p29 4 4 4 4 4 4 4 4 1 4 4 4 12 16 17 45p32 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 9 12 14 35p33 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 3 9 12 13 34p34 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 2 4 9 12 16 37p35 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 12 16 20 48p36 4 3 3 3 3 3 4 3 3 4 3 4 10 13 17 40p38 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 2 4 12 16 15 43p39 4 4 4 4 4 4 4 4 1 4 1 4 12 16 14 42p40 3 3 3 3 3 3 4 3 2 4 2 4 9 13 15 37p41 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 9 12 14 35p42 3 3 3 3 3 3 2 3 2 3 3 3 9 11 14 34p43 3 2 2 4 3 4 4 2 2 2 3 4 7 15 13 35p46 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 2 4 12 16 17 45p47 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 1 4 11 15 17 43p48 4 4 3 4 4 4 4 3 2 4 3 4 11 16 16 43p49 4 4 3 3 4 4 3 4 3 2 3 4 11 14 16 41p50 4 4 4 4 4 3 3 3 3 4 4 4 12 14 18 44p51 3 3 3 3 4 3 4 0 2 3 3 4 9 14 12 35p52 4 3 3 4 3 4 4 3 2 3 3 3 10 15 14 39p53 4 3 3 3 3 3 4 4 1 4 2 4 10 13 15 38
Kode Pasien
Skor Tiap Nomor Soal Jumlah Skor1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 sikap tindakan pengetahuan semua
p54 4 4 4 4 4 4 4 4 1 4 1 4 12 16 14 42p55 3 3 3 2 4 3 3 3 3 3 2 4 9 12 15 36p56 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 3 9 12 13 34p57 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 11 15 19 45p58 3 3 3 3 3 4 4 4 3 4 4 4 9 14 19 42p59 3 3 4 3 4 4 3 2 3 2 2 4 10 14 13 37p60 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 9 12 15 36p61 3 4 4 3 4 4 3 4 4 3 2 4 11 14 17 42p62 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 11 15 20 46p63 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 3 3 9 13 16 38p65 3 3 3 3 3 3 4 3 4 3 3 3 9 13 16 38p66 4 3 3 4 4 4 4 3 3 4 3 4 10 16 17 43p67 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 9 12 14 35p68 4 3 3 3 4 3 3 3 2 2 2 3 10 13 12 35p69 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 9 12 14 35p70 4 4 4 2 4 4 4 0 0 3 3 4 12 14 10 36p71 4 4 4 3 3 4 3 4 4 3 3 4 12 13 18 43p72 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 9 12 15 36p74 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 9 12 16 37p75 4 3 3 3 4 3 4 3 2 3 2 4 10 14 14 38p76 4 3 4 4 3 3 3 3 2 3 3 4 11 13 15 39p77 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 9 12 14 35p78 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 12 16 20 48
Kode Pasien
Skor Tiap Nomor Soal Jumlah Skor1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 sikap tindakan pengetahuan semua
p79 4 3 3 3 3 3 3 3 2 4 2 4 10 12 15 37p80 3 4 4 4 4 4 4 2 3 4 3 4 11 16 16 43p81 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 12 16 20 48p82 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 2 3 9 11 14 34p83 3 3 3 3 4 4 3 4 4 4 3 4 9 14 19 42p84 4 3 4 3 3 3 3 3 3 4 2 4 11 12 16 39p85 3 4 4 3 3 4 4 3 3 3 3 4 11 14 16 41p86 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 9 12 15 36p89 3 3 2 2 2 2 3 2 2 3 3 2 8 9 12 29p90 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 12 16 18 46p92 4 3 4 3 3 3 3 4 3 3 3 4 11 12 17 40
