20100421025927tugas akhir muh. hudam 07422078

69
PERENCANAAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN IMPLEMENTASINYA DI SD NEGERI CANDIREJO KECAMATAN NGAGLIK KABUPATEN SLEMAN (PLANNING LEARNING OF MOSLEM RELIGION EDUCATION AND IMPLEMENTATION AT SD NEGERI CANDIREJO NGAGLIK SLEMAN) TUGAS AKHIR Diajukan untuk memenuhi persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana Ilmu Agama Islam Prodi Tarbiyah Oleh : Muh Hudam 07422078 JURUSAN TARBIYAH FAKULTAS ILMU AGAMA ISLAM UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA YOGYAKARTA 2010

Upload: ismail-putra

Post on 27-Jun-2015

802 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

Page 1: 20100421025927TUGAS AKHIR MUH. HUDAM 07422078

i

PERENCANAAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

DAN IMPLEMENTASINYA DI SD NEGERI CANDIREJO

KECAMATAN NGAGLIK KABUPATEN SLEMAN

(PLANNING LEARNING OF MOSLEM RELIGION EDUCATION AND

IMPLEMENTATION AT SD NEGERI CANDIREJO NGAGLIK SLEMAN)

TUGAS AKHIR

Diajukan untuk memenuhi persyaratan guna memperoleh gelar

Sarjana Ilmu Agama Islam Prodi Tarbiyah

Oleh :

Muh Hudam

07422078

JURUSAN TARBIYAH FAKULTAS ILMU AGAMA ISLAM UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

YOGYAKARTA 2010

Page 2: 20100421025927TUGAS AKHIR MUH. HUDAM 07422078

ii

LEMBAR PERNYATAAN

Yang bertanda tangan dibawah ini,

Nama : Muh Hudam

NIM : 07422078

Program Studi : Pendidikan Agama Islam

Fakultas : Ilmu Agama Islam

Judul Skripsi : Rencana Pembelajaran Pendidikan

Agama Islam dan Implementasinya di

SD N Candirejo Ngaglik Sleman

Dengan ini menyatakan bahwa hasil penulisan Skripsi ini merupakan hasil karya

sendiri dan benar keasliannya. Apabila ternyata di kemudian hari penulisan

Skripsi ini merupakan hasil plagiat atau penjiplakan hasil karya orang lain, maka

saya bersedia mempertanggungjawabkan sekaligus bersedia menerima sanksi

berasarkan aturan tata tertib yang berlaku di Universitas Islam Indonesia

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya dan tidak dipaksakan.

Penulis,

Muh Hudam

Page 3: 20100421025927TUGAS AKHIR MUH. HUDAM 07422078

iii

RENCANA PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

DAN IMPLEMENTASINYA DI SDN CANDIREJO NGAGLIK

SLEMAN

Oleh : Muh Hudam

07422078

telah dimunaqosyahkan di depan Dewan Munaqosyah Skripsi Pogram Studi Pendidikan Agama Islam Fakultas Ilmu Agama Islam Universitas Islam Indonesia Yogyakarta,

dan dinyatakan diterima sebagai persyaratan untuk memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Agama Islam

TIM PENGUJI SKRIPSI

Nama Jabatan Tanda Tangan Drs.M.Hajar Dewantoro,M.Ag. Ketua Drs.Nanang Nuryanta,M.Pd. Sekretaris Dr.Drs.H.Ahmad Darmadji,M.Pd. Penguji I Drs.H.Hujair A.H.Sanaky,M.Si Pembimbing/Penguji II

Yogyakarta, 16 Februari 2010 Dekan Fakultas Ilmu Agama Islam

Universitas Islam Indonesia

Drs. H. Fajar Hidayanto, MM.

Page 4: 20100421025927TUGAS AKHIR MUH. HUDAM 07422078

iv

ABSTRAK

MUH HUDAM. Rencana Pembelajaran Pendidikan Agama Islam dan

Implementasinya di SDN Candirejo Sardonoharjo Ngaglik Sleman. Skripsi. Yogyakarta: Jurusan Tarbiyah, Fakultas Ilmu Agama Islam, 2009.

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan menganalisis secara kritis tentang Rencana Pembelajaran Pendidikan Agama Islam dan implementasinya di SDN Candirejo Sardonoharjo Ngaglik Sleman. Hasil penelitian ini diharapkan dapat dipergunakan menjadi rujukan bagi guru mata pelajaran agama Islam dalam membuat rencana pembelajaran Pendidikan Agama Islam, tidak hanya mampu membuat rencana pembelajaran saja, akan tetapi juga mampu menerapkan rencana pembelajaran pendidikan Islam pada proses belajar mengajar.

Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif, dengan mengambil latar di SDN Candirejo Sardonoharjo Ngaglik Sleman. Pendekatan yang digunakan adalah pedagogik dan pendekatan deskriptif. Pengumpulan data dilakukan dengan observasi, wawancara mendalam dan dokumentasi. Analisis data dilakukan dengan memberikan makna terhadap data yang berhasil dikumpulkan dan dari makna itulah ditarik kesimpulan.

Hasil penelitian menunjukkan: (1) Bentuk Rencana Pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SDN Candirejo Sardonoharjo Ngaglik Sleman telah berwujud buku kerja guru yang dalam pengisiannya diserahkan sepenuhnya kepada guru, komponen rencana pembelajaran Pendidikan Agama Islam dan pada mata pelajaran umum di SDN Candirejo Sardonoharjo Ngaglik Sleman terdapat dasar tauhid, ini yang merupakan kekhasan dari rencana pembelajaran di SDN Candirejo Sardonoharjo Ngaglik Sleman. Komponen yang belum ada pada rencana pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SDN Candirejo Sardonoharjo Ngaglik Sleman adalah kompetensi dasar, standar kompetensi, dan deskripsi materi. Dalam penyusunan rencana pembelajaran, guru Pendidikan agama Islam di SDN Candirejo Sardonoharjo Ngaglik Sleman merasa kesulitan, karena guru belum mendapatkan keterangan mendalam seputar rencana pembelajaran. Hal ini pula yang menyebabkan guru tidak selalu menyusun rencana pembelajaran. (2) Penerapan dari Rencana Pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SDIT Hidayatullah berlangsung lancar dan efektif Hasil dari proses pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SDN Candirejo Sardonoharjo Ngaglik Sleman dengan menggunakan rencana pembelajaran adalah Siswa lebih aktif untuk bertanya, selama proses pembelajaran guru menggunakan metode yang bervariasi, siswa lebih fokus selama proses pembelajaran, waktu yang ada dapat digunakan dengan baik, dan dengan kegiatan pembuka pemahaman siswa terdapat kesinambungan.

Page 5: 20100421025927TUGAS AKHIR MUH. HUDAM 07422078

v

KATA PENGANTAR

Dengan nama Allah SWT Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang.

Segala puji bagi Allah SWT atas segala nikmatNya, baik yang dapat terlihat

maupun yang tidak, baik yang lampau maupun yang sekarang.

Shalawat dan salam semoga tetap terlimpahkan kepada junjungan kita

Nabi besar Muhammad saw yang telah diutus oleh Allah swt untuk membawa

agama yang hak bagi seluruh umat manusia, juga kepada seluruh keluarganya,

para sahabatnya, serta segenap umatnya.

Penulis memanjatkan syukur alhamdulillah ke hadapan Allah SWT, yang

telah memberikan rahmat dan hidayahNya sehingga dapat menyelesaikan skripsi

yang berjudul “Rencana pembelajaran Pendidikan Agama Islam dan

Implementasinya di SDN Candirejo Sardonoharjo Kecamatan Ngaglik Kabupaten

Sleman ”. Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini tidak akan terwujud

tanpa adanya bantuan, bimbingan dan motivasi dari berbagai pihak. Oleh karena

itu, dengan segala kerendahan hati pada kesempatan ini penulis mengucapkan rasa

terima kasih kepada :

1. Bapak Drs.H. M. Fajar Hidayanto, MM selaku Dekan .

2. Ketua dan Sekretaris Jurusan Tarbiyah Fakultas Ilmu Agama Islam

Yogyakarta.

3. Bapak Drs.H. Hujair A. H. Sanaky, MSI., selaku dosen pembimbing,

yang telah memberi bimbingan dengan penuh kesabaran.

4. Ibu Dra.Sri Haningsih, M.Ag. selaku dosen pembimbing akademik

yang telah memberikan bimbingan dalam menyelesaikan studi ini. 5. Segenap Bapak dan Ibu dosen serta karyawan Fakultas Ilmu Agama

Islam.

Page 6: 20100421025927TUGAS AKHIR MUH. HUDAM 07422078

vi

6. Ibu Dra.Marmiyati, selaku Kepala SDN Candirejo Ngaglik Sleman

Yogyakarta.

7. Bapak Drs.Japar, selaku Guru Pendidikan Agama Islam SDN

Candirejo Ngaglik Sleman Yogyakarta.

8. Segenap Bapak dan Ibu Guru serta karyawan SDN Candirejo Ngaglik

Sleman Yogyakarta. 9. Bapak dan Ibuku tercinta beserta semua keluarga terima kasih atas

segala kasih sayang, kepercayaan, dukungan dan do’a yang tak henti-

hentinya mengalir disetiap waktu dalam sujud pada Illahi Rabbi.

10. Teman-teman kelas seangkatan serta semua pihak yang tidak dapat

penulis sebutkan satu persatu yang telah memberikan dorongan baik

moril

maupun materiil dalam penyelesaian skripsi ini. Semoga amal mereka mendapat pahala dan ridha Allah swt, penulis

mengucapkan terima kasih dan semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis

khususnya dan para pembaca pada umumnya.

Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penyusunan skripsi

ini, sehingga penulis senantiasa mengharapkan kritik dan saran yang membangun.

Yogyakarta, 24 Desember 2009

Penulis

Muh Hudam

NIM. 07422078

Page 7: 20100421025927TUGAS AKHIR MUH. HUDAM 07422078

vii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .................................................................................................... I

HALAMAN PERNYATAAN ..................................................................................... II

HALAMAN PENGESAHAN ...................................................................................... III

ABSTRAK ................................................................................................................... IV

KATA PENGANTAR ................................................................................................. V

DAFTAR ISI ................................................................................................................ VII

BAB I : PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah .............................................................. 1

B. Rumusan Masalah ....................................................................... 2

C. Tujuan Penelitian ........................................................................ 3

D. Manfaat Penelitian ...................................................................... 3

E. Telaah Pustaka ........................................................................... 3

F. Sistematika Pembahasan ............................................................. 4

BAB II : LANDASAN TEORI

A. Pendidikan Agama Islam ............................................................ 5

B. Tujuan Pendidikan Agama Islam ................................................ 6

C. Misi Pendidikan Agama Islam ................................................... 6

D. Kelemahan-kelemahan Pendidikan Agama Islam ...................... 7

E. Perencanaan Pembelajaran .......................................................... 7

1. Definisi Perencanaan ............................................................. 8

2. Perencanaan Pembelajaran .................................................... 8

3. Dasar Perlunya Perencanaan Pembelajaran .......................... 10

4. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ..................................... 10

5. Prinsip – prinsip penyusunan Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran ......................................................................... 16

6. Komponen Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ................... 17

7. Penyusunan Rencana Pembelajaran Harian .......................... 18

F. Prinsip-prinsip pengembangan persiapan mengajar.................... 18

Page 8: 20100421025927TUGAS AKHIR MUH. HUDAM 07422078

viii

G. Prinsip-prinsip Mengajar ............................................................. 19

1. Prinsip-prinsip umum mengajar ............................................ 19

2. Penataan unsur pembelajaran ................................................ 20

H. Strategi Pembelajaran.................................................................. 21

1. Komponen strategi pembelajaran .......................................... 21

2. Beberapa strategi pembelajaran ............................................ 22

I. Pelaksanaan pembelajaran merupakan implementasi dari

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

1. ......................................................................................... K

egiatan pendahuluan .............................................................. 25

2. ......................................................................................... K

egiatan Inti ............................................................................. 25

3. ......................................................................................... K

egiatan Penutup ..................................................................... 27

BAB III : METODE PENELITIAN

A. Lokasi Penelitian ......................................................................... 28

B. Jenis Penelitian ............................................................................ 28

C. Pendekatan Penelitian ................................................................. 28

D. . Subyek Penelitian ........................................................................ 29

E. Sumber Data ................................................................................ 29

F. Cara Pengumpulan Data .............................................................. 30

G. Metode Analisis Data .................................................................. 31

H. Keabsahan Data ........................................................................... 31

I. Data yang Digunakan .................................................................. 32

BAB IV : ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

A. Bentuk Rencana Pembelajaran Pendidikan Agama Islam

di SDN Candirejo Ngaglik Sleman ............................................. 36

1. Urgensi Mempersiapkan Rencana Pembelajaran

Pendidikan Agama Islam di SDN Candirejo Ngaglik

Sleman………………………………………………..... ...... 36

2. Bentuk Rencana Pembelajaran Pendidikan Agama Islam

dan Komponen-komponen yang terdapat dalam Rencana

Page 9: 20100421025927TUGAS AKHIR MUH. HUDAM 07422078

ix

Pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SDN Candirejo

Ngaglik Sleman ..................................................................... 38

B. Implementasi Rencana Pembelajaran Pendidikan

Agama Islam di SDN Candirejo Ngaglik Sleman....................... 47

C. Hasil Proses Pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SDN

Candirejo Ngaglik Sleman .......................................................... 48

BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ................................................................................. 57

B. Saran-saran .................................................................................. 58

C. Penutup ........................................................................................ 59

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................. 60

Page 10: 20100421025927TUGAS AKHIR MUH. HUDAM 07422078

x

Page 11: 20100421025927TUGAS AKHIR MUH. HUDAM 07422078

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pembelajaran Pendidikan Agama Islam harus behasil dengan baik, sebab

Pendidikan Agama Islam akan dapat membentuk sikap siswa menjadi positif. Dengan

Pendidikan Agama Islam yang baik, siswa dapat memiliki iman yang kuat, dapat

memiliki rasa tanggung jawab, disiplin, tekun, jujur, sopan santun, dan sifat-sifat terpuji

lainnya, sehingga nantinya dapat memberikan manfaat pula bagi keluarga, lingkungan,

dan Negara.

Untuk mewujudkan nilai-nilai Islami pada siswa melalui lembaga pendidikan

formal, maka salah satunya adalah sangat dibutuhkan Guru Pendidikan Agama Islam

yang mempunyai kemampuan untuk mendidik siswa, tidak hanya sekedar mentransfer

pengetahuan saja, tetapi juga dapat memberikan motivasi, menjadi teladan yang baik,

dan mampu menjadi fasilitator bagi siswa-siswanya.

Keberhasilan pembelajaran Pendidikan Agama Islam sangat membutuhkan Guru

yang terampil, professional, kreatif. Siswa mampu menguasai kompetensi dari segi

aspek kognitif, efektif, maupun psikomotorik.

Maka sebelum dilaksanakan proses pembelajaran, guru harus membuat

perencanaan pembelajaran terlebih dahulu. Dengan membuat perencanaan

pembelajaran, maka guru dapat mempersiapkan apa yang akan dilakukan ketika proses

pembelajaran berlangsung, sehingga pembelajaran berlangsung efektif. Guru

merencanakan materi, metode, sumber belajar, media dan periklanan yang dipakai, agar

siswa dapat menguasai kompetensi yang diinginkan. Selain itu juga diperlukan

pengembangan materi, indikator, dan metode atau kegiatan itu sendiri.

Perencanaan pembelajaran sesuai target pendidikan. Guru sebagai subjek dalam

membuat perencanaan pembelajaran dituntut harus dapat menyusun program pengajaran

sesuai dengan pendekatan dan metode yang digunakan.

Perencanaan pembelajaran pada hakikatnya merupakan perencanaan jangka

pendek, untuk mempersiapkan apa yang akan dilakukan. Dengan demikian,

perencanaan pembelajaran merupakan upaya untuk memberikan tindakan yang

Page 12: 20100421025927TUGAS AKHIR MUH. HUDAM 07422078

2

dilakukan dalam kegiatan pembelajaran. Rencana pembelajaran sangat diperlukan,

karena di dalamnya terdapat garis-garis besar apa yang akan dilakukan guru dan peserta

didik selama proses pembelajaran, sehingga dengan demikian proses pembelajaran

menjadi lebih efektif.

Di samping perencanaan pembelajaran yang baik, maka tidak kalah pentingnya

juga bagaimana pelaksanaan atau implementasinya perencanaan pembelajaran itu di

dalam proses pembelajaran. Perencanaan pembelajaran yang baik, belum ada artinya

jika tidak diimplementasikan dengan baik. Dengan adanya perencanaan pembelajaran

yang baik dan diimplementasikan dalam proses pembelajaran yang baik, besar

kemungkinan akan membawa hasil yang baik pula.

Akan tetapi kenyataanya masih banyak ditemui adanya hasil pembelajaran

Pendidikan Agama Islam yang belum baik. Ada sementara guru termasuk guru

Pendidikan Agama Islam sendiri masih beranggapan bahwa guru tidak harus membuat

perencanaan pembelajaran, jadi mereka berpedoman yang penting ada silabusnya,

padahal silabus belum memuat secara rinci apa yang harus dilakukan peserta didik, apa

yang akan dilakukan guru, bagaimana caranya, berapa lama waktu yang dibutuhkan.

Kadang-kadang guru sudah membuat perencanaan pembelajaran, tetapi

mengimplementasikannya belum baik, atau melaksanakan pembelajaran, tetapi tidak

membuat perencanaan pembelajaran, atau membuat tetapi tidak baik, sehingga hasilnya

pun tidak baik pula, seperti adanya siswa kelas VI belum bisa Shalat, hasil ulangan atau

test rendah, bukti hasil yang belum baik itu dimungkinkan adanya perencanaan dan

implementasi pembelajaran yang belum baik.

Berangkat dari kenyataan di atas, maka penulis tertarik untuk mengadakan

penelitian tentang perencanaan pembelajaran dan implementasinya di SD Negeri

Candirejo, Ngaglik, Sleman, Yogyakarta.

