8. lampiran 06.07.001 muh m - eprints.uny.ac.ideprints.uny.ac.id/18163/6/8. lampiran 06.07.001 muh...
TRANSCRIPT
LAMPIRAN
Lampiran 1. Surat Izin Penelitian
A. Sekda DIY
B. Bappeda Bantul
Lampiran 2. Observasi dan Wawancara
A. Lembar observasi pembelajaran sejarah menggunakan TTS
Sumber
Data
Indikator Ya Tidak
Guru
1. Pengetahuan guru tentang TTS
2. Menjelaskan pelaksanaan tentang TTS
3. Langkah-langkah TTS :
a. Guru menentukan topik bahasan.
b. Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok
beranggotakan 4 orang.
c. Tiap-tiap kelompok mendapat tugas
mencari jawaban berdasarkan pembagian
tugas dari guru.
d. Setiap kelompok belajar mandiri, mencari
informasi berdasarkan tugas yang diberikan.
e. Setelah selesai, maka seluruh siswa
membacakan jawaban dari tugas yang guru
berikan.
4. Keunggulan tentang TTS pada pelajaran
sejarah:
a. menciptakan suasana belajar interaktif.
b. siswa dapat berinteraksi dengan siswa
lainnya tanpa diliputi rasa takut salah pada
saat mengungkapkan pendapatnya.
c. siswa dapat belajar untuk dapat
mengemukakan jawaban di dalam
kelompok.
d. dapat mempengaruhi motivasi setiap
individu dan mereka mempunyai rasa
percaya diri dan dapat menilai kemampuan
diri mereka sendiri.
5. Kendala tentang TTS pada mata pelajaran
sejarah:
a. Jika jumlah siswa dalam kelas terlalu besar
akan terjadi kegaduhan dan tidak terkendali.
b. Siswa cenderung tidak mau belajar
kelompok.
c. Jam pelajaran yang kurang
d. Jika diterapkan di jam pelajaran terakhir
siswa sudah mengantuk dan malas
mengikuti pelajaran.
Siswa 1. Pengetahuan siswa tentang TTS
2. Keunggulan TTS pada pelajaran sejarah:
a. Membuat pembelajaran sejarah lebih
bermakna dan menarik.
b. Tidak membosankan atau monoton.
c. Bisa belajar sambil bermain.
d. Berani mengemukakan pendapat dalam
diskusi
3. Kendala tentang TTS pada pelajaran sejarah:
a. Kurangnya pemahaman mengenai TTS
b. Siswa masih ragu-ragu untuk menyapaikan
jawabannya
c. Membutuhkan waktu yang lama
d. Banyak siswa yang berbuat gaduh dan
ramai sendiri
e. siswa ingin memilih kelompok sendiri
dengan teman dekatnya dan berpindah-
pindah kelompok.
B. Transkip Wawancara Dalam Pembelajaran Sejarah Dengan
Menggunakan Teka-Teki Silang
Transkip Wawancara Guru Sejarah
1. Wawancara Sebelum Tindakan
Peneliti : Selamat pagi Pak, maaf mengganggu waktunya saya ingin
wawancara sebentar?
Guru : Pagi, ya silahkan
Peneliti : Dalam pembelajaran sejarah di SMA N 3 Bantul, apakah
Sarana dan prasarana sudah menunjang?
Guru : Sudah menunjang karena sudah tersedia computer dan LCD
Peneliti : Bagaimana pembelajaran sejarah di SMA N 3 Bantul saat ini?
Guru : Pembelajaran Sejarah menggunakan metode ceramah dan
diselingi dengan metode diskusi.
Peneliti : Bagaimana minat siswa SMA N 3 Bantul terhadap pelajaran
sejarah?
Guru : Biasa saja, ada yang tertarik dan ada juga yang tidak tertarik
Peneliti : Bagaimana situasi siswa dalam pembelajaran sejarah?
Guru : Ada yang memperhatikan dan mengikuti, ada pula yg
mengobrol dan tidak focus.
Peneliti : Bagaimana bapak melaksanakan KBM bersama siswa? metode
ceramah atau menggunakan berbagai macam metode?
Guru : Hanya ceramah dan diskusi
Peneliti : Media pembelajaran yang apa saja yang pernah digunakan
dalam KBM pelajaran sejarah?
Guru : Hanya menggunakan media power point
Peneliti : Apakah efektif menggunakan media tersebut?
Guru : Cukup efektif
Peneliti : Kelebihan apa saja yang ada pada media pembelajaran
tersebut?
Guru : Pengajaran menggunakan media tersebut mampu membuat
siswa lebih tertarik daripada hanya mendengarkan ceramah.
Peneliti : Kendala apa saja yang dihadapi ketika menggunakan media
tersebut?
Guru : Ada beberapa siswa yang malas mencatat, padahal inti dari
pelajaran sudah ditulis di power point.
2. Wawancara Sesudah Tindakan
Peneliti : Selamat pagi Pak, maaf mengganggu waktunya saya ingin
wawancara sebentar?
Guru : Pagi, ya silahkan
Peneliti : Apa yang bapak ketahui tentang teka-teki silang?
Guru : Sebuah tugas dimana kita harus mengisi kolom dengan
jawaban yang tepat.
Peneliti : Bagaimana ketertarikan siswa dalam pelaksanaan teka-teki
silang?
Guru : Sangat tertarik, siswa menjadi aktif dalam mencari jawaban.
Peneliti : Bagaimana efektifitas menggunakan teka-teki silang?
Guru : Efektif karena materi pelajaran sejarah dapat tersampaikan
kepada siswa.
Peneliti : Kelebihan apa saja yang ada pada teka-teki silang?
Guru : Pembelajaran menjadi efektif dan efisien, siswa menjadi lebih
aktif dibandingkan menggunakan metode ceramah. Teka-teki
silang dapat dibuat dengan anggaran biaya yang relatif
terjangkau.
Peneliti : Kendala apa saja yang dihadapi ketika menggunakan teka-teki
silang?
Guru : Teka-teki silang yang berhubungan dengan materi pelajaran
sejarah tidak mudah diperoleh, maka dari itu guru harus
membuatnya sendiri agar dapat disesuaikan dengan kebutuhan
siswa.
Suasana kelas akan menjadi ribut, jika guru tidak mampu
mengendalikan dan mengarahkan siswa untuk belajar dengan
tenang.
Transkip Wawancara Siswa I
1. Wawancara Sebelum Tindakan
Peneliti : Siang dek, bisa wawancara sebentar?
Siswa : Siang mas, bisa
Peneliti : Siapa nama anda dek?
Siswa : Deviana Kartika
Peneliti : Dalam pembelajaran sejarah di SMA N 3 Bantul, apakah
Sarana dan prasarana sudah menunjang?
Siswa : Klo dari kelas dan fasilitas sudah cukup
Peneliti : Bagaimana pembelajaran sejarah di SMA N 3 Bantul saat ini?
Siswa : Guru mengajar hanya ceramah
Peneliti : Bagaimana peran guru dalam pembelajaran sejarah?
Siswa : Guru hanya menjelaskan pelajaran kadang terlalu cepat untuk
dipahami.
Peneliti : Dalam pelaksanaan KBM apakah guru sudah menggunakan
berbagai macam metode?
Siswa : Selain ceramah guru meminta kami melakukan diskusi kelas
Peneliti : Media pembelajaran apa saja yang digunakan guru sejarah
SMA N 3 Bantul?
Siswa : Klo mengajar hanya menggunakan power point
Peneliti : Apakah efektif menggunakan media tersebut?
Siswa : Cukup efektif
Peneliti : Kelebihan apa saja yang ada pada media pembelajaran
tersebut?
Siswa : Inti dari pelajaran ada di power point
Peneliti : Kendala apa saja yang dihadapi ketika menggunakan media
tersebut?
Siswa : Kadang saya males mencatat
2. Wawancara Sesudah Tindakan
Peneliti : Siang dek, bisa wawancara sebentar?
Siswa : Siang mas, bisa kok
Peneliti : Siapa nama anda dek?
Siswa : Deviana Kartika
Peneliti : Apa yang adek ketahui tentang teka-teki silang?
Siswa : Suatu permainan menjawab pertanyaan dengan cara mengisi
kolom kolom baik mendatar atau menurun
Peneliti : Dengan TTS ini apakah adek merasa senang belajar sejarah?
