8.petlap panen dan pasca panen kedelai

18
PETUNJUK LAPANGAN (PETLAP) PANEN DAN PASCAPANEN TANAMAN KEDELAI BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SDM PERTANIAN PUSAT PELATIHAN PERTANIAN 2015

Upload: trannhi

Post on 31-Jan-2017

278 views

Category:

Documents


9 download

TRANSCRIPT

Page 1: 8.Petlap Panen dan Pasca Panen kedelai

PETUNJUK LAPANGAN

(PETLAP)

PANEN DAN PASCAPANEN

TANAMAN KEDELAI

BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SDM PERTANIAN

PUSAT PELATIHAN PERTANIAN

2015

Page 2: 8.Petlap Panen dan Pasca Panen kedelai

PETUNJUK LAPANGAN

(PETLAP)

PANEN DAN PASKA PANEN KEDELAI

A. DEFINISI

Mutu dan produksi kedelai sangat dipengaruhi oleh penanganan panen dan

pasca panen. Penanganan panen dan pasca panen yang tidak tepat atau tidak

memenuhi syarat mengakibatkan mutu yang rendah dan kehilangan hasil,

sehingga produksi berkurang.

Panen adalah suatu proses akhir dari tindakan manusia dalam hal budidaya

tanaman dimana pertumbuhan tanaman biasanya akan terjadi perubahan

secara fisiologis (contoh rasa, kandungan bahan kimia) dan morphologis

(contoh warna, ukuran, bentuk).

Penanganan Pascapanen adalah tahapan/rangkaian kegiatan yang dilakukan

pada saat dan setelah panen agar hasil pertanian siap dan aman digunakan

oleh konsumen dan atau diolah lebih lanjut oleh industri.

B. TUJUAN

Setelah berlatih peserta diharapkan dapat melaksanakan penanganan

panen dan pasca panen yang diawali dengan menentukan waktu panen dan

cara panen yang tepat sampai dengan kegiatan pascapanen (penjemuran

brangkasan, perontokan, pembersihan dan sortasi, penjemuran biji,

pengepakan, penyimpanan) kaitannya dengan mutu dan produksi.

1. Mempertahankan mutu kedele agar tetap baik.

2. Mendapatkan harga jual yang tinggi.

3. Agar petani mengetahui kegiatan

pengangkutan,pengeringan,perontokan,pembersihan sampai penyimpanan.

4. Mengurangi susut tercecer,

5. Mendapatkan harga jual yang tinggi.

Page 3: 8.Petlap Panen dan Pasca Panen kedelai

C. MANFAAT

Peserta Diklat dapat melaksanakan kegiatan panen dan pasca panen sehingga

dalam praktek budidaya tanaman kedelai pada pertanaman berikutnya dapat

dilakukan dengan baik dan benar.

D. METODE

1, cramah

2. Tanya Jawab

3. Sumbang saran

4. Diskusi

5.Praktek

E. ALAT DAN BAHAN

1.Peralatan panen, arit, karung goni

2.Perlatan pascapanen : pedal treser/perontok

F. TEMPAT

Kelas dan Lapangan/ usaha agribisnis

G. LANGKAH KEGIATAN

NO TAHAPAN URAIAN KEGIATAN ALAT BANTU

1. Menentukan

waktu panen

a. Amati lahan pertanaman

kedelai Catat dan

dskusikan ciri-ciri tanaman

kedelai siap panen di lahan

yang telah disiapkan

b. Sebagian besar/95 % daun

rontok

c. Polong 95 % menguning

sampai kecoklatan bahkan

mengering

2. Cara panen a. Melakukan panen secara

hati hati

b. Pemotongan batang

dengan menggunakan sabit

yang tajam

c. Potong tanaman kedelai

sedekat mungkin dengan

Page 4: 8.Petlap Panen dan Pasca Panen kedelai

pangkal batang agar tidak

ada polong yang tertinggal.

d. Panen tanaman kedelai

sebanyak 10

tanaman/kelompok Catat

jenis dan kondisi alat panen

yang digunakan serta

hitung biji kedelai yang

jatuh atau polong yang

tertinggal?

3. Pengumpulan Hasil panen dikumpulkan de

menggunakan alas

karung/terpal

-Terpal

-Karung

4. Pengangkutan Pengangkutan menggunakan

wadah karung/dingkut agar

tidak ada yang tercecer.

