penggunaan metode demonstrasi untuk …

15
PENGGUNAAN METODE DEMONSTRASI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA TENTANG MENULIS TEKS DESKRIPSI DI KELAS VII SMPN 2 NANGARORO SATAP KECAMATAN NANGARORO KABUPATEN NAGEKEO SEMESTER I TAHUN PELAJARAN 2020/2021 PENELITIAN TINDAKAN KELAS ( PTK ) OLEH : KRISTOFORUS LODOVIKA RANDO, S.Pd PENDIDIKAN PROFESI GURU DALAM JABATAN GURU BAHASA INDONESIA UNIVERSITAS SWADAYA GUNUNG JATI 2020

Upload: others

Post on 16-Oct-2021

10 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENGGUNAAN METODE DEMONSTRASI UNTUK …

PENGGUNAAN METODE DEMONSTRASI UNTUK

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA

TENTANG MENULIS TEKS DESKRIPSI DI KELAS VII SMPN 2

NANGARORO SATAP KECAMATAN NANGARORO

KABUPATEN NAGEKEO SEMESTER I TAHUN PELAJARAN

2020/2021

PENELITIAN TINDAKAN KELAS ( PTK )

OLEH :

KRISTOFORUS LODOVIKA RANDO, S.Pd

PENDIDIKAN PROFESI GURU DALAM JABATAN

GURU BAHASA INDONESIA

UNIVERSITAS SWADAYA GUNUNG JATI

2020

Page 2: PENGGUNAAN METODE DEMONSTRASI UNTUK …

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Guru adalah pendidik profesional yang memiliki tugas mulia, yaitu sebagai agen perubahan..

Oleh karena itu, dalam rangka pelaksanaan tugasnya, guru dituntut untuk selalu inovatif dalam

mengemas kegiatan pembelajaran yang dilakukannya, sehingga terbentuk suasana pembelajaran

yang interaktif, inspiratif, menyenangkan memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif,

terbangunnya kemampuan berprakarsa, berkembangnya kreatifitas dan kemandirian peserta didik

sesuai dengan bakat, minat, serta perkembangan fisik dan psikologis peserta didik.

Pada dasarnya ketrampilan membaca dan menulis sangat memegang peranan penting dalam

kehidupan manusia, karena pengetahuan apapun tidak terlepas dari membaca dan

menulis. Tanpa memiliki ketrampilan tersebut, maka pengetahuan apapun yang diberikan akan

sia-sia dan tidak berarti, mengingat saat ini merupakan era globalisasi yang banyak menuntut

berbagai ketrampilan. Oleh sebab itu, penguasaan ketrampilan membaca dan menulis sangat

diperlukan.

Di tingkat SMP, pengajaran membaca dan menulis merupakan salah satu bidang garapan yang

memegang peranan penting dalam pengajaran Bahasa Indonesia, karena tanpa memiliki

pengetahuan dan ketrampilan membaca dan menulis maka akan mengalami kesulitan belajar di

masa mendatang atau tingkat sekolah lanjutnya. Ketrampilan membaca dan menulis menjadi

dasar utama, tidak hanya bagi bidang pengajaran bahasa, tetapi bidang pengajaran lainnya,

seperti PKn, Matematika, IPA, IPS, dan lain-lain.

Dengan membaca dan menulis, siswa akan memperoleh pengetahuan yang sangat bermanfaat

bagi pertumbuhan dan perkembangan sosial, daya nalar dan emosionalnya. Melalui pendidikan

formal, siswa banyak belajar membaca dan menulis. Pendidikan formal harus dapat banyak

memberikan latihan-latihan kepada siswa untuk melatih ketrampilan berpikir.

Kebiasaan membaca tidak mungkin terlaksana tanpa kebiasaan menulis, sebaliknya kebiasaan

menulis tidak akan bermakna tanpa kegiatan membaca. Minat membaca dan menulis peserta

didik relatif menurun dikarenakan efek globalisasi yang menyita perhatian dengan banyaknya

tayangan informasi dan hiburan dari dunia maya.

Keberhasilan suatu proses pembelajaran dapat dilihat dari hasil belajar siswa. Berdasarkan hasil

belajar siswa kelas VII SMPN2 Nangaroro satap Kecamatan Nangaroro Kabupaten Nagekeo

semester I Tahun Pelajaran 2020/2021 masih rendah khususnya Bahasa Indonesia. Ini dapat

dilihat dari hasil evaluasi belajar pra siklus 66,66% dari jumlah siswa, memperoleh nilai dibawah

KKM 75 dan hasil rata-rata kelas 72,56. Untuk meningkatkan hasil belajar diperlukan

penggunaan metode demonstrasi, untuk memudahkan siswa memahami materi yang

disampaikan. Maka dapat dilakukan Penelitian Tindakan Kelas dengan judul :

“PENGGUNAAN METODE DEMONSTRASI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA

TENTANG MENULIS TEKS DESKRIPSI DI KELAS VII SMPN 2 NANGARORO SATAP KECAMATAN

NANGARORO KABUPATEN NAGEKEO SEMESTER I TAHUN PELAJARAN 2020/2021”

Page 3: PENGGUNAAN METODE DEMONSTRASI UNTUK …

1.2. Identifikasi Masalah

Pada proses pembelajaran mata pelajaran Bahasa Indonesia di kelas VII dalam materi menulis

teks deskripsi yang disampaikan dengan metode ceramah menimbulkan perasaan jenuh dan

membosankan para peserta didik. Proses pembelajaran yang kurang menarik dan tidak berhasil

mendapatkan perhatian siswa akan mempengaruhi hasil pembelajaran.

