penerapan metode demonstrasi dalam meningkatkan

101
PENERAPAN METODE DEMONSTRASI DALAM MENINGKATKAN MINAT BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN FIQIH DI KELAS III MI NW BADRUSSALAM SEKARBELA TAHUN PELAJARAN 2019/2020 Oleh NIHAYATUZZAHRA NIM 160106159 JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MATARAM 2020

Upload: others

Post on 25-Mar-2022

11 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

PENERAPAN METODE DEMONSTRASI DALAM MENINGKATKAN

MINAT BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN FIQIH DI KELAS

III MI NW BADRUSSALAM SEKARBELA

TAHUN PELAJARAN 2019/2020

Oleh

NIHAYATUZZAHRA NIM 160106159

JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

MATARAM

2020

ii

PENERAPAN METODE DEMONSTRASI DALAM MENINGKATKAN

MINAT BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN FIQIH DI KELAS

III MI NW BADRUSSALAM SEKARBELA

TAHUN PELAJARAN 2019/2020

SKRIPSI

Diajukan Kepada Universitas Islam Negeri Mataram Untuk Melengkapi Persyaratan Mencapai Gelar Sarjana

Oleh

NIHAYATUZZAHRA NIM 160106159

JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MATARAM

2020

iii

KEMENTERIAN AGAMA RI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) MATARAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN Kampus II : Jln. Gajahmada No.- Telp. (0370) 620783-620784 Fax. 620784

Jempong-Mataram

PERSETUJUAN PEMBIMBING

Skripsi oleh: Nihayatuzzahra NIM: 160106159 dengan judul “Penerapan Metode

Demonstrasi Dalam Meningkatkan Minat Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran

Fiqih di Kelas III MI NW Badrussalam Sekarbela Tahun Pelajaran 2019/2020”

telah memenuhi syarat untuk disetujui.

Di Setujui pada tanggal :

Pembimbing I Pembimbing II

Dr.Muammar,M.Pd Dr.Hilmiati,M.Pd NIP.1981122312006041003 NIP.198305302006042002

iv

Nota Dinas Pembimbing

Hal : Ujian Skripsi Mataram,

Yang Terhormat

Rektor UIN Mataram

di Mataram

Assalamu’alaikum, Wr. Wb.

Disampaikan dengan hormat, setelah melakukan bimbingan, arahan, dan

koreksi maka kami berpendapat bahwa skripsi saudara:

Nama Mahasiswa : Nihayatuzzahra

NIM : 160106159

Jurusan/Prodi : PGMI

Judul:Penerapan Metode Demonstrasi Dalam Meningkatkan Minat Belajar

Siswa Pada Mata Pelajaran Fiqih di Kelas III MI NW Badrussalam

Sekarbela Tahun Pelajaran 2019/2020

Telah memenuhi syarat untuk diajukan dalam sidang munaqasyah skripsi

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Mataram. Oleh karena itu, kami

berharap agar skripsi ini dapat segera dimuaqasyahkan.

Wassalammu’alaikum, Wr. Wb.

Pembimbing I Pembimbing II

Dr.Muammar,M.Pd Dr.Hilmiati,M.Pd NIP.1981122312006041003 NIP.198305302006042002

vi

PENGESAHAN

Skripsi oleh: Nihayatuzzahra NIM:160106159 Penerapan Metode Demonstrasi

dalam Meningkatkan Minat Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Fiqih di Kelas III

MI NW Badrussalam Sekarbela Tahun Pelajaran 2019/2020, telah dipertahankan

di depan dewan penguji jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiayh (PGMI)

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Mataram pada tanggal

Dewan Penguji

1) Ketua Sidang/ : Dr.Muammar,M.Pd

Pembimbing I 1981122312006041003

2) Sekretaris Sidang/ : Dr.Hilmiati,M.Pd

Pembimbing II 198305302006042002

3) Penguji I :

4) Penguji II :

Mengetahui

Dekan Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan

Dr.Hj Lubna,M.Pd NIP.196812311993032008

vii

MOTTO

بلغ ما انز ل ا ليك من رباك

“Sampaikanlah apa yang diturunkan kepadamu dari tuhanmu”

(Q.S. Al-Maidah Ayat:67)1

1Q.S Al-Maidah [5]:67.Al-Hikmah Al-Qur’an dan Terjemahannya, (Bandung:Penerbit Diponogoro,2015), hlm.119

viii

PERSEMBAHAN

Karya sederhana ini saya persembahkan kepada :

Kedua orang tuaku yaitu ibunda tercinta Fatmawati dan

Ayahandaku tersayang bapak H.Lukman S.Adm yang telah

menghabiskan seluruh hidupnya untuk membesarkan dan menjadi

madrasah pertama untuk anak-anaknya supaya dapat menempuh

pendidikan hingga mampu berada pada titik saat ini. Dan untuk

kedua saudaraku Abdullah Hisyam Qabani&Fathul Makky Sugara

jangan pernah kecewakan kedua orang tua meski kita memiliki

jalan masing-masing yang berbeda, terimakasih untuk do’a yang

terus mengalir sehingga saya dapat menyelesaikan karya sederhana

ini.

ix

KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah penulis ucapkan kepada Allah swt yang telah

memberikan penulis kekuatan serta kesabaran, sehingga penulis mampu

merampungkan penyusunan skripsi ini. Salawatserta salamkepada junjungan alam

Nabi Besar Muhammad saw yang telahmembawaumat manusia dari alam yang

gelap gulita (kebodohan) menuju alam yang terang benderang seperti sekarang ini.

Penyusunan skripsi yang berjudul “Penerapan Metode Demonstrasi dalam

Meningkatkan Minat Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Fiqih di Kelas III MI

NW Badrussalam Sekarbela Tahun Pelajaran 2019/2020”, tidak terlepas dari

bantuan semua pihak, sehubungan dengan itu penulis dengan hati yang ikhlas

mengucapkan terimakasih yang sedalam-dalamnya kepada yang terhormat:

1) Bapak Dr. Muammar,M.Pd. sebagai pembimbing I dan Ibu Dr.Hilmiati M.Pd.

sebagai pembimbing II yang memberikan bimbingan, motivasi, dan koreksi

yang sangat mendetail, terus-menerus, dan tanpa bosan di tengah

kesibukannya dalam suasana covid 19 menjadikan skripsi ini lebih matang

dan cepat selesai;

2) Bapak Dr. Ahmad Sulhan, M.Pd.I. sebagai ketua jurusan Pendidikan Guru

Madrasah Ibtidaiyah serta seluruh jajarannya yang telah memberikan

pelayanan akademik selama penyusunan skripsi ini.

3) Ibu Dr. Hj. Lubna, M.Pd. selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan serta

seluruh jajarannya yang telah memberikan pelayanan akademik selama

penyusunan skripsi ini.

x

4) Bapak Prof. Dr. H. Mutawali, M.Ag selaku Rektor UIN Mataram yang

senantiasa selalu mengingatkan kepada seluruh Mahasiswanya untuk tidak

berlama-lama di Kampus.

Apa yang penulis paparkan dalam karya kecil ini tentunya masih jauh dari

kesempurnaan, baik dari segi penulisan maupun kelengkapan data yang penulis

paparkan, karena itu kritik dan saran dari semua pihak, merupakan solusi terbaik

dalam rangka menjadikan karya kecil ini sebagai sebuah karya berkualitas

kedepannya, sehingga layak menjadi konsumsi dalam kajian keilmuan.

Akhirnya semoga skripsi ini dapat bermanfaat terutama bagi penulis dan

semoga Allah SWT. Senantiasa menaungi kita semua dengan payung hidayah-

Nya. Amin

Mataram,

Penulis,

xi

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ................................................................................. i HALAMAN JUDUL .................................................................................... ii PERSETUJUAN PEMBIMBING .............................................................. iii NOTA DINAS PEMBIMBING ................................................................... iv PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ..................................................... v HALAMAN PENGESAHAN ...................................................................... vi HALAMAN MOTTO .................................................................................. vii HALAMAN PERSEMBAHAN .................................................................. viii KATA PENGANTAR .................................................................................. ix DAFTAR ISI ................................................................................................. xi DAFTAR TABEL ........................................................................................ xiv DAFTAR GAMBAR .................................................................................... xv DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................ xvi ABSTRAK .................................................................................................... xvii BAB I PENDAHULUAN

a) Latar Belakang Masalah ..................................................................... 1

b) Rumusan Masalah ............................................................................. 7

c) Tujuan dan Manfaat Penelitian .......................................................... 8

d) Ruang Lingkup Penelitian .................................................................. 9

e) Telaah Pustaka ................................................................................... 10

f) Kerangka Teori................................................................................... 12

1. Metode Demonstrasi .................................................................... 12

1. Pengertian Metode Demonstrasi ............................................ 12

2. Langkah-Langkah dalam Melakukan Demonstrasi ............... 14

3. Manfaat Metode Demonstrasi ................................................ 14

4. Kelebihan Metode Demonstrasi ............................................. 15

5. Kelemahan Metode Demonstrasi ........................................... 16

2. Minat Belajar ................................................................................ 17

1) Pengertian Minat Belajar........................................................ 17

2) Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Minat Belajar ................ 18

3) Ciri-Ciri Minat Belajar ........................................................... 19

4) Indikator Minat Belajar .......................................................... 20

3. Mata Pelajaran Fiqih .................................................................... 21

xii

a. Pengertian Pelajaran Fiqih ..................................................... 21

b. Tujuan mata Pelajaran Fiqih .................................................. 22

c. Ruang Lingkup Mata Pelajaran Fiqih .................................... 23

g) Metode Penelitian............................................................................... 24

1) Pendekatan Penelitian .................................................................. 24

2) Kehadiran Peneliti ........................................................................ 24

3) Lokasi Penelitian .......................................................................... 25

4) Sumber Data ................................................................................. 25

5) Prosedur Pengumpulan Data ........................................................ 25

6) Analisis Data ................................................................................ 27

7) Keabsahan Data ............................................................................ 28

h) Sistematika Pembahasan .................................................................... 30

BAB II PAPARAN DAN TEMUAN

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian .................................................. 32

1) Sejarah Umum MI NW Badrussalam Sekarbela .......................... 32

2) Letak Geografis MI NW Badrussalam Sekarbela ........................ 34

3) Keadaan Guru MI NW Badrussalam Sekarbela........................... 34

4) Keadaan Siswa MI NW Badrussalam Sekarbela ......................... 35

5) Struktur Organisasi MI NW Badrussalam Sekarbela .................. 36

6) Keadaan Sarana dan Prasarana MI NW Badrussalam Sekarbela. 38

7) Visi dan Misi MI NW Badrussalam Sekarbela ............................ 39

B. Penerapan Metode Demonstrasi dalam Meningkatkan Minat

Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Fiqih di Kelas III MI NW

Badrussalam Sekarbela Tahun Pelajaran 2019/2020. ........................ 40

C. Minat Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Fiqih di Kelas III MI

NW Badrussalam Sekarbela Tahun Pelajaran 2019/2020 ................. 44

D. Kendala-Kendala Guru Dalam Menerapkan Metode Demonstrasi

Pada Mata Pelajaran Fiqih di Kelas III MI NW Badrussalam

Sekarbela Thanun Pelajaran 2019/2020 ............................................. 45

xiii

BAB III PEMBAHASAN

a. Penerapan Metode Demonstrasi dalam Meningkatkan Minat

Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Fiqih di Kelas III MI NW

Badrussalam Sekarbela Tahun Pelajaran 2019/2020 ......................... 50

b. Minat Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Fiqih di Kelas III MI

NW Badrussalam Sekarbela Tahun Pelajaran 2019/2020 ................. 52

c. Kendala- Kendala Guru Dalam Menerapkan Metode Demonstrasi

Pada Mata Pelajaran Fiqih di Kelas III MI NW Badrussalam

Sekarbela Thanun Pelajaran 2019/2020 ............................................. 53

BAB IV PENUTUP

A. Kesimpulan ........................................................................................ 58

B. Saran ................................................................................................... 59

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN DAFTAR RIWAYAT HIDUP

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Daftar Keadaan Guru di MI NW Badrussalam Sekarbela Tahun Pelajaran,2019/2020, 35

Tabel 2.2 Keadaan Siswa MI NW Badrussalam Tahun Pelajaran 2019/2020, 36 Tabel 2.3 Kedaan Sarana dan Prasarana MI NW Badrussalam Sekarbela

Tahun Pelajaran 2019/2020, 38

xv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Struktur Organisasi MI NW Badrussalam Sekarbela Tahun Pelajaran 2019/2020, 37

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Pedoman wawancara, 1 Lampiran 2 : Hasil wawancara dengan kepala sekolah,3 Lampiran 3 : Hasil wawancara dengan Guru,4 Lampiran 4 : RPP,7 Lampiran 5 : Poto Dokumentasi ,9 Lampiran 6 : Surat Permohonan Izin Penelitian,13 Lampiran 7 : Surat Izin Penelitian/Pengambilan Data,14 Lampiran 8 : Surat Izin Penelitian MI NW Badrussalam Sekarbela,15 Lampiran 9 : Daftar Riwayat Hidup, 16

xvii

PENERAPAN METODE DEMONSTRASI DALAM MENINGKATKAN

MINAT BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN FIQIH DI KELAS

III MI NW BADRUSSALAM SEKARBELA TAHUN PELAJARAN

2019/2020

Oleh Nihayatuzzahra NIM 160106159

ABSTRAK

Penelitian ini dilatar belakangi oleh perhatian penulis terhadap proses belajar- mengajar peserta didik kelas III pada mata pelajaran Fiqih, masih banyak peserta didik yang terlihat minat belajarnya kurang dalam mengikuti setiap proses pembelajaran. Fokus yang dikaji dalam skripsi ini adalah (1) bagaimana penerapan metode demonstrasi dalam meningkatkan minat belajar siswa pada mata pelajaran fiqih kelas III MI NW Badrussalam Sekarbela Tahun Pelajaran 2019/2020? (2) bagaimanakah minat belajar siswa dalam penerapan metode demonstrasi pada mata pelajaran fiqih di kelas III MI NW Badrussalam Sekarbea? (3) apa saja kendala-kendala yang dihadapi oleh guru dalam menerapkan metode demonstrasi pada mata pelajaran fiqih di kelas III MI NW Badrussalam Sekarbela?

Jenis penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif deskriptif. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara, dan dokumentasi. Sedangkan metode analisis data yang digunakan adalah model Miles dan Huberman yaitu reduksi data dan data display (penyajian data).

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penerapan metode demonstrasi pada mata pelajaran fiqihdi kelas III MI NW Badrussalam Sekarbela oleh guru telah terlaksana. Adapun langkah-langkah penerapan metode demonstrasi dalam meningkatkan minat belajar siswa pada mata pelajaran fiqih di kelas III adalah sebagai berikut: (1) dalam menerapkan metode demonstrasi, guru melakukan beberapa tahap pelaksanaan.Pertama, guru memetakan materi yaitu materi salat, selanjutnya penyampaian perencanaan pembelajaran dengan guru mempersiapkan RPP sebagai acuan pembelajaran dan barulah yang terakhir guru memperagakan contoh salat sebagai proses pembelajaran yaitu dengan mendemonstrasikan atau mempraktikkan materi salat kemudian yang ke (2) minat belajar siswa mulai terlihat saat guru meminta peserta didik untuk melakukan pendemonstrasia atau praktik oleh peserta didik kemudian ke(3) yang terakhir adalah kurangnya peserta didik yang mengetahui bacaan salat dan juga adanya sarana dan prasarana yang kurang memadai menjadi kendala yang ditemukan oleh guru.

Kata Kunci : Metode Demonstrasi, Minat Belajar, dan Mata Pelajaran Fiqih

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Metode adalah salah satu alat atau cara untuk menacapai tujuan yang

telah di tetapkan. Metode banyak tergantung pada orang yang

menggunakannya. Oleh karena itu, orang itu sendiri bisa dipandang sebagai

metode pula. Metode dalam pendidikan sangatlah penting, Arifin

mengemukakan tanpa metode akan membawa kekaburan wawasan pencapaian

tujuan2. Perlu kita ketahui bahwa mengajar bukanlah suatu pekerjaan (tugas)

yang mudah. Keberhasilan suatu proses pengajaran banyak ditentukan oleh

strategi, metode mengajar,serta model-model pembalajaran yang digunakan.

