askep malaria

33
ASUHAN KEPERAWATAN MALARIA Dyah Ekowatiningsih, S.Kep

Upload: dyah-ekowatiningsih

Post on 04-Jul-2015

1.140 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: Askep Malaria

ASUHAN KEPERAWATAN MALARIA

Dyah Ekowatiningsih, S.Kep

Page 2: Askep Malaria

PENGERTIAN• Malaria adalah penyakit yang bersifat akut

maupun kronik yang disebabkan oleh protozoa genus plasmodium yang ditandai dengan demam, anemia dan splenomegali (Mansjoer, 2001, hal 406).

• Malaria adalah infeksi parasit pada sel darah merah yang disebabkan oleh suatu protozoa spesies plasmodium yang ditularkan kepada manusia melalui air liur nyamuk (Corwin, 2000, hal 125).

Page 3: Askep Malaria

ETIOLOGIMenurut Harijanto (2000) ada empat jenis plasmodium yang dapat menyebabkan infeksi yaitu :a. Plasmodium vivax, merupakan infeksi yang paling sering dan

menyebabkan malaria tertiana/ vivaks (demam pada tiap hari ke tiga).b. Plasmodium falciparum, memberikan banyak komplikasi dan

mempunyai perlangsungan yang cukup ganas, mudah resisten dengan pengobatan dan menyebabkan malaria tropika/ falsiparum (demam tiap 24-48 jam).

c. Plasmodium malariae, jarang ditemukan dan menyebabkan malaria quartana/malariae (demam tiap hari empat).

d. Plasmodium ovale, dijumpai pada daerah Afrika dan Pasifik Barat, di Indonesia dijumpai di Nusa Tenggara dan Papua, memberikan infeksi yang paling ringan dan dapat sembuh spontan tanpa pengobatan, menyebabkan malaria ovale.

Page 4: Askep Malaria

MASA INKUBASI

• Masa inkubasi malaria bervariasi tergantung pada daya tahan tubuh dan spesies plasmodiumnya.

• Masa inkubasi Plasmodium vivax 14-17 hari, Plasmodium ovale 11-16 hari, Plasmodium malariae 12-14 hari dan Plasmodium falciparum 10-12 hari (Mansjoer, 2001).

Page 5: Askep Malaria

MALARIA TROPIKA / FALCIPARUM• Malaria tropika/ falciparum malaria tropika merupakan bentuk yang

paling berat, ditandai dengan panas yang ireguler, anemia, splenomegali, parasitemia yang banyak dan sering terjadi komplikasi.• Masa inkubasi 9-14 hari. Malaria tropika menyerang semua bentuk

eritrosit. Disebabkan oleh Plasmodium falciparum. Plasmodium ini berupa Ring/ cincin kecil yang berdiameter 1/3 diameter eritrosit normal dan merupakan satu-satunya spesies yang memiliki 2 kromatin inti (Double Chromatin).• Klasifikasi penyebaran Malaria Tropika:

Plasmodium Falcifarum menyerang sel darah merah seumur hidup. Infeksi Plasmodium Falcifarum sering kali menyebabkan sel darah merah yang mengandung parasit menghasilkan banyak tonjolan untuk melekat pada lapisan endotel dinding kapiler dengan akibat obstruksi trombosis dan iskemik lokal.• Infeksi ini sering kali lebih berat dari infeksi lainnya dengan angka

komplikasi tinggi (Malaria Serebral, gangguan gastrointestinal, Algid Malaria, dan Black Water Fever).

Page 6: Askep Malaria

MALARIA KWARTANA• Plasmodium Malariae mempunyai tropozoit yang serupa

dengan Plasmoduim vivax, lebih kecil dan sitoplasmanya lebih kompak/ lebih biru. Tropozoit matur mempunyai granula coklat tua sampai hitam dan kadang-kadang mengumpul sampai membentuk pita. Skizon Plasmodium malariae mempunyai 8-10 merozoit yang tersusun seperti kelopak bunga/ rossete. Bentuk gametosit sangat mirip dengan Plasmodium vivax tetapi lebih kecil.

