pengaruh model pembelajaran ropes (review,...

89
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN ROPES (REVIEW, OVERVIEW, PRESENTATION, EXERCISE, SUMMARY) TERHADAP KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA PADA KONSEP FLUIDA STATIS SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan Oleh Lili Setiowati NIM 11150163000012 PROGRAM STUDI TADRIS FISIKA FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2020

Upload: others

Post on 19-Oct-2020

1 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN ROPES (REVIEW, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50855/1/LILI... · IV ABSTRAK LILI SETIOWATI, NIM. 11150163000012 Pengaruh Model Pembelajaran

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN ROPES (REVIEW,

OVERVIEW, PRESENTATION, EXERCISE, SUMMARY)

TERHADAP KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA PADA

KONSEP FLUIDA STATIS

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh

Lili Setiowati

NIM 11150163000012

PROGRAM STUDI TADRIS FISIKA

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2020

Page 2: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN ROPES (REVIEW, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50855/1/LILI... · IV ABSTRAK LILI SETIOWATI, NIM. 11150163000012 Pengaruh Model Pembelajaran

I

SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI

Page 3: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN ROPES (REVIEW, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50855/1/LILI... · IV ABSTRAK LILI SETIOWATI, NIM. 11150163000012 Pengaruh Model Pembelajaran

II

LEMBAR PENGESAHAN PANITIA PENGUJI

Page 4: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN ROPES (REVIEW, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50855/1/LILI... · IV ABSTRAK LILI SETIOWATI, NIM. 11150163000012 Pengaruh Model Pembelajaran

III

LEMBAR PENGESAHAN

Page 5: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN ROPES (REVIEW, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50855/1/LILI... · IV ABSTRAK LILI SETIOWATI, NIM. 11150163000012 Pengaruh Model Pembelajaran

IV

ABSTRAK

LILI SETIOWATI, NIM. 11150163000012 Pengaruh Model Pembelajaran

ROPES (Review, Overview, Presentation, Exercise, Summary) Terhadap

Keterampilan Proses Sains Siswa Pada Konsep Fluida Statis. Skripsi Program

Studi Tadris Fisika, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam

Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2020.

Model pembelajaran ROPES (Review, Overview, Presentation, Exercise,

Summary) telah diterapkan pada penelitian untuk meningkatkan keterampilan

proses sains siswa di SMA 57 Jakarta. Kelas XI MIPA 2 dipilih sebagai kelas

kontrol dan XI MIPA 1 sebagai kelas eksperimen. Model pembelajaran ROPES

memiliki kelebihan yaitu menekankan pada kemampuan dan peran aktif siswa

untuk memahami materi pembelajaran melalui serangkaian kegiatan yang utuh dan

saling berkaitan, mulai dari kemampuan dasar pada tahap Review, sampai

kemampuan mendalam pada tahap Summary. Metode penelitian yang digunakan

adalah quasi experiment dengan desain nonequivalent control group dan teknik

pengambilan sampel berupa cluster sampling. Instrument yang digunakan yaitu

instrument tes berupa soal pilihan ganda dan instrument nontes berupa angket. Hasil

uji hipotesis dengan menggunakan uji statistik non- parametrik dari Mann Whitney

yang dilakukan terhadap data posttest, pada taraf signifikansi 0,05 diperoleh nilai

Sig (2 − 𝑡𝑎𝑖𝑙𝑒𝑑) 0,000, maka hipotesis nol (H0) ditolak dan hipotesis alternatif (H1)

diterima. Artinya, model pembelajaran ROPES (Review, Overview, Presentation,

Exercise, Summary) terbukti berpengaruh terhadap keterampilan proses sains siswa

pada konsep fluida statis. Diperkuat dengan hasil nilai N-Gain kelas eksperimen

mengalami peningkatan indikator keterampilan proses sains yang lebih tinggi

dibandingkan dengan kelas kontrol. Sementara, hasil angket respon siswa secara

keseluruhan menunjukan bahwa pembelajaran dengan menggunakan model

pembelajaran ROPES (Review, Overview, Presentation, Exercise, Summary)

berada dalam kategori kuat dengan presentase 92,7.

Kata kunci: Model Pembelajaran ROPES (Review, Overview, Presentation,

Exercise, Summary), Keterampilan Proses Sains, Fluida Statis.

Page 6: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN ROPES (REVIEW, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50855/1/LILI... · IV ABSTRAK LILI SETIOWATI, NIM. 11150163000012 Pengaruh Model Pembelajaran

V

ABSTRACT

LILI SETIOWATI, NIM. 11150163000012. The Effect of ROPES (Review,

Overview, Presentation, Exercise, Summary) Learning Models to Student’s

Science Process Skill Ability in Static Fluid Concept. Skripsi of Physics Education

Program, Faculty of Tarbiyah and Teacher Training, State Islamic University of

Syarif Hidayatullah Jakarta, 2020.

The ROPES (Review, Overview, Presentation, Exercise, Summary) learning

model’s has been applied to research to improve student’s science process skills in

SMA Negeri 57 Jakarta. The class XI MIPA 2 was chosen as control class and class

XI MIPA 1 as experiment class. The ROPES learning model has advantages is that

it emphasizing the ability and active role of students to understand learning

material through a series of whole and interrelated activites, starts from the basic

abilities at the review stage, to the profound abilities at the summary stage.The

method used is quasi experiment with nonequivalent control group design and

technique of sampling is cluster sampling. The instrument were use in the research

are test instrument which is multiple choice questions and instrument non test which

is questionnaire. The result of hypothesis test using nonparametric statistic test

from Mann Whitney were conducted on the posttest, at significance level 0,05 was

obtained Sig (2 − 𝑡𝑎𝑖𝑙𝑒𝑑) of 0,000, so H0 rejected and H1 accepted. This means

that ROPES (Review, Overview, Presentation, Exercise, Summary) learning models

proven effect on the student science process skills ability in static fluid.

Strengthened with the N-Gain test result showed indicators of science process skills

ability in the class experiment was increase higher that the control class. While, the

results questionnaire response of student also show that learning using ROPES

(Review, Overview, Presentation, Exercise, Summary) learning models got a strong

category with percentage of 92,7.

Keywords: ROPES (Review, Overview, Presentation, Exercise, Summary)

Learning Models, Science Process Skill, Static Fluid.

Page 7: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN ROPES (REVIEW, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50855/1/LILI... · IV ABSTRAK LILI SETIOWATI, NIM. 11150163000012 Pengaruh Model Pembelajaran

VI

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr.Wb.

Puji syukur kehadirat Allah SWT karena dengan rahmat dan karunia-Nya

penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengaruh Model Pembelajaran

ROPES (Review, Overview, Presentation, Exercise, Summary) Terhadap

Keterampilan Proses Sains Siswa Pada Konsep Fluida Statis”. Sholawat serta salam

semoga tercurah limpahkan kepada Nabi Muhammad Saw, kepada keluarganya,

para sahabatnya, dan kita semua selaku umatnya hingga akhir zaman. Amin ya

Robbal’alamiin.

Ucapan terimaksih disampaikan kepada semua pihak yang telah

berpartisipasi dalam penulisan skripsi ini. Secara khusus, ucapan terimaksih

tersebut disampaikan kepada:

1. Ibu Dr. Sururin, M.Ag, selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN

Syatif Hidayatullah Jakarta.

2. Bapak Iwan Permana Suwarna, M.Pd, selaku Ketua Program Studi Tadris Fisika

Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Ibu Ai Nurlaela, M.Si, selaku Dosen Pembimbing yang telah memberikan

bimbingan dan pengarahan selama proses penulisan skripsi.

4. Bapak Dwi Nanto, Ph.D, selaku Dosen Pembimbing Akademik yang telah

membimbing dan mengarahkan penulis selama menjadi mahasiswa pendidikan

fisika di Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

5. Seluruh dosen, staf, dan karyawan FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,

khususnya Prodi Tadris Fisika yang telah memberikan ilmu pengetahuan,

pemahaman, dan pelayanan selama proses perkuliahan.

6. Ibu Setianingrum, M.Pd, selaku Kepala SMA Negeri 57 Jakarta yang telah

memberikan izin penelitian di sekolah tersebut.

7. Bapak Jedhendry, S.Si, selaku Guru bidang studi fisika di SMA Negeri 57

Jakarta yang telah memberikan dukungan dan saran kepada penulis selama

penelitian berlangsung.

Page 8: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN ROPES (REVIEW, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50855/1/LILI... · IV ABSTRAK LILI SETIOWATI, NIM. 11150163000012 Pengaruh Model Pembelajaran

VII

8. Keluarga tercinta Ayahanda Wawan Setiawan, Ibunda Rukiyah, Abang Kikih,

serta kedua adik tercinta yakni Muhammad Saddam dan Kevin Renaldi yang

selalu memberikan doa, kasih sayang, serta motivasi kepada penulis.

9. Sahabat ciwi-ciwi Lena Marlina, Syarifah Hanum, Alif yun Hariani yang telah

berbagi pengalaman, keceriaan, dan kebahagiaan.

10. Keluarga pendidikan Fisika 2015, yang senantiasa menjadi tempat berbagi kasih

sayang, pengalaman, dan motivsi.

11. Seluruh pihak yang telah membantu penelitian dan penyusunan skripsi ini.

Semoga Allah SWT membalas segala kebaikan yang telah diberikan kepada

penulis dalam penyelesaian skripsi ini. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih

banyak kekurangan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun

sangat penulis harapkan untuk perbaikan. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi

semua pihak.

Wassalamu’alaikum Wr.Wb.

Jakarta, Februari 2020

Penulis

Page 9: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN ROPES (REVIEW, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50855/1/LILI... · IV ABSTRAK LILI SETIOWATI, NIM. 11150163000012 Pengaruh Model Pembelajaran

VIII

DAFTAR ISI

SURAT PERYATAAN KARYA SENDIRI ................................................... I

LEMBAR PENGESAHAN PANITIA PENGUJI ......................................... II

LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................. III

ABSTRAK ........................................................................................................ IV

ABSTRACT ...................................................................................................... V

KATA PENGANTAR ...................................................................................... VI

DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ X

DAFTAR TABEL ............................................................................................ XI

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... XIII

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................. 1

A. Latar Belakang Masalah ...................................................................... 1

B. Identifikasi Masalah ............................................................................. 4

C. Batasan Masalah ................................................................................. 5

D. Rumusan Masalah ................................................................................ 5

E. Tujuan Penelitian ................................................................................. 5

F. Manfaat Penelitian ............................................................................... 6

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS PENELITIAN ....................... 7

A. Kajian Teori ......................................................................................... 7

1. Model Pembelajaran ROPES ......................................................... 7

2. Keterampilan Proses Sains ............................................................. 10

3. Konsep Fluida Statis ...................................................................... 16

B. Hasil Penelitian yang Relevan ............................................................. 23

C. Kerangka Bepikir ................................................................................. 26

D. Hipotesis Penelitian ............................................................................. 27

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ....................................................... 28

A. Waktu dan Tempat penelitian .............................................................. 28

Page 10: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN ROPES (REVIEW, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50855/1/LILI... · IV ABSTRAK LILI SETIOWATI, NIM. 11150163000012 Pengaruh Model Pembelajaran

IX

B. Metode Penelitian ................................................................................ 28

C. Desain Penelitian ................................................................................. 28

D. Variabel Penelitian ............................................................................... 29

E. Populasi dan Sampel ............................................................................ 29

F. Teknik Pengumpulan Data ................................................................... 30

G. Instrumen Penelitian ............................................................................ 30

H. Kalibrasi Instrumen .............................................................................. 34

1. Kalibrasi Instrumen Tes ................................................................ 34

I. Analisis Data ........................................................................................ 40

1. Analisis Data Tes .......................................................................... 40

2. Analisis Data Nontes .................................................................... 45

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................ 47

A. Hasil Penelitian .................................................................................... 47

1. Hasil Pretest ................................................................................... 47

2. Hasil Posttest ................................................................................ 49

3. Rekapitulasi Hasil Penilaian Keterampilan Proses Sains Siswa ... 51

4. Hasil Uji Prasyarat Analisis .......................................................... 57

5. Hasil Uji Hipotesis ........................................................................ 59

6. Hasil N-Gain ................................................................................. 60

7. Analisis Data Angket .................................................................... 61

B. Pembahasan .......................................................................................... 62

BAB V PENUTUP ............................................................................................ 67

A. Kesimpulan ............................................................................................ 67

B. Saran ....................................................................................................... 68

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 69

LAMPIRAN ...................................................................................................... 74

Page 11: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN ROPES (REVIEW, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50855/1/LILI... · IV ABSTRAK LILI SETIOWATI, NIM. 11150163000012 Pengaruh Model Pembelajaran

X

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Tekanan Fluida ......................................................................... 17

Gambar 2.2 Tekanan Hidrostatika ............................................................... 17

Gambar 2.3 Manometer Pipa Terbuka ......................................................... 19

Gambar 2.4 Dongkrak Hidrolik ................................................................... 19

Gambar 2.5 Menentukan Gaya Apung ......................................................... 20

Gambar 2.6 Tegangan Permukaan ............................................................... 21

Gambar 2.7 Kerangka Berfikir ..................................................................... 27

Gambar 4.1 Diagram Ditribusi Frekuensi Hasil Pretest Kelas Kontrol dan

Kelas Eksperimen ..................................................................... 47

Gambar 4.2 Nilai Mean Pretest Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen ....... 49

Gambar 4.3 Diagram Ditribusi Frekuensi Hasil Posttest Kelas Kontrol dan

Kelas Eksperimen ..................................................................... 49

Gambar 4.4 Nilai Mean Posttest Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen ..... 51

Gambar 4.5 Rekapitulasi Nilai Mean Pretest dan Posttest .......................... 52

Gambar 4.6 Persentase Keterampilan Proses Sains Siswa Pada Indikator

Mengobservasi ......................................................................... 54

Gambar 4.7 Persentase Keterampilan Proses Sains Siswa Pada Indikator

Berhipotesis .............................................................................. 55

Gambar 4.8 Persentase Keterampilan Proses Sains Siswa Pada Indikator

Merencanakan Percobaan ......................................................... 55

Gambar 4.9 Persentase Keterampilan Proses Sains Siswa Pada Indikator

Menerapkan Konsep ................................................................. 56

Gambar 4.10 Persentase Keterampilan Proses Sains Siswa Pada Indikator

Mengkomunikasikan ................................................................ 57

Page 12: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN ROPES (REVIEW, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50855/1/LILI... · IV ABSTRAK LILI SETIOWATI, NIM. 11150163000012 Pengaruh Model Pembelajaran

XI

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Indikator Keterampilan Proses Sains ........................................... 14

Tabel 3.1 Desain Penelitian .......................................................................... 29

Tabel 3.2 Kisi-kisi Instrumen Tes ................................................................ 31

Tabel 3.3 Penskoran Pernyataan Angket ..................................................... 33

Tabel 3.4 Kriteria Interpretasi Skor ............................................................. 33

Tabel 3.5 Kisi-kisi Instrumen Nontes .......................................................... 34

Tabel 3.6 Kriteria Koefisien Korelasi Validitas ........................................... 35

Tabel 3.7 Hasil Uji Validitas Instrumen Tes ................................................ 35

Tabel 3.8 Kriteria Koefisien Korelasi Reliabilitas ....................................... 36

Tabel 3.9 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Tes ............................................ 37

Tabel 3.10 Kriteria Interpretasi Taraf Kesukaran .......................................... 37

Tabel 3.11 Hasil Uji Taraf Kesukaran ........................................................... 38

Tabel 3.12 Kriteria Interpretasi Daya Pembeda ............................................. 39

Tabel 3.13 Hasil Uji Daya Pembeda .............................................................. 39

Tabel 3.14 Kriteria Interpretasi N-Gain ......................................................... 45

Tabel 3.15 Kriteria Interpertasi Skor Angket Nontes ..................................... 46

Tabel 4.1 Ukuran Pemusatan dan Penyebaran Data Hasil Pretest Kelas

Kontrol dan Kelas Eksperimen ..................................................... 48

Tabel 4.2 Ukuran Pemusatan dan Penyebaran Data Hasil Posttest Kelas

Kontrol dan Kelas Eksperimen ..................................................... 50

Tabel 4.3 Rekapitulasi Data Hasil Pretest dan Posttest Pada Kelas Kontrol

dan Kelas Eksperimen .................................................................. 51

Tabel 4.4 Perbandingan Skor Indikator Keterampilan Proses Sains Siswa ... 53

Tabel 4.5 Hasil Uji Normalitas Shapiro-Wilk Pretest dan Posttest .............. 58

Tabel 4.6 Hasil Uji Homogenitas Pretest dan Posttest ................................. 59

Tabel 4.7 Hasil Uji Hipotesis Pretest dan Posttest ....................................... 60

Tabel 4.8 Hasil Uji N-Gain Pretest dan Posttest .......................................... 60

Page 13: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN ROPES (REVIEW, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50855/1/LILI... · IV ABSTRAK LILI SETIOWATI, NIM. 11150163000012 Pengaruh Model Pembelajaran

XII

Tabel 4.9 Hasil Angket Respon Siswa .......................................................... 61

Page 14: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN ROPES (REVIEW, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50855/1/LILI... · IV ABSTRAK LILI SETIOWATI, NIM. 11150163000012 Pengaruh Model Pembelajaran

XIII

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN A PERANGKAT PEMBELAJARAN ....................................... 74

1. Lembar Wawancara Guru ........................................................................ 75

2. RPP Kelas Eksperimen ............................................................................. 84

3. RPP Kelas Kontrol ................................................................................... 112

4. LKS Kelas Eksperimen ............................................................................ 137

5. LKS Kelas Kontrol ................................................................................... 161

6. Soal Evaluasi ............................................................................................ 181

7. Penilaian Keterampilan Proses Sains Siswa Kelas Eksperimen .............. 187

8. Penilaian Keterampilan Proses Sains Siswa Kelas Kontrol ..................... 193

LAMPIRAN B INSTRUMEN PENELITIAN ................................................. 199

1. Kisi-kisi Instrumen Tes Uji Coba Penelitian ........................................... 200

2. Instrumen Tes Uji Coba Penelitian .......................................................... 203

3. Analisis Hasil Uji Coba Instrumen Tes .................................................... 241

a. Uji Validitas Butir Soal ...................................................................... 241

b. Uji Reliabilitas Instrumen .................................................................. 243

c. Uji Daya Beda .................................................................................... 244

d. Uji Taraf Kesukaran ........................................................................... 245

e. Rekapitulasi Hasil Uji Coba Instrumen ............................................. 246

4. Soal yang Digunakan ............................................................................... 248

5. Instrumen Nontes ..................................................................................... 270

a. Kisi-kisi Instrumen Nontes ................................................................ 270

b. Instrumen Nontes ............................................................................... 271

6. Lembar Validasi Ahli Materi ................................................................... 273

7. Lembar Validasi Ahli Pendidikan ............................................................ 278

LAMPIRAN C ANALISIS HASIL PENELITIAN ......................................... 280

1. Hasil Pretest ............................................................................................. 281

2. Hasil Posttest ............................................................................................ 286

3. Hasil Olah Data Per Indikator Keterampilan Proses Sains ...................... 291

4. Uji Normalitas Hasil Pretest .................................................................... 303

5. Uji Normalitas Hasil Posttest ................................................................... 304

6. Uji Homogenitas Hasil Pretest ................................................................. 305

7. Uji Homogenitas Hasil Posttest ............................................................... 306

8. Uji Hipotesis Hasil Pretest ....................................................................... 307

9. Uji Hipotesis Hasil Posttest ..................................................................... 308

10. Uji N-Gain Kelas Kontrol ........................................................................ 309

11. Uji N-Gain Kelas Eksperimen ................................................................. 316

Page 15: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN ROPES (REVIEW, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50855/1/LILI... · IV ABSTRAK LILI SETIOWATI, NIM. 11150163000012 Pengaruh Model Pembelajaran

XIV

12. Data Angket Respon Siswa ...................................................................... 323

LAMPIRAN D SURAT KETERANGAN ........................................................ 325

1. Surat Keterangan Observasi ..................................................................... 326

2. Surat Izin Observasi ................................................................................. 329

3. Surat Keterangan Validasi Soal ............................................................... 332

4. Surat Izin Validasi Soal ............................................................................ 333

5. Surat Keterangan Penelitian ..................................................................... 336

6. Surat Permohonan Izin Penelitian ............................................................ 337

7. Uji Referensi ............................................................................................ 338

LAMPIRAN E LAIN-LAIN .............................................................................. 351

1. Foto-foto Penelitian .................................................................................. 352

2. Biodata Penulis ........................................................................................ 355

Page 16: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN ROPES (REVIEW, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50855/1/LILI... · IV ABSTRAK LILI SETIOWATI, NIM. 11150163000012 Pengaruh Model Pembelajaran

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Fisika merupakan salah satu cabang dari ilmu pengetahuan yang mempelajari

bagian-bagian dari alam, menganalisis gejala alam, menganalisis proses dan produk

dari alam, serta menganalisis interaksi yang ada didalamnya.1 Pembelajaran fisika

tidak hanya berisikan tentang teori-teori atau rumus-rumus yang harus dihafalkan,

akan tetapi lebih menekankan pada pemahaman konsep yang harus dipahami secara

mendalam, sehingga pembelajaran dapat lebih bermakna.2 Dengan demikian

pembelajaran fisika harus mengarah kepada pembelajaran yang bersifat

transaksional, yaitu siswa dan guru sama-sama terlibat aktif pada saat proses

pembelajaran berlangsung, pengetahuan yang didapatkan siswa tidak hanya

diperoleh dari pengetahuan guru saja, melainkan dapat berasal dari pengalaman

siswa.3

Kurikulum 2013 menekankan kepada penguatan proses pembelajaran, dalam

hal ini saat proses pembelajaran berlangsung, siswa diharapkan untuk mencari tahu

bukan hanya diberi tahu.4 Dalam pembelajaran fisika siswa tidak hanya ditekankan

untuk menguasai pengetahuan saja, namun juga ditekankan untuk menguasai

keterampilan proses serta sikap ilmiah, keterampilan proses serta sikap ilmiah

dalam pembelajaran fisika inilah yang dikenal dengan keterampilan proses sains.5

Menurut Rustaman, keterampilan proses sains melibatkan aspek keterampilan

1 Gusnita Betaria Sinaga dan Usler Simarmata, “Pengaruh Model Pembelajaran ROPES

(Review, Overview, Presentation, Exercise, Sumamary) Berbantu Audio Visual Terhadap Hasil

Belajar Siswa Pada Materi Kalor Dikelas X Semester II SMA N 11 Medan”, Jurnal Inpafi, Vol. 2,

No.3, Agustus 2014, hlm. 96.

