1229041057_a muh rifai s

59
MAKALAH JARINGAN INTERNET IP ADDRESS DAN SUBNETTING A MUH RIFAI S 1229041057 PTIK 04 2012 PRODI PENDIDIKAN TEKNIK INFORMATIKA DAN KOMPUTER JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR

Upload: andi-muh-rifai

Post on 20-Jan-2016

44 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Routing

TRANSCRIPT

Page 1: 1229041057_A MUH RIFAI S

MAKALAH JARINGAN INTERNET

IP ADDRESS DAN SUBNETTING

A MUH RIFAI S

1229041057

PTIK 04 2012

PRODI PENDIDIKAN TEKNIK INFORMATIKA DAN KOMPUTER

JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR

2014

Page 2: 1229041057_A MUH RIFAI S

KATA PENGANTAR

     Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan

rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya lah saya dapat menyelesaikan

makalah dengan judul IP Address dan Subnetting.

Saya sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah

wawasan serta pengetahuan kita mengenai standar dan protocol. Saya juga

menyadari sepenuhnya bahwa di dalam tugas ini terdapat kekurangan-kekurangan

dan jauh dari apa yang diharapkan. Untuk itu, saya berharap adanya kritik, saran

dan usulan demi perbaikan di masa yang akan datang, mengingat tidak ada

sesuatu yang sempurna tanpa sarana yang membangun.

      Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang

membacanya. Sekiranya makalah yang telah disusun ini dapat berguna bagi saya

sendiri maupun orang yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila

terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan kami memohon kritik dan

saran yang membangun demi perbaikan di masa depan. 

Makassar, 6 Maret 2014

Penyusun

IP Address dan Subnetting | i

Page 3: 1229041057_A MUH RIFAI S

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR i

DAFTAR ISI ii

BAB 1 PEDAHULUAN 1

1. Latar Belakang 1

1. Tujuan 1

BAB 2 PEMBAHASAN 2

1. Sejarah IP Address 2

2. Pengertian IP Address 3

3. IPv4 4

4. IPv6 17

5. Perbandingan IPv4 dan IPv6 25

6. Subnetting 26

BAB 3 PENUTUP 36

1. Kesimpulan 36

DAFTAR PUSTAKA

IP Address dan Subnetting | ii

Page 4: 1229041057_A MUH RIFAI S

BAB 1

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

IP Address bisa diartikan sebagai alamat identifikasi yang digunakan untuk setiap komputer host dalam sebuah jaringan Internet. IP Address biasanya menggunakan angka biner, dan angka biner yang digunakan antara 32 bit sampai dengan 128 bit. Apabila ingin berkomunikasi dengan komputer lain, maka komputer itu harus memiliki suatu address yang unik, yang berbeda dengan address komputer lain.

Hal yang perlu diperhatikan juga dalam berkomunikasi dengan internet adalah komputer itu harus memiliki IP address yang legal, maksud legal disini adalah bahwa alamat IP itu dikenali semua router yang ada di dunia selain itu alamat IP dalam computer tersebut tidak ada duplikatnya di tempat lainnya.

Apablia komputer itu tidak mengunakan IP address legal atau biasa disebut juga dengan masalah routing, dan masalah tersebut tidak segera diselesaikan maka akan terjadi masalah ketika sistem kita sedang mengirim paket data ke system lainnya, di dalam system tujuan itu tidak akan bisa mengembalikan paket data tersebut, sehingga komunikasi pun tidak akan berjalan.

Dalam berkomunikasi di Internet/antar jaringan komputer dibutuhkan gateway/router sebagai jembatan yang menghubungkan simpul-simpul antar jaringan sehingga paket data bisa diantar sampai ke tujuan.

2. Tujuan- Mengetahui tentang IP address - Mengetahui versi-versi IP address- Mengetahui cara subnetting

IP Address dan Subnetting | 1

Page 5: 1229041057_A MUH RIFAI S

BAB 2PEMBAHASAN

1. Sejarah IP Address 1969 - 1989 IMP (Interface Message Processor)

Sebelum kelahiran dan penggunaan dari IP Address versi 4, sebelumnya untuk menghubungkan sebuah komputer dengan komputer lainnya menggunakan sebuah pengalamatan yang menjadi nenek moyang dari IP Address. Dalam Project ARPANET (Advanced Research Project Agency Network) untuk mengkoneksikan para peserta project ke dalam project ARPANET, mereka menggunakan IMP atau Interface Message Processor. IMP ini digunakan sebagai pengalamatan dari komputer yang terkoneksi. Ada sebuah varian dari IMP yang disebut TIP yang menghubungkan terminal dan bukan untuk jaringan komputer. IMP ini di gunakan mulai tahun 1969 - 1989, kurang lebih selama 2 dasawarsa sistem IMP di gunakan sebelum akhirnya di gantikan oleh IP Address Versi 4. IMP ini terdokumentasi di RFC 1 (request for command). RFC adalah sebuah memorandum yang diterbitkan oleh Internet Engineering Task Force (IETF) menjelaskan tentang metode, perilaku, penelitian, atau inovasi berlaku untuk kerja dari Internet dan system yang terhubung di Internet. IMP ini memiliki kapasitas 5 bit address.

1977 - 1979 IP Address versi 1, 2, 3Internet Protocol di definisikan menurut RFC 791. Dan di dalam versi

RFC 791, yang di jelaskan adalah IP Address versi 1. Ini membuktikan kalau sebelum versi 4, terlebih dahulu ada versi 1, 2, dan 3. Tetapi menurut sejarah dari RFC dan yang ada , IP Address versi 1, 2, dan 3 adalah IP Address percobaan. IP sebelum Ipv4, adalah IP Address versi experiment yang di gunakan sebagai bahan evaluasi pengembangan sistem pengalamatan pengganti IMP.

1989 – SekarangIPv4

Setelah melakukan experiment, akhirnya Ipv4 yang di gunakan secara luas dan di publish ke umum. Setelah sebelumnya mengalami pengembangan sejak versi 1, 2, dan 3. IP address ini dikembangkan sejak 1977- 1979. Dan sejak 1989 IP Address versi 4, resmi di gunakan sebagai sistem pengalamatan pengganti dari IMP. IPv4 adalah sebuah jenis pengalamatan jaringan yang digunakan dalam protocol jaringan TCP/IP untuk komunikasi antar node-nya, format alamat dalam Internet dinyatakan dalam nomor 32-bit (RFC1166) dan dibagi atas 4 kelompok dan setiap kelompoknya terdiri dari 8-bit atau octet, yang masih digunakan sampai hari ini.

IPv6

IP Address dan Subnetting | 2

Page 6: 1229041057_A MUH RIFAI S

Seiring dengan pertumbuhan Internet yang sangat pesat di seluruh dunia yang menyebabkan IPv4 dengan format 32-bit tidak bisa lagi menampung kebutuhan pengalamatan internet setelah jangka 20 tahun kedepan. Dari hasil riset  dan perhitungan pakar IETF menyebutkan dengan hanya 32-bit format address hanya bisa menampung kurang lebih 4 milliar host di dunia ini. Pada tahun 1992 IETF selaku komunitas terbuka Internet membuka diskusi untuk mengatasi masalah ini dengan mencari format IP generasi selanjutnya setelah IPv4, setelah  pembahasan yang panjang, baru pada tahun 1995 ditetapkan melalui RFC2460 IPv6 sebagai IP generasi berikutnya (Next generation yang biasa disebut IPng) yang dapat menampung sekitar 340 milliar trilliun bahkan lebih host address, bisa diibaratkan bila semua manusia di dunia ini membutuhkan IP maka IPv6 itu juga belum akan habis (lebay sedikit J). Pengembangan IPv6 ini sudah dilakukan banyak pihak diseluruh dunia seperti Internet Service Provider, Internet Exchange Point, militer, dan Universitas. Tetapi sebelum Ipv6, terlebih dahulu di kenal Ipv5. Ipv5, ini tidak diperkenalkan ke kalangan umum, karena di gunakan sebagai experiment dan sampai sekarang juga masih bersifat experiment. Ipv5 ini juga memiliki nama lain,Internet Stream protocol (ST). Ipv5 ini di definisikan di dalam RFC 1190. Protokol Ipv5 ini dikembangkan bukan bagian dari kelanjutan dari Ipv4, tetapi merupakan pelengkap dari Ipv4 untuk membawa traffic percakapan suara dan konferensi dengan garansi delay dan bandwidth. Status dari ISP ini dilanjutkan dengan ST2 di RFC 1819, dengan status eksperimental.

2. Pengertian IP AddressAlamat IP/IP Address (Internet Protocol Address atau sering disingkat IP)

adalah deretan angka biner antara 32-bit sampai 128-bit yang dipakai sebagai alamat identifikasi untuk tiap komputer host dalam jaringan Internet. Panjang dari angka ini adalah 32-bit (untuk IPv4 atau IP versi 4), dan 128-bit (untuk IPv6 atau IP versi 6) yang menunjukkan alamat dari komputer tersebut pada jaringan Internet berbasis TCP/IP.

Internet Protocol (IP) address adalah alamat numerik yang ditetapkan untuk sebuah komputer yang berpartisipasi dalam jaringan komputer yang memanfaatkan Internet Protocol untuk komunikasi antara node-nya. Walaupun alamat IP disimpan sebagai angka biner, mereka biasanya ditampilkan agar memudahkan manusia menggunakan notasi, seperti 208.77.188.166 (untuk IPv4), dan 2001: db8: 0:1234:0:567:1:1 (untuk IPv6). Peran alamat IP adalah sebagai berikut: "Sebuah nama menunjukkan apa yang kita mencari. Sebuah alamat menunjukkan di mana ia berada. Sebuah route menunjukkan bagaimana menuju ke sana."

