pembuatan mie

48
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang memiliki jumlah penduduk yang sangat besar, tapi tidak didukung oleh jumlah lapangan pekerjaan yang mengakibatkan banyaknya pengganguran di era globalisasi ini. Karena itu, perlu pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi untuk menghadapinya. Pendidikan di sekolah dan di luar sekolah berperan sebagai penunjang pembangunan sumber daya manusia, harus secara jelas ikut membantu dan membentuk peserta didik menjadi aset bangsa. Sebagai aset bangsa peserta didik diharapkan menjadi manusia produktif yang berpenghasilan, juga menjadi manusia yang mampu menciptakan produk-produk unggulan. Sekolah Menengah Kejuruan, khususnya Kimia Analisis berharap agar dapat menghadapi tantangan dan tuntutan yang muncul pada kondisi sekarang ini serta dapat memfokuskan siswa pada kehandalan dalam bekerja. Dalam sektor Industri, perlu adanya kerjasama antara sekolah dengan dunia Industri, dimana Industri turut membantu pembekalan melalui Prakerin.

Upload: yogapriambudi

Post on 27-Jun-2015

5.943 views

Category:

Documents


12 download

TRANSCRIPT

Page 1: Pembuatan mie

BAB IPENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Indonesia merupakan negara yang memiliki jumlah penduduk yang sangat

besar, tapi tidak didukung oleh jumlah lapangan pekerjaan yang mengakibatkan

banyaknya pengganguran di era globalisasi ini. Karena itu, perlu pengembangan

ilmu pengetahuan dan teknologi untuk menghadapinya.

Pendidikan di sekolah dan di luar sekolah berperan sebagai penunjang

pembangunan sumber daya manusia, harus secara jelas ikut membantu dan

membentuk peserta didik menjadi aset bangsa. Sebagai aset bangsa peserta didik

diharapkan menjadi manusia produktif yang berpenghasilan, juga menjadi manusia

yang mampu menciptakan produk-produk unggulan. Sekolah Menengah Kejuruan,

khususnya Kimia Analisis berharap agar dapat menghadapi tantangan dan tuntutan

yang muncul pada kondisi sekarang ini serta dapat memfokuskan siswa pada

kehandalan dalam bekerja.

Dalam sektor Industri, perlu adanya kerjasama antara sekolah dengan dunia

Industri, dimana Industri turut membantu pembekalan melalui Prakerin.

Praktek Kerja Industri (Prakerin) merupakan salah satu program kurikulum

Sekolah Menengah Kejuruan Analis Kimia Nusa Bangsa Bogor yang bertujuan

menciptakan tenaga analis yang siap kerja dengan harapan peserta didik dapat

menyesuaikan diri dengan dunia kerja sehingga dapat menjadi analis yang terampil,

kreatif, dan ulet.

1.2. Maksud dan Tujuan pelaksanaan Prakerin

Maksud Praktek Kerja Industri adalah untuk mencetak dan mempersiapkan

tenaga Analis Kimia yang berjiwa perintis, memiliki kemampuan kerja yang

professional dan disiplin, mampu memimpin dan siap pakai serta mempunyai

peranan besar dalam mengembangkan dan memajukan sektor Industri Kimia di

Indonesia.

Page 2: Pembuatan mie

Tujuan pelaksanaan Prakerin yaitu :

1. Siswa dapat menerapkan teori dan praktek yang telah didapat dari sekolah selama

pendidikan.

2. Memberikan kesempatan pada siswa untuk dapat beradaptasi dengan suasana dan

lingkungan kerja sebenarnya.

3. Meningkatkan pengetahuan dalam penggunaan instrument kimia analisis yang

lebih modern

4. Menumbuhkan dan memantapkan sikap profesional siswa dalam rangka

memasuki lapangan Industri

5. Meningkatkan wawasan siswa pada aspek-aspek yang berkaitan dengan dunia

kerja antrara lain : Strukur Organisasi, disiplin, lingkungan dan system kerja.

6. Memberikan kesempatan pada siswa untuk menerapkan keterampilan dan

keahlian dibidang masing-masing.

1.3 Tinjauan umum

Praktek Kerja Industri (Prakerin) yang penulis lakukan berada di perusahaan

yang bergerak dalam bidang industri makanan yaitu PT. Indofood CBP Sukses

Makmur divisi Noodle cabang Surabaya Jl. Raya Cangkring Malang KM.32

Kec.Beji Kab.Pasuruan

1.3.1. Sejarah dan Perkembangan Perusahaan

PT. Indofood CBP Sukses Makmur merupakan perusahaan yang bergerak

dalam bidang industri makanan. Perusahaan yang berdiri pada 14 Agustus 1990 di

Jakarta ini diberi nama PT. Panganjaya Intikusuma.

PT. Indofood CBP Sukses Makmur divisi Noodle cabang Cibitung didirikan

pada tahun 1992 dengan nama awal PT. Inti Pangan Persada dan mengubah

namanya menjadi PT. Indofood Sukses Makmur Tbk empat tahun kemudian. Lalu

pada 1 Oktober 2009, perusahaan ini menganti namanya kembali menjadi PT.

Indofood CBP Sukses Makmur.

PT. Indofood CBP Sukses Makmur cabang Cibitung merupakan perusahaan

yang bergerak dibidang pembuatan mie instan yang dikemas dalam kemasan plastic

dengan tambahan bumbu dan minyak bumbu. Baik bumbu dan minyak bumbu serta

Page 3: Pembuatan mie

bahan pelengkap lainnya tidak diproduksi diperusahaan ini melainkan diproduksi

oleh perusahaan yang masih termasuk dalam Indofood group yang berlokasi di

Semarang, Cikampek, dan Surabaya yang kemudian di supply ke Indofood cabang

Cibitung .

Divisi mie instan merupakan divisi terbesar di Indofood, pabriknya tersebar di

14 kota besar di Indonesia yaitu : Pekanbaru, Lampung, Medan, Palembang,

Jakarta, Cibitung, Tangerang, Bandung, Semarang, Surabaya, Banjarmasin,

Pontianak, Manado dan Makasar.

Jenis-jenis produk yang diproduksi oleh PT. Indofood CBP Sukses Makmur

divisi noodle ini dapat dibagi menjadi 5 bagian, yaitu :

Normal Noodle : Indomie, Supermie, Sarimi, Sakura

Snack Noodle : Anak Mas

Cup Noodle : Pop Mie

Dried Noodle : Mie Telur cap 3 ayam

Bihun : Pop Bihun

Perusahaan ini dengan cepat dapat berkembang. Pada awal berdiri tahun 1992

PT. Indofood CBP Sukses Makmur hanya memiliki satu pabrik (plant 1) kemudian

di tahun 1996 didirikan pabrik kedua (plant 2) dan terakhir pada tahun 2001

didirikan lagi pabrik ketiga (plant 3) yang dikhususkan untuk produksi bihun.