2 Ellinda Eka Wahyuni, Sutarto, dan I Ketut Mahardika, “Model Pembelajaran ROPES

(Review, Overview, Presentation, Exercise, Sumamary) Disertai Media Audio visual Terhadap

Aktifitas Dan Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran Fisika Di MAN 1 Jember”, Artikel Ilmiah

Mahasiswa, 2015, hlm. 2.

3 Indri Restanti, Sudarti, dan Alex Harijant, “Pengaruh Model Pembelajaran ROPES

dengan Teknik Talking Stick Terhadap Hasil Belajar Dan Keterampilan Proses Sains Siswa SMA

Di Bondowoso”, Jurnal Pendidikan Fisika, Vol. 4 No.1, Juni 2015, hlm. 93.

4 Ai Hayati Rahayu dan Poppy Anggraeni, “Analisis Profil Keterampilan Proses Sains Siswa

Sekolah Dasar Di Kebupaten Sumedang”, Jurnal Pesona Dasar, Vol 5 No.2, Oktober 2017, hlm. 23. 5 Ibid.

Page 17: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN ROPES (REVIEW, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50855/1/LILI... · IV ABSTRAK LILI SETIOWATI, NIM. 11150163000012 Pengaruh Model Pembelajaran

2

kognitif, manual, dan sosial.6 Dengan demikian, karena melibatkan semua aspek

keterampilan, maka siswa dapat terlibat aktif pada saat proses pembelajaran

berlangsung dan pembelajaran akan terasa lebih menarik. Guru perlu melatih

keterampilan proses sains dalam pembelajaran, karena keterampilan proses sains

dapat membekali siswa untuk membentuk konsep ketika menghadapi masalah yang

dihadapi dalam kehidupan.

Hasil studi internasional PISA (The Programme for International Student

Assessment) pada tahun 2015, menyatakan bahwa Literasi Sains Siswa masih

rendah, Indonesia berada pada peringkat 69 dari 72 negara peserta PISA. Penilaian

tersebut didasarkan pada indikator mengamati, mengidentifikasi masalah,

menafsirkan data, menyimpulkan percobaan, serta keterampilan dalam menerapkan

konsep.7 Indikator penilaian tersebut merupakan indikator keterampilan proses

sains.8 Hal tersebut dapat dijadikan indikator bahwa, keterampilan proses sains

siswa di Indonesia masih tergolong rendah.

Berdasarkan hasil observasi dengan guru mata pelajaran fisika pada studi

pendahuluan di enam sekolah SMA Negeri wilayah Jakarta Barat, didapatkan

informasi bahwa kurikulum yang digunakan untuk pembelajaran fisika sudah

menggunakan kurikulum 2013. Pada umumnya pembelajaran fisika di sekolah

masih berpusat pada guru. Metode yang sering digunakan dalam pembelajaran

antara lain, ceramah, diskusi, serta tanya jawab, sehingga membuat siswa

cenderung pasif dalam pembelajaran. Proses pembelajaran dengan metode

eksperimen hanya sesekali dilakukan pada materi tertentu tanpa memperhatikan

penilaian keterampilan proses sains siswa.

Beberapa peneliti sebelumnya telah meneliti keterampilan proses sains pada

beberapa sekolah, berdasarkan penelitian tersebut terlihat bahwa keterampilan

proses sains siswa masih sangat rendah.9 Adapun bagi peneliti sendiri, telah

6 Nuryani Y. Rustarman, dkk, Strategi Belajar Mengajar Biologi, (Malang: Universitas

Negeri Malang, 2005), hlm. 86. 7 Sunyono Sunyono, “Science Process Skill Characteristics of Junior High Scholl Students

in Lampung European Scientific”, Journal education, Vol. 14, No. 10, April 2018, ISSN: 1857-7881,

hlm. 34. 8 Rustarman.op.cit., hlm. 87. 9 Rahayu, loc.cit.

Page 18: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN ROPES (REVIEW, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50855/1/LILI... · IV ABSTRAK LILI SETIOWATI, NIM. 11150163000012 Pengaruh Model Pembelajaran

3

melakukan studi pendahuluan di daerah Jakarta Barat dan diperoleh hasil yang

sama, keterampilan proses sains siswa masih belum terlatih. Jarangnya siswa

melaksanakan praktikum dan pada umumnya belum ada waktu khusus untuk siswa

melakukan praktikum. Di samping itu jika siswa akan melaksanakan praktikum,

waktu yang digunakan masih bercampur dengan waktu Kegiatan Belajar Mengajar

(KBM), sehingga waktu yang digunakan untuk melaksanakan praktikum masih

sangat terbatas, akibatnya keterampilan proses sains siswa kurang terlatih.

Salah satu upaya yang dapat dilakukan yaitu dengan menerapkan model

pembelajaran ROPES (Review, Overview, Presentation, Exercise, Summary).

Model pembelajaran ROPES adalah model pembelajaran yang menekankan pada

kemampuan dan peran aktif siswa untuk memahami materi pelajaran melalui

serangkaian kegiatan yang utuh dan saling terkait.10 Tahapan model pembelajaran

ROPES antara lain: Review, pada tahap ini antara guru dan siswa saling sharing

pengetahuan atau pengalaman yang berkaitan dengan materi pembelajaran yang

akan dipelajari.11 Overview, pada tahap pembelajaran ini guru membangan

hubungan isi pembelajaran yang akan dipelajari, memaparkan langkah

pembelajaran yang akan digunakan saat proses pembelajaran serta memotivasi

siswa sebelum memulai pembelajaran. Presentation, pada tahap ini guru beserta

siswa mempresentasi materi pembelajaran.12 Exercise, pada tahap ini siswa

melakukan eksperimen atau diskusi yang bertujuan untuk menggali informasi.

Tahapan akhir dalam model pembelajaran ROPES ialah Summary, pada tahap ini

siswa dibantu oleh guru untuk menyimpulkan materi yang telah dipelajari.13

Sedangkan, tahap Exercise dalam model pembelajaran ROPES merupakan tahapan

penting bagi siswa untuk membangun keterampilan proses sains siswa, sebab pada

tahap ini melibatkan siswa secara langsung melalui eksperimen, sehingga siswa

terlibat aktif dalam proses pembelajaran. Dengan demikian model pembelajaran

ROPES (Review, Overview, Presentation, Exercise, Summary) dapat menjadikan

10Abdul Majid, Perencanaan Pembelajaran, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,2011), hlm.

99. 11 Sinaga, op.cit., hlm. 97. 12 Wahyuni, loc.cit. 13 Restanti, op.cit., hlm. 94.

Page 19: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN ROPES (REVIEW, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50855/1/LILI... · IV ABSTRAK LILI SETIOWATI, NIM. 11150163000012 Pengaruh Model Pembelajaran

4

pembelajaran fisika lebih menarik, lebih menekankan pada poses pembelajaran

serta dapat meningkatkan keterampilan proses sains.

Pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran ROPES cocok untuk

diterapkan pada konsep fluida statis. Konsep fluida statis ialah salah satu konsep

fisika yang proses pembelajarannya menuntut siswa tidak hanya paham materi saja,

melainkan siswa ditantut untuk dapat menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.

Selain itu pada konsep fluida statis dapat dilakukan melalui percobaan sederhana,

misalnya saja mengamati proses melayang, mengapung dan tenggelam. Melalui

percobaan telur yang diletakkan dalam fluida yang memiliki massa jenis berbeda,

massa jenis berbeda disebabkan karena terdapat kandungan garam dalam fluida.

Semakin banyak kandungan garam dalam fluida maka semakin terapung posisi

telur dalam fluida. Selain percobaan tersebut masih ada materi fluida statis yang

dapat diterapkan melalui percobaan sederhana. Dengan demikian model

pembelajaran ROPES (Review, Overview, Presentation, Exercise, Summary) pada

konsep fluida statis diharapkan dapat melatih keterampilan proses sains siswa.

Berdasarkan latar belakang di atas, maka peneliti tertarik untuk mengadakan

penelitian dengan judul “Pengaruh Model Pembelajaran ROPES (Review,

Overview, Presentation, Exercise, Summary) Terhadap Keterampilan Proses

Sains Siswa Pada Konsep Fluida Statis”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan sebelumnya, maka

masalah dalam penelitian ini dapat diidentifikasikan sebagai berikut:

1. Pembelajaran fisika di sekolah secara umum masih menggunakan metode

ceramah, diskusi, dan tanya jawab, sehingga siswa cenderung pasif selama

proses pembelajaran.

2. Pembelajaran fisika melalui metode eksperimen hanya sesekali dilakukan.

3. Kurangnya metode eksperimen dalam pembelajaran fisika yang menyebabkan

rendahnya keterampilan proses sains pada siswa.

Page 20: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN ROPES (REVIEW, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50855/1/LILI... · IV ABSTRAK LILI SETIOWATI, NIM. 11150163000012 Pengaruh Model Pembelajaran

5

C. Batasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah di atas, agar penelitian ini lebih terarah dan

terfokus, maka perlu dibatasi masalah sebagai berikut:

1. Model pembelajaran yang diterapkan adalah model pembelajaran ROPES

(Review, Overview, Presentation, Exercise, Summary) yang dikembangkan oleh

Hunts.

2. Konsep yang digunakan pada penelitian ini, yakni materi fluida statis yang

dipelajari oleh kelas XI pada semester ganjil.

3. Keterampilan proses sains yang diukur dalam penelitian ini adalah aspek

keterampilan proses sains menurut menurut Rustaman (2005), yang dibatasi

pada indikator mengobservasi, berhipotesis, merencanakan percobaan,

menerapkan konsep, dan mengkomunikasikan.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi dan pembatasan masalah yang telah diuraikan di atas,

maka perumusan masalah sebagai berikut:

1. Apakah terdapat pengaruh model pembelajaran ROPES (Review, Overview,

Presentation, Exercise, Summary) terhadap keterampilan proses sains siswa

pada konsep fluida statis?

2. Bagaimana nilai N-Gain keterampilan proses sains siswa?

3. Bagaimana respon siswa terhadap pembelajaran menggunakan model

pembelajaran ROPES (Review, Overview, Presentation, Exercise, Summary)?

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas, tujuan penelitian ini adalah:

1. Mengetahui ada tidaknya pengaruh model pembelajaran ROPES (Review,

Overview, Presentation, Exercise, Summary) terhadap keterampilan proses sains

siswa pada konsep fluida statis.

2. Mengetahui mengetahui nilai N-Gain keterampilan proses sains siswa.

Page 21: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN ROPES (REVIEW, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50855/1/LILI... · IV ABSTRAK LILI SETIOWATI, NIM. 11150163000012 Pengaruh Model Pembelajaran

6

3. Mengetahui respon siswa terhadap pembelajaran dengan menggunakan model

ROPES (Review, Overview, Presentation, Exercise, Summary)

F. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat, antara lain:

1. Melalui penelitian ini diharapkan dapat menjadi salah satu alternatif guru dalam

pelaksanaan kegiatan belajar mengajar yang lebih menarik.

2. Melalui penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan keterampilan proses sains

siswa.

3. Melalui penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi pihak sekolah

menjadi dasar dalam proses pembelajaran menggunakan model ROPES

(Review, Overview, Presentation, Exercise, Summary) dalam kegiatan belajar

mengajar.

Page 22: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN ROPES (REVIEW, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50855/1/LILI... · IV ABSTRAK LILI SETIOWATI, NIM. 11150163000012 Pengaruh Model Pembelajaran

7

BAB II

KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS PENELITIAN

A. Kajian Teori

1. Model Pembelajaran ROPES (Review, Overview, Presentation,

Exercise, Summary)

a. Pengertian Model Pembelajaran ROPES

Model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau suatu pola yang

digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas. Setiap

model pembelajaran mengarahkan kedalam mendesain pembelajaran untuk

membantu peserta didik sedemikian rupa sehingga mencapai tujuan

pembelajaran.14 Model pembelajaran ROPES (Review, Overview, Presentation,

Exercise, Summary) dikemukakan oleh Hunts.15 Model ROPES dikembangkan

berdasarkan teori belajar kontruktivisme. Menurut teori belajar kontruktivisme,

proses belajar dilakukan dengan memfasilitasi siswa agar memperoleh

pengalaman belajar yang digunakan untuk membangun konsep terhadap

pengetahuan yang sedang dipelajari.16

Model pembelajaran ROPES merupakan model pembelajaran yang

memberikan kesempatan kepada siswa untuk menyampaikan, melakukan

percobaan, dan menyimpulkan sesuatu yang telah dipelajarinya dengan tetap

dibawah arahan guru.17 Hunts menyebutkan bahwa model pembelajaran ROPES

digunakan sebagai rencana prosedur persiapan sebelum mengajar. Adapun

langkah-langkah model pembelajaran ROPES antara lain: 18

14 Trianto, op.cit., hlm. 22.

15 Abdul Majid, Perencanaan Pembelajaran, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2011),

hlm. 99. 16 Rizka Nurul Dina, Agus Wahyuni, dan Saminan,“Penerapan Model Pembelajaran ROPES

(Review, Overview, Presentation, Exercise, Summary) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Fisika

Pada Materi Alat-Alat Optik Di Kelas XI-A SMA Negeri 4 Banda Aceh”, Jurnal Ilmiah Mahasiswa

(JIM) Pendidikan Fisika. Vol. 1 No.4, Oktober 2016, hlm. 243. 17 Nizaruddin, “ROPES Learning Model Modification to Increase Proficiency Students of

Rational Thingking”. Program Studi Pendidikan Matematika IKIP PGRI Semarang. 2010. 18 Majid, loc.cit.

Page 23: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN ROPES (REVIEW, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50855/1/LILI... · IV ABSTRAK LILI SETIOWATI, NIM. 11150163000012 Pengaruh Model Pembelajaran

8

1) Review

Kegiatan ini dilakukan dalam waktu 1 sampai 5 menit, guru perlu mengukur

kesiapan awal siswa dalam memahami materi, dengan cara melihat pengetahuan

sebelumnya yang sudah dimiliki siswa, yang diperlukan sebagai prerequisite

siswa untuk memahami materi yang akan disampaikan. Hal ini perlu diperhatikan

guru pada tahapan review antara lain:19

a) Guru dapat memulai proses pembelajaran, jika perhatian dan motivasi siswa

sudah terbentuk.

b) Guru dapat memulai proses pembelajaran, jika interaksi antara guru dengan

siswa sudah terbentuk.

c) Guru dapat memulai proses pembelajaran, jika siswa dapat memahami

hubungan antara materi yang sudah dipelajari sebelumnya dengan materi yang

akan dipelajari pada hari itu.

2) Overview

Kegiatan ini dilakukan dalam waktu 2 sampai 5 menit. Pada kegiatan ini guru

menyampakan isi (content) secara singkat dan strategi yang akan digunakan dalam

proses pembelajaran.20 Hal ini dimaksudkan untuk memberikan kesempatan

kepada siswa untuk menyampaikan pandangannya atas langkah-langkah

pembelajaran yang akan dilaksanakan. Sehingga siswa merasa ikut terlibat dalam

proses pembelajaran dan merasa dihargai keberadaannya.

3) Presentation

Kegiatan ini merupakan inti dari proses kegiatan belajar mengajar, karena di

sini guru sudah tidak lagi memberikan penjelasan-penjelasan singkat, akan tetapi

sudah masuk pada proses telling, showing, dan doing. Proses tersebut sangat

diperlukan untuk meningkatkan daya ingat siswa tentang pelajaran yang mereka

dapatkan.21 Pada kegiatan ini guru perlu melakukan modifikasi agar dapat

terciptanya suasana student center, agar selama proses pembelajaran berlangsung

19 Ibid. 20 Gusnita Betaria Sinaga dan Usler Simarmata, “Pengaruh Model Pembelajaran ROPES

(Review, Overview, Presentation, Exercise, Sumamary) Berbantu Audio Visual Terhadap Hasil

Belajar Siswa Pada Materi Kalor Dikelas X Semester II SMA N 11 Medan”, Bioedukasi, Vol. 2,

No 3, Agustus 2014, hlm. 96. 21 Majid, op.cit., hlm. 100.

Page 24: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN ROPES (REVIEW, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50855/1/LILI... · IV ABSTRAK LILI SETIOWATI, NIM. 11150163000012 Pengaruh Model Pembelajaran

9

siswa lah yang berperan aktif dan siswa pula yang melakukan presentasi materi

pembelajaran, guru hanya mengarahkan kegiatan selama proses pembelajaran

berlangsung. Pada tahapan ini siswa mencoba menyampaikan hasil pembahasan

dalam kelompok dari materi yang ditugaskan untuk dipelajari.22

4) Exercise

Pada kegiatan ini memberikan kesempatan kepada siswa mempraktekkan apa

yang telah pahami siswa. Hal ini dimaksudkan untuk memberikan pengalaman

langsung kepada siswa sehingga hasil yang dicapai lebih bermakna. Oleh karena

itu guru harus mempersiapkan rencana pembelajaran tersebut dengan baik melalui

skenario pembelajaran.23 Misalnya untuk pelajaran fisika siswa dapat melakukan

percobaan di ruang kelas maupun di laboratorium.

5) Summary

Kegiatan ini berupa pembuatan rangkuman dari seluruh kegiatan

pembelajaran.24 Kegiatan ini bertujuan untuk memperkuat apa yang telah pahami

siswa selama proses pembelajaran. Dari semua tahapan pembelajaran ROPES

kegiatan summary lah yang sering tertinggal oleh guru, karena guru sering

menghabiskan waktu pada kegiatan presentation, yang pada akhirnya kehabisan

waktu pembelajaran sehingga proses kegiatan summary tertinggal.25 Untuk itu

guru perlu memperhatikan rencana proses pembelajaran yang telah dibuat

sebelumnya.

b. Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran ROPES

Berikut ini kelebihan dan kekurangan Model Pembelajaran ROPES.26 Model

pembelajaran ROPES memiliki beberapa kelebihan antara lain:

1) Siswa akan merasa lebih dihargai karena mereka ikut mengajukan pendapat

tentang pembelajaran yang dilaksanakan.

22 Nizaruddin, loc.cit. 23 Majid, loc.cit. 24 Sinaga, loc.cit. 25 Majid, op.cit., hlm. 101. 26 Dina, op.cit., hlm. 239.

Page 25: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN ROPES (REVIEW, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50855/1/LILI... · IV ABSTRAK LILI SETIOWATI, NIM. 11150163000012 Pengaruh Model Pembelajaran

10

2) Mendorong siswa untuk berfikir dan bekerja atas inisiatif sendiri, bersikap

objektif, jujur dan terbuka sehingga siswa akan lebih tertantang dalam belajar.