Perancang awal dari TCP/IP menetapkan sebuah alamat IP sebagai nomor 32-bit, dan sistem ini, yang kini bernama Internet Protocol Version 4 (IPv4), masih digunakan hari ini. Namun, karena pertumbuhan yang besar dari Internet dan penipisan yang terjadi pada alamat IP, dikembangkan sistem baru (IPv6),

IP Address dan Subnetting | 3

Page 7: 1229041057_A MUH RIFAI S

menggunakan 128 bit untuk alamat, dikembangkan pada tahun 1995 dan terakhir oleh standar RFC 2460 pada tahun 1998.

Internet Protocol juga memiliki tugas routing paket data antara jaringan, alamat IP dan menentukan lokasi dari node sumber dan node tujuan dalam topologi dari sistem routing. Untuk tujuan ini, beberapa bit pada alamat IP yang digunakan untuk menunjuk sebuah subnetwork. Jumlah bit ini ditunjukkan dalam notasi CIDR, yang ditambahkan ke alamat IP, misalnya, 208.77.188.166/24.

Dengan pengembangan jaringan pribadi / private network, alamat IPv4 menjadi kekurangan, sekelompok alamat IP private dikhususkan oleh RFC 1918. Alamat IP private ini dapat digunakan oleh siapa saja di jaringan pribadi / private network. Mereka sering digunakan dengan Network Address Translation (NAT) untuk menyambung ke Internet umum global.

Internet Assigned Numbers Authority (IANA) yang mengelola alokasi alamat IP global. IANA bekerja bekerja sama dengan lima Regional Internet Registry (RIR)

3. IPv4Alamat IP versi 4 (sering disebut dengan Alamat IPv4) adalah sebuah jenis

pengalamatan jaringan yang digunakan di dalam protokol jaringan TCP/IP yang menggunakan protokol IP versi 4. Panjang totalnya adalah 32-bit, dan secara teoritis dapat mengalamati hingga 4 miliar host komputer atau lebih tepatnya 4.294.967.296 host di seluruh dunia, jumlah host tersebut didapatkan dari 256 (didapatkan dari 8 bit) dipangkat 4(karena terdapat 4 oktet) sehingga nilai maksimal dari alamat IP versi 4 tersebut adalah 255.255.255.255 dimana nilai dihitung dari nol sehingga nilai nilai host yang dapat ditampung adalah:

Bila host yang ada di seluruh dunia melebihi kuota tersebut maka dibuatlah IP versi 6 atau IPv6. Contoh alamat IP versi 4 adalah 192.168.0.3.

Alamat IP versi 4 umumnya diekspresikan dalam notasi desimal bertitik (dotted-decimal notation), yang dibagi ke dalam empat buah oktet berukuran 8-bit. Dalam beberapa buku referensi, format bentuknya adalah w.x.y.z. Karena setiap oktet berukuran 8-bit, maka nilainya berkisar antara 0 hingga 255 (meskipun begitu, terdapat beberapa pengecualian nilai).

Alamat IP yang dimiliki oleh sebuah host dapat dibagi dengan menggunakan subnet mask jaringan ke dalam dua buah bagian, yakni:

IP Address dan Subnetting | 4

256x256x256x256=4.294.967.296 host

Page 8: 1229041057_A MUH RIFAI S

Network Identifier/NetID atau Network Address (alamat jaringan) yang digunakan khusus untuk mengidentifikasikan alamat jaringan di mana host berada. Dalam banyak kasus, sebuah alamat network identifier adalah sama dengan segmen jaringan fisik dengan batasan yang dibuat dan didefinisikan oleh router IP. Meskipun demikian, ada beberapa kasus di mana beberapa jaringan logis terdapat di dalam sebuah segmen jaringan fisik yang sama dengan menggunakan sebuah praktek yang disebut sebagai multinetting. Semua sistem di dalam sebuah jaringan fisik yang sama harus memiliki alamat network identifier yang sama. Network identifier juga harus bersifat unik dalam sebuah Internetwork. Jika semua node di dalam jaringan logis yang sama tidak dikonfigurasikan dengan menggunakan network identifier yang sama, maka terjadilah masalah yang disebut dengan routing error.Alamat network identifier tidak boleh bernilai 0 atau 255.

Host Identifier/HostID atau Host address (alamat host) yang digunakan khusus untuk mengidentifikasikan alamat host (dapat berupa workstation, server atau sistem lainnya yang berbasis teknologi TCP/IP) di dalam jaringan. Nilai host identifier tidak boleh bernilai 0 atau 255 dan harus bersifat unik di dalam network identifier/segmen jaringan di mana ia berada.

Terdapat beberapa aturan dasar dalam menentukan network ID dan host ID yang hendak digunakan. Aturan tersebut adalah :

Network ID 127.0.0.1 tidak dapat digunakan karena ia secara default digunakan dalam keperluan ‘loop-back’. (‘Loop-Back’ adalah IP address yang digunakan komputer untuk menunjukan dirinya sendiri).

Host ID tidak boleh semua bitnya diset 1 (contoh klas A: 126.255.255.255), karena akan diartikan sebagai alamat broadcast. ID broadcast merupakan alamat yang mewakili seluruh anggota jaringan. Pengiriman paket ke alamat ini akan menyebabkan paket ini didengarkan oleh seluruh anggota network tersebut.

Network ID dan host ID tidak boleh sama dengan 0 (seluruh bit diset 0 seperti 0.0.0.0), Karena IP address dengan host ID 0 diartikan sebagai alamat network. Alamat network adalah alamat yang digunakan untuk menunjuk suatu jaringan, dan tidak menunjukan suatu host.

Host ID harus unik dalam suatu network (dalam satu network, tidak boleh ada dua host dengan host ID yang sama).

Aturan lain yang menjadi panduan network engineering dalam menetapkan IP Address yang dipergunakan dalam jaringan lokal adalah sebagai berikut:

IP Address dan Subnetting | 5

Page 9: 1229041057_A MUH RIFAI S

0.0.0.0/8 0.0.0.1 s.d. 0.255.255.254 Hosts/Net: 16.777.214

10.0.0.0/8 10.0.0.1 s.d. 10.255.255.254 Hosts/Net: 16.777.214

127.0.0.0/8 127.0.0.1 s.d. 127.255.255.254 Hosts/Net: 16.777.214

172.16.0.0/12 172.16.0.1 s.d.172.31.255.254 Hosts/Net: 1.048.574 (Private Internet)

192.0.2.0/24 192.0.2.1 s.d. 192.0.2.254 Hosts/Net: 254

192.168.0.0/16 192.168.0.1 s.d.192.168.255.254 Hosts/Net: 65.534 (Private Internet)

169.254.0.0/16 169.254.0.1 s.d.169.254.255.254 Hosts/Net: 65.534

dan semua space dari klas D dan E dapat digunakan untuk IP Address local area network, karena IP ini tidak digunakan (di publish) di internet.

Kelas IP AddressDalam RFC 791, alamat IP versi 4 dibagi ke dalam beberapa kelas, dilihat

dari oktet pertamanya, seperti terlihat pada tabel. Sebenarnya yang menjadi pembeda kelas IP versi 4 adalah pola biner yang terdapat dalam oktet pertama (utamanya adalah bit-bit awal/high-order bit), tapi untuk lebih mudah mengingatnya, akan lebih cepat diingat dengan menggunakan representasi decimal

Kelas Alamat IP

Oktet pertama (desimal)

Oktet pertama (biner)

Digunakan oleh

Kelas A 1–126 0xxx xxxx Alamat unicast untuk jaringan skala besar

Kelas B 128–191 10xx xxxxAlamat unicast untuk jaringan skala menengah hingga skala besar

Kelas C 192–223 110x xxxx Alamat unicast untuk jaringan skala kecil

Kelas D 224–239 1110 xxxx Alamat multicast (bukan alamat unicast)

Kelas E 240–255 1111 xxxx Direservasikan;umumnya digunakan sebagai alamat percobaan (eksperimen);

IP Address dan Subnetting | 6

Page 10: 1229041057_A MUH RIFAI S

(bukan alamat unicast)

Kelas A

Alamat-alamat kelas A diberikan untuk jaringan skala besar. Nomor urut bit tertinggi di dalam alamat IP kelas A selalu diset dengan nilai 0 (nol). Tujuh bit berikutnya—untuk melengkapi oktet pertama—akan membuat sebuah network identifier. 24 bit sisanya (atau tiga oktet terakhir) merepresentasikan host identifier. Ini mengizinkan kelas A memiliki hingga 126 jaringan, dan 16,777,214 host tiap jaringannya. Alamat dengan oktet awal 127 tidak diizinkan, karena digunakan untuk mekanisme Interprocess Communication (IPC) di dalam mesin yang bersangkutan.

Format : 0nnnnnnn.hhhhhhhh.hhhhhhhh.hhhhhhhh

Bit pertama : 0

Panjang NetID : 8 bit

Panjang HostID : 24 bit

Byte pertama : 0-127

Jumlah : 126 Kelas A (0 dan 127 dicadangkan)

Range IP : 1.xxx.xxx.xxx sampai 126.xxx.xxx.xxx

Jumlah IP : 16.777.214 IP Address pada setiap Kelas A

Dekripsi : Diberikan untuk jaringan dengan jumlah host yang besar

Kelas B

Alamat-alamat kelas B dikhususkan untuk jaringan skala menengah hingga skala besar. Dua bit pertama di dalam oktet pertama alamat IP kelas B selalu diset ke bilangan biner 10. 14 bit berikutnya (untuk melengkapi dua oktet pertama), akan membuat sebuah network identifier. 16 bit sisanya (dua oktet terakhir) merepresentasikan host identifier. Kelas B dapat memiliki 16,384 network, dan 65,534 host untuk setiap network-nya.