1.3. Pembatasan Masalah

Mengingat luasnya permasalahan dan supaya pembahasan dapat dilakukan dengan teliti, terpusat

maka permasalahannya dibatasi dengan penggunaan metode demonstrasi untuk meningkatkan

hasil belajar siswa kelas VII pada pembelajaran Bahasa Indonesia khususnya pada menulis teks

deskripsi di SMPN 2 Nangaroro Satap Kecamatan Nangaroro Kabupaten Nagekeo semester I

tahun pelajaran 2020/2021.

1.4. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang, identifikasi dan pembatasan masalah, maka masalah yang diteliti

dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut:

1. Bagaimana hasil belajar Bahasa Indonesia tentang menulis teks deskripsi pada siswa

kelas VII SMPN 2 Nangaroro Satap semester I tahun pelajaran 2020/2021 setelah

menerapkan metode pembelajaran demonstrasi?

1.5. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah menggunakan metode demonstrasi untuk meningkatkan

hasil belajar Bahasa Indonesia tentang teks deskripsi siswa kelas VII SMP Negeri 2

Nangaroro Satap semester I.

1.6 Manfaat Penelitian

1.6.1 Manfaat Teoritis

Menambahkan khasanah Ilmu dan Kepustakaan tentang metode mengajar, khususnya metode

demonstrasi dalam pembelajaran Bahasa Indonesia.

1.6.2 Manfaat Praktis

1. Bagi Siswa

a.Meningkatkan hasil belajar siswa dalam hal menulis teks deskripsi

b.Siswa lebih mudah memahami materi pelajaran

c.Menjadikan siswa lebih aktif

d.Memperoleh pengalaman belajar yang menarik melalui metode demostrasi.

2. Bagi Guru

a) Mempraktekkan berbagai model atau metode pendekatan pembelajaran.

b) Memberikan sumbangan bagi pengembangan metode demonstrasi dalam

pembelajaran.

3. Bagi Sekolah

Hasil penelitian ini dapat digunakan oleh kepala sekolah untuk memotivasi guru

menggunakan metode demonstrasi dalam pembelajaran.

Page 4: PENGGUNAAN METODE DEMONSTRASI UNTUK …

BAB II

KAJIAN TEORI

2.1 Kajian Teori

2.1.1 Pengertian Belajar

Dalam pengertian umum, belajar adalah mengumpulkan sejumlah pengetahuan. Pengetahuan

tersebut diperoleh dari seseorang yang lebih tahu atau yang sekarang ini dikenal dengan guru.

Orang yang banyak pengetahuannya diidentifikasi sebagai orang yang banyak belajar, sementara

orang yang sedikit pengetahuannya diidentifikasi sebagai orang yang sedikit belajar, dan orang

yang tidak berpengetahuan dipandang sebagai orang yang tidak belajar.

Pengertian belajar demikian, secara konseptual tampaknya sudah mulai ditinggalkan orang. Guru

tidak dipandang sebagai satu – satunya sumber informasi yang dapat memberikan informasi apa

saja kepada para pembelajar.

Para penulis buku psikologi belajar, umumnya mendefinisikan belajar sebagai suatu perubahan

tingkah laku dalam diri seseorang yang relatif menetap sebagai hasil dari sebuah pengalaman.

Selain itu, ahli–ahli psikologi mempunyai pandangan yang berbeda mengenai apa belajar itu

Dalam pandangan psikologis, menurut Ali Imron (1996.2-14) ada 4 pandangan mengenai belajar,

yaitu :

1. Pandangan Psikologi Behavioristik

Menurut psikologi behavioristik, belajar adalah suatu kontrol instrumental yang berasal dari

lingkungan. Belajar tidaknya seseorang bergantung kepada faktor–faktor kondisional yang

diberikan oleh lingkungan. Tokoh–tokoh psikologi behavioristik mengenai belajar ini antara lain

: Pavlov, Watson, Gutrie dan Skinner.Teori kondisioning ini lebih lanjut dikembangkan oleh

Watson. Setelah mengadakan eksperimentasi, Watson menyimpulkan bahwa pengubahan

tingkah laku dan atau diri sendiri seseorang dapat dilakukan melalui latihan/membiasakan

mereaksi atas stimulus – stimulus yang dialami.

Menurut Thorndike, belajar dapat dilakukan dengan mencoba– coba (trial and error). Mencoba –

coba ini dilakukan, manakala seseorang tidak tahu bagaimana harus memberikan respon atas

sesuatu. Dalam mencoba – coba ini seseorang mungkin akan menemukan respons yang tepat

berkaitan dengan persoalan yang dihadapinya.