-Karung

-Dingkul

5. Pengeringan biji

kedele di lantai

jemur

1. Jemur kedele dilantai jemur ketebalan 10-15 cm

2. Memerlukan waktu 6,5 jam untuk menurunkan kadar air biji dari 15 % ke13 %

3. Lakukan pembalikan secara periodik

4. Lakukan penegcekan kadar

air

1. Lantai jemur, tikar 2. Alat pengecek kadar air .

6. Pengeringan

Mekanis 1. Pastikan bahwa peralatan

pada kondisi bersih

2. Pastikan bhw komponen. alat berfungsi

3. Pastikan bhw suhu tlh sesuai

4. Lakukan pengamatan suhu dan kadar.air setiap 2 jam

5. Lakukan pengamatan kadar air

6. Lakukan pembalikan setiap 2 jam.

1. Alat bantu drayer

Page 5: 8.Petlap Panen dan Pasca Panen kedelai

7. Perontokan

manual

1. Siapkan polong kedele 2. Polong dirontokan dengan

digebot/mesin perontok 3. Tampung biji kedele

ditempat yang bersih

Benih pecah kurang. Kapasitas rendah (berkisar 10 – 20 kg/jam/orang) Berpeluang terjadinya penundaan Memungkinkan terjadinya kontaminasi cendawan Memungkinkan

serangan hama,

8. Perontokan

Mekanis

1. Siapkan berangkasan kedele

2. Siapkan mesin perontok 3. Hidupkan mesin perontok 4. Masukkan berangkasan

kemesin perontok 5. Tampung biji hasil

perontokan

Kapasitas 1,4 ton berangkasan kedele/jam Kualitas hasil pipilan : 1. Biji pecah

0,20%, 2. kadar kotoran

0,20% 3. Biji tidak terpipil

0,10%.

Page 6: 8.Petlap Panen dan Pasca Panen kedelai

9. Pembersihan 1. Siapkan biji yang akan di

2. Lakukan sortir

3. Lakukan pengkelasan (

grading) mutu I, II dan III

Dilakukan setelah 2

hari pengeringan.

Dilakukan secara

manual (visual)

Tujuan memisahkan

biji kedele dari :

1. Biji yang

berjamur.

2. Biji dengan biji

warna lain.

3. Bijiyang tidak

normal (kecil).

Dilakukan setelah

pengeringan untuk

memisahkan dalam

kelompok mutu I, II,

atau III.

Page 7: 8.Petlap Panen dan Pasca Panen kedelai

10. Sortasi biji secara

manual

1. Siapkan biji kedele yang

akan disortir

2. Siapkan alat sortir biji

kedele

3. Lakukan penyortiran biji

kedele

11. Sortasi biji dan

grading secara

mekanis

1. Siapkan biji kedele yang

akan disortir

2. Siapkan mesin sortir

3. Lakukan penyortiran dan

pengkelasan (grading)

4. Tampung hasil sortir sesuai

Mempercepat

proses sortasi

Pada umumnya Biji

kedele dapat

dipisahkan dengan

tiga macam

12. Sortasi biji dan

grading secara

mekanis

1. Siapkan biji kedele yang

akan disortir

2. Siapkan mesin sortir

3. Lakukan penyortiran dan

pengkelasan (grading)

4. Tampung hasil sortir sesuai

ukuran

Mempercepat

proses sortasi

Pada umumnya Biji

kedele dapat

dipisahkan dengan

tiga macam

13. Penyimpanan Simpan kedele yang sudah

dimasukan dalam karung

Lantai diberi alat papan

-Ditumpuk keatas

Gudang

penyimpanan

Page 8: 8.Petlap Panen dan Pasca Panen kedelai

I. HASIL :

Bagaimana hasil kerja Saudara dalam Panen dan pascapanen tanaman kedelai

?.

……………………………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………………………

……………………………………………………

E. EVALUASI DIRI

Dalam proses panen dan pascapanen, apakah saudara mengalami kesulitan ?

Beri tanda pada gambar berikut !!!

……. …….. …….

bisa melakukan kegiatan panen dan pasca panen tanpa dibimbing

bisa melakukan kegiatan panen dan pasca panen dengan dibimbing

belum bisa melakukan kegiatan panen dan pasca panen

Page 9: 8.Petlap Panen dan Pasca Panen kedelai

J. INFORMASI

Pemanenan merupakan kegiatan yang sangat menentukan baik atau

buruknya hasil serta berpengaruh terhadap tinggi atau rendahnya hasil, sehingga

akan mempengaruhi pendapatan usahatani secara ekonomi. Hal-hal yang perlu

diperhatikan dalam pemanenan adalah umur panen, waktu panen, dan cara

pemanenan.