Siswa : Ya, pelajaran jadi menarik
Peneliti : Menurut adek apakah efektif menggunakan teka teki silang
dalam pembelajaran sejarah?
Siswa : Efektif
Peneliti : Kelebihan apa saja yang ada pada TTS tersebut?
Siswa : Pelajaran sejarah jadi tidak membosankan, saya merasa
tertantang untuk menyelesaikan teka teki silang tersebut.
Peneliti : Kendala apa saja yang dihadapi ketika menggunakan TTS
tersebut?
Siswa : Kurangnya sumber belajar sehingga kesulitan mencari jawaban
Transkip Wawancara Siswa II
1. Wawancara Sebelum Tindakan
Peneliti : Siang dek, bisa wawancara sebentar?
Siswa : Siang mas, bisa
Peneliti : Siapa nama anda dek?
Siswa : Firman Andrianto
Peneliti : Dalam pembelajaran sejarah di SMA N 3 Bantul, apakah
Sarana dan prasarana sudah menunjang?
Siswa : Cukup menunjang
Peneliti : Bagaimana pembelajaran sejarah di SMA N 3 Bantul saat ini?
Siswa : Cukup membosankan
Peneliti : Bagaimana peran guru dalam pembelajaran sejarah?
Siswa : Guru membawakan pelajaran kurang menarik sehingga
pelajaran terasa membosankan
Peneliti : Dalam pelaksanaan KBM apakah guru sudah menggunakan
berbagai macam metode?
Siswa : Belum
Peneliti : Media pembelajaran apa saja yang digunakan guru sejarah
SMA N 3 Bantul?
Siswa : Tidak ada
Peneliti : Apakah efektif menggunakan media tersebut?
Siswa : Tidak ada
Peneliti : Kelebihan apa saja yang ada pada media pembelajaran
tersebut?
Siswa : Tidak ada
Peneliti : Kendala apa saja yang dihadapi ketika menggunakan media
tersebut?
Siswa : Tidak ada
2. Wawancara Sesudah Tindakan
Peneliti : Siang dek, bisa wawancara sebentar?
Siswa : Siang, bisa mas
Peneliti : Siapa nama anda dek?
Siswa : Firman Andrianto
Peneliti : Apa yang adek ketahui tentang teka-teki silang?
Siswa : game yang meminta siswa untuk menjawab pertanyaan.
Peneliti : Dengan TTS ini apakah adek merasa senang belajar sejarah?
Siswa : Cukup senang
Peneliti : Menurut adek apakah efektif menggunakan teka teki silang
dalam pembelajaran sejarah?
Siswa : Efektif
Peneliti : Kelebihan apa saja yang ada pada TTS tersebut?
Siswa : Pelajaran tidak membosankan
Peneliti : Kendala apa saja yang dihadapi ketika menggunakan TTS
tersebut?
Siswa : Tidak ada kalau di kerjakan secara berkelompok akan cepat
selesai
Lampiran 3. RPP Siklus I dan II
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Mata Pelajaran : Sejarah
Kelas/ Semester/Program : Kelas XI, Semester 1 Program Ilmu
Pengetahuan Sosial
Alokasi Waktu : 2 x 45 menit
Standar Kompetensi : Menganalisis perjalanan bangsa Indonesia
pada masa negara-negara tradisional
Kompetensi Dasar : Menganalisis Perkembangan Kehidupan
Negara-negara Kerajaan Islam di Indonesia
Indikator : 1. Mendeskripsikan kerajaan Demak
2. Mendeskripsikan kerajaan Pajang
A. Tujuan Pembelajaran
Setelah selesai pembelajaran para siswa diharapkan dapat;
1. Mendeskripsikan kerajaan Demak
2. Mendeskripsikan kerajaan Pajang
B. Materi Ajar
1. KERAJAAN DEMAK
a. Letak Kerajaan
Kerajaan Demak berdiri kira-kira tahun 1478. Hal itu didasarkan pada saat
jatuhnya Majapahit yang diperintah oleh Prabu kertabumi dengan ditandai
Letak kerajaan Demak
cadrasengkala, sirna ilang
kertaning bumi. Para wali
kemudian sepakat untuk
menobatkan Raden Patah
menjadi raja. Raden Patah adalah
putra Brawijaya V dengan putri
Campa. Oleh karena itu, setelah
tahta ayahnya jatuh ke tangan
Girindra Wardhana dari Keling, Demak
pun terancam. Akibatnya, terjadi
peperangan antara Demak dan Majapahit pimpinan Girindra Wardhana dan
keturunannya yang bernama Prabu Udara hingga tahun 1518. Demak menang
dan berdiri sebagai kerajaan Islam terbesar di Jawa.
b. Kehidupan Politik
Demak memiliki peranan yang penting dalam rangka penyebaran agama
Islam khususnya di pulau Jawa, karena Demak berhasil menggantikan peranan
Malaka, setelah Malaka jatuh ke tangan Portugis 1511. Kehadiran Portugis di
Malaka merupakan ancaman bagi Demak di pulau Jawa. Untuk mengatasi
keadaan tersebut pada tahun 1513 Demak melakukan penyerangan terhadap
Portugis di Malaka, dipimpin oleh Adipati Unus atau Pangeran Sabrang Lor
tetapi mengalami kegagalan. Puncak kebesaran Demak terjadi pada masa
pemerintahan Sultan Trenggono (1521 – 1546), karena pada masa
pemerintahannya Demak memiliki daerah kekuasaan yang luas dari Jawa
Barat sampai Jawa Timur.
Peta Kekuasaan Demak.
Penyerangan terhadap Sunda Kelapa yang dikuasai oleh Pajajaran
disebabkan karena adanya perjanjian antara raja Pakuan penguasa Pajajaran
dengan Portugis yang diperkuat dengan pembuatan tugu peringatan yang
disebut Padrao. Isi dari Padrao tersebut adalah Portugis diperbolehkan
mendirikan Benteng di Sunda Kelapa dan Portugis juga akan mendapatkan
rempah-rempah dari Pajajaran.
Sebelum Benteng tersebut dibangun oleh Portugis, tahun 1526 Demak
mengirimkan pasukannya menyerang Sunda Kelapa, di bawah pimpinan
Fatahillah. Dengan penyerangan tersebut maka tentara Portugis dapat dipukul
mundur ke Teluk Jakarta. Kemenangan Fatahillah merebut Sunda Kelapa
tanggal 22 Juni 1527 diperingati dengan pergantian nama menjadi Jayakarta
yang berarti Kemenangan Abadi. Sedangkan penyerangan terhadap
Blambangan (Hindu) dilakukan pada tahun 1546, di mana pasukan Demak di
bawah pimpinan Sultan Trenggono yang dibantu oleh Fatahillah, tetapi
sebelum Blambangan berhasil direbut Sultan Trenggono meninggal di
Pasuruan.
Dengan meninggalnya Sultan Trenggono, maka terjadilah perebutan
kekuasaan antara Pangeran Sekar Sedolepen (saudara Trenggono) dengan
Sunan Prawoto (putra Trenggono) dan Arya Penangsang (putra Sekar
Sedolepen). Perang saudara tersebut diakhiri oleh Pangeran Hadiwijaya (Jaka
Tingkir) yang dibantu oleh Ki Ageng Pemanahan, sehingga pada tahun 1568
Pangeran Hadiwijaya memindahkan pusat pemerintahan Demak ke Pajang.
Dengan demikian berakhirlah kekuasaan Demak dan hal ini juga berarti
bergesernya pusat pemerintahan dari pesisir ke pedalaman.
c. Kehidupan Ekonomi
Kerajaan Demak berkembang sebagai kerajaan maritim. Dalam kegiatan
perdagangan, Demak berperan sebagai penghubung antara daerah penghasil
rempah di Indonesia bagian timur dan penghasil rempah-rempah Indonesia
bagian barat. Dengan demikian perdagangan Demak semakin berkembang.
