muh. sulaiman (mie instans)

Upload: anon366874393

Post on 12-Jul-2015

284 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Tugas Dasar Kuliner FENOMENA MIE INSTANT SERTA PENGARUHNYA

OLEH: MUHAMMAD SULAIMAN 70200108056

JURUSAN KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR 2010

KATA PENGANTARAssalamu alaikum wr.wb Puji syukur kami haturkan kepada Allah swt. Karena berkat rahmat dan hidayahNya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas observasi ini. Tak lupa pula kami kirimkan salam dan shalawat kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW berkat beliau sehingga kita dapat berada pada tempat yang terang dan berperadaban. Ucapan terima kasih juga kami sampaikan kepada dosen kami karena telah menbimbing kami dalam penyelesaian tugas ini. Terima kasih pula pada pihak-pihak yang mendukung dan bersedia membantu kami dalam penyelesaian tugas ini. Kami sadar bahwa apa yang kami lakukan dari makalah ini masih sangat jauh dari kesempurnaan. Maka dari itu kami mengharapkan saran dan kritik dari pembaca untuk kebaikan makalah kami selanjutnya. Demikianlah makalh yang kami buat ini semoga dapat bermanfaat bagi semua orang. Wassalamu alaikum wr.wb

Makassar, 20 april 2010 (MUHAMMAD SULAIMAN)

BAB I PENDAHULUANA. LATAR BELAKANG Siapa yang tidak mengenal mie instant. Tiap kali berbelanja yang satu ini pasti dicari untukdijadikan persediaan. Belum lagi para anak kos yang yang selalu kelaparan dimalam hari dan para penjelajah yang menjadikan mie instan makanan wajib. Wajar jika mie instant disukai, karena selain praktis, cepat, lezat juga murah. Namun tahukahAnda bahwa mie instant tak mempunyai kandungan gizi yang cukup dan bahkan zatadditivenya (tambahan) tak baik untuk wanita yang tengah hamil dan juga balita.Mie, dalam masyarakat Cina merupakan simbol panjang umur karena bentuknya yang panjang,jenis dan bahan pembuatnya bermacam-macam. Ada mie instant, mie kering, mie basah, mierebus, yang terbuat dari terigu (gandum). Ada juga bihun, yang dibuat dari tepung beras. Lalusoun, yang dibuat dari pati tepung kacang hijau.Ada juga yang dibuat dari campuran tepung terigu dan beras, tepung tapioka, tepung kentangatau tepung soba. Tapi yang paling populer tentu mie instant, dengan berbagai merk dan citrarasanya, baik dalam kemasan plastik polietilen maupun polistiren (stirofoam), dalam bentukcangkir atau mangkuk.Mie instant sebenarnya bentuknya sangat panjang, namun saat pemrosesan ia dilipat, digorengdan dikeringkan dalam oven panas. Penggorengan inilah yang membuat mie mengandunglemak. Bahan baku utama mie instant memang tepung terigu, namun, selama prosespembuatannya, dipakai juga minyak sayur, garam, natrium polifosfat (pengemulsi, penstabil danpengental), natrium karbonat dan kalium karbonat (keduanya pengatur keasaman), tartrazine(pewarna kuning).Kadang natrium polifosfat dicampur guar gum. Bahan lain misalnya karamel, hidrolisat proteinnabati, ribotide, zat besi dan asam malat yang fungsinya tidak jelas. Selain minyak sayur, adapula food additive, yaitu bahan-bahan kimia yang ditambahkan ke dalam proses pengolahanmakanan, dengan tujuan agar makanan tersebut memiliki sifat-sifat tertentu.Bumbu mie, misalnya garam, gula, cabe merah, bawang putih, bawang merah, saus tomat,kecap, vetsin (MSG) serta bahan cita rasa (rasa ayam, rasa udang, rasa sapi) juga banyak

B. RUMUSAN MASALAH 1. Apa kandungan dari mie instans ? 2. Apa saja bahan-bahan yang terkandung dalam mie instant? 3. Bagaimana nilai gizi yang terkandung dalam mie instans ? 4. Apa pengaruh dan bahaya mie instans ? 5. Hal-hal apa yang harus diperhatikan dalam mengkonsumsi mie instans? 6. Apa hal positif dari mie instans? 7. Bagaiman tips menghindarkan ketergantungan anak pada mie?

