penanganan pasca panen strawberry

24

Click here to load reader

Upload: marina-lucuh

Post on 09-Dec-2015

352 views

Category:

Documents


61 download

DESCRIPTION

nkvkjkbjkjbjbj

TRANSCRIPT

Page 1: Penanganan Pasca Panen Strawberry

Penanganan Pasca Panen Strawberry

I.       PENDAHULUAN

1.1    Latar Belakang

Strawberry merupakan salah satu komoditas buah-buahan yang terpenting di dunia,

terutama untuk Negara-negara beriklim subtropis. Permintaan dunia akan buah stroberi terus

meningkat tiap tahunnya. Daya serap pasar (konsumen) yang semakin tinggi, hal ini berarti

agribisnis strawberry mempunyai prospek cerah.

Perkembangan komoditas buah-buahan di Indonesia berjalan cukup pesat, ditambah

dengan introduksi buah-buahan subtropik dari luar negeri yang ternyata dapat tumbuh dan

berproduksi dengan baik dalam kondisi iklim seperti di Indonesia. Salah satu buah subtropik

yang telah lama dibudidayakan di Indonesia adalah strawberry. Strawberry merupakan salah

satu komoditas yang memiliki nilai ekonomi tinggi dan bangsa pasar yang baik, dengan

jumlah produksi untuk tingkat dunia sebesar 3.198.689 ton setiap tahunnya (Hui, 2006).

Warna strawberry yang merah menyala, segar, aromanya yang khas, dan harganya yang

relatif mahal membuat strawberry menjadi buah elit yang cukup digemari. Masalah

utama strawberry adalah sifatnya yang mudah rusak oleh pengaruh mekanis dan memiliki

umur simpan yang singkat. Strawberry memiliki kadar air yang tinggi sehingga mudah busuk

akibat aktivitas enzim atau mikroorganisme.

Di negara-negara yang beriklim subtropis pengembangan budi daya strawberry

dijadikan sebagai salah satu sumber devisa. Pola dan sistem pengembangan budi daya

strawberry telah dipadukan dengan sektor pariwisata, yaitu menciptakan “kebun agrowisata”.

Misalnya, di Eropa kebun agrowisata stroberi telah terdapat di berbagai negara. Di Belanda,

pusat kebun agrowisata strawberry terletak di kawasan Kennermerland (Zuid Holland),

Bommlerwaard (Westland) dan Noord Brabant. Di Belgia agrowisata strawberry dapat

disaksikan di Duffel, Lint, Hoogstraten, Schepdaal, Borgloon dan di sepanjang sungai Maas

di Wepion.

Budi daya strawberry pada mulanya didominasi daerah atau negara beriklim

subtropis, akan tetapi seiring perkembangan ilmu dan teknologi pertanian yang semakin

maju, kini stroberry mendapat perhatian pengembangannya di daerah beriklim tropis.

Penanaman strawberry di Indonesia sudah lama dirintis sejak zaman kolonialisasi Belanda,

akan tetapi pengembangannya masih dalam skala kecil. Walau strawberry bukan merupakan

Page 2: Penanganan Pasca Panen Strawberry

tanaman asli Indonesia, namun pengembangan komoditas ini yang berpola agribisnis dan

agroindustri dapat dikategorikan sebagai salah satu sumber pendapatan baru dalam sektor

pertanian. Fakta ini didasari dengan banyaknya penggemar buah strawberry, baik konsumsi

dalam keadaan segar maupun buah yang telah diolah menjadi berbagai macam makanan atau

minuman. Aneka macam produk olahan buah strawberry adalah sebagai berikut : dibuat

dodol, selai, sirup, jam, juice, jelly, manisan, es krim, salad buah, stroberi pada kue, dan lain

sebagainya.

1.2    Tujuan Praktek Lapang

              Tujuan kegiatan praktek lapang ini  adalah meninjau secara langsungaspek-aspek

pasca panen strawberry pada Koperasi Tani Tata Rimba Kuta Malaka Kabupaten Aceh

Besar. Dengan harapan dapat dijadikan sebagai bahanperbandingan dan memberikan

masukan serta mengetahui pengaruh pasca panen terhadap umur simpan strawberry sehingga

dapat menambah nilai jual.

1.3   Ruang Lingkup

Ruang lingkup yang di kaji dalam praktek lapang ini dibatasi pada :

a.       Tinjauan teknik pemanenan strawberry.

b.      Tinjauan terhadap pengemasan strawberry.

1.4   Metode Praktek Lapang

              Metode pengambilan data yang akan digunakan dalam praktek lapang di  Kebun

strawberry Kuta Malaka meliputi pengambilan data primer yangberupa pengamatan secara

langsung, dan wawancara dengan berbagai pihak (pimpinan dan karyawan), serta

pengambilan data sekunder yang berupa studi kepustakaan.

1.5   Tempat dan Waktu

        Tempat kegiatan praktek lapang ini adalah di Kebun strawberry Kuta Malaka Aceh

Besar. Kegiatan ini dilaksanakan selama dua puluh lima hari kerja

mulai April  sampai  Mei 2010.