B. Rumusan Masalah

Sesuai dengan uraian latar belakang di atas, maka permasalahan yang akan

dikaji adalah :

1. Bagaimana perencanaan pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SD Negeri

Candirejo Kecamatan Ngaglik ?

Page 13: 20100421025927TUGAS AKHIR MUH. HUDAM 07422078

3

2. Bagaimana implementasi perencanaan pembelajaran Pendidikan Agama Islam di

SD Negeri Candirejo Kecamatan Ngaglik tersebut ?

C. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui tentang perencanaan pembelajaran Pendidikan Agama Islam

di SD Negeri Candirejo Kecamatan Ngaglik.

2. Untuk mengetahui implementasi perencanaan pembelajaran Pendidikan Agama

Islam di SD Negeri Candirejo kecamatan Ngaglik.

D. Manfaat Penelitian

1. Dapat menambah wawasan serta sumbangan tentang pembelajaran Pendiddikan

Agama Islam di SD Negeri Candirejo Kecamatan Ngaglik.

2. Dapat menjadi pertimbangan bagi Guru Pendidikan Agama Islam dalam

penerapan perencanaan pembelajaran di sekolah.

3. Dapat memberi masukan bagi lembaga-lembaga pendidikan.

E. Telaah Pustaka

Penulis telah melakukan penelusuran di beberapa sekolah, termasuk di SD

Negeri Candirejo, tentang penelitian yang membahas perencanaan pembelajaran dan

implementasinya.

Akan tetapi penulis telah menemukan dua skripsi yang pembahasannya mirip

dengan skripsi yang akan disusun oleh penulis. Dua skripsi itu adalah :

1. Sri Suryati Winarsih.

Skripsi ini membahas tentang rencana pembelajaran Tarikh islam

berdasarkan kurikulum berbasis kompetensi (KBK) di SMP Muhammadiyyah 3

Depok Yogyakarta, yang hasilnya adalah penerapan KBK di Sekolah tersebut

belum maksimal karena faktor guru yang belum mengetahui arti penting

perencanaaan pembelajaran.

2. Nurikhda Lailatur Rohmah.

Mahasiswa jurusan Pendidikan Agama Islam (UIN) Sunan Kalijaga

Yogyakarta yang berjudul Pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SDIT

Page 14: 20100421025927TUGAS AKHIR MUH. HUDAM 07422078

4

Hidayatullah Yogyakarta. Penelitian ini membahas tentang Pembelajaran

Pendidikan Agama Islam.

Peneliti pertama membahas tentang perencanaan pembelajaran Tarikh Islam

berdasarkan Kurikulum berbasi kompetensi (KBK), sedang peneliti kedua membahas

tentang pembelajaran Pendidikan Agama Islam.

Penelitian yang akan dilakukan oleh penulis berbeda dengan peneliti pertama

dan kedua, karena penelitian nanti akan membahas tentang perencanaan peembelajaran

Pendidikan Agama Islam dan Implementasinya.

F. Sistematika Pembahasan

Untuk mempermudah mempelajari dan memahami skripsi ini, maka

pembahasan skripsi dibagi menjadi lima bab yaitu :

- Bab I Pendahuluan, mengulas tentang : Latar Belakang, Rumusan Masalah,

Tujuan Penelitian, dan Manfaat Penelitian.

- Bab II Landasan Teori, mengulas Pendidikan Agama Islam, misi Pendidikan

Agama Islam, perencanaan pembelajaran, prinsip-prinsip penyusunan rencana

pembelajaran, komponen rencana pembelajaran, prinsip-prinsip pengembangan

persiapan mengajar, prinsip-prinsip mengajar, strategi pebelajaran. Bab III Metode

Penelitian, mengulas tentang Metode Penelitian.

- Bab IV mengulas tentang : Hasil Penelitian dan Pembahasan.

- Bab V mengulas tentang : Kesimpulan dan Saran.

Page 15: 20100421025927TUGAS AKHIR MUH. HUDAM 07422078

5

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Pendidikan Agama Islam

Menurut Sri Esti Wuryani Djiwandono (2002:8) pendidikan adalah usaha sadar,

sistematis dan berkelanjutan untuk mengembangkan potensi manusia. Mu’arif

(2005:64) mendefinisikan pendidikan adalah proses untuk mengembalikan manusia

pada konsep fitrahnya, adalah proses untuk memanusiakan manusia (humanisasi). Yaitu

mengembalikan kondisi manusia yang berada dalam jeratan krisis sosial akibat

dominasi peran dari beberapa pelaku sosial yang ada.

Rahman Abror (1993:23) menyatakan Pendidikan Agama Islam adalah usaha

sadar dan sistematis untuk mengembangkan potensi rasa agama dan memberikan sifat

serta memberikan kecakapan sesuai dengan tujuan pendidikan Islam, agar terbentuk

kristal nilai (keyakinan). Sedangkan menurut Zakiah Daradjat (1989:87), Pendidikan

Agama Islam adalah suatu usaha untuk membina dan mengasuh peserta didik agar

senantiasa dapat memahami ajaran Islam secara menyeluruh. Lalu menghayati tujuan,

yang pada akhirnya dapat mengamalkan serta menjadikan Islam sebagai pandangan

hidup.

Muhammad Ismail Yusanto (2004:47) menyatakan Pendidikan Islam dalam

pandangan Islam harus merupakan upaya sadar, terstruktur serta sistematis untuk

mensukseskan misi penciptaan manusia sebagai abdullah dan khalifah Allah di muka

bumi. Upaya seperti ini harus merupakan bagian yang tak terpisahkan dari sistem hidup

Islam. Sebagai bagian integral dari sistem kehidupan Islam, pendidikan memperoleh

masukan dari supra sistem, yakni keluarga dan masyarakat atau lingkungan, dan

memberikan hasil bagi supra sistem tersebut. Sementara sub-sistem yang membentuk

sistem pendidikan Islam antara lain adalah tujuan pendidikan itu sendiri, anak didik,

manajemen, struktur dan jadwal waktu, materi, tenaga pengajar dan pelaksana, alat

bantu belajar, teknologi, fasilitas, kendali mutu, penelitian dan biaya pendidikan.

Proses pendidikan dapat terjadi di mana saja, sehingga berdasarkan

pengorganisasian serta struktur dan tempat terjadinya proses tersebut, dikenal adanya

Page 16: 20100421025927TUGAS AKHIR MUH. HUDAM 07422078

6

pendidikan sekolah dan pendidikan luar sekolah. Melalui proses ini diperoleh hasil

pendidikan yang mengacu pada tujuan pendidikan yang telah ditetapkan. Untuk

pendidikan formal maka tujuan pendidikannya ditentukan berdasarkan tingkat

kebutuhan dan tetap bermuara pada tujuan pendidikan Islam.

Selanjutnya, hasil pendidikan ini dikembalikan kepada supra sistem atau

lingkungan. Dalam lingkungan inilah, hasil pendidikan menjadi indikator efektifitas dan

efisiensi proses pendidikan dalam sistem pendidikan. Dari hasil pendidikan, sistem

pendidikan beroleh umpan balik yang dapat digunakan untuk memperbaiki dan

meningkatkan mutu proses pendidikan.

Melalui gambaran pendidikan secara sistemik di atas diketahui bahwa

terdapatnya kesinambungan tujuan pendidikan dalam setiap jenjang pendidikan sekolah

(formal) adalah semata-mata didasarkan atas kemampuan anak didik sebagai sub sistem

masukan dalam menjalani proses pendidikan. Untuk menjaga kesinambungan proses

pendidikan dalam menjabarkan pencapaian tujuan pendidikan, maka keberadaan

kurikulum pendidikan menjadi suatu kebutuhan yang tak terelakkan. Dalam

pelaksanaan proses pembelajaran, materi dan metode belajar juga tak kalah pentingnya.

B. Tujuan Pendidikan Agama Islam

Menurut Hujair AH. Sanaky (2003:157) tujuan Pendidikan Agama Islam adalah

mewujudkan cendekiawan muslim yang bertakwa dan berakhlak mulia, cerdas, cakap,

terampil, mandiri dan bertanggung jawab terhadap kemaslahatan umat, mempersiapkan

peserta didik untuk menjadi masyarakat yang memiliki kemampuan akademik atau

profesional untuk menyelesaikan tugas-tugas dan kewajibannya sehari-hari, yaitu

dengan menerapkan dan mengembangkan ilmu dan keterampilan yang ada pada dirinya

di masing-masing lingkungannya, mengembangkan dan menyebarkan ilmu pengetahuan

dan teknologi baru yang bermanfaat bagi manusia.

C. Misi Pendidikan Agama Islam

Hidayat Syarief (2004:38), menyatakan misi Pendidikan Agama Islam, adalah

bagaimana Pendidikan Agama Islam dapat :

1. Mengembangkan potensi peserta didik secara optimal melalui pendidikan dan

pengajaran bermutu berdasarkan nilai-nilai Islam

Page 17: 20100421025927TUGAS AKHIR MUH. HUDAM 07422078

7

2. Mendorong pembaruan pemikiran Islam menuju masyarakat madani

3. Mengintegrasikan ilmu agama Islam dengan ilmu pengetahuan umum

4. Menghasilkan individu dan masyarakat yang religius, berakhlak mulia, cerdas,

berketerampilan, menguasai IPTEK, kreatif, inovatif, memiliki integritas

pribadi, merdeka, demokrasi, bersikap adil, disipin, memiliki sikap toleran yang

tinggi, dan menghargai hak asasi manusia.

D. Kelemahan-kelemahan Pendidikan Agama Islam

Menurut Muhaimin (2003:89-90) kelemahan-kelemahan Pendidikan Agama

Islam di sekolah antara lain sebagai berikut:

1. Pendekatan masih cenderung normatif, dalam arti pendidikan agama menyajikan

norma-norma yang sering kali tanpa ilustrasi konteks sosial budaya sehingga

peserta didik kurang menghayati nilai-nilai agama sebagai nilai yang hidup

dalam keseharian.

2. Kurikulum Pendidikan Agama Islam yang dirancang di sekolah sebenarnya

lebih menawarkan minimum kompetensi atau minimum informasi, tetapi pihak

GPAI seringkali terpaku pada informasi dan kompetensi sehingga semangat

untuk memperkaya kurikulum dengan pengalaman belajar yang bervariasi

kurang tumbuh.

3. GPAI kurang menggali berbagai metode yang mungkin bisa dipakai untuk

pendidikan agama sehingga pelaksanaan pembelajaran cenderung monoton.

4. Keterbatasan sarana dan prasarana, mengakibatkan pengelolaan cenderung

seadanya.

E. Perencanaan Pembelajaran

1. Definisi Perencanaan

Ada beberapa definisi perencanaan yang rumusannya berbeda-beda satu

dengan yang lain. Hamzah B. Uno (2008:1) dengan menyitir dari Cuningham,

mengemukakan bahwa perencanaan adalah menyeleksi dan menghubungkan

pengetahuan, fakta, imajinasi, dan asumsi untuk masa yang akan datang dengan

tujuan memvisulisasi dan memformulasi hasil yang diinginkan, urutan kegiatan

yang diperlukan dan perilaku dalam batas-batas yang diterima yang akan

Page 18: 20100421025927TUGAS AKHIR MUH. HUDAM 07422078

8

dipergunakan dalam penyelesaian. Perencanaan di sini menekankan pada usaha

menyeleksi dan menghubungkan sesuatu dengan kepentingan masa yang akan

datang serta usaha untuk mencapainya. Apa wujud yang akan datang itu dan

bagimana usha untuk mencapainya merupakan perencanaan.

Definisi kedua mngemukakan bahwa perencanaan adalah hubungan antara

apa yang ada sekarang dengan bagaimana seharusnya yang bertalian dengan

kebutuhan, penentuan tujuan, prioritas, dan alokasi sumber. Perencanaan di sini

menekankan pada usaha mengisi kesenjangan antara keadaan sekarang dengan

keadaan yang akan datang disesuaikan dengan yang dicita-citakan, ialah

menghilangkan jarak antara keadaan sekarang dengan keadaan mendatang yang

diinginkan.

Berdasarkan rumusan di atas, dapat dibuat rumusan baru tentang apa itu

perencanaan. Perencanaan adalah suatu cara yang memuaskan untuk membuat

kegiatan dapat berjalan dengan baik, disertai dengan berbagai langkah yang

antisipatif guna memperkecil kesenjangan yang terjadi sehingga kegiatan tersebut

mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

2. Perencanaan Pembelajaran

Hamzah B. Uno (2008:2) menyatakan bahwa pembelajaran atau pengajaran

adalah upaya untuk membelajarkan siswa. Dalam pengertian ini secara implisit

dalam pengajaran terdapat kegiatan memilih, menetapkan, mengembangkan metode

yang didasarkan pada kondisi pengajaran yang ada untuk mencapai hasil pengajaran

yang diinginkan. Istilah pembelajaran memiliki hakikat perencanaan atau

perancangan (disain) sebagai upaya untuk membelajarkan siswa.

Itulah sebabnya dalam belajar, siswa tidak hanya berinteraksi dengan guru

sebagai salah satu sumber belajar, tetapi berinteraksi dengan keseluruhan sumber

belajar yang dipakai untuk mencapai tujuan pembelajaran yang diinginkan. Oleh

karena itu, pembelajaran memusatkan perhatian pada “bagaimana membelajarkan

siswa” dan bukan pada “apa yang dipelajari siswa”. Pembelajaran lebih menekankan

pada bagaimana cara agar tercapai tujuan tersebut. Dalam kaitan ini, hal yang tidak

bisa dilupakan adalah bagaimana cara mengorganisasikan pembelajaran, bagaimana

menyampaikan isi pembelajaran, dan bagaimana menata interaksi antara sumber-

sumber belajar yang ada agar dapat berfungsi secara optimal.

Page 19: 20100421025927TUGAS AKHIR MUH. HUDAM 07422078

9

Perencanaan pembelajaran merupakan tahapan penting yang harus dilakukan

guru sebelum mereka melaksanakan kegiatan belajar-mengajar. Oleh karena itu, ia

harus dikerjakan secara sungguh-sungguh dan bukan hanya untuk memenuhi syarat

administrasi akademik atau sekedar menyenangkan pengawas. Siasat adalah cara

bekerja atau melakukan sesuatu dengan cermat/seksama. Siasat juga dapat dimaknai

sebagai taktik yang berdaya upaya untuk mencapai terwujudnya tujuan tertentu

(perencanaan pembelajaran pendidikan agama Islam/PAI). Perencanaan

pembelajaran merupakan tahapan penting untuk mencapai tujuan akhir

pembelajaran. Pembelajaran bukan sekedar aktivitas rutin pendidikan tetapi

merupakan komunikasi edukatif yang penuh pesan, sistemik, prosedural, dan sarat

tujuan. Karena itu, ia harus dipersiapkan secara cermat.

Apakah perencanaan pembelajaran pendidikan agama Islam (PAI) itu?

Perencanaan pembelajaran merupakan tahapan atau proses dalam PAI untuk

menghasilkan rencana PAI. Itu berarti pula bahwa perencanaan pembelajaran adalah

proses memahami beragam dokumen normatif (Permen 22, 23, 24, lainnya) dan

alternatif (buku teks atau sumber lain) serta realitas kontekstual (siswa dan

kebutuhannya), dan selanjutnya mewujudkan hasil pemahaman itu menjadi

dokumen aplikatif (silabus dan RPP) yang siap dilaksanakan dalam pembelajaran di

sekolah.

Apakah landasan perlunya perencanaan PAI? Perencanaan proses

pembelajaran meliputi silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran yang memuat

sekurang-kurangnya tujuan pembelajaran, materi ajar, metode pengajaran, sumber

belajar, dan penilaian hasil belajar (pasal 20 PP 19/2005). Secara empirik, PAI

sebagai kegiatan yang melibatkan banyak komponen perlu dipersiapkan dengan

baik. Tradisi akademik di sekolah juga membuktikan bahwa perencanaan PAI yang

dilakukan guru selama ini dapat mengondisikan terlaksananya PAI dengan baik.

Wujud perencanaan PAI ada dua, yakni silabus dan rencana pelaksanaan

pembelajaran (RPP). Silabus adalah rencana pembelajaran pada suatu dan/atau

kelompok mata pelajaran/tema tertentu yang mencakup standar kompetensi,

kompetensi dasar, materi pokok/pembelajaran, indikator, penilaian, alokasi waktu,

dan sumber/bahan/alat belajar. Silabus merupakan penjabaran standar kompetensi

dan kompetensi dasar ke dalam materi pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran,

Page 20: 20100421025927TUGAS AKHIR MUH. HUDAM 07422078

10

dan indikator pencapaian kompetensi untuk penilaian. Sementara itu, RPP adalah

rencana yang menggambarkan prosedur dan pengorganisasian pembelajaran untuk

mencapai satu kompetensi dasar yang ditetapkan dalam Standar Isi dan dijabarkan

dalam silabus. Lingkup Rencana Pembelajaran paling luas mencakup 1 (satu)

kompetensi dasar2 yang terdiri atas 1 (satu) indikator atau beberapa indikator untuk 1

(satu) kali pertemuan atau lebih.

3. Dasar Perlunya Perencanaan Pembelajaran

Perlunya perencanaan pembelajaran dimaksudkan agar dapat dicapai

perbaikan pembelajaran. Upaya perbaikan pembelajaran dilakukan dengan asumsi

sebagai berikut:

a. Untuk memperbaiki kualitas pembelajaran perlu diawali dengan perencanaan

pembelajaran yang diwujudkan dengan adanya desain pembelajaran.

b. Untuk merancang suatu pembelajaran perlu menggunakan pendekatan

sistem.

c. Perencanaan desain pembelajaran diacukan pada bagaimana seseorang

belajar.

d. Untuk merencanakan suatu desain pembelajaran diacukan pada siswa secara

perseorangan

e. Pembelajaran yang dilakukan akan bermuara pada ketercapaian tujuan

pembelajaran.

f. Sasaran akhir dari perencanaan pembelajaran adalah mudahnya siswa untuk

belajar.

g. Perencanaan pembelajaran harus melibatkan semua variabel pembelajaran.

h. Inti dari desain pembelajaran yang dibuat adalah penetapan metode

pembelajaran yang optimal untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

4. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

Rencana pelaksanaan pembelajaran dijabarkan dari silabus untuk

mengarahkan kegiatan belajar peserta didik dalam rangka mencapai kompetensi

dasar. Setiap guru pada satuan pendidikan berkewajiban menyusun rencana

pelaksanaan pembelajaran secara lengkap, sistematis agar pembelajaran berlangsung

secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta diik

Page 21: 20100421025927TUGAS AKHIR MUH. HUDAM 07422078

11

untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa,

kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik

serta psikologis peserta didik.

