disusun oleh: alrisa setiowati nim. 11 13 26433
TRANSCRIPT
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI AUDIT
DELAY DAN DAMPAKNYA TERHADAP REAKSI INVESTOR
PADA PERUSAHAAN SEKTOR PRIMER YANG TERDAFTAR DI
BURSA EFEK INDONESIA
NASKAH PUBLIKASI
Disusun Oleh:
ALRISA SETIOWATI
NIM. 11 13 26433
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI
YAYASAN KELUARGA PAHLAWAN NEGARA
2017
2
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI AUDIT DELAY DAN
DAMPAKNYA TERHADAP REAKSI INVESTOR PADA PERUSAHAAN
SEKTOR PRIMER YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA
Alrisa Setiowati
111326433
ABSTRAK
Perbedaan waktu antara laporan keuangan dan tanggal audit menunjukkan jumlah waktu
yang diperlukan dalam periode audit. Kondisi ini dapat mempengaruhi informasi
laporan keuangan yang diterbitkan akan semakin panjang dan mempengaruhi reaksi
pasar terhadap pengambilan keputusan. Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh
tipe opini, reputasi auditor, ukuran perusahaan, umur perusahaan, laba/rugi, dan
financial distress terhadap audit delay dan dampaknya terhadap reaksi investor pada
perusahaan sektor primer yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
Metode pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive sampling dan
diperoleh sampel sebanyak 40 perusahaan. Penelitian ini dilakukan untuk periode 2013
sampai dengan 2015. Data yang digunakan adalah laporan keuangan masing-masing
perusahaan sampel yang dipublikasikan melalui situs www.idx.co.id dan data harga
saham yang dipublikasikan melalui situs www.yahoofinance.com. Pengujian dilakukan
dengan menggunakan software WarpPls versi 4.0. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
ukuran perusahaan, umur perusahaan, laba/rugi dan financial distress berpengaruh
signifikan terhadap audit delay, namun tipe opini, reputasi auditor dan laba/rugi tidak
berpengaruh signifikan terhadap audit delay, serta audit delay berpengaruh negatif
signifikan terhadap reaksi investor.
Penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi auditor, agar kedepannnya auditor
dapat mengendalikan faktor-faktor yang mempengaruhi audit delay untuk mengurangi
terjadinya penundaan pelaporan hasil audit. Oleh karena itu, auditor harus
merencanakan pekerjaan lapangan dengan baik agar proses audit dapat dilakukan secara
efektif dan efisien. Selain itu diharapkan juga bagi manajemen perusahaan agar
kedepannya bekerja lebih profesional dan melakukan evaluasi secara berkala terhadap
kinerja masing-masing bagian perusahaan, sehingga informasi yang diberikan relevan
dan direspon dengan baik oleh pihak investor.
Kata kunci: Tipe Opini, Reputasi Auditor, Ukuran Perusahaan, Umur perusahaan,
Laba/Rugi, Financial Distress, Audit Delay, Reaksi Investor.
PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
repository.stieykpn.ac.id
3
ANALYSIS OF FACTORS AFFECTING AUDIT DELAY AND ITS IMPACT ON
INVESTORS REACTIONS TO THE PRIMARY SECTOR COMPANIES LISTED
IN INDONESIAN STOCK EXCHANGE
ALRISA SETIOWATI
111326433
ABSTRACT
The time difference between the financial report and the audit date indicate the amount
of time required in the audit period. This condition may impact on a more lengthy
publication of financial report information, and affect the market reaction to decision
making. This study aims to examine the influence of opinion type, auditor reputation,
firm size, company age, profit/loss, and financial distress towards audit delay and its
impact on investors’ reaction to primary sector companies listed in Indonesian stock
exchange.
The sampling method used was purposive sampling resulting in the selection of a
sample consisting of 40 companies. This research was carried out from period 2013 to
2015. The data used were the financial reports of each sample company taken from
website www.idx.co.id and stock price data published through the site
www.yahoofinance.com. This research used warppls version 4.0 software. The result of
the research showed that firm size, company age, profit/loss, and financial distress had
a significant effect on audit delay, while opinion type, auditor's reputation and
profit/loss had no significant effect on audit delay, and audit delay had significant
negative effect on investors’ reaction.
This research is expected to be beneficial for the auditor, so that in the future the
auditor can control the factors that influence audit delay to reduce the occurrence of
delay of audit result reportage. Therefore, the auditor should plan the field work well so
that the audit process can be done effectively and efficiently. In addition, it is also
expected for the management of the company in the future to work more professionally
and to periodically evaluate the performance of each part of the company, so that the
information provided are relevant and well- responded by the investors.
Keywords: Opinion Type, Auditor Reputation, Firm Size, Company Age, Profit/loss,
Financial Distress, Audit Delay, Investors’ Reaction.
PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
repository.stieykpn.ac.id
4
I. Pendahuluan
Laporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan dan sebagai
sarana pengkomunikasian informasi utama kepada pihak-pihak di luar perusahaan. Oleh
karena itu, informasi keuangan harus disajikan secara relevan dan tepat waktu (Jusup,
2001: 136). Pada kerangka dasar penyusunan dan penyajian laporan keuangan (IAI,
2012: 5) dinyatakan bahwa tujuan laporan keuangan adalah untuk memberi informasi
mengenai posisi keuangan beserta perubahannya, serta menunjukkan kinerja perusahaan
yang dapat membantu pengguna laporan keuangan termasuk investor dan kreditor
dalam proses pengambilan keputusan.
Setiap perusahaan publik diwajibkan untuk menyampaikan laporan keuangan
yang disusun sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan yang telah diaudit. Laporan
keuangan harus disampaikan kepada OJK (Otoritas Jasa Keuangan) selambat-lambatnya
pada akhir bulan keempat setelah tanggal laporan keuangan tahunan. Tuntutan akan
kepatuhan terhadap ketepatan waktu dalam penyampaian laporan keuangan tahunan
perusahaan publik di Indonesia telah diatur dalam Undang-Undang No. 8 Tahun 1995
tentang Pasar Modal dan selanjutnya diatur dalam Peraturan Bapepam Nomor X.K.6,
Lampiran Keputusan Ketua Bapepam Nomor: KEP 431/BL/2012 tentang Kewajiban
Penyampaian Laporan Keuangan Berkala. Terhitung sejak tanggal 31 desember 2013
laporan keuangan wajib disampaikan kepada otoritas jasa keuangan.
Ketepatan waktu perusahaan dalam mempublikasikan laporan keuangan kepada
masyarakat umum dan OJK tergantung dari lamanya auditor menyelesaikan pekerjaan
auditnya. Semakin cepat pekerjaan audit selesai dilakukan, maka semakin cepat pula
informasi dipublikasikan. Oleh karena itu, pengguna laporan keuangan membutuhkan
keterlibatan auditor independen dalam memberikan opini atas kewajaran informasi yang
disajikan dalam laporan keuangan agar terbebas dari salah saji material. Givolvy dan
Palmon (1982) menyatakan faktor paling berpengaruh terhadap ketepatan waktu
pengumuman laba di laporan keuangan adalah lamanya proses audit. Keterlambatan
waktu penyelesaian audit yang dilakukan oleh auditor dikenal dengan istilah audit
delay. Audit delay adalah perbedaan waktu antara tanggal tutup buku laporan keuangan
dengan tanggal laporan auditor independen.
Pelaksanaan audit yang sesuai dengan standar untuk meningkatkan kualitas audit
membutuhkan waktu yang lama. Kerangka konseptual yang ditetapkan oleh Standar
PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
repository.stieykpn.ac.id
5
Akuntansi Keuangan (IAI, 2009) mengungkapkan bahwa jika terdapat penundaan yang
tidak semestinya dalam pelaporan, maka informasi yang dihasilkan akan kehilangan
relevansinya. Adanya keterlambatan penyampaian informasi menyebabkan menurunnya
tingkat kepercayaan investor, padahal informasi tersebut merupakan bahan
pertimbangan bagi investor untuk menanamkan dana pada perusahaan yang
bersangkutan. Akibatnya perusahaan akan terlambat untuk memperoleh tambahan dana
guna mendukung operasional perusahaan.
