penerapan prinsip distribusi hasil usaha pada produk ...etheses.iainponorogo.ac.id/4890/1/ardliana...

70
PENERAPAN PRINSIP DISTRIBUSI HASIL USAHA PADA PRODUK DEPOSITO PADA BANK SYARIAH MANDIRI KANTOR CABANG PONOROGO SKRIPSI Oleh : ARDLIANA MUKARROMAH NIM: 210214320 Pembimbing DEWI IRIANI, M.H. NIP. 198110302009012008 JURUSAN HUKUM EKONOMI SYARIAH FAKULTAS SYARIAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PONOROGO 2018

Upload: others

Post on 13-Nov-2020

15 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENERAPAN PRINSIP DISTRIBUSI HASIL USAHA PADA PRODUK ...etheses.iainponorogo.ac.id/4890/1/ardliana mukarromah.pdf · berfikir untuk menarik kesimpulan dari suatu kaidah atau pendapat

PENERAPAN PRINSIP DISTRIBUSI HASIL USAHA PADA PRODUK

DEPOSITO PADA BANK SYARIAH MANDIRI KANTOR CABANG

PONOROGO

SKRIPSI

Oleh :

ARDLIANA MUKARROMAH

NIM: 210214320

Pembimbing

DEWI IRIANI, M.H.

NIP. 198110302009012008

JURUSAN HUKUM EKONOMI SYARIAH FAKULTAS SYARIAH

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PONOROGO

2018

Page 2: PENERAPAN PRINSIP DISTRIBUSI HASIL USAHA PADA PRODUK ...etheses.iainponorogo.ac.id/4890/1/ardliana mukarromah.pdf · berfikir untuk menarik kesimpulan dari suatu kaidah atau pendapat

ix

ABSTRAK

Mukarromah, Ardliana. 2018. “Penerapan Prinsip Distribusi Hasil Usaha Pada

Produk Deposito Pada Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Ponorogo”.

Skripsi. Jurusan Hukum Ekonomi Syariah (Muamalah), Fakultas Syariah,

Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Ponorogo. Pembimbing Dewi Iriani,

M.H.

Kata Kunci: Fatwa DSN MUI, fiqh muamalah, Prinsip Distribusi Hasil Usaha.

Untuk mengantisipasi kebutuhan pasar keuangan yang berprinsip syariah,

maka keberadaan perbankan syariah menjadi jitu bagi transaksi yang oleh

sebagian besar masyarakat dianggap aman dari riba. Hal yang mendasar yang

membedakan antara lembaga keuangan konvensional dan syariah terletak pada

pengembalian dan pembagian keuntungan yang diberikan oleh nasabah kepada

lembaga keuntungan atau yang diberikan oleh lembaga keuangan kepada nasabah.

Bagi keuntungan atau bagi hasil merupakan ciri utama bagi lembaga keuangan

syariah. Dan dalam pembagian hasil usaha sebuah lembaga keuangan syariah

boleh menerapakan prinsip revenue sharing atau profit sharing. Salah satu produk

pada Bank Syariah kantor Cabang Ponorog adalah deposito. Deposito

membutuhkan kerangka distribusi bagi hasil untuk membagi keuntungan. Akan

tetapi dalam praktinya tidak ada kejelasan mengenai prinsip apa yang akan

diterapkan pada produk deposito. Dan dalam pemilihan prinsip distribusi hasil

usaha tersebut harus ada kesepakatan pada awal akad antara pihak bank dan pihak

nasabah tetapi dalam praktinya tidak ada kesepakatan antara kedua belah pihak.

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: Prinsip apakah yang

diterapkan dalam pendistribusian hasil usaha pada produk deposito di Bank

Syariah Mandiri Kantor Cabang Ponorogo dan Bagaimana tinjauan fiqh

muamalah dan Fatwa Dewan Syariah Nasional Nomor 15/DSN-MUI/IX/2000

tentang prinsip distribusi hasil usaha terhadap keberpihakan terhadap nasabah di

Bank Syariah Kantor Cabang Ponorogo.

Adapun jenis penelitian yang dilakukan penulis merupakan penelitian

lapangan yang menggunakan metode kualitatif. Sedangkan teknik pengumpulan

data yang dilakukan adalah menggunakan observasi, wawancara, dan

dokumentasi. Analisis yang digunakan menggunakan metode deduktif yaitu cara

berfikir untuk menarik kesimpulan dari suatu kaidah atau pendapat yang umum

menuju suatu pendapat yang bersifat khusus.

Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa prinsip distribusi hasil usaha

dalam produk deposito yang diterapkan oleh Bank Syariah Mandiri Kantor

Cabang Ponorogo adalah revenue sharing artinya pendapatan yang didistribusikan

kepada nasabah adalah pendapatan kotor. Penerapan distribusi hasil usaha sudah

sesuai dengan fiqh, penerapan prinsip tersebut lebih menguntungan nasabah dan

tidak merugikan salah satu pihak. Penerapan distribusi hasil usaha belum

sepenuhnya sesuai dengan Fatwa Dewan Syariah Nasional no. 15/DSN-

MUI/IX/2000, dikarenakan tidak adanya kesepakatan dalam akad mengenai

prinsip yang akan diterapkan pada produk deposito.

Page 3: PENERAPAN PRINSIP DISTRIBUSI HASIL USAHA PADA PRODUK ...etheses.iainponorogo.ac.id/4890/1/ardliana mukarromah.pdf · berfikir untuk menarik kesimpulan dari suatu kaidah atau pendapat
Page 4: PENERAPAN PRINSIP DISTRIBUSI HASIL USAHA PADA PRODUK ...etheses.iainponorogo.ac.id/4890/1/ardliana mukarromah.pdf · berfikir untuk menarik kesimpulan dari suatu kaidah atau pendapat
Page 5: PENERAPAN PRINSIP DISTRIBUSI HASIL USAHA PADA PRODUK ...etheses.iainponorogo.ac.id/4890/1/ardliana mukarromah.pdf · berfikir untuk menarik kesimpulan dari suatu kaidah atau pendapat

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Bank syariah adalah bank yang beroperasi dengan tidak

mengandalkan bunga. Bank syariah juga dapat diartiakan sebagai lembaga

keuangan/perbankan yang operasionalnya dan produknya dikembangkan

berdasarkan al-Qur’an dan hadis nabi SAW. Sedangkan dalam Undang-

Undang No. 21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah disebutkan dalam

pasal 1 bahwa “Perbankan syariah adalah segala sesuatu yang menyangkut

tentang bank syariah dan unit usaha syariah, mencakup kelembagaan,

kegiatan usaha, serta cara dan proses dalam melaksanakan kegiatan

usahanya.1

Bank syariah di Indonesia lahir sejak 1992. Bank syariah pertama di

Indonesia adalah Bank Muamalat Indonesia pada tahun 1992 hingga 1999,

perkembangan Bank Muamalat Indonesia, masih tergolong stagnan.

Secara yuridis di tatanan undang-undang dimulai pada tahun 1992 dengan

diundangkannya Undang-undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan

yang memuat ketentuan-ketentuan yang secara ekplisit memperbolehkan

bank berdasarkan prinsip bagi hasil. Hal tersebut dipertegas melalui

peraturan pemerintah Nomor 72 Tahun 1992 tentang Bank berdasarkan

prinsip bagi hasil. Kemudian dipertegas lagi melalui Undang-undang

1 Herry Sutanto Dan Khaerul Umam, Manajemen Pemasaran Bank Syariah (Bandung: Cv

Pustaka Setian, 2013), 106.

Page 6: PENERAPAN PRINSIP DISTRIBUSI HASIL USAHA PADA PRODUK ...etheses.iainponorogo.ac.id/4890/1/ardliana mukarromah.pdf · berfikir untuk menarik kesimpulan dari suatu kaidah atau pendapat

2

Nomor 10 Tahun 1998 yang merupakan amandemen dari Undang-Undang

Nomor 7 Tahun 1992. Undang-undang ini secara tegas membedakan bank

berdasarkan pada pengelolaannya terdiri dari bank konvensional dan bank

syariah, baik itu bank umum maupun bank perkreditan rakyat. Dalam

periode 1992 sampai dengan 1998, terdapat hanya satu bank umum syariah

dan 78 bank perkreditan rakyat syariah yang telah beroperasi.2

Pada 1999, berdirilah Bank Syariah Mandiri yang merupakan

konversi dari Bank Susila Bakti. Bank Susila Bakti merupakan bank

konvensional yang dibeli oleh Bank Dagang Negara, kemudian dikonversi

menjadi Bank Syariah Mandiri, bank kedua di Indonesia. Pendirian Bank

Syariah Mandiri menjadi pertaruhan bagi banker syariah. Bila Bank

Syariah Mandiri berhasil, maka bank syariah di Indonesia dapat

berkembang. Sebaliknya bila Bank Syariah Mandiri gagal, maka besar

kemungkinan bank syariah di Indonesia akan gagal. Hal ini disebabkan

karena Bank Syariah Mandiri merupakan bank syariah yang didirikan oleh

Bank BUMN milik pemerintah. Ternyata Bank Syariah Mandiri dengan

cepat mengalami perkembangan. Pendirian Bank Syariah Mandiri diikuti

oleh pendirian beberapa bank syariah atau unit usaha syariah lainnya.3

Dengan diundangkannya Undang-undang Nomor 10 Tahun 1998

yang memberikan landasan hukum yang lebih kuat bagi keberadaan sistem

perbankan syariah, serta kemudian disusul dikeluarkannya Undang-undang

Nomor 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia sebagaimana yang telah

2 Khotibul Umam dan Setiawan Budi Utomo, Perbankan Syariah: Dasar-Dasar Dan

Dinamika Perkembangannya di Indonesia (Jakarta: PT Rajagrafindo Persada, 2016), 27. 3 Ismail, Perbankan Syariah (Jakarta: Kencana, 2011) 31.

Page 7: PENERAPAN PRINSIP DISTRIBUSI HASIL USAHA PADA PRODUK ...etheses.iainponorogo.ac.id/4890/1/ardliana mukarromah.pdf · berfikir untuk menarik kesimpulan dari suatu kaidah atau pendapat

3

diubah dengan Undang-undang Nomor 23 Tahun 2004 yang memberikan

kewenangan kepada Bank Indonesia untuk dapat pula menjalankan

tugasnya berdasarkan prinsip syariah. Di tahun 2008, pemerintah

Indonesia telah mengundangkan Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2008

tentang Perbankan Syariah.4

Dalam proses penghimpunan dana, prinsip-prinsip syariah yang perlu

mendapat perhatian lembaga perbankan ialah bagaimana menjamin

perolehan dana yang halal, serta bagaimana menjalankan transaksi dengan

pihak nasabah secara syar’i. berdasarkan ketentuan (pasal 36 huruf a)

Peraturan Bank Indonesia No: 6/24/PBI/2004 tentang Bank Umum yang

melaksanakan kegiatan usaha berdasarkan prinsip-prinsip syariah,

ditegaskan bahwa penghimpunan dana dari masyarakat dapat diwujudkan

dalam bentuk simpanan dan investasi, antara lain giro berdasarkan prinsip

wadiah, tabungan berdasarkan prinsip wadiah dan atau mud}a>rabah,

serta deposito berdasarkan prinsip mud}a>rabah.5

Dalam Pasal 1 angka 22 Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2008

deposito adalah investasi dana berdasarkan akad mud}a>rabah atau akad

lain yang tidak bertentangan dengan prinsip syariah yang penarikannya

hanya dapat dilakukan pada waktu tertentu berdasarkan akad antara

nasabah penyimpan dan bank syariah dan atau unit usaha syariah.6

Deposito merupakan produk dari bank yang memang ditujukan untuk

kepentingan invetasi dalam bentuk surat-surat berharga, sehingga dalam

4 Umam Dan Budi Utomo, Perbankan Syariah, 30.

5 Burhanudin, Hukum Perbankan Syariah Di Indonesia (Yogyakarta: Press, 2008), 287.

6 Ahmad Dahlan, Bank Syariah Teoritis, Praktik, Kritik (Yogyakarta: Teras, 2012), 150.

Page 8: PENERAPAN PRINSIP DISTRIBUSI HASIL USAHA PADA PRODUK ...etheses.iainponorogo.ac.id/4890/1/ardliana mukarromah.pdf · berfikir untuk menarik kesimpulan dari suatu kaidah atau pendapat

4

perbankan syariah akan memakai prinsip mud}a>rabah. Berdasarkan

kewenangan yang diberikan oleh pihak pemilik dana, terdapat dua bentuk

mud}a>rabah, yakni:

1. Deposito mud}a>rabah mutlaqah, pemilik dana tidak memberikan

batasan atau persyaratan tertentu kepada bank syariah dalam

mengelola investasinya, baik yang berkaitan dengan tempat, cara

maupun objek investasinya. Dengan kata lain, bank syariah

mempunyai hak dan kebebasan sepenuhnya dalam menginvestasikan

dana ke berbagai sektor bisnis yang diperkirakan akan memperoleh

keuntungan.

2. Deposito mud}a>rabah muqayyadah, pemilik dana memberikan

batasan atau persyaratan tertentu kepada bank syariah dalam

mengelola investasinya, baik yang berkaitan dengan tempat, cara,

maupun objek investasinya. Dengan kata lain, Bank syariah tidak

mempunyai hak dan kebebasan sepenuhnya dalam menginvestasikan

dana ke berbagai sektor bisnis yang diperkirakan akan memperoleh

keuntungan.7

Dalam deposito mud}a>rabah, simpanan berupa investasi tidak

terikat oleh pihak ketiga yang berhubungan dengan bank syariah.

Penarikan deposito hanya dapat dilakukan pada waktu tertentu

7 Adiwarman Karim, Bank Islam: Analisis Fiqh dan Keuangan (Jakarta: PT Rajagrafindo

Persada, 2004), 281.

Page 9: PENERAPAN PRINSIP DISTRIBUSI HASIL USAHA PADA PRODUK ...etheses.iainponorogo.ac.id/4890/1/ardliana mukarromah.pdf · berfikir untuk menarik kesimpulan dari suatu kaidah atau pendapat

5

berdasarkan perjanjian antara nasabah pemilik dana (sahibul mal) dengan

bank (mud}a>rib) sebagai pengelola dana.8

Berbeda dengan bank konvesional yang memberikan imbalan berupa

bunga bagi nasabah deposan, maka dalam perbankan syariah imbalan yang

diberikan kepada nasabah deposan adalah bagi hasil sebesar nisbah yang

telah disepakati di awal akad. Dasar perhitungan bagi hasil menggunakan

dua metode yaitu bagi hasil dengan menggunakan net revenue sharing dan

bagi hasil dengan menggunakan profit sharing. Revenue sharing adalah

perhitungan bagi hasil yang didasarkan atas penjualan dan atau pendapatan

kotor atas usaha sebelum dikurangi dengan biaya.

Bagi hasil dalam revenue sharing dihitung dalam mengalihkan nisbah

yang telah disetujui dengan pendapatan bruto. Sedangkan profit sharing

adalah bagi hasil yang dihitung dari laba usaha.9 Profit sharing merupakan

sistem perhitungan bagi hasil didasarkan kepada hasil net dari total

pendapatan setelah dikurangi dengan biaya-biaya yang dikeluarkan untuk

memperoleh pendapatan tersebut. Jadi, secara sederhana bisa difahami

bahwa revenue sharing merupakan pembagian keuntungan yang belum

dikurangi biaya operasional sedangkan profit sharing merupakan

pembagian yang sudah dibagi dengan biaya operasional.

Dalam fatwa DSN no. 15/DSN-MUI/IX/2000 juga diterangkan

tentang ketentuan umum prinsip distribusi hasil usaha yaitu :

8 Burhanuddin, Hukum Perbankan, 289.

9 Ismail, Perbankan, 99.

Page 10: PENERAPAN PRINSIP DISTRIBUSI HASIL USAHA PADA PRODUK ...etheses.iainponorogo.ac.id/4890/1/ardliana mukarromah.pdf · berfikir untuk menarik kesimpulan dari suatu kaidah atau pendapat

6

1. Pada dasarnya, LKS boleh menggunakan prinsip bagi hasil (net

revenue sharing) maupun bagi untung (profit sharing) dalam

pembagian hasil usaha dengan mitranya (nasabah)-nya.