Rencana pelaksanaan pembelajaran disusun untuk setiap kompetensi dasar

yang dapat dilaksanakan dalam satu kali pertemuan atau lebih. Guru merancang

penggalan rencana pelaksanaan pembelajaran untuk setiap pertemuan yang

disesuaikan dengan penjadwalan di satuan pendidikan. Mengingat perencanaan

pembelajaran merupakan tahapan penting menuju terlaksananya pembelajaran dan

tercapainya tujuan pembelajaran, ia perlu dipersiapkan dengan baik. Selain itu,

sebagai bagian dari dokumen KTSP, silabus dan RPP perlu dipersiapkan secara

cermat agar dapat dijadikan acuan pembelajaran dan bukan sekedar “dokumen mati”

kelengkapan KTSP di sekolah. Untuk penyegaran dan pendalaman, berikut ini

diulas secara singkat bagaimana memahami dan mengembangkan komponen silabus

dan RPP dalam pembelajaran pendidikan agama Islam, mencakup

1. Memahami standar kompetensi (SK) dan kompetensi dasar (KD)

SK dan KD dalam dokumen standar isi keberadaannya sangat penting. SK

adalah sejumlah kompetensi minimal untuk setiap aspek/keterampilan agama

yang wajib dimiliki siswa pada setiap akhir semester/kelas tertentu. KD adalah

sejumlah kompetensi minimal yang dijabarkan dari standar kompetensi tertentu.

Sebagai kompetensi minimal, SK dan KD masih perlu ditambah, diperluas,

dirinci, dan diperdalam untuk menuju kompetensi maksimal.

Pencapaian sejumlah KD akan menentukan keberhasilan pencapaian SK.

Pencapaian SK akan menentukan keberhasilan pencapaian SKL mata pelajaran.

SK dan KD dalam standar isi (Permen 22/2006) terbuka untuk ditambah dan

dijabarkan sehingga menjadi lebih lengkap, rinci, dan mendalam menuju

kompetensi maksimal. Dalam melengkapi, merinci, dan mendalami SK dan KD

rambu-rambu yang perlu diperhatikan adalah acuan operasional penyusunan

KTSP, di antaranya: tuntutan dunia kerja, kebutuhan pembangunan daerah dan

nasional, dan keragaman potensi.

2. Menjabarkan indikator pencapaian KD

Page 22: 20100421025927TUGAS AKHIR MUH. HUDAM 07422078

12

Penjabaran kompetensi dasar menjadi indikator sepenuhnya diserahkan

kepada guru. Melalui kebijakan ini diharapkan guru benar-benar dapat

merencanakan dan melaksanakan pembelajaran sesuai dengan konteks sekolah

masing-masing tanpa harus terbelenggu oleh indikator yang ditetapkan.

Indikator adalah tanda-tanda yang dapat digunakan untuk menentukan/mengukur

ketercapaian KD. Indikator berisi perilaku bawahan atau jabaran perilaku yang

terdapat dalam KD. Indikator harus rinci, spesifik dan mudah diukur tingkat

ketercapaiannya.

Indikator dapat dijabarkan dan dirumuskan dengan baik bila guru

menguasai secara mendalam perilaku utama yang terkandung dalam KD.

Perilaku utama dalam KD bisa ditangkap dengan baik bila guru menguasai

secara mendalam teori yang terkait dengan perilaku utama dalam KD tersebut.

Indikator harus relevan dengan kelas/jenjang sekolah dan kebutuhan siswa untuk

menyelesaikan studi, melanjutkan studi, mempersiapkan diri memasuki dunia

pekerjaan, dan belajar sepanjang hayat di tengah masyarakat. Indikator wajib

ada dalam silabus, tetapi tidak wajib ada dalam RPP. Yang wajib ada dalam RPP

adalah: tujuan pembelajaran, materi pembelajaran, metode pembelajaran,

langkah-langkah pembelajaran, alat/bahan/sumber belajar, dan penilaian.

Indikator berfungsi untuk memudahkan guru mengukur atau mengetahui

ketercapaian KD. Oleh karena itu, indikator juga dapat dimanfaatkan sebagai

acuan dalam pengembangan instrumen asesmen, acuan dalam

pemilihan/pengembangan bahan ajar, acuan dalam penentuan

kegiatan/pengalaman pembelajaran, dan acuan dalam penentuan

alat/bahan/media/sumber belajar.

3. Merumuskan tujuan pembelajaran

Tujuan pembelajaran merupakan komponen yang wajib ada dalam RPP.

Tujuan pembelajaran merujuk pada tujuan khusus pembelajaran (TKP) atau

tujuan instruksional khusus (TIK) sebagaimana yang telah dikenal selama ini.

Sementara itu, indikator pembelajaran merujuk kepada tanda-tanda yang dapat

digunakan untuk melihat ketercapaian KD. Indikator yang telah rinci dapat

dimanfaatkan secara langsung untuk merumuskan tujuan pembelajaran. Akan

Page 23: 20100421025927TUGAS AKHIR MUH. HUDAM 07422078

13

tetapi, bila indikator itu masih dapat dirinci lagi (kurang rinci) tujuan

pembelajaran masih harus dijabarkan lagi dari indikator yang menjadi acuannya.

Dalam silabus tidak perlu dicantumkan komponen tujuan pembelajaran,

tetapi cukup indikator. Sementara itu, dalam RPP, wajib dicantumkan tujuan

pembelajaran. Tujuan pembelajaran dirumuskan dengan menggunakan kata-kata

operasional yang menggambarkan perilaku spesifik Penggunaan kata-kata

operasional itu akan memudahkan guru mengukur ketercapaian tujuan

pembelajaran. Terlepas dari apa pun isi KD yang akan dijabarkan, rumusan

tujuan pembelajaran hendaknya mementingkan pengembangan kemampuan

berpikir dan berapresiasi siswa.

4. Mengembangkan bahan pembelajaran

Bagian ini materi pembelajaran sering diperdebatkan. Materi pembelajaran

harus relevan dengan KD dan indikator serta memudahkan siswa mencapai

tujuan pembelajaran. Materi pembelajaran juga harus diolah. Prinsip-prinsip

pemilihan/pengembangan materi perlu diamalkan secara benar (relevan,

konsisten, cukup, dan gradual). Materi pembelajaran harus memenuhi syarat

materi pembelajaran yang baik.

Materi pembelajaran adalah fakta, konsep, prinsip, model, prosedur atau

gabungan dari dua atau lebih jenis materi tersebut yang dihadirkan guru dalam

pembelajaran untuk membantu siswa mempelajari dan menguasai kompetensi

tertentu yang ditetapkan. Menurut Suyono 2007, kegiatan pembelajaran

diciptakan untuk memberikan pengalaman belajar yang bermakna bagi siswa.

Kegiatan pembelajaran disiapkan untuk membantu siswa mencapai tujuan

pembelajaran. Ketercapaian tujuan pembelajaran dilihat dari seberapa banyak

indikator yang ditetapkan bisa dicapai siswa. Kegiatan pembelajaran yang

bermakna akan berdampak luas kepada pemahaman siswa, antara lain mereka

bukan hanya hafal dan paham terhadap sesuatu yang dipelajari tetapi juga dapat

menerapkan dan mentransfer untuk kepentingan lain dalam kehidupannya.

Pendekatan pembelajaran dipilih yang benar-benar dipahami dan

fungsional serta menghindari penggunaan pendekatan yang hanya untuk adu

gengsi karena sedang populer. Kegiatan pembelajaran dilakukan yang

memungkinkan siswa mengembangkan keterampilan agama secara terpadu,

Page 24: 20100421025927TUGAS AKHIR MUH. HUDAM 07422078

14

sehingga memungkinkan siswa berinteraksi secara optimal. Kegiatan

pendahuluan, inti, dan penutup direncanakan dan dilaksanakan secara konsisten.

Akhirnya, secara umum, pembelajaran yang merangsang dan mengondisikan

siswa banyak membaca, berpikir, dan menulis sangat diharapkan dapat

dilaksanakan guru di sekolah. Untuk itu, modus pelaksanaannya dapat

disesuaikan dengan konteks kelas masing-masing.

5. Memilih dan memanfaatkan alat bantu/media dan sumber belajar

Kelancaran dan efektivitas pembelajaran antara lain didukung oleh

kehadiran alat bantu/media/sumber belajar yang tersedia. Ketersediaan alat

bantu/media/sumber belajar memungkinkan siswa dapat belajar lebih baik, lebih

intensif, dan lebih banyak potensi yang dapat dikembangkan. Oleh karena itu,

alat bantu/media/sumber belajar perlu dihadirkan dengan tepat.

Alat bantu/media/sumber belajar perlu dimanfaatkan secara sinergis untuk

mengoptimalkan pembelajaran. Sekalipun saat ini telah banyak media/sumber

belajar yang canggih, alat bantu mengajar (papan tulis, penghapus, kapur/spidol)

tetap diperlukan dalam pelaksanaan pembelajaran. Memang, media

pembelajaran (OHP, LCD, dan sejenisnya) semakin memudahkan guru dalam

pelaksanaan pembelajaran. Akan tetapi media itu juga bukan segalanya.

Penciptaan kondisi yang dapat mendorong siswa banyak membaca, berpikir, dan

menulis tetap lebih utama.

Sumber belajar adalah “tempat” asal-usulnya bahan ajar diperoleh

(misalnya buku kumpulan puisi/cerpen, dan sejenisnya) atau “tempat” yang

memungkinkan siswa memperoleh pengalaman belajar (misalnya alam sekitar

dan manusia sumber). Ketersediaan buku kumpulan cerpen/puisi mengondisikan

siswa dapat membaca karya sastra untuk memulai proses apresiasi. Pada

kesempatan yang lain, untuk menulis wacana deskripsi, misalnya, siswa dapat

diajak mengamati objek di sekitar kelas atau sekolah. Objek di sekitar kelas atau

sekolah itu merupakan sumber belajar, yakni memungkinkan terjadi proses

belajar menulis wacana deskripsi. Melalui kegiatan mengamati objek, siswa

dapat berproses memunculkan gagasan untuk dituangkan dalam kalimat dan

paragraf.

Page 25: 20100421025927TUGAS AKHIR MUH. HUDAM 07422078

15

Pemilihan alat bantu/media/sumber belajar harus benar-benar didasarkan

atas pertimbangan fungsi dan bukan sekedar untuk memenuhi gengsi. Artinya,

penghadiran alat bantu/media/sumber belajar harus benar-benar untuk

dimanfaatkan secara optimal dalam rangka membantu siswa untuk belajar

dengan sebaik-baiknya. Penghadiran sumber belajar yang berupa film, misalnya,

bukan sekedar untuk dinikmati begitu saja, tetapi lebih dari itu, film

dimanfaatkan untuk belajar melakukan apresiasi film atau bahkan siswa

mungkin dapat belajar bagaimana seorang sutradara bekerja dengan baik untuk

menghasilkan film yang baik.

Alat bantu/media/sumber belajar yang diperlukan harus ditulis secara rinci

dan jelas—misalnya untuk sumber belajar yang berupa buku perlu dicantumkan

judul buku, pengarang, penerbit dan nomor halaman—agar pihak lain yang

membutuhkan dapat melacak dan menemukan dengan mudah. Informasi yang

jelas mengenai alat bantu/media/sumber belajar yang digunakan dalam RPP juga

menunjukkan bahwa pembuat RPP sangat bertanggung jawab terhadap sumber-

sumber yang digunakan.

6. Mengembangkan beragam instrumen asesmen.

Asesmen (assessment) adalah seluruh proses untuk mengumpulkan

informasi terkait dengan kemajuan proses dan hasil belajar siswa. Dengan

demikian, tes (test) termasuk instrumen asesmen. Panduan pengamatan atau

wawancara untuk melihat bagaimana kemampuan siswa berbahasa lisan juga

termasuk instrumen asesmen. Rambu-rambu menulis karya ilmiah untuk

mendorong dan memandu siswa praktik menulis karya ilmiah juga termasuk

instrumen asesmen. Petunjuk dan kerangka karangan yang disediakan untuk

membantu siswa berproses menghasilkan tulisan atau karangan juga termasuk

instrumen asesmen. Pelaksanaan berbagai jenis tes atau nontes termasuk wilayah

asesmen, yakni bagian dari proses mengumpulkan informasi untuk mengetahui

kemajuan proses dan hasil belajar.

Lembar jawaban siswa, catatan pengamatan, rekaman hasil wawacara,

karya ilmiah yang dihasilkan siswa atau bentuk tulisan lain yang dihasilkan

siswa akan dibaca dan dicermati guru dan pada akhirnya diberi skor. Proses

memberi skor terhadap hasil tes, hasil menulis ilmiah atau kegiatan menulis

Page 26: 20100421025927TUGAS AKHIR MUH. HUDAM 07422078

16

lainnya, atau proses memberi skor terhadap hasil pengamatan atau wawancara

semua itu termasuk kegiatan pengukuran (measurement). Untuk melakukan

pengukuran, guru perlu menyiapkan kunci jawaban, rambu-rambu jawaban,

rubrik pengukuran tulisan, atau instrumen pembantu lainnya.

Dalam rentang waktu tertentu, misalnya satu semester, siswa mempunyai

kumpulan skor. Ada skor yang diperoleh melalui tes (pilihan ganda atau bentuk

lainnya), dan ada pula skor yang diperoleh dari karangan atau tulisan. Mungkin

ada pula skor yang dihasilkan dari catatan atau rekaman guru dalam proses

belajar-mengajar sehari, misalnya kemampuan siswa dalam mengajukan atau

menjawab pertanyaan. Siswa juga masih memiliki skor hasil pengerjaan tugas-

tugas harian. Semua skor tadi kemudian diolah dengan menggunakan rumus

tertentu untuk menentukan nilai akhir semester. Proses menentukan nilai akhir

siswa dengan memanfaatkan rumus tertentu dari skor-skor yang diperoleh siswa

itulah yang disebut penilaian (evaluation). Sampai di sini siswa telah

memperoleh nilai akhir semester yang biasanya dicantumkan dalam buku

laporan pendidikan.

Asesmen, tes, pengukuran, penilaian, dan evaluasi harus dipahami secara

benar dan digunakan secara tepat, dalam pembelajaran pendidikan agama Islam

dirancang untuk mengukur kemampuan berpikir, berbahasa, dan bersastra secara

optimal. Asesmen, tes, pengukuran, penilaian, dan evaluasi harus dilaksanakan

secara konsisten sesuai dengan kompetensi yang harus dimiliki siswa dan

kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan.

Dalam silabus, hanya disebut teknik, bentuk instrumen, dan contoh

instrumen asesmen, tetapi dalam RPP semua instrumen harus disiapkan dan

bahkan kunci jawaban, rambu-rambu jawaban, atau rubrik penilaian yang

diperlukan juga harus disediakan.

5. Prinsip –prinsip penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

Dalam penyusunannya, berpegang pada prinsip-prinsip sebagai berikut :

a. Memperhatikan perbedaan individu peserta didik

RPP disusun dengan memperhatikan perbedaan jenis kelamin, kemampuan

awal, tingkat intelektual, minat, motivasi belajar, bakat, potensi, kemampuan

Page 27: 20100421025927TUGAS AKHIR MUH. HUDAM 07422078

17

sosial, emosi, gaya belajar, kebutuhan khusus, kecepatan belajar, latar

belakang budaya, nora, nilai dan lingkungan peserta didik.

b. Mendorong partisipasi aktif peserta didik

Proses pembelajaran dirancang dengan berpusat pada pserta didik untuk

mendorong motivasi, minat, kreativitas, inisiati, inspirasi, kemandirian, dan

semangat belajar.

c. Mengembangkan budaya membaca dan menulis

Proses pembelajaran dirancang untuk mengembangkan kegemaran

membaca, pemahaman beragam bacaan, dan berekspresi dala berbagai

bentuk tulisan.

d. Memberikan umpan balik dan tindak lanjut.

RPP memuat rancangan program pemberian umpan balik positif, penguatan,

pengayaan, dan remidi.

e. Keterkaitan dan keterpaduan

RPP disusun dengan memperhatikan keterkaitan dan keterpaduan antara

standar kompetensi, kompetensi dasar, materi pembelajaran, kegiatan

pembelajaran, indikator pencapaian kompetensi, penilaian, dan sumber

belajar dalam satu keutuhan pengalaman belajar. RPP disusun dengan

mengakomodasikan pembelajaran tematik, keterpaduan lintas mata

pelajaran, lintas aspek belajar, dan keragaman budaya.

f. Menerapkan teknologi informasi dan komunikasi

6. Komponen Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

Nana Sudjana (2005:136) menjelaskan komponen-komponen yang terdapat

pada rencana pembelajaran harian adalah : kompetensi dasar, hasil belajar,

indikator, langkah-langkah pembelajaran, alokasi waktu, sarana prasarana, metode,

dan penilaian.

Muhammad Joko Susilo (2005:140) memberikan definisi kompetensi dasar

adalah kemampuan minimal dalam mata pelajaran yang harus dimiliki oleh lulusan,

kemampuan minimum yang harus dapat dilakukan atau ditampilkan oleh siswa

untuk standar kompetensi tertentu dari suatu mata pelajaran. Abdul Majid dan Dian

Andayani (2004:68) memberikan definisi hasil belajar adalah pernyataan

kemampuan siswa yang diharapkan dalam menguasai sebagian atau seluruh

Page 28: 20100421025927TUGAS AKHIR MUH. HUDAM 07422078

18

kompetensi yang dimaksud. Indikator, merupakan kompetensi dasar secara spesifik

yang dapat dijadikan ukuran untuk menilai ketercapaian hasil pembelajaran.

