penentuan kadar difenhidramin hcl dengan titrasi argentometri (gabungan)

7
Penentuan Kadar Difenhidramin HCl Dengan Titrasi Argentometri Devi Rahmawati, M.Riza Rositama, M.Indra Permana, Nisa Masyitah Fakultas Farmasi Universitas Padjadjaran Jalan Raya Bandung-Sumedang KM 21 Jatinangor Sumedang Indonesia 45363 [email protected] Abstrak Titrasi argentometri merupakan titrasi dengan menggunakan perak nitrat sebagai titran di mana akan terbentuk garam perak yang sukar larut. Garam ini merupakan satu-satunya garam  perak yang terl arutkan air sehingga reaksi perak nitrat dengan garam lain akan menghasilkan endapan garam seperti natrium klorida (NaCl). Penelitian ini dilakukan untuk melakukan analisis bahan baku difenhidramin HCl secara kuantitatif menggunakan titrasi argentometri. Proses penelitian dimulai dengan pembakuan larutan baku primer, pembuatan larutan AgNO 3 , pembakuan AgNO 3 , dan penentuan kadar difenhidramin HCl. Dari hasil analisis menggunakan metode tersebut, didapatkan kadar sampel difenhidramin HCl yang dianalisis yaitu 99,231 %. Dari hasil tersebut menunjukkan bahwa sampel yang dianalisis memenuhi syarat yang tercantum dalam Farmakope Indonesia yang menyebutkan bahwa difenhidramin hidroklorida mengandung tidak kurang dari 98,0 % dan tidak le bih dari 102,0 %. Kata kunci : titrasi argentometri, pengendapan, difenhidramin HCl

Upload: devi-rahmawati

Post on 07-Aug-2018

606 views

Category:

Documents


39 download

TRANSCRIPT

Page 1: Penentuan Kadar Difenhidramin HCl Dengan Titrasi Argentometri (Gabungan)

8/20/2019 Penentuan Kadar Difenhidramin HCl Dengan Titrasi Argentometri (Gabungan)

http://slidepdf.com/reader/full/penentuan-kadar-difenhidramin-hcl-dengan-titrasi-argentometri-gabungan 1/7

Penentuan Kadar Difenhidramin HCl Dengan Titrasi

Argentometri

Devi Rahmawati, M.Riza Rositama, M.Indra Permana, Nisa Masyitah

Fakultas Farmasi Universitas Padjadjaran

Jalan Raya Bandung-Sumedang KM 21 Jatinangor Sumedang Indonesia 45363

[email protected] 

Abstrak

Titrasi argentometri merupakan titrasi dengan menggunakan perak nitrat sebagai titran di

mana akan terbentuk garam perak yang sukar larut. Garam ini merupakan satu-satunya garam

 perak yang terlarutkan air sehingga reaksi perak nitrat dengan garam lain akan menghasilkan

endapan garam seperti natrium klorida (NaCl). Penelitian ini dilakukan untuk melakukan

analisis bahan baku difenhidramin HCl secara kuantitatif menggunakan titrasi argentometri.

Proses penelitian dimulai dengan pembakuan larutan baku primer, pembuatan larutan

AgNO3, pembakuan AgNO3, dan penentuan kadar difenhidramin HCl. Dari hasil analisis

menggunakan metode tersebut, didapatkan kadar sampel difenhidramin HCl yang dianalisis

yaitu 99,231 %. Dari hasil tersebut menunjukkan bahwa sampel yang dianalisis memenuhi

syarat yang tercantum dalam Farmakope Indonesia yang menyebutkan bahwa difenhidramin

hidroklorida mengandung tidak kurang dari 98,0 % dan tidak lebih dari 102,0 %.

