pengaruh model pembelajaran demonstrasi …

192
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DEMONSTRASI INTERAKTIF TERHADAP KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 16 SAROLANGUN SKRIPSI RATIH WINDYANINGSIWI NIM. 206172932 PROGRAM STUDI TADRIS FISIKA FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI 2021

Upload: others

Post on 10-Jan-2022

18 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DEMONSTRASI …

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DEMONSTRASI

INTERAKTIF TERHADAP KETERAMPILAN PROSES

SAINS SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA

NEGERI 16 SAROLANGUN

SKRIPSI

RATIH WINDYANINGSIWI

NIM. 206172932

PROGRAM STUDI TADRIS FISIKA

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI

2021

Page 2: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DEMONSTRASI …

i

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DEMONSTRASI

INTERAKTIF TERHADAP KETERAMPILAN PROSES

SAINS SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA

NEGERI 16 SAROLANGUN

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

RATIH WINDYANINGSIWI

NIM. 206172932

PROGRAM STUDI TADRIS FISIKA

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI

2021

Page 3: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DEMONSTRASI …

KEMENTERIAN AGAMA RI

UIN SULTHAN THAHA SYAIFUDDIN JAMBI

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN Jl Jambi-Ma Bulian KM 16 Simp. Sungai Duren Kab. Muaro Jambi 36365

Telp/Fax : (0741)583183 – 584118 website : www.iainjambi.ac.id

ii

NOTA DINAS

Kode

Dokumen

Kode Formulir Berlaku

Tgl

No

Revisi

Tgl

Revisi

Halaman

Hal : Nota Dinas

Lampiran : -

Kepada

Yth. Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan

Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Syaifuddin Jambi

Di Jambi

Assalamu’alaikum Wr. Wb

Setelah membaca, meneliti memberikan petunjuk dan mengoreksi serta

mengadakan perbaikan seperlunya, maka kami selaku pembimbing berpendapat

bahwa skripsi saudari:

Nama : Ratih Windyaningsiwi

NIM : 206172932

Judul Skripsi : Pengaruh Model Pembelajaran Demonstrasi Interaktif

Terhadap Keterampilan Proses Sains Sekolah Menengah

Pertama Negeri 16 Sarolangun

Sudah dapat diajukan kepada Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Program

Studi Tadris Fisika UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi sebagai salah satu syarat

untuk memperoleh gelar Sarjana Strata Satu dalam Tadris Fisika.

Dengan ini kami mengharap agar skripsi/tugas akhir Saudara tersebut di

atas dapat segera dimunaqasyahkan. Atas perhatiannya kami ucapkan terima

kasih.

Jambi, Mei 2021

Mengetahui

Pembimbing I

Boby Syefrinando, M. Si

NIP. 197709252009121002

Page 4: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DEMONSTRASI …

KEMENTERIAN AGAMA RI

UIN SULTHAN THAHA SYAIFUDDIN JAMBI

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN Jl Jambi-Ma Bulian KM 16 Simp. Sungai Duren Kab. Muaro Jambi 36365

Telp/Fax : (0741)583183 – 584118 website : www.iainjambi.ac.id

iii

NOTA DINAS

Kode

Dokumen

Kode Formulir Berlaku

Tgl

No

Revisi

Tgl

Revisi

Halaman

Hal : Nota Dinas

Lampiran : -

Kepada

Yth. Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan

Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Syaifuddin Jambi

Di Jambi

Assalamu’alaikum Wr. Wb

Setelah membaca, meneliti memberikan petunjuk dan mengoreksi serta

mengadakan perbaikan seperlunya, maka kami selaku pembimbing berpendapat

bahwa skripsi saudari:

Nama : Ratih Windyaningsiwi

NIM : 206172932

Judul Skripsi : Pengaruh Model Pembelajaran Demonstrasi Interaktif

Terhadap Keterampilan Proses Sains Sekolah Menengah

Pertama Negeri 16 Sarolangun

Sudah dapat diajukan kepada Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Program

Studi Tadris Fisika UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi sebagai salah satu syarat

untuk memperoleh gelar Sarjana Strata Satu dalam Tadris Fisika.

Dengan ini kami mengharap agar skripsi/tugas akhir Saudara tersebut di

atas dapat segera dimunaqasyahkan. Atas perhatiannya kami ucapkan terima

kasih.

Jambi, Mei 2021

Mengetahui

Pembimbing II

Louisiana Muliawati, M. Pd

NIDN. 201606840

Page 5: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DEMONSTRASI …

KEMENTERIAN AGAMA RI

UIN SULTHAN THAHA SYAIFUDDIN JAMBI

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN Jl Jambi-Ma Bulian KM 16 Simp. Sungai Duren Kab. Muaro Jambi 36365

Telp/Fax : (0741)583183 – 584118 website : www.iainjambi.ac.id

iv

PENGESAHAN SKRIPSI

Skripsi/Tugas Akhir dengan judul : Pengaruh Model Pembelajaran Demonstrasi Interaktif

Terhadap Keterampilan Proses Sains Siswa Sekolah

Menengah Pertama Negeri 16 Sarolangun

Yang disiapkan dan disusun oleh :

Nama : Ratih Windyaningsiwi

NIM : 206172932

Telah dimunaqasyahkan pada : Senin, 31 Mei 2021

Nilai Munaqasyah : 84,00

Telah diperbaiki sebagai mana hasil sidang di atas dan telah diterima sebagai

bagian dari persyaratan Pengesahan Perbaikan Skripsi.

TIM MUNAQASYAH

Ketua Sidang

Dr. H. M. Junaid, M. Pd.I

NIP. 195909121990031002

Penguji I Penguji II

Rahmi Putri Wirman, M. Si Abd Rahim, M. Pd

NIP. 198405012011012021 NIDN. 200304870001

Pembimbing I Pembimbing II

Boby Syefrinando, M.Si Louisiana Muliawati, M.Pd.

NIP.1977092252009121002 NIDN.2016068406

Sekretaris Sidang

Dr. Ir. H. Salahuddin, M. Si

NIP.19700712201401007

Page 6: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DEMONSTRASI …

v

PERNYATAAN ORISINALITAS

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya susun

sebagai syarat untuk memperoleh gelar sarjana dari Fakultas Tarbiyah dan

Keguruan Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi seluruhnya

merupakan hasil karya sendiri.

Adapun bagian-bagian tertentu dalam penulisan skripsi yang saya kutip

dari hasil karya orang lain telah dituliskan sumbernya secara jelas sesuai dengan

norma, kaidah,dan etika penulisan ilmiah.

Apabila dikemudian hari ditemukan seluruh atau sebagian skripsi bukan

hasil karya saya sendiri atau terindikasi adanya unsur plagiat dalam bagian-bagian

tertentu, saya bersedia menerima sangsi sesuai dengan peraturan dan

perundangundangan yang berlaku.

Jambi, Mei 2021

Ratih Windyaningsiwi

NIM. 206172932

Page 7: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DEMONSTRASI …

vi

PERSEMBAHAN

Alhamdulillah segala puji bagi Allah atas nikmat dan karunia-Nya serta tak lupa

Sholawat dan salam kepada Nabi Muhammad SAW yang membawa umatnya

kepada dunia yang penuh ilmu pengetahuan.

Tak hentinya rasa syukur aku ucapkan karena telah mampu menyelesaikan karya

kecil ini kepada orang-orang baik disekitarku..

Kepada bapakku, bapak Agus Winoto bapak terhebatku. Ibuku, ibu Sri Sayekti

ibu terkuat yang telah melahirkanku , Ibu Sumiyem, ibu yang membesarkanku.

Terimakasih telah memberi kasih sayang yang tak hingga kepada anakmu ini.

Kepada Mbak Reni, Mas Juanda dan Mbak Ratna, kakak-kakakku yang selalu

mendukungku. Ponakan-ponakan kecilku Ilmi, Zulmi dan Raihan yang

memberikan keceriaan dalam hidup ini. Terimakasih orang-orang terkasihku.

Seluruh dosen Prodi Tadris Fisika terkhusus yang telah membantu dalam

penulisan skripsi ini, terimakasih karena telah membimbing dengan kesabaran.

Sahabat-sahabatku Tadris Fisika Angkatan 2017, Absurd, Unknown, Crocodile,

Para pengagum Pak Einstein, dan Coboy Junior ku… Terimakasih kalian telah

memberikan warna berbeda selama empat tahun terakhir ini.

Page 8: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DEMONSTRASI …

vii

MOTTO

ا ا ا

“Dan perumpamaan-perumpamaan ini Kami buat untuk manusia; dan tidak

ada yang akan memahaminya kecuali mereka yang berilmu”(Q.S. Al-

Ankabut : 43)(Kemenag, 2021)

Page 9: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DEMONSTRASI …

viii

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah puji syukur kepada Allah SWT yang telah memberikan

rahmat, berkah, nikmat serta karunia-Nya sehingga skripsi ini dapat diselesaikan

yang inshaallah tepat pada waktunya. Tak lupa sholawat dan salam kepada

Rasulullah SAW, yang membawa umatnya kepada dunia yang penuh dengan ilmu

pengetahuan.

Penulisan penelitian skripsi yang berjudul Pengaruh Model Pembelajaran

Demonstrasi Interaktif Terhadap Keterampilan Proses Sains Siswa Sekolah

Menengah Pertama Negeri 16 Sarolangun ini merupakan persyaratan bagi peneliti

untuk memperoleh gerar Sarjana Pendidikan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan

Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi. Peneliti menyadari

bahwa penulisan skripsi ini belum sempurna dan mungkin tidak akan mampu

menyelesaikannya tanpa adanya motivasi, support, bimbingan dan bantuan dari

berbagai pihak, sehingga peneliti mengucapkan banyak terimakasih kepada :

1. Bapak Prof. Dr . H. Su’adi, MA, Ph.D selaku Rektor UIN Sulthan Thaha

Saifuddin Jambi.

2. Ibu Dr. Hj. Fadlilah, M. Pd selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan

UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.

3. Bapak Boby Syefrinando, M.Si dan Bapak Dr. H. Salahuddin, M. Si selaku

Ketua dan Sekretaris Program Studi Tadris Fisika Fakultas Tarbiyah dan

Keguruan UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.

4. Bapak Boby Syefrinando, M. Si selaku Dosen Pembimbing I dan Ibu

Louisiana Muliawati, M. Pd selaku Dosen Pembimbing II yang telah

meluangkan waktunya dan mengarahkan penulis dalam menyelesaikan skripsi

ini.

5. Bapak Abdul Rahim, M. Pd dan Bapak Zainal Hartoyo, M. Pd selaku tim

validator Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dan soal posttest yang telah

meluangkan waktu untuk membantu peneliti sebagai validator.

6. Bapak M. Zainudin, S.Pd selaku Kepala Sekolah Menengah Pertama Negeri

16 Sarolangun dan Bapak Januardican, S.P selaku guru mata pelajaran IPA

Page 10: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DEMONSTRASI …

ix

Terpadu yang telah memberikan izin kepada peneliti untuk mengadakan riset

ini.

7. Orang tua dan keluarga yang selalu memberikan dorongan, dukungan

,motivasi serta do’a yang tak pernah berhenti sehingga memberikan semangat

kepada penulis untuk segera menyelesaikan skripsi ini.

8. Sahabat-sahabat mahasiswa Tadris Fisika angkatan 2017 yang selalu memberi

semangat dan menjadi teman diskusi yang baik selama penulisan skripsi ini.

Terimakasih kepada seluruh pihak yang telah membantu dan semoga Allah

SWT berkenan membalas kebaikan dan amal dengan kebaikan yang tak ada

hentinya. Semoga skripsi ini dapat berguna bagi peneliti dan kepada seluruh

pembaca.

Jambi, Mei 2021

Ratih Windyaningsiwi

NIM. 206172932

Page 11: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DEMONSTRASI …

x

ABSTRAK

Nama : Ratih Windyaningsiwi

NIM : 206172932

Jurusan : Tadris Fisika

Judul Skripsi : Pengaruh Model Pembelajaran Demonstrasi Interaktif Terhadap

Keterampilan Proses Sains Siswa Sekolah Menengah Pertama

Negeri 16 Sarolangun

Penelitian ini bertujuan untuk melihat ada atau tidaknya pengaruh model

pembelajaran demonstrasi interaktif terhadap keterampilan proses sains siswa di

Sekolah Menengah Pertama Negeri 16 Sarolangun. Penelitian ini dilaksanakan

dengan jumlah sampel 48 siswa kelas VIII dengan teknik sampling jenuh sebagai

teknik pengambilan sampel yang digunakan. Selanjutnya jenis penelitian yang

digunakan adalah quasy experimental dengan desain posttest only control group

design. Berdasarkan penelitian, peneliti melihat adanya pengaruh model

pembelajaran demonstrasi interaktif terhadap keterampilan proses sains siswa di

Sekolah Menengah Pertama Negeri 16 Sarolangun. Hal tersebut disimpulkan

berdasarkan hasil pengolahan data analisis uji-t pada taraf signifikansi 5% yang

memperoleh thitung 1,69 dan ttabel 1,68 , sehingga disimpulkan bahwa 1,69 > 1,68

atau thitung > ttabel(Ha diterima dan H0 ditolak). Pengujian selanjutnya pada uji effect

size yang telah dilakukan menunjukkan bahwa model pembelajaran demonstrasi

interaktif memberikan efek sedang terhadap keterampilan proses sains siswa di

Sekolah Menengah Pertama Negeri 16 Sarolangun.

Kata Kunci : Model Demonstrasi Interaktif, Keterampilan Proses Sains

Page 12: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DEMONSTRASI …

xi

ABSTRACT

Name : Ratih Windyaningsiwi

NIM : 206172932

Department : Physics Education

Thesis Title : The Effect of the Interactive Demonstration Learning Model on

Student Science Process Skills Junior High School 16 Sarolangun

This study aims to determine whether or not the interactive demonstration

learning model has an effect on the science process skills of students at Junior

High School 16 Sarolangun. This research was conducted with a total sample of

48 students of class VIII with saturated sampling technique as the sampling

technique used. Furthermore, the type of research used was quasy experimental

with posttest only control group design. Based on the research, the researcher saw

the influence of the interactive demonstration learning model on students' science

process skills at Junior High School 16 Sarolangun. This is concluded based on

the results of t-test analysis data processing at a significance level of 5% which

obtained tcount 1,69 and ttable 1.68, so it is concluded that 1,69> 1.68 or tcount>

ttable (Ha accepted and H0 rejected). Further testing on the effect size test that has

been carried out shows that the interactive demonstration learning model has a

moderate effect on the science process skills of students at Junior High School 16

Sarolangun.

Keywords: Interactive Demonstration Model, Science Process Skills

Page 13: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DEMONSTRASI …

xii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ............................................................................................ i

NOTA DINAS ...................................................................................................... ii

PENGESAHAN .................................................................................................. iv

PERNYATAAN ORISINALITAS ....................................................................... v

PERSEMBAHAN ................................................................................................ vi

MOTTO ............................................................................................................. vii

KATA PENGANTAR ...................................................................................... viii

ABSTRAK ............................................................................................................ x

ABSTRACT ....................................................................................................... xi

DAFTAR ISI ...................................................................................................... xii

DAFTAR TABEL ............................................................................................ xiv

DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... xv

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xvi

BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah ................................................................................ 1

B. Identifikasi Masalah ....................................................................................... 4

C. Batasan Masalah ............................................................................................ 5

D. Rumusan Masalah .......................................................................................... 5

E. Tujuan Penelitian ........................................................................................... 5

BAB II LANDASAN TEORI, KERANGKA PIKIR, DAN HIPOTESIS ...... 7

A. Landasan Teori ............................................................................................ 7

B. Study Relevan ............................................................................................ 22

C. Kerangka Berpikir ..................................................................................... 24

D. Hipotesis .................................................................................................... 26

BAB III METODE PENELITIAN ................................................................... 27

A. Tempat dan Waktu Penelitian ................................................................... 27

B. Desain Penelitian ....................................................................................... 27

C. Populasi dan Teknik Pengambilan Sampel ............................................... 28

Page 14: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DEMONSTRASI …

xiii

D. Variabel-Variabel Penelitian ..................................................................... 29

E. Teknik Pengumpulan Data ........................................................................ 29

F. Instrumen Penelitian .................................................................................. 29

G. Teknik Analisis Data ................................................................................. 39

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .................................. 44

A. Deskripsi Data ...................................................................................................... 44

B. Pembahasan Hasil Penelitian ..................................................................... 56

BAB V PENUTUP ............................................................................................... 60

A. Kesimpulan........................................................................................................... 60

B. Saran .......................................................................................................... 61

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 62

LAMPIRAN ........................................................................................................ 66

LEMBAR KONSULTASI ............................................................................... 173

CURRICULUM VITAE .................................................................................. 175

Page 15: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DEMONSTRASI …

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Tingkatan Pembelajaran Inkuiri ............................................................ 11

Tabel 2.2 Tahapan pembelajaran demonstrasi interaktif ..................................... 15

Tabel 2.3 Indikator keterampilan proses sains ..................................................... 21

Tabel 3.1 Jumlah siswa kelas VIII SMP N 16 Sarolangun ................................... 28

Tabel 3.2 Kisi-kisi instrumen tes ......................................................................... 31

Tabel 3.3 Kisi-kisi instrumen lembar observasi ................................................... 31

Tabel 3.4 Kategori hasil observasi ....................................................................... 34

Tabel 3.5 Kriteria penafsiran taraf kesukaran butir soal ...................................... 37

Tabel 3.6 Klasifikasi uji daya pembeda ............................................................... 38

Tabel 3.7 Interpretasi kriteria effect size .............................................................. 42

Tabel 4.1 Rekapitulasi hasil uji validitas, uji reliabilitas, taraf kesukaran, dan daya

pembeda soal .......................................................................................... 45

Tabel 4.2 Skor hasil posttest keterampilan proses sains pada kelas eksperimen ... 48

Tabel 4.3 Skor hasil posttest keterampilan proses sains pada kelas kontrol ........ 50

Tabel 4.4 Hasil uji normalitas kelas eksperimen dan kelas kontrol ..................... 54

Tabel 4.5 Rekapitulasi lembar observasi keterampilan proses sains kelas

eksperimen ........................................................................................... 57

Tabel 4.6 Rekapitulasi lembar observasi keterampilan proses sains kelas kontrol

............................................................................................................... 58

Tabel 4.7 Perbandingan hasil lembar observasi kelas eksperimen dan kelas kontrol

............................................................................................................... 60

Page 16: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DEMONSTRASI …

xv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Skema kerangka berpikir .................................................................. 25

Gambar 3.1 Desain Penelitian posttest only control group design ...................... 27

Gambar 4.1 Grafik distribusi frekuensi Hasil posttest Keterampilan Proses Sains

Siswa Menggunakan Model Pembelajaran Demonstrasi Interaktif

dengan Bantuan Alat Peraga ............................................................ 49

Gambar 4.2 Grafik distribusi frekuensi Hasil posttest Keterampilan Proses Sains

Siswa Tanpa Menggunakan Model Pembelajaran Demonstrasi

Interaktif dengan Bantuan Alat Peraga ............................................ 52

Gambar 4.3 Grafik perbandingan hasil posttest keterampilan proses sains kelas

eksperimen dan kelas kontrol ........................................................... 53

Gambar 4.4 Grafik rata-rata hasil lembar observasi keterampilan proses sains ... 72

Gambar 4.5 Grafik persentase hasil lembar observasi keterampilan proses sains ....

.......................................................................................................... 102

Page 17: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DEMONSTRASI …

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Uji Normalitas Awal ......................................................................... 66

Lampiran 2 Uji homogenitas awal ....................................................................... 75

Lampiran 3 Lembar validator RPP ...................................................................... 76

Lampiran 4 Lembar validator soal posttest .......................................................... 79

Lampiran 5 Lembar validator alat peraga ............................................................ 82

Lampiran 6 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ................................................. 85

Lampiran 7 Soal posttest ..................................................................................... 107

Lampiran 8 Uji validitas butir soal...................................................................... 127

Lampiran 9 Uji reliabilitas soal .......................................................................... 135

Lampiran 10 Uji taraf kesukaran butir soal ........................................................ 136

Lampiran 11 Uji daya pembeda ......................................................................... 138

Lampiran 12 Nilai Posttest ................................................................................ 141

Lampiran 13 Lembar observasi .......................................................................... 142

Lampiran 14 Rekapitulasi lembar observasi ....................................................... 149

Lampiran 15 Analisis data .................................................................................. 151

Lampiran 16 Uji Normalitas & Homogenitas .................................................... 153

Lampiran 17 Uji Hipotesis t ............................................................................... 163

Lampiran 18 Uji Effect Size ............................................................................... 165

Lampiran 19 Dokumentasi ................................................................................. 166

Lampiran 20 f tabel ............................................................................................ 168

Lampiran 21 t tabel ............................................................................................ 171

Page 18: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DEMONSTRASI …

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Seiring berlanjutnya kehidupan dan ilmu pengetahuan, pendidikan

merupakan suatu kebutuhan masyarakat yang signifikan untuk memenuhi tuntutan

kehidupan dengan kemajuan peradaban. Sesuai dengan tujuannya, yaitu

pendidikan sebagai jembatan untuk memanusiakan manusia yang maksudnya

ialah bahwa pendidikan sebagai jalan yang dapat ditempuh untuk

mengembangkan potensi-potensi dalam diri manusia sehingga mampu bersaing

dikemudian hari. Untuk menciptakan masa depan yang gemilang, pendidikan

memiliki peran yang amat penting. Kualitas pendidikan suatu bangsa sangat

berpengaruh dalam menentukan peradaban suatu bangsa. Sehingga pendidikan

merupakan ujung tombak dari kemajuan peradaban suatu bangsa. Sebuah

perubahan yang signifikan akan terjadi dalam berbagai bidang akan dibawa oleh

manusia yang berpendidikan demi kesejahteraan manuasia lainnya dan akan

diteruskan kepada generasi-generasi selanjutnya. Menurut S. Chomaidi (dalam

Kurniawan et al., 2020), pendidikan adalah usaha sadar dan terstruktur agar siswa

dengan aktif membuat perkembangan untuk potensinya dengan cara membuat

kondisi belajar serta kegiatan pembelajaran.

(Arkudanto, 2007) menyatakan pembelajaran fisika merupakan

pembelajaran yang membahas mengenai peristiwa-peristiwa yang terjadi di alam.

Berdasarkan Depdiknas 2003:2, fisika adalah pembelajaran yang membutuhkan

pemahaman daripada penghafalan, namun ditempatkan pada pengertian dan

pemahaman konsep. Konsep tersebut menekankan pada proses pembentukan

pengetahuan melalui penemuan, pengungkapan data secara matematis dan

berdasarkan kaidah-kaidah tertentu, sehingga dalam proses pelaksanaan

pembelajarannya ada beberapa kaidah yang digunakan (Sutarto, Wardhany, &

Subiki, 2014). Pembelajaran fisika merupakan pembelajaran yang

mengedepankan konsep materi, mengembangkan pola berpikir secara kreatif dan

analitis, serta mampu menjelaskan kondisi di alam.

Page 19: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DEMONSTRASI …

2

Sehingga, kegiatan pembelajaran fisika harus menitikberatkan kepada

pengembangan kegiatan berdasarkan cara pengetahuan diperoleh. Misalnya

melalui kegiatan observasi, eksperimen atau magang, siswa dapat dibimbing

untuk membangun pengetahuannya sendiri. Kegiatan belajar fisika tidak untuk

sekadar menekankan pemahaman konsep semata, tetapi juga membimbing siswa

memiliki pemikiran secara konstruktif. Oleh karenanya, pada mata pelajaran

fisika atau IPA kegiatan belajarnya tidak bisa dipisahkan dari proses

berkembangnya keterampilan proses sains (Siswanto, 2016).

Gürses, Çetinkaya, Doğar, & Şahin (dalam Elvanisi, Hidayat, & Fadillah,

2018) mengatakan keterampilan proses sains adalah keterampilan dasar untuk

mempromosikan pembelajaran ilmiah, membuat siswa proaktif, menumbuhkan

rasa tanggung jawab, dan meningkatkan metode pembelajaran dan penelitian.

Selanjutnya (Sukarno, Permanasari, & Hamidah, 2013) keterampilan proses sains

ialah keterampilan yang dimiliki setiap orang pada saat menggunakan pikiran,

penalaran, serta tindakannya secara efektif dan efisien guna menggapai suatu

tujuan. Keterampilan Proses Sains sendiri adalah keahlian yang diperlukan

siswa, tidak hanya dipembelajaran IPA, akan tetapi juga dikehidupan sehari-

hari. Beberapa indikator keterampilan prosesa sains dalam (Ilmi, Desnita,

Handoko, & Zelda, 2016) diantaranya mengamati/observasi, menginferensi,

memprediksi, berhipotesis, menginterpretasi, menerapkan konsep dan

berkomunikasi.

Berdasarkan survei yang dilaksanakan Sukarno dkk pada sepuluh

sekolah menengah pertama berbeda di Jambi. Dari total 322 siswa, diperoleh skor

total siswa dengan keterampilan proses sains tinggi sebesar 26,09%, siswa

dengan keterampilan proses sains sedang 30,43% dan siswa dengan keterampilan

proses sains rendah 43,48%. Hal tersebut mengindikasi bahwasanya masih relatif

rendahnya keterampilan proses sains pada siswa (Sukarno et al., 2013).

Selanjutnya berdasarkan observasi yang dilakukan pada 01 Desember

2020 di Sekolah Menengah Pertama Negeri 16 Sarolangun khususnya di mata

pelajaran IPA kelas VIII, ditemui beberapa permasalahan dalam keterampilan

proses sains siswa. Permasalahan keterampilan proses sains siswa tersebut dapat

Page 20: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DEMONSTRASI …

3

diidentifikasi berdasarkan kegiatan wawancara dengan beberapa siswa guru mata

pelajaran IPA. Dimana dari wawancara tersebut diketahui bahwa guru belum

pernah secara khusus melatih keterampilan proses sains, kegiatan belajar yang

sering dilaksanakan masih dominan pembelajaran dengan guru sebagai pusat

perhatian, sehingga peserta didik kurang terlatih dalam melakukan indikator-

indikator keterampilan proses sains. Dari hasil observasi awal pada mata pelajaran

IPA juga didapati nilai hasil belajar dari siswa sebanyak 15 orang dari total 27

siswa kelas VIII A tidak tuntas dengan nilai rata-rata 72,88. Sedangkan di kelas

VIII B sebanyak 14 orang dari total 28 siswa belum tuntas dengan rata-rata 70,35.

Di Sekolah Menengah Pertama Negeri 16 Sarolangun tersebut belum memiliki

ruangan laboratorium, yang juga membuat kegiatan pembelajaran hanya

dilaksanakan di ruangan kelas tanpa penggunaan alat peraga.

Keterampilan proses sains siswa mampu diasah dengan berpartisipasi saat

pembelajaran berlangsung. Keterampilan proses sains merupakan suatu jalan guna

berkembangnya keterampilan siswa dengan metode pengolahan sains seperti

penelitian dan praktik yang dapat membuat siswa mengerti hipotesis serta menarik

kesimpulan berdasarkan permasalahan yang ada. Sejalan dengan hal tersebut,

berdasarkan salah satu indikator dalam SKL atau Standar Kompetensi Lulusan,

kurikulum 2013 merupakan kurikulum dimana pada proses pembelajarannnya

siswa diajak untuk lebih aktif dan mampu memperluas dari segi kemampuan

berpikir kritisnya. Hal tersebut dapat dilakukan dengan cara melakukan

(pengamatan, bertanya, melakukan percobaan, pengolahan, penyajian,penalaran,

dan menciptakan) melalui pikiran dan tindakan secara kreatif serta efektif pada

bidang abstrak dan aktual demi mengembangkan diri dari apa yang diajarkan di

sekolah ( yang cocok dengan minat serta bakatnya).(Amijaya, Ramdani, &

Merta, 2018).

Model pembelajaran yang memusatkan pada kegiatan keterampilan

berpikir kritis juga mendalam guna menyelidik serta mendapatkan jawaban secara

mandiri atas permasalahan yang terkait adalah inkuiri. Model inkuiri ini

memusatkan siswa untuk bagaimana siswa menggunakan sumber belajar sebagai

media yang akan digunakan untuk mencari masalah dan merumuskan masalah

Page 21: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DEMONSTRASI …

4

(Goyena & Fallis, 2019). Rancangan proses belajar dengan menitikberatkan pada

kegiatan berpikir secara perseptif dan investigatif guna memperoleh jawaban dari

sebuah permasalahan adalah ciri khas model inkuri (Sanjaya, 2006).

Demikianlah, inkuiri dirasa cocok diterapkan dalam kegiatan belajar

fisika guna membimbing perkembangan keterampilan proses sains siswa. Dari

beberapa model pembelajaran inkuiri yang mampu menciptakan kegiatan belajar

berbasis eksperimen adalah model demonstrasi interaktif. Demonstrasi interaktif

itu sendiri ialah model pembelajaran berbasis inkuiri, dimana dapat memberi

kesempatan pada peserta didik untuk melakukan pengamatan secara cermat,

merangkum serta mengembangkan sikap ilmiah, sehingga secara efektif

mengembangkan keterampilan proses ilmiah siswa (Fitriani & Mansyur, 2015).

Model pembelajaran Demonstrasi Interaktif ini merupakan tingkatan kedua dalam

model pembelajaran inkuiri yang lebih sering dikenal dengan Levels Of Inquiry.

Tahapan model pembelajaran demonstrasi interaktif yang terdiri atas

melakukan pengamatan, memanipulasi, menggeneralisasi, memverifikasi, serta

mengaplikasi sejalan dengan indikator-indikator pada keterampilan proses sains

yang juga melatih siswa untuk dapat melakukan pengamatan, menginferensi,

mengidentifikasi variabel, memprediksi, merumuskan hipotesis, menginterpretasi,

menerapkan konsep, dan berkomunikasi. Sehingga penggunaan model

pembelajaran demonstrasi interaktif dirasa cocok mengembangkan keterampilan

proses sains pada siswa.

Dari riset-riset terdahulu, membuktikan bahwa penerapan model

pembelajaran demonstrasi interaktif dapat secara efektif berdampak positif

terhadap keterampilan proses ilmiah siswa (khususnya pembelajaran fisika).

Sistem pembelajaran yang mudah melibatkan hubungan guru serta peserta didik

mampu memjadikan siswa merasa nyaman serta tidak akan mudah merasa bosan.

Berdasarkan uraian diatas, penulis merasa tertarik untuk melakukan penelitian

dengan judul “PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DEMONSTRASI

INTERAKTIF TERHADAP KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA

SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 16 SAROLANGUN”

Page 22: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DEMONSTRASI …

5

B. Identifikasi Masalah

Terdapat permasalahan-permasalahan dari latar belakang yang teridentifikasi

dilapangan, diantaranya:

1. Masih kurangnya keterampilan proses sains siswa dalam pembelajaran

fisika (IPA).

2. Guru masih kurang dalam memvariasikan model pembelajaran yang

dipergunakan.

3. Kegiatan belajar mengajar belum pernah menggunakan alat peraga

C. Batasan Masalah

Supaya penelitian yang akan dilaksanakan lebih terarah serta sesuai dengan

tujuan pembelajaran, maka peneliti memberikan batasan-batasan masalah seperti

dibawah ini:

1. Sampel pada penelitian adalah siswa kelas VIII di SMP N 16 Sarolangun

yaitu kelas VIII A sebagai kelas eksperimen dan kelas VIII B sebagai

kelas kontrol.

2. Pada kelas eksperimen diterapkan model pembelajaran demonstrasi

interaktif dengan bantuan alat peraga, sedangkan pada kelas kontrol tidak

diterapkan model pembelajaran demonstrasi interaktif berbantuan alat

peraga.

3. Pokok bahasan yang diteliti dipenelitian ini adalah materi pokok bahasan

Tekanan Zat Padat dan Zat Cair.

D. Rumusan Masalah

Rumusan masalah berdasarkan latar belakang dipenelitian ini adalah :

1. Apakah terdapat pengaruh penerapan model pembelajaran demonstrasi

interaktif terhadap keterampilan proses sains siswa kelas VIII Sekolah

Menengah Pertama Negeri 16 Sarolangun?

