evaluasi perbedaan ketaatan pasien rawat jalan …
TRANSCRIPT
EVALUASI PERBEDAAN KETAATAN PASIEN RAWAT JALAN
RS PANTI RINI YOGYAKARTA ANTARA PASIEN YANG DIBERI
INFORMASI VS INFORMASI plus ALAT BANTU KETAATAN SERTA
DAMPAK TERAPINYA PERIODE JUNI-JULI 2009
(Kajian terhadap Penggunaan Obat Antihipertensi)
SKRIPSIDiajukan untuk Memenuhi Salah Satu SyaratMemperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm)
Program Studi Ilmu Farmasi
Oleh:
Dewi Pristiana Anggraini
NIM : 068114007
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2009
ii
EVALUASI PERBEDAAN KETAATAN PASIEN RAWAT JALAN RS PANTI
RINI YOGYAKARTA ANTARA PASIEN YANG DIBERI INFORMASI VS
INFORMASI plus ALAT BANTU KETAATAN SERTA DAMPAK
TERAPINYA PERIODE JUNI-JULI 2009
(Kajian terhadap Penggunaan Obat Antihipertensi)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu SyaratMemperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm)
Program Studi Ilmu Farmasi
Oleh:
Dewi Pristiana Anggraini
NIM : 068114007
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2009
v
LiFE is Too ShOrt
To WaKe Up WitH rEgRetS.
LoVE tHe pEoPLe wHo treat you right &
ForGet the Ones who don’t!
BelieVe that everything happens for reason.
If you get a Chance – Take it
iF it cHanges your life –let it
Nobody said life would be easy
They just promised
It Would be WortH it
kUPersEmbahKan untuk
Bapak Ibu TercinTA
aDek tia dan Yang uTi terSayang
kELuargAku
aLmaMaterku
vii
PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan pada Allah SWT, karena dengan rahmat
serta hidayahnya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Evaluasi
Perbedaan Ketaatan Pasien Rawat Jalan RS Panti Rini Yogyakarta antara
Pasien yang Diberi Informasi vs Informasi plus Alat Bantu Ketaatan serta
Dampak Terapinya Periode Juni-Juli 2009 (Kajian terhadap Penggunaan Obat
Hipertensi)” dengan baik.
Penyusunan skripsi ini dapat berjalan dengan baik karena adanya bantuan dan
dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih
kepada:
1. Direktur Rumah Sakit Panti Rini Yogyakarta yang telah memberikan ijin bagi
penulis untuk melakukan penelitian di Rumah Sakit Panti Rini.
2. Rita Suhadi, M.Si., Apt. selaku Dekan Fakultas Farmasi yang telah memberikan
bimbingan, pengarahan, dukungan, dan waktu selama proses penelitian dan
penyusunan skripsi.
3. dr. Luciana Kuswibawati, M.Kes selaku dosen pembimbing yang telah
memberikan bimbingan, pengarahan, dukungan, waktu, kritik, dan saran selama
proses penelitian dan dalam penyusunan skripsi ini.
4. Drs. Mulyono, Apt. selaku dosen penguji yang telah menguji sekaligus
memberikan masukan dan saran yang membangun bagi penulis.
viii
5. Maria Wisnu Donowati, M.Si., Apt. selaku dosen penguji yang telah menguji
sekaligus memberikan masukan dan saran yang membangun bagi penulis.
6. Mbak Betty Husadani, S.Si, Apt. selaku apoteker Rumah Sakit Panti Rini dan
pembimbing lapangan yang banyak membantu penulis, memberikan pengarahan
dan bimbingan selama penelitian berlangsung di Rumah Sakit Panti Rini.
7. Bapak Hari Budiarto selaku Kepala Instalasi Rekam Medik Rumah Sakit Panti
Rini Yogyakarta atas bantuan yang diberikan selama proses pengambilan data di
Rumah Sakit Panti Rini Yogyakarta.
8. Bapak dan Ibu tercinta yang selama ini selalu memberikan kasih sayang, cinta,
doa, dan dukungan moril maupun materiil.
9. Adekku tersayang, Janestia Putri Maharani yang selalu memberikan doa, cinta,
kasih sayang, keceriaan dan membuat hidupku menjadi lebih indah dan berwarna.
10. Nenekku tersayang, yang senantiasa memberikan doa, wejangan, dukungan,
perhatian, kasih sayang, pengetahuan, dan pengalaman yang sangat berarti.
11. Kakekku, Om Anto, Tante Lita, Adek Aisyah yang senantiasa memberikan
dukungan dan keceriaannya padaku.
12. Widya Kristiyanto, yang selama ini selalu menemani, membantu, memberikan
cinta, dukungan, kasih sayang dan perhatiannya kepadaku.
13. Sahabat-sahabat mungilku, Uut, Yola, Shinta yang telah memberikan keceriaan
dalam hidupku, kebersamaan, kekompakkan, dukungan, doa dan persahabatan
yang indah padaku.
xi
INTISARI
Ketaatan terhadap penggunaan golongan obat antihipertensi sangat penting.Penggunaan obat antihipertensi yang tidak taat dapat berdampak negatif yaitumengakibatkan tekanan darah menjadi tidak terkontrol, serta meningkatkan angkamortalitas dan resiko penyakit kardiovaskular lain. Peran farmasis dalam pemberianinformasi sangat menentukan ketaatan penggunaan obat pasien. Pemberian informasibelum cukup membantu pasien, perlu adanya inovasi alat bantu untuk meningkatkanpemahaman dan akhirnya meningkatkan ketaatan penggunaan obat.
Tujuan utama penelitian ini adalah mengetahui perbedaan ketaatan pasienrawat jalan RS Panti Rini Yogyakarta antara pasien yang diberi informasi vsinformasi plus alat bantu ketaatan serta dampak terapinya periode Juni-Juli 2009(Kajian terhadap Penggunaan Obat Antihipertensi). Penelitian ini merupakan jenispenelitian eksperimental semu dengan rancangan analitik. Data dianalisis denganstatistik parametrik menggunakan uji T-test dan bila non parametrik menggunakanMann Whitney dengan taraf kepercayaan 90%.
Seluruh pasien yang menerima golongan obat antihipertensi adalah 59 pasien,29 pasien perlakuan dan 30 pasien kontrol. Perbedaan ketaatan antara kelompokperlakuan dan kontrol berdasarkan jumlah obat antihipertensi yang diminumdiperoleh nilai p=0,02. Dampak terapi berdasarkan selisih tekanan darah sistolik dandiastolik pada awal dan akhir terapi pada kelompok perlakuan masing-masingditunjukkan dengan nilai p sebesar 0,43 dan 0,46; sedangkan pada kelompok kontrolditunjukkan dengan nilai p sebesar 0,08 dan 0,25. Dari penelitian ini, dapatdisimpulkan bahwa adanya pemberian informasi plus alat bantu ketaatan dapatmeningkatkan ketaatan pasien dalam minum obat antihipertensi.
Kata kunci (keyword) : ketaatan, alat bantu, obat antihipertensi
xii
ABSTRACT
The compliance on using sort of antihypertensive medicine is crucial. Thedisobedient use of antihypertensive medicine can cause negative effects such ascausing uncontrolled blood pressure, as well both raising mortality and the risk ofother cardiovascular disease. The role of pharmacist in delivering information ismostly determining the compliance of patient’s medicines usage. Giving informationis not sufficient yet to help patients. There is needs of tool assistance innovation toraise understanding and at the end the compliance of medicines usage, as well.
The main goal of this research is to know Outpatient’s Compliance DifferenceAt Panti Rini Hospital Yogyakarta Among Outpatient Given Information vsInformation plus Compliance Tool Asistance And Its Outcome Within Juny-July2009 Period (Study of Antihypertensive Medicine Usage). This is a falseexperimental sort of research with analytic design. Data is analyzed by parametricstatistic using T test and, if it is non-parametric, Mann Whitney with 90% ofconfidence interval.
The whole patients who receive medicine from antihypertensives are 59patients. It consists of 29 patients of treatment and 30 patients of control. Thecompliance difference between treatment group and control, based on the number ofantihypertensive medicine consumed, obtains score P=0,02. The outcome based onthe gap between systolic and diastolic blood pressure on the beginning and ending oftherapy on treatment group is shown by mark p as 0,43 and 0,46; while control groupis shown by mark p as 0,08 and 0,25. From this research, it can be concluded that theexistence of delivering information plus compliance tool assistance can raise patients’compliance in taking antihypertensive medicine.
Keyword: compliance, asistance tool, antyhipertensive medicine
xiii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN SAMPUL ..................................................................... i
HALAMAN JUDUL ......................................................................... ii
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................ iii
HALAMAN PENGESAHAN ........................................................... iv
HALAMAN PERSEMBAHAN ........................................................ v
PERNYATAAN PUBLIKASI .......................................................... vi
PRAKATA ........................................................................................ vii
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ............................................ x
INTISARI .......................................................................................... xi
ABSTRACT ........................................................................................ xii
DAFTAR ISI ..................................................................................... xiii
DAFTAR TABEL ............................................................................. xvii
DAFTAR GAMBAR ......................................................................... xx
DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................... xxi
BAB I PENDAHULUAN .................................................................. 1
A. Latar Belakang ........................................................................... 1
1. Permasalahan .......................................................................... 3
2. Keaslian penelitian .................................................................. 4
3. Manfaat penelitian .................................................................. 4
B. Tujuan Penelitian ....................................................................... 5
1. Tujuan umum .......................................................................... 5
xiv
2. Tujuan khusus ......................................................................... 5
BAB II PENELAAHAN PUSTAKA....................................................... 6
A. Drug Therapy Problems ................................................................ 6
B. Ketaatan Penggunaan Obat ........................................................... 8
1. Definisi .................................................................................... 8
2. Alasan Ketidaktaatan Penggunaan Obat ................................. 9
3. Akibat Ketidaktaatan ............................................................... 11
4. Upaya Meningkatkan Kepatuhan Penggunaan Obat ............... 11
C. Hipertensi ...................................................................................... 12
1. Definisi .................................................................................... 12
2. Epidemiologi ........................................................................... 15
3. Patofisiologi ............................................................................ 16
4. Manifestasi Klinik ................................................................... 18
5. Penatalaksanaan Terapi............................................................ 18
6. Kegagalan Terapi ..................................................................... 22
D. Obat Antihipertensi ....................................................................... 23
E. Landasan Teori .............................................................................. 28
F. Hipotesis ....................................................................................... 29
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ........................................... 30
A. Jenis dan Rancangan Penelitian .................................................... 30
B. Definisi Operasional ..................................................................... 31
C. Subjek Penelitian .......................................................................... 33
D. Bahan Penelitian ........................................................................... 34
xv
E. Instrumen Penelitian ..................................................................... 34
F. Lokasi Penelitian ........................................................................... 34
G. Tata Cara Penelitian ...................................................................... 35
1. Analisis situasi ........................................................................ 35
2. Pembuatan alat bantu ketaatan ................................................ 35
3. Pembuatan wawancara terstruktur .......................................... 35
4. Pengumpulan data ................................................................... 36
5. Wawancara .............................................................................. 37
6. Tahap penyelesaian data ......................................................... 37
H. Tahap Cara Analisis Hasil ............................................................ 37
I. Kesulitan Penelitian ....................................................................... 41
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ........................................... 43
A. Profil Pasien Rawat Jalan di Rumah Sakit Panti Rini Yogyakarta
yang Menerima Golongan Obat Antihipertensi ........................... 43
B. Profil Obat Pasien Rawat Jalan Rumah Sakit Panti Rini
Yogyakarta yang Menggunakan Golongan Obat Antihipertensi.. .. 45
1. Profil obat secara umum ....................................................... 45
2. Profil obat antihipertensi....................................................... 52
C. Evaluasi Drug Related Problem ................................................... 53
D. Evaluasi Perbedaan Ketaatan Pasien dan Dampak Terapi Pasien
Antara Kelompok Perlakuan dan Kontrol Serta Pengaruh Alat
Bantu Ketaatan pada Pasien Rawat Jalan RS Panti Rini periode
Juni-Juli 2009 .............................................................................. 60
xvi
1. Evaluasi Perbedaan Ketaatan Pasien Berdasarkan Jumlah
Obat Antihipertensi yang Diminum dan Aturan Pakai ............ 60
2. Evaluasi Perbedaan Dampak Terapi Pasien Antara Kelompok
Perlakuan dan Kontrol ............................................................. 65
E. Rangkuman Pembahasan ............................................................... 67
BAB V KESIMPULAN ..................................................................... 72
A. Kesimpulan ................................................................................... 72
B. Saran ............................................................................................. 74
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................... 75
LAMPIRAN ........................................................................................ 77
xvii
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel I. Penyebab-Penyebab drug therapy problems (DTPS) .................. 6
Tabel II. Klasifikasi Tekanan Darah menurut JNC 7 ................................ 15
Tabel III. Klasifikasi Tekanan Darah menurut WHO................................. 15
Tabel IV. Terapi hipertensi berdasarkan JNC VII ...................................... 21
Tabel V. Terapi hipertensi pada keadaan khusus berdasarkan JNC VII.... 22
Tabel VI. Baseline Profil Pasien Rawat Jalan pada Kelompok Perlakuan
dan Kontrol yang Menerima Obat Antihipertensi di RS Panti
Rini Yogyakarta Periode Juni-Juli 2009 ..................................... 44
Tabel VII. Baseline Profil Obat Pasien Rawat Jalan di RS Panti Rini
Yogyakarta Periode Juni-Juli 2009 yang Menerima Obat
Antihipertensi.............................................................................. 45
Tabel VIII.Profil Jumlah Obat yang Diterima Pasien Rawat Jalan di
Rumah Sakit Panti Rini Yogyakarta Periode Juni-Juli 2009 ...... 45
Tabel IX. Golongan dan Jenis Obat Selain Obat Antihipertensi yang
Diterima Pasien Rawat Jalan di Rumah Sakit Panti Rini
Yogyakarta Periode Juni-Juli 2009............................................. 46
Tabel X. Distribusi Jenis Obat Antihipertensi Yang Diterima Pasien
Rawat Jalan di Rumah Sakit Panti Rini Yogyakarta Periode
Juni-Juli 2009 Berdasarkan Kelas Terapinya.............................. 50
Tabel XI. Distribusi Golongan dan Jenis Obat Antihipertensi Yang
Diterima Pasien Rawat Jalan di Rumah Sakit Panti Rini
xviii
Yogyakarta Periode Juni-Juli 2009 Pada Kelompok Perlakuan
Berdasarkan Kelas Terapinya ..................................................... 51
Tabel XII. Distribusi Golongan dan Jenis Obat Antihipertensi Yang
Diterima Pasien Rawat Jalan di Rumah Sakit Panti Rini
Yogyakarta Periode Juni-Juli 2009 Pada Kelompok Kontrol
Berdasarkan Kelas Terapinya ..................................................... 51
Tabel XIII. Profil Jumlah Obat Antihipertensi Pasien Rawat Jalan di
Rumah Sakit Panti Rini Yogyakarta Periode Juni-Juli 2009 ...... 52
Tabel XIV. Pengelompokan Kejadian DTP Obat Antihipertensi pada
Pasien Rawat Jalan di Rumah Sakit Panti Rini Yogyakarta
Periode Juni-Juli 2009................................................................. 53
Tabel XV. Kelompok Kasus DTP Obat Antihipertensi dengan Efek Obat
Yang Merugikan pada Pasien Rawat Jalan di Rumah Sakit
Panti Rini Yogyakarta Periode Juni-Juli 2009............................ 54
Tabel XVI. Kelompok Kasus DTP Obat Antihipertensi dengan
Ketidaktaatan pada Pasien Rawat Jalan di Rumah Sakit Panti
Rini Yogyakarta Periode Juni-Juli 2009 ..................................... 55
Tabel XVII. Persentase Ketaatan Pasien Rawat Jalan RS Panti Rini
Yogyakarta Antara Pasien Yang Diberi Informasi vs Informasi
plus Alat Bantu Ketaatan Periode Juni-Juli 2009 Berdasarkan
Jumlah Obat Antihipertensi yang Diminum ............................... 61
Tabel XVIII. Hasil Uji Perbedaan Ketaatan Pasien Rawat Jalan RS Panti
Rini Yogyakarta Antara Pasien Yang Diberi Informasi vs
xix
Informasi plus Alat Bantu Ketaatan Periode Juni-Juli 2009
Berdasarkan Jumlah Obat Antihipertensi yang Diminum .......... 62
Tabel XIX. Persentase Ketaatan antara Pasien Rawat Jalan RS Panti Rini
Yogyakarta Antara Pasien Yang Diberi Informasi vs Informasi
plus Alat Bantu Ketaatan Periode Juni-Juli 2009 Berdasarkan
Aturan Pakai Obat....................................................................... 63
Tabel XX. Perbandingan Tekanan Darah Sistolik dan Diastolik Akhir
Terapi pada Pasien Rawat Jalan RS Panti Rini Yogyakarta
Antara Pasien Yang Diberi Informasi vs Informasi plus Alat
Bantu Ketaatan Periode Juni-Juli 2009....................................... 65
Tabel XXI. Selisih Tekanan Darah Sistolik dan Diastolik pada Pasien
Rawat Jalan RS Panti Rini Yogyakarta pada Masing-Masing
Kelompok Yang Diberi Informasi dan Informasi plus Alat
Bantu Ketaatan Periode Juni-Juli 2009 ...................................... 66
xx
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1. Mekanisme Kerja Sistolik, Diastolik ....................................... 14
Gambar 2. Aktivitas angiotensinogen dalam hubungannya meningkatkan
tekanan darah ........................................................................... 17
Gambar 3. Algoritma Terapi Hipertensi berdasarkan JNC VII ................. 19
Gambar 4. Alat Bantu Ketaatan ................................................................ 34
xxi
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. Informed-consent .................................................................. 77
Lampiran 2. Panduan wawancara.............................................................. 79
Lampiran 3. Kuisioner............................................................................... 81
Lampiran 4. Data Pasien Kelompok Perlakuan......................................... 82
Lampiran 5. Data Pasien Kelompok Kontrol ............................................ 93
Lampiran 6. Output Uji Jenis Kelamin...................................................... 106
Lampiran 7. Output Uji Umur .................................................................. 107
Lampiran 8. Output Uji Tingkat Pendidikan ............................................ 110
Lampiran 9. Output Uji Sistolik awal....................................................... 111
Lampiran10. Output Uji Diastolik awal........................................................ 114
Lampiran 11. Output Uji Jumlah Obat ........................................................ 117
Lampiran 12. Output Uji Jumlah Obat Antihipertensi ............................... 120
Lampiran 13. Output Uji Ketaatan berdasarkan obat antihipertensi yang
digunakan .............................................................................. 123
Lampiran14. Output Uji Ketaatan berdasarkan aturan pakai obat
antihipertensi......................................................................... 126
Lampiran15. Output Uji Dampak terapi berdasarkan selisih tekanan darah
sistolik ................................................................................... 129
Lampiran 16. Output Uji Dampak terapi berdasarkan selisih tekanan darah
diastolik................................................................................. 134
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Hipertensi merupakan salah satu faktor risiko penyakit kardiovaskular yang
sangat penting. Hal tersebut terlihat, baik di negara-negara yang telah maju maupun
negara yang sedang berkembang. Data dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO)
melaporkan sekitar 16,2 juta kematian, terutama di negara berkembang disebabkan
oleh penyakit kardiovaskular dengan salah satu faktor resikonya adalah hipertensi
(Anonim, 2008). Hipertensi umumnya bersifat asimtomatik, segera dapat dideteksi
dan dapat diatasi sebelum mengakibatkan komplikasi pada organ tubuh. Orang yang
menderita penyakit tersebut biasanya tidak menyadarinya karena hipertensi berjalan
secara terus menerus seumur hidup dan sering tanpa disertai keluhan yang khas
sebelum terjadi komplikasi pada organ tubuh. Selain itu, hipertensi juga dapat
memicu berbagai penyakit lain yang mematikan, seperti stroke, gagal-ginjal, dan
jantung koroner (Graham-Clarke, 1999).
Data Global Burden of Hypertension pada tahun 2000 menunjukkan bahwa
lebih dari setengah populasi orang dewasa di dunia (sekitar 1 milyar orang) yang
mengalami hipertensi dan kemungkinan akan bertambah sekitar 60% (1,56% milyar)
pada 2025, terutama pada negara yang berkembang (Ahmed, Khaliq, Shah, Anwar,
2008). Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2007 oleh Departemen
1
2
Kesehatan Republik Indonesia, prevalensi hipertensi di Indonesia mencapai 31,7%
(Anonim, 2009a).
Pengobatan hipertensi sering menjadi masalah, tidak saja dalam hal pemilihan
obat, penentuan dosis dan lamanya pemberian, tetapi juga menyangkut keterlibatan
pasien secara berkelanjutan dalam proses terapi. Hal ini karena pengobatannya
umumnya jangka panjang, sehingga ketaatan dalam minum obat sangat menentukan
keberhasilan suatu terapi (Anonim,2008).
Ketidaktaatan terhadap obat antihipertensi pada pasien yang menderita
hipertensi dapat mengakibatkan tekanan darah menjadi tidak terkontrol, serta
meningkatkan angka mortalitas dan resiko penyakit kardiovaskular lain (Albert dan
Thomas, 2006).
Untuk mengatasi masalah tersebut, tugas seorang Farmasis yang menjalankan
Pharmaceutical Care yaitu dengan cara memberikan pelayanan informasi dan
edukasi mengenai penggunaan obat yang tepat, sehingga dapat mencegah dan
meminimalkan terjadinya Drug Related Problems. Pemberian informasi tersebut
dapat dilakukan dengan beberapa cara antara lain dengan mendemonstrasikan
menggunakan alat visual, multimedia,verbal dan form kepatuhan.
Dari uraian di atas muncul pertanyaan bagaimana ketaatan pasien dalam
minum obat jika pasien diberi informasi vs informasi plus alat bantu sehingga
dilakukan penelitian tentang “Evaluasi Perbedaan Ketaatan Pasien Rawat Jalan RS
Panti Rini Yogyakarta Antara Pasien Yang Diberi Informasi vs Informasi plus Alat
1
3
Bantu Kataatan Serta Dampak Terapinya Periode Juni-Juli 2009 (Kajian terhadap
Penggunaan Obat Antihipertensi)”. Penelitian ini merupakan kerjasama antara
Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma dan pihak Rumah Sakit Panti Rini
Yogyakarta. Rumah Sakit Panti Rini merupakan Rumah Sakit tipe D. Lokasi Rumah
Sakit Panti Rini yang terletak di daerah Kalasan diharapkan mempermudah penelitian
ini, pasien yang berobat ke Rumah Sakit tersebut sebagian besar bertempat tinggal di
daerah setempat sehingga mempermudah peneliti dalam melakukan home visit
terhadap pasien. Berdasarkan data dari Rumah Sakit Panti Rini, selama 5 tahun
terakhir penyakit hipertensi termasuk dalam sepuluh penyakit terbesar di Rumah
Sakit Panti Rini.
1. Permasalahan
a. Seperti apakah profil pasien rawat jalan RS Panti Rini Periode Juni-Juli 2009
yang menerima obat antihipertensi meliputi umur, jenis kelamin, dan tingkat
pendidikan antara kelompok kontrol dan perlakuan?
b. Seperti apakah profil obat pasien rawat jalan RS Panti Rini Periode Juni-Juli
2009 yang menerima obat antihipertensi meliputi jumlah obat, golongan, dan
jenis obat antara kelompok kontrol dan perlakuan?
c. Apakah terjadi Drug Therapy Problems pada pasien rawat jalan RS Panti Rini
Periode Juni-Juli 2009 yang menerima obat antihipertensi, baik kelompok
kontrol maupun perlakuan?
4
d. Apakah terdapat perbedaan ketaatan dan dampak terapi pada pasien rawat
jalan RS Panti Rini Periode Juni-Juli yang menerima obat antihipertensi
antara kelompok kontrol dan perlakuan?
2. Keaslian Penelitian
Penelitian mengenai Evaluasi Perbedaan Ketaatan Pasien Rawat Jalan RS
Panti Rini Yogyakarta Antara Pasien yang Diberi Informasi vs Informasi plus Alat
Bantu Ketaatan Serta Dampak Terapinya Periode Juni – Juli 2009 (Kajian terhadap
Penggunaan Obat antihipertensi) belum pernah dilakukan. Penelitian yang terkait
dengan masalah ketaatan pasien terhadap penggunaan obat antihipertensi telah diteliti
oleh beberapa peneliti lain dengan judul sebagai berikut ini:
a. The Association between compliance with antihypertensive drugs and
modification of antihypertensive drug regimen (Wijk, 2004).
b. High Adherence To Antihypertensive Therapy Lowers Cardiovascular Risk
(Lowry, 2009).
3. Manfaat
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai acuan untuk pengambilan
keputusan oleh farmasis dalam mempraktekkan pharmaceutical care, secara khusus
di RS Panti Rini Yogyakarta dan secara umum di RS di Indonesia. Pada akhirnya
akan meningkatkan kualitas pelayanan terapi obat.
5
B. Tujuan
1. Tujuan umum
Penelitian ini bertujuan mengamati perbedaan ketaatan penggunaan obat
antihipertensi pasien rawat jalan RS Panti Rini Yogyakarta periode Juni-Juli 2009
antara pasien yang diberi informasi vs informasi plus alat bantu.
2. Tujuan khusus
Penelitian ini bertujuan untuk :
a. mengetahui profil pasien rawat jalan RS Panti Rini Yogyakarta periode
Juni-Juli 2009 pada kelompok kontrol dan perlakuan yang menerima obat
antihipertensi meliputi umur, jenis kelamin, dan tingkat pendidikan.
b. mengetahui profil obat pasien rawat jalan RS Panti Rini Periode Juni-Juli
2009 yang menerima obat antihipertensi meliputi jumlah obat, golongan,
dan jenis obat pada kelompok kontrol dan perlakuan.
c. mengevaluasi kerasionalan pengobatan yang terkait dengan Drug Therapy
Problems pada pasien rawat jalan RS Panti Rini Yogyakarta periode Juni-
Juli 2009 yang menerima obat antihipertensi, baik kelompok kontrol
maupun perlakuan.
d. mengetahui perbedaan ketaatan dan dampak terapi pada pasien rawat
jalan RS Panti Rini Yogyakarta periode Juni-Juli 2009 yang menerima
obat antihipertensi antara kelompok kontrol dan perlakuan.
6
BAB II
PENELAAHAN PUSTAKA
A. Drug Therapy Problems
Drug therapy problems adalah setiap kejadian yang tidak diinginkan, yang
dialami oleh pasien yang terlibat atau dicurigai terlibat dalam terapi obat, yang akan
mengganggu pencapaian tujuan terapi yang diinginkan. Drug therapy problems
termasuk dalam ruang lingkup praktek asuhan kefarmasian (pharmaceutical care).
Tujuan mengidentifikasi drug therapy problems adalah untuk membantu pasien
mendapatkan outcome dan tujuan terapi yang diinginkan (Strand, Morley, Cipolle,
2004).
Seperti permasalahan klinik pada umumnya, drug therapy problems tidak dapat
dipecahkan ataupun dicegah kecuali penyebab dari masalah tersebut telah diketahui
secara jelas. Tidak hanya perlu untuk mengenal dan mengorganisir drug therapy
problems, namun juga penyebab utamanya (Strand, Morley, Cipolle, 2004).