Kata kunci : titrasi argentometri, pengendapan, difenhidramin HCl

Page 2: Penentuan Kadar Difenhidramin HCl Dengan Titrasi Argentometri (Gabungan)

8/20/2019 Penentuan Kadar Difenhidramin HCl Dengan Titrasi Argentometri (Gabungan)

http://slidepdf.com/reader/full/penentuan-kadar-difenhidramin-hcl-dengan-titrasi-argentometri-gabungan 2/7

PENDAHULUAN

Titrasi argentometri ialah titrasi den

gan menggunakan perak nitrat sebagai titra

n di mana akan terbentuk garam perak yan

g sukar larut. Metode argentometri disebut

 juga sebagai metode pengendapan karena pa

da argentometri memerlukan pembentukan s

enyawa yang relatif tidak larut atau endapa

n. Argentometri merupakan metode umum

untuk menetapkan kadar halogenida dan sen

yawa-senyawa lain yang membentuk endapa

n dengan perak nitrat (AgNO3) pada suasan

a tertentu.(1) 

Reaksi pengendapan telah diperguna

kan secara luas dalam kimia analitik, dalam

  titrasi, dan dalam penentuan gravimetrik. Namun dalam gravimetrik tidak dipergunakan l

agi secara luas dan penggunaan pengendapa

n untuk pemisahan telah digantikan (walau

tidak sepenuhnya) sebagian besar dengan m

etode-metode lainnya. Walaupun demikian,

 pengendapan tetap merupakan sebuah teknik 

  dasar yang sangat penting dalam banyak

 prosedur analitik.(1)

 

Salah satu permasalahan titrasi peng

endapan adalah menemukan indikator yangcocok. Dalam titrasi-titrasi yang melibatkan

garam-garam perak ada tiga indikator yang

telah sukses dikembangkan selama ini. Met

ode mohr menggunakan ion kromat CrO4-2

untuk mengendapkan Ag2CrO4 coklat, met

ode volhard menggunakan ion Fe3+ untuk

membentuk sebuah kompleks yang berwarn

a dengan ion tiosianat. Dan metode fajans

mengguakan indikator-indikator adsorpsi.(1)

 

Titrasi argentometri didasarkan pada reaksi:AgNO3+Cl- AgCL + NO3-

Kalium kromat dapat digunakan seb

agai suatu indikator menghasilkan warna m

erah dengan kelebihan ion Ag+. Titrasi yan

g lebih banyak dapat dipergunakan adalah

metode titrasi balik. Kelebihan AgNO3 dita

mbahkan ke dalam sampel yang mengandun

g ion klorida atau bromida. Kelebihan AgN

O3 kemudian dititrasi dengan amonium tios

ianat dan amonium fero sulfat digunakan se bagai indikator pada kelebihan SCN-. Sebel

um ttrasi balik dapat dilakukan AgCl yang

mengendap harus di saring atau dilapisi den

gan dieliftalat untuk mencegah SCN- menye

 babkan penguraian AgCl.(2) 

Sesuai dengan namanya penetapan

kadar ini menggunakan perak nitrat (AgNO

3). Garam ini merupakan satu-satunya gara

m perak yang terlarutkan air sehingga reak 

si perak nitrat dengan garam lain akan men

ghasilkan endapan garam seperti natrium kl

orida (NaCl). Sampel garam dilarutkan dala

m air dan dititrasi dengan larutan perak nit

rat standar sampai keseluruhan garam perak

mengendap. Jenis titrasi ini dapat menunju

kan titik akhirnya sendiri, tetapi biasanya su

atu indikator dipilih yang menghasilkan end

apan berwarna pada titik akhir.(3)

 

Ion klorida adalah anion yang domi

nan di perairan laut, sekitar ¾ dari klorin (

Cl2) yang terdapat di bumi berada dalam be

ntuk larutan. Unsur klor dalam air terdapat

dalam bentuk ion klorida (Cl-). Ion klorida

adalah salah satu anion anorganik utama y

ang ditemukan di perairan alami dalam jumla

h lebih banyak daripada anion halogen lainnya

.(4)

 

Difenhidramin atau secara kimia dis

ebut 2-(diphinylmethoxy)-N-Ndimethylamine

hydrochloride (DPH) adalah suatu antihista

min anatagonis reseptor H-1 yang dapat dig

unakan sebagai antialergi, antiemetik, dan an

titusif yang banyak ditemukan di berbagai s

ediaan farmasi.(5)