• Ciri-ciri demam tiga hari sekali setelah puncak 48 jam. Gejala lain nyeri pada kepala dan punggung, mual, pembesaran limpa, dan malaise umum.

• Komplikasi yang jarang terjadi namun dapat terjadi seperti sindrom nefrotik dan komplikasi terhadap ginjal lainnya.

• Pada pemeriksaan akan di temukan edema, asites, proteinuria, hipoproteinemia, tanpa uremia dan hipertensi.

Page 7: Askep Malaria

MALARIA OVALE• Malaria Ovale(Plasmodium Ovale) bentuknya mirip

Plasmodium malariae, skizonnya hanya mempunyai 8 merozoit dengan masa pigmen hitam di tengah.

• Karakteristik yang dapat di pakai untuk identifikasi adalah bentuk eritrosit yang terinfeksi Plasmodium Ovale biasanya oval atau ireguler dan fibriated.

• Malaria ovale merupakan bentuk yang paling ringan dari semua malaria disebabkan oleh Plasmodium ovale.

• Masa inkubasi 11-16 hari, walau pun periode laten sampai 4 tahun. Serangan paroksismal 3-4 hari dan jarang terjadi lebih dari 10 kali walau pun tanpa terapi dan terjadi pada malam hari.

Page 8: Askep Malaria

MALARIA TERSIANA• Malaria Tersiana (Plasmodium Vivax) biasanya

menginfeksi eritrosit muda yang diameternya lebih besar dari eritrosit normal. Bentuknya mirip dengan plasmodium Falcifarum, namun seiring dengan maturasi, tropozoit vivax berubah menjadi amoeboid. Terdiri dari 12-24 merozoitovale dan pigmen kuning tengguli.

• Gametosit berbentuk oval hampir memenuhi seluruh eritrosit, kromatinin eksentris, pigmen kuning.

• Gejala malaria jenis ini secara periodik 48 jam dengan gejala klasik trias malaria dan mengakibatkan demam berkala 4 hari sekali dengan puncak demam setiap 72 jam.

Page 9: Askep Malaria

Karakteristik nyamuk Anopelesa. Hidup di daerah tropic dan sub tropic, ditemukan hidup

di dataran rendahb. Menggigit antara waktu senja (malam hari) dan subuh

haric. Biasanya tinggal di dalam rumah, di luar rumah, dan

senang mengigit manusia (menghisap darah)d. Jarak terbangnya tidak lebih dari 2-3 kme. Pada saat menggigit bagian belakangnya mengarah ke

atas dengan sudut 48 derajatf. Daur hidupnya memerlukan waktu ± 1 minggu .g. Lebih senang hidup di daerah rawa

Page 10: Askep Malaria

PATOFISIOLOGI

Daur hidup spesies malaria terdiri dari fase seksual eksogen (sporogoni) dalam badan nyamuk Anopheles dan fase aseksual (skizogoni) dalam badan hospes vertebra termasuk manusia.

Page 11: Askep Malaria
Page 12: Askep Malaria

CARA INFEKSI• Waktu antara nyamuk mengisap darah yang

mengandung gametosit sampai dengan mengandung sporozoit dalam kelenjar disebut masa tunas ekstrinsik.

• Sporozoit adalah bentuk infektif. Infeksi dapat terjadi dengan 2 cara yaitu:1. Secara alami melalui vektor, bila sporozoit

dimasukkan ke dalam badan manusia dengan tusukan nyamuk, dan

2. Secara induksi (induced), bila stadium aseksual dalam eritrosit masuk dalam badan manusia, misalnya dengan transfusi, suntikan atau secara kongenital (bayi baru lahir mendapat infeksi dari ibu yang menderita malaria melalui darah plasenta).

