penerapan teknik demonstrasi untuk meningkatkan · pdf filemacam-macam teknik penyajian...
TRANSCRIPT
i
PENERAPAN TEKNIK DEMONSTRASI UNTUK
MENINGKATKAN PEMAHAMAN MATERI
BILANGAN SISWA KELAS 1
SDN 02 CURAHMALANG
PROPOSAL
Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah
“PENELITIAN TINDAKAN KELAS”
Dosen Pembimbing:
Sutopo, M.Pd.
OLEH
SRI GUANTI
NIM. 3214113157
PROGRAM STUDI MATEMATIKA
JURUSAN TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
TULUNGAGUNG
April 2014
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur alhamdulilah penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT atas
segala karunianya sehingga laporan penelitian ini dapat terselesaikan. Shalawat
dan salam semoga senantiasa abadi tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW
dan umatnya.
Sehubungan dengan selesainya penulisan proposal ini maka penulis
mengucapkan terimakasih kepada:
1. Dr. Maftukhin, M. Ag. selaku ketua IAIN Tulungagung.
2. Bapak Sutopo, M. Pd. selaku dosen pembimbing mata kuliah “Penelitian
Tindakan Kelas” yang telah membimbing kami dalam menyelesaikan tugas
proposal ini.
3. Kedua orangtua yang selalu memberi motivasi dalam bentuk material maupun
spiritual.
4. Petugas perputakaan yang mana telah membantu memfasilitasi buku-buku
sebagai bahan referensi kami.
5. Semua pihak yang telah membantu dalam proses penyusunan proposal ini.
Dengan penuh harap semoga jasa kebaikan mereka diterima Allah SWT.
dan tercatat sebagai amal shalih. Akhirnya, karya ini penulis suguhkan kepada
segenap pembaca, dengan harapan adanya saran dan kritik yang bersifat
konstruktif demi perbaikan. Semoga karya ini bermanfaat dan mendapat ridha
Allah SWT.
Tulungagung, April 2014
Penulis
Sri Guanti
iii
DAFTAR ISI
COVER .................................................................................................................... i
KATA PENGANTAR ............................................................................................ ii
DAFTAR ISI .......................................................................................................... iii
BAB I ...................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN................................................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah ............................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................................ 5
C. Tujuan Penelitian ......................................................................................... 5
D. Hipotesis Tindakan....................................................................................... 5
E. Manfaat Penelitian ....................................................................................... 5
BAB II ..................................................................................................................... 7
KAJIAN PUSTAKA ............................................................................................... 7
A. Hakikat Pemahaman Materi Bilangan ...................................................... 7
B. Hakikat Teknik Demonstrasi .................................................................... 8
BAB III.................................................................................................................. 13
METODE PENELITIAN ...................................................................................... 13
A. Pendekatan dan Jenis Penelitian................................................................. 13
B. Lokasi Penelitian ........................................................................................ 15
C. Kehadiran Peneliti ...................................................................................... 16
D. Data dan Sumber Data ............................................................................... 16
E. Teknik Pengumpulan Data ......................................................................... 17
F. Teknik Analisis Data .................................................................................. 18
G. Pengecekan Keabsahan Data...................................................................... 19
iv
H. Tahap-Tahap Penelitian ............................................................................. 20
DAFTAR RUJUKAN ........................................................................................... 22
LAMPIRAN .......................................................................................................... 24
1
البيان علمه
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Allah SWT. berfirman :
“(Rabb) Yang Maha Pemurah. Yang telah mengajarkan al Qur’an.Dia
menciptakan manusia.Mengajarnya pandai berbicara /AI-Bayan”. (QS. Ar-
Rahman: 4)
Dalam QS. Ar-Rahman: 4, dapat diambil beberapa pokok pemikiran
yaitu, Kata Ar-Rahman menunjukkan bahwa sifat-sifat pendidik adalah murah
hati, penyayang dan lemah lembut, santun dan berakhlak mulia kepada anak
didiknya dan siapa saja yang menunjukan profesionalisasi pada Kompetensi
Personal. Seorang guru hendaknya memiliki kompetensi paedagogis yang baik
sebagaimana Allah mengajarkan al-Quran kepada Nabi-NYA. Al-Quran
menunjukkan sebagai materi yang diberikan kepada anak didik adalah kebenaran/
ilmu dari Allah (Kompetensi Profesional) keberhasilan pendidik adalah ketika
anak didik mampu menerima dan mengembangkan ilmu yang diberikan, sehingga
anak didik menjadi generasi yang memiliki kecerdasan spiritual dan kecerdasan
intelektual, sebagaimana penjelasan AI-Bayan.1
Tim MKDK mengatakan bahwa pada waktu bangsa Indonesia berjuang
merintis kemerdekaan, ada tiga tokoh pendidikan sekaligus pejuang kemerdekaan
yang berjuang melalui pendidikan. Mereka membina anak-anak dan para pemuda
melalui lembaganya masing-masing untuk mengembalikan harga diri dan
martabatnya yang hilang akibat penjajahan Belanda. Tokoh-tokoh pendidik itu
adalah Mohamad Safei, Ki Hajar Dewantara, dan Kyai Haji Ahmad Dahlan.2 Ada
1 Syamsul, “Dalil Al-Qur’an Tentang Pendidikan”, dalam Dalil Al qur'an/DALIL AL-
QUR’AN TENTANG PENDIDIKAN _ Syamsul14's Blog.htm, diakses 27 Maret 2014 2 Zaini, Landasan Pendidikan, (Yogyakarta: Mistaq Pustaka, 2011), hal. 31
2
lima butir yang dijadikan dasar pendidikan yaitu 1) Perubahan cara berfikir, 2)
Kemasyarakatan, 3) Aktivitas, 4) Kreativitas dan 5) Optimisme.3
Pendidikan adalah segala kegiatan pembelajaran yang berlangsung
sepanjang zaman dalam segala situasi kegiatan kehidupan. Pendidikan
berlangsung disegala jenis, bentuk dan tingkat lingkungan hidup, yang kemudian
mendorong pertumbuhan segala potensi yang ada di dalam diri individu. Dengan
kegiatan pembelajaran seperti itu, individu mampu mengubah dan
mengembangkan diri menjadi semakin dewasa, cerdas, dan matang. Jadi
singkatnya, pendidikan merupakan sistem proses perubahan menuju
pendewasaan, pencerdasan, dan pematangan diri. Dewasa dalam hal
perkembangan badan, cerdas dalam perkembangan jiwa, dan matang dalam hal
berperilaku.4 Di dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 4 ayat
(1) menyebutkan bahwa pendidikan diselenggarakan secara demokratis dan
berkeadilan serta diskriminatif dengan menjunjung tinggi hak asasi manusia, nilai
keagamaan, nilai kultural, dan kemajemukan bangsa. Sedangkan Pasal (5) ayat (1)
menyebutkan bahwa setiap warga negara mempunyai hak yang sama untuk
memperoleh pendidikan yang bermutu.5
Pendidikan bermutu adalah pendidikan yang dapat memberikan ilmu
pengetahuan, keterampilan dan pendidikan kepada anak didik dalam lingkungan
formal. Misalnya di SD, SMP, dan SLTA. Pendidikan itu dapat memberikan
kecerdasan pada otak anak dan dapat pula mematangkan pikiran mereka. Semua
itu dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa dan meningkatkan tarap hidup
masyakat Indonesia. Hal ini merupakan cita-cita sesuai UUD 1945. Pemerintah
telah mengalokasikan dari APBN sebanyak 20 persen untuk pendidikan dalam
peningkatan mutu. Mulai dari perbaikan gedung, beasiswa, bos, kenaikan gaji
guru, sertifikasi, dan biaya sekolah standar nasional atau internasional. Semua ini
telah disalurkan pemerintah pusat ke daerah. Di sisi yang lain peralatan dan media
pembelajaran di sekolah-sekolah di daerah tidak lengkap. Standar ujian nasional
dan standar fasilitas pembelajaran di sekolah bagaikan bumi dengan langit.
