penerapan model pembelajaran kooperatif tipe insideetheses.uinmataram.ac.id/1013/1/muh....
TRANSCRIPT
1
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE INSIDE
OUTSIDE CIRCLE (IOC) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR
SISWA KELAS VIII MTs QUDWATUN HASANAH BATUKLIANG
LOMBOK TENGAH TAHUN AJARAN 2017/2018
Oleh:
MUH KHAERUDDIN NIM. 151.115.068
JURUSAN PENDIDIKAN IPA BIOLOGI
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN (FTK)
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)
MATARAM
2018
2
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE INSIDE
OUTSIDE CIRCLE (IOC) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR
SISWA KELAS VIII MTs QUDWATUN HASANAH BATUKLIANG
LOMBOK TENGAH TAHUN AJARAN 2017/2018
Skripsi
Diajukan kepada Universitas Islam Negeri Mataram untuk melengkapi
persyaratan mencapai gelar Sarjana Pendidikan
Oleh:
MUH KHAERUDDIN NIM. 151.115.068
JURUSAN PENDIDIKAN IPA-BIOLOGI
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN (FTK)
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)
MATARAM
2018
3
4
5
6
7
MOTTO:
) ۱۱:الرعد (
Artinya:
Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan sesuatu kaum, sehingga kaum itu mau mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. (Ar-Ra’d Ayat 11).1
1 Departemen Agama RI, Al-Jumanatul Ali Qur’an dan Terjemahan Ar-Ra’d ayat 11
(Bandung : CV.J-Art, 2015), hal. 250
8
PERSEMBAHAN
Dengan penuh syukur kepada Allah SWT,
kupersembahkan karya ini kepada orang-orang terdekatku:
Ibu dan ayahku tercinta yang senantiasa mendoakan
dan mencurahkan kasih sayang yang tak terhingga,
membimbing dan membesarkanku dalam tiap jengkal
hidupku.
Seluruh keluarga besar yang senantiasa membantu dan
mendoakan, sehingga saya bisa menyelesaikan kuliah.
Semua teman kelas B Pendidikan IPA Biologi
seangkatan, kalian adalah kenangan yang tak pernah
bisa kulupakan.
Guru-guruku yang telah mengajari arti kehidupan yang
sebenarna.
Almamaterku tercinta UIN Mataram.
9
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, segala puji syukur kehadirat Allah SWT, karena berkat
limpahan karunia dan hidayah-Nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi ini
dengan lancar. Sholawat serta salam semoga selalu tercurah kepada Nabi
Muhammad SAW, juga kepada keluarga, sahabat, dan semua pengikutnya. Amin.
Penulisan skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk mengerjakan
tugas akhir berupa skripsi pada program Strata-1 di Jurusan Pendidikan IPA
Biologi, Fakultas Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Mataram.
Penulis menyadari bahwa proses penyelesaian skripsi ini tidak akan sukses tanpa
bantuan dan keterlibatan berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis memberikan
penghargaan setinggi-tingginya dan ucapan terima kasih kepada pihak-pihak yang
telah membantu, yaitu:
1. Dr. Ir. Edi M. Jayadi, MP. sebagai Ketua Jurusan Pendidikan IPA Biologi
yang telah memberikan penulis kesempatan dalam membuat dan menyusun
skripsi ini;
2. Dr. H. Adi Fadli, M.Ag. sebagai Pembimbing I dan AlwanMahsul, M.Pd.
sebagai Pembimbing II yang memberikan bimbingan, motivasi, dan koreksi
mendetail terus-menerus dan tanpa bosan ditengah kesibukannya;
3. Segenap Dosen Jurusan Pendidikan IPA Biologi yang telah membantu
mensuport dan mendukung penulis untuk berkarya;
10
4. Kepada kepala sekolah dan guru, khususnya guru mata pelajaran IPA Biologi
serta siswa-siswi kelas VIII di MTs Qudwatun Hasanah Batukliang Lombok
Tengah;
5. Teman-teman seperjuangan yang telah banyak membantu penulis dalam
mencari dan menemukan sumber bacaan dan refrensi sehingga penulis
mampu menyelesaikan skripsi ini dengan lancar.
Penulis menyadari bahwa dalam menyusun skripsi ini jauh dari kata
sempurna dan perlu banyak perbaikan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan
kritik dan saran demi kesempurnaan dan perbaikan skripsi ini sehingga dapat
memberikan manfaat bagi bidang pendidikan.
Semoga segala uraian yang telah penyusun buat dalam skripsi ini dapat
bermamfaat bagi penyusun khususnya dan bagi pembaca pada umumnya. Karena
tiada yang abadi dan yang sempurna kecuali Allah semata.
Mataram, 18 Juli 2018
Penulis
11
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL ......................................................................... i
HALAMAN JUDUL ............................................................................ ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING ....................................................... iii
NOTA DINAS PEMBIMBING ........................................................... iv
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ............................................. v
PENGESAHAN DEWAN PENGUJI ................................................. vi
HALAMAN MOTTO .......................................................................... vii
HALAMAN PERSEMBAHAN ........................................................... viii
KATA PENGANTAR .......................................................................... ix
DAFTAR ISI ......................................................................................... xi
DAFTAR TABEL ................................................................................. xiv
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................ xv
ABSTRAK ............................................................................................ xvi
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ........................................................................... 1
B. Rumusan dan BatasanMasalah .................................................. 7
C. Tujuan dan Mamfaat Penelitian .................................................. 8
D. Definisi Operasional.................................................................... 7
BAB II. KAJIAN PUSTAKA
A. Pembelajaran Kooperatif ............................................................ 11
B. Motode Pembelajaran Inside Outside Circle (IOC) ................... 11
C. Hasil Belajar ............................................................................... 19
D. Kerangka Berfikir........................................................................ 23
BAB III. METODE PENELITIAN
A. Setting Penelitian ....................................................................... 25
B. Sasaran Penelitian ...................................................................... 25
C. Rencana Tindakan ...................................................................... 25
D. Jenis Instrumen dan Cara Penggunaannya ................................. 28
12
E. Pelaksanaan Tindakan ................................................................ 31
F. Cara Pengamatan (Monitoring) .................................................. 32
G. Analisis Data dan Refleksi ......................................................... 33
BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Setting Penelitian ....................................................... 37
B. Hasil Penelitian .......................................................................... 43
C. Pembahasan ................................................................................ 45
BAB V. PENUTUP
A. Kesimpulan ................................................................................ 50
B. Saran ........................................................................................... 50
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................... 52
LAMPIRAN
13
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1. Nilai Ujian Tengah Semester Mata Pelajaran Biologi ........... ........... 3
Tabel 1.2. Pelaksanaan Tindakan masing-masing Siklus ...................................32
Tabel 1.3. Kriteria Pencapaian Tujuan Pembelajaran .........................................33
Tabel 1.4. Kriterisa Ketuntasan Individu ............................................................35
Tabel 1.5. Keadaan Sarana atau Prasarana MTs Qudwatun Hasanah.................39
Tabel 1.6. Jumlah Tenaga Pengajar dan Staf Administrasi MTs Qudwatun Hasanah ............................................................................................40
Tabel 1.7. Data Jumlah Siswa MTs Qudwatun Hasanah ....................................41
Tabel 1.8. Struktur Organisasi MTs Qudwatun Hasanah ...................................42
Tabel 1.9. Data Keterlaksanaan RPP ..................................................................43
Tabel 1.10. Data Hasil Evaluasi Belajar Siswa ...................................................44
14
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Silabus Pembelajaran ...................................................................... 54
Lampiran 2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ............................................... 56
Lampiran 3 Lembar Observasi Keterlaksanaan Pembelajaran .......................... 64
Lampiran 4 Soal Tes Hasil Belajar ................................................................... 68
Lampiran 5 Analisa Hasil Evaluasi Belajar ....................................................... 71
Lampiran 6 Dokumentasi ................................................................................... 77
15
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE INSIDE OUTSIDE CIRCLE (IOC) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR
SISWA KELAS VIII MTS QUDWATUN HASANAH BATUKLIANG LOMBOK TENGAH TAHUN AJARAN 2017/2018
Oleh: Muh khaeruddin
NIM. 151.15.1.068
ABSTRAK
Dalam pendidikan menuntut adanya perbaikan proses belajar mengajar melalui pembaharuan model pembelajaran, salah satunya dengan metode pembelajaran inside outside circle yang diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas VIII di MTs Qudwatun Hasanah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penerapan pembelajaran kooperatif tipe inside outside circle dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada pokok bahasan sistem pencernaan kelas VIII di MTs Qudwatun Hasanah tahun pelajaran 2017/2018. Subyek penelitian di sini adalah siswa kelas VIII MTs Qudwatun Hasanah dengan jumlah siswa 20 orang. Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK), penelitian ini dilaksanakan dengan 2 siklus. Data yang dikumpulkan berupa hasil observasi dan hasil belajar siswa dengan menggunakan instrumen berupa lembar observasi keterlaksaan RPP sedangkan tertulis yaitu pilihan ganda. Selanjutnya data-data yang dikumpulkan di analisis dengan menggunakan analisis data ketuntasan individual dan data ketuntasan klasikal untuk memperoleh ketuntasan hasil belajar siswa. Setelah melakukan penerapan pada siklus I nilai rata-rata sebesar 62,5 dengan persentase ketuntasan klasikal mencapai 25%. Nilai ketuntasan belajar klasikal ini masih kurang juga dari standar yang ditetapkan yaitu 65. Dan pada akhir siklus II nilai rata-rata adalah 71 dengan persentase ketuntasan klasikal 90%. Dengan demikian dapat di ambil suatu kesimpulan bahwa pembelajaran kooperatif tipe inside outside circle dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada pokok bahasan sistem pencernaan. Hal ini dilihat dari nilai ketuntasan yang telah ditetapkan disekolah yaitu siswa dikatakan tuntas apabila mencapai nilai >65.
Kata kunci: Pembelajaran Kooperatif Tipe Inside Outside Circle, Hasil Belajar Siswa
16
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan salah satu pondasi yang menentukan
ketangguhan dan kemajuan suatu bangsa. Jalur pendidikan pun dapat diperoleh
melalui jalur pendidikan formal maupun jalur pendidikan nonformal. Sekolah
sebagai lembaga pendidikan formal dituntut untuk melaksanakan proses
pembelajaran yang baik dan seoptimal mungkin sehingga dapat mencetak
generasi muda bangsa yang cerdas, terampil, dan bermoral tinggi.
Di bidang pendidikan, terutama di Sekolah Menengah Pertama (SMP),
pelajaran biologi merupakan salah satu pelajaran pokok di mana siswa banyak
mengalami kesulitan dalam hal pemahaman materi-materinya. Biologi
merupakan salah satu cabang ilmu pengetahuan alam (IPA) dan merupakan
salah satu ilmu dasar yang memiliki peranan penting, baik dalam kehidupan
sehari-hari, dalam perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, maupun di
bidang pendidikan. Sehingga dalam mempelajari biologi membutuhkan metode
yang tepat dan baik untuk mendukung proses pembelajaran. Salah satu faktor
penting untuk mencapai tujuan pembelajaran adalah proses pembelajaran yang
lebih menekankan pada keterlibatan siswa secara optimal.2
Hal ini sejalan dengan undang-undang sistem pendidikan nasional yang
yang menyatakan bahwa belajar dan proses pembelajaran adalah usaha sadar
2 Dimyati dan Mudjiono, Belajar Dan Pembelajaran. (Jakarta: Rineka Cipta, 2006), h.
16.
17
dan terencana agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya
untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,
keperibadaian, kecerdasan dan akhlak mulia serta keterampilan yang
diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.3
Dalam upaya mewujudkan hal tersebut pemerintah telah melakukan
berbagai upaya diantaranya dengan meningkatkan kualitas guru, melengkapi
fasilitas pembelajaran dan memperbaharui model pembelajaran. Model
pembelajaran dapat diharapkan menciptakan proses belajar mengajar yang
lebih efektif dan sesuai dengan kehidupan nyata ditengah-tengah masyarakat.
Dalam rangka meningkatkan prestasi belajar khususnya memicu
penguasaan materi pelajaran perlu adanya penyempurnaan proses belajar
mengajar termasuk dalam pelajaran biologi agar diperoleh hasil yang lebih
baik. Mengingat kenyataan bahwa sebagian siswa menganggap mata pelajaran
biologi itu mata pelajaran yang membosankan bahkan cenderung tidak
disenangi oleh siswa dibandingkan dengan mata pelajaran yang lainnya. Oleh
karena itu, guru sebagai salah satu komponen yang menentukan suksesnya
kegiatan pembelajaran dituntut untuk dapat memilih dan menentukan metode
mengajar yang tepat dalam menyampaikan materi atau pembelajaran.
Salah satu permasalahan yang dihadapi dunia pendidikan kita adalah
rendahnya hasil belajar siswa. Rendahnya hasil belajar siswa di tandai oleh
pencapaian presatasi belajar yang belum memenuhui standar kompetensi
seperti tuntutan kurikulum. Seperti yang terjadi di MTs Qudwatun Hasanah
3 Nanang dan Cucu, Konsep strategi pembelajaran. (Bandung : Refika Adiatma,
2009), h.20.
18
Desa Beber Kecamatan Batukliang Lombok Tengah, rendahnya hasil belajar
siswa dapat dilihat dari prolehan nilai ujian tengah semester kelas VIII MTs
Qudwatun Hasanah Desa Beber Kecamatan Batukliang pada tabel di bawah
ini.