Dengan visi “menciptakan pilihan menjadi penyedia utama makanan dan

consumen products bermerk terkemuka bagi jutaan konsumen di Indonesia dan juga

di berbagai penjuru dunia.” PT. Indofood CBP Sukses Makmur telah mendapatkan

berbagai sertifikasi dan penghargaan diantaranya : ISO 9001:2000,HACCP,

Setifikasi Halal Indonesia dan Malasyia, dan SNI untuk menjamin kualitas produk

yang dihasilkan.

Pemasaran produk PT. Indofood CBP Sukses Makmur cabang Cibitung adalah

daerah Jakarta dan sekitarnya. Selain itu produksi perusahaan juga diekspor ke

berbagai negara diantaranya Eropa, Timur Tengah, Inggris, Nigeria, Amerika,

Jepang, Taiwan, Hongkong, Malaysia, Brunei, Singapura, Australia.

Page 4: Pembuatan mie

1.3.2 Lokasi dan Tata Letak Perusahaan

PT. Indofood CBP Sukses Makmur Divisi Noodle cabang Cibitung ini

beralamat di Kampung Jarakosta, Desa Sukadanau RT 05/RW 02 No.1 Cikarang

Barat, Bekasi 17520. Dengan batas-batas wilayah sebagai berikut :

Utara : berbatasan dengan Pabrik seasoning PT. Indo Sentra Pelangi dan

pemukiman penduduk.

Selatan : berbatasan dengan Pabrik Gas Samator

Timur : berbatasan dengan Jalan Raya dari Kampung Jarakosta

Barat : berbatasan dengan pemukiman penduduk, jalan tol dan sawah.

Luas area pabrik PT.Indofood CBP Sukses Makmur ini sekitar 25,75 hektar

digunakan untuk bangunan pabrik, unit pengolah limbah dan berbagai sarana

hubungan industrial.

Unit pengolah limbah yang digunakan Waste Water Treatment (WWT)

untuk pengolahan limbah cair dan incinerator untuk pengolahan limbah padat.

Berbagai fasilitas industrial yang ada adalah Kantin. Poliklinik, Koperasi,

Mushola ,Tempat olahraga dan kesenian serta Bank dan ATM BCA .

1.3.3 Struktur Organisasi

Struktur organisasi merupakan gambaran fungsi dan tanggungjawab tugas

dan kewajiban serta kekuasaan yang ada pada perusahaan agar personil mudah

dalam melaksanakan aktifitasnya untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan

sebelumnya.

PT. Indofood CBP Sukses makmur dipimpin oleh seorang General Manager

(GM) yang membawahi lima department yaitu Factory Manager (FM), Branch

Process Development Quality Control Manager (BPDQCM), Branch Personal

Manager (BPM), Area and Sales Promotion Manager (ASPM), dan Finance and

Accounting Manager (FAM) .

Page 5: Pembuatan mie

a. Factory Manager (FM)

Factory Manager (FM) membawahi lima sub departemen yaitu Production

Manager (PM) yang memimpin departemen produksi, Factory Technic Manager

(TM) yang memimpin departemen teknik, Warehouse Manager (WHM) yang

memimpin departemen Warehouse, Production Planning and Inventory Control

(PPIC) yang memimpin departemen PPIC, Purchasing Officer yang memimpin

departemen Purcahsing

b. Branch Process Development Quality Control Manager (BPDQCM)

BPDQC Manager merupakan suatu departemen yang menangani

pengawasan mutu, mulai dari bahan baku, proses hingga produk jadi serta

melakukan inovasi dan modifikasi produk. Departemen ini memiliki beberapa

tugas yaitu:

1. menjamin mutu dari bahan baku sampai produk jadi di pasar

2. memperbaiki mutu proses dan produk

3. menangani keluhan konsumen, melaksanakan audit system mutu

4. mengkordinasikan kegiatan kalibrasi alat lab, produksi dan gudang.

BPDQC Manager membawahi QC Proses Supervisor dan QC Raw

Material and Finish Good Supervisor.

1. QC Proses Supervisor

Tugas dan tanggung jawab:

1. Menjamin dan mengendalikan mutu

proses produksi

2. Memonitoring shelf life produk

3. Menjalankan hasil standarisasi

proses

QC Proses Supervisor membawahi seksi, yaitu:

1.1. QC Proses Section Supervisor yang membawahi

1.1.1 QC Analis

1.1.2 QC Field

1.1.3 Admin

2. QC Raw Material and Finish Good Supervisor

Page 6: Pembuatan mie

Tugas dan tanggung jawab:

1. Mengendalikan mutu bahan baku dan barang jadi

2. Melakukan monitoring barang yang terdapat di gudang

QC RM/FG supervisor membawahi seksi, yaitu :

2.1 QC Raw Material and Finish Good Section Supervisor membawahi

2.1.1 QC Analis

2.1.2 QC Field

2.1.3 Admin

c. Finance and Accounting Manager (FAM)

FAM bertugas untuk menangani bidang keuangan perusahaan.

d. Branch Personnel Manager (BPM)

BPM bertugas untuk menangani tenaga kerja atau SDM yang ada di perusahaan.

e. Area and Sales Promotion Manager (ASPM)

ASPM bertugas untuk menangani bidang promosi dan penjualan produk.

1.4 Ketenagakerjaan

PT. Indofood CBP Sukses Makmur cabang Cibitung mempunyai jumlah tenaga

kerja kurang lebih 2076 orang dari seluruh plant.

1.4.1 Sistem dan jam kerja karyawan

Pembagian waktu kerja untuk karyawan di PT. Indofood CBP Sukses Makmur

mengacu pada peraturan yang telah ditetapkan oleh Departemen Tenaga Kerja

adalah 40 jam kerja dalam satu minggu.

Karyawan staff bekerja mulai pukul 08.00 sampai pukul 17.00 dari senin hingga

jumat. Sedangkan karyawan staff yang berhubungan dengan proses produksi

bekerja dari senin hingga sabtu dengan jam kerja pada pukul 08.00 sampai pukul

17.00 pada hari senin sampai jumat dan pukul 08.00 sampai pukul 14.00 pada hari

sabtu dengan waktu istirahat selama 1 jam pada pukul 12.00 sampai pukul 13.00.

Kegiatan produksi dilakukan selama 24 jam pada hari senin hingga jumat.

Sehingga pembagian jam kerja QC proses mengikuti jumlah regu kerja yang terdiri

dari 3 shift. Masing-masing shift memiliki 7 jam kerja selama satu sehari, dengan

Page 7: Pembuatan mie

pembagian waktu yaitu shift satu dimulai pada pukul 7.00 sampai pukul 14.30, shift

dua dimulai pada pukul 14.30 sampai pukul 22.00, dan shift tiga dimulai pukul

22.00 sampai pukul 06.00 WIB. Sedangkan pada hari sabtu pembagian jam kerja

pada masing-masing shift yaitu shift satu dimulai pukul 07.00 sampai pukul 12.00,

shift dua dimulai pukul 12.00 sampai pukul 17.00, shift tiga dimulai pukul 17.00

sampai pukul 22.00 WIB. Pada hari minggu hanya dilakukan uji alkali.