2. Pandangan Psikologi Kognitif

Menurut psikologi kognitif, belajar adalah suatu usaha untuk mengerti tentang sesuatu. Usaha

untuk mengerti tentang sesuatu tersebut, dilakukan secara aktif oleh pembelajar. Keaktifan

tersebut dapat berupa mencari pengalaman, mencari informasi, memecahkan masalah,

mencermati lingkungan, mempraktekkan, mengabaikan dan respon – respon lainnya guna

mencapai tujuan.

3. Pandangan Psikologi Humanistik

Pandangan psikologi humanistik merupakan anti tesa dari pandangan psikologi behavioristik.

Menurut pandangan psikologi humanistik, belajar dilakukan dengan cara memberikan kebebasan

yang sebesar – besarnya kepada individu.

Page 5: PENGGUNAAN METODE DEMONSTRASI UNTUK …

Salah seorang tokoh psikologi humanistic Carl Rogers, seorang ahli psikoterapi. Ia mempunyai

pandangan bahwa siswa yang belajar hendaknya tidak dipaksa, melainkan dibiarkan belajar

bebas. Siswa juga diharapkan dapat membebaskan dirinya hingga ia dapat mengambil keputusan

sendiri dan berani bertanggung jawab atas keputusan – keputusan yang ia ambil atau pilih.

4. Pandangan Psikologi Gestalt

Tokoh psikologi Gestalt adalah Kohler, Koffkar dan Wertheimer. Menurut pandangan psikologi

Gestalt, belajar adalah terdiri atas hubungan stimulus respon yang sederhana tanpa adanya

pengulangan ide atau proses berpikir. Dalam belajar ditanamkan pengertian siswa mengenai

sesuatu yang harus dipelajari. Sebagaimana disebutkan diatas, bahwa belajar adalah perubahan

tingkah laku sebagai akibat dari adanya pengalaman. Belajar selalu melibatkan perubahan pada

dirinya dan melalui pengalaman yang dilaluinya oleh interaksi antar dirinya dan lingkungannya

baik sengaja maupun tidak disengaja. Perubahan yang semata–mata karena kematangan seperti

anak kecil mulai tumbuh dan berjalan tidak termasuk perubahan akibat belajar, karena biasanya

perubahan yang terjadi akibat belajar adanya perubahan tingkah laku.

2.1.2 Pengertian Hasil Belajar

Hasil belajar adalah sebuah kalimat yang terdiri atas dua kata yaitu “ hasil “ dan “ belajar “ yang

memiliki arti yang berbeda. Oleh karena itu untuk memahami lebih mendalam mengenai makna

hasil belajar, akan dibahas dulu pengertian “ hasil “ dan “ belajar”.

Menurut Djamarah (2000:45) hasil adalah prestasi dari suatu kegiatan yang telah dikerjakan,

diciptakan, baik secara individu maupun kelompok. Hasil tidak akan pernah dihasilkan selama

orang tidak melakukan sesuatu. Untuk menghasilkan sebuah prestasi dibutuhkan perjuangan dan

pengorbanan yang sangat besar. Hanya dengan keuletan, sungguh–sungguh, kemauan yang

tinggi dan rasa optimisme dirilah yang mampu untuk mancapainya.

Sementara itu, Arikunto (1990:133) mengatakan bahwa hasil belajar adalah hasil akhir setelah

mengalami proses belajar, perubahan itu tampak dalam perbuatan yang dapat diaamati,dan dapat

diukur”. Nasution (1995:25) mengemukakan bahwa hasil adalah suatu perubahan pada diri

individu. Perubahan yang dimaksud tidak halnya perubahan pengetahuan, tetapi juga meliputi

perubahan kecakapan, sikap, pengertian, dan penghargaan diri pada individu tersebut.

Hasil belajar yang dicapai siswa melalui proses belajar mengajar yang optimal cenderung

menunjukan hasil yang berciri sebagai berikut:

1. Kepuasan dan kebanggaan yang dapat menumbuhkan motivasi pada diri siswa.

2. Menambah keyakinan akan kemampuan dirinya. ptk bahasa indonesia smp pdf.

3. Hasil belajar yang dicapai bermakna bagi dirinya seperti akan tahan lama

diingatannya, membentuk prilakunya, bemanfat untuk mempelajarai aspek lain, dapat

digunakan sebagai alat untuk memperoleh informasi dan pengetahuan yang lainya.

4. Kemampuan siswa untuk mengontrol atau menilai dan mengerndalikan dirinya

terutaman adalam menilai hasil yang dicapainya maupun menilai dan mengendalikan

proses dan usaha belajarnya.

Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima

pengalaman belajarnya. Individu yang belajar akan memperoleh hasil dari apa yang telah

dipelajari selama proses belajar itu. Hasil belajar yaitu suatu perubahan yang terjadi pada

Page 6: PENGGUNAAN METODE DEMONSTRASI UNTUK …

individu yang belajar, bukan hanya perubahan mengenai pengetahuan, tetapi juga untuk

membentuk kecakapan, kebiasaan, pengertian, penguasaan, dan penghargaan dalam diri

seseorang yang belajar.

Menurut Purwanto (1990:3), evaluasi dalam pendidikan adalah penafsiran atau penilaian

terhadap pertumbuhan dan perkembangan siswa menuju kearah tujuan-tujuan dan nilai-nilai

yang ditetapkan dalam kurikulum.

