slide dispepsia jadi dea^^
TRANSCRIPT
Diagnosis dan Penatalaksanan Dispepsia Fungsional
Ramadia Yunita 030.05.179Muh. Nurul M. 030.05.150Deasyka Yastani 030.06.057
Dispepsia Fungsional adalah kondisi tidak enak pada perut bagian atas
yang bersifat intermitten sedangkan pada pemeriksaan tidak didapatkan
kelainan organik.
Definisi
Epidemiologi
3
Keluhan umum yang dalam waktu tertentu dapat dialami oleh seseorang. 30% kasus pada praktek umum 60 % pada praktek gastroenterologist Prevalensinya di negara
barat 7- 41 %, tapi hanya 10-20 % yang mencari petolongan medis. Angka insiden dyspepsia diperkirakan antara 1-8 %. Belum ada data epidemiologi di Indonesia1.
ETIOLOGI
Esofago-gastro-
duodenal
Tukak peptic, gastritis kronis, gastritis NSAID,
keganasan
Obat-obatan Anti inflamasi nonsteroid, teofilin, digitalis, antibiotic
Hepatobilier Hepatitis, kolesisititis, kolelitiasis, keganasan,
disfungsi sfingter odii
Pancreas Pancreatitis, keganasan
Penyakit sistemik Diabetes mellitus, penyakit tiroid, gagal ginjal,
kehamilan, penyakit jantung koroner/iskemik
Gangguan
fungsional
Dyspepsia fungsional ( stress psikogenik, kecemasan,
depresi), irritable bowel syndrome
Patofisiologi
Abnormalitas Motorik Gaster
Hormonal
Aktivitas mioelektrik lambung
Disfungsi autonom
Ambang rangsang persepsi
Sekresi asam lambung
Perubahan sensifitas gaster
Stres dan faktor psikososial
Gastritis HP
Kelainan GI fungsional
6
Diagnosis Dispepsia Fungsional
Diagnostic criteria for Fungsional dyspepsia Konsensus Roma III (2006)• At least 3 months,with onset at least 6 months previously,
of 1 or more of the following:• Bothersome postprandial fullness• Early satiation• Epigastric pain• Epigastric burning, and• No evidence of structural disease (including at upper
endoscopy) that is likely to explain the symptoms
04/12/2023 7
GEJALA
Ulcer like dyspepsia Bila nyeri ulu hati yang dominan dan disertai
nyeri pada malam hari dikategorikan sebagai dispepsia fungsional tipe seperti ulkus
Dismotility like dyspepsia Bila kembung, mual,cepat kenyang merupakan
keluhan yang sering dikemukan, dikategorikan sebagai dispepsia fungsional tipe dismotilitas
Dispepsia non-spesifik Bila tidak ada keluhan yang bersifat dominan
Anamnesis
04/12/2023 add footer here (go to view menu and choose header) 8
GEJALA
Alarm symptoms :• Penurunan berat badan,
timbulnya anemia, melena, muntah yang prominen
PEMERIKSAAN FISIK
Nyeri Tekan Epigastrium
• conjuctiva anemis• penurunan berat badan• Organomegali• massa pada abdomen• adanya darah pada feces
Alarm Sign Penyakit Organik
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Laboratorium ( darah lengkap, gula darah, fungsi pangkreas, elektrolit) ditekankan untuk menyingkirkan penyebab organik lainnya seperti pankreatitis kronik. Biasanya pada dispepsia fungsional hasil laboraturium dalam batas normal .
Pencitraan ( barium meal, USG) USG abdomen diindikasikan apabila terdapat suspek penyakit pankreas atau traktus biliaris
Pemeriksaan Penunjang
Tes noninvasif untuk helicobacter pilori (IgG serologi atau tes urea breath). Konsensus merekomendasikan tes noninvasif untuk helicobacter pilori (IgG serologi atau tes urea breath) untuk pasien usia muda, dan untuk pasien dispepsia tanpa komplikasi.