Format : 10nnnnnn.nnnnnnnn.hhhhhhhh.hhhhhhhh

Bit pertama : 10

Panjang NetID : 16 bit

Panjang HostID : 16 bit

Byte pertama : 128-191

IP Address dan Subnetting | 7

Page 11: 1229041057_A MUH RIFAI S

Jumlah : 16.384 Kelas B

Range IP : 128.0.xxx.xxx sampai 191.155.xxx.xxx

Jumlah IP : 65.532 IP Address pada setiap Kelas B

Deskripsi : Dialokasikan untuk jaringan besar dan sedang

Kelas C

Alamat IP kelas C digunakan untuk jaringan berskala kecil. Tiga bit pertama di dalam oktet pertama alamat kelas C selalu diset ke nilai biner 110. 21 bit selanjutnya (untuk melengkapi tiga oktet pertama) akan membentuk sebuah network identifier. 8 bit sisanya (sebagai oktet terakhir) akan merepresentasikan host identifier. Ini memungkinkan pembuatan total 2,097,152 buah network, dan 254 host untuk setiap network-nya. Format : 110nnnnn.nnnnnnnn.nnnnnnnn.hhhhhhhh

Bit pertama : 110

Panjang NetID : 24 bit

Panjang HostID : 8 bit

Byte pertama : 192-223

Jumlah : 2.097.152 Kelas C

Range IP : 1.xxx.xxx.xxx sampai 223.255.255.xxx

Jumlah IP : 254 IP Address pada setiap Kelas C

Deskripsi : Digunakan untuk jaringan berukuran kecil

Kelas D

Alamat IP kelas D disediakan hanya untuk alamat-alamat IP multicast, namun berbeda dengan tiga kelas di atas. Empat bit pertama di dalam IP kelas D selalu diset ke bilangan biner 1110. 28bit sisanya digunakan sebagai alamat yang dapat digunakan untuk mengenali host. Untuk lebih jelas mengenal alamat ini, lihat pada bagian Alamat Multicast IPv4.

Format : 1110mmmm.mmmmmmm. mmmmmmm. mmmmmmm

Bit pertama : 1110

Bit multicast : 28 bit

Byte inisial : 224-247

Deskripsi : Kelas D digunakan untuk keperluan IP multicasting (RFC 1112)

IP Address dan Subnetting | 8

Page 12: 1229041057_A MUH RIFAI S

Kelas E

Alamat IP kelas E disediakan sebagai alamat yang bersifat "eksperimental" atau percobaan dan dicadangkan untuk digunakan pada masa depan. Empat bit pertama selalu diset kepada bilanganbiner 1111. 28 bit sisanya digunakan sebagai alamat yang dapat digunakan untuk mengenali host.

Format : 1111rrrr.rrrrrrrr. rrrrrrrr. rrrrrrrr

Bit pertama : 1111

Bit cadangan : 28 bit

Byte inisial : 248-255

Deskripsi : Kelas E dicadangkan untuk keperluan eksperimental.

Kelas Alamat

Nilai oktet pertama

Bagian untuk Network Identifier

Bagian untuk Host Identifier

Jumlah jaringan maksimum

Jumlah host dalam satu jaringan maksimum

Kelas A 1–126 W X.Y.Z 126 16,777,214

IP Address dan Subnetting | 9

Page 13: 1229041057_A MUH RIFAI S

Kelas B 128–191 W.X Y.Z 16,384 65,534

Kelas C 192–223 W.X.Y Z 2,097,152 254

Kelas D 224-239 Multicast IP Address Multicast IP AddressMulticast IP Address

Multicast IP Address

Kelas E 240-255Dicadangkan; eksperimen

Dicadangkan; eksperimen

Dicadangkan; eksperimen

Dicadangkan; eksperimen

Jenis-Jenis Alamat IPv4

Alamat Unicast

Alamat unicast merupakan alamat IP yang digunakan oleh host-host yang terhubung dalam suatu jaringan. Karakteristik alamat ini adalah untuk berkomunikasi satu titik dengan satu titik (one-to-one), setiap komunikasi atau transmisi data yang menuju ke suatu titik atau alamat unicast yang lainnya akan memakai satu jalur data, sehingga jika berkomunikasi dengan beberapa titik sekaligus akan menambah jalur data yang dipakai.

Setiap antarmuka jaringan yang menggunakan protokol TCP/IP harus diidentifikasikan dengan menggunakan sebuah alamat logis yang unik, yang disebut dengan alamat unicast (unicast address). Alamat unicast disebut sebagai alamat logis karena alamat ini merupakan alamat yang diterapkan pada lapisan jaringan dalam DARPA Reference Model dan tidak memiliki relasi yang langsung dengan alamat yang digunakan pada lapisan antarmuka

IP Address dan Subnetting | 10

Page 14: 1229041057_A MUH RIFAI S

jaringan dalam DARPA Reference Model. Sebagai contoh, alamat unicast dapat ditetapkan ke sebuah host dengan antarmuka jaringan dengan teknologi Ethernet, yang memiliki alamat MAC sepanjang 48-bit.

Alamat unicast inilah yang harus digunakan oleh semua host TCP/IP agar dapat saling terhubung. Komponen alamat ini terbagi menjadi dua jenis, yakni alamat host (host identifier) dan alamat jaringan (network identifier).

Alamat unicast menggunakan kelas A, B, dan C dari kelas-kelas alamat IP yang telah disebutkan sebelumnya, sehingga ruang alamatnya adalah dari 1.x.y.z hingga 223.x.y.z. Sebuah alamat unicast dibedakan dengan alamat lainnya dengan menggunakan skema subnet mask.

Jika ada sebuah intranet tidak yang terkoneksi ke Internet, semua alamat IP dalam ruangan kelas alamat unicast dapat digunakan. Jika koneksi dilakukan secara langsung (dengan menggunakan teknik routing) atau secara tidak langsung (dengan menggunakan proxy server), maka ada dua jenis alamat yang dapat digunakan di dalam Internet, yaitu public address (alamat publik) danprivate address (alamat pribadi).Berikut jenis-jenis alamat unicast

Alamat publik

Alamat publik adalah alamat-alamat yang telah ditetapkan oleh InterNIC dan berisi beberapa buah network identifier yang telah dijamin unik (artinya, tidak ada dua host yang menggunakan alamat yang sama) jika intranet tersebut telah terhubung ke Internet.

Ketika beberapa alamat publik telah ditetapkan, maka beberapa rute dapat diprogram ke dalam sebuah router sehingga lalu lintas data yang menuju alamat publik tersebut dapat mencapai lokasinya. Di Internet, lalu lintas ke sebuah alamat publik tujuan dapat dicapai, selama masih terkoneksi dengan Internet.

Alamat ilegal

Intranet-intranet pribadi yang tidak memiliki kemauan untuk mengoneksikan intranetnya ke Internet dapat memilih alamat apapun yang mereka mau, meskipun menggunakan alamat publik yang telah ditetapkan oleh InterNIC. Jika sebuah organisasi selanjutnya memutuskan untuk menghubungkan intranetnya ke Internet, skema alamat yang digunakannya mungkin dapat mengandung alamat-alamat yang mungkin telah ditetapkan oleh InterNIC atau organisasi lainnya. Alamat-alamat tersebut dapat menjadi konflik antara satu dan lainnya, sehingga disebut juga dengan illegal address, yang tidak dapat dihubungi oleh host lainnya.

IP Address dan Subnetting | 11

Page 15: 1229041057_A MUH RIFAI S

Alamat Privat

Setiap node IP membutuhkan sebuah alamat IP yang secara global unik terhadap Internetwork IP. Pada kasus Internet, setiap node di dalam sebuah jaringan yang terhubung ke Internet akan membutuhkan sebuah alamat yang unik secara global terhadap Internet. Karena perkembangan Internet yang sangat amat pesat, organisasi-organisasi yang menghubungkan intranet miliknya ke Internet membutuhkan sebuah alamat publik untuk setiap node di dalam intranet miliknya tersebut. Tentu saja, hal ini akan membutuhkan sebuah alamat publik yang unik secara global.

Ketika menganalisis kebutuhan pengalamatan yang dibutuhkan oleh sebuah organisasi, para desainer Internet memiliki pemikiran yaitu bagi kebanyakan organisasi, kebanyakan host di dalam intranet organisasi tersebut tidak harus terhubung secara langsung ke Internet. Host-host yang membutuhkan sekumpulan layanan Internet, seperti halnya akses terhadap web atau e-mail, biasanya mengakses layanan Internet tersebut melalui gateway yang berjalan di atas lapisan aplikasi seperti proxy server atau e-mail server. Hasilnya, kebanyakan organisasi hanya membutuhkan alamat publik dalam jumlah sedikit saja yang nantinya digunakan oleh node-node tersebut (hanya untuk proxy, router, firewall, atau translator alamat jaringan) yang terhubung secara langsung ke Internet.

Untuk host-host di dalam sebuah organisasi yang tidak membutuhkan akses langsung ke Internet, alamat-alamat IP yang bukan duplikat dari alamat publik yang telah ditetapkan mutlak dibutuhkan. Untuk mengatasi masalah pengalamatan ini, para desainer Internet mereservasikan sebagian ruangan alamat IP dan menyebut bagian tersebut sebagai ruangan alamat pribadi. Sebuah alamat IP yang berada di dalam ruangan alamat pribadi tidak akan digunakan sebagai sebuah alamat publik. Alamat IP yang berada di dalam ruangan alamat pribadi dikenal juga denganalamat pribadi atau Private Address. Karena di antara ruangan alamat publik dan ruangan alamat pribadi tidak saling melakukan overlapping, maka alamat pribadi tidak akan menduplikasi alamat publik, dan tidak pula sebaliknya. Sebuah jaringan yang menggunakan alamat IP privat disebut juga dengan jaringan privat atau private network.

Ruangan alamat pribadi yang ditentukan di dalam RFC 1918 didefinisikan di dalam tiga blok alamat berikut:

- 10.0.0.0/8

Jaringan pribadi (private network) 10.0.0.0/8 merupakan sebuah network identifier kelas A yang mengizinkan alamat IP yang

IP Address dan Subnetting | 12

Page 16: 1229041057_A MUH RIFAI S

valid dari 10.0.0.1 hingga 10.255.255.254. Jaringan pribadi 10.0.0.0/8memiliki 24 bit host yang dapat digunakan untuk skema subnetting di dalam sebuah organisasi privat.