Sedangkan alokasi waktu didefinisikan oleh Muhammad Joko Susilo (2005:142)

sebagai lamanya kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan di dalam kelas atau

laboratorium yang dibatasi oleh kedalaman materi pembelajaran dan jenis kegiatan.

7. Penyusunan Rencana Pembelajaran Harian

Menurut Departemen Pendidikan Nasional, materi 12 Pengembangan

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran tahun 2006, langkah-langkah menyusun rencana

pembelajaran harian adalah sebagai berikut :

a. Mengisi kolom identitas.

b. Menentukan alokasi waktu yang dibutuhkan untuk pertemuan yang telah

ditetapkan.

c. Menentukan standar kompetensi, kompetensi dasar, dan indikator yang

digunakan yang terdapat pada silabus yang telah disusun.

d. Merumuskan tujuan pembelajaran berdasarkan standar kompetensi,

kompetensi dasar dan indikator yang telah ditentukan.

e. Mengidentifikasi materi ajar berdasarkan materi pokok atau pembelajaran

yang terdapat dalam silabus. Materi ajar merupakan uraian dari materi pokok

atau pembelajaran.

f. Menentukan metode pembelajaran yang digunakan.

g. Merumuskan langkah-langkah pembelajaran yang terdiri dari kegiatan awal,

inti, dan akhir.

h. Menentukan alat / bahan / sumber belajar yang digunakan.

i. Menyusun kriteria penilaian, lembar pengamatan, contoh soal, teknik

penskoran.

F. Prinsip-prinsip pengembangan persiapan mengajar

Mulyasa (2004:81) mengemukakan beberapa prinsip-prinsip yang harus

diperhatikan dalam pengembangan persiapan mengajar dalam menyukseskan

implementasi Kurikulum 2004, sebagai berikut :

Page 29: 20100421025927TUGAS AKHIR MUH. HUDAM 07422078

19

1. Kompetensi yang dirumuskan dalam persiapan mengajar harus jelas, makin

konkrit kompetensi makin mudah diamati, dan makin tepat kegiatan-kegiatan

yang harus dilakukan untuk membentuk kompetensi tertentu.

2. Persiapan mengajar harus sederhana dan fleksibel, serta dapat dilaksanakan

dalam kegiatan pembelajaran, dan pembentukan kompetensi peserta didik.

3. Kegiatan-kegiatan yang disusun dan dikembangkan dalam persiapan mengajar

harus menunjang, dan sesuai dengan kompetensi dasar yang telah ditetapkan.

4. Persiapan mengajar yang dikembangkan harus utuh dan menyeluruh, serta jelas

pencapaiannya.

5. Harus ada koordinasi antar komponen pelaksana program di sekolah, terutama

apabila pembelajaran dilaksanakan secara tim (team teaching).

Selain itu persiapan mengajar harus dikembangkan untuk memudahkan peserta

didik belajar, dan membentuk kompetensi dirinya. Meskipun proses pembelajaran

dilakukan secara klasikal, pada hakekatnya pembelajaran itu bersifat individual. Oleh

karena itu dalam mengembangkan persiapan mengajar perlu mempertimbangkan

karakteristik peserta didik, di samping unsur-unsur lain seperti kompetensi dasar, materi

standar, dan strategi yang digunakan untuk membentuk kompetensi peserta didik.

Rencana pembelajaran harus memperhatikan minat dan perhatian peserta didik terhadap

materi standar yang dijadikan bahan kajian. Dalam hal ini, harus diperhatikan agar guru

jangan hanya berperan sebagai transformator, tetapi harus berperan sebagai motivator

yang dapat membangkitkan gairah belajar, serta mendorong peserta didik untuk belajar,

dengan menggunakan berbagai variasi media, dan sumber belajar yang sesuai, serta

menunjang pembentukan kompetensi dasar.

G. Prinsip-prinsip Mengajar

1. Prinsip-prinsip umum mengajar

Prinsip-prinsip umum yang harus dijadikan pegangan guru dalam

melaksanakan proses belajar mengajar adalah sebagai berikut :

a. Mengajar harus berdasarkan pengalaman yang dimiliki siswa. Apa yang

telah dipelajari merupakan dasar dalam mempelajari bahan apa yang akan

diajarkan. Oleh karena itu, tingkat kemampuan siswa sebelum proses

belajar-mengajar belangsung harus diketahui guru. Tingkat kemampuan

Page 30: 20100421025927TUGAS AKHIR MUH. HUDAM 07422078

20

seperti ini disebut entry behaviour, ini dapat diketahui dengan melakukan

pre test. Hal ini penting agar proses belajar-mngajar dapat berlangsung

secara efektif dan efisien.

b. Pengetahuan yang diajarkan harus bersifat praktis, berhubungan dengan

situasi kehidupan sehingga menarik minat, sekaligus memotivasi belajar.

c. Mengajar harus memperhatikan perbedaan individual setiap siswa. Perbedan

tersebut antara lain kesangguban belajar, kemampuan potensial (bakat dan

intelegensi) dan sebagainya.

d. Kesiapan dalam belajar sangat penting dijadikan landasan dalam mengajar.

Kesiapan adalah kapasitas (kemampuan potensial) baik bersifat fisik maupun

mental untuk melaksanakan sesuatu.

e. Tujuan pengajaran harus diketahui siswa. Tujuan pengajaran merupakan

rumusan tentang perubahan perilaku apa yang diperoleh sesudah proses

belajar mengajar. Apabila tujuan pengajaran diketahui maka siswa akan

memiliki motivasi untuk belajar. Agar tujuan mudah diketahui maka harus

dirumuskan secara khusus.

f. Mengajar harus mengikuti prinsip psikologi tentang mengajar. Para ahli

psikologi merumuskan prinsip, bahwa belajar itu harus bertahap serta

meningkat. Oleh karena itu dalam mengajar harus mempersipkan bahan yang

bersifat gradual yaitu

1). dari yang sederhana kepada yang rumit / kompleks;

2). dari yang konkret kepada yang abstrak;

3). dari yang umum kepada yang khusus;

4). dari yang sudah diketahui (fakta) kepada yang tidak diketahui (konsep

bersifat abstrak);

5). dengan menggunakan prinsip induksi kepada deduksi atu sebaliknya;

6). sering menggunaan reinforcement / penguatan.

2. Penataan unsur pembelajaran

Penataan unsur pembelajaran dengan baik sangat membantu

memudahkan proses belajar dan pembentukan kompetensi peserta didik.

Mulyasa (2004:85) menyebutkan beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk

memberikan kemudahan belajar peserta didik, yaitu :

Page 31: 20100421025927TUGAS AKHIR MUH. HUDAM 07422078

21

a. Informasi harus disiapkan dengan baik.

b. Memberikan contoh-contoh dan ilustrasi yang dekat dengan kehidupan

peserta didik.

c. Memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk berpatisipasi dalam

proses pembelajaran.

d. Menggunakan sarana dan alat pendukung yang bervariasi.

e. Memilih dan menggunakan metode yang bervariasi.

H. Strategi Pembelajaran

1. Komponen strategi pembelajaran

a. Komponen strategi pembelajaran menurut Dick dan Carey

Beberapa komponen harus diperhatikan agar kegiatan pembelajaran

mencapai tujuan yang telah ditentukan. Dick dan Carey menyebutkan adanya 5

komponen strategi pembelajaran yakni :

1) Kegiatan pembelajaran pendahuluan

2) Penyampaian informasi

3) Partisipasi siswa

4) Tes, dan

5) Kegiatan lanjutan.

b. Komponen strategi pembelajaran menurut Gagne dan Briggs

Komponen dalam strategi pembelajaran menurut Gagne dan Briggs

dalam Syaiful Bahri Djamarah (2002:23) adalah :

1) Memberikan motivasi atau menarik perhatian

2) Menjelaskan tujuan pembelajaran kepada siswa

3) Mengingatkan kompetensi prasyarat

4) Memberi stimulus (masalah, topik, konsep)

5) Memberi petunjuk belajar (cara mempelajari)

6) Menyuruh siswa untuk tampil

7) Memberi umpan balik

8) Menilai penampilan

9) Menyimpulkan.

Page 32: 20100421025927TUGAS AKHIR MUH. HUDAM 07422078

22

2. Beberapa strategi pembelajaran

Oemar Hamalik (2004:131) menyebutkan para pakar teori belajar masing-

masing mangembangkan strategi pembelajan berdasarkan pandangannya sendiri.

Beberapa strategi pembelajaran yang perlu diketahui oleh guru, adalah :

a. Pembelajaran Ki Hajar Dewantoro

Semboyan dalam pendidikan yang beliau pakai adalah: tut wuri

handayani. Semboyan ini berasal dari ungkapan aslinya ing ngarsa sung tulada,

ing madya mangun karsa, tut wuri handayani. Hanya ungkapan tut wuri

handayani saja yang banyak dikenal dalam masyarakat umum. Arti dari

semboyan ini secara lengkap adalah: tut wuri handayani (dari belakang seorang

guru harus bisa memberikan dorongan dan arahan), ing madya mangun karsa (di

tengah atau di antara murid, guru harus menciptakan prakarsa dan ide), dan ing

ngarsa sung tulada (di depan, seorang pendidik harus memberi teladan atau

contoh tindakan baik). Pembelajaran ini sangat sejalan dengan pendidikan Islam

yang menekankan adanya teladan yang baik dari guru, agar murid berlaku baik

pula.

b. Pembelajaran penerimaan (reception learning)

Pendukung utama pendekatan ini adalah Ausubel. Pendapat ini dapat

disebut dengan proses informasi. Langkah-langkahnya sebagai berikut :

1) Penerimaan terhadap prinsip-prinsip umum, aturan-aturan, serta ilustrasi

khusus.

2) Pemahaman terhadap prinsip umum. Pengujian dilakukan dengan tes

yang menuntut pernyataan ulang mengenai prinsip-prinsip dan contoh-

contoh yang telah diberikan.

3) Partikulasi, penerapan prinsip umum ke dalam situasi/keadaan tertentu.

4) Tindakan, gerakan dari suasana kognitif dan proses simbol ke suasana

perbuatan / tindakan.

c. Pembelajaran strategi expositif

Pendekatan pembelajaran penerimaan dikembangkan menjadi strategi

expositif, dengan langkah-langkah pokok sebagai berikut :

1) Penyajian informasi yang diberikan melalui penjelasan simbolik atau

demonstrasi praktis.

Page 33: 20100421025927TUGAS AKHIR MUH. HUDAM 07422078

23

2) Mengetes penerimaan, ungkapan dan pemahaman siswa. Bila perlu

ulangi pesan atau informasi tersebut.

3) Menyediakan kesempatan kepada siswa untuk menerapkan prinsip

umum sebagai latihan, dengan contoh tertentu. Menguji apakah

penerapannya sudah benar atau belum. Bila perlu berikan contoh untuk

periksa, sehingga diperoleh perilaku yang betul.

4) Menyediakan berbagai kesempatan kepada siswa untuk menerapkan

informasi yang telah dipelajari ke dalam situasi nyata.

d. Pembelajaran Penemuan (discovery learning)

e. Pembelajaran inquiry-discovery

Pendekatan pembelajaran penemuan dikembangkan menjadi strategi

inquiry-discovery. Langkah-langkah pokok strategi ini ialah :

1) Menyajikan kesempatan-kesempatan kepada siswa untuk melakukan

tindakan / perbuatan dan mengamati konsekuensi dan tindakan tersebut.

2) Menguji pemahaman siswa mengenai hubungan sebab akibat dengan

cara mempertanyakan atau mengamati reaksi-reaksi siswa, selanjutnya

menyajikan kesempatan-kesempatan lainnya.

3) Mempertanyakan atau mengamati kegiatan selanjutnya, serta menguji

susunan prinsip umum yang mendasari masalah yang disajikan.

4) Penyajian berbagai kesempatan baru guna menerapkan hal yang baru

saja dipelajari dalam situasi atau masalah-masalah yang nyata.

f. Pembelajaran Penguasaan (mastery learning)

Pendukung utama pendekatan ini adalah Carrol, disebutkan dalam

Oemar Hamalik (2004:132), belajar tuntas adalah strategi pembelajaran yang

diindividualisasikan dengan menggunakan pendekatan kelompok (group based

approach). Pendekatan ini memungkinkan para siswa belajar bersama-sama

dengan memperhatikan bakat dan ketekunan siswa, pemberian waktu yang

cukup, dan bantuan bagi siswa yang mengalami kesulitan.

Langkah-langkah umum yang harus disentuh adalah :

1) Mengerjakan satuan pelajaran pertama dengan menggunakan metode

kelompok.

Page 34: 20100421025927TUGAS AKHIR MUH. HUDAM 07422078

24

2) Memberikan tes diagnostik untuk memeriksa kemajuan belajar siswa

setelah disampaikan satuan pelajaran tersebut. Hasil tes ini menunjukkan

siswa yang telah memenuhi kriteria dan yang belum.

3) Siswa yang telah memenuhi kriteria keberhasilan yang telah ditetapkan

diperkenankan menempuh pengajaran berikutnya, sedangkan yang beum

diberikan kegiatan korektif.

4) Melakukan pemeriksaan akhir untuk mengetahui hasil belajar yang telah

tercapai oleh siswa dalam jangka waktu tertentu.

g. Pembelajaran Terpadu (unit learning)

Oemar Hamalik (2004:133) mengemukakan pendekatan ini pada

mulanya disebut metode proyek yang dikembangkan oleh Dr. J. Dewey.

Pendekatan pembelajaran terpadu berpangkal pada teori psikologi Gestalt.

Pembelajaran terpadu adalah suatu sistem pembelajaran yang bertitik tolak dari

suatu masalah atau proyek, yang dipelajari/dipecahkan oleh siswa baik secara

individual maupun secara kelompok dengan metode yang bervariasi dan dengan

bimbingan guru guna mengembangkan pribadi siswa secara utuh dan

terintegrasi.

Langkah-langkah umum pengembangan pembelajaran terpadu adalah :

1) Menyusun sumber unit yang luas bertitik tolak dari topik atau masalah

tertentu.

2) Menyusun unit pembelajaran, sebagai bagian dari sumber unit, yang

dirancang dengan pola tertentu.

3) Menyusun unit pelajaran dalam rangka melaksanakan unit pengajaran

yang telah dikembangkan itu.

4) Menyusun rencana pelajaran, dilaksanakan dalam proses belajar

mengajar harian.

I. Pelaksanaan pembelajaran merupakan implementasi dari Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran

Page 35: 20100421025927TUGAS AKHIR MUH. HUDAM 07422078

25

Menurut Abdul Wahab Sholichin (1994:64) implementasi adalah ”to provide

mean for carring out; to give practical effect to” (menyajikan alat bantu untuk

melaksanakan; menimbulkan dampak atau berakibat sesuatu). Sedangkan menurut

Metervan dan Horn (1978:70) implementasi adalah tindakan-tindakan yang dilakukan

oleh individu atau kelompok, untuk mencapai tujuan atau sasaran yang telah ditetapkan.

Berdasarkan pendapat-pendapat ahli di atas dapat disimpulkan bahwa implementasi

berarti pelaksanaan program sesuai dengan rencana untuk mencapai tujuan yang telah

ditetapkan.

Pelaksanaan pembelajaran merupakan implementasi dari Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran. Pelaksanaan pembelajaran meliputi kegiatan pendahuluan, kegiatan inti

dan kegiatan penutup.

1. Kegiatan pendahuluan

Dalam kegiatan pendahuluan, guru melaksanakan hal-hal sebagai berikut :

a. menyiapkan peserta didik secara psikis dan fisik untuk mengikuti proses

pembelajaran;

b. mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang mengaitkan pengetahuan

sebelumnya dengan materi yang akan dipelajari;

c. menjelaskan tujuan pembelajaran atau kompetensi dasar yang akan

dicapai;

d. menyampaikan cakupan materi dan penjelasan uraian kegiatan sesuai

silabus.

2. Kegiatan inti

Pelaksanaan kegiatan inti merupakan proses pembelajaran untuk mencapai

kompetensi dasar yang dilakukan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan,

menantang, memotivasi pseserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan

ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat,

minat dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik.

Kegiatan inti menggunakan metode yang disesuaikan dengan karakteristik

peserta didik dan mata pelajaran, yang dapat meliputi proses eksplorasi, elaborasi,

dan konfirmasi.

a. eksplorasi

Dalam kegiatan eksplorasi, guru :

Page 36: 20100421025927TUGAS AKHIR MUH. HUDAM 07422078

26

1) melibatkan peserta didik mencari informasi yang luas dan dalam topik

/tema dari materi yang akan dipelajari;

2) menggunakan beragam pendekatan pembelajaran, media pembelajaran,

dan sumber belajar lain;

3) memfasilitasi terjadinya interaksi antar peserta didik serta antara peserta

didik dengan guru, lingkungan, dan sumber belajar lainnya;

4) melibatkan peserta didik secara aktif dala setiap kegiatan pembelajaran;

5) memfasilitasi peserta didik melakukan percoban di laboratorium, studio,

atau masjid.

b. elaborasi

Dalam kegiatan elaborasi guru:

1) membiasakan peserta didik membaca dan menulis yang beragam melalui

tugas-tugas tertentu yang bermakna;

2) memfasilitasi peserta didik melalui pemberian tugas, diskusi, dan lain-

lain untuk memunculkan gagasan baru baik lisan maupun tertulis;

3) memberi kesempatan untuk berpikir, menganalisa, menyelesaikan

masalah, dan bertindak tanpa rasa takut.

