skripsi pgtk metode demonstrasi dalam pembelajaran di tk

Upload: aldiniwiranti

Post on 09-Oct-2015

127 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

metode demonstrasi di tk

TRANSCRIPT

  • PENGGUNAAN METODE DEMONSTRASI DALAM KEGIATAN

    BELAJAR MENGAJAR DI TAMAN KANAK KANAK

    TUGAS AKHIR

    OLEH :

    Nama : ARIN LESTARI

    NPM : 06130483

    IKIP PGRI SEMARANG

    FAKULTAS ILMU PENDIDIDKAN

    PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU TAMAN KANAK KANAK

    2008

  • PERSETUJUAN

    Kami selaku Pembibimbing Tugas Akhir dari mahasiswa IKIP PGRI Semarang

    Nama : Arin Lestari

    NPM : 06130483

    Fakultas / jurusan : FIP / PGTK

    Dengan ini menyatakan bahwa Tugas Akhir yang dibuat oleh mahasiswa tersebut

    diatas selesai dan siap untuk diujikan.

    Semarang, Mei 2008

    Pembibing

    Dra. Wiwik Kusdaryani MPd.

    ii

  • PENGESAHAN

    Tugas Akhir berjudul Penggunaan Metode Demonstrasi dalam Kegiatan Belajar

    Mengajar di Taman Kanak kanak , ditulis oleh Arin Lestari NPM 06130483,

    telah di pertanggung jawabkan dihadapan siding panitia ujian Tugas akhir

    Fakultas Pendididkan IKIP PGRI Semarang.

    Telah dipertanggung jawabkan

    Pada hari : Selasa

    Tanggal : 13 Mei 2008

    Panitia Ujian

    Ketua Sekretaris

    Drs. Munawir, Mpd Dra. MPH. Retnaningdyastuti, Mpd

    Anggota Penguji

    1. Dra. Wiwik Kusdaryani, MPd

    2. Drs Agus Suharno, Msi

    iii

  • MOTTO PERSEMBAHAN

    MOTTO

    Kita harus mengharapkan kegagalan .. tetapi gagal dalam sebuah proses

    belajar bukan untuk mengulangi kesalahan kesalahan, melainkan untuk

    mengoptimalkan manfaat dari apa yang dipelajari dalam proses tersebut.

    ( Ted W. Engstrom )

    Salah satu alas an arang berhenti belajar adalah menjadi makin tidak mau

    menghadapi resiko kegagalan.

    ( John W. Gardner )

    PERSEMBAHAN

    Tugas akhir ini penilis persembahkan untuk :

    1. Ayah dan Ibu tercinta yang selalu mengharap keberhasilanku

    2. Teman teman Mahasiswa PGTK IKIP PGRI semarang

    3. Pembaca yang budiman

    iv

  • KATA PENGANTAR

    Alhamdullilah dengan penuh rasa syukur kehadirat Illahirobbi yang telah

    memberikan rahmt dan hidayah Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan

    Tugas akhir ini dengan judul Penggunaan Metode Demonstrasi Dalam Kegiatan

    Belajar Mengajar di Taman Kanak kanak Maksud penulisan Tugas Akhir ini

    adalah dalam rangka penyelesaian Diploma II PGTK IKIP PGRI Semarang.

    Pada kesemptan ini penulis mengucapkan rasa terima kasih yang sebesar

    besarnya kepada:

    1. Bapak Drs. Sulistyo MPd, selaku rector IKIP PGRI Semarang

    2. Bapak Drs. Agus Suharno MSi, selaku dekan PGTK IKIP PGRI Semarang

    3. Bapak Drs. Munawir MPd, selaku Ketua jurusan PGTK IKIP PGRI Semarang

    yang telah memberikan arahan dalam penyusunan Tugas Akhir ini.

    4. Ibu Dra.Wiwik Kusdaryani MPd, selaku pembibimbing Penulisan Tugas

    Akhir. Yang telah banyak membibimbing dan mengarahkan sehingga Tugas

    Akhir ini bisa selesai.

    5. Segenap Bapak dan ibu Dosen Diploma II PGTK FIP IKIP PGRI Semarang

    Dengan terbatasnya kemampuan dan kurangnya bekal pengetahuan serta

    pengalaman, penulis menyadari bahwa materi yang disajikan dalam tugas akhir ini

    masih jauh dari kesempurnaan. Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak akan

    penulis terima dengan senang hati.

    Akhirnya hanya kepada Allah SWT, penulis memohon semoga limpahan rahmat,

    taufik dan hidayah Nya akan senantiasa tercurahkan pada kita semua, Amin.

    Semarang, Mei 2008

    Penulis

    v

  • DAFTAR ISI

    halaman

    HALAMAN JUDUL ...i

    HALAMAN PERSETUJUAN.ii

    HALAMAN PENGESAHAN........iii

    MOTTO DAN PERSEMBAHAN..iv

    KATA PENGANTAR.v

    DAFTAR ISI...vi

    BAB I PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang Masalah 1

    B. Perumusan Masalah ......3

    C. Penegasan Istilah ...3

    D. Tujuan Penulisan...4

    E. Manfaat Penulisan..4

    F. Sistematika.4

    BAB II KAJIAN TEORI DAN PEMBAHASAN

    A. Kajian Teori Tentang Metode Demonstrasi

    1. Pengertian Metode Demonstrasi..6

    2. Langkah langkah Pelaksanaan Metode Demonstrasi7

    3. Pelaksanaan Metode Demonstrasi....9

    4. Kelebihan dan Kekurangan Metode Demonstrasi..10

    vi

  • B. Kajian Teori Tentang Belajar Mengajar..11

    1. Pengerian Belajar Mengajar...11

    2. Konsep Pola Dasar Mengajar.15

    3. Implementasi Balajar Mengajar.19

    4. Prinsip prinsip Pembelajaran di TK....22

    5. Asas asas Pembelajaran di TK25

    C. Pembahasan Tentang Penggunaan Metode Demonstrasi dalam Kegiatan

    Belajar Mengajar di TK27

    BAB III PENUTUP

    A. Simpulan..29

    B. Saran.30

    DAFTAR PUSAKA...32

    LAMPIRAN.......................................................................................................33

    vii

  • BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang Masalah

    Seorang guru taman kanak kanak sebelum melaksanakan program kegiatan

    belajar terlebih dahulu perlu memperhatikan : tujuan program kegiatan belajar

    anak taman kanak kanak dan ruang lingkup program kegiatan belajar anak

    taman kanak kanak ( Moeslichatoen R,2008:3 )

    Tujuan pendidikan yang ditarik dari tugas tugas perkembangan yang harus

    diselesaikan tidak mungkin diselesaikan sekaligus melainkan harus dijabarkan

    kedalam tugas tugas yang kecil yang dinamakan tujuan kegiatan. Bila guru telah

    meletakkan tujuan kegiatan, langkah selanjutnya adalah merencanakan program

    program kegiatan belajar yang diharapkan dapat memenuhi pencapaian tujuan

    kegiatan yang terlebih dahulu sudah ditetapkan itu jelas bermacam program

    kegiatan menuntut bermacam cara melaksanakannya, berbagai macam kegiatan,

    berbagai macam pengelompokan anak, berbagai macan pengaturan lingkungan,

    berbagai macam sarana dan prasarana. Perencanaan program kegiatan secara

    menyeluruh itu akan membentuk suatu stategi. Jadi strategi kegiatan merupakan

    penggabungan berbagai macam tindakan untuk mencapai tujuan kegiatan di taman

    kenak kanak kegiatan dapat dalam bentuk bermain dan kegiatan bermain dan

    kegiatan yang lain. Strategi kegiatan sebaiknya lebih banyak memekankan pada

    aktivitas anak dari pada aktivitas guru ( Moeslichatun. R,2008:7)

  • 2

    Stategi belajar mengajar merupakan keseluruhan prosedur yang di tempuh

    oleh guru dan siswa yang memungkinkan atau memberi kesempatan kepada siswa

    untuk melakukan kegiatan belajar dalam rangka mencapai tujuan tertentu. Stategi

    apa yang dipilih dan digunakan, pada hakekatnya bergantung pada kemampuan

    guru sendiri, yang ditandai oleh tingkat pengetahuan, ketrampilan, sikap dan

    pengalamannya serta bertalian dengan ruang lingkup proses belajar mengajar

    umumnya dan stategi belajar mengajar bidang studi khususnya ( Oemar

    Hamalik,2003 : V )

    Syaodin ( dalam E. Mulyasa, 2008 : 13 ) mengemukakan bahwa guru

    memegang peranan yang cukup penting baik dalam perencanan maupun

    pelaksanaan kurikulum lebih lanjut dikemukakan bahwa guru adalah perencana,

    pelaksana dan pengembang kurikumum bagi kelasnya. Karena guru juga

    merupakan pelaksana dan pengembang kurikulum bagi kelasnya kerena guru juga

    merupakan barisan pengembangan kurikulum yang terdepan maka guru pulalah

    yang selalu melakukan evaluasi dan penyempurnaan terhadap kurikulum.