- 172.16.0.0/12

Jaringan pribadi 172.16.0.0/12 dapat diinterpretasikan sebagai sebuah block dari 16 network identifier kelas B atau sebagai sebuah ruangan alamat yang memiliki 20 bit yang dapat ditetapkan sebagai host identifier, yang dapat digunakan dengan menggunakan skema subnetting di dalam sebuah organisasi privat. Alamat jaringan privat 172.16.0.0/12 mengizinkan alamat-alamat IP yang valid dari 172.16.0.1 hingga 172.31.255.254.

- 192.168.0.0/16

Jaringan pribadi 192.168.0.0/16 dapat diinterpretasikan sebagai sebuah block dari 256 network identifier kelas C atau sebagai sebuah ruangan alamat yang memiliki 16 bit yang dapat ditetapkan sebagai host identifier yang dapat digunakan dengan menggunakan skema subnetting apapun di dalam sebuah organisasi privat. Alamat jaringan privat 192.168.0.0/16 dapat mendukung alamat-alamat IP yang valid dari 192.168.0.1 hingga 192.168.255.254.

Sementara itu ada juga sebuah ruang alamat yang digunakan untuk alamat IP privat dalam beberapa sistem operasi:

- 169.254.0.0/16

Alamat jaringan ini dapat digunakan sebagai alamat privat karena memang IANA mengalokasikan untuk tidak menggunakannya. Alamat IP yang mungkin dalam ruang alamat ini adalah169.254.0.1 hingga 169.254.255.254, dengan alamat subnet mask 255.255.0.0. Alamat ini digunakan sebagai alamat IP privat otomatis (dalam Windows, disebut dengan Automatic Private Internet Protocol Addressing (APIPA)).

Hasil dari penggunaan alamat-alamat privat ini oleh banyak organisasi adalah menghindari kehabisan dari alamat publik, mengingat pertumbuhan Internet yang sangat pesat.

Karena alamat-alamat IP di dalam ruangan alamat pribadi tidak akan ditetapkan oleh Internet Network Information Center (InterNIC) (atau badan lainnya yang memiliki otoritas) sebagai alamat publik, maka tidak akan pernah ada rute yang menuju ke alamat-alamat pribadi tersebut di dalam router Internet. Kompensasinya, alamat pribadi tidak dapat dijangkau dari Internet. Oleh karena itu, semua lalu lintas dari sebuah host yang

IP Address dan Subnetting | 13

Page 17: 1229041057_A MUH RIFAI S

menggunakan sebuah alamat pribadi harus mengirim request tersebut ke sebuah gateway (seperti halnya proxy server), yang memiliki sebuah alamat publik yang valid, atau memiliki alamat pribadi yang telah ditranslasikan ke dalam sebuah alamat IP publik yang valid dengan menggunakan Network Address Translator (NAT) sebelum dikirimkan ke Internet.

Alamat IP Multicast (Multicast IP Address) adalah alamat yang digunakan untuk menyampaikan satu paket kepada banyak penerima. Dalam sebuah intranet yang memiliki alamat multicast IPv4, sebuah paket yang ditujukan ke sebuah alamat multicast akan diteruskan oleh router ke subjaringan di mana terdapat host-host yang sedang berada dalam kondisi "listening" terhadap lalu lintas jaringan yang dikirimkan ke alamat multicast tersebut. Dengan cara ini, alamat multicast pun menjadi cara yang efisien untuk mengirimkan paket data dari satu sumber ke beberapa tujuan untuk beberapa jenis komunikasi. Alamat multicast didefinisikan dalam RFC 1112.

Alamat-alamat multicast IPv4 didefinisikan dalam ruang alamat kelas D, yakni 224.0.0.0/4, yang berkisar dari 224.0.0.0 hingga 224.255.255.255. Prefiks alamat 224.0.0.0/24 (dari alamat 224.0.0.0 hingga 224.0.0.255) tidak dapat digunakan karena dicadangkan untuk digunakan oleh lalu lintas multicast dalam subnet lokal.

Alamat Multicast

Alamat multicast  merupakan alamat IPv4 yang didesain agar diproses oleh setiap node IP dalam segmen jaringan yang sama. Alamat broadcast digunakan dalam komunikasi one-to-everyone.

Alamat IP Multicast (Multicast IP Address) adalah alamat yang digunakan untuk menyampaikan satu paket kepada banyak penerima. Dalam sebuah intranet yang memiliki alamat multicast IPv4, sebuah paket yang ditujukan ke sebuah alamat multicast akan diteruskan oleh router ke subjaringan di mana

IP Address dan Subnetting | 14

Page 18: 1229041057_A MUH RIFAI S

terdapat host-host yang sedang berada dalam kondisi "listening" terhadap lalu lintas jaringan yang dikirimkan ke alamat multicast tersebut. Dengan cara ini, alamat multicast pun menjadi cara yang efisien untuk mengirimkan paket data dari satu sumber ke beberapa tujuan untuk beberapa jenis komunikasi. Alamat multicast didefinisikan dalam RFC 1112.

Alamat-alamat multicast IPv4 didefinisikan dalam ruang alamat kelas D, yakni 224.0.0.0/4, yang berkisar dari 224.0.0.0 hingga 224.255.255.255. Prefiks alamat 224.0.0.0/24 (dari alamat 224.0.0.0 hingga 224.0.0.255) tidak dapat digunakan karena dicadangkan untuk digunakan oleh lalu lintas multicast dalam subnet lokal.

Alamat BroadcastAlamat broadcast merupakan alamat IPv4 yang didesain agar diproses

oleh satu atau beberapa node dalam segmen jaringan yang sama atau berbeda. Alamat multicast digunakan dalam komunikasi one-to-many.

Alamat broadcast untuk IP versi 4 digunakan untuk menyampaikan paket-paket data "satu-untuk-semua". Jika sebuah host pengirim yang hendak mengirimkan paket data dengan tujuan alamatbroadcast, maka semua node yang terdapat di dalam segmen jaringan tersebut akan menerima paket tersebut dan memprosesnya. Berbeda dengan alamat IP unicast atau alamat IP multicast, alamat IP broadcast hanya dapat digunakan sebagai alamat tujuan saja, sehingga tidak dapat digunakan sebagai alamat sumber.

Ada empat buah jenis alamat IP broadcast, yakni network broadcast, subnet broadcast, all-subnets-directed broadcast, dan Limited Broadcast. Untuk setiap jenis alamat broadcast tersebut, paket IP broadcast akan

IP Address dan Subnetting | 15

Page 19: 1229041057_A MUH RIFAI S

dialamatkan kepada lapisan antarmuka jaringan dengan menggunakan alamat broadcast yang dimiliki oleh teknologi antarmuka jaringan yang digunakan. Sebagai contoh, untuk jaringan Ethernet dan Token Ring, semua paket broadcast IP akan dikirimkan ke alamat broadcast Ethernet dan Token Ring, yakni 0xFF-FF-FF-FF-FF-FF.

Network Broadcast

Alamat network broadcast IPv4 adalah alamat yang dibentuk dengan cara mengeset semua bit host menjadi 1 dalam sebuah alamat yang menggunakan kelas (classful). Contohnya adalah, dalam NetID 131.107.0.0/16, alamat broadcast-nya adalah 131.107.255.255. Alamat network broadcast digunakan untuk mengirimkan sebuah paket untuk semua host yang terdapat di dalam sebuah jaringan yang berbasis kelas. Router tidak dapat meneruskan paket-paket yang ditujukan dengan alamat network broadcast.

Subnet broadcast

Alamat subnet broadcast adalah alamat yang dibentuk dengan cara mengeset semua bit host menjadi 1 dalam sebuah alamat yang tidak menggunakan kelas (classless). Sebagai contoh, dalam NetID 131.107.26.0/24, alamat broadcast-nya adalah 131.107.26.255. Alamat subnet broadcast digunakan untuk mengirimkan paket ke semua host dalam sebuah jaringan yang telah dibagi dengan cara subnetting, atau supernetting. Router tidak dapat meneruskan paket-paket yang ditujukan dengan alamat subnet broadcast.

Alamat subnet broadcast tidak terdapat di dalam sebuah jaringan yang menggunakan kelas alamat IP, sementara itu, alamat network broadcast tidak terdapat di dalam sebuah jaringan yang tidak menggunakan kelas alamat IP.

All-subnets-directed broadcast

Alamat IP ini adalah alamat broadcast yang dibentuk dengan mengeset semua bit-bit network identifier yang asli yang berbasis kelas menjadi 1 untuk sebuah jaringan dengan alamat tak berkelas (classless). Sebuah paket jaringan yang dialamatkan ke alamat ini akan disampaikan ke semua host dalam semua subnet yang dibentuk dari network identifer yang berbasis kelas yang asli. Contoh untuk alamat ini adalah untuk sebuah network identifier 131.107.26.0/24, alamat all-subnets-directed broadcast untuknya adalah 131.107.255.255. Dengan kata lain, alamat ini adalah alamat jaringan broadcast dari network identifier alamat berbasis kelas yang asli. Dalam contoh di atas, alamat 131.107.26.0/24 yang merupakan alamat kelas B, yang secara default memilikinetwork identifer 16, maka alamatnya adalah 131.107.255.255.

IP Address dan Subnetting | 16

Page 20: 1229041057_A MUH RIFAI S

Semua host dari sebuah jaringan dengan alamat tidak berkelas akan menengarkan dan memproses paket-paket yang dialamatkan ke alamat ini. RFC 922 mengharuskan router IP untuk meneruskan paket yang di-broadcast ke alamat ini ke semua subnet dalam jaringan berkelas yang asli. Meskipun demikian, hal ini belum banyak diimplementasikan.

Dengan banyaknya alamat network identifier yang tidak berkelas, maka alamat ini pun tidak relevan lagi dengan perkembangan jaringan. Menurut RFC 1812, penggunaan alamat jenis ini telah ditinggalkan.