Dan hal ini juga didukung oleh penguasaan Demak terhadap pelabuhan-
pelabuhan di daerah pesisir pantai pulau Jawa. Sebagai kerajaan Islam yang
memiliki wilayah di pedalaman, maka Demak juga memperhatikan masalah
pertanian, sehingga beras merupakan salah satu hasil pertanian yang menjadi
komoditi dagang. Dengan demikian kegiatan perdagangannya ditunjang oleh
hasil pertanian, mengakibatkan Demak memperoleh keuntungan di bidang
ekonomi.
d. Kehidupan Sosial Budaya
Kehidupan sosial dan budaya masyarakat Demak lebih berdasarkan pada
agama dan budaya Islam karena pada dasarnya Demak adalah pusat
penyebaran Islam di pulau Jawa. Sebagai pusat penyebaran Islam Demak
menjadi tempat berkumpulnya para wali seperti Sunan Kalijaga, Sunan Muria,
Sunan Kudus dan Sunan Bonang. Para wali tersebut memiliki peranan yang
penting pada masa perkembangan kerajaan Demak bahkan para wali tersebut
menjadi penasehat bagi raja Demak. Dibidang budaya banyak hal yang
menarik yang merupakan peninggalan dari kerajaan Demak. Salah satunya
adalah Masjid Demak, di mana salah satu tiang utamanya terbuat dari
pecahan-pecahan kayu yang disebut Soko Tatal. Masjid Demak dibangun atas
pimpinan Sunan Kalijaga. Di serambi depan Masjid (pendopo) itulah Sunan
Kalijaga menciptakan dasar-dasar perayaan Sekaten (Maulud Nabi
Muhammad saw) yang sampai sekarang masih berlangsung di Yogyakarta dan
Cirebon.
Masjid Agung Demak.
2. KERAJAAN PAJANG
a. Letak Kerajaan
Kesultanan Pajang adalah sebuah kerajaan yang berpusat di Jawa Tengah
sebagai kelanjutan Kesultanan Demak. Kompleks keraton, yang sekarang
tinggal batas-batas fondasinya saja, berada di perbatasan Kelurahan Pajang,
Kota Surakarta dan Desa Makamhaji, Kartasura, Sukoharjo. Sesungguhnya
nama negeri Pajang sudah dikenal sejak zaman Kerajaan Majapahit. Menurut
Nagarakretagama yang ditulis tahun 1365, ada seorang adik perempuan
Hayam Wuruk (raja Majapahit saat itu) menjabat sebagai penguasa Pajang,
bergelar Bhatara i Pajang, atau disingkat Bhre Pajang. Nama aslinya adalah
Dyah Nertaja, yang merupakan ibu dari Wikramawardhana, raja Majapahit
selanjutnya.
Dalam naskah-naskah babad, negeri Pengging disebut sebagai cikal bakal
Pajang. Cerita Rakyat yang sudah melegenda menyebut Pengging sebagai
kerajaan kuno yang pernah dipimpin Prabu Anglingdriya, musuh bebuyutan
Prabu Baka raja Prambanan. Kisah ini dilanjutkan dengan dongeng berdirinya
Candi Prambanan.
Ketika Majapahit dipimpin oleh Brawijaya (raja terakhir versi naskah
babad), nama Pengging muncul kembali. Dikisahkan putri Brawijaya yang
bernama Retno Ayu Pembayun diculik Menak Daliputih raja Blambangan
putra Menak Jingga. Muncul seorang pahlawan bernama Jaka Sengara yang
berhasil merebut sang putri dan membunuh penculiknya. Atas jasanya itu,
Jaka Sengara diangkat Brawijaya sebagai bupati Pengging dan dinikahkan
dengan Retno Ayu Pembayun. Jaka Sengara kemudian bergelar
Andayaningrat.
b. Kehidupan Politik
Menurut naskah babad, Andayaningrat gugur di tangan Sunan Ngudung
saat terjadinya perang antara Majapahit dan Demak. Ia kemudian digantikan
oleh putranya, yang bernama Raden Kebo Kenanga, bergelar Ki Ageng
Pengging. Sejak saat itu Pengging menjadi daerah bawahan Kesultanan
Demak.Beberapa tahun kemudian Ki Ageng Pengging dihukum mati karena
dituduh hendak memberontak terhadap Demak. Putranya yang bergelar Jaka
Tingkir setelah dewasa justru mengabdi ke Demak.
Prestasi Jaka Tingkir yang cemerlang dalam ketentaraan membuat ia
diangkat sebagai menantu Sultan Trenggana, dan menjadi bupati Pajang
bergelar Hadiwijaya. Wilayah Pajang saat itu meliputi daerah Pengging
(sekarang kira-kira mencakup Boyolali dan Klaten), Tingkir (daerah
Salatiga), Butuh, dan sekitarnya. Sepeninggal Sultan Trenggana tahun 1546,
Sunan Prawoto naik takhta, namun kemudian tewas dibunuh sepupunya, yaitu
Arya Penangsang bupati Jipang tahun 1549. Setelah itu, Arya Penangsang
juga berusaha membunuh Hadiwijaya namun gagal.
Dengan dukungan Ratu Kalinyamat (bupati Jepara putri Sultan
Trenggana), Hadiwijaya dan para pengikutnya berhasil mengalahkan Arya
Penangsang. Ia pun menjadi pewaris takhta Kesultanan Demak, yang ibu
kotanya dipindah ke Pajang. Pada awal berdirinya tahun 1549, wilayah
Kesultanan Pajang hanya meliputi sebagian Jawa Tengah saja, karena negeri-
negeri Jawa Timur banyak yang melepaskan diri sejak kematian Sultan
Trenggana.
Pada tahun 1568 Sultan Hadiwijaya dan para adipati Jawa Timur
dipertemukan di Giri Kedaton oleh Sunan Prapen. Dalam kesempatan itu,
para adipati sepakat mengakui kedaulatan Pajang di atas negeri-negeri Jawa
Timur. Sebagai tanda ikatan politik, Panji Wiryakrama dari Surabaya
(pemimpin persekutuan adipati Jawa Timur) dinikahkan dengan putri Sultan
Hadiwijaya. Negeri kuat lainnya, yaitu Madura juga berhasil ditundukkan
Pajang. Pemimpinnya yang bernama Raden Pratanu alias Panembahan Lemah
Dhuwur juga diambil sebagai menantu Sultan Hadiwijaya. Pada tahun 1582
meletus perang Pajang dan Mataram karena Sutawijaya membela adik
iparnya, yaitu Tumenggung Mayang, yang dihukum buang ke Semarang oleh
Sultan Hadiwijaya. Perang itu dimenangkan pihak Mataram meskipun
pasukan Pajang jumlahnya lebih besar.
Sepulang dari perang, Sultan Hadiwijaya jatuh sakit dan meninggal dunia.
Terjadi persaingan antara putra dan menantunya, yaitu Pangeran Benawa dan
Arya Pangiri sebagai raja selanjutnya. Arya Pangiri didukung Panembahan
Kudus berhasil naik takhta tahun 1583. Pemerintahan Arya Pangiri hanya
disibukkan dengan usaha balas dendam terhadap Mataram. Kehidupan rakyat
Pajang terabaikan. Hal itu membuat Pangeran Benawa yang sudah tersingkir
ke Jipang, merasa prihatin. Pada tahun 1586 Pangeran Benawa bersekutu
dengan Sutawijaya menyerbu Pajang. Meskipun pada tahun 1582 Sutawijaya
memerangi Sultan Hadiwijaya, namun Pangeran Benawa tetap
menganggapnya sebagai saudara tua. Perang antara Pajang melawan Mataram
dan Jipang berakhir dengan kekalahan Arya Pangiri. Ia dikembalikan ke
negeri asalnya yaitu Demak. Pangeran Benawa kemudian menjadi raja Pajang
yang ketiga. Pemerintahan Pangeran Benawa berakhir tahun 1587. Tidak ada
putra mahkota yang menggantikannya sehingga Pajang pun dijadikan sebagai
negeri bawahan Mataram. Yang menjadi bupati di sana ialah Pangeran Gagak
Baning, adik Sutawijaya. Sutawijaya sendiri mendirikan Kesultanan Mataram
di mana ia sebagai raja pertama bergelar Panembahan Senopati.
c. Kehidupan Politik, Ekonomi dan Sosial
Pada zaman Kesultanan Demak, majelis ulama Wali Songo memiliki
peran penting, bahkan ikut mendirikan kerajaan tersebut. Majelis ini bersidang
secara rutin selama periode tertentu dan ikut menentukan kebijakan politik
Demak. Sepeninggal Sultan Trenggana, peran Wali Songo ikut memudar.