Hasil penillaian ini pada dasarnya adalah hasil belajar yang diukur. Hasil penilaian dan evaluasi

ini merupakan umpan balik untuk mengetahui sampai dimana proses belajar mengajar yang telah

dilaksanakan.

Berdasarkan kesimpulan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa perubahan tingkah laku yang

diperoleh sebagai hasil dari belajar adalah sebagai berikut:

a) Perubahan yang terjadi secara sadar.

b) Maksudnya adalah bahwa individu yang menyadari dan merasakan telah terjadi adanya

perubahan yang terjadi pada dirinya.

c) Perubahan yang terjadi relative lama. Perubahan yang terjadi akibat belajar atau hasil

belajar yang bersifat menetap atau permanen, maksudnya adalah bahwa tingkah laku

yang terjadi setelah belajar akan bersifat menetap.

d) Perubahan yang terjadi mencakup seluruh aspek tingkah laku.

e) Perubahan yang diperoleh individu dari hasil belajar adalah meliputi perubahan

keseluruhan tingkah laku baik dalam sikap kebiasaan, keterampilan dan pengetahuan.

2.1.3 Pembelajaran Bahasa Indonesia

Bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan intektual, sosial, dan emosional peserta

didik dan merupakan penunjang keberhasilan dalam mempelajari semua bidang studi.

Pembelajaran bahasa diharapkan membantu peserta didik mengenal dirinya, budayanya, dan

budaya orang lain, mengemukakan gagasan dan perasaan, berpartisipasi dalam masyarakat yang

menggunakan bahasa tersebut, dan menemukan serta menggunakan analitis dan imaginatif yang

ada dalam dirinya.

Pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan kemampuan peserta didik untuk

berkomunikasi dalam bahasa Indonesia dengan baik dan benar, baik secara lisan maupun tulis,

serta menumbuhkan apresiasi terhadap hasil karya kesastraan manusia Indonesia.

Standar Kompetensi mata pelajaran Bahasa Indonesia merupakan kualifikasi kemampuan

minimal peserta didik yang menggambarkan penguasaan pengetahuan, keterampilan berbahasa,

dan sikap positif terhadap bahasa dan sastra Indonesia. Standar Kompetensi ini merupakan dasar

bagi peserta didik untuk memahami dan merespon situasi lokal, regional, nasional, dan global.

Dengan Standar Kompetensi mata pelajaran Bahasa Indonesia ini diharapkan:

a) Peserta didik dapat mengembangkan potensinya sesuai dengan kemampuan, kebutuhan,

dan minatnya, serta dapat menumbuhkan penghargaan terhadap hasil karya kesastraan

dan hasil intelektual bangsa sendiri.

b) Guru dapat memusatkan perhatian kepada pengembangan kompetensi bahasa peserta

didik dengan menyediakan berbagai kegiatan berbahasa dan sumber belajar.

c) Guru lebih mandiri dan leluasa dalam menentukan bahan ajar kebahasaan dan kesastraan

sesuai dengan kondisi lingkungan sekolah dan kemampuan peserta didiknya.

Page 7: PENGGUNAAN METODE DEMONSTRASI UNTUK …

d) Orang tua dapat menyusun program pendidikan tentang kebahasaan dan kesastraan sesuai

dengan keadaan peserta didik dan sumber belajar yang tersedia.

e) Sekolah dapat menyusun program pendidikan tentang kebahasaan dan kesastraan sesuai

dengan keadaan peserta didik dan sumber belajar yang tersedia.

f) Daerah dapat menentukan bahan dan sumber kebahasaan dan kesastraan sesuai dengan

kondisi dan kekhasan daerah dengan tetap memperhatikan kepentingan nasional.

Tujuan

Mata pelajaran Bahasa Indonesia bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai

berikut.

a) Memperhalus budi pekerti, serta meningkatkan pengetahuan dan kemampuan berbahasa.

b) Menghargai dan membanggakan sastra Indonesia sebagai khazanah budaya dan

intelektual manusia Indonesia.

Ruang Lingkup

Ruang lingkup mata pelajaran Bahasa Indonesia mencakup komponen kemampuan berbahasa

dan kemampuan bersastra dan kemampuan yang meliputi aspek-aspek sebagai berikut.

1. Mendengarkan

2. Berbicara

3. Membaca

4. Menulis

2.1.4 Metode Demonstrasi

1. Pengertian metode demonstrasi

Metode demonstrasi menurut Fat Hurrahman (2011), menyatakan bahwa “yang dimaksud

dengan metode demonstrasi ialah suatu upaya atau praktek dengan menggunakan peragaan yang

ditujukan pada siswa yang tujuannya ialah agar supaya semua siswa lebih mudah dalam

memahami dan mempraktekkan dari apa yang telah diperolehnya dan dapat mengatasi suatu

permasalahan apabila terdapat perbedaan”.

Metode demonstrasi merupakan metode yang sangat efektif, sebab membantu siswa untuk

jawaban dengan usaha sendiri berdasarkan, fakta atau data yang benar. Metode demonstrasi

sebagaimana yang dipaparkan dalam htp:// education-mantap.blogspot.com. adalah metode

penyajian pelajaran dengan memperagakan dan mempertunjukkan kepada siswa tentang suatu

proses, situasi atau benda tertentu, baik sebenarnya atau sekedar tiruan.