Tabel I. Penyebab-penyebab drug therapy problems (DTPs) (Strand, L.M.,Morley, P.C., Cipolle, R.J., 2004)
No Jenis DTP Contoh Penyebab DTP
1 Ada obat tanpaindikasi( unnecessarydrug therapy )
Tidak ada indikasi obat yang tepat untuk terapi obat saat itu Polifarmasi yang seharusnya cukup terapi tunggal Kondisi medis lebih baik jika diterapi tanpa obat (non
farmakologi) Terapi efek samping akibat suatu obat yang sebenarnya dapat
digantikan obat lain yang lebih aman Penyalahgunaan obat, penggunaan alkohol, atau merokok
menimbulkan masalah
6
7
Lanjutan tabel INo Jenis DTP Contoh Penyebab DTP
2 Ada indikasitanpa obat( need foradditionaltherapy )
Kondisi medis yang memerlukan obat tertentu Terapi pencegahan dengan obat diperlukan untuk
mengurangi resiko timbul kondisi medis baru Perlu tambahan obat untuk mencapai efek sinergis atau
tambahan
3 Obat tidakefektif(ineffectivedrug)
Obat bukan yang paling efektif Kondisi medis sukar disembuhkan dengan obat tersebut Bentuk sediaan obat tidak tepat Obat tidak efektif untuk indikasi yang sedang ditangani
4 Dosis terlalurendah(dosage too low)
Dosis terlalu rendah untuk menghasilkan efek yangdiharapkan
Interval dosis terlalu panjang untuk menghasilkan efek Interaksi obat mengurangi jumlah zat aktif obat Durasi terapi obat terlalu pendek untuk menghasilkan
efek yang diharapkan
5 Efek obatmerugikan(adverse drugreaction)
Obat menimbulkan reaksi yang tidak diinginkan yangtidak berhubungan dengan obat yang diberikan
Pelindung produk obat dibutuhkan untuk mencegahfaktor resiko.
Interaksi obat menyebabkan reaksi yang tidakdiinginkan
Obat diberikan atau diubah terlalu cepat Obat menimbulkan alergi Obat kontraindikasi
6 Dosis terlalutinggi (dose toohigh )
Dosis terlalu tinggi Frekuensi obat terlalu cepat Durasi obat terlalu panjang Interaksi obat menyebabkan reaksi toksik pada produk
obat Obat diberikan terlalu cepat
7 Ketidaktaatan(noncompliance)
Pasien tidak mengerti instruksi yang diberikan Pasien memilih tidak mengkonsumsi obat Pasien lupa minum obat Harga obat terlalu mahal Pasien tidak dapat menelan atau meminum obat sendiri
dengan benar Obat yang diresepkan tidak tersedia
8
B. Ketaatan penggunaan obat ( Patient Compliance )
1. Definisi
Ketaatan terhadap aturan pengobatan dinamakan "Patient Compliance" (PC),
merupakan suatu kemampuan pasien dalam meminum obat sesuai dengan dosis yang
sudah diresepkan dokter yang sesuai dengan indikasi, efikasi yang cukup, dan dapat
menghasilkan outcome yang diinginkan tanpa memberikan efek yang merugikan.
Kepatuhan yang dimaksud, digunakan untuk kepatuhan terhadap obat yang
diresepkan, bukan kepatuhan terhadap perintah yang mengharuskan atau yang
bersifat otoriter (Strand, Morley, Cipolle, 2004).
Ketaatan dapat didefinisikan sebagai tingkat ketepatan perilaku seorang
individu dengan nasihat medis atau kesehatan. Istilah “ketidaktaatan pasien” memberi
kesan bahwa pasien bersalah karena penggunaan obat yang tidak tepat. Walaupun hal
ini merupakan kasus yang sering dalam banyak situasi, dokter dan apoteker tidak
melengkapi pasien dengan instruksi yang memadai atau memberikan instruksi dengan
cara yang tidak dimengerti pasien (Siregar, 2006).
Ketaatan tersebut tidak hanya terbatas mengenai jenis obat yang dikonsumsi
saja, namun termasuk diantaranya: perlakuan khusus, misalnya harus istirahat, diet;
berapa lama obat tersebut harus dikonsumsi; bagaimana cara menggunakannya;
kapan waktu penggunaan yang tepat; kapan obat harus dihentikan; kapan harus
mengunjungi dokter lagi dan lain-lain. Ketidaktaatan dikhawatirkan akan
menimbulkan hal yang tidak diinginkan, merugikan, bahkan fatal (Anonim,1999).
9
2. Alasan ketidaktaatan penggunaan obat
a. Regimen terapi
Faktor yang berkaitan dengan ketidaktaatan meliputi: 1) terapi multi obat,
pada umumnya makin banyak jenis obat yang digunakan pasien, semakin tinggi
resiko ketidaktaatan, 2) frekuensi pemberian, pemberian obat pada jangka waktu yang
sering, meningkatkan ketidaktaatan sebab pasien merasa kegiatan normal pasien
terganggu, pasien lupa dan tidak mau susah, 3) durasi dari terapi, berbagai studi
menunjukkan bahwa tingkat ketidakpuasan menjadi lebih besar apabila periode
pengobatan lama, 4) efek merugikan, perkembangan dari efek suatu obat tidak
menyenangkan, memungkinkan menghindari dari ketaatan, 5) pasien asimtomatik
yaitu tidak ada gejala atau gejala sudah reda. Pada kondisi tertentu, pasien dapat
merasa lebih baik setelah menggunakan obat dan merasa bahwa ia tidak perlu lagi
menggunakan obat lebih lama, 6) harga obat, pasien cenderung tidak taat dalam
menggunakan obat yang harganya mahal, 7) pemberian atau konsumsi obat,
meskipun pasien sudah berusaha patuh terhadap instruksi, mungkin pasien menerima
kuantitas obat yang salah disebabkan pengukuran obat yang tidak benar atau
penggunaan alat ukur yang tidak tepat, 8) rasa obat, masalah rasa obat-obatan adalah
yang paling umum dihadapi dengan penggunaan cairan oral oleh anak-anak (Siregar,
2006).
10
b. Pasien
Faktor yang berkaitan dengan ketidaktaatan meliputi: 1) pasien tidak
memahami instruksi yang diberikan, 2) pasien lebih memilih untuk tidak
mengkonsumsi obat, 3) pasien lupa minum obat, 4) pasien tidak dapat menelan atau
meminum sendiri obat yang diresepkan dengan tepat (Strand, Morley, Cipolle, 2004).
c. Penyakit
Faktor yang berkaitan dengan ketidaktaatan meliputi: 1) pasien merasa
kondisnya lebih baik sehingga menghentikan pengobatan, 2) pasien merasa tidak ada
perkembangan yang lebih baik pada kondisi kesehatannya sehingga pengobatan
dihentikan, 3) pasien dengan penyakit kronis biasanya mendapatkan pengobatan
dalam waktu yang cukup lama, sehingga pasien menjadi bosan dan menghentikan
pengobatan (Siregar, 2006).
d. Interaksi pasien dengan profesional kesehatan
Faktor yang berkaitan dengan ketidaktaatan meliputi: 1) Menunggu dokter
atau apoteker, jika pasien menunggu terlalu lama, pasien menjadi jengkel, hal ini
berkontribusi terhadap ketidaktaatan, 2) sikap dan ketrampilan komunikasi
professional kesehatan, sikap yang dingin, tidak tertarik, tidak sopan, agresif, kasar
dan otoriter dapat meningkatkan ketidaktaatan pasien, 3) gagal mengerti pentingnya
terapi, alasan utama untuk tidak taat adalah bahwa pasien tidak mengerti pentingnya
terapi obat dan akibat yang mungkin terjadi jika obat tidak digunakan sesuai dengan
instruksi, 4) pengertian yang buruk pada instruksi, akibat yang mungkin dari salah
11
pengertian dapat serius, 5) pasien takut bertanya, pasien sering ragu bertanya kepada
pelaku pelayan kesehatan untuk menjelaskan kondisi kesehatan mereka atau
pengobatan yang diajukan, 6) kurangnya waktu konsultasi, professional pelayan
kesehatan kebanyakan bersifat kurang berinteraksi dengan pasien karena tekanan
pekerjaan, 7) ketersediaan informasi tercetak, ketaatan pada pengobatan mungkin
meningkat, dengan tersedianya informasi tercetak dalam bahasa yang sederhana
(Siregar, 2006).
3. Akibat ketidaktaatan
Ketidaktaatan akan mengakibatkan kegagalan terapi, mengalami efek toksis
(keracunan) obat, penyakit menjadi kambuhan (sering kambuh), biaya / pengeluaran
menjadi besar untuk obat, dokter, transportasi, lebih-lebih bila harus dirawat di rumah
sakit (Albert dan Thomas, 2006).
4. Upaya meningkatkan kepatuhan penggunaan obat
Upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan ketaatan pasien minum
obat, misalnya: memberikan informasi yang jelas kepada pasien, berbagai
pengalaman menunjukkan bahwa pasien akan lebih taat apabila pasien merasa ikut
terlibat dalam proses penyembuhan. Hal ini dapat diupayakan dengan komunikasi
yang baik antara dokter dan pasien, membuat petunjuk pemakaian obat yang
sesederhana mungkin, mengatur waktu minum obat yang paling enak dan sesuai
dengan aktivitas pasien, terangkan kemungkinan efek samping yang bisa terjadi, dan
selalu tanyakan apakah ada keluhan/gejala yang mengarah ke efek samping pada saat
12
pasien kontrol, pada pasien bayi/anak, pasien lanjut usia, pasien yang sulit bergerak
karena penyakitnya atau pasien-pasien yang tidak kooperatif, pastikan bahwa ada
anggota keluarga/orang lain yang akan selalu menjaga agar pasien taat minum obat,
memonitoring keadaan pasien secara teratur, dan meminta pasien untuk membeli atau
menggunakan kontainer obat (Albert dan Thomas, 2006).
C. Hipertensi
1. Definisi
Hipertensi merupakan suatu keadaan dimana terjadi peningkatan tekanan
darah arterial yang persisten (DiPiro, 2005). Hipertensi merupakan faktor resiko
utama untuk kematian maupun kesakitan dari penyakit kardiovaskular. Hipertensi
yang tidak ditanggulangi merupakan faktor resiko untuk penyakit jantung koroner,
stroke dan gagal ginjal (Massie, 2002).
Hipertensi bukanlah suatu penyakit, biasanya tidak memiliki simptom (tanda)
dan pasien tidak dapat langsung mati karenanya. Orang yang menderita penyakit
tersebut biasanya tidak menyadarinya karena hipertensi berjalan secara terus menerus
seumur hidup dan sering tanpa disertai keluhan yang khas sebelum terjadi komplikasi
pada organ tubuh. Selain itu, hipertensi juga dapat memicu berbagai penyakit lain
yang mematikan, seperti stroke, gagal-ginjal, dan jantung koroner (Graham-Clarke,
1999).
Lebih dari 95% kasus hipertensi tidak diketahui penyebabnya. Apabila tidak
diketahui penyebabnya, maka disebut sebagai hipertensi esensial. Hipertensi esensial
13
dapat dikaitkan dengan berbagai faktor, seperti usia, genetik, lingkungan, berat badan
ataupun ras. Hipertensi ini tidak dapat disembuhkan, namun dapat dikontrol. Apabila
penyebab langsung hipertensi dapat diidentifikasi, maka kondisi ini dinyatakan
sebagai hipertensi sekunder. Hipertensi sekunder ditemukan pada sekitar 5% dari
populasi hipertensi. Penyebab hipertensi sekunder adalah kelainan ginjal, endokrin,
dan abnormalitas vaskuler (Walker,1999).
Secara umum bila dalam satu keluarga ada yang menderita hipertensi, maka
kemungkinan terjadinya kejadian hipertensi pada anggota keluarga yang lain akan
meningkat. Biasanya laki-laki akan lebih dulu mendapatkan hipertensi daripada
wanita. Faktor-faktor metabolisme seperti obesitas, resistensi insulin dan intoleransi
glukosa dapat menyebabkan regulasi yang abnormal, baik terhadap volume vaskuler
maupun resistensi perifer yang akhirnya juga dapat meningkatkan tekanan darah
(Walker,1999).
Tekanan darah arterial merupakan ukuran tekanan pada dinding arteri dalam
mmHg. Dua nilai tekanan darah arterial yang diukur adalah tekanan darah sistolik
dan tekanan darah diastolik. Sistolik terjadi saat kontraksi ventrikel kiri yang akan
mendorong darah ke dalam pembuluh darah dan menyebabkan kenaikan tekanan
darah yang menggambarkan titik tertinggi. Diastolik terjadi setelah kontraksi, saat
ventrikel kiri berelaksasi sehingga terjadi penurunan tekanan darah dan
menggambarkan titik terendah. Perbedaan antara sistolik dan diastolik disebut
tekanan nadi dan menyatakan tekanan dinding arteri.
14
Gambar 1. Mekanisme Kerja Sistolik, Diastolik (Anonim,2008)
Tekanan darah dapat memperkirakan irama diurnal yang berfluktuasi
sepanjang hari. Tekanan darah mencapai nilai terendah selama malam hari, mulai
meningkat pada pagi hari dan mencapai puncak pada siang hari. Mean tekanan darah
arterial (MAP) kadang-kadang digunakan untuk merepresentasikan tekanan darah.
Secara matematis, MAP berkaitan dengan tekanan darah sistolik (SBP) dan tekanan
darah diastolik (DBP) (Kimble,2005).
MAP = (SBP - DBP)/3 + DBP
Tekanan darah arterial dihasilkan dari pengaruh aliran darah dan resistensi
aliran darah. Secara matematis sebagai produk dari cardiac output (CO) dan total
perifer resistance (TPR) (Kimble, 2005).
BP = CO x TPR
15
Tabel II. klasifikasi tekanan darah menurut JNC 7 (Chobanian, et al., 2003)Klasifikasi Sistolik (mmHg) Diastolik (mmHg)
Normal < 120 < 80
Prehipertensi 120 – 139 80-89
Stage 1 140 – 159 90-99
Stage 2 >160 >100
Tabel III. klasifikasi tekanan darah menurut WHO (Khatib, 2005)Tekanan Darah Grade 1 Grade 2 Grade 3
Sistolik (mmHg) 140-159 160-179 >180
Diastolik (mmHg) 90-99 100-109 >110
2. Epidemiologi
Faktor-faktor yang mempengaruhi kejadian penyakit hipertensi antara lain:
a. umur : penyakit hipertensi umumnya bermula pada usia muda, sekitar 5-10% pada
umur 20-30 tahun. Bagi pasien yang berusia 40-70 tahun, setiap peningkatan tekanan
sistolik sebesar 20 mmHg atau tekanan diastolik sebesar 10 mmHg akan
meningkatkan resiko penyakit kardiovaskular. Seiring dengan bertambahnya usia,
maka cenderung akan meningkatkan tekanan darah. Prevalensi penyakit hipertensi
paling dominan terjadi pada kelompok umur 31-55tahun (Anonim,2009b)
b. jenis kelamin : kejadian hipertensi pada wanita cenderung lebih tinggi
dibandingkan dengan laki-laki. Pertambahan usia pada wanita akan menurunkan
produksi hormonnya, karena wanita akan memasuki masa menopause. Saat wanita
berada pada masa premenopause maka tekanan darahnya cenderung lebih tinggi
daripada laki-laki, karena dengan adanya hormon estrogen dapat melindungi wanita
dari penyakit kardiovaskular. Namun saat wanita berada pada masa menopause akan
terjadi penurunan kadar hormon estrogen yang berakibat pada berkurangnya proteksi
16
pada wanita dari penyakit kardiovaskular sehingga tekanan darah wanita lebih tinggi
daripada laki-laki (Anonim,2009b).
3. Patofisiologi
Berbagai faktor humoral dan neural diketahui dapat mempengaruhi tekanan
darah. Faktor-faktor tersebut, antara lain : sistem saraf adrenergik yang berperan
dalam mengontrol reseptor dan , sistem renin-angiotensin-aldosteron (RAA) yang
bertugas dalam pengaturan sistemik dan aliran darah ke ginjal, fungsi ginjal dan
aliran darah ke ginjal yang dapat mempengaruhi keseimbangan cairan dan elektrolit,
beberapa faktor hormonal (insulin, hormon tiroid, vasopressin, hormon adrenal
korteks), dan endotelium vaskular yang memiliki peranan dalam mengatur pelepasan
bradikinin, nitrit oksida, prostasiklin, endotelial (Kimble,2005).
Ginjal memiliki peranan yang penting dalam pengaturan tekanan darah
arterial, khususnya melalui system renin-angiotensin-aldosteron (RAA). Penurunan
tekanan darah dan aliran darah ke ginjal, penurunan volume konsentrasi sodium dan
aktivasi sistem saraf simpatetik dapat memicu bertambahnya sekresi enzim renin dari
sel juxtaglomerular di ginjal. Renin merupakan suatu enzim proteolitik yang berperan
dalam sejumlah stimuli, seperti pengurangan tekanan perfusi ginjal, pengurangan
volume intravascular, sirkulasi katekolamin, peningkatan kekuatan arteriolar, dan
hipokalemia (Massie, 2002).
Renin mengkatalisasi konversi angiotensinogen menjadi angiotensin I di
darah. Angiotensin I kemudian diubah menjadi angiotensin II oleh angiotensin
17
converting enzym (ACE). Setelah berikatan dengan reseptor yang spesifik (AT1 dan
AT2), angiotensin II menghasilkan efek biologis terhadap berbagai jaringan. Sirkulasi
dari angiotensin II dapat meningkatkan tekanan darah, termasuk vasokonstriksi secara
langsung. Angiotensin II juga menstimulasi sintesis aldosteron dari korteks adrenal,
menyebabkan terjadinya reabsorbsi sodium dan air yang akan meningkatkan volume
plasma dan tekanan darah. Beberapa faktor dapat mempengaruhi pelepasan renin,
khususnya perubahan perfusi ginjal. Kenaikan tekanan darah merupakan suatu
feedback negatif dari adanya pelepasan renin (Massie, 2002).
Gambar 2. Aktivitas angiotensinogen dalam hubungannya meningkatkantekanan darah (Roach, 2004)
18
4. Manifestasi Klinik
Peningkatan tekanan darah seringkali merupakan satu-satunya gejala pada
hipertensi esensial. Kadang-kadang hipertensi esensial berjalan tanpa adanya gejala
dan baru timbul gejala setelah terjadi komplikasi pada organ sasaran seperti pada
mata, jantung, otak, dan ginjal. Gejala-gejala yang biasa muncul pada penyakit
hipertensi yaitu sakit kepala, perdarahan dari hidung, pusing, wajah kemerahan dan
kelelahan, mata berkunang-kunang, telinga berdengung, susah tidur, rasa berat di
tengkuk. Jika hipertensinya berat atau menahun dan tidak diobati, bisa timbul gejala
sebagai berikut: sakit kepala, kelelahan, mual, muntah, sesak nafas, gelisah.
Sedangkan pada anak, gejalanya anak mudah gelisah, cepat lelah, sesak napas, susah
minum dan biru di tangan dan bibir (Anonim,2009b).
5. Penatalaksanaan Terapi
Tujuan umum dari terapi hipertensi adalah untuk mengurangi hipertensi yang
berhubungan dengan morbiditas dan mortalitas. Sedangkan tujuan tambahannya
adalah untuk perawatan penderita hipertensi dalam mencapai target tekanan darah
yang dituju. Target tekanan darah yang dituju oleh JNC 7 :
a. pada kebanyakan pasien < 140/90 mmHg.
b. pasien dengan diabetes < 130/80 mmHg.
c. pasien dengan penyakit ginjal kronik < 130/80 mmHg (dengan perkiraan GFR
< 60 mL/menit, serum kreatinin > 1,3 mg/dL pada wanita atau > 1.5 mg/dL
pada pria atau albuminemia > 300 mg/ hari atau > 200 mg/g kreatinin).
19
Algoritma dari penatalaksanaan hipertensi berdasarkan JNC VII :
Gambar 3. Algoritma Terapi Hipertensi berdasarkan JNC VII(Chobanian, et al., 2003)
Modifikasi Gaya Hidup
Tidak mencapai sasaran terapi tekanan darah
Terapi Farmakologi
Hipertensi tanpa penyakit tambahan Hipertensi dengan penyakittambahan
Hipertensi tingkat 1Umumnya menggunakanDiuretik jenis thiazideDapat dianjurkanmenggunakan ACEinhibitor, ARB, CCB, -bloker, atau kombinasi
Obat-obatan untukhipertensi denganpenyakit tambahan
Hipertensi tingkat 2Umumnya kombinasi 2 jenisobat (biasanya diuretic jenistiazid dan ACE inhibitor, atauARB, -bloker, CCB)
Tidak tercapai sasaran
Optimasi dosis atau tambah obat sampai sasaran tekanandarah tercapai selama dikonsultasikan dengan ahli
hipertensi
20
1) Terapi nonfarmakologi
Joint National Comittee 7 (JNC 7) merekomendasikan perubahan gaya hidup
pada pasien dengan prehipertensi dan hipertensi, antara lain :
a) mengurangi berat badan. Mempertahankan berat badan normal (BMI :
18,5- 24,9 kg/m2) dapat menurunkan tekanan darah sistolik 5-20 mmHg
setiap penurunan 10 kg berat badan.
b) pembatasan konsumsi sodium. Pengurangan sodium dapat mengurangi
tekanan darah sistolik 2-8 mmHg.
c) mengatur pola makan. Mengkonsumsi banyak buah, sayuran, makanan
rendah lemak, dapat menurunkan tekanan darah sistolik 8-14 mmHg.
Pengatur makanan untuk menghentikan terjadinya hipertensi tercantum
dalam Dietary Approach to Stop Hypertension (DASH) eating plan. Diet
yang disarankan DASH adalah mengkonsumsi banyak buah, sayur, dan
makanan rendah lemak termasuk butir padi utuh, unggas, ikan dan kacang,
mengurangi lemak, daging, makanan dan minuman manis. Selain itu juga
mengurangi jumlah lemak total, lemak jenuh, serta kolesterol, dan
meningkatkan jumlah kalium, kalsium, magnesium, makanan yang
mengandung serat dan protein. Buah dan sayur, termasuk kacang,
bertanggung jawab paling tidak setengah dari efek total yang dapat
diperoleh dari anjuran diet DASH (Khatib & El-Guindy, 2005).
21
d) membatasi konsumsi alkohol. Batasi alkohol 30 ml untuk pria dan 15 ml
untuk wanita, dapat mengurangi tekanan darah sistolik sebesar 2-4 mmHg.
e) aktivitas fisik. Berolah raga 30 menit/hari dapat mengurangi tekanan darah
sistolik sebesar 4-9 mmHg.
2) Terapi Farmakologis
Penggunaan obat antihipertensi, ada beberapa tipe kelas antihipertensi,
diantaranya : diuretik, β blocker, ACE Inhibitor, angiotensin II receptor blocker
(ARB) dan calsium channel blocker (CCB). Agen-agen ini digunakan dalam terapi
hipertensi, baik sendiri maupun kombinasi.
Tabel IV. Terapi hipertensi berdasarkan JNC VII (Chobanian, et al., 2003)Permulaan terapi obatKlasifikasi
tekanandarah
Sistolik*(mmHg)
Diastolik*(mmHg) Tanpa keadaan
KhususKeadaanKhusus
Normal < 120 < 80Prehipertensi 120 – 139 80 – 89
Tidak adaantihipertensi
dianjurkan
Obat untukkeadaan khusus±
Stage 1 140 -159 90 – 99 Diuretik tipethiazid
kebanyakan.Dapat mem
pertimbangkanACEI, ARB, BB,
CCB atauKombinasi
Stage 2 >160 >100 obat ●(biasanyadiuretik tipe
thiaziddan ACEI atauARB, BB atau
CCB
Obat untukkeadaan khusus
±. Obatantihipertensi lain
(diuretik, ACEI,ARB, BB,
CCB)seperti yangdibutuhkan
Keterangan :
* = terapi ditentukan berdasarkan kategori tekanan darah tertinggi
22
• = terapi kombinasi awal digunakan pada mereka yang mempunyai resiko hipotensi
ortostatik
± = terapi pasien dengan penyakit ginjal kronik atau diabetes, tujuan tekanan darah <
130/80 mmHg
ACEI = angiotensin converting enzim inhibitor; ARB = angiotensin II reseptor
blocker ; BB = beta blocker ; CCB = calsium channel blocker
Tabel V. Terapi hipertensi pada keadaan khusus berdasarkan JNC VII(Chobanian, et al., 2003)
Rekomendasi obat antihipertensiKeadaanKhusus Diuretik -bloker ACEI ARB CCB Antagonis
AldosteronGagaljantung
● ● ● ● ●
Post InfarkMiokardia ● ● ●
Resikotinggipenyakitkoroner
● ● ● ●
Diabetes● ● ● ● ●
Penyakitginjalkronis
● ●
PrevensiStroke
● ●
6. Kegagalan terapi
Kegagalan terapi dapat ditinjau secara medis, klinis, dan edukasional.
Beberapa faktor yang dapat menyebabkan kegagalan terapi ditinjau secara medis
antara lain: 1) pemilihan obat yang salah, 2) dosis obat terlalu rendah, 3) pemberian
obat yang tidak tepat, sehingga pasien tidak mendapatkan efek terapi yang optimal.
Faktor yang dapat menyebabkan kegagalan terapi ditinjau secara klinis yaitu keadaan
23
patofisiologi masing-masing pasien. Beberapa faktor yang dapat menyebabkan
kegagalan terapi ditinjau secara edukasional antara lain: 1) informasi obat yang
kurang jelas, 2) penjelasan dari apoteker yang keliru, 3) pengetahuan pasien yang
kurang mengenai suatu penyakit dan obat sehingga meningkatkan ketidaktaatan
pasien dalam minum obat.
Ketidaktaatan terhadap obat antihipertensi pada pasien yang menderita
hipertensi dapat mengakibatkan tekanan darah menjadi tidak terkontrol, serta
meningkatkan angka mortalitas dan resiko penyakit kardiovaskular lain (Albert dan
Thomas, 2006).
D. Obat Antihipertensi
a) Diuretik
Diuretik terutama tipe thiazid merupakan agen lini pertama dalam terapi hipertensi.
Empat subkelas diuretik dalam terapi hipertensi adalah : tiazid, loop, potassium
sparing dan antagonis aldosteron. Potasium-sparing diuretic merupakan agen
antihipertensi lemah saat digunakan sendiri. Diuretik menyebabkan pengurangan
volume plasma dan stoke volume, yang akan mengurangi cardiac output dan tekanan
darah.
(1) Diuretik thiazid
Diuretik thiazid merupakan tipe diuretik lemah sampai menengah. Diuretik ini
menghambat reabsorpsi sodium. Salah satu contoh diuretik thiazid adalah
hidroklorothiazid. Hidroklorothiazid memiliki indikasi untuk mengatasi hipertensi
ringan sampai sedang, mengatasi edema pada congestive heart failure dan sindrom
24
nefrotik. Mekanisme aksinya yaitu dengan menghambat reabsorpsi natrium pada
tubulus ginjal, yang akan meningkatkan ekskresi natrium dan air. Efek samping
hidroklorothiazid dapat menyebabkan terjadinya ortostatik hipotensi, hipotensi,
hipokalemia, anoreksia, reaksi alergi. Dosis hidroklorothiazid untuk mengatasi edema
yaitu sebesar 25-100 mg/ hari yang terbagi dalam 1-2 dosis dengan batas maksimal
200 mg/hari; dosis hidroklorothiazid untuk mengatasi hipertensi pada orang dewasa
yaitu sebesar 12,5 – 50 mg/ hari dan bila dosis ditingkatkan lebih dari 50 mg/ hari
hanya akan meningkatkan sedikit respon serta mengakibatkan terjadinya gangguan
elektrolit (Lacy, 2006).