3) Dengan bereksperimen siswa lebih akan termotivasi dalam belajar dan tidak

mudah jenuh.

4) Dapat mengembangkan bakat dan kecakapan individu.

5) Mendorong siswa untuk bisa merumuskan hipotesis sendiri.

Model pembelajaran ROPES juga memiliki beberapa kekurangan antara lain:

1) Jika siswa belum menguasai pembelajaran sebelumnya maka guru harus

dengan bijak memberi kesempatan kepada siswa untuk memahaminya

terlebih dahulu, sehingga akan mengurangi waktu penyamapaian materi.

2) Apabila terjadi akumulasi bahan ajar yang tertunda, maka harus dicarikan

waktu tambahan.

2. Keterampilan Proses Sains

a. Pengertian Keterampilan Proses Sains

Keterampilan proses sains ialah keterampilan-keterampilan yang biasa

dilakukan untuk memperoleh pengetahuan.27 Keterampilan proses sains

mengarahkan siswa untuk dapat menemukan pengetahuannya sendiri, melalui

kegiatan mengamati, melakukan eksperimen, menerapkan konsep,

mengkomunikasikan gagasan, dan lain sebagainya.

Beberapa alasan keterampilan proses sains diperlukan dalam pendidikan

antara lain:28

1) Melatih siswa dalam memecahkan masalah yang dihadapi dalam kehidupan.

2) Memberikan bekal kepada siswa untuk membentuk konsep sendiri dan

bagaimana mempelajari cara sesuatu

3) Membantu siswa mengembangkan kemampuan dirinya sendiri

4) Dapat membantu siswa yang masih berada pada taraf perkembangan berpikir

konkret.

27 Zulfiani, op.cit., hlm. 51. 28 Ibid.

Page 26: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN ROPES (REVIEW, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50855/1/LILI... · IV ABSTRAK LILI SETIOWATI, NIM. 11150163000012 Pengaruh Model Pembelajaran

11

Keterampilan proses sains dibangun dari tiga keterampilan, yaitu

kognitif, manual, dan sosial.29 Sesuai dengan karakteristik pembelajaran sains

siswa dituntut untuk mencari tahu, bukan hanya membentuk fakta, konsep, dan

prinsip saja namun menekankan pada penemuan. Kemampuan siswa dalam

melakukan penemuan dibekali dengan kegiatan pembelajaran yang

berorientasi pada proses (student centered), dalam proses pembelajaran

berlangsung peran guru hanya sebagai fasilitator.

Keterampilan proses yang dapat dikembangkan dalam pembelajaran fisika,

diantaranya:

1) Melakukan Observasi

Observasi adalah salah satu keterampilan ilmiah yang mendasar.

Mengobservasi tidak sama dengan melihat, dalam observasi kita memilah-milah

mana yang penting dan mana yang tidak penting.30 Keterampilan ini berhubungan

dengan penggunaan secara optimal dan proporsional seluruh alat indra untuk

menggambarkan obyek dan hubungan ruang waktu atau mengukur karakteristik

fisik benda-benda yang diamati. Pengamatan dilakukan secara langsung dan tidak

langsung. Pengamatan juga dapat dilakukan dengan alat bantu atau tidak.31

2) Mengelompokkan

Mengelompokkan adalah salah satu kemampuan yang penting dalam kerja

ilmiah.32 Dasar keterampilan mengelompokkan adalah kemampuan

mengidentifikasi perbedaan dan persamaan antara berbagai objek yang diamati,

yang termasuk jenis keterampilan ini antara lain menggolongkan,

membandingkan, mengkonstraskan, dan mengurutkan.33

3) Meramalkan

Keterampilan meramalkan mencakup keterampilan memperkiraan tentang

sesuatu yang belum terjadi, berdasarkan suatu kecenderungan atau pola data yang

29 Ibid., hlm. 52. 30 Conny Semiawan, dkk, Pendekatan Keterampilan Proses, (Jakarta : PT Grasindo, 1985),

hlm. 17. 31 Zulfiani, op.cit., hlm. 53. 32 Semiawan, op.cit, hlm. 22. 33 Zulfiani, loc.cit.

Page 27: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN ROPES (REVIEW, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50855/1/LILI... · IV ABSTRAK LILI SETIOWATI, NIM. 11150163000012 Pengaruh Model Pembelajaran

12

sudah ada.34 Guru perlu melatih keterampilan meramal kepada siswa, dalam

membuat peramalan kejadian yang akan datang, berdasarkan pengalaman dan

pengetahuan siswa.35

4) Hipotesis

Hipotesis adalah suatu perkiraan yang beralasan untuk menjelaskan suatu

pengamatan tertentu. Dalam kegiatan ilmiah, biasanya seorang ilmuwan membuat

hipotesis terlebih dahulu, yang selanjutnya hipotesis tersebut diuji melalui

kegiatan eksperimen.36 Hipotesis menyatakan hubungan antara dua variabel atau

mengajukan perkiraan penyebab terjadinya sesuatu yang selanjutnya akan

dibuktikan kebenarannya melalui eksperimen.37

5) Merencanakan percobaan atau eksperimen

Eksperimen ialah kegiatan untuk menguji hipotesis melalui penyelidikan

percobaan.38 Termasuk kedalam jenis merencanakan percobaan adalah

keterampilan menentukan alat bahan yang diperlukan untuk menguji sesuatu,

dapat mengurutakan langkah percobaan dengan benar serta dapat menentukan apa

yang akan diukur, diamati, dan dicatat.

6) Menafsirkan hasil pengamatan

Data yang dikumpulkan melalui observasi, perhitungan, pengukuran,

eksperimen, dicatat selanjutnya disajikan dalam berbagai bentuk, seperti tabel,

grafik maupun diagram.39 Interpretasi meliputi keterampilan mencatat hasil

pengamatan dalam bentuk angka, menghubungkan hasil pengamatan, menemukan

pola keteraturan dari suatu seri pengamatan sehingga memperoleh sebuah

kesimpulan.40

7) Menerapkan konsep atau prinsip

Guru perlu melatih kemampuan menerapkan konsep siswa, dengan cara

menggunakan konsep yang telah di kuasai untuk dapat memecahkan masalah

34 Ibid. 35 Semiawan, op.cit, hlm. 31. 36 Ibid., hlm. 25. 37 Zulfiani, op.cit., hlm. 54. 38 Semiawan, op.cit., hlm. 26. 39 Ibid., hlm. 29. 40 Zulfiani, op.cit., hlm. 53.

Page 28: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN ROPES (REVIEW, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50855/1/LILI... · IV ABSTRAK LILI SETIOWATI, NIM. 11150163000012 Pengaruh Model Pembelajaran

13

tertentu dan menjelaskan suatu peristiwa baru dengan konsep yang telah

dimiliki.41

8) Keterampilan berkomunikasi

Setelah data hasil percobaan diolah selanjutnya data hasil percobaan tersebut

diinformasikan kepada orang lain. Kegiatan tersebut termasuk keterampilan

berkomunikasi. Bentuk keterampilan berkomunikasi ini bisa dalam bentuk lisan,

tulisan, grafik, tabel, diagram, atau gambar.42

9) Mengajukan pertanyaan

Keterampilan ini seharusnya merupakan keterampilan mendasar yang harus

dimiliki siswa sebelum mempelajari suatu masalah lebih lanjut. Setiap berhadapan

dengan suatu masalah seharusnya siswa mengajukan pertanyaan tentang apa,

mengapa, bagaimana serta menanyakan latar belakang hipotesis.43

10) Keterampilan menyimpulkan

Keterampilan- keterampilan proses yang dipaparkan di atas menjadi kurang

begitu bermakna bagi hasil belajar siswa, terutama dalam hal penguasaan konsep,

apabila tidak ditunjang dengan keterampilan menarik kesimpulan dari

serangkaian hasil kegiatan percobaan.44

41 Semiawan, op.cit., hlm. 32. 42 Zulfiani, op.cit., hlm. 54. 43 Ibid., hlm. 55.

44 Ibid.

Page 29: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN ROPES (REVIEW, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50855/1/LILI... · IV ABSTRAK LILI SETIOWATI, NIM. 11150163000012 Pengaruh Model Pembelajaran

14

b. Indikator Keterampilan Proses Sains

Tabel 2.1 Indikator keterampilan proses sains menurut Harlen (1992) dan

Rustaman (2005).45

Observasi 1) Menggunakan sebanyak mungkin indra

2) Menggunakan fakta relevan

Klasifikasi 1) Mencatat setiap pengamatan secara terpisah

2) Mencari perbedaan persamaan

3) Mengontraskan ciri – ciri

4) Membandingkan

5) Mencari dasar pengelompokkan

6) Menghubungkan hasil-hasil pengamatan

Interpretasi 1) Menghubungkan hasil pengamatan

2) Menemukan pola dalam suatu seri pengamatan

3) Menyimpulkan

Prediksi 1) Menggunakan pola - pola hasil pengamatan

2) Mengemukakan apa yang mungkin terjadi pada

keadaan yang belum diamati

Mengajukan

pertanyaan

1) Bertanya apa, bagaimana, dan mengapa

2) Bertanya untuk meminta penjelasan

3) Mengajukan pertanyaan yang berlatar belakang

hipotesis

Berhipotesis 1) Mengetahui bahwa ada lebih dari satu

kemungkinan penjelasan dari satu kejadian

2) Menyadari bahwa suatu penjelasan perlu diuji

kebenarannya dengan memperoleh bukti

Merencanakan

percobaan

1) Menentukan alat/bahan yang digunakan

2) Menentukan variabel/faktor penentu

3) Menentukan apa yang akan diukur, diamati, dicatat

45 Nuryani Y. Rustarman, dkk, Strategi Belajar Mengajar Biologi, (Malang: Universitas

Negeri Malang, 2005), hlm. 86.

Page 30: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN ROPES (REVIEW, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50855/1/LILI... · IV ABSTRAK LILI SETIOWATI, NIM. 11150163000012 Pengaruh Model Pembelajaran

15

4) Menentukan apa yang akan dilaksanakan berupa

langkah kerja

Menggunakan

alat/ bahan

1) Memakai alat / bahan

2) Mengetahui alasan mengapa menggunakan

alat/bahan

3) Mengetahui bagaimana mengetahui alat/bahan

Menerapkan

konsep

1) Menerapkan konsep yang telah dipelajari pada

situasi baru

2) Menggunakan konsep pada pengalaman baru untuk

menjelaskan apa yang sedang terjadi

Berkomunikasi 1) Memberikan data empiris hasil percobaan dengan

tabel/ grafik/ diagram

2) Menyampaikan laporan secara sistematik

3) Menjelaskan hasil percobaan

4) Membaca grafik atau tabel atau diagram

5) Mendiskusikan hasil kegiatan

Page 31: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN ROPES (REVIEW, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50855/1/LILI... · IV ABSTRAK LILI SETIOWATI, NIM. 11150163000012 Pengaruh Model Pembelajaran

16

3. Fluida Statis

Tiga wujud, atau fase materi antara lain padat (solid), cair (liquid), dan gas.

Benda padat selalu mempertahankan suatu bentuk dan ukuran yang tetap. Benda

cair tidak mempertahankan bentuk yang tetap, benda ini selalu mengikuti bentuk

wadahnya. Sedangkan Gas tidak memiliki bentuk maupun volume yang tetap,

karena zat cair dan gas tidak dapat mempertahankan bentuk yang tetap, maka zat

ini memiliki kemampuan mengalir, oleh karena itu zat cair dan gas sering disebut

sebagai fluida.46

a. Densitas

Densitas atau massa jenis (𝜌), didefiniskkan sebagai massa persatuan volume.

Bila massa jenis kita beri simbol 𝜌 maka massa jenis dapat tuliskan.47

𝜌 = massa

volume (2.1)

Satuan massa jenis adalah kg/m3.

b. Tekanan di Dalam Fluida

Gaya persatuan luas dinamakan tekanan Fluida. Bila tekanan kita beri simbol

P maka tekanan dapat tuliskan.48

𝑃 = F

A (2.2)

Satuan tekanan dalam SI adalah newton per meter persegi (N/m2) yang dinamakan

Pascal (Pa).

1Pa =1 N/m2

Keterangan:

P = Tekanan (N/m2)

F = Gaya (N)

A = Luas Permukaan (m2)

46 Douglas C.Giancoli, Fisika Edisi Ketujuh: Prinsip dan Aplikasi, (Jakarta: Erlangga, 2014),

hlm. 261. 47 Ibid. 48 Paul A Tipler, Fisika Untuk Sains dan Teknik, (Jakarta: Erlangga, 1998), hlm.389.

Page 32: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN ROPES (REVIEW, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50855/1/LILI... · IV ABSTRAK LILI SETIOWATI, NIM. 11150163000012 Pengaruh Model Pembelajaran

17

Gambar 2.1 Tekanan Fluida49

Fluida memberikan sebuah gaya yang tegak lurus pada setiap permukaan

benda yang ada di dalam fluida. Gaya persatuan luas yang diadakan oleh fluida

sama di setiap titik pada permukaan benda pada kedalaman yang sama.50

c. Tekanan Hidrostatika

Gambar 2.2 Tekanan Hidrostatika51

Fluida dapat kita anggap terdiri dari beberapa lapis. Pada lapisan atas akan

membebani lapisan bawah. Tekanan pada lapisan atas hanya berasal dari tekanan

udara luar Po, sementara tekanan pada lapisan bawah mendapat tekanan dari udara

luar dan dari berat lapisan atas. Lapisan fluida tersebut dalam keadaan diam dan

mendapat tekanan dari fluida yang lain baik dari atas maupun dari bawah, karena

silinder fluida diam maka resultan gaya yang dialami adalah nol. Tekanan dari

atas berasal dari Po yaitu tekanan di atas silinder sehingga gaya dari atas adalah:52

𝐹𝑜 = 𝑃𝑜𝐴 (2.3)

49 Giancoli, op.cit., hlm. 262. 50 Tipler, loc.cit. 51 Dwi Satya Palupi, Suharyanto dan Karyono, Fisika Untuk SMA dan MA Kelas XI, (Jakarta:

CV.Sahabat,2009), hlm. 209.

52 Ibid.

Page 33: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN ROPES (REVIEW, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50855/1/LILI... · IV ABSTRAK LILI SETIOWATI, NIM. 11150163000012 Pengaruh Model Pembelajaran

18

Gaya berat adalah F = mg, sedangkan gaya pada permukaan bawah silinder

disebabkan oleh gaya dari atas silinder dan gaya berat. Sehingga kita dapat

menuliskan persamaan gaya pada permukaan bawah silinder adalah:

F = Fo + mg (2.4)

Bila fluida memiliki densitas (𝜌) maka massa fluida dalam silinder adalah m =

𝜌V = 𝜌Ah. Sehingga persamaan (2.4) dapat kita tuliskan sebagai:

F = Fo + ρgAh (2.5)

Bila kedua ruas persamaan (2.5) kita bagi dengan A maka akan kita dapatkan

tekanan di dasar silinder fluida adalah:

P = Po + ρgh (2.6)

P = ρgh (2.7)

Tekanan fluida berbanding lurus dengan densitas cairan dan kedalaman benda

di dalam cairan tersebut. Secara umum, tekanan pada kedalaman yang sama

disebuah cairan yang homogen akan sama besar.53

d. Tekanan Atmosfer dan Tekanan Ukur

Tekanan udara disuatu tempat akan sedikit bervariasi seiring perubahan

cuaca. Satuan tekanan praktis yang biasa digunakan, yaitu atmosfer disingkat,

atm.54

1 atm = 1,013 × 105 N/m2 = 101,3 kPa.

Satuan tekanan lainnya yang sering digunakan adalah bar.

I bar = 1000 × 105 N/m2

Sehingga, tekanan atmosfer standar adalah sedikit lebih besar daripada 1 bar.

53 Giancoli, op.cit., hlm. 263. 54 Ibid., hlm. 264.

Page 34: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN ROPES (REVIEW, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50855/1/LILI... · IV ABSTRAK LILI SETIOWATI, NIM. 11150163000012 Pengaruh Model Pembelajaran

19

Gambar 2.3 Manometer Pipa Terbuka55

Alat pengukur tekanan yang sederhana yaitu manometer pipa terbuka. Salah

satu ujung pipa yang terbuka dihubungkan dengan ruangan yang hendak kita cari

tekanannya, sehingga tekanannya adalah tekanan ruangan. Misalkan tekanannya

P. Ujung yang lain dibiarkan terbuka, sehingga tekanan di ujung ini adalah

tekanan udara luar yaitu Po atau tekanan atmosfer. Karena adanya tekanan P maka

cairan dalam manometer akan berbeda ketinggiannya sebesar h seperti gambar di

atas. Perbedaan tekanan antara P dan Po disebut sebagai tekanan ukur atau

tekanan Gauge. Tekanan P disebut tekanan mutlak. Sehingga secara matematis

dapat dituliskan:56

P = Pgauge + Patm (2.8)

e. Prinsip Pascal

Prinsip Pascal menyatakan bahwa jika tekanan eksternal diberikan pada

suatu fluida yang berada di dalam wadah, tekanan di setiap titik di dalam fluida

itu akan bertambah sebesar jumlah tekanan eksternal tersebut.57

Salah satu contoh penggunaan Prinsip Pascal adalah pada dongkrak hidrolik.

Gambar 2.4 Dongkrak Hidrolik58

55 Palupi, op.cit., hlm. 213. 56 Tipler, op.cit., hlm. 392. 57 Giancoli, op.cit., hlm. 265. 58 Palupi, op.cit., hlm. 215.

Page 35: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN ROPES (REVIEW, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50855/1/LILI... · IV ABSTRAK LILI SETIOWATI, NIM. 11150163000012 Pengaruh Model Pembelajaran

20

Bila pada permukaan A1 diberi gaya F1 maka tekanan di A1 akan diteruskan

sehingga cairan akan mendapat tambahan tekanan sebesar:59

P =F1

A1 (2.9)

Ujung permukaan A2 juga akan mendapat penambahan tekanan yang sama

sehingga gaya ke atas pada permukaan A2 adalah:

F2 = F1

A1 A2 (2.10)

f. Gaya Apung dan Prinsip Archimedes

Sebuah benda yang tenggelam dalam air “ditimbang” dengan

menggantungkannya pada sebuah timbangan pegas. Maka timbangan

menunjukkan nilai yang lebih kecil dibandingkan jika benda ditimbang di udara.

Ini disebabkan air memberikan gaya keatas, mengimbangi gaya ke atas dan

tekanan air yang lebih besar dari gaya berat. Gaya yang diberikan oleh fluida pada

benda yang tenggelam dinamakan gaya apung.60

Prinsip Archimedes “Sebuah benda yang tenggelam seluruhnya atau sebagian

dalam suatu fluida diangkat ke atas oleh sebuah gaya yang sama dengan berat

fluida yang dipindahkan”.

Gambar 2.5 Menentukan Gaya Apung61

Gaya yang ditimbulkan oleh tekanan pada bidang atas silinder adalah F1 =

P1A = 𝜌1gh1A, dan arahnya ke bawah. Serupa dengan itu, gaya pada bidang bawah

59 Tipler, op.cit., hlm. 391. 60 Ibid., hlm. 394. 61 Giancoli, op.cit., hlm. 268.

Page 36: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN ROPES (REVIEW, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50855/1/LILI... · IV ABSTRAK LILI SETIOWATI, NIM. 11150163000012 Pengaruh Model Pembelajaran

21

silinder adalah F2 = P2A = 𝜌2gh2A, dan arahnya ke atas. Gaya neto yang bekerja

pada tabung akibat tekanan fluida, disebut gaya apung FA yang mengarah ke

atas.62

FA = F2 – F1 = ρgA(h2 – h1) (2.11)

FA = F2 – F1 = ρgA∆h (2.12)

FA = F2 – F1 = ρgV (2.13)

g. Tegangan Permukaan dan Kapilaritas

Gambar 2.6 Tegangan Permukaan63

Sebuah penjepit kertas dapat terapung di permukaan air jika diletakkan secara

hati-hati. Gaya yang membuat penjepit kertas dapat terapung di permukaan air

bukan gaya apung, tetapi disebabkan adanya tegangan permukaan.64 Gaya yang

menopang penjepit kertas ini sebanding dengan dua kali panjang penjepit kertas,

karena terdapat selaput perumukaan pada kedua sisi penjepit kertas. Bila penjepit

kertas panjang L dan gaya yang dibutuhkan penjepit kertas untuk dapat terapung

di permukaan air adalah F, maka secara matematis tegangan permukaan

dinyatakan dengan,65

𝛾 = 𝐹

2𝑙 (2.14)

Keterangan:

𝛾 = Tegangan Permukaan (N.m-1)

F = Gaya (N)

62 Ibid. 63 Ibid., hlm. 281. 64 Ibid., hlm. 280. 65 Tipler, op.cit., hlm. 398.

Page 37: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN ROPES (REVIEW, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50855/1/LILI... · IV ABSTRAK LILI SETIOWATI, NIM. 11150163000012 Pengaruh Model Pembelajaran

22

l = Panjang garis pada permukaan (m)

Gaya kohesi adalah gaya tarik-menarik antara molekul yang sejenis,

sedangkan, gaya adhesi adalah gaya tarik-menarik antara molekul yang tidak

sejenis. Kelengkungan permukaan zat cair disebut meniskus. Bila gaya kohesi

lebih besar dari gaya adhesi maka resultan gaya mengarah ke dalam cairan sehingga

permukaan akan melengkung ke bawah dan terjadi meniskus cembung. Bila gaya

adhesi lebih besar dari gaya kohesi maka resultan gaya akan mengarah ke tabung

sehingga membentuk kelengkungan ke bawah atau terjadi meniskus cekung.66

Fenomena naik atau turunnya permukaan zat cair dalam suatu pipa kapiler

(pipa dengan luas permukaan yang sempit) dinamakan dengan kapilaritas.