2. Seberapa signifikan pengaruh penerapan model demonstrasi interaktif

terhadap keterampilan proses sains siswa pada pokok bahasan Tekanan

Zat Padat dan Zat Cair di Sekolah Menengah Pertama Negeri 16

Sarolangun?

Page 23: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DEMONSTRASI …

6

E. Tujuan Penelitian dan Kegunaan Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Penilitian ini bertujuan untuk:

a. Untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh model pembelajaran

demonstrasi interaktif terhadap keterampilan proses sains siswa kelas

VIII SMP Negeri 16 Sarolangun

b. Untuk mengetahui seberapa signifikan pengaruh model demonstrasi

interaktif terhadap keterampilan proses sains siswa pada materi

Tekanan Zat Padat dan Zat Cair di SMP Negeri 16 Sarolangun.

2. Kegunaan Penelitian

Beberapa kegunaan dipenelitian ini diantaranya :

a. Peneliti

Untuk peneliti, hasil penelitian bisa menambah pengetahuan

tentang model pembelajaran demonstrasi interaktif. Serta berguna

untuk melatih diri dalam mengembangkan ilmu dan rasa

profesionalitas sebagai persiapan menghadapi dunia pendidikan.

b. Pendidik

Bagi Pendidik, penelitian digunakan sebagai bertambahnya

wawasan dalam memilih pendekatan belajar untuk siswa.

c. Siswa

Bagi siswa, penelitian dijadikan sebagai bertambahnya pengalaman

dan wawasan baru tentang model pembelajaran yang digunakan pada

proses pembelajaran.

d. Sekolah

Bagi Sekolah, riset ini diharapkan mampu memberi sumbangsih

untuk pengembangan model pembelajaran efektif serta sinkron dengan

materi saat pembelajaran fisika di sekolah.

Page 24: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DEMONSTRASI …

7

BAB II

LANDASAN TEORI, KERANGKA PIKIR, DAN HIPOTESIS

A. Landasan Teori

1. Pembelajaran Inkuiri

Menurut penelitian Sanjaya (2014), strategi pembelajaran inkuiri ialah

rangkaian kegiatan pembelajaran yang menekankan pada proses berpikir kritis

dan analitis untuk mencari dan menemukan jawaban atas pertanyaan terkait.

Sedangkan menurut Riyantod (dalam Nofrion, 2018), inkuiri merupakan

bagian inti dari kegiatan pembelajaran berbasis konteks. Pengetahuan dan

keterampilan yang diharapkan siswa untuk diperoleh bukanlah hasil dari

mengingat sekumpulan fakta, tetapi hasil dari menemukan diri mereka sendiri.

Guru harus selalu merancang kegiatan yang berkaitan dengan kegiatan mencari

materi yang diajarkan.

Menurut Danim ( dalam Nofrion, 2018), latihan inkuiri diartikan sebagai

proses mempersiapkan kondisi agar siswa dipersiapkan untuk menjawab teka-

teki. Melalui upaya para siswa tersebut, masalah atau teka-teki dapat

dipecahkan. Karena sifatnya, metode pelatihan inkuiri tidak mungkin

digunakan untuk mengenalkan setiap topik, sehingga pelatihan ini dapat

digunakan dalam eksakta atau ilmu sosial.

Berdasarkan beberapa pendapat tentang model pembelajaran inkuiri diatas,

penulis menyimpulkan bahwa pembelajaran inkuiri adalah model yang lebih

menekankan pada pola berpikir kritis siswa. Siswa diharapkan dapat

menganalisis dan kemudian dapat memecahkan masalah atau lebih singkatnya

model pembelajaran inkuri lebih menekankan supaya siswa bisa mencari dan

mendapakan masalah sendiri.

a. Karakteristik Model Pembelajaran Inkuiri

Karakteristik dalam model inkuiri menurut Khoirul (2015:13) Strategi

inkuiri menekankan aktivitas mencari dan menemukan siswa secara

maksimal. Artinya model pembelajaran inkuiri menggunakan siswa

Page 25: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DEMONSTRASI …

8

sebagai topik pembelajaran. Semua kegiatan yang dilakukan siswa

bertujuan untuk menemukan dan menemukan sendiri jawaban atas

pertanyaan yang bersangkutan, sehingga diharapkan dapat membentuk

sikap percaya diri.

Menurut Sanjaya (2014), berikut ini merupakan hal-hal yang menjadi

spesifikasi dari pembelajaran inkuiri:

1) Inkuiri menitikberatkan pada kegiatan siswa secara maksimal

untuk mencari dan menemukan. Siswa akan berperan untuk

menemukan sendiri inti dari materi pelajaran itu sendiri sehingga

tidak hanya menerima pelajaran melalui penjelasan guru secara

verbal di dalam proses pembelajaran.

2) Pada pembelajaran inkuiri, guru ditempatkan sebagai sumber

belajar juga sebagai fasilitator dan motivator. Siswa diharapkan

dapat menumbuhkan ras percaya dirinya dengan cara diarahkan

oleh gurunya untuk mencari dan menemukan sendiri jawaban dari

pertanyaan terkait.

3) Pada pembelajaran inkuiri ini, siswa dilatih untuk dapat

mengembangkan kemampuan yang dimilikinya dengan maksimal,

tidak hanya dituntut untuk menguasai materi pembelajaran saja.

Tujuannya adalah agar siswa dapat berpikir kritis dengan

sistematis, masuk akal, serta mengembangkan kemampuan

intelektualnya sebagai bagian dari proses mental (Nurdyansyah &

Fahyuni, 2016).

b. Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran Inkuiri

Beberapa kelebihan dari model pembelajaran inkuiri menurut

Sanjaya (2006 : 196 ) diantaranya:

1) Model pembelajaran inkuiri dianggap lebih bermakna karena

menitikberatkan pembelajaran pada proses menembangkan aspek

kognitif, afektif, dan psikomotor dengan seimbang.

Page 26: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DEMONSTRASI …

9

2) Model pembelajaran inkuiri membebaskan siswa untuk dapat

belajar sesuai dengan gaya belajar yang mereka inginkan.

3) Perkembangan psikologi modern yang menganggap belajar

merupakan proses perubahan tingkah laku berdasarkan pengalaman

yang kemudian menjadikan model pembelajaran inkuiri dianggap

sesuai dengan hal tersebut.

4) Dapat melayani kebutuhan siswa yang memiliki kemampuan diatas

rata-rata, artinya siswa yang memiliki kemampuan belajar bagus

tidak akan terhambat oleh siswa yang lemah dalam belajar.

Di samping mempunyai kelebihan, model pembelajaran inkuiri

juga mempunyai beberapa kekurangan. Berikut ini merupakan

kekurangan model pembelajaran inkuiri yang dijelaskan oleh (Sanjaya,

2006) :

1) Sulit mengontrol kegiatan dan keberhasilan siswa saat

menggunakan model pembelajaran inkuiri

2) Model ini sulit dalam merencanakan pembelajaran oleh karena itu

terbentur dengan kebiasaan siswa dalam belajar.

3) Guru sulit menyesuaikan waktu pembelajaran karena terkadang

proses penerapan model pembelajaran ini membutuhkan waktu

yang lumayan panjang.

4) Model pembelajaran inkuri akan tetap sulit diterapkan jika tolok

ukur keberhasilan belajar siswa ditentukan dari kemampuan siswa

menguasai materi pelajaran .

2. Levels Of Inquiry

Wenning (dalam Widodo & Widayanti, 2014) levels of inquiry merupakan

“sebuah pendekatan untuk instruksi yang secara sistematis mempromosikan

pengembangan keterampilan proses intelektual dan ilmiah dengan menangani

inkuiri secara sistematis dan komprehensif”. Tujuan dari levels of inquiry

adalah untuk memberikan kemudahan kepada guru dalam menerapkan

Page 27: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DEMONSTRASI …

10

pembelajaran inkuiri secara bertahap dan berurutan dengan memperhatikan

kemampuan intelektual siswa.

Wenning (2010) mengenalkan levels of inquiry dengan mengelompokkan

tingkatan pembelajaran inkuiri yang terdiri atas discovery learning, interactive

demonstration, inquiry lesson, inquiry laboratory, real-world applications dan

hypothetical inquiry. Tingkatan tersebut dibagi berdasarkan kecerdasan

intelektual dan kontrol kelas. Lebih jelasnya diuraikan pada tabel berikut ini:

Tabel 2.1 Tingkatan Pembelajaran Inkuiri

Discovery

learning

Interactive

Demonstration

Inquiry

Lesson

Inquiry

Lab

Real-world

applications

Hypothetical

inquiry.

Rendah Kecerdasan Intelektual Tinggi

Guru Kontrol Kelas Siswa

Sumber : Wenning,2005 dalam Liliawati,dkk 2014

Hierarki adalah kerangka kerja eksplisit yang dapat digunakan untuk

pembelajaran berlandaskan inkuiri. Wenning (2005) dalam (Liliawati, dkk,

2014) menjelaskan bahwa struktur hierarki ini secara bertahap dapat melatih

kemampuan siswa dari berpikir tingkat dasar menjadi berpikir tingkat tinggi,

yang juga akan mengubah pusat pembelajaran yang semula ada di antara guru

menjadi siswa.

Karakteristik kegiatan pada tiap tingkatan pada pembelajaran inkuiri

adalah sebagai berikut:

a. Discovery Learning

Pembelajaran discovery adalah suatu proses dimana siswa bisa

melakukan interaksi dengan lingkungan sekitar dan memperoleh

informasi sendiri dengan cara mengeksplorasi dan memanipulasi objek

atau melakukan percobaan laboratorium yang sistematis (Sirait, 2017).

b. Interactive Demonstration

Siswa dilibatkan dalam proses menjelaskan dan memprediksi

sehingga guru dapat memperoleh, mengidentifikasi, menghadapi, dan

memecahkan konsep alternatif (pengalaman pengetahuan sebelumnya)

(Liliawati, dkk, 2014).

Page 28: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DEMONSTRASI …

11

c. Inquiry Lesson

Ciri khas utama model pembelajaran ini adalah bimbingan guru

berupa pertanyaan bimbingan langsung yang bertujuan membimbing

siswa dalam proses inkuiri ilmiah (Utomo, 2018).

d. Inquiry Lab

Peserta didik menetapkan hukum empiris berdasarkan hasil

pengukuran variabel (membangun pengetahuan yang lebih detail

melalui kolaborasi) (Liliawati, dkk, 2014).

e. Hypothetical inquiry

Peserta didika menjelaskan fenomena yang diamati (mengalami

bentuk ilmiah yang lebih realistis) (Liliawati, dkk, 2014).

3. Model Pembelajaran Demonstrasi Interaktif

Interactive Demonstration atau demonstrasi interaktif adalah salah satu

model pembelajaran berbasis levels of inquiry merupakan model yang

mendukung kegiatan ilmiah. Slekiene & Reguliene (dalam Susiana, Yuliati, &

Latifah, 2018) menerangkan demonstrasi interaktif adalah kegiatan

demonstrasi yang dilakukan oleh guru untuk eksperimen interaktif, bertujuan

agar siswa dapat memprediksi dan menjelaskan (sesuatu atau bagaimana hal itu

akan terjadi). Dalam model demonstrasi interaktif, guru berperan sebagai

pemandu untuk membimbing siswa, sedangkan siswa lebih aktif dalam

kegiatan berpikir dan praktik langsung.

Apabila siswa diberi kesempatan untuk mencari, menemukan dan

menyimpulkan sendiri berdasarkan peluang pembelajaran inkuiri, maka

kemampuan siswa dalam mengkonstruksi pengetahuan dapat terwujud. Dalam

pembelajaran semacam ini, dapat memberikan kesempatan kepada siswa untuk

mengamati dengan teliti, menguraikan secara langsung, dan membentuk sikap

ilmiah, yang secara efektif dapat memungkinkan siswa untuk mengubah

gagasan yang salah menjadi gagasan ilmiah, yaitu mengubah gagasan (Fitriani

& Mansyur, 2015).

Page 29: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DEMONSTRASI …

12

Demonstrasi interaktif merupakan salah satu model pembelajaran yang

dalam implemetasinya dilakukan dengan menyampaikan materi pelajaran

menggunakan cara menunjukkan obyek, aktivitas, keterampilan, atau cara

melakukan sebuah proses yang dilaksanaan dengan sistematis serta

berlangsung secara interaktif. Metode demonstrasi merupakan metode

pembelajaran yang menggabungkan antara pemberian informasi secara verbal

dalam bentuk penjelasan lisan dengan suatu aktivitas fisik guna

menghubungkan sebuah proses, konsep dan fakta. Metode pembelajaran ini

sangat efisien untuk memberikan pengajaran tentang keterampilan yang dapat

dicermati dimana siswa mempelajari keterampilan fisik dan mental dengan

benar-benar melakukan keterampilan tersebut di bawah bimbingan guru

(Supraptianingsih, 2018).

Metode demonstrasi merupakan upaya atau latihan melalui demonstrasi

yang ditujukan kepada siswa, agar semua siswa dapat lebih mudah memahami

dan mempraktikkan ilmu yang diperoleh ketika berhasil mengatasi masalah

dengan perbedaan. Berkaitan dengan proses pembelajaran, metode argumentasi

adalah memperjelas suatu pemahaman atau menunjukkan bagaimana suatu

proses pembentukan tertentu mengajar siswa melalui argumentasi, dan

memperjelas dalam praktek bahwa pemahaman tersebut dapat diselesaikan

oleh guru atau siswa itu sendiri(Imas Kurniasih, 2015).

Demonstrasi interaktif merupakan model pembelajaran yang menerapkan

pendekatan inkuiri yang telah banyak digunakan dalam pembelajaran saintifik

untuk mengatasi keterbatasan alat dan bahan serta waktu pembelajaran yang

terbatas. Ciri-ciri model pembelajaran demonstrasi interaktif adalah: (1) guru

atau sekelompok siswa mendemonstrasikan beberapa contoh kasus atau

fenomena yang dipilih sebagai lingkungan belajar, (2) menjelaskan lebih lanjut

fenomena / kasus yang didemonstrasikan di dalam kelas. Diskusi, dan (3)

menekankan gagasan awal siswa sebagai titik awal pembelajaran. Sintaks atau

tahapan dalam model pembelajaran demonstrasi interaktif terdiri dari Predict,

Experience dan Reflect. Fase Predict adalah fase saat guru menjelaskan

tentang suatu kasus atau fenomena laboratorium atau melalui penayangan

Page 30: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DEMONSTRASI …

13

multimedia interaktif dan siswa menyimak dengan seksama. Guru memberikan

beberapa pertanyaan deskriptif (what happen ....If question) dan pertanyaan

sebab akibat (why) tentang fenomena atau kasus yang diberikan dan siswa

mengajukan dugaan (hipotesis) terhadap pertanyaan deskriptif dan kausal yang

diberikan. Pada fase experience dilakukan kegiatan demonstrasi yang bisa

berupa simulasi atau penayangan multimedia interaktif untuk membuktikan

hipótesis yang diajukan pada fase Predict. Setelah membuktikan hipotesis,

siswa mengidentifikasi perbedaan antara hipótesis dan hasil pengamatan dan

memberikan alternatif penjelasan terhadap hasil pengamatan mereka (Wijaya,

Kirna, & Suardana, 2012).

Menurut Violeta dan Loreta (dalam Azizah, Yuliati, & Latifah, 2016),

kegiatan demonstrasi interaktif meliputi eksperimen interaktif yang

didemonstrasikan oleh guru, kemudian siswa memprediksi dan menjelaskan

bagaimana hal itu akan terjadi. Demonstrasi interaktif biasanya dimulai dengan

presentasi guru, kemudian guru mengajukan pertanyaan tentang apa yang akan

terjadi (siswa membuat prediksi) dan menanyakan apa yang mungkin terjadi

atau mengapa (siswa memberikan penjelasan). Dalam demonstrasi interaktif,

pertama-tama guru mendemonstrasikan untuk mengembangkan dan

menanyakan pertanyaan menyelidik siswa, dan kemudian siswa menghasilkan

tanggapan untuk mengidentifikasi konsep alternatif siswa, menempatkan siswa

dalam situasi disonansi kognitif sehingga mereka dapat menemukan konsep

alternatif yang dapat diidentifikasi. Selanjutnya, guru meminta siswa membuat

penjelasan lebih lanjut untuk melengkapi konsep alternatif, siswa diminta agar

tetap berpegang pada prediksi mereka, dan membandingkan hasil prediksi

dengan hasil eksperimen yang akan dilakukan, kemudian guru membantu siswa

menggambar. kesimpulan yang benar dari bukti. percobaan ini. Guru

menyadari adanya prasangka buruk terhadap siswa, kemudian meminta siswa

untuk menghadapi dan menyelesaikan setiap masalah yang ditemukan.Di sini

guru mulai mengalihkan sumber kendali dari guru kepada siswa, sehingga

mengimplikasikan proses inkuiri kepada siswa.

Page 31: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DEMONSTRASI …

14

Wenning menjelaskan bahwa ada lima tahapan dalam siklus pembelajaran

pada tingkat inkuiri, dan dalam demonstrasi interaktif juga merupakan tahapan

siklus pembelajaran yang meliputi observasi, manipulasi, generalisasi,

verifikasi dan penerapan. Di antara lima tahapan siklus pembelajaran,

demonstrasi interaktif menekankan pada tahap kedua, manipulasi. Siklus

pembelajaran 5 tahap ini secara konsisten lebih menekankan pada perilaku

siswa daripada perilaku guru. Selama 5 tahap ini, siswa akan terus bertukar ide,

metode, proses, data dan hasil termasuk kesulitan dan hambatannya.. Rincian

dari kelima tahapan siklus belajar level of inquiry adalah sebagai berikut

(Azizah et al., 2016) :

Tabel 2.2 Tahapan Pembelajaran Demonstrasi Interaktif

Tahapan Keterangan

Pengamatan(observation) Siswa melakukan observasi yang dilakukan oleh

guru. Guru bisa menunjukkan fenomena,

gambar, atau video.

Manipulasi

(manipulation) Guru:

Guru melakukan manipulasi terhadap sebuah

ilustrasi. Siswa melakukan prediksi apa yang

akan terjadi pada manipulasi yang dilakukan

oleh guru.

Siswa melakukan manipulasi dengan mengubah

variabel bebas, kemudian melihat efeknya pada

variabel terikat.

Generalisasi

(generalization)

Siswa membuat generalisasi terhadap manipulasi

yang telah mereka lakukan.

Verifikasi(verification) Siswa melakukan diskusi kelas untuk melihat

bagaimana hasil kerja kelompok lain dan saling

bertukar pendapat.

Aplikasi(application) Siswa menerapkannya dalam kasus lain yang

sama namun beda konteks.

Sumber : Wenning dalam Azizah dkk, 2016

Page 32: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DEMONSTRASI …

15

Beberapa keuntungan penerapan model presentasi interaktif adalah (1)

mudah dilaksanakan dan tidak membutuhkan banyak alat dan bahan; (2)

menghindari ekspresi lisan; (3) pembelajaran dimulai dari niat awal siswa; (4)

membuat proses pembelajaran menjadi lebih menarik, (5) Mahasiswa dapat

secara langsung membandingkan antara teori dan kenyataan (Wijaya et al.,

2012).

Kelebihan Model Demonstrasi Interaktif sebagai berikut:

a. Membantu siswa memahami dengan jelas proses kerja atau sistem

(sistem pencernaan, sistem peredaran darah, sistem pernapasan,

sistem ekskretoris, dll.), Mekanisme kerja benda (menggunakan rel

geser, mikrometer spiral, pegas, termometer, dll.). Dan eksperimen

langkah demi langkah (efek panas pada perubahan suhu dan bentuk

benda, investigasi transportasi cairan di batang tanaman, dll.)

b. Mudah memberikan berbagai jenis penjelasan dalam konsep ilmiah

c. Dengan menghadirkan objek nyata, kesalahan pada hasil ujaran dapat

diperbaiki melalui observasi dan contoh spesifik.

Kelemahan Model Demonstrasi Interaktif sebagai berikut:

a. Peserta didik biasanya sukar melihat demonstrasi dengan jelas jika

dilaksanakan dalam kelas yang besar.

b. Tidak semua benda dapat didemonstrasikan.

c. Sukar dimengerti jika didemonstrasikan oleh guru yang kurang

menguasai materi (Asih Widi Wisudawati & Eka Sulistyowati, 2014).

4.Media Pembelajaran

a. Pengertian Media Pembelajaran

Kata "media" berasal dari bahasa Latin "medium", yang berarti

"perantara" atau "pendahuluan". Selain itu, media merupakan sarana untuk

memandu pesan atau informasi pembelajaran yang ingin disampaikan oleh

sumber pesan kepada sasaran atau penerima pesan. Penggunaan media

pembelajaran dapat membantu mencapai keberhasilan pembelajaran.

Danim menegaskan bahwa hasil penelitian membuktikan keefektifan

Page 33: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DEMONSTRASI …

16

penggunaan alat atau media dalam proses pembelajaran di kelas,

khususnya dalam meningkatkan kinerja siswa. Terbatasnya media yang

digunakan di dalam kelas dinilai menjadi salah satu penyebab rendahnya

kualitas pembelajaran siswa(Mahnun, 2012).

Sehingga penggunaan media pembelajaran dalam proses belajar

mengajar dirasa sangat penting untuk menarik minat siswa dalam belajar.

Penggunaan media pembelajaran juga dapat meningkatkan keterampilan

proses sains siswa karena penggunaan media pembelajaran akan menuntut

siswa untuk lebih aktif dalam belajar dan lebih mengenal dan melihat

secara langsung suatu fenomena dalam kehidupan sehari-hari.

Terkait media pembelajaran yang semakin beragam, Raharjo

menyatakan pemilihan media harus memperhatikan beberapa prinsip.

Yaitu; (a) Untuk memperjelas maksud dan tujuan pemilihan media;

apakah itu untuk hiburan, informasi umum, pembelajaran, dll., (b)

Keakraban media, yang melibatkan pengetahuan tentang sifat dan

karakteristik media untuk dipilih, (c) Sejumlah media dapat

diperbandingkan karena adanya beberapa pilihan yang kiranya lebih sesuai

dengan tujuan pengajaran (Mahnun, 2012).

Menurut Hamalik,seorang pendidik harus memiliki pengetahuan

dan pemahaman yang memadai tentang media pembelajaran, yang

meliputi:

1) Media sebagai alat komunikasi membuat proses pengajaran

menjadi lebih efektif

2) Fungsi media dalam rangka mencapai tujuan pendidikan

3) Seluk-beluk proses belajar

4) Hubungan antara metode mengajar dan media pendidikan

5) Nilai atau manfaat media pendidikan dalam pengajaran

6) Pemilihan dan penggunaan media pendidikan

7) Berbagai jenis alat dan teknik media pendidikan

8) Media pendidikan dalam setiap mata pelajaran

9) Usaha inovasi dalam media pendidikan (Mahnun, 2012).

Page 34: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DEMONSTRASI …

17

b. Manfaat Media dalam Pembelajaran

Hamalik (1986) berpendapat bahwa penggunaan media

pembelajaran dalam proses pembelajaran akan menimbulkan keinginan

dan minat baru, menimbulkan motivasi dan stimulasi untuk kegiatan

belajar, bahkan berdampak psikologis pada siswa. Secara umum,

keunggulan media dalam proses pembelajaran adalah mendorong interaksi

antara guru dan siswa, sehingga pembelajaran menjadi lebih efektif.

Namun secara lebih spesifik ada beberapa manfaat media yang lebih

detail, misalnya Kemp dan Dayton (1985) mengemukakan beberapa

manfaat media dalam pembelajaran yaitu:

1) Penyampaian materi pelajaran dapat diseragamkan.

2) Proses pembelajaran menjadi lebih jelas dan menarik.

3) Proses pembelajaran menjadi lebih interaktif.

4) Efisiensi dalam waktu dan tenaga.

5) Meningkatkan kualitas hasil belajar siswa. Media memungkinkan

proses belajar dapat dilakukan dimana saja dan kapan saja.

6) Media dapat menumbuhkan sikap positif siswa terhadap materi

dan proses belajar.

7) Merubah peran guru ke arah yang lebih positif dan produktif.

Selain beberapa manfaat media seperti yang dikemukakan oleh

Kemp dan Dayton tersebut, tentu saja kita masih dapat menemukan

banyak manfaat-manfaat praktis yang lain. Azhar Arsyad (2007) manfaat

praktis media pembelajaran di dalam proses belajar mengajar sebagai

berikut:

1) Media pembelajaran dapat memperjelas penyajian pesan dan

informasi sehingga dapat memperlancar dan meningkatkan proses

dan hasil belajar.

2) Media pembelajaran dapat meningkatkan dan mengarahkan

perhatian anak sehingga dapat menimbulkan motivasi belajar,

Page 35: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DEMONSTRASI …

18

interaksi yang lebih langsung antara siswa dan lingkungannya, dan

kemungkinan siswa untuk belajar sendiri-sendiri sesuai dengan

kemampuan dan minatnya.

3) Media pembelajaran dapat mengatasi keterbatasan indera, ruang

dan waktu.

4) Media pembelajaran dapat memberikan kesamaan pengalaman

kepada siswa tentang peristiwa-peristiwa di lingkungan mereka,

serta memungkinkan terjadinya interaksi langsung dengan guru,

masyarakat, dan lingkun gannya misalnya melalui karya wisata.

Kunjungan-kunjungan ke museum atau kebun binatang (Karo-

Karo S & Rohani, 2013).

5. Media Alat Peraga

Alat peraga merupakan sesuatu yang dapat digunakan untuk

membantu proses pembelajaran dalam menerangkan/mewujudkan suatu

konsep. Anderson dalam Lestari (2006: 2), alat peraga digunakan sebagai

media atau perlengkapan untuk membantu para pengajar. Alat peraga

pengajaran adalah alat atau bahan yang digunakan oleh pembelajar untuk:

(l) membantu pembelajar dalam meningkatkan keterampilan dan

pengetahuan pembelajar; (2) mengilustrasikan dan memantapkan pesan

dan informasi; dan (3) menghilangkan ketegangan dari hambatan dan rasa

malas peserta didik.

Dalam proses pembelajaran alat peraga digunakan dengan tujuan

membantu guru agar proses belajar mengajar lebih efektif dan efisien.

Selain itu, penggunaan alat peraga dalam pembelajaran fisika juga

dimaksudkan agar siswa meningkatkan minat dan motivasi siswa sehingga

siswa merasa tertarik, senang dan lebih mudah dalam memahami konsep

yang terkandung di dalamnya.

Hamalik dalam Herlina (2010:1) mengatakan bahwa alat peraga

dalam pengajaran dapat bermanfaat sebagai berikut: meletakkan dasar-

dasar yang kuat untuk berpikir sehingga mengurangi verbalisme, dapat

memperbesar perhatian siswa, meletakkan dasar-dasar yang penting untuk

Page 36: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DEMONSTRASI …

19

perkembangan belajar, sehingga belajar akan lebih mantap. Dengan

melihat peranan alat peraga dalam pengajaran, maka pelajaran fisika

merupakan pelajaran yang paling membutuhkan alat peraga, karena pada

pelajaran ini siswa berangkat dari yang abstrak yang akan diterjemahkan

ke sesuatu yang konkret. Dengan alat peraga, hal-hal yang abstrak dapat

disajikan dalam bentuk model-model yang berupa benda konkret yang

dapat dilihat, dipegang, diputarbalikkan sehingga dapat lebih mudah

dipahami. Fungsi utamanya adalah untuk menurunkan keabstrakan konsep

agar siswa mampu menangkap arti konsep tersebut (Neni, 2015).

Penelitian yang dilaksanakan oleh Higgins dan Suydam (Udin S.

Winataputra, dkk. 1992) (dalam Suwardi, Firmiana, & Rohayati, 2016),

memberikan hasil-hasil diantaranya bahwa alat peraga berfungsi efektif

dalam memotivasi belajar siswa; memanipulasi alat peraga sangat penting

bagi siswa; terdapat sedikit bukti yang menggambarkan bahwa

memanipulasi alat peraga hanya berhasil bagi siswa-siswa yang tingkat

rendah; gambar dari benda; sebagai alat peraga dalam pengajaran;

memiliki kegunaan yang tidak jauh berbeda dengan bendanya sendiri.

6. Keterampilan Proses Sains

Karamustafaoglu (dalam Noviani, 2019)menyatakan, keterampilan

proses sains ini merupakan keterampilan khusus yang memudahkan siswa

dalam mempelajari sains, mengaktifkan siswa, mengembangkan rasa tanggung

jawab siswa dalam pembelajaran serta mengajari siswa mengenai metode

penelitian. Menurut Dahar (dalam Fitriyani, 2017), keterampilan proses sains

(KPS) adalah kemampuan siswa untuk menerapkan metode ilmiah dalam

memahami, mengembangkan, dan menemukan ilmu pengetahuan. Aydin

(dalam Tawil dan Liliasari, 2014). berpendapat keterampilan proses sains

(KPS) adalah keterampilan berpikir yang digunakan untuk menciptakan

pengetahuan, merefleksikan masalah, dan memformulasikan hasil.

Keterampilan proses sains (KPS) merupakan asilimilasi dari berbagai

keterampilan intelektual yang dapat diterapkan dalam proses pembelajaran.

Page 37: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DEMONSTRASI …

20

Keterampilan proses merupakan seperangkat keterampilan yang

digunakan para ilmuan dalam melakukan penyelidikan (Qomariyah dkk,

2014). Berdasarkan Kemdikbud 2013:6 (dalam Pratama, Sudirman, &

Andriani, 2011), keterampilan proses merupakan seperangkat keterampilan

yang digunakan dalam melakukan penyelidikan untuk menemukan suatu

konsep/prinsip/teori. Keterampilan proses IPA dibedakan menjadi 2 kelompok

yaitu keterampilan proses dasar (basic skills) dan keterampilan proses

terintegrasi (integrated skills).

Dalam penelitian yang akan dilakukan, peneliti akan melakukannya

pada keterampilan proses sains dasar (basic skills). Ongowo & Indoshi (2013)

(dalam Elvanisi et al., 2018) berpendapat bahwa keterampilan proses sains

membantu siswa untuk mengembangkan rasa tanggung jawab dalam

pembelajaran serta meningkatkan betapa pentingnya metode penelitian dalam

proses pembelajaran. Keterampilan proses sains bertujuan agar siswa dapat

lebih aktif dalam memahami serta menguasai rangkaian yang dilakukannya

seperti melakukan kegiatan mengamati/observasi, menginferensi,

memprediksi, merumuskan hipotesis, menginterpretasi, menerapkan konsep

dan berkomunikasi.

Penjabaran indikator keterampilan proses sains disingkat KPS dalam

Ramig, Bailer, & Ramsey (1995) dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 2.4 Indikator Keterampilan Proses Sains

Indikator Penjelasan

Melakukan

pengamatan

Pengetahuan dalam sains dibentuk berdasarkan

eksperimen dan observasi (mengamati). Proses

pengamatan dapat dilakukan secara kualitatif dan

kuantitatif. Proses kualitatif dilakukan dengan

menggunakan panca indera sedangkan proses kuantitatif

dilakukan dengan menggunakan panca indera dan

peralatan teknologi.

Menginferensi Kemampuan Inferensi merupakan kemampuan untuk

Page 38: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DEMONSTRASI …

21

membuat sebuah penjelasan logis yang kita gunakan

untuk menggambarkan kejadian berdasarkan

pengamatan.

Mengidentifikasi

Variabel

Variabel merupakan faktor – faktor, keadaan, dan/atau

hubungan – hubungan yang dapat berubah atau dapat

diubah dalam sebuah kejadian atau sistem. Dalam

melakukan sebuah investigasi, maka siswa membutuhkan

kemampuan untuk mengidentifikasi variabel. Jenis

variabel yang diidentifikasi antara lain: variabel

manipulasi (variabel yang diubah – ubah), variabel

respon (variabel yang berubah akibat variabel

manipulasi), dan variabel kontrol (variabel yang nilainya

dibuat tetap). Kemampuan mengidentifikasi variabel

membantu merumuskan masalah dan membuat prediksi.