Sebagi metode penyajian, demonstrasi tidak terlepas dari penjelasan secara lisan oleh guru.

Walaupun dalam proses demonstrasi peran siswa hanya sekedar memperhatikan, akan tetapi

demonstrasi dapat menyajikan bahan pelajaran lebih konkret. Dalam strategi pembelajaran,

demonstrasi dapat digunakan untuk mendukung keberhasilan strategi pembelajaran ekspositori

dan inkuiri.

Wina Sanjaya (2006), Sumatri dan Permana (1999) menyatakan bahwa “ metode demonstrasi

adalah cara penyajian pelajaran dengan cara memperagakan dan mempertunjukkan pada siswa

tentang suatu proses, situasi, atau benda tertentu yang sedang dipelajari baik dalam bentuk

sebenarnya maupun dalam bentuk tiruan yang dipertunjukkan oleh guru atau sumber belajar lain

yang ahli dalam topik bahasan yang harus didemonstrasikan”. Metode demonstrasi biasanya

berkenaan dengan tindakan-tindakan atau prosedur yang dilakukan proses mengerjakan sesuatu,

Page 8: PENGGUNAAN METODE DEMONSTRASI UNTUK …

membandingkan suatu cara dengan cara lain, atau untuk mengetahui atau melihat kebenaran

sesuatu.

Tujuan digunakannya metode demonstrasi adalah:

1. Mengajarkan suatu proses atau prosedur yang harus dikuasai oleh siswa.

2. Mengkonkritkan informasi atau penjelasan pada siswa.

3. Mengembangkan kemampuan pengamatan kepada para siswa secara bersama-sama.

Masitoh & Laksmi (2006) menyatakan sebagai berikut:

Metode demonstrasi merupakan metode mengajar yang menyajikan bahan pelaj ran dengan

mempertunjukkan secara langsung obyeknya atau caranya melakukan sesuatu untuk

mempertunjukkan proses tertentu. Demonstrasi dapat digunakan pada semua mata pelajaran.

contoh ptk bahasa indonesia smp kurikulum 2013. Dalam pelaksanaan demonstrasi guru harus

sudah yakin bahwa seluruh siswa dapat memperhatikan (mengamati) terhadap obyek yang akan

didemonstrasikan. Selama proses demonstrasi guru sudah mempersiapkan alat-alat yang akan

digunakan dalam demonstrasi tersebut.

Kapan guru sebaiknya menggunakan metode demonstrasi?

Menurut Masitoh & Laksmi (2006) metode demonstrasi dapat digunakan guru apabila:

1. Tidak semua topik dapat dijelaskan secara gambling dan konkrit melalui penjelasan atau

diskusi.

2. Tujuan dan sifat mteri pelajaran yang menuntut dilakukan peragaan berupa demonstrasi.

3. .Mengajarkan suatu proses atau cara kerja.

Sesuai dengan langkah perkembangan kognitif siswa yang masih dalam fase operasional konkrit.

2. Langkah-langkah metode demonstrasi sebagai berikut :

a) Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai.

b) Guru menyajikan gambaran sekilas materi yang akan disampaikan.

c) Menyiapkan bahan atau alat yang diperlukan.

d) Menunjuk salah seorang peserta didik untuk mewakili kelompoknya untuk

mendemonstrasikan sesuai sekenario yang telah disiapkan.

e) Seluruh peserta didik memperhatikan demonstrasi dan manganalisa.

f) Menarik kesimpulan.

3. Apapun aspek yang penting dalam menggunakan demonstrasi

a) Metode demonstrasi akan menjadi tidak wajar apabila alat yang

b) didemonstrasikan tidak bisa diamati dengan seksama oleh siswa.

c) Misalnya alatnya terlalu kecil.

d) Metode demonstrasi menjadi kurang efektif bila tidak diikuti oleh aktivitas dimana siswa

sendiri dapat ikut memperhatikan dan iktu aktif agar siswa mendapat pengalaman yang

berharga.

e) Hendaknya dilakukan dalam hal-hal yang bersifat praktis.

4. Penggunaan metode demonstrasi pada pembelajaran bahasa Indonesia

a) Melatih siswa untuk gemar membaca.

b) Melatih siswa membaca nyaring dengan lafal dan intonasi yang tepat.

c) Melatih siswa untuk percaya diri.

d) Setelah membaca siswa memahami isi bacaan.

Page 9: PENGGUNAAN METODE DEMONSTRASI UNTUK …

2.2 Kerangka Berpikir

Keberhasilan proses pembelajaran tidak lepas dari penggunaan metode pembelajaran yang tepat,

sesuai mata pelajaran, materi dan kondisi siswa secara keseluruhan dan kemampuan siswa itu

sendiri. Salah satu wujud pembelajaran yang meningkatkan hasil belajar adalah pembelajaran

dengan menggunakan metode demonstrasi.

Langkah-langkah dalam penerapan pembelajaran teks deskripsi dengan menggunakan metode

demostrasi sebagai berikut :

a) Siswa dibagi menjadi 6 kelompok.

b) Siswa berkelompok sesuai dengan kelompoknya.

c) Masing-masing kelompok memberi nilai pada waktu temannya membaca.

d) Masing-masing kelompok membacakan hasil diskusi.

e) Guru dan siswa bersama-sama membahas hasil diskusi.