3 Ibid., hal. 32
4 Suparlan Suhartono, Filsafat Pendidikan, (Jogjakarta: AR-RUZZ MEDIA, 2008), hal. 79-
80 5 Tim Redaksi Fokus Media, SISDIKNAS, (Bandung: FOKUSMEDIA, 2004), hal. 6
3
Akhirnya pendidikan masih dilanda berbagai macam persoalan.6 Sehingga tujuan
pendidikan sering bersifat sangat umum seperti menjadi manusia yang baik, yang
bertanggung jawab, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang mengabdi
kepada masyarakat dan sebagainya.7 Oleh karena itu, untuk meningkatkan
kualitas sumber daya manusia. Dengan pendidikan yang baik kita akan mudah
mengikuti perkembangan zaman di masa yang akan datang. Sesuai dengan
perkembangan situasi dan kondisi kehidupan, akan membawa sikap mental
tingkah laku siswa. Dalam hal ini merupakan proses yang secara alami munculnya
suatu permasalahan yang baru dalam dunia pendidikan. Sehingga dalam
penyampaian materi pelajaran dituntut untuk selalu menyesuaikan dengan kondisi
peserta didik yang sekarang.
Keberhasilan pencapaian tujuan pendidikan terutama ditentukan oleh
pembelajaran yang dialami siswa. Siswa yang belajar akan mengalami perubahan
baik dalam pengetahuan, pemahaman, keterampilan, nilai, dan sikap. Agar
perubahan tercapai dengan baik, maka perlu diterapkan pembelajaran yang efektif.
Pembelajaran yang efektif dapat membantu peserta didik untuk meningkatkan
kemampuan sesuai kompetensi dasar yang harus dicapai.
Reiser Robert mengemukakan pembelajaran yang efektif adalah
pembelajaran dimana siswa memperoleh keterampilan-keterampilan yang
spesifik, pengetahuan dan sikap serta merupakan pembelajaran yang disenangi
siswa. Intinya bahwa pembelajaran dikatakan efektif apabila terjadi perubahan-
perubahan pada aspek kognitif, afektif, dan psikomotor.8 Mengingat pentingnya
pembelajaran untuk tercapainya tujuan pendidikan, maka pemilihan metode dalam
pembelajaran haruslah yang mampu membentuk peserta didik menjadi mandiri
dan berkualitas terutama dalam pelajaran matematika.
Macam-macam teknik penyajian pembelajaran dalam pelajaran
matematika sangat bervariasi, salah satunya adalah teknik interaksi mengajar di
dalam kelas yaitu Teknik Demonstrasi. Teknik mengajar demonstrasi merupakan
6http://www.waspadamedan.com/index.php?option=com_content&view=article&id=3819:
mendambakan-pendidikan-bermutu&catid=63:surat-pembaca&Itemid=234, diakses pada 08 April
2014 7 http://kamusbahasaindonesia.org/pendidikan/mirip#ixzz2xcOWiWcl, diakses 01 April
2014 8 Irwan Safari, “Pembelajaran Efektif” dalam
http://irwansafari.blogspot.com/p/pembelajaran-efektif.html, diakses 04 April 2014
4
metode mengajar yang sangat efektif dalam menolong siswa mencari jawaban atas
pertanyaannya.9 Dengan demonstrasi sebagai teknik mengajar dimaksudkan
proses penerimaan siswa terhadap pelajaran akan lebih berkesan secara
mendalam, sehingga membentuk pengertian dengan baik dan sempurna. Juga
siswa dapat mengamati dan memperhatikan pada apa yang diperlihatkan guru
selama pelajaran berlangsung. Jadi penggunaan teknik demonstrasi mempunyai
tujuan agar siswa mampu memahami tentang cara mengatur atau menyusun
sesuatu.
Teknik demonstrasi agar bisa berjalan efektif, maka perlu memperhatikan
hal-hal sebagai berikut 1) Guru harus mampu menyusun rumusan tujuan
instruksional, agar dapat memberi motovasi yang kuat pada siswa untuk belajar,
2) Pertimbangkanlah baik-baik apakah pilihan teknik anda mampu menjamin
tercapainya tujuan yang telah anda rumuskan, 3) Amatilah apakah jumlah siswa
memberi kesempatan untuk suatu demonstrasi yang berhasil, bila tidak anda harus
mengambil kebijakan itu, 4) Apakah anda telah meneliti alat-alat dan bahan yang
akan digunakan mengenai jumlah, kondisi dan tempatnya. Juga anda perlu
mengenal baik-baik, atau telah mencoba terlebih dahulu agar demonstrasi itu
berhasil, 5) Harus sudah menentukan garis besar langkah-langkah yang akan
dilakukan, 6) Apakah tersedia waktu yang cukup, sehingga anda dapat memberi
keterangan bila perlu dan peserta didik bisa bertanya, 7) Selama demonstrasi
berlangsung guru harus memberi kesempatan pada siswa untuk mengamati
dengan baik dan bertanya, 8) Anda perlu mengadakan evaluasi apakah
demonstrasi yang anda lakukan itu berhasil dan bila perlu demonstrasi bisa
diulang.10
Berdasarkan hasil dialog yang dilakukan dengan guru matematika kelas 1
di SD Negeri II Curahmalang diperoleh bahwa masih banyak siswa mengalami
kesulitan dalam membedakan membaca lambang bilangan dan menulis lambang
bilangan. Sehingga dari latar belakang masalah diatas, maka penggunaan metode
Demonstarsi perlu diujicobakan untuk mengetahui pemahaman siswa kelas 1 SD
Negeri 02 Curahmalang. Oleh karena itu, akan dilakukan penelitian tindakan kelas
9 Team Didaktik Metodik Kurikulum IKIP Surabaya, Pengantar Didaktik Metodik
Kurikulum PBM, (Jakarta: PT Grafindo Persada, 1995), hal. 52 10
10
Roestiyah, Srategi Belajar Mengajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 1991), hal. 84
5
dengan judul “Penerapan Teknik Demonstrasi untuk Meningkatkan
Pemahaman Materi Bilangan Siswa Kelas 1 SDN 02 Curahmalang”.
B. Rumusan Masalah
Sesuai dengan uraian latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan suatu
masalah sebagai berikut:
1. Bagaimanakah cara meningkatkan pemahaman materi bilangan siswa kelas
1 SDN 02 Curahmalang?
2. Apakah penerapan teknik demonstrasi dapat meningkatkan pemahaman
materi bilangan siswa kelas 1 SDN 02 Curahmalang?
C. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan permasalahan di atas, penelitian ini bertujuan:
1. Untuk mendeskripsikan cara mengatasi meningkatkan pemahaman materi
bilangan siswa kelas 1 SDN 02 Curahmalang.
2. Untuk mengetahui hasil di terapkannya teknik demonstrasi untuk
meningkatkan pemahaman materi bilangan siswa kelas 1 SDN 02
Curahmalang.
D. Hipotesis Tindakan
Hipotesis tindakan dalam proposal penelitian ini adalah : “Jika penerapan
teknik demonstrasi diterapkan dalam pengajaran matematika maka pemahaman
materi bilangan pada siswa kelas 1 akan dapat teratasi”.
E. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan agar dapat bermanfaat bagi pihak-pihak antara
lain:
1. Bagi guru, diharapkan dapat menggunakan strategi-strategi pembelajaran
matematika yang bisa meningkatkan pemahaman peserta didik.
2. Bagi siswa, penelitian ini diharapkan tidak mengalami kesulitan dalam
memahami konsep-konsep matematika.
6
3. Bagi sekolah, penelitian ini dapat memberi sumbangan yang baik dalam rangka
perbaikan proses pembelajaran, dapat dimanfaatkan untuk referensi guru
pengajar matematika serta meningkatkan mutu pendidikan di sekolah.
4. Bagi peneliti, untuk menambah wawasan keilmuan sebagai wujud dari
partisipasi pengembangan ilmu serta untuk menambah pengetahuan,
pengalaman dalam penulisan proposal.
7
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Hakikat Pemahaman Materi Bilangan
1. Pengertian Pemahaman
Pemahaman yaitu mengetahui suatu hal dan mampu
mengimplikasikannya karena pengetahuan yang dimiliki tidak hanya dalam
pikiran tetapi mampu menggunakannya sehingga tidak hanya mengerti saja
melainkan bisa menerapkannya.