Memprediksi Kemampuan memprediksi merupakan kemampuan untuk

meramalkan kejadian yang akan terjadi. Prediksi

didasarkan pada pengamatan sebelumnya atau data yang

tersedia. Jumlah data dan ketepatan data memiliki

pengaruh yang kuat terhadap ketepatan sebuah prediksi.

Merumuskan

hipotesis

Kemampuan merumuskan hipotesis berkaitan dengan

kemampuan untuk memprediksi atau membuat ramalan

bagaimana sebuah variabel akan memberikan pengaruh

terhadap variabel yang lain. Hipotesis dirumuskan secara

deduktif berdasarkan teori

Menginterpretasi Kemampuan menginterpretasi adalah kemampuan

menafsirkan pengamatan berdasarkan pola data/fakta.

Menerapkan

konsep

Keterampilan menerapkan konsep dikuasai siswa apabila

siswa dapat menggunakan konsep yang telah dipelajari

dalam situasi baru atau menerapkan konsep itu pada

pengalaman-pengalaman baru untuk menjelaskan apa

Page 39: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DEMONSTRASI …

22

yang sedang terjadi

Berkomunikasi Kemampuan berkomunikasi diantaranya adalah

kemampuan untuk membaca grafik, tabel, atau diagram

dari hasil percobaan, menjelaskan hasil percobaan.

Kemampuan berkomunikasi merupakan kemampuan

untuk merubah bentuk penyajian data.

Sumber : Ramig, Bailer, & Ramsey (1995), Nuryani (2005) dalam Nazwatul dkk(2016)

B. Studi Relevan

Beberapa penelitian yang relevan dengan penelitian ini adalah :

1. Penelitian oleh Ramajid Hafizsando yang berjudul “Pengaruh Model

Demonstrasi Interaktif Berbatuan Media Alat Peraga Terhadap

Keterampilan Berpikir Kritis Dan Motivasi Belajar Siswa SMA”. Pada

penelitian ini menggunakan metode penelitian quasy experimental design

dengan pemilihan sampel dengan teknik random sampling. Berdasarkan

hasil penelitian, model interactive demonstration memberikan hasil yang

baik, dibuktikan dengan hasil uji post tes of homogeneity of varience nilai

Sig . Kelas eksperimen dan kelas kontrol 0,120 > 0,05. Sehingga Ha

diterima. Artinya terdapat pengaruh dari model interactive demonstration

terhadap keterampilan berpikir kritis siswa.

Perbedaan yang mendasar penelitian ini dengan penelitian yang

akan dilakukan adalah pada variabel Y yang diukur dan materi

pembelajaran yang digunakan.

2. Jurnal penelitian oleh Wanda Indriana Puspita, Sutopo dan Lia Yuliati

yang berjudul “Interactive Demonstration Untuk Meningkatkan

Penguasaan Konsep Fisika pada Materi Fluida Siswa SMA Kelas XI”.

Dalam jurnal penelitian, pembelajaran interactive demonstration sesuai

dengan sintaks mendapatkan peningkatan skor atau hasil pembelajaran

yang signifikan untuk mengindikasi peningkatan penguasaan konsep

Page 40: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DEMONSTRASI …

23

siswa, dengan menggunakan pembelajaran interactive demonstration

daripada menggunakan pembelajaran tradisional (ceramah).

Perbedaan yang mendasar penelitian ini dengan penelitian yang

akan dilakukan adalah pada jenis penelitian, variabel Y yang diukur dan

materi pembelajaran yang digunakan.

3. Jurnal penelitian berjudul Pengaruh Interactive Demonstration terhadap

Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa Kelas X pada Materi Hukum

Newton yang ditulis oleh Nora Susiana, Lia Yuliati, dan Eny Latifah.

Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen. Sampel penelitian terdiri

dari 33 siswa kelas X SMAN 1 Singosari. Teknik analisis data pada

penelitian ini menggunakan uji statistik paired t test dan N-gain. Hasil

paired t test diperoleh nilai t = 33,664 dengan signifikansi 0,000 lebih

kecil dari 0,00. Hasil ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh model

pembelajaran Interactive Demonstration terhadap kemampuan pemecahan

masalah materi Hukum Newton pada siswa kelas X SMAN 1 Singosari.

Perbedaan yang mendasar penelitian ini dengan penelitian yang

akan dilakukan adalah pada variabel Y yang diukur dan materi

pembelajaran yang digunakan.

4. Penelitian skripsi oleh Febria Wahnate yang berjudul “Pengaruh Model

Inkuiri Terhadap Keterampilan Proses Sains Siswa Pada Konsep Suhu

Dan Kalor Di Sman 1 Bukit Bener Meriah”. Penelitian ini menggunakan

metode eksperimen semu (Quasy Eksperimental) dengan desain

penelitian Nonequivalent control group design yang dilakukan di sekolah

dengan sampel dua kelas yang diambil secara tidak random. Berdasarkan

hasil penelitian yang diperoleh dan hasil pengujian statistik yang telah

dilakukan dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang cukup

signifikan antara rata-rata skor dengan hasil analisis uji-t dua sampel

independen diperoleh skor rata-rata posttest kelas eksperimen 72,86%

lebih tinggi dari skor rata-rata posttest pada kelas kontrol 62,61%. Hasil

uji statistik menunjukkan bahwa thitung 2,603 > ttabel 1,725 untuk taraf

signifikan 95% dan α = 0,05 sehingga 𝐻𝑎 diterima dan 𝐻0 ditolak.

Page 41: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DEMONSTRASI …

24

Perbedaan yang mendasar penelitian ini dengan penelitian yang

akan dilakukan adalah pada model pembelajaran dan materi pembelajaran

yang digunakan.

5. Penelitian skripsi oleh Yuni Hilalia yang berjudul “Implementasi Model

Pembelajaran Cooperative Physic Mysterious Pendekatan Pratikum Untuk

Meningkatkan Keterampilan Proses Sains Pada Peserta Didik Kelas VIII SMP

IT Ash-Shiddiiqi Batang Hari”. Penelitian ini merupakan penelitian

penelitian tindakan kelas yang bertujuan untuk meningkatkan

keterampilan proses sains siswa. Penelitian ini menunjukan bahwa

keterampilan proses sains dalam proses pembelajaran yang diukur dengan

evaluasi pada siklus I dan siklis II dengan jumlah nilai rata-rata siswa

pada siklus I 77,58 dan jumlah nilai rata-rata siswa pada siklus II 87,06

jumlah persentase keterampilan proses sains pada siklus I adalah 81% dan

siklus II 88%. Berdasarkan hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan

bahwa penerapan pemebelajaran kooperatif physic mysterious meningkat

pada mata pelajaran ilmu pengetahuan alam terpadu khususnya materi

fisika siswa kelas VIII PI II di Sekolah Menengah Pertama Islam Terpadu

Ash-Shiiddiqi Batang Hari.

Perbedaan yang mendasar penelitian ini dengan penelitian yang

akan dilakukan adalah pada jenis penelitian, model pembelajaran dan

materi pembelajaran yang digunakan.

C. Kerangka Berpikir

Untuk melihat pengaruh model demonstrasi interaktif terhadap

keterampilan proses sains peserta didik dapat digambarkan dalam diagram

kerangka berpikir berikut ini.

Page 42: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DEMONSTRASI …

25

Diagram Kerangka Berpikir

Model pembelajaran yang diberikan

Kelas Eksperimen:

Menggunakan Model

Pembelajaran Demonstrasi

Interaktif

Kelas Kontrol:

Tanpa Menggunakan Model

Pembelajaran Demonstrasi

Interaktif

Keterampilan Proses Sains

Siswa

Keterampilan Proses Sains

Siswa

Dibandingkan

Apakah terdapat perbedaan yang terjadi antara

pembelajaran dengan menggunakan model

pembelajaran Demonstrasi Interaktif dengan

pembelajaran tanpa menggunakan model

pembelajaran Demonstrasi interaktif terhadap

Keterampilan Proses Sains Siswa

Gambar 2.1. Skema Kerangka Berpikir

Page 43: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DEMONSTRASI …

26

D. Hipotesis Penelitian

Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah

penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pernyataan. Sehingga hipotesis

ialah jawaban sementara dari permasalahan yang perlu diuji kebenarannya melalui

analisis. Maka berdasarkan uraian di atas, penulis mengajukan hipotesis sebagai

berikut:

1. 𝐻0: Tidak ada pengaruh penerapan model demonstrasi interaktif terhadap

keterampilan sains siswa kelas VIII di SMP N 16 Sarolangun

2. 𝐻a: Ada pengaruh penerapan model demonstrasi interaktif terhadap

keterampilan sains siswa kelas VIII di SMP N 16 Sarolangun

Page 44: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DEMONSTRASI …

27

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian akan dilaksanakan di kelas VIII Sekolah Menengah

Pertama Negeri 16 Sarolangun yang terletak di Desa Butang Baru,

Kecamatan Mandiangin, Kabupaten Sarolangun.

2. Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan pada pembelajaran semester genap tahun

2021 tepatnya pada bulan Februari dan disesuaikan dengan jadwal

pelajaran IPA.

B. Metode dan Desain Penelitian

Pada penelitian ini akan menggunakan jenis penelitian eksperimen

dengan pendekatan yang bersifat kuantitatif. Peneliti menggunakan

penelitian eksperimen karena peneliti akan melihat ada atau tidaknya

pengaruh perlakuan (treatment) tertentu. Jenis eksperimen yang digunakan

adalah quasy experimental dengan menggunakan desain posttest only

control group design.

Penelitian ini dilakukan dengan membagi responden menjadi dua

kelompok. Kelompok pertama akan menjadi kelompok eksperimen dan

kelompok kedua adalah kelompok kontrol. Kelompok eksperimen adalah

kelompok peserta didik yang akan diterapkan model pembelajaran

demonstrasi interaktif berbantuan alat peraga. Kemudian kelompok

kontrol adalah kelompok peserta didik yang melakukan pembelajaran

tanpa menggunakan model pembelajaran demonstrasi interaktif. Desain

pada penelitian adalah sebagai berikut :

X O1

O2

Gambar 3.1 Desain Penelitian posttest only control group design.

R1

R2

Page 45: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DEMONSTRASI …

28

Keterangan :

R1 : Kelas Eksperimen

R2 : Kelas Kontrol

X : Perlakuan model pembelajaran demonstrasi interaktif

O1 : Hasil posttest kelas eksperimen

O2 : Hasil posttest kelas kontrol (Sugiyono, 2015)

C. Populasi dan Teknik Pengambilan Sampel

1. Populasi

Menurut Sugiyono (dalam Ulfa, 2020) populasi adalah wilayah

generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas

dan karakteristik yang ditetapkan peneliti untuk dipelajari dan ditarik

kesimpulannya. Sehingga populasi dalam penelitian ini adalah siswa-

siswi kelas VIII di SMP Negeri 16 Sarolangun.

Tabel 3.1 Jumlah siswa kelas VIII SMP N 16 Sarolangun

No. Kelas Jumlah Siswa

1. VIII A 27 Orang

2. VIII B 28 Orang

Jumlah : 55 Orang

Sumber : Tata Usaha SMP N 16 Sarolangun

2. Teknik Pengambilan Sampel

Pada penelitian ini, peneliti menggunakan teknik sampling jenuh

sebagai teknik pengambilan sampel. Hal ini dikarenakan populasi yang

kecil sehingga seluruh anggota populasi dalam penelitian dijadikan

sebagai sampel. Sampling jenuh adalah teknik

pengumpulan sampel bila semua anggota populasi digunakan

sebagai sampel (Sugiyono, 2015).

Selanjutnya untuk menentukan kelas eksperimen dan kelas kontrol,

peneliti menentukan secara acak dengan catatan kelas harus homogen.

Berdasarkan teknik pengambilan sampel diperoleh sampel sebanyak 2

Page 46: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DEMONSTRASI …

29

kelas yaitu kelas VIII A dan VIII B. Kelas VIII A sebagai kelas

eksperimen dan pembelajaran di kelas ini menggunakan model

pembelajaran demonstrasi interaktif berbantuan media alat peraga.

Sedangkan kelas VIII B sebagai kelas kontrol dengan pembelajaran

tanpa menggunakan model pembelajaran demonstrasi interaktif.

D. Variabel-variabel Penelitian

Pada penelitian ini terdapat dua variabel yaitu variabel indipenden

(variabel bebas) dan variabel dependen (variabel terikat).

Variabel bebas (X) : Model pembelajaran demonstrasi interaktif

berbantuan media alat peraga (variabel X).

Variabel terikat (Y) : Keterampilan proses sains siswa (variabel Y)

E. Teknik Pengumpulan Data

Adapun beberapa teknik pengumpulan data yang digunakan pada

penelitian ini adalah :

1. Tes

Pada penelitian ini, teknik tes digunakan untuk melihat nilai

kognitif siswa dengan menggunakan instrumen berupa lembar soal.

2. Observasi

Teknik observasi digunakan untuk melihat keterampilan proses

sains siswa. Kegiatan observasi akan dilaksanakan saat proses

pembelajaran dilaksanakan. Lembar observasi berisi indikator-

indikator keterampilan proses sains yang akan diberi skor dengan skala

1-4. Lembar observasi tersebut akan menggunakan lembar observasi

yang sudah ada sebelumnya.

F. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur

fenomena alam maupun sosial yang diamati (Sugiyono, 2015).

Page 47: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DEMONSTRASI …

30

1. Definisi Konseptual

Demonstrasi interaktif memberi kesempatan kepada siswa untuk

mengamati secara cermat, memberi gambaran secara langsung dan dapat

menumbuhkan sikap ilmiah sehingga efektif membuat siswa mengubah

konsep yang salah menuju konsep ilmiah yaitu perubahan konsep (Fitriani

& Mansyur, 2015).

Menurut Riyana (dalam Sumirat Dyah Wulandari, Undang Rosidin,

2014)media pembelajaran khusus seperti alat peraga dapat digunakan

untuk menunjukkan fenomena dan konsep-konsep yang abstrak, sehingga

sulit dipahami bila hanya dijelaskan secara verbal atau melalui gambar.

Oleh karena itu diperlukan alat peraga yang dapat memberikan

pengalaman langsung kepada siswa melalui praktikum ataupun

demonstrasi yang dilakukan oleh guru.

2. Definisi Operasional

Penerapan model demonstrasi interaktif dengan berbantuan alat peraga

dilakukan oleh guru dengan langkah-langkah berikut.

a. Pertama, guru akan menjelaskan serta mendemonstrasikan materi

pembelajaran dan siswa akan mengamati demonstrasi yang

dilakukan guru.

b. Ketiga, guru akan memberhentikan demonstrasi dan mengarahkan

siswa untuk memprediksi apa yang akan terjadi pada demonstrasi

tersebut.

c. Keempat, siswa memjelaskan tentang prediksi mereka.

d. Kelima, guru akan melanjutkan demonstrasi untuk melihat apa

yang akan terjadi pada demonstasi.

e. Keenam, guru bersama siswa mendiskusikan mengapa peristiwa

tersebut dapat terjadi.

Pelaksanaan pembelajaran demonstrasi interaktif dengan

menggunakan media alat peraga akan memberikan pengetahuan secara

nyata ditambah dengan adanya kegiatan pembelajaran yang interaktif akan

membantu siswa untuk lebih aktif dalam melaksanakan pembelajaran.

Page 48: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DEMONSTRASI …

31

Dalam penelitian ini, indikator yang digunakan adalah indikator

keterampilan proses sains. Indikator keterampilan proses sains ini akan

diukur dengan 20 butir soal objektif dengan 4 pilihan jawaban yang akan

diberikan setelah proses pembelajaran telah selesai dilaksanakan.

3. Kisi-kisi Instrumen Penelitian

Pada penelitian ini, instrumen penelitian yang digunakan untuk melihat

keberhasilan kognitif berdasarkan indikator keterampilan proses sains

adalah dengan instrumen tes. Tes dilakukan untuk mengetahui dan

mengukur pemahaman materi peserta didik dengan melihat skor hasil

belajar siswa dari soal yang dibuat berdasarkan indikator-indikator

keterampilan proses sains. Skor hasil belajar siswa dilihat setelah siswa

mengerjakan 20 butir soal objektif dengan 4 pilihan jawaban. Soal-soal

disusun dengan melihat indikator pada kurikulum 2013 pada materi

pembelajaran tekanan zat padat dan zat cair. Kisi-kisi instrumen tes pada

penelitian ini dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 3.2 Kisi-kisi instrumen tes

No. Indikator KPS Butir Soal Jumlah Bentuk Soal

1. a. Melakukan pengamatan 1,8,11,13 4 Pilihan Ganda

b. Menginferensi 2,3,6 3 Pilihan Ganda

c. Mengidentifikasi

variabel

5,9 2 Pilihan Ganda

d. Memprediksi 4,10,12 3 Pilihan Ganda

e. Merumuskan hipotesis 7,17 2 Pilihan Ganda

f. Menginterpretasi/mena-

fsirkan

14,15 2 Pilihan Ganda

g. Menerapkan Konsep 16,18,19,20 4 Pilihan Ganda

Jumlah 20

Page 49: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DEMONSTRASI …

32

Selain menggunakan instrument tes, penelitian ini juga akan menggunakan instrumen nontes menggunakan lembar observasi

yang berguna unuk melihat keterampilan proses siswa selama pembelajaran berlangsung. Berikut ini merupakan kisi-kisi lembar

observasi yang akan digunakan dalam penelitian.

Tabel 3.3 Kisi-kisi instrument lembar observasi

Aspek Sub aspek Indikator Instrumen Jumlah Item Instrumen

Keterampilan

Proses Sains

Melakukan

pengamatan

(observasi)

1. Mengidentifikasi objek

2. Menggunakan semua indera yang sesuai

Lembar

Observasi

2 1,2

Menginferensi 1. Mengidentifikasi

keunggulan,kekurangan, dan contoh-

contoh objek dengan tepat

2. Memilah objek secara cermat

Lembar

Observasi

2 3,4

Mengidentifikasi

Variabel

1. Mengidentifikasi faktor – faktor,

keadaan, dan/atau hubungan – hubungan

yang dapat berubah atau dapat diubah

dalam sebuah kejadian atau sistem

Lembar

Observasi

1 5

Memprediksi 1. Menyajikan prediksi sederhana

2. Menerapkan proses prediksi dalam

Lembar

Observasi

2 6,7

Page 50: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DEMONSTRASI …

33

situasi yang sesuai

Merumuskan

hipotesis

1. Membuat hipotesis dari variabel Lembar

Observasi

1 8

Menginterpretasi 1. Mengidentifikasi hasil berdasarkan data

pengamatan

Lembar

Observasi

1 9

Menerapkan

konsep

1. Menerapkan konsep yang telah dipelajari Lembar

Observasi

1 10

Berkomunikasi 1. Mendiskusikan suatu masalah

2. Mentransmisikan informasi ke orang lain

dengan benar

Lembar

Observasi

2 11,12

Sumber : Diadopsi dari Galuh dalam Darsono 2012

Page 51: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DEMONSTRASI …

34

Untuk mengetahui seberapa tinggi, sedang atau rendahnya keterampilan

proses sains siswa, maka digunakanlah tabel kriteria hasil obserbvasi

keterampilan proses sains berikut ini.

Tabel 3.4. Kategori hasil observasi

Tingkat

Penguasaan

Nilai Huruf Bobot Predikat

86%-100% A 4 Sangat Baik

76%-85% B 3 Baik

60%-75% C 2 Cukup

55%-59% D 1 Kurang

≤54% E 0 Kurang Sekali

Sumber : M. Ngalim Purwanto (dalam Guswita, 2018)

4. Kalibrasi Instrumen

Tujuan diadakan uji coba (kalibrasi instrument) adalah diperolehnya

informasi mengenai kualitas instrumen sudah atau belum memenuhi

persyaratan yang digunakan. Empat kriteria kelayakan dalam instrument

tes diantaranya adalah uji validitas, uji reabilitas, tingkat kesukaran, dan

daya pembeda.

a. Uji Validitas

Sudjana (dalam Matondang, 2009) menyatakan bahwa validitas

berkenaan dengan ketepatan alat penilaian terhadap konsep yang dinilai

sehingga betul-betul menilai apa yang seharusnya dinilai. Artinya hasil

ukur dari pengukuran tersebut merupakan besaran yang mencerminkan

secara tepat fakta atau keadaan sesungguhnya dari apa yang diukur.

Instrumen tes merupakan instrumen yang harus mempunyai validitas isi

dan konstruk(Sugiyono, 2015).

1) Validitas Konstruk

Validitas konstruk adalah validitas yang mempermasalahkan

seberapa jauh butir-butir tes mampu mengukur apa yang benar-

benar hendak diukur sesuai dengan konsep khusus atau definisi

Page 52: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DEMONSTRASI …

35

konseptual yang telah ditetapkan(Matondang, 2009). Pada

penelitian ini, peneliti meminta kepada para ahli untuk

memvalidasi rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), posttest,

dan alat peraga. Dengan masing-masing intrumen divalidasi oleh

1 orang validator, sehingga total validator ada 3 orang.

2) Validitas Isi

Validitas isi menunjukkan sejauh mana pertanyaan, tugas

atau butir dalam suatu tes atau instrumen mampu mewakili

secara keseluruhan dan proporsional perilaku sampel yang

dikenai tes tersebut. Artinya tes itu valid apabila butir-butir tes

itu mencerminkan keseluruhan konten atau materi yang diujikan

atau yang seharusnya dikuasai secara proporsional (Matondang,

2009). Menurut Purwanto (dalam Ayu, 2020) Pengujian validitas

isi dapat dilakukan menggunakan satu dari tiga metode yaitu

menelaah butir instrument, meminta pertimbangan ahli, dan

analisis korelasi butir soal. Pada penelitian ini, metode analisis

korelasi butir soal yang digunakan peneliti adalah korelasi

product moment dengan persamaan :

𝑟 ∑ ∑ ∑

∑ ∑ ∑ ∑ …….(1)

Keterangan :

rxy= Angka korelasi product moment

N = Jumlah responden

X = Skor yang diberikan oleh rater 1

Y = Skor yang diberikan oleh rater 2 (Sudijono, 2019 dalam Ayu

2020)

Instrumen dikatakan valid dengan kriteria sebagai berikut:

a) Jika rxy(hitung) > rxy(tabel), maka instrumen valid

b) Jika rxy(hitung) < rxy(tabel), maka instrumen tidak valid

Page 53: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DEMONSTRASI …

36

b. Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas digunakan untuk mengetahui keajegan atau

konsistensi alat ukur yang biasanya menggunakan kuesioner

(maksudnya apakah alat ukur tersebut akan mendapatkan pengukuran

yang tetap konsistensi jika pengukuran diulang kembali). Uji relabilitas

instrumen yang dapat digunakan antara lain test-retest, ekuivalen, dan

internal consistency. Kemudian internal consistency terbagi menjadi

beberapa teknik uji yang berbeda diantaranya uji split half, KR 20, KR

21, dan Alfa Cronbach (Yusup, 2018). Pada penelitian ini, peneliti

menggunakan uji reliabilitas metode KR 20. (Sugiyono, 2015)

merumuskan metode KR 20 sebagai berikut :

𝑟

{ ∑

}……(2)

Keterangan:

ri = Reliabilitas instrumen (rhitung)

n = Jumlah butir soal

𝑠 = Varians total=

, dengan x adalah nilai setiap soal dan n

adalah jumlah responden.

𝑝 = Proporsi siswa yang jawab benar

q = Proporsi siswa yang menjawab salah (Sugiyono, 2015)

Menurut Instrument dikatakan reliabel dengan kriteria sebagai berikut:

a) Jika ri(hitung) > ri(tabel), maka instrumen reliabel

b) Jika ri(hitung) <ri(tabel), maka instrumen tidak reliabel

c. Uji Tingkat Kesukaran

Analisis tingkat kesukaran soal artinya mengkaji soal-soal tes dari

segi kesulitannya sehingga dapat diperoleh soal-soal mana yang

termasuk mudah, sedang, dan sukar (Sudjana, 2009). Asumsi yang

digunakan untuk memperoleh kualitas soal yang baik, di samping

memenuhi validitas dan reliabilitas adalah adanya keseimbangan dari

tingkat kesulitan soal tersebut. Keseimbangan yang dimaksudkan

Page 54: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DEMONSTRASI …

37

adalah adanya soal-soal yang termasuk mudah, sedang dan sukar secara

proporsional. Perbandingan antara soal mudah-sedang-sukar bisa dibuat

3-4-3, artinya 30% soal kategori mudah, 40% soal kategori sedang, dan

30% soal kategori sukar. Perbandingan lain yang termasuk sejenis

dengan proporsi di atas adalah 3-5-2. Artinya 30% soal kategori

mudah, 50% soal kategori sedang, dan 20% soal kategori sukar.

Rumus yang digunakan untuk mengetahui tingkat/indeks kesukaran

dari tiap butir soal yaitu:

…….(3)

Keterangan :

P = Tingkat kesukaran

B = Jumlah siswa yang menjawab benar

J = Jumlah seluruh siswa peserta tes (Hery Susanto, Achi Rinaldi,

2015)

Tabel 3.5 Kriteria penafsiran tingkat kesukaran butir tes

Butir Soal Interpretasi

0,00-0,30 Soal Sukar

0,31-0,70 Soal Sedang

0,70-1,00 Soal Mudah

Sumber : Anas Sudijono 2003 dalam Mujianto,2017

d. Uji Daya Pembeda

Daya pembeda dari setiap butir soal menyatakan seberapa jauh

kemampuan butir soal tersebut untuk membedakan antara peserta didik

yang menjawab dengan benar dengan peserta didik yang tidak dapat

menjawab dengan benar.Rumus yang digunakan untuk menghitung

daya beda tes dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

…..(4)

Keterangan:

= Daya beda suatu butir soal.

Page 55: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DEMONSTRASI …

38

JA = Jumlah peserta didik kelompok atas.

JB = Jumlah peserta kelompok bawah.

BA = Banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab soal itu dengan

benar.

BB = Banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab soal itu dengan

benar.

PA = Proporsi peserta kelompok atas yang menjawab dengan benar.

PB = Proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab dengan benar.

Jumlah kelompok atas diambil 27% dan jumlah kelompok bawah diambil

27%.81 Arikunto (dalam Mujianto, 2017)

Dari sempel uji coba daya pembeda yang diperoleh diinterpretasikan

dengan menggunakan klasifikasi daya pembeda sebagai berikut:

Tabel 3.6 Klasifikasi Daya Pembeda

DP Interpretasi

0,00

0,00 < ≤ 0,20

0,21 < ≤ 0,40

0,41 < ≤ 0,70

> 0,70

Sangat jelek

Jelek

Cukup

Baik

Sangat baik

Sumber : Arikunto 1996 dalam Mujianto 2017

G. Teknik Analisis Data

1. Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah sampel yang

diambil dalam penelitian berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas

populasi harus dipenuhi sebagai syarat untuk menentukan perhitungan

yang akan dilakukan pada uji hipotesis berikutnya. Data yang diuji yaitu

data kelas eksperimen dan data kelas kontrol. Uji normalitas yang

digunakan peneliti dalam penelitian ini adalah uji Liliefors. Menurut

Page 56: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DEMONSTRASI …

39

Sudjana (dalam Ulfa, 2020) langkah-langkah uji Liliefors adalah sebagai

berikut:

a. Mengurutkan sampel dari yang terkecil ke terbesar (𝑥1,𝑥2,𝑥3,…,𝑥n)

b. Menghitung rata-rata nilai skor dan sampel secara keseluruhan

menggunakan rata-rata tunggal.

c. Menghitung standar deviasi nilai skor sampel menggunakan rata-

rata tunggal.

d. Menghitung Z dengan rumus :

… (5)

e. Menentukan nilai tabel z ( melihat lampiran tabel z) berdasarkan

nilai z, dengan mengabaikan nilai negatifnya.

f. Menentukan besar peluang masing-masing nilai z berdasarkan tabel

z (ditulis dengan simbol 𝑓 (𝑧𝑖)) yaitu dengan cara nilai 0.5 - nilai

tabel z apabila nilai 𝑧𝑖 negatif (-) dan 0.5 + nilai tabel z apabila 𝑧𝑖

positif (+).

g. Menghitung frekuensi kumulatif nyata dari masing-masing nilai z

untuk setiap baris, dan disebut dengan (𝑧) kemudian dibagi dengan

jumlah number of cases (n) sampel.

h. Menentukan nilai Lhitung =|𝐹(𝑧𝑖) − 𝑆(𝑧𝑖)| dan bandingkan dengan

nilai 𝐿𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 (tabel nilai kritis uji liliefors) dalam hal ini taraf

signifikasi yang digunakan sebesar 5% (0.05)

i. Apabila 𝐿𝑕𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 < 𝐿𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 maka sampel berasal dari populasi yang

berdistribusi normal

2. Uji Homogenitas

Uji homogenitas data adalah uji persyaratan analisis tentang kelayakan

data untuk dianalisis dengan menggunakan uji statistik tertentu.

Dilakukannya uji homogenitas adalah untuk melihat apakah kedua sampel

memiliki varian yang berbeda atau tidak. Uji homogenitas dapat dilakukan

dengan menggunakan persamaan berikut :

Page 57: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DEMONSTRASI …

40

F =

……(6)

Adapun langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:

a. Mencari nilai dari varians terbesar dan terkecil

b. Mencari nilai Fhitung dengan rumus

dbpembilang = n-1

dbpenebut = n-1

c. Tetapkan taraf signifikan (α) dengan rumus Ftabel

d. Bandingkan Fhitung dan Ftabel

e. Kriteria pengujian

Jika Fhitung ≥ Ftabel maka tidak homogen

Jika Fhitung ≤ Ftabel maka homogen (Riduwan,2018) dalam (Ayu,

2020)

3. Uji Hipotesis

a. Uji t

Independent Sample T Test digunakan untuk menguji signifikansi

beda rata-rata dua kelompok. Tes ini juga digunakan untuk menguji

pengaruh variabel independent terhadap variabel dependent. Adapun

untuk rumus Independent t-test sebagai berikut:

Langkah-langkah melakukan Uji Test “t” sebagai berikut:

1) Menentukan Ha dan H0

Ha : Terdapat pengaruh model pembelajaran demonstrasi

interaktif terhadap keterampilan proses sains siswa Sekolah

Pertama Negeri 16 Sarolangun.

H0 : Tidak terdapat pengaruh model pembelajaran demonstrasi

interaktif terhadap keterampilan proses sains siswa Sekolah

Pertama Negeri 16 Sarolangun

2) Hipotesis (Ha dan Ho) model statistik :

Ha : µ1 ≠ µ2

Ho : µ1 = µ2

Page 58: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DEMONSTRASI …

41

3) Menentukan taraf signifikansi sebesar α = 5% atau α = 0,05

4) Menghitung dengan persamaan independen t-test,yaitu :

𝑡

(

)…(7)

Keterangan :

M1 = rata-rata skor kelompok 1

M2 = rata-rata skor kelompok 2

SS1 = sum of square kelompok 1

SS2 = sum of square kelompok 2

n1 = jumlah subjek/sample kelompok 1

n2 = jumlah subjek/sample kelompok

Dengan :

…(8) 𝑆𝑆 ∑

…(9)

8) Mencari nilai ttabel dengan taraf signifikansi 5% atau 0,05

Dengan df(derajat kebebasan) = N1+N2-2

9) Menentukan kriteria pengujian :

Jika –ttabel ≤ thitung ≥ +ttabel maka H0 diterima dan Ha ditolak

(Riduwan,2018) dalam (Ayu, 2020)

b. Uji Effect Size

Susanto (2010) Effect size menunjukkan sejauh mana suatu variabel

mempengaruhi variabel lain dalam suatu penelitian atau menunjukkan

seberapa efektif suatu variabel mempengaruhi variabel lainnya. Effect size

merupakan ukuran mengenai signifikansi praktis hasil penelitian yang

berupa ukuran besarnya korelasi atau perbedaan, atau efek dari suatu

variabel pada variabel lain (Diani, Yuberti, & Syafitri, 2016).