1.5 Gambaran umum proses produksi

1.5.1 Persiapan Produksi

Sebelum masuk kedalam proses produksi terlebih dahulu dilakukan persiapan

produksi yang meliputi pembuatan larutan alkali dan pengiriman tepung.

1. Pembuatan Alkali

Larutan Alkali adalah suatu campuran dari air dan bahan tambahan makanan

lain seperti antioksidan, pengemulsi, pengatur keasaman, penguat flavour, dll.

Larutan alkali dibuat berdasarkan pada jenis flavour yang akan diproduksi pada

line tertentu. Pembuatan larutan alkali dilakukan pada sebuah tangki alkali yang

didalamnya terdapat pengaduk yang digerakkan dengan motor, dimana

penggerak tersebut berfungsi untuk mengaduk campuran air dan bahan

tambahan makanan sehingga dihasilkan larutan alkali yang homogen. Kemudian

larutan alkali ditampung disebuah alat penampung (weighing tank). Larutan

yang telah dibuat digunakan untuk satu kali batch pengadukkan. Dari weighing

tank, larutan alkali kemudian dialirkan ke dalam mixer pembuat adonan.

2. Pengiriman tepung

Pengiriman tepung dapat dilakukan 2 cara yaitu Screw (secara manual)

dan SILO (secara otomatis)

a. Screw

Suatu proses penyupplian tepung terigu yang berasal dari gudang

bahan baku yang dimasukkan ke dalam hopper secara manual.

Kemudian tepung terigu tersebut akan disaring dengan menggunakan

Page 8: Pembuatan mie

sieveter dengan tujuan menyaring kotoran seperti benang dari kemasan

zak dan kayu dari palet. Kemudian terigu yang telah terbebas dari

kotoran tersebut dibawa oleh screw yang akan menuju mixer.

b. Silo

Suatu proses penyupplian tepung terigu yang dilakukan secara

otomatis. Tepung terigu yang berasal dari gudang bahan baku

dimasukkan ke tangki penampungan (buffer) sebelum penimbangan

berlangsung. Kemudian tepung yang sudah disesuaikan

jumlahnya/sudah diprogram (sesuai dengan jenis mie yang akan

diproduksi) secara otomatis masuk ke dalam mixer.

1.5.2 Tahapan Proses Produksi

Pada proses pembuatan mie instan terdapat tujuh tahapan yang harus dilewati,

meliputi Mixing (Pencampuran), Pressing (pengepresan). Slitting (pembentukkan

untaian), Steaming (pengukusan), cutting (pemotongan), frying (pengorengan),

cooling (pendinginan), wrapping/packing (pengemasan).

1. Mixing

Proses mixing adalah proses awal pada pengolahan mie. Pada tahap ini

tepung terigu yang sudah berada di alat mixer dicampurkan dengan air dan

bahan tambahan ( larutan alkali yang sudah dibuat sesuai dengan jenis mie

yang akan diproduksi ) agar menjadi suatu adonan. Air yang dicampurkan

harus sesuai, sehingga adonan tidak terlalu lembek atau terlalu keras.

Pada proses ini pemeriksaan yang harus dilakukan adalah pengamatan

terhadap cemaran, jumlah alkali yang ditambahkan , jumlah penambahan air

serta kadar air pada adonan.

2. Pressing

Pada Proses Pengepresan (Pressing) adonan terigu beserta campurannya

dibentuk menjadi suatu lembaran. Adonan dilewatkan pada pressing roll yang

memiliki tingkat ketebalan yang berbeda-beda untuk mendapatkan lembaran

Page 9: Pembuatan mie

panjang dengan ketebalan tertentu yang sesuai dengan standart. Adonan yang

berjalan dari pressing roll pertama sampai dengan yang terakhir menyebabkan

bentuk lembaran semakin tipis hingga mencapai ketebalan tertentu sesuai

dengan jenis mie yang akan diproduksi.

Pada Proses Pressing ini pemeriksaan yang dilakukan yaitu untuk

mengetahui cemaran dan ketebalan untaian.

3. Slitting

Setelah melalui roll press , maka adonan mie akan dibentuk suatu untaian

dengan menggunakan alat sillter. Dengan mengatur kecepatan laju alat sillter

untaian akan lebih merapat. Jadi mie yang terbentuk terlihat lebih rapi, rapat

dan lebih padat. Kemudian adonan yang berbentuk untaian diubah menjadi

bentuk gelombang dengan menggunakan waving net.

Pemeriksaan yang dilakukan pada tahap ini adalah bentuk untaian dan

bentuk gelombang mie yang dihasilkan.

4. Steaming

Steaming merupakan proses pengukusan atau pemasakan mie

menggunakan uap panas yang dialirkan boiler ke dalam steam box. Pada tahap

ini berlangsung proses gelatinisasi. Gelatinisasi adalah proses penyerapan air

kedalam granula pati. Tujuan dari proses ini agar mie tergelatinisasi dengan

sempurna sehingga tekstur mie menjadi empuk dan elastis.

Proses pemeriksaan yang terjadi pada proses ini adalah pengukuran

tekanan, suhu, waktu steam, serta cemaran. Pengukuran tekanan menjadi hal

yang penting pada proses ini karena jika tekanan terlalu tinggi bisa

menyebabkan mie menjadi lengket dan waktu steaming juga berpengaruh

terhadap penetrasi panas dalam mie, jika waktu steaming semakin lama maka

panas yang berpenetrasi akan semakin baik dan merata.

Page 10: Pembuatan mie

5. Cutting

Setelah melakukan steaming, mie dibentuk menjadi bentuk segi empat

dengan proses cutting yang dilakukan dengan melewatkan mie pada alat cutter

yang bergerak dengan kecepatan tertentu sehingga ukuran panjang mie sesuai

dengan standart yang telah ditentukan.

Pemeriksaan yang dilakukan pada tahap ini adalah kecepatan cutter,

panjang mie yang telah terpotong, berat mie basah untuk setiap line serta

cemaran asing.

6. Frying

Proses Frying merupakan proses dimana mie yang telah disteam akan

digoreng menggunakan minyak goreng yang sebelumnya telah dilakukan

penyaringan dan pemanasan yang telah ditambahkan dengan antioksidan.

Tujuan dari proses ini adalah untuk menurunkan kadar air yang berasal dari

proses pengukusan (steaming).

Beberapa factor yang mempengaruhi proses penggorengan adalah kondisi

minyak goreng, suhu dari luar ataupun dari alat-alat penggorengan,

temperature penggorengan serta waktu penggorengan.