Sunan Kudus bahkan terlibat pembunuhan terhadap Sunan Prawoto, raja baru
pengganti Sultan Trenggana. Meskipun tidak lagi bersidang secara aktif,
sedikit banyak para wali masih berperan dalam pengambilan kebijakan politik
Pajang. Misalnya, Sunan Prapen bertindak sebagai pelantik Hadiwijaya
sebagai sultan. Ia juga menjadi mediator pertemuan Sultan Hadiwijaya dengan
para adipati Jawa Timur tahun 1568.
Sementara itu, Sunan Kalijaga juga pernah membantu Ki Ageng
Pemanahan meminta haknya pada Sultan Hadiwijaya atas tanah Mataram
sebagai hadiah sayembara menumpas Arya Penangsang. Wali lain yang masih
berperan menurut naskah babad adalah Sunan Kudus. Sepeninggal Sultan
Hadiwijaya tahun 1582, ia berhasil menyingkirkan Pangeran Benawa dari
jabatan putra mahkota, dan menggantinya dengan Arya Pangiri. Mungkin
yang dimaksud dengan Sunan Kudus dalam naskah babad adalah Panembahan
Kudus, karena Sunan Kudus sendiri sudah meninggal tahun 1550.
C. Metode Pembelajaran
Metode yang digunakan dalam pembelajaran ini adalah ceramah, tanya jawab,
penggunaan media teka-teki silang (TTS).
D. Langkah-langkah Pembelajaran.
Pelaksanaan Kegiatan Siklus I
No Kegiatan Waktu
1. Kegiatan Awal
Proses kegiatan belajar mengajar
diawali dengan kegiatan.
a. Guru mengucapkan salam
b. Guru mempimpin doa bersama
c. Guru mempresensi siswa
d. Guru menyampaikan standar
kompetensi yaitu sesuai dengan
materi
5 menit
2. Kegiatan Inti.
a. Guru memberikan materi tentang
kerajaan Demak dan Kerajaan
Pajang
b. Guru memberikan kesempatan
kepada siswa untuk bertanya,
menjawab, menyanggah atau
mengeluarkan pendapat mengenai
materi pembelajaran yang telah
dibahas.
c. Guru memberikan tes untuk
mengetahui sejauh mana
pemahaman siswa terhadap materi
tanpa menggunakan media TTS.
d. Guru memberikan tugas kepada
siswa untuk mengisi teka-teki silang
sejarah dan dikumpulkan sesuai
dengan batas waktu yang telah
ditentukan. Pada saat mengerjakan
teka-teki silang, siswa bebas
mencari sendiri jawaban teka-teki
silang baik dari sumber belajar yang
dimiliki siswa maupun sumber
belajar yang tersedia didalam kelas.
e. Guru memberikan tes kepada siswa
mengenai materi pembelajaran yang
telah dibahas untuk melihat sejauh
mana pemahaman siswa terhadap
materi pembelajaran yang telah
dibahas melalui pembelajaran
sejarah dengan menggunakan teknik
teka-teki silang.
30 menit
5 menit
10 menit
15 menit
10 menit
3. Kegiatan Akhir
Kegiatan belajar mengajar ditutup
dengan kegiatan.
a. Guru bersama dengan siswa
melakukan koreksi bersama dengan
siswa agar siswa mengetahui
jawaban-jawaban yang benar dari
pertanyaan pertanyaan teka-teki
silang tersebut dan menyimpulkan
pelajaran
b. Guru memberitahukan materi yang
harus dipelajari untuk didiskusikan
pada pertemuan yang akan datang
c. Guru mengucapkan salam
15 menit
E. Alat/media dan Sumber Belajar
1. Alat dan media pembelajaran
LCD, Power Point, Buku pelajaran, Teka Teki Silang
2. Sumber pembelajaran
I Wayan Badrika. (2006). Sejarah Jilid 2 untuk SMA Kelas XI Program Ilmu
Sosial
F. Soal Tes
Silanglah jawaban yang menurut kamu benar!
1. Kerajaan Islam pertama di Pulau Jawa ialah ….
a. Kerajaan Mataram c. Kerajaan Demak
b. Kerajaan Banten d. Kerajaan Pajang
2. Raja Demak yang mendapat sebutan “ Sabrang Lor “ adalah raja…
a. Raden Patah c. Sumangsang
b. Pati Unus d. Sultan Trenggono
3. Dengan daerah wilayah di pedalaman Kerajaan Demak mengembangkan
sektor ...
a. Sektor Perikanan c. Sektor Maritim
b. Sektor Pariwisata d. Sektor Agraria
4. Penyerangan pasukan Demak ke Malaka di bawah pimpinan Adipati Unus
bertujuan untuk ….
a. menguasai jalur perdagangan c. mengusir bangsa Portugis
b. menarik perhatian para
pedagang
d. mengembalikan fungsi Malaka
5. Sunda Kelapa dapat dikuasai dan diganti nama dengan Jayakarta pada tahun...
a. 1525 c. 1527
b. 1526 d. 1528
6. Sultan Hadiwijaya kemudian memindahkan pusat pemerintahan Kerajaan dari
Demak ke ....
a. Pajang c. Banten
b. Mataram d. Tegal Rejo
7. Pengikut Hadi Wijaya yang sangat berjasa dalam mengalahkan Arya
Penangsang adalah Kiyai Ageng Pamanahan. Ia kemudian diberi hadiah
daerah …
a. Mataram c. Demak
b. Banten d. Cirebon
8. Pemimpinnya yang mempunyai sebutan Panembahan Lemah Duwur yang
diambil sebagai menantu Sultan Hadiwijaya, sebenarnya adalah Raden …
a. Raden Wijaya c. Raden Patah
b. Raden Pratanu d. Raden Kusuma
9. Pada tahun berapa Hadiwijaya meninggal...
a. 1579 c. 1581
b. 1580 d. 1582
10. kedudukan Hadiwijaya digantikan oleh...
a. Pangeran Benawa c. Sutawijaya
b. Arya Pangiri d. Pangeran Gagak Baning
jawaban :
1. C. Kerajaan Demak
2. B. Pati Unus
3. D. Sektor Agraria
4. C. mengusir bangsa Portugis
5. C 1527
6. A. Pajang
7. A. Mataram
8. B. Raden Pratanu
9. D 1582
10. B Arya Pangiri
G. Teknik Penilaian
a. Tes
1. Bentuk Instrumen
a) 10 soal pre test pilihan ganda
b) 10 soal post test pilihan ganda
b. Penilaian Tes: 1 x 10 = 10
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Mata Pelajaran : Sejarah
Kelas/ Semester/Program : Kelas XI, Semester 1 Program Ilmu
Pengetahuan Sosial
Alokasi Waktu : 2 x 45 menit
Standar Kompetensi : Menganalisis perjalanan bangsa Indonesia
pada masa negara-negara tradisional
Kompetensi Dasar : Menganalisis Perkembangan Kehidupan
Negara-negara Kerajaan Islam di Indonesia
Indikator : 3. Mendeskripsikan kerajaan Mataram Islam
4. Mendeskripsikan kerajaan Ternate dan
Tidore
A. Tujuan Pembelajaran
Setelah selesai pembelajaran para siswa diharapkan dapat;
1. Mendeskripsikan kerajaan Mataram Islam
2. Mendeskripsikan kerajaan Ternate dan Tidore
B. Materi Ajar
1. KERAJAAN MATARAM
a. Letak Kerajaan
Pada awal
perkembangannya
kerajaan Mataram
adalah daerah
kadipaten yang
dikuasai oleh Ki
Gede Pamanahan. Daerah tersebut diberikan oleh Pangeran Hadiwijaya (Jaka
Tingkir) yaitu raja Pajang kepada Ki Gede Pamanahan atas jasanya membantu
mengatasi perang saudara di Demak yang menjadi latar belakang munculnya
kerajaan Pajang. Ki Gede Pamanahan memiliki putra bernama Sutawijaya
yang juga mengabdi kepada raja Pajang sebagai komando pasukan pengawal
raja. Setelah Ki Gede Pamanahan meninggal tahun 1575, maka Sutawijaya
menggantikannya sebagai adipati di Kota Gede tersebut.