    Menyadari hal tersebut, betapa pentingnya untuk meningkatkan aktivitas,

    kreativitas, kualitas dan profesionalisme guru ( E. Mulyana 2008: 13 )

    Permasalahan yang muncul adalah metode apakah yang dapat di gunakan dalam

    kegiatan pembelajaran di taman kanak kanak ? Hal inilah yang melatar

    belakangi penulis, dan karya tulis ini berusaha menjawab pertanyaan tersebut

    dengan harapan padat merupakan sumbangan bagi kemajuan pendidikan dan

    pengajaran.

  • 3

    B. Rumusan Masalah

    Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan diatas, maka dapat dirumuskan

    masalah sebagai berikut : bagaimana metode demonstrasi digunakan dalam

    kegiatan belajar mengajar di taman kanak kanak agar anak didik tertarik dengan

    kegiatan yang akan dilakukan ?

    C. Penegasan Istilah

    Dalam penulisan Tugas Akhir ( TA ) ini penulis berusaha untuk memperjelas

    istilah istilah yang dipakai dalam penulisan ini. Hal ini dikandung maksud agar

    pembaca atau peneliti lanjutan lainnya memiliki pandangan atau persepsi yang

    sama dengan penulis. Sehingga tidak terjadi kesimpang siuran dalam penjelasan

    isi dan maksud dari karya tulis ini.

    1. Metode adalah suatu cara yang dipergunakan untuk mencapai tujuan tertentu

    yang telah ditetapkan ( Syaiful Bahri Djamaroh, 2002 : 53 )

    2. Metode demonstrasi adalah cara penyajian bahan pelajaran dengan

    memperagakan atau mempertunjukan kepada siswa suatu proses atau benda

    tertentu yang sedang dipelajari ( Syaiful Bahri Djamaroh, 2002 : 102 )

    3. Pembelajaran adalah suatu proses yang komplek dan melibatkan berbagai

    aspek yang saling berkaitan ( E. Mulyasa, 2008 : 69 )

    4. Taman kanak kanak ( TK ) adalah salah satu bentuk pendidikan prasekolah

    yang menyediakan program pendidikan dini bagi anak usia 4 tahun sampai

    memasuki pendidikan dasar, peraturan pemerintah nomor 27 tahun 1990

    ( dalam Soemiarti patmonodewo, 2003 : 59 )

  • 4

    D. Tujuan Penulisan

    Berdasarkan latar belakang yang diuraikan maka tujuan yang dicapai dalam

    penulisan ini adalah :

    1. Guna mengetahui penggunaan metode demonstrasi dalam kegiatan

    pembelajaran di taman kanak kanak.

    2. Untuk mengetahui langkah langkah yang harus dilakukan sebelum

    pelaksanaan pembelajaran.

    E. Manfaat Penulisan

    1. Manfaat Teoritis

    Gunu manambah kasanan ilimu pendidikan khususnya yang berkaitan

    dengan penggunaan metode demonstrasi dalam kegiatan pembelajaran di

    TK.

    2. Manfaat Praktis

    a. Agar pendidikan lebih memahami strategi belajar dan penggunaannya

    dalam kegiatan pembelajaran.

    b. Agar pendidik lebih memahami makna belajar dan mengajar

    F. Sistematika

    Untuk memudahkan uraian dan pembahasan maka dalam Tugas Akhir ini

    penulis susun sistematikanya sebagai berikut : Bagian awal dalam bagian ini

  • 5

    memuat halaman-halaman judul, Lembar Persetujuan dan pengesahan, Motto dan

    Persetujuan, Kata Pengantar, Daftar Isi, Daftar Pustaka dan Lampiran.

    Bagian isi dalam bagian ini merupakan meteri tugas akhir yang terbegi

    3 ( tiga ) bab, adapun pembagiannya adalah sebagai berikut:

    Bab I : Pendahuluan, bab ini akan memberikan gambaran umum tentang isi

    Tugas Akhir, dalam bab ini adalah Latar Belakang Masalah, Rumusan Masalah,

    Penegasan Istilah, Tujuan Penulisan , Manfaat Penulis, Sistematika.

    Bab II : Kajian Teori dan Pembahasan, bab kedua ini akan dikemukakan

    kajian Teori tentang Metoda demonstrasi meliputi: pengertian metode

    demonstrasi, langkah-langkah pelaksanaan metode demonstrasi, pelaksanaan

    kegiatan deonstrasi, kelebihan dan kekurangan metode demonstrasi. Kajian teori

    tentang belajar mengajar di TK meliputi : pengertian belajar mengajar, konsep

    pola dasar mengajar, implementasi belajar mengajar, prinsip-prinsip pembelajaran

    di TK, Azas pembelajaran di TK. Pembahasan tentang penggunaan metode

    demonstrasi dalam kegiatan belajar mengajar di TK.

    Bab III : penutup, membahas simpulan dan saran.

  • 6

    BAB II

    KAJIAN TEORI DAN PEMBAHASAN

    A. Kajian Teori Tentang Metode Demonstrasi

    1. Pengertian Metode Demonstrasi

    Metode adalah suatu cara yang dipergunakan untuk mencapai tujuan tertentu

    yang telah ditetapkan. Dalam kegiatan belajar mengajar metode diperlukan oleh guru

    dan penggunaannyabervariasi sesuai dengan tujuan yang igngin di capai setelah

    pengajaran berakhir. ( Syaiful Bahri Djamaran, 2002 : 53 )

    Metode merupakan bagian dari strategi kegiatan. Metode dipilih berdasarka

    strategi kegiatan yang sudah dipilih dan ditetapkan. Metode merupakan cara yang

    dalam bekerjanya merupakan alat untuk mencapai tujuan kegiatan

    ( Moeslichatoen 2008:7 )

    Metode demonstrasi adalah cara penyajian bahan pelajaran dengan

    memperagakan atau mempertunjukkan kepada siswa suatu proses, situasi atau benda

    tertentu yang sedang dipelajari, baik sebenarnya ataupun tiruan, yang sering disertai

    dengan penjelasan lisan ( Syaiful Bahri Djamarah , 2002 : 102 )

    Untuk mengajarka sesuatu meteri pelajaran sering kali tidak cukup kalauguru TK

    hanya menjelaskan secara lisan saja. Terutama dalam mengajarkan penguasaan

    ketrampilan anak TK lebih mudah mempelajari dengan cara menirukan seperti apa

    yang dilakukan oleh gurunya, Misalnya untuk mengajarkan anak TK terampil

    menggulung, Menggunting, Melupat, Menggambari Kertas, Guru memerlukan kertas

    untuk menjelaskan dan menunjukkan bagaimana cara melipat atau menggunting

    kertas guru menjelaskan sambil menunjukkan, membentuk kertas dalam hal ini guru

  • 7

    menunjukkan mengerjakan dan menjelaskan apa yang sedang dilakukannya

    (Showing doing and telling). Tiga macam perbuatan guru ini merupakan komponen

    yang utama dalam metode demonstrasi ( Moeslichatuen , 2008 : 108-109)

    Melalui metode demonstrasi guru memperlihatkan suatu proses peristiwa atau

    cara kerja suatu alat kepada peserta didik. Demonstrasi dapat dilakukan dengan

    berbagai cara, dari yang sekedar memberikan pengetahuan yang sudah diterima

    begitu saja oleh peserta didik, sampai pada cara agar peserta didik dapat

    memecahkan suatu masalah ( E.Mulyasa, 2008 : 107 )

    Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa pengertian metode demonstrasi

    adalah penyajian materi pelajaran dengan cara menjelaskan, memperagakan dan

    mempraktekkannya.