C. TUJUAN Untuk mengetahui : kandungan dari mie instans, bahan-bahan yang terkandung dalam mie instant, pengaruh dan bahaya mie instans , nilai gizi yang terkandung dalam mie instans, hal-hal yang harus diperhatikan dalam mengkonsumsi mie instans , beberapa hal positif dari mie instans, dan tips menghindarkan ketergantungan anak pada mie

BAB II PEMBAHASAN (FENOMENA MIE INSTANS DAN PENGARUHNYA)

Siapa yang tidak kenal dengan mie instan (noodle)? Mie diyakini diproduksi pertama kali di Cina. Sebutan instan yang berarti cepat mengacu pada proses penyajian yang cepat dan sederhana baru mulai dipopulerkan tahun 1956 oleh Mamofuku Anda, pria berkewarganegaraan Jepang kelahiran Taiwan yang saat itu berusia 56 tahun. Awal idenya adalah menyediakan makanan cepat saji bagi penduduk yang saat itu mengalami krisis pangan, dampak buruk dari perang. Kata noodle sendiri diambil dari bahasa Jerman Nudel dan ada hubungannya dengan bahasa Latin Nodus yang berarti kumpulan/bundelan. Di dalam American English, noodle adalah nama generik dari adonan beragi yang terbuat dari banyak macam bahan-bahan. Noodle ini banyak ragam bentuknya. Selanjutnya, mie instan ini berkembang ke berbagai belahan dunia seperti Jepang, Korea, kawasan Asia umumnya, dan tidak terkecuali Indonesia.

Namun, di balik kesuksesan produksi massal mie instan di seluruh dunia, terselip pertanyaan kecil yang masih menjadi kontroversi hingga saat ini : apakah sehat mengkonsumsi mie instan? Kekhawatiran itu karena mie instan mengandung zat pewarna, zat pengawet yang diduga bersifat karsinogenik. Belum lagi sempat santer kabar bahwa mie instan mengandung lilin, dimana disarankan jika memasak mie, rebuslah dahulu dan buang air rebusan yang mengandung zat lilin tersebut. Benar tidaknya akan kita cari tahu bersama-sama. Banyak hal-hal menarik yang mungkin dapat menjawab rasa ingin tahu Anda. 1. KANDUNGAN MIE INSTAN Sebuah media pernah memuat berita yang menggegerkan tentang seorang bocah berusia 6 tahun yang mengalami masalah serius di pencernaannya. Hasil diagnosa mengatakan bahwa masalah itu disebabkan oleh seringnya mengkonsumsi mie instan. Berikut selengkapnya berita tersebut.

Benarkah hal ini? Apakah ada kemungkinan lain yang menyebabkan terjadinya perlengketan usus bocah tersebut? Setidaknya, marilah sama-sama kita lihat apa saja kandungan bahan dan gizi dalam mie instan ini. Umumnya mie instan terbuat dari bahan yang sudah distandarisasi. Jika kita melihat bungkus belakang mie instan, kita bisa melihat bahwa berbagai produk mie instan mengandung bahan yang lebih kurang sama.

Komposisi Mie : Tepung terigu, minyak sayur, tepung tapioka, garam, pengatur keasaman, pewarna makanan (Tartrazin CI 19140) Bumbu : Garam, penguat rasa (mononatrium glutamat), gula, perisa ayam, bubuk lada, bubuk kair, perisa bawang putih, bubuk cabe, vitamin (A, B1, B5, B6, B12, Niasin, Asam Folat) Di sini kita akan fokuskan pada 2 hal yaitu pewarna makanan (Tartrazin) dan penguat rasa (mononatrium glutamat / monosodium glutamat / MSG). a. Tartrazin CI 19140 Merupakan pewarna makanan, tapi lebih sering digunakan untuk pewarna minuman karena sifatnya yang larut dalam air. Warna yang dihasilkannya mulai dari kuning hingga merah. Tartrazin CI 19140 menghasilkan warna kuning lemon. Tartrazin digunakan untuk produk-produk biskuit, mie instan, cereal, instan soup, permen, es krim, minuman kaleng, dan sebagainya. Tartrazin juga digunakan pada produk bukan makanan seperti sabun, kosmetik, shampoo, moisturizer, pewarna alis, produk perawatan rambut dan sebagainya. Pada penggunaannya, dilaporkan muncul reaksi hipersensitifitas (alergi) pada penderita asma dan intolerasi pada aspirin. Hal itu bisa disebabkan karena tertelan tartrazin ataupun kontak langsung kulit dengan tartrazin. Namun, insidensi kejadian intoleransi terhadap tartrazine ini relatif sedikit, sehingga disimpulkan penggunaannya pada dosis minimal masih dianggap cukup aman. Begitupun problem intoleransi tartrazine ini tidak bisa diabaikan begitu saja. Itulah sebabnya setiap bahan makanan yang mengandung tartrazine harus disebutkan pada label kemasan. Di Amerika, FDA (Food and Drug Administration) secara rutin memeriksa kalau-kalau ada produk yang mengandung tartrazine tapi tidak mencantumkannya, ataupun dicantumkan tapi belum diuji-coba, ataupun yang memiliki label tapi bukan FD&C yellow #5 (yaitu