Pada manusia bukan hanya sekedar hubungan yang terjalin, tetapi
suatu interaksi, yaitu saling mempengaruhi, atau hubungan timbal balik.
Interaksi ini tidak bersifat mekanistis atau otomatis, tetapi beragam dan unik.
Agar individu, dalam hal terutama para pendidik dan pengajar dapat
berinteraksi dengan baik dengan individu lain, terutama dengan para terdidik
dan siswanya, maka diperlukan suatu pemahaman. Pemahaman tentang dirinya
sendiri dan juga pemahaman tentang orang lain. Tanpa pemahaman yang
mendalam dan meluas tentang diri sendiri dan orang lain ini tidak mungkin
individu, terutama pendidik dapat berinteraksi dengan orang lain dengan baik.
Pemahaman karakteristik dan kemampuan siswa dapat dilakukan
melalui teknik tes seperti tes kepribadian, kecerdasan, bakat, minat, sikap,
motivasi, prestasi belajar serta tes fisik. Pemahaman siswa juga dapat
dilakukan melalui teknik non tes, seperti observasi, wawancara, angket, studi
dokumenter, sosiometri, fortofolio, otobiografi, studi kasus, konferensi kasus,
dan lai-lain. Pemahaman siswa dapat dilakukan oleh guru sendiri baik secara
langsung dengan siswa, ataupun melalui sumber lain seperti orang tua, guru
lain, siswa lain, dan sebagainya. Pengumpulan data tes bisa dilakukan dengan
meminta bantuan lembaga-lembaga tes.11
2. Pengertian Bilangan
11
Nana Syaodih Sukmadinata, Landasan Psikologi Proses Pendidikan, (Bandung: PT
Remaja Rosdakarya, 2011), hal. 229
8
Dalam pelajaran matematika ada salah satu materi yang berkaitan
dengan bilangan. Subbab diantaranya yaitu membilang banyak benda,
mengurutkan banyak benda, dan menentukan nilai tempat puluhan dan satuan.
Menurut hasil wawancara yang saya dapat banyak siswa yang mengalami
kesulitan dalam kemampuan membaca dan menulis lambang bilangan.
Membaca pada hakikatnya adalah suatu yang rumit yang melibatkan banyak
hal, tidak hanya sekedar melafalkan tulisan, tetapi juga melibatkan aktivitas
visual, berpikir, psikolinguistik, dan metakognitif.12
Sedangakan menulis
merupakan kegiatan berupa penuangan ide atau gagasan dengan kemampuan
yang kompleks melalui aktivitas yang aktif produktif dalam bentuk simbol
huruf dan angka secara sistematis sehingga dapat dipahami oleh orang lain.
Bilangan adalah banyaknya benda yang jumlahnya tidak diketahui
kebenarannya.
B. Hakikat Teknik Demonstrasi
1. Pengertian Teknik
Teknik atau metode adalah ilmu yang mempelajari cara-cara untuk
melakukan aktivitas yang tersistem dari sebuah lingkungan yang terdiri dari
pendidik dan peserta didik untuk saling berinteraksi dalam melakukan suatu
kegiatan sehingga proses belajar berjalan dengan baik dalam arti tujuan
pengajaran tercapai.13
Agar tujuan pengajaran tercapai sesuai dengan yang
telah dirumuskan oleh pendidik, maka perlu mengetahui, mempelajari metode
belajar, serta dipraktekkan dalam mengajar. Beberapa metode atau teknik
mengajar antara lain 1) metode ceramah, 2) metode latihan siap, 3) metode
tanya jawab, 4) metode diskusi atau musyawarah, 5) metode demonstrasi atau
eksperimen, 6) metode pembagian tugas, 7) metode karyawisata, 8) metode
12
Farida Rahim, Pengajaran Membaca di Sekolah Dasar, (Jakarta: PT Bumi Aksara,
2008), hal. 2 13
Wati, Penerapan Metode Demonstrasi untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep
Penjumlahan dan Pengurangan Bilangan Bulat pada Siswa Kelas IV SD Negeri Jaten I Jogorogo
Ngawi Tahun 2011, dalam Skripsi, hal. 12
9
kerja kelompok, 9) sistem regu, dan 10) metode sosiodrama dan bermain
peran.14
2. Teknik Demonstrasi
Demonstrasi berasal dari kata demonstration yang berarti
pertunjukkan. Maka metode atau teknik pembelajaran dengan demonstrasi
diartikan sebagai model mengajar dengan pendekatan visual agar siswa dapat
mengamati proses, informasi, peristiwa, alat dalam pelajaran fisika.15
Teknik mengajar demonstrasi merupakan teknik mengajar yang sangat
efektif dalam menolong siswa mencari jawaban atas pertanyaannya.16
Sehubungan dengan pengertian diatas dapat dinyatakan bahwa teknik
atau metode demonstrasi adalah teknik mengajar yang dilakukan guru dengan
menggunakan peragaan untuk memperjelas suatu pengertian atau untuk
memperlihatkan bagaimana berjalannya suatu proses pembentukan tertentu
pada siswa.
Selain itu metode demonstrasi juga digunakan dalam pembelajaran
aktif, sebab bersentuhan dengan bagaimana siswa memperagakan sesuatu.
Strategi pembelajaran ini memperlihatkan bagaimana ia melakukan sesuatu
yang kemudian diamati dan dibahas.17
a. Model-model metode demonstrasi
Berdasarkan siapa yang melakukan secara aktif berdemonstrasi,
apakah guru atau siswa, dapatlah dikelompokkan beberapa model
demosntrasi, yaitu:
i. Guru yang berdemonstrasi sendiri dan siswa hanya mengamati atau
melihat dari jauh. Disini siswa kurang berpartisipasi.
ii. Demonstrasi dilakukan oleh guru dan siswa bersama. Misalnya ikut
mengukur, mengamati, mengumpulkan data, menjawab, dll.
14
Team Didaktik Metodik Kurikulum IKIP Surabaya, Pengantar Didaktik..., hal. 41-70 15 Paul Suparno,Metodologi Pembelajaran Fisika, (Yogyakarta: Universitas Sanata Darma,
2007), hal. 142 16 Team Didaktik Metodik Kurikulum IKIP Surabaya, Pengantar Didaktik..., hal. 52 17
Hamzah B. Uno dan Nurdin Mohamad, Belajar dengan Pendekatan PAILKEM. (Jakarta:
PT Bumi Aksara, 2012), hal. 98
10
iii. Dilakukan oleh sekelompok siswa. Demonstrasi ini dilakukan oleh
sekelompok siswa yang telah ditunjuk sebelumnya sehingga dapat
mempersiapkannya dengan baik.
iv. Dilakukan oleh seorang siswa. Siswa yang telah ditunjuk atau yang
menawarkan diri dapat melakukan demonstrasi di depan kelas. Baik
guru sebelumnya membantu dalam persiapan sehingga
demonstrasinya lancar.
v. Dilakukan oleh tamu yang diundang. Kadang ada tamu atau seorang
ahli yang datang ke sekolah dan mereka diminta demonstrasi tentang
suatu alat atau topik tertentu.18
b. Hal-hal yang perlu diperhatikan guru
Adapun hal-hal yang perlu diperhatikan guru dalam
menggunakan teknik demonstrasi antara lain:
i. Demonstrasi akan menjadi teknik yang tidak wajar apabila alat yang
di demonstrasikan tidak bisa di amati dengan seksama oleh siswa.