2. Dilihat dari kemaslahatan (aslah), saat ini pembagian hasil usaha

sebaiknya digunakan prinsip bagi hasil (net revenue sharing).

3. Penetapan prinsip pembagian hasil usaha yang dipilih harus disepakati

dalam akad.10

Bank syariah wajib mengikuti semua fatwa Dewan Syariah Nasional,

yakni satu-satunya dewan yang mempunyai kewenangan mengeluarkan

fatwa atas jenis-jenis kegiatan, produk dan jasa keuangan syariah, serta

mengawasi penerapan fatwa dimaksud oleh lembaga-lembaga keuangan

syariah di Indonesia.11

Dalam praktiknya kegiatan ekonomi belum serta merta menerapkan

prinsip syariah. Masih banyak dijumpai keadaan yang dianggap

bertentangan dengan prinsip syariah. Untuk mengetahui tingkat

pelaksanaan prinsip syariah, diperlukan sebuah penelitian terhadap

lembaga keuangan syariah khususnya pada penerapan prinsip distribusi

hasil usaha pada produk deposito. Penelitian ini difokuskan pada lembaga

keuangan syariah yakni Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Ponorogo.

Pada Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Ponorogo salah satu

produk penghimpunan dana dari masyarakat adalah deposito. Jenis

10

Fatwa DSN-MUI Nomor 15/DSN-MUI/IX/2000 Tentang prinsip distribusi hasil usaha

dalam lembaga keuangan syariah, 2. 11

Fahrul Ulum, Perbankan Syariah di Indonesia (Surabaya:CV.Putra Media

Nusantara,2011), 136.

Page 11: PENERAPAN PRINSIP DISTRIBUSI HASIL USAHA PADA PRODUK ...etheses.iainponorogo.ac.id/4890/1/ardliana mukarromah.pdf · berfikir untuk menarik kesimpulan dari suatu kaidah atau pendapat

7

deposito yang ada di Bank Syariah Mandiri kantor Cabang Ponorogo

hanya deposito mud}a>rabah mutlaqah dengan jangka waktu 1 bulan,

3bulan , 6 bulan, 12 bulasn.

Nisbah dalam produk deposito pada Bank Syariah Mandiri Kantor

Cabang Ponorogo:

Jangka waktu Nasabah Bank

1 bulan 46% 54%

3 bulan 47% 53%

6 bulan 48% 52%

12 bulan 49% 51%

Berdasarkan hasil wawancara awal yang penulis lakukan dengan salah

satu karyawan Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Ponorogo mengenai

pembagian hasil usaha menggunakan sistem bagi hasil. Pembagian bagi

hasil yang diterima nasabah sesuai dengan keuntungan bank dan nisbah

yang telah disepakati pada awal akad. Dalam pendistribusian hasil usaha

harus diterapkan menggunakan prinsip profit sharing atau revenue sharing

tetapi pada Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Ponorogo terdapat

ketidakjelasan mengenai prinsip distribusi hasil usaha pada produk

deposito yang akan diterapkan. Dan dalam pemilihan prinsip distribusi

hasil usaha tersebut harus ada kesepakatan pada awal akad antara pihak

bank dan pihak nasabah tetapi dalam praktinya tidak ada kesepakatan

Page 12: PENERAPAN PRINSIP DISTRIBUSI HASIL USAHA PADA PRODUK ...etheses.iainponorogo.ac.id/4890/1/ardliana mukarromah.pdf · berfikir untuk menarik kesimpulan dari suatu kaidah atau pendapat

8

antara kedua belah pihak.12

Dalam hal ini bagaimana pembagian bagi hasil

yang berikan nasabah, apakah pembagian berdasarkan pendapatan kotor

atau pendapatan bersih. Hal ini belum jelas.

Berdasarkan uraian latar belakang yang telah disampaikan maka

dianggap penting untuk melaksanakan penelitian, sehingga dapat diketahui

penerapan prinsip distribusi hasil usaha pada perbankan syariah. Sehingga

penelitian ini mengambil judul “Penerapan Prinsip Distribusi Hasil Usaha

Pada Produk Deposito Pada Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang

Ponorogo ”

B. Rumusan Masalah

1. Prinsip apakah yang diterapkan dalam pendistribusian hasil usaha

pada produk deposito di Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang

Ponorogo?

2. Bagaimana tinjauan fiqh muamalah dan Fatwa Dewan Syariah

Nasional Nomor 15/DSN-MUI/IX/2000 tentang prinsip distribusi hasil

usaha terhadap keberpihakan terhadap nasabah di Bank Syariah Kantor

Cabang Ponorogo?

C. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui prinsip distribusi hasil usaha yang diterapkan pada

produk deposito di Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Ponorogo.

2. Untuk mengetahui tinjauan fiqh muamalah dan Fatwa Dewan Syariah

Nasional Nomor 15/DSN-MUI/IX/2000 tentang prinsip distribusi hasil

12

Agil, Hasil Wawancara, Selasa 07 Agustus 2018

Page 13: PENERAPAN PRINSIP DISTRIBUSI HASIL USAHA PADA PRODUK ...etheses.iainponorogo.ac.id/4890/1/ardliana mukarromah.pdf · berfikir untuk menarik kesimpulan dari suatu kaidah atau pendapat

9

usaha terhadap keberpihakan terhadap nasabah di Bank Syariah

Mandiri Ponorogo.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat teoritis

Sebagai upaya untuk mengembangkan ilmu pengetahuan khususnya di

bidang hukum bisnis Islam yang berkaitan dengan penerapan prinsip

distribusi hasil usaha pada produk deposito. Sehingga bisa menjadi

acuan dan rujukan bagi pada dosen dan mahasiswa di IAIN ponorogo.

2. Manfaat praktis

Diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan bagi bank dalam

menerapkan prinsip distribusi hasil usaha pada produk deposito.

E. Telaah Pustaka

Penelitian yang dilakukan oleh Pandu Panuntun mahasiswa

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2014 dengan

judul Penerapan Bagi Hasil Pada Tabungan Haji BRI Syariah Jakarta.

Penelitian ini membahas tentang 1) bagaimana penerapan bagi hasil pada

tabungan haji mud}a>rabah di BRI Syariah. 2) bagaimana perkembangan

produk tabungan haji mud}a>rabah pada BRI Syariah dari tahun ke tahun.

Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa 1) penerapan sistem bagi

hasil yang telah diterapkan oleh BRI Syariah Pusat Jakarta pada tabungan

haji mud}a>rabah adalah mengacu pada prinsip revenue sharing, artinya

bank BRI Syariah memperoleh pendapatan dari debitur (orang yang

melakukan pembiayaan) dan BRI Syariah langsung mendistribusikan

Page 14: PENERAPAN PRINSIP DISTRIBUSI HASIL USAHA PADA PRODUK ...etheses.iainponorogo.ac.id/4890/1/ardliana mukarromah.pdf · berfikir untuk menarik kesimpulan dari suatu kaidah atau pendapat

10

kepada sahibul mal melalui bagi hasil yang disepakati bersama terus

dipotong biaya-biaya operasional. 2) Perkembangan tabungan haji di BRI

Syariah berkembang sangat pesat dikarenakan bisa dilihat dan semakin

banyaknya masyarakat Indonesia khususnya yang ingin menunaikan

ibadah haji dari tahun ke tahun semakin meningkat pesat dan itu juga tidak

lepas dari peranan bank BRI Syariah dalam mengembangkan produk

tabungan hajinya agar semua kalangan ataupun golongan dapat

menunaikan ibadah haji.13

Penelitian yang dilakukan oleh Nur Azizah mahasiswa Universitas

Sebelas Maret Surakarta tahun 2009 dengan judul Evaluasi Penerapan

Prinsip Syariah Pada Praktik Pembiayaan mud}a>rabah atau Renevue

Sharing (studi kasus di KJKS BMT Nuur Ummah Surakarta). Penelitian

ini membahas tentang 1) Bagaimana praktik pembiayaan mud}a>rabah

atau revenue sharing di KJKS BMT Nuur Ummah Surakarta. 2) Apakah

praktik pembiayaan mud}a>rabah atau revenue sharing di KJKS BMT

Nuur Ummah Surakarta telah diterapkan sesuai Prinsip Syariah.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa rukun, syarat dan ketentuan

pembiayaan mud}a>rabah, penentuan besar nisbah bagi hasil, alur

penyelenggaraan pembiayaan mud}a>rabah yang diterapkan di BMT

Nuur Ummah Surakarta dilaksanakan sesuai dengan Prinsip Syariah.

Pembiayaan mud}a>rabah bermasalah yang terjadi di BMT Nuur Ummah

Surakarta sebagian besar dikarenakan kesalahan yang dilakukan oleh

13

Pandu Panuntun, “Penerapan Bagi Hasil Pada Tabungan Haji BRI Syariah Jakarta”,

Skripsi (Jakarta: Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2014), 66.

Page 15: PENERAPAN PRINSIP DISTRIBUSI HASIL USAHA PADA PRODUK ...etheses.iainponorogo.ac.id/4890/1/ardliana mukarromah.pdf · berfikir untuk menarik kesimpulan dari suatu kaidah atau pendapat

11

pihak mud}a>rib. Perlakuan BMT Nuur Ummah Surakarta dalam

menyelesaikan permasalahan yang terjadi pada praktik pembiayaan

mud}a>rabah belum sesuai dengan prinsip syariah.14

Penelitian yang dilakukan oleh Wika Ramdhani Hafid Universitas

Islam Negeri Alauddin Makassar tahun 2018 dengan judul Analisis Prinsip

Profit Sharing Dan Renevue Sharing Program Tabungan mud}a>rabah

Dan Deposito mud}a>rabah (Studi Pada PT Bank Muamalat Indonesia

Kantor Cabang Utama Makassar). Penelitian ini membahas tentang 1)

Bagaimana penerapan sistem bagi hasil yang diterapkan PT Bank

Muamalat KC Makassar pada program tabungan mud}a>rabah. 2)

bagaimana penerapan sistem bagi hasil yang diterapkan PT Bank

Muamalat KC Makassar pada program deposito mud}a>rabah.3)

bagaimana penerapan sistem bagi hasil yang diterapakan PT Bank

Muamalat KC Makassar perspektif islam ditinjau dari Shariah Enterprice

Theory.

Hasil penelitin ini 1) menunjukkan bahwa Produk dan jasa

penghimpun dana seperti Tabungan dan Deposito pada PT Bank

Muamalat Indonesia adalah suatu simpanan dan investasi yang

berdasarkan akad mud}a>rabah muthlaqah yang tidak bertentangan

dengan prinsip syariah dan penarikannya hanya dapat dilakukan menurut

syarat dan ketentuan tertentu yang disepakati tetapi tidak dapat ditarik

dengan cek atau bilyet giro. 2) Dalam sistem tabungan dan deposito

14

Nur Azizah, “Evaluasi Penerapan Prinsip Syariah Pada Praktik Pembiayaan Mudharabah

Atau Renevue Sharing (Studi Kasus Di KJKS BMT Nuur Ummah Surakarta)”, Skripsi (Surakarta:

Universitas Sebelas Maret Surakarta, 2009), 66.

Page 16: PENERAPAN PRINSIP DISTRIBUSI HASIL USAHA PADA PRODUK ...etheses.iainponorogo.ac.id/4890/1/ardliana mukarromah.pdf · berfikir untuk menarik kesimpulan dari suatu kaidah atau pendapat

12

mud}a>rabah tingkat keuntungan yang diperoleh nasabah akan

mengalami peningkatan dan penurunan tergantung kepada nisbah bagi

hasil yang diperoleh. Bagi hasil di Bank Muamalat Indonesia dihitung

pada akhir bulan. 3) Pendistribusian bagi hasil dengan prinsip profit

sharing pada Bank Muamalat Indonesia lebih sesuai dengan teori maslahat

karena masing-masing pihak menanggung keuntungan dan kerugian

sehingga tidak ada salah satu pihak yang merasa dirugikan dan akan

mencapai kesejahteraan dan kedua bela pihak akan merasakan

mudharatnya.15

Adapun posisi penelitian ini memiliki beberapa persamaan tentang

dan perbedaan. Persamaannya yaitu sama-sama membahas tentang prinsip

distribusi bagi hasil. Sedangkan perbedaannya yaitu objek yang digunakan

dalam penelitian dan indikator penelitiannya. Dalam penelitian ini

indikator yang digunakan adalah Fatwa Dewan Syariah Nasional.

F. Metode Penelitian

1. Jenis Dan Pendekatan Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah

penelitian lapangan (field research). Penelitian lapangan merupakan

suatu penelitian yang dilakukan dalam kancah kehidupan sebenarnya.

Peneliti lapangan pada hakekatnya merupakan metode untuk

15

Wika Ramadhani Hafid, “Analisis Prinsip Profit Sharing Dan Renevue Sharing Program

Tabungan Mudharabah Dan Deposito Mudharabah (Studi Pada PT Bank Muamalat Indonesia

Kantor Cabang Utama Makassar)”, Skripsi (Makassar: Universitas Islam Negeri Alauddin

Makassar, 2018), 95.

Page 17: PENERAPAN PRINSIP DISTRIBUSI HASIL USAHA PADA PRODUK ...etheses.iainponorogo.ac.id/4890/1/ardliana mukarromah.pdf · berfikir untuk menarik kesimpulan dari suatu kaidah atau pendapat

13

menemukan secara khusus dan realistik apa yang terjadi pada suatu

saat di tengah masyarakat.16

Dalam hal ini peneliti menggunakan metode penelitian dengan

pendekatan kualitatif. Dalam penelitian ini peneliti memaparkan

informasi yang diperoleh dari Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang

Ponorogo secara langsung yang berhubungan dengan prinsip distribusi

hasil usaha pada produk deposito. Kemudian mengevaluasi dengan

berbagai teori yang berkaitan dengan pokok masalah dalam penelitian

ini.

2. Kehadiran Penelitian

Dalam penelitian ini, peneliti sebagai pengamat penuh, peneliti

hanya berperan dalam menggali data penelitian. Peneliti langsung

terjun kelapangan dan langsung melakukan wawancara dengan

pegawai dan nasabah Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang

Ponorogo.

3. Lokasi Penelitian

Lokasi yang dijadikan objek Penelitian ini berada di Bank Syariah

Mandiri Kantor Cabang Ponorogo Jl. Soekarno Hatta No. 216, Kel.

Banyudono, Kec. Ponorogo, Kab. Ponorogo, Jawa Timur. Penulis

memilih lokasi ini dikarenakan masih perlu dilakukan kajian terhadap

penerapan prinsip distribusi hasil usaha pada produk deposito pada

Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Ponorogo.

16

Aji Damanuri, Metodologi Penelitian Muamalah (Ponorogo: STAIN Ponorogo Press,

2010), 6.

Page 18: PENERAPAN PRINSIP DISTRIBUSI HASIL USAHA PADA PRODUK ...etheses.iainponorogo.ac.id/4890/1/ardliana mukarromah.pdf · berfikir untuk menarik kesimpulan dari suatu kaidah atau pendapat

14

4. Sumber Data

a. Sumber data primer adalah data yang diperoleh dari sumber asli.

Adapun yang menjadi data primer di Bank Syariah Mandiri

Kantor Cabang Ponorogo adalah costumer service dan SFE

(Syariah Funding Executive).

b. Sumber data sekunder adalah data yang telah tersedia atau telah

diteliti kemudian peneliti selanjutnya mengekstrak data untuk

mendapatkan informasi yang dibutuhkan. Untuk membantu

menelaah data-data yang dihimpun dari sumber data primer

antara lain buku-buku dan jurnal yang membahas mengenai

prinsip distribusi hasil usaha dan fatwa Dewan Syariah

Nasional.

5. Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini teknik pengumpulan data yang digunakan

peneliti adalah:

1) Wawancara yang dilakukan dengan bapak Yunias Agil selaku

costumer service dan dengan ibu Eka Winingsih selaku SFE

(Syariah Funding Executive).

