peranan guru fiqih dalam meningkatkan ketaatan ibadah …

120
SKRIPSI PERANAN GURU FIQIH DALAM MENINGKATKAN KETAATAN IBADAH SHALAT SISWA KELAS IX MTs MA’ARIF NU 5 SEKAMPUNG LAMPUNG TIMUR Oleh: MITA SARI NPM. 14114801 Fakultas : Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Jurusan : Pendidikan Agama Islam (PAI) INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) METRO LAMPUNG 1439 H/ 2018 M

Upload: others

Post on 28-Oct-2021

8 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PERANAN GURU FIQIH DALAM MENINGKATKAN KETAATAN IBADAH …

SKRIPSI

PERANAN GURU FIQIH DALAM MENINGKATKAN

KETAATAN IBADAH SHALAT SISWA KELAS IX

MTs MA’ARIF NU 5 SEKAMPUNG

LAMPUNG TIMUR

Oleh:

MITA SARI

NPM. 14114801

Fakultas : Tarbiyah dan Ilmu Keguruan

Jurusan : Pendidikan Agama Islam (PAI)

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI

(IAIN) METRO LAMPUNG

1439 H/ 2018 M

Page 2: PERANAN GURU FIQIH DALAM MENINGKATKAN KETAATAN IBADAH …

ii

PERANAN GURU FIQIH DALAM MENINGKATKAN KETAATAN

IBADAH SHALAT SISWA KELAS IX

MTs MA’ARIF NU 5 SEKAMPUNG

LAMPUNG TIMUR

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Memenuhi Sebagai Syarat

Memperoleh Gelar Serjana Pendidikan (S.Pd)

Oleh:

MITA SARI

NPM. 14114801

Pembimbing I : Dr. Hj. Akla, M.Pd

Pembimbing II : Buyung Syukron, S.Ag, SS, MA

Fakultas : Tarbiyah dan Ilmu Keguruan

Jurusan : Pendidikan Agama Islam (PAI)

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI

(IAIN) METRO LAMPUNG

1439 H/ 2018 M

Page 3: PERANAN GURU FIQIH DALAM MENINGKATKAN KETAATAN IBADAH …

iii

ABSTRAK

PERANAN GURU FIQIH DALAM MENINGKATKAN KETAATAN

IBADAH SHALAT SISWA KELAS IX

MTs MA’ARIF NU 5 SEKAMPUNG

LAMPUNG TIMUR

Oleh :

MITA SARI

Ibadah shalat merupakan pendidikan dan bimbingan yang di berikan oleh

guru fiqih kepada peserta didik, agar peserta didik paham akan ibadah tersebut

dan pelaksanaanya dalam kehidupan sehari-hari. bahwa sebagai makhluk yang

sudah mampu berfikir secara baik dan manusia baliq awal maka hendaknya telah

tertanam kesadaran diri mengenai kewajibannya kepada Allah SWT yaitu

menyembahnya (shalat).

Pertanyaan dalam penelitian ini adalah bagaimana peranan guru fiqih

dalam meningkatkan ketaatan ibadah shalat siswa kelas IX MTs Ma’arif NU 5

Sekampung Lampung Timur?. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui

peranan guru fiqih dalam meningkatkan ketaatan ibadah shalat siswa kelas IX

MTs Ma’arif NU 5 Sekampung Lampung Timur.

Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif lapangan dengan

sifat penelitian deskriptif. Penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data

dengan wawancara, observasi dan dokumentasi. Teknik keabsahan data

menggunakan triangulasi sumber, teknik dan waktu. Teknik analisa data

menggunakan reduksi data, penyajian data kemudian kesimpulan.

Hasil penelitian adalah sebagai berikut: Peranan Guru Fiqih dalam

meningkatkan ketaatan ibadah shalat siswa dikatakan baik. Hal ini bisa dilihat dari

guru yang memberikan teladan dengan mengikuti shalat berjama’ah bersama,

membiasakan dengan mewajibkan siswa/siswinya dalam melaksanakan shalat

berjama’ah bersama, menegakkan disiplin dengan mengajarkan shalat tepat waktu

agar tidak tertinggal mata pelajaran berikutnya, memotivasi siswa dengan

memberikan cerita teladan dan memberikan nasehat, memberikan hadiah dengan

memberikan nilai tambahan dan memberikan pujian, menghukum dengan

memberikan hukuman berupa membersihkan halaman sekolah seperti mencabuti

rumput dan mengerjakan shalat sendirian.

Page 4: PERANAN GURU FIQIH DALAM MENINGKATKAN KETAATAN IBADAH …

iv

KEMENTERIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI METRO

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN Jl. KH. Dewantara 15A Kampus Kota Metro Telp. (0725) 41507

Telp.(0725) 4726 Email: [email protected],

Website:www.stainmetro.ac.id

PERSETUJUAN

Judul Skripsi : PERANAN GURU FIQIH DALAM MENINGKATKAN

KETAATAN IBADAH SHALAT SISWA KELAS IX

MTs MA’ARIF NU 5 SEKAMPUNG LAMPUNG

TIMUR

Nama : MITA SARI

NPM : 14114801

Jurusan : Pendidikan Agama Islam

Fakultas : Tarbiyah dan Ilmu Keguruan

MENYETUJUI Untuk dimunaqosyahkan dalam sidang munaqosyah Fakultas Tarbiyah Dan Ilmu

Keguruan Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Metro

Pembimbing I

Metro, Mei 2018

Pembimbing II

Dr. Hj. Akla, M.Pd

NIP. 19691008 200003 2 005

Buyung Syukron, S.Ag, SS, MA

NIP. 19721112 200003 1 004

Mengetahui

Ketua Jurusan PAI

Muhammad Ali, M.Pd.I

NIP. 19780314 200710 1 003

Page 5: PERANAN GURU FIQIH DALAM MENINGKATKAN KETAATAN IBADAH …

v

KEMENTERIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI METRO

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN Jl. KH. Dewantara 15A Kampus Kota Metro Telp. (0725) 41507

Telp.(0725) 4726 Email: [email protected],

Website:www.stainmetro.ac.id

NOTA DINAS

Nomor :-

Lampiran : 1 (satu) berkas

Perihal : Pengajuan Munaqosyah

Kepada Yth.

Dekan Fakultas Tarbiyah Dan Ilmu Keguruan

Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Metro

Di Metro

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Setelah kami mengadakan pemeriksaan dan bimbingan seperlunya, maka

skripsi yang disusun oleh:

Nama : MITA SARI

NPM : 14114801

Jurusan : Pendidikan Agama Islam

Fakultas : Tarbiyah Dan Ilmu Keguruan

Judul Skripsi : PERANAN GURU FIQIH DALAM MENINGKATKAN

KETAATAN IBADAH SHALAT SISWA KELAS IX

MTs MA’ARIF NU 5 SEKAMPUNG LAMPUNG

TIMUR

Sudah kami setujui dan dapat dimunaqosyahkan. Demikian harapan kami dan atas

perhatiannya, kami ucapkan terima kasih.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb

Metro, Mei 2018

Pembimbing I Pembimbing II

Dr. Hj. Akla, M.Pd

NIP. 19691008 200003 2 005

Buyung Syukron, S.Ag, SS, MA

NIP. 19721112 200003 1 004

Page 6: PERANAN GURU FIQIH DALAM MENINGKATKAN KETAATAN IBADAH …

vi

Pengesahan

Page 7: PERANAN GURU FIQIH DALAM MENINGKATKAN KETAATAN IBADAH …

vii

ORISINILITAS PENELITIAN

Yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Mita Sari

NPM : 14114801

Fakultas : Tarbiyah dan Ilmu Keguruan

Jurusan : Pendidikan Agama Islam (PAI)

Menyatakan bahwa Skripsi ini secara keseluruhan adalah asli hasil penelitian saya

kecuali bagian-bagian tertentu yang di rujuk dari sumbernya dan disebutkan

dalam daftar pustaka.

Metro, Mei 2018

Yang Menyatakan

Mita Sari NPM. 14114801

Page 8: PERANAN GURU FIQIH DALAM MENINGKATKAN KETAATAN IBADAH …

viii

MOTTO

Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu. dan Sesungguhnya yang

demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyu',

(Q.S . Al- Baqarah ayat 45)1

1 Qs. al-Baqarah (1):45.

Page 9: PERANAN GURU FIQIH DALAM MENINGKATKAN KETAATAN IBADAH …

ix

PERSEMBAHAN

Alhamdulillah, dengan penuh rasa syukur kepada Allah SWT yang telah

melimpahkan karunia dan hidayah-Nya, Keberhasilan ini penulis persembahkan

sebagai ungkapan rasa hormat dan cinta kasihku kepada:

1. Kedua orangtua ku, Ayahanda Mul Yadi dan Ibu Watini tercinta yang telah

memberikan kasih sayang, dorongan moriil maupun imateriil, do’a tulus yang

tiada henti-hentinya dan segalanya yang tak mungkin dapat dibalas oleh

penulis.

2. Bapak Supardi dan Ibu Turasih yang yang selalu memberikan semangat untuk

menyelesaikan studi dan selalu mendo’akan demi keberhasilanku.

3. Keluarga Deti Munandar yang selalu memberikan semangat, motivasi dan

tambahan ilmu serta pengalaman yang berharga.

4.

Page 10: PERANAN GURU FIQIH DALAM MENINGKATKAN KETAATAN IBADAH …

x

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan

rahman dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi

ini. Penulisan skripsi ini adalah sebagai salah satu bagian persyaratan untuk

menyelesaikan Pendidikan Program Strata Satu (S1) Fakultas Tarbiyah dan Ilmu

Pengurun Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Metro guna memperoleh gelar

S.Pd.

Dalam upaya menyelesaikan skripsi ini penulis menerima bantuan dan

bimbingan dari berbagai pihak, oleh karenanya penulis mengucapkan terimakasih

kepada :

1. Prof. Dr. Hj. Enizar, M.Ag, selaku Rektor Institut Agama Islam Negeri (IAIN)

Metro

2. Dra. Hj. Akla, M.Pd, selaku Dekan Fakutlas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan

Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Metro

3. Dra. Hj. Akla, M.Pd, dan Buyung Syukron, S.Ag, SS, MA selaku pembimbing

I dan II yang telah memberikan bimbingan yang sangat berharga dalam

mengarahkan dan memberi motivasi bagi penulis.

4. M. Ali, M.Pd.I, selaku Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam

5. Bapak dan Ibu Dosen/Karyawan Institut Agama Islam Negeri Metro yang

telah menyediakan waktu, fasilitas serta membekali ilmu pengetahuan kepada

penulis.

6. Segenap Bapak dan Ibu Dosen IAIN Metro yang telah memberikan ilmunya

dengan ikhlas dan penuh kesabaran

Kritik dan saran demi memperbaiki skripsi ini sangat diharapkan dan akan

diterima dengan lapang dada penulis juga berharap semoga penelitian ini dapat

bermanfaat khususnya bagi penulis dan pembaca pada umumnya.

Metro, 28 Mei 2018

Penulis

Mita Sari

NPM. 14114801

Page 11: PERANAN GURU FIQIH DALAM MENINGKATKAN KETAATAN IBADAH …

xi

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL .................................................................................. i

HALAMAN JUDUL ..................................................................................... ii

PERSETUJUAN ............................................................................................. iii

NOTA DINAS ................................................................................................. iv

PENGESAHAN ............................................................................................. v

ABSTRAK ...................................................................................................... vi

ORISINILITAS PENELITIAN ................................................................... vii

MOTTO .......................................................................................................... viii

PERSEMBAHAN .......................................................................................... ix

KATA PENGANTAR .................................................................................... x

DAFTAR ISI ................................................................................................... xii

DAFTAR TABEL ......................................................................................... xv

DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... xvi

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xvii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah .......................................................... 1

B. Pertanyaan Penelitian .............................................................. 5

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ................................................ 6

D. Penelitian Relevan ................................................................... 6

BAB II LANDASAN TEORI

A. Ketaatan Ibadah Shalat ........................................................... 9

Page 12: PERANAN GURU FIQIH DALAM MENINGKATKAN KETAATAN IBADAH …

xii

1. Pengertian Ketaatan Ibadah Shalat.................................. 9

2. Tujuan dan Hikmah Melaksanakan Ibadah Shalat .......... 10

3. Indikator Ketaatan Ibadah Shalat ................................... 13

4. Cara Meningkatkan Ketaatan Ibadah Shalat ................... 13

B. Peranan Guru Fiqih Dalam Meningkatkan Ketaatan

Ibadah Shalat .......................................................................... 19

1. Konsep Guru .................................................................. 19

2. Pengertian Guru Fiqih ................................................... 19

3. Peranan Guru Fiqih Dalam Meningkatkan Ketaatan

Ibadah Shalat .................................................................. 20

4. Tugas dan Tanggung Jawab Guru Fiqih Dalam

Meningkatkan Ketaatan Ibadah Shalat ........................... 22

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis dan Sifat Penelitian ........................................................ 31

B. Sumber Data ............................................................................ 33

C. Teknik Pengumpulan Data ....................................................... 34

D. Teknik Penjamin Keabsahan Data .......................................... 36

E. Teknik Analisis Data ............................................................... 38

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Profil Sekolah MTs Ma’arif NU 5 Sekampung ....................... 41

1. Sejarah MTs Ma’arif NU 5 Sekampung ........................... 41

2. Visi dan Misi MTs Ma’arif NU 5 Sekampung ................. 42

3. Letak Geografis MTs Ma’arif NU 5 Sekampung .............. 43

4. Struktur Organisasi MTs Ma’arif NU 5 Sekampung ......... 44

5. Keadaan Siswa MTs Ma’arif NU 5 Sekampung ............... 45

Page 13: PERANAN GURU FIQIH DALAM MENINGKATKAN KETAATAN IBADAH …

xiii

6. Keadaan Guru MTs Ma’arif NU 5 Sekampung ................ 46

7. Keadaan Sarana dan Prasarana MTs Ma’arif NU 5

Sekampung ......................................................................... 46

B. Gambaran Umum Peranan Guru Fiqih Dalam Meningkatkan

Ketaatan Ibadah Shalat Siswa .................................................. 46

C. Analisis Peranan Guru Fiqih Dalam Meningkatkan

Ketaatan Ibadah Shalat Siswa ................................................. 55

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ............................................................................. 59

B. Saran ........................................................................................ 60

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Page 14: PERANAN GURU FIQIH DALAM MENINGKATKAN KETAATAN IBADAH …

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Data Keadaan Siswa Sekolah MTs Ma’arif NU 5 Sekampung

Tahun Pelajaran 2017/2018........................................................................ 45

2. Keadaan Guru MTs Ma’arif NU 5 Sekampung Tahun Pelajaran

2017/2018 ................................................................................................... 46

3. Keadaan sarana dan prasarana MTs Ma’arif NU 5 Sekampung

Tahun Pelajaran 2017/2018........................................................................ 46

Page 15: PERANAN GURU FIQIH DALAM MENINGKATKAN KETAATAN IBADAH …

xv

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Struktur Oraganisasi MTs Ma’arif NU 5 Sekampung ............................... 44

Page 16: PERANAN GURU FIQIH DALAM MENINGKATKAN KETAATAN IBADAH …

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran

1. Surat Pra Survey

2. Surat Balasan Pra Survey

3. Pengesahan Proposal Penelitian

4. Surat Bimbingan

5. Outline

6. APD (Alat Pengumpul Data)

7. Lembar Observasi

8. Hasil Wawancara

9. Tabel Triangulasi

10. Surat Izin Research

11. Surat Tugas

12. Surat Keterangan Pelaksanakan Penelitian

13. Formulir Konsultasi Bimbingan Sekripsi

14. Surat Keterangan Bebas Pustaka

15. Surat Keterangan Bebas Jurusan PAI

16. Dokumentasi

17. Riwayat Hidup

Page 17: PERANAN GURU FIQIH DALAM MENINGKATKAN KETAATAN IBADAH …

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan dalam Islam merupakan sebuah rangkaian

proses pemberdayaan akal, mental, maupun moral, untuk menjalankan

fungsi kemanusiaan yang diemban sebagai seorang hamba dihadapan

Khaliqnya sebagai pemelihara alam semesta, dalam menjalankan

fungsi tersebut, maka pendidikan Islam sangat dibutuhkan dalam

proses pemberdayaan manusia menuju kedewasaan.

Pendidikan agama islam merupakan upaya sadar dan

terencana dalam menyiapkan peserta didik untuk mengenal,

menghayati, memahami, mengimani, bertakwa, berahlak mulia, dan

mengamalkan ajaran agama islam yang bersumber dari Al-Qur’an dan

Al-Hadist melalui bimbingan, pengajaran, latihan serta penggunaan

pengalaman.

Tantangan yang dihadapi dalam pendidikan agama Islam

adalah bagaimana mengimplementasikan pendidikan agama Islam.

Bukan hanya sekedar mengajarkan pengetahuan tentang agama, akan

tetapi bagaimana mengarahkan peserta didik agar memiliki kualitas

iman, taqwa,dan akhlak mulia supaya mereka dapat mengamalkannya

dalam kehidupan sehari-hari.

Page 18: PERANAN GURU FIQIH DALAM MENINGKATKAN KETAATAN IBADAH …

2

Sebagai mahluk yang diciptakan untuk memelihara alam ini

remaja pun tidak lepas dari keterkaitannya sebagai mahluk yang

diciptakan untuk selalu menyembah kepada Allah. Sebagaimana

firman Allah SWT:

Artinya: Dan aku tidak

menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah

kepada-Ku. (QS. Al-Dzariat ayat 56)2

Berdasarkan ayat di atas dapat dipahami bahwa manusia

diciptakan Allah adalah untuk menyembah sepenuh hati. Pengabdian

dapat dilakukan dalam segala aspek kehidupan, baik yang berupa

ketentuan pokok dan berupa ketentuan anjuran ibadah yang paling

pokok adalah shalat, karena “ diantara ibadah dalam islam, shalatlah

yang membawa manusia terdekat kepada Tuhan.”