Agar penelitian dapat dilaksanakan secara efektif dan terarah diperlukan suatu alur atau kerangka

berpikir. Kerangka berpikir ini berfungsi sebagai acuan dalam menyusun langkah-langkah

penelitian.

Kondisi awal merupakan keadaan sebelum dilaksanakan tindakan. Dalam hal ini guru belum

menggunakan metode demonstrasi dalam kegiatan pembelajaran.

Siklus I merupakan kegiatan guru yang menggunakan metode demonstrasi dalam membaca

nyaring dengan lafal dan intonasi yang tepat. Setelah pelaksanaan siklus I hasil belajar siswa

meningkat.

Siklus II merupakan kegiatan guru yang menggunakan metode demonstrasi dalam membaca

nyaring dengan lafal dan intonasi yang tepat. Setelah dilaksanakan siklus II hasil belajarnya

semakin meningkat sehingga mencapai ketuntasan.

2.4 Hipotesis Tindakan

Berdasarkan kerangka berpikir di atas, maka peneliti merumuskan hipotesis tindakan sebagai

berikut: Penggunaan metode demonstrasi dapat meningkatkan hasil belajar bahasa Indonesia

tentang teks deskprisi pada siswa kelas VII SMP Negeri 2 Nangaroro Satap Kecamatan

Nangaroro Kabupaten Nagekeo

Page 10: PENGGUNAAN METODE DEMONSTRASI UNTUK …

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Ada beberapa desain atau model yang digunakan untuk melakukan penelitian

tindakan kelas antara lain misalnya model Kemmis, model Kurt Lewin dan model

McTaggart. Model Kurt Lewin menjadi acuan pokok atau dasar dari adanya berbagai model

penelitian tindakan yang lain, khususnya PTK. Dikatakan demikian, karena dialah yang

pertama kali memperkenalkan Action Research atau penelitian tindakan. Pelaksanaan

penelitian tindakan adalah proses yang terjadi dalam suatu lingkaran yang terus-menerus. Ia

menggambarkan penelitian tindakan sebagai serangkaian langkah yang membentuk spiral.

Konsep pokok penelitian tindakan Model Kurt Lewin terdiri dari empat komponen, yaitu; a)

perencanaan (planning), b) tindakan (acting), c)pengamatan (observing), dan d) refleksi

(reflecting). Hubungan keempat komponen tersebut dipandang sebagai siklus yang dapat

digambarkan sebagai berikut:

Setiap kali melaksanakan satu siklus maka diakhiri dengan refleksi. Tujuannya

adalah untuk melihat kelemahan-kelemahan yang terjadi selama pembelajaran berlangsung.

Hasil refleksi dalam setiap siklus akan diulangi kembali pada siklus-siklus berikutnya.

Aspek yang diamati dalam setiap siklus adalah kinerja siswa dan kesesuaian antara

pelaksanaan pembelajaran dengan rencana yang dibuat.

B. Subjek Penelitian

Yang berperan sebagai subyek dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII SMPN 2

Nangaroro Satap pelajaran 2020/2021. Para siswa memiliki karakteristik yang beragam,

demikianpun dalam kemampuan akademis dan kemampuan sangat beragam.

Jumlah subyek penelitian adalah 17 orang dengan spesifikasi sebagai berikut laki-

laki 7 orang dan selebihnya adalah perempuan dengan jumlah 10 orang.

ACTION

Tindakan

OBSERVING

Pengamatan

PLANNING

Perencanaan

REFLECTING

Refleksi

Page 11: PENGGUNAAN METODE DEMONSTRASI UNTUK …

C. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SMPN2 NANGARORO SATAP tepatnya di Desa

PODENURA ,Kecamatan NANGARORO, Kabupaten Nagekeo. Sedangkan kelas yang

diteliti adalah kelas Dua. Adapun alasan mengapa memilih sekolah tersebut karena sekolah

ini merupakan tempat dilaksanakan Praktek Pengalaman Lapangan Program Pendidikan

Profesi Guru dalam Jabatan Tahun 2020. Memilih kelas Dua untuk kepentingan penelitian

memiliki alasan yang rasional, agar dapat melihat ketercapaian atau ketuntasan belajar

membaca dari setiap siswa.

2. Waktu Penelitian

Pelaksanaan penelitian ini dilakukan selama dua minggu, mulai dari tanggal 26 oktober

untuk siklus I dan tanggal 2 November untuk siklus II.

Indikator Keberhasilan

Siswa dinyatakan tutas dalam belajar, jika nilai yang diperoleh minimal 75. Sedangkan

standar persentasi ketuntasan kemampuan kognitif klasikal atau seluruh siswa, jika mencapai

minimal 85%. Secara individual siswa dinyatakan telah

belajar tuntas jika mencapai skor 75 dan secara klasikal dinyatakan tuntas belajar jika

mencapai 85% siswa dalam kelas.

