pendidikan akhlak melalui metode belajar sambil bermain di tk....

106
Pendidikan Akhlak melalui Metode Belajar sambil Bermain Di TK. Islam Ar-Rizqy Bekasi Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I) Oleh : Dea Insani Dermawanti 108011000055 JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2013

Upload: trinhtu

Post on 30-Jul-2019

221 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Pendidikan Akhlak melalui Metode Belajar sambil Bermain Di TK. …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25206/1/Dea Insani Dermawanti... · Sebagaimana dijelaskan dalam

Pendidikan Akhlak melalui Metode Belajar sambil Bermain Di TK. Islam Ar-Rizqy Bekasi

Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I)

Oleh :

Dea Insani Dermawanti

108011000055

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

2013

Page 2: Pendidikan Akhlak melalui Metode Belajar sambil Bermain Di TK. …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25206/1/Dea Insani Dermawanti... · Sebagaimana dijelaskan dalam
Page 3: Pendidikan Akhlak melalui Metode Belajar sambil Bermain Di TK. …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25206/1/Dea Insani Dermawanti... · Sebagaimana dijelaskan dalam
Page 4: Pendidikan Akhlak melalui Metode Belajar sambil Bermain Di TK. …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25206/1/Dea Insani Dermawanti... · Sebagaimana dijelaskan dalam
Page 5: Pendidikan Akhlak melalui Metode Belajar sambil Bermain Di TK. …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25206/1/Dea Insani Dermawanti... · Sebagaimana dijelaskan dalam

i

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum wr. wb

Alhamdulillah wasyukrulillah, puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT,

karena atas segala karunia dan rahmat-Nya, skripsi ini dapat diselesaikan. Salawat dan salam

semoga selalu tercurahkan kepada baginda Nabi Muhammad SAW, beserta keluarga, para

sahabat dan para pengikutnya yang setia pada ajarannya.

Penulisan skripsi ini merupakan manifestasi dari sebuah proses yang cukup panjang dan

melelahkan bagi penulis, namun hal tersebut sungguh membawa harapan baru bagi penulis agar

menjadi yang lebih baik dimasa yang akan datang.

Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar S1 pada jurusan

Pendidikan Agama Islam Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

Terselesaikannya Skripsi ini tidak lepas dari bimbingan dan bantuan berbagai pihak. Karenanya

pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan terima kasih kepada :

1. Nurlena Rifa’i, MA., Ph.D, Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

2. Bapak Bahrissalim M.Ag, selaku Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Ilmu

Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

3. Bapak Sapuddin Siddiq, M.Ag selaku sekertaris Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas

Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta .

4. Bapak Dr. H. Dimyati M.A selaku pembimbing skripsi, yang senantiasa memberikan

bimbingan, saran dan berbagai kemudahan dalam penyusunan skripsi ini.

5. Ibu Suryati, S. Pdi, Kepala TK. Islam Ar Rizqy yang telah memberikan izin kepada penulis

untuk melakukan penelitian di sekolah yang bersangkutan.

6. Teristimewa untuk kedua orang tua dan keluarga penulis, Bapak M. Sobandi, Ibu

Ambarwati, Adik Krisna, Akbar dan naufal, serta calon suami (Aditia Muhamad) yang

selalu ikhlas memberi kasih sayang, do’a, dan dukungan sepanjang waktu kepada penulis

tanpa kenal lelah. Semoga Allah selalu memberikan kemudahan di setiap urusan.

7. Sahabat-sahabat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta terkhusus Indah Purnamawati S.Pdi,

terima kasih atas dukungan untuk segera menyelesaikan penyusunan skripsi ini.

8. Kepada semua pihak yang tidak penulis sebutkan, terima kasih atas do’a dan dukungannya.

Page 6: Pendidikan Akhlak melalui Metode Belajar sambil Bermain Di TK. …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25206/1/Dea Insani Dermawanti... · Sebagaimana dijelaskan dalam

ii

Akhir kata penulis ucapkan terimakasih. Penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi

para pembaca baik sebagai referensi maupun untuk menambah wawasan mengenai pendidikan

akhlak melalui metode belajar sambil bermain.

Wassalamu’alaikum wr. wb

Jakarta, Desember 2013

Penulis

Page 7: Pendidikan Akhlak melalui Metode Belajar sambil Bermain Di TK. …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25206/1/Dea Insani Dermawanti... · Sebagaimana dijelaskan dalam

ABSTRAK

DEA INSANI DERMAWANTI (108011000055), “PENDIDIKAN AKHLAK MELALUI METODE BELAJAR SAMBIL BERMAIN DI TK. ISLAM AR RIZQY BEKASI”. Skripsi Jurusan Pendidikan Agama Islam, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2013.

Keberhasilan pendidikan akhlak pada anak usia dini sangat ditentukan oleh pendidikan yang diberikan oleh keluarga, masyarakat sekitar dan terutama sekolah. Karena itu, metode yang digunakan dalam pendidikan akhlak juga harus diperhatikan, agar pelaksanaan pendidikan akhlak tersebut dapat berjalan dengan efektif juga dengan hasil yang sangat baik.

Metode pembinaan akhlak di TK. Islam Ar Rizqy dapat dikatakan sangat baik. Pelaksanaan pembinaan akhlak tersebut meliputi pendidikan agama seperti: ibadah dan akhlak, juga pembinaan seperti: keteladanan dari para guru, pembiasaan untuk selaku berbuat baik atau berakhlakul karimah, nasihat kepada seluruh siswa agar menjauhi perbuatan-perbuatan tercela, serta hukuman yang diberikan kepada anak-anak yang melanggar peraturan yg berupa menghapal surat-surat pendek (juz ‘amma) atau doa-doa harian.

Kemudian mengenai respon siswa terhadap pembinaan akhlak yang dilakukan oleh para guru mereka juga sangat baik, ini terlihat dari akhlakul karimah siswa yang nampak sehari-hari . Akhlakul karimah tersebut meliputi akhlak kepada Allah SWT seperti melaksanakan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya, akhlak kepada sesama seperti: menghormati orang tua dan guru,memiliki solidaritas sosial dan membantu sesama, serta akhlak kepada alam atau lingkungan sekitar seperti perduli terhadap kebersihan dan lain sebagainya.

Kata Kunci : Pendidikan Akhlak, Metode Belajar sambil Bermain

Page 8: Pendidikan Akhlak melalui Metode Belajar sambil Bermain Di TK. …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25206/1/Dea Insani Dermawanti... · Sebagaimana dijelaskan dalam

iii

DAFTAR ISI

ABSTRAK………………………………………………………………………….......i

KATA PENGANTAR………………………………………………………………....ii

DAFTAR ISI…………………………………………………………………………..iii

DAFTAR TABEL…………………………………………………………………......v

BAB I : PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ....................................................................... 1

B. Identifikasi Masalah ............................................................................. 7

C. Pembatasan Masalah ............................................................................ 8

D. Perumusan Masalah ............................................................................. 8

E. Tujuan dan Kegunaan Penelitian .......................................................... 8

BAB II : KAJIAN PUSTAKA

A. Akhlak ............................................................................................... 10

1. Pengertian Akhlak ........................................................................ 10

2. Tujuan Pendidikan Akhlak ........................................................... 16

3. Metode Pendidikan Akhlak .......................................................... 18

B. Pertumbuhan dan Perkembangan Manusia ......................................... 19

1. Perkembangan Jiwa Agama Anak Usia Pra Sekolah ..................... 21

2. Arah Kegiatan Pendidikan Anak Usia Dini ................................... 22

3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Akhlak Anak Usia

Pra Sekolah .................................................................................. 23

C. Metode Belajar sambil Bermain ......................................................... 25

1. Pengertian Metode ....................................................................... 25

2. Pengertian Belajar ........................................................................ 26

3. Pengertian Bermain ...................................................................... 29

Page 9: Pendidikan Akhlak melalui Metode Belajar sambil Bermain Di TK. …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25206/1/Dea Insani Dermawanti... · Sebagaimana dijelaskan dalam

iv

4. Jenis dan Manfaat Bermain bagi Anak.......................................... 31

D. Pendidikan Akhlak Pada Anak Usia Dini Melalui Metode Belajar

Sambil Bermain ................................................................................. 33

E. Pendidik Sebagai Pembina Akhlak Anak di Sekolah .......................... 35

BAB III : METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian............................................................. 38

B. Metode Penelitian, Jenis dan Sumber Data ......................................... 39

C. Populasi dan Sampel .......................................................................... 39

D. Instrumen Penelitian .......................................................................... 40

E. Teknik Pengumpulan Data ................................................................. 43

F. Teknik Analisis Data .......................................................................... 45

BAB IV : HASIL PENELITIAN

A. Deskripsi Data ................................................................................... 47

B. Pembahasan ...................................................................................... 49

BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ........................................................................................ 67

B. Saran .................................................................................................. 68

DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................. 69

Page 10: Pendidikan Akhlak melalui Metode Belajar sambil Bermain Di TK. …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25206/1/Dea Insani Dermawanti... · Sebagaimana dijelaskan dalam

v

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Kisi-kisi Questioner .................................................................................. 41

Tabel 3.2 Kisi-kisi Wawancara ................................................................................. 42

Tabel 4.1 Qustioner 2 ............................................................................................... 49

Tabel 4.2 Qustioner 3 ............................................................................................... 50

Tabel 4.3 Qustioner 4 ............................................................................................... 51

Tabel 4.4 Qustioner 1 ............................................................................................... 52

Tabel 4.5 Qustioner 5 ............................................................................................... 52

Tabel 4.6 Qustioner 6 ............................................................................................... 53

Tabel 4.7 Qustioner 7 ............................................................................................... 54

Tabel 4.8 Qustioner 8 ............................................................................................... 54

Tabel 4.9 Qustioner 9 ............................................................................................... 55

Tabel 4.10 Qustioner 10 ............................................................................................. 56

Tabel 4.11 Qustioner 11 ............................................................................................. 57

Tabel 4.12 Qustioner 12 ............................................................................................. 57

Tabel 4.13 Qustioner 13 ............................................................................................. 58

Tabel 4.14 Qustioner 14 ............................................................................................. 59

Tabel 4.15 Qustioner 15 ............................................................................................. 59

Tabel 4.16 Qustioner 16 ............................................................................................. 60

Tabel 4.17 Qustioner 17 ............................................................................................. 61

Tabel 4.18 Qustioner 18 ............................................................................................. 61

Tabel 4.19 Qustioner 19 ............................................................................................. 62

Tabel 4.20 Qustioner 20 ............................................................................................. 63

Tabel 4.21 Interpretasi Data Positif ............................................................................ 66

Tabel 4.22 Interpretasi Data Negatif ........................................................................... 67

Page 11: Pendidikan Akhlak melalui Metode Belajar sambil Bermain Di TK. …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25206/1/Dea Insani Dermawanti... · Sebagaimana dijelaskan dalam

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah Anak adalah titipan Tuhan yang harus dijaga dan dididik agar ia menjadi

manusia yang berguna dan tidak menyusahkan siapa saja. Secara umum anak

mempunyai hak dan kesempatan untuk berkembang sesuai potensinya terutama

dalam bidang pendidikan.

Dalam bidang pendidikan seorang anak dari lahir memerlukan pelayanan

yang tepat dalam pemenuhan kebutuhan pendidikannya. Disertai dengan

pemahaman mengenai karakteristik anak sesuai pertumbuhan dan

perkembangannya akan sangat membantu dalam menyesuaikan proses belajar

bagi anak dengan usia, kebutuhan, dan kondisi masing-masing, baik secara

intelektual, emosional dan sosial.

Pendidikan merupakan salah satu usaha untuk membina dan

mengembangkan seluruh aspek kepribadian manusia, baik jasmani maupun

rohani. Pengembangan aspek kepribadian ini harus berlangsung secara bertahap

agar menjadi sempurna. Dengan kata lain, terbentuknya kepribadian yang bulat

dan utuh sebagai manusia yang individu, sosial dan sebagai manusia yang

bertuhan hanya dapat tercapai apabila berlangsung melalui proses menuju kearah

akhir pertumbuhan dan perkembangannya sampai ke titik optimal

kemampuannya. Oleh karena itu, banyak pakar pendidikan memeberikan arti

pendidikan sebagai proses dan berlangsung seumur hidup.1

Krisis yang paling menonjol dari dunia pendidikan kita adalah krisis

pendidikan akhlak. Dapat disaksikan saat ini betapa dunia pendidikan di

Indonesia tidak dapat menahan kemerosoton akhlak yang terjadi. Titik berat

1 Djumransjah & Abdul Malik Karim Amrullah, Pendidikan Islam Menggali “Tradisi” Mengukuhkan Esistensi, (Malang: Malang Press,2007), cet. 1 hal.12

Page 12: Pendidikan Akhlak melalui Metode Belajar sambil Bermain Di TK. …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25206/1/Dea Insani Dermawanti... · Sebagaimana dijelaskan dalam

2

pendidikan masih lebih banyak pada malasah kognitif. Penentu kelulusan pun

masih lebih banyak pada prestasi akademik dan kurang memperhitungkan akhlak

dan budi pekerti siswa. Bahkan jika dilihat dari sudut global, munculnya banyak

masalah yang mendera bangsa Indonesia adalah akibat rendahnya moral dan

akhlak para pelaku kebijakan yang juga diikuti oleh rendahnya etos kerja

masyarakat.

Sebenarnya konsep-konsep pendidikan nasional yang disusun pemerintah

sudah menekankan pentingnya pendidikan akhlak dalam hal pembinaan moral

dan budi pekerti sesuai UU Sisdiknas tahun 1989 atau revisinya tahun 2003.

Disebutkan dalam Undang-Undang Sisdiknas pasal 3 UU No.20/2003 bahwa

tujuan pendidikan nasional adalah untuk melahirkan manusia yang beriman dan

bertakwa, dan dalam pasal 36 tentang kurikulum dikatakan bahwa kurikulum

disusun dengan memperhatikan peningkatan iman dan takwa, meskipun dalam

pasal-pasal tersebut kata-kata ‘iman dan takwa’ tidak terlalu dijelaskan.2 Namun

kenyataannya dapat dikatakan bahwa mayoritas akhlak para peserta didik yang

dihasilkan dari proses pendidikan di Indonesia tidak sesuai dengan yang

dirumuskan.

Pendidikan anak usia dini merupakan pendidikan untuk membantu

pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani anak didik diluar lingkungan

keluarga sebelum memasuki pendidikan dasar, sebagaimana UU RI No.20 Tahun

2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab VII Pasal 28 ayat (1) Pendidikan

anak usia dini diselenggarakan sebelum jenjang pendidikan dasar (2) Pendidikan

anak usia dini dapat diselenggarakan melalui jalur pendidikan formal, non formal,

dan atau informal, (3) Pendidikan anak usia dini dijalur pendidikan formal

2 Undang-UndangRI,Tentang Sistem Pendidikan Nasional (Bandung: Citra Umbara, 2003),

No. 20, Bab VII

Page 13: Pendidikan Akhlak melalui Metode Belajar sambil Bermain Di TK. …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25206/1/Dea Insani Dermawanti... · Sebagaimana dijelaskan dalam

3

berbentuk Taman Kanak-kanak (TK),Raudatul Atfal (RA), atau bentuk lain yang

sederajat.3

Pendidikan akhlak merupakan salah satu aspek yang sangat penting dalam

kehidupan baik dalam kehidupan pribadi maupun dalam kehidupan

bermasyarakat. Sebagaimana dijelaskan dalam hadist Nabi SAW yang

diriwayatkan oleh Abu Hirairah ra.:

األخالق مكارم ممتأل تثعا بمإنArtinya:

“Sesungguhnya aku diutus hanyalah untuk menyempurnakan akhlak (HR. Ahmad)4

Dari pengertian hadits di atas dapat dipahami bahwa risalah Muhammad

SAW. akan sampai kepada tujuannya (memberi rahmat bagi umat manusia dan

alam sekitarnya) manakala ajaran yang dibawa oleh Muhammad berupa norma-

norma yang menuntun orang agar berbuat baik dan menjauhi perbuatan buruk

dapat diikuti dengan sempurna. Hadist di atas juga menjelaskan tentang

pentingnya posisi akhlak dalam agama Islam.Akhlak memiliki kedudukan dan

urgensi sangat penting dalam membangun masyarakat Islam. 5

Dengan bukti-bukti kasus penyimpangan akhlak yang terjadi pada para

peserta didik, nampak terlihat tidak tertanamnya dengan baik mana akhlak yang

mesti dijadikan karakter dan mana akhlak yang dilarang untuk mengerjakannya.

Jika pendidikan akhlak tersebut disampaikan dengan perencanaan yang baik,

termasuk metodologi pengajarannya, maka bangunan karakter anak didik akan

mulai terbentuk dari usia yang amat tepat, khususnya di lingkungan sekolah.

3 Undang-Undang RI, Tentang Sistem Pendidikan Nasional (Bandung: Citra Umbara, 2003),

No. 20, Bab VII Pasal 28 ayat (1), (2), (3) 4Imam Ahmad bin Hambal, Masnad Abi Hurairah, (Beirut), hal. 6884 5 Asmaran, Pengantar Studi Akhlak, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1994), h.115

Page 14: Pendidikan Akhlak melalui Metode Belajar sambil Bermain Di TK. …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25206/1/Dea Insani Dermawanti... · Sebagaimana dijelaskan dalam

4

Menurut Abdullah Nashih Ulwan dalam bukunya yang berjudul

Pendidikan Anak dalam Islam, menuturkan berikut ini merupakan sebab-sebab

kenakalan pada anak, yaitu:

1. Ketidakharmonisan keluarga.

2. Pergaulan negatif dengan teman yang jahat.

3. Film-film sadis dan porno.

4. Keteledoran orang tua terhadap pendidikan anak.6

Sejalan dengan hal tersebut, diperlukan pembinaan atau pembelajaran

nilai-nilai moral islam yang dilakukan pendidik, dan disesuaikan dengan tingkat

perkembangan jasmani dan rohani dengan tujuan agar anak menjadi insan yang

shaleh, berilmu pengetahuan, dan berbudi pekerti sesuai dengan nilai-nilai agama.

Raudlatul Athfal/ Taman Kanak-kanak Islam terpadu merupakan lembaga

pendidikan anak usia pra sekolah dengan konsep terpadu yaitu memadukan

agama dengan ilmu pengetahuan yang berbasis nilai-nilai al-Qur’an dan Sunnah.

Pembelajaran nilai-nilai moral islami bisa diterapkan melalui bermain dengan

nuansa islami seperti: bermain puzzle hijaiyah, cerita tauladan nabi dan rasul,

menyanyikan lagu islami dan shalawat. Nilai-nilai yang diajarkan kepada siswa

RA/TKIT seperti berbakti kepada kedua orang tua dan guru, mengucap salam

seraya berjabat tangan ketika pergi dan pulang sekolah, tidak berkata kotor, jujur,

sayang kepada teman, menghormati orang yang lebih tua, dan sebagainya.

Kegiatan belajar di RA/TKIT dalam pembentukan perilaku/ nilai moral islam

dapat dilakukan dengan pendekatan pembiasaan dan keteladanan guna untuk

diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.

Seseorang anak yang mempunyai akhlak Al-karimah akan terpancar dari

sikap dan tingkah lakunya sehari-hari. Akhlak yang mulia akan terlahir dari orang

tua yang memberikan pendidikan akhlak kepada anaknya sejak dini. Penanaman

akhlak haruslah sesuai dengan usia perkembangannya. Oleh karena itu, pada usia

6 Abdullah Nashih Ulwan, Pendidikan Anak dalam Islam, ter:Abdullah Miri, jilid I, (Jakarta: Pustaka Amani,1995), Cet. II, h. 140

Page 15: Pendidikan Akhlak melalui Metode Belajar sambil Bermain Di TK. …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25206/1/Dea Insani Dermawanti... · Sebagaimana dijelaskan dalam

5

dini lebih cepat bila menggunakan metode bermain sambil belajar sebagai sarana

belajar akhlak untuk mereka.

Akhlak dalam hal ini bukan saja terhadap manusia, namun bagaimana

harus berakhlak terhadap sang pencipta. Dalam bahasa sehari-hari dikenal dengan

habluminallah dan habluminannas. Sebab sebelum kita berhubungan baik dengan

manusia maka hubungan dengan Allah Swt harus terlebih dahulu baik.

Kebiasaan dan latihan terhadap akhlak dapat ditanamkan pada masa

kanak-kanak.Pada masa kanak-kanak ditanamkan nilai-nilai agama serta

perbuatan yang baik dari orang tua. Dikarenakan pada masa ini mereka sangat

peka untuk meniru apa yang mereka dapatkan dari orang tua dan lingkungan

sekitarnya.

Seorang yang pada masa kecilnya tidak pernah mendapatkan didikan

agama, maka pada masa dewasanya nanti ia tidak akan merasakan pentingnya

agama dalam hidupnya. Lain halnya dengan orang yang diwaktu kecilnya

mempunyai pengalaman-pengalaman agama, misalnya ibu bapaknya orang yang

tahu beragama, lingkungan sosial dan kawan-kawannya juga hidup menjalankan

agama, ditambah pula dengan pendidikan agama secara sengaja di rumah, sekolah

dan masyarakat. Maka orang-orang itu akan dengan sendirinya mempunyai

kecendrungan kepada hidup dalam aturan-aturan agama, terbiasa menjalankan

ibadah, takut melangkahi larangan-larangan agama dan dapat merasakan

nikmatnya hidup beragama.7

Masa usia dini merupakan periode emas (golden age) bagi perkembangan

anak untuk memperoleh proses pendidikan. Periode ini adalah tahun-tahun

berharga bagi seorang anak untuk mengenali berbagai macam fakta di

lingkungannya sebagai stimulans terhadap perkembangan kepribadian,

psikomotor, kognitif maupun sosialnya. Untuk itu pendidikan untuk usia dini

7 Zakiah Daradjat, Ilmu Jiwa Agama,(Jakarta: PT. Bulan Bintang, 1978), h. 35

Page 16: Pendidikan Akhlak melalui Metode Belajar sambil Bermain Di TK. …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25206/1/Dea Insani Dermawanti... · Sebagaimana dijelaskan dalam

6

dalam bentuk pemberian rangsangan-rangsangan (stimulasi) dari lingkungan

terdekat sangat diperlukan untuk mengoptimalkan kemampuan anak.

Masa kanak-kanak yang dimaksud dalam penelitian ini adalah anak usia

dini dengan rentang usia 0-6 tahun, yaitu anak-anak yang sedang bersekolah pada

taman kanak-kanak (TK). Pada periode-periode tersebut kepribadian anak mulai

terbentuk dan kecendrungan-kecendrungannya semakin tampak. Pada masa ini

merupakan kesempatan yang sangat tepat untuk penanaman nilai-nilai agama,

sehingga anak dapat mengetahui mana hal-hal yang diperbolehkan agama dan

mana hal yang dilarang agama. Pada masa kanak-kanak ditanamkan nilai-nilai

agama serta perbuatan yang baik dari orang tua.8

Taman Kanak-kanak bertugas untuk menghindarkan seorang anak dari

lingkungan yang tidak baik dan berdampak pada jiwa raga, akhlak, serta budi

pekerti. Sebagaimana Allah berfirman :

) 4 :9النساء/

Artinya :

“Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya

meninggalkan dibelakang mereka anak-anak yang lemah, yang mereka

khawatir terhadap (kesejahteraan) mereka. oleh sebab itu hendaklah

mereka bertakwa kepada Allah dan hendaklah mereka mengucapkan

Perkataan yang benar.” (QS. An-Nisaa’: 9)9

Pada masa kanak-kanak sangat identik dengan bermain. Oleh karena itu,

dunia anak tidak dapat dipisahkan dengan bermain, sehingga bermain menjadi

kebutuhannya setiap hari. Dari sebuah kebutuhan akan bermain, kemudian anak

8 Zakiah Daradjat, Ilmu Jiwa Agama, (Jakarta: PT. Bulan Bintang, 1978), h. 71 9 Departemen Agama, Al-’Aliyy Al-Qur’an dan Terjemahnya (Bandung: CV. Diponegoro,

1996), hal. 62

Page 17: Pendidikan Akhlak melalui Metode Belajar sambil Bermain Di TK. …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25206/1/Dea Insani Dermawanti... · Sebagaimana dijelaskan dalam

7

akan meniru dari apa yang sudah ia lakukan dalam bermain. Oleh karena itu,

belajar sambil bermain hendaknya disediakan dengan baik sehingga menjadi

permainan yang berkualitas dan berpengaruh terhadap akhlak anak.