4) memfasilitasi peserta didik dalam pembelajaran kooperatif dan

kolaboratif;

5) memfilitasi peserta didik berkompetisi secara sehat untuk meningkaka

prestasi belajar;

6) memfasilitasi peserta didik membuat laporan eksplorasi yang dilakukan

baik lisan maupun tertulis, secara individual maupun kelompok;

7) memfasilitasi peserta didik untuk menyajikan hasil kerja individual

maupun kelompok;

8) mamfasilitasi peserta didik untuk melakukan pameran, turnamen,

festival, serta produk yang dihasilkan;

9) memfasilitasi peserta didik untuk melakukan kegiatan yang

menumbuhkan kebanggaan dan rasa percaya diri peserta didik.

c. konfirmasi

Dalam kegiatan konfirmasi, guru:

Page 37: 20100421025927TUGAS AKHIR MUH. HUDAM 07422078

27

1) memberikan umpan balik positi dan penguatan dalam bentuk lisan,

tulisan, isyarat maupun hadiah terhadap keberhasilan peserta didik;

2) memberikan konfirmasi terhadap hasil eksplorasi dan elaborasi peserta

didik melalui berbagai sumber;

3) memfailiasi peserta didik melakukan refleksi untuk memperoleh

pengalaman belajar yang telah dilakukan;

4) memfasilitasi peserta didik untuk meperoleh pengalaman yang berharga

dalam mencapai kompetensi dasar:

5) berfungsi sebagai narasumber dan fasilitator dalam menjawab pertnyaan

peserta didik yang menghadapi kesulitan, dengan menggunakan bahasa

yang baku dan benar;

6) membantu menyelesaikan masalah;

7) memberi acuan agar peserta didik dapat melakukan pengecekan hasil

eksplorasi;

8) memberi informasi untuk bereksplorasi lebih jauh;

9) memberikan motivasi kepada peserta didik yang kurang atau belum

berpartisipasi aktif.

3. Kegiatan Penutup

Dalam kegiatan penutup, guru:

a. bersama-sama dengan peserta didik dan/atau sendiri membuat

rangkuman/kesimpulan pelajaran;

b. melakukan penilaian dan/atau refleksi erhadap kegiatan yang sudah

dilaksanakan secara konsisten dan terprogram;

c. melakukan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran;

d. merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pembelajaran remidi,

program pengayakan, layanan konseling dan/atau memberi tugas bik tugas

individu maupun kelompok sesuai dengan hasil belajar peserta didik;

e. menyampikan rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya.

Page 38: 20100421025927TUGAS AKHIR MUH. HUDAM 07422078

28

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi Penelitian

Penelitian ini bertempat di SD Negeri Candirejo Kecamatan Ngaglik Kabupaten

Sleman. Sekolah Dasar Negeri Candirejo terletak didusun Candirejo Sardonoharjo

Ngaglik Sleman berdiri tahun 1978 di atas tanah kas milik desa seluas 2000 m2 yang

berstatus hak pakai, tidak termasuk wilayah perkotaan baik kota kecamatan maupun

kota kabupaten. Tetapi juga tidak terlalu pelosok tempatnya. Di 1 kilometer Utara SD

terdapat Universitas Islam Indonesia (UII). Yang memberi dukungan baik secara fisik

maupun non fisik. Tidak jauh juga dari pondok pesantern Sunan Pandanaran yang

terletak 500 meter di barat daya tepatnya di dusun Candiwinangun Sardonoharjo

Ngaglik. Sedangkan di sebelah timur dekat dengan PPPG Kesenian yang sering

melibatkan murid-murid maupun guru-guru SD Negeri Candirejo dalam rangka

menumbuh kembangkan rasa cinta kepada kebudayaan bangsa sendiri.

Dengan pimpinan Kepala Sekolah yang cakap dan terampil ternyata mampu

menjalin kemitraan dengan lembaga – lembaga terkait yang ada di sekitar sekolah. Dan

mampu mengoptimalkan keberadaan Komite Sekolah serta memberdayakan potensi

masyarakat dan orang tua murid.

B. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini merupakan penelitian riset lapangan dengan model penelitian

kualitatif. Mohammad Ali (1993:161) menjelaskan bahwa penelitian kualitatif bersifat

mendeskripsikan makna data atau fenomena yang ditangkap oleh peneliti, dengan cara

menentukan sampel yang dipandang dapat memberikan data secara maksimal.

C. Pendekatan Penelitian

Pendekatan yang digunakan pada penelitian kualitatif ini adalah pendekatan

pedagogik. Soegarda Poerbakawatja (1982:254) menerangkan arti dari pedagogik

adalah praktek, cara seseorang mengajar dan ilmu pengetahuan mengenai prinsip dan

metode-metode membimbing dan mengawasi pelajaran dan dengan satu perkataan yang

disebut juga “pendidikan”.

Page 39: 20100421025927TUGAS AKHIR MUH. HUDAM 07422078

29

Alasan penggunaan pendekatan pedagogik adalah untuk mengetahui bagaimana

penerapan rencana pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SD Negeri Candirejo

Kecamatan Ngaglik Kabupaten Sleman.

D. Subyek Penelitian

Mohammad Ali (1993:132) menjelaskan bahwa subyek penelitian adalah

sumber data untuk menjawab masalah. Suharsimi Arikunto (1986:114) berpendapat

bahwa metode penentuan subjek merupakan cara yang dipakai atau prosedur yang

ditempuh dalam menentukan jumlah atau banyaknya subjek yang dikenai penelitian.

Adapun subyek dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

a. Kepala sekolah yang merupakan penanggung jawab atas keseluruhan proses

pengajaran yang diselenggarakan oleh sekolah. Dalam penelitian ini adalah

Kepala SD Negeri Candirejo Kecamatan Ngaglik Kabupaten Sleman.

b. Guru SD Negeri Candirejo Kecamatan Ngaglik Kabupaten Sleman, dalam

penelitian ini yang diambil adalah guru PAI.

c. Siswa SD Negeri Candirejo Kecamatan Ngaglik Kabupaten Sleman.

d. Orang tua siswa.

E. Sumber Data

Sumber data dalam penelitian ini terdiri dari dua macam:

a. Sumber data primer

Sumber data primer adalah data yang dikumpulkan peneliti secara langsung

melalui subyek penelitian, dalam hal ini adalah Guru Pendidikan Agama Islam SD

Negeri Candirejo kecamatan Ngaglik.

b. Sumber data sekunder

Sumber data sekunder adalah data yang sudah dikumpulkan pihak lain. Dalam

penelitian ini sumber data yang diperlukan adalah yang berkaitan dengan

perencanaan pembelajaran Pendidikan Agama Islam dan implementasinya di SD

Negeri Candirejo Kecamatan Ngaglik Kabupaten Sleman yaitu : kurikulum,

rencana pelaksanaan pembelajaran, visi dan misi sekolah, jadwal pelajaran, daftar

guru dan karyawan, sejarah berdirinya sekolah, keadaan siswa, dan keadaan sarana

dan prasarana.

Page 40: 20100421025927TUGAS AKHIR MUH. HUDAM 07422078

30

F. Cara Pengumpulan Data

Untuk mendapatkan data yang sesuai dengan permasalahan yang dikaji, penulis

menggunakan beberapa metode, yaitu :

a. Metode Interview

Interview yang sering juga disebut dengan wawancara atau kuesioner lisan,

adalah sebuah dialog yang dilakukan oleh pewawancara (interviewer) untuk

memperoleh informasi dari terwawancara. Dipilihnya metode ini karena selain dapat

mengejar informasi terbaru dengan berdialog langsung, juga bisa digunakan sebagai

sarana kontak pribadi dengan subyek penelitian. Penulis menggunakan metode

interview mendalam dengan harapan data yang diperoleh menjadi lebih banyak dan

lebih akurat. Metode interview pada penelitian ini digunakan untuk memperoleh

informasi dari kepala sekolah, guru, orang tua, dan murid.

b. Metode Dokumentasi

Metode Dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal atau yang berupa

catatan, buku, surat kabar, majalah dan sebagainya. Dalam penelitian ini dokumen

yang dibutuhkan adalah kurikulum, silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran, fisi

dan misi sekolah, jadwal pelajaran, daftar guru dan karyawan, sejarah tentang

sekolah, keadaan siswa, dan keadaan sarana dan prasarana SD Negeri Candirejo

Kecamatan Ngaglik Kabupaten Sleman.

c. Metode Observasi

Suharsimi Arikunto menjelaskan bahwa dalam pengertian psikologik,

observasi atau disebut juga pengamatan, meliputi kegiatan pemuatan perhatian

terhadap sesuatu objek dengan menggunakan seluruh alat indera. Jadi,

mengobservasi dapat dilakukan melalui penglihatan, penciuman, pendengaran,

peraba, dan pengecap. Apa yang dikatakan sebenarnya adalah pengamatan langsung.

Mengingat bidang penelitian yang menyangkut aktivitas keseharian, penulis

melibatkan diri dalam kancah pergaulan sehari-hari untuk menemukan data-data

yang belum bisa diperoleh melalui metode interview dan dokumentasi. Metode

observasi digunakan untuk mengamati proses belajar mengajar di SD Negeri

Candirejo Kecamatan Ngaglik Kabupaten Sleman.

Page 41: 20100421025927TUGAS AKHIR MUH. HUDAM 07422078

31

G. Metode Analisis Data

Metode analisis data merupakan cara yang ditempuh dalam menilai,

mengevaluasi data-data yang telah dikumpulkan. Metode yang digunakan dalam

penelitian ini adalah metode analisis data kualitatif. Lexy J. Moeloeng (2005:248)

mendefinisikan metode analisis kualitatif yaitu upaya yang dilakukan dengan jalan

bekerja dengan data, mengorganisasikan data, memilah-milahnya menjadi satuan yang

dapat dikelola, mensistesis, mencari dan menemukan pola, menemukan apa yang

penting dan apa yang dipelajari dan memutuskan apa yang dapat diceritakan kepada

orang lain.

Penerapan teknik analisis data dalam penelitian ini ialah :

a. Reduksi data yaitu merangkum, memilih hal-hal yang pokok difokuskan pada

hal-hal yang penting dan disusun secara sistematis sehingga memberikan

gambaran yang jelas untuk hasil penelitian. Data dilapangan ditulis dengan

uraian kemudian dirangkum, kemudian dipilih hal-hal yang pokok.

b. Display data yaitu mensistematiskan data secara jelas untuk membantu peneliti

dalam menguasai data yang diperoleh.

c. Pengambilan kesimpulan dan verifikasi. Penarikan kesimpulan merupakan

kegiatan penggambaran yang utuh dari obyek yang diteliti dari obyek penelitian.

Proses penarikan kesimpulan didasarkan pada hubungan informasi yang tersusun

dalam satu bentuk yang padu pada penyajian data. Melalui informasi tersebut

peneliti dapat melihat apa yang ditelitinya dan menentukan kesimpulan yang

benar sebagai obyek penelitian.

Dalam menganalisis data kualitatif, peneliti menggunakan pola berfikir induktif.

Pola pikir induktif dijelaskan oleh Fatimah Djajasudarma (1992:112) yakni proses

penalaran untuk sampai pada keputusan, prinsip, atau sikap yang bersifat umum

maupun khusus berdasarkan pengamatan atas hal-hal yang khusus.

H. Keabsahan Data

Menguji keabsahan data lapangan peneliti memakai metode Triangulasi,

menurut Lexy J. Moeleong, (1994 :178), triangulasi adalah teknik pemeriksaan data

yang memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu untuk keperluan pengecekan atau

sebagai pembanding terhadap data tersebut.

Page 42: 20100421025927TUGAS AKHIR MUH. HUDAM 07422078

32

Pemakaian triangulasi sebagai alat untuk keabsahan data meliputi empat

penggunaan sebagaimana Lexy J. Moeleong, (1994 :178), menyatakan :

a. Sumber, informasi didapat oleh peneliti perlu ada perbandingan atau usaha

untuk mengecek kembali derajat kepercayaan data yang diperoleh dengan data

pada waktu yang diperoleh dengan data pada waktu yang berbeda. Usaha

membandingkan data yang telah ada, misalnya, membandingkan guru yang satu

dengan guru yang lain dalam menumbuhkan minat baca Al-Qur’an siswa usia 6-

8 tahun di TPA SD Negeri Candirejo, Sardonoharjo, Ngaglik, Sleman.

b. Metode, adalah usaha untuk memeriksa keabsahan metode dalam sebuah

penelitian dengan memakai metode yang sama guna melihat kebenaran yang

ada.

c. Penyelidikan, adalah memfungsikan pembimbing atau pengamat lain untuk

melihat atau mendengar informasi yang didapat, apakah sudah memenuhi syarat

atau dalam mengumpulkannya mengalami kekurangan.

d. Teori, adalah keadaan informasi dalam lingkungan keluarga atau sekolah tidak

dapat diukur melalui teori, akan tetapi untuk mencari keabsahan data peneliti

mengupayakan adanya penjelasan banding atau diskusi, metode penulisannya

dapat menggunakan metode induktif atau secara logika.

I. Data yang Digunakan

a. Silabus Pendidikan Agama Islam di SD Negeri Candirejo

SILABUS

SATUAN PENDIDIKAN : SEKOLAH DASAR

MATA PELAJARAN : PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

KELAS/SEMESTER : IV/ I

Standar Kompetensi : Beriman kepada Allah dengan mengenal sifat-

sifatNya serta meneladani ketaatan para Nabi.

Aspek : Akhlak

Kompetensi Dasar : Meneladani ketaatan para Nabi Ibrahim AS

Hasil Belajar : Meneladani kisah Nabi Ibrahim AS

Indikator : Menceritakan kisah Nabi Ibrahim AS

Menunjukkan sikap meneladani ketaatan Nabi

Ibrahim AS kepada Allah SWT

Page 43: 20100421025927TUGAS AKHIR MUH. HUDAM 07422078

33

Materi Pokok : Kisah Nabi Ibrahim AS

Pengalaman Belajar :

1. Siswa memperhatikan kisah Nabi Ibrahim AS.

2. Siswa menceritakan kembali kisah Nabi Ibrahim AS.

3. Siswa meneladani ketaatan Nabi Ibrahim AS.

Waktu : 3 jam pertemuan

Sumber/ Media : Buku PAI Jilid IV

Penilaian : Pengamatan, tugas, portofolio, tertulis.

b. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SD Negeri

Candirejo.

Bentuk rencana pelaksanaan pembelajaran di SD Negeri Candirejo :

RENCANA

PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

SATUAN PENDIDIKAN : SD N CANDIREJO

MATA PELAJARAN : PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

KELAS/ SEMESTER : IV/ 1

TAHUN PELAJARAN : 2009/2010

ALOKASI WAKTU : 3 X 35 Menit

Standar Kompetensi : 3. Menceritakan Kisah Nabi

Kompetensi Dasar : 3.3 Menceritakan Kisah Nabi Ibrahim AS

Indikator :

- Menceritakan Kisah Nabi IbrahimAS

- Menyebutkan Keteladanan Nabi IbrahimAS

- Menulis sejarah singkat kisah Nabi Ibrahim AS

- Mengambil hikmah dari kisah Nabi Ibrahim AS

I. Tujuan Pembelajaran : Siswa meneladani kisah Nabi Ibrahim AS

II. Materi Pokok : Kisah Nabi Ibrahim AS

III. Metode Pembelajaran : Ceramah, Tanya Jawab, Diskusi

Page 44: 20100421025927TUGAS AKHIR MUH. HUDAM 07422078

34

IV. Langkah- langkah pembelajaran :

A. KEGIATAN AWAL

Guru mengkondisikan kelas

Guru dan siswa membaca doa sebelum tidur

Melafalkan Al Qur’an surat-surat pendek selama lima menit

Apersepsi

Mengemukakan tujuan pembelajaran “meneladani kisah Nabi

Ibrahim AS”.

B. KEGIATAN INTI

Siswa mendengar/menyimak dengan seksama, guru menceritakan

kisah Nabi Ibrahim AS

Guru mengadakan tanya jawab mengenai kisah Nabi Ibrahim AS

Siswa membaca kisah Nabi Ibrahim AS tentang ketaatannya kepada

Allah SWT serta kesabarannya dalam menghadapi kaumnya.

Guru mengajak siswa untuk mendiskusikan tentang kisah Nabi

Ibrahim AS untuk mengambil hikmahnya yang patut diteladani.

Guru menyimpulkan hasil dari diskusi siswa tentang kisah Nabi

Ibrahim AS

Siswa menuliskan ringkasan sejarah kisah Nabi Ibrahim AS dari hasil

diskusi yang telah disimpulkan oleh guru

Guru memberikan motovasi siswa agar senantiasa mengingat kisah Nabi

Ibrahim AS akan ketaatan dan keteguhan/ kesabarannya untuk

diteladani.

C. KEGIATAN AKHIR

Guru memberikan penguatan materi dan menyimpulkan hasil

pembelajaran kisah Nabi Ibrahim AS 

Memberitahukan pelajaran yang akan datang. 

PBM ditutup dengan membaca tahmid. 

I. Alat / Bahan / Sumber 

Buku teks / penunjang kelas IV

Buku kisah para Nabi

II. Penilaian

Page 45: 20100421025927TUGAS AKHIR MUH. HUDAM 07422078

35

Penilaian : Menceritakan Kisah Nabi Ibrahim AS

Lisan : Tanya Jawab

Tertulis : Mengerjakan soal pilihan Ganda, Isian, dan Essay.

20 Agustus 2009

Kepala Sekolah Guru Pendidikan Agama Islam

Dra. MARMIYATI Drs. JAPAR

NIP. 19520903 197402 2 001 NIP. 19640804 198403 1 005

Page 46: 20100421025927TUGAS AKHIR MUH. HUDAM 07422078

36

BAB IV

ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

A. Bentuk Rencana Pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SDN Candirejo

Ngaglik Sleman

1. Urgensi Mempersiapkan Rencana Pembelajaran Pendidikan Agama Islam di

SDN Candirejo Ngaglik Sleman

Berdasarkan wawancara dengan guru PAI Drs. Japar, Pembelajaran

Pendidikan Agama Islam perlu menekankan pada penanaman nilai-nilai agama pada

siswa sehingga ajaran agama yang diperoleh menjadi bermakna dalam hidupnya.