Shalat merupakan kewajiban bagi setiap muslim yang sudah

baligh, dan amalan ibadah shalatlah yang akan dimintai pertanggung

jawaban pertama kelak di akhirat. Oleh karena itu, dalam

meningkatkan ketaatan ibadah shalat perlu penaganan serius,

sistematis, dan berkesinambungan sehingga apa yang terjadi menjadi

tuuan pendidikan agama Islam dapat terealisasi dengan baik.

Problematika agama di sekolah selama ini hanya dipandang

melalui aspek kognitif atau nilai dalam bentuk angka saja, kurang

2 QS. Adz-Dzariat (51) : 56.

Page 19: PERANAN GURU FIQIH DALAM MENINGKATKAN KETAATAN IBADAH …

3

mendorong bagaimana siswa dididik mengamalkan dan meningkatkan

ketaatan pada ajaran-ajaran agama dalam dunia nyata terutama dalam

hal shalat, sehingga belajar agama sebatas menghafal dan mencatat.

Hal ini mengakibatkan pelajaran agama hanya menjadi pelajaran

teoritis, bukan pengamalan atau penghayatan terhadap agama itu

sendiri.

Tingkat ketaatan ibadah siswa yang beragam disebabkan

oleh pengetahuan yang berbeda-beda. Lembaga pendidikan perlu

meletakkan upaya peningkatan siswa dengan berbasis nilai-nilai

keagamaan menjadi landasan yang perlu dibentuk melalui proses

belajar mengajar, dalam hal ini perlu adanya peran guru agama Islam,

terlebih guru bidang studi fiqih.

Selain dituntut untuk member ikan materi pelajaran, guru

bidang studi fiqih juga harus mampu memberikan bimbingan serta

teladan dalam meningkatkan ketaatan ibadah shalat kepada siswanya,

dengan harapan para siswa dapat semangat dan antusias dalam

melaksanakan dan meningkatkan ketaatan ibadah dengan baik dan

benar menurut ajaran Islam baik di sekolah maupun di luar sekolah.

Tugas yang diemban seorang guru fiqih selain ia

menyampaikan, ia juga harus memberi keteladanan dalam kehidupan

sehari-hari terhadap peserta didik yang ia didik, seperti pembinaan

kesadaran dalam shalat berjamaah, tidak sedikit siswa yang kurang

faham akan pentingnya shalat berjamaah dan tidak melaksanakan

Page 20: PERANAN GURU FIQIH DALAM MENINGKATKAN KETAATAN IBADAH …

4

shalat, mereka berfikir saya belum wajib, saya masih kecil, saya

masih muda nanti saja pastua shalatnya, saya malas, pakaian saya

kotor nanti saya shalat dirumah saja, takut dikatan orang alim, dan lain

sebagainya ini adalah bagian dari teori peserta didik dalam

menghindari shalat berjamaah dan bagian dari kurang sadarnya

peserta didik dalam shalat berjamaah.

MTs Ma’arif NU 5 Sekampung merupakan salah satu

Sekolah Menengah Tsanawiyah yang berada di bawah Naungan

Kementrian Agama. Di dalam MTs Ma’arif NU 5 Sekampung, dalam

hal keagaamaan menggunakan kurikulum Aqidah, Akhlak, Ibadah,

Tarikh, Al Qur’an, dan Bahasa Arab. Dengan adanya jumlah jam

pelajaran agama yang lebih banyak di MTs Ma’arif NU 5 Sekampung

diharapkan para siswa dapat lebih mendalami keagamaan di samping

akademik. Masalah shalat sangat ditekankan sekali bagi siswa di MTs

Ma’arif NU 5 Sekampung, juga dilaksanakan shalat Dhuhur secara

berjamaah secara rutin. Selain dengan kegiatan rutin tersebut, para

guru terutama guru-guru Ismuba sangat menekankan pentingnya

shalat disela-sela pelajaran. Akan tetapi, berdasarkan wawancara

dengan guru Fiqih di MTs Ma’arif NU 5 Sekampung, ternyata masih

banyak siswanya yang belum bisa menjalankan shalat wajib dengan

baik dan masih ada siswa yang kurang sadar akan pentingnya shalat

Page 21: PERANAN GURU FIQIH DALAM MENINGKATKAN KETAATAN IBADAH …

5

berjamaah, masih banyak siswa yang di perintah untuk shalat

berjamaah, ada yang membolos karena tidak ikut shalat berjamaah.3

Peranan guru fiqih dalam meningkatkan ketaatan ibadah

shalat berjama’ah siswanya dengan memberikan nasehat-nasehat

tentang shalat berjama’ah dan tindakan langsung saat shalat dzuhur

tiba, seperti menyuruh para siswa untuk menunaikan shalat

berjama’ah.

Berdasarkan hasil prasurvey yang penulis lakukan di MTs

Ma’arif NU 5, Ketatan Ibadah Shalat Siswa MTs Ma’arif NU 5 ada

siswa yang kurang aktif dalam mengikuti kegiatan shalat dzuhur

berjama’ah di masjid sekolah. MTs Ma’arif NU 5 adalah sekolah yang

berbasis Islam, maka seharusnya dalam kegiatan shalat siswanya bisa

lebih baik dari pada sekolah umum lainnya.

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka penulis

tertarik untuk mlakukan penelitian tentang bagaimana peranan guru

fiqih dalam meningkatkan ketaatan ibadah siswa-siswinya agar

mereka dapat terbiasa disiplin untuk melaksanakan ibadah shalat yang

sesuai dengan ajaran agama Islam. Harapan guru dan orang tua, untuk

itu judul dalam penelitian ini adalah “Peranan Guru Fiqih Dalam

Meningkatkan Ketaatan Ibadah Shalat Siswa Kelas IX MTs

Ma’arif NU 5 Sekampung”

3 Pra Survei, 14 Oktober 2017 di MTs Ma’arif NU 5 Sekampung

Page 22: PERANAN GURU FIQIH DALAM MENINGKATKAN KETAATAN IBADAH …

6

B. Pertanyaan Penelitian

Berdasarkan pemaparan di atas, ada beberapa pokok

permasalahan yang dikaji dalam penelitian ini adalah: “Bagaimana

Peranan Guru Fiqih Dalam Meningkatkan Ketaatan Ibadah Shalat

Siswa Kelas IX MTs Ma’arif NU 5 Sekampung”?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Berdasarkan latar belakang masalah dan rumusan masalah di

atas, maka dapat dijelaskan tujuan yang hendak dicapai yaitu:

1. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:

Mengetahui Peranan Guru Fiqih dalam meningkatkan ketaatan

ibadah shalat siswa kelas IX di MTs Ma’arif NU 5 Sekampung.

2. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat atau dampak positif yang hendak dicapai dalam

penelitian ini adalah:

a. Menambah khazanah akademik dan wawasan dalam ilmu

pendidikan bagi penulis dan pembaca.

b. Menjadi bahan masukan bagi lembaga pendidikan islam dan guru

fiqih.

c. Sebagai bahan pertimbangan dalam memilih cara yang tepat bagi

guru fiqih dalam meningkatkan ketaatan ibadah shalat.

Page 23: PERANAN GURU FIQIH DALAM MENINGKATKAN KETAATAN IBADAH …

7

D. Penelitian Relevan

Bagian ini memuat secara sistematis mengenai hasil

penelitian terdahulu (prior research) tentang persoalan yang akan

dikaji. Peneliti mengemukakan dan menunjukan dengan tegas bahwa

masalah yang akan dibahas belum pernah diteliti atau berbeda dengan

penelitian sebelumnya.4 Penelitian yang akan penulis lakukan mengenai

Peranan Guru Fiqih dalam meningkatkan ketaatan ibadah shalat siswa

kelas IX di MTs Ma’arif NU 5 Sekampung.

Terkait dengan judul penelitian tersebut maka penulis

mengutip skripsi terkait dengan persoalan yang akan diteliti. Sehingga

akan dilihat dari penelitian tersebut perbedaan permasalahannya serta

tujuan yang ingin dicapai oleh masing-masing penulis. Adapun

kutipan hasil penelitian yang relevan yaitu: penelitian yang dilakukan

oleh Rahmat Hidayat, NPM: 0731781 dengan judul “Pengaruh

Kegiatan Risma Terhadap Peningkatan Ibadah Shalat Berjamaah

Remaja DI Masjid Desa Wonosari Pekalongan Lampung Timur “

Menyatakan bahwa kegiatan risma yang lebih mendekatkan diri

dengan kegiatan dakwah yang dimulai dengan pembekalan personal

yang dapat berupa kajian islam intensif yang dilaksanakan sepekan

sekali yang bertumpu pada penanaman moral sangat berpengaruh

4 Zuhairi, et.al. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah, (Jakarta:RajaGrafindo Persada, 2016),

h.39

Page 24: PERANAN GURU FIQIH DALAM MENINGKATKAN KETAATAN IBADAH …

8

terhadap perilaku anggota dalam kehidupan sehari-hari terutama

dalam melaksanakan ibadah shalat di masjid.5

Penelitian di atas dapat dipahami bahwa pembahasan

berkaiatan . akan tetapi, penulis belum menemukan kajian yang secara

spesifik membahas mengenai peranan guru fiqih dalam meningkatkan

ketaatan ibadah shalat siswa. Hal ini yang membedakan skripsi ini dan

sebelumnya pada skripsi ini lebih spesifik mengenai Peranan Guru

Fiqih dalam meningkatkan Ketaatan Ibadah Shalat Siswa Mts Ma’arif

NU 5.

5 Rahmat Hidayat, pengaruh kegiatan risma terhadap peningkatan ibadah shalat berjama’ah

remaja di masjid desa wonosari kecamatan pekalongan lampung timur tahun 2012,(metro: STAIN

Jurai Siwo Metro,2013),h.27

Page 25: PERANAN GURU FIQIH DALAM MENINGKATKAN KETAATAN IBADAH …

9

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Ketaatan Ibadah Shalat

1. Pengertian Ketaatan Ibadah Shalat

Pengertian “ketaatan”, sebagaimana disebutkan dalam Kamus

Besar Bahasa Indonesia, berarti kepatuhan, kesetiaan.6 Orang yang

memiliki sifat taat dalam hatinya, niscaya perilakunya akan menunjukkan

ketaatan dan kepatuhan pada peraturan.

Kata “ibadah” dalam istilah bahasa Arab dapat diartikan

dengan berbakti, berkhidmat, tunduk, patuh, mengesakan dan

merendahkan diri. Dalam istilah indonesia diartikan sebagai berbuatan

untuk menyatakan bakti kepada Allah yang didasari ketaatan untuk

mengerjakan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya.7

Shalat ialah “berhadap hati kepada Allah sebagai ibadat, dlam

bentuk beberapa perkataan dan perbuatan, yang dimulai dengan takbir

dan diakhiri dengan salam serta menurut syarat-syarat yang telah

ditentukan syara’ ”. 8 pendapat lain menyatakan bahwa:

Shalat adalah upaya membangun hubungan baik antara manusia

dengan Tuhannya. Dengan shalat kelezatan munajat kepada Allah

akan terasa, pengabdian kepada-Nya dapat diekspresikan, begitu

juga dengan penyerahan segala urusan kepada-Nya. Shalat juga

mengantarkan seseorang kepada keamanan, kedamaian, dan

keselamatan dari-Nya. Shalat menghubungkan mushalli kepada

6 Mahmud Yunus, Kamus Arab Indonesia, (Departemen Agama, 1996), hlm. 253

7 Muhammad Ali, Fiqih,(Bandar Lampung: Anugrah Utama Raharja, 2013),h. 1

8 Ibid.,h, 15

Page 26: PERANAN GURU FIQIH DALAM MENINGKATKAN KETAATAN IBADAH …

10

kesuksesan, kemenangan, dan pengampunan dari segala

kesalahan.9

Berdasarkan pengertian di atas dapat dipahami bahwa yang

dimaksud ketaatan ibadah shalat yaitu kepatuhan seorang hamba dalam

menunaikan kewajiban ibadah shalat yang diperintahkan Allah SWT,

yang merupakan upaya untuk membangun hubungan baik antara manusia

dengan Tuhannya.

2. Tujuan dan Hikmah Melaksanakan Ibadah Shalat

Tidak ada satupun kewajiban yang dibebankan kepada

manusia kecuali di dalamnya terdapat kebaikan, hikmah, atau manfaat

bagi manusia itu sendiri. Meskipun kadang-kadang sebagian manusia tak

mampu melihat hikmah yang terkandung karena kurang diperhatikannya

atau belum dapat dirasaknnya.

Allah SWT mewajibkan kita untuk selalu mensyukuri atas

segala yang diciptakan oleh-Nya di bumi ini. Terlebih apabila yang

diberikan Allah tersebut datang dalam suatu bentuk kewajiban.

Sebagaimana yang didatangkan Allah SWT kepada hamba-Nya, atau

sebagai sebuah kewajiban yang secara langsung dijemput oleh Nabi

SAW. Pastilah shalat tersebut mengandung banyak manfaat bukan hanya

dalam kehidupan dunia melainkan juga untuk kepentingan di akhirat.

Diantaranya hikmah-hikmah yang terkandung di dalam ibadah shalat

antara lain:

9 Khairunnas Rajab, Psikologi Ibadah; Memakmurkan Kerajaan Ilahi Di Hati Manusia,

(Jakarta: Amzah, 2011),h.93

Page 27: PERANAN GURU FIQIH DALAM MENINGKATKAN KETAATAN IBADAH …

11

a. Memberikan jiwa dan menyucikannya dari sifat-sifat buruk.

Allah SWT berfirman:

Artinya “ sesungguhnya beruntunglah orang yang membersihkan diri

(dengan beriman). Dan dia ingat nama Tuhannya, lalu dia

sembahyang.” (QS. Al-A’laa ayat 14-15)10

Berdasarkan ayat di atas dapat dipahami bahwa seseorang

yang melakukan shalat yang benar tidak akan pernah rugi, karena

shalat dapat, menjadi obat sebagai pembersih jiwa dan penyebab

lahirnya kebahagiaan dalam diri.

b. Mencegah dari perbuatan keji dan mungkar.11

“Shalat yang khusyuk akan dapat membentuk pribadi yang

mampu mencegah dirinya dari perbuatan yang mungkar, atau tidak

patut”.

Allah SWT berfirman:

Artinya : Dan dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah

dari (perbuatan-perbuatan) keji dan mungkar. Dan sesungguhnya

mengingat Allah (shalat) adalah lebih besar (keutamaannya dari

10

QS. Al-A’laa (87): 14-15.

11

Amir Syarifuddin, Garis-Garis Besar Fiqih,( Jakarta: Kencana, 2003), h.23

Page 28: PERANAN GURU FIQIH DALAM MENINGKATKAN KETAATAN IBADAH …

12

ibadat-ibadat yang lain). dan Allah mengetahui apa yang kamu

kerjakan.( QS. Al-Ankabut ayat 45)12

Ayat di atas menegaskan bahwa melaksanakan shalat

dariwaktu-kewaktu sebenarnya merupakan sebuah upaya untuk

membiasakan diri bersama dengan Allah yaitu untuk berinteraksi

dengan diri kita dan mengendalikan niat serta perbuatan kita. Dengan

kenyataan bahwa setiap rakaat dari shalat yang dilakukan, kita

senantiasa memohon pertolongan dan petunjuk kepada jalan yang

lurus. Artinya shalat telah menciptakan sebuah benteng yang

melindundungi diri manusia dan bisikan selain Allah, terlebih yang

berorientasi pada kemaksiatan dan kemungkaran.

Demikian beberapa hikmah dan manfaat diisyaratkannya

shalat. Betapa Allah Maha bijaksana dan Maha hikmah. Segala

perintah atau larangan-Nya akan memberikan manfaat yang luar biasa

kepada hamba-hamba-Nya.

Pengetahuan yang utuh tentang hikmah shalat akan

menambah khidmat dan khusyu’ ketika shalat, karena setiap kali

orang muslim memperhatikan shalatnya, dia akan semakin merasakan

manfaatnya. Sebaliknya jika ia tidak memperhatikan shalatnya, dia

tidak akan dapat merasakan hikmah dan manfaatnaya.

12

QS. Al-Ankabut(29):45

Page 29: PERANAN GURU FIQIH DALAM MENINGKATKAN KETAATAN IBADAH …

13

3. Indikator Kataatan Ibadah Shalat

Seseorang dikatakan taat adalah mampu beriman kepada Allah

serta merta memupuk dan menumbuhkan kesadaran individual akan tugas-

tugas pribadi untuk mewujudkan kehidupan yang lebih baik di dunia dan

di akhirat. Karena itu, ibadah dapat disebut sebagai bingkai dan

pengembangan iman, yang membuat mewujudkan diri dalam bentuk-

bentuk tingkah laku dan tindak-tanduk nyata.

Dalam hal ini yang menjadi indikator ketaatan beribadah siswa

adalah:

a. Melaksanakan shalat fardhu tepat pada waktunya

b. Kesadaran dalam melaksanakan shalat berjama’ah

c. Untuk mengetahui betapa pentingnya melaksanakan ibadah shalat

berjama’ah.

d. Menegakkan disiplin dan menguasai diri.13

4. Cara Meningkatkan Ketaatan Ibadah Shalat

Terdapat beberapa cara yang dapat dilakukan dalam

menanamkan iman atau meningkatkan ketaatan beribadah anak didik

yaitu, memberikan contoh atau teladan dengan melaksanakan sholat fardu

tepat pada waktunya , membiasakan (tentunya yang baik), menegakkan

disiplin, memberikan motivasi, memberikan hadiah terutama psikologis,

13

Ahmad Tafsir, Metodologi Pengajaran Agama Islam, (Bandung: Remaja Rosdakarya,

2011),h.127

Page 30: PERANAN GURU FIQIH DALAM MENINGKATKAN KETAATAN IBADAH …

14

menghukum, menciptakan suasana yang berpengaruh bagi pertumbuhan

positif.14

a. Memberikan contoh atau teladan

Teladan adalah sesuatu yang patut ditiru atau dicontoh.15

Konsep atau persepsi pada diri seoranganak remaja dipengaruhi oleh

unsur dari luar mereka. Hal ini terjadi karena sejak usia dini telah

melihat, mendengar, mengenal, dan mempelajari hal-hal yang berada di

luar diri mereka. Mereka telah mendengar dan mengikuti apa-apa yang

dicontohkan orang dewasa dan orang tua mereka tentang sesuatu.

b. Membiasakan

Dapat dipahami bahwa pembiasaan merupakan cara yang

dapat dilakukan dalam pembentukan sikap dan perilaku baik sesuai

dengan ajaran agama islam dalam menghadapi permasalahan

kehidupan.