Hasil penelitian-penelitian terdahulu memiliki berbagai kesimpulan yang tidak
konsisten antara peneliti yang satu dengan peneliti yang lain mengenai faktor-faktor
yang berpengaruh terhadap audit delay. Hasil penelitian Setiawan (2013) menunjukkan
bahwa tipe opini tidak berpengaruh secara signifikan terhadap audit delay, sedangkan
ukuran perusahaan berpengaruh terhadap audit delay. Namun, hasil penelitian Setiawan
(2013) berbeda dengan hasil penelitian Yuni (2012) yang menunjukkan bahwa tipe
opini berpengaruh secara signifikan terhadap audit delay, sedangkan reputasi auditor
tidak berpengaruh terhadap audit delay.
Kartika (2011) pada penelitiannya menunjukkan bahwa laba/rugi dan reputasi
auditor tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap audit delay. Namun hasil penelitian
Puspitasari et al. (2012) berbeda dengan hasil penelitian Kartika (2011) yang
menunjukkan bahwa laba/rugi dan reputasi auditor berpengaruh terhadap audit delay.
Terdapat kesamaan hasil penelitian Azhari (2014) dan Wahyuningsih (2016)
yang mengungkapkan bahwa umur perusahaan tidak berpengaruh terhadap audit delay.
Namun pada hasil penelitian Ingga et al. (2015) diungkapkan bahwa umur perusahaan
memiliki pengaruh terhadap audit delay.
Berdasarkan hasil temuan beberapa penelitian yang disebutkan di atas, masih
terdapat keberagaman yang mungkin disebabkan karena adanya perbedaan sifat variabel
independen, periode pengamatan, atau objek penelitiannya. Hasil penelitian yang tidak
konsisten pada variabel tipe opini, reputasi auditor (ukuran KAP), umur perusahaan,
laba/rugi, dan ukuran perusahaan dalam penelitian yang terdahulu membuat peneliti
tertarik untuk melakukan penelitian ulang pada variabel tersebut untuk membuktikan
pengaruh variabel-variabel di atas terhadap audit delay. Selain itu, peneliti
menambahkan variabel financial distress pada penelitian ini untuk mengetahui
pengaruh terhadap lamanya waktu penyelesaian audit.
PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
repository.stieykpn.ac.id
6
Di sisi lain, audit delay juga memiliki pengaruh terhadap pengambilan
keputusan investasi oleh investor. Audit delay dapat menjadi penyebab investor
menunda atau membatalkan investasi pada suatu perusahaan, sehingga perusahaan akan
terlambat memperoleh dana investasi dari investor. Oleh karena itu, peneliti juga akan
menguji pengaruh audit delay terhadap reaksi investor dengan menggunakan objek
penelitian perusahaan sektor primer.
Berdasarkan penjelasan di atas, tujuan penelitian ini adalah menguji dan
menemukan bukti empiris di Indonesia mengenai pengaruh tipe opini, reputasi auditor
(ukuran KAP), umur perusahaan, laba/rugi, ukuran perusahaan dan financial distress
terhadap audit delay pada perusahaan sektor primer. Selain itu, peneliti juga menguji
pengaruh audit delay terhadap reaksi investor dalam pengambilan keputusan investasi.
II. Tinjauan Literatur dan Pengembangan Hipotesis
2.1 Laporan Keuangan
Menurut Apriyono (2008), laporan keuangan adalah ringkasan dari proses
akuntansi selama tahun buku yang bersangkutan dan digunakan sebagai alat untuk
menyampaikan informasi keuangan yang berasal dari aktivitas suatu perusahaan
kepada pihak-pihak yang berkepentingan terhadap data atau aktivitas perusahaan.
Dapat disimpulkan bahwa laporan keuangan merupakan ringkasan suatu proses
transaksi yang terjadi dalam suatu perusahaan pada satu periode yang berisi
informasi mengenai keadaan finansial dari hasil operasi perusahaan yang
digunakan oleh pihak internal maupun eksternal untuk pengambilan keputusan,
serta sebagai sarana komunikasi informasi keuangan.
2.2 Teori Kepatuhan (Compliance Theory)
Kepatuhan berasal dari kata patuh, yang menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia
berarti suka menurut perintah, taat kepada perintah atau aturan dan berdisiplin.
Menurut Sulistyo (2010), terdapat dua perspektif dasar mengenai kepatuhan
hukum yaitu instrumental dan normatif. Perspektif instrumental mengasumsikan
individu secara utuh didorong oleh kepentingan pribadi dan tanggapan-tanggapan
terhadap perubahan insentif dan penalti yang berhubungan dengan perilaku.
Perspektif normatif berhubungan dengan moral dan berlawanan dengan
kepentingan pribadi (Sudaryanti, 2008).
PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
repository.stieykpn.ac.id
7
Teori kepatuhan dapat mendorong seseorang untuk lebih mematuhi
peraturan yang berlaku, sama halnya dengan perusahaan yang berusaha untuk
menyampaikan laporan keuangan secara tepat waktu karena selain merupakan
suatu kewajiban perusahaan untuk menyampaikan laporan keuangan tepat waktu,
juga akan sangat bermanfaat bagi para pengguna laporan keuangan.
2.3 Ketepatan Waktu (Timeliness)
Salah satu cara untuk mengukur transparansi dan kualitas pelaporan keuangan
adalah ketepatan waktu. Hendriksen dan Van Breda (2000) menyatakan bahwa
informasi tidak relevan jika tidak tepat waktu. Oleh karena itu, informasi harus
tersedia bagi pengambil keputusan sebelum kehilangan kapasitasnya untuk
mempengaruhi keputusan. Ketepatan waktu tidak menjamin relevansinya, tetapi
relevansi tidak mungkin tanpa ketepatan waktu. Ketepatan waktu adalah batasan
penting pada publikasi laporan keuangan.
2.4 Audit Delay
Hossain dan Taylor (1998) mendefinisikan audit delay sebagai berikut:
“audit delay is generally defined as the length of time from a company’s financial
year-end to the date of the auditor’s report in most case timeliness have actually
dealt with audit delays.”
Wah Lai dan Cheuk (2005) menyatakan hal yang sama mengenai definisi audit
delay. Pada istilah penelitiannya, audit delay disebut juga sebagai audit report lag
yang didefinisikan sebagai berikut:
“an audit report lag or audit delay is a period from a company’s year end date to
the audit report date”
Dari beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa audit delay
merupakan rentang waktu (jarak hari) dari tanggal tutup buku perusahaan pada
tanggal 31 Desember sampai dengan tanggal yang tercantum dalam laporan
auditor independen. Ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan auditan
tergantung pada lamanya audit delay yang dihitung berdasarkan periode dari
tanggal akhir tahun perusahaan sampai tanggal laporan audit. Semakin lama
waktu penyelesaian audit maka semakin panjang pula masa audit delay, sehingga
PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
repository.stieykpn.ac.id
8
menyebabkan keterlambatan penyampaian laporan keuangan auditan kepada OJK.
Dalam ketentuan BAPEPAM Nomor: Kep 431/BL/2012 yang dinyatakan bahwa
laporan keuangan hasil audit dengan pendapat wajar harus disampaikan kepada
OJK paling lambat dalam waktu 120 hari atau akhir bulan keempat setelah tahun
buku berakhir.