Misalnya alatnya terlalu kecil atau penjelasannya tidak jelas.
ii. Demonstrasi menjadi kurang efektif bila tidak di ikuti oleh aktivitas
dimana siswa sendiri dapat ikut memperhatikan dan menjadi
aktivitas mereka sebagai pengalaman yang berharga.
iii. Tidak semua hal dapat di demonstrasikan di kelas karena sebab alat-
alat yang terlalu besar atau yang berada di tempat lain yang
tempatnya jauh dari kelas.
iv. Hendaknya dilakukan dalam hal-hal yang bersifat praktis.
v. Sebagai pendahuluan, berilah pengertian dan landasan teori dari apa
yang akan di demonstrasikan.19
Sebaiknya dalam mendemonstrasikan pelajaran tersebut guru
harus terlebih dulu mendemonstrasikan dengan sebaik-baiknya, baru
diikuti oleh murid-muridnya yang sesuai dengan petunjuk. Penggunaan
18 Paul Suparno, Metodologi Pembelajaran..., hal. 145 19
Rahman Qorib Lubis,”Penerapan Metode Demonstrasi Dalam Pembelajaran Matematika
Di Mis Ummi Lubuk Pakam” dalam
http://perguruanpendidikanummi.blogspot.com/2014/02/penerapan-metode-demonstrasi-
dalam.html, diakses 21 April 2014
11
teknik demonstrasi ini sangat menunjang proses interaksi mengajar
belajar di kelas.
c. Kelebihan teknik demonstrasi
i. Perhatikan siswa dapat dipusatkan kepada hal-hal yang dianggap
penting oleh guru sehingga hal-hal yang penting dapat diamati
seperlunya. Perhatian siswa lebih mudah dipusatkan pada proses
belajar dan tidak tertuju pada hal-hal lain.
ii. Dapat mengurangi kesalahan-kesalahan bila dibandingkan dengan
hanya membaca di dalam buku, karena siswa telah memperoleh
gambaran yang jelas dari hasil pengamatannya.
iii. Bila siswa turut aktif bereksperimen, maka siswa akan memperoleh
pengalaman-pengalaman praktek untuk mengembangkan
kecakapannya dan memperoleh pengakuan dan penghargaan dari
teman-teman dan gurunya.
iv. Beberapa masalah yang menimbulkan pertanyaan pada diri siswa
dapat dijawab waktu mengamati proses demonstrasi atau
eksperimen.20
d. Kelemahan teknik demonstrasi
i. Memerlukan waktu yang cukup banyak
ii. Apabila terjadi kekurangan media, metode demonstrasi menjadi
kurang efesien.
iii. Memerlukan biaya yang cukup mahal, terutama untuk membeli
bahan-bahannya.
iv. Memerlukan tenaga yang tidak sedikit.
v. Apabila siswa tidak aktif maka metode demonstran menjadi tidak
efektif.21
e. Langkah-langkah menggunakan metode demonstrasi
i. Merumuskan tujuan yang akan dicapai oleh siswa setelah proses
demonstrasi berakhir, yang meliputi beberapa aspek seperti aspek
pengetahuan, sikap, atau keterampilan tertentu.
20
Team Didaktik Metodik Kurikulum IKIP Surabaya, Pengantar Didaktik..., hal. 54 21
Rahman Qorib Lubis,”Penerapan Metode Demonstrasi Dalam..., diakses 21 April 2014
12
ii. Mempersiapkan garis besar langkah-langkah demonstrasi yang
akan dilakukan, diperlukan sebagai panduan.
iii. Melakukan uji coba demonstrasi.
iv. Mengatur tempat duduk yang memungkinkan semua siswa dapat
memerhatikan dengan jelas apa yang didemonstrasikan.
v. Mengemukakan tujuan yang akan dicapai oleh siswa.
vi. Menjelaskan tugas-tugas apa yang harus dilakukan olah siswa,
misalnya siswa ditugaskan untuk mencatat hal-hal yang dianggap
penting dalam pelaksanaan demonstrasi.
vii. Memulai demonstrasi dengan kegiatan-kegiatan yang merangsang
siswa untuk berpikir, misalnya melalui pertanyaan-pertanyaan yang
mengandung teka-teki sehingga mendorong siswa untuk tertarik
memerhatikan demonstrasi.
viii. Ciptakan suasana yang menyenangkan dan hindari suasana yang
menegangkan.
ix. Yakinkan bahwa semua siswa mengikuti jalannya demonstrasi
dengan memerhatikan reaksi seluruh siswa.
x. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk secara aktif
memikirkan lebih lanjut sesuai dengan apa yang dilihat dari proses
demonstrasi itu.
xi. Apabila proses demonstrasi selesai dilakukan, proses pembelajaran
perlu diakhiri dengan memberikan tugas-tugas tertentu yang ada
kaitannya dengan pelaksanaan demonstrasi dan proses pencapaian
tujuan pembelaran. Hal ini diperlukan untuk meyakinkan apakah
siswa memahami proses demonstrasi itu atau tidak. Selain
memberikan tugas yang relevan, ada baiknya guru dan siswa
melakukan evaluasi bersama tentang jalannya proses demonstrasi
itu untuk perbaikan selanjutnya.
13
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Pendekatan dan Jenis Penelitian
Penelitian pada hakikatnya merupakan suatu upaya untuk menemukan
kebenaran atau untuk lebih membenarkan kebenaran. Usaha untuk mengejar
kebenaran dilakukan oleh para filsuf, peneliti, maupun oleh para praktisi melalui
model-model tertentu.22
Dalam suatu penelitian agar seorang peneliti mempunyai sebuah
gambaran mengenai masalah–masalah yang telah dihadapi dan cara mengatasi
masalah tersebut serta memperoleh gambaran yang jelas mengenai langkah–
langkah yang harus ditempuh maka diperlukan penelitian yang tepat. Berdasarkan
pada masalah yang dikaji, jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini
adalah penelitian tindakan kelas. Penelitian tindakan kelas sangat cocok untuk
penelitian ini, karena penelitian diadakan di dalam kelas dan lebih difokuskan
pada masalah-masalah yang terjadi pada saat proses belajar mengajar
berlangsung. Suharsimi Arikunto mengemukakan “penelitian tindakan kelas
merupakan salah satu bentuk penelitian yang dilakukan di kelas”.23
Penelitian
tindakan kelas bertujuan untuk meneliti objek atau sasaran pendidikan yang
mempengaruhi hasil pembelajaran di kelas.24
Menurut Suharsimi Arikunto ruang
lingkup PTK secara teoritis mencakup komponen-komponen seperti: 1) Siswa, 2)
Guru, 3) Materi pelajaran, 4) Peralatan dan atau sarana-prasarana pendidikan, 5)
Hasil pembelajaran, 6) Pengelolaan (manajemen), dan 7) Lingkungan.25
Penelitian tindakan kelas ini menggunakan pendekatan penelitian
kualitatif dikarenakan menggali informasi secara rinci. Penelitian kualitatif adalah
penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami
oleh subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan,dll., secara
holistik dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu
22
Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,
2012), hal. 49. 23
Jasa Ungguh Muliawan, Penelitian Tindakan Kelas(Classroom Action Research),
(Yogyakarta: Gava Media, 2010), hal. 1 24
Ibid., hal. 4 25
Ibid.,, hal 2
14
konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode
alamiah.26
Pada pengolahan data dan informasi penelitian model kualitatif
mencakup langkah-langkah konkrit sebagai berikut: 1) Pengumpulan, 2)
Pemilihan, 3) Pemisahan, 4) Strukturisasi, 5) Analogi, dan 6) Penarikan
kesimpulan. 27
Gambar 3. 1 Teknik Pengolahan Data Kualitatif
Adapun penjelasan masing-masing dari teknik pengolahan data kualitatif
sebagai berikut:
a. Pengumpulan data dan informasi termasuk salah satu bagian yang tidak
mungkin pisah dari jenis penelitian kualitatif. Dasar pemikirannya jelas.
Tidak mungkin ide, gagasan atau pemikiran tentang pendidikan itu muncul
dengan sendirinya tanpa ada sumber inspirasi awal sebagai pemicu.
26
Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian...., hal. 6 27
Jasa Ungguh Muliawan, Penelitian Tindakan..., hal. 13
Pengumpulan
Pemilihan
Pemisahan
Strukturisasi
Analogi
Penarikan Kesimpulan
15
b. Pemilihan data dan informasi ini sangat memerlukan kesabaran, ketelitian
dan kehati-hatian. Jika ada data atau informasi yang dirasa “meragukan”
maka tindakan “cek silang” menjadi satu keharusan yang mesti dilakukan
seorang peneliti. Aktifitas cek silang ini akan harus dilakukan sampai
ditemukan data atau informasi yang dianggap paling “valid” dan “sah” serta
“dapat dipertanggungjawabkan” kebenarannya.
c. Pemisahan atau pemilihan data dan informasi ini sering disebut juga sebagai
tahap klasifikasi atau tahap pengelompokkan data. Tahap dimana data dan
informasi yang diperoleh dipilah-pilah dan dipilih untuk dicari yang terbaik.
d. Strukturisasi data dan informasi disebut juga sebagai tahap sistimatisasi.