Parameter mutu yang digunakan dalam proses ini adalah waktu

penggorengan, berat mie kering setiap jalur, susut mie, jumlah antioksidan

yang ditambahkan pada minyak serta menganalisa FFA (asam lemak bebas)

minyak goreng.

7. Cooling

Cooling atau proses pendinginan merupakan suatu proses dimana mie

yang telah melalui proses frying didinginkan/ ditiriskan di cooling box dengan

suhu tertentu.

Tujuan dari proses cooling adalah untuk menurunkan suhu mie agar mie

pada saat dikemas tetap terjaga kerenyahannya . Tujuan lain dari proses

Page 11: Pembuatan mie

cooling ini juga untuk mengurangi kadar minyak yang dihasilkan dari proses

frying agar mie tidak berminyak.

Parameter mutu yang dilakukan pada proses cooling ini meliputi

pengukuran waktu pendinginan mie, bentuk mie dan cemaran . Selain itu

dilakukan juga analisa berupa kadar lemak dan kadar air mie tujuannya untuk

mengetahui mie mudah patah atau tidak.

8. Wrapping dan Packing

Setelah dilakukan proses cooling, mie akan di wrapping dan

packing.Wrapping merupakan pembungkusan mie dengan kemasan yang

sesuai dengan mie yang telah dibuat. Kemudian mie yang telah dikemas diberi

kode produksi dan tanggal kadarluarsa mie.

Pada packing mie yang telah terkemas dan diberi kode produksi,

kemudian ditumpuk pada karton kemasan sejumlah yang telah ditentukan,

kemudian mie diberi lakban.

Tujuan dari pemberian kemasan adalah untuk melindungi produk dari

kotoran, debu dan penggangu lainnya yang dapat menurunkan kualitas mie.

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pengemasan adalah kode produksi,

mutu karton, kondisi pengeleman, berat rata-rata dan cemaran.

Page 12: Pembuatan mie

BAB II

KAJIAN TEORI

2.1 Mie Instan

Mie Instan merupakan salah satu makanan berenergi tinggi yang terbuat dari

tepung terigu, air, dan garam. Makanan ini sangat umum dikonsumsi oleh masyarakat

di dunia terutama di Asia karena makanan ini mengenyangkan, mudah dibuat dan

harganya lebih ekonomis. (Google, 2007)

Mie Instan didefinisikan sebagai produk makanan kering yang dibuat dari tepung

terigu dengan atau tanpa penambahan bahan makanan lain dan bahan tambahan

makanan yang diizinkan, berbentuk khas mie dan dapat dihidangkan setelah dimasak

dan diseduh dengan air mendidih paling lama empat menit (SNI-01-3551-2000).

Proses pembuatan mie instan diawali dengan mencampurkan tepung terigu

dengan larutan alkali (campuran beberapa komponen yang dicampurkan dengan air)

pada proses Mixing. Selanjutnya adonan dibentuk menjadi lembaran adonan yang

semakin tipis hingga mencapai ketebalan tertentu dalam proses Pressing. Kemudian

menuju proses Slitting dimana adonan mie dijadikan untaian atau gelombang dengan

jumlah serta lebar untaian sesuai jenis mie yang dibuat, selanjutnya menuju proses

Cutting, dimana adonan tersebut dipotong dengan panjang yang telah ditentukan.

Berikutnya adonan tersebut berjalan menuju steam box yang merupakan alat yang

digunakan untuk pengukusan dalam proses Steaming yang selanjutnya menuju proses

Frying dimana mie akan dikukus dengan suhu tertentu dan kemudian didinginkan

pada proses Cooling. Adonan yang sudah berbentuk mie selanjutnya di beri bumbu

dan dikemas sesuai rasa yang telah ditentukan pada proses Wrapping, dan terakhir

mie instan dimasukkan kedalam karton dalam proses Packing sebelum dipasarkan.

Page 13: Pembuatan mie

Mutu mie instan yang berkualitas baik adalah mie yang memiliki gigitan relative

kuat, kenyal dan permukaan tidak lengket. Mutu mie instan juga ditentukan

berdasarkan warna, tekstur, dan cara masak untuk penyajian.

Jenis Parameter pengujian Mie Instan

2.1.1 Kadar Air

Kadar air adalah banyaknya air yang hilang jika dipanaskan pada kondisi

uji tertentu. Terdapat dua metode untuk menentukan Kadar Air pada bahan

pangan yaitu metode pemanasan langsung dan metode Xylol.

Metode pemanasan langsung digunakan untuk seluruh produk makanan

kecuali bila produk tersebut mengandung komponen atau zat yang mengalami

dekomposisi pada suhu pemanasan 105-110oC atau produk tersebut

mengandung komponen atau zat yang mudah menguap. Sedangkan pada

metode Xylol dapat digunakan untuk produk yang mengandung air dan

minyak terbang (volatile oil) dimana keduanya dapat menguap, walaupun

jumlahnya relative sedikit tapi metode ini cukup cepat dan efisien.

Penetapan Kadar Air pada Mie Instan cenderung memakai metode

pemanasan langsung karena sifat air dari Mie instan sendiri yang mudah

menguap.

Air dalam makanan terdapat dalam tiga bentuk yaitu air bebas yang

terdapat pada lapisan bahan makanan, air yang terikat pada permukaan, dan

air yang membentuk ikatan dengan struktur Kristal.

Pada pemanasan 105oC hanya mengukur kadar air bebas yang terdapat

pada bahan pangan . Kadar Air dalam suatu bahan terutama makanan perlu

ditetapkan, karena makin tinggi kadar air dalam suatu bahan makanan, makin

besar kemungkinan bahan tersebut cepat rusak atau tidak tahan lama.

Kadar air yang tinggi dapat mengalami penurunan kualitas mutu selama

prose penyimpanan, yaitu perubahan warna lebih cepat, kerusakan karena

mikroorganisme dan daya simpan yang rendah.

Kadar Air maksimum yang boleh terkandung pada produk pangan darurat

salah satunya makanan padat adalah sebesar 9.5%. Hal ini dimaksudkan

Page 14: Pembuatan mie

untuk meminimalisir kerusakan akibat aktivitas mikroorganisme.

(Brisske, 2004)

2.1.2 Kadar LemakLemak merupakan salah satu zat gizi yang sangat diperlukan oleh tubuh

disamping zat gizi yang lain seperti karbonhidrat, protein, vitamin dan mineral

yang mudah dicerna .

Lemak merupakan salah satu kelompok yang termasuk golongan lipida.

Termasuk sifat yang khas dan mencirikan golongan lipida adalah larutannya

dalam pelarut organic atau sebaliknya ketidaklarutannya dalam pelarut air.

Kadar lemak pada mie Instan ditentukan dengan mengekstraksi mie

menggunakan pelarut organic yaitu petroleum benzene yang didasarkan pada

perbedaan titik didih dan berat jenis.