Setelah pemerintahan Hadiwijaya di Pajang berakhir, maka kembali terjadi
perang saudara antara Pangeran Benowo putra Hadiwijaya dengan Arya
Pangiri, Bupati Demak yang merupakan keturunan dari Raden Trenggono.
Akibat dari perang saudara tersebut, maka banyak daerah yang dikuasai
Pajang melepaskan diri, sehingga hal inilah yang mendorong Pangeran
Benowo meminta bantuan kepada Sutawijaya.
Atas bantuan Sutawijaya tersebut, maka perang saudara dapat diatasi dan
karena ketidakmampuannya maka secara sukarela Pangeran Benowo
menyerahkan takhtanya kepada Sutawijaya. Dengan demikian berakhirlah
kerajaan Pajang dan sebagai kelanjutannya muncullah kerajaan Mataram.
Lokasi kerajaan Mataram tersebut di Jawa Tengah bagian Selatan dengan
pusatnya di kota Gede yaitu di sekitar kota Yogyakarta sekarang.
b. Kehidupan Politik
Pendiri kerajaan Mataram adalah Sutawijaya. Ia bergelar Panembahan
Senopati, memerintah tahun (1586 – 1601). Pada awal pemerintahannya ia
berusaha menundukkan daerah-daerah seperti Ponorogo, Madiun, Pasuruan,
dan Cirebon serta Galuh. Sebelum usahanya untuk memperluas dan
memperkuat kerajaan Mataram terwujud, Sutawijaya digantikan oleh putranya
yaitu Mas Jolang yang bergelar Sultan Anyakrawati tahun 1601 – 1613.
Sebagai raja Mataram ia juga berusaha meneruskan apa yang telah
dilakukan oleh Panembahan Senopati untuk memperoleh kekuasaan Mataram
dengan menundukkan daerah-daerah yang melepaskan diri dari Mataram.
Akan tetapi sebelum usahanya selesai, Mas Jolang meninggal tahun 1613 dan
dikenal dengan sebutan Panembahan Sedo Krapyak, kemudian digantikan oleh
putranya Pangeran Aryo Martapura. Karena sering sakit, kemudian digantikan
oleh kakaknya Raden Mas Rangsang yang bergelar Sultan Agung Senopati ing
alogo Ngabdurrahman, yang memerintah tahun 1613 – 1645. Sultan Agung
merupakan raja terbesar dari kerajaan ini. Pada masa pemerintahannya
Mataram mencapai puncaknya, karena ia seorang raja yang gagah berani,
cakap dan bijaksana.
Daerah Kekuasaan Mataram.
Di samping mempersatukan berbagai daerah di pulau Jawa, Sultan
Agung juga berusaha mengusir VOC Belanda dari Batavia. Untuk itu Sultan
Agung melakukan penyerangan terhadap VOC ke Batavia pada tahun 1628
dan 1629 akan tetapi serangan tersebut mengalami kegagalan. Penyebab
kegagalan serangan terhadap VOC antara lain karena jarak tempuh dari pusat
Mataram ke Batavia terlalu jauh kira-kira membutuhkan waktu 1 bulan untuk
berjalan kaki, sehingga bantuan tentara sulit diharapkan dalam waktu singkat.
Dan daerah-daerah yang dipersiapkan untuk mendukung pasukan sebagai
lumbung padi yaitu Kerawang dan Bekasi dibakar oleh VOC, sebagai
akibatnya pasukan Mataram kekurangan bahan makanan. Dampak
pembakaran lumbung padi maka tersebar wabah penyakit yang menjangkiti
pasukan Mataram, sedangkan pengobatan belum sempurna. Hal inilah yang
banyak menimbulkan korban dari pasukan Mataram. Di samping itu juga
sistem persenjataan Belanda lebih unggul dibanding pasukan Mataram.
Walaupun penyerangan terhadap Batavia mengalami kegagalan, namun
Sultan Agung tetap berusaha memperkuat penjagaan terhadap daerah-daerah
yang berbatasan dengan Batavia, sehingga pada masa pemerintahannya VOC
sulit menembus masuk ke pusat pemerintahan Mataram. Setelah wafatnya
Sultan Agung tahun 1645, Mataram tidak memiliki raja-raja yang cakap dan
berani seperti Sultan Agung, bahkan putranya sendiri yaitu Amangkurat I dan
cucunya Amangkurat II, Amangkurat III, Paku Buwono I, Amangkurat IV,
Paku Buwono II, Paku Buwono III merupakan raja-raja yang lemah.
Sehingga pemberontakan terjadi antara lain Trunojoyo 1674-1679, Untung
Suropati 1683-1706, pemberontakan Cina 1740-1748.
Kelemahan raja-raja Mataram setelah Sultan Agung dimanfaatkan oleh
penguasa daerah untuk melepaskan diri dari kekuasaan Mataram juga VOC.
Akhirnya VOC berhasil juga menembus ke ibukota dengan cara mengadu-
domba sehingga kerajaan Mataram berhasil dikendalikan VOC. VOC berhasil
menaklukan Mataram melalui politik devide et impera, kerajaan Mataram
dibagi dua melalui perjanjian Giyanti tahun 1755. Sehingga Mataram yang
luas hampir meliputi seluruh pulau Jawa akhirnya terpecah belah :
1) Kesultanan Yogyakarta, dengan Mangkubumi sebagai raja yang
bergelar Sultan Hamengkubuwono I.
2) Kasunanan Surakarta yang diperintah oleh Sunan Paku Buwono III.
Belanda ternyata belum puas memecah belah kerajaan Mataram. Akhirnya
melalui politik adu-domba kembali tahun 1757 diadakan perjanjian Salatiga.
Mataram terbagi 4 wilayah yaitu sebagian Surakarta diberikan kepada
Mangkunegaran selaku Adipati tahun 1757, kemudian sebagian Yogyakarta
juga diberikan kepada Paku Alam selaku Adipati tahun 1813.
c. Kehidupan Ekonomi
Letak kerajaan Mataram di pedalaman, maka Mataram berkembang
sebagai kerajaan agraris yang menekankan dan mengandalkan bidang
pertanian. Sekalipun demikian kegiatan perdagangan tetap diusahakan dan
dipertahankan, karena Mataram juga menguasai daerah-daerah pesisir. Dalam
bidang pertanian, Mataram mengembangkan daerah persawahan yang luas
terutama di Jawa Tengah, yang daerahnya juga subur dengan hasil utamanya
adalah beras, di samping kayu, gula, kapas, kelapa dan palawija. Sedangkan
dalam bidang perdagangan, beras merupakan komoditi utama, bahkan
menjadi barang ekspor karena pada abad ke-17 Mataram menjadi pengekspor
beras paling besar pada saat itu. Dengan demikian kehidupan ekonomi
Mataram berkembang pesat karena didukung oleh hasil bumi Mataram yang
besar.
d. Kehidupan Sosial Budaya
Sebagai kerajaan yang bersifat agraris, masyarakat Mataram disusun
berdasarkan sistem feodal. Dengan sistem tersebut maka raja adalah pemilik
tanah kerajaan beserta isinya. Untuk melaksanakan pemerintahan, raja
dibantu oleh seperangkat pegawai dan keluarga istana, yang mendapatkan
upah atau gaji berupa tanah lungguh atau tanah garapan. Tanah lungguh
tersebut dikelola oleh kepala desa (bekel) dan yang menggarapnya atau
mengerjakannya adalah rakyat atau petani penggarap dengan membayar
pajak/sewa tanah. Dengan adanya sistem feodalisme tersebut, menyebabkan
lahirnya tuan-tuan tanah di Jawa yang sangat berkuasa terhadap tanah-tanah
yang dikuasainya. Sultan memiliki kedudukan yang tinggi juga dikenal
sebagai panatagama yaitu pengatur kehidupan keagamaan. Sedangkan dalam
bidang kebudayaan, seni ukir, lukis, hias dan patung serta seni sastra
berkembang pesat. Hal ini terlihat dari kreasi para seniman dalam pembuatan
gapura, ukiran-ukiran di istana maupun tempat ibadah. Contohnya gapura
Candi Bentar di makam Sunan Tembayat (Klaten) diperkirakan dibuat pada
masa Sultan Agung.
Candi Bentar di makam Sunan Tembayat.
