penerapan teknologi pembuatan nugget dari surimi ikan_paryono, kunto p - polines semarang_.pdf
TRANSCRIPT
-
PENERAPAN TEKNOLOGI PEMBUATAN NUGGET DARI SURIMI IKAN Paryono, Kunto Purbono
Jurusan Teknik Mesin Politeknik Negeri Semarang Jl. Prof. H. Sudarto S.H., Tembalang, Kotak Pos 199/SMS, Semarang, 50275
Telp. 024-7473417, 7466420 (hunting), Fax. 024-7472396
Abstrak Produksi surimi adalah produk olahan hasil perikanan setengah jadi (intermediate product) berupa hancuran daging ikan beku yang telah mengalami pembilasan (leaching), pengepresan, penambahan bahan tambahan (food additive), pengepakan, dan pembekuan. Dari produk surimi ini dapat dibuat berbagai macam fish Jelly product seperti nugget, bakso ikan, sosis ikan, siomay, otak-otak, fish cake, kamaboko, fish burger, dan sebagainya. Spesifikasi yang menuntut kelenturan (springiness) merupakan criteria mutu utama produk tersebut. Kelenturan ini berkaitan dengan kemampuan pembentukan gel (gel forming ability) dari bahan mentah yang digunakan. Tujuan program kegiatan ini adalah meningkatkan peran unit pembuat cetak nugget Polines dalam pengembangan teknologi tepat guna melalui penerapan iptek pembuatan nugget dari surimi ikan dan meningkatkan kandungan nilai komersial dan akademis hasil-hasil penelitian dan penerapan iptek yang ditransferkan ke industri perikanan paska tangkap dengan pembuatan nugget dari surimi ikan. Metode yang digunakan adalah Penyuluhan, dan Proyek Lapangan. Hasil dari program kegiatan ini adalah berupa terpecahkannya problem-problem yang dihadapi industri mitra, baik di bidang teknologi, pembuatan nugget, pengembangan produk maupun dalam aspek manajemen dan pemasaran. Kata kunci: Surimi, Nugget, Cetakan.
A. PENDAHULUAN
Kota Pekalongan memiliki pelabuhan ikan dan tempat pelelangan ikan sebagai
potensi pengembangan bisnis perikanan laut. Produksi perikanan pada tahun 2005
sebesar 43.519,9 ton dengan nilai Rp. 177.205.561.000,00 dan perikanan darat sebesar
80.685 kg. Di kota ini terdapat 57 UKM pengolah hasil perikanan dengan kapasitas
produksi dari 100 kg/bulan 20 ton/bulan.
Penangkapan ikan di Pekalongan dipengaruhi oleh faktor musim yaitu musim
Barat, musim Timur dan musim Peralihan. Di musim Barat, ditandai dengan keadaan
cuaca yang tidak bagus pada bulan November sampai Maret. Kondisi fisik terlihat
dengan adanya ombak besar dan angin yang bertiup sangat kencang. Di musim ini,
nelayan memilih tidak melaut atau pulang ke kampong halaman. Ada beberapa nelayan,
memanfaatkan musim Barat untuk mencari nafkah di luar sektor penangkapan ikan,
seperti sewa motor, pekerja sewa di pabrik, perajin batik dan sebagainya.
Paryono, Kunto Purbono 47
-
Musim Timur, merupakan kebalikan dari musin Barat, terjadi pada bulan Juni sampai Oktober. Kondisi di laut sangat mendukung untuk penangkapan ikan dikarenakan musim puncak ikan. Melimpahnya ikan mendorong nelayan di wilayah Pekalongan dan sekitarnya untuk melaut. Untuk musim peralihan, terbagi menjadi dua bagian, pada bulan Oktober hingga November dan April hingga Mei. Keadaan di laut mengalami peralihan, sehingga kondisi fisiknya tidak menentu. Namun, kapal-kapal tetap melaut, tidak takut terhadap factor musim.