Semakin kecil pipa akan semakin besar kenaikan atau penurunan zat cair. Kenaikan

atau penurunan zat cair dalam pipa kapiler secara matematis dapat dituliskan:67

h =2γcosθ

rρg (2.15)

Keterangan :

h = Kenaikan/penurunan zat cair dalam pipa kapiler (m)

𝛾 = Tegangan permukaan zat cair (N.m-1)

𝜃 = Sudut kontak (derajat)

𝜌 = Massa jenis zat cair (kg.m-3)

𝑔 = Percepatan gravitasi (m.s-2)

66 Palupi, op.cit., hlm. 228. 67 Tipler, op.cit., hlm. 400.

Page 38: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN ROPES (REVIEW, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50855/1/LILI... · IV ABSTRAK LILI SETIOWATI, NIM. 11150163000012 Pengaruh Model Pembelajaran

23

B. Penelitian Relevan

Beberapa penelitian yang berkaitan dengan penelitian ini adalah sebagai

berikut:

1. Jurnal Gusnita Betaria Sinaga dan Usler Simarmata (2014), “Pengaruh Model

Pembelajaran ROPES (Review, Overview, Presentation, Exercise, Summary)

Berbantu Audio Visual Terhadap hasil Belajar Siswa Pada Materikalor Di

Kelas X Semester II SMAN 11 Medan”. Hasil penelitian ini menunjukkan

bahwa model pembelajaran ROPES berbantuan audio visual lebih baik dari

pada pembelajaran konvensional pada materi kalor di kelas X semester II SMA

N 11 Medan.68

2. Jurnal Indri Restanti, Sudarti, dan Alex Harijant (2015), “Pengaruh Model

Pembelajaran ROPES Dengan Teknik Talking Stick Terhadap Hasil Belajar

Dan Keterampilan Proses Sains Siswa SMA Di Bondowoso”. Hasil penelitian

ini menunjukkan bahwa model pembelajaran ROPES dengan teknik Talking

Stick berpengaruh terhadap hasil belajar kognitif produk, afektif dan

psikomotor fisika siswa SMA di Bondowoso dan Model pembelajaran ROPES

dengan teknik Talking Stick berpengaruh terhadap hasil belajar siswa SMA di

Bondowoso.69

3. Jurnal Rizka Nurul Dina, Agus Wahyuni, dan Saminan (2016), “Penerapan

Model Pembelajaran ROPES (Review, Overview, Presentation, Exercise,

Summary) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Fisika Pada Materi Alat-Alat

Optik Di Kelas XI-A SMA Negeri 4 Banda Aceh”. Hasil penelitian ini

menunjukkan bahwa aktivitas guru dan siswa selama pembelajaran

menggunakan model ROPES mengalami kenaikan.70

4. Jurnal Chrisna Tri Yeheski Sinaga dan Edy Surya (2014), “Perbedaan

Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Dengan Menggunakan

68 Sinaga, op.cit., hlm. 96.

69 Indri Restanti, Sudarti, dan Alex Harijant, “Pengaruh Model Pembelajaran ROPES

Dengan Teknik Talking Stick Terhadap Hasil Belajar Dan Keterampilan Proses Sains Siswa Sma

Di Bondowoso” Jurnal Pendidikan Fisika, Vol. 4 No.1, Juni 2015, hlm. 93 – 97.

70 Dina, op.cit., hlm. 238.

Page 39: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN ROPES (REVIEW, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50855/1/LILI... · IV ABSTRAK LILI SETIOWATI, NIM. 11150163000012 Pengaruh Model Pembelajaran

24

Model Pembelajaran ROPES dan STAD SMP Negeri 35 Medan”. Hasil

penelitian ini menunjukkan bahwa kemampuan pemecahan masalah siswa

yang diajar dengan menggunakan model pembelajaran ROPES lebih baik dari

pada kemampuan pemecahan masalah siswa yang diajar dengan model

Pembelajaran STAD pada materi kubus dan balok. Dari hasil analisis data

diperoleh rata-rata hasil kemampuan pemecahan masalah matematika siswa

dengan model pembelajaran ROPES sebesar 71,24 dan rata-rata hasil

kemampuan pemecahan masalah matematika siswa dengan model

pembelajaran Kooperatif tipe STAD sebesar 59,55.71

5. Penelitian Dzakiyy Ilmi (2017), “Pengaruh Latihan Soal Digital Terhadap

Keterampilan Proses Sains Siswa Pada Konsep Fluida Dinamis Kelas XI”.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa peningkatan hasil keterampilan proses

sains siswa yang menggunakan latihan soal digital lebih tinggi dibandingkan

dengan hasil keterampilan proses sains siswa dengan pembelajaran

konvensional.72

6. Penelitian Nizaruddin (2010), “ROPES Learning Model Modification to

Increase Proficiency Students of Rational Thingking” menyatakan bahwa

model pembelajaran ROPES (Review, Overview, Presentation, Exercise,

Summary) adalah model pembelajaran yang memberikan kesempatan bagi

mahasiswa untuk berkomunikasi, melakukan latihan dan menyimpulkan

bahwa dia telah belajar sesuatu sementara di bawah arahan dosen.

Pengembangan dan modifikasi dari model pembelajaran ini dapat dilakukan

dalam upaya memberdayakan kemampuan belajar mandiri mahasiswa

keterampilan berpikir rasional mahasiswa.73

7. Jurnal Internasional Imanuel Lohmay, dkk (2016), “The Influence of

Application of ROPES and Problem-Based Learning Model in Group

71 Chrisna Tri Yeheski Sinaga dan Edy Surya, “Perbedaan Kemampuan Pemecahan

Masalah Matematika Dengan Menggunakan Model Pembelajaran ROPES dan STAD SMP Negeri

35 Medan”, Jurnal Pendidikan, 2014. 72 Dzakiyy Ilmi, “Pengaruh Latihan Soal Digital Terhadap Keterampilan Proses Sains Siswa

Pada Konsep Fluida Dinamis Kelas XI”, Skripsi pada Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Jakarta, Jakarta, 2017, tidak dipublikasikan. 73 Nizaruddin., loc.cit.

Page 40: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN ROPES (REVIEW, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50855/1/LILI... · IV ABSTRAK LILI SETIOWATI, NIM. 11150163000012 Pengaruh Model Pembelajaran

25

Counseling Viewed from Basic Skills of Student Counseling towards Problem

Solving Skills”. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa perpaduan model

pembelajaran ROPES dengan model problem based learning (PBL) dapat

meningkatkan kemampuan peseta didik dalam memecahkan masalah serta

dapat menjadikan siswa lebih menjadi aktif dikelas selama proses

pembelajaran.74

8. Jurnal Internasional Rose Marie Balan, dkk (2011), “Instructional

Improvement Through Professional Development”. Hunt menyatakan bahwa

format ROPES (Review, Overview, Presentation, Exercise, Summary) dapat

membantu pendidik dalam melaksanakan instruksi karena fleksibilitas. Ulasan

dimulai dengan latihan yang menarik perhatian, sementara gambaran

memperkenalkan konten dan aplikasi dunia nyata. Presentasi meliputi

menunjukkan, mengatakan, dan melakukan kegiatan. Latihan meliputi

penerapan pembelajaran dan umpan balik, sementara ringkasan memberikan

penutupan dan memastikan bahwa poin-poin penting yang diperkuat 75

9. Jurnal Internasional Mustafa Cansiz, dkk (2016), “Exploring The Development

Of Science Process Skills Through History Of Science Instruction”.

Menjelaskan tentang perkembangan keterampilan proses sains siswa,

menyimpulkan keterampilan proses sains sangat efektif diterapkan pada

pembelajaran IPA. Melalui keterampilan proses sains, siswa dapat mengalami

aktivitas secara langsung dan diberi kesempatan untuk terlibat aktif dalam

proses pembelajaran.76

10. Jurnal Internasional Sinan �̈�zgelen (2012), “Students’ Science Process Skills

within a Cognitive Domain Framework”. Menjelaskan tentang keterampilan

proses sains. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa keterampilan proses

74 Imanuel Lohmay, dkk, “The Influence of Application of ROPES and Problem-Based

Learning Model in Group Counseling Viewed from Basic Skills of Student Counseling towards

Problem Solving Skills”, International Conference On Education 2016. 75 Rose Marie Balan, Tammy Patterson Manko, dan Karen Frances Phillips, “Instructional

Improvement through Professional Development”, Transformative Dialogues: Teaching & Learning

Journal, Volume 5 Issue 2 November 2011. 76 Mustafa Cansiz, Semra Sungur, dan Ceren Oztekin, “Exploring The Development Of

Science Process Skills Through History Of Science Instruction”, Science in the primary school,

2016.

Page 41: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN ROPES (REVIEW, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50855/1/LILI... · IV ABSTRAK LILI SETIOWATI, NIM. 11150163000012 Pengaruh Model Pembelajaran

26

sains berhubungan dengan perkembangan kognitif siswa. Keterampilan proses

sains siswa dapat membantu cara berpikir siswa dalam memecahkan masalah.77

C. Kerangka Berfikir

Pembelajaran fisika akan lebih bermakna jika siswa diberikan pengalaman

langsung untuk terlibat aktif dalam proses pembelajaran, dengan terlibat aktifnya

siswa dalam proses pembelajaran dapat melatih berbagai keterampilan yang

dimiliki siswa. Keterampilan yang harus dimiliki siswa dalam pembelajaran fisika

ialah keterampilan proses sains.

Penelitian ini dilakukan berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan,

pada umumnya pembelajaran fisika di sekolah masih berpusat pada guru. Metode

yang sering digunakan dalam pembelajaran antara lain, ceramah, diskusi, serta

tanya jawab, sehingga membuat siswa cenderung pasif dalam pembelajaran.

Proses pembelajaran dengan metode eksperimen hanya sesekali dilakukan pada

materi tertentu tanpa memperhatikan keterampilan proses sains siswa, yang

menyebabkan kurang terlatihnya keterampilan proses sains siswa.

Oleh karena itu, peneliti mencoba menyelesaikan permasalahan yang ada

dengan menerapkan model pembelajaran ROPES (Review, Overview,

Presentation, Exercise, Summary). Model pembelajaran ROPES menekankan

pada keterlibataktifan siswa dalam pembelajaran berlangsung. Penerapan model

pembelajaran ROPES dapat memaksimalkan aktivitas siswa dalam pembelajaran

melalui eksperimen. Guru hanya sebagai fasilitator dalam pembelajaran. Siswa

dapat membangun pemahamannya sendiri melalui kegiatan eksperimen. Sehingga

dengan diterapkannya model pembelajaran ROPES dalam penelitian ini,

diharapkan dapat meningkatkan keterampilan proses sains siswa. Kerangka

berpikir dapat dilihat pada Gambar 2.7 berikut ini:

77 Sinan �̈�zgelen, “Students’ Science Process Skills within a Cognitive Domain Framework”,

Eurasia Journal of Mathematics, Science & Tecnology Education, ISSN 1305-8223, Vol.8 No.4,

2012.

Page 42: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN ROPES (REVIEW, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50855/1/LILI... · IV ABSTRAK LILI SETIOWATI, NIM. 11150163000012 Pengaruh Model Pembelajaran

27

Gambar 2.7 Kerangka Berpikir

D. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan kajian teoritis dan kerangka berpikir yang telah dikemukakan,

maka hipotesis penelitian yang diajukan bahwa model pembelajaran ROPES

berpengaruh terhadap keterampilan proses sains siswa pada konsep fluida statis.

Page 43: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN ROPES (REVIEW, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50855/1/LILI... · IV ABSTRAK LILI SETIOWATI, NIM. 11150163000012 Pengaruh Model Pembelajaran

28

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan pada semester ganjil tahun ajaran 2019/2020.

Sekolah yang menjadi tempat penelitian adalah SMA Negeri 57 Jakarta.

B. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian adalah metode eksperimen semu

(quasi experiment). Pada metode eksperimen semu mempunyai mempunyai

kelompok kontrol, tetapi tidak dapat berfungsi sepenuhnya untuk mengontrol

variabel – variabel luar yang mempengaruhi pelaksanaan eksperimen.78 Pemilihan

metode ini dikarenakan pemilihan subjek tidak dilakukan secara random,

melainkan menggunakan subjek yang sudah ada sebelumnya.

C. Desain Penelitian

Desain penelitian yang digunakan adalah desain nonequivalent control group.

Desain ini hampir sama dengan pretest – posttest control group design. Dalam

desain ini, subjek kelompok tidak dilakukan secara acak dan kedua kelas diberikan

pembelajaran yang berbeda.79 Kelas eksperimen diberikan pembelajaran dengan

menggunakan model pembelajaran ROPES (Review, Overview, Presentation,

Exercise, Summary) sedangkan kelas kontrol dilakukan pembelajaran yang biasa

dilakukan oleh guru dalam pembelajaran sehari-hari, mengikuti kurikulum 2013

dengan pendekatan saintifik. Adapun desain penelitian ini dapat dilihat pada Tabel

3.1 berikut ini:

78 Sugyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D,

(Bandung: Alfabeta, 2015), hlm. 114.

79 Moh. Kasiram, Metodologi Penelitian: Refleksi Pengembangan Pemahaman dan

Penguasaan Metodologi Penelitian, (Malang: UIN Malang Press, 2008), hlm. 222.

Page 44: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN ROPES (REVIEW, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50855/1/LILI... · IV ABSTRAK LILI SETIOWATI, NIM. 11150163000012 Pengaruh Model Pembelajaran

29

Tabel 3.1 Desain Penelitian

Kelas Tes Awal Perlakuan Tes Akhir

Eksperimen T1 XA T2

Kontrol T1 XB T2

Keterangan:

XA = Pembelajaran dengan menggunakan model ROPES

XB = Pembelajaran dengan menggunakan pendekatan saintifik

T1 = Tes awal (pretest) sebelum perlakuan

T2 = Tes akhir (posttest) setelah perlakuan

D. Variabel Penelitian

Pada penelitian ini terdapat dua variabel, yaitu:

1. Variabel bebas adalah variabel mempengaruhi variabel lain atau yang menjadi

sebab timbulnya variabel variabel terikat.80 Variabel bebas dalam penelitian ini

adalah model pembelajaran ROPES (Review, Overview, Presentation,

Exercise, Summary).

2. Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi variabel lain atau yang

menjadi akibat karena adanya variabel bebas.81 Variabel terikat dalam

penelitian ini adalah keterampilan proses sains siswa.

E. Populasi dan Sampel

1. Populasi adalah seluruh penduduk yang dimaksudkan untuk diselidiki.82

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa SMA Negeri 57 Jakarta.

2. Sampel adalah sebagian dari populasi.83 Teknik sampling adalah cara atau

teknik yang digunakan untuk mengambil sampel.84 Penelitian ini menggunakan

cluster sampling yaitu mengambil sampel berdasarkan daerah populasi yang

80 Kadir, Statistik Terapan: Konsep, Contoh dan Analisis Data dengan Program SPSS/

Lisrel dalam Penelitian, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2015), hlm. 8.

81 Ibid. 82 Sutrisno Hadi, Statistik, (Yogyakarta: ANDI, 2004), hlm. 182. 83 Ibid. 84 Ibid., hlm. 183.

Page 45: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN ROPES (REVIEW, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50855/1/LILI... · IV ABSTRAK LILI SETIOWATI, NIM. 11150163000012 Pengaruh Model Pembelajaran

30

telah ditetapkan.85 Berdasarkan teknik sampling diambil dua kelas sebagai

sampel, yaitu kelas XI IPA 1 sebagai kelas eksperimen dan kelas XI IPA 2

sebagai kelas kontrol.

F. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan

dua teknik, yaitu pemberian tes keterampilan proses sains dan pemberian angket.

Pemberian tes keterampilan proses sains pada saat pretest dan posttest pada kelas

eksperimen dan kelas kontrol. Sementara, angket diberikan pada kelas eksperimen

setelah perlakukan berupa pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran

ROPES (Review, Overview, Presentation, Exercise, Summary).

G. Instrument Penelitian

Instrumen penelitian adalah alat bantu untuk mengumpulkan data, kemudian

diolah dan dianalisis untuk kemudian disimpulkan.86 Instrumen yang digunakan

dalam penelitian ini, yaitu instrumen tes dan instrumen nontes.

1. Instrument Tes

Tes adalah suatu cara yang digunakan dalam rangka melaksanakan kegiatan

pengukuran, yang di dalamnya terdapat sebuah pertanyaan atau serangkaian tugas

yang harus dikerjakan oleh siswa untuk mengukur aspek tertentu.87 Teknik tes

dilakukan untuk memperoleh data keterampilan proses sains siswa pada indikator

observasi (K1), hipotesis (K2), merencanakan percobaan (K3), menerapkan konsep

(K4), dan berkomunikasi (K5). Instrumen yang digunakan berupa soal-soal tes

objektif. Tes objektif dapat berupa tes pilihan ganda, tes benar salah, dan tes

perjodohan.88 Kisi-kisi instrumen tes keterampilan proses sains siswa dapat

ditunjukkan pada Tabel 3.2 berikut:

85 Sugyono, op.cit., hlm. 121.

86 Yanti Herlianti, Tanya Jawab Seputar Penelitian Pendidikan Sains, (Jakarta: Universitas

Islam Negeri Syarif Hidayatullah, 2006), hlm. 28. 87 Zainal Arifin, Evaluasi Pembelajaran: Prinsip, Teknik, Prosedur, (Bandung: PT Remaja

Rosdakarya, 2013), hlm. 118. 88 Herlianti, op.cit., hlm. 58.

Page 46: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN ROPES (REVIEW, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50855/1/LILI... · IV ABSTRAK LILI SETIOWATI, NIM. 11150163000012 Pengaruh Model Pembelajaran

31

Tabel 3.2 Kisi-kisi Instrumen Tes

Indikator

Pembelajaran

Aspek KPS Jumlah

Soal K1 K2 K3 K4 K5

Melakukan observasi pada

tekanan hidrostatis dan tekanan

pada prinsip pascal

1, 2*,

3

3

Membuat hipotesis pada

tekanan hidrostatis dan tekanan

pada prinsip pascal

4*, 5* 2

Merencanakan dan

melaksanakan percobaan

tekanan hidrostatis dan tekanan

pada prinsip pascal

6, 7*,

8*

3

Menerapkan konsep tekanan

hidrostatis dan tekanan pada

prinsip pascal

9*,

10*

2

Menarik kesimpulan percobaan

sederhana tekanan hidrostatis

dan tekanan pada prinsip pascal

11,

12*,

13*

3

Melakukan pengamatan/

observasi pada prinsip

Archimedes

14,

15*

2

Membuat hipotesis pada prinsip

Archimedes

16*,

17*,

18*,

19

4

Merencanakan dan

melaksanakan percobaan

prinsip Archimedes

20,

21,

22,

5

Page 47: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN ROPES (REVIEW, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50855/1/LILI... · IV ABSTRAK LILI SETIOWATI, NIM. 11150163000012 Pengaruh Model Pembelajaran

32

23*,

24

Menerapkan konsep prinsip

Archimedes

25,

26*,

27,

28*,

29

5

Menarik kesimpulan pada

percobaan prinsip Archimedes

30*,

31*

2

Melakukan pengamatan/

observasi tentang tegangan

permukaan dan gejala

kapilaritas

32*,

33, 34

3

Merencanakan dan

melaksanakan percobaan

tegangan permukaan dan gejala

kapilaritas

35*,

36,

37*,

38*

4

Menerapkan konsep percobaan

tegangan permukaan dan gejala

kapilaritas.