II.    KEADAAN UMUM PERUSAHAAN

Page 3: Penanganan Pasca Panen Strawberry

2.1   

III.             TINJAUAN PUSTAKA

3.1    Strawberry

Tanaman strawberry berasal dari Benua Amerika. Nikolai Ivanovich Vavilov, seorang

ahli botani yang berasal dari Uni Soviet, pada tahun 1887-1942 telah melakukan ekspedisi ke

Asia, Eropa dan Amerika, beliau berkesimpulan bahwa tanaman strawberry berasal dari Chili

adalah Fragaria chiloensis (L.)Duchesne atau disebut strawberry Chili. Penyebaran tanaman

strawberry meluas ke berbagai negara atau daerah di benua Amerika, Eropa, dan Asia

(Sihotang, 1993).

Strawberry merupakan buah yang mempunyai nilai ekonomi tinggi. Daya tarik buah

ini terletak pada warnanya yang merah mencolok dengan bentuk yang mungil, menarik, dan

rasanya yang manis segar. Negara penghasil utamastrawberry di dunia adalah Amerika

Serikat dengan produksi sekitar 224.000 ton per tahun (Gunawan, 1995).

Dibandingkan dengan luar negeri, usaha strawberry di Indonesia masih tergolong

pada skala kecil.Tanaman strawberry dapat tumbuh dengan baik di daerah dengan curah

hujan 600-700 mm/tahun. Lamanya penyinaran cahaya matahari yang dibutuhkan dalam

pertumbuhan adalah 8–10 jam setiap harinya.strawberry adalah tanaman subtropis yang dapat

beradaptasi dengan baik di dataran tinggi tropis yang memiliki temperatur 17–20oC.

Kelembaban udara yang baik untuk pertumbuhan tanaman strawberry antara 80-90%. Ada

beberapa varietas strawberry yang ditanam di Desa Serang, diantaranya Oso Grande,Sweet

Charlie, dan Santung (Belanda). Namun yang paling banyak dibudidayakan adalah

varietas Oso Grande karena lebih tahan lama sehingga lebih menguntungkan bagi petani.

Varietas Sweet Charlie buahnya besar-besar namun tidak tahan lama, sehingga kurang awet

apabila dikirim ke daerah di luar.

Pada tahun 1600-an salah satu jenis tanaman strawberry, yaitu F.

moschata dibudidayakan di skandinavia, Eropa Timur, dan sampai meluas ke Rusia. Selama

beberapa abad F. vesca popular sebagai tanaman pekarangan, selanjutnya menyebar di Asia

Utara dan Amerika Utara (Rukmana, 1987).

Strawberry yang pertama kali didatangkan ke Indonesia pada zaman kolonialisasi

Belanda adalah strawberry jenis F. vesca L. jenis stroberi yang telah lama berdaptasi di

Page 4: Penanganan Pasca Panen Strawberry

Indonesia disebut stroberi varietas lokal. Susunan tubuh tanaman strawberry terdiri dari akar,

batang, stolon, daun, bunga, buah, dan biji (Gunawan, 1996)Klasifikasi botani tanaman strawberry adalah sebagai berikut:

Divisi : Spermatophyta

Sub divisi : Angiospermae

Kelas : Dicotyledonae

Keluarga : Rosaceae

Genus : Fragaria

Spesies : Fragaria spp.Gambar 1. Strawberry 

Sumber: Wikipedia Indonesia, 2010

Strawberry yang kita temukan di pasar swalayan adalah hibrida yang dihasilkan dari

persilangan F. virgiana L. var Duchesne asal Amerika Utara dengan F. chiloensis L. var

Duchesne asal Chili. Persilangan itu menghasilkan hibrid yang merupakan strawberry

modern (komersil) Fragaria x annanassa var Duchesne. Varitas strawberry introduksi yang

dapat ditanam di Indonesia adalahOsogrande, Selva, Ostara, Tenira, Robunda, Bogota,

Elvira, Grella dan Red Gantlet. Di Cianjur ditanam varitas Hokowaze asal Jepang yang cepat

berbuah. Petani Lembang (Bandung) yang sejak lama menanam strawberry , menggunakan

varitas lokal Benggala dan Nenas yang cocok untuk membuat makanan olahan dari

strawberry seperti selai.

Tanaman strawberry membutuhkan lingkungan tumbuh bersuhu dingin (sejuk) dan

lembap. Meskipun demikian, tanaman strawberry mempunyai kemampuan berdaptasi yang

cukup luas, yakni dapat tumbuh dan berproduksi dengan baik pada daerah-daerah yang

mempunyai kondisi iklim sebagai berikut.

a.       Suhu udara optimum antara 17oC – 20oC dan suhu udara minimum antara 4oC – 5oC.

b.      Kelembaban udara (Rh) 80% - 90%

c.       Penyinaran matahari 8 – 10 jam per hari.

d.      Curah hujan berkisar antara 600 mm – 700 mm per tahun.

Untuk daerah beriklim tropis seperti Indonesia, keadaan suhu udara dan curah hujan

antar daerah bervariasi. Perbedaan suhu udara dipengaruhi oleh tingginya suatu tempat dari

permukaan laut (Della Red, 1981).

Buah strawberry tidak mempunyai ketahanan yang tinggi, dia mudah membusuk

apabila tidak dimasukkan dalam lemari pendingin. Selain tidak tahan lama,

Page 5: Penanganan Pasca Panen Strawberry

buah strawberry mengalami kerusakan pada penanganan pascapanen selama proses

pengangkutan dan penyimpanannya.