Penanaman ibadah kepada siswa dapat dilakukan dalam

bentukpembiasaan, karena pembiasaan akan berjalan dan berpengaruh

semata-mata oleh kebiasaan itu sendiri. Membiasakan siswa selalu taat

melakukan ibadah shalat di sekolah diharapkan ibadah bukan hanya

menjadi sebuah kewajiban tetapi dapat menjadi kebutuhan bagi siswa.

14 Ibid.

15

Akmal Hawi, Kompetensi Guru Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: Rajawali Pers,

2014),h.93

Page 31: PERANAN GURU FIQIH DALAM MENINGKATKAN KETAATAN IBADAH …

15

c. Menegakkan disiplin

Disiplin adalah “suatu tata tertib yang dapat mengatur tatanan

kehidupan pribadi dan kelompok”.16

Berdasarkan kutipan tersebut,dapat

dipahami bahwa disiplin adalah tata tertib yang dapat mengatur tatanan

kehidupan pribadi dan kelompok, seperti haolnya tata tertip di dalam

sekolah untuk selalu mengikuti kegiatan shalat dzuhur berjama’ah di

sekolah agar dapat mengatur siswaa untuk mengikutinya.

Menegakkan disiplin merupakan usaha yang sifatnya

pembiasaan tapi dalam hal ini pembiasaan dengan mendisiplinkan

siswa. Agar siswa mampu mendisiplinkan diri dalam hal beribadah

seperti shalat tepat pada waktunya dan shalat berjama’ah. Diharapkan

dengan menegakkan kedisiplinan akan tertanam dalam hati siswa untuk

mendisiplinkan diri, baik dalam ur usan ibadah maupun dalam urusan

yang lain.

d. Motivasi

Motivasi adalah “perubahan susatu tenaga di dalam

diri/pribadi seseorang yang ditandai oleh dorongan efektif dan reaksi-

reaksi dalam usaha mencapai tujuan”.17

Pendapat lain mengatakan

bahwa motivasi adalah “pendorongan” yaitu suatu usaha yang disadari

untuk mempengaruhi tingkah laku seseorang agar ia tergerak hatinya

16 Syaiful Bahri Djamarah, Prestasi Belajar dan Kompetensi Guru, (Surabaya: Usaha

Nasional,2002),h.12

17

Wasty Soemanto, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Renika Cipta, 2012), h.203

Page 32: PERANAN GURU FIQIH DALAM MENINGKATKAN KETAATAN IBADAH …

16

untuk bertindak melakukan sesutu sehingga mencapai hasil atau tujuan

tertentu.18

Berdasarkan pengertian di atas, dapat dipahami bahwa

motivasi adalah kekutan baik dari dalam diri/pribadi maupun dari luar

yang menjadi pendorong seseorang untuk melakukan suatu kegiatan

dalam mencapai tujuan.

Motivasi peserta didik adalah suatu kegiatan memberi

dorongan agar peserta didik bersedia dan mau mengerjakan kegiatan

atau perilaku yang diharapkan oleh orang tua atau guru karena anak

yang memiliki motivasi akan memungkinkan ia akan mengembangkan

diri. Dapat dipahami bahwa motivasi dalam proses pendidikan

berfungsi memberiakan dorongan kepada anak didik untuk melakukan

aktifitas dalam pendidikan sehingga dapat menghasilkan perubahan

bagi siswa secara kognitif, afektif, psikomotor.

e. Memberikan hadiah terutama psikologis

Hadiah adalah “alat pendidikan represif yang menyenangkan,

diberikan kepada anak yang memiliki prestasi tertentu dalam

pendidikan, memiliki kemajuan dan tingkah laku yang baik sehingga

dapat dijadikan teladan bagi teman-temannya”.19

Memberi hadiah merupakan cara yang dapat diberikan

kepada siswa yang berprestasi atau yang rajin melaksanakan ibadah

18 M. Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, Cet.23, (Bandung: PT Remaja

Rosdakarya, 2007),h.71

19

M. Ngalim Purwanto, Ilmu Pendidikan Teoritis Dan Praktis, (Bandung: Remaja

Rosdakarya, 2002),h.182

Page 33: PERANAN GURU FIQIH DALAM MENINGKATKAN KETAATAN IBADAH …

17

dengan tujuan agar siswa tatap rajin melaksanakan ibadah shalat dan

mempengaruhi siswa lain agar mencontoh siswa yang mendapat hadiah.

Dalam memberikan hadiah, siswa diharapkan tidak hanya mencari

hadiah akan tetapi benar-benar sadar bahwa shalat merupakan

kewajiban bagi umat islam yang sudah baligh.

f. Menghukum

Hukuman diberikan kepada siswa yang bersalah merupakan

cara yang diberikan apabila terpaksa dan hukumannya bersifat

mendidik dalam rangka mendisiplinkan siswa sehingga hukuman itu

memberikan kesadaran siswa bahwa mereka telah melakukan

kesalahan, dengan harapan tidak akan mengulangi kesalahan yang

sama.

g. Menciptakan suasana yang berpengaruh bagi pertumbuhan positif

Sekolah adalah suatu lembaga yang mempunyai tujuan yang

jelas. “kepala sekolah, guru-guru dan aparata lainnya berkewajiban

mencapai tujuan pendidikan yaitu pembentukan siswa yang merupakan

suatu kepribadian . ini artinya pencapaian itu harus dilakukan dalam

sutau kerja sama”.20

Semua guru dapat saling membantu dan kompak dalam

mencapai tujuan pendidikan di sekolah. Karena hal ini dapat

menciptakan suasana yang harmonis di dalam lingkungan sekolah yang

dapat berpengaruh bagi pertumbuhan positif siswa.

20 Ahmad Tafsir, op.cit,.h.132

Page 34: PERANAN GURU FIQIH DALAM MENINGKATKAN KETAATAN IBADAH …

18

Berdasarkan rincian di atas, dalam menanamkan ketaatan

ibadah pada siswa, cara di atas sangatlah besar pengaruhnya, tetapi

karena siswa hanya sebentar saja di sekolah, maka yang paling besar

pengaruhnya adalah bila cara-cara tersebut dilakukan juga oleh orang

tua di rumah.

Page 35: PERANAN GURU FIQIH DALAM MENINGKATKAN KETAATAN IBADAH …

19

B. Peranan Guru Fiqih Dalam Meningkatkan Ketaatan Ibadah Shalat

1. Konsep Guru

Guru dalah seorang yang memiliki kemampuan dan

pengalaman yang dapat memudahkan dalam melaksanakan peranannya

membimbing muridnya. Ia harus sanggup menilai diri sendiri tanpa

berlebih-lebihan, sanggup berkomunikasi dan bekerja bersama dengan

orang lain. Selain itu, perlu diperhatikan pula dalam hal mana ia memiliki

kemampuan dan kelemahan.21

Pendidik atau guru adalah orang yang memiliki tanggung jawab

melaksanakan proses pendidikan peserta didik dan memiliki tugas

menumbuhkan dan mengembangkan aspek jasmani dan rohani peserta

didik.22

Berdasarkan pendapat di atas dapat penulis simpulkan bahwa

guru adalah seseorang yang memberikan ilmu pengetahuan kepada anak

didiknya dan bertanggung jawab untuk mendidik, mengajar,

membimbing, mengarahkan, menilai dan mengevaluasi anak didiknya

agar bermanfaat dimasa yang akan datang.

2. Pengertian Guru Fiqih

Guru adalah seseorang yang memberikan ilmu pengetahuan

kepada anak didiknya dan bertanggung jawab untuk mendidik, mengajar,

membimbing, mengarahkan, menilai dan mengevaluasi anak didiknya

agar bermanfaat dimasa yang akan datang.

Definisi fiqih menurut bahasa adalah “faham atau pengartian”,23

sedangkan menurut istilah fiqih adalah “ilmu tentang hukum syara’ yang

bersifat amaliah yang diambil dari dalil-dalil yang tafsili (terinci)”.24

21 Zakiah darajat, Metodologi Pengajaran Agama Islam ,(Jakarta: Bumi Aksara,

2008),h.266 22

Sri Andri Astuti, Ilmu Pendidikan Islam, (Bandar Lampung: Anugrah Utama Raharja,

2013),h.68

23

Sulaiman Rasjid, Fiqih Islam, Cet 52, (Bandung: Sinar Baru Grafindo,2011),h.12

Page 36: PERANAN GURU FIQIH DALAM MENINGKATKAN KETAATAN IBADAH …

20

“Pengertian mata pelajaran Fiqih secara harfiah berarti

pemahaman yang benar terhadap apa yang dimaksud. Namun

secara teknis Fiqih menunjukkan pada ilmu tentang perumusan

hukum-hukum Islam dari dalil-dalil yang terdapat dalam

sumber-sumber hukum Islam. Dalam kaitan ini Fiqih juga

berarti hukum Islam yang telah dirumuskan”.25

Berdasarkan penjelasan di atas penulis dapat pahami bahwa

guru mata pelajaran Fiqih atau Guru Fiqih adalah seseorang yang

mempunyai pekerjaan yaitu mengajarkan ilmu- ilmu pengetahuan tentang

perumusan hukum-hukum Islam dari dalil-dalil yang terdapat dalam

sumber-sumber hukum Islam dan mendidik anak agar dapat

mengembangkan potensi yang dimilikinya.

3. Peranan Guru Fiqih Dalam Meningkatkan Ketaatan Ibadah Shalat

Peranan adalah tindakan yang dilakukan oleh seseorang dalam

suatu peristiwa.26

Pendapat lain mengatakan bahwa peranan (role) guru

artinya keseluruhan tingkah laku yang harus dilakukan guru dalam

melaksanakan tugasnya sebagai guru.27

Berdasarkan pendapat di atas dapat penulis simpulkan bahwa

peranan adalah bagian dari tugas yang harus dilaksanakan oleh seseorang

karena kedudukan yang dimilikinya.

Kehadiran guru dalam proses pembelajaran merupakan

peranan yang penting, peranan guru itu belum dapat digantikan oleh

teknologi seperti radio, televisi, internet, dan teknologi yang lainnya.

24 Muhammad Wardi Muslich, Fiqih Muamalat,(Jakarta: Amzah, 2010),h.34

25 Amir Syarifuddin, Gari-Garis Besar Fiqih, (Jakarta: Kencana, 2003), h. 7

26

Pusat bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Ed.3, cet.2, (Jakarta:Balai Pustaka,

2002),h.854

27

Tohirin, psikologi pembelajaran pendidikan agama islam,(Jakarta: Pt Rajagarafindo

persada, 2011),h.165

Page 37: PERANAN GURU FIQIH DALAM MENINGKATKAN KETAATAN IBADAH …

21

Banyak unsur-unsur manusiawi seperti sikap, sistem nilai, perasaan,

motivasi, kebiasaan, dan keteladanan yang diharapkan dari hasil proses

pembelajaran yang tidak dapat dicapai kecuali melalui pendidik. Banyak

peranan yang diperlukan dari guru sebagai seorang pendidik. Berikut

adalah peranan yang diharapkan dari seorang guru diantaranya:

a. Guru sebagai Demonstrator

Melalui perannya sebagai demonstrator, lecturer, atau

pengajar, guru hendaknya senantiasa menguasai bahan atau

materi pelajaran yang akan diajarkan serta senantiasa

mengembangkannya dalam arti meningkatkan

kemampuannya dalam hal ilmu yang dimilikinya karena hal

ini akan sangat menentukan hasil belajar yang dicapai oleh

siswa.

b. Guru sebagai Pengelola Kelas

Dalam perannya sebagai pengelola kelas(learning manager),

guru hendaknya mampu mengelola kelas sebagai

lingkungan belajar serta merupakan aspek dari lingkungan

sekolah yang perlu diorganisasi. Tujuan umum pengelolaan

kelas ialah menyediakan dan menggunakan fasilitas kelas

untuk bermacam-macam kegiatan belajar dan mengajar agar

mencapai hasil yang baik. Sedangkan tujuan khususnya

adalah mengembangkan kemampuan siswa dalam

menggunakan alat-alat belajar, menyediakan kondisi-

kondisi yang memungkinkan siswa bekerja dan belajar,

serta membantu siswa untuk memperoleh hasil yang

diharapkan.

c. Guru sebagai Mediator dan Fasilitator

Sebagai mediator guru hendaknya memiliki pengetahuan

dan pemahaman yang cukup tentang media pendidikan

karena media pendidikan merupakan alat kounikasi untuk

lebih mengefektifkan proses belajar mengajar. Sebagai

fasilitator guru hendaknya mampu mengusahakan sumber

belajar yang berguna serta dapat menunjang pencapaian

tujuan dan proses belajar-mengajar, baik yang berupa nara

sumber, buku teks, majalah dll.

d. Guru sebagai Evaluator

Dalam dunia pendidikan, akan kita ketahui bahwa setiap

jenis pendidikan atau bentuk pendidikan waktu kewaktu

tertentu selama satu periode pendidikan orang akan

mengadakan evaluasi, artinya pada waktu-waktu tertentu

selama satu periode pendidikan, selalu mengadakan

Page 38: PERANAN GURU FIQIH DALAM MENINGKATKAN KETAATAN IBADAH …

22

penilaian terhadap hasil yang telah dicapai, baik oleh pihak

terdidik maupun oleh pendidik.28

Seorang guru fiqih dituntut perananya dalam menegakkan

agama Allah. Guru fiqih perlu bekerja sama yang harmonis baik degan

orang tua siswa, kepala sekolah, dengan guru-guru yang lain serta aparat

sekolah tempat ia megajar agar apa yang dicita-citakan dalam pendidikan

dapat tercapai.

4. Tugas Dan Tanggung Jawab Guru Fiqih Dalam Meningkatkan

Ketaatan Ibadah Shalat

Guru merupakan profesi/jabatan atau pekerjaan yang memerlukan

keahlian khusus sebagai guru. Jenis pekerjaan ini tidak dapat dilakukan

oleh sembarang orang di luar bidang kependidikan walaupun

kenyataannya masih dilakukan orang di luar kependidikan.

a. Adapun tugas guru dalam pendidikan agama Islam menurut

Abu Ahmadi yaitu:

1) Guru agama sebagai pengajar

2) Guru agama sebagai pendidik

3) Guru agama sebagai seorang da' i

4) Guru agama sebagai konsultan

5) Guru agama sebagai pemimpin pramuka

6) Guru agama sebagai pemimpin informal.29

Berdaasarkan penjelasan di atas dapat penulis pahami

bahwa tugas setiap guru berbeda dengan guru-guru bidang studi

lainnya. Guru bidang studi Fiqih selain mempunyai tugas

menyampaikan materi pengajaran di kelas, juga memberikan

28

Moh Uzer Usman. Menjadi guru profesional, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2003)

, h.9-11 29

Abu Ahmadi, Metodik Khusus Pendidikan Agama Islam, (Bandung: Armico, 1996), h

98-99

Page 39: PERANAN GURU FIQIH DALAM MENINGKATKAN KETAATAN IBADAH …

23

pengetahuan keagamaan di luar kelas, misalnya membantu

pembentukan akhlak serta menumbuhkan dan mengembangkan

keimanan serta ketakwaan para anak didik siswa. Namur peran guru

bidang studi fiqih yang penulis maksud dalam penelitian ini hanya

guru bidang study fiqih sebagai pengajar dan pendidik, sebab

keterbatasan penulis untuk mencapai ketuntasannya.

1) Guru Sebagai Pengajar

Guru sebagai pengajar yaitu guru berperan memberikan pengajaran

didalam sekolah, ia menyampaikan pelajaran agar siswa memahami

dengan baik semua pengetahuan yang telah disampaikan itu, selain

itu ia juga berusaha agar terjadi perubahan sikap, ketrampilan,

kebiasaan, hubungan sosial, apresiasi, dan sebagainya melalui

pengajaran yang diberikannya.30

Sebagai perencana pengajaran, guru diharapkan mampu

merencanakan kegiatan pembelajaran secara efektif. Untuk itu ia harus

memiliki pengetahuan tentang prinsip-prinsip belajar sebagai dasar

dalam merancang kegiatan pembelajaran, seperti merumuskan tujuan,

memiliki bahan, memilih metode, menetapkan evaluasi, dan

sebagainya. Sebagai pengelola pengajaran, guru harus mampu

mengelola seluruh proses kegiatan pembelajaran. Guru juga harus

mampu memotivasi siswa agar dapat melaksanakan apa yang

dipelajari.

Berdasarkan pengertian di atas, maka dapat dipahami bahwa

tugas guru sebagai pengajar yaitu seseoarang yang mampu

menyampaikan pelajaran atau pengetahuan agama terutama masalah

30

Oemar Hamalik, Proses Betajar Mengajar, (Jakarta: Bumi Aksara, 2004), h. 124

Page 40: PERANAN GURU FIQIH DALAM MENINGKATKAN KETAATAN IBADAH …

24

pelaksanaan ibadah shalat, agar siswa mengalami perubahan sikap,

akhlak, ketrampilan/kreatifitas, kebiasaan, dan cara bergaul. Apabila

peranan itu dapat dilaksanakan dengan baik, maka tujuan pendidikan

Islam akan lebih mudah dicapai terutama dalam pelaksanaan shalat

siswa.

2) Guru Sebagai Pendidik

Guru Sebagai Pendidik adalah mendidik. "Dalam

operasionalnya, mendidik merupakan rangkaian proses

mengajar, memberikan dorongan, memuji, mengganjar,

memberi contoh, membiasakan, dan lain sebagainya".31

Pembatasan ini penulis memberikan arti bahwa tugas

pendidik bukan hanya sekedar mengajar, namun juga bertugas sebagai

motivator dan fasilitator dalam proses belajar mengajar, sehingga

seluruh potensi siswa dapat terealisasi dengan baik dan dinamis. tugas

guru disini lebih digambarkan sebagai seseorang yang mempunyai

ilmu pengetahuan agama yang dapat diberikan kepada siswa melalui

pengajaran ataupun memberikan teladan dan juga dorongan agar siswa

dapat memahami dan melaksanakan ibadah shalat dengan baik dan

benar dalam kehidupan sehari-hari.