  Difenhidramin HCl juga m

empunyai efek sedatif.(6) 

Seperti antihistamin lain, difenhidrami

n HCl juga memiliki efek antikolinergik da

n anastetik lokal. Difenhidramin HCl ditemu

kan di beberapa formulasi sediaan farmasi

dan biasanya dalam bentuk sediaan oral. Dif 

enhidramin HCl juga digunakan dalam bent

uk injeksi untuk beberapa serangan alergi ser 

ta dalam bentuk krim untuk luka bakar.(7)

 

Penelitian ini dilakukan untuk melak 

ukan analisis bahan baku difenhidramin hcl se

cara kuantitatif menggunakan titrasi argentome

tri.

Page 3: Penentuan Kadar Difenhidramin HCl Dengan Titrasi Argentometri (Gabungan)

8/20/2019 Penentuan Kadar Difenhidramin HCl Dengan Titrasi Argentometri (Gabungan)

http://slidepdf.com/reader/full/penentuan-kadar-difenhidramin-hcl-dengan-titrasi-argentometri-gabungan 3/7

METODE

Alat dan Bahan

Alat yang digunakan dalam penelitian

ini adalah buret, corong, gelas ukur, labu erlen

meyer, serta statif dan klem.

Bahan-bahan yang digunakan diantara

nya AgNO3, NaCl, K2Cr2O4, dan sampel Dif 

enhidramin HCl.

Pembakuan Larutan Baku Primer

Larutan baku primer yang digunakan a

dalah NaCl. Ditambahkan 0,1461 gram NaCl k 

e dalam 50 ml aquadest, sehingga didapatkan l

arutan baku primer NaCl 0,05 N.

Pembuatan Larutan AgNO3

Ditambahkan 2,125 gram AgNO3 ke d

alam 250 ml aquadest, sehingga didapatkan lar 

utan AgNO3 0,05 N.

Pembakuan AgNO3

Dilakukan titrasi dengan pentiter NaCl

 0,05 N 10 ml dan titran AgNO3. Indikator titr 

asi yang digunakan adalah K2Cr2O4. Titrasi d

ilakukan sebanyak 3 kali. Sehingga kemudiandapat dihitung N AgNO3 yang telah dibakuka

n.

Penentuan Kadar Difenhidramin HCl

Dilakukan titrasi dengan pentiter AgN

O3 dan titran berupa sampel difenhidramin hcl

 dengan massa 100 mg volume 10 ml. Indikato

r titrasi yang digunakan K2Cr2O4. Titrasi dila

kukan sebanyak 3 kali. Sehingga kemudian da

 pat dihitung volume rata-rata AgNO3 hasil titr 

asi, dan selanjutnya dihitung persentase kadardifenhidramin hcl sampel.

HASIL

Pembakuan AgNO3

Tabel 1  Hasil Titrasi Pembakuan AgNO3

V NaCl V AgNO3

10 mL 10,1 mL

10 mL 10,2 mL

10 mL 10 mLRata-rata 10,1 mL

 Normalitas AgNO3 

 

 

 

 

Jadi, Normalitas AgNO3 hasil

 pembakuan adalah 0,0495 N

Gambar 1  Hasil titrasi pembakuan AgNO3 

Penentuan Kadar Difenhidramin HCl

Tabel 2  Hasil Titrasi Penentuan Kadar

 Difenhidramin HCl

Volume

Difenhidramin

Massa

Difenhidramin

Volume

AgNO3

10 mL 100 mg 6,9 mL

10 mL 100 mg 6,8 mL

10 mL 100 mg 6,9 mL

Rata-rata 6,87 mL

Kadar Difenhidramin HCl : 

 

 

 

Page 4: Penentuan Kadar Difenhidramin HCl Dengan Titrasi Argentometri (Gabungan)

8/20/2019 Penentuan Kadar Difenhidramin HCl Dengan Titrasi Argentometri (Gabungan)

http://slidepdf.com/reader/full/penentuan-kadar-difenhidramin-hcl-dengan-titrasi-argentometri-gabungan 4/7

Page 5: Penentuan Kadar Difenhidramin HCl Dengan Titrasi Argentometri (Gabungan)

8/20/2019 Penentuan Kadar Difenhidramin HCl Dengan Titrasi Argentometri (Gabungan)

http://slidepdf.com/reader/full/penentuan-kadar-difenhidramin-hcl-dengan-titrasi-argentometri-gabungan 5/7

ditandai dengan endapan perak kromat

 berwarna merah bata. Pada saat awal

titrasi, perak nitrat akan bereaksi dengan

natrium klorida dan akan membentuk

endapan perak klorida yang berwarna putih.