Tingkat kerusakan buah dipengaruhi oleh difusi gas ke dalam dan luar buah yang

terjadi melalui lentisel yang tersebar di permukaaan buah. Difusi gas tersebut secara alami

dihambat dengan lapisan kulit yang sangat mudah membusuk yang dilakukan pada saat

penanganan pasca panen. Oleh karena itu diperlukan upaya untuk menambah bahan pelapis

yang dapat mengurangi difusi gas.

Buah strawberry termasuk komoditas ringkih (perishable), sehingga pada saat

pascapanen diperlukan cara penanganan yang memadai untuk mempertahankan kualitas, daya

simpan, dan daya gunanya. Penanganan pascapanen adalah tahap-tahap kegiatan usaha tani

sejak pemanenan hingga siap dipasarkan  atau di konsumsi.

 Menurut Winarno dan Wirakartakusumah (1981), usaha yang dilakukan untuk

mencegah kerusakan pasca panen sekaligus mempertahankan umur simpan akibat laju

respirasi dan transpirasi antara lain dengan penggunaan suhu rendah (pendinginan),

modifikasi atmosfer ruang simpan, pemberian bahan kimia secara eksogen, pelapisan lilin,

dan edible coating. Pelapisan lilin merupakan teknik penundaan kematangan yang sudah

dikenal sejak abad XII. Lilin yang digunakan dapat berasal dari berbagai sumber seperti dari

tanaman, hewan, mineral, maupun lilin sintetis. 

Proses pelapisan lilin sering dikombinasikan dengan fungisida untuk mengendalikan

pembusukan pada buah selama penyimpanan. Fungisida dapat diberikan dengan cara

mencelup buah sebelum diberi lapisan lilin. Menurut Eckert (1996) penggunaan benlate

dengan konsentrasi rendah tidak mempengaruhi rasa dan sekaligus dapat berfungsi sebagai

bahan anti bopeng sehingga penampakan buah lebih baik. Penelitian ini tidak digunakan

fungisida karena strawberry merupakan buah yang dapat dimakan langsung semua bagian

buahnya sehingga tidak perlu ditambahkan fungisida.

Buah strawberry merupakan buah yang rentan dengan penurunan kualitas, untuk itu

harus benar-benar memperhatikan berbagai aspek dalam penanganan strawberry. Salah satu

cara untuk memperpanjang masa simpan dan mempertahankan kesegaran

buah strawberry adalah dengan pelapisan lilin pada permukaan buah. Pelapisan lilin pada

buah strawberry bertujuan untuk mencegah terjadinya penguapan air sehingga dapat

memperlambat kelayuan, menghambat laju respirasi, dan mengkilapkan kulit buah sehingga

menambah daya tarik bagi konsumen. Pelapisan lilin dengan kepekatan dan ketebalan yang

Page 6: Penanganan Pasca Panen Strawberry

sesuai dapat menghindarkan keadaan aerobik pada buah dan memberikan perlindungan yang

diperlukan terhadap luka/goresan pada permukaan buah (Pantastico, 1986).

3.2     Cara Panen

Ada teknik khusus pemanenan stroberri agar tanaman dan buah tidak rusak. Caranya,

buah di petik bersama tangkai buah dan kelopaknya dengan tangan secara hati-hati atau

dengan gunting.

Buah yang dipetik sebaiknya sudah tua. Buah muda yang warnanya masih hijau

keputih-putihan dan besar jangan dipetik. Hal ini dikarenakan rasanya asam, walaupun

setelah diperam warnanya bisa menjadi merah.

Strawberry mudah rusak setelah di panen. Bila terkena gesekan sedikit atau ada bekas

kuku dikulit, buah menjadi bonyok. Untuk mengatasi kerusakan buah, hasil panen ditampung

dalam tray plastik.

3.3    Pasca Panen

Pasca panen adalah suatu proses perlakuan pada buah-buahan setelah proses

pemanenan. Dengan tujuan agar dapat mempertahankan mutu dari buah tersebut, sehingga

dapat menambah pengahasilan dari petani itu sendiri.

Adapun tahapan-tahapan Pasca panen yaitu :

a.    Pengumpulan

b.    Penyortiran dan penggolongan

c.    Pengemasan dan Penyimpanan.

3.3.1        Pengumpulan.

Pengumpulan adalah suatu proses pasca panen, yaitu dengan menempatkan buah hasil

panen pada suatu tempat. Sehingga dapat memudahkan melaksanakan tahapan pasca panen

selanjutnya. Sebaiknya buah disimpan dalam suatu wadah dengan hati-hati agar tidak memar.

Simpan di tempat teduh atau dibawa langsung ke tempat penampungan hasil dan hamparkan

buah di atas lantai beralas terpal atau plastik. Kemudian cuci buah dengan air mengalir dan

tiriskan di atas rak-rak penyimpanan.

3.3.2        Penyortiran dan Penggolongan.

Penyortiran adalah tahapan pasca panen dengan memisahkan buah yang rusak dari

buah yang baik. Sehingga dalam proses penentuan mutu dan harga jual akan lebih mudah dan

akan lebih menguntungkan para petani buah. Penyortiran buah berdasarkan pada varietas,

warna, ukuran, dan bentuk buah. Terdapat 3 kelas kualitas buah, yaitu:

Page 7: Penanganan Pasca Panen Strawberry

o   Kelas Ekstra. Buah berukuran 20-30 mm atau tergantung spesies, warna, dan kematangan buah

seragam.

o   Kelas I. Buah berukuran 15-25 mm atau tergantung spesies,  bentuk, dan warna buah

bervariasi.

o   Kelas II. Tak ada batasan ukuran buah, sisa seleksi kelas ekstra dan kelas I yang masih dalam

keadaan baik.