Dengan demikian tugas guru Fiqih sebagai pengajar dan

pendidik ini diharapkan agar guru Fiqih tidak hanya mengajar di kelas

saja, namun ia juga sebagai orang yang mempunyai tugas dalam

meningkatkan kemampuan siswanya dan meningkatkan iman serta

31

Samsul Nizar, Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta: Ciputat Pers, 2002), h. 43

Page 41: PERANAN GURU FIQIH DALAM MENINGKATKAN KETAATAN IBADAH …

25

takwa para siswanya. Untuk itu guru Fiqih harus dapat membina

siswanya dengan cara:

(a) Memberikan pengertian betapa pentingnya melaksanakan ibadah

shalat berjama’ah.

(b) Menanamkan perlunya memelihara ibadah dan rahasia-rahasia

yang terkandung di dalam shalat berjama’ah.

(c) Mendidik dan melatih orang yang yang dapat menghadapi segala

sesuatu dengan hati yang tenang.

(d) Memberikan santapan rohani yang berupa penggemblengan mental

spiritual agar anak didik tidak mudah meninggalkan ajaran agama

Allah SWT. Untuk itu seorang guru pendidikan agama Islam,

sekali lagi dituntut peranannya di dalam menegakkan agama Allah

SWT.

b. Tanggung Jawab Guru Fiqih

Guru adalah orang yang bertanggung jawab mencerdaskan

kehidupan anak didik. Karena profesinya sebagai guru adalah

berdasarkan panggilan jiwa untuk selalu mencintai, menghargai,

menjaga, meningkatkan tugas dan tanggung jawab profesinya.

Tanggung jawab guru adalah untuk memberiakan sejumlah norma

kepada anak didik agar tahu mana perbuatan yang susila dan

asuaila serta man aperbuatan yang bermoral dan amoral.

Bagi guru fiqih, tugas seperti yang telah disebutkan

sebelumnya merupakan amanah yang harus diterima guru atas

Page 42: PERANAN GURU FIQIH DALAM MENINGKATKAN KETAATAN IBADAH …

26

dasar pilihannya untuk memangku jabatan guru. Amanat tersebut

wajib dilaksanakan dengan penuh tanggung jawab. Hal ini sejalan

dengan firman Allah SWT:

Artinya: “Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan

amanat kepada yang berhak menerimanya, dan (menyuruh

kamu) apabila menetapkan hukum di antara manusia supaya

kamu menetapkan dengan adil. Sesungguhnya Allah member

pengajaran yang sebaik-baiknya kepadamu. Sesungguhnya

Allah adalah maha mendengar lagi maha melihat”.(QS.An-

Nisa:58)32

Ayat di atas mengandung makna bahwa tanggung jawab

guru adalah amanah yang harus dilaksanakan dengan sebaik-

baiknya, penuh keikhlasan dan mengharapkan ridha Allah SWT.

Tanggung jawab itu adalah sebagai berikut:

1) Guru harus menuntut murid-murid belajar

Salah satu tanggung jawab seorang guru adalah menuntut murid-

muridnya untuk belajar. Bentuk tanggung jawab tersebut adalah

Tanggung jawab guru yang terpenting adalah merencanakan

dan menuntut muri-murid melakukan kegiatan-kegiatan

belajar guna mencapai petumbuhan dan berkembangan yang

diinginkan. Guru harus membimbing murid agar mereka

memperoleh keterampilan-keterampilan, pemahaman,

perkembangan berbagai kemampuan, kebiasaan-kebiasaan

32

QS. An-Nisa’ (04):58.

Page 43: PERANAN GURU FIQIH DALAM MENINGKATKAN KETAATAN IBADAH …

27

yng baik, dan berkembangan sikap serasi. Oleh karena itu dia

harus melakukan banyak hal agar pengajaran berhasil.33

Berdasarkan kutipan di atas, dapat dipahami bahwa tanggung

jawab guru tidak hanya menuangkan ilmu pengetahuan kedalam

otak anak didik, tapi yang terpenting adalah membentuk jiwa dan

watak anak didik. Sebab pendidikan dilakukan tidak semata-mata

dengan perkataan, tetapi dengan sikap, tingkah laku, dan

perbuatan.

2) Turut serta membina kurikulim sekolah

Pada posisi ini guru merupakan seorang key person yang

paling mengetahui tentang kebutuhan kurikulum yang sesuai

dengan tingkat perkembangan murid. Oleh karena sewajarnya

apabila ia turut aktif dalam pembinaan kurikulum di sekolahnya,

dalam hubungan ini banyak hal-hal yang dapat dilakukan guru,

antara lain:

Menyarankan ukuran-ukuran yang mungkin dapat digunakan

dalam memilih bahan-bahan kurikulim, berusaha menemukan

minat, kebutuhan, dan kesanggupan murid, berusaha

menemukan cara-cara yang tepat agar antara sekolah dan

masyarakat terjalin hubungan kerjasama yang seimbang,

mempelajari isi dan bahan pelajaran pada setiap kelasdan

meninjaunya dalam hubungan dengan praktek sehari-hari.34

Berdasarkan kutipan di atas, dapat dipahami bahwa guru

adalah seorang yang paling mengetahui kebutuhan kurikulum yang

sesuai dengan tingkat perkembangan siswa. Dalam hal ini guru perlu

33

Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar, (Jakarta: Bumi Aksara, 2011),h.127 34

Ibid.,h.278

Page 44: PERANAN GURU FIQIH DALAM MENINGKATKAN KETAATAN IBADAH …

28

memberbaiki proyek-proyek pelaksanaan kurikulum yang

berhubungan dengan tugas dan tanggung jawabnya. Seperti halnya

guru fiqih, beliau tidak hanya mempelajari bahan pelajaran pada

setiap kelas tapi perlu meninjau keberhasilan kurikulum tersebut

melalui praktek sehari-hari.

3) Melakukan pembinaan terhadap diri siswa (kepribadian, watak, dan

jasmaniah).

Memompakan pengetahuan kepada murid kiranya bukan

pekerjaan yang sulit. Tetapi membina siswa agar menjadi manusia

berwatak (berkarakter) sudah pasti bukan pekerjaan yang mudah.

Mengembangkan watak dan kepribadiannya, sehhingga mereka

memiliki kebiasaan, sikap, cita-cita, berpikir dan berbuat, berani dan

bertanggung jawab, ramah dan mau bekerja sama, bertindak atas

dasar nilai-nilai moral yang tinggi, semua menjadi tanggung jawab

guru.

Agar aspek-aspek kebribadian ini dapat berkembang maka

guru perlu menyediakan kesempatan kepada siswa untuk

mengalami, menghayati situasi-situasi yang hidup dan nyata.

Selai dari itu kepribadian, watak dan tingkah laku guru

sendiri akan menjadi contoh konkrit bagi murid.35

Berdasarkan kutipan di atas, dapat dipahami bahwa

membina siswa menjadi manusi berwatak (berkarakter ) bukan

pekerjaan yang mudah. Guru harus dapat menjadi teladan bagi siswa,

karena siswa lebih banyak menilai apa yang guru tampilkan dalam

35

Ibid

Page 45: PERANAN GURU FIQIH DALAM MENINGKATKAN KETAATAN IBADAH …

29

pergaulan di sekolah dan di masyarakat dari pada apa yang guru

katakana, tapi baik perkataan maupun apa yang guru tampilkan,

keduanya menjadi penilaian anak didik. Oleh karena itu apa yang

dilakukan guru hendaknya dipraktekan dalam kehidupan sehari-hari.

Dalam konteks inilah interaksi edukatif akan tercipta, dimana guru

selalu menunjukkan sikap yang dapat diteladani oleh peseta didik.

4) Memberikan bimbingan kepada murid

Bimbingan kepada murid agar mereka mampu mengenal

dirinya sendiri, memecahkan masalahnya sendiri, mampu

menghadapi kenyataan dan memiliki stamina emosionalyang

baik, sangat diperlukan. Mereka perlu dibimbing kearah

terciptanya hubungan pribadi yang baik dengan temannya di

mana perbuatan dan perkataan guru dapat menjadi contoh

yang hidup.36

Kutipan di atas dapat dipahami bahwa salah satu tanggung

jawab guru yaitu memberikan bimbingan kepada murid. Pemberian

bimbingan harus dilakukan secara maksimal. Karena bimbingan

yang akan diberiakan oleh seorang guru akan membantu murid

dalam menemukan dan memecahkan masalah yang mereka hadapi

seta bertambah kemampuannya bertanggung jawab debgan dirinya.

Bimbingan yang baik adalah tidak ikut menentukan jalan

yang akan ditempuh oleh si terbimbing. Tetapi hanya membimbing

dalam bentuk permasalahannya saja. Seperti memberi arahan dan

nasehatketika siswa melakukan pelanggaran tata tertib sekolah,

mendisiplinkan siswa baik di dalam kelas maupun di luar kelas,

36

Ibid.,h.129

Page 46: PERANAN GURU FIQIH DALAM MENINGKATKAN KETAATAN IBADAH …

30

menanamkan sikap toleransi, menghormati, dan memberikan contoh

tentang adab yang baik ketika di sekolah.

5) Melakukan diagnosis atas kesulitan-kesulitan belajar dan

mengadakan penilaian atas kemajuan belajar.

Tanggung jawab guru dalam hal ini menyesuaikan semua

situasi belajar dengan minat, latar balakang dan kematangan

siswa, juga mempunyai tanggung jawab mengadakan

evaluasi terhadap hasil belajar dan kemajuan belajar serta

melakukan diagnosis dengan cermat terhadap kesulitan dan

kebutuhan siswa…37

Dalam hal ini guru bertanggung jawab tidak hanya

memberiakan materi kepada siswa, tetapi perlu mengetahui

kesulitan-kesulitan belajar yang dialami siswa dan membantunya.

Setelah itu perlu adanya evaluasi atas kemajuan belajar siswa.

37

Ibid.,

Page 47: PERANAN GURU FIQIH DALAM MENINGKATKAN KETAATAN IBADAH …

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Dan Sifat Penelitian

1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang peneliti lakukan adalah penelitian

kualitatif. Penelitian kualitatif yaitu “suatu penelitian yang ditujukan

untuk mendeskripsikan dan menganalisis fenomena, peristiwa, aktivitas

social, sikap, kepercayaan, persepsi, pemikiran orang secara individual

maupun kelompok”. Penelitian kualitatif dapat diartikan sebagai

“penelitian yang mengungkapkan suatu fenomena melalui deskripsi

bahasa non-statistik secara holistik”. Berdasarkan pengertian tersebut

maka penelitian kualitatif sangat menekankan pada proses analisis.

Penelitian kualitatif lapangan ini bertujuan “untuk mempelajari

secara intensif tentang latar belakang keadaan sekarang, dan interaksi

lingkungan sesuai unit sosial: individu, kelompok, lembaga, atau

masyarakat”.38

Penelitian ini dilakukan dengan menghimpun data dalam

keadaan sewajarnya, mempergunakan cara bekerja yang sistematis,

terarah dan dapat dipertanggung jawabkan, sehingga tidak kehilangan

sifat ilmiahnya atau serangkaian kegiatan atau proses menjaring

data/informasi yang bersifat sewajarnya.

38

Sumadi Suryabrata, Metodologi Penelitian, (Jakarta:Rajawali Pers, 2013), h.80.

Page 48: PERANAN GURU FIQIH DALAM MENINGKATKAN KETAATAN IBADAH …

32

2. Sifat Penelitian

Penelitian yang penulis gunakan ini adalah penelitian yang

bersifat penelitian deskriptif karena bertujuan untuk membuat

pencandraan (deskriptif) secara sistematis, factual, dan akurat mengenai

fakta-fakta yang ada. Penelitian deskriptif adalah “penelitian yang

bermaksud untuk membuat gambaran mengenai situasi atau kejadian-

kejadian”.39

Pada umumnya dilakukan penelitian ini dengan tujuan untuk

menggambarkan secara sistematis fakta dan karakteristik obyek atau

subyek yang diteliti secara tepat, maka berkenaan dengan judul

penelitian, peneliti menekankan pada penelitian deskriptif.

Maka dalam penelitian ini lebih menekankan pada pandangan

mengenai gambaran peristiwa yang dibentuk oleh kata-kata secara

ilmiah. Jadi, penelitian deskriptif adalah penelitian yang menerangkan

tentang kejadian keadaan dan kenyataan prilaku manusia, memotivasi

serta memberikan gambaran bagi semua pihak yang membutuhkan serta

penelitian yang berusaha melihat makna yang terkandung dibalik objek

penelitian.

Prosedur penelitian yang dilakukan adalah dengan cara atau

langakah sebagai berikut:

1. Mengumpulakan dan membaca literature yang berkaitan dengan

peranan guru fiqih dalam meningkatkan ketaatan ibadah shalat siswa.

39

Sumadi Suryabrata, Metodologi Penelitian,,h.76

Page 49: PERANAN GURU FIQIH DALAM MENINGKATKAN KETAATAN IBADAH …

33

2. Meneliti dan menganalisa literature yang ada relevansinya dengan

permasalahan yang akan dibahas.

3. Melakukan survey lapangan dan menganalisis situasi yang terdapat di

lapangan serta mengidentifikasi pentebab kurangnya tingkat ketaatan

ibadah shalat siswa.

Berdasarkan penjelasan tersebut, maka penelitian kualitatif

adalah penelitian yang diungkapkan dan dijelaskan melalui kata-kata.

Bentuk data yang akan digunakan bukan berbentuk bilangan angka atau

nilai yang bisanya dianalisis dengan perhitungan matematika statistik.

Penulis akan menungkap fenomena atau kejadian dengan cara

menjelaskan, memaparkan/menggambarkan dengan kata-kata secara jelas

dan terperinci melalui bahasa yang tidak berwujud angka, dengan

menggunakan jenis penelitian deskrptif dan menggunakan pendekatan

fenomenologi maka dapat diasumsikan bahwa sifat dalam penelitian ini

adalah deskriptif kualitatif lapangan.

B. Sumber Data

Sumber data adalah “subjek dari mana data dapat diperoleh”.40

Sumber data yang penulis gunakan dalam penelitian ini dapat dibagi menjadi

2 macam yaitu sumber data yang primer dan sumber data skunder. Klasifikasi

sumber data tersebut bermanfaat bagi penulis sebagai acuan untuk memilih

data yang seharusnya menjasi prioritas dalam penelitian.

40

Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik, Cet. 14, (Jakarta:

Rineka Cipta, 2010 ) h.172

Page 50: PERANAN GURU FIQIH DALAM MENINGKATKAN KETAATAN IBADAH …

34

1. Sumber Data Primer

Sumber primer merupakan data pokok dalam sebuah

penelitian. “sumber primer adalah sumber data yang langsung

memberikan data pada pengumpul data”.41

Berdasarkan pemaparan di atas maka sumber data primer

yang penulis gunakan adalah guru fiqih dan siswa.

2. Sumber Data Sekunder

Data sekunder merupakan data penunjang dalam sebuah

penelitian. “ sumber sekunder adalah sumber yang tidak langsung

memberikan data pada pengumpul data, misalnya lewat orang lain

atau lewat dokumen”.42

Dalam penelitian ini penulis mendapatkan data sekunder

dari dokumen-dokumen, buku-buku berkaitan dengan tema

penelitian.

C. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data merupakan langkah awal yang harus ditempuh

dalam sebuah penelitian, adapun teknik pengumpulan data yang penulis

gunakan dalam penelitian ini adalah:

1. Interview (wawancara)

“wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu.

Percakapan itu dilakukan oleh dua pihak, yaitu interviewer

41

Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan

R&D,Cet 20, (Bandung: Alfabeta, 2014),h.193 42

ibid

Page 51: PERANAN GURU FIQIH DALAM MENINGKATKAN KETAATAN IBADAH …

35

(pewawancara) yang mengajukan pertanyaan dan

interviewee(terwawancara) yang memberikan jawaban atas pertanyaan

itu”.43

Kegunaan dari wawancara ini adalah untuk memperoleh data

dan menemukan permasalahan yang di teliti. Tanya jawab yang

dilakukan oleh peneliti dengan pihak Guru Fiqih dan siswa MTs Ma’arif

NU 5 Sekampung Lampung Timur. Diharapkan banyak informasi dapat

di peroleh secara langsung dari sumber informasi melalui kegiatan

wawancara ini.

2. Observasi (pengamatan)

Observasi adalah “teknik pengumpulan data yang dilakukan

melaui pengamatan dengan disertai pencatatan-pencatatan terhadap

keadaan atau prilaku objek sasaran”. Metode observasi ini digunakan

untuk mendapatkan informasi-informasi yang peneliti butuhkan tentang

peranan guru fiqih dalam meningkatkan ketaatan ibadah shalat siswa di

MTs Ma’arif NU 5 Sekampung, kegiatan yang terdapat di sekolah.

Sedangkan lembar observasi digunakan untuk merekam peristiwa selama

tindakan berlangsung. .

3. Dokumentasi

Dokumentasi adalah “metode mencari data mengenai hal-hal

atau variabel yang berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah,

prasasti, notulen rapat, agenda, dan sebagainya”.44

43

Lexi J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, Edisi Revisi, Cet.29, (Bandung: Rosda,

2011), h.186

Page 52: PERANAN GURU FIQIH DALAM MENINGKATKAN KETAATAN IBADAH …

36

Metode dokumentasi dalam penelitian ini digunakan peneliti

untuk memperoleh data yang terkait dengan:

1) Sejarah Berdirinya Mts Ma’arif NU 5

2) Letak geografis Mts Ma’arif NU 5

3) Visi, misi dan tujuan Mts Ma’arif NU 5

4) Struktur organisasi Mts Ma’arif NU 5

5) Data guru dan pegawai

6) Data siswa

7) Sarana dan prasarana

D. Teknik Penjamin Keabsahan Data

Teknik penjamin keabsahan data merupakan cara-cara yang

dilakukan peneliti untuk mengukur derajat kepercayaan (credibelity) dalam

proses pengumpulan data penelitian. Teknik pemeriksaan keabsahan data

pada penelitian yang penulis lakukan ini adalah dengan menggunakan

trianggulasi. Trianggulasi data adalah “salah satu pengukuran derajat

kepercayaan (credibility) yang bisa digunakan dalam proses pengumpulan

data penelitian”.45

Trianggulasi yaitu “pengecekan data dari berbagai sumber

dengan berbagai cara dan waktu”. Sehingga ada trianggulasi dari

sumber/informasi, trianggulasi dari teknik pengumpulan data, dan

trianggulasi waktu.