Endoskopi paling penting untuk ekslusi penyebab organiks ataupun biokimiawi. Endoskopi saluran cerna bagian atas merupakan salah satu pilihan untuk mendiagnosa ulkus gastroduodenal, esofagitis erosif dan keganasan pada bagian atas gastrointestinal.
04/12/2023 add footer here (go to view menu and choose header) 13
Urea Breath test
04/12/2023 add footer here (go to view menu and choose header) 14
Urea Breath test
15
Endoskopi
16
Diagnosis Banding
PenatalaksanaanPerbaikan kebiasaan sehari-hari, pasien
harus mengerti bahwa gejala dispepsia bisa kambuh kembali tetapi dapat dicegah melalui perubahan gaya hidup dan pemilihan jenis makanan.
Keluhan yang timbul setelah makan sebaiknya mencoba dengan makanan porsi kecil dan rendah lemak.
Bila secara anamnesis ditemukan adanya stresor psikososial, ada baiknya diatasi dulu faktor psikologiknya, kalau perlu dengan konseling ke psikiater.
18
INTERVENSI OBAT
Antasid dan obat anti sekresi
Efektifitas antasid untuk terapi Dispepsia tidak nampak dalam percobaan klinik terkontrol tetapi karena sangat aman dan tidak mahal, bisa diteruskan untuk pasien yang berespon baik. Demikian pula efektifitas penggunaan Antagonis Reseptor H2 ( ARH2 ) seperti : cimetidine, ranitidine dan famotidine belum terbukti. Pasien yang berespon sebaiknya diterapi selama 2-4 minggu.Obat penyekat pompa proton (PPP) seperti Omeprazole dan Lansoprazole tidak memberikan perbaikan gejala yang lebih besar pada pasien Dispepsia dibanding ARH2, sehingga tidak direkomendasikan karena harganya lebih mahal.
INTERVENSI OBAT
Obat promotilitasObat seperti Metoclopramide, Cisapride dan Domperidone sangat baik mengobati pasien dispepsia yang disertai atau disebabkan gangguan motilitasMetoclopramide dan domperidone keduanya bekerja pada antagonis reseptor D2-dopomine yang meningkatkan motilitas gaster dan mengurangi mual.Metoclopramide melewati sawar darah otak sehingga efek samping: anxietas, mengantuk, agitasi, disfungsi motor extrapyramidal dan dyskinesia tarda terjadi pada kurang lebih 20%-30% pasien. Untuk penggunaan lama hati-hati pada pasien tua.Domperidone tidak melewati sawar darah otak sehingga efek samping seperti di atas tidak timbul.Cisapride adalah agonis 5-HT4 serotonin bekerja meningkatkan motilitas esophagus dan gaster.
INTERVENSI OBAT
• Obat yang termasuk golongan ini adalah eritromisin,yang dapat meningkatkan pengosongan lambung pada gastroparesis
Agonis motolin
• Kappa agonist fedotoxine dapat menurunkan hipersensitivitas lambung dalam study pada sukarelawan serta pada beberapa studi dapat menurunkan keluhan dyspepsia fungsional
• Obat golongan agonis 5-HT1 (Sumatriptan dan Buspiron) dapat memperbaiki akomodasi lambung dan memperbaiki keluhan setelah makan
• Anti mual ondansentron juga pernah dicoba pada studi terbatas dan memperlihatkan manfaat sedikit diatas placebo.
Obat lain
21
PENCEGAHAN
Modifikasi gaya hidup sangat berperan dalam mencegah terjadinya dispepsia bahkan memperbaiki kondisi lambung secara tidak langsung
Atur pola makan seteratur mungkin. Hindari makanan berlemak tinggi yang menghambat
pengosongan isi lambung (coklat, keju, dan lain-lain). Hindari makanan yang menimbulkan gas di lambung
(kol, kubis, kentang, melon, semangka dan lain-lain). Hindari makanan yang terlalu pedas. Hindari minuman dengan kadar caffeine dan alkohol.
add footer here (go to view menu and choose header)
22
PENCEGAHAN
Hindari obat yang mengiritasi dinding lambung
Kelola stress psikologi se-efisien mungkin. Jika anda perokok, berhentilah merokok. Jika anda memiliki gangguan acid reflux, Hindari makan sebelum waktu tidur. Hindari faktor-faktor yang membuat
Pencernaan terganggu, seperti makan terlalu banyak, terutama makanan berat dan berminyak, makan terlalu cepat, atau makan sesaat sebelum olahraga.
