pendahuluan - scl ortho

6
1.1 Latar Belakang Ilmu ortodonti telah berkembang pesat berkat pengalaman ortodonti dalam pencapaian hasil yang optimal. Semakin berkembang ortodontik, semakin banyak pula orang yang mencari pertolongan untuk memperbaiki posisi gigi mereka yang tidak teratur. Maloklusi atau ketidakteraturan gigi pada lengkung rahang merupakan masalah bagi beberapa individu karena bisa menyebabkan problem fungsi mulut, gangguan sendi temporomandibula, pengunyahan, penelanan dan bicara. Maloklusi adalah suatu bentuk oklusi yang menyimpang dari bentuk standar yang diterima sebagai bentuk normal. Hal ini dapat disebabkan oleh tidak ada keseimbangan pertumbuhan dan perkembangan serta hubungan yang tidak harmonis antara gigi geligi dengan komponen kraniofasial. Etiologi maloklusi terbagi atas penyebab khusus yang meliputi gangguan perkembangan embriologi, gangguan pertumbuhan skeletal, disfungsi otot, akromegali dan hipertrofi hemimandibula serta gangguan perkembangan gigi, pengaruh genetik dan pengaruh lingkungan yang meliputi teori keseimbangan dan perkembangan oklusi gigi serta pengaruh fungsional pada perkembangan dentofasial (Basavaraj,2011; Mitchell, 2007, Proffit, 2007, Staley, 2011). Perawatan ortodonti yang ditujukan untuk merawat maloklusi bertujuan agar tercapai efisiensi fungsional, keseimbangan struktur dan keharmonisan estetik. Perawatan ortodonti tidak hanya akan memperbaiki penampilan wajah seseorang tetapi juga akan memperbaiki atau meningkatkan kesehatan gigi secara keseluruhan (Magalhaes, 2010, Nanda, 2010, Proffit, 2007). Perawatan ortodonti pada kasus maloklusi

Upload: dwira-wardhani

Post on 06-Nov-2015

26 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

maloklusi ortodonsia

TRANSCRIPT

1.1 Latar Belakang Ilmu ortodonti telah berkembang pesat berkat pengalaman ortodonti dalam pencapaian hasil yang optimal. Semakin berkembang ortodontik, semakin banyak pula orang yang mencari pertolongan untuk memperbaiki posisi gigi mereka yang tidak teratur. Maloklusi atau ketidakteraturan gigi pada lengkung rahang merupakan masalah bagi beberapa individu karena bisa menyebabkan problem fungsi mulut, gangguan sendi temporomandibula, pengunyahan, penelanan dan bicara.

Maloklusi adalah suatu bentuk oklusi yang menyimpang dari bentuk standar yang diterima sebagai bentuk normal. Hal ini dapat disebabkan oleh tidak ada keseimbangan pertumbuhan dan perkembangan serta hubungan yang tidak harmonis antara gigi geligi dengan komponen kraniofasial. Etiologi maloklusi terbagi atas penyebab khusus yang meliputi gangguan perkembangan embriologi, gangguan pertumbuhan skeletal, disfungsi otot, akromegali dan hipertrofi hemimandibula serta gangguan perkembangan gigi, pengaruh genetik dan pengaruh lingkungan yang meliputi teori keseimbangan dan perkembangan oklusi gigi serta pengaruh fungsional pada perkembangan dentofasial (Basavaraj,2011; Mitchell, 2007, Proffit, 2007, Staley, 2011). Perawatan ortodonti yang ditujukan untuk merawat maloklusi bertujuan agar tercapai efisiensi fungsional, keseimbangan struktur dan keharmonisan estetik. Perawatan ortodonti tidak hanya akan memperbaiki penampilan wajah seseorang tetapi juga akan memperbaiki atau meningkatkan kesehatan gigi secara keseluruhan (Magalhaes, 2010, Nanda, 2010, Proffit, 2007). Perawatan ortodonti pada kasus maloklusi bertujuan untuk mencapai oklusi yang normal, yaitu gigi geligi rahang atas berkontak dengan gigi geligi rahang bawah pada relasi sentrik. Andrew (1972) mendefinisikan enam kunci oklusi normal yaitu hubungan molar kelas 1, angulasi normal, inklinasi normal, tidak ada rotasi, titik kontak gigi baik dan dataran oklusal rata (Cao, 2011; Mitchell, 2007; Tome, 2009). Hubungan gigi geligi saat oklusi normal akan berdampak pada jarak gigit dan tumpang gigit yang normal pula serta akan terjadi kesesuaian bentuk lengkung geligi dan inklinasi gigi antara rahang atas dan rahang bawah. Salah satu faktor penyebab maloklusi adalah diskrepansi ukuran gigi, dalam hal ini ukuran mesiodistal gigi, dimana ukuran mesiodistal gigi yang lebih besar atau lebih kecil dari normal akan menyebabkan perubahan bentuk lengkung geligi dan inklinasi gigi (Hassan, 2007, Mahony, 2011, Nourallah, 2005; Rasool, 2009). Bolton (1958) memperkenalkan suatu metoda matematis untuk memperoleh informasi diskrepansi ukuran gigi antar lengkung geligi. Pengamatannya dilakukan terhadap 55 model gigi dengan ukuran lebar mesiodistal gigi yang normal dan belum pernah dilakukan perawatan ortodonti. Untuk melihat adanya diskrepansi lebar mesiodistal gigi pada regio anterior atas terhadap lebar mesiodistal gigi pada regio anterior bawah yaitu dengan menghitung rasio geligi anterior. Sedangkan untuk mengetahui adanya diskrepansi lebar mesiodistal gigi pada regio anterior dan posterior rahang atas terhadap lebar mesiodistal gigi pada regio anterior dan posterior rahang bawah yaitu dengan menghitung rasio geligi keseluruhan (Akyalcin, 2006; AlAbdwani, 2009; Bolton, 1958; Basaran, 2006). Perawatan ortodonti pada kasus maloklusi dapat dilakukan dengan atau tanpa pencabutan, tergantung kebutuhan ruang dan profil pasien (Hong, 2008; Miyake, 2008; Othman, 2007). 1.2 Rumusan Masalah