44

Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktis., h.188 45

Zuhairi, et.al. Pedoman Penulisan, h. 40.

Page 53: PERANAN GURU FIQIH DALAM MENINGKATKAN KETAATAN IBADAH …

37

1. Trianggulasi Sumber

Cara meningkatkan kepercayaan penelitian adalah dengan mencari

data dari sumber yang beragam yang masih terkait satu sama lain.

Peneliti perlu melakukan eksplorasi untuk mengecek kebenaran data dari

beragam sumber. Sumber data yang peneliti gunakan dalam penelitian ini

adalah siswa, guru, dan kepala sekolah.

2. Trianggulasi Teknik

Trianggulasi teknik adalah penggunaan beragam teknik

pengumpulan data yang dilakukan kepada sumber data. Menguji

kredibilitas data dengan trianggulasi teknik yaitu mengecek data dengan

sumber yang sama dengan teknik yang berbeda. Teknik pengumpula data

yang penulis gunakan adalah observasi, wawancara, dan dokumentasi.

3. Trianggulasi Waktu

Peneliti dapat mengecek konsistensi, ke dalam dan

ketepatan/kebenaran suatu data dengan melakukan trianggulasi waktu.

Menguji kredibilitas data dengan trianggulasi waktu dilakukan dengan

cara mengumpulkan data pada waktu yang berbeda.

E. Teknik Analisis Data

Dalam penelitian kualitatif, data diperoleh dari berbagai

sumber, dengan menggunakan teknik pengumpulan data yang bermacam-

Page 54: PERANAN GURU FIQIH DALAM MENINGKATKAN KETAATAN IBADAH …

38

macam (trianggulasi) dan dilakukan secara terus menerus sampai datanya

jenuh.46

Analisis data dilakukan selama dan setelah pengumpulan data.

Analisis data kualitiatif adalah “proses mencari dan menyusun

secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan,

dan bahan-bahan lain, sehingga dapat mudah difahami, dan temuannya dapat

diinformasikan kepada orang lain”.47

Analisis data juga dapat diartikan

sebagai bahwa “analisis data merupakan hal yang kritis dalam proses

penelitian kualitatif”.48

Analisis digunakan untuk memahami hubungan dan

konsep dalam data sehingga hipotesis dapat dikembangkan dan dievaluasi.

Teknik analisis data kualitatif adalah upaya yang dilakukan dengan

jalan bekerja dengan data, mengorganisasikan data, memilah-milah menjadi

satuan yang dapat dikelola, mensistensikan, mencari dan menemukan pola,

menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari, dan menemukan apa

yang dapat diceritakan kepada orang lain.49

Analisis data kualitatif adalah bersifat induktif yaitu bertolak dari

hal-hal khusus kemudian ditarik kesimpulan yang bersifat umum. Aktivitas

dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung

secara terus menerus sampai tuntas.

46

Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif R & D, (Bandung: Alfabeta, 2009),

h.333. 47

Ibid., h. 334. 48

Ibid. 49

Lexy J. Moleong, Metode Penelitian, h. 248.

Page 55: PERANAN GURU FIQIH DALAM MENINGKATKAN KETAATAN IBADAH …

39

Adapun tahapan analisis data dalam penelitian ini adalah:

1. Reduksi Data

“Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal pokok,

memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya”.50

Dengan demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran

yang lebih jelas, dan mempermudah peneliti untuk melakukan

pengumpulan data selanjutnya.

2. Penyajian Data (Display Data)

Setelah data direduksi, maka tahap selanjutnya adalah display

data. Melalui data tersebut, maka data terorganisasikan, tersusun dalam

bentuk pola hubungan sehingga akan mudah dipahami. Dalam penelitian

kualitatif, penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk uraian singkat,

bagan, hubungan antar kategori, dan sejenisnya.

Dengan mendisplaykan data, maka akan memudahkan untuk

memahami apa yang terjadi, merencanakan kerja selanjutnya berdasarkan

apa yang telah dipahami tersebut.

3. Pengambilan Kesimpulan dan Verifikasi

Tahap ketiga dalam analisis ini adalah pengambilan

kesimpulan dan verifikasi. Kesimpulan awal yang dikemukakan masih

bersifat sementara, dan akan berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti

yang kuat yang mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya.

Tetapi apabila “kesimpulan yang dikemukakan pada tahap awal,

50

Sugiono, Metode Penelitian, h. 92.

Page 56: PERANAN GURU FIQIH DALAM MENINGKATKAN KETAATAN IBADAH …

40

didukung oleh bukti-bikti yang valid dan konsisten saat peneliti kembali

ke lapangan mengumpulkan data, maka kesimpulan yang dikemukakan

merupakan kesimpulan yang kredibel”.51

Kesimpulan dapat berupa

deskriptif atau gambaran suatu objek yang sebelumnya masih remang-

remang sehingga setelah diteliti menjadi jelas. Dengan demikian, setelah

data terkumpul maka penulis memilah-milahnya dan menyajikannya,

selanjutnya menarik kesimpulan.

Berdasarkan pendapat di atas, teknik analisa adalah suatu

usaha untuk memeproses data yang telah dikumpulkan oleh peneliti baik

dengan alat pengumpul data yang berupa interview, observasi maupun

dokumentasi, proses pertama adalah mereduksi data yaitu proses

merangkum, memilih hal-hal pokok dan mencari data yang dianggap

penting yang sesuia dengan fokus penelitian. Proses kedua yaitu data

display (penyajian data) yaitu dengan bentuk uraian singkat, bagan,

maupun naratif. Proses ketiga yaitu conclusion drawing/verification yaitu

penarikan kesimpulan dari hasil penelitian yang telah dilakukan.

51

Sugiono, Metode Penelitian., h. 345.

Page 57: PERANAN GURU FIQIH DALAM MENINGKATKAN KETAATAN IBADAH …

41

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

D. Profil Sekolah MTs Ma’arif NU 5 Sekampung

1. Sejarah MTs Ma’arif NU 5 Sekampung

Madrasah Tsanawiyah Ma’arif NU 5 Sekampung, berdiri pada

tanggal 01 Januari 1968. Didirikan oleh Lembaga Pendidikan Ma’arif

Koordinator Kecamatan Sekampung, dengan Kepala madrasah Bapak

Umar Ma’ruf. Madrasah Tsanawiyah Ma’arif NU 5 Sekampung terletak di

Jalan Kampus Sumbergede 56 A Kecamatan Sekampung. Faktor yang

mendorong didirikannya Madrasah Tsanawiyah Ma’arif NU 5 Sekampung

yaitu karena kebutuhan masyarakat serta banyaknya Sekolah Dasar atau

Madrasah Ibtida’iyah di Kecamatan Sekampung.

Sejak berdirinya MTs Ma’arif NU 5 Sekampung sampai sekarang

ini telah mengalami beberapa kali pergantian kepala sekolah yaitu :

1. Umar Ma’ruf dari tahun 1968 – 1972.

2. DinasSuryono dari tahun 1973 – 1975.

3. M. Mundir, BA dari tahun 1976 – 1977.

4. Drs. M. Rodjan dari tahun 1978 – 1992.

5. Drs. Hi. A. Mudjab. KH. dari tahun 1993 – 1995.

6. Drs. Abdul Djalal dari tahun 1996 - 2010.

7. Drs.Hi.Wasito 2010 – 2015

8. Hi.Subandi,S.Pd. dari tahun 2015 – sekarang

Page 58: PERANAN GURU FIQIH DALAM MENINGKATKAN KETAATAN IBADAH …

42

Nama Sekolah : Madrasah Tsanawiyah Ma’arif NU 5

Sekampung

NIS : 210310

NSS : 212120403031

NSM : 121218070029

NPSN : 10806100/10816804 (Baru)

Desa : Sumbergede

Kecamatan : Sekampung

Kabupaten / Kota : Lampung Timur

Provinsi : Lampung

Status Sekolah : Swasta

Akreditasi : Terakreditasi B

Surat Keputusan / SK : 080/BAP-SM/12-LPG/2010

Penerbit SK ditandatangani : Kepala Bidang Pembinaan Agama Islam

Prov. Lampung

Tahun Berdiri : 01 Januari 1968

Kegiatan Belajar Mengajar : Pagi

Bangunan Sekolah : Milik Sendiri

Organisasi Penyelenggara : Lembaga Pendidikan Ma’arif

2. Visi dan misi Ma’arif NU 5 Sekampung

Berdasarkan dokumentasi MTs Ma’arif NU 5 memiliki misi dan

visi sebagai berikut:

Page 59: PERANAN GURU FIQIH DALAM MENINGKATKAN KETAATAN IBADAH …

43

a. Visi Sekolah

Pendidikan yang berkualitas Islami, Populis dan Demokratis serta

mampu berkompetensi.

b. Misi Sekolah

1) Mengupayakan peningkatan penyelenggaraan Pendidikan baik

dilingkungan sekolah maupun secara nasional.

2) Mengembangkan sistem Pendidikan yang diharapkan dapat

menumbuhkan kesadaran kritis siswa sikap dan perilaku secara

Islami.

3) Menempatkan siswa sebagai subyek pencahari pengetahuan dan

membentuk dirinya melalui pengembangan seluruh

Intelegensinya.

4) Peningkatan kualitas pendidikan yang menghasilkan siswa yang

bermutu dan mewujudkan kehidupan masyarakat yang

berkeadilan dan demokratis.

5) Mengupayakan pendidikan untuk mengembangkan kemampuan

dan keahlian serta pengetahuan untuk selanjutnya dapat

menymbangkan bagi pencerdasan kehidupan yang nyata di

masyarakat.

3. Letak Geografis MTs Ma’arif NU 5 Sekampung

MTs Ma’arif NU 5 Sekampung terletak di Desa Sumbergede

Kecamatan Sekampung Kabupaten Lampung Timur. Dari jalan raya

menuju ke sekolah + 100 M dengan batas - batas sebagai berikut :

a. Sebelah Utara berbatasan dengan rumah penduduk.

b. Sebelah Selatan berbatasan dengan jalan.

c. Sebelah Barat berbatasan dengan MA Ma’arif NU 5 Sekampung.

Page 60: PERANAN GURU FIQIH DALAM MENINGKATKAN KETAATAN IBADAH …

44

d. Sebelah Timur berbatasan dengan rumah penduduk.

4. Struktur Organisasi MTs Ma’arif NU 5 Sekampung

Gambar 1

Struktur Organisasi MTs Ma’arif NU 5 Sekampung

5. 6.

Staf TU Bag.Data Guru

A.Kumaidi,S.Pd.I

Staf

Bag.Keuangan Khusnul

Khotimah,S.kom

Waka Kurikulum

Sugiyanto,S.Pd.I.

Waka Humas

Kasah

Rahayu,S.Ag.

Kepala TU

Edi Julianto,S.Pd.

Staf TU

Tristi Monita

Staf TU Bag.data Siswa

Andi Fitriyanto,S.Pd.I.

BP/BK

M.Anshori,S.Pd.I.

Waka kesiswaan

A.Muksin,S.Pd.I.

Waka Sarpras

Hi.Sapari,S.H.I.

Kepala Perpustakaan

Ma’ruf Amin,S.Pd.I.

Komite Sekolah

Kasah Rahayu,S,Ag.

Ketua MWC LP

Fitriyanto,S.Ag.

Kepala Sekolah

Hi.SUBANDI,S.Pd.

Drs.Hi.Wasito

Wali kelas

GURU BP / BK

Suryani,S.Pd.

SISWA

Page 61: PERANAN GURU FIQIH DALAM MENINGKATKAN KETAATAN IBADAH …

45

5. Keadaan Siswa MTs Ma’arif NU 5 Sekampung

Tabel 1

Keadaan Siswa MTs Ma’arif NU 5 Sekampung Tahun Pelajaran

2017/2018

Tahun Pelajaran Kelas VII Kelas VIII Kelas IX Jumlah

2011-2012 229 164 223 616

2012-2013 261 198 160 619

2013-2014 136 246 178 560

2014-2015 139 134 249 522

2015-2016 265 184 141 590

2017-2018 220 175 202 597

6. Keadaan guru MTs Ma’arif NU 5 Sekampung

Jumlah Guru dan Karyawan Madrasah Aliyah Ma’arif NU 5

Sekampung yaitu 52 orang, dengan perincian sebagai berikut :

a. Guru Tetap/DPK : 3 orang

b. Guru tidak tetap : 42 orang

c. Pegawai tetap : - orang

d. Pegawai tidak tetap : 7 orang

Tabel 2

Keadaan Guru MTs Ma’arif NU 5 Sekampung Tahun Pelajaran 2017/2018

Pendidikan/Jurusan Laki-laki Perempuan Jumlah

S2 3 2

S1/ Fakultas Tarbiyah 22 15 37

S1/ Fakultas Syariah 1 - 1

Page 62: PERANAN GURU FIQIH DALAM MENINGKATKAN KETAATAN IBADAH …

46

S1/ Fakultas Ushuludin - - -

S1/ IKIP - 3 3

S1/ STKIP 1 - 1

D3 - - -

D2/ SLTA 2

Jumlah 26 20 46

7. Keadaan Sarana dan Prasarana MTs Ma’arif NU 5 Sekampung

Untuk menunjang kegiatan belajar mengajar di MTs Ma’arif

dilakukan berbagai upaya dengan memenuhi sarana dan fasilitas belajar

mengajar. Untuk tercapainya kelancaran dan diadakan proses belajar

mengajar sarana dan prasarana merupakan faktor yang sangat penting.

Adapun sarana yang dimiliki MTs Ma’arif NU 5 Sekampung secara

terperinci dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Tabel 3

Keadaan sarana dan prasarana MTs Ma’arif NU 5 Sekampung

Tahun Pelajaran 2017/2018

NO Jenis Ruangan Jumlah Kondisi

Baik Rusak

Ringan

Rusak

Berat

1 Ruang belajar 17 17 - -

2 Ruang Kepala

Madrasah

1 1 - -

3 Ruang Staf/TU 1 1 - -

Page 63: PERANAN GURU FIQIH DALAM MENINGKATKAN KETAATAN IBADAH …

47

4 Ruang BP 1 1 - -

5 Ruang Wk. Madrasah 1 1 - -

6 Ruang Guru 1 1 - -

7 Ruang UKS 1 1 - -

8 Ruang Laboratorium 1 1 - -

9 Ruang Perpustakaan 2 2 - -

10 Ruang Aula 1 1 - -

11 Ruang Osis/Pramuka 1 1 - -

12 Masjid 1 1 - -

13 Kamar mandi/WC 2 2 - -

E. Gambaran Umum Peranan Guru Fiqih Dalam Meningkatkan Ketaatan

Ibadah Shalat Siswa

Guru adalah tokoh kunci dalam kegiatan-kegiatan bimbingan yang

sebenarnya di dalam kelas. Guru selalu dalam hubungan yang erat dengan

murid, ia banyak mempunyai kesempatan untuk mempelajari murid,

mengawasi tingkah laku dan kegiatannya, dan apabila ia teliti serta menaruh

perhatian ia akan mengetahui sifat-sifat murid, kebutuhannya, minatnya,

masalah-masalahnya, dan titik-titik kelemahan serta kekuatannya.

Guru Fiqih yang dalam peranannya memberikan pengetahuan

tentang Ilmu Agama Islam sehingga siswa dapat mengamalkan ajaran Agama

Islam dan juga membimbing dan mengarahkan siswa menjadi manusia yang

berkepribadian atau berbudi pekerti mulia.

Page 64: PERANAN GURU FIQIH DALAM MENINGKATKAN KETAATAN IBADAH …

48

Terdapat beberapa cara yang dapat dilakukan dalam menanamkan

iman atau meningkatkan ketaatan beribadah anak didik yaitu, memberikan

contoh atau teladan, membiasakan (tentunya yang baik), menegakkan disiplin,

memberikan motivasi, memberikan hadiah terutama psikologis, menghukum,

menciptakan suasana yang berpengaruh bagi pertumbuhan positif.52

1. Memberi teladan

Berdasarkan hasil wawancara dengan Guru Fiqih, ibu Kh: “Iya, pada

intinya seorang guru ada di tempat dan untuk shalat dzuhur berjama’ah.”53

Hal ini di kuatkan oleh pernyataan Bapak S selaku guru di MTs

Ma’arif NU 5, “ibu Kh selalu berada di sekolah dan melaksanakan shalat

dzuhur berjama’ah bersama siswa tetapi hanya saja terkadang beliau tidak

berangkat karena ada urusan.”54

Pernyataan ini di kuatkan kembali oleh El siswa kelas IX: “guru

Fiqih selalu mengikuti kegiatan shalat dzuhur berjama’ah di sekolah dan

mengajak siswa melaksanakan shalat bersama. Jadi tidak ada alasan gurunya

saja tidak melaksanakan mau melaksanakan shalat, kenapa menyuruh kami

shalat.”55

Berdasarkan hasil wawancara dah observasi di atas dapat dipahami

bahwa setiap waktu dzuhur guru fiqih selalu berada di sekolah dan

52

Ahmad Tafsir, Metodologi Pengajaran Agama Islam, (Bandung: Remaja Rosdakarya,

2011),h.127 53

Hasil wawancara dengan Kh selaku Guru Fiqih di MTs Ma’arif NU 5 Sekampung,

pada tanggal 05 April 2018. 54

Hasil wawancara dengan S selaku Guru di MTs Ma’arif NU 5 Sekampung, pada

tanggal 05 April 2018.

55

Hasil wawancara dengan El selaku siswa kelas IX di MTs Ma’arif NU 5 Sekampung,

pada tanggal 05 April 2018.