Page 59: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DEMONSTRASI …

42

Pada penelitian kali ini, peneliti menggunakan Uji effect size

menggunakan rumus Cohen’s :

……(10)

Keterangan:

d = Effect Size

𝑥 = Rata-rata kelas eksperimen

𝑥 = Rata-rata kelas control

Dengan

𝑆 √

…..(11)

Keterangan:

𝑆 = Standar error of the different between means

𝑛 = Jumlah subjek kelas eksperimen

𝑛 = Jumlah subjek kelas kontrol

𝑆 = Standar deviasi kelas eksperimen

𝑆 = Standar deviasi kelas kontrol. Cohen’s Becker (2000) dalam

(Ulfa, 2020).

Dengan interpretasi kriteria effect size menurut Cohen’s Becker (2000)

sebagai berikut:

Tabel 3.7 Interpretasi kriteria effect size

No Nilai Daya Pembeda Interpretasi

1. 0,2 ≤ d ≤ 0,5 Efek kecil

2. 0,5 ≤ d ≤ 0,8 Efek sedang

3. d ≥ 0,8 Efek besar

Sumber : (Cohen’s Becker 2000) dalam (Ulfa, 2020)

Page 60: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DEMONSTRASI …

43

H. Hipotesis Statistik

Hipotesis statistik pada penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Uji Tes “t”

Ha : thitung > ttabel

H0 : thitung < ttabel

Keterangan :

a. Ha yaitu terdapat pengaruh model pembelajaran demonstrasi

interaktif terhadap keterampilan proses sains siswa sekolah

menengah pertama 16 Sarolangun

b. H0 yaitu tidak terdapat pengaruh model pembelajaran

demonstrasi interaktif terhadap keterampilan proses sains siswa

sekolah menengah pertama 16 Sarolangun.

2. Uji Effect Size

0,2 ≤ d ≤ 0,5

0,5 ≤ d ≤ 0,8

d ≥ 0,8

Keterangan:

a. 0,2 ≤ d ≤ 0,5, maka terdapat efek kecil dalam penelitian

b. 0,5 ≤ d ≤ 0,8, maka terdapat efek sedang dalam penelitian

c. d ≥ 0,8, maka terdapat efek besar dalam penelitian (Cohen’s

(Becker 2000) dalam (Ulfa, 2020)

Page 61: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DEMONSTRASI …

44

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Penelitian ini berjudul “Pengaruh Model Pembelajaran

Demonstrasi Interaktif Terhadap Keterampilan Proses Sains Siswa

Sekolah Menengah Pertama Negeri 16 Sarolangun”, dengan kelas

eksperimen adalah kelas VIII A serta kelas kontrol adalah kelas VIII B.

Penelitian ini dilakukan di Sekolah Menegah Pertama Negeri 16

Sarolangun dengan menyesuaikan jumlah jam pelajaran IPA di Kelas

VIII.Namun sehubungan masih terjadinya pandemi covid-19 di Indonesia,

proses pembelajaran yang awalnya satu jam pelajaran sama dengan 40

menit, saat ini hanya dilaksanakan selama 20 menit karena harus membagi

kelas menjadi dua shift.

Guna melihat populasi berdistribusi normal dan homogen atau

tidak, uji normalitas dan uji homogenitas awal telah dilakukan sebelum

dilaksanakan penelitian. Dari kedua pengujian awal, penelitian dapat

dilakukan pada kedua kelas tersebut, didapatkan hasil bahwa kedua kelas

ditetapkan berdistribusi normal dan varians yang homogen. Selain itu,

peneliti juga mempersiapkan instrumen penelitian berupa RPP, soal

posttest, lembar observasi, dan alat peraga yang telah tervalidasi. Untuk

RPP dan alat peraga dilakuan validasi oleh ahli, berbeda dengan soal

posttest yang selain menggunakan validasi ahli juga menggunakan validasi

dengan meminta siswa kelas IX di SMP tersebut untuk mengerjakannya,

dan yang terakhir lembar observasi yang dipakai merupakan lembar

observasi yang dipergunakan pada penelitian sebelumnya sehingga tidak

dilakukan validasi kembali. Tujuan dilaksanakan validasi instrumen adalah

untuk mengetahui apakah suatu instrumen sudah tepat dan teliti sehingga

layak untuk dipakai sebagai instrumen penelitian.

Page 62: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DEMONSTRASI …

45

Dari hasil validasi oleh ahli, diperoleh hasil bahwa RPP yang

dibuat telah sesuai dengan indikator penilaian validasi RPP dan dinyatakan

layak untuk digunakan (Lampiran 3). Pada instrumen soal posttest,

instrumen dinyatakan layak dengan sedikit revisi karena pada beberapa

soal yang dibuat belum sinkron dengan indikator-indikator keterampilan

proses sains (Lampiran 4). Selanjutnya, berdasarkan data yang didapatkan

dari pengerjaan soal posttest yang dilakukan oleh kelas IX SMP Negeri 16

Sarolangun, diperolehlah hasil uji validitas, reliabilitas, uji daya pembeda,

dan taraf kesukaranberikut:

a. Dari hasil validitas instrumen ditemukan sebanyak 9 soal tidak valid

dan 21 soal yang valid (lampiran 8). Ini menunjukkan bahwa

sebanyak 21 soal sudah layak dipergunakan untuk instrumen

penelitian.

b. Untuk uji realibilitas yang telah dilakukan, didapatkanlah rhitung

sebesar 0,80 dan rtabel yang sebesar 0,468 , sehingga dapat

disimpulkan instrumen reliabel karena 0,80 > 0,468 yang

menandakan bahwa rhitung > rtabel (lampian 9).

c. Dari uji taraf kesukaran soal ditemukan 4 soal terkategori soal

mudah, 22 soal terkategori sedang, dan 4 soal terkategori soal sulit

(lampiran 10).

d. Dan yang terakhir dari uji daya pembeda soal didapatkan 1 soal

terkategori sangat jelek, 2 soal terkategori jelek, 10 soal terkategori

cukup, 14 soal terkategori baik, dan 3 soal terkategori baik sekali

(lampiran 11).

Sehingga berdasarkan beberapa uji yang telah dilakukan,

didapatkan 21 soal dari total keseluruhan 30 soal yang dapat digunakan

untuk penelitian karena telah memenuhi syarat pengujian instrumen

sehingga layak untuk digunakan sebagai soal posttest dalam penelitian

yang akan dilakukan. Namun hanya sebanyak 20 soal dari 21 soal yang

telah memenuhi syarat akan dipergunakan karena untuk memudahkan

perhitungan dalam proses penelitian. Berdasarkan hasil instrumen

Page 63: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DEMONSTRASI …

46

pengumpulan data berbentuk soal posttest (tes) dan lembar observasi

(nontes) yang dilaksanakan, maka didapatkanlah hasil berikut.

1. Deskripsi Data Posttest Keterampilan Proses Sains

Soal posttest yang berisi 20 soal pilihan ganda akan diberikan pada

siswa setelah proses pembelajaran telah dilaksanakan atau lebih tepatnya

pada pertemuan ketiga yang merupakan akhir pertemuan. Soal posttest ini

dibuat berdasarkan indikator pada RPP dan indikator keterampilan proses

sains (Lampiran 7). Indikator keterampilan proses sains yang dipakai

adalah mengamati, menginferensi, mengidentiikasi masalah,

mengidentifikasi variabel, memprediksi, merumuskan hipotesis, dan

menerapkan konsep. Berdasarkan soal posttest sebanyak 20 soal yang

dilaksanakan pada kelas VIII (eksperimen) dan kelas VIII B(kontrol),

didapatkanlah hasil sebagai berikut.

a. Deskripsi Data Tes Soal Keterampilan Proses Sains Kelas

Eksperimen

Penelitian di kelas eksperimen dilakukan menggunakan

model pembelajaran demonstrasi interaktif dengan bantuan alat

peraga sederhana yang telah disiapkan sebelumnya oleh peneliti.

Selanjutnya proses pembelajaran dimulai dengan kegiatan

pendahuluan sesuai dengan RPP, dengan memberi apersepsi seperti

pada umumnya yaitu dengan menanyakan kepada siswa tentang

mengapa sebuah peristiwa dapat terjadi. Kemudian peneliti sebagai

guru akan memberikan penjelasan materi dengan menghubungkan

materi dengan kehidupan sehari-hari, menjelaskan motivasi atau

stimulus untuk fokus pada materi tekanan pada materi padat dan

cair. Selanjutnya guru mengajak siswa mendiskusikan mengapa

perihal itu bisa terjadi, dan menginstruksikan siswa untuk

menentukan variabel mana yang akan mempengaruhi kejadian

tersebut. Guru kemudian melakukan proses demonstrasi dengan

menghentikan proses demonstrasi sebelum final serta

Page 64: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DEMONSTRASI …

47

menginstruksi siswa melakukan prediksi apa yang akan terjadi

dengan menuliskan prediksi mereka di atas kertas. Proses prediksi

diarahkan oleh guru agar siswa dapat membuat prediksi atau

kemungkinan-kemungkinan yang dapat terjadi dengan penalaran

yang disesuaikan dengan variabel-variabel yang mempengaruhi

pada sebuah peristiwa. Setelah memprediksi, guru mengarahkan

siswa untuk membacakan hasil prediksi mereka serta alasannya,

kemudian barulah guru melakukan verifikasi dengan melanjutkan

proses demonstrasi tersebut. Selanjutnya, guru mengajak siswa

untuk berdiskusi mengenai prediksi-prediksi dari peristiwa yang

telah dilakukan oleh siswa.

Proses belajar mengajar dilakukan dengan 3x pertemuan,

kegiatan belajar mengajar menerapkan model pembelajaran

demonstrasi interaktif sebanyak 2x, dan 1x lainnya adalah kegiatan

mengerjakan soal posttest pada pertemuan terakhir. Pada pertemuan

awal terdapat beberapa kendala yaitu tidak banyak siswa yang

memiliki keberanian menyampaikan argumen-argumennya pada

sebuah peristiwa dan guru yang sedikit sulit menyesuaikan waktu

mengingat jam pembelajaran yang hanya 2 x 20 menit. Namun pada

pertemuan kedua, siswa mulai berani untuk menjelaskan dan

menyampaikan pendapatnya, sehingga proses pembelajaran dapat

terlaksana dengan baik. Pada pertemuan terakhir, dilaksanakanlah

pengambilan nilai posttest keterampilan proses sains siswa guna

melihat adakah pengaruh model pembelajaran demonstrasi

interaktif yang digunakan.

Skor hasil posttest kelas eksperimen yang menerapkan

model pembelajaran demonstrasi interaktif dengan bantuan alat

peraga dapat dilihat pada lampiran 12 . Siswa dengan nilai tertinggi

didapatkan oleh siswa MKU dan MMF dengan nilai 95. Siswa

dengan nilai terendah yaitu 40 diperoleh oleh siswa MRA. Untuk

lebih jelasnya hasil posttest keterampilan proses sains siswa pada

Page 65: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DEMONSTRASI …

48

kelas eksperimen dapat dilihat pada grafik distribusi frekuensi

dibawah ini.

b. Deskripsi Data Tes Soal Keterampilan Proses Sains Kelas

Kontrol

Proses pembelajaran tanpa menggunakan model

pembelajaran demonstrasi interaktif dengan bantuan alat peraga

dilakukan pada kelas kontrol. Jumlah pertemuan dilakuan sebanyak

3x di kedua kelas, dengan 2x pertemuan melaksanakan proses

pembelajaran dan 1x pertemuan dilaksanakan posttest keterampilan

proses sains. Pada pertemuan perdana dan kedua, materi

disampaikan guru sesuai RPP. Kegiatan tetap diawali dengan

kegiatan apersepsi namun pada kegiatan inti guru akan lebih banyak

menjelaskan dengan pembelajaran konvensional. Untuk kendala

selama proses penelitian adalah, dalam pembelajaran pada kelas

kontrol ini siswa banyak yang kurang memperhatikan karena jenuh

mendengarkan guru berbicara didepan kelas. Sehingga disaat guru

mengadakan kegiatan tanya jawab, siswa menjadi kurang fokus.

0 2 4 6 8 10 12

50-59

60-69

70-79

80-89

90-99

Frekuensi

Inte

rval

Grafik Hasil Posttes KPS Kelas Eksperimen

Gambar 4.1 Grafik distribusi frekuensi Hasil posttest Keterampilan

Proses Sains Siswa Menggunakan Model Pembelajaran Demonstrasi

Interaktif dengan Bantuan Alat Peraga

Page 66: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DEMONSTRASI …

49

Berdasarkan hasil posttest dari kelas kontrol yang tanpa

menggunakan model pembelajaran demonstrasi interaktif dengan

bantuan alat peraga (Lampiran 13). Siswa dengan nilai tertinggi

didapatkan oleh siswa KAA dengan nilai 90. Siswa dengan nilai

terendah yaitu 30 diperoleh oleh siswa BAZA. Agar mempermudah

penjelasan hasil posttest KPS siswa di kelas eksperimen bisa

diamati melalui grafik distribusi frekuensi dibawah ini.

c. Perbandingan Hasil Posttest

Salah satu instrumen yang digunakan guna mengetahui

apakah model pembelajaran demonstrasi interaktif dalam

penelitian ini berdampak pada keterampilan proses ilmiah siswa,

digunakan hasil posttest keterampilan proses sains siswa. Kelas

eksperimen (VIII A) merupakan kelas yang menggunakan model

pembelajaran demonstrasi interaktif dengan bantuan alat peraga

0 2 4 6 8

30-39

40-49

50-59

60-69

70-79

80-89

90-99

Frekuensi

Inte

rval

Grafik Hasil Posttest KPS Kelas Kontrol

Gambar 4.2 Grafik distribusi frekuensi Hasil posttest Keterampilan Proses

Sains Siswa Tanpa Menggunakan Model Pembelajaran Demonstrasi

Interaktif dengan Bantuan Alat Peraga

Page 67: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DEMONSTRASI …

50

berdasarkan hasil post-test keterampilan proses sains siswa. Di

kelas ini, nilai rata-rata pasca pengukuran keterampilan proses

sains adalah 75. Hasil tersebut memperlihatkan bahwa rata-rata

nilai posttest kelas eksperimen telah mencapai 70. Pada kelas

kontrol (VIII B), kelas yang tidak menggunakan model

pembelajaran demonstrasi interaktif, didapatkan rata-rata sebesar

67,20 yang menunjukkan belum mencapai nilai kkm. Untuk

median dari dua kelas tersebut, masing-masing 80 pada kelas

eksperimen dan 70 pada kelas kontrol. Modus pada kelas

ekperimen adalah 80 dan 85 dengan data sebanyak 5 buah sehingga

melalui penghitungan menggunakan persamaan modus dengan dua

data diperoleh modus dari kelas eksperimen adalah 82,5.

Kemudian modus pada kelas kontrol adalah nilai 75 sebanyak 4

buah dan 80 sebanyak 4 buah sehingga melalui penghitungan

menggunakan persamaan modus dengan dua data diperoleh modus

dari kelas kontrol adalah 77,5.

Selanjutnya dilihat dari standar deviasi kelas eksperimen

yaitu sebesar 15,30 hasil ini lebih rendah dari kelas kontrol yakni

16,59. Standar error pada kelas eksperimen sebesar 3,19 dan pada

kelas kontrol adalah 3,31. Untuk nilai maksimum pada kelas

eksperimen lebih tinggi dari kelas kontrol yaitu 95, sedangkan pada

kelas kontrol adalah 90. Nilai minimum kelas eksperimen lebih

tinggi dari kelas kontrol yaitu 40 dimana nilai minimum dari kelas

kontrol adalah 30. Berikut ini merupakan rangkuman data-data

dalam bentuk diagram perbandingan antara kelas eksperimen dan

kelas kontrol berdasarkan uraian yang telah disajikan diatas.

Page 68: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DEMONSTRASI …

51

Jika dievaluasi berdasarkan data hasil posttest keterampilan proses

sains siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol. Nilai rata-rata kelas

eksperimen menunjukkan nilai yang lebih baik daripada kelas kontrol.

Ini menunjukkan bahwa model pembelajaran demonstrasi interaktif

dengan bantuan alat peraga pada kelas eksperimen memberi pengaruh

terhadap keterampilan proses sains siswa. Namun untuk lebih

memperjelas bisa diamati di pengujian hipotesis seperti uji normalitas,

uji homogenitas, uji t hingga uji effect size.

2. Uji Prasyarat dan Uji Hipotesis

Setelah dilaksanakannya riset, uji prasyarat dan pengujian hipotesis

dilaksanakan guna melihat berpengaruh atau tidakkah penggunaan model

pembelajaran demonstrasi interaktif terhadap keterampilan proses sains

siswa. Uji prasyarat pada penelitian ini berupa uji normalitas dan uji

homogenitas. Agar dapat melanjutkan pada uji hipotesis yaitu uji-t dan

effect size, data yang berdistribusi normal dan data homogen menjadi

75 80

89.5

15.3

3.19

95

40

67.2 70 72.5

16.59

3.31

90

30

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

100

Kelas Eksperimen Kelas Kontrol

Gambar 4.3 Grafik perbandingan hasil posttest keterampilan proses

sains kelas eksperimen dan kelas kontrol

Page 69: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DEMONSTRASI …

52

syarat yang wajib dipenuhi. Uji normalitas (Lampiran 15) pada kelas

eksperimen dan kelas kontrol diatas dirangkum dalam tabel berikut ini.

Tabel 4.4 Hasil uji normalitas kelas eksperimen dan kelas kontrol

Kelas Ltabel Lhitung Keterangan

Eksperimen 0,275 0,126 Normal

Kontrol 0,264 0,127 Normal

Setelah dilakukan pengujian normalitas data, didapatlah Lhitung dari

kedua kelas yaitu kelas kontrol dan kelas eksperimen yang lebih kecil dari

Ltabel. Sehingga kedua kelas tersebut dinyatakan berdistribusi normal.

Selanjutnya uji homogenitas dilaksanakan guna melihat homogen atau

tidaknya suatu populasi. Dari uji homogenitas (Lampiran 16 ) diperoleh

hasil nilai Fhitung = 1,18 lebih kecil dari Ftabel = 2,75 dari taraf signifikan

5%. Hal tersebut menunjukkan bahwa kedua kelas memiliki varians yang

homogen. Oleh karenanya pengujian dapat dilanjutkan pada uji-t atau uji

hipotesis hingga ke uji effect size karena data dinyatakan berdistribusi

normal dan homogen.

Uji “t” dilakukan untuk melihat terdapat pengaruh atau tidakkah

model pembelajaran demonstrasi interaktif terhadap keterampilan proses

sains siswa Sekolah Menengah Pertama Negeri 16 Sarolangun atau

menguji hipotesis dari 𝐻0: Tidak ada pengaruh penerapan model

demonstrasi interaktif terhadap keterampilan sains siswa kelas VIII di

Sekolah Menengah Pertama Negeri 16 Sarolangun dan 𝐻a: Ada pengaruh

penerapan model demonstrasi interaktif terhadap keterampilan sains siswa

kelas VIII di SMP N 16 Sarolangun. Hasil pengujian uji t (Lampiran 17),

diperoleh thitung = 1,69. Dengan ttabel menggunakan derajat kebebasan df =

n1+n2-2 = 23+ 25-2=46. Maka diperoleh nilai ttabel dengan taraf

signifikasnsi 5% sebesar 1,68. Oleh karena itu, dari data yang ada dapat

ditarik kesimpulan bahwa thitung> ttabel meskipun hanya berbeda tipis yakni

0,01. Sesuai dengan dengan interpretasi uji t yaitu jika - ttabel ≤ thitung≥ ttabel

maka H0 ditolak dan Ha diterima atau berarti terdapat pengaruh model

Page 70: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DEMONSTRASI …

53

pembelajaran demonstrasi interaktif terhadap keterampilan proses sains

siswa Sekolah Menengah Pertama Negeri 16 Sarolangun.

Berdasarkan uji t yang telah dilakukan, didapatkan bahwa terdapat

pengaruh model pembelajaran demonstrasi interaktif terhadap

keterampilan proses sains siswa Sekolah Menengah Pertama Negeri 16

Sarolangun. Namun untuk mengetahui lebih lanjut seberapa pengaruh

model pembelajaran demonstrasi interaktif terhadap keterampilan proses

sains siswa Sekolah Menengah Pertama Negeri 16 Sarolangun maka

dilakukanlah uji effect size. Uji effect size pada penelitian ini menggunakan

uji Cohen’s. Dari data tersebut diperoleh nilai dari uji effect size sebesar

0,50. Dan sesuai dengan interpretasi pada tabel 3.6, nilai tersebut dapat

dikategorikan pada efek sedang yakni 0,50 ≤ 0,50 ≤ 0,80 (Lampiran 18).

3. Deskripsi Data Nontes Lembar Observasi Keterampilan Proses

Sains

Penelitian dilaksanakan pada kedua kelas yaitu kelas eksperimen dan

kelas kontrol. Siswa kelas eksperimen (kelas VIII A) berjumlah 27 orang

namun 4 orang siswa tidak masuk, sedangkan kelas kelas kontrol (VIII B)

berjumlah 28 orang dan 3 orang siswa tidak masuk. Sehingga jumlah

siswa keseluruhan 48 siswa. Observasi dilakukan pada kelas ekperimen

sejumlah 23 siswa dan kelas kontrol sejumlah 25 siswa dengan

pelaksanaan pembelajaran sebanyak 2x pertemuan. Pada kedua kelas,

pada pertemuan pertama membahas Tekanan Zat Padat dan Tekanan

Hidrostatis selanjutnya pertemuan kedua membahas Hukum Archimedhes

dan Hukum Pascal. Yang membedakan adalah di kelas eksperimen

digunakan model pembelajaran demonstrasi interaktif namun kelas kontrol

tidak digunakan model pembelajaran demonstrasi interaktif.

Beberapa aspek keterampilan proses sains yang dilihat adalah

pengamatan, menginferensi, mengidentifikasi variabel, memprediksi,

merumuskan hipotesis, mengeinterpretasi, menerapkan konsep, dan

berkomunikasi. Kegiatan observasi akan dilaksanakan saat kegiatan

Page 71: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DEMONSTRASI …

54

pembelajaran dilakukan. Lembar observasi berisi indikator-indikator

keterampilan proses sains yang diberi skor dengan skala 1-4. Observasi

dilaksanakan oleh guru di lingkungan Sekolah Menengah Pertama Negeri

16 Sarolangun yang mengamati selama kegiatan pembelajaran dilakukan.

Instrumen lembar observasi ini dipakai agar lebih memaksimalkan

penilaian keterampilan proses sains. Dimana pada keterampilan proses

sains terdapat indikator yang tidak dapat dinilai melalui soal posttest saja.

Selain itu, terdapat beberapa soal dengan indikator keterampilan proses

sains yang soalnya tidak valid sehingga pengunaan instrumen lembar

observasi ini diharapkan dapat memaksimalkan penilaian dari

keterampilan proses sains siswa. Hasil lembar observasi juga telah

dikategorikan berdasarkan tabel 3.4, dengan hasil rekapitulasi lembar

observasi seperti berikut ini.

Tabel 4.7 Perbandingan hasil lembar observasi kelas eksperimen dan kelas

kontrol

No

.

Keterampilan

Proses Sains

Kelas

Eksperimen

Kategori Kelas

Kontrol

Kategori

1. Melakukan

Pengamatan 70,65% Cukup 66,50% Cukup

2. Menginferensi 73,91% Cukup 71,50% Cukup

3. Mengidentifikasi

Variabel 75,00% Cukup 73,00% Cukup

4. Memprediksi 75,54% Cukup 70,50% Cukup

5. Merumuskan

Hipotesis 70,65% Cukup 66,00% Cukup

6. Menginterpretasi 72,83% Cukup 72,00% Cukup

7. Menerapkan

Konsep 73,91% Cukup 64,00% Cukup

8. Berkomunikasi 71,74% Cukup 68,50% Cukup

Rata-rata 73% Cukup 69% Cukup

Page 72: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DEMONSTRASI …

55

Tabel diatas menunjukkan perbandingan hasil lembar observasi

kelas eksperimen dan kelas kontrol. Dari tabel yang disajikan bisa dilihat

bahwasanya pada kelas eksperimen, tiga indikator keterampilan proses

sains yang nilainya tertinggi berturut-turut ialah memprediksi,

mengidentifikasi variabel, dan menerapkan konsep. Pada kelas kontrol,

tiga indikator keterampilan proses sains dengan skor tertinggi adalah

mengidentifikasi variabel, menginterpretasi, dan menginferensi. Untuk

indikator keterampilan proses sains terendah di kelas eksperimen adalah

merumuskan hipotesis dan indikator menerapkan konsep di kelas kontrol.

Selanjutnya berdasarkan pengkategoriannya, seluruh indikator

keterampilan proses sains pada kedua sampel dalam kategori cukup.

Grafik berikut menunjukkan hasil lembar observasi keterampilan proses

sains kedua kelas.

Dari uraian di atas maka disimpulkan bahwasanya dari observasi

keterampilan proses sains pada kelas eksperimen menunjukkan nilai

yang lebih baik dari kelas kontrol. Oleh karena itu, bisa dikatakan bahwa

perlakuan pada kelas eksperimen berdasarkan observasi yaitu penerapan

model pembelajaran demonstrasi interaktif telah memiliki pengaruh pada

keterampilan proses sains siswa Sekolah Menengah Pertama Negeri 16

Sarolangun.

55

60

65

70

75

80

Rata-rata kelas

eksperimen

Rata-rata kelas kontrol

Gambar 4.4 Grafik hasil lembar observasi keterampilan proses sains

Page 73: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DEMONSTRASI …

56

B. Pembahasan

Dari uraian analisis data diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa

terdapat pengaruh yang signifikan dari model pembelajaran demonstrasi

interaktif terhadap keterampilan proses sains siswa di Sekolah Menengah

Pertama Negeri 16 Sarolangun, meskipun dalam uji efektivitasnya hanya

termasuk kepada kategori sedang. Data nilai keterampilan proses sains

siswa yang dimaksud ialah data keterampilan proses sains siswa setelah

mendapatkan serangkaian proses pembelajaran IPA (Fisika) pada pokok

bahasan Tekanan Zat Padat dan Zat Cair baik pada kelas eksperimen dan

kelas kontrol yang dinilai melalui posttest dan lembar observasi. Di kelas

eksperimen digunakan model pembelajaran demonstrasi interaktif akan

tetapi pada kelas kontrol tidak digunakan model pembelajaran demonstrasi

interaktif. Hasil tersebut diperoleh setelah siswa mendapatkan

pembelajaran sebanyak 2x pertemuan pada setiap kelas. Setelah

melaksanakan pembelajaran sebanyak 2x pertemuan, siswa diberi posttest

pada pertemuan terakhir atau pertemuan ketiga.

Dari hasil pengolahan data yang telah dilakukan, penggunaan

model pembelajaran demonstrasi interaktif pada kelas eksperimen terbukti

berpengaruh secara signifikan terhadap keterampilan proses sains siswa.

Hal ini bisa diamati pada grafik 4.3 perbandingan hasil posttest kedua

kelas dan pada tabel 4.7 perbandingan hasil lembar observasi kedua kelas.

Rata-rata nilai posttest siswa pada kelas ekperimen lebih tinggi dari kelas

kontrol yaitu 75,00 pada kelas ekperimen dan 67,20 pada kelas kontrol.

Begitu pula rata-rata hasil lembar observasi pada kelas eksperimen yang

menunjukkan angka persentase rata-rata yang lebih baik daripada kelas

kontrol. Rata-rata persentase pada kelas eksperimen yaitu 73% dan kelas

kontrol sebesar 69%. Hal tersebut sejalan dengan penelitian Dwi Rahayu

Lestari Noviani (2019) yang menyebutkan bahwa terdapat pengaruh model

pembelajaran demonstrasi interaktif terhadap keterampilan proses sains

siswa.

Page 74: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DEMONSTRASI …

57

Selama pelaksanaan penelitian berlangsung, peneliti mengamati

adanya perbedaan dari kelas eksperimen dan kelas kontrol, diantaranya

seperti antusias siswa ketika belajar. Pembelajaran yang tidak

menggunakan model pembelajaran demonstrasi interaktif dengan bantuan

alat peraga pada kelas kontrol terkesan biasa saja dan kurang antusiasnya.

Berbeda pada kelas yang menggunakan model pembelajaran demonstrasi

interaktif dengan bantuan alat peraga yaitu pada kelas eksperimen,

menunjukkan rasa ingin tahu mereka meskipun awalnya belum terlalu

berani untuk mengungkapkan pendapatnya. Walaupun tidak dipungkiri

tidak seluruh peserta didik pada kelas kontrol tidak memiliki rasa antusias

dan tidak seluruh peserta didik pada kelas ekperimen pula memiliki rasa

antusias yang tinggi. Namun ketika diamati lebih lanjut, siswa pada kelas

kontrol sebagian besar terlihat merasa bosan dan kurang antusias berbeda

dengan kelas eksperimen yang sebagian besar siswanya lebih antusias

dalam proses pembelajaran.

Perbedaan tersebut diidentifikasi dari penggunaan model

pembelajaran demonstrasi interaktif pada kelas eksperimen yang mana

menurut Wenning dalam (Azizah et al., 2016) pembelajaran demonstrasi

interaktif melibatkan siswa dalam memprediksi dan membuat penjelasan

suatu konsep fisika sehingga memberi kemungkinanan siswa agar dapat

memperoleh masalah, identifikasi, dihadapkan, dan mengatasi

permasalahan dari pengalamannya. Sehingga siswa pun menunjukkan

antusiasmenya saat proses pembelajaran berlangsung. Selain itu

penggunaan alat peraga sebagai media pembelajaran yang dipakai guru

pada proses demonstrasi juga menjadi satu aspek yang menjadi pusat

perhatian siswa. Karena berdasarkan data observasi awal yang dilakukan,

di sekolah tempat penelitian dilaksanakan belum ada penggunaan alat

peraga yang digunakan selama proses pembelajaran. Sedangkan pada

kelas kontrol, siswa hanya sedikit aktif dalam pembelajaran dengan guru

yang lebih banyak berbicara di kelas. Pada kelas ini banyak siswa yang

terlihat tidak tertarik dikarenakan tidak ada hal-hal yang berpotensi untuk

Page 75: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DEMONSTRASI …

58

menarik perhatian siswa untuk belajar. Sehingga proses pembelajaran

seperti ini kurang cocok digunakan guna mengembangkan keterampilan

proses sains.

Penggunaan model pembelajaran demonstrasi interaktif

dipenelitian ini memang memiliki pengaruh secara signifikan terhadap

keterampilan proses sains. Akan tetapi, dari hasil uji effect size yang

bertujuan melihat besar atau tidaknya pengaruh model pembelajaran

demonstrasi interaktif terhadap keterampilan proses sains siswa Sekolah

Menengah Pertama Negeri 16 Sarolangun ini menunjukkan efek sedang

berdasarkan hasil posttest yang telah dilaksanakan. Itu bisa saja terjadi

dikarenakan beberapa faktor. Diantaranya berasal dari kelemahan model

pembelajaran yang digunakan Model pembelajaran demonstrasi interaktif

ini menggunakan metode demonstrasi sehingga yang melakukan

percobaan bukan siswa melainkan guru. Kondisi ini membuat siswa tidak

turun langsung kedalam proses percobaan yang dapat membuat siswa

belum memahami secara maksimal. Hal tersebut sesuai dengan penelitian

(Rusmiyati & Yulianto, 2009) yang mengemukakan bahwasanya salah

satu aspek lain yang berdampak pada hasil belajar ialah siswa yang diberi

kesempatan untuk berpartisipasi secara langsung pada kegiatan belajar

mengajar, seperti kesempatan melaksanakan eksperimen.

Penelitian yang dilakukan dimasa pandemi covid-19 ini hanya

dapat melangsungkan proses pembelajaran selama 2x20 menit pada tiap

pertemuan. Karena sekolah harus menerapkan proses pembelajaran dua

shift agar siswa dapat menerapkan social distancing. Hal itu merupakan

salah satu aspek yang menjadikan peneliti sulit menyesuaikan waktu

pembelajaran. Pembelajaran yang hanya 2x20 menit ini lah yang

membuat pelaksanaan pembelajaran demonstrasi interaktif menjadi kurang

efektif. Sejalan dengan pernyataan (Sanjaya, 2006) bahwasanya proses

pembelajaran berorientasi inkuiri seperti model pembelajaran demonstrasi

interaktif ini memerlukan waktu yang tidak sebentar, sehingga guru cukup

kesulitan untuk mengatur waktu pembelajaran dengan tepat.