2) Dokumentasi merupakan perolehan data dari dokumen dan lain-

lain, maupun data yang diperoleh dari sumber manusia melalui

observasi dan wawancara, serta mencari data mengenai hal-hal

yang berupa catatan buku, dokumen, foto, dan bahan-bahan

lainnya yang dapat mendukung penelitian ini

Page 19: PENERAPAN PRINSIP DISTRIBUSI HASIL USAHA PADA PRODUK ...etheses.iainponorogo.ac.id/4890/1/ardliana mukarromah.pdf · berfikir untuk menarik kesimpulan dari suatu kaidah atau pendapat

15

3) Observasi adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan

melalui suatu pengamatan, dengan disertai pencatatan-pencatatan

terhadap keadaan atau perilaku obyek sasaran.

6. Analisis Data

a. Editing, pemeriksaan kembali terhadap semua data yang

terkumpul, terutama dari segi kelengkapan, kejelasan makna,

keselarasan satu dengan yang lainnya, relevansi, dan beragam

masing-masing dalam kelompok data.

b. Organizing, yaitu menyusun dan mensistematisasikan data-data

yang diperoleh dalam kerangka paparan yang sudah direncanakan

sebelumnya, kerangka tersebut dibuat berdasarkan dan relevan

dengan sistematika pertanyaan-pertanyaan dalam perumusan

masalah.

c. Analiting, yaitu proses penyusunan data agar dapat ditafsirkan.

Data yang dianalisa tersebut kemudian diolah menggunakan teori

dan dalil-dalil yang sesuai, sehingga bisa ditarik kesimpulan.17

Dalam penyusunan skripsi ini, cara yang digunakan penulis untuk

menganalisa data adalah menggunakan metode deduktif. Metode

deduktif yaitu cara berfikir untuk menarik kesimpulan dari suatu

kaidah atau pendapat yang umum menuju suatu pendapat yang

bersifat khusus.18

Dalam hal ini penulis berusaha untuk

17

Damanuri, Metodologi, 153.

18 Burhan Bungin, Analisis Data Penelitian Kualitatif (Jakarta: Rajagrafindo Persada, 2013),

47.

Page 20: PENERAPAN PRINSIP DISTRIBUSI HASIL USAHA PADA PRODUK ...etheses.iainponorogo.ac.id/4890/1/ardliana mukarromah.pdf · berfikir untuk menarik kesimpulan dari suatu kaidah atau pendapat

16

mengumpulkan data sebagaimana tersebut di atas lalu menganalisanya

dari fiqh muamalah dan Fatwa Dewan Syariah, kemudian dijadikan

pedoman dalam menganalisis penerapan prinsip distribusi hasil usaha

pada produk deposito di Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang

Ponorogo.

7. Pengecekan Keabsahan Data

Dalam penelitian ini akan menggunakan teknik triagulasi.

Triangulasi dalam pengujian kredibilitas ini diartikan sebagai

pengecekan data dari berbagai sumber dengan berbagai cara, dan

berbagai waktu. Dengan demikian terdapat triangulasi sumber,

triangulasi teknik pengumpulan data, dan waktu.

Pada penelitian ini peneliti menggunakan triangulasi sumber.

Dimana peneliti melakukan pengecekan data tentang keabsahannya,

membandingkan hasil wawancara dengan isi suatu dokumen dengan

memanfaatkan berbagai sumber data informasi sebagai bahan

pertimbangan. Dalam hal ini peneliti membandingkan data hasil

pengamatan dengan data hasil wawancara, dan juga membandingkan

hasil wawancara dengan wawancara lainnya yang kemudian diakhiri

dengan menarik kesimpulan sebagai hasil temuan lapangan.19

G. Sistematika Pembahasan

19

Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif Dan R&D

(Bandung: Alfabeta, 2008), Cet. 6, 271.

Page 21: PENERAPAN PRINSIP DISTRIBUSI HASIL USAHA PADA PRODUK ...etheses.iainponorogo.ac.id/4890/1/ardliana mukarromah.pdf · berfikir untuk menarik kesimpulan dari suatu kaidah atau pendapat

17

Dalam rangka mempermudah pemahaman maka dalam pembahasan

ini akan disusun secara sistematis sesuai dengan tata urutan dan

permasalahan yang ada antara lain:

BAB I Pendahuluan

Bab ini merupakan pendahuluan untuk mengantarkan

dalam menyusun penelitian secara keseluruhan. Pada bab

ini terdiri dari sub bab yaitu latar belakang masalah

untuk mengetahui kenapa penelitian ini menarik untuk

diteliti. Kemudian rumusan masalah menjelaskan fokus

penelitian yang dilakukan dalam penelitian. Selanjutnya

tujuan penelitian dan kegunaan penelitian untuk

mengetahui tujuan yang diharapkan oleh peneliti, dan

manfaat yang akan diperoleh jika penelitian itu

dilakukan. Untuk selanjutnya kajian pustaka, tujuannya

untuk mengetahui isi dari penelitian yang telah ada

terdahulu. landasan teori, metode penelitian kemudian

sistematika pembahasan.

BAB II Kajian Teori

Pada bab ini dipaparkan mengenai teori-teori yang

digunakan dalam penelitian ini yang terkait. Adapun

teori yang digunakan mengenai prinsip distribusi hasil

usaha dan fatwa Dewan Syariah Nasional Nomor

Page 22: PENERAPAN PRINSIP DISTRIBUSI HASIL USAHA PADA PRODUK ...etheses.iainponorogo.ac.id/4890/1/ardliana mukarromah.pdf · berfikir untuk menarik kesimpulan dari suatu kaidah atau pendapat

18

15/DSN-MUI/IX/2000 tentang prinsip distribusi hasil

usaha

BAB III Paparan data

Pada bab ini dipaparkan mengenai data yang diperoleh

dalam penelitian, yaitu data mengenai gambaran umum

dari Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Ponorogo dan

penerapan prinsip distribusi hasil usaha pada produk

deposito pada Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang

Ponorogo.

BAB IV Pembahasan/analisis

Bab ini berisi tentang pemaparan analisa antara kajian

teori dan hasil penelitian yang dilakukan di lapangan,

yaitu tentang penerapan prinsip distribusi hasil usaha

pada produk deposito dan hasil analisa fiqh muamalah

dan Fatwa Dewan Syariah Nasional Nomor 15/DSN-

MUI/IX/2000 tentang penerapan prinsip distribusi hasil

usaha pada produk deposito di Bank Syariah Mandiri

Kantor Cabang Ponorogo

BAB V Penutup

Merupakan bab penutup yang berisi kesimpulan dan

saran. Dalam bab ini akan disimpulkan hasil pembahasan

untuk menjelaskan sekaligus menjawab persoalan yang

telah diuraikan atau menjawab hipotesa.

Page 23: PENERAPAN PRINSIP DISTRIBUSI HASIL USAHA PADA PRODUK ...etheses.iainponorogo.ac.id/4890/1/ardliana mukarromah.pdf · berfikir untuk menarik kesimpulan dari suatu kaidah atau pendapat

19

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Prinsip Distribusi Hasil Usaha

Distribusi bagi hasil adalah perhitungan pembagian usaha antara

penyandang dana (shahibul mal) dan pengelola dana (mud}a>rib) sesuai

dengan nisbah yang disepakati pada awal akad. Distribusi bagi hasil dapat

juga berupa analisis besarnya hasil usaha yang digunakan sebagi dasar

perhitungan bagi hasil.1 Bank syariah dapat menerapkan prinsip distribusi

hasil usaha berdasarkan pada pendapatan (revenue) atau berdasarkan pada

keuntungan (profit) sebagai berikut:

1. Profit Sharing

Profit sharing (bagi untung bersih), yaitu perhitungan bagi hasil

didasarkan kepada hasil bersih dari keseluruhan pendapatan setelah

dikeluarkan segala biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh

pendapatan tersebut.2

Dalam hal ini semua pihak yang terlibat dalam akad akan

mendapat bagi hasil sesuai dengan keuntungan yang diperoleh bahkan

tidak mendapatkan keuntungan apabila pengelola dana mengalami

kerugian, disini unsur keadilan dalam berusaha betul-betul diterapkan,

1 Gita Danu Pranata, Buku Ajar Manajemen Perbankan Syariah (Jakarta:Salemba 4,2013),

127. 2 Syukri Iska, Sistem Perbankan Syariah di Inodnesia Dalam Perspektif Fikih Ekonomi

(Yogyakarta: Fajar Media Press, 2014), 113.

Page 24: PENERAPAN PRINSIP DISTRIBUSI HASIL USAHA PADA PRODUK ...etheses.iainponorogo.ac.id/4890/1/ardliana mukarromah.pdf · berfikir untuk menarik kesimpulan dari suatu kaidah atau pendapat

20

bila keuntungan besar maka pemilik dana juga mendapatkan bagian

besar dan sebaliknya.3

Pada mekanisme bank syariah, pendapatan bagi hasil ini berlaku

untuk produk-produk penyertaan, baik penyertaan menyeluruh maupun

sebagian-sebagian, atau bentuk produk bisnis koorporasi (kerjasama).

Pihak-pihak yang terlibat dalam kepentingan bisnis yang disebutkan

tadi, harus melakukan transparasi dan kemitraan secara baik dan ideal.

Sebab semua pengeluaran dan pemasukan rutin yang berkaitan dengan

bisnis penyertaan, bukan untuk kepentingan pribadi yang menjalakan

proyek.4

Keuntungan merupakan selisih antara penjualan/pendapatan usaha

dan biaya-biaya usaha. Ketidakpastian pada penggunaan skema profit

sharing dapat dibedakan menjadi tiga hal berikut:

a. Penjualan/pendapatan usaha

Dalam hal ini terdapat ketidakpastian berupa naik turunnya

penjualan/pendapatan usaha, baik dalam hal volume maupun

harganya. Hal ini dapat diprediksi dari data penjualan/pendapatan

usaha periode sebelumnya dan analisi atas kondisi peekonomian

dan industri saat ini.

b. Harga pokok penjualan/biaya produksi

3 Muhammad Sholahuddin, Lembaga Keuangan dan Ekonomi Islam (Yogyakarta: Ombak,

2014), 105. 4 Muhammad, Manajemen Bank Syariah (Yogyakarta: Unit Penerbit Dan Percetakan Sekolah

Tinggi Ilmu YKPN. 2011),108.

Page 25: PENERAPAN PRINSIP DISTRIBUSI HASIL USAHA PADA PRODUK ...etheses.iainponorogo.ac.id/4890/1/ardliana mukarromah.pdf · berfikir untuk menarik kesimpulan dari suatu kaidah atau pendapat

21

Ketidakpastian berupa naik turunnya biaya bahan baku, biaya

tenaga kerja dan biaya overhead, baik yang terjadi karena naik

turunya harga maupun tingkat efesiensi dan produktivitasnya dapat

diprediksi melalui analisis atas pergerakan harga dari beberapa

komponen utama biaya produksi dan pengukuran tingkat efesiensi

dan produkivitas wirausaha.

c. Biaya penjualan, biaya umum dan administrasi

Ketidakpastian berupa naik turunnya biaya pejualan, biaya

umum dan administrasi juga dapat disebabkan oleh faktor harga

atau tingkat efesiensinya.5

Keuntungan yang dibagihasilkan harus dibagi secara proposional

antara shahibul mal dengan mud}a>rib. Dengan demikian, semua

pengeluaran rutin yang berkaitan dengan bisnis mud}a>rabah, bukan

untuk kepentingan pribadi mud}a>rib, dapat dimasukkan ke dalam

biaya operasional. Keuntungan bersih harus dibagi antara shahibul mal

dan mud}a>rib sesuai dengan proporsi yang disepakati sebelumnya dan

secara eksplisit disebutkan dalam perjanjian awal. Tidak ada pembagian

laba sampai semua kerugian ditutup dan ekuiti shahibul mal telah

dibayar kembali. Jika ada pembagian keuntungan sebelum habis masa

perjanjian akan dianggap sebagai pembagian keuntungan dimuka.6

Apabila bank menggunakan sistem bagi hasil profit sharing,

dimana bagi hasil diperhitungkan dari pendapatan bersih setelah

5 M. Nur Rianto Al Arif, Lembaga Keuangan Syariah (Bandung: Cv Pustaka Setia, 2012),

74. 6 Ibid.

Page 26: PENERAPAN PRINSIP DISTRIBUSI HASIL USAHA PADA PRODUK ...etheses.iainponorogo.ac.id/4890/1/ardliana mukarromah.pdf · berfikir untuk menarik kesimpulan dari suatu kaidah atau pendapat

22

dikeluarkan biaya bank, kemungkinan yang akan terjadi ialah bagi hasil

yang diterima shahibul mal (penabung) akan semakin kecil. Hal ini

tentunya akan mempunyai dampak yang cukup signifikan, apabila

ternyata secara umum kadar bunga di pasaran lebih tinggi. Ini akan

mempengaruhi keinginan masyarakat untuk menginvestasikan uangnya

kepada bank syariah dan berpengaruh menurunnya jumlah dana pihak

ketiga secara keseluruhan. Akibatnya, untuk menghindari risiko

tersebut, pihak bank harus mengalokasikan sebagian peruntukan bagi

hasil yang diterima bank (mengurangi nisbahnya) untuk dibagikan

kepada nasabah sehingga tetap bisa bersaing dengan sistem bunga di

pasaran.7

2. Revenue Sharing

Revenue sharing (bagi pendapatan), yaitu perhitungan bagi hail

yang didasarkan kepada keseluruhan pendapatan yang diterima sebelum

dikurangi biaya-biaya yang telah dikeluarkan untuk memperoleh

pendapatan tersebut.8

Berdasarkan asumsi bahwa para nasabah belum terbiasa menerima

berbagi hasil dan berbagi risiko, maka sebagian bank syariah di

Indonesia saat ini menempuh pola pendistribusian Revenue sharing, di

samping untuk menerapkan profit sharing bank harus secara terperinci

memaparkan biaya-biaya operasional yang dibebankan kepada para

pemilik dana. Proses distribusi pendapatan seperti itu, dilakukan

7 Iska, Sistem Perbankan Syariah, 114.

8 Ibid., 113.

Page 27: PENERAPAN PRINSIP DISTRIBUSI HASIL USAHA PADA PRODUK ...etheses.iainponorogo.ac.id/4890/1/ardliana mukarromah.pdf · berfikir untuk menarik kesimpulan dari suatu kaidah atau pendapat

23

sebelum memperhitungkan biaya operasional yang ditanggung oleh

bank. Biasanya pendapatan yang didistribusikan hanyalah pendapatan

atas investasi dana, dan tidak termasuk pendapatan fee atau komisi atas

jasa-jasa yang diberikan oleh bank, karena pendapatan tersebut

pertama-tama harus dialokasikan untuk mendukung biaya operasional.9

Revenue sharing mengandung kelemahan, karena apabila tingkat

pendapatan bank sedemian rendah maka bagian bank, setelah

pendapatan didistribusiakan oleh bank, tidak mampu membiayai

kebutuhan operasionalnya (yang lebih besar daripada pendapatan fee)

sehingga merupakan kerugian bank dan membebani pada pemegang

saham sebagai penanggung kerugian. Sementara para penyandang dana

atau investor lain tidak akan pernah menanggung kerugian akibat biaya

operasional tersebut. Dengan kata lain, secara tidak langsung bank

menjamin nilai nominal invetasi nasabah, karena pendapatan paling

rendah yang akan dialami oleh bank adalah nol dan tidak mungkin

terjadi pendapatan negatif. Selain belum sepenuhnya belum sesuai

dengan prinsip syariah, pola Revenue sharing tidak berbeda statusnya

dengan wadiah. Oleh karena itu tidak dapat dikategorikan sebagai kuasi

ekuitas.10

Mekanisme revenue sharing masih diterapkan pada bank syariah

di Indonesia disebabkan oleh upaya untuk mengikat nasabah penabung

atau penyimpan. Sebab nasabah ini akan keluar jika mereka tidak

9 Muhammad, manajemen, 279.

10 Zainul Arifin, Dasar-Dasar Manajemen Bank Syariah (Jakarta: Alfabet, 2003), 63.

Page 28: PENERAPAN PRINSIP DISTRIBUSI HASIL USAHA PADA PRODUK ...etheses.iainponorogo.ac.id/4890/1/ardliana mukarromah.pdf · berfikir untuk menarik kesimpulan dari suatu kaidah atau pendapat

24

memperoleh apa-apa dalam menyimpan atau menabung dananya.