Tabel 1.1 Nilai Ujian Tengah Semester Mata Pelajaran Biologi kelas VIII
MTs Qudwatun Hasanah Tahun pelajaran 2017/20184
No Nama L/P Nilai
1 Rizki Saputra L 60
2 M Ramdani L 70
3 M Rendi Gunawan L 65 4 Pahriatun P 80 5 Veni Merlina P 75 6 Sholattiah P 85 7 Miftahul Jannah P 80
8 Widiatul Wahidah P 60
9 M Rodi Irawan L 50
10 Hendri Rizki L 65
11 Endang Yuliana P 60
12 Retno Puspa Dewi P 50
13 Sulasni Pitriani P 75
14 Laela Pitriani P 60
15 Hamzan L 80
16 Jasmi Hardi L 60
17 Ishak L 50
18 Aditya Saputra L 60
19 Wulidan Manaf L 60
20 Hengki L 50
4 Arsip Nilai Ujian Tengah Semester Tahun Pelajaran 2017/2018.
19
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa hasil ujian tengah
semester kelas VIII MTs Qutwatun Hasanah Lombok Tengah dengan KKM
(Kriteria Ketuntasan Minimal) 65, adalah 7 orang siswa dapat nilai di atas
standar (Baik), 2 orang siswa dapat nilai standar dan 11 orang siswa dapat nilai
di bawah standar. Berdasarkan hal tersebut dapat disimpulkan bahwa masih
terdapat siswa yang belum memenuhi standar yang telah ditetapkan dan
penetapan standar yang masih sangat rendah. Selain itu juga berdasarkan hasil
observasi di MTs Qudwatun Hasanah, tanggal 10 September 2017 diperoleh
informasi bahwa terdapat beberapa permasalahan dalam pembelajaran.
Permasalahan-permasalahan tersebut antara lain : kurangnya keaktifan belajar,
siswa hanya mendengarkan dan mencatat, materi yang disampaikan oleh guru,
rendahnya hasil belajar siswa serta kurangnya motivasi dan minat siswa dalam
belajar.5 Hal ini disebabkan karena model pembelajaran yang masih
berorientasi pada guru. Dalam proses pembelajaran guru hanya menggunakan
metode ceramah tanpa dikolaborasikan dengan metode lain yang berarti guru
lebih aktif sedangkan siswa hanya sebagai penerima materi saja. Dalam metode
ini guru hanya menjelaskan materi kemudian memberikan soal sebagai
pemantapan terhadap materi yang sudah disampaikan. Metode seperti ini
menyebabkan pembelajaran biologi kurang menarik sehingga mengakibatkan
siswa tidak aktif, dan tidak termotivasi dalam belajar. kurangnya motivasi
belajar pada siswa tentunya berdampak pada rendahnya hasil belajar siswa.
5 Mulya Rasyid, Wawancara Guru Mata Pelajaran Biologi, 10 September 2017.
20
Pembelajaran seharusnya sebagai aktivitas yang bermakna dan
mengaktualisasikan seluruh potensi peserta didik untuk menuju perubahan ke
arah yang lebih baik. Perubahan hasil belajar mencakup seluruh aspek priadi
yaitu aspek kongnitif, efektif dan pisikomotorik. Salah satu yang mengatur
perubahan tersebut adalah guru.
Guru sebagi pelaku otonomi kelas memiliki wewenang untuk
melakukan reformasi kelas dalam rangka melakukan perubahan prilaku peseta
didik secara berkelanjutan yang sejalan dengan tugas dan perkembangannya
dan tuntutan lingkunag sekitarnya. Salah satu upaya yang ditempuh adalah
dengan cara menerapkan strategi pembelajaran yang lebih efektif.
Upaya meningkatkan hasil belajar sangatlah tidak mudah, karena
pembelajaran konvensional sekarang ini kurang cocok lagi untuk mentransfer
ilmu ke perserta didik. Jadi perlu adanya strategi pembelajaran yang dapat
menarik siswa dalam pembelajaran biologi. Dalam pembelajaran, strategi
pembelajaran mempunyai peranan yang sangat penting untuk meningkatkan
hasil belajar.
Selama ini peserta didik selalu diajarkan dengan metode ceramah dan
penugasan. Sebagaimana kita ketahui metode ini merupakan metode yang
berpusat pada guru memiliki beberapa kelemahan. Kelemahan tersebut dapat di
lihat pada saat berlangsungnya proses pembelajaran di kelas.
Siswa kurang bisa bekerja dalam kelompok diskusi dan pemecahan
masalah yang diberikan, mereka cenderung belajar sendiri-sendiri dan bermain
bersama temannya ketika guru sedang menjelaskan di depan kelas, sehingga
21
siswa menjadi kurang aktif di dalam kelas. Hal yang demikan itu menyebabkan
peserta didik menjadi cepat bosan dan kurang bergairah dalam belajar.
Salah satu metode yang menuntut adalah pembelajaran kooperatif.
Metode pembelajaran kooperatif selain membantu siswa memahami konsep-
konsep yang suslit juga berguna untuk membantu siswa juga membangkitkan
keterampilan dan kelompoknya dan melatih siswa dalam berpikir kritis
sehingga kemampuan siswa dalam memahami pelajaran yang disampaikan
dapat meningkat.6
Dengan model pembelajaran kooperatif diharapkan siswa tidak hanya
mendengarkan keterangan guru tapi dapat juga berperan aktif untuk menggali,
menganalisis, mengevaluasi pemahamannya terhadap konsep yang
dipelajarinya.
Berdasarkan kondisi di atas, maka dibutuhkan model pembelajaran
yang menyenangkan, yaitu dapat memberikan antusias terhadap siswa, serta
mampu mengaktifakan siswa. Metode IOC (inside outside circle) adalah salah
satu metode pembelajaran kooperatif. Dalam metode ini siswa dituntut untuk
bekerja kelompok, sehingga dapat memperkuat antara individu selain itu
metode ini memerlukan keterampilan berkomunikasi dan proses kelompok
yang baik.
Penerapan metode IOC (inside outsid circle) ini dimulai dari titik di
mana sebagai siswa membentuk kelompok lingkaran kecil dan sebagian lagi
membentuk lingkaran besar. Siswa yang saling berhadapan ini akan saling
6 Rofi Susanti, http//:pusatpanduan.com/pdf/pdf-model-pembelajaran-dan-koompratif-
tipe-inside- outside-circle html(pdf), diakses 17 November jam 11.10.
22
bertukar informasi, kemudian siswa yang menbuat lingkaran besar akan
bergeser searah jarum jam dengan cara ini masing-masing siswa akan
mendapatkan pasangan baru untuk saling berkomunikasi.7
Model pembelajaran ini memiliki beberapa keunggulan, salah satunya
yaitu : adanya struktur yang jelas dan memungkinkan siswa untuk berbagi
informasi dengan pasangan yang berbeda dengan singkat dan teratur. Selain itu
siswa bekerja dengan sesama dalam suasana gotong royong dan mempunyai
banyak kesempatan untuk mengolah informasi dan meningkatkan keterampilan
berkomunikas.8
Melihat permasalahan di MTs Qudwatun Hasanah terutama pada
bidang studi biologi khususnya pokok bahasan sistem pencernaan peneliti ingin
mengadakan penelitian yang berjudul “Penerapan Model Pembelajaran
Kooperatif Tipe IOC (Inside Outside Circle) Untuk Meningkatkan Hasil
Belajar Siswa Kelas VIII MTs Qudwatun Hasanah Batukliang Lombok
Tengah Tahun Ajaran 2017/2018”.
B. Rumusan dan Batasan Masalah
1. Rumusan Masalah
Rumusan masalah yang akan dikaji dalam penelitian ini adalah:
“Bagaimanakah peningkatan hasil belajar siswa dengan menerapkan model
pembelajaran kooperatif tipe IOC (Inside Outside Circle) pada siswa kelas
VIII MTs Qudwatun Hasanah Batukliang Lombok Tengah Tahun Ajaran
2017/2018?”
7 Anita Lie, Memperaktikan Cooperative Learning Di Ruang-Ruang Kelas. (Jakarta : Gramedia Widia Saran 2007), h. 65-66.
8 Ibid, h. 65.
23
2. Batasan Masalah
Untuk menghindari meluasnya penelitian ini, maka penelitian ini
dibatasi pada :
a. Penelitian ini dilakukan pada kelas VIII MTs Qudwatun Hasanah Desa
Beber Kecamatan Batukliang Tahun Ajaran 2017/2018.
b. Kelas VIII dengan jumlah siswa sebanyak 20 orang sebagai sampel
penelitian model pembelajaran IOC (Inside Outside Circle).
c. Penelitian ini khusus dilakukan pada bidang studi biologi pokok bahasan
sistem pencernaan.
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini
adalah: untuk mengetahui hasil belajar siswa dengan menerapkan model
pembelajaran kooperatif tipe IOC (inside outside circle) pada kelas VIII
MTs Qudwatun Hasanah Batukliang Lombok Tengah Tahun Ajaran
2017/2018.
2. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang diharapkan oleh peneliti dalam penelitian
ini adalah sebagai berikut:
a. Lembaga pendidikan, sebagai informasi tentang problematika
pembelajaran agar terus berupaya memenuhi sarana dan prasarana yang
memadai sehingga mendapatkan hasil maksimal khususnya pada mata
pelajaran biologi.
24
b. Bagi seorang guru, dari hasil penelitian ini diharapkan nantinya dapat
dijadikan sebagai bahan acuan dalam melaksanakan tugasnya sebagai
guru atau pendidik dalam meningkatkan mutu pendidikan.
c. Bagi siswa, hasil penelitian ini diharapkan dapat memotivasi diri dalam
belajar sehingga memperoleh hasil yang maksimal.
d. Bagi peneliti berikutnya, dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan
atau dikembangkan lebih lanjut, serta refrensi bagi penelitian yang
sejenis.
D. Definisi Operasional
Untuk menghindari kesalah pahaman di dalam menafsirkan beberapa
istilah dari judul penelitian ini, maka dipandang perlu untuk menjelaskan
beberapa istilah yang terdapat dalam judul ini. Adalah istilah tersebut adalah :
1. Model Pembelajaran
Model pembelajaran adalah kerangka konseptual yang sistematis
dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan
belajar tertentu, dan berfungsi sebagai pedoman bagi para perancang
pembelajaran dan para pengajar dalam merencanakan proses pembelajaran
yang akan dilakukan.9 Jadi model pembelajaran merupakan suatu rencana
yang memperlihatkan pola pembelajaran tertentu, dalam pola tersebut dapat
terlihat kegiatan guru dan peserta didik dalam mewujudkan tujuan
pembelajaran.
9 Basicartikel.blogspot.com/2013/04/pengertian-model-pembelajaran.html, diakses
pada hari : Rabu, 11 Oktober 2017.
25
2. IOC (inside outside circle)
Metode IOC (inside outside circle) adalah pembelajaran dengan
sistim lingkaran kecil dan lingkaran besar, di mana siswa saling berbagi
informasi pada saat yang bersamaan dengan pasangan yang berbeda dengan
singkat dan teratur. Sintaknya adalah: Separuh dari jumlah siswa
membentuk lingkaran kecil menghadap keluar, separuhnya lagi membentuk
lingkaran besar menghadap ke dalam, siswa yang berhadapan berbagi
informasi secara bersamaan, siswa yang berada di lingkran luar berputar
kemudian berbagi informasi kepada teman (baru) di depannya, dan
seterusnya.
3. Hasil Belajar
Menurut Bloom, hasil belajar mencangkup kemampuan kognitif,
efektif, dan psikomotor.10 Hasil belajar adalah perubahan perilaku secara
keseluruhan bukan hanya salah satu aspek potensi kemanusian saja.11
Jadi hasil belajar yaitu nilai keberhasilan atau tingkat penguasaan
belajar siswa secara tuntas setelah melakukan proses belajar mengajar
melalui penerapan model pembelajaran IOC (inside outside circle) pada
pokok bahasan sistem pencernaan yaitu pada mata pelajaran biologi siswa
kelas VIII MTs Qudwatun Hasanah Batukliang Lombok Tengah Tahun
Ajaran 2017/2018.
10 Anita Lie, Memperaktikan Cooperative Learning Di Ruang-Ruang Kelas. (Jakarta :
Gramedia Widia Saran, 2007), h. 65. 11 Agus Suprijono, Cooperative Learning Teori Dan Aplikasi PAIKEM. ( Yogyakarta:
Pustaka Pelajar, 2012), h. 7.
26
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Pembelajaran Kooperatif
1. Pengertian Pembelajaran Kooperatif
Cooperative learning berasal dari kata cooperative yang artinya
mengerjakan sesuatu secara bersama-sama dengan saling membantu satu
sama lainnya sebagai satu kelompok atau tim. Atau dalam pengertian lain,
cooperative learning adalah suatu model pembelajaran di mana sistem
belajar dan bekerja dalam kelompok-kelompok kecil yang berjumlah 4-6
orang secara kolaboratif, sehingga dapat merangsang siswa lebih bergairah
dalam belajar. Istilah cooperative learning dalam pengertian bahasa
Indonesia dikenal dengan nama pembelajaran kooperatif.12
Sependapat dengan pengertian di atas, Roger, dkk. Menyatakan
bahwa pembelajaran kooperatif merupakan aktivitas pembelajaran
kelompok yang diorganisir oleh satu prinsip bahwa pembelajaran harus
didasarkan pada perubahan informasi secara sosial diantara kelompok-
kelompok belajar yang di dalamnya setiap belajar bertanggung jawab atas
pembelajarannya sendiri dan didorong untuk meningkatkan pembelajaran
anggota-anggota yang lain.13
B. Metode Pembelajaran IOC (InsideOutside Circle)
Dalam rangka memaksimalkan diterimanya suatu pengetahuan kepada
anak didik (siswa), maka diperlukan suatu cara, langkah, atau juga seni dalam
12 Isjoni, Cooperative learning. (Bandung: Alfabeta, 2013), h. 15. 13 Miftahul Huda. Cooperative Learning, Metode, Teknik, Struktur Dan Model Terapan.