Agar tujuan tersebut dapat dicapai, maka diperlukan kurikulum yang baik dan tepat.

Saat ini, SDN Candirejo Ngaglik Sleman menerapkan kurikulum Kurikulum

Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Menurut Muhamad Joko Susilo (2007:100)

Kurikulum KTSP mengarahkan guru untuk mengembangkan pengetahuan,

pemahaman, kemampuan, nilai, sikap, dan minat peserta didik, agar dapat

melakukan sesuatu dalam bentuk kemahiran, ketepatan, dan keberhasilan dengan

penuh tanggung jawab. Sedangkan menurut Mulyasa (2002:30) Pada KTSP, peserta

didik berada dalam proses perkembangan yang berkelanjutan dari seluruh aspek

kepribadian, sebagai pemekaran terhadap potensi-potensi bawaan sesuai dengan

kesempatan belajar yang ada dan diberikan oleh lingkungan.

Kurikulum KTSP Pendidikan Agama Islam bertujuan agar siswa menguasai

sejumlah kompetensi yang telah diterapkan secara komprehensif. Karena selama ini

proses pembelajaran Pendidikan Agama Islam di sekolah (madrasaah) lebih

menyentuh aspek kognitif, dan kurang memperhatikan aspek afektif dan

psikomotornya.

Menurut Abdul Majid dan Dian Andayani (2004:13) pada Kurikulum KTSP

Pendidikan Agama Islam secara nasional terdapat daftar sejumlah kompetensi yang

harus dimiliki oleh siswa. Kurikulum ini ditandai dengan ciri-ciri: Pertama, lebih

menitikberatkan pada pencapaian target kompetensi. Kedua, lebih

mengakomodasikan keragaman kebutuhan dan sumber daya pendidikan di lapangan

untuk mengembangkan dan melaksanakan program pendidikan yang tersedia.

Page 47: 20100421025927TUGAS AKHIR MUH. HUDAM 07422078

37

Ketiga, memberikan kebebasan yang lebih luas kepada pelaksanaan pendidikan di

lapangan untuk mengembangkan dan melaksanakan program pembelajaran sesuai

dengan kebutuhan.

Berdasarkan wawancara dengan guru PAI di SDN Candirejo terkait dengan

kebebasan yang lebih luas kepada pelaksana pendidikan di lapangan untuk

mengembangkan dan melaksanakan program sesuai dengan kebutuhan, maka SD

SDN Candirejo Ngaglik Sleman berusaha agar kurikulum pendidikan islamnya

dapat mengintegrasikan ilmu yang berkaitan dengan keduniaan dengan ilmu agama,

selain itu juga bertujuan agar dapat memberikan tuntunan kepada anak didik agar

mampu memanfaatkan ilmunya dalam kehidupan sesuai dengan bakat dan

kemampuannya.

Terdapat anggapan keliru yang berkembang tentang persiapan mengajar,

pada kalangan guru menganggap bahwa dalam implementasi tidak perlu membuat

rencana pembelajaran, cukup dengan menggunakan silabus (Mulyasa,

2004:73).Silabus berbeda dengan rencana pembelajaran, karena dalam silabus

belum memuat secara rinci apa yang harus dilakukan oleh peserta didik, apa yang

harus dilakukan oleh guru dalam membantu peserta didik membentuk kompetensi,

apa yang harus digunakan, bagaimana caranya, serta berapa lama waktu yang

diperlukan.

SDN Candirejo Ngaglik Sleman mewajibkan para tenaga pengajarnya untuk

membuat rencana pembelajaran, hal ini diwajibkan agar guru dapat mempersiapkan

tindakan yang dilakukan dalam kegiatan pembelajaran, karena dalam rencana

pembelajaran memuat langkah-langkah pelaksanaannya, untuk mencapai tujuan atau

membentuk kompetensi tertentu (wawancara dengan guru PAI SDN Candirejo, 22

Agustus 2009).

Untuk mencapai hasil yang diinginkan, guru diberi wewenang secara leluasa

untuk mengembangkan rencana pembelajaran sesuai dengan karakteristik dan

kondisi sekolah, serta kemampuan guru itu sendiri dalam menjabarkannya sehingga

menjadi pedoman pembentukan kompetensi peserta didik (Mulyasa, 2004:74).

Bentuk rencana pembelajaran di SDN Candirejo Ngaglik Sleman telah ditentukan

dari kurikulum yang digunakan di sekolah tersebut, tetapi terkait dengan

implementasi Kurikulum KTSP, para guru diberi wewenang seluas-luasnya dalam

Page 48: 20100421025927TUGAS AKHIR MUH. HUDAM 07422078

38

mengembangkan rencana pembelajaran, para guru dipersilahkan untuk berkreasi dan

berinovasi membuat strategi pembelajaran yang bisa merangsang peserta didik

untuk aktif, kedudukan pendidik tidak hanya sebagai transfer of knowledge, tetapi

juga rekan ataupun ustadz yang memberikan contoh yang baik kepada peserta didik.

Hal ini bertujuan agar para guru dapat menciptakan rencana pembelajaran yang

baik, logis, dan sistematis (wawancara dengan guru PAI SDN Candirejo, 22

Agustus 2009). Ini menandakan bahwa proses belajar mengajar di SDN Candirejo

Ngaglik Sleman sebelumnya telah direncanakan agar dapat berjalan lancar.

2. Bentuk Rencana Pembelajaran Pendidikan Agama Islam dan Komponen-

komponen yang terdapat dalam Rencana Pembelajaran Pendidikan Agama Islam

di SDN Candirejo Ngaglik Sleman

Penyusunan program pembelajaran bermuara pada rencana pembelajaran,

sebagai produk program pembelajaran jangka pendek, yang mencakup komponen

program kegiatan belajar dan proses pelaksanaan program. Komponen rencana

pembelajaran mencakup kompetensi dasar, materi, metode dan teknik, media dan

sumber belajar, waktu belajar dan daya dukung lainnya (Mulyasa, 2004:78). Dengan

demikian rencana pembelajaran pada hakekatnya merupakan suatu sistem, yang

terdiri atas komponen-komponen yang saling berhubungan serta berinteraksi antara

satu dengan yang lainnya dan memuat langkah-langkah pelaksanaannya, untuk

mencapai tujuan atau membentuk kompetensi tertentu.

Berasarkan dokumentasi yang dikutip dari RPP guru PAI SDN Candirejo

rencana pembelajaran memuat mata pelajaran, kelas atau semester, pertemuan yang

keberapa kalinya, alokasi waktu, standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator,

tujuan pembelajaran, materi ajar, metode pembelajaran, langkah-langkah

pembelajaran, sumber belajar dan penilaian. Salah satu contoh bentuk rencana

pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SDN Candirejo Ngaglik Sleman adalah

sebagai berikut :

Page 49: 20100421025927TUGAS AKHIR MUH. HUDAM 07422078

39

RENCANA

PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

SATUAN PENDIDIKAN : SD N CANDIREJO

MATA PELAJARAN : PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

KELAS/ SEMESTER : IV/ 1

TAHUN PELAJARAN : 2009/2010

ALOKASI WAKTU : 3 X 35 Menit

Standar Kompetensi : 3. Menceritakan Kisah Nabi

Kompetensi Dasar : 3.3 Menceritakan Kisah Nabi Ibrahim AS

Indikator :

1. Menceritakan Kisah Nabi IbrahimAS

2. Menyebutkan Keteladanan Nabi IbrahimAS

3. Menulis sejarah singkat kisah Nabi Ibrahim AS

4. Mengambil hikmah dari kisah Nabi Ibrahim AS

III. Tujuan Pembelajaran : Siswa meneladani kisah Nabi

Ibrahim AS

IV. Materi Pokok : Kisah Nabi Ibrahim AS

V. Metode Pembelajaran : Ceramah, Tanya Jawab, Diskusi

VI. Langkah- langkah pembelajaran

D. KEGIATAN AWAL

Guru mengkondisikan kelas

Guru dan siswa membaca doa sebelum tidur

Melafalkan Al Qur’an surat-surat pendek selama lima menit

Apersepsi

Mengemukakan tujuan pembelajaran “meneladani kisah Nabi Ibrahim AS”

E. KEGIATAN INTI

Siswa mendengar/menyimak dengan seksama, guru menceritakan kisah

Page 50: 20100421025927TUGAS AKHIR MUH. HUDAM 07422078

40

Nabi Ibrahim AS.

Guru mengadakan tanya jawab mengenai kisah Nabi Ibrahim AS

Siswa membaca kisah Nabi Ibrahim AS tentang ketaatannya kepada Allah

SWT serta kesabarannya dalam menghadapi kaumnya.

Guru mengajak siswa untuk mendiskusikan tentang kisah Nabi Ibrahim AS

untuk mengambil hikmahnya yang patut diteladani.

Guru menyimpulkan hasil dari diskusi siswa tentang kisah Nabi Ibrahim AS

Siswa menuliskan ringkasan sejarah kisah Nabi Ibrahim AS dari hasil diskusi

yang telah disimpulkan oleh guru

Guru memberikan motovasi siswa agar senantiasa mengingat kisah Nabi

Ibrahim AS akan ketaatan dan keteguhan/ kesabarannya untuk diteladani.

F. KEGIATAN AKHIR

Guru memberikan penguatan materi dan menyimpulkan hasil pembelajaran

kisah Nabi Ibrahim AS 

Memberitahukan pelajaran yang akan datang. 

PBM ditutup dengan membaca tahmid. 

IV. Alat / Bahan / Sumber 

Buku teks / penunjang kelas IV

Buku kisah para Nabi

V. Penilaian

Penilaian : Menceritakan Kisah Nabi Ibrahim AS

Lisan : Tanya Jawab

Tertulis : Mengerjakan soal pilihan Ganda, Isian, dan Essay

20 Agustus 2009

Kepala Sekolah Guru Pendidikan Agama Islam

Dra. MARMIYATI Drs. JAPAR

NIP. 19520903 197402 2 001 NIP. 19640804 198403 1 005

Page 51: 20100421025927TUGAS AKHIR MUH. HUDAM 07422078

41

Dari rencana pembelajaran Pendidikan Agama Islam di atas, komponen

rencana yang digunakan di SDN Candirejo Ngaglik Sleman terdiri dari identitas

mata pelajaran, indikator, tema pokok, langkah-langkah yang berisi pendahuluan,

kegiatan inti, penutup, sumber belajar dan penilaian (wawancara dengan guru PAI

SDN Candirejo 10 Agustus 2009). Untuk lebih jelasnya dikaji sebagai berikut :

a. Indikator

Merupakan rumusan kompetensi yang spesifik yang dapat dijadikan

acuan atau kriteria penilaian dalam menentukan kompeten tidaknya seseorang.

Jika serangkaian indikator dalam suatu kompetensi dasar sudah tercapai,

berarti target kompetensi dasar tersebut sudah terpenuhi. Pembelajaran dalam

konteks kurikulum berbasis kompetensi, bertujuan untuk mengantar siswa

sampai menguasai kompetensi tertentu. Tidak pernah suatu kompetensi

berhasil dikuasai tanpa menguasai setiap indikator (Nasar, 2006:4).

b. Tema Pokok

Merupakan bahan ajar esensial (konsep) yang harus dipelajari siswa

dan dikembangkan guru dalam materi pembelajaran.

c. Langkah-langkah Pembelajaran

Memuat rangkaian kegiatan yang harus dilakukan oleh guru secara berurutan.

Pembelajaran diawali dengan pendahuluan, kemudian kegiatan inti, dan

kegiatan terakhir adalah penutup (Dokumentasi buku kerja guru Pendidikan

Agama Islam SDN Candirejo, 20 Agustus 2009). Pada kegiatan inti

dibutuhkan metode untuk mencapai tujuan pembelajaran. Penentuan metode

pembelajaran erat kaitannya dengan pemilihan strategi pembelajaran yang

paling efisien dan efektif dalam memberikan pengalaman belajar untuk

membentuk kompetensi dasar, guru dapat menggunakan berbagai variasi

metode untuk mencapai tujuan pembelajaran (Mulyasa,2004:99). Menurut

guru PAI SDN Candirejo metode yang digunakan dalam pembelajaran

Pendidikan Agama Islam di SDN Candirejo Ngaglik Sleman, adalah :

1) Metode ceramah

Metode ini sering dipergunakan misalnya untuk menceritakan

kisah-kisah para nabi dan sahabat. Selain itu metode ceramah

dipergunakan untuk menjelaskan materi yang lain.

Page 52: 20100421025927TUGAS AKHIR MUH. HUDAM 07422078

42

2) Metode demonstrasi

Metode ini misalnya digunakan untuk mempraktekkan gerakan-

gerakan shalat, metode ini digunakan dengan maksud agar peserta didik

lebih dapat memahami materi yang diajarkan, karena dengan metode ini

peserta didik dapat secara langsung mempraktekkan, dan pendidik dapat

secara langsung menegur jika peserta didik salah dalam mempraktekkan.

3) Metode studi kasus

Metode ini mengangkat suatu contoh permasalahan yang pernah

terjadi pada diri seseorang atau kelompok orang untuk dijadikan rujukan

atau contoh maupun teladan sebagai solusi alternatif yang bisa diambil,

guru PAI biasanya menggunakan metode ini ketika menceritakan kisah

sahabat-sahabat nabi atau cerita nabi.

4) Metode dialog kreatif

Metode ini merupakan salah satu cara yang lebih efektif karena

melibatkan siswa secara langsung berdialog dengan guru tentang suatu

permasalahan yang sedang dihadapi. Anak didik mengungkapkan

pendapatnya langsung dari hati nuraninya dan guru mendengar serta

melayani semua permasalahan anak didik dan berupaya membantu

mencarikan solusinya.

5) Metode tanya jawab

Metode ini memberikan kesempatan kepada anak didik untuk

menanyakan hal-hal yang belum jelas, melatih agar peserta didik

mengkritisi materi-materi yang telah disampaikan.

6) Metode Diskusi

Metode ini bertujuan untuk tukar menukar informasi, pendapat,

dan unsur-unsur pengalaman secara teratur dengan maksud untuk

mendapat pengertian bersama yang lebih jelas dan lebih teliti tentang

sesuatu.

7) Metode Hafalan

Metode ini digunakan untuk menghafal surat-surat pendek.

Page 53: 20100421025927TUGAS AKHIR MUH. HUDAM 07422078

43

8) Metode Keteladanan

Pendidik memberi teladan yang baik kepada peserta didik. Dari

tukang kebun, guru sampai kepala sekolah menjadi teladan yang baik.

Misalnya, ketika masuk waktu shalat dhuhur, mereka berbondong-bondong

pergi ke masjid untuk shalat.

d. Media

Media dalam proses belajar mengajar tidak hanya sebagai alat yang

digunakan oleh guru, tetapi juga mampu mengkomunikasikan pesan kepada

peserta didik. Media tidak terbatas pada perangkat keras (hardware), tetapi

media dapat juga berbentuk lunak (software). Menurut Rowntree pada

dasarnya fungsi media adalah menumbuhkan motivasi peserta didik, dapat

mengingat pelajaran dengan mudah, peserta didik dapat aktif dalam merespon,

memberi umpan balik dengan cepat, dan mendorong peserta didik untuk

melaksanakan kegiatan praktek dengan tepat. Dalam pembelajaran agama

Islam di SDN Candirejo Ngaglik Sleman media yang selama ini digunakan

berupa gambar, peralatan sholat, mushola dan suasana alam sekitar SDN

Candirejo (wawancara dengan guru PAI SDN Candirejo, 10 Agustus 2009).

e. Sumber belajar

Selain buku paket digunakan sumber-sumber lain yang relevan

seperti : majalah, koran, brosur, buletin, jurnal dan sebagainya yang ada

hubungannya dengan materi yang disampaikan (Muhammad Joko Susilo,

2006: 148). Pada pembelajaran Pendidikan Agama Islam SDN Candirejo

Ngaglik Sleman menggunakan buku dari penerbit Yudistira, tetapi ini

bukanlah sumber belajar satu-satunya, guru juga memakai mushaf serta buku

cerita Islam yang terdapat di perpustakaan sebagai sumber belajar, dalam

menggunakan sumber belajar guru Pendidikan Agama Islam di SDN Candirejo

Ngaglik Sleman ini sudah bervariasi, hal ini didorong dengan keinginan untuk

memadukan ilmu umum dengan ilmu agama, sehingga cerita-cerita aktual

yang sedang beredar di masyarakat dan lingkungan alam sekitar juga bisa

dijadikan sumber belajar (wawancara dengan guru PAI SDN Candirejo, 10

Agustus 2009).

Page 54: 20100421025927TUGAS AKHIR MUH. HUDAM 07422078

44

f. Penilaian

Penilaian bertujuan untuk mendapatkan umpan balik tentang

ketercapaian tujuan atau kompetensi yang telah dirumuskan, dapat dilakukan

dengan model tes baik tes lisan maupun tertulis (Muhamad Joko Susilo, 2006:

148). Penilaian juga harus mencakup tiga aspek kemampuan, yaitu :

pengetahuan, keterampilan, dan sikap. Cara penilaian dapat dilakukan pada

waktu kegiatan belajar sedang berlangsung, misalnya : mendengarkan,

observasi, mengajukan pertanyaan, dan mengamati hasil kerja siswa(Abdul

Majid dan Dian Andayani, 2004:97). Berdasarkan wawancara dengan guru

PAI SDN Candirejo pada 10 Agustus 2009, penilaian dilakukan dalam dua

tahap, yaitu tahap jangka pendek dan tahap jangka panjang :

1) Tahap jangka pendek

Penilaian tahap jangka pendek dilaksanakan pada akhir proses

pembelajaran atau saat proses pembelajaran berlangsung, disebut juga

dengan penilaian formatif. Bentuk penilaian hasil belajar mata pelajaran

Pendidikan Agama Islam di SDN Candirejo Ngaglik Sleman berupa tes

tertulis, penilaian dari kinerja peserta didik dan penilaian produk. Penilaian

juga meliputi bagaimana perhatian peserta didik ketika belajar mengajar

berlangsung, sikap ketika duduk dan berbicara, ketika berada di tempat

ibadah, dan juga ketika mereka bermain.