Penggunaan pelarut petroleum benzene didasarkan pada sifat dari pelarut

tersebut yang dapat melarutkan minyak dalam mie. Disamping murah

petroleum benzene juga tidak terlalu mencemari lingkungan. Pelarut ini juga

memiliki bau yang tidak tajam serta petroleum benzene lebih bisa melarutkan

minyak karena titik didih yang pelarut itu miliki lebih rendah dari pelarut

organic lain.

Lemak dan minyak merupakan trigliserida atau ester dari gliserol dan

asam –asam lemak .

Struktur pembentukkan lemak :

2.1.3 AV (Acid Value) / Bilangan Asam

Page 15: Pembuatan mie

Bilangan asam didefiniskan sebagai jumlah KOH (mg) yang diperlukan

untuk menetralkan asam lemak bebas dalam 1 gram minyak. Bilangan asam

juga merupakan parameter penting dalam penentuan kualitas minyak.

Bilangan asam ini menunjukkan banyaknya asam lemak bebas yang ada

dalam minyak akibat reaksi hidrolisis akibat reaksi kimia, pemanasan, proses

fisika atau reaksi enzimatis.

Semakin tinggi bilangan asam maka semakin banyak minyak yang

terhidrolisis.

Penentuan dilakukan dengan cara titrasi menggunakan KOH-alkohol

ditambah dengan indikator phenilpetalin (PP).

2.2 Minyak Goreng

Minyak goreng adalah hasil akhir (Refined Oils) dari sebuah proses

permunian minyak nabati (golongan yang bisa dimakan) dan terdiri dari beragam

jenis senyawa trigliserida. Untuk menganalisis karakteristik dari suatu minyak

goreng maka jumlah kandungan asam lemak inilah yang dipakai sebagai tolak ukur.

(Google, 2008)

Minyak dapat digunakan sebagai medium penggorengan bahan pangan.

Dalam penggorengan minyak goreng berfungsi sebagai medium penghantar panas,

menambah rasa gurih, menambah nilai gizi dan kalori dalam bahan pangan.

Sepertinya halnya semua lemak , minyak sayur merupakan senyawa ester dari

gliserin dan campuran dari berbagai jenis asam lemak, tidak larut dalam air tetapi

larut dalam pelarut organic. Banyak minyak sayur yang dikonsumsi secara

langsung, ataupun digunakan secara langsung sebagai bahan campuran di dalam

makanan. Minyak cocok untuk keperluan memasak karena minyak mempunyai titik

nyala yang tinggi. (Tambun, 2006).

Minyak goreng yang dipakai dalam proses penggorengan dalam pembuatan

mie instan adalah minyak sawit. Minyak ini diperoleh dari pengolahan buah kelapa

sawit . Secara garis besar buah kelapa sawit terdiri dari serabut buah (pericarp) dan

inti (kernel). Serabut buah kelapa sawit terdiri dari tiga lapis yaitu lapisan luar atau

kulit buah yang disebut pericarp, lapisan sebelah dalam disebut mesocarp atau pulp

Page 16: Pembuatan mie

dan lapisan paling dalam disebut endosperm. Inti kelapa sawit terdiri dari lapisan

kulit biji (testa), endosperm dan embrio.

Mesocarp mengandung kadar minyak rata-rata sebanyak 56%, inti (kernel)

mengandung minyak sebesar 44% dan endocarp tidak mengandung minyak.

(Pasaribu, 2004)

Berikut ini tabel dari komposisi trigliserida dan tabel komposisi asam lemak

dari minyak kelapa sawit (Pasaribu, 2004) :

Minyak sawit dalam kehidupan sehari-hari lebih banyak berfungsi sebagai

penghantar panas, menambah cita rasa makanan, memperbaiki tekstur makanan dan

sumber energi untuk kebutuhan tubuh dan sangat popular saat ini. Minyak sawit

memiliki komponen aktif yang sangat berguna bagi kesehatan.

Minyak sawit mengandung sedikit asam lemak jenuh seperti asam miristik dan

asam laurik, tetapi banyak sekali mengandung asam lemak tidak jenuh tunggal yaitu

asam oleat, asam tidak jenuh ganda seperti asam lemak linoleat, asam lemak

linolenat.

Minyak sawit memiliki kandungan gizi yang lebih lengkap dibandingkan

dengan minyak zaitun dan VCO. Selain mengandung provitamin A yaitu α dan β

Page 17: Pembuatan mie

karoten minyak sawit mengandung berbagai jenis mineral yang terdiri atas riboflavin,

fosfor, potassium, kalsium, magnesium, mangan, retinal, dan licopen. (Arghainc,

2008)

Sebab-sebab dari kerusakan lemak atau minyak yaitu :

1). Penyerapan bau

Lemak bersifat mudah menyerap bau, apabila bahan pembungkus dapat

menyerap lemak maka lemak yang terserap ini akan teroksidasi oleh udara

sehingga rusak dan berbau. Bau yang berasal dari baguan lemak yang rusak ini

akan diserap oleh lemak yang ada dalam bungkusan yang mengakibatkan seluruh

lemak menjadi rusak.

2). Hidrolisis

Dengan adanya air, lemak dapat terhidrolisis menjadi gliserol dan asam

lemak. Reaksi ini direaksikan cepat oleh basa, asam, dan enzim-enzim sejenis

protein. Hidrolisis sangat mudah terjadi dalam lemak dengan dengan asam lemak

rendah(mentega, minyak kepala sawit, dan minyak kelapa). Hidrolisis sangat

menurunkan mutu minyak goreng. Selama penyimpanan dan pengolahan lemak

atau minyak asal lemak bebas bertambah dan harus dihilangkan dengan proses

pemurnian untuk menghasilkan minyak yang lebih baik.

3). Oksidasi dan ketengikan

Kerusakan lemak yang utama adalah timbulnya bau dan rasa tengik yang

disebut proses ketengikan. Hal ini disebabkan oleh otooksidasi radikal asam

lemak tidak jenuh dalam lemak. Otooksidasi dimulai dengan pembentukan

radikal-radikal bebas yang disebabkan oleh factor-faktor yang dapat mempercepat

reaksi seperti cahaya, panas, peroksida dan enzim-enzim.

Molekul-molekul lemak yang mengandung radikal bebas lemak tidak jenuh

mengalami oksidasi dan menjadi tengik yang disebabkan oleh pembentukan

senyawa hasil pemecahan hidro peroksida yang bersifat sangat tidak stabil dan

mudah pecah menjadi senyawa dengan rantai C yang lebih pendek yang bersifat

volatile dan menimbulkan bau tengik dan lemak.

Page 18: Pembuatan mie

Proses ketengikkan pada minyak dapat dicegah dengan menambahkan

antioksidan seperti tokoferol, BHA, BHT dan lain-lain.