Penangkapan ikan, selain dipengaruhi oleh musin juga dipengaruhi oleh daerah penangkapan ikan (fishing ground) yang merupakan daerah yang ditentukan dengan dua cara, yaitu berdasarkan pengalaman kapten kapal pada operasi sebelumnya dan mencari informasi melalui pemantauan radio SSB terhadap kapal yang sedang melakukan operasi.
Penangkapan ikan yang memperhatikan faktor musim dan daerah penangkapan ikan tersebut yang membuat daerah Pekalongan menghasilkan produksi ikan yang sangat melimpah. Produk perikanan yang melimpah tersebut mengalami problem yaitu belum optimalnya pengolahan pasca tangkap ikan, dan hal tersebut dapat digambarkan sebagai berikut :
Problematika :
1) Belum optimalnya pengolahan pasca tangkap ikan
2) Belum adanya cetakan nugget surimi ikan pembuatan nugget
Hasil Kegiatan : Industri kecil dapat menyelesaikan problem problem baik bidang teknologi pembuatan nugget, pengembangan produk, maupun dalam aspek manajemen dan pemasaran.
Tujuan Program Kegiatan 1) Meningkatkan peran unit pembuat
cetakan nugget Polines 2) Meningkatkan kandungan nilai
komersial dan akademis hasil penelitian
48 Paryono, Kunto Purbono
DIAN MAS, Volume 2 Nomor 1 April 2013
-
Berbagai upaya telah dilakukan oleh pemerintah melalui Dinas Pertanian
Perikanan dan Kelautan (DPPK) Kota Pekalongan dengan menawarkan berbagai program dan kemudahan untuk menuju nelayan budidaya juga menuju pengolahan ikan pasca tangkap dan pasca panen, namun usaha tersebut belum dapat mengakomodasi
ratusan petani perikanan dan nelayan di daerah ini. Dalam rangka pengolahan pasca
panen ikan inilah Politeknik mengambil peran untuk membantu pengolahan ikan
menjadi nugget sehingga tercipta produk yang mempunyai nilai produk lebih baik dan digemari masyarakat.
Tujuan yang hendak dicapai dari program kegiatan ini sebagaimana pada alur diagram adalah meningkatkan peran unit pembuat cetak nugget Polines dalam
pengembangan teknologi tepat guna melalui penerapan iptek pembuatan nugget dari
surimi ikan dan meningkatkan kandungan nilai komersial dan akademis hasil-hasil
penelitian dan penerapan iptek yang ditransferkan ke industri perikanan paska tangkap
dengan pembuatan nugget dari surimi ikan.
B. SUMBER INSPIRASI
Produksi perikanan yang sangat melimpah sebagaimana disebutkan di atas,
belum dapat dimanfaatkan secara maksimal. Produk perikanan yang sangat melimpah
tersebut dibuat olahan setengah jadi (intermediate product) berupa hancuran daging ikan beku yang telah mengalami pembilasan (leaching), pengepresan, penambahan bahan tambahan (food additive), pengepakan, dan pembekuan dan pada umumnya disebut surimi. Hal tersebut agar hasil produksi perikanan dapat lebih awet disamping
mudah untuk dibuat produk-produk olahan lain yang mempunyai nilai lebih. Produk
yang semakin punya daya tarik adalah produk yang praktis dan mudah untuk
dikonsumsi oleh masyarakat adalah semacam nugget.
Oleh karena itu, melalui program ini diharapkan dapat meningkatkan peran
unit pembuat cetak nugget Polines dalam pengembangan teknologi tepat guna melalui
penerapan iptek pembuatan nugget dari surimi ikan dan sekaligus dapat meningkatkan
nilai komersial dan akademis hasil-hasil penelitian dan penerapan iptek yang
ditransferkan ke industri perikanan pasca tangkap ikan.
