peng di p de gelola pt. saun epartem in aan usah ng mirw j leni a

117
PENG DI P DE GELOLA PT. SAUN EPARTEM IN AAN USAH NG MIRW J LENI A MEN AGR FAKU NSTITUT HA BUNG WAN, ME JAWA BA ADELINA A24060 RONOMI ULTAS PE T PERTA 2011 GA POTO EGAMEN ARAT A MELIA 0239 I DAN HO ERTANIA ANIAN BO 1 ONG LIS NDUNG, B ALA ORTIKU AN OGOR SIANTHU BOGOR, ULTURA US ,

Upload: truongnhan

Post on 09-Dec-2016

259 views

Category:

Documents


6 download

TRANSCRIPT

Page 1: peng di p de gelola pt. saun epartem in aan usah ng mirw j leni a

PENG

DI P

DE

GELOLA

PT. SAUN

EPARTEM

IN

AAN USAH

NG MIRW

J

LENI A

MEN AGR

FAKU

NSTITUT

HA BUNG

WAN, ME

JAWA BA

ADELINA

A24060

RONOMI

ULTAS PE

T PERTA

2011

GA POTO

EGAMEN

ARAT

A MELIA

0239

I DAN HO

ERTANIA

ANIAN BO

1

ONG LIS

NDUNG, B

ALA

ORTIKU

AN

OGOR

SIANTHU

BOGOR,

ULTURA

US

,

Page 2: peng di p de gelola pt. saun epartem in aan usah ng mirw j leni a

RINGKASAN

LENI ADELINA MELIALA. Pengelolaan Usaha Bunga Potong Lisianthus di PT. Saung Mirwan, Megamendung, Bogor, Jawa Barat. (Dibimbing oleh DEWI SUKMA).

Magang dilaksanakan selama 4 bulan mulai Februari hingga Juni 2010 di

PT. Saung Mirwan. Penulis mempelajari aspek teknis dan manajerial selama

pelaksanaan magang. Penulis berstatus karyawan harian selama 2 bulan,

pendamping kepala divisi 1 bulan, dan pendamping kepala bagian 1 bulan.

Magang ini bertujuan untuk memperluas wawasan pengetahuan, kemampuan

dalam budidaya dan produksi bunga potong lisianthus di

PT. Saung Mirwan, dan kemampuan dalam menghadapi proses kerja secara nyata.

PT. Saung Mirwan berkantor pusat di Jl. Cikopo Selatan Dusun Pasir

Muncang, Desa Sukamanah, Kecamatan Megamendung, Kabupaten Bogor, Jawa

Barat. Letak geografis PT. Saung Mirwan antara 54-106 °BT dan 4-6 °LS. Curah

hujan bulanan pada kebun produksi Sukamanah sekitar 32-594 mm dan curah

hujan tahunan 2 945 mm. Suhu udara harian rata-rata yaitu 26.37 °C dan

kelembaban udara berkisar antara 70-80 %. Lokasi perusahaan terletak pada

ketinggian 670 m dpl dan berada di kaki Gunung Pangrango. Budidaya lisianthus

berada di dua lokasi, yaitu persemaian dan pembibitan di Sukamanah dan

pemeliharaan di Lemah Neundeut. Total karyawan PT. Saung Mirwan hingga

15 Februari 2010 adalah 455 orang.

Budidaya lisianthus menggunakan benih yang diimpor langsung dari

produsen benih Takii Seed dan Sakata Seed di Jepang. Media persemaian yang

digunakan adalah sekam, coco peat, dan media campuran yang mengandung white

sphagnum peat dengan perbandingan 1:1:2. Persemaian benih hingga menjadi

bibit yang siap untuk ditanam ke lapang memerlukan waktu 12-13 minggu.

Budidaya lisianthus mulai dari persemaian hingga panen memerlukan waktu

20-25 minggu, namun hal ini tergantung dari pertumbuhan tiap varietas.

Pengamatan dilakukan terhadap pertumbuhan vegetatif dan generatif

seminggu sekali hingga tanaman berumur 13 MST di lapang. Karakteristik

vegetatif yang diamati meliputi daya berkecambah benih, tinggi tanaman, jumlah

Page 3: peng di p de gelola pt. saun epartem in aan usah ng mirw j leni a

iii

daun, panjang ruas batang (internode), diameter batang, dan jumlah cabang.

Karakteristik generatif yang diamati adalah waktu berbunga, jumlah bunga,

panjang tangkai bunga, jumlah mahkota, umur panen, total panen, periode panen,

pengamatan terhadap serangan hama dan penyakit, dan vase life bunga. PT. Saung

Mirwan membudidayakan 10-17 varietas lisianthus hingga akhir tahun 2010.

Pemilihan varietas didasarkan pada pertumbuhan dan perkembangan tanaman,

waktu panen, dan permintaan konsumen.

Jarak tanam lisianthus di lapang adalah 14.5 cm x 14.5 cm dengan

menggunakan net penyangga (supporting net). Kegiatan pemeliharaan lisianthus

berupa penyiraman dan pemupukan dengan sistem irigasi tetes (drip irrigation),

pemberian Mad Gib berbahan aktif giberelin 3-20 %, pengukuran pH dan EC

(electric conductivity) larutan nutrisi, pewiwilan atau disbudding, dan

pengendalian organisme pengganggu tanaman.

Kriteria lisianthus siap panen ditentukan dari panjang tangkai, minimal

terdapat 2 bunga mekar, tanaman segar, dan tidak terserang penyakit. Seleksi

kualitas dilakukan dengan mengelompokkan tanaman menjadi 2 kriteria yaitu

grade A dan B. Grade A memiliki panjang tangkai tanaman ≥ 60 cm dan minimal

sudah ada 2 bunga yang mekar, sedangkan grade B memiliki panjang tangkai

< 60 cm dan tidak ada kriteria jumlah bunga yang mekar.

Berdasarkan pengujian vase life, perendaman pangkal batang lisianthus

varietas Rosina Green dan Exrosa Pink dengan konsentrasi gula 15 g/l + asam

sitrat 0.4 g/l dapat memperpanjang kesegaran bunga hingga 17 hari atau lebih

lama 2-5 hari dibandingkan dengan perendaman menggunakan air.

Perhitungan analisis usaha tani menunjukkan bahwa pengusahaan bunga

potong lisianthus pada varietas Exrosa Yellow dengan persentase panen 81.04 %

memberikan keuntungan bagi perusahaan dengan nilai R/C 1.10 dan B/C 0.10.

Biaya produksi yang tinggi terutama dari harga bibit, menyebabkan tingkat

keuntungan dari pengusahaan lisianthus masih sedikit. Perbaikan teknis budidaya,

peningkatan skill pekerja, diversifikasi produk, dan peningkatan jaringan atau

network diperlukan untuk meningkatkan produktivitas lisianthus.

Page 4: peng di p de gelola pt. saun epartem in aan usah ng mirw j leni a

Lisianthus Cut Flower Management Business in PT. Saung Mirwan,

Megamendung, Bogor, West Java

Abstract

Lisianthus is an annual ornamental plants, that comes from subtropical

countries, Southern of United States, Mexico, Caribbean and Northern of South

America. In Indonesia, Lisianthus has not well known yet by the public.

However, the characteristics of this plant has the advantage, especially as an

ornamental plant. Lisianthus has unique flower with attractive colors and has a

high selling price. Lisianthus as cut flowers has good development prospects in

Indonesia.

PT.Saung Mirwan is one of horticulture company that produces lisianthus as cut

flowers. The apprentice was started on February until June in PT. Saung Mirwan,

Megamendung, Bogor, West Java. The student worked as daily employee,

assistant of head subdivision, and assistant of head division. This activity was

learning how to manage and cultivate Lisianthus, so that the activities in the

nursery and field, harvest, post harvest treatment until lisianthus sold to consumer

could be produced with good quality. The problems that found in field were many

rosette plants, pests and diseases,and not optimal environment conditions for the

gowth of lisianthus. Improvements to the cultivation technique, workers skill

development, and increase network is needed for better production.

Keywords : Lisianthus,Cut Flower, Apprentice,Production

Page 5: peng di p de gelola pt. saun epartem in aan usah ng mirw j leni a

iv

PENGELOLAAN USAHA BUNGA POTONG LISIANTHUS

DI PT. SAUNG MIRWAN, MEGAMENDUNG, BOGOR,

JAWA BARAT

Skripsi sebagai salah satu syarat

untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian

pada Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor

LENI ADELINA MELIALA

A24060239

DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA

FAKULTAS PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

2011

Page 6: peng di p de gelola pt. saun epartem in aan usah ng mirw j leni a

v

Judul : PENGELOLAAN USAHA BUNGA POTONG LISIANTHUS DI PT. SAUNG MIRWAN, MEGAMENDUNG, BOGOR, JAWA BARAT

Nama : LENI ADELINA MELIALA

NRP : A24060239

Menyetujui, Dosen Pembimbing

Dr. Dewi Sukma, SP., M.Si NIP. 19700404 199702 2 001

Mengetahui, Ketua Departemen Agronomi dan Hortikultura

Fakultas Pertanian IPB

Dr. Ir. Agus Purwito, M.Sc.Agr. NIP. 19611101 198703 1 003

Tanggal Lulus :

Page 7: peng di p de gelola pt. saun epartem in aan usah ng mirw j leni a

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Medan, Sumatera Utara pada 27 Juli 1988 dan

merupakan anak pertama dari Darwin Sembiring dan Inget br Karo. Tahun 2000,

penulis menyelesaikan pendidikan di Sekolah Dasar ST. Thomas 2 Medan.

Penulis melanjutkan pendidikan ke SLTP Negeri 18 Medan dan lulus pada tahun

2003. Tahun 2006, Penulis lulus dari SMA Negeri 12 Medan dan melanjutkan

studi ke IPB melalui jalur undangan seleksi masuk IPB (USMI). Tahun 2007

Penulis diterima sebagai penulis Agronomi dan Hortikultura, Fakultas Pertanian

melalui sistem mayor minor.

Penulis mengikuti beberapa organisasi selama mengikuti kegiatan

akademik. Pada Tahun 2006 hingga saat ini, penulis aktif di Permata GBKP

Bogor. Penulis menjadi Sekretaris Komisi Persekutuan PMK IPB pada tahun

2008-2009 dan menjadi Sekretaris PMK IPB 2009/2010. Penulis juga mengikuti

berbagai kepanitiaan di dalam organisasi seperti Panitia Malam Sukacita Paskah

PMK (2007), Panitia Maper Permata GBKP (2007), Panitia Natal Permata

(2007-2008), Panitia Leadership Camp Permata (2009) dan Panitia Retreat Kopral

PMK IPB (2010). Penulis juga mengikuti beberapa kegiatan seminar, lokakarya,

dan Program Kreatifitas Penulis 2008.

Penulis mengikuti kegiatan magang selama liburan di International Centre

Development Fund, Taiwan Technical Mission, Cikarawang pada tahun 2008.

Magang untuk skripsi dilaksanakan penulis pada Februari hingga Juni 2010 di

PT. Saung Mirwan, Megamendung, Bogor, Jawa Barat.

Page 8: peng di p de gelola pt. saun epartem in aan usah ng mirw j leni a

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yesus yang telah memberikan

anugerah dan berkat sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik. Skripsi

magang yang berjudul “Pengelolaan Usaha Bunga Potong Lisianthus di PT.

Saung Mirwan, Megamendung, Bogor, Jawa Barat” merupakan salah satu syarat

untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian pada Departemen Agronomi dan

Hortikultura, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor.

Penulis mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu

dalam penyelesaian tugas akhir ini. Secara khusus penulis mengucapkan

terimakasih kepada:

1. Dr. Dewi Sukma, SP., MSi. sebagai dosen pembimbing skripsi yang telah

memberikan ilmu, bimbingan dan pengarahan selama pelaksanaan magang

hingga penyelesaian tugas akhir.

2. Dr. Ni Made Armini Wiendi sebagai dosen pembimbing akademik yang telah

membantu dan membimbing penulis selama menjalani kegiatan perkuliahan.

3. Dr. Ir. Sandra A. Aziz, MS dan Dr. Shinto W. Ardie, SP.,MSi sebagai dosen

penguji yang telah memberikan saran.

4. Orang tua, adik-adik, dan seluruh keluarga yang telah memberikan kasih

sayang serta dukungan-dukungan kepada penulis.

5. Seluruh dosen dan staff Departemen Agronomi dan Hortikultura yang telah

mendidik penulis selama melaksanakan studi.

6. Manajemen PT. Saung Mirwan yang telah memberikan kesempatan untuk

melaksanakan magang.

7. Rekan-rekan Agronomi dan Hortikultura 43 atas dukungan, semangat, dan

kekeluargaan yang telah terjalin bersama.

8. Keluarga besar Persekutuan Mahasiswa Kristen IPB yang telah memberikan

pembinaan dan pelayanan yang sangat berharga kepada penulis.

Page 9: peng di p de gelola pt. saun epartem in aan usah ng mirw j leni a

9. Permata GBKP Bogor tercinta, atas komunitas positif, persahabatan,

kekeluargaan, dan pertumbuhan rohani.

10. Sahabatku dalam KTB Ruth (Ade Tarigan, Conny Gurusinga, Emta Surbakti,

dan Mbak Tina), KTB Kelompok Kecil (Bremin Sembiring, Yosia Ginting,

Gandi Ginting, Fitri Milala, dan lain-lain), Adik Kelompok Kecil (Merry,

Desi, dan Esty), Kompers, BPH PMK IPB 2009/2010, Perwira 52, Riska,

Putri, Kak Yola dan Kak Morin, terimakasih untuk kasih, sukacita dan

kebersamaan yang begitu menginspirasi.

Semoga skripsi ini dapat memberikan informasi yang bermanfaat bagi para

pembaca, menjadi berkat bagi kemuliaanNya.

Bogor, Januari 2011

Penulis

Page 10: peng di p de gelola pt. saun epartem in aan usah ng mirw j leni a

DAFTAR ISI

Halaman  

DAFTAR TABEL .......................................................................................... xi 

DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... xii 

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xiv 

PENDAHULUAN ......................................................................................... 1  Latar Belakang ................................................................................... 1  Tujuan ................................................................................................ 2 

TINJAUAN PUSTAKA ................................................................................ 3  Bunga Potong ..................................................................................... 3  Botani Tanaman Lisianthus ............................................................... 4  Syarat Tumbuh ................................................................................... 5 

Suhu dan Kelembaban............................................................... 5  Pencahayaan .............................................................................. 6  Nutrisi ........................................................................................ 6 

Budidaya Tanaman Lisianthus ........................................................... 7  Penyemaian dan Pembibitan ..................................................... 7  Persiapan Lahan ........................................................................ 8  Penanaman ................................................................................ 8  Irigasi ........................................................................................ 8  Aplikasi Zat Pengatur Tumbuh ................................................. 9  Pengendalian Hama Penyakit Tanaman .................................... 9  Panen dan Pascapanen .............................................................. 11 

METODE MAGANG .................................................................................... 13  Tempat dan Waktu ............................................................................. 13  Metode Pelaksanaan ........................................................................... 13  Pengamatan dan Pengumpulan Data .................................................. 14  Analisis Data dan Informasi ............................................................... 15 

KEADAAN UMUM ...................................................................................... 16  Letak Geografi dan Wilayah Administratif ........................................ 16  Keadaan Iklim dan Tanah .................................................................. 16  Luas Areal dan Tata Guna Lahan ....................................................... 16  Keadaan Tanaman dan Produksi ........................................................ 18  Struktur Organisasi dan Ketenagakerjaan .......................................... 20 

PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG.................................................. 23  Aspek Teknis ...................................................................................... 23 

Pembibitan di Sukamanah ......................................................... 23  Penanaman di Lemah Neundeut................................................ 26  Persiapan Lahan ........................................................................ 27  Persiapan Tanam ....................................................................... 27  Penanaman ................................................................................ 28 

Page 11: peng di p de gelola pt. saun epartem in aan usah ng mirw j leni a

x

Pemeliharaan ............................................................................. 29  Karakteristik dan Pertumbuhan Tanaman ................................. 35  Panen ......................................................................................... 42  Sortasi dan Seleksi Kualitas ...................................................... 43  Pascapanen ................................................................................ 44  Pengemasan dan Pengiriman..................................................... 45  Pemasaran ................................................................................. 46 

Aspek Manajerial ............................................................................... 47  Karyawan Harian ..................................................................... 47  Pendamping Kepala Divisi ........................................................ 48  Pendamping Manajer ................................................................ 48 

PEMBAHASAN ............................................................................................ 51  Persemaian ......................................................................................... 51  Tanaman Lapang ................................................................................ 54  Analisis Usaha Tani ........................................................................... 62 

KESIMPULAN DAN SARAN ...................................................................... 67  Kesimpulan ........................................................................................ 67  Saran ................................................................................................... 67 

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 69

LAMPIRAN ................................................................................................... 71 

Page 12: peng di p de gelola pt. saun epartem in aan usah ng mirw j leni a

xi

DAFTAR TABEL

Nomor Halaman

1. Data Penanaman Lisianthus Selama Empat Bulan (Agustus-Desember 2009) ............................................................................................................ 19 

2. Komposisi Nutrisi Stok A dan Stok B Tanaman Lisianthus ....................... 31 

3. Perkiraan Waktu, Periode, dan Persentase Panen dari Berbagai Varietas Lisianthus .................................................................................................... 43 

4. Jumlah Panen Berdasarkan Seleksi Kualitas Hasil Panen Lisianthus Bulan Maret Hingga Mei 2010 ............................................................................. 44 

5. Vase Life Bunga Lisianthus pada DuaVarietas Lisianthus .......................... 45 

6. Penjualan Lisianthus PT. Saung Mirwan Tahun 2010 ................................ 47 

7. Analisis Usahatani Bunga Potong Lisianthus Varietas Exrosa Yellow Selama Empat Bulan (Satu Periode) ........................................................... 64 

Page 13: peng di p de gelola pt. saun epartem in aan usah ng mirw j leni a

xii

DAFTAR GAMBAR

Nomor Halaman

1. Bangunan Greenhouse dengan Tipe Rumah Susun Berganda (Shape Frame) Berbentuk Joglo ........................................................................... 17 

2. Kemasan Benih (a) dan Bentuk Benih (b-d) ............................................. 23 

3. Mesin Pencuci Tray (a) dan Tray Semai (b) .............................................. 24 

4. Alat Pengisi Media Tanam (a), Media Semai (b), dan Penyiraman Media (c) ................................................................................................... 24 

5. Persemaian Benih (a) Secara Manual dan dengan Alat Semai (b) ............ 25 

6. Transplanting Bibit .................................................................................... 26 

7. Sterilisasi Lahan Menggunakan Basamid dan Disungkup dengan Plastik Selama 12 Hari ......................................................................................... 27 

8. Penanaman Bibit di Lapang ....................................................................... 28 

9. Tanaman Lisianthus di Lapang .................................................................. 29 

10. Jaringan Irigasi dan Nutrisi (a) dan Selang Viaflo (b) .............................. 30 

11. Pengukuran pH dan EC Tanah (a) dan pH dan EC Meter (b) ................... 32 

12. Pewiwilan pada Tanaman Lisianthus ........................................................ 33 

13. Fungi (a), Gulma pada Lisianthus (b,c), dan Penyiangan ......................... 34 

14. Hama pada Lisianthus : Ulat (a) dan Thrips (b) ........................................ 34 

15. Penampilan Bunga pada Berbagai Varietas Lisianthus ............................ 36 

16. Tinggi Tanaman Berbagai Varietas Lisianthus pada Saat Panen.............. 37 

17. Jumlah Daun pada Berbagai Varietas Lisianthus...................................... 38 

18. Panjang Ruas (Internode) pada Berbagai Varietas Lisianthus Saat Panen 38 

19. Diameter Batang pada Berbagai Varietas Lisianthus Saat Panen ............. 39 

20. Jumlah Cabang pada Berbagai Varietas Lisianthus Saat Panen ............... 39 

21. Jumlah Kuntum Bunga pada Berbagai Varietas Lisianthus Saat Panen .. 40 

22. Diameter Bunga pada Berbagai Varietas Lisianthus Saat Panen ............. 40 

23. Panjang Tangkai Bunga pada Berbagai Varietas Lisianthus Saat Panen . 41 

24. Jumlah Daun Mahkota pada Berbagai Varietas Lisianthus Saat Panen ... 41 

25. Pengemasan pada Bunga Potong Lisianthus ............................................. 44 

26. Penyusunan Lisianthus pada Bak (a) dan Pengujian Vase Life Lisianthus .................................................................................................. 46 

Page 14: peng di p de gelola pt. saun epartem in aan usah ng mirw j leni a

xiii

27. Cool Room Tempat Persemaian Lisianthus .............................................. 51 

28. Ketidakserempakan Pertumbuhan pada Lisianthus di Persemaian ........... 53 

29. Perbandingan Tanaman Normal dan Roset pada Umur 5 MST ................ 54 

30. Ketidakserempakan Pertumbuhan Lisianthus di Lapang .......................... 55 

31. Serangan Hama Thrips pada Bunga Lisianthus ........................................ 57 

32. Penyakit pada Lisianthus: Gray mold (a), Impatiens Necrotic Spot Virus (b), Busuk Batang (c), Layu Fusarium (d), dan Puru Akar (e) ........ 58 

Page 15: peng di p de gelola pt. saun epartem in aan usah ng mirw j leni a

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Halaman

1. Jurnal Harian Magang Penulis di PT. Saung Mirwan, Desa Sukamanah,

Megamendung, Bogor .............................................................................. 72

2. Volume dan Prestasi Kerja Karyawan Lapang dan Penulis di Lokasi Produksi Bunga Potong Lisianthus di PT. Saung Mirwan ....................... 75 

3. Data Suhu Harian (°C), Kelembaban/RH (%), dan Cuaca Bulan April 2010 di Greenhouse Produksi Bunga Potong Lisianthus PT. Saung Mirwan ...................................................................................................... 76 

4. Lay Out Bangunan PT. Saung Mirwan, Desa Sukamanah, Megamendung, Bogor ............................................................................... 77 

5. Lay Out Greenhouse PT. Saung Mirwan, Desa Sukamanah, Megamendung, Bogor ............................................................................... 78 

6. Struktur Organisasi PT. Saung Mirwan, Desa Sukamanah, Megamendung, Bogor ............................................................................... 79 

7. Data Karyawan PT. Saung Mirwan pada Tahun 2010 ............................... 83

8. Daya Berkecambah Benih pada Berbagai Varietas Lisianthus ................. 84

9. Jumlah Bibit yang Hidup pada Berbagai Varietas Lisianthus ................... 85 

10. Skema Jaringan Irigasi dan Nutrisi PT. Saung Mirwan, Desa Sukamanah, Megamendung, Bogor .............................................................................. 86 

11. Pestisida pada Tanaman Lisianthus .......................................................... 87 

12. Grafik Pertambahan Tinggi Tanaman pada Berbagai Varietas Lisianthus 88 

13. Tinggi Tanaman pada Berbagai Varietas Lisianthus ................................ 89 

14. Jumlah Daun pada Berbagai Varietas Lisianthus Hingga 13 MST........... 90 

15. Jumlah Daun pada Berbagai Varietas Lisianthus...................................... 91 

16. Panjang Ruas (Internode) pada Berbagai Varietas Lisianthus .................. 92 

17. Diameter Batang pada Berbagai Varietas Lisianthus ............................... 93 

18. Percabangan pada Berbagai Varietas Lisianthus ...................................... 94 

19. Jumlah Kuntum Bunga pada Berbagai Varietas Lisianthus ...................... 95 

20. Panjang Tangkai Bunga pada Berbagai Varietas Lisianthus .................... 96 

21. Diameter Bunga pada Berbagai Varietas Lisianthus ................................ 97 

22. Jumlah Daun Mahkota pada Berbagai Varietas Lisianthus ...................... 98 

23. Nilai Korelasi Karakter Pengamatan Kuantitatif pada Lisianthus........... 99 

Page 16: peng di p de gelola pt. saun epartem in aan usah ng mirw j leni a

xv

24. Hasil Pengamatan (Jumlah Bunga Segar) Vase Life Lisianthus Varietas Rosina Green ............................................................................................. 100 

25. Hasil Pengamatan (Jumlah Bunga Segar) Vase Life Lisianthus Varietas Exrosa Pink .............................................................................................. 101 

Page 17: peng di p de gelola pt. saun epartem in aan usah ng mirw j leni a

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Kebutuhan bunga potong semakin meningkat sejalan dengan meningkatnya

kesejahteraan masyarakat. Usaha peningkatan produksi bunga dan tanaman hias

juga mendapat perhatian yang cukup besar dari pemerintah. Permintaan tanaman

hias dalam bentuk bunga potong cenderung meningkat dan memiliki peluang yang

besar di pasar domestik maupun internasional.

Indonesia merupakan negara pengekspor bunga potong terbesar ke-33

(Laws, 2007). Ekspor bunga di Indonesia pada tahun 2004 sampai 2006 adalah

(US$) 2 670 739, (US$) 4 060 113, dan (US$) 4 109 907. Berdasarkan data Badan

Pusat Statistik Republik Indonesia (2009), Indonesia memproduksi tanaman hias

anggrek, krisan, mawar, dan sedap malam dengan total produksi 181 951 100

tangkai pada tahun 2008.

Naeve (2002) menyatakan bahwa lisianthus (Eustoma grandiflorum) yang

juga dikenal dengan nama Prairie Gentian, Texas Bluebell, Tulip Gentian,

Bluebells dan Lira De San Pedro dapat ditanam sebagai tanaman pot, bunga

potong, maupun bedding plant. Pada awalnya bunga lisianthus hanya berwarna

biru, namun telah dihasilkan bunga dengan aneka warna melalui persilangan. Pada

tahun 2002, The Association of Specialty Cut Flower Growers memilih bunga

lisianthus sebagai bunga potong terpopuler di Amerika.

Lisianthus memiliki kualitas dari kriteria sebuah ‘bunga potong yang ideal’

karena memiliki bunga yang menarik dan vase life yang lama. Perawatan dan

penanganan bunga potong lisianthus yang tepat dapat memperpanjang vase life

bunga lebih dari 2 minggu (Maryland Cooperative Extension, 2000).