    2. Langkah langkah Pelaksanaan Metode Demonstrasi

    Menurut E. Mulyana (2008 : 107-108) agar pembelajaran dengan menggunakan

    metode demonstrasi berlangsung secara efektif, langkah langkah yang dianjurkan

    adalah sebagai berikaut :

    1. Lakukanlah perencanaan yang matang sebelum pembelajaran dimulai. Hal-hal

    tertentu perlu dipersiapkan, terutama fasilitas yang akan digunakan untuk

    kepentingan demonstrasi.

    2. Rumuskanlah tujuan pembelajaran dengan metode demonstrasi dan pilihlah

    materi yang tepat untuk didemonstrasikan.

    3. Buatlah garis besar langkah langkah demonstrasi, akan lebih efektif jika yang

    dikuasai dan dipahami baik oleh peseta didik maupun oleh guru.

    4. Tetapkanlah apakah demonstrasi tersebut akan dilakukan guru oleh peserta didik

    atau oleh guru kemudian diikuti oleh peserta didik.

  • 8

    5.Mulailah Demonstrasi dengan menarik perhatian seluruh peserta didik dan

    ciptakanlah suasana yang tenang dan mnyenangkan.

    6.Upayakanlah agar semua peserta didik terlibat secara aktif dalam kegiatan

    pembelajaran.

    7.Lakukanlah evaluasi terhadap pembelajaran yang telah dilaksanakan, baik terhadap

    evektivitas metode demonstrasi maupun hasil belajar peserta didik.

    Sedangkan menurut Moeslichatoen R ( 2008:121-129 ) Secara umum persiapan

    guru untuk merancang kegiatan demonstrasi adalah :

    1. Menetapkan rancangan tujuan dan tema kegiatan demonstrasi. Dalam

    menetapkan tujuan Demonstrasi guru mengidentifikasi perbuatan perbuatan apa

    yang akan diajarkan kepada anak dalam pernyataan pernyataan yang spesifik

    mengandung arti bersifat khusus tertentu. Pernyataan pernyataan operasianal

    mengandung arti dalam bentuk pernyataan tingkah laku yang dapat diamati.

    Adapun dalam menetapkan tema harus ada kedekatan dengan kehidupan anak,

    menarik dan menantang aktivitas belajar anak.

    2. Menetapkan rancangan bentuk demonstrasi yang dipilih. Ada pun jenis

    demonstrasi yang sesuai dengan tema dan tujuan kegiatan yang ingin dicapai

    yakni : demonstrasi yang disertai dengan penjelasan dan demonstrasi dalam

    dramatisasi. Dramatisasi yang disertai dengan penjelasan merupakan demostrasi

    yang dilakukan guru untuk mengajarkan ketrampilan dengan cara menunjukkan

    melanjutkan menjelaskan secara terpadu sedangkan demostrasi dalam bentuk

    dramatisasi merupakan peragaan adegan drama yang yang berasal dari cerita atau

  • 9

    cerita rakyat yang dapat memberikan pengalaman, perasaan yang dapat dihayati

    oleh anak.

    3. Menetapkan rancangan bahan dan alat yang diperlukan untuk demonstrasi. Ada

    dua macam rancangan bahan dan alat yang diperlukan yakni bahan dan alat yang

    diperlukan untuk demonstrasi oleh guru serta bahan dan alat yang di perlukan

    untuk menirukan contoh yang dibuat oleh guru.

    4. Menetapkan rancangan langkah kegiatan demonstrasi. Setelah menetapkan

    urutan langkah demonstrasi, kemudian menetapkan urutan penggunaan bahan

    dan alat setelah itu menetapkan perkiraan waktu yang diperlukan.

    5. Menetapkan rancangan penilaian kegiatan demonstrasi. Penilaian diarahkan pada

    banyaknya keberhasilan yang dicapai anak, cermat dan teliti dalam mengikuti

    langkah langkah demonstrasi, kualitas ketelitian, kecermatan dalam perbuatan

    yang dicontohkan

    3. Pelaksanaan Kegiatan demonstrasi

    Menurut Moeslichatoen .R ( 2008:130-132 ) dalam melaksanakan kegiatan

    demonstrasi ada tiga tahap kegiatan yang harus dilalui yaitu :

    1. Kegiatan pra- pengembangan, Kegiatan pra pengembangan merupakan persiapan

    yang harus dilakukan guru sebelum melalui kegiatan demonstrasi, meliputi :

    Kegiatan penyiapan bahan dan alat yang akan dipergunakan, kegiatan penyiapan

    bahan dan alat untuk menirukan pekerjaan seperti yang dicontohkan guru dalam

    demonstrasi, dan kegiatan penyiapan anakdalam mengikuti kegiatan demostrasi

    dan diikuti peniruan contoh pekerjaan sesuai demostrasi.

  • 10

    2. Kegiatan pengembangan untuk pemanasan guru mengajak anak untuk

    memperhatikan apa yang akan dilakukan guru dengan mengajukan pertanyaan

    kepada anak yang mengikuti demonstrasi, setelah guru mendemonstrasikan

    langkah pengembangan selanjutnya yakni membimbing dan mengarahkan anak

    untuk menirukan pekerjaan seperti yang dilakukan guru dalam demostrasi.

    3. Kegiatan penutup dalam kegiatan penutup dapat dipergunakan guru untuk

    medemostrasikan anak yang berhasil untuk menunjukkan kinerja yang baik

    maupun kepada anak yang kurang berhasil.

    4. Kelebihan dan Kekurangan Metode Demonstrasi.

    Menurut Syaiful Bahri Djamaroh,dkk ( 2002 : 102 103 ) dan JJ. Hasibuan. dkk

    (2008 : 30- ) bahwa metode demostrasi mempunyai kelebihan dan kekurangan

    sebagai berikut :

    a) Kelebihan Metode demonstrasi

    1) Dapat membuat pengajaran menjadi lebih jelas dan lebih kongkret, sehingga

    menghindari verbalisme ( pemahaman secara kata kata atau kalimat )

    2) Siswa lebih memahami apa yang dipelajari

    3) Proses pengajaran lebih menarik

    4) Siswa dirancang untuk aktif mangamati menyesuaikan antara teori dengan

    kenyataan, dan mencoba melakukan sendiri.

    5) Perhatian siswa dapat dipusatkan kepada hal hal yang dianggap penting oleh

    pengajar sehingga siswa dapat menangkap hal hal yang penting. Perhatian

  • 11

    siswa lebih mudah dipusatkan kepada proses belajar dan tidak tertuju kepada hal

    lain.

    6) Dapat mengurangi kesalahan kesalahan bila dibandingkan dengan hanya

    mambaca atau mendengarkan keterangan guru. Sebab siswa memperoleh

    persepsi yang jelas dari hasil pengamatan.

    7) Bila siswa turut aktif melakukan demonstrasi, maka siswa akan memperoleh

    pengalaman praktek untuk mengembangkan kecakapan dan keterampilan

    8) Beberapa masalah yang menimbulkan pertanyaan siswa akan dapat dijawab

    waktu mengamati proses demonstrasi.

    b) Kekurangan Metode demonstrasi

    1) Metode ini memerlukan ketrampilan guru secara khusus, karena tanpa ditunjang

    dengan hal itu pelaksanaan demostrasi akan tidak efektif.

    2) Fasilitas seperti peralatan, tempat dan biaya yang memadai tidak selalu tersedia

    dengan baik.

    3) Demonstrasi memerlukan kesiapan dan perencanaan yang matang disamping

    memerlukan waktu yang cukup panjang, yang mungkin terpaksa mengambil

    waktu atau jam pelajaran lain.

    4) Demostrasi akan merupakan metode yang tidak wajar bila alat atau benda yang

    didemonstrasikan tidak dapat diamati dengan jelas oleh siswa, misalnya alat itu

    terlalu kecil dan penjelasannya tidak terang.