2) Tahap jangka panjang

Penilaian tahap jangka panjang dilaksanakan setelah proses pembelajaran

dilakukan beberapa kali, yakni pada tengah (mid) semester atau akhir

semester, penilaian ini disebut evaluasi sumatif. Pada evaluasi tahap

panjang ini melibatkan guru kelas yang mempunyai catatan tentang

kelakuan anak pada tiap harinya, selain itu juga melibatkan guru lainnya

yang ikut serta mengamati tingkah laku anak didik tiap saat. Sehingga

penilaian mata pelajaran agama Islam di SDN Candirejo Ngaglik Sleman

ini dilakukan secara subyektif, memberikan peluang yang adil pada semua

siswa sehingga penilaiannya tidak bersifat diskriminasi.

Page 55: 20100421025927TUGAS AKHIR MUH. HUDAM 07422078

45

Selain komponen yang telah disebutkan di atas, sebuah rencana

pembelajaran lebih lengkap dan lebih baik jika di dalamnya terdapat paparan materi

yang disampaikan. Materi adalah segala sesuatu yang hendak dipelajari dan dikuasai

siswa, baik berupa pengetahuan, keterampilan maupun sikap melalui kegiatan

pembelajaran agar dapat menjadi kompeten. Langkah pengembangan materi

ditujukan untuk menentukan keluasan dan kedalaman materi, sehingga dapat

dijadikan acuan bagi guru dalam merancang pembelajaran, memberi masukan

kepada siswa mengenai pokok-pokok utama keilmuan, maupun dalam

mengembangkan alat evaluasi. Materi yang tidak jelas batasannya membuat guru

kebingungan menentukan apa saja yang harus diberikan kepada siswa. Akhirnya

pembelajaran tidak efektif dan efisien karena materi yang diberikan terlalu sedikit

atau terlalu banyak, bahkan mungkin tidak esensial (Nasar, 2006:19).

Pengembangan materi perlu dilakukan sampai rinci agar batasan keluasan dan

kedalaman materi menjadi jelas. Deskripsi materi yang jelas tersebut selanjutnya

dituliskan pada rencana pembelajaran, yang berfungsi sebagai acuan proses dan isi

pembelajaran yang paling operasional. Semakin rinci deskripsi materi semakin

mudah pula guru dalam menjalankan proses pembelajaran, karena memiliki rambu-

rambu pembatas keluasan dan kedalaman isi pembelajaran.

Deskripsi materi dilakukan dengan cara memberikan setiap judul materi

sebagaimana tersusun dalam langkah sebelumnya. Tidak ada batasan ketat sampai

sejauh mana deskripsi harus dilakukan, kecuali bahwa deskriipsi tersebut telah

dipandang memadai oleh guru yang bersangkutan sebagai persiapan mengajar. Bagi

guru baru, mungkin deskripsi harus sangat rinci (bahkan sampai ke kalimat yang

hendak diucapkan dalam mengajar). Bagi guru yang sudah berpengalaman,

deskripsi sejauh itu tentu tidak diperlukan. Yang pasti, materi esensial harus

tercermin dalam deskripsi tersebut. Berdasar hasil penelitian ada rencana

pembelajaran Pendidikan Agama Islam yang dipakai di SDN Candirejo Ngaglik

Sleman tidak terdapat deskripsi materi, jadi guru hanya memberitahukan kepada

murid tentang tema yang akan dipelajari pada pertemuan mendatang, kemudian

murid disuruh untuk mempelajarinya terlebih dahulu di rumah (wawancara dengan

guru PAI SDN Candirejo, 17 Juli 2009).

Page 56: 20100421025927TUGAS AKHIR MUH. HUDAM 07422078

46

Dalam setiap penyusunan rencana pembelajaran dikonsultasikan dengan

guru senior untuk melakukan musyawarah agar tidak terjadi perbedaan baik format,

model maupun perumusan operasional kata atau kalimat (Muhammad Joko Susilo,

2006:149). Kemudian dimintakan pengesahan dari kepala sekolah untuk

mendapatkan bukti atau legalitas sebelum kegiatan belajar mengajar dilakukan. Hal

ini dilakukan demi tertibnya manajemen administrasi pendidikan di sekolah

tersebut, sehingga jika suatu saat ada supervisi yang dilakukan oleh supervisor dari

pusat maupun dari kepala sekolah, guru tidak model kebut semalam untuk

menyiapkannya (Muhammad Joko Susilo, 2006:149).

Pembuatan rencana pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SDN

Candirejo Ngaglik Sleman diserahkan kepada pendidik, tetapi komponen yang

terdapat dalam rencana pembelajaran sudah ditentukan. Guru tinggal

mengembangkan komponen-komponen yang sudah ada. Meskipun rencana

pembelajaran sangat membantu dalam proses belajar mengajar, namun dalam

pembuatan rencana pembelajaran guru merasa berat, karena belum mendapatkan

keterangan mendalam tentang pembuatan rencana pembelajaran, di samping itu

karena alasan kegiatan padat membuat guru tidak mempunyai banyak waktu untuk

mempersiapkan rencana pembelajaran Pendidikan Agama Islam, akibatnya setiap

pertemuan guru tidak selalu membuat rencana pembelajaran Pendidikan Agama

Islam (wawancara dengan guru PAI SDN Candirejo, 10 Agustus 2009).

Rencana pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SDN Candirejo

Ngaglik Sleman tidak dimintakan pengesahan kepada kepala sekolah terlebih

dahulu, sehingga karena kurangnya keterangan dan pengawasan dari kepala sekolah

guru hanya membuat rencana pembelajaran Pendidikan Agama Islam pada awal-

awal pertemuan saja (wawancara dengan guru PAI SDN Candirejo, 10 Agustus

2009).

Pada pertemuan selanjutnya guru Pendidikan Agama Islam hanya

merencanakan apa yang akan diajarkan tanpa ditulis pada lembar rencana

pembelajaran yang terdapat didalam buku kerja guru yang telah diberikan, sehingga

rencana pembelajaran yang disusun hanya berupa angan-angan saja.

Page 57: 20100421025927TUGAS AKHIR MUH. HUDAM 07422078

47

B. Implementasi Rencana Pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SDN

Candirejo Ngaglik Sleman

Tujuan dari perencanaan belajar mengajar adalah sebagai pedoman guru

dalam melaksanakan praktek mengajar. Dengan demikian apa yang dilakukan guru

pada waktu mengajar bersumber kepada perencanaan belajar mengajar yang telah

dibuat sebelumnya (Departemen Pendidikan Nasional materi 12 Pengembangan

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran 2006). Kegiatan belajar yang dilaksanakan

tanpa rencana pembelajaran membuat guru kehilangan ide pada saat berlangsungnya

kegiatan belajar, sehingga kegiatan belajar tidak bisa efektif, materi tidak bisa

tersampaikan seluruhnya kepada peserta didik (wawancara dengan guru PAI SDN

Candirejo, 10 Agustus 2009). Melalui observasi yang penulis lakukan pada

pembelajaran kelas IV, pada kesempatan ini guru telah menyiapkan rencana

pembelajaran Pendidikan Agama Islam terlebih dahulu, didapatkan bahwa dalam

proses kegiatan belajar mengajar mencakup tiga hal, sesuai dengan yang dituliskan

dalam rencana pembelajaran. Yakni mencakup kegiatan awal atau pendahuluan,

kegiatan inti atau pembentukan kompetensi, dan kegiatan akhir atau penutup

(Observasi, pada tanggal 20 Agustus 2009):

i. Kegiatan Pendahuluan

Pada materi “Iman Kepada Rasul Allah” guru mengadakan kegiatan belajar

mengajar di ruang mushola, karena pada materi ini murid diajak mendengarkan

cerita tentang kisah Nabi Ibrahim a.s. yang dibacakan oleh guru. Mengisi tahap

ini dengan cara membuka kegiatan belajar mengajar dengan salam, mengulang

materi sebelumnya melalui pretest dengan menanyakan: ”Anak-anak, apa materi

yang kita pelajari pada pertemuan yang lalu?”, tujuannya untuk mempersiapkan

siswa dalam memusatkan perhatiannya pada proses pembelajaran yang akan

berlangsung. Kemudian setelah siswa mengingat materi, guru menjelaskan

secara singkat tentang materi yang akan disampaikan.

Page 58: 20100421025927TUGAS AKHIR MUH. HUDAM 07422078

48

ii. Kegiatan Inti

Kegiatan inti pembelajaran antara lain mencakup penyampaian informasi

tentang bahan ajar. Pada materi “Iman Kepada Rasul Allah” yang dilakukan

siswa adalah :

Siswa mendengarkan cerita tentang kisah Nabi Ibrahim a.s. Pada kegiatan ini

siswa memperhatikan dengan sesekali mereka berkomentar, meski hanya

mendengar cerita tapi mereka terlihat asyik, sehingga suasana terlihat

menyenangkan.

Setelah siswa selesai mendengarkan cerita, siswa secara berkelompok diberi

tugas untuk membuat ringkasan ceritanya.

Perwakilan kelompok menyampaikan ringkasan ceritanya.

Guru berdiskusi dengan siswa tentang kisah Nabi Ibrahim a.s. Dalam

pelaksanaan kegiatan belajar mengajar guru memberi kesempatan kepada

siswa untuk aktif, dengan memberi kesempatan kepada siswa untuk

bertanya.

iii. Penutup

Pada tahap ini guru menyimpulkan tentang definisi rasul dan tugas-tugasnya,

kemudian siswa secara individu diberi tugas untuk merangkum kisah Nabi

Ibrahim a.s. Selanjutnya siswa juga diberi tugas untuk membaca terjemahan

Surat Yusuf sebagai bahan diskusi pada pertemuan berikutnya.

C. Hasil Proses Pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SDN Candirejo

Ngaglik Sleman

1. Hasil dari proses pembelajaran Pendidikan Agama Islam

Hasil dari proses pembelajaran Pendidikan Agama Islam dengan

menggunakan rencana pembelajaran adalah sebagai berikut (wawancara dengan

guru PAI SDN Candirejo, 10 Agustus 2009):

a. Siswa lebih aktif untuk bertanya, karena guru telah mengaitkan antara materi

yang lama dengan yang baru.

b. Selama proses pembelajaran guru tidak kehilangan ide, karena jika lupa

Guru dengan mudah bisa melihat rencana pembelajaran yang telah dibuat.

c. Lebih fokus selama proses pembelajaran.

Page 59: 20100421025927TUGAS AKHIR MUH. HUDAM 07422078

49

d. Waktu yang ada dapat digunakan dengan baik, karena waktu telah

dialokasikan untuk tiap langkah agar Guru memiliki pegangan dalam

pelaksanaan.

e. Dengan kegiatan pembuka, pemahaman siswa terdapat kesinambungan

materi yang lama dengan yang baru, dengan kegiatan pembuka pula maka

muncul motivasi siswa untuk belajar.

Hasil proses pembelajaran Pendidikan Agama Islam tanpa menggunakan

rencana pembelajaran adalah sebagai berikut (wawancara dengan guru PAI SDN

Candirejo, 22 Agustus 2009)

Melalui observasi yang penulis lakukan pada tanggal 22 Agustus 2009 di

kelas V, pada kesempatan ini guru tidak membuat rencana pembelajaran Pendidikan

Agama Islam, proses pembelajaran yang berlangsung adalah sebagai berikut

(Observasi, pada tanggal 22 Agustus 2009):

a. Pertama, Guru menyuruh para murid untuk masuk ke ruang perpustakaan,

untuk membaca cerita tentang kisah para sahabat, guru mengawali

pembelajaran dengan membaca basmalah bersama-sama siswa.

b. Siswa diminta untuk melihat serta merangkum cerita yang telah dilihat.

c. Guru menerangkan tentang akhlak-akhlak yang bisa ditiru pada kisah

sahabat tersebut.

d. Guru menunjuk beberapa siswa untuk membacakan rangkuman dari cerita

yang baru saja dilihat.

e. Guru menutup pembelajaran dengan salam.

Hasil dari proses pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SDN Candirejo

tanpa menggunakan rencana pembelajaran adalah sebagai berikut :

a. Ketika proses pembelajaran guru kehilangan ide dalam memilih metode

yang tepat untuk menyampaikan materi tersebut, sehingga membutuhkan

waktu untuk mengingat atau mencari-cari metode yang tepat, dan itu secara

tidak langsung telah mengurangi waktu.

b. Siswa tetap aktif dan berminat mengikuti proses pembelajaran, karena

materi disampaikan dengan metode dan media yang menarik minat siswa.

c. Guru mampu mengkodisikan siswa untuk tetap fokus mengikuti proses

pembelajaran dengan menegur siswa yang tidak memperhatikan.

Page 60: 20100421025927TUGAS AKHIR MUH. HUDAM 07422078

50

Jika dibandingkan antara proses pembelajaran Pendidikan Agama Islam

yang memakai dan yang tidak memakai rencana pembelajaran, maka tidak terdapat

perbedaan yang signifikan, tanpa rencana pembelajaran siswa tetap aktif dan tetap

berminat dalam mengikuti proses pembelajaran.

Pelaksanaan proses pembelajaran di SDN Candirejo Ngaglik Sleman

diserahkan kepada pendidik untuk berkreasi dan berinovasi menciptakan suasana

pembelajaran yang merangsang peserta didik untuk aktif. Pendidik tidak hanya

sebagai sosok yang mentransfer ilmu kepada peserta didik, tetapi juga sebagai rekan

dan ustadz yang memberikan contoh baik kepada peserta didik (wawancara dengan

guru PAI SDN Candirejo, 17 Juli 2009). Sehingga peserta didik tidak merasa takut

kepada guru, untuk menumbuhkan kedekatan dengan peserta didik, setiap kali

bertemu dengan guru para siswa mengucapkan salam, sehingga dengan demikian

terjadi komunikasi yang baik wawancara orang tua siswa Bpk.Asrofi, 12 Juli 2009).

Dalam proses pembelajaran pendidikan agama Islam di SDN Candirejo

Ngaglik Sleman, ada kalanya guru menyampaikan hal-hal yang aktual yang

berkaitan dengan materi pada saat pembelajaran untuk menambah pengetahuan

peserta didik serta bertujuan agar peserta didik belajar bersikap kritis pada keadaan

di sekitarnya, hal ini juga bertujuan agar peserta didik mempunyai pengetahuan

yang integral (wawancara dengan guru PAI SDN Candirejo, 10 Agustus 2009).

Seorang pendidik dapat memilih dan menggunakan media pembelajaran,

memilih dan menggunakan metode mengajar, keterampilan menilai hasil-hasil

belajar peserta didik, serta memilih dan menggunakan strategi pembelajaran.

Metode pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SDN Candirejo Ngaglik Sleman

lebih memilih metode yang bisa mengaktifkan siswa (wawancara dengan guru PAI

SDN Candirejo, 10 Agustus 2009).

Melalui observasi yang penulis lakukan pada pembelajaran agama Islam

kelas empat, didapatkan bahwa peserta didik cukup aktif dalam mengikuti kegiatan

belajar Pendidikan Agama Islam (Observasi, pada tanggal 20 Juli 2009).

Berdasarkan wawancara dengan guru PAI SDN Candirejo, 10 Agustus 2009,

kegiatan belajar yang aktif memudahkan dalam menerapkan rencana pembelajaran

Pendidikan Agama Islam. Tiga hal yang mendukung kegiatan belajar Pendidikan

Agama Islam di SDN Candirejo Ngaglik Sleman aktif, yaitu:

Page 61: 20100421025927TUGAS AKHIR MUH. HUDAM 07422078

51

a. Guru memberi kebebasan kepada murid dalam memilih tempat ketika

mengikuti kegiatan belajar, sehingga murid bebas dalam bergerak

dengan catatan tetap memperhatikan ketika kegiatan belajar berlangsung.

Inilah yang membedakan antara SDN Candirejo Ngaglik Sleman dengan

SD pada umumnya yang kebanyakan mengharuskan siswa untuk duduk

dengan tertib.

b. Guru bersifat fleksibel dalam pemilihan dan penggunaan metode dan

lokasi kegiatan belajar mengajar, artinya ketika murid tidak cocok

dengan metode yang digunakan, maka guru mengubah metode belajar

mengajarnya sesuai dengan yang diharapkan oleh para murid, atau ketika

guru menyampaikan materi di kelas, sedangkan murid menginginkan

belajar di luar kelas, maka guru menuruti keinginan murid tersebut..

Misalnya, ketika guru menyampaikan materi tentang kisah para sahabat

dengan metode cerita di dalam kelas, murid menginginkan kegiatan

belajar mengajar dilakukan di sungai belakang sekolah, maka dengan

persetujuan bersama kegiatan belajar mengajar dilaksanakan di sungai.

Diakui oleh guru Pendidikan Agama Islam, kunci dalam mengaktifkan

siswa adalah penggunaan metode yang menyenangkan.

c. Guru membuat rencana pembelajaran, maka pada proses pembelajaran

guru tidak kehilangan ide, dengan demikian proses pembelajaran

berjalan dengan lebih lancar.

d. Lingkungan sekolah yang mendukung membuat suasana belajar

mengajar menjadi nyaman. Halaman dan masjid serta sungai yang berada

di belakang sekolah kadang dijadikan tempat untuk belajar mengajar.

Dengan menerapkan rencana pembelajaran Pendidikan Agama Islam

kegiatan belajar menjadi lebih efektif, waktu yang ada bisa digunakan dengan

sebaik-baiknya, selain itu kegiatan pembelajaran bisa lebih aktif (wawancara dengan

guru PAI SDN Candirejo, 10 Agustus 2009). Makna atau arti daripada rencana

pembelajaran adalah suatu perkiraan guru mengenai kegiatan yang harus dilakukan

siswa selama pengajaran itu berlangsung.