Lisianthus belum banyak dikenal serta dibudidayakan di Indonesia karena

benih dan bibit masih sulit diperoleh dan harganya mahal. Penerapan teknologi

dalam budidaya khususnya pembibitan masih sedikit diterapkan serta waktu panen

yang relatif lama (Hedy, 2008). Harga bunga lisianthus di pasar bunga dunia akan

lebih mahal pada saat musim dingin dibandingkan musim panas. Hal ini

disebabkan pada musim dingin lisianthus membutuhkan pencahayaan buatan yang

Page 18: peng di p de gelola pt. saun epartem in aan usah ng mirw j leni a

2

meningkatkan biaya produksi. Harga seikat bunga potong lisianthus di Amerika

dapat mencapai US$ 169.99 hingga US$ 219.99 (Wholesale Flowers, 2009).

Pengusahaan bunga potong memerlukan teknik budidaya yang baik agar

kualitas dan kuantitas bunga dapat dipertahankan. Standar mutu kebutuhan pasar

yang mencakup volume, harga penjualan, lokasi pemasaran, organisasi pasar,

fasilitas dan promosi harus diperhatikan sampai ke tangan konsumen. Budidaya

lisianthus perlu dipelajari lebih lanjut karena memiliki potensi yang baik untuk

dikembangkan di Indonesia.

PT. Saung Mirwan merupakan salah satu perusahaan yang mengusahakan

bunga potong lisianthus di Indonesia. Kegiatan magang ini dilakukan untuk

mempelajari dan mengetahui pengusahaan lisianthus di PT. Saung Mirwan.

Tujuan

Tujuan kegiatan magang adalah :

1. Secara umum untuk memperluas wawasan pengetahuan, meningkatkan

kemampuan dalam segi teknik budidaya, kemampuan manajerial, dan

mempersiapkan kemampuan untuk menghadapi proses kerja secara nyata.

2. Secara khusus untuk mengetahui budidaya dan produksi bunga potong

lisianthus di PT. Saung Mirwan.

Page 19: peng di p de gelola pt. saun epartem in aan usah ng mirw j leni a

3

TINJAUAN PUSTAKA

Bunga Potong

Bunga potong menurut Asosiasi Bunga Indonesia (2007) adalah segala jenis

tanaman yang dibudidayakan dengan tujuan memperoleh bunga yang dapat

dipotong dan diperdagangkan setiap saat. Karakteristik tanaman bunga potong

adalah :

1. Memiliki produktivitas yang tinggi

2. Memiliki daya tumbuh relatif cepat

3. Memiliki fenotipe yang stabil melalui proses regenerasi yang berulang-ulang

4. Memiliki daya tahan terhadap hama dan penyakit yang relatif baik

5. Dapat dikembangbiakkan dalam jumlah yang besar, cepat, dan murah

6. Produktivitas tanaman dapat dikontrol dan mudah dimanipulasi dengan respon

yang positif melalui berbagai perlakuan

7. Bunga yang diproduksi memiliki daya tahan lama setelah dipanen

8. Memiliki tangkai bunga yang cukup panjang.

Penurunan mutu bunga segar dapat disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu:

1. Ketidakmampuan batang untuk mengabsorbsi air yang disebabkan oleh

adanya hambatan pertumbuhan dari bakteri, fungi, atau mikroorganisme

lainnya

2. Kehilangan air yang terlalu banyak akibat suhu lingkungan yang tinggi

3. Kadar karbohidrat yang rendah karena kondisi penyimpanan yang kurang

memadai untuk mendukung respirasi

4. Penyakit atau serangga

5. Gas etilen yang dihasilkan oleh jaringan yang rusak atau busuk.

Perlakuan penanganan pascapanen bunga potong menurut Yayasan Bunga

Nusantara (2007) bertujuan untuk:

1. Memperkecil respirasi

2. Mencegah infeksi dan luka

3. Memperkecil transpirasi sehingga tidak terlalu banyak terjadi penguapan yang

dapat menyebabkan kelayuan

Page 20: peng di p de gelola pt. saun epartem in aan usah ng mirw j leni a

4

4. Memelihara estetika dan penampakan tanaman

5. Memperoleh nilai jual yang tinggi

Botani Tanaman Lisianthus

Lisianthus (Eustoma grandiflorum) merupakan tanaman herba yang berasal

dari daerah selatan Amerika Serikat, Meksiko, Karibia, dan sebelah utara Amerika

Selatan. Nama lisianthus berasal dari bahasa Yunani “lysis”, berarti "putus atau

pecah," dan “anthos”, berarti bunga. Tanaman lisianthus yang dibudidayakan

umurnya tidak melebihi dari satu tahun, sehingga lisianthus termasuk tanaman

annual atau semusim (The Flower Expert, 2009).

Klasifikasi tanaman Lisianthus menurut The Flower Expert (2009) adalah :

Kerajaan : Plantae

Divisi : Magnoliophyta

Kelas : Magnoliopsida

Ordo : Gentianales

Famili : Gentianaceae

Genus : Eustoma

Spesies : Eustoma grandiflorum (Raf.) Shinn.

Sistem perakaran lisianthus adalah akar serabut yang tersusun dari akar-akar

serabut kecil yang berbentuk benang dan mampu menembus tanah hingga

kedalaman 10-15 cm. Tinggi tanaman lisianthus dapat mencapai 60-100 cm.

Batang tanaman berbentuk bulat dengan ukuran yang sama dari pangkal sampai

ujung dengan permukaan yang licin dan berwarna hijau. Arah tumbuh batang

tegak lurus dan membentuk percabangan yang menggarpu (The Flower Expert,

2009).

Demas (2009) menyatakan bahwa lisianthus memiliki daun duduk (sessilis)

yang terdiri dari helaian daun tipis dan lunak yang langsung melekat atau duduk

pada batang, tanpa upih ataupun tangkai. Berdasarkan susunan tulang daun, daun

lisianthus termasuk dalam daun-daun yang bertulang melengkung. Susunan daun

lisianthus yaitu pada setiap buku tanaman (nodus) terdapat dua daun yang

berhadap-hadapan dan pada buku berikutnya kedua daunnya membentuk silang

dengan daun-daun sebelum atau setelahnya.

Page 21: peng di p de gelola pt. saun epartem in aan usah ng mirw j leni a

5

Lisianthus memiliki warna bunga yang beraneka ragam, yaitu putih, kuning,

krem, hijau, merah muda, merah, biru, ungu, dan bi-warna. Bunga lisianthus

memiliki penampilan yang hampir sama dengan bunga mawar. Bunga lisianthus

merupakan bunga yang lengkap dan sempurna. Tangkai bunga memiliki

penampang bulat dan berwarna hijau seperti batang utama. Dasar bunga lisianthus

berbentuk rata, yaitu semua bagian bunga duduk sama tinggi di atas dasar bunga

(Flowers Direct, 2009).

Mahkota bunga memiliki sifat simetris beraturan dengan susunan daun-daun

mahkota (petal) yang membentuk mangkuk. Benang sari (stamen) sebagai alat

kelamin jantan terdiri dari tangkai sari (filamentum) yang berwarna hijau dan

kepala sari (anthera) yang berwarna kuning hingga coklat dan diseluruh

permukaannya dipenuhi dengan serbuk sari (pollen) berwarna kuning. Putik

(pistillum) berwarna hijau dan hanya berjumlah satu di tiap tangkainya. Bakal

buah (ovarium) duduk di atas dasar bunga sehingga bagian samping bakal buah

tidak berlekatan dengan dasar bunga. Tangkai putik (stylus) lebih besar dan lebih

panjang daripada tangkai sari, sehingga kedudukan kepala putik sedikit lebih

tinggi daripada tangkai sari (Flowers Direct, 2009).

Syarat Tumbuh

Suhu dan Kelembaban

Menurut Maryland Cooperative Extension (2000) lisianthus memerlukan

suhu yang berbeda-beda dalam perkembangannya mulai dari benih hingga

menghasilkan bunga. Penyimpanan benih memerlukan suhu ± 5 °C pada lemari

pendingin. Pembibitan lisianthus memerlukan suhu 15-18 °C atau 59-65 °F.

Sementara itu, suhu optimal untuk budidaya di dalam greenhouse berkisar antara

18-20 °C (65-68 °F) pada siang hari dan 15-18 °C (59-65 °F) saat malam hari.

Suhu yang terlalu tinggi dapat menyebabkan roset atau tumbuhnya bunga

prematur pada tanaman muda dan memiliki batang yang lebih pendek.

Perkecambahan lisianthus membutuhkan kelembaban yang tinggi dengan

suhu yang rendah. Paranet dapat digunakan untuk menjaga suhu dan kelembaban

Page 22: peng di p de gelola pt. saun epartem in aan usah ng mirw j leni a

6

pada lokasi penyemaian, pembibitan, dan penanaman. Lokasi persemaian benih

dapat diberi naungan paranet 70 % atau paranet ganda. Pengkabutan dilakukan

untuk mengendalikan suhu dan kelembaban selain dengan cara membuka dan

menutup paranet. Kelembaban optimal di dalam greenhouse berkisar antara

80-90 %. Horizontal airflow fans (HAF) dapat diinstalasikan untuk mengatur

pertukaran udara dan menjaga kelembaban media (Maryland Cooperative

Extension, 2000).

Pencahayaan

Menurut Pan American Seed (2005) pencahayaan optimal untuk tanaman

dalam greenhouse berkisar pada 4 000-6 000 fc (foot candle) atau 40 000-

60 000 lux. Pencahayaan lebih dari 7 000 fc dapat menghambat pertumbuhan

tinggi tanaman. Menurut Highsun Express (2008), cahaya yang dibutuhkan

lisianthus berkisar pada 32 000-65 000 lux. Fox (1999) mengemukakan bahwa

lisianthus memerlukan pemeliharaan yang cukup intensif. Benih lisianthus

dikecambahkan di tempat yang terhindar dari sinar matahari langsung.

Lisianthus merupakan tanaman hari panjang yang membutuhkan penyinaran

selama 16 jam untuk menghasilkan bunga. High intensity discharge (HID) dapat

digunakan untuk mengontrol intensitas cahaya dan panjang hari yang diinginkan.

Penyinaran tambahan mampu memperkuat dan memperpanjang batang tanaman.

Penyinaran tambahan diberikan dengan menggunakan lampu pijar 100 watt yang

digantung tiap jarak 3 m dan 3 m tingginya dari tanaman, penyinaran dapat

dilakukan selama ± 4 jam secara kontinu (Maryland Cooperative Extension,

2000).

Nutrisi

Lisianthus cocok ditanam pada tanah yang memiliki pH 6.3-7 dan suhu

tanah minimal 15 °C. Pupuk dasar NPK diberikan pada awal penanaman dengan

perbandingan 8:3.5:6.5 sebanyak 5 kg/100 m2. Lisianthus tumbuh baik pada

media yang mengandung kalsium tinggi dan fosfor yang cukup (Highsun Express,

2008). Demas (2009) menyatakan bahwa persiapan lahan budidaya lisianthus di

Bali Rose menggunakan pupuk dasar NPK 16-16-16 dengan dosis 40 g/m2 dan

SP-36 dengan dosis 40 g/m2 yang diberikan 3 hari sebelum tanam.

Page 23: peng di p de gelola pt. saun epartem in aan usah ng mirw j leni a

7

Menurut Maryland Cooperative Extension (2000), akar tanaman lisianthus

rentan dan mudah rusak apabila terkena garam terlarut dengan konsentrasi tinggi

pada awal pertumbuhan bibit. Penggunaan pupuk slow release diaplikasikan

3 bulan sekali setelah penanaman. Komposisi pemberian nitrogen harus sama

dengan potasium, misalnya pupuk 15-0-15. Suplemen kalsium dibutuhkan apabila

tanah kekurangan unsur Ca. Saat inisiasi pembungaan berlangsung, pemberian

nitrogen dikurangi sedangkan potasium ditambahkan.

Menurut Ohta et al. (2004), pemberian 1 % (mg/g) chitosan pada media

tanam tanah mampu mempercepat pertumbuhan bibit dan meningkatkan kualitas

bunga. Bobot basah dan kering dari pucuk dan akar tanaman, jumlah buku, bobot

bunga potong, dan jumlah bunga meningkat pada perlakuan media yang

mengandung chitosan atau tryptone. Waktu pembungaan pertama dapat

dipercepat melalui perlakuan media yang mengandung chitosan, tryptone, casein,

dan collagen.

Budidaya Tanaman Lisianthus

Penyemaian dan Pembibitan

Benih lisianthus disemai dalam tray atau wadah pengecambahan yang steril.

Media persemaian yang digunakan adalah cocopeat, white sphagnum peat atau

bahan yang mudah menyerap dan menyimpan air. Media persemaian disiram

larutan fungisida untuk mengurangi persentase benih tidak tumbuh. Penyiraman

benih dilakukan untuk membantu proses imbibisi benih dan mencegah

kekeringan. Benih yang vigornya baik umumnya berkecambah pada umur

2-3 minggu setelah semai (Demas, 2009).

Transplanting merupakan proses pemindahan tanaman yang bertujuan untuk

mengurangi kematian bibit dan menyeragamkan kondisi tanaman di lapang.

Menurut Demas (2009), transplanting dilakukan dengan menyeleksi bibit yang

telah memiliki 6-8 daun untuk ditanam pada tray yang ukuran lubangnya lebih

besar. Sebelum ditanam ke lapang, bibit lisianthus dapat diproteksi dengan

Page 24: peng di p de gelola pt. saun epartem in aan usah ng mirw j leni a

8

fungisida berbahan aktif propamocarb hidrochloride 722 g/l dengan dosis

0.3 ml/l.

Persiapan Lahan

Sebelum penanaman, perlu dilakukan persiapan lahan, pembuatan bedengan

dan sterilisasi lahan untuk menghindari serangan nematoda, misalnya dengan

memberikan Dazomet 98 %. Media tanam yang digunakan yaitu tanah, kompos,

pupuk kandang, dan campuran cocopeat. Pasir dapat digunakan karena memiliki

sedikit ruang udara sehingga oksigen dan nutrisi lebih banyak tersimpan.

Seminggu sebelum penanaman, lahan diproteksi dengan herbisida pratumbuh

oksifluorfen 240 g/l sebanyak 1 ml/l. Herbisida membentuk lapisan transparan di

atas permukaan tanah yang diharapkan mampu menekan laju pertumbuhan gulma

(Fox, 1998).

Penanaman

Jarak tanam dapat dibuat dengan bantuan net penyangga atau supporting net

yang dijadikan acuan jarak tanam untuk mempermudah penanaman. Supporting

net berupa jaring dari tali tambang plastik agar tidak rebah. Panjang dan lebar

supporting net disesuaikan dengan panjang bedeng. Agar kualitas batang baik,

maka digunakan net penyangga ganda berukuran 15 cm x 15 cm atau

15 cm x 20 cm (Harbaugh, 1997).

Penanaman harus dilakukan dengan hati-hati agar tidak merusak bagian

akar. Akar yang rusak mengakibatkan pertumbuhan lambat, tertundanya

pendewasaan, dan kematian (Highsun Express, 2008).

Irigasi

Air sangat mempengaruhi pertumbuhan lisianthus terutama pada awal

penanaman. Semakin rendah suhu dan intensitas cahaya, semakin sedikit air yang

diperlukan. Kondisi media tanah yang kering menyebabkan tanaman layu, inisiasi

bunga dini, dan menghasilkan batang yang lebih pendek dan lemah sehingga

pertanaman terlihat kurang merata. Penyiraman dilakukan hingga kondisi tanah

basah dan tidak berdebu. Tahap awal pertumbuhan bibit mempengaruhi

keserempakan pertumbuhan tanaman (Highsun Express, 2008).

Page 25: peng di p de gelola pt. saun epartem in aan usah ng mirw j leni a

9

Aplikasi Zat Pengatur Tumbuh

Pemberian zat pengatur tumbuh (ZPT) dapat mempengaruhi pertumbuhan

tanaman. Interaksi antara ZPT eksogen dan endogen merupakan perimbangan

yang menentukan pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Pemberian zat

pengatur tumbuh dilakukan untuk merangsang tanaman ke arah pertumbuhan

yang diinginkan.

Salisbury dan Ross (1995) menyatakan bahwa hormon giberelin (GA)

merupakan hormon perangsang pertumbuhan tanaman yang diperoleh dari

Gibberella fujikuroi atau Fusarium moniliforme. Aplikasi giberelin bertujuan

untuk memacu munculnya bunga dan meningkatkan keserempakan pembungaan.

Fungsi hormon giberelin yaitu mematahkan dormansi dengan cara mempercepat

proses pembelahan sel sehingga tanaman dapat tumbuh normal dan merangsang

morfogenesis, pemanjangan dan pembesaran sel, dan inisiasi tunas samping.

Aplikasi giberelin diperlukan untuk menginduksi pemanjangan batang pada

tanaman lisianthus yang roset (Maryland Cooperative Extension, 2000).

Pengendalian Hama Penyakit Tanaman

Hama pada persemaian adalah lalat bibit (Agromyza phaseoli) dan larva

Fungus gnat yang menghisap cairan daun sehingga mengakibatkan bibit mati.

Hama lain adalah serangga, kutu daun, leaf miner, larva lepidoptera, thrips, dan

whitefly (Highsun Express, 2008).

Hama utama lisianthus dalam greenhouse adalah Silverleaf whitefly

(Bemisia argentifolia) dan Greenhouse whitefly (Trialeurodes vaporariorum).

Seluruh siklus hidup whitefly berlangsung di bawah permukaan daun dengan

gejala yang ditimbulkan yaitu warna daun berubah menjadi kuning. Pengendalian

hama ini dapat dilakukan secara biologis menggunakan tawon, parasitoid whitefly

dan pengendalian secara kimiawi dengan pestisida (McGovern, 2008).

Thrips menyerang bunga, daun, dan pucuk baru dengan memotong dan

menghisap yang mengakibatkan rusaknya bunga, daun, maupun pucuk yang baru

terbentuk. Thrips biasanya meninggalkan jejak berupa lintasan ataupun bintik

berwarna keperakan pada helai daun yang diserang. Pengendalian thrips dilakukan

secara biologis dengan menggunakan kutu predator Amblyseius cucumerias dan

Page 26: peng di p de gelola pt. saun epartem in aan usah ng mirw j leni a

10

Amblyseius degenerans (Maryland Cooperative Extension, 2000). Pengendalian

hama dapat dilakukan dengan kertas perangkap serangga atau yellow trap yang

dipasang di sekeliling tanaman. Penyemprotan pestisida yang tepat sesuai dosis

anjuran,yaitu insektisida yang mengandung bahan aktif abamektin 18.4 g/l dengan

konsentrasi 0.1 ml/l untuk pengendalian lalat bibit.

Menurut Mc Govern (2008), penyakit pada lisianthus disebabkan oleh fungi

dan virus. Penyakit dan fungi yang menyebabkan penyakit adalah hawar botrytis

(Botrytis cinerea Pers.:Fr), bercak daun cercospora (Cercospora eustomae Peck),

curvularia leaf blotch (Curvularia sp.), downy mildew (Peronospora chlorae

deBary), busuk batang fusarium (Fusarium solani (Mart.) Sacc. dan Fusarium

avenaceum, layu fusarium (Fusarium oxysporum (Schlechtend):Fr.), bercak daun

phyllosticta (Phyllosticta sp.), busuk akar phytium (Pythium sp.), busuk batang

rhizoctonia (Rhizoctonia solani Kühn), dan hawar batang sclerophoma

(Sclerophoma eustomis Taubenhaus & Ezekiel). Lisianthus sangat rentan terkena

serangan penyakit pada saat tanaman masih muda. Akar bibit tanaman muda

berkembang lambat dan sangat sensitif terhadap serangan busuk akar.

Virus dapat merusak dengan risiko serangan infeksi lebih tinggi bila

lisianthus ditanam bersamaan dengan tanaman lainnya (Maryland Cooperative

Extension, 2000). Penyakit akibat virus yang menyebabkan penyakit pada

lisianthus yakni bean yellow mosaic (Bean yellow mosaic virus / BYMV),

cucumber mosaic (Cucumber mosaic virus / CMV), impatiens necrotic spot

(Impatiens necrotic spot virus / INSV), nekrosis lisianthus (Lisianthus necrosis

virus / LNV), Iris Yellow Spot (Iris Yellow Spot Virus / IYSV), dan tobacco

mosaic (Tobacco mosaic virus / TMV).

Pengendalian gulma dapat menggunakan mulsa plastik, mulsa organik,

dan herbisida non selektif. Penanaman tanaman penutup tanah seperti kacang-

kacangan mampu memperbaiki struktur tanah karena ketersediaan nitrogen

didalamnya. Gulma yang sering muncul adalah lumut yang menghalangi

penyerapan air dan larutan pupuk ke dalam media. Lumut dapat dikeruk

menggunakan bantuan tusuk gigi (Mc Govern, 2008).

Page 27: peng di p de gelola pt. saun epartem in aan usah ng mirw j leni a

11

Panen dan Pascapanen

Menurut Fox (1998), lisianthus tumbuh lebih cepat, besar, dan tinggi pada

musim hujan karena akumulasi karbohidrat sebahgai energi untuk tumbuh lebih

banyak. Bunga lisianthus dapat dipanen pada 12-15 MST pada kondisi yang

optimum. Pemanenan sebaiknya dilakukan pada pagi hari saat kadar gula tertinggi

dan bunga mekar bersamaan.

Standar khusus lisianthus sebagai bunga potong yaitu tinggi tanaman yang

diukur dari pangkal batang hingga ujung tanaman dan jumlah bunga mekar.

Tinggi tanaman yang menjadi syarat adalah 70 cm dengan minimal dua bunga

kembar yang mekar. Lisianthus memiliki dua jenis mahkota, yaitu mahkota

tunggal dan mahkota tumpuk. Bunga mahkota tumpuk memiliki

10-20 helai mahkota, sedangkan bunga mahkota tunggal memiliki jumlah

mahkota yang sedikit dan tersusun menjadi satu lapis (Maryland Cooperative

Extension, 2000).

Pasar bunga Eropa dan Jepang lebih menyukai bunga mahkota tunggal.

Sementara pasar Amerika lebih menyukai varietas bunga mahkota tumpuk. Warna

bunga lisianthus yang diminati di pasar Eropa adalah biru tua, sementara di pasar

Jepang didominasi bunga berwarna ganda yaitu putih dengan semburat biru

(Highsun Express, 2008).

Periode pembungaan dari bunga pertama ke bunga kedua lebih lama. Waktu

dari pemanenan pertama dan kedua adalah 3-4 bulan. Bunga hasil panen kedua

memiliki kualitas yang lebih rendah dari hasil pemanenan pertama, batang yang

lebih pendek dan bunga lebih sedikit per tangkainya (Yulianingsih, 2004).

Daya tahan bunga setelah panen atau vase life mencerminkan salah satu

nilai dari kualitas bunga yang dapat ditawarkan pihak produsen kepada konsumen.

Perlakuan setelah panen pada lisianthus yaitu pulsing selama 24 jam dengan

larutan mengandung sukrosa, asam sitrat (300 ppm) atau 8-hydroxquinoline sitrat

(250 ppm). Setelah pulsing, bunga dibungkus kertas koran dan polyethylene,

kemudian disusun dalam kotak, dan dipertahankan suhunya pada 2 °C selama

perjalanan. Perlakuan pulsing menggunakan larutan gula mampu meningkatkan

kesegaran dan pemekaran kuncup bunga.

Page 28: peng di p de gelola pt. saun epartem in aan usah ng mirw j leni a

12

Umur kesegaran bunga merupakan komponen utama penentu kualitas

lisianthus. Masa kesegaran bunga dihitung sejak bunga dipanen hingga menjadi

layu. Bunga menjadi layu akibat perubahan sifat elastis dan menurunnya tegangan

turgor. Vase life lisianthus mampu mencapai 9-16 hari (Maryland Cooperative

Extension, 2000).

Menurut Boodley (1998), bahan kimia yang efektif sebagai larutan

preservatif bunga potong adalah 8-hydroxyquinoline sulfate (8-HQS) dan

8-hydroxyquinoline citrate (8-HQC). Sementara menurut Maryland Cooperative

Extension (2000),perlakuan pendinginan hingga 13.°C.(55.°F) sebelum

pengiriman untuk mempertahankan kualitas bunga agar tidak mudah layu akibat

suhu lingkungan yang tinggi. Penanganan pascapanen lainnya untuk bunga

potong adalah dengan memotong kembali tangkai bunga dan menempatkannya

pada air hangat dengan pH 3.5 dan suhu 18-24 °C (65-75 °F).

Page 29: peng di p de gelola pt. saun epartem in aan usah ng mirw j leni a

METODE MAGANG

Tempat dan Waktu

Kegiatan magang dilaksanakan di PT. Saung Mirwan, di Desa Sukamanah,

Pasir Muncang, Megamendung, Bogor, Jawa Barat. Magang dilaksanakan selama

4 bulan, mulai Februari sampai Juni 2010.

Metode Pelaksanaan

Pelaksanaan kegiatan magang merupakan praktik kerja di kebun selama

4 bulan dengan pembagian kerja sesuai dengan tingkatan struktur organisasi

PT. Saung Mirwan. Pembagian kerja yang dilaksanakan adalah 2 bulan sebagai

pekerja harian, 1 bulan sebagai pendamping kepala divisi, dan 1 bulan sebagai

pendamping kepala bagian.

Selama menjadi pekerja harian, penulis mempelajari dan melakukan seluruh

kegiatan budidaya di lapang bersama dengan pekerja lainnya, sedangkan selama

menjadi pendamping kepala divisi maupun pendamping kepala bagian, penulis

membantu dan mempelajari aspek manajerial, pengelolaan kebun, dan

administrasi.

Kegiatan magang yang dilaksanakan yaitu :

1. Mengenal dan mencari informasi mengenai kondisi umum PT. Saung Mirwan.

Informasi kondisi umum meliputi letak geografis, keadaan iklim dan tanah,

struktur organisasi dan ketenagakerjaan. Data tersebut diperoleh melalui

wawancara dengan pekerja maupun penanggung jawab perusahaan.