Sedangkan Kegiatan pascapanen kedelai dimulai dari pemanenan,

penanganan lanjutan (menjemur, merontok dan seterusnya sampai penyimpanan).

Penanganan pascapanen juga merupakan kegiatan yang sangat penting karena

penanganan pascapanen yang tidak benar dapat menyebabkan: terjadinya susut

jumlah hasil, menurunkan mutu hasil panen secara cepat, dan menurunkan harga

jual dan pendapatan petani.

1. Umur Panen

Kematangan kedelai hingga siap dipanen sangat bergantung pada

varietas dan ketinggian tempat. Akan tetapi saat pemanenan juga bergantung

kepada tujuan penggunaan.

Berdasarkan varietasnya terdapat varietas umur pendek atau genjah yaitu

kedelai yang sudah dapat mencapai umur panen kurang dari 80 hari, kedelai

umur sedang yaitu dapat mencapai umur panen pada 80-85 hari, dan kedelai

umur dalam yang mencapai umur panen lebih dari 86 hari.

Ketinggian tempat mempengaruhi kematangan fisiologis. Pada daerah

yang semakin tinggi dari permukaan laut pada umumnya kematangan fisiologis

tertunda, sedangkan semakin rendah daerahnya akan semakin cepat mencapai

kematangan fisiologis. Perbedaan umur panen antara daerah dataran tinggi

dengan daerah dataran rendah sekitar 10-20 hari.

Tujuan penanaman kedelai menentukan umur panen. Kedelai yang akan

digunakan untuk bahan konsumsi dipanen pada umur 75-100 hari, sedangkan

untuk dijadikan benih dipanen pada umur 100 – 110 hari.

Dengan adanya berbagai varietas dan tujuan penanaman maka untuk

mengetahui kedelai siap panen dapat dilihat dari ciri-cirinya agar panen dapat

dilakukan pada saat yang tepat.

Page 10: 8.Petlap Panen dan Pasca Panen kedelai

Adapun kedelai yang sudah matang secara fisiologis, cirinya adalah

sebagian besar daun (90-95%) sudah menguning kecoklatan lalu gugur, tetapi

bukan karena serangan hama atau penyakit. Batang-batangnya sudah kering,

demikian juga buah mulai berubah warna dari hijau menjadi kuning kecoklatan

dan retak-retak, atau polong sudah kelihatan tua, batang berwarna kuning agak

coklat dan gundul.

Kedelai yang sudah siap dipanen

Pemanenan kedelai yang terlalu awal yakni stadium belum cukup

umurnya atau polongnya masih hijau dapat mengakibatkan kuantitas dan

kualitas produksi menurun. Selain itu, pemanenan yang terlalu awal dapat

menyebabkan polong mudah busuk, bercendawan, dan berkeriput sehingga

mutu bijinya kurang baik. Jika biji dipergunakan untuk benih akan rendah daya

kecambahnya.

Disamping itu, kehilangan hasil dapat terjadi karena tangkai buah mengering

dan lepas dari cabangnya. Sedangkan penundaan panen, jika musim hujan,

akan menyebabkan banyak biji yang membusuk ditumbuhi cendawan.

Pemanenan yang tertunda, pada musim

kemarau, menyebabkan polongnya akan

semakin tua, kering, pecah, dan biji

keluar jatuh sebelum panen dan selama

panen sehingga banyak kehilangan hasil

dan menurunkan produktivitasnya.

Kehilangan hasil dapat terjadi di kebun

dan selama pengangkutan dari kebun ke

tempat pengumpulan brangkasan.

Gambar Biji kedelai

berhamburan

Page 11: 8.Petlap Panen dan Pasca Panen kedelai

2. Cara dan Waktu Panen

Pemananen dilakukan dengan menggunakan sabit bergerigi atau sabit

biasa. Penggunaan sabit bergerigi lebih efisien. Untuk seluas 100 m², dengan

sabit bergerigi membutuhkan waktu 40 menit, sedangkan sabit biasa 60 menit.