Page 62: 20100421025927TUGAS AKHIR MUH. HUDAM 07422078

52

Sebagai pusat belajar, siswa lebih aktif berkegiatan untuk membangun suatu

pemahaman, keterampilan, dan sikap atau perilaku tertentu (Active Learning).

Aktivitas siswa menjadi penting ditekankan karena belajar itu pada hakekatnya

adalah proses yang aktif di mana siswa menggunakan pikirannya untuk membangun

pemahaman. Murid tidak lagi cukup belajar hanya dengan sekedar menyerap dan

menghafal pengetahuan yang dituangkan oleh guru (wawancara dengan Kepala

Sekolah SDN Candirejo 17 Juli 2009).

Oleh sebab itu, esensi pembelajaran aktif tidak terletak pada heboh dan

gaduhnya kegiatan fisik siswa, melainkan pada penggunaan tingkatan berfikir yang

lebih tinggi. Anak yang diam tak bersuara menganalisis sebuah teks misalnya, layak

disebut aktif dalam belajar, karena dia menggunakan seluruh kemampuan

berfikirnya untuk melakukan analisis dan menyusun kesimpulan. Kegiatan

pembelajaran seperti ini memotivasi siswa untuk berfikir inovatif dan kreatif.

2. Kendala-kendala yang dialami Guru Pendidikan Agama Islam dalam Membuat dan

Menerapkan Rencana Pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SDN Candirejo

Ngaglik Sleman

Agar proses pembelajaran Pendidikan Agama Islam berlangsung lebih efektif,

maka guru membuat rencana pembelajaran sebagai pedoman dalam melaksanakan

praktek mengajar, tetapi terdapat empat kendala dalam membuat dan menerapkan

rencana pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SDN Candirejo Ngaglik Sleman,

yaitu :

a. Guru belum mendapatkan keterangan yang mendalam tentang pembuatan atau

pengembangan rencana pembelajaran.

b. Rencana pembelajaran yang telah dibuat tidak dimintakan pengesahan untuk

mendapatkan legalitas terlebih dahulu. Selain itu rencana pembelajaran juga

tidak di evaluasi, sehingga guru tidak mengetahui kekurangan yang ada pada

rencana pembelajaran yang dibuatnya.

c. Rencana pembelajaran Pendidikan Agama Islam adakalanya tidak bisa

diterapkan karena guru mengalah pada keinginan peserta didik, misalnya ketika

guru merencanakan pembelajaran di dalam kelas, tetapi peserta didik

menginginkan proses pembelajaran dilakukan di sungai dekat sekolah. Contoh

Page 63: 20100421025927TUGAS AKHIR MUH. HUDAM 07422078

53

lain ketika guru merencanakan untuk berdiskusi dengan peserta didik, tetapi

peserta didik ingin guru bercerita saja.

d. Guru kekurangan waktu untuk membuat rencana pembelajaran, hal ini

disebabkan karena kegiatan yang padat, sehingga terkadang guru tidak sempat

membuat rencana pembelajaran. Seringkali guru tidak menuangkan rencana

pembelajaran secara tertulis, tetapi hanya diangan-angan saja (wawancara

dengan guru PAI SDN Candirejo, 23 Juli 2009).

3. Hasil dari Penerapan Rencana Pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SDN

Candirejo Ngaglik Sleman.

Pembelajaran pada hakekatnya adalah proses interaksi antara peserta

didik dengan lingkungannya, sehingga terjadi perubahan perilaku kearah yang lebih

baik dengan demikian diperoleh peningkatan hasil yang spesifik untuk tujuan

pengetahuan, keterampilan dan sikap.

Dalam interaksi tersebut banyak sekali faktor yang mempengaruhinya,

baik faktor internal yang datang dari dalam diri individu maupun faktor eksternal

yang datang dari lingkungan. Dalam pembelajaran tugas guru yang paling utama

adalah mengkondisikan lingkungan agar menunjang terjadinya perubahan perilaku

bagi peserta didik (Muhammad Joko Susilo, 2006:177).

Proses pembelajaran yang efektif dibutuhkan agar proses pembelajaran

tersebut dapat mewujudkan hasil belajar tertentu, dari segi proses pembelajaran

dikatakan berhasil dan berkualitas apabila seluruhnya atau setidak-tidaknya sebagian

besar peserta didik terlibat aktif, baik fisik, mental, maupun sosial dalam proses

pembelajaran. Sedangkan dari hasil, proses pembelajaran dikatakan berhasil apabila

terjadi perubahan perilaku yang positif pada sebagian peserta didik (Mulyasa,

2004:131).

Tujuan pendidikan menurut Bloom dibagi ke dalam tiga domain, yaitu:

pertama, ranah kognitif yang berisi perilaku-perilaku yang menekankan aspek

intelektual, seperti pengetahuan, pengertian, dan keterampilan berpikir. Kedua,

ranah afektif berisi perilaku-perilaku yang menekankan aspek perasaan dan emosi,

seperti minat, sikap, apresiasi, dan cara penyesuaian diri. Ketiga, ranah psikomotor

berisi perilaku-perilaku yang menekankan aspek keterampilan motorik. SDN

Candirejo Ngaglik Sleman berusaha mencapai tujuan dengan pendekatan terpadu,

Page 64: 20100421025927TUGAS AKHIR MUH. HUDAM 07422078

54

pendekatan ini pada mulanya disebut metode proyek yang dikembangkan oleh Dr. J.

Dewey. Pendekatan pembelajaran terpadu berpangkal pada teori psikologi Gestalt.

Pembelajaran terpadu adalah suatu sistem pembelajaran yang bertitik tolak dari

suatu masalah atau proyek, yang dipelajari/dipecahkan oleh siswa baik secara

individual maupun secara kelompok dengan metode yang bervariasi dan dengan

bimbingan guru guna mengembangkan pribadi siswa secara utuh dan terintegrasi.

Langkah-langkah pendekatan ini salah satunya adalah dengan menyusun satuan

pelajaran, yang dilaksanakan dalam proses belajar mengajar harian (Oemar

Hamalik, 2003:133). Hasil dari proses pembelajaran di SDN Candirejo Ngaglik

Sleman adalah sebagai berikut:

a. Kognitif

Sesuai dengan latar belakang pembelajaran di SDN Candirejo Ngaglik

Sleman berupaya memadukan bidang ilmu umum dengan ilmu agama secara

seimbang. Siswa dikondisikan pada lingkungan kehidupan bernuansa islami

dengan masjid sekolah sebagai sentral kegiatan ibadah dan pemantapan nilai-

nilai ruhaniyah. Guru Pendidikan Agama Islam dengan metode ceritanya banyak

memberi pengetahuan yang mudah dipahami oleh murid.

Hal tersebut senada dengan usulan Nasar bahwa setiap mata pelajaran

harus dilihat dari dua sisi yaitu alat dan tujuan. Misal pada mata pelajaran IPA

(mengidentifikasi hewan-hewan yang ada di sungai) ini bisa dijadikan alat untuk

menumbuhkembangkan iman dan ketakwaan, menyadarkan bahwa Allah yang

menciptakan semua makhluk tersebut (Nasar, 2006:41).

b. Afektif

Dalam hal ini peneliti melihat siswa gejala-gejala yang nampak selama

observasi, adanya semangat dari peserta didik ketika mengikuti proses

pembelajaran dan adanya semangat ketika peserta didik melakukan shalat

berjama’ah bahkan solidaritas antara siswa juga terlihat. Rasa tanggung jawab,

menghargai sesama teman dan sikap disiplin nampak pada diri peserta didik.

Mereka juga terlihat khusu’ dalam sholat. Untuk memupuk rasa suka memberi,

di dalam masjid juga disediakan kotak amal, dan terdapat beberapa peserta didik

yang menginfakkan uang saku mereka (Observasi, pada jam istirahat pada

tanggal 17 Juli 2009).

Page 65: 20100421025927TUGAS AKHIR MUH. HUDAM 07422078

55

c. Psikomotor

Perilaku adalah aspek yang berkaitan dengan kemampuan melakukan

pekerjaan dengan melibatkan anggota badan, kemampuan yang berkaitan

dengan gerak fisik.

Dari pengertian di atas, penulis mencoba memaparkan perilaku dari

peserta didik selama pengamatan berlangsung. Dari proses pembelajaran yang

menerapkan rencana pembelajaran Pendidikan Agama Islam secara efektif,

upaya menanamkan ajaran agama diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan

agama serta meningkatkan keimanan dan ketakwaan peserta didik, apalagi

didukung dengan mata pelajaran umum yang juga mengintegrasikan nilai-nilai

agama pada materi yang diajarkan, hal ini juga yang membedakan SDN

Candirejo Ngaglik Sleman dengan SD pada umumnya, pembentukan perilaku

islami menjadi kewajiban semua guru, tidak hanya guru mata pelajaran agama

Islam saja.

Perilaku islami nampak saat dikumandangkan adzan, peserta didik

bergegas melaksanakan shalat dzuhur secara berjama’ah, bahkan yang

mengkumandangkan adzan adalah peserta didik. Terlihat pula peserta didik yang

selalu mengucapkan salam ketika berjumpa dengan guru, selain itu mereka juga

terlihat disiplin dalam membuang sampah pada tempatnya, makan dengan sopan

dan berdo’a terlebih dahulu (Observasi pada jam istirahat shalat dzuhur pada

tanggal 23 Juli 2009). Peserta didik semakin semangat berlomba-lomba

melakukan kebaikan karena tiap pekannya diberikan penghargaan terhadap

peserta didik yang paling khusu’ ketika shalat, paling disiplin membuang

sampah pada tempatnya, dan pada anak yang sopan dan berdo’a terlebih dahulu

ketika makan (wawancara dengan guru PAI SDN Candirejo Bpk.Japar, 17 Juli

2009). Meskipun pada proses pembelajaran guru tidak selalu menyiapkan

rencana pembelajaran PAI, namun telah mencapai sebagian besar hasil yang

diinginkan. Menurut Bapak Japar selaku Guru Pendidikan Agama Islam, selama

ini beliau bersikap fleksibel dalam setiap pembelajaran di kelas. Selain itu,

seluruh pegawai dan guru di SDN Candirejo Ngaglik Sleman selalu memberikan

teladan yang baik, sehingga para murid mencontoh dengan sendirinya.

Page 66: 20100421025927TUGAS AKHIR MUH. HUDAM 07422078

56

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dipaparkan pada bab sebelumnya, maka

kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini adalah :

Pertama, Bentuk Rencana Pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SDN

Candirejo Ngaglik Sleman telah berwujud buku kerja guru yang dalam pengisiannya

diserahkan sepenuhnya kepada guru, Komponen yang belum ada pada rencana

pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SDN Candirejo Ngaglik Sleman yaitu

deskripsi materi. Dalam penyusunan rencana pembelajaran, guru Pendidikan agama

Islam di SDN Candirejo Ngaglik Sleman merasa kesulitan, karena para siswa belum

pasti telah menguasai materi dalam jangka waktu yang telah ditentukan dalam RPP,

padahal guru telah membagi waktunya agar semua materi bisa disampaikan, sehingga

hal ini menjadikan guru bingung. Hal inilah yang juga menjadi penyebab kurangnya

kompetensi siswa dalam menguasai suatu materi. Dengan waktu yang telah ditentukan,

para siswa belum tentu menguasai materinya, jadi masih membutuhkan waktu lagi,

padahal materi yang lain telah menunggu untuk disampaikan.

Kedua, Penerapan dari Rencana Pembelajaran Pendidikan Agama Islam di

SDN Candirejo Ngaglik Sleman berlangsung lancar dan efektif, hasil dari penerapan

Rencana Pembelajaran Pendidikan Agama Islam adalah sebagai berikut:

2. Siswa lebih aktif untuk bertanya, karena guru telah mengaitkan antara materi

yang lama dengan yang baru.

3. Selama proses pembelajaran guru menggunakan metode yang bervariasi

4. Siswa lebih fokus selama proses pembelajaran.

5. Waktu yang ada dapat digunakan dengan baik, karena waktu telah dialokasikan

untuk tiap langkah agar Guru memiliki pegangan dalam pelaksanaan.

6. Dengan kegiatan pembuka, pemahaman siswa terdapat kesinambungan materi

yang lama dengan yang baru, dengan kegiatan pembuka pula maka muncul

motivasi siswa untuk belajar.

Page 67: 20100421025927TUGAS AKHIR MUH. HUDAM 07422078

57

B. Saran-saran

Berdasarkan kesimpulan tersebut di atas, dikemukakan saran-saran sebagai

berikut :

1. Untuk SDN Candirejo Ngaglik Sleman agar membentuk kelompok diskusi

terbimbing pada kalangan guru, untuk mengembangkan kompetensi guru dalam

membuat rencana pembelajaran. Selain itu komponen rencana pembelajaran yang

sudah ada perlu ditambah dengan deskripsi materi agar rencana pembelajaran

Pendidikan Agama Islam yang sudah ada menjadi lebih baik.

2. Bagi Ibu Kepala Sekolah SDN Candirejo Ngaglik Sleman, agar mengadakan

kunjungan kelas secara rutin, agar Kepala Sekolah dapat mengamati proses

pembelajaran secara langsung, terutama dalam pemilihan metode pembelajaran,

media yang digunakan, dan keterlibatan peserta didik dalam proses pembelajaran,

serta mengetahui bagaimana peserta didik dapat membentuk kompetensi dalam

dirinya. Selain itu Kepala Sekolah perlu mengevaluasi rencana pembelajaran dan

implementasinya secara rutin, misalnya periode mingguan.

C. Penutup

Penulis mengucapkan syukur Alhamdulillah, tiada daya kekuatan selain dari

Allah. Selesainya penulisan skripsi ini tiada lain karena karunia-Nya yang berupa

kesehatan, kekuatan, hidayah, dan kesabaran yang telah dilimpahkankan kepada

penulis.

Segala daya dan upaya dengan segenap kemampuan telah dilakukan penulis

selama penyelesaian penulisan skripsi ini. Namun penulis menyadari bahwa

kesempurnaan hanya milik Allah, dan tentu saja tulisan ini masih jauh dari

kesempuranaan karena keterbatasan wawasan dan pengetahuan penulis. Oleh karena itu

penulis mengharap kritik dan saran yang bersifat membangun.

Akhirnya dengan segala keterbatasan dari skripsi ini, penuis berharap agar

skripsi ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca pada umumnya. Amin ya

Robbal ‘Alamin.

Page 68: 20100421025927TUGAS AKHIR MUH. HUDAM 07422078

DAFTAR PUSTAKA

Abdul Majid & Dian Andayani2004. Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi, Bandung : Rosdakarya. Arief S. Sadiman,dkk2003. Media Pendidikan Pengertian, Pengembangan dan Pemanfaatannya, Jakarta : PT Raja Grafindo Persada. Chabib Thoha, dkk..1998. PBM PAI di Sekolah (Eksistensi dan Proses Belajar Mengajar Pendidikan Agama Islam), Yogyakarta : Pustaka Pelajar. Fatimah Djajasudarma.1999. Penalaran Deduktif Induktif dalam Wacana Bahasa Indonesia, Bandung : Alqaprint. Hamzah Uno.1998. Teori Belajar dan Pembelajaran. STKIP Gorontalo: Nurul Jannah. Hidayat Syarief.2004. Membangun Generasi Muda Cerdas, Generasi Peduli Bangsa”, Proceedings Lokakarya Pendidikan Nasional. Hujair AH. Sanaky.2003. Paradigma Pendidikan Islam : Membangun Masyarakat Madani Indonesia, Yogyakarta : Safiria Insania Press. Lexy.J.Moleong.2005. Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung : Remaja Rosdakarya. Mu’arif.2005. Wacana Pendidikan Kritis, Yogyakarta : IRCiSod.

Muhaimin.2004. Paradigma pendidikan Islam : upaya mengefektikan pendidikan agama Islam di sekolah, Bandung : PT. Remaja Rosdakarya. Mohammad Ali1993. Strategi Penelitian Pendidikan, Bandung : Angkasa. Muhammad Ismail Yusanto.2004. Menggagas Pendidikan Islami, Bogor : Al-Azhar Press. Muhammad Joko Susilo.2007. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Manajemen Pelaksanaan dan Kesiapan Sekolah Menyongsongnya, Yogyakarta : Pustaka Pelajar. Mulyasa.2004. Implementasi Kurikulum 2004 Panduan Pembelajaran KBK, Bandung : PT Remaja Rosdakarya. _______.2002. Manajemen Berbasis Sekolah Konsep Strategi dan Implikasi, Bandung : PT Remaja Rosdakarya.

Page 69: 20100421025927TUGAS AKHIR MUH. HUDAM 07422078

2

Nana Sudjana.2005.Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar, Bandung : Sinar Baru Algesindo. Nasar.2006. Merancang Pembelajaran Aktif dan Kontekstual Berdasarkan “Sisko” 2006, Jakarta: PT Gramedia. Noeng Muhajir.1990. Metode Penelitian Kualitatif, Yogyakarta : Rake Sarasin. Oemar Hamalik.2003.Kurikulum dan Pembelajaran, Jakarta : Bumi Aksara.

Rahman Abror,Abd.1993. Psikologi Pendidikan, Yogyakarta : Tiara Wacana.

Sri Esti Wuryani Djiwandono2002. Psikologi Pendidikan, Jakarta : Grasindo.

Soegarda Poerbakawatja.1982. Ensiklopedi Pendidikan, Jakarta: Gunung Agung.

Suharsimi Arikunto.2002. prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta : Rineka Cipta. Sutrisno Hadi.1989. Metodologi Research, Yogyakarta : Fakultas Psikologi UGM. Suyanto & djihad Hisyam.2000. Refleksi dan Reformasi Pendidikan di Indonesia Memasuki Milenium III, Yogyakarta : Adicipta Karya Nusa. Syaiful Bahri Djamarah.2002. Psikologi Belajar, Jakarta: Rineka Cipta. Zakiah Daradjat.1989.Peranan Agama dalam Kesehatan Mental, Jakarta : Gunung Agung.