Contoh lain hasil perpaduan budaya Hindu-Budha-Islam adalah
penggunaan kalender Jawa, adanya kitab filsafat sastra gending dan kitab
undang-undang yang disebut Surya Alam. Contoh-contoh tersebut merupakan
hasil karya dari Sultan Agung sendiri. Di samping itu juga adanya upacara
Grebeg pada hari-hari besar Islam yang ditandai berupa kenduri Gunungan
yang dibuat dari berbagai makanan maupun hasil bumi. Upacara Grebeg
tersebut merupakan tradisi sejak zaman Majapahit sebagai tanda terhadap
pemujaan nenek moyang.
2. KERAJAAN TERTANE TIDORE
a. Letak Kerajaan
Ternate dan Tidore terletak di kepulauan Maluku antara Sulawesi dan
Papua. Wilayahnya terdiri atas pulau-pulau yang bergunung-gunung dengan
tanah yamg subur. Kedua kerajaan ini berpusat di pulau Ternate dan Tidore.
Kepulauan di kedua kerajaan ini merupakan penghasil rempah-rempah
terbesar dan dijuluki dengan “The Spicy Island”. Rempah-rempah menjadi
komoditas utama dalam dunia perdagangan pada masa itu, sehingga setiap
pedagang maupun bangsa-bangsa yang datang ke daerah timur bertujuan ke
kepulauan itu. Melalui rute perdagangan tersebut, agama Islam meluas ke
Maluku seperti ke Hitu di Ambon, Ternate dan Tidore.
Peta Kepulauan Maluku abad 16.
b. Kehidupan Politik
Kepulauan Maluku terkenal sebagai penghasil rempah-rempah terbesar di
dunia. Rempah-rempah tersebut menjadi komoditi utama dalam dunia
pelayaran dan perdagangan pada abad 15 – 17. Demi kepentingan penguasaan
perdagangan rempah-rempah tersebut, maka mendorong terbentuknya
persekutuan daerah-daerah di Maluku Utara yang disebut dengan Ulilima dan
Ulisiwa.
Ulilima berarti persekutuan lima bersaudara yang dipimpin oleh Ternate
yang terdiri dari Ternate, Obi, Bacan, Seram dan Ambon. Sedangkan Ulisiwa
adalah persekutuan sembilan bersaudara yang terdiri dari Tidore, Makayan,
Jailolo dan pulau-pulau yang terletak di kepulauan Halmahera sampai Irian
Barat.
Persekutuan Ulilima dan Ulisiwa.
Antara persekutuan Ulilima dan Ulisiwa tersebut terjadi persaingan.
Persaingan tersebut semakin nyata setelah datangnya bangsa Barat ke
Kepulauan Maluku. Bangsa barat yang pertama kali datang adalah Portugis
yang akhirnya bersekutu dengan Ternate tahun 1512. Karena persekutuan
tersebut maka Portugis diperbolehkan mendirikan benteng di Ternate.
Spanyol pun datang ke Maluku pada waktu itu bermusuhan dengan
Portugis. Akhirnya Spanyol di Maluku bersekutu dengan Tidore. Akibat
persekutuan tersebut maka persaingan antara Ternate dengan Tidore semakin
tajam, bahkan menyebabkan terjadinya peperangan antara keduanya yang
melibatkan Spanyol dan Portugis. Dalam peperangan tersebut Tidore dapat
dikalahkan oleh Ternate yang dibantu oleh Portugis.
Keterlibatan Spanyol dan Portugis pada perang antara Ternate dan Tidore,
pada dasarnya bermula dari persaingan untuk mencari pusat rempah-rempah
dunia sejak awal penjelajahan samudra, sehingga sebagai akibatnya Paus turun
tangan untuk membantu menyelesaikan pertikaian tersebut.
Usaha yang dilakukan Paus untuk menyelesaikan pertikaian antara
Spanyol dan Portugis adalah dengan mengeluarkan dekrit yang berjudul Inter
caetera Devinae, yang berarti Keputusan Illahi. Dekrit tersebut ditandatangani
pertama kali tahun 1494 di Thordessilas atau lebih dikenal dengan Perjanjian
Thordessilas. Dan selanjutnya setelah adanya persoalan di Maluku maka
kembali Paus mengeluarkan dekrit yang kedua yang ditandatangani oleh
Portugis dan Spanyol di Saragosa tahun 1528 atau disebut dengan Perjanjian
Saragosa.
Perjanjian Thordessilas merupakan suatu dekrit yang menetapkan pada
peta sebuah garis maya perbatasan dunia yang disebut Garis Thordessilas yang
membentang dari Kutub Utara ke Kutub Selatan melalui Kepulauan Verdi di
sebelah Barat benua Afrika. Wilayah di sebelah Barat Garis Thordessilas
ditetapkan sebagai wilayah Spanyol dan di sebelah Timur sebagai wilayah
Portugis.
Sedangkan Perjanjian Saragosa juga menetapkan sebuah garis maya baru
sebagai garis batas antara kekuasaan Spanyol dengan kekuasaan Portugis yang
disebut dengan Garis Saragosa. Di mana garis tersebut membagi dunia
menjadi 2 bagian yaitu Utara dan Selatan. Bagian Utara garis Saragosa
merupakan kekuasaan Spanyol dan bagian Selatannya adalah wilayah
kekuasaan Portugis. Dari penjelasan tersebut apakah Anda sudah paham?
Kalau sudah paham simaklah uraian materi selanjutnya.
Dengan adanya perjanjian Saragosa tersebut, maka sebagai hasilnya
Portugis tetap berkuasa di Maluku sedangkan Spanyol harus meninggalkan
Maluku dan memusatkan perhatiannya di Philipina. Sebagai akibat dari
perjanjian Saragosa, maka Portugis semakin leluasa dan menunjukkan
keserakahannya untuk menguasai dan memonopoli perdagangan rempah-
rempah di Maluku. Tindakan sewenang-wenang Portugis menimbulkan
kebencian di kalangan rakyat Ternate, bahkan bersama-sama rakyat Tidore
dan rakyat di pulau-pulau lainnya bersatu untuk melawan Portugis.
1) Sultan Hairun
Perlawanan terhadap Portugis pertama kali dipimpin oleh Sultan
Hairun dari Ternate, sehingga perang berkobar dan benteng pertahanan
Portugis dapat dikepung. Dalam keadaan terjepit tersebut, Portugis
menawarkan perundingan. Akan tetapi perundingan tersebut merupakan
siasat Portugis untuk membunuh Sultan Hairun tahun 1570.
Dengan kematian Sultan Hairun, maka rakyat Maluku semakin
membenci Portugis, dan kembali melakukan penyerangan terhadap
Portugis yang dipimpin oleh Sultan Baabullah pada tahun 1575.
2) Sultan Baabullah
Perlawanan ini lebih hebat dari sebelumnya sehingga pasukan Sultan
Baabullah dapat menguasai benteng Portugis. Keberhasilan Sultan
Baabullah merebut benteng Sao Paolo mengakibatkan Portugis menyerah
dan meninggalkan Maluku. Dengan demikian Sultan Baabullah dapat
menguasai sepenuhnya Maluku dan pada masa pemerintahannya tahun
1570 – 1583 kerajaan Ternate mencapai kejayaannya karena daerah
kekuasaannya meluas terbentang antara Sulawesi sampai Irian dan
Mindanau sampai Bima, sehingga Sultan Baabullah mendapat julukan
“Tuan dari 72 Pulau”.
c. Kehidupan Ekonomi
Awal kemasyhuran rempah-rempah di Nusantara berawal dari Ternate dan
Tidore. Pemasarannya maju karena didukung jalur yang strategis. Pengadaan
rempah-rempah diusahakan perkebunan di pulau-pulau subur sebelah selatan.