3.3.3        Pengemasan dan Penyimpanan.

Pengemasan adalah proses dimana buah dimasukkan kedalam wadah untuk lebih

memudahkan pengangkutan, tahapan penyimpanan dan untuk menambah daya tarik

konsumen. Sedangkan penyimpanan adalah proses agar dapat mempertahankan mutu buah

saat sampai ditangan konsumen. Dalam proses pengemasan strawberry ini bisa dikemas

dalam wadah plastik transparan atau putih, dengan kapasitas 0,25-0,5 kg dan ditutup dengan

plastik lembar polietilen. Sedangkan untuk penyimpanan, diletakkan pada rak dalam lemari

pendingin dengan suhu  0-10oC.

Hati-hati dalam menyimpan buah ini, karena strawberry yang sudah mulai busuk

dapat menular dengan sangat cepat ke strawberry lain yang disimpan

bersamaan. Strawberry dapat tahan 4 hari di lemari es. Tetapi difreezer, buah ini bisa

bertahan selama 1 bulan dengan cara penyimpanan yang benar. Atur strawberry secara satu-

satu terpisah, lalu bekukan. Setelah beku, siram dengan air dan masukkan ke dalam plastik,

lalu bekukan kembali. Cara menyimpan seperti ini cocok untuk membuat juice.Selama ini, banyak yang mengeluhkan buah yang dikirim sudah rusak sebelum tiba di tempatnya. Tentu bukan keuntungan yang akan didapat oleh petani. Terlebih buah strawberry yang tergolong jenis buah rentan kerusakan, karena tipisnya lapisan kulit. Namun hal itu bisa ditekan jika proses panen dan pasca panen diperhatikan dari awal.

Gambar 2. Pengemasan strawberry (Sumber : Wikipedia Indonesia, 2010).

Page 8: Penanganan Pasca Panen Strawberry

3.4 Pertimbangan-Pertimbangan Penting Dalam Penanganan Pascapanen Produk Buah

Dan Sayuran

3.4.1        Laju Respirasi

Secara fisiologis bagian tanaman yang dipanen dan dimanfaatkan untuk konsumsi

segar adalah masih hidup, dicirikan dengan adanya aktivitas metabolisme yang dinamakan

respirasi. Respirasi berlangsung untuk memperoleh energi untuk aktivitas hidupnya. Dalam

proses respirasi ini, bahan tanaman terutama kompleks karbohidrat dirombak menjadi bentuk

karbohidrat yang paling sederhana (gula) selanjutnya dioksidasi untuk menghasilkan energi.

Hasil sampingan dari respirasi ini adalah CO2, uap air dan panas (Salunkhe dan Desai, 1984).

Semakin tinggi laju respirasi maka semakin cepat pula perombakan-perombakan

tersebut yang mengarah pada kemunduran dari produk tersebut. Air yang dihasilkan

ditranspirasikan dan jika tidak dikendalikan produk akan cepat menjadi layu. Sehingga laju

respirasi sering digunakan sebagai indeks yang baik untuk menentukan masa simpan

pascapanen produk segar (Ryal dan Lipton, 1972).

Berbagai produk mempunyai laju respirasi berbeda, umumnya tergantung pada

struktur morfologi dan tingkat perkembangan jaringan bagian tanaman tersebut (Kays, 1991).

Secara umum, sel-sel muda yang tumbuh aktif cenderung mempunyai laju respirasi

lebih tinggi dibandingkan dengan yang lebih tua atau sel-sel yang lebih dewasa. Laju

respirasi menentukan potensi pasar dan masa simpan yang berkaitan erat dengan kehilangan

air, kehilangan kenampakan yang baik, kehilangan nilai nutrisi dan berkurangnya nilai cita

rasa. Masa simpan produk segar dapat diperpanjang dengan menempatkannya dalam

lingkungan yang dapat memeperlambat laju respirasi dan transpirasi melalui penurunan suhu

produk, mengurangi ketersediaan O2 atau meningkatkan konsentrasi CO2 , dan menjaga

kelembaban nisbi yang mencukupi dari udara sekitar produk tersebut.

C6H12O6 + O2 -------------> CO2 + H2O + Energi + panas

Tabel 1. Kelas respirasi dari beberapa produk pertanian pasca panen pada suhu 5oC.Kelas respirasi KomoditiSangat rendah Biji-bijian, kurma, buah kering dan beberapa sayuranRendah Apel, jeruk, anggur, kiwi, bawang putih dan merah,

kentang yang telah matang dan ketela rambat.Moderat Aprikot, pisang, cherry, peach, nectarine, kol, wortel,

selada, tomat. kentang.Tinggi Strawberry, bunga kol, lima bean, apokat.Sangat tinggi Artichoke, snap bean, green onion, brussel sprout, cut

flower.Terlalu tinggi Asparagus, brokoli, jamur pangan, pea, spinach, jagung

Page 9: Penanganan Pasca Panen Strawberry

manis.