2.5 Tipe Opini
Menurut Mulyadi (2002: 20), ada lima tipe pendapat laporan audit yang
diterbitkan oleh auditor:
a. Pendapat wajar tanpa pengecualian (unqualified opinion)
b. Pendapat wajar tanpa pengecualian dengan bahasa penjelasan (unqualified
opinion report with explanatory language)
c. Pendapat wajar dengan pengecualian (qualified opinion)
d. Pendapat tidak wajar (adverse opinion)
e. Pernyataan tidak memberikan pendapat (disclaimer of opinion)
Menurut Setiawan (2013), opini audit yang diberikan auditor melalui
beberapa tahap audit yang dilakukan dapat memberikan beberapa simpulan atas
opini yang harus diberikan terhadap laporan keuangan yang diauditnya. Apabila
selama pelaksanaan audit tidak menemukan masalah ataupun bukti yang
menyimpang sesuai dengan prinsip akuntansi berlaku umum, maka auditor
mungkin dapat dengan cepat menyelesaikan tugasnya dan kemudian
mengeluarkan opini audit sesuai dengan hasil yang diperoleh. Akan tetapi jika
auditor menemukan penyimpangan karena laporan keuangan tidak sesuai dengan
prinsip akuntansi yang berlaku umum kemungkinan auditor akan lebih banyak
lagi mencari penyimpangan serta bukti-bukti lain yang akhirnya dapat
mempengaruhi penyelesaian waktu audit (Yuana, 2008: 15).
2.6 Reputasi Auditor
Jusup (2001: 20) mengungkapkan bahwa kantor akuntan publik (KAP) adalah
lembaga yang memiliki izin dari Menteri Keuangan sebagai wadah bagi akuntan
publik dalam menjalankan pekerjaannya. KAP yang melakukan pekerjaan audit
laporan keuangan memiliki tanggungjawab besar, sehingga dituntut untuk
memiliki independensi dan kompetensi yang tinggi pula. Oleh karena itu, untuk
PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
repository.stieykpn.ac.id
9
meningkatkan kredibilitas laporan keuangan, perusahaan akan menggunakan jasa
kantor akuntan publik yang mempunyai reputasi baik. Hal ini biasanya
ditunjukkan dengan kantor akuntan publik yang berafiliasi dengan kantor akuntan
publik besar yang berlaku secara universal dan dikenal dengan the big four.
Kantor Akuntan Publik yang masuk dalam kategori KAP the big four di Indonesia
adalah:
a. KAP Purwantono, Suherman, Surja berafiliasi dengan Ernst & Young
b. KAP Osman Bing Satrio dan Rekan berafiliasi dengan Deloitte Touche
Tohmatsu
c. KAP Siddharta dan Widjaja berafiliasi dengan Klyneveld Peat Marwick
Goerdeler (KPMG)
d. KAP Tanudiraja Wibisana & Rekan berafiliasi dengan Pricewaterhouse
Coopers
2.7 Ukuran Perusahaan
Ukuran perusahaan dapat diartikan sebagai suatu skala pengukuran
pengklasifikasian besar kecilnya suatu perusahaan. Penelitian ini menggunakan
log total aset yang dimiliki perusahaan sebagai ukuran perusahaan. Keputusan
Ketua Bapepam No. Kep. 11/PM/1997 menyebutkan perusahaan kecil dan
menengah berdasarkan aset (kekayaan) adalah badan hukum yang memiliki total
aset tidak lebih dari seratus milyar, sedangkan perusahaan besar adalah badan
hukum yang total asetnya di atas seratus milyar.
Perusahaan besar lebih konsisten untuk tepat waktu dibandingkan
perusahaan kecil dalam menginformasikan laporan keuangannya (Dyer dan Mc
Hugh, 1975). Perusahaan besar diduga akan menyelesaikan proses auditnya lebih
cepat dibandingkan perusahaan kecil. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor,
yaitu manajemen perusahaan yang berskala besar dapat mengurangi audit delay
dikarenakan perusahaan-perusahaan tersebut dimonitor secara ketat oleh investor
dan pengawas permodalan dari pemerintah.
Proksi yang digunakan untuk menghitung ukuran perusahaan, yaitu log
total aset dengan perhitungan:
Total aset ═ Aset lancar + Aset tetap
PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
repository.stieykpn.ac.id
10
2.8 Umur Perusahaan
Menurut Septriana (2010), umur perusahaan merupakan hal yang
dipertimbangkan investor dalam menanamkan modalnya. Umur perusahaan
mencerminkan kemampuan perusahaan untuk bertahan dan menjadi bukti bahwa
perusahaan mampu bersaing untuk mengambil kesempatan bisnis yang ada dalam
perekonomian. Perusahaan yang memiliki umur lebih tua memiliki pengalaman
yang lebih banyak dalam melaporkan laporan keuangan ke pasar modal
dibandingkan dengan perusahaan yang memiliki umur lebih muda dan belum
memiliki banyak pengalaman. Akibatnya perusahaan yang memiliki umur lebih
tua akan melaporkan laporan keuangannya lebih cepat sehingga audit delay yang
dialami lebih pendek.
2.9 Laba/Rugi
Menurut Utami (2006), laba menunjukkan keberhasilan perusahaan dalam
menghasilkan keuntungan, sehingga dapat dikatakan bahwa laba merupakan berita
baik. Perusahaan tidak akan menunda penyampaian informasi yang berisi berita
baik. Dengan demikian perusahaan yang meraih laba cenderung mengalami audit
delay yang lebih pendek dibandingkan dengan perusahaan yang mengalami
kerugian.
Menurut Simbolon (2009: 4), ada dua alasan penyebab perusahaan yang
menderita kerugian cenderung mengalami audit delay yang lebih panjang.
Pertama, ketika kerugian terjadi perusahaan ingin menunda bad news sehingga
perusahaan akan meminta auditor untuk menjadwal ulang penugasan audit.
Kedua, auditor akan lebih berhati-hati selama proses audit jika percaya bahwa
kerugian ini terjadi karena kegagalan keuangan perusahaan atau kecurangan
manajemen.
Proksi yang digunakan untuk menghitung laba/rugi yaitu laba bersih
dengan perhitungan:
Laba bersih ═ Pendapatan operasi – Biaya operasi
2.10 Financial Distress (Kebangkrutan)
Kondisi financial distress perusahaan didefinisikan sebagai kondisi ketika hasil
operasi perusahaan tidak cukup untuk memenuhi kewajiban
PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
repository.stieykpn.ac.id
11
perusahaan (insolvency). Banyak faktor yang dapat menyebabkan perusahaan
mengalami financial distress, yaitu antara lain kenaikan biaya operasi, ekspansi
berlebihan, ketinggalan teknologi, kondisi persaingan, kondisi ekonomi,
kelemahan manajemen perusahaan dan penurunan aktifitas perdagangan industri
(Wruck, 1990). Dalam kondisi ekonomi yang buruk, kebanyakan perusahaan yang
mengalami financial distress adalah akibat dari kelemahan manajemen (Whitaker,
1999).
Untuk menghindari kualitas laporan keuangan yang buruk, seringkali
perusahaan berusaha untuk memperbaikinya. Upaya perbaikan ini membutuhkan
waktu, sehingga akan menambah audit delay perusahaan. Dalam penelitian ini,
financial distress diproksikan dengan debt to asset ratio (DAR) karena
menunjukkan besarnya keseluruhan utang yang dapat dijamin oleh seluruh aset
yang dimiliki perusahaan. Perhitungan DAR dirumuskan sebagai berikut:
DAR ═ Total utang
× 100% Total aset
Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi debt to
asset ratio, maka semakin besar risiko keuangan bagi kreditor maupun pemegang
saham.