Jenis Parameter pengujian minyak goreng :

2.2.1. FFA (Free Fatty Acid) / Asam lemak bebas

Asam lemak bebas / FFA adalah asam lemak yang berada sebagai asam

bebas tak terikat sebagai trigliserida. Dalam bahan pangan keberadaan asam

lemak bebas denagn kadar tinggi tidak diinginkan, karena asam lemak bebas

dapat menyebabkan bahan pangan menjadi mudah tengik dan tidak layak

untuk dikonsumsi.

Ketengikan biasanya disebabkan oleh pemanasan yang berulang-ulang

dengan suhu yang tinggi yang dapat mengakibatkan bahan pangan tidak layak

untuk dikonsumsi.

Prinsip dari analisa FFA adalah pelarutan dengan pelarut organic. Dan

dalam hal ini pelarut yang digunakan adalah isopropanol yang telah

dinetralkan dengan larutan basa.

Banyaknya kandungan asam lemak bebas yang ada pada minyak

goreng dapat menurunkan kualitas dari minyak itu sendiri.

2.3. Shelf Life

Shelf life merupakan bentuk pengawasan mutu mie instan selama umur

penyimpanan. Pemeriksaan shelf life merupakan salah satu factor penting dalam

bidang pengawasan mutu. Selain itu produk shelf life dapat digunakan sebagai

acuan jika terjadi penyimpangan pada barang yang telah diluncurkan ke pasar,

jadi dapat segera dilakukan recall.

Shelf life produk pangan merupakan suatu parameter ketahanan produk

selama penyimpanan terutama jika kondisinya beragam (syarieg et al, 1989).

Faktor-faktor yang mempengaruhi umur simpan produk yang telah

dikemas adalah sifat alami produk terkemas, kondisi atmosfer lingkungan

Page 19: Pembuatan mie

sekitar produk (kelembaban dan suhu) serta ketahanan bahan pengemas

terhadap gas, air dan bau.

Mekanisme kemunduran mutu produk dapat dipengaruhi oleh :

a. Uap air

Mie instan merupakan salah satu jenis pangan kering yang rentan

terhadap uap air karena dapat mengurangi kerenyahannya. Pertukaran

kelembaban dengan sekitar dapat menyebabkan perubahan pada fisik, rasa

dan meningkatkan pertumbuhan mikroorganisme.

b. Oksidasi dan hidrolisa

Mie instan merupakan makanan ringan yang mengandung cukup

banyak lemak. Oleh karena itu oksidasi sangat berpengaruh dalam

kemunduran mutu produk karena dapat menyebabkan ketengikan pada

lemak. Sedangkan uap air yang masuk dalam bahan juga akan

mengakibatkan terjadinya hidrolisa pada lemak dan meningkatkan

kandungan asam lemak bebas pada mie instan tersebut.

c. Suhu

Suhu memiliki pengaruh ganda dalam bahan pengemas dan kecepatan

oksidasi lemak. Suhu yang rendah dapat memudahkan transisi air dari

udara sekitar ke dalam produk terkemas, sedangkan suhu tinggi akan

memudahkan terjadinya oksidasi pada lemak yang terkandung dalam mie.

Pemeriksaan pada shelf life dilakukan untuk IQC (Ingredient Quality

Control), PQC (Process Quality Control), dan OQC (Outgoing Quality Control).

Barang yang diperiksa pada monitoring IQC yaitu seasoning dan

ingredient, meliputi analisa fisik, organoleptik, dan kimia (kadar air dan FFA

minyak bumbu).

Pada PQC bahan yang akan dianalisa shelf life yaitu mie. Lama

penyimpanan sample tergantung dari umur produk dan produk dimusnahkan

setelah rasa kadaluarsa berakhir. Pemeriksaan dilakukan baik secara fisik,

Page 20: Pembuatan mie

organoleptik maupun kimia. Pemeriksaan fisik dilakukan terhadap adanya

cemaran. Pemeriksaan organoleptik meliputi rasa, bau, tekstur, dan warna.

Sedangkan pemeriksaan kimia meliputi kadar air dan AV (Bilangan asam).

OQC akan memonitoring mie instan produk jadi selama barang masih

terdapat di gudang dan dihentikan bila barang telah keluar dari gudang.

BAB III

PELAKSANAAN PRAKERIN

3.1 Waktu dan Tempat Pelaksanaan

Pada tahun ajaran 2010/2011 SMK Analis Kimia Nusa Bangsa melaksanakan

Prakerin pada semester VII. Waktu pelaksanaan Prakerin ini selama ± 4 bulan, yaitu

dimulai pada tanggal 1 Juli sampai dengan 30 Oktober 2011.

Adapun lembaga atau institusi yang dijadikan tempat Prakerin adalah PT.

Indofood CBP Sukses Makmur tepatnya di bagian QC proses P.2.

3.2 Alat, Bahan, dan Metode Kerja

3.2.1 Penentuan Kadar Air pada Mie Instan dan Bumbu Mie

A. Tujuan

Penetapan ini bertujuan untuk menentukan kadar air pada Mie Instan

dengan menggunakan metode pemanasan langsung.

B. Prinsip Kerja

Page 21: Pembuatan mie

Metode ini digunakan untuk seluruh produk makanan kecuali bila

produk tersebut mengandung komponen atau zat yang mengalami

dekomposisi pada suhu pemanasan 105 ± 2 oC atau produk tersebut

mengandung zat yang mudah menguap.

Penetapan ini relative sederhana dimana contoh ditimbang pada suhu

105 ± 2 oC dalam oven kemudian hilangnya berat dalam contoh dihitung

sebagai kadar air.

C. Alat

1. Neraca Analitik pembacaan 0,1 mg

2. Oven listrik dengan suhu 105 ± 2 oC

3. Desikator

4. Cawan / botol timbang

5. Penjepit

6. Spatula

D. Bahan

1. Sampel (Mie Instan)

E. Cara Kerja

1. Dikeringkan cawan / botol timbang beserta tutupnya dalam oven dengan

suhu 105 ± 2 oC selama 30 menit.

2. Didinginkan dalam desikator kemudian timbang sampai ketelitian 0,1

mg.

3. Ditimbang 2-5 g contoh yang telah disiapkan ke dalam botol timbang.

4. Dikeringkan dalam oven dengan suhu 105 ± 2 oC selama 3 jam (botol

timbang dalam keadaan terbuka)

5. Didinginkan dalam desikator selama 30-45 menit

6. Ditimbang botol beserta isinya sampai ketelitian 0,1 mg.

3.2.2 Penetapan Kadar Lemak pada Mie Instan

A. Tujuan

Page 22: Pembuatan mie

Penetapan ini bertujuan untuk mengetahui kadar Lemak yang

terkandung pada Mie Instan dengan menggunakan metode Soxlet.