(Yogyakarta: PT Pustaka Pelajar, 2010), h. 29.
27
menyampaikan pelajaran. Seni menyampaikan pelajaran/pengetahuan dalam
pendidikan ini biasa disebut dengan seni mengajar. Karena dalam mengajar
membutuhkan seni, maka keterampilan dan keahlian seperti berbicara, dan atau
menggunakan segala media untuk menyampaikan pengetahuan mutlak
diperlukan. Dalam ilmu pendidikan, apa yang disebut dengan seni dan cara
mengajar/mendidik ini biasa disebut dengan metode atau juga model belajar-
mengajar yang di dalamnya memuat tentang teknik mengajar, tujuan, dan
manfaat strategis yang didapatkan. Apa yang diinginkan dari teknik
pembelajaran ini sebenarnya tidak jauh dari upaya mengembangkan potensi
siswa. Dalam konsep kompetensi yang kemudian melahirkan Kurikulum
Berbasis Kompetensi (KBK) beberapa tahun lalu, kita menemukan rumusan
konseptual kompetensi, yaitu, untuk meningkatkan: 1.Pengetahuan
(konowledge); 2). Pengertian (understanding); 3). Keterampilan (skills); 4)
Nilai (value); dan 5) minat (interest). Lima muatan pengajaran dengan konsep
kompetensi ini dimaksudkan untuk mengembangkan tiga potensi pendidikan di
dalam diri manusia, yaitu: kognitif, afektif, dan psikomotorik.14
Dari titik pandang di ataslah metode pembelajaran penting adanya,
termasuk metode inside outside circle. Dan agar lebih terfokus dan terarah,
maka penulis jelaskan tentang metode inside outside circle yang secara
sistematis sebagai berikut:
14 Abdul Majid dan Dian Andayani, Pendidikan Agama Islam Berbasis Komprasi
(Bandung: PT. Remaja Rosada Karya, 2005), h. 51-52.
28
1. Pengertian metode IOC (inside outside circle)
Agar lebih rinci, maka di sini perlu pula diketahui pengertian dua
kata kunci, yaitu metode dan IOC (inside outside circle)
a. Metode
Dalam pengertiannya, apa yang disebut metode adalah cara yang
di dalam fungsinya merupakan alat atau media untuk mencapai suatu
tujuan.15 Hal ini berlaku bagi guru (metode mengajar) maupun kepada
murid/siswa (metode belajar). Karena metode merupakan cara yang
dalam pendidikan bertujuan untuk tercapainya tujuan pembelajaran,
maka semakin baik metode mengajar yang dipakai guru dan metode
belajar yang diterapkan kepada murid, maka semakin efektif suatu usaha
mencapai tujuan-tujuan pendidikan.
b. IOC (Inside outside circle)
pada umumnya, apa yang dimaksud dengan metode IOC (inside
outside circle) adalah model pembelajaran dengan sistim lingkaran kecil
dan lingkaran besar, di mana siswa saling membagi informasi pada saat
yang bersamaan dengan pasangan yang berbeda dengan singkat dan
teratur. Sintaksnya adalah: Separuh dari jumlah siswa membentuk
lingkaran kecil menghadap ke luar, separuhnya lagi membentuk
lingkaran besar menghadap ke dalam, siswa yang berhadapan berbagi
informasi secara bersamaan, siswa yang berada di lingkran luar berputar
15 Winarno Surakhmad, Pengantar Interaksi Belajar-Mengajar, (Bandung: Tarsito,
1984), h.96.
29
kemudian berbagi informasi kepada teman (baru) di depannya, dan
seterusnya.
Menurut Anita Lie, teknik pengajaran IOC adalah teknik
pengajaran yang dikembangkan oleh Spencer Kagan untuk memberikan
kesempatan pada siswa agar saling berbagi informasi pada saat yang
bersamaan. Pendekatan ini bisa digunakan dalam beberapa mata
pelajaran, seperti: ilmu pengetahuan sosial, agama, matematika, dan
bahasa. Bahan pelajaran yang paling cocok digunakan dengan teknik
IOC ini adalah bahan yang membutuhkan pertukaran pikiran dan
informasi antar siswa. Keunggulan dari teknik pengajaran IOC adalah
adanya struktur yang jelas dan memungkinkan siswa untuk berbagi
dengan pasangan yang berbeda dengan singkat dan teratur. Selain itu,
siswa bekerja dengan sesama siswa dalam suasana gotong-royong dan
mempunyai banyak kesempatan untuk mengolah informasi dan
meningkatkan keterampilan berkomunikasi. Teknik IOC ini bisa
digunakan untuk semua tingkat usia anak didik.16
1) Tujuan metode inside outside circle
Dalam setiap kegiatan belajar, tidak terlepas dari suatu tujuan
yang hendak dicapai. Pada dasarnya, pencapaian tujuan pendidikan
ditentukan oleh kemampuan guru, karena faktor pendidik sangat besar
peranannya. Sekiranya pendidik itu baik, maka hasil pendidikannya
akan lebih baik pula. Dan sebaliknya, pendidik yang belum siap
16 Anita Lie, Cooperative Learning: Mempraktikkan Cooperative Learning Di Ruang-
ruang Kelas, (Jakarta: Grasindo, 2008) h. 65.
30
mengajar tidak akan berhasil di dalam pelaksanaan pengajaran dan
pendidikan.17 Dengan demikian, seorang guru pada saat melakukan
proses mengajar harus memperhatikan tujuan instruksional khusus
yang ingin dicapai oleh oleh murid. Sebab, pencapaian tujuan
pembelajaran khusus erat sekali kaitannya dengan tujuan
pembelajaran, tujuan kurikulum, dan tujuan pendidikan nasional.18
Belakangan, perkembangan metode pembelajaran menitik-
beratkan pada kemampuan murid dalam mengekspresikan seluruh
potensi dan pemahamannya pada materi pelajaran. Diproyeksikan
pada metode ini, dominasi guru di dalam kelas tidak ada lagi.
Karenanya, metode ceramah sebagaimana dilaksanakan sejak dulu
ditinggalkan. Pada metode ini partisipasi murid di nomer satukan.
Tujuannya adalah untuk kemandirian murid dalam berpikir dan
memperoleh pengetahuan, serta mengolahnya hingga murid benar-
benar paham terhadap materi pelajaran yang diajarkan.
Perkembangan tujuan pendidikan ini berupa peningkatan pada
teknik dan metode yang lebih kreatif dan inovatif, dan partisipatif,
yang berguna bagi perkembangan hasil belajar siswa. Inovasi memang
diperlukan dalam pendidikan. Dan tujuan dari pada inovasi
pendidikan, menurut Fuad Ihsan, adalah untuk meningkatkan
efesiensi, relevansi, kualitas dan efektifitas. Dan ini sesuai dengan
arah inovasi pendidikan Indonesia, yaitu: (a) mengejar ketinggalan-
17 Mansyur, Strategi Belajar Mengajar, Modul, (Jakarta: Direktorat Jenderal Pembinaan Kelembagaan Agama Islam, 1998), h. 48.
18 Ibid, h. 47.
31
ketinggalan yang dihasilkan oleh kemajuan-kemajuan ilmu
pengetahuan dan teknologi; dan (b) mengusahakan terselenggaranya
pendidikan sekolah maupun luar sekolah yang maju bagi warga
negara19.
Maka kemudian dikenallah yang namanya pengajaran
koperatif (cooperative learning). Konsep inti dari pada cooperative
learning adalah menempatkan pengetahuan yang dipunyai siswa
merupakan hasil dari pada aktivitas yang dilakukannya, bukan
pengajaran yang diterima secara pasif.
Menurut Isjoni, ada tiga tujuan dalam konsep cooperative
learning, yaitu: (1) Penghargaan kelompok; (2) Pertanggungjawaban
individu; dan (3) Kesempatan yang sama untuk mencapai
keberhasilan.20
Trianto menjelaskan, tujuan dari pada cooperative learning
adalah: pertama, sebagai usaha untuk meningkatkan partisipasi siswa.
Kedua, menfasilitasi siswa dengan pengalaman sikap kepemimpinan
dan membuat keputusan dalam kelompok. Dan ketiga, untuk
memberikan kesempatan pada siswa untuk berinteraksi dan belajar
bersama antar siswa yang berbeda latar belakang.21
19 Fuad Ihsan, Dasar-dasar Kependidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2001), h. 192-193. 20Isjoni, Cooperative Learning: Efektifitas Pembelajaran Kelompok, (Bandung:
Alfabeta, 2009), h. 22.
21Trianto, Model-model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik, (Jakarta: Prestasi Pustaka, 2007), h. 42.
32
Dengan kaca pandang di atas, dapat disimpulkan, bahwa
sebuah metode pengajaran haruslah sesuai dengan tujuan pendidikan
di atas, yaitu partisipasi murid untuk membangun kemandirian dalam
memahami materi pelajaran. Begitu pula dengan metode pengajaran
IOC (inside outside circle), bagaimanapun juga harus sesuai dengan
tiga tujuan pendidikan di atas. Adapun tujuan dari pada
dirumuskannya metode pengajaran IOC (inside outside circle) bisa di
lihat dari rumusan konsep metode tersebut, yang di dalamnya
memperhatikan partisipasi siswa dalam memperoleh dan memahami
pengetahuan, serta mengembangkannya. Karena metode IOC (inside
outside circle) merupakan salah satu metode dalam cooperative
learning, karenanya tujuan-tujuan pada metode IOC (inside outside
circle) adalah untuk mewujudkan dari pada tujuan pengajaran
koperatif (cooperative learning).
2) Langakah-langkah pembelajaran IOC (inside outside circle)
a. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran
b. Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok
c. Tiap-tiap kelompok mendapat tugas mencari informasi berdasarkan
pembagian tugas dari guru
d. Setiap kelompok belajar mandiri, mencari informasi berdasarkan
tugas yang diberikan
e. Setelah selesai siswa berkumpul saling membaur tidak berdasarkan
kelompok
33
f. Separuh kelas lalu berdiri membentuk lingkaran kecil dan
menghadap keluar
g. Separuh kelas lainnya membentuk lingkaran diluar lingkaran diluar
lingkaran pertama menghadap ke dalam.
h. Dua siswa yang berpasangan dilingkaran kecil dan besar berbagi
informasi. Pertukaran informasi ini dilakukan oleh semua pasangan
dalam waktu yang bersamaan
i. Kemudian siswa yang berada dilingkaran kecil diam di tempat.
Sementara siswa yang berada di lingkaran besar bergeser satu atau
dua langkah searah jarum jam.
j. Sekarang giliran siswa yang berada di lingkaran besar yang
membagai informasi. Demikian seterusnya sampai seluruh siswa
selesai berbagi informasi.
3) Kelebihan dan Kekurangan
a. Kelebihan
Adapun untuk mengetahui kelebihan dari metode IOC
(inside outside circle) antara lain :
1. Mendapatkan informasi yang berbeda pada saat bersamaan
2. Mudah dipecah menjadi berpasangan
3. Lebih banyak ide muncul
4. Lebih banyak tugas yang bisa dilakukan
5. Guru mudah memonitor
34
b. Kekurangan
Adapun untuk mengetahui kekurangan dari metode IOC
(inside outside circle) antara lain :
1. Membutuhkan ruang kelas yang besar
2. Terlalu lama sehingga tidak konsentrasi dan disalahgunakan
untuk bergurau.
3. Kurang kesempatan untuk kontribusi individu.
4. Membutuhkan lebih banyak waktu.
C. Hasil Belajar
1. Pengertian Hasil Belajar
Hasil belajar berasal dari dua kata yaitu “ hasil ” dan “ belajar “
pengertian hasil (product) menunjukan pada suatu perolehan akibat
dilakukannya suatu aktifitas atau suatu proses yang mengakibatkan
berubahnya input. Secara fungsional, hasil produksi adalah perolehan yang
didapatkan karena adanya kegiatan mengubah bahan (Raw Mareials)
menjadi barang jadi (finishedgoods).22
Sedangkan pengertian belajar menurut Slamento, belajar adalah
suatu proses yang dilakukan oleh seseorang untuk memperoleh suatu
perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan sebagai hasil
pengalaman sendiri, dalam intraksi dengan lingkungannya.23 Pendapat lain
mengatakan bahwa belajar merupakan proses dalam diri individu yang
22 Purwanto, Evaluasi Hasil Belajar, ( Yogyakarta: Pustaka Pelajar), h. 44. 23 Slameto, Belajar Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya, ( Jakarta: Rineka
cipta, 2003), h. 39.
35
berinteraksi dengan lingkungan untuk mendapatkan perubahan dalam
perlakuannya.24
Belajar yang dilakukan untuk mengusahakan adanya perubahan
perilaku pada individu yang belajar. perubahan yang terjadi itu sebagai
akibat dari kegiatan belajar yang telah dilakukan oleh individu. Perubahan
itu adalah hasil yang telah dicapai dari proses belajar.25
Dari beberapa pendapat di atas dapat dipahami bahwa belajar adalah
suatau aktivitas yang dilakukan oleh individu dengan sadar dalam interaksi
dengan lingkungannya guna memperoleh perubahan dan perkembangan
sesuai dengan bagian yang diharapkan.
Hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai pengertian-
pengertian, sikap-sikap, apresiasi dan keterampilan yang berupa :
a. Informasi verbal yaitu kapabilitas untuk mengungkapkan pengetahuan
dalam bentuk bahasa, baik lisan maupun tertulis.
b. Keterampilan intlektual yaitu kemampuan mempersentasikan konsep dan
lambing.
c. Strategi kongnitif yaitu kecakapan menyalurkan dan mengarahkan
aktivitas kongnitifnya sendiri.
d. Keterampilan motorik yaitu kemampuan melakukan serangkaian gerak
jasmani dalam urusan dan koordinasi, sehingga terwujud otomatisme
gerak jasmani.
24 Purwanto, Evaluasi Hasil Belajar, ( Yogyakarta: Pustaka Pelajar), h. 44. 25 Syaiful Bahri Djamrah, Pisikologi Belajar, ( Jakarta: Rineka cipta, 2002), h. 141.
36
e. Sikap adalah kemampuan menerima atau menolak objek berdasarkan
penilaian terhadap objek tersebut.26
Hasil seringkali digunakan sebagai ukuran untuk mengetahuai
seberapa jauh seseorang menguasi bahan yang sudah diajarkan.
2. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar
Adapun mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar
adalah sebagai berikut :
1. Faktor internal, inilah faktor yang menyangkut seluruh diri pribadi,
termasuk fisik.
2. Maupun mental yang ikut menentukan berhasil tidaknya seseorang
dalam belajar.
3. Faktor eksternal, ialah faktor yang bersumber dari luar individu yang
bersangkutan, misalnya ruang belajar yang tidak memenuhi syarat, alat
belajar yang tidak memadai dan lingkungan sosial maupun lingkungan
alamiahnya.27
Ketiga faktor tersebut dapat mempengaruhi seseorang yang sedang
belajar. pendapat lain mengemukakan bahwa hasil belajar siswa
dipengaruhi oleh dua faktor dari dalam diri siswa dan faktor dari luar siswa.
Faktor dari dalam meliputi kondisi fisiologis dan fisikologis, faktor
fisikologis berupa minat, motivasi, bakat dan kemampuan kongnitif siswa.
Sedangkan faktor fisiologis berupa kondisi fisik siswa dan panca indra.
26 Agus Suprijono, Cooperative Learning Teori Dan Aplikasi PAIKEM. ( Yogyakarta:
Pustaka Pelajar, 2012), h. 54. 27 Dewa, Ketut, Bimbingan Dan Penyaluran Belajar Di Sekolah, (Surabaya: Usaha
Nasional, 1983), h.30.
37
3. Evaluasi Hasil Belajar
Evaluasi hasil belajar merupakan proses untuk menentukan nilai
belajar siswa melalui kegiatan penilaian atau nilai pengukuran hasil belajar.
Tujuan utamanya adalah untuk mengetahui tingkat keberhasilan yang
dicapai oleh siswa, dalam tingkat keberhasilan tersebut ditandai dengan
skala nilai berupa huruf dan angka.28
Hasil dari kegiatan evaluasi hasil belajar pada akhirnya di fungsikan
dan di tujukan untuk keperluan sebagai berikut :
a. Untuk diagnosa dan penembangan. Evaluasi hasil belajar sebagi dasar
pengdiagnosian kelemahan dan keunggulan siswa beserta sebab-
sebabnya.
b. Untuk seleksi. Hasil dari kegiatan evaluasi belajar seringakali digunakn
sebagai dasar untuk menentukan siswa yang paling cocok untuk jenis
jabatan atau jenis pendidikan tertentu.
c. Untuk kenaikan kelas. Berdasrkan dari kegiatannya berdasarkan kegiatan
dari evaluasi hasil belajr siswa mengenai jumlah isi pelajaran, maka guru
dapat dengan mudah membuat keputusan kenaikan kelas berdasarkan
ketentuan yang berlaku.
d. Untuk penempatan. Untuk menempatkan penempatan siswa dalam
kelompok, guru dapat menggunakan hasil belajar dari kegiatan evaluasi
hasil belajar sebagai dasar pertimbangan.
28 Damayanti dan Mudjiono, Belajar dan pembelajaran, (Bandung: Alfabeta), h. 200.
38
Adapun prosedur evaluasi hasil belajar menurut Damayanti dan
Mudjiono meliputi 6 tahapan, yaitu persiapan, penyusunan instrument,
evaluasi, pelaksanaan, pengukuran, pengolahan hasil penilaian, laporan dan
penggunan hasil evaluasi.29
D. Kerangka Berpikir
Kerangka berpikir merupakan model konseptual tentang bagaimana
teori berhubungan dengan berbagi faktor yang telah diidentifikasi sebagai
masalah yang penting dan adapun kerangka berpikir dari peneliti yakni
mengenai peroblematika yang terjadi di setiap sekolah–sekolah , di mana
banyak sekali peneliti temukan berbagai permasalahan yang menjadi
problem sekolah yang mempengaruhi proses serta hasil belajar siswa.
Metode IOC (inside outside circle) adalah mode pembelajaran dengan
sistim lingkaran kecil dan lingkaran besar , di mana siswa saling membagi
informasi pada saat yang bersamaan dengan pasangan yang berbeda dengan
singkat dan teratur. Sintaksnya adalah: Separuh dari jumlah siswa membentuk
lingkaran kecil menghadap keluar, separuhnya lagi membentuk lingkaran besar
menghadap ke dalam, siswa yang berhadapan berbagi informasi secara
bersamaan, siswa yang berada di lingkran luar berputar kemudian berbagi
informasi kepada teman (baru) di depannya, dan seterusnya.
Menurut Anita Lie, teknik pengajaran IOC (inside outside circle)
adalah teknik pengajaran yang dikembangkan oleh Spencer Kagan untuk
memberikan kesempatan pada siswa agar saling berbagi informasi pada saat
29 Ibid.., h. 209.
39
yang bersamaan. Pendekatan ini bisa digunakan dalam beberapa mata
pelajaran, seperti: ilmu pengetahuan sosial, agama, matematika, dan bahasa.
Bahan pelajaranyang paling cocok digunakan dengan teknik IOC (inside
outside circle) ini adalah bahan yang membutuhkan pertukaran pikiran dan
informasi antar siswa. Keunggulan dari teknik pengajaran IOC adalah adanya
struktur yang jelas dan memungkinkan siswa untuk berbagi dengan pasangan
yang berbeda dengan singkat dan teratur. Selain itu, siswa bekerja dengan
sesama siswa dalam suasana gotong-royong dan mempunyai banyak
kesempatan untuk mengolah informasi dan meningkatkan keterampilan
berkomunikasi. Teknik IOC ini bisa digunakan untuk semua tingkat usia anak
didik.30
30 Anita Lie, Cooperative Learning: Mempraktikkan Cooperative Learning Di Ruang-
ruang Kelas, (Jakarta: Grasindo, 2008), h. 65.
40
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Setting Penelitian
Penelitian ini dilakukan di MTs. Qudwatun Hasanah Desa Beber
Kecamatan Batukliang dengan menggunakan jenis penelitian tindakan kelas
(PTK). Penelitian tindakan kelas merupakan penelitian yang dilakukan oleh
guru di kelasnya sendiri melalui refleksi diri dengan tujuan untuk memperbaiki
kinerja, sehingga hasil belajar siswa meningkat.31
Sedangkan menurut pendapat Arikunto. Penelitian tidakan kelas
merupakan suatu perncanaan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan,
yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersama.32
B. Sasaran Penelitian
Sasaran penelitian adalah perubahan apa yang diinginkan dari subjek
yang diberikan tindakan, yaitu target yang diharapkan.33 Berdasarkan
pengertian tersebut, maka sasaran penelitian ini adalah untuk meningkatkan
hasil belajar siswa melalui model pembelajaran kooperatif tipe IOC (inside
outside circle) pada pokok bahasan sistem pencernaan kelas VIII di MTs
Qudwatun Hasanah Batukliang Lombok Tengah.
C. Rencana Tindakan
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dalam
dua siklus. Apabila siklus I tidak tuntas, maka dilanjutkan dengan siklus
31 Zainal Maftun, Penelitian Tindakan Kelas. (Bandung: Irama Widya, 2008), h.3. 32 Suharsimi Arikunto, dan Suhrdjono, Penelitian Tindakan Kelas. (Jakarta : Bumi
Aksara, 2008), h.3. 33 Tim Penyusun, Pedoman Penulisan Skripsi, (Mataram: IAIN Mataram, 2009), h. 5.
41
selanjutnya. Model penelitian tindakan kelas yang digunakan dalam penelitian
ini adalah model Kurt Lewin. Konsep pokok penelitian tindakan model Kurt
Lewin terdiri dari empat komponen yaitu perencanaan (planning), tindakan
(acting), pengamatan (observing), dan refleksi (reflecting). Hubungan antara
keempat komponen pada penelitian tindakan model Kurt Lewin dipandang
sebagai satu siklus yang dapat digambarkan sebagai berikut:
Gambar 2.1 Model Siklus dalam Penelitian Tindakan Kelas 34
Penjabaran terperinci tentang pelaksanaan masing-masing tahapan tiap
siklus sebagai berikut:
34 Arikunto dalam “Penelitian Tindakan Kelas” dalam Arikunto, Suharsimi dkk, h. 16.
42
1. Siklus I
a. Tahap Perencanaan
Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah peneliti
mensosialisasikan atau menjelaskan metode pembelajaran yang akan
digunakan kepada guru dan siswa. Membuat RPP dan menyusun format
instrumen penelitian meliputi lembar observasi, lembar observasi
keterlaksanaan RPP untuk peneliti, tes dalam bentuk pilihan ganda.
b. Tahap Pelaksanaan dan Observasi
Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini yaitu melaksanakan
kegiatan pembelajaran dengan menggunakan metode IOC (inside outside
circle) yang sesuai dengan RPP yang telah direncanakan. Observasi ini
dilakukan oleh observer untuk menilai proses keterlaksanaan
pembelajaran yang dilakukan oleh peneliti. Adapun observer pada
penelitian ini adalah guru mata pelajaran IPA di sekolah tersebut.
c. Tahap Evaluasi
Pada tahap ini peneliti memberikan tes evaluasi berupa tes pilihan
ganda kepada siswa pada setiap akhir siklus. Tes ini dikerjakan secara
individu untuk mengetahui hasil belajar siswa setelah melakukan
pembelajaran dengan metode IOC (inside outside circle).
d. Refleksi
Refleksi adalah kegiatan menganalisis hasil pengamatan untuk
menentukan sejauh mana pengembangan model yang sedang
dikembangkan telah berhasil memecahkan masalah dan apabila belum
43
berhasil, maka diidentifikasi faktor yang menjadi penghambat ketidak
berhasilan tersebut.35 Pada tahap ini, peneliti sebagai pengajar mengkaji
kekurangan dari tindakan yang telah diberikan. Jika pada siklus I
menunjukkan hasil yang tidak optimal atau pembelajaran belum
mencapai ketuntasan maka pada siklus selanjutnya perlu dilakukan revisi
atau penyempurnaan perencanaan dan pelaksanaan tersebut.
2. Siklus II
Kegiatan yang dilakukan pada siklus ini tidak jauh berbeda dengan
kegiatan yang dilakukan pada siklus I yang mempunyai empat tahapan.
Akan tetapi, pada siklus ini merupakan tahapan penyempurnaan dan
perbaikan terhadap siklus I untuk mencapai tujuan pembelajaran.
D. Jenis Instrumen dan Cara Penggunaanya
Instrumen adalah alat yang digunakan untuk mengumpulkan data
peneliti.36 Suharsimi menyatakan bahwa instrumen adalah alat pada waktu
penelitian dengan menggunakan metode.37 Jadi yang dimaksud dengan
instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan untuk mengumpulkan
data-data atau informasi dalam penelitian.
Dalam penelitian ini jenis instrumen yang digunakan meliputi tes hasil
belajar, observasi, wawancara dan dokumentasi, sebagai berikut:
35 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian, (Jakarta: Bumi Aksara, 2011), h. 124. 36 Wina Sanjaya, Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta: Kencana Prenda Media Grup.
2009), h ,84. 37 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian, (Jakarta: Bumi Aksara, 2011), h.1.
44
1. Tes hasil Belajar
Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan yang digunakan untuk
mengukur keterampilan, pengetahuan intelejensi, kemampuan atau bakat
yang dimiliki oleh setiap individu atau kelompok.38Adapun tes yang
digunakan pada penelitian ini yaitu tes dengan bentuk pilihan ganda.
Pedoman tes digunakan untuk mengetahui hasil belajar Biologi siswa-siswi
kelas VIII MTs Qudwatun Hasanah setelah melakukan proses pembelajaran
dengan menggunakan metode IOC (inside outside circle).
2. Observasi
Observasi atau pengamatan adalah alat pengumpulan data yang
dilakukan dengan mengamati dan mencatat secara sistematik gejala-gejala
yang diamati.39 Pendapat lain mengatakan bahwa observasi merupakan
teknik pengumpulan data dengan cara mengamati setiap kejadian yang
sedang berlangsung dan mencatatnya dengan alat observasi tentang hal-hal
yang akan diamati atau diteliti.40
Adapun instrumen observasi pada penelitian tindakan kelas
merupakan pedoman bagi observer untuk mengamati hal-hal yang akan
diamati. Dalam penelitian ini digunakan instrumen observasi jenis Check
list (daftar cek). Check list adalah pedoman observasi yang berisikan daftar
dari semua aspek yang akan diobservasi, sehingga observer tinggal memberi
tanda ada atau tidak adanya dengan tanda cek (√) tentang aspek yang di
38 Ibid.., hal.193. 39 Narbuko dan Achmadi, Metodologi Penelitian (Jakarta: Bumi Aksara, 2007), h. 70. 40 Wina Sanjaya, Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta: Kencana Prenada Media, 2009),
h. 86.