Pendekatan ini diterapkan semata-mata ditujukan untuk meraih pasar.11

Pada transaksi berbasis revenue sharing, pendapatan pemegang

modal hanya akan bergantung pada tingkat ketidakpastian usaha

sementara tingkat pendapatan bagi mud}a>rib akan tergantung pada

tingkat ketidakpastian dari kondisi usaha serta biaya-biaya yang timbul

dalam proses realitasi kegiatan usaha tersebut. Dengan kata lain

perjanjian dengan berbasis renevue sharing memiliki

ketidakpastian/risiko yang lebih rendah dibandingkan kontrak profit

sharing jika dilihat dari kacamata pemilik dana.

Pemilik dana yang bersifat risk-averse akan memilih bentuk

kontrak revenue sharing dibandingkan profit sharing mengingat

revenue sharing dapat mereduksi risiko financial walaupun masih

memiliki tingkat return yang sama, karena X selalu ≥ 0, sedangkan nilai

(X-C) bisa ≥ 0 atau ≤ 0. Artinya, dengan revenue sharing pemilik dana

tidak pernah rugi (minimal bagi hasil=0 tetapi modalnya utuh),

sedangkan dengan profit sharing pemilik dana dapat mengalami

kerugian sampai sebatas modalnya.12

Bank syariah menerapkan kontrak revenue sharing dalam

memberikan surplus keuangan kepada nasabahnya. Secara praktis,

selama suatu bank syariah masih berpotensi, para nasabah masih

memiliki imbalan yang positif. Satu-satunya potensi kerugian bagi

11

Muhammad, Manajemen, 280. 12

Ascarya, Akad & Produk Bank Syariah (Jakarta: PT Rajagrafindo, 2011), 216.

Page 29: PENERAPAN PRINSIP DISTRIBUSI HASIL USAHA PADA PRODUK ...etheses.iainponorogo.ac.id/4890/1/ardliana mukarromah.pdf · berfikir untuk menarik kesimpulan dari suatu kaidah atau pendapat

25

nasabah adalah pada saat terjadinya proses likuiditas (pada saat suatu

bank syariah memiliki kinerja keuangan yang buruk dan dapat

menimbulkan dampak sistemik) ketika nasabah berada dalam posisi

first come first served. Pada saat diberlakukannya suatu jaminan

pengembalian dana pihak ketiga oleh pemerintah, nasabah perbankan

syariah secara efektif akan berada pada posisi tidak pernah rugi. Oleh

karena itu, secara umum sisa pasiva struktur keuangan perbankan

syariah mendekati struktur yang dimiliki oleh perbankan konvensional.

Konsep alokasi surplus seperti ini secara jelas menunjukkan bahwa

bank syariah di Indonesia pada saat ini tengah mengadopsi konsep

hybrid untuk menarik minat/melindungi risk-averse deposito. Jadi,

secara keuangan nasabah yang menyimpan dananya di bank syariah

belum siap untuk menerapkan konsep bagi hasil secara murni. Para

nasabah pada dasarnya masih membutuhkan suatu tingkat keamanan

tertentu terhadap pokok dana yang dimiliki.13

3. Landasan Syariah Prinsip Distribusi Hasil Usaha

a. Dalam al-Qur’an Q.S al-Baqarah ayat 282, Allah SWT

memerintahkan jika kita melakukan transaksi utang piutang untuk

jangka waktu yang ditentukan maka kita diminta untuk

menuliskannya.

وه ب ت اك ف ى م س م ل ج أ ل إ ن ي د ب م ت ن ي ا د ت ا ذ إ وا ن م آ ن ي لذ ا ا ه ي أ ا يل د ع ل ا ب ب ت ا م ك ك ن ي ب ب ت ك ي أ ول ب ت ا ب ك أ ي ا ول م ب ك ت ك ي ن

13

Ibid.,217.

Page 30: PENERAPAN PRINSIP DISTRIBUSI HASIL USAHA PADA PRODUK ...etheses.iainponorogo.ac.id/4890/1/ardliana mukarromah.pdf · berfikir untuk menarik kesimpulan dari suatu kaidah atau pendapat

26

لو ل ا و لم ربو ع لو ل ا تق ي ل و لق ا و ي ل ع ي لذ ا ل ل م ي ول ب ت ك ي ل فا ئ ي ش و ن م س خ ب ي و ول أ ا ه ي ف س لق ا و ي ل ع ي لذ ا ن ا ن ك إ ف

ي ل ف و ى يل ن أ ع ي ط ت س ي ل و أ ا ف ي ع ل ض د ع ل ا ب يو ول ل ل مم ك ل ا رج ن م ن ي د ي ه ش وا د ه ش ت س ل وا رج ف ي ل رج ا ون ك ي ل ن إ ف

ر ذك ت ف ها ا د ح إ ل ض ت ن أ ء ا د ه ش ل ا ن م ون رض ت من ن ا ت رأ م وارى لخ ا ها ا د ح ه إ ش ل ا ب أ ي وا ول ع د ا م ا ذ إ ء ا وا د م أ س ت ول

و ل ج أ ل إ يرا ب و ك أ يرا غ ص وه ب ت ك ت ن لو أ ل ا د ن ع ط س ق أ م ك ل ذوا ب ا رت ت ل أ ن د وأ ة د ا ه ش ل ل م و ق رة وأ ض ا ح رة ا ت ون ك ت ن أ ل إ

م ك ن ي ب ا ه رون ي د ا ت وى ب ت ك ت ل أ اح ن ج م ك ي ل ع س ي ل وا ف د ه ش وأم ت ع ي ا ب ت ا ذ د إ ي ه ش ول ب ت ا ر ك ا ض ي نو ول إ ف وا ل ع ف ت ن إ و

م ك ب وق س لو ف ل ا وا ق ت لو وا ل ا م ك لم ع ء وي ي ش ل ك ب لو ل وام ي ل ع

Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu bermuamalah tidak

secara tunai untuk waktu yang ditentukan, hendaklah kamu

menuliskannya. Dan hendaklah seorang penulis di antara kamu

menuliskannya dengan benar. Dan janganlah penulis enggan

menuliskannya sebagaimana Allah mengajarkannya, maka

hendaklah ia menulis, dan hendaklah orang yang berhutang itu

mengimlakkan (apa yang akan ditulis itu), dan hendaklah ia

bertakwa kepada Allah Tuhannya, dan janganlah ia mengurangi

sedikitpun daripada hutangnya. Jika yang berhutang itu orang yang

lemah akalnya atau lemah (keadaannya) atau dia sendiri tidak

mampu mengimlakkan, maka hendaklah walinya mengimlakkan

dengan jujur. Dan persaksikanlah dengan dua orang saksi dari

orang-orang lelaki (di antaramu). Jika tak ada dua oang lelaki,

maka (boleh) seorang lelaki dan dua orang perempuan dari saksi-

saksi yang kamu ridhai, supaya jika seorang lupa maka yang

seorang mengingatkannya. Janganlah saksi-saksi itu enggan

(memberi keterangan) apabila mereka dipanggil; dan janganlah

kamu jemu menulis hutang itu, baik kecil maupun besar sampai

batas waktu membayarnya. Yang demikian itu, lebih adil di sisi

Allah dan lebih menguatkan persaksian dan lebih dekat kepada

tidak (menimbulkan) keraguanmu. (Tulislah muamalahmu itu),

kecuali jika muamalah itu perdagangan tunai yang kamu jalankan

di antara kamu, maka tidak ada dosa bagi kamu, (jika) kamu tidak

menulisnya. Dan persaksikanlah apabila kamu berjual beli; dan

janganlah penulis dan saksi saling sulit menyulitkan. Jika kamu

Page 31: PENERAPAN PRINSIP DISTRIBUSI HASIL USAHA PADA PRODUK ...etheses.iainponorogo.ac.id/4890/1/ardliana mukarromah.pdf · berfikir untuk menarik kesimpulan dari suatu kaidah atau pendapat

27

lakukan (yang demikian), maka sesungguhnya hal itu adalah suatu

kefasikan pada dirimu. Dan bertakwalah kepada Allah; Allah

mengajarmu; dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.14

b. Dalam al-Qur’an Q.S al-Maidah ayat 1, Allah SWT memerintahkan

kepada orang yang beriman untuk memenuhi akad-akadnya.

ود ق ع ل ا ب وا وف أ وا ن م آ ن ي لذ ا ا ه ي أ ا م ي ا ع لن ا ة م بي م ك ل ت ل ح أرم ح م ت ن وأ د ي ص ل ا ي ل م ر ي غ م ك ي ل ع ى ل ت ي ا م ل لو إ ل ا ن إ

د ري ي ا م م ك ي

Hai orang-orang yang beriman, penuhilah aqad-aqad itu.

Dihalalkan bagimu binatang ternak, kecuali yang akan dibacakan

kepadamu. (Yang demikian itu) dengan tidak menghalalkan

berburu ketika kamu sedang mengerjakan haji. Sesungguhnya

Allah menetapkan hukum-hukum menurut yang dikehendaki-

Nya.15

c. Kaidah fiqh:

لعلىالتحري لي لد لصلفىالشياءالإباحةحتىيدل

Pada dasarnya, segala bentuk muamalat boleh dilakukan kecuali

ada dalil yang mengharamkannya

حكمالل ماوجدتالمصلحةف ثم

Dimana terdapat kemaslahatan, di sana terdapat hukum Allah.16

4. Perbedaan Profit Sharing dan Revenue Sharing

Perbedaan antara profit sharing dan revenue sharing sebagai berikut:

Profit Sharing Revenue Sharing

Pendapatan yang akan

didistribusikan adalah pendapatan

Pendapatan yang akan

didistribusikan adalah pendapatan

14

Depag RI. al- Quran dan Terjemahan (Bandung : Sygma, 2012), 48. 15

Depag RI. al- Quran dan Terjemahan (Bandung : Sygma, 2012), 106 16

Danupranata, Buku Ajar Manajemen, 129.

Page 32: PENERAPAN PRINSIP DISTRIBUSI HASIL USAHA PADA PRODUK ...etheses.iainponorogo.ac.id/4890/1/ardliana mukarromah.pdf · berfikir untuk menarik kesimpulan dari suatu kaidah atau pendapat

28

bersih setelah pengurangan total

cost terhadap total revenue.

kotor dari penyaluran dana, tanpa

harus dikalkulasikan terlebih

dahulu dengan biaya-biaya

pengeluaran operasional usaha.

Biaya-biaya operasional akan

dibebankan ke dalam modal

usaha, artinya biaya-biaya akan

ditanggung oleh shahibul mal.

Biaya-biaya akan ditanggung bank

syariah sebagai mud}a>rib, yaitu

pengelola modal.

Pendistribusian pendapan yang

akan dibagikan adalah seluruh

pendapatan, baik pendapatan dari

hasil investasi dana atau

pendapatan dari fee atas jasa-jasa

yang diberikan bank setelah

dikurangi seluruh biaya-biaya

operasional.

Pendistribusian pendapan yang

akan dibagikan adalah seluruh

pendapatan, baik pendapatan dari

penyaluran dana shahibul mal,

sedangkan pendapatan fee atas

jasa-jasa bank syariah merupakan

pendapatan murni bank sendiri.

Dari pendapatan fee inilah bank

syariah dapat menutupi biaya-

biaya operasional yang ditanggung

bank syariah.17

B. Dewan Syariah Nasional

17

Muhammad Syafii Antonio, Bank Syariah: dari Teori ke Praktik (Jakarta: Gema Insani

Press, 2001), 175.

Page 33: PENERAPAN PRINSIP DISTRIBUSI HASIL USAHA PADA PRODUK ...etheses.iainponorogo.ac.id/4890/1/ardliana mukarromah.pdf · berfikir untuk menarik kesimpulan dari suatu kaidah atau pendapat

29

1. Kedudukan dan Kewenangan Fatwa DAN MUI dalam Perbankan

Syariah

Kewenangan ulama dalam menetapkan dan mengawasi

pelaksanaan hukum perbankkan syariah berada di bawah koordinasi

Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia (DSN-MUI).

Karena perkembangan lembaga keuangan syariah yang cukup pesat,

maka diperlukan adanya suatu lembaga khusus yang menangani

masalah-masalah terkait dengan sistem ekonomi syariah agar tidak

menyimpang dari ketentuan Al-Qur’an dan Sunnah. MUI sebagai

lembaga yang memiliki kewenangan dalam bidang keagamaan yang

berhubungan dengan kepentingan umat membentuk satu dewan syariah

berskala nasional yaitu Dewan Syariah Nasional (DSN) yang berdiri

pada tanggal 10 Februari 1999 sesuai dengan Surat Keputusan (SK)

MUI No. Kep-754/MUI/II/1999.18

Fatwa Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia

mempunyai peranan yang penting dalam upaya pengembangan produk

hukum perbankkan syariah. Karena dalam pengembangan ekonomi

dan perbankkan syariah mengacu pada sistem hukum yang dibangun

berdasarkan Al-Qur’an dan Hadits yang keberadaannya berfungsi

sebagai pedoman utama bagi mayoritas umat islam.

Fatwa DSN-MUI yang berhubungan dengan pengembangan

lembaga ekonomi dan perbankan syariah dikeluarkan atas

18

Burhanuddin Susanto, Hukum Perbankkan Syariah di Indonesia (Yogyakarta: UII Press,

2008), 70.

Page 34: PENERAPAN PRINSIP DISTRIBUSI HASIL USAHA PADA PRODUK ...etheses.iainponorogo.ac.id/4890/1/ardliana mukarromah.pdf · berfikir untuk menarik kesimpulan dari suatu kaidah atau pendapat

30

pertimbangan Badan Pelaksana Harian (PPH) yang membidangi ilmu

syariah dan ekonomi perbankan. Dengan adanya pertimbangan dari

para ahli tersebut, maka fatwa yang dikeluarkan DSN-MUI memiliki

kewenangan dan kekuatan ilmiah bagi kegiatan usaha ekonomi

syariah. karena itu agar fatwa memiliki kekuatan mengikat,

sebelumnya perlu diadopsi dan disahkan secara formal ke dalam

bentuk peraturan perundang-undangan. Namun agar peraturan

perundang-undangan yang mengadopsi prinsip-prinsip syariah dapat

dijalankan dengan baik, maka DSN-MUI membentuk Dewan

Pengawas Syariah (DPS) disetiap lembaga keuangan syariah.

Tujuannya adalah menjalankan fungsi pengawasan terhadap aspek

syariah yang ada dalam perbankan.19

Terdapat hal yang menarik mengenai fatwa-fatwa yang diterbitkan

MUI dalam hubungannya dengan peraturan perundang-undangan yang

berlaku di Indonesia. Fatwa-fatwa MUI ini dibagi dalam tiga kategori,

yaitu ekonomi syariah, kehalalan produk, dan kemasyarakatan. Dari

tiga kategori ini, fatwa kategori ekonomi syariah memiliki kedudukan

yang lebih kuat dibandingkan dengan dua kategori lainnya. Kedudukan

lebih kuat maksudnya adalah fatwa-fatwa kategori ekonomi syariah

diakui dan dikuatkan keberadaannya dalam peraturan perundang-

undangan yang berlaku di Indonesia. Apabila pihak-pihak yang terkait

dengan peraturan ini tidak melaksanakan fatwa tersebut akan

19

Dewan Syariah Nasional MUI, Himpunan Fatwa Keuangan Syariah (Jakarta: Erlangga,

2014), 9.