B. Prinsip Kerja

Sampel yang telah dihaluskan dimasukkan dalam huls kemudian

dengan menggunakan alat soxlet sample diekstrak dengan pelarut organic

yaitu petroleum benzene. Ekstraksi lemak bebas dengan pelarut non polar,

bagian bahan yang terekstrak dibagi contoh adalah kadar lemak yang

ditentukan.

C. Alat

1. Labu Lemak

2. Alat Soxlet

3. Pemanas Listrik

4. Oven listrik dengan suhu 105 ± 2 oC

5. Penangas air

6. Neraca Analitik

7. Huls

8. Kapas

D. Bahan

1. Petroleum benzene

2. Thimble bebas lemak

3. Kapas bebas Lemak

4. Batu didih

E. Cara Kerja

1. Contoh dihaluskan sampai cukup halus (< 1 mm)

2. Ditimbang dengan teliti 2 – 4 g contoh,

3. Dimasukkan ke dalam thimble dan tutup rapat dengan kapas dijaga

jangan sampai bocor

4. Diekstrak dengan menggunakan petroleum benzene dalam alat soxlet

selama 4 jam

5. Diatur suhu penangas air dimana labu didih dipanaskan pada suhu 60 –

70 oC.

Page 23: Pembuatan mie

6. Dimasukkan thimble berisi contoh ke dalam soxlet.

7. Labu lemak berisi batu didih yang digunakan sebelumnya telah

diketahui bobot tetapnya.

8. Disulingkan dan keringkan labu lemak yang berisi residu lemak /

minyak dalam oven pada suhu 105 ± 2 oC sampai tidak berbau pelarut

selama 3 jam.

9. Didinginkan dalam desikator selama 30 – 45 menit.

10. Ditimbang labu berisi minyak.

3.2.3 Penetapan kadar AV pada Mie Instan

A. Tujuan

Penetapan Kadar AV bertujuan untuk menentukan dan mengetahui

mutu minyak terhadap bilangan asam .

B. Prinsip Kerja

Pelarutan lemak atau minyak hasil ekstraksi dalam pelarut organic

yang sesuai (campuran etanol : eter = 1:1) dan telah dinetralkan,

selanjutnya asam lemak bebas yang terdapat dalam contoh dinetralkan

dengan larutan basa.

C. Alat

1. Burette dengan ketelitian 0.05 mL

2. Erlemeyer Flask

3. Penangas air

4. Hotplate

5. Neraca Analitik

6. Beaker glass

7. Corong

8. Oven

Page 24: Pembuatan mie

D. Bahan

1. Larutan KOH

2. Lar. Indicator PP dalam etanol 95%

3. Campuran etanol : dietileter (1:1) yang telah dinetralkan .

4. Larutan Petroluem benzene

E. Cara Kerja

1. Lakukan ekstraksi terhadap contoh produk untuk mendapatkan

minyak

2. Contoh minyak cair hasil ekstraksi dapat langsung ditimbang

3. Contoh minyak yang telah diekstraksi kemudian didestilasi untuk

menghilangkan pelarut (petroleum benzene)

4. Dikeringkan dioven dengan suhu 105 ± 2 oC sampai bau pelarut

hilang

5. Ditimbang contoh minyak yang telah kering

6. Ditambahkan 30 – 50 mL pelarut yang telah dinetralkan dan

kocok sampai larut

7. Ditambahkan beberapa tetes indicator PP

8. Bila minyak tidak larut, tempatkan campuran diatas hotplate

kemudian atur suhu pada 40 oC . Kocok contoh pelan-pelan

sambil dititrasi dengan larutan standar alkali KOH 0.05 N

dengan titik akhir titrasi berwarna pink tidak hilang sampai 30

menit

3.2.4 Penetapan kadar FFA pada Minyak goreng dan Minyak Bumbu

A. Tujuan

Untuk menentukan Kadar asam lemak bebas pada minyak goreng

yang telah dipakai.

B. Prinsip Kerja

Page 25: Pembuatan mie

Pelarutan lemak atau minyak dalam pelarut organic yang sesuai

dan telah dinetralkan, selanjutnya asam lemak bebas yang terdapat

dalam contoh dinetralkan dengan larutan alkali.

C. Alat

1. Buret

2. Labu erlemeyer

3. Pipet tetes

4. Neraca analitik

5. Pipet measuring

6. Bulp

D. Bahan

1. Isopropanol atau dietil eter : etanol (1:1) yang telah dinetralkan.

Penetralan dilakukan dengan menitrasi pelarur dengan KOH 0.05

N dengan menggunakan indicator PP

2. Larutan indicator phenolpethalein 1%

3. Larutan KOH 0.05 N

F. Cara Kerja

1. Ditimbang dengan teliti 3-5 gram contoh ke dalam erlemeyer

2. Ditambahkan 30-50 mL pelarut yang telah dinetralkan dan kocok

sampai larut

3. Tambahkan 2-3 tetes indicator phenolphthalein

4. Dititrasi dengan menggunakan larutan KOH 0.05 N . Titik akhir

titrasi tercapai bila warna campuran berubah menjadi pink dan

tidak hilang selama 30 detik.

Page 26: Pembuatan mie

BAB IV

DATA PENGAMATAN

4.1. Hasil Analisa

4.1.1. Mie Instan

4.1.1.1 Hasil Analisa Kadar Air dalam Mie Instan

Line Kode

alat

Berat

Contoh

(gram)

Berat alat

+ contoh

(gram)

Berat

akhir

(gram)

Hasil

perhitungan

(%)

Keterangan

16.1 F7 4.9724 58.2179 58.0950 2.4716 12.00

16.2 46 4.9663 46.5503 46.4196 2.6317

16.3 3 4.7149 42.9189 42.7897 2.7402

16.4 BX 5.3303 46.9049 46.7598 2.7222

16.5 92 4.5874 45.5101 45.3745 2.9560

16.6 SSI 4.8814 53.6492 53.4937 3.1856

16.7 A7 4.8244 58.5974 58.4416 3.2294

16.8 KA 4.5962 39.9587 39.8279 2.8459

17.1 36 4.6299 62.2816 62.1525 2.7884

17.2 CQ 4.8575 54.7486 54.6085 2.8842

17.3 5 4.2039 44.3088 44.1896 2.8355

17.4 QR 5.3696 56.9415 56.7914 2.7954

Page 27: Pembuatan mie

17.5 MZ 4.5865 60.3969 60.2719 2.7254

17.6 83 4.4589 40.7856 40.6635 2.7383

17.7 66 3.9441 43.0489 42.9431 2.6825

17.8 2 4.9970 42.4998 42.3575 2.8477

4.1.1.2. Hasil Analisa AV (Acid Value) / bilangan asam pada Mie Instan

Line Kode

alat

Berat

Alat

(gram)

Berat

Contoh

(gram)

Berat

Akhir

(gram)

Volume

titrasi

(ml)

Hasil

Perhitungan

(%)