45
observasi.41 Objek yang akan diobservasi adalah keterlaksanaan RPP dalam
pembelajaran.
3. Wawancara
Wawancara merupakan teknik pengumpulan data dengan
menggunakan bahasa lisan baik secara tatap muka maupun melalui saluran
media tertentu. Wawancara memiliki beberapa keuntungan yaitu dapat
digunakan untuk mengecek kebenaran data/informasi yang diperoleh
dengan cara lain, dapat memungkinkan data yang diperoleh lebih luas.42
Hal-hal yang akan diwawancarai adalah keadaan siswa, keadaan guru,
sarana dan prasarana.
4. Dokumentasi
Dokumentasi adalah benda-benda tertulis yang dapat memberikan
keterangan-keterangan mengenai hal-hal atau variabel yang akan diteliti.
Benda-benda tersebut berupa : catatan transkrip, buku, surat kabar, dan
sebagainya.43 Metode ini peneliti gunakan untuk mengumpulkan data yang
diambil dari sekolah tempat penelitian yang meliputi data guru, data siswa,
data pegawai, model persiapan mengajar guru , RPP, dan lain yang ada
hubungannya dengan penelitian ini.
Dalam penelitian ini, untuk metode dokumentasi instrumennya
adalah pedoman dokumentasi yang ditujukan untuk memperoleh data yang
belum diperoleh melalui observasi. Data-data yang didokumentasi dalam
penelitian ini adalah proses penerapan pembelajaran dengan metode IOC
41 Ibid,,. h. 93. 42 Wina Sanjaya, Op. Cit., h. 96. 43 Suharsmi Arikunto, Op. Cit., h. 188.
46
(inside outside circle) di kelas VIII MTs Qudwatun Hasanah Batukliang
Lombok Tengah Tahun Ajaran 2017/2018 dengan menggunakan kamera.
Selain itu peneliti menggunakan metode dokumentasi ini adalah
dalam rangka memperoleh data tentang :
a. Data tentang keadaan bangunan MTs Qudwatun Hasanah Batukliang.
b. Data tentang sarana dan prasarana MTs Qudwatun Hasanah Batukliang.
c. Data tentang keadaan siswa MTs Qudwatun Hasanah Batukliang.
d. Data tentang keadaan guru MTs Qudwatun Hasanah Batukliang.
E. Pelaksanaan Tindakan
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang dilakukan
dalam dua siklus yang masing-masing siklus terdiri dari empat tahap yaitu
tahap perencanaan, tahap pelaksanaan tindakan, tahap observasi dan tahap
refleksi. Adapun waktu penelitian ini dilaksanakan pada semester ganjil 2018.
Pelaksanaan tindakan ini akan dilakukan oleh peneliti yang bertindak langsung
sebagai pengajar selama proses pembelajaran pada mata pelajaran biologi
pokok bahasan sistem pencernaan. Adapun pelaksanaan tindakan pembelajaran
masing-masing siklus dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
47
Tabel 1.2. Pelaksanaan Tindakan Masing-masing Siklus
Siklus Pertemuan Materi Waktu
(menit)
I 1 (satu)
1. Saluran dan Kelencar Pencernaan
2. Makanan berdasarkan kandungan di dalamnya
3. Pencernaan mekanik dan kimiawi
4. Kelainan dan penyakit pada sistem pencernaan
2 x 45
Refleksi + Evaluasi
II 2 (dua)
1. Saluran dan Kelencar Pencernaan
2. Makanan berdasarkan kandungan di dalamnya
3. Pencernaan mekanik dan kimiawi
4. Kelainan dan penyakit pada sistem pencernaan
2 x 45
Refleksi + Evaluasi
.
F. Cara Pengamatan (Monitoring)
Kegiatan monitoring dilaksanakan secara kontinyu setiap kali
pembelajaran berlangsung. Cara pengamatan dilakukan dalam penelitian ini
adalah dengan mengobservasi aktivitas siswa dan kegiatan peneliti. Observasi
dilakukan untuk mengetahui apakah proses pembelajaran telah sesuai atau
tidak dengan skenario yang telah dibuat. Hasil belajar siswa dihitung dengan
menilai ketuntasan individual dan ketuntasan klasikal siswa. Adapun yang
bertindak sebagai observer adalah guru bidang studi biologi. Guru bidang
48
studi biologi akan mengobservasi kegiatan peneliti (keterlaksanaan RPP)
selama proses pembelajaran berlangsung.
G. Analisis Data dan Refleksi
1. Analisa Data
a. Keterlaksaan RPP
Data hasil observasi tentang keterlaksanaan pembelajaran (RPP)
dalam penelitian ini dianalisis dengan menggunakan rumus persentase
berikut:
%keterlaksanaan RPP =Y� 100%
Keterangan :
X = jumlah langkah pembelajaran yang terlaksana.
Y = total langkah pembelajaran yang harus dilaksanakan.44
Intensitas persentase keterlaksanaan pembelajaran dicocokkan
dengan kriteria yang terlihat pada tabel berikut:
Tabel 1.3 Kriteria Pencapaian Tujuan Pembelajaran
Interval Kategori
80% - 100% Sangat Baik
60% - 79% Baik
40% - 59% Cukup baik
20% - 39% Kurang baik
< 20% Tidak baik
44 Purwanto, Ngalim, Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran, (Bandung: PT
Remaja Rosdakarya, 2010), h.102.
49
b. Hasil Belajar Siswa
1) Penentuan nilai rata-rata kelas menggunakan rumus berikut:
= �
Keterangan :
NR = Nilai rata-rata.
NA = Nilai akhir.
SN = Jumlah siswa.45
2) Penentuan tingkat ketuntasan belajar klasikal menggunakan rumus
berikut:
TBK = × 100%
Keterangan:
TBK = Tuntas belajar klasikal
N = Banyak siswa yang memperoleh nilai ≥ 65
SN = Jumlah siswa keseluruhan.46
3) Penentuan tingkat ketuntasan belajar individu
Analisis keberhasilan ketuntasan individu digunakan rumus:
PK= ����x100%
45 Nana Sudjana, Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar. (Bandung: CV Sinar Baru Algensindo, 2010. ), h. 125.
46Nurkancana, Wayan dan Sunartana, Evaluasi Hasil Belajar. (Surabaya: Usaha Nasional, 1992), h. 21.
50
Keterangan :
PK : Persentasi ketuntasan individu
SP : Skor yang diperoleh siswa
SM: Skor maksimum
Seorang siswa dikatakan tuntas apabila telah mencapai skor
65 % dari jumlah skor yang diberikan dapat dijawab, atau dengan
nilai 65.
Tabel 1.4. Kriteria Ketuntasan Individu47
% Interval Kategori
80 – 100
70 – 79
60 – 69
40 – 59
0 – 49
Amat baik
Baik
Cukup
Kurang
Kurang sekali
2. Refleksi
Refleksi adalah mengulas secara kritis tentang perubahan yang
dilakukan baik pada siswa, suasana kelas, maupun proses pembelajaran
yang sedang berlangsung. Dalam penelitian ini, refleksi yang dilakukan
oleh peneliti yaitu bagaimana hasil belajar siswa pada penggunaan model
pembelajaran ini dengan melihat nilai tes (analisis data) dan kekurangan
apa yang terdapat pada proses pembelajaran.
47 Elwis Ramadhan, dkk dalam “Jurnal Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation (GI) untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPS Siswa Kelas IV SDN 181 Pekanbaru”, h. 3.
51
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Deskripsi Setting Penelitian
1. Sejarah Berdirinya MTs. Qudwatun Hasanah
MTs. Qudwatun Hasanah merupakan Madrasah pendidikan agama
Islam yang berdiri pada bulan Juli 2011. Cikal bakal dari Madrasah
Tsanawiyah ini adalah berasal dari Madrasah Diniyah. Madrasah ini
didirikan atas usul dari Ustaz Abdul Hannan S.Pd.I yang diikuti oleh para
warga dan sesepuh masyarakat. Sejak berdirinya Madrasah Tsanawiyah
Qudwatun Hasanah tidak pernah ada pergantian kepala sekolah sampai
sekarang.
Tujuan didirikan MTs. Qudwatun Hasanah yakni untuk menampung
anak-anak yang tidak mampu melanjutkan ke jenjang berikutnya.
Berdirinya MTs. Qudwatun Hasanah dilatar belakangi oleh beberapa hal
diantaranya :
a. Keterbatasan ekonomi masyarakat yang sekiranya hanya mampu
menyekolahkan anaknya sampai sekolah dasar dan tidak mampu
melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi yaitu SMP/MTs. Di Desa
Mertak Beber Kecamatan Batukliang terdiri dari desa yang rata-rata
memiliki penduduk yang cukup padat dan terhitung merupakan daerah
yang cukup jauh dari sekolah-sekolah lainya.
52
b. Jarak tempuh yang cukup jauh, untuk sekolah yang tingkat SMP sekitar
3 km dengan akses jalan yang parah dan berkerikil tidak ada angkutan
umum.
2. Letak Geografis
Dilihat dari segi geografis, MTs. Qudwatun Hasanah terletak di JLn.
Mertak Kesambik Daye, Kecamatan Batukliang Kabupaten Lombok
Tengah. Disamping itu, suasana MTs. Qudwatun Hasanah sangat aman
dari gangguan-gangguan kendaraan, pabrik, dan lain-lain, sangat
mendukung dan kondusif bagi pelaksanaan belajar mengajar dengan baik
dan lancar. MTs Qudwatun Hasanah didirikan dengan batas-batas sebagai
berikut:
a. Sebelah utara berbatasan dengan area persawahan warga.
b. Sebelah selatan berbatasan dengan area perumahan warga.
c. Sebelah timur berbatasan dengan area perumahan warga.
d. Sebelah barat berbatasan dengan Dusun Mertak Kesambik Dese.
3. Keadaan Sarana dan Prasarana
MTs Qudwatun Hasanah memiliki keadaan sarana-prasarana yang
sangat kurang dan serba terbatas. Untuk memperoleh gambaran yang lebih
mendetail mengenai keadaan sarana-prasarana MTs Qudwatun Hasanah,
berikut secara rinci peneliti paparkan dalam tabel di bawah ini:
53
Tabel 1.5. Keadaan Sarana/Prasarana MTs. Qudwatun Hasanah
NO Nama Fasilitas Jumlah
1.
2.
3.
4.
Perlengkapan Gedung
1. R. Belajar 2. R. Perpustakaan 3. R. BK 4. R. Dapur 5. R. OSIS/PMR 6. R. Guru 7. R. Tata Usaha 8. R. Kepala Sekolah 9. R. Musholla 10. Kamar Mandi siswa 11. Kamar mandi guru 12. Gudang 13. Kantin 14. UKS Perlengkapan kantor 1. Kursi dan meja siswa 2. Kursi dan meja guru kelas 3. Ruan TU 4. Panpan tulis 5. Almari 6. Rak buku 7. Papan absent 8. Kursi tamu Alat-alat administrasi 1. Komputer 2. Printer 3. TV/ Audio
Alat-alat Praga Pendidikan 1. Globe 2. Peta Indonesia
3 ruang 1 - - - 1 ruang 1 - - - - - - 1 Ruang 40 buah 3 buah - 3 buah 2 buah 1 set 1 buah 1 set 1 set 1 set - - -
54
4. Data Guru
Para dewan guru di MTs. Qudwatun Hasanah sebanyak 16 guru.
Untuk lebih jelasnya akan diuraikan pada tabel berikut:
Tabel 1.6. Jumlah Tenaga Pengajar dan Staf Administrasi MTs
Qudwatun Hasanah No Nama guru dan Staf Pendidikan Jabatan Bidang
Studi
1 Mulia Rasyidi. M.Pd S2 Kepala Sekolah Biologi
2 Abdul Hannan, S.Pd.I S1 Guru Aqidah Akhlak
3 Sudirmanul Hakim, S.Pd.
S1 Guru Penjaskes
4 Hendra Jayadi, S.Pd.I S1 Guru IPS
5 Bahri Raman, S.Pd.I SI Guru Mulok
6 Isma’il, S.Pd.I S1 Guru TIK
7 M. Saidi, S.Pd S1 Guru B. Indonesia
8 Hijakyah, S.Pd.I SI Guru SKI
9 Syahrul Hayati, S.Pd.I S1 Guru Fiqih
10 Hayanto Fadli, S.Pd S1 Guru B. Inggris
11 Neli Isnaini, S.Pd S1 Guru SBK
12 Bahri Rahman, S,Pd S1 Guru B. Arab
13 Zuri Yatun Solihah, S.Pd
S1 Guru Matematika
14 Nurul Ainun, S.Pd S1 Guru PKN
15 Irma Suryani, S,Pd S1 Guru IPA
16 Ikmam Saroni, S,Pd S1 Guru TU
55
5. Data Siswa Siswa adalah kunci maju mundurnya sebuah lembaga pendidikan
sebab siswa merupakan komponen yang menentukan eksis tidaknya suatu
lembaga pendidikan, oleh karena itu siswa mempunyai peranan sebagai
penentu pelaksana pendidikan sekaligus siswa sebagai penentu pelaksana
pendidikan sekaligus siswa sebagai sarana tujuan lembaga pendidikan
dalam pelaksanaan berbagai program dan pendidikan. Untuk lebih jelasnya
jumlah siswa MTs. Qudwatun Hasanah dapat di lihat pada tabel berikut:
Tabel. 1.7. Data Jumlah Siswa MTs. Qudwatun Hasanah.