kode untuk tartrazine). Produk yang dicekal tersebut sering berasal dari mie instan telur dari Cina. Penggunaan tartrazine sempat dilarang di Norwegia, Austria dan Jerman, sampai pada akhirnya larangan itu dicabut oleh direksi Persatuan Eropa. b. Mononatrium Glutamat Senyawa ini lebih sering dikenal sebagai monosodium glutamat (MSG). Dalam bahasa latin, sodium adalah sinonim dari natrium. Penggunaan MSG dalam makanan adalah untuk penguat rasa / penyedap rasa. Sama seperti Tartrazine, senyawa ini dilaporkan menyebabkan reaksi intolerasi pada beberapa orang seperti migrain, alergi, mual, muntah, dan sebagainya. Karena itulah apabila produk mengandung MSG, maka pabrik harus mencantumkannya di label kemasan. Bentuk asli MSG bisa Anda lihat di butiran-butiran kristal putih bubuk Ajinomoto. Lilin dalam Mie Instan Dengan hanya mengetahui informasi komposisi dan bahan kiranya masih belum bisa menjelaskan apakah mengkonsumsi mie instan itu sehat, aman, dan tidak merusak kesehatan. Belum pula bisa menjelaskan mengapa usus bocah 6 tahun yang dijelaskan di atas lengket yang diduga penyebabnya adalah mie instan. Sudah lama kita ketahui isu lilin dalam mie instan. Berbagai pembahasan dipaparkan untuk menegakkan dugaan keberadaan lilin tersebut. Tapi saya pribadi sangat skeptikal tentang hal ini. Jika isu lilin ini memang benar adanya, mestinya usus bocah tersebut tidak lengket, sebagaimana mie instan itu tidak lengket satu sama lain. Sifat lilin (wax) sangat berbeda dengan sifat lemak yang berada pada makanan. Bercampurnya lilin ke dalam bahan pangan tentu akan mengubah cita rasanya dan sudah pasti akan mengubah penampilannya. Begitupun adanya isu lilin ini tidak bisa kita abaikan begitu saja karena jika berfikir secara awam mungkin saja ada beberapa industri pangan yang menggunakan lilin dalam

adonan dengan tujuan yang masih sangat dipertanyakan. Jika Anda mendapati adanya lemak yang mengambang setelah Anda merebus mie instan, itu merupakan lemak hasil penggorengan pada proses pembuatan produk mie instan. (Lihat proses pembuatan mie instan). Mengenai perlengketan pada usus bocah 6 tahun tersebut, dugaan saya itu adalah invaginasi (usus lipat) yang merupakan kondisi gawat darurat abdomen. Mie terasa kenyal Adanya isu mie menjadi kenyal karena mengandung banyak pengawet tidak bisa serta merta dijadikan pedoman. Untuk membuat mie menjadi kenyal dan tidak hancur dalam pengemasan, harus menelaah proses pembuatan adonan dan cara mengolahnya. Mie harus dibuat dengan menggunakan tepung terigu bergluten tinggi dengan tingkat protein lebih dari 12 % sehingga mie yang dihasilkan elastis dan tidak gampang putus. Setelah itu mie akan diproses dengan cara dikukus, digoreng, lalu didinginkan. Metode ini memungkinkan mie akan lebih tahan lama ketimbang yang tidak melalui proses seperti itu. Jadi, tidak mesti mencampurkan pengawet karena justru yang sangat dianjurkan adalah bahan pangan yang bebas dari zat pengawet (free preservatives).

2. BAHAN-BAHAN DALAM MIE INSTANT Bahan-bahan dalam mie instant yang harus diwaspadai adalah :

a. Bumbu dan pelengkap Bumbu yang digunakan antara lain adalah MSG atau vetsin. Titik kritisnya adalah pada media mikrobial, yaitu media yang digunakan untuk mengembangbiakkan mikroorganisme yang berfungsi memfermentasi bahan baku vetsin. Sedangkan bahan pelengkap mie instan adalah bahan-bahan penggurih

yaitu HVP dan yeast extract. HVP atau hidrolized vegetable protein merupakan jenis protein yang dihidrolisasi dengan asam klorida ataupun dengan enzim. Sumber enzim inilah yang harus kita pertanyakan apakah berasal dari hewan, tumbuhan atau mikroorganisme. Kalau hewan tentu harus jelas hewan apa dan bagaimana penyembelihannya. Sedangkan yeast extract yang menjadi titik kritis adalah asam amino yang berasal dari hewan. b. Bahan penambah rasa Bahan penambah rasa atau flavor selalu digunakan dalam pembuatan mie instan. Bahan inilah yang akan memberi rasa mie, apakah ayam bawang, ayam panggang, kari ayam, soto ayam, baso, barbequ, dan sebagainya. Titik kritis flavor terletak pada sumber flavor. Kalau sumber flavor dari hewan, tentu harus jelas jenis dan cara penyembelihannya. Begitupun flavor yang berasal dari rambut atau bagian lain dari tubuh manusia, statusnya adalah haram. c. Minyak sayur Minyak sayur menjadi bermasalah bila sumbernya berasal dari hewan atau dicampur dengan lemak hewan. d. Solid Ingredient Solid ingredient adalah bahan-bahan pelengkap yang dapat berupa sosis, suwiran ayam, bawang goreng, cabe kering, dan sebagainya. Titik kritisnya tentu pada sumber hewani yang digunakan. e. Kecap dan sambal Kecap dan sambal pun harus kita cermati. Kecap dapat menggunakan flavor, MSG, kaldu tulang untuk menambah kelezatannya. Sementara sambal menggunakan emulsifier untuk menstabilkan campurannya. Emulsifier dapat berasal dari sumber hewani yang harus kita ketahui dengan jelas.