Contoh diuretik thiazid yang lain yaitu klortalidon, bendrofluometazid,
indapamid, siklopenthiazid, metolazon, xipamida (Anonim,2006).
(2) Diuretik loop
Loop diuretik merupakan kelas diuretik kuat yang digunakan untuk edema
pulmonari, juga untuk pasien gagal jantung kronis dan digunakan untuk mengurangi
tekanan darah. Contoh dari diuretik loop adalah furosemid, bumetanid, torasemid.
Furosemid memiliki indikasi untuk mengatasi edema dikarenakan congestive
heart failure dan penyakit ginjal atau hati, terapi hipertensi. Mekanisme aksinya yaitu
dengan menghambat reabsorpsi sodium dan klorida pada loop henle dan tubulus
distal, sehingga meningkatkan ekskresi sodium dan air. Efek samping yang mungkin
terjadi yaitu ortostatik hipotensi, hipotensi, vertigo, dizziness, dermatitis,
hipokalemia, nausea, vomiting, iskemik hepatitis. Dosis oral furosemid yaitu sebesar
25
20-80 mg/dosis dan dapat ditingkatkan 20-40 mg/dosis dalam interval 6-8 jam, untuk
mengatasi edema yang parah dapat digunakan dosis hingga 600 mg/ hari. Pada kasus
hipertensi, dosis oral furosemid yang digunakan sebesar 20-80 mg/hari yang terbagi
dalam 2 dosis; dosis furosemid pada injeksi intravena yaitu 20-40 mg/dosis, dan
dapat diulang 1-2 jam bila diperlukan serta dapat meningkatkan dosis sebesar
20mg/dosis hingga mencapai efek yang diinginkan. Interval dosis furosemid selama
6-12 jam untuk mengatasi edema pulmonary dengan dosis sebesar 40mg-80mg
(Lacy, 2006).
(3) Diuretik antagonis aldosteron
Spironolakton merupakan salah satu contoh diuretik antagonis aldosteron
yang digunakan untuk mengatasi edema, hipertensi, congestive heart failure,
hipokalemia, sirosis hati yang disertai edema dan ascites. Mekanisme aksinya yaitu
dengan berkompetisi dengan aldosteron pada tubulus ginjal, meningkatkan ekskresi
air, sodium, klorida, dan menghemat keluaran potasium, dan memblok efek
aldosteron pada otot polos arteriolar. Efek samping spironolakton yang mungkin
terjadi yaitu demam, fatigue, edema, urticaria, diare, vomiting, dan hiperkalemia.
Dosis spironolakton yang digunakan untuk mengatasi edema yaitu sebesar 25-200
mg/ hari yang terbagi dalam 1-2 dosis dan dosis sebesar 25-50 mg/hari yang terbagi
dalam 1-2 dosis digunakan untuk mengatasi hipertensi.
26
b) Angiotensin converting enzym inhibitor (ACEI)
Mekanisme aksi dari ACE inhibitor belum sepenuhnya diketahui. Namun
dipercaya bahwa ACEI menghambat aktivitas dari angiotensin converting enzyme
(ACE), yang merubah angiotensin I menjadi angiotensin II, sebuah vasokonstriktor
kuat. Baik angiotensin I maupun ACE secara normal diproduksi oleh tubuh, dan
disebut sebagai substansi endogen. Aktivitas vasokonstriksi dari angiotensin II adalah
menstimulasi sekresi dari hormon endogen aldosteron oleh korteks adrenal.
Aldosteron meningkatkan retensi air dan sodium, yang akan menyebabkan
meningkatnya tekanan darah. Dengan mencegah konversi dari angiotensin I menjadi
angiotensin II, maka air dan sodium tidak lagi tertahan, dan akan menurunkan
tekanan darah (Roach, 2004). Berbagai macam contoh ACEI adalah kaptopril,
lisinopril, lamipril, imidapril, enalapril, quinapril, dan perindopril.
Kaptopril memiliki indikasi untuk mengatasi hipertensi, congestive heart
failure, disfungsi ventrikel kiri setelah infark miokardia, dan diabetes nefropati. Efek
samping yang mungkin timbul pada pemakaian kaptopril yaitu terjadinya hipotensi,
takikardi, nyeri dada, palpitasi, hiperkalemia, batuk, pruritus, dan demam. Interaksi
kaptopril dengan adanya makanan akan menurunkan absorpsi kaptopril sebesar 30-
40%, adanya suplemen potasium dan diuretik antagonis aldosteron akan
meningkatkan efek hiperkalemia, dan efek kaptopril akan berkurang dengan adanya
penggunaan Non Steroid Antiinflamation Drug (NSAID) secara besamaan. Dosis
27
awal kaptopril sebesar 12,5 mg-25mg/hari yang terbagi dalam 2-3 dosis dan 25-100
mg/ hari yang terbagi dalam 2 dosis (Lacy, 2006).
c) Angiotensin II receptor blocker (ARB)
Angiotensin II Receptor Blocker memiliki mekanisme aksi yaitu dengan
memblok reseptor angiotensin II tipe 1 (AT1) yang diketahui menyebabkan
terjadinya vasokonstriksi, pelepasan aldosteron, pelepasan anti diuretik hormon
(ADH), namun tidak memblok reseptor AT2, yang memiliki efek vasodilatasi,
perbaikan jaringan dan menghambat pertumbuhan sel. Tidak seperti ACEI, ARB
tidak memblok pelepasan bradikinin. Contoh ARB yaitu irbesartan, valsartan,
losartan, kandesartan, telmisartan (DiPiro, 2005).
Losartan merupakan salah satu contoh ARB yang memiliki indikasi untuk
mengatasi hipertensi, diabetes nefropati tipe 2, dan hipertrofi ventrikel kiri. Efek
samping losartan yang mungkin terjadi yaitu menyebabkan nyeri dada, fatigue, batuk,
diare, hiperkalemia, ortostatik hipotensi, hipotensi, dan nyeri abdominal. Bila losartan
berinteraksi dengan NSAID maka akan mengurangi efek losartan dan saat losartan
berinteraksi dengan simetidin maka akan meningkatkan absorpsi losartan. Dosis
losartan yang digunakan yaitu sebesar 25-100mg / hari (Lacy, 2006).
d) Calsium channel blocker (CCB) atau antagonis kalsium
Ada dua macam subkelas CCB, yaitu dihidropiridin dan nondihidropiridin.
Nondihidropiridin (verapamil dan diltiazem) mengurangi kecepatan jantung dan
konduksi slow atrioventricular nodal. Semua CCB kecuali amlodipin, mempunyai
28
efek inotropik negatif. Dihidropiridin merupakan agen vasodilator perifer yang poten.
Contoh CCB yaitu nifedipin, amlodipin, verapamil, diltiazem (DiPiro,2005).
Amlodipin memiliki indikasi untuk mengatasi hipertensi, terapi angina, dan
prevensi angina. Mekanisme aksinya yaitu dengan menghambat masukan ion
kalsium, meningkatkan relaksasi otot polos koroner dan vasodilatasi, serta
meningkatkan pengangkutan oksigen miokardium pada pasien dengan angina. Efek
samping amlodipin yang mungkin terjadi yaitu edema perifer, palpitasi, pusing,
somnolence, dan fatigue. Dosis amlodipin untuk mengatasi hipertensi yaitu sebesar
2,5-10 mg dan digunakan sekali sehari; sedangkan dosis amlodipin untuk mengatasi
angina yaitu sebesar 5-10 mg/ hari (Lacy, 2006).
E. Landasan teori
Perilaku pasien dalam penggunaan obat sangat berpengaruh terhadap
keberhasilan suatu terapi. Hal ini sangat dipengaruhi oleh komunikasi, informasi dan
edukasi yang diterima oleh pasien, oleh karena itu diperlukan interaksi antara pasien dan
lingkungan. Penggunaan obat oleh pasien bergantung dari informasi yang diperoleh,
terkadang pasien tidak menggunakan obat secara tepat karena kurangnya informasi
referensi tertulis maupun dari tenaga kesehatan yang bertanggung jawab dengan
pemahamannya akan penggunaan obat yang benar.
Farmasis merupakan tenaga kesehatan yang bertanggung jawab memberikan
informasi obat kepada pasien. Sesuai dengan tujuan yaitu patient oriented. Pemberian
informasi oleh farmasis dapat dilakukan dengan beberapa cara, yaitu informasi
verbal, demonstrasi dengan alat visual, multimedia, maupun dengan form kepatuhan.
29
Pemberian informasi disertai alat bantu ketaatan berupa kotak obat dan label
kepatuhan akan lebih mempermudah pemberian informasi dan meningkatkan
pemahaman pasien tentang penggunaan obat yang tepat sebab lebih melibatkan
banyak indera sehingga pasien lebih mudah mengingat informasi yang diberikan.
Dengan label kepatuhan, pasien akan lebih mudah mengingat penggunaan obat yang
teratur dan benar, alat bantu akan membantu pasien untuk lebih taat dalam
menggunakan obat. Dengan demikian alat bantu akan meningkatkan ketaatan dan
dampak terapi selain itu akan mengurangi biaya terapi serta meningkatkan kualitas
hidup pasien.
F. Hipotesis
Ada perbedaan ketaatan penggunaan obat pada pasien yang mendapat
informasi versus pasien yang mendapat informasi plus alat bantu ketaatan.
30
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis dan Rancangan Penelitian
Penelitian mengenai Evaluasi Perbedaan Ketaatan Pasien Rawat Jalan RS
Panti Rini Yogyakarta Antara Pasien yang Diberi Informasi versus Informasi plus
Alat Bantu Ketaatan Serta Dampak Terapinya Periode Juni-Juli 2009 (Kajian
terhadap Penggunaan Obat antihipertensi) merupakan jenis penelitian eksperimental
semu dengan rancangan penelitian analitik dengan pola searah. Penelitian
eksperimental semu ialah bila peneliti tidak mungkin mengontrol semua variabel luar,
sehingga perubahan yang terjadi pada efek tidak sepenuhnya oleh pengaruh perlakuan
(Pratiknya 1986).
Dalam penelitian ini dilakukan eksperimen yang belum atau tidak memiliki
ciri- ciri rancangan eksperimen yang sebenarnya, karena variabel-variabel yang
seharusnya dikontrol atau dimanipulasi. Oleh sebab itu validitas penelitian menjadi
kurang cukup untuk disebut eksperimen yang sebenarnya (Notoatmodjo, 2005).
Berdasarkan setting tempat penelitian ini termasuk penelitian lapangan (di
komunitas). Dan berdasarkan bidang ilmu penelitian ini merupakan penelitian klinis
komunitas, mata kuliah yang terkait meliputi Farmasi Klinis, Farmasi Sosial,
Farmakoterapi, serta Komunikasi dan Konseling. Metode pengumpulan data yang
dilakukan yaitu dengan pemberian alat bantu/alat peraga yang dibandingkan dengan
30
31
kontrol, dan observasi pasien dilakukan dengan mengunjungi pasien di rumah (home
visit) serta wawancara dengan pasien.
B. Definisi operasional
1. Ketaatan penggunaan obat yang dimaksud disini dapat dilihat dari jumlah obat
yang digunakan dan aturan pakai obat yang dibandingkan antara perlakuan dan
kontrol.
2. Ketaatan dapat dinilai dari jumlah obat yang diminum, pasien dikatakan taat
jika seluruh obat dihabiskan sehingga ketaatannya sebesar 100%.
3. Penentuan golongan obat antihipertensi, dilakukan berdasarkan diagnosis
penyakit hipertensi yang dilakukan oleh dokter dan berdasarkan jenis obat yang
tertulis di dalam resep yang masuk ke dalam golongan obat antihipertensi.
4. Alat bantu ketaatan berupa kotak obat yang dirancang sedemikian rupa,untuk
mempermudah pasien setiap mengkonsumsi obat, dan dilengkapi dengan tabel
ketaatan yang dicentang setiap pasien meminum obat agar pasien menjadi lebih
taat dalam mengkonsumsi obat yang diresepkan.
5. Perlakuan ialah pasien yang setuju mengikuti penelitian ini dan diberi alat bantu
ketaatan yang dirancang sedemikian rupa, selanjutnya pasien di home visit
minimal dua kali. Jumlah perlakuan sebanyak 29 pasien.
6. Kontrol ialah pasien yang setuju mengikuti penelitian ini, namun tidak diberi
alat bantu ketaatan. Pasien di home visit satu kali saat obat habis dan digunakan
sebagai pembanding kelompok perlakuan. Jumlah kontrol sebanyak 30 orang.
32
7. Profil pasien meliputi umur, jenis kelamin, dan tingkat pendidikan.
8. Profil obat meliputi jumlah obat yang diresepkan, jumlah obat antihipertensi
yang diresepkan, golongan dan jenis obat antihipertensi, serta golongan dan
jenis obat selain obat antihipertensi.
9. Dalam evaluasi obat, digunakan nama generik sehingga nama paten tidak
disebutkan satu per satu.
10. Evaluasi dosis, dan interaksi obat berdasarkan sumber referensi dari buku Drug
Information Handbook (Lacy, 2006), Drug Interaction Fact (Tatro,2006) dan
MIMS (Anonim, 2008).
11. Dampak terapi (outcome) dalam penelitian ini dievaluasi berdasarkan selisih
tekanan darah sebelum dan sesudah terapi yang dibandingkan antara kontrol
dan perlakuan.
12. Drug Therapy Problems yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah setiap
masalah yang berhubungan dengan penggunaan obat antihipertensi, yang
meliputi butuh tambahan obat, dosis terlalu rendah, dosis terlalu tinggi, efek
samping obat yang berbahaya dan interaksi obat, dan ketidakpatuhan pasien.
13. Periode Juni-Juli 2009 yang dimaksud pada penelitian ini yaitu tanggal 8 Juni
2009 – 28 Juli 2009.
14. Pasien home visit merupakan subyek penelitian yang bertempat tinggal di
Daerah Kalasan dan sekitarnya yang telah menerima dan menyetujui informed-
consent.
33
C. Subyek penelitian
Subyek penelitian meliputi pasien dewasa (berumur minimal 17 tahun)
menjalani rawat jalan di RS Panti Rini Yogyakarta. Kriteria inklusi subyek adalah
pasien yang menjalani rawat jalan di RS Panti Rini periode Juni-Juli 2009; menerima
salah satu atau lebih obat antihipertensi; pasien menggunakan obat yang memerlukan
ketaatan atau aturan pakai berdurasi lama (30 hari) atau penggunaan terus-menerus
untuk mencapai tingkat keberhasilan terapi; pasien yang bersedia bekerja sama
berdasarkan persetujuan dengan informed-consent. Kriteria eksklusi adalah pasien
yang telah mengikuti program edukasi atau mendapat informasi ini sebelumnya atau
pernah mengikuti penelitian lain yang serupa, subyek yang tidak menggunakan obat
antihipertensi dan tidak bersedia bekerjasama dan memberikan informasi selama
penelitian berlangsung. Metode sampling dengan metode purposive sampling.
Penelitian ini merupakan bagian dari penelitian payung yang terdiri atas
8 subjudul yaitu 6 kajian golongan obat dan 2 penelitian sosial, sehingga
pengumpulan data dilakukan secara bersama-sama dan dibagi berdasarkan kajian
masing-masing, satu pasien bisa menjadi pasien beberapa peneliti. Home visit juga
dilakukan secara bersama-sama sehingga tiap peneliti dapat melakukan home visit
tidak hanya pasiennya saja tapi dapat melakukan home visit terhadap pasien dengan
kajian lain. Jumlah keseluruhan pasien yang diperoleh sebanyak 156 pasien yaitu 78
pasien kontrol dan 78 pasien perlakuan. Untuk kajian golongan obat antihipertensi
sendiri berjumlah 59 pasien yaitu 30 pasien kontrol dan 29 pasien perlakuan.
34
D. Bahan Penelitian
Bahan penelitian yang digunakan adalah lembar catatan medik pasien rawat
jalan yang menerima obat antihipertensi dan dilayani oleh farmasis klinis Rumah
Sakit Panti Rini periode Juni-Juli 2009 yang ditulis oleh dokter, perawat, dan
apoteker mengenai data klinis pasien. Hasil home visit pasien yang dilakukan
minimal dua kali untuk perlakuan dan sekali untuk kontrol digunakan untuk
membantu menggambarkan ketaataan pasien dalam menggunakan obat serta dampak
terapinya.
E.Instrumen Penelitian
Penelitian ini menggunakan (1). alat-alat sederhana yang akan dirancang
untuk membantu ketaatan pasien dalam penggunaan obat berupa pil despenser, dan
tabel ketaatan, (2). Alat pengukur tekanan darah pasien, yaitu tensimeter, (3).
panduan wawancara terstruktur.
Gambar 5. Alat Bantu Ketaatan
F. Lokasi Penelitian
Penelitian dilaksanakan di Instalasi Farmasi dan ruang tunggu pasien RS Panti
Rini Yogyakarta dan dilanjutkan di rumah pasien untuk kegiatan pemantauan.
35
G. Tata Cara Penelitian
1. Analisis Situasi
a. Analisis situasi meliputi diskusi dengan pihak manajemen RS Panti Rini
mengenai ketidaktaatan pasien yang sering muncul dan studi pustaka. Menyusun
teknis pelaksanaan dengan unit Farmasi.
b. Penetapan kajian penelitian dan penetapan kriteria inklusi serta ekslusi sebagai
dasar untuk menentukaan subyek penelitian secara prospektif selama bulan Juni-Juli
2009.
2. Pembuatan Alat Bantu Ketaatan
a. Perancangan alat bantu ketaatan berdasarkan studi pustaka dan wawancara
dengan beberapa ahli. Alat bantu yang dirancang adalah pil dispenser berupa kotak
bersekat. Kotak dibagi menjadi 21 bagian agar dapat digunakan untuk pengobatan
sebanyak 3 kali sehari selama 7 hari. Alat ini dilengkapi dengan tabel ketaatan
bergambar ayam berkokok (pagi hari), matahari (siang hari), dan bulan (malam hari).
Tabel ini harus diberi tanda (√) setelah pasien minum obat.
b. Sebelum digunakan, alat bantu diuji cobakan pada beberapa orang yang
memiliki beberapa kriteria menyerupai subyek uji.
3. Pembuatan Wawancara Terstruktur
a. Pembuatan wawancara terstruktur menggunakan bahasa sederhana yang
mudah dipahami. Wawancara terstruktur dilakukan pada akhir homevisit untuk
mengevaluasi pemahaman dan kepuasan pasien terhadap alat bantú ketaatan.
36
b. Sebelum digunakan, wawancara terstruktur diuji cobakan pada beberapa
orang yang memiliki kriteria menyerupai subyek uji.
4. Pengumpulan Data
a. Pengumpulan data dilakukan dengan cara pengamatan langsung pasien dan
medical record pasien. Bila diperlukan data dapat dikonfirmasi dengan wawancara
dengan pasien/keluarga dan/atau tenaga kesehatan. Sebelum memilih subjek uji,
dibuat suatu aturan main untuk menentukan subjek uji yang menjadi kontrol dan
subjek uji yang menjadi perlakuan.
Teknik yang digunakan dalam pengambilan subyek adalah non random, dimana
pasien yang ditemui pada minggu pertama digunakan sebagai perlakuan dan pasien
yang ditemui pada minggu berikutnya sebagai kontrol begitu seterusnya secara
berselang-seling.
b. Pasien yang terpilih sebagai subjek uji, sebelumnya diminta mengisi
informed-consent sebagai tanda persetujuan mengikuti penelitian. Informed- consent
ditanda tangani oleh subjek uji dan saksi (keluarga/kerabat dekat, namun jika tidak
ada saat itu, peneliti bisa menjadi saksi).
c. Pasien yang telah setuju mengikuti penelitian, selanjutnya diberi alat bantu
ketaatan berupa kotak tempat obat yang disertai tabel ketaatan bagi subyek uji
perlakuan kemudian peneliti membantu pasien menyiapkan obat yang telah
diresepkan kedalam kotak obat dan meminta pasien untuk memberi tanda centang
pada tabel ketaatan setiap kali pasien meminum obat. Sedangkan untuk kontrol tidak
37
diberi alat bantú, cukup informasi verbal mengenai ketaatan penggunaan obat.
Ketaatan pasien dapat dilihat dari jumlah obat yang digunakan, apakah sesuai dengan
aturan yang seharusnya atau tidak.
5. Wawancara
Wawancara terstruktur dilakukan terhadap pasien kelompok perlakuan maupun
kontrol tentang pemahaman dan kepuasan pasien terhadap informasi penggunaan
obat. Wawancara mengenai pemahaman pasien tentang penggunaan obat diberikan di
awal, sedangkan wawancara kepuasan pasien terhadap informasi dan alat bantu,
diberikan di akhir pengambilan data.
6. Tahap Penyelesaian Data
a. Pengolahan data
Semua data yang diperoleh dikumpulkan menjadi satu selanjutnya
dikelompokkan lagi untuk memperoleh data dengan kajian golongan obat
antihipertensi. Data tersebut memuat data rekam medis pasien yaitu keluhan,
diagnosa , identitas pasien meliputi nama, umur, jenis kelamin, tingkat pendidikan,
pekerjaan, nomor RM, alamat, hasil wawancara pasien mengenai perkembangan
kondisi pasien dan kepuasan pasien terhadap alat bantu, dicatat pula obat yang
diresepkan, dosis obat , aturan pakai, serta hasil pengukuran tekanan darah dan untuk
melihat ketaatan pasien dihitung dari jumlah yang obat yang dikonsumsi. Data
tersebut dibandingkan antara kelompok kontrol dan perlakuan.
38
b. Evaluasi Data
Statistik yang digunakan parametrik atau non parametrik ditentukan oleh sebaran
data, bila parametrik menggunakan uji T-test dan bila non parametrik menggunakan
Mann Whitney (Pratiknya, 1986).
c. Penarikan Kesimpulan
Penarikan kesimpulan ketaatan penggunaan obat karena informasi plus alat
bantu, pada penggunaan obat golongan antihipertensi berdasarkan uji statistik dengan
taraf kepercayaan 90%.
H. Tata Cara Analisis Hasil
Pembahasan data dibagi menjadi tiga bagian, yaitu pembahasan mengenai
profil pasien, profil obat pasien dan permasalahan dalam penggunaan obat, data-data
tersebut kemudian dibahas secara deskriptif dengan bantuan tabel atau gambar.
1. Pembahasan profil pasien
a. Persentase umur pasien, perhitungan presentase dengan cara menghitung
jumlah pasien pada tiap kelompok uji dan dibagi dengan jumlah keseluruhan pasien
setiap kelompok uji, kemudian dikalikan 100%. Uji statistik dilakukan untuk
mengetahui apakah umur antara kelompok perlakuan dan kelompok kontrol berbeda
bermakna atau tidak, taraf kepercayaan yang digunakan adalah 90%. Bila sebaran
data normal digunakan uji parametrik T-test sedangkan jika sebaran data tidak normal
digunakan uji nonparametrik Mann-Whitney. Jika P>0,1 artinya berbeda tidak
bermakna, sedangkan jika P<0,1 artinya berbeda bermakna.
39
b. Persentase jenis kelamin pasien dikelompokkan menjadi jenis kelamin laki-laki
dan perempuan, dihitung dengan cara menghitung jumlah pasien pada masing-masing
kelompok uji dibagi jumlah keseluruhan pasien kelompok uji, kemudian dikalikan
100%. Uji statistik dilakukan untuk mengetahui apakah jenis kelamin antara
kelompok perlakuan dan kelompok kontrol berbeda bermakna atau tidak, taraf
kepercayaan yang digunakan adalah 90%. Uji yang digunakan adalah uji
nonparametrik Chi-Square, bila P<0,1 artinya berbeda bermakna, sedangkan bila
P>0,1 artinya tidak berbeda bermakna.
c. Persentase pasien berdasarkan tingkat pendidikan dihitung dengan cara
menghitung jumlah pasien pada tiap tingkat pendidikan, baik kelompok perlakuan
maupun kelompok kontrol dibagi jumlah keseluruhan pasien, kemudian dikalikan
100%. Untuk mengetahui perbedaan antara kelompok perlakuan dan kontrol
dilakukan uji statistik non parametrik Kolmorgorof–Smirnov, taraf kepercayaan yang
digunakan 90%, bila P<0,1 artinya berbeda bermakna, sedangkan bila P>0,1 artinya
tidak berbeda bermakna.
2. Pembahasan profil obat kasus
a. Profil obat secara umum
1) Persentase jumlah obat yang digunakan oleh pasien baik pada kelompok
perlakuan maupun kelompok kontrol dihitung berdasarkan jumlah seluruh obat
yang diterima pasien dibagi jumlah pasien dikali 100%.
40
2) Persentase jenis obat (selain golongan obat antihipertensi) yang digunakan oleh
pasien dihitung berdasarkan jumlah penggunaan suatu jenis obat dibagi jumlah
pasien dikali 100%, dilakukan pada masing-masing kelompok uji.
b. Profil obat secara khusus (terapi obat antihipertensi)
1) Persentase golongan dan jenis obat antihipertensi yang digunakan oleh pasien
dihitung berdasarkan jumlah penggunaan golongan dan jenis obat antihipertensi
tertentu dibagi jumlah pasien dikali 100%, dilakukan pada masing-masing
kelompok uji.
2) Persentase jumlah dan jenis obat antihipertensi yang digunakan pasien dihitung
berdasarkan jumlah kasus pasien yang menggunakan jumlah dan jenis obat
antihipertensi tertentu dibagi jumlah pasien dikali 100%, dilakukan pada
masing-masing kelompok uji.
3. Evaluasi kerasionalan obat yang terkait dengan Drug Therapy Problems
a.Persentase jumlah kejadian DTP dihitung berdasarkan jumlah pasien yang
mengalami DTP dibagi jumlah seluruh pasien kemudian dikalikan 100%, dilakukan
pada masing-masing kelompok uji.
b.Evaluasi masalah utama kejadian DTP dilakukan dengan mengidentifikasi kejadian
DTP yang terjadi, baik pada kelompok kontrol maupun kelompok perlakuan.
4. Evaluasi ketaatan serta dampak terapi yang dirasakan pasien
a.Persentase ketaatan pasien berdasarkan jumlah obat antihipertensi yang diminum
dengan mencari persentase ketaatan pada masing-masing pasien yaitu:
41
Jumlah obat antihipertensi yang diminum
Jumlah obat antihipertensi yang diresepkan
Selanjutnya perbedaan ketaatan antara kelompok perlakuan dan kontrol dihitung
dengan membandingkan persentase ketaatan antara kedua kelompok tersebut
menggunakan uji statistik. Jika sebaran data normal digunakan uji parametrik T-test
namun, jika sebaran data tidak normal digunakan uji statistik non parametrik Mann-
Whitney. Taraf kepercayaan yang digunakan 90%, jika p>0,1 berarti berbeda tidak
bermakna dan jika P<0,1 berarti berbeda bermakna.
b. Evaluasi ketaatan berdasarkan aturan pakai dibandingkan antara kelompok
perlakuan dan kelompok kontrol dengan menggunakan uji statistik yaitu chi-square.