Strukturisasi data dan informasi merupakan tahap dimana satuan-satuan data
yang telah dipilah dan dipilih tersebut dikelompokkan kedalam klasifikasi
khusus.
e. Tahap analogi data disebut juga tahap penalaran, interpretasi atau penafsiran
data. Pada tahap ini data yang telah diolah ditafsirkan kembali untuk
merumuskan akar persoalan yang dihadapi. Kemudian di diagnosa dalam
arti diteliti penyebab utama terjadinya masalah. Setelah itu diuraikan
kembali untuk mencari solusi dan jalan keluar terbaik menyelesaikannya.
f. Tahap penarikan kesimpulan merupakan tahap paling akhir dalam proses
pengolahan data kualitatif. Sebab pada tahap ini secara material, inti atau
akar persoalan yang diamati telah ditemukan jawabannya. Sehingga aktifitas
penelitian bisa dianggap selesai.
B. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian yang akan diteliti oleh peneliti adalah SD Negeri 02
Curahmalang. Sekolah dasar ini terletak di Jl. Krajan No. 25 Desa Curahmalang,
Kecamatan Sumobito, Kabupaten Jombang. Melihat letak yang strategis dengan
berbagai macam latar belakang siswa membuat peneliti ingin melakukan
penelitian disini, pada semester II tahun pelajaran 2013/ 2014.
Lokasi ini dipilih karena memenuhi standar kualitas, fasilitas sarana dan
prasarana yang telah memadai, pada kenyataannya masih bisa mengoptimalkan
hasil pembelajaran siswa, khususnya pada mata pelajaran matematika. Hasil
16
wawancara dari guru kelas terhadap kegiatan pembelajaran matematika kelas 1
SD menunjukkan bahwa siswa masih bersifat kekanak-kanakan dan ramai sendiri.
Oleh karena itu diperlukan satu penelitian tindakan yang dapat membantu
memperbaiki dan meningkatkan kualitas pembelajaran, keaktifan, dan
meningkatkan pemahaman siswa.
C. Kehadiran Peneliti
Kehadiran peneliti di lapangan untuk penelitian kualitatif mutlak
diperlukan. Peran peneliti dalam penelitian ini sebagai instrumen utama yaitu
perencana dan pelaksana kegiatan, pengumpul data, penganalisis data dan pelapor
temuan penelitian. Sedangkan pengamat tindakan dilakukan oleh teman sejawat
yang bernama Siti Komsiyah dan bertindak sebagai observer. Kegiatan penelitian
ini dimulai dari studi pendahuluan, kemudian mengirim surat kepada kepala
sekolah SD Negeri 02 Curahmalang tentang pemberian ijin peneliti, kemudian
peneliti mulai memasuki lokasi penelitian tersebut.
D. Data dan Sumber Data
Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Wawancara dengan subjek penelitian.
2. Tes, untuk mengetahui pemahaman siswa.
3. Observasi, digunakan untuk mengamati kegiatan selama proses
pembelajaran.
4. Catatan lapangan selama proses pelaksanaan penelitian.
Sumber data penelitian ini adalah siswa kelas 1 SD Negeri 02
Curahmalang tahun pelajaran 2013/ 2014 dengan jumlah keseluruhan 25 siswa.
Dasar penetapan subjek siswa kelas 1 SD karena materi yang diajarkan adalah
materi yang dianggap sulit oleh siswa kelas 1 SD. Dari 25 siswa yang menjadi
subjek penelitian, akan diambil 10 siswa dari kelas 1 SD untuk subyek
wawancara. Pengambilan subyek wawancara akan diambil secara acak, dengan
kualifikasi 3 siswa berkemampuan rendah, 3 siswa berkemampuan sedang (rata-
rata), dan 4 siswa berkemampuan tinggi ditinjau dari kemampuan akademik
secara keseluruhan anggota dan konsultasi dengan guru kelas.
17
E. Teknik Pengumpulan Data
Teknik yang digunakan untuk pengumpulan data dalam penelitian ini
dilakukan dengan teknik: observasi, wawancara, tes, dokumentasi dan pencatatan
lapangan. Adapun penjelasan dari masing-masing teknik adalah sebagai berikut:
1. Observasi
Observasi adalah kegiatan mengamati, mengenali sambil
mendokumentasikan dengan wawancara penelitian yang telah dibuat
terhadap kondisi perangkat pembelajaran di lapangan. Observasi dilakukan
untuk mengamati aktivitas peneliti dan siswa selama kegiatan penelitian,
sebagai upaya untuk mengetahui adanya kesesuaian antara perencanaan dan
pelaksanaan pembelajaran serta untuk menjaring data tentang aktivitas
setiap siswa dalam kegiatan belajar mengajar. Observasi ini akan dilakukan
oleh peneliti dan seorang guru kelas 1 SD Negeri 02 Curahmalang selama
kegiatan pembelajaran.
Dari hasil observasi kegiatan pembelajaran, yaitu observasi untuk
aktivitas siswa dan observasi aktivitas guru, aturan penilaiannya adalah
dengan mencari prosentase nilai rata-rata dengan menggunakan rumus
sebagai berikut:
Presentase Nilai Rata-rata 𝑁𝑅 =𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎 ℎ 𝑆𝑘𝑜𝑟
𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑀𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙× 100%
Kriteria taraf keberhasilan pembelajaran dapat ditentukan sebagai
berikut:
75% < 𝑁𝑅 ≤ 100% : Sangat Baik
50% < 𝑁𝑅 ≤ 75% : Baik
25% < 𝑁𝑅 ≤ 50% : Cukup Baik
0% < 𝑁𝑅 ≤ 25% : Kurang Baik
2. Wawancara
Wawancara adalah proses percakapan dengan maksud untuk
mengonstruksi mengenai orang, kejadian, kegiatan, organisasi, motivasi,
perasaan, dan sebagainya yang dilakukan dua pihak yaitu pewawancara
(interviewer) yang mengajukan pertanyaan dengan orang yang diwawancara
(interviwee). Peneliti menggunakan wawancara yang bersifat terstruktur
18
dalam penelitian ini, dimana peneliti telah mengetahui dengan pasti tentang
informasi apa yang akan diperoleh.
Data hasil wawancara dikatakan berhasil jika lebih dari separo siswa
yang menjadi subyek wawancara yaitu 10 siswa berdasarkan kemampuan
hasil tes, mampu memahami materi bilangan yang ditunjukkan dari hasil
wawancara yang dilakukan.
3. Tes
Tes merupakan alat pengukur data yang berharga dalam penelitian.
Tes ialah seperangkat rangsangan (stimuli) yang di berikan kepada
seseorang dengan maksud untuk mendapatkan jawaban – jawaban yang
dijadikan penetapan skor angka. Adapun jenis tes dalam penelitian adalah
tes prestasi belajar, dan tes kecerdasan. Tes yang diberikan pada siswa
dalam materi bilangan menggunakan teknik demonstrasi adalah tes tertulis.
Tujuannya untuk mengetahui tingkat pemahaman teknik demonstrasi
terhadap materi yang dipelajari.
4. Dokumentasi
Dokumentasi adalah pengumpulan data dengan cara mengambil data-
data dari catatan, dokumentasi, administrasi yang sesuai dengan masalah
yang diteliti. Dalam hal ini dokumentasi diperoleh melalui dokumen-
dokumen, buku pegangan siswa, catatan dan lain sebagainya.
5. Pencatatan Lapangan
Catatan lapangan digunakan untuk mendapatkan data secara objektif
tentang hal-hal yang terjadi selama berlangsungnya penelitian yang tidak
terekam dalam lembar observasi.