2. Mengikuti kegiatan budidaya tanaman lisianthus di lapangan yang terdiri dari

bagian persemaian, pemeliharaan tanaman, dan pemasaran. Budidaya yang

dilakukan meliputi persemaian, persiapan lahan, penanaman, pemupukan,

perlakuan khusus pada tanaman misalnya pewiwilan, pengendalian hama dan

penyakit, panen, dan pascapanen. Penulis dibimbing oleh pembimbing lapang

dan pekerja dalam melaksanakan budidaya lisianthus. Jurnal kegiatan magang

dan prestasi kerja sajikan pada Lampiran 1 dan 2.

Page 30: peng di p de gelola pt. saun epartem in aan usah ng mirw j leni a

14

3. Melakukan pengamatan di lapang untuk mengumpulkan data mengenai

pertumbuhan lisianthus mulai dari persemaian hingga siap dipasarkan,

menginventarisasi kendala dalam pengusahaan lisianthus dan mengupayakan

solusinya, selain itu dilakukan juga perhitungan analisis usaha tani

pengelolaan usaha bunga potong.

4. Mempelajari aspek manajerial atau pengelolaan usaha serta kegiatan

administrasi perusahaan. Kegiatan ini dilakukan dengan berdiskusi langsung

dengan kepala divisi dan kepala bagian yang menangani bunga potong

lisianthus.

Pengamatan dan Pengumpulan Data

Pengumpulan data dan informasi dilakukan dengan metode langsung dan

tidak langsung. Data primer diperoleh dengan metode langsung melalui

pengamatan di lapang dan wawancara dengan pihak perusahaan. Pengamatan

dilakukan pada tanaman contoh dari tiap varietas. Pengamatan dilaksanakan di

dua tempat, yaitu Sukamanah sebagai lokasi persemaian dan Lemah Neundet

sebagai lokasi penanaman.

Karakteristik vegetatif yang diamati meliputi tinggi tanaman, jumlah daun,

panjang ruas batang (internode), diameter batang, dan jumlah cabang.

Karakteristik generatif yang diamati yaitu, waktu muncul bunga, jumlah bunga,

panjang tangkai bunga, jumlah mahkota, umur panen, total panen, periode panen

dan vase life bunga. Periode panen merupakan waktu panen lisianthus pada waktu

tanam yang sama.

Data sekunder diperoleh melalui metode tidak langsung dari data

perusahaan dan sumber lain yang terkait dengan kegiatan produksi. Data juga

diperoleh melalui studi pustaka budidaya lisianthus. Data sekunder merupakan

data yang mendukung pelaksanaan teknis lapangan, antara lain kondisi

lingkungan dan kondisi umum perusahaan.

Page 31: peng di p de gelola pt. saun epartem in aan usah ng mirw j leni a

15

Analisis Data dan Informasi 

Hasil kegiatan magang berupa data primer maupun sekunder dengan

berbagai peubah dan rekomendasi teknis yang diterapkan akan diolah dengan

menggunakan rataan, standar deviasi, dan analisis deskriptif. Hasil data magang

digunakan sebagai bahan laporan akhir digabung dengan studi pustaka tentang

budidaya tanaman lisianthus.

Page 32: peng di p de gelola pt. saun epartem in aan usah ng mirw j leni a

16

KEADAAN UMUM

Letak Geografi dan Wilayah Administratif

PT. Saung Mirwan berkantor pusat di Jl. Cikopo Selatan Dusun Pasir

Muncang, Desa Sukamanah, Kecamatan Megamendung, Kabupaten Bogor, Jawa

Barat. PT. Saung Mirwan berbatasan sebelah utara dengan Desa Pasir Kaliki,

sebelah selatan dengan Dusun Pondok Gede, batas sebelah barat dan timur adalah

Dusun Pasir Muncang. Letak geografis PT. Saung Mirwan antara 54-106 °BT dan

4-6 °LS.

PT. Saung Mirwan memiliki kebun produksi di Gadog (Sukamanah), Lemah

Neundeut, dan Cipanas. Kebun di Garut digunakan sebagai tempat membeli hasil

panen dari mitra PT. Saung Mirwan.

Keadaan Iklim dan Tanah

Curah hujan bulanan pada lahan produksi Sukamanah sekitar 32-594 mm

dan curah hujan tahunan 2945 mm. Suhu udara harian rata-rata yaitu 26.37 °C.

Data mengenai suhu dan kelembaban dapat dilihat pada Lampiran 3. Suhu udara

di dalam greenhouse adalah 18-38 °C. Kelembaban udara berkisar antara 70-80 %

dan kelembaban udara dalam greenhouse berkisar antara 80-85 %. Lokasi

perusahaan terletak pada ketinggian 670 m dpl dan berada di kaki Gunung

Pangrango. Jenis tanah pada lokasi tersebut adalah latosol dengan topografi yang

tidak datar.

Luas Areal dan Tata Guna Lahan

Luas areal PT. Saung Mirwan adalah 10.5 ha. Luas tersebut terdiri dari

bangunan greenhouse, kantor, gudang, koperasi (kantin), asrama atau mess para

karyawan, lahan terbuka, dan bangunan lain untuk kegiatan operasional

perusahaan (ruangan penyimpanan, ruangan pendingin, bengkel, ruangan seleksi,

bangunan nutrisi, dan lain-lain). Lay Out bangunan yang menunjukkan

pemanfaatan tata guna lahan dapat dilihat pada Lampiran 4.

Page 33: peng di p de gelola pt. saun epartem in aan usah ng mirw j leni a

17

Kegiatan PT. Saung Mirwan berpusat di Desa Sukamanah. Bunga yang

dibudidayakan adalah bunga potong krisan, krisan pot, kalanchoe, dan kastuba

(poinsettia), sedangkan budidaya sayuran meliputi pak choy, tomat cherry, tomat

beef, sayuran pot seledri, kaliandra, kemangi, edamame (kedelai jepang), dan

selada.

PT. Saung Mirwan memiliki kerja sama dengan PTPN VIII berupa proyek

yang berlokasi di hak guna usaha (HGU) PTPN VIII Perkebunan Gunung Mas

Afdeling Cikopo Selatan II Blok Lemah Neundeut seluas 4 ha. Sejak tahun 2001

lokasi proyek ini dijadikan kebun produksi untuk budidaya bunga potong

lisianthus, krisan, dan sayuran.

Budidaya tanaman sebagian besar dilakukan di dalam greenhouse. Lay out

greenhouse dapat dilihat pada Lampiran 5. Greenhouse berfungsi untuk

melindungi tanaman dari angin, hujan, intensitas cahaya matahari yang tinggi, dan

melindungi tanaman dari serangan hama dan penyakit. PT. Saung Mirwan

memiliki greenhouse dengan tipe rumah susun berganda (shape frame) berbentuk

joglo (Gambar 1). Pertimbangan menggunakan tipe ini karena pada umumnya

penerimaan cahaya matahari di daerah tropis relatif tinggi. Bentuk greenhouse

harus memiliki ventilasi untuk mendapatkan sirkulasi udara yang baik sehingga

suhu dalam greenhouse tidak terlalu tinggi.

Gambar 1. Bangunan Greenhouse dengan Tipe Rumah Susun Berganda (Shape Frame) Berbentuk Joglo

Greenhouse terdiri dari kerangka, atap, dinding, dan perlengkapanya.

Kerangka greenhouse terbuat dari besi stall sehingga lebih permanen dan tahan

lama dibandingkan menggunakan kayu. Greenhouse di PT. Saung Mirwan

memiliki panjang 36 m dan 40 m dengan lebar 12.8 m. Greenhouse memiliki

Page 34: peng di p de gelola pt. saun epartem in aan usah ng mirw j leni a

18

2 atap dengan lebar masing-masing 6.4 m yang memiliki 4 bedengan. Tiap

greenhouse terdiri dari 8 bedengan dengan ketinggian dinding 3-5 m.

Bahan atap greenhouse berupa plastik ultraviolet (UV) dengan tebal plastik

2 milimikron. Plastik ini dapat menahan sinar matahari sebesar 15-20 % dan

sisanya diteruskan kepada tanaman. Bahan plastik cocok digunakan karena dapat

melindungi tanaman dari faktor-faktor iklim. Posisi greenhouse menghadap ke

utara dan selatan agar penyinaran merata sepanjang hari.

Lantai greenhouse umumnya disemen agar kondisi di dalam greenhouse

tetap higienis. Ambal atau keset kaki diletakkan di depan pintu masuk untuk

membersihkan alas kaki atau sepatu yang digunakan. Alas kaki disterilkan dengan

menggunakan lysol dengan konsentrasi 2 cc/l untuk menghindari kotoran sebagai

sumber patogen yang terbawa oleh alas kaki atau sepatu.

Pemeliharaan dinding greenhouse dilakukan dua kali dalam setahun dengan

mencuci dinding yang terbuat dari plastik atau dengan mengganti plastik tersebut

jika telah rusak. Pencucian dilakukan dengan menyemprot dinding dengan air.

Penggantian atap dilakukan setahun sekali oleh karyawan harian bagian

bangunan.

Keadaan Tanaman dan Produksi

PT. Saung Mirwan mengadakan joint venture dengan PT. Fides Belanda

dalam pengusahaan komoditas bunga kalanchoe, kalandiva, dan lisianthus yang

diekspor ke Jepang. Proyek ini bernama Mira Flora Internasional. Tanaman

kalanchoe dan kalandiva dibudidayakan di daerah Gadog (Sukamanah), sementara

lisianthus dibudidayakan di Lemah Neundeut.

Budidaya lisianthus di Sukamanah dimulai pada tahun 2007. Lisianthus

merupakan komoditas percobaan (trial) dan dikelola bersama oleh PT. Saung

Mirwan dan PT. Fides Belanda. Awalnya persemaian benih dilakukan di

greenhouse persemaian beratap paranet 80 %, namun banyak bibit yang menjadi

dan roset dan tidak menghasilkan bunga. Akhirnya persemaian lisianthus

dilakukan dalam cool room yang dapat diatur suhu yang sesuai untuk persemaian

lisianthus yaitu 16-18 ºC. PT. Saung Mirwan memiliki fasilitas cool room

Page 35: peng di p de gelola pt. saun epartem in aan usah ng mirw j leni a

19

dengan rak-rak persemaian sebagai tempat meletakkan tray berisi benih

lisianthus.

Pada pertengahan tahun 2009, pengelolaan usaha lisianthus ditangani secara

keseluruhan oleh PT. Saung Mirwan dan tidak bekerja sama lagi dengan PT. Fides

Belanda. Lokasi budidaya lisianthus dipindahkan ke Lemah Neundeut karena

terbatasnya areal budidaya di Sukamanah. Kegiatan budidaya berada di 2 lokasi,

yaitu persemaian dengan cool room di Sukamanah dan penanaman bibit hingga

menghasilkan bunga di kebun Lemah Neundeut.

Budidaya bunga potong lisianthus dilakukan melalui persemaian benih.

Benih lisianthus diimpor langsung dari produsen benih Takii Seed dan Sakata

Seed di Jepang. Pada awal pengusahaan lisianthus, PT. Saung Mirwan menyemai

sekitar 10 000 benih setiap minggu. Namun saat ini, karena terbatasnya areal

penanaman, jumlah benih lisianthus yang disemai hanya mencapai 200 benih per

minggu. Jumlah penanaman lisianthus dalam 4 bulan (Agustus-Desember 2009)

dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Data Penanaman Lisianthus Selama Empat Bulan (Agustus-Desember 2009)

Varietas Jumlah Tanam

(tanaman) Jumlah Panen

(tanaman) Persentase

Panen Ambar Double Maron 1 240 583 47.02 Boegoet White 300 69 23.00 Ceremony Orange 365 108 29.59 Ceremony Light 100 35 35.00 Cesna Rose 300 186 62.00 Exrosa Yellow 770 624 81.04 Exrosa Blue 1 910 1 020 53.40 Exrosa Pink 1 550 853 55.03 Exrosa Green 620 354 57.10 King of Snow 1 020 479 46.96 Love Me Tender 390 157 40.26 Picorosa Snow 9 690 6 935 71.57 Rosina Lavender 2 180 916 42.02 Rosina Pink Picote 880 680 77.27 Rosina Rose Pink 1 000 574 57.40 Rosina Green 580 311 53.62 Revolution Green 425 265 62.35

Total 23 320 14 149 52.63

Page 36: peng di p de gelola pt. saun epartem in aan usah ng mirw j leni a

20

Persemaian benih hingga menjadi bibit yang siap untuk ditanam ke lapang

memerlukan waktu 12-13 minggu. Budidaya lisianthus mulai dari persemaian

hingga panen memerlukan waktu sekitar 20-25 minggu, namun hal ini tergantung

dari pertumbuhan tiap varietas. Persentase panen merupakan jumlah yang dapat

dipanen dari jumlah tanaman yang ditanam.

Awalnya PT. Saung Mirwan memasarkan lisianthus di pasar lokal dan

ekspor. Pemasaran secara ekspor dilakukan melalui kontrak penjualan bunga ke

Jepang. Jenis bunga yang diekspor adalah bunga berwarna putih (King of Snow

dan Picorosa Snow). Adanya penurunan kualitas dan kuantitas hasil panen dari

waktu ke waktu menyebabkan kegiatan ekspor dihentikan. Pemasaran bunga

lisianthus hanya dilakukan pada pasar lokal saja.

Struktur Organisasi dan Ketenagakerjaan

PT. Saung Mirwan merupakan perusahaan yang bergerak di bidang

pertanian khususnya tanaman hortikultura. Struktur organisasi PT. Saung Mirwan

terdiri dari direktur, manajer, kepala bagian (Kabag), kepala divisi (Kasi), kepala

subdivisi (Kasubsi), karyawan bulanan, karyawan harian tetap, karyawan harian

lepas, dan karyawan borongan. Struktur organisasi ditetapkan berdasarkan

kebutuhan, tanggung jawab, dan perencanaan di dalam perusahaan. Struktur

organisasi PT. Saung Mirwan dapat dilihat pada Lampiran 6.

Perusahaan dipimpin oleh Tatang Hadinata yang juga merupakan pemilik

PT. Saung Mirwan. Pimpinan perusahaan dibantu oleh bagian Research and

Development (R&D), Teknik Informatika (IT), dan Quality Assurace (QA).

Pimpinan perusahaan membawahi tiga bidang, yaitu bidang produksi, bidang

komersil, dan bidang umum. Masing-masing bidang dipimpin oleh seorang

direktur dan dibantu manajer serta Kabag dalam pelaksanaan tugas.

Kabag bertugas untuk membuat perencanaan pada tiap divisi dan mengatur

semua kegiatan di bidang umum, komersil, dan produksi, serta bertanggung jawab

kepada manajer. Kabag dibantu oleh Kasi dan Kasubsi dalam menangani suatu

kebun produksi. Kasi memiliki tanggung jawab untuk mengelola divisi di PT.

Saung Mirwan. Divisi yang dikelola adalah keuangan, human resouces,

Page 37: peng di p de gelola pt. saun epartem in aan usah ng mirw j leni a

21

kemitraan, pengemasan, penjualan, pengadaan, distribusi, dan semua lokasi

kebun.

Kasubsi memimpin dan mengawasi beberapa tenaga kerja bulanan, harian,

serta borongan dalam menyelesaikan pekerjaan di lahan yang telah ditetapkan

pembagiannya. Kasubsi juga menentukan kebutuhan faktor produksi, misalnya

benih, pupuk, pestisida yang diperlukan dalam suatu luasan lahan. Kasubsi

bertanggung jawab terhadap Kasi.

Karyawan bidang umum bekerja di dalam ruangan (kantor), karyawan

bidang produksi umumnya lebih sering berada di kebun produksi, sedangkan

karyawan bidang komersil bekerja di kantor maupun di kebun produksi. Jumlah

karyawan ditentukan berdasarkan skala produksi perusahaan dan modal yang

tersedia. Total karyawan PT. Saung Mirwan hingga 15 Februari 2010 adalah

455 orang. Jumlah tenaga kerja PT. Saung Mirwan dapat dilihat pada Lampiran 7.

Tiap posisi memiliki perbedaan dari segi tanggung jawab, pendidikan, serta

upah yang diperoleh. Pembagian upah karyawan ada dua jenis, yaitu upah bulanan

bagi karyawan bulanan hingga posisi direktur dan upah mingguan bagi karyawan

harian dan borongan. Penentuan upah ditentukan oleh tingkat pendidikan, hari

orang kerja, lama pengabdian, jenis kelamin, dan fungsi tanggung jawab.

Karyawan bulanan berhak atas tunjangan kesehatan dan pengobatan, tunjangan

jabatan, tunjangan hari raya, tunjangan asrama, premi atas lama pengabdian dan

kehadiran, serta uang makan.

Karyawan bulanan merupakan tenaga kerja tetap dan memiliki upah dan

tunjangan yang dibayar tiap bulan. Karyawan borongan merupakan tenaga kerja

tidak tetap dan upah dibayar sesuai prestasi kerja atau jumlah pekerjaan yang

diselesaikan dalam sehari. Karyawan harian lepas adalah tenaga kerja tidak tetap

dan upah disesuaikan dengan standar gaji karyawan tetap per hari, namun tidak

memperoleh tunjangan apapun dari perusahaan.

Kualifikasi jenjang pendidikan dilihat dari tingkat pendidikan. Karyawan

harian minimal tingkat pendidikan SD dengan umur minimal 18 tahun, karyawan

bulanan minimal SD hingga SMU, atau minimal SD dan telah bekerja selama

5 tahun sebagai Kasubsi, D3 untuk posisi Kasi, dan S1 untuk Kabag hingga

manajer. Posisi karyawan dapat berubah, sesuai dengan lamanya seseorang

Page 38: peng di p de gelola pt. saun epartem in aan usah ng mirw j leni a

22

bekerja. Perubahan posisi diikuti pula oleh perubahan upah, tanggung jawab, dan

tunjangan.

Pada umumnya karyawan memiliki jam kerja selama ± 40 jam/minggu. Jam

kerja perusahaan yaitu hari Senin hingga Jumat pada pukul 07.30-16.00 WIB dan

waktu istirahat selama 1 jam pada pukul 12.00-13.00 WIB. Jam kerja pada hari

Sabtu hanya dilakukan setengah hari, yaitu hingga pukul 12.00 WIB. Kegiatan

lembur dilaksanakan pada hari Minggu atau diluar waktu bekerja dan karyawan

akan menerima upah lembur.

Setiap karyawan di PT. Saung Mirwan harus mematuhi setiap aturan yang

berlaku. Aturan yang ditetapkan ditujukan untuk melatih kedisiplinan serta

meningkatkan kualitas karyawan. Jika ada karyawan yang melanggar aturan atau

prestasi kerja sesuai dengan tanggung jawab yang harus dikerjakan, maka akan

diberikan teguran langsung, surat peringatan, pemotongan gaji, ataupun dilakukan

pemecatan yang disesuaikan dengan jenis pelanggaran.

Page 39: peng di p de gelola pt. saun epartem in aan usah ng mirw j leni a

PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG

Aspek Teknis

Pembibitan di Sukamanah

Penyemaian benih lisianthus dilakukan setiap hari Rabu. Varietas benih

yang disemai disesuaikan dengan ketersedian stok benih. Benih disimpan di

dalam lemari pendingin bersuhu ± 5 ºC. Benih lisianthus dikemas dalam kotak

dan dilapisi plastik sachet seperti pada Gambar 2. Satu kemasan kotak berisi

± 3 000 benih yang berukuran sangat kecil. Setiap kali menyemai, pekerja akan

mengambil sebanyak jumlah benih yang diperlukan.

Gambar 2. Kemasan Benih (a) dan Bentuk Benih (b-d)

Kegiatan penyemaian dilakukan di cool room, sedang pemeliharaan bibit di

greenhouse pembibitan di Sukamanah. Tahapan kegiatan pembibitan lisianthus

adalah persiapan wadah dan media tanam, persemaian benih, dan pemeliharaan

bibit.

a b

c d

Page 40: peng di p de gelola pt. saun epartem in aan usah ng mirw j leni a

24

1. Persiapan wadah dan media tanam

Wadah persemaian adalah tray berukuran 2 x 2 cm dan terdiri dari 288 sel

dan tray berukuran 2.5 x 2.5 cm yang terdiri dari 144 sel. Tray 288 digunakan

untuk menyemai benih dan memelihara bibit hingga berumur 8 minggu setelah

semai (MSS). Tray 144 digunakan sebagai wadah transplanting untuk memelihara

bibit berumur 8-12 MSS. Semua tray yang digunakan dicuci dengan air bersih.

Pencucian tray dapat dilakukan secara manual dengan selang air maupun dengan

mesin pencuci tray yang menggunakan tenaga listrik (Gambar 3). Jika

menggunakan mesin pencuci, tray dimasukkan ke dalam mesin, dan di dalamnya

terdapat sikat yang membersihkan tray dari kotoran.

Gambar 3. Mesin Pencuci Tray (a) dan Tray Semai (b)

Media persemaian yang digunakan adalah sekam, coco peat, dan media

campuran yang mengandung white sphagnum peat dengan perbandingan 1:1:2.

Media diayak hingga halus dan tidak menggumpal. Ketiga media dicampur rata

dan dimasukkan ke dalam tray lalu disiram dengan air. Pencampuran dan

pengisian media ke dalam tray dapat dilakukan secara manual maupun dengan

alat pengisi media tanam yang menggunakan tenaga listrik. Pada Gambar 4 dapat

dilihat media semai dan alat pengisi media menggunakan tenaga listrik.

a b

Gambar 4. Alat Pengisi Media Semai (a), Media Semai (b), dan Penyiraman Media (c)

a b c

Page 41: peng di p de gelola pt. saun epartem in aan usah ng mirw j leni a

25

2. Persemaian

Benih disemai di atas media yang telah disiram air, 1 sel tray berisi 1 benih.

Pengisian benih ke dalam tray dapat dilakukan secara manual dengan cara

menaruh langsung benih di atas media semai maupun dengan menggunakan alat

semai (Gambar 5). Alat semai akan memudahkan pekerja dalam menempatkan

benih ke atas tray dengan jumlah dan posisi yang tepat. Setiap tray diberi label

berisi nama varietas, waktu semai, dan waktu keluar dari cool room. Tray yang

berisi benih disimpan di rak persemaian dalam cool room bersuhu 16-18 oC

selama 4 minggu. Penyiraman dilakukan sehari sekali agar benih tidak kering dan

dapat berkecambah dengan baik.

Gambar 5. Persemaian Benih (a) Secara Manual dan dengan Alat Semai (b)

3. Pemeliharaan bibit

Setelah berumur 4 minggu, benih tumbuh menjadi bibit muda. Bibit tersebut

dikeluarkan dari dalam cool room dan dipelihara selama 4 minggu pada

greenhouse pembibitan yang beratap paranet 80 %. Suhu di greenhouse

pembibitan berkisar antara 18-24 ºC. Daya berkecambah benih pada tray semai

288 dapat dilihat pada Lampiran 8.

Bibit lisianthus dipupuk dengan Growmore sebanyak 1-2 g/l. Pemupukan

dilakukan 1-2 kali dalam seminggu dengan melihat pertumbuhan bibit.

Penyiraman dilakukan setiap hari untuk menghindari gagalnya persemaian akibat

kekeringan. Penyiraman melalui pengabutan (mist irrigation) dilakukan pada

pukul 09.00 dan 13.00 WIB selama 5 menit. Jika suhu udara terlalu tinggi, maka

dilakukan penyiraman tambahan dengan gembor.

a b

Page 42: peng di p de gelola pt. saun epartem in aan usah ng mirw j leni a

26

Setelah berumur 8 minggu, bibit ditransplanting dari tray 288 ke tray 144. Hal

ini bertujuan agar jumlah air pada media tanam lebih banyak sehingga bibit dapat

tumbuh dengan baik pada ruang yang lebih luas. Kegiatan transplanting dapat

dilihat pada Gambar 6. Bibit yang ditransplanting adalah bibit yang tumbuh

normal dan memiliki 2-4 daun. Bibit yang masih kecil akan tetap dipelihara

hingga dapat ditransplanting.

Gambar 6. Transplanting Bibit

Persentase jumlah bibit yang dipelihara pada tray 144 dan dapat ditanam di

lapang terdapat pada Lampiran 9. Selama di lokasi pembibitan, aplikasi pestisida

tidak dilakukan. Hama di lokasi pembibitan lisianthus adalah ulat, lalat bibit

(Agromyza phaseoli), dan keong. Hama ini memakan daun muda dan menghisap

cairan tanaman sehingga bibit mati. Pada media tanam juga banyak ditemukan

lumut yang menutupi media dan menghambat aliran air maupun nutrisi.

Penanaman di Lemah Neundeut

Transplanting bibit dari lokasi pembibitan ke lokasi penanaman di Lemah

Neundeut dilakukan pada bibit berumur 12 MSS. Ciri bibit yang siap ditanam di

lapang adalah bibit yang memiliki 8-10 daun yang segar, dan bebas dari gangguan

hama dan penyakit.

Penanaman lisianthus awalnya dilakukan di Sukamanah, namun karena

terbatasnya areal penanaman, maka dipindahkan ke Lemah Neundeut yang

berjarak ± 3 km dari Sukamanah. Bibit ditanam di greenhouse dengan luas total

penanaman lisianthus 1792 m2 (224 m x 8 m).

Kegiatan budidaya yang dilakukan pada lokasi ini adalah pembukaan dan

persiapan lahan, persiapan bahan tanam, persiapan tanam, penanaman,

Page 43: peng di p de gelola pt. saun epartem in aan usah ng mirw j leni a

27

pemeliharaan, panen dan pascapanen, sortasi dan pengemasan hingga bunga siap

untuk dipasarkan.

Persiapan Lahan

Kegiatan persiapan lahan meliputi pengolahan lahan, pemberian pupuk

dasar, dan sterilisasi lahan. Pengolahan lahan dilakukan untuk memberikan

kondisi media tanam yang sesuai bagi tanaman. Lahan dibersihkan dari gulma dan

sisa tanaman sebelumnya. Tanah dibongkar dan diolah dengan hand tractor

ataupun cangkul lalu diberikan pupuk dasar dan pupuk kandang sebanyak

50 kg/100 m2. Pupuk dasar yang diberikan adalah NPK dengan rasio 8:3.5:6.5

sebanyak 5 kg/100 m2, 70 g/m2 MgSO4 dan 80 g/m2 SP 36. Hal ini dilakukan

untuk memberikan tambahan nutrisi ke dalam tanah.