39 1

Menarik kesimpulan pada

percobaan tegangan permukaan

dan gejala kapilaritas

40 1

Jumlah 8 6 12 8 6 40

Persentase 20% 15% 30% 20% 15% 100%

Keterangan: *butir soal yang valid berjumlah 22.

2. Instrumen Nontes

Instrumen nontes yang digunakan dalam penelitian ini berupa angket. Angket

merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberikan

Page 48: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN ROPES (REVIEW, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50855/1/LILI... · IV ABSTRAK LILI SETIOWATI, NIM. 11150163000012 Pengaruh Model Pembelajaran

33

pertanyaan atau pernyataan kepada responden untuk dijawabnya.89 Tujuan

penggunaan angket dalam penelitian ini untuk mengetahui respon siswa terhadap

penggunaan model pembelajaran ROPES (Review, Overview, Presentation,

Exercise, Summary). Angket yang digunakan dalam penelitian ini adalah model

angket skala Likert. Penskoran pernyataan angket dapat dilihat pada Tabel 3.3

berikut:90

Tabel 3.3 Penskoran Pernyataan Angket

Jawaban Nilai

Pernyataan Positif Pernyataan Negatif

Sangat Setuju (SS) 5 1

Setuju (S) 4 2

Cukup (C) 3 3

Tidak Setuju (TS) 2 4

Sangat Tidak Setuju (STS) 1 5

Kriteria interpretasi skor dalam penelitian dapat dilihat pada Tabel 3.4

berikut:91

Tabel 3.4 Kriteria Interpretasi Skor

Angka Kriteria

0% - 20% Sangat Lemah

21% - 40% Lemah

41% - 60% Cukup

61% - 80% Kuat

81% - 100% Sangat Kuat

89 Sugiyono, op.cit., hlm. 199. 90 Ibid., hlm. 134.

91 Rahmania Avianti dan Bartha Yonata, “Keterampilan Proses Sains Siswa melalui

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Materi Asam Basa Kelas XI SMAN 8

Surabaya”,UNESA Journal of Chemical Education, Vol.4, No.2, ISSN: 2252-9454, 2015, hlm. 228.

Page 49: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN ROPES (REVIEW, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50855/1/LILI... · IV ABSTRAK LILI SETIOWATI, NIM. 11150163000012 Pengaruh Model Pembelajaran

34

Kisi-kisi instrumen nontes dalam penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 3.5

berikut:

Tabel 3.5 Kisi-kisi Instrumen Nontes

No. Indikator Pernyataan Tiap butir soal

Jumlah Positif Negatif

1. Penggunaan model

pembelajaran ROPES 1,3 2,4 4

2.

Penggunaan model

pembelajaran ROPES terhadap

keterampilan proses sains

5,7 6,8 4

3.

Penggunaan model

pembelajaran ROPES dalam

penyampaian konsep fluida

statis

9, 11 10, 12 4

Jumlah soal 6 6 12

H. Kalibrasi Instrumen

1. Kalibrasi Instrumen Tes

Instrumen tes yang digunakan dalam penelitian ini diuji berdasarkan kriteria

yang harus dipenuhi oleh instrumen penelitian, yaitu:

a. Uji Validitas

Validitas menunjuk kepada kesesuaian, kebermaknaan, dan kebergunaan

kesimpulan-kesimpulan yang dibuat berdasarkan skor instrumen.92 Sebuah tes

dikatakan valid jika instrument atau alat ukur tersebut benar benar mengukur

sesuatu yang hendak diukur. Validitas suatu tes dinyatakan dengan angka koefisien

korelasi (r). Kriteria koefisien korelasi dalam penelitian dapat dilihat pada Tabel

3.6 berikut:93

92 Muri Yusuf, Asesmen dan Evaluasi Pendidikan: Pilar Penyedia Informasi dan Kegiatan

Pengendalian Mutu Pendidikan, (Jakarta: Prenadamedia Group, 2015), hlm. 61.

93 Ibid., hlm.68

Page 50: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN ROPES (REVIEW, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50855/1/LILI... · IV ABSTRAK LILI SETIOWATI, NIM. 11150163000012 Pengaruh Model Pembelajaran

35

Tabel 3.6 Kriteria koefisien korelasi Validitas

Interval Validitas Kriteria

r ≤ 0,20 Sangat rendah

≤ 0,20 r ≤ 0,40 Rendah

≤ 0,40 r ≤ 0,70 Cukup

≤ 0,70 r ≤ 0,90 Tinggi

≤ 0,90 r ≤ 1,00 Sangat tinggi

Validitas butir soal dihitung dengan menggunakan rumus korelasi product moment

sebagai berikut.94

𝑟𝑥𝑦 = N ∑ XY− (∑ X)(∑ Y)

√{N ∑ X2− (∑ X)2} {N ∑ Y2− (∑ Y)2}

Keterangan:

N : Jumlah subjek

∑ 𝑋 : Skor butir soal

∑ 𝑌 : Skor total tiap subjek

𝑟𝑥𝑦 : Koefisien korelasi X dan Y

Kriteria untuk mengetahui valid atau tidaknya suatu soal dibandingkan dengan

harga r pada tabel product moment dengan taraf signifikansi 5% suatu butir soal

dikatakan valid jika harga 𝑟ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 > 𝑟𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙.

Hasil uji validitas instrument tes dapat dilihat pada Tabel 3.7 berikut:

Tabel 3.7 Hasil Uji Validitas Instrumen Tes

Statistik Butir Soal

Jumlah Soal 40

Jumlah Siswa 35

Nomor Soal yang Valid 2, 4, 5, 7, 8, 9, 10, 12, 13, 15, 16, 17,

18, 23, 26, 28, 30, 31, 32, 35, 37, 38.

Jumlah Soal yang Valid 22

Persentase Soal yang Valid 55%

94 Ibid., hlm.65.

Page 51: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN ROPES (REVIEW, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50855/1/LILI... · IV ABSTRAK LILI SETIOWATI, NIM. 11150163000012 Pengaruh Model Pembelajaran

36

Tabel 3.7 memberikan informasi bahwa hasil uji validitas instrument soal

didapatkan soal yang valid sebanyak 22 soal dari jumlah soal keseluruhan 40 soal

dengan perolehan persentase 55.

b. Uji Reliabilitas

Reliabilitas adalah tingkat atau derajat stabilitas dan konsistensi dari suatu

instrumen.95 Suatu instrument dikatakan reliabel, apabila alat ukur itu diujikan

kepada kelompok yang sama secara berulang-ulang, hasilnya akan tetap sama,

konsisten stabil atau relatif sama. Rumus yang digunakan untuk mengetahui

reliabilitas tes objektif sebagai berikut:96

𝑟11 = (𝑛

𝑛−1) (

𝑆2− ∑ 𝑝𝑞

𝑆2)

Keterangan:

𝑟11 : Reliabilitas instrumen secara keseluruhan

n : Jumlah butir soal dalam satu instrumen

p : Proporsi subjek yang menjawab butir soal dengan benar

q : Proporsi subjek yang menjawab butir soal dengan salah (q = 1 – p )

𝑆2 : Standar deviasi dari skor total

Setelah diperoleh koefisien reliabilitasnya, selanjutnya akan dilakukan

pengujian reliabilitas. Dalam pengujian reliabilitas akan mengacu pada harga r

product moment pada tabel. Jika 𝑟11> 𝑟𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 maka soal yang diujicobakan reliabel.

Adapun kriteria koefisien korelasi reliabilitas menurut Gilford sebagai berikut:97

Tabel 3.8 Kriteria Koefisien Korelasi Reliabilitas

Koefisien Korelsi 𝒓𝟏𝟏 Kriteria

0,00 – 0,20 Reliabilitas Kecil

0,20 – 0,40 Reliabilitas rendah

0,40 – 0,60 Reliabilitas sedang

0,60 – 0,80 Reliabilitas tinggi

95 Ibid., hlm.74. 96 Ibid., hlm.81. 97 Herlianti., op.cit. hlm. 49.

Page 52: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN ROPES (REVIEW, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50855/1/LILI... · IV ABSTRAK LILI SETIOWATI, NIM. 11150163000012 Pengaruh Model Pembelajaran

37

0,80 -1,00 Reliabilitas sangat tinggi

Hasil uji reliabilitas instrumen tes dapat dilihat pada Tabel 3.9 berikut:

Tabel 3.9 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Tes

Statistik Reliabilitas

𝑟11 0,81

Kesimpulan Sangat Tinggi

Tabel 3.8 memberikan informasi bahwa hasil uji reliabilitas instrumen soal

diperoleh nilai reliabilitas 0,81 masuk dalam kategori sangat tinggi.

c. Taraf Kesukaran

Perhitungan taraf kesukaran adalah pengukuran seberapa besar derajat

kesukaran suatu soal. Jika suatu soal memiliki tingkat kesukaran seimbang

(proporsional), maka dapat dikatakan bahwa soal tersebut baik. suatu soal tes

hendaknya tidak terlalu sukar dan tidak pula terlalu mudah.98 Rumus yang

digunakan untuk mencari indeks kesukaran adalah:

P = ∑ 𝐵

𝑁

Keterangan:

P : Tingkat kesukaran

∑ 𝐵 : Banyaknya siswa yang menjawab benar

N : Jumlah seluruh siswa peserta tes

Kriteria interpretasi taraf kesukaran instrumen tes dapat dilihat pada Tabel 3.10

berikut:99

Tabel 3.10 Kriteria Interpretasi Taraf Kesukaran

Interval Taraf Kesukaran Kriteria

TK < 0,30 Sukar

0,30 ≤ TK ≤ 0,70 Sedang

TK > 0,70 Mudah

98 Arifin, op.cit., hlm. 266. 99 Ibid., hlm. 272.

Page 53: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN ROPES (REVIEW, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50855/1/LILI... · IV ABSTRAK LILI SETIOWATI, NIM. 11150163000012 Pengaruh Model Pembelajaran

38

Tabel 3.11 Hasil uji taraf kesukaran instrumen tes

Tingkat Kesukaran Butir Soal

Jumlah Soal Presentase

Mudah 8 20 %

Sedang 31 77,5 %

Sukar 1 2,5 %

Jumlah 40 100%

Tabel 3.11 memberikan informasi bahwa hasil uji taraf kesukaran instrumen

tes untuk jumlah soal sebanyak 40. Berdasarkan tingkat kesukaran soal, soal dengan

tingkat kesukaran mudah sebanyak 8 soal dengan perolehan persentase 20.

Sementara, soal dengan tingkat kesukaran sedang sebanyak 31 soal dengan

perolehan persentase 77,5 dan soal dengan tingkat kesukaran sukar sebanyak 1 soal

dengan perolehan persentase 2,5.

d. Daya Pembeda

Perhitungan daya pembeda adalah pengukuran sejauh mana suatu butir soal

mampu membedakan siswa yang sudah menguasai kompetensi dengan siswa yang

belum/kurang menguasai kompetensi berdasarkan kriteria tertentu.100 Rumus untuk

menentukan indeks diskriminasi adalah:101

𝐷 = 𝐽𝑝

𝑁𝑃−

𝐽𝑘

𝑁𝑘= 𝑃𝑝 − 𝑃𝑘

Keterangan:

D : Indeks diskriminasi

𝐽𝑝 : Jumlah siswa kelompok pintar yang menjawab benar

𝐽𝑘 : Jumlah siswa kelompok kurang pintar yang menjawab benar

𝑁𝑝 : Jumlah siswa kelompok pintar

𝑁𝑘 : Jumlah siswa kelompok kurang pintar

𝑃𝑝 : Proporsi kelompok pintar yang menjawab benar

100 Ibid., hlm.273.

101 Yusuf., op.cit. hlm.258.

Page 54: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN ROPES (REVIEW, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50855/1/LILI... · IV ABSTRAK LILI SETIOWATI, NIM. 11150163000012 Pengaruh Model Pembelajaran

39

𝑃𝑘 : Proporsi kelompok kurang pintar yang menjawab benar

Kriteria interpretasi daya pembeda dapat dilihat pada Tabel 3.12 berikut:102

Tabel 3.12 Kriteria Interpretasi Daya Pembeda

Interval Daya Pembeda Kriteria Soal

0,00 ≤ D ≤ 0,20 Kurang

0,21 ≤ D ≤ 0,40 Cukup

0,41 ≤ D ≤ 0,70 Baik

0,71 ≤ D < 1,00 Baik Sekali

Hasil uji daya pembeda instrument tes dapat dilihat pada Tabel berikut:

Tabel 3.13 Hasil Uji Daya Pembeda

Kriteria Soal Butir Soal

Jumlah Soal Persentase

Kurang 6 15%

Cukup 11 27,5%

Baik 21 52,5%

Baik Sekali 2 5%

Jumlah 40 100%

Tabel 3.13 memberikan informasi bahwa hasil uji daya pembeda instrumen tes

untuk jumlah soal sebanyak 40. Berdasarkan kriteria soal, soal dengan kriteria

kurang sebanyak 6 soal dengan perolehan persentase 15. Sementara, soal dengan

kriteria cukup sebanyak 11 soal dengan perolehan persentase 27,5 dan soal dengan

kriteria baik sebanyak 21 soal dengan perolehan persentase 52,5, serta soal dengan

kriteria sangat baik sebanyak 2 soal dengan perolehan persentase 5.

102 Ibid.

Page 55: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN ROPES (REVIEW, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50855/1/LILI... · IV ABSTRAK LILI SETIOWATI, NIM. 11150163000012 Pengaruh Model Pembelajaran

40

I. Analisis Data

Analisis data adalah tahap terpenting, di mana data yang dikumpulkan diolah

dan disajikan untuk membantu peneliti menjawab permasalahan yang ditelitinya.103

Analisis data dalam penelitian ini mempersyaratkan dua uji yang harus dipenuhi,

yaitu uji normalitas dan uji homogenitas.

1. Analisis Data Tes

a. Uji Prasyarat Analisis

Uji prasyarat analisis dilakukan untuk menentukan rumus statistik yang akan

digunakan dalam uji hipotesis. Uji prasyarat analisis ini mempersyaratkan dua uji

yang harus dipenuhi, yaitu uji normalitas dan uji homogenitas.

1) Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah data yang diteliti

terdistribusi normal. Teknik yang digunakan untuk menguji normalitas dalam

penelitian ini adalah dengan menggunakan uji shapiro-Wilk menggunakan software

statistical product and service solution (SPSS), dengan langkah sebagai berikut:104

a) Klik Analyze > Descriptive Statistics > Explore

b) Masukkan variabel yang dilakukan pengujian normalitas pada jendela Explore.

Masukkan variabel pengujian pada kolom Dependent List, dan masukkan

variabel pengujian berdasarkan kriteria tertentu pada kolom Factor List

c) Klik Plots, beri tanda centang Normality plots with tests

d) Klik Continue lalu klik ok

e) Membuat rumusan hipotesis

H0 : Sampel berasal dari populasi berdistribusi normal

H1 : Sampel berasal dari populasi berdistribusi tidak normal

103 Rohmad Qomari, “Teknik Penelusuran Analisis Data Kuantitatif dalam Penelitian

Kependidikan”, Jurnal Pemikiran Alternatif Kependidikan , Vol 14 No.3 5227-539, 2009, hlm.1.

104 Stanislaus S. Uyanto, Pedoman Analisis Data dengan SPSS Edisi 3, (Yogyakarta: Graha

Ilmu, 2009), hlm.39.

Page 56: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN ROPES (REVIEW, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50855/1/LILI... · IV ABSTRAK LILI SETIOWATI, NIM. 11150163000012 Pengaruh Model Pembelajaran

41

f) Membuat kriteria pengujian:

H0 diterima, jika tingkat signifikansi (𝛼) > 0,05, sampel berasal dari populasi

terdistribusi normal

H0 ditolak, jika tingkat signifikansi (𝛼) < 0,05, sampel berasal dari populasi

terdistribusi tidak normal

2) Uji Homogenitas

Uji homogenitas adalah pengujian mengenai sama atau tidaknya variansi-

variansi dua buah distribusi atau lebih.105 Sampel yang memiliki kemampuan yang

sama (homogen) dapat dilihat dari variansi-variansi data yang sama. Teknik yang

digunakan untuk menguji homogenitas dalam penelitian ini adalah uji levene

menggunakan software statistical product and service solution (SPSS), yaitu

dengan langkah sebagai berikut:106

a) Klik Compare Means > One Way ANOVA

b) Masukkan variabel yang diujikan pada kolom Dependent List serta masukkan

variabel pengujian berdasarkan kriteria tertentu pada kolom Factor List

c) Klik Options, beri tanda centang bagian Homogeneity of varian test

d) Klik Continue lalu klik ok

e) Membuat rumusan hipotesis

H0 : Sampel berasal dari populasi berdistribusi homogen

H1 : Sampel berasal dari populasi berdistribusi tidak homogen

f) Membuat kriteria pengujian:

H0 diterima, jika tingkat signifikansi (𝛼) > 0,05, sampel berasal dari populasi

terdistribusi homogen

H0 ditolak, jika tingkat signifikansi (𝛼) < 0,05, sampel berasal dari populasi

terdistribusi tidak homogeny

105 Ruseffendi, Statistika Dasar Untuk Pendidikan, (Bandung: IKIP Bandung Press, 1998),

hlm. 294. 106 Singgih Santoso, Statistika Multivariat dengan SPSS, (Jakarta: PT Elex Media

Komputindo, 2017), hlm. 49.

Page 57: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN ROPES (REVIEW, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50855/1/LILI... · IV ABSTRAK LILI SETIOWATI, NIM. 11150163000012 Pengaruh Model Pembelajaran

42

b. Uji Hipotesis

Uji hipotesis dilakukan untuk mengetahui pengaruh dari model pembelajaran

ROPES (Review, Overview, Presentation, Exercise, Sumarry) terhadap

keterampilan proses sains siswa pada konsep fluida statis. Uji hipotesis pada

penelitian ini dilakukan dengan menggunakan bantuan software statistical product

and service solution (SPSS). Uji hipotesis yang digunakan harus sesuai dengan

terdistribusi dan homogen suatu data. Berikut ini macam-macam data sesuai dengan

terdistribusi dan homogen, beserta uji yang akan digunakan.

1) Data Terdistribusi Normal dan Homogen

Data terdistribusi normal dan homogen, pengujian hipotesis statistik

menggunakan statistik parametrik, yaitu dengan uji t dengan menggunakan bantuan

software statistical product and service solution (SPSS), dengan langkah sebagai

berikut:107

a) Klik Analyze > Compare Means > Idependent-Samples T Test

b) Masukkan variabel yang diujikan pada kolom Test Variable (s) serta masukkan

variabel pengujian berdasarkan kriteria tertentu pada kolom Grouping

Variabel.

c) Tentukan dua jenis kelompok pada kolom Define Groups

d) Klik Continue lalu klik ok

e) Membuat rumusan hipotesis

H0 : Tidak terdapat perbedaan yang signifikan mengenai keterampilan proses

sains siswa pada konsep fluida statis

H1 : Terdapat perbedaan yang signifikan mengenai keterampilan proses sains

siswa pada konsep fluida statis

f) Membuat kriteria pengujian:

H0 diterima, jika sig (2-tailed) > 0,05

H0 ditolak, jika sig (2-tailed) < 0,05

107 Uyanto, op.cit., hlm. 147.

Page 58: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN ROPES (REVIEW, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50855/1/LILI... · IV ABSTRAK LILI SETIOWATI, NIM. 11150163000012 Pengaruh Model Pembelajaran

43

2) Data Terdistribusi Normal dan Tidak Homogen

Data terdistribusi normal dan tidak homogen, pengujian hipotesis statistik

dengan uji t uji t’ dengan menggunakan bantuan software statistical product and

service solution (SPSS), dengan langkah sebagai berikut:108

a) Klik Analyze > Compare Means > Paired Sample T Test

b) Masukkan variabel yang diujikan pada kolom Test Variable (s) serta masukkan

variabel pengujian berdasarkan kriteria tertentu pada kolom Grouping

Variabel.

c) Tentukan nilai confidence interval atau derajat kepercayaan penelitian.