Lampiran 11. Output SPSS versi 16 for Windows Uji Normalitas Semua Data
(Kolmogorov-Smirnov)
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
Presikapkont .308 78 .000 .834 78 .000
Postsikapkont .258 78 .000 .853 78 .000
Pretindkont .244 78 .000 .885 78 .000
Posttindkont .236 78 .000 .879 78 .000
Prepengkont .162 78 .000 .962 78 .020
Postpengkont .113 78 .016 .972 78 .086
Presikapper .279 78 .000 .839 78 .000
Postsikapper .201 78 .000 .875 78 .000
Pretindper .224 78 .000 .906 78 .000
Posttindper .150 78 .000 .910 78 .000
Prepengeper .192 78 .000 .934 78 .001
Postpegeper .112 78 .017 .967 78 .038
tran_age1 .290 78 .000 .830 78 .000
tran_age2 .256 78 .000 .858 78 .000
tran_age3 .244 78 .000 .894 78 .000
tran_age4 .231 78 .000 .884 78 .000
tran_age5 .186 78 .000 .951 78 .005
tran_age6 .137 78 .001 .960 78 .015
tran_age7 .275 78 .000 .855 78 .000
tran_age8 .197 78 .000 .878 78 .000
tran_age9 .214 78 .000 .909 78 .000
tran_age10 .145 78 .000 .908 78 .000
tran_age11 .172 78 .000 .919 78 .000
tran_age12 .123 78 .005 .963 78 .022
a. Lilliefors Significance Correction
Lampiran 12. Output SPSS versi 16 for Windows Uji Mann-Whitney Bagian
Pengetahuan
Ranks
klompok N Mean Rank Sum of Ranks
nilaipengetahuan kontrol 78 72.60 5662.50
perlakuan 78 84.40 6583.50
Total 156
Test Statisticsa
nilaipengetahuan
Mann-Whitney U 2581.500
Wilcoxon W 5662.500
Z -1.685
Asymp. Sig. (2-tailed) .092
a. Grouping Variable: klompok
Lampiran 13. Output SPSS versi 16 for Windows Uji Mann-Whitney Bagian
Sikap
Ranks
Klompok N Mean Rank Sum of Ranks
nilaisikap Kontrol 78 74.92 5843.50
perlakuan 78 82.08 6402.50
Total 156
Test Statisticsa
nilaisikap
Mann-Whitney U 2762.500
Wilcoxon W 5843.500
Z -1.098
Asymp. Sig. (2-tailed) .272
a. Grouping Variable: klompok
Lampiran 14. Output SPSS versi 16 for Windows Uji Mann-Whitney Bagian
Tindakan
Ranks
klompok N Mean Rank Sum of Ranks
nilaitindakan Kontrol 78 71.17 5551.00
perlakuan 78 85.83 6695.00
Total 156
Test Statisticsa
nilaitindakan
Mann-Whitney U 2470.000
Wilcoxon W 5551.000
Z -2.191
Asymp. Sig. (2-tailed) .028
a. Grouping Variable: klompok
Lampiran 15. Output SPSS versi 16 for Windows Uji Wilcoxon Bagian
Pengetahuan Kelompok Kontrol
Ranks
N Mean Rank Sum of Ranks
postpengkont - prepengkont Negative Ranks 12a 18.88 226.50
Positive Ranks 35b 25.76 901.50
Ties 31c
Total 78
a. postpengkont < prepengkont
b. postpengkont > prepengkont
c. postpengkont = prepengkont
Test Statisticsb
postpengkont -
prepengkont
Z -3.665a
Asymp. Sig. (2-tailed) .000
a. Based on negative ranks.
b. Wilcoxon Signed Ranks Test
Lampiran 16. Output SPSS versi 16 for Windows Uji Wilcoxon Bagian
Pengetahuan Kelompok Perlakuan
Ranks
N Mean Rank Sum of Ranks
postpegeper - prepengeper Negative Ranks 9a 23.50 211.50
Positive Ranks 43b 27.13 1166.50
Ties 26c
Total 78
a. postpegeper < prepengeper
b. postpegeper > prepengeper
c. postpegeper = prepengeper
Test Statisticsb
postpegeper -
prepengeper
Z -4.390a
Asymp. Sig. (2-tailed) .000
a. Based on negative ranks.