3.4.2        Produksi Etilen

Etilen adalah senyawa organik hidrokarbon paling sederhana (C2H4) berupa gas

berpengaruh terhadap proses fisiologis tanaman. Etilen dikategorikan sebagai hormon alami

untuk penuaan dan pemasakan dan secara fisiologis sangat aktif dalam konsentarsi sangat

rendah (<0.005 uL/L) (Wills et al., 1988). Klasifikasi komoditi hortikultura berdasarkan laju

respirasinya dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Klasifikasi komoditi hortikultura berdasarkan laju produksi etilen.

Klasifikasi  laju produksi etilen

Jenis komoditi

Sangat rendah Artichoke, asparagus, bunga kol, cherry, jeruk, delima, strawberry, sayuran daun, sayuran umbi, kentang, kebanyakan bunga potong.

Rendah Blueberry, cranberry, mentimun, terung, nenas, pumpkin, raspberry, semangka.

Moderat Pisang, jambu biji, melon, mangga, tomat.Tinggi Apel, apricot, alpukat, buah kiwi, nectarine, pepaya, peach, plum.

Sangat tinggi Markisa, sapote, cherimoya, beberapa jenis apel.

3.4.3        Pertimbangan Fisik

Buah dan sayuran mengandung air sangat banyak antara 80-95% sehingga sangatlah

mudah mengalami kerusakan karena benturan-benturan fisik. Kerusakan fisik dapat terjadi

pada seluruh tahapan dari kegiatan sebelum panen, selanjutnya pemanenan, penanganan,

grading, pengemasan, transportasi, penyimpanan, dan akhirnya sampai ke tangan konsumen.

Kerusakan yang umum terjadi adalah memar, terpotong, adanya tusukan-tusukan, bagian

yang pecah, lecet dan abrasi. Kerusakan dapat pula ditunjukkan oleh dihasilkannya stress

metabolat (seperti getah), terjadinya perubahan warna coklat dari jaringan rusak,

menginduksi produksi gas etilen yang memacu proses kemunduran produk. Kerusakan fisik

juga memacu kerusakan baik fisiologis maupun patologis (serangan mikroorganisme

pembusuk).

Page 10: Penanganan Pasca Panen Strawberry

Secara morfologis pada jaringan luar permukaan produk segar dapat mengandung

bukaan-bukaan (lubang) alami yang dinamakan stomata dan lentisel. Stomata adalah bukaan

alami khusus yang memberikan jalan adanya pertukaraan uap air, CO2 dan O2 dengan udara

sekitar produk. Tidak seperti stomata yang dapat membuka dan menutup, lenticel tidak dapat

menutup. Melalui lentisel ini pula terjadi pertukaran gas dan uap air. Kehilangan air dari

produk secara potensial terjadi melalui bukaan-bukaan alami ini. Laju transpirasi atau

kehilangan air dipengaruhi oleh faktor-faktor internal (karakteristik morfologi dan anatomi,

nisbah luas permukaan dan volume, pelukaan pada permukaan dan stadia kematangan), dan

faktor eksternal atau faktor-faktor lingkungan (suhu, kelembaban, aliran udara dan tekanan

atmosfer).  Pada permukaan produk terdapat jaringan yang mengandung lilin yang

dinamakancuticle yang dapat berperan sebagai barier penguapan air berlebihan, serangan atau

infeksi mikroorganisme pembusuk. Sehingga secara umum infeksi mikroorganisme

pembusuk terjadi melalui bagian-bagian yang luka dari jaringan tersebut.  Jaringan tanaman

dapat menghasilkan bahan pelindung sebagai respon dari adanya pelukaan. Bahan

seperti lignin dan suberin, yang di akumulasikan dan diendapkan mengelilingi bagian luka,

dapat sebagai pelindung dari serangan mikroorganisme pembusuk (Eckert, 1978; Brown,

1989).

3.4.4        Pertimbangan Patologis

Buah dan sayuran mengandung air dalam jumlah yang banyak dan juga nutrisi yang

mana sangat baik bagi pertumbuhan mikroorganisme. Buah yang baru dipanen sebenarnya

telah dilabuhi oleh berbagai macam mikroorganisme (mikroflora) dari yang tidak

menyebabkan pembusukan sampai yang menyebabkan pembusukan. Mikroorganisme

pembusuk dapat tumbuh bila kondisinya memungkinkan seperti adanya pelukaan-pelukaan,

kondisi suhu dan kelembaban yang sesuai dan sebagainya. Adanyamikroorganisme

pembusuk pada buah dan sayuran adalah merupakan faktor pembatas utama di dalam

memperpanjang masa simpan buah dan sayuran.

Mikroorganisme pembusuk yang menyebabkan susut pascapanen buah dan sayuran

secara umum disebabkan oleh jamur dan bakteri. Infeksi awal dapat terjadi selama

pertumbuhan dan perkembangan produk tersebut masih dilapangan akibat adanya kerusakan

mekanis selama operasi pemanenan, atau melalui kerusakan fisiologis akibat dari kondisi

penyimpanan yang tidak baik. Pembusukan pada buah-buahan umumnya sebagai akibat

Page 11: Penanganan Pasca Panen Strawberry

infeksi jamur sedangkan pada sayur-sayuran lebih banyak diakibatkan oleh bakteri. Hal ini

diperkirakan disebabkan oleh pH yang rendah (kurang dari 4.5) atau keasamannya yang

tinggi dibandingkan dengan sayuran yang pH nya rata-rata lebih besar dari 5.