Sterilisasi lahan dilakukan dengan aplikasi larutan Trimathon dengan dosis

10 cc/l/m2 atau larutan Vapam dengan dosis 50-70 cc/l air/m2, maupun Basamid

dengan dosis 40-50 g/m2. Gambar 7 merupakan kegiatan dalam sterilisasi lahan.

Tanah yang telah diberikan bahan sterilan dan pupuk ditutup dengan plastik hitam

dan dibiarkan selama 10-12 hari sebelum dibuka.

Gambar 7. Sterilisasi Lahan Menggunakan Basamid dan Disungkup dengan

Plastik Selama 12 Hari

Persiapan Tanam

Lahan dibentuk menjadi bedengan setelah proses sterilisasi selesai. Pada

sebuah greenhouse terdapat 16 atap yang masing-masing atap terdiri dari

5 bedeng. Ukuran tiap bedeng adalah 28 m x 1.2 m dengan jarak antar bedeng

yaitu 40 cm. Pada persiapan tanam dipasang peralatan yang diperlukan dalam

pemeliharaan lisianthus. Peralatan yang dipasang pada bedengan yaitu unit pipa

Page 44: peng di p de gelola pt. saun epartem in aan usah ng mirw j leni a

28

irigasi, bambu penyangga tali, dan tali plastik sebagai supporting net atau jaring

untuk penyangga tanaman.

Irigasi yang digunakan pada budidaya lisianthus adalah irigasi tetes (drip

irrigation) menggunakan selang viaflo. Tiap bedengan dipasang 4 selang irigasi

untuk mengalirkan air dan nutrisi kepada tanaman.

Tali plastik dibuat sebagai supporting net yang menyangga tanaman.

Pemasangan net berfungsi untuk mengatur jarak tanam dan menyangga berdirinya

tanaman agar tidak rebah. Net diletakkan di atas pipa atau selang irigasi.

Supporting net dibentuk menjadi kotak persegi berukuran 14.5 cm x 14.5 cm.

Ketinggian supporting net disesuaikan dengan pertumbuhan tanaman lisianthus.

Pada setiap pinggir bedengan dipasang bambu yang berfungsi untuk menopang

supporting net.

Penanaman

Bibit lisianthus dapat ditanam setelah supporting net dipasang. Biasanya

penanaman dilakukan setiap Rabu pagi sekitar pukul 08.00 WIB. Bibit yang telah

diseleksi dibawa ke Lemah Neundeut dari lokasi pembibitan dengan

menggunakan mobil operasional perusahaan. Lubang tanam dibuat dengan kayu

berbentuk silinder dengan posisi lubang di tengah supporting net.

Gambar 8. Penanaman Bibit di Lapang

Tray dapat dibalik dan ditekan untuk memudahkan pengambilan bibit dari

tray. Bibit dapat langsung ditanam bersama dengan media semai. Penanaman

dilakukan dengan membenamkan akar hingga pangkal batang ke dalam tanah,

seperti pada Gambar 8. Kerusakan bibit saat penanaman harus dihindari agar bibit

Page 45: peng di p de gelola pt. saun epartem in aan usah ng mirw j leni a

29

tumbuh dengan baik. Setelah penanaman, bibit disiram untuk menghindari layu

karena kekeringan.

Pemeliharaan

Kegiatan pemeliharaan yang dilakukan adalah penyiraman, pemupukan,

pemberian zat pengatur tumbuh, pengukuran pH dan EC tanah dan larutan nutrisi,

pewiwilan atau disbudding, pembersihan lahan dari gulma, dan pengendalian

hama dan penyakit tanaman lisianthus di lapang.

Gambar 9. Tanaman Lisianthus di Lapang

1. Penyiraman

Bibit memerlukan penyiraman yang teratur agar memiliki pertumbuhan

yang normal. Penyiraman dilakukan setiap pagi sekitar pukul 09.00 WIB.

Penyiraman dilakukan dengan melihat kondisi tanaman, suhu, dan kelembaban.

Jika suhu udara terlalu tinggi diberikan penyiraman tambahan.

Sumber air di Lemah Neundet berasal dari Pegunungan Pangrango yang

berjarak ± 3 km dan ditampung pada sebuah kolam berukuran 25 m x 10 m

dengan kedalaman 4 m dari permukaan tanah. Air dari kolam dipompa ke dalam

tangki penampungan air dengan debit 200 liter/menit.

Komponen utama sistem irigasi terdiri dari tangki nutrisi, pompa utama,

saringan pasir (sand filter), saringan piring (disc filter), saringan cincin (ring

filter), pipa sub utama, pipa lateral, dan selang viaflo. Penyiraman dan pemberian

pupuk atau nutrisi pada tanaman diaplikasikan melalui saluran irigasi. Jaringan

irigasi lisianthus terdapat pada Lampiran 10.

Page 46: peng di p de gelola pt. saun epartem in aan usah ng mirw j leni a

30

Air yang ada di dalam tangki dialirkan menuju tangki nutrisi kemudian

dipompa melewati saringan pasir menuju saringan piring ke jaringan pipa inlet.

Saringan pasir berfungsi untuk menyaring kotoran-kotoran yang terdapat dalam

air atau larutan nutrisi. Saringan piringan berupa piringan berbentuk cincin yang

berjumlah 168 buah dengan lebar cincin 1.5 cm, keliling 41.5 cm, dan berdiameter

13.22 cm. Saringan ini berfungsi untuk menyaring kotoran-kotoran yang tidak

dapat disaring oleh saringan pasir. Selanjutnya air dan nutrisi akan masuk ke

penyaringan yang terakhir yaitu saringan cincin (ring filter) agar nutrisi yang

diberikan kepada tanaman bebas dari kotoran. Saringan cincin (ring filter) akan

meneruskan air dan nutrisi ke pipa sub utama dan ke pipa lateral yang ada di

dalam greenhouse menuju ke tiap-tiap selang viaflo, seperti pada Gambar 10.

Penyiraman tambahan dilakukan menggunakan alat spraying yang sumber airnya

berasal dari tangki air.

Gambar 10. Jaringan Irigasi dan Nutrisi (a) dan Selang Viaflo (b)

2. Pemupukan

Pemupukan pertama diberikan pada tanaman berumur 1 MST di lapang

dengan frekuensi pemupukan 2 kali semingggu. Pupuk yang diberikan kepada

tanaman lisianthus adalah pupuk cair dan diaplikasikan melalui pipa-pipa irigasi

viaflo. Pemupukan dilakukan pada pagi hari pukul 08.00-09.00 WIB. Jenis pupuk

yang diberikan berbeda dan tergantung pada fase pertumbuhan tanaman, yaitu

fase vegetatif dan generatif. Pupuk pada fase vegetatif diberikan 2 kali dalam

seminggu selama 4 minggu, sebelum ada kuncup bunga dan pada fase generatif

yaitu setelah kuncup bunga tumbuh sampai bunga mekar. Pada Tabel 2 terdapat

komposisi nutrisi stok A dan B yang masing-masing akan dilarutkan pada 90 l air.

a b

Page 47: peng di p de gelola pt. saun epartem in aan usah ng mirw j leni a

31

Tabel 2. Komposisi Nutrisi Stok A dan Stok B Tanaman Lisianthus

Jenis Pupuk Vegetatif Generatif Stok

A

Kalsium Nitrat Ca(NO3)2 11.7 kg 9.9 kg Amonium Nitrat NH4NO3 3.4 kg 2.5 kg Fe Kelat 13 % FeEDTA 174 g 174 g

Stok B

Kalium Nitrat KNO3 6.3 kg 5.5 kg Monopotasium Fosfat KH2PO4 3.7 kg 3.7 kg Magnesium Sulfat MgSO4 3.3 kg 3.3 kg Kalium Sulfat K2SO4 0.9 kg 3.3 kg Mangan Sulfat MnSO4 23 g 23 g Seng Sulfat ZnSO4 27 g 27 g Borat Na2B4O7 51 g 51 g Tembaga Sulfat CuSO4 5 g 5 g Natrium Molibdat Na2MoO4 3 g 3 g

Nutrisi yang digunakan ada dua macam, yaitu stok A dan stok B. Hal

pertama yang dilakukan adalah menimbang bahan-bahan untuk membuat larutan

nutrisi. Larutan stok A dibuat dengan mencampur bahan-bahan penyusunnya

dengan air sebanyak 90 l didalam ember lalu diaduk secara merata dan terus

menerus. Larutan yang telah terbentuk dimasukkan ke dalam tangki larutan stok A

yang berkapasitas 100 l.

Bahan-bahan stok B agak sukar larut dalam air sehingga pemberian air

dilakukan secara bertahap serta pengadukan dilakukan terus-menerus sampai

semua bahan larut. Pembuatan larutan stok B sama dengan larutan stok A, yaitu

dengan melarutkan bahan dalam 90 l air lalu dimasukkan ke dalam tangki larutan

stok B. Larutan stok A dan B masing-masing berjumlah 90 l dan disimpan dalam

tangki. Aplikasi larutan nutrisi pada tanaman lisianthus dilakukan dengan

mengencerkan larutan stok A dan stok B dengan air bersih di dalam tangki nutrisi

dengan perbandingan 1:1:300 l.

Pada waktu pemupukan, sebelum pompa penyiraman dihidupkan, dilakukan

pengecekan untuk memastikan bahwa keran telah terbuka. Pembukaan keran-

keran inlet tergantung kepada jumlah dan lokasi greenhouse yang akan digenangi.

Proses pemberian nutrisi sama dengan pemberian air yaitu melalui saluran irigasi.

Pemberian larutan pupuk kandang juga diberikan pada tanah untuk

menambah bahan organik yang sangat diperlukan untuk pertumbuhan tanaman.

Rosasol sebagai pupuk daun sebanyak 1-3 g/l air juga diberikan pada saat awal

Page 48: peng di p de gelola pt. saun epartem in aan usah ng mirw j leni a

32

pertumbuhan untuk meningkatkan perkembangan vegetatif dan pertumbuhan

tanaman sampai masa pembungaan.

3. Pemberian Zat Pengatur Tumbuh

Zat pengatur tumbuh diberikan saat tanaman berumur 2 minggu agar

tanaman lebih cepat tumbuh dan mengurangi jumlah tanaman yang roset. Jenis zat

pengatur tumbuh yang diberikan adalah giberelin berbentuk tablet yang

mempunyai merek dagang Mad Gib dengan bahan aktif giberelin 3-20 %. Mad

Gib diaplikasikan dengan penyemprotan langsung pada seluruh tanaman dengan

konsentrasi 5 g/20 l air. Aplikasi Mad Gib dilakukan setiap 2 minggu sekali,

sebanyak 2-3 kali khususnya pada tanaman yang kerdil dan memiliki

pertumbuhan agak lambat.

4. Pengukuran pH dan EC tanah dan larutan nutrisi

Uji kualitas air dilakukan terhadap pH dan Electrical Conductivity (EC) air

dan hara. Alat untuk mengukur pH adalah pH meter, sedangkan untuk mengukur

EC digunakan EC meter (Gambar 11). EC merupakan nilai yang menunjukkan

jumlah ion-ion tersedia dalam tanah. Nilai EC yang terlalu besar dapat

mengganggu akar tanaman dalam menyerap nutrisi. Pengukuran pH dan EC tanah

dilakukan sebelum lahan ditanami dan setelah tanaman berumur 6 MST.

Gambar 11. Pengukuran pH dan EC Tanah (a) dan pH dan EC Meter (b)

Pengukuran EC dan pH tanah dilakukan dengan mengambil sampel tanah

yang akan diukur. Sampel berasal dari setiap titik yang mewakili kondisi lahan.

Sampel tanah sebanyak 150 ml dilarutkan dalam 300 ml aquades, sehingga total

larutan adalah 450 ml. Larutan diaduk sampai merata dan dibiarkan hingga air

terpisah dari tanah dan terbentuk endapan. Pengukuran EC dan pH dilakukan pada

air tanah.

a b

Page 49: peng di p de gelola pt. saun epartem in aan usah ng mirw j leni a

Berd

adalah 5.9

0.08 mS/c

EC 1.18 m

dilakukan

5. Pewiw

Pewiw

di sekitar p

dapat dila

untuk mem

seragam

pembunga

6. Penge

Pengen

3-4 MST

pertanama

memperol

vektor pen

dasarkan ha

9 dan EC ad

cm. Larutan

mS/cm. Pen

.

wilan atau D

wilan pada l

pucuk dan b

akukan 2-3

mperbanyak

dan memb

aannya ditun

Gam

endalian Gu

ndalian gu

dengan frek

an. Gulma

leh air dan

nyakit. Gol

asil penguk

dalah 3.28

n nutrisi yan

ngukuran ter

Disbudding

isianthus ya

bunga yang

kali dalam

k tumbuhny

buat tanam

nda. Pewiw

mbar 12. Pew

ulma

ulma dilaku

kuensi peng

yang tumb

nutrisi bag

longan gulm

kuran, pH t

mS/cm, sed

ng diberikan

rhadap nila

g

aitu membu

g terlalu mek

m satu peri

ya kuncup b

man dapat

wilan tiap tan

wiwilan pad

ukan secar

gendalian b

uh di lahan

gi tanaman,

ma yang dit

tanah sebel

dangkan pH

n pada tana

ai pH dan E

uang tunas a

kar seperti p

ode tanam.

bunga deng

tumbuh l

naman dilak

da Tanaman

ra manual

berdasarkan

n tidak han

namun jug

temui berup

lum dilakuk

H air yaitu 6

aman memil

EC setelah p

air dan caba

pada Gamba

. Tujuan pe

an pertumb

lebih tingg

kukan oleh p

n Lisianthus

oleh peke

n populasi g

nya menjad

ga dapat me

pa teki-teki

kan pemup

6.06, dan E

liki pH 6.07

pemupukan

ang yang tum

ar 12. Pewiw

ewiwilan a

buhan yang

gi karena

pekerja.

erja pada

gulma pada

di pesaing d

enjadi inang

ian, rumput

33

ukan,

EC air

7 dan

tidak

mbuh

wilan

adalah

lebih

masa

umur

areal

dalam

g dan

t, dan

Page 50: peng di p de gelola pt. saun epartem in aan usah ng mirw j leni a

34

beberapa jenis daun lebar. Pengendalian gulma dilakukan dengan menyiangi

gulma. Sanitasi lahan dilakukan dengan membuang tanaman lisianthus yang

terserang hama dan penyakit. Gulma pada tanaman lisianthus tertera pada Gambar

13.

Gambar 13. Fungi (a), Gulma pada Lisianthus (b,c), dan Penyiangan

Gulma (d)

7. Pengendalian Organisme Pengganggu Tanaman

Pemberian pestisida pada tanaman dilakukan untuk mencegah kerusakan oleh

hama atau organisme pengganggu tanaman. Hama yang paling sering ditemui di

lapang dan mengganggu tanaman yaitu ulat, keong, kupu-kupu putih, dan thrips

(Gambar 14). Penyemprotan pestisida dilakukan 2 kali seminggu pada hari Selasa

dan Jumat. Jenis pestisida yang diaplikasikan tergantung dari kerusakan tanaman

dan hama yang paling dominan di lapang. Pestisida yang diberikan diselingi

pemberiannya agar tidak terjadi kekebalan terhadap salah satu jenis pestisida yang

digunakan (resistensi).

Gambar 14. Hama pada Lisianthus : Ulat (a) dan Thrips (b)

a b

a b

c d

Page 51: peng di p de gelola pt. saun epartem in aan usah ng mirw j leni a

35

Kepala subdivisi akan membuat perencanaan mengenai jenis pestisida dan

dosis yang akan diaplikasikan setiap minggu dan akan direalisasikan dengan

melihat kondisi tanaman. Pestisida yang diberikan pada tanaman lisianthus dapat

dilihat pada Lampiran 11.

Karakteristik dan Pertumbuhan Tanaman

Berdasarkan morfologinya, lisianthus dibedakan menjadi organ penyusun

yaitu akar, batang, daun, dan bunga. Lisianthus memiliki akar serabut berwarna

coklat muda dengan panjang 10-20 cm dari pangkal hingga ujung akar. Akar

berfungsi untuk menopang tanaman serta penyerapan air dan unsur-unsur hara

yang penting bagi pertumbuhan tanaman. Batang lisianthus terdiri dari batang

utama dan memiliki 2-3 cabang yang dapat memiliki ukuran sama besar. Arah

pertumbuhan batang dan cabang tegak. Batang berbentuk bulat dan berwarna

hijau. Pada batang akan tumbuh kuncup yang akan membentuk kuncup daun

maupun bunga.

Sejak tahun 2007, PT. Saung Mirwan telah membudidayakan sekitar

29 varietas lisianthus, yaitu Ambar Double Maron, Bouquet White, Ceremony

Orange, Cesna Rose, Cesna Rose Picote, Cesna Blue, Cesna White, Exrosa Green,

Exrosa Yellow, Exrosa Pink, Exrosa Pink Picote, Exrosa Blue, King of Snow,

King of Blue Picote, Love Me Tender, Magic Pink, Picolo Snow, Picorosa Snow,

Rosina Rose Pink, Rosina Pink Picote, Rosina Green, Rosina Lavender, Rosina

Blue, Revolution Green, Super Magic White, Super Magic Purple, Super Magic

Deep Blue, Super Magic Lavender Blue, dan Super Magic Blue Picote. Pemilihan

varietas didasarkan pada pertumbuhan tanaman di lapang dan jumlah permintaan

terhadap varietas.

Morfologi bunga beberapa varietas yang dibudidayakan seperti pada

Gambar 15.

Page 52: peng di p de gelola pt. saun epartem in aan usah ng mirw j leni a

Gam

Saat

jumlah pe

Varietas y

White, Ce

Exrosa Y

Picorosa S

mbar 15. Pen

t ini PT. Sa

ermintaan t

yang masih

eremony O

Yellow, Exro

Snow, Ros

nampilan B

aung Mirwa

tertinggi da

h dibudida

range, Cere

osa Pink, E

ina Rose P

unga pada B

an hanya me

an memilik

ayakan adal

emony Ligh

Exrosa Blu

Pink, Rosin

Berbagai V

embudidaya

ki pertumbu

lah Ambar

ht Pink, C

ue, King of

na Pink Pic

arietas Lisia

akan 10-17

uhan yang

r Double M

Cesna Rose

f Snow, Lo

cote, Rosina

anthus

varietas de

baik di la

Maron, Bou

e, Exrosa G

ove Me Te

a Green, R

36

engan

apang.

uquet

Green,

ender,

Rosina

Page 53: peng di p de gelola pt. saun epartem in aan usah ng mirw j leni a

Lavender,

bunga yan

Kon

dengan ya

dilakukan

Exrosa Gr

pertambah

Lavender

Mirwan m

Berdasark

hanya Ro

standar (G

Gam

0.010.020.030.040.050.060.070.0

Ting

gi T

anam

an (c

m)

dan Revol

ng menarik.

ndisi pertum

ang lainnya

seminggu

reen, dan E

han tinggi

memiliki p

menetapkan

kan pengam

osina Green

Gambar 16).

mbar 16. Tin

53.50

32

0000000000000000

lution Gree

mbuhan lisia

a. Pengamat

sekali. Ber

Exrosa Pink

yang cep

pertumbuha

standar tin

matan pada

n, Exrosa G

nggi Tanam

2.4421.09

3

en. Masing-

anthus di lap

tan terhadap

rdasarkan p

memiliki ti

pat, sedang

an yang ag

ggi tanaman

11 tanama

Green, dan

man Berbaga

36.60

52.136

-masing var

pang berbed

p pertumbu

pengamatan

inggi tanam

kan Cerem

gak lambat

n lisianthus

an contoh

Exrosa Pin

ai Varietas L

64.38

44.82

rietas mem

da antara va

uhan vegeta

n di lapang

man yang pa

mony Oran

(Lampiran

s siap panen

hingga ber

nk memili

Lisianthus p

63.61 60.64

iliki penam

arietas yang

atif dan gen

g, Rosina G

aling tinggi

nge dan R

n 12). PT.

n yaitu ≥ 60

rumur 13 M

iki tinggi s

pada Saat Pa

22.78

52.35

37

mpilan

g satu

neratif

Green,

serta

Rosina

Saug

0 cm.

MST,

sesuai

anen

5

Page 54: peng di p de gelola pt. saun epartem in aan usah ng mirw j leni a

Gam

Pada

mingguny

varietas. R

daun pada

Gam

0

5

10

15

20

25

30

35

40

45

Jum

lah

Dau

n (h

elai

)

0

2

4

6

8

10

Panj

ang

Rua

s (cm

)

mbar 17. Jum

a Gambar

ya dan tidak

Rata-rata pe

a saat panen

mbar 18. Pan.Saa

0 1 2

6.65

3.50

mlah Daun p

17, terlihat

k terlihat pe

ertambahan

n berkisar an

njang Ruas at Panen

3 4 5

Minggu S

0 4.00

5.7

pada Berbag

pertambah

erbedaan ju

daun setiap

ntara 38-40

(Internode)

6 7 9

Setelah Tanam

75

7.07

9

gai Varietas

han jumlah

umlah daun

p minggu ad

daun.

) pada Berb

9 10 11 1

m (MST)

.13

7.00

s.Lisianthus

daun hamp

yang menc

dalah 2-4 da

bagai Variet

2 13

8.86 8.73

s

pir terjadi s

colok dari s

aun. Jumlah

as Lisianthu

Exrosa Yello

Picorosa Sno

Ceremony O

Rosina Pink

Rosina Rose

Rosina Gree

Exrosa Blue

Exrosa Gree

Exrosa Pink

Rosina Lave

King Of Sno

3.00

8.43

38

setiap

setiap

h total

us

ow

ow

Orange

Picote

e Pink

en

en

ender

ow

Page 55: peng di p de gelola pt. saun epartem in aan usah ng mirw j leni a

Gam

Gam

Peng

diameter

bahwa va

(19.13 cm

dengan di

(0.6 cm)

cabang ter

0

0.1

0.2

0.3

0.4

0.5

0.6

0.7D

iam

eter

Bat

ang

(cm

)

0

1

2

3

Jum

lah

Cab

ang

(cab

ang)

mbar 19. Dia

mbar 20. Jum

gamatan p

batang (Ga

arietas yan

m) dan terpe

iameter bat

dan diame

rbanyak dim

0.60 0.5

00.5

11.5

22.5

33.5 3.25

ameter Bata

mlah Caban

ertumbuhan

ambar 19),

g memiliki

endek adalah

tang terbesa

eter terpend

miliki oleh v

57 0.60

0

3.00

1.50

ang pada Be

ng pada Berb

n vegetatif

dan jumla

i panjang

h Rosina L

ar adalah E

dek adalah

varietas Exr

.51

0.40

0

2.43 2.64

erbagai Var

bagai Varie

f pada pan

ah cabang (

ruas tertin

avender (3.

Exrosa Yell

Rosina La

rosa Yellow

0.57

0.45

1.751.45

2

ietas Lisian

etas Lisianth

njang ruas

(Gambar 20

nggi adalah

.00 cm), sed

low dan Ce

avender (0.

w dan Exros

0.560.49

2.381.91

nthus Saat P

hus Saat Pan

s (Gambar

0) menunju

h Rosina G

dangkan va

eremony Or

37 cm). Ju

sa Blue mem

0.370.43

1.67 1.57

39

Panen

nen

18),

ukkan

Green

arietas

range

umlah

miliki

Page 56: peng di p de gelola pt. saun epartem in aan usah ng mirw j leni a

jumlah ca

karakterist

13, 14, 15

Gam

Gam

11

Jum

lah

Bun

ga (k

untu

m)

1

Dia

met

er B

unga

(cm

)

abang yang

tik vegetati

, 16, 17, dan

mbar 21. JumPan

mbar 22. Dia

02468

1012

7.55

1

0123456789

107.36

5

g paling s

f tanaman l

n 18.

mlah Kuntunen

ameter Bun

1.55

4.45

1

5.736.55 6

sedikit. Nil

lisianthus d

um Bunga pa

nga pada Be

0.64

7.27

9

6.887.59 7

lai rataan

apat dilihat

ada Berbaga

erbagai Var

9.36

6.18

1

7.77 7.17

dan standa

lebih detai

ai Varietas

rietas Lisian

11.18

8.91

7.596.77

ar deviasi

il pada Lam

Lisianthus

nthus Saat P

6.648.18

7.12

9.09

40

pada

mpiran

Saat

Panen

Page 57: peng di p de gelola pt. saun epartem in aan usah ng mirw j leni a

Gam

Gam

Pertu

mengamat

mahkota b

lisiantus y

Green, dan

genaratif t

Ana

pada Lam

02468

1012

Panj

ang

Tang

kai B

unga

(cm

)

1

1

2

2

3

Jum

lah

Dau

n M

ahko

ta b

unga

(hel

ai)

mbar 23. PanPan

mbar 24. JumPan

umbuhan g

ti jumlah b

bunga yang

yang memil

n Rosina Pi

tanaman lisi

alisis korela

mpiran 23. H

0246802 10.68 10

0

5

10

15

20

25

30

19.36 1

njang Tangknen

mlah Daun Mnen

generatif d

bunga, diam

g dapat dil

liki jumlah

ink Picote. N

ianthus dap

asi pada tia

Hasil uji ko

0.00 9.41 9

9.5523.45

1

kai Bunga p

Mahkota pa

diamati sete

meter bung

ihat pada G

bunga terb

Nilai rataan

at dilihat pa

ap karakteri

orelasi menu

9.4210.55

9

1.55

25.092

pada Berbag

ada Berbaga

elah bunga

a, panjang

Gambar 21

banyak ada

n dan standa

ada Lampira

istik lisianth

unjukkan b

9.5510.86

22.18

14.18

2

gai Varietas

ai Varietas L

a pertama

tangkai, d

, 22, 23, d

lah Picoros

ar deviasi p

an 19, 20, 2

hus yang d

bahwa tingg

9.8211.00

26.55

16.731

s Lisianthus

Lisianthus S

muncul de

dan jumlah

dan 24. Va

sa Snow, E

ada karakte

21, dan 22.

diamati disa

gi tanaman

8.46 8.74

19.82

14.45

41

s Saat

Saat

engan

daun

arietas

Exrosa

eristik

ajikan

nyata

Page 58: peng di p de gelola pt. saun epartem in aan usah ng mirw j leni a

42

berkorelasi dengan panjang ruas pada taraf 1 %. Semakin panjang ruas tanaman

maka tinggi tanaman akan semakin tinggi. Rosina Green memiliki tinggi tanaman

dan panjang ruas tertinggi. Jumlah daun nyata berkorelasi dengan diameter batang

dan jumlah cabang pada taraf 5 %, dan nyata berkorelasi dengan jumlah bunga

pada taraf 1 %. Hal ini menunjukkan bahwa pertambahan jumlah daun

menyebabkan pertambahan pada jumlah cabang, diameter batang dan jumlah

bunga lisianthus. Panjang ruas nyata berkorelasi dengan diameter bunga pada taraf

5 %, sehingga semakin panjang ruas tanaman, maka diameter bunga akan semakin

besar. Varietas Rosina Green, Exrosa Green, dan King of Snow memiliki panjang

ruas yang tinggi dan diameter bunga yang lebih besar diantara varietas lainnya.