3. INFORMASI NILAI GIZI MIE INSTAN Sebelumnya kita sudah membahas tentang 2 senyawa yang paling umum digunakan dalam produk mie instan. Sekarang kita ingin tahu apa makna tulisan dan label di belakang kemasan mie instan.

Di kemasan mie instan tertera tabel yang menginformasikan kandungan nilai gizi. Format tabel ini sudah ditentukan. Ada yang berbentuk tabular/horizontal, ada pula yang berbentuk linier. Berikut tabel perbandingan nilai gizi dari beberapa produk mie instan. Di kemasan mie instan tertulis : Persen AKG berdasarkan kebutuhan energi 2000 kkal. Kebutuhan energi Anda mungkin lebih tinggi atau lebih rendah. Nilai AKG yang digunakan ini mengacu pada The Percent Daily Value yang menjadi patokan pada pelabelan nutrisi yang dianjurkan oleh The US Food and Drug Administration Center for Food Safety and Applied Nutrition. Nilai persen Daily Value (disingkat DV) mengindikasikan persentase kebutuhan harian yang direkomendasikan bagi setiap zat gizi per kemasan untuk satu kali saji. Nilai asupan 2000 kkal telah disepakati sebagai acuan. Nilai ini dipilih oleh sebagian besar analis karena merupakan rata-rata kebutuhan kalori pada wanita post menopause. Grup ini memiliki resiko paling tinggi pada asupan kalori dan lemak yang berlebihan. Untuk memenuhi kebutuhan energi yang dihasilkan dari zat gizi di atas per satu kali saji, maka satu kemasan setidaknya mengandung komposisi :

Lemak Lemak jenuh Karbohidrat Protein Serat

: 30% dari kebutuhan kalori : 10% dari kebutuhan kalori : 60% dari kebutuhan kalori : 10% dari kebutuhan kalori : 11,5 gr untuk setiap 1000 kalori

Kebutuhan kalori yang menjadi acuan adalah 2000 kalori. Standard makanan yang dinyatakan sehat adalah rendah lemak, rendah lemak jenuh, rendah kolesterol dan rendah garam. Dengan demikian, kita bisa menilai bahwa meskipun kandungan lemak, protein, dan serat dalam mie instan sudah memenuhi persentase Daily Value, namun belum memenuhi kebutuhan akan karbohidrat. Setidaknya membutuhkan 6-7 bungkus mie instan untuk bisa memenuhi kebutuhan karbohidrat, tapi itu berarti akan lebih banyak lemak, protein, dan garam sehingga kurang baik. Lihat tabel rekomendasi daily value di atas. 4. PENGARUH DAN BAHAYA DARI MIE INSTANS A. Mie Instan Sebabkan Gangguan Kesehatan SALAH satu jenis makanan cepat saji adalah mie. Mie ini punya beberapa jenis. Ada mie instan, mie kering, mie basah, mie rebus yang dibuat dari terigu (gandum). Ada juga bihun, yang dibuat dari tepung beras. Lalu soun yang dibuat dari pati tepung kacang hijau. Ada juga yang dibuat dari campuran tepung terigu dan beras, tepung tapioka, tepung kentang atau tepung soba. Dari semua jenis mie itu, yang paling populer tentu mie instan, dengan berbagai merek dan cita rasanya, baik dalam kemasan plastik polietilen maupun polistiren (styofoam) dalam bentuk cangkir atau mangkuk. Mie instan sebenarnya sangat panjang. Kemudian dilipat, digoreng, dan dikeringkan dalam oven panas. Penggorengan inilah yang membuat mie mengandung lemak. Bahan baku utama mie instan memang tepung terigu. Namun