Infeksi mikroorganisme terhadap produk dapat terjadi semasih buah-dan sayuran

tersebut tumbuh dilapangan, namun mikroorganisme tersebut tidak tumbuh dan berkembang,

hanya berada di dalam jaringan. Bila kondisinya memungkinkan terutama setelah produk

tersebut dipanen dan mengalami penanganan dan penyimpanan lebih lanjut, maka

mikroorganisme tersebut segera dapat tumbuh dan berkembang dan menyebabkan

pembusukan yang serius. Infeksi mikroorganisme di atas di namakan infeksi laten. Contoh

mikroorganisme yang melakukan infeksi laten adalah Colletotrichum spp yang menyebabkan

pembusukan pada buah mangga, pepaya dan pisang. Ada pula mikroorganisme yang hanya

berlabuh pada bagian permukaan produk namun belum mampu menginfeksi. Infeksi baru

dilakukan bila ada pelukaan-pelukaan akibat operasi pemanenan, pasca panen dan

pendistribusiannya.

Ada pula mikroorganisme seperti bakteri pembusuk, seperti Erwinia

carotovora dan Pseudomonas marginalis (penyebab penyakit busuk lunak) pada sayuran

mampu menghasilkan enzim yang mampu melunakkan jaringan dan setelah jaringan tersebut

lunak baru infeksi dilakukannya. Jadi jenis mikroorganisme ini tidak perlu menginfeksi lewat

pelukaan, namun infeksi akan sangat jauh lebih memudahkan bila ada pelukaan-pelukaan.

 

IV.             PEMBAHASAN

4.1           Perlakuan Pasca Panen

Tanaman strawberry adalah suatu tanaman yang membutuhkan lingkungan tumbuh

bersuhu dingin (sejuk) dan lembap. Akan tetapi, tanaman strawberry mempunyai kemampuan

berdaptasi yang cukup luas, yakni dapat tumbuh dan berproduksi dengan baik pada daerah-

daerah yang mempunyai kondisi iklim sebagai berikut.

a.       Suhu udara optimum antara 17oC – 20oC dan suhu udara minimum antara 4oC – 5oC.

b.      Kelembaban udara (Rh) 80% - 90%

c.       Penyinaran matahari 8 – 10 jam per hari.

Page 12: Penanganan Pasca Panen Strawberry

d.      Curah hujan berkisar antara 600 mm – 700 mm per tahun.

Untuk daerah beriklim tropis seperti Indonesia, keadaan suhu udara dan curah hujan

antar daerah bervariasi. Perbedaan suhu udara dipengaruhi oleh tingginya suatu tempat dari

permukaan laut.

 Biasanya masyarakat mengkonsumsi dalam bentuk olahan, masih sedikit

pemanfaatannya dalam bentuk segar. Buah strawberry tidak mempunyai ketahanan yang

tinggi, dia mudah membusuk apabila tidak dimasukkan dalam lemari pendingin. Selain tidak

tahan lama, buah strawberry mengalami kerusakan pada penanganan pascapanen selama

proses pengangkutan dan penyimpanannya. Adapun tahapan-tahapan yang dilakukan dalam

pasca panen dalam penanganan strawberry adalah :

1.      Waktu Panen

2.      Panen

3.      Pengumpulan, dan

4.      Penyortiran.

4.1.1        Waktu Panen

Waktu panen haruslah diperhitungkan, karena waktu panen akan sangat berpengaruh

pada hasil panen. Jika panen dilakukan pada saat buah dalam keadaan buah yang belum

matang, maka buah tersebut akan menjadi asam biarpun buah tersebut berubah warna

menjadi merah. Dan sebaliknya, apabila buah dipanen pada saat buah terlampau matang,

maka buah tersebut tidak akan tahan lama untuk disimpan. Hal ini terjadi karena buah

strawberry adalah salah satu buah klimaterik.

4.1.2        Panen

Panen adalah suatu perlakuan pengambilan hasil dari kebun. Panen sebaiknya

dilakukan pada waktu yang tepat agar buah tersebut tidak terlampau matang dipohon. Karena

apabila buah tersebut sudah terlampau matang dipohon akan membuat buah tersebut tidak

tahan lama untuk disimpan. Strawberry biasanya dipanen pada saat buah tersebut sudah

merah semua dan empuk pada saat dipegang. Buah yang besar tapi belum tua jangan di petik

karena buah tersebut akan asam pada saat menjadi merah.  Pemetikan strawberry sebaiknya

menggunakan tangan atau gunting. Buah dipetik dengan tangkai-tangkainya, pemetikan buah

haruslah hati-hati karena buah akan cepat rusak apabila terkena kuku atau terjadi memar.

Page 13: Penanganan Pasca Panen Strawberry

Gambar 3. Pemetikan strawberry

Strawberry mudah rusak setelah di panen. Bila terkena gesekan sedikit atau ada bekas

kuku dikulit, buah menjadi bonyok. Untuk mengatasi kerusakan buah, hasil panen ditampung

dalam tray plastik atau keranjang buah.

