penerapan teknologi pengemasan vakum untuk …

19
Perjanjian No III/LPPM/2016-02/17-PM PENERAPAN TEKNOLOGI PENGEMASAN VAKUM UNTUK PENGAWETAN PRODUK PINDANG IKAN DESA CUKANGGENTENG Disusun Oleh: Ariestya Arlene Arbita,S.T.,M.T. Jenny Novianti M S,S.T.,M.Sc. Katherine, Ph.D. Hans Kristianto,S.T.,M.T. Dr. Ir. Budi Husodo Bisowarno, M.Eng. Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Universitas Katolik Parahyangan 2016

Upload: others

Post on 19-Oct-2021

8 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENERAPAN TEKNOLOGI PENGEMASAN VAKUM UNTUK …

Perjanjian No III/LPPM/2016-02/17-PM

PENERAPAN TEKNOLOGI PENGEMASAN VAKUM UNTUK

PENGAWETAN PRODUK PINDANG IKAN DESA

CUKANGGENTENG

Disusun Oleh:

Ariestya Arlene Arbita,S.T.,M.T.

Jenny Novianti M S,S.T.,M.Sc.

Katherine, Ph.D.

Hans Kristianto,S.T.,M.T.

Dr. Ir. Budi Husodo Bisowarno, M.Eng.

Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat

Universitas Katolik Parahyangan

2016

Page 2: PENERAPAN TEKNOLOGI PENGEMASAN VAKUM UNTUK …

DAFTAR ISI

COVER DALAM ................................................................................. Error! Bookmark not defined.

DAFTAR ISI ........................................................................................................................................... 2

ABSTRAK .............................................................................................................................................. 3

BAB 1 ..................................................................................................................................................... 4

BAB 2 ..................................................................................................................................................... 6

BAB 3 ..................................................................................................................................................... 7

BAB 4 ................................................................................................................................................... 14

BAB 5 ................................................................................................... Error! Bookmark not defined.

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................................... 15

Page 3: PENERAPAN TEKNOLOGI PENGEMASAN VAKUM UNTUK …

ABSTRAK

Program Studi Teknik Kimia sudah mempunyai hubungan baik dengan masyarakat Desa

Cukanggenteng yang terletak di Ciwidey, Kabupaten Bandung, melalui pengabdian pelatihan

pembuatan pupuk pada tahun 2014, penanaman pohon lindung dan pemasangan filter air skala

rumah pada tahun 2015. Desa ini memproduksi pindang ikan sebagai penghasilan tambahan.

Berbagai jenis pindang yang dihasilkan di antaranya pindang mojang, pindang bandeng dan

pindang ikan mas. Produk pindang ikan yang dihasilkan dijajakan secara berkeliling dan dapat

terjual habis setiap harinya. Masalah yang dihadapi adalah produk pindang ikan relatif tidak

tahan lama, sehingga pemasarannya terbatas.

Pemindangan ikan sendiri sebetulnya sudah merupakan suatu upaya pengawetan. Akan tetapi

tanpa pengemasan yang baik, produk pindang ikan akan cenderung mudah rusak dan tidak

tahan lama. Tujuan dari pengabdian ini adalah menerapkan teknologi pengemasan vakum

untuk memperpanjang umur simpan produk pindang ikan, dan juga memperkenalkan GMP

kepada masyarakat, sehingga produk yang dihasilkan dapat tahan lama.

Kegiatan pengabdian yang akan dilakukan dibagi menjadi dua tahap, yaitu uji coba skala lab

dan sosialisasi kepada masyarakat. Uji coba skala lab bertujuan untuk mengetahui kondisi yang

tepat untuk pengemasan vakum, serta melihat pengaruh pengemasan terhadap umur simpan

produk, sehingga tanggal kadaluarsa produk dapat diketahui. Tahap sosialisasi bertujuan untuk

menjelaskan cara pengemasan yang dilakukan, serta memperkenalkan GMP. Sosialisasi akan

dilanjutkan dengan evaluasi sebanyak 3 kali yang bertujuan untuk memantau seberapa jauh

penerapan teknologi tersebut dan melihat kendala yang dialami oleh masyarakat. Pada tahap

selanjutnya, pengembangan produk melalui pengemasan tersebut diharapkan dapat

meningkatkan penjualan dan pendapatan masyarakat.