BAB IV

HASIL PENELITIAN

1. Deskripsi Per Siklus

a. Siklus I

Berdasarkan hasil tes siklus I yang dilakukan pada hari Senin, 26 Oktober 2020,

diperoleh data hasil belajar siswa yang telah dianalisis sebagai berikut, persentase

ketuntasan klasikal dari jumlah siswa seluruhnya adalah sebesar 74,04%. Siswa

yang tuntas adalah 10 siswa dari 17 jumlah siswa seluruhnya. Dikatakan tuntas

karena hasil belajar dari masing-masing ke-10 siswa tersebut telah mencapai

kriteria ketuntasan minimum (KKM) yakni 75. Sedangkan 7 siswa yang sisanya

dinyatakan belum tuntas karena nilai masing-masing siswa tersebut belum

mencapai KKM. Untuk lebih jelas analisis hasil belajar siswa pada siklus I dapat

dilihat padatabel 1.1 berikut:

Tabel 1.1

Tabel Hasil Belajar Siswa Siklus I

No Nama Siswa JK Nilai Keterangan

1 Lukas Mario Ndoa Laki-laki 70 Tidak Tuntas

2 Maksimus Goa Laki-laki 72 Tidak Tuntas

3 Oktafianus Rangga Laki-laki 75 Tuntas

4 Yohana Adolvin Nena Perempuan 85 Tuntas

5 Klarista Wulu Perempuan 70 Tidak Tuntas

Page 12: PENGGUNAAN METODE DEMONSTRASI UNTUK …

Jumlah

372 2 orang tuntas

Rata-rata 74,4 3 orang tidak tuntas

Secara singkat rekapitulasi hasil belajar siswa pada siklus I dapat dilihat pula pada tabel berikut

ini:

Tabel 4.2

Tabel Rekapitulasi Hasil Belajar Siswa pada Siklus I

No Uraian Hasil akhir

1 Nilai rata-rata hasil tes 74.04

2 Jumlah siswa yang tuntas 2

3 Jumlah siswa yang belum tuntas 3

4 Persentase ketuntasan belajar klasikal 40,0%

b. Siklus II

Setelah siklus I berakhir, maka langkah selanjutnya adalah pelaksanaan tindakan

siklus II. Adapun siklus II ini dilakukan karena pada pelaksanaan siklus I, persentase

ketuntasan belajar siswa secara klasikal pada siklus I baru mencapai 40,00%. Hal ini

menunjukan bahwa hasil belajar siswa belum mencapai kriteria secara klasikal yang

ditentukan sebesar 75%. Dengan demikian cukup beralasan untuk melanjutkan pada

siklus II. Untuk melakukan kegiatan pelaksanaan tindakan siklus II ini yang dilakukan

adalah perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi.

Perencanaan

Pada tahap perencanaan siklus II ini, kegiatan utama yang dilakukan adalah

mempersiapkan perangkat pembelajaran. Hal-hal yang menjadi pokok dalam persiapan

perangkat pembelajaran adalah menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP),

menyiapkan materi ajar, menyusun lembaran observasi siswa dan guru, dan menyusun

soal-soal tes siklus II, serta alat-alat pelajaran yang mendukung tercapainya kegiatan

proses belajar mengajar pada siklus II.

Pelaksanaan

Pertemuan merupakan langkah awal dilakukannya tindakan siklus II. Pertemuan

dilakukan pada hari Rabu tanggal 2 OKtober 2020 sesuai jadwal pelajaran di SMPN 2

NANGARORO SATAP. Pelaksanaan siklus II juga dilakukan selama satu hari dengan

perincian sebagai berikut, pada dua jam pembelajaran pertama dilakukan kegiatan

pembelajaran dengan menggunakan media dan pada jam pembelajaran ketiga dan

keempat dilakukan evaluasi.

Observasi

Untuk memperoleh data keaktifan belajar siswa di dalam kelas, maka dilakukan

pengamatan atau observasi. Tujuan utama dilakukanya observasi adalah untuk melihat

sejauh mana perkembangan keaktifan siswa setelah dilakukan tindakan. Selain dilakukan

observasi terhadap siswa, dilakukan juga observasi terhadap kinerja guru dalam

memberikan tindakan dalam pembelajaran. Kegiatan observasi pada siklus II ini

Page 13: PENGGUNAAN METODE DEMONSTRASI UNTUK …

dilakukan pada saat proses pembelajaran berlangsung yaitu pada senin 2 November

2020.

Refleksi Tindakan Siklus II

Hasil Belajar SiswaSiklus II

Berdasarkan hasil tes siklus II yang dilakukan pada hari Rabu, 2, Oktober

2020, diperoleh data hasil belajar siswa yang telah dianalisis sebagai berikut, nilai

rata-rata dari jumlah siswa seluruhnya adalah sebesar 75,90. Siswa yang tuntas

adalah 15 siswa dari 17 jumlah siswa seluruhnya. Dikatakan tuntas karena hasil

belajar dari masing-masing ke-17 siswa tersebut telah mencapai KKM yakni 75.

Sedangkan tiga siswa yang lainnya dinyatakan belum tuntas karena nilai masing-

masing siswa tersebut belum mencapai KKM.