    5) Demonstrasi tidak efektif bila tidak diikuti kegiatan yang memungkinkan siswa

    ikut mencoba yang merupakan pengalaman berharga bagi siswa.

  • 12

    6) Kadang kadang suatu demonstrasi menjadi kurang bermakna bila tidak

    dilakukan ditempat yang sebenarnya.

    B. Kajian Teori Tentang Belajar Mengajar di TK

    1. Pengertian Belajar Mengajar

    Belajar mengandung pengertian terjadinya perubahan dari persepsi dan perilaku

    termasuk juga perbaikan perilaku, misalnya pemenuhan kebutuhan masyarakat dan

    pribadi secara lebih lengkap ( Oemar Hamalik, 1992: 45 )

    Belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku melalui interraksi antara individu

    dan lingkungan. Proses dalam hal ini merupakan urutan kegiatan yang berlangsung

    secara berkesinambungan, bertahap, bergilir, berkeseimbangan dan terpadu yang

    secara keseluruhan mewarnai dan memberikan karakteristik terhadap belajar

    mengajar itu. Tingkah laku adalah perbuatan atau tindakan yang memiliki aspek

    struktural dan aspek fungsi, aspek struktural menunjuk perilaku yang tampak atau

    dapat diamati yakni berupa tindakan fisik atau jasmaniah, sedangkan aspek fungsi

    adalah tindakan atau perbuatan yang menunjukkan kepada ungsur rohaniah. Interaksi

    adalah saling mempengaruhi yang bermula adanya saling berhubungan antara

    komponen aspek ungsur yang satu dengan yang lainya, misalnya interaksi antara

    individu dengan lingkungannya. Individu adalah satu kesatuan yang tak terbagi

    misalnya individu siswa, yang memiliki kerakteristik sediri sendiri sehingga

    individu yang satu dan individu lainya berbeda, baik secara horizontal ( mental,

    emosional, sosial dan personal ) maupun secara vertical ( berbeda dalam segi

  • 13

    jasmaniah ). Lingkungan mencakup semua hal yang berpengaruh dan bermakna bagi

    individu. ( Oemar Hamalik, 2003 : 4-6 )

    Konsep mengajar sering ditafsirkan berbeda beda, karena dilandasi oleh teori

    belajar tertentu, sedangkan tafsiran belajar juga banyak macam ragamnya. Ada yang

    merumuskan bahwa mengajar adalah mewariskan kebudayaan masa lalu kepada

    generasi baru secara turun temurun sehingga terjadi konservasi kebudayaan. Adapula

    yang menyatakan bahwa mengajar adalah menyampaikan pengetahuan dan

    kecakapan kepada siswa. Rumusan lainya menyatakan bahwa mengajar adalah

    aktivitas mengorganisasikan atau mengatur lingkungan sebaik baiknya sehingga

    menciptakan kesempatan kepada anak untuk melakukan proses belajar secara efektif.

    Disisi lain belajar adalah suatu proses berbuat, bereaksi, memahami berkat adanya

    pengalaman, sedangkan pengalaman pada dasarnya adalah interaksi antara individu

    dengan lingkungan. Berkat proses interaksi antara pengajar ( guru ) dan siswa maka

    terjadi perubahan tingkah laku sebagai mana yang diharapkan. Ada ahli lain yang

    menegaskan bahwa belajar adalah proses perubahan perilaku yang meliputi

    pengetahuan, kecakapan, pengertian, sikap, ketrampilan dan sebagainya. Perubahan

    perilaku telah dirancang demikian pula proses belajar mengajar disusun secara

    sistematis dan terarah serta dilandasi oleh nilai nilai etik dan norma norma

    tertentu. Dengan demikian, baik hasil maupun cara mencapainya diatur secara

    formal, sistematis dan etis. ( Oemar Hamalik, 1992 : 58 59 )

    Belajar mengajar adalah suatu kegiatan yang bernilai edukatif. Nilai edukatif

    mewarnai interaksi yang terjadi antara guru dengan anak didik. Interaksi yang

    bernilai edukatif dikarenakan kegiatan belajar mengajar yang dilakukan, diarahkan

    untuk mencapai tujuan tertentu yang telah dirumuskan sebelum pengajaran

  • 14

    dilakukan. Guru dengan sadar merencanakan kegiatan pengajarannya secara

    sistematis dengan memanfaatkan segala sesuatunya guna kepentingan pengajaran.

    ( Syaiful Bahri Djamaroh, dkk, 2002 : 1 )

    Konsep mengajar dalam proses perkembangan masih dianggap sebagai suatu

    kegiatan menyampaikan atau penyerahan pengetahuan. Mengajar menurut pengertian

    mutahir merupakan suatu perbuatan yang komplek dapat diterjemahkan sebagai

    penggunaan secara integratif sejumlah komponen yang terkandung dalam perbuatan

    mengajar itu untuk menyampaikan pesan pengajaran. ( JJ. Hasibuan, dkk, 2008 : 37 )

    Masih menurut JJ. Hasibuan dkk ( 2008 : 37 ) ada beberapa komponen dalam

    perbuatan mengajar sebagai berikut :

    1) Mengajar sebagai ilmu ( Teaching as a science )

    Mengajar dalam kaitan sebagai ilmu mengacu kepada adanya suatu system

    eksplanasi dan prediksi yang mendasarinya.

  • 15

    2) Mengajar sebagai teknologi ( Teaching as a technology )

    Mengajar dalam kaitannya sebagai tekhnologi dilihat sebagai produser kerja

    dengan mekanisme dan perangkat alat yang dapat dan harus diuji secara

    empiris.

    3) Mengajar sebagai seni ( Teaching as an art )

    Hakikat seninya terwujud dalam kenyataan bahwa aplikasi prinsip,mekanisme

    dan alat yang termaksud terjadi secara unik;memerlukan pertimbangan-

    pertimbangan situasional, bahkan penyesuaian penyesuaian transaksional,

    yang banyak dituntut oleh perasaan dan naluri; jadi tidak semata-matabertolak

    dari sekumpulan dalil dan rumus yang bersifat individual.

    4) Pilihan nilai ( Wawasan Kependidikan Guru )

    Bersumber pada pilihan nilai atau wawasan kependidikan yang dianut

    guru.Wawasan kependidikan guru yang dimaksud terpulang pada tujuan

    umum pendidikan nasional yang dapat ditelusuri kepada rumusan-rumusan

    yang formal maupun kepada asumsi-asumsi konseptual filosofisnya yang

    mendasar.

    5) Mengajar sebagai keterampilan ( Teaching as a skill )

    Mengajar merupakan suatu proses pengguaan seperangkat keterampilan secara

    terpadu.

    Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa belajar mengajar adalah

    proses perubahan tingkah laku seseorang yang disusun secara sistematis dan

    terarah yang mengandung komponen-komponen yangf meliputi ilmu, teknologi

    ,seni, pilihan nilai dan keterampilan.

  • 16

    2. Konsep Pola Dasar Mengajar

    Menurut Oemar Hamalik ( 1992 : 59-64 ) pola dasar mengajar ialah langkah

    langkah pokok yang harus ditempuh oleh guru dalam proses belajar mengajar.

    Ada beberapa pendapat tentang pola dasar mengajar sesuai dengan teori psikologi

    belajar yang dijadikan panutannya. Dewasa ini, kendatipun terdapat beberapa pola

    mengajar yang berbeda antara satu dengan yang lainya, pada dasarnya berpijak

    pada pendekatan sistem. Beberapa pola mengajar akan diuraikan sebagai berikut:

    1) Pola dasar mengajar yang sederhana

    Pola ini terdiri atas komponen-komponen sebagai berikut:

    a. Tujuan instruksional yang dirumuskan secara khusus dan operasional.

    b. Perilaku dasar siswa (entry behavior) yang perlu dikenali sebelum

    pembelajaran dimulai

    c. Prosedur instruksional yang meliputi penilaian meteri pelajaran metode

    mengajar, media pengajaran, dan waktu yang disusun berdasarkan tujuan

    instruksional.

    d. Penilaian untuk mengetahui keberhasilan siswa atau tercapainya tujuan

    instruksional.

    e. Balikan yaitu informasi yang diperoleh melalui prosedur penilaian yang

    pada gilirannya memberikan umpan balik terhadap tujuan

    instruksional,perilaku awal, dan prosedur instyruksional.