Page 4: PENERAPAN TEKNOLOGI PENGEMASAN VAKUM UNTUK …

BAB I

ANALISIS SITUASI

Desa Cukanggenteng yang terletak di Kecamatan Pasirjambu, Ciwidey, Kabupaten

Bandung merupakan daerah yang relatif subur, sehingga sebagian besar mata pencarian

penduduknya pada bidang pertanian dan perkebunan. Beberapa hasil bumi di antaranya tomat,

singkong, pisang dsb. yang dijual ke pasaran. Selain itu untuk menopang perekonomian,

masyarakat juga membuat pindang ikan sebagai penghasilan tambahan. Produksi pindang

tersebut pertama kali diperkenalkan melalui pelatihan yang diadakan oleh Badan Usaha Milik

Desa (Bumdes), dan kemudian berhasil terus dikembangkan oleh masyarakat sekitar, sehingga

dapat memberikan penghasilan tambahan terutama pada saat bukan musim tanam. Ikan

pindang yang dihasilkan terdapat beberapa jenis, berdasarkan jenis ikan yang digunakan, yaitu

Pindang Bandeng, Pindang Mojang, Pindang Ikan Mas.

Pemindangan ikan merupakan suatu metode pengawetan dengan kadar garam rendah.

Pengolahan pindang secara tradisional dengan menggabungkan penggaraman dan perebusan,

sehingga menghasilkan cita rasa yang khas (Margono, Suryati et al. 2000). Dalam proses

pemindangan sendiri, ikan dimasak minimal selama 3 jam, bahkan lebih, sehingga dengan

penanganan yang baik, ikan pindah meningkatkan umur simpan dari ikan itu sendiri.

Peningkatan umur simpan dari ikan pindang diakibatkan oleh (Pandit 2013):

1. Berkurangnya jumlah mikroorganisme selama proses pemasakan

2. Adanya kadar garam tertentu selama pemasakan (biasanya 10%) yang menurunkan

nilai aktivitas air dari produk pindang ikan, sehingga mencegah pertumbuhan

mikroorganisme

Akan tetapi pindang ikan yang dibuat oleh masyarakat Desa Cukanggenteng tidak ditangani

dengan baik, terutama pengemasan yang seadanya, sehingga ikan hanya dapat bertahan selama

1 hari. Pengemasan yang digunakan adalah dengan dibungkus menggunakan kertas koran,

kemudian dijajakan secara berkeliling dengan menggunakan pikulan. Gambar pengemasan

ikan pindang Desa Cukanggenteng disajikan pada Gambar 1.1.

Page 5: PENERAPAN TEKNOLOGI PENGEMASAN VAKUM UNTUK …

Gambar 1.1. Ikan pindang Desa Cukanggenteng

Page 6: PENERAPAN TEKNOLOGI PENGEMASAN VAKUM UNTUK …

BAB 2

PERMASALAHAN MITRA

Produk pindang ikan yang dihasilkan oleh masyarakat Desa Cukanggenteng tidak

dikemas dengan baik, sehingga produk yang dihasilkan tidak memiliki umur simpan (shelf life)

yang panjang. Selain itu proses produksi masih dilakukan secara tradisional dan belum

memperhatikan prosedur produksi yang baik (good manufacturing practice –GMP) dan

Analisis Bahaya dan Pengendalian Titik Kritis (Hazzard Analysis Critical Control Point –

HACCP).

Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan, dapat diidentifikasi permasalahan pengawetan

ikan pindang dengan skala prioritas sebagai berikut:

1. Penanganan produk pindang ikan yang belum memperhatikan GMP. Hal ini dapat

berakibat adanya kontaminasi mikroorganisme setelah proses pemindangan, sehingga

umur simpan produk menjadi lebih singkat.

2. Pengemasan produk pindang ikan yang masih secara tradisional sehingga produk rentan

terkontaminasi mikroorganisme saat dibawa dan dijajakan kepada konsumen yang

berkontribusi pada singkatnya umur simpan.

Page 7: PENERAPAN TEKNOLOGI PENGEMASAN VAKUM UNTUK …

BAB 3

PELAKSANAAN KEGIATAN PENGABDIAN

Kegiatan pengabdian pengawetan ikan pindang Desa Cukanggenteng berlangsung antara bulan

Maret sampai Oktober 2016, yang terdiri dari kegiatan survey metode pembuatan ikan,

penelitian (uji coba lab), dan sosialisasi/ edukasi masyarakat.

3.1. Survey metode pembuatan ikan pindang

Sebelum melakukan uji coba lab pengawetan ikan pindang dengan pengemasan vakum,

tim terlebih dahulu melakukan survey bagaimana carai pembuatan ikan pindang yang

dilakukan di Desa Cukanggenteng. Survey dilakukan pada ikan pindang Ibu Mastin, yang

dianggap mewakili produk pindang ikan Desa Cukanggenteng. Berdasarkan hasil survey, tim

memperoleh metode pembuatan ikan yang digunakan, sehingga untuk uji coba lab, ikan

pindang dapat dibuat semirip mungkin dengan kondisi lapangan. Langkah-langkah pembuatan

ikan pindang disajikan pada Gambar 3.1.

Ikan Bandeng/

Mojang bersih

Penutupan perut

ikan

Kertas ikan

Penyusunan

dalam panci

presto

Bawang putih

Lengkuas

Daun salam

Penghalusan

Pengirisan 300 ml Air

Penyusunan ikan

baris demi baris

sampai terisi

penuh

Garam

Gula

Penyedap

rasa

Gambar 3.1. Proses pembuatan ikan pindang

Page 8: PENERAPAN TEKNOLOGI PENGEMASAN VAKUM UNTUK …

Penyusunan pada

bagian atas ikan

Bawang putih Penghalusan

Lengkuas

Daun salam

Pengirisan 300 ml Air

Dipresto selama 3

jam

Ikan pindang

bandeng/mojang

Gambar 3.1. Proses pembuatan ikan pindang (lanjutan)

3.2. Uji coba keawetan produk di lab

Setelah diketahui secara pasti metode pembuatan ikan pindang yang dilakukan, maka

dilakukan uji coba keawetan produk, dengan membandingkan produk ikan pindang yang

disimpan dalam kertas makanan, sebagaimana penyimpanan yang digunakan oleh warga desa,

dan dikemas vakum (Gambar 3.2). Untuk kedua perlakuan, sampel ikan disimpan pada suhu

ruang (25-27˚C). Pengamatan yang dilakukan berupa pengamatan visual, dan bau, serta

dilakukan analisa total plate count (TPC) untuk mengetahui jumlah koloni bakteri yang ada di

dalam produk pangan. Perubahan visual produk ikan pindang mojang dan bandeng disajikan

pada Gambar 3.3 dan 3.4. Hasil analisa TPC disajikan pada Gambar 3.4.