2.11 Reaksi Investor
Wirakusuma (2008) menyatakan bahwa jumlah hari penundaan publikasi laporan
keuangan tahunan auditan mempengaruhi secara negatif pengambilan keputusan
oleh investor. Waktu pelaporan informasi keuangan dapat mempengaruhi pelaku
pasar untuk semakin cepat bereaksi dalam pengambilan keputusan sehingga
informasi tersebut memiliki nilai di mata investor. Laporan keuangan merupakan
salah satu bentuk informasi yang penting bagi pelaku pasar, karena laporan
keuangan merupakan alat yang digunakan investor untuk menilai kinerja suatu
perusahaan. Reaksi investor diukur dengan menggunakan proksi cummulative
abnormal return (CAR) berdasarkan estimasi market adjusted model (Hartono,
2005). Perhitungan CAR dirumuskan sebagai berikut:
Abnormal return = Return saham Return indeks pasar
PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
repository.stieykpn.ac.id
12
2.12 Pengembangan Hipotesis
2.12.1 Pengaruh tipe opini terhadap audit delay
Opini auditor adalah pendapat yang diberikan oleh auditor independen atas
laporan keuangan perusahaan. Hasil penelitian Rolinda (2007: 115) menyatakan
bahwa audit delay yang lebih panjang dialami oleh perusahaan yang menerima
pendapat selain unqualified opinion. Hal ini dikarenakan proses pemberian
pendapat selain unqualified opinion melibatkan negosiasi dengan klien,
konsultasi dengan auditor senior atau staf teknis dan perluasan lingkup audit
sehingga memperlambat waktu penyelesaian audit. Perusahaan yang menerima
pendapat unqualified opinion akan melaporkan laporan keuangan tepat waktu
karena perusahaan menganggap unqualified opinion merupakan berita baik bagi
perusahaan, sehingga perusahaan tidak akan menunda penyampaian laporan
keuangannya. Oleh karena itu, semakin baik opini yang diterima oleh
perusahaan maka semakin cepat laporan keuangan auditan dipublikasikan.
Berdasarkan uraian di atas, maka hipotesis yang diajukan adalah:
H1: Tipe opini berpengaruh negatif terhadap audit delay
2.12.2 Pengaruh Reputasi Auditor Terhadap Audit Delay
Untuk meningkatkan kredibilitas laporan keuangannya, perusahaan
menggunakan jasa kantor akuntan publik (KAP) yang mempunyai reputasi atau
nama baik. Hal ini biasanya ditunjukkan dengan KAP yang berafiliasi dengan
kantor akuntan publik besar yang berlaku universal dikenal dengan nama Big
Four Worldwide Accounting Firm (Big 4). Waktu audit yang cepat merupakan
salah satu cara KAP yang berkualitas tinggi untuk mempertahankan reputasi
mereka. Hal tersebut sesuai dengan penelitian Puspitasari et. al (2012) dan Adhy
(2010) yang menyatakan bahwa reputasi auditor mempunyai pengaruh terhadap
audit delay. Berdasarkan uraian di atas, maka hipotesis yang diajukan adalah:
H2: Reputasi auditor berpengaruh negatif terhadap audit delay
2.12.3 Pengaruh Ukuran Perusahaan Terhadap Audit Delay
Zulaekha (2016) menyatakan bahwa perusahaan besar pada umumnya memiliki
keunggulan tersendiri yaitu memiliki sumber daya yang besar, tenaga kerja yang
kompeten, serta peralatan dan teknologi yang mendukung sistem informasi
PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
repository.stieykpn.ac.id
13
akuntansi yang canggih, sehingga dapat menghasilkan data yang lebih akurat
dan lebih cepat.
Owusu-Ansah (2000) menyatakan bahwa secara rinci perusahaan besar
seringkali diikuti oleh sejumlah besar analis yang selalu mengharapkan
informasi yang tepat waktu untuk memperkuat maupun meninjau kembali
harapan-harapan mereka. Perusahaan besar berada di bawah tekanan untuk
mengumumkan laporan keuangannya tepat waktu untuk menghindari adanya
spekulasi dalam perdagangan saham perusahaannya. Hal tersebut sesuai dengan
penelitian Kartika (2011) yang menunjukkan pengaruh ukuran perusahaan
terhadap audit delay. Berdasarkan uraian di atas, maka hipotesis yang diajukan
adalah:
H3: Ukuran perusahaan berpengaruh negatif terhadap audit delay
2.12.4 Pengaruh Umur Perusahaan Terhadap Audit Delay
Menurut Septriana (2010), umur perusahaan merupakan hal yang
dipertimbangkan investor dalam menanamkan modalnya. Umur perusahaan
mencerminkan bahwa perusahaan mampu bertahan dan menjadi bukti bahwa
perusahaan mampu bersaing untuk mengambil kesempatan bisnis yang ada
dalam perekonomian. Perusahaan yang memiliki umur lebih tua memiliki
pengalaman yang lebih banyak dalam melaporkan laporan keuangan ke pasar
modal dibandingkan dengan perusahaan yang memiliki umur lebih muda dan
belum memiliki banyak pengalaman. Akibatnya perusahaan yang memiliki umur
lebih tua akan melaporkan laporan keuangannya lebih cepat, sehingga audit
delay yang dialami lebih pendek. Hal tersebut sesuai dengan penelitian Ingga et.
al (2015) yang menemukan pengaruh umur perusahaan terhadap audit delay.
Berdasarkan uraian di atas, maka hipotesis yang diajukan adalah:
H4: Umur perusahaan berpengaruh negatif terhadap audit delay
2.12.5 Pengaruh Laba/Rugi Terhadap Audit Delay
Menurut Utami (2006), laba menunjukkan keberhasilan perusahaan dalam
menghasilkan keuntungan, sehingga dapat dikatakan bahwa laba merupakan
berita baik. Perusahaan tidak akan menunda penyampaian informasi yang berisi
berita baik. Dengan demikian perusahaan yang meraih laba cenderung
PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
repository.stieykpn.ac.id
14
mengalami audit delay yang lebih pendek dibandingkan dengan perusahaan
yang mengalami kerugian. Hal tersebut sesuai dengan hasil penelitian
Puspitasari et. al (2012) yang menunjukkan bahwa laba/rugi berpengaruh
terhadap audit delay. Berdasarkan uraian di atas, maka hipotesis yang diajukan
adalah:
H5: Laba/rugi berpengaruh negatif terhadap audit delay
2.12.6 Pengaruh Financial Distress Terhadap Audit Delay
Financial distress merupakan keadaan ketika perusahaan mengalami kesulitan
dana untuk menutup kewajiban perusahaan atau kesulitan likuiditas yang diawali
dengan kesulitan ringan sampai pada kesulitan yang lebih serius, yaitu jika utang
lebih besar dibandingkan dengan aset. Dalam kondisi ekonomi yang buruk,
kebanyakan perusahaan mengalami financial distress sebagai akibat dari
kelemahan manajemen (Whitaker, 1999).
Untuk menghindari kualitas laporan keuangan yang buruk, seringkali
perusahaan berusaha untuk memperbaikinya. Upaya perbaikan ini membutuhkan
waktu, sehingga akan menambah audit delay perusahaan. Perusahaan yang
mengalami financial distress cenderung akan menunda penyampaian informasi
mengenai masalah keuangan perusahaannya. Dalam penelitian ini, financial
distress diproksikan dengan debt to asset ratio (DAR) karena menunjukkan
besarnya keseluruhan utang yang dapat dijamin oleh seluruh harta yang dimiliki
perusahaan. Berdasarkan uraian di atas, maka hipotesis yang diajukan adalah:
H6: Financial distress berpengaruh positif terhadap audit delay
2.12.7 Pengaruh Audit Delay Terhadap Reaksi Investor
Waktu pelaporan informasi keuangan yang cepat dapat mempengaruhi pelaku
pasar untuk segera bereaksi dalam pengambilan keputusan, sehingga informasi
tersebut memiliki nilai di mata investor. Laporan keuangan merupakan salah
satu bentuk informasi yang penting bagi pelaku pasar. Givoly dan Palmon
(1982) mengungkapkan bahwa apabila ada penurunan kualitas isi informasi
laporan keuangan, maka hal itu disebabkan oleh selisih waktu pelaporan
(reporting delay) yang terlalu lama. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian
Shulthoni (2013) yang menunjukkan bahwa audit delay berpengaruh terhadap
PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
repository.stieykpn.ac.id
15
reaksi investor yang diproksikan dengan abnormal return. Berdasarkan uraian di
atas, maka hipotesis yang diajukan adalah:
H7: Audit delay berpengaruh negatif terhadap reaksi investor.