F. Teknik Analisis Data
Analisis data adalah proses menyusun, mengkategorikan data, mencari
pola atau thema, dengan maksud untuk memahami maknanya.28
Analisis data
yang dilakukan bersifat induktif/ kualitatif berdasarkan fakta-fakta yang
28
Tjutju Soendari,” Teknik Analisis Data Penelitian Kualitatif”, dalam
httpfile.upi.eduDirektoriFIPJUR._PEND._LUAR_BIASA195602141980032-
TJUTJU_SOENDARIPower_Point_PerkuliahanPenelitian_PKKhTeknik_analisis_dt.kual.ppt_%5
BCompatibility_Mode%5D.pdf, diakses 20 Mei 2014.
19
ditemukan di lapangan dan kemudian dikonstruksikan menjadi hipotesis atau
teori. Tujuan analisis pada pokoknya ialah menemukan suatu teori yang
didasarkan, "grounded" atas data dari lapangan.
Analisis data kualitatif dilakukan dengan 3 tahap antara lain sebagai
berikut:
1. Reduksi data merupakan suatu bentuk analisis yang menajamkan,
menggolongkan, mengarahkan, membuang yang tidak perlu, dan
mengorganisasi data dengan cara sedemikian rupa sehingga kesimpulan-
kesimpulan finalnya dapat ditarik dan diverifikasi.
2. Paparan data adalah proses penampilan atau penyajian data secara lebih
sederhana dalam bentuk tabel untuk diinterpretasikan dalam bentuk naratif.
3. Penyimpulan adalah proses pengambilan intisari dari keseluruhan paparan
atau penyajian data yang telah dideskripsikan untuk diformulakan dalam
bentuk kalimat yang singkat dan padat sebagai jawaban terhadap tujuan
penelitian.
G. Pengecekan Keabsahan Data
Keabsahan temuan dalam penelitian ini difokuskan pada “pemahaman
materi bilangan kelas 1 SD Negeri 02 Curahmalang”. Untuk pengecekan
keabsahan temuan ini diperlukan teknik kriteria derajat kepercayaan. Derajat
kepercayaan yang digunakan dalam teknik ini adalah 3 teknik dari 8 teknik.
Adapun teknik derajat kepercayaan yang digunakan adalah sebagai berikut:
1. Ketekunan Pengamatan
Ketekunan pengamatan berarti mencari secara konsisten interpretasi
dengan berbagai cara dalam kaitan dengan proses analisis yang konstan atau
tentatif. Mencari suatu usaha membatasi berbagai pengaruh. Mencari apa
yang dapat diperhitungkan dan apa yang tidak dapat.29
Kegiatan ini meliputi
pelaksanaan wawancara secara intensif, aktif dalam kegiatan belajar
mengajar, sehingga terhindar dari hal-hal yang tidak diinginkan.
2. Triangulasi
29
Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian...., hal. 329
20
Triangulasi berarti cara terbaik untuk menghilangkan perbedaan-
perbedaan konstruksi kenyataan yang ada dalam konteks suatu studi
sewaktu mengumpulkan data tentang berbagai kejadian dan hubungan dari
berbagai pandangan.30
Triangulasi metode digunakan untuk mengecek
keabsahan data tentang pemahaman materi bilangan pada siswa yang
didapat melalui metode tes.
3. Pengecekan Sejawat
Pengecekan sejawat adalah teknik yang dilakukan untuk mengekspos
hasil sementara atau hasil akhir yang diperoleh dalam bentuk demonstrasi
dengan teman-teman sejawat.31
Pengecekan sejawat disini dilakukan dengan
cara mendiskusikan proses dan hasil penelitian dengan mahasiswa IAIN
Tulungagung Tadris Matematika yang telah melakukan penelitian kualitatif.
Tujuan peneliti untuk meperoleh masukan-masukan baik dari segi
metodologi maupun konteks penelitian.
H. Tahap-Tahap Penelitian
Dalam sebuah penelitian tentu ada tahapan-tahapan yang akan
dilaksanakan untuk memperoleh data atau informasi yang dibutuhkan. Adapun
tahapan dalam penelitian ini adalah:
1. Tahap Persiapan
a. Mengadakan observasi di sekolah yang akan diteliti, yaitu di SD Negeri
02 Curahmalang.
b. Meminta surat permohonan ijin penelitian kepada ketua IAIN
Tulugagung.
c. Meminta surat permohonan ijin kepada kepala SD Negeri 02
Curahmalang.
d. Konsultasi dengan guru matematika SD Negeri 02 Curahmalang, untuk
memilih siswa yang menjadi subyek penelitian.
2. Tahap Pelaksanaan
a. Menyiapkan perangkat mengajar, seperti:
30
Ibid., hal. 332 31
Ibid., hal. 332
21
i. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
ii. Menyediakan lembaran observasi dan pedoman wawancara
iii. Menyiapkan soal dan lembar jawaban untuk siswa
b. Melaksanakan kegiatan belajar mengajar, seperti:
i. Memberikan test
Test disini diberikan untuk memperoleh data mengenai hasil pekerjaan
siswa.
ii. Mengumpulkan data
Mengumpulkan data selama proses penelitian berlangsung, yaitu test,
observasi, wawancara, dokumentasi dan catatan lapangan.
iii. Tahap akhir
Meminta surat bukti telah melakukan penelitian dari kepala SD Negeri
02 Curahmalang.
3. Analisis Data
Analisis data adalah suatu tahap mengorganisir data sesuai dengan
pola, kategori, dan unit-unit deskriptif tertentu. Analisis data dilakukan
dengan menganalisis hasil test, hasil observasi, wawancara dan catatan
lapangan.
22
DAFTAR RUJUKAN
B. Uno, Hamzah dan Nurdin Mohamad. 2012. Belajar dengan Pendekatan
PAILKEM. Jakarta: PT Bumi Aksara.
http://kamusbahasaindonesia.org/pendidikan/mirip#ixzz2xcOWiWcl
http://waspadamedan.com/index.php?option=com_content&view=article&id=381
9:mendambakan-pendidikan-bermutu&catid=63:surat-
pembaca&Itemid=234
J. Moleong, Lexy. 2012. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
Qorib Lubis, Rahman. ”Penerapan Metode Demonstrasi Dalam Pembelajaran
Matematika Di Mis Ummi Lubuk Pakam” dalam
http://perguruanpendidikanummi.blogspot.com/2014/02/penerapan-
metode-demonstrasi-dalam.html. diakses 21 April 2014.
Rahim, Farida. 2008. Pengajaran Membaca di Sekolah Dasar. Jakarta: PT Bumi
Aksara.
Roestiyah. 1991. Srategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.
Safari, Irwan. “Pembelajaran Efektif” dalam
http://irwansafari.blogspot.com/p/pembelajaran-efektif.html. diakses 04
April 2014.
Soendari, Tjutju. ”Teknik Analisis Data Penelitian Kualitatif”. dalam
httpfile.upi.eduDirektoriFIPJUR._PEND._LUAR_BIASA195602141980
032-
TJUTJU_SOENDARIPower_Point_PerkuliahanPenelitian_PKKhTeknik
_analisis_dt.kual.ppt_%5BCompatibility_Mode%5D.pdf. diakses 20 Mei
2014.
Suhartono, Suparlan. 2008. Filsafat Pendidikan. Jogjakarta: AR-RUZZ MEDIA.
Suparno, Paul. 2007. Metodologi Pembelajaran Fisika. Yogyakarta: Universitas
Sanata Darma.
Syamsul. “Dalil Al-Qur’an Tentang Pendidikan”. dalam Dalil Al qur'an/DALIL
AL-QUR’AN TENTANG PENDIDIKAN_Syamsul14's Blog.htm.
diakses 27 Maret 2014
Syaodih Sukmadinata, Nana. 2011. Landasan Psikologi Proses Pendidikan.
Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
23
Team Didaktik Metodik Kurikulum IKIP Surabaya. 1995. Pengantar Didaktik
Metodik Kurikulum PBM. Jakarta: PT Grafindo Persada.
Tim Redaksi Fokus Media. 2004. SISDIKNAS. Bandung: FOKUSMEDIA.