Biasanya adalah 95%, yang berarti tingkat kesalahan penelitian 5%.

d) Klik Continue lalu klik ok

e) Membuat rumusan hipotesis

H0 : Tidak terdapat perbedaan yang signifikan mengenai keterampilan proses

sains siswa pada konsep fluida statis

H1 : Terdapat perbedaan yang signifikan mengenai keterampilan proses sains

siswa pada konsep fluida statis

f) Membuat kriteria pengujian:

H0 diterima, jika sig (2-tailed) > 0,05

H0 ditolak, jika sig (2-tailed) < 0,05

3) Data Tidak Terdistribusi Normal

Data tidak terdistribusi normal, maka pengujian hipotesis menggunakan

statistic nonparametrik, yaitu uji Mann Whitney (uji U) dengan menggunakan

bantuan software statistical product and service solution (SPSS), dengan langkah

sebagai berikut:109

a) Klik Analyze > Non Parametrik Tests > Legacy Dialogs > 2 Independent

Samples

b) Muncul kolom Two-Independent –Samples Test.

108 Ibid. 109 Ibid. hlm. 322.

Page 59: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN ROPES (REVIEW, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50855/1/LILI... · IV ABSTRAK LILI SETIOWATI, NIM. 11150163000012 Pengaruh Model Pembelajaran

44

c) Masukkan variabel yang diujikan pada kolom Test Variable List serta

masukkan variabel pengujian berdasarkan kriteria tertentu pada kolom

Grouping Variabel.

d) Tentukan dua jenis kelompok pada kolom Define Groups

e) Pada bagian Test Type beri tanda centang pada Mann-Whitney U

f) Klik Continue lalu klik ok

g) Membuat rumusan hipotesis

H0 : Tidak terdapat perbedaan yang signifikan mengenai keterampilan proses

sains siswa pada konsep fluida statis

H1 : Terdapat perbedaan yang signifikan mengenai keterampilan proses sains

siswa pada konsep fluida statis

h) Membuat kriteria pengujian:

H0 diterima, jika sig (2-tailed) > 0,05

H0 ditolak, jika sig (2-tailed) < 0,05

c. Hipotesis Statistik

Hipotesis statistik dalam penelitian dengan rumusan sebagai berikut:

H0 : 𝜇 = 𝜇0 : Tidak terdapat pengaruh yang signifikan pada penggunaan model

pembelajaran ROPES terhadap keterampilan proses sains siswa

pada konsep fluida statis

H1 : 𝜇 ≠ 𝜇0 : Terdapat pengaruh yang signifikan pada penggunaan model

pembelajaran ROPES terhadap keterampilan proses sains siswa

pada konsep fluida statis.

d. Nilai N-Gain

N-Gain ialah selisih antara nilai posttest dengan nilai pretest. N-gain

menunjukkan peningkatan pemahaman atau penguasaan konsep siswa setelah

pembelajaran dilakukan.110 Nilai N-Gain digunakan untuk mengetahui peningkatan

110 Herlianti., op.cit. hlm 71

Page 60: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN ROPES (REVIEW, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50855/1/LILI... · IV ABSTRAK LILI SETIOWATI, NIM. 11150163000012 Pengaruh Model Pembelajaran

45

keterampilan proses sains siswa. Hasil N-Gain diperoleh dengan menggunakan

persamaan sebagai berikut:111

(𝑔) = (Spost)− (Spre)

100%− (Spre)

Keterangan:

(𝑔) : Faktor gain

(Spre) : Skor rata-rata keterampilan proses sains siswa diawal (%)

(Spost) : Skor rata-rata keterampilan proses sains siswa diakhir (%)

Kriteria interpretasi N-Gain (g) dapat dilihat pada Tabel 3.14 berikut:

Tabel 3.14 Kriteria Interpretasi N-Gain

Nilai N-Gain Kriteria

𝑔 ≥ 0,7 Tinggi

0,7 > 𝑔 ≥ 0,3 Sedang

𝑔 < 0,3 Rendah

2. Analisis Data Nontes

Analisis data nontes dalam penelitian ini berupa analisis data desktiptif. Data

nontes yang dianalisis adalah data angket. Data hasil perolehan skor lembar angket

akan diolah menggunakan persamaan:112

Angka Presentase = Jumlah Skor yang diperoleh

Skor Maksimal × 100%

Persentase yang didapat selanjutnya diinterpretasikan pada kategori pada Tabel

3.15 berikut.

111 Karman La Nani, dkk, The Effectiveness Ofict-Assisted Project-Based Learning In

Enhancing Student’s Statistical Communication Ability, International Journal Of Education and

Research, Vol.3, 2015, hlm.190.

112 Aviani, op.cit., hlm.227.

Page 61: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN ROPES (REVIEW, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50855/1/LILI... · IV ABSTRAK LILI SETIOWATI, NIM. 11150163000012 Pengaruh Model Pembelajaran

46

Tabel 3.15 Kriteria Interpretasi Skor Angket Nontes

Angka Kriteria

0% - 20% Sangat Lemah

21% - 40% Lemah

41% - 60% Cukup

61% - 80% Kuat

Page 62: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN ROPES (REVIEW, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50855/1/LILI... · IV ABSTRAK LILI SETIOWATI, NIM. 11150163000012 Pengaruh Model Pembelajaran

47

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Hasil penelitian di kelas kontrol maupun kelas eksperimen akan diuraikan pada

sub bab ini. Hasil yang diuraikan diperoleh dari data pretest dan posttest pada kelas

kontrol maupun kelas eksperimen serta data angket dari kelas eksperimen. Hasil

pretest dan posttest mendeskripsikan keterampilan proses sains siswa pada

indikator mengobservasi, berhipotesis, merencanakan percobaan, menerapkan

konsep dan mengkomunikasikan. Sementara, hasil angket menjelaskan respon

siswa terhadap model pembelajaran ROPES (Review, Overview, Presentation,

Exercise, Summary) yang digunakan selama proses pembelajaran di kelas

eksperimen. Untuk lebih jelasnya, hasil penelitian akan dijabarkan sebagai berikut:

1. Hasil Pretest

Hasil pretest kelas kontrol dan kelas eksperimen sebelum diberi perlakuan

penelitian dapat dilihat pada Gambar 4.1 berikut ini:

Gambar 4.1 Diagram Distribusi Frekuensi Hasil Pretest Kelas Kontrol

dan Kelas Eksperimen

Pengelolahan data untuk menentukan distribusi frekuensi hasil pretest dapat

dilihat pada lampiran C.1. Berdasarkan Gambar 4.1 di atas, memberikan informasi

5

34

9

6

9

0 0

2

45 5 5

8

2

5

0

2

4

6

8

10

30 - 35 36 - 41 42 - 47 48 - 53 54 - 59 60 - 65 66 - 71 72 - 77

JUM

LA

H S

ISW

A

INTERVAL NILAINilai Maksimal = 100

Pretest Eksperimen Pretest Kontrol

Page 63: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN ROPES (REVIEW, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50855/1/LILI... · IV ABSTRAK LILI SETIOWATI, NIM. 11150163000012 Pengaruh Model Pembelajaran

48

sebaran nilai pretest siswa pada kelas kontrol dan kelas eksperimen dengan nilai

maksimal 100. Nilai pretest tertinggi berada pada interval nilai 72-77, terdapat 5

siswa (14%) dikelas kontrol dan 0 siswa (0%) dikelas eksperimen. Nilai pretest

terendah berada pada interval nilai 30-35 dengan kelas kontrol berjumlah 2 siswa

(5,5%) dan kelas eksperimen berjumlah 5 siswa (14%). Frekuensi terbanyak pada

kelas kontrol berada pada interval nilai 60-65 dengan jumlah 8 siswa (22%).

Sedangkan frekuensi terbanyak pada kelas eksperimen berada pada interval nilai

48-53 dan 60-65 dengan jumlah 9 siswa (25%).

Berdasarkan perhitungan statistik, maka diperoleh beberapa ukuran pemusatan

dan penyebaran data nilai pretest yang ditunjukkan pada Tabel 4.1 berikut ini:

Tabel 4.1 Ukuran Pemusatan dan Penyebaran Data Hasil Pretest Kelas Kontrol dan

Kelas Eksperimen

Pemusatan dan Penyebaran

Data

Pretest

Kelas Kontrol Kelas Eksperimen

Nilai Terendah 30 30

Nilai Tertinggi 75 65

Mean 55 50

Median 55 50

Modus 60 50

Standar Deviasi 12,36 9,89

Lampiran C.1

Berdasarkan tabel 4.1 diperoleh bahwa nilai terendah pada kelas kontrol dan

eksperimen sama, yaitu 30. Sedangkan nilai tertinggi pada kelas kontrol sebesar 75

dan kelas eksperimen sebesar 65. Mean atau nilai rata-rata kelas kontrol sebesar 55

dan nilai rata-rata kelas eksperimen sebesar 50. Median atau nilai tengah yang

dihasilkan kelas kontrol sebesar 55 sementara kelas eksperimen sebesar 50. Modus

atau nilai yang sering muncul pada kelas kontrol sebesar 60 sementara kelas

eksperimen sebesar 50. Adapun standar deviasi pada kelas kontrol sebesar 12,36

dan pada kelas eksperimen sebesar 9,89. Gambaran nilai mean pretest pada kelas

kontrol dan eksperimen dapat dilihat pada Gambar 4.2 berikut ini:

Page 64: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN ROPES (REVIEW, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50855/1/LILI... · IV ABSTRAK LILI SETIOWATI, NIM. 11150163000012 Pengaruh Model Pembelajaran

49

Gambar 4.2 Nilai Mean Pretest Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen

2. Hasil Posttest

Hasil posttest kelas kontrol dan kelas eksperimen setelah diberi perlakuan

penelitian dapat dilihat pada Gambar 4.3 berikut ini:

Gambar 4.3 Diagram Distribusi Frekuensi Hasil Posttest Kelas Kontrol

dan Kelas Eksperimen

Pengelolahan data untuk menentukan distribusi frekuensi hasil posttest dapat

dilihat pada lampiran C.2. Berdasarkan grafik di atas, terlihat beberapa hasil

posttest pada interval nilai tertentu antara kelas kontrol dan kelas eksperimen

dengan nilai maksimal 100. Pada interval nilai 70-75, 76-81, 82-87, terlihat siswa

kelas kontrol mendapatkan nilai lebih banyak dibandingkan kelas eksperimen.

Sedangkan pada interval nilai 88-93, 94-99, 100-105, terlihat siswa kelas

50

55

47

48

49

50

51

52

53

54

55

56

Pretest kelas Eksperimen Pretest kelas Kontrol

Nila

i Rat

a-R

ata

Hasil Pretest Nilai Maksimal = 100

1

3

5

13

9

5

78

10

7

4

00

2

4

6

8

10

12

14

70 - 75 76 - 81 82 - 87 88 - 93 94 - 99 100 - 105

Jum

lah S

isw

a

Interval Nilai Nilai Maksimal = 100

Posttest Eksperimen Posttest Kontrol

Page 65: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN ROPES (REVIEW, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50855/1/LILI... · IV ABSTRAK LILI SETIOWATI, NIM. 11150163000012 Pengaruh Model Pembelajaran

50

eksperimen mendapatkan nilai lebih banyak dibandingkan kelas kontrol. Nilai

posttest tertinggi berada pada interval nilai 100-105, terdapat 5 siswa (14%) dikelas

eksperimen dan 0 siswa (0%) dikelas kontrol. Nilai posttest terendah berada pada

interval nilai 70-75 dengan kelas kontrol berjumlah 7 siswa (19,4%) dan kelas

eksperimen berjumlah 1 siswa (2,8%). Frekuensi terbanyak pada kelas kontrol

berada pada interval nilai 82-87 dengan jumlah 10 siswa (27,8%). Sedangkan

frekuensi terbanyak pada kelas eksperimen berada pada interval nilai 88-93 dengan

jumlah 13 siswa (36,1%).

Berdasarkan perhitungan statistik, maka diperoleh beberapa ukuran pemusatan

dan penyebaran data nilai posttest yang ditunjukkan pada Tabel 4.2 berikut ini:

Tabel 4.2 Ukuran Pemusatan dan Penyebaran Data Hasil Posttest Kelas Kontrol

dan Kelas Eksperimen

Pemusatan dan Penyebaran

Data

Pretest

Kelas Kontrol Kelas Eksperimen

Nilai Terendah 70 70

Nilai Tertinggi 95 100

Mean 83,75 90,69

Median 85 91

Modus 85 90

Standar Deviasi 6,90 6,67

Lampiran C.2

Berdasarkan tabel 4.2 diperoleh bahwa nilai terendah pada kelas kontrol dan

eksperimen sama, yaitu 70. Sedangkan nilai tertinggi pada kelas kontrol sebesar 95

dan kelas eksperimen sebesar 100. Mean atau nilai rata-rata kelas kontrol sebesar

83,75 dan nilai rata-rata kelas eksperimen sebesar 90,69. Median atau nilai tengah

yang dihasilkan kelas kontrol sebesar 85 sementara kelas eksperimen sebesar 91.

Modus atau nilai yang sering muncul pada kelas kontrol sebesar 85 sementara kelas

eksperimen sebesar 90. Adapun standar deviasi pada kelas kontrol sebesar 6,90 dan

pada kelas eksperimen sebesar 6,67. Gambaran nilai mean posttest pada kelas

kontrol dan eksperimen dapat dilihat pada Gambar 4.4 berikut ini:

Page 66: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN ROPES (REVIEW, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50855/1/LILI... · IV ABSTRAK LILI SETIOWATI, NIM. 11150163000012 Pengaruh Model Pembelajaran

51

Gambar 4.4 Nilai Mean Posttest Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen

3. Rekapitulasi Hasil Penilaian Keterampilan Proses Sains Siswa

a. Hasil Pretest dan Posttest

Data hasil pretest dan posttest kelas kontrol dan kelas eksperimen dapat dilihat

pada Tabel 4.3 berikut ini:

Tabel 4.3 Rekapitulasi Data Hasil Pretest dan Posttest pada Kelas Kontrol dan

Kelas Eksperimen.

No. Pemusatan dan

Penyebaran Data

Pretest Posttest

Kelas

Kontrol

Kelas

Eksperimen

Kelas

Kontrol

Kelas

Eksperimen

1. Nilai Terendah 30 30 70 70

2. Nilai Tertinggi 75 65 95 100

3. Rata-rata 55 50 83,75 90,69

4. Modus 55 50 85 90

5. Median 60 50 85 90

6. Standar Deviasi 12,36 9,89 6,90 6,67

Sebelum melakukan penelitian dilakukan pretest untuk mengetahui

kemampuan awal siswa pada kelas kontrol dan kelas eksperimen. Berdasarkan

Tabel 4.3 diatas, didapatkan nilai rata-rata pretest kelas kontrol sebesar 55 dan nilai

rata-rata pretest kelas eksperimen sebesar 50. Hal tersebut menunjukkan bahwa

nilai rata-rata pretest kelas kontrol dan eksperimen adalah sama. Tabel 4.3 diatas,

83,75

90,69

80

82

84

86

88

90

92

Posttest Kontrol Posttest Eksperimen

Nil

ai

Mea

n

Hasil Posttest

Page 67: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN ROPES (REVIEW, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50855/1/LILI... · IV ABSTRAK LILI SETIOWATI, NIM. 11150163000012 Pengaruh Model Pembelajaran

52

menunjukkan kelas kontrol maupun kelas eksperimen mengalami peningkatan nilai

rata-rata setelah diberi pembelajaran yang berbeda. Nilai rata-rata pada kelas

kontrol mengalami peningkatan dengan selisih pretest dan posttest sebesar 28,75.

Sedangkan, nilai rata-rata pada kelas eksperimen mengalami peningkatan dengan

selisih pretest dan posttest sebesar 40,69. Hal ini menunjukkan kelas eksperimen

yang diberikan perlakukan berupa pembelajaran dengan model pembelajaran

ROPES (Review, Overview, Presentation, Exercise, Summary) memiliki

peningkatan keterampilan proses sains siswa yang lebih tinggi dibandingkan

dengan kelas kontrol. Gambaran rekapitulasi nilai mean pretest dan posttest antara

kelas kontrol dan kelas eksperimen secara jelas dapat dilihat pada Gambar 4.5

berikut ini.

Gambar 4.5 Rekapitulasi Nilai Mean Pretest dan Posttest

b. Keterampilan Proses Sains Siswa

Keterampilan proses sains yang diukur meliputi indikator mengobservasi,

berhipotesis, merencanakan percobaan, menerapkan konsep dan

mengkomunikasikan. Perbandingan skor pencapaian indikator mengobservasi,

berhipotesis, merencanakan percobaan, menerapkan konsep dan

mengkomunikasikan berdasarkan hasil pretest dan posttest pada kelompok

kontrol dan kelompok eksperimen dapat dilihat pada Tabel 4.4 berikut ini.

0

20

40

60

80

100

Pretest Posttest

50

90,69

55

83,75

NIL

AI

ME

AN

Kelas Eksperimen Kelas Kontrol

Page 68: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN ROPES (REVIEW, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50855/1/LILI... · IV ABSTRAK LILI SETIOWATI, NIM. 11150163000012 Pengaruh Model Pembelajaran

53

Tabel 4.4 Perbandingan Indikator Keterampilan Proses Sains Siswa

Indikator KPS Skor

Ideal

Kelas Kontrol Kelas Eksperimen

Pretest Posttest Pretest Posttest

�̅� % �̅� % �̅� % �̅� %

Mengobservasi 3 2,22 74% 2,83 94% 2,17 72% 2,86 95%

Berhipotesis 5 2,75 55% 4,00 80% 2,64 53% 4,81 96%

Merencanakan

Percobaan

5 2,72 54% 4,08 82% 2,44 49% 4,19 84%

Menerapkan Konsep 4 1,19 30% 3,00 75% 0,94 24% 3,33 83%

Mengkomunikasikan 3 2,11 70% 2,83 94% 1,83 61% 2,89 96%

Lampiran C.3

Berdasarkan persentase skor pretest menunjukkan bahwa, kemampuan awal

keterampilan proses sains siswa kelas kontrol dengan kelas eksperimen adalah

sama. Sedangkan persentase skor posttest menunjukkan bahwa, kemampuan akhir

keterampilan proses sains siswa pada kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan

kelas kontrol.

Berdasarkan hasil pretest kelas kontrol, persentase siswa yang menjawab benar

pada indikator mengobservasi sebesar 74%, berhipotesis sebesar 55%,

merencanakan percobaan sebesar 54%, menerapkan konsep sebesar 30%, dan

mengkomunikasikan sebesar 70%. Sedangkan hasil posttest kelas kontrol,

persentase siswa yang menjawab benar pada indikator mengobservasi sebesar 94%,

berhipotesis sebesar 80%, merencanakan percobaan sebesar 82%, menerapkan

konsep sebesar 75%, dan mengkomunikasikan sebesar 94%. Sehingga berdasarkan

hasil pretest dan posttest kelas kontrol, selisih persentase indikator mengobservasi

sebesar 20%, berhipotesis sebesar 25%, merencanakan percobaan sebesar 28%,

menerapkan konsep sebesar 45%, dan mengkomunikasikan sebesar 24%.

Berdasarkan hasil pretest kelas eksperimen, persentase siswa yang menjawab

benar pada indikator mengobservasi sebesar 72%, berhipotesis sebesar 53%,

merencanakan percobaan sebesar 49%, menerapkan konsep sebesar 24%, dan

mengkomunikasikan sebesar 61%. Sedangkan hasil posttest kelas eksperimen,

persentase siswa yang menjawab benar pada indikator mengobservasi sebesar 95%,

Page 69: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN ROPES (REVIEW, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50855/1/LILI... · IV ABSTRAK LILI SETIOWATI, NIM. 11150163000012 Pengaruh Model Pembelajaran

54

berhipotesis sebesar 96%, merencanakan percobaan sebesar 84%, menerapkan

konsep sebesar 83%, dan mengkomunikasikan sebesar 96%. Sehingga berdasarkan

hasil pretest dan posttest kelas eksperimen, selisih persentase indikator

mengobservasi sebesar 23%, berhipotesis sebesar 43%, merencanakan percobaan

sebesar 35%, menerapkan konsep sebesar 59%, dan mengkomunikasikan sebesar

35%.

Berdasarkan deskripsi data pada Tabel 4.4 dapat disimpulkan bahwa sebelum

diberi perlakuan penelitian, skor pretest pada indikator mengobservasi,

berhipotesis, merencanakan percobaan, menerapakan konsep maupun

mengkomunikasikan, antara kelas kontrol dan kelas eksperimen adalah sama.

