pencegahan malaria
TRANSCRIPT
Pencegahan Malaria
1. Tindakan Terhadap Manusia
a. Edukasi
Edukasi adalah faktor terpenting pencegahan malaria yang harus diberikan kepada
setiap pelancong atau petugas yang akan bekerja di daerah endemis. Materi utama
edukasi adalah mengajarkan tentang cara penularan malaria, risiko terkena malaria, dan
yang terpenting pengenalan tentang gejala dan tanda malaria, pengobatan malaria,
pengetahuan tentang upaya menghilangkan tempat perindukan.
b. Melakukan kegiatan sistem kewaspadaan dini dengan memberikan penyuluhan pada
masyarakat tentang cara pencegahan malaria.
c. Proteksi pribadi
Seseorang seharusnya menghindari dari gigtan nyamuk dengan:
Menggunakan pakaian lengkap (tertutup)
Tidur menggunakan kelambu
Memakai obat penolak nyamuk
Menghindari untuk mengunjungi lokasi yang rawan malaria (endemis malaria)
Memasang kawat kasa pada jendela dan ventilasi
Menimbun genangan air, membersihkan lumut dan gotong royong
membersihkan lingkungan sekitar
Menjauhkan kandang ternak dari rumah
Hindari keadaan rumah yang lembab, gelap, kotor dan pakaian yang
bergantungan serta genangan air
Menekan kepadatan nyamuk dengan menebarkan ikan pemakan jentik, seperti
ikan kepala timah, nila merah, gupi, mujair dll.
Pengobatan pencegahan, 2 hari sebelum berangkat ke daerah malaria, minum
obat doksisilin 1 x 1 kapsul/ hari sampai 2 minggu setelah keluar dari lokasi
endemis malaria.
d. Modifikasi perilaku
Berupa mengurangi aktivitas di luar rumah mulai senja sampai subuh di saat nyamuk
anopheles umumnya mengigit.
e. Pos Malaria Desa
Pos Malaria Desa adalah wadah pemberdayaan masyarakat dalam pengendalian malaria
yang dibentuk dari, oleh dan untuk masyarakat secara mandiri dan berkelanjutan.
2. Kemoprofilaksis (Tindakan terhadap Plasmodium sp)
Walaupun upaya pencegahan gigitan nyamuk cukup efektif mengurangi paparan dengan
nyamuk, namun tidak dapat menghilangkan sepenuhnya risiko terkena infeksi. Diperlukan upaya
tambahan, yaitu kemoprofilaksis untuk mengurangi risiko jatuh sakit jika telah digigit nyamuk
infeksius. Beberapa obat-obat antimalaria yang saat ini digunakan sebagai kemoprofilaksis
adalah klorokuin, meflokuin (belum tersedia di Indonesia), doksisiklin, primakuin dan
sebagainya. Dosis kumulatif maksimal untk pengobatan pencegahan dengan klorokuin pada
orang dewasa adalah 100 gram basa.
Untuk mencegah terjadinya infeksi malaria terhadap pendatang yang berkunjung ke
daerah malaria pemberian obat dilakukan setiap minggu; mulai minum obat 1-2 minggu
sebelum mengadakan perjalanan ke endemis malaria dan dilanjutkan setiap minggu selama
dalam perjalanan atau tinggal di daerah endemis malaria dan selama 4 minggu setelah kembali
dari daerah tersebut.
Pengobatan pencegahan tidak diberikan dalam waktu lebih dari 12-20 minggu dengan
obat yang sama. Bagi penduduk yang tinggal di daerah risiko tinggi malaria dimana terjadi
penularan malaria yang bersifat musiman maka upaya pencegahan terhadap gigitan nyamuk
perlu ditingkatkan sebagai pertimbangan alternatif terhadap pemberian pengobatan profilaksis
jangka panjang dimana kemungkinan terjadi efek samping sangat besar.
3. Tindakan Terhadap Vektor
a. Pengendalian secara mekanis
Dengan cara ini, sarang atau tempat berkembang biak serangga dimusnahkan, misalnya
dengan mengeringkan genangan air yang menjadi sarang nyamuk. Termasuk dalam
pengendalian ini adalah mengurangi kontak nyamuk dengan manusia, misalnya
memberi kawat nyamuk pada jendela dan jalan angin lainnya.
b. Pengendalian secara biologis
Pengendalian secara biologis dilakukan dengan menggunakan makhluk hidup yang
bersifat parasitik terhadap nyamuk atau penggunaan hewan predator atau pemangsa
serangga. Dengan pengendalian secara biologis ini, penurunan populasi nyamuk terjadi
secara alami tanpa menimbulkan gangguan keseimbangan ekologi. Memelihara ikan
pemangsa jentik nyamuk, melakukan radiasi terhadap nyamuk jantan sehingga steril dan
tidak mampu membuahi nyamuk betina. Pada saat ini sudah dapat dibiakkan dan
diproduksi secara komersial berbagai mikroorganisme yang merupakan parasit nyamuk.
Bacillus thuringiensis merupakan salah satu bakteri yang banyak digunakan, sedangkan
Heterorhabditis termasuk golongan cacing nematode yang mampu memeberantas
serangga.
Pengendalian nyamuk dewasa dapat dilakukan oleh masyarakat yang memiliki temak
lembu, kerbau, babi. Karena nyamuk An. aconitus adalah nyamuk yang senangi
menyukai darah binatang (ternak) sebagai sumber mendapatkan darah, untuk itu ternak
dapat digunakan sebagai tameng untuk melindungi orang dari serangan An. aconitus
yaitu dengan menempatkan kandang ternak diluar rumah (bukan dibawah kolong dekat
dengan rumah).
c. Pengendalian secara kimiawi
Pengendalaian secara kimiawi adalah pengendalian serangga mengunakan insektisida.
Dengan ditemukannya berbagai jenis bahan kimiayang bersifat sebagai pembunuh
serangga yang dapat diproduksi secara besar-besaran, maka pengendalian serangga
secara kimiawi berkembang pesat.
DAFTAR PUSTAKA
Direktorat PPBB, DITJEN PP dan PL Kementerian Kesehatan RI. Buku Saku Menuju Eliminasi Malaria.
Jakarta: Kemenkes RI, 2011.
Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Departemen Kesehatan RI.
Pedoman Penatalaksanaan Kasus Malaria di Indonesia. Jakarta: Kemenkes RI, 2008.