III. Metode Penelitian
3.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional
3.1.1 Variabel Dependen (Variabel Endogen)
Variabel dependen adalah variabel yang dipengaruhi oleh variabel lain. Variabel
dependen dalam penelitian ini adalah reaksi investor (R). Reaksi investor adalah
keputusan investasi yang diambil investor berdasarkan lamanya audit delay.
Reaksi investor diukur dengan menggunakan proksi cummulative abnormal return
(CAR) berdasarkan estimasi market adjusted model (Hartono, 2005). Langkah
pertama dalam menghitung CAR, yaitu menghitung nilai return saham yang
dihitung dengan rumus sebagai berikut:
Keterangan:
Pt : Harga saham pada hari ke-t
Pt-1 : Harga saham pada hari ke-(t-1)
Setelah diperoleh nilai return saham, langkah selanjutnya adalah
menghitung return indeks pasar yang dihitung dengan rumus sebagai berikut:
Return indeks pasar =
IHSG t − IHSG t-1
IHSG t-1
Keterangan:
IHSG t : Indeks harga saham gabungan pada hari penerbitan laporan tahunan
auditan
Return saham =
Pt − Pt-1
Pt-1
PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
repository.stieykpn.ac.id
16
IHSG t-1 : Indeks harga saham gabungan pada t-1 penerbitan laporan tahunan
auditan
Setelah diperoleh nilai return indeks pasar, maka langkah selanjutnya
adalah menghitung besarnya abnormal return yang terjadi. Perhitungan CAR
dirumuskan sebagai berikut:
Abnormal return = Return saham – Return indeks pasar
3.2 Variabel Intervening (Y)
Variabel intervening merupakan variabel yang terletak diantara variabel
independen (bebas) dan variabel dependen (terikat), sehingga variabel independen
tidak langsung menjelaskan atau mempengaruhi variabel dependen (Indriantoro
dan Supomo, 2002). Variabel intervening dalam penelitian ini adalah audit delay.
Variabel audit delay diukur berdasarkan lamanya hari yang dibutuhkan untuk
memperoleh laporan keuangan auditor independen atas audit laporan keuangan
perusahaan sejak tanggal tutup buku perusahaan.
3.3 Variabel Independen (Variabel Eksogen)
Variabel independen adalah variabel yang mempengaruhi variabel lain. Variabel
independen yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
a. Tipe opini (H1)
Opini auditor dalam penelitian ini diukur dengan menggunakan variabel
dummy. Dalam penelitian ini pendapat auditor dibedakan menjadi dua
kelompok, yaitu perusahaan yang menerima pendapat unqualified opinion
diberi kode 1 dan perusahaan yang menerima pendapat selain unqualified
opinion diberi kode 0.
b. Reputasi auditor (H2)
Reputasi auditor dalam penelitian ini diukur dengan menggunakan variabel
dummy. Kategori perusahaan yang menggunakan jasa KAP yang berafiliasi
dengan the big four diberi nilai 1 dan kategori perusahaan yang menggunakan
jasa KAP yang tidak berafiliasi dengan KAP the big four diberi nilai 0.
PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
repository.stieykpn.ac.id
17
c. Ukuran perusahaan (H5)
Ukuran perusahaan diproksikan dengan menggunakan log total aset, yakni
dengan perhitungan:
Total aset = Aset lancar + Aset tetap
d. Umur perusahaan (H7)
Umur perusahaan dihitung dari sejak tanggal perusahaan itu berdiri hingga
sekarang atau pada waktu kegiatan audit dilaksanakan.
e. Laba/Rugi
Proksi yang digunakan untuk menghitung laba/rugi yaitu laba bersih dengan
perhitungan:
Laba bersih = Pendapatan Operasi Biaya Operasi
f. Financial distress (H9)
Pada penelitian ini, financial distress diproksikan dengan debt to asset ratio
(DAR). Semakin tinggi debt to asset ratio, maka semakin besar risiko
keuangan bagi kreditor maupun pemegang saham.
Perhitungannya dirumuskan sebagai berikut:
DAR ═
Total utang
× 100% Total aset
3.4 Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan sektor primer
yang telah go public dan terdaftar di Bursa Efek Indonesia untuk periode 2013-
2015. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan metode
purposive sampling,
3.5 Metode Analisis Data
Metode analisis data yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah analisis
statistik deskriptif, analisis induktif (goodness of fit) dan uji hipotesis
PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
repository.stieykpn.ac.id
18
menggunakan teknik resampling dengan metode bootsrapping menggunakan
aplikasi WarpPls 4.0.
IV. Analisis Hasil Penelitian
4.1 Pemilihan Sampel
Proses pemilihan sampel menggunakan metode purposive sampling dan
berdasarkan hasil seleksi diperoleh 40 perusahaan yang memenuhi kriteria. Hasil
pemilihan sampel disajikan dalam Tabel 4.1 berikut ini:
Tabel 4.1 Hasil Pemilihan Sampel
No Kriteria Jumlah Perusahaan
1 Perusahaan sektor primer di Bursa Efek
Indonesia (BEI) tahun 2013-2015.
62
2 Perusahaan sektor primer yang tidak
menerbitkan laporan keuangan.
(16)
3 Perusahaan yang tidak mencantumkan harga
saham pada data historis
(6)
4 Jumlah sampel 40
5 Jumlah observasi (40 × 3 tahun) 120
Sumber: lampiran
4.2 Analisis Statistik Deskriptif
Analisis data pada penelitian ini menggunakan hasil statistik deskriptif dan
analisis Partial Least square (PLS). Hasil analisis data dengan statistik deskriptif
ditunjukkan pada Tabel 4.2 berikut:
Tabel 4.2 Hasil Analisis Statistik Deskriptif
Statistik Deskriptif
Jumlah Minimal Maksimal Rerata Std. Deviasi
Opini 120 0 1 0,52 0,50182
Reputasi
Auditor 120 0 1 0,54 0,50035
Ukuran 120 11,23 13,96 12,66 0,62314
Umur 120 5 104 28,85 20,06990
L/R 120 -12,96 12,75 4,49 10,45258
PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
repository.stieykpn.ac.id
19
Financial
Distress 120 0,04 0,94 0,50 0,21477
Audit delay 120 37 111 73,745 16,65566
Reaksi
Investor 120 -1 0,09 -0,007 0,09469 Sumber: Output (Olah Data)
Hasil analisis deskriptif pada tabel di atas menunjukkan bahwa tipe opini
perusahaan sektor primer yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) memiliki
nilai maksimum sebesar 1, nilai minimum sebesar 0, dengan nilai rata-rata sebesar
0,52 dan standar deviasi sebesar 0,50182. Reputasi auditor memiliki nilai
maksimum sebesar 1, nilai minimum sebesar 0, dengan nilai rata-rata sebesar 0,54
dan standar deviasi sebesar 0,50035. Ukuran perusahaan memiliki nilai
maksimum 13,96 dengan nilai minimum sebesar 11,23 dan nilai rata-rata 12,66
dengan standar deviasi sebesar 0,62314. Umur perusahaan memiliki nilai
maksimum 104, nilai minimum sebesar 5 dengan nilai rata-rata 28,85 dan standar
deviasi sebesar 20,06990. Laba/rugi memiliki nilai maksimum sebesar 12,75
dengan nilai minimum -12,96 dan nilai rata-rata sebesar 4,49 dengan standar
deviasi 10,45258. Financial distress memiliki nilai maksimum sebesar 0,94
dengan nilai minimum 0,04 dan nilai rata-rata sebesar 0,50 dengan standar deviasi
0,21477. Audit delay memiliki nilai maksimum sebesar 111, nilai minimum
sebesar 37, dengan nilai rata-rata sebesar 73,745 dan standar deviasi sebesar
16,65566. Reaksi investor memiliki nilai maksimum sebesar 0,09 dengan nilai
minimum sebesar -1, dan nilai rata-rata sebesar -0,007 dengan standar deviasi
sebesar 0,09469.
Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi
Opini Auditor
Frekuensi Persentase Kumulatif
Validitas 0 58 48% 48%
1 62 52% 100%
Total 120 100% Sumber: Output PLS (Olah Data)
Berdasarkan Tabel 4.4 di atas, hasil distribusi frekuensi opini auditor yang
diukur dengan variabel dummy menunjukkan bahwa sebanyak 62 laporan
keuangan perusahaan atau setara dengan 52% sampel laporan keuangan
PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
repository.stieykpn.ac.id
20
perusahaan mendapatkan opini wajar tanpa pengecualian (unqualified opinion)
dan sisanya sebanyak 58 laporan keuangan perusahaan atau setara dengan 48%
sampel mendapatkan opini wajar dengan pengecualian (qualified opinion).
Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi
Reputasi Auditor
Frekuensi Persentase Kumulatif
Validitas 0 55 45% 45%
1 65 55% 100%
Total
120 100%
Sumber: Output (Olah Data)
Berdasarkan tabel di atas, hasil distribusi frekuensi reputasi auditor yang
diukur dengan variabel dummy menunjukkan bahwa sebanyak 65 laporan
keuangan perusahaan atau setara dengan 55% sampel laporan keuangan
perusahaan menggunakan jasa KAP big four dan sisanya sebanyak 55 laporan
keuangan perusahaan atau setara dengan 45% sampel menggunakan jasa KAP non
big four.
4.3 Analisis Induktif (Perhitungan nilai goodness of fit (inner model))
Model struktural atau inner model pada kerangka konseptual yang dibangun
berdasarkan referensi konsep dan teori disebut fit indices apabila didukung oleh
data empiris. Fit indices menunjukkan kesesuaian model dengan data serta
menunjukkan kualitas model yang diteliti. Penghitungan nilai goodness of fit
inner model didasarkan pada hasil analisis SEM WarpPls pada Tabel 4.6 berikut
ini:
Tabel 4.5 Hasil Inner Model (R-Square)
Variabel R-Square
Tipe Opini −
Reputasi Auditor −
Ukuran Perusahaan −
Umur Perusahaan −
Laba/Rugi −
Financial Distress −
Audit Delay 0,47
Reaksi Investor 0,19
Sumber: Output PLS (olah data)
PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
repository.stieykpn.ac.id
21
Tabel di atas menunjukkan bahwa variabel audit delay dipengaruhi oleh
variabel eksogen, yaitu variabel tipe opini, reputasi auditor, ukuran perusahaan,
umur perusahaan, laba/rugi, dan financial distress sebesar 0,47 (47%) dan sisanya
dijelaskan oleh variabel lain di luar model penelitian. Selanjutnya variabel reaksi
investor dipengaruhi oleh variabel audit delay sebesar 0,19 (19%) dan sisanya
sebesar 81% dijelaskan oleh variabel lain di luar model penelitian.
Selain itu model goodness of fit pada pengujian PLS juga menunjukkan
model yang terbaik. Evaluasi nilai goodness of fit model berfungsi untuk
mengetahui kecocokan model yang digunakan dalam penelitian ini. Kriterianya
yaitu nilai p-value APC dan ARS < 0,05 dan AVIF < 5. Dari pengolahan data
dengan menggunakan variabel eksogen, yaitu tipe opini, reputasi auditor, ukuran
perusahaan, umur perusahaan, laba/rugi, dan financial distress, dengan variabel
endogen intervening yaitu audit delay, dan variabel endogen yaitu reaksi investor
diperoleh nilai APC, ARS dan AVIF sebagai berikut:
Tabel 4.6 Nilai Goodness of Fit Model
Hasil P-value Kriteria Keterangan
APC═ 0,270 P < 0,001
Good if P < 0,05
Signifikan
ARS═ 0,331
P < 0,001
Good if P < 0,05
Signifikan
AVIF═ 1,555 Diterima jika ≤ 5,
ideal jika ≤ 3,3
Diterima
Sumber: Output PLS (olah data)
Berdasarkan hasil pengujian, nilai average R-squared (ARS) diperoleh
hasil 0,331 dengan nilai P < 0,001. Hal ini menunjukkan bahwa variabel eksogen
yaitu tipe opini, reputasi auditor, ukuran perusahaan, umur perusahaan, laba/rugi
dan financial distress pada penelitian ini hanya mampu mempengaruhi variabel
endogen audit delay dan reaksi investor rata-rata sebesar 33,1% dan 66,9%
sisanya dipengaruhi oleh variabel lain di luar model. Nilai average path
coefficient (APC) sebesar 0,270 dengan nilai P < 0,001, hal ini berarti variabel
endogen dan variabel eksogen memiliki hubungan sebab dan akibat baik secara
langsung maupun tidak langsung. Nilai average inflation factor (AVIF) sebesar
1,555 lebih kecil dari 5 yang berarti tidak terjadi multikolinearitas pada penelitian
PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
repository.stieykpn.ac.id
22
ini. Interpretasi indikator model fit dalam penelitian ini memenuhi kriteria
goodness of fit, sehingga data ini dapat digunakan untuk pengujian hipotesis.
4.4 Uji Hipotesis
Gambar 4.1 Hasil Pengujian Hipotesis
Berdasarkan Gambar 4.1 diketahui bahwa tanda panah menunjukkan pengaruh
antar variabel (hipotesis), sedangkan simbol beta (ß) menunjukkan koefisien dan
tingkat probabilitas ditandai dengan simbol P. Berikut ini adalah ringkasan hasil
pengujian hipotesis menggunakan SEM WarpPls:
Tabel 4.1 Hasil Pengujian Hipotesis
No Rumusan Hipotesis Standardized
Regression Weights
(ß)
P-Value Simpulan
H1 Tipe opini berpengaruh -0,09 0,10 Ditolak
PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
repository.stieykpn.ac.id
23
negatif terhadap audit
delay
≥ α = 0,05
H2 Reputasi auditor
berpengaruh negatif
terhadap audit delay
0,23 0,01
≤ α = 0,05
Ditolak
H3 Ukuran perusahaan
berpengaruh negatif
terhadap audit delay
-0,29 0,01
≤ α = 0,05
Diterima
H4 Umur perusahaan
berpengaruh negatif
terhadap audit delay
-0,23 0,01
≤ α = 0,05
Diterima
H5 Laba/rugi berpengaruh
negatif terhadap audit
delay
-0,11 0,06
≥ α = 0,05
Ditolak
H6 Financial distress
berpengaruh positif
terhadap audit delay
0,50 0,01
≤ α = 0,05
Diterima
H7 Audit delay berpengaruh
negatif terhadap reaksi
investor.
-0,44 0,01
≤ α = 0,05
Diterima
Sumber: Output PLS (Olah Data)
V. Penutup
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang telah dijelaskan di bab terdahulu,
maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Tipe opini berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap audit delay. Hal
ini menunjukkan bahwa jenis pendapat yang diberikan oleh auditor terhadap
laporan keuangan merupakan goodnews atau badnews atas kinerja manajerial
perusahaan dalam setahun. Oleh karena itu, tipe opini bukan merupakan faktor
penentu dalam ketepatan waktu pelaporan audit (Yulianti, 2011). Cepat atau
PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
repository.stieykpn.ac.id
24
lambatnya proses audit tidak menjamin laporan keuangan akan diberi pendapat
wajar dengan pengecualian atau pendapat selain wajar dengan pengecualian.