Berkaitan dengan pembinaan akhlak pada anak usia dini, hendaknya

disampaikan dengan cara yang mudah dipahami oleh anak. Oleh karena itu, di

dalam proses belajar mengajar, guru hendaknya memiliki cara dan strategi yang

efektif dan efisien agar tujuan dapat tercapai. Maka dari itu, metode yang tepat

untuk pembinaan anak pada usia dini adalah dengan metode belajar sambil

bermain, karena pada anak usia dini penuh dengan daya khayal dan kesenangan

yang semuanya itu bisa didapatkan dalam suatu permainan.

Berdasarkan latar belakang masalah di atas dan masih kurangnya

penelitian tentang pembinaan akhlak pada anak usia dini, maka penulis

melakukan penelitian dengan judul “Pendidikan Akhlak melalui Metode

Belajar sambil Bermain Di TK. IslamAr-Rizqy Bekasi”

B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, dapat

diidentifikasi berbagai macam masalah diantaranya:

1. Ketidaktepatan metode pendidik dalam proses pendidikan akhlak terhadap

anak didik.

2. Bermain dijadikan satu metode belajar dalam menanamkan nilai akhlak pada

anak.

3. Penerapan metode belajar sambil bermain pada pambinaan akhlak di TK

Islam Ar Rizqy

4. Respon anak didik melalui metode belajar sambil bermain dalam pendidikan

akhlak.

5. Kendala penerapan metode belajar sambil bermain dalam pendidikan akhlak.

Page 18: Pendidikan Akhlak melalui Metode Belajar sambil Bermain Di TK. …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25206/1/Dea Insani Dermawanti... · Sebagaimana dijelaskan dalam

8

C. Pembatasan Masalah Dari beberapa identifikasi masalah di atas, maka penelitian ini dibatasi pada:

1. Penerapan metode belajar sambil bermain pada pambinaan akhlak di TK

Islam Ar Rizqy

2. Respon anak didik melalui metode belajar sambil bermain dalam pendidikan

akhlak.

D. Perumusan Masalah Perumusan masalah penelitian ini adalah:

1. Bagaimana penerapan metode belajar sambil bermain pada pendidikan akhlak

di TK Islam Ar Rizqy?

2. Bagaimana hasil atau respon anak terhadap pendidikan akhlak melalui metode

belajar sambil bermain di TK. Islam Ar Rizqy Bekasi?

E. Tujuan dan Kegunaan Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Dalam melakukan penelitian ini, adapun tujuan yang ingin dicapai

melalui penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Untuk mengetahui bagaimana penerapan metode pendidikan akhlak di

TK. Islam Ar Rizqy, Bekasi.

b. Untuk mengetahui bagaimana hasil atau respon anak terhadap pendidikan

akhlak melalui metode belajar sambil bermain di TK. Islam Ar Rizqy,

Bekasi.

Page 19: Pendidikan Akhlak melalui Metode Belajar sambil Bermain Di TK. …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25206/1/Dea Insani Dermawanti... · Sebagaimana dijelaskan dalam

9

2. Kegunaan Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan yang bersifat

teoritis maupun praktis

a. Secara Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat mengembangkan kajian ilmu

pengetahuan pembinaan akhlak pada anak usia dini melalui metode belajar

sambil bermain.

b. Secara Praktis

Bagi para pendidik :

1) Memberikan informasi tentang pembinaan akhlak pada anak usia dini

melalui metode belajar sambil bermain.

2) Mendorong para pendidik untuk lebih meningkatkan pembinaan

akhlak pada anak usia dini melalui metode belajar sambil bermain.

Page 20: Pendidikan Akhlak melalui Metode Belajar sambil Bermain Di TK. …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25206/1/Dea Insani Dermawanti... · Sebagaimana dijelaskan dalam

10

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Akhlak

1. Pengertian Akhlak

Pendidikan akhlak berkaitan erat dengan pendidikan agama. Tidak

berlebihan kalau dikatakan bahwa pendidikan akhlak dalam islam adalah

bagian yang tidak terpisahkan dengan pendidikan agama, yang baik

menurut akhlak adalah yang baik menurut agama, begitu pula sebaliknya.

Pengertian ahklak dari segi bahasa berasal dari bahasa Arab, yang

berarti perangai, tabi’at, watak dasar kebiasaan, sopan dan santun agama.6

Menurut Ibnu Maskawih sebagaimana dikutip oleh Moh. Ardani, akhlak

adalah suatu sikap mental yang mendorong untuk berbuat tanpa pemikiran

dan pertimbangan. Keadaan atau sikap jiwa terbagi menjadi dua, ada yang

berasal dari watak dan ada yang berasal dari kebiasaan dan latihan.7

Sementara itu Imam Al Ghazali sebagaimana dikutip oleh Moh.

Ardani, memberi definisi akhlak sebagai berikut :

Akhlak adalah suatu sikap (hay’ah) yang mengakar dalam jiwa yang darinya lahir berbagai perbuatan dengan mudah dan gampang, tanpa perlu kepada pemikiran dan pertimbangan. Jika sikap itu yang darinya lahir perbuatan yang baik dan terpuji, baik dari segi akal dan syara’, maka ia disebut akhlak yang baik. Dan jika yang lahir darinya perbuatan tercela, maka sikap tersebut disebut akhlak yang buruk.8

Berdasarkan definisi di atas dapat disimpulkan akhlak adalah sifat-

sifat yang dibawa manusia sejak lahir yang tertanam dalam jiwanya dan

selalu ada padanya. Sifat itu dapat lahir berupa perbuatan baik dan

perbuatan buruk, semua itu sesuai dengan pembinaan khususnya diwaktu

kecil.

6 Moh. Ardani, Akhlak Tasawuf, (Jakarta: :Karya Mulia, 2005), h.25 7 Moh. Ardani, Akhlak Tasawuf …, h. 27 8 Muhammad Ardani, Akhlak Tasawuf…, h. 29

Page 21: Pendidikan Akhlak melalui Metode Belajar sambil Bermain Di TK. …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25206/1/Dea Insani Dermawanti... · Sebagaimana dijelaskan dalam

11

Akhlak terbagi menjadi dua macam, yaitu :

a. Akhlak Al Karimah atau disebut juga akhlak yang mulia. Dilihat dari

segi hubungan manusia dengan Tuhan dan manusia dengan manusia,

akhlak yang mulia itu dapat dibagi ke dalam 3 bagian sebagai berikut:

1) Akhlak terhadap Allah

Bentuk akhlak untuk berhubungan dengan Allah antara lain

adalah taqwa, ikhlas, yakin, dan tawakal. Banyak alasan kenapa

manusia harus berakhlak baik terhadap Allah. Diantaranya adalah

sebagai berikut :

a) Karena Allah telah menciptakan manusia dengan sebaik-baik

bentuk, beserta segala keistimewaan dan kesempurnaannya

dibanding makhluk lainnya. 9 Sebagaimana firman Allah dalam

Qur’an:

) ه95 /التین : (

Artinya:

“Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya” . (Q.S. Al Tiin:5)10

b) Karena Allah telah melengkapi manusia dengan panca indera,

hati nurani dan naluri kepada manusia, serta berbagai potensi

jasmani dan rohani lainnya yang bernilai amat tinggi. 11

9 Abudin Nata, Akhlak Tasawuf, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2012), cet. 11, h. 150 10 Departemen Agama, Al-Qur’an dan Terjemahnya (Bandung: CV. Diponegoro, 1996) 11 Abudin Nata, Akhlak Tasawuf, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2012), cet. 11, h. 152

Page 22: Pendidikan Akhlak melalui Metode Belajar sambil Bermain Di TK. …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25206/1/Dea Insani Dermawanti... · Sebagaimana dijelaskan dalam

12

Allah berfirman:

) ٨٧ :16 /النھل(Artinya:

“Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam Keadaan tidak mengetahui sesuatupun, dan Dia memberi kamu pendengaran, penglihatan dan hati, agar kamu bersyukur”.(Q.S. An Nahl:78)12

c) Karena Allah yang telah menyediakan berbagai bahan dan

sarana yang diperlukan bagi kelangsungan hidup manusia,

seperti bahan makanan berasal dari tumbuh-tumbuhan, air,

udara, binatang ternak dan lain sebagainya. Sebagaimana

firman Allah :

) ١٣- ١٢ :45 /الجتشیة(

Artinya :

“ Allah-lah yang menundukkan lautan untukmu supaya kapal-kapal dapat berlayar padanya dengan seizin-Nya dan supaya kamu dapat mencari karunia -Nya dan Mudah-mudahan kamu bersyukur. Dan Dia telah menundukkan untukmu apa yang di langit dan apa yang di bumi semuanya, (sebagai rahmat) daripada-Nya. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar

12 Departemen Agama, Al-Qur’an dan Terjemahnya (Bandung: CV. Diponegoro, 1996)

Page 23: Pendidikan Akhlak melalui Metode Belajar sambil Bermain Di TK. …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25206/1/Dea Insani Dermawanti... · Sebagaimana dijelaskan dalam

13

terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi kaum yang berfikir”.(Q.S. Al Jatsiyah:12-13) 13

d) Karena Allah yang telah memuliakan manusia dengan

diberikannya kemampuan menguasai daratan dan lautan.14

Allah berfirman:

) ٧ .:17 /االسراء(

Artinya:

“Dan Sesungguhnya telah Kami muliakan anak-anak Adam, Kami angkut mereka di daratan dan di lautan, Kami beri mereka rezki dari yang baik-baik dan Kami lebihkan mereka dengan kelebihan yang sempurna atas kebanyakan makhluk yang telah Kami ciptakan”.(Q.S. Al Isra’: 70)

Ketika Allah memerintahkan kepada hamba-Nya untuk

menyembah-Nya, maka bentuk kongkrit Rasulullah diantaranya

adalah dengan melaksanakan shalat wajib yang lima waktu. Karena

kewajiban sebagai hamba Allah adalah mendirikan shalat fardu

tersebut, maka kewajiban orang tua dan guru lah untuk

mengajarkan kepada anak-anak. Dengan cara bermain yang dapat

menumbuhkan semangat anak untuk melaksanakan shalat.

Misalnya bercerita tentang para sahabat yang begitu

mengutamakan shalat, kemudian dibubuhi permainan dengan tema

yang sama. 15

13 Departemen Agama, Al-Qur’an dan Terjemahnya (Bandung: CV. Diponegoro, 1996) 14 Abudin Nata, Akhlak Tasawuf, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2012), cet. 11, h. 150 15 Abudin Nata, Akhlak Tasawuf, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2012), cet. 11, h. 155

Page 24: Pendidikan Akhlak melalui Metode Belajar sambil Bermain Di TK. …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25206/1/Dea Insani Dermawanti... · Sebagaimana dijelaskan dalam

14

2) Akhlak Terhadap Sesama Manusia

Rasulullah adalah suri tauladan yang baik bagi seluruh

manusia selaku makhluk Allah, contoh yang diajarkan beliau

dalam berakhlak terhadap sesama manusia sangat banyak seperti

jujur, sabar, pemaaf, amanah, lemah lembut dan lain sebagainya.

Islam menganjurkan berakhlak yang baik kepada saudara,

karena ia berjasa dan ikut serta mendewasakan kita dan merupakan

orang yang paling dekat dengan kita. Caranya dapat dilakukan

dengan memuliakannya, memberikan bantuan atau pertolongan

ketika ia membutuhkan, menghargainya, dan sebagainya.16

Banyak sekali rincian yang dikemukakan al-Qur’an

berkaitan dengan perlakuan terhadap sesama manusia. Diantaranya

adalah:

Allah Ta’ala berfirman :

) الحجرات/

49: ١١ - ١٢(

16 Muhammad Ardani, Akhlak Tasawuf …, h. 57

Page 25: Pendidikan Akhlak melalui Metode Belajar sambil Bermain Di TK. …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25206/1/Dea Insani Dermawanti... · Sebagaimana dijelaskan dalam

15

Artinya:

“Hai orang-orang yang beriman, janganlah sekumpulan orang laki-laki merendahkan kumpulan yang lain, boleh Jadi yang ditertawakan itu lebih baik dari mereka. dan jangan pula sekumpulan perempuan merendahkan kumpulan lainnya, boleh Jadi yang direndahkan itu lebih baik. dan janganlah suka mencela dirimu sendiri dan jangan memanggil dengan gelaran yang mengandung ejekan. seburuk-buruk panggilan adalah (panggilan) yang buruk sesudah iman dan Barangsiapa yang tidak bertobat, Maka mereka Itulah orang-orang yang zalim. Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan purba-sangka (kecurigaan), karena sebagian dari purba-sangka itu dosa. dan janganlah mencari-cari keburukan orang dan janganlah menggunjingkan satu sama lain. Adakah seorang diantara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang.” (QS. Aal Hujuraat : 11-12) 17

Petunjuk mengenai hal ini bukan hanya dalam bentuk

larangan melakukan hal-hal negatif seperti membunuh, menyakiti

badan, atau mengambil harta tanpa alasan yang benar, melainkan

juga sampai kepada menyakiti hati dengan jalan menceritakan aib

seseorang dibelakangnya, tidak perduli aib itu benar atau salah,

walaupun sambil memberikan materi kepada yang disakiti aibnya

itu.18Allah berfirman:

) ٢ ٦٣ :2 /البقرة(

17 Departemen Agama, Al-Qur’an dan Terjemahnya (Bandung: CV. Diponegoro, 1996) 18 Abudin Nata, Akhlak Tasawuf, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2012), cet. 11, h.

151

Page 26: Pendidikan Akhlak melalui Metode Belajar sambil Bermain Di TK. …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25206/1/Dea Insani Dermawanti... · Sebagaimana dijelaskan dalam

16

Artinya :

“Perkataan yang baik dan pemberian maaf lebih baik dari sedekah yang diiringi dengan sesuatu yang menyakitkan (perasaan si penerima). Allah Maha Kaya lagi Maha Penyantun”. ( QS. Al-Baqarah:263) 19

Menurut Syaikh Muhammad Said Mursi dalam bukunya

seni mendidik anak, beliau menerangkan bahwa Rasulullah

Shallallahu Alaihi wa Sallam juga bermain bersama cucunya,

Hasan dan Husein. Beliau juga membiarkan Aisyah bermain

dengan boneka-bonekanya. Beliau juga menghadiri permainan

anak-anak para sahabat sekaligus memberikan dorongan kepada

mereka.20

3) Akhlak Terhadap Lingkungan

Lingkungan yang dimaksud di sini adalah segala sesuatu

yang ada di sekitar manusia, baik binatang, tumbuh-tumbuhan,

maupun benda-benda tak bernyawa. Pada dasarnya akhlak yang

diajarkan al-Qur’an terhadap lingkungan besumber dari fungsi

manusia sebagai khalifah. Kekhalifahan menuntut adanya interaksi

antara manusia terhadap sesamanya dan manusia terhadap alam.

Kekhalifahan mengandung arti pengayoman, pemeliharaan, serta

bimbingan, agar setiap makhluk mencapai tujuan penciptaannya.21

Allah berfirman di dalam Qur’an:

19 Departemen Agama, Al-’Aliyy Al-Qur’an dan Terjemahnya (Bandung: CV.

Diponegoro, 1996) 20 Muhammad Sain Mursi, Seni Mendidik Anak,(Jakarta: Pustaka Al Kautsar,2006 ),Cet.

1, h. 44 21 Abudin Nata, Akhlak Tasawuf, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2012), cet. 11, h.

152

Page 27: Pendidikan Akhlak melalui Metode Belajar sambil Bermain Di TK. …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25206/1/Dea Insani Dermawanti... · Sebagaimana dijelaskan dalam

17

)

)٣٨ : 6 /االنعام

Artinya :

“Dan Tiadalah binatang-binatang yang ada di bumi dan burung-burung yang terbang dengan kedua sayapnya, melainkan umat (juga) seperti kamu. Tiadalah Kami alpakan sesuatupun dalam Al-Kitab, kemudian kepada Tuhanlah mereka dihimpunkan”.(QS. Al-An’am:38) 22

Jangankan dalam masa damai, dalam saat peperangan pun

terdapat petunjuk al-Qur’an yang melarang melakukan

penganiayaan. Jangankan terhadap manusia dan binatang, bahkan

menebang atau mencabut pepohonan pun terlarang, kecuali kalau

terpaksa, tetapi itupun harus dengan seizin Allah, dalam arti harus

sejalan dengan tujuan-tujuan penciptaan dan demi kemaslahatan

terbesar.23 Allah berfirman:

) ه59 /الحشر :(

Artinya : “Apa saja yang kamu tebang dari pohon kurma (milik orang-orang kafir) atau yang kamu biarkan (tumbuh) berdiri di atas pokoknya, Maka (semua itu) adalah dengan izin Allah; dan karena Dia hendak memberikan kehinaan kepada orang-orang fasik”.(QS. Al-Hasyr:5) 24

22 Departemen Agama, Al-Qur’an dan Terjemahnya (Bandung: CV. Diponegoro, 1996) 23 Abudin Nata, Akhlak Tasawuf, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2012), cet. 11, h.

153 24 Departemen Agama, Al-Qur’an dan Terjemahnya (Bandung: CV. Diponegoro, 1996)

Page 28: Pendidikan Akhlak melalui Metode Belajar sambil Bermain Di TK. …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25206/1/Dea Insani Dermawanti... · Sebagaimana dijelaskan dalam

18

2. Tujuan Pendidikan Akhlak Pendidikan akhlak adalah roh dan tujuan utama pendidikan Islami.

Ketika kita memberikan pendidikan akhlak terhadap anak-anak, berarti

kita:

a. Membiasakan anak untuk berakhlak mulia dan menjauhkannya dari

akhlak tercela.

b. Membersihkan anak dari akhlak tercela dan menghiasinya dengan

akhlak mulia.

c. Mengembangkan anak supaya menjadi manusia yang sempurna

akhlaknya, di mana ia akan menjadi kunci pembuka kebaikan dan

kunci penutup kejahatan.

d. Membiasakan anak untuk membedakan antara akhlak mulia dengan

akhlak tercela.25

Tujuan pendidikan akhlak adalah gambaran atau sasaran yang

harus dicapai oleh pendidikan sebagai suatu sistem, dan tujuan pendidikan

akhlak sebagaimana menurut Mahmud Yunus adalah:

“Membentuk putra-putri yang berakhlak mulia, berbudi luhur, bercita-

cita tinggi, berkemauan keras, beradab sopan santun, baik tingkah lakunya,

manis tutur bahasanya, jujur dalam segala perbuatannya, suci murni

hatinya”26

Keterangan di atas memberi petunjuk bahwa ilmu akhlak berfungsi

memberikan panduan kepada manusia agar mampu menilai dan

menentukan suatu perbuatan untuk selanjutnya mnetapkan bahwa

perbuatan tersebut termasuk perbuatan baik atau buruk. Dengan

mengetahui yang baik ia akan terdorong untuk melakukannya dan

mendapatkan manfaat dan keuntungan, sedangkan dengan mengetahui

25 Muhammad Sain Mursi, Seni Mendidik Anak…, h. 50 26 Mahmud Yunus, Pokok-pokok Pendidikan dan Pengajaran, (Jakarta: PT. Hidakarya

Agung, 1978), h. 22

Page 29: Pendidikan Akhlak melalui Metode Belajar sambil Bermain Di TK. …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25206/1/Dea Insani Dermawanti... · Sebagaimana dijelaskan dalam

19

yang buruk ia akan terdorong untuk meninggalkannya dan ia akan

terhindar dari bahaya yang menyesatkan.

3. Metode Pendidikan Akhlak Untuk mengembangkan nilai dan sikap anak dapat dipergunakan

metode-metode yang memungkinkan terbentuknya kebiasaan-kebiasaan

yang didasari oleh nilai-nilai agama, dan moralitas agar anak dapat

menjalani sesuai dengan norma yang dianut masyarakat. Dalam

menentukan suatu pendekatan dan metode yang akan dipergunakan pada

program kegiatan anak, guru perlu mempunyai alasan yang kuat dan

faktor-faktor yang mendukung seperti karakteristik tujuan kegiatan dan

karakteristik anak yang diajar.

Metode –metode pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik

anak usia dini diantaranya bercerita, karyawisata, bernyanyi, mengucapkan

sajak, dan sebagainya. Ada beberapa macam cara untuk pembinaan akhlak

dalam islam yaitu:

a. Pendidikan secara langsung

Yang dimaksud dengan pendidikan secara langsung adalah

mempergunakan petunjuk terutama nasihat dengan menyebutkan

manfaat dan bahaya suatu perbuatan di mana dijelaskan pada anak-

anak hal-hal yang bermanfaat dan yang tidak, menuntunnya kearah

budi pekerti yang mulia, serta menghindari hal-hal yang tercela. Untuk

pendidikan moral ini seringkali digunakan sajak-sajak dan syair-syair

karena mempunyai ibarat yang indah, pengaruh yang besar dan dalam

kepada jiwa anak. 27

27 M. Fadlillah & Lilif M.K, Pendidikan Karakter Anak Usia Dini, (Jogjakarta:Ar-Ruzz

Media, 2013), cet. 1, h. 47

Page 30: Pendidikan Akhlak melalui Metode Belajar sambil Bermain Di TK. …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25206/1/Dea Insani Dermawanti... · Sebagaimana dijelaskan dalam

20

b. Pendidikan akhlak secara tidak langsung

Pendidikan akhlak secara tidak langsung adalah dengan jalan

memberikan contoh-contoh akhlak yang mulia seperti berkata benar,

berani, ikhlas, adil dalam berbagi, jujur dalam bekerja, dan lain

sebagainya.

c. Memanfaatkan kecendrungan dan pembawaan anak

Anak-anak pada umumnya memiliki kesenangan meniru

ucapan-ucapan, perbuatan dan gerak-gerik orang-orang yang

berhubungan dengan mereka. Oleh karena itu, sangat diharapkan agar

para pendidik dapat berakhlak dengan akhlak mulia, dan menghindari

setiap perbuatan tercela. Sifat meniru itu mempunyai pengaruh besar,

bukan saja dalam pengajaran tetapi juga dalam akhlak. Meniru

merupakan faktor penting dalam periode pertama pembentukan

pembiasaan. Jadi pembentukan tingkah laku yang baik pada anak

ditanamkan sejak kecil. Karena itu kewajiban bagi pendidik untuk

menanamkan kebiasaan baik kepada anak didiknya dalam rangka

pembentukan akhlakul karimah. 28

B. Pertumbuhan, Perkembangan, dan Pendidikan Anak Usia Dini

Para ahli psikologi membedakan pengertian “pertumbuhan” dan

“perkembangan”. Istilah pertumbuhan diartikan sebagai perubahan yang

bersifat kuantitatif menyangkut aspek-aspek jasmaniah atau perubahan-

perubahan yang terjadi pada organ tubuh dan struktur fisik, seperti

pertambahan tinggi badan seorang anak. Sedangkan istilah perkembangan

secara khusus diartikan sebagai perubahan yang menyangkut aspek-aspek

mental psikologis manusia, seperti perubahan-perubahan yang berkaitan

28 M. Fadlillah & Lilif M.K, Pendidikan Karakter Anak Usia Dini, (Jogjakarta:Ar-Ruzz

Media, 2013), cet. 1, h. 48

Page 31: Pendidikan Akhlak melalui Metode Belajar sambil Bermain Di TK. …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25206/1/Dea Insani Dermawanti... · Sebagaimana dijelaskan dalam

21

dengan aspek pengetahuan, sifat sosial, moral, keyakinan agama, kecerdasan,

dan sebagainya. Dengan demikian pertumbuhan itu dapat diukur, sedangkan

perkembangan hanya dapat diamati melalui perubahan-perubahan bentuk

tingkah laku.29 Pertumbuhan fisik yang terjadi pada diri anak adalah menyangkut

semua aspek organ tubuh dan struktur fisiknya baik organ bagian dalam

maupun organ bagian luar. Adapun perkembangan mental psikologis yang

terjadi pada diri anak adalah mencakup segala aspek mental psikologis anak,

baik dari segi pengetahuan keterampilan, kecerdasan, sifat sosial, moral,

agama, sikap, reaksi mental maupun reaksi psikologis lainnya yang

kesemuanya melalui proses perkembangan serta mengalami perubahan yang

bisa dilihat secara kualitatif dan kuantitatif sekaligus, sehingga seiring dengan

pertumbuhan fisik, maka terjadi pula perkembangan mental.

Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan

perkembangan manusia adalah sebagai berikut:

1. Faktor keturunan atau disebut juga faktor Nativisme

Adalah suatu faktor terjadinya pertumbuhan dan perkembangan

manusia ditentukan oleh pembawaannya atau keturunan dari orang tua,

nenek moyang seseorang, misalnya jika orangtuanya penulis atau novelis

kemungkinan salah seorang anak mereka akan menjadi penulis atau

novelis. 30

2. Faktor lingkungan atau disebut juga faktor Empirisme

Adalah suatu faktor terjadinya pertumbuhan dan perkembangan

manusia ditentukan oleh lingkungan. Lingkungan yang dimaksudkan

adalah lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, dan lingkungan sosial

masyarakat, misalnya anak yang berlingkungan agamis, dimana orang tua

29 Akyas Azhari, Psikologi Umum dan Perkembangan, (Jakarta: PT. Mizan Publika,

2004), Cet. 1, h. 171 30 Zikri Neni Iska, Psikologi Pengantar Pemahaman Diri dan Lingkungan, (Jakarta: Kizi

Brother’s, 2006), Cet. 1, h. 45

Page 32: Pendidikan Akhlak melalui Metode Belajar sambil Bermain Di TK. …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25206/1/Dea Insani Dermawanti... · Sebagaimana dijelaskan dalam

22

mereka senantiasa shalat berjama’ah di rumah atau di masjid,

kemungkinan anak akan menjadi manusia yang agamis.

3. Faktor keturunan dan lingkungan atau disebut juga faktor Konvergensi

Adalah suatu faktor terjadinya pertumbuhan dan perkembangan

manusia ditentukan oleh pembawaan atau keturunan dan lingkungan.

Misalnya seorang anak yang lahir dari keluarga kiai/’ulama dan

berlingkungan agamis, maka kelak ia akan menjadi ahli agama.31

1. Perkembangan Jiwa Agama Anak Usia Pra Sekolah

Menurut penelitian Ermest Harms perkembangan agama pada

anak-anak itu melalui beberapa fase (tingkatan). Dalam bukunya The

Development of Religious on Children ia mengatakan bahwa

perkembangan agama pada anak-anak itu melalui tingkatan-tingkatan,

yaitu:

a. The Fairy Stage (Tingkat Dongeng)

Tingkatan ini dimulai pada anak yang berusia 3-6 tahun. Pada tingkatan ini konsep mengenai Tuhan lebih banyak dipengaruhi oleh fantasi dan emosi.

b. The Realistic Stage (Tingkat Kenyataan)

Tingkat ini dimulai sejak anak masuk Sekolah Dasar hingga sampai ke usia adolescence. Pada masa ini ide keTuhanan anak sudah mencerminkan konsep-konsep yang berdasarkan kenyataan (realis).

c. The Individual Stage (Tingkat Individu)

Pada tingkat ini anak telah memperoleh kepekaan emosi yang paling tinggi. Sejalan dengan perkembangan keagamaan individualistis ini terbagi atas tiga golongan, yaitu:

31 Zikri Neni Iska, Psikologi Pengantar Pemahaman Diri dan Lingkungan, (Jakarta: Kizi

Brother’s, 2006), Cet. 1, h. 45

Page 33: Pendidikan Akhlak melalui Metode Belajar sambil Bermain Di TK. …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25206/1/Dea Insani Dermawanti... · Sebagaimana dijelaskan dalam

23

1). Konsep keTuhanan yang konvensional dan konservatif dengan dipengaruhi sebagian kecil fantasi. Hal tersebut disebabkan oleh pengaruh luar.

2). Konsep keTuhanan yang lebih murni yang dinyatakan dalam pandangan yang bersifat personal (perorangan)

3). Konsep keTuhanan yang bersifat humanistic. Agama telah menjadi etos humanis pada diri mereka dalam menghayati ajaran agama.32

Perkembangan jiwa agama anak itu dimulai sejak anak lahir dan

akan terus berkembang dimulai dengan anak bisa bicara dan menyebut

nama Tuhan. Sampai pada akhirnya melihat orang di sekitarnya

mengerjakan segala macam peribadatan sebagai perintah Tuhan yang

akhirnya jiwa agama pada anak terus berkembang seiring dengan perilaku

orang tua yang agamis dan mengarahkan anaknya dengan pendidikan

agama yang benar.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa perkembangan jiwa

agama pada anak usia pra sekolah dapat dilakukan melalui pendidikan,

pengalaman dan latihan-latihan dari sejak lahir melalui bahasa, melalui

penglihatan dan pendengaran, misalnya melihat orang berdoa dengan

menengadahkan tangannya dengan mengucapkan kata-kata Allah, bisa

juga melalui jawaban-jawaban atas pertanyaan yang ditunjukan kepada

orang tua tentang Tuhan, juga bisa melalui cerita-cerita kitab suci.

2. Arah Kegiatan Pendidikan Anak Usia Dini Dalam pasal 28 Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No.

20/2003 ayat 1, disebutkan bahwa yang termasuk anak usia dini adalah

anak yang masuk dalam rentang usia 0-6 tahun.33

32 Jalaludin, Psikologi Agama, (Jakarta: PT. Raja Grafindo, 1997), h. 66-67 33 M. Fadlillah & Lilif M.K, Pendidikan Karakter Anak Usia Dini, (Jogjakarta:Ar-Ruzz

Media, 2013), cet. 1, h. 47

Page 34: Pendidikan Akhlak melalui Metode Belajar sambil Bermain Di TK. …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25206/1/Dea Insani Dermawanti... · Sebagaimana dijelaskan dalam

24

Pendidikan akhlak usia dini adalah pendidikan dengan rentang usia

0-6 tahun. Pendidikan anak usia dini suatu wahana yang sangat mendasar

bagi proses pembalajaran dan perkembangan anak. Pengalaman

pembelajaran awal yang baik dapat dijadikan landasan yang kokoh bagi

proses pembalajaran selanjutnya.

Kegiatan pendidikan usia dini hendaknya memperhatikan Sembilan

kecerdasan anak. Teori tentang Multiple Intelligence yang menyatakan

bahwa setiap anak memiliki beberapa potensi kecerdasan dan setiap

kecerdasan dapat dirangsang dengan cara yang berbeda. Gardner

menggunakan kata kecerdasan (intelligence) sebagai pengganti kata

bakat.34

Ada Sembilan kecerdasan yang diidentifikasi oleh Gardner yang

disebut dengan kecerdasan majemuk (multiple intelligence), yaitu:

a. Kecerdasan logika-matematik (logical mathematical intelligence).

b. Kecerdasan bahasa (linguistic intelligence).

c. Kecerdasan ruang (spatial intelligence).

d. Kecerdasan musical (musical intelligence).

e. Kecerdasan gerak (bodly kinesthetic intelligence).

f. Kecerdasan alam (naturalist intelligence).

g. Kecerdasan interpersonal (interpersonal intelligence).

h. Kecerdasan intrapersonal (intrapersonal intelligence).

i. Kecerdasan spiritual (spiritual intelligence).35

34 M. Yazid Busthomi, Panduan Lengkap PAUD, (Jakarta: Citra Publishing, 2012), Cet.

Ke-1, h. 43 35 M. Yazid Busthomi, Panduan Lengkap PAUD, (Jakarta: Citra Publishing, 2012), Cet.

Ke-1, h. 47

Page 35: Pendidikan Akhlak melalui Metode Belajar sambil Bermain Di TK. …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25206/1/Dea Insani Dermawanti... · Sebagaimana dijelaskan dalam

25

3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Akhlak

Anak Usia Pra Sekolah Anak bukanlah miniature orang dewasa. Anak kecil adalah

makhluk Allah yang khas dan unik. Oleh karena itu, cara yang paling

efektif untuk mengajari anak kecil adalah kita harus dapat memasuki dunia

mereka. Dunia anak kecil adalah dunia bermain, akan tetapi membina

akhlaknya bukanlah pekerjaan main-main.

Jika sejak masa kanak-kanaknya, seseorang tumbuh dan

berkembang dengan berpijak pada landasan iman kepada Allah dan

terdidik untuk selalu takut, ingat pasrah meminta pertolongan dan berserah

diri kepada-Nya, ia akan memiliki kemampuan dan bekal pengetahuan di

dalam menerima setiap keutamaan dan kemuliaan di samping terbiasa

dengan sikap akhlak mulia. Sebab benteng pertahanan religius yang

berakar pada hati sanubarinya, kebiasan mengingat Allah yang telah

dihayati dalam dirinya dan intropeksi diri yang telah menguasai pikiran

dan perasaan, telah mamisahkan anak dari sifat-sifat jelek, kebiasaan-

kebiasaan dosa dan tradisi-tradisi jahiliyah yang rusak. Bahkan setiap

kebaikan akan diterima menjadi salah satu kebiasaan dan kesenangan, dan

kemuliaan akan menjadi akhlak dan sifat yang paling utama.36

Penanaman akhlak sangatlah berkaitan dengan pendidikan agama.

Tidak dapat dipungkiri bahwasanya penanaman akhlak merupakan bagian

yang tidak terpisahkan dari pendidikan agama, yang baik menurut akhlak

adalah yang baik menurut ajaran agama, begitu pula sebaliknya yang

buruk menurut akhlak adalah yang buruk menurut ajaran agama.

Faktor yang mempengaruhi pembentukan akhlak anak pada usia

dini ada dua faktor, yaitu:

36 Abdullah Nashih Ulwan, Pendidikan Anak dalam Islam, (Jakarta: Pustaka

Amani,1995), Cet. II, h. 177

Page 36: Pendidikan Akhlak melalui Metode Belajar sambil Bermain Di TK. …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25206/1/Dea Insani Dermawanti... · Sebagaimana dijelaskan dalam

26

a. Faktor internal

Faktor pembawaan, pembawaan adalah seluruh kemungkinan

atau kesanggupan (potensi) yang terdapat pada satu individu dan

selama perkembangan benar-benar dapat diwujudkan. Anak sejak

dilahirkan memiliki potensi untuk berjalan, berkata-kata, dan potensi

lainnya. 37

Anak pada dasarnya dilahirkan secara fitrah, sementara di sisi

lain kedua orang tuanya memiliki otoritas untuk menjadikannya

Yahudi, Nasrani, dan Majusi. Hal ini mengindikasikan bahwa

lingkungan memiliki peran yang tidak bisa diabaikan dalam

membentuk pertumbuhan dan perkembangan rohani dan keagamaan

anak.

b. Faktor eksternal

Merupakan faktor yang berada di luar dari diri anak. Contoh

dari faktor eksternal antara lain: lingkungan keluarga, Taman Kanak-

kanak, teman sepergaulan, lingkungan masyarakat, dan lain

sebagainya. 38

C. Metode Belajar Sambil Bermain

1. Pengertian Metode

Secara etimologi, istilah metode berasal dari bahasa Yunani

“Metodos”. Kata ini terdiri dari dua suku kata yaitu, metha yang berarti

melalui atau melewati dan hodos yang berarti jalan atau cara. Beberapa

ahli mendefinisikan metode sebagai berikut:

a. Hasan Langgulung mendefinisilan bahwa metode adalah cara atau jalan yang harus dilalui untuk mencapai tujuan pendidikan

37 Akyas Azhari, Psikologi Umum dan Perkembangan, (Jakarta: PT. Mizan Publika,

2004), Cet. 1, h. 164 38 Akyas Azhari, Psikologi Umum dan Perkembangan, (Jakarta: PT. Mizan Publika,

2004), Cet. 1, h. 164

Page 37: Pendidikan Akhlak melalui Metode Belajar sambil Bermain Di TK. …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25206/1/Dea Insani Dermawanti... · Sebagaimana dijelaskan dalam

27

b. Abdul al-Rahman Ghunaimah mendefinisikan bahwa metode adalah cara-cara yang praktis dalam mencapai tujuan pendidikan

c. Al-Abrasy mendefinisikan bahwa metode adalah jalan yang kita ikuti untuk memberikan pengertian kepada murid-murid tentang segala macam materi dalam berbagai pelajaran.39

Berdasarkan beberapa definisi di atas, maka dapat disimpulkan

bahwa metode adalah seperangkat cara, jalan dan teknik yang haris

dimiliki dan digunakan oleh pendidik dalam upaya menyampaikan,

memberikan pendidikan, dan pengajaran kepada peserta didik agar dapat

mencapai tujuan pendidikan yang termuat dalam kurikulum yang telah

ditetapkan.

2. Pengertian Belajar Belajar bagi manusia sebagai makhluk sosial dan berbudaya jelas

meiliki posisi dan peran yang sangat penting bagi kehidupannya.

Meskipun proses belajar merupakan bagian dari kajian ilmu pendidikan,

namun dalam pelaksanaannya ia tidak menyangkut persoalan teknis

bagaimana belajar yang efektif menurut kaidah-kaidah teknik pengajaran

atau pendidikan. Akan tetapi ia melibatkan masalah psikologis terutama

berkenaan dengan kesiapan mental si pengajar dan perkembangan

kejiwaan si peserta didik.40

Untuk memperoleh pengertian yang objektif mengenai pengertian

belajar terutama belajar di sekolah, perlu dirumuskan secara jelas

pengertian belajar. Pengertian belajar dapat didefinisikan sebagai berikut:

belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk

memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan,

sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan

lingkungannya.41

39 Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Kalam Mulia, 2002), h. 155 40 Akyas Azhari, Psikologi Umum dan Perkembangan, (Jakarta: PT. Mizan Publika,

2004), Cet. 1, h. 121 41 Slameto, Belajar & Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, (Jakarta:Rineka Cipta,

2010), cet. Ke-5, h. 2

Page 38: Pendidikan Akhlak melalui Metode Belajar sambil Bermain Di TK. …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25206/1/Dea Insani Dermawanti... · Sebagaimana dijelaskan dalam

28

Belajar adalah proses perubahan dari belum mampu menjadi sudah

mampu, terjadi dalam jangka waktu tertentu. Perubahan yang terjadi harus

secara relative bersifat menetap (permanen) dan tidak hanya terjadi pada

perilaku yang saat ini nampak (immediate beharvior), tetapi perilaku yang

mungkin terjadi di masa mendatang (potential beharvior). Oleh karena itu

perubahan terjadi karena pengalaman.42

Belajar berarti suatu proses perubahan tingkah laku pada siswa

akibat adanya interaksi antara individu dan lingkungannya melalui proses

pengalaman dan latihan.43 Belajar adalah memperoleh kebiasaan,

pengetahuan dan sikap. Ia membentuk karakter individu, merubah watak

indivisu. Ia melahirkan cara-cara baru untuk melakukan sesuatu dan ia

mengusahakan individu mengatasi rintangan atau menyesuaikan diri

dengan situasi baru. Ia menunjukkan perubahan tingkah laku yang

progresif sewaktu individu itu mereaksi terhadap satu situasi atau berbagai

situasi dalam usaha untuk menyesuaikan tingkahlakunya secara efektif

dengan tuntutan yang disampaikan atau ditujukan kepadanya. Ia

memungkinkan untuk memenuhi kepentingan atau untuk mencapai

tujuan.44

Untuk lebih memahami mengenai pengertian belajar, berikut ini

dikemukakan beberapa prinsip-prinsip belajar, antara lain sebagai berikut:

a. Belajar sebagai usaha memperoleh perubahan tingkah laku

b. Hasil belajar ditandai dengan perubahan seluruh aspek tingkah laku

c. Belajar merupakan suatu proses

d. Proses belajar terjadi karena ada dorongan dan tujuan yang akan dicapai

42 Zikri Neni Iska, Psikologi Pengantar Pemahaman Diri dan Lingkungan, (Jakarta: Kizi

Brother’s, 2006), cet. 1, h. 76 43M. Subana dan Sunarti. 2000, Strategi Belajar Mengajar Bahasa Indonesia, Bandung: Pustaka Setia, 2000), h.9 44L. Crow dan A. Crow, Psychologi Pendidikan, (Yogyakarta: Nur Cahaya, 2005), h. 291

Page 39: Pendidikan Akhlak melalui Metode Belajar sambil Bermain Di TK. …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25206/1/Dea Insani Dermawanti... · Sebagaimana dijelaskan dalam

29

e. Belajar merupakan bentuk pengalaman.45

Menurut UNESCO terdapat empat pilar belajar, yaitu :

a. “Learning to know” belajar untuk mengetahui b. “Learning to do” belajar untuk aktif;

Prinsip belajar learning to do bermakna “live long education” kegiatan belajar sepanjang hidup

c. “Learning to be” belajar untuk menjadi; Makna dari learning to be adalah proses belajar yag dilakukan

peserta didik dalam menghasilkan perubahan perilaku individu atau masyarakat terdidik mandiri

d. “Learning live together” belajar untuk bersama-sama; Proses belajar pada hakikatnya merupakan kegiatan mental

yang tidak dapat dilihat. Artinya, proses perubahan yang terjadi dalam diri seseorang yang belajar tidak dapat kita saksikan oleh mata. Kita hanya dapat menyaksikan dari adanya gejala-gejala perubahan prilaku yang tampak.46

Dari berbagai definisi mengenai belajar di atas dapat penulis

simpulkan bahwa belajar adalah perubahan tingkah laku pada siswa yang

dengan sengaja seseorang lakukan agar mendapatkan penyesuaian tingkah

laku dirinya guna meningkatkan kualitas kehidupannya yang baru baik

yang bersifat kognitif, apektif maupun psikomotorik.

3. Pengertian Bermain

Sedangkan pengertian bermain berasal dari kata “main” yang

berarti melakukan permainan untuk menyenangkan hati (dengan

menggunakan alat tertentu atau tidak) dan mendapat awalan “ber” yang

artinya melakukan sesuatu untuk bersenang-senang.47

Bermain merupakan istilah yang digunakan secara bebas sehingga

arti utamanya mungkin hilang. Arti yang paling tepat adalah setiap

kegiatan yang dilakukan untuk kesenangan yang ditimbulkannya, tanpa

45 Akyas Azhari, PSIKOLOGI Umum dan Perkembangan, (Jakarta: Penerbit Teraju, 2004), cet. 1, h. 122-125

46Wina Sanjaya, Kurikulum dan Pembelajaran, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2008), h. 229

47 Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1996), h. 858

Page 40: Pendidikan Akhlak melalui Metode Belajar sambil Bermain Di TK. …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25206/1/Dea Insani Dermawanti... · Sebagaimana dijelaskan dalam

30

mempertimbangkan hasil akhir. Bermain dilakukan secara sukarela dan

tidak ada paksaan dari luar atau tekanan atau kewajiban. 48

Bermain memiliki pengaruh yang sangat besar bagi perkembangan

anak. Pengaruh bermain tersebut meliputi:

a. Perkembangan fisik

b. Dorongan berkomunikasi

c. Penyaluran bagi energi emosional yang terpendam

d. Penyaluran bagi kebutuhan dan keinginan

e. Sumber belajar

f. Rangsangan bagi kreativitas

g. Pekembangan wawasan diri

h. Belajar bermasyarakat

i. Standar moral

j. Belajar bermain sesuai dengan peran jenis kelamin

k. Perkembangan ciri kepribadian yang diinginkan.49

Bermain merupakan aktifitas yang penting bagi anak termasuk

kaitannya dengan aktifitas bermain dimana belajar dalam arti yang

sebenarnya yaitu memperoleh berbagai pengalaman baru dari hasil

interaksi dengan lingkungan.

Menurut Linda sebagaimana dikutip oleh Anita Yus dalam

bukunya yang berjudul “Penilaian perkembangan belajar anak taman

kanak-kanak”, bermain merupakan peluang bagi anak untuk melakukan

berbagai hal. Situassi itulah yang membuat anak belajar. Dengan

demikian, bermain merupakan cara anak untuk belajar. Belajar tentang

apa saja. Belajar tentang objek, kejadian, situasi, dan konsep (misalnya

halus, kasar, dan lain-lain). Mereka juga berlatih koordinasi berbagai otot

gerak misalnya otot jari. Berlatih mencari sebab akibat dan memecahkan

48 Muslichah Zarkasih, Child Development (terjemahan), (Jakarta: PT Gelora Aksara

Pratama, 1978), h. 320 49 Muslichah Zarkasih, Child Development (terjemahan), (Jakarta: PT Gelora Aksara

Pratama, 1978), h. 323

Page 41: Pendidikan Akhlak melalui Metode Belajar sambil Bermain Di TK. …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25206/1/Dea Insani Dermawanti... · Sebagaimana dijelaskan dalam

31

masalah. Selain itu, melalui bermain anak berlatih mengekspresikan

perasaan, dan berusaha mendapatkan sesuatu. 50

Beberapa ahli psikologi memberi pandangan mereka tentang

bermain. Karl Groos mengemukakan bahwa bermain merupakan bahwa

bermain merupakan proses penyiapan diri untuk menyandang peran

sebagai orang dewasa. Lazarus menyatakan bahwa bermain akan

membangun kembali energi yang hilang sehingga diri mereka segar

kembali. Schiller dan Spencer menyatakan bahwa bermain merupakan

wahana untuk menggunakan energi yang berlebih sehingga anak terlepas

dari tekanan.51

Dari uraian di atas, penulis dapat menyimpulkan bahwa metode

belajar sambil bermain adalah metode belajar yang dilaksanakan dengan

gembira tanpa ada unsur paksaan dan dengan permainan tersebut dapat

mengembangkan kreatifitas anak. Selain itu dengan bermain dapat

menanamkan nilai-nilai keislaman dan akhlak pada anak.

4. Jenis dan Manfaat Bermain Bagi Anak Menyenangkan merupakan kata kunci dalam setiap kegiatan bagi

anak. Tanpa suasana yang menyenangkan, kegiatan bermain bagi anak

idak akan berarti apa-apa, walaupun mengeluarkan biaya yang cukup

mahal. Dengan adanya suasana yang menyenangkan, maka anak tidak

akan merasa dipaksa, dibebani, dan membuatnya menjadi bosan serta

bersedih hati.