Paryono, Kunto Purbono 49
Penerapan Teknologi Pembuatan Nugget dari SurimiIkan
-
C. BAHAN DAN METODE
Bahan Mentah Surimi
Bahan mentah yang digunakan dalam pengolahan surimi dipilih jenis ikan yang berdaging putih karena jenis ikan ini dianggap mempunyai kemampuan pembuatan gel yang baik. Namun setelah adanya perkembangan, jenis ikan yang memiliki daging berwarna (dark meat) juga dapat digunakan. Hingga saat ini hampir segala jenis ikan dapat digunakan, tetapi jenis ikan yang kemampuan pembentukan gelnya rendah diperlukan perlakuan khusus agar produk akhir yang dihasilkan mempunyai elastisitas yang tinggi, yaitu dengan tambahan bahan pengental (gel substance). Disarankan agar bahan mentah yang digunakan dipilih dari jenis ikan yang kurang dimanfaatkan atau yang biasa disebut dengan ikan sampah (trash fish) dan segar. Semakin segar bahan mentah yang digunakan maka akan semakin baik produk yang dihasilkan, baik secara teknis maupun ekonomis, karena kemunduran mutu ikan akan menyebabkan protein terdenaturasi sehingga akan diperoleh kerugian yang besar pada tahap pembilasan (leaching) . Sedangkan bila tidak dilakukan pembilasan maka kemampuan pembentukan gel akan rendah.
Bahan Pembantu dan Tambahan
Bahan pembantu dan tambahan yang digunakan dalam pengolahan surimi adalah: air, es, garam, gula dan polyphosphat.
Prosedur Pengolahan
Prosedur pengolahan nugget melalui tahapan sebagai berikut:
(1) Penyiangan dan pencucian (2) Pemisahan daging dari tulang dan duri. (3) Pembilasan (leaching) (4) Pengepresan (5) Pencampuran (mixing) /pelumatan (grinding) (6) Pengepakan (7) Pembekuan (8) Penyimpanan Beku
50 Paryono, Kunto Purbono
DIAN MAS, Volume 2 Nomor 1 April 2013
-
Nugget
Nugget adalah suatu bentuk produk olahan daging yang terbuat dari daging
ikan yang dicetak dalam berbagai bentuk potongan. Potongan ini kemudian dilapisi
tepung berbumbu (battered dan breaded). Produk nugget dapat dibuat dari daging sapi, ayam, ikan, dan lain-lain tetapi yang popular di masyarakat adalah nugget ikan. Bahan
baku daging ikan untuk nugget, dapat menggunakan bagian dari ikan. Jenis daging ikan
ini bernilai ekonomis rendah (misalnya karena cacat, bukan karena telah rusak atau tidak segar) jika dijual dalam bentuk utuh. Bahan pendukung lain yang digunakan pada pembuatan nugget antara lain es batu, NaCl (garam dapur), 5 IPP (senyawa fosfat), maizena, bumbu, terigu, CMC, dan roti. Selain sebagai pembangkit rasa garam bersama
senyawa fosfst akan membantu pembentukan gel protein ayam denagn baik. Sehingga
nugget yang dihasilkan teksturnya kompak dan padat. Cara lain, dengan menggunakan
es batu dan maizena sebagai pengikat. Es membuat suhu tetap rendah, dengan begitu
terjadi pembentukan gel yang baik. Tepung terigu, maizena, dan CMC digunakan sebagai adonan pelapis sebelum
dilapisi dengan tepung roti Nugget dikonsumsi setelah proses penggorengan rendam