selama proses pembuatannya, dipakai juga minyak sayur, garam, natrium polifosfat (pengemulsi, penstabil, dan pengental), natrium karbonat dan kalium karbonat (keduanya pengatur keasaman), tartrazive (pewarna kuning). Kadang natrium polifosfat dicampur guar gum. Bahan lain adalah karamel, hidrolisat protein nabati, ribotide, zat besi, dan asam malat yang fungsinya tidak jelas. Selain minyak sayur, ada pula food additive, yaitu bahanbahan kimia yang ditambahkan selama proses pengolahan makanan agar makanan tersebut memiliki sifat-sifat tertentu. Bumbu mie, seperti garam, gula, cabai merah, bawang putih, bawang merah, saus tomat, kecap, vetsin (MSG) dan bahan cita rasa (rasa ayam, rasa udang, rasa sapi) juga banyak menggunakan additive. Belum lagi styrofoam dalam mie cangkir yang dicurigai bisa menyebabkan kanker. Mie instan mengandung karbohidrat dan lemak karena dikeringkan dengan cara digoreng dengan minyak. Makanan instan sebetulnya kurang mengandung protein, serat, dan vitamin. Bumbunya biasanya mengandung banyak garam sehingga tidak baik bagi penderita tekanan darah tinggi dan MSG (monosodium glutamat) atau penyedap rasa. MSG dapat menyebabkan demam, rasa lelah, dan sakit kepala bagi yang sensitif terhadap MSG. Makanan instan biasanya hanya mengandung zat karbohidrat dan lemak saja, tanpa tambahan lauk atau sayuran. Sehingga tidak mencukupi asupan gizi. Jadi, sebaiknya jangan memakan makanan instan setiap hari. Sekali-sekali boleh kalau bisa, hanya sekali seminggu atau kurang. Karena tubuh membutuhkan variasi makanan untuk melengkapi gizi yang diperlukan," sambung dokter cantik ini. Ketika hendak menyiapkan atau menyajikan mie instan, lanjut dr Sonia, sebaiknya tidak semua bumbu dituangkan atau dipakai. Secukupnya saja untuk mengurangi garam dan MSG yang masuk ke dalam tubuh. Sebaiknya tambahkan lauk seperti ayam atau telur dan sayuran ke dalam mie instan. Wajar jika mie instan disukai karena praktis, cepat, lezat, dan murah. Tapi tahukah Anda bahwa mie instan memiliki kandungan gizi yang sangat minim dan bahkan zat additive tak baik untuk wanita yang tengah hamil dan juga balita. Meski risiko akibat additive tak langsung kelihatan, namun menurut Arlene Eisenberg, dalam buku

berjudul What to Eat When You`re Expecting, ibu hamil sebaiknya menghindari makanan yang banyak mengandung additive. Bagi balita, bahan-bahan yang sebenarnya tak dibutuhkan tubuh ini juga bisa memperlambat kerja organ-organ pencernaan. Efeknya sih pasti mengurangi kesegaran dan kecantikan. Karena kan tubuh kurang nutrisi dan mie instan itu banyak mengandung MSG-nya. Kandungan utama mie adalah karbohidrat. Ada juga protein tepung dan lemak, baik dari mienya sendiri maupun dari minyak sayurnya. Jika dilihat komposisi gizinya, mie memang tinggi kalori. Namun sangat minim zat-zat gizi penting lain seperti vitamin, mineral, dan serat. Karena itulah, mie tak perlu dikonsumsi setiap hari. Cukup sesekali. Dan perlu ditambahkan sayuran seperti kol, sawi, tomat, brokoli, wortel, kecambah, udang telur, sosis, atau kornet. (Genie/Genie/nsa) B. Bahaya Mie Instant Untuk Ibu Hamil Mie instans menggunakan Zat additive. Belum lagi sterofoam dalam mie cangkir, yang dicurigai bias menyebabkan kanker. Meski resiko kesehatan akibat additive tak langsung kelihatan, namun menurut ArleneEisenberg, dalam buku What to Eat When You're Expecting, ibu hamil sebaiknya menghindari makanan yang banyak mengandung additive. Bagi balita, bahan-bahan yang sebenarnya tak dibutuhkan tubuh ini juga bisa memperlambat kerja organ-organ pencernaan.Selain itu juga kandungan utama dari mie adalah karbohidrat. Lalu ada protein tepung (gluten),dan lemak, baik yang dari mienya sendiri maupun minyak sayur dalam sachet. Jika dilihat komposisi gizinya, mie memang tinggi kalori, namun miskin zat-zat gizi penting lain seperti vitamin, mineral dan serat. Kalau mau bergizi lengkap, perlu ditambahkan sayuran seperti kol, sawi, tomat, brokoli, wortelatau kecambah. Tambahkan juga baso, udang, telor, sosis atau kornet. Bahan-bahan ini tinggaldimasukkan saat kita merebus mie. Mudah bukan? Dan yang perlu diingat, sebaiknya hindari konsumsi mie instant setiap hari.