Allah SWT yang memberi tugas rasul untuk mengajar manusia, tentu

tidak di lepas begitu saja melakasankaan tugas mengajar, tetapi dapat

dipastikan bahwa Allah swt memberi bimbingan dan petunjuk tentang strategi,

cara, ataupun metode yang digunakan dalam mengajar tugas-tugasnya. Oleh

karena itu, dikemukakan ayat-ayat Al-Qur’an dan hadits yang mengandung

petunjuk metode mengajar sebagaimana firman Allah swt dalam surat Al-

Baqarah ayat 151 yang artinya:

“sebagaimana (kami telah menyampaikan nikmat kami kepada kamu)

kami telah mengutus kepada kaum Rasul dari kalangan kamu. Dia

2 Muzayyin Arifin, Kapita Slekta Pendidikan Islam,(Jakarta:Bumi Aksara,2013)hlm.199

2

membacakan kepada kamu Al-kitab dan Al-hikmah, serta mengajarkan

kepada kamu apa yang belum kamu ketahui”.3

Metode mengajar sebagai alat mencapai tujuan yang diperlukan

pengetahuan untuk tujuan itu sendiri, perumusan tujuan yang jelas merupakan

persyaratan penting sebelum menentukan dan memilih metode mengajar yang

tepat. Kekaburan dalam tujuan yang akan dicapai dapat menyebabkan

kesulitan dalam memilih dan menemukan metode yang tepat. Apabila

memperhatikan perkembangan pendidikan Islam di Indonesia, bahwa salah

satu gejala negatif sebagai penghalang yang paling menonjol dalam

pelaksanaan pendidikan adalah masalah mendidik agama.

Meskipun metode tidak akan berarti apa-apa bila dipandang terpisah

dari komponen-komponen lain, dengan pengertian bahwa metode dianggap

penting dalam hubungannya dengan semua komponen pendidikan lainnya

seperti tujuan materi, situasi, evaluasi dan lain-lain. Setiap guru akan

menggunakan metode tertentu, harus mengerti tentang metode metode

pembelajaran, misalnya jalannya pengajaran serta kebaikan dan

kelemahannya, situasi-situasi yang tepat di metode itu efektif dan wajar, serta

dalam terampil menggunakan metode itu. Di samping masalah lainnya juga

sering didapati adalah kurangnya perhatian guru agama terhadap variasi

penerapan metode mengajar dalam mutu pengajaran yang baik.4

3Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahannya, Edisi Revisi,

(Semarang:CV.Toha Putra,2013)hlm.24 4 Ahmad Tafsir, Metodologi Pengajaran Agama Islam(Jakarta:Remaja Rosdakarya,

2004)hlm.9

3

Pendidikan merupakan usaha sadar mengembangkan dan membantu

peserta didik secara terprogram untuk mengembangkan kemampuannya secara

keseluruhan. Banyak hal yang dilakukan oleh guru untuk keberhasilan peserta

didik baik dalam meningkatkan minat belajar siswa ataupun keaktifannya

dikelas agar dapat mencapai tujuan pendidikan secara efektif dan efisien,

karena setiap proses belajar mengajar bertujuan untuk mencapai hasil yang

maksimal. Menurut Jufri, pembelajaran adalah proses interaksi antara peserta

didik dan tenaga pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar

dalam kegiatan belajar mengajar5. Sedangkan menurut Nana pembelajaran

adalah suatu proses dengan ditandai adanya perubahan hasil belajar dari

proses pembelajaran yang ditunjukkan pada pengetahuan, pemahaman, sikap,

tingkah laku, keterampilan,kecakapan, daya reaksi, daya menerima dan lain

sebagainya yang ada pada individu itu sendiri6.

Adapun tujuan dari penetapan kurikulum 2013 bermaksud untuk

mengembangkan potensi peserta didik menuju kemampuan berfikir yang lebih

siap dalam menyelesaiakan masalah yang akan dihadapi dimasyarakat dan

bertujuan mempersiapkan peserta didik agar memiliki kemampuan hidup

sebagai pribadi yang beriman, produktif, kreatif, inofatif, dan efektif serta

dapat berkontribusi pada kehidupan yang bermasyarakat, berbangsa dan

bernegara7.

5 Wahab Jufri, Belajar dan Pembelajaran SAINS (Bandung:Pustaka Reka Cipta, 2017),

hlm.50. 6 Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung: PT Remaja

Rosdakarya,2010)hlm.7 7 Keputusan Kementrian Agama Republik Indonesia No:165. Tahun 2014 Tentang

Kurikulum 2013 Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Bahasa Arab Pada Madrasah

4

Berdasarkan pada tujuan tersebut, jelas bahwa pada setiap jenjang

pendidikan akan menggapai tujuan tersebut dengan berbagai cara termasuk

dalam memlilih metode. Hal tersebut berkaitan dengan membentuk

kemampuan atau karakter peserta didik sehingga dapat memiliki rasa

bersaing, berperilaku, berakhlak dan bermasyarakat yang baik8. Begitu

halnya dengan mendidik peserta didik sehungga dapat memiliki karakter

sebagai pondasi awal yang ditanamkan kepada anak-anak yang

dimilikinya sejak dini. Hal ini tentunya berkaitan dengan proses

pembelajaran di sekolah dasar sebagai tolak ukur yang paling utama pada

dunia pendidikan yang ditempuh lebih awal sehingga dapat mencetak

karakter yang menjadi generasi penerus bangsa Indonesia mengahapi

peradaban dunia. Kurikulum 2013 menjadi salah satu solusi menghadapi

zaman yang akan mengutamakan potensi yang sinergikan nilai-nilai

karakter pada pembelajaran disekolah9.

Dalam proses pembelajaran, guru sebagai pelaku utama dalam

implementasi atau penerapan program pendidikan disekolah, dimana guru

memiliki peranan yang penting menentukan proses pemahaman peserta

didik. Oleh karena itu guru sebagai penentu kelancaran pembelajaran

sehingga peserta didik dapat terdorong untuk melakakukan kegiatan dan

pengalaman baik berupa uji coba, membandingkan, melatih konsentrasi

dan sebagainya sehingga kemampuan atau kompetensi yang diharapkan

sesuai dengan tujuan. Suatu keberhasilan peserta didik tidak hanya

8 Masnur Muslih, Pendidikan Karakter, (Jakarta:Bumi Aksara,2014)hlm.83 9 Soleh Hidayat, Pengembangan Kurikulum Baru, (Bandung: PT Remaja

Rosdakarya,2017), hlm.113

5

ditentuka oleh hasil yang dicapai melainkan proses pembelajaran yang

aktif dan inofatif karena apabila peserta didik aktif dalam pembelajaran itu

berarti peserta didik memiliki daya tarik atau meminati suatu proses

kegiatan belajar.

Untuk dapat melihat berhasilnya seorang guru dalam proses

pembelajaran untuk meningkatkan minat belajar siswa yaitu pada hasil

belajar yang berupa penilaian, sehingga guru dapat mengetahaui

perkembangan dan kemajuan dalam minat peserta didik. Hal tersebut

sesuai dengan penegasan prinsip oleh BSNP (Badan Standar Nasional

Pendidikan) bahwa penilaian ditujukan untuk mengukur pencapaian

kompetensi dari standar kompetensi lulusan yang telah ditentukan.

Penilaian yang dilakukan harus meliputi berbagai aspek kompetensi yaitu

dari ranah kognitif, afektif, dan psikomotor.10

Berdasarkan hal tersebut kompetensi yang dimiliki oleh peserta

didik menjadi fokus pada mata pelajaran Fiqih di kelas III yang mencakup

tentang dasar agama khususnya salat yang harus lebih diperhatikan oleh

guru. Sehingga dalam proses pembelajaranguru memilih strategi yang

tepat untuk diterapkan dalam menyesuaikan pemahaman dari keseluruhan

peserta didik di dalam kelas dengan metode yang tepat.

Guru harus memilih metode yang sesuai dari kemampuannya untuk

melaksanakan metode yang direncanakan, melihat dari segi keadaan

peserta didik, dan juga melihat dari segi tujuan maupun bahan belajar yang

10 Zainal Arifin, Evaluasi Pembelajaran, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,2015),

hlm.52

6

akan disampaikan. Sebab tidak semua metode yang digunakan sesuai

dengan kemampuan seorang guru sehingga terjadinya kurang maksimal

pada proses pembelajaran dan hasil belajar yang kurang efektif11. Karena

keberhasilan peserta didik dalam belajar tergantung pula dengan metode

penyajian materi. Metode penyajian materi yang menyenangkan, tidak

menimbulkan bosan, menarik, dan mudah untuk dimengerti oleh peserta

didik yang tentunya akan berpengaruh secara positif terhadap hasil belajar.

Oleh karenanya pilihan metode dalam pembelajaran sangatlah

penting sebagai alat untuk menciptakan interaksi antara guru sebagai

penggerak atau pembimbing dengan peserta didik yang berperan sebagai

penerima atau yang di bimbing12. Salah satu yang dapat diterapkan dalam

mata pelajaran fiqih dengan metode demonstrasi, dimana metode

demonstrasi adalah metode mengajar yang menggunakan peragaan untuk

memperjelas suatu pengertian atau untuk memperlihatkan bagaimana

melakukan sesuatu kepada peserta didik.13 Dimana dapat disimpulkan

bahwa metode demonstrasi adalah metode yang melibatkan siswa untuk

memperagakan materi yang telah dijarkan oleh guru.

Dalam pembelajaran fiqih di MI NW Badrussalam Sekarbela guru

harus memilih metode pembelajaran yang tepat yang disiapkan sehingga

dapat meningkatkan minat belajar siswa, salah satunya dengan

11Ridwan, Pembelajaran Al-Qur’an Hadits di Madrasah Ibtidaiyah, (Mataram, CV.

Elhikam Press Lombok,2016),hlm.80-84 12 Ridwan, Pembelajaran Al-Qur’an Hadits di Madrasah Ibtidaiyah,(Mataram, CV.

Elhikam Press Lombok,2016), hlm.102 13 Zakiah Daradjad, Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam (Jakarta:Bumi

Aksara,2011)hlm.296

7

menggunakan metode demonstrasi pada proses pembelajaran mata

pelajaran fiqih. Oleh karena itu peneliti ingin melakukan penelitian dengan

judul “Penerapan Metode Demonstrasi dalam Meningkatkan Minat Belajar

Siswa Pada Mata Pelajaran Fiqih di Kelas III Mi NW Badrussalam

Sekarbela Tahun Pelajaran 2019/2020”

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimanakah penerapan metode demonstrasi pada Mata Pelajaran Fiqih

di Kelas III MI NW Badrussalam Sekarbela Tahun Pelajaran 2019/2020?

2. Bagaimanakah minat belajar siswa dalam penerapan metode demonstrasi

pada Mata Pelajaran Fiqih di Kelas III MI NW Badrussalam Sekarbela

Tahun Pelajaran 2019/2020?

3. Apa saja kendala-kendala yang dihadapi oleh guru dalam menerapkan

metode demonstrasi pada Mata Pelajaran Fiqih di kelas III MI NW

Badrussalam Sekarbela?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas maka tujuan penelitian ini yaitu:

a. Untuk mengetahui penerapan metode demonstrasi pada mata pelajaran

fiqih di kelas III Mi NW Badrussalam Sekarbela tahun pelajaran

2019/2020.

b. Untuk mengetahui minat belajar siswa dalam penerapan metode

demonstrasi pada mata pelajaran fiqih di kelas III MI NW

Badrussalam Sekarbela Tahun Pelajaran 2019/2020

8

c. Untuk mengetahui kendala-kendala yang dihadapi oleh guru dalam

menerapkan metode demonstrasi pada mata pelajaran fiqih dikelas III

MI NW Badrussalam Sekarbela tahun pelajaran 2019/2020.

2. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian ini terdiri dari manfaat teoretis dan

manfaat praktis, untuk lebih jelasnya dapat diuraikan sebagai berikut :

a. Manfaat Teoretis

Secara teoretis penelitian ini diharapkan dapat dijadikan

sebagai referensi atau sumber acuan untuk mengadakan penelitian

selanjutnya terkait dengan penerapan metode demonstrasi dalam

meningkatkan minat belajar siswa.

b. Manfaat Praktis

1) Manfaat bagi Guru

Penelitian ini diharapkan dapat digunakan oleh guru sebagai

acuan dan pertimbangan yang dasar untuk meningkatkan minat

belajar peserta didik.

2) Manfaat Bagi Sekolah

Peneleitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai sarana serta

acuan yang lebih baik dalam suatu proses pembelajaran, terutama

dalam mata pelajaran Fiqih pada materi salat. Selain itu juga

sebagai suatu bahan masukan untuk dijadikan sebagai

pembelajaran yang kreatif, inovati, dan menyenangkan.

9

3) Peserta didik

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan suatu pemahaman

dalam mata pelajaran fiqih khususnya materi salat yang dipelajari.

Selain itu juga, peserta didik dapat mengetahui letak pemahaman

mereka melalui praktik secara langsung.

D. Ruang Lingkup Dan Setting Penelitian

6. Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup penelitian ini adalah penerapan metode demonstrasi

dalam meningkatkan minat belajar siswa pada mata pelajaran fiqih di kelas

III MINW Badrussalam Sekarbela tahun pelajaran 2019/2020.

7. Setting Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di MI NW Badrussalam Sekarbela

Jalan Swasembada Komplek Kehutanan Karang Pule Kelurahan Karang

Pule Kecamatan Sekarbela Kota Mataram Provinsi NTB.

E. Telaah Pustaka

Setiap seseorang yang melakukan penelitian pasti memiliki fokus

penelitian yang berbeda-beda dan beragam, begitu pula dengan penelitian ini.

Untuk mencegah terjadinya duplikasi, menjamin keaslian dan keabsahana

penelitian ini, maka peneliti mengadakan telaah pustaka dari peneliti-peneliti

sebelumnya yang berkaitan dengan judul permesalahan yang peneliti angkat

diantaranya:

10

1. Penelitian Endang Mutiarawati (2008) berjudul “Hubungan antara persepsi

guru terhadapmetode demonstrasi dengan motivasi mengajar pada guru

SMP Muhammadiyah 3 Yogyakarta Tahun Pelajaran 200814. Hasil

penelitian ini menjelaskan bahwa dalam peranannya guru memegang

peranan penting dengan penerapan multimetode dalam pembelajaran maka

guru harus pandai membawa siswanya kepada tujuan yang dicapai.

Dari penelitian diatas, terdapat persamaan dan perbedaan dengan

peneliti ini, persamaanya dengan penelitian yang akan peneliti lakukan

adalah sama-sama mengkaji tentang metode demonstrasi. Dan

persamaannya juga terdapat pada teknik pengumpulan data, yaitu dalam

pengumpulan data sama-sama menggunakan wawancara.

Perbedaan dalam penelitian ini dengan penelitian yang akan

peneliti lakukan adalah terletak pada lokasi penelitian. Lokasi dalam

penelitian ini adalah SMP Muhammadiyah Yogyakarta, sedangkan lokasi

penelitian yang akan dilakukan peneliti berada di MI NW Badrussalam

Sekarbela.

2. Penelitian Dwi Marginingsih (2016) Strategi Guru Terhadap Metode

Pengajaran Untuk Anak Hiperaktif Melalui Metode Demonstrasi Kelas IV

SD Pelangi Tahun Pelajaran 2015/201615”. Hasil penelitian ini

14 Endang Mutiarawati, “Hubungan Antara Persepsi Guru terhadap Metode Demonstrasi

dengan motivasi mengajar pada guru SMP Muhammadiyah 3 Yogyakarta, ( Skripsi FKIP, Universitas Muhammadiyah Yogyakrta, Yogyakarta 2008) Hlm.4-5

15Dwi Marginingsih Strategi Guru Terhadap Metode Pengajaran Untuk Anak Hiperaktif Melalui Metode Demonstrasi Kelas IV SD Pelangi Tahun Pelajaran 2015/2016 (Skripsi, UN Yogyakarta, Yogyakarta 2016)hlm. 8-9

11

menunjukkan bahwa metode demonstrasi sangat cocok untuk diterapkan

dalam materi yang membutuhkan peragaan.