Page 65: PERANAN GURU FIQIH DALAM MENINGKATKAN KETAATAN IBADAH …

49

melaksanakan shalat berjama’ah bersama para siswa, hal ini dilakukan guru

fiqih untuk memberikan teladan yang baik bagi siswa.

2. Membiasakan

Berdasarkan hasil wawancara dengan guru fiqih ibu Kh:

Saya mewajibkan siswa melaksanakan shalat dzuhur di sekolah agar

mereka bias terbiasa shalat tepat waktu, meskipun tidak dipungkiri

kalau tidak semua siswa menerapkannya di rumah. Biasanya sebelum

shalat saya selalu memperhatikan siswa, shafnya sudah rapi atau

belum, jika belum saya suruh mereka merapikan shafnya.56

Hal ini dikuatkan oleh pernyataan guru di MTs Ma’arif NU 5 Bapak

S: “Karena salah satu tujuan sekolah adalah tercapainya kehidupan yang

religious, maka shalat dzuhur diwajibkan bagi semua siswa. Taapi namanya

anak pasti ada saja yang belum menaatinya.”57

Sebagaimana hasil wawancara yang disampaikan oleh Fa siswa kelas

IX: “Beliau sering berkata untuk meluruskan barisan pada saat shalat akan

segera dimulai. Agar menghindari keributan dan senggol kanan kiri dengan

teman. Sehabis shalat pun tidak boleh langsung pergi harus berdo’a terlebih

dahulu.”58

Berda sarkan hasil observasi, guru fiqih biasa meminta siswa untuk

merapihkan shafnya dan berdo’a ketika shalat berjam’ah. agar siswa terbiasa

untuk melakukan suatu hal yang positif dan bisa diterapkan di rumah.

3. Menegakkan disiplin

56

Hasil wawancara dengan Kh selaku Guru Fiqih di MTs Ma’arif NU 5 Sekampung,

pada tanggal 05 April 2018. 57

Hasil wawancara dengan S selaku Guru di MTs Ma’arif NU 5 Sekampung, pada

tanggal 05 April 2018. 58

Hasil wawancara dengan Fa selaku siswa kelas IX di MTs Ma’arif NU 5 Sekampung,

pada tanggal 05 April 2018.

Page 66: PERANAN GURU FIQIH DALAM MENINGKATKAN KETAATAN IBADAH …

50

Berdasarkan hasil wawancara dengan guru fiqih ibu Kh:

Pada saat shalat dzuhur waktu itu sangat singkat karena akan dimulai

jam pelajaran selanjutnya. Sehingga siswa harus cepat melaksanakan

shalat berjama’ah. Untuk menegakkan disiplin shalat saya selalu

berkeliling kelas ketika bel jam istirahat telah berbunyi untuk

memantau siswa dan menyuruh mereka segera mengambil air wudhu

dan ke masjid.”59

Hal ini dikuatkan oleh pemaparan Fa siswa kelas IX: Setiap waktu

dzuhur ibu Kh memantau apa masih ada siswa yang di kelas atau tidak, dulu

sebelum beliau menegakkan displin seperti itu saya termasuk siswa yang

malas untuk shalat di sekolah, mending di asrama saja. Alhamdulillah

sekarang sudahmau ikut shalat berjama’ah walau terkadang ada rasa malas

untuk ikit shalat berjama’ah.60

Hal ini sesuai dengan pemaparan El siswa kelas IX: “Sebelum ada

pendisiplinan, saya dulu enggan melaksanakan shalat berjama’ah di sekolah

karena harus lepas jilbab setelah selesai harus memakai bedak. Tetapi

sekarang mau tidak mau harus melaksanakan karena guru selalu berkeliling

mengawasi siswa pada saat waktu shalat dzuhur.”61

Berdasarkan hasil observasi yang peneliti lakukan, cara

mendisiplinkan siswa dengan memberikan peringatan bahwa waktu yang

istirahat yang singkat karena akan ada jam pelajaran selanjutnya. Maka dari

itu jika bel istirahat kedua berbunyi guru fiqih selalu berkeliling kelas

59

Hasil wawancara dengan Kh selaku Guru Fiqih di MTs Ma’arif NU 5 Sekampung,

pada tanggal 05 April 2018. 60

Hasil wawancara dengan Fa selaku siswa kelas IX di MTs Ma’arif NU 5 Sekampung,

pada tanggal 05 April 2018. 61

Hasil wawancara dengan El selaku siswa kelas IX di MTs Ma’arif NU 5 Sekampung,

pada tanggal 05 April 2018.

Page 67: PERANAN GURU FIQIH DALAM MENINGKATKAN KETAATAN IBADAH …

51

mengajak siswa untuk segera mengambil air wudhu dan shalat berjama’ah

di masjid. Namun masih ada siswa yang keluar dari pantauan dan tidak

melaksanakan shalat.

4. Motivasi

Hasil wawancara dengan guru fiqih ibu Kh:

Saya tidak pernah bosan untuk memberikan motivasi kepada siswa

dengan cara selalu menasehati mereka ketika di kelas, bercerita

tentang hal-hal yang berhubungan dengan shalat seperti keutamaan

shalat dan lain-lain. dengan memberi motivasi lama-lama hati siswa

bisa luluh. Jika sekarang siswa belum bisa benar-benar taat dalam

melaksanakan ibadah shalat saya yakin suatu saat nanti siswa akan

menaatinya.”62

Berdasarkan hasil wawancara dengan El siswa kelas IX: “guru fiqih

sering bercerita di kelas kami dan ceritanya selalu berganti-ganti meskipun

topik utamanya tentang shalat, tetapi ceritanya dapat membuat kami senang

dan tidak bosan untuk mendengarkannya. Ketika selesai bercerita guru fiqih

kami selalu memberikan nasehat kepada kami tentang hikmah cerita

tersebut. Sehingga membuat kami tergerak untuk mencontoh tokoh-tokoh

baik dalam cerita tersebut.”63

Berdasarkan wawancara dengan Fa siswa kelas IX: “Senang karena

guru fiqih bercerita tentang taqdim terhadap seorang guru dan keutamaan

shalat berjama’ah.”64

62

Hasil wawancara dengan Kh selaku Guru Fiqih di MTs Ma’arif NU 5 Sekampung,

pada tanggal 05 April 2018. 63

Hasil wawancara dengan El selaku siswa kelas IX di MTs Ma’arif NU 5 Sekampung,

pada tanggal 05 April 2018. 64

Hasil wawancara dengan Fa selaku siswa kelas IX di MTs Ma’arif NU 5 Sekampung,

pada tanggal 05 April 2018.

Page 68: PERANAN GURU FIQIH DALAM MENINGKATKAN KETAATAN IBADAH …

52

Berdasarkan hasil observasi, dapat peneliti pahami bahwa pada saat

jam pelajaran berlangsung guru fiqih selalu menyisakan waktu beberapa

menit untuk menasehati dan memotivasi siswa agar mereka tidak bosan

untuk beribadah.

5. Memberikan hadiah terutama psikologis

Berdasarkan hasil wawancara dengan guru fiqih, ibu Kh: “Mendapat

pujian, bisa menjadi contoh untuk siswa yang lainnya. Siswa yang rajin

dalam melaksanakan ibadah shalat dzuhur akan saya berikan nilai plus

dalam pelajaran fiqih. Terkadang memberikan pujian sangat penting,

sebenarnya banyak teknik reward yang diajarkan islam, namun hanya itu

yang sering saya berikan kepada siswa. Hal sekecil ini pun sudah membuat

siswa senang. Cara ini saya lakukan dengan harapan agar siswa yang lain

dapat terpengaruhi dan mencontoh siswa yang mendapatkan reward

tersebut.”65

Hal ini dikuatkan oleh pernyataan El siswa kelas IX: “Semua siswa

pasti pernah mendapatkan pujian dari beliau. Terutama bagi siswa yang

rajin melaksanaknan shalat berjama’ah di sekolah. Saya senang dengan

beliau karena ramah.”66

65

Hasil wawancara dengan Kh selaku Guru Fiqih di MTs Ma’arif NU 5 Sekampung,

pada tanggal 05 April 2018. 66

Hasil wawancara dengan El selaku siswa kelas IX di MTs Ma’arif NU 5 Sekampung,

pada tanggal 05 April 2018.

Page 69: PERANAN GURU FIQIH DALAM MENINGKATKAN KETAATAN IBADAH …

53

Seperti yang di sampaikan oleh Fa siswa kelas IX: “Pernah

mendapatkan pujian dan mendapat nilai tambahan pada saat praktek

ibadah.”67

Berdasarkan hasil observasi setiap satu minggu sekali guru fiqih selalu

meminta absensi siswa yang rajin melaksanakan shalat berjama’ah

mengetahui siswa mendapatkan nilai tambahan.

Berdasarkan hasil wawancara dan observasi di atas dapat dipahami

bahwa cara guru fiqih dalam meningkatkan ketaatan ibadah shalat dengan

memberikan hadiah terutama pujian dan nilai tambahan. Cara ini dapat

membuat siswa merasa senang dan mengulangi perbuatannya untuk

mengikuti shalat berjama’ah di sekolah.

6. Menghukum

Berdasarkan hasil wawancara dengan guru fiqih ibu Kh: “Menegur,

apa yang dilakukan ketika tidak shalat berjama’ah. Memberikan hukuman

pada siswa yang tidak melaksanakan shalat berjama’ah. Banyak siswa yang

pernah tidak mengikuti kegiaatan shalat berjama’ah di sekolah, jadi perlu

adanya hukuman bagi siswa yang tidak mengikuti pelaksanaan ibadah shalat

berjama’ah setelah diadakan hukuman, presentase untuk siswa tidak

melaksanakan shalat dapat dikatakan menurun. Hukuman bagi siswa yang

tidak melaksanakan shalat dzuhur berjama’ah berupa membersihkan

lingkungan sekolah.”68

67

Hasil wawancara dengan Fa selaku siswa kelas IX di MTs Ma’arif NU 5 Sekampung,

pada tanggal 05 April 2018. 68

Hasil wawancara dengan Kh selaku Guru Fiqih di MTs Ma’arif NU 5 Sekampung,

pada tanggal 05 April 2018.

Page 70: PERANAN GURU FIQIH DALAM MENINGKATKAN KETAATAN IBADAH …

54

Hal ini dikuatkan oleh pernyataan El siswa kelas IX: “iya, apabila

saya sedang berhadas besar (haid) saya diberi tugas membersihkan kelas.

Apabila tidak (haid) dan saya membolos untuk tidak mengikuti shalat

berjama’ah hukumannya membersihkan lingkungan sekolah seperti

mencabuti rumput.”69

Hal ini dikuatkan kembali oleh Fa siswa kelas IX: “Iya, disuruh shalat

berjama’ah sendiri. Kemudian membersihkan lingkungan sekolah.”70

Berdasarkan hasil observasi yang peneliti lakukan masih terdapat

siswa yang tidak ikut melaksanakan shalat berjama’ah, sehingga mereka

mendapat hukuman.

Berdasarkan hasil wawancara dan observasi yang telah penulis

lakukan, dapat diketahui bahwa hukuman itu berlaku bagi siswa yang tidak

melaksanakan shalat berjama’ah. hukuman yang diberikan pun tidak

menyakiti siswa tetapi memberikan pelajaran tersendiri untuk mereka tidak

mengulangi perbuatan tersebut.

7. Menciptakan suasana yang berpengaruh bagi pertumbuhan positif

Hasil wawancara peneliti dengan guru fiqih ibu Kh: “Semua guru ikut

berpartisipasi dalam meningkatkan ketaatan ibadah shalat dzuhur

69

Hasil wawancara dengan El selaku siswa kelas IX di MTs Ma’arif NU 5 Sekampung,

pada tanggal 05 April 2018 70

Hasil wawancara dengan Fa selaku siswa kelas IX di MTs Ma’arif NU 5 Sekampung,

pada tanggal 05 April 2018.

Page 71: PERANAN GURU FIQIH DALAM MENINGKATKAN KETAATAN IBADAH …

55

berjama’ah. jadi semua guru pendidikan islam di sini dihimbau untuk

menasehati siswa terutama bagi siswa yang lumayan susah diarahkan.”71

Hai ini dikuatkan oleh pernyataan bapak S selaku guru MTs Ma’arif

NU 5:“Tetap kerjasama dilakukan oleh pihak guru dan elemen madrasah

yang bersangkutan. Sehingga lebih mudah untuk mengkondisikan siswa

pada saat adzan sudah berkumandang.”72

Pernyataan tersebut di kuatkan kembali oleh El siswa kelas IX: “Iya,

Guru lain ikut menertibkan siswanya, setelah adzan berkumandang siswa di

suruh pergi ke masjid untuk melaksanakan shalat dzuhur berjama’ah.”

Berdasarkan observasi yang peneliti lakukan menunjukan bahwa

guru-guru yang mendapat jam pelajaran siang juga mengikuti kegiatan

shalat berjama’ah di sekolah, guru yang ada di tempat juga menegur siswa

jika kedapatan tidak mengikuti shalat berjama’ah. Sedangkan ketaatan

ibadah shalat siswa merupakan upaya mendekatkan diri kepada Allah

dengan menaati segaala perintah-Nya, menjauhi segala larangan-Nya. Shalat

adalah berhadap hati kepada Allah sebagai ibadah, dalam bentuk beberapa

perkataan dan perbuatan, yang dimulai dengan takbir dan diakhiri dengan

salam serta menurut syarat-syarat yang telah ditentukan syara’. Perlu adanya

bimbingan dan penanganan yang serius yang diberikan pendidik kepada

siswa. Melalui hasil observasi menunjukan bahwa meskipun guru telah

melakukan beberapa cara untuk meningkatkan ketaatan ibadah shalat siswa,

71

Hasil wawancara dengan Kh selaku Guru Fiqih di MTs Ma’arif NU 5 Sekampung,

pada tanggal 05 April 2018. 72

Hasil wawancara dengan S selaku Guru di MTs Ma’arif NU 5 Sekampung, pada

tanggal 05 April 2018.

Page 72: PERANAN GURU FIQIH DALAM MENINGKATKAN KETAATAN IBADAH …

56

masih tetap ada siswa yang belum taat dalam mengikuti kegiatan shalat

berjama’ah di sekolah.

F. Analisis Peranan Guru Fiqih Dalam Meningkatkan Ketaatan Ibadah

Shalat Siswa

Dari hasil wawancara, dapat disimpulkan bahwa peranan guru fiqih

dalam meningkatkan ketaatan ibadah shalat siswa cukup baik yang dapat

dilakukan dengan berbagai cara antara lain dengan memberikan teladan,

membiasakan, menegakkan disiplin, motivasi, memberikan hadiah terutama

psikologis, menghukum dan menciptakan suasana yang berpengaruh bagi

pertumbuhan positif.

1. Memberikan teladan

Guru fiqih memberikan teladan kepada siswa dengan selalu melaksanakan

shalat berjama’ah di sekolah, dengan begitu siswa tidak beranggapan

bahwa guru hanya memberi perintah tetapi juga ikut serta melaksanakan

shalat berjama’ah.

2. Pembiasaan

Guru Fiqih mewajibkan siswa mengikuti shalat berjama’ah di sekolah,

serta membimbing siswa untuk terbiasa meluruskan shaf saat shalat dan

berdoa bersama sesudah shalat. Hal ini dilakukan agar siswa beranggapan

bahwa shalat bukan sekedar kewajiban tetapi juga kebutuhan, jika mereka

meninggalkannya akan ada suatu hal yang kurang selain mendapatkan

dosa.

Page 73: PERANAN GURU FIQIH DALAM MENINGKATKAN KETAATAN IBADAH …

57

3. Menegakkan disiplin

Disiplin adalah “suatu tata tertib yang dapat mengatur tatanan kehidupan

pribadi dan kelompok”.73

Kedisiplinan adalah suatu tata tertib yang mengatur tatanan kehidupan

individu dan kelompok, sehingga pendisiplinan yang dilakukan oleh guru

fiqih dengan memantau siswa agar segera mengambil air wudhu dan

bergegas ke masjid agar siswa tepat waktu dalam melaksanakan shalat.

Akan tetapi masih ada siswa yang keluar dari pantauan guru dan tidak

melaksanakan shalat berjama’ah.

4. Motivasi

Selain menegakkan disiplin guru fiqih juga sering memberikan motivasi di

sela-sela jam pelajaran berlangsung dengan memberikan motivasi tentang

pahala melaksanakan shalat berjama’ah tentu lebih banyak dari pada

melaksanakan shalat sendirian.

Bercerita dengan topik yang berganti-ganti meskipun topik utamanya

tentang shalat, tetapi ceritanya tidak membuat siswa bosan untuk

mendengarkannya. Ketika sudah selesai bercerita kemudian guru fiqih

selalu menjelaskan hikmah dari cerita yang disampaikan.

5. Memberikan hadiah terutama psikologis

Guru fiqih dalam meningkatkan ketaatan ibadah shalat dengan

memberikan pujian kepada siswa yang rajin melaksanakan shalat

berjama’ah dan nilai tambahan. Siswa yang rajin melaksanakan shalat

73 Syaiful Bahri Djamarah, Prestasi Belajar dan Kompetensi Guru, (Surabaya: Usaha

Nasional,2002),h.12

Page 74: PERANAN GURU FIQIH DALAM MENINGKATKAN KETAATAN IBADAH …

58

berjama’ah akan berbeda ketika ada ujian praktek ibadah, pasti sudah

menguasai karena kesehariannya melaksanakan.

6. Menghukum

Masih terdapat siswa yang tidak melaksanakan shalat berjama’ah,

sehingga mereka akan mendapatkan hukuman dari guru kesiswaan.

Hukuman yang berlaku untuk siswa yang tidak melaksanakan shalat

berjama’ah adalah tidak menyakiti siswa. Hukuman yang diberikan

biasanya seperti membersihkan rumput di sekitar area sekolah, kemudian

melaksanakan shalat sendirian.

7. Menciptakan suasana yang berpengaruh bagi pertumbuhan positif

Semua guru dapat saling membantu dan kompak dalam mencapai

tujuan pendidikan di sekolah. Karena hal ini dapat menciptakan suasana

yang harmonis di dalam lingkungan sekolah yang dapat berpengaruh bagi

pertumbuhan positif siswa.