Bermain bagi anak merupakan kegiatan yang serius, tetapi

menyenangkan. Menurut Conny R. Semiawan sebagaimana dikutip oleh

Yazid Bustomi, bermain adalah aktifitas yang dipilih sendiri oleh anak

karena menyenangkan, bukan karena hadiah atau pujian. Melalui bermain,

50 Anita Yus, Penilaian Perkembangan Belajar Anak Taman Kanak-Kanak, (Jakarta:

kencana, 2011), h. 33 51 Anita Yus, Penilaian Perkembangan Belajar Anak Taman Kanak-Kanak, (Jakarta:

kencana, 2011), h. 34

Page 42: Pendidikan Akhlak melalui Metode Belajar sambil Bermain Di TK. …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25206/1/Dea Insani Dermawanti... · Sebagaimana dijelaskan dalam

32

semua aspek perkembangan anak dapat ditingkatkan. Dengan bermain

secara bebas anak dapat berekspresi dan bereksplorasi untuk memperkuat

hal-hal yang sudah diketahui dan menemukan hal-hal baru. Melalui

permainan anak juga dapat mengembangkan semua potensinya secara

optimal, baik potensi fisik maupun mental intelektual dan spiritual. Oleh

karena itu bermain bagi anak usisa dini merupakan jembatan bagi

berkembangnya semua aspek.52

Bermain yang dilakukan dalam kegiatan pembelajaran tidak hanya

akan disukai oleh anak-anak usia dini, tetapi juga sangat bermanfaat bagi

perkembangan anak. Lebih jelasnya, berikut beberapa manfaat bermain

bagi anak usia dini.

Manfaat bermain bagi anak usia dini adalah :

a. Manfaat motorik, yaitu manfaat yang berhubungan dengan nilai-nilai

positif dari aktifitas bermain anak yang berhubungan dengan kondisi

jasmaniah anak. Misalnya unsur-unsur kesehatan, katerampilan,

ketangkasan, maupun kemampuan fisik tertentu.

b. Manfaat afeksi, yaitu manfaat permainan yang berhubungan dengan

perkembangan psiologis anak. Misalnya, naluri/insting, perasaan,

emosi, sifat, karakter, watak, maupun kepribadian seseorang.

c. Manfaat kognitif, yaitu manfaat aktifitas bermain untuk perkembangan

kecerdasaan anak, yang eliputi kemampuan imajinatif, pembentukan

nalar, logika, maupun pengetqhuan-pengetahuan sestematis.

d. Manfaat spiritual, yaitu manfaat aktifitas bermain yang menjadi dasar

pembentukan nilai-nilai kesucian maupun keluhuran akhlak manusia.

e. Manfaat keseimbangan, yaitu manfaat aktifitas bermain yang berfungsi

melatih dan mengembangkan panduan antara nilai-nilai positif dan

negative dari suatu permainan.53

52 M. Yazid Busthomi, Panduan Lengkap PAUD, (Jakarta: Citra Publishing, 2012), Cet.

Ke-1, h. 75 53 M. Fadlillah & Lilif M.K, Pendidikan Karakter Anak Usia Dini, (Jogjakarta:Ar-Ruzz

Media, 2013), cet. 1, h. 148-150

Page 43: Pendidikan Akhlak melalui Metode Belajar sambil Bermain Di TK. …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25206/1/Dea Insani Dermawanti... · Sebagaimana dijelaskan dalam

33

Bermain secara garis besar dibagi ke dalam dua kategori, yaitu:

a. Bermain aktif

Dalam bermain aktif, kesenangan timbul dari apa yang

dilakukan individu, apakah dalam bentuk kesenangan berlari atau

bermain apapun.

Beberapa permainan aktif di antaranya adalah:

1) Bermain bebas dan spontan

2) Bermain drama

3) Bermain konstruktif

4) Bermain pertandingan dan olahraga

b. Bermain pasif (hiburan)

Dalam bermain pasif atau hiburan, kesenangan diperoleh dari

kegiatan orang lain. Pemain menghabiskan sedikit energi. Anak yang

menikmati temannya bermain, memandang orang atau hewan di

televisi, menonton adegan lucu atau membaca buku adalah bermain

tanpa mengeluarkan banyak tenaga, tetapi kesenangannya hampir

seimbang dengan anak yang menghabiskan sejumlah besar tenaganya

di tempat olah raga atau tempat bermain.54 Diantaranya membaca,

melihat komik, mendengarkan radio, menonton film, dan

mendengarkan musik

D. Pendidikan Akhlak Pada Anak Usia Dini Melalui Metode

Belajar Sambil Bermain

Anak merupakan amanah yang diberikan Allah kepada para orang tua.

Anak-anak pada saat ini merupakan calon pemimpin pada generasi

mendatang, maka sudah seharusnya mereka dididik tidak hanya sebatas pada

intelektualnya dan fisik saja, tetapi juga akhlak mereka.

54 Muslichah Zarkasih, Child Development (terjemahan), (Jakarta: PT Gelora Aksara

Pratama, 1978), h. 321

Page 44: Pendidikan Akhlak melalui Metode Belajar sambil Bermain Di TK. …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25206/1/Dea Insani Dermawanti... · Sebagaimana dijelaskan dalam

34

Seorang pendidik sudah seharusnya menjaga segala ucapan dan

tingkah laku mereka di depan anak-anak, karena apapun yang pendidik

ucapkan dan lakukan akan berdampak pada anak didik nantinya.

Adapun hal-hal yang dapat dilakukan untuk anak didik sebagai

langkah untuk pendidikan akhlak diantaranya sebagai berikut:

1. Menjaga ucapan dan perbuatan, karena anak pada usia dini hanya bisa

meniru apa yang ada di sekelilingnya, maka pendidik haruslah bisa

memberikan teladan yang baik.

2. Membiasakan melakukan hal-hal yang baik agar anak pun menjadi

terbiasa melakukannya.

3. Melatih anak untuk mengerjakan segala sesuatu dengsan baik, misalnya

makan dengan baik, berbicara dengan baik dan sebagainya. 55

Pendidikan akhlak akan belangsung dengan sia-sia, manakala nilai-

nilainya tidak dapat diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari.

Sebagaimana diketahui bahwasanya pendidikan karakter atau akhlak lebih

menekankan pada kebiasaan anak untuk melakukan hal-hal yang positif.

Kebiasaan-kebiasaan inilah yang kemudian akan menjadi suatu karakter yang

membekas atau tertanam dalam jiwa sang anak.

Berikut adalah beberapa nilai pendidikan akhlak yang dapat

diimplementasikan dalam kegiatan pembelajaran pada anak usia dini, yaitu:

1. Religius

2. Jujur

3. Toleransi

4. Disiplin

5. Kerja keras

6. Kreatif

7. Mandiri

8. Demokratis

9. Rasa ingin tahu

55 Muslichah Zarkasih, Child Development (terjemahan), (Jakarta: PT Gelora Aksara

Pratama, 1978), h. 320

Page 45: Pendidikan Akhlak melalui Metode Belajar sambil Bermain Di TK. …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25206/1/Dea Insani Dermawanti... · Sebagaimana dijelaskan dalam

35

10. Semangat kebangsaan

11. Menghargai prestasi

12. Bersahabat

13. Cinta damai

14. Gemar membaca

15. Perduli lingkungan

16. Perduli social

17. Tanggung jawab.56

Ada pula beberapa faktor yang mempengaruhi kegiatan bermain pada

anak usia dini. Faktor tersebut adalah kesehatan, perkembangan motorik, jenis

kelamin, tingkat kecerdasan anak, peralatan bermain, lingkungan, jumlah

waktu bebas, status sosial ekonomi57

E. Pendidik Sebagai Pembina Akhlak Anak di Sekolah Sekolah atau madrasah adalah lembaga pendidikan yang penting

setelah keluarga. Sekolah berfungsi untuk membantu keluarga menanamkan

nilai-nilai pendidikan kepada anak-anak yang berhubungan dengan sikap dan

kepribadian yang mulia serta pikiran yang cerdas.

Selain itu, fungsi atau peran sekolah pada umumnya menurut Alisuf

Sabri dalam bukunya Pengantar Ilmu Pendidikan, adalah:

1) Mempertajam dan mencerdaskan intelek anak.

2) Penyempurnaan (dalam batas-batas tertentu) pendidikan dalam keluarga maupun dalam keagamaan.

3) Sekolah sebagai pembantu lingkungan keluarga bertugas mengembangkan pribadi anak didik dengan mendidik dan mengajar serta memperbaiki dan memperhalus tingkah laku anak didik yang dibawanya dari keluarganya.

4) Sekolah juga berfungsi sebagai pewaris dan pemelihara kebudayaan, dan sebagai pembaharu kebudayaan.

56 M. Fadlillah & Lilif M.K, Pendidikan Karakter Anak Usia Dini, (Jogjakarta:Ar-Ruzz

Media, 2013), cet. 1, h. 189-205 57 M. Fadlillah & Lilif M.K, Pendidikan Karakter Anak Usia Dini, (Jogjakarta:Ar-Ruzz

Media, 2013), cet. 1, h. 158-159

Page 46: Pendidikan Akhlak melalui Metode Belajar sambil Bermain Di TK. …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25206/1/Dea Insani Dermawanti... · Sebagaimana dijelaskan dalam

36

5) Sekolah bertugas sebagai the agent of social change yaitu Pembina kemajuan masyarakat sesuai dengan harapan masyarakat.

6) Sekolah juga bertugas melayani kepentingan bangsa/Negara seperti yang telah ditetapkan oleh pemerintah, karena pemerintah mengatur segala sesuatu yang menyangkut kepentingan seluruh rakyat dan seluruh bangsa.58

Nilai-nilai pendidikan yang diberikan kepada anak di sekolah

sebagaimana disebutkan tadi mungkin belum sempurna diterima anak di

dalam keluarga, karena orang tua tidak mempunyai kesempatan memberikan

pendidikan dan pengajaran kepada anak-anak. Orang tua selalu sibuk bekerja

di luar rumah sehingga untuk tugas pendidikan atas anak-anaknya diberikan

kepada guru sebagai pendidik professional, untuk mengajarkan ilmu

pengetahuan, keterampilan, akhlak yang baik dan lain-lain.

Kewajiban pendidik adalah menumbuhkan anak atas dasar

pemahaman dan dasar-dasar pendidikan iman dan ajaran Islam sejak masa

pertumbuhannya. Sehingga anak akan terikat dengan Islam baik aqidah

maupun ibadah, di samping penerapan metode maupun peraturan. Dan setelah

petunjuk dan pendidikan ini, anak hanya akan mengenal Islam sebagai

agamanya, Al-Qur’an sebagai imamnya dan Rasul Saw. Sebagai pemimpin

dan teladannya.59

Seorang guru yang memilih profesi di bidang pendidikan

sesungguhnya adalah memilih pekerjaan yang terhormat dan sangat penting

karena ia sebagai spiritual father atau bapak rohani bagi seorang murid

dengan memberikan santapan rohani dengan ilmu dan pendidikan akhlak yang

mulia.60 Atas dasar rasa tanggung jawab yang harus dilaksanakan seorang

guru, maka ia dituntut memiliki kepribadian yang dapat dijadikan contoh

tauladan oleh anak-anak di sekolah.

58 HM. Alisuf Sabri, Pengantar Ilmu pendidikan, (Jakarta: UIN Jakarta Press, 2005), Cet.

1, hal. 29 59 Abdullah Nashih Ulwan, Pendidikan Anak dalam Islam, (Jakarta: Pustaka Amani,

1995), Cet. II, h. 151 60 Djumransjah & Abdul Malik Karim Amrullah, Pendidikan Islam Menggali “Tradisi”

Mengukuhkan Esistensi, (Malang Press,2007), cet. 1 hal. 95

Page 47: Pendidikan Akhlak melalui Metode Belajar sambil Bermain Di TK. …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25206/1/Dea Insani Dermawanti... · Sebagaimana dijelaskan dalam

37

Imam Ghazali menjelaskan secara rinci tentang kewajiban guru yang

harus diperhatikan sebagai rasa tanggung jawab, meliputi:

1) Menaruh rasa kasih sayang kepada murid sebagaimana terhadap anak sendiri.

2) Memberi nasihat kepada murid pada setiap kesempatan. 3) Mencegah murid dari akhlak yang tidak baik dengan cara sindiran. 4) Tidak mengharapkan balas jasa atau ucapan terima kasih, tetapi mengajar

itu mencari keridhaan Allah dan mendekatkan diri kepada- Nya. 5) Memperhatikan tingkat akal anak-anak dan berbicara sesuai dengan kadar

akal mereka. 6) Tidak menimbulkan rasa benci pada diri murid mengenai disiplin ilmu

yang lain. 7) Bagi murid yang masih di bawah umur diberikan pelajaran yang jelas dan

sesuai buat mereka. 8) Guru harus mengamalkan ilmunya dan harus pula sesuai kata dan

perbuatannnya.61 Mengenai hal yang terakhir ini dijelaskan Allah di dalam al-Qur’an:

) 44 ) :2 /البقرة

Artinya : “Mengapa kamu suruh orang lain (mengerjakan) kebaktian, sedang kamu melupakan diri (kewajiban) mu sendiri, Padahal kamu membaca Al kitab (Taurat)? Maka tidaklah kamu berpikir?”. (Q.S. al-Baqarah:44)62

F. Hasil Penelitian yang Relevan

Beberapa hasil penelitian yang relevan dengan penelitian yang dilakukan

adalah sebagai berikut :

1. Nurseha, Skripsi Fakultas Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negri

Syarif Hidayatullah Jakarta,2006. Judul penelitian Penanaman Nilai

Kepemimpinan Pada Anak Usia Dini. Penelitian ini menggambarkan

bagaimana menanamkan nilai-nilai kepemimpinan pada anak usia dini. Hasil

61 Djumransjah & Abdul Malik Karim Amrullah, Pendidikan Islam Menggali “Tradisi”

Mengukuhkan Esistensi, (Malang Press,2007), cet. 1 hal. 97 62 Departemen Agama, Al-Qur’an dan Terjemahnya (Bandung: CV. Diponegoro, 1996)

Page 48: Pendidikan Akhlak melalui Metode Belajar sambil Bermain Di TK. …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25206/1/Dea Insani Dermawanti... · Sebagaimana dijelaskan dalam

38

dari penelitian ini adalah penanaman nilai kepemimpinan pada anak usia dini

dapat dilakukan dengan berbagai cara atau metode yang disesuaikan dengan

usia anak, misalny dengan mencoba berbicara di depan kelas, berani tampil

dalam acara-acara sekolah, mengikuti lomba dan belajar mandiri.

2. Astini, Skripsi Fakultas Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negri

Syarif Hidayatullah Jakarta 2006. Judul penelitian Pelaksanaan Pendidikan

Agama Islam pada Anak Usia Dini di TK Al Azhar BSD. Hasil penelitian ini

adalah pelaksanaan pendidikan agama Islam pada anak usia dini sangatlah

bervariatif, sehingga ini memberikan daya tarik bagi anak-anak. Metode

pengajaran pengajaran di TK. AL Azhar ini diantaranya dengan bercerita dan

bernyanyi.

Perbedaan antara penelitian penulis dengan penelitian yang pertama

dengan judul Penanaman Nilai Kepemimpinan Pada Anak Usia Dini adalah

penelitian Nurseha lebih terfokus pada penanaman nilai-nilai kepemimpinan pada

anak usia dini. Sedangkan penulis pada skripsi ini mengangkat penanaman atau

pembinaan serta pendidikan akhlak secara keseluruhan, tidak hanya dalam segi

kepemimpinan saja.

Sedangkan perbedaan antara penelitian yang penulis laksanakan dengan

skripsi yang kedua dengan judul Pelaksanaan Pendidikan Agama Islam pada

Anak Usia Dini di TK Al Azhar BSD adalah skripsi ketiga ini berorientasi pada

metode bernyanyi dan bercerita dalam pendidikan agama (pembinaan akhlak)

sedangkan penulis di sini menggunakan metode bermain dalam penerapan

pendidikan akhlak pada anak usia dini.

Page 49: Pendidikan Akhlak melalui Metode Belajar sambil Bermain Di TK. …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25206/1/Dea Insani Dermawanti... · Sebagaimana dijelaskan dalam

39

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

Metodologi merupakan ilmu tentang metode, menurut Musfikon, metodologi

yaitu disiplin ilmu yang mempelajari tentang bagaimana ilmu didapatkan. Posisi

metodologi masih sebagai ilmu yang dapat dikembangkan sesuai dinamika keilmuan.

Dalam konteks penelitian dapat diartikan sebagai ilmu yang membahas tentang tata

cara melakukan penelitian, dalam rangka untuk menemukan kebenaran.46

Musfikon dalam bukunya yang berjudul Panduan lengkap Metodologi

penelitian Pendidikan, juga menuturkan bahwa penelitian merupakan kegiatan ilmiah

yang mengkolaborasikan berbagai tahapan dan langkah penelitian. Setiap tahapan

memerlukan tata cara yang berbeda, bahkan ilmu yang berbeda.47

Tegasnya, metodologi penelitian adalah ilmu dan tata cara melakukan

pencarian, pengolahan, analisis, serta penarikan simpulan dalam kegiatan penelitian.

Sehingga, kebenarann yang didapatkan dalam penelitian telah disesuaikan dengan

ilmu tentang metode yang menjadi kerangka operasional dalam kegiatan penelitian.48

A. Tempat dan Waktu Penelitian Tempat atau lokasi dilaksanakannya penelitian ini adalah di Taman

Kanak-kanak ar-Rizqy yang berlokasi Perumahan Telaga Mas, blok H1 no. 41-42,

Bekasi Utara. Waktu penelitian akan dilaksanakan pada semester genap.

46 M. Musfiqon, Panduan Lengkap Metodologi Penelitian Pendidikan, (Jakarta: PT. Prestasi

Pustakarya, 2012), Cet. 1, h. 3 47 M. Musfiqon, Panduan Lengkap Metodologi Penelitian Pendidikan, (Jakarta: PT. Prestasi

Pustakarya, 2012), Cet. 1, h. 4 48 M. Musfiqon, Panduan Lengkap Metodologi Penelitian Pendidikan, (Jakarta: PT. Prestasi

Pustakarya, 2012), Cet. 1, h. 4

Page 50: Pendidikan Akhlak melalui Metode Belajar sambil Bermain Di TK. …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25206/1/Dea Insani Dermawanti... · Sebagaimana dijelaskan dalam

40

B. Metode Penelitian, Jenis dan Sumber Data Penelitian ini menggunakan metode deskriptif analitis yaitu penelitian

yang bertujuan menggambarkan sutu keadaan atau sifat seperti adanya untuk

kemudian dianalisa. Dengan metode ini diharapkan peneliti dapat menjelaskan

penerapan pembinaan akhlak dengan metode belajar sambil bermain di Taman

Kanak-kanak ar-Rizki.

Jenis dan sumber data adalah subyek dari mana data akan diperoleh,

dalam hal ini akan peneliti bedakan menjadi dua kelompok :

1) Penelitian Kepustakaan (Library Research)

Penelitian ini dilakukan dengan mempelajari atau menelaah dan

mengkaji buku-buku yang erat kaitannya dengan masalah yang akan dibahas.

2) Penelitian Lapangan (Field Research)

Penelitian ini dilakukan untuk mendapatkan data, fakta dan informasi

yang lebih obyektif dan akurat dari lapangan yang berkaitan dengan masalah

yang diteliti.

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Suharsimi Arikunto dalam bukunya mengatakan bahwa “populasi

adalah keseluruhan subyek penelitian.49 Populasi adalah totalitas objek

penelitian yang dapat berupa manusia, hewan tumbuhan, dan benda yang

49 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: PT. Rineka

Cipta, 2006), Cet. 13, h. 130

Page 51: Pendidikan Akhlak melalui Metode Belajar sambil Bermain Di TK. …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25206/1/Dea Insani Dermawanti... · Sebagaimana dijelaskan dalam

41

memiliki kesamaan sifat. Populasi merupakan kelompok besar yang menjadi

objek penelitian.50

Berdasarkan beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan

bahwasanya populasi merupakan sekumpulan subyek dan obyek yang

mempunyai karakteristik sama dalam suatu wilayah yang telah ditetapkan

untuk kemudian diteliti dan dianalisis.

2. Sampel

Sampel yaitu sebagian atau wakil dari populasi yang akan diteliti.51

Menurut Suharsimi Arikunto apabila subyeknya kurang dari 100 lebih baik

ambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi.

Selanjutnya jika jumlah suyeknya besar dapat diambil antara 10-15%, atau 20-

25% atau lebih.52

D. Instrumen Penelitian Instrumen pada suatu penelitian adalah alat yang digunakan untuk

mengumpulkan data. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini yaitu angket

dan wawancara. Angket yang berupa questioner diperuntukkan kepada siswa TK.

Ar Rizki Bekasi Utara dan wawancara diperuntukkan kepada kepala sekolah TK.

Ar Rizki Bekasi Utara untuk mendapatkan informasi tentang pelaksanaan

pembinaan akhlak.

50 M. Musfiqon, Panduan Lengkap Metodologi Penelitian Pendidikan, (Jakarta: PT. Prestasi

Pustakarya, 2012), Cet. 1, h. 89 51 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: PT. Rineka

Cipta, 2006), Cet. 13, h. 109 52 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: PT. Rineka

Cipta, 2006), Cet. 13, h. 134

Page 52: Pendidikan Akhlak melalui Metode Belajar sambil Bermain Di TK. …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25206/1/Dea Insani Dermawanti... · Sebagaimana dijelaskan dalam

42

Tabel 3.1

Kisi-kisi Questioner

Pertanyaan

Pokok

Penelitian

Sub Pokok

Pertanyaan

Aspek Yang

Diungkapkan No. Item

Jumlah

Item

Pelaksanaan

Pembinaan

Akhlak

1.1 Pendidikan

Agama

1.2 Pembinaan

(latihan)

Ibadah

Akhlak Keteladanan Pembiasaan Nasehat Hukuman

1, 10, 11

14, 16, 17, 20

2 18 4 3

3 4 1 1 1 1

Akhlakul

Karimah Siswa

2.1 Akhlak kepada

Allah

2.2 Akhlak kepada

Sesama

2.3 Akhlak kepada

Alam atau

Melaksanakan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya

Menghormati

orang tua

Menghormati

guru

Memiliki

solidaritas

sosial

Membantu

sesama

manusia

6, 13

7

8, 15

12

19, 5

2

1 2

1

2

1

Page 53: Pendidikan Akhlak melalui Metode Belajar sambil Bermain Di TK. …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25206/1/Dea Insani Dermawanti... · Sebagaimana dijelaskan dalam

43

Lingkungan

Perduli

terhadap

lingkungan

9

Tabel 3.2

Kisi-kisi Wawancara

Pertanyaan

Pokok

Penelitian

Sub Pokok

Pertanyaan

Aspek Yang

Diungkapkan No. Item

Jumlah

Item

Pelaksanaan

Pembinaan

Akhlak

1.3 Pendidikan

Agama

1.4 Pembinaan

(latihan)

Ibadah Akhlak Keteladanan

Pembiasaan

Nasehat Hukuman Metode Faktor

pendukung dan penghambat

2

1, 3

4

5

8

9

6

14

Akhlakul

Karimah Siswa

2.1 Akhlak kepada

Allah

Melaksanakan

perintah-Nya

dan menjauhi

larangan-Nya

7

10

1

1

Page 54: Pendidikan Akhlak melalui Metode Belajar sambil Bermain Di TK. …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25206/1/Dea Insani Dermawanti... · Sebagaimana dijelaskan dalam

44

2.2 Akhlak kepada Sesama

2.3 Akhlak kepada Alam atau Lingkungan

Menghormati

orang tua

Menghormati

guru

Memiliki

solidaritas

sosial

Perduli

terhadap

lingkungan

11

12

13

1

1 1

E. Tehnik Pengumpulan Data

Adapun cara pengumpul;an data yang digunakan adalah:

1. Observasi

Observasi adalah kegiatan pengumpulan data melalui pengamatan atas

gejala, fenomena dan fakta yang terkait dengan masalah penelitian. Dalam

kegiatan observasi peneliti bisa membawa check list, rating scale, atau catatan

berkala sebagai instrumen observasi.53 Teknik observasi yang digunakan

adalah observasi partisipan. Adapun yang dijadikan observasi adalah guru,

siswa dan sekolah, juga semua yang berkaitan dengan permasalahan peneliti.