Namun setelah diberi pembelajaran yang berbeda antara kelas kontrol dan kelas

eksperimen, skor posttest pada indikator mengobservasi, berhipotesis,

merencanakan percobaan, menerapakan konsep dan mengkomunikasikan, kelas

eksperimen lebih tinggi dibandingkan kelas kontrol. Kelas eksperimen dilakukan

pembelajaran dengan model pembelajaran ROPES (Review, Overview,

Presentation, Exercise, Summary), sedangkan kelas kontrol dilakukan

pembelajaran yang biasa dilakukan oleh guru dalam pembelajaran sehari-hari,

mengikuti kurikulum 2013 dengan pendekatan saintifik. Perbandingan persentase

skor pretest dan posttest keterampilan proses sains siswa pada kelas kontrol dan

kelas eksperimen dapat dilihat pada Gambar 4.6 sampai Gambar 4.10 berikut ini.

Gambar 4.6 Persentase Keterampilan Proses Sains Siswa Pada Indikator

Mengobservasi

Gambar 4.6 menunjukkan persentase keterampilan proses sains siswa pada

indikator mengobservasi antara kelas kontrol dan eksperimen berdasarkan hasil

72%

95%

74%

94%

0%

20%

40%

60%

80%

100%

Pretest Posttest

Per

sen

tase

MengobservasiKelas Eksperimen Kelas Kontrol

Page 70: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN ROPES (REVIEW, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50855/1/LILI... · IV ABSTRAK LILI SETIOWATI, NIM. 11150163000012 Pengaruh Model Pembelajaran

55

pretest dan posttest. Hasil pretest pada indikator mengobservasi, kelas kontrol

memiliki persentase skor benar sebesar 74% sedangkan kelas eksperimen memiliki

persentase skor benar sebesar 72%. Hasil posttest pada indikator mengobservasi,

kelas kontrol memiliki persentase skor benar sebesar 94% sedangkan kelas

eksperimen memiliki persentase skor benar sebesar 95%.

Gambar 4.7 Persentase Keterampilan Proses Sains Siswa Pada Indikator

Berhipotesis

Gambar 4.7 menunjukkan persentase keterampilan proses sains siswa pada

indikator berhipotesis antara kelas kontrol dan eksperimen berdasarkan hasil pretest

dan posttest. Hasil pretest pada indikator berhipotesis, kelas kontrol memiliki

persentase skor benar sebesar 55% sedangkan kelas eksperimen memiliki

persentase skor benar sebesar 53%. Hasil posttest pada indikator berhipotesis, kelas

kontrol memiliki persentase skor benar sebesar 80% sedangkan kelas eksperimen

memiliki persentase skor benar sebesar 96%.

53%

96%

55%

80%

0%

20%

40%

60%

80%

100%

120%

Pretest Posttest

Per

sen

tase

BerhipotesisKelas Eksperimen Kelas Kontrol

49%

84%

54%

82%

0%

20%

40%

60%

80%

100%

Pretest Posttest

Per

esen

tase

Merencanakan PercobaanKelas Eksperimen Kelas Kontrol

Page 71: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN ROPES (REVIEW, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50855/1/LILI... · IV ABSTRAK LILI SETIOWATI, NIM. 11150163000012 Pengaruh Model Pembelajaran

56

Gambar 4.8 Persentase Keterampilan Proses Sains Siswa Pada Indikator

Merencanakan Percobaan

Gambar 4.8 menunjukkan persentase keterampilan proses sains siswa pada

indikator merencanakan percobaan antara kelas kontrol dan eksperimen

berdasarkan hasil pretest dan posttest. Hasil pretest pada indikator merencanakan

percobaan, kelas kontrol memiliki persentase skor benar sebesar 54% sedangkan

kelas eksperimen memiliki persentase skor benar sebesar 49%. Hasil posttest pada

indikator merencanakan percobaan, kelas kontrol memiliki persentase skor benar

sebesar 82% sedangkan kelas eksperimen memiliki persentase skor benar sebesar

84%.

Gambar 4.9 Persentase Keterampilan Proses Sains Siswa Pada Indikator

Menerapkan Konsep

Gambar 4.9 menunjukkan persentase keterampilan proses sains siswa pada

indikator menerapkan konsep antara kelas kontrol dan eksperimen berdasarkan

hasil pretest dan posttest. Hasil pretest pada indikator menerapkan konsep, kelas

kontrol memiliki persentase skor benar sebesar 30% sedangkan kelas eksperimen

memiliki persentase skor benar sebesar 24%. Hasil posttest pada indikator

menerapkan konsep, kelas kontrol memiliki persentase skor benar sebesar 75%

sedangkan kelas eksperimen memiliki persentase skor benar sebesar 83%.

24%

83%

30%

75%

0%

20%

40%

60%

80%

100%

Pretest Posttest

Per

sen

tase

Menerapkan KonsepKelas Eksperimen Kelas Kontrol

Page 72: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN ROPES (REVIEW, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50855/1/LILI... · IV ABSTRAK LILI SETIOWATI, NIM. 11150163000012 Pengaruh Model Pembelajaran

57

Gambar 4.10 Persentase Keterampilan Proses Sains Siswa Pada Indikator

Mengkomunikasikan

Gambar 4.10 menunjukkan persentase keterampilan proses sains siswa pada

indikator mengkomunikasikan antara kelas kontrol dan eksperimen berdasarkan

hasil pretest dan posttest. Hasil pretest pada indikator mengkomunikasikan, kelas

kontrol memiliki persentase skor benar sebesar 70% sedangkan kelas eksperimen

memiliki persentase skor benar sebesar 61%. Hasil posttest pada indikator

mengkomunikasikan, kelas kontrol memiliki persentase skor benar sebesar 94%

sedangkan kelas eksperimen memiliki persentase skor benar sebesar 96%.

4. Hasil Uji Prasyarat Analisis

a. Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk melihat hasil analisis data yang diperoleh,

apakah terdistribusi secara normal atau tidak. Uji normalitas data ini dilakukan

terhadap data pretest dan posttest pada kelas kontrol dan kelas eksperimen. Uji

normalitas terhadap kedua hasil tersebut menggunakan uji SPSS shapiro-wilk

melalui software SPSS. Pengambilan keputusan uji normalitas dilakukan

berdasarkan kriteria pengujian, yaitu jika nilai 𝑠𝑖𝑔 (2 − 𝑡𝑎𝑖𝑙𝑒𝑑) < 0,05 maka

dinyatakan bahwa data tidak normal, sedangkan jika nilai 𝑠𝑖𝑔 (2 − 𝑡𝑎𝑖𝑙𝑒𝑑) > 0,05

maka dinyatakan bahwa data normal. Hasil uji normalitas pada penelitian ini dapat

dilihat pada Tabel 4.5 berikut ini:

61%

96%

70%

94%

0%

20%

40%

60%

80%

100%

120%

Pretest Posttest

Per

sen

tase

MengkomunikasikanKelas Eksperimen Kelas Kontrol

Page 73: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN ROPES (REVIEW, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50855/1/LILI... · IV ABSTRAK LILI SETIOWATI, NIM. 11150163000012 Pengaruh Model Pembelajaran

58

Tabel 4.5 Hasil Uji Normalitas Shapiro-Wilk Pretest dan Posttest

Statistik

Pretest Posttest

Kelas

Kontrol

Kelas

Eksperimen

Kelas

Kontrol

Kelas

Eksperimen

Sig. (2 – tailed) 0,142 0,073 0,053 0,005

Taraf Signifikansi

(𝛼) 0,05

Keputusan Terdistribusi

normal

Terdistribusi

normal

Terdistribusi

normal

Terdistribusi

tidak normal

Lampiran C.4 dan C.5

Tabel 4.5 memperlihatkan bahwa nilai signifikansi pretest dan posttest pada

kelas kontrol lebih besar dibandingkan dengan nilai taraf signifikansi 0,05. Hal ini

menunjukkan data pretest dan posttest kelas kontrol terdistribusi normal.

Sementara, data pretest dan posttest kelas eksperimen memiliki nilai yang berbeda.

Nilai signifikansi pretest kelas eksperimen lebih besar dibandingkan dengan nilai

taraf signifikansi 0,05, sedangkan nilai signifikansi posttest kelas eksperimen lebih

kecil dibandingkan dengan nilai taraf signifikansi 0,05. Hal ini menunjukkan data

pretest kelas eksperimen terdistribusi normal, sedangkan data posttest kelas

eksperimen tidak terdistribusi normal.

b. Uji Homogenitas

Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah data yang diteliti

memiliki kemampuan yang sama atau tidak. Uji homogenitas dilakukan terhadap

data pretest dan posttest pada kelas kontrol dan kelas eksperimen. Uji homogenitas

terhadap kedua hasil tersebut menggunakan uji SPSS Test of Homogeneity of

Variance pada taraf signifikansi 5%. Pengambilan keputusan uji homogenitas

dilakukan berdasarkan kriteria pengujian, yaitu jika nilai 𝑠𝑖𝑔 (2 − 𝑡𝑎𝑖𝑙𝑒𝑑 < 0,05

maka dinyatakan bahwa data tidak homogen, sedangkan jika 𝑠𝑖𝑔 (2 − 𝑡𝑎𝑖𝑙𝑒𝑑) >

0,05 maka dinyatakan bahwa data homogen. Hasil uji homogenitas pada penelitian

ini dapat dilihat pada Tabel 4.6 berikut ini:

Page 74: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN ROPES (REVIEW, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50855/1/LILI... · IV ABSTRAK LILI SETIOWATI, NIM. 11150163000012 Pengaruh Model Pembelajaran

59

Tabel 4.6 Hasil Uji Homogenitas Pretest dan Posttest

Statistik

Pretest Posttest

Kelas

Kontrol

Kelas

Eksperimen

Kelas

Kontrol

Kelas

Eksperimen

Sig. (2 – tailed) 0,138 0,508

Taraf Signifikansi (𝛼) 0,05

Keputusan Data Homogen Data Homogen

Lampiran C.6 dan C.7

Tabel 4.6 memperlihatkan bahwa nilai signifikan pretest dan posttest pada

kelas kontrol dan kelas eksperimen lebih besar dibandingkan dengan nilai taraf

signifikan 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa data pretest maupun posttest kelas

kontrol dan kelas eksperimen memiliki data homogen.

5. Hasil Uji Hipotesis

Uji hipotesis dilakukan setelah melakukan uji normalitas dan homogenitas.

Berdasarkan uji tersebut diperoleh hasil untuk data pretest terdistribusi normal dan

memiliki varians yang sama atau homogen. Sedangkan data posttest terdapat data

yang tidak terdistribusi normal dan memiliki varians yang sama atau homogen.

Untuk data pretest terdistribusi normal dan memiliki varians yang sama atau

homogen, dilakukan uji hipotesis dengan menggunakan uji-T analisis tes statistika

parametrik melalui software SPSS pada taraf signifikansi 5%. Sedangkan untuk

data posttest terdapat data yang tidak terdistribusi normal dan memiliki varians

yang sama atau homogen, dilakukan uji hipotesis dengan menggunakan uji

nonparametrik Mann-Whithney menggunakan bantuan SPSS pada taraf

signifikansi 5%. Pengambilan keputusan uji homogenitas dilakukan berdasarkan

kriteria pengujian, yaitu jika nilai 𝑠𝑖𝑔 (2 − 𝑡𝑎𝑖𝑙𝑒𝑑) < 0,05 maka H0 ditolak dan H1

diterima, sedangkan jika 𝑠𝑖𝑔 (2 − 𝑡𝑎𝑖𝑙𝑒𝑑) > 0,05 maka H0 diterima dan H1 ditolak.

Hasil perhitungan uji hipotesis dapat dilihat pada Tabel 4.7 berikut ini:

Page 75: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN ROPES (REVIEW, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50855/1/LILI... · IV ABSTRAK LILI SETIOWATI, NIM. 11150163000012 Pengaruh Model Pembelajaran

60

Tabel 4.7 Hasil Uji Hipotesis Pretest dan Posttest

Statistik

Pretest Posttest

Kelas

Kontrol

Kelas

Eksperimen

Kelas

Kontrol

Kelas

Eksperimen

Sig. (2 – tailed) 0,070 0,000

Taraf Signifikansi (𝛼) 0,05

Keputusan H0 diterima H1 diterima

Lampiran C.8 dan C.9

Tabel 4.7 memperlihatkan bahwa pada saat pretest nilai sig (2 – tailed) > taraf

signifikansi (0,05), maka hipotesis nol (H0) diterima dan hipotesis alternatif (H1)

ditolak. Artinya, kemampuan awal kelas kontrol dan kelas eksperimen adalah sama.

Sementara untuk hasil posttest nilai 𝑠𝑖𝑔 (2 − 𝑡𝑎𝑖𝑙𝑒𝑑) < taraf signifikansi (0,05),

maka hipotesis nol (H0) ditolak dan hipotesis alternatif (H1) diterima. Diterimanya

hipotesis alternatif pada pengujian tersebut, dapat disimpulkan bahwa pengunaan

model pembelajaran ROPES (Review, Overview, Presentation, Exercise, Summary)

terbukti berpengaruh terhadap keterampilan proses sains siswa pada konsep fluida

statis.

6. Hasil N-Gain

N-Gain dilakukan untuk melihat peningkatan keterampilan proses sains siswa

pada kelas kontrol dan kelas eksperimen. Hasil N-Gain dapat dilihat pada Tabel 4.8

berikut ini:

Tabel 4.8 Hasil Nilai N-Gain Pretest dan Posttest

Indikator Keterampilan

Proses Sains

Kelas Kontrol Kelas Eksperimen

N-Gain Kategori N-Gain Kategori

Mengobservasi 0,76 Tinggi 0,82 Tinggi

Berhipotesis 0,55 Sedang 0,91 Tinggi

Merencanakan Percobaan 0,60 Sedang 0,68 Sedang

Menerapkan Konsep 0,64 Sedang 0,77 Tinggi

Mengkomunikasikan 0,80 Tinggi 0,89 Tinggi

Lampiran C.10

Page 76: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN ROPES (REVIEW, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50855/1/LILI... · IV ABSTRAK LILI SETIOWATI, NIM. 11150163000012 Pengaruh Model Pembelajaran

61

Tabel 4.8 memberikan informasi bahwa nilai N-Gain keterampilan

keterampilan proses sains kelas kontrol pada indikator berhipotesis, merencanakan

percobaan, dan menerapkan konsep berada dalam kategori sedang. Sedangkan pada

indikator mengobservasi dan mengkomunikasikan berada dalam kategori tinggi.

Sementara, nilai N-Gain keterampilan proses sains kelas eksperimen pada indikator

mengobservasi, berhipotesis, menerapkan konsep dan mengkomunikasikan berada

dalam kategori tinggi. Sedangkan pada indikator merencanakan percobaan berada

dalam kategori sedang.

7. Analisis Data Angket

Analisis data angket diperoleh dari kelas eksperimen yang diberikan

perlakuan berupa pembelajaran dengan model pembelajaran ROPES (Review,

Overview, Presentation, Exercise, Summary). Kemudian diolah berdasarkan

masing-masing indikator dan menghasilkan analisis data berupa persentase

sehingga diinterpretasikan dalam bentuk keterangan ketertarikan siswa terhadap

model pembelajaran ROPES (Review, Overview, Presentation, Exercise,

Summary). Hasil respon siswa terhadap model pembelajaran ROPES (Review,

Overview, Presentation, Exercise, Summary) dapat dilihat pada Tabel 4.9 berikut

ini:

Tabel 4.9 Hasil Angket Respon Siswa

No. Indikator Angket Persentase Kategori

1. Penggunaan model pembelajaran

ROPES

92% Kuat

2. Penggunaan model pembelajaran

ROPES terhadap keterampilan proses

sains

93% Kuat

3. Penggunaan model pembelajaran

ROPES dalam penyampaian konsep

fluida statis

93% Kuat

Rata-Rata 92,7% Kuat

Lampiran C.11

Page 77: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN ROPES (REVIEW, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50855/1/LILI... · IV ABSTRAK LILI SETIOWATI, NIM. 11150163000012 Pengaruh Model Pembelajaran

62

B. Pembahasan

Keterampilan proses sains siswa pada konsep fluida statis masih tergolong

rendah. Rendahnya keterampilan proses sains siswa dapat dilihat dari pencapaian

siswa dalam menjawab soal pretest, masih banyak siswa yang memperoleh nilai

dibawah rata-rata. Instrumen tes posttest dan pretest yang digunakan untuk

mengukur keterampilan proses sains siswa telah di validasi sebelumnya, dengan

nilai korelasi validitas sebesar 0,68 berada dalam kategori cukup dan nilai

reliabilitas sebesar 0,81 berada dalam kategori tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa

instrumen tes tersebut valid dan dapat dipercaya untuk mengukur keterampilan

proses sains siswa.

Rendahnya keterampilan proses sains siswa dapat disebabkan oleh beberapa

hal diantaranya, pembelajaran yang bersifat teacher centered, penerimaan

informasi secara penuh berasal dari guru.113 Siswa jarang dilibatkan dalam kegiatan

praktikum.114 Serta minimnya prasarana laboratorium.115

Rendahnya keterampilan proses sains siswa perlu mendapatkan perlakuan

dalam proses pembelajaran. Peneliti mencoba menerapkan salah satu model

pembelajaran untuk mengatasi masalah keterampilan proses sains. Oleh karena itu

peneliti tertarik untuk menerapkan model pembelajaran ROPES, karena model

pembelajaran ROPES adalah model pembelajaran yang menekankan pada

kemampuan dan peran aktif siswa untuk memahami materi pelajaran melalui

serangkaian kegiatan yang utuh dan saling berkaitan.116 Terdapat dua kelas yang

digunakan pada penelitian ini, antara lain kelas kontrol dan kelas eksperimen.

Antara kelas kontrol dan kelas eksperimen diberikan pembelajaran yang berbeda,

113 Ummi Salamah dan Mursal, “Meningkatkan Keterampilan Proses Sains Peserta Didik

Menggunakan Metode Eksperimen Berbasis Inkuiri Pada Materi Kalor”, Jurnal Pendidikan Sains

Indonesia, Vol. 05 No.01, 2017, hlm. 60.

114 Amining Rahmasiwi, Slamet Santosari, dan Dewi Puspita Sari, “Peningkatan

Keterampilan Proses Sains Siswa dalam Pembelajaran Biologi melalui Penerapan Model

Pembelajaran Inkuiri di Kelas XI MIA 9 (ICT) SMA Negeri 1 Karanganyar”, Jurnal Peningkatan

Keterampilan Proses Sains, 2014, hlm. 428. 115 Rahmasiwi, op.cit., hlm. 429. 116 Ellinda Eka Wahyuni, dkk, “Model Pembelajaran ROPES (Review, Overview,

Presentation, Exercise, Summary) Disertai Media Audiovisual Terhadap Aktivitas Dan

HasilBelajar Siswa Pada Pembelajaran Fisika Di MAN 1 Jember”, Artikel Ilmiah Mahasiswa,

2015, hlm. 2.

Page 78: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN ROPES (REVIEW, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50855/1/LILI... · IV ABSTRAK LILI SETIOWATI, NIM. 11150163000012 Pengaruh Model Pembelajaran

63

kelas kontrol dilakukan pembelajaran yang biasa dilakukan oleh guru dalam

pembelajaran sehari-hari, mengikuti kurikulum 2013 dengan pendekatan saintifik,

sedangkan kelas eksperimen dilakukan pembelajaran dengan model pembelajaran

ROPES (Review, Overview, Presentation, Exercise, Summary).

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dijabarkan pada sub bab sebelumnya,

nilai rata-rata pretest kelas kontrol dan kelas eksperimen adalah sama. Nilai rata-

rata pretest kelas kontrol sebesar 55, sedangkan nilai rata-rata pretest kelas

eksperimen sebesar 50. Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan awal keterampilan

proses sains siswa adalah sama. Kemampuan akhir keterampilan proses sains siswa

meningkat setelah diberikan perlakuan pembelajaran yang berbeda. Nilai rata-rata

posttest kelas eksperimen sebesar 90,69 dan nilai rata-rata posttest kelas kontrol

sebesar 83,75. Hal tersebut menunjukkan bahwa keterampilan proses sains siswa

setelah diberikan perlakuan sama-sama mengalami kenaikan, akan tetapi kenaikkan

yang terjadi pada kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan kelas kontrol.

