pendidikan kewarganegaraan berbasis karakter

2
NAMA : REIZITA HARIANI NIM : 1303410047 KELAS : D-IV GIZI TINGKAT 2 PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN BERBASIS KARAKTER Hasil reformasi: 1. Penyusutan wilayah Indonesia, diantaranya: Papua Barat dan Timor Leste memerdekakan diri, serta Pulau Sipadan dan Ligitan bukan wilayah teritorial Negara Indonesia lagi. 2. Banyaknya aksi demo dengan membakar ban di jalan raya. 3. Maraknya terjadi tawuran, baik antarpelajar maupun antarwarga. Pendidikan Merupakan upaya untuk memajukan budi pekerti, pikiran, dan jasmani anak didik. (Ki Hajar Dewantara) Tujuan : membangun manusia yang memiliki karakter religious, cerdas, dan nasionalis. Kenyataannya: 1. Religiusitas formalis (agama hanya sebagai kedok, contoh: islam KTP). 2. Kualitas SDM rendah. 3. Nasionalitas simbolik (Pancasila hanya sebagai pajangan, tidak dihayati dan dijadikan pedoman bagi bangsa Indonesia). Pendidikan yang wajib diberikan di seluruh Perguruan Tinggi di Indonesia adalah Pendidikan Agama, Pendididkan Kewarganegaraan, dan Bahasa Indonesia. ( UURI No. 20 TAHUN 2003 TENTANG SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL) Karakter Bangsa Indonesia Bangsa yang Ber-Ketuhanan Yang Maha Esa Bangsa yang Menjunjung Kemanusiaan yang Adil dan Beradab Bangsa yang Mengedepankan Persatuan dan Kesatuan Bangsa Bangsa yang Demokratis dan Menjunjung Tinggi Hukum dan Hak Asasi Manusia

Upload: reizitosz-beel

Post on 30-Sep-2015

226 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

TRANSCRIPT

NAMA: REIZITA HARIANI

NIM

: 1303410047

KELAS: D-IV GIZI TINGKAT 2

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN BERBASIS KARAKTERHasil reformasi:

1. Penyusutan wilayah Indonesia, diantaranya: Papua Barat dan Timor Leste memerdekakan diri, serta Pulau Sipadan dan Ligitan bukan wilayah teritorial Negara Indonesia lagi.2. Banyaknya aksi demo dengan membakar ban di jalan raya.

3. Maraknya terjadi tawuran, baik antarpelajar maupun antarwarga.Pendidikan

Merupakan upaya untuk memajukan budi pekerti, pikiran, dan jasmani anak didik. (Ki Hajar Dewantara) Tujuan : membangun manusia yang memiliki karakter religious, cerdas, dan nasionalis. Kenyataannya:1. Religiusitas formalis (agama hanya sebagai kedok, contoh: islam KTP).2. Kualitas SDM rendah.3. Nasionalitas simbolik (Pancasila hanya sebagai pajangan, tidak dihayati dan dijadikan pedoman bagi bangsa Indonesia). Pendidikan yang wajib diberikan di seluruh Perguruan Tinggi di Indonesia adalah Pendidikan Agama, Pendididkan Kewarganegaraan, dan Bahasa Indonesia. ( UURI No. 20 TAHUN 2003 TENTANG SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL)Karakter Bangsa Indonesia Bangsa yang Ber-Ketuhanan Yang Maha Esa Bangsa yang Menjunjung Kemanusiaan yang Adil dan Beradab Bangsa yang Mengedepankan Persatuan dan Kesatuan Bangsa Bangsa yang Demokratis dan Menjunjung Tinggi Hukum dan Hak Asasi Manusia Bangsa yang Mengedepankan Keadilan dan KesejahteraanKarakter: Merupakan ciri khas seseorang atau sekelompok orang yang mengandung nilai, kemampuan, kapasitas moral, dan ketegaran dalam menghadapi kesulitan dan tantangan yang terpateri dalam diri dan terejawantahkan dalam perilaku. Permasalahan bangsa dan negara: Disorientasi dan belum dihayatinya nilai-nilai Pancasila. Keterbatasan perangkat kebijakan terpadu dalam mewujudkan nilai-nilai Pancasila. Bergesernya nilai etika dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Memudarnya kesadaran terhadap nilai-nilai budaya bangsa. Ancaman disintegrasi bangsa Melemahnya kemandirian bangsa. Demo dengan mengatasnamakan agama sebagai dasar yang kurang jelas tanpa tahu permasalahan yang terjadi sebenarnya.Strategi: Sosialisasi / penyadaran, pendidikan, pemberdayaan, pembudayaan, kerjasama.Saran :

Perlunya dilakukan reevaluasi, redefinisi dan reposisi Pendidikan Kewarganegaraan yang berbasis pada Pendidikan Karakter. Pembentukan karakter dilakukan secara berjenjang yaitu untuk Sekolah Dasar atau yang sederajat dititik beratkan kepada pembentukan karakter dasar, untuk Sekolah Menengah atau yang sederajat difokuskan pada pendidikan karakter unggul, sedangkan untuk Perguruan Tinggi dititik beratkan pada pembentukan karakter kepemimpinan kepemimpinan ( adil, arif, bijaksana, ksatria, tawadhu, sederhana, visioner, solutif, komunikatif dan inspiratif)