pencegahan malaria

5
Pencegahan Malaria 1. Tindakan Terhadap Manusia a. Edukasi Edukasi adalah faktor terpenting pencegahan malaria yang harus diberikan kepada setiap pelancong atau petugas yang akan bekerja di daerah endemis. Materi utama edukasi adalah mengajarkan tentang cara penularan malaria, risiko terkena malaria, dan yang terpenting pengenalan tentang gejala dan tanda malaria, pengobatan malaria, pengetahuan tentang upaya menghilangkan tempat perindukan. b. Melakukan kegiatan sistem kewaspadaan dini dengan memberikan penyuluhan pada masyarakat tentang cara pencegahan malaria. c. Proteksi pribadi Seseorang seharusnya menghindari dari gigtan nyamuk dengan: Menggunakan pakaian lengkap (tertutup) Tidur menggunakan kelambu Memakai obat penolak nyamuk Menghindari untuk mengunjungi lokasi yang rawan malaria (endemis malaria) Memasang kawat kasa pada jendela dan ventilasi Menimbun genangan air, membersihkan lumut dan gotong royong membersihkan lingkungan sekitar Menjauhkan kandang ternak dari rumah Hindari keadaan rumah yang lembab, gelap, kotor dan pakaian yang bergantungan serta genangan air

Upload: fiana

Post on 19-Feb-2016

29 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: Pencegahan Malaria

Pencegahan Malaria

1. Tindakan Terhadap Manusia

a. Edukasi

Edukasi adalah faktor terpenting pencegahan malaria yang harus diberikan kepada

setiap pelancong atau petugas yang akan bekerja di daerah endemis. Materi utama

edukasi adalah mengajarkan tentang cara penularan malaria, risiko terkena malaria, dan

yang terpenting pengenalan tentang gejala dan tanda malaria, pengobatan malaria,

pengetahuan tentang upaya menghilangkan tempat perindukan.

b. Melakukan kegiatan sistem kewaspadaan dini dengan memberikan penyuluhan pada

masyarakat tentang cara pencegahan malaria.

c. Proteksi pribadi

Seseorang seharusnya menghindari dari gigtan nyamuk dengan:

Menggunakan pakaian lengkap (tertutup)

Tidur menggunakan kelambu

Memakai obat penolak nyamuk

Menghindari untuk mengunjungi lokasi yang rawan malaria (endemis malaria)

Memasang kawat kasa pada jendela dan ventilasi

Menimbun genangan air, membersihkan lumut dan gotong royong

membersihkan lingkungan sekitar

Menjauhkan kandang ternak dari rumah

Hindari keadaan rumah yang lembab, gelap, kotor dan pakaian yang

bergantungan serta genangan air

Menekan kepadatan nyamuk dengan menebarkan ikan pemakan jentik, seperti

ikan kepala timah, nila merah, gupi, mujair dll.

Pengobatan pencegahan, 2 hari sebelum berangkat ke daerah malaria, minum

obat doksisilin 1 x 1 kapsul/ hari sampai 2 minggu setelah keluar dari lokasi

endemis malaria.

d. Modifikasi perilaku

Berupa mengurangi aktivitas di luar rumah mulai senja sampai subuh di saat nyamuk

anopheles umumnya mengigit.

e. Pos Malaria Desa

Page 2: Pencegahan Malaria

Pos Malaria Desa adalah wadah pemberdayaan masyarakat dalam pengendalian malaria

yang dibentuk dari, oleh dan untuk masyarakat secara mandiri dan berkelanjutan.

2. Kemoprofilaksis (Tindakan terhadap Plasmodium sp)

Walaupun upaya pencegahan gigitan nyamuk cukup efektif mengurangi paparan dengan

nyamuk, namun tidak dapat menghilangkan sepenuhnya risiko terkena infeksi. Diperlukan upaya

tambahan, yaitu kemoprofilaksis untuk mengurangi risiko jatuh sakit jika telah digigit nyamuk

infeksius. Beberapa obat-obat antimalaria yang saat ini digunakan sebagai kemoprofilaksis

adalah klorokuin, meflokuin (belum tersedia di Indonesia), doksisiklin, primakuin dan

sebagainya. Dosis kumulatif maksimal untk pengobatan pencegahan dengan klorokuin pada

orang dewasa adalah 100 gram basa.