NO Kelas Jumlah Siswa
1 VII 20
2 VIII 21
3 IX 16
Jumlah
Keseluruhan 57
6. Struktur Organisasi MTs. Qudwatun Hasanah
Dalam suatu lembaga pendidikan diperlukan adanya suatu
organisasi atau sekolah yang baik dan teratur dalam rangka membantu
kelangsungan proses belajar mengajar. Organisasi/sekolah tersebut sangat
menunjang maju mundurnya proses belajar mengajar suatu lembaga
pendidikan. Adapun semua susunan yang berada di MTs. Qudwatun
Hasanah dapat di lihat dalam struktur di bawah ini:
56
Tabel/bagan 1.8. Struktur Organisasi MTs. Qudwatun Hasanah.48
48 Papan Data Struktur Organisasi MTs. Qudwatun Hasanah. Dokomentasi, 20 Maret
2018.
Wali Kelas VII Neli Isnaini,
S.Pd
Wali Kelas VIII Irma Suryani,
S.Pd
Guru Mata Pelajaran
Siswa
Wali Kelas IX Zurriyatun Solihah,
S.Pd
Kepala Madrasah Mulya Rasyid. M.Pd
Komite Madrasah Madrian
Perpustakaan Zurriyatun Solehah,
S.Pd
Tata Usaha Hijakyah. S. Pd I
Laboratorium Irma Suryani, S.Pd
Waka. Ur. Kurikulum
Hendra Jayadi, S.PdI
Waka. Ur. Kurikulum
Hendra Jayadi, S.PdI
Waka. Ur.Prasarana Saidi, S. Pd I
Waka. Ur. Humas
Sudirmanul Hakim, S.Pd
57
B. Hasil Penelitian
1. Data Keterlaksanaan RPP
Secara umum pengamatan aktivitas kegiatan pembelajaran yang
dilakukan pada siklus I dan II dapat dilihat pada Tabel 1.8 yang diperoleh
berdasarkan hasil observasi yang sudah dilakukan oleh observer.
Tabel 1.8. Data Keterlaksanaan RPP
Jumlah langkah
pembelajaran Siklus
Langkah pembelajaran yang terlaksana Keterangan
jumlah presentase
17 I 13 76,4% Baik
II 16 94 % Sangat Baik
Dari tabel di atas menunjukan bahwa apabila di lihat dari siklus 1
dengan jumlah langkah pembelajaran yang terlaksana berjumlah 13 dengan
persentase 76,4% dengan kategori cukup baik. Hasil observasi yang
dilakukan oleh observer ketika proses pembelajaran berlangsung dengan
mengamati proses perencanaan belajar bertujuan untuk mengetahui
kekurangan-kekurangan selama proses pembelajaran berlangsung ini sangat
jauh dari hasil yang diharapkan.
Karena pada proses siklus I masih banyak kekurangan, dilanjutkan
ke siklus II yang merupakan tahap penyempurnaan dan perbaikan, ini
terlihat dari proses pembelajaran yang terlaksa adalah 16 dari total seluruh
jumlah proses pelaksanaan pembelajaran sebanyak 17 dengan presentase 94
% dengan kategori sangat baik. Hal ini berarti guru dalam hal ini peneliti
58
sudah sangat baik dalam melaksanakan seluruh proses pembelajaran yang
sudah direncanakan di RPP.
2. Data Hasil Evaluasi Belajar
Data hasil belajar siswa diperoleh berdasarkan hasil observasi ketika
proses pembelajaran dan hasil lembar kerja siswa yang diberikan pada
siklus I dan siklus II pada setiap pertemuan. Data evaluasi hasil belajar
siswa secara keseluruhan dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 1.9. Data Hasil Evaluasi Belajar Siswa
Kriteria Siklus
I II
Jumlah siswa 20
KKM 65
Total skor siswa 1250 1420
Tuntas 15 18
Tidak Tuntas 5 2
Nilai tertinggi 80 80
Nilai terendah 40 50
Nilai rata-rata 62,5 71
Presentase ketuntasan kelas
25 % 90 %
Dari data tabel di atas dapat dibandingkan dari siklus I dan II
menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar menggunakan model inside
outside circle (IOC). Ini terlihat dari nilai evaluasi yang terlihat semakin
59
meningkat yaitu nilai tertinggi 80 dan nilai terendah 50 dari siklus II, siswa
yang tuntas 18 dan tidak tuntas 2 orang, sementara nilai rata-rata 71 dan
presentase ketuntasan kelas 90 % dari keseluruhan siswa sebanyak 20 orang.
Dan ini juga menunjukan bahwa siswa memperlihatkan keseriusannya
dalam proses pembelajaran dari siklus I dan siklus II.
C. Pembahasan
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penerapan model
pembelajaran kooperatif tipe inside outside circle dalam meningkatan hasil
belajar siswa mata pelajaran biologi khususnya pada sistem pencernaan di
MTs. Qudwatun Hasanah Batukliang Lombok Tengah. Dari hasil penelitian
diperoleh bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif tipe inside outside
circle dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Hal ini disebabkan karena
keefektifan siswa, yaitu siswa terlibat langsung dalam proses pembelajaran dan
siswa akan saling berintraksi antara satu dengan yang lainnya untuk saling
berbagi informasi pada saat bersama. Hal tersebut dapat di lihat dari pengertian
pembelajaran kooperatif, adalah salah satu bentuk pembelajaran yang
memberikan pada anak didik untuk bekerjasama dengan sesama siswa dalam
tugas terstruktur.
Penilitian tindakan kelas ini dilakukan dalam dua siklus. Kegiatan
pembelajaran dalam penelitian tindakan kelas ini meliputi kegiatan awal, inti
dan akhir. Pada kegiatan awal dimulai dengan salam, berdoa, mengkondisikan
siswa, mengecek kehadiran siswa, menyampaikan apersepsi untuk
menghubungkan materi yang telah di dapat siswa sebelumnya dengan materi
60
yang akan disampaikan oleh guru, dan menyampaikan tujuan pembelajaran
yang akan dicapai sebagai acuan bagi siswa. Dalam kegiatan inti, guru
melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan motode inside outside circe.
Kegiatan observasi atau pengamatan bertujuan untuk mengevaluasi
rangkaian pembelajaran yang telah dilaksanakan. Berdasarkan perencanaan
hal-hal yang akan diamati adalah peroses pelaksanaan pembelajaran dan hasil
belajar siswa. Semakin baik langkah pembelajaran yang digunakan dan
semakin siswa bersemangat belajar maka hasil belajar semakin meningkat pula.
Berdasarkan hasil analisa pada tiap-tiap siklus, dalam penelitian ini
terlihat bahwa hasil yang diperoleh dari siklus I ke siklus II terus mengalami
peningkatan. Pada pelaksanaan pembelajaran dan hasil analisa siklus I, hasil
keterlaksanaan proses pembelajaran dari 17 langkah proses pembelajaran
hanya 13 proses pembelajaran yang terlaksana dengan presentase 76,4 %
dengan kategori “baik”. Pada siklus I ini nilai rata-rata siswa yaitu 62,5 dan
ketuntasan klasikal yaitu 25 %. Nilai tertinggi pada siklus I yaitu 80 dan nilai
terendah 40. Dengan jumlah siswa yang tuntas sebanyak 15 orang dan siswa
yang tidak tuntas sebanyak 5 0rang. Hasil ini masih belum sesuai dengan
harapan, dikarenakan model pembelajaran yang dilakukan masih tergolong
baru diterapkan dari sebelum-belumnya yang hanya menggunakan metode
ceramah, siswa juga masih terlihat bermain-main pada saat berdiskusi sehingga
pelajaran kurang terfokuskan, dan pada saat proses penerapan metode
pembelajaran inside outside circle (IOC) dilakukan, masih banyak siswa yang
masih janggung dan pada saat penyampaian informasi siswa masih banyak
61
kesulitan dalam menyampaikan informasi. Karena ketuntasan belajar pada
siklus I belum tercapai, maka kegiatan tindakan dilanjutkan ke siklus II dengan
perbaikan-perbaikan.
Berdasarkan analisa belajar siswa pada siklus I, pada pelaksanaan siklus
II ini peneliti berupaya, semaksimal mungkin supaya apa yang ditargetkan dan
apa yang diupayakan tercapai. Penerapan perbaikan pada siklus II ini
berdasarkan refleksi dari siklus I. Pada pelaksanaan proses pembelajaran dan
analisa data hasil siklus II, nilai rata-rata siswa mencapai 71 dan ketuntasan
belajar klasikal mencapai 90 %. Dan nilai tertinggi dari siklus II ini adalah 80
dan nilai terendah 50. Dengan jumlah siswa yang tuntas sebanyak 18 siswa dan
yang tidak tuntas sebanyak 2 orang dari total jumlah siswa sebanyak 20 orang.
Pada siklus II ini terjadi penigkatan hasil belajar siswa terlihat dari nilai rata-
rata 62,5 (siklus I) menjadi 71 (siklus II) dari KKM yang sudah ditentukan
yaitu 65. Begitu juga dengan ketuntasan belajar kelas yang meningkat dari 25
% (siklus I) menjadi 90 % (siklus II). Artinya bahwa pada siklus II ini hasil
belajar siswa semakin meningkat dan lebih baik, sehingga kegiatan penelitian
dilakukan sampai siklus II saja.
Menurut Anonim (2005), salah satu keunggulan kooperatif tife inside
outside circle adalah adanya struktur yang jelas dan memungkinkan siswa
untuk berbagi dengan pasangan berbeda dengan singkat dan teratur. Selain itu
siswa bekerja dengan sesama siswa dalam suasana gotong royong dan
mempunyai banyak kesempatan untuk memperoleh informasi dan
62
meningkatkan keterampilan berkomunikasi.49 Susilawati (2002) Pembelajaran
kooperatif tipe inside outside circle dapat membantu meningkatkan hasil
belajar siswa. Hasil tersebut menunjukkan bahwa terjadi peningkatan yang
signifikan antara nilai rata-rata siklus l dengan nilai rata-rata siklus ll. Dan hasil
siklus II lebih baik dari pada hasil siklus I dengan demikian dapat diartikan
model pembelajaran kooperatif tipe inside outside circle secara signifikan
berhasil meningkatkan hasil belajar peserta didik pada mata pelajaran IPA
Biologi.50
Penelitian serupa juga diteliti oleh Karno (2013). Berdasarkan hasil
penelitiannya, metode inside outside circle dapat meningkatkan hasil belajar.
Hal ini terlihat pada persentase ketuntasan belajar, yaitu pada siklus I adalah
18,75%, sedangkan pada siklus II menjadi 100 %. Rata-rata skor tes pada
siklus I adalah 54,62 sedangkan pada siklus II sebesar 73,44. Kesimpulannya,
melalui metode inside outside circle dalam pembelajaran dapat meningkatkan
aktivitas dan hasil belajar siswa.51 Penelitian lainnya juga dilakukan oleh
Dameria (2012), dengan penelitian ini yang berjudul penerapan pembelajaran
kooperatif teknik inside outside circle, penelitian ini membuktikan bahwa
penerapan kooperatif tipe inside outside circle dapat meningkatkan aktivitas
belajar dari pertemuan I s/d IV hingga 79,624%.52
49 Model-Model Pengajaran Dan Pembelajaran Sains, (Jakarta: Depdiknas, 2005) 50 Susilawati, Uji Coba Penerapan Model Pembelajaran Tipe Inside Outside Circle
Pada Konsep Fotosintesis Di Kelas VIII SMPN 2 Kota Tasikmalaya, 2012. 51 Peningkatan Aktivitas Dan Hasil Belajar Siswa Melalui Metode Inside Outside Circle
Dalam Pembelajaran IPS Kelas V SDN 10 Parit Batu Kabupaten Pasaman, 2013. 52 Penerapan Pembelajaran Kooperatif Teknik Inside Outside Circle Pada Pokok
Bahasan Kubus Dan Balok Di Kelas VII SMPN 41 Medan Tahun Ajaran 2012/2013.
63
Model pembelajaran koopertif inside outside circle ini sesuai dengan
istilah pembelajaran teman sebaya atau antar siswa yang merupakan salah satu
model pembelajaran untuk membantu memenuhi kebutuhan siswa. Rasa saling
menghargai dan mengerti dibina antar siswa yang saling bekerja sama dalam
kegiatan belajar siswa juga mengembangkan kemampuan yang lebih baik
untuk mendengarkan, berkonsentrasi dan memahami apa yang dipelajari.53 Hal
ini tentunya dapat membuktikan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe
inside outside circle dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam belajar.
belajar aktif sangat diperlukan oleh siswa untuk mendapat hasil belajar yang
maksimum. Karena ketika siswa belajar secara pasif (belajar dengan
mendengarkan penjelasan guru), maka ada kecenderungan siswa untuk cepat
melupakan materi pelajaran yang telah diberikan.54
Hal tersebut sejalan dengan tujuan dari pembelajaran kooperatif yang
menciptakan situasi keberhasilan individu ditentukan oleh keberhasilan
kelompok seperti yang dinyatakan oleh Loudgren yang merinci beberapa
manfaat pembelajaran kooperatif diantaranya ; penerimaan terhadap perbedaan
individu menjadi lebih besar, pemahaman yang lebih mendalam, motivasi
belajar yang lebih besar, dan hasil belajar siswa yang lebih tinggi.55
53 Penggunaan Metodetutor Sebaya Meningkatkan Kemampuan Dan Kreatifitas Siswa
Dalam Belajar Microsoft Excel Di Kelas VIII SMPN 1 Rangkasblitung, 2008. 54 Strategi Pembelajaran Aktif, CTSD. (Yogyakarta: Hidakarya Agung, 2014), h. 25. 55 Pembelajaran Kooperatif. (Surabaya, University Press, 2000).