Page 13: Askep Malaria

FASE ASEKSUAL• Fase aseksual terbagi atas fase jaringan dan fase eritrosit. • Pada fase jaringan, sporozoit masuk dalam aliran darah ke sel hati dan

berkembang biak membentuk skizon hati yang mengandung ribuan merozoit. Proses ini disebut skizogoni praeritrosit. Lama fase ini berbeda untuk tiap fase. Pada akhir fase ini, skizon pecah dan merozoit keluar dan masuk aliran darah, disebut sporulasi. Pada Plasmodium vivax dan Plasmodium ovale, sebagian sporozoit membentuk hipnozoit dalam hati sehingga dapat mengakibatkan relaps jangka panjang dan rekurens.

• Fase eritrosit dimulai dan merozoit dalam darah menyerang eritrosit membentuk trofozoit. Proses berlanjut menjadi trofozoit-skizon-merozoit. Setelah 2-3 generasi merozoit dibentuk, sebagian merozoit berubah menjadi bentuk seksual.

• Masa antara permulaan infeksi sampai ditemukannya parasit dalam darah tepi adalah masa prapaten, sedangkan masa tunas/inkubasi intrinsik dimulai dari masuknya sporozoit dalam badan hospes sampai timbulnya gejala klinis demam.

Page 14: Askep Malaria

FASE SEKSUAL

• Parasit seksual masuk dalam lambung nyamuk betina. Bentuk ini mengalami pematangan menjadi mikro dan makrogametosit dan terjadilah pembuahan yang disebut zigot (ookinet).

• Ookinet kemudian menembus dinding lambung nyamuk dan menjadi ookista.

• Bila ookista pecah, ribuan sporozoit dilepaskan dan mencapai kelenjar liur nyamuk.

Page 15: Askep Malaria
Page 16: Askep Malaria

MANIFESTASI KLINISa. Demam

• Demam periodik yang berkaitan dengan saat pecahnya skizon matang (sporulasi).

• Pada malaria tertiana (Plasmodium vivax dan Plasmodium ovale), pematangan skizon tiap 48 jam maka periodisitas demamnya setiap hari ke-3, sedangkan malaria kuartana (Plasmodium malariae) pematangannya tiap 72 jam dan periodisitas demamnya tiap 4 hari.

• Tiap serangan ditandai dengan beberapa serangan demam periodik. Demam khas malaria terdiri atas 3 stadium, yaitu menggigil (15 menit-1 jam), puncak demam (2-6 jam), dan berkeringat (2-4 jam).

• Demam akan mereda secara bertahap karena tubuh dapat beradaptasi terhadap parasit dalam tubuh dan ada respons imun.

Page 17: Askep Malaria

MANIFESTASI KLINISb. Splenomegali

Splenomegali adalah pembesaran limpa yang merupakan gejala khas Malaria Kronik. Limpa mengalami kongesti, menghitam dan menjadi keras karena timbunan pigmen eritrosit parasit dan jaringan ikat bertambah (Corwin , 2000, hal. 571). Pembesaran limpa terjadi pada beberapa infeksi ketika membesar sekitar 3 kali lipat. Lien dapat teraba di bawah arkus costa kiri, lekukan pada batas anterior. Pada batasan anteriornya merupakan gambaran pada palpasi yang membedakan jika lien membesar lebih lanjut. Lien akan terdorong ke bawah ke kanan, mendekat umbilicus dan fossa iliaca dekstra.

c. AnemiaDerajat anemia tergantung pada spesies penyebab, yang paling berat adalah anemia karena Falcifarum. Anemia di sebabkan oleh penghancuran eritrosit yang berlebihan. Eritrosit normal tidak dapat hidup lama (reduced survival time). Gangguan pembentukan eritrosit karena depresi eritropoesis dalam sumsum tulang (Mansjoer. dkk, Hal. 411).