53 M. Musfiqon, Panduan Lengkap Metodologi Penelitian Pendidikan, (Jakarta: PT. Prestasi

Pustakarya, 2012), Cet. 1, h. 120

Page 55: Pendidikan Akhlak melalui Metode Belajar sambil Bermain Di TK. …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25206/1/Dea Insani Dermawanti... · Sebagaimana dijelaskan dalam

45

2. Wawancara

Pengumpulan data menggunakan teknik wawancara dilakukan untuk

mencari data tentang pemikiran, konsep atau pengalaman mendalam dari

informan. Teknik wawancara ini sering dijadikan teknik pengumpulan data

utama dalam desain penelitian kualitatif.54

Wawancara dilakukan kepada kepala sekolah dan guru Taman Kanak-

kanak ar-Rizki. Wawancara ini dilakukan untuk mengetahui dan mendapatkan

data-data yang belum didapatkan ketika dalam pengamatan dan memeriksa

kembali data-data yang didapat melalui pengamatan.

3. Kuesioner (angket)

Kuesioner yaitu sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk

memperoleh informasi yang diberikan responden. Angket penelitian ada yang

tertutup dan ada yang terbuka. Angket tertutup adalah pertanyaan dan

alternative jawabannya telah ditentukan oleh peneliti, responden tinggal

memilih saja. Dalam format ini responden bersikap pasif, tidak memiliki

kewenangan menjawab selain apa yang diberikan peneliti. Sedangkan angket

terbuka adalah pertanyaan angket dibuat peneliti sedangkan jawabannya

teserah responden. Dalam format ini responden memiliki kesempatan untuk

menjawab dengan alternative jawaban yang dikehendaki.55 Adapun jumlah

pertanyaan yang disediakan pada penelitian ini adalah 20 item pertanyaan.

F. Tehnik Analisis Data Analisis data dari hasil pengumpulan data, merupakan tahapan yang

penting dalam penyelesaian suatu kegiatan penelitian ilmiah. Data yang telah

54 M. Musfiqon, Panduan Lengkap Metodologi Penelitian Pendidikan, (Jakarta: PT. Prestasi

Pustakarya, 2012), Cet. 1, h. 117 55 M. Musfiqon, Panduan Lengkap Metodologi Penelitian Pendidikan, (Jakarta: PT. Prestasi

Pustakarya, 2012), Cet. 1, h. 128

Page 56: Pendidikan Akhlak melalui Metode Belajar sambil Bermain Di TK. …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25206/1/Dea Insani Dermawanti... · Sebagaimana dijelaskan dalam

46

terkumpul tanpa dianalisis menjadi tidak bermakna, tidak berarti, menjadi data

yang mati dan tidak beebunyi. Oleh karena itu, analisis data ini untuk membri arti,

makna dan nilai yang terkandung dalam data.56

Dalam proses analisis data, ada beberapa langkah pokok yang harus

dilakukan, yaitumerupakan kegiatan awal dalam analisis data kualitatif. Dalam :

1. Editing Data

Tahapan analisis ini merupakan tahapan awal dalam analisis data

kualitatif. Dalam tahapan ini juga dilakukan reduksi data dan pemilahan data

sesuai fokus penelitian. Dalam kegiatan editing data ini juga dilakukan

transliting data atau konversi data. Selanjutnya, data yang belum bisa dibaca

dilakukan penerjemahan agar mudah dibaca dan dipahami.

2. Kategorisasi/Coding

Pada tahapan ini peneliti melakukan kategorisasi data sesuai dengan

fokus masalah penelitian. Kategorisasi ini dapat dilakukan secara domain,

yaitu kategorisasi data sesuai domain-domain yang akan dianalisis. Selain itu,

kategorisasi data juga mempertimbangkan aspek kesamaan dan perbedaan

dalam masalah penelitian. Melalui kategorisasi ini akan lebih memudahkan

peneliti dalam tahapan analisis berikutnya.

3. Meaning

Setelah data dianalisis dengan menggunakan pendekatan dan teknik

yang sesuai, peneliti melakukan pemaknaan data atau temuan penelitian.

Langkah ini juga disebut langkah interpretasi data, yaitu melakukan kegiatan

menghubungkan, membandingkan, dan mendeskripsikan data sesuai fokus

masalah untuk diberi makna. Pemberian makna ini dilakukan juga

56 Moh. Kasiram, Metodologi Penelitian, (malang: UIN Malang Press, 2008), Cet. 1, h. 127

Page 57: Pendidikan Akhlak melalui Metode Belajar sambil Bermain Di TK. …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25206/1/Dea Insani Dermawanti... · Sebagaimana dijelaskan dalam

47

konseptualisasi pernyataan ilmiah yang akan menjadi bahan simpulan

penelitian.57

Rumus yang digunakan adalah:

푃 =푓푁 × 100%

Ket: P= Persentase

f= Frekuensi

N= Jumlah Responden

57 M. Musfiqon, Panduan Lengkap Metodologi Penelitian Pendidikan, (Jakarta: PT. Prestasi

Pustakarya, 2012), Cet. 1, h. 167

Page 58: Pendidikan Akhlak melalui Metode Belajar sambil Bermain Di TK. …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25206/1/Dea Insani Dermawanti... · Sebagaimana dijelaskan dalam

48

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Profil Sekolah Nama TK : TK Islam Ar Rizqy

Alamat TK : Perumahan Telaga Mas Blok H-1 No. 41-42, RT 09/014, Kel. Harapan Baru, Kec. Bekasi Utara.

No Izin Operasional : 422/556/SK TK/2005

Mulai Berdiri : 15 November 2005

Jam Belajar : Pagi (07.30 – 10.00) Siang (10.00 – 11.30)

Nama Lembaga/ Yayasan : Yayasan Pendidikan Islam Arrizqul Mubaaroku.

Alamata Yayasan : Perumahan Telaga Mas Blok H-1 No. 41-42, RT 09/014, Kel. Harapan Baru, Kec. Bekasi Utara.

Nama Kepala TK : Suryati. S.Pdi

Jumlah Siswa : 108 Orang

Play Group : 46 Orang

Kel A : 45 Orang

Kel B : 45 Orang

Jumlah Guru : 6 Orang

Status Guru : - Negeri

: 6 Guru Tetap Yayasan

Bekasi Utara, 10 Februari 2010 Kepala Tk Islam Ar Rizqy

Suryati, S.Pd.I

Page 59: Pendidikan Akhlak melalui Metode Belajar sambil Bermain Di TK. …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25206/1/Dea Insani Dermawanti... · Sebagaimana dijelaskan dalam

49

Pada dasarnya alasan didirikannya Lembaga Pendidikan Pra Sekolah ini

adalah ingin mendidik dan mengembangkan anak menjadi anak yang pintar,

cerdas, aktif dan kreatif serta berakhlak mulia. Anak akan diberikan kesempatan

dalam suasana bebas sehingga anak mampu berkembang sesuai dengan

potensinya masing-masing dan kami sangat memperhatikan kepekaan serta dunia

anak.

Lembaga Pendidikan Pra Sekolah TK Islam Ar Rizqy berlokasi di

Perumahan Telaga Mas Blok H-1 No. 41-42, RT 09/014, Kel. Harapan Baru, Kec.

Bekasi Utara.

Berdasarkan program Yayasan, pelaksanaan operasional TK. Islam Ar

Rizqy telah dimulai pada tahun ajaran 2005/2006. Adapun dana pembangunan

sekolah ini berasal dari pihak Yayasan Pribadi dan selanjutnya dana dari para

calon orang tua / wali murid. Untuk kelancaran program sekolah, pihak yayasan

telah mengangkat pengurus operasional atau pengelola TK. Islam Ar Rizqy untuk

kegiatan belajar mengajar (KBM) seperti Kepala Sekolah, Dewan Guru,

Bendahara (TU), Penjaga Sekolah yang direkrut berdasarkan persyaratan dengan

STTB, Ijazah dan rencana TK Islam Ar Rizqy yang telah dibuka mulai bulan

september 2005.

Tujuan didirikannya TK. Islam Ar Rizqy yaitu:

1) Untuk membantu meletakkan dasar anak ke arah perkembangan sikap,

pengetahuan keterampilan daya cipta yang diperlukan oleh anak didik dalam

penyesuaian diri dalam lingkungannya.

2) Untuk pertumbuhan serta perkembangan selanjutnya

3) Untuk mencetak manusia yang tangguh dan mandiri berdasarkan iman dan

taqwa.

Misi dan visi TK. Islam Ar Rizqy adalah untuk mencetak generasi

mendatang sebagai ummat yang bertaqwa, pandai dan terampil, yang pada

Page 60: Pendidikan Akhlak melalui Metode Belajar sambil Bermain Di TK. …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25206/1/Dea Insani Dermawanti... · Sebagaimana dijelaskan dalam

50

akhirnya menjadi ilmuwan yang tangguh dibentengi oleh nilai-nilai religius dan

iman yang kuat serta akhlak yang mulia.

Beberapa bentuk permainan kreatif yang sering dilakukan di TK. Islam Ar

Rizqy yang dapat membuat anak gembira, merangsang kemampuan motorik

halus, motorik kasar, kemampuan emosional, kemampuan bersosialisasi,

berbicara dan daya berpikir, diantaranya adalah:

1. Sambung kata

Cara bermainnya mudah karena tidak membutuhkan alat bantu

apapun. Anda bisa meminta anak pertama memulai permainan dengan

mengatakan “saya”, lalu anak kedua menambahkan satu kata menjadi “saya

suka”, lalu selanjutnya kata disambung oleh anak selanjutnya menjadi “saya

suka bermain”, dan begitu selanjutnya sehingga dari satu kata menjadi satu

cerita yang panjang.

Permainan berakhir ketika ada anak yang lupa dengan susunan kata-

kata di cerita. Permainan ini baik untuk memperlancar kemampuan berbicara

anak dan bermanfaat bagi pertumbuhan otak anak karena merangsang daya

ingatnya.

2. Tebak benda dalam kantong

Permainan ini membutuhkan beberapa hal seperti kantong yang tidak

tembus pandang dan benda-benda atau makanan yang ada di rumah yang

biasa dipergunakan sehari-hari. Misalnya mainan anak seperti mobil-mobilan,

sisir, buah jeruk, penggaris, pensil, buku, sendok makan dan lain sebagainya.

Cara bermainnya sangat mudah yakni masukkan semua jenis benda

atau makanan yang Anda pilih. Minta anak untuk menutup matanya (bisa juga

menggunakan penutup mata) lalu memasukkan tangannya ke dalam

tas/kantong dan menebak benda yang diambilnya.

Page 61: Pendidikan Akhlak melalui Metode Belajar sambil Bermain Di TK. …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25206/1/Dea Insani Dermawanti... · Sebagaimana dijelaskan dalam

51

Anak diperbolehkan untuk memegang, meraba, dan mencium benda

atau makanan tersebut untuk sesaat, sebelum menebaknya. Bila tebakannya

benar maka anak bisa memiliki benda atau makanan tersebut. Permainan ini

dapat merangsang motorik halus anak melalui kegiatan meraba benda dan

melatih indera penciumannya.

3. Puzzle sederhana

4. Lempar tangkap tendang bola

Gunakan bola pantai yang berukuran kecil. Cara bermainnya sangat

sederhana yakni lempar bola ke anak dan minta ia untuk menangkap bola

tersebut dan melempar bola tersebut kembali ke guru atau ke anak lain.

5. Ingat bermacam jenis benda

Permainan ini membutuhkan beberapa hal seperti benda-benda atau

jenis-jenis makanan yang ada di rumah atau kelas yang biasa dipergunakan

sehari-hari. Misalnya saja sendok, garpu, cangkir, buah pisang, wortel, buku,

boneka, pinsil dan lain sebagainya.

Permainan dimulai oleh guru yang meletakkan berbagai macam jenis

benda atau makanan di atas lantai. Persilahkan anak-anak untuk melihat dan

menyentuh benda-benda tersebut. Minta anak-anak untuk mulai mengingat

semua jenis benda yang ada dihadapannya.

Setelah beberapa menit minta anak untuk bersiap-siap dan tutup

benda-benda tersebut dengan sebuah kain taplak yang besar. Berikan satu

lembar kertas dan pensil kepada setiap anak atau kelompok. Selanjutnya

berikan waktu kepada anak-anak untuk menuliskan atau menggambarkan

benda-benda apa saja yang baru dilihatnya.

Permainan ini melatih daya konsentrasi dan indera penglihatan anak.

Bila permainan dilakukan dengan cara berkelompok maka dapat melatih

ketrampilan anak untuk mampu bermain dan bekerjasama dalam tim dengan

Page 62: Pendidikan Akhlak melalui Metode Belajar sambil Bermain Di TK. …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25206/1/Dea Insani Dermawanti... · Sebagaimana dijelaskan dalam

52

anak-anak lainnya. Pemenang permainan adalah anak atau kelompok yang

mampu mengingat benda-benda paling banyak.

6. Patung musik

Permainan ini hanya membutuhkan musik dari radio, telepon

genggam, atau TV sebagai alat bermain. Jangan lupa untuk menyampaikan

peraturan dengan jelas kepada anak-anak sebelum peraturan dimulai.

Permainan dimulai dengan memutar musik anak-anak dan minta anak-anak

untuk berjoget dengan goyangan yang lucu.

Hentikan musik mendadak dan minta anak-anak untuk berhenti

bergoyang saat itu juga dan sanggup menjaga posisi gaya kaku seperti patung

sampai musik kembali diputar. Anak-anak kembali berjoget ketika musik

diputar lagi, begitu seterusnya sampai didapat satu pemenang.

7. Susun gelang besar, gelas plastik atau kardus kotak berwarna menyolok

Permainan menyusun gelang bertumpuk dari ukuran yang kecil

sampai besar dapat melatih daya berpikir anak. Pilih gelang mainan dengan

warna-warna cerah. Sambil bermain dengan anak didik, guru juga dapat

mengenalkan nama-nama warna kepada anak. Permainan ini juga bisa

menggunakan gelas dengan warna-warna mencolok atau kardus kotak dengan

warna yang juga mencolok.

8. Susun balok kayu dan lego

Permainan menyusun balok-balok kayu dan lego menjadi sebuah

bangunan, jembatan, rumah dan lain sebagainya dapat merangsang motorik

halus anak, melatih konsentrasi sekaligus melatih anak untuk memecahkan

masalah.

Page 63: Pendidikan Akhlak melalui Metode Belajar sambil Bermain Di TK. …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25206/1/Dea Insani Dermawanti... · Sebagaimana dijelaskan dalam

53

9. Menggambar, mewarnai, melipat, mengelem kertas

Alat yang dibutuhkan hanyalah buku mewarnai dan pensil-pensil

warna. Minta anak untuk menggambar benda apa saja yang disukainya. Untuk

kegiatan mewarnai, minta anak untuk mewarnai gambar dengan hati-hati agar

tidak keluar garis gambarnya. Selalu dampingi dan bantu anak ketika

mengelem dan melipat kertas menjadi berbagai macam bentuk yang menarik.

Anak juga bisa diminta untuk menggambar dengan mengikuti bentuk

benda yang guru berikan. Misalnya mulut gelas plastiknya untuk mendapat

bentuk lingkaran dan menggunakan balok kayu mainannya untuk mendapat

bentuk bujur sangkar. Menggambar, mewarnai, melipat, mengelem kertas

dapat merangsang motorik halus anak dan melatih daya konsentrasinya.

10. Kursi musik

Untuk melakukan permainan ini dibutuhkan beberapa kursi dan musik

yang diputar. Kurangi satu kursi dari jumlah anak yang akan bermain, jadi

misalnya ada 10 anak sediakan hanya 9 kursi.

Persilahkan anak untuk berlari-lari kecil di sekitar kursi ketika musik

diputar dan ketika musik dihentikan secara mendadak anak-anak akan

berusaha mencari kursi dan mendudukinya. Balita yang tidak mendapat kursi

bisa keluar dari permainan dan permainan dilanjutkan kembali sampai didapat

satu pemenang. Permainan ini bermanfaat untuk melatih ketrampilan motorik

kasar anak.

B. Deskripsi data Dalam penelitian ini data diambil dengan menggunakan angket yang

disebarkan kepada siswa-siswi TK. Islam Ar Rizqy yang berjumlah 34 siswa.

Angket ini berisi 20 pernyataan, diolah dalam bentuk distribusi frekuensi dan

dipaparkan dalam bentuk tabel, kemudian setiap tabel berisi satu butir item

Page 64: Pendidikan Akhlak melalui Metode Belajar sambil Bermain Di TK. …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25206/1/Dea Insani Dermawanti... · Sebagaimana dijelaskan dalam

54

pertanyaan. Untuk lebih memperjelas informasi mengenai angket, peneliti juga

mengadakan wawancara kepada kepala sekolah TK. Islam Ar Rizqy Bekasi

Utara.

Berikut ini merupakan penjelasan mengenai anket:

Guru merupakan orang tua siswa di sekolah. Setiap sikap, ucapan maupun

perbuatan mereka diperhatikan dan ditiru oleh siswa. Oleh karena itu, guru tidak

hanya memberikan ilmu pengetahuan tetapi juga harus menjadi contoh teladan

bagi mereka di sekolah. Pertanyaan yang diajukan berkaitan dengan hal ini adalah

“Apakah guru memberikan teladan yang baik di sekolah?”. Hasil dari pertanyaan

tersebut dapat dilihat dalam tabel berikut:

Tabel 4.1

Guru memberikan teladan yang baik di sekolah

No. Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase

2 a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah

22 12 0 0

64,71 35,29

0 0

Jumlah 34 100%

Dari data di atas, lebih dari setengah siswa menjawab bahwa guru-guru

mereka selalu memberikan teladan yang baik di sekolah yaitu dengan prosentase

64,71%, dan sebesar 35,29% menyatakan sering, dan 0% yang menyatakan

kadang-kadang atau tidak pernah. Dengan demikian, mayoritas anak didik yakni

64,71% menyatakan guru mereka selalu memberikan teladan yang baik di

sekolah.

Hukuman terkadang perlu diberikan kepada siswa, karena hukuman

merupakan salah satu metode untuk membentuk akhlakul karimah siswa.

Hukuman tersebut jangan diartikan sebagai kekerasan fisik tetapi hukuman yang

dapat membangun siswa. Adapun hukuman yang sering diberikan oleh guru

Page 65: Pendidikan Akhlak melalui Metode Belajar sambil Bermain Di TK. …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25206/1/Dea Insani Dermawanti... · Sebagaimana dijelaskan dalam

55

kepada siswa di TK Islam Ar Rizqy salah satunya seperti menghafalkan doa

sehari-hari atau menghapal surat-surat pendek dalam al Qur’an. Pertanyaan yang

diajukan adalah “Apakah guru menghukum siswa yang tidak mengerjakan tugas

rumah?”. Hasil dari pertanyaan tersebut dapat dilihat dalam tabel berikut:

Tabel 4.2

Guru menghukum siswa yang tidak mengerjakan tugas rumah

No. Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase

3 a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah

21 11 2 0

61,76 32,35

5,88 0

Jumlah 34 100%

Data dalam angket menunjukkan prosentase 61,76% menjawab guru

selalu memberikan hukuman kepada siswa, 32,35% yang menjawab sering,

5,88% yang menjawab kadang-kadang dan 0% yang menyatakan tidak pernah.

Dengan demikian, mayoritas siswa yakni 61,76% menyatakan guru selalu

memberikan hukuman kepada siswa yang melanggar aturan.

Nasehat merupakan kata-kata baik yang diucapkan seseorang kepada

orang lain, dimana orang yang mengucapkan atau memberikan kata-kata tersebut

menginginkan kebaikan terhadap orang yang diajak bicara. Seperti halnya jika

ada siswa yang melanggar aturan kemudian guru menasehati siswa yang

melanggar aturan, demi kebaikan diri siswa tersebut. Hal ini berkaitan dengan

pertanyaan dalam angket yaitu “apakah guru menasehati siswa yang melanggar

aturan?”. Hasilnya dapat dilihat dalam tabel berikut:

Page 66: Pendidikan Akhlak melalui Metode Belajar sambil Bermain Di TK. …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25206/1/Dea Insani Dermawanti... · Sebagaimana dijelaskan dalam

56

Tabel 4.3

Guru menasehati siswa yang melanggar aturan

No. Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase

4 a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah

18 12 4 0

52,94 35,29 11,77

0

Jumlah 34 100%

Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa 52,94% siswa menjawab

guru mereka selalu memberikan nasehat kepada siswa yang melanggar aturan.

Nasehat tersebut bahkan tidak hanya diberikan kepada siswa yang melanggar

aturan saja, akan tetapi guru memberikan nasihat kepada semua siswa agar siswa

dapat termotivasi baik dalam belajar maupun dalam berakhlakul karimah.

Kemudian 35,29% siswa menyatakan sering diberikan nasehat, 11,77%

menyatakan kadang-kadang dan 0% menyatakan tidak pernah. Dengan demikian,

mayoritas anak didik yakni 52,94% menyatakan guru mereka selalu memberikan

nasehat ketika mereka melanggar peraturan.

Doa merupakan hal yang sangat penting baik sebelum maupun sesudah

melakukan pekerjaan, begitu pula dengan belajar, aktifitas belajar sebaiknya

diawali dengan berdoa. Dalam hal ini pertanyaan yang diajukan adalah “Apakah

Saya mengawali pelajaran dengan membaca do’a”. hasil dari pertanyaan ini dapat

dilihat dalam tabel sebagai berikut:

Page 67: Pendidikan Akhlak melalui Metode Belajar sambil Bermain Di TK. …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25206/1/Dea Insani Dermawanti... · Sebagaimana dijelaskan dalam

57

Tabel 4.4

Mengawali pelajaran dengan membaca do’a

No. Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase

1 a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah

27 7 0 0

79,41 20,59

0 0

Jumlah 34 100%

Berdasarkan keterangan tabel di atas, maka dapat diambil informasi

bahwasanya siswa yang selalu mengikuti aktifitas mengawali pelajaran dengan

membaca doa sebesar 79,41%, sedangkan 20,59% yang menyatakan sering dan

tidak ada yang menyatakan kadang-kadang atau tidak pernah. Dengan demikian,

mayoritas anak didik, yakni 79,41% selalu membaca do’a ketika mangawali

pelajaran.

Soal angket berikutnya adalah tentang keperdulian terhadap sesama

manusia. Dalam hal ini yang ditanyakan adalah “saya menolong teman yang

membutuhkan pertolongan”. Hasil dari pertanyaan tersebut dapat dilihat dalam

tabel berikut ini:

Tabel 4.5

Menolong teman yang membutuhkan pertolongan

No. Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase

5 a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah

11 14 8 1

32,35 41,18 23,53

2,94

Jumlah 34 100%

Page 68: Pendidikan Akhlak melalui Metode Belajar sambil Bermain Di TK. …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25206/1/Dea Insani Dermawanti... · Sebagaimana dijelaskan dalam

58

Dari data di atas dapat dilihat bahwa kurang dari setengah siswa menyatakan

mereka selalu menolong teman yang membutuhkan pertolongan yaitu sebanyak

32,35%, kemudian 41,18% menyatakan sering menolong temannya yang

membutuhkan pertolongan, dan 23,53% menyatakan kadang-kadang menolong teman

yang membutuhkaqn pertolongan, serta 2,94% menyatakan tidak pernah menolong

teman yang membutuhkan pertolongan. Dengan demikian mayoritas jawaban anak

didik ada pada pilihan jawaban sering menolong teman yang membutuhkan

pertolongan, bukan pada selalu.