Gambar 4. Tempat Meletakkan strawberry pada saat di Panen

4.1.3        Pengumpulan

Pengumpulan adalah suatu tahapan pasca panen yang bertujuan untuk lebih

memudahkan tahapan pasca panen selanjutnya, karena pada saat di kumpulkan maka kita

akan dengan mudah untuk melihat buah yang rusak atau busuk pada saat pemanenan.

4.1.4        Penyortiran

Penyortiran adalah suatu usaha pemilihan buah berdasarkan ukuran, warna, bentuk

buah dan varietas. Dengan kita memisahkan buah tersebut sehingga kita dapat menjadikan

buah tersebut dalam kelompok-kelompok. Sehingga akan dapat menambah nilai jualnya.

4.2      Permasalahan yang ditemui di lapangan

Page 14: Penanganan Pasca Panen Strawberry

Dalam setiap melakukan kegiatan atau usaha tidak akan terlepas dari permasalahan.

Adapun permasalahan yang ditemui dalam praktek lapang ini adalah sebagai berikut :

4.2.1        Jarak Tempuh

Jarak untuk menuju ke lokasi  praktek lapang sangatlah jauh. Jalan pengunungan yang

masih berlumpur juga menjadi penghalang untuk mencapai lokasi, apabila jika cuaca hujan.

Selain jalan yang berlumpur, jalanan yang curam juga menjadi masalah untuk mencapai ke

lokasi.

4.2.2        Biaya Perawatan

Masalah biaya selalu sering terjadi didalam setiap usaha. Biaya perawatan yang tinggi

membuat usaha sering mengalami kerugian. Hal ini juga membuat usaha pada Koperasi Tani

Tata Rimba Kuta Malaka Kabupaten Aceh Besar ini menjadi mengalami kerugian.

Dikarenakan besarnya biaya perawatan yang diperlukan. Biaya perawatan pada pengelolaan

strawberry ini terdiri atas biaya pupuk, biaya pengobatan tanaman dan biaya pemeliharaan

tanaman.

Biaya perawatan yang tinggi ini disebabkan karena pada perkebunan ini menggunakan

pupuk organik, seperti kita ketahui harga pupuk organik ini lebih mahal dari pada pupuk

kimia. Hal ini yang membuat biaya perawatan kebun strawberry ini menjadi tinggi.

Gambar 5.  Pupuk Organik

4.2.3        Masalah pengunjung

Page 15: Penanganan Pasca Panen Strawberry

Pada dasarnya minat pengunjung untuk berkunjung kekebun strawberry ini tinggi, akan

tetapi cuaca yang tidak mendukung sangat mempengaruhi bagi wisatawan untuk berkunjung.

Dikarenakan  keadaan jalan yang belum rampung dikerjakan sehingga di saat hari hujan

kondisi jalan akan berlumpur dan longsor dikarenakan belum adanya pengerasan jalan dan

saluran air di pinggir jalan yang juga belum selesai.

Akan tetapi dengan keadaan seperti ini pengunjung masih juga ramai mengunjungi ke

tempat ini. Hal yang membuat tingginya minat pengunjung adalah panorama alam sekitar

kebun strawberry ini sangatlah indah untuk dikunjungi. Dihari hari-hari tertentu, khususnya

hari libur banyak wisatawan lokal dan luar daerah yang berkunjung kekebun strawberry ini.

4.2.4        Tidak adanya tempat pemasaran

Masih kurangnya peminat strawberry di Aceh dan harganya yang mahal membuat  para

penjual strawberry pun masih kurang minat untuk menampung hasil panen strawberry. Hal

ini menjadi masalah bagi para petani strawberry di Aceh, khususnya di Perkebunan

strawberry di Kuta Malaka. Selain itu juga tidak tersedianya tempat pengolahan strawberry di

daerah Aceh menjadikan hasil produksi dari petani tidak tahu harus dipasarkan kemana.

4.2.5        Masih Kurangnya Penanganan Pasca Panen

Kurangnya penanganan pasca panen yang di lakukan membuat hasil produksi yang

melimpah menjadi masalah pada saat panen raya terjadi. Selain itu kebun strawberry di Kuta

Malaka ini adalah suatu kebun yang mempunyai sistem kebun panen sendiri. Sehingga pada

saat panen raya terjadi dan pengunjung kurang buah akan mengalami kematangan yang

berlebihan. Dan biasa buah akan dipetik oleh petani untuk di jual kepada pengusaha cafe di

daerah setempat. Sehingga untuk dapat lebih meningkatkan nilai jual sebaiknya penanganan

pasca panen harus lebih di tingkatkan.

4.3         Hal-hal yang Seharusnya di lakukan dalam pengananan  pasca panen 

Hal-hal yang seharusnya di lakukan dalam pengananan  pasca panen untuk dapat

meningkatkan nilai jual adalah :

4.3.1        Pengemasan

Pengemasan adalah suatu teknik pasca panen yang harus dilakukan, dengan tujuan

untuk dapat melindungi buah pada saat penyimpanan dan transportasi, selain itu pengemasan

juga dapat menjadi alat pemasaran yang baik.

Page 16: Penanganan Pasca Panen Strawberry

Pengemasan strawberry sebaiknya dilakukan dalam kotak stryrofoamatau dalam wadah

plastik transparan, digunakan stryrofoam dikarenakan buah strawberry adalah salah satu buah

yang tergolong kedalam buah klimaterik. Yang masih melakukan respirasi pada saat buah

tersebut telah dipanen.