Page 35: PENERAPAN PRINSIP DISTRIBUSI HASIL USAHA PADA PRODUK ...etheses.iainponorogo.ac.id/4890/1/ardliana mukarromah.pdf · berfikir untuk menarik kesimpulan dari suatu kaidah atau pendapat

31

mendapatkan sanksi administrasi dari pemerintah. Fatwa-fatwa DSN

tidak hanya mengenai kegiatan, produk dan jasa yang akan

dioperasionalkan oleh suatu bank syariah, tetapi juga mengenai

ketentuan ekonomi syariah (keuangan syariah) yang menjadi landasan

bagi ketentuan/peraturan yang dikeluarkan oleh instansi yang

berwenang, seperti Kementerian Keuangan dan Bank Indonesia (BI). 20

Dewan Syariah Nasional (DSN) adalah lembaga yang dibentuk

oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI) yang mempunyai fungsi

melaksanakan tugas-tugas MUI dalam menangani masalah-masalah

yang berhubungan dengan aktifitas lembaga keuangan syariah. Salah

satu tugas pokok DSN adalah mengkaji, menggali dan merumuskan

nilai dan prinsip-prinsip hukum islam (Syari’ah) dalam bentuk fatwa

untuk dijadikan pedoman dalam kegiatan transaksi di lembaga

keuangan syari’ah. Melalui Dewan Pengawas Syari’ah yang

melakukan pengawasan terhadap penerapan prinsip syari’ah dalam

sistem dan manajemen lembaga keuangan syaria’ah (LKS). DSN-MUI

merupakan lembaga indevenden dalam mengeluarkan fatwa sebagai

rujukan yang berhubungan dengan masalah ekonomi, keuangan dan

perbankan.21

Sejak dibentuknya DSN, sampai dengan tahun 2009 telah terbit 73

fatwa DSN yang terdiri dari 22 fatwa khusus mengatur perbankan

20

Atho Mudzhar dan Choirul Fuad Yusuf, dkk, Fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI)

Dalam Perspektif Hukum dan Perundang-Undangan (Jakarta: Puslitbang Kehidupan Keagamaan

Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama RI, 2012), 260. 21

Imam Abdul Hadi, “Kedudukan dan Wewenang Lembaga Fatwa (DSN-MUI) Pada Bank

Syariah,” Jurnal Ekonomi dan Hukum Islam, No. 2 Vol 1 (2011), 3.

Page 36: PENERAPAN PRINSIP DISTRIBUSI HASIL USAHA PADA PRODUK ...etheses.iainponorogo.ac.id/4890/1/ardliana mukarromah.pdf · berfikir untuk menarik kesimpulan dari suatu kaidah atau pendapat

32

syari’ah, 5 fatwa khusus mengatur asuransi syari’ah, 11 fatwa khusus

mengatur pasar modal syari’ah, dan 35 fatwa mengatur kegiatan

ekonomi syariah secara umum.

Untuk memperkuat kewenangan sebagai bank sentral yang

mengurusi sistem keuangan syariah dalam negara republik Indonesia,

Bank Indonesia menjalin kerja sama dengan DSN-MUI yang memiliki

otoritas di bidang hukum syariah. Bentuk kerja sama antara Bank

Indonesia dengan DSN-MUI diwujudkan melalui nota kesepahaman

(Memorandum of understanding/MOU) untuk menjalankan fungsi

pembinaan dan pengawasan terhadap perbakkan syariah. Dengan

adanya kerja sama tersebut berarti keberadaan DSN-MUI menjadi

sangat penting dalam pengembangan sistem ekonomi dan perbankan

syariah.22

Fatwa yang dikeluarkan oleh DSN-MUI bukanlah hukum positif,

sama seperti fatwa-fatwa yang dikeluarkan MUI dalam bidang-bidang

lainnya. Agar fatwa-fatwa yang dikeluarkan oleh DSN-MUI dapat

berlaku dan mengikat sebagaimana hukum positif yang berlaku di

Indonesia, maka pada UU No. 21 Tahun 2008 tentang Perbankan

Syari’ah disebutkan bahwa fatwa-fatwa yang dikeluarkan DSN-MUI

dapat ditinjak lanjuti sebagai Peraturan Bank Indonesia. Dapat

dipahami dari kutipan UU No. 21 Tahun 2008 sebagai berikut

disebutkan pada pasal 26:

22

Dewan Syariah Nasional MUI, Himpunan Fatwa Keuangan Syariah (Jakarta: Erlangga,

2014), 9.

Page 37: PENERAPAN PRINSIP DISTRIBUSI HASIL USAHA PADA PRODUK ...etheses.iainponorogo.ac.id/4890/1/ardliana mukarromah.pdf · berfikir untuk menarik kesimpulan dari suatu kaidah atau pendapat

33

1. Kegiatan usaha sebagaimana dimaksud dalam Pasal 19, Pasal 20,

dan Pasal 21 dan/atau produk dan jasa syariah, wajib tunduk

kepada prinsip syariah.

2. Prinsip syariah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) difatwakan

oleh Majelis Ulama Indonesia.

3. Fatwa sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dituangkan dalam

Peraturan Bank Indonesia.

4. Dalam rangka penyusunan Peraturan Bank Indonesia sebagaimana

dimaksud pada ayat (3), Bank Indonesia membentuk komite

perbankan syariah.

5. Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara pebentukan,

keanggotaan, dan tugas komite perbankan syariah sebagaimana

dimaksud pada ayat (4) diatur dengan Peraturan Bank Indonesia.

Dengan demikian ada kekuatan hukum yang mengikat antara fatwa

yang dikeluarkan oleh DSN-MUI dengan hukum Positif berupa PBI

yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia. Hubungan ini menunjukkan

betapa peran dari lembaga fatwa di Indonesia sangat signifikan dan

strategis dalam membangun dan memajukan Lembaga Keuangan

Syariah dengan tetap memperhatikan hukum-hukum syariah yang

harus dipatuhi oleh LKS.23

Kedudukan fatwa DSN MUI merupakan perangkat aturan

kehidupan masyarakat yang bersifat mengikat bagi bank Indonesia

23

Hadi, Kedudukan, 5.

Page 38: PENERAPAN PRINSIP DISTRIBUSI HASIL USAHA PADA PRODUK ...etheses.iainponorogo.ac.id/4890/1/ardliana mukarromah.pdf · berfikir untuk menarik kesimpulan dari suatu kaidah atau pendapat

34

sebagai regulator, yaitu adanya kewajiban agar materi muatan yang

terkandung dalam fatwa MUI dapat diserap dan ditransformasikan

dalam merumuskan prinsip-prinsip syariah dalam bidang perbankkan

syariah menjadi materi muatan Peraturan Perundang-Undangan yang

memiliki kekuatan hukum dan mengikat. Dan hanya fatwa DSN MUI

yang dapat dijadikan pedoman dalam pembuatan peraturan Bank

Indonesia. Fatwa DSN MUI juga merupakan syarat yang paling

mendasar dalam pembuatan dan pengembangan produk baru yang

dikeluarkan oleh lembaga perbankkan syariah serta operasional

kegiatan perbankkan syariah. Apabila peraturan tersebut tidak dipatuhi

pelaku ekonomi syariah akan dikenakan sanksi administrasi.24

Berkaitan dengan ketentuan Undang-Undang No.21 Tahun 2008

tentang Perbankan Syariah berkenaan dengan berlakunya prinsip

syariah, maka Peraturan Bank Indonesia No. 11/15/PBI/2009 telah

memberikan pengertian mengenai apa yang dimaksud dengan prinsip

syariah. Menurut PBI tersebut prinsip syariah adalah prinsip hukum

islam dalam kegiatan perbankan berdasarkan fatwa yang dikeluarkan

oleh Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia.25

DSN sebagai anggota dari Majelis Ulama Indonesia yang terdiri

dari para ulama, praktisi, dan para pakar yang terkait dalam bidang

muamalah syariah. Adapun tugas DSN adalah sebagai berikut:

24

Ahyar Ari Gayo dan Ade Irawan Taufik,”Kedudukan Fatwa Dewan Syariah Nasional

Majelis Ulama Indonesia Dalam Mendorong Perkembangan Bisnis Perbankkan Syariah

(Perspektif Hukum Perbankkan Syariah),”Jurnal RechtsVinding, Vol 1 No 2 (Agustus 2012), 268. 25

Sutan Remy Sjahdeini, Perbankan Syariah Produk-Produk dan AspekHukumnya (Jakarta:

PT Jakarta Agung Offset, 2010), 138.

Page 39: PENERAPAN PRINSIP DISTRIBUSI HASIL USAHA PADA PRODUK ...etheses.iainponorogo.ac.id/4890/1/ardliana mukarromah.pdf · berfikir untuk menarik kesimpulan dari suatu kaidah atau pendapat

35

1) Menumbuh kembangkan penerapan nilai-nilai syariah dalam

kegiatan perekonomian pada umumnya dan keuangan pada

khususnya.

2) Mengeluarkan fatwa atas jenis-jenis kegiatan keuangan.

3) Mengeluarkan fatwa atas produk dan jasa keuangan syariah.

4) Mengawasi penerapan fatwa yang telah dikeluarkan.

Untuk memudahkan peran DSN dalam menjalankan tugasnya,

DSN-MUI memiliki wewenang yang berlaku bagi seluruh Lembaga

Keuangan Syariah (LKS) yaitu:

a. Mengeluarkan fatwa yang mengikat Dewan Pengawas Syariah di

masing-masing lembaga keuangan syariah dan menjadi dasar

tindakan hukum pihak terkait.

b. Mengeluarkan fatwa yang menjadi landasan bagi

ketentuan/peraturan yang dikeluarkan oleh instansi yang

berwenang, seperti (Kementerian Keuangan) dan Bank Indonesia.

c. Memberikan rekomendasi dan/atau mencabut rekomendasi nama-

nama yang akan duduk sebagai Dewan Pengawas Syariah pada

suatu lembaga keuangan syariah.

d. Mengundang para ahli untuk menjelaskan suatu masalah yang

diperlukan dalam pembahasan ekonomi syariah, termasuk otoritas

moneter/lembaga keuangan dalam maupun luar negeri.

Page 40: PENERAPAN PRINSIP DISTRIBUSI HASIL USAHA PADA PRODUK ...etheses.iainponorogo.ac.id/4890/1/ardliana mukarromah.pdf · berfikir untuk menarik kesimpulan dari suatu kaidah atau pendapat

36

e. Memberikan peringatan kepada lembaga keuangan syariah untuk

menghentikan penyimpangan dari fatwa yang telah dikeluarkan

oleh Dewan Syariah Nasional.

f. Mengusulkan kepada instansi yang berwenang untuk mengambil

tindakan apabila peringatan tidak diindahkan.26

2. Fatwa DSN-MUI Nomor 15/DSN-MUI/IX/2000 Tentang Prinsip

Distribusi Hasil Usaha Dalam Lembaga Keuangan Syariah

Fatwa menurut bahasa berarti jawaban mengenai suatu kejadian

(peristiwa). Sedangkan fatwa menurut syara’ adalah menerangkan

hukum syara’ dalam suatu persoalan sebagai jawaban dari suatu

pertanyaan, baik se penanya itu jelas identitasnya maupun tidak, baik

perseorangan maupun kolektif.27

Sedangkan dalam kamus bahasa

Indonesia mengartikan fatwa sebagai jawaban (keputusan, pendapat)

yang diberikan oleh mufi tentang suatu masalah. Fatwa juga bermakna

nasihat orang alim, pelajar baik, petuah.28

Dalam fatwa DSN-MUI tentang prinsip distribusi hasil usaha

dalam lembaga keuangan syariah ada beberapa ketentuan yang harus

dijadikan pedoman dalam praktiknya. Substansi fatwa tersebut adalah

sebagai berikut:

26

Dewan Syariah Nasional MUI, Himpunan Fatwa Keuangan Syariah (Jakarta: Erlangga,

2014), 5. 27

Yusuf qardhawi, Al-Fatwa Bainal Indhibat Wat-Tasayyub “Fatwa Antara Ketelitian Dan

Kecerobohan”, Cet. 1 (Jakarta: Gema Insani Press, 1997), 5. 28

Ma’ruf Amin dkk, Fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) Dalam Perspektif Hukum dan

Perundang-undangan (Jakarta: puslitbang kehidupan keagamaan, 2011), 20

Page 41: PENERAPAN PRINSIP DISTRIBUSI HASIL USAHA PADA PRODUK ...etheses.iainponorogo.ac.id/4890/1/ardliana mukarromah.pdf · berfikir untuk menarik kesimpulan dari suatu kaidah atau pendapat

37

1. Pada dasarnya, LKS boleh menggunakan prinsip bagi hasil (net

revenue sharing) maupun bagi untung (profit sharing) dalam

pembagian hasil usaha dengan mitra (nasabah)-nya.

2. Dilihat dari segi kemaslahatan (as-ashlah), saat ini pembagian hasil

usaha sebaiknya digunakan prinsip bagi hasil (net revenue sharing).

3. Penerapan prinsip pembagian usaha yang dipilih harus disepakati di

dalam akad.29

29

Fatwa DSN-MUI Nomor 15/DSN-MUI/IX/2000 Tentang Prinsip Distribusi Hasil Usaha

Dalam Lembaga Keuangan Syariah, 2.

Page 42: PENERAPAN PRINSIP DISTRIBUSI HASIL USAHA PADA PRODUK ...etheses.iainponorogo.ac.id/4890/1/ardliana mukarromah.pdf · berfikir untuk menarik kesimpulan dari suatu kaidah atau pendapat

38

BAB III

PENERAPAN PRINSIP DISTRIBUSI HASIL USAHA PADA PRODUK

DEPOSITO PADA BANK SYARIAH MANDIRI CABANG PONOROGO

A. Deskripsi Data Penelitian

1. Sejarah

Bank Syariah Mandiri telah hadir secara resmi di Kota Ponorogo

dari tahun 2010, tepatnya pada tanggal 20 Desember 2010. Manajemen

Bank Syariah Mandiri mengajukan kepada Bank Indonesia (BI) untuk

membuat kantor cabang pembantu yang akan ditempatkan di Kota

Ponorogo untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat baik yang

telah menjadi nasabah tetap Bank Syariah Mandiri ataupun masyarakat

non nasabah pada umumnya yang berdomisili di daerah sekitar

Ponorogo, dan sekaligus memperluas jaringan yang menjadi kebutuhan

manajemen Bank Syariah Mandiri pusat guna memberikan pelayanan

secara syar’i dalam dunia lembaga keuangan perbankan kepada

masyarakat luas.1

Sejak awal berdirinya Bank Syariah Mandiri (BSM) telah

menanamkan nilai-nilai perusahaan yang menjunjung tinggi

kemanusiaan dan integritas kepada segenap insan Bank Syariah

Mandiri Dalam perjalanannya saat ini, Bank Syariah Mandiri Kantor

Cabang Ponorogo mengalami perkembangan dan pertumbuhan yang

sangat pesat dari tahun ke tahun. Rata-rata pertumbuhannya mencapai

1 Yunias Agil, Hasil Wawancara, , Selasa 18 oktober 2018.

Page 43: PENERAPAN PRINSIP DISTRIBUSI HASIL USAHA PADA PRODUK ...etheses.iainponorogo.ac.id/4890/1/ardliana mukarromah.pdf · berfikir untuk menarik kesimpulan dari suatu kaidah atau pendapat

39

tiga kali lipat setiap tahunnya dibandingkan tahun sebelumnya hingga

saat ini pada tahun 2017 aset Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang

Ponorogo telah berkisar antara 50 sampaii dengan 80 milyar rupiah.

Kehadiran Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Ponorogo tentu tidak

Lepas dari Bank Syariah Mandiri pusat yang telah berdiri sejak tahun

1999.

Sesungguhnya dengan berdirinya Bank Syariah Mandiri sampai

saat ini merupakan hikmah sekaligus berkah pasca krisis ekonomi dan

moneter 1997-1998. Sebagaimana diketahui, krisis ekonomi dan

moneter sejak juli 1997, yang disusul dengan krisis multi-dimensi

termasuk dipanggung politik nasional, telah menimbulkan beragam

dampak negatif yang sangat hebat terhadap seluruh sendi kehidupan

masyarakat, tidak terkecuali dunia usaha. Dalam kondisi tersebut,

industri perbankan nasional yang didominasi oleh bank-bank

konvensional mengalami krisis luar biasa. Pemerintah akhirnya

mengambil tindakan dengan merestrukturisasi dan mengkapitalisasi

sebagai bank-bank di Indonesia. 2

Bank Syariah Mandiri (BSM) merupakan bank milik pemerintah

pertama yang melandaskan operasinya pada prinsip syariaih. Secara

struktural, Bank Syariah Mandiri berasal dari Bank Susila Bakti

(BSB), yang kemudian dikonversikan menjadi bank syariah secara

penuh. Dalam rangka menjalankan proses konversi menjadi Bank

2 http://www.syariahmandiri.co.id/category/info-perusahaan/profil-perusahaan/sejarah/,

diakses pada tanggal Selasa 18 oktober 2018.