Dari penelitian diatas terdapat persamaan dan perbedaan dengan

penelitian ini, persamaannya adalah sama-sama mengkaji tentang metode

pembelajaran, khususnya metode demonstrasipersamaannya juga terdapat

pada teknik pengumpulan data yaitu melalui wawancara, dan juga

dokumentasi.

Sedangkan perbedaannya dalam penelitian ini adalah jika

penelitian yang dilakukan oleh Dwi Marningsih penggunaan metode

demonstrasi untuk anak hiperaktif sedangkan penelitian yang dilakukan

oleh peneliti adalah untuk minat belajar peserta didik. Tidak hanya

itu,perbedaanya juga terletak pada lokasi penelitan. Lokasi penelitian ini

adalah di SD IV Pelangi Yogyakarta sedangkan penelitian yang peneliti

lajukan di MI NW Badrussalam Sekarbela.

3. Penelitian yang dilakukan oleh Ika Wahyuni (2016), Peningkatkan Hasil

Belajar Melalui Penerapan Metode Demonstrasi Pada Mata Pelajaran IPS

Kelas V SDN 1 Lelong Kecamatan Praya Tengah Kabupaten Lombok

Tengah Tahun Pelajaran 2015/201616. Hasil dari penelitian ini mengkaji

bahwa guru yang menguasai beragam metode pembelajaran sangatlah

penting untuk menyampaikan sebuah materi pembelajaran agar menacapai

hasil yang maksimal.

16Ika Wahyuni Peningkatkan Hasil Belajar Melalui Penerapan Metode Demonstrasi

Pada Mata Pelajaran IPS Kelas V SDN 1 Lelong Kecamatan Praya Tengah Kabupaten Lombok Tengah Tahun Pelajaran 2015/2016. (SKRIPSI, FKIP UNRAM, Mataram, 2016) hlm 14-15

12

Dari penelitian diatas terdapat persamaan dan perbedaan terhadap

penelitian ini dimana persamaannya ialah, sama-sama membahas tentang

penerapan metode demonstrasi sebagai metode belajar di kelas.

Sedangkan perbedaannya adalah, jika penelitian ini metode

demonstrasi untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik maka

penelitian yang dilakukan oleh peneliti adalah untuk meningkatkan minat

belajar siswa, perbedaannya juga terdapat pada letak atau lokasi penelitian.

Jika peneltian ini melakukan penelitian di SDN 1 Lelong Kecamatan Praya

Tengah maka penelitian yang peneliti lakukan ialah di MI NW

Badrussalam Sekabela.

F. Kerangka Teori

1. Metode Demonstrasi

a. Pengertian Metode Demonstrasi

Zakiah mengemukakan metode demonstrasi adalah metode

mengajar yang menggunakan peragaan untuk memperjelas suatu

pengertian atau untuk memperlihatkan bagaimana melakukan sesuatu

kepada anak didik.17

Sedangkan menurut Abuddin Nata, metode demonstrasi ialah

cara penyajian pelajaran dengan meragakan atau mempertunjukkan

kepada peserta didik tentang suatu proses, situasi atau benda tertentu

yang sedang dipelajari, baik yang sebenarnya maupun tiruannya18.

17 Zakiah Daradjad, Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam (Jakarta:Bumi

Aksara,2011)hlm.296 18 Abuddin Nata, Perspeltif Islam Tentang Strategi Pembelajaran (Jakarta:Kencana,2014)

hlm.183

13

Istilah demonstrasi dalam pengajaran dipakai untuk menggambarkan

suatu cara mengajar yang pada umumnya penjelasan verbal dengan

suatu kerja fisik tau pengoprasian peralatan itu telah dicoba lebih

dahulu sebelum didemonstrasikan. Orang yang mendemonstrasikan

(pendidikan, peserta didik atau orang luar) mempertunjukkan sambil

menjelaskan tentang sesuatu yang didemonstrasikan19.

Dari beberapa definisi metode demonstrasi diatas dapat

disimpulkan bahwa metode demonstrasi adalah metode yang

melibatkan siswa untuk memperagakan materi yang telah diajarkan

oleh guru. Memperjelas pengertian tersebut dalam prakteknya dapat

dilakukan oleh guru itu sendiri atau langsung oleh anak didik.

Dengan metode demonstrasi guru atau murid memperlihatkan

pada seluruh anggota kelas sesuatu proses, misalnya bagaimana cara

salat berjamaah yang sesuai dengan ajaran/contoh Rasulullah SAW.

Dalam mengajarkan praktek-praktek agama, Nabi Muhammad

sebagai pendidik agung banyak yang menggunakan ini. Seperti

mengajarkan cara-cara wudhu’, salat, haji dan sebagainya. Seluruh

cara-cara ini dipraktekkan oleh Nabi Muhammad SAW, kemudian

barulah dikerjakan oleh ummatnya.

b. Langkah-Langkah dalam Melakukan Demonstrasi

Pelaksanaan metode demonstrasi memerlukan peralatan yang

memadai. Sebelum pembelajaran dimulai, guru harus mempersiapkan

19 Ramayulis, Metodologi Pendidikan Agama Islam,(Jakarta:Kalam Mulia,2012)hlm.131

14

semua peralatan yang dibutuhkan, dan tata ruang kelas yang

memungkinkan semua siswa dapat menyaksikan maupun melakukan

percobaan. Biasanya metode demonstrasi ini dilakukan dalam ruang

serba guna. Adapun langkah-langkah melakukan demonstrasi :

8) Merumuskan tujuan yang jelas tentang kemampuan apa yang

dicapai siswa.

9) Guru menjelaskan apa yang akan dipraktekkan oleh siswa dan

siswa mendengarkan.

10) Guru mengatur tata ruang yang memungkinkan siswa dapat

memperhatikan pelaksanaan demonstrasi.

11) Menetapkan kegiatan yang akan dilakukan selam proses

demonstrasi.

c. Manfaat Metode Demonstrasi

Manfaat psikologis pedagogis dari metode demonstrasi antara lain :

1) Perhatian siswa lebih terpusat

2) Proses belajar siswa lebih terarah pada materi yang akan dipelajari

3) Pengalaman dan kesan sebagai hasil pembelajaran lebih melekat

dalam diri siswa.20

Dengan menggunakan metode demonstrasi perhatian siswa

akan bertambah karena siswa ikut melakukan apa yang telah dijelaskan

oleh guru sehingga siswa akan mengingat apa yang mereka kerjakan

atau praktekkan.

20 Trianto, Desain Pengembangan Pembelajaran Tematik Bagi Anak Usia Dini TK/RA&

Anak Kelas Awal SD/MI (Jakarta:Kencana,2013)hlm.195

15

d. Kelebihan Metode Demonstrasi

Setiap metode memiliki kelebihan dan kekurangan, adapun

kelebihan metode demonstrasi adalah sebagai berikut :

1) Keaktifan peserta didik akan bertambah, lebih-lebih kalau pesert

didik diikut sertakan.

2) Pengalaman peserta didik bertambah karena peserta didik turut

membantu pelaksanaan suatu demonstrasi sehingga ia menerima

pengalaman yang bisa mengembangkan kecakapannya.

3) Pelajaran yang diberikan lebih tahan lama. Dalam suatu

demonstrasi, peserta didik buka saja mendengar suatu uraian yang

diberikan oleh pendidik tapi juga memperhatikannya bahkan turut

serta dalam pelaksanaan demonstrasi.

4) Pengertian lebih cepat dicapai. Peserta didik dalam menanggapi

suatu proses adalah dengan menggunakan alat

pendengar,penglihat, dan bahkan dengan pembuatannya sehingga

memudahkan pemahaman peserta didik dan menghilangkan sifat

verbalisme dalam belajar.

5) Perhatian peserta didik dapat dipusatkan dan titik yang dianggap

penting oleh pendidik dapat diamati oleh peserta didik sebelumnya.

Sewaktu demonstrasi perhatian peserta didik hanya tertuju kepada

suatu yang didemonstrasikan sebab peserta didik lebih banyak

diajak mengamati proses yang sedang berlangsung dari pada hanya

semata-mata mendengar saja.

16

6) Mengurangi kesalahan-kesalahan. Penjelasan secara lisan banyak

menimbulkan salah paham atau salah tafsir dari peserta didik

apalagi kalau penjelasan tentang suatu proses. Tetap dalam

demonstrasi, disamping penjelasan dengan lisan juga dapat

memberikan gambaran kongkrit.

7) Beberapa masalah yang menimbulkan pertanyaan atau masalah

dalam diri peserta didik dapat terjawab pada waktu peserta didik

mengamati proses demonstrasi.

8) Menghindari “coba-coba dan gagal” yang banyak memakan waktu

belajar, disamping praktis dan fungsional, khususnya agi peserta

didik yang ingin berusaha mengerti secara lengkap dan telitu atau

jalannya sesuatu.21

e. Kelemahan Metode Demonstrasi

Adapun kelemahan metode demonstrasi adalah sebagai berikut :

1) Metode ini membutuhkan kemampuan yang optimal dari pendidik

untuk itu perlu persiapan yang matang.

2) Sulit dilaksanakan kalau tidak ditunjang oleh tempat, waktu dan

peralatan yang cukup.22

2. Minat Belajar

a. Pengertian Minat Belajar

Menurut Nana Sudjana minat belajar dapat diartikan sebagai

suatu kesukaan, kegemaran, atau kesenangan akan suatu

21 Dzakiah Daradjad, Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam.... hlm.297 22Ibid.

17

pembelajaran23. Minat belajar merupakan salah satu faktor psikis yang

membantu dan mendorong individu dalam memberi stimulus pada

suatu kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan untuk mencapai tujuan

yang hendak dicapai. Minat belajar dimulai dengan adanya dorongan,

semangat, dan upaya yang timbul dalam diri seseorang sehingga orang

itu melakukan kegiatan belajar24. Menurut Bernard dalam Sardirman

menyatakan bahwa minat belajar timbul tidak secara tiba-tiba atau

spontan, melainkan timbul akibat dari partisipasi, pengalaman,

kebiasaan, pada waktu belajar atau bekerja.25

Dari beberapa dfinisi miant diatas, dapat disimpulkan bahwa

minat belajar merupakan salah satu faktor peranan yang sangat pentin

dalam kehidupan peserta didik dan mempunyai dampak besar terhadap

sikap dan perilaku. Siswa yang mempunyai minat belajar tinggi akan

lebih semangat dalam mengikuti proses kegiatan belajar, sebaliknya

apabila siswa yang minat belajarnya kurang maka semangat dalam

belajar pun menjadi rendah. Oleh sebab itu meningkatkan minat

belajar siswa merupakan salah satu hal yang sangat penting dalam

suatu lembaga pendidikan.

b. Faktor- Faktor yang Mempengaruhi Minat Belajar

Faktor-faktor yang mempengaruhi minat belajar pada

hakikatnya terdiri dari dua faktor yaitu faktor internal dan faktor

23 Sudjana Nana, Dasar Proses Belajar Mengajar,(Bandung Sinar Baru,2001)hlm.25 24 Majid Abdul, Strategi Pembelajaran, (Bandung:PT Remaja Rosdakarya,2013) hlm.33 25 Sardirman, Interaksi Motivasi Belajar dan Mengajar,(Jakarta:Grasindo,2006) hlm.54

18

eksternal. Adapun penjelasannya mengenai dua faktor tersebut antara

lain:26

1) Faktor Internal

a) Inteligensi

b) Bakat

c) Motivasi

d) Sikap

2) Faktor Eksternal

a) Keadaan Keluarga

Keadaan keluarga yang dimaksud adalah kegiatan

belajar anak dirumah, ketegangan keluarga, sifat-sifat orang

tua, demografi keluarga(letak rumah), pengelola keluarga,

semuanya dapat memberikan dampak terhadap aktivitas

bealajar anak.

b) Guru (Pendidik) dan cara mendidik

Guru merupakan ujung tombak dari pendidikan

disekolah, cara mendidik guru sangat berperan penting dalam

aktivitas belajar anak disekolah.

c) Lingkungan Sosial

Ruang lingkup lingkungan sosial dalam hal ini adalah

masyarakat, tetangga, teman sepermainan, lembaga sosial dan

26 Bambang Suyadi, Pengaruh Minat Belajar Siswa dan Kecerdasan Emosional Terhadap

Prestasi Belajar Siswa, Jurnal Ilmiah Ilmu Pendidikan, Vol11.No.1,2017 hlm.6

19

keagamaan, sarana-prasarana serta budaya disekitar lingkungan

siswa tersebut.27

Dari beberapa faktor diatas dapat mempengaruhi minat belajar

siswa, jika siswa diberikan motivasi akan memberikan respon terhadap

pembelajaran tersebut. Adapun bentuk motivasi menurut peneliti

adalah dengan memberikan kesempatan pada siswa untuk maju

kedepan kelas,bak untuk menjelaskan kembali apa yang telah diajarkan

atau mempraktikkan apa yang telah mereka fahami.

c. Ciri-Ciri Minat Belajar

Adapun ciri-ciri tersebut antara lain :28

1) Melakukan sesuatu terbit dari lubuk hati

2) Melakukan sesuatu tanpa ada paksaan

3) Melakukan sesuatu dengan senang hati

Adapun menurut Slameto, peserta didik yang berminat dalam

belajar mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :

1) Mempunyai kecendrungan yang tetap untuk memperhatikan dan

mengenang sesuatu yang dipelajari terus menerus

2) Ada rasa suka dan senang hati pada sesuatu yang diminati

3) Memperoleh suatu kebanggaan dan kepuasan pada sesuatu yang

diminati. Ada rasa keterikatan pada suatu aktivitas-aktivitas yang

diminati.

27Ibid,hlm 138 28 Sudjanto Agus, Psikolog Umum (Jakarta, Bumi Aksara, 2010) hlm.88

20

Dari ciri-ciri tersebut, tentunya individu yang memiliki minat

belajar tentu akan dapat diukur dengan indikator dan minat itu sendiri.

Dalam proses pembelajaran, peserta didik yang memiliki minat dapat

kita perhatikan, ia akan mempersiapkan dirinya dari awal hingga akhir

pembelajaran, mengerjakan tugas dengan baik, memiliki catatan yang

lengkap serta menunjukkan antusiasme yang tinggi dalam

pembelajaran.

d. Indikator Minat Belajar

Ada beberapa indikator yang digunkan untuk mengukur minat

belajar siswa untuk belajar, yaitu perhatian, ketertarikan, rasa senang

dan keterlibatan. Minat belajar juga didefinisikan sebagai keinginan

dan keterlibatan yang disengaja dan aktifitas kognitif yang memainkan

bagian penting dalam proses pembelajaran.

Selain itu siswa yang memiliki minat belajar memiliki perasaan

tersendiri seperti:29

1) Perasaan positif saat belajar

2) Adanya kenikmatan/kenyamanan saat belajar, dan

3) Adanya kemampuan dan kapasitas dalam membuat keputusan

berkaitan dengan belajarnya.

Sebagai faktor pendukung pertama dalam proses pembelajaran,

guru dapat meningkatkan minat belajar siswa dengan menciptakan

lingkungan belajar yang kondusif dan kooperatif dengan melibatkan

29 Meilani Intansari, Impak Minat dan Motivasi Belajar Terhadap Hasil Belajar Siswa,

Vol2.No.2 Juli 2017.hlm188

21

siswa sebanyak-banyaknya dalam setiap langkah dalam proses

pembelajaran melalui komunikasi yang positif dan mendekatkan

pengetahuan dan implementasi materi yang mereka pelajari.