Dari tempat pengumpulan ini, selanjutnya hasil panen diangkut ke

tempat penjemuran dengan alat bantu karung atau bakul.Pemanenan kedelai

sebaiknya dilakukan pada pagi hari pada saat cuaca cerah, dan kedelai masih

agak segar sehingga tidak mudah pecah. Pemanenan yang dilakukan pada

saat hujan menyebabkan biji dapat rusak setelah dilakukan pengumpulan dan

penumpukan.

3. Taksasi Hasil

Menaksir hasil dilakukan dengan teknik ubinan atau sampel. Kegunaan ubinan

adalah untuk menentukan rata-rata hasil hektar.

Petak ubinan dibuat dengan cara sebagai berikut:

a. Buat garis diagonal di lahan.

b. Tentukan 3 tempat di tengah-tengah diagonal.

c. Buat tata letak bujursangkar di tempat tadi dengan ukuran 2,5 x 2,5 m.

d. Gunakan tali, ajir, dan meteran untuk menetapkan tanda lokasi ubinan.

Dari petak ubinan seluas 6,25 m² tersebut, misalnya diperoleh hasil biji kedelai

1,2 kg. Maka, ditaksir produksinya adalah 1,92 ton per hektar.

Pangkal batang dan akar tanaman

kedelai tetap ditinggalkan dalam tanah karena

mengandung rhizobium sebagai sumber

nitrogen dan penyubur tanah. Pemotongan

harus dilakukan dengan hari-hati karena

kedelai yang sudah tua mudah rontok. Hasil

pemotongan dalam bentuk brangkasan harus

segera dikumpulkan pada suatu tempat dan

dipisahkan menurut tingkat kematangan

polong.

Kedelai saat dipanen

Page 12: 8.Petlap Panen dan Pasca Panen kedelai

4. Pengeringan Brangkasan

Tujuan pengeringan adalah untuk mengeluarkan sebagian air dari biji

sampai batas aman untuk disimpan atau memudahkan penanganan

selanjutnya. Penjemuran dilakukan sesegera mungkin. Brangkasan tidak boleh

ditumpuk sebab dapat menimbulkan panas yang akan berakibat kepada

menurunnya kualitas biji, terutama biji untuk keperluan benih. Tata laksana

pengeringan dapat dilakukan sebagai berikut :

a.Penjemuran

Penjemuran dilakukan dengan cara sebagai berikut :

1) Brangkasan kedelai dihamparkan di atas alas setebal 25 cm, atau

sedapat mungkin didirikan. Dengan didirikan pengeringan dapat lebih

merata.

2) Lakukan pembalikan brangkasan, terutama jika brangkasan

dihamparkan.

3) Lakukan penjemuran sampai kadar air biji ± 17% yang ditandai dengan

polong sangat mudah pecah bila ditekan dengan jari. Penjemuran pada

cuaca baik memerlukan waktu sekitar 1-2 jam

Pengeringan brangkasan kedelai jangan sampai terlambat atau tertunda

karena dapat menimbulkan kerusakan hasil. Lama penundaan pengeringan

2 hari dapat menyebabkan kerusakan kedelai hingga 32%, sedangkan

penundaan 3, 4, dan 5 hari, masing-masing dapat menyebabkan kerusakan

hasil kedelai sebesar 35%, 48%, dan 48,6%

Penjemuran dilakukan di bawah terik

matahari dengan cara dihamparkan di

atas lantai semen atau menggunakan

alas dari anyaman bambu, tikar atau

plastik.

Page 13: 8.Petlap Panen dan Pasca Panen kedelai

b. Pengeringan Buatan

Pengeringan buatan dilakukan pada saat panenan bertepatan dengan

musim hujan. Hal ini perlu dilakukan karena brangkasan yang dipanen harus

segera dilakukan agar tidak mengalami penurunan kualitas.

Pengeringan buatan dilakukan dengan mesin pengering dengan suhu

maksimun 60 ºC

Brangkasan diikat ditempatkan secara teratur pada rak pengeringan yang

terbuat dari bambu dengan posisi terbalik. Panas yang dihasilkan dari

tungku sekam akan mengalir melalui pipa udara yang berada di bawak rak

karena adanya hembusan dari kipas (blower) sehingga menghasilkan udara

panas yang langsung masuk ke rak-rak bambu.

5. Perontokan Biji

Perontokkan biji kedelai yang tidak tepat dapat menyebabkan kehilangan hasil

yang tinggi. Perontokan yang dilakukan pada tingkat kadar air masih tinggi

menyebabkan banyaknya biji yang rusak atau pecah. Sedangkan keterlambatan

perontokan dapat menyebabkan polong menjadi basah kembali sehingga

menyulitkan pembijian atau pengupasan.