Page 44: PENERAPAN PRINSIP DISTRIBUSI HASIL USAHA PADA PRODUK ...etheses.iainponorogo.ac.id/4890/1/ardliana mukarromah.pdf · berfikir untuk menarik kesimpulan dari suatu kaidah atau pendapat

40

Syariah Mandiri menjalin kerjasama Tazkia Institute, terutama dalam

bidang pelatihan dan pendampingan konversi.3

Sebagai salah satu bank yang dimiliki oleh Bank Mandiri yang

memiliki asset ratusan triliun dan networking yang sangat luas, Bank

Syariah Mandiri memiliki beberapa keunggulan komparatif dibanding

pendahulunya. Demikian juga perkembangan politik terakhir di Aceh

menjadi blessing in disguise bagi Bank Syariah Mandiri. Hal ini

karena Bank Syariah Mandiri akan menyerahkan seluruh Kantor

Cabang Bank Mandiri di Aceh kepada Bank Syariah Mandiri untuk

dikelola secara syariah. Langkah besar ini jelas akan

menggelembungkan asset Bank Syariah Mandiri dari posisi pada akhir

tahun 1999 sejumlah Rp. 400.000.000.000,00 (empat ratus milyar

rupiah) menjadi diatas 2 hingga 3 triliun. Perkembangan ini diikuti

pula dengan peningkatan jumlah Kantor Cabang Bank Syariah

Mandiri, yaitu dari 8 menjadi lebih dari 20 Kantor Cabang. 4

2. Visi dan Misi

Layaknya sebuah lembaga, Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang

Ponorogo tentunya memiliki visi dan misi sebagai acuan dalam

pelaksanaannya, adapun visi dan misi adalah sebagai berikut:

a. Visi

3 Syafi’I Antonio, Bank Syariah, 26

4 Ibid., 27.

Page 45: PENERAPAN PRINSIP DISTRIBUSI HASIL USAHA PADA PRODUK ...etheses.iainponorogo.ac.id/4890/1/ardliana mukarromah.pdf · berfikir untuk menarik kesimpulan dari suatu kaidah atau pendapat

41

Bank Syariah Terdepan: Menjadi bank syariah yang selalu unggul

di antara pelaku industri perbankan syariah pada segmen consumer,

micro, SME, commercial, dan corporate

Bank Syariah Modern: Menjadi bank syariah dengan sistem

layanan dan teknologi mutakhir yang melampaui harapan nasabah.

b. Misi

1) Memujudkan pertumbuhan dan keuntungan di atas rata-rata

industri yang berkesinambungan.

2) Meningkatkan kualitas produk dan layanan berbasis teknologi

yang melampaui harapan nasabah.

3) Mengutamakan penghimpunan dana murah dan penyaluran

pembiayaan pada segmen ritel.

4) Mengembangkan bisnis atas dasar nilai-nilai syariah universal.

5) Mengembangkan manajemen talenta dan lingkungan kerja yang

sehat.

6) Meningkatkan kepedulian terhadap masyarakat dan lingkungan.5

3. Susunan Organisasi Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang

Ponorogo

Untuk mengatur dan menjalankan segala kegiatan yang memiliki

kapasitas sedang apalagi besar, struktur organisasi sudah menjadi hal

yang wajib, karena sangat menentukan organisasi itu sendiri. Begitu

pula dengan Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Ponorogo yang

5 Brosur Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Ponorogo

Page 46: PENERAPAN PRINSIP DISTRIBUSI HASIL USAHA PADA PRODUK ...etheses.iainponorogo.ac.id/4890/1/ardliana mukarromah.pdf · berfikir untuk menarik kesimpulan dari suatu kaidah atau pendapat

42

telah memiliki struktur organisasi yang telah memiliki sistem

manajemennya yaitu :6

Branch Manager : M. Ghani Wicaksono

1. CBRM (Consumer Banking : Arditya Rizki

Relationship Manager)

a. SF (Sales Fourse) : Putri Vita

(Koordinator)

Deny

Diyan Wahyudi

Miko

Tutik

b. CFE (KPR) : Sandra Dewi

2. MBM (Micro Banking Manager) : Arif Mufida

a. Micro Analyst : Ahmad Susanto

b. APM (Administrasi Pelaksanaan : Kurniawati Jayantini

Mikro)

c. PMM (Pelaksanaan Marketing : M David Mughni Labib

Mikro)

d. Mitra Mikro : Galan Herlambang

3. BOSM (Branch Operasional & : Fauzal Sodiq

Service Manager)

a. CS : Yunias Agil

6 Yunias Agil, Hasil Wawancara, , Selasa 18 oktober 2018.

Page 47: PENERAPAN PRINSIP DISTRIBUSI HASIL USAHA PADA PRODUK ...etheses.iainponorogo.ac.id/4890/1/ardliana mukarromah.pdf · berfikir untuk menarik kesimpulan dari suatu kaidah atau pendapat

43

b. Teller : Yuli Jumiarti

: Tyas Wahyu

c. SFE (Syariah Funding Executive) : Widodo

: Eka Winingsih

d. BO (Back Officer) : M. Wahyudi

e. Security : Anwar Bagus

: Wachidin Ghoni

:Badawi

f. OB : Ginanjar

g. Driver : Ahmad Kumaini

4. Produk Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Ponorogo

a. Produk Pembiayaan

1) Pembiayaan Pensiunan

Pembiayaan konsumer (termasuk pembiayaan multi guna)

kepada para pensiunan. Angsurannya dipotong dari gaji

pensiunannya.

2) Pembiayaan Mikro

Pembiayaan antara 11 juta-20 juta.

3) Pembiayaan Cicil Emas.

b. Produk Penghimpunan

1) Tabungan BSM

Page 48: PENERAPAN PRINSIP DISTRIBUSI HASIL USAHA PADA PRODUK ...etheses.iainponorogo.ac.id/4890/1/ardliana mukarromah.pdf · berfikir untuk menarik kesimpulan dari suatu kaidah atau pendapat

44

Tabungan dalam mata uang rupiah yang penarikannya dan

setorannya dapat dilakukan setiap saat selama jam kas dibuka di

konter BSM atau melalui ATM.

2) Tabungan Mabrur

Tabungan mata uang rupiah untuk membantu pelaksanaan

ibadah haji dan umrah.

3) Tabungan Investa Cendekia

Tabungan berjangka untuk keperluan uang pendidikan dengan

jumlah setoran bulanan tetap dan dilengkapi dengan Mandiri

Kantor Cabang Ponorogo perlindungan asuransi.

4) Tabungan Berencana

Tabungan berjangka yang memberikan nisbah bagi hasil

berjenjang serta kepastian pencapaian target dana yang telah

ditetapkan.

5) Tabungan Simpatik

Tabungan berdasarkan prinsip wadiah yang penarikannya dapat

dilakukan setiap saat berdasarkan syarat-syarat yang disepakati.

6) TabunganKu

Tabungan untuk perorangan dengan persyaratan mudah dan

ringan yang diterbitkan secara bersama oleh bank-bank di

Indonesia guna menumbuhkan budaya menabung dan

meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

7) Deposito

Page 49: PENERAPAN PRINSIP DISTRIBUSI HASIL USAHA PADA PRODUK ...etheses.iainponorogo.ac.id/4890/1/ardliana mukarromah.pdf · berfikir untuk menarik kesimpulan dari suatu kaidah atau pendapat

45

Investasi berjangka wktu tertentu dalam mata uang rupiah yang

dikelola berdasarkan prinsip mud}a>rabah Mutlaqah.

8) Giro

Sarana penyimpanan data dalam mata uang rupiah untuk

kemudahan transaksi dengan pengelolaan berdasarkan prinsip

wadiah yad dhamanah.

9) Card

Kartu yang dapat dipergunakan untuk transaksi perbankan

melalui ATM dan mesin debit (EDC/Electronic Data Capture).

10) Mobile Banking GPRS

Layanan transaksi perbankan (non tunai) melalui mobile phone

(handphone) berbasis GPRS.

11) Net Banking

Layanan transaksi perbankan (non tunai) melalui internet.7

B. Penerapan Prinsip Distribusi Hasil Usaha Pada Produk Deposito Di

Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Ponorogo

Pada dasarnya bank adalah entitas yang melakukan penghimpunan

dana dari masyarakat dalam bentuk pembiayaan atau dengan kata lain

bank sebagai intermediasi. Perbankan syariah dalam melakukan kegiatan

usahanya berasaskan pada prinsip syariah, demokrasi ekonomi, dan prinsip

kehati-hatian.

7 Brosur Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Ponorogo

Page 50: PENERAPAN PRINSIP DISTRIBUSI HASIL USAHA PADA PRODUK ...etheses.iainponorogo.ac.id/4890/1/ardliana mukarromah.pdf · berfikir untuk menarik kesimpulan dari suatu kaidah atau pendapat

46

Salah satu jenis produk penghimpunan dana dari masyarakat yang

ada di Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Ponorogo sesuai dengan

keterangan yang dipaparkan Mbak Eka Winingsih, penjelasanya sebagai

berikut:

“Di Bank Syariah Mandiri Ponorogo salah satu produk

penghimpunan dari masyarakat adalah deposito. Jenis deposito yang

ada di Bank Syariah Mandiri Ponorogo hanya mud}a>rabah

Mutlaqah artinya pihak bank memiliki kebebasan untuk mengelola

dana dari masyarakat, nasabah tidak memberikan persyaratan dalam

mengelola dana tersebut.”8

Selain menjelaskan tentang jenis deposito yang ada di Bank Syariah

Mandiri Kantor Cabang Ponorogo Mbak Eka Winingsih juga menjelaskan

manfaat yang didapatkan nasabah dalam melakukan deposito

penjelasannya seperti berikut:

“Manfaat yang akan di dapat nasabah yang mengambil deposito di

bank Mandiri Syariah yaitu karena bank Mandiri Syariah adalah

bank syariah maka dana dikelola secara syariah, lebih

menguntungkan nasabah karena menerapkan sistem bagi hasil, tidak

menggunakan sistem bunga dan terdapat fasilitas Automatic Roll

Over artinya apabila pada saat jatuh tempo dana tidak diambil maka

akan diperpanjang secara otomatis”.9

Penulis mengali data di bank bahwa Deposito mud}a>rabah Mutlaqah

ini bisa dibuka untuk perorangan ataupun perusahaan. Persyaratan yang

harus dipenuhi oleh nasabah yang akan membuka deposito antara lain

adalah:

a. Perorangan : KTP/SIM/Paspor nasabah.

8 Eka Winingsih, Hasil Wawancara, Rabu 3 Oktober 2018.

9 Eka Winingsih, Hasil Wawancara, Rabu 3 Oktober 2018.

Page 51: PENERAPAN PRINSIP DISTRIBUSI HASIL USAHA PADA PRODUK ...etheses.iainponorogo.ac.id/4890/1/ardliana mukarromah.pdf · berfikir untuk menarik kesimpulan dari suatu kaidah atau pendapat

47

b. Perusahaan :KTP Pengurus, Akta pendidikan, SIUP dan NPWP.10

Adapun prosedur pelaksanaan yang ditetapkan di Bank Syariah

Mandiri Kantor Cabang Ponorogo dalam melayani nasabah untuk

pembukaan deposito perorangan, di antaranya adalah:

1. Nasabah datang ke bank untuk mengajukan pembukaan rekening

deposito dengan akad mud}a>rabah muthlaqah.

2. Nasabah mengisi formulir permohonan pembukaan rekening,

menyerahkan fotocopy identitas diri (KTP/SIM/paspor nasabah) dan

menandatangi sebagai bukti kerjasama antara nasabah dan bank.

3. Kemudian nasabah memberikan setoran awal minimal Rp 2.000.000

dan USD 1.000 untuk dolar.

4. Nasabah mendapatkan fasilitas buku rekening deposito dari bank.

Sedangkan untuk pembukaan deposito perusahaan adalah:

1. Nasabah datang ke bank untuk mengajukan pembukaan rekening

deposito dengan akad mud}a>rabah muthlaqah.

2. Nasabah mengisi formulir permohonan pembukaan rekening,

menyerahkan fotocopy KTP Pengurus, Akte Pendirian, SIUP dan

NPWP dan menandatangi sebagai bukti kerjasama antara nasabah dan

bank.

3. Kemudian nasabah memberikan setoran awal minimal Rp 2.000.000

dan USD 1.000 untuk dolar.

4. Nasabah mendapatkan fasilitas buku rekening deposito dari bank.

10

Brosur Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Ponorogo

Page 52: PENERAPAN PRINSIP DISTRIBUSI HASIL USAHA PADA PRODUK ...etheses.iainponorogo.ac.id/4890/1/ardliana mukarromah.pdf · berfikir untuk menarik kesimpulan dari suatu kaidah atau pendapat

48

Deskripsi tentang deposito mud}a>rabah Mutlaqah di Bank

Syariah Mandiri Ponorogo sebagai berikut: 11

Deskripsi Deposito mud}a>rabah

Mutlaqah

Kategori nasabah 1. Perorangan

2. Perusahaan

Setoran awal minimum Rp 2.000.000

USD 1.000

Jangka waktu 1 bulan

3 bulan

6 bulan

12 bulan

Dari tabel di atas terdapat pilihan jangka waktu deposito

mud}a>rabah Mutlaqah dimana ketika nasabah mengambil deposito

dengan jangka waktu 1 bulan nasabah akan mendapatkan nisbah sebesar

46% sedangkan bank sebagai pengelola dana akan mendapatkan nisbah

sebesar 54%. Untuk jangka waktu 3 bulan nasabah akan mendapatkan

nisbah 47% sedangkan bank mendapatkan nisbah sebesar 53%. Untuk

jangka waktu 6 bulan nasabah akan mendapatkan nisbah sebesar 48%

sedangkan bank akan mendapatkan nisbah sebesar 52%. Dan untuk jangka

11

Brosur Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Ponorogo

Page 53: PENERAPAN PRINSIP DISTRIBUSI HASIL USAHA PADA PRODUK ...etheses.iainponorogo.ac.id/4890/1/ardliana mukarromah.pdf · berfikir untuk menarik kesimpulan dari suatu kaidah atau pendapat

49

waktu 12 bulan nasabah akan mendapatkan nisbah sebesar 49% dan bank

akan mendapatkan nisbah sebesar 51%.12

Dasar penentuan nisbah di Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang

Ponorogo yang diungkapkan oleh mbak Eka Winingsih adalah sebagai

berikut:

“Dasar penentuan nisbah di Bank Syariah Mandiri Ponorogo

tergantung dari jangka waktu, semakin lama jangka waktu deposito

maka semakin besar nisbah bagi hasil yang diterima oleh nasabah

karena kita menggunakan akad bagi hasil. Bagi nasabah yang

dananya besar minimal 500jt bisa mengubah besar nisbah yang

ditentukan oleh pihak bank. ”13

Dari keterangan di atas dapat disimpulkan dasar penentuan nisbah Di

Bank Syariah Mandiri Syariah Kantor Cabang Ponorogo adalah jangka

waktu deposito mud}a>rabah Mutlaqah, dan terdapat special nisbah

untuk deposan yang dananya besar (min Rp 500.000.000)artinya pihak

nasabah bisa mengajukan perubahan nisbah.

Hal yang mendasar yang membedakan antara lembaga keuangan

konvensional dan syariah terletak pada pengembalian dan pembagian

keuntungan yang diberikan oleh nasabah kepada lembaga keuntungan atau

yang diberikan oleh lembaga keuangan kepada nasabah. Oleh karena itu,

munculah istilah bunga dan bagi hasil. Bagi keuntungan atau bagi hasil

merupakan ciri utama bagi lembaga keuangan syariah.

Keuntungan adalah jumlah yang di dapat sebagai kelebihan dari

modal. Syarat keuntungan yang harus terpenuhi adalah kadar keuntungan

12

Observasi Peneliti, Selasa 18 oktober 2018. 13

Eka Winingsih, Hasil Wawancara, Rabu 3 Oktober 2018.

Page 54: PENERAPAN PRINSIP DISTRIBUSI HASIL USAHA PADA PRODUK ...etheses.iainponorogo.ac.id/4890/1/ardliana mukarromah.pdf · berfikir untuk menarik kesimpulan dari suatu kaidah atau pendapat

50

harus diketahui, berapa jumlah yang dihasilkan keuntungan harus dibagi

secara proposional kepada kedua pihak, dan proporsi keduanya sudah

dijelaskan pada awal kontrak. Pembagian bagi hasil di Bank Syariah

Mandiri Kantor Cabang Ponorogo ditentukan oleh keuntungan bank.