3. Mata Pelajaran Fiqih

a. Pengertian Pelajaran Fiqih

Mata pelajaran Fiqih di Madrasah Ibtidaiyah adalah

pembelajaran yang diarahkan untuk mengantarkan peserta didik dapat

memahami pokok-pokok hukum islam dan tata cara pelaksanaannya

untuk diaplikasikannya dalam kehidupan sehingga menjadi muslim

yang selalu taat menjalankan syariat Islam secara sempurna30. Pada

tingkat Madrasah Ibtidaiyah (MI), mata pelajaran Fiqih merupakan

salah satu bagian dari mata pelajaran Pendidikan Agama Islam yang

diarahkan untuk menyiapkan peserta didik agar mereka bisa

mengenal,memahami dan mengamalkan syariat Islam yang

diperkenalkan secara mendasar.

Menurut Djazuli, secara bahasa, Fiqih adalah paham terhadap

tujuan seorang pembicara. Menurut istilah Fiqih ialah mengetahui

hukum-hukum syara’ yang amaliah (mengenai perbuatan, perilaku)

dengan melalui dalil-dalilnya yang terperinci. Fiqih adalah ilmu yang

dihasilkan oleh fikiran dan ijtihad (penelitian), memerlukan wawasan

serta perenungan.31 Menurut Aladin Koto, mata pelajaran Fiqih

30 Peraturan Menteri Agama RI No.02 Tahun 2013 tentang Standar Kelulusan dan Standar

Isi Pendidikan Agama Islam dan Bahasa Arab di Madrasah, (Jakarta:Media Pustaka, Mandiri 2009)cet.I hlm.45

31 Djazuli,Ilmu Fiqih(Jakrta:Kencana Prenada Media Group,2012) hlm.25

22

merupakan mata pelajaran yang digunakan untuk mengetahui tentang

ketentuan-ketentuan syariat Islam32. Materi yang sifatnya memberikan

bimbingan terhadap siswa agar dapat emmahami dan menghayati serta

mengamalkan pelaksanaan syariat Islam tersebut, yang kemudian

menjadi dasar pandangan dalam kehidupannya, keluarga dan

masyarakat serta lingkungannya.

Dari beberapa pendapat pengertian Fiqih diatas, dapat

disimpulkan bahwa mata pelajaran Fiqih adalah mata pelajaran yang

membahas tentang ketentuan-ketentuan hukum Islam yang digunakan

guru dalam memberikan bimbinga terhadap siswa agar dihayati dan

diamalkan untukmdijadikan bekal dalam memahami dan

melaksanakan hukum-hukum Islam dalam kehidupan sehari-hari.

b. Tujuan Mata Pelajaran Fiqih

Tujuan mata pelajaran Fiqih di Madrasah Ibtidaiyah adalah:

1) Mendorong tumbuhnya kesadaran beribadah siswa kepada Allah

SWT.

2) Menanamkan kebiasaan melaksanakan syariat Islam dikalangan

siswa dengan ikhlas.

3) Mendorong tumbuhnya kesadaran siswa untuk mensyukuri nikmat

Allah SWT dengan mengolah dan memanfaatkan alam untuk

kesejahteraan hidup

32 Koto Aladin,Ilmu Fiqih dan Ushul Fiqih (Jakarta:PT.Grafindo Persada,2004) hlm.17

23

4) Membentuk kebiasan kedisiplinan dan rasa tanggung jawab sosial

di Madrasah dan masyarakat.

5) Membentuk kebiasaan berbuat/berperilaku yang sesuai dengan

peraturan yang belaku di madrasah dan masyarakat.33

c. Ruang Lingkup Mata Pelajaran Fiqih

Ruang lingkup Mata Pelajaran Fiqih di Madrasah Ibtidaiyah

meliputi ketentuan pengaturan hukum Islam dalam menjaga

Keserasian,keselarasan,dan keseimbangan antara hubungan manusia

dengan Allah SWT dan hubungan manusia dengan sesama

manusia.adapun ruang lingkup mata pelajaran Fiqih di Madrasah

Ibtidaiyah adalah: 34

1) Materi Fiqih di kelas III pada smester I meliputi : memahami

ketentuan salat sunnah rawatib, mengahayati nilai-nilai dalam salat

sunnah rawatib,mempraktikkan tata cara salat sunnah rawatib.

2) Materi Fiqih di kelas III pada smester II meliputi: memahami

ketentuan salat , menghayati nilai-nilai yang terkandung dalam

salat, mempraktikkan salat.

G. Metode Penelitian

1. Pendekatan Penelitian

Dalam penelitian ini pendekatan yang peneliti gunakan adalah

pendekatan kualitatif, yang merupakan cara untuk menegtahui data dengan

33 Keputusan Mneteri Agama No.165 Tahun 2014,Pedoman Kurikulum Madrasah 2013

Mata Pelajaran Agama Islam dan Bahasa Arab, (Jakrta Depag),hlm.35 34Departemen Agama RI Kurikulum 2013, PedomanUmum Pengembangan Silabus

Madrasah Ibtidaiyah, (Jakarta: Direktorat Jendral Kelembagaan Agama Islam, 2013)

24

memnafaatkan teori-teori yang ada, guna tercapainya tujuan penelitian,

baik secara konsisten dan serasi. Peneliti sebagai instrumen yang secara

langsung mengumpulkan data melalui wawancara atau interview secara

daring online mengingat keadaan di Indonesia yang saat ini sedang

pandemi covid 19. Sesuai dengan fokus penelitian diatas maka data yang

dikumpulkan adalah bukan dalam bentuk angka, atau non statistik yang

didapat melalui hasil interview.

2. Kehadiran Peneliti

Kehadiran peneliti di lapangan adalah mutlak diperlukan, karena

peneliti berfungsi sebagai instrumen kunci. Pengertian instrumen disini,

peneliti menjadi alat dari keseluruhan proses penelitian, peneliti sebagai

perencana, pengumpul data, penafsir data, sekaligus sebagai pelapor dari

hasil penelitian. Kehairan peneliti ditempat penelitian berperan sebagai

pengamat yang berperan serta, maksudnya peneliti tidak melakukan dua

fungsi sekaligus yaitu sebagai pengamat dan peneliti menyatu sebagai

bagian dari kehidupan subjek tetapi hanya sebagai pengamat.

3. Lokasi Penelitian

Adapun lokasi penelitian ini dilaksanakan di MI NW Badrussalam

Sekarbela, Mataram. Adapun alamat lengkap lokasi penelitian ini yaitu

Jl.Swasembada Komplek kehutanan Karang Pule, Kecamatan Sekarbela,

Kota Mataram.

25

4. Sumber Data

Sumber data atau subyek penelitian dalam penelitian kualitatif

adalah subyek penelitian atau informasi dari mana data diperoleh35.

Adapun sumber data dari penelitian ini adalah data primer dan data

skunder. Data primer adalah sumber data yang diperoleh langsung dari

pelaku atau sumber pertama. Sedangkan data skunder adalah sumber data

yang diperoleh dari orang kedua atau ketiga dan tidak diperoleh secara

langsung dari obyek yang diteliti36.

Jadi dalam penelitaian ini yang menjadi data primer adalah pihak

sekolah seperti kepala sekolah, guru dan peserta didik yang terlibat

langsung sebagai sumber data paling utama. Adapun sumber data yang

lain yaitu seperti adanya dokumentasi seperti data guru, data siswa, foto-

foto sekolah dan yang lainnya sebagai pendukung dalam penelitian ini.

5. Prosedur Pengumpulan Data

Teknik pengumpuan data adalah langkah yang paling utama dalam

penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data.

Tanpa mengetahui teknik pengumpulan data, maka peneliti tidak akan

mendapatkan data yang memenuhi standar data yang ditetapkan.37 Jadi

teknik pengumpulan data adalah cara peneliti mencari dan mengumpulkan

data-data yang ada di lapangan. Kemudian untuk bisa mendapatkan data

yang valid peneliti menggunakan berbagai macam teknik antara lain:

35 Suharismi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta:Rineka

Cipta, 2010)hlm.107 36Ibid. Hlm.110 37 Sugiyono, Metode Penelitian Kombinasi (Bandung:Alfabeta, 2014),hlm.308

26

d. Wawancara

Wawancara adalah suatu percakapan yang diarahkan pada

suatu masalah tertentu dan merupakan proses tanya jawab dimana dua

orang atau lebih berhadapan secara fisik.38

Pada teknik wawancara ini peneliti akan menggali data tentang:

1) Apa saja persiapan gurusebelum mengajar

2) Metode apa saja yang digunakan guru dalam mengajar

3) Apa saja kendala-kendala yang ditemukan guru terkait dengan

minat belajar siswa

4) Upaya yang dilakukan guru dalam mengatasi kendala-kendala

ketika mengajar

e. Dokumentasi

Sugiyono dalam bukunya mengatakan bahwa dokumentasi

merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu, dokumentasi bisa

berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari

seseoarng.39 Dengan dokumentasi ini peneliti dapat menggali data

tentang :

1) Data guru

2) Data siswa

3) Data tentang sejarah Madrasah

4) Data tentang sarana dan prasarana

38 Imam Gunawan, Metode Penelitian Kualitatif Teori dan Praktik, (Jakarta: PT Bumi

Aksara, 2013)hlm.143 39 Sugiyono, Metode Penelitian Kombinasi (Mixed Method),

(Bandung:Alfabeta,2014)hlm.326

27

6. Analisis Data

Analisis data adalah proses mengatur urutan data,

mengorganisasikannya dalam suatu pola, kategori, dan satuan uraian

dasar40. Jadi data-data yang didapatkan peneliti melalui wawancara

maupun dokumentasi itulah yang diurutkan supaya menjadi data yang

valid.Dalam penelitian ini peneliti menggunakan tiga komponen dalam

analisisis data sebagaimana yang dikemukakan oleh Miles dan

Hubermanbahwa aktivitas dalam analisis data dilakukan secara interaktif

dan berlangsung terus menerus sampai tuntas. Aktifitas dalam analisis data

peneliti yaitu:

a. Reduksi data

Reduksi data merupakan proses berfikir sensitif yang

memerlukan kecerdasan dan keluasan dan kedalaman wawasan yang

tinggi. Bagi peneliti yang masih baru, dalam melakukan reduksi data

dapat mendiskusikan pada teman atau orang lain yang dipandang ahli.

Mereduksi data artinya, merangkum, memilih hal-hal yag

pokok, dan memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema, pola

dan membuang yang tidak perlu. Dengan demikian data yan telah

direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas, dan

mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data

selanjutnya, dan mencarinya bila diperlukan.41

40 Afifudin, Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung:CV.Pustaka Setia, 2012)

hlm.145 41Ibid..

28

Jadi, peneliti dalam mereduksi data melakukan pencarian data

sekaligus memilih dan memilah data untuk memfokuskan pada hal-hal

yang penting untuk diteliti selama penelitian berlangsung.

b. Data Display (Penyajian Data)

Setelah data direduksi, maka langkah selanjutnya adalah

mendisplay data/ menyajikan data.penyajian data bisa dilakukan dalam

bentuk uraian singkat, dengan mendisplaykan data maka akan

memudahkan peneliti untuk memahami apa yang terjadi, merencanakn

kerja selanjutnya berdasarkan apa yang dipahami,dalam penelitian

kualitatif penyajian data biasanya dilakukan dalam bentuk teks

naratif.42

7. Keabsahan Data

Data yang dikumpulkan tidak hanya dituntut lengkap tetapi juga

harus benar-benar dan dapat dipercaya. Karena itu, untuk mendapatkan

data yang lengkap dan benar, maka peneliti hadir, terlibat, dan berupaya

dalam kegiatan pembelajaran. Pengecekan keabsahan data dilakukan agar

hasil analisis data dapat dipertanggungjawabkan keabsahaan dan

validitasnya. Untuk memeriksa keabsahan data yaitu dengan menggunakan

triangulasi.

Adapun pengujian kredibilitas menurut Wiliam Wiersma terdapat

tringulasi sumber, tringulasi teknik pengumpulan dta, dan waktu sebagai

sebagai berikut:

42 Sugiyono, Metode Penelitian Kualitatif,Kuantitatif, (Bandung:CV.Alfabeta,

2018)hlm.247-249

29

a. Triangulasi Sumber

Triangulasi sumber untuk menguji kridibilitas data dilakukan

dengan cara mengecek data yang telah diperoleh melali beberapa

sumber43. Triangulasi sumber ini akan peneliti gunakan untuk

membandingkan informasi yang didapatkan dari guru, kepala sekolah,

siswa sebagai objek dari penelitian ini melalui wawancara, observasi

secara mendalam dan dokumentasi, sehingga menghasilkan sebuah

kesimpulan dan harus dimintakan kesepakatan kepada sumber-sumber

dari data yang diperoleh.

b. Triangulasi Teknik

Triangulasi teknik untuk menguji kridibilitas data dilakukan

dengan cara mengecek data kepada sumber yang sama dengan teknik

yang bebeda44. Dilakukan dengan cara mengecek data pada sumber

data yang sama akan tetapi melalui teknik yang berbeda. Misalnya

melalui wawancara, obsrevasi serta dokumentasi atau kuesioner.

c. Triangulasi Waktu

Waktu juga sering mempengaruhi kredibilitas data. Dalam

rangka menguji kredibilitas data dapat dilakukan dengan cara

melakukan pengecekan dengan cara wawancara, observasi, atau teknik

lain dalam waktu dan situasi yang berbeda. Bila hasil uji menghasilkan

data yang berbeda, maka dilakukan secara berulang-ulang sehingga

ditemukan kapasita datanya, oleh karen itu perlu adanya wawancara,

43 Sugiyono, Metode Penelitian...hlm.274 44 Ibid..hlm.275

30

observasi dan teknik lain dalam waktu yang berbeda. Serta diperlukan

perpanjangan waktu jika waktu yang disajikan belum cukup,

pengecekan dilakukan tetap dengan wawancara.45

H. Sistematika Pembahasan

Sistematika pembahasan merupakan garis besar penyusunan proposal

skripsi. Pada bagian ini, peneliti mendeskripsikan rangkaian isi dan hubungan,

dalam penyusunan proposal skripsi ini, penyusun membagi menjadi empat

bagian sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

B. Rumusan Masalah

C. Tujuan dan Mafaat

D. Ruang Lingkup dan Setting penelitian

E. Telaah Pustaka

F. Kerangka Teori

G. Metode Penelitian

H. Sistematika Pembahasan

BAB II PAPARAN DATA DAN TEMUAN

Pada bagian ini terdapat dua pokok bahasan, diantaranya adalah

paparan data lokasi penelitian dan deskripsi hasil penelitian.

45 Sugiyono Metode Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif(Bandung:Alfabeta,2011),

hlm.273-274

31

BAB III PEMBAHASAN

Pada bagian pembahasan ini peneliti melakukan analisis dan

pengkajiam secara ilmiah, realistis, faktual terhadap temuan hasil penelitian

sebagaimana dipaparkan pada bab II berdasarkan pada perspektif penelitian

atau kerangka teori, sebagaimana diungkapkan pada bagian pendahuluan.

BAB IV PENUTUP

E. Kesimpulan

F. Saran

32

BAB II

PAPARAN DAN TEMUAN

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

1. Sejarah Berdirinya MI NW Badrussalam Sekarbela

Sejarah berdirinya MI NW Badrussalam Sekarbela bermula dari

terbentuknya Madrasah Diniyah Islamiyah yang berlokasi di

Mushalla/Santren Badrussalam Sekarbela sekitar bulan Juli 1983. Berkat

kesepakatan Pengurus Mushalla Badrussalam dengan masyarakat setempat

serta dukungan dari berbagai pihak sehingga proses belajar mengajar pada

Madrasah Diniyah tersebut dapat berjalan sebagaimana mestinya, terlebih

lagi dengan adanya dukungan positif dari pemerintah dalam hal ini

Departemen Agama sehingga sangat memungkinkan untuk dikembangkan

dari bentuk Madrasah Diniyah menjadi Madrasah Ibtidaiyah.