AgNO3 + NaCl AgCl(s)  + NaNO3 

Pada titik akhir titrasi, semua ion Cl-  telah

 bereaksi dengan ion Ag+  sehingga

 penambahan perak nitrat menyebabkan ion

Ag+  berlebih dan akan bereaksi dengan

kromat membentuk endapan perak kromat

yang berwarna merah bata, sesuai dengan

reaksi :2Ag+ + CrO42-  Ag2CrO4(s)

(17) 

Pada titik akhir titrasi, terdapat dua

endapan yaitu endapan putih AgCl serta

endapan merah bata Ag2CrO4 (gambar 1). 

Hasil titrasi pembakuan larutan perak

nitrat tercantum dalam tabel 1.  Volume

 perak nitrat yang digunakan hingga

tercapai titik akhir titrasi kemudian dirata-

rata, sehingga sesuai dengan perhitungandidapatkan normalitas perak nitrat yang

tepat yaitu 0,0495 N.

Selanjutnya dilakukan analisis kadar

sampel difenhidramin HCl dengan

argentometri. Metode yang digunakan

adalah metode Mohr dan indikator yang

tepat adalah larutan kalium kromat.

Sebanyak 100 mg sampel dimasukkan ke

dalam erlenmeyer dan dilarutkan dengan

aquades hingga volume larutan mencapai

10 mL. Larutan tersebut kemudian

ditambahkan dengan indikator kalium

kromat sebanyak 3 tetes. Titrasi dilakukan

hingga tercapai titik ahir titrasi yang

ditandai dengan terbentuknya endapan

 perak kromat berwarna merah bata.

Endapan tersebut memiliki kelarutan yang

lebih besar dibandingkan dengan AgCl.

Oleh karena itu, endapan AgCl akanterbentuk lebih dahulu dan setelah semua

ion Cl-  bereaksi, kelebihan satu tetes Ag+ 

akan bereaksi dengan ion kromat dan

membentuk endapan merah bata.

Kedua titrasi (pembakuan dan

 penentuan kadar difenhidramin HCl) harusdilakukan di tempat gelap dengan buret

dan erlenmeyer yang harus selalu tertutup

 plastik untuk menghindari penguraian

 perak nitrat oleh cahaya. Kedua titrasi juga

harus dilakukan pada suasana netral

hingga sedikit basa (pH 6,5-9). Pada

suasana asam, ion kromat dari indikator

akan berubah menjadi ion dikromat, sesuai

dengan reaksi :

2CrO42- + 2H+  Cr 2O7

2- + H2O (17) 

Ion dikromat yang terbentuk akan bereaksi

dengan ion perak sehingga dihasilkan

endapan merah bata perak dikromat yang

mudah larut dalam air dan warna dari

kromat tidak akan terlihat. Hal tersebut

dapat mengacaukan hasil titrasi karena ion

 perak yang dibutuhkan untuk titrasi akan

lebih banyak.

Cr 2O72- + 2Ag+  Ag2Cr 2O7(s)

(17) 

Pada suasana yang terlalu basa, ion perak

akan bereaksi dengan hidroksida

membentuk endapan AgOH, di mana

endapan tersebut akan berubah menjadi

endapan hitam perak oksida.