Perontokan biji kedelai dari polongnya dapat dilakukan secara tradisional,

dengan pedal theser, dan dengan mesin.

Page 14: 8.Petlap Panen dan Pasca Panen kedelai

a.Perontokan secara tradisional

Kadar air biji kedelai untuk dirontokkan secara tradisional adalah 12-13 %

Selanjutnya batang dan kulit polong dipisahkan dari biji- biji dengan cara

ditampi menggunakan nyiru atau tampah. Biji yang busuk, cacat, kerikil dan

tanah harus dibuang.

Kelemahan perontokan secara tradisional adalah, antara lain, kehilangan

hasil tinggi, mutu fisik biji menjadi rendah, banyak biji yang patah dan rusak,

tenaga kerja yang digunakan banyak, memerlukan waktu yang lama dan

biaya tinggi.

Besarnya kehilangan hasil dengan cara perontokkan tradisional dapat

mencapai 8 %. Tingkat produktivitas tenaga kerja sekitar 10 kg biji bersih per

jam per orang. Dengan demikian, pada tingkat hasil kedelai 1 ton per hektar

dibutuhkan tenaga kerja perontok sebanyak 20 orang. Dengan cara

tradisional, biji utuh yang diperoleh dari hasil perontokkan adalah 69,99%.

c. Perontokan dengan Pedal

Perontok kedelai dengan pedal dapat dilakukan dengan pedal injak atau

dengan pedal kontinyu. Dengan pedal memberikan hasil lebih baik jika

dibandingkan secara tradisional, baik ditinjau dari kapasitas kerja maupun

mutu fisik biji. Kapasitas kerja perontok pedal injak adalah 11,6 kg per jam

per orang dan perontok pedal kontinyu adalah 11 kg per jam per orang.

Dengan menggunakan perontok pedal injak kehilangan hasil mencapai

16,32% dan biji utuh 80,9 %. Sedangkan menggunakan pedal kontinyu

kehilangan hasil mencapai 17,14 % dan biji utuh 81,9 %.

Perontokkan dengan cara tradisional

dilakukan dengan cara memukul- mukul

tumpukan brangkasan, dengan

menggunakan gebuk yang terbuat dari

kayu atau pelepah kelapa sampai batang

kedelai dan kulit polong hancur.

Page 15: 8.Petlap Panen dan Pasca Panen kedelai

d. Perontokan dengan mesin “Power Thresser”

Perontokan dengan mesin dapat mempertahankan mutu kedelai, kehilangan

hasil lebih rendah, tenaga kerja yang diperlukan sedikit, menghemat waktu,

hemat biaya, dan dapat meningkatkan produktivitas.

Kapasitas mesin perontok kedelai bervariasi dari yang rendah (17,42 kg/jam)

sampai dengan yang tinggi (80,40 kg/jam). Dengan menggunakan mesin

perontokan 80,40 kg/jam/orang akan menghasilkan biji utuh 98 % atau biji

rusak 2 %, dan persentase kotoran 6,5 %.

Cara penggunaannya adalah sebagai berikut:

a. Siram dengan air terlebih dulu brangkasan kedelai yang sudah

dikeringkan. Tujuannya untuk mencegah biji-biji pada saat dirintok tidak

pecah.

b. Siapkan ember penampung biji kedelai dan letakkan di bawah saluran

pengeluaran.

c. Masukkan brangkasan kedelai dalam corong penampungan.

d. Hidupkan mesin, maka kedelai akan terkupan dan biji kedelai akan keluar

melalui saluran pengeluaran.

Biji yang diperoleh selanjutnya dibersihkan dengan ditampi atau

menggunakan kipas (blower). Pembersihan ini dimaksudkan untuk

memisahkan kotoran yang berupa sisa-sisa kulit polong, batang, daun, dan

kotoran-kotoran lain yang ringan. Untuk kotoran berupa tanah kerikil yang

tidak terpisah dari biji harus dibuang.