Ungguh Muliawan, Jasa. 2010. Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action
Research). Yogyakarta: Gava Media.
Wati. Penerapan Metode Demonstrasi untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep
Penjumlahan dan Pengurangan Bilangan Bulat pada Siswa Kelas IV SD
Negeri Jaten I Jogorogo Ngawi Tahun 2011. dalam Skripsi.
Zaini. 2011. Landasan Pendidikan. Yogyakarta: Mistaq Pustaka.
24
LAMPIRAN
25
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
BIDANG STUDI MATEMATIKA
A. Identitas Sekolah
Nama Sekolah : SD NEGERI 02 CURAHMALANG
Mata Pelajaran : MATEMATIKA
Kelas/ Semester : I/ II
Alokasi Waktu : 2 x 35 menit
B. Standar Kompetensi
Melakukan penjumlahan dan pengurangan bilangan 2 angka
C. Kompetensi Dasar
Membilang banyak benda
D. Indikator
1. Menjelaskan penjumlahan dan pengurangan bilangan 2 angka.
2. Menerapkan penjumlahan dan pengurangan bilangan 2 angka dalam
kehidupan sehari-hari
E. Tujuan Pembelajaran
a. Peserta didik mampu memahami penjelasan dari guru tentang penjumlahan
dan pengurangan bilangan 2 angka.
b. Peserta didik mampu memberikan contoh penjumlahan dan pengurangan
bilangan 2 angka dalam kehidupan sehari-hari.
F. Materi Pembelajaran
Penjumlahan dua bilangan
G. Metode atau Model Pembelajaran
a. Model : Membered Heads Together
b. Metode : Informasi atau Ceramah, Demonstrasi
26
H. Kegiatan Pembelajaran
Pertemuan 1 (2x45 menit)
Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi
Waktu
Pendahuluan
1. Mempersiapkan siswa belajar dengan
menyuruh siswa berdoa sebelum pelajaran
dimulai
2. Mengecek kehadiran siswa dengan
menanyakan siswa yang tidak masuk
dengan apa ada surat ijin tidak masuk
3. Membuka pelajaran dengan mengulang
pelajaran sebelumnya yang berkaitan
dengan materi yang akan dilaksanakan
4. Memberikan dan membangkitkan motivasi
siswa mengenai pentingnya pembelajaran
materi ini.
15
menit
Kegiatan Inti
1. Siswa mendengarkan penjelasan dari guru.
2. Siswa diarahkan untuk mempelajari cara
menjumlahkan dua bilangan.
3. Siswa diarahkan untuk mengajukan
pertanyaan tentang hal –hal yang belum
diketahui dari materi yang dipelajari.
4. Guru meminta siswa untuk
mendemonstrasikan materi yang telah
diberikan.
5. Selama siswa bekerja mendemonstrasikan di
depan kelas guru memperhatikan dan
mendorong semua siswa untuk terlibat
demonstrasi, dan mengarahkan bila ada
siswa yang melenceng jauh pekerjaannya.
6. Guru mengadakan tanya jawab, guru
45
menit
27
mengarahkan semua siswa pada kesimpulan
mengenai hasil review penjumlahan dua
bilangan berdasarkan demonstrasi salah
satu siswa.
1
Penutup
1. Guru memberikan pekerjaan rumah
beberapa soal mengenai materi yang telah
diberikan yang terdapat pada buku paket
siswa.
2. Menginformasikan kegiatan untuk
pertemuan berikutnya.
3. Guru mengakhiri kegiatan belajar dengan
berdoa dan memberikan pesan untuk tetap
belajar.
10
menit
I. Alat / Media / Sumber Pembelajaran
1. Diri anak
2. Lingkungan sekolah
3. Buku Tematik Kelas I
4. Buku Pengembangan Diri Anak
J. Penilaian Hasil Belajar :
1. Teknik penilaian : pengamatan dan tes tertulis
2. Prosedur penilaian :
28
No Aspek yang dinilai Teknik
Penilaian
Waktu
Penilaian
1. Sikap
Terlibat aktif dalam
pembelajaran penjumlahan
dua bilangan
Toleran terhadap proses
pemecahan masalah yang
berbeda dan kreatif.
Pengamatan
Selama
pembelajaran
dan saat
demonstrasi
2. Pengetahuan
Menjelaskan kembali
mengenai penjumlahan dua
bilangan
Pengamatan
dan tes
Penyelesaian
tugas individu
3.
Keterampilan
Terampil menerapkan
konsep / prinsip dan strategi
pemecahan masalah yang
relevan yang berkaitan
dengan materi ajar.
Pengamatan
Penyelesaian
tugas
Mengetahui, Tulungagung, Juni 2014
Kepala SD Negeri 02 Curahmalang Guru Mata Pelajaran
........................... Sri Guanti
NIP. ........................... NIM. 3214113157
29
LAMPIRAN
Tugas Individu
Kerjakan soal-soal berikut dengan menggunakan bersusun panjang!
1. 20 + 5 = ⋯
2. 55 + 19 = ⋯
3. 26 + 7 = ⋯
4. 12 + 23 = ⋯
5. 56 + 16 = ⋯
6. 40 + 10 = ⋯
7. 11 + 11 = ⋯
8. 33 + 22 = ⋯
9. 100 + 1 = ⋯
10. 63 + 19 = ⋯
30
LAPORAN HASIL WAWANCARA
Waktu Wawancara : Minggu, 30 Maret 2014
Nara Sumber : Ibu Yuni Listya Rosadi, S.Pd.
Pewawancara : Sri Guanti
A. Bagian Deskripsi
Sebut saja Guru A, Guru B dan Guru C. Hari senin saya telephone Guru
A untuk wawancara. Beliau tidak mau dengan alasan kalau sore ada bimbel
dirumah dan kalau malam takut sama suaminya. Lalu saya langsung telephone
Guru B dan beralasan pula kali ini alasannya kalau malam jamnya untuk
keluarga tidak mau untuk diganggu, karena lewat telephone pada alasan
akhirnya saya memutuskan untuk ke rumah beliau. Sesampainya di rumah guru
B saya tidak di bukakan pintu, malang sekali nasib saya. Sedangkan Guru C
tidak mau diwawancara karena takut memberikan data yang salah. Dan saya
bingung mau mewawancarai siapa lagi, akhirnya saya berinisiatif untu
menelephone kakak saya yang berada di jombang. Setelah saya menjelaskan
kepada kakak saya bahwa untuk meminta bantuan dari kakak saya agar
bersedia menjadi nara sumber untuk tugas kuliah PTK dan kakak saya
alhamdulilah bersedia.
Kakak saya ini bernama Yuni Listya Rodasi dan beralamat di Dsn Besuk
RT. 02 RW. 01, Desa Curahmalang, Kecamatan Sumobito, Kabupaten
Jombang. Ibu Yuni ini adalah salah satu Guru yang mengajar di SDN 02
Curahmalang. Ibu Yuni ini sudah cukup lama mengajar di SDN 02
Curahmalang, sudah sekitar 6 tahun beliau mengajar. Selama 6 tahun ini Ibu
Yuni mengajar berbagai kelas dan yang sekarang mengajar kelas 1 SD. Di
kelas 1 ini peserta didiknya tidak terlalu banyak hanya 25 orang peserta didik.
Metode yang digunakan beliau dalam proses Kegiatan Belajar Mengajar
(KBM) adalah tanya jawab dan demonstrasi. Sedangkan materi yang sulit
untuk siswa kelas 1 ini yaitu tentang kemampuan membaca dan menulis
lambangan bilangan. Kesulitan ini menurutnya dikarenakan siswa sulit untuk
membedakan antara membaca lambang bilangan dan menulis lambang
31
bilangan. Solusi yang beliau berikan yaitu dengan memberi Pekerjaan Rumah
(PR) dan memberi jam tambahan ke peserta didik setelah pulang sekolah.
B. Teks Hasil Wawancara
Pewawancara : “Langsung saja ya kalau begitu, Ibu sudah mengajar
berapa tahun di SDN 02 Curahmalang ini?”
Nara Sumber : “6 tahun.”
Pewawancara : “Selama 6 tahun itu Ibu mengajar kelas berapa saja?”