2. Reputasi auditor berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap audit delay.
Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan yang diaudit oleh KAP non big four
juga memiliki audit delay yang hampir sama dengan perusahaan yang diaudit
dengan KAP yang berafiliasi dengan the big four. Dengan kata lain, KAP yang
tidak berafiliasi dengan the big four akan menunjukkan profesionalismenya
dengan mampu melakukan audit secara efisien dan sesuai dengan peraturan
yang berlaku. Oleh karena itu, reputasi auditor yang mempengaruhi audit delay
tidak hanya didasarkan pada nama saja, namun juga berdasarkan kualitas audit
yang dihasilkan oleh KAP tersebut.
2. Ukuran perusahaan berpengaruh negatif dan signifikan terhadap audit delay.
Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan yang berskala besar lebih konsisten
untuk tepat waktu dibandingkan perusahaan kecil dalam menginformasikan
laporan keuangannya (Dyer dan Mc Hugh, 1975). Hal ini disebabkan karena
perusahaan-perusahaan berskala besar dimonitor secara ketat oleh investor dan
pengawas permodalan dari pemerintah.
3. Umur perusahaan berpengaruh negatif dan signifikan terhadap audit delay. Hal
ini menunjukkan bahwa perusahaan yang memiliki umur lebih tua dinilai lebih
berhati-hati dan lebih terbiasa untuk melaporkan laporan keuangan dengan
tepat waktu. Umur perusahaan mencerminkan bahwa perusahaan mampu
bertahan dan menjadi bukti bahwa perusahaan mampu bersaing untuk
mengambil kesempatan bisnis yang ada dalam perekonomian.
2. Laba/rugi berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap audit delay.
Hal ini menunjukkan adanya ketidakstabilan ekonomi saat ini mengakibatkan
kebanyakan perusahaan yang mengalami kerugian diabaikan dalam pelaporan
keuangannya, karena kerugian dianggap sebagai hal yang biasa.
3. Financial distress berpengaruh positif dan signifikan terhadap audit delay. Hal
ini menunjukkan bahwa perusahaan yang mengalami financial distress
cenderung akan menunda penyampaian informasi mengenai masalah keuangan
perusahaannya. Untuk menghindari kualitas laporan keuangan yang buruk,
PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
repository.stieykpn.ac.id
25
perusahaan akan berusaha memperbaiki laporan keuangannya yang
membutuhkan waktu lama sehingga akan menambah audit delay.
4. Audit delay berpengaruh negatif dan signifikan terhadap reaksi investor. Hal ini
menunjukkan bahwa laporan keuangan merupakan salah satu bentuk informasi
yang penting bagi pelaku pasar. Audit delay laporan keuangan yang semakin
rendah dapat mempengaruhi pelaku pasar untuk semakin cepat bereaksi dalam
pengambilan keputusan sehingga informasi tersebut memiliki nilai di mata
investor. Semakin panjang waktu penundaan publikasi laporan keuangan
tahunan auditan akan menimbulkan potensi ketidakpastian ekonomi yang
diekspektasi oleh pasar.
5.2 Keterbatasan dan Saran
1. Penelitian ini hanya menggunakan enam variabel independen saja dalam
menguji audit delay. Oleh karena itu, untuk penelitian berikutnya sebaiknya
perlu ditambah variabel independen lainnya yang tidak digunakan dalam
penelitian ini, misalnya klasifikasi industri, pos-pos luar biasa, tenur audit dan
lainnya. Penulis menyarankan untuk menambah variabel independen
dikarenakan dalam penelitian ini besarnya persentase faktor yang
mempengaruhi audit delay hanya sebesar 47% dan sisanya dipengaruhi oleh
variabel lain di luar penelitian ini.
2. Perusahaan yang menjadi sampel hanya perusahaan sektor primer saja,
sehingga hasil penelitian ini tidak dapat digeneralisasikan untuk semua jenis
perusahaan. Oleh karena itu, untuk penelitian berikutnya sebaiknya perlu
ditambah sampel perusahaan sektor lainnya sebagai objek penelitian agar hasil
yang diperoleh dapat mewakili semua jenis perusahaan, misalnya perusahaan
sektor sekunder (perusahaan manufaktur), sektor tersier (perusahaan jasa,
contoh: perusahaan perbankan) dan sektor publik (perusahaan yang dimiliki
oleh pemerintah, contoh: PT PLN dan PT KAI
PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
repository.stieykpn.ac.id
26
5.3 Implikasi
Berikut ini ditujukkan beberapa implikasi hasil penelitian:
1. Bagi Auditor
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tidak semua determinan audit delay
pada penelitian ini berpengaruh signifikan terhadap audit delay. Hal ini
mengandung implikasi agar kedepannya auditor dapat mengendalikan faktor-
faktor yang dominan mempengaruhi audit delay untuk mengurangi terjadinya
penundaan pelaporan hasil audit pada laporan keuangan yang dapat
mempengaruhi pengambilan keputusan investasi oleh investor. Oleh karena itu,
auditor harus merencanakan pekerjaan lapangan dengan baik agar proses audit
dapat dilakukan secara efektif dan efisien. Perencanaan tersebut antara lain
dilakukan melalui pelatihan-pelatihan terhadap auditor-auditor baru agar
mereka lebih profesional dalam mengaudit. Auditor seharusnya memiliki target
waktu pemeriksaan agar pelaporan hasil audit dapat disampaikan lebih cepat
dan akurat, sehingga lamanya waktu penyelesaian audit (audit delay) dapat
diminimalisasi.
2. Bagi perusahaan
Manajemen perusahaan bertanggung jawab atas laporan keuangan. Oleh karena
itu, manajemen perusahaan sebaiknya terus bekerja secara profesional dan
melakukan evaluasi secara berkala terhadap kinerja masing-masing bagian
perusahaan agar faktor-faktor yang mempengaruhi lamanya audit delay dapat
dikendalikan, sehingga informasi yang diberikan relevan dan direspon dengan
baik oleh pihak investor. Selain itu pihak perusahaan sebaiknya juga dapat
menyediakan data yang dibutuhkan auditor dengan lengkap agar auditor tidak
mengalami kesulitan dalam melakukan pemeriksaan, perusahaan tidak
mempersulit auditor selama pemeriksaan laporan keuangan, dan perusahaan
memberikan kebebasan bagi auditor selama melaksanakan tugas pemeriksaan
sehingga tidak menimbulkan keterlambatan pelaporan oleh auditor yang dapat
menyebabkan terjadinya audit delay bagi perusahaan.
3. Bagi peneliti selanjutnya
Peneliti selanjutnya dapat melakukan penelitian yang sama dengan menambah
jenis industri yang lain agar diperoleh sampel yang lebih besar, sehingga dapat
PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
repository.stieykpn.ac.id
27
memperkuat hasil kesimpulan yang telah dilakukan oleh peneliti-peneliti
sebelumnya. Selain itu, perlu ditambah variabel independen lainnya, misalnya
klasifikasi industri, internal audit, tenur audit dan lainnya agar dapat diperoleh
hasil yang lebih komprehensif.
PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
repository.stieykpn.ac.id
28
DAFTAR PUSTAKA
Adhy, Wahyu. 2010. Analisis Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap Ketepatan
Waktu Penyampaian Laporan Keuangan pada Perusahaan yang Listing di
Bursa Efek Indonesia. Skripsi. Universitas Diponegoro Semarang.
Apriyono, Soemarso. 2008. Akuntansi Suatu Pengantar Edisi keempat. Jakarta: Rineka
Cipta.