Page 18: Askep Malaria

MANIFESTASI KLINISd. Ikterus• Ikterus adalah diskolorasi kuning pada kulit dan skIera mata akibat

kelebihan bilirubin dalam darah. Bilirubin adalah produk penguraian sel darah merah. • Terdapat tiga jenis ikterus antara lain :

1) Ikterus hemolitikDisebabkan oleh lisisnya (penguraian) sel darah merah yang

berlebihan. Ikterus ini dapat terjadi pada destruksi sel darah merah yang berlebihan dan hati dapat mengkonjugasikan semua bilirubin yang di hasilkan2) Ikterus hepatoseluler

Penurunan penyerapan dan konjugasi bilirubin oleh hati terjadi pada disfungsi hepatosit dan di sebut dengan hepatoseluler.3) Ikterus Obstruktif

Sumbatan terhadap aliran darah ke empedu keluar hati atau melalui duktus biliaris di sebut dengan ikterus obstuktif (Corwin, 2000, hal. 571).

Page 19: Askep Malaria

“Trias Malaria” (malaria proxysm)1) Periode dingin.

Mulai menggigil, kulit kering dan dingin, penderita sering membungkus diri dengan selimut atau sarung dan pada saat menggigil sering seluruh badan bergetar dan gigi-gigi saling terantuk, pucat sampai sianosis seperti orang kedinginan. Periode ini berlangsung 15 menit sampai 1 jam diikuti dengan meningkatnya temperatur.

2) Periode panas.Muka merah, kulit panas dan kering, nadi cepat dan panas tetap tinggi sampai 40oC atau lebih, respirasi meningkat, nyeri kepala, nyeri retroorbital, muntah-muntah, dapat terjadi syok (tekanan darah turun), kesadaran delirium sampai terjadi kejang (anak). Periode ini lebih lama dari fase dingin, dapat sampai 2 jam atau lebih, diikuti dengan keadaan berkeringat.

3) Periode berkeringat.Penderita berkeringat mulai dari temporal, diikuti seluruh tubuh, sampai basah, temperatur turun, penderita merasa capai dan sering tertidur. Bila penderita bangun akan merasa sehat dan dapat melakukan pekerjaan biasa.

Page 20: Askep Malaria

PEMERIKSAAN PENUNJANG

• Tes diagnostik cepat (RDTs) digunakan untuk mendiagnosa penyakit malaria. Test ini berdasar pada pendeteksian antigen parasit malaria di dalam darah, dengan menggunakan metoda immunochromatographic.

• Paling sering mereka menggunakan dipstick atau test strip yang untuk pengujian monoclonal antidibodi yang secara langsung menyerang target antigen dari parasit tersebut. Test dapat dilakukan sekitar 15 menit.

Page 21: Askep Malaria

KOMPLIKASIa. Malaria otak

Malaria otak merupakan penyulit yang menyebabkan kematian tertinggi (80%) bila dibandingkan dengan penyakit malaria lainnya. Gejala klinisnya dimulai secara lambat atau setelah gejala permulaan. Sakit kepala dan rasa ngantuk disusul dengan gangguan kesadaran, kelainan saraf dan kejang-kejang bersifat fokal atau menyeluruh.

b. Anemia beratKomplikasi ini ditandai dengan menurunnya hematokrit secara mendadak (<> 3 mg/ dl. Seringkali penyulit ini disertai edema paru. Angka kematian mencapai 50%. Gangguan ginjal diduga disebabkan adanya Anoksia, penurunan aliran darah keginjal, yang dikarenakan sumbatan kapiler, sebagai akibatnya terjadi penurunan filtrasi pada glomerulus.

c. Edema paruKomplikasi ini biasanya terjadi pada wanita hamil dan setelah melahirkan. Frekuensi pernapasan meningkat. Merupakan komplikasi yang berat yang menyebabkan kematian. Biasanya disebabkan oleh kelebihan cairan dan Adult Respiratory Distress Syndrome (ARDS).

d. HipoglikemiaKonsentrasi gula pada penderita turun (< style="font-weight: bold;">B.