1. Apakah perbedaan jarak gigit dan tumpang gigit

2. Apa saja macam maloklusi

3. Bagaimana cara menentukan jarak gigit, tumpang gigit, dan garis median

4. Bagaimana cara menghitung diskrepansi model

5. Bagaimana cara menentukan desain peranti, macam perawatan dan rencana perawatan orthodonti1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum Mengkaji tentang maloklusi, cara menentukan macam perawatan dan rencana perawatan pada berbagai macam kasus yang ditemukan. 1.3.2 Tujuan Khusus 1. Mengetahui etiologi maloklusi

2. Mengetahui cara menentukan jarak gigit3. Mengetahui cara mengukur garis median. 4. Mengetahui cara menentukan tumpang gigit

5. Mengetahui cara menentukan diskrepansi model

6. Mengetahui macam perawatan yang harus dilakukan dalam berbagai macam kasus maloklusi

7. Mengetahui cara menentukan rencana perawatan yang harus dilakukan8. Mengetahui desain peranti maloklusi yang dibutuhkan.1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1 Bidang Ortodonsi: 1. Mahasiswa dapat menentukan bentuk lengkung gigi anterior yang sesuai untuk tiap individu. 2. Mahasiswa dapat menentukan inklinasi gigi anterior yang sesuai untuk tiap individu. 3. Mahasiswa dapat menentukan kombinasi bentuk lengkung geligi dan inklinasi gigi anterior tiap individu berdasarkan rasio bolton anteriornya (menentukan pemilihan tipe prefabricated wire dan tipe preadjusted bracket) 1.4.2 Bidang Substansi Ilmu: 1. Menambah pengetahuan dalam melakukan rencana perawatan.2. Sebagai penunjang dalam diagnosis orthodonti

3. Hasil makalah ini dapat bermanfaat sebagai bahan informasi dalam perawatan orthodonti.DAFTAR PUSTAKA

1. Basavaraj S.P. 2011. Orthodontic principles and practice. Jaypee Brother Medical Publishers Ltd: 4, 79, 98, 114, 125, 182.2. Cao L, Zhang K, Bai D, Jing Y, Tian Y, Guo Y. 2011. Effect of maxillary labiolingual and anteroposterior position on smiling pofile esthetics. Angle Orthodontist; 81(1): 121-8.

3. Magalhaes IB, Pereira LJ, Marques LS, Gameiro GH. 2010. The influence of maloccusion on masticatory performance. Angle Orthodontist;82(3):495-9.

4. Akyalcin S, Dogan S, Dincer B, Erdinc A, Oncag G. 2006. Bolton tooth size discrepancies in skeletal class I individuals presenting with different dental angle classification. Angle Orthodontist;76(4):637-42.

5. Hassan R, Rahimah A. 2007. Occlusion, malocclusion and method of measurement an overview. J Orofacial Sci;2: 3-9.

6. Hong Q, Koirala R, Jun T, Li-na Y, Takagi S, Kawahara K, Kishimoto E, Shimizu T, Takamata T, Nakano K, Okafuji N. 2008. A study about tooth size and arch width measurement. J Hard Tissue Biology;17(3):91-8.