Taraf kepercayaan yang digunakan 90%, jika p>0,1 berarti berbeda tidak bermakna
dan jika p<0,1 berarti berbeda bermakna.
c. Evaluasi dampak terapi pasien dihitung dengan mencari selisih tekanan darah awal
terapi dan akhir terapi, baik itu tekanan darah sistolik maupun tekanan darah diastolik
pada masing-masing pasien
I. Kesulitan Penelitian
Selama penelitian terdapat beberapa kesulitan antara lain bahan untuk
merancang alat bantu sulit diperoleh karena jumlahnya yang terbatas, hal ini diatasi
dengan melakukan pemesanan barang terlebih dahulu. Pada tahap pengambilan data,
beberapa pasien tidak bersedia mengikuti penelitian dengan berbagai alasan. Untuk
x 100%
42
mengatasi kesulitan ini, peneliti menggunakan bahasa yang menarik serta pemberian
souvenir.
Pada saat home visit, kesulitan yang sering ditemui adalah pencarian alamat
pasien dan pengaturan penggunaan alat yang akan digunakan untuk memonitoring
tanda vital. Keterbatasan bahasa menjadi kendala dalam melakukan wawancara.
Kesulitan yang menjadi kelemahan penelitian ini ialah ketidakjujuran pasien dan
untuk mengatasi hal tersebut, sejak awal peneliti telah memberi informasi kepada
pasien agar bila lupa minum obat tidak perlu takut, atau berusaha menutupi, justru
obat yang lupa diminum tetap diletakkan di kotak obat yang telah disiapkan tersebut.
Kesulitan lain yang sering dijumpai yaitu pasien gugur dikarenakan pasien
meninggal, menjalani rawat inap, maupun alamat yang tidak dapat ditemukan. Oleh
karena itu peneliti berusaha memperoleh data pasien selengkap-lengkapnya agar
pasien mudah dihubungi dan ditemukan.
43
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Penelitian mengenai Evaluasi Perbedaan Ketaatan Pasien Rawat Jalan RS
Panti Rini Yogyakarta Antara Pasien yang Diberi Informasi vs Informasi plus Alat
Bantu Ketaatan Serta Dampak Terapinya (Kajian terhadap Penggunaan Obat
Antihipertensi) dilakukan selama periode Juni-Juli 2009 dengan membandingkan
ketaatan antara kelompok perlakuan dan kelompok kontrol. Profil pasien dan profil
obat pada kelompok perlakuan dan kontrol dapat mempengaruhi perbedaan ketaatan,
oleh karena itu diharapkan kriteria awal subyek uji pada kedua kelompok tidak
berbeda bermakna, sehingga penelitian ini benar-benar mampu membandingkan
perbedaan ketaatan antara pasien yang diberi alat bantu dengan pasien yang hanya
memperoleh informasi saja.
A. Profil Pasien Rawat Jalan pada Kelompok Perlakuan dan Kontrol yangMenerima Obat Antihipertensi di Rumah Sakit Panti Rini Yogyakarta
Periode Juni-Juli 2009
Profil pasien rawat jalan Rumah Sakit Panti Rini Yogyakarta yang menerima
obat antihipertensi periode Juni-Juli 2009 meliputi profil pasien berdasarkan
kelompok umur, jenis kelamin, tingkat pendidikan, tekanan darah sistolik awal, dan
tekanan darah diastolik awal. Berdasarkan jenis kelamin dikelompokkan menjadi
laki-laki dan perempuan, berdasarkan umur pasien adalah pasien dengan umur ≥ 17
tahun, sedangkan berdasarkan tingkat pendidikan dikelompokkan dari tingkat SD,
SLTP, SMA, dan Perguruan Tinggi.
45
44
Tabel VI. Baseline Profil Pasien Rawat Jalan pada Kelompok Perlakuan danKontrol yang Menerima Obat Antihipertensi di Rumah Sakit Panti Rini
Yogyakarta Periode Juni-Juli 2009
Baseline Profil PasienKriteria Perlakuan Kontrol p
n = 29 n = 30Laki-laki : 31% Laki-laki : 30%Jenis kelaminPerempuan : 69% Perempuan : 70%
0,93***
Umur (tahun) 63,86±10,130 60±(25-87) 0,38*Tingkatpendidikan
Tidak Berpendidikan : 6,9%SD : 13,8%SMP : 13,8%SMA : 48,3%Perguruan tinggi: 17,2%
Tidak Berpendidikan: 16,7%SD : 16,7%SMP : 20%SMA : 23,3%Perguruan tinggi: 23,3%
0,67***
Sistolik awal(mmHg)
147,79±24,76 146,80±26,04 0,73**
Diastolik awal(mmHg)
90 (60-126) 81,50 (60-150) 0,15**
Keterangan :n = jumlah subjek penelitian*) uji statistik Independent T-Test**) uji statistik Mann Whitney***) uji statistik Chi-squarex ± SD digunakan jika data terdistribusi normalmedian (minimal-maksimal) digunakan jika data tidak terdistribusi normal
Berdasarkan tabel VI, menunjukkan nilai p=0,93 untuk jenis kelamin, nilai
p=0,38 untuk umur, nilai p=0,67 untuk tingkat pendidikan, nilai p=0,73 untuk
tekanan darah sistolik awal, dan nilai p=0,15 untuk tekanan darah diastolik awal.
Berdasarkan nilai p yang diperoleh pada masing-masing pengelompokan berdasar
jenis kelamin, umur, tingkat pendidikan, tekanan darah sistolik awal, dan tekanan
darah diastolik awal menunjukkan bahwa antara pasien kelompok perlakuan dan
kelompok kontrol berbeda tidak bermakna. Kondisi awal pasien diharapkan berbeda
tidak bermakna agar perbedaan ketaatan benar-benar dipengaruhi oleh perbedaan
perlakuan yang kita berikan selama penelitian. Hasil ini sesuai dengan yang
45
diharapkan yaitu kondisi awal pasien antara kelompok perlakuan dan kontrol berbeda
tidak bermakna sehingga penelitian ini benar-benar mampu membandingkan ketaatan
antara kedua kelompok tersebut.
B. Profil Obat Pasien Rawat Jalan Rumah Sakit Panti Rini YogyakartaPeriode Juni-Juli 2009 pada Kelompok Perlakuan dan Kontrol
Tabel VII. Baseline Profil Obat Pasien Rawat Jalan RS Panti Rini YogyakartaPeriode Juni-Juli 2009
Baseline Profil ObatKriteria Perlakuan Kontrol p*
Jumlah Obat 5 (2-7) 4 (1-10) 0,65Jumlah ObatAntihipertensi
1 (1-3) 1 (1-4) 0,53
Keterangan :*) uji statistik Mann Whitneymedian (minimal-maksimal) digunakan jika data tidak terdistribusi normal
1. Profil obat secara umum
Tabel VIII. Profil Jumlah Obat Pasien Rawat Jalan di RS Panti RiniYogyakarta Periode Juni-Juli 2009
Perlakuan KontrolJumlah obat
Jumlah pasien Persentase(%)
Jumlah pasien Persentase(%)
1 - - 1 3,32 2 6,9 2 6,73 2 6,9 3 104 10 34,5 10 33,335 7 24,1 7 23,336 6 20,7 4 13,37 2 6,7 1 3,38 - - 1 3,39 - - - -
10 - - 1 3,3
Profil obat secara umum ini menggambarkan jumlah keseluruhan obat yang
diterima pasien pada kelompok perlakuan dan kontrol serta jenis obat yang diterima
pasien selain obat antihipertensi. Berdasarkan tabel VII, jumlah obat keseluruhan
46
yang diterima pasien pada kelompok perlakuan dan kelompok kontrol diperoleh nilai
p=0,65 yang berarti jumlah obat yang diterima antara pasien kelompok perlakuan dan
kelompok kontrol berbeda tidak bermakna.
Berdasarkan tabel VIII, pada kelompok perlakuan jumlah obat yang diterima
pasien yaitu minimal 2 macam obat dan maksimal 7 macam obat. Sedangkan pada
kelompok kontrol jumlah obat yang diterima pasien yaitu minimal 1 macam obat dan
maksimal 10 macam obat. Jumlah obat yang paling banyak diterima pasien baik
kelompok perlakuan maupun kontrol yaitu 4 macam obat dengan persentase 34,5%
untuk kelompok perlakuan dan 33,33% untuk kelompok kontrol. Banyaknya obat
yang diterima oleh pasien dapat menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi
ketaatan pasien dalam meminum obat. Semakin banyak obat yang diterima maka
cenderung akan menurunkan minat pasien untuk minum obat, hal ini dapat
disebabkan karena pasien merasa malas dan sering merasa terganggu aktivitasnya
saat pasien harus minum obat dalam jumlah yang banyak.
Tabel IX. Golongan dan Jenis Obat Selain Obat Antihipertensi Pasien RawatJalan di Rumah Sakit Panti Rini Yogyakarta Periode Juni-Juli 2009
Jenis Obat Perlakuan Kontrol
Nama Generik Jumlah Persentase(%)
Jumlah Persentase
(%)Obat Saluran PencernaanActivated dimetilpolysiloksan - - 1 3,33Al(OH)3 2 6,90 - -Attapulgit - - 1 3,33Ca carbonate - - 2 6,67
47
Lanjutan Tabel IXJenis Obat Perlakuan Kontrol
Nama Generik Jumlah Persentase(%)
Jumlah Persentase(%)
Chlordiazepoxide - - 2 6,67Choline Bitartate 1 3,45 - -Clonidium Bromida - - 1 3,33Lanzoprazole 3 10,34 4 13,33Methionin 1 3,45 - -Metronidazole - - 1 3,33Mg(OH)2 2 6,90 - -Omeprazole - - 1 3,33Otilonium Br - - 1 3,33Pancreatin - - 1 3,33Pectin - - 1 3,33Phenil-propil-ethylamine - - 1 3,33Ranitidine 2 6,90 - -Simeticone 2 6,90 - -Sucralfate - - 1 3,33Obat Saluran PernafasanAminofilin 1 3,45 - -Codein - - 3 10Dextrometrophan 1 3,45 2 6,67Fenoterol 1 3,33GG tab 1 3,45 - -Guafenesin - - 1 3,45Phenyltaoxamine - - 1 3,45Salbutamol 2 6,90 - -Teofilin 2 6,90 1 3,33Obat AntiinfeksiCiprofloxacin 2 6,67Obat EndokrinAcarbose 2 6,90 1 3,33Glibenklamid 3 10,34 2 6,67Glicazide 4 13,79 5 16,67Glimepiride 1 3,45 3 10Gliquidon 1 3,45 4 13,33Humalog 1 3,45 - -Humulin 1 3,45 1 3,33Metformin 6 20,69 8 26,67Vidalgliptin 1 3,45 - -
48
Lanjutan Tabel IXJenis Obat Perlakuan Kontrol
Nama Generik Jumlah Persentase(%)
Jumlah Persentase(%)
Obat NeuromuskularAllopurinol 3 10,34 1 3,33Alprazolam 1 3,45 1 3,33Amitriptilin 1 3,45 - -Asam mefenamat 2 6,90 2 6,67Asam asetilsalisilat 1 3,45 - -Betahistine mesylate 1 3,45 - -Diazepam 1 3,45 - -Iodem 1 3,45 - -Ketoprofen - - 1 3,33Metamizole 1 3,45 - -Na-diklofenak 1 3,45 - -Parasetamol 1 3,45 1 3,33Vitamin & SuplemenAsam amino 1 3,45 1 3,33Asam folat - - 1 3,33Asam lipoat - - 2 6,67K-aspartat 1 3,45 1 3,33KCl 10 34,48 1 3,33Mg-aspartat 1 3,45 1 3,33Vitamin B1 15 51,72 8 26,67Vitamin B6 14 48,27 8 26,67Vitamin B12 14 48,27 8 26,67KortikosteroidMeloxicam 3 10,34 1 3,33Metil Prednisolon - - 1 3,33Antiplatelet & AntikoagulanAsam asetilsalisilat - - 1 3,33Cilostazol - - 2 6,67AntihistaminMebhydrolin napodisylate - - 1 3,33AntihiperlipidemiaFenofibrate 1 3,45 - -Pravastatin 1 3,45 - -Simvastatin 2 6,90 1 3,33
49
Lanjutan Tabel IX
Tabel IX menunjukkan golongan dan jenis obat kecuali obat antihipertensi
yang diterima pasien pada kelompok perlakuan maupun kontrol. Berdasarkan tabel
IX dapat diketahui bahwa obat yang paling banyak diterima pasien pada kelompok
perlakuan adalah vitamin B1 yaitu sebesar 51,72%, sedangkan pada kelompok
kontrol adalah vitamin B1, B6, B12 dengan persentase masing-masing sebesar
26,67%.
2. Profil obat antihipertensi
a. Berdasarkan kelas terapi, golongan, dan jenis obat antihipertensi
Berdasarkan tabel VII, profil obat pasien berdasarkan jumlah obat antihipertensi
yang diterima pasien diperoleh nilai p=0,53 yang berarti jumlah obat antihipertensi yang
diterima pasien pada kelompok perlakuan dan kontrol berbeda tidak bermakna.
Obat antihipertensi digunakan untuk terapi pasien dengan keadaan tekanan
darah yang tinggi (prehipertensi maupun hipertensi). Obat antihipertensi yang banyak
digunakan dalam kasus, yaitu golongan diuretik , Angiotensin Cornverting Enzym
(ACE) Inhibitor, Angiotensin II Receptor Antagonist (AIIRA), -blocker, Calcium
Channel Blocker (CCB) dan antihipertensi sentral. Berikut ini disajikan tabel X, yang
Jenis Obat Perlakuan KontrolNama Generik Jumlah Persentase
(%)Jumlah Persentase
(%)Obat kardiovaskular selain obat antihipertensiAsam disodium adenosin 1 3.45 - -Digoxin 4 13,79 4 13,33Flinarizin 1 3,45 1 3,33ISDN 1 3,45 1 3,33Pyridoxin 2 6,90 - -
50
memuat golongan dan jenis obat antihipertensi yang digunakan pada pasien rawat
jalan di RS Panti Rini Yogyakarta Periode Juni-Juli 2009.
Tabel X. Distribusi Jenis Obat Antihipertensi Pasien Rawat Jalan di RumahSakit Panti Rini Yogyakarta Periode Juni-Juli 2009 Berdasarkan Kelas
TerapinyaPerlakuan KontrolKelas Terapi Nama
Generik JumlahPasien
Persentase(%)
JumlahPasien
Persentase(%)
Furosemid 11 37,93 12 40Diuretik
HCT 3 10,34 3 10Kaptopril - - 4 13,33Lisinopril 1 3,45 2 6,67
ACE inhibitor
Ramipril 1 3,45 1 3,33Amlodipin 1 3,45 3 10
Diltiazem 16 55,17 10 33,34
CCB
Nifedipin 4 13,79 9 30
AIIRA Valsartan 2 6,67 2 6,67
Bisoprolol 1 3,45 - -
Atenolol 1 3,45 1 3,33
-blocker
Carvedilol 1 3,45 1 3,33
Central 2-blocker Clonidine 1 3,45 5 16,67
Dari keseluruhan terapi antihipertensi, yang paling banyak digunakan pada
kelompok perlakuan adalah golongan CCB, sedangkan pada kelompok kontrol paling
banyak menggunakan golongan diuretik. Penggunaan CCB terbanyak adalah
diltiazem yaitu sebanyak 16 penggunaan pada kelompok perlakuan. Diuretik yang
digunakan pada keseluruhan kasus antara lain golongan diuretik kuat dan diuretik
thiazid. Diuretik biasanya digunakan untuk pasien dengan keadaan edema dan dapat
juga digunakan untuk terapi hipertensi. Diuretik yang paling banyak digunakan pada
kelompok kontrol adalah furosemid yaitu sebanyak 12 penggunaan.
51
Tabel XI. Distribusi Golongan dan Jenis Obat Antihipertensi Pasien RawatJalan di Rumah Sakit Panti Rini Yogyakarta Periode Juni-Juli 2009 Pada
Kelompok Perlakuan Berdasarkan Kelas TerapinyaNo Kelas Terapi Golongan Jenis
ObatJumlahPasien
Persentase(%), n= 29
Diuretik Kuat Furosemid 11 37,931. DiuretikDiuretik Thiazide HCT 3 10,34
Lisinopril 1 3,452. ACE inhibitorRamipril 1 3,45
Amlodipin 1 3,45DihydropyridineNifedipin 4 13,79
3. CCB
Non-Dihydropyridine Diltiazem 16 55,174. AIIRA Valsartan 1 3,45
Atenolol 1 3,45CardioselectiveBisoprolol 1 3,45
5. -blocker
Mixed & -blocker Carvedilol 1 3,45
6. Obatantihipertensi lain
Central 2-blocker Clonidine 1 3,45
Tabel XII. Distribusi Golongan dan Jenis Obat Antihipertensi Pasien RawatJalan di Rumah Sakit Panti Rini Yogyakarta Periode Juni-Juli 2009 Pada
Kelompok Kontrol Berdasarkan Kelas TerapinyaNo Kelas Terapi Golongan Jenis
ObatJumlahPasien
Persentase(%), n= 30
Diuretik Kuat Furosemid 12 401. DiuretikDiuretik Thiazide HCT 3 10
Kaptopril 4 13,33Lisinopril 2 6,67
2. ACE inhibitor
Ramipril 1 3,33Amlodipin 3 10DihydropyridineNifedipin 9 30
3. CCB
Non-Dihydropyridine Diltiazem 10 33,334. AIIRA Valsartan 2 6,67
Cardioselective Atenolol 1 3,335. -blockerMixed & -blocker Carvedilol 1 3,45
6. Obatantihipertensi lain
Central 2-blocker Clonidine 1 3,33
52
Berdasarkan tabel XI dan XII terlihat bahwa obat antihipertensi yang paling
banyak diterima pasien kelompok perlakuan adalah diltiazem yang merupakan kelas
terapi CCB dengan persentase sebesar 55,17%. Pada pasien kelompok kontrol, obat
antihipertensi yang paling banyak diterima adalah furosemid yang merupakan kelas
terapi diuretik dan termasuk diuretik kuat dengan persentase sebesar 40%.
b. Berdasarkan jumlah obat antihipertensi yang diterima
Pasien yang menerima obat golongan antihipertensi dikelompokkan menjadi
lima yaitu pasien yang menerima satu, dua, tiga empat, dan lima jenis obat.
Tabel XIII. Profil Jumlah Obat Antihipertensi Pasien Rawat Jalan di RumahSakit Panti Rini Yogyakarta Periode Juni-Juli 2009
Perlakuan KontrolJumlah obat
Jumlah pasien Persentase Jumlah pasien Persentase1 18 62,1% 16 53,33%
2 8 27,58% 8 26,67%
3 3 10,34% 3 10%
4 - - 2 6,67%
5 - - 1 3,33%
Tabel XII menunjukan persentase jumlah obat antihipertensi yang diterima
pasien. Berdasarkan tabel VII, profil obat pasien berdasarkan jumlah obat
antihipertensi yang diterima menunjukkan bahwa nilai p=0,534. Dapat disimpulkan
bahwa jumlah obat antihipertensi yang diterima pasien antara kelompok perlakuan
dan kontrol berbeda tidak bermakna. Jumlah obat antihipertensi yang diterima pasien
53
dapat mempengaruhi ketaatan, semakin banyak obat antihipertensi yang diterima
pasien maka cenderung akan menurunkan ketaatan pasien.
Berdasarkan tabel XII, pada kelompok perlakuan dan kontrol paling banyak
menerima obat antihipertensi sebanyak 1 macam dengan persentase masing-masing
sebesar 62,1% pada 18 pasien dan 53,33% pada 16 pasien.
C. Evaluasi Drug Related Problem
Drug therapy problem (DTP) yang ditemukan pada penelitian ini baik pada
kelompok perlakuan maupun kelompok kontrol antara lain efek obat merugikan
(adverse drug reaction) dan ketidaktaatan (noncompliance ). Evaluasi DTP pada
penelitian ini berdasarkan literatur yang telah dijelaskan dalam definisi operasional.
DTP yang dievaluasi dilihat dari sisi obat yang diteliti yaitu obat antihipertensi.
Tabel XIV. Pengelompokan Kejadian DTP Obat Antihipertensi pada PasienRawat Jalan di Rumah Sakit Panti Rini Yogyakarta Periode Juni-Juli 2009
Perlakuann = 29
Kontroln = 30
No. Jenis DTP
JumlahDTP
Persentase(%)
JumlahDTP
Persentase(%)
1. Efek obat merugikan(adverse drugreaction)
9 31,03 12 40
2. Ketidaktaatan(noncompliance)
7 24,14 17 56,67
1. Efek obat merugikan (adverse drug reaction)
Pada penelitian ini, ditemukan kejadian DTP efek obat merugikan
(adverse drug reaction) pada kelompok perlakuan yaitu sebesar 31,03% sedangkan
pada kelompok kontrol yaitu sebesar 12%.
54
Tabel XV. Kelompok Kasus DTP Obat Antihipertensi dengan Efek Obat YangMerugikan pada Pasien Rawat Jalan di Rumah Sakit Panti Rini Yogyakarta
Periode Juni-Juli 2009Pasien Jenis obat Penilaian Rekomendasi
K9, K10,K48, K73,P6, P11,P19, P21,P56, P74
Penggunaan furosemid yangmerupakan diuretik kuatbersama dengan obat-obatantihipertensi, seperti golonganACEI, CCB, ataupun -blocker dapat meningkatkanefek hipotensif danmeningkatkan resikoterjadinya hipotensi.
Diperlukan monitoringfungsi ginjal, denganmelakukan tes fungsiginjal sebelum dansesudah terapi.
K27, P36 Obat antihipertensi golonganACEI seperti kaptopril danlisinopril akan berinteraksidengan furosemid, akanmenurunkan efek furosemid,dan meningkatkan efekhipotensi kaptopril danlisinopril.
Melakukan monitoringterhadap berat badanpasien dan status cairan,apabila pemberianfurosemid dan kaptoprilataupun lisinoprildiberikan pada waktuyang bersamaan.
K70
Furosemid
Penggunaan furosemid
bersama AINS dapat
meningkatkan resiko
nefrotoksisitas AINS dan
terjadinya hiperkalemia.
Melakukan monitoring
terhadap fungsi ginjal,
sebelum dan sesudah
terapi.
K15, K23 Clonidin Penggunaan clonidinbersamaan dengan obatantihipertensi golongan CCB(pada kasus : nifedipin) dapatmeningkatkan resiko aritmiaventricular dan efek hipotensif.
Memerlukan monitoringterhadap fungsi ginjal,status cairan, maupunberat badan pasien yangdilakukan sebelum dansesudah terapi.
K15, K41,K81, P12,P47, P70
HidrokloroThiazid(HCT)
Penggunaan HCT bersamadengan makanan akanmenurunkan absorbsi dariHCT. Secara klinis : berefeknegatif.
Sebaiknya penggunaanHCT ½ - 1 jam sebelummakan.
K17,K27 Kaptopril Penggunaan kaptopril tidakbersamaan dengan makanankarena dapat menurunkanabsorbsinya.
Penggunaan kaptoprilsebaiknya 1 jam sebelummakan atau 2 jam setelahmakan.
55
Lanjutan tabel XVPasien Jenis obat Penilaian Rekomendasi
K15, K41 Penggunaan kaptopril bersamadengan obat antihipertensiyang lain, seperti -blockerdan CCB dapat meningkatkanefek hipotensif.
Diperlukan monitoringfungsi ginjal, denganmelakukan tes fungsiginjal sebelum dansesudah terapi
K15
Kaptopril
Penggunaan kaptopril bersamadengan obat antidiabetikadapat meningkatkan efekhipoglikemia.
Memerlukan monitoringkadar glukosa darah danasupan cairan ke dalamtubuh.
Interaksi terjadi antara sesama golongan obat antihipertensi, yaitu antara
furosemid, kaptopril,lisinopril, golongan CCB, ataupun -blocker. Interaksi antara
furosemid dengan sesama obat antihipertensi seperti golongan CCB (diltiazem,
nifedipin) dan -blocker (bisoprolol, atenolol) dapat meningkatkan efek hipotensif
dan meningkatkan resiko terjadinya hipotensi. Sementara itu saat furosemid
berinteraksi dengan obat antihipertensi golongan ACEI, seperti kaptopril maupun
lisinopril akan menurunkan efek furosemid, dengan tingkat signifikasi 3 dan
meningkatkan efek hipotensi kaptopril dan lisinopril. Tingkat signifikansi 3 artinya
efek yang ditimbulkan biasanya ringan, tidak mempunyai pengaruh signifikan
terhadap outcome terapetik, dan biasanya tidak dibutuhkan perlakuan tambahan.
Hasil interaksi kemungkinan merupakan efek yang diharapkan dalam menjaga
tekanan darah pasien agar berada pada batas normal. Furosemid saat berinteraksi
dengan AINS dapat meningkatkan resiko nefrotoksisitas AINS dan terjadinya
hiperkalemia. Pemberian elektrolit seperti KSR pada pasien yang menerima obat
antihipertensi golongan diuretik kuat bertujuan untuk membantu mencegah dan
56
mengurangi resiko terjadinya hipokalemia. Pada pasien yang menerima KSR bersama
dengan diuretik kuat, seperti furosemid perlu dilakukan monitoring terhadap fungsi
ginjal, berat badan maupun asupan cairan tubuh.
Penggunaan secara bersamaan beberapa obat antihipertensi, selain furosemid,
juga memberikan efek yang merugikan. Seperti pada clonidin yang digunakan
bersamaan dengan obat antihipertensi golongan CCB (pada kasus : nifedipin) dapat
meningkatkan resiko aritmia ventricular dan efek hipotensif. Selain itu penggunaan
furosemid bersamaan dengan obat antihipertensi lain, seperti golongan CCB maupun
ACEI juga dapat meningkatkan efek hipotensif.
Interaksi obat dan makanan yang terjadi pada kasus akan memberikan efek
negatif dengan mengurangi absorbsi obat sehingga menurunkan keoptimalan hasil
terapi. Interaksi obat dengan makanan terjadi pada HCT dan kaptopril, dengan
memberi jeda waktu selama 2 jam setelah makan atau ½-1 jam sebelum makan dapat
membantu meningkatkan kemampuan absorbsi obat
Dari setiap DTP interaksi obat yang ditemukan, dapat diketahui bahwa
interaksi obat yang terjadi dapat meningkatkan maupun menurunkan efektifitas dari
obat yang saling berinteraksi. Hal ini akan berdampak negatif pada terapi yaitu dapat
menurunkan efek terapetik dan meningkatkan toksisitas dari obat tersebut. Efek
positif secara klinis adalah efek potensiasi yang terjadi pada penggunaan furosemid
dan kaptopril.
57
2. Ketidaktaatan (noncompliance)
Tabel XVI. Kelompok Kasus DTP Obat Antihipertensi Dengan Ketidaktaatanpada Pasien Rawat Jalan di Rumah Sakit Panti Rini Yogyakarta Periode Juni-
Juli 2009Jenis obat
PasienPerlakuan Kontrol
Penilaian Rekomendasi
Amlodipin- K66, K73 Pasien diresepkan amlodipin,
masing-masing sebanyak 30tablet dan diminum seharisekali. Pasien kadang-kadang lupa minum obat,terutama saat pasienberpergian dan lupa tidakmembawa obat.