Sebagimana yang dijelaskan oleh mbak Eka Winingsih seperti berikut:

”Kalau di bank konvensional kan menggunakan sistem bunga artinya

jumlah yang diberikan bank kepada nasabah setiap bulannya sama

besar, tidak dipengaruhi oleh keuntungan bank. Berbeda dengan

disini yang merupakan bank syariah menggunakan sistem bagi hasil.

Pembagian bagi hasil setiap bulannya tidak sama, tergantung pada

keuntungan bank. Jika keuntungan bank pada bulan ini naik maka

otomatis bagi hasil yang diberikan kepada nasabah juga akan naik,

sebaliknya jika pada bulan selanjutnya mengalami penurunan

keuntungan maka bagi hasil yang diberikan kepada nasabah juga

akan menurun. Dan untuk faktor yang mempengaruhi bagi hasil itu

adalah yang pertama jumlah dana yang didepositokan, jika dana

yang didepositokan besar maka perolehan bagi hasilnya juga besar.

Yang kedua keuntungan bank. Bagi hasil yang diberikan kepada

nasabah dipengaruhi naik turunnya keuntungan bank. Dan untuk

menyalurkan bagi hasilnya ada dua pilihan langsung dimasukkan ke

rekening deposito atau rekening lain untuk bagi hasil tergantung

kemauan nasabahnya.”14

Dari penjelasan di atas keuntungan yang diterima oleh nasabah

dalam produk ini sangat menguntungkan karena nasabah mendapat bagi

hasil yang optimal, ketenangan hati karena dana yang di investasikan

dikelolah secara syariah dan dapat memberikan ketenangan batin untuk

nasabahnya.

Pembagian hasil usaha di antara para pihak dalam suatu bentuk

usaha kerjasama boleh berdasarkan pada prinsip profit sharing dan

revenue Sharing. Namun di Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang

14

Eka Winingsih, Hasil Wawancara, Rabu 3 Oktober 2018

Page 55: PENERAPAN PRINSIP DISTRIBUSI HASIL USAHA PADA PRODUK ...etheses.iainponorogo.ac.id/4890/1/ardliana mukarromah.pdf · berfikir untuk menarik kesimpulan dari suatu kaidah atau pendapat

51

Ponorogo tidak ditentukan menggunakan prinsip profit sharing atau

revenue Sharing yang jelas pembagian bagi hasil berdasarkan keuntungan

bank. Seperti yang disampaikan mbak Eka winingsih sebagai berikut:

“Disini tidak ditentukan menggunakan prinsip profit sharing atau

revenue Sharing untuk pembagian bagi hasilnya, yang jelas

pembagian bagi hasil besarnya tidak ditentukan diawal kontrak .

Pembagian bagi hasil yang diberikan nasabah setiap bulannya tidak

sama, bagi hasil berdasarkan keuntungan bank yang sudah dipotong

pajak sebesar 20%.

Mengenai hal ini juga dijelaskan oleh Mas Yunias Agil sebagai berikut:

Soal prinsip distribusi hasil usaha yang terapkan disini, pihak bank

tidak menentukan menggunakan profit sharing atau revenue sharing.

pada awal akad juga tidak ada kesepakatan dengan nasabah prinsip

apa yang digunakan, yang disepakati pada awal kontrak hanya

mengenai besar nisbahnya. Yang pasti pembagian hasil usaha sesuai

dengan keuntungan yang diperoleh bank, setelah dipotong dengan

pajak sebesar 20% tanpa dikurangai dengan biaya-biaya operasional

ataupun biaya administrasi. Pajak yang terdapat pada deposito

tersebut kebijakan dari negara bukan dari pihak bank. Alasan kami

dalam pembagian keuntungan yang tidak dikurangi dengan biaya

operasional dikarenakan kami ingin keuntungan yang diterima

nasabah besar tidak kalah dengan bank konvensional. Pihak bank

akan menanggung semua kerugian tetapi, ingsyaAlla BSM selalu

untung dan aman karena ditanggung juga sama LPS.15

Berdasarkan hasil wawancara dengan Ibu Ana Layli sebagai nasabah

di Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Ponorogo bahwa saat melakukan

permohonan pembukaan rekening tidak mengetahui menggunakan prinsip

profit sharing atau revenue Sharing. seperti yang disampaikan bahwa:

“Saya kurang tau, pada awal kontrak juga tidak dijelaskan

menggunakan prinsip apa, saya tidak memperhatikan itu yang

penting aman. Yang dijelaskan tentang berapa persen bagian yang

saya dapatkan. Dan setiap bulannya saya mendapatkan bagi hasil

yang besarnya tidak sama.”16

15

Yunias Agil, Hasil Wawancara, Kamis 15 November 2018. 16

Ana Layli, hasil wawancara, Jum’at 12 Oktober 2018.

Page 56: PENERAPAN PRINSIP DISTRIBUSI HASIL USAHA PADA PRODUK ...etheses.iainponorogo.ac.id/4890/1/ardliana mukarromah.pdf · berfikir untuk menarik kesimpulan dari suatu kaidah atau pendapat

52

Contoh perhitungan bagi hasil untuk deposito di Bank Syariah

Kantor Cabang Mandiri Ponorogo sebagai berikut:

Deposito Ibu Fitri Rp 2.000.000 berjangka waktu 1 bulan. Perbadingan

bagi hasil (nisbah) antara bank dan nasabah adalah 48% : 52 %. Bila total

saldo deposito (1 bulan) semua deposan adalah Rp 200.000.000.000 dan

pendapatan bank yang dibagihasilkan untuk deposan adalah Rp

3.000.000 maka bagi hasil yang didapatkan Ibu Fitri adalah:

Rp 2.000.000

x Rp 3.000.000 x 52% = Rp.15.600 - 20% = Rp 12.480 Rp 200.000.000.000

Deposito Ibu Fitri sebesar USD1.000 berjangka waktu 1 bulan.

Perbandingan bagi hasil (nisbah) antara bank dan nasabah adalah 14% :

86%. Bila dianggap total saldo deposito semua deposan adalah

USD200.000 dan pendapatan bank yang dihasilkan untuk deposan adalah

USD30.000 maka bagi hasil yang didapat oleh Ibu Fitri adalah:17

USD1.000

x USD30.000 x 14% = USD21 - 20% = USD 16.8 USD200.000

17

Brosur Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Ponorogo

Page 57: PENERAPAN PRINSIP DISTRIBUSI HASIL USAHA PADA PRODUK ...etheses.iainponorogo.ac.id/4890/1/ardliana mukarromah.pdf · berfikir untuk menarik kesimpulan dari suatu kaidah atau pendapat

53

BAB IV

ANALISIS FIQH MUAMALAH DAN FATWA DEWAN SYARIAH

NASIONAL NOMOR 15/DSN-MUI/IX/2000 TENTANG DISTRIBUSI

HASIL USAHA DALAM LEMBAGA KEUANGA SYARIAH DI BANK

SYARIAH MANDIRI KANTOR CABANG PONOROGO

A. Penerapan Prinsip Distribusi Hasil Usaha Pada Produk Deposito

Pada Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Ponorogo

Dari pemaparan peneliti tentang data penelitian dalam bab

sebelumnya salah satu produk penghimpunan dana dari masyarakat yang

ditawarkan di Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Ponorogo adalah

deposito. Dimana ketentuan dalam Fatwa Dewan Syariah Nasional Nomor

03/DSN-MUI/IV/2000 tentang deposito ada dua jenis yaitu:

1. Deposito yang tidak dibenarkan secara syariah, yaitu yang didasarkan

perhitungan bunga.

2. Deposito yang dibenarkan, yaitu deposito yang berdasarkan prinsip

mud}a>rabah.1

Adapun deposito yang ada di Bank Bank Syariah Mandiri Kantor

Cabang Ponorogo adalah deposito mud}a>rabah mutlaqah. Deposito

mud}a>rabah mutlaqah merupakan jenis deposito yang dalam

pengelolaan dananya pihak bank mempunyai kebebasan, pihak nasabah

1 Fatwa Dewan Syariah Nasional Nomor 03/DSN-MUI/IV/2000 tentang deposito, 3.

Page 58: PENERAPAN PRINSIP DISTRIBUSI HASIL USAHA PADA PRODUK ...etheses.iainponorogo.ac.id/4890/1/ardliana mukarromah.pdf · berfikir untuk menarik kesimpulan dari suatu kaidah atau pendapat

54

tidak memberikan persyaratan atau ketentuan apapun dalam pengelolaan

dana.

Hal mendasar yang membedakan antara lembaga keuangan

konvensional dan syariah adalah terletak pada pengembalian dan

pembagian keuntungan yang diberikan kepada nasabah.2

Bagi hasil

merupakan karakteristik umum dan landasan dasar bagi operasional bank

syariah secara keseluruhan. Bagi hasil tergantung pada keuntungan

usaha yang dijalankan. Jumlah pembagian keuntungan meningkat sesuai

peningkatan jumlah pendapatan.3 Sesuai dengan firman Allah QS. An-

Nisa ayat 29 sebagai berikut:

نكم بالباطل إل أن تكون ت ارة عن يا أي ها الذين آمنوا ل تأكلوا أموالكم ب ي

إن الله كان بكم رحيما ول ت قت لوا أن فسكم ت راض منكم Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta

sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang

berlaku dengan suka sama-suka di antara kamu. Dan janganlah kamu

membunuh dirimu. sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang

kepadamu. 4

Pada Bank Mandiri Syariah Kantor Cabang Ponorogo dalam produk

deposito mud}a>rabah mutlaqah menggunakan sistem bagi hasil.

Pembagian bagi hasil sesuai dengan keuntungan yang diperoleh oleh bank.

Jika keuntungan bank besar, maka bagian yang diterima oleh nasabah akan

naik. Selain itu, pembagian bagi hasil yang diterima nasabah juga

2 Muhammad, manajemen, 75.

3 Neneng Nurhasanah, Mudharabah: dalam Teori dan Praktik (Bandung: PT Refika

Aditama, 2015), 139. 4 Depag RI. Al- Quran dan Terjemahan (Bandung : sygma, 2012), 83.

Page 59: PENERAPAN PRINSIP DISTRIBUSI HASIL USAHA PADA PRODUK ...etheses.iainponorogo.ac.id/4890/1/ardliana mukarromah.pdf · berfikir untuk menarik kesimpulan dari suatu kaidah atau pendapat

55

berdasarkan jumlah dana yang didepositokan. Jika jumlah dana yang

didepositokan besar maka keuntungan yang didapatkan nasabah juga akan

besar

Keuntungan usaha secara mud}a>rabah dibagi menurut

kesepakatan yang dituangkan dalam kontrak, sedangkan rugi ditanggung

oleh pemilik modal selama kerugian itu bukan akibat kelalaian si

pengelola. Seandainya kerugian tersebut akibat keteledoran/kelalaian

pengelola, maka si pengelola harus bertanggung jawab atas kerugian

tersebut. Implementasi mud}a>rabah dalam sistem perbankan menurut

Firdaus dikategorikan sebagai berikut: pendapatan atau keuntungan

tersebut dibagi berdasarkan nisbah yang telah disepakati di awal akad,

pemilik modal tidak boleh ikut serta dalam pengelolaan usaha, tetapi

dibolehkan membuat usulan atau pengawasan.

mud}a>rib mempunyai kekuasaan penuh untuk mengelola modal

dan tidak ada batasan. Uang yang didepositokan akan dikelola dan di

investasikan oleh pihak bank. Dalam hal ini pihak Bank Syariah Mandiri

Kantor Cabang Ponorogo sebagai shahibul mal dan nasabah sebagai

mud}a>rib. Akad yang digunakan dalam investasi ini adalah akad

mud}a>rabah. Dari investasi ini maka pihak Bank Syariah Mandiri Kantor

Cabang Ponorogo akan mendapatkan bagi hasil atas kerja sama yang telah

dilakukan dengan mud}a>rib. Bagi hasil yang diperoleh oleh bank akan

dibagi kepada nasabah yang menabung ke bank.

Page 60: PENERAPAN PRINSIP DISTRIBUSI HASIL USAHA PADA PRODUK ...etheses.iainponorogo.ac.id/4890/1/ardliana mukarromah.pdf · berfikir untuk menarik kesimpulan dari suatu kaidah atau pendapat

56

Nisbah atau keuntungan harus dinyatakan dalam bentuk prosentase

antara kedua belah pihak, bukan dalam nilai nominal tertentu. Jadi nisbah

keuntungan ditentukan berdasarkan kesepakatan, bukan berdasarkan porsi

setoran modal. Nisbah keuntungan tidak boleh dinyatakan dalam bentuk

nominal Rp tertentu, misalnya shahibul mal mendapatkan Rp 50 ribu,

mud}a>rib mendapat Rp 50 ribu.5

Dalam Fatwa DSN No. 03/DSN-MUI/IV/2000 tentang deposito

juga dijelaskan pada ayat empat (4) dan enam (6) bahwa Pembagian

keuntungan harus dinyatakan dalam bentuk nisbah dan dituangkan dalam

akad pembukaan rekening. Serta pada ayat enam berbunyi Bank tidak

diperkenankan mengurangi nisbah keuntungan nasabah tanpa persetujuan

yang bersangkutan.

Dari hasil penelitian nisbah dalam produk deposito mud}a>rabah

mutlaqah di Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Ponorogo telah

disepakati di awal akad dan ditungakan dalam akad pembukaan rekening.

Nisbah tersebut berdasarkan jangka waktu deposito mud}a>rabah

mutlaqah, semakin lama jangka waktu deposito mud}a>rabah mutlaqah

maka nisbah yang diterima oleh nasabah akan besar. Perbandingan nisbah

yang didapatkan antara nasabah dan bank yaitu 1 bulan 46% : 54%, 3

bulan 47% : 53%, 6 bulan 48% : 52%, 12 bulan 49% : 51%.

Pembagian hasil usaha antara para pihak (mitra) dalam suatu bentuk

usaha kerjasama boleh didasarkan pada prinsip revenue sharing dan profit

5 Karim, Bank Islam, 207.

Page 61: PENERAPAN PRINSIP DISTRIBUSI HASIL USAHA PADA PRODUK ...etheses.iainponorogo.ac.id/4890/1/ardliana mukarromah.pdf · berfikir untuk menarik kesimpulan dari suatu kaidah atau pendapat

57

sharing. Revenue sharing adalah perhitungan laba berdasarkan pada

pendapatan yang diperoleh dari pengelola dana, yaitu pendapatan usaha

sebelum dikurangi dengan biaya usaha untuk memperoleh pendapatan

tersebut.6 Hal ini merupakan selisih atau angka lebih dari aktiva produktif

dengan hasil penerimaan bank. Perbankan syariah memperkenalkan sistem

pada masyarakat dengan istilah revenue sharing yaitu sistem bagi hasil

yang dihitung dari total pendapatan pengelolaan dana tanpa dikurangi

dengan biaya pengelolaan dana. Sistem revenue sharing berlaku pada

pendapatan bank yang akan dibagikan dihitung berdasarkan pendapatan

kotor (gross sales) yang digunakan dalam menghitung bagi hasil untuk

produk pendanaan bank.

Sedangkan Profit Sharing adalah perhitungan bagi hasil berdasarkan

pada laba dari pengelola dana, yaitu pendapatan usaha dikurangi dengan

biaya usaha untuk memperoleh pendapatan tersebut.7 Jadi profit sharing

merupakan perhitungan bagi hasil yang didasarkan kepada hasil bersih dari

total pendapatan setelah dikurangi dengan biaya-biaya yang dikeluarkan

untuk memperoleh pendapatan tersebut. Pada perbankan syariah istilah

yang sering dipakai adalah profit and lost sharing, dimana hal ini dapat

diartikan sebagai pembagian antara untung dan rugi dari pendapatan yang

diterima atas hasil usaha yang telah dilakukan. Profit sharing merupakan

suatu sistem pengolahan dana dalam perekonomian Islam yakni

pembagian hasil usaha antara pemilik modal (shahibul mal) dan pengelola

6 Nurhasanah, Mudharabah, 140.

7 Ibid.

Page 62: PENERAPAN PRINSIP DISTRIBUSI HASIL USAHA PADA PRODUK ...etheses.iainponorogo.ac.id/4890/1/ardliana mukarromah.pdf · berfikir untuk menarik kesimpulan dari suatu kaidah atau pendapat

58

(mud}a>rib), secara umum prinsip bagi hasil dalam perbankan syariah

dapat di lakukan dalam empat akad utama, yaitu al-musyarokah, al-

mud}a>rabah, al-muzara’ah dan al-musyaqoh.8

Dari hasil penelitian di Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang

Ponorogo pembagian bagi hasil dalam produk deposito mudhrabah

mutlaqah berdasarkan keuntungan yang didapatkan bank. Keuntungan

tersebut sudah dipotong pajak sebesar 20% tanpa dikurangi dengan biaya

operasional ataupun biaya administrasi. Pajak pada produk deposito

tersebut merupakan kebijakan dari negara bukan kebijakan dari pihak

bank.