(deep fat frying). Bahan yang digunakan dalam pembuatan nugget surimi ikan antara lain :
surimi ikan, garam NaCl, Natripolifosfat (Na5P3O10) adalahyang paling umum ditambahkan dalam olahan daging, ikan hasil hewani dari laut. Sering digunakan berupa
pencampuran dengan natrium heksametalofosfat (NaPO3) n (n=10 15) untuk mengurangi pengaruh ion kalsium yang terdapat dalam air (brines) yang digunakan untukkyuring daging. Orto dan phirophospate sering mengendap jika digunakan dalam brines yang mengandung cukup banyak ion kalsium. Pada olahan daging cincang,
seperti sosis, pencambahan natrium klorida (2,5 4,0%) dan polyphosphate (0,35 0,5%) mendorong kemantapan emulsi dan setelah pemasakan, mendorong jaringan protein terkoagulsi yang saling mengikat. Pencelupan lembaran lembaran tipis ikon,
kerang, udang, dan daging ikan ke dalam larutan 6-12% polyphosphate menyebabakan
pelarutan di permukaan jaringan yang terjadi karena pengaruh phosphate (tertinggal dalam jaringan sebanyak 0,35-0,5%) yang kemudian pda tahap pemasakan dapat
Paryono, Kunto Purbono 51
Penerapan Teknologi Pembuatan Nugget dari SurimiIkan
-
membentuk lapisan protein terkoagulasi yang dapat membantu penahanan air
(Tranggono, 1989). Mekanisme peningkatan hidrasi daging ikan oleh senyawa phosphate dan
polyphosphate alkalis belum diketahui dengan jelas, meskipun sudah banyak kajian dilakukan. Kegiatan ini mungkin menyangkut pengaruh perubahan pH, kekuatan ion
dan interaksi antara anion phosphate dengan ion divalent dan myofibril. Beberapa
pendapat dengan pembukaan ikatan melintang antara aktin dan myosin menyebabkan
peningkatan saling tolak menolak yang bersifat elektrostatis antara rantai-rantai peptide
yang menyebabkan penggelembungan. Jika terdapat air di bagian luar, air tersebut dapat
diperangkap dalam jaringan protein yang kendor. Disamping itu, karena kekuatan ion sudah ditingkatkan interaksi antar protein kemungkinan berkurang sampai pada suatu
tingkat yang mana protein membentuk larutan koloidal. Kinsman (1994). Penambahan senyawa phosphate ke dalam daging mentah maupun olahan
dapat meningkatkan kemampuan mengikat air, penambahan tersebut banyak dilakukan
dalam pembuatan sosis, kyuring paha dan usaha mengurangi kehilangan berat karena
penetesan air dari daging ikan serta hasil hewani laut lainnya (Tranggono, 1989). Pernyataan ini didukung oleh Dore (1989), bahwa fillet ikan yang direndam dalam polyphosphate mengalami pengurangan keluarnya drip disbanding dengan yang tidak
direndam.
Menurut Kinsman (1994), fosfat memberikan banyak fungsi pada produk daging, fungsi terbaiknya adalah kemampuan meningkatkan daya ikat air (water holding capacity). Fosfat dapat meningkatkan pH dan kekuatan ionic yang berakibat pada peningkatan WHC. Fosfat juga bereaksi sinergis dengan garam dalam kaitannya mengekstrak protein myofibliar dan meningkatkan WHC.