C. Bahaya Mie Instans Bagi Penderita Hipertensi, Maag, Dan Autisme Kelemahan dari konsumsi mie instan adalah kandungan natriumnya yang tinggi. Natrium yang terkandung dalam mie instan berasal dari garam (NaCl) dan bahan pengembangnya. Bahan pengembang yang umum digunakan adalah natrium tripolifosfat, mencapai 1% dari bobot total mie instan per takaran saji. Natrium memiliki efek yang kurang menguntungkan bagi penderita maag dan hipertensi. Bagi penderita maag, kandungan natrium yang tinggi akan menetralkan lambung, sehingga lambung akan mensekresi asam yang lebih banyak untuk mencerna makanan. Keadaan asam lambung yang tinggi akan berakibat pada pengikisan dinding lambung dan menyebabkan rasa perih. Sedangkan bagi penderita hipertensi, natrium akan meningkatkan tekanan darah karena ketidakseimbangan antara natrium dan kalium (Na dan K) di dalam darah dan jaringan. Kelemahan lain mie instan adalah tidak dapat dikonsumsi oleh penderita autisme. Hal tersebut disebabkan karena mie instan mengandung gluten, substansi yang tidak boleh dikonsumsi oleh penderita autisme. D. Mie instan membuat kita lebih cepat lapar dari pada makan nasi Namun, sifat karbohidrat dalam mie berbeda dengan sifat yang terkandung di dalam nasi. Sebagian karbohidrat dalam nasi merupakan karbohidrat kompleks yang memberi efek rasa kenyang lebih lama. Sedangkan karbohidrat dalam mie instan sifatnya lebih sederhana sehingga mudah diserap. Akibatnya, mie instan memberi efek lapar lebih cepat dibanding nasi.

E. Titik Kritis di Seluruh Bahan Titik kritis kehalalan pada mie instan terletak pada semua bahan yang digunakannya. Tepung terigu, minyak goreng, bumbu-bumbu kan halal? Belum tentu. Tepung terigu pun bisa tercemar bahan haram. Saat ini tepung terigu difortifikasi (diperkaya) dengan vitamin, sedangkan vitamin sifatnya banyak yang tidak stabil sehingga harus dicoating (dilapisi). Salah satu bahan pelapis yang harus diwaspadai adalah gelatin, yang kemungkinan berasal dari babi. Selain itu sumber vitamin juga harus jelas, apakah berasal dari hewan, tumbuhan atau mikroorganisme. F. Mi instan dan bahan pengawet. Sebagai salah satu makanan populer yang memiliki daya simpan yang baik dan digemari oleh berbagai kalangan, mi instan sering dipertanyakan apakah menggunakan bahan pengawet dalam proses pembuatannya. Proses pembuatan blok mi Indomie dilakukan secara higienis dan tidak menggunakan bahan pengawet apapun. Proses pengawetannya dilakukan dengan cara pengeringan, yaitu digoreng dalam minyak goreng bersuhu tinggi, yang dikenal dengan proses pengeringan deep frying. Atau bisa juga dengan proses pengeringan menggunakan hot air drying. Sebagian besar produk mi instant yang diproduksi secara komersial diawetkan melalui proses deep frying. Melalui proses pengeringan tersebut, kadar air dalam mi instan hanya sekitar 2-4% saja sehingga tidak memungkinkan mikroba pembusuk berkembang biak. Dengan alasan tersebut, mi instan tidak perlu lagi ditambah dengan bahan pengawet apa pun.

G. Mi instan dan MSG MSG adalah singkatan dari Mono Sodium Glutamat yang merupakan senyawa penyedap rasa. Secara alami MSG banyak terdapat dalam berbagai jenis makanan hasil fermentasi seperti kecap, tauco, tomat, keju, susu, ikan dan jamur. Di Jepang, MSG digolongkan dalam kelompok rasa umami atau gurih, yaitu jenis rasa kelima di samping empat rasa utama ayng telaha dikenal yaitu manis, pahit, asam, dan asin. MSG merupakan jenis bahan tambahan makanan yang tidak dilarang oleh Depkes maupun WHO atauCodex untuk digunakan dalam industri pangan. Kandungan MSG dalam bumbu Indomie telah dianggap aman dan memenuhi persyaratan yang dibutuhkan bagi keamanan pangan. Perlu diketahui, manusia dewasa memerlukan asupan MSG sebanyak 1020 gr sehari (sumber: International Glutamate Information Service, www.glutamate.org) melalui makanan untuk memenuhi kebutuhan tubuhnya. MSG digunakan sebagai sumber energi sekunder setelah glukosa yang bermanfaat bagi kepentingan fungsi otak dan untuk menggantikan sel tubuh yang rusak serta membentuk enzim dan hormon dalam tubuh. Indomie aman dan layak dikonsumsi setiap hari. Indomie telah mendapatkan persetujuan Pendaftaran Produk Pangan (MD Nomor) dari BPOM (Badan Pengawas Obat dan Makan RI) dan Sertifikat Produk SNI 01-3551-2000 dari KAPUSTAN (Kepala Pusat Standarisasi Departemen Perindustrian). Indomie telah dinilai aman dan memenuhi persyaratan yang dibutuhkan bagi keamanan pangan. Terakhir, jangan lupa makanlah Indomie bersama sayuran dan sumber protein lain, serta tambahkan buah segar atau jus buah untuk melengkapi gizi yang dibutuhkan tubuh. Jadi kita dapat menikmati dua hal sekaligus, kelezatan dan kesehatan.

5.