Untuk ketuntasan belajar secara klasikal, diperoleh nilai sebesar 86,36%,

nilai ini diperoleh dari hasil perhitungan jumlah siswa yang tuntas dibagi jumlah

siswa seluruhnya dikali dengan 100%. sedangkan untuk persentase siswa yang

belum tuntas diperoleh data sebesar 13,63%. Hasil tes siklus II ini menunjukan

adanya peningkatan ketuntasan hasil belajar siswa jika dibandingkan dengan siklus

I yaitu dari 59,09% meningkat menjadi 86,36%. Dengan demikian ketuntasan

belajar secara klasikal telah mencapai standar yang diharapkan bahkan telah

melebihi 85%. Adanya peningkatan hasil belajar pada siklus II ini karena upaya

guru memanfaatkan media gambar dalam pembelajaran. Dengan demikian siswa

lebih proaktif dan lebih mudah memahami materi yang diberikan.Untuk lebih dapat

dilihat pada tabel 4.3 berikut:

Tabel 1.2

Tabel Hasil Belajar Siklus II

No Nama Siswa JK Nilai Keterangan

1 Lukas Mario Ndoa Laki-laki 80 Tuntas

2 Maksimus Goa Laki-laki 85 Tuntas

3 Oktafianus Rangga Laki-laki 87 Tuntas

4 Yohana Adolvin Nena Perempuan 88 Tuntas

5 Klarista Wulu Perempuan 89 Tuntas

Jumlah

429 5 orang tuntas

Rata-rata 85,8 0 orang tidak tuntas

Secara singkat rekapitulasi hasil belajar siswa pada siklus II dapat pula dilihat pada tabel berikut

ini:

Page 14: PENGGUNAAN METODE DEMONSTRASI UNTUK …

Tabel 1.2

Tabel Rekapitulasi Hasil Belajar Siswa pada Siklus II

No Uraian Hasil akhir

1 Nilai rata-rata hasil tes 85,80

2 Jumlah siswa yang tuntas 17

3 Jumlah siswa yang belum tuntas 0

4 Persentase ketuntasan belajar klasikal 87,36%

5 Persentase ketidaktuntasan belajar klasikal 0 %

Pembahasan

1. Ketuntasan Belajar Siswa

Pada bagian ini akan dideskripsikan ketuntasan belajar, baik ketuntasan belajar

secara individu maupun ketuntasan belajar secara klasikal.

a. Ketuntasan Belajar Individual

Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan media gambar dalam

pembelajaran mempunyai dampak positif dalam meningkatkan hasil belajar siswa. Hal

ini dapat dilihat dari meningkatnya hasil belajar siswa dan meningkatnya pemahaman

siswa terhadap materi yang diberikan guru. Peningkatan hasil belajar tersebut ditandai

dengan meningkatnya persentase ketuntasan belajar siswa baik secara individu

maupun secara klasikal.

Secara individual ketuntasan belajar siswa telah mengalami peningkatan. Pada

siklus I jumlah siswa yang tuntas yakni sebanyak 10 siswa dari 17 siswa seluruhnya.

Sedangkan 7 siswa lainnya memiliki nilai dibawah 75, artinya sebanyak 7 siswa

tersebut belum tuntas dalam pembelajaran siklus I.

Selanjutnya pada siklus II jumlah siswa yang tuntas terus mengalami

peningkatan. Jika pada siklus I jumlah siswa yang tuntas sebanyak 10 siswa,

sedangkan untuk siklus II jumlah siswa yang tuntas mengalami peningkatan yang

cukup signifikan yakni 17 siswa. Jumlah ini sangat baik dan prestasi yang sangat luar

biasa. Untuk lebih jelas gambaran ketuntasan belajar siswa secara individu sebagai

berikut ini.

Tabel 1.3

Perolehan Jumlah Siswa yang Tuntas Secara Individual

No Siklus Siswa yang tuntas Siswa yang tidak tuntas

1 Siklus I 10 7

2 Siklus II 17 0

3.6 Analisa Data

Pada penelitian tindakan kelas, data dianalisa sejak tindakan pembelajaran dilaksanakan,

dikembangkan selama proses refleksi sampai proses penyusunan laporan. Analisa data ini

dilakukan secara kualitatif.

Page 15: PENGGUNAAN METODE DEMONSTRASI UNTUK …

Dalam penelitian ini data berasal dari observasi dan tes terhadap pihak yang terkait langsung,

dalam proses belajar mengajar. Penyajian data dalam bentuk tes. Sedangkan penarikan

kesimpulan dilaksanakan setiap siklus melalui diskusi bersama di kelas.

DAFTAR PUSTAKA

Modul Pengembangan Profesi Guru ( PPG) 2020

Hastuti, Eka Fitri. 2010. Upaya Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa dalam Pembelajaran

Matematika Tentang Pengukuran dengan Metode Demonstrasi Pada Siswa KelasI SDN 03

Tawangsari Kecamatan Kerjo Kabupaten Karanganyar Tahun Pelajaran 2009/2010. Surakarta :

Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Sanjaya, Wina. 2006. Strategi Pembelajaran. Jakarta : Kencana Prenada Media.

Sumantri, Mulyana, dan Permana Johar. 1999. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta

Proyek Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Ditjen Dikti, Debdikbud. Santoso, P. 2009. Materi dan

Pembelajaran Bahasa Indonesia SMP. Jakarta :Penerbit Universitas Terbuka.

Standar Isi No. 22 tahun 2006 Untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah. Pengertian

Bahasa Indonesia. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional. Undang-Undang tentang Guru dan

Dosen tahun 2006.