52 Paryono, Kunto Purbono
DIAN MAS, Volume 2 Nomor 1 April 2013
-
Metode Kegiatan
Metode yang digunakan dalam kegiatan ini meliputi :
1. Penyuluhan
Adapun metode Penyuluhan meliputi :
a. Pembuatan surimi
b. Pembuatan nugget dari surimi
Tepung roti 25 gr telur 1 butir
keju parut 50 gr bawang putih 2 siung
kecap ikan 2 sdm
Surimi
Diuleni hingga merata
Dimasukkan ke dalam talam
Dikukus ( 25 menit)
Didinginkan
Digoreng
Dikemas
Dipotong sesuai selera
Dicelup dalam telur
Digulingkan dalam tepung roti
Diagram Alir Pembuatan Nugget Ikan
Paryono, Kunto Purbono 53
Penerapan Teknologi Pembuatan Nugget dari SurimiIkan
-
2. Proyek Lapangan
Tahapan dalam pembuatan nugget surimi ikan adalah sebagai berikut :
a. Siapkan surimi ikan
b. Masukkan ke dalam talam dan kukus 25 menit, kemudian dinginkan
c. Potong-potong sesuai dengan selera
d. Kemudian celupkan ke dalam telur dan gulingkan ke tepung roti (diulang sekali lagi) e. Goreng sampai kering dengan menggunakan api sedang agar tidak mudah gosong
f. Nugget siap dikemas / disajikan
D. KARYA UTAMA
Pembuatan Cetakan Nugget Polines dalam pengembangan teknologi tepat
guna melalui penerapan iptek pembuatan nugget dari surimi ikan dan meningkatkan
kandungan nilai komersial dan akademis hasil-hasil penelitian dan penerapan iptek yang
ditransferkan ke industri perikanan paska tangkap dengan pembuatan nugget dari surimi
ikan
Persiapan Membuat Nugget
Cetakan Nugget
54 Paryono, Kunto Purbono
DIAN MAS, Volume 2 Nomor 1 April 2013
-
E. ULASAN KARYA
Hasil dari program kegiatan ini adalah berupa terpecahkannya problem-
problem yang dihadapi industri mitra, baik di bidang teknologi, pembuatan nugget,
pengembangan produk maupun dalam aspek manajemen dan pemasaran. Hasil tersebut berdasarkan evaluasi yang dilakukan dengan cara :
(1) Menyebarluaskan daftar pertanyaan pada kelompok yang telah melaksanakan penerapan teknologi ini tentang kendala yang dihadapi, hasil yang dicapai. Kriteria
yang dipakai adalah hasil pembuatan nugget dari surimi ikan sesuai dengan cetakan.
(2) Mengadakan pengamatan langsung ke lapangan pada kelompok yang melaksanakan pembuatan nugget dari surimi ikan.
Perbedaan situasi sebelum dan sesudah adanya program kegiatan adalah :
bahwa sebelumnya proses penyuluhan pembuatan nugget, bentuk yang dihasilkan dari
cetakan seadanya yaitu cetakan kue dari bahan alumunium, UKM belum mengenal
cetakan yang berbentuk angka, Setelah ada program kegiatan penyuluhan dan
penerapan teknologi cetakan nugget, hasil nugget yang didapat menghasilkan bentuk
nugget berupa angka, dengan keadaan ini tampilan dari nugget lebih baik dan lebih
menarik bagi anak-anak karena sekaligus dapat belajar mengenal angka. Hal ini dikarenakan cetakan nugget berupa angka dari 0 sampai 9. Harapannya kedepan dapat
meningkatkan penjualan nuggget.
F. KESIMPULAN
Dari pelaksanaan program kegiatan ini dapat disimpulkan bahwa program ini berhasil yaitu dengan meningkatnya produk nugget surimi dengan bentuk tampilan yang menarik karena telah menggunakan cetakan berbentuk angka.
Paryono, Kunto Purbono 55
Penerapan Teknologi Pembuatan Nugget dari SurimiIkan
-
G. DAMPAK DAN MANFAAT KEGIATAN
Dampak adanya kegiatan ini adalah hasil nugget lebih menarik dan harapaanya penjualan nugget ini dapat meningkat, sehingga akan dapat meningkatkan kesejahteraan bagi UKM.
Manfaat dengan adanya program kegiatan ini adalah dapat memberikan andil meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui pembuatan produk nugget ikan.
H. DAFTAR PUSTAKA
(1) Sri Suhartini, 2005 Olahan Ikan Segar, Surabaya, Trubus Agrisarana
(2) Joenarto Kartono,1998, Surimi, Semarang, Dinas Perikanan Provinsi Jawa Tengah.
I. PENGHARGAAN
Terimaksih yang sebesar besarnya kami sampaikan pada Politeknik Negeri Semarang dalam hal ini UP2M yang telah memberi dana sehingga program kegiatan ini dapat berjalan dengan baik dan lancar.
56 Paryono, Kunto Purbono
DIAN MAS, Volume 2 Nomor 1 April 2013