Berkata bohong merupakan salah satu dari akhlak tidak terpuji, karena itu

sudah seharusnya seorang anak ditanamkan sejak dini untuk selalu berkata jujur.

Kejujuran juga merupakan modal utama bagi seorang anak untuk menjalani hidupnya

di masa depan. Sehubungan dengan hal tersebut, maka pertanyaan yang diajukan

adalah “Saya malu dan takut berkata bohong”. Hasil dari pertanyaan tersebut dapat

dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 4.6

Takut dan malu berkata bohong

No. Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase

6 a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah

11 16 6 1

32,35 47,05 17,66

2,94

Jumlah 34 100%

Berdasarkan data di atas, terdapat 32,35% siswa yang menyatakan bahwa

mereka selalu takut dan malu jika berkata bohong, 47,05% menyatakan sering takut

dan malu berkata bohong, 17,66% menyatakan kadang-kadang dan 2,94%

menyatakan tidak pernah takut dan malu jika berkata bohong. Dengan demikian yang

menjadi mayoritas dari jawaban siswa adalah alternatif sering malu dan takut berkata

bohong yakni 47,05%.

Page 69: Pendidikan Akhlak melalui Metode Belajar sambil Bermain Di TK. …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25206/1/Dea Insani Dermawanti... · Sebagaimana dijelaskan dalam

59

Berpamitan dan mencium tangan kedua orang tua merupakan salah satu

bentuk bakti dan sopan santun seorang anak terhadap orang tuanya. Dalam hal ini

pertanyaan yang diajukan adalah “Saya berpamitan dan mencium tangan kedua orang

tua ketika hendak berangkat sekolah”. Hasil dari pertanyaan tersebut adalah sebagai

berikut:

Tabel 4.7

Berpamitan dan mencium tangan kedua orang tua ketika hendak

berangkat sekolah

No. Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase

7 a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah

23 8 3 0

67,65 23,53

8,82 0

Jumlah 34 100%

Data di atas menunjukkan bahwa sebagian besar atau sebesar 67,65% siswa

selalu berpamitan dan mencium tangan kedua orang tua ketika hendak berangkat

sekolah, 23,53% menyatakan sering 8,82% menyatakan kadang-kadang, dan tidak

ada yang tidak pernah sama sekali berpamitan dan mencium tangan kedua orang tua

ketika berangkat sekolah. Berdasarkan data diatas maka mayoritas siswa yakni

67,65% selalu berpamitan dan mencium tangan orang tua ketika hendak berangkat

sekolah.

Pertanyaan berikutnya adalah mengenai bertegur sapa ketika berpapasan

dengan guru, karena sikap ramah dan sopan kepada guru tidak hanya harus

ditunjukkan ketika di dalam lingkungan sekolah saja tetapi juga di luar sekolah.

Dalam hal ini pertanyaan yang diajukan adalah “Saya menyapa guru yang berpapasan

di luar sekolah”. Hasil dari pertanyaan tersebut dapat dilihat dalam tabel berikut ini:

Page 70: Pendidikan Akhlak melalui Metode Belajar sambil Bermain Di TK. …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25206/1/Dea Insani Dermawanti... · Sebagaimana dijelaskan dalam

60

Tabel 4.8

Menyapa guru yang berpapasan di luar sekolah

Dari data di atas dapat terlihat bahwasanya perilaku siswa menyapa guru

ketika berpapasan di luar sekolah masih sangatlah kurang. Hal ini diperjelas denga

persentase yang menyatakan selalu menyapa guru yang berpapasan di luar sekolah

hanyalah sebesar 14,71%, kemudian yang sering menyapa guru yang berpapasan di

luar sekolah sebesar 35,29%, lalu yang kadang-kadang sebesar 32,35% dan yang

tidak pernah menyapa guru yang berpapasan di luar sekolah sebesar 17,65%.

Salah satu bentuk contoh dari keperdulian anak pada lingkungannya dapat

terlihat dari kebiasaan anak tersebut untuk membuang sampah pada tempatnya.

Dengan membuang sampah pada tempatnya, maka anak tersebut sudah ikut serta

untuk menjaga lingkungannya agar tetap bersih dan sehat juga terlihat rapih.

Berkenaan dengan hal tersebut, maka pertanyaan yang diajukan adalah “Saya

membuang sampah pada tempatnya”. Hasil jawaban dari para siswa dapat dilihat

dalam tabel berikut:

Tabel 4.9

Membuang sampah pada tempatnya

No. Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase

9 a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah

16 12 4 2

47,05 35,29 11,77

5,88

Jumlah 34 100%

No. Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase

8 a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah

5 12 11 6

14,71 35,29 32,35 17,65

Jumlah 34 100%

Page 71: Pendidikan Akhlak melalui Metode Belajar sambil Bermain Di TK. …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25206/1/Dea Insani Dermawanti... · Sebagaimana dijelaskan dalam

61

Data di atas menunjukkan bahwa 47,05% siswa selalu membuang sampah

pada tempatnya, 35,29 menyatakan sering membuang sampah pada tempatnya,

11,77% menyatakan kadang-kadang membuang sampah pada tempatnya, dan 5,88%

menyatakan tidak pernah membuang sampah pada tempatnya. Dengan demikian,

mayoritas anak didik yakni 47,05% selalu membuang sampah pada tempatnya.

Doa merupakan sesuatu yang tidak bisa dilepaskan dari seorang muslim,

karena doa merupakan hal yang menghubungkan muslim tersebut dengan Allah SWT

dan juga agar selalu dekat dengan Allah SWT baik dalam situasi dan kondisi apapun.

Dalam hal ini pertanyaan yang diajukan adalah “saya membaca doa sebelum dan

bangun tidur”. Hasil jawaban dari pertanyaan tersebut dapat dilihat dlam tabel

berikut:

Tabel 4.10

Membaca doa sebelum dan bangun tidur

No. Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase

10 a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah

17 11 4 2

50 32,35 11,77

5,88

Jumlah 34 100%

Tabel di atas menunjukkan bahawa sebesar 50% siswa menyatakan selalu

membaca doa baik sebelum dan bangun tidur, 32,35% sering berdoa sebelum dan

bangun tidur, 11,77% menyatakan kadang-kadang dan sebanyak 5,88% menyatakan

tidak pernah membaca doa sebelum dan bangun tidur. Dengan demikian, mayoritas

siswa yakni 50% selalu membaca doa baik sebelum dan bangun tidur.

Page 72: Pendidikan Akhlak melalui Metode Belajar sambil Bermain Di TK. …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25206/1/Dea Insani Dermawanti... · Sebagaimana dijelaskan dalam

62

Doa dapat juga dijadikan sebagai suatu ungkapan rasa syukur seorang hamba

kepada Allah SWT. Membaca doa ketika hendak makan merupakan salah satu bukti

syukur atas karunia yang telah diberikan Allah SWT berupa makanan yang bisa

dinikmati saat itu. Dalam hal ini pertanyaan yang diajukan adalah “saya membaca

doa ketika hendak makan”.

Tabel 4.11

Membaca doa ketika hendak makan

No. Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase

11 a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah

21 10 2 1

61,76 29,41

5,88 2,95

Jumlah 34 100%

Data di atas terlihat bahwa sebesar 61,76% siswa selalu membaca doa ketika

hendak makan, 29,41% siswa yang menyatakan sering, 5,88% siswa menyatakan

kadang-kadang, dan 2,95% siswa menyatakan tidak pernah berdoa ketika hendak

makan. Dengan demikian, mayirotas siswa yakni 61,76 siswa selalu membaca do’a

ketika hendak makan.

Menjahili teman sekelas merupakan salah satu perbuatan yang tidak terpuji

atau akhlakul madzmumah. Dalam hal ini pertanyaan yang diajukan adalah “saya

menjahili teman sekelas”. Hasilnya dapat dilihat dalam tabel berikut:

Tabel 4.12

Menjahili teman sekelas

No. Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase

12 a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah

2 4

12 16

5,88 11,77 35,29 47,05

Jumlah 34 100%

Page 73: Pendidikan Akhlak melalui Metode Belajar sambil Bermain Di TK. …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25206/1/Dea Insani Dermawanti... · Sebagaimana dijelaskan dalam

63

Dari data di atas sebesar 5,88% siswa selalu menjahili teman sekelas mereka,

11,77% menyatakan jarang, 35,29% menyatakan kadang-kadang, dan hamper

setengah siswa atau sebesar 47,05% menyatakan tidak pernah menjahili teman

sekelas mereka. Dengan demikian, mayoritas anak didik yakni 47,05% tidak pernah

menjahili teman sekelas.

Sholat merupakan rekun kedua dalam rukun islam. Melaksanakan sholat juga

merupakan kewajiban bagi seluruh umat muslim, dan dengan sholat juga dapat

diharapkan untuk menjauhkan manusia dari perbuatan keji dan munkar. Pembiasaan

untuk mendirikan sholat 5 waktu harus ditanamkan sejak dini, agar nantinya

melaksanakan sholat tidak lah menjadi suatu beban akan tetapi justru menjadi suatu

kebutuhan bagi anak tersebut. Dalam hal ini pertanyaan yang diajukan adalah “saya

melaksanakan sholat lima waktu”. Hasilnya dapat dilihat dalam tebel berikut:

Tabel 4.13

Melaksanakan Sholat lima waktu

No. Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase

13 a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah

5 13 14 2

14,71 38,23 41,18 5,88

Jumlah 34 100%

Dari data di atas dapat dilihat masih kurangnya pembiasaan untuk sholat lima

waktu. Hal ini diperjelas dengan persentase siswa yang menyatakan selalu

melaksanakan sholat lima waktu hanya sebesar 14,71%, yang menyatakan sering

melaksanakan sholat lima waktu sebesar 38,23%, yang menyatakan kadang-kadang

hampir setengah atau sebesar 41,18%, dan yang menyatakan tidak pernak

melaksanakan sholat lima waktu sebesar 5,88%. Dengan demikian, mayoritas siswa

Page 74: Pendidikan Akhlak melalui Metode Belajar sambil Bermain Di TK. …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25206/1/Dea Insani Dermawanti... · Sebagaimana dijelaskan dalam

64

yakni 41,18% berada pada intensitas kadang-kadang melaksanakan sholat lima

waktu.

Pertanyaan selajutnya pada angket adalah mengenai kebiasan yang kurang

baik yaitu makan sambil berjalan. Pertanyaan yang diajukan adalah “ Saya makan

sambil berjalan”. Hasilnya dapat dilihat dalam tabel berikut ini:

Tabel 4.14

Makan sambil berjalan

No. Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase

14 a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah

3 7

13 11

8,82 20,59 38,23 32,35

Jumlah 34 100%

Data di atas menunjukkan sebesar 8,82% siswa selalu makan sambil berjalan,

20,59% siswa sering makan sambil berjalan, prosentase terbesar ada pada siswa yang

menyatakan kadang-kadang makan sambil berjalan yaitu sebesar 38,23%, dan

kemudian siswa yang menyatakan tidak pernah makan sambil berjalan yaitu sebesar

32,35%. Dengan demikian mayoritas siswa yakni 38,23% berada pada intensitas

kadang-kadang makan sambil berjalan. Dengan demikian, mayoritas siswa yakni

38,23% kadang-kadang makan sambil berjalan.

Tolong menolong merupakan keharusan bagi sesama manusia sebagai

makhluk sosial, karena manusia tidak akan pernah bisa hidup sendiri dan tidak selalu

bisa memenuhi kebutuhannya seorang diri. Seorang anak harus dibiasakan sejak dini

untuk mau saling membantu sesamanya. Dalam hal ini pertanyaan yang diajukan

adalah “saya membantah ketika dimintai tolong oleh guru”. Hasilnya adalah sebagai

berikut:

Page 75: Pendidikan Akhlak melalui Metode Belajar sambil Bermain Di TK. …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25206/1/Dea Insani Dermawanti... · Sebagaimana dijelaskan dalam

65

Tabel 4.15

Membantah ketika dimintai tolong oleh guru

No. Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase

15 a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah

3 7

10 14

8,82 20,59 29,41 41,18

Jumlah 34 100%

Data di atas menunjukkan bahwa jumlah siswa yang selalu membantah ketika

dimintai tolong oleh guru sebesar 8,82%, kemudian 20,59% menyatakan sering

membantah ketika dimintai pertolongan, 29,41 menyatakan kadang-kadang

membantah ketika dimintai tolong oleh guru,dan prosentase terbesar ada pada siswa

yang menyatakan tidak pernah membantah ketika dimintai tolong oleh guru yaitu

sebesar 41,18%. Dengan demikian, mayoritas siswa yakni 41,18% tidak pernak

membantah ketika dimintai tolong oleh guru.

Pertanyaan angket selanjutnya mengenai kebioasaan anak untuk mengucapkan

terimakasih setiap kali diberikan sesuatu. Pertanyaan yang diajukan adalah “Saya

mengucapkan terima kasih setiap diberikan sesuatu”. Hasilnya adalah sebagai

berikut:

Tabel 4.16

Mengucapkan terima kasih setiap diberikan sesuatu

No. Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase

16 a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah

14 16 4 0

41,18 47,05 11,77

0

Jumlah 34 100%

Page 76: Pendidikan Akhlak melalui Metode Belajar sambil Bermain Di TK. …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25206/1/Dea Insani Dermawanti... · Sebagaimana dijelaskan dalam

66

Berdasarkan data di atas dapat dilihat 41,18% siswa menyatakan selalu

mengucapkan terima kasih setiap diberikan sesuatu, 47,05% siswa menyatakan sering

mengucapkan terima kasih setiap diberikan sesuatu, 11,77% siswa menyatakan

kadang-kadang dan tidak ada siswa yang menyatakan tidak pernah mengucapkan

terima kasih setiap diberikan sesuatu. Dengan demikian, mayoritas siswa yakni

47,05% sering mengucapkan terima kasih setiap diberikan sesuatu.

Pertanyaan selanjutnya adalah mengenai perilaku buruk, yaitu bertengkar

dengan teman. Dalam hal ini pertanyaan yang diajukan adalah “Saya bertengkar

dengan teman”. Hasilnya dapat dilihat dalam tabel berikut:

Tabel 4.17

Bertengkar dengan teman

No. Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase

17 a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah

3 17 10 4

8,82 50

29,41 11,77

Jumlah 34 100%

Data diatas menunjukkan bahwa pembinaan akhlak di TK Islam ArRizqy

belum memberikan hasil yang cukup baik. Hal ini dapat dilihat dari tabel bahwa

sebesar 8,82% siswa menyatakan selalu bertengkar dengan teman, 50% siswa

menyatakan sering bertengkar dengan teman, 29,41% siswa menyatakan kadang-

kadang bertengkar dengan teman sedangkan yang menyatakan tidak pernah sebesar

11,77%. Dengan demikian, mayoritas siswa yakni 50% sering bertengkar dengan

teman.

Salam tidak hanya sekedar ucapan, salam juga merupakan doa. Mengucapkan

salam bagi seorang muslim memang sunnah,tetapi menjawab salam merupakan

sebuah kewajiban bagi setiap muslim. Hal ini sesuai dengan pertanyaan yang

Page 77: Pendidikan Akhlak melalui Metode Belajar sambil Bermain Di TK. …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25206/1/Dea Insani Dermawanti... · Sebagaimana dijelaskan dalam

67

diajukan, yaitu “Saya mengucapkan salam saat datang dan pergi”. Hasilnya dapat

dilihat dalam tabel berikut:

Tabel 4.18

Mengucapkan salam saat datang dan pergi

No. Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase

18 a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah

13 16 5 0

38,23 47,05 14,71

0

Jumlah 34 100%

Data di atas dapat terlihat perilaku siswa yang selalu mengucapkan salam saat

datang dan pergi hanya sebesar 38,23%,sedangkan yang sering sebesar 47,05% dan

yang kadang-kadang mengucapkan salam saat dating dan pergi sebesar 14,71%.

Dengan demikian, mayoritas siswa yakni 47,05% sering mengucapkan salam saat

dating dan pergi.

Sedekah adalah suatu pemberian yang diberikan oleh seseorang muslim

kepada orang lain secara spontan dan sukarela tanpa dibatasi oleh waktu dan jumlah

tertentu dengan mengharap ridho Allah SWT. Dan pahala semata. Dalam hal ini

pertanyaan yang diajukan adalah “Saya bersedekah ketika melihat pengemis”.

Hasilnya dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.19

Bersedekah ketika melihat pengemis

No. Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase

19 a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah

10 19 5 0

29,41 55,88 14,71

0

Jumlah 34 100%

Page 78: Pendidikan Akhlak melalui Metode Belajar sambil Bermain Di TK. …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25206/1/Dea Insani Dermawanti... · Sebagaimana dijelaskan dalam

68

Data di atas menunjukkan 29,41% siswa menjawab selalu bersedekah ketika

melihat pengemis, 55,88% yang menjawab sering, dan 14,71% siswa yang menjawab

kadang-kadang bersedekah ketika melihat pengemis, ini menunjukkan bahwa

kesadaran siswa untuk bersedekah sudah cukup baik, tetapi ssangat baik sekali bila

lebih di tingkatkan lagi. Dengan demikian, mayoritas siswa yakni 55,88% siswa

sering bersedekah ketika melihat pengemis.

Pertanyaan selanjutnya adalah mengenai adab dan sopan santun terhadap

sesame manusia, yaitu berbicara dengan sopan. Dalam hal ii pertanyaan yang

diajukan adalah “Saya berbicara dengan sopan”. Hasilnya dapat dilihat dalam tabel

berikut:

Tabel 4.20

Berbicara dengan sopan

No. Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase

20 a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah

16 17 1 0

47,05 50

2,94 0

Jumlah 34 100%

Data di atas menjelaskan sebesar 47,05% siswa menyatakan selalu berbicara

dengan sopan, 50% menyatakan sering, sedangkan yang menyatakan kadang-kadang

sebesar 2,94%. Dengan demikian, mayoritas siswa yakni 50% serinbg berbicara

dengan sopan.

Page 79: Pendidikan Akhlak melalui Metode Belajar sambil Bermain Di TK. …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25206/1/Dea Insani Dermawanti... · Sebagaimana dijelaskan dalam

69

Pembahasan Hasil Data

Berdasarkan data-data pada tabel di atas penerapan pembinaan akhlak di TK

Islam Ar Rizqy dilakukan dengan cara memberikan pendidikan agama dan

pembinaan (pembiasaan dan latihan).

Dalam memberikan pendidikan agama, guru menanamkan ajaran agama

dengan baik kepada siswanya di sekolah. Guru selalu menerangkan kepada siswa

dalam pelajaran agama mengenai contoh akhlak terpuji dan akhlak tidak terpuji untuk

dilakukan agar siswa dapat menghindarinya dan yang terpuji dapat diterapkan dalam

kehidupan sehari-hari. Untuk membina atau melatih siswa agar berakhlakul karimah,

guru memberikan beberapa upaya atau cara seperti memberikan keteladanan, nasehat,

pembiasaan dan hukuman. Segala perkataan, perbuatan, maupun sikap seorang guru

pasti akan diperhatikan siswanya. Oleh karena itu di sekolah guru harus menjadi

teladan yang baik bagi anak didiknya agar siswanya dapat bersikap atau bertingkah

laku sesuai dengan yang orang tua dan guru harapkan. Mulai dari hal kecil guru harus

memperhatikan dirinya seperti kerapihan dan kesopanan berbusana, berkata sopan

kepada siswa dan lain-lain. Hal ini dapat dibuktikan dengan jawaban responden

sebesar 64,71% yang menyatakan guru selalu memberikan teladan yang baik di

sekolah.

Upaya selanjutnya adalah dengan pembiasaan yang diterapkan kepada

siswanya. Pembiasaan tersebut dimaksudkan agar melekat dalam diri siswa dan dapat

dilakukan secara berulang-ulang sehingga menjadi suatu akhlak. Tentunya yang

diharapkan adalah pembiasaan yang baik dan timbul akhlakul karimah. Pembiasaan

tersebut meliputi membaca doa sebelum belajar atau sebelum dan sesudah

melaksanakan suatu pekerjaan, mengucap dan menjawab salam saat bertemu dengan

guru, membuang sampah pada tempatnya, dan lain-lain. Sebesar 52,94% siswa

menyatakan bahwa guru selalu memberikan nasehat kepada seluruh siswanya.

Nasehat tersebut berupa nasehat yang membangun serta mampu memotivasi siswa

Page 80: Pendidikan Akhlak melalui Metode Belajar sambil Bermain Di TK. …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25206/1/Dea Insani Dermawanti... · Sebagaimana dijelaskan dalam

70

baik dalam belajar maupun dalam berakhlakul karimah. Selain itu, upaya lainnya

adalah dengan memberikan hukuman kepada siswa yang telahy melakukan

kesalahan, hukuman ytang dimaksud bukanlah hukuman fisik, tetapi hukuman yang

bersifat mendidik seperti menghapal surat-surat pendek dalam al Qur’an, memungut

sampah yang terdapat di bawah meja atau kursi, mengucapkan istigfar, dan lain

sebagainya, lalu guru menasehati agar anak tersebut tidak mengulangi kesalahannya.

Hal tersebut dibuktikan dengan data sebesar 61,76% siswa menjawab guru selalu

memberikan hukuman terhadap siswa yang melanggar aturan.

Kemudian, dalam hal akhlak kepada sesama siswa pun selalu di bimbing

untuk senantisa berbuat baik dan tolong menolong kepada sesama yang

membutuhkan pertolongan, baik itu teman, guru, orang tua, atau siapapun orang yang

mereka lihat sedang dalam kesulitan. Hal ini dapat dibuktikan dengan persentase

siswa yang menjawab selalu menolong teman yang membutuhkan pertolongan

sebesar 52,35%, kemudian 41,18% untuk tidak pernah membantah ketika dimintai

tolong oleh guru, dan 29,41% untuk selalu bersedekah ketika melihat fakir miskin.

Begitu pula dengan akhlak kepada linkungan, keperdulian siswa terhadap

lingkungannya dapat dilihat dari kebiasaan siswa yang selalu berusaha menjaga

lingkungannya agar tetap bersih dan sehat, hal ini dapat dibuktikan dengan 47,05%

siswa yang menjawab selalu membuang sampah pada tempatnya.

Page 81: Pendidikan Akhlak melalui Metode Belajar sambil Bermain Di TK. …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25206/1/Dea Insani Dermawanti... · Sebagaimana dijelaskan dalam

71

Interpretasi Data

Setelah angket dianalisis, langkah selanjutnya adalah menginterpretasikan

data tesebut dengan mencari jumlah rata-rata prosentase yang terdapat dalam tabel.

Langkah ini digunakan untuk mengetahui

Berikut ini adalah tabel interpretasi data jawaban secara keseluruhan dari

pertanyaan yg bersifat negative dan positif:

Tabel 4.21 Interpretasi pembinaan ahklak positif di TK. Islam Ar Rizqy

Bekasi

No. Pilihan Jawaban Jumlah

Pertanyaan

Positif

Prosentase

Keseluruhan

Rata-rata

Prosentase

1 Selalu

16 734,73

45,92

2 Sering 605,83 37,86

3 Kadang-kadang 214,74 13,42

4 Tidak Pernah 44,13 2,76

Dari tabel di atas dapat diinterpretasikan bahwa akhlak siswa dapat

dikategorikan sangat baik. Hal tersebut dapat dilihat dari prosentase rata-rata yang

mencapai 83,78%, hasil penjumlahan dari jumlah prosentase jawaban siswa yang

menyatakan selalu dan sering.