Limited broadcast

Alamat ini adalah alamat yang dibentuk dengan mengeset semua 32 bit alamat IP versi 4 menjadi 1 (11111111111111111111111111111111 atau 255.255.255.255). Alamat ini digunakan ketika sebuah node IP harus melakukan penyampaian data secara one-to-everyone di dalam sebuah jaringan lokal tetapi ia belum mengetahui network identifier-nya. Contoh penggunaanya adalah ketika proses konfigurasi alamat secara otomatis dengan menggunakan Boot Protocol (BOOTP) atau Dynamic Host Configuration Protocol (DHCP). Sebagai contoh, dengan DHCP, sebuah klien DHCPharus menggunakan alamat ini untuk semua lalu lintas yang dikirimkan hingga server DHCP memberikan sewaan alamat IP kepadanya.

Semua host, yang berbasis kelas atau tanpa kelas akan mendengarkan dan memproses paket jaringan yang dialamatkan ke alamat ini. Meskipun kelihatannya dengan menggunakan alamat ini,paket jaringan akan dikirimkan ke semua node di dalam semua jaringan, ternyata hal ini hanya terjadi di dalam jaringan lokal saja, dan tidak akan pernah diteruskan oleh router IP, mengingat paket data dibatasi saja hanya dalam segmen jaringan lokal saja. Karenanya, alamat ini disebut sebagai limited broadcast.

4. IPv6

Alamat IP versi 6 (sering disebut sebagai alamat IPv6) adalah sebuah jenis pengalamatan jaringan yang digunakan di dalam protokol jaringan TCP/IP yang menggunakan protokol Internet versi 6. Panjang totalnya adalah 128-bit, dan secara teoritis dapat mengalamati hingga 2128=3,4 x 1038 host komputer di seluruh dunia. Contoh alamat IPv6 adalah21da:00d3:0000:2f3b:02aa:00ff:fe28:9c5a.

Berbeda dengan IPv4 yang hanya memiliki panjang 32-bit (jumlah total alamat yang dapat dicapainya mencapai 4,294,967,296 alamat), alamat IPv6 memiliki panjang 128-bit. IPv4, meskipun total alamatnya mencapai 4 miliar, pada kenyataannya tidak sampai 4 miliar alamat, karena ada beberapa limitasi,

IP Address dan Subnetting | 17

Page 21: 1229041057_A MUH RIFAI S

sehingga implementasinya saat ini hanya mencapai beberapa ratus juta saja. IPv6, yang memiliki panjang 128-bit, memiliki total alamat yang mungkin hingga 2128=3,4 x 1038 alamat. Total alamat yang sangat besar ini bertujuan untuk menyediakan ruang alamat yang tidak akan habis (hingga beberapa masa ke depan), dan membentuk infrastruktur routing yang disusun secara hierarkis, sehingga mengurangi kompleksitas proses routing dan tabel routing.

Sama seperti halnya IPv4, IPv6 juga mengizinkan adanya DHCPv6 Server sebagai pengelola alamat. Jika dalam IPv4 terdapat dynamic address dan static address, maka dalam IPv6, konfigurasi alamat dengan menggunakan DHCP Server dinamakan dengan stateful address configuration, sementara jika konfigurasi alamat IPv6 tanpa DHCP Server dinamakan dengan stateless address configuration.

Seperti halnya IPv4 yang menggunakan bit-bit pada tingkat tinggi (high-order bit) sebagai alamat jaringan sementara bit-bit pada tingkat rendah (low-order bit) sebagai alamat host, dalam IPv6 juga terjadi hal serupa. Dalam IPv6, bit-bit pada tingkat tinggi akan digunakan sebagai tanda pengenal jenis alamat IPv6, yang disebut dengan Format Prefix (FP). Dalam IPv6, tidak ada subnet mask, yang ada hanyalah Format Prefix.

Dalam IPv6, alamat 128-bit akan dibagi ke dalam 8 blok berukuran 16-bit, yang dapat dikonversikan ke dalam bilangan heksadesimal berukuran 4-digit. Setiap blok bilangan heksadesimal tersebut akan dipisahkan dengan tanda titik dua (:). Karenanya, format notasi yang digunakan oleh IPv6 juga sering disebut dengan colon-hexadecimal format, berbeda dengan IPv4 yang menggunakandotted-decimal format.

Berikut ini adalah contoh alamat IPv6 dalam bentuk bilangan biner:

00100001110110100000000011010011000000000000000000101111001110110000001010101010000000001111111111111110001010001001110001011010

Untuk menerjemahkannya ke dalam bentuk notasi colon-hexadecimal format, angka-angka biner di atas dibagi ke dalam 8 buah blok berukuran 16-bit:

0010000111011010 0000000011010011 0000000000000000 0010111100111011 0000001010101010 0000000011111111 1111111000101000 1001110001011010

IP Address dan Subnetting | 18

Page 22: 1229041057_A MUH RIFAI S

Lalu, setiap blok berukuran 16-bit tersebut dikonversikan ke dalam bilangan heksadesimal dan setiap bilangan heksadesimal tersebut dipisahkan dengan menggunakan tanda titik dua. Hasil konversinya adalah sebagai berikut:

21da:00d3:0000:2f3b:02aa:00ff:fe28:9c5a

Alamat di atas juga dapat disederhanakan lagi dengan membuang angka 0 pada awal setiap blok yang berukuran 16-bit di atas, dengan menyisakan satu digit terakhir. Dengan membuang angka 0, alamat di atas disederhanakan menjadi:

21da:d3:0:2f3b:2aa:ff:fe28:9c5a

Konvensi pengalamatan IPv6 juga mengizinkan penyederhanaan alamat lebih jauh lagi, yakni dengan membuang banyak karakter 0, pada sebuah alamat yang banyak angka 0-nya. Jika sebuah alamat IPv6 yang direpresentasikan dalam notasi colon-hexadecimal format mengandung beberapa blok 16-bit dengan angka 0, maka alamat tersebut dapat disederhanakan dengan menggunakan tanda dua buah titik dua (:). Untuk menghindari kebingungan, penyederhanaan alamat IPv6 dengan cara ini hanya bisa digunakan sekali saja di dalam satu alamat, karena kemungkinan nantinya pengguna tidak dapat menentukan berapa banyak bit 0 yang direpresentasikan oleh setiap tanda dua titik dua (:) yang terdapat dalam alamat tersebut. Tabel berikut mengilustrasikan cara penggunaan hal ini.

Alamat asliAlamat asli yang disederhanakan

Alamat setelah dikompres

IP Address dan Subnetting | 19

Page 23: 1229041057_A MUH RIFAI S

fe80:0000:0000:0000:02aa:00ff:fe9a:4ca2 fe80:0:0:0:2aa:ff:fe9a:4ca2 fe80::2aa:ff:fe9a:4ca2

ff02:0000:0000:0000:0000:0000:0000:0002

ff02:0:0:0:0:0:0:2 ff02::2

Format Prefix

Dalam IPv4, sebuah alamat dalam notasi dotted-decimal format dapat direpresentasikan dengan menggunakan angka prefiks yang merujuk kepada subnet mask. IPv6 juga memiliki angka prefiks, tapi tidak digunakan untuk merujuk kepada subnet mask, karena memang IPv6 tidak mendukung subnet mask.

Prefiks adalah sebuah bagian dari alamat IP, di mana bit-bit memiliki nilai-nilai yang tetap atau bit-bit tersebut merupakan bagian dari sebuah rute atau subnet identifier. Prefiks dalam IPv6 direpesentasikan dengan cara yang sama seperti halnya prefiks alamat IPv4, yaitu [alamat]/[angka panjang prefiks]. Panjang prefiks menentukan jumlah bit terbesar paling kiri yang membuat prefiks subnet. Sebagai contoh, prefiks sebuah alamat IPv6 dapat direpresentasikan sebagai berikut:

3ffe:2900:d005:f28b::/64

Pada contoh di atas, 64 bit pertama dari alamat tersebut dianggap sebagai prefiks alamat, sementara 64 bit sisanya dianggap sebagai interface ID.

Jenis-Jenis Alamat

IPv6 mendukung beberapa jenis format prefix, yakni sebagai berikut:

Alamat Unicast, yang menyediakan komunikasi secara point-to-point, secara langsung antara dua host dalam sebuah jaringan. Alamat IPv6 unicast dapat diimplementasikan dalam berbagai jenis alamat, yakni:

Unicast global addressesAlamat unicast global IPv6 mirip dengan alamat publik dalam alamat IPv4. Dikenal juga sebagai Aggregatable Global Unicast Address. Seperti halnya alamat publik IPv4 yang dapat secara global dirujuk oleh host-host di Internet dengan menggunakan proses routing, alamat ini juga mengimplementasikan hal serupa. Struktur alamat IPv6 unicast global terbagi menjadi topologi tiga level (Public, Site, dan Node).

IP Address dan Subnetting | 20

Page 24: 1229041057_A MUH RIFAI S

Field Panjang Keterangan

001 3 bitBerfungsi sebagai tanda pengenal alamat, bahwa alamat ini adalah sebuah alamat IPv6 Unicast Global.

Top Level Aggregation Identifier (TLA ID)

13 bit

Berfungsi sebagai level tertinggi dalam hierarki routing. TLA ID diatur oleh Internet Assigned Numbers Authority (IANA), yang mengalokasikannya ke dalam daftar Internet registry, yang kemudian mengolasikan sebuah TLA ID ke sebuah ISP global.

Res 8 bitDireservasikan untuk penggunaan pada masa yang akan datang (mungkin untuk memperluas TLA ID atau NLA ID).

Next Level Aggregation Identifier (NLA ID)

24 bitBerfungsi sebagai tanda pengenal milik situs (site) kustomer tertentu.

Site Level Aggregation Identifier (SLA ID)

16 bitMengizinkan hingga 65536 (216) subnet dalam sebuah situs individu. SLA ID ditetapkan di dalam sebuah site. ISP tidak dapat mengubah bagian alamat ini.

Interface ID 64 bitBerfungsi sebagai alamat dari sebuah node dalam subnet yang spesifik (yang ditentukan oleh SLA ID).