64
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan rumusan masalah dan tujuan penelitian dapat disimpulkan
bahwa: Pembelajaran biologi dengan penerapan tipe inside outside circle (IOC)
dapat meningkatkan hasil belajar biologi siswa kelas VIII MTs Qudwatun
Hasanah Batukliang Tahun Pelajaran 2017/2018 dengan diperoleh persentase
hasil observasi keterlaksanaan proses pembelajaran pada siklus I yaitu 76,4%,
dan siklus II 94%. Hasil belajar biologi siswa kelas VIII MTs Qudwatun
Hasanah Batukliang mengalami peningkatan berdasarkan hasil penelitian yang
telah diperoleh menunjukkan bahwa hasil belajar siswa meningkat dengan
perolehan nilai rata-rata pada siklus I yaitu 62,5 dan nilai rata-rata pada siklus
II yaitu 71. Dan persentase ketuntasan belajar klasikal pada siklus I yaitu 25%
dan pada siklus II yaitu 90%.
B. Saran
Berdasarkan paparan data dan hasil temuan, pembahasan serta
kesimpulan melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe inside
outside circle (IOC) dapat diajukan beberapa saran sebagai berikut:
1. Kepada para siswa kiranya dapat meningkatkan lagi usaha belajar
sehingga tercapai cita-cita yang diinginkan dan agar hasil belajar terus
meningkat.
2. Bagi guru dapat mempertimbangkan pembelajaran kooperatif tipe inside
outside circle sebagai salah satu alternatif metode pembelajaran karena
65
pembelajaran ini dapat menjadikan siswa lebih mandiri, aktif, dan siswa
tidak hanya bergantung pada guru.
3. Bagi peneliti selanjutnya yang ingin melakukan penelitian serupa agar
dapat memvariasikan metode pembelajaran yang ingin dilakukan dan
memperluas aspek yang ingin diteliti yang tidak terdapat dalam penelitian
ini.
66
DAFTAR PUSTAKA Abdul Majid dan Dian Andayani, Pendidikan Agama Islam Berbasis Komprasi . Bandung: PT. Remaja Rosada Karya, 2005.
Agus Suprijono, Cooperative Learning Teori Dan Aplikasi PAIKEM. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2012.
Anita Lie, Memperaktikan Cooperative Learning Di Ruang-Ruang Kelas. Jakarta: Gramedia Widia Saran 2007.
Arsip Nilai Ujian Tengah Semester Tahun Pelajaran 2017/2018.
Basicartikel.blogspot.com/2013/04/pengertian-model-pembelajaran.html, diakses pada hari : Rabu, 11 Oktober 2017.
Damayanti dan Mudjiono, Belajar dan pembelajaran, Bandung: Alfabeta
Dewa, Ketut, Bimbingan Dan Penyaluran Belajar Di Sekolah, (Surabaya: Usaha Nasional, 1983
Dimyati dan Mudjiono, Belajar Dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta, 2006. Elwis Ramadhan, dkk dalam “Jurnal Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif
Tipe Group Investigation (GI) untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPS Siswa Kelas IV SDN 181 Pekanbaru.
Fuad Ihsan, Dasar-dasar Kependidikan, Jakarta: Rineka Cipta, 2001. Isjoni, Cooperative Learning: Efektifitas Pembelajaran Kelompok, Bandung:
Alfabeta, 2009. Miftahul Huda. Cooperative Learning, Metode, Teknik, Struktur Dan Model
Terapan. Yogyakarta: PT Pustaka Pelajar, 2010. Mansyur, Strategi Belajar Mengajar, Modul, (Jakarta: Direktorat Jenderal
Pembinaan Kelembagaan Agama Islam, 1998. Nanang dan Cucu, Konsep strategi pembelajaran. Bandung : Refika Adiatma,
2009.
67
Narbuko dan Achmadi, Metodologi Penelitian. Jakarta: Bumi Aksara, 2007. Nana Sudjana, Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: CV Sinar Baru
Algensindo, 2010. Nurkancana, Wayan dan Sunartana, Evaluasi Hasil Belajar. Surabaya: Usaha
Nasional, 1992. Purwanto, Ngalim, Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran, Bandung:
PT Remaja Rosdakarya, 2010. Purwanto, Evaluasi Hasil Belajar, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2013.
Rofi Susanti, http//:pusatpanduan.com/pdf/pdf-model-pembelajaran-dan-koompratif-tipe-inside- outside-circle html(pdf), diakses 17 November jam 11.10.
Slameto, Belajar Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya, Jakarta: Rineka
cipta, 2003. Suharsimi Arikunto, dan Suhrdjono, Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : Bumi
Aksara, 2008. Syaiful Bahri Djamrah, Pisikologi Belajar, Jakarta: Rineka cipta, 2002.
Tim Penyusun, Pedoman Penulisan Skripsi, Mataram: IAIN Mataram, 2009
Trianto, Model-model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik, (Jakarta: Prestasi Pustaka, 2007.
Winarno Surakhmad, Pengantar Interaksi Belajar-Mengajar, Bandung: Tarsito,
1984. Wina Sanjaya, Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta: Kencana Prenda Media Grup.
2009. Zainal Maftun, Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Irama Widya, 2008.
68
69
Lampiran 1
SILABUS PEMBELAJARAN
Sekolah : MTs. Qudwatun Hasanh
Kelas : VIII
Mata Pelajaran : IPA
Semester : 1 (satu)
Standar Kompetensi : 1. Memahami berbagai sistem dalam kehidupan manusia
Kompetensi
Dasar
Materi
Pokok/
Pembelajaran
Kegiatan Pembelajaran Indikator Pencapaian
Kompetensi
Penilaian Alokasi
Waktu
Sumber
Belajar Teknik Bentuk
Instrumen
Contoh
Instrumen
1.4 Mendeskripsikan sistem pencernaan pada manusia dan dan hubungannya dengan kesehatan
Sistem Pencernaan pada manusia
Mengidentifikasi macam organ penyusun sistem pencernaan pada manusia
Studi pustaka tentang jenis makanan berdasarkan kandungan zat yang ada di dalamnya
Melakukan percobaan tentang kandungan zat yang ada di dalamnya (Uji makanan)
Studi kepustakaan untuk merumuskan pengertian pencernaan mekanik dan kimia
Studi pustaka dan/ atau melihat tayangan video tentang kelainan dan penyakit yang berkaitan dengan sistem pencernaan
Membedakan antara saluran pencernaan dan kelenjar pencernaan sebagai penyusun sistem pencernaan pada manusia
Mendeskripsikan jenis makanan berdasar kandungan zat yang ada di dalamnya
Membandingkan pencernaan mekanik dan kimiawi
Menyebutkan contoh kelainan dan penyakit pada sistem pencernaan yang biasa dijumpai dalam kehidupan sehari-hari dan upaya mengatasinya
Tes tulis
Tes tulis
Tes tulis
Tes Unjuk Kerja
Tes Uraian
Tes uraian
Isian
Uji Petik Kerja Produk
Tuliskan 4 faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan pada makhluk hidup!
Deskripsikan perbedaan pertumbuhan dan perkembangan pada makhluk hidup !
Perubahan bentuk tubuh dari berudu hingga menjadi katak dewasa disebut ....
Deskripsikan pertumbuhan pada kacang hijau berdasarkan titik tumbuhnya!
4 x 40’ Buku siswa, carta metamorfosis dan metagenesis, video pertumbuhan dan perkembangan
70
Lampiran 2
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) SIKLUS I
Satuan Pendidikan : MTs Qudwatun Hasanah Batukliang
Mata Pelajaran : Biologi
Pokok Bahasan : Sistem Pencernaan Manusia
Kelas/Semester : VIII/Ganjil
Alokasi Waktu : 2 x 40
Standar Kompetensi : Memahami berbagai sistem dalam kehidupan manusia
Kompetensi Dasar : Mendeskripsikan sistem pencernaan pada manusia dan
hubungannya dengan kesehatan
A. Indikator
1. Membedakan dan menyebutkan antara saluran pencernaan dan kelenjar
pencernaan sebagai penyusun sistem pencernaan pada manusia.
2. Mendeskripsikan jenis makanan berdasarkan kandungan zat yang ada di
dalamnya.
3. Menjelaskan dan membandingkan antara pencernaan kimiawi dan
mekanik.
4. Menyebutkan contoh kelainan dan penyakit pada sistem pencernaan yang
bisa dijumpai dalam kehidupan sehari-hari.
B. Tujuan
Tujuan dari pembelajaran ini adalah agar:
1. Siswa dapat membedakan dan menyebutkan antara saluran pencernaan
dan kelencar pencernaan sebagai penyusun sistem pencernaan pada
manusia.
2. Siswa dapat mendeskripsikan jenis makanan berdasarkan kandungan zat
yang ada di dalamya.
71
3. Siswa dapat menjelaskan dan membandingkan antara pencernaan kimiawi
dan mekanik.
4. Menyebutkan contoh kelainan dan penyakit pada sistem pencernaan yang
bisa dijumpai dalam kehidupan sehari-hari.
C. Metode Pembelajaran
1. Model : Kooperatif
2. Metode : IOC (inside outside circle)
D. Langkah-langkah Pembelajaran
No Kegiatan Alokasi Waktu
1
A. Kegiatan awal
1. Guru membuka pelajaran dengan mengucap salam
2. Guru mengecek kehadiran siswa
3. Guru memberikan apersepsi
4. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
5. Guru menjelaskan strategi pembelajaran
15
menit
2
B. Kegiatan inti
1. Guru menyajikan informasi kepada siswa tentang
materi pelajaran menggunakan model IOC (inside
outside circle)
2. Guru membagi siswa menjadi 4 kelompok
3. Guru memberikan ringkasan materi
4. Guru membimbing siswa melakukan diskusi
5. Guru meminta siswa melakukan lingkaran kecil dan
lingkaran besar sesuai kelompok
6. Dua siswa yang berpasangan dilingkaran kecil dan
besar berbagi informasi. Pertukaran informasi ini
dilakukan oleh semua pasangan dalam waktu yang
bersamaan
50
menit
72
7. Kemudian siswa yang berada dilingkaran kecil diam
di tempat. Sementara siswa yang berada di lingkaran
besar bergeser satu atau dua langkah searah jarum
jam.
8. Sekarang giliran siswa yang berada di lingkaran besar
yang membagai informasi. Demikian seterusnya
sampai seluruh siswa selesai berbagi informasi.
3
C. Kegiatan akhir
1. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk
menanyakan hal-hal yang kurang dipahami
2. Guru bersama siswa menyimpulkan materi yang
didiskusikan
3. Guru memberikan soal tes
4. Guru menutup pelajaran
15
menit
E. Sumber Belajar
1. Buku IPA terpadu kelas VIII, buku-buka yang relevan lainnya.
F. Penilaian
1. Jenis penilaian : uji kompetensi tertulis
2. Instrumen : pilihan ganda
73
Batukliang, April 2017
Guru Mapel Biologi Peneliti
Mulia Rasyidi, M.Pd Muh. Khaeruddin NIP: NIM: 151 115 068
Mengetahui
Kepala MTs Qudwatun Hasanah
Mulia Rasyidi, M.Pd NIP:
74
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) SIKLUS II
Satuan Pendidikan : MTs Qudwatun Hasanah Batukliang
Mata Pelajaran : Biologi
Pokok Bahasan : Sistem Pencernaan Manusia
Kelas/Semester : VIII/Ganjil
Alokasi Waktu : 2 x 40
Standar Kompetensi : Memahami berbagai sistem dalam kehidupan manusia
Kompetensi Dasar : Mendeskripsikan sistem pencernaan pada manusia dan
hubungannya dengan kesehatan
A. Indikator
1. Membedakan dan menyebutkan antara saluran pencernaan dan kelenjar
pencernaan sebagai penyusun sistem pencernaan pada manusia.
2. Mendeskripsikan jenis makanan berdasarkan kandungan zat yang ada di
dalamnya.
3. Menjelaskan dan membandingkan antara pencernaan kimiawi dan
mekanik.
4. Menyebutkan contoh kelainan dan penyakit pada sistem pencernaan yang
bisa dijumpai dalam kehidupan sehari-hari.
B. Tujuan
Tujuan dari pembelajaran ini adalah agar:
1. Siswa dapat membedakan dan menyebutkan antara saluran pencernaan
dan kelencar pencernaan sebagai penyusun sistem pencernaan pada
manusia.
2. Siswa dapat mendeskripsikan jenis makanan berdasarkan kandungan zat
yang ada di dalamya.
75
3. Siswa dapat menjelaskan dan membandingkan antara pencernaan
kimiawi dan mekanik.
4. Menyebutkan contoh kelainan dan penyakit pada sistem pencernaan yang
bisa dijumpai dalam kehidupan sehari-hari.
C. Metode Pembelajaran
1. Model : Kooperatif
2. Metode : IOC (inside outside circle)
D. Langkah-langkah Pembelajaran
No Kegiatan Alokasi Waktu
1
A. Kegiatan awal
1. Guru membuka pelajaran dengan mengucap salam
2. Guru mengecek kehadiran siswa
3. Guru memberikan apersepsi
4. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
5. Guru menjelaskan strategi pembelajaran
15
menit
2
B. Kegiatan inti
1. Guru menyajikan informasi kepada siswa tentang
materi pelajaran menggunakan model IOC (inside
outside circle)
2. Guru membagi siswa menjadi 4 kelompok
3. Guru memberikan ringkasan materi
4. Guru membimbing siswa melakukan diskusi
5. Guru meminta siswa melakukan lingkaran kecil dan
lingkaran besar sesuai kelompok.
6. Dua siswa yang berpasangan dilingkaran kecil dan
besar berbagi informasi. Pertukaran informasi ini
dilakukan oleh semua pasangan dalam waktu yang
bersamaan.