Sebaiknya obat digunakansecara teratur sesuaidengan aturan pakai yangsudah ditentukan untukmenjaga agar tekanandarah pasien normal.
Bisoprolol
P49 - Pasien diresepkan bisoprololsebanyak 15 tablet, diminum1xsehari ½ tablet pada pagihari setelah sarapan pagi.Pasien tidak taat minumobat, pasien merasa kondisisudah lebik baik.
Sebaiknya obat digunakansecara teratur sesuaidengan aturan pakai yangsudah ditentukan untukmenjaga agar tekanandarah pasien normal.
Clonidine- K15, K23,
K41, K48,K81
Pasien diresepkan clonidin,namun karena pasien seringlupa sudah minum obat ataubelum sehingga terdapat sisaobat pada home visit yangterakhir.
Sebaiknya obatdigunakan secara teratursesuai dengan aturanpakai yang sudahditentukan untukmenjaga agar tekanandarah pasien normal.
DiltiazemP5, P20,P33,
K1, K10,K48, K73
Pasien diresepkan diltiazem,pasien kadang-kadang salahminum obat karena merasakondisinya sudah membaiksehingga terdapat sisa obatpada home visit yangterakhir.
Sebaiknya obat digunakansecara teratur sesuaidengan aturan pakai yangsudah ditentukan untukmenjaga agar tekanandarah pasien normal.
58
Lanjutan Tabel XVIJenis obat
Pasien
Perlakuan Kontrol
Penilaian Rekomendasi
FurosemideP2, P19,P63
K9, K10,K18, K27,K60, K63,K73
Pasien diresepkan furosemiddan pasien mengeluh seringbuang air kecil dan cukupmenganggu terutama saatmalam hari. Pasien merasasudah membaik sehinggamenghentikan minumfurosemid. Pada akhirkunjungan, terdapat sisa obatyang belum diminum pasien.
Sebaiknya obatdigunakan secara teratursesuai dengan aturanpakai yang sudahditentukan untukmenjaga agar tekanandarah pasien normal.Furosemid merupakansuatu diuretik,pemakaiannya dapatmeningkatkan frekuensibuang air kecil yangmembuat pasien merasatidak nyaman. Pemberianfurosemid dapatdisesuaikan untuk pagiatau malam hari yangmembuat pasien merasalebih nyaman.
Kaptopril- K15, K17,
K27Pasien diresepkan kaptoprildan pasien sering lupa minumobat, alasan pasien karenausianya yang sudah lanjut dantidak ada yang membantumenyiapkan obat.
Sebaiknya obatdigunakan secara teratursesuai dengan aturanpakai yang sudahditentukan untukmenjaga agar tekanandarah pasien normal.
Lisinopril- K59, K66 Pasien diresepkan lisinopril
dan dengan rutinitasnya yangcukup sibuk sehingga kadang-kadang lupa minum obat.
Sebaiknya obatdigunakan secara teratursesuai dengan aturanpakai yang sudahditentukan untukmenjaga agar tekanandarah pasien normal.
59
Lanjutan tabel XVIJenis obat
Pasien
Perlakuan Kontrol
Penilaian Rekomendasi
HCTK15, K41,K81
Pasien diresepkan HCTdan pasien sering lupasudah minum obat ataubelum sehingga terdapatsisa obat pada home visityang terakhir.
Sebaiknya obat digunakansecara teratur sesuai denganaturan pakai yang sudahditentukan untuk menjagaagar tekanan darah pasiennormal. HCT merupakansuatu diuretik,pemakaiannya dapatmeningkatkan frekuensibuang air kecil yangmembuat pasien merasatidak nyaman. Oleh karenaitu, pemberian HCT dapatdisesuaikan dengan pasien,diberikan pagi atau malamhari yang membuat pasienmerasa lebih nyaman.
NifedipinP5 K15, K23,
K37, K41,K48
Pasien diresepkan nifedipindan pasien sering lupaminum obat sehingga padaakhir kunjungan masihteerdapat sisa obat.
Sebaiknya obat digunakansecara teratur sesuaidengan aturan pakai yangsudah ditentukan untukmenjaga agar tekanandarah pasien normal.
Valsartan- K37 Pasien diresepkan valsartan
sebanyak 30 tablet dandiminum sehari 1 kalisesudah makan malam.Pasien tidak taat minum obat,sering lupa minum obat. Sisaobat sebanyak 28 tablet.
Sebaiknya obatdigunakan secara teratursesuai dengan aturanpakai yang sudahditentukan untukmenjaga agar tekanandarah pasien normal.
60
Terdapat 34 kasus DTP ketidaktaatan (noncompliance) terhadap obat-obat
antihipertensi dengan menghitung sisa obat pada kunjungan akhir ke rumah pasien.
Pada DTP ketidaktaatan, pasien tidak minum obat secara teratur sehingga obat tidak
habis sesuai waktu yang sudah ditentukan. Ketidaktaatan ini akan mempengaruhi
efek terapi obat sehingga hasil terapi menjadi kurang optimal.
Penggunaan obat antihipertensi yang tidak taat dapat mengakibatkan tekanan
darah menjadi tidak terkontrol, serta meningkatkan angka mortalitas dan resiko
penyakit kardiovaskular lain.
D. Evaluasi Perbedaan Ketaatan dan Dampak Terapi Pasien dengan ObatAntihipertensi Antara Kelompok Perlakuan dan Kontrol pada Pasien Rawat
Jalan RS Panti Rini Periode Juni-Juli 2009
Perbedaan ketaatan pasien antara kelompok perlakuan dan kontrol dapat di
evaluasi berdasarkan jumlah obat antihipertensi yang diminum dan aturan pakainya.
Dalam definisi operasional telah disebutkan bahwa perlakuan ialah pasien yang telah
setuju mengikuti penelitian dan diberikan alat bantu ketaaan sedangkan kontrol ialah
pasien yang hanya menerima informasi saja tanpa diberikan alat bantu ketaatan. Dari
definisi tersebut kita dapat mengevaluasi bagaimana pengaruh alat bantu terhadap
ketaatan pasien, apakah perbedaan ketaatan antara kelompok perlakuan dan kontrol
bermakna atau tidak.
a. Evaluasi perbedaan ketaatan pasien berdasarkan jumlah obat antihipertensiyang diminum dan aturan pakai
1) Berdasarkan jumlah obat antihipertensi yang diminum
Ketaatan pasien terhadap obat antihipertensi dapat dilihat dari jumlah obat
antihipertensi yang diminum pasien. Berdasarkan definisi operasional, pasien
61
dianggap taat 100% bila obat diminum sampai habis. Maka untuk menilai ketaatan
pasien berdasarkan jumlah obat antihipertensi yang diminum dapat diasumsikam
jumlah obat antihipertensi yang diminum dibagi jumlah obat antihipertensi yang
diresepkan dikali 100%.
% Ketaatan : jumlah obat antihipertensi yang diminum
jumlah obat antihipertensi yang diresepkan
Tabel XVII. Persentase Ketaatan Pasien Rawat Jalan RS Panti RiniYogyakarta Antara Pasien Yang Diberi Informasi vs Informasi plus Alat
Bantu Ketaatan Periode Juni-Juli 2009 Berdasarkan Jumlah ObatAntihipertensi yang DiminumPerlakuan KontrolPersen
Ketaatan Jumlah Persentase Jumlah Persentase
100% 22 75,86% 13 43,33%
< 100% 7 24,14% 17 56,67%
Berdasarkan tabel XVII menunjukkan bahwa persentase pasien dengan
ketaatan 100% pada kelompok perlakuan sebesar 75,86% dan persentase pasien
dengan ketaatan < 100% sebesar 24,14%. Pada kelompok kontrol pasien yang
memiliki ketaatan 100% adalah 43,33% sedangkan untuk pasien yang memiliki
ketaatan <100% adalah 56,67%. Berdasarkan data tersebut, terlihat bahwa kelompok
perlakuan lebih taat daripada kelompok kontrol.
x 100%
62
Tabel XVIII. Hasil Uji Perbedaan Ketaatan Pasien Rawat Jalan RS PantiRini Yogyakarta Antara Pasien Yang Diberi Informasi vs Informasi plusAlat Bantu Ketaatan Periode Juni-Juli 2009 Berdasarkan Jumlah Obat
Antihipertensi yang DiminumKriteria Perlakuan Kontrol p
Persenketaatanberdasarkanjumlah obatantihipertensiyangdigunakan
94,42% (40%-100%) 93,34% (43,33%-100%) 0,02
Perbedaan ketaatan diuji dengan uji statistik untuk mengetahui apakah
perbedaan ketaatan antara kelompok perlakuan dan kelompok kontrol bermakna atau
tidak. Uji statistik yang digunakan ialah uji nonparametrik Mann Whitney sebab tidak
memenuhi syarat uji parametrik. Data yang diperoleh tidak terdistribusi secara
normal sehingga disajikan dengan median (minimal-maksimal).
Berdasarkan tabel XVIII terlihat bahwa persentase ketaatan dalam
menggunakan obat antihipertensi pada kelompok perlakuan sebesar 94,42% dan
kelompok kontrol sebesar 93,34% dengan nilai p= 0,02. Berdasarkan perhitungan
statistik, pada taraf kepercayaan 90% bila p<0,1 menunjukkan bahwa antara
kelompok perlakuan dan kontrol berbeda bermakna, dalam hal ini berarti terdapat
perbedaan persentase ketaatan antara kelompok perlakuan dan kontrol. Berdasarkan
hasil tersebut, dapat disimpulkan bahwa pasien yang diberikan informasi dan alat
bantu ketaatan lebih taat daripada pasien yang hanya diberikan informasi saja. Alat
63
bantu ketaatan yang digunakan pada kelompok perlakuan dapat membantu
meningkatkan ketaatan.
2) Berdasarkan aturan pakai
Tabel XIX. Persentase Ketaatan pada Pasien Rawat Jalan RS Panti RiniYogyakarta Antara Pasien Yang Diberi Informasi vs Informasi plus AlatBantu Ketaatan Periode Juni-Juli 2009 Berdasarkan Aturan Pakai Obat
Perlakuan KontrolPersen
Ketaatan
Aturan
pakai Jml Persen Jml Persen
p*
100% 1x1/2 2 4,65% 2 3,85% 0,84
1x1 30 69,77% 12 23,08% 0,00
2x1/2 1 2,32% - - -
3x1 1 2,32% 1 1,92% 1,00
< 100% 1x1/2 2 4,65% 3 42,31% 0,51
1x1 5 11,63% 22 46,67% 0,00
2x1 - - 5 9,61% -
3x1 2 4,65% 7 13,46% 0,04
Keterangan:*) Uji statistik one sample kolmogrof smirnov
Berdasarkan tabel XIX, pasien dengan ketaatan 100% pada kelompok
perlakuan dan kontrol sebagian besar memiliki aturan pakai obat 1x1. Persentase
ketaatan 100% dengan aturan pakai obat 1x1 pada kelompok perlakuan lebih besar
daripada kelompok kontrol, yaitu dengan persentase sebesar 69,77% pada kelompok
perlakuan dan 23,08% pada kelompok kontrol. Sedangkan untuk persen ketaatan
<100% pada kelompok perlakuan dan kontrol sebagian besar juga memiliki aturan
64
pakai obat 1x1. Persentase ketaatan < 100% dengan aturan pakai obat 1x1 pada
kelompok kontrol lebih besar daripada kelompok perlakuan, yaitu dengan persentase
sebesar 46,67% pada kelompok kontrol dan 11,63% pada kelompok perlakuan.
Berdasarkan tabel XIX diketahui bahwa pada ketaatan 100% dengan aturan
pakai 1x1/2 dan 3x1 masing-masing memiliki nilai p sebesar 0,84 dan 1,00. Hal ini
berarti untuk aturan pakai obat 1x1/2 dan 3x1 antara kelompok perlakuan dengan
kelompok kontrol berbeda tidak bermakna. Nilai p sebesar 0,00 untuk aturan pakai
obat 1x1, hal ini berarti untuk aturan pakai obat 1x1 antara kelompok perlakuan
dengan kelompok kontrol berbeda bermakna. Dapat disimpulkan bahwa untuk aturan
pakai obat 1x1, kelompok perlakuan lebih taat daripada kelompok kontrol. Hal ini
dapat disebabkan karena adanya alat bantu ketaatan yang diberikan kepada pasien
sehingga pasien lebih mudah mengkonsumsi obat. Perbedaan yang bermakna antara
kelompok perlakuan dan kontrol terdapat pada aturan pakai obat 1x1. Hal ini dapat
disebabkan karena sebagian besar obat antihipertensi yang digunakan oleh kelompok
perlakuan dan kontrol memiliki aturan pakai 1x1.
Berdasarkan tabel XIX diketahui bahwa pada ketaatan <100% dengan aturan
pakai 1x1/2 memiliki nilai p sebesar 0,51. Hal ini berarti untuk aturan pakai 1x1/2
antara kelompok perlakuan dengan kelompok kontrol berbeda tidak bermakna. Nilai
p untuk aturan pakai 1x1 dan 3x1 masing-masing sebesar 0,00 dan 0,04. Hal ini
berarti untuk aturan pakai 1x1 dan 3x1 antara kelompok perlakuan dengan kelompok
kontrol berbeda bermakna. Dapat disimpulkan bahwa pada ketaatan <100% dengan
65
aturan pakai 1x1 dan 3x1, kelompok perlakuan lebih taat daripada kelompok kontrol.
Hal ini dapat disebabkan karena adanya alat bantu ketaatan yang diberikan kepada
pasien sehingga pasien lebih mudah mengkonsumsi obat.
b. Evaluasi Perbedaan Dampak Terapi Pasien pada Kelompok Perlakuan danKontrol
Untuk mengetahui apakah dampak terapi pasien antara kelompok perlakuan
dan kontrol berbeda bermakna atau tidak, perlu dilakukan uji statistik. Taraf
kepercayaan yang dipakai adalah 90%. Jika P>0,1 maka kelompok perlakuan dan
kontrol berbeda tidak bermakna, sedangkan bila P<0,1 menunjukkan antara
kelompok perlakuan dan kontrol berbeda bermakna.
Tabel XX. Perbandingan Tekanan Darah Sistolik dan Diastolik AkhirTerapi pada Pasien Rawat Jalan RS Panti Rini Yogyakarta Antara Pasien
Yang Diberi Informasi vs Informasi plus Alat Bantu Ketaatan Periode Juni-Juli 2009
Kriteria Perlakuan Kontrol p
Tekanandarahsistolikakhirterapi(mmHg)
144,48±18,74 154,27±15,71 0,34*
Tekanandarahdiastolikakhirterapi(mmHg)
89,34±13,43 92,07±13,08 0,61**
Keterangan :*) Uji statistik Independent T-test**) Uji statistik Mann Whitneyx ± SD digunakan jika data terdistribusi normal
66
Berdasarkan tabel XX, untuk tekanan darah sistolik dan diastolik pada akhir
terapi antara kelompok perlakuan dan kontrol masing-masing memiliki nilai p
sebesar 0,34 dan 0,61. Hal ini berarti bahwa tekanan darah sistolik dan diastolik pada
akhir terapi antara kelompok perlakuan dan kontrol berbeda tidak bermakna.
Tabel XXI. Selisih Tekanan Darah Sistolik dan Diastolik pada Pasien RawatJalan RS Panti Rini Yogyakarta pada Masing-Masing Kelompok Yang
Diberi Informasi dan Informasi plus Alat Bantu Ketaatan Periode Juni-Juli2009
Kriteria Perlakuan p* Kontrol p*
Selisihtekanandarah sistolikawal danakhir terapi(mmHg)
3,31±22,08 0,43 -7,47±22,93 0,08
Selisihtekanandarahdiastolik awaldan akhirterapi(mmHg)
1,45±10,44 0,46 -4 (-40 - 65) 0,25
Keterangan :*) Uji statistik Independent T –testx ± SD digunakan jika data terdistribusi normalmedian (minimal-maksimal) digunakan jika data tidak terdistribusi normaltanda negatif menunjukkan terjadi kenaikan (nilai akhir lebih tinggi daripada awal)
Berdasarkan tabel XXI diketahui bahwa pada kelompok perlakuan memiliki
nilai p masing-masing sebesar 0,43 dan 0,46 untuk selisih tekanan darah sistolik dan
diastolik pada awal dan akhir terapi. Hal ini menunjukkan bahwa selisih tekanan
darah sistolik dan diastolik kelompok perlakuan pada awal dan akhir terapi berbeda
tidak bermakna. Pada kelompok perlakuan terjadi penurunan tekanan darah sistolik
67
dan diastolik pada akhir terapi yaitu masing-masing sebesar 3,31 mmHg dan 1,45
mmHg meskipun berdasarkan perhitungan statistik penurunan tersebut berbeda tidak
bermakna.
Berdasarkan tabel XXI diketahui bahwa pada kelompok kontrol memiliki
nilai p masing-masing sebesar 0,08 dan 0,25 untuk selisih tekanan darah sistolik dan
diastolik pada awal dan akhir terapi. Hal ini menunjukkan bahwa selisih tekanan
darah sistolik kelompok kontrol pada awal dan akhir terapi berbeda bermakna,
sedangkan selisih tekanan darah diastolik kelompok kontrol pada awal dan akhir
terapi berbeda tidak bermakna. Pada akhir terapi terjadi peningkatan tekanan darah
sistolik sebesar 7,47 mmHg dan secara statistik peningkatan ini bermakna.
Sedangkan untuk tekanan darah diastolik pada akhir terapi juga terjadi peningkatan
sebesar 4 mmHg meskipun secara statistik peningkatan tersebut tidak bermakna.
Kesimpulannya yaitu kelompok perlakuan memiliki dampak terapi yang lebih
baik setelah dilakukan terapi, dibandingkan dengan kelompok kontrol. Hal ini dapat
dikarenakan adanya alat bantu ketaatan yang diberikan pada kelompok perlakuan
sehingga dapat meningkatkan ketaatan pasien dalam minum obat.
E. Rangkuman Pembahasan
Profil pasien rawat jalan yang menerima obat antihipertensi di Rumah Sakit
Panti Rini Juni-Juli 2009 dibagi dalam dua kelompok yaitu kelompok perlakuan dan
kelompok kontrol. Berdasarkan baseline profil pasien yang meliputi jenis kelamin,
umur, tingkat pendidikan, tekanan darah sistolik awal, dan tekanan darah diastolik
awal pasien diperoleh nilai P>0,1. Dapat disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan
68
profil pasien antara kelompok perlakuan dan kelompok kontrol yang meliputi jenis
kelamin, umur, tingkat pendidikan, tekanan darah sistolik awal, dan tekanan darah
diastolik awal pasien. Hal ini sesuai dengan yang diharapkan, kriteria awal subyek
uji tidak berbeda sehingga benar-benar dapat melihat perbedaan ketaatan antara
pasien yang mendapat informasi versus informasi plus alat bantu.
Berdasarkan baseline profil obat meliputi jumlah obat antihipertensi dan
jumlah obat yang diterima pasien diperoleh nilai P>0,1. Dapat disimpulkan bahwa
tidak ada perbedaan jumlah obat antihipertensi dan jumlah obat yang diterima pasien
pada kelompok perlakuan dan kelompok kontrol. Pada golongan dan jenis obat selain
obat antihipertensi, jenis obat yang paling banyak diterima pada kelompok perlakuan
adalah vitamin B1 yaitu sebesar 51,72%. Pada kelompok kontrol jenis obat yang
paling banyak diterima pasien adalah vitamin B1, B6, B12 dengan persentase
masing-masing sebesar 26,67%. Berdasarkan distribusi golongan dan jenis obat
antihipertensi terlihat bahwa obat antihipertensi yang paling banyak diterima pasien
kelompok perlakuan adalah diltiazem yang merupakan kelas terapi CCB dengan
persentase sebesar 55,17%. Pada pasien kelompok kontrol, obat antihipertensi yang
paling banyak diterima adalah furosemid yang merupakan kelas terapi diuretik dan
termasuk diuretik kuat dengan persentase sebesar 40%. Pada kedua kelompok paling
banyak menerima obat antihipertensi sebanyak 1 macam dengan persentase masing-
masing sebesar 62,1% pada 18 pasien untuk kelompok perlakuan dan 53,33% pada
16 pasien untuk kelompok kontrol.
69
Evaluasi DTP pada kasus pasien yang menggunakan obat antihipertensi,
diperoleh data untuk DTP efek obat merugikan (adverse drug reaction ) ditemukan 9
kasus pada kelompok perlakuan dan 12 kasus pada kelompok kontrol. DTP
ketidaktaatan (noncompliance) ditemukan 7 kasus pada kelompok perlakuan dan 17
kasus pada kelompok kontrol.
Evaluasi perbedaan ketaatan dan dampak terapi pasien antara kelompok
perlakuan dan kelompok kontrol. Jumlah obat antihipertensi yang diminum dapat
digunakan untuk menghitung persen ketaatan pasien. Dari hasil uji statistik diperoleh
nilai p=0,02, dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan ketaatan antara kelompok
perlakuan dan kontrol. Pasien yang mendapat informasi plus alat bantu lebih taat
daripada pasien yang hanya mendapat informasi saja. Berdasarkan aturan pakai,
diketahui bahwa pada ketaatan 100% dengan aturan pakai 1x1/2 dan 3x1 masing-
masing memiliki nilai p sebesar 0,84 dan 1,00. Hal ini berarti untuk aturan pakai obat
1x1/2 dan 3x1 antara kelompok perlakuan dengan kelompok kontrol berbeda tidak
bermakna. Nilai p sebesar 0,00 untuk aturan pakai obat 1x1, hal ini berarti untuk
aturan pakai obat 1x1 antara kelompok perlakuan dengan kelompok kontrol berbeda
bermakna. Dapat disimpulkan bahwa untuk aturan pakai obat 1x1, kelompok
perlakuan lebih taat daripada kelompok kontrol. Pada ketaatan <100% dengan aturan
pakai 1x1/2 memiliki nilai p sebesar 0,51. Hal ini berarti untuk aturan pakai 1x1/2
antara kelompok perlakuan dengan kelompok kontrol berbeda tidak bermakna. Nilai
p untuk aturan pakai 1x1 dan 3x1 masing-masing sebesar 0,00 dan 0,04. Hal ini
berarti untuk aturan pakai 1x1 dan 3x1 antara kelompok perlakuan dengan kelompok
70
kontrol berbeda bermakna. Dapat disimpulkan bahwa pada ketaatan <100% dengan
aturan pakai 1x1 dan 3x1, kelompok perlakuan lebih taat daripada kelompok kontrol.
Hal ini dapat disebabkan karena adanya alat bantu ketaatan yang diberikan kepada
pasien sehingga pasien lebih mudah mengkonsumsi obat.
Dampak terapi dapat dilihat dari selisih tekanan darah sistolik dan diastolik
pada awal dan akhir terapi pada masing-masing kelompok. Dari hasil uji statistik
pada kelompok perlakuan diperoleh nilai p masing-masing sebesar 0,43 dan 0,46
untuk selisih tekanan darah sistolik dan diastolik pada awal dan akhir terapi. Hal ini
menunjukkan bahwa selisih tekanan darah sistolik dan diastolik kelompok perlakuan
pada awal dan akhir terapi berbeda tidak bermakna. Pada kelompok perlakuan terjadi
penurunan tekanan darah sistolik dan diastolik pada akhir terapi yaitu masing-masing
sebesar 3,31 mmHg dan 1,45 mmHg meskipun berdasarkan perhitungan statistik
penurunan tersebut berbeda tidak bermakna. Pada kelompok kontrol memiliki nilai p
masing-masing sebesar 0,08 dan 0,25 untuk selisih tekanan darah sistolik dan
diastolik pada awal dan akhir terapi. Hal ini menunjukkan bahwa selisih tekanan
darah sistolik kelompok kontrol pada awal dan akhir terapi berbeda bermakna,
sedangkan selisih tekanan darah diastolik kelompok kontrol pada awal dan akhir
terapi berbeda tidak bermakna. Pada akhir terapi terjadi peningkatan tekanan darah
sistolik sebesar 7,47 mmHg dan secara statistik peningkatan ini bermakna.
Sedangkan untuk tekanan darah diastolik pada akhir terapi juga terjadi peningkatan
sebesar 4 mmHg meskipun secara statistik peningkatan tersebut tidak bermakna.
71
Kesimpulannya yaitu kelompok perlakuan memiliki dampak terapi yang lebih
baik setelah dilakukan terapi, dibandingkan dengan kelompok kontrol. Hal ini dapat
dikarenakan adanya alat bantu ketaatan yang diberikan pada kelompok perlakuan
sehingga dapat meningkatkan ketaatan pasien dalam minum obat.
72
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian evaluasi perbedaan ketaatan pasien rawat jalan
Rumah Sakit Panti Rini Yogyakarta antara pasien yang diberi informasi versus
informasi plus alat bantu ketaatan serta dampak terapinya periode Juni-Juli 2009
(kajian terhadap penggunaan obat antihipertensi), dapat ditarik beberapa kesimpulan
yaitu:
1. Profil pasien yang meliputi jenis kelamin, umur, tingkat pendidikan dan nilai
tekanan darah sistolik dan diastolik awal pada kelompok perlakuan maupun
kontrol mempunyai nilai p>0,1 yang berarti profil pasien pada kedua kelompok
tersebut berbeda tidak bermakna.
2. Jumlah obat keseluruhan dan jumlah obat antihipertensi pada kelompok
perlakuan dan kontrol memiliki nilai p>0,1 yang berarti profil obat pada kedua
kelompok tersebut berbeda tidak bermakna. Golongan obat antihipertensi yang
paling banyak digunakan pada kelompok perlakuan yaitu golongan Calcium
Channel Blocker (CCB) sedangkan pada kelompok kontrol yaitu golongan
diuretik. Jenis obat antihipertensi yang paling banyak digunakan pada kelompok
perlakuan yaitu diltiazem dengan persentase sebesar 55,17% sedangkan
kelompok kontrol yaitu furosemid dengan persentase sebesar 40%.
3. Terdapat kejadian DTP pada profil terapi pasien kelompok perlakuan yang
meliputi efek obat yang merugikan sebesar 31,03%, dan ketidaktaatan sebesar
72
73
24,14% sedangkan pada kelompok kontrol efek obat yang merugikan sebesar
40%, dan ketidaktaatan sebesar 56,67%.
4. Ketaatan berdasarkan jumlah obat antihipertensi yang diminum antara pasien
kelompok perlakuan dan kelompok kontrol memiliki nilai p=0,02 yang berarti
terdapat perbedaan ketaatan penggunaan obat yang bermakna antara kedua
kelompok tersebut. Pasien yang diberi informasi plus alat bantu lebih taat
dibandingkan dengan pasien yang hanya diberi informasi saja.
5. Ketaatan dengan persen ketaatan 100% berdasarkan aturan pakai obat antara
pasien kelompok perlakuan dan kelompok kontrol memiliki nilai p=0,84 untuk
aturan pakai obat 1x1/2 dan nilai p=1,00 untuk aturan pakai obat 3x1, yang
berarti bahwa untuk aturan pakai obat 1x1/2 dan 3x1 antara kedua kelompok
berbeda tidak bermakna. Aturan pakai obat 1x1 memiliki nilai p=0,00 yang
berarti bahwa antara kelompok perlakuan dan kontrol berbeda bermakna. Pada
aturan pakai obat 1x1, pasien yang diberi informasi plus alat bantu lebih taat
dibandingkan dengan pasien yang hanya diberi informasi saja. Ketaatan dengan
persen ketaatan <100% berdasarkan aturan pakai obat antara pasien kelompok
perlakuan dan kelompok kontrol memiliki nilai p=0,51 untuk aturan pakai obat
1x1/2 yang berarti bahwa untuk aturan pakai obat 1x1/2 antara kedua kelompok
berbeda tidak bermakna, sedangkan nilai p=0,00 untuk aturan pakai obat 1x1 dan
p=0,04 untuk aturan pakai obat 3x1, yang berarti bahwa pada aturan pakai 1x1
dan 3x1 antara kedua kelompok berbeda bermakna.