Untuk mencegah terjadinya infeksi malaria terhadap pendatang yang berkunjung ke

daerah malaria pemberian obat dilakukan setiap minggu; mulai minum obat 1-2 minggu

sebelum mengadakan perjalanan ke endemis malaria dan dilanjutkan setiap minggu selama

dalam perjalanan atau tinggal di daerah endemis malaria dan selama 4 minggu setelah kembali

dari daerah tersebut.

Pengobatan pencegahan tidak diberikan dalam waktu lebih dari 12-20 minggu dengan

obat yang sama. Bagi penduduk yang tinggal di daerah risiko tinggi malaria dimana terjadi

penularan malaria yang bersifat musiman maka upaya pencegahan terhadap gigitan nyamuk

perlu ditingkatkan sebagai pertimbangan alternatif terhadap pemberian pengobatan profilaksis

jangka panjang dimana kemungkinan terjadi efek samping sangat besar.

3. Tindakan Terhadap Vektor

a. Pengendalian secara mekanis

Dengan cara ini, sarang atau tempat berkembang biak serangga dimusnahkan, misalnya

dengan mengeringkan genangan air yang menjadi sarang nyamuk. Termasuk dalam

pengendalian ini adalah mengurangi kontak nyamuk dengan manusia, misalnya

memberi kawat nyamuk pada jendela dan jalan angin lainnya.

b. Pengendalian secara biologis

Pengendalian secara biologis dilakukan dengan menggunakan makhluk hidup yang

bersifat parasitik terhadap nyamuk atau penggunaan hewan predator atau pemangsa

serangga. Dengan pengendalian secara biologis ini, penurunan populasi nyamuk terjadi

Page 3: Pencegahan Malaria

secara alami tanpa menimbulkan gangguan keseimbangan ekologi. Memelihara ikan

pemangsa jentik nyamuk, melakukan radiasi terhadap nyamuk jantan sehingga steril dan

tidak mampu membuahi nyamuk betina. Pada saat ini sudah dapat dibiakkan dan

diproduksi secara komersial berbagai mikroorganisme yang merupakan parasit nyamuk.

Bacillus thuringiensis merupakan salah satu bakteri yang banyak digunakan, sedangkan

Heterorhabditis termasuk golongan cacing nematode yang mampu memeberantas

serangga.

Pengendalian nyamuk dewasa dapat dilakukan oleh masyarakat yang memiliki temak

lembu, kerbau, babi. Karena nyamuk An. aconitus adalah nyamuk yang senangi

menyukai darah binatang (ternak) sebagai sumber mendapatkan darah, untuk itu ternak

dapat digunakan sebagai tameng untuk melindungi orang dari serangan An. aconitus

yaitu dengan menempatkan kandang ternak diluar rumah (bukan dibawah kolong dekat

dengan rumah).

c. Pengendalian secara kimiawi

Pengendalaian secara kimiawi adalah pengendalian serangga mengunakan insektisida.

Dengan ditemukannya berbagai jenis bahan kimiayang bersifat sebagai pembunuh

serangga yang dapat diproduksi secara besar-besaran, maka pengendalian serangga

secara kimiawi berkembang pesat.

Page 4: Pencegahan Malaria

DAFTAR PUSTAKA

Direktorat PPBB, DITJEN PP dan PL Kementerian Kesehatan RI. Buku Saku Menuju Eliminasi Malaria.

Jakarta: Kemenkes RI, 2011.

Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Departemen Kesehatan RI.

Pedoman Penatalaksanaan Kasus Malaria di Indonesia. Jakarta: Kemenkes RI, 2008.