Berdasarkan rincian di atas, dalam menanamkan ketaatan ibadah

pada siswa, cara di atas sangatlah besar pengaruhnya, tetapi karena siswa

hanya sebentar saja di sekolah, maka yang paling besar pengaruhnya

adalah bila cara-cara tersebut dilakukan juga oleh orang tua di rumah.

Ibadah merupakan upaya mendekatkan diri kepada Allah dengan

menaati segaala perintah-Nya, menjauhi segala larangan-Nya. Shalat adalah

berhadap hati kepada Allah sebagai ibadah, dalam bentuk beberapa

perkataan dan perbuatan, yang dimulai dengan takbir dan diakhiri dengan

salam serta menurut syarat-syarat yang telah ditentukan syara’. Perlu adanya

Page 75: PERANAN GURU FIQIH DALAM MENINGKATKAN KETAATAN IBADAH …

59

bimbingan dan penanganan yang serius yang diberikan pendidik kepada

siswa. Melalui hasil observasi menunjukan bahwa meskipun guru telah

melakukan beberapa cara untuk meningkatkan ketaatan ibadah shalat siswa,

masih tetap ada siswa yang belum taat dalam mengikuti kegiatan shalat

berjama’ah di sekolah.

Berdasarkan pemaparan di atas, dapat peneliti pahami bahwa peranan

guru fiqih dalam meningkatkan ketaatan ibadah shalat siswa belum berjalan

secara optimal. Hal ini dapat dibuktikan berdasarkan masih terdapat siswa

yang berada di kantin sekolah pada saat shalat dzuhur dilaksanakan, dan ada

pula siswa yang keluar dari pantauan guru sehingga dia terlepas dari

hukuman yang diberlakukan. Akan tetapi perlu dipahami bahwa peranan

guru fiqih dalam meningkatkan ketaatan ibadah shalat siswa sudah dapat

dikatakan cukup baik, hal ini dibuktikan berdasarkan 15 dari 20 siswa yang

mulanya enggan melaksanakan shalat berjama’ah, kini mereka menjadi

terbiasa melaksanakan shalat berjama’ah di sekolah.

Page 76: PERANAN GURU FIQIH DALAM MENINGKATKAN KETAATAN IBADAH …

60

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis dan pengelolaan data yang telah dilaksanakan,

maka kesimpulan yang dapat diambil bahwa guru fiqih MTs Ma’arif NU 5

Sekampung memiliki tujuh cara yang dapat dilakukan dalam menanamkan

iman atau meningkatkan ketaatan beribadah anak didik yaitu:

1. Memberikan contoh atau teladan, setiap waktu dzuhur guru selalu berada

di sekolah dan melaksanakan shalat berjama’ah bersama para siswa, hal ini

dilakukan guru fiqih untuk memberikan teladan yang baik bagi siswa.

2. Membiasakan, mewajibkan siswa melaksanakan shalat dzuhur berjama’ah

di sekolah dan membimbing siswa merapihkan shafnya dan berdo’a ketika

selesai shalat berjam’ah. agar siswa terbiasa untuk melakukan suatu hal

yang positif dan bisa diterapkan di rumah.

3. Menegakkan disiplin, ketepatan waktu yang di berikan guru kepada siswa

agar cepat melaksanakan shalat.

4. Motivasi siswa dengan memberikan nasehat dan cerita teladan agar siswa

dapat mengambil hikmah dari cerita tersebut dan dapat mempraktekannya

dalam kehidupan sehari-hari.

5. Memberikan hadiah terutama psikologis, untuk siswa yang rajin

melaksanakan shalat berjama’ah akan mendapatkan nilai tambahan dan

pujian.

Page 77: PERANAN GURU FIQIH DALAM MENINGKATKAN KETAATAN IBADAH …

61

6. Menghukum siswa yang tidak melaksanakan shalat berjama’ah, dengan

memberikan hukuman seperti membersihkan kelas dan membersihkan

lingkungan sekolah.

7. Menciptakan suasana yang berpengaruh bagi pertumbuhan positif,

kerjasama yang dilakukan semua elemen madrasah seperti guru, kepala

sekolah dan guru-guru lain untuk meningkatkan ketaatan ibadah shalat

siswa.

Berdasarkan tujuh cara di atas dapat dipahami bahwa peranan guru fiqih

dalam meningkatkan ketaatan ibadah shalat siswa kelas IX MTs Ma’arif

NU 5 Sekampung sudah cukup baik, namun masih belum berjalan secara

optimal, hal ini dapat dilihat dari:

1. Masalah kedisiplinan siswa, masih ada yang membolos saat pelaksanaan

shalat berjama’ah berlangsung.

2. Hukuman yang diberikan belum begitu berefek kepada siswa karena masih

ada siswa yang tidak melaksanakan shalat berjama’ah.

B. Saran

Beberapa saran yang diajukan dalam penelitian ini berdasarkan pada

simpulan sebagai berikut:

1. Guru Fiqih hendaknya menjalin kerjasama yang lebih erat dan kontinu

dengan orang tua/ wali siswa MTs Ma’arif NU 5 Sekampung.

2. Madrasah hendaknya menjalin kerjasama yang lebih erat dengan

masyarakat sekitar dalam mengawasi dan menertibkan perilaku siswa-

siswi MTs Ma’arif NU 5 Sekampung.

Page 78: PERANAN GURU FIQIH DALAM MENINGKATKAN KETAATAN IBADAH …

62

3. Madrasah hendaknya menambah koleksi buku-buku keagamaan di

perpustakaan serta media pembelajaran yang ada di MTs Ma’arif NU 5

Sekampung.

4. Bagi kepala sekolah dan pengurus , perlu adanya dukungan materiil yang

cukup dalam meningkatkan ketaatan ibadah shalat siswa.

5. Guru memberikan hukuman kepada siswa seharusnya yang dapat

membantu siswa dalam meningkatkan ketaatan ibadah seperti hafalan ayat

Al-Qur’an.

6. Guru lebih meningkatkan kedisiplinan siswa, seperti bekerja sama dengan

elemen kelas agar selalu kompak dalam melaksanakan shalat berjama’ah.

Page 79: PERANAN GURU FIQIH DALAM MENINGKATKAN KETAATAN IBADAH …

DAFTAR PUSTAKA

Abu Ahmadi. Metodik Khusus Pendidikan Agama Islam. Bandung: Armico,

1996.

Ahmad Tafsir. Metodologi Pengajaran Agama Islam. Bandung: Remaja

Rosdakarya, 2011.

Akmal Hawi. Kompetensi Guru Pendidikan Agama Islam. Jakarta: Rajawali Pers,

2014.

Amir Syarifuddin. Garis-Garis Besar Fiqih. Jakarta: Kencana, 2003.

Bukhari Umar. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Amzah, 2011.

Khairunnas Rajab. Psikologi Ibadah; Memakmurkan Kerajaan Ilahi Di Hati

Manusia. Jakarta: Amzah, 2011.

Lexi J Moleong. Metode Penelitian Kualitatif, Edisi Revisi, Cet.29. Bandung:

Rosda, 2011.

M. Ngalim Purwanto. Ilmu Pendidikan Teoritis Dan Praktis. Bandung: Remaja

Rosdakarya, 2002.

M. Ngalim Purwanto. Psikologi Pendidikan.Cet.23. Bandung: PT Remaja

Rosdakarya, 2007.

Mahmud Yunus. Kamus Arab Indonesia. Departemen Agama, 1996.

Moh Uzer Usman. Menjadi guru professional. Bandung: PT Remaja Rosdakarya,

2003.

Muhammad Ali . Fiqih. Bandar Lampung: Anugrah Utama Raharja, 2013.

Muhammad Wardi Muslich . Fiqih Muamalat. Jakarta: Amzah, 2010.

Oemar Hamalik. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara, 2011.

Pusat Bahasa. Kamus Besar Bahasa Indonesia, Ed.3, cet.2. Jakarta:Balai Pustaka,

2002.

Samsul Nizar. Filsafat Pendidikan Islam. Jakarta: Ciputat Pers, 2002.

Sri Andri Astuti, Ilmu Pendidikan Islam. Bandar Lampung: Anugrah Utama

Raharja, 2013.

Page 80: PERANAN GURU FIQIH DALAM MENINGKATKAN KETAATAN IBADAH …

64

Sugiyono. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan

R&D. Cet 20. Bandung: Alfabeta, 2014.

Suharsimi Arikunto. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktis. Cet. 14.

Jakarta: Rineka Cipta, 2010.

Sukardi. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara, 2003.

Sulaiman Rasjid .Fiqih Islam. Cet 52. Bandung: Sinar Baru Grafindo, 2011.

Sumadi Suryabrata. Metodologi Penelitian. Jakarta:Rajawali Pers, 2013.

Syaiful Bahri Djamarah. Prestasi Belajar dan Kompetensi Guru.Surabaya: Usaha

Nasional,2002.

Tohirin. Psikologi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam.Jakarta: Pt

Rajagarafindo persada, 2011.

Wasty Soemanto. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Renika Cipta, 2012.

Zakiah Darajat. Metodologi Pengajaran Agama Islam. Jakarta: Bumi

Aksara,2008.

Zuhairi, et.al. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Jakarta:RajaGrafindo Persada,

2016.

Page 81: PERANAN GURU FIQIH DALAM MENINGKATKAN KETAATAN IBADAH …

LAMPIRAN

Page 82: PERANAN GURU FIQIH DALAM MENINGKATKAN KETAATAN IBADAH …

66

Page 83: PERANAN GURU FIQIH DALAM MENINGKATKAN KETAATAN IBADAH …

67

Page 84: PERANAN GURU FIQIH DALAM MENINGKATKAN KETAATAN IBADAH …

68

Page 85: PERANAN GURU FIQIH DALAM MENINGKATKAN KETAATAN IBADAH …

69

Page 86: PERANAN GURU FIQIH DALAM MENINGKATKAN KETAATAN IBADAH …

70

OUTLINE

PERANAN GURU FIQIH DALAM MENINGKATKAN

KETAATAN IBADAH SHALAT SISWA KELAS IX

MTs MA’ARIF NU 5 SEKAMPUNG

LAMPUNG TIMUR

Halaman Sampul

Halaman Judul

Halaman Persetujuan

Halaman Pengesahan

Halaman Abstrak

Halaman Orisinalitas Penelitian

Halaman Motto

Halaman Persembahan

Kata Pengantar

Daftar Isi

Daftar Tabel

Daftar Gambar

Daftar Lampiran BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

B. Pertanyaan Penelitian

C. Tujuan Dan Manfaat Penelitian

D. Penelitian Relevan

BAB II LANDASAN TEORI

A. Ketaatan Ibadah Shalat

1. Pengertian Ketaatan Ibadah Shalat

2. Tujuan Dan Hikmah Melaksanakan Ibadah Shalat

3. Indikator Ketaatan Ibadah Shalat

4. Cara Meningkatkan Ketaatan Ibadah Shalat

Page 87: PERANAN GURU FIQIH DALAM MENINGKATKAN KETAATAN IBADAH …

71

B. Peranan Guru Fiqih Dalam Meningkatkan Ketaatan Ibadah Shalat

1. Konsep Guru

2. Pengertian Guru Fiqih

3. Peranan Guru Fiqih Dalam Meningkatkan Ketaatan Ibadah

Shalat

4. Tugas Dan Tanggung Jawab Guru Fiqih Dalam Meningkatkan

Ketaatan Ibadah Shalat

BAB III METODE PENELITIAN

A. Jenis Dan Sifat Penelitian

B. Sumber Data

C. Teknik Pengumpulan Data

D. Teknik Penjamin Keabsahan Data

E. Teknis Analisis Data

BAB IV TEMUAN HASIL PENELITIAN

A. Profil Sekolah MTs Ma’arif NU 5 Sekampung

1. Sejarah MTs Ma’arif NU 5 Sekampung

2. Visi dan Misi MTs Ma’arif NU 5 Sekampung

3. Letak Geografis MTs Ma’arif NU 5 Sekampung

4. Struktur Organisasi MTs Ma’arif NU 5 Sekampung

5. Keadaan siswa MTs Ma’arif NU 5 Sekampung

6. Keadaan guru MTs Ma’arif NU 5 Sekampung

7. Keadaan Sarana dan Prasarana MTs Ma’arif NU 5 Sekampung

Page 88: PERANAN GURU FIQIH DALAM MENINGKATKAN KETAATAN IBADAH …

72

B. Gambaran Umum Peranan Guru Fiqih Dalam Meningkatkan

Ketaatan Ibadah Shalat Siswa

C. Analisis Peranan Guru Fiqih Dalam Meningkatkan Ketaatan

Ibadah Shalat Siswa

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan

B. Saran

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Metro, 14 Desember 2017

Penulis

Mita Sari

NPM. 14114801

Pembimbing I

Dr. Hj. Akla, M.Pd

NIP. 19691008 200003 2 005

Pembimbing II

Buyung Syukron, S.Ag, SS,MA

NIP. 19721112 200003 1 004

Page 89: PERANAN GURU FIQIH DALAM MENINGKATKAN KETAATAN IBADAH …

73

ALAT PENGUMPUL DATA

PERANAN GURU FIQIH

DALAM MENINGKATKAN KETAATAN IBADAH SHALAT

SISWA KELAS IX MTs MA’ARIF NU 5 SEKAMPUNG LAMPUNG

TIMUR

1. OBSERVASI

a) Pengamatan terhadap aktivitas ibadah shalat siswa

b) Pengamatan terhadap guru dalam memberikan teladan bagisiswa

c) Pengamatan terhadap cara guru dalam menegakkan disiplin kepada siswa

d) Pengamatan terhadap guru dalam membiasakan siswa untuk taat

beribadahpengamatan terhadap guru dalam memberikan hukuman

kepada siswa yang tidak melaksanakan shalat berjama’ah

e) Pengamatan terhadap pemberian hadiah kepada siswa yang rajin dalam

ibadah shalat berjama’ah

f) Pengamatan terhadap pemberian motivasi kepada siswa

g) Pengamatan terhadap ketertiban guru-guru dalam pelaksanaan ibadah

shalat

2. INTERVIEW/ WAWANCARA

Pengantar:

1. Wawancara ditanyakan kepada guru, siswa, kepala sekolah dengan maksud

untuk mendapatkan informasi tentang “Peranan Guru Fiqih Dalam

Page 90: PERANAN GURU FIQIH DALAM MENINGKATKAN KETAATAN IBADAH …

74

Meningkatkan Ketaatan Ibadah Shalat Siswa Kelas IX” di MTs Ma’arif NU 5

Sekampung Lampung Timur

2. Informasi yang diperoleh dari guru, siswa, kepala sekolah sangat berguna bagi

peneliti untuk mengetahui tentang “ Peranan Guru Fiqih Dalam Meningkatkan

Ketaatan Ibadah Shalat Siswa Kelas IX” di MTs Ma’arif NU 5 Sekampung

Lampung Timur

3. Data yang kami dapatkan semata-mata hanya untuk kepentingan penelitian,

untuk itu guru, siswa, kepala sekolah tidak perlu ragu menjawab pertanyaan

ini.

3. INTERVIEW

1. Daftar Interview dengan Guru Fiqih

a) Apakah Ibu setiap waktu dzuhur selalu berada disekolah dan bersama

siswa melaksanakan shalat dzuhur secara berjama’ah di masjid?

b) Apakah Ibu mewajibkan siswa selalu sholat dzuhur di masjid?

c) Apa yang biasa Ibu lakukan dalam membimbing siswa shalat?

d) Bagaimana cara ibu dalam menumbuhkan semangat siswa dalam

beribadah?

e) Bagaimana Ibu mendisiplinkan siswa dalam beribadah?

f) Apa yang Ibu lakukan ketika mengetahui ada siswa yang tidak

melaksanakan shalat?

Page 91: PERANAN GURU FIQIH DALAM MENINGKATKAN KETAATAN IBADAH …

75

g) Bagaimana cara Ibu memberikan apresiasi kepada siswa yang sudah

rajin melaksanakan ibadah shalat berjama’ah di masjid?

h) Apakah guru-guru membantu ibu dalam meningkatkan ketaatan

ibadah shalat siswa?

2. Daftar Interview dengan Peserta Didik

a) Apakah anda selalu mengikuti kegiatan shalat berjama’ah di sekolah?

b) Apakah setiap waktu dzuhur guru fiqih anda selalu berada di sekolah

dan bersama melaksanakan shalat dzuhur secara berjama’ah di

masjid?

c) Apakah anda senang ketika diberi nasehat atau cerita teladan?

d) Apakah anda selalu mendapatkaan sanksi jika tidak melaksanakan

kegiatan shalat berjama’ah di sekolah?

e) Apakah guru-guru lain menegur anda tidak melaksanakan ibadah

shalat berjama’ah?

f) Apakah anda pernah mendapat pujian ketika rajin melaksanakan

shalat berjama’ah?

g) Apakah anda selalu meluruskan shaf ketika hendak shalat berjama’ah?

4. DOKUMENTASI

1. Dokumentasi tentang sejarah berdirinya MTs Ma’arif NU 5 Sekampung

Lampung Timur

2. Dokumentasi data siswa/siswi MTs Ma’arif NU 5 Sekampung Lampung

Timur

Page 92: PERANAN GURU FIQIH DALAM MENINGKATKAN KETAATAN IBADAH …

76

3. Dokumentasi data tentang lembaga dan guru MTs Ma’arif NU 5

Sekampung Lampung Timur

Metro, Maret 2018

Penulis

Mita Sari

NPM. 14114801

Pembimbing I

Dr. Hj. Akla, M.Pd

NIP. 19691008 200003 2 005

Pembimbing II

Buyung Syukron, S.Ag, SS, MA

NIP. 19721112 200003 1 004

Page 93: PERANAN GURU FIQIH DALAM MENINGKATKAN KETAATAN IBADAH …

77

Page 94: PERANAN GURU FIQIH DALAM MENINGKATKAN KETAATAN IBADAH …

78

HASIL WAWANCARA

PERANAN GURU FIQIH DALAM MENINGKATKAN

KETAATAN IBADAH SHALAT SISWA KELAS IX MTs

MA’ARIF NU 5 SEKAMPUNG LAMPUNG TIMUR IDENTITAS

1. Guru fiqih

a. Informan : ibu K dan Bapak S

b. Waktu Pelaksanaan : 05 April 2018

h. Aspek : meningkatkan ketaatan ibadah shalat dengan memberikan

contoh atau teladan, pembiasaan, menegakkan disiplin, motivasi,

memberikan hadiah terutama psikologis, menghukum, dan

Menciptakan suasana yang berpengaruh bagi pertumbuhan positif.