Perontokan kedelai dengan Power

Threser dilakukan pada kadar air biji 14-

15% dan dengan kecepatan putar silider

600-700 rpm

Page 16: 8.Petlap Panen dan Pasca Panen kedelai

6. Pengeringan Biji

Pengeringan dilakukan di bawah terik matahari dengan cara sebagai berikut :

a. Hamparkan biji kedelai di atas tikar atau plastik

b. Atur jarak untuk menghindari percampuran fisik antar jenis biji, terutama jika

untuk keperluan benih.

c. Lakukan pembalikan secara periodik agar kering merata, dan jika suhu

melebihi 40 ºC tutup atau angkat ke gudang untuk menghindari kerusakan

akibat terlalu panas.

d. Keringkan biji hingga kadar air 10% dan biji dari kotoran lain dan terus

dikeringkan hingga mencapai kadar 9% untuk mendapatkan biji yang baik

untuk disimpan.

7. Pengemasan

Biji kedelai yang telah kering dengan kadar air dibawah 10 % dapat dikemas.

Pengemasan dilakukan dengan karung koni, kantong plastik, kaleng, karung

plastik. Pengemasan biji dapat dilakukan secara sendiri dalam satu macam

kantong, misalnya hanya menggunakan karung goni atau kantong plastik saja.

Berdasarkan penelitian, biji kedelai yang disimpan pada kadar air 9% lebih baik

dibandingkan dengan kadar air lebih dari 10%. Pengemasan dengan

menggunakan karung goni yang di dalamnya dilapisi plastik ternyata lebih baik

jika dibandingkan dengan karung goni atau kantong plastik saja. Pengemasan

dengan karung goni berlapis plastik dapat menekan kerusakan dan

mempertahankan kadar air awal selama enam bulan penyimpanan dalam suhu

kamar.

Biji yang sudah dirontokkan harus

dikeringkan. Pengeringan dilakukan

hingga mencapai kadar air 9% jika

untuk keperluan benih.

Page 17: 8.Petlap Panen dan Pasca Panen kedelai

Pengemasan kedelai dengan karung goni, karung plastik atau kantong plastik

saja pada umumnya dilakukan jika kedelai segera akan dijual. Cara mengemas

biji dengan satu kantong atau adalah sebagai berikut: biji kedelai dimasukkan ke

dalam kantong sebanyak 20-50 kg kemudian kantong ditutup dengan sistim

rapat udara, dijahit atau diikat kuat. Apabila menggunakan kantong rangkap

goni dan plastik, caranya adalah: biji dimasukkan kantong plastik Polyetilen

terlebih dahulu sebanyak 50 kg, kemudian ditutup dengan sitim rapat udara.

Selanjutnya kantong plastik yang sudah diisi dimasukkan ke dalam karung goni

kemudian dijahit rapat.

8. Penyimpanan

Dalam penyimpanan biji kedelai beberapa hal yang perlu diperhatikan adalah:

tempat penyimpanan, suhu, kelembaban, keadaan biji ( kadar air dan

kebersihan biji ), dan tata cara penyusunan.

Tempat penyimpanan dapat dilakukan dalam ruangan yang berlantai semen. Biji

kedelai yang sudah dikemas disimpan di ruangan tersebut dengan beralaskan

kayu. Hindarkan kemasan biji bersentuhan langsung dengan lantai atau dinding

untuk mengindari agar tidak mempengaruhi kelembaban biji.

Suhu ruangan yang baik untuk penyimpanan biji kedelai adalah suhu 18-20 ºC

dan kelembaban sekitar 55 %. Kondisi suhu dan kelembaban ini dapat

mempertahankan daya simpan biji kedelai dapat mencapai satu tahun lebih

dengan daya kecambah di atas 85 %.

Biji kedelai yang disimpan harus berkadar air di bawah 10 %. Dengan kadar air

seperti ini biji dapat terhindar dari cendawan dan hama gudang.

Penyimpanan merupakan kegiatan yang

penting terutama dalam upaya

mengawetkan dan menjaga mutu hasil.

Page 18: 8.Petlap Panen dan Pasca Panen kedelai

Biji kedelai yang disimpan lama kadar airnya dapat meningkat melebihi kadar air

awal. Jika kadar air mencapai 14 % biji mudah terserang hama bubuk kedelai

(Bluchus sp). Hama tersebut berupa kumbang kecil berwarna hitam yang

memakan biji kedelai. Oleh karena itu, untuk menjaga kadar air dilakukan

penjemuran secara periodik tiga bulan sekali, sedangkan untuk mengendalikan

hama gudang dapat digunakan fungisida, pembersihan gudang, dan biji yang

rusak segera di gudang.

SELAMAT MENIKMATI VIDIO PANEN DAN PENGELOLAAN

PASCA PANEN KEDELAI