Unicast site-local addresses

Alamat unicast site-local IPv6 mirip dengan alamat privat dalam IPv4. Ruang lingkup dari sebuah alamat terdapat pada Internetwork dalam sebuah site milik sebuah organisasi. Penggunaan alamat unicast global dan unicast site-local dalam sebuah jaringan adalah mungkin dilakukan. Prefiks yang digunakan oleh alamat ini adalah FEC0::/48.

IP Address dan Subnetting | 21

Page 25: 1229041057_A MUH RIFAI S

Field Panjang Keterangan

111111101100000000000000000000000000000000000000

48 bitNilai ketetapan alamat unicast site-local

Subnet Identifier 16 bit

Mengizinkan hingga 65536 (216) subnet dalam sebuah struktur subnet datar. Administrator juga dapat membagi bit-bit yang yang memiliki nilai tinggi (high-order bit) untuk membuat sebuah infrastruktur routing hierarkis.

Interface Identifier 64 bitBerfungsi sebagai alamat dari sebuah node dalam subnet yang spesifik.

Unicast link-local addres

Alamat unicast link-local adalah alamat yang digunakan oleh host-host dalam subnet yang sama. Alamat ini mirip dengan konfigurasi APIPA (Automatic Private Internet Protocol Addressing)dalam sistem operasi Microsoft Windows XP ke atas. host-host yang berada di dalam subnet yang sama akan menggunakan alamat-alamat ini secara otomatis agar dapat berkomunikasi. Alamat ini juga memiliki fungsi resolusi alamat, yang disebut dengan Neighbor Discovery. Prefiks alamat yang digunakan oleh jenis alamat ini adalah fe80::/64.

Field Panjang Keterangan

1111111010000000000000000000000000000000000000000000000000000000

64 bitBerfungsi sebagai tanda pengenal alamat unicast link-local.

Interface ID 64 bit Berfungsi sebagai alamat dari sebuah

IP Address dan Subnetting | 22

Page 26: 1229041057_A MUH RIFAI S

node dalam subnet yang spesifik.

Unicast unspecified address

Alamat unicast yang belum ditentukan adalah alamat yang belum ditentukan oleh seorang administrator atau tidak menemukan sebuah DHCP Server untuk meminta alamat. Alamat ini sama dengan alamat IPv4 yang belum ditentukan, yakni 0.0.0.0. Nilai alamat ini dalam IPv6 adalah 0:0:0:0:0:0:0:0 atau dapat disingkat menjadi dua titik dua (::).

Unicast Loopback Address[sunting  | sunting sumber]

Alamat unicast loopback adalah sebuah alamat yang digunakan untuk mekanisme interprocess communication (IPC) dalam sebuah host. Dalam IPv4, alamat yang ditetapkan adalah127.0.0.1, sementara dalam IPv6 adalah 0:0:0:0:0:0:0:1, atau ::1.

Unicast 6to4 Address

Alamat unicast 6to4 adalah alamat yang digunakan oleh dua host IPv4 dan IPv6 dalam Internet IPv4 agar dapat saling berkomunikasi. Alamat ini sering digunakan sebagai pengganti alamat publik IPv4. Alamat ini aslinya menggunakan prefiks alamat 2002::/16, dengan tambahan 32 bit dari alamat publik IPv4 untuk membuat sebuah prefiks dengan panjang 48-bit, dengan format2002:WWXX:YYZZ::/48, di mana WWXX dan YYZZ adalah representasi dalam notasi colon-decimal format dari notasi dotted-decimal format w.x.y.z dari alamat publik IPv4. Sebagai contoh alamat IPv4 157.60.91.123 diterjemahkan menjadi alamat IPv6 2002:9d3c:5b7b::/48.

Meskipun demikian, alamat ini sering ditulis dalam format IPv6 Unicast global address, yakni 2002:WWXX:YYZZ:SLA ID:Interface ID.

Unicast ISATAP Address

Alamat Unicast ISATAP adalah sebuah alamat yang digunakan oleh dua host IPv4 dan IPv6 dalam sebuah Intranet IPv4 agar dapat saling berkomunikasi. Alamat ini menggabungkan prefiks alamat unicast link-local, alamat unicast site-local atau alamat unicast global (yang dapat berupa prefiks alamat 6to4) yang berukuran 64-bit dengan 32-bit ISATAP Identifier (0000:5efe), lalu diikuti dengan 32-bit alamat IPv4 yang dimiliki oleh interface atau sebuah host. Prefiks yang digunakan dalam alamat ini dinamakan dengan subnet prefix. Meski alamat 6to4 hanya dapat menangani alamat IPv4 publik saja, alamat ISATAP dapat menangani alamat pribadi IPv4 dan alamat publik IPv4.

IP Address dan Subnetting | 23

Page 27: 1229041057_A MUH RIFAI S

Alamat Multicast, yang menyediakan metode untuk mengirimkan sebuah paket data ke banyak host yang berada dalam group yang sama. Alamat ini digunakan dalam komunikasi one-to-many.

Alamat multicast IPv6 sama seperti halnya alamat multicast pada IPv4. Paket-paket yang ditujukan ke sebuah alamat multicast akan disampaikan terhadap semua interface yang dikenali oleh alamat tersebut. Prefiks alamat yang digunakan oleh alamat multicast IPv6 adalah ff00::/8.

FieldPanjang

Keterangan

11111111 8 bit Tanda pengenal bahwa alamat ini adalah alamat multicast.

Flags 4 bit

Berfungsi sebagai tanda pengenal apakah alamat ini adalah alamat transient atau bukan. Jika nilainya 0, maka alamat ini bukan alamat transient, dan alamat ini merujuk kepada alamat multicast yang ditetapkan secara permanen. Jika nilainya 1, maka alamat ini adalah alamat transient.

Scope 4 bitBerfungsi untuk mengindikasikan cakupan lalu lintas multicast, seperti halnya interface-local, link-local, site-local, organization-local atau global.

Group ID 112 bit Berfungsi sebagai tanda pengenal group multicast

Alamat Anycast, yang menyediakan metode penyampaian paket data kepada anggota terdekat dari sebuah group. Alamat ini digunakan dalam komunikasi one-to-one-of-many. Alamat ini juga digunakan hanya sebagai alamat tujuan (destination address) dan diberikan hanya kepada router, bukan kepada host-host biasa.

Alamat Anycast dalam IPv6 mirip dengan alamat anycast dalam IPv4, tapi diimplementasikan dengan cara yang lebih efisien dibandingkan dengan IPv4. Umumnya, alamat anycast digunakan olehInternet Service Provider (ISP) yang memiliki banyak klien. Meskipun alamat anycast menggunakan ruang alamat unicast, tapi fungsinya berbeda daripada alamat unicast.

IP Address dan Subnetting | 24

Page 28: 1229041057_A MUH RIFAI S

IPv6 menggunakan alamat anycast untuk mengidentifikasikan beberapa interface yang berbeda. IPv6 akan menyampaikan paket-paket yang dialamatkan ke sebuah alamat anycast ke interfaceterdekat yang dikenali oleh alamat tersebut. Hal ini sangat berbeda dengan alamat multicast, yang menyampaikan paket ke banyak penerima, karena alamat anycast akan menyampaikan paket kepada salah satu dari banyak penerima.

Jika dilihat dari cakupan alamatnya, alamat unicast dan anycast terbagi menjadi alamat-alamat berikut:

Link-Local, merupakan sebuah jenis alamat yang mengizinkan sebuah komputer agar dapat berkomunikasi dengan komputer lainnya dalam satu subnet.

Site-Local, merupakan sebuah jenis alamat yang mengizinkan sebuah komputer agar dapat berkomunikasi dengan komputer lainnya dalam sebuah intranet.

Global Address, merupakan sebuah jenis alamat yang mengizinkan sebuah komputer agar dapat berkomunikasi dengan komputer lainnya dalam Internet berbasis IPv6.

Sementara itu, cakupan alamat multicast dimasukkan ke dalam struktur alamat.

5. Perbandingan IPv4 dan IPv6

Perbedaan Mendasar IPV4 dengan IPV6

n

o

IPv4 IPv6

1 Panjang alamat 32 bit (4 bytes) Panjang alamat 128 bit (16

bytes)

2 Dikonfigurasi secara manual atau DHCP

IPv4

Tidak harus dikonfigurasi

secara manual, bisa

menggunakan address

autoconfiguration

3

Dukungan terhadap IPSec opsional Dukungan terhadap IPSec

dibutuhkan

4 Fragmentasi dilakukan oleh pengirim dan

ada router, menurunkan kinerja router.

Fragmentasi dilakukan

hanya oleh pengirim

5 Tidak mensyaratkan ukuran paket pada Paket link-layer harus

IP Address dan Subnetting | 25

Page 29: 1229041057_A MUH RIFAI S

link-layer dan harus bisa menyusun

kembali paket berukuran 576 byte.

mendukung ukuran paket

1280 byte dan harus bisa

menyusun

kembali paket berukuran

1500 byte

6 Checksum termasuk pada header. Cheksum tidak masuk

dalam header.

7 Header mengandung option. Data opsional dimasukkan

seluruhnya ke dalam

extensions

header.

8 Menggunakan ARP Request secara

broadcast untuk menterjemahkan alamat

IPv4 ke alamat

link-layer.

ARP Request telah

digantikan oleh Neighbor

Solitcitation secara

multicast.

9 Untuk mengelola keanggotaan grup pada

subnet lokal digunakan Internet Group

Management Protocol (IGMP).

IGMP telah digantikan

fungsinya oleh Multicast

Listener Discovery (MLD).

Kelebihan IPV6

1. IPv6 merupakan solusi bagi keterbatasan alamat IPv4 (32 bit). IPv6

dengan 128 bit memungkinkan pengalamatan yang lebih banyak, yang

memungkinkan IP-nisasi berbagai perangkat (PDA, handphone).

2. Aspek keamanan dan kualitas layanan (QoS) yang telah terintegrasi.

3. Desain autokonfigurasi IPv6 dan strukturnya yang berhirarki

memungkinkan dukungan terhadap komunikasi bergerak tanpa

memutuskan komunikasi end-to-end.