No.

Soal

Pertanyaan Petikan Wawancara

1. Apakah anda

setiap waktu

dzuhur selalu

berada di sekolah

dan bersama

siswa

melaksanakan

shalat dzuhur

secara berjama’ah

di masjid?

Ibu K : iya, pada intinya seorang guru ada di

tempat dan untuk shalat dzuhur berjama’ah

Bapak S : iya, berada di sekolah dan mengikuti

sholat berjama’ah.

2. Apakah anda

mewajibkan

shalat dzuhur di

masjid?

Ibu k : saya mewajibkan shalat dzuhur

berjama’ah, hanya kelas yang waktu ada jam

saya ngajar.

Bapak S : Aturan sekolah wajib melaksanakan

shalat dzuhur.

3. Bagaimana anda

mendisiplinkan

siswa dalam

beribadah?

Ibu k : waktu yang terbatas sehingga siswa

harus cepat melaksanakan shalat berjama’ah.

Bapak S : pada saat shalat dzuhur waktu itu

sangat singkat karena akan dimulai jam

pelajaran selanjutnya. Sehingga siswa harus

cepat melaksanakan shalat berjama’ah.

4. Bagaimana cara

anda dalam

menumbuhkan

semangat siswa

dalam beribadah?

Ibu k : memberikan dorongan pada siswa bahwa

pahala shalat berjama’ah lebih banyak dari pada

shalat sendirian. Waktu pun sangat menjadi

pertimbangan, karena akan dimulai jam

pelajaran lagi sesudah shalat berjama’ah.

Bapak S : yang namanya ibadah tidak ada nilai

buruknya, malah mendapat pahala berlipat

ganda dengan melakukan shalat berjama’ah.

Agar siswa tetap menjaga shalatnya, karena

shalat itu seperti disiplin.

5. Bagaimana cara

anda memberikan

Ibu K : mendapat pujian, bisa menjadi contoh

untuk siswa yang lainnya.

Page 95: PERANAN GURU FIQIH DALAM MENINGKATKAN KETAATAN IBADAH …

79

apresiasi kepada

siswa yang sudah

rajin

melaksanakan

ibadah shalat

berjama’ah di

masjid?

Bapak S : penghargaan tetap dilakukan oleh

guru agar siswa yang aktif tersebut merasa tidak

sia-sia dalam tindakannya, dan memberikan

pujian.

6. Apa yang anda

lakukan ketika

mengetahui ada

siswa yang tidak

melaksanakan

shalat?

Ibu K : Menegur, apa yang dilakukan ketika

tidak shalat berjama’ah. Memberikan

hukuman Memberikan hukuman pada siswa

yang tidak melaksanakan shalat berjama’ah.

Bapak S: Ada teguran karena mengingatkan

untuk melaksanakan shalat berjama’ah. Apa

alasan siswa tersebut tidak melaksanakan shalat

berjama’ah. Memberikan hukuman kepada siswa

yang tidak melaksanakan shalat berjama’ah.

7. Apakah guru-guru

membantu anda

dalam

meningkatkan

ketaatan ibadah

shalat siswa?

Ibu K : semua guru ikut berpartisipasi dalam

meningkatkan ketaatan ibadah shalat dzuhur

berjama’ah.

Bapak S : Tetap kerjasama dilakukan oleh pihak

guru dan elemen madrasah yang bersangkutan.

2. Siswa

c. Informan : El dan Fa

d. Waktu Pelaksanaan : 05 April 2018

Aspek : meningkatkan ketaatan ibadah shalat dengan memberikan contoh atau

teladan, pembiasaan, menegakkan disiplin, motivasi, memberikan hadiah

terutama psikologis, menghukum, dan Menciptakan suasana yang

berpengaruh bagi pertumbuhan positif.

No.

Soal

Pertanyaan Petikan Wawancara

1. Apakah setiap

waktu dzuhur

guru fiqih adik

selalu berada di

sekolah dan

bersama

melaksanakan

shalat dzuhur

secara berjama’ah

di masjid?

El : iya, guru fiqih saya selalu melaksanakan

shalat dzuhur berjama’ah di sekolah.

Fa : guru fiqih selalu mengikuti kegiatan shalat

dzuhur berjama’ah di sekolah, ketika ada jadwal

mengajar.

2. Apakah adik

selalu mengikuti

shalat berjama’ah

di sekolah?

El : iya, saya melakukan shalat berjama’ah di

sekolah. Guru yang menyuruh shalat berjama’ah

pun mengikuti kegiatan tersebut. Jadi tidak ada

alasan bagi saya untuk tidak mengikuti shalat

berjama’ah di sekolah.

Page 96: PERANAN GURU FIQIH DALAM MENINGKATKAN KETAATAN IBADAH …

80

Fa : iya, saya melakukan shalat berjama’ah di

sekolah.

3. Apakah anda

selalu

mendapatkan

sanksi jika tidak

melaksanakan

kegiatan shalat

berjama’ah di

sekolah

El : iya, apabila saya sedang berhadas besar

(haid) saya diberi tugas membersihkan kelas.

Apabila tidak (haid) dan saya membolos untuk

tidak mengikuti shalat berjama’ah hukumannya

membersihkan lingkungan sekolah seperti

mencabuti rumput.

Fe : iya, di suruh shalat berjama’ah sendiri.

Kemudian membersihkan lingkungan sekolah. 4. Apakah anda

senang diberi

nasehat atau cerita

teladan?

El : guru fiqih sering bercerita di kelas kami dan

ceritanya selalu berganti-ganti meskipun topik

utamanya tentang shalat, tetapi ceritanya dapat

membuat kami senang dan tidak bosan untuk

mendengarkannya. Ketika selesai bercerita guru

fiqih kami selalu memberikan nasehat kepada

kami tentang hikmah cerita tersebut. Sehingga

membuat kami tergerak untuk mencontoh tokoh-

tokoh baik dalam cerita tersebut.

Fa : senang karena guru fiqih bercerita tentang

taqdim terhadap seorang guru dan keutamaan

shalat berjama’ah.

5. Apakah anda

pernah

mendapatkan

pujian ketika rajin

melaksanakan

shalat

berjama’ah?

El : pernah mendapatkan pujian dan mendapat

nilai tambahan pada saat praktek ibadah.

Fa : semua siswa pasti pernah mendapatkan

pujian dari beliau. Terutama bagi siswa yang

rajin melaksanaknan shalat berjama’ah di

sekolah. Saya senang dengan beliau karena

ramah.

6. Apakah guru-guru

lain menegur anda

tidak

melaksanakan

shalat

berjama’ah?

El : iya, guru lain ikut menertibkan siswanya,

setelah adzan berkumandang siswa di suruh

pergi ke masjid untuk melaksanakan shalat

dzuhur berjama’ah.

Fe : Jika ada guru yang melihat siswa malas-

malasan ketika hendak melaksanakan shalat

dzuhur maka guru tersebut langsung

menegurnya dan mengajak untuk mengambil air

wudhu kemudian shalat di masjid. 7. Apakah anda

selalu meluruskan

shaf ketika

hendak shalat

berjama’ah?

El : selalu meluruskan shaf. Shaf termasuk

dalam menyempurnakan shalat. Sehingga kita

akan lebih khusyu’ dalam melaksanakan shalat.

Fa : meluruskan shaf, kita harus meluruskan shaf

karena termasuk dalam menyempurnakan shalat.

Page 97: PERANAN GURU FIQIH DALAM MENINGKATKAN KETAATAN IBADAH …

81

Triangulasi Sumber

No. Sumber Utama Sumber Pembanding

Pertanyaan Pernyataan Orangtua Pertanyaan Pernyataan anak

1. Apakah anda setiap waktu dzuhur selalu berada di sekolah dan bersama siswa melaksanakan shalat dzuhur secara berjama’ah di masjid?

Ibu K : iya, pada intinya seorang

guru ada di tempat dan untuk shalat

dzuhur berjama’ah

Bapak S : iya, berada di sekolah dan

mengikuti sholat berjama’ah.

Apakah setiap waktu

dzuhur guru fiqih

adik selalu berada di

sekolah dan bersama

melaksanakan shalat

dzuhur secara

berjama’ah di

masjid?

El : iya, guru fiqih saya selalu

melaksanakan shalat dzuhur

berjama’ah di sekolah.

Fa : guru fiqih selalu mengikuti

kegiatan shalat dzuhur berjama’ah

di sekolah, ketika ada jadwal

mengajar.

2. Apakah anda

mewajibkan shalat

dzuhur di masjid?

Ibu k : saya mewajibkan shalat

dzuhur berjama’ah, hanya kelas yang

waktu ada jam saya ngajar.

Bapak S : Aturan sekolah wajib

melaksanakan shalat dzuhur.

Apakah adik selalu

mengikuti shalat

berjama’ah di

sekolah?

El : iya, saya melakukan shalat berjama’ah di sekolah. Fa : iya, saya melakukan shalat berjama’ah di sekolah.

3. Apakah yang biasa

anda lakukan

dalam

membimbing

siswa shalat?

Ibu k : pada saat materi pelajaran

berlangsung, menjelaskan tentang

pentingnya shalat berjama’ah,

kemudian untuk tindakannya adalah

mengajak anak-anak untuk

melaksanakan shalat berjama’ah.

Bapak S : menyampaikan pada saat

materi, keseharian. Pada waktu shalat

praktek ibadah. Setelah selesai bias

Apakah anda senang

diberi nasehat atau

cerita teladan?

El : senang dan yang sering

diceritakan biasanya tentang

keagamaan.

Fa : bercerita tentang taqdim

terhadap seorang guru dan

keutamaan shalat berjama’ah.

Page 98: PERANAN GURU FIQIH DALAM MENINGKATKAN KETAATAN IBADAH …

82

menjadi hasil kompetensi (yang

awalnya tidak bias menjadi bisa).

Bagaimana cara

anda dalam

menumbuhkan

semangat siswa

dalam beribadah?

Ibu k : memberikan dorongan pada

siswa bahwa pahala shalat berjama’ah

lebih banyak dari pada shalat

sendirian. Waktu pun sangat menjadi

pertimbangan, karena akan dimulai

jam pelajaran lagi sesudah shalat

berjama’ah.

Bapak S : yang namanya ibadah tidak

ada nilai buruknya, malah mendapat

pahala berlipat ganda dengan

melakukan shalat berjama’ah. Agar

siswa tetap menjaga shalatnya, karena

shalat itu seperti disiplin.

4. Bagaimana anda

mendisiplinkan

siswa dalam

beribadah?

Ibu k : waktu yang terbatas sehingga

siswa harus cepat melaksanakan shalat

berjama’ah.

Bapak S : pada saat shalat dzuhur

waktu itu sangat singkat karena akan

dimulai jam pelajaran selanjutnya.

Sehingga siswa harus cepat

melaksanakan shalat berjama’ah.

Apakah anda selalu

mendapatkan sanksi

jika tidak

melaksanakan

kegiatan shalat

berjama’ah di

sekolah?

El : iya, jika saya tidak

melaksanakan shalat dzuhur

berjama’ah apabila saya sedang

berhadas besar saya diberi tugas

membersihkan kelas. Apabila tidak

berhadas membersihkan lingkungan

sekolah seperti mencabuti rumput.

Fe : iya, di suruh shalat berjama’ah

sendiri

5. Apa yang anda

lakukan ketika

mengetahui ada

siswa yang tidak

Ibu K : Menegur, apa yang dilakukan

ketika tidak shalat berjama’ah.

Memberikan hukuman.

Bapak S : Ada teguran karena

Apakah guru-guru

lain menegur anda

tidak melaksanaakan

shalat berjama’ah?

El : iya, guru lain ikut menertibkan

siswanya, setelah adzan

berkumandang siswa disuruh pergi

ke masjid untuk melaksanakan

Page 99: PERANAN GURU FIQIH DALAM MENINGKATKAN KETAATAN IBADAH …

83

melaksanakan

shalat?

mengingatkan untuk melaksanakan

shalat berjama’ah. Apa alasan siswa

tersebut tidak melaksanakan shalat

berjama’ah. Memberikan hukuman

kepada siswa yang tidak

melaksanakan shalat berjama’ah.

shalat dzuhur berjama’ah.

Fe : iya, para guru turut serta

menegur siswanya apabila ada yang

tidak mengikuti shalat berjama’ah.

6. Bagaimana cara

anda memberikan

apresiasi kepada

siswa yang sudah

rajin melaksanakan

ibadah shalat

berjama’ah di

masjid?

Ibu K : mendapat pujian, bisa menjadi

contoh untuk siswa yang lainnya.

Bapak S : penghargaan tetap dilakukan

oleh guru agar siswa yang aktif

tersebut merasa tidak sia-sia dalam

tindakannya, dan memberikan pujian.

Apakah anda pernah

mendapatkan pujian

ketika rajin

melaksanakan shalat

berjama’ah?

El : pernah mendapatkan pujian dan mendapat nilai tambahan pada saat praktek ibadah. Fa : saya sering mendapatkan pujian dan nilai praktek saya mendapat point tambahan.

7. Apakah guru-guru

membantu anda

dalam

meningkatkan

ketaatan ibadah

shalat siswa?

Ibu K : semua guru ikut berpartisipasi

dalam meningkatkan ketaatan ibadah

shalat dzuhur berjama’ah.

Bapak S : Tetap kerjasama dilakukan

oleh pihak guru dan elemen madrasah

yang bersangkutan.

Apakah anda selalu

meluruskan shaf

ketika hendak shalat

berjama’ah?

El : selalu meluruskan shaf. Shaf

termasuk dalam menyempurnakan

shalat.

Fa : meluruskan shaf, kita harus

meluruskan shaf karena termasuk

dalam menyempurnakan shalat.

Page 100: PERANAN GURU FIQIH DALAM MENINGKATKAN KETAATAN IBADAH …

84

Page 101: PERANAN GURU FIQIH DALAM MENINGKATKAN KETAATAN IBADAH …

85

Page 102: PERANAN GURU FIQIH DALAM MENINGKATKAN KETAATAN IBADAH …

86

Page 103: PERANAN GURU FIQIH DALAM MENINGKATKAN KETAATAN IBADAH …

87

Page 104: PERANAN GURU FIQIH DALAM MENINGKATKAN KETAATAN IBADAH …

88

Page 105: PERANAN GURU FIQIH DALAM MENINGKATKAN KETAATAN IBADAH …

89

Page 106: PERANAN GURU FIQIH DALAM MENINGKATKAN KETAATAN IBADAH …

90

Page 107: PERANAN GURU FIQIH DALAM MENINGKATKAN KETAATAN IBADAH …

91

Page 108: PERANAN GURU FIQIH DALAM MENINGKATKAN KETAATAN IBADAH …

92

Page 109: PERANAN GURU FIQIH DALAM MENINGKATKAN KETAATAN IBADAH …

93

Page 110: PERANAN GURU FIQIH DALAM MENINGKATKAN KETAATAN IBADAH …

94

Page 111: PERANAN GURU FIQIH DALAM MENINGKATKAN KETAATAN IBADAH …

95

Page 112: PERANAN GURU FIQIH DALAM MENINGKATKAN KETAATAN IBADAH …

96

Page 113: PERANAN GURU FIQIH DALAM MENINGKATKAN KETAATAN IBADAH …

97

Page 114: PERANAN GURU FIQIH DALAM MENINGKATKAN KETAATAN IBADAH …

98

Page 115: PERANAN GURU FIQIH DALAM MENINGKATKAN KETAATAN IBADAH …

99

Page 116: PERANAN GURU FIQIH DALAM MENINGKATKAN KETAATAN IBADAH …

100

Page 117: PERANAN GURU FIQIH DALAM MENINGKATKAN KETAATAN IBADAH …

101

DOKUMSENTASI

Bangunan MTs Ma’arif NU 5 Sekampung

Kabupaten Lampung Timur

Wawancara Dengan Guru MTs Ma’arif NU

Sekampung

Masjid MTs Ma’arif NU 5 Sekampung

Kabupaten Lampung Timur

Page 118: PERANAN GURU FIQIH DALAM MENINGKATKAN KETAATAN IBADAH …

102

Wawancara dengan Siswa MTs Ma’arif NU 5 Sekampung

Wawancara Dengan Guru Fiqih MTs Ma’arif NU

Sekampung

Page 119: PERANAN GURU FIQIH DALAM MENINGKATKAN KETAATAN IBADAH …

103

Siswa dan Guru MTs Ma’arif NU 5 Sekampung sedang

melaksanakan sholat dzuhur berjama’ah

Siswa dan Guru MTs Ma’arif NU 5 Sekampung sedang

melaksanakan sholat dzuhur berjama’ah

Page 120: PERANAN GURU FIQIH DALAM MENINGKATKAN KETAATAN IBADAH …

104

RIWAYAT HIDUP

Peneliti bernama Mita Sari, dilahirkan di Bekri, pada

tanggal 26 Mei 1996 anak tunggal dari pasangan Bapak Mul

Yadi dan Ibu Watini. Riwayat pendidikan Peneliti diawali di

TK IKI PTPN VII Bekri lulus tahun 2002, kemudian

melanjutkan ke Sekolah Dasar (SDN 3) Sinar Banten Bekri

lulus pada tahun 2008, kemudian melanjutkan ke Madrasah Tsanawiyah (MTs)

Al-ihsan lulus pada tahun 2011, kemudian sekolah menengah atas peneliti

melanjutkan di (SMK) Waskita lulus pada tahun pada tahun 2014. Kemudian di

tahun yang sama peneliti melanjutkan pendidikan di IAIN Metro, Fakultas

Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Jurusan Pendidikan Agama Islam.