HAL-HAL YANG HARUS DIPERHATIKAN DALAM MENGKONSUMSI MIE INSTANS Penggunaan lilin sebagai pelapis produk mie yang telah diijinkan oleh FDA adalah penggunaan natural waxes yang terbuat dari food-grade vegetable (Jojoba oil, bayberry, castor, rice bran, soy wax), petroleum (Parafin, microcrystalline, petroleum jelly), beeswax (lilin yang dihasilkan oleh lebah), shellac- based wax (lilin yang dihasilkan oleh sejenis serangga Kierra Lacca) atau resin (lilin yang dihasilkan oleh jenis-jenis tumbuhan tertentu). Lilin-lilin diatas banyak digunakan di dalam industri makanan, biasanya sebagai pelapis buah-buahan agar tetap segar dan tidak mudah busuk selama melalui pengangkutan dari kebun, pasar sampai meja makan pembeli. Selain itu, kemungkinan besar industri jenis makanan lain (termasuk disini mie instan) menggunakan salah satu diantaranya untuk melapisi produknya agar tidak lengket saat dimasak. Yang perlu diperhatikan disini adalah penggunaan petroleum sebagai pelapis makanan. Petroleum adalah campuran kompleks zat hidocarbon dalam berbagai berat jenis. Hidrocarbon adalah campuran hidrogen dan carbon. Menurut beberapa penelitian yang pernah saya baca dan informasi kesehatan lain yang saya dapat, hidrokarbon dapat memicu timbulnya kanker karena menginduksi perubahan atau mutasi gen. Selama ini kita tidak tahu, jika benar para produsen makanan tersebut menggunakan lilin sebagai pelapis produknya, lilin jenis apa yang digunakan, apakah petroleum atau jenis alami yang lain. Oleh karena itu, sebaiknya berhati-hati. Disamping penggunaan lilin, kita juga harus memperhatikan penggunaan pewarna pada produk mie instan. Yang biasa kita temui adalah penggunaan warna kuning buatan, tartrazine. Pewarna buatan ini mempunyai beberapa efek samping negatif terhadap kesehatan berhubungan dengan penyakit asma. Mungkin sebagai konsumen, kita dapat memilih produk-produk makanan yang menggunakan pewarna

alami seperti beta caroten (pewarna kuning alami). Selain pewarna, kita juga harus memperhatikan penggunaan MSG dan kadar natrium total pada mie instan yang biasanya mencapai sekitar seribu miligram. Kita semua pasti tahu, bahwa kadar garam yang terlalu tinggi tidak baik bagi penderita hipertensi, jantung dan ginjal. Selama mie instan tersebut sudah mendapat izin dari Depkes, tentulah aman. Namun bila dikonsumsi setiap hari, apalagi oleh anak-anak, inilah yang menjadi masalah. Sebagaimana makanan instan produk industri lainnya, mie instan menggunakan banyak sekali bahan-bahan kimia. Pewarna, pengawet, dan penyedap harus kita waspadai dalam hal ini. Sekalipun aman, namun bila terus menerus kita konsumsi dalam frekuensi sering dan dalam jangka waktu lama, bahan-bahan kimia dapat terakumulasi dalam tubuh. Efeknya tentu akan mengganggu sistem metabolisme, karena bahan kimia, bagaimana pun adalah racun bagi tubuh. Selain itu, terlalu sering makan mie instan juga dapat mengganggu masukan gizi, terutama anak-anak. Kita memang dapat menambahkan telur dan sayuran sehingga kualitas gizi mie instan tidak kalah dengan seporsi nasi komplet. Namun rasa mie yang terlalu gurih, dapat merusak selera makan anak. Lidah mereka yang sedang belajar mengidentifikasi rasa, akan terpola dengan rasa gurih yang tajam dari MSG dan flavor mie. Akibatnya mereka menganggap masakan ibu yang umumnya tidak terlalu banyak menggunakan MSG hambar. Selera makan mereka pun hilang. Akhirnya, mau mie lagi, mie lagi. Karena itulah, biar enak, kita tetap harus mampu mengontrol diri. Jangan terlalu sering mengkonsumsi mie instan, apalagi memberikan ke anak-anak. Sesekali silakan, apalagi saat-saat cuaca dingin.