    2) Pola mengajar formal step

    Pola mengajar ini terdiri atas lima langkah sebagi berikut :

  • 17

    a. Persiapan ( Preparation )

    Pada langkah ini guru berusaha mnengungkapkan kembali bahan apersepsi

    ( Materi pelajaran yang tersimpan didalam ingatan siswa ). Tujuannya

    adalah untuk membangkitkan minat siswa terhadap pelajaran ( bahan

    pelajaran yang telah disajikan sebelumnya ). Untuk itu guru dapat

    mengajukan sejumlah pertanyaan kepada kelas yang mengundang

    jawaban, atau mengajukan suatu masalah yang meminta pemikiran dan

    pemecahan oleh siswa.

    b. Penyajian ( Presentation )

    Pada langkah ini guru menyampaikan bahan baru kepada kelas berupa

    bahan pokok dilengkapi dengn contoh dan ilustrasi.

    c. Asosiasi dan perbandingan ( Association and Comparation )

    Guru menghubungkan bahan yang terkait, baik dengan neteri pelajaran

    lainya maupun dengan hal hal praktis di masyarakat. Juga diadakan

    perbandingan antara berbagai materi yang dianggap penting oleh guru.

    Tujuan langkah ini adah untuk merencanakan bahan pelajaran baru.

    d. Kesimpulan ( Generalization )

    Guru bersama para siswa mengambil kesimpulan kesimpulan

    berdasarkan bahan pelajaran yang baru disajikan ( langkah b dan c diatas ).

    Tujuan langkah ini ialah untuk menentukan generalisasi konsep dan

    prinsip yang telah disajikan.

  • 18

    e. Penerapan ( Application )

    Pada langkah ini guru memberikan tugas kepada siswa atau sejumlah

    pertanyaan ulangan. Tujuan langkah ini ialah untuk mengetahui tingkat

    penguasaan siswa terhadap pelajaran yanmg baru disampaikan oleh guru.

    3) Pola mengajar morrison plan

    Urutan prosedur belajar mengajar dalam pola ini adalah sebagi berikut :

    a. Eksplorasi

    Pada langkah ini guru melakukan penjajakan terhadap pengalaman

    pengalaman siswa dan menghubungkanya dengan unit

    b. Presentasi

    Pada langkah ini guru mengajikan garis besar tentan unit yang akan

    dilaksanakan

    c. Asimilasi

    Pada langkah pelaksanaan unit siswa mempelajari masalah tersebut dan

    mempelajari bahan bahan dari berbagi sumber serta berusaha

    mengusainya hingga menjadi miliknya.

    d. Organisasi

    Anak diberi kesempatan mengungkapkan, baik lisan maupun tertulis

    materi yang telah dikuasainya, yang disusun dalam satu kesatuan.

    e. Resitasi

    Pada langkah ini diadakan penilaian tujuanya untuk melengkapi bukti

    bukti bahwa dia benar benar telah memahami unit tersebut.

    4) Pola mengajar yang diajukan oleh the commission on the relation of school

    and college

  • 19

    Pola mengajar ini terdiri atas tiga langkah mengajar sebagai berikut

    a. Menyiapkan masalah

    Yakni mencari criteria untuk merumuskan masalah

    b. Periode kerja

    Yakni tahap pelaksanaan para siswa bekerja

    c. Tahap kulminasi

    Yakni siswa melakukan berbagai kegiatan seperti laporan individu dan

    kelompok, dramatisasi, dan penilaian.

    5) Pola pengajaran unit

    Pengajaran unit pada dasarnya adalah suatu system belajar yang bertitik tolak

    dari suatu masalah, topik, atau proyek yang bertujuan membentuk pribadi

    siswa yang terintegrasi secara harmonis yang mampu bertindak untuk

    menghadapi berbagai situasi probematis sesuai dengan kemampuan individual

    dan berorientasi kepada kehidupan masyarakat dan yang menuntut keaktifan

    secara seimbang antara guru dan siswa, dan dilaksanakan secara terpadu,

    bertahap, dan berkesinambungan.

    Prinsip belajar yang melandasi pengajaran unit ialah teori belajar Gestalt atau

    Field Theory yang pada dasarnya besifat keseluruhan yang bulat, membantu

    siswa agar dapat mengintegrasikan dirinya dalam kehidupan dan bertolak dari

    masalah yang menuntut pemikiran secara kreatif dan kerja kelompok,

    reorganisasi pengalaman, pengembangan semua aspek pribadi ( intelek, sosial,

    emosianal, jasmaniah, dan lain lain ) dan berdasarkan belajar aktif dan

    adaptif. Materi yang dipelajari merupakan suatu kesatuan yang bulat, tidak

    terpisah satu sama lain sesuai dengan perbedaan individual dalam mengajar,

  • 20

    menjalin hubungan kerjasama antara siswa, guru, sekolah, dan masyarakat,

    memberikan pengalaman langsung yang nyata serta melatih cara berfikir dan

    memecahkan masalah secara kreatif, reflektif dan menyeluruh.

    Pola pengajaran unit terdiri atas :

    a. Perencanaan umum yakni unit sumber tang selanjutnya dijabarkan

    menjadi pelaksanaan unit kerja ( Teaching Unit )

    b. Pelaksanaan unit yang meliputu tahap kegiatan pokok, yakni :

    1. Kegiatan pendahuluan, 2. Kegiatan inti ( pengembangan ), 3. Kegiatan

    kulminasi, 4. Kegiatan tidak lanjut

    c. Kegiatan belajar mengajar dengan langkah langkah sebagai berikut:

    1. Kegiatan orientasi pelajaran, 2. Kegiatan perencanaan siswa guru,

    3. Kegiatan mencari dan menghimpun informasi dari berbagai sumber,

    4. Kegiatan menggunakan informasi ( praktek ), 5. Kegiatan penilaian

    hasil belajar, 6. Kegiatan pelaporan ( termasuk juga kegiatan pameran ),

    7. Kegiatan tindak lanjut.

    d. Evaluasi pengajaran unit yang meliputi : 1. Evaluasi perencanaan unit,

    2. Evaluasi pelaksanaan unit, 3. Evaluasi hasil belajar siswa.

    3. Implemen Belajar Mengajar

    Menurut Syaiful Bahri Djamaroh, dkk ( 2002 : 33 36 ) Proses belajar

    mengajar adalah suatu proses dari lingkungan sekolah yang diorganisasi.

    Lingkungan ini diatur serta diatur serta diawasi agar kegiatan belajar terarah

    sesuai dengan tujuan pendidikan pengawasan itu turut menentukan lingkunagn itu

    membantu kegiatan belajar. Lingkungan belajar yang baik adalah lingkungan

  • 21

    yang menantang dan merangsang pada siswa untuk belajar, memberikan rasa

    aman dan kepuasan serta mencapai tujuan yang diharapkan. Salah satu factor yang

    mendukung kondisi belajar di dalam suatu kelas adalah job description proses

    belajar mengajar yang berisi serangkaian peristiwa belajar yang dilakukan oleh

    kelompok kelompok siswa. Sehubungan dengan hal ini, job description guru

    dalam implementasi proses belajar mengajar.:

    1) Perencanaan instruksional, yaitu alat atau media untuk mengarahkan

    kegiatan kegiatan organisasi belajar,

    2) Organisasi belajar yang merupakan usaha mencuptakan wadah dan

    fasilitas fasilitas atau lingkungn yang sesuai dengan kebutuhan yang

    mengandung kemungkinan terciptanya proses belajar mengajar.

    3) Mengarahkan anak didik yang merupakan usaha memancing,

    membangkitkan, dan mengarahkan motivasi belajar siswa. Penggerak atau

    motivasi ini pada dasarnya mempunyai makna lebih dari pada perintah,

    mengarahkan, mengaktualkan dan memimpin.