Page 76: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DEMONSTRASI …

59

Selain faktor-faktor diatas, faktor yang mempengaruhi

keterampilan proses sains siswa seperti belum memadainya sarana dan

prasarana mengingat sekolah tempat penelitian tidak memiliki ruangan dan

alat laboratorium yang dapat digunakan. Hal tersebut sesuai dengan

penelitian (Saputra, 2015) dimana ia mengatakan yang menjadi salah satu

aspek yang berpengaruh kepada keterampilan proses sains ialah

ketersediaan sarana dan prasarana. Penelitian ini hanya menggunakan alat

peraga sederhana yang disiapkan oleh peneliti. Sehingga belum dapat

memenuhi sarana dan prasarana yang baik.

Penggunaan model pembelajaran demonstrasi interaktif terbukti

berpengaruh secara signifikan terhadap keterampilan proses sains. Hanya

saja penelitian ini kurang maksimal dikarenakan faktor-faktor yang telah

diuraikan diatas. Sehingga agar dapat mengembangkan keterampilan

proses sains secara maksimal bisa memakai model pembelajaran

demonstrasi interaktif dengan memperbaiki kelemahan-kelemahan yang

ada dipenelitian ini. Karena sejatinya pengaruh model pembelajaran

demonstrasi interaktif terhadap keterampilan proses sains lebih signifikan

daripada pembelajaran konvensional.

Page 77: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DEMONSTRASI …

60

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan penelitian pada pembelajaran dengan menerapkan model

pembelajaran demonstrasi interaktif terhadap keterampilan proses sains siswa

yang dilakukan di Sekolah Menengah Pertama Negeri 16 Sarolangun, dapat

disimpulkan beberapa hal sebagai berikut:

1. Penggunaan model pembelajaran demonstrasi dengan bantuan alat

peraga berpengaruh terhadap keterampilan proses sains siswa Sekolah

Menengah Pertama Negeri 16 Sarolangun. Hal tersebut dapat dilihat

dari nilai rata-rata data hasil tes siswa menggunakan soal yang

dirancang berdasarkan indikator keterampilan proses sains dan hasil

dari uji hipotesis “t” yang dilakukan. Dimana rata-rata pada kelas

eksperimen sebesar 75,00 yang lebih besar dari kelas kontrol yaitu

67,20. Dari uji hipotesis “t”, diperoleh nilai thitung sebesar 1,69 yang

lebih besar dari ttabel yaitu 1,68 sehingga Ha diterima (thitung < ttabel = Ha

diterima). Adanya pengaruh model pembelajaran demonstrasi dengan

bantuan alat peraga terhadap keterampilan proses sains siswa juga

diidentifikasi dari hasil observasi yang dilakukan. Dimana beberapa

rata-rata hasil observasi berlandaskan indikator-indikator keterampilan

proses sains siswa pada kelas eksperimen diperoleh persentase sebesar

73% lebih tinggi daripada kelas kontrol dengan persentase sebesar

69%.

2. Pengujian selanjutnya dilakukan dengan uji effect size yang bertujuan

untuk melihat signifikansi pengaruh model pembelajaran demonstrasi

dengan bantuan alat peraga terhadap keterampilan proses sains siswa

Sekolah Menengah Pertama Negeri 16 Sarolangun. Dari uji tersebut,

dieproleh nilai sebesar 0,50 sehingga termasuk dalam kategori

pengaruh sedang karena 0,5 ≤ 0,50 ≤ 0,8.

Page 78: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DEMONSTRASI …

61

B. Saran

Setelah melakukan penelitian tantang pengaruh model pembelajaran

demonstrasi interaktif dengan bantuan alat perga terhadap keterampilan proses

sains siswa SMP Negeri 16 Sarolangun, peneliti memberi saran sebagai

berikut:

1. Untuk meningkatkan keterampilan proses sains siswa, dapat

menggunakan model pembelajaran demonstrasi interaktif dengan

bantuan alat peraga .

2. Karena penelitian ini belum sempurna, diharapkan untuk penelitian

selanjutnya untuk lebih baik dengan mempersiapkan segala keperluan

penelian agar lebih matang. Dan juga dari segi materi pembelajaran

agar materi yang digunakan dalam penelitian selanjutnya berbeda

dengan materi yang digunakan saat ini.

3. Pembelajaran yang dilakukan lebih baik dengan jangka waktu yang

lebih lama agar proses pelaksaan penelitian maksimal.

4. Peneliti berharap dengan adanya penelitian ini, dapat bermanfaat bagi

peneliti, pembaca, untuk penelitian selanjutnya, serta untuk

perkembangan potensi yang dimiliki anak bangsa.

Page 79: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DEMONSTRASI …

62

DAFTAR PUSTAKA

Amijaya, L. S., Ramdani, A., & Merta, I. W. (2018). Pengaruh Model

Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Terhadap Hasil Belajar Dan Kemampuan

Berpikir Kritis Peserta Didik. Jurnal Pijar Mipa, 13(2), 94.

https://doi.org/10.29303/jpm.v13i2.468

Arkudanto. (2007). Pembaharuan dalam Pembelajaran Fisika. Jakarta:

Universitas Terbuka.

Asih Widi Wisudawati & Eka Sulistyowati. (2014). Metodologi Pembelajaran

IPA. Jakarta: Bumi Aksara.

Ayu, M. G. (2020). Pengaruh Pendekatan Saintifik Berbantuan Alat Peraga Dalam

Pembelajaran Fisika Terhadap Hasil Belajar Siswa Di MTs N 2 Kota Jambi.

Skripsi.

Azizah, R., Yuliati, L., & Latifah, E. (2016). Kemampuan Pemecahan Masalah

Melalui Pembelajaran Interactive Demonstration Siswa Kelas X SMA pada

Materi Kalor. Jurnal Pendidikan Fisika Dan Teknologi (ISSN. 2407-6902),

II(2), 55–60.

Diani, R., Yuberti, Y., & Syafitri, S. (2016). Uji Effect Size Model Pembelajaran

Scramble dengan Media Video Terhadap Hasil Belajar Fisika Peserta Didik

Kelas X MAN 1 Pesisir Barat. Jurnal Ilmiah Pendidikan Fisika Al-Biruni,

5(2), 265. https://doi.org/10.24042/jpifalbiruni.v5i2.126

Elvanisi, A., Hidayat, S., & Fadillah, E. N. (2018). Analisis keterampilan proses

sains siswa sekolah menengah atas. Jurnal Inovasi Pendidikan IPA, 4(20),

245–252.

Fitriani, K., & Mansyur, J. (2015). Pengaruh Interactive Demonstration Terhadap

Perubahan Konsep Siswa Tentang Tekanan Zat Cair Pada Kelas VII SMP

Negeri 14 Palu. Jurnal Pendidikan Fisika Tadulako (JPFT), 3(3).

Fitriyani, R. (2017). Pengaruh Model Inkuiri Terbimbing Terhadap Keterampilan

Proses Sains Pada Materi Kelarutan Dan Hasil Kali Kelarutan. Jurnal

Inovasi Pendidikan Kimia, 11(2).

Goyena, R., & Fallis, A. . (2019). Journal of Chemical Information and Modeling.

Journal of Chemical Information and Modeling, 53(9), 1689–1699.

https://doi.org/10.1017/CBO9781107415324.004

Guswita, S. (2018). Analisis Keterampilan Proses Sains Dan Sikap Ilmiah Bagi

Siswa Kelas XI Pada Mata Pelajaran Biologi Di SMA Al-Azhar 3 Bandar

Lampung.

Page 80: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DEMONSTRASI …

63

Hery Susanto, Achi Rinaldi, N. (2015). Analisis Validitas Reabilitas Tingkat

Kesukaran dan Daya Beda pada Butir Soal Ujian Akhir Semester Ganjil

Mata Pelajaran Matematika. Jurnal Pendidikan Matematika Vol. 6, No. 2,

2015, Hal 203-217, 37(3), 343. https://doi.org/10.18907/jjsre.37.3_343_4

Ilmi, N., Desnita, D., Handoko, E., & Zelda, B. (2016). Pengembangan Instrumen

Penilaian Keterampilan Proses Sains Pada Pembelajaran Fisika Sma. V,

SNF2016-RND-57-SNF2016-RND-62. https://doi.org/10.21009/0305010213

Imas Kurniasih, B. sani. (2015). Ragam Pengembangan Model Pembelajaran

Untuk Peningkatan Profesionalitas Guru. Jakarta.

Karo-Karo S, I. R., & Rohani. (2013). Manfaat Media dalam Pembelajaran.

Jurnal Pendidikan, №3, с.30.

Kemenag. (2021). Al-Qur’an. Retrieved from https://quran.kemenag.go.id/sura/29

Kurniawan, W., Pathoni, H., Muliawati, L., Kurniawan, D. A., Romadona, D. D.,

Ningsi, A. P., & Dari, R. W. (2020). Relationship of science process skills

and critical thinking of students in physics subject. Universal Journal of

Educational Research, 8(11), 5581–5588.

https://doi.org/10.13189/ujer.2020.081162

Liliawati, dkk, W. (2014). Analisis Kemampuan Inkuiri Siswa Smp, Sma Dan

Smk Dalam Penerapan Levels of Inquiry Pada Pembelajaran Fisika. Berkala

Fisika Indonesia : Jurnal Ilmiah Fisika, Pembelajaran Dan Apliksinya, 6(2),

34–39.

Mahnun, N. (2012). Media Pembelajaran (Kajian terhadap Langkah-langkah

Pemilihan Media dan Implementasinya dalam Pembelajaran). Jurnal

Pemikiran Islam; Vol 37, No.1, 37(1), 27–35.

Matondang, Z. (2009). Validitas dan Reabilitas Suatu Instrumen Penelitian.

Jurnal Tabularasa PPS UNIMED, 6(1), 1510–1515.

https://doi.org/10.4028/www.scientific.net/AMM.496-500.1510

Mujianto, S. (2017). Analisis daya beda soal. taraf kesukaran, butir tes, validitas

butir tes, interpretasi hasil tes valliditas ramalan dalam evaluasi pendidikan.

Jurnal Manajemen Dan Pendidikan Islam 2, 2(2), 192–213.

Neni, Ti. E. A. (2015). Pengaruh Metode Inquiry Dan Metode Drill Terhadap

Peningkatan Prestasi Belajar Matematika Siswa Kelas III Di Mi Se-

Kecamatan Ngunut, Tulungagung. Skripsi, 38–53. Retrieved from

http://repo.iain-tulungagung.ac.id/2976/

Nofrion. (2018). Pembelajaran Aktif dalam Pembelajaran Geografi. Retrieved

from https://doi.org/10.31227/osf.io/bzqau

Noviani, D. R. L. (2019). Pengaruh Pembelajaran Demonstrasi Interaktif terhadap

Page 81: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DEMONSTRASI …

64

Keterampilan Proses Sains Dasar Siswa SMA pada Materi Perubahan

Lingkungan. Assimilation: Indonesian Journal of Biology Education, 2(2),

58. https://doi.org/10.17509/aijbe.v2i2.20249

Nurdyansyah, & Fahyuni, E. F. (2016). Inovasi Model Pembelajaran. Sidoarjo:

Nizmania Learning Center.

Pratama, A. A., Sudirman, & Andriani, N. (2011). Studi Keterampilan Proses

Sains Pada Pembelajaran Fisika Materi Getaran Dan Gelombang Di Kelas

Viii Smp Negeri 18 Palembang. Jurnal Pendidikan Fisika, 75, 100.

Rusmiyati, A., & Yulianto, A. (2009). PENINGKATAN KETERAMPILAN

PROSES SAINS DENGAN MENERAPKAN MODEL PROBLEM BASED-

INSTRUCTION. 5, 75–78.

Sanjaya, W. (2006). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses

Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Saputra, A. W. A. (2015). Analisis Keterampilan Proses Sains Siswa Sekolah

Menengah Atas (SMA) Di Kecamatan Andong Kabupaten Boyolali Pada

Mata Pelajaran Fisika.

Sirait, M. (2017). Model Pembelajaran Berbasis Discovery- Inkuiri dan

Kontribusinya Terhadap Penguatan Kualitas Pembelajaran di Sekolah Dasar.

AR-RIAYAH : Jurnal Pendidikan Dasar Vol.1, 1(2).

Siswanto. (2016). Keterampilan Proses Sains Dan Kemandirian Belajar Siswa.

Jurnal Ilmiah Penelitian Dan Pembelajaran Fisika, 2(2), 10–28.

Sudjana, N. (2009). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung:

PT.Remaja Rosdakarya.

Sugiyono. (2015). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung:

CV. Alfabeta.

Sukarno, Permanasari, A., & Hamidah, I. (2013). The Profile of Science Process

Skill ( SPS ) Student at Secondary High School ( Case Study in Jambi ). 1(1).

Sumirat Dyah Wulandari, Undang Rosidin, A. (2014). Pengembangan Alat Peraga

Fisika Pada Materi Visikositas Sebagai Media Pembelajaran. Jurnal

Pendidikan Fisika, 20(4), 312–313.

Supraptianingsih, A. (2018). Penerapan Demonstrasi Interaktif Pada Pembelajaran

IPA Tentang Sifat-Sifat Benda Padat dan Cair Untuk Meningkatkan Hasil

Belajar Siswa Kelas II di SDN Kepatihan 03 Kecamatan Kaliwates

Kabupaten Jember. Jurnal Pendidikan IPA, 295–302.

Susiana, N., Yuliati, L., & Latifah, E. (2018). Pengaruh Interactive Demonstration

terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa Kelas X pada Materi

Hukum Newton. Jurnal Pendidikan, (2001), 312–315.

Page 82: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DEMONSTRASI …

65

Sutarto, Wardhany, R. P. K., & Subiki. (2014). Media Video Kejadian Fisika

dalam Pembelajaran Fisika di SMA. Jurnal Pembelajaran Fisika, (2301–

9794).

Suwardi, S., Firmiana, M. E., & Rohayati, R. (2016). Pengaruh Penggunaan Alat

Peraga terhadap Hasil Pembelajaran Matematika pada Anak Usia Dini.

JURNAL Al-AZHAR INDONESIA SERI HUMANIORA, 2(4), 297.

https://doi.org/10.36722/sh.v2i4.177

Ulfa, S. M. (2020). Pengaruh Model Discovery Learning Berbantukan Alat Peraga

Sederhana Terhadap Hasil Belajar di Sekolah Menengah Pertama Negeri 10

Merangin. Skripsi.

Utomo, E. N. P. (2018). Pengembangan Modul Berbasis Inquiry Lesson Untuk

Meningkatkan Literasi Sains Dimensi Proses Dan Hasil Belajar Kompetensi

Keterampilan Pada Materi Sistem Pencernaan Kelas XI. Jurnal Tadris

Pendidikan Biologi, 9(1), 45–60.

Widodo, & Widayanti, L. (2014). Peningkatan Aktivitas Belajar dan Hasil Belajar

Siswa dengan Metode Problem Based Learning pada Siswa Kelas VIIA MTs

Negeri Donomulyo Kulon Progo Tahun Pelajaran 2012/2013. Jurnal Fisika

Indonesia, 17(49), 32–35. https://doi.org/10.22146/jfi.24410

Wijaya, I. K. W. B., Kirna, I. M., & Suardana, I. N. (2012). Model Demonstrasi

Interaktif Berbantuan Multimedia Dan Hasil Belajar Ipa Aspek Kimia Siswa

Smp. Jurnal Pendidikan Dan Pengajaran, No. 1, 88–98.

Yusup, F. (2018). Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen Penelitian Kuantitatif.

Jurnal Tarbiyah : Jurnal Ilmiah Kependidikan, 7(1), 17–23.

https://doi.org/10.18592/tarbiyah.v7i1.2100

Page 83: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DEMONSTRASI …

66

Lampiran 1 Uji Normalitas Awal

UJI NORMALITAS AWAL

Untuk dapat melakukan penelitian, syarat yang harus dipenuhi adalah

sampel harus berdistribusi normal. Sehingga sebelum melakukan penelitian,

dibutuhkan pengujian normalitas pada kelas sampel. Berikut merupakan lampiran

uji normalitas awal pada sampel yaitu kelas VIII A dan kelas VIII B SMP Negeri

16 Sarolangun menggunakan uji normalitas liliefors.

A. Uji Normalitas Awal Kelas VIII A

Langkah-langkah uji normalitas awal liliefors adalah kelas eksperimen sebagai

berikut.

1) Menentukan taraf signifikansi yaitu 5% atau 0,05

2) Menentukan H0 dan Ha

H0 : Sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal

Ha : Sampel tidak berasal dari populasi yang berdistribusi normal

Data sampel diurutkan dari yang terkecil hingga yang terbesar

50 50 52 58 64 66 66 66 68 68

70 74 74 76 78 78 78 78 80 80

80 82 88 88 90 94 94

3) Menghitung rata-rata data sampel

4) Menghitung simpangan baku atau standard deviasi data dengan

persamaan:

𝑆 √∑

𝑛𝑛

Keterangan :

SD : Standar deviasi / Simpangan baku

Page 84: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DEMONSTRASI …

67

Lampiran 1 Uji Normalitas Awal

∑ : Jumlah nilai X

∑ : Jumlah kuadrat nilai X

𝑛 : Jumlah siswa

𝑆 √∑

𝑛𝑛

5) Menghitung nilai Z dengan persamaan:

𝑧

𝑆

z : Angka baku / nilai standard

: Jumlah rata-rata nilai X

SD : Standar deviasi / Simpangan baku

𝑧

𝑧

𝑧

𝑧

𝑧

𝑧

𝑧

𝑧

𝑧

Page 85: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DEMONSTRASI …

68

Lampiran 1 Uji Normalitas Awal

𝑧

𝑧

𝑧

𝑧

𝑧

𝑧

𝑧

𝑧

𝑧

𝑧

𝑧

𝑧

𝑧

𝑧

𝑧

𝑧

𝑧

𝑧

6) Menentukan nilaai F(z) atau probabilitas komulatif normal berdasarkan

notasi z, dihitung dari luasan kurva normal mulai dari ujung kiri kurva

sampai dengan titik z.

7) Menghitung frekuensi kumulatif, untuk mencari S(z) dengan persamaan:

Page 86: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DEMONSTRASI …

69

Lampiran 1 Uji Normalitas Awal

𝑆 𝑧

Ket : S(z) : Probabilitas komulatif

empiris

Fk : Frekuensi Komulatif

N : Jumlah siswa

8) Menentukan nilai Lhitung :

𝐿 |𝐹 𝑧 𝑆 𝑧 |

Berikut merupakan tabel langkah-langkah uji normalitas Liliefors dari

nomor 3 hingga 9

No X Z F(Z) S(Z) F(z)-S(z)

1 50 -1.92126 0.02735 Jan-00 0.046724374

2 50 -1.92126 0.02735 0.074074 0.046724374

3 52 -1.75915 0.039276 Jan-00 0.071835121

4 58 -1.27283 0.101539 0.148148 0.046609372

5 64 -0.78651 0.215783 0.185185 0.030597935

6 66 -0.62441 0.26618 0.296296 0.03011656

7 66 -0.62441 0.26618 0.296296 0.03011656

8 66 -0.62441 0.26618 0.296296 0.03011656

9 68 -0.4623 0.321932 0.37037 0.048438096

10 68 -0.4623 0.321932 0.37037 0.048438096

11 70 -0.3002 0.382014 0.407407 0.025393694

12 74 0.024016 0.50958 0.481481 0.028098477

13 74 0.024016 0.50958 0.481481 0.028098477

14 76 0.186122 0.573825 0.518519 0.055306821

15 78 0.348228 0.636165 0.666667 0.030501257

16 78 0.348228 0.636165 0.666667 0.030501257

17 78 0.348228 0.636165 0.666667 0.030501257

18 78 0.348228 0.636165 0.666667 0.030501257

19 80 0.510334 0.695091 0.777778 0.082686623

20 80 0.510334 0.695091 0.777778 0.082686623

21 80 0.510334 0.695091 0.777778 0.082686623

22 82 0.67244 0.749348 0.814815 0.065466719

23 88 1.158758 0.876723 0.888889 0.012166367

24 88 1.158758 0.876723 0.888889 0.012166367

25 90 1.320864 0.906727 0.925926 0.01919933

26 94 1.645076 0.950023 1 0.049977098

Page 87: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DEMONSTRASI …

70

Lampiran 1 Uji Normalitas Awal

9) Menentukan nilai Lhitung dengan cara melihat nilai maksimum dari

| |, dari perhitungan didapatkan nilai maksimumnya adalah

0,082

10) Membandingkan Lhitung dan Ltabel dengan taraf signifikansi 5 %.

Dengan kriteria pengujian :

Jika Lhitung < Ltabel, maka data berdistribusi normal

Jika Lhitung > Ltabel maka data tidak berdistribusi normal

11) Dari langkah-langkah uji normalitas awal Liliefors yang telah dilakukan

didapatkan nilai Lhitung kelas 8A adalah 0,082 lebih kecil dari nilai Ltabel

yaitu 0,254.

0,082 < 0,254 , maka dapat ditentukan bahwa data kelas eksperimen

berdistribusi normal

B. Uji Normalitas Awal Kelas VIII B

Langkah-langkah uji normalitas liliefors adalah kelas kontrol sebagai berikut.

1) Menentukan taraf signifikansi yaitu 5% atau 0,05

2) Menentukan H0 dan Ha

H0 : Sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal

Ha : Sampel tidak berasal dari populasi yang berdistribusi normal

3) Data sampel diurutkan dari yang terkecil hingga yang terbesar

50 52 52 54 54 58 60 64 66 70

70 72 72 72 74 74 76 78 78 78

78 80 84 84 88 88 90 94

4) Menghitung rata-rata data sampel

27 94 1.645076 0.950023 1 0.049977098

Rata-rata : 73.7037037

Simpangan Baku : 12.3376061

Page 88: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DEMONSTRASI …

71

Lampiran 1 Uji Normalitas Awal

5) Menghitung simpangan baku atau standard deviasi data dengan

persamaan:

𝑆 √∑

𝑛𝑛

Keterangan :

SD : Standar deviasi / Simpangan baku

∑ : Jumlah nilai X

∑ : Jumlah kuadrat nilai X

𝑛 : Jumlah siswa

𝑆 √∑

𝑛𝑛

6) Menghitung nilai Z dengan persamaan:

𝑧

𝑆

z : Angka baku / nilai standard

: Jumlah rata-rata nilai X

SD : Standar deviasi / Simpangan baku

𝑧

Page 89: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DEMONSTRASI …

72

Lampiran 1 Uji Normalitas Awal

𝑧

𝑧

𝑧

𝑧

𝑧

𝑧

𝑧

𝑧

𝑧

𝑧

𝑧

𝑧

𝑧

𝑧

𝑧

𝑧

𝑧

𝑧

𝑧

𝑧

𝑧

𝑧

Page 90: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DEMONSTRASI …

73

Lampiran 1 Uji Normalitas Awal

𝑧

𝑧

𝑧

𝑧

𝑧

7) Menentukan nilaai F(z) atau probabilitas komulatif normal berdasarkan

notasi z, dihitung dari luasan kurva normal mulai dari ujung kiri kurva

sampai dengan titik z.

8) Menghitung frekuensi kumulatif, untuk mencari S(z) dengan persamaan:

𝑆 𝑧

Ket : S(z) : Probabilitas komulatif

empiris

Fk : Frekuensi Komulatif

N : Jumlah siswa

9) Menentukan nilai Lhitung :

𝐿 |𝐹 𝑧 𝑆 𝑧 |

Berikut merupakan tabel langkah-langkah uji normalitas Liliefors dari

nomor 3 hingga 9

No X Z F(Z) S(Z) F(z)-S(z)

1 50 -1.74286 0.040679 0.00438596 0.036293

2 52 -1.58286 0.056726 0.10714286 0.050417

3 52 -1.58286 0.056726 0.10714286 0.050417

4 54 -1.42286 0.077388 0.17857143 0.101184

5 54 -1.42286 0.077388 0.17857143 0.101184

6 58 -1.10286 0.135044 0.21428571 0.079242

7 60 -0.94286 0.172876 0.25 0.077124

8 64 -0.62286 0.266688 0.28571429 0.019026

Page 91: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DEMONSTRASI …

74

Lampiran 1 Uji Normalitas Awal

9 66 -0.46286 0.321733 0.32142857 0.000304

10 70 -0.14286 0.443201 0.39285714 0.050344

11 70 -0.14286 0.443201 0.39285714 0.050344

12 72 0.017143 0.506839 0.5 0.006839

13 72 0.017143 0.506839 0.5 0.006839

14 72 0.017143 0.506839 0.5 0.006839

15 74 0.177144 0.570302 0.57142857 0.001126

16 74 0.177144 0.570302 0.57142857 0.001126

17 76 0.337144 0.631996 0.60714286 0.024853

18 78 0.497145 0.690457 0.64285714 0.047599

19 78 0.497145 0.690457 0.64285714 0.047599

20 78 0.497145 0.690457 0.64285714 0.047599

21 78 0.497145 0.690457 0.64285714 0.047599

22 80 0.657146 0.744456 0.78571429 0.041258

23 84 0.977147 0.835752 0.85714286 0.021391

24 84 0.977147 0.835752 0.85714286 0.021391

25 88 1.297148 0.90271 0.92857143 0.025862

26 88 1.297148 0.90271 0.92857143 0.025862

27 90 1.457149 0.927462 0.96428571 0.036823

28 94 1.77715 0.962228 1 0.037772

Rata-

rata 71.78571429

10) Menentukan nilai Lhitung dengan cara melihat nilai maksimum dari

| |, dari perhitungan didapatkan nilai maksimumnya adalah

0,101

11) Membandingkan Lhitung dan Ltabel dengan taraf signifikansi 5 %.

Dengan kriteria pengujian :

Jika Lhitung < Ltabel, maka data berdistribusi normal

Jika Lhitung > Ltabel maka data tidak berdistribusi normal

12) Dari langkah-langkah uji normalitas Liliefors yang telah dilakukan

didapatkan nilai Lhitung kelas 8B adalah 0,109 lebih kecil dari nilai Ltabel

yaitu 0,250.

0,101 < 0,250 , maka dapat ditentukan bahwa data kelas kontrol

berdistribusi normal

Page 92: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DEMONSTRASI …

75

Lampiran 2 Uji Homogenitas Awal

UJI HOMOGENITAS AWAL

Selain berdistribusi normal, sampel yang akan digunakan juga harus

homogen. Sehingga dibutuhkan uji homogenitas untuk melihat homogen atau

tidaknya sampel yang akan digunakan. Berikut merupakan uji homogenitas awal

dari populasi yaitu kelas VIII A dan kelas VIII B SMP Negeri 16 Sarolangun.

1) Menghitung varians masing-masing kelas

a. Varians Kelas VIII A b. Varians Kelas VIII B

𝑆

(

)

𝑆

(

)

𝑆

(

)

𝑆

(

)

𝑆

(

) 𝑆

(

)

𝑆 𝑆

Fhitung =

1,03

2) Membandingkan Fhitung dan Ftabel dengan cara :

Dbpembilang = n-1 = 28-1 = 27

Dbpenyebut = n-1= 27-1 =26

Taraf signifikan (α) = 0,05, sehingga diperoleh Ftabel sebesar 1,91

3) Kriteria Pengujian

Jika : Fhitung ≥ Ftabel, tidak homogen

Jika : Fhitung ≤ Ftabel, homogen

Saat dibandingkann ternyata 1,03 < 1,91 atau Fhitung lebih kecil dari Ftabel.

Maka dapat ditentukan bahwa varians-varians data bersifat homogen.

Page 93: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DEMONSTRASI …

76

Lampiran 3 Lembar Validator RPP

LEMBAR PENILAIAN VALIDATOR

TERHADAP VALIDASI RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP)

Satuan Pendidikan : SMP

Judul : Pengaruh Model Pembelajaran Demonstrasi Interaktif

terhadap Keterampilan Proses Sains Siswa Sekolah

Menengah Pertama Negeri 16 Sarolangun

Mata Pelajaran : IPA

Pokok Bahasan : Tekanan Zat Padat dan Zat Cair

Nama Validator : Abdul Rahim, M. Pd

A. Tujuan

Tujuan penggunaan lembar penilaian ini adalah untuk mendapatkan

penilaian layak, perlu revisi, atau tidak layak penggunaan Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).

B. Petunjuk

1. Bapak/Ibu dimohon untuk memberikan penilaian pada beberapa aspek

yang terdapat dalam RPP.

2. Bapak/Ibu memberikan tanda checklist (√) pada kolom yang telah

disediakan sesuai dengan criteria skala penilaian yang telah ditentukan

sebagai berikut:

1 = Sangat Kurang

2 = Kurang

3 = Cukup

4 = Baik

5 = Sangat Baik

3. Pada bagian kolom komentar Bapak/Ibu dimohon untuk memberikan

saran-saran untuk perbaikan instrument tersebut.

Page 94: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DEMONSTRASI …

77

Lampiran 3 Lembar Validator RPP

C. Penilaian

No Indikator/Aspek yang Divalidasi Skala Penilaian

1 2 3 4 5

1 Format

a. Identifikasi

Kelengkapan RPP (memuat

komponen-komponen materi,

metode, kegiatan

pembelajaran, sumber belajar

dan penilaian)

b. Perumusan Indikator

Pembelajaran

Ketepatan dan kejelasan

rumusan indikator pencapaian

dan tujuan berdasarkan SK

dan KD

2 Materi

a. Kesesuaian materi dengan

indikator dan tujuan

pembelajaran

b. Langkah-langkah

pembelajaran dijabarkan

dengan jelas

c. Kesesuaian alokasi waktu

dengan kegiatan yang

dilakukan

3 Kebahasaan

a. Penggunaan sesuai dengan

kaidah bahasa indonesia yang

Page 95: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DEMONSTRASI …

78

Lampiran 3 Lembar Validator RPP

baik dan benar

b. Bahasa yang digunakan

singkat, jelas dan tidak

menimbulkan pengertian

ganda

D. Kesimpulan

Tes kemampuan hasil belajar ini dinyatakan:

1. Layak digunakan tanpa revisi (√)

2. Layak digunakan dengan revisi kecil

3. Layak digunakan dengan revisi besar

4. Belum dapat digunakan

(Mohon memberi tanda checklist (√) pada salah satu nomor sesuai dengan

kesimpulan Bapak/Ibu)

E. Saran/Masukan Validator

.................................................................................................................................

Jambi, 05 Februari 2021

Validator

Abdul Rahim, M. Pd

NIDN.20030487001

Page 96: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DEMONSTRASI …

79

Lampiran 4 Lembar Validator Soal Posttest

LEMBAR PENILAIAN VALIDATOR

TERHADAP VALIDASI SOAL TES HASIL BELAJAR

Satuan Pendidikan : SMP

Judul : Pengaruh Model Pembelajaran Demonstrasi Interaktif

terhadap Keterampilan Proses Sains Siswa Sekolah

Menengah Pertama Negeri 16 Sarolangun

Mata Pelajaran : IPA

Pokok Bahasan : Tekanan Zat Padat dan Zat Cair

Nama Validator : Abdul Rahim, M. Pd

F. Tujuan

Tujuan penggunaan instrument adalah untuk mendapatkan tes hasil belajar

yang valid.

G. Petunjuk

4. Bapak/Ibu dimohon untuk memberikan penilaian pada beberapa aspek

yang terdapat dalam tes hasil belajar siswa dalam mata pelajaran fisika

pada materi suhu, kalor dan perpindahan kalor.

5. Bapak/Ibu memberikan tanda checklist (√) pada kolom yang telah

disediakan sesuai dengan criteria skala penilaian yang telah ditentukan

sebagai berikut:

1 = Sangat Kurang

2 = Kurang

3 = Cukup

4 = Baik

5 = Sangat Baik

6. Pada bagian kolom komentar Bapak/Ibu dimohon untuk memberikan

saran-saran untuk perbaikan instrument tersebut.