Hal ini senada dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Gusnita Betaria

Sinaga dan Usler Simarmata, yang menjelaskan bahwa terdapat dua kelas yang

digunakan dalam penelitian yaitu kelas kontrol dan kelas eksperimen. Antara kelas

eksperimen dan kelas kontrol diberikan perlakuan yang berbeda. Kelas eksperimen

diberikan perlakuan dengan model pembelajaran ROPES berbantu audio visual,

sedangkan kelas kontrol diberikan perlakuan dengan pembelajaran konvensional.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai rata-rata posttest kelas eksperimen lebih

unggul dibandingkan kelas kontrol. Nilai rata-rata kelas eksperimen sebesar 75,16

sedangkan nilai rata-rata kelas kontrol sebesar 66,51.117

Hasil uji hipotesis kelas kontrol dan kelas eksperimen yang diberikan perlakuan

berbeda, diperoleh nilai 𝑠𝑖𝑔 (2 − 𝑡𝑎𝑖𝑙𝑒𝑑) < taraf signifikansi (0,05). Artinya,

penggunaan model pembelajaran ROPES (Review, Overview, Presentation,

Exercise, Summary) terbukti berpengaruh terhadap keterampilan proses sains siswa

pada konsep fluida statis. Pengaruh penggunaan model pembelajaran ROPES

117 Gusnita Betaria Sinaga dan Usler Simarmata, “Pengaruh Model Pembelajaran ROPES

(Review, Overview, Presentation, Exercise, Summary) Berbantu Audio Visual Terhadap hasil

Belajar Siswa Pada Materikalor Di Kelas X Semester Ii Sma N 11 Medan”, Jurnal Inpafi Vol. 2,

No. 3, Agustus 2014, hlm. 99.

Page 79: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN ROPES (REVIEW, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50855/1/LILI... · IV ABSTRAK LILI SETIOWATI, NIM. 11150163000012 Pengaruh Model Pembelajaran

64

(Review, Overview, Presentation, Exercise, Summary) terlihat dari adanya

peningkatan keterampilan proses sains pada nilai posttest kelas eksperimen lebih

tinggi dibandingkan kelas kontrol. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian yang

dilakukan oleh Indri Restanti yang menyatakan bahwa model pembelajaran ROPES

dengan teknik talking stick memiliki pengaruh yang lebih unggul terhadap hasil

belajar dan keterampilan proses sains siswa dibandingkan dengan model

pembelajaran konvensional.118 Hasil ini didukung pula oleh hasil angket respon

siswa pada kelas eksperimen terhadap model pembelajaran ROPES mendapatkan

respon kuat dengan perolehan persentase 92,7.

Berdasarkan nilai N-Gain, kelas eksperimen mengalami peningkatan indikator

keterampilan proses sains yang lebih tinggi dibandingkan kelas kontrol, yaitu pada

indikator mengobservasi, berhipotesis, merencanakan percobaan, menerapkan

konsep, serta mengkomunikasikan. Nilai N-Gain siswa kelas eksperimen lebih

tinggi dibandingkan kelas kontrol. Hal ini dikarenakan siswa kelas eksperimen

diberikan perlakuan dengan menggunakan model pembelajaran ROPES dalam

proses pembelajaran. Tahapan-tahapan model pembelajaran ROPES antara lain:

Review, Overview, Presentation, Exercise, dan Summary. Proses Review dilakukan

dengan mengukur kesiapan siswa terhadap materi yang akan disampaikan dengan

memberikan apersepsi sebelum memulai pembelajaran. Proses Overview dilakukan

dengan cara guru menjelaskan strategi yang akan digunakan saat proses

pembelajaran berlangsung. Proses presentation, guru menyampaikan inti dari

materi pembelajaran yang bertujuan sebagai bekal siswa untuk membentuk konsep

yang akan dipelajari. Proses Exercise dilakukan dengan cara memberikan

kesempatan kepada siswa untuk melaksanakan percobaan yang telah mereka

pahami dan tetap dibawah arahan guru. Selanjutnya proses Summary dilakukan

dengan cara meminta siswa untuk menyimpulkan pembelajaran yang telah

didapatnya. Pada kelas eksperimen, guru hanya memfasilitasi dan memotivasi

siswa agar terlibat aktif selama proses pembelajaran. Hal ini sejalan dengan

118 Indri Restanti, Sudarti, dan Alex Harijanto, “Pengaruh Model Pembelajaran ROPES

dengan Teknik Talking Stick Terhadap Hasil Belajar Siswa dan Keterampilan Proses Sains Siswa

SMA Di Bondowoso”, Jurnal Pendidikan Fisika, Vol 4 No. 1, Juli 2015, hlm. 97.

Page 80: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN ROPES (REVIEW, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50855/1/LILI... · IV ABSTRAK LILI SETIOWATI, NIM. 11150163000012 Pengaruh Model Pembelajaran

65

penelitian yang dilakukan oleh Rizka Nurul Dina, dkk yang menyatakan bahwa

model pembelajaran ROPES dapat membuat aktif siswa selama proses

pembelajaran berlangsung.119

Nilai N-Gain pada indikator mengobservasi, kelas eksperimen sebesar 1,07 kali

lipat dari kelas kontrol. Nilai N-Gain kelas eksperimen dan kelas kontrol sebesar

0,82 dan 0,76 masuk dalam kategori tinggi, tetapi nilai N-Gain pada kelas

eksperimen lebih tinggi dibandingkan nilai N-Gain kelas kontrol. Pada indikator

mengobservasi kelas eksperimen mendapatkan nilai N-Gain yang lebih unggul

dibandingkan kelas kontrol karena, siswa pada kelas eksperimen sebelum memulai

percobaan diberikan tugas oleh guru untuk mengamati konsep yang berkaitan

dengan materi yang akan dipraktikumkan. Siswa dilatih aktivitasnya untuk

mengobservasi gambar atau fenomena-fenomena kehidupan sehari-hari terkait

konsep fluida statis.

Nilai N-Gain pada indikator berhipotesis, kelas eksperimen sebesar 1,65 kali

lipat dari kelas kontrol. Nilai N-Gain pada kelas eksperimen sebesar 0,91 masuk

dalam kategori tinggi sedangkan sedangkan nilai N-Gain pada kelas kontrol sebesar

0,55 masuk dalam kategori sedang. Perbedaan nilai N-Gain tersebut dikarenakan

pada proses pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran ROPES siswa

lebih terlatih dalam membuat hipotesis sebelum melaksanakan percobaan. Sebelum

melaksanakan percobaan tiap-tiap siswa dalam kelompok diwajibkan untuk

membuat hipotesis yang terdapat didalam LKS.

Nilai N-Gain pada indikator merencanakan percobaan, kelas eksperimen

sebesar 1,13 kali lipat dari kelas kontrol. Nilai N-Gain pada kelas eksperimen dan

kelas kontrol sebesar 0,68 dan 0,60 masuk dalam kategori sedang, tetapi nilai N-

Gain pada kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan nilai N-Gain kelas kontrol.

Pada kelas eksperimen, peneliti di bantu dengan dengan guru-guru lain untuk

mengamati proses pelaksanaannya kegiatan praktikum yang dilaksanakan,

119 Rizka Nurul Dina, dkk, “Penerapan Model Pembelajaran ROPES (Review, Overview,

Presentation, Exercise, Summary) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Fisika Pada Materi Alat-Alat

Optik Di Kelas X Ia-1 Sma Negeri 4 Banda Aceh”, Jurnal Ilmiah Mahasiswa (JIM) Pendidikan

Fisika. Vol. 1 No.4 Oktober 2016, hlm. 243.

Page 81: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN ROPES (REVIEW, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50855/1/LILI... · IV ABSTRAK LILI SETIOWATI, NIM. 11150163000012 Pengaruh Model Pembelajaran

66

sehingga siswa kelas eksperimen lebih serius dan fokus dalam melakukan

percobaan.

Nilai N-Gain pada indikator menerapkan konsep, kelas eksperimen sebesar

1,20 kali lipat dari kelas kontrol. Nilai N-Gain pada kelas eksperimen sebesar 0,77

masuk dalam kategori tinggi sedangkan nilai N-Gain pada kelas kontrol sebesar

0,64 masuk dalam kategori sedang. Pada kelas eksperimen, karena melakukan

percobaan dibawah pengawasan peneliti dan guru-guru lain saat melakukan

percobaan, sehingga lebih serius dan fokus saat melakukan percobaan. Sehingga

siswa kelas eksperimen dapat memahami konsep hasil percobaan dengan baik.

Nilai N-Gain pada indikator mengkomunikasikan, kelas eksperimen sebesar

1,11 kali lipat dari kelas kontrol. Nilai N-Gain pada kelas eksperimen dan kelas

kontrol yaitu 0,89 dan 0,80 masuk dalam kategori tinggi, tetapi nilai N-Gain pada

kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan N-Gain kelas kontrol. Pada kelas

eksperimen, walaupun melakukan percobaan dilakukan secara kelompok, tetapi

tiap-tiap siswa wajib membuat kesimpulan dari hasil percobaan yang telah

dilakukan. Sehingga saat menyampaikan hasil kesimpulan tiap-tiap siswa dapat

menyampaikan hasil pendapat sendiri.

Page 82: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN ROPES (REVIEW, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50855/1/LILI... · IV ABSTRAK LILI SETIOWATI, NIM. 11150163000012 Pengaruh Model Pembelajaran

67

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dijelaskan, maka

dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Model Pembelajaran ROPES (Review, Overview, Presentation, Exercise,

Summary) terbukti berpengaruh terhadap keterampilan proses sains siswa pada

konsep fluida statis. Hal ini berdasarkan hasil uji hipotesis statistik dan posttest

menggunakan uji Mann-Whitney yang menyatakan bahwa nilai 𝑠𝑖𝑔 (2 – 𝑡𝑎𝑖𝑙𝑒𝑑)

< taraf signifikansi (0,05)

2. Hasil nilai N-Gain keterampilan proses sains secara keseluruhan pada kelas

eksperimen sebesar 0,81 masuk dalam kategori tinggi dan kelas kontrol sebesar

0,67 masuk dalam kategori sedang. Hal ini menunjukkan bahwa kelas

eksperimen mengalami peningkatan keterampilan proses sains yang lebih tinggi

dibandingkan dengan kelas kontrol. Pada kelas eksperimen keterampilan proses

sains pada indikator berhipotesis mengalami peningkatan tertinggi di antara

indikator keterampilan proses sains lainnya dengan perolehan nilai 0,91 masuk

dalam kategori tinggi.

3. Hasil angket respon siswa terhadap penggunaan model pembelajaran ROPES

secara keseluruhan mendapatkan respon kuat dengan perolehan persentase yaitu

92,7%.

Page 83: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN ROPES (REVIEW, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50855/1/LILI... · IV ABSTRAK LILI SETIOWATI, NIM. 11150163000012 Pengaruh Model Pembelajaran

68

B. Saran

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka penulis mengajukan

beberapa saran sebagai berikut:

1. Manajemen waktu pelaksanaan kegiatan model pembelajaran ROPES (Review,

Overview, Presentation, Exercise, Summary) perlu diatur dengan baik, agar

semua langkah-langkah dalam model pembelajaran tersebut dapat terlaksana

dengan baik.

2. Pada saat siswa sedang melaksanakan percobaan disarankan untuk lebih

membimbing siswa demi pencapaian tujuan pembelajaran yang maksimal.

3. Alat dan bahan percobaan sebaiknya disediakan dengan jumlah yang cukup

banyak agar setiap anggota kelompok yang terbentuk dapat bekerja secara

optimal.

4. Sebaiknya dalam penelitian indikator keterampilan proses sains tidak dibatasi,

agar setiap indikator keterampilan proses sains dapat diteliti.

Page 84: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN ROPES (REVIEW, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50855/1/LILI... · IV ABSTRAK LILI SETIOWATI, NIM. 11150163000012 Pengaruh Model Pembelajaran

69

DAFTAR PUSTAKA

Arifin, Zainal. Evaluasi Pembelajaran: Prinsip, Teknik, Prosedur. Bandung: PT

Remaja Rosdakarya. 2013.

Arikunto, Suharsimi. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

2017.

Avianti, Rahmania dan Bartha Yonata. Keterampilan Proses Sains Siswa melalui

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Materi Asam Basa Kelas XI

SMAN 8 Surabaya. UNESA Journal of Chemical Education.Vol.4.

No.2.ISSN: 2252-9454. 2015.

Cansiz, Mustafa, Semra Sungur, dan Ceren Oztekin. Exploring The Development

Of Science Process Skills Through History Of Science Instruction. Science

in the primary school. 2016.

Dina, Rizka Nurul, Agus Wahyuni, dan Saminan. Penerapan Model Pembelajaran

ROPES (Review, Overview, Presentation, Exercise, Summary) Untuk

Meningkatkan Hasil Belajar Fisika Pada Materi Alat-Alat Optik Di Kelas

XI-A SMA Negeri 4 Banda Aceh. Jurnal Ilmiah Mahasiswa (JIM)

Pendidikan Fisika. Vol. 1 No.4. 2016.

Fathurrohman, Muhammad. Model- Model Pembelajaran Inovatif Alternatif

Desain Pembelajaran yang Menyenangkan. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media.

2015.

Giancoli, Douglas C. Fisika Edisi Ketujuh: Prinsip dan Aplikasi. Jakarta: Erlangga.

2014.

Hadi, Sutrisno. Statistik. Yogyakarta: ANDI. 2004.

Herlianti, Yanti. Tanya Jawab Seputar Penelitian Pendidikan Sains. Jakarta: Universitas

Islam Negeri Syarif Hidayatullah. 2006.

Ilmi, Dzakiyy. Pengaruh Latihan Soal Digital Terhadap Keterampilan Proses

Sains Siswa Pada Konsep Fluida Dinamis Kelas XI. Skripsi pada

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Jakarta. 2017.

Tidak dipublikasikan.

Page 85: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN ROPES (REVIEW, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50855/1/LILI... · IV ABSTRAK LILI SETIOWATI, NIM. 11150163000012 Pengaruh Model Pembelajaran

70

Kadir. Statistik Terapan: Konsep, Contoh dan Analisis Data dengan Program

SPSS/ Lisrel dalam Penelitian. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada. 2015.

Kasiram, Moh. Metodologi Penelitian: Refleksi Pengembangan Pemahaman dan

Penguasaan Metodologi Penelitian. Malang: UIN Malang Press. 2008.

Lohmay, Imanuel. The Influence of Application of ROPES and Problem-Based

Learning Model in Group Counseling Viewed from Basic Skills of Student

Counseling towards Problem Solving Skills. International Conference On

Education. 2016.

Majid, Abdul. Perencanaan Pembelajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

2011.

Mujahidin, Firdos. Strategi Mengola Pembelajaran Bermutu. Bandung: PT

Rosdakarya. 2017

Nani, Karman La. The Effectiveness Ofict-Assisted Project-Based Learning In

Enhancing Student’s Statistical Communication Ability. International

Journal Of Education and Research. Vol.3. 2015.

Nicolellis, Debbie dan Lyn Legere. Vocational Peer Support Training Program

Trainer’s Guide. Boston, MA: Boston University. Center for Psychiatric

Rehabilitation. 2015.

Nizaruddin. ROPES Learning Model Modification to Increase Proficiency Students

of Rational Thingking. Program Studi Pendidikan Matematika IKIP PGRI

Semarang. 2010.

Novia, Nur. Pengaruh Media Simulasi Komputer Terhadap Miskonsepsi Siswa

SMA Kelas X Pada Konsep Fluida Statis. Skripsi pada Universitas Islam

Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Jakarta. 2016. Tidak dipublikasikan.

Ozgelen, Sinan. Students’ Science Process Skills within a Cognitive Domain Framework.

Eurasia Journal of Mathematics, Science & Tecnology Education. ISSN 1305-

8223. Vol.8 No.4. 2012.

Palupi, Dwi Satya, dkk. Fisika Untuk SMA dan MA Kelas XI. Jakarta: CV.Sahabat.

2009.

Page 86: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN ROPES (REVIEW, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50855/1/LILI... · IV ABSTRAK LILI SETIOWATI, NIM. 11150163000012 Pengaruh Model Pembelajaran

71

Rahayu, Ai Hayati, dan Poppy Anggraeni. Analisis Profil Keterampilan Proses

Sains Siswa Sekolah Dasar Di Kebupaten Sumedang. Jurnal Pesona Dasar.

Vol 5 No.2. 2017.

Rahmasiwi, Amining, Slamet Santosari, dan Dewi Puspita Sari. Peningkatan

Keterampilan Proses Sains Siswa dalam Pembelajaran Biologi melalui

Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri di Kelas XI MIA 9 (ICT) SMA

Negeri 1 Karanganyar. Jurnal Peningkatan Keterampilan Proses Sains.

2014.

Restanti, Indri, Sudarti, dan Alex Harijant. Pengaruh Model Pembelajaran ROPES

dengan Teknik Talking Stick Terhadap Hasil Belajar Dan Keterampilan

Proses Sains Siswa SMA Di Bondowoso. Jurnal Pendidikan Fisika. Vol. 4

No.1. 2015.

Rose Marie Balan,Tammy Patterson Manko, dan Karen Frances Phillips.

Instructional Improvement through Professional Development.

Transformative Dialogues: Teaching & Learning Journal. Volume 5 Issue

2. 2011.

Ruseffendi. Statistika Dasar Untuk Pendidikan. Bandung: IKIP Bandung Press.

1998.

Rusman. Pembelajaran Tematik terpadu Teori Praktik dan Penilaian. Jakarta: PT

Raja Grafindo Persada. 2015.

Rustarman, Nuryani Y, dkk. Strategi Belajar Mengajar Biologi Cetakan I. Malang:

Universitas Negeri Malang. 2005.

Salamah, Ummi dan Mursal. Meningkatkan Keterampilan Proses Sains Peserta

Didik Menggunakan Metode Eksperimen Berbasis Inkuiri Pada Materi

Kalor. Jurnal Pendidikan Sains Indonesia. Vol. 05 No.01. 2017.

Sanjaya, Wina. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan.

Jakarta: Kencana. 2011.

Santoso, Singgih. Statistik Multivariat dengan SPSS. Jakarta: PT Elex Media

Komputindo. 2017.

Page 87: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN ROPES (REVIEW, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50855/1/LILI... · IV ABSTRAK LILI SETIOWATI, NIM. 11150163000012 Pengaruh Model Pembelajaran

72

Semiawan, Conny, dkk. Pendekatan Keterampilan Proses. Jakarta : PT Grasindo.

1985.

Sinaga, Chrisna Tri Yeheski dan Edy Surya. Perbedaan Kemampuan Pemecahan

Masalah Matematika Dengan Menggunakan Model Pembelajaran

ROPES dan STAD SMP Negeri 35 Medan. Jurnal Pendidikan. 2014.

Sinagar, Gusnita Betaria dan Usler Simarmata. Pengaruh Model Pembelajaran

ROPES (Review, Overview, Presentation, Exercise, Sumamary) Berbantu

Audio Visual Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Materi Kalor Dikelas X

Semester II SMA N 11 Medan. Jurnal Inpafi. Vol. 2, No.3. 2014.

Sugiyono. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan

R&D. Bandung: Alfabeta. 2015.

Sunyono, Sunyono. Science Process Skill Characteristics of Junior High Scholl

Students in Lampung European Scientific. Journal education. Vol. 14, No.

10. ISSN: 1857-7881. 2018.

Sutrisno dan Sitti Ahmiarti. FISIKA DASAR (Mekanika, Fluida, & Gelombang).

Jakarta: UIN Jakarta Press. 2007.

Tipler, Paul A. Fisika Untuk Sains dan Teknik. Jakarta: Erlangga. 1998.

Trianto. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif- Progresif Konsep, Landasan,

Dan Implementasinya Pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

(KTSP). Jakarta: Kencana Prenada Media Group. 2009.

Uyanto, Stanislaus S. Pedoman Analisis Data dengan SPSS Edisi 3. Yogyakarta:

Graha Ilmu. 2009.

Wahyuni, Ellinda Eka, Sutarto, dan I Ketut Mahardika. Model Pembelajaran

ROPES (Review, Overview, Presentation, Exercise, Sumamary) Disertai

Media Audio visual Terhadap Aktifitas Dan Hasil Belajar Siswa Pada

Pembelajaran Fisika Di MAN 1 Jember. Artikel Ilmiah Mahasiswa. 2015.

Yusuf, Muri. Asesmen dan Evaluasi Pendidikan: Pilar Penyedia Informasi dan

Kegiatan Pengendalian Mutu Pendidikan. Jakarta: Prenadamedia Group.

2015.

Page 88: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN ROPES (REVIEW, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50855/1/LILI... · IV ABSTRAK LILI SETIOWATI, NIM. 11150163000012 Pengaruh Model Pembelajaran

73

Zulfiani, dkk. Strategi Pembelajaran Sains. Jakarta: Lembaga Penelitian UIN

Jakarta. 2009.

Page 89: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN ROPES (REVIEW, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50855/1/LILI... · IV ABSTRAK LILI SETIOWATI, NIM. 11150163000012 Pengaruh Model Pembelajaran

74