Azhari, Muhammad., Wahidahwati & Ikhsan Budi Raharjo. 2014. Faktor-Faktor yang
Mempengaruhi Audit Delay: Studi Kasus pada Perusahaan Perbankan yang
Terdaftar di BEI. Jurnal Ilmu dan Riset Akuntansi, Vol. 3, No. 10. Sekolah
Tinggi Ilmu Ekonomi Surabaya (STIESIA).
Dyer, James. C & Arthur, J. Mc Hugh. 1975. The Timeliness of The Australian Annual
Report. Journal of Accounting Research, Vol. 13, No. 2, page. 204-219.
Givoly, D & Dan Palmon. 1982. Ketepatan Waktu Pengumuman Penghasilan
Tahunan. Tinjauan Akuntansi, Vol. 57, No. 3.
Hartono, Jogiyanto. 2005. Pasar Efisien secara Keputusan. Jakarta: PT Gramedia
Pustaka Utama.
Hendriksen, Eldon S & Michael, F Van Breda. 2000. Teori Akuntansi. Edisi Kelima.
Jakarta: Interaksara.
Hossain, Monirul Alam & Peter J. Taylor. 1998. An examination of audit delay:
Evidence from Pakistan. Asian Pacific Interdisciplinary Research in Accounting.
Ikatan Akuntan Indonesia. 2009. Standar Akuntansi Indonesia. Jakarta: Salemba Empat.
Ikatan Akuntan Indonesia. 2012. Standar Akuntansi Keuangan Per 1 Juni. Jakarta:
Salemba Empat.
Indriantoro, N & Bambang Supomo. 2002. Metodologi Penelitian Bisnis untuk
Manajemen dan Akuntansi. Yogyakarta: BPFE.
Ingga, Fitria dan Rr Indah Mustikawati. 2015. Pengaruh Ukuran Perusahaan, Umur
Perusahaan, Profitabilitas, Solvabilitas, Ukuran KAP dan Opini Audit Terhadap
Audit Delay. Jurnal Nominal, Vol. 4, No. 2. Universitas Negeri Yogyakarta.
Jusup, Al Haryono. 2001. Auditing. Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi YKPN Yogyakarta.
PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
repository.stieykpn.ac.id
29
Kartika, Andi. 2011. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Audit Delay pada Perusahaan
Manufaktur yang Terdaftar di BEI. Dinamika Keuangan dan Perbankan, Vol. 3,
No. 2. Universitas Stikubank Semarang.
Mulyadi. 2002. Auditing (Pengauditan). Buku I Edisi Keenam. Salemba Empat.
Owusu-Ansah, Stephen. 2000. Timeliness of Corporate Financial Reporting in
Emerging Capital Market: Empirical Evidence from The Zimbabwe Stock
Exchange. Journal Accounting and Business Research, Vol. 30. No.3.
Pembinaan, T. P. K. P. (1989). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Puspitasari, Elen & Anggraeni Nurmala Sari. 2012. Pengaruh Karakteristik Perusahaan
Terhadap Lamanya Waktu Penyelesaian Audit (Audit Delay) pada Perusahaan
Manufaktur yang Terdaftar di BEI. Jurnal Akuntansi dan Auditing, Vol. 9, No.
1. Universitas Stikubank Semarang.
Rolinda, Supriyati Yuliasri. 2007. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Audit
Delay: Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur dan Finansial di Indonesia.
Jurnal Ekonomi Bisnis dan Akuntansi, Vol. 10, No. 3, hal 109-126.
Septriana, Ira. 2010. Analisis Faktor-faktor yang Berpengaruh terhadap Ketepatan
Waktu Pelaporan Keuangan Perusahaan BUMN di Indonesia. Jurnal Maksi,
Vol. 10, No. 1. Universitas Diponegoro Semarang.
Setiawan, Heru. 2013. Pengaruh Ukuran Perusahaan, Reputasi Auditor, Opini Audit,
Profitabilitas, dan Solvabilitas Terhadap Audit Delay: Pada Perusahaan
Keuangan yang Terdaftar di BEI. Skripsi. UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Shulthoni, Moch. 2013. Determinan Audit Delay dan Pengaruhnya Terhadap Reaksi
Investor: Studi Empiris pada Perusahaan yang Listing di BEI. Jurnal Akuntansi,
Vol. 2 No. 1 hal 9-18. Politeknik Kediri.
Simbolon, Kartika P. 2009. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Audit Delay
pada Perusahaan yang Terdaftar di BEI. Skripsi. Universitas Sumatera Utara.
Sudaryanti, N. 2008. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Ketepatan Waktu Pelaporan
Keuangan Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia. Skripsi. Universitas
Diponegoro Semarang.
Sulistyo, Wahyu & Mochammad Syafruddin. 2010. Analisis Faktor-Faktor yang
Berpengaruh Terhadap Ketepatan Waktu Penyampaian Laporan Keuangan
pada Perusahaan yang Listing di Bursa Efek Indonesia. Disertasi. Universitas
Diponegoro Semarang.
PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
repository.stieykpn.ac.id
30
Utami, W. 2006. Pengaruh Manajemen Laba terhadap Biaya Modal Ekuitas (Studi pada
Perusahaan Publik Sektor Manufaktur). Jurnal Akuntansi, Vol. 9, No. 2.
Wah Lai, Kam & Leo C. Cheuk. 2005. Audit Report Lag, Audit Partner Rotation and
Audit Firm Rotation: Evidence from Australia.
Wahyuningsih, Sri. 2016. Pengaruh Ukuran Perusahaan, Umur Perusahaan,
Profitabilitas, dan Solvabilitas Terhadap Audit Delay: Studi Empiris pada
Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di BEI. Jurnal Ekonomi Bisnis dan
Akuntansi. Universitas Muhammadiyah Jember.
Whitaker, Richard B. 1999. The Early Stage of Financial Distress. Journal of
Economics and Finance, Vol. 23 No 2, page. 123-133.
Wirakusuma, M. G. 2008. Pengaruh Ketepatwaktuan Publikasi Laporan Keuangan
Terhadap Kandungan Kualitas Informasi Laba Akuntansi di Pasar Modal
Indonesia. Jurnal Riset Akuntansi Indonesia, Vol. 11 No. 3, hal 286-311.
Wruck, Karen Hopper. 1990. Kesulitan Keuangan, Reorganisasi, dan Efisiensi
Organisasi. Jurnal Ekonomi Keuangan, Vol. 27, No. 2, hal 419-444.
Yulianti, Ani. 2011. Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap Audit Delay: Studi
Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI. Skripsi.
Universitas Negeri Yogyakarta.
Yuana, Ardhi Dharma. 2008. Pengaruh Opini Auditor, Ukuran Kantor Akuntan Publik,
Komite Audt dan Pergantian Kantor Akuntan Publik terhadap Audit Delay pada
Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI. Skripsi. Universitas Negeri
Yogyakarta.
Yuni. 2012. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Audit Delay pada Perusahaan Sektor
Pertanian yang Terdaftar di BEI. Skripsi. Universitas Gunadarma Jakarta.
Zulaekha Ratna dan Sukanti. 2016. Analisis Faktor Internal Perusahaan yang
Mempengaruhi Audit Delay pada Perusahaan Pertambangan. Jurnal Profita.
Edisi 5. Universitas Negeri Yogyakarta.
______Keputusan Ketua Bapepam No. Kep 431/BL/2012 Tentang Kewajiban
Penyampaian Laporan Keuangan Berkala.
______Keputusan Ketua Bapepam No. Kep 11/PM/1997 Tentang Perubahan No.
IX.C.7 Tentang Pedoman Mengenai Bentuk dan Isi Pernyataan Pendaftaran
Pendaftaran dalam Rangka Penawaran Umum oleh Perusahaan Menengah atau
Kecil.
______UU No. 8 Tahun 1995 Tentang Pasar Modal.
PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
repository.stieykpn.ac.id