    4) Supervisi dan pengawasan, yakni usaha mengawasi, menunjang,

    membantu, menugaskan, dan mengarahkan kegiatan belajar mengajar

    sesuai dengan perencanaan instruksional yang telah didesain sebelumnya.

    5) Penelitian yang lebih bersifat penafsiran ( assessment ) yang mengandung

    pengertian yang lebih luas dibanding dengan pengukuran atau evaluasi

    pendidikan.

    Berbagai upaya diuasahakan untuk menganalisis proses pengelolaan belajar

    mengajar ke dalam unsur unsur kemponennya. Komponen komponen tersebut

    meliputi :

  • 22

    a. Merencanakan, yaitu mempelajari masa mendatang dan menyusun rencana

    kerja.

    b. Mengorganisasi, yakni membuat organisasi, usaha, manager, tenaga kerja dan

    bahan.

    c. Pengkoordinasian, yakni menyatukan dan mengkorelasikan semua kegiatan.

    d. Mengawasi, memeriksa agar segala sesuatu sesuai dengan peraturan yang di

    gariskan dan instruksi instruksi yang diberikan.

    Tahap tahap pengelolaan dan pelaksanaan proses belajar mengajar dapat

    diperincikan sebagai berikut:

    1) Perencanaan

    a. Menetapkan apa yang mau dilakukan, kapan dan bagaimana cara

    melakukannya.

    b. Membatasi sasaran dan menetapkan penetapan pelaksanaan kerja untuk

    mencapai hasil yang maksimal melalui proses penentuan target.

    c. Mengembangkan alternative alternative.

    d. Mengumpukan dan menganalisis informasi.

    e. Mempersiakan dan mengkomunikasikan rencana rencana dan keputusan

    keputusan

  • 23

    2) Pengorganisasian

    a. Menyediakan fasilitas,perlengkapan, dan tenaga kerja yang diperlukan

    untuk menyusun kerabgka yang efisien dalam melaksanakan rencana

    rencana melalui suatu proses penetapan kerja yang diperlukan untuk

    menyelesaikan.

    b. Pengelompokan komponen kerja ke dalam struktur organisasi secara

    teratur.

    c. Menentukan struktur wewenang dan mekanisme koordinasi.

    d. Merumuskan, menetapkan metode dan prosedur.

    e. Memilih, mengadakan latihan dan pendidikan tenaga kerja serta mencari

    sumber sumber lain yang diperlukan.

    3) Pengarahan

    a. Menyusun kerangka waktu dan biaya secara terperinci.

    b. Melaporkan penyimpangan untuk tindakan koreksi dan merumuskan

    tindakan koreksi, menyusus standar standar dan saran saran.

    c. Menilai pekerjaan dan melakukan tindakan koreksi terhadap

    penyimpangan penyimpangan.

    Selanjutnya untuk meningkatkan hasil belajar dalam bentuk pengaruh

    instruksional dan untuk mengarahkan pengaruh pengiring terhadap hal hal yang

    positif dan berguna buat siswa, guru harus dapat memilih apa isi pengajaran serta

    bagaimana proses belajar itu harus dikelola dan dilaksanakan di sekolah. Ada juga

    jenis belajar yang perlu dibedakan, yakni belajar konsep dan belajar proses.

    Belajar konsep lebih menekankan hasil belajar kepada pemahaman fakta dan

    prinsip, banyak bergantung pada apa yang diajarkan guru, yaitu bahan bergantung

  • 24

    pada apa yang diajarkan guru, yaitu bahan atau isi belajar, dan lebih besifat

    kongkrit. Sedangkan belajar proses lebih ditekankan pada mesalah bagaimana

    bahan pelajaran itu diajarkan dan dipelajari.

    Bila persoalan belajar keterampilan proses itu dikaitkan dengan CBSA ( Cara

    Belajar Siswa Aktif ), maka tampak beberapa kesamaan konseptual. Baik belajar

    komsep, maupun belajar keterampilan proses, keduanya mempunyai ciri ciri :

    a. Menekankan pentingnya makna belajar untuk mencapai hasil belajar yang

    memadai.

    b. Menekankan pentingnya keterlibatan siswa di dalam proses belajar.

    c. Menekankan bahwa belajar adalah proses dua arah yang dapat dicapai oleh

    anak didik.

    d. Menekankan hasil belajar secara tuntas dan utuh.

    Belajar keterampilan proses, seperti halnya belajar siswa aktif, bukanlah

    merupakan gagasan yang besifat kaku. Belajar keterampilan proses tidak dapat

    dipertentangkan dengan belajar konsep sehingga keduanya merupakan dua jenis

    terpisah. Keduanya merupakan garis kontinyu, yang satu menurunkan

    penghayatan proses, dan yang lain lebih menekankan perolehan atau hasil,

    pemahaman fakta dan prinsip. Belajar keterampilan proses tidak mungkin terjadi

    bila tidak ada materi atau bahan pelajaran yang dipelajari. Sebaiknya, belajar

    konsep tidak mungkin terjadi tanpa keterampilan proses pada siswa. Begitu juga

    halnya cara belajar aktif tidak bias dipertentangkan dengan cara belaja siswa tidak

    aktif.

  • 25

    4. Prinsip prinsip Pembelajaran di TK

    Dalam melaksanakan pembelajaran di TK perlu memperhatikan prinsip

    prinsip sebagai berikut :

    1) Bermain seraya belajar dan belajar seraya bermain.

    Dunia anak anak adalah dunia bermain. Oleh sebab itu, pembelajaran di

    TK hendaknya tidak terlepas dari permainan. Bermainmerupakan cara

    yang paling baik untuk mengembangkan kemampuan sesuai kompetensi

    yang ditetapkan dalam kurikulum. Pengmbangan metode barmain sesuai

    dengan perkembangan anak dumilai dari bermain sambil belajar ( unsur

    bermain lebih besar ) ke belajar sambil bermain (unsur belajar labih besar).

    Permainan yang digunakan di TK adalah permainan yang merangsang

    kreativitas anak dan menyenangkan.

    2) Pembelajaran Disesuaikan dengan Perkembangan Anak

    Anak TK memiliki karakteristik perkembangan fisik dan psikologi yang

    khas. Oleh kerena itu, guru harus mampu mengembangkan pembelajaran

    yang sesuai dengan karakteristik anak tersebut.

    3) Pembelajaran Disesuaikan dengan Kebutuhan Anak

    Pembelajaran di TK hendaknya berorientasi pada kebutuhan anak. Anak

    usia TK sedang membutuhkan pengembangan fisik dan psikis (kognitif,

    bahasa, fisik/motorik, sosial emosional, dan seni ) secara optimal. Oleh

    sebab itu, pembelajaran di TK dirancang untuk memenuhi kebutuhan

    tersebut.

  • 26

    4) Pembelajaran Terpusat pada Anak

    Pembelajaran di TK hendaknya menempatkan anak sebagai subjek

    pendidikan. Oleh keren itu, semua kegiatan pembelajaran diarahkan atau

    terpusat pada anak. Dalm pembelajaran yang terpusat pada anak, anak

    diberi kesempatan untuk menentukan pilihan, mengemukakan pendapat,

    dan aktif melakukan atau mengalami sendiri. Guru bertindak sebagai

    pembimbing dan fasilitator.

    5) Pembelajaran Menggunakan Pendekatan Tematik

    Pembelajaran di TK menggunakan pendekatan tematik. Tema sebagai

    sarana atau wadah untuk mengenalkan berbagai konsep pada anak,

    menyatukan isi kurikulum dalam suatu kesatuan yang utuh, memperkaya

    perbendaharaan kata anak, dan menjadikan pembelajaran lebih bermakna,

    Tema dipilih berdasarkan prinsip kedekatan, kesederhanaan, kemenarikan,

    dan keinsidentalan. Apabila guru mengalami kesulitan dalam

    menghubungkan indikator dengan tema, maka yang diutamakan adalah

    indikator yang akan dicapai, bukan tema.

    6) Kegiatan Pembelajaran yang PAKEM ( Pembelajaran Aktif, Kreatif,

    Efektif, dan Menyenangkan )

    Pembelajaran di TK hendaknya aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan.