Kemudian dalam kaitanya dengan prinsip distribusi hasil usaha yang

diterapkan oleh Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Ponorogo

menggunakan prinsip revenue sharing artinya pendapatan yang

didistribusikan kepada nasabah adalah pendapatan kotor sebelum

dikurangi dengan biaya-biaya operasional.

B. Analisis Fiqh Muamalah Dan Fatwa Dewan Syariah Nasional Nomor

15/DSN-MUI/IX/2000 Tentang Prinsip Distribusi Hasil Usaha

Terhadap Keberpihakan Terhadap Nasabah Di Bank Syariah Kantor

Cabang Ponorogo

Prinsip bagi hasil (revenue sharing) atau bagi untung (profit sharing)

adalah termasuk dalam muamalah. Dalam kaidah fiqh, semua muamalah

itu diperbolehkan kecuali bila ada dalil yang mengharamkan tentang

8 Syafi’i Antonio, Bank Syariah, 90.

Page 63: PENERAPAN PRINSIP DISTRIBUSI HASIL USAHA PADA PRODUK ...etheses.iainponorogo.ac.id/4890/1/ardliana mukarromah.pdf · berfikir untuk menarik kesimpulan dari suatu kaidah atau pendapat

59

prinsip bagi hasil (revenue sharing) dan bagi untung (profit sharing) maka

kedua prinsip tersebut boleh digunakan dalam Lembaga Keuangan

Syariah. Penetapan prinsip pembagian hasil usaha yang dipilih harus

disepakati dalam akad.

Diperbolehkannya kedua sistem tersebut dengan melihat bahwa baik

prinsip bagi hasil (revenue sharing) atau bagi untung (profit sharing)

belum ditemukan dalil nash yang mengharamkan atau melarang prinsip

tersebut.9

Menurut pendapat imam syafi’i mud}a>rib tidak boleh menggunakan

harta mud}a>rib sebagai biaya, baik dalam keadaan menetap maupun

bepergian. karena mud}a>rib telah mendapatkan bagian keuntungan, ia

tidak berhak mendapatkan sesuatu dari harta itu dan mendapatkan bagian

yang lebih besar daripada bagian dari shahibul mal.10

Berdasarkan dalil-dalil dan setelah menelaahnya maka Dewan

Syariah Nasional menetapkan Fatwa Dewan Syariah Nasional Nomor

15/DSN-MUI/IX/2000 Tentang Distribusi Hasil Usaha Dalam Lembaga

Keuanga Syariah antara lain:

Ketentuan dalam Fatwa Dewan Syari’ah Nasional No: 15/DSN-

MUI/IX/2000 Tentang Prinsip Distribusi Hasil Usaha Dalam Lembaga

Keuangan Syari'ah sebagai berikut:

9 Maidi saputra, “profit sharing and revenue sharing,” dalam

https://maidisaputra92.wordpress.com/2012/06/14/profit-sharing-and-revenue-sharing/, (diakses

pada tanggal 18 Oktober 2018 04.30). 10

Danupranata, Buku Ajar Manajemen, 129.

Page 64: PENERAPAN PRINSIP DISTRIBUSI HASIL USAHA PADA PRODUK ...etheses.iainponorogo.ac.id/4890/1/ardliana mukarromah.pdf · berfikir untuk menarik kesimpulan dari suatu kaidah atau pendapat

60

1. Pada dasarnya, LKS boleh menggunakan prinsip Bagi Hasil (Net

Revenue Sharing) maupun Bagi Untung (Profit Sharing) dalam

pembagian hasil usaha dengan mitra (nasabah)-nya.

2. Dilihat dari segi kemaslahatan (al-ashlah), saat ini, pembagian hasil

usaha sebaiknya digunakan prinsip Bagi Hasil (Net Revenue Sharing).

3. Penetapan prinsip pembagian hasil usaha yang dipilih harus disepakati

dalam akad.

Bila salah seorang menetapkan sendiri penetapan tentang pola

bagi hasil usaha yang akan digunakan namun pihak lain juga harus

menyetujui penetapan itu.

Dilihat dari segi kemaslahatannya (al-ashlah), pembagian hasil usaha

sebaiknya digunakan prinsip bagi hasil (revenue sharing). Karena pada

prinsip sistem profit sharing yang di dalam penerapannya banyak kendala,

diantaranya adalah sulitnya pengakuan atau estimasi biaya yang

dikeluarkan dalam usaha, serta rumitnya pola pembagiannya pada prinsip

perbankan modern, maka pembagian hasil usaha sebaiknya digunakan

prinsip bagi hasil (revenue sharing) yang akan memberi kemudahan bagi

kedua belah pihak dalam pembagian perolehan hasil usaha.

Dalam praktiknya, di Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Ponorogo

pada produk deposito pendistribusian bagi hasilnya lebih menerapkan

prinsip revenue sharing dengan alasan agar bagi hasil yang diterima oleh

nasabah besar dan mampu bersaing dengan bank konvensional. Akan

tetapi pada awal akad tidak ada kesepakatan antara Bank Syariah Mandiri

Page 65: PENERAPAN PRINSIP DISTRIBUSI HASIL USAHA PADA PRODUK ...etheses.iainponorogo.ac.id/4890/1/ardliana mukarromah.pdf · berfikir untuk menarik kesimpulan dari suatu kaidah atau pendapat

61

Kantor Cabang Ponorogo dan nasabah mengenai prinsip distribusi hasil

usaha yang diterapkan pada produk deposito.

Dari paparan diatas dapat disimpulkan bahwa penerapan distribusi

hasil usaha yang dipraktikkan di Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang

Ponorogo sudah sesuai dengan fiqh. Penggunaan prinsip revenue sharing

dalam segmen antara pihak bank sebagai mud}a>rib dengan deposan

sebagai shahibul mal menjadi sangat relevan, karena cara seperti ini lebih

menguntungan nasabah. Bagi hasil untuk deposan menjadi lebih besar,

karena pendapatan diperhitungkan sebelum dikeluarkan biaya. Sedangkan

penerapan distribusi hasil usaha yang dipraktikkan di Bank Syariah

Mandiri Kantor Cabang Ponorogo belum sepenuhnya mengakomodasi

Fatwa Dewan Syari’ah Nasional No: 15/DSN-MUI/IX/2000 Tentang

Prinsip Distribusi Hasil Usaha Dalam Lembaga Keuangan Syari'ah. Hal

ini dikarenakan dalam Dalam fatwa Dewan Syariah Nasional ketentuan

umum prinsip distribusi hasil usaha dalam ayat 3 dikatakan penetapan

prinsip pembagian hasil usaha yang dipilih harus disepakati dalam akad.

Namun dalam praktiknya di Bank Syariah Mandiri Ponorogo tidak ada

kesepakan antara bank dan nasabah dalam akad mengenai prinsip

distribusi hasil usaha yang akan diterapkan.

Page 66: PENERAPAN PRINSIP DISTRIBUSI HASIL USAHA PADA PRODUK ...etheses.iainponorogo.ac.id/4890/1/ardliana mukarromah.pdf · berfikir untuk menarik kesimpulan dari suatu kaidah atau pendapat

62

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dengan memperhatikan pembahasan yang ada dalam skripsi ini dan

berdasarkan hasil penelitian yang telah penulis lakukan, maka dapat di

ambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Dalam praktiknya, pendistribusian bagi hasil pada jasa dan produk

penghimpun dana seperti deposito yang diterapkan oleh Bank Syariah

Mandiri Kantor Cabang Ponorogo adalah menggunakan prinsip revenue

sharing artinya pendapatan yang didistribusikan kepada nasabah adalah

pendapatan kotor.

2. Penerapan prinsip distribusi hasil usaha pada produk deposito pada

Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Ponorogo sesuai dengan fiqh,

penerapan prinsip distribusi hasil usaha tersebut lebih menguntungkan

pihak nasabah dan tidak merugikan salah satu pihak. Sedangkan

penerapan prinsip distribusi hasil usaha pada produk deposito pada

Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Ponorogo belum sepenuhnya

sesuai dengan fatwa Dewan Syariah Nasional no. 15/DSN-

MUI/IX/2000, dikarenakan tidak adanya kesepakatan antara bank dan

nasabah dalam akad mengenai prinsip yang akan diterapkan pada

produk deposito.

Page 67: PENERAPAN PRINSIP DISTRIBUSI HASIL USAHA PADA PRODUK ...etheses.iainponorogo.ac.id/4890/1/ardliana mukarromah.pdf · berfikir untuk menarik kesimpulan dari suatu kaidah atau pendapat

63

B. Saran

1. Menyiapkan sumber daya manusia yang professional dan yang

menguasai basic syariah sehingga dapat memajukan Bank Syariah

Mandiri Kantor Cabang Ponorogo dan perlunya jaringan perbankan

syariah sehingga dapat dijangkau oleh banyak kalangan masyarakat

luas.

2. Hendaknya Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Ponorogo dalam

melaksanakan operasional bank harus benar-benar teliti. Melaksanakan

apa yang ada dalam Fatwa Dewan Syariah Nasional. Sehingga

praktiknya tidak menjerumus pada pengambilan riba dapat dihindarkan.

Hal ini dimaksudkan agas umat Islam dapat melaksanakan secara

ketentuan syariat islam.

Page 68: PENERAPAN PRINSIP DISTRIBUSI HASIL USAHA PADA PRODUK ...etheses.iainponorogo.ac.id/4890/1/ardliana mukarromah.pdf · berfikir untuk menarik kesimpulan dari suatu kaidah atau pendapat

DAFTAR PUSTAKA

Amin dkk, Ma’ruf. Fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) Dalam

Perspektif Hukum dan Perundang-undangan. Jakarta: puslitbang

kehidupan keagamaan, 2011.

Arifin, Zainul. Dasar-Dasar Manajemen Bank Syariah. Jakarta: Alfabet,

2003.

Ascarya. Akad & Produk Bank Syariah. Jakarta: PT Rajagrafindo, 2011.

Azizah, Nur. Evaluasi Penerapan Prinsip Syariah Pada Praktik

PembiayaaMudharabah Atau Renevue Sharing (Studi Kasus Di

KJKS BMT Nuur Ummah Surakarta. Skripsi: Universitas Sebelas

Maret Surakarta, 2009.

Bungin, Burhan. .Analisis Data Penelitian Kualitatif. Jakarta:

Rajagrafindo Persada, 2013.

Burhanuddin. Hukum Perbankan Syariah Di Indonesia. Yogyakarta: Uii

Press, 2008.

Dahlan, Ahmad. Bank Syariah Teoritis, Praktik, Kritik. Yogyakarta: Teras,

2012.

Damanuri, Aji. Metodoogi Penelitian Mu’amalah. Ponorogo: Stain

Ponorogo Press, 2010.

Depag RI. Al- Quran dan Terjemahan. Bandung : sygma, 2012.

Dewan Syariah Nasional MUI. Himpunan Fatwa Keuangan Syariah.

Jakarta: Erlangga, 2014.

Fatwa Dewan Syariah Nasional Nomor 03/DSN-MUI/IV/2000 tentang

deposito.

Fatwa DSN-MUI Nomor 15/DSN-MUI/IX/2000 Tentang Prinsip

Distribusi Hasil Usaha Dalam Lembaga Keuangan Syariah.

Gayo, Ahyar Ari dan Ade Irawan Taufik. ”Kedudukan Fatwa Dewan

Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia Dalam Mendorong

Perkembangan Bisnis Perbankkan Syariah (Perspektif Hukum

Perbankkan Syariah),”Jurnal RechtsVinding, Vol 1 No 2, Agustus

2012.

Page 69: PENERAPAN PRINSIP DISTRIBUSI HASIL USAHA PADA PRODUK ...etheses.iainponorogo.ac.id/4890/1/ardliana mukarromah.pdf · berfikir untuk menarik kesimpulan dari suatu kaidah atau pendapat

Hadi, Imam Abdul. “Kedudukan dan Wewenang Lembaga Fatwa (DSN-

MUI) Pada Bank Syariah,” Jurnal Ekonomi dan Hukum Islam, No. 2

Vol 1, 2011.

Hafid, Wika Ramadhani. Analisis Prinsip Profit Sharing Dan Renevue

Sharing Program Tabungan Mudharabah Dan Deposito Mudharabah

(Studi Pada PT Bank Muamalat Indonesia Kantor Cabang Utama

Makassar. Skripsi: Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar,

2018.

Iska, Syukri. Sistem Perbankan Syariah Di Indonesia. Yogyakarta: Fajar

Media Press, 2014.

Ismail. Perbankan Syariah. Jakarta: Kencana, 2011.

Karim, Adiwarman .Bank Islam: Analisis Fiqh dan Keuangan. Jakarta: PT

Rajagrafindo Persada, 2004.

Mudzhar, Atho dan Choirul Fuad Yusuf, dkk. Fatwa Majelis Ulama

Indonesia (MUI) Dalam Perspektif Hukum dan Perundang-

Undangan. Jakarta: Puslitbang Kehidupan Keagamaan Badan

Litbang dan Diklat Kementerian Agama RI, 2012.

Muhammad. Manajemen Bank Syariah. Yogyakarta: Unit Penerbit Dan

Percetakan Sekolah Tinggi Ilmu YKPN. 2011.

Nurhasanah, Neneng. Mudharabah: dalam Teori dan Praktik. Bandung:

PT Refika Aditama, 2015.

Panuntun, Pandu. Penerapan Bagi Hasil Pada Tabungan Haji BRI Syariah

Jakarta Skripsi:Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta,

2014.

Pranata, Gita Danu. Buku Ajar Manajemen Perbankan Syariah.

Jakarta:Salemba, 2013.

Qardhawi, Yusuf. Al-Fatwa Bainal Indhibat Wat-Tasayyub “Fatwa Antara

Ketelitian Dan Kecerobohan”. Jakarta: Gema Insani Press, 1997.

Rianto Al Arif, M. Nur. Lembaga Keuangan Syariah. Bandung: Cv

Pustaka Setia, 2012.

Sholahuddin, Muhammad. Lembaga Keuangan dan Ekonomi Islam.

Yogyakarta: Ombak, 2014.

Page 70: PENERAPAN PRINSIP DISTRIBUSI HASIL USAHA PADA PRODUK ...etheses.iainponorogo.ac.id/4890/1/ardliana mukarromah.pdf · berfikir untuk menarik kesimpulan dari suatu kaidah atau pendapat

Sjahdeini, Sutan Remy. Perbankan Islam Dan Kedudukannya Dalam Tata

Hukum Perbankan Indonesia. Jakarta: PT Pustaka Utama Grafiti,

2007.

Sugiyono. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kualitatif,

Kuantitatif Dan R&D. Bandung: Alfabeta, 2008.

Susanto,Burhanuddin. Hukum Perbankkan Syariah di Indonesia.

Yogyakarta: UII Press, 2008.

Sutanto, Herry dan Umam, Khaerul. Manajemen Pemasaran Bank

Syaraiah. Bandung: Cv Pustaka Setian, 2013.

Syafii Antonio, Muhammad Bank Syariah: dari Teori ke Praktik. Jakarta:

Gema Insani Press, 2001.

Ulum, Fahrul. Perbankan Syariah di Indonesia. Surabaya:CV.Putra Media

Nusantara,2011.

Umam, Khotibul dan Budi Utomo, Setiawan. Perbankan Syariah: Dasar-

Dasar Dan Dinamika Perkembangannya Di Indonesia. Jakarta: Pt

Rajagrafindo Persada, 2016.

www.syariahmandiri.co.id