FFA

Mie

16.1 KAO 114.2031 4.3359 118.5390 0.73 0.557 0.254

16.2 HR 111.4766 3.8041 115.2807 0.64 0.557 0.254

16.3 RSL 109.1717 2.9617 112.1334 0.49 0.548 0.250

16.4 SRP 111.2762 3.5710 114.8463 0.59 0.547 0.250

16.5 X2 106.2844 3.6035 109.8879 0.59 0.542 0.247

16.6 TYS 116.5433 3.3532 119.8965 0.57 0.563 0.257

16.7 RZ 107.2242 3.4196 110.6438 0.52 0.503 0.230

16.8 2A 116.2161 4.1846 120.4007 0.67 0.530 0.242

17.1 AB 107.6936 2.4676 110.1612 0.40 0.537 0.245

17.2 NS 105.4772 4.1595 109.6367 0.56 0.446 0.203

17.3 17 107.1850 2.9195 110.1045 0.43 0.488 0.222

17.4 ZR 112.3868 3.0260 115.4128 0.44 0.481 0.220

17.5 DB 109.9815 3.2280 113.2095 0.45 0.461 0.211

17.6 XB 107.3172 2.6357 109.9529 0.38 0.477 0.218

17.7 DIL 108.8364 2.9698 111.8062 0.44 0.490 0.224

17.8 ZPS 110.1067 3.1651 113.2718 0.46 0.481 0.219

Page 28: Pembuatan mie

4.1.1.3. Hasil Analisa Kadar Lemak (FC) pada Mie Instan

Line Kode

Alat

Berat

Alat

(gram)

Berat

Contoh

(gram)

Berat

Akhir

(gram)

Hasil

Perhitungan

(%)

Keterangan

16.1 3Y 105.5563 3.5957 106.1590 16.7616 13.30

16.2 30 114.7628 3.1746 115.2918 16.6635

16.3 B 112.9695 3.2242 113.5036 16.5653

16.4 UMR 108.3828 3.5610 108.9681 16.4364

16.5 AMD 106.8174 3.2358 107.3374 16.0702

16.6 14 112.8502 3.0861 113.3444 16.0137

16.7 XL 108.3767 3.2690 108.9116 16.3628

16.8 3 108.6406 3.7623 109.2532 16.2826

17.1 52 110.1958 3.9044 110.8217 15.9282

17.2 AMD 106.6267 3.7697 107.2241 15.8474

17.3 30 114.3725 3.5264 114.9301 15.8122

17.4 66 114.5415 3.7837 115.1423 15.8786

17.5 KAO 114.6134 3.9185 115.2263 15.6412

17.6 2A 116.5299 3.7488 117.1310 16.0345

17.7 F1 104.0874 4.3324 104.7540 15.3864

17.8 ELS 114.9076 3.9731 115.5392 15.8970

Page 29: Pembuatan mie

4.1.2. Minyak Goreng

4.1.2.1. Hasil Analisa FFA Minyak Goreng

Line Kode

Alat

Berat

Contoh (gr)

Volume Titrasi

(mL)

Hasil Perhitungan (%)

16 EXS 8.2669 1.09 0.199

17 P 6.7353 0.88 0.197

18 02 6.9239 0.99 0.216

19 66 6.1590 0.70 0.172

20 BB 7.1495 0.73 0.154

21 KX 6.1326 0.68 0.167

22 ZR 6.0620 0.66 0.164

23 007 6.0234 0.65 0.163

27 COY 6.4148 0.98 0.231

4.1.3 Shelf life

4.1.3.1 Hasil Analisa Kadar Air pada Mie Instan

Rasa Kode

alat

Berat

Contoh

(gram)

Berat alat

+ contoh

(gram)

Berat

akhir

(gram)

Hasil

perhitungan

(%)

Keterangan

SPGS COD 4.0367 44.8879 44.5761 7.7241

SPGAB C1 4.5805 51.5984 51.2458 7.6978

Page 30: Pembuatan mie

RGA 27 4.5083 61.1556 60.8143 7.5705

OR H 4.0341 60.7006 60.4424 6.4004

GSE WB 3.6812 37.2762 36.9984 7.5465

4.1.3.2. Hasil Analisa Kadar Air bumbu

Rasa Kode

alat

Berat

Contoh

(gram)

Berat alat

+ contoh

(gram)

Berat

akhir

(gram)

Hasil

perhitungan

(%)

Keterangan

OR 36 3.2919 59.9169 59.5832 10.1370 Kecap

KI 2.2882 43.9026 43.7622 6.1358 Bawang

91 3.8153 50.9715 50.9002 1.8688 Bumbu

SPGAB X2 6.0977 56.8045 56.0093 13.0409 Kecap

L28 2.9610 58.1602 57.9617 6.7038 Bawang

B 2.7626 47.4566 47.3842 2.6207 Bumbu

RGA C6 2.9841 54.4977 54.3084 6.3436 Kecap

4R 3.3616 46.4249 46.3269 2.9153 Bumbu

GSE C8 5.3662 51.8913 51.2889 11.2258 Kecap

F7 3.0824 52.6348 52.4310 6.6117 Bawang

5 3.6884 43.5049 43.3721 3.6005 Bumbu

SPGS TG 3.1261 47.5539 47.2506 9.7022 Kecap

14 3.7991 60.1182 59.9362 4.7906 Bumbu

X3 5.0698 52.5686 51.6697 17.7305 Sambal

OOO 6.4509 55.2661 54.8897 5.8348 Bawang

4.1.3.3. Hasil Analisa FFA pada minyak bumbu

Rasa Kode Berat Volume Titrasi Hasil Perhitungan (%)

Page 31: Pembuatan mie

Alat Contoh (gr) (mL)

OR BB 4.7523 0.80 0.254

SPGAB BIG 2.4491 0.58 0.358

RGA AG 5.8975 1.38 0.353

GSE EXS 1.6300 0.70 0.649

SPGS 66 6.0340 1.54 0.385

4.1.3.4. Hasil Analis AV (Acid Value)/bilangan asam pada Mie Instan

Rasa Kode

Alat

Berat

Awal

(gram)

Berat

Contoh

(gram)

Berat

Awal +

Contoh

(gram)

mL

Titrasi

(%)

Hasil

Perhitungan

(%)

SPGS AMD 106.0276 2.6664 108.6940 0.66 0.819

SPGAB X2 106.2810 3.0170 109.2980 0.72 0.790

RGA SRP 111.2724 2.2778 113.5502 0.50 0.727

OR XL 108.0410 2.3620 110.4030 0.44 0.617

GSE 17 107.1790 2.1680 109.3470 0.49 0.748

Keterangan :

1. SPGS Supermie Goreng Sedap

2. SPGAB Supermie Goreng Ayam Goreng

3. RGA Sarimi Goreng Ayam

4. OR Original Indomie

5. GSE Goreng Satay