4. IPv6 memungkinkan komunikasi peer-to-peer tanpa melalui NAT

(Network Address Translation) atau biasanya orang sering menyebutnya

NAT adalah suatu metode untuk menghubungkan lebih dari satu komputer

ke jaringan internet dengan menggunakan satu alamat IP. Banyaknya

IP Address dan Subnetting | 26

Page 30: 1229041057_A MUH RIFAI S

penggunaan metode ini disebabkan karena ketersediaan alamat IP yang

terbatas, kebutuhan akan keamanan, dan kemudahan serta fleksibilitas

dalam administrasi jaringan.), sehingga memudahkan proses kolaborasi /

komunikasi end-to-end: manusia ke manusia, mesin ke mesin, manusia ke

mesin dan sebaliknya.

6. SubnettingSubnetting adalah teknik memecah suatu jaringan besar menjadi jaringan

yang lebih kecil dengan cara mengorbankan bit Host ID pada subnet mask untuk dijadikan Network ID baru. Subnetting merupakan teknik memecah network menjadi beberapa subnetwork yang lebih kecil. Subnetting hanya dapat dilakukan pada IP addres kelas A, IP Address kelas B dan IP Address kelas C. Dengan subnetting akan menciptakan beberapa network tambahan, tetapi mengurangi jumlah maksimum host yang ada dalam tiap network tersebut.

Alasan Melakukan Subnetting

Mengalokasikan IP address yang terbatas supaya lebih efisien. Jika internet terbatas oleh alamat-alamat di kelas A, B, dan C, tiap network akan memliki 254, 65.000, atau 16 juta IP address untuk host devicenya. Walaupun terdapat banyak network dengan jumlah host lebih dari 254, namun hanya sedikit network (kalau tidak mau dibilang ada) yang memiliki host sebanyak 65.000 atau 16 juta. Dan network yang memiliki lebih dari 254 device akan membutuhkan alokasi kelas B dan mungkin akan menghamburkan percuma sekitar 10 ribuan IP address.

IP Address dan Subnetting | 27

Page 31: 1229041057_A MUH RIFAI S

Alasan kedua adalah, walaupun sebuah organisasi memiliki ribuan host device, mengoperasikan semua device tersebut di dalam network ID yang sama akan memperlambat network. Cara TCP/IP bekerja mengatur agar semua komputer dengan network ID yang sama harus berada di physical network yang sama juga. Physical network memiliki domain broadcast yang sama, yang berarti sebuah medium network harus membawa semua traffic untuk network. Karena alasan kinerja, network biasanya disegmentasikan ke dalam domain broadcast yang lebih kecil – bahkan lebih kecil – dari Class C address.

Tujuan Subnetting

Tujuan dari subnetting adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengefisienkan pengalamatan (misal untuk jaringan yang hanya mempunyai 10 host, kalau kita menggunakan kelas C saja terdapat 254 – 10 =244 alamat yang tidak terpakai).

2. Membagi satu kelas network atas sejumlah subnetwork dengan arti membagi suatu kelas jaringan menjadi bagian-bagian yang lebih kecil.

3.     Menempatkan suatu host, apakah berada dalam satu jaringan atau tidak. Menempatkan suatu host, apakah berada dalam satu jaringan atau tidak.

4. Untuk mengatasi masalah perbedaaan hardware dengan topologi fisik jaringan.

5. Untuk mengefisienkan alokasi IP Address dalam sebuah jaringan supaya bisa memaksimalkan penggunaan IP Address.

6. Mengatasi masalah perbedaan hardware dan media fisik yang digunakan daam suatu network, karena Router IP hanya dapat mengintegrasikan berbagai network dengan media fisik yang berbeda jika setiap network memiliki address network yang unik.

7. Meningkatkan security dan mengurangi terjadinya kongesti akibat terlalu banyaknya host dalam suatu network.

Fungsi Subnetting

Fungsi subnetting antara lain sbb:

1. Mengurangi lalu-lintas jaringan, sehingga data yang lewat di perusahaan tidak akan bertabrakan (collision) atau macet.

2. Teroptimasinya unjuk kerja jaringan.3. Pengelolaan yang disederhanakan.4.  Membantu pengembangan jaringan ke arah jarak geografis yang menjauh

Proses Subnetting

Untuk melakukan proses subnetting kita akan melakukan beberapa proses antara lain :

IP Address dan Subnetting | 28

Page 32: 1229041057_A MUH RIFAI S

1.      Menentukan jumlah subnet yang dihasilkan oleh subnet mask.

2.      Menentukan jumlah host per subnet.

3.      Menentukan subnet yang valid.

4.      Menentukan alamat broadcast untuk tiap subnet.

5.      Menentukan host – host yang valid untuk tiap subnet.

Subnet Mask

Subnetmask digunakan untuk membaca bagaimana kita membagi jalan dan gang, atau membagi network dan hostnya. Address mana saja yang berfungsi sebagai SUBNET, mana yang HOST dan mana yang BROADCAST. Semua itu bisa kita ketahui dari SUBNET MASKnya. SUBNET MASK DEFAULT ini untuk masing-masing Class IP Address adalah sbb:

Class Oktet Pertama

Subnet Mask Default

Private Address

A 1 - 127 255.0.0.0 10.0.0.0 – 10.255.255.255

B 128 - 191 255.255.0.0 172.16.0.0 – 172.31.255.255

C 192 - 223 255.255.225.0 192.168.0.0 – 192.168.255.255

Subnetmask diperlukan oleh TCP/IP untuk menentukan apakah suatu jaringan yang dimaksud adalah termasuk jaringan lokal atau non lokal.

Network ID dan host ID di dalam IP address dibedakan oleh penggunaan subnet mask. Masing-masing subnet mask merupakan pola nomor 32-bit yang merupakan bit groups dari semua (1) yang menunjukkan network ID dan semua nol (0) menunjukkan host ID dari porsi IP address.

Kelas IP Address

BIT SUBNET (Default)SUBNETMASK (Default)

A11111111 00000000 00000000 00000000

255.0.0.0

B11111111 11111111 00000000 00000000

255.255.0.0

C 11111111 11111111 11111111 255.255.255.0

IP Address dan Subnetting | 29

Page 33: 1229041057_A MUH RIFAI S

00000000

Jangan bingung membedakan antara subnet mask dengan IP address. Sebuah subnet mask tidak mewakili sebuah device atau network di internet. Subnet mask digunakan untuk menandakan bagian mana dari IP address yang digunakan untuk menentukan network ID. Anda dapat langsung dengan mudah mengenali subnet mask, karena octet pertama pasti 255, oleh karena itu 255 bukanlah octet yang valid untuk IP address class.

Aturan Subnet mask

Angka minimal untuk network ID adalah 8 bit. Sehingga, oktet pertama dari subnet pasti 255.

1. Angka maksimal untuk network ID adalah 30 bit. Anda harus menyisakan sedikitnya 2 bit untuk host ID, untuk mengizinkan paling tidak 2 host. Jika anda menggunakan seluruh 32 bit untuk network ID, maka tidak akan tersisa untuk host ID. Ya, pastilah nggak akan bisa. Menyisakan 1 bit juga tidak akan bisa. Hal itu disebabkan sebuah host ID yang semuanya berisi angka 1 digunakan untuk broadcast address dan semua 0 digunakan untuk mengacu kepada network itu sendiri. Jadi, jika anda menggunakan 31 bit untuk network ID dan menyisakan hanya 1 bit untuk host ID, (host ID 1 digunakan untuk broadcast address dan host ID 0 adalah network itu sendiri) maka tidak akan ada ruang untuk host sebenarnya. Makanya maximum network ID adalah 30 bit.

2. Karena network ID selalu disusun oleh deretan angka-angka 1, hanya 9 nilai saja yang mungkin digunakan di tiap octet subnet mask (termasuk 0). Tabel berikut ini adalah kemungkinan nilai-nilai yang berasal dari 8 bit.

BINARY OCNET DECIMAL00000000 010000000 12811000000 19211100000 22411110000 24011111000 24811111100 25211111110 25411111111 255

Penghitungan Subnetting

IP Address dan Subnetting | 30

Page 34: 1229041057_A MUH RIFAI S

Penghitungan subnetting bisa dilakukan dengan dua cara, cara binary yang relatif lambat dan cara khusus yang lebih cepat. Pada hakekatnya semua pertanyaan tentang subnetting akan berkisar di empat masalah yaitu:

           Jumlah Subnet.

           Jumlah Host per Subnet.

           Blok Subnet.

           Alamat Host- Broadcast.

Penulisan IP address umumnya adalah dengan 192.168.1.2. Namun adakalanya ditulis dengan 192.168.1.2/24 artinya bahwa IP address 192.168.1.2 dengan subnet mask 255.255.255.0. Lho kok bisa seperti itu? Ya, /24 diambil dari penghitungan bahwa 24 bit subnet mask diselubung dengan binari 1. Atau dengan kata lain, subnet masknya adalah: 11111111.11111111.11111111.00000000 (255.255.255.0). Konsep ini yang disebut dengan CIDR (Classless Inter-Domain Routing) yang diperkenalkan pertama kali tahun 1992 oleh IEFT.

Perhitungan Subnet Kelas CSubnetting seperti apa yang terjadi dengan sebuah NETWORK ADDRESS 192.168.1.0/26 ? Analisa : 192.168.1.0 berarti kelas C dengan Subnetmask /26 berarti :

11111111.11111111.11111111.11000000 (255.255.255.192).

Pertanyaan akan berpusat di 4 hal, Jumlah subnet, Jumlah host per subnet , Blok Subnet, Alamat host dan Broadcast yang valid.

Perhitungan :

1. Jumlah Subnet = 2x , dimana x adalah banyaknya binary 1 pada octet terkhir subnetmask (2 oktet terakhir untuk kelas B, dan 3 oktet terakhir

untuk kelas A). Jadi jumlah subnet adalah 22 = 4 subnet.