Korelasi menunjukkan hubungan keeratan antara dua peubah. Nilai korelasi

(r) berada antara –1 hingga 1. Jika r mendekati +1, maka hubungan antara kedua

peubah kuat dan memiliki korelasi yang tinggi secara linear. Jika r mendekati nol,

hubungan linear antara peubah sangat kecil atau tidak ada. Korelasi bernilai

negatif artinya jika nilai salah satu peubah semakin besar maka peubah yang lain

akan semakin kecil (Walpole, 1992)

Panen

Panen dilakukan 3 kali seminggu yaitu pada hari Senin, Rabu, dan Jumat.

Panen dilakukan pada pagi hari sekitar pukul 07.30 dan biasanya berlangsung

selama 1-2 jam. Panen dilaksanakan oleh 2 orang pekerja.

Walaupun lisianthus dapat dipanen lebih dari satu kali dalam masa produksi

bunganya, namun PT. Saung Mirwan hanya memanen lisianthus dalam satu kali

produksi tanaman dan setelah itu dilakukan penanaman tanaman baru. Panen

hanya dilakukan sekali dengan mencabut seluruh bagian tanaman hingga bagian

akar. Kriteria lisianthus yang siap panen ditentukan dari panjang tangkai tanaman,

minimal terdapat 2 bunga yang mekar, tanaman segar, dan tidak rusak atau

terserang penyakit. Kepala subdivisi akan membuat rencana panen mingguan dan

catatan realisasi jumlah panen. Jumlah lisianthus dipanen berdasarkan jumlah

permintaannya.

Tiap varietas yang ditanam bersamaan memiliki waktu panen serta periode

panen yang berbeda-beda. Berikut adalah waktu dan periode panen pada berbagai

Page 59: peng di p de gelola pt. saun epartem in aan usah ng mirw j leni a

43

varietas lisianthus yang dibudidayakan. Periode panen menunjukkan adanya

variasi waktu panen lisianthus dalam varietas yang sama ataupun berbeda pada

waktu tanam yang bersamaan. Pada Tabel 3 dapat dilihat bahwa waktu panen

berkisar pada 12-16 MST dengan periode panen 2-8 minggu.

Tabel 3. Perkiraan Waktu dan Periode Panen dari Berbagai Varietas Lisianthus

Varietas Waktu Panen(MST)

Periode Panen (minggu)

Ambar Double Maron 14 5 Boegoet White 16 4 Ceremony Orange 12 3 Ceremony Light 15 2 Cesna Rose 14 5 Exrosa Yellow 13 4 Exrosa Blue 15 6 Exrosa Pink 13 8 Exrosa Green 14 5 King of Snow 13 7 Love Me Tender 12 4 Picorosa Snow 13 7 Rosina Lavender 14 4 Rosina Pink Picote 15 4 Rosina Rose Pink 14 7 Rosina Green 12 6 Revolution Green 14 4 Sortasi dan Seleksi Kualitas

Sortasi hasil panen yaitu dengan mengamati keadaan bunga, tingkat

kemekaran, dan tinggi tanaman. Seleksi kualitas dilakukan dengan

mengelompokkan tanaman menjadi 2 kriteria yaitu grade A dan B. Grade A

memiliki panjang tangkai bunga ≥ 60 cm dengan minimal dua jumlah bunga yang

mekar, sedangkan Grade B dengan tinggi tanaman < 60 cm. Tinggi tanaman yang

dipanen diukur dari pangkal batang hingga ujung tanaman. Terdapat perbedaan

harga jual pada grade A dan B. Tabel 4 menunjukkan sortasi hasil panen dari

bulan Maret hingga Mei 2010. Berdasarkan hasil panen, Picorosa Snow dan

Exrosa Pink merupakan varietas yang paling banyak dipanen dengan kualitas

grade A.

Page 60: peng di p de gelola pt. saun epartem in aan usah ng mirw j leni a

44

Tabel 4. Jumlah Panen Berdasarkan Seleksi Kualitas Hasil Panen Lisianthus Bulan Maret Hingga Mei 2010

Varietas Maret Total April Total Mei TotalA B A B A B Ambar Double Maron 2 0 2 2 1 3 4 4 8Boquet White 0 0 0 0 0 0 1 0 1Ceremony Orange 0 0 0 0 0 0 2 0 2Cesna Rose 0 0 0 0 0 0 0 0 0Exrosa Blue 36 15 51 17 12 29 4 1 5Exrosa Green 8 0 8 21 0 21 4 0 4Exrosa Pink 27 6 33 68 2 70 24 2 26Exrosa Yellow 39 12 51 70 7 77 18 2 20King of Snow 30 9 39 25 3 28 16 2 18Love Me Tender 0 0 0 1 0 1 4 0 4Picorosa snow 274 59 333 169 23 192 96 8 104Rosina Green 6 0 6 22 8 30 22 2 24Rosina Lavender 24 24 48 5 3 8 3 0 3Rosina Pink Picote 48 2 50 17 1 18 23 0 23Rosina Rose Pink 14 0 14 18 3 21 3 0 3Revolution Green 0 0 0 2 0 2 4 0 4Total 508 127 635 437 63 500 228 21 249

Pascapanen

Akar lisianthus dipotong dan daun pada batang bawah dibuang untuk

mempermudah pengemasan. Satu ikat lisianthus terdiri dari 10-12 tanaman, diikat

dengan karet dan dikemas menggunakan kertas untuk mengurangi kerusakan

bunga. Pengemasan harus dilakukan dengan hati-hati agar tidak membuat bunga

layu atau tanaman memar. PT. Saung Mirwan hanya menggunakan air untuk

merendam pangkal batang lisianthus dalam mempertahankan kesegaran bunga.

Gambar 25. Pengemasan pada Bunga Potong Lisianthus

Page 61: peng di p de gelola pt. saun epartem in aan usah ng mirw j leni a

45

Penulis mengamati vase life lisianthus di ruangan mess penulis. Pengamatan

dilakukan pada 2 varietas lisianthus menggunakan 3 ulangan. Percobaan

dilakukan dengan merendam pangkal batang bunga lisianthus dengan larutan

untuk menguji vase life dan dapat dilihat pada Lampiran 24 dan 25. Larutan

pengujian dibandingkan dengan kontrol (air). Semua larutan diganti setiap 3 hari

sekali dan pangkal batang dipotong 0.5-1 cm. Tabel 5 menunjukkan bahwa tiap

larutan pengujian memiliki hasil yang berbeda-beda dalam memperpanjang

kesegaran bunga lisianthus. Berdasarkan pengujian, perendaman bunga potong

lisianthus varietas Rosina Green dan Exrosa Pink dengan gula 15 g/l + asam sitrat

0.4 g/l dapat memperpanjang kesegaran bunga hingga 17 hari.

Tabel 5. Vase Life pada Dua Varietas Lisianthus

Ulangan Rosina Green Exrosa Pink A B C D A B C D

1 17 12 17 17 13 11 17 162 15 11 17 15 12 14 17 93 13 16 17 16 11 8 17 8

Rata-rata (hari) 15 13 17 16 12 11 17 11

Keterangan : A = air B = larutan desinfektan (NaClO 5.25%) 1ml/l C = gula 15g/l + asam sitrat 0.4 g/l D = gula 15g/l + asam salisilat 150 ppm * = Setiap 3 hari sekali larutan diganti, pangkal tangkai dipotong 0.5-1cm Pengemasan dan Pengiriman

Setelah panen selesai, lisianthus dibawa mengunakan mobil pengangkut

hasil panen ke tempat packaging bunga potong di Sukamanah. Tempat packaging

bunga potong merupakan ruangan untuk menyimpanan bunga sebelum dipasarkan

kepada konsumen. Ruangan ini berfasilitas Air Conditioner, memiliki suhu sekitar

20-21 0C dengan bak-bak tempat menyimpan bunga. Bunga lisianthus disusun

secara vertikal pada bak yang berisi air seperti pada Gambar 26. PT. Saung

Mirwan tidak memberikan tambahan zat untuk mempertahankan kesegaran bunga

setelah panen maupun saat pascapanen. Biasanya bunga lisianthus yang ada ruang

packaging dapat bertahan tetap segar hingga seminggu. Bunga yang sudah layu

dan mulai membusuk akan dibuang.

Pengemasan bunga potong dilakukan jika ada permintaan dari konsumen.

Pengemasan bunga yang dipasarkan dilakukan dengan menggunakan kardus yang

Page 62: peng di p de gelola pt. saun epartem in aan usah ng mirw j leni a

46

berukuran panjang 85 cm, lebar 40 cm, dan tinggi 42 cm. Satu kardus dapat berisi

20-25 ikat bunga potong dan siap dikirim. Pengiriman bunga potong dilakukan

dengan mobil boks milik PT. Saung Mirwan yang digunakan untuk mengirim dan

memasarkan hasil-hasil pertanian.

Gambar 26. Penyusunan Lisianthus pada Bak (a) dan Pengujian Vase Life

Lisianthus

Pemasaran

Awalnya, PT. Saung Mirwan memasarkan bunga potong lisianthus di pasar

lokal dan pasar Asia. Bunga lisianthus diekspor ke Jepang, dengan kriteria tinggi

batang minimal 70 cm, memiliki 2 bunga kembar yang mekar. Warna bunga yang

paling banyak diminati adalah yang berwarna putih (King of Snow dan Picorosa

Snow) dan pink (Rosina Rose Pink). Namun, saat ini PT. Saung Mirwan tidak lagi

mengekspor bunga potong lisianthus karena kualitas tinggi tanaman lisianthus

yang dihasilkan < 70 cm serta diameter batang terlalu kecil. Bunga lisianthus yang

berwarna pink dan ungu lebih banyak diminati di pasar lokal. Tabel 6

menunjukkan fluktuasi jumlah lisianthus yang terjual tiap minggunya.

a b

Page 63: peng di p de gelola pt. saun epartem in aan usah ng mirw j leni a

47

Tabel 6. Penjualan Lisianthus PT. Saung Mirwan Tahun 2010

Minggu` Jumlah Awal (Ikat)

Jumlah Panen(Ikat)

Jumlah Dijual(Ikat)

Buang(Ikat)

Jumlah Akhir(Ikat)

1 141 483 316 202 1062 106 347 159 124 1703 170 151 220 75 264 26 200 210 0 165 16 152 75 0 936 93 150 144 0 997 99 288 98 45 1848 184 124 84 166 589 58 93 79 20 5210 52 203 87 36 13311 133 158 110 175 612 6 89 95 0 013 0 117 116 0 114 1 180 156 0 25

Aspek Manajerial

Karyawan Harian

Dalam melaksanakan kegiatan magang, penulis berstatus sebagai karyawan

harian selama 2 bulan. Penulis melakukan pekerjaan yang sama dengan karyawan

harian PT. Saung Mirwan di lapang. Kegiatan yang dilaksanakan merupakan

kegiatan budidaya dan produksi bunga potong lisianthus. Setiap pagi hari penulis

menggunakan mobil pengangkut panen milik perusahaan untuk mengikuti

kegiatan yang ada di Lemah Neundeut. Kegiatan yang dilakukan penulis di

Lemah Neundeut yaitu penanaman lisianthus ke lapang, penyiraman, pewiwilan,

penyiangan, pemanenan, sortasi, dan pengemasan. Penulis kembali lagi ke

Sukamanah pada siang hari dan mengikuti kembali kegiatan budidaya lisianthus

(persemaian) di Sukamanah.

Setiap hari karyawan bekerja mulai pukul 07.30-16.00 WIB dengan waktu

istirahat pukul 12.00-13.00 WIB dan wajib mengisi daftar hadir. Karyawan harian

memperoleh penjelasan mengenai hal yang harus dikerjakan serta teknis

pelaksanaan tugas oleh kepala subdivisi (Kasubsi) dan kepala divisi (Kasi).

Karyawan harian akan bertanggung jawab kepada Kasubsi atas pekerjaan yang

telah dilaksanakan. Selama menjadi karyawan harian penulis banyak mempelajari

Page 64: peng di p de gelola pt. saun epartem in aan usah ng mirw j leni a

48

kegiatan pengelolaan kebun dan dibimbing oleh para karyawan, kepala subdivisi,

maupun kepala divisi.

Pendamping Kepala Divisi

Status penulis sebagai pendamping supervisor atau pendamping kepala

divisi (Kasi) dimulai pada bulan ketiga pelaksanaan magang. Selama 1 bulan

penulis mempelajari kegiatan produksi hingga administrasi kebun. Penulis tetap

melakukan kegiatan harian di kebun dan juga mempelajari kegiatan administrasi

di kantor. Penulis juga mempelajari bagaimana cara melakukan pengawasan

terhadap karyawan di lapang. Penulis ikut serta dalam melakukan pencatatan

mengenai data-data perusahaan untuk pengarsipan.

Kepala divisi bersama kepala bagian membuat perencanaan kegiatan

budidaya, mengawasi pelaksanaannya dan mengevaluasi kegiatan yang telah

dilaksanakan dan dibantu oleh kepala subdivisi di tiap lahan. Kepala bagian

bertanggung jawab terhadap manajer kebun.

Pendamping Kepala Bagian

Manajer mempunyai tanggung jawab secara keseluruhan atas produksi

hingga pemasaran komoditas yang dibudidayakan. Manajer bertanggung jawab

kepada direktur atau pemilik perusahaan.

Penulis mempelajari kegiatan manajemen dari pengusahaan bunga potong

lisianthus melalui diskusi dengan manajer umum perusahaan dan manajer bunga

yang memiliki posisi setara. Penulis berstatus sebagai pendamping kepala bagian

dan manajer selama 1 bulan.

PT. Saung Mirwan memiliki tiga bidang yang harus dikelola agar

perusahaan dapat menjalankan usaha. Setiap bidang yaitu produksi, komersil, dan

umum memiliki manajemen yang saling terkait.

1. Manajemen Bidang Produksi

Manajemen bidang produksi melingkupi pengawasan terhadap seluruh kebun

produksi milik PT. Saung Mirwan, yaitu kebun Gadog, Lemah Neundeut,

Cipanas, Lembang, dan Garut. Manajemen produksi berhubungan dengan

pengambilan keputusan yang berkaitan dalam proses perencanaan,

pengorganisasian, pengawasan, dan pengarahan. Kegiatan yang dilakukan di

Page 65: peng di p de gelola pt. saun epartem in aan usah ng mirw j leni a

49

bidang produksi, misalnya membuat perencanaan dan penyusunan program tanam

suatu komoditas untuk periode satu tahun. Program tanam akan mengatur waktu

dan aspek budidaya suatu varietas yang bersifat fleksibel dan terus-menerus dapat

diperbaharui atau direvisi sesuai dengan kebutuhan perusahaan.

Bidang produksi bekerjasama dengan sales. Sales membuat perencanaan

terhadap jumlah suatu varietas yang harus ditanam dan dipanen sesuai permintaan

terhadap lisianthus. Sales divisi bunga memberikan perencanaan jumlah panen

(target yang harus dipenuhi setiap minggu atau setiap bulan) kepada bidang

produksi.

Bagian produksi mempersiapkan lahan, bahan tanam, serta input produksi

kegiatan budidaya sesuai rencana tanam yang diberikan sales. Bidang produksi

akan bertanggung jawab terhadap lahan produksi bunga potong dalam memenuhi

kebutuhan panen sales.

Pengawasan oleh manajer produksi dilakukan dengan melihat, mengontrol,

dan memberi pengarahan kepada setiap karyawan yang melaksanakan program

tersebut. Rapat antara manajer produksi bunga dengan kepala divisi, kepala

bagian, dan kepala subdivisi dilaksanakan seminggu dan sebulan sekali untuk

mengukur keberhasilan pelaksanaan suatu program tanam.

2. Manajemen Bidang Komersil (Pemasaran)

Bidang komersil bertugas dalam memasarkan produk yang dihasilkan oleh

bidang produksi, baik sayur maupun bunga. Bidang komersil bertanggung jawab

menyediakan produk yang diminta oleh pasar atau konsumen. Bagian divisi bunga

atau sales bertugas untuk menentukan perencanaan jumlah dan waktu tanam serta

panen, mencari peluang pasar, melakukan promosi, melakukan pengadaan,

menentukan harga jual, menangani pengemasan, dan mengatur distribusi untuk

menyalurkan barang dan jasa hingga ke tangan konsumen. Sales dapat

menggunakan hasil produksi dari lahan maupun menjalin kemitraan untuk

memenuhi target permintaan dari konsumen.

Awalnya pemasaran lisianthus dilaksanakan di pasar dalam negeri (domestik)

dan luar negeri (internasional). Namun karena berbagai pertimbangan, akhirnya

pemasaran hanya dilakukan di dalam negeri. Perusahaan memiliki dua jenis

pelanggan yaitu pelanggan tetap dan pelanggan tidak tetap atau kolektif

Page 66: peng di p de gelola pt. saun epartem in aan usah ng mirw j leni a

50

(pengunjung atau tamu). Pelanggan tetap memiliki hubungan kontrak yang

bertujuan untuk menjamin kualitas produk dan kontinuitas permintaan.

Pengiriman bunga dilakukan dengan menggunakan mobil boks. Setelah bunga

sampai ke tangan konsumen, faktur yang terdiri dari surat jalan dan nota

ditandatangani oleh konsumen. Bila ada bunga yang rusak selama pengangkutan

ataupun tidak sesuai dengan pesanan, maka konsumen berhak untuk

mengembalikan barang tersebut. Selanjutnya tugas bagian distribusi melaporkan

hasil pengembalian ke bagian divisi bunga (sales) dan melapor ke bagian

keuangan. Jumlah pengiriman barang ke luar daerah adalah minimal 100 ikat

lisianthus dengan biaya pengiriman ditanggung oleh pemesan.

Konsumen juga dapat mengambil sendiri bunga potong lisianthus dengan

datang ke PT. Saung Mirwan dan melakukan transaksi. Sistem pembayaran yang

berlaku pada perusahaan dapat melalui cash ataupun kredit. Cash dapat dilakukan

dengan mentransfer sejumlah uang sedangkan sistem pembayaran melalui kredit

setelah ada kesepakatan antara sales dengan pelanggan. Hal ini berdasarkan

kepercayaan sales terhadap pelanggan tersebut.

Saluran pemasaran bunga potong lisianthus ada tiga, yaitu perusahaan

langsung menjual bunga kepada konsumen secara kolektif, menjual bunga kepada

florist atau toko bunga, atau menjual bunga kepada distributor yang akan menjual

kepada florist. Bunga potong lisianthus dijual secara kolektif kepada pelanggan

dan distributor maupun florist yang berasal dari daerah Rawa Belong, Jakarta.

3. Manajemen Bidang Umum

Bidang umum bertanggung jawab terhadap pengelolaan keuangan, tenaga

kerja, fasilitas dan properti, serta penelitian yang berguna bagi pengembangan

usaha. Bidang umum akan memperlengkapi para pekerja dengan training atau

pelatihan guna peningkatan soft skill karyawan.

Page 67: peng di p de gelola pt. saun epartem in aan usah ng mirw j leni a

Peng

coba untu

Indonesia.

pertumbuh

PT.

membudid

terdapat

PT. Saung

Lisia

hingga pa

persemaia

hingga lisi

Pers

mengguna

air condi

malam har

gusahaan bu

uk melihat

. Hasil uji c

han dan pro

Saung

dayakan lis

kendala da

g Mirwan m

anthus mem

anen. Penga

an benih, pe

ianthus sam

semaian lisi

akan lampu

itioner (AC

ri, listrik da

Gambar

P

unga potong

t pertumbu

coba penan

oduksi yang

Mirwan

sianthus se

alam peny

mengimpor b

miliki umur

aturan ling

enanaman d

mpai kepada

ianthus dila

18 watt seb

C) dioperas

an AC tidak

r 27. Cool R

PEMBAH

Persema

g lisianthus

uhan dan p

naman mem

baik di Ind

merupakan

ebagai bun

yediaan ben

benih dari B

r budidaya

gkungan tum

di lapang,

a konsumen.

akukan di da

bagai sumb

sikan pukul

k dioperasika

Room Temp

HASAN

aian

s di PT. Sau

perkembang

mperlihatkan

donesia seba

n perusah

nga potong

nih sebaga

Belanda dan

sekitar 4-

mbuh diper

pemelihara

.

alam cool r

ber penerang

l 07.00-17

an untuk me

pat Persema

ung Mirwan

gan tanama

n bahwa lisi

agai negara

haan hor

. Dalam p

ai bahan t

n Jepang.

6 bulan, m

rlukan mul

an, panen d

room bersuh

gan. Penggu

.00 WIB,

enghemat b

aian Lisianth

n berawal da

an lisianthu

ianthus mem

tropis.

rtikultura

pengusahaa

tanam seh

mulai dari t

ai dari keg

dan pascap

hu 16-18 ºC

unaan listrik

sementara

biaya produk

hus

51

ari uji

us di

miliki

yang

annya,

ingga

tanam

giatan

panen,

C dan

k dan

pada

ksi.

Page 68: peng di p de gelola pt. saun epartem in aan usah ng mirw j leni a

52

Maryland Cooperative Extension (2000) menyatakan bahwa suhu untuk

persemaian dan pembibitan lisianthus adalah 15-18 ºC dan suhu yang lebih rendah

atau lebih tinggi akan menyebabkan benih dorman, tidak tumbuh, atau mati.

Suhu yang tidak konstan pada waktu persemaian di cool room menyebabkan

daya berkecambah benih rendah. Rataan daya berkecambah benih pada berbagai

varietas lisianthus disajikan pada Lampiran 8 yang memperlihatkan bahwa daya

berkecambah benih tertinggi adalah varietas Ambar Double Maron sebesar

87.05 %. Hasil uji t-student pada taraf 5 % menunjukkan bahwa terdapat beberapa

varietas yang memiliki daya berkecambah yang tidak berbeda nyata terhadap

varietas Ambar Double Maron. Varietas yang memiliki daya berkecambah yang

berbeda nyata dengan Ambar Double Maron yaitu Picorosa Snow dan Ceremony

Orange. Rataan daya berkecambah benih pada semua varietas lisianthus adalah

74.88 %. Hal ini menunjukkan bahwa daya berkecambah benih yang disemai

masih rendah jika dibandingkan dengan yang tertulis pada kemasan benih yaitu

85 %.

Menurut Sadjad et al. (1999), ada 2 faktor yang mempengaruhi

perkecambahan benih yaitu faktor internal dan eksternal. Faktor internal berupa

sifat genetik (dormansi dan komposisi kimia benih), tingkat kemasakan, dan umur

benih. Faktor eksternal yaitu air, suhu, cahaya, gas, dan media perkecambahan.

Tahap awal pertumbuhan bibit mempengaruhi keserempakan pertumbuhan

tanaman. Ketidakserempakan pertumbuhan bibit dipengaruhi kualitas benih yang

disemai. Benih abnormal akan menghasilkan bibit dengan pertumbuhan terhambat

dan berukuran kecil (Gambar 28). Bibit yang telah menunjukkan pertumbuhan

awal seperti ini sebaiknya tidak ditanam di lapang. Seleksi bibit lisianthus yang

ditanam di lapang dilakukan agar kondisi bibit seragam dan memiliki daya

tumbuh yang baik.

Page 69: peng di p de gelola pt. saun epartem in aan usah ng mirw j leni a

53

Gambar 28. Ketidakserempakan Pertumbuhan pada Lisianthus di

Persemaian

Media untuk persemaian sangat berpengaruh terhadap perkecambahan

terkait sifat fisik (aerasi, tekanan osmosis, dan kapasitas memegang air) serta sifat

kimia media (kadar garam dan bahan kimia yang ada di dalamnya). PT. Saung

Mirwan menggunakan media sekam, coco peat, dan media campuran white

sphagnum peat.

Sekam berguna untuk menambah unsur Si, menggemburkan tanah,

meningkatkan sirkulasi hara, memperbaiki kemasaman tanah, dan meningkatkan

suhu tanah. Sekam bakar memiliki daya serap air yang sedikit, tetapi aerasi

udaranya sangat baik. Peat merupakan tanah humus, berwarna hitam dan

berbentuk gumpalan tanah yang tercampur dengan sisa tanaman yang telah lapuk.

Peat berasal dari dasar rawa dan memiliki kapasitas memegang air yang tinggi

(Geolnytha, 2009). White sphagnum peat merupakan bahan campuran media yang

dapat menyimpan air dalam jumlah cukup, drainase dan aerasi baik, dan tidak

mudah lapuk. Menurut Junaedhie (2007) white sphagnum peat mempunyai

rongga udara yang banyak sehingga membuat akar tanaman berkembang dengan

baik dan memperoleh air dengan mudah.

Pengukuran terhadap kelembaban udara di dalam greenhouse persemaian

perlu dilakukan untuk mempertahankan kelembaban udara optimum yaitu

80-90 %. Jika terlalu kering maka dilakukan penyiraman tambahan dengan power

sprayer. Atap di lokasi pembibitan menggunakan paranet ganda atau paranet

80 %, yang berarti paranet dapat menahan 80 % cahaya sehingga cahaya yang

Page 70: peng di p de gelola pt. saun epartem in aan usah ng mirw j leni a

54

diteruskan sebesar 20 %. Penggunaan paranet ini membuat lokasi pembibitan

lebih teduh.

Tanaman Lapang

Kegiatan budidaya berupa pemeliharaan dimulai sejak bibit ditanam di

lapang. Persiapan tanam berupa pengolahan lahan pada bedeng lisianthus

dilakukan minimal sekali setahun, termasuk pembongkaran bedeng dan sterilisasi

tanah. Menurut Fox (1998), lisianthus yang ditanam dengan campuran cocopeat

memiliki pertumbuhan 3 minggu lebih cepat dibandingkan jika ditanam

menggunakan tanah saja.