Gambar 3.2. Produk ikan pindang yang dikemas dengan kertas makanan (kiri) dan kemasan

vakum (kanan)

Page 9: PENERAPAN TEKNOLOGI PENGEMASAN VAKUM UNTUK …

Gambar 3.3. Produk ikan pindang mojang dengan kemasan vakum (V-x) dan kertas (K-x),

pada berbagai hari penyimpanan (x)

V-1 V-3 V-5

V-7 V-8 V-14

K-3 K-5

K-7 K-8 K-14

Page 10: PENERAPAN TEKNOLOGI PENGEMASAN VAKUM UNTUK …

Gambar 3.4. Produk ikan pindang bandeng dengan kemasan vakum (V-x) dan kertas (K-x),

pada berbagai hari penyimpanan (x)

Berdasarkan pengamatan visual untuk produk ikan pindang mojang dan bandeng yang

dikemas dengan kertas, dapat dilihat bahwa sampai penyimpanan hari ke-3, kedua produk

masih dalam kondisi baik (tidak berbau, tidak berlendir). Akan tetapi seiring dengan

penambahan lama penyimpanan, produk ikan menjadi kurang baik secara visual (hari ke-7),

muncul lendir, berbau tidak sedap, dan terjadi perubahan warna (hari ke-8), dan berbau tidak

sedap dan muncul hifa jamur yang berwarna kemerahan (hari ke-14). Sementara untuk produk

V-1 V-3 V-5

K-3 K-5

V-7 V-8 V-14

K-8 K-14 K-7

Page 11: PENERAPAN TEKNOLOGI PENGEMASAN VAKUM UNTUK …

ikan pindang yang dikemas dengan kemasan vakum, tidak nampak terjadi perubahan secara

signifikan pada visual atau pun bau dari ikan.

Gambar 3.5. Hasil analisa TPC terhadap hari penyimpanan

Berdasarkan hasil TPC, dapat dilihat bahwa produk ikan pindang mojang dan bandeng

masih dapat dikonsumsi sampai dengan hari ke-7, dimana nilai TPC nya sebesar 6,8×104 dan

5,2×104 untuk mojang dan bandeng. Sementara setelah hari ke-8 nilai TPC lebih besar dari

batas maksimum yang diizinkan dalam standard pada Keppres No. 20 tahun 1984 dan Keppres

No. 7 tahun 1989, yaitu sebesar 1×105. Sementara itu, pada ikan yang dikemas vakum, sebesar

1×105 dan 8×104 untuk produk ikan pindang mojang dan bandeng. Dapat disimpulkan bahwa

produk ikan pindang mojang dan bandeng yang dikemas dengan kertas masih layak konsumsi

sampai hari ke-5. Sedangkan penggunan pengemasan vakum dapat memperpanjang umur

simpan produk sampai hari ke-14. Hal ini dikarenakan penggunaan kemasan vakum dapat

melindungi produk di dalamnya dari lingkungan (Rahman 2007), yaitu menjaga nutrisi produk

di dalamnya, dan juga membatasi kontak produk dengan udara, air, aroma, dan cahaya matahari

dari luar yang dapat mengubah kualitas produk.

Hasil yang diperoleh dari uji coba ini juga sesuai dengan hasil-hasil yang diperoleh peneliti

lain. Penggunaan pengemasan vakum pada produk sate ikan bandeng telah dilakukan oleh Nur

(2009). Pengemasan vakum dengan plastik polipropilen berhasil memberikan waktu simpan 6

hari pada temperatur ruang dengan sifat kimia, mikrobiologi, dan organoleptik (Nur 2009).

Pengemasan ikan gurame mentah menggunakan teknologi vakum dan atmosfer termodifikasi

dapat memberikan umur simpan 12 dan 8 hari pada temperatur 4˚C (Zhang, Li et al. 2015).

0

50000

100000

150000

200000

250000

300000

350000

400000

450000

500000

0 5 10 15

TPC

Hari

Mojang Kertas

Mojang Vakum

Bandeng Kertas

Bandeng Vakum

Page 12: PENERAPAN TEKNOLOGI PENGEMASAN VAKUM UNTUK …

Kombinasi pengemasan dengan atmosfer termodifikasi dan radiasi UV-C dapat meningkatkan

umur simpat ikan trout mentah sampai dua kali lipat, yaitu 11 hari, sementara kombinasi

pengemasan vakum dan radiasi UV-C memiliki umur simpan 7 hari pada temperatur 4˚C

(Rodrigues, Alvares et al. 2016). Pengemasan vakum dengan penyimpanan pada temperatur

2˚C dapat memberikan umur simpan mencapai 56 hari untuk produk masakan daging dengan

pertumbuhan mikroorganisme yang minim (Díaz, Garrido et al. 2010).