Perdagangan rempah-rempah merupakan mata pencaharian penting. Barang-
barang dagangan meluad sampa ke Eropa sehingga menjadi daya tarik yang
kuat bagi bangsa-bangsa barat seperti Portugis, Spayol, Belanda dan
Inggrisuntuk datang ke Maluku. Sesuai dengan kondisi alam yang terdiri atas
pulau-pulau maka pencaharian perikanan turut mendukung perekonomian
masyarkat.
d. Kehidupan Sosial
Sebelum masuknya agama Islam, suku Ternate dan Tidore terbagi dalam
kelompok menurut kelompok tempat tinggal kekerabatan (soa) yang dipimpin
oleh seorang kepala soa. Beberapa soa bergabung dan dipimpin oleh seorang
momole. Setelah agama Islam masuk keempat momoe yang ada di Ternate
menjadi suatu konfederasi dipimpin oleh kalano yang dibantu oleh beberapa
oranga babato dan badan penasehat yang disebut falahara. Garis keturunan
berdasarkan garid patrineal. Jadi mengikuti garis keturunan bapak.
e. Kehidupan Budaya
Lokasi Kerajaan Ternate dan Tidore berdekatan dan berhadapan, namun
masing-masing memiliki bahasa sendiri. Ternate memiliki wilayah ke arah
selatan (uli-lima). Bahasanya menjadi lingua franca yang berarti menjadi
bahasa perantara dalam perdagangan. Tidore yang wilayah timur termasuk
bagian barat Papua, persebaran bahasanya tidak seluas bahasa Ternate.
Kehidupan masyarakat Ternate dan Tidore lebih banyak disibukkan dengan
kegiatan kegiatan perekonomian, sehingga hasil kebudayaannya kurang
menonjol. Kedua kerajaan ini masing-masing berkembang menjadi pusat
penyiaran agama Islam. Masjid Agung di Ternate merupakan pusat
penyebaranya.
C. Metode Pembelajaran
Metode yang digunakan dalam pembelajaran ini adalah ceramah, tanya jawab,
penggunaan media teka-teki silang (TTS).
D. Langkah-langkah Pembelajaran.
Pelaksanaan Kegiatan Siklus II
No Kegiatan Waktu
1. Kegiatan Awal
Proses kegiatan belajar mengajar
diawali dengan kegiatan.
a. Guru mengucapkan salam
b. Guru mempimpin doa bersama
c. Guru mempresensi siswa
d. Guru menyampaikan standar
kompetensi yaitu sesuai dengan
materi
5 menit
2. Kegiatan Inti.
a. Guru memberikan materi tentang
kerajaan Mataram Islam dan Ternate
Tidore
b. Guru memberikan kesempatan
kepada siswa untuk bertanya,
menjawab, menyanggah atau
mengeluarkan pendapat mengenai
materi pembelajaran yang telah
dibahas.
c. Guru memberikan tes untuk
mengetahui sejauh mana
pemahaman siswa terhadap materi
tanpa menggunakan media TTS.
d. Guru memberikan tugas kepada
siswa untuk mengisi teka-teki silang
sejarah dan dikumpulkan sesuai
dengan batas waktu yang telah
ditentukan. Pada saat mengerjakan
teka-teki silang, siswa bebas
mencari sendiri jawaban teka-teki
silang baik dari sumber belajar yang
dimiliki siswa maupun sumber
belajar yang tersedia didalam kelas.
e. Guru memberikan tes kepada siswa
mengenai materi pembelajaran yang
telah dibahas untuk melihat sejauh
mana pemahaman siswa terhadap
materi pembelajaran yang telah
30 menit
5 menit
10 menit
15 menit
10 menit
dibahas melalui pembelajaran
sejarah dengan menggunakan teknik
teka-teki silang.
3. Kegiatan Akhir
Kegiatan belajar mengajar ditutup
dengan kegiatan.
a. Guru bersama dengan siswa
melakukan koreksi bersama dengan
siswa agar siswa mengetahui
jawaban-jawaban yang benar dari
pertanyaan pertanyaan teka-teki
silang tersebut dan menyimpulkan
pelajaran
b. Guru memberitahukan materi yang
harus dipelajari untuk didiskusikan
pada pertemuan yang akan datang
c. Guru mengucapkan salam
15 menit
E. Alat/media dan Sumber Belajar
1. Alat dan media pembelajaran
LCD, Power Point, Buku pelajaran, Teka Teki Silang
2. Sumber pembelajaran
I Wayan Badrika. (2006). Sejarah Jilid 2 untuk SMA Kelas XI Program Ilmu
Sosial
F. Soal Tes
Silanglah jawaban yang menurut kamu benar!
1. Sutawijaya sendiri mendirikan Kesultanan Mataram di mana ia sebagai
raja pertama bergelar ….
a. Sultan Agung c. Panembahan Pamanahan
b. Raja Agung d. Panembahan Senopati
2. Pada awalnya Kerajaan Mataram adalah sebuah daerah kadipaten yang
berada dibawah kekuasaan Kerajaan ….
a. Banten c. Madura
b. Demak d. Pajang
3. Sebelum Sultan Agung berkuasa. Sebenarnya tahta Kerajaan Mataram di
duduki oleh ...
a. Raden Mas Martapura c. Ki Ageng Pemanahan
b. Sutawijaya d. Panembahan Senopati
4. Amangkurart I menjalin hubungan yang sangat erat dengan Belanda dan
Belanda diperkenankan untuk mendirikan benteng di Kerajaan Mataram
yang mengakibatkan terjadi Pemberontakan diantaranya yaitu …
a. Pemberontakan Trunajaya c. Pemberontakan Petani
b. Pemberontakan Buruh d. Pemberontakan Kaum Adat
5. Kerajaan Mataram dibagi menjadi dua wilayah yakni Daerah kesultanan
Yogyakarta dan Daerah Kesuhunan Surakarta tercantum dalam perjanjian..
a. Perjanjian Ekstradisi c. Perjanjian Bongaya
b. Perjanjian Damai d. Perjanjian Giyanti
6. Bangsa barat yang pertama kali datang ke Kepulauan Maluku adalah ...
a. Inggris c. Portugis
b. Belanda d. Spanyol
7. Ulilima berarti persekutuan lima bersaudara yang dipimpin oleh Ternate
yang terdiri dari Ternate, Obi, Bacan, Seram dan Ambon. Sedangkan
Ulisiwa adalah persekutuan...
a. Delapan bersaudara c. Enam bersaudara
b. Sembilan bersaudara d. Tujuh bersaudara
8. Dengan adanya persoalan di Maluku antara Spayol dan Portugis maka
kembali Paus mengeluarkan dekrit yang dibuat tahun 1528 yaitu
perjajian...
a. Inter caetera Devinae c. Keputusan Illahi
b. Saragosa d. Thordessilas
9. Perlawanan rakyat ternate dan tidore terhadap portugis pertama kali
dipimpin oleh...
a. Sultan Baabullah c. Sultan Hairun
b. Sultan Hasanudin d. Sultan Habibullah
10. Keberhasilan Sultan Baabullah merebut benteng .... mengakibatkan
Portugis menyerah dan meninggalkan Maluku.
a. Cruizero c. Vasco
b. Rio d. Sao Paolo
Jawaban :
1. D. Panembahan Senopati.
2. D. Pajang
3. A. Raden Mas Martapura
4. A. Pemberontakan Trunajaya
5. D. Perjanjian Giyanti
6. C. Portugis
7. B. Sembilan bersaudara
8. B. Saragosa
9. C. Sultan Hairun
10. D. Sao Paolo
G. Teknik Penilaian
a. Tes
1. Bentuk Instrumen
a) 10 soal pre test pilihan ganda
b) 10 soal post test pilihan ganda
b. Penilaian Tes: 1 x 10 = 10
Lampiran 4. Hasil Tes dan Daya Serap
Daftar Nilai Siswa
No Nama Siklus I Siklus II
Pre Post Pre Post
1. Adik Bondan 5 8 8 9
2. Aditya K 2 6 8 9
3. Aina Salsabila 6 8 7 10
4. Andrew Hutama B 7 8 8 10
5. Andri Apriyantoko 7 9 8 8
6. Anjelina Eka S 4 6 6 9
7. Anton Setyawan 6 8 8 10
8. Arkha Aji Pamungkas 7 9 8 10
9. Auf Agung Deviana Kartikasari 4 7 7 9
10. Deviana Kartika S 5 7 7 9
11. Dewi rahmawati 4 7 6 8
12. Dhenti Septiana 5 7 7 10
13. Dyan Yulinda S 5 6 9 7
14. Erlinda Restu W 4 6 7 9
15. Evi Yulianti 6 8 9 10
16. Fahmi Ardiansyah 4 6 8 9
17. Farikh Amanda S 4 7 7 9
18. Fauzan Irsandi S 4 6 6 8
19. Firda Ikhsan 5 7 7 9
20. Firman Andrianto 6 8 8 8
21. Fransisca Ika Y 5 8 7 9
22. Frca Wijayanti 2 7 9 7
23. Guntur R 8 9 8 10
24. Hamid Rahmawan 3 6 6 9
25. Harry Nursetya 7 9 8 9
26. Ilham Dewanta 5 7 7 9
27. Ilham Kurniawan 5 6 8 8
28. Ilma iftitahul K.P 4 7 6 10
Daya Serap Nilai Pre Test Siklus I
SMA N 3 Bantul Tahun Ajaran 2012/2013
Mata Pelajaran : Sejarah
Pokok Bahasan : Kerajaan Demak dan Kerajaan Pajang
Kelas : XI IPS 1
Tanggal Tes : 1 November 2012
Format Tes : Pilihan Ganda
Jumlah Siswa : 28 Siswa
Jumlah Peserta Tes : 28 Siswa
Nilai
(N)
Jumlah
Siswa
Jumlah
(NxS) Keterangan
100 0 0 1. Rata-rata : 50.35
2. KKM : 70
3. Daya Serap: x 100%
= 5/28x100%
= 17.85 %
4. Analisis Nilai:
a. Jumlah siswa yang mendapat nilai <70 =
23 siswa
b. Jumlah siswa yang mendapat nilai ≥70 = 5
siswa
5. Tindak lanjut :
Post Test bagi seluruh peserta didik.