Maryland Cooperative Extension (2000) menyatakan bahwa suhu optimal

untuk budidaya lisianthus di dalam greenhouse adalah 18-20 °C saat siang hari

dan 15-18 °C saat malam hari, sementara suhu di Lemah Neundet pada siang hari

adalah 35-37 oC dan 17-18 °C pada malam hari. Suhu yang terlalu tinggi menjadi

penyebab banyak tanaman roset atau tumbuhnya bunga prematur pada tanaman

muda serta memiliki batang yang lebih pendek.

Tanaman lisianthus yang roset (Gambar 29) memiliki gejala pertumbuhan

tinggi yang terhambat, tetapi daun terus tumbuh, sehingga internode (ruas)

menjadi sangat pendek, dan tanaman terlihat kerdil. Tanaman roset tidak dapat

menghasilkan bunga. Dari segi morfogenesis, pertumbuhan daun tetap

berlangsung, namun proses pemanjangan ruas terhambat sehingga menyebabkan

tingi tanaman tidak sesuai standar.

Gambar 29. Perbandingan Tanaman Normal dan Roset pada Umur 5 MST

RosetNormal

Page 71: peng di p de gelola pt. saun epartem in aan usah ng mirw j leni a

55

Gambar 30. Ketidakserempakan Pertumbuhan Lisianthus di Lapang

Kendala budidaya di lapang hampir sama dengan di persemaian, yaitu

ketidakserempakan pertumbuhan bibit. Kondisi di lapang memperlihatkan adanya

perbedaan tinggi dan ukuran tanaman pada varietas dengan waktu tanam yang

sama. Berdasarkan pengamatan, jumlah tanaman roset di lapang berkisar antara

30-40 %. Dampak terhadap kendala budidaya lisianthus akan sangat terlihat pada

hasil panen yang sedikit dan kualitasnya yang tidak baik. Selain itu banyak

tanaman yang roset dan membentuk anakan yang tumbuh ke samping sehingga

tanaman tidak dapat menghasilkan bunga.

Budidaya lisianthus di PT. Saung Mirwan menggunakan Mad Gib berbahan

aktif giberelin 3-20% untuk merangsang pertumbuhan optimal bibit dan

mengurangi tanaman roset. Aplikasi giberelin sebanyak 1-2 kali pada tanaman

berumur 2 minggu. Berdasarkan kondisi tanaman di lapang, aplikasi giberelin

belum memberikan hasil yang optimal dalam mengurangi tanaman roset.

Modifikasi lingkungan agar tercipta suhu optimal dapat dilakukan dengan

memilih desain greenhouse yang tepat. Hal ini perlu dilakukan untuk menciptakan

lingkungan tumbuh yang sering menjadi faktor pembatas. Pertimbangan terhadap

lingkungan desain greenhouse adalah pertukaran energi, aliran suhu, ventilasi,

evaporasi, dan modifikasi suhu. Metode ekonomis untuk mendinginkan

greenhouse atau terjadinya pertukaran udara di dalam dan luar greenhouse adalah

melalui ventilasi.

Tidak Serempak

Page 72: peng di p de gelola pt. saun epartem in aan usah ng mirw j leni a

56

Kekurangan air pada lisianthus akan menyebabkan inisiasi bunga dini dan

menghasilkan batang yang lebih pendek dan lemah. Pengabutan (mist irrigation)

dilakukan untuk menjaga kelembaban. Pengabutan dilakukan setiap pagi hari

selama 5-10 menit tanpa pengukuran jumlah kebutuhan air oleh tanaman.

Pengukuran terhadap potensial air di dalam tanah menggunakan tensiometer dan

pengukuran kelembaban udara dengan higrometer perlu dilakukan. Hal ini dapat

menjadi acuan dalam menentukan frekuensi dan volume penyiraman.

Nilai pH dan EC (electric conductivity) tanah dan larutan nutrisi dapat

menjadi acuan pemupukan bagi tanaman lisianthus sehingga gejala defisiensi hara

maupun keracunan dapat dicegah. Pemberian hara dan nutrisi yang tepat akan

menghasilkan pertumbuhan tanaman yang baik. Kondisi pH media berpengaruh

terhadap ketersediaan unsur hara bagi tanaman. Pada pH yang tidak tepat,

beberapa unsur hara tidak dapat larut dan tidak dapat diserap oleh akar dalam

jumlah yang mencukupi. Pengukuran EC digunakan untuk mempertahankan target

konsentrasi hara di zona perakaran dan sebagai pedoman dalam pemberian larutan

hara kepada tanaman (Susila, 2009).

Menurut Naeve (2002), EC tanah tempat penanaman lisianthus sebaiknya

dipertahankan pada 1.0-2.25 mS/cm. EC tanah sebelum dipupuk yaitu 3.2 mS/cm

dan pH adalah 5.9 mS/cm. Hal ini menunjukkan bahwa jumlah ion dan garam

yang terlarut terlalu tinggi dan dapat menyebabkan akar tanaman tidak dapat

menyerap hara. Jika EC media tanam terlalu tinggi maka jumlah dan konsentrasi

pupuk akan dikurangi atau jumlah air sebagai pelarut nutrisi ditambah. Jika nilai

EC terlalu rendah maka jumlah air dikurangi sehingga larutan nutrisi akan

menjadi lebih pekat.

Hama yang banyak menyerang tanaman lisianthus di lapang adalah kupu-

kupu putih, thrips, keong, dan ulat. Hama ini menyerang bunga, daun, dan pucuk

baru dengan memotong dan menghisap yang mengakibatkan rusaknya bunga,

daun, maupun pucuk yang baru terbentuk. Serangan yang disebabkan oleh thrips

merupakan permasalahan dalam budidaya lisianthus di PT. Saung Mirwan. Thrips

menghisap cairan tanaman sehingga bunga layu dan kering. Mahkota dan bagian

putik bunga yang terserang thrips akan rusak, mengerut, dan tampak kotor akibat

gigitan thrips seperti pada Gambar 31. Aplikasi pestisida dalam mengendalikan

Page 73: peng di p de gelola pt. saun epartem in aan usah ng mirw j leni a

57

hama harus dilakukan secara tepat jenis, dosis, waktu dan sasaran. Pada

Lampiran 11, jenis pestisida yang diaplikasikan adalah insektisida untuk

mengendalikan thrips, ulat, dan serangga. Sementara untuk mengendalikan hama

keong tidak diaplikasikan molluksisida atau pestisida untuk mengendalikan hama

keong.

Gambar 31. Serangan Hama Thrips pada Bunga Lisianthus

Penyakit yang menyerang lisianthus sehingga tanaman tidak bisa tumbuh

dengan normal, yaitu:

1. Gray mold (Botrytis blight)

Penyakit ini disebabkan oleh fungi yang menyebabkan rusaknya jaringan

tanaman, adanya bercak putih pada daun yang semakin meluas. Serangan fungi ini

menyebabkan tanaman layu serta jaringan tanaman yang terinfeksi akan rusak.

2. Impatiens Necrotic Spot Virus

Penyakit ini disebabkan oleh Impatiens Necrotic Spot Virus (INSV). Gejala

penyakit berupa bercak-bercak berwarna kuning pada daun lisianthus. Tanaman

akan mengalami nekrotik, layu, atau mati. Thrips juga dapat menjadi vektor virus

ini.

3. Busuk Batang

Penyakit ini disebabkan oleh Pythium dengan ciri-ciri tanaman menjadi

kuning dan layu, terdapat memar dan lapisan luar akar membusuk. Tanaman yang

diserang memiliki akar dan batang berwarna coklat kehitaman. Busuk akibat

Pythium sering terjadi karena aerasi tanah yang buruk.

4. Layu Fusarium

Penyakit ini disebabkan oleh Fusarium sp. yang menyerang batang dan juga

menyebabkan busuk pada leher batang. Gejala serangan membuat daun berwarna

Page 74: peng di p de gelola pt. saun epartem in aan usah ng mirw j leni a

58

kuning kecoklatan, bagian batang serta akar menjadi layu dan kering. McGovern

et al. (2008) menyatakan bahwa Fusarium sp. pada utamanya menyerang pangkal

batang tanaman lisianthus, tetapi juga dapat menyebabkan busuk pada akar. Layu

dan busuk pangkal batang hingga berwarna kecoklatan merupakan gejala dari

proses infeksi dan tidak lama kemudian tanaman akan mati. Nekrosis juga terjadi

pada pembuluh batang tanaman. Fusarium sp. dapat menyebar dari tray.

Penyakit akibat fusarium dapat dicegah dengan menjaga aerasi tanah dan

kelembaban pada lingkungan tumbuh. Bagian tanaman yang telah terinfeksi harus

segera dibuang untuk menghindari penyebaran, tanaman dapat juga disemprot

dengan fungisida yang berbahan aktif benomil.

5. Puru Akar

Tanaman yang terserang nematoda mengalami pembengkakan atau terbentuk

puru pada bagian akar. Penyakit yang paling banyak menyerang tanaman

lisianthus di lapang adalah puru akar. Nematoda akan menghambat translokasi air

dan hara dari akar ke daun sehingga tanaman akan layu dan mati.

Gambar 32. Penyakit pada Lisianthus: Gray mold (a), Impatiens Necrotic

Spot Virus (b), Busuk Batang (c), Layu Fusarium (d), dan Puru Akar (e)

Pengendalian hama dan penyakit lisianthus dilakukan secara mekanis yaitu

dengan melapisi dinding greenhouse dengan insect screen, namun pemberian

insect trap juga sebaiknya diberikan pada setiap bedengan tanaman. Pengendalian

a b

d e c

Page 75: peng di p de gelola pt. saun epartem in aan usah ng mirw j leni a

59

secara kuratif melalui aplikasi pestisida yang disesuaikan dengan jenis serangan

dan tingkat kerusakan telah lama dilakukan untuk menekan populasi hama di

lapang. Namun hal yang perlu diperhatikan adalah menjaga kebersihan lahan.

Pembuangan tanaman yang terserang penyakit dan gulma, pembersihan bedengan

dari sampah sisa tanaman yang dapat menjadi sumber patogen sangat penting

dilakukan.

Maryland Cooperative Extension (2000) menyatakan bunga potong

lisianthus yang dijual di pasar internasional memiliki tinggi tanaman 70 cm.

Sementara itu PT. Saung Mirwan menetapkan tinggi tanaman (panjang tangkai

tanaman) ≥ 60 cm sebagai standar jual bunga potong lisianthus di pasar lokal.

Tanaman lisianthus yang dipanen adalah yang memiliki penampilan fisik yang

baik, memiliki tinggi yang sesuai dengan kriteria panen, dan bebas dari serangan

hama dan penyakit. Tinggi tanaman merupakan kriteria utama dalam pemanenan.

Semakin tinggi tangkai, maka tanaman tersebut akan masuk ke dalam kriteria

yang baik (grade A ≥ 60 cm). Kendala dalam budidaya, menyebabkan banyak

tanaman yang memiliki tinggi kurang dari 60 cm sehingga standar tinggi grade A

harus diturunkan.

Konsumen bunga potong lisianthus cenderung menyukai bunga yang

memiliki tinggi (tangkai tanaman) yang panjang karena akan lebih mudah dan

efisien dalam penggunaannya sebagai bunga potong, terutama sebagai rangkaian

bunga. Tangkai yang panjang juga memudahkan florist maupun distributor bunga

dalam penanganan pascapanen sebelum bunga dijual kepada konsumen. Dalam

mempertahankan kesegaran bunga florist maupun distributor dapat lebih sering

memotong tangkai bunga agar penyerapan air lebih lancar.

Tabel 1 menunjukkan bahwa dari 17 varietas yang dibudidayakan, hanya 10

varietas yang memiliki persentase tanaman yang dapat dipanen diatas 50 %.

Varietas yang memiliki persentase panen yang tinggi yaitu Exrosa Yellow (81.04

%), Rosina Pink Picote (77.27 %), Picorosa Snow (71.57 %), Revolution Green

(62.35 %), dan Cesna Rose (62 %). Persentase panen terendah yaitu varietas

Boegoet White (23 %) dan Ceremony Orange (29.59 %). Rata-rata persentase

panen lisianthus selama periode penanaman akhir tahun 2009-2010 adalah

Page 76: peng di p de gelola pt. saun epartem in aan usah ng mirw j leni a

60

52.63 %. Pemilihan varietas lisianthus perlu dilakukan sehingga varietas yang

ditanam memiliki pertumbuhan yang cepat dengan tinggi tanaman sesuai standar.

Pengamatan terhadap pertumbuhan lisianthus yang ditanam di PT. Mid Duta

International, Kebun Bali Rose, menunjukkan bahwa persentase tanaman

produktif masih rendah yaitu sekitar 34.60 %. Faktor yang menyebabkan

rendahnya persentase tersebut adalah lingkungan tumbuh yang belum baik

sehingga banyak tanaman terserang penyakit layu saat dibudidayakan di lapang

dan tanaman roset (Demas, 2009). Hal ini menunjukkan adanya permasalahan

yang sama dengan PT. Saung Mirwan dalam budidaya lisianthus yaitu

ketidakserempakan bibit yang tumbuh, banyaknya tanaman roset, gangguan hama

dan penyakit, serta rendahnya persen tanaman yang dapat dipanen.

Persentase panen lisianthus di PT. Saung Mirwan terus menurun dari tahun

ke tahun. Hal ini disebabkan menurunnya kualitas akibat penyimpanan yang

terlalu lama. Kendala lain adalah lingkungan tumbuh yang kurang sesuai dalam

mendukung pertumbuhan yang baik, misalnya suhu tinggi dan gangguan hama

dan penyakit. PT. Saung Mirwan juga mengurangi frekuensi penyemaian dan

jumlah benih yang disemai karena terbatasnya areal penanaman.

Kerusakan-kerusakan saat pascapanen, yaitu saat pengangkutan bunga dari

lokasi panen ke ruang packaging dan penyimpanan bunga harus ditangani dengan

baik agar kualitas bunga tidak menurun. Bunga ditempatkan di dalam bak berisi

air. Bunga yang disusun terlalu padat akan menimbulkan kerusakan (memar dan

layu) karena terhimpit oleh bunga lainnya. Kertas kemasan yang berfungsi untuk

menjaga agar bunga tidak memar juga harus dijaga agar tidak sobek atau terlepas

karena basah.

Menurut Wahana Informasi Teknologi Pascapanen dan Pengolahan Hasil

Pertanian (2002), prinsip pemberian bahan pengawet untuk memperpanjang

kesegaran bunga potong adalah menyediakan sumber energi, menurunkan pH

air, dan menghambat proses pembusukan atau perkembangbiakan bakteri.

Molekul sukrosa merupakan sumber energi yang efisien bagi tanaman dan mudah

ditransportasikan dalam sel-sel tanaman. Takaran gula yang diberikan adalah

(10-20 g gula/liter air).

Page 77: peng di p de gelola pt. saun epartem in aan usah ng mirw j leni a

61

Bunga potong umumnya menyerap air secara maksimum pada pH air

3.5-4.5. Penyerapan air sangat penting untuk menanggulangi dehidrasi yang

disebabkan oleh evapotranspirasi (penguapan air dari permukaan tanaman

terutama daun dan bunga). Dehidrasi menyebabkan daun dan bunga menjadi layu.

Untuk mencapai pH yang ideal, pada air dapat diberikan asam sitrat 200-600 ppm,

asam benzoat 200-600 ppm, atau alumunium sulfat 200-300 ppm. Asam sitrat

(Citric Acid atau Citrun Zuur) dan asam benzoat dapat mengurangi

perkembangbiakan bakteri. Bunga potong yang direndam air dapat menjadi media

pertumbuhan bakteri. Bakteri dapat menyumbat saluran vaskular sehingga air

tidak dapat diserap oleh tanaman dan menyebabkan kelayuan. Bahan yang dapat

dipakai untuk menghambat perkembangan bakteri adalah 8-HQS

(8-Hydroquinoline sulphate) atau 8-HQC (8-Hidroquinoline citrate) dengan

takaran (200 mg/liter), physan-20 sebanyak 200 ppm, AgNO3 50 ppm, perak

tiosulfat 50-100 ppm. Sodium hipoklorit terkandung dalam cairan pemutih

(clorox). Jumlah clorox yang digunakan yaitu 3 ml/liter air atau 0.1 %.

Pengujian vase life pada varietas Rosina Green dan Exrosa Pink

menunjukkan bahwa penambahan 15 g/l gula dengan 0.4 g/l asam sitrat dapat

memperpanjang kesegaran bunga hingga 17 hari atau lebih lama 2-5 hari

dibandingkan terhadap perendaman dengan air. Masa kesegaran bunga dihitung

sejak bunga dipanen hingga menjadi layu yang ditandai oleh terkulainya atau

mengerutnya jaringan akibat perubahan sifat elastis dan menurunnya tegangan

turgor.

Kendala PT. Saung Mirwan dalam pengusahaan bunga potong lisianthus

menyebabkan terbatasnya kuantitas serta kualitas bunga potong lisianthus yang

sesuai dengan permintaan konsumen. Strategi pemasaran yang dilakukan adalah

tetap melakukan penanaman lisianthus dengan varietas yang paling banyak

digemari konsumen, memperkenalkan produk bunga potong khususnya pada

event-event tertentu misalnya ‘lisianthus day’, memberikan harga promosi, dan

menjaga mutu produk yang sampai ke konsumen. Strategi lainnya yaitu dengan

adanya diversifikasi produk yang dipasarkan sehingga PT. Saung Mirwan tidak

hanya memproduksi lisianthus dalam bentuk bunga potong, namun juga tanaman

di dalam pot.

Page 78: peng di p de gelola pt. saun epartem in aan usah ng mirw j leni a

62

Benih yang disemai di dalam cool room harus memiliki kualitas yang baik.

Pemanfaatan cool room digunakan untuk persemaian benih dalam memproduksi

bibit yang akan ditanam, namun agar lebih efisien lagi pemanfaatannya,

perusahaan dapat memproduksi bibit sebagai bahan tanam yang dapat dijual. Hal

ini dapat meningkatkan penerimaan dan mendorong munculnya perusahaan

florikultur yang membudidayakan lisianthus, dan industri pengusahaan benih

lisianthus karena tanaman ini semakin banyak dikenal.

Analisis Usaha Tani

Analisis usaha tani bertujuan untuk menilai apakah suatu kegiatan tertentu

dilaksanakan layak secara finansial. Pengambilan keputusan berdasarkan

penilaian kelayakan suatu kegiatan, sangat penting untuk turut memperhitungkan

semua biaya dan manfaat yang relevan atau benar terjadi sebagai akibat

pelaksanaan kegiatan. Kelayakan finansial suatu kegiatan ditunjukan oleh nilai

NPV (net present value), B/C ratio (Benefit-Cost Ratio), atau IRR (Internal Rate

of Return). Nilai NPV, B/C ratio saling berhubungan satu sama lainnya. Suatu

kegiatan dikatakan layak secara finansial (menguntungkan bagi perusahaan) bila

nilai NPV-nya positif. Bila NPV positif artinya nilai B/C ratio-nya lebih besar

dari satu, dan nilai IRR-nya lebih besar dari tingkat suku bunga diskonto (discount

rate) yang dipergunakan dalam perhitungan nilai NPV. Jadi, salah satu dari ketiga

nilai tersebut dapat dipergunakan untuk mengambil keputusan apakah suatu

kegiatan akan menguntungkan (layak) atau tidak secara finansial.

Nilai R/C rasio menunjukkan penerimaan yang diperoleh perusahaan untuk

setiap modal yang dikeluarkan. Jika R/C rasio lebih besar dari satu maka usaha

tersebut dinilai menguntungkan. B/C rasio merupakan angka yang menunjukkan

besarnya keuntungan yang diperoleh per satuan biaya yang dikeluarkan.

Asumsi-asumsi yang digunakan adalah sebagai berikut:

1. Luas lahan yang digunakan adalah 1000 m2 , jarak tanam yang digunakan

adalah 14.5 cm x 14.5 cm, dan populasi 1 m2 adalah 45 tanaman.

2. Biaya usahatani merupakan biaya bahan utama, biaya packaging, biaya tenaga

kerja, dan biaya over head.

Page 79: peng di p de gelola pt. saun epartem in aan usah ng mirw j leni a

63

Biaya utama merupakan biaya yang digunakan untuk membeli barang-barang

mutlak yang diperlukan untuk mendukung berlangsungnya proses produksi.

Biaya packaging merupakan biaya yang dibutuhkan untuk mendukung

kegiatan pengemasan atau pengepakan suatu produk. Biaya tenaga kerja yang

dimaksud adalah biaya tenaga kerja yang terlibat secara langsung dalam

proses produksi. Biaya over head adalah biaya yang dikeluarkan untuk

peralatan-peralatan dan biaya umum.

3. Material produksi lisianthus yang dibeli adalah berupa bibit dengan harga Rp

1 000/bibit.

4. Perhitungan analisis usaha tani pada varietas Exrosa Yellow dengan

persentase keberhasilan panen sebesar 81.04 %.

5. Tingkat suku bunga tabungan di bank sebesar 5.75 % per 6 bulan.

6. Harga yang dipakai dalam analisis ini berdasarkan harga barang pada tahun

2010.

Page 80: peng di p de gelola pt. saun epartem in aan usah ng mirw j leni a

64

Tabel 7. Analisis Usahatani Bunga Potong Lisianthus Varietas Exrosa Yellow Selama Empat Bulan (Satu Periode)

No Uraian Barang Harga (Rp) Total (Rp) PersentaseSatuan Unit Satuan UnitA. Material produksi

1 Bibit lisianthus bibit 45 000 1000 45 000 000 45 000 000 45.6022 Formalin/sterilan tanah liter 50 10 000 500 000 500 000 0.5073 Pupuk kandang karung 200 4 000 800 000 800 000 0.8114 Pupuk dasar kg 80 2 000 160 000 160 000 0.1625 Pupuk cair mg 369 600 20 7 392 000 7 392 000 7.4916 Pestisida mg 39 424 200 7 884 800 7 884 800 7.9907 Lysol kg 1 2 000 2 000 2 000 0.0028 GA mg 11 17 000 187 000 187 000 0.190

Jumlah Biaya Bahan Utama 61 925 800 62.755B. Packaging

1 Kertas Prola lembar 3 825 180 688 5002 Lakban buah 6 7 750 46 5003 Karet kg 2 9 000 18 0004 Kardus buah 155 250 38 750

Jumlah Biaya Packaging 791 750 0.802C. Tenaga Kerja

1 Supervisor bulan 4 1 500 000 6 000 0002 Tenaga kerja lapang bulan 4 1 000 000 4 000 000

Jumlah Biaya Upah Tenaga Kerja 10 000 000 10.134D. Over head

1 Peralatan a. barang tidak habis pakai 2 027 500 2.055 1. Gunting panen buah 2 30 000 60 000 2. Sarung tangan lusin 1 17 500 17 500 3. Bak penampung air buah 2 100 000 200 000 4. Bak pelarut nutrisi buah 1 500 000 500 000 5. Supporting net buah 20 20 000 400 000 6. Ember buah 10 50 000 500 000 7. Sprayer buah 1 300 000 300 000 8. Bambu buah 10 5 000 50 000b.barang habis pakai 2 000 0.002 masker 2 1 000 2 000

2 Biaya umum 14 961 000 15.1611. Listrik minggu 16 110 000 1 760 0002. Solar/bensin liter 1 618 5 000 8 090 0003. Perawatan

greenhouse, alat dan mesin bulan 4 1 000 000 4 000 000

4. Sewa lahan bulan 1 000 1 111 1 111 000Jumlah Biaya Over head 16 990 500 17.218Jumlah Sub Total A, B, C, D 89 708 050 90.909Faktor Koreksi (10%) 8 970 805 9.091Jumlah Total A, B, C, D 98 678 855 100.00

Page 81: peng di p de gelola pt. saun epartem in aan usah ng mirw j leni a

65

Analisis usaha tani dihitung dengan mengasumsikan dari 45 000 lisianthus

varietas Exrosa Yellow yang ditanam, 81.04 % tanaman dapat dipanen sehingga

jumlah tanaman yang dipanen adalah 45 000 x 81.04 % = 36 468 tanaman. Dalam

satu ikat lisianthus terdapat 10 tangkai bunga potong, maka akan diperoleh 3 647

ikat lisianthus yang siap dijual. Jika lisianthus dijual seharga Rp 30 000/ ikatnya,

maka :

• Total penerimaan produksi bunga potong lisianthus

= 3 647 ikat x Rp 30 000 = Rp 109 410 000

• NPV = Penerimaan - Biaya usaha tani bunga potong lisianthus

= Rp 109 410 000 – Rp 98 678 855

= Rp 10 731 145

• R/C Rasio = Penerimaan : Biaya usaha tani bunga potong lisianthus

= Rp 109 410 000 / Rp 98 678 855

= 1.1 (≥1)

• B/C Rasio = (Penerimaan - Biaya usaha tani) : Biaya usaha tani

= (Rp 109 410 000 – Rp 98 678 855) : Rp 98 678 855

= 0.10

• BEP = 98 678 855/30 000

= 3 289. 295167

Perhitungan analisis usaha tani budidaya lisianthus dilakukan pada varietas

Exrosa Yellow yang memiliki keberhasilan panen sebesar 81.04 %. Perhitungan

analisis menggunakan biaya material produksi, packaging, upah tenaga kerja, dan

over head memberikan keuntungan bagi perusahaan dengan tingkat B/C rasio

sebesar 0.10 dan R/C sebesar 1.10. Nilai B/C dan R/C ini memperlihatkan bahwa

tingkat keuntungan pengusahaan lisianthus di PT. Saung Mirwan masih sedikit.

Keuntungan yang diperoleh dari pengusahaan lisianthus dengan total biaya

produksi Rp 98 678 855 memberikan laba sebesar Rp 10 731 145, sedangkan jika

menabung di bank dengan tingkat suku bunga tabungan sebesar 5.75 % per

6 bulan akan menghasilkan laba bunga sebesar Rp 5 674 034. Dengan demikian

keuntungan yang diperoleh melalui budidaya lisianthus masih lebih besar

dibandingkan bunga tabungan.