3.3. Sosialisasi kepada perajin ikan pindang Desa Cukanggenteng

Setelah diperoleh hasil uji coba umur simpan dengan pengemasan vakum, tim

melakukan sosialisasi kepada perajin ikan pindang di Desa Cukanggenteng. Kegiatan ini

dilaksanakan pada hari Senin, 17 Oktober 2016. Dalam kegiatan ini, terdapat tiga materi yang

disampaikan, yaitu mengenai pengelolaan bisnis yang baik, kemudian produksi pangan yang

baik (Good Manufacturing Practices - GMP), dan pemaparan hasil perbandingan pengemasan

vakum dan kemasan kertas, serta demonstrasi penggunaan kemasan vakum. Kegiatan ini

dihadiri 52 orang perajin ikan pindang Desa Cukanggenteng.

Materi mengenai pengelolaan bisnis disampaikan Dr. Ir. Budi H Bisowarno, MEng (Wakil

Rektor Bidang Penelitian, PKM, dan Kerjasama), Dr. Budi menekankan pentingnya akan

pencatatan keuangan sebagai modal awal pengelolaan bisnis yang baik. Dr. Budi juga

mengajak masyarakat untuk merintis kembali koperasi untuk perajin ikan pindang, selain

mengajak warga memikirkan perencanaan bisnis yang baik. Dalam dialog muncul beberapa

catatan sebagai berikut:

1. Produk ikan pindang yang dibuat laku jual, dengan kapasitas produksi antara 20 sampai

100 kilogram per batch. Laku jual dalam artian akan habis terjual dalam 1-2 hari setelah

diproduksi.

2. Terdapat keterbatasan dalam masalah permodalan, di mana perajin yang baru memulai

usaha, berhutang kepada pemasok ikan di Pasar Caringin.

3. Perajin ikan sama sekali belum melakukan pencatatan keuangan, padahal hal tsb cukup

penting jika perajin ingin menambah modal melalui pinjaman bank/koperasi.

4. Perajin ikan berusaha secara mandiri, dalam artian pembelian bahan baku dan penjualan

produk dilakukan secara mandiri oleh perajin, tidak terorganisir dalam suatu badan

usaha atau pun koperasi.

Page 13: PENERAPAN TEKNOLOGI PENGEMASAN VAKUM UNTUK …

Materi kedua disampaikan oleh Jenny N.M. Soetedjo, S.T., M.Sc. (Dosen TK UNPAR)

mengenai pentingnya higienitas dalam memproduksi makanan. Penekanan materi diberikan

pada higienitas bukan merupakan hal yang sulit, akan tetapi hal yang sangat sederhana untuk

diterapkan. Selain itu, pembuatan produk pangan yang higienis menjamin kualitas produk

pangan yang baik pula. Beberapa hal yang disampaikan berkaitan GMP adalah sebagai berikut:

1. Pentingnya menjaga kebersihan diri: mandi, cuci, kakus, dan kebiasaan untuk mencuci

tangan sebelum mengolah bahan pangan, menggunakan penutup kepala dan masker

2. Menjaga kesegaran bahan baku, selain memperhatikan kebersihan peralatan yang

digunakan dalam memproduksi ikan

3. Menyimpan produk dalam wadah yang tertutup, tidak di atas lantai

4. Tidak menggunakan bahan pewarna tekstil dan bahan pengawet yang berbahaya seperti

formalin dan boraks

5. Menggunakan kemasan yang aman, tidak menggunakan kertas koran (seperti Gambar

1.1), karena tinta dari koran dapat masuk ke dalam makanan dan tubuh

Bagian terakhir yang disampaikan adalah hasil uji coba yang telah dilakukan, dimana

pengemasan vakum terbukti unggul dibandingkan kemasan kertas dalam menjaga kualitas

produk ikan pindang. Dalam dialog yang muncul, ada beberapa poin penting yang dapat

dicatat:

1. Pengadaan dan pengaturan penggunaan pengemasan vakum oleh seluruh perajin ikan

pindang perlu diperhatikan

2. Penggunaan kemasan plastik dianggap sebagai biaya ekstra dalam produksi ikan

pindang

3. Proses pengemasan masih dianggap relatif lama dan sulit

4. Produk ikan pindang yang sudah dikemas vakum dapat diberi merk dan dijual dengan

harga yang lebih tinggi

Page 14: PENERAPAN TEKNOLOGI PENGEMASAN VAKUM UNTUK …

BAB 4

HASIL DAN KESIMPULAN

Dari kegiatan pengabdian penerapan pengemasan vakum untuk produk ikan pindang

di desa Cukanggenteng, dapat diambil kesimpulan sbb:

1. Produk kemasan vakum dapat mengatasi penyimpanan produk dalam waktu yang lebih

lama daripada kemasan makanan biasa. Secara visual dan bau, tidak nampak terjadi

perubahan secara signifikan dari ikan yang dikemas vakum sampai dengan hari ke-14.

Sementara ikan yang dikemas tanpa vakum hanya dapat bertahan sampai hari ketiga.

2. Berdasarkan hasil TPC, produk ikan yang dikemas vakum masih dapat dikonsumsi

sampai hari ketujuh.

3. Dari kegiatan sosialisasi, perajin ikan mengenal adanya teknologi pengawetan yang

tidak menggunakan bahan pengawet buatan namun dapat meningkatkan umur simpan

produk ikan.

4. Dari kegiatan sosialisasi, perajin ikan memiliki keterbatasan dalam modal dan

disarankan untuk membuat catatan keuangan

Page 15: PENERAPAN TEKNOLOGI PENGEMASAN VAKUM UNTUK …

DAFTAR PUSTAKA

Díaz, P., M. D. Garrido and S. Bañón (2010). "The effects of packaging method (vacuum pouch

vs. plastic tray) on spoilage in a cook-chill pork-based dish kept under refrigeration." Meat

Science 84: 538-544.

Margono, T., D. Suryati and S. Hartinah (2000). Ikan Pindang Air Garam.

KantorDeputiMenegristekBidangPendayagunaandanPemasyarakatanIlmuPengetahuandanTek

nologi. Jakarta: 1-5.

Nur, M. (2009). "Pengaruh Cara Pengemasan, Jenis Bahan Pengemas, dan Lama Penyimpanan

Terhadap Sifat Kimia, Mikrobiologi, dan Organoleptik Sate Bandeng (Chanos chanos)." Jurnal

Teknologi dan Industri Hasil Pertanian Volume 14, No.1, Maret 2009 14(1): 1-11.

Pandit, I. G. S. (2013). Perbaikan Cara Pengolahan Ikan Pindang, Jurusan Perikanan, Fakultas

Pertanian, Universitas Warmadewa: 1-15.

Rahman, M. S. (2007). Handbook of Food Preservation 2nd edition. Boca Raton, CRC PRess.

Rodrigues, B. L., T. d. S. Alvares, G. S. L. Sampaio, C. C. Cabral, J. V. A. Araujo, R. M.

Franco, S. B. Mano and C. A. C. Junior (2016). "Influence of vacuum and modified atmosphere

packaging in combination with UV-C radiation on the shelf life of rainbow trout

(Oncorhynchus mykiss) fillets " Food Control 60: 596-605.

Zhang, Y., Q. Li, D. Li, X. Liu and Y. Luo (2015). "Changes in the microbial communities of

air-packaged and vacuum packaged common carp (Cyprinus carpio) stored at 4oC." Food

Microbiology 52: 197-204.