Nara Sumber : “Kelas 6 dan 5 tetapi hanya mengajar seni budaya dan
keterampilan, habis itu mengajar kelas 4 sebagai Guru
kelas dan terakhir mengajar kelas 1 sampai sekarang.”
Pewawancara : “Apakah Ibu pernah mengajar matematika?”
Nara Sumber : “Kalau SD ya semua mata pelajaran kecuali Pendidikan
Agama Islam, Bahasa Inggris dan Olahraga. Berbeda
dengan SMP dan SMA setiap mata pelajaran ada yang
mengampu sendiri-sendiri.”
Pewawancara : “Kendalanya apa saja selama mengajar di SD?”
Nara Sumber : “Kita harus sabar dan telaten. Karena mengajar anak SD
tidak sama dengan SMP atau SMA, sebenarnya itu sama
saja cuma kalau SD itu kita harus bisa menjadi Guru
ngabei, artinya semua mata pelajaran kita harus bisa.”
Pewawancara : “Ibu mengajar matematika kelas berapa?”
Nara Sumber : “Saya mengajar kelas 1.”
Pewawancara : “Permasalahan apa saja yang Ibu temukan pada peserta
didik dalam proses pembelajaran matematika?”
Nara Sumber : “Kemampuan membaca dan menulis lambang bilangan.”
Pewawancara : “Mengapa peserta didik mengalami kesulitan dalam hal
itu?”
Nara Sumber : “Karena mereka sulit membedakan antara membaca
lambang bilangan dan menulis lambang bilangan.”
Pewawancara : “Apakah sebelumnya Ibu tidak memberi contoh?”
Nara Sumber : “Sudah. Memang ada sebagian anak yang sudah mengerti,
32
tetapi ada sebagian peserta didik yang belum mengerti
dalam hal membaca dan menulis lambang bilangan. Oleh
karena itu Guru ingin meningkatkan kemampuan
membaca dan menulis lambang bilangan khususnya kelas
1.”
Pewawancara : “Bagaimana karakteristik peserta didik yang Ibu ajar?”
Nara Sumber : “Yang jelas antara peserta didik yang satu dengan yang
lain tidak sama. Ada yang langsung bisa menangkap
materi, ada yang cara berfikirnya agak lambat dan ada
juga yang sama sekali belum mengeti dengan materi yang
sedang diajarkan.”
Pewawancara : “Bagaimana cara mengatasi peserta didik yang lambat
berfikir dalam pelajaran matematika khususnya kelas 1?”
Nara Sumber : “Tentunya tidak sama dengan kelas yang lain. Kelas 1
adalah kelas awal dimana para peserta didik masa
peralihan dari Taman Kanak-Kanak (TK) ke Sekolah
Dasar (SD). Jadi Guru harus telaten dan sabar dalam
mengajari peserta didik yang lambat dalam menerima
materi, misalnya dengan cara peserta didik diberi jam
tambahan sepulang sekolah.”
Pewawancara : “Apakah orang tua peserta didik tidak keberatan kalau
ada jam tambahan dan apakah sistem itu bisa berjalan
sesuai dengan apa yang diharapkan?”
Nara Sumber : “Tentunya kita sebagai Guru konfirmasi dulu dengan
orang tua dari anak yang bermasalah, dan saya rasa orang
tua tidak akan keberatan karena itu juga demi kelancaran
KBM anak mereka, tanpa dukungan orang tua semua juga
akan sia-sia. Guru harus optimis dengan apa yang
dilakukannya, karena itu demi anak didik. ”
Pewawancara : “Berarti respon dari orang tua untuk diadakan jam
tambahan itu bagus ya?”
Nara Sumber : “Sangat bagus. Kalaupun ada wali murid atau orang tua
33
yang kurang setuju, kita sebagai Guru harus bisa
meyakinkan mereka bahwa tindakan ini semata-mata
untuk anak bukan untuk Guru itu sendiri atau sekolah.”
Pewawancara : “Hmms... apakah itu juga memakai biaya?”
Nara Sumber : “Tidak kerana jam tambahan diadakan di sekolah, maka
tidak ada biaya kecuali kalau di luar sekolah, itu namanya
les dan tentunya harus membayar.”
Pewawancara : “Apakah peserta didik juga banyak yang mengikuti
bimbingan belajar (bimbel)?”
Nara Sumber : “Dari 25 peserta didik yang saya ajar, hampir setengahnya
mengikuti bimbel di luar jam sekolah.”
Pewawancara : “Bagaimana respon atau tingkah laku peserta didik ketika
diajar?”
Nara Sumber : “Namanya juga anak-anak, apalagi kelas 1. Saat saya
menjelaskan, ada aja ulahnya. Ada yang memperhatikan
penjelasan saya, ada yang bermain sendiri dan ada juga
yang hiperaktif tidak bisa duduk dengan tenang, muter
jalan-jalan ke meja temannya.”
Pewawancara : “Lalu apa tindakan Ibu ketika peserta didik ada yang
ramai dan hiperaktif?”
Nara Sumber : “Saya ajak mereka bermain sebentar, maksudnya pada
saat pelajaran berlangsung saya selipin permainan
misalnya diajak bernyanyi sambil tepuk tangan supaya
mereka bisa konsentrasi lagi ke pelajaran.”
Pewawancara : “Kira-kira ada tidak peserta didik yang diam saja waktu
pembelajaran di kelas dan dia hanya berani jawab ketika
ditanya Ibu?”
Nara Sumber : “Ada.”
Pewawancara : “Bagaimana cara mengatasinya?”
Nara Sumber : “Setelah saya selesai menjelaskan materi, saya tanya apa
sudah paham atau belum kemudian saya kasih pertanyaan
untuk mengetahui apakah peserta didik tersebut memang
34
sudah paham atau belum.”
Pewawancara : “Kalau belum paham berarti Ibu harus mengulangi
penjelasan itu tadi ya?”
Nara Sumber : “Iya.”
Pewawancara : “Pernah menggunakan metode apa saja di kelas?”
Nara Sumber : “Metode yang digunakan adalah tanya jawab dan
demonstrasi.”
Pewawancara : “Mengapa Ibu menggunakan metode tanya jawab dan
demonstrasi bukan metode yang lain?”
Nara Sumber : “Karena dengan metode tersebut peserta didik bisa lebih
aktif dalam pembelajaran dan ada umpan balik antara
Guru dan peserta didik sehingga memperkecil peserta
didik ramai sendiri.”
Pewawancara : “Bagaimana hasil daripada metode tersebut?”
Nara Sumber : “Hasilnya cukup memuaskan, meskipun perbaikan
dilakukan 2 siklus (2𝑥 perbaikan) dan pada siklus 2
ternyata hampir 95% peserta didik sudah paham dan
mengerti.”
Pewawancara : “Apakah pernah di berikan Pekerjaan Rumah (PR) atau
tugas-tugas yang lain?”
Nara Sumber : “Setiap akhir pembelajaran selalu dikasih PR.”
Pewawancara : “Apakah semuanya mengerjakan PR?”
Nara Sumber : “Iya meskipun ada juga yang masih salah.”
Pewawancara : “Pernahkah menggunakan alat peraga atau multimedia
dalam proses pembelajaran?”
Nara Sumber : “Pernah yaitu berupa angka-angka lambang bilangan.”
35
C. Kesimpulan
Berdasarkan hasil wawancara singkat saya dengan Ibu Yuni ditemukan
permasalahan yaitu membedakan antara membaca lambang bilangan dan
menulis lambang bilangan. Berdasarkan masalah tersebut, solusi yang dapat
dilakukan oleh Guru yaitu dengan menggunakan model pembelajaran yang
tepat. Adapun model yang dapat digunakan Guru tersebut adalah
“Demonstrasi” yaitu pembelajaran secara langsung.
Berdasarkan uraian diatas, maka akan diadakan penelitian yang berjudul
“Penerapan Teknik Demonstrasi Untuk Meningkatkan Pemahaman Materi
Bilangan Siswa Kelas 1 SDN 02 Curahmalang”.
36
KONDISI SD NEGERI 02 CURAHMALANG
37