Page 82: peng di p de gelola pt. saun epartem in aan usah ng mirw j leni a

66

Analisis usaha tani menunjukkan bahwa material produksi memiliki

persentase biaya yang besar yaitu 62.755 %. Penyediaan bibit sebagai bahan

tanam memiliki persentase terbesar yaitu 45.602 % dari keseluruhan biaya faktor

produksi. Hal ini disebabkan karena dalam proses pembibitan, benih yang

digunakan adalah benih impor dan persemaian dilaksanakan dalam cool room

yang mengunakan listrik dan solar sebagai energi untuk mengatur suhu dan

lingkungan optimum bagi tanaman. Faktor produksi dalam pengadaan bibit,

pemakaian listrik dan solar menyebabkan tingginya biaya dalam pengusahaan

lisianthus. Total persentase panen lisianthus di PT. Saung Mirwan hanya 52.63 %

sehingga tingkat keuntungan dari pengusahaan lisianthus masih sedikit. Hal yang

perlu dilakukan dalam memaksimumkan keuntungan yaitu dengan meningkatkan

keberhasilan jumlah tanaman yang dipanen serta menekan biaya produksi

lisianthus.

Page 83: peng di p de gelola pt. saun epartem in aan usah ng mirw j leni a

67

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Kegiatan magang yang dilaksanakan selama 4 bulan yaitu mempelajari

aspek budidaya lisianthus dan manajerial perusahaan yang dibimbing oleh

pembimbing lapang serta pekerja. Pelaksanaan kegiatan dilakukan mengikuti

pembagian kerja yang ada di PT. Saung Mirwan. Berdasarkan pengamatan

petumbuhan hingga panen, varietas yang baik untuk diusahakan adalah Exrosa

Yellow, Rosina Pink Picote, Picorosa Snow, Revolution Green, dan Cesna Rose.

Hasil analisis usaha tani lisianthus pada varietas Exrosa Yellow dengan

persentase panen 81.04 % memberikan keuntungan dengan nilai B/C rasio sebesar

0.10 dan R/C rasio sebesar 1.10. Sementara itu total keberhasilan tanaman

lisianthus yang dapat dipanen di PT. Saung Mirwan hanya sekitar 52.63 %

sehingga masih menghasilkan keuntungan yang sedikit.

Perbaikan-perbaikan terhadap teknik budidaya, peningkatan skill pekerja,

dan peningkatan jaringan atau network sangat diperlukan agar produksi lebih

baik. Kendala pada budidaya lisianthus di PT. Saung Mirwan berupa rendahnya

daya berkecambah benih dan tanaman yang dapat dipanen, banuak tanaman roset,

ketidakserempakan pertumbuhan tanaman, serangan hama dan penyakit yang

tinggi, terbatasnya areal penanaman, dan kerusakan saat pascapanen memerlukan

perhatian yang lebih dari perusahaan.

Saran

Saran yang dapat disampaikan penulis mengenai pengelolaan usaha bunga

potong lisianthus di PT. Saung Mirwan adalah :

1. Perbaikan atau optimisasi terhadap sarana dan prasarana yang mendukung

dalam kegiatan budidaya lisianthus.

2. Benih yang sudah terlalu lama disimpan sebaiknya tidak ditanam lagi dan

perlu diperhatikan batas waktu penyemaian benih yang terdapat pada kemasan

(expire date).

Page 84: peng di p de gelola pt. saun epartem in aan usah ng mirw j leni a

68

3. Suhu pembibitan di dalam cool room sebaiknya diusahakan stabil, yaitu

berkisar antara 16 – 18 °C untuk mengurangi bibit abnormal dan roset.

4. Rekomendasi terhadap penggunaan Horizontal Airflow Fans dan peningkatan

frekuensi pengabutan melalui misting irigation agar suhu di dalam greenhouse

tidak terlalu tinggi.

5. Perlunya pertimbangan mengenai pemilihan varietas yang memiliki persentase

panen yang tinggi, waktu panen yang cepat, dan sesuai standar, misalnya

varietas Exrosa Yellow, Rosina Pink Picote, Picorosa Snow, Revolution

Green, dan Cesna Rose.

6. Diversifikasi produk lisianthus sebagai tanaman dalam pot dan diversifikasi

pasar dan konsumen melalui promosi menggunakan teknologi, misalnya

website agar produk perusahaan lebih dikenal oleh masyarakat.

7. Aplikasi pestisida yang tepat waktu, sasaran, dosis, dan jenis.

8. Perlakuan pascapanen pada bunga potong Lisianthus dalam memperpanjang

kesegaran bunga setelah panen sebaiknya dilakukan agar kualitas bunga tidak

menurun dengan cepat.

Page 85: peng di p de gelola pt. saun epartem in aan usah ng mirw j leni a

69

DAFTAR PUSTAKA

Asosiasi Bunga Indonesia. 2007. Bunga Potong. Jakarta. Yayasan Bunga Nusantara. 2007. Pascapanen Bunga Potong. Jakarta. Badan Pusat Statistik. 2009. Luas panen, produksi, dan produktivitas tanaman hias

2008.http://bps.go.id. [19 November 2009]. Boodley, J. W. 1998. The Commercial Greenhouse 2nd Edition. Delmar Publisher.

New York.612 p. Demas, A. 2009. Budidaya Lisianthus (Eustoma grandiflorum (raf.) Shinn.) di

Bali Rose, PT. Mid Duta International, Mayungan, Bali. Skripsi. Departemen Agronomi dan Hortikultura Fakultas Pertanian IPB. Bogor. 73 hal.

Flowers Direct. 2009. Lisianthus : Flower Facts. United Kingdom. Fox, R. 1998. Lisianthus: A Specialty Cut Flower. Edisi 40. Casper Publications

Pty Ltd. United States of America. ______. 1999. Winter Light. Edisi 46. Casper Publications Pty Ltd. United States

of America. Geolnytha, Y. 2009. Identifikasi dan Produksi Bunga Pot Kalanchoe (Kalanchoe

blossfeldiana) di PT Saung Mirwan (Megamendung), Bogor. Skripsi. Departemen Agronomi dan Hortikultura Fakultas Pertanian IPB. Bogor. 71 hal.

Harbaugh, B. K., R.J. McGovern, and J.P. Price. 1997. Secrets of Success – Plug

Production. University of Florida, Gulf Coast Research and Education Center – Bradenton.

Hedy.n2008.nMenanamgBungabLisianthus.nwww.dontveter.com/howtogrow/eus

tgran.html. [23 Desember 2009]. Highsun Express, 2008. Lisianthus Cutflowers : Cultural Information.

www.highsun.com.au. [8 Juli 2009]. Junaedhie, K. 2007. Pesona Anthurium Daun. Agromedia Pustaka. Jakarta. Laws, N. 2007. Penilaian Rantai Sektor Florikultur Tropis Indonesia.

http://www.AMARTA FlorikulturAssessment Jun 07 IN.pdf [23 Desember 2009].

Page 86: peng di p de gelola pt. saun epartem in aan usah ng mirw j leni a

70

Maryland Cooperative Extension. 2000. Production of Lisianthus as a Cut Flower. www.extension.umd.edu. [23Desember 2009].

Mc Govern, R.J., B.K. Harbaugh, and J.P. Price. 2008. Secrets of Success –

Disease Control. University of Florida, Gulf Coast Research and Education Center – Bradenton, Greenhouse Grower.

Naeve, L. 2002. Lisianthus: A Great Garden Cut Flower Reiman Gardens. Iowa

State University Extension. United States of America. Ohta, K., M. Suzuki, S. Matsumoto, T. Hosoki, and N. Kobayashi. 2004. Effects

of Nitrogenous Organic Compounds on Growth and Flowering in Eustoma grandiflorum (Raf.) Shinn. HortScience 39(6):1438-1440.

Pan American Seed. 2005. Cutflower Lisianthus. www.PanAmSeed.com. [23

Desember 2009]. Sadjad, S., M. Endang, dan I. Satriyas. 1999. Parameter Pengujian Vigor Benih

dari Komparatif ke Simulatif. Grasindo. Jakarta. 185 hal. Salisbury, F.B and C.W. Ross. 1995. Fisiologi Tumbuhan Jilid 3 (diterjemahkan

dari: Plant Physiology 4th Edition, penerjemah: D.R. Lukman dan Sumaryono). ITB Bandung. 343 hal.

Susila, A.D. 2009. Fertigasi pada Budidaya Tanaman Sayuran dalam Greenhouse.

Bahan Ajar Dasar –Dasar Hortikultura. Departemen Agronomi dan Hortikultura Fakultas Pertanian IPB.

The Flower Expert. 2009. Lisianthus. USA. Yulianingsih dan D. Amiarsi. 2004. Pengaruh Larutan Kimia untuk

Mempertahankan Kesegaran Bunga Mawar Potong. Prosiding Seminar Nasional Florikultura, Bogor, 4-5 Agustus: 380 -385.

Wahana Informatika Teknologi Pascapanen dan Pengolahan Hasil Pertanian.

Pengawetan Bunga Potong. No.39. [15 Desember 2002]. Walpole, R.E.1992. Pengantar Statistika. Edisi ke-3. PT.Gramedia Pustaka

Utama. Jakarta. Wholesale Flowers, 2009. Wholesale Flowers for Weddings & Events. United

States of America.

Page 87: peng di p de gelola pt. saun epartem in aan usah ng mirw j leni a

71

LAMPIRAN

Page 88: peng di p de gelola pt. saun epartem in aan usah ng mirw j leni a

72

Lampiran 1. Jurnal Harian Magang Penulis di PT. Saung Mirwan, Desa Sukamanah, Megamendung, Bogor

Waktu Status Kegiatan Lokasi

17 Februari - 17 April

2010

Karyawan Harian

Orientasi dan perkenalan lapang PT. Saung Mirwan Kebun Sukamanah, Kantor

Orientasi dan perkenalan lapang Kebun Lemah Neundeut (LN) Penyemaian lisianthus GH lokasi N Pengemasan krisan potong GH lokasi T Penopingan krisan pot GH lokasi M Pemanenan lisianthus GH lokasi A LN Sortasi dan pengemasan lisianthus GH lokasi A LN Transplanting bibit lisianthus GH lokasi N Penyiraman lisianthus GH lokasi A, LN Pengendalian gulma lisianthus GH lokasi A, LN Pewiwilan lisianthus GH lokasi A, LN Pemupukan bibit lisianthus GH lokasi N Penyemaian benih bawang GH lokasi N Penanaman mother plant krisan GH lokasi N Penanaman selada ’nova’ GH lokasi S Pengamatan persemaian lisianthus GH lokasi N Pengamatan pertumbuhan lisianthus di lapang GH lokasi A, LN Penanaman tomat beef GH lokasi K Penanaman Pak choy GH lokasi S Penanaman bawang daun GH lokasi B, LN

72

72

Page 89: peng di p de gelola pt. saun epartem in aan usah ng mirw j leni a

73

Lanjutan Lampiran 1. Jurnal Harian Magang Penulis di PT. Saung Mirwan, Desa Sukamanah, Megamendung, Bogor

Waktu Status Kegiatan Lokasi

17 Februari-17 April

2010

Karyawan Harian

• Perekapan data Mess • Pembersihan lahan GH lokasi A, LN • Pemanenan Pak choy GH lokasi C, S • Pengumpulan data Kantor • Identifikasi penyakit tanaman GH lokasi A, LN • Penanaman kaylan GH lokasi C, S • Pemanenan dan pengemasan krisan

potong GH lokasi T • Pengambilan sampel tanah dan nutrisi

untuk pengukuran pH dan EC Kantor • Penyulaman Pak choy GH lokasi C, S • Transplanting tomat GH lokasi K • Pengemasan tomat, pakchoy, buncis mini,

baby kalian, dan selada Packaging room • Pengemasan pucuk krisan ekspor • Pengujian vase life lisianthus

GH lokasi S Mess

• Supervisi magang Kebun Sukamanah • Diskusi dengan pembimbing lapang Kebun Sukamanah dan Kebun Lemah Neundeut,

Kantor

73 72

Page 90: peng di p de gelola pt. saun epartem in aan usah ng mirw j leni a

74

Lanjutan Lampiran 1. Jurnal Harian Magang Penulis di PT. Saung Mirwan, Desa Sukamanah, Megamendung, Bogor

Waktu Status Kegiatan Lokasi

19 April - 17 Mei 2010

Pendamping Kepala Divisi

• Budidaya lisianthus • Pencatatan dan pengarsipan data tanam

dan panen

Kebun Produksi Sukamanah dan Lemah Neundeut

• Pengawasan tenaga kerja (HOK) • Pembuatan laporan kepada Kepala

Bagian • Penghitungan kebutuhan faktor produksi

(benih, pupuk, pestisida) • Inventarisasi peralatan di kebun produksi • Penyusunan program tanam

18 Mei - 17 Juni 2010

Pendamping Kepala Bagian

• Pembuatan program tanam Kebun Produksi Sukamanah dan Lemah Neundeut • Penghitungan kebutuhan faktor produksi

• Pengecekan data rencana dan realisasi tanam dan panen lisianthus

• Inventarisasi permasalahan di lapang • Penghitungan upah karyawan

74

72

Page 91: peng di p de gelola pt. saun epartem in aan usah ng mirw j leni a

75

Lampiran 2. Volume dan Prestasi Kerja Karyawan Lapang dan Penulis di Lokasi Produksi Bunga Potong Lisianthus di PT. Saung Mirwan

No. Jenis Kegiatan Satuan Karyawan Penulis

Volume dalam HOK Prestasi dalam per jam Volume dalam HOK Prestasi dalam per jam 1 Penyemaian di tray 288 tray 44 8 33 6 2 Transplanting ke tray 144 tray 33 6 22 4 3 Penanaman ke lapang tray 55 10 38.5 7 4 Penyiraman bedeng 66 12 55 10 5 Pewiwilan bedeng 22 4 11 2 6 Penyiangan bedeng 22 4 11 2 7 Pemanenan tangkai 825 150 550 100 8 Sortasi dan Pengemasan ikat 35 192.5 110 20

Keterangan: HOK per orang dalam sehari dihitung 5.5 jam

75

Page 92: peng di p de gelola pt. saun epartem in aan usah ng mirw j leni a

76

Lampiran 3. Data Suhu Harian (°C), Kelembaban/RH (%), dan Cuaca Bulan April 2010 di Greenhouse Produksi Bunga Potong Lisianthus PT. Saung Mirwan

Sumber : Bagian Penyiraman Lahan Produksi Bunga Potong PT. Saung Mirwan (Lemah Neundeut) Keterangan : C : Cerah

M : Mendung H : Hujan P : Panas

Jam dan

faktor

Tanggal

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31

8 : 00

Suhu 25 27 24 27 - 25 21 21 - - 26 - 23 23 28 23 25 25 - 24 24 25 28 28 27 - 27 29 28 25 -

RH 92 92 91 92 - 92 91 91 - - 92 - 91 91 92 91 92 92 - 91 75 92 77 70 84 - 84 71 70 92 -

Cuaca C C C C - C M M - - C - C C C C C C - C C C C C C - C C C C -

10 : 00

Suhu 27 27 27 30 - 28 21 25 - - 29 - 26 27 31 29 28 27 - 28 29 30 30 29 29 - 30 32 30 29 -

RH 84 84 84 84 - 84 82 84 - - 84 - 84 84 86 85 85 85 - 85 85 85 85 78 85 - 85 66 78 78 -

Cuaca P P M P - M M M - - P - P M P P P P - P P P P P P - P P P P -

13 : 00

Suhu 30 31 30 - - 26 29 27 - - 31 - 27 30 32 28 31 31 - 32 30 27 30 30 32 - 27 26 27 31 -

RH 77 77 77 - - 76 78 84 - - 77 - 77 84 73 77 70 70 - 73 92 88 70 71 73 - 77 84 84 72 -

Cuaca P P P - - M M M - - P - P P P P P P P P M P P P - M M M P -

15 : 00

Suhu 31 31 30 - - 20 27 26 - - - - 29 27 27 27 30 - - 30 28 29 28 29 - - 30 29 29 29 -

RH 78 70 70 - - 91 84 84 - - - - 71 84 70 70 77 - - 72 92 71 77 84 - - 85 84 84 84 -

Cuaca P P M - - H M M - - - - P M M M P - - P M P M P - - P P P P -

76

Page 93: peng di p de gelola pt. saun epartem in aan usah ng mirw j leni a

77

Lampiran 4. Lay Out Bangunan PT. Saung Mirwan, Desa Sukamanah, Megamendung, Bogor

77

Page 94: peng di p de gelola pt. saun epartem in aan usah ng mirw j leni a

78

Lampiran 5. Lay Out Greenhouse PT. Saung Mirwan, Desa Sukamanah, Megamendung, Bogor

Plastik UV 12%

Kawat Nyamuk

6.

Wuwungan 20/40 + reg 3/4

Reg 3/4

Kuda-kuda

Gording L.30/30 +

L.30/3

Tiang

0.30

0.75

0.85

4.00

0.70

0.25

GREENHOUSE SAUNG MIRWAN ( LUAS = 40.00 X 6.40 = 256.00M2 )

PENAMPANG MELINTANG

Page 95: peng di p de gelola pt. saun epartem in aan usah ng mirw j leni a

Lampiran 6. Struktur Organisasi PT. Saung Mirwan, Desa Sukamanah, Megamendung, Bogor

Sumber : Bagian IT Perusahaan PT. Saung Mirwan (Sukamanah)

PT. SAUNG MIRWAN

BIDANG PRODUKSI BIDANG KOMERSIL BIDANG UMUM

R&D

KEBUN GADOG

KEBUN LEMAH NEUNDEUT

KEBUN CIPANAS

KEBUN GARUT

DIV. PENJUALAN SAYUR

DIV. PENJUALAN BUNGA

DIV. PENGADAAN

DIV. PENGEMASAN

DIV. KEMITRAAN

DIV. G A

DIV. HR

DIV. KEU/AK

DIV. TEKNIK

IT QA

79

Page 96: peng di p de gelola pt. saun epartem in aan usah ng mirw j leni a

Lanjutan

Sumber

n Lampiran 6. St

: Bagian IT Perusa

truktur Organisa

ahaan PT. Saung Mi

asi PT. Saung Mi

irwan (Sukamanah)

irwan, Desa Suk

)

kamanah, Megammendung, Bogorr

8080

Page 97: peng di p de gelola pt. saun epartem in aan usah ng mirw j leni a

Lanjutan Lampiran 6. Struktur Organisasi PT. Saung Mirwan, Desa Sukamanah, Megamendung, Bogor

Sumber : Bagian IT Perusahaan PT. Saung Mirwan (Sukamanah)

BIDANG KOMERSIAL

DIV. PENJUALAN SAYUR

DIV. PENJUALAN BUNGA DIV. PENGADAAN DIV. PENGEMASAN DIV. KEMITRAAN

BAG EKSPOR

BAG SALES KOORDINATOR

BAG REPORTING

DISTRIBUSI

BAG PENJUALAN

BAG PACKAGING

BAG PEMBELIAN

ADMINISTRASI

BAG PENERIMAAN SAYUR

BAG FRESH VEGETABEL

BAG FRESH CUT VEGETABLE

BAG UMUM

BAG MITRA TANI

BAG MITRA BELI

BAG SORTASI & PENERIMAAN

SORTASI

PACKING

SALES ADMIN

81

Page 98: peng di p de gelola pt. saun epartem in aan usah ng mirw j leni a

Lanjut

Sumber

tan Lampiran 6.

: Bagian IT Perusa

Struktur Organi

ahaan PT. Saung Mi

sasi PT. Saung M

irwan (Sukamanah)

Mirwan, Desa Su

)

ukamanah, Megamendung, Bogor

82

Page 99: peng di p de gelola pt. saun epartem in aan usah ng mirw j leni a

Lampiran 7. Data Karyawan PT. Saung Mirwan pada Tahun 2010

Bidang Divisi Posisi

Direktur Manajer Kabag Kasi Kasubsi Bulanan Harian Tetap

Harian Lepas Borongan Total

Umum 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 Keuangan 0 0 2 5 4 1 0 0 0 12 Umum 0 0 1 4 6 25 8 4 2 51 HR 0 1 0 1 0 0 0 0 0 2

Total umum 1 1 3 10 10 27 8 4 2 66 Komersial 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1

Kemitraan 0 1 1 0 1 0 0 0 0 3 Prosessing & Pengemasan 0 1 2 0 5 6 13 0 34 61

Penjualan 0 1 2 3 2 3 0 1 0 12 Pengadaan 0 0 1 0 4 2 0 0 0 7 Distribusi 0 0 0 1 0 24 0 5 0 30

Total komersial 1 3 6 4 12 35 13 6 34 114 Produksi 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1

HPT 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 BRC 0 0 1 1 4 6 16 8 18 54 BXC 0 0 0 0 3 5 5 21 50 84 BPT 0 0 1 0 1 3 5 1 2 13 BCF 0 0 0 0 0 2 2 6 0 10 SKL 0 0 0 0 0 0 2 0 1 3 SM Lemah Neundeut 0 0 1 1 3 8 16 0 9 38

SM Cipanas 0 0 0 1 5 0 0 39 0 45 SM Garut 0 0 0 3 3 1 12 7 0 26

Total produksi 1 0 4 6 19 25 58 82 80 275 Grand Total 3 4 13 20 41 87 79 92 116 455

83

Page 100: peng di p de gelola pt. saun epartem in aan usah ng mirw j leni a

Lampiran 8. Daya Berkecambah Benih pada Berbagai Varietas Lisianthus

No. Tanaman

Exrosa Yellow

Picorosa Snow

Ceremony Orange

Rosina Pink

Picote

Rosina Rose Pink

Rosina Green

Exrosa Blue

Exrosa Green

Exrosa Pink

Rosina Lavender

King of Snow

Cesna Rose

Boquet White

Revolution Green

Love Me Tender

Ambar Double Maron

1 72.22 54.44 83.33 75.00 72.22 89.58 75.00 70.83 75.00 87.50 50.00 83.33 89.58 75.00 62.50 91.67 2 68.40 44.85 60.42 96.55 62.50 95.83 70.14 74.65 83.85 86.11 86.11 83.33 91.67 75.00 54.17 87.50 3 75.00 64.68 18.75 80.21 95.83 93.75 77.55 87.85 56.25 72.22 71.99 83.33 29.17 75.00 50.00 72.92 4 75.00 33.33 66.67 88.37 72.22 97.92 97.22 69.44 87.50 78.70 83.33 95.83 91.67 56.25 95.24 5 66.67 68.06 75.00 79.17 65.80 75.00 75.00 57.29 70.83 72.22 75.00 91.67 75.00 60.42 100.00 6 81.74 64.68 66.67 83.33 92.75 96.97 83.33 20.83 66.67 95.83 50.00 75.00 7 81.94 50.00 68.40 77.78 90.00 8 79.17 33.33 83.33 77.78 75.00 9 66.49 75.00 73.26 77.43 75.00

10 73.61 77.78 11 73.96

x 74.02c 58.19b 61.81a 83.86c 73.72c 84.49c 81.28c 76.67c 77.42c 81.94c 71.81c 71.53c 77.43c 81.25c 55.56b 87.05 StDev 5.74 16.10 22.54 8.59 13.06 8.68 10.98 11.21 11.54 8.45 13.49 25.06 25.83 9.77 5.22 10.97 Maks 81.94 77.78 83.33 96.55 95.83 97.92 97.22 96.97 87.50 87.50 86.11 83.33 95.83 95.83 62.50 100.00 Min 66.49 33.33 18.75 75.00 62.50 68.40 70.14 57.29 56.25 72.22 50.00 20.83 29.17 75.00 50.00 72.92

Keterangan : daya berkecambah benih diolah menggunakan uji t-student pada taraf 5 % a = berbeda nyata terhadap Ambar Double Maron b = berbeda sangat nyata terhadap Ambar Double Maron c = tidak berbeda nyata terhadap Ambar Double Maron

84

Page 101: peng di p de gelola pt. saun epartem in aan usah ng mirw j leni a

Lampiran 9. Jumlah Bibit yang Hidup pada Berbagai Varietas Lisianthus

No. Tanaman

Exrosa Yellow

Picorosa Snow

Ceremony Orange

Rosina Pink

Picote

Rosina Rose Pink

Rosina Green

Exrosa Blue

Exrosa Green

Exrosa Pink

Rosina Lavender

King of

Snow

Ambar Double Maron

Boquet White

Revolution Green

Love Me

Tender

Cesna Rose

1 98.56 99.44 90.00 100.00 98.56 93.02 100.00 98.04 99.54 100.00 97.22 95.45 97.67 100.00 100.00 100.00 2 100.00 99.35 89.66 98.21 94.44 100.00 99.67 97.67 100.00 99.80 86.11 95.24 100.00 94.44 96.15 100.00 3 100.00 93.75 100.00 86.11 95.65 97.78 98.21 100.00 98.77 85.58 98.97 94.29 85.71 94.44 74.07 100.00 4 98.96 99.49 100.00 98.23 97.63 97.87 100.00 100.00 99.21 98.97 95.83 100.00 97.73 100.00 100.00 5 100.00 99.70 100.00 60.96 97.63 100.00 99.67 77.78 98.04 67.79 97.22 97.73 83.33 82.76 100.00 6 100.00 93.75 93.75 100.00 99.67 100.00 100.00 95.83 96.88 91.30 50.00 90.00 7 100.00 99.26 95.83 100.00 66.67 8 100.00 99.26 96.21 100.00 31.94 9 99.22 99.77 39.22 98.65 66.67

10 94.58 99.26 11 99.77

x 99.13 98.44 95.57 88.70 96.78 91.10 99.54 96.91 84.54 95.13 89.81 95.64 96.33 93.54 83.83 98.33 StDev 1.69 2.32 5.06 16.47 1.68 19.59 0.67 7.23 24.26 8.27 13.43 1.07 5.36 5.83 19.57 4.08 Maks 100.00 99.77 100.00 100.00 98.56 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 98.97 97.22 100.00 100.00 100.00 100.00 Min 94.58 93.75 89.66 60.96 94.44 39.22 98.21 77.78 31.94 85.58 67.79 94.29 85.71 83.33 50.00 90.00

85

Page 102: peng di p de gelola pt. saun epartem in aan usah ng mirw j leni a

Lampiran 10. Skema Jaringan Irigasi dan Nutrisi PT. Saung Mirwan, Desa Sukamanah, Megamendung, Bogor