Setelahberlangsung sekitar 6 (enam) bulan Madrasah Diniyah

tersebut memperlihatkan kemajuannya, maka para wali santri dan

masyarakat sepakat untuk membangun madrasah, namun yang menjadi

kendala saat itu adalah alahan tanah yang belum ada. Atas pertolongan

Allah SWT, seorang hartawan lagi dermawan bernama H.Djalaluddin bin

H.Mali dengan ikhlas hati mewakafkan lahan tanah seluas 924 m2

(Berlokasi di Gg.badrussalam) sebagai tempat membangun madrasah yang

diidamkan oleh wali santri dan masyarakat setempat. Sementara kegiatan

33

belajar mengajar Madrasah Diniyah tetap berjalan, masyarakat tetap

berupaya agar madrasah yang akan dibangun secepatnya terwujud.46

Tepatnya tanggal 14 Sya’ban 1404 H, bertepatan dengan tanggal

14 Mei 1984 dimulailah pembangunan madrasah tersebut secara gotong

royong dengan swadaya masyarakat, yang peletakan batu pertamanya

dilakukan oleh Tuan Guru KH.Muhammad Zainuddin Abdul Majid,

sekaligus diresmikan berdirinya Madrasah Ibtidaiyah dan Madrasah

Tsanawiyah dengan diberi nama MI Badrussalam NW.

Adapun nama Badrussalam diambil dari asal mula kegiatan

Madrasah Diniyah yang dilaksanakan di Musahlla Badrussalam dan

Pemberian NW di belakang nama Badrussalam karena peletakan batu

pertama pembangunan gedung Madrasah dilakukan oleh pendiri organisasi

Nahdlatul Wathan, sekaligus perguruan Badrussalam bernaung dibawah

organisasi Nahdlatul Wathan (NW).

Sejak berubahstatus dari Diniyah menjadi Madrasah maka kegiatan

belajar mengajar, berpindah dari Mushalla Badrussalam ke rumah-rumah

anggota masyarakat sementara menunggu selsesainya pembangunan

gedung Madrasah. Alhamdulillah wasyukurillah tepatnya tanggal 1

Oktober 1985 Madrasah tersebut telah dapat diresmikan penggunaannya

sebagai Madrasah Ibtidaiyah dan Madrasah Tsanawiyah.

Berkat dukungan semua pihak tahun demi tahun kedua Madrasah

tersebut memperlihatkan kemajuannya baik kualitas maupun kuantitasnya,

46 MI NW Badrussalam, Dokumentasi 01 Juni 2020

34

dan ini terbukti bahwa kedua Madrasah (Madrasah Ibtidaiyah dan

Madrasah Tsanawiyah) sat ini berstatus DIAKUI.47

2. Letak Geografis MI NW Badrussalam Sekarbela

MI NW Badrussalam berada pada lokasi yang cukup strategis dan

mudah terjangkau oleh semua kalangan masyarakat. Berikut ini gambaran

letak geografis MI NW Badrussalam secara khusus, yaitu:

a. Sebelah utara= Rumah Penduduk (Rumah Pak Harmaen)

b. Sebelah selatan= Rumah Penduduk (Rumah Ibu Hj.Zahrah)

c. Sebelah timur= Kebun pak H.M Isnaini

d. Sebelah barat= Sawah pak Saha

3. Keadaan Guru MI NW Badrussalam Sekarbela

Guru merupakan salah satu komponen yang penting dalam proses

belajar mengajar sekaligus sebagai pengelola dan pelaksana. Oleh karena

itu guru dituntut untuk memiliki kemampuan dalam merancang dan

mengelola kelas. Begitu juga dengan kemampuan dalam perencanaan

pembelajaran yang sesuai dengan kondisi siswa tersebut. Mengingat peran

yang begitu pentin, maka dianggap perlu untuk memaparkan daftar

keadaan guru dalam sebuah lembaga pendidikan. Adapun keadaan guru di

MI NW Badrussalam Sekarbela sebagai berikut:

47Ibid

35

Tabel 2.1 Daftar Keadaan Guru di MI NW Badrussalam Sekarbela

Tahun Pelajaran 2019/202048

No Nama/NIP Tahun Lahir

Jabatan Kedinasan

Ijazah Terakhir

Pelajaran yang

Diajarkan

1 Hj.Rabiatul Rosidah,S.Ag

1976 Kamad S1/2000 Guru kelas

2 Fahratul Ain,S.Pd.I

1985 Wali Kelas V

S1/2005 Guru kelas

3 M.Syahroni,S.Pd 1984 Guru S1/2008

4 Munawarah, S.Pd 1979 Wali kelas

1 S1/2010 Guru kelas

5 Nurlaila, S.Pd 1985 Guru S1 Tematik

6 Muhammad Abdulloh

1986 Wali kelas VI

S1 Guru kelas

7 Rauhun, S.Pd.I 1988 Wali kelas

IV S1 Guru kelas

8 Alfan Faris,S.Pd.I 1991 Wali kelas

II S1/2016 Guru kelas

9 Alfiani S.Pd 1995 Wali kelas

I S1/2019 Guru kelas

10 M.Zaenul Hidayat,S.Pd

1995 Guru S1/2019 Mapel Agama

4. Keadaan Siswa MI NW Badrussalam Sekarbela

Pada tahun pelajaran 2019/2020 jumlah siswa MI NW

Badrussalam Sekarbela sebanyak 116 orang (58 laki-laki dan 58

perempuan) yang terbagi menjadi 6 kelas, yakni dari kelas I,II,III,IV,V,dan

VI.

48MI NW Badrussalam Sekarbela,Dokumentasi,01 Juni, 2020

36

Tabel 2.2 Keadaan Siswa MI NW Badrussalam Sekarbela Berdasarkan Jenjang

Kelas dan Jenis Kelamin Tahun Pelajaran 2019/202049

No Kelas Jenis Kelamin

Jumlah Laki-laki

Perempuan

1 I 23 26 49 2 II 12 20 32 3 III 12 8 20 4 IV 4 10 14 5 V 4 9 13 6 VI 10 6 16

Jumlah 58 58 116

5. Struktur Organisasi MI NW Badrussalam Sekarbela

Sebagai suatu lembaga pendidikan, struktur organisasi harus ada

sebagai gambaran dari terorganisasinya pembagian tugas dalam lembaga

atau organisasi tersebut. Begitu juga di MI NW Badrussalam struktur

organisasi mutlak dibutuhkan agar efektifitas dan efesiensi kerja dapat

berjalan dengan baik. Struktur organisasi MI NW Badrussalam Sekarbela

adalah sebagai berikut :

49 Ibid

37

Gambar2.1 Struktur Organisasi MI NW Badrussalam Sekarbela50

50Ibid.,

Kepala Madrasah

Hj.Rabiatul Rosidah,S.Ag

Ketua Komite H. Jamuddin,S.Ag

Guru Kelas 6 M. Abdullah, S.Pd

Guru Kelas 5 Fahratul Ain, S.Pd

Guru Kelas 4 Rauhun, S.Pd

Guru Kelas 3 Nurlaila, S.Pd

Guru Kelas 2 Alfan Faris, S.Pd.I

Guru Kelas 1 Munawarah, S.Pd

Guru Mapel Zainul Hdayat, S.Pd

Guru MApel Alfan Faris, S.Pd.I

SISWA

GURU EKSTRAKURIKULER

Pem. Pramuka Slfan Faris S.Pd.I

Pem. Imtaq Sainul Hdayat,S.Pd

Pem. Kesenian Slfan Faris S.Pd.I

38

6. Keadaan sarana dan Prasarana MI NW Badrussalam

Keadaan sarana dan prasarana sangat mendukung di dalam

melaksanakan proses belajar mengajar. Tanpa adanya sarana dan prasarana

yang memadai maka proses belajar mengajar tidak akan dapat berjalan

sebagaimana mestinya. Berikut dalam tabel 4, akan dipaparkan keadaan

sarana dan prasarana MI NW Badrussalam Sekarbela yang meliputi

bangunan, meubelair, alat-alat peraga, alat-alat olahraga, dan peralatan

pendukung lainnya.

Tabel 2.3 Keadaan Sarana dan Prasarana MI NW Badrussalam Sekarbela

Tahun Pelajaran 2019/202051 No Jenis Nama Jumlah Keadaan

1 Bangunan Ruang belajar Ruang kepala sekolah Ruang tata usaha Ruang guru Ruang perpustakaan Ruang laboratorium Ruang Osis Ruang BP/BK Mushalla Ruang UKS Aula/kantin Kamar mandi Gudang

6 Buah 1 Buah - 1 Buah 1 Buah - - - 1 Buah 1 Buah - 2 Buah -

Baik Baik - Baik Baik - - - Baik Baik - Rusak -

2 Meublair Meja kursi siswa Meja kursi guru Papan tulis Papan tulis white board Lemari Rak buku Papan kegiatan Papan mading/info

52 stel 16 stel 5 buah 5 buah 9 buah 2 buah 5 buah 1 buah

4 stel rusak Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik

Alat peraga Globe Peta

1 buah 4 buah

Baik Baik

51 MI NW Badrussalam Sekarbela, Dokumentasi, 01 Juni 2020

39

No Jenis Nama Jumlah Keadaan Rangka manusia mini 1 buah Baik

4 Alat alat olahraga

Bola kaki Bola volley Bola kasti Tongkat estafet Matras Papan catur

2 buah 1 buah 1 buah 1 buah 1 buah 4 buah

Baik Baik Baik Baik Baik Baik

5 Peralatan pendukung

Komputer Printer Laptop Proyektor

3 unit 2 unit 2 unit 1 unit

Baik Baik Baik Baik

7. Visi dan Misi MI NW Badrussalam Sekarbela

a. Visi MI NW Badrussalam Sekarbela

Unggul dalam prestasi, kompetitif, mandiri dan Islami

b. Misi MI NW Badrussalam Sekarbela

1) Melaksanakan pembelajaran dan bimbingan secara efektif sehingga

setiap peserta didik dapat berkembang secara optimal, sesuai

dengan potensi yang dimiliki.

2) Membubuhkan semangat keunggulan secara intensif kepada

seluruh warga madrasah.

3) Mendorong dan membantu setiap peserta didik untuk mengenali

potensi dirinya sehingga dapat dikembangkan secara optimal.

4) Menumbuhkan penghayatan terhadap ajaran agama yang dianut

dan budaya bangsa sehingga menjadi sumber kearifan dalam

bertindak.

40

5) Menerapkan manajemen partisipatif dengan melibatkan seluruh

warga madrasah dan kelompok kepentingan yang terkait dengan

madrasah.

6) Menumbuhkan penghayatan dan pengalaman ajaran Islam sehingga

peserta didik menjadi tekun beribadah, jujur, disiplin, sportif,

tanggang jawab, percaya diri, hormat pada orang tua dan guru serta

menyayangi sesama.

7) Melaksanakan pembelajaran dan pendampingan secara efektif

sehingga setiap peserta didik dapat berkembang secara optimal.52

B. Penerapan Metode Demonstrasi Untuk Meningkatkan Minat Belajar

Siswa Pada Mata Pelajaran Fiqih di Kelas III MI NW Badrussalam

Sekarbela Tahun Pelajaran 2019/2020.

Metode pembelajaran merupakan bagian hal yang utama dalam

pelaksanaannya pembelajaran, diharapkan materi yang diajarkan dapat

dipahami dengan baik. Tidak itu saja, metode pembelajaran yang diterapkan

juga dapat meningkatkan minat belajar siswa. Berdasarkan penelitian yang

peneliti lakukan di MI NW Badrussalam Sekarbela, penerapan metode

demonstrasi dalam meningkatkan minat belajar siswa pada mata pelajaran

fiqih di kelas III MI NW Badrussalam Sekarbela Tahun Pelajaran 2019/2020

dilaksanakan sebagai berikut :

52Ibid.,

41

1. Guru memetakan Materi

Sebelum pembelajaran dimulai guru terlebih dahulu memetakan

materi-materi yang akan dipelajari, materi yang di ajarkan oleh guru

kepada peserta didik tidak terlepas dari bagaimana cara menyampaikan

atau metode apa yang digunakan dalam menyampaikan materi pelajaran,

beragam metode pembelajaran digunakan oleh guru saat menyampaikan

materi pembelajaran, hal tersebut peneliti ketahui melalui wawancara yang

dilakukan kepada guru agama kelas III MI NW Badrussalam beliau

mengatakan:

“banyak metode yang saya gunakan dalam menyampaikan materi-materi pelajaran, tergantung materi apa yang saya ajarkan kepada peserta didik jadi saya mempelajari dulu materi pelajaran yang akan saya sampaikan sebelum saya memulai pelajaran, baru saya fikirkan kira-kira metode apa yang cocok dengan materi tersebut”53 Ada beberapa materi dalam mata pelajaran fiqih dikelas III yang

masing-masing materi memiliki metode dalam menyampaikan

pembahasannya, adapun materi yang disampaikan oleh guru agama kelas

III pada mata pelajaran fiqih antara lain :

a. Salat,materi salat dalam mata pelajaran fiqih kelas III adalah

membahas tentang pengertian salat, hukum salat, dan rukun-rukun

salat.

b. Puasa, materi puasa dalam pelajaran fiqih di kelas III menjelaskan

tentang pengertian puasa, hal-hal yang membatalkan puasa, syarat

wajib berpuasa dan waktu dilaksankannya untuk berpuasa.

53Zaenul Hidayat, Wawancara. 18 Juni 2020

42

c. Zakat, materi zakat pada mata pelajaran fiqih kelas III membahas

tentang pengertian zakat, waktu membayar zakat, dan lafal membayar

serta menerima zakat.

Hal ini peneliti mengetahuinya melalui wawancara dengan kelas III

beliau memaparkan :

“banyak materi-materi yang ada dalam mata pelajaran fiqih di kelas III, dan itu semua udah saya sampaikan, ada materi salat kemudian materi zakat, dan juga puasa dari kesemua materi tersebut ada dalam buku pembelajaran mata pelajaran fiqih kelas III smester ganjil”54

Dari kesemua materi tersebut guru agama kelas III memilih materi

salat dalam mata pelajaran fiqih dalam menerapkan metode demonstrasi

atau praktik hal ini peneliti dapatkan dari hasil wawancara dengan guru

agama kelas III MI NW Badrussalam beliau mengatakan :

“ materi salatdalam pelajaran fiqih kan ada cara melaksanakan penegrtia, syarat sah salat, rukun salatdimana kita ummat muslim tau salat itu cara melaksanakannya bagaimana yang saya rasa alangkah baiknya di praktikkan saja agar peserta didik terjun langsung untuk memperagakannya jadi saya menerapkan metode demonstrasi”

Peneliti menyimpulkan bahwa guru agama kelas III MI NW

Badrussalam Sekarbela memilih materi yang tepat untuk menerapkan

metode demonstrasi tersebut sebagaimana yang telah beliau paparkan. Hal

ini juga peneliti perkuat dengan hasil wawancara dengan kepala sekolah

saat saya mencoba bertanya kepada beliau,beliau menjawab :

“Tidak semua materi pelajaran disampaikan dengan metode demonstrasi, ada beberapa materi yang memang cocoknya guru kita menggunakan metode demonstrasi,ada juga yang tidak. Disini saya

54Ibid

43

perhatikan pak Zaenul memilih metode yang tepat dalam menyampaikan materi yang memang membutuhkan praktik yaitu materi salatkarena dia pernah izin di saya untuk menggunakan musholla sekolah tempat mereka praktik”55

2. Guru merencanakan pembelajaran Sebelum proses pembelajaran guru merencanakan beberapa hal

yang harus dipersiapkan seperti materi yang tepat untuk didemonstrasikan,

hal ini diketahui dari hasil wawancara dengan guru mata pelajaran agama

kelas III beliau memaparkan :

“jadi seperti yang pernah saya katakan, metode demonstrasi saya terapkan setelah saya pilih materi apa yang cocok untuk di praktikkan yaitu materi salat tarawih, jadi sebelum menyampaikan materi pelajaran dan melakukan pendemonstrasian saya juga mempersiapkan RPP”56

Berdasarkan hasil wawancara saat dijelaskan oleh narasumber,

peneliti menyimpulkan proses kegiatan belajar atau penyampaian materi

yang tepat itu dasar yang sangat penting sebelum melakukan inti atau

mendemonstrasikan materi yang akan dipraktikkan. Hal ini juga diperkuat

dengan adanya RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) adapun RPP

yang peneliti dapatkan dapat di lihat dalam lampiran.