Page 97: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DEMONSTRASI …

80

Lampiran 4 Lembar Validator Soal Posttest

Page 98: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DEMONSTRASI …

81

Lampiran 4 Lembar Validator Soal Posttest

Page 99: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DEMONSTRASI …

82

Lampiran 5 Lembar Validator Alat Peraga

LEMBAR VALIDASI

ALAT PERAGA

Mata Pelajaran : IPA (Fisika)

Materi : Tekanan Zat Padat dan Zat Cair

Peneliti : Ratih Windyaningsiwi

A. PETUNJUK

1. Bapak/Ibu dimohon untuk memberikan penilaian (memvalidasi)

beberapa aspek yang terdapat pada alat peraga pembelajaran pada

materi Tekanan Zat Padat dan Zat Cair.

2. Penilaian cukup memberikan tanda ceklis ( √ ) pada salah satu kolom

dengan kategori SS, S, N, TS, dan STS. Keterangan kategori

mempunyai arti sebagai berikut.

Kategori Keterangan

SS Sangat Setuju

S Setuju

N Netral

TS Tidak Setuju

STS Sangat Tidak Setuju

Atas kesediaan Bapak/Ibu berkenan untuk mengisi lembar validasi

ini, saya ucapkan terimakasih.

Page 100: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DEMONSTRASI …

83

Lampiran 5 Lembar Validator Alat Peraga

Page 101: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DEMONSTRASI …

84

Lampiran 5 Lembar Validator Alat Peraga

Page 102: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DEMONSTRASI …

85

Lampiran 6 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

KELAS EKSPERIMEN

Sekolah : SMP Negeri 16 Sarolangun

Mata Pelajaran : IPA

Kelas/Semester : VIII / Genap

Materi Pokok : Tekanan Zat

Sub Materi : Tekanan Zat Padat dan Zat Cair

Alokasi Waktu : 2 Minggu x 4 Jam Pelajaran (20 Menit)

A. Kompetensi Inti

KI-1 :Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya.

KI-2 :Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin,

tanggungjawab, peduli (toleransi, gotong royong), santun, percaya

diri, dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan

alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya.

KI-3 :Memahami dan menerapkan pengetahuan (faktual, konseptual,

dan prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu

pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan

kejadian tampak mata.

KI-4 :Mengolah, menyaji, dan menalar dalam ranah konkret

(menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi, dan

membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung,

menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di

sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori.

B. Kompetensi Dasar

3.8 Memahami tekanan zat dan penerapannya dalam kehidupan sehari-

hari, termasuk tekanan darah, osmosis, dan kapilaritas jaringan

angkut pada tumbuhan.

4.8 Menyajikan data hasil percobaan untuk menyelidiki tekanan zat

cair pada kedalaman tertentu, gaya apung, dan kapilaritas,

misalnya dalam batang tumbuhan

Page 103: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DEMONSTRASI …

86

Lampiran 6 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

C. Indikator

1. Indikator Kognitif

a. Menganalisis konsep tekanan

b. Menganalisis hubungan antara gaya dan luas permukaan terhadap

besarnya tekanan

c. Menganalisis tekanan zat cair pada kedalaman tertentu

d. Menganalisis Hukum Archimedes dan Hukum Pascal

e. Menganalisis penerapan hukum Archimedes pada benda yang

terapung, melayang, dan tenggelam di dalam air

f. Mengevaluasi benda dalam kehidupan sehari-hari yang bekerja

berdasarkan prinsip tekanan

g. Merumuskan ide untuk menyelesaikan permasalahan yang terkait

dengan tekanan

2. Indikator Psikomotor

a. Melakukan percobaan tekanan zat

b. Membuat benda yang bekerja berdasarkan prinsip Hukum Pascal

c. Melakukan percobaan penerapan prinsip tekanan pada proses

pengangkutan zat pada tumbuhan

D. Tujuan Pembelajaran

1. Tujuan Afektif

Siswa mampu menghayati dan mengamalkan ajaran yang dianut dalam

selama dan setelah pembelajaran diantaranya: bersyukur, berdo’a sesudah dan

sebelum memulai kegiatan, menghormati teman, membersihkan tempat kerja.

2. Tujuan Afektif (Sosial)

Selama dan setelah proses pembelajaran, siswa mampu menanamkan

sikap: Jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, percaya diri, kerjasama,

teliti, tekun, responsif dan proaktif.

3. Tujuan Kognitif

Page 104: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DEMONSTRASI …

87

Lampiran 6 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

Selama mengikuti pembelajaran Tekanan zat dengan menggunakan model

demonstrasi interaktif, diharapkan siswa dapat :

a. Menganalisis konsep tekanan

b. Menganalisis hubungan antara gaya dan luas permukaan terhadap

besarnya tekanan

c. Menganalisis tekanan zat cair pada kedalaman tertentu

d. Menganalisis Hukum Archimedes dan Hukum Pascal

e. Menganalisis penerapan hukum Archimedes pada benda yang

terapung, melayang, dan tenggelam di dalam air

f. Mengevaluasi benda dalam kehidupan sehari-hari yang bekerja

berdasarkan prinsip tekanan

g. Merumuskan ide untuk menyelesaikan permasalahan yang terkait

dengan tekanan

4. Tujuan Psikomotor

a. . Melakukan percobaan tekanan zat

b. Membuat benda yang bekerja berdasarkan prinsip Hukum Pascal

c. Melakukan percobaan penerapan prinsip tekanan pada proses

pengangkutan zat pada tumbuhan

E. Materi Pembelajaran

1. Fakta

a. Mata kapak yang ujungnya dibuat tajam (Tekanan Zat Padat)

b. Tembok bendungan yang bagian bawahnya dibuat lebih tebal karena

menerima tekanan yang lebih kuat.(Tekanan Zat Cair)

c. Kapal selam yang menggunakan konsep Hukum Archimedes(Tekanan

Zat Cair)

d. Dongkrak hidrolik yang berfungsi mengangkat benda berat (Tekanan

Zat Cair)

2. Konsep

a. Bila zat padat seperti balok diberi gaya dari atas akan menimbulkan

tekanan. Pada tekanan zat padat berlaku: Bila balok yang sama ditekan

Page 105: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DEMONSTRASI …

88

Lampiran 6 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

pada tanah yang lembek akan lebih besar tekanannya atau akan lebih

dalam tekanannya dibandingkan di tanah yang tidak lembek. Semakin

besar luas alas bidang tekannya, maka tekanannya makin kecil.

Semakin kecil luas alas bidang tekannya, maka tekanannya makin

besar. Tekanan merupakan gaya yang bekerja pada satuan luas bidang

tekan, atau dengan definisi lain bahwa tekanan adalah gaya persatuan

luas. Tekanan sebanding dengan gaya yang bekerja pada suatu benda.

Tekanan berbanding dengan luas bidang tekan.

b. Tekanan pada zat cair dapat dilihat dari daya pancar air dari sebuah

c. tabung yang berlubang dari atas ke bawah dan diisi air. Tekanan zat

cair dipengaruhi oleh kedalaman, semakin dalam airnya tekanan zat

cair makin besar. Tekanan zat cair yang diam disebut tekanan

hidrostatik. Untuk mengetahui besarnya tekanan hidrostatik dapat

diketahui dengan alat Harlt.

d. Suatu benda yang dicelupkan ke dalam zat cair akan mendapat gaya angkat

yang sebanding dengan volume zat cair yang dipindahkan benda itu. Sebuah

benda yang dicelupkan sebagian atau seluruhnya akan mendapat gaya angkat

oleh zat cair sebesar berat zat cair yang dipindahkan, hal ini merupakan

bunyi dari hukum Archimedes.

3. Prinsip

a. Hukum Pascal menyatakan bahwa Tekanan eksternal yang diberikan

zat cair dalam sistem tertutup diteruskan ke segala arah dengan sama

besar, dan tekanan pada setiap titik pada fluida akan meningkat

sebanding dengan tekanan eksternal yang diberikan.

b. Tekanan zat padat

𝐹

Keterangan:

P = Tekanan(Pa)

F = Gaya (N)

A = Luas permukaan (m2)

Page 106: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DEMONSTRASI …

89

Lampiran 6 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

c. Tekanan zat cair

1) Tekanan Hidrostatis

Ph = ρ x g x h = S x h

Fh = ph x A

Keterangan:

Ph = Tekanan hidrostatik

ρ = Massa jenis zat cair (r = rho) (Kg/m3 )

g = Gravitasi (g) (N/Kg)

h = Kedalaman (h) (m)

A = luas alas bejana atau wadah (m2)

S = berat jenis (N/m3)

2) Hukum Archimedhes

Dengan :

= Gaya berat benda didalam air (N)

w = gaya berat benda di udara (N)

Fa = gaya apung atau gaya ke atas (N)

Dengan persamaan

3) Hukum Pascal

𝐹

𝐹

Keterangan :

F1 = Gaya pada penampang pertama (N)

A1 = Luas permukaan penampang pertama (m2)

F2 = Gaya pada penampang kedua (N)

A2 = Luas permukaan penampang kedua (m2)

𝑤 𝑤 𝐹𝑎

𝐹𝑎 𝜌.𝑔.𝑉

Page 107: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DEMONSTRASI …

90

Lampiran 6 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

F. Model dan Metode Pembelajaran

Model Pembelajaran : Demonstrasi Interaktif

Metode Pembelajaran : Diskusi, demonstrasi

G. Media Pembelajaran

1. Media : - Papan Tulis

- Spidol

2. Alat : - Alat peraga Tekanan Zat Padat

a) Kotak/ wadah

b) Tepung

c) Uang Koin

- Alat Peraga Tekanan Zat Cair

a) Botol bekas air mineral

b) Gelas

c) Telur

d) Garam

e) Alat peraga Hukum Pascal

3. Sumber belajar : Zubaidah, Siti, dkk. 2017. Ilmu Pengetahuan Alam

Kelas VIII Semester 2. Jakarta : Pusat Kurikulum dan Perbukuan,

Balitbang, Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan

H. Langkah-langkah Pembelajaran

1 . Pertemuan Pertama (2 x 20 Menit)

Kegiatan Pendahuluan (5 Menit)

Guru :

Orientasi

Melakukan pembukaan dengan

salam pembuka, memanjatkan

syukur kepada Tuhan YME dan

berdoa untuk memulai

pembelajaran

Memeriksa kehadiran peserta

didik sebagai sikap disiplin

Siswa :

Menjawab salam dari guru dan

berdo’a sebelum belajar

Siswa mengabsen sesuai dengan

arahan dari guru

Page 108: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DEMONSTRASI …

91

Lampiran 6 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

Aperpepsi

Memberikan apersepsi tentang

tekanan dengan memberi

pertanyaan

Mengapatali tas ransel yang kita

gunakan dibuat lebar?”dan

“Mengapa tanggu dibuat lebih tebal

pada bagian bawahnya?”

Motivasi

Memberikan gambaran tentang

manfaat mempelajari pelajaran

yang akan dipelajari dalam

kehidupan sehari-hari.

Menyampaikan tujuan

pembelajaran pada pertemuan

yang berlangsung

Mendengarkan pertanyaan serta

mencoba menjawab pertanyaan

dari guru dengan baik

Mendengarkan penjelasan dari

guru dengan baik

Kegiatan Inti ( 30 Menit )

Sintak Model

Pembelajaran

Demonstrasi

Interaktif

Keterampilan

Proses

Sains

Kegiatan Pembelajaran

Kegiatan Guru Kegiatan Siswa

Pengamatan

(observasi)

Melakukan

pengamatan

Peserta didik diberi

motivasi atau

rangsangan untuk

memusatkan

perhatian pada topik

materi Tekanan Zat

Padat dan Zat

Cair(Tekanan

Hidrostatis) dengan

cara memberi

penjelasan materi

dengan mengaitkan

gambaran materi

dengan kehidupan

sehari-hari.

Siswa mengamati apa

yang dijelaskan oleh

guru pada topik materi

Tekanan Zat Padat dan

Zat Cair(Tekanan

Hidrostatis) yang

dikaitkan dengan

kehidupan sehari-hari.

Menginferensi Setelah guru

mengajak siswa

berdiskusi mengenai

mengapa suatu

peristiwa dapat

terjadi (misal

pengunaan paku

yang menerapkan

Siswa memberi

penjelasan yang logis

berdasarkan

pengamatan yang telah

dilakukan

Page 109: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DEMONSTRASI …

92

Lampiran 6 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

konsep tekanan zat

padat)

Mengidentifikasi

Variabel

Guru mengajak

siswa berdiskusi

mengenai apa saja

faktor-faktor yang

mempengaruhi

Tekanan Zat Padat

dan Tekanan

Hidrostatis

Siswa berdiskusi

bersama guru tentang

faktor-faktor yang dapat

mempengaruhi Tekanan

Zat Padat dan Tekanan

Hidrostatis

Manipulasi

(manipulation)

Memprediksi Guru melakukan

manipulasi terhadap

sebuah ilustrasi

sebuah percobaan

kemudian

menghentikan pada

bagian yang akan

diprediksi oleh

siswa

Percobaan 1 : Dua

buah koin diatas

tepung diletakkan

dengan posisi

horizontal dan

vertikal diberi gaya

yang sama, maka

koin manakah yang

akan menancap

paling dalam?

Percobaan 2 :

Terdapat botol

dengan 3 lubang

berbeda kedalaman,

manakah yang akan

terpancar paling

jauh? Beserta

alasannya

Siswa melakukan

prediksi apa yang akan

terjadi pada manipulasi

yang dilakukan oleh

guru.

Genaralisasi

(generalization)

Merumuskan

hipotesis

Guru meminta siswa

untuk menalar atau

memikirkan

kemungkinan yang

akan terjadi dalam

manipulasi yang

telah dilakukan oleh

guru dengan

memperhatikan

variabel-variabel

yang dapat

mempengaruhi hal

Siswa menuliskan

prediksi dari

demonstrasi yang telah

dilakukan oleh guru

dengan memperhatikan

variabel-variabel yang

mempengaruhi suatu

kejadian

Page 110: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DEMONSTRASI …

93

Lampiran 6 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

tersebut dapat

terjadi

Verifikasi

(verification)

Berkomunikasi Guru mengajak

siswa untuk

saling bertukar

informasi atas

apa yang telah

mereka prediksi

dengan

melakukan

diskusi kelas.

Guru

melanjutkan

kegiatan

demonstrasi

yang dihentikan

sebelumnya

untuk melihat

fenomena yang

akan terjadi

Guru

menanggapi dan

mengkonfirnasi

kepada siswa

yang belum

menjawab

dengan tepat

Percobaan 1 :

Luas permukaan

koin yang

diletakkan secara

vertikal lebih kecil

dari koin yang

diletakkan secara

horizontal

Percobaan 2 :

Lubang paling

dalam akan

memancarkan air

paling jauh karena

tekanannya paling

besar (kedalaman

berbanding lurus

dengan tekanan)

Siswa

menyampaikan

prediksi mereka

tentang percobaan

tekanan zat padat

dan tekanan

hidrostatis yang

telah ditulis

sebelumnya

Siswa

mendiskusikan

prediksi-prediksi

yang telah ditulis

sebelumnya

Siswa mengamati

penjelasan dari guru

tentang konsep

yang dikonfirmasi

oleh guru tentang

materi Tekanan Zat

Padat dan Tekanan

Hidrostatis

Siswa mencatat hal-

hal penting yang

disampaikan oleh

guru

Aplikasi

(application)

Menerapkan

konsep

Guru memberikan

pertanyaan kepada

siswa berdasarkan

konsep yang telah

dibahas sebelumnya

, namun dalam

Siswa menerapkan

konsep yang telah

dipelajari dengan

menjawab soal yang

berikan oleh guru.

Page 111: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DEMONSTRASI …

94

Lampiran 6 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

peristiwa yang

berbeda dengan cara

memberikan soal

sederhana kepada

siswa

Kegiatan Penutup (5 Menit)

Guru menanyakan kepada siswa

apakah ada yang belum dipahami.

Guru bersama dengan siswa

menyimpulkan hal-hal penting

selama proses pembelajaran

Tekanan Zat Padat dan Zat Cair

Guru menyampaikan kegiatan /

materi yang akan dilaksanakan

pada pembelajaran selanjutnya.

Guru mengucapkan salam penutup

dan do’a

Siswa bertanya kepada guru jika

ada yang belum dipahami

Siswa bersama guru

menyimpulkan hal-hal penting

selama proses pembelajaran

Tekanan Zat Padat dan Zat Cair

Siswa mendengarkan guru

Siswa menjawab salam penutup

dan berdo’a bersama

2 . Pertemuan Kedua (2 x 20 Menit)

Kegiatan Pendahuluan (5 Menit)

Guru :

Orientasi

Melakukan pembukaan dengan

salam pembuka, memanjatkan

syukur kepada Tuhan YME dan

berdoa untuk memulai

pembelajaran

Memeriksa kehadiran peserta

didik sebagai sikap disiplin

Aperpepsi

Memberikan apersepsi tentang

tekanan dengan memberi

pertanyaan

“Mengapa kapal selam bisa

tenggelam dan mengapung

kembali?”dan “Bagaimana cara

tempat cuci mobil dapat

mengangkat mobil yang berat?”

Motivasi

Memberikan gambaran tentang

manfaat mempelajari pelajaran

yang akan dipelajari dalam

kehidupan sehari-hari.

Siswa :

Menjawab salam dari guru dan ber-

Do’a sebelum belajar

Siswa mengabsen sesuai dengan

arahan dari guru

Mendengarkan pertanyaan serta

mencoba menjawab pertanyaan

dari guru dengan baik

Mendengarkan penjelasan dari guru

dengan baik

Page 112: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DEMONSTRASI …

95

Lampiran 6 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

Menyampaikan tujuan

pembelajaran pada pertemuan

yang berlangsung

Kegiatan Inti ( 30 Menit )

Sintak Model

Pembelajaran

Demonstrasi

Interaktif

Keterampilan

Proses

Sains

Kegiatan Pembelajaran

Kegiatan Guru Kegiatan Siswa

Pengamatan

(observasi)

Melakukan

pengamatan

Peserta didik diberi

motivasi atau

rangsangan untuk

memusatkan perhatian

pada topik materi

Hukum Archimedhhes

dan Hukum Pascal

dengan cara memberi

penjelasan materi

dengan mengaitkan

materi dengan

kehidupan sehari-hari.

Siswa mengamati apa

yang dijelaskan oleh

guru pada topik materi

Hukum Archimedhhes

dan Hukum Pascal

dengan cara memberi

penjelasan materi

dengan mengaitkan

materi dengan

kehidupan sehari-hari.

Menginferensi Setelah guru mengajak

siswa berdiskusi

mengenai mengapa

suatu peristiwa dapat

terjadi (misal kapal

selam yang mampu

tenggelam,melayang

dan mengapung serta

bagaimana cara

mengangkat mobil yang

berat saat mencuci

mobil)

Siswa memberi

penjelasan yang logis

berdasarkan

pengamatan yang telah

dilakukan

Mengidentifik

asi Variabel

Guru mengajak siswa

berdiskusi mengenai

apa saja faktor-faktor

yang mempengaruhi

Hukum Archimedhes

dan Hukum Pascal

Siswa berdiskusi

bersama guru tentang

faktor-faktor yang dapat

mempengaruhi Hukum

Archimedhes dan

Hukum Pascal

Manipulasi

(manipulation

)

Memprediksi Guru melakukan

manipulasi terhadap

sebuah ilustrasi sebuah

percobaan kemudian

Siswa melakukan

prediksi apa yang akan

terjadi pada manipulasi

yang dilakukan oleh

Page 113: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DEMONSTRASI …

96

Lampiran 6 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

menghentikan pada

bagian yang akan

diprediksi oleh siswa

Percobaan 1 :

Telur A tidak diberi

garam, apa yang akan

terjadi?

Telur B diberi garam

satu sdm, apa yang

akan terjadi?

Telur C diberi garam 2

sdm, apa yang akan

terjadi?

Percobaan 2 :

Apakah suntikan A

yang lebih kecil mampu

mengangkat benda pada

suntikan B yang lebih

besar?

guru.

Genaralisasi

(generalizatio

n)

Merumuskan

hipotesis

Guru meminta siswa

untuk menalar atau

memikirkan

kemungkinan yang

akan terjadi dalam

manipulasi yang telah

dilakukan oleh guru

dengan memperhatikan

variabel-variabel yang

dapat mempengaruhi

hal tersebut dapat

terjadi

Siswa menuliskan

prediksi dari

demonstrasi yang telah

dilakukan oleh guru

dengan memperhatikan

variabel-variabel yang

memperngaruhi suatu

kejadian

Verifikasi

(verification)

Berkomunika-

si Guru mengajak

siswa untuk saling

bertukar informasi

atas apa yang telah

mereka prediksi

dengan melakukan

diskusi kelas.

Guru melanjutkan

kegiatan

demonstrasi yang

dihentikan

sebelumnya untuk

melihat fenomena

yang akan terjadi

Guru menanggapi

dan mengkonfirnasi

kepada siswa yang

belum menjawab

dengan tepat

Siswa

menyampaikan

prediksi tentang

percobaan tekanan

zat padat dan

tekanan hidrostatis

yang telah ditulis

sebelumnya

Siswa

mendiskusikan

prediksi-prediksi

yang telah ditulis

sebelumnya

Siswa mengamati

penjelasan dari guru

tentang konsep

yang dikonfirmasi

oleh guru mengenai

materi Hukum

Page 114: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DEMONSTRASI …

97

Lampiran 6 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

Percobaan 1 :

Telur A tenggelam

karena <

Telur B melayang,

karena =

Telur C mengapung

karena >

Percobaan 2:

Suntik kecil mampu

mengangkat benda pada

suntik besar karena

tekanan didalam

ruangan tertutup akan

diteruskan ke segala

arah dengan sama

besar.

Archimedhes dan

Hukum Pascal

Siswa mencatat hal-

hal penting yang

disampaikan oleh

guru

Aplikasi

(application)

Menerapkan

konsep

Guru memberikan

pertanyaan kepada

siswa berdasarkan

konsep yang telah

dibahas sebelumnya ,

namun dalam peristiwa

yang berbeda dengan

cara memberikan soal

sederhana kepada siswa

Siswa menerapkan

konsep yang telah

dipelajari dengan

menjawab soal yang

berikan oleh guru.

Kegiatan Penutup (5 Menit)

Guru menanyakan kepada siswa

apakah ada yang belum dipahami.

Guru bersama dengan siswa

menyimpulkan hal-hal penting

selama proses pembelajaran

Tekanan Zat Padat dan Zat Cair

Guru menyampaikan kegiatan /

materi yang akan dilaksanakan

pada pembelajaran selanjutnya.

Guru mengucapkan salam penutup

dan do’a

Siswa menjawab pertanyaan guru

jika ada yang belum dipahami

Siswa bersama guru

menyimpulkan hal-hal penting

selama proses pembelajaran

Tekanan Zat Padat dan Zat Cair

Siswa mendengarkan guru

Siswa menjawab salam penutup

dan berdo’a bersama

I. Penilaian

Metode Bentuk Instrumen

Afektif Lembar Pengamatan

Kognitif Tes Uraian

Page 115: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DEMONSTRASI …

98

Lampiran 6 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

Psikomotor Lembar Pengamatan

Page 116: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DEMONSTRASI …

99

Lampiran 6 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

KELAS KONTROL

Kelas/Semester : VIII / Genap

Materi Pokok : Tekanan Zat

Sub Materi : Tekanan Zat Padat dan Zat Cair

Alokasi Waktu : 2 Minggu x 4 Jam Pelajaran (20 Menit)

B. Kompetensi Inti

KI-1 :Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya.

KI-2 :Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin,

tanggungjawab, peduli (toleransi, gotong royong), santun, percaya

diri, dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan

alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya.

KI-3 :Memahami dan menerapkan pengetahuan (faktual, konseptual,

dan prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu

pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan

kejadian tampak mata.

KI-4 :Mengolah, menyaji, dan menalar dalam ranah konkret

(menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi, dan

membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung,

menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di

sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori.

C. Kompetensi Dasar

3.8 Memahami tekanan zat dan penerapannya dalam kehidupan sehari-

hari, termasuk tekanan darah, osmosis, dan kapilaritas jaringan

angkut pada tumbuhan.

4.8 Menyajikan data hasil percobaan untuk menyelidiki tekanan zat

cair pada kedalaman tertentu, gaya apung, dan kapilaritas,

misalnya dalam batang tumbuhan

Page 117: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DEMONSTRASI …

100

Lampiran 6 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

D. Indikator

1. Indikator Kognitif

h. Menganalisis konsep tekanan

i. Menganalisis hubungan antara gaya dan luas permukaan terhadap

besarnya tekanan

j. Menganalisis tekanan zat cair pada kedalaman tertentu

k. Menganalisis Hukum Archimedes dan Hukum Pascal

l. Menganalisis penerapan hukum Archimedes pada benda yang

terapung, melayang, dan tenggelam di dalam air

m. Mengevaluasi benda dalam kehidupan sehari-hari yang bekerja

berdasarkan prinsip tekanan

n. Merumuskan ide untuk menyelesaikan permasalahan yang terkait

dengan tekanan

2. Indikator Psikomotor

b. Melakukan percobaan tekanan zat

c. Membuat benda yang bekerja berdasarkan prinsip Hukum Pascal

d. Melakukan percobaan penerapan prinsip tekanan pada proses

pengangkutan zat pada tumbuhan

E. Tujuan Pembelajaran

1. Tujuan Afektif

Siswa mampu menghayati dan mengamalkan ajaran yang dianut dalam

selama dan setelah pembelajaran diantaranya: bersyukur, berdo’a sesudah dan

sebelum memulai kegiatan, menghormati teman, membersihkan tempat kerja.

2. Tujuan Afektif (Sosial)

Selama dan setelah proses pembelajaran, siswa mampu menanamkan

sikap: Jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, percaya diri, kerjasama,

teliti, tekun, responsif dan proaktif.

3. Tujuan Kognitif

Page 118: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DEMONSTRASI …

101

Lampiran 6 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

Selama mengikuti pembelajaran Tekanan zat dengan menggunakan model

demonstrasi interaktif, diharapkan siswa dapat :

a. Menganalisis konsep tekanan

h. Menganalisis hubungan antara gaya dan luas permukaan terhadap

besarnya tekanan

i. Menganalisis tekanan zat cair pada kedalaman tertentu

j. Menganalisis Hukum Archimedes dan Hukum Pascal

k. Menganalisis penerapan hukum Archimedes pada benda yang

terapung, melayang, dan tenggelam di dalam air

l. Mengevaluasi benda dalam kehidupan sehari-hari yang bekerja

berdasarkan prinsip tekanan

m. Merumuskan ide untuk menyelesaikan permasalahan yang terkait

dengan tekanan

5. Tujuan Psikomotor

a. . Melakukan percobaan tekanan zat

b. Membuat benda yang bekerja berdasarkan prinsip Hukum Pascal

c. Melakukan percobaan penerapan prinsip tekanan pada proses

pengangkutan zat pada tumbuhan

E. Materi Pembelajaran

4. Fakta

e. Mata kapak yang ujungnya dibuat tajam (Tekanan Zat Padat)

f. Tembok bendungan yang bagian bawahnya dibuat lebih tebal karena

menerima tekanan yang lebih kuat.(Tekanan Zat Cair)

g. Kapal selam yang menggunakan konsep Hukum Archimedes(Tekanan

Zat Cair)

h. Dongkrak hidrolik yang berfungsi mengangkat benda berat (Tekanan

Zat Cair)

Page 119: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DEMONSTRASI …

102

Lampiran 6 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

5. Konsep

a. Bila zat padat seperti balok diberi gaya dari atas akan menimbulkan

tekanan. Pada tekanan zat padat berlaku: Bila balok yang sama ditekan

pada tanah yang lembek akan lebih besar tekanannya atau akan lebih

dalam tekanannya dibandingkan di tanah yang tidak lembek. Semakin

besar luas alas bidang tekannya, maka tekanannya makin kecil.

Semakin kecil luas alas bidang tekannya, maka tekanannya makin

besar. Tekanan merupakan gaya yang bekerja pada satuan luas bidang

tekan, atau dengan definisi lain bahwa tekanan adalah gaya persatuan

luas. Tekanan sebanding dengan gaya yang bekerja pada suatu benda.

Tekanan berbanding dengan luas bidang tekan.

b. Tekanan pada zat cair dapat dilihat dari daya pancar air dari sebuah

c. tabung yang berlubang dari atas ke bawah dan diisi air. Tekanan zat

cair dipengaruhi oleh kedalaman, semakin dalam airnya tekanan zat

cair makin besar. Tekanan zat cair yang diam disebut tekanan

hidrostatik. Untuk mengetahui besarnya tekanan hidrostatik dapat

diketahui dengan alat Harlt.

d. Suatu benda yang dicelupkan ke dalam zat cair akan mendapat gaya angkat

yang sebanding dengan volume zat cair yang dipindahkan benda itu. Sebuah

benda yang dicelupkan sebagian atau seluruhnya akan mendapat gaya angkat

oleh zat cair sebesar berat zat cair yang dipindahkan, hal ini merupakan

bunyi dari hukum Archimedes.

6. Prinsip

a. Hukum Pascal menyatakan bahwa Tekanan eksternal yang diberikan

zat cair dalam sistem tertutup diteruskan ke segala arah dengan sama

besar, dan tekanan pada setiap titik pada fluida akan meningkat

sebanding dengan tekanan eksternal yang diberikan.

b. Tekanan zat padat

𝐹

Keterangan:

Page 120: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DEMONSTRASI …

103

Lampiran 6 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

P = Tekanan(Pa)

F = Gaya (N)

A = Luas permukaan (m2)

ii. Tekanan zat cair

4) Tekanan Hidrostatis

Ph = ρ x g x h = S x h

Fh = ph x A

Keterangan:

Ph = Tekanan hidrostatik

ρ = Massa jenis zat cair (r = rho) (Kg/m3 )

g = Gravitasi (g) (N/Kg)

h = Kedalaman (h) (m)

A = luas alas bejana atau wadah (m2)

S = berat jenis (N/m3)

5) Hukum Archimedhes

Dengan :

= Gaya berat benda didalam air (N)

w = gaya berat benda di udara (N)

Fa = gaya apung atau gaya ke atas (N)

Dengan persamaan

6) Hukum Pascal

𝐹

𝐹

Keterangan :

𝑤 𝑤 𝐹𝑎

𝐹𝑎 𝜌.𝑔.𝑉

Page 121: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DEMONSTRASI …

104

Lampiran 6 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

F1 = Gaya pada penampang pertama (N)

A1 = Luas permukaan penampang pertama (m2)

F2 = Gaya pada penampang kedua (N)

A2 = Luas permukaan penampang kedua (m2)

F. Model dan Metode Pembelajaran

Metode Pembelajaran : Ceramah, Tanya jawab

J. Media Pembelajaran

1. Media : - Papan Tulis

- Spidol

2. Sumber belajar : Zubaidah, Siti, dkk. 2017. Ilmu Pengetahuan Alam

Kelas VIII Semester 2. Jakarta : Pusat Kurikulum dan Perbukuan,

Balitbang, Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan

K. Langkah-langkah Pembelajaran

1 . Pertemuan Pertama (2 x 20 Menit)

Kegiatan Pendahuluan (5 Menit)

Guru :

Orientasi

Melakukan pembukaan dengan salam pembuka, memanjatkan syukur kepada

Tuhan YME dan berdoa untuk memulai pembelajaran

Memeriksa kehadiran peserta didik sebagai sikap disiplin

Aperpepsi

Memberikan apersepsi tentang tekanan dengan memberi pertanyaan

“Mengapa tas ransel yang digunakan kebanyakan dibuat lebar?”dan

“Mengapa kalian bias berenang didalam air?”

Motivasi

Memberikan gambaran tentang manfaat mempelajari pelajaran yang akan

dipelajari dalam kehidupan sehari-hari.