Tabel 4.22 Interpretasi pembinaan ahklak negatif di TK. Islam Ar Rizqy

Bekasi

No. Pilihan Jawaban Jumlah

Pertanyaan

Negatif

Prosentase

Keseluruhan

Rata-rata

Prosentase

Page 82: Pendidikan Akhlak melalui Metode Belajar sambil Bermain Di TK. …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25206/1/Dea Insani Dermawanti... · Sebagaimana dijelaskan dalam

72

1 Selalu

4 32,34 8,08

2 Sering 102,95 25,74

3 Kadang-kadang 132,34 33,09

4 Tidak Pernah 132,35 33,09

Berdasarkan keterangan pada tabel di atas, dapat dilihat bahwa pembinaan

akhlak di TK. Islam Ar Rizqy termasuk ke dalam kategori cukup baik, karena

mencapai nilai rata-rata 66,18%. Hal ini terlihat dari sikap mereka yang tidak pernah

menjahili teman sekelas, membantah ketika dimintai tolong oleh guru, membuang

sampah sembarangan, dan lain-lain.

Dari uraian di atas telah jelas bahwasanya pelaksanaan pembinaan akhlak

siswa sudah baik, walaupun masih ada siswa yang harus diperbaiki lagi akhlaknya.

Hal tersebut adakalanya menemui hambatan. Adapun dalam pembentukan akhlak

faktor pendukungnya adalah melalui media, penghambatnya adalah kurang adanya

media yang mendukung pembentukan akhlakul karimah.1

Sedangkan dalam pembentukan akhlakul karimah bebrapa hal yang dilakukan

oleh guru adalah membiasakan pada anak untuk berlaku baik pada sesama, bertutur

kata yang baik dan sopan, dan tidak boleh berteriak-teriak, diadakan kegiatan agama

khusus untuk pembacaan doa, iqro, dan juga setiap hari jum’at adalah hari khusus

untuk kegiatan agama seperti cerita-cerita sejarah nabi dan rasul atau keislaman,

praktek solat dan lain-lain.2

1 Sulfiani Muzdalifah, Wawancara dengan salah satu guru, tanggal 23 Febreuari 2013 2 Sulfiani Muzdalifah, Wawancara dengan salah satu guru, tanggal 23 Febreuari 2013

Page 83: Pendidikan Akhlak melalui Metode Belajar sambil Bermain Di TK. …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25206/1/Dea Insani Dermawanti... · Sebagaimana dijelaskan dalam

73

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan di bab IV, maka dapat

disimpulkan sebagai berikut:

1. Metode pembinaan akhlak di TK. Islam Ar Rizqy dapat dikatakan sangat

baik. Hal ini dapat dilihat dari rata-rata prosentase butir-butir item pertanyaan

mengenai pelaksanaan pembinaan akhlak sebesar 85,05%. Pelaksanaan

pembinaan akhlak tersebut meliputi pendidikan agama seperti: ibadah dan

akhlak, juga pembinaan seperti: keteladanan dari para guru, pembiasaan untuk

selaku berbuat baik atau berakhlakul karimah, nasihat kepada seluruh siswa

agar menjauhi perbuatan-perbuatan tercela, serta hukuman yang diberikan

kepada anak-anak yang melanggar peraturan yg berupa menghapal surat-surat

pendek (juz ‘amma) atau doa-doa harian.

2. Kemudian mengenai respon siswa terhadap pembinaan akhlak yang dilakukan

oleh para guru mereka juga sangat baik, ini terlihat dari akhlakul karimah

siswa yang nampak sehari-hari . Hal ini juga dapat dibuktikan dari hasil rata-

rata prosentase butir-butir item pertanyaan mengenai akhlakul karimah siswa

sebesar 74,17%. Akhlakul karimah tersebut meliputi akhlak kepada Allah

SWT seperti melaksanakan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya, akhlak

kepada sesama seperti: menghormati orang tua dan guru,memiliki solidaritas

sosial dan membantu sesama, serta akhlak kepada alam atau lingkungan

sekitar seperti perduli terhadap kebersihan dan lain sebagainya.

Page 84: Pendidikan Akhlak melalui Metode Belajar sambil Bermain Di TK. …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25206/1/Dea Insani Dermawanti... · Sebagaimana dijelaskan dalam

74

B. Saran 1. Guru-guru di TK. Islam Ar Rizqy lebih memperhatikan dan terus memperbaiki

kepribadian mereka guna mewujudkan keteladanan yang baik terhadap para

siswanya.

2. Langkah-langkah yang dilaksanakan oleh pihak sekolah dalam rangka

pembinaan akhlakul karimah siswa hendaknya terus-menerus ditingkatkan,

baik dalam berbagai kegiatan di dalam maupun di luar sekolah.

3. Hendaknya pihak sekolah atau lembaga yang menaungi TK. Islam Ar Rizqy

membuat hubungan kerja sama yang baik dengan pihak keluarga siswa

maupun lingkungan sekolah dan masyarakat agar dapat menciptakan

lingkungan yang kondusif dalam rangka pembentukan akhlakul karimah siswa.

Page 85: Pendidikan Akhlak melalui Metode Belajar sambil Bermain Di TK. …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25206/1/Dea Insani Dermawanti... · Sebagaimana dijelaskan dalam

75

DAFTAR PUSTAKA

Djumransjah & Abdul Malik Karim Amrullah. 2007. Pendidikan Islam

Menggali “Tradisi” Mengukuhkan Esistensi. Malang Press

Ardani, Moh. 2005. Akhlak Tasawuf. Jakarta :Karya Mulia

Asmaran. Pengantar Studi Akhlak. 1994.Jakarta: Raja Grafindo Persada

Ulwan , Abdullah Nashih. 1995. Pendidikan Anak dalam Islam. Jakarta:

Pustaka Amani,

Daradjat , Zakiah. 1978. Ilmu Jiwa Agama. Jakarta: PT. Bulan Bintang

Nata, Abudin. 2012. Akhlak Tasawuf. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada

Mursi, Muhammad Sain. 2006. Seni Mendidik Anak. Jakarta: Pustaka Al

Kautsar

Yunus, Mahmud. 1978. Pokok-pokok Pendidikan dan Pengajaran.

Jakarta: PT. Hidakarya Agung

Ilyas, Asnelly. 1997. Anak Saleh: Prinsip-prinsip Pendidikan Anak dalam

Islam. Bandung: Mizan

Azhari, Akyas. 2004. Psikologi Umum dan Perkembangan. Jakarta: PT.

Mizan Publika

Iska, Zikri Neni. 2006. Psikologi Pengantar Pemahaman Diri dan

Lingkungan. Jakarta: Kizi Brother’s

Jalaludin. 1997. Psikologi Agama. Jakarta: PT. Raja Grafindo

Fadlillah, M. & Lilif M.K. 2013. Pendidikan Karakter Anak Usia Dini.

Jogjakarta:Ar-Ruzz Media

Busthomi, M. Yazid. 2012. Panduan Lengkap PAUD. Jakarta: Citra

Publishing

Azhari, Akyas. 2004. Psikologi Umum dan Perkembangan,. Jakarta: PT.

Mizan Publika

Ramayulis.2002. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Kalam Mulia,

Slameto. 2010. Belajar & Faktor-faktor yang Mempengaruhinya.

Jakarta:Rineka Cipta

Page 86: Pendidikan Akhlak melalui Metode Belajar sambil Bermain Di TK. …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25206/1/Dea Insani Dermawanti... · Sebagaimana dijelaskan dalam

76

Subana, M. dan Sunarti. 2000, Strategi Belajar Mengajar Bahasa

Indonesia. Bandung: Pustaka Setia

L. Crow dan A. Crow. 2005. Psychologi Pendidikan. Yogyakarta: Nur

Cahaya

Sanjaya, Wina. 2008. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Kencana

Prenada Media Group

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1996. Kamus Besar Bahasa

Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka

Zarkasih, Muslichah. 1978. Child Development (terjemahan). Jakarta: PT

Gelora Aksara Pratama

Yusuf, Syamsu. 2000. Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja.

Bandung: Remaja Rosda Karya

Fadlillah, M. & Lilif M.K. 2013. Pendidikan Karakter Anak Usia Dini.

Jogjakarta:Ar-Ruzz Media

Sabri, Alisuf. 2005. Pengantar Ilmu pendidikan. Jakarta: UIN Jakarta

Press

Musfiqon, M. 2012. Panduan Lengkap Metodologi Penelitian Pendidikan.

Jakarta: PT. Prestasi Pustakarya

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan

Praktik. Jakarta: PT. Rineka Cipta

Kasiram, Moh. 2008. Metodologi Penelitian. malang: UIN Malang Press

Yus, Anita. 2011. Penilaian Perkembangan Belajar Anak Taman Kanak-

Kanak. Jakarta: kencana

Page 87: Pendidikan Akhlak melalui Metode Belajar sambil Bermain Di TK. …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25206/1/Dea Insani Dermawanti... · Sebagaimana dijelaskan dalam

Lampiran 1. Angket Penelitian

Angket Penelitian Tentang Pembinaan Akhlak Siswa

(untuk siswa)

Nama :

Kelas :

Jenis Kelamin :

Petunjuk:

1. Bacalah dahulu angket berikut ini sebelum menjawab

2. Berilah tanda silang (X) pada jawaban yang anda anggap sesuai dengan keadaan anda

3. Pengisian angket ini tidak mempengaruhi nilai, untuk itu jawablah dengan benar dan

jujur.

1. Saya mengawali pelajaran dengan membaca doa a. Selalu c. Kadang-kadang b. Sering d. Tidak pernah

2. Guru memberikan teladan yang baik di sekolah a. Selalu c. Kadang-kadang b. Sering d. Tidak pernah

3. Guru menghukum anak yang tidak mengerjakan tugas rumah a. Selalu c. Kadang-kadang b. Sering d. Tidak pernah

4. Guru menasehati siswa yang melanggar aturan a. Selalu c. Kadang-kadang b. Sering d. Tidak pernah

Page 88: Pendidikan Akhlak melalui Metode Belajar sambil Bermain Di TK. …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25206/1/Dea Insani Dermawanti... · Sebagaimana dijelaskan dalam

5. Saya menolong teman yang membutuhkan pertolongan a. Selalu c. Kadang-kadang b. Sering d. Tidak pernah

6. Saya takut dan malu berkata bohong a. Selalu c. Kadang-kadang b. Sering d. Tidak pernah

7. Saya berpamitan dan mencium tangan kedua orang tua ketika hendak berangkat sekolah a. Selalu c. Kadang-kadang b. Sering d. Tidak pernah

8. Saya menyapa guru yang berpapasan di luar sekolah

a. Selalu c. Kadang-kadang b. Sering d. Tidak pernah

9. Saya membuang sampah pada tempatnya

a. Selalu c. Kadang-kadang b. Sering d. Tidak pernah

10. Saya membaca doa sebelum tidur dan bangun tidur a. Selalu c. Kadang-kadang b. Sering d. Tidak pernah

11. Saya membaca doa ketika hendak makan a. Selalu c. Kadang-kadang b. Sering d. Tidak pernah

12. Saya menjahili teman sekelas saya a. Selalu c. Kadang-kadang b. Sering d. Tidak pernah

Page 89: Pendidikan Akhlak melalui Metode Belajar sambil Bermain Di TK. …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25206/1/Dea Insani Dermawanti... · Sebagaimana dijelaskan dalam

13. Saya sholat lima waktu a. Selalu c. Kadang-kadang b. Sering d. Tidak pernah

14. Saya makan sambil berjalan

a. Selalu c. Kadang-kadang b. Sering d. Tidak pernah

15. Saya membantah ketika dimintai tolong oleh guru a. Selalu c. Kadang-kadang b. Sering d. Tidak pernah

16. Saya mengucapkan terimakasih setiap diberikan sesuatu a. Selalu c. Kadang-kadang b. Sering d. Tidak pernah

17. Saya bertengkar dengan teman saya a. Selalu c. Kadang-kadang b. Sering d. Tidak pernah

18. Saya mengucapkan salam saat datang dan pergi a. Selalu c. Kadang-kadang b. Sering d. Tidak pernah

19. Saya bersedekah ketika melihat pengemis di jalan a. Selalu c. Kadang-kadang b. Sering d. Tidak pernah

20. Saya berbicara dengan sopan a. Selalu c. Kadang-kadang b. Sering d. Tidak pernah

Page 90: Pendidikan Akhlak melalui Metode Belajar sambil Bermain Di TK. …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25206/1/Dea Insani Dermawanti... · Sebagaimana dijelaskan dalam

Lampiran 2. Wawancara Penelitian dan Hasil Wawancara

Wawancara tentang Pembinaan Akhlak

(Untuk Guru)

Pertanyaan:

1. Menurut anda, apakah pembinaan akhlak di sekolah ini telah ditanamkan dengan baik?

2. Dalam meningkatkan ibadah siswa, kegiatan keagamaan apa yang diadakan sekolah ini?

3. Ketika menerangkan pelajaran, apakah anda selalu memasukkan unsur-unsur akhlak ke

dalam materi tersebut?

4. Menurut anda, apa yang dimaksud keteladanan? Dan kriteria guru seperti apa yang dapat

dijadikan teladan bagi siswanya?

5. Dalam pelaksanaan pembinaan akhlak, pembiasaan apa yang anda berikan kepada siswa,

sehingga secara tidak langsung dapat membentuk ahklak mereka?

6. Apakah metode belajar sambil bermain dalam pembinaan akhlak di sekolah berjalan dengan

baik? Jika tidak,apa kendalanya?

7. Apakah pelaksanaan pembinaan akhlak di sekolah ini dapat menjauhkan siswa dari hal-hal

yang negatif?

8. Apakah anda hanya memberikan nasehat saja kepada siswa yang melakukan kesalahan?

9. Hukuman apa yang anda berikan kepada siswa yang melakukan kesalahan?

10. Menurut pengamatan anda, bagaimana akhlak siswa terhadap orang tuanya?

11. Lalu bagaimana dengan akhlak siswa kepada guru di sekolah ini?

12. Apakah di sekolah ini suka melaksanakan bakti sosial?

13. Bagaimana bentuk kepedulian siswa terhadap lingkungannya?

14. Apa faktor pendukung dan penghambat yang ditemui sekolah dalam mencapai pembentukan

akhlakul karimah siswa, dan bagaimana mengatasinya?

Page 91: Pendidikan Akhlak melalui Metode Belajar sambil Bermain Di TK. …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25206/1/Dea Insani Dermawanti... · Sebagaimana dijelaskan dalam

Hasil Wawancara tentang Pembinaan Akhlak

1. Menurut anda, apakah pembinaan akhlak di sekolah ini telah ditanamkan dengan baik?

Ya, tentu saja

2. Dalam meningkatkan ibadah siswa, kegiatan keagamaan apa yang diadakan sekolah ini?

Di sekolah ini diadakan kegiatan agama khusus untuk pembacaan doa, iqro, dan juga

setiap hari jum’at adalah hari khusus untuk kegiatan agama seperti cerita-cerita sejarah

nabi dan rasul atau keislaman, praktek solat dan lain-lain.

3. Ketika menerangkan pelajaran, apakah anda selalu memasukkan unsur-unsur akhlak ke

dalam materi tersebut?

Iya, dalam berbagai kegiatan yang menyangkut dengan media pembelajaran.

4. Menurut anda, apa yang dimaksud keteladanan? Dan kriteria guru seperti apa yang dapat

dijadikan teladan bagi siswanya?

Tepat waktu, untuk criteria guru yang bisa dijadikan teladan adalah guru yang dating

sebelum jam masuk dan guru yang memberikan contoh yang baik pada anak didik.

5. Dalam pelaksanaan pembinaan akhlak, pembiasaan apa yang anda berikan kepada siswa,

sehingga secara tidak langsung dapat membentuk ahklak mereka?

Membiasakan pada anak untuk berlaku baik pada sesama, bertutur kata yang baik dan

sopan, dan tidak boleh berteriak-teriak, dan lain-lain

6. Apakah metode belajar sambil bermain dalam pembinaan akhlak di sekolah berjalan dengan

baik? Jika tidak,apa kendalanya?

Iya, berjalan dengan baik

7. Apakah pelaksanaan pembinaan akhlak di sekolah ini dapat menjauhkan siswa dari hal-hal

yang negatif?

Tentu saja.

8. Apakah anda hanya memberikan nasehat saja kepada siswa yang melakukan kesalahan?

Tidak juga, karena dalam pembelajaran, nasehat berlaku pada semua anak.

9. Hukuman apa yang anda berikan kepada siswa yang melakukan kesalahan?

Sebenarnya tidak ada hukuman untuk anak TK hanya saja nasehat yang berlaku dan

berbicara perlahan pada anak yang melakukan kesalahan.

10. Menurut pengamatan anda, bagaimana akhlak siswa terhadap orang tuanya?

Page 92: Pendidikan Akhlak melalui Metode Belajar sambil Bermain Di TK. …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25206/1/Dea Insani Dermawanti... · Sebagaimana dijelaskan dalam

Semua anak mayoritas sama, selama ini yang saya tahu semua anak baik kepada orang

tuanya.

11. Lalu bagaimana dengan akhlak siswa kepada guru di sekolah ini?

Alhamdulillah anak-anak dapat berakhlak yang baik pada guru di TK ini.

12. Apakah di sekolah ini suka melaksanakan bakti sosial?

Pernah menyumbangkan dana pada kegiatan bakti sosial , contohnya pada korban banjir

dan lain-lain.

13. Bagaimana bentuk kepedulian siswa terhadap lingkungannya?

Anak seusia TK 4-6 tahun mungkin masih memerlukan bimbingan untuk keperdulian

terhadap lingkungannya.

14. Apa faktor pendukung dan penghambat yang ditemui sekolah dalam mencapai pembentukan

akhlakul karimah siswa, dan bagaimana mengatasinya?

Dalam pembentukana akhlak factor pendukungnya adalah melalui media,

penghambatnya adalah kurang adanya media yang mendukung pembentukan akhlakul

karimah.

Page 93: Pendidikan Akhlak melalui Metode Belajar sambil Bermain Di TK. …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25206/1/Dea Insani Dermawanti... · Sebagaimana dijelaskan dalam

Lampiran 3. Hasil Angket

Nama Siswa 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20Fuad Salim a a a a a a a b c a a d b b d c b a b aAlvin Yasa a a a a a b a c a a a d c c c b c b a aNailah Salma N. b b a a b b a c b a a b c d b a b b a bPinkan N. b b a c b b c a b c b c c d b a d a a bM. Iqbal A. a a a a b a a b b a b d c c b c d a b bBagus S. S a a a a a a a b c a a c c c c b d a b aAzzahra Safira A. b b b b a b b b a b b b b c c b b a b aRangga Helmiz K. a a b c a b c b a d b d b c c c b b c aDeatania D. a a b a a b a b c a b d b b c b c b b aNaifasya AP. a b a a a a a b b a a c c b b b c b c aDimas Dwi Saputra b a a b b a b c b b a d b b d b b b c bMiko Faris TS. a a a b a a a c b b a c c d d b d b a bRaafi Khairil Akbar a a a b b a b a a b a d b c c a b a a b

Nama Siswa 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20Nody Nasywa Ardino a b a a b b a c a b a c c c d a c a b aKhilfi Daifullah Keysar a a a b c b a d a c b c c d d a b b b bM. Eka Irwansyah a b a a b b a c b a b c b c d b b a b bFayadhghi Inzheghi a b a a c b b c a a a c b c d b b b a bEgi Aulia Putri a a b a b c b c a b b d b d d b c a a aKurniasih Abitama a a b b c b b c b b a d c d d a c a b bM. Fadil Afkan a a c b b c a d b b b c c d c a b b b aRydha Aureilyta P.D a b b b b c a d a b a d c c c a b b a bSyahda Syafira Adhani a b b b b c a b a a a c b c c a b b a bVario Cahaya Adiputra a b a b b b a c a a c b b b b b c b b aAchmad Fawaz a b b b b b a b a b c c a c b a c b c aSayyid Muhammad a a c b c b a b a c a d b b b b b b c a

Nama Siswa 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20Izzi Rimbie a a a a c b a d c a a d a d d a b a b bSyadza Mazaya a a a a c b a d a a a d a d d a c c b bSyendi Cahyani Syarif b a b c b a b c d a a b b b c c a a b aRaisya an Nazwa b a b a d a b a a c b a d a a b b c b bM. Fathir al Azam a a b c a c a b b a a d a d d b a c b bFajarrahmat Nabil a a a a c d c c d a a c c d d b b c b cPelangi Arifah Salma b b a a a a a a b b a a d a a b b b b aM. Defito Sasongko a a a a c c a b b d a d c c d a a c b bDedeu a a a a a a a a a a d d a a a a c a a a

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 positif negatifpersen menjawab A 79.41% 64.71% 61.76% 52.94% 32.35% 32.30% 67.65% 14.71% 47.05% 50% 61.76% 5.88% 14.71% 8.82% 8.82% 41.18% 8.82% 38.23% 29.41% 47.05% 734.73% 32.34%Persen menjawab B 20.59% 35.29% 32.35% 35.29% 41.18% 47.05% 23.53% 35.29% 35.29% 32.35% 29.41% 11.77% 38.23% 20.59% 20.59% 47.05% 50% 47.05% 55.88% 50% 605.83% 102.95%Persen Menjawab C 0% 0% 5.88% 11.77% 23.53% 17.66% 8.82% 32.35% 11.77% 11.77% 5.88% 35.29% 41.18% 38.23% 29.41% 11.77% 29.41% 14.71% 14.71% 2.94% 214.74% 132.34%Persen Menjawab D 0% 0% 0% 0% 2.94% 2.94% 0% 17.65% 5.88% 5.88% 2.95% 47.05% 5.88% 32.35% 41.18% 0% 11.77% 0% 0% 0% 44.13% 132.35%

jumlah jawaban A 27 22 21 18 11 11 23 5 16 17 21 2 5 3 3 14 3 13 10 16jumlah jawaban B 7 12 11 12 14 16 8 12 12 11 10 4 13 7 7 16 17 16 19 17jumlah jawaban C 0 0 2 4 8 6 3 11 4 4 2 12 14 13 10 4 10 5 5 1jumlah jawaban D 0 0 0 0 1 1 0 6 2 2 1 16 2 11 14 0 4 0 0 0

pelaksanaan pembinaan akhlak1 2 3 4 10 11 12 14 16 17 18 20jumlah jawaban a 27 22 21 18 17 21 2 3 14 3 13 16jumlah jawaban b 7 12 11 12 11 10 4 7 16 17 16 17jumlah jawaban c 0 0 2 4 4 2 12 13 4 10 5 1jumlah jawaban d 0 0 0 0 2 1 16 11 0 4 0 0

jumlah rata-ratapersen jawaban a 79.41% 64.71% 61.76% 52.94% 50% 61.76% 47.05% 32.35% 41.18% 11.77% 38.23% 47.05% 588.21% 49.02%persen jawaban b 20.59% 35.29% 32.35% 35.29% 32.35% 29.41% 35.29% 38.23% 47.05% 29.41% 47.05% 50% 432.31% 36.03%