Daun strawberry dapat digunakan sebagai alas buah untuk mengurangi kerusakan

akibat gesekan langsung dengan wadah penyimpanan

4.3.2        Penyimpanan

Buah strawberry termasuk kedalam buah yang sangat sensitif dan cepat rusak.

Penyimpanan strawberry sebaiknya dilakukan dalam lemari pendingin dengan suhu lemari

pendingin tersebut 0-1oC.  Apabila buah tersebut disimpan dibawah suhu 0oC akan dapat

menyebabkan kerusakan buah (freezing injury). Apabila suhu 1oC tidak bisa dipenuhi maka

suhu maksimum penyimpanan strawberry dapat dipakai adalah 10oC.

Selain faktor suhu, faktor bakteri juga dapat mempengaruhi lamanya penyimpanan

strawberry. Dan faktor keadaan buah tidak dapat diabaikan, keadaan buah yang basah akan

mempercepat buah tersebut untuk rusak, sehingga diharuskan buah harus benar-benar dalam

keadaan tidak basah pada saat proses penyimpanan dilakukan.

V.       PENUTUP5.1      Kesimpulan

Dari pengamatan dan peninjauan yang dilakukan selama Praktek Lapang di Koperasi

Tani Tata Rimba Kuta Malaka kabupaten Aceh Besar dapat diperoleh beberapa kesimpulan,

antara lain:

1.      Strawberry adalah suatu tanaman pegungunan yang membutuhkan lingkungan yang bersuhu

dingin (sejuk) dan lembap. Suhu udara optimum antara 17oC – 20oC dan suhu udara

minimum antara 4oC-5oC, Kelembaban udara (Rh) 80% - 90%,Penyinaran matahari 8 – 10

jam per hari, dan Curah hujan berkisar antara 600 mm-700 mm per tahun.

2.      Untuk daerah beriklim tropis seperti Indonesia, keadaan suhu udara dan curah hujan antar

daerah bervariasi. Perbedaan suhu udara dipengaruhi oleh tingginya suatu tempat dari

permukaan laut

Page 17: Penanganan Pasca Panen Strawberry

3.      Masa panen strawberry sangat berpengaruh pada nilai jualnya, karena apabila pemanenan

dilakukan pada saat yang belum tepat akan membuat strawberry tersebut kurang layak untuk

di komsumsi.

4.      Perlakuan pasca panen sangat berpengaruh terhadap umur simpan strawberry.

5.      Proses pengemasan selain dapat melidungi buah pada saat penyimpan dan trasportasi,

pengemasan juga dapat menjadi alat pemasaran yang baik.

6.      Proses penyimpanan harus sangat di perhatikan, karena apabila terjadi kesalahan dalam

proses penyimpanan juga akan membuat strawberry cepat rusak. Sehingga sebaiknya

disediakan tempat khusus untuk penyimpanan strawberry tersebut sehingga dapat diperoleh

suhu yang stabil dalam tempat penyimpanan.

7.      Belum terdapatnya Pabrik pengolahan strawberry yang ada di Banda Aceh, sehingga pada

saat panen raya terjadi petani tidak tahu harus membawa kemana hasil panennya.

5.2    Saran

1.      Diharapkan agar perlakuan pasca panen lebih di perhatikan. Sehingga pada saat panen raya

terjadi buah tidak banyak mengalami kerusakan.

2.      Diharapkan agar pemilik perkebunan dapat bekerja sama dengan pengusaha lain dalam

proses pembangunan tempat pengolahan strawberry. Sehingga hasil panen yang berlimpah

dapat ditampung oleh perusahaan tersebut.

DAFTAR PUSTAKA

Brown, G.E. 1989. Host defence at the wound site of harvested crops. Phytopath. 79 (12):1381-1384.

Della Red. 1981. Stroberi Tanaman Daerah Dingin. dalam: Trubus.

Eckert, J.W. 1978. Pathological disease of fresh fruit and vegetables. InPostharvest Biology and Biotechnology. Hultin, H.O. and Miller, N (eds). Food and Nutrition Press, Westport, Connecticut:161-209.

Page 18: Penanganan Pasca Panen Strawberry

Gunawan, L.W. Stroberi. 1996. Penebar Swadaya. Jakarta.

Kays, S.J. 1991. Postharvest Physiology of Perishable Plant Products. Van Nostrand Reinhold, NY.

Liu, 1998. Developing practical methods and facilities for handling fruits in order to maintain quality and reduce losses. In Postharvest Handling of Tropical and Sub-tropical Fruit Crops.

Rukmana, R. 1998. Stroberi Budidaya dan Pascapanen. Penerbit Kanisius Yogyakarta.

Sitohang, M. 1993. Stroberi pendatang di komoditas baru. Dalam Prospek.

Utama, S.M. 2001.  Penanganan Pascapanen Buah Dan Sayuran Segar. [23 Februari 2010].

Wills, R.B.H. McGlasson, B., Graham, D., and Joice, D. 1998. Postharvest, An Introduction to the Physiology and Handling of Fruit, Vegetables and Ornamentals. 4th Ed. The Univ. of New South Wales, Sydney. 22pp.

Wikipedia, 2010. Strawberri. [ 25 Maret 2010].

LAMPIRAN

Gambar 6. Tinjauan langsung kekebun strawberry di Kuta Malaka