6. BEBERAPA HAL POSITIF DARI MIE INSTANS Kebanyakan produk-produk mie instan telah melalui proses fortifikasi (seperti yang sudah pernah dibahas), yakni proses penambahan mikronutrien ke dalam produk. Mikronutrien ini seperti misalnya zat besi, asam folat, niasin, vitamin dan mineral seperti kalsium. Baru-baru ini telah diperkenalkan jenis mie instan baru yang justru dapat membantu orang-orang yang mengalami kegemukan atau ingin berdiet, menurunkan berat badannya. Mie instan tersebut adalah mie yang menggunakan pectin sebagai salah satu bahan dasarnya. Pectin adalah polisakarida linear yang terutama terdiri dari asam galacturonic dan turunannya. Saat zat ini berada di dalam lambung dan terisi cairan, ia akan mengembang dan mengisi penuh perut, dan konsistensinya membuat lama berada dalam saluran pencernaan, sehingga memperlambat timbulnya rasa lapar. Menurut penelitian, serat pectin dapat mengurangi absorbsi pada saluran pencernaan sehingga menurunkan level kolesterol darah, meningkatkan peristaltik usus, mengurangi konstipasi dan mengurangi resiko kanker saluran cerna. Hasil dari penelitian Instant Noodles with pectin for Weight Reduction menyebutkan bahwa efikasi penurunan berat badan dan pembentukan postur tubuh pada penggunaan mie instan dengan pectin lebih baik daripada mie instan dengan formula standar (tanpa pectin). Dari beberapa ulasan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa konsumsi mie instan tidak sepenuhnya berbahaya, bahkan bermanfaat selama dikonsumsi dalam jumlah yang tidak berlebihan.

7. TIPS MENGHINDARKAN KETERGANTUNGAN ANAK PADA MIE 1. Jelaskan dengan bahasa anak, efek negatif mie bagi tubuhnya bila dia makan terlalu banyak atau sering. Kalau sudah bisa membaca, boleh tunjukkan artikel ini untuk dia baca. 2. Jangan selalu menuruti kemauan anak untuk makan mie. Kalau nggak mau makan ? Jangan khawatir, anak kita tidak akan mati kelaparan kok gara-gara tidak mau makan sesekali. Biarkan saja. Nanti kalau sudah benar-benar lapar tentu dia mau makan juga. Kan makan adalah kebutuhan tubuh kita. 3. Kalau anak nangis dan ngambek ? Kita harus belajar tegas dan tega. Toh ini untuk kebaikan anak kita. Jangan sampai anak kita berpikiran,Kalau aku nangis pasti dibolehin. Lama-lama anak akan menjadikan tangisnya sebagai senjata untuk mendikte kita. Biarkan anak menangis. Kalau sudah reda, katakan dengan nada sayang, bahwa kita melarangnya semata-mata untuk kebaikannya. 4. Sediakan makanan alternatif yang sehat dan tak kalah lezat. Buatlah acara makan menyenangkan baginya, sehingga dia merasa nyaman dengan makanan selain mie instan.

BAB III PENUTUP A. KESIMPULAN Dari pembahasan di atas dapat diambil kesimpulan : - Bahan-bahan dalam mie instant yang harus diwaspadai - Untuk memenuhi kebutuhan energi yang dihasilkan dari zat gizi di atas per satu kali saji, maka satu kemasan setidaknya mengandung komposisi - SALAH satu jenis makanan cepat saji adalah mie. Mie ini punya beberapa jenis. Ada mie instan, mie kering, mie basah, mie rebus yang dibuat dari terigu (gandum). Ada juga bihun, yang dibuat dari tepung beras. Lalu soun yang dibuat dari pati tepung kacang hijau. Ada juga yang dibuat dari campuran tepung terigu dan beras, tepung tapioka, tepung kentang atau tepung soba. - Kebanyakan produk-produk mie instan telah melalui proses fortifikasi (seperti yang sudah pernah dibahas), yakni proses penambahan mikronutrien ke dalam produk. Mikronutrien ini seperti misalnya zat besi, asam folat, niasin, vitamin dan mineral seperti kalsium.

B. SARAN Sebaiknya dalam mengomsumsi Mie Instan jangan tiap hari, akan tetapi disesuiakan dengan kondisi mengkomsumsinya dan jangan pula terlalu berlebihan dalam

DAFTAR PUSTAKAhttp://www.kapanlagi.com/newp/a/0000001249.html http://www.forumkami.com/forum/tips/13432-cara-menghilangkan-racun-di-mieinstant.html http://www.halalguide.info/2009/04/02/mie-instant/ http://hoax.wordpress.com/2006/11/10/lilin-pada-mi-instan/ http://gugling.com/5-mitos-seputar-mie-instant.html http://ptc-cam.blogspot.com/2010/04/bahayanya-mie-instan-untuk-kesehatan.html http://www.beritaterkinionline.com/2009/08/usus-dipotong-akibat-gemar-makan-mieinstan.html http://www.docstoc.com/docs/22264550/Bahaya-Mie-Instant-Untuk-Ibu-Hamil/ http://doktersehat.com/2010/02/03/efek-buruk-makan-mie-instan-setiap-hari/ http://gurl.me/health-care/bahaya-mie-instant-266/ http://inovasibelajar.com/hati-hati-mengkonsumsi-mie-instan/ http://www.azk4.com/2009/03/cara-aman-konsumsi-mie-instan_3471.html http://blog.unsri.ac.id/memed/kesehatan/di-balik-gurihnya-mie-instan/mrdetail/3628/ http://www.wonosari.com/medis-f6/akibat-banyak-konsumsi-mie-instan-t5761.htm