74
6. Dampak terapi berdasarkan selisih tekanan darah sistolik dan diastolik pada awal
dan akhir terapi pada kelompok perlakuan masing-masing ditunjukkan dengan
nilai p sebesar 0,43 dan 0,46; sedangkan pada kelompok kontrol ditunjukkan
dengan nilai p sebesar 0,08 dan 0,25.
B. Saran
Saran yang dapat disampaikan berdasarkan hasil penelitian ini:
1. Informasi dari hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi pertimbangan bagi
Rumah Sakit Panti Rini Yogyakarta dalam memberikan informasi sehubungan
dengan perilaku ketaatan penggunaan obat yang diberikan kepada pasien.
2. Diperlukan penelitian lebih lanjut terhadap alat bantu ketaatan supaya diperoleh
alat bantu yang lebih efektif dan inovatif.
3. Penelitian selanjutnya dapat dilakukan di rumah sakit yang berbeda atau periode
yang berbeda sebagai perbandingan.
75
DAFTAR PUSTAKA
Ahmed, N., Khaliq, M.A., Shah, S.H., Anwar, W., 2008, Compliance toAntihypertensive Drugs, Salt Restriction, Exercise and Control of SystemicHypertension in Hypertensive Patints at Abbottabad,http://www.ayubmed.edu.pk/coll abbottabad/Nazir.pdf, diakses tanggal 28september 2009
Albert,W., and Thomas, M. S., Medication Compliance Research: Still So Far to G,http://jrnlappliedresearch.com/articles/Vol3Iss3/Wertheimer.htm, diakses padatanggal 15 Oktober 2009
Anonim, 1999, Patient Compliance (Ketaatan Pasien),http://home.pacific.net.id/piko/artikel04.html, diakses tanggal 15 Mei 2009
Anonim, 2008a, Cardiovascular Diseases, http://www.who.int/topics/cardiovascular
disease/en/, diakses tanggal 10 mei 2009
Anonim, 2008b, MIMS Indonesia Petunjuk Konsultasi , Edisi 7, PT.Info Master,Jakarta
Anonim, 2009a, Hindari Hipertensi, Konsumsi Garam 1 Sendok Teh per Hari,http://www.depkes.go.id/index.php?option=news&task=viewarticle&sid=3458, diakses tanggal 8 Oktober 2009
Anonim, 2009b, Hipertensi dan faktor resikonya dalam kajian epidemiologi,http://ridwanamiruddin.wordpress.com/2007/12/08/hipertensi-dan-faktor-risikonya-dalam-kajian-epidemiologi/, diakses tanggal 10 september 2009
Benowitz, N.L., 1995, Obat Antihipertensi, dalam Katzung, B.G.(ed), FarmakologiDasar dan Klinik, edisi IV, 125-126, 140, Penerbit Buku Kedokteran EGC,Jakarta
Chobanian, A.V., Bakris, G.L., Chusman, W.C., Green, L.A., Joseph, L.I., 2003, JNC7 Express the Sevent Report of Joint National Comittee on Prevention, Detection,Evaluation, and Treatment of High Blood Pressure,http://www.nhlbi.nih.gov/guidelines/hypertension/express.pdf, diakses tanggal 19september 2009
DiPiro, J, 2009, Pharmacotherapy : Patophysiologic Approach, 7th edition, 110-114,McGraw-Hill, New York
75
76
Graham-Clarke, E.M., and Hebron, B.S., Clinical Therapeutics, dalam Walker, R.,2nd edition, Cardiovascular Disorders, 247-250, Harcourd publisher limited,London
Khatib, O., El-Guindy, M., 2005, Clinical Guidelines for the Management ofHypertension, http://www.emro.who.int/dsaf/dsa234.pdf, diakses tanggal 19september 2009
Kimble, M.A.K., Young, L.Y., Kradjan, W.A., Guglielmo, B.J., Alldredge, B.K.,Corelli, R.L., 2005, Applied Theraupetics : The Clinical Use of Drugs, 14-2 – 14-19, Lippincott William & Wilkins, New York
Lacy, C.F., Armstrong, L.L., Goldman, M.P., Lance L.L., 2006, Drug InformationHandbook, 14th Ed., Lexi-comp, Ohio.McGraw-Hill Co., New York
Massie, B,M., 2002, Systemic Hypertension, dalam Tierney, L.M., Current Medical& Medical Diagnosis & Treatment 2002, 41st edition, McGraw-Hills, New York,
Notoatmodjo, S., 2006, Metodologi Penelitian Kedokteran dan Kesehatan, CVRajawali, Jakarta
Osterberg L., Blaschke B., 2005, Adherence to Medication, www.nejm.org, diaksespada tanggal 15 Oktober 2009
Pratiknya, A.W., 1986, Dasar-dasar Metodologi Penelitian Kedokteran danKesehatan, CV Rajawali, Jakarta
Roach, S., S., 2004, Introductory Clinical Pharmacology, 7th edition, 393, 396-397,Lipincot williams and wilkins, philadelphia
Rovers, J.P., Currie,J.D.,Hagel,H.P., McDonough, R.P., Sobotka, J.L., 2003, APractical Guide to Pharmaceutical Care, 2nd Ed., American PharmaceuticalAssociation, Washington
Sanjoyo,Raden, 2005, Sistem Kardiovaskular, http://www.google.com/farmakologipdf/, diakses tanggal 10 mei 2009
Siregar, J.P, 2006, Farmasi Klinik Teori dan Penerapan, EGC, Jakarta
Strand, L.M., Morley, P.C., Cipolle, R.J., 2004, Pharmaceutical Care Practice : ThiClinical’s Guide,2nd edition, 178-188, McGraw-Hill Companies, USA
Suhardjono, 2003, Hipertensi pada Usia Lanjut,http://www.papdi.or.id./new/new4.htm, diakses tanggal 22 september 2009
77
Lampiran 1 : Informed-consent
KERJASAMA FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SANATA DHARMA DENGAN RS
PANTI RINI YOGYAKARTA
Penjelasan Mengenai Penelitian Perbandingan Pemberian Informasi VersusInformasi plus Alat Bantu terhadap Ketaatan Penggunaan Obat
Pasien Rawat Jalan RS Panti Rini Yogyakarta Periode Juni – Juli 2009
Tim peneliti dari Fakultas Farmasi Sanata Dharma bekerja sama dengan RS Panti Rini
Yogyakarta melakukan penelitian untuk mengetahui bagaimana perbandingan respon pasien pada
Pemberian Informasi Versus Informasi plus Alat Bantu terhadap Ketaatan Penggunaan Obat Pasien
Rawat Jalan RS Panti Rini Yogyakarta Periode Juni – Juli 2009.
Anda merupakan pasien RS Panti Rini periode Juni 2009, oleh karena itu diminta ikut serta
dalam penelitian ini.
Bila bersedia ikut, tim peneliti akan melakukan wawancara kepada anda seputar penggunaan
obat yang anda terima melalui kunjungan ke rumah anda. Pada saat kunjungan akan dilakukan
wawancara dan pengukuran tanda vital dan beberapa tes lain bila diperlukan. Pengukuran tanda vital
yang dilakukan antara lain tekanan darah, kadar gula darah, frekuensi nadi, frekuensi nafas dan suhu
tubuh. Data-data yang didapatkan dari proses tersebut akan digunakan sebagai data penelitian.
Anda bebas menolak ikut dalam penelitian ini. Bila anda telah memutuskan untuk ikut, anda
juga bebas untuk mengundurkan diri setiap saat.
Semua data penelitian ini akan diperlakukan secara rahasia sehingga tidak memungkinkan
orang lain menghubungkannya dengan anda.
Selama anda ikut dalam penelitian, setiap informasi baru yang dapat mempengaruhi
pertimbangan anda untuk terus ikut atau berhenti dari penelitian ini akan segera disampaikan kepada
anda.
Bila anda tidak mentaati instruksi yang diberikan oleh para peneliti, anda dapat dikeluarkan
setiap saat dari penelitian ini.
Anda diberi kesempatan untuk menanyakan semua hal yang belum jelas sehubungan dengan
penelitian ini kepada tim peneliti.
78
Surat pernyataan kesediaan sebagai Responden penelitian
Bahwa saya yang bertanda tangan dibawah ini:
Nama :
Umur :
Jenis Kelamin :
Pekerjaan :
Alamat :
No telp/HP :
Menyatakan kesanggupan sebagai responden dalam penelitian yang berjudul
"PERBANDINGAN PEMBERIAN INFORMASI VERSUS INFORMASI plus ALAT BANTU
TERHADAP KETAATAN PENGGUNAAN OBAT PASIEN RAWAT JALAN RS PANTI
RINI YOGYAKARTA PERIODE JUNI – JULI 2009".Semua penjelasan diatas telah
disampaikan kepada saya. Saya mengerti bahwa bila masih memerlukan penjelasan, saya akan
mendapat jawaban dari tim peneliti.
Demikian surat pernyataan kesanggupan saya sebagai responden dalam penelitian ini.
Yogyakarta,Mengetahui
Saksi Responden/pasien
( ) ( )
Pengukuran yang dilakukan*:
( ) Kadar gula darah ( ) Tekanan darah
( ) Kolesterol ( ) Frekuensi nadi
( ) Suhu tubuh ( ) Frekuensi nafas
*Tandai yang diperlukan
79
Lampiran 2 : Panduan wawancara
Anda dimohon untuk enjawab pertanyaan di bawah ini dengan mengisi atau memberi tanda silang
(X) pada jawaban yang sesuai
1. Nama :
2. Alamat :
3. Umur :
4. Jenis Kelamin :
5. Pendidikan terakhir :
a. Tidak adab. SDc. SLTPd. SMAe. Perguruan tinggi
6. Pekerjaan :
a. Pegawai Negeri Sipil/TNI/POLRI
b. Pegawai Swasta
c. Wiraswasta/Pedagang
d. Petani/Buruh
e. Lainnya (sebutkan) ........................
7. Penghasilan :
a. ≤ Rp 500.000
b. > Rp 500.000 – Rp 1.000.000
c. > Rp 1.000.000 – Rp 2.000.000
d. > Rp 2.000.000 – Rp 5.000.000
e. > Rp 5.000.000
f.
80
Pretest:
1. Jelaskan kembali cara pakai obat anda!
2. Apakah pernah salah minum obat?
Ceritakan kapan dan bagaimana?
Penyebabnya?
Pengatasannya?
3. Paling sering tahu cara pakai obat dari siapa? Dokter/Petugas Apotek?
Selanjutnya, bagi kelompok perlakuan, dijelaskan:
Kita ingin memberikan alat bantu ketaatan, jelaskan cara pakai alatnya!
Postest:
1. Jelaskan kembali cara pakai obat anda!
2. Khusus kelompok perlakuan:
Bagaimana tanggapan anda tentang alat bantu ketaatan?
Apakah bermanfaat/tidak?
81
Lampiran 3. Kuisisoner
Berilah tanda silang (X) pada jawaban yang anda anggap paling sesuai dengan keadaan anda
sebenarnya.
Keterangan: SS = Sangat Setuju
S = Setuju
TS = Tidak Setuju
STS = Sangat Tidak Setuju
No Pernyataan Jawaban
1.Saya yakin jika saya minum obat sesuaidengan aturan maka manfaat obat lebihbesar
SS S TS STS
2.Menurut saya membaca informasi padalabel/etiket hanya membuang0buang waktusaja
SS S TS STS
3.Sakit saya akan cepat sembuh jika sayaminum obat dua kali lebih banyak dariaturan pakai
SS S TS STS
4.Saya akan minum obat sesuai perintah,meskipun saya mengantuk saya tetapminum obat
SS S TS STS
5.Saya mengubah aturan minum obat sesuaidengan dosis yang saya butuhkan tanpabertanya dengan Dokter atau Apoteker
SS S TS STS
6.Saya membaca aturan pakai sebelum minumobat
SS S TS STS
7. Saya berusaha tidak lupa minum obat SS S TS STS
8.Antibiotik tidak perlu diminum sampaihabis
SS S TS STS
9.Semua jenis obat harus diminum sampaihabis
SS S TS STS
10.Obat yang diresepkan oleh Dokter, jikatidak diminum sesuai aturan pakai akanmenimbulkan dampak yang merugikan
SS S TS STS
11.Obat yang aturan minumnya sebelummakan berarti obat tersebut harus diminumsesaat sebelum makan
SS S TS STS
12.Saya berhak bertanya sejeas-jelasnya padapetugas tentang obat saya
SS S TS STS
Lampiran 4 : Data pasien perlakuan
82
P1
Nama : SMD Jenis Kelamin : Laki-laki Pendidikan : Perguruan Tinggi Umur : 69 th Tanggal Periksa : 8 juni 2009
Keluhan : kontrolDiagnosis : Diabetes melitus dan hipertensiTanda Vital Tgl periksa: 8 juni 2009 homevisit akhir : 8 juli 2009 KetaatanTekanan DarahGula DarahKolesterol
120 / 80 mmHg552 mg/dL208 mg/dL
167 / 96 mmHg295 mg/dL176 mg/dL
Aturanpakai
Obat yangdigunakan
Nama Obat Aturan Pakai Jumlah obat Obat yang digunakan
Adalat OrosSimvastatinHumologGlucobayNeurodex
1x1 sehari p.c.1x1 sehari p.c.3x1 sehari3x1 sehari (saat makan)1x1 sehari p.c.
3030229030
3030229030
Taat Taat
1.
Outcomes : TD meningkat, GD dan kolesterol menurun. alat: cukup membantu namun bingung memberikan tanda centang
2. P2Nama : SKT Jenis Kelamin : Perempuan Pendidikan : SD Umur : 43 th Tgl periksa: 8 Juni 2009Keluhan : nyeri pinggang, susah buang air kecilDiagnosis : ISKTanda Vital Tgl periksa: 8 Juni 2009 homevisit akhir : 13 Juni 2009 KetaatanSuhuTD
36,50C130/80
36,00C114/90
Cara pakai Aturanpakai
Obat yangdigunakan
Nama Obat Aturan Pakai Jumlah obat Obat yang digunakanFurosemideasam mefenamatsefadroksil
1x1/2 p.c3x1 p.c2x1 a.c
51010
268
tidak taat tidak taat
Outcomes : membaik sehingga obat tidak diminum lagi alat: cukup membuat ribet, pasien malas mencontreng label
P5
Nama : SMR Jenis Kelamin : Perempuan Pendidikan : tidak berpendidikan Umur : 75 th Tanggal Periksa : 8 Juni 2009
Keluhan : Kontrol, Riwayat asmaDiagnosis : Hipertensi, AsmaTanda Vital Tgl periksa: 8 juni 2009 homevisit akhir : 1- 2009 KetaatanTekanan darah 198 / 126 mmHg 149 / 131 mmHg Aturanpakai Obat yang
Nama Obat Aturan Pakai Jumlah obat Obat yang digunakan
3..
Herbesser CD 100Adalat OrosRacikan ( Aminofilin, CTM, metilprednisolon)Ventolin nebulizer
1x1 sehari p.c.1x1 sehari p.c.3x1 sehari p.c.
30309010
23867
Tidak Taat Tidak Taat
Lampiran 4 : Data pasien perlakuan
83
Outcomes : membaik dan TD normal alat: sangat membantu, pasien malas mencontreng label
P6
Nama : SSY Jenis Kelamin : Perempuan Pendidikan : SMA Umur : 64 th Tanggal Periksa : 8 juni 2009
Keluhan : Pusing bila jalan agak jauh, badan sakit semuaDiagnosis : HipertensiTanda Vital Tgl periksa: 8 juni 2009 homevisit akhir : 20 Juni 2009 KetaatanTekanan Darah 220 / 110 mmHg 155 / 90 mmHg Aturan
pakaiObat yangdigunakan
Nama Obat Aturan Pakai Jumlah obat Obat yang digunakan
Herbesser CD 100ValsartanFurosemidKSR
1x1 p.c.1x1 p.c.1x1 p.c.1x1 p.c
30303030
1313137
Tidak Taat Tidak Taat
4.
Outcomes : membaik, TD lebih rendah dibandingkan pengukuran awal alat: cukup membuat ribet, pasien malas mencontreng label
P11
Nama : SPI Jenis Kelamin : Perempuan Pendidikan : SMA Umur : 60 th Tanggal Periksa : 8 juni 2009
Keluhan : kedua kaki kesemutanDiagnosis : HipertensiTanda Vital Tgl periksa: 8 juni 2009 homevisit akhir : 05-07-09 KetaatanTekanan Darah 140 / 80 mmHg 141 / 96 mmHg Aturan
pakaiObat yangdigunakan
Nama Obat Aturan Pakai Jumlah obat Obat yang digunakan
FurosemideKSRHerbesser CD 100Neurodex
1x1 p.c1x1 p.c1x1 p.c1x1 p.c
30303030
30303030
Taat Taat
5..
Outcomes : membaik dan tidak ada keluhan alat: bermafaat, namun pasien sering mencontreng label
P12Nama : FXS Jenis Kelamin : Laki-Laki Pendidikan : Perguruan Tinggi Umur : 74 th Tanggal Periksa : 08-06-09Keluhan : Nyeri pada tulang, sering pusing Diagnosis : Hipertensi, Osteoartritis
6.
Tanda Vital Tgl periksa: 08-06-09 homevisit akhir : 05-07-09 Ketaatan
Lampiran 4 : Data pasien perlakuan
84
TD 125 / 70 mmHg 144 / 82 mmHg Atrn Pakai Obt dgunaknNama Obat Aturan Pakai Jumlah obat Obat yang digunakanHerbesser CD 100HCTNeurodexDekstrometorfanMeloksikam
1x1 p.c.1x 1/2 p.c.1x1 p.c.3x1 p.c.1x1 p.c.
303030206
303030206
Taat Taat
Outcomes : membaik dan tidak ada keluhan alat: cukup bermanfaat bagi pasienP19
Nama : MMS Jenis Kelamin : Perempuan Pendidikan : SMA Umur : 60 th Tanggal Periksa : 08-06-09Keluhan : Kontrol TensiDiagnosis : HipertensiTanda Vital Tgl periksa: 08-06-09 homevisit akhir : 09-07-09 KetaatanTD 130 / 90 mmHg 127/ 82 mmHg Aturan
pakaiObat yangdigunakan
Nama Obat Aturan Pakai Jumlah obat Obat yang digunakanNeurodexFurosemidKSRAdalat OrosVastigoHerbesser CD 100
1x1 p.c.1x1 p.c.1x1 p.c.1x1 p.c.2x1 p.c.1x1 p.c.
303030301530
272029301530
Taat Tidak Taat
7.
Outcomes : membaik sehingga obat tidak diminum lagi alat: bermanfaat dan praktis
P20Nama : YSG Jenis Kelamin : Perempuan Pendidikan : Tidak sekolah Umur : 78th Tanggal Periksa : 12-06-09
Keluhan : Kontrol TensiDiagnosis : HipertensiTanda Vital Tgl periksa: 12-06-09 homevisit akhir : 24-06-09 KetaatanTD 190 / 110 mmHg 187 / 92 mmHg Aturan
pakaiObat yangdigunakan
Nama Obat Aturan Pakai Jumlah obat Obat yang digunakanDigoksinHerbesser CD 100
1x ½ p.c.1x1 p.c.
2030
2025
Tidak taat Tidak taat
8.
Outcomes : membaik dan TD menurun alat: cukup membuat ribet, pasien malas minum obat dari kotak dan mencontreng label
P21Nama : SWT Jenis Kelamin : Perempuan Pendidikan : SD Umur : 66 th Tanggal Periksa : 12-06-09Keluhan : kontrol HTDiagnosis : Hipertensi
Tanda Vital Tgl periksa: 12-06-09 homevisit akhir : 21-06-09 Ketaatan
9.
TD 170/90 mmHg 158/98 mmHgAturan Obat yang
Lampiran 4 : Data pasien perlakuan
85
pakai digunakan
Nama Obat Aturan Pakai Jumlah obat Obat yang digunakanKSRFurosemideHerbesser CD 100VarbionProneuron
1x1 p.c1x1 p.c1x1 p.c1x1 p.c3x1 p.c.
1010101015
1010101015
Taat Taat
Outcomes : membaik sehingga obat tidak diminum lagi alat: sangat merespon alat yang diberikan dan mau langsung menggunakan alat tersebut.
P28
Nama : SDL Jenis Kelamin : Perempuan Pendidikan : SLTP Umur : 44 th Tanggal Periksa : 12-06-09
Keluhan : kontrol DMDiagnosis : DM dan HipertensiTanda Vital Tgl periksa: 12-06-09 homevisit akhir : 16-07-09 KetaatanTDGD
151/102 mmHg159 mg/dL
164/102 mmHg190 mg/dL
Aturanpakai
Obat yangdigunakan
Nama Obat Aturan Pakai Jumlah obat Obat yang digunakan
GlukodexNeurodexHerbesser CD 100Asam mefenamatLanzoprazoleGludepathix
2x1 a.c.1x1 p.c.1x1 p.c.2x1 p.c1x1 a.c.2x1 sewaktu
603030153060
603030153060
Taat Taat
10.
Outcomes : membaik dan tidak ada keluhan alat: sangat bermanfaat untuk membantu minum obat teratur
P33Nama : SMT Jenis Kelamin : Perempuan Pendidikan : SD Umur : 50 th Tanggal Periksa : 22-06-09
Keluhan : kontrol DM, pusing saat bangun pagi dan saat berdiriDiagnosis : DM dan HipertensiTanda Vital Tgl periksa: 22-06-09 homevisit akhir : 13-07-09 KetaatanTDGD
160/90 mmHg114 mg/dL
146/83 mmHg124 mg/dL
Aturanpakai
Obat yangdigunakan
Nama Obat Aturan Pakai Jumlah obat Obat yang digunakanMetforminDiltiazemNifedipinVitamin B1
1x1 p.c.3x1 p.c.3x1 p.c.1x1 p.c.
15454515
15444515
Taat Taat
11.
Outcomes : membaik dan tidak ada keluhan alat: cukup membuat membantu, pasien malas mencontreng labelP3612.
Nama : SRW Jenis Kelamin : Perempuan Pendidikan : SD Umur : 66 th Tanggal Periksa : 22-06-09
Lampiran 4 : Data pasien perlakuan
86
Keluhan : kontrol HTDiagnosis : HipertensiTanda Vital Tgl periksa: 22-06-09 homevisit akhir : 22-07-09 KetaatanTD 100/60 mmHg 95/66 mmHg Aturan
pakaiObat yangdigunakan
Nama Obat Aturan Pakai Jumlah obat Obat yang digunakanFurosemideKSRNopertenAspiletISDN
1x1 p.c.1x1 p.c.1x1 p.c.1x1 p.c.1x1 p.c.
3030303030
3030303030
Taat Taat
Outcomes : membaik dan TD normal alat: cukup membuat bermanfaat
P38Nama : SGI Jenis Kelamin : Perempuan Pendidikan : SMA Umur : 65 th Tanggal Periksa : 22-06-09Keluhan : kontrol DM, HipertensiDiagnosis : DM, HipertensiTanda Vital Tgl periksa: 22-06-09 homevisit akhir : 21-07-09 KetaatanTDGD
130/80 mmHg217 mg/dL
137/66 mmHg324 mg/dL
Aturanpakai
Obat yangdigunakan
Nama Obat Aturan Pakai Jumlah obat Obat yang digunakan
ClonidinGludepathicMeloxiam
2x ½ p.c3x1 sewaktu1x1 p.c.
30906
29 ½906
Taat Tidak taat
13.
Outcomes : membaik dan tidak ada keluhan alat: bermanfaat karena obat sudah disiapkan
P39Nama : NGR Jenis Kelamin : Perempuan Pendidikan : PerguruanTtinggi Umur : 75 th Tanggal Periksa :Keluhan : kontrol HipertensiDiagnosis : HipertensiTanda Vital Tgl periksa: homevisit akhir : 01-07-09 KetaatanTDAsam urat
148/93 mmHg6,7 mg/dL
153/91 mmHg5,3 mg/dL
Aturanpakai
Obat yangdigunakan
Nama Obat Aturan Pakai Jumlah obat Obat yang digunakan
14.
FurosemideKSRAmarylAllopurinolDigoxinMyoviton
1x1 p.c.1x1 p.c.1x ½ a.c1x1 p.c1x ½ p.c1x1 p.c
10105101010
10105101010
Taat Taat
Lampiran 4 : Data pasien perlakuan
87
Outcomes : membaik dan tidak ada keluhan alat: sangat membantu dalam memudahkan ketaatan minum obat.
P40Nama : EHT Jenis Kelamin : Perempuan Pendidikan : SMA Umur : 51 th Tanggal Periksa : 22-06-09Keluhan : kontrolDiagnosis : DM dan HipertensiTanda Vital Tgl periksa: 22-06-09 homevisit akhir : 22-07-09 KetaatanTDGDKolesterol
140/90 mmHg400 mg/dL303 mg/dL
118/79 mmHg147 mg/dL168 mg/dL
Aturanpakai
Obat yangdigunakan
Nama Obat Aturan Pakai Jumlah obat Obat yang digunakanGlucovanceSimvastatinEvotylDiltiazem
3x1 p.c.1x1 p.c.1x1 p.c.3x1 p.c.
90303090
90303090
Taat Taat
15.
Outcomes : membaik dan TD normal alat: cukup membuat ribet, pasien malas mencontreng label
P47Nama : HSM Jenis Kelamin : laki-laki Pendidikan : SLTP Umur : 72 th Tanggal Periksa : 23-06-09Keluhan : lemas, sesakDiagnosis : Hipertensi dan asthmaTanda Vital Tgl periksa: 23-06-09 homevisit akhir : 24-07-09 KetaatanTD 120/80 mmHg 130/84 mmHg Aturan
pakaiObat yangdigunakan
Nama Obat Aturan Pakai Jumlah obat Obat yang digunakan
RetaphylGGHCTNeurodex
1x1 p.c.2x1 p.c.1x1 p.c.1x1 p.c.
30603030
30583028
Taat Tidak taat
16.
Outcomes : membaik sehingga obat tidak diminum lagi alat: sangat membantu karena memudahkan pasien dalam minum obat
P49Nama : ENR Jenis Kelamin : Perempuan Pendidikan : SMA Umur : 59 th Tanggal Periksa : 24-06-09Keluhan : kontrolDiagnosis : HipertensiTanda Vital Tgl periksa:31-7-09 homevisit akhir : 24-07-09 KetaatanTD 140/80 mmHg 133/88 mmHg Aturan
pakaiObat yangdigunakan
Nama Obat Aturan Pakai Jumlah obat Obat yang digunakanBisoprololNeurodex
1x ½ p.c.1x1 p.c.
1530
12 ½26
Taat Tidak taat
17.