b. Wilcoxon Signed Ranks Test
Lampiran 17. Output SPSS versi 16 for Windows Uji Wilcoxon Bagian Sikap
Kelompok Kontrol
Ranks
N Mean Rank Sum of Ranks
postsikapkont - presikapkont Negative Ranks 8a 16.06 128.50
Positive Ranks 23b 15.98 367.50
Ties 47c
Total 78
a. postsikapkont < presikapkont
b. postsikapkont > presikapkont
c. postsikapkont = presikapkont
Test Statisticsb
postsikapkont -
presikapkont
Z -2.394a
Asymp. Sig. (2-tailed) .017
a. Based on negative ranks.
b. Wilcoxon Signed Ranks Test
Lampiran 18. Output SPSS versi 16 for Windows Uji Wilcoxon Bagian Sikap
Kelompok Perlakuan
Ranks
N Mean Rank Sum of Ranks
postsikapper - presikapper Negative Ranks 7a 16.43 115.00
Positive Ranks 30b 19.60 588.00
Ties 41c
Total 78
a. postsikapper < presikapper
b. postsikapper > presikapper
c. postsikapper = presikapper
Test Statisticsb
postsikapper -
presikapper
Z -3.658a
Asymp. Sig. (2-tailed) .000
a. Based on negative ranks.
b. Wilcoxon Signed Ranks Test
Lampiran 19. Output SPSS versi 16 for Windows Uji Wilcoxon Bagian
Tindakan Kelompok Kontrol
Ranks
N Mean Rank Sum of Ranks
posttindkont - pretindkont Negative Ranks 14a 14.29 200.00
Positive Ranks 16b 16.56 265.00
Ties 48c
Total 78
a. posttindkont < pretindkont
b. posttindkont > pretindkont
c. posttindkont = pretindkont
Test Statisticsb
posttindkont -
pretindkont
Z -.675a
Asymp. Sig. (2-tailed) .500
a. Based on negative ranks.
b. Wilcoxon Signed Ranks Test
Lampiran 20. Output SPSS versi 16 for Windows Uji Wilcoxon Bagian
Tindakan Kelompok Perlakuan
Ranks
N Mean Rank Sum of Ranks
posttindper - pretindper Negative Ranks 12a 21.83 262.00
Positive Ranks 33b 23.42 773.00
Ties 33c
Total 78
a. posttindper < pretindper
b. posttindper > pretindper
c. posttindper = pretindper
Test Statisticsb
posttindper -
pretindper
Z -2.928a
Asymp. Sig. (2-tailed) .003
a. Based on negative ranks.
b. Wilcoxon Signed Ranks Test
BIOGRAFI PENULIS
Dewi Prasetyaningrum merupakan anak ke-dua dari tiga
bersaudara pasangan Edy Gunawan dan Annie Rahayu.
Lahir di Semarang pada tanggal 19 Februari 1988.
Pendidikan awal dimulai di Taman Kanak-Kanak Taman
Putra pada tahun 1992-1994. Kemudian di lanjutkan ke
jenjang pendidikan di Sekolah Dasar Marsudirini Santo Antonius 02 Semarang
pada tahun 1994-2000. Selanjutnya ke jenjang pendidikan Sekolah Menengah
Pertama di Sekolah Menengah Pertama Pangudi Luhur Domenico Savio
Semarang pada tahun 2000-2003. Kemudian naik ke jenjang pendidikan Sekolah
Menengah Umum di Sekolah Menengah Umum Marsudirini Sedes Sapientiae
Kabupaten Semarang pada tahun 2003-2006. Selanjutnya menempuh pendidikan
tinggi di Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma dan sampai saat ini masih
menempuh pendidikan di bangku kuliah.