2Ag+ + 2OH-  2AgOH(s) Ag2O(s) 

+ H2O(18)

Penentuan pH larutan dapat dilakukandengan indikator pH universal (gambar

3). Larutan yang terlalu asam dapat

ditambahkan CaCO3  atau NaHCO3  untuk

membuat larutan netral, sedangkan untuk

larutan yang terlalu basa, dapat

ditambahkan asam asetat kemudian

ditambah sedikit berlebihan CaCO3.(8) 

Hasil pengukuran pH menunjukkan bahwa

larutan yang akan dititrasi memiliki pH

Page 6: Penentuan Kadar Difenhidramin HCl Dengan Titrasi Argentometri (Gabungan)

8/20/2019 Penentuan Kadar Difenhidramin HCl Dengan Titrasi Argentometri (Gabungan)

http://slidepdf.com/reader/full/penentuan-kadar-difenhidramin-hcl-dengan-titrasi-argentometri-gabungan 6/7

sekitar 7. Oleh karena itu tidak dilakukan

 penambahan zat untuk menetralkannya.

Pada saat awal titrasi, ion Cl- dalam

difenhidramin HCl akan bereaksi dengan

ion Ag

+

  dari perak nitrat membentukendapan AgCl.

DPH HCl + AgNO3    DPH HNO3 

+AgCl(s) (19)

Ketika semua ion Cl-  dari sampel telah

 beraksi dengan Ag+, maka kelebihan satu

tetes Ag+ akan bereaksi dengan ion kromat

membentuk endapat merah bata perak

kromat yang merupakan tanda titik akhir

titrasi (gambar 2).Hasil titrasi penentuan kadar

sampel difenhidramin HCl tercantum

dalam tabel 2. Volume perak nitrat yang

digunakan hingga tercapai titik akhir titrasi

kemudian dirata-rata, sehingga sesuai

dengan perhitungan didapatkan kadar

sampel difenhidramin HCl yang dianalisis

yaitu 99,231 %.

Menurut Farmakope Indonesia

Edisi IV, difenhidramin hidroklorida

mengandung tidak kurang dari 98,0 % dan

tidak lebih dari 102,0 % C17H21 NO. HCl

dihitung terhadap zat yang telah

dikeringkan. (20). Berdasarkan analisis

kuantitatif yang dilakukan pada sampel

difenhidramin HCl dengan metode

argentometri, didapatkan kadar sampel

sebesar 99,231 %. Hal tersebut

menunjukkan bahwa sampel yangdianalisis mengandung C17H21 NO. HCl

sebanyak 99,231 %, di mana kadar

tersebut memenuhi persyaratan yang

tercantum dalam Farmakope Indonesia.

KESIMPULAN

Kadar difenhidramin HCl dapat

ditentukan dengan titrasi argentometri

menggunakan metode Mohr. Berdasarkan

 perhitungan, diketahui bahwa sampel

difenhidramin HCl yang dianalisis

mengandung 99,231 % C17H21 NO. HCl..

Hal tersebut menunjukkan bahwa sampel

tersebut memenuhi persyaratan yang

tercantum dalam Farmakope Indonesiayang menyebutkan bahwa difenhidramin

hidroklorida mengandung tidak kurang

dari 98,0 % dan tidak lebih dari 102,0 %

C17H21 NO. HCl.

DAFTAR PUSTAKA

1. 

Underwood,R.A. Day. Analisis Kimia

Kuantitatif edisi keenam. Jakarta :

Erlangga; 2002

2. 

David, Watson. Analisis Farmasi: Buku

Ajar Untuk Mahasiswa Farmasi

Fraktisi Kimia Farmasi edisi 2. Jakarta:

Buku Kedokteran; 2007 

3.  Donald, Cairnes. Intisari Kimia Farmasi. J

akarta: Buku Kedokteran; 2004

4.  Hefni, Effendi. Telaah Kualitas Air. Yo

gyakarta: Kanisius G ; 2003

5.  Mohammed, A.K., Dikran, S.B., dan A

 bdul, S.A. Univariate and Simplex Opti

mization for The Analysis of DiphenhydramineHCl Through Ion-pair Formatio

n. Ibn Al-Haitham Journal for Pure and

 Applied Science; 2011 Vol. 24(1)

6.  Kintz, P., Julie, E., Marion, V., Guilla

ume, S. and Vincent, C. Hair Analysis f 

or Diphenhydramine After Surreptitious

Administration to a Child. Forensic Scien

ce International 2007; Volume 173, Iss

ues 2-3. Pages 171-174

7.  Calatayud, J.M., Blasco, M. and Sagrado,

V. Fluorometric Determination ofDiphenhydramine by FlowInjection

Analysis. Mikrochimica Acta 1992;106,

319-325; 

8.  Gandjar IG, Rohman A. Kimia

Farmasi Analisis. Yogyakarta : Pustaka

Pelajar ; 2007.