2. Jumlah Host per Subnet = 2y -2 , dimana y adalah kebalikan dari x yaitu banyaknya binary 0 pada oktet terakhir subnet. Jadi jumlah host

per subnet adalah 26 – 2 = 62 host.3. Blok Subnet = 256 – 192 (nilai oktet terakhir subnetmask) = 64.

Subnet berikutnya adalah 64+64=128, dan 128+64=192. Jadi subnet lengkapnya adalah 0,64,128,192.

4. Bagaimana dengan alamat host dan broadcast yang valid ? Buatlah tabel untuk lebih jelas! Sebagai catatan, host pertama adalah 1 angka subnet, dan broadcast adalah 1 angka sebelum subnet berikutnya.

IP Address dan Subnetting | 31

Page 35: 1229041057_A MUH RIFAI S

Subnet 192.168.0 192.168.1.64 192.168.1.128192.168.1.192

Host pertama 192.168.1.1 192.168.1.65 192.168.1.129192.168.1.193

Host Terakhir 192.168.1.62 192.168.1.126 192.168.1.190192.168.1.254

Broadcast 192.168.1.63 192.168.1.127 192.168.1.191192.168.1.255

Subnet mask yang bisa digunakan untuk subnetting class C adalah seperti di bawah.

Perhitungan Subnet Kelas BBerikutnya kita akan mencoba melakukan subnetting untuk IP

address class B. Pertama, subnet mask yang bisa digunakan untuk subnetting class B adalah seperti dibawah. Sengaja saya pisahkan jadi dua, blok sebelah kiri dan kanan karena masing-masing berbeda teknik terutama untuk oktet yang “dimainkan” berdasarkan blok subnetnya. CIDR /17 sampai /24 caranya sama persis dengan subnetting Class C, hanya blok subnetnya kita masukkan langsung ke oktet ketiga, bukan seperti Class C yang “dimainkan” di oktet keempat. Sedangkan CIDR /25 sampai /30 (kelipatan) blok subnet kita “mainkan” di oktet keempat, tapi setelah selesai oktet ketiga berjalan maju (counter) dari 0, 1, 2, 3, dan seterusnya.

IP Address dan Subnetting | 32

Page 36: 1229041057_A MUH RIFAI S

Kita coba dua soal untuk kedua teknik subnetting untuk Class B. Kita mulai dari menggunakan subnetmask dengan CIDR /17 sampai /24. Contoh network address 172.16.0.0/18

Analisa : 172.16.0.0 berarti kelas B , dengan Subnetmask /18 berarti

11111111.11111111.11000000.00000000 (255.255.192.0)

Perhitungan :

1. Jumlah Subnet = 2x, dimana x adalah banyaknya binary 1 pada 2 oktet.

Jadi Jumlah Subnet adalah 22 = 4 subnet.

2. Jumlah Host per Subnet = 2y – 2, dimana y adalah kebalikan dari x yaitu banyaknya binary 0 pada 2 oktet terakhir. Jadi jumlah host per

subnet adalah 214 – 2 = 16.382 host.3. Blok Subnet = 256 – 192 = 64. Subnet berikutnya adalah 64+64=128, dan

128+64=192. Jadi subnet lengkapnya adalah 0,64,128,192.4. Alamat host dan broadcast yang valid :

IP Address dan Subnetting | 33

Page 37: 1229041057_A MUH RIFAI S

Berikutnya kita coba satu lagi untuk Class B khususnya untuk yang menggunakan subnetmask CIDR /25 sampai /30. Contoh network address 172.16.0.0/25.

Analisa: 172.16.0.0 berarti kelas B, dengan Subnet Mask /25 berarti :

11111111.11111111.11111111.10000000 (255.255.255.128).

Perhitungan :

1. Jumlah Subnet = 29 = 512 subnet

2. Jumlah Host per Subnet = 27 – 2 = 126 host3. Blok Subnet = 256 – 128 = 128. Jadi lengkapnya adalah (0, 128)4. Alamat host dan broadcast yang valid :

Perhitungan Subnet Kelas AKonsepnya semua sama saja. Perbedaannya adalah di OKTET mana kita mainkan blok subnet. Kalau Class C di oktet ke 4 (terakhir), kelas B di Oktet 3 dan 4 (2 oktet terakhir), kalau Class A di oktet 2, 3 dan 4 (3 oktet terakhir). Kemudian subnet mask yang bisa digunakan untuk subnetting class A adalah semua subnet mask dari CIDR /8 sampai /30.

Kita coba latihan untuk network address 10.0.0.0/16.

Analisa: 10.0.0.0 berarti kelas A, dengan Subnet Mask /16 berarti

11111111.11111111.00000000.00000000 (255.255.0.0).

Penghitungan:

1. Jumlah Subnet = 28 = 256 subnet2. Jumlah Host per Subnet = 216 - 2 = 65534 host

IP Address dan Subnetting | 34

Page 38: 1229041057_A MUH RIFAI S

3. Blok Subnet = 256 - 255 = 1. Jadi subnet lengkapnya: 0,1,2,3,4, etc.4. Alamat host dan broadcast yang valid :

BAB 3PENUTUP

Kesimpulan

Alamat IP/IP Address (Internet Protocol Address atau sering disingkat IP) adalah deretan angka biner antara 32-bit sampai 128-bit yang dipakai sebagai alamat identifikasi untuk tiap komputer host dalam jaringan Internet. Panjang dari angka ini adalah 32-bit (untuk IPv4 atau IP versi 4), dan 128-bit (untuk IPv6 atau IP versi 6) yang menunjukkan alamat dari komputer tersebut pada jaringan Internet berbasis TCP/IP.

Ip address dibagi menjadi 2 bagian yaitu Network ID dan Host ID, Network ID yang akan menentukan alamat dalam jaringan (network address), sedangkan Host ID menentukan alamat dari peralatan jaringan yang sifatnya unik untuk membedakan antara satu mesin dengan mesin lainnya.

Alamat IP versi 4 (sering disebut dengan Alamat IPv4) adalah sebuah jenis pengalamatan jaringan yang digunakan di dalam protokol jaringan TCP/IP yang menggunakan protokol IP versi 4. Panjang totalnya adalah 32-bit,

IP Address dan Subnetting | 35

Page 39: 1229041057_A MUH RIFAI S

dan secara teoritis dapat mengalamati hingga 4 miliar host komputer atau lebih tepatnya 4.294.967.296 host.

Alamat IP versi 6 (sering disebut sebagai alamat IPv6) adalah sebuah jenis pengalamatan jaringan yang digunakan di dalam protokol jaringan TCP/IP yang menggunakan protokol Internet versi 6.

Subnetting dilakukan agar :1. Untuk mengefisienkan pengalamatan (misal untuk jaringan yang

hanya mempunyai 10 host, kalau kita menggunakan kelas C saja terdapat 254 – 10 =244 alamat yang tidak terpakai).

2. Membagi satu kelas network atas sejumlah subnetwork dengan arti membagi suatu kelas jaringan menjadi bagian-bagian yang lebih kecil.

3. Menempatkan suatu host, apakah berada dalam satu jaringan atau tidak. Menempatkan suatu host, apakah berada dalam satu jaringan atau tidak.

4. Untuk mengatasi masalah perbedaaan hardware dengan topologi fisik jaringan.

5. Untuk mengefisienkan alokasi IP Address dalam sebuah jaringan supaya bisa memaksimalkan penggunaan IP Address.

6. Mengatasi masalah perbedaan hardware dan media fisik yang digunakan daam suatu network, karena Router IP hanya dapat mengintegrasikan berbagai network dengan media fisik yang berbeda jika setiap network memiliki address network yang unik.

7. Meningkatkan security dan mengurangi terjadinya kongesti akibat terlalu banyaknya host dalam suatu network.

Subnetting adalah teknik memecah suatu jaringan besar menjadi jaringan yang lebih kecil dengan cara mengorbankan bit Host ID pada subnet mask untuk dijadikan Network ID baru

IP Address dan Subnetting | 36

Page 40: 1229041057_A MUH RIFAI S

IP Address dan Subnetting | 37

Page 41: 1229041057_A MUH RIFAI S

DAFTAR PUSTAKA

Anonim(1),2013. Sejarah IP Address Sebelum IPv4 dan IPv6,[Online], (http://portal.paseban.com/article/51911/sejarah-ip-address-sebelum-ipv4, diakses tanggal 5 maret 2014)

Hadiana, Sandi Rian, 2013. Sejarah IP Address dan Fungsi IP Address,[Online], (http://indonesiakudanteknik.blogspot.com/2013/07/sejarah-ip-address-dan-fungsi-ip-address.html, diakses tanggal 5 maret 2014)

Anonim(2), 2013. Alamat IP,[Online], (http://id.wikipedia.org/wiki/Alamat_IP, diakses tanggal 5 maret 2014 )

Anonim(3), 2013. Alamat IP Versi 4,[Online], (http://id.wikipedia.org/wiki/Alamat_IP_versi_4, diakses tanggal 5 maret 2014)

Sutomo, Fajar, 2012. Mengenal alamat unicast, Broadcast, dan Multicast (Mengenal Ip Address-Lanjutan), [onine], (http://onestop-networking.blogspot.com/2012/12/mengenal-alamat-unicast-broadcast-dan.html diakses tanggal 5 maret 2014)

Anonim(4), 2013. IP Address Versi 4,[doc], (http://directory.umm.ac.id/Data%20Elmu/doc/IP_ADDRESS_Versi_4.doc , diakses tanggal 5 maret 2014)

Anonim(5), 2013. Alamat Address Versi 6, [Online], (http://id.wikipedia.org/wiki/Alamat_IP_versi_6 diakses tanggal 5 maret 2014)

Sanjaya, Tegar. 2012, IP ADRESS DAN SUBNETTING IP,[docx], (http://download648.mediafire.com/bcfczvce5cyg/au8qb197l55qqd8/TUGAS+JARINGAN+KOMPUTER.docx diakses tanggal 6 maret 2014)

IP Address dan Subnetting