Page 22: Askep Malaria

PENATALAKSANAANa. Malaria Tersiana/ Kuartana

Biasanya di tanggulangi dengan kloroquin namun jika resisten perlu di tambahkan mefloquin single dose 500 mg p.c (atau kinin 3 dd 600 mg selama 4-7 hari). Terapi ini disusul dengan pemberian primaquin 15 mg /hari selama 14 hari)

b. Malaria OvaleBerikan kinin dan doksisklin (hari pertama 200 mg, lalu 1 dd 100 mg selama 6 hari). Atau mefloquin (2 dosis dari masing-masing 15 dan 10 mg/ kg dengan interval 4-6 jam). Pirimethamin-sulfadoksin (dosis tunggal dari 3 tablet ) yang biasanya di kombinasikan dengan kinin (3 dd 600 mg selama 3 hari).

c. Malaria FalcifarumKombinasi sulfadoksin 1000 mg dan pirimetamin 25 mg per tablet dalam dosis tunggal sebanyak 2-3 tablet. Kina 3 x 650 mg selama 7 hari. Antibiotik seperti tetrasiklin 4 x 250 mg/ hari selama 7-10 hari dan aminosiklin 2 x 100 mg/ hari selama 7 hari

Page 23: Askep Malaria

PENCEGAHAN1. Menggunakan kelambu (bed net) pada waktu tidur.2. Mengolesi badan dengan obat anti gigitan nyamuk (repellent).3. Menggunakan pembasmi nyamuk, baik bakar, semprot maupun lainnya.4. Memasang kawat kasa pada jendela dan ventilasi.5. Letak tempat tinggal diusahakan jauh dari kandang ternak.6. Mencegah penderita malaria dan gigitan nyamuk agar infeksi tidak

menyebar.7. Membersihkan tempat hinggap/istirahat nyamuk dan memberantas

sarang nyamuk.8. Hindari keadaan rumah yang lembab, gelap, kotor dan pakaian yang

bergantungan serta genangan air.9. Membunuh jentik nyamuk dengan menyemprotkan obat anti larva

(bubuk abate) pada genangan air atau menebarkan ikan atau hewan (cyclops) pemakan jentik.

10. Melestarikan hutan bakau agar nyamuk tidak berkembang biak di rawa payau sepanjang pantai.

Page 24: Askep Malaria

PENCEGAHAN• Langkah lainnya adalah mengantisipasi dengan meminum obat satu

bulan sebelum seseorang melakukan bepergian ke luar daerah tempat tinggalnya yang bebas malaria, sebaiknya mengkonsumsi obat antimalaria, misalnya klorokuin, karena obat ini efektif terhadap semua jenis parasit malaria.

• Aturan pemakaiannya adalah :1. Pendatang sementara ke daerah endemis, dosis klorokuin adalah

300 mg/minggu, 1 minggu sebelum berangkat selama berada di lokasi sampai 4 minggu setelah kembali.

2. Penduduk daerah endemis dan penduduk baru yang akan menetap tinggal, dosis klorokuin 300 mg/minggu. Obat hanya diminum selama 12 minggu (3 bulan).

3. Semua penderita demam di daerah endemis diberikan klorokuin dosis tunggal 600 mg jika daerah itu plasmodium falciparum sudah resisten terhadap klorokuin ditambahkan primakuin sebanyak tiga tablet.

Page 25: Askep Malaria

PENGKAJIAN KEPERAWATANa. Aktivitas/ istirahat

Gejala : Keletihan, kelemahan, malaise umumTanda : Takikardi, Kelemahan otot dan penurunan kekuatan.

b. SirkulasiTanda : Tekanan darah normal atau sedikit menurun. Denyut perifer kuat dan cepat (fase demam) Kulit hangat, diuresis (diaphoresis ) karena vasodilatasi. Pucat dan lembab (vaso kontriksi), hipovolemia,penurunan aliran darah.

c. EliminasiGej ala : Diare atau konstipasi; penurunan haluaran urineTanda : Distensi abdomen

d. Makanan dan cairanGejala : Anoreksia mual dan muntahTanda : Penurunan berat badan, penurunan lemak subkutan, dan Penurunan masa otot. Penurunan haluaran urine, kosentrasi urine.