9.  Basavaiah K, Charan VS. Titrimetric

and spectrophotometric assay of some

antihistamines through the

determination of the chloride of their

Page 7: Penentuan Kadar Difenhidramin HCl Dengan Titrasi Argentometri (Gabungan)

8/20/2019 Penentuan Kadar Difenhidramin HCl Dengan Titrasi Argentometri (Gabungan)

http://slidepdf.com/reader/full/penentuan-kadar-difenhidramin-hcl-dengan-titrasi-argentometri-gabungan 7/7

hydrochlorides. ILFarmaco

2002;57(1):9-17.

10. Zhao C, Chai X, Tao S, Li M, Jiao K.

Selective determination of

diphenhydramine in compound pharmaceutical containing ephedrine

 by flow-injection. Electrochemilumine

Sci 2008;24(4):535-8.

11. 

Wong C, fan G, Lin M, Chen Y, Zhao

W, Wu Y. Development and validation

of a liquid chromatography/tandem

mass spectrometry assay for the

simultaneous determination of D-

amphetamine and diphenhydramine in

 beagle dog plasma and its application

to a pharmacokinetic study. J

Chromatogr B 2007;1(1-2):348-54.

12. Ahrens B, Blankenhorn D,

Spangenberg B. Advanced fibre optical

scanning in thin-layer chromatography

for drug identification. J Chromatogr B

Analyt Technol Biomed Life Sci

2002;772(1):8-11.

13. 

Dong Y, Chen X, Chen Y, Hu Z.Separation and determination of

 pseudoephedrine, dextromethorphan,

diphenhydramine and

chlorpheniramine in cold medicines by

non-aqueous capillary electrophoresis.

J Pharm Biomed Anal 2005;39:285-9.

14. 

Raj SV, Kapadia SU, Argekat AP.

Simultaneous determination of

 pseudoephedrine hydrochloride and

diphenhydramine hydrochloride in

cough syrup by gas chromatography

(GC). Talanta 1998;46:221-5.

15. 

Daneshgar P, Norouzi P, Ganja M,

Dousty FA. Dysprosium nanowire

modified carbon paste electrode for

determination nanomplar level of

diphenhydramine by continuous square

wave voltammetry in flow injection

system. Int J Electrochem Sci

2009;4:444-57.

16. Darwish HW, Metwally FH, Bayoumi

A EL. Simultaneous

spectrophotometric determination of

diphenhydramine, benzonatate,

guaifenesin and phenylephrine in theirquaternary mixture using partial least

squares with and without generic

algorithm as a powerful variable

selection procedure. Digest J

 Nanomater Biostructures

2014;9(4):1359-72.

17. 

Svehla, G. Analisis Anorganik

Kualitatif Makro dan Semimikro edisi

ke-5. Jakarta : PT. Kalman Media

Pustaka ; 1990.18. Universitas Wroclaw. The

argentometric determination of

chlorides in food by the method of

Mohr. Comparison of the Fajans,

Mohr, and Volhard recipes. [diunduh

27 April 2015]. Tersedia dari

http://zd2.chem.uni.wroc.pl/pliki/11_E

 NG.pdf. 

19. Bratty MA, Hashem H, Noureldeen A,

Manoharan G, Towhari F.

Conductometric Determination of The

Antihistaminic Diphenhydramine

Hydrochloride Using Silver Nitrate as

a Titrant. International Journal of

Pharmacy and Pharmaceutical

Sciences 2015;7(3) :72-76.

20. Depkes RI. Farmakope Indonesia Edisi

IV. Jakarta : Departemen Kesehatan

Republik Indonesia ; 1995.