    Oleh kerena itu, guru hendaknya mampu menciptakan kegiatan kegiatan

    yang menarik, yang membangkitkan rasa keingintahuan anak, motivasi

    anak untuk berfikir kritis, kreatif, dalam suasana yang menyenangkan.

  • 27

    7) Pembelajaran Mengembangkan Kecakapan Hidup

    Pembelajaran diarahkan untuk mengembangkan kecakapan hidup.

    Pengmbangan kecakapan hidup dilakukan secara terpadu, baik melalui

    pembiasaan maupun pengembangan pengembangan kemampuan dasar.

    Misalnya: kecakapan bercerita, kecakapan memotong buah, membuang

    sampah di tempatnya, membersihkan lantai, dan bergaul dengan anak lain

    yang berguna untuk kelangsungan hidup anak.

    8) Pembelajaran Didukung oleh Lingkungan yang Kondusif

    Lingkungan pembelajaran harus diciptakan sedemikian rupa agar menarik

    dan menyenangkan anak. Lingkungan sekolah ditata dengan

    memperhatikan keamanan dan kenyamanan anak dalam bermain. Penataan

    ruang kelas disesuaikan dengan ruang gerak anak dalam bermain agar

    anak dapat berinteraksi secara optimal dengan guru dan anak lainya.

    Pembelajaran hendaknya memanfaatkan lingkungan sekitar sebagai

    sumber belajar baik lingkungan alam maupun lingkungan sosial budaya.

    Di samping itu, lingkungan seyogyanya tidak memisahkan anak dari nilai

    nilai budayanya. Sekolah hendaknya menyelesaikan nilai nilai yang

    diajarkan di rumah dan dimasyarakat dengan nilai nilai yang diajarkan di

    sekolah.

    9) Pembelajaran yang Dinamis dan Dialogis ( Demokratis )

    Pembelajaran yang dinamis dan dialogis ( demokratis ) memungkinkan

    terjadinya interaksi yang optimal antara guru dan anak didik dan antara

    anak dengan anak untuk mencapai tujuan pembelajaran. Guru dan anak

    anak sama sama berkepentingan untuk menciptakan suasana belajar yang

  • 28

    akomodatif dan terbuka. Anak menjadi subjek pembelajaran. Oleh sebab

    itu, guru hendaknya selalu memberi kesempatan kepada anak untuk aktif

    memberikan reaksi, dan memberi tanggapan tanpa merasa takut.

    10) Pembelajaran yang Bermakna

    Pembelajaran yang bermakna merupakan suatu proses pembelajaran yang

    efektif dan membawa pengaruh perubahan terhadap tingkah laku anak

    didik dalam mencapai kompetensi atau tujuan yang telah dirumuskan.

    Perubahan tingkah laku dimaksudkan berupa hasil belajar yang mencakup

    unsur unsur afektif, kognitif, dan psikomotorik, dimana dengan

    keterlibatan anak didik secara aktif dalam proses pembelajaran, anak didik

    menyadari dan merasakan adanya perubahan dalam diri, serta anak

    memperoleh pengalaman baru yang bermanfaat begi kehidupanya.

    Sehubungan dengan itu maka guru dalam mengelola kegiatan

    pembelajaran hendaknya mampu mengembangkan pola interaksi antara

    berbagai pihak yang terlibat di dalamnya. Guru harus pandai memotivasi

    anak didik sehingga secara mental anak didik terbuka, kreatif, responsive,

    dan interaktif dalam proses pembelajaran.

    5. Azas Pembelajaran di TK

    Adalah sebagai berikut : menyenangkan, aktif, kreatif, efektif, efisien,

    konstekstual, dinamis, dialogis, dan bermakna, peragaan, movifasi, bekerja

    sendiri, kerja sama, individualisasi, dan korelasi.

    1) Asas Apersepsi

    Menurut asas apersepsi kegiatan mental anak dalam mengolah hasil belajar

    dipengaruhi oleh pngetahuan dan pengalaman yang telah dimiliki sebelumnya.

  • 29

    Oleh sebab itu, pembelajaran yang dilakukan guru hendaknya memperhatikan

    pengetahuan dan pengalaman awal anak tersebut agar anak bias mencapai

    belajar secara optimal.

    2) Asas Kekonkritan

    Kekonkritan menjadi asas karena perkenbangan anak masih dalam taraf

    berfikir konkrit. Oleh sebab itu, pembelajaran perlu menggunakan alat peraga

    apa yang

    dipelajari anak secara kongkrit sehingga anak lebih mudah belajar, misalnya

    menggunakan gambar binatang untuk mempelajari binatang, menggunakan

    binatang (hidup) ke dalam kelas, menggunakan kaset vidio tentang banjir

    untuk mempelajari tentang air dan lain - lain.

    1) Asas Motivasi

    Motivasi menjadi asas sebab belajar akan optimal jika anak memiliki

    dorongan untuk belajar. Oleh sebab itu, pembelajaran hendaknya dirancang

    sesuai dengan kebutuhan, minat, dan kemampuan anak. Misalnya, memberi

    penghargaan kepada anak yang berprestasi dengan pujian atau hadiah,

    memajang setiap karya anak di kelas, lomba antar kelompok, melibatkan

    setiap anak pada berbagai kegiatan lomba dan kegiatan sekolah, melakukan

    pesan unjuk kemampuan anak.

    2) Asas Bekerja Sendiri

    Bekerja sendiri menjadi asas karena dengan bekerja sendiri anak akan telatih

    mendiri dalam memecahkan masalah sendiri. Oleh sebab itu, pembelajaran

    hendaknya dirancang untuk mengembangkan kemandirian anak, misalnya

    pelajaran makan, menggosok gigi, memakai baju, melepas dan memakai

  • 30

    sepatu, buang air kecil dan buang air besar, merapikan mainan setelah dipakai

    dan lain lain.

    5) Asas Kerja Sama ( Kooperatif )

    Kerja sama menjadi asa karena dengan bekerja sama keterampilan sosial anak

    akan berkembang optimal. Oleh sebab itu, pembelajaran hendaknya dirancang

    untuk mengembangkan keterampilan sosial anak, misalnya, bertanggung

    jawab terhadap kelompok, membantu anak lain dan lain lain.

    3) Asas individualisasi

    Individu menjadi asas karena setiap anak itu bersifat unik, berbeda dengan

    anak yang lain. Oleh sebab itu, pembelajaran hendaknya memperhatikan

    perbedaan individu, misalnya perbedaan latar belakang keluarga, perbedaan

    kemampuan, perbedaan minat, perbedaan gaya belajar, dll agar anak mencapai

    hasil belajar secara optimal.

    4) Asas Korelasi

    Korelasi menjadi asas karena aspek pengembangan yang satu dengan aspek

    pengembangan yang lain saling berkaitan. Misalnya perkembangan

    bahasa anak berkaitan erat dengan perkembangan koknitif, perkembangan

    koknitif anak berkaitan erat dengan perkembangan perilaku (pembiasaan)

    anak dan lain - lain.

    5) Asas Belajar Seumur Hidup

    Belajar seumur hidup menjadi asas karena proses belajar anak tidak hanya

    berlangsung di sekolah tetapi sepanjang hayat anak. Oleh sebab itu,

    pembelajaran di sekolah hendaknya diupayakan untuk membekali anak agar

  • 31

    anak bisa belajar seumur hidup dan mendorong anak agar selalu ingin dan

    berusaha belajar kapan pun dan dimana pun.

    C. Pembahasan tentang Penggunaan metode Demonstrasi dalam kegiatan

    belajar mengajar di TK .

    Tujuan pendidikan yang ditarik dari tugas-tugas perkembangan yang harus

    diselesaikan tidak mungkin dilaksanakan sekaligus melainkan dijabarkan kedalam

    tugas-tugas yang kecil yang dinamakan tujuan kegiatan. Bila guru telah

    menetapkan tujuan kegiatan, langkah selanjutnya adalah merencanakan program

    kegiatan belajaryang diharapkan dapat memenuhi pencapaian tujuan kegiatan

    yang terlebih dahulu sudah diterapkan. Bermacam program kegiatan jelas

    menuntut bermacam cara melaksanakannya, berbagai macam kegiatan, berbagai

    macam pengelompokan anak, berbagai macam pengaturan lingkungan, berbagai

    macam sarana dan prasarana. Perencanaan program secara menyeluruh itu akan

    membentuk suatu strategi.