90 0 0
80 1 80
70 4 280
60 4 240
50 8 400
40 8 320
30 1 30
20 2 60
Jumlah 28 1410
Daya Serap Nilai Post Test Siklus I
SMA N 3 Bantul Tahun Ajaran 2012/2013
Mata Pelajaran : Sejarah
Pokok Bahasan : Kerajaan Demak dan Kerajaan Pajang
Kelas : XI IPS 1
Tanggal Tes : 1 November 2012
Format Tes : Pilihan Ganda
Jumlah Siswa : 28 Siswa
Jumlah Peserta Tes : 28 Siswa
Nilai
(N)
Jumlah
Siswa
Jumlah
(NxS) Keterangan
100 0 0 1. Rata-rata : 72.50
2. KKM : 70
3. Daya Serap: x 100%
= 20/28x100%
= 71.42 %
4. Analisis Nilai:
a. Jumlah siswa yang mendapat nilai <70 =
8 siswa
b. Jumlah siswa yang mendapat nilai ≥70 =
20 siswa
5. Tindak lanjut :
Siklus II
90 4 360
80 7 560
70 9 630
60 8 480
50 0 0
40 0 0
30 0 0
20 0 0
Jumlah 28 2030
Daya Serap Nilai Pre Test Siklus II
SMA N 3 Bantul Tahun Ajaran 2012/2013
Mata Pelajaran : Sejarah
Pokok Bahasan : Kerajaan Mataram dan Kerajaan Ternate & Tidore
Kelas : XI IPS 1
Tanggal Tes : 8 November 2012
Format Tes : Pilihan Ganda
Jumlah Siswa : 28 Siswa
Jumlah Peserta Tes : 28 Siswa
Nilai
(N)
Jumlah
Siswa
Jumlah
(NxS) Keterangan
100 0 0 1. Rata-rata : 74.28
2. KKM : 70
3. Daya Serap: x 100%
= 23/28x100%
= 82.14 %
4. Analisis Nilai:
c. Jumlah siswa yang mendapat nilai <70 = 5
siswa
d. Jumlah siswa yang mendapat nilai ≥70 =
23 siswa
5. Tindak lanjut :
Post Test bagi seluruh peserta didik.
90 3 270
80 11 880
70 9 630
60 5 300
50 0 0
40 0 0
30 0 0
20 0 0
Jumlah 28 2080
Daya Serap Nilai Post Test Siklus II
SMA N 3 Bantul Tahun Ajaran 2012/2013
Mata Pelajaran : Sejarah
Pokok Bahasan : Kerajaan Mataram dan Kerajaan Ternate & Tidore
Kelas : XI IPS 1
Tanggal Tes : 8 November 2012
Format Tes : Pilihan Ganda
Jumlah Siswa : 28 Siswa
Jumlah Peserta Tes : 28 Siswa
Nilai
(N)
Jumlah
Siswa
Jumlah
(NxS) Keterangan
100 8 800 1. Rata-rata : 89.64
2. KKM : 70
3. Daya Serap: x 100%
= 28/28x100%
= 100 %
4. Analisis Nilai:
e. Jumlah siswa yang mendapat nilai <70 = 0
siswa
f. Jumlah siswa yang mendapat nilai ≥70 =
28 siswa
5. Tindak lanjut : Penelitian Berhasil
90 13 1170
80 5 400
70 2 140
60 0 0
50 0 0
40 0 0
30 0 0
20 0 0
Jumlah 28 2510
Lampiran 5. TTS Siklus I dan II
Teka – Teki Silang Siklus I
9
3 11
10
4
5
12
6
13
7
2
8
1
Mendatar :
1. Perjanjian antara raja Pakuan penguasa Pajajaran dengan Portugis yang
diperkuat dengan pembuatan tugu peringatan yang disebut………
2. Raja Pajang yang ketiga adalah pangeran……….
3. Pengikut Hadi Wijaya yang sangat berjasa dalam mengalahkan Arya
Penangsang adalah Kiyai Ageng Pamanahan. Ia kemudian diberi hadiah
daerah …………
4. Sultan Hadiwijaya kemudian memindahkan pusat pemerintahan
Kerajaan dari Demak ke ..............
5. Raja Demak yang mendapat sebutan “ Sabrang Lor “ adalah
raja………….
6. Tahun 1526 Demak mengirimkan pasukannya menyerang Sunda
Kelapa, di bawah pimpinan………….
7. Pemimpinnya yang mempunyai sebutan Panembahan Lemah Duwur
yang diambil sebagai menantu Sultan Hadiwijaya, sebenarnya adalah
Raden …
Menurun :
8. Penyerangan terhadap ……………. dilakukan pada tahun 1546, di
mana pasukan Demak di bawah pimpinan Sultan Trenggono yang
dibantu oleh Fatahillah.
9. Raja pertama Kerajaan Demak adalah Raden…………
10. Kerajaan Islam pertama di Pulau Jawa ialah …………..
11. Kedudukan Hadiwijaya sebagai raja Pajang digantikan oleh............
12. Penyerangan pasukan Demak ke ………….di bawah pimpinan Adipati
Unus bertujuan untuk mengusir bangsa Portugis.
13. Dengan daerah wilayah di pedalaman Kerajaan Demak
mengembangkan sektor ……….
Teka – Teki Silang Siklus II
1
8
9
10
3
2
4
11
6
5
12 13
7
Mendatar :
1. Pemberontakan ............ pada masa amangkurat I karena belanda diijinkan
mendirikan benteng di kerajaan mataram.
2. Pulau Ternate dan Tidore merupakan penghasil rempah-rempah terbesar
dan dijuluki dengan “The .......... Island”.
3. Pada awalnya Kerajaan Mataram adalah sebuah daerah kadipaten yang
berada dibawah kekuasaan Kerajaan ….
4. Kerajaan Mataram dibagi dua melalui perjanjian .......... pada tahun 1755
5. Kerajaan mataram mencapai puncak kejayaan pada masa sultan ...........
6. Nama benteng Portugis di kepulauan maluku.....
7. Nama persekutuan lawan dari Ulilima...
Menurun :
2. Bangsa asing yang bersekutu dengan kerajaan Tidore.........
8. Sultan yang memimpin pemberontakan terhadap Portugis di
Maluku..........
9. Gelar yang diberikan ke Sutawijaya karena mendirikan Kesultanan
Mataram adalah panembahan.........
10. Raja yang memimpin Mataram sebelum Sultan Agung adalah raden
mas.......
11. Pertengkaran antara Spayol dan Portugis diselesaikan dengan dekrit yang
dibuat tahun 1528 yaitu perjajian...
12. Putra Sutawijaya sebagai penerus kerajaan Mataram adalah.......
13. Bangsa barat yang pertama kali datang ke Kepulauan Maluku adalah ......
Lampiran 6. Foto Kegiatan Belajar Mengajar
FOTO PENELITIAN
Peneliti Menjelaskan Pelajaran
Siswa Mengerjakan Tes
Siswa Berdiskusi Mengerjakan TTS