Sumber : Bagian IT Perusahaan PT. Saung Mirwan (Sukamanah)

86

Page 103: peng di p de gelola pt. saun epartem in aan usah ng mirw j leni a

Lampiran 11. Pestisida pada Tanaman Lisianthus

No. Nama Dagang Bahan Aktif Jenis Pestisida Konsentrasi Pengendalian Terhadap

1 Agrimec Abamectin 18g/l Insektisida 0.5 ml/l Kutu pada tanaman 2 Benlox 50 WP Benomil 50% Fungisida 0.5-1 g/l Bercak daun 3 Confidor 200 SL Imidacloprid 200 g/l Insektisida 0.5-1 ml/l Kutu daun (Aphis sp.) dan

Thrips 4 Dithane M 45 Mankozeb 80% Fungisida 1 gr/l 5 Daconil 75 WP Chlorotalonil 75% Fungisida 0.5-1 g/l Busuk daun, bercak daun, dan

powder mildew 6 Decis Mankozeb 80% Insektisida 0.5 ml/l Ulat 7 Lanate 25 WP Metomil 25% Pestisida 1 gr/l Serangga 8 Penshibao 50 % Mankozeb +

Carbandazim Fungisida 80-100 g/l Bercak daun dan powder

mildew 9 Proclaim 5 SG Amamektin benzoate 5% Insektisida 0.5-1 g/l Hama terutama ulat

10 Rampage 100EC Klorfenapir 100 g/l Insektisida 0.75 ml/l Hama pengorok daun

Tambahan Bahan Kimia Lainya yang digunakan Bersamaan dengan Aplikasi Pestisida :

11 Agristick 400 L Alkilani poliglikol eter 400 ml/l

- 0.5 ml/l larutan pestisida

Sebagai bahan tambahan saat aplikasi pestisida yang berfungsi sebagai perekat dan perata

87

Page 104: peng di p de gelola pt. saun epartem in aan usah ng mirw j leni a

Lampiran 12. Grafik Tinggi Tanaman pada Berbagai Varietas Lisianthus

0

10

20

30

40

50

60

70

0 1 2 3 4 5 6 7 8 10 11 12 13

Ting

gi (c

m)

Minggu Setelah Tanam (MST)

Exrosa YellowPicorosa SnowCeremony OrangeRosina Pink PicoteRosina Rose PinkRosina GreenExrosa BlueExrosa GreenExrosa PinkRosina LavenderKing Of Snow

88

Page 105: peng di p de gelola pt. saun epartem in aan usah ng mirw j leni a

Lampiran 13. Tinggi Tanaman pada Berbagai Varietas Lisianthus Tinggi Tanaman (cm)

No. Tanaman

Exrosa Yellow

Picorosa Snow

CeremonyOrange

RosinaPink

Picote

Rosina Rose Pink

Rosina Green

Exrosa Blue

Exrosa Green

Exrosa Pink

Rosina Lavender

King of Snow

1 60.00 38.00 19.50 28.50 54.00 69.50 36.50 70.50 61.00 44.00 45.50 2 53.00 38.00 21.00 52.00 50.00 72.00 42.00 65.00 54.50 19.50 47.00 3 48.00 12.50 20.50 37.00 41.50 58.00 47.00 51.50 71.00 22.50 61.00 4 53.00 32.00 21.00 22.00 63.00 58.00 43.00 64.50 48.00 20.00 65.50 5 29.00 26.00 27.00 65.00 67.00 65.00 21.00 40.50 6 26.00 26.50 28.00 49.50 69.00 74.00 21.50 60.00 7 35.00 21.50 66.00 41.50 55.00 61.00 22.00 57.50 8 49.00 19.50 42.00 41.00 66.00 48.50 19.00 40.50 9 22.00 42.50 43.00 64.00 56.00 15.50 52.50

10 18.50 21.00 35.00 73.50 53.50 11 16.00 49.50 54.50

x 53.50 32.44 21.09 36.60 52.13 64.38 44.82 63.61 60.64 22.78 52.35 StDev 4.93 10.65 3.04 12.96 8.93 7.43 8.13 6.30 9.35 8.23 8.76 Maks 60.00 49.00 26.50 66.00 63.00 72.00 65.00 70.50 74.00 44.00 65.50 Min 48.00 12.50 16.00 21.00 41.50 58.00 35.00 51.50 48.00 19.50 40.50

89

Page 106: peng di p de gelola pt. saun epartem in aan usah ng mirw j leni a

Lampiran 14. Jumlah Daun pada Berbagai Varietas Lisianthus Hingga 13 MST

Varietas Jumlah daun (helai) pada minggu ke -0 1 2 3 4 5 6 7 9 10 11 12 13

Exrosa Yellow 4 6 11 14 18 21 21 25 29 33 37 39Picorosa Snow 3 5 9 11 15 16 20 23 27 35 36 36 38 Ceremony Orange 4 6 11 14 18 20 23 23 25 26 30 32Rosina Pink Picote 3 5 10 12 18 20 22 26 29 35 40 40Rosina Rose Pink 4 6 10 12 16 18 19 25 27 31Rosina Green 5 7 11 13 18 21 24 28 31 35Exrosa Blue 5 7 11 13 17 18 20 22 24 27Exrosa Green 7 10 17 20 27 30 32 35 42Exrosa Pink 6 9 16 19 25 27 28 33 35Rosina Lavender 3 5 10 12 16 18 19 21 23 24 26 28King Of Snow 4 6 10 12 18 21 23 26 29

90

Page 107: peng di p de gelola pt. saun epartem in aan usah ng mirw j leni a

Lampiran 15. Jumlah Daun pada Berbagai Varietas Lisianthus Jumlah Daun (helai)

No. Tanaman

Exrosa Yellow

Picorosa Snow

Ceremony Orange

Rosina Pink

Picote

Rosina Rose Pink

Rosina Green

Exrosa Blue

Exrosa Green

Exrosa Pink

Rosina Lavender

King of

Snow 1 40.00 30.00 32.00 34.00 34.00 28.00 30.00 42.00 38.00 38.00 22.00 2 40.00 38.00 26.00 38.00 26.00 34.00 22.00 42.00 42.00 32.00 38.00 3 36.00 22.00 28.00 42.00 28.00 38.00 30.00 42.00 30.00 24.00 28.00 4 38.00 36.00 38.00 34.00 34.00 40.00 30.00 42.00 42.00 26.00 26.00 5 36.00 32.00 44.00 28.00 40.00 24.00 22.00 22.00 6 40.00 36.00 36.00 28.00 50.00 46.00 26.00 28.00 7 46.00 34.00 56.00 26.00 34.00 36.00 31.00 30.00 8 58.00 28.00 38.00 24.00 44.00 32.00 28.00 32.00 9 28.00 42.00 26.00 38.00 30.00 28.00 28.00 10 32.00 40.00 30.00 32.00 38.00 11 36.00 28.00 28.00

x 38.50 38.25 31.82 40.40 30.50 35.00 27.45 41.56 34.55 28.33 29.20 StDev 1.91 10.66 3.95 6.45 4.12 5.29 2.70 4.33 6.82 4.80 5.59 Maks 40.00 58.00 38.00 56.00 34.00 40.00 30.00 50.00 46.00 38.00 38.00 Min 36.00 22.00 26.00 34.00 26.00 28.00 22.00 34.00 24.00 22.00 22.00

91

Page 108: peng di p de gelola pt. saun epartem in aan usah ng mirw j leni a

Lampiran 16. Panjang Ruas (Internode) pada Berbagai Varietas Lisianthus

Panjang Ruas (cm) No.

TanamanExrosa Yellow

Picorosa Snow

Ceremony Orange

Rosina Pink Picote

Rosina Rose Pink

Rosina Green

Exrosa Blue

Exrosa Green

Exrosa Pink

Rosina Lavender

King of Snow

1 7.80 5.00 4.50 6.00 6.50 11.00 8.00 7.50 7.00 3.50 7.00 2 5.30 3.00 4.00 4.50 6.00 7.50 9.50 11.00 9.00 3.00 10.00 3 7.00 3.00 3.00 5.00 8.50 10.50 5.50 6.00 10.00 2.50 12.50 4 6.50 3.50 3.00 7.50 8.50 7.50 5.00 6.00 7.00 3.00 6.00 5 3.50 4.00 5.00 6.00 8.50 12.00 9.00 4.00 11.00 6 2.00 3.50 6.50 6.50 9.00 10.50 8.50 4.00 5.50 7 4.50 4.00 4.00 7.50 6.00 9.00 12.50 3.50 7.00 8 4.50 8.00 7.50 9.00 7.00 3.009 5.00 7.00 8.50 10.00 3.0010 5.00 8.00 6.50 7.0011 3.50 10.00 6.00 9.00

x 6.65 3.50 4.00 5.75 7.07 9.13 7.00 8.86 8.73 3.00 8.43 StDev 1.05 1.00 0.75 1.22 1.31 1.89 2.12 2.43 1.50 0.56 2.95 Maks 7.80 5.00 4.50 7.50 8.50 11.00 9.50 12.00 10.00 4.00 12.50 Min 5.30 2.00 3.00 4.00 6.00 7.50 5.00 6.00 7.00 2.50 5.50

92

Page 109: peng di p de gelola pt. saun epartem in aan usah ng mirw j leni a

Lampiran 17. Diameter Batang pada Berbagai Varietas Lisianthus

Diameter Batang (cm)

No. Tanaman

Exrosa Yellow

Picorosa Snow

Ceremony Orange

Rosina Pink

Picote

Rosina Rose Pink

Rosina Green

Exrosa Blue

Exrosa Green

Exrosa Pink

Rosina Lavender

King of Snow

1 0.54 0.57 0.67 0.61 0.38 0.64 0.41 0.64 0.45 0.41 0.45 2 0.67 0.48 0.67 0.48 0.35 0.54 0.45 0.61 0.48 0.38 0.48 3 0.60 0.64 0.57 0.48 0.48 0.57 0.45 0.51 0.45 0.38 0.35 4 0.60 0.57 0.57 0.57 0.38 0.54 0.51 0.51 0.57 0.32 0.45 5 0.70 0.70 0.48 0.45 0.48 0.57 0.54 0.38 0.64 6 0.38 0.61 0.45 0.38 0.54 0.61 0.51 0.32 0.38 7 0.67 0.48 0.48 0.38 0.48 0.48 0.57 0.38 0.57 8 0.48 0.48 0.45 0.54 0.45 0.419 0.64 0.45 0.45 0.45 0.3210 0.57 0.41 0.45 0.4811 0.57 0.51 0.45

x 0.60 0.57 0.60 0.51 0.40 0.57 0.45 0.56 0.49 0.37 0.43 StDev 0.05 0.11 0.08 0.06 0.06 0.05 0.04 0.06 0.05 0.04 0.10 Maks 0.67 0.70 0.70 0.61 0.57 0.64 0.54 0.64 0.57 0.41 0.64 Min 0.54 0.38 0.57 0.45 0.35 0.54 0.41 0.48 0.45 0.32 0.35

93

Page 110: peng di p de gelola pt. saun epartem in aan usah ng mirw j leni a

Lampiran 18. Percabangan pada Berbagai Varietas Lisianthus Jumlah Cabang (cabang)

No. Tanaman

Exrosa Yellow

Picorosa Snow

Ceremony Orange

RosinaPink

Picote

Rosina Rose Pink

Rosina Green

Exrosa Blue

Exrosa Green

Exrosa Pink

Rosina Lavender

King of Snow

1 3.00 4.00 2.00 3.00 2.00 2.00 2.00 2.00 3.00 1.00 1.00 2 4.00 3.00 2.00 2.00 4.00 2.00 2.00 2.00 2.00 2.00 2.00 3 4.00 3.00 1.00 3.00 2.00 1.00 1.00 1.00 3.00 1.00 1.00 4 2.00 2.00 1.00 1.00 4.00 2.00 1.00 4.00 1.00 3.00 2.00 5 4.00 1.00 2.00 1.00 2.00 3.00 1.00 1.00 2.00 6 3.00 2.00 4.00 3.00 1.00 1.00 2.00 2.00 2.00 7 2.00 2.00 2.00 4.00 2.00 2.00 1.00 1.00 1.00 8 1.00 3.00 1.00 4.00 2.00 2.009 1.00 1.00 2.00 1.00 2.0010 2.00 2.00 1.00 2.0011 3.00 1.00 3.00

x 3.25 3.00 1.50 2.43 2.64 1.75 1.45 2.38 1.91 1.67 1.57 StDev 0.96 0.82 0.53 0.98 1.12 0.50 0.52 1.19 0.83 0.71 0.53 Maks 4.00 4.00 2.00 4.00 4.00 2.00 2.00 4.00 3.00 3.00 2.00 Min 2.00 2.00 1.00 1.00 1.00 1.00 1.00 1.00 1.00 1.00 1.00

94

Page 111: peng di p de gelola pt. saun epartem in aan usah ng mirw j leni a

Lampiran 19. Jumlah Kuntum Bunga pada Berbagai Varietas Lisianthus Jumlah Bunga (kuntum)

No. Tanaman

Exrosa Yellow

Picorosa Snow

Ceremony Orange

Rosina Pink

Picote

Rosina Rose Pink

Rosina Green

Exrosa Blue

Exrosa Green

Exrosa Pink

Rosina Lavender

King of Snow

1 5.00 4.00 5.00 6.00 12.00 12.00 7.00 7.00 13.00 7.00 12.00 2 4.00 11.00 4.00 5.00 7.00 6.00 7.00 12.00 7.00 2.00 7.00 3 3.00 18.00 3.00 3.00 8.00 12.00 4.00 11.00 8.00 2.00 6.00 4 5.00 13.00 5.00 12.00 6.00 7.00 5.00 14.00 4.00 1.00 5.00 5 14.00 15.00 6.00 10.00 9.00 6.00 4.00 11.00 8.00 8.00 12.00 6 5.00 12.00 3.00 6.00 4.00 13.00 5.00 9.00 9.00 9.00 7.00 7 9.00 11.00 4.00 13.00 5.00 8.00 13.00 13.00 12.00 12.00 11.00 8 9.00 10.00 7.00 18.00 8.00 14.00 5.00 13.00 8.00 8.00 7.00 9 10.00 21.00 5.00 12.00 5.00 11.00 6.00 12.00 10.00 9.00 6.00 10 11.00 6.00 4.00 12.00 9.00 7.00 7.00 10.00 8.00 6.00 7.00 11 8.00 6.00 3.00 20.00 7.00 7.00 5.00 11.00 11.00 9.00 10.00

x 7.55 11.55 4.45 10.64 7.27 9.36 6.18 11.18 8.91 6.64 8.18 StDev 3.42 5.16 1.29 5.35 2.28 3.04 2.52 1.99 2.51 3.53 2.56 Maks 14.00 21.00 7.00 20.00 12.00 14.00 13.00 14.00 13.00 12.00 12.00 Min 3.00 4.00 3.00 3.00 4.00 6.00 4.00 7.00 4.00 1.00 5.00

95

Page 112: peng di p de gelola pt. saun epartem in aan usah ng mirw j leni a

Lampiran 20. Panjang Tangkai Bunga pada Berbagai Varietas Lisianthus Panjang Tangkai Bunga (cm)

No. Tanaman

Exrosa Yellow

Picorosa Snow

Ceremony Orange

RosinaPink

Picote

RosinaRose Pink

Rosina Green

Exrosa Blue

Exrosa Green

Exrosa Pink

Rosina Lavender

King of Snow

1 8.00 8.50 9.00 9.00 11.00 9.00 10.00 9.00 10.00 5.50 5.60 2 13.00 11.00 10.00 10.00 12.00 10.00 7.50 9.50 6.50 7.50 7.50 3 10.00 10.50 10.00 8.50 13.00 10.00 11.00 10.00 7.50 13.50 6.50 4 12.00 9.50 10.50 9.00 10.50 11.00 10.00 10.50 13.50 11.00 10.50 5 9.00 8.50 8.50 9.40 9.00 9.00 10.50 9.00 9.50 10.50 10.50 6 12.00 9.50 8.00 8.70 8.00 8.00 9.50 8.50 13.00 11.00 9.50 7 11.00 11.50 9.00 7.00 10.00 10.00 12.00 9.50 12.00 6.60 10.00 8 13.00 15.00 9.00 9.00 10.50 8.00 12.50 9.00 11.00 5.00 7.00 9 10.00 7.50 9.50 11.00 11.00 9.00 13.00 10.00 12.50 8.00 11.00 10 10.50 8.50 10.00 12.00 12.00 11.00 11.00 11.00 11.50 8.50 12.00 11 9.00 10.00 10.00 10.00 9.00 10.00 12.50 12.00 14.00 6.00 6.00

x 10.68 10.00 9.41 9.42 10.55 9.55 10.86 9.82 11.00 8.46 8.74 StDev 1.68 2.05 0.77 1.33 1.49 1.04 1.61 1.03 2.42 2.72 2.26 Maks 13.00 15.00 10.50 12.00 13.00 11.00 13.00 12.00 14.00 13.50 12.00 Min 8.00 7.50 8.00 7.00 8.00 8.00 7.50 8.50 6.50 5.00 5.60

96

Page 113: peng di p de gelola pt. saun epartem in aan usah ng mirw j leni a

Lampiran 21. Diameter Bunga pada Berbagai Varietas Lisianthus Diameter Bunga (cm)

No. Tanaman

Exrosa Yellow

Picorosa Snow

Ceremony Orange

RosinaPink

Picote

RosinaRose Pink

Rosina Green

Exrosa Blue

Exrosa Green

Exrosa Pink

Rosina Lavender

King of Snow

1 8.50 5.50 6.00 6.00 7.50 8.50 8.00 8.50 7.00 7.00 8.50 2 7.50 6.00 7.00 7.60 8.00 8.00 6.50 7.00 6.00 6.00 10.50 3 7.50 5.00 6.00 6.50 6.00 9.00 6.50 7.00 6.00 7.50 9.00 4 8.00 7.00 7.50 7.00 7.50 8.50 6.50 8.50 7.00 6.80 9.50 5 7.00 6.50 7.00 7.40 8.00 7.00 7.00 6.00 5.50 7.50 10.00 6 7.00 7.00 7.50 6.80 7.50 7.00 8.00 6.50 7.00 6.50 9.00 7 6.00 5.50 5.00 7.50 6.00 8.00 6.50 7.00 8.00 7.00 8.00 8 7.00 6.00 6.00 8.00 8.00 9.00 7.60 8.00 6.00 8.50 8.50 9 8.00 4.00 7.00 6.40 8.50 6.00 8.50 8.50 7.50 7.00 8.00 10 7.50 4.50 6.00 5.50 9.00 7.00 7.00 9.00 8.00 9.50 9.00 11 7.00 6.00 7.00 7.00 7.50 7.50 6.80 7.50 6.50 5.00 10.00

x 7.36 5.73 6.55 6.88 7.59 7.77 7.17 7.59 6.77 7.12 9.09 StDev 0.67 0.96 0.79 0.74 0.92 0.96 0.73 0.97 0.85 1.19 0.83 Maks 8.50 7.00 7.50 8.00 9.00 9.00 8.50 9.00 8.00 9.50 10.50 Min 6.00 4.00 5.00 5.50 6.00 6.00 6.50 6.00 5.50 5.00 8.00

97

Page 114: peng di p de gelola pt. saun epartem in aan usah ng mirw j leni a

Lampiran 22. Jumlah Daun Mahkota pada Berbagai Varietas Lisianthus

Jumlah Daun Mahkota Bunga (helai)

No. Tanaman

Exrosa Yellow

Picorosa Snow

Ceremony Orange

RosinaPink

Picote

RosinaRose Pink

Rosina Green

Exrosa Blue

Exrosa Green

Exrosa Pink

Rosina Lavender

King of Snow

1 16.00 21.00 25.00 10.00 29.00 22.00 14.00 25.00 15.00 30.00 15.00 2 22.00 25.00 23.00 12.00 22.00 21.00 14.00 29.00 18.00 26.00 10.00 3 16.00 25.00 22.00 9.00 23.00 23.00 17.00 24.00 18.00 11.00 17.00 4 22.00 30.00 24.00 13.00 25.00 23.00 15.00 28.00 19.00 25.00 11.00 5 18.00 21.00 23.00 15.00 24.00 22.00 14.00 27.00 17.00 23.00 17.00 6 20.00 15.00 23.00 13.00 28.00 21.00 16.00 26.00 15.00 18.00 15.00 7 21.00 15.00 24.00 12.00 27.00 20.00 12.00 25.00 14.00 17.00 16.00 8 21.00 15.00 25.00 9.00 27.00 24.00 18.00 28.00 16.00 20.00 14.00 9 18.00 15.00 22.00 10.00 27.00 23.00 13.00 26.00 18.00 22.00 13.00 10 19.00 15.00 23.00 11.00 21.00 22.00 12.00 27.00 16.00 12.00 15.00 11 20.00 18.00 24.00 13.00 23.00 23.00 11.00 27.00 18.00 14.00 16.00

x 19.36 19.55 23.45 11.55 25.09 22.18 14.18 26.55 16.73 19.82 14.45 StDev 2.16 5.28 1.04 1.92 2.66 1.17 2.18 1.51 1.62 6.06 2.30 Maks 22.00 30.00 25.00 15.00 29.00 24.00 18.00 29.00 19.00 30.00 17.00 Min 16.00 15.00 22.00 9.00 21.00 20.00 11.00 24.00 14.00 11.00 10.00

98

Page 115: peng di p de gelola pt. saun epartem in aan usah ng mirw j leni a

Lampiran 23. Nilai Korelasi Karakter Pengamatan Kuantitatif pada Lisianthus

Karakter TT JD PR DBT JC JB PTB DBN JD 0.278

0.408

PR 0.949 0.000**

0.1380.685

DBT 0.112 0.742

0.6910.019*

0.0470.891

JC 0.150 0.661

0.6720.023*

- 0.1080.753

0.3550.283

JB 0.396 0.228

0.7540.007**

0.2590.442

0.2530.454

0.5000.117

PTB 0.442 0.174

0.1600.639

0.3400.307

0.2130.530

0.3720.260

0.0220.948

DBN 0.516 0.104

- 0.3010.369

0.6320.037*

- 0.359 0.278

- 0.3040.364

- 0.1140.739

- 0.293 0.382

JMB 0.145 0.670

0.1350.692

0.0300.931

0.2470.465

0.1830.590

- 0.060.860

0.0270.937

- 0.045 0.895

Keterangan : *= nyata pada taraf 5%, **= nyata pada taraf 1 % Isi tabel : Pearson correlation = angka korelasi P-Value TT= tinggi tanaman, JD= jumlah daun, PR= panjang ruas, DBT=diameter batang, JC= jumlah cabang, JB= jumlah batang, PTB= panjang tangkai bunga, DBN= diameter bunga, JMB= jumlah mahkota bunga Interpretasi nilai r : 0 = tidak berkolerasi 0.61-0.80 = korelai cukup tinggi 0.01-0.20 = korelasi sangat rendah 0.81-0.99 = korelasi tinggi 0.21-0.40 = korelasi rendah 1 = korelasi sangat tinggi 0.41-0.60 = korelasi agak rendah

99

Page 116: peng di p de gelola pt. saun epartem in aan usah ng mirw j leni a

Lampiran 24. Hasil Pengamatan (Jumlah Bunga Segar) Vase Life Lisianthus Varietas Rosina Green

Hari ke- A B C DU1 U2 U3 U1 U2 U3 U1 U2 U3 U1 U2 U3

1 7 7 7 7 7 6 6 14 7 5 8 12 2 7 7 7 7 7 6 6 14 7 5 8 12

3* 7 7 7 7 6 6 6 14 7 5 8 11 4 7 7 7 6 5 6 6 13 7 4 8 11 5 7 7 7 6 4 6 6 13 7 4 7 11

6* 7 7 7 6 4 6 6 13 6 4 7 10 7 6 7 7 6 3 6 5 13 6 3 6 8 8 6 6 6 5 3 5 5 12 5 3 6 8

9* 5 6 5 5 2 5 5 11 5 3 5 6 10 5 5 5 4 2 4 5 11 4 3 5 6 11 4 5 4 3 0 4 5 10 4 3 5 4

12* 4 4 4 0 3 4 10 4 2 4 4 13 3 4 0 3 4 9 4 2 4 3 14 3 3 2 3 9 3 2 3 3

15* 2 0 2 3 8 3 1 0 2 16 2 0 3 8 2 1 0 17 0 3 7 2 0

Keterangan : A = air B = larutan desinfektan (NaClO 5.25%) 1ml/l C = gula 15gr/l + asam sitrat 0.4 g/l D = gula 15gr/l + asam salisilat 150 ppm U1 = ulangan 1 U2 = ulangan 2 U3 = ulangan 3 * = Setiap 3 hari sekali larutan diganti

100

Page 117: peng di p de gelola pt. saun epartem in aan usah ng mirw j leni a

Lampiran 25. Hasil Pengamatan (Jumlah Bunga Segar) Vase Life Lisianthus Varietas Exrosa Pink

Hari ke-

A B C DU1 U2 U3 U1 U2 U3 U1 U2 U3 U1 U2 U3

1 5 5 5 4 7 1 9 7 8 8 4 3 2 5 5 5 4 7 1 9 7 8 8 4 3

3* 5 5 5 4 7 1 9 7 8 8 4 3 4 5 5 4 3 7 1 9 7 8 8 4 3 5 5 4 4 3 7 1 9 5 8 8 3 2

6* 5 4 3 3 7 1 8 5 7 8 3 2 7 4 4 3 2 6 1 8 5 7 8 3 2 8 4 3 2 2 6 0 8 5 7 7 2 0

9* 3 3 2 2 5 7 4 6 7 010 3 2 1 2 5 7 4 6 711 1 1 0 0 3 6 4 6 4

12* 1 0 3 6 3 4 413 0 2 5 3 4 414 0 5 3 3 3

15* 4 2 3 316 3 2 3 017 0 1 2

Keterangan : A = air B = larutan desinfektan (NaClO 5.25%) 1ml/l C = gula 15gr/l + asam sitrat 0.4 g/l D = gula 15gr/l + asam salisilat 150 ppm U1 = ulangan 1 U2 = ulangan 2 U3 = ulangan 3 * = Setiap 3 hari sekali larutan diganti

101