    Metode merupakan bagian dari strategi kegiatan. Metode dipilih

    berdasarkan strategi kegiatan yang sudah dipilih dan ditetapkan. Metode

    merupakan cara yang dalam bekerjanya merupakan alat untuk mencapai tujuan

    kegiatan. Setiap guru akan menggunakan metode sesuai gaya pelaksanaan

    kegiatan. Oleh karena itu metode yang dipilih harus sesuai dengan kemampuan

    rata-rata peserta didik sehingga akan lebih mudah menerima kegiatan yang

    dilakukan, dengan begitu suatu metode akan menjadi sangat efektif.

  • 32

    Salah satu metode yang dapat digunakan dalam kegiatan belajar mengajar di TK

    adalah metode Demonstrasi, karena Demonstrasi mempunyai makna penting bagi

    anak TK yang antara lain :

    1. Dapat memperlihatkan secara kongkrit apa yang dilakukan / diperagakan.

    2. Dapat mengkomunikasikan gagasan, konsep, prinsip dengan peragaan.

    3. Membantu mengembangkan kemampuan mengamati secara teliti dan

    cermat.

    4. membantu mengembangkan kemampuan untuk melakukan segala

    pekerjaan secara teliti, cermat dan tepat.

    5. membantu mengembangkan kemampuan peniruan dan pengnalan secara

    tepat.

  • 33

    BAB III

    PENUTUP

    A. Simpulan

    Seorang guru taman kanak kanak sebelum melaksanakan program kegiatan belajar

    terlebih dahulu perlu memperhatikan tujuan program kegiatan belajar anak taman kanak

    kanak dan ruang lingkup program kegiatan belajar anak taman kanak kanak. Metode

    merupakan bagian dari strategi kegiatan. Metode dipilih berdasarkan strategi kegiatan

    yang sudah dipilih dan ditetapkan , metode merupakan cara yang dalam bekerjany

    merupakan alat untuk mencapai tujuan kegiatan. Oleh karena itu, dalam memilih suatu

    metode yang akan dipergunakan dalam pogram kegiatan anak ditaman kanak kanak

    guru perlu mempunyai alasan yang kuat dan faktor faktor yang mendukung pemilihan

    metode. Anak TK mempunyai dorongan yang kuat untuk mengenal lingkungan alam

    sekitar dan lingkungan sosialnya lebih baik. Anak ingin memahami segala sesuatu yang

    dilihat dan didengar. Untuk mencapai dorongan tersebut anak berusaha menemukan

    jawabanya sendiri dengan berbagai cara, misalnya tentang bagaimana terjadinya sesuatu,

    darimana segala sesuatu itu berasal atau apa yang terjadi bila sesuatu itu dipegang,

    diubah kedudukanya, dibanting dan sebagainya atau tentang bagaimana cara pembuatan

    suatu barang. Dari rasa ingin tahu anak akan hal hal tersebut diatas perlu adanya

    penjelasan guru tentang bagaimana hal itu bisa terjadi disertai dengan cara atau

    langkah langkah apa saja yang dapat dilakukan dan cara penyampaian guru

    menjelaskan kepada anak yang disertai dengan cara cara tersebut disebut juga sebagai

  • 34

    metode demonstrasi secara umum persiapan guru untuk merancang kegiatan atau

    demonstrasi adalah :

    1. Menetapkan rancangan tujuan dan tema kegiatan demonstrasi.

    2. Menetapkan rancangan bentuk demonstrasi yang dipilih.

    3. Menetapkan rancangan bahan dan alat yang diperlukan.

    4. Menetapkan rancangan langkah kegiatan demonstrasi.

    5. Menetapkan rancangan penilaian kegiatan demonstrasi.

    Proses belajar bertitik tolak dari suatu konsep bahwa belajar merupakan perubahan

    perbuatan melalui aktivitas praktis dan pengalaman atau penyampaian pengetahuan dan

    kecakapan atau pengorganisasian lingkungan belajar atau keaktifan.

    B. Saran

    1. Bagi Guru : Guru hendaknya dapat merencanakan pembelajaran yang menyenangkan

    bagi anak sesuai dengan perkembangan anak TK pemilihan metode yang tepat

    sehingga proses belajar mengajar dapat berlangsung dengan baik dan membangkitkan

    dorongan untuk melaksanakan suatu kegiatan agar anak bisa mandiri.

    2. Bagi Orang Tua : Orang tua kendaknya peham tentang perkembangan anak,

    pembentukan perilaku anak banyak dipengaruhi oleh factor keluarga ( 60 % )

    sedangkan sekolah dan lingkungan hanya sebagian saja ( 40 % ), perilaku anak sesuai

    dengan tingkat perkembangannya.

    3. Bagi Masyarakat : Masyarakat hendaknya dapat mendukung terciptanya lingkungan

    sekolah yang kondusif, serta turut berpartisipasi dalam setiap kegiatan yang dilakukan

    di sekolah .

  • 35

    DAFTAR PUSTAKA Andreas Harefa. 2001 Pembelajaran di Era Serba Otonomi . PT. Kompas Media

    Nusantara

    Depdiknas. 2004 . Pedoman Pembelajaran Di Taman KAnak Kanak. Jakarta Departemen Pendidikan Nasional.

    E. Mulyasa. 2008 Menjadi Guru Profesional. Bandung PT. Remaja Rosdakarya

    J.J. Hasibuan, dkk. 2008 Proses Belajar Mengajar. Bandung PT. Remaja Rosdakarya

    Moeslichatoen R. 2004 Metode Pengajaran Di Taman Kanak Kanak. Jakarta PT. Rineka Cipta

    Oemarhamalik. 1992 Psikologi Belajar dan Mengajar. Bandung Sinar Baru Al Gensindo

    Oemarhamalik. 2003 Pendekatan Baru Strategi Belajar Mengajar Berdasarkan CBSA. Bandung Sinar Baru Al Gensindo

    Soemiarti Patmono Dewo. 2003. pendidikan Anak Prasekolah. Jakarta PT. Rineka Cipta

    Syaiful Bahri Djamaroh, dkk. 2002. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta PT. Rineka Cipta

  • 36

    Lampiran 1

    BIODATA

    Yang bertandatangan dibawah ini :

    1. Data Pribadi

    Nama : Arin Lestari

    Tempat, Tanggal lahir : Kendal, 4 maret 1979

    Agama : Islam

    Alamat : Karang Anyar RT.03 / II No.4A

    Taman Gede - Kendal

    Telp : 0294 - 387905

    081 805 976 650

    2. Pendidikan Formal

    a. 1985 - 1991 : SDN 1 Taman Gede

    b. 1991 - 1994 : SMPN 1 Gemuh

    c. 1994 - 1997 : SMUN 1 Cepiring

    3. Pengalaman Pekerjaan

    a. 1998 - 2000 : PT. Sumiko Leadframe Bintan

    b. 2006 - sekarang : TK Budi Luhur Juwiring Cepiring

  • 37

    Lampiran 2

    PERNYATAAN KEASLIAN PENULISAN TUGAS AKHIR

    Saya yang bertandatangan dibawah ini :

    Nama Lengkap : Arin Lestari

    NPM : 06130483

    Fakultas/Jurusan : FIP/DII PGTK

    Judul Tugas Akhir : Penggunaan Metode Demonstrasi Dalam Kegiatan Belajar

    Mengajar Di TK

    Menyatakan dengan sebenarnya tugas akhir yang saya tulis ini benar benar merupakan

    hasil karya sendiri bukan merupakan pengambilan tulisan atau fikiran orang lain yang

    saya akui sebagai tulisan atau fikiran saya. Apabila dikemudiaan hari terbukti atau

    dibuktikan tugas akhir ini hasil jiplakan maka saya bersedia menerima sanksi atas

    perbuatan tersebut.

    Semarang, Mei 2008

    Yang membuat pernyataan

    Arin Lestari

    judulPENGGUNAAN METODE DEMONSTRASI DALAM KEGIATAN