Page 26: Askep Malaria

PENGKAJIAN KEPERAWATANe. Neuro sensori

Gejala : Sakit kepala, pusing dan pingsan.Tanda : Gelisah, ketakutan, kacau mental, disorientas delirium atau koma.

f. Pernapasan.Tanda : Tackipnea dengan penurunan kedalaman pernapasan .Gejala : Napas pendek pada istirahat dan aktivitas

g. Penyuluhan/ pembelajaranGejala : Masalah kesehatan kronis, misalnya hati, ginjal, keracunan alkohol, riwayat splenektomi, baru saja menjalani operasi/ prosedur invasif, luka traumatik.

Page 27: Askep Malaria

DIAGNOSA KEPERAWATAN1. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan

dengan asupan makanan yang tidak adekuat ; anorexia; mual/muntah

2. Resiko tinggi terhadap infeksi berhubungan dengan penurunan sistem kekebalan tubuh; prosedur tindakan invasif

3. Hipertermia berhubungan dengan peningkatan metabolisme, dehidrasi, efek langsung sirkulasi kuman pada hipotalamus.

4. Perubahan perfusi jaringan berhubungan dengan penurunan komponen seluler yang di perlukan untuk pengiriman oksigen dan nutrient dalam tubuh.

5. Kurang pengetahuan, mengenai penyakit, prognosis dan kebutuhan pengobatan berhubungan dengan kurangnya pemajanan/ mengingat kesalahan interprestasi informasi, keterbatasan kognitif.

Page 28: Askep Malaria

Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d asupan makanan yang tidak adekuat ; anorexia; mual/muntah

1) Kaji riwayat nutrisi, termasuk makanan yang disukai. Observasi dan catat masukan makanan klienRasional : mengawasi masukan kalori atau kualitas kekeurangan konsumsi makanan.

2) Berikan makan sedikit dan makanan tambahan kecil yang tepatRasional : Dilatasi gaster dapat terjadi bila pemberian makan terlalu cepat setelah periode anoreksia

3) Pertahankan jadwal penimbangan berat badan secara teratur.Rasional : Mengawasi penurunan berat badan atau efektifitas nitervensi nutrisi

4) Diskusikan yang disukai klien dan masukan dalam diet murni.Rasional : Dapat meningkatkan masukan, meningkatkan rasa berpartisipasi/ kontrol

5) Observasi dan catat kejadian mual/ muntah, dan gejala lain yang berhubunganRasional : Gejala GI dapat menunjukan efek anemia (hipoksia) pada organ

6) Kolaborasi untuk melakukan rujukan ke ahli giziRasional : Perlu bantuan dalam perencanaan diet yang memenuhi kebutuhan nutrisi.

Page 29: Askep Malaria

Resiko tinggi terhadap infeksi b.d penurunan sistem kekebalan tubuh; prosedur tindakan invasif

1) Pantau terhadap kecenderungan peningkatan suhu tubuh.Rasional : Demam disebabkan oleh efek endoktoksin pada hipotalamus dan hipotermia adalah tanda tanda penting yang merefleksikan perkembangan status syok/ penurunan perfusi jaringan.

2) Amati adanya menggigil dan diaforosis.Rasional : Menggigil sering kali mendahului memuncaknya suhu pada infeksi umum.

3) Memantau tanda - tanda penyimpangan kondisi/ kegagalan untuk memperbaiki selama masa terapiRasional : Dapat menunjukkan ketidak tepatan terapi antibiotik atau pertumbuhan dari organisme.

4) Berikan obat anti infeksi sesuai petunjuk.Rasional : Dapat membasmi/ memberikan imunitas sementara untuk infeksi umum

5) Dapatkan spisemen darah.Rasional : Identifikasi terhadap penyebab jenis infeksi malaria

Page 30: Askep Malaria

Hipertermia b.d peningkatan metabolisme, dehidrasi, efek langsung sirkulasi kuman pada hipotalamus.