Outcomes : membaik dan tidak ada keluhan alat: Bermanfaat, Bisa membantu mengingatkan kapan obat harus diminum
Lampiran 4 : Data pasien perlakuan
88
P50Nama : SZH Jenis Kelamin : Perempuan Pendidikan : SLTP Umur : 67 th Tanggal Periksa : 24-06-09Keluhan : kontrol Diagnosis : DM dan HipertensiTanda Vital Tgl periksa: 24-06-09 homevisit akhir : 24-07-09 KetaatanTDGD
160/80 mmHg133 mg/dL
152/88 mmHg161 mg/dL
Aturanpakai
Obat yangdigunakan
Nama Obat Aturan Pakai Jumlah obat Obat yang digunakanGlucodexRamixalAmitriptilinNeurodex
1x1 a.c.1x1 p.c.1x ½ p.c.1x1 p.c.
30301530
30301530
Taat Tidak taat
18.
Outcomes : membaik dan tidak ada keluhan alat: bermanfaat dan memudahkan pasien dalam minum obat
P56Nama : WKJ Jenis Kelamin : laki-laki Pendidikan : SLTP Umur : 69 th Tanggal Periksa :Keluhan : kontrol Diagnosis : Hipertensi
Tanda Vital Tgl periksa: homevisit akhir : 19-07-09 KetaatanTD 136/91 mmHg 130/81 mmHg Aturan
pakaiObat yangdigunakan
Nama Obat Aturan Pakai Jumlah obat Obat yang digunakan
FarsixKSRNeurodexIntervasRenadinac
1x1 p.c.1x1 p.c1x1 p.c1x1 p.c2x1 p.c.
3030303015
3030303015
Taat Taat
19.
Outcomes : membaik dan TD normal alat: bermanfaat karena dapat memudahkan pasien dalam minum obat
P63Nama : SPM Jenis Kelamin : Perempuan Pendidikan : SMA Umur : 62 th Tanggal Periksa : 26-06-09
Keluhan : sesak dan kontrol DC, riwayat HipertensiDiagnosis : Hipertensi dan asthmaTanda Vital Tgl periksa: 26-06-09 homevisit akhir : 24-07-09 KetaatanTD 150/90 mmHg 160/94 mmHg Aturan
pakaiObat yangdigunakan
Nama Obat Aturan Pakai Jumlah obat Obat yang digunakan
20.
FurosemideKSRDigoxinInterphylRetaphylNeurodexVentolin Inhaler
1x1 p.c.1x1 p.c.2x ½ p.c.2x ½ p.c.1x1 p.c.1x1 p.c.2x1 puff
3030303030301
202227142822
Taat Tidak taat
Lampiran 4 : Data pasien perlakuan
89
Outcomes : membaik dan tidak ada keluhan alat: bermanfaat dan praktis
P69Nama : SDR Jenis Kelamin : laki-laki Pendidikan : Perguruan Tinggi Umur : 68 th Tanggal Periksa : 06-07-09Keluhan : kontrolDiagnosis : DM dan HipertensiTanda Vital Tgl periksa: 06-07-09 homevisit akhir : 07-08-09 KetaatanTDGD
167/90 mmHg146 mg/dL
138/83 mmHg171 mg/dL
Aturanpakai
Obat yangdigunakan
Nama Obat Aturan Pakai Jumlah obat Obat yang digunakanHumulinAminovalGlucobayHerbesser CD 100Hytrin
3x1 10 unit3x1 p.c.3x1 saat makan1x1 p.c.1x1 p.c.
60903030
60903030
Taat Tidak taat
21.
Outcomes : membaik dan TD normal alat: bermanfaat tapi kadang-kadang lupa memberikan centang pada label
P70
Nama : PRN Jenis Kelamin : Perempuan Pendidikan : SMA Umur : 67 th Tanggal Periksa : 06-07-09
Keluhan : kontrolDiagnosis : DM dan hipertensiTanda Vital Tgl periksa: 06-07-09 homevisit akhir : 08-08-09 KetaatanTDGD
148/91 mmHg112 mg/Dl
148/90 mmHg180 mg/dL
Aturanpakai
Obat yangdigunakan
Nama Obat Aturan Pakai Jumlah obat Obat yang digunakan
Herbesser CD 100HCTV-blockGlibenclamideNeurodexParasetamol
1x1 p.c.1x ½ p.c1x1 p.c.1x1 a.c.1x1 p.c.3x1 p.c. Kp
301530303010
301530303010
Taat Taat
22.
Outcomes : membaik dan tidak ada keluhan alat: cukup membuat, obat sudah disiapkan sehingga lebih mudah untuk dikonsumsi
P72Nama : BJO Jenis Kelamin : laki-laki Pendidikan : Perguruan Tinggi Umur : 67 th Tanggal Periksa :Keluhan : kontrolDiagnosis :HipertensiTanda Vital Tgl periksa: homevisit akhir : 31-07-09 Ketaatan
23.
TD 126/72 mmHg 141/61 mmhg Aturanpakai
Obat yangdigunakan
Lampiran 4 : Data pasien perlakuan
90
Nama Obat Aturan Pakai Jumlah obat Obat yang digunakanHerbesser CD 100ISDNLanzoprazoleNeurodexCefrizine HCT
1x1 p.c.2x1 p.c.1x1 a.c.1x1 p.c.1x1 p.c.
309153010
309153010
Taat Taat
Outcomes : membaik dan tidak ada keluhan alat: bermanfaat karena pasien dapat mengingat sudah minum obat atau belum dari jumlah sisa obat
P74Nama : CMT Jenis Kelamin : Perempuan Pendidikan : SMA Umur : 60 th Tanggal Periksa :Keluhan : kontrolDiagnosis : DM dan HipertensiTanda Vital Tgl periksa: homevisit akhir : 31-07-09 KetaatanTDGD
149/91 mmHg252 mg/dL
154/95 mmHg198 mg/dL
Aturanpakai
Obat yangdigunakan
Nama Obat Aturan Pakai Jumlah obat Obat yang digunakan
UnaliumKSRFurosemideLanzoprazoleDigoxinHerbesserGlucodex
2x1 p.c.1x1 p.c.1x1 p.c.1x1 a.c.2x ½ p.c.1x1 p.c.1x1 a.c.
10303030303030
10303030303030
Taat Taat
24.
Outcomes : membaik dan tidak ada keluhan alat: bermanfaat tetapi pasien malas mencontreng label
P76Nama : SKR Jenis Kelamin : laki-laki Pendidikan : SMA Umur : 64 th Tanggal Periksa :Keluhan : kontrolDiagnosis : DM, Hipertensi, goutTanda Vital Tgl periksa: homevisit akhir : 19-07-09 KetaatanTDGDAsam urat
134/90 mmHg211 mg/dL9 mg/dL
142/87 mmHg204 mg/dL9,3 mg/dL
Aturanpakai
Obat yangdigunakan
Nama Obat Aturan Pakai Jumlah obat Obat yang digunakan
GlucodexGludepathicHerbesserKSRAllopurinol
1x1 a.c.1x1 sewaktu1x1 p.c.1x1 p.c.2x1 p.c.
1530141430
1530141430
Taat Taat
25.
Outcomes : membaik dan tidak ada keluhan alat: cukup membantu dan praktis dibawa kemana saja
Lampiran 4 : Data pasien perlakuan
91
P77Nama : SNJ Jenis Kelamin : Perempuan Pendidikan : SMA Umur : 55 th Tanggal Periksa :
Keluhan : kontrolDiagnosis : DM dan HipertensiTanda Vital Tgl periksa: homevisit akhir : KetaatanTDGD
157/106 mmHg346 mg/dL
128/91 mmHg286 mg/dL
Aturanpakai
Obat yangdigunakan
Nama Obat Aturan Pakai Jumlah obat Obat yang digunakanNeurodexNopertenIodemGludepathic
1x1 p.c.1x1 p.c.1x1 p.c.1x1 p.c.
30303030
30303030
Taat Taat
26.
Outcomes : membaik dan TD normal alat: sangat bermanfaat dalam meningkatkan ketaatan untuk minum obat
P78Nama : TRS Jenis Kelamin : laki-laki Pendidikan : SMA Umur : 55 th Tanggal Periksa : 07-07-09Keluhan : pusing dan riwayat DM dan hipertensiDiagnosis : DM dan HipertensiTanda Vital Tgl periksa: 07-07-09 homevisit akhir : 08-08-09 KetaatanTDGD
152/98 mmHg183 mg/dL
162/106 mmHg160 mg/dL
Aturanpakai
Obat yangdigunakan
Nama Obat Aturan Pakai Jumlah obat Obat yang digunakanGliquidonHerbesser CD 100RanitidineMethioson
1x ½ p.c.1x1 p.c.1x1 p.c. Kp1x1 p.c.
30303030
16301129
Taat Tidak taat
27.
Outcomes : membaik dan tidak ada keluhan alat: kotak obat bermanfaat karena sudah ada aturan pakainya dan tabelnya tidak rumit
P86Nama : SPR Jenis Kelamin : laki-laki Pendidikan : SMA Umur : 90 th Tanggal Periksa :Keluhan : kontrolDiagnosis : HipertensiTanda Vital Tgl periksa: homevisit akhir : 02-8-09 KetaatanTDAsam urat
141/124 mmHg4,6 mg/dL
171/108 mmHg5,5 mg/dL
Aturanpakai
Obat yangdigunakan
Nama Obat Aturan Pakai Jumlah obat Obat yang digunakanFarsixDexanta syrupMeloxiamAllopurinolAlganaxRenapar
1x1 p.c.1x1 a.c.1x1 p.c.1x1 p.c.1x1 p.c.1x1 p.c.
303030302030
303030302030
Taat Taat
28.
Outcomes : membaik namun kadang-kadang mengeluh pusing alat: bingung menggunakan kotak obatnya
Lampiran 4 : Data pasien perlakuan
92
P91Nama : LSS Jenis Kelamin : Perempuan Pendidikan : SMA Umur : 57 th Tanggal Periksa : 23-07-09Keluhan : kontrolDiagnosis : DM, Hipertensi, DislipidemiaTanda Vital Tgl periksa: 23-07-09 Homevisit akhir : KetaatanTDGDKolesterol
154/98 mmHg230 mg/dL277 mg/dL
146/91 mmHg252 mg/dl245 mg/dL
Aturanpakai
Obat yangdigunakan
Nama Obat Aturan Pakai Jumlah obat Obat yang digunakanGlucovanceGalvusNormotenColespar
2x1 sewaktu2x1 p.c.1x1 p.c.1x1 p.c.
60603030
60603030
Taat Taat
29.
Outcomes : membaik dan TD lebih rendah dibandingkan TD awal terapi alat: praktis dan bermanfaat
Lampiran 5 : Data pasien kontrol
93
K1
Nama : MRN Jenis Kelamin : Perempuan Pendidikan : SMP Umur : 52 th
Keluhan : kontrolDiagnosis : Diabetes melitus dan hipertensiTanda Vital Tgl periksa: 15 juni 2009 homevisit akhir : 15 juli 2009 KetaatanTekanan DarahGula Darah
136 / 89 mmHg209 mg/dL
148 / 88 mmHg186 mg/dL
Aturanpakai
Obat yangdigunakan
Nama Obat Aturan Pakai Jumlah obat Obat yang digunakan
GlibenklamidDiltiazem
2x1/2 sehari (saatmakan)3x1 sehari p.c.
30
90
25
76
taat
taat
tidak taat
tidak taat
1.
Outcomes : membaik
K9
Nama : RML Jenis Kelamin : Perempuan Pendidikan : PT Umur : 80 th
Keluhan : pusing, belum bisa berjalanDiagnosis : HTTanda Vital Tgl periksa: 15 Juni 2009 homevisit akhir : 15 Juli 2009 KetaatanTekanan DarahAsam Urat
155/82 mmHg9,9 mg/dl
147/84 mmHg7,3 mg/dl
Cara pakai Obat yangdigunakan
Nama Obat Aturan Pakai Jumlah obat Obat yang digunakanAsam MefenamatFurosemidAsam Folat
CaCO3Adalat OrosAmdixalAllopurinolNeurodexInterhistinLanzoprazole
2x1 p.c1x1 p.c3x1 p.c3x1 p.c1x1 p.c.1x1 p.c.1x1 p.c.1x1 p.c.1x1 p.c.1x1 a.c.
15309090303030303030
15259090303025252019
taattaattaattaattaattaattaattaattaattaat
taattidak taattaattaattaattaattidak taattidak taattidak taattidak taat
2.
Outcomes : membaikK10
Nama : JYM Jenis Kelamin : Perempuan Pendidikan : Tidakberpendidikan
Umur : 80 th
Keluhan : kontrol rutin, batuk, pusing, magDiagnosis : HT
3.
Tanda Vital Tgl periksa: 15 Juni 2009 homevisit akhir : 15 Juli 2009 Ketaatan
Lampiran 5 : Data pasien kontrol
94
Tekanan Darah 130/70 mmHg 126/76 mmHg Aturanpakai
Obat yangdigunakan
Nama Obat Aturan Pakai Jumlah obat Obat yang digunakan
FurosemidKSRHerbesser CDNeurodexLanzoprazoleInterhistin
1x1 p.c1x1 p.c1x1 a.c.1x1 p.c.1x1 a.c.1x1 saat mkn
303030303030
272527272827
taattaattaattaattaattaat
tidak taattidak taattidak taattidak taattidak taattidak taat
Outcomes : membaik, mag berkurang.
4.K11
Nama : UMN Jenis Kelamin : Perempuan Pendidikan : SLTP Umur : 72 th
Keluhan : -Diagnosis : HT, AsmaTanda Vital Tgl periksa: 24 Juni 2009 homevisit akhir : 6 Juli 2009 KetaatanTD 170/106 148/99 Aturan
pakaiObat yangdigunakan
Nama Obat Aturan Pakai Jumlah obat Obat yang digunakanAdalat OrosBerotec InhalerNeurodexLanzoprazolAsam Mefenamat
1x12x1 puff1x11x12x1
301303015
0017305
taattaattaattaattaat
tidak taattidak taattidak taattaattidak taat
Outcomes : membaik
5.K15
Nama : PYM Jenis Kelamin : Perempuan Pendidikan : Tidak bependidikan Umur : 60 th
Keluhan : -Diagnosis : HT, AsmaTanda Vital Tgl periksa: 15 Juni 2009 homevisit akhir : 15 Juli 2009 KetaatanTDGD
230/130 mmHg197 mg/dL
183/111 mmHg181 mg/dL
Aturanpakai
Obat yangdigunakan
Nama Obat Aturan Pakai Jumlah obat Obat yang digunakanGliquidonMetforminClonidone 0,5
2x1 a.c.3x1 a.c.3x1 p.c.
609090
609087
taattaattaat
taattaattidak taat
Lampiran 5 : Data pasien kontrol
95
Nifedipine 10HCT
Captopril 25
3x1p.c.1x1 p.c.3x1 a.c.
903090
852989
taattaat
tidak taattidak taat
Outcomes : membaik6.
K17
Nama : SMY Jenis Kelamin : Perempuan Pendidikan : Tidak bependidikan Umur : 50 thKeluhan : kontrol dan perut terasa sakitDiagnosis : HT, magTanda Vital Tgl periksa:16 Juni 2009 homevisit akhir : 29 Juni 2009 KetaatanTD 128/80 mmHg 145/78 mmHg Aturan
pakaiObat yangdigunakan
Nama Obat Aturan Pakai Jumlah obat Obat yang digunakanCaptopril 12,5Inpepsa Syr
OmeprazoleUnalium
2x1p.c.3x1 p.c. 2cth1x1a.c.2x1 p.c.
30146
26146
taattaattaattaat
tidak taattaattaattaat
Outcomes : membaik
7.K18
Nama : PRD Jenis Kelamin : Perempuan Pendidikan : Tidak bependidikan Umur : 80 th
Keluhan : kontrolDiagnosis : HTTanda Vital Tgl periksa: 16 Juni 2009 homevisit akhir :16 Juli 2009 KetaatanTD 140/80 mmHg 155/76 mmHg Aturan
pakaiObat yangdigunakan
Nama Obat Aturan Pakai Jumlah obat Obat yang digunakanFarsix
NormotenDigoxin
1x1 p.c.1x1 p.c.1x1 p.c.
303030
293030
taattaattaat
tidak taattaattaat
Outcomes : membaik
8.K23
Nama : JWR Jenis Kelamin : Perempuan Pendidikan : SD Umur : 44 thKeluhan : tangan nyeri, sesakDiagnosis : hipertensi, hipokalemiTanda Vital Tgl periksa: 16 Juni 2009 homevisit akhir : 25 Juni 2009 Ketaatan
Lampiran 5 : Data pasien kontrol
96
TD 150/80 149/105 Aturanpakai
Obat yangdigunakan
Nama Obat Aturan Pakai Jumlah obat Obat yang digunakanRenaparNifedipinKlonidinMeloxicam
2x1 p.c3x1 p.c2x11x1 pc
14302010
12191010
taatTidak taatTidak taatTidak taatTaat
Outcomes : membaik
9.K26
Nama : SMN Jenis Kelamin : Perempuan Pendidikan : SD Umur : 53 th
Keluhan : KontrolDiagnosis : HTTanda Vital Tgl periksa: 16 Juni 2009 homevisit akhir : 25 Juni 2009 KetaatanTD 110/70 mmHg 157/91 mmHg Aturan
pakaiObat yangdigunakan
Nama Obat Aturan Pakai Jumlah obat Obat yang digunakanFurosemid 1x1/2 a.c. 10 10 taat taat
Outcomes : membaik
10.K27
Nama : JMN Jenis Kelamin : Perempuan Pendidikan : SD Umur : 80 th
Keluhan : kontrol HT, 3 hari ulu hati sakit, mbesesek, nafas terasa sesak,Diagnosis : HT, ISCTanda Vital Tgl periksa: 16 Juni 2009 homevisit akhir :16 Juli 2009 KetaatanTD 180/100 mmHg 147/87 mmHg Aturan
pakaiObat yangdigunakan
Nama Obat Aturan Pakai Jumlah obat Obat yang digunakanFurosemidCaptoprilBraxidin
Tripanzym
1x1 p.c.2x1 a.c.2x1 a.c.3x1 p.c.
3092120
2732120
taattaattaattaat
tidak taattidak taattaattaat
Outcomes : membaik
11.K37
Nama : VSM Jenis Kelamin : Perempuan Pendidikan : SMA Umur : 52 th
Keluhan : kontrolDiagnosis : Hipertensi, Diabetes Melitus
Lampiran 5 : Data pasien kontrol
97
Tanda Vital Tgl periksa: 17 Juni 2009 homevisit akhir : 17 Juli 2009 KetaatanTDGD
180/100 mmHg180 mg/dL
158/105 mmHg174mg/dL
Aturanpakai
Obat yangdigunakan
Nama Obat Aturan Pakai Jumlah obat Obat yang digunakanGlucodexGludepatic
Adalat orosValsartan
Neurodex
2x1 saat mkn2x1 saat mkn1x1 p.c.1x1p.c.1x1 p.c.
6060303030
4857242230
taattaattaattaattaat
tidak taattidak taattidak taattidak taattaat
Outcomes : membaik
12.K39
Nama : ITM Jenis Kelamin : Perempuan Pendidikan : SMA Umur : 71 th
Keluhan : -Diagnosis : HT, AsmaTanda Vital Tgl periksa: 17 Juni 2009 homevisit akhir : 17 Juli 2009 KetaatanTDGDKolesterol
140/80 mmHg153 mg/dL124 mg/dL
160/75 mmHg134 mg/dL142mg/dL
Aturanpakai
Obat yangdigunakan
Nama Obat Aturan Pakai Jumlah obat Obat yang digunakanAlista 50 mgHerbesserSimvastatinISDNLanzoprazoleGliquidoneNeurodex
1x1 p.c.1x1 p.c.1x1 p.c.2x1a.c.1x1 a.c.2x1 a.c.1x1 p.c.
30303020153030
30303020153030
taattaattaattaattaattaattaat
taattaattaattaattaattaattaat
Outcomes : membaik13.
K40
Nama : HWB Jenis Kelamin : Laki-Laki Pendidikan : PT Umur : 50 th
Keluhan : kontrol HT, diare, demam, nyeri, pusingDiagnosis : HT dan ISCTanda Vital Tgl periksa: 17 Juni 2009 homevisit akhir : 17 Juli 2009 KetaatanSuhuTD
36,40C150/90
36,20C169/116
Aturanpakai
Obat yangdigunakan
Nama Obat Aturan Pakai Jumlah obat Obat yang digunakan
Lampiran 5 : Data pasien kontrol
98
herbesserarcapecPCT 500Metronidazol
1x1 p.c3x2 a.c3x1 p.c3x1 p.c
30171015
30171015
taattaattaattaat
taattaattaattaat
Outcomes : membaik14.
K41
Nama : PRW Jenis Kelamin : Perempuan Pendidikan : SLTP Umur : 72 th
Keluhan : kontrolDiagnosis : HTTanda Vital Tgl periksa: 17 Juni 2009 homevisit akhir : 17 Juli 2009 KetaatanTDGD
150/90 mmHg215 mg/dL
160/80mmHg461 mg/Dl
Aturanpakai
Obat yangdigunakan
Nama Obat Aturan Pakai Jumlah obat Obat yang digunakanAdalat orosHCTClonidineCaptoprilV BlockGlibenclamidMetforminGlucobay
1x1 p.c.1x1/2 p.c.3x1 p.c.3x1a.c.1x1 p.c.1x1 a.c.3x1 a.c.3x1 suapan pertama
3015909030609090
2313599030562686
taattaattaattaattaattaattaattaat
tidak taattidak taattidak taattaattaattidak taattidak taattidak taat
Outcomes : membaik
15.K48
Nama : BGA Jenis Kelamin : Perempuan Pendidikan : SMA Umur : 42 th
Keluhan : kontrolDiagnosis : HTTanda Vital Tgl periksa: 19 Juni 2009 homevisit akhir : 20 Juli 2009 KetaatanTD 190/100 mmHg 180/120 mmHg Aturan
pakaiObat yangdigunakan
Nama Obat Aturan Pakai Jumlah obat Obat yang digunakanAdalat OrosHerbesser CD XXXClonidinFurosemidDigoxinAlprazolam
1x1 p.c.1x1p.c.3x1p.c.1x1/2 p.c.1x1/2 p.c.1x1 p.c.
303090151530
222981151530
taattaattaattaattaattaat
tidak taattidak taattidak taattaattaattaat
Lampiran 5 : Data pasien kontrol
99
Outcomes : membaik
16.K59
Nama : NTW Jenis Kelamin : Perempuan Pendidikan : SMA Umur : 58 th
Keluhan : kontrolDiagnosis : HT, DMTanda Vital Tgl periksa: 30 Juni 2009 homevisit akhir : 29 Juli 2009 KetaatanTDGDKolesterol
105/82 mmHg150 mg/dLmg/dL
114/76 mmHg148 mg/dLmg/dL
Aturanpakai
Obat yangdigunakan
Nama Obat Aturan Pakai Jumlah obat Obat yang digunakanGlucodex
MetforminNopertenSimvastatin
2x1/2 a.c.2x1 saat mkn1x1 p.c.1x1p.c.
30603030
28542724
taattaattaattaat
tidak taattidak taattidak taattidak taat
Outcomes : membaik
17.K60
Nama : WRY Jenis Kelamin : Laki-laki Pendidikan : tidak berpendidikan Umur : 70 th
Keluhan : kontrol HT dan batukDiagnosis : HTTanda Vital Tgl periksa: 30 Juni 2009 homevisit akhir : 29 Juli 2009TD 120/80 mmHg 174/100 mmHg Ketaatan
Nama Obat Aturan Pakai Jumlah obat Obat yang digunakan Aturanpakai
Obat yangdigunakan
FarsikDigoxinFarmasal
Codein 10
1x1 p.c.2x1/2 p.c.1x1 p.c.1x1p.c.
30303030
27262729
taattaattaattaat
tidak taattidak taattidak taattidak taat
Outcomes : membaik
18.K62
Nama : MJY Jenis Kelamin : Perempuan Pendidikan : SMA Umur : 47 th
Keluhan : batukDiagnosis : ISPA, DM, HTTanda Vital Tgl periksa: 24 Juni 2009 homevisit akhir : 6 Juli 2009 Ketaatan
Lampiran 5 : Data pasien kontrol
100
TDGDSuhu
140/150 mmHg173 mg/dL36,40C
165/85 mmHg165 mg/dL35,30C
Aturanpakai
Obat yangdigunakan
Nama Obat Aturan Pakai Jumlah obat Obat yang digunakanhumulinvalsartansiprofloksasinkodein
2x1 p.c1x1 p.c2x1 a.c3x1 p.c
-301020
-301020
taattaattaattaat
taattaattaattaat
Outcomes : membaik19.
K63
Nama : SMR Jenis Kelamin : Laki-laki Pendidikan : SLTP Umur : 69 th
Keluhan : kontrolDiagnosis : HT, DMTanda Vital Tgl periksa: 24 Juni 2009 homevisit akhir : 17 Juli 2009 KetaatanTDGD
150/80 mmHg139 mg/dL
146/93 mmHg146 mg/dL
Aturanpakai
Obat yangdigunakan
Nama Obat Aturan Pakai Jumlah obat Obat yang digunakan
Gluvas XXX S1dd1Mecola XXX S1dd1Farsix xxx s1dd1
1x1 p.c.1x1 p.c.1x1 p.c.
303030
262626
taattaattaat
tidak taattidak taattidak taat
Outcomes : membaik
20.K66
Nama : TMN Jenis Kelamin : Perempuan Pendidikan : PT Umur : 51 th
Keluhan : kontrolDiagnosis : HT, AsmaTanda Vital Tgl periksa: 30 Juni 2009 homevisit akhir : 30 Juli 2009 KetaatanTDGD
150/90 mmHg279 mg/dL
155/88 mmHg155 mg.dL
Aturanpakai
Obat yangdigunakan
Nama Obat Aturan Pakai Jumlah obat Obat yang digunakanglucodexnopertenintervaskneurodex
1x1/21x1 p.c.1x1 p.c.1x1 p.c.
15303030
11242630
taattaattaattaat
tidak taattidak taattidak taattaat
Lampiran 5 : Data pasien kontrol
101
Outcomes : membaik
21.K70
Nama : JYS Jenis Kelamin : Laki-laki Pendidikan : SMA Umur : 87 th
Keluhan : kontrol rutin, kadang-kadang pusingDiagnosis :HT, asmaTanda Vital Tgl periksa: 2 Juli 2009 homevisit akhir : 31 Juli 2009 KetaatanTD 148.89 151/93 Aturan
pakaiObat yangdigunakan
Nama Obat Aturan Pakai Jumlah obat Obat yang digunakan
FurosemidKSRRetaphilMethyl prednisolonAsam mefenamat
1x1 p.c1x1 p.c1x1 p.c1x1 p.c1x1 p.c
3030303010
3030303010
Taat Taat
Outcomes : membaik
22.K71
Nama :WKM
Jenis Kelamin : Laki-laki Pendidikan : PT Umur : 59 th
Keluhan : kontrolDiagnosis : HT, DMTanda Vital Tgl periksa: 30 Juni 2009 homevisit akhir : 31 Juli 2009TDGD
120/8097
137/8664 Ketaatan
Nama Obat Aturan Pakai Jumlah obat Obat yang digunakan Aturanpakai
Obat yangdigunakan
Ramixal 2,5Metformin 500
1x1 p.c.1x1 a.c.