Apabila materi tema/projek ini kerjakan dengan baik dan sungguh-sungguh

ini dikuasai dengan baik, maka peserta didik diharapkan dapat menjelaskan

tentang materi Tekanan Zat Padat dan Zat Cair

Menyampaikan tujuan pembelajaran pada pertemuan yang berlangsung

Kegiatan Inti (30 Menit)

Kegiatan Guru Kegiatan Siswa

Page 122: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DEMONSTRASI …

105

Lampiran 6 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

Guru menjelaskan materi Tekanan Zat

Padat dan Zat Cair (Tekanan

Hidrstatis)

Siswa memperhatikan penjelasan guru

tentang materi Tekanan Zat Padat dan

Zat Cair (Tekanan Hidrstatis)

Guru memberikan contoh peristiwa-

peristiwa yang berkaitan dengan

materi Tekanan Zat Padat dan Zat

Cair (Tekanan Hidrstatis) dengan

mengaitkannya dengan kehidupan

sehari-hari

Siswa memahami penjelasan guru

tentang peristiwa yang berkaitan

dengan materi Tekanan Zat Padat dan

Zat Cair (Tekanan Hidrstatis)

Guru mempersilahkan siswa

menanyakan hal-hal yang belum

dimengerti

Siswa menanyakan hal-hal yang

belum dimengerti

Guru bertanya kepada siswa tentang

materi Tekanan Zat Padat dan Zat

Cair (Tekanan Hidrostatis) yang baru

saja dipelajari.

Siswa menjawab pertanyaan guru

tentang materi Tekanan Zat Padat dan

Zat Cair (Tekanan Hidrostatis) yang

baru saja dipelajari.

Penutup (5 Menit)

Guru bersama dengan siswa menyimpulkan hal-hal penting selama proses

pembelajaran Tekanan Zat Padat dan Zat Cair

Guru menyampaikan kegiatan / materi yang akan dilaksanakan pada

pembelajaran selanjutnya.

Guru mengucapkan salam penutup dan do’a

1 . Pertemuan Kedua (2 x 20 Menit)

Kegiatan Pendahuluan (5 Menit)

Guru :

Orientasi

Melakukan pembukaan dengan salam pembuka, memanjatkan syukur kepada

Tuhan YME dan berdoa untuk memulai pembelajaran

Memeriksa kehadiran peserta didik sebagai sikap disiplin

Aperpepsi

Memberikan apersepsi tentang tekanan dengan memberi pertanyaan

“Mengapa tas ransel yang digunakan kebanyakan dibuat lebar?”dan

“Mengapa kalian bias berenang didalam air?”

Motivasi

Memberikan gambaran tentang manfaat mempelajari pelajaran yang akan

dipelajari dalam kehidupan sehari-hari.

Apabila materi tema/projek ini kerjakan dengan baik dan sungguh-sungguh

ini dikuasai dengan baik, maka peserta didik diharapkan dapat menjelaskan

tentang materi Tekanan Zat Padat dan Zat Cair

Menyampaikan tujuan pembelajaran pada pertemuan yang berlangsung

Page 123: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DEMONSTRASI …

106

Lampiran 6 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

Kegiatan Inti (30 Menit)

Kegiatan Guru Kegiatan Siswa

Guru menjelaskan materi Zat Cair

(Hukum Archimedhes dan Hukum

Pascal)

Siswa memperhatikan penjelasan guru

tentang materi Zat Cair (Hukum

Archimedhes dan Hukum Pascal)

Guru memberikan contoh peristiwa-

peristiwa yang berkaitan dengan

materi Zat Cair (Hukum Archimedhes

dan Hukum Pascal) dengan

mengaitkannya dengan kehidupan

sehari-hari

Siswa memahami penjelasan guru

tentang peristiwa yang berkaitan

dengan materi Zat Cair (Hukum

Archimedhes dan Hukum Pascal)

Guru mempersilahkan siswa

menanyakan hal-hal yang belum

dimengerti

Siswa menanyakan hal-hal yang

belum dimengerti

Guru bertanya kepada siswa tentang

materi Zat Cair (Hukum Archimedhes

dan Hukum Pascal) yang baru saja

depelajari.

Siswa menjawab pertanyaan guru

tentang materi Zat Cair (Hukum

Archimedhes dan Hukum Pascal)

yang baru saja depelajari.

Penutup (5 Menit)

Guru bersama dengan siswa menyimpulkan hal-hal penting selama proses

pembelajaran Tekanan Zat Padat dan Zat Cair

Guru menyampaikan kegiatan / materi yang akan dilaksanakan pada

pembelajaran selanjutnya.

Guru mengucapkan salam penutup dan do’a

L. Penilaian

Metode Bentuk Instrumen

Afektif Lembar Pengamatan

Kognitif Tes Uraian

Psikomotor Lembar Pengamatan

Page 124: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DEMONSTRASI …

107

Lampiran 7 Soal Posttest

INSTRUMEN PENELITIAN KETERAMPILAN PROSES SAINS

PADA MATERI TEKANAN ZAT PADAT DAN ZAT CAIR

Nama Sekolah : SMP N 16 Sarolangun

Mata Pelajaran : IPA Terpadu

Kelas/Semester : VIII/2

Pokok Bahasan : Tekanan Zat Padat dan Zat Cair

Jumlah Soal : 20

No. Indikator Indikator

KPS

Soal Kunci

Jawaban

1. Menganalisis

konsep

tekanan

Melakukan

pengamatan

(observasi)

1. Perhatikan gambar dibawah ini !

Di antara keempat bentuk di atas, yang akan memberikan tekanan paling kecil adalah

nomor…

a. I

b. II

B

Page 125: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DEMONSTRASI …

108

Lampiran 7 Soal Posttest

c. III

d. IV

2. Perhatikan gambar dibawah ini !

Diantara keempat balok di atas, yang memberikan tekanan paling besar ditunjukkan

oleh nomor….

(1) b. (2) c. (3) d. (4)

C

2. Menganalisis

hubungan

antara gaya

dan luas

permukaan

terhadap

besarnya

tekanan

Mengidentifika

si variabel

3. Perhatikan tabel berikut!

Gaya Tekan

Gaya Gravitasi

Luas Bidang Tekan

Massa Benda

Dari tabel diatas, yang termasuk faktor-faktor yang memengaruhi tekanan zat padat

C

(1) (4)

44

(3) (2)

Page 126: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DEMONSTRASI …

109

Lampiran 7 Soal Posttest

adalah ....

a. Gaya tekan dan massa benda

b. Gaya tekan dan gaya gravitasi

c. Luas bidang tekan dan gaya tekan

d. Luas bidang tekan dan gaya gravitasi

Menginferensi 4. Perhatikan tabel percobaan tekanan dibawah ini!

No. Gaya (N) Tekanan (Pa)

1. 16 N 8 Pa

2. 8 N 4 Pa

3. 4 N 2 Pa

4 2 N 1 Pa

Tabel tersebut menunjukkan percobaan pada sebuah kotak yang diberi gaya yang berbeda

sebanyak empat kali sehingga menghasilkan tekanan yang berbeda. Berdasarkan data

tersebut, pengaruh gaya terhadap tekanan adalah….

a. Semakin besar gaya yang diberikan, semakin besar tekanan

b. Semakin kecil gaya yang diberikan, semakin kecil tekanan

c. Gaya tidak mempengaruhi tekanan

d. Tidak ada yang berubah

A

Menginferensi 5. Perhatikan grafik dibawah ini ! B

Page 127: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DEMONSTRASI …

110

Lampiran 7 Soal Posttest

A (Luas Permukaan dalam m2)

6

5

4

3

2

1

1 2 3 4 5 P ( Tekanan dalam Pa)

Setelah melihat grafik diatas, dapat disimpulkan bahwa semakin besar luas

permukaan, maka tekanan akan ….

a. Semakin besar pula

b. Semakin kecil

c. Tidak ada perubahan

d. Hilang

Page 128: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DEMONSTRASI …

111

Lampiran 7 Soal Posttest

Memprediksi 6. Terdapat empat kotak dilantai dengan luas permukaan alas dari kotak berurutan

adalah sebagai berikut !

Nomor Luas permukaan alas kotak (m2) Tekanan (Pa)

Kotak 1 1 m2 8 Pa

Kotak 2 2 m2 4 Pa

Kotak 3 4 m2 2 Pa

Kotak 4 8 m2 …..

Keempat kotak tersebut akan diangkat oleh Ferdi dengan gaya yang sama, sehingga

tekanan pada kotak ke-4 adalah….

a. 1 Pa

b. 2 Pa

c. 3 Pa

d. 4 Pa

A

3. Menganalisis

tekanan zat

cair pada

kedalaman

tertentu

Mengidentifika

si variabel

7. Perhatikan gambar dibawah ini!

Terdapat dua ekor ikan pada sebuah aquarium dengan massa jenis dan gaya gravitasi

B

Page 129: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DEMONSTRASI …

112

Lampiran 7 Soal Posttest

yang sama. Tekanan hidrostatis pada ikan pertama (A) yaitu 20 Pa dan pada ikan

kedua (B) sebesar 30 Pa. Dari kedua ikan tersebut, maka dapat diidentifikasi faktor

yang mempengaruhi tekanan hidrostatis adalah….

a. Berat aquarium

b. Kedalaman ikan dari permukaan air

c. Batu yang ada didasar aquarium

d. Jenis ikan

Menginferensi/

menyimpulkan

8. Perhatikan tabel percobaan tekanan hidrostatis dibawah ini !

No. Kedalaman benda(m) Tekanan(Pa)

1. 0,5 m 2 Pa

2. 1 m 4 Pa

3. 1,5 m 6 Pa

4. 2 m 8 Pa

Berdasarkan data pada tabel di atas kesimpulan yang tepat untuk menggambarkan

pengaruh kedalaman benda (m) terhadap pertambahan tekanan hidrostatis (Pa) adalah ....

a. Semakin dalam benda maka akan semakin besar tekanan

b. Kedalaman benda berbanding terbalik dengan tekanan

c. Semakin dalam benda maka akan semakin kecil tekanan

d. Tekanan hidrostatis tidak dipengaruhi oleh kedalaman benda

A

Page 130: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DEMONSTRASI …

113

Lampiran 7 Soal Posttest

Berhipotesis 9. Jika terdapat dua bendungan air, bendungan pertama sisi bawahnya dibuat lebih tebal

dari sisi atasnya. Bendungan kedua dibuat dengan tebal yang sama antara sisi bawah

dan atasnya. Kedua bendungan tersebut diberi jumlah air yang sama , ternyata

bendungan kedua lebih mudah jebol. Hal tersebut terjadi karena….

a. Bendungan pertama tidak mudah jebol karena keras

b. Bendungan kedua mudah jebol karena bendungan terlalu tipis

c. Bendungan pertama lebih kuat karena sisi bawahnya yang tebal mampu menahan

tekanan yang lebih besar

d. Semua jawaban salah

C

Berhipotesis 10. Sebuah kapal selam yang berat jenisnya 50.000 N/m2 masuk kedalam air yang

bermassa jenis 1000 kg/m3. Kapal selam tersebut kemudian tenggelam ke dasar laut.

Hal tersebut dapat terjadi karena….

a. Massa jenis air lebih besar dari berat jenis kapal selam

b. Massa jenis air lebih kecil dari berat jenis kapal selam

c. Karena kapal selam terbuat dari besi

d. Massa jenis air dan berat jenis benda sama besar

B

Melakukan

pengamatan

11. Perhatikan gambar dibawah ini ! D

Page 131: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DEMONSTRASI …

114

Lampiran 7 Soal Posttest

Dari keempat ikan diatas, ikan yang tekanan hidrostatisnya paling kecil adalah…

a. (4) b. (3) c. (2) d. (1)

Melakukan

Pengamatan

12. Perhatikan gambar dibawah ini !

Dari keempat ikan diatas, ikan yang tekanan hidrostatisnya paling besar adalah…

A

Page 132: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DEMONSTRASI …

115

Lampiran 7 Soal Posttest

a. (4) b. (3) c. (2) d. (1)

4. Menganalisis

Hukum

Archimedes

dan Hukum

Pascal

Mengidentifika

si variabel

13. Perhatikan pompa hidrolik dibawah ini!

Untuk mengangkat gaya pada F2 yang besarnya 100 N, maka yang harus dilakukan

adalah….

a. Menambah gaya pada F1 sebesar 24 N

b. Mengurangi gaya pada F1 sebesar 24 N

c. Menambah gaya pada F1 sebesar 48 N

d. Mengurangi gaya pada F1 sebesar 48 N

A

Page 133: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DEMONSTRASI …

116

Lampiran 7 Soal Posttest

Menginferensi/

menyimpulkan

14. Pada sebuah percobaan Hukum Archimedhes, didapatkan data sebagai berikut !

No Volume Benda Gaya Apung

1. 10 m3 100 N

2. 20 m3 200 N

3. 30 m3 300 N

4. 40 m3 400 N

Berdasarkan data tersebut, pengaruh volume benda terhadap gaya apung adalah ....

a. Semakin besar volume benda, maka gaya apung akan semakin kecil

b. Semakin kecil volume benda, maka semakin besar gaya apung

c. Semakin besar volume benda, maka gaya apung akan semakin besar pula

d. Volume benda tidak mempengaruhi gaya apung

C

Menginterpreta

si

15. Pada suatu percobaan diperoleh data sebagai berikut!

Berdasarkan grafik diatas, hubungan antara gaya apung (N) dan volume benda (m3)

adalah….

D

0

2

4

6

1 2 3 4Gay

a A

pu

ng(

N)

Volume Benda(m3)

Page 134: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DEMONSTRASI …

117

Lampiran 7 Soal Posttest

a. Gaya apung (N) berbanding terbaik dengan volume benda (m3)

b. Gaya apung (N) dan volume benda (m3) tidak saling berhubungan

c. Gaya apung (N) dan volume benda (m3) tidak memiliki perbandingan

d. Gaya apung (N) berbanding lurus dengan volume benda (m3)

Memprediksi 16. Perhatikan data hasil percobaan Hukum Archimedhes berikut!

No Volume Benda Gaya Apung

1. 10 m3 100 N

2. 20 m3 200 N

3. 30 m3 300 N

4. 40 m3 400 N

Selanjutnya jikapercobaan kelima mendapatkan hasil gaya apung sebesar 500 N,

maka volume benda kelima adalah ….

a. 100 m3 b. 80 m

3 c. 200 m

3 d. 50 m

3

D

Page 135: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DEMONSTRASI …

118

Lampiran 7 Soal Posttest

5. Menganalisis

penerapan

hukum

Archimedes

pada benda

yang

terapung,

melayang,

dan

tenggelam di

dalam air

Melakukan

Pengamatan

(observasi)

17. Devi melakukan percobaan dengan memasukkan dua buah telur ke air dengan

wadah yang bentuk dan ukurannya sama. Setelah dilakukan percobaan, didapatkan

hasil seperti pada gambar.

Dari percobaan tersebut dapat disimpulkan bahwa….

a. Massa jenis air di A lebih berat di banding massa jenis telurnya

b. Massa jenis air di B lebih berat di banding massa jenis telurnya

c. Massa jenis air di A lebih kecil di banding massa jenis telurnya

d. Massa jenis air di B lebih berat di banding massa jenis telurnya

C

Page 136: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DEMONSTRASI …

119

Lampiran 7 Soal Posttest

Memprediksi 18. Perhatikan percobaan kepada lima benda yang diceburkan kedalam zat cair pada tabel

berikut!

No. Massa Jenis

benda (kg/m3)

Massa Jenis zat

cair(kg/m3)

Kondisi benda

1. 1000 1200 Mengapung

2. 800 900 Mengapung

3. 1000 1000 Melayang

4. 1000 800 ….

5. 1200 700 Tenggelam

Berdasarkan tabel tersebut, yang terjadi pada benda ke-empat adalah…

a. Tenggelam

b. Melayang

c. Mengapung

d. Terbang

A

Memprediksi 19. Amati gambar dibawah ini!

C

Page 137: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DEMONSTRASI …

120

Lampiran 7 Soal Posttest

Ketiga bola tersebut akan dimasukkan kedalam sebuah drum yang berisi air dengan

massa jenis 1000 kg/m3. Bola hitam massa jenisnya 1200 kg/m

3 , bola biru massa jenisnya

1000 kg/m3, dan bola merah massa jenisnya 800 kg/m

3. Dari ketiga bola tersebut, bola yang

akan mengapung adalah….

a. Bola Hitam

b. Bola Biru

c. Bola Merah

d. Tidak ada yang mengapung

6. Mengevaluasi

benda dalam

kehidupan

sehari-hari

yang bekerja

berdasarkan

prinsip

tekanan

Melakukan

Pengamatan

20. Perhatikan gambar berikut !

Ketiga buah logam (A,B, dan C) terbuat dari bahan yang sama, dipukul dengan gaya

yang sama. Logam yang akan menancap paling dalam adalah….

a. A, karena semakin luas penampang yang bersentuhan dengan meja maka tekanan

yang diteruskan akan semakin besar, tekanan berbanding lurus dengan luas

B

Page 138: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DEMONSTRASI …

121

Lampiran 7 Soal Posttest

penampang.

b. B, karena semakin kecil penampang maka tekanan semakin besar, seluruh gaya

akan terkonsentrasi pada luas penampang yang kecil sehingga tekanan menjadi

besar.

c. C, bentuk geometris suatu benda sangatlah mempengaruhi tekanan suatu benda.

Benda C memiliki luas penampang yang sama pada bagian atas dan bawahnya

sehingga lebih stabil. Kestabilan ini sangat mempengaruhi besarnya tekanan pada

alas meja.

Memprediksi 21. Semua menancap dengan tekanan yang sama karena gaya yang diberikanPak Tono

yang merupakan seorang kuli bangunan yang sedang memaku sebuah papan dengan

menggunakan dua paku. Salah satu paku (Paku A) sangat runcing, namun salah satu

paku lainnya (Paku B) , ternyata paku tersebut tumpul. Jika Pak Tono memaku papan

dengan gaya (F) yang sama, maka yang terjadi adalah….

a. Paku A tidak dapat menancap karena karena luas permukaannya yang kecil,

sedangkan paku B dapat menancap karena luas permukaannya yang besar

b. Paku B tidak dapat menancap karena karena luas permukaannya yang kecil,

sedangkan paku A dapat menancap karena luas permukaannya yang besar

c. Paku A dapat menancap karena karena luas permukaannya yang kecil, sedangkan

C

Page 139: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DEMONSTRASI …

122

Lampiran 7 Soal Posttest

paku B tidak dapat menancap karena luas permukaannya yang besar

d. Kedua paku tidak dapat menancap

7. Merumuskan

ide untuk

menyelesaika

n

permasalahan

yang terkait

dengan

tekanan

Menginterpreta

si

22. Perhatikan tabel dibawah ini!

No. Gaya (N) Luas bidang Tekan (m2)

1. 42 6

2. 18 3

3. 30 5

4. 12 4

Tekanan terbesar sesuai dengan tabel diatas, dihasilkan oleh nomor.....

a. 1 b. 2 c. 3 d. 4

A

Menginterpreta

si

23. Perhatikan tabel Tekanan Hidrostatis berikut ini!

No. Kedalaman

benda(m)

Tekanan (Pa)

1. 2 m 20 Pa

2. 4 m 40 Pa

3. 6 m 60 Pa

4. 12 m 120 Pa

Berdasarkan tabel diatas, jika kedalam benda 14 m, maka Tekanan Hidrostatis benda

tersebut adalah….

a. 110 Pa b. 120 Pa c. 140 Pa d. 150 Pa

C

Page 140: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DEMONSTRASI …

123

Lampiran 7 Soal Posttest

Menerapkan

konsep

24. Sebuah kotak di angkat oleh Randi dengan gaya sebesar 250 N dengan luas alas kotak

tersebut sebesar 2,5 m2 . Kemudian kotak tersebut diletakkan di atas lantai, maka

besar tekanan yang dihasilkan adalah …

a. 100 N/m2

b. 200 N/m2

c. 150 N/m2

d. 250 N/m2

A

Menerapkan

konsep

25. Sebuah benda yang luas alasnya 2 m2 diletakkan di atas lantai dan menghasilkan

tekanan sebesar 400 N/m2. Berat dari benda tersebut adalah.…

a. 1600 N

b. 800 N

c. 400 N

d. 200 N

B

Berhipotesis 26. Ketika kita mengangkat teman kita di dalam kolam renang akan terasa lebih ringan

dibandingkan ketika mengangkatnya di luar kolam renang. Hal ini bisa terjadi karena

a. Ketika di dalam kolam berat badan seseorang menjadi lebih kecil , sehingga

mempermudah mengangkat beban yang berat

C

Page 141: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DEMONSTRASI …

124

Lampiran 7 Soal Posttest

b. Ketika di dalam kolam renang tekanan yang diberikan kecil, sehingga

mempermudah mengangkat beban yang berat

c. Di dalam kolam terdapat bantuan dari gaya apung air, sehingga mempermudah

mengangkat beban yang berat

d. Di dalam kolam renang terdapat tekanan hidrostatis yang membantu mengangkat

beban yang berat

Menerapkan

konsep

27. Pompa hidrolik memiliki luas penampang kecil 10 cm² dan luas penampang besar

80cm². Untuk mengangkat beban 8.000 N, gaya tekan yang harus diberikan pada

pengisap kecil supaya beban tersebut terangkat adalah ...

a. 1000 N

b. 2000 N

c. 8000 N

d. 10000 N

A

Menerapkan

konsep

28. Sebuah kelereng yang ditimbang dengan menggunakan neraca pegas di udara,

diketahui beratnya mencapai 10 N. Namun, setelah ditimbang di dalam air berat

benda tersebut menjadi 5 N. Benda tersebut mendapat gaya angkat sebesar ....

a. 20 N

b. 15 N

c. 10 N

D

Page 142: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DEMONSTRASI …

125

Lampiran 7 Soal Posttest

d. 5 N

Berhipotesis 29. Luas bidang kecil yang diberi gaya dapat mengangkat luas bidang besar pada pompa

hidrolik, karena….

a. Tekanan yang diberikan pada zat cair dalam ruang tertutup akan diteruskan

kesegala arah dengan sama besar

b. Gayanya sama besar

c. Tekanan pada luas bidang kecil dan luas bidang besar tidak sama besar

d. Tekanan lebih keci dari gaya yang diberikan

A

Menerapkan

konsep

30. Perhatikan penerapan tekanan zat cair pada kehidupan sehari-hari berikut ini!

(1) Kapal selam

(2) Pompa hidrolik

(3) Keran air

(4) Bendungan

(5) Pemasangan infus

Yang termasuk penerapan Hukum Archimedhes adalah….

a. (1) Kapal selam dan (4)Bendungan

b. (1) Kapal selam dan (3) Keran air

B

Page 143: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DEMONSTRASI …

126

Lampiran 7 Soal Posttest

c. (2) Pompa hidrolik dan (3) Keran air

d. (1) Kapal selam dan (5) Pemasangan infus

Page 144: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DEMONSTRASI …

127

Lampiran 8 Uji Validitas Butir Soal

UJI VALIDITAS BUTIR SOAL

Langkah-langkah menguji validitas butir soal dengan menggunakan korelasi

produk momen adalah sebagai berikut

1. Rumus yang digunakan adalah

𝑟 ∑ ∑ ∑

∑ ∑ ∑ ∑

Keterangan :

rxy= Angka korelasi product moment

N = Jumlah responden

X = Skor yang diberikan oleh rater 1

Y = Skor yang diberikan oleh rater 2

2. Mencari nilai Mt atau nilai rata-rata skor tota

3. Mencari nilai SDt atau standard deviasi dari skor

𝑆 √∑

(

)

=√

(

)

= √ =√

4. Menguji validitas masing masing butir soal

𝑢𝑚𝑙𝑎𝑕 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑠𝑖𝑠 𝑎 𝑎𝑛𝑔 𝑚𝑒𝑛𝑗𝑎 𝑎𝑏 𝑏𝑒𝑛𝑎𝑟

𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎𝑕 𝑠𝑖𝑠 𝑎 𝑠𝑖𝑠 𝑎 𝑎𝑛𝑔 𝑚𝑒𝑛𝑗𝑎 𝑎𝑏 𝑏𝑒𝑛𝑎𝑟

𝑟

1. Soal Nomor 1

=

= 16,41

𝑟

=

√ . 0,10 (2,4) = 0,24 (Tidak Valid)

Page 145: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DEMONSTRASI …

128

Lampiran 8 Uji Validitas Butir Soal

2. Soal Nomor 2

=

= 18,21

𝑟

=

√ 0,45 (0,83) = 0,37 (Valid)

3. Soal Nomor 3

=

= 14

𝑟

=

√ -0,38 (0,56) = -0,21

(Tidak Valid)

4. Soal Nomor 4

=

=18,48

𝑟

=

√ 0,50 (1,28) = 0,64 (Valid)

5. Soal Nomor 5

=

= 18,21

𝑟

=

√ 0,45 (0,83) = 0,37 (Valid)

6. Soal Nomor 6

=

= 16,95

𝑟

=

√ 0,30 (1,17) = 0,35 (Valid)

Page 146: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DEMONSTRASI …

129

Lampiran 8 Uji Validitas Butir Soal

7. Soal Nomor 7

=

= 18,05

𝑟

=

√ 0,42 (1) = 0,42 (Valid)

8. Soal Nomor 8

=

= 17,67

𝑟

=

√ 0,34 (1,89) = 0,64 (Valid)

9. Soal Nomor 9

=

= 17,25

𝑟

=

√ . 0,30 (1,18) = 0,35 (Valid)

10. Soal Nomor 10

=

=16,48

𝑟

=

√ 0,11 (1,69) = 0,18

(Tidak Valid)

11. Soal Nomor 11

=

=19,06

𝑟

=

√ 0,62 (0,89) = 0,55 (Valid)

Page 147: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DEMONSTRASI …

130

Lampiran 8 Uji Validitas Butir Soal

12. Soal Nomor 12

=

= 19,43

𝑟

=

√ 0,69 (0,83) = 0,57 (Valid)

13. Soal Nomor 13

=

=17,50

𝑟

=

√ 0,31 (1,36) = 0,42 (Valid)

14. Soal Nomor 14

=

= 17,00

𝑟

=

√ 0,21 (0,64) = 0,13

(Tidak Valid)

15. Soal Nomor 15

=

= 17

𝑟

=

√ 0,21 (1,28) = 0,27

(Tidak Valid)

16. Soal Nomor 16

𝑟

=

√ 0,43(1,06) = 0,46 (Valid)

Page 148: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DEMONSTRASI …

131

Lampiran 8 Uji Validitas Butir Soal

17. Soal Nomor 17

𝑟

=

√ 0,57 (0,89) = 0,61 (Valid)

18. Soal Nomor 18

𝑟

=

√ 0,63 (0,59) = 0,37 (Valid)

19. Soal Nomor 19

𝑟

=

√ 0,30 (0,69) = 0,21 (Tidak Valid)

20. Soal Nomor 20

17,34

𝑟

=

√ 0,28 (1,46) = 0,41(Valid)

21. Soal Nomor 21

16,27

𝑟

=

√ 0,07 (2,71) = 0,19 (Tidak Valid)

Page 149: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DEMONSTRASI …

132

Lampiran 8 Uji Validitas Butir Soal

22. Soal Nomor 22

17,00

𝑟

=

√ 0,21 (2,14) = 0,45 (Valid)

23. Soal Nomor 23

𝑟

=

√ 0,42 (1) = 0,42 (Valid)

24. Soal Nomor 24

17,81

𝑟

=

√ 0,37 (1,28) = 0,47 (Valid)

25. Soal Nomor 25

𝑟

=

√ 0,35 (0,88) = 0,31 (Tidak Valid)

26. Soal Nomor 26

19,80

Page 150: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DEMONSTRASI …

133

Lampiran 8 Uji Validitas Butir Soal

𝑟

=

√ 0,76 (0,69) = 0,52 (Valid)

27. Soal Nomor 27

𝑟

=

√ 0,26 (1,36) = 0,35 (Valid)

28. Soal Nomor 28

17,62

𝑟

=

√ 0,33 (1,28) = 0,42 (Valid)

29. Soal Nomor 29

16,70

𝑟

=

√ 0,15 (0,66) = 0,10

(Tidak Valid)

30. Soal Nomor 30

18,90

𝑟

=

√ 0,59 (1,28) =0,75 (Valid)

Page 151: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DEMONSTRASI …

134

Lampiran 8 Uji Validitas Butir Soal

Page 152: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DEMONSTRASI …

135

Lampiran 9 Uji Reliabilitas

UJI RELIABILITAS SOAL

1. Rata-rata

2. Varians

𝑆

∑ ∑

.

.

3. Uji Reliabilitas

𝑟 𝑛

𝑛 (𝑠 ∑𝑝𝑞

𝑠 )

(

)

rtabel= 0,468, sehingga 0,80 > 0,468 atau rhitung > rtabel (Reliabel)

Page 153: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DEMONSTRASI …

136

Lampiran 10 Uji Taraf Kesukaran Soal

UJI TARAF KESUKARAN SOAL

No. Butir Soal Taraf Tingkat Kesukaran Interpretasi

1. Soal Nomor 1

= 0,85 Soal Mudah

2. Soal Nomor 2

= 0,41 Soal Sedang

3. Soal Nomor 3

= 0,24 Soal Sukar

4. Soal Nomor 4

= 0,62 Soal Sedang

5. Soal Nomor 5

= 0,56 Soal Sedang

6. Soal Nomor 6

= 0,59 Soal Sedang

7. Soal Nomor 7

= 0,50 Soal Sedang

8. Soal Nomor 8

= 0,44 Soal Sedang

9. Soal Nomor 9

= 0,59 Soal Sedang

10. Soal Nomor 10

= 0,74 Soal Mudah

11. Soal Nomor 11

= 0,44 Soal Sedang

12. Soal Nomor 12

= 041 Soal Sedang

13. Soal Nomor 13

= 0,65 Soal Mudah

14. Soal Nomor 14

= 0,29 Soal Sukar

15. Soal Nomor 15

= 0,62 Soal Sedang

16. Soal Nomor 16

= 0,53 Soal Sedang

17. Soal Nomor 17

= 0,44 Soal Sedang

18. Soal Nomor 18

= 0,26 Soal Sukar

19. Soal Nomor 19

= 0,32 Soal Sedang

20. Soal Nomor 20

= 0,68 Soal Sedang

21. Soal Nomor 21

= 0,88 Soal Mudah

Page 154: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DEMONSTRASI …

137

Lampiran 10 Uji Taraf Kesukaran Soal

22. Soal Nomor 22

= 0,82 Soal Mudah

23. Soal Nomor 23

= 0,50 Soal Sedang

24. Soal Nomor 24

= 0,62 Soal Sedang

25. Soal Nomor 25

= 0,44 Soal Sedang

26. Soal Nomor 26

= 0,32 Soal Sedang

27. Soal Nomor 27

= 0,65 Soal Sedang

28. Soal Nomor 28

= 0,62 Soal Sedang

29. Soal Nomor 29

= 0,29 Soal Sukar

30. Soal Nomor 30

= 0,62 Soal Sedang

Page 155: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DEMONSTRASI …

138

Lampiran 11 Uji Daya Pembeda Soal

UJI DAYA PEMBEDA SOAL

No. Butir Soal Daya Beda Butir Soal Interpretasi

1.

Soal Nomor 1

𝑝

= 0,22 Cukup

2.

Soal Nomor 2

𝑝

= 0,44 Baik

3.

Soal Nomor 3

𝑝

= -0,22 Sangat Jelek

4.

Soal Nomor 4

𝑝

= 0,89 Sangat Baik

5.

Soal Nomor 5

𝑝

= 0,56 Baik

6.

Soal Nomor 6

𝑝

= 0,56 Baik

7.

Soal Nomor 7

𝑝

= 0,33 Cukup

8.

Soal Nomor 8

𝑝

= 0,44 Baik

9.

Soal Nomor 9

𝑝

= 0,44 Baik

10.

Soal Nomor 10

𝑝

= 0,44 Baik

11.

Soal Nomor 11

𝑝

= 0,67 Baik

12.

Soal Nomor 12

𝑝

= 0,67 Baik

13.

Soal Nomor 13

𝑝

= 0,33 Cukup

Page 156: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DEMONSTRASI …

139

Lampiran 11 Uji Daya Pembeda Soal

14.

Soal Nomor 14

𝑝

= 0,22 Cukup

15.

Soal Nomor 15

𝑝

= 0,22 Cukup

16.

Soal Nomor 16

𝑝

= 0,56 Baik

17.

Soal Nomor 17

𝑝

= 0,67 Baik

18.

Soal Nomor 18

𝑝

= 0,33 Cukup

19.

Soal Nomor 19

𝑝

= 0,22 Cukup

20.