Pertahankan berat badan sehat Olahraga teratur Ikuti rekomendasi dokter Anda mengenai
pengobatan dispepsia. Baik itu antasid, PPI, penghambat histamin-2 reseptor, dan obat motilitas
Daftar Pustaka1. Sudoyo AW, Setiyohadi Bambang, Alwi Idrus, Setiati Siti.Buku ajar ilmu penyakit dalam Jilid 1. Edisi
keempat. Jakarta: Balai Penerbit FKUI; 2006. h. 335-348,352-4.2. Rani AA, Soegondo Sidartawan, Wijaya IP, Nafrialdi, Mansjoer Arif. PB PAPDI:Panduan pelayanan medik
perhimpunan dokter spesialis penyakit dalam indonesia.Jakarta:Interna Publishing; 2009. h. 299-301.3. Tierney Lawrence M, Mcphee Stephen J, Papadakis MA. Current diagnosis & treatment adult ambulatory
and inpatient management. New York: The McGraw- Hill Companies; 2008. h. 614-26.4. Kee Joyce Lefever. Pedoman pemeriksaan laboratorium dan diagnostik. Edisi keenam. Jakarta: EGC;
2008. h. 230-40.5. Price SA, Wilson Lorraine M. Patofisiologi konsep klinis proses-proses penyakit. Edisi ke 6. Jakarta: EGC;
2006. h. 422-32.6. Kasper, Dennis L; Fauci, Antony S; Longo, Dan L; Braunwald, Eugene; Hauser,Stephen; Jameson, Larry
S : Harrison’s Principles of Internal Medicine, 16th edition, 2005.
7. WM Wong, BC Wong, WK HungY, et al. Double blind,randomized.placebo controlled study of four weeks of lansoprazole for treatment of functional dyspepsia in Chienese patients: a case repport 2002 Dec;51:502-6.
8. http://diassetiawan.blog.uns.ac.id/9. Jain AK, Gupta JP, Gupta S, Rao KP, Bahte PB, Neuroticism and Stressful Live Events In-Patients with Non
Ulcer Dyspepsia. Dalam: Journal Association Physician India. 2005, 43 (2):10. Mc. Callum RW. Evolving Approach to Dyspepsia and Nonulcer Dyspepsia. Pertemuan Ilmiah Nasional IX
PPHI, Kongres Nasional VIII PGI, PEGI.11. Soemoharjo S. Mengenal Lebih Dekat Helicobacter Pylori Dan Penyakit Gastroduodenal. Mataram, 2007.12. Manan C. Penyakit-penyakit yang Berhubungan Dengan Asam Lambung. Simposium New Perspective in
the Management of Acid Related Disease, Surabaya, 15 September 1997.13. Lambert JR. The Role of Helicobacter Pylori in Nonulcer Dyspepsia A Debate for. Dalam: Dooley CP. ed.
Gastroenterology Clinics of North America. Philadelphia: W.B. Saunders, 1993: 141-51.14. Manan C. Sindrom Dispepsia. Dalam: Mansyur M. ed. Dispepsia. Jakarta: Yayasan Penerbit IDI, 1994: 1-
7.15. Sjahli A. Obat-Obat Prokinetik Masa Kini. Dalam: Medika 1991; No.2 Tahun 17: 157-6016. Talley NJ, Lam SK, Goh KL, Fock KM, Management Guides Line for Uninvestigated and Functional
Dyspepsia in the Asia-Pacific Region. 1st Asian Pacific Working Party on Functional Dyspepsia. Kuala Lumpur, Juni 1996 dan pertemuan
Terima kasih