1) Pantau suhu pasien (derajat dan pola), perhatikan menggigil.Rasional : Hipertermi menunjukan proses penyakit infeksius akut. Pola demam menunjukkan diagnosis.

2) Pantau suhu lingkungan.Rasional : Suhu ruangan/ jumlah selimut harus diubah untuk mempertahankan suhu mendekati normal.

3) Berikan kompres mandi hangat, hindari penggunaan alkohol.Rasional : Dapat membantu mengurangi demam, penggunaan es/alkohol mungkin menyebabkan kedinginan. Selain itu alkohol dapat mengeringkan kulit.

4) Berikan antipiretik.Rasional : Digunakan untuk mengurangi demam dengan aksi sentralnya pada hipotalamus.

5) Berikan selimut pendingin.Rasional : Digunakan untuk mengurangi demam dengan hipertermi.

Page 31: Askep Malaria

Perubahan perfusi jaringan b.d penurunan komponen seluler yang di perlukan untuk pengiriman oksigen dan nutrient dalam tubuh.

1) Pertahankan tirah baring bantu dengan aktivitas perawatan.Rasional : Menurunkan beban kerja miokard dan konsumsi oksigen, memaksimalkan efektifitas dari perfusi jaringan.

2) Pantau terhadap kecenderungan tekanan darah, mencatat perkembangan hipotensi dan perubahan pada tekanan nadi.Rasional : Hipotensi akan berkembang bersamaan dengan kuman yang menyerang darah

3) Perhatikan kualitas, kekuatan dari denyut perifer.Rasional : Pada awal nadi cepat kuat karena peningkatan curah jantung, nadi dapat lemah atau lambat karena hipotensi yang terus menerus, penurunan curah jantung dan vaso kontriksi perifer.

4) Kaji frukuensi pernafasan kedalaman dan kualitas. Perhatikan dispnea berat.Rasional : Peningkatan pernafasan terjadi sebagai respon terhadap efek-efek langsung dari kuman pada pusat pernafasan. Pernafasan menjadi dangkal bila terjadi insufisiensi pernafasan, menimbulkan resiko kegagalan pernafasan akut.

5) Berikan cairan parenteral.Rasional : Untuk mempertahankan perfusi jaringan, sejumlah besar cairan mungkin dibutuhkan untuk mendukung volume sirkulasi.

Page 32: Askep Malaria

Kurang pengetahuan, mengenai penyakit, prognosis dan kebutuhan pengobatan b.d kurangnya pemajanan/ mengingat kesalahan interprestasi informasi, keterbatasan kognitif.

1) Tinjau proses penyakit dan harapan masa depan.Rasional : Memberikan pengetahuan dasar dimana pasien dapat membuat pilihan.

2) Berikan informasi mengenai terapi obat - obatan, interaksi obat, efek samping dan ketaatan terhadap program.Rasional : Meningkatkan pemahaman dan meningkatkan kerja sama dalam penyembuhan dan mengurangi kambuhnya komplikasi.

3) Diskusikan kebutuhan untuk pemasukan nutrisional yang tepat dan seimbang.Rasional : Perlu untuk penyembuhan optimal dan kesejahteraan umum.

4) Dorong periode istirahat dan aktivitas yang terjadwal.Rasional : Mencegah pemenatan, penghematan energi dan meningkatkan penyembuhan.

5) Tinjau perlunya kesehatan pribadi dan kebersihan lingkungan.Rasional : Membantu mengontrol pemajanan lingkungan dengan mengurangi jumlah penyebab penyakit yang ada.

6) Identifikasi tanda dan gejala yang membutuhkan evaluasi medis.Rasional : Pengenalan dini dari perkembangan / kambuhnya infeksi.

7) Tekankan pentingnya terapi antibiotik sesuai kebutuhan.Rasional : Pengguaan terhadap pencegahan terhadap infeksi.

Page 33: Askep Malaria

TERIMA KASIH