Hasil Angket Kelas B1

Hasil Angket Kelas B2

Hasil Angket Kelas A

Page 94: Pendidikan Akhlak melalui Metode Belajar sambil Bermain Di TK. …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25206/1/Dea Insani Dermawanti... · Sebagaimana dijelaskan dalam

persen jawaban c 0% 0% 5.88% 11.77% 11.77% 5.88% 11.77% 20.59% 11.77% 50% 14.71% 2.94% 147% 12.26%persen jawaban d 0% 0% 0% 0% 5.88% 2.95% 5.88% 8.82% 0% 8.82% 0% 0% 32% 2.69%

hasil pembinaan akhlak siswa5 6 7 8 9 12 13 15 19jumlah jawaban a 11 11 23 5 16 16 5 14 10jumlah jawaban b 14 16 8 12 12 12 13 10 19jumlah jawaban c 8 6 3 11 4 4 14 7 5jumlah jawaban d 1 1 0 6 2 2 2 3 0

jumlah rata-ratapersen jawaban a 32.35% 32.35% 67.65% 14.71% 47.05% 47.05% 14.71% 41.18% 29.41% 326.46% 36.27%persen jawaban b 41.18% 47.05% 23.53% 35.29% 35.29% 35.29% 38.23% 29.41% 55.88% 341.15% 37.90%persen jawaban c 23.53% 17.66% 8.82% 32.35% 11.77% 11.77% 41.18% 20.59% 14.71% 182.38% 36.47%

Page 95: Pendidikan Akhlak melalui Metode Belajar sambil Bermain Di TK. …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25206/1/Dea Insani Dermawanti... · Sebagaimana dijelaskan dalam

Lampiran 3. Hasil Kisi-kisi angket

Hasil Kisi-Kisi Angket1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 positif negatif

persen menjawab A 79.41% 64.71% 61.76% 52.94% 32.35% 32.30% 67.65% 14.71% 47.05% 50% 61.76% 5.88% 14.71% 8.82% 8.82% 41.18% 8.82% 38.23% 29.41% 47.05% 734.73% 32.34%Persen menjawab B 20.59% 35.29% 32.35% 35.29% 41.18% 47.05% 23.53% 35.29% 35.29% 32.35% 29.41% 11.77% 38.23% 20.59% 20.59% 47.05% 50% 47.05% 55.88% 50% 605.83% 102.95%Persen Menjawab C 0% 0% 5.88% 11.77% 23.53% 17.66% 8.82% 32.35% 11.77% 11.77% 5.88% 35.29% 41.18% 38.23% 29.41% 11.77% 29.41% 14.71% 14.71% 2.94% 214.74% 132.34%Persen Menjawab D 0% 0% 0% 0% 2.94% 2.94% 0% 17.65% 5.88% 5.88% 2.95% 47.05% 5.88% 32.35% 41.18% 0% 11.77% 0% 0% 0% 44.13% 132.35%

jumlah jawaban A 27 22 21 18 11 11 23 5 16 17 21 2 5 3 3 14 3 13 10 16jumlah jawaban B 7 12 11 12 14 16 8 12 12 11 10 4 13 7 7 16 17 16 19 17jumlah jawaban C 0 0 2 4 8 6 3 11 4 4 2 12 14 13 10 4 10 5 5 1jumlah jawaban D 0 0 0 0 1 1 0 6 2 2 1 16 2 11 14 0 4 0 0 0

Pelaksanaan Pembinaan Akhlak1 2 3 4 10 11 12 14 16 17 18 20jumlah jawaban a 27 22 21 18 17 21 2 3 14 3 13 16jumlah jawaban b 7 12 11 12 11 10 4 7 16 17 16 17jumlah jawaban c 0 0 2 4 4 2 12 13 4 10 5 1jumlah jawaban d 0 0 0 0 2 1 16 11 0 4 0 0

jumlah rata-ratapersen jawaban a 79.41% 64.71% 61.76% 52.94% 50% 61.76% 47.05% 32.35% 41.18% 11.77% 38.23% 47.05% 588.21% 49.02%persen jawaban b 20.59% 35.29% 32.35% 35.29% 32.35% 29.41% 35.29% 38.23% 47.05% 29.41% 47.05% 50% 432.31% 36.03%persen jawaban c 0% 0% 5.88% 11.77% 11.77% 5.88% 11.77% 20.59% 11.77% 50% 14.71% 2.94% 147% 12.26%persen jawaban d 0% 0% 0% 0% 5.88% 2.95% 5.88% 8.82% 0% 8.82% 0% 0% 32% 2.69%

Page 96: Pendidikan Akhlak melalui Metode Belajar sambil Bermain Di TK. …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25206/1/Dea Insani Dermawanti... · Sebagaimana dijelaskan dalam

DOKUMENTASI PENELITIAN PENDIDIKAN AKHLAK MELALUI METODE BELAJAR SAMBIL BERMAIN DI TK. ISLAM AR RIZQY, BEKASI 2013

Page 97: Pendidikan Akhlak melalui Metode Belajar sambil Bermain Di TK. …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25206/1/Dea Insani Dermawanti... · Sebagaimana dijelaskan dalam

DOKUMENTASI PENELITIAN PENDIDIKAN AKHLAK MELALUI METODE BELAJAR SAMBIL BERMAIN DI TK. ISLAM AR RIZQY, BEKASI 2013

Page 98: Pendidikan Akhlak melalui Metode Belajar sambil Bermain Di TK. …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25206/1/Dea Insani Dermawanti... · Sebagaimana dijelaskan dalam

l

Page 99: Pendidikan Akhlak melalui Metode Belajar sambil Bermain Di TK. …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25206/1/Dea Insani Dermawanti... · Sebagaimana dijelaskan dalam

l

Page 100: Pendidikan Akhlak melalui Metode Belajar sambil Bermain Di TK. …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25206/1/Dea Insani Dermawanti... · Sebagaimana dijelaskan dalam

l

Page 101: Pendidikan Akhlak melalui Metode Belajar sambil Bermain Di TK. …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25206/1/Dea Insani Dermawanti... · Sebagaimana dijelaskan dalam

l

UJI REFERENSI

NAMA : Dea Insani Dermawanti

NIM :108011000055

Judul Skripsi : Pendidikan Akhlak melalui Metode Belajar sambil Bermain Di TK. Islam Ar-Rizqy Bekasi

No. Judul Buku Halaman Pembimbing BAB 1 1 Djumransjah & Abdul Malik Karim Amrullah, Pendidikan Islam

Menggali “Tradisi” Mengukuhkan Esistensi, (Malang Press,2007), cet. 1

hal.12 Ada

2 Moh. Ardani, Akhlak Tasawuf, (Jakarta :Karya Mulia, 2005) h. 26 Ada 3 Asmaran, Pengantar Studi Akhlak, (Jakarta: Raja Grafindo

Persada, 1994) h.115 Ada

4 Abdullah Nashih Ulwan, Pendidikan Anak dalam Islam, (Jakarta: Pustaka Amani,1995), Cet. II

h. 140 Ada

5 Zakiah Daradjat, Ilmu Jiwa Agama, (Jakarta: PT. Bulan Bintang, 1978)

h. 35 Ada

BAB 2 6 Moh. Ardani, Akhlak Tasawuf, (Jakarta: :Karya Mulia, 2005) h.25 Ada 7 Moh. Ardani, Akhlak Tasawuf …, h. 27 Ada 8 Muhammad Ardani, Akhlak Tasawuf…, h. 29 Ada 9 Abudin Nata, Akhlak Tasawuf, (Jakarta: PT. Raja Grafindo

Persada, 2012), cet. 11 h. 150 Ada

10 Muhammad Ardani, Akhlak Tasawuf …, h. 57 Ada 11 Abudin Nata, Akhlak Tasawuf, (Jakarta: PT. Raja Grafindo

Persada, 2012), cet. 11 h. 151 Ada

12 Muhammad Sain Mursi, Seni Mendidik Anak,(Jakarta: Pustaka Al Kautsar,2006 ),Cet. 1

h. 44 Ada

13 Abudin Nata, Akhlak Tasawuf, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2012), cet. 11

h. 152 Ada

14 Abudin Nata, Akhlak Tasawuf, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2012), cet. 11

h. 153 Ada

15 Muhammad Sain Mursi, Seni Mendidik Anak…, h. 50 Ada 16 Mahmud Yunus, Pokok-pokok Pendidikan dan Pengajaran,

(Jakarta: PT. Hidakarya Agung, 1978), h. 22 Ada

17 Akyas Azhari, Psikologi Umum dan Perkembangan, (Jakarta: PT. Mizan Publika, 2004), Cet. 1,

h. 171 Ada

18 Zikri Neni Iska, Psikologi Pengantar Pemahaman Diri dan Lingkungan, (Jakarta: Kizi Brother’s, 2006), Cet. 1,

h. 45 Ada

19 Jalaludin, Psikologi Agama, (Jakarta: PT. Raja Grafindo, 1997), h. 66-67 Ada 20 M. Fadlillah & Lilif M.K, Pendidikan Karakter Anak Usia Dini,

(Jogjakarta:Ar-Ruzz Media, 2013), cet. 1, h. 47 Ada

21 M. Yazid Busthomi, Panduan Lengkap PAUD, (Jakarta: Citra Publishing, 2012), Cet. Ke-1,

h. 43 Ada

22 M. Yazid Busthomi, Panduan Lengkap PAUD, (Jakarta: Citra h. 47 ada

Page 102: Pendidikan Akhlak melalui Metode Belajar sambil Bermain Di TK. …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25206/1/Dea Insani Dermawanti... · Sebagaimana dijelaskan dalam

l

Publishing, 2012), Cet. Ke-1, 23 Abdullah Nashih Ulwan, Pendidikan Anak dalam Islam, (Jakarta:

Pustaka Amani,1995), Cet. II, h. 177 Ada

24 Akyas Azhari, Psikologi Umum dan Perkembangan, (Jakarta: PT. Mizan Publika, 2004), Cet. 1,

h. 164 Ada

25 Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Kalam Mulia, 2002), h. 155 Di PU 26 Akyas Azhari, Psikologi Umum dan Perkembangan, (Jakarta: PT.

Mizan Publika, 2004), Cet. 1, h. 121 Ada

27 Slameto, Belajar & Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, (Jakarta:Rineka Cipta, 2010), cet. Ke-5,

h. 2 Ada

28 Zikri Neni Iska, Psikologi Pengantar Pemahaman Diri dan Lingkungan, (Jakarta: Kizi Brother’s, 2006), cet. 1,

h. 76 Ada

29 Anita Yus, Penilaian Perkembangan Belajar Anak Taman Kanak-Kanak, (Jakarta: kencana, 2011),

h. 33 Ada

30 M. Subana dan Sunarti. 2000, Strategi Belajar Mengajar Bahasa Indonesia, Bandung: Pustaka Setia, 2000),

h.9 Ada

31 L. Crow dan A. Crow, Psychologi Pendidikan, (Yogyakarta: Nur Cahaya, 2005),

h. 291 Ada

32 Akyas Azhari, PSIKOLOGI Umum dan Perkembangan, (Jakarta: Penerbit Teraju, 2004), cet. 1,

h. 122-125 Ada

33 Wina Sanjaya, Kurikulum dan Pembelajaran, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2008),

h. 229 Ada

34 Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1996),

h. 858 Ada

35 Muslichah Zarkasih, Child Development (terjemahan), (Jakarta: PT Gelora Aksara Pratama, 1978),

h. 320 Ada

36 Muslichah Zarkasih, Child Development (terjemahan), (Jakarta: PT Gelora Aksara Pratama, 1978),

h. 323 Ada

37 M. Yazid Busthomi, Panduan Lengkap PAUD, (Jakarta: Citra Publishing, 2012), Cet. Ke-1,

h. 75 Ada

38 M. Fadlillah & Lilif M.K, Pendidikan Karakter Anak Usia Dini, (Jogjakarta:Ar-Ruzz Media, 2013), cet. 1,

h. 148-150 Ada

39 Muslichah Zarkasih, Child Development (terjemahan), (Jakarta: PT Gelora Aksara Pratama, 1978),

h. 321 Ada

40 M. Fadlillah & Lilif M.K, Pendidikan Karakter Anak Usia Dini, (Jogjakarta:Ar-Ruzz Media, 2013), cet. 1,

h. 158-159 Ada

41 M. Fadlillah & Lilif M.K, Pendidikan Karakter Anak Usia Dini, (Jogjakarta:Ar-Ruzz Media, 2013), cet. 1,

h. 189-205 Ada

42 Alisuf Sabri, Pengantar Ilmu pendidikan, (Jakarta: UIN Jakarta Press, 2005), Cet. 1,

hal. 29 Ada

43 Abdullah Nashih Ulwan, Pendidikan Anak dalam Islam, (Jakarta: Pustaka Amani,1995), Cet. II,

h. 151 Ada

44 Djumransjah & Abdul Malik Karim Amrullah, Pendidikan Islam Menggali “Tradisi” Mengukuhkan Esistensi, (Malang Press,2007), cet. 1

hal. 95 Ada

45 Djumransjah & Abdul Malik Karim Amrullah, Pendidikan Islam Menggali “Tradisi” Mengukuhkan Esistensi, (Malang Press,2007), cet. 1

hal. 97 Ada

BAB 3

Page 103: Pendidikan Akhlak melalui Metode Belajar sambil Bermain Di TK. …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25206/1/Dea Insani Dermawanti... · Sebagaimana dijelaskan dalam

l

46 M. Musfiqon, Panduan Lengkap Metodologi Penelitian Pendidikan, (Jakarta: PT. Prestasi Pustakarya, 2012), Cet. 1,

h. 3 Ada

47 M. Musfiqon, Panduan Lengkap Metodologi Penelitian Pendidikan, (Jakarta: PT. Prestasi Pustakarya, 2012), Cet. 1,

h. 4 Ada

48 M. Musfiqon, Panduan Lengkap Metodologi Penelitian Pendidikan, (Jakarta: PT. Prestasi Pustakarya, 2012), Cet. 1,

h. 4 Ada

49 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2006), Cet. 13,

h. 130 Ada

50 M. Musfiqon, Panduan Lengkap Metodologi Penelitian Pendidikan, (Jakarta: PT. Prestasi Pustakarya, 2012), Cet. 1,

h. 89 Ada

51 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2006), Cet. 13,

h. 109 Ada

52 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2006), Cet. 13,

h. 134 Ada

53 M. Musfiqon, Panduan Lengkap Metodologi Penelitian Pendidikan, (Jakarta: PT. Prestasi Pustakarya, 2012), Cet. 1,

h. 120 Ada

54 M. Musfiqon, Panduan Lengkap Metodologi Penelitian Pendidikan, (Jakarta: PT. Prestasi Pustakarya, 2012), Cet. 1,

h. 117 Ada

55 M. Musfiqon, Panduan Lengkap Metodologi Penelitian Pendidikan, (Jakarta: PT. Prestasi Pustakarya, 2012), Cet. 1,

h. 128 Ada

56 M. Musfiqon, Panduan Lengkap Metodologi Penelitian Pendidikan, (Jakarta: PT. Prestasi Pustakarya, 2012), Cet. 1,

h. 167 Ada

Mengetahui,

Pembimbing Skripsi

Dr. H. Dimyati, MA NIP: 19640704 199303 1 003

Page 104: Pendidikan Akhlak melalui Metode Belajar sambil Bermain Di TK. …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25206/1/Dea Insani Dermawanti... · Sebagaimana dijelaskan dalam

l

UJI REFERENSI

NAMA : Dea Insani Dermawanti

NIM :108011000055

Judul Skripsi : Pendidikan Akhlak melalui Metode Belajar sambil Bermain Di TK. Islam Ar-Rizqy Bekasi

No. Judul Buku Halaman Pembimbing BAB 1 1 Djumransjah & Abdul Malik Karim Amrullah, Pendidikan Islam

Menggali “Tradisi” Mengukuhkan Esistensi, (Malang Press,2007), cet. 1

hal.12

2 Moh. Ardani, Akhlak Tasawuf, (Jakarta :Karya Mulia, 2005) h. 26 3 Asmaran, Pengantar Studi Akhlak, (Jakarta: Raja Grafindo

Persada, 1994) h.115

4 Abdullah Nashih Ulwan, Pendidikan Anak dalam Islam, (Jakarta: Pustaka Amani,1995), Cet. II

h. 140

5 Zakiah Daradjat, Ilmu Jiwa Agama, (Jakarta: PT. Bulan Bintang, 1978)

h. 35

BAB 2 6 Moh. Ardani, Akhlak Tasawuf, (Jakarta: :Karya Mulia, 2005) h.25 7 Moh. Ardani, Akhlak Tasawuf …, h. 27 8 Muhammad Ardani, Akhlak Tasawuf…, h. 29 9 Abudin Nata, Akhlak Tasawuf, (Jakarta: PT. Raja Grafindo

Persada, 2012), cet. 11 h. 150

10 Muhammad Ardani, Akhlak Tasawuf …, h. 57 11 Abudin Nata, Akhlak Tasawuf, (Jakarta: PT. Raja Grafindo

Persada, 2012), cet. 11 h. 151

12 Muhammad Sain Mursi, Seni Mendidik Anak,(Jakarta: Pustaka Al Kautsar,2006 ),Cet. 1

h. 44

13 Abudin Nata, Akhlak Tasawuf, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2012), cet. 11

h. 152

14 Abudin Nata, Akhlak Tasawuf, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2012), cet. 11

h. 153

15 Muhammad Sain Mursi, Seni Mendidik Anak…, h. 50 16 Mahmud Yunus, Pokok-pokok Pendidikan dan Pengajaran,

(Jakarta: PT. Hidakarya Agung, 1978), h. 22

17 Akyas Azhari, Psikologi Umum dan Perkembangan, (Jakarta: PT. Mizan Publika, 2004), Cet. 1,

h. 171

18 Zikri Neni Iska, Psikologi Pengantar Pemahaman Diri dan Lingkungan, (Jakarta: Kizi Brother’s, 2006), Cet. 1,

h. 45

19 Jalaludin, Psikologi Agama, (Jakarta: PT. Raja Grafindo, 1997), h. 66-67 20 M. Fadlillah & Lilif M.K, Pendidikan Karakter Anak Usia Dini,

(Jogjakarta:Ar-Ruzz Media, 2013), cet. 1, h. 47

21 M. Yazid Busthomi, Panduan Lengkap PAUD, (Jakarta: Citra h. 43

Page 105: Pendidikan Akhlak melalui Metode Belajar sambil Bermain Di TK. …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25206/1/Dea Insani Dermawanti... · Sebagaimana dijelaskan dalam

l

Publishing, 2012), Cet. Ke-1, 22 M. Yazid Busthomi, Panduan Lengkap PAUD, (Jakarta: Citra

Publishing, 2012), Cet. Ke-1, h. 47

23 Abdullah Nashih Ulwan, Pendidikan Anak dalam Islam, (Jakarta: Pustaka Amani,1995), Cet. II,

h. 177

24 Akyas Azhari, Psikologi Umum dan Perkembangan, (Jakarta: PT. Mizan Publika, 2004), Cet. 1,

h. 164

25 Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Kalam Mulia, 2002), h. 155 26 Akyas Azhari, Psikologi Umum dan Perkembangan, (Jakarta: PT.

Mizan Publika, 2004), Cet. 1, h. 121

27 Slameto, Belajar & Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, (Jakarta:Rineka Cipta, 2010), cet. Ke-5,

h. 2

28 Zikri Neni Iska, Psikologi Pengantar Pemahaman Diri dan Lingkungan, (Jakarta: Kizi Brother’s, 2006), cet. 1,

h. 76

29 Anita Yus, Penilaian Perkembangan Belajar Anak Taman Kanak-Kanak, (Jakarta: kencana, 2011),

h. 33

30 M. Subana dan Sunarti. 2000, Strategi Belajar Mengajar Bahasa Indonesia, Bandung: Pustaka Setia, 2000),

h.9

31 L. Crow dan A. Crow, Psychologi Pendidikan, (Yogyakarta: Nur Cahaya, 2005),

h. 291

32 Akyas Azhari, PSIKOLOGI Umum dan Perkembangan, (Jakarta: Penerbit Teraju, 2004), cet. 1,

h. 122-125

33 Wina Sanjaya, Kurikulum dan Pembelajaran, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2008),

h. 229

34 Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1996),

h. 858

35 Muslichah Zarkasih, Child Development (terjemahan), (Jakarta: PT Gelora Aksara Pratama, 1978),

h. 320

36 Muslichah Zarkasih, Child Development (terjemahan), (Jakarta: PT Gelora Aksara Pratama, 1978),

h. 323

37 M. Yazid Busthomi, Panduan Lengkap PAUD, (Jakarta: Citra Publishing, 2012), Cet. Ke-1,

h. 75

38 M. Fadlillah & Lilif M.K, Pendidikan Karakter Anak Usia Dini, (Jogjakarta:Ar-Ruzz Media, 2013), cet. 1,

h. 148-150

39 Muslichah Zarkasih, Child Development (terjemahan), (Jakarta: PT Gelora Aksara Pratama, 1978),

h. 321

40 M. Fadlillah & Lilif M.K, Pendidikan Karakter Anak Usia Dini, (Jogjakarta:Ar-Ruzz Media, 2013), cet. 1,

h. 158-159

41 M. Fadlillah & Lilif M.K, Pendidikan Karakter Anak Usia Dini, (Jogjakarta:Ar-Ruzz Media, 2013), cet. 1,

h. 189-205

42 Alisuf Sabri, Pengantar Ilmu pendidikan, (Jakarta: UIN Jakarta Press, 2005), Cet. 1,

hal. 29

43 Abdullah Nashih Ulwan, Pendidikan Anak dalam Islam, (Jakarta: Pustaka Amani,1995), Cet. II,

h. 151

44 Djumransjah & Abdul Malik Karim Amrullah, Pendidikan Islam Menggali “Tradisi” Mengukuhkan Esistensi, (Malang Press,2007), cet. 1

hal. 95

45 Djumransjah & Abdul Malik Karim Amrullah, Pendidikan Islam Menggali “Tradisi” Mengukuhkan Esistensi, (Malang Press,2007),

hal. 97

Page 106: Pendidikan Akhlak melalui Metode Belajar sambil Bermain Di TK. …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25206/1/Dea Insani Dermawanti... · Sebagaimana dijelaskan dalam

l

cet. 1 BAB 3 46 M. Musfiqon, Panduan Lengkap Metodologi Penelitian

Pendidikan, (Jakarta: PT. Prestasi Pustakarya, 2012), Cet. 1, h. 3

47 M. Musfiqon, Panduan Lengkap Metodologi Penelitian Pendidikan, (Jakarta: PT. Prestasi Pustakarya, 2012), Cet. 1,

h. 4

48 M. Musfiqon, Panduan Lengkap Metodologi Penelitian Pendidikan, (Jakarta: PT. Prestasi Pustakarya, 2012), Cet. 1,

h. 4

49 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2006), Cet. 13,

h. 130

50 M. Musfiqon, Panduan Lengkap Metodologi Penelitian Pendidikan, (Jakarta: PT. Prestasi Pustakarya, 2012), Cet. 1,

h. 89

51 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2006), Cet. 13,

h. 109

52 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2006), Cet. 13,

h. 134

53 M. Musfiqon, Panduan Lengkap Metodologi Penelitian Pendidikan, (Jakarta: PT. Prestasi Pustakarya, 2012), Cet. 1,

h. 120

54 M. Musfiqon, Panduan Lengkap Metodologi Penelitian Pendidikan, (Jakarta: PT. Prestasi Pustakarya, 2012), Cet. 1,

h. 117

55 M. Musfiqon, Panduan Lengkap Metodologi Penelitian Pendidikan, (Jakarta: PT. Prestasi Pustakarya, 2012), Cet. 1,

h. 128

56 M. Musfiqon, Panduan Lengkap Metodologi Penelitian Pendidikan, (Jakarta: PT. Prestasi Pustakarya, 2012), Cet. 1,

h. 167

Mengetahui,

Pembimbing Skripsi

Dr. H. Dimyati, MA NIP: 19640704 199303 1 003