3. Guru melaksanakan pembelajaran

Selama proses pembelajaran guru menerapkan metode demonstrasi

dengan materi yang sesuai yaitu materi salat pada mata pelajaran fiqih di

kelas III. Dalam hal ini untuk memperkuat hasil wawancara maka peneliti

melakukan pengamatan dimana metode demonstrasi diterapkan oleh guru

55Kepala Sekolah, Wawancara, 18 Juni 2020 56 Zaenul Hidayat, Wawancara, 18 Juni 2020

44

pada saat materi salat dipelajari. Berdasarkan pengamatan dan wawancara

yang telah peneliti lakukan pada guru agama MI NW Badrussalam

Sekarbela siswa terlihat melakukan kegiatan praktik atau

pendemonstrasian sesuai dengan instruksi dari yang telah di contohkan

oleh guru.

Adapun langkah-langkah demonstrasi yang diterapkan oleh guru

sebagai berikut :

a. Guru terlebih dahulu menjelaskan materi salat yang sudah dipersiapkan

RPP nya, disini guru menjelaskan siswa pengertian salat dan rukun-

rukun salat

b. Guru mengatur tata ruang yang memungkinkan siswa dapat

memperhatikan pendemonstrasian atau praktik, disini guru meminta

siswa untuk pindah ruangan yang semula belajar dikelas untuk pindah

ke ruangan musholla sekolah

c. Menetapkan kegiatan yang dilakukan selama proses demonstrasi, guru

mencontohkan gerakan-gerakan salat sesuai rukun yang ada dalam

materi kemudian siswa mengikuti gerakan yang sudah dicontohkan.

Peneliti menyimpulkan, guru melaksanakan pembelajaran dengan

metode yang tepat sebagai metode pembelajaran pada materi yang sesuai

danmemungkinkan siswa dapat memperhatikan proses demonstrasi atau

praktik. Hal ini dapat diperkuat dengan poto dokumentasi peserta didik

melakukan demonstrasi atau praktik salat pada laman lampiran.

45

Jadi dapat disimpulkan bahwa peneliti melihat penerapan metode

demonstrasi tersebut telah diterapkan pada proses pembelajaran dikelas

dengan langkah-langkah yang telah dipaparkan oleh guru mata pelajaran

agamasesuai dengan hasil wawancara yang peneliti dapatkan dari guru

agama kelas III beliau mengatakan :

“setelah memilih materi yang tepat untuk didemonstrasikan saya memulai untuk mencontohkan gerakan salat, kemudian saya meminta mereka untuk mengikuti gerakan yang dicontohkan dan kadang saya meminta untuk melakukannya secara bergilir” 57

C. Minat Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Fiqih di Kelas III MI NW

Badrussalam Sekarbela Tahun Pelajaran 2019/2020

Minat belajar merupakan salah satu faktor peranan yang sangat penting

dalam kehidupan peserta didik dan mempunyai dampak besar terhadap sikap

dan perilaku. Siswa yang mempunayi minat belajar tinggi akan lebih semangat

dalam mengikuti proses kegiatan belajar, sebaliknya apabila siswa yang minat

belajarnya kurang maka semangat dalam belajar pun menjadi rendah. Oleh

sebab itu meningkatkan minat belajar siswa merupakan salah satu upaya guru

yang sangat penting dalam suatu lembaga pendidikan.

Sebelumnya minat belajar siswa kelas III pada mata pelajaran fiqih

bisa dibilang rendah senada dengan hasil wawancara yang peneliti dapatkan

dengan kepala sekolah beliau mengatakan:

“siswa kelas III saat saya perhatikan ketika mengontrol dimasing-masing kelas banyak yang mengobrol dengan teman sebangku bahkan ada yang tidur, tentu saja ini dikarenakan pelajaran yang diperhatikan

57Ibid

46

oleh mereka menurutnya membosankan dan ketika itu pelajran yang sedang dipelajari adalah pembelajaran fiqih”58

Tidak hanya mewawancarai kepala sekolah peneliti juga bertanya

pertanyaan hal yang serupa kepada guru mata pelajaran agama beliau

mengatakan :

“ya memang sebelumnya saya rasa minat siswa dalam belajar kurang, ketika saya menjelaskan banyak yang tidak memperhatikan hal inilah yang membuat saya berfikir kira-kira metode apa yang seharusnya saya gunakan agar mereka memperhatikan dan tidak bosan” Peneliti menyimpulkan bahwa minat belajar siswa memang terbilang

rendah setelah mendengarkan penuturan baik dari kepala sekolah dan guru

agama kelas III, sehingga guru mata pelajaran agama mencoba untuk

menerapkan beberapa metode pelajaran yang sekiranya dapat menarik gairah

siswa dalam belajar sehingga saat materi salat ditemukan adanya rukun

salatmaka materi ini sangat cocok untuk didemonstrasikan atau dipraktikkan

dan diterapkanlah metode tersebut.

Setelah penerapan metode demonstrasi di kelas III MI NW

Badrussalam Sekarbela pada materi salat tarawih dalam mata pelajaran fiqih,

guru agama kelas III yakni Zaenul Hidayat sudah dikatakan mampu

meningkatkan minat belajar peserta didiknya, hal tersebut diperkuat dengan

adanya poto dokumentasi pelaksanaan demonstrasi dan hasil wawancara yang

dilakukan oleh peneliti kepada beberapa siswa kelas III yang mengatakan :

“iya, saat pak Zaenul mengajar dikelas tentang materi salatpada mata pelajaran fiqih, kita pernah praktik dan itu menyenangkan, karena saya lebih suka prkatik dari pda terus menerus mendengarkan materi pelajaran tanpa ada gerakan gerakan atau praktik. Karena kalau cuman

58Kepala Sekolah, Wawancara,18 Juni 2020

47

mendengarkan itu membuat saya mengantuk atau lebih memilih memperhatikan yang lain agar tidak mengantuk dan tidur dikelas”59

“saya suka saat praktik, biasanya saya mengantuk karena tidak mendengar penjelasan pak guru karena saya juga duduknya dibelakang jadi saya suka tidur, tapi saat praktik saya jadi bisa melihat cara ruku’ cara sujud dan saya juga pernah disuruh maju untuk mencoba”60

Selain menanyakan beberapa siswa tentang pengalaman mereka dalam

melakukan pendemonstrasian peneliti juga bertanya langsung kepada guru

agama kelas III yakni pak Zaenul beliau mengatakan :

“ya alhamdulillah sudah lebih banyak yang memperhatikan dan jarang saya temukan ada yang mengobrol seperti biasanya, mereka terfokus memperhatikan saya yang mencoba untuk memperagakan materi salat tersebut saya merasa sangat puas” 61

Peneliti menyimpulkan dari hasil wawancara tersebut bahwa, guru

mampu meningkatkan gairah atau minat belajar siswa melalui metode

demonstrasi yang telah diterapkan karena adanya praktik dalam

pendemonstrasian yang langsung melibatkan siswa tanpa harus duduk saja

mendengarkan penjelasan atau ceramah didepan kelas oleh guru.

D. Kendala-kendala Guru dalam Menerapkan Metode Demonstrasi Pada

Mata Pelajaran Fiqih di Kelas III MI NW Badrussala Sekarbela Tahun

Pelajaran 2019/2020.

Di setiap proses pembelajaran di sekolah tentu saja tidak lepas dari

permasalahan atau kendala yang akan dihadapi sesuai dengan yang

diharapkan, begitu juga dengan penerapan metode dalam meningkatkan minat

belajar siswa pada mata pelajaran fiqih. Pada dasarnya guru berusaha untuk

59Aura Putri, Wawancara 18 Juni 2020 60 Ferly, Wawancara, 18 Juni 2020 61 Zaenul Hidayat, Wawancara, 18 Juni 2020

48

meningkatkan minat belajarpeserta didiknya agar tidak terjadi kendala

sehingga dapat menjadikan proses belajar mengajar sesuai dengan yang

diharapkan.

Sebagaimana yang diungkapkan oleh pak Zaenul Hidayat selaku guru

mata pelajaran agama yang mengajarkan mata pelajaran fiqih dikelas III,

terdapat kendala-kendala yang dihadapi dalam menerapkan metode

demonstrasi dengan hasil wawancara yang peneliti lakukan.

“tentu saja ada kendala,tidak mungkin tidak, terutama saat melakukan praktik atau mendemonstrasikan materi pelajaran khususnya pada materi salat. Adanya peserta didik yang masih belum mengetahui bacaan-bacaan ketika salat seperti bacaan ruku’, i’tidal dan sebagainya, sehingga menyulitkan untuk kelancaran pendemonstrasian.”62

Dari paparan pak Zaenul Hidayat, S.Pd tersebut dapat diartikan bahwa

kendala yang peling utama sehingga memicu keberhasilan dalam mencapai

tujuan salah satunya adalah peserta didik yang masih belum mengetahui

bacaan salat, sehingga peserta didik harus di bimbing. Namun selain itu

kendala yang dihadapi guru dalam menerapkan metode demonstrasi adalah

faktor internal yaitu faktor dari peserta didik itu sendiri seperti: kecerdasan

peserta didik, sikap, kebiasaan peserta didik, minat, motivasi. Selain itu faktor

eksternal atau faktor dari luar peserta didik yaitu seperti keluarga, teman

bermain atau teman belajar, dan lingkungan sekitar.63

62 Zaenul Hidayat, Wawancara Tanggal 10 Juni 2020 63 MI NW Badrussalam Sekarbela,Dokumentasi 18 Juni 2020

49

1. Kurangnya peserta didik yang mengetahui bacaan salat

Berdasarkan penelitian yang terlihat pada proses pembelajaran

terdapat peserta didik yang belum lancar atau mengetahui bacaan-bacaan

salat sehingga peserta didik dibimbing dengan lebih diperhatikan lagi agar

dapat melancarkan proses metode demonstrasi. Hasil observasi tersebut

senada dengan wawancara yang telah dilakukan peneliti dengan guru mata

pelajaran agama kelas III pak Zaenul Hidayat.beliau mengatakan :

“ mereka memang serius memperhatikan, bahkan saya bangga akan hal itu akan tetapi ketika saya menyuruh maju dan mencoba untuk praktik ternyata ada yang tidak tau bacaan iftitah sedikit kecewa tapi hal yang wajar mereka masih duduk dibangku MI kelas III”64 Dalam permaslahan yang ditemui, yang terdapat pada proses

praktik tata cara salat atau mendemonstrasikan materi salat, guru agama

kelas III jadi harus berulang-ulang mengucapkan bacaan yang dihadapi

kesulitan oleh peserta didik tersebut hal ini senada dengan pengakuan salah

satu siswa yang peneliti wawancara dia mengataan :

“saya pernah disuruh maju untuk praktik salatsetelah gerakan takbir selanjutnya saya tidak hafal bacaan sebelum surat alfatihah teman-teman banyak yang menertawakan jadi pak guru melanjutkan ke gerakan selanjutnya tanpa membaca kabirong (al-iftitah)” 65

Dari hasil wawancara yang peneliti lakukan dapat disimpulkan

bahwa kendala utama yang menjadi pemicu terjadinya hambatan dalam

pelaksanaan pendemonstrasian adalah adanya peserta didik yang belum

mengteahui bacaan –bacaan dalam setiap gerakan salat.

64 Zaenul Hidayat,Wawancara, 18 Juni 2020 65 Yazid Tabi,Wawancara, 18 Juni, 2020

50

2. Sarana dan prasarana yang kurang memadai

Sarana dan prasarana merupakan bagian penting yang perlu

disiapkan secara berkesinambungan, salah satu kendala yang peneliti

temukan saat melakukan pendemonstrasian di kelas III MI NW

Badrussalam pada mata pelajaran Fiqih ialah saat akan melakukan

pendemonstrasian, siswa harus melakukannya di mushalla, dan tentu saja

ini mengharuskan peserta didik untuk pindah ruangan dikarenakan ruangan

kelas yang cukup sempit serta adanya kursi dan meja belajar peserta didik

sehingga tidak memungkinkan untuk melakukan praktik di ruang kelas.

Terkait adanya kekurangan yang terdapat pada sarana dan

prasarana dalam pendemonstrasian atau praktik, yang menjadi kendala

kendala saat proses pembelajaran diungkapkan juga oleh guru agama kelas

III beliau mengungkapkan :

“iya, kita melakukan praktik tidak didalam kelas seperti biasa tapi pindah ke musholla sekolah, dan ini menjadi kendala karena di musholla tidak ada karpet ataupun sajadah sebagai alas”66

Selain tidak adanya sajadah, didalam musholla juga terdapat

banyak sekali buku-buku yang disusun karena buku-buku yang didalam

perpustakaan sebagian di taruh dimusholla karena melihat keadaan

perpustakaan yang sebagian di renovasi hal ini senada dengan pengakuan

salah satu siswa yang peneliti wawancarai dia mengatakan :

“sebenernya sih sempit, walaupun sempit tapi menyenangkan bisa langsung praktik, itu karena ada beberapa buku yang dipindah sedikit ke musholla karena perpustakaan kemarin sempat bocor makanya buku di taruh di musholla sebagian”

66 Zaenul Hidayat, wawancara, 18 Juni 2020

51

Peneliti menyimpulkan dari temuan hasil wawancara diatas bahwa

kendala-kendala tersebut meski terlihat kecil akan tetapi berdampak besar

bagi kenyamanan peserta didik dalam melakukan pendemonstrasian karena

sarana dan prasarana dalam pembelajaran merupakan bagian yang penting

juga agar peserta didik dapat melakukan proses pembelajaran khususnya

pendemonstrasian.

52

BAB III

PEMBAHASAN

Dalam bab pembahasan ini peneliti akan memaparkan atau mendapatkan

hasil penemuan tentang penerapan metode demonstrasi dalam meningkatkan

minat belajar siswa pada mata pelajaran fiqih di kelas III MI NW Badrussalam

Sekarbela Tahun Pelajaran 2019/2020. Adapun hasil peneliti yang dimaksudkan

dalam pembahasan ini adalah sebagai berikut:

A. Penerepana Metode Demonstrasi dalam Meningkatkan Minat Belajar

Siswa Pada Mata Pelajaran Fiqih di Kelas III MI NW Badrussalam

Sekarbela Tahun Pelajaran 2019/2020.

Penerapan metode demonstrasi yang diterapkan oleh guru agama kelas

III MI NW Badrussalam Sekarbela pada mata pelajaran fiqih adalah materi

tentang salat, dimana sebelum menerapkan pendemonstrasian guru

sebelumnya merencanakan beberapa perencaaan dalam proses

pembelajaran.Adapun langkah-langkah yang dilaksanakan oleh guru dalam

menerapkan metode demonstrasi dalam meningkatkan minat belajar siswa

pada mata pelajaran fiqih dikelas III MI NW Badrussalam Sekarbela adalah :

1. Guru memetakan materi

Dalam menerapkan meteode pembelajaran, guru menemukan

beragam materi pelajaran yang ada dalam mata pelajaran fiqih di kelas III,

adapun materi yang tercantum dalam mata pelajaran fiqih dikelas III

adalah materi salat, materi puasa, dan materi zakat. Dari beragam materi

yang ada dalam materi-materi tersebut guru agama kelas III di MI NW

53

Badrussalam Sekarbela telah memilih materi yang tepat untuk di terapkan

metode demonstrasi, karena di dalam materi salat terdapat pembahasan

mengenai rukun salat, yakni urutan dan gerakan dalam salat. Berdasarkan

hal tersebut Beni Ahmad dalam bukunya yang mengatakan bahwa “metode

demonstrasi adalah metode mengajar yang menggunakan peragaan untuk

memperjelas suatu pengertian atau untuk memperlihatkan bagaimana

melakukan sesuatu kepada peserta didik”67

2. Guru merencanakan pembelajaran

Setelah memetakan materi yang tepat dalam penerapan metode

pembelajaran guru juga mempersiapkan buku yakni buku pembelajaran

fiqih kelas III, memilih materi yang tepat yakni materi salat dan

mempersiapkan RPP.