3030
3030
TaatTaat
Taattaat
Outcomes : membaik
23.K72
Lampiran 5 : Data pasien kontrol
102
Nama :WND
Jenis Kelamin : Perempuan Pendidikan : PT Umur : 65 th
Keluhan : kontrol HT, batukDiagnosis : HTTanda Vital Tgl periksa: 2 Juli 2009 homevisit akhir : 31 Juli 2009TD 130/80 148/99
Ketaatan
Nama Obat Aturan Pakai Jumlah obat Obat yang digunakanAturanpakai
Obat yangdigunakan
R/ Herbesser CD 100R/ Simvastatin 10R/ Codipront Cum Expect
1x1 p.c.1x1 p.c.2x1 p.c.
303010
303010
taattaattaat
tidak taattidak taattidak taat
Outcomes : membaik
24.K73
Nama : RJN Jenis Kelamin : Perempuan Pendidikan : SD Umur : 70 th
Keluhan : kontrolDiagnosis : HT, AsmaTanda Vital Tgl periksa: 30Juni 2009 homevisit akhir : 30 Juli 2009 KetaatanTDGD
120/80187
147/74212
Aturanpakai
Obat yangdigunakan
Nama Obat Aturan Pakai Jumlah obat Obat yang digunakanFurosemide
KSRHerbesser CDIntervaskGlucodexMetformin
1x1 p.c.1x1 p.c.1x1p.c.1x1 p.c.2x1 a.c.2x1 a.c.
303030306060
252929255253
taattaattaattaattaattaat
tidak taattidak taattidak taattidak taattidak taattidak taat
Outcomes : membaik25.
K79
Nama : MW Jenis Kelamin : Laki-laki Pendidikan : SMA Umur : 25 th
Keluhan : nyeri saat buang air kecilDiagnosis : ISKTanda Vital Tgl periksa: 3 Juli 2009 homevisit akhir : 8 Juli 2009 KetaatanSuhuTD
360C140/90
360C135/85
Aturanpakai
Obat yangdigunakan
Nama Obat Aturan Pakai Jumlah obat Obat yang digunakan
Lampiran 5 : Data pasien kontrol
103
Siprofloksasinpronalges 100spasmiumfurosemid
2x1 a.c2x1 p.c2x1 p.c1x1 p.c
10665
10665
taattaattaattaat
taattaattaattaat
Outcomes : membaik
26.K81
Nama : NGM Jenis Kelamin : Laki-laki Pendidikan : SD Umur : 53 th
Keluhan : kontrolDiagnosis : HT, DMTanda Vital Tgl periksa: 17 Juni 2009 homevisit akhir : 17 Juli 2009 KetaatanTDGD
153/81205
152/90207
Aturanpakai
Obat yangdigunakan
Nama Obat Aturan Pakai Jumlah obat Obat yang digunakanClonidinHCTSIMVASTATINAMARYL
2x11x1/2 p.c.1x1 p.c.1x1
54142030
47111514
taattaattaattaattaat
tidak taattidak taattidak taattidak taattidak taat
Outcomes : membaik
27.K83
Nama : JMN Jenis Kelamin : Perempuan Pendidikan : SLTP Umur : 71 th
Keluhan : kontrol, batukDiagnosis : HT, DMTanda Vital Tgl periksa: 14 Juli 2009 homevisit akhir : 14 agustus
2009Ketaatan
TDGD
130/80162
169/100189
Aturanpakai
Obat yangdigunakan
Nama Obat Aturan Pakai Jumlah obat Obat yang digunakanR/ Herbesser CD100R/ GlucodexR/ MetforminR/ NeurodexR/ Dextrometrophan
1x1 p.c.2x1 a.c.3x1 sewaktu mkn1x1 p.c.3x1 p.c.
3060903020
3040612020
taattaattaattaattaat
taattidak taattidak taattidak taattaat
Outcomes : membaik
Lampiran 5 : Data pasien kontrol
104
28.K94
Nama : SDR Jenis Kelamin : Laki-laki Pendidikan : SMA Umur : 69 th
Keluhan : kontrolDiagnosis : HT,DMTanda Vital Tgl periksa: 17 Juni 2009 homevisit akhir : 17 Juli 2009 KetaatanTDGD
180/60176
170/100140
Aturanpakai
Obat yangdigunakan
Nama Obat Aturan Pakai Jumlah obat Obat yang digunakanGlikuidonFurosemidCaco3Aminoval
2x11x1/23x13x1
30102570
30102570
taattaattaattaat
taattaattaattaat
Outcomes : membaik
29.K95
Nama : NGJ Jenis Kelamin : Perempuan Pendidikan : SLTP Umur : 70 thKeluhan : kontrolDiagnosis : HT, DMTanda Vital Tgl periksa: 24 Juni 2009 homevisit akhir : 6 Juli 2009 KetaatanTD 139/87
170144/91134
Aturanpakai
Obat yangdigunakan
Nama Obat Aturan Pakai Jumlah obat Obat yang digunakantaattaattaattaattaat
taattaattaattaattaat
R/ GliquidoneR/ GludepaticR/ Adalat OrosR/ HerbesserR/ Neurodex
1x1 a.c.1x1 p.c.1x1 p.c.1x1p.c.1x1p.c.
3030303030
3030303030
Outcomes : membaik
30.K98
Nama : SMN Jenis Kelamin : Perempuan Pendidikan : PT Umur : 53 th
Keluhan : Kontrol
Lampiran 5 : Data pasien kontrol
105
Diagnosis : HT, DMTanda Vital Tgl periksa: 17 Juni 2009 homevisit akhir : 17 Juli 2009 KetaatanTDGD
140/80152
182/118237
Aturanpakai
Obat yangdigunakan
Nama Obat Aturan Pakai Jumlah obat Obat yang digunakanGliquidoneGludepaticAdalat orosHerbesser CD 100Neurodex
1x1 a.c.1x1 p.c.1x1 p.c.1x1p.c.1x1p.c.
3030303030
3030303030
taattaattaattaattaat
taattaattaattaattaat
Outcomes : memburuk, TD dan DM meningkat
106
Lampiran 6 : Uji Jenis Kelamin
JenisKelamin * KlmpkUji Crosstabulation
Count
KlmpkUji
Kontrol Perlakuan Total
Laki-laki 9 9 18JenisKelamin
Perempuan 21 20 41
Total 30 29 59
Chi-Square Tests
Value df
Asymp. Sig. (2-
sided)
Exact Sig. (2-
sided)
Exact Sig. (1-
sided)
Pearson Chi-Square .007a
1 .931
Continuity Correctionb
.000 1 1.000
Likelihood Ratio .007 1 .931
Fisher's Exact Test 1.000 .577
Linear-by-Linear Association .007 1 .932
N of Valid Casesb
59
a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 8.85.
b. Computed only for a 2x2 table
107
Lampiran 7 : Uji umur
Normalitas perlakuan
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova
Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
Umur .099 29 .200*
.977 29 .746
a. Lilliefors Significance Correction
*. This is a lower bound of the true significance.
Descriptives
Statistic Std. Error
Mean 63.86 1.881
Lower Bound 60.0195% Confidence Interval for
MeanUpper Bound 67.72
5% Trimmed Mean 63.76
Median 65.00
Variance 102.623
Std. Deviation 10.130
Minimum 43
Maximum 90
Range 47
Interquartile Range 11
Skewness .065 .434
Umur
Kurtosis .767 .845
108
Normalitas kontrol
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova
Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
Umur .152 30 .075 .962 30 .340
a. Lilliefors Significance Correction
Descriptives
Statistic Std. Error
Mean 61.10 2.492
Lower Bound 56.0095% Confidence Interval for
MeanUpper Bound 66.20
5% Trimmed Mean 61.48
Median 60.00
Variance 186.231
Std. Deviation 13.647
Minimum 25
Maximum 87
Range 62
Interquartile Range 18
Skewness -.349 .427
Umur
Kurtosis .238 .833
Normalitas data keseluruhan
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova
Shapiro-Wilk
Statistic Df Sig. Statistic df Sig.
Umur .076 59 .200*
.982 59 .513
a. Lilliefors Significance Correction
*. This is a lower bound of the true significance.
109
Uji T-test umur
Independent Samples Test
Levene's Test for
Equality of Variances t-test for Equality of Means
90% Confidence
Interval of the
Difference
F Sig. t df
Sig. (2-
tailed)
Mean
Difference
Std. Error
Difference Lower Upper
Equal variances
assumed3.949 .052 -.880 57 .382 -2.762 3.138 -8.008 2.484
Umu
r
Equal variances
not assumed-.885 53.486 .380 -2.762 3.122 -7.988 2.464
110
Lampiran 8 : Uji tingkat pendidikan
Persentase kelompok perlakuan
TingkatPendidikan
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Tidak Ada 2 6.9 6.9 6.9
SD 4 13.8 13.8 20.7
SMP 4 13.8 13.8 34.5
SMA 14 48.3 48.3 82.8
PT 5 17.2 17.2 100.0
Valid
Total 29 100.0 100.0
Persentase kelompok kontrol
TingkatPendidikan
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Tidak Ada 5 16.7 16.7 16.7
SD 5 16.7 16.7 33.3
SMP 6 20.0 20.0 53.3
SMA 7 23.3 23.3 76.7
PT 7 23.3 23.3 100.0
Valid
Total 30 100.0 100.0
Uji kolmogrov-smirnov
Test Statisticsa
TingkatPendidikan
Absolute .189
Positive .189
Most Extreme Differences
Negative -.061
Kolmogorov-Smirnov Z .724
Asymp. Sig. (2-tailed) .671
a. Grouping Variable: KlmpkUji
111
Lampiran 9 : Uji Sistolik awal
Normalitas perlakuan
Descriptives
Statistic Std. Error
Mean 147.79 4.598
Lower Bound 138.3895% Confidence Interval for
MeanUpper Bound 157.21
5% Trimmed Mean 146.47
Median 148.00
Variance 613.027
Std. Deviation 24.759
Minimum 100
Maximum 220
Range 120
Interquartile Range 28
Skewness 1.021 .434
SistolikAwal
Kurtosis 1.881 .845
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova
Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
SistolikAwal .139 29 .163 .932 29 .062
a. Lilliefors Significance Correction
Normalitas kontrol
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova
Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
SistolikAwal .184 30 .011 .913 30 .017
a. Lilliefors Significance Correction
112
Descriptives
Statistic Std. Error
Mean 146.80 4.753
Lower Bound 137.0895% Confidence Interval for
MeanUpper Bound 156.52
5% Trimmed Mean 145.15
Median 140.00
Variance 677.821
Std. Deviation 26.035
Minimum 105
Maximum 230
Range 125
Interquartile Range 24
Skewness 1.204 .427
SistolikAwal
Kurtosis 2.403 .833
Normalitas data keseluruhan
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova
Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
SistolikAwal .143 59 .004 .927 59 .002
a. Lilliefors Significance Correction
113
Descriptives
Statistic Std. Error
Mean 147.29 3.281
Lower Bound 140.7295% Confidence Interval for
MeanUpper Bound 153.86
5% Trimmed Mean 145.81
Median 141.00
Variance 635.105
Std. Deviation 25.201
Minimum 100
Maximum 230
Range 130
Interquartile Range 25
Skewness 1.088 .311
SistolikAwal
Kurtosis 1.879 .613
Uji Mann-Whitney
Test Statisticsa
SistolikAwal
Mann-Whitney U 412.000
Wilcoxon W 877.000
Z -.350
Asymp. Sig. (2-tailed) .727
a. Grouping Variable: KlmpkUji
114
Lampiran 10 : Uji Diastolik awal
Normalitas perlakuan
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova
Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
Diastolikawal .184 29 .013 .938 29 .091
a. Lilliefors Significance Correction
Descriptives
Statistic Std. Error
Mean 90.79 2.732
Lower Bound 85.2095% Confidence Interval for
MeanUpper Bound 96.39
5% Trimmed Mean 90.41
Median 90.00
Variance 216.527
Std. Deviation 14.715
Minimum 60
Maximum 126
Range 66
Interquartile Range 18
Skewness .572 .434
Diastolikawal
Kurtosis .785 .845
Normalitas kontrol
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova
Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
Diastolikawal .251 30 .000 .777 30 .000
a. Lilliefors Significance Correction
115
Descriptives
Statistic Std. Error
Mean 87.87 3.151
Lower Bound 81.4295% Confidence Interval for
MeanUpper Bound 94.31
5% Trimmed Mean 86.15
Median 81.50
Variance 297.913
Std. Deviation 17.260
Minimum 60
Maximum 150
Range 90
Interquartile Range 10
Skewness 2.061 .427
Diastolikawal
Kurtosis 5.783 .833
Normalitas data keseluruhan
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova
Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
Diastolikawal .204 59 .000 .872 59 .000
a. Lilliefors Significance Correction
116
Descriptives
Statistic Std. Error
Mean 89.31 2.082
Lower Bound 85.1495% Confidence Interval for
MeanUpper Bound 93.47
5% Trimmed Mean 88.19
Median 89.00
Variance 255.664
Std. Deviation 15.989
Minimum 60
Maximum 150
Range 90
Interquartile Range 13
Skewness 1.415 .311
Diastolikawal
Kurtosis 3.357 .613
Uji Mann-Whitney
Test Statisticsa
Diastolikawal
Mann-Whitney U 340.500
Wilcoxon W 805.500
Z -1.459
Asymp. Sig. (2-tailed) .145
a. Grouping Variable: KlmpkUji
117
Lampiran 11 : Uji Jumlah obat
Normalitas perlakuan
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova
Shapiro-Wilk
Statistic Df Sig. Statistic df Sig.
JmLObt .177 29 .021 .933 29 .067
a. Lilliefors Significance Correction
Descriptives
Statistic Std. Error
Mean 4.66 .239
Lower Bound 4.1695% Confidence Interval for
MeanUpper Bound 5.15
5% Trimmed Mean 4.67
Median 5.00
Variance 1.663
Std. Deviation 1.289
Minimum 2
Maximum 7
Range 5
Interquartile Range 2
Skewness -.155 .434
JmLObt
Kurtosis -.205 .845
Normalitas kontrol
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova
Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
JmlObt .178 30 .016 .928 30 .043
a. Lilliefors Significance Correction
118
Descriptives
Statistic Std. Error
Mean 4.60 .327
Lower Bound 3.9395% Confidence Interval for
MeanUpper Bound 5.27
5% Trimmed Mean 4.52
Median 4.00
Variance 3.214
Std. Deviation 1.793
Minimum 1
Maximum 10
Range 9
Interquartile Range 1
Skewness .806 .427
JmlObt
Kurtosis 2.055 .833
Normalitas data keseluruhan
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova
Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
JmlObt .174 59 .000 .935 59 .004
a. Lilliefors Significance Correction
119
Descriptives
Statistic Std. Error
Mean 4.63 .202
Lower Bound 4.2295% Confidence Interval for
MeanUpper Bound 5.03
5% Trimmed Mean 4.58
Median 4.00
Variance 2.410
Std. Deviation 1.553
Minimum 1
Maximum 10
Range 9
Interquartile Range 2
Skewness .541 .311
JmlObt
Kurtosis 1.760 .613
Uji Mann-Whitney
Test Statisticsa
JmlObt
Mann-Whitney U 405.500
Wilcoxon W 870.500
Z -.461
Asymp. Sig. (2-tailed) .645
a. Grouping Variable: KlmpkUji
120
Lampiran 12 : Uji Jumlah obat antihipertensi
Normalitas perlakuan
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova
Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
ObtHT .363 29 .000 .710 29 .000
a. Lilliefors Significance Correction
Descriptives
Statistic Std. Error
Mean 1.48 .118
Lower Bound 1.2495% Confidence Interval for
MeanUpper Bound 1.72
5% Trimmed Mean 1.43
Median 1.00
Variance .401
Std. Deviation .634
Minimum 1
Maximum 3
Range 2
Interquartile Range 1
Skewness .974 .434
ObtHT
Kurtosis .010 .845
Normalitas kontrol
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova
Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
ObatHT .306 30 .000 .733 30 .000
a. Lilliefors Significance Correction
121
Descriptives
Statistic Std. Error
Mean 1.73 .179
Lower Bound 1.3795% Confidence Interval for
MeanUpper Bound 2.10
5% Trimmed Mean 1.65
Median 1.00
Variance .961
Std. Deviation .980
Minimum 1
Maximum 4
Range 3
Interquartile Range 1
Skewness 1.289 .427
ObatHT
Kurtosis .752 .833
Normalitas data keseluruhan
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova
Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
ObtHT .342 59 .000 .699 59 .000
a. Lilliefors Significance Correction
122
Descriptives
Statistic Std. Error
Mean 1.61 .118
Lower Bound 1.3795% Confidence Interval for
MeanUpper Bound 1.85
5% Trimmed Mean 1.49
Median 1.00
Variance .828
Std. Deviation .910
Minimum 1
Maximum 5
Range 4
Interquartile Range 1
Skewness 1.721 .311
ObtHT
Kurtosis 3.004 .613
Uji Mann-Whitney
Test Statisticsa
ObtHT
Mann-Whitney U 399.000
Wilcoxon W 834.000
Z -.622
Asymp. Sig. (2-tailed) .534
a. Grouping Variable: KlmpkUji
123
Lampiran 13 : Uji Ketaatan berdasarkan obat antihipertensi yang digunakan
Normalitas perlakuan
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova
Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
persenTaat .410 29 .000 .455 29 .000
a. Lilliefors Significance Correction
Descriptives
Statistic Std. Error
Mean 94.4155 2.66369
Lower Bound 88.959295% Confidence Interval for
MeanUpper Bound 99.8718
5% Trimmed Mean 96.9271
Median 1.0000E2
Variance 205.762
Std. Deviation 1.43444E1
Minimum 40.00
Maximum 100.00
Range 60.00
Interquartile Range 1.25
Skewness -3.097 .434
persenTaat
Kurtosis 9.361 .845
Normalitas kontrol
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova
Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
persenTaat .235 30 .000 .721 30 .000
a. Lilliefors Significance Correction
124
Descriptives
Statistic Std. Error
Mean 90.5087 2.39480
Lower Bound 85.610795% Confidence Interval for
MeanUpper Bound 95.4066
5% Trimmed Mean 92.3307
Median 93.3350
Variance 172.053
Std. Deviation 1.31169E1
Minimum 43.33
Maximum 100.00
Range 56.67
Interquartile Range 14.92
Skewness -2.152 .427
persenTaat
Kurtosis 5.585 .833
Normalitas data keseluruhan
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova
Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
PerSEntAAt .302 59 .000 .607 59 .000
a. Lilliefors Significance Correction
125
Descriptives
Statistic Std. Error
Mean 92.4290 1.79094
Lower Bound 88.844095% Confidence Interval for
MeanUpper Bound 96.0139
5% Trimmed Mean 94.6496
Median 1.0000E2
Variance 189.240
Std. Deviation 1.37565E1
Minimum 40.00
Maximum 100.00
Range 60.00
Interquartile Range 12.22
Skewness -2.496 .311
PerSEntAAt
Kurtosis 6.315 .613
Uji Mann-Whitney
Test Statisticsa
PerSEntAAt
Mann-Whitney U 302.000
Wilcoxon W 767.000
Z -2.267
Asymp. Sig. (2-tailed) .023
a. Grouping Variable: KlmpkUji
126
Lampiran 14 : Uji Ketaatan berdasarkan aturan pakai obat antihipertensi
1. Ketaatan 100%
a) Aturan pakai obat 1x1/2
Uji One Sample Kolmogrov-Smirnov
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
kelompok
N 4
Mean 1.50Normal Parametersa
Std. Deviation .577
Absolute .307
Positive .307
Most Extreme Differences
Negative -.307
Kolmogorov-Smirnov Z .614
Asymp. Sig. (2-tailed) .846
a. Test distribution is Normal.
b) Aturan pakai obat 1x1
Uji One Sample Kolmogrov-Smirnov
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
kelompok
N 42
Mean 1.29Normal Parametersa
Std. Deviation .457
Absolute .448
Positive .448
Most Extreme Differences
Negative -.266
Kolmogorov-Smirnov Z 2.905
Asymp. Sig. (2-tailed) .000
a. Test distribution is Normal.
127
c) Aturan pakai obat 3x1
Uji One Sample Kolmogrov-Smirnov
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
kelompok
N 2
Mean 1.50Normal Parametersa
Std. Deviation .707
Absolute .260
Positive .260
Most Extreme Differences
Negative -.260
Kolmogorov-Smirnov Z .368
Asymp. Sig. (2-tailed) .999
a. Test distribution is Normal.
2. Ketaatan <100%
a) Aturan Pakai obat 1x1/2
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
kelompok
N 5
Mean 1.60Normal Parametersa
Std. Deviation .548
Absolute .367
Positive .263
Most Extreme Differences
Negative -.367
Kolmogorov-Smirnov Z .822
Asymp. Sig. (2-tailed) .510
a. Test distribution is Normal.
128
b) Aturan Pakai obat 1x1
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
kelompok
N 27
Mean 1.81Normal Parametersa
Std. Deviation .396
Absolute .495
Positive .320
Most Extreme Differences
Negative -.495
Kolmogorov-Smirnov Z 2.571
Asymp. Sig. (2-tailed) .000
a. Test distribution is Normal.
c) Aturan Pakai obat 3x1
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
kelompok
N 9
Mean 1.78Normal Parametersa
Std. Deviation .441
Absolute .471
Positive .307
Most Extreme Differences
Negative -.471
Kolmogorov-Smirnov Z 1.412
Asymp. Sig. (2-tailed) .037
a. Test distribution is Normal.
129
Lampiran 15 : Uji Dampak terapi berdasarkan selisih tekanan darah sistolik
a) Tekanan Darah Sistolik akhir terapi
Normalitas perlakuan
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova
Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
SistolikAkhir .081 29 .200*
.986 29 .958
a. Lilliefors Significance Correction
*. This is a lower bound of the true significance.
Descriptives
Statistic Std. Error
Mean 144.48 3.480
Lower Bound 138.5690% Confidence Interval for
MeanUpper Bound 150.40
5% Trimmed Mean 144.82
Median 146.00
Variance 351.187
Std. Deviation 18.740
Minimum 95
Maximum 187
Range 92
Interquartile Range 25
Skewness -.333 .434
SistolikAkhir
Kurtosis .959 .845
130
Normalitas kontrol
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova
Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
SistolikAkhir .123 30 .200*
.967 30 .464
a. Lilliefors Significance Correction
*. This is a lower bound of the true significance.
Descriptives
Statistic Std. Error
Mean 154.27 2.869
Lower Bound 149.3990% Confidence Interval for
MeanUpper Bound 159.14
5% Trimmed Mean 154.70
Median 153.50
Variance 246.961
Std. Deviation 15.715
Minimum 114
Maximum 183
Range 69
Interquartile Range 19
Skewness -.216 .427
SistolikAkhir
Kurtosis .533 .833
Normalitas Keseluruhan
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova
Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
SistolikAkhir .092 59 .200*
.981 59 .471
a. Lilliefors Significance Correction
*. This is a lower bound of the true significance.
131
Uji Independent T-test
b) Selisih Tekanan darah sistolik awal dan akhir terapi
Normalitas Perlakuan
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova
Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
SelisihSistolik .140 29 .153 .950 29 .186
a. Lilliefors Significance Correction
Uji Independent T-test Kelompok Perlakuan
One-Sample Test
Test Value = 0
90% Confidence Interval of the
Difference
t df Sig. (2-tailed) Mean Difference Lower Upper
SelisihSistolik .807 28 .426 3.310 -3.67 10.29
Independent Samples Test
Levene's Test forEquality ofVariances t-test for Equality of Means
90% ConfidenceInterval of theDifference
F Sig. t DfSig. (2-tailed)
MeanDifference
Std.ErrorDifference Lower Upper
Equal variancesassumed
.611 .437 2.176 57 .034 9.784 4.497 2.265 17.302SistolikAkhir
Equal variancesnot assumed
2.16954.632
.034 9.784 4.510 2.237 17.331
132
Uji Independent T-test Kelompok Kontrol
One-Sample Test
Test Value = 0
90% Confidence Interval of the
Difference
t df Sig. (2-tailed) Mean Difference Lower Upper
SelisihSistolik -1.783 29 .085 -7.467 -14.58 -.35
Lampiran 16 : Uji Dampak terapi berdasarkan selisih tekanan darah diastolik
Normalitas perlakuan
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova
Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
SelisihDiastolik .147 29 .108 .957 29 .280
a. Lilliefors Significance Correction
Descriptives
Statistic Std. Error
Mean 1.45 1.938
Lower Bound -2.5295% Confidence Interval for
MeanUpper Bound 5.42
5% Trimmed Mean 1.42
Median 1.00
Variance 108.970
SelisihDiastolik
Std. Deviation 10.439
133
Minimum -16
Maximum 20
Range 36
Interquartile Range 18
Skewness .096 .434
Kurtosis -1.106 .845
Normalitas kontrol
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova
Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
SelisihDiastolik .150 30 .085 .895 30 .006
a. Lilliefors Significance Correction
Descriptives
Statistic Std. Error
Mean -4.20 3.561
Lower Bound -11.4895% Confidence Interval for
MeanUpper Bound 3.08
5% Trimmed Mean -5.24
Median -4.00
Variance 380.510
Std. Deviation 19.507
Minimum -40
Maximum 65
Range 105
Interquartile Range 25
Skewness 1.177 .427
SelisihDiastolik
Kurtosis 4.587 .833
134
Normalitas data keseluruhan
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova
Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
SelisihDiastolik .085 59 .200*
.924 59 .001
a. Lilliefors Significance Correction
*. This is a lower bound of the true significance.
Descriptives
Statistic Std. Error
Mean -4.20 3.561
Lower Bound -11.4895% Confidence Interval for
MeanUpper Bound 3.08
5% Trimmed Mean -5.24
Median -4.00
Variance 380.510
Std. Deviation 19.507
Minimum -40
Maximum 65
Range 105
Interquartile Range 25
Skewness 1.177 .427
SelisihDiastolik
Kurtosis 4.587 .833
Uji T-test
135
Independent Samples Test
Levene's Test for
Equality of
Variances t-test for Equality of Means
90% Confidence
Interval of the
Difference
F Sig. t df
Sig. (2-
tailed)
Mean
Differenc
e
Std. Error
Differenc
e Lower Upper
Equal variances
assumed2.736 .104 -1.380 57 .173 -5.648 4.094 -12.493 1.197
SelisihDia
stolik
Equal variances
not assumed-1.393
44.66
8.171 -5.648 4.055 -12.459 1.163
136
BIOGRAFI PENULIS
Dewi Pristiana Anggraini merupakan anak pertama
dari pasangan Bambang Wirumboyo Ayat Susanto
dan Agnes Yeni Haryuni, lahir di Salatiga pada
tanggal 25 Januari 1989. Pendidikan pertama
dimulai di Taman Kanak-Kanak Virgo Maria 1
Ambarawa pada tahun 1994-1995.
Dilanjutkan ke jenjang pendidikan Sekolah Dasar Virgo Maria 1 Ambarawa pada
tahun 1995-2000. Selanjutnya ke jenjang pendidikan Sekolah Menengah Pertama
Pangudi Luhur Ambarawa pada 2000-2003. Kemudian naik ke jenjang pendidikan
Sekolah Menengah Umum Negeri 1 Salatiga pada tahun 2003-2006. Selanjutnya
pada tahun 2006 melanjutkan ke jenjang pendidikan tinggi di Fakultas Farmasi
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dan menyelesaikan studi pada tahun 2010.