7. Kemudian siswa yang berada dilingkaran kecil diam
50
menit
76
di tempat. Sementara siswa yang berada di lingkaran
besar bergeser satu atau dua langkah searah jarum
jam.
8. Sekarang giliran siswa yang berada di lingkaran
besar yang membagai informasi. Demikian
seterusnya sampai seluruh siswa selesai berbagi
informasi.
3
C. Kegiatan akhir
1. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk
menanyakan hal-hal yang kurang dipahami
2. Guru bersama siswa menyimpulkan materi yang
didiskusikan
3. Guru memberikan soal tes
4. Guru menutup pelajaran
15
menit
E. Sumber Belajar
1. Buku IPA terpadu kelas VIII, buku-buka yang relevan lainnya.
F. Penilaian
1. Jenis penilaian : uji kompetensi tertulis
2. Instrumen : pilihan ganda
77
Batukliang, April 2017
Guru Mapel Biologi Peneliti
Mulia Rasyidi, M.Pd Muh. Khaeruddin NIP: NIM: 151 115 068
Mengetahui
Kepala MTs Qudwatun Hasanah
Mulia Rasyidi, M.Pd NIP:
78
Lampiran 3
LEMBAR OBSERVASI KETERLAKSANAAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
SIKLUS I Beri tanda cek list (√) pada kolom “ya” jika langkah pembelajaran terlaksana dan pada kolom “tidak” jika langkah pembelajaran tidak terlaksana. Apabila langkah pembelajaran terlaksana (ya) maka diberi skor 1, dan tidak terlaksana (tidak) maka diberi 0.
No Kegiatan
Keterlaksanaan
Ya Tidak
1
A. Kegiatan awal
1. Guru membuka pelajaran dengan mengucap salam √
2. Guru mengecek kehadiran siswa √
3. Guru memberikan apersepsi √
4. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran √
5. Guru menjelaskan strategi pembelajaran √
2
B. Kegiatan inti
1. Guru menyajikan informasi kepada siswa tentang materi
pelajaran menggunakan model IOC (inside outside circle)
√
2. Guru membagi siswa menjadi 4 kelompok √
3. Guru memberikan ringkasan materi √
4. Guru membimbing siswa melakukan diskusi √
5. Guru meminta siswa melakukan lingkaran kecil dan
lingkaran besar sesuai kelompok.
√
6. Dua siswa yang berpasangan dilingkaran kecil dan besar
berbagi informasi. Pertukaran informasi ini dilakukan
oleh semua pasangan dalam waktu yang bersamaan
√
7. Kemudian siswa yang berada dilingkaran kecil diam di
tempat. Sementara siswa yang berada di lingkaran besar
√
79
bergeser satu atau dua langkah searah jarum jam
8. Sekarang giliran siswa yang berada di lingkaran besar
yang membagai informasi. Demikian seterusnya sampai
seluruh siswa selesai berbagi informasi
√
3
C. Kegiatan akhir
1. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk
menanyakan hal-hal yang kurang dipahami
√
2. Guru bersama siswa menyimpulkan materi yang
didiskusikan
√
3. Guru memberikan soal tes √
4. Guru menutup pelajaran √
Batukliang, April 2017
Observer
Mulia Rasyidi, M.Pd NIP:
80
LEMBAR OBSERVASI KETERLAKSANAAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
SIKLUS II Beri tanda cek list (√) pada kolom “ya” jika langkah pembelajaran terlaksana dan pada kolom “tidak” jika langkah pembelajaran tidak terlaksana. Apabila langkah pembelajaran terlaksana (ya) maka diberi skor 1, dan tidak terlaksana (tidak) maka diberi 0.
No Kegiatan
Keterlaksanaan
Ya Tidak
1
A. Kegiatan awal
1. Guru membuka pelajaran dengan mengucap salam √
2. Guru mengecek kehadiran siswa √
3. Guru memberikan apersepsi √
4. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran √
5. Guru menjelaskan strategi pembelajaran √
2
B. Kegiatan inti
1. Guru menyajikan informasi kepada siswa tentang materi
pelajaran menggunakan model IOC (inside outside
circle)
√
2. Guru membagi siswa menjadi 4 kelompok √
3. Guru memberikan ringkasan materi √
4. Guru membimbing siswa melakukan diskusi √
5. Guru meminta siswa melakukan lingkaran kecil dan
lingkaran besar sesuai kelompok
√
6. Dua siswa yang berpasangan dilingkaran kecil dan besar
berbagi informasi. Pertukaran informasi ini dilakukan
oleh semua pasangan dalam waktu yang bersamaan
√
7. Kemudian siswa yang berada dilingkaran kecil diam di
tempat. Sementara siswa yang berada di lingkaran besar
bergeser satu atau dua langkah searah jarum jam.
√
81
8. Sekarang giliran siswa yang berada di lingkaran besar
yang membagai informasi. Demikian seterusnya sampai
seluruh siswa selesai berbagi informasi
√
3
C. Kegiatan akhir
1. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk
menanyakan hal-hal yang kurang dipahami
√
2. Guru bersama siswa menyimpulkan materi yang
didiskusikan
√
3. Guru memberikan soal tes √
4. Guru menutup pelajaran √
Batukliang, April 2017
Observer
Mulia Rasyidi, M.Pd NIP:
82
Lampiran 4
Soal Tes Hasil Belajar Sistem Pencernaan
Silanglah ( X ) huruf A, B, C, atau D di depan dengan jawaban yang tepat.
1. Urutan saluran pencernaan manusia yang benar adalah ....
a. Mulut, lambung, kerongkongan, usus halus, dan usus besar
b. Mulut, kerongkongan, usus halus, usus besar, dan lambung
c. Mulut, kerongkongan, lambung, usus besar, dan usus halus
d. Mulut, kerongkongan, lambung, usus halus, dan usus besar
2. Setelah melalui lambung, makanan akan masuk ke dalam ....
a. Kerongkongan
b. Jejunum
c. Duodenum
d. Hepar
3. Berikut yang terjadi dalam usus besar saat proses pencernaan makanan
adalah ….
a. Membunuh kuman-kuman yang masuk dengan makanan
b. Penyerapan air dan pembusukkan sisa-sisa makanan
c. Pencernaan karbohidrat dan lemak
d. Pelarutan vitamin yang larut dalam air
4. Bagian usus halus yang berfungsi sebagai tempat penyerapan sari-sari
makanan adalah....
a. Ileum
b. Jejunum
c. Duodenum
d. Rektum
5. Enzim pencernaan berikut ini yang dihasilkan di pankreas adalah....
a. Pepsin
b. Tripsin
c. Renin
d. Ptyalin
83
6. Zat makanan berikut yang dapat lansung diserap tubuh tanpa harus melalui
proses pencernaan adalah....
a. Mineral dan vitamin
b. Lemak dan mineral
c. Lemak dan protein
d. Vitamin dan karbohidrat
7. Zat makanan yang tidak berperan sebagai sumber energi adalah....
a. Karbohidrat
b. Protein
c. Lemak
d. Mineral
8. Zat makanan yang berfungsi sebagai pembangun tubuh adalah....
a. Vitamin
b. Mineral
c. Karbohidrat
d. Protein
9. Pernyataan berikut ini adalah fungsi lemak bagi tubuh, kecuali ….
a. Sumber energi
b. Cadangan makanan
c. Pembangun enzim
d. Pelarut vitamin A, D, E, dan K
10. Makanan berikut ini yang mempunyai mengandung protein nabati....
a. Tahu, tempe, ikan
b. Daging, kedelai, tahu
c. Kacang, tempe, tahu
d. Kedelai, susu, telur
84
Kunci jawaban soal tes hasil belajar
1. D
2. C
3. B
4. A
5. B
6. A
7. D
8. D
9. C
10. C
85
Lampiran 5
Analisa Hasil Evaluasi Belajar Siklus I
NO Nama Siswa
No Soal dan Skor Jum skor
Nilai Ket
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 Adek Rizky. S
1 1 1 0 0 1 1 0 0 1 6 60 TT
2 M. Ramdani
1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 7 70 T
3 M. Rendi .G
0 1 1 0 0 1 0 1 1 1 6 60 TT
4 Fahriatun 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 7 70 TT 5 Veni
Marlina 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 7 70 TT
6 Sholatiah 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 7 70 TT 7 Miftahul. J 1 0 1 0 1 0 1 1 0 1 6 60 TT
8 Widiatul . W
1 0 1 1 0 1 0 0 1 1 6 60 TT
9 M. Rodi. I 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 7 70 TT
10 Hendri Riski
1 0 1 0 1 1 1 0 1 0 6 60 TT
11 Endang .Y 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 7 70 T 12 Retno
Puspa 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 7 70 T
13 Sulasni. P 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 8 80 T 14 Laela
Pitriani 0 1 0 1 0 1 0 0 1 1 5 50 TT
15 Hamzan 1 1 1 0 0 0 1 0 1 0 5 50 TT 16 Jasmihardi 1 0 1 0 0 1 1 0 1 1 6 60 TT 17 Ishak 1 1 0 0 1 0 1 0 1 1 6 60 TT 18 Aditia
Saputra 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 5 50 TT
19 Wulidan .A.M
1 0 0 0 1 1 0 0 1 0 4 40 TT
20 Abdul Sanjaya
1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 7 70 T
Total skor siswa 1250 Jumlah Siswa 20
KKM 65 Tuntas 5
Tidak Tuntas 15
Nilai Tertinggi 80
Nilai Terendah 40
Nilai Rata-rata Kelas 62,5 Prsentase Ketuntasan Kelas 25 %
86
a. Nilai rata-rata
NR = �
Keterangan : NR = Nilai Rata-rata NA = Nilai Akhir SN = Jumlah siswa.
NR = 1250
20 = 62,5
b. Penentuan tingkat ketuntasan belajar individu
PK = �
x 100 %
Keterangan PK : Prsentasi ketuntasan individu SP : Skor yang diperoleh siswa SM : Skor maksimum
PK = 6
10 x 100%
= 60
c. Penentuan tin gkat belajar klasikal
TBK = x 100 %
Keterangan : TBK = Tuntas belajar klasikal N = Banyak siswa yang memperoleh nilai SN = Jumlah siswa keseluruhan
TBK =5
20 x 100 %
= 25
87
Data hasil observasi RPP
(Rencana keterlaksanaan pembelajaran)
Jumlah langkah
pembelajaran
Langkah pembelajaran yang
terlaksaana
Keterangan
17 Jumlah prsentase
Cukup baik 13 76,4 %
Keterlaksanaan RPP = x 100 %
Keterangan : X = Jumlah langkah pembelajaran yang terlaksana Y = Total langkah pembelajaran yang harus dilaksanakan.
Keterlaksanaan RPP = 13
17 x 100 %
= 76,4 %
88
Analisa Hasil Evaluasi Belajar Siklus II
NO
Nama Siswa
No Soal dan Skor Jum skor
Nilai Ket
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 Adek Rizky. S
1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 7 70 T
2 M.Ramdani
1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 8 80 T
3 M. Rendi .G
0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 7 70 T
4 Fahriatun 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 7 70 T 5 Veni
Marlina 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 7 70 T
6 Sholatiah 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 7 70 T 7 Miftahul. J 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 8 80 T
8 Widiatul . W
1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 7 70 T
M. Rodi. I 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 7 70 T
10 Hendri Riski
1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 8 80 T
11 Endang .Y 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 7 70 T 12 Retno
Puspa 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 7 70 T
13 Sulasni. P 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 8 80 T 14 Laela . P 0 1 0 1 0 1 0 1 1 1 6 60 TT
15 Hamzan 1 1 1 0 0 0 1 0 1 0 5 50 TT 16 Jasmihardi 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 7 70 T 17 Ishak 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 7 70 T 18 Aditia
Saputra 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 7 70 T
19 Wulidan .A.M
1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 8 80 T
20 Abdul Sanjaya
1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 7 70 T
Total skor siswa 1420 Jumlah Siswa 20
KKM 65 Tuntas 18
Tidak Tuntas 2
Nilai Tertinggi 80
Nilai Terendah 50
Nilai Rata-rata Kelas 71 Prsentase Ketuntasan Kelas 90 %
89
a. Nilai rata-rata
NR = �
Keterangan : NR = Nilai Rata-rata NA = Nilai Akhir SN = Jumlah siswa.
NR = 1420
20 = 71
b. Penentuan tingkat ketuntasan belajar individu
PK = �
x 100 %
Keterangan PK : Prsentasi ketuntasan individu SP : Skor yang diperoleh siswa SM : Skor maksimum
PK = 7
10 x 100%
= 70
c. Penentuan tingkat belajar klasikal
TBK = x 100 %
Keterangan : TBK = Tuntas belajar klasikal N = Banyak siswa yang memperoleh nilai SN = Jumlah siswa keseluruhan
TBK =18
20 x 100 %
= 90 %
90
Data hasil observasi RPP (Rencana keterlaksanaan pembelajaran)
Jumlah langkah
pembelajaran
Langkah pembelajaran yang
terlaksaana
Keterangan
17 Jumlah prsentase
Sangat baik 16 94%
Keterlaksanaan RPP = x 100 %
Keterangan : X = Jumlah langkah pembelajaran yang terlaksana Y = Total langkah pembelajaran yang harus dilaksanakan.
Keterlaksanaan RPP = 16
17 x 100 %
= 94 %
91
Lampiran 6
Dokumentasi
1. Guru sedang menjelaskan tujuan pembelajaran pada tanggal 02 april 2018
2. Siswa sedang berdiskusi dengan kelompok kecil pada tanggal 02 April 2018
92
3. Siswa saat sedang melakukan proses pembelajaran inside outside circle pada
tanggal 02 April 2018
93
94
95
96
97
98
99
100