3. Guru melaksanakan pembelajaran

Selama proses pembelajaran, guru membimbing peserta didik untuk

melakukan kegiatan proses demosntrasi atau praktik, pada saat guru

mencontohkan beberapa gerakan salat peserta didik banyak yang

memperhatikan begitu seterusnya hingga jika ada yang diminta untuk

mencoba mempraktikannya secara bergilir peserta didik melakukan praktik

tersebut sesuai dengan gerakan yang dicontohkan sebelumnya.

Merujuk pada teori yang membahas tentang metode demonstrasi,

penerapan metode demonstrasi dalam materi salat adalah sebagai pilihan yang

tepat, dari hasil penelitian dapat dikatakan bahwa metode demosntrasi telah

67 Beni Ahmad Saebani& Hendra Akhidayat, Ilmu Pendidikan Islam (Bandung:CV

Pustaka Setia,2012)hlm.260

54

diterapkan dengan pemilihan materi yang tepat oleh guru agama kelas III MI

NW Badrussalam Sekarbela.

B. Minat Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Fiqih di Kelas III MI NW

Badrussalam Sekarbela Tahun Pelajaran 2019/2020

Setelah menerapkan metode demonstrasi dalam mata pelajaran fiqih di

kelas III MI NW Badrussalam Sekarbela, pada bagian ini peneliti akan

mencoba untuk memaparkan pembahasan tentang bagaimana minat belajar

siswa pada mata pelajaran fiqih di kelas III MI NW Badrussalam

Sekarbelaberdasarkan teori-teori yang ada, sehingga bisa dijadikan bahan

pertimbangan untuk diterapkannya metode demonstrasi ini pada materi-materi

lain yang memungkinkan adanya materi yang membutuhkan praktik.

Dalam pelaksanaan proses pembelajaran tentu saja berkaitan erat

dengan adanya minat belajar, dimulai dengan adanya dorongan, semangat dan

perasaan senang saat belajar, sehingga dapat menghasilkan kegiatan proses

belajar mengajar yang maksimal. Penerapan metode yang tepat menjadi salah

satu faktor utama yang dapat memicu minat belajar siswa pada proses

pembelajaran.

Menurut Nana Sudjana minat belajar dapat diartikan sebagai suatu

kesukaan, kegemaran, atau kesenangan akan suatu pembelajaran.68

Sebelumnya peserta didik memang memilki minat belajar yang terbilang

rendah, namun dengan adanya terlihat ketertarikan siswa dalam belajar,

mencoba mempraktikkan materi salat dan peserta didik banyak yang

68SudjanaNana, Dasar Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Sinar Baru,2001) hlm.25

55

memperhatikan guru ketika mencontohkan dapat disimpulkan bahwa

penerapan metode demonstrasi dalam meningkatkan minat belajar siswa sudah

terlihat.

Merujuk pada teori yang telah di sampaikan oleh Nana Sudjana tentang

minat belajar, dari hasil penelitian yang peneliti lakukan dapat dikatakan

bahwa dengan metode demonstrasi yang diterapakan oleh guru agama kelas III

MI NW Badrussalam Sekarbela dapat meningkatkan minat belajar siswa,

metode demonstrasi atau metode yang memeragakan suatu materi

pembelajaran khususnya materi salat pada mata pelajaran fiqih telah mampu

menjadi acuan utama guru dalam melihat tingkat minat belajar siswa atau

peserta didik dalam proses pembelajan.

C. Kendala-Kendala Guru dalam Menerapkan Metode Demonstrasi Pada

Mata Pelajaran Fiqih di Kelas III MI NW Badrussalam Sekarbela Tahun

Pelajaran 2019/2020

Setelah menemukan kendala-kendala yang dihadapi, pada bab ini

penelitian akan mencoba untuk memaparkan pembahasan tentang kendala-

kendala yang dihadapi berdasarkan teori-teori yang telah ada, sehingga dapat

dijadikan sebagai pertimbangan untuk menggali solusi-solusi dalam

meminimalisir kendala-kendala tersebut. Kendala-kendala yang terjadi pada

saat pembelajaran berlangsung sangat menjadi pusat perhatian guru, karena

akan berpengaruh terhadap proses berjalannya pembelajaran. Kendala-kendala

yang terjadi pada saat pembelajaran, karena apapun yang telah ditentukan baik

56

itu dari persiapan materi atau persiapan pelaksanaan praktik pasti akan

adafaktor penghambat rencana yang ditentukan.

1. Kurangnya peserta didik yang mengetahui bacaan salat

Peserta didik yang kurang mengetahui bacaan salat merupakan

faktor yang membuat proses pembelajaran fiqih menjadi hambatan guru

untuk melakukan pendemonstrasian. Faktor kesulitan dalam mengetahui

bacaan salat baik dari lafal niat salat, bacaan ketika ruku’, sujud dan

seterusnya. Hal tersebut membuat tujuan dari pembelajaran menjadi

kurang efektif dikarenakan memakan waktu yang lebih banyak. Kurangnya

bimbingan terhadap peserta didik kemungkinan menajdi salah satu

penyebab peserta didik kurang atau bahkan tidak mengetahui bacaan salat.

Agar dapat mencapai tujuan yang diharapkan dan mengembalikan suasana

belajar yang efektif guru memberikan bimbingan lebih terhadap peserta

didik yang kurang dalam mengethui bacaan salat. Selain bimbingan yang

dilakukan oleh guru, peserta didik dibimbing langsung oleh orang tua

masing-masing dalam melancarkan bacaan salat, karena orang tua juga

merupakan faktor pendukung dan menjadi tolak ukur kemampuan peserta

didik. Hal tersebut senada dengan kesimpulan potongan hadits bahwa

“Berdosalah orang tua yang mempunyai anak-anak tidak pandai membaca

al-Qur’an dan salat, karena tidak ada malu yang paling besar melainkan

anak-anaknya tidak pandai membaca al-qur’an dan salat. Sebaliknya,

kegembiraan yang paling memuncak ialah orang tua dapat menjadikan

57

anakanya pandai membaca al-qur’an dan benar dalam bacaan salatnya”69.

Hal tersebut menuntut guru terhadap orang tua agar senantiasa selalu

mengadakan komunikasi dengan orang tua untuk memberikan segala

perkembangan peserta didik agar proses pembelajaran dapat berjalan

dengan baik sesuai tujuan yang telah ditentukan.

2. Sarana dan prasarana yang kurang memadai

Mengatur tata ruang yang memungkinkan siswa dapat

memperhatikan pelaksanaan demonstrasidalam hal ini, guru memilih

musholla madrasah sebagai tempat melakukan penerapan

demosntrasi,akan tetapi ruangan musholla yang sempit dan tidak adanya

alas karpet atau sajadah menjadi kendala dalam melakukan proses

pembelajaran. Adanya buku-buku yang dipindah dari perpustkaan juga

membuat ruangan makin sempit sehingga proses pendemonstrasian sedikit

terganggu.

Sebagaimana yang dikemukakan oleh Asnawir dalam bukunya

yanng mengatakan, “sarana dan prasasarana adalah salah satu alat atau

media yang dapat menyalurkan atau menyampaikan pesan dan dapat

merangsang pikiran, perasaan, dan kemampuan peserta didik sehingga

dapat mendorong terjadinya proses belajar mengajar”70 berdasarkan hal

tersebut dapat disimpulkan bahwa sarana dan prasarana sangatlah penting

sebagai perantara berjalannya proses pembelajaran yang maksimal, sebab

sarana dan prasarana bukan saja terlihat seperti alat atau media gambar dan

69 Zaianl Abidin, Seluk Beluk Al-Qur’an, (Jakarta:PT Rineka Cipta, 1992),hlm.150 70Asnawir dkk, Media Pembelajaran,(Jakarta:Ciputat Press,2002) hlm.11

58

media suara melainkan juga tempat terjadinya proses pembelajaran. Jika

tempat sudah memadai maka proses suatu pembelajaran akan berjalan

dengan baik dan maksimal.

59

BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Penerapan metode demonstrasi dalam meningkatkan minat belajar siswa

pada mata pelajaran fiqih di kelas III MI NW Badrussalam Sekarbela

Tahun Pelajaran 2019/2020 dilakukan dengan beberapa tahap yaitu:

a. Pemetaaan materi sebagai penyampaian dasar materi pembelajaran

terkait pokok pembahasan secara mendasar, disini guru sebelumnya

menggunakan metode ceramah agar peserta didik bisa paham dengan

pemetaan materi yang disajikan oleh guru selama proses pembelajaran.

b. Penyampaian perencanaan pembelajaran sebagai tujuan setalah peserta

didik mendengarkan pemetaan materi yang telah disajikan, guru

menjelaskan mengapa pendemonstrasian itu penting dalam materi

pembelajaran yang akan di demonstrasikan.

c. Dalam proses pembelajaran guru mencontohkan praktik salat terlebih

dahulu kemudian selanjutnya diikuti oleh peserta didik dilakukan

secara bergilir dan dengan kemampuan masing-masing yang berbeda

tergantung sampai mana pengetahuan mereka terkait dengan materi

salat.

2. Minat belajar siswa dalam menerapkan metode demonstrasi pada mata

pelajaran fiqih di kelas III MI NW Badrussalam Sekarbela adalah

ketertarikannya dalam melakukaan penedemonstrasian karena mereka

60

langsung memperagakan yang sudah dicontohkandimana ini melibatkan

mereka untuk terjun langsung melakukan pendemonstrasian atau praktik.

3. Kendala yang dihadapi dalam menerapkan metode demonstrasi pada mata

pelajaran fiqih di kelas III adalah kurangnya peserta didik yang

mengetahui bacaan salat, dan juga sarana dan prasarana sebagai faktor

pendukung dimana hal ini hal yang sangat perlu diperhatikan lebih dalam

lagi oleh guru.

B. Saran-Saran

Dari hasil penelitian yang dilakukan peneliti baik mulai temuan,

permasalahan, pembahasan, dan kesimpulan dapat diajukan saran-saran

kepada pihak yang terkait pada penelitian yaitu sebagai berikut :

1. Guru

Bagi guru MI NW Badrussalam Sekarbela, khususnya guru yang

mengajarkan fiqih disekolah berjalan dengan efektif, namun saran untuk

lebih menguasai berbagai strategi dan metode pembelajaran sehingga

mengaplikasikan di dalam kelas dengan bervariasi.

2. Peserta didik

Bagi peserta didik yang ada di MI NW Badrussalam Sekarbela

khususnya kelas III untuk belajar lebih giat lagi dan meningkatkan

semangat untuk mengikuti pembelajaran disekolah maupun belajar di

rumah dengan sungguh-sungguh apa yang dikerjakan membuahkan hasil

yang baik.

61

3. Sekolah

Bagisekolah semoga senantiasa agar melakukan kegiatan evaluasi

internal terkait metode pmbelajaran minimal satu kali dalam satu bulan.

62

DAFTAR PUSTAKA

Abuddin Nata, Perspeltif Islam Tentang Strategi Pembelajaran (Jakarta:Kencana,2014)

Afifudin, Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung:CV.Pustaka Setia, 2012) Ahmad Tafsir, Metodologi Pengajaran Agama Islam(Jakarta:Remaja

Rosdakarya,2004) Ahmad Susanto, Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar,(Jakarta:

Pranadamedia Group,2016) Asnawir dkk, Media Pembelajaran,(Jakarta:Ciputat Press,2002) Bambang Suyadi, Pengaruh Minat Belajar Siswa dan Kecerdasan Emosional

Terhadap Prestasi Belajar Siswa, Jurnal Ilmiah Ilmu Pendidikan, Vol11.No.1,2017

Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahannya, Edisi

Revisi,(Semarang:CV.Toha Putra,2013) Departemen Agama RI Kurikulum 2013, PedomanUmum Pengembangan Silabus

Madrasah Ibtidaiyah, (Jakarta: Direktorat Jendral Kelembagaan Agama Islam, 2013)

Djazuli,Ilmu Fiqih(Jakrta:Kencana Prenada Media Group,2012) Dwi Marginingsih Strategi Guru Terhadap Metode Pengajaran Untuk Anak

Hiperaktif Melalui Metode Demonstrasi Kelas IV SD Pelangi Tahun Pelajaran 2015/2016. (Yogyakrta, Universitas Negeri Yogyakarta 2016)

Endang Mutiarawati, Hubungan Antara Persepsi Guru terhadap Metode

Demonstrasi dengan motivasi mengajar pada guru SMP Muhammadiyah 3 Yogyakarta, (Yogyakarta, Muhammadiyah 2008)

Ika Wahyuni Peningkatkan Hasil Belajar Melalui Penerapan Metode Demonstrasi Pada

Mata Pelajaran IPS Kelas V SDN 1 Lelong Kecamatan Praya Tengah Kabupaten Lombok Tengah Tahun Pelajaran 2015/2016. (SKRIPSI, FKIP UNRAM, Mataram 2016)

Imam Gunawan, Metode Penelitian Kualitatif Teori dan Praktik, (Jakarta: PT

Bumi Aksara, Koto Aladin,Ilmu Fiqih dan Ushul Fiqih (Jakarta:PT.Grafindo Persada,2004)

hlm.17

63

Keputusan Kementrian Agama Republik Indonesia No:165. Tahun 2014 Tentang Kurikulum 2013 Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Bahasa Arab Pada Madrasah

Keputusan Mneteri Agama No.165 Tahun 2014,Pedoman Kurikulum Madrasah

2013 Mata Pelajaran Agama Islam dan Bahasa Arab, (Jakrta Depag) M. Sobry Sutikno, Manajemen Pendidikan (Langkah Praktis Mewujudkan Lembaga

Pendidikan yang Unggul), (Mataram:Holistica Lombok,2012) Majid Abdul, Strategi Pembelajaran, (Bandung:PT Remaja Rosdakarya,2013) Meilani Intansari, Impak Minat dan Motivasi Belajar Terhadap Hasil Belajar

Siswa, Vol2.No.2 Juli 2017) Masnur Muslih, Pendidikan Karakter, (Jakarta:Bumi Aksara,2014) Muzayyin Arifin, Kapita Slekta Pendidikan Islam,(Jakarta:Bumi Aksara,2013) Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung: PT Remaja

Rosdakarya,2010 Peraturan Menteri Agama RI No.02 Tahun 2013 tentang Standar Kelulusan dan

Standar Isi Pendidikan Agama Islam dan Bahasa Arab di Madrasah, (Jakarta:Media Pustaka, Mandiri 2009)

Ramayulis, Metodologi Pendidikan Agama Islam,(Jakarta:Kalam Mulia,2012) Ridwan, Pembelajaran Al-Qur’an Hadits di Madrasah Ibtidaiyah, (Mataram, CV.

Elhikam Press Lombok,2016) Sardirman, Interaksi Motivasi Belajar dan Mengajar,(Jakarta:Grasindo,2006) Soleh Hidayat, Pengembangan Kurikulum Baru, (Bandung:PT Remaja

Rosdakarya,2017) Sudjana Nana, Dasar Proses Belajar Mengajar,(Bandung Sinar Baru,2001) Sudjanto Agus, Psikolog Umum (Jakarta, Bumi Aksara, 2010) Sugiyono, Metode Penelitian Kombinasi (Bandung:Alfabeta, 2014) Suharismi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik,

(Jakarta:Rineka Cipta, 2010)

64

Trianto, Desain Pengembangan Pembelajaran Tematik Bagi Anak Usia Dini TK/RA& Anak Kelas Awal SD/MI (Jakarta:Kencana,2013)

Wahab Jufri, Belajar dan Pembelajaran SAINS (Bandung:Pustaka Reka Cipta,

2017) Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses

Pendidikan,(Jakarta: Pranadamedia Group, 2016) Zainal Arifin, Evaluasi Pembelajaran, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,2015) Zakiah Daradjad, Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam (Jakarta:Bumi

Aksara,2011)

65

Lampiran

66

Lampiran 1

PEDOMAN WAWANCARA

1. Pertanyaan untuk guru

1) Berapa jumlah siswa kelas III?