Soal Nomor 20

𝑝

= 0,44 Baik

21.

Soal Nomor 21

𝑝

= 0,11 Jelek

22.

Soal Nomor 22

𝑝

= 0,44 Baik

23.

Soal Nomor 23

𝑝

= 0,77 Sangat Baik

24.

Soal Nomor 24

𝑝

= 0,33 Cukup

25.

Soal Nomor 25

𝑝

= 0,33 Cukup

26.

Soal Nomor 26

𝑝

= 0,33 Cukup

27.

Soal Nomor 27

𝑝

= 0,44 Baik

28.

Soal Nomor 28

𝑝

= 0,56 Baik

Page 157: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DEMONSTRASI …

140

Lampiran 11 Uji Daya Pembeda Soal

29.

Soal Nomor 29

𝑝

= 0,11 Jelek

30. Soal Nomor 30

𝑝

= 0,89 Sangat Baik

Page 158: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DEMONSTRASI …

141

Lampiran 12 Nilai Posttest

Nilai Hasil Posttest Siswa Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol

No. Kelas Eksperimen Kelas Kontrol

Nama Siswa Skor Nama Siswa Skor

1. ACT 70

ADW 70

2. AS 85

AMFF 70

3. AR 85

AF 75

4. BFO 75

AFE 80

5. DM 50

BAZA 30

6. DA 80

DM 55

7. DTA 80

DDK 70

8. DCNA 80

DFW 80

9. EW 85

E 85

10. FFO 90

FSP 35

11. II 50

IE 65

12. JA 75

IW 65

13. LA 85

KAA 90

14. MA 85

LK 75

15. MKU 95

MS 45

16. MRA 40

N 85

17. MHJS 75

NSS 80

18. MNM 80

R 45

19. MMF 95

RS 75

20. PRA 75

SIM 85

21. R 45

S 65

22. SB 85

SNH 45

23. YSH 65

YA 55

24.

ZAS 80

25

ZNW 75

Page 159: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DEMONSTRASI …

142

Lampiran 13 Lembar Observasi

Lembar Observasi Keterampilan Proses Sains

(Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol)

Pokok Bahasan : Tekanan Zat Padat dan Zat Cair

Hari/Tanggal :

Tujuan : Lembar observasi ini disusun dalam rangka mengamati aktivitas siswa dalam pembelajaran “Tekanan Zat

Padat dan Zat Cair” yang berlangsung selama ± 40 menit.

N

o.

Komponen

Pengamatan

S

k

o

r

Indikator Penelitian No. Siswa

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

1. Melakukan

identifikasi terhadap

alat dan bahan serta

data hasil percobaan

yang diamati

4 Jika melakukan identifikasi terhadap alat dan bahan serta data

hasil percobaan yang diamati dengan benar dan tepat

3 jika melakukan identifikasi terhadap alat dan bahan serta data

hasil percobaan yang diamati dengan benar tetapi kurang tepat

2 Jika melakukan identifikasi terhadap alat dan bahan serta data

hasil percobaan yang diamati dengan kurang benar dan tidak

tepat

1 Jika tidak melakukan identifikasi terhadap alat dan bahan serta

data hasil percobaan yang diamati dengan benar dan tepat

Page 160: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DEMONSTRASI …

143

Lampiran 13 Lembar Observasi

2. Menggunakan semua

indera dengan

melihat, merasakan,

mendengar, meraba

dan mencium untuk

mendapatkan data

sesuai dengan

percobaan yang

dilakukan

4 Jika menggunakan 4 atau 5 indera yang dimiliki untuk

mendapatkan data sesuai dengan percobaan yang dilakukan

3 Jika menggunakan 2 atau 3 indera yang dimiliki untuk

mendapatkan data sesuai dengan percobaan yang dilakukan

2 Jika hanya menggunakan 1 indera yang dimiliki untuk

mendapatkan data sesuai dengan percobaan yang dilakukan

1 Jika tidak menggunakan indera yang dimiliki untuk mendapatkan

data sesuai dengan percobaan yang dilakukan

3. Mengidentifikasi

perbedaan antara

Tekanan Hidrostatis,

Hukum Archimedes,

dan Hukum Pascal

serta memberikan

contoh peristiwa

tekanan zat padat

dan zat cair

4 Jika mengidentifikasi perbedaan antara Tekanan Hidrostatis,

Hukum Archimedes, dan Hukum Pascal serta memberikan

contoh peristiwa tekanan zat padat dan zat cair secara jelas dan

tepat

3 Jika mengidentifikasi perbedaan antara Tekanan Hidrostatis,

Hukum Archimedes, dan Hukum Pascal serta memberikan

contoh peristiwa tekanan zat padat dan zat cair secara jelas

namun kurang tepat

2 Jika mngidentifikasi perbedaan antara Tekanan Hidrostatis,

Hukum Archimedes, dan Hukum Pascal serta memberikan

Page 161: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DEMONSTRASI …

144

Lampiran 13 Lembar Observasi

contoh peristiwa tekanan zat padat dan zat cair kurang jelas

namun kurang tepat

1 Jika tidak dapat mengidentifikasi perbedaan antara Tekanan

Hidrostatis, Hukum Archimedes, dan Hukum Pascal serta

memberikan contoh peristiwa tekanan zat padat dan zat cair

secara jelas namun kurang tepat

4. Menggolongkan alat,

bahan dan materi

pelajaran dalam

percobaan secara

jelas dan tepat

4 Jika menggolongkan alat, bahan dan materi pelajaran dalam

percobaan secara jelas dan tepat

3 Jika menggolongkan alat, bahan dan materi pelajaran dalam

percobaan secara jelas tetapi ada yang tidak tepat

2 Jika menggolongkanalat,bahan dan materi pelajarandalam

percobaan secara kurang jelas dan tidak tepat

1 Jika tidak menggolongkanalat,bahan dan materi pelajarandalam

percobaan secara jelas dan tepat

5. Mengidentifikasi

faktor – faktor,

keadaan, dan/atau

hubungan –

4 Jika dapat menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi

tekanan zat padat dan zat cair dengan benar dan tepat.

3 Jika dapat menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi

tekanan zat padat dan zat cair benar tetapi kurang tepat

Page 162: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DEMONSTRASI …

145

Lampiran 13 Lembar Observasi

hubungan yang

dapat berubah atau

dapat diubah dalam

sebuah kejadian atau

sistem

2 Jika dapat menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi

tekanan zat padat dan zat cair kurang benar dan tidak tepat

1 Jika tidak dapat menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi

tekanan zat padat dan zat cair dengan benar dan tepat

6. Membuat perkiraan

atau dugaan

sementara sebelum

demonstrasi

dilakukan

4 Jika membuat perkiraan atau dugaan sementara sebelum

demonstrasi dilakukan dengan benar dan tepat

3 Jika membuat perkiraan atau dugaan sementara sebelum

demonstrasi dilakukan dengan benar tetapi kurang tepat

2 Jika membuat perkiraan atau dugaan sementara sebelum

demonstrasi dilakukan dengan kurang benar dan tidak tepat

1 Jika tidak membuat perkiraan atau dugaan sementara sebelum

demonstrasi dilakukan dengan benar dan tepat

7.

Menyesuaikan

prediksi yang telah

dibuat dengan teori

dan materi yang

diajarkan

4 Jika menyesuaikan prediksi yang telah dibuat dengan teori dan

materi yang diajarkan secara jelasdan tepat

3 Jika menyesuaikan prediksi yang telah dibuat dengan teori dan

materi yang diajarkan secara jelas tetapi kurang tepat

2 Jika menyesuaikan prediksi yang telah dibuat dengan teori dan

Page 163: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DEMONSTRASI …

146

Lampiran 13 Lembar Observasi

materi yang diajarkan secara kurang jelas dan tidak tepat

1 Jika tidak menyesuaikan prediksi yang telah dibuat dengan teori

dan materi yang diajarkan secara jelas dan tepat

8. Membuat hipotesis

dari variabel

4 Jika dapat membuat kemungkinan yang akan terjadi pada

percobaan dengan jelas dan tepat

3 Jika dapat membuat kemungkinan yang akan terjadi pada

percobaan dengan jelas dan kurang tepat

2 Jika dapat membuat kemungkinan yang akan terjadi pada

percobaan secara kurang jelas dan tidak tepat

1 Jika tidak dapat membuat kemungkinan yang akan terjadi pada

percobaan dengan jelas dan tepat

9. Mengidentifikasi

hasil

4 Jika dapat mengidentifikasi hasil dari percobaan tekanan zat

padat dan zat cair dengan benar dan tepat

3 Jika dapat mengidentifikasi hasil dari percobaan tekanan zat

padat dan zat cair dengan benar dan tidak tepat

2 Jika dapat mengidentifikasi hasil dari percobaan tekanan zat

padat dan zat cair dengan kurang benar dan tidak tepat

1 Jika tidak dapat mengidentifikasi hasil dari percobaan tekanan

Page 164: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DEMONSTRASI …

147

Lampiran 13 Lembar Observasi

zat padat danzat cair dengan benar dan tepat

1

0.

Menerapkan konsep

yang telah dipelajari

4 Jika mampu menerapkan konsep yang telah dipelajari pada

permasalahan yang lain secara jelas dan tepat

3 Jika mampu menerapkan konsep yang telah dipelajari pada

permasalahan yang lain secara jelas dan tidak tepat

2 Jika mampu menerapkan konsep yang telah dipelajari pada

permasalahan yang lain secara belum jelas dan tidak tepat

1 Jika tidak mampu menerapkan konsep yang telah dipelajari pada

permasalahan yang lain secara jelas dan tepat

1

1.

Mendiskusikan suatu

masalah

4 Jika mendiskusikan permasalahan yang ditemukan bersama

teman atau guru secara jelas dan tepat

3 Jika mendiskusikan permasalahan yang ditemukan bersama

teman atau guru secara jelas dan tidak tepat

2 Jika mendiskusikan permasalahan yang ditemukan bersama

teman atau guru secara tidak jelas dan tidak tepat

1 Jika tidak mendiskusikan permasalahan yang ditemukan bersama

teman atau guru secara jelas dan tepat

1 Mentransmisikan 4 Jika dapat menjelaskan dan berbagi informasi tentang

Page 165: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DEMONSTRASI …

148

Lampiran 13 Lembar Observasi

2. informasi ke orang

lain dengan benar

pengetahuan yang didapatkan kepada teman atau guru secara

jelas dan tepat

3 Jika dapat menjelaskan dan berbagi informasi tentang

pengetahuan yang didapatkan kepada teman atau guru secara

jelas dan tidak tepat

2 Jika dapat menjelaskan dan berbagi informasi tentang

pengetahuan yang didapatkan kepada teman atau guru secara

belum jelas dan tidak tepat

1 Jika tidak dapat menjelaskan dan berbagi informasi tentang

pengetahuan yang didapatkan kepada teman atau guru secara

jelas dan tepat

Page 166: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DEMONSTRASI …

149

Lampiran 14 Rekapitulasi Lembar Observasi

Rekapitulasi lembar observasi keterampilan proses sains siswa kelas eksperimen

Indikator Keterampilan

Proses Sains

No. Responden Jumlah

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23

Melakukan Pengamatan 6 5 6 4 7 6 6 6 5 6 4 7 6 6 6 6 6 5 5 6 6 5 5 130

Menginferensi 5 5 4 6 7 8 5 5 6 7 5 7 5 7 5 6 6 6 8 6 6 5 6 136

Mengidentifikasi Variabel 3 3 3 2 4 3 3 2 3 3 3 4 3 3 3 3 4 2 3 4 2 3 3 69

Memprediksi 6 6 6 6 6 8 4 6 5 6 5 8 5 7 6 7 7 4 6 7 7 6 5 139

Merumuskan Hipotesis 2 3 2 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 4 3 2 3 65

Menginterpretasi 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 4 3 4 2 4 4 2 3 2 2 3 3 67

Menerapkan Konsep 2 3 2 3 4 3 2 3 2 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 4 3 2 3 68

Berkomunikasi 4 5 5 5 6 6 6 5 6 6 7 7 6 7 4 6 6 4 7 6 6 6 6 132

Jumlah 31 33 31 31 40 40 32 31 33 37 33 43 33 40 32 39 40 29 38 39 35 32 34

Page 167: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DEMONSTRASI …

150

Lampiran 14 Rekapitulasi Lembar Observasi

Rekapitulasi lembar observasi keterampilan proses sains siswa kelas kontrol

Indikator Keterampilan

Proses Sains

No. Responden Jumlah

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25

Melakukan Pengamatan 6 5 5 5 5 6 5 6 5 4 7 6 6 6 4 5 5 5 5 6 5 5 6 5 5 133

Menginferensi 7 6 7 7 4 7 6 7 5 5 6 4 8 5 5 6 6 6 5 7 5 4 5 5 5 143

Mengidentifikasi

Variabel

2 3 3 3 3 4 3 3 3 2 3 2 3 3 2 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 73

Memprediksi 5 5 5 6 6 6 7 5 4 5 6 7 7 5 6 5 5 6 6 6 5 4 5 7 7 141

Merumuskan Hipotesis 3 3 3 2 2 3 3 2 2 3 3 3 3 2 2 2 3 3 2 3 2 3 3 2 4 66

Menginterpretasi 2 3 3 3 2 3 2 3 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 72

Menerapkan Konsep 2 2 2 3 3 2 3 2 1 2 2 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 64

Berkomunikasi 6 5 6 7 5 5 5 5 5 5 5 6 5 6 5 6 7 6 5 6 6 5 4 6 5 137

Jumlah 33 32 34 36 30 36 34 33 27 29 34 34 38 33 30 34 34 34 32 38 32 30 33 34 35

Page 168: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DEMONSTRASI …

151

Lampiran 15 Analisis Data

MEAN, MEDIAN, MODUS, STANDAR DEVIASI DAN STANDAR ERROR

1. Kelas Eksperimen

a. 𝑒𝑎𝑛 ∑

b. Median = 75

c. Modus

Nilai yang paling banyak muncul adalah 80 dan 85, maka modus pada

kelas eksperimen adalah

d. Standar Deviasi

𝑆 √∑

𝑛𝑛

e. Standar Error

𝑆

f. Nilai Maksimum = 95

g. Nilai Minimum = 40

2. Kelas Kontrol

a. Mean

Page 169: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DEMONSTRASI …

152

Lampiran 15 Analisis Data

b. Median = 70

c. Modus

Nilai yang paling banyak muncul adalah 80 dan 85, maka modus pada

kelas kontrol adalah

d. Standar Deviasi

𝑆 √∑

𝑛𝑛

√ .

e. Standar Error

𝑆

h. Nilai Maksimum = 90

i. Nilai Minimum = 30

Page 170: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DEMONSTRASI …

153

Lampiran 16 Uji Normalitas & Homogenitas

Uji Normalitas kelas Eksperimen

Langkah-langkah uji normalitas liliefors adalah kelas eksperimen

sebagai berikut.

1) Menentukan taraf signifikansi yaitu 5% atau 0,05

2) Menentukan H0 dan Ha

H0 : Sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal

Ha : Sampel tidak berasal dari populasi yang berdistribusi

normal

3) Data sampel diurutkan dari yang terkecil hingga yang terbesar

40 45 50 50 65 70 75 75 75

75 80 80 80 80 80 85 85 85

85 85 90 95 95

4) Menghitung rata-rata data sampel

5) Menghitung simpangan baku atau standard deviasi data dengan

persamaan:

𝑆 √∑

𝑛𝑛

Keterangan :

SD : Standar deviasi / Simpangan baku

∑ : Jumlah nilai X

∑ : Jumlah kuadrat nilai X

𝑛 : Jumlah siswa

Page 171: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DEMONSTRASI …

154

Lampiran 16 Uji Normalitas & Homogenitas

𝑆 √∑

𝑛𝑛

6) Menghitung nilai Z dengan persamaan:

𝑧

𝑆

z : Angka baku / nilai standard

: Jumlah rata-rata nilai X

SD : Standar deviasi / Simpangan baku

𝑧

𝑧

𝑧

𝑧

𝑧

𝑧

𝑧

𝑧

𝑧

𝑧

𝑧

𝑧

Page 172: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DEMONSTRASI …

155

Lampiran 16 Uji Normalitas & Homogenitas

𝑧

𝑧

𝑧

𝑧

𝑧

𝑧

𝑧

𝑧

𝑧

0,98

𝑧

𝑧

7) Menentukan nilaai F(z) atau probabilitas komulatif normal

berdasarkan notasi z, dihitung dari luasan kurva normal mulai

dari ujung kiri kurva sampai dengan titik z.

8) Menghitung frekuensi kumulatif, untuk mencari S(z) dengan

persamaan:

𝑆 𝑧

Ket : S(z) : Probabilitas komulatif empiris

Fk : Frekuensi Komulatif

N : Jumlah siswa

9) Menentukan nilai Lhitung :

𝐿 |𝐹 𝑧 𝑆 𝑧 |

Page 173: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DEMONSTRASI …

156

Lampiran 16 Uji Normalitas & Homogenitas

Berikut merupakan tabel langkah-langkah uji normalitas

Liliefors dari nomor 3 hingga 9

Tabel 4.4 Uji Normalitas kelas eksperimen

No X Z F(Z) S(Z) |F(z)-S(z)|

1 40 -2.28758 0.011081 0.043478 0.032397185

2 45 -1.96078 0.024952 0.086957 0.062004205

3 50 -1.63398 0.051131 0.173913 0.122781913

4 50 -1.63398 0.051131 0.173913 0.122781913

5 65 -0.65359 0.256687 0.217391 0.039295561

6 70 -0.3268 0.371911 0.26087 0.111041243

7 75 0 0.5 0.434783 0.065217391

8 75 0 0.5 0.434783 0.065217391

9 75 0 0.5 0.434783 0.065217391

10 75 0 0.5 0.434783 0.065217391

11 80 0.326797 0.628089 0.652174 0.024084722

12 80 0.326797 0.628089 0.652174 0.024084722

13 80 0.326797 0.628089 0.652174 0.024084722

14 80 0.326797 0.628089 0.652174 0.024084722

15 80 0.326797 0.628089 0.652174 0.024084722

16 85 0.653594 0.743313 0.869565 0.126252083

17 85 0.653594 0.743313 0.869565 0.126252083

18 85 0.653594 0.743313 0.869565 0.126252083

19 85 0.653594 0.743313 0.869565 0.126252083

20 85 0.653594 0.743313 0.869565 0.126252083

21 90 0.98039 0.836553 0.913043 0.076490238

22 95 1.307187 0.904425 1 0.095574604

23 95 1.307187 0.904425 1 0.095574604

Rata-rata : 75

S. Baku : 15.30002971

10) Menentukan nilai Lhitung dengan cara melihat nilai maksimum dari

| |, dari perhitungan didapatkan nilai maksimumnya

adalah 0,125

11) Membandingkan Lhitung dan Ltabel dengan taraf signifikansi 5 %.

Dengan kriteria pengujian :

Jika Lhitung < Ltabel, maka data berdistribusi normal

Jika Lhitung > Ltabel maka data tidak berdistribusi normal

Page 174: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DEMONSTRASI …

157

Lampiran 16 Uji Normalitas & Homogenitas

12) Dari langkah-langkah uji normalitas Liliefors yang telah dilakukan

didapatkan nilai Lhitung kelas 8A adalah 0,126 lebih kecil dari nilai

Ltabel yaitu 0,275. maka dapat ditentukan bahwa data kelas

eksperimen berdistribusi normal

Uji Normalitas Kelas Kontrol

Langkah-langkah uji normalitas liliefors adalah kelas kontrol

sebagai berikut.

13) Menentukan taraf signifikansi yaitu 5% atau 0,05

14) Menentukan H0 dan Ha

H0 : Sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal

Ha : Sampel tidak berasal dari populasi yang berdistribusi normal

15) Data sampel diurutkan dari yang terkecil hingga yang terbesar

30 35 45 45 45 55 55 65 65

65 70 70 70 75 75 75 75 80

80 80 80 85 85 85 90

16) Menghitung rata-rata data sampel

17) Menghitung simpangan baku atau standard deviasi data dengan

persamaan:

𝑆 √∑

𝑛𝑛

Page 175: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DEMONSTRASI …

158

Lampiran 16 Uji Normalitas & Homogenitas

Keterangan :

SD : Standar deviasi / Simpangan baku

∑ : Jumlah nilai X

∑ : Jumlah kuadrat nilai X

𝑛 : Jumlah siswa

𝑆 √∑

𝑛𝑛

√ .

18) Menghitung nilai Z dengan persamaan:

𝑧

𝑆

z : Angka baku / nilai standard

: Jumlah rata-rata nilai X

SD : Standar deviasi / Simpangan baku

𝑧

𝑧

𝑧

𝑧

𝑧

𝑧

𝑧

𝑧

𝑧

Page 176: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DEMONSTRASI …

159

Lampiran 16 Uji Normalitas & Homogenitas

𝑧

𝑧

𝑧

𝑧

𝑧

𝑧

𝑧

𝑧

𝑧

𝑧

𝑧

𝑧

𝑧

𝑧

𝑧

𝑧

19) Menentukan nilaai F(z) atau probabilitas komulatif normal

berdasarkan notasi z, dihitung dari luasan kurva normal mulai dari

ujung kiri kurva sampai dengan titik z.

20) Menghitung frekuensi kumulatif, untuk mencari S(z) dengan

persamaan:

𝑆 𝑧

Ket : S(z) : Probabilitas komulatif empiris

Fk : Frekuensi Komulatif

Page 177: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DEMONSTRASI …

160

Lampiran 16 Uji Normalitas & Homogenitas

N : Jumlah siswa

21) Menentukan nilai Lhitung :

𝐿 |𝐹 𝑧 𝑆 𝑧 |

Berikut merupakan tabel langkah-langkah uji normalitas Liliefors

dari nomor 3 hingga 9

Tabel 4.5. Uji normalitas kelas kontrol

No X Z F(Z) S(Z) F(z)-S(z)

1 30 -2.24256 0.012462 0.04 0.027538

2 35 -1.94114 0.02612 0.08 0.05388

3 45 -1.3383 0.090399 0.2 0.109601

4 45 -1.3383 0.090399 0.2 0.109601

5 45 -1.3383 0.090399 0.2 0.109601

6 55 -0.73546 0.231028 0.28 0.048972

7 55 -0.73546 0.231028 0.28 0.048972

8 65 -0.13262 0.447245 0.4 0.047245

9 65 -0.13262 0.447245 0.4 0.047245

10 65 -0.13262 0.447245 0.4 0.047245

11 70 0.168795 0.567021 0.52 0.047021

12 70 0.168795 0.567021 0.52 0.047021

13 70 0.168795 0.567021 0.52 0.047021

14 75 0.470215 0.680899 0.68 0.000899

15 75 0.470215 0.680899 0.68 0.000899

16 75 0.470215 0.680899 0.68 0.000899

17 75 0.470215 0.680899 0.68 0.000899

18 80 0.771635 0.779835 0.84 0.060165

19 80 0.771635 0.779835 0.84 0.060165

20 80 0.771635 0.779835 0.84 0.060165

21 80 0.771635 0.779835 0.84 0.060165

22 85 1.073055 0.858377 0.96 0.101623

23 85 1.073055 0.858377 0.96 0.101623

24 85 1.073055 0.858377 0.96 0.101623

25 90 1.374475 0.915353 1 0.084647

Rata-rata : 67.2

Simpangan baku :16.58814838

Page 178: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DEMONSTRASI …

161

Lampiran 16 Uji Normalitas & Homogenitas

22) Menentukan nilai Lhitung dengan cara melihat nilai maksimum dari

| |, dari perhitungan didapatkan nilai maksimumnya

adalah 0,109

23) Membandingkan Lhitung dan Ltabel dengan taraf signifikansi 5 %.

Dengan kriteria pengujian :

Jika Lhitung < Ltabel, maka data berdistribusi normal

Jika Lhitung > Ltabel maka data tidak berdistribusi normal

24) Dari langkah-langkah uji normalitas Liliefors yang telah dilakukan

didapatkan nilai Lhitung kelas 8B adalah 0,109 lebih kecil dari nilai

Ltabel yaitu 0,264.

0,109 < 0,264 , maka dapat ditentukan bahwa data kelas

kontrol berdistribusi normal

Page 179: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DEMONSTRASI …

162

Lampiran 16 Uji Normalitas & Homogenitas

Uji Homogenitas Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol

Langkah uji homogenitas adalah sebagai berikut:

1) Menghitung varians masing-masing kelas

𝑆

(

)

𝑆

(

)

𝑆

(

)

𝑆

(

)

𝑆

(

) 𝑆

(

)

𝑆 𝑆

.

Fhitung =

1,18

2) Membandingkan Fhitung dan Ftabel dengan cara :

Dbpembilang = n-1 = 25-1 = 24

Dbpenyebut = n-1= 23-1 =22

Taraf signifikan (α) = 0,05, sehingga diperoleh Ftabel sebesar 2,03

3) Kriteria Pengujian

Jika : Fhitung ≥ Ftabel, tidak homogen

Jika : Fhitung ≤ Ftabel, homogen

Setelah dilakukan pengujian homogenitas kedua sampel,

didapatkanlah nilai Fhitung sebesar 1,18. Hasil tersebut lebih kecil dari

Ftabel yaitu 2,03, sehingga uji homogenitas dari kelas eksperimen dan

kelas kontrol dinyatakan homogen.

Page 180: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DEMONSTRASI …

163

Lampiran 17 Uji Hipotesis t

Uji Hipotesis Tes

Langkah-langkah melakukan Uji Test “t” sebagai berikut:

1) Menentukan Ha dan H0

Ha : Terdapat pengaruh model pembelajaran demonstrasi interaktif

terhadap keterampilan proses sains siswa Sekolah Pertama Negeri 16

Sarolangun.

H0 : Tidak terdapat pengaruh model pembelajaran demonstrasi interaktif

terhadap keterampilan proses sains siswa Sekolah Pertama Negeri 16

Sarolangun

2) Hipotesis (Ha dan Ho) model statistik :

Ha : µ1 ≠ µ2

Ho : µ1 = µ2

3) Menentukan taraf signifikansi sebesar α = 5% atau α = 0,05

4) Menghitung dengan persamaan independen t-test,yaitu :

𝑡

√𝑆𝑆 𝑆𝑆

𝑛 𝑛 ( 𝑛

𝑛

)

Dengan :

𝑆𝑆 ∑

𝑆𝑆 ∑

75,00

𝑆𝑆

= 134525 -

= = 5150

𝑆𝑆

=119500 -

Page 181: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DEMONSTRASI …

164

Lampiran 17 Uji Hipotesis t

= 119500 - 112896 = 6604

𝑡

√𝑆𝑆 𝑆𝑆

𝑛 𝑛 ( 𝑛

𝑛

)

(

)

.

5) Mencari nilai ttabel dengan ketentuan :

Taraf signifikansi α=0,05

Df = n1+ n2 - 2 = 23 + 25 – 2 = 46

Maka diperoleh nilai ttabel sebesar 1,68

6) Menentukan kriteria pengujian

Jika thitung > ttabel, maka terdapat pengaruh model

pembelajaran demonstrasi interaktif terhadap keterampilan

proses sains siswa Sekolah Pertama Negeri 16 Sarolangun (H0

ditolak)

Jika thitung < ttabel, maka tidak terdapat pengaruh model

pembelajaran demonstrasi interaktif terhadap keterampilan

proses sains siswa Sekolah Pertama Negeri 16 Sarolangun (H0

diterima)

7) Dari perhitungan yang telah dilakukan, didapatkan thitung = 1,69

dan ttabel = 1,68 , sehingga disimpulkan bahwa 1,69 > 1,68 atau

thitung > ttabel. Sehingga Ha diterima dan H0 ditolak.

Page 182: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DEMONSTRASI …

165

Lampiran 18 Uji Effect Size

Uji Effect Size

langkah uji effect size adalah sebagai berikut.

1) Uji Effect size dilakukan dengan menggunakan Uji effect size

menggunakan rumus Cohen’s

……(8)

Dengan

𝑆 √

…..(9)

2) Menghitung effect size

𝑆 √

√ .

𝑆 √

Perhitungan effect size diatas, mendapatkan nilai effect size

atau d = 0,50. Berdasarkan tabel interpretasi dapat disimpulkan

bahwa nilai effect size yang diperoleh termasuk kategori efek

sedang, yaitu 0,5 ≤ 0,50 ≤ 0,8.

Page 183: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DEMONSTRASI …

166

Lampiran 19 Dokumentasi

DOKUMENTASI

Page 184: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DEMONSTRASI …

167

Lampiran 19 Dokumentasi

Page 185: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DEMONSTRASI …

168

Lampiran 20 f tabel

Tabel distribusi F

Page 186: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DEMONSTRASI …

169

Lampiran 20 f tabel

Page 187: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DEMONSTRASI …

170

Lampiran 20 f tabel

Page 188: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DEMONSTRASI …

171

Lampiran 21 t tabel

Tabel t

(Pada taraf signifikansi 0,05) 1 sisi (0,05) dan 2 sisi (0,025)

Df Sinifikansi

Df Siknifikansi

0.025 0.05 0.025 0.05 1 12.706 6.314 46 2.013 1.679

2 4.303 2.920 47 2.012 1.678

3 3.182 2.353 48 2.011 1.677

4 2.776 2.132 49 2.010 1.677

5 2.571 2.015 50 2.019 1.676

6 2.147 1.943 51 2.008 1.675

7 2.365 1.8+5 52 2.007 1.675

8 2.306 1.80 53 2.006 1.674

9 2.262 1.863 54 2.005 1.674

10 2.228 1.832 55 2.004 1.673

11 2.201 1.716 56 2.003 1.673

12 2.179 1.792 57 2.002 1.672

13 2.160 1.781 58 2.002 1.672

14 2.145 1.771 59 2.001 1.671

15 2.131 1.763 60 2.000 1.671

16 2.120 1.756 61 2.000 1.670

17 2.110 1.740 62 1.999 1.660

18 2.101 1.744 63 1.998 1.669

19 2.093 1.739 64 1.998 1.669

20 2.086 1.725 65 1.997 1.669

21 2.080 1.721 66 1.997 1.668

22 2.074 1.727 67 1.996 1.668

23 2.069 1.714 68 1.995 1.668

24 2.06. 1.711 69 1.995 1.667

25 2.060 1.718 70 1.994 1.667

26 2.056 1.706 71 1.994 1.667

27 2.052 1.703 72 1.993 1.666

28 2.048 1.701 73 1.993 1.666

29 2.045 1.609 74 1.993 1.666

30 2.042 1.697 75 1.992 1.665

31 2.040 1.696 76 1.992 1.665

32 2.037 1.694 77 1.991 1.665

33 2.035 1.692 78 1.991 1.665

34 2.032 1.691 79 1.990 1.664

35 2.030 1.690 80 1.990 1.664

36 2.028 1.688 81 1.990 1.664

37 2.026 1.687 82 1.989 1.664

38 2.024 1.686 83 1.989 1.663

39 2.023 1.685 84 1.989 1.663

40 2.021 1.684 85 1.988 1.663

41 2.020 1.683 86 1.988 1.663

42 2.018 1.682 87 1.988 1.663

Page 189: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DEMONSTRASI …

172

Lampiran 21 t tabel

43 2.017 1.681 88 1.987 1.662

44 2.015 1.680 89 1.987 1.662

45 2.014 1.679 90 1.987 1.662 Sumber: Function Statistical Microsoft excel

Page 190: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DEMONSTRASI …

173

Page 191: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DEMONSTRASI …

174

Page 192: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DEMONSTRASI …

175

CURRICULUM VITAE

DATA PRIBADI

Nama : Ratih Windyaningsiwi

TTL : Sarolangun, 18 November 1999

Jenis Kelamin : Perempuan

Alamat :RT.001/RW.001, Desa Suka Maju,

Kecamatan Mandiangin, Kabupaten

Sarolangun

No. Handphone : 082176471754

Email : [email protected]

DATA PENDIDIKAN

SD/MI : SD N 178/VII Butang Baru (2005-2011)

SMP/MTs : SMP Negeri 16 Sarolangun (2011-2014)

SMA/MA : MAN Model Kota Jambi (2014-2017)

SI : Tadris Fisika UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi

Jambi, Mei 2021

Ratih Windyaningsiwi

NIM. 206172932