Page 16: PENERAPAN TEKNOLOGI PENGEMASAN VAKUM UNTUK …

LAMPIRAN A

PEMBUATAN IKAN PINDANG

Desa cukang genteng merupakan salah satu desa yang memproduksi ikan pindang.

Sebagian besar penduduk desa Cukang Genteng memproduksi ikan pindang yang menjadi

mata pencaharian mereka. Ikan pindang yang paling banyak diproduksi di desa Cukang

Genteng yaitu ikan pindang mojang dan ikan pindang bandeng.

Ikan pindang mojang dan bandeng yang diproduksi dapat

mencapai 150 ekor per harinya. Penjualan ikan pindang tersebut

dilakukan pada keesokan harinya dengan mengedarkannya ke

rumah-rumah dan menitipkannya ke pasar. Pengedaran ikan

tersebut hanya dengan menggunakan baskom. Jangkauan

produksi ikan pindang mojang dan bandeng yang dititipkan hanya sampai di daerah Ketapang.

Harga ikan pindang yang dijual mencapai 6-7 ribu per ekornya.

Proses membuat ikan pindang mojang dan bandeng dimulai

dengan membersihkan isi perut pada ikan. Hal ini bertujuan agar

daging ikan menjadi tidak pahit. Setelah dilakukan proses

pembuangan isi perut, perut ikan yang telah dibelah dilapisi dengan

kertas khusus ikan. Tujuannya agar daging ikan tersebut ketika

dipresto tidak menjadi hancur. Beberapa orang banyak yang

menggunakan kertas koran sebagai pelapis. Namun, hal ini tidak baik karena tinta pada kertas

koran akan luntur dan terserap sehingga menyebabkan keracunan. Hal ini disebabkan oleh

masuknya senyawa timbal (Pb) yang larut dalam asam atau

inhalasi uap timbal.

Setelah itu, panci presto disiapkan dan semua bahan

(daun salam, lengkuas, bawang putih) dimasukkan. Sebelum

bawang putih dimasukkan, bawang putih sebanyak 1 siung

harus diulek terlebih dahulu dan ditambahkan dengan air

secukupnya. 1 siung bawang putih digunakan untuk memindang sekitar 50 ekor ikan.

Page 17: PENERAPAN TEKNOLOGI PENGEMASAN VAKUM UNTUK …

Ikan dengan teratur dimasukkan secara bertahap. Setelah

mencapai satu lapisan, maka gula, garam, dan penyedap rasa

ditambahkan secukupnya. Setelah itu, ikan dimasukkan sampai

mencapai 1 lapisan yang baru. Bumbu yang sama ditambahkan ke

atasnya. Hal ini dilakukan secara berulang-ulang.

Setelah semua ikan sudah dimasukkan ke dalam panci presto, bagian permukaan atas

ikan ditambahkan kembali daun salam dan lengkuas agar

bumbunya dapat meresap secara merata. Ikan tersebut dipresto

selama 3 jam agar tulang yang terdapat pada ikan benar-benar

hancur. Perhitungan waktu 3 jam dimulai setelah air

mendidih yang ditandai dengan naiknya tutup (kuncup) pada

panci.

Setelah 3 jam, panci presto jangan langsung dibuka, tetapi tekanan yang

ada di dalam panci harus dibuka terlebih dahulu supaya uap yang ada

didalamnya dapat keluar. Setelah uap yang dihasilkan sudah keluar

semua, panci presto dapat dibuka dan ikan pindang siap untuk

dikonsumsi.

Page 18: PENERAPAN TEKNOLOGI PENGEMASAN VAKUM UNTUK …

LAMPIRAN B

DOKUMENTASI

Gambar B.1. Para peserta sedang memperhatikan pemaparan materi

Gambar B.2. Serah terima unit pengemas vakum kepada aparat desa

Page 19: PENERAPAN TEKNOLOGI PENGEMASAN VAKUM UNTUK …

Gambar B.3. Foto bersama dengan para perajin ikan pindang