2) bagaimana pembelajaran pada mata pelajaran fiqih di kelas III?

3) Ketika bapak mengajar apakah peserta didik terlihat bermain-main atau

meminati proses belajar?

4) Ketika bapak mengajar metode apa yang bapak gunakan?

5) Apakah setiap guru kelas menggunakan atau menerapkan metode

demonstrasi pada mata pelajaran tertentu?

6) Berapa macam materi yang ada dalam materi fiqih kelas III apakah semua

menggunakan metode demonstrasi?

7) Mengapa bapak memilih materi salat untuk didemonstrasikan?

8) Menurut bapak, bagaimana cara bapak mengajar agar minat belajar peserta didik

terlihat?

9) Bagaima penerapan metode demonstrasi pada mata pelajaran fiqih di kelas

III?

10) Apa saja kendala-kendala yang dihadapi dalam menerapkan metode

demonstrasi?

11) Apakah dengan metode demonstrasi siswa terlihat lebih mudah

memahami?

12) Apakah siswa melakukan pendemonstrasian dengan baik selama

melakukan pendemonstrasian tersebut

13) Bagaimana gairah belajar peserta didik atau minat peserta didik setelah

anda menerapkan metode tersebut?

2. Pertanyaan untuk kepala sekolah

1) Apakah anda mengetahui guru kelas III?

2) Siapa nama guru agama kelas III?

3) Bagaimana cara mengajar guru agama kelas III?

4) Bagaimana pendapat anda mengenai metode pembelajaran dalam proses

belajar?

67

5) Apakah setiap guru kelas menggunakan atau menerapkan metode

demonstrasi pada mata pelajaran tertentu?

6) Bagaimana pendapat anda mengenai metode demonstrasi yang diterapkan

oleh guru dalam melakukan proses pembelajaran

68

Lampiran 2

LEMBAR HASIL WAWANCARA NO Hari/tanggal Pertanyaan Jawaban Narasumber

1 Kamis ,18 juni 2020

Apakah anda mengetahui guru kelas III?

Ya tentu saja, saya mengetahui semua guru-guru di sekolah MI NW Badrussalam

Kepala sekolah

2 Kamis, 18 Juni 2020

Siapa nama guru agama kelas III?

Pak Zaenul Hidayat, dia tidak hanya mengajar di kelas III, dia adalah guru mata pelajaran agama di semua kelas

Kepala sekolah

3 Kamis , 18 Juni 2020

Bagaimana cara mengajar guru agama kelas III?

Bagaimana ya? Bagus menurut saya karena guru agama disini maksud saya pak Dayat, menggunakan beragam metode dan model pembelajaran.

Kepala sekolah

4 Kamis, 18 Juni 2020

Bagaimana pendapat anda mengenai metode pembelajaran dalam proses belajar?

Metode pembelajaran sangatlah penting untuk diterapkan oleh setiap guru, karena metode merupakan cara yang diterapkan oleh guru, bukan hanya pada mata pelajaran agama saja melainkan semua mata pelajaran

Kepala sekolah

5 Kamis, 18 Juni 2020

Apakah setiap guru kelas menggunakan atau menerapkan metode demonstrasi pada mata pelajaran tertentu?

Sejauh saya memperhatikan guru-guru yang mengajar semua menggunakan metode belajar baik itu metode ceramah, tanya jawab, demonstrasi atau pemberian tugas.. karena tanpa metode bagaimana guru akan mengajar?

Kepala sekolah

6 Kamis, 18 Juni 2020

Bagaimana pendapat anda mengenai metode demonstrasi yang diterapkan

Sangat bagus, karena metode demonstrasi merupakan metode yang memperagakan atau mempraktikkan suatu pembelajaran, jadi

Kepala sekolah

69

oleh guru dalam melakukan proses pembelajaran

metode ini perlu diterapkan oleh guru yang membutuhkan praktik.

NO Hai/tanggal Pertanyaan Jawaban Narasumber

Kamis, 18 Juni2020

Berapa jumlah siswa kelas III?

Jumlah kelas III ada 20

Pak Zaenul

Kamis, 18 Juni 2020

bagaimana pembelajaran pada mata pelajaran fiqih di kelas III?

Bagaimana ya? Lancar-lancar saja tapi memang ada beberapa siswa yang tampak kurang memperhatikan, itu memang hal wajar

Pak Zaenul

Kamis, 18 Juni 2020

Ketika bapak mengajar apakah peserta didik terlihat bermain-main atau meminati proses belajar?

Terkadang main-main kadang yaa memperhatikan namanya juga anak-anak

Pak Zenul

Kamis, 18 Juni 2020

Ketika bapak mengajar metode apa yang bapak gunakan?

“banyak metode yang saya gunakan dalam menyampaikan materi-materi pelajaran, tergantung materi apa yang saya ajarkan kepada peserta didik jadi saya mempelajari dulu materi pelajaran yang akan saya sampaikan sebelum saya memulai pelajaran, baru saya fikirkan kira-kira metode apa yang cocok dengan materi tersebut”

Pak Zaenul

70

5 Kamis, 18 Juni 2020

Apakah pada semua materi pelajaran bapak menerapkan metode demonstrasi?

Tentu saja tidak semua, ada beberapa materi yang cocoknya kita gunakan metode demonstrasi,ada juga yang tidak. Disini saya menerapkan metode demonstrasi karena materi yang saya ajarkan yaitu materi tentang salat. Jadi menurut saya metode demonstrasi ini sangat cocok digunakan karena kita bisa mempraktikannya secara langsung. Bagaimana cara bacaan takbir yang benar, ruku’ yang benar, sujud yang benar dan seterusnya. Jadi saya memilih materi terlebih dahulu materi mana yang cocok untuk di demonstrasikan

Pak Zaenul

71

Kamis, 18 Juni 2020

Berapa macam materi yang ada dalam materi fiqih kelas III apa akah semua menggunakan metode demonstrasi?

“banyak materi-materi yang ada dalam mata pelajaran fiqih di kelas III, dan itu semua udah saya sampaikan, ada materi salat kemudian materi zakat, dan juga puasa dari kesemua materi tersebut ada dalam buku pembelajaran mata pelajaran fiqih kelas III smester ganjil”

Mengapa bapak memilih materi salat untuk didemonstrasikan?

“ materi salat dalam pelajaran fiqih kan ada cara melaksanakan penegrtia, syarat sah salat, rukun salat dimana kita ummat muslim tau salat itu cara melaksanakannya bagaimana yang saya rasa alangkah baiknya di praktikkan saja agar peserta didik terjun langsung untuk memperagakannya jadi saya menerapkan metode demonstrasi”

Kamis, 18 Juni 2020

Menurut bapak, bagaimana cara bapak mengajar agar minat belajar peserta didik terlihat?

Yaa seperti yang sudah saya paparkan, saya menerapkan beberapa metode agar peserta didik

Pak Zaenul

72

tidak main-main dikelas, mengobrol dengan teman sebangku atau mungkin melamun terlihat memperhatikan namun sebenarnya tidak

Kamis, 18 Juni 2020

Bagaima penerapan metode demonstrasi pada mata pelajaran fiqih di kelas III?

Alhamdulillah lumayan bagus karena siswa jadi lebih memperhatikan,

Pak Zaenul

Kamis, 18 Juni 2020

Apa saja kendala-kendala yang dihadapi dalam menerapkan

Ada kendala tentu saja, terutama sebagian ada siswa

Pak Zaenul

metode demonstrasi yang kurang tau

bacaan-bacaan salat, tempat yang sempit dan siswa yang mudah tergiur untuk keluar kalau sudah mendengar bel waktu istirahat berbunyi.

Pak zaenul

Kamis, 28 Juni 2020

Apakah dengan metode demonstrasi siswa terlihat lebih mudah memahami?

Alhamdulillah, karena kita jadi tau mana siswa yang paham dan tidak karena bisa kita tegur secara langsung atau memperbaiki jika ada kekeliruan

Pak Zaenul

Kamis, 18 Juni 2020

Apakah siswa melakukan pendemonstrasian dengan baik selama melakukan pendemonstrasian tersebut?

Ya, meski ada beberapa juga yang masih terlihat belum begitu langsung paham, tapi lngsung kita tegur dan perbaiki

Pak Zaenul

Kamis,

Juni 2020

Bagaimana gairah belajar peserta didik atau minat peserta

Mereka terlihat lebih antusias dibandingkan

Pak Zaenul

73

didik setelah anda menerapkan metode tersebut?

belajar seperti biasa dikelas, mungkin karena mereka langsung memperagakan atau mempraktikkannya, tentu saja.

74

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Satuan Pendidikan :MI NW Badrussalam Kelas :III/II Mata Pelajaran :Fiqih Pembelajaran :VI(Enam) Pertemuan :I (Satu) Alokasi Waktu :2X35 Menit A. KOMPETENSI INTI

1. Menerima,menjalankan,dan menghargai ajaran agama yang dianutnya

2. Memiliki perilaku jujur,disiplin,tanggung jawab,santun,peduli,dan

percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga,teman, dan guru.

3. Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati

(mendengar,melihat,membaca) dan menanya berdasarkan rasa ingin

tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dengan kegiatannya, dan

benda-benda yang dijumpainya di rumah, dan sekolah.

4. Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas, dan logis

dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan perilaku

anak beriman, dan berakhlak mulia.

B. KOMPETENSI DASAR DAN INDIKATOR PENCAPAIAN

KOMPETENSI

Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian Kompetensi 3.2 Memahami ketentuan shalat 3.2.1 Meyebutkan tata cara salat

3.2.2 Menyebutkan keutamaan salat

4.2 Menirukan shalat 4.2.1 Mendemonstrasikan salat

C. TUJUAN

1. Siswa mampu menyebutkan tata cara salat

2. Siswa mampu menyebutkan keutamaan atau fadhilah salat

3. Siswa mampu mensimulasikan salat

75

D. MATERI PEMBELAJARAN

1. Salat Fardu

a. Pengertian salat Fardu

Sesuatu yang dikerjakan secara bersama-sama atau sendiri, salat

ada dalam rukun islam yang kedua. Dalam salat ada yang

dinamakn salat berjamaah dimana salat berjamaah paling sedikit

dikerjakan oleh dua orang atau lebih satu orang menjadi imam atau

yang memimpin sedangkan yang lainnya dibelakang mengikuti.

Sedangkan jika sendiri maka salat dilakukan sendiri tanpa ada yang

menjadi imam atau makmum.

Salat fardu hukumnya wajib apabila ditinggalkan maka

akan mendapat dosa, sedangkan jika dikerjakan maka akan

mendapat pahala.

b. Syarat salat

Sebelum melaksanakan salat, kita diwajibkan untuk mengetahui

syarat-syart salat. Syarat salat adalah sesuatu yang harus dipenuhi

sebelum mengerjakan salat. Syarat salat ada dua yaitu syarat wajib

dan syarat sah.

Adapun syarat wajib salat antara lain :

- Beragama islam

- Dewasa

- Berakal sehat

Sedangkan syarat sah salat antara lain :

- Suci dari hadats besar dan hadas kecil

- Suci badan, pakaian, dan tempat

- Menutup aurat

c. Rukun salat

Berikut merupakan rukun dalam salat yang wajib diketahui:

- Niat

- Takbiratul ihram

- Membaca surat alfatihah

76

- Ruku’ serta tuma’ninah

- I’tidal serta tuma’ninah

- Sujud dua kali serta tuma’ninah

- Duduk diantara dua sujud

- Duduk akhir

- Membaca tasyahud akhir

- Membaca salawat nabi Muhammad SAW

- Memberi salam yang pertama ke kanan

- Menertibkan rukun

E. METODE PENDEKATAN DAN STRATEGI PEMBELAJARAN a. Metode : Demonstrasi b. Pendekatan : Scientific c. Strategi : Strategi Inquiry

F. MEDIA DAN ALAT PEMBELAJARAN a. Media

Lembar Kerja Siswa Buku Paket

b. Alat dan Bahan Sepidol Papan tulis

Perlengkapan shalat G. SUMBER BELAJAR

1. Buku siswa fiqih untuk MI kelas 3 kurikulum madrasah 2013,pen IQRA’

2. Bina fiqih untuk Madrasah Ibtidaiyah kelas III kurikulum madrasah 2013, pen. Erlangga

H. KEGIATAN PEMBELAJARAN Kegiatan Deskripsi kegiatan Alokasi Waktu

Orientasi :

1. Kelas mulai dibuka dengan salam,

menanyakan kabar, dan

mengecek kehadiran peserta didik

2. Menyiapkan Fisik dan Psikis

peserta didik dalam mengawali

77

Kegiatan

Pendahuluan

kegiatan pembelajaran

Apersepsi :

1. Mengaitkan Mengaitkan materi

pembelajaran yang akan dilakukan

dengan pengalaman peserta didik

dengan materi sebelumnya

2. Mengaitkan kembali materi

pembelajaran dengan bertanya

3. Mengajukan pertanyaan yang ada

keterkaitannya dengan pelajaran

yang akan dilakukan

Motivasi :

1. Memberikan manfaat yang akan

didapatkan dari praktik salat

2. Menceritakan keutamaan salat

Pemberian Acuan :

1. Memberitahukan materi pelajaran

yang akan dibahas

2. Menyampaiakn tujuan

pembelajaran yang akan

disampaiakan

3. Memberikan gambaran tentang

manfaat mempelajari salat

4. Memberitahukan tentang

kompetensi dasar, indikator,

KBM pada pertemuan yang

berlangsung.

10 Menit

78

Kegiatan Inti

A. Mengamati

Siswa mengamati penjelasan dari

guru tentang salat

B. Menanya

1. Guru memberikan kesempatan

kepada siswa untuk bertanya

tentang materi yang telah

disampaikan

2. Siswa menanyakan penjelasan

dari guru yang belum dipahami

tentang kegiatan salat

C. Menalar

1. Siswa menganalisa kegiatan

salat

2. Guru menunjuk siswa untuk

maju dan menyebutkan apa

saja keutamaan salat

3. Guru memberikan umpan balik

dan penguatan secara lisan dan

perbuatan atas apa yang telah

disampaikan siswa

4. Guru memberikan pembenaran

dan masukan apabila terdapat

kesalahan atau kekurangan

pada siswa

D. Mencoba

1. Siswa mencoba untuk

mempraktikkan salat

2. Siswa mencoba bacaan iftitah

3. Siswa mencoba praktik ruku’

E. Mengkomunikasikan

50 Menit

79

1. Guru memberikan kesempatan

kepada siswa untuk

mengungkapkan pendapat

mereka tentang salat

2. Guru menunjuk beberapa

siswa untuk memberikan

mengungkapkan pendapat

mereka tentang keutamaan

salat

3. Siswa yang lain

memperhatikan dan

memberikan masukan terhadap

pendapat yang diberikan oleh

temannya.

Penutup

1. Guru memberikan penguatan

dari materi yang telah dipelajari

2. Guru dan siswa menyimpulkan

materi yang telah dipelajari

3. Guru mengapresiasi hasil kerja

siswa dan memberikan

motivasi

4. Guru menyampaikan pesan

moral dengan bijak

5. Guru menyampaikan materi

yang akan dibahas pada

peretemuan yang akan datang

6. Salam dan do’a penutup

10 Menit

80

I. PENILAIAN

1. Prosedur Penilaian

Penilaian sikap

Penilaian keterampilan

2. Teknik Penilaian

Penilaian sikap spiritual

Penilaian Praktik salat

Mataram, 2020

Guru Kelas III Observer

(Zaenul Hidayat.,S.Pd) (Nihayatuzzahra)

81

Wawancara dengan Kepala Sekolah

82

Wawancara dengan guru mata pelajaran agama